BAB 3 INTI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Kompas Gramedia KOMPAS GRAMEDIA (KG) sebagai salah satu perusahaan yang terkemuka di Indonesia memiliki peristiwa-peristiwa penting yang menjadi tonggak perjalanan perusahaan dari sejak berdiri sampai perkembangannya saat ini. - 1963 Terbitnya majalah bulanan Intisari pada tanggal 17 Agustus 1963 oleh Petrus Kanisius (PK) Ojong dan Jakob Oetama (JO), bersama J. Adisubrata dan Irawati SH. Majalah bulanan Intisari bertujuan memberikan bacaan untuk membuka cakrawala bagi masyarakat Indonesia. Pada saat itu, Intisari terbit dengan tampilan hitam putih, tanpa sampul, berukuran 14 x 17,5 cm. Dengan tebal 128 halaman, majalah ini mendapat sambutan baik dari pembaca dan mencapai oplah 11.000 eksemplar. - 1965 Hampir 3 tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 28 Juni 1965, diterbitkan Surat Kabar KOMPAS, yang berawal dari ide menerbitkan koran untuk melawan pers komunis. Pada mulanya KOMPAS terbit sebagai surat kabar mingguan dengan 8 halaman, lalu terbit 4 kali seminggu, dan hanya dalam kurun waktu 2 tahun telah berkembang menjadi surat kabar harian nasional dengan oplah mencapai 30.650 eksemplar. - 1970 Melihat perkembangan usaha yang sangat baik dan dengan semangat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pembukaan lapangan kerja baru, PK Ojong mulai melakukan diversifikasi usaha. Pada tanggal 2 Februari 1970 didirikan Toko Buku Gramedia untuk memperkuat penyebaran produk dan menjual buku-buku yang berasal dari luar negeri. Sebagai langkah awal, dibuka sebuah toko kecil berukuran 25 m2, di Jalan Gajah Mada, Jakarta Pusat. - 1971 Pada awalnya harian KOMPAS dicetak di percetakan PT Keng Po. Seiring perkembangan oplah yang semakin meningkat, dan agar dapat menjamin KOMPAS dapat terbit pagi hari, dipandang perlu memiliki usaha percetakan sendiri. Pada tahun 1971 perusahaan mendirikan Percetakan Gramedia di Jalan Palmerah Selatan, yang mulai beroperasi pada bulan Agustus 1972, dan diresmikan pada tanggal 25 November 1972 oleh Ali Sadikin, selaku Gubernur DKI Jakarta saat itu. Dalam perkembangannya, pada tahun 1997 dibangunlah sistem cetak jarak jauh (remote printing) sebagai terobosan baru teknologi percetakan untuk mempercepat distribusi koran harian KOMPAS di daerah. Sistem cetak jarak jauh yang pertama kali didirikan pada tahun 1997 di Bawen, dan dilanjutkan dengan kota-kota lainnya seperti Makasar (Oktober 1998), Surabaya (November 1999), Palembang (Juni 2001), Medan (Juni 2003), Banjarmasin (Agustus 2002), Bandung I (Februari 2006), Bandung II (Januari 2007), Bali (Maret 2009). - 1972 Hampir bersamaan dengan mulai beroperasinya Percetakan Gramedia, pada tahun yang sama didirikan unit bisnis Radio Sonora, berkedudukan di Jalan Gajah Mada, Jakarta Pusat. Radio Sonora didirikan oleh para pendiri KOMPAS GRAMEDIA untuk memberikan layanan informasi bagi masyarakat melalui media elektronik, selain melalui media tertulis. - 1973 Untuk mengisi kekosongan bacaan khusus anak-anak, diterbitkanlah majalah anak-anak Bobo pada tanggal 14 April 1973. Sebelum majalah Bobo terbit, harian KOMPAS menerbitkan sisipan halaman khusus untuk anak-anak. Seiring dengan respon yang positif dari pembaca terhadap sisipan halaman khusus anakanak di harian KOMPAS tersebut, perusahaan bekerja sama dengan penerbit majalah Bobo di Belanda, untuk menerbitkan majalah Bobo di Indonesia. Pada awalnya, majalah Bobo terdiri dari 16 halaman kertas koran, dengan oplah mencapai 50.000 eksemplar, dan menjadi majalah anak-anak pertama yang berwarna di Indonesia. Usaha di bidang majalah ini kemudian semakin berkembang dan merambah ke segmen remaja, wanita, pria, otomotif, pengetahuan, teknologi dan umum, yang semuanya tergabung dalam unit bisnis Kelompok Majalah. - 1974 Pada tahun 1974 didirikan unit bisnis PT Gramedia Pustaka Utama (GPU) sebagai penerbit buku umum. Buku pertama yang diterbitkan adalah novel Karmila karya Marga T, yang sebelumnya merupakan cerita bersambung di Harian KOMPAS. Produk penerbitan buku GPU mendapatkan respon yang positif di masyarakat, maka usaha penerbitan buku merambah ke berbagai segmen, seperti buku anak-anak, novel, buku resep makanan, buku nonfiksi seperti buku seri manajemen, budaya, filsafat, sains, buku perguruan tinggi, dan lain sebagainya. - 1985 Untuk menjawab kebutuhan masyarakat yang terus semakin berkembang berkait dengan beragamnya jenis buku, pada 15 Januari 1985 didirikan unit usaha khusus untuk menerbitkan buku-buku elektronik, buku komputer, yang kemudian