BUKU PUTIH TANAH DATAR 2.1 Kondisi Geografis Kabupaten Tanah Datar yang dikenal sebagai “Luhak Nan Tuo” merupakan salah satu wilayah yang terletak di tengah-tengah Propinsi Sumatera Barat dengan ibukota Batusangkar. Secara geografis wilayah Kabupaten Tanah Da tar berada pada posisi 00° 17 “ LS - 00° 39 “ LS dan 100° 19’ BT - 100° 51 BT, dengan luas wilayah 1.336 Km² atau 133.600 Ha dan terdiri dari 14 Kecamatan, 75 Nagari, serta 395 Jorong. Tabel 2.1. Jumlah Kecamatan Kabupaten Tanah Datar No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Kecamatan Luas (Km2) Persentase (%) Jumlah Nagari Jorong X Koto 152,02 11,38 9 41 Batipuh 144,26 10,80 8 49 Batipuh Selatan 82,73 6,19 4 17 Pariangan 76,43 5,72 6 21 Rambatan 129,15 9,67 5 33 50,00 3,74 5 33 Lima Kaum Tanjung Emas 112,05 8,39 4 19 Padang Ganting 83,50 6,25 2 7 Lintau Buo 60,22 4,51 4 22 204,31 15,29 5 63 Sungayang 65,45 4,90 5 14 Sungai Tarab 71,85 5,38 10 32 Salimpaung 60,88 4,56 6 27 Tanjung Baru 43,15 3,23 2 17 1.336,00 100,00 75 395 Lintau Buo Utara Jumlah Sumber : Tanah Datar Dalam Angka 11 BUKU PUTIH TANAH DATAR Grafik 2.1 LUAS WILAYAH KABUPATEN TANAH DATAR MENURUT KECAMATAN RambatanLima Kaum Tanjung Emas Pariangan Batipuh Selatan Batipuh Padang Ganting Lintau Buo Lintau Buo Utara X Koto Sungayang TanjungSalimpaung Baru Sungai Tarab Berdasarkan tabel diatas, kecamatan terluas yaitu Kecamatan Lintau Buo Utara dengan luas 204,31 Km2 atau 15.29 % dari luas Kabupaten Tanah Datar secara keseluruhan. Sedangkan kecamatan yang memiliki luas terkecil adalah Kecamatan Tanjung Baru dengan luas 43,15 Km2 atau sekitar 3.23 % dari luas Kabupaten Tanah Datar. Dilihat dari jumlah nagari yang ada, Kecamatan Sungai Tarab memiliki jumlah nagari terbanyak yaitu sebanyak 10 nagari, sedangkan kecamatan yang memiliki jumlah nagari terkecil adalah Ke camatan Padang Ganting dan Tanjung Baru sebanyak 2 nagari. Posisi Kabupaten Tanah Datar terletak diantara 3 buah gunung, yaitu Gunung Merapi, Gunung Singgalang dan Gunung Sago serta secara administrasi wilayahnya berbatasan dengan : Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Agam dan 50 Kota Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Solok Sebelah Timur berbatasan dengan Kota Sawahlunto dan Kabupaten Sijunjung. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Padang Pariaman 12 BUKU PUTIH TANAH DATAR Gambar 2.1. Peta Administrasi Kabupa ten Tanah Datar Diantara seluruh Kecamatan yang ada di Kabupaten Tanah Datar, 3 Kecamatan diantaranya terletak pada ketinggian 750 meter sampai dengan 1.000 meter di atas permukaan laut, yakni Kecamatan X Koto, Kecamatan Salimpaung dan Kecamatan Tanjung Baru. Sementara itu 4 kecamatan lainnya yaitu Kecamatan Lima Kaum, Kecamatan Tanjung Emas, Kecamatan Padang Ganting, dan Kecamatan Sungai Tarab terletak pada ketinggian 450 meter sampai dengan 550 meter di atas permukaan laut. Sedangkan 7 kecamatan lagi te rletak pada ketinggian yeng bervariasi. Bila dilihat dari luas wilayah menurut wilayah Kecamatan, yang paling kecil luas wilayahnya adalah Kecamatan Lima Kaum dengan luas sekitar 50,00 Km², sedangkan Kecamatan yang paling luas adalah Kecamatan Lintau Buo Utara dengan luas sekitar 203,26 Km², selanjutnya diikuti oleh Kecamatan X Koto yang luas wilayahnya sekitar 152,02 Km². 2.2 Kondisi Fisik 2.2.1 Topografi Kabupaten Tanah Datar merupakan wilayah dengan kondisi topografi bervariasi mulai dari datar, bergelombang hing ga berbukit dengan elevasi ± 13 BUKU PUTIH TANAH DATAR 200 - 1000 m di atas permukaan laut. Untuk lebih jelas mengenai topografi dapat dilihat pada tabel 2.2. Tabel 2.2 Ketinggian Kabupaten Tanah Datar di Rinci Per Kecamatan No. Kecamatan 1 X Koto Ketinggian (M) 700 – 1000 2 Batipuh 500 – 850 3 Batipuh Selatan 500 – 850 4 5 6 Pariangan Rambatan Lima Kaum 500 – 800 600 – 700 450 – 550 7 8 9 10 11 Tanjung Emas Padang Ganting Lintau Buo Lintau Buo Utara Sungayang 450 – 550 450 – 550 200 – 750 200 – 750 400 – 750 12 Sungai Tarab 13 Salimpaung 14 Tanjung Baru Sumber : Hasil Pengolahan Da ta Kontur 450 – 550 750 – 1000 750 – 1000 Kabupaten Tanah Datar berada di suatu cekungan gunung dan perbukitan yang melingkar dengan ketinggian berkisar antara 100 – 2.891 meter dari permukaan laut. Bentuk bentang alam yang sekarang ini merupakan pencerminan dari proses alam yang bekerja di daerah Tanah Datar, dimana proses pembentukan bentang alam sangat dipengaruhi oleh jenis -jenis batuan, struktur geologi serta inte nsitas proses (erosi). 2.2.2 Kemiringan Lahan Berdasarkan kemiringan lahan, Kabupaten Tanah Datar dikelompokkan menjadi 6 bagian yaitu : 1. Daerah dengan kemiringan lahan 0 -3% (Datar) sebagian besar tersebar di Kecamatan Tanjung Emas, Rambatan, Lintau Buo, Tanjung Baru dan Kecamatan Padang Ganting. 2. Daerah dengan kemiringan lahan 3 -8% (Agak Landai) sebagian besar tersebar di Kecamatan Lima Kaum, Rambatan, Sungai Tarab, 14 BUKU PUTIH TANAH DATAR Salimpaung dan Kecamatan Sungayang. 3. Daerah dengan kemiringan lahan 8 -15% (Bergelombang), sebagian besar tersebar di Kecamatan Lintau Buo Utara, Pariangan, Sungai Tarab, X Koto dan Kecamatan Batipuh. 4. Daerah dengan kemiringan lahan 15-25% (Agak Curam), penyebarannya hampir di seluruh kecamatan sama, kecuali bagian tengah wilayah Kabupaten Tanah Datar meliputi; sebelah utara Kecamatan Lima Kaum, Kecamatan Tanjung Emas dan Kecamatan Rambatan, sebelah selatan Kecamatan Lintau Buo Utara, Sungayang, Pariangan dan Kecamatan Sungai Tarab. Lahan dengan kemiringan 15 -25 % ini merupakan wilayah paling luas dan dominan di Kabupaten Tanah Datar. 5. Daerah dengan kemiringan lahan 25 -45% (Curam), sebagian besar tersebar di Kecamatan X Koto, Batipuh Selatan, Sungayang dan Tanjung Emas. 6. Daerah dengan kemiringan lahan > 45% (Sangat Curam), sebagian besar tersebar di sebelah barat, utara dan bagian timur wilayah Tanah Datar. Komponen kelerengan diatas 45 % ini menjadikan kendala dalam pengembangan wilayah di Kabupaten Tanah Datar karena kawasan dengan kelerengan sangat curam berpotensial terancam bahaya longsor dan erosi. Untuk lebih jelasnya mengenai kemiringan lahan dapat dilihat pada tabel 2.3 Tabel 2. 