BAB 3 INTI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 3.1

advertisement
BAB 3
INTI PENELITIAN
3.1
Gambaran Umum Objek Penelitian
3.1.1 Sejarah Kompas Gramedia
KOMPAS GRAMEDIA (KG) sebagai salah satu perusahaan yang
terkemuka di Indonesia memiliki peristiwa-peristiwa penting yang menjadi
tonggak perjalanan perusahaan dari sejak berdiri sampai perkembangannya saat
ini.
-
1963
Terbitnya majalah bulanan Intisari pada tanggal 17 Agustus 1963 oleh Petrus
Kanisius (PK) Ojong dan Jakob Oetama (JO), bersama J. Adisubrata dan Irawati
SH. Majalah bulanan Intisari bertujuan memberikan bacaan untuk membuka
cakrawala bagi masyarakat Indonesia. Pada saat itu, Intisari terbit dengan
tampilan hitam putih, tanpa sampul, berukuran 14 x 17,5 cm. Dengan tebal 128
halaman, majalah ini mendapat sambutan baik dari pembaca dan mencapai oplah
11.000 eksemplar.
-
1965
Hampir 3 tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 28 Juni 1965, diterbitkan
Surat Kabar KOMPAS, yang berawal dari ide menerbitkan koran untuk melawan
pers komunis. Pada mulanya KOMPAS terbit sebagai surat kabar mingguan
dengan 8 halaman, lalu terbit 4 kali seminggu, dan hanya dalam kurun waktu 2
tahun telah berkembang menjadi surat kabar harian nasional dengan oplah
mencapai 30.650 eksemplar.
-
1970
Melihat perkembangan usaha yang sangat baik dan dengan semangat
membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pembukaan lapangan
kerja baru, PK Ojong mulai melakukan diversifikasi usaha. Pada tanggal 2
Februari 1970 didirikan Toko Buku Gramedia untuk memperkuat penyebaran
produk dan menjual buku-buku yang berasal dari luar negeri. Sebagai langkah
awal, dibuka sebuah toko kecil berukuran 25 m2, di Jalan Gajah Mada, Jakarta
Pusat.
-
1971
Pada awalnya harian KOMPAS dicetak di percetakan PT Keng Po. Seiring
perkembangan oplah yang semakin meningkat, dan agar dapat menjamin
KOMPAS dapat terbit pagi hari, dipandang perlu memiliki usaha percetakan
sendiri. Pada tahun 1971 perusahaan mendirikan Percetakan Gramedia di Jalan
Palmerah Selatan, yang mulai beroperasi pada bulan Agustus 1972, dan
diresmikan pada tanggal 25 November 1972 oleh Ali Sadikin, selaku Gubernur
DKI Jakarta saat itu. Dalam perkembangannya, pada tahun 1997 dibangunlah
sistem cetak jarak jauh (remote printing) sebagai terobosan baru teknologi
percetakan untuk mempercepat distribusi koran harian KOMPAS di daerah.
Sistem cetak jarak jauh yang pertama kali didirikan pada tahun 1997 di Bawen,
dan dilanjutkan dengan kota-kota lainnya seperti Makasar (Oktober 1998),
Surabaya (November 1999), Palembang (Juni 2001), Medan (Juni 2003),
Banjarmasin (Agustus 2002), Bandung I (Februari 2006), Bandung II (Januari
2007), Bali (Maret 2009).
-
1972
Hampir bersamaan dengan mulai beroperasinya Percetakan Gramedia, pada
tahun yang sama didirikan unit bisnis Radio Sonora, berkedudukan di Jalan
Gajah Mada, Jakarta Pusat. Radio Sonora didirikan oleh para pendiri KOMPAS
GRAMEDIA untuk memberikan layanan informasi bagi masyarakat melalui
media elektronik, selain melalui media tertulis.
-
1973
Untuk mengisi kekosongan bacaan khusus anak-anak, diterbitkanlah majalah
anak-anak Bobo pada tanggal 14 April 1973. Sebelum majalah Bobo terbit,
harian KOMPAS menerbitkan sisipan halaman khusus untuk anak-anak. Seiring
dengan respon yang positif dari pembaca terhadap sisipan halaman khusus anakanak di harian KOMPAS tersebut, perusahaan bekerja sama dengan penerbit
majalah Bobo di Belanda, untuk menerbitkan majalah Bobo di Indonesia. Pada
awalnya, majalah Bobo terdiri dari 16 halaman kertas koran, dengan oplah
mencapai 50.000 eksemplar, dan menjadi majalah anak-anak pertama yang
berwarna di Indonesia.
Usaha di bidang majalah ini kemudian semakin berkembang dan merambah
ke segmen remaja, wanita, pria, otomotif, pengetahuan, teknologi dan umum,
yang semuanya tergabung dalam unit bisnis Kelompok Majalah.
-
1974
Pada tahun 1974 didirikan unit bisnis PT Gramedia Pustaka Utama (GPU)
sebagai penerbit buku umum. Buku pertama yang diterbitkan adalah novel
Karmila karya Marga T, yang sebelumnya merupakan cerita bersambung di
Harian KOMPAS. Produk penerbitan buku GPU mendapatkan respon yang
positif di masyarakat, maka usaha penerbitan buku merambah ke berbagai
segmen, seperti buku anak-anak, novel, buku resep makanan, buku nonfiksi
seperti buku seri manajemen, budaya, filsafat, sains, buku perguruan tinggi, dan
lain sebagainya.