juga merambah ke buku-buku komik, yaitu PT Elexmedia Komputindo. Khusus untuk buku-buku ajar, khususnya untuk pendidikan dasar dan menengah, pada 20 September 1990 didirikan penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo), dan kemudian pada 1 Juni 1996 juga didirikan Kepustakaan Populer Gramedia (KPG), kemudian Penerbit Buku Kompas, yang antara lain mendaur ulang tulisan-tulisan yang pernah dimuat di harian KOMPAS. - 1976 Pada tahun 1976, KOMPAS GRAMEDIA mendirikan unit bisnis PT Gramedia Film. Saat itu, selain menggarap film-film dokumenter, Gramedia Film juga membuat film cerita. Salah satu film cerita yang berprestasi adalah Suci Sang Primadona yang mendapat Piala Citra, penghargaan tertinggi perfilman Indonesia. Hanya saja Gramedia Film tidak berumur panjang, karena kalah bersaing dengan produksi film lainnya yang lebih mengutamakan konten hiburan. - 1981 Perusahaan juga melakukan diversifikasi usaha di luar core business dengan membangun unit bisnis perhotelan, yang dimulai dengan didirikannya PT Grahawita Santika (PT GWS) pada tanggal 22 Agustus 1981. PT GWS pertama kali membeli Hotel Soeti di Jl. Sumatera, Bandung, yang kemudian di renovasi dan diganti menjadi Hotel Santika Bandung hingga saat ini. Usaha di bidang perhotelan berkembang sangat pesat dan Hotel Santika telah hadir di berbagai kota besar di Indonesia. - 1984 KOMPAS GRAMEDIA kembali mengembangkan produk yang dimilikinya dengan menerbitkan rubrik BOLA pada tanggal 3 Maret 1984 sebagai sisipan harian KOMPAS setiap hari Jumat. Rubrik BOLA dicetak pertama kali sebanyak 412.000 eksemplar sesuai dengan oplah KOMPAS pada waktu itu, dan mendapat respon yang sangat baik dari para pembaca dan pemasang iklan. Atas gagasan Jakob Oetama, selaku Pemimpin Redaksi KOMPAS pada waktu itu, bahwa setiap rubrik KOMPAS yang digemari pembaca dapat dikembangkan menjadi terbitan tersendiri, maka 4 tahun kemudian tepatnya pada bulan April 1988, BOLA dilepas oleh KOMPAS untuk berdiri sendiri menjadi Tabloid BOLA. Keputusan tersebut diambil dengan mempertimbangkan pula kemampuan desk olahraga di KOMPAS yang dipandang sebagai salah satu desk yang kuat karena dukungan wartawannya, sehingga rubrik olahraga menjadi salah satu rubrik yang digemari pembacanya. Dalam perkembangannya, BOLA menambah bauran produk dalam bentuk buku dan majalah. Tidak hanya terpaku pada dunia olahraga, BOLAmerambah juga ke bidang kesehatan, dengan diterbitkannya Tabloid SENIOR, dan kemudian berubah menjadi Tabloid Gaya Hidup Sehat. - 1987 Pada tahun 1987, KOMPAS GRAMEDIA mengambil-alih kepemilikan perusahaan penerbitan harian Sriwijaya Post di Palembang. Pada masa itu ada himbauan dari Menteri Penerangan RI agar koran-koran besar membantu korankoran daerah yang terhambat permasalahan SIUPP (Surat Izin Usaha Penerbitan Pers). Maka pada akhir 1987 didirikan unit usaha Kelompok Pers Daerah (Persda) yang tugas awalnya adalah membantu koran-koran daerah yang membutuhkan pertolongan. Pada tahun 1988, KOMPAS GRAMEDIA mengambil-alih perusahaan penerbitan koran Swadesi yang namanya diubah menjadi Serambi Indonesia di Banda Aceh. Tahun 1992, KOMPAS GRAMEDIA mengambil-alih perusahaan penerbitan koran Pos Kupang, dan pada tahun 1994 mengambil-alih perusahaan penerbitan koran Banjarmasin Post. Pada perkembangan selanjutnya, Persda memperkuat bisnisnya dengan mendirikan sendiri koran daerah di hampir seluruh propinsi dengan brand Tribun. - 1988 Diversifikasi usaha kembali dilakukan oleh KOMPAS GRAMEDIA dengan pendirian PT Graha Kerindo Utama (GKU) pada tahun 1988, sebagai perusahaan converting tissue berkualitas dengan brand Tessa dan Multi. Seiring persaingan yang semakin ketat, GKU menginginkan jaminan kesediaan pasokan bahan baku kertas agar produksi bisa stabil, maka didirikanlah pabrik pembuatan kertas tissue (paper mill). Pada tahun yang bersamaan dengan berdirinya GKU, KOMPAS GRAMEDIA mengambil-alih surat kabar mingguan Surya, yang didirikan oleh perusahaan penerbitan koran Pos Kota pada tahun 1986, dan kemudian diubah menjadi Harian Pagi Surya. - 1996 Dengan perkembangan perekonomian dan dunia bisnis di Indonesia, pada tahun 1996 KOMPAS GRAMEDIA mendirikan PT. Grahanusa Mediatama yang menerbitkan Tabloid KONTAN, yang terbit pertama kali pada tanggal 27 September 1996. Untuk menjawab kebutuhan pembaca, diterbitkan pula pada Januari 2006 edisi khusus bulanan KONTAN dan pada tanggal 27 September 2007 diterbitkan harian bisnis dan investasi KONTAN. - 1998 Perjalanan bisnis KOMPAS GRAMEDIA tiba pada perkembangan tren di