3 Luas Wilayah Berdasarkan Kemiringan Lah an Di Kabupaten Tanah Datar No. 1 2 3 4 5 6 Klasifikasi Kemiringan Datar dan Agak Landai Landai Bergelombang Agak Curam Curam Sangat Curam Jumlah Lereng (%) 0-3 2-8 8 - 15 15 - 30 30 - 45 > 45 Luas (Ha) 6,189 3,594 43,922 79,895 133,600 Persentase (%) 4,63 2,69 32,88 59,80 100,00 Sumber : Hasil Pengolahan Data Kontur 15 BUKU PUTIH TANAH DATAR 2.2.3 Penggunaan Lahan Berdasarkan data yang diperoleh pada tahun 2008, pola penggunaan lahan di Kabupaten Tanah Datar masih didominasi oleh lahan sawah yaitu selua s 27.442 ha atau sekitar 20.54 % dari luas wilayah keseluruhan, sementara untuk penggunaan lainnya adalah masing -masing Kebun Campuran seluas 28.519 ha atau sekitar 21,35 %, Hutan seluas 24.029 Ha atau sekitar 17.99 %, Kebun Campuran seluas 28.519 Ha atau sekitar 21.35 %, Permukiman seluas 12.170 Ha atau sekitar 9.11 %, Rawa/Danau seluas 6.660 Ha atau sekitar 4,99%, Pertanian Tanah Kering seluas 6.003,5 Ha atau sekitar 4,49 %, Semak/Alang-alang seluas 15.179 Ha atau sekitar 11,36 %. Tabel 2.10 Luas Lahan Menurut Penggunaan Tahun 2004 - 2008 Tahun No 1 4 5 6 7 8 9 12 13 Penggunaan Tanah Kampung/Permukiman Sawah Tanah Kering Kebun Campuran Perkebunan Hutan Padang/Semak/Alang-alang Danau Lainnya Jumlah 2008 Luas (Ha) 12.170,00 27.442,00 6.003,50 28.519,00 13.216,00 24.029,00 15.178,50 6.660,00 382,00 133.600,00 2007 % 9,11 20,54 4,49 21,35 9,89 17,99 11,36 4,99 0,29 Luas (Ha) 12.170,00 27.442,00 6.003,50 28.519,00 13.216,00 24.029,00 15.178,50 6.660,00 382,00 100,00 133.600,00 2006 % 9,11 20,54 4,49 21,35 9,89 17,99 11,36 4,99 0,29 Luas (Ha) 11.915,61 27.430,00 6.482,00 28.418,39 12.963,00 37.206,00 0,00 6.660,00 0,00 100,00 133.600,00 2005 % 8,92 20,53 4,85 21,27 9,70 27,85 0,00 4,99 0,00 Luas (Ha) 11.880,71 27.442,00 6.963,92 28.418,39 12.963,92 36.724,06 2.535,00 6.660,00 100,00 133.600,00 % 8,89 20,54 5,21 21,27 9,70 27,49 1,90 4,99 0,00 100,00 Sumber : Tanah Datar DalamAngka 16 BUKU PUTIH TANAH DATAR Gambar II.6 Persentase Penggunaan Lahan di Kabupaten Tanah Datar Tahun 2008 11% 5% 0% 9% 21% 18% 21% 5% 10% Kampung/Permukiman Tanah Kering Perkebunan Padang/Semak/Alang-alang Sawah Kebun Campuran Hutan Danau 2.2.4. Hidrologi Hidrologi merupakan data yang berkaitan dengan kondisi air , baik air permukaan maupun air tanah yang ada pada suatu wilayah. Kondisi hidrologi suatu kawasan sangat dipengaruhi oleh kondisi curah hujan, je nis batuan, jenis tanah serta tingkat kelerengan dan kondisi tutupan lahan. Kondisi hidrologi yang ada di Kabupaten Tanah Datar cukup baik dengan pola aliran bersifat dendritik. Kabupaten Tanah Datar dialiri oleh 25 buah sungai yang saat ini pemanfaatannya adalah selain untuk kebutuhan pengairan (pertanian) juga dimanfaatkan oleh sebagian penduduk untuk keperluan mandi dan cuci. Temperatur udara Kabupaten Tanah Datar rata -rata berkisar antara 22 oC 33oC. 2.2.5. Air Permukaan Air permukaan adalah air yang muncul atau mengalir di permukaan seperti mata air, danau, sungai dan rawa. Potensi air permukaan dipengaruhi oleh kondisi topografi, jenis batuan dan material penyusun tanah, penggunaan lahan, curah hujan dan aktifitas manusia. Potensi air permukaan sebagian besar berasal dari berbagai mata air yang banyak terdapat di kawasan ini 17 mengalir malalui sungai-sungai kecil di sekitar perbukitan dengan pola BUKU PUTIH TANAH DATAR aliran berbentuk radial serta berbentuk dendritik untuk cabang -cabang sungai besar. Kabupaten Tanah Datar memili ki 5 (lima) buah sungai besar dan 208 (dua ratus delapan) buah sungai kecil yang tersebar di seluruh kecamatan. Kebanyakan dari air sungai -sungai tersebut bersumber dari lereng -lereng gunung seperti; Gunung Marapi, Gunung Singgalang, Gunung Sago serta Gugusan Bukit Barisan. Sebagian besar wilayah Kabupaten Tanah Datar merupakan Daerah Aliran Sungai (DAS) yang mengalir ke arah timur yatu DAS Indragiri dengan pola dendritik, namun untuk sungai disekitar Danau Singkarak pola aliran sungai yang terbentuk adalah pola rectangular dengan sungai utama adalah Batang Ombilin dan sebagian mengalir dengan pola dendritik terutama cabang-cabang sungai besar. Curah hujan yang cukup tinggi sepanjang tahun memungkinkan kondisi sungai untuk mengalir sepanjang tahun di Kabupa ten Tanah Datar, namun kondisi ini dapat berubah jika terjadi kerusakan pada Daerah Aliran Sungai (DAS) akibat aktivitas manusia seperti penebangan hutan. Ada beberapa manfaat keberadaan sungai yang secara langsung dapat digunakan oleh penduduk di Kabupat en Tanah Datar yaitu selain untuk pertanian (pengairan) juga dimanfaatkan penduduk untuk kepentingan mandi, cuci kakus (MCK). Untuk lebih jelasnya mengenai keberadaan sungai di Kabupaten Tanah Datar seperti terlihat pada tabel 2.5 . Selain terdapat sungai yang merupakan ciri hidrologis Kabupaten Tanah Datar, terdapat juga beberapa telaga dan Danau Singkarak. Areal danau yang masuk dalam wilayah Tanah Datar seluas 6.420 Ha yang terbelah kedalam 2 wilayah kecamatan yaitu masing -masing Kecamatan Batipuh Selatan seluas ± 1.320 Ha dan Kecamatan Rambatan seluas ± 5.100 Ha. Sementara telaga yang ada di Kabupaten Tanah Datar tersebar di 7 kecamatan. 18 BUKU PUTIH TANAH DATAR Tabel 2.5 Nama Sungai Besar, Lebar Sungai , dan Wilayah Yang Dialiri Di Kabupaten Tanah Datar No Nama Sungai Lebar Sungai (m) Wilayah yang Dialiri Kec. X Koto Kec. Salimpaung, Kec. Sungai Tarab, Kec. Sungayang, Kec. Lima Kaum, Kec. Tajung Emas, dan Kec. Padang Ganting Kec. Lintau Buo dan Kec. Lintau Buo Utara Kec. Rambatan dan Kec. Padang Ganting 1. 2. Batang Anai Batang Selo 8 10 3. Batang Sinamar 10 4. Batang Ombilin 10 5. Batang Sumpur 8 Kec. Batipuh Selatan Sumber: Data Pokok PSDA 2.2.6. Air Tanah Air tanah terdiri dari air tanah dangkal dan air tanah dalam. Air tanah dangkal adalah air tanah yang umumnya diguna kan oleh masyarakat sebagai sumber air bersih berupa sumur -sumur gali. Potensi air tanah dapat diketahui dari kedalaman sumur gali masyarakat dan sifat fisik tanah/batuan dalam kaitannya sebagai pembawa air. Di Kabupaten Tanah Datar sebagian kecil masyarakat masih menggunakan sumur gali sebagai cadangan persedian air bersih pada saat air PDAM mengalami gangguan. Kawasan masyarakat yang mengunakan sumur gali sebagai sumber air bersih tersebar di Kabupaten Tanah Datar khususnya daerah perkotaan. 2.3 Kondisi Demografi Tahun 2009 penduduk Kabupaten Tanah Datar berjumlah 340.733 jiwa, terdiri dari 166.034 jiwa laki-laki dan 174.699 jiwa perempuan. Dengan demikian, sex ratio penduduk Kabupaten Tanah Datar adalah 95,40. Dari 14 kecamatan 6 kecamatan diantaranya memili ki jumlah penduduk di atas 30.000 jiwa seperti Kecamatan X Koto, Batipuh, Rambatan, Lima Kaum, Lintau Buo Utara dan Sungai Tarab sedangkan Kecamatan lainnya berpenduduk di bawah 30.000 jiwa. Namun demikian, jika jumlah penduduk dibandingkan dengan 19 BUKU PUTIH TANAH DATAR luas wilayah masing-masing kecamatan, terlihat kecamatan yang paling padat penduduknya adalah kecamatan Lima Kaum yang mencapai 696 jiwa per Km 2, selanjutnya Kecamatan Sungai Tarab yakni sebanyak 459 jiwa per Km 2, sedangkan Kecamatan Batipuh Selata n merupakan kecamatan yang paling jarang dengan kepadatan penduduk sebesar 1 32 jiwa per Km2. Pola perkembangan pertumbuhan penduduk adalah linier, akan tetapi diperkirakan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi perkembangan ekonomi secara regional (berkembangnya lapa ngan kerja baru) akan menimbulkan perkembangan penduduk yang relatif tinggi. Berdasarkan asumsi ini, maka proyeksi perkembangan penduduk di masa yang akan datang dihitung dengan metode bunga berganda. Namun demikian jumlah penduduk yang lebih proyeksi jumlah penduduk sebenarnya mendekati angka sebenarnya adalah rata -rata dari hasil perhitungan metoda linier (pesimistis) dan bunga berganda (optimistik). Tabel 2.6 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Kepadatan Penduduk Tahun 2009 No. Kecamatan Penduduk (Jiwa) Luas (Km2) Rata2 Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km 2) 1 X Koto 39.313 152.02 259 Batipuh 31.350 144.27 217 3 Batipuh Selatan 10. 