1 EFEKTIVITAS CILEGON CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CCSR) DALAM PENGELOLAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PERUSAHAANPERUSAHAAN DI KOTA CILEGON TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Melaksanakan Penelitian pada Konsentrasi Manajemen Publik Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : Nely Wahyu Sulasi Ningsih NIM 6661102383 ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA 2015 PERNYATAAN ORISINALITAS Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nely Wahyu Sulasi Ningsih NIM : 6661102383 Tempat Tanggal Lahir : Serang, 26 April 1992 Program Studi : Ilmu Administrasi Negara Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “EFEKTIVITAS CILEGON CORPORATE PENGELOLAAN SOCIAL RESPONSIBILITY CORPORATE SOCIAL (CCSR) DALAM RESPONSIBILITY (CSR) PERUSAHAAN-PERUSAHAAN DI KOTA CILEGON TAHUN 2014” ini merupakan hasil karya saya sendiri dan seluruh sumber yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Apabila dikemudian hari skripsi ini terbukti mengandung unsur plagiat, maka gelar kesarjanaan saya bisa dicabut. Serang, Mei 2015 Nely Wahyu Sulasi Ningsih i ii iii “TIDAK ADA USAHA YANG SIA-SIA SELAMA KITA MAU BERUSAHA” Skripsi ini kupersembahkan untuk kedua orang tuaku dan orang-orang yang menyayangiku… iv KATA PENGANTAR Assalammu’alaikum Wr. Wb. Puji syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT, shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, dan para sahabatnya. Syukur Allhamdulillah dengan izin Allah SWT pembuatan skripsi ini dapat di selesaikan dengan judul ”EFEKTIVITAS CILEGON CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY CORPORATE SOCIAL (CCSR) DALAM RESPONSIBILITY (CSR) PENGELOLAAN PERUSAHAAN- PERUSAHAAN DI KOTA CILEGON TAHUN 2014”. Skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan banyak pihak yang selalu mendukung peneliti secara moril dan materil. Maka dengan ketulusan hati, peneliti ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada pihak-pihak sebagai berikut: 1. Prof. DR.H. Sholeh Hidayat, M.Pd selaku Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 2. DR. Agus Sjafari, S.Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 3. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos, M.Si selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa . 4. Mia Dwiana W, M.I.Kom selaku Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 5. Gandung Ismanto, S.Sos, MM selaku Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan selaku v 6. Dosen Pembimbing I yang telah membantu dan membimbing peneliti dalam penyusunan skripsi. Terima kasih Bapak atas arahan dan pembelajaran selama penyusunan skripsi ini. 7. Rahmawati, S.Sos, M.Si selaku Ketua Prodi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 8. Yenni Widyastuti, S.Sos, M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang telah membantu dan membimbing peneliti dalam penyusunan skripsi. Terima kasih Ibu atas arahan dan pembelajaran selama penyusunan skripsi ini. 9. Anis Fuad, S.Sos selaku Pembimbing Akademik peneliti. Terima kasih Bapak atas Ilmu dan arahannya selama perkuliahan. 10. Semua Dosen dan Staff Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang membekali penulis dengan ilmu pengetahuan selama perkuliahan. 11. Untuk kedua orang tuaku tercinta H. Tb. Mastur, S.Pd dan Hj. Sri Aniati, S.Pd yang telah memberikan motivasi baik moril maupun materil. Terima kasih selalu memberikan semangat dan tak kenal lelah berdoa demi keberhasilan anaknya. 12. Terima kasih untuk sahabat AKAMSI yang selalu memberikan semangat dari awal hingga akhir dalam pembuatan skripsi ini. 13. Sahabat-sahabat dan teman-teman seperjuangan kelas F dan G angkatan 2010 Jurusan Administrasi Negara. 14. Semua pihak yang telah membantu peneliti untuk pembuatan skripsi ini. vi Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karenanya, peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran membangun. Dalam kesempatan ini penulis hendak mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila ada kesalahpahaman yang kurang berkenan selama penelitian. Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan kepada yang membaca. Demikian yang disampaikan, peneliti mengucapkan banyak terimkasih Alhamdulillahirrabbil’alamiin. Wassalammu’alaikum Wr. Wb Serang, Mei 2015 Nely Wahyu Sulasi Ningsih vii ABSTRAK Nely Wahyu Sulasi Ningsih. NIM 6661102383. 2015. Skripsi. Efektivitas Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) Dalam Pengelolaan Corporate Social Responsibility (CSR) Perusahaan-Perusahaan Di Kota Cilegon Tahun 2014. Pembimbing I Gandung Ismanto, S.Sos, MM ; Pembimbing II Yeni Widyastuti, S.Sos, M.Si. Kata Kunci : Efektivitas, CCSR dan Pengelolaan Efektivitas Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) Dalam Pengelolaan Corporate Social Responsibility (CSR) Perusahaan-Perusahaan Di Kota Cilegon Tahun 2014. Program Corporate Social Responsibility merupakan bentuk tanggung jawab suatu perusahaan. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Dimensi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dimensi efektivitas organisasi dari Etzioni. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti yaitu wawancara, kuesioner, observasi langsung serta dokumentasi. Responden dalam penelitian ini yaitu perusahaan–perusahaan yang ada di Kota Cilegon, yang sudah bergabung maupun yang belum bergabung dengan Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) dengan jumlah responden sebanyak 94 orang. Hasil dari penelitian ini adalah Efektivitas Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) Dalam Pengelolaan Corporate Social Responsibility (CSR) Perusahaan-Perusahaan Di Kota Cilegon Tahun 2014 mencapai 73,44%. Karena nilai t hitung lebih besar dari t tabel atau jatuh pada daerah penerimaan Ha (5,16 1,984), maka Hipotesis Nol (Ho) ditolak dan Hipotesis Alternatif (Ha) diterima. Artinya efektivitas program tersebut berjalan dengan baik. Saran peneliti adalah sosialisasi ke perusahaan lebih ditingkatkan lagi. viii ABSTRACT Nely Wahyu Sulasi Ningsih. NIM 6661102383. 2015. Thesis. Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) Effectiveness On Corporate Social Responsibility (CSR) Management of the Companies In Cilegon at 2014. 1st Advisor Gandung Ismanto, S.Sos, MM ; 2nd Advisor Yeni Widyastuti, S.Sos, M.Si. Keywords : Effectiveness, CCSR and Management Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) Effectiveness On Corporate Social Responsibility (CSR) Management of the Companies In Cilegon at 2014. Corporate Social Responsibility is a form of responsibility of a company. The research method used in this research is quantitative method. Dimensions used in this study are the dimensions of organizational effectiveness Etzioni. Data collection techniques used by researchers are interviews, questionnaires, direct observation and documentation. Respondents in this research firms in the city of Cilegon, who has joined or not joined Cilegon Institute of Corporate Social Responsibility (CCSR) by the number of respondents as many as 94 people. Results from this study is the effectiveness of Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) In the Management of Corporate Social Responsibility (CSR) Enterprises In Kota Cilegon 2014 reached 73,44%. Because the value of t is greater than t table or fall in the reception area Ha (5,16 1,984), then the null hypothesis (Ho) is rejected and the alternative hypothesis (Ha) is accepted. This means that the effectiveness of the program is going well. Recommendation of this research are socialization into the company further enhanced. ix DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................ i LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN MOTTO DAN HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR ................................................................................... ii ABSTRAK ..................................................................................................... iii DAFTAR ISI .................................................................................................. iv DAFTAR TABEL ......................................................................................... v DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vi DAFTAR DIAGRAM .................................................................................... vii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. viii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................... 1 1.2 Identifikasi Masalah .......................................................................... 16 1.3 Batasan Masalah ................................................................................ 16 1.4 Rumusan Masalah .............................................................................. 17 1.5 Tujuan Penelitian ............................................................................... 17 1.6 Manfaat Penelitian ............................................................................. 17 1.7 Sistematika Penulisan ........................................................................ 18 x BAB II DESKRIPSI TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Deskripsi Teori .................................................................................. 21 2.1.1 Pengertian Efektivitas ............................................................ 21 2.1.2 Efektivitas Organisasi ............................................................ 