masyarakat yang menunjukkan fenomena meningkatnya penggunaan jaringan internet untuk mendapatkan informasi, maka Harian KOMPAS membuat versi online dari harian KOMPAS cetak yang disebut Kompas Online dengan alamat http://www.kompas.com. Pada tahun 1998, Kompas Online berkembang menjadi unit bisnis tersendiri dibawah naungan PT Kompas Cyber Media (KCM). Saat ini Kompas Online diubah menjadi Kompas.com. - 1999 Pada tahun 1999, dengan tujuan memberikan informasi yang lebih khas bagi warga Jakarta dan sekitarnya (Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi), diterbitkanlah Harian Warta Kota, tepatnya pada tanggal 3 Mei 1999. Diawali dari koran 12 halaman, Warta Kota terbit setiap hari Senin sampai Sabtu. Dengan mempertimbangkan respon yang baik dari para pembaca, pada tahun 2001 diterbitkan pula Warta Kota edisi hari Minggu. - 2000 Pengembangan bisnis KOMPAS GRAMEDIA kembali dilakukan pada tahun 2000, dengan didirikannya PT Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh, tepatnya pada tanggal 22 Maret 2000, yang pada waktu itu dikenal dengan sebutan TV7. Pada perkembangannya TV7 resmi berubah nama menjadi Trans7 pada tanggal 15 Desember 2006 dengan masuknya PT Trans Corporation dalam kepemilikan saham. - 2005 Upaya diversifikasi kembali dilakukan pada tanggal 25 November 2005, dengan mendirikan Universitas Multimedia Nusantara (UMN) yang dikelola oleh Yayasan Media Informasi KOMPAS GRAMEDIA. UMN merupakan sebuah lembaga perguruan tinggi dengan teknologi informasi dan komunikasi sebagai dasar dalam setiap proses belajar mengajar. Pada awalnya, sebagai tempat belajar mengajar, UMN menyewa gedung BNI46 Jl. Jend. Sudirman, Jakarta. Pada tahun 2009 UMN membangun gedung sendiri dan diresmikan pada tanggal 2 Desember 2009, bertempat di Gading Serpong, Summarecon, Tangerang. - 2009 Seiring dengan perkembangan teknologi dan situasi lingkungan bisnis di media, bisnis media cetak diarahkan untuk melakukan transformasi menuju era digital. Dengan demikian sosok media selanjutnya ditampilkan melalui multi media, multi channel, dan multiplatform (MMM). Maka pada awal tahun 2009 media televisi mulai dijajagi kembali. KOMPAS GRAMEDIA Television (KOMPAS GRAMEDIA TV) menjadi kendaraan perusahaan untuk menjalankan bisnis di televisi yang dimulai dengan pembentukan proyek KOMPAS GRAMEDIATV pada awal Oktober 2009. Proyek ini memulai kegiatannya dengan membentuk KOMPAS GRAMEDIA PRODUCTION (KG PRODUCTION) yang diberi tugas untuk memproduksi program acara yang memberikan value added kepada pemirsa, sehingga program-program yang akan ditayangkan mengandung nilai-nilai kemanusiaan, nilai sosial dan pendidikan. Proyek KOMPAS GRAMEDIATV sekaligus juga mempersiapkan terbentuknya KOMPAS TV NETWORK, KOMPAS CHANNEL, KOMPAS VISION, dan KOMPAS TV. 3.1.2 Visi Misi Kompas Gramedia "Menjadi Perusahaan yang terbesar, terbaik, terpadu dan tersebar di Asia Tenggara melalui usaha berbasis pengetahuan yang menciptakan masyarakat tedidik, tercerahkan, menghargai kebhinekaan dan adil sejahtera." 3.1.3 Kompas Gramedia VALUES Untuk mewujudkan Visi dan Misi Kompas Gramedia, dibutuhkan manusia KG yang memahami dan menghayati nilai-nilai luhur sebagaimana telah diwariskan oleh para pendiri, yakni 5C (Caring, Credible, Competent, Competitive, dan Customer Delight). 3.1.4 BUSINESS UNIT 3.2 KOMPAS TV 3.2.1 Sejarah Kompas TV Proyek KOMPAS GRAMEDIA TV (KGTV) dilaksanakan dengan mendirikan PT GRAMEDIA MEDIA NUSANTARA dengan brand name KOMPAS TV. KOMPAS TV, sebuah perusahaan media yang menyajikan konten tayangan televisi inspiratif dan menghibur untuk keluarga Indonesia. Sesuai dengan visi misi yang diusung, KOMPAS TV mengemas program tayangan news, adventure & knowledge, entertainment yang mengedepankan kualitas. Konten program tayangan KOMPAS TV menekankan pada eksplorasi Indonesia baik kekayaan alam, khasanah budaya, Indonesia kini, hingga talenta berprestasi. Tidak hanya berhenti pada program tayangan televisi, tersedia pula produksi film layar lebar dengan jalan cerita menarik dan didukung talenta seni berbakat Indonesia. Beberapa film layar lebar yang diproduksi adalah Lima Elang dan Garuda Di Dadaku (2 karya Rudi Soedjarwo), serta sebuah film animasi berjudul Si Geboy. Sebagai content provider, KOMPAS TV tayang perdana pada tanggal 9 September 2011 di sepuluh kota di Indonesia: Medan, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Banjarmasin, dan Makassar. Jumlah kota tersebut akan segera bertambah pada kuartal ketiga tahun 2011 dan sepanjang tahun 2012. Dengan