926 82.73 132 Pariangan 21.330 76.43 279 Rambatan 33.117 129.15 256 Lima Kaum 34.814 50.00 696 Tanjung Emas 21.295 112.05 190 Padang Ganting 13.862 83.50 166 9 Lintau Buo 15.664 60.22 260 10 Lintau Buo Utara 34.788 204.31 170 11 Sungayang 16.948 65.45 259 12 Sungai Tarab 32.974 71.85 459 Salimpaung 21.033 60.88 345 Tanjung Baru 13.319 43.14 309 340.733 1,336.00 255 2 4 5 6 7 8 13 14 Jumlah Sumber : Tanah Datar Dalam Angka 2009 20 BUKU PUTIH TANAH DATAR Tabel 2.7 Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Tanah Datar 5 Tahun Terakhir No Uraian 1. 2. 3. Jumlah Penduduk (jiwa) Laju Pertumbuhan( % ) Rata-rata (%) Tahun 2005 335.470 0.43 2006 336.576 0.39 2007 2008 2009 337.889 339.274 340.733 0,39 0.41 0.43 0,33 Sumber : Kabupaten Tanah Datar Dalam Angka, Tahun 200 9 Tabel 2.8. Proyeksi Penduduk Kabupaten Tanah Datar Tahun 2009 -2014 Penduduk r Proyeksi Penduduk 2010 2011 2012 2013 2014 39.443 39.573 39.703 39.835 39.966 Kecamatan Batipuh 31.453 31.557 31.661 31.766 31.871 Kecamatan Batipuh Selatan 10.962 10.998 11.035 11.071 11.107 Kecamatan Pariangan 21.400 21.471 21.542 21.613 21.684 Kecamatan Rambatan 33.226 33.336 33.446 33.556 33.667 Kecamatan Lima Kaum 34.929 35.044 35.160 35.276 35.392 Kecamatan Tanjung Emas 21.365 21.436 21.507 21.577 21.649 Kecamatan Padang Gating 13.908 13.954 14.000 14.046 14.092 Kecamatan Lintau Buo 15.716 15.768 15.820 15.872 15.924 Kecamatan Lintau Buo Utara Kecamatan Sungayang 34.903 35.018 35.134 35.249 35.366 17.004 17.060 17.116 17.173 17.229 Kecamatan Tanjung Baru Kecamatan X Koto Kecamatan Sungai Tarab 0.003 33.083 33.192 33.302 33.411 33.522 Kecamatan Salimpaung 21.102 21.172 21.242 21.312 21.382 13,363 19.047 13.451 13.496 13.540 JUMLAH 341,857 342.986 344.117 345.253 346.392 Sumber : Tanah Datar Dalam Angka 2.4 Sosial Masyarakat Berdasarkan hasil Survey Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) dari seluruh jumlah penduduk di Kabupaten Tanah Datar terdapat sebanyak 16 6.230 orang adalah penduduk berumur 15 tahun ke atas yang termasuk ke dalam kelompok Angkatan Kerja. Kemudian dari 16 6.230 orang angkatan kerja sebanyak 152.900 orang adalah penduduk berumur 15 tahun ke atas yang sedang bekerja, sedangkan 21 BUKU PUTIH TANAH DATAR sisanya sebanyak 13.330 orang adalah penduduk berumur 15 tahun ke atas yang sedang mencari pekerjaan atau sering juga disebut pengangguran. Komposisi angkatan kerja menurut jenis kelamin, tampak bahwa penduduk yang bekerja terbanyak adalah penduduk laki -laki sedangkan penduduk yang mencari pekerjaan yang terbanyak adalah penduduk perempuan. Sejalan dengan potensi perekonomian Tanah Datar yang didominasi oleh sektor Pertanian, penduduk yang bekerjapun banyak terserap pada sektor pertanian. Selanjutnya aktivitas ekonomi kedua terbesar yang menyerap tenaga kerja di Kabupaten Tanah Datar adalah sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran. Sementara itu, menurut data dari Dinas Pendidikan dan Tenaga Kerja Kabupaten Tanah Datar, selama tahun 2009 jumlah pencari kerja yang terdaftar dinas tersebut tercatat sebanyak 1.887 orang yang terdiri atas 1.178 orang pencari kerja perempuan dan sisanya sebanyak 709 orang pencari kerja laki-laki. 2.5 Ekonomi Berdasarkan hasil perhitungan PDRB Kab upaten Tanah Datar tahun 2009, sektor pertanian sebagai basis utama perekonomian Kabupaten Tanah Datar yang menyumbangkan kontribusi terbesar dengan rata -rata 38,23 persen selama lima tahun terakhir. Di tahun 200 9 kontribusi sektor pertanian kembali mening kat yakni 37,77 persen. Subsektor tanaman pangan menjadi subsektor yang paling dominan dalam memberikan kontribusinya terhadap nilai PDRB di sector pertanian dengan kontribusi sebesar 3 0,79 persen. Sedangkan subsektor lainnya memiliki kontribusi yang masih rendah dengan kontribusi di bawah 3 persen, antara lain sub sektor perkebunan (2,9 8 persen), peternakan (2,26 persen), kehutanan (0,77 persen) serta perikanan (0,98 persen). Bila dilihat secara berkala dari tahun ke tahun terlihat bahwa struktur perekonomian di Kabupaten Tanah Datar belum terjadi pergeseran struktur ekonomi yang signifikan. Hal itu tergambar dari komposisi dan peranan yang diberikan masing-masing sektor ekonomi yang tidak jauh berbeda dari tahun ke tahun. Dimana sektor pertanian masih menj adi kontributor terbesar dari kegiatan 22 BUKU PUTIH TANAH DATAR perekonomian di Tanah Datar. Kontribusi sektor jasa -jasa di tahun 2009 sebesar 17,13 persen sedikit menurun 0, 05 persen dibandingkan tahun sebelumnya dan bahkan lebih rendah dari rata -rata kontribusi selama periode li ma tahun yakni 17,61 persen. Walaupun demikian sektor jasa -jasa masih menempati posisi kedua sebagai sektor yang menyumbangkan kontribusi terbesar terhadap perekonomian Tanah Datar dimana subsektor jasa pemerintahan umum berperan cukup besar yakni 12,02 persen. Sisanya 5,11 persen berasal dari kontribusi subsektor jasa swasta. Selain sektor Pertanian dan sektor Jasa -Jasa, sektor yang mempunyai andil yang cukup besar dalam struktur perekonomian Tanah Datar adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran,dimana pada tahun 2009 sektor ini memberikan kontribusi sebesar 12,57 persen, naik 0,31 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Akan tetapi kontribusi tersebut relatif lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata distribusi persentase selama periode 200 5-2009 dengan kontribusi sebesar 12,26 persen. Hal tersebut dikarenakan situasi bisnis sektor perdagangan cenderung fluktuatif dari waktu ke waktu. Selanjutnya, sektor industri pengolahan dalam hal ini juga termasuk sebagai sektor yang cukup besar memberikan kon tribusi dalam struktur perekonomian Kabupaten Tanah Datar. Pada tahun 200 9 sektor Industri Pengolahan memberikan kontribusi sebesar 11,75 persen atau menurun sebesar 0,0 8 persen dibandingkan dengan tahun 2008. Namun sedikit lebih besar dibandingkan rata -rata kontribusi selama lima tahun ke belakang. Selama tahun 200 9 sektor lain yang juga cukup besar kontribusinya dalam struktur perekonomian Tanah Datar adalah sektor Bangunan. Tahun 2009 kontribusi sektor bangunan dalam memberikan nilai tambah PDRB Tanah Da tar adalah sebesar 7,90 persen dan kontribusinya menurun 0,22 persen dari tahun sebelumnya. 