-
1985
Untuk menjawab kebutuhan masyarakat yang terus semakin berkembang
berkait dengan beragamnya jenis buku, pada 15 Januari 1985 didirikan unit
usaha khusus untuk menerbitkan buku-buku elektronik, buku komputer, yang
kemudian juga merambah ke buku-buku komik, yaitu PT Elexmedia
Komputindo. Khusus untuk buku-buku ajar, khususnya untuk pendidikan dasar
dan menengah, pada 20 September 1990 didirikan penerbit PT Gramedia
Widiasarana Indonesia (Grasindo), dan kemudian pada 1 Juni 1996 juga
didirikan Kepustakaan Populer Gramedia (KPG), kemudian Penerbit Buku
Kompas, yang antara lain mendaur ulang tulisan-tulisan yang pernah dimuat di
harian KOMPAS.
-
1976
Pada tahun 1976, KOMPAS GRAMEDIA mendirikan unit bisnis PT
Gramedia Film. Saat itu, selain menggarap film-film dokumenter, Gramedia
Film juga membuat film cerita. Salah satu film cerita yang berprestasi adalah
Suci Sang Primadona yang mendapat Piala Citra, penghargaan tertinggi
perfilman Indonesia. Hanya saja Gramedia Film tidak berumur panjang, karena
kalah bersaing dengan produksi film lainnya yang lebih mengutamakan konten
hiburan.
-
1981
Perusahaan juga melakukan diversifikasi usaha di luar core business dengan
membangun unit bisnis perhotelan, yang dimulai dengan didirikannya PT
Grahawita Santika (PT GWS) pada tanggal 22 Agustus 1981. PT GWS pertama
kali membeli Hotel Soeti di Jl. Sumatera, Bandung, yang kemudian di renovasi
dan diganti menjadi Hotel Santika Bandung hingga saat ini. Usaha di bidang
perhotelan berkembang sangat pesat dan Hotel Santika telah hadir di berbagai
kota besar di Indonesia.
-
1984
KOMPAS GRAMEDIA kembali mengembangkan produk yang dimilikinya
dengan menerbitkan rubrik BOLA pada tanggal 3 Maret 1984 sebagai sisipan
harian KOMPAS setiap hari Jumat. Rubrik BOLA dicetak pertama kali sebanyak
412.000 eksemplar sesuai dengan oplah KOMPAS pada waktu itu, dan mendapat
respon yang sangat baik dari para pembaca dan pemasang iklan. Atas gagasan
Jakob Oetama, selaku Pemimpin Redaksi KOMPAS pada waktu itu, bahwa
setiap rubrik KOMPAS yang digemari pembaca dapat dikembangkan menjadi
terbitan tersendiri, maka 4 tahun kemudian tepatnya pada bulan April 1988,
BOLA dilepas oleh KOMPAS untuk berdiri sendiri menjadi Tabloid BOLA.
Keputusan tersebut diambil dengan mempertimbangkan pula kemampuan desk
olahraga di KOMPAS yang dipandang sebagai salah satu desk yang kuat karena
dukungan wartawannya, sehingga rubrik olahraga menjadi salah satu rubrik yang
digemari pembacanya. Dalam perkembangannya, BOLA menambah bauran
produk dalam bentuk buku dan majalah. Tidak hanya terpaku pada dunia
olahraga, BOLAmerambah juga ke bidang kesehatan, dengan diterbitkannya
Tabloid SENIOR, dan kemudian berubah menjadi Tabloid Gaya Hidup Sehat.
-
1987
Pada tahun 1987, KOMPAS GRAMEDIA mengambil-alih kepemilikan
perusahaan penerbitan harian Sriwijaya Post di Palembang. Pada masa itu ada
himbauan dari Menteri Penerangan RI agar koran-koran besar membantu korankoran daerah yang terhambat permasalahan SIUPP (Surat Izin Usaha Penerbitan
Pers).
Maka pada akhir 1987 didirikan unit usaha Kelompok Pers Daerah (Persda)
yang tugas awalnya adalah membantu koran-koran daerah yang membutuhkan
pertolongan. Pada tahun 1988, KOMPAS GRAMEDIA mengambil-alih
perusahaan penerbitan koran Swadesi yang namanya diubah menjadi Serambi
Indonesia di Banda Aceh. Tahun 1992, KOMPAS GRAMEDIA mengambil-alih
perusahaan penerbitan koran Pos Kupang, dan pada tahun 1994 mengambil-alih
perusahaan penerbitan koran Banjarmasin Post. Pada perkembangan selanjutnya,
Persda memperkuat bisnisnya dengan mendirikan sendiri koran daerah di hampir
seluruh propinsi dengan brand Tribun.
-
1988
Diversifikasi usaha kembali dilakukan oleh KOMPAS GRAMEDIA dengan
pendirian PT Graha Kerindo Utama (GKU) pada tahun 1988, sebagai perusahaan
converting tissue berkualitas dengan brand Tessa dan Multi. Seiring persaingan
yang semakin ketat, GKU menginginkan jaminan kesediaan pasokan bahan baku
kertas agar produksi bisa stabil, maka didirikanlah pabrik pembuatan kertas
tissue (paper mill).