kerjasama operasi dan manajemen, KOMPAS TV memasok program tayangan hiburan dan berita pada stasiun televisi lokal di berbagai kota di Indonesia yang telah terlibat dalam proses kerja sama. Stasiun televisi lokal akan menayangkan 70% program tayangan produksi KOMPAS TV dan 30% program tayangan lokal. Dengan demikian, stasiun televisi lokal memiliki kualitas yang tidak kalah dengan stasiun televisi nasional, tentunya dengan keunggulan kearifan lokal daerah masing-masing. KOMPAS TV juga menyediakan kanal televisi berbayar pertama di Indonesia yang memiliki kualitas High Definition (HD). Kualitas High Definition menyajikan gambar dengan resolusi tinggi sehingga pemirsa dapat menikmati detail gambar dengan kontur jelas dan warna yang lebih tajam. KOMPAS TV sebagai pionir kualitas High Definition juga tengah mengarah pada sistem televisi digital sesuai standar yang lazim digunakan secara internasional. KOMPAS TV tentu memperhatikan kualitas program tayangan yang ditampilkan. Tumbuh dalam indutri televisi komersial dengan persaingan yang sangat ketat, KOMPAS TV berusaha untuk tetap berada pada koridor visi misi sehingga dapat selalu menyajikan pogram tayangan inspiratif dan informatif dengan kemasan menarik bagi keluarga Indonesia. Karena merupakan tanggung jawab besar bagi sebuah stasiun televisi untuk turut membentuk moral bangsa. Menjawab tantangan dunia media di Indonesia, sebagai bagian dari KOMPAS GRAMEDIA Group yang memiliki motto Enlightening People, KOMPAS TV didukung dengan komposisi karyawan berkualitas dan berdedikasi tinggi senantiasa berusaha menyalurkan informasi yang akan menjadi Inspirasi Indonesia. 3.2.2 Visi dan Misi Kompas TV “To be the most creative organization in southeast asia to enlight people's live with programmes and services that inform, education and entertaint and to engange our audiences with an independent, distinctive and appealing mix of programming and content, delivered via multiplatform service.“ 3.2.3 Logo Kompas Gambar 3.1 The Power Of Tagline Menurut pada kilas balik pencitraan Inspirasi Indonesia sebelumnya, makna ini adalah tetap menciptakan makna yang unik, berkarakter dan beredukasi. Sosok inspirasional yang menyajikan penalaman yang berbeda, memandang dunia dari perspective lain secara unik, namun pada akhirnya selalu mempengaruhi dan berkontribusi terhadap sekitar untuk menjadi lebih baik. Value dari Inspirasi Indonesia bagi Kompas TV tidak hanya menginformasikan WHAT konten yang ciptakan. Inspirasi Indonesia juga menginformasikan HOW we create Inspiring moment for Indonesia The Premise Inside, di dalam Kompas TV kami menciptakan BIG IDEAS melalui pendekatan yang inovatif dan groundbreaking. Menjadikan kumpulan individual menjadi sosok yang Inspirasional, selalu melangkah lebih maju, dan optima untuk memotivasi Indonesia menjadi lebih baik. Outside, BIG IDEAS bagi Kompas TV harus berkorelasi dengan target audiencenya. Audience yang percaya dengan Kompas TV. Audience yang mempunyai motovasi dan visi yang sama dengan Kompas TV. Mereka adalah audience yang unik (without being ordinary). Optimis, mencintai hal – hal yang baru untuk tujuan yang lebih baik. Audience yang mencintai Indonesia. The Design Philosopy About our Logo Logo Kompas TV diciptakan dengan semangat dari pencitraan brand parent yaitu KOMPAS, sebuah image jurnalistik yang telah begitu kuat. Dasar visual adalah jarum kompas yang disederhanakan menjad bentuk geometric segitiga. Untuk menyesuaikan dengan semangan Inspirasi Indonesia maka riset logo menentukan sebuah gagasan nan abadi tentang Indonesia, untuk menggambarkan beraneka ragamnya Indonesia dalam bentuk dan warna berbeda dalam satu kesatuan menginspirasi setiap orang untuk selalu percaya. Pada mimpi yang sama yaitu Bhineka Tunggal Ika. Perbedaan yang tetap selalu terintegrasi secara harm ony menjadi satu kesatuan. Terciptalah logogram dari inisial Kompas (huruf K) yang terdiri dari 9 warna terpilih. Warna – warna yang mencitrakan Indonesia, mewakili beraneka raga dalam filosofi, (secara fisikly dalam kehidupan nyata mungkin ada sejutaan warna disekitar kita) Warna – warna tersebut diambil dari simple pixel, ratusan materi fotografi Indonesia yang telah dikumpulkan. Mulai dari warna bunga anggrek, laut, sawah yang menguning sampai tinal pigmen kulit orang Indonesia. Terpilih 9 warna yang mewakili angka tunggal yang paling tinggi, dan istimewa bagi masyarakat Indonesia. 