23 BUKU PUTIH TANAH DATAR 2.5.1 Pertumbuhan Ekonomi Dari pengolahan PDRB diperoleh laju pertumbuhan ekonomi sebesar 5,88 persen selama tahun 2009. Bila dibandingkan ta hun 2008 (5,91 persen) dan rata-rata pertumbuhan ekonomi selama kurun waktu lima tahun (5,79 persen), akselerasi kinerja perekonomian Tanah Datar sedikit melambat. Tetapi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tanah Datar lebih tinggi apabila dibandingkan dengan angka pertumbuhan ekonomi yang dicapai Propinsi Sumatera Barat yang hanya mampu tumbuh sebesar 4,16 persen. Lambatnya laju pertumbuhan ekonomi yang terjadi di tahun 2009 diakibatkan ada beberapa sektor ekonomi yang mengalami pertumbuhan yang rendah dan relatif melambat dibandingkan tahun -tahun sebelumnya seperti sektor Pertanian, sektor Pertambangan dan Penggalian, sektor Industri dan sektor Jasa-jasa. Namun, bila menelaah lebih lanjut sampai subsektor terlihat perkembangan laju pertumbuhan masing -masing subsektor ekonomi relatif cukup bervariasi. Meskipun sektor Pertanian selama tahun 2009 menghasilkan nilai tambah terbesar dalam struktur perekonomian Kabupaten Tanah Datar namun demikian jika dilihat dari perannya dalam memacu pertumbuhan ekonomi, sektor Pertanian selama tahun 2009 hanya mampu tumbuh sebesar 5,36 persen. Pertumbuhan yang dicapai oleh sektor Pertanian tersebut sedikit lamban dibandingkan dengan pertumbuhan yang dialami pada tahun 2008 dimana pada tahun 2008 sektor Pertanian mampu tumbuh sebesar 5,58 24 BUKU PUTIH TANAH DATAR persen. Bahkan bila dibandingkan dengan rata -rata laju pertumbuhan ekonomi selama kurun waktu lima tahun ke belakang pertumbuhan sektor Pertanian di tahun 2009 masih cenderung lamban. Hal tersebut dipicu dengan melambatnya akselerasi laju pertumbuhan di hampir seluruh subsektor Pertanian, diantaranya subsektor Tanaman Bahan Makanan (5,37 persen), Perkebunan (5,87 persen), Peternakan (4,85 persen), Kehutanan (2,06 persen), dan Perikanan (6,98 persen). Sama halnya dengan sektor Pertanian, sektor lain ya ng mengalami perlambatan diantaranya sektor Pertambangan dan Penggalian (5,91 persen), Industri Pengolahan 5,99 persen, serta sektor Jasa-jasa dengan pertumbuhan sebesar 5,97 persen. Tabel 2.9. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tanah Datar Tahun 2005-2009 LAPANGAN USAHA (1) 1. Pertanian 2. Pertambangan & Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 5. Bangunan 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 9. Jasa-jasa Jumlah Nilai Tambah (Milyar Rupia h) Rata-rata 2005 2006 2007 2008 (2) (3) (4) (5) 2009 (6) (7) 5,85 5,95 6,17 5,44 5,36 5,75 4,23 4,33 3,15 5,97 5,91 4,72 6,03 6,52 5,80 6,03 5,99 6,07 8,88 9,17 9,05 6,14 6,36 7,92 3,98 5,45 3,94 6,34 6,41 5,22 5,86 6,35 5,58 5,89 5,96 5,93 4,32 6,11 5,33 6,29 7,07 5,82 5,26 6,98 6,93 6,91 7,07 6,63 3,97 4,58 7,36 6,31 5,97 5,64 5,28 5,83 6,05 5,91 5,88 5,79 Sumber : Tanah Datar Dalam Angka 200 9 Selama tahun 2009 sektor Pengangkutan dan Komunikasi merupakan sektor ekonomi yang akselerasinya paling cepat yakni mengalami pertumbuhan sebesar 7,07 persen, apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu pertumbuhan sebesar 6,29 persen. Dimana subsektor Angkutan jalan raya tumbuh sebesar 6,71 persen dan subsektor Jasa penunjang angkutan sebesar 25 BUKU PUTIH TANAH DATAR 5,62 persen, dan subsektor Pos dan Telekomunikasi mengalami pertumbuhan sebesar 13,69 persen. Kemudian sektor yang cukup tinggi pertumbuhannya diikuti oleh sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan yang mengalami pertumbuhan sebesar 7,07 persen. Pada sektor ini pertumbuhan yang lebih baik disumbangkan oleh subsektor Lembaga Keuangan Tanpa Bank sebesar 8,47 persen, hal ini dimungkinkan dipicu dengan meningkatnya perkoperasian di Kabupaten Tanah Datar. Sedangkan sektor ekonomi yang mengalami pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya adalah sektor Listrik, Gas, Air bersih (6,36 persen), Bangunan (6,41 persen), sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (5,96 persen). Gambar 2.4 Laju Pertumbuhan Ekonomi Tanah Datar Menurut Lapangan Usaha Tahun 2005 – 2009 2.6 Kesehatan Salah satu misi pembangunan pemerintah Kabupaten Tanah Datar adalah mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan berkeadilan melalui peningkatan sarana dan prasarana serta mutu pelayanan kesehatan. Untuk mewu judkan masyarakat sehat secara keseluruhan, pemerintah telah mengupayakan 26 BUKU PUTIH TANAH DATAR pembangunan di bidang kesehatan ,agar pelayanan kesehatan dapat di jangkau oleh semua lapisan masyarakat. Jumlah sarana kesehatan seperti Puskesmas pada tahun 2007 masih tetap yaitu 22 unit. Demikian juga sarana kesehatan lainnya seperti Puskesmas Keliling yang tercatat 22 unit, sedangkan Puskesmas Pembantu mengalami kenaikan menjadi 67 unit. Tabel 2.10. Banyaknya Sarana Kesehatan Menurut Kecamatan Kabupaten Tanah Datar Tahun 2009 No Kecamatan RSU Puskesmas 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. X Koto Batipuh Batipuh Selatan Pariangan Rambatan Lima Kaum Tanjung Emas Padang Ganting Lintau Buo Lintau Buo Utara Sungayang Sungai Tarab Salimpaung Tanjung Baru 1 - Jumlah 1 3 2 1 1 2 2 2 1 1 2 1 3 1 1 Puskesmas Keliling 3 2 1 1 2 2 2 1 1 2 1 3 1 1 Puskesmas Pembantu 6 8 3 5 8 6 4 4 6 2 4 4 4 2 23 23 66 Perkembangan jumlah tenaga kesehatan di Kabupaten Tanah Datar terlihat pada tabel 2.11. Tenaga kesehatan dengan status dokter umum, selama setahun terakhir ini menunjukkan adanya penurunan jumlah dokter 10 orang dan jumlah dokter gigi meningkat menjadi 22 orang. Sementara itu jumlah bidan turun sebanyak 89 orang menjadi 204 orang dan perawat turun sebanyak 18 orang. Untuk Tenaga Ahli Kesehatan Masyarakat pada tahun 200 9 meningkat menjadi 23 orang. Dan ditahun 2009 jumlah Dokter Spesialis sebanyak 1 orang dimana tahun sebelumnya 27 BUKU PUTIH TANAH DATAR tidak ada. Sementara itu tenaga apoteker hanya terdapat di Kecamatan Lima Kaum sebanyak 3 orang. Tabel 2.11. Banyaknya Tenaga Kesehatan di Kabupaten Tanah Datar Tahun 2008-2009 No Tenaga Kesehatan 2008 2009 1. Dokter Umum 43 33 2. Dokter Gigi 17 22 3. Dokter Spesialis - 1 4. Bidan 293 204 5. Perawat 121 103 6. Ahli Kesehatan Masyarakat 9 23 Selama tahun 2009, terdapat perbaikan dalam bidang kesehatan yang ditunjukkan dengan semakin mengecilnya jumlah Balita gizi buruk. Menurut laporan Dina s Kesehatan dari 28.591 Balita terdapat sebanyak 206 Balita atau sekitar 0,75 persen dengan kondisi gizi buruk. 