Pada
tahun
yang
bersamaan
dengan
berdirinya
GKU,
KOMPAS
GRAMEDIA mengambil-alih surat kabar mingguan Surya, yang didirikan oleh
perusahaan penerbitan koran Pos Kota pada tahun 1986, dan kemudian diubah
menjadi Harian Pagi Surya.
-
1996
Dengan perkembangan perekonomian dan dunia bisnis di Indonesia, pada
tahun 1996 KOMPAS GRAMEDIA mendirikan PT. Grahanusa Mediatama yang
menerbitkan Tabloid KONTAN, yang terbit pertama kali pada tanggal 27
September 1996. Untuk menjawab kebutuhan pembaca, diterbitkan pula pada
Januari 2006 edisi khusus bulanan KONTAN dan pada tanggal 27 September
2007 diterbitkan harian bisnis dan investasi KONTAN.
-
1998
Perjalanan bisnis KOMPAS GRAMEDIA tiba pada perkembangan tren di
masyarakat yang menunjukkan fenomena meningkatnya penggunaan jaringan
internet untuk mendapatkan informasi, maka Harian KOMPAS membuat versi
online dari harian KOMPAS cetak yang disebut Kompas Online dengan alamat
http://www.kompas.com. Pada tahun 1998, Kompas Online berkembang menjadi
unit bisnis tersendiri dibawah naungan PT Kompas Cyber Media (KCM). Saat
ini Kompas Online diubah menjadi Kompas.com.
-
1999
Pada tahun 1999, dengan tujuan memberikan informasi yang lebih khas bagi
warga Jakarta dan sekitarnya (Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi), diterbitkanlah
Harian Warta Kota, tepatnya pada tanggal 3 Mei 1999. Diawali dari koran 12
halaman, Warta Kota terbit setiap hari Senin sampai Sabtu. Dengan
mempertimbangkan respon yang baik dari para pembaca, pada tahun 2001
diterbitkan pula Warta Kota edisi hari Minggu.
- 2000
Pengembangan bisnis KOMPAS GRAMEDIA kembali dilakukan pada
tahun 2000, dengan didirikannya PT Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh, tepatnya
pada tanggal 22 Maret 2000, yang pada waktu itu dikenal dengan sebutan TV7.
Pada perkembangannya TV7 resmi berubah nama menjadi Trans7 pada tanggal
15 Desember 2006 dengan masuknya PT Trans Corporation dalam kepemilikan
saham.
-
2005
Upaya diversifikasi kembali dilakukan pada tanggal 25 November 2005,
dengan mendirikan Universitas Multimedia Nusantara (UMN) yang dikelola oleh
Yayasan Media Informasi KOMPAS GRAMEDIA. UMN merupakan sebuah
lembaga perguruan tinggi dengan teknologi informasi dan komunikasi sebagai
dasar dalam setiap proses belajar mengajar. Pada awalnya, sebagai tempat belajar
mengajar, UMN menyewa gedung BNI46 Jl. Jend. Sudirman, Jakarta. Pada
tahun 2009 UMN membangun gedung sendiri dan diresmikan pada tanggal 2
Desember 2009, bertempat di Gading Serpong, Summarecon, Tangerang.
-
2009
Seiring dengan perkembangan teknologi dan situasi lingkungan bisnis di
media, bisnis media cetak diarahkan untuk melakukan transformasi menuju era
digital. Dengan demikian sosok media selanjutnya ditampilkan melalui multi
media, multi channel, dan multiplatform (MMM). Maka pada awal tahun 2009
media televisi mulai dijajagi kembali. KOMPAS GRAMEDIA Television
(KOMPAS GRAMEDIA TV) menjadi kendaraan perusahaan untuk menjalankan
bisnis di televisi yang dimulai dengan pembentukan proyek KOMPAS
GRAMEDIATV pada awal Oktober 2009. Proyek ini memulai kegiatannya
dengan
membentuk
KOMPAS
GRAMEDIA
PRODUCTION
(KG
PRODUCTION) yang diberi tugas untuk memproduksi program acara yang
memberikan value added kepada pemirsa, sehingga program-program yang akan
ditayangkan mengandung nilai-nilai kemanusiaan, nilai sosial dan pendidikan.
Proyek KOMPAS GRAMEDIATV sekaligus juga mempersiapkan terbentuknya
KOMPAS TV NETWORK, KOMPAS CHANNEL, KOMPAS VISION, dan
KOMPAS TV.
3.1.2 Visi Misi Kompas Gramedia
"Menjadi Perusahaan yang terbesar, terbaik, terpadu dan tersebar di Asia
Tenggara melalui usaha berbasis pengetahuan yang menciptakan masyarakat tedidik,
tercerahkan, menghargai kebhinekaan dan adil sejahtera."
3.1.3 Kompas Gramedia VALUES
Untuk mewujudkan Visi dan Misi Kompas Gramedia, dibutuhkan manusia KG
yang memahami dan menghayati nilai-nilai luhur sebagaimana telah diwariskan oleh
para pendiri, yakni 5C (Caring, Credible, Competent, Competitive, dan Customer
Delight).