9 kepingan segitiga yang saling terkai, saling bahu membahhhu, menjadi perwujudan bentuk baaru dari satu kesatuan kepingan K. Integrasi keaneka ragaman untuk citra yang lebih kokoh dan bersatu , sebuah inspirasi bersama untuk kekuatan yang lebih baik. About Our Look And Feel Menjebatani konsep dan visi Kompas TV maka pencitraan arsitektual navigasi on air haruslah mempunyai korelasi yang sesuai. Berkomitmen untuk berusaha menghindari penggunaan menu, bumper, dan strapline seperti kebanyakan tv-tv lain, demi mendapatkan sisi unik, simple, clean but strong. Untuk mendapatkan ‘sense’ yang sesuai maka desain juga sangat memperhatikan emphasire of dimension, color theory, dan sense of white space. Komposisi dirancang dengan sedikit berbeda namun tetap menomor satukan kemudahan baca & kejelasan informasi. Menyederhanakan informasi menjadi lebih mudah secara visual. Menyelarasakan menu on airdengan konsep warna – warni ”united in diversity” pada logo sekalius menambah nilai sedikit berbeda dengan competitor. Berani mengambil peluang pertama untuk memasukan unsur berbagai macam warna dalam menu on air tatkala industries masih tepaku pada pemikiran – pemikiran lama mengenai konsep branding, mengenai warna – warna tunggal yang pada akhirnya diperebutkan. Televisi pertama di Indonesia yang literally & figuratively benar – benar warna – warni . Totally huge different, hopefully cathing to mind of viewers. 3.2.4 Grup Unit Kompas TV 3.2.5 Kompas TV Human Esources, General Affairs & Legal 3.3 PROMO ON AIR 3.3.1 Pengertian Promo On Air Promo on air adalah promosi yang ditayangkannya melalui media televisi, pada promo on air Kompas TV mempunyai beberapa sifat dan ragam pada promo on air, berikut sifat dan ragamnya : Sifatnya : - Reguler : Promo – promo dari program acara yang tayang reguler/setiap minggu di televisi, sifatnya long term. - Spesial : Promo – promo dari program acara yang tayang khusus dalam rangka hari besar, season spesial, dan lain-lain sifatnya sort term. Ragamnya : - Single : Promo satuan dari program acara, dan single ini dibagi lagi menjadi generik dan episodik. a) Generik : promo generik ini adalah promo yang sifatnya memberitahukan program jam tayang secara general. b) Episodik : promo episodik adalah promo yang menggambarkan episode apa yang akan tayang dari sebuah program program, dan memberitahukan jam dan kapan waktu tayang program memberitahukan judul episodenya. tersebut serta - Omni : promo omni adalah promo gabungan dari beberapa program acara. misalnya promo omni komedi, disini mereka akan menayakan beberapa program komedi yang ada di KompasTV dan akan memberitahukan kapan hari dan jam tayang program tersebut. - Image : Promo yang bertujuan untuk memperkuat image dari sebuah program acara atau event tertentu dan perayaan tertentu. 3.3.2 Promo On Air Stand Up Comedy Indonesia Season 2 Pada promo stand up comedy Indonesia season 2 ini merupakan promo spesial, dan mempunyai beberapa strategi untuk mejalankan promo spesial tersebut, maka promo tersebut dibagi menjadi : a) Bridging : Disini mereka menampilkan para peserta open mic tahun lalu yang merupakan untuk mengingatkan kepada para penonton bahwa tahun lalu KompasTV mempunyai program Stand up Comedy Indonesia. b) Teaser : Promo teaser disini adalah untuk memberitahukan kepada para penonton agar bersiap – siap mengikuti audisi Stand up Comedy Indonesia season 2. c) Tune in : Dimana promo tune in ini memakai peran manusia mic (mic man) tujuannya agar lebih menarik para penonton untuk mengikuti audisi Stand up Comedy Indonesia yang di adakan di KompasTV. d) Image : Promo image ini adalah promo yang memperkuat image program tersebut, maka disini terdapat manusia mic (micman) yang sedang berjalan – jalan dari tempat satu ketempat lainnya dan mengajak orang lain bergoyang dan tertawa bersama micman tersebut. e) Vignette : promo profil atau promo vignette promo ini menjabarkan profil dari para peserta Stand up Comedy Indonesia, disini mereka melakukan beberapa sesi seperti sesi foto dan sesi profil mereka. f) Episodik : promo ini memberitahukan episode yang akan tayang berikutnya,pada promo Stand up Comedy Indonesia setiap episodenya akan ada close mic. 3.4 Metodologi Penelitian Metode penelitian kualitatif sering disebut “metode penelitian naturalistik” karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting); disebut pula sebagai metode etnografi karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya dan disebut juga “metode kualitatif” karena data yang dikumpulkan dan dianalisis lebih bersifat kualitatif. Di dalam metode penelitian, peneliti berfungsi sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data secara triangulasi (teknik gabungan), analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna daripada generalisasi. Menurut Poerwandari (1998) penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti transkripsi wawancara , catatan lapangan, gambar, foto rekaman video dan lain-lain. Data penelitain yang dikumpulkan penelitian kualitaitf berupa data deskriptif, misalnya dokumen pribadi, catatan lapangan, tindakan responden, ddokumen dan lain – lain. Seperti diterangkan Nasution (1992: 9-10), dalam penelitian ini diusahakan mengumpulkan data deskriptif yang banyak dituangkan dalam bentik laporan dan uraian. Metode deskriftif (1988: 63) metode deskritif adalah suatu metode yang digunakan untuk meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sustem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Oleh Suharsimi Arikunto (2003:310), ditegaskan bahwa penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya mengambarkan “apa adanya” tentang suatu variable,gejala, atau keadaan. Dalam penelitian kualitatif perlu menekankan pada pentingnya kedekatan dengan orang-orang dan situasi penelitian, agar peneliti memperoleh pemahaman jelas tentang realitas dan kondisi kehidupan nyata.( Patton dalam Poerwandari, 1998) Penelitian kualitatif adalah penelitian yang memiliki tingkat kritisme yang lebih dalam pada semua proses penelitian. Kekuatan kritisme peneliti menjadi sennjata utama menjalankan semua proses penelitian. Maka dengan itu peneliti menggunakan metode wawancara mendalam, observasi, dan menggunakan dokumentasi. Setiap penelitian kualitatif kita sendirilah yang menjadi instrument utama yang terjun kelapangan serta berusaha sendiri mengumpulkan informasi melalu pengamatan atau wawancara. 3.5 Teknik Pengumpulan data Teknik pengumpulan data adalah cara yang dipakai untuk mengumpulkan informasi atau fakta – fakta di lapangan (Poham, 2007: 57). Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian karena tujuan utama penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono, 2007: 62). Tanpa mengetahui dan menguasai teknik pengumpulan data, kita tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar yang ditetapkan. 3.5.1 Data Premier Data premier adalah data yang diperorel dari sumberr data pertama atau tangan pertama dilapangan. Sumber data ini bisa responden atau subyek riset, dari hasil pengisian kuesioner, wawancara observasi. Dalam analisis ini data premiernya adalah isi komunikasi yang diteliti. Data primer ini termasuk data mentah (row data) yang harus diproses lagi sehingga menjadi informasi yang bermakna. Isi dari data sekunder itu adalah seperti wawancara, observasi. 1. Wawancara Wawancara adalah percakapan antara periset seseorang yang berharap mendapatkan informasi dan informan seseorang yang diasumsikan mempunyai informasi penting tentang suatu objek ( Berger, 2000: 111). Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Ada bebrapa jenis wawancara yang biasa ditemukan dalam riset : - Wawancara Pendahuluan Pada wawancara ini tidak ada sistematika tertentu, tidak terkontrol, informal, terjadi begitu saja, tidak teroganisasi dan tidak terarah. Pada dasarnya wawancara ini bertujuan untuk membangun konfidenssi periset pada informannya (respondennya). Informan adalah seseorang atau anggota kelompok yang diriset yang diharapkan mempunyai informasi penting. - Wawancara Terstuktur (Structured Interview) Pada jenis wawacara ini, periset menggunakan pedoman wawancara ( interview guide/schedule), yang merupakan bentuk spesifik yang berisi instruksi yang mengarahkan periset dalam melakukan wawancara. Wawancara jenis ini dikenal juga dengan wawancara sistematis atau wawancara terstruktur. - Wawancara Semistruktur Wawancara ini biasanya mempunyai daftar pertanyaan tertulis tapi menmungkinkan untuk menanyakan pertanyaan – pertanyaan dengan bebas, yang terkait dengan permasalahan. Wawancara ini dikenal pula dengan nama wawancara terarah atau wawancara bebas terpimpin. Artinya, wawancara dilakukan secara bebas, tapi terarah dengan tetap berada pada jalur pokok permasalahn yang akan ditanyakan dan telah disiapkan terlebih dahulu. - Metode Wawancara Mendalam Menurut pengertiannya wawancara adalah Tekhnik pengumpulan data atau informasi dari “informan” atau “Responden” yang sudah ditetapkan di lakukan dengan cara ”Tanya jawab sepihak tetapi sistematis” atas dasar tujuan penelitian yang hendak di capai.Menurut beberapa ahli, wawancara juga di didefinisikan sebagai berikut :Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan komunikasi dengan sumber data. Komunikasi tersebut dilakukan dengan dialog ( Tanya jawab ) secara lisan, baik langsung maupun tidak langsung ( I. Djumhur dan Muh.Surya,1985 ). Maka yang dipakai penulis untuk metode ini yaitu metode wawancara mendalam yang dimana merupakan proses memproleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan demikian kekhasan wawancara mendalam adalah keterlibatannya dalam kehidupan informan. Adapun data – data yang dikumpulkan dengan teknik ini seperti : • Bagaimana strategi promo on air Stand up Comedy Indonesia season 2. • Apa yang membedakan Promo on air Stand up Comedy Indonesia season 1 dengan season 2. • Seperti apa cara mengahadapi kendala – kendala yang ada pada promo on air. • 2. Observasi Metode observasi melakukan pencatatan secara secara sistematik kejadian – kejadian, perilaku, obyek – obyek yang dilihat dan hal – hal lain yang diperlukan dalam dalam mendukung penelitian yang sedang dilakukan. Pada tahap awal observasi dilakukan secara umum, peneliti mengumpulkan data atau informasi sebanyak mungkin. Metode observasi Partisipan adalah teknik pengumpulan data melalui pengamatan terhadap objek pengamatan dengan lansung hidup bersama, merasakan serta berada dalam aktivitas kehidupan objek pengamatan. Dengan demikian pengamat betul – betul menyelami kehidupan objek pengamat, bahkan tidak jarang pengamat kemudian mengambil bagian dalam kehidupan budaya mereka ( Bugin dalam Prastowo, 2010; 41-40) Dengan menggunakan metode observasi yang langsung terjun ke lapangan maka penulisi dengan mudah untuk meneliti apa saja yang digunakan promo on air KompasTV untuk promo on air Stand up Comedy Indonesia season 2. Dengan observasi tersebut penulis juga mengerti apa saja yang di lakukan promo on air kompas tv untuk mempromosikan program – program yang ada di KompasTV. 3.5.2 Data sekunder Selain data primer, terdapat pula data sekunder yang digunakan. Data sekunder adalah data yang diperroleh dari sumber kedua atau sumber sekunder. Data ini dapat diperoleh dari data primer seperti peneliti terlebih dahulu yang telah diolah lebih lanjut menjadi bentuk – bentuk seperti table,grafik, diagram,gambar, dan sebagainya sehingga menjadi informatif bagi pihak lain misalnya dokumentasi. Data sekunder pada penelitian ini diperoleh dengan metode, studi literature. Studi literature digunakan pada penelitian ini bersumber dari buku-buku panduan, internet untuk mendapatkan data yang terkait dengan permasalahan pada penelitian ini. Seperti hal-hal mengenai media, televisi, dokumenter, strategi dan sebagainya. Data sekunder digunakan untuk memperoleh data dalam bentuk yang sudah jadi (tersedia) melalui publikasi dan informasi yang dikeluarkan di berbagai organisasi atau perusahaan. 3.6 Triangulasi Triangulasi dapat dilakukan dengan menggunakan teknik yang berbeda (Nasution, 2003:115) yaitu wawancara, observasi dan dokumen. Triangulasi ini selain digunakan untuk mengecek kebenaran data juga dilakukan untuk memperkaya data. Menurut Nasution, selain itu triangulasi juga dapat berguna untuk menyelidiki validitas tafsiran peneliti terhadap data, karena itu triangulasi bersifat reflektif. Denzin (dalam Moloeng, 2004), membedakan empat macam triangulasi diantaranya dengan memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori. Pada penelitian ini, dari keempat macam triangulasi tersebut, peneliti hanya menggunakan teknik pemeriksaan dengan memanfaatkan sumber. Triangulasi dengan sumber artinya membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif (patton,1987:331). Adapun untuk mencapai kepercayaan itu, maka ditempuh langkah sebagai berikut : 1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara. 2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi. 3. Membandingkan apa yang dikatakan orang – orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu. 4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan masyarakat dari berbagai kelas. 5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. 3.6.1 Jenis – Jenis Metode Triangulasi Ada 4 macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan untuk mencapai keabsahan, yaitu : a. Triangulasi data Menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil observasi atau juga dengan hasil wawancara lebih dari satu subyek yang dianggap memeiliki sudut pandang yang berbeda. b. Triangulasi pengamat Adanya pengamat di luar peneliti yang turut memeriksa hasil pengumpulan data. Dalam penelitian ini, dosen pembimbing studi kasus bertindak sebagai pengamat yang memberikan masukan terhadapt hasil pengumpulan data. c. Triangulasi teori Pengunaan berbagai teori yang berkelainan untuk memastikan bahwa data yang dikumpulan mamasuki syarat. d. Triangulasi metode Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode wawancara dan observasi. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan metode wawancara yang ditunjang dengan metode observasi pada saat wawancara dilakukan. 3.6.2 Validitas dan Realibilitas Penelitian Kualitatif Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Macam-macam validitas yaitu : 1. Validitas internal berkenaan dengan akurasi desain penelitian dengan hasil yang dicapai. 2. Validitas eksternal berkenaan dengan derajad akurasi apakah hasil penelitian dapat digeneralisasikan atau diterapkan pada populasi di mana sampel tersebut diambil. Reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Data dinyatakan reliabel bila peneliti sama dalam waktu yang berbeda menghasilkan data yang sama. Untuk mendapatkan data yang valid, reliabel, dan obyektif dalam penelitian kuantitatif dilakukan dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel, dilakukan pada sampel yang mendekati jumlah populasi dan pengumpulan serta analisis data dilakukan dengan cara yang benar. Sedangkan data atau temuan dalam penelitian kualitatif dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Uji kebsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji, validitas internal, validitas eksternal, reliabilitas, obyektivitas. Uji kredibilitas data dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi (triangulasi sumber, triangulasi teknik, dan teknik triangulasi waktu), diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan member check. Pengujian transferability berkenaan dengan pertanyaan hingga mana hasil penelitian dapat diterapkan atau digunakan dalam situasi lain. Pengujian dependability disebut relibialitas yaitu mengulangi/mereplikasi proses penelitian tersebut. Pengujian konfirmability atau uji obyektivitas penelitian yaitu obyektif bila hasil penelitian telah disepakati banyak orang. 3.7 Teknik Analisis Data Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja (yang dalam penelitian kualitatif meupakan asumsi-asumsi) seperti yang disarankan oleh data (Lexy J Moleong, 2006: 280). Analisis data dilakukan sepanjang proses penelitian, mulai sejak awal atau pada saat pengumpulan data dilakukan dan dikerjakan secara intensif sesudah meninggalkan lapangan penelitian. Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang sudah dilukiskan dalam lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, foto atau gambar, dan sebagainya. Setelah dibaca, dipelajari, dan ditelaah, langkah selanjutnya ialah reduksi data yang dilakukan dengan jalan abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses dan pernyataan-pernyataan yang penting. Langkah berikutnya adalah menyusunnya ke dalam satuan-satuan. Satu-satuan itu kemudian dikategorisasikan pada langkah berikutnya. Kategori-kategori ini dibuat sambil melakukan coding. Ada beberapa model analisis kualitatif seperti yang dikembangkan Straus dan Corbin yang dibagi atas tiga langkah yaitu : 1) Open coding ialah berupaya selengkap dan sebanyak mungkin menemukan variasi data yang ada. 2) Axial coding ialah data yang diperoleh dari proses open coding diorganisasi kembali berdasarkan kategori untuk dikembangkan ke arah proposisi, dan pada tahap ini berlaku hubungan antar kategori. 3) Selective coding yaitu menggolongkan kategori menjadi kriteria inti dan pendukung, dan mengaitkan anatara kategori inti dan pendukungnya. Tahap terakhir ialah mengadakan pemeriksaan keabsahan data. Setelah tahap ini selesai, mulailah tahap penafsiran data dalam mengolah hasil sementara menjadi teori substantif dengan menggunakan beberapa metode tertentu ( Lexy J Moleong, 2006:247). 3.8 Kelemahan dan Keterbatasan Penelitian Dalam menyusun penelitian ini tentu ada kelemahan dan keterbatasannya. Adapun kelemahan dan keterbasannya antara lain sebagai berikut : 1. Adanya kesulitan dalam analisa, karena data yang ada cukup banyak sehingga peneliti kadang bersifat subyektif dalam menginterpretasikan dan mengintegrasikan materia yang ada. 2. Pengambilan data melalui wawancara mendalam dapat memungkinkan informan berkata tidak sejujurnya atau memberikan jawaban yang asal-asalan bahkan palsu, berlebihan atau menyimpang dari apa yang ditanyakan. 3. Dalam wawancara peneliti terkadang susah membuat janji dengan informan karena waktu informan yang sedikit sibuk.