2.7 Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Tanah Datar 2.7.1 Visi Visi Pemerintah Kabupaten Tanah Datar pada RPJM 2010 -2015 adalah : “Terwujudnya Masyarakat Yang Maju, Sejahtera dan Berkeadilan dilandasi Adat Basandi Syara’, Syara’ basandi Kitabullah “ Kata-kata kunci di dalam visi dapat dijelaskan sebagai berikut : Masyarakat kabupaten Tanah Datar adalah sebagai bagian dari etnik Minangkabau. Sejarah perkembangannya selalu dikaitkan dengan kedudukannya sebagai pu sat pengembangan budaya Minangk abau sehingga masyarakatnya disebut dengan “Urang Luhak nan Tu o”, tidak 28 BUKU PUTIH TANAH DATAR hanya dalam wilayah administratif Kabupaten Tanah Datar, tetapi juga tersebar di berbagai wilayah nusantara dan bahkan di negara lain. Ini menunjukkan besarnya potensi sosial dan budaya yang per lu diserasikan oleh Pemerintah Kabupaten Tanah Datar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Sejahtera berarti kemakmuran yang dirasakan oleh seluruh masyarakatnya dengan terpenuhinya kebutuhan jasmaniah dan rohaniah dalam berbagai aspek kehidupan sebagai individu dan anggota masyarakat Berkeadilan adalah suatu kondisi yang menunjukkan adanya keseimbangan antara hak yang diterima dengan kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap individu, kelompok dan golongan berdasarkan prinsip penegakan hukum ya ng konsisten dan konsekwen. Adat Basandi Syarak adalah adat dan aturan kehidupan yang biasa dilakukan secara turun temurun oleh komunitas masyarakat Minangkabau berdasarkan ajaran Islam dan Syarak Basandi Kitabullah adalah hukum agama yang berlandaskan Al -Quran 2.7.2 Misi Dalam upaya mewujudkan visi tersebut ditetapkan 5 (lima) Misi yang harus dilakukan yaitu : 1. Meningkatkan pendidikan, pemahaman dan pengamalan ajaran agama, adat, dan budaya serta kapasitas kelembagaan sosial budaya. 2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui peningkatan pemerataan dan kualitas pelayanan pendidikan, kesehatan serta kesejahteraan sosial 3. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah dan pemerataan pendapatan sehingga dapat mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran, melalui a). peningkatan pembangunan sektor pertanian dalam arti luas, sektor pariwisata dan sektor usaha kecil, menengah dan koperasi, b). pengembangan kawasan strategis, dan c). meningkatkan pemerataan dan 29 BUKU PUTIH TANAH DATAR kualitas sarana dan prasarana serta mewujudkan lingkungan yang mendukung pembangunan berkelanjutan. 4. Mewujudkan masyarakat sadar hukum dan berkeadilan melalui a). regulasi, b). peningkatan sosialisasi dan penegakan hukum. 5. Meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih melalui a) peningkatan kemampuan pemerintahan mulai di tingkat nagari, kecamatan dan kabupaten b) peningkatan pelayanan publik. 2.8 Institusi dan Organisasi Setelah adanya perubahan SOTK di Pemerintah Kabupaten Tanah Datar berdasarkan Perda Kabupaten Tanah Datar Nomor 5 tahun 2008 dan Nomor 6 tahun 2008 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Sekretaris Daerah dan Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Tanah Datar serta tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas, Lembaga Teknis Daerah dan Kecamatan Kabupaten Tanah Datar. Nama Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Tanah Datar yang terlibat langsung dalam pengelolaan program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) adalah Bappeda dan Penanaman Modal, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Kesehatan, Badan Lingkungan Hidup, Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, Badan Pengentasan Kemiskinan, Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan KB Kabupaten Tanah Datar. Untuk Badan Lingkungan Hidup, sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2010, lembaran daerah nomor 3 seri D tanggal 16 November 2010 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal dan Lembaga Teknis Lainnya mengalami perubahan struktur organisasi dimana B adan Lingkungan Hidup berubah menjadi Kantor Lingkungan Hidup. 30 BUKU PUTIH TANAH DATAR 2.9 Tinjauan Tata Ruang Kabupaten dan Kebijakan RTRW 2.9.1 Maksud dan Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar Pada dasarnya maksud dari Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar adalah menata dan mengendalikan pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Tanah Datar dalam upaya merealisasikan pengelolaan potensi sumber daya yang ada dalam menunjang kegiatan ekonomi dan sosial masyarakat. Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar yaitu : 1. Memacu dan meningkatkan pembangunan Kabupaten Tanah Datar baik antar sektor maupun antar wilayah berdasarkan potensi dan sumber daya yang dimiliki dengan melibatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan. 2. Memantapkan fungsi lindung yang ada dalam wilaya h Kabupaten Tanah Datar, terutama berkenaan dengan hutan lindung, resapan air dan sempadan sungai serta danau. 3. Mengoptimalkan pemanfaatan ruang wilayah sesuai dengan potensi dan daya dukung, sehingga bentuk -bentuk kegiatan dalam memanfaatkan ruang akan seimbang/sesuai dengan daya dukung wilayahnya. 4. Mengembangkan kecamatan -kecamatan sesuai dengan hirarkinya, sehingga tercipta pusat-pusat pertumbuhan baru di Kabupaten Tanah Datar. 5. Mengembangkan bagian-bagian wilayah baru dengan pola pemanfaatan ruang terutama berupa perkebunan dan pertanian lahan basah serta kemungkinan kegiatan lainnya yang sesuai dengan daya dukung ruang tersebut. 6. Mengembangkan prasarana dan sarana wilayah, seperti jaringan jalan, pelabuhan/dermaga transportasi air Danau Singkarak serta meng aktifkan kembali transportasi KA sehingga dapat meningkatkan hubungan antar kawasan baik di dalam Kabupaten Tanah Datar sendiri maupun dengan 31 BUKU PUTIH TANAH DATAR wilayah lain seperti Kota Padang. Pembangunan prasarana wilayah akan memicu pertumbuhan daerah yang terkait hubung an aksesibilitas. 7. Mengembangkan serta meningkatkan peran dan fungsi kota -kota guna dapat memberikan pelayanan seoptimal mungkin terhadap wilayah pelayanannya. Untuk mendukung hal tersebut dikembangkan fasilitas fasilitas pelayanan (sosial, ekonomi, pemerin tahan) dan prasarana permukiman yang dibutuhkan (air minum, drainase, pembuangan air limbah, resapan air dan persampahan). 8. Mengembangkan kawasan -kawasan prioritas yang memerlukan penanganan sesegera mungkin yang dimulai dengan penataan ruang secara lebih rinci, terutama untuk kecamatan -kecamatan yang memiliki peluang untuk dapat tumbuh pesat, seperti Kecamatan Tanjung Emas, Lima kaum, Salimpaung dan Kecamatan X Koto. 2.9.2 Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar Penyusunan Rencana Tata Ruang Wila yah Kabupaten Tanah Datar sebagai salah satu dasar dalam penyusunan Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) perlu ditunjang dengan penetapan serangkaian kebijakan oleh Pemerintah Kabupaten Tanah Datar yang mengikat seluruh instansi sektoral yang ada di daerah, badan/dinas-dinas otonom, swasta dan masyarakat kabupaten serta pihak-pihak lain yang memiliki kepentingan dalam pengelolaan, pemanfaatan dan penggunaan ruang wilayah Kabupaten Tanah Datar. Kebijakan ini lebih merupakan pengaturan terhadap aspek -aspek non spasial yang berpengaruh besar terhadap keberhasilan penataan ruang sesuai dengan apa yang tertuang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten. Untuk tetap menjaga agar rumusan kebijakan ini tetap dalam konteks Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten, maka rumusan kebijakan tersebut disusun dalam 4 (empat) aspek kebijakan rencana tata ruang wilayah kabupaten yang terdiri dari : Kebijakan dan strategi pengembangan struktur ruang dan pola ruang Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan lindung, 32 BUKU PUTIH TANAH DATAR Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan budidaya, Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan strategis Setiap kebijakan diharapkan akan dijabarkan dan ditegaskan kembali oleh Peraturan Daerah yang mengikat semua instansi yang ada di daerah, swasta dan masyarakat kabupaten serta pihak -pihak lain yang bermaksud memanfaatkan ruang wilayah Kabupaten Tanah Datar untuk pembangunan. 