3.1.4 BUSINESS UNIT
3.2 KOMPAS TV
3.2.1 Sejarah Kompas TV
Proyek
KOMPAS
GRAMEDIA
TV
(KGTV)
dilaksanakan
dengan
mendirikan PT GRAMEDIA MEDIA NUSANTARA dengan brand name
KOMPAS TV.
KOMPAS TV, sebuah perusahaan media yang menyajikan konten tayangan
televisi inspiratif dan menghibur untuk keluarga Indonesia. Sesuai dengan visi misi
yang diusung, KOMPAS TV mengemas program tayangan news, adventure &
knowledge, entertainment yang mengedepankan kualitas. Konten program tayangan
KOMPAS TV menekankan pada eksplorasi Indonesia baik kekayaan alam,
khasanah budaya, Indonesia kini, hingga talenta berprestasi.
Tidak hanya berhenti pada program tayangan televisi, tersedia pula produksi
film layar lebar dengan jalan cerita menarik dan didukung talenta seni berbakat
Indonesia. Beberapa film layar lebar yang diproduksi adalah Lima Elang dan
Garuda Di Dadaku (2 karya Rudi Soedjarwo), serta sebuah film animasi berjudul Si
Geboy.
Sebagai content provider, KOMPAS TV tayang perdana pada tanggal 9
September 2011 di sepuluh kota di Indonesia: Medan, Palembang, Jakarta,
Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Banjarmasin, dan Makassar.
Jumlah kota tersebut akan segera bertambah pada kuartal ketiga tahun 2011 dan
sepanjang tahun 2012.
Dengan kerjasama operasi dan manajemen, KOMPAS TV memasok
program tayangan hiburan dan berita pada stasiun televisi lokal di berbagai kota di
Indonesia yang telah terlibat dalam proses kerja sama. Stasiun televisi lokal akan
menayangkan 70% program tayangan produksi KOMPAS TV dan 30% program
tayangan lokal. Dengan demikian, stasiun televisi lokal memiliki kualitas yang
tidak kalah dengan stasiun televisi nasional, tentunya dengan keunggulan kearifan
lokal daerah masing-masing.
KOMPAS TV juga menyediakan kanal televisi berbayar pertama di
Indonesia yang memiliki kualitas High Definition (HD). Kualitas High Definition
menyajikan gambar dengan resolusi tinggi sehingga pemirsa dapat menikmati detail
gambar dengan kontur jelas dan warna yang lebih tajam. KOMPAS TV sebagai
pionir kualitas High Definition juga tengah mengarah pada sistem televisi digital
sesuai standar yang lazim digunakan secara internasional.
KOMPAS TV tentu memperhatikan kualitas program tayangan yang
ditampilkan. Tumbuh dalam indutri televisi komersial dengan persaingan yang
sangat ketat, KOMPAS TV berusaha untuk tetap berada pada koridor visi misi
sehingga dapat selalu menyajikan pogram tayangan inspiratif dan informatif dengan
kemasan menarik bagi keluarga Indonesia. Karena merupakan tanggung jawab
besar bagi sebuah stasiun televisi untuk turut membentuk moral bangsa.
Menjawab tantangan dunia media di Indonesia, sebagai bagian dari
KOMPAS GRAMEDIA Group yang memiliki motto Enlightening People,
KOMPAS TV didukung dengan komposisi karyawan berkualitas dan berdedikasi
tinggi senantiasa berusaha menyalurkan informasi yang akan menjadi Inspirasi
Indonesia.
3.2.2 Visi dan Misi Kompas TV
“To be the most creative organization in southeast asia to enlight people's live
with programmes and services that inform, education and entertaint and to engange our
audiences with an independent, distinctive and appealing mix of programming and
content, delivered via multiplatform service.“
3.2.3 Logo Kompas
Gambar 3.1
The Power Of Tagline
Menurut pada kilas balik pencitraan Inspirasi Indonesia sebelumnya, makna ini
adalah tetap menciptakan makna yang unik, berkarakter dan beredukasi. Sosok
inspirasional yang menyajikan penalaman yang berbeda, memandang dunia dari
perspective lain secara unik, namun pada akhirnya selalu mempengaruhi dan
berkontribusi terhadap sekitar untuk menjadi lebih baik.
Value dari Inspirasi Indonesia bagi Kompas TV tidak hanya menginformasikan WHAT
konten yang ciptakan. Inspirasi Indonesia juga menginformasikan HOW we create
Inspiring moment for Indonesia
The Premise
Inside, di dalam Kompas TV kami menciptakan BIG IDEAS melalui pendekatan
yang inovatif dan groundbreaking. Menjadikan kumpulan individual menjadi sosok
yang Inspirasional, selalu melangkah lebih maju, dan optima untuk memotivasi
Indonesia menjadi lebih baik.
Outside, BIG IDEAS bagi Kompas TV harus berkorelasi dengan target audiencenya. Audience yang percaya dengan Kompas TV. Audience yang mempunyai motovasi
dan visi yang sama dengan Kompas TV. Mereka adalah audience yang unik (without
being ordinary). Optimis, mencintai hal – hal yang baru untuk tujuan yang lebih baik.
Audience yang mencintai Indonesia.