22 2.1.3 Beberapa Pendekatan Dalam Pengukuran Efektivitas Organisasi .............................................................................. 23 2.1.4 Konsep dan Pola Studi Efektivitas Kelompok ...................... 29 2.1.5 Pengertian Pengelolaan .......................................................... 31 2.1.6 Teori Organisasi Publik ......................................................... 31 2.1.7 Komunikasi Organisasi .......................................................... 35 2.1.8 Teori Pemberdayaan Masyarakat (Community Empowerment) ....................................................................... 36 2.1.9 Pembangunan ......................................................................... 38 2.1.10 Mayarakat ............................................................................ 38 2.1.11 Pembangunan Masyarakat ................................................... 39 2.1.12 Prinsip Penyelenggaraan Pembangunan Masyarakat .......... 39 2.1.13 Definisi Corporate Social Responsibility (CSR) ................. 40 2.1.14 Tujuan Corporate Social Responsibility .............................. 43 2.2 Penelitian Terdahulu .......................................................................... 44 2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian ......................................................... 47 2.4 Hipotesis Penelitian ........................................................................... 50 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penellitian ............................................................................. 52 xi 3.2 Instrumen Penelitian .......................................................................... 52 3.2.1 Jenis dan Sumber Data .......................................................... 55 3.2.2 Teknik Pengumpulan Data .................................................... 56 3.3 Populasi dan Sampel .......................................................................... 57 3.4 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ............................................... 58 3.4.1 Uji Validitas ........................................................................... 59 3.4.2 Uji Reliabilitas ....................................................................... 60 3.4.3 Uji T-test ................................................................................ 61 3.5 Lokasi dan Jadwal Penelitian ............................................................ 62 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Obyek Penelitian ............................................................... 64 4.1.1 Gambaran Umum Tentang Profil Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) ............................................... 64 4.1.2 Maksud Pendirian Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) .................................................................................. 65 4.1.3 Tujuan Pendirian Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) .................................................................................. 65 4.1.4 Visi dan Misi Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) .................................................................................. 66 4.1.5 Struktur Organisasi Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) ........................................................... 66 4.1.6 Model Kerja Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) .................................................................................. 69 xii 4.2 Deskripsi Data ................................................................................... 72 4.2.1 Identitas Responden ............................................................... 72 4.2.2 Analisis Data .......................................................................... 76 4.3 Pengujian Persyaratan Statistik ......................................................... 104 4.3.1 Hasil Uji Validitas ................................................................. 104 4.3.2 Hasil Uji Reliabilitas ............................................................. 106 4.4 Pengujian Hipotesis ........................................................................... 107 4.5 Interpretasi Hasil Penelitian ............................................................... 110 4.6 Pembahasan ....................................................................................... 111 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 121 5.2 Saran .......................................................................................................... 