2.9.3 Strategi Penataan Ruang Wilayah Perkotaan Dalam menunjang sistem perencanaan, tidak terlepas dari strategi pengembangan wilayah sebagai da sar dalam penyusunan rencana. Demikian juga dalam penyusunan RTRW Kabupaten Tanah Datar digunakan beberapa strategi yang dapat dikembangkan, yaitu : 1. Strategi untuk merangsang perkembangan kecamatan -kecamatan melalui intensifikasi pengelolaan sektor unggul an kecamatan, serta pembukaan jalur-jalur aksesibilitas yang menghubu ngkan antar kecamatan, meliputi : a. Meningkatkan berbagai kebutuhan infrastruktur serta pengelolaan dalam upaya menunjang dan mendorong pengembangan sektor unggulan kecamatan. b. Memberikan pelayanan seefektif mungkin sejak dari pusat hirarki tertinggi sampai hirarki terendah. c. Merangsang/mendorong perkembangan kawasan -kawasan produksi yang dihubungkan/dilalui oleh jaringan tersebut. 2. Strategi untuk mengembangkan kota kecamatan sebagai pusat dala m pengembangan jaringan sistem transportasi adalah : a. Pemantapan pusat pertumbuhan utama (Pagaruyung). b. Pemantapan pusat pertumbuhan sekunder untuk menciptakan sistem pusat-pusat pertumbuhan yang hirarkis (Lima Kaum, Saruaso, Sungai Tarab dan Pakan Rabaa). c. Pembagian wilayah pelayanan yang proporsional untuk setiap pusat pusat pelayanan (central - places). 33 BUKU PUTIH TANAH DATAR 2.9.4 Rencana Struktur Wilayah Perkotaan Mengawali langkah dalam penyusunan rencana struktur ruang adalah mengkaji keberadaan kondisi eksisting pemanfaatan ruang yang sudah terbentuk, selanjutnya menyelaraskan dengan kebijakan penataan ruang yang telah digariskan pada rencana tata ruang wilayah yang lebih tinggi kedudukannya seperti RTRW nasional dan RTRW provinsi. Dalam RTRW nasional maupun provinsi telah ditetapk an pusat-pusat pertumbuhan utama pada wilayah setingkat kabupaten/kota termasuk Kabupaten Tanah Datar yang berfungsi sebagai Pengembangan Kegiatan Lokal (PKL). Berdasarkan akses strategis wilayah, potensi dan ketersediaan fasilitas per kecamatan, maka karakteristik setiap wilayah adalah sebagai berikut : 1. Wilayah/daerah pusat pertumbuhan (PP) utama berada di Pagaruyung yang melayani seluruh Kabupaten Tanah Datar. 2. Pusat satuan wilayah pengembangan (SWP) 1 adalah Lima Kaum yang melayani wilayah bagian barat da n selatan Kabupaten Tanah Datar (tidak termasuk Kecamatan X Koto) yaitu meliputi; Kecamatan Pariangan, Batipuh, Batipuh Selatan dan Kecamatan Rambatan dengan pusat pengembangan di Lima Kaum. 3. Pusat satuan wilayah pengembangan (SWP) 2 adalah Tanjung Emas yan g melayani wilayah bagian timur, meliputi; Kecamatan Lintau Buo, Lintau Buo Utara dan Padang Ganting dengan pusat pengembangan di Saruaso. 4. Pusat satuan wilayah pengembangan (SWP) 3 adalah Sungai Tarab yang melayani wilayah bagian Utara, meliputi; Kecamata n Salimpaung, Tanjung Baru dan Sungayang dengan pusat pengembangan di Sungai Tarab. 5. Untuk Kecamatan X Koto termasuk daerah khusus dengan pusat pengembangannya berorientasi ke Kota Padang Panjang, untuk pelayanan berbagai kepentingan, saat ini dilayani oleh Kota Padang Panjang, seperti; hukum dan keamanan (kejaksaan, pengadilan, kepolisian) berada dibawah kewenangan Kota Padang Panjang, pelayanan kebutuhan listrik, air minum (sebagian daerah), keuangan (gaji 34 BUKU PUTIH TANAH DATAR PNS) pelayanannya di bawah perbankan Kota Padang P anjang. Selain itu, termasuk pelayanan sosial seperti; pendidikan, kesehatan, perdagangan lebih berorientasi ke Kota Padang Panjang. 2.9.5 Rencana Sistem Jaringan Prasarana Perkotaan 1. Rencana Pengembangan Jaringan Jalan Pada dasarnya perkembangan jaringan jal an di Kabupaten Tanah Datar relatif pesat, bentuk perkembangan tersebut berupa pembangunan jaringan jalan baru terutama yang menghubungkan antar pusat permukiman serta jalan penghubung pada daerah -daerah tertinggal seperti di Kecamatan Sungai Tarab, Salimp aung, X Koto dan sebagainya. 2. Rencana Pengembangan Terminal Rencana pengembangan terminal di Kabupaten Tanah Datar didasari dengan kemudahan tingkat pencapaian (aksesibilitas), dekat dengan pusat kegiatan, dan efektifitas pergerakan. Kebutuhan pengembangan terminal untuk skala regional tidak perlu dilakukan penambahan tetapi perlu adanya peningkatan manajemen transportasi melalui penghapusan terminal bayangan yang ada saat ini seperti di simpang beringin, pompa bensin lama, simpang asrama hingga simpang man unggal serta penataan sekitar kawasan terminal termasuk rambu -rambu lalu lintas. Hal tersebut ditujukan agar pola sirkulasi kendaraan umum yang keluar masuk terminal tidak terganggu, memperlancar arus lalu lintas umum, memperkecil tingkat kerawanan kecela kaan lalu lintas serta tercipta keteraturan dan ketertiban lalu lintas. Untuk rencana pengembangan terminal (sub terminal) diarahkan pada pusat-pusat pertumbuhan terutama yang berfungsi sebagai pusat SWP seperti, Lima Kaum, Saruaso dan Sungai Tarab, termas uk pusat-pusat kecamatan yang belum memiliki sub terminal. 35 BUKU PUTIH TANAH DATAR 3. Moda Angkutan Rencana pengembangan moda angkutan di Kabupaten Tanah datar, lebih menitikberatkan pada aspek -aspek transportasi sebagai berikut : a. Pemantapan peran dan fungsi terminal. Mengoptimalkan fungsi terminal Piliang Dobok sebagai terminal utama/ Kabupaten. Peningkatan manajemen lalu lintas termasuk terminal. b. Pelayanan moda untuk pergerakan intra kabupaten. Pemantapan dan pengaturan rute angkutan. Pengaturan operasional angkutan resmi dan m enghapus operasional angkutan yang tidak resmi. c. Pelayanan moda untuk pergerakan regional. Pemantapan dan penambahan trayek angkutan. Penyediaan jumlah angkutan sesuai dengan kebutuhan. 4. Jaringan Jalan Kereta Api (Rel Kereta Api) Pada dasarnya rel kereta api yang ada saat ini masih bisa dimanfaatkan kembali mengingat sebagian besar rel kereta api yang ada kondisinya masih cukup bagus. Pentingnya dioperasikan transportasi kereta api dapat menunjang sistem transportasi darat (angkutan jalan raya) terutama dalam mengurangi tingginya volume lalu lintas umum Kota Padang – Padang Panjang – Bukittinggi. Selain itu dapat juga dimanfaatkan dalam menunjang kebutuhan pelayanan pariwisata di beberapa daerah yang dilalui jalur kereta api tersebut. 