The Design Philosopy
About our Logo
Logo Kompas TV diciptakan dengan semangat dari pencitraan brand parent
yaitu KOMPAS, sebuah image jurnalistik yang telah begitu kuat. Dasar visual adalah
jarum kompas yang disederhanakan menjad bentuk geometric segitiga.
Untuk menyesuaikan dengan semangan Inspirasi Indonesia maka riset logo
menentukan sebuah gagasan nan abadi tentang Indonesia, untuk menggambarkan
beraneka ragamnya Indonesia dalam bentuk dan warna berbeda dalam satu kesatuan
menginspirasi setiap orang untuk selalu percaya. Pada mimpi yang sama yaitu Bhineka
Tunggal Ika. Perbedaan yang tetap selalu terintegrasi secara harm ony menjadi satu
kesatuan. Terciptalah logogram dari inisial Kompas (huruf K) yang terdiri dari 9 warna
terpilih. Warna – warna yang mencitrakan Indonesia, mewakili beraneka raga dalam
filosofi, (secara fisikly dalam kehidupan nyata mungkin ada sejutaan warna disekitar
kita) Warna – warna tersebut diambil dari simple pixel, ratusan materi fotografi
Indonesia yang telah dikumpulkan. Mulai dari warna bunga anggrek, laut, sawah yang
menguning sampai tinal pigmen kulit orang Indonesia.
Terpilih 9 warna yang mewakili angka tunggal yang paling tinggi, dan istimewa
bagi masyarakat Indonesia. 9 kepingan segitiga yang saling terkai, saling bahu
membahhhu, menjadi perwujudan bentuk baaru dari satu kesatuan kepingan K. Integrasi
keaneka ragaman untuk citra yang lebih kokoh dan bersatu , sebuah inspirasi bersama
untuk kekuatan yang lebih baik.
About Our Look And Feel
Menjebatani konsep dan visi Kompas TV maka pencitraan arsitektual navigasi
on air haruslah mempunyai korelasi yang sesuai. Berkomitmen untuk berusaha
menghindari penggunaan menu, bumper, dan strapline seperti kebanyakan tv-tv lain,
demi mendapatkan sisi unik, simple, clean but strong.
Untuk mendapatkan ‘sense’ yang sesuai maka desain juga sangat memperhatikan
emphasire of dimension, color theory, dan sense of white space. Komposisi dirancang
dengan sedikit berbeda namun tetap menomor satukan kemudahan baca & kejelasan
informasi.
Menyederhanakan
informasi
menjadi
lebih
mudah
secara
visual.
Menyelarasakan menu on airdengan konsep warna – warni ”united in diversity” pada
logo sekalius menambah nilai sedikit berbeda dengan competitor. Berani mengambil
peluang pertama untuk memasukan unsur berbagai macam warna dalam menu on air
tatkala industries masih tepaku pada pemikiran – pemikiran lama mengenai konsep
branding, mengenai warna – warna tunggal yang pada akhirnya diperebutkan. Televisi
pertama di Indonesia yang literally & figuratively benar – benar warna – warni . Totally
huge different, hopefully cathing to mind of viewers.
3.2.4
Grup Unit Kompas TV
3.2.5 Kompas TV Human Esources, General Affairs & Legal
3.3 PROMO ON AIR
3.3.1 Pengertian Promo On Air
Promo on air adalah promosi yang ditayangkannya melalui media televisi, pada
promo on air Kompas TV mempunyai beberapa sifat dan ragam pada promo on air,
berikut sifat dan ragamnya :
Sifatnya :
- Reguler : Promo – promo dari program acara yang tayang reguler/setiap
minggu di televisi, sifatnya long term.
- Spesial
: Promo – promo dari program acara yang tayang khusus dalam
rangka hari besar, season spesial, dan lain-lain sifatnya sort term.
Ragamnya :
- Single : Promo satuan dari program acara, dan single ini dibagi lagi
menjadi generik dan episodik.
a) Generik : promo generik ini adalah promo yang sifatnya
memberitahukan program jam tayang secara general.
b) Episodik
:
promo
episodik
adalah
promo
yang
menggambarkan episode apa yang akan tayang dari
sebuah program program, dan memberitahukan jam dan
kapan
waktu
tayang
program
memberitahukan judul episodenya.
tersebut
serta
-
Omni : promo omni adalah promo gabungan dari beberapa
program acara. misalnya promo omni komedi, disini mereka akan
menayakan beberapa program komedi yang ada di KompasTV
dan akan memberitahukan kapan hari dan jam tayang program
tersebut.
-
Image : Promo yang bertujuan untuk memperkuat image dari
sebuah program acara atau event tertentu dan perayaan tertentu.