122 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN xiii DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Daftar Nama Kecamatan dan Kelurahan di Kota Cilegon ...... 10 Tabel 1.2 Perusahaan Yang Ikut Bergabung Dalam Program CCSR Tahun 2011-2013 .................................................................... 12 Tabel 1.3 Perusahaan Yang Memberikan Bantuan Pada Tahun 2014 .... 14 Tabel 2.1 Kriteria Dalam Pengukuran Efektivitas Organisasi ................ 27 Tabel 2.2 Konstituency Organisasi .......................................................... 28 Tabel 2.3 Tipologi Organisasi Publik ..................................................... 34 Tabel 3.1 Skoring Item Instrumen ........................................................... 53 Tabel 3.2 Kisi-Kisi Pertanyaan ................................................................ 54 Tabel 3.3 Jadwal Penelitian ..................................................................... 63 Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Validitas Instrumen .................................... 105 Tabel 4.2 Reliability Statistics ................................................................. 107 Tabel 4.3 Skor Rata-Rata dari Tiap-Tiap Dimensi .................................. 114 xiv DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Pendekatan Dalam Pengukuran Efektivitas ......................... 23 Gambar 2.2 Kerangka Berpikir Peneliti .................................................. 49 Gambar 4.1 Struktur Organisasi CCSR ................................................... 66 Gambar 4.2 Model Kerja CCSR .............................................................. 69 Gambar 4.3 Model I ................................................................................. 69 Gambar 4.4 Model II ............................................................................... 70 Gambar 4.5 Model III .............................................................................. 71 Gambar 4.6 Model Kategori Instrumen ................................................... 111 xv DAFTAR DIAGRAM Diagram 4.1 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............... 73 Diagram 4.2 Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Usia ................. 74 Diagram 4.3 Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ...... 75 Diagram 4.4 Tanggapan Responden Mengenai Keberadaan Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) ............ 77 Diagram 4.5 Tanggapan Responden Mengenai Sosialisasi Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) ............ 79 Diagram 4.6 Tanggapan Responden Mengenai Ketertarikan Perusahaan Bergabung Dengan Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) ............................................. 80 Diagram 4.7 Tanggapan Responden Mengenai Kewajiban Perusahaan Ikut Bergabung Dengan Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) ............................................. 82 Diagram 4.8 Tanggapan Responden Mengenai Perusahaannya Sudah Bergabung Atau Belum Dengan Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) ........................... 83 Diagram 4.9 Tanggapan Responden Mengenai Tugas dari Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) ............ 84 Diagram 4.10 Tanggapan Responden Mengenai Bantuan Yang Diberikan ......................................................................... 86 xvi Diagram 4.11 Tanggapan Responden Mengenai Keuntungan Bergabung Dengan Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) ..................................................... 87 Diagram 4.12 Tanggapan Responden Mengenai Kesesuaian Keuntungan Yang Diharapkan Perusahaan .......................................... 88 Diagram 4.13 Tanggapan Responden Mengenai Sumbangan Yang Diberikan Dari Perusahaan .............................................. 89 Diagram 4.14 Tanggapan Responden Mengenai Kepuasan Kinerja Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) ............................................................................ 91 Diagram 4.15 Tanggapan Responden Mengenai Pengawasan Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) Pada Program Yang Dilaksanakan ........................................... 92 Diagram 4.16 Tanggapan Responden Mengenai Keterlibatan Perusahaan Dalam Pelaksanaan Program Kerja ................................. 93 Diagram 4.17 Tanggapan Responden Mengenai Kesesuaian Produk/Jasa Yang Diberikan Perusahaan ............................................ 94 Diagram 4.18 Tanggapan Responden Mengenai Kepercayaan Perusahaan Terhadap Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) .......................................... 96 Diagram 4.19 Tanggapan Responden Mengenai Tingkat Kepercayaan Perusahaan ....................................................................... 