36 BUKU PUTIH TANAH DATAR 5. Transportasi Air (Danau) Rencana pengembangan sistem jaringan transportasi air di Kabupaten Tanah Datar diarahkan pada optimalisasi pemanfaatan Danau Singkarak untuk menunjang pola pergerakan dan penghubung antar wilayah yang berseberangan. Selain dapat dikembangkan sebagai pen ghubung antar wilayah maupun peningkatan pola pergerakan, pengembangan sistem transportasi air dapat juga dikembangkan sebagai penunjang kegiatan pariwisata bahari. Adapun untuk fungsi penghubung antar wilayah yang berseberangan, rute-rute pergerakan yang dapat ditempuh seperti dari Ombilin ke Bahiang, Malalo, Sumpur maupun ke Kabupaten Solok Dalam menunjang pengembangan sistem transportasi air, direncanakan berbagai kebutuhan pengembangan penunjang transportasi air seperti penyediaan sarana angkutan (per ahu), pembangunan dermaga tempat berlabuh perahu (kapal air) serta pengaturan rute/jalur pelayaran. 6. Rencana Sistem Jaringan Energi (Listrik) Wilayah Dalam memenuhi kebutuhan pelayanan jaringan listrik penduduk di Kabupaten Tanah Datar umumnya dilayani ol eh PLN. Guna menunjang peningkatan pelayanan sistem jaringan listrik yang utama adalah penyediaan sumber energi dengan kapasitas yang memadai, sehingga disaat beban puncak pemakaian tidak terjadi pemadaman bergilir karena kapasitas yang tersedia tidak mema dai dibanding pemakaian, ditambah dengan pemasangan baru. Penyediaan sumber energi listrik di Kabupaten Tanah Datar disuplay dari beberapa sumber seperti; UPP Salimpaung, Simabur, Sumanik, Sungayang dan UPP Rambatan serta menggunakan sistem interkoneksitas masih belum memberikan pelayanan dengan baik, hal ini terbukti masih seringnya terjadi pemadaman secara bergilir. 37 BUKU PUTIH TANAH DATAR Guna memenuhi kebutuhan dimasa yang akan datang seiring dengan laju pertumbuhan penduduk, pada tahun 2028 diprediksi kebutuhan energi listrik di Kabupaten Tanah Datar akan mencapai sekitar 10.532,69 KW (10,5 MV). Kapasitas tersebut merupakan kebutuhan yang harus dipersiapkan hingga akhir masa perencanaan. Upaya pemerintah dalam meningkatkan sistem pelayanan kebutuhan listrik, dalam waktu deka t daya listrik dari Gardu Induk Sumanik akan diganti dengan daya listrik berkapasitas 30 MVA dari sumber yang ada saat ini sebesar 10 MVA. Dengan digantinya sumber daya listrik ini diharapkan dapat mencukupi kebutuhan daya listrik di Kabupaten Tanah Datar hingga akhir tahun perencanaan. Selain tersebut di atas, penambahan jaringan transmisi direncanakan juga pembangunan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dengan kapasitas daya 275 KV dan merupakan peningkatan yang ada sekarang dengan kapasitas 66 KV dan 150 KV, rencana penambahan daya listrik direncanakan juga pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) sebesar ± 10 MW berkaitan dengan pembangunan irigasi Batang Sinamar. Terkait dengan rencana pengembangan jaringan listrik yang menggunakan daya listrik tegangan tinggi (SUTET), perlu adanya pengaturan ruang pada jalur yang akan dilewati jaringan, hal ini dimaksudkan untuk keamanan penduduk dari pengaruh radiasi listrik yang ditimbulkan serta untuk menghindari kemungkinan -kemungkinan terjadinya roboh tiang. Mengenai pengaturan ruang sekitar jaringan listrik (SUTET) akan di bahas secara rinci pada pembahasan selanjutnya. 7. Rencana Sistem Jaringan Telekomunikasi Wilayah Pengembangan sistem jaringan telekomunikasi ditujukan untuk melayani kebutuhan jasa telekomunikasi berupa telepon (selular maupun non selular), faxsimile, telegram dan lainnya di wilayah perkotaan dan kawasan yang secara ekonomi akan tumbuh dan berkembang. 38 BUKU PUTIH TANAH DATAR Pengembangan jaringan telepon non selular diarahkan untuk dapat menjangkau seluruh pusat kota kecamatan maupun permukiman baru. Pengembangan sistem jaringan telekomunikasi dapat juga dikembangkan telepon seluller (ponsel) melalui pengembangan menara (tower), namun demikian dalam pengembangan menara (tower) perlu memperhatikan aspek-aspek keamanan penduduk sekitar menara, jalur penenerbangan, efisiensi biaya, pemanfaatan lahan, estetika/keindahan dan sebagainya. Untuk itu rencana pengembangan menara (tower) harus mengacu pada Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia No. 02/PER/M.KOMINFO/3/2008, tentang Pedoman Pembangunan dan Penggunaan Menara Bersama Telekomunikasi dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No. 1 tahun 2007 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan. 8. Rencana Sistem Jaringan Sumberdaya Air Wilayah Kabupaten Tanah Datar secara hidrologis banyak memiliki sumber daya air terutama air permukaan, seperti yang dialirkan oleh sungai, baik sungai besar seperti; Batang Anai, Batang Sinamar, Batang Sumanik, Batang Selo, Batang Ombilin, Batang Sumpur maupun sungai kecil (anak sungai) dengan jumlah 25 buah sungai. Selain terdapat beberapa alur sungai, Kabupaten Tanah Datar memiliki sebagian wilayah Danau Singkarak, dari seluruh luas wilayah danau 13.011 Ha membagi dua wilayah ka bupaten yaitu Kabupaten Solok dan Tanah Datar dimana yang masuk dalam wilayah Tanah Datar seluas 6.420 Ha dan wilayah Kabupaten Solok seluas 6.591 Ha. Ciri hidrologis lainnya adalah terdapat beberapa buah Telaga dan sumber Mata Air, berdasarkan data yang t eridentifikasi tercatat sebanyak 30 buah telaga yang tersebar di Kabupaten Tanah Datar dan 20 buah mata air (Profil Sumber Daya Air Provinsi Sumatera Barat, Tahun 2006). 39 BUKU PUTIH TANAH DATAR Sesuai dengan potensi dan sumber daya air yang tersedia, maka Kabupaten Tanah Datar dilingkupi oleh 2 (dua) Satuan Wilayah Sungai (SWS) yaitu SWS Inderagiri dan Anaisualang. Wilayah sungai berdasarkan UU No. 7/2004 tentang Sumber Daya Air adalah kesatuan wilayah pengelolaan sumber daya air dalam satu atau lebih daerah aliran sungai (DAS) dan/atau pulau-pulau kecil yang luasnya kurang dari atau sama dengan 2.000 Km². Pemanfaatan sumber daya air yang ada saat ini adalah sudah terbangunnya 136 buah saluran irigasi serta pelayanan kebutuhan air bersih yang bersumber dari mata air. Berdasarkan ”Profil Sumber Daya Air Provinsi Sumatera Barat, Tahun 2006” , pengembangan kedepan masih direncanakan pembangunan jaringan irigasi guna memenuhi kebutuhan sistem pengairan terutama untuk kebutuhan pertanian. Dalam rencana pengembangan jaringan irigasi kedepan dibutuhkan lahan seluas 16.043 Ha serta debit air sebesar 24.092 liter/detik yang saat ini debit yang dihasilkan dari sumber debit andalan sebesar 463 liter/detik. Untuk memenuhi kekurangan debit masih diperlukan sumber-sumber air dengan mengoptimal kan seluruh sumber air yang ada. Sementara itu untuk memenuhi kebutuhan air bersih penduduk, pada saat ini diperoleh dari beberapa sumber yang berasal dari mata air, seperti sumber mata air yang ada di Batusangkar, Tanjung Emas, Sungayang, Padang Ganting, Simawang/Ombilin, Malalo, Rambatan, Lintau Buo, Lima Kaum, Jaho, Koto Hiliang dan Salimpaung. Berdasarkan data, pelayanan air bersih di Kabupaten Tanah datar pada tahun 2007 baru melayani 13.225 pelanggan dengan daerah pelayanan menjangkau 10 Kecamatan, besarnya kapasitas air yang tersedia sebesar 2.904,21 liter/detik. Untuk kebutuhan kedepan