3.3.2 Promo On Air Stand Up Comedy Indonesia Season 2
Pada promo stand up comedy Indonesia season 2 ini merupakan promo spesial,
dan mempunyai beberapa strategi untuk mejalankan promo spesial tersebut, maka promo
tersebut dibagi menjadi :
a) Bridging
: Disini mereka menampilkan para peserta open mic tahun
lalu yang merupakan untuk mengingatkan kepada para penonton bahwa
tahun lalu KompasTV mempunyai program Stand up Comedy Indonesia.
b) Teaser
: Promo teaser disini adalah untuk memberitahukan
kepada para penonton agar bersiap – siap mengikuti audisi Stand up
Comedy Indonesia season 2.
c) Tune in
: Dimana promo tune in ini memakai peran manusia mic
(mic man) tujuannya agar lebih menarik para penonton untuk mengikuti
audisi Stand up Comedy Indonesia yang di adakan di KompasTV.
d) Image
: Promo image ini adalah promo yang memperkuat image
program tersebut, maka disini terdapat manusia mic (micman) yang
sedang berjalan – jalan dari tempat satu ketempat lainnya dan mengajak
orang lain bergoyang dan tertawa bersama micman tersebut.
e) Vignette
: promo profil atau promo vignette promo ini menjabarkan
profil dari para peserta Stand up Comedy Indonesia, disini mereka
melakukan beberapa sesi seperti sesi foto dan sesi profil mereka.
f) Episodik
: promo ini memberitahukan episode yang akan tayang
berikutnya,pada promo Stand up Comedy Indonesia setiap episodenya
akan ada close mic.
3.4
Metodologi Penelitian
Metode penelitian kualitatif sering disebut “metode penelitian naturalistik”
karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting); disebut pula
sebagai metode etnografi karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk
penelitian bidang antropologi budaya dan disebut juga “metode kualitatif” karena data
yang dikumpulkan dan dianalisis lebih bersifat kualitatif.
Di dalam metode penelitian, peneliti berfungsi sebagai instrument kunci, teknik
pengumpulan data secara triangulasi (teknik gabungan), analisis data bersifat induktif
dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna daripada generalisasi.
Menurut Poerwandari (1998) penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan
dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti transkripsi wawancara , catatan
lapangan, gambar, foto rekaman video dan lain-lain.
Data penelitain yang dikumpulkan penelitian kualitaitf berupa data deskriptif,
misalnya dokumen pribadi, catatan lapangan, tindakan responden, ddokumen dan lain –
lain. Seperti diterangkan Nasution (1992: 9-10), dalam penelitian ini diusahakan
mengumpulkan data deskriptif yang banyak dituangkan dalam bentik laporan dan uraian.
Metode deskriftif (1988: 63) metode deskritif adalah suatu metode yang
digunakan untuk meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu
sustem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Oleh Suharsimi
Arikunto (2003:310), ditegaskan bahwa penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk
menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya mengambarkan “apa adanya” tentang suatu
variable,gejala, atau keadaan.
Dalam penelitian kualitatif perlu menekankan pada pentingnya kedekatan dengan
orang-orang dan situasi penelitian, agar peneliti memperoleh pemahaman jelas tentang
realitas dan kondisi kehidupan nyata.( Patton dalam Poerwandari, 1998) Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang memiliki tingkat kritisme yang lebih dalam pada semua
proses penelitian. Kekuatan kritisme peneliti menjadi sennjata utama menjalankan
semua proses penelitian. Maka dengan itu peneliti menggunakan metode wawancara
mendalam, observasi, dan menggunakan dokumentasi. Setiap penelitian kualitatif kita
sendirilah yang menjadi instrument utama yang terjun kelapangan serta berusaha sendiri
mengumpulkan informasi melalu pengamatan atau wawancara.
3.5 Teknik Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang dipakai untuk mengumpulkan
informasi atau fakta – fakta di lapangan (Poham, 2007: 57). Teknik pengumpulan data
merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian karena tujuan utama
penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono, 2007: 62). Tanpa mengetahui dan
menguasai teknik pengumpulan data, kita tidak akan mendapatkan data yang memenuhi
standar yang ditetapkan.
3.5.1
Data Premier
Data premier adalah data yang diperorel dari sumberr data pertama atau tangan
pertama dilapangan. Sumber data ini bisa responden atau subyek riset, dari hasil
pengisian kuesioner, wawancara observasi. Dalam analisis ini data premiernya adalah isi
komunikasi yang diteliti. Data primer ini termasuk data mentah (row data) yang harus
diproses lagi sehingga menjadi informasi yang bermakna. Isi dari data sekunder itu
adalah seperti wawancara, observasi.
1. Wawancara
Wawancara adalah percakapan antara periset seseorang yang berharap
mendapatkan informasi dan informan seseorang yang diasumsikan mempunyai
informasi penting tentang suatu objek ( Berger, 2000: 111). Wawancara merupakan
metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari
sumbernya. Ada bebrapa jenis wawancara yang biasa ditemukan dalam riset :
-
Wawancara Pendahuluan
Pada wawancara ini tidak ada sistematika tertentu, tidak terkontrol,
informal, terjadi begitu saja, tidak teroganisasi dan tidak terarah. Pada dasarnya
wawancara ini bertujuan untuk membangun
konfidenssi periset pada informannya
(respondennya). Informan adalah seseorang atau anggota kelompok yang diriset yang
diharapkan mempunyai informasi penting.
-
Wawancara Terstuktur (Structured Interview)
Pada jenis wawacara ini, periset menggunakan pedoman wawancara (
interview guide/schedule), yang merupakan bentuk spesifik yang berisi instruksi yang
mengarahkan periset dalam melakukan wawancara. Wawancara jenis ini dikenal juga
dengan wawancara sistematis atau wawancara terstruktur.
-
Wawancara Semistruktur
Wawancara ini biasanya mempunyai daftar pertanyaan tertulis tapi
menmungkinkan untuk menanyakan pertanyaan – pertanyaan dengan bebas, yang terkait
dengan permasalahan. Wawancara ini dikenal pula dengan nama wawancara terarah atau
wawancara bebas terpimpin. Artinya, wawancara dilakukan secara bebas, tapi terarah
dengan tetap berada pada jalur pokok permasalahn yang akan ditanyakan dan telah
disiapkan terlebih dahulu.
-
Metode Wawancara Mendalam
Menurut pengertiannya wawancara adalah Tekhnik pengumpulan data
atau informasi dari “informan” atau “Responden” yang sudah ditetapkan di lakukan
dengan cara ”Tanya jawab sepihak tetapi sistematis” atas dasar tujuan
penelitian yang hendak di capai.Menurut beberapa ahli, wawancara juga di
didefinisikan sebagai berikut :Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data
dengan jalan mengadakan komunikasi dengan sumber data. Komunikasi tersebut
dilakukan dengan dialog ( Tanya jawab ) secara lisan, baik langsung maupun tidak
langsung ( I. Djumhur dan Muh.Surya,1985 ).
Maka yang dipakai penulis untuk metode ini yaitu metode wawancara mendalam
yang dimana merupakan proses memproleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan
cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang
yang diwawancarai, dengan demikian kekhasan wawancara mendalam adalah
keterlibatannya dalam kehidupan informan.
Adapun data – data yang dikumpulkan dengan teknik ini seperti :
•
Bagaimana strategi promo on air Stand up Comedy Indonesia season
2.
•
Apa yang membedakan Promo on air Stand up Comedy Indonesia
season 1 dengan season 2.
•
Seperti apa cara mengahadapi kendala – kendala yang ada pada
promo on air.
•
2. Observasi
Metode observasi melakukan pencatatan secara secara sistematik
kejadian – kejadian, perilaku, obyek – obyek yang dilihat dan hal – hal lain yang
diperlukan dalam dalam mendukung penelitian yang sedang dilakukan. Pada tahap awal
observasi dilakukan secara umum, peneliti mengumpulkan data atau informasi sebanyak
mungkin.
Metode observasi Partisipan adalah teknik pengumpulan data melalui
pengamatan terhadap objek pengamatan dengan lansung hidup bersama, merasakan
serta berada dalam aktivitas kehidupan objek pengamatan. Dengan demikian pengamat
betul – betul menyelami kehidupan objek pengamat, bahkan tidak jarang pengamat
kemudian mengambil bagian dalam kehidupan budaya mereka ( Bugin dalam Prastowo,
2010; 41-40)
Dengan menggunakan metode observasi yang langsung terjun ke
lapangan maka penulisi dengan mudah untuk meneliti apa saja yang digunakan promo
on air KompasTV untuk promo on air Stand up Comedy Indonesia season 2. Dengan
observasi tersebut penulis juga mengerti apa saja yang di lakukan promo on air kompas
tv untuk mempromosikan program – program yang ada di KompasTV.
3.5.2
Data sekunder
Selain data primer, terdapat pula data sekunder yang digunakan. Data sekunder
adalah data yang diperroleh dari sumber kedua atau sumber sekunder. Data ini dapat
diperoleh dari data primer seperti peneliti terlebih dahulu yang telah diolah lebih lanjut
menjadi bentuk – bentuk seperti table,grafik, diagram,gambar, dan sebagainya sehingga
menjadi informatif bagi pihak lain misalnya dokumentasi.
Data sekunder pada penelitian ini diperoleh dengan metode, studi literature.
Studi literature digunakan pada penelitian ini bersumber dari buku-buku panduan,
internet untuk mendapatkan data yang terkait dengan permasalahan pada penelitian ini.
Seperti hal-hal mengenai media, televisi, dokumenter, strategi dan sebagainya. Data
sekunder digunakan untuk memperoleh data dalam bentuk yang sudah jadi (tersedia)
melalui publikasi dan informasi yang dikeluarkan di berbagai organisasi atau
perusahaan.
3.6 Triangulasi
Triangulasi dapat dilakukan dengan menggunakan teknik yang berbeda (Nasution,
2003:115) yaitu wawancara, observasi dan dokumen. Triangulasi ini selain digunakan
untuk mengecek kebenaran data juga dilakukan untuk memperkaya data. Menurut
Nasution, selain itu triangulasi juga dapat berguna untuk menyelidiki validitas tafsiran
peneliti terhadap data, karena itu triangulasi bersifat reflektif.
Denzin (dalam Moloeng, 2004), membedakan empat macam triangulasi
diantaranya dengan memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori.
Pada penelitian ini, dari keempat macam triangulasi tersebut, peneliti hanya
menggunakan teknik pemeriksaan dengan memanfaatkan sumber.
Triangulasi dengan sumber artinya membandingkan dan mengecek balik derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam
penelitian kualitatif (patton,1987:331). Adapun untuk mencapai kepercayaan itu, maka
ditempuh langkah sebagai berikut :
1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang
dikatakan secara pribadi.
3. Membandingkan apa yang dikatakan orang – orang tentang situasi penelitian
dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu.
4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat
dan pandangan masyarakat dari berbagai kelas.
5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.
3.6.1
Jenis – Jenis Metode Triangulasi
Ada 4 macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan untuk mencapai keabsahan,
yaitu :
a. Triangulasi data
Menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil
wawancara, hasil observasi atau juga dengan hasil wawancara lebih dari satu
subyek yang dianggap memeiliki sudut pandang yang berbeda.
b. Triangulasi pengamat
Adanya pengamat di luar peneliti yang turut memeriksa hasil pengumpulan
data. Dalam penelitian ini, dosen pembimbing studi kasus bertindak sebagai
pengamat yang memberikan masukan terhadapt hasil pengumpulan data.
c. Triangulasi teori
Pengunaan berbagai teori yang berkelainan untuk memastikan bahwa data
yang dikumpulan mamasuki syarat.
d. Triangulasi metode
Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode
wawancara dan observasi. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan metode
wawancara yang ditunjang dengan metode observasi pada saat wawancara
dilakukan.
3.6.2
Validitas dan Realibilitas Penelitian Kualitatif
Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek
penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Macam-macam validitas
yaitu :
1. Validitas internal berkenaan dengan akurasi desain penelitian dengan hasil yang
dicapai.
2. Validitas eksternal berkenaan dengan derajad akurasi apakah hasil penelitian
dapat digeneralisasikan atau diterapkan pada populasi di mana sampel tersebut
diambil.
Reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan.
Data dinyatakan reliabel bila peneliti sama dalam waktu yang berbeda menghasilkan
data yang sama. Untuk mendapatkan data yang valid, reliabel, dan obyektif dalam
penelitian kuantitatif dilakukan dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel,
dilakukan pada sampel yang mendekati jumlah populasi dan pengumpulan serta analisis
data dilakukan dengan cara yang benar. Sedangkan data atau temuan dalam penelitian
kualitatif dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti
dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Uji kebsahan data
dalam penelitian kualitatif meliputi uji, validitas internal, validitas eksternal,
reliabilitas, obyektivitas.
Uji kredibilitas data dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan
ketekunan dalam penelitian, triangulasi (triangulasi sumber, triangulasi teknik, dan
teknik triangulasi waktu), diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan
member check. Pengujian transferability berkenaan dengan pertanyaan hingga mana
hasil penelitian dapat diterapkan atau digunakan dalam situasi lain. Pengujian
dependability disebut relibialitas yaitu mengulangi/mereplikasi proses penelitian
tersebut. Pengujian konfirmability atau uji obyektivitas penelitian yaitu obyektif bila
hasil penelitian telah disepakati banyak orang.
3.7 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam
pola, kategori, dan satuan dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan
hipotesis kerja (yang dalam penelitian kualitatif meupakan asumsi-asumsi) seperti yang
disarankan oleh data (Lexy J Moleong, 2006: 280). Analisis data dilakukan sepanjang
proses penelitian, mulai sejak awal atau pada saat pengumpulan data dilakukan dan
dikerjakan secara intensif sesudah meninggalkan lapangan penelitian.
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari
berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang sudah dilukiskan dalam lapangan,
dokumen pribadi, dokumen resmi, foto atau gambar, dan sebagainya. Setelah dibaca,
dipelajari, dan ditelaah, langkah selanjutnya ialah reduksi data yang dilakukan dengan
jalan abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses dan
pernyataan-pernyataan yang penting. Langkah berikutnya adalah menyusunnya ke dalam
satuan-satuan. Satu-satuan itu kemudian dikategorisasikan pada langkah berikutnya.
Kategori-kategori ini dibuat sambil melakukan coding. Ada beberapa model analisis
kualitatif seperti yang dikembangkan Straus dan Corbin yang dibagi atas tiga langkah
yaitu :
1) Open coding ialah berupaya selengkap dan sebanyak mungkin menemukan
variasi data yang ada.
2) Axial coding ialah data yang diperoleh dari proses open coding diorganisasi
kembali berdasarkan kategori untuk dikembangkan ke arah proposisi, dan pada
tahap ini berlaku hubungan antar kategori.
3) Selective coding yaitu menggolongkan kategori menjadi kriteria inti dan
pendukung, dan mengaitkan anatara kategori inti dan pendukungnya.
Tahap terakhir ialah mengadakan pemeriksaan keabsahan data. Setelah tahap ini
selesai, mulailah tahap penafsiran data dalam mengolah hasil sementara menjadi teori
substantif dengan menggunakan beberapa metode tertentu ( Lexy J Moleong,
2006:247).
3.8 Kelemahan dan Keterbatasan Penelitian
Dalam menyusun penelitian ini tentu ada kelemahan dan keterbatasannya.
Adapun kelemahan dan keterbasannya antara lain sebagai berikut :
1. Adanya kesulitan dalam analisa, karena data yang ada cukup banyak sehingga
peneliti
kadang
bersifat
subyektif
dalam
menginterpretasikan
dan
mengintegrasikan materia yang ada.
2. Pengambilan data melalui wawancara mendalam dapat memungkinkan informan
berkata tidak sejujurnya atau memberikan jawaban yang asal-asalan bahkan
palsu, berlebihan atau menyimpang dari apa yang ditanyakan.
3. Dalam wawancara peneliti terkadang susah membuat janji dengan informan
karena waktu informan yang sedikit sibuk.
Download