97 xvii Diagram 4.20 Tanggapan Responden Mengenai Kesesuaian Pelayanan Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) Dengan Kepercayaan Yang Diberikan Perusahaan ......... 98 Diagram 4.21 Tanggapan Responden Mengenai Anggaran Biaya Yang Diberikan Oleh Perusahaan ............................................. 99 Diagram 4.22 Tanggapan Responden Mengenai Anggaran Biaya Perusahaan Yang Memadai ............................................. 101 Diagram 4.23 Tanggapan Responden Mengenai Kepatuhan Perusahaan Terhadap Peraturan Walikota No 3 Tahun 2011 ............. 102 Diagram 4.24 Tanggapan Responden Mengenai Upaya Mematuhi Peraturan Pemerintah ....................................................... 103 xviii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia usaha di Indonesia saat ini mengalami peningkatan pertumbuhan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Peningkatan pertumbuhan ekonomi menandakan semakin baiknya iklim usaha di Indonesia, yang berdampak pada meningkatnya keuntungan bisnis. Selain juga bertambahnya investasi pada berbagai jenis usaha, baik yang dijalankan oleh perusahaan multinasional, nasional, maupun lokal. Keberadaan dan keterlibatan dunia usaha dalam perekonomian nasional diharapkan tidak hanya mencari keuntungan demi kelangsungan bisnis, tetapi dapat pula memainkan peranannya dalam menciptakan hubungan kerjasama yang serasi dengan pemerintah. Sebagai upaya mendukung proses pembangunan, perusahaan dapat berpartisipasi melalui penciptaan lapangan kerja, mematuhi aturan perpajakan, mendukung dan berkontribusi dalam mensukseskan program dan kebijakan pemerintah, serta melaksanakan tanggung jawab sosial pada wilayah operasinya. Jika dunia usaha dapat menjalankan perannya dalam melakukan tanggung jawab sosial pada wilayah operasinya, diharapkan persoalanpersoalan sosial kemasyarakatan yang menjadi tanggung jawab utama pemerintah secara berangsur-angsur dapat dikurangi, dan pada saat tertentu masyarakat dapat terlepas dari keterbelakangan ekonomi, pendidikan, 1 2 kesehatan, dan kemiskinan sebagai manfaat dari pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan. Di Indonesia istilah CSR semakin populer digunakan sejak tahun 1990-an. Beberapa perusahaan sebenarnya telah lama melakukan CSA (Corporate Social Activity) atau aktivitas sosial perusahaan. Walaupun tidak menamainya sebagai CSR, secara faktual aksinya mendekati konsep CSR yang merepresentasikan bentuk peran serta dan kepedulian perusahaan terhadap aspek sosial dan lingkungan. Melalui konsep investasi sosial perusahaan, sejak tahun 2003 Departemen Sosial tercatat sebagai lembaga pemerintah yang aktif dalam mengembangkan konsep CSR dan melakukan advokasi kepada berbagai perusahaan nasional. Pada awal perkembangannya, bentuk CSR yang paling umum adalah pemberian bantuan terhadap organisasi-organisasi lokal dan masyarakat miskin di sekitar perusahaan. Pendekatan CSR yang berdasarkan motivasi karitatif dan kemanusiaan ini pada umumnya dilakukan secara ad-hoc, partial, dan tidak lembaga. CSR tataran ini hanya sekedar do good dan to look good, berbuat baik agar terlihat baik. Perusahaan yang melakukannya termasuk dalam katagori “perusahaan impresif”, yang lebih mementingkan promosi dibanding pemberdayaan untuk masyarakat. Perusahaan-perusahaan seperti PT. Unilever, Freeport, Rio Tinto, Inco, Riau Pulp, Kaltim Prima Coal, Pertamina serta perusahaan BUMN lainnya telah cukup lama terlibat dalam menjalankan CSR. 3 Banyak perusahaan yang kurang menyukai pendekatan karitatif semacam itu, karena tidak mampu meningkatkan keberdayaan atau kapasitas masyarakat lokal. Pendekatan community development kemudian semakin banyak diterapkan karena lebih mendekati konsep empowerment dan sustainable development. Prinsip-prinsip good corporate governance, seperti fairness, transparency, acountability, dan responsibility kemudian menjadi pijakan untuk mengukur keberhasilan program CSR. Kegiatan CSR yang dilakukan saat ini juga sudah mulai beragam, disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat setempat berdasarkan need assessment. Mulai dari pembangunan fasilitas pendidikan dan kesehatan, pemberian pinjaman modal bagi UKM, social forestry, penakaran kupu-kupu, pemberian beasiswa, penyuluhan HIV/AIDS, penguatan kearifan lokal, pengembangan skema perlindungan sosial berbasis masyarakat dan yang lainnya. CSR pada tataran ini tidak sekedar do good dan to look good, melainkan pula to make good, menciptakan kebaikan atau meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan di Banten dapat ditingkatkan dengan melibatkan dunia usaha baik BUMN, BUMD, dunia swasta melalui program Corporate Social Responsibility (CSR). Karena semua sektor dalam pembangunan dapat didanai melalui program Corporate Social Responsibility. Karena peruntukkan CSR untuk kemanusiaan, lingkungan, pendidikan, kesehatan, ekonomi dan lingkungan. 