seiring dengan lajunya pertumbuhan jumlah penduduk, maka dipastikan kebutuhan air bersih akan semakin 40 BUKU PUTIH TANAH DATAR meningkat. Pada tahun 2028 kebutuhan air bersih perhari di Kabupa ten Tanah Datar akan mencapai sekitar 35.075,91 m³ perhari, untuk kebutuhan tersebut maka debit yang dibutuhkan sebesar 811,94 liter/detik. Jika dilihat antara jumlah kebutuhan dengan debit air yang tersedia, maka hingga akhir tahun perencanaan masih belu m memerlukan penambahan. Meskipun demikian sebagai antisipasi kemungkinan melonjaknya kebutuhan, maka persediaan air harus tetap disediakan sebagai cadangan melalui pemanfaatan bahan baku air, baik yang bersumber dari mata air mapun air permukaan (sungai). Dalam rangka meningkatkan persediaan cadangan air tanah di Kabupaten Tanah Datar bisa ditempuh dengan memasyarakatkan program pembangunan resapan air. Seluruh keluarga (KK) di Kabupaten Tanah Datar harus mulai membangun sumur -sumur resapan sehingga hujan yang jatuh tidak langsung terbuang ke sungai, tetapi diresapkan dulu ke dalam tanah sebagai cadangan simpanan air. Program pembangunan sumur resapan air harus menjadi program di Kabupaten Tanah Datar ke depan. 9. Rencana Sistem Jaringan Sanitasi Wilayah Pembahaan mengenai rencana sistem jaringan sanitasi wilayah dibedakan dalam 2 pembahasan, seperti diuraikan di bawah ini. a. Sistem Jaringan Drainase Keutuhan sistem jaringan drainase sangat diperlukan guna kepentingan pengaliran air, terutama limpasan air huja n untuk mengantisipasi/menghindari genangan. Arahan mengenai kebutuhan pengembangan jaringan drainase di Kabupaten Tanah Datar direncanakan dengan 2 (dua) sistem, yaitu; jaringan darinase tertutup dan jaringan terbuka. Sistem jaringan tertutup diarahkan pa da lokasilokasi yang memiliki intensitas kegiatan tinggi, seperti di pusat -pusat perkotaan, sedangkan sistem jaringan terbuka diarahkan pada daerah daerah yang memiliki intensitas kegiatan rendah, seperti kawasan di 41 BUKU PUTIH TANAH DATAR luar pusat kota, kawasan permukiman kep adatan rendah, kawasan pertanian dan sebagainya. b. Sistem Pengelolaan Sampah Persoalan mengenai sampah merupakan persoalan yang cukup serius dihampir semua tempat, terutama yang perkembangannya cukup pesat dari waktu ke waktu. Rencana penanganan sampah di K abupaten Tanah Datar yang diperlukan adalah sistem pengelolaannya yang melibatkan unsur pemerintah dan masyarakat serta memperluas jangkauan pelayanannya, karena pada saat ini pengelolaan yang dilakukan oleh pemerintah masih terbatas pada dua kecamatan yai tu Kecamatan Lima Kaum dan Tanjung Emas. Permasalahan sampah di Kabupaten Tanah Datar pada saat ini belum menjadi persoalan yang komplek, karena produksi sampah yang dihasilkan masih relatif rendah. Produksi sampah yang paling besar saat ini adalah sampah yang dihasilkan dari pasar. Sejalan dengan lajunya jumlah penduduk dan kegiatannya, maka produksi sampah yang dihasilkan akan semakin besar dan permasalahan pun akan semakin komplek. Agar tidak terjadi permasalahan dikemudian hari, perlu diperhatikan dan direncanakan mulai saat ini hingga masa yang akan datang. Sebagai upaya peningkatan pengelolaan persampahan, saat ini pemerintah telah membangun sarana TPA baru berlokasi di Bukit Sangkiang (Kecamatan Lima Kaum) dengan luas areal seluas 3 Ha, TPA tersebut dikelola oleh Kantor Pasar (Seksi K3/Eselon IV). Pada tahun 2009 TPA dan K3 akan dikelola oleh Bidang tersendiri di Badan Lingkungan Hidup (Eselon III). Pembangunan TPA baru ini sebagai antisipasi terjadinya lonjakan produksi sampah yang dihasilkan pendu duk Kota Batusangkar yang 42 BUKU PUTIH TANAH DATAR saat ini rata-rata memproduksi 35 m³/hari, karena TPA yang ada di Rimbo Panti Nagari Balimbing Kecamatan Rambatan hanya diperuntukan melayani sampah dari Pasar Ombilin, saat ini kapasitasnya tidak memadai lagi. Untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya lonjakan produksi sampah sehubungan dengan peningkatan pelayanan, maka sesuai dengan ketersediaan lahan yang ada di TPA, luas TPA dapat dikembangkan hingga 10 Ha. Dengan demikian kapasitas pengembangan TPA hingga akhir tahun perenc anaan masih memadai. Rencana kebutuhan fasilitas pengolahan sampah dimasa yang akan datang dengan sarana yang ada saat ini masih cukup jauh kebutuhan yang belum terlayani, karena fasilitas yang ada hanya untuk melayani kegiatan di pusat kota (Kota Batusa ngkar). Kedepan pelayanan pengelolaan sampah oleh pemerintah tidak hanya terbatas pada lingkup Kecamatan Lima Kaum dan Tanjung Emas saja, melainkan daerah-daerah lain khususnya daerah -daerah yang termasuk dalam wilayah Kota Batusangkar yang mencakup 5 wila yah kecamatan (11 nagari). Selain kebutuhan fasilitas pengelolaan sampah di atas, kedepan juga membutuhkan penyediaan fasilitas lainnya seperti eksafator. 2.9.6 Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar Rencana pola pemanfaatan ruang wilayah Menurut UU No . 26/2007 adalah merupakan distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya. Dalam menentukan arahan pola pemanfaatan ruang wilayah di Kabupaten Tanah Datar, dasar-dasar pertimbangan yang digunakan selain hasil analisis juga dengan tanpa mengindahkan kebijakan -kebijakan yang telah ada dan 43 BUKU PUTIH TANAH DATAR ditetapkan serta kebijakan lain yang berperan sebagai landasan hukum (peraturan) yang mengatur berbagai aspek -aspek kepentingan yang berkaitan dengan rencana pola pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Tanah Datar. 2.9.7 Rencana Kawasan Lindung Dalam menetapkan kawasan lindung di wilayah Kabupaten Tanah Datar mengacu kepada ketentuan -ketentuan berikut ini : 1) UU No 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, 2) Undang -undang N0. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya, 3) PP No 26 Tahun 2008 tentang RTRWN, 4) SK Menteri Pertanian No 837/Kpts/Um/ii/1980 dan No 683/Kpts/Um/9/81 serta Peta Penunjukkan Kawasan Hutan yang ditetapkan menurut SK Menhutbun No. 422/KPTS -II/1999. Dengan memperhatikan arahan kebijakan tersebut, maka ketetapan kawasan lindung di Kabupaten Tanah Datar dibedakan dalam 2 (dua) kelompok Kawasan Lindung, yaitu : 1. Kawasan Lindung yang ada dalam kawasan hu tan seluas 31.526,00 ha atau 23, 60%, terdiri dari : a. Hutan Lindung (HL) seluas 16.250,00 Ha (12,16%) b. Suaka Alam dan Wisata (PPA) seluas 15.276,00 Ha (11,44%) 2. Kawasan Lindung yang ada di luar kawasan hutan seluas 12.610,00 Ha (9,44%) 2.9.8 Rencana Kawasan Budiday a Kawasan budidaya menurut UU No. 26/2007 serta PP No. 26/2008 adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan. Jenis kawasan budidaya secara garis besar terbagi 2 (dua) bagian yaitu; Kawasan Budidaya Kehutanan (KBK) dan Kawasan Budidaya Non 44 BUKU PUTIH TANAH DATAR Kehutanan (KBNK). Kawasan -kawasan ini tersebar diseluruh wilayah Kabupaten Tanah Datar yang antara lain terdiri dari Kawasan budidaya hutan, kawasan budidaya pertanian, dan lain sebagainya. 45