4 Filosopi dari pengembangan CSR dalam konteks pembangunan daerah adalah untuk mensinergikan program CSR dengan program pembangunan daerah. Program CSR diarahkan untuk menjadi salah satu program akselelator pembangunan, khususnya untuk menangani masalah pembangunan di hal-hal mendasar yakni terkait dengan kemanusiaan, lingkungan, pendidikan, kesehatan, ekonomi dan lingkungan. Pensinergian program CSR dengan Program Pembangunan Daerah, dampaknya akan sangat besar, mengingat besaran investasi sosialnya yang akan semakin besar dan semakin efektif apabila bisa disinergiskan program kerja CSR-nya. Dampak nyata adalah akan dapat dipercepat penyelesaian persoalan-persoalan mendasar di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi dan lingkungan. Lebih jauh adalah berimplikasi terhadap terjadinya peningkatan angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Pada prakteknya aktivitas CSR dunia usaha itu sudah dilakukan oleh sebagian perusahaan, dengan berbagai pola dan mekanisme yang bervariasi dalam pelaksanaannya, termasuk mengkoordinasikan dengan pihak Pemerintah Kabupaten/Kota. Namun sejauh ini, belum ada Pemerintah Kabupaten/Kota yang secara terstruktur mencoba untuk mensinkronkan program pembangunan dengan program CSR dunia usaha. Bagi perusahaan, CSR adalah strategi bisnis untuk mengembangkan usaha, yang dipraktikan dengan membuat program untuk meningkatkan 5 kualitas kehidupan para pemangku kepentingan. Sehingga banyak perusahaan yang mengalokasikan dana begitu besar untuk dialokasikan program CSR. Corporate Social Responsibily merupakan program yang dilakukan setiap perusahaan yang berbentuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Swasta Nasional, dan Swasta Asing. Payung hukum BUMN dalam menjalankan program CSR adalah Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL). Sedangkan swasta nasional dan swasta asing menyebutnya dengan program Corporate Social Responsibility. Undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara, Pasal 2 menyebutkan salah satu maksud dan tujuan pendirian BUMN adalah turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi dan masyarakat. Wujud dari pelaksanaan Pasal 2 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 tersebut adalah dilaksanakannya PKBL oleh seluruh BUMN. Dari perspektif bisnis, PKBL merupakan wujud kepedulian sosial terhadap masyarakat dan lingkungan sekitarnya atau lebih dikenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR). PKBL merupakan Program Pembinaan Usaha Kecil dan pemberdayaan kondisi lingkungan oleh BUMN melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. Jumlah penyisihan laba untuk pendanaan program maksimal sebesar 2% (dua persen) dari laba bersih untuk Program Kemitraan dan maksimal 2% (dua persen) dari laba bersih untuk Program Bina Lingkungan. 6 Program Kemitraan adalah program pemberdayaan usaha mikro dan/atau usaha kecil yang dilakukan BUMN dalam bentuk pemberian pinjaman dalam rangka perkuatan modal usaha yang disertai dengan kegiatan pendampingan. Kegiatan pendampingan diberikan dalam bentuk bantuan manajerial, bantuan produksi dan bantuan pemasaran. Program Bina Lingkungan merupakan bantuan Bina Lingkungan disalurkan dalam bentuk bantuan bagi korban bencana alam, bantuan pendidikan/pelatihan, bantuan kesehatan, bantuan perbaikan prasarana/sarana umum, bantuan sarana ibadah, bantuan pelestarian alam dan BUMN Peduli. Kelompok masyarakat atau pihak yang terkait dampak operasional perusahaan dikenal dengan istilah stakeholders. Menurut Freeman (1984) definisi stakeholders merupakan individu atau kelompok yang bisa mempengaruhi dan/atau dipengaruhi oleh organisasi sebagai dampak dari aktivitas-aktivitasnya. Tanggung jawab perusahaan tidak hanya terhadap pemiliknya atau pemegang saham saja, tetapi juga terhadap stakeholders yang terkait dan/atau terkena dampak operasional perusahaan (Utama, 2010). Keberadaan perusahaan selain untuk memaksimumkan kekayaan pemilik perusahaan/pemegang saham, namun juga untuk melayani kepentingan stakeholders perusahaan, seperti karyawan, pemasok, pemerintah, dan masyarakat. Kemitraan antara pemerintah daerah dan perusahaan, seiring dengan semangat otonomi daerah bahwa otonomi daerah berperan dalam 7 mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat. Peran serta masyarakat dalam hal ini tidak semata masyarakat dalam arti umum melainkan juga dunia usaha. Agar terwujudnya CSR yang terintegrasi, diperlukan komitmen dalam bentuk kemitraan antar stakeholders, khususnya antara pemerintah dan perusahaan. Sebagaimana diungkapkan Tenyson dalam Utama (2010), kemitraan merupakan kesepakatan antar sektor dimana individu, kelompok atau organisasi sepakat bekerjasama untuk memenuhi sebuah kewajiban atau melaksanakan kegiatan tertentu, bersama-sama menanggung resiko maupun keuntungan dan secara berkala meninjau kembali hubungan kerjasama. Dalam proses kemitraan, terdapat prinsip dasar yang harus dilaksanakan, yaitu: kesetaraan atau keseimbangan (equity), transparansi, dan saling menguntungkan. Tanggung jawab sosial perusahaan atau lebih dikenal Corporate Social Responsibility (CSR), telah mengalami perubahan pola yang diadaptasikan sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan zaman. Mulai dari inovasi program dan rekayasa produk CSR, hingga pemanfaatan peluang CSR oleh pemerintah daerah untuk bersinergi membangun daerah. Maka tidak heran, jika saat ini sedang trend pemerintah daerah membuat produk hukum baik itu Peraturan Walikota (Perwal) maupun Peraturan Daerah (Perda) CSR. 8 Kota Cilegon selama ini dikenal sebagai salah satu kawasan industri di Provinsi Banten dengan industri yang bergerak di berbagai sektor. Contohnya PT. Krakatau Steel, PT. Krakatau Posco, PT. Indonesia Power, PT. Chandra Asri, dan sebagainya. Ini merupakan peluang peningkatan perekonomian Kota Cilegon dimana keberadaan industri-industri tersebut juga dapat memberikan kontribusi bagi pelaksanaan program Corporate Social Responsibility (CSR) di wilayah yang bila dioptimalkan dapat meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat, disamping pemerataan pembangunan infrastruktur dan sarana. Upaya mewujudkan masyarakat Cilegon sejahtera, tidak mampu dipenuhi secara tunggal oleh Pemerintah Kota Cilegon, oleh karena itu Pemerintah Kota berupaya melibatkan pihak perusahaan dengan mensinergikan program yang beririsan, sehingga diharapkan akselerasi peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat segera tercapai. Di Kota Cilegon Provinsi Banten, terdapat Lembaga pengelola CSR dengan nama Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR). Kelembagaan CCSR dibentuk berdasarkan Keputusan Peraturan Walikota Cilegon No 3 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Cilegon Corporate Social Responsbility (CCSR). Atas dasar Keputusan Peraturan Walikota dibuatlah Peraturan Daerah Kota Cilegon No 10 Tahun 2012 Tentang Pengelolan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. CCSR merupakan lembaga independen non pemerintah yang mensinkronisasikan dan mengintegrasikan program dan kegiatan CSR perusahaan dengan Rencana 9 Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Cilegon. Maksud pendirian CCSR adalah sebagai mitra pemerintah dan dunia usaha dalam rangka implementasi CSR dari perusahaan-perusahaan yang terdapat di Kota Cilegon. Di Provinsi Banten ini Kota Cilegon adalah Kota yang pertama kali melaksanakan program CSR. Tetapi sekarang ini Kabupaten Serang, Provinsi Banten dan Kota Tangerang Selatan pun sudah ada program CSR. Terdapat beberapa perusahaan yang telah mensinergikan program CSR, diantaranya PT. Buana Centra Swakarsa (BCS), PT. Krakatau Steel (KS), PT. Chandra Asri, PT. BNI 46, PT. Amoco Mitsui Indonesia, PT. Pelabuhan Cigading Mandiri (PCM), PT. Bayer Indonesia, PT. Oil Tanking Merak, PT. Indonesia Power, dan PT. Bank Jabar Banten (BJB). Implementasi Perwal diterapkan dalam bentuk kepengurusan, Perwal memberikan program kerja, RUPD (Rapat Umum Pemegang Dana) dan lainlain. Program yang sudah dilaksanakan tersebut seperti jamanisasi, rumah tidak layak huni, bank sampah, kacamata dan lain sebagainya. Di dalam implementasi Perwal tidak ada permasalahan, hanya saja CSR yang dilaksanakan belum menggunakan Perda karena Perda No 10 Tahun 2012 masih direvisi sampai sekarang. Kota Cilegon memiliki 8 Kecamatan dengan 43 Kelurahan. 8 Kecamatan tersebut adalah Cibeber, Cilegon, Citangkil, Ciwandan, Grogol, Jombang, Pulo Merak dan Purwakarta. Kecamatan Cibeber memiliki 6 10 Kelurahan, Kecamatan Cilegon memiliki 5 Kelurahan, Kecamatan Citangkil memiliki 7 Kelurahan, Kecamatan Ciwandan memiliki 6 Kelurahan, Kecamatan Grogol memiliki 4 Kelurahan, Kecamatan Jombang memiliki 5 Kelurahan, Kecamatan Pulo Merak memiliki 4 Kelurahan, dan Kecamatan Purwakarta memiliki 6 Kelurahan. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut : Tabel 1.1 Daftar Nama Kecamatan dan Kelurahan di Kota Cilegon KECAMATAN Cibeber Cilegon Citangkil Ciwandan Grogol KELURAHAN Kedaleman Cibeber Kalitimbang Karang Asem Bulakan Cikerai Ciwaduk Ketileng Bagendung Ciwedus Bendungan Citangkil Taman Baru Kebon Sari Lebak Denok Deringo Warnasari Samang Raya Banjar Negara Kubang Sari Tegal Ratu Gunung Sugih Randakari Kepuh Grogol Kota Sari Gerem Rawa Arum 11 Jombang Pulo Merak Purwakarta Jombang Wetan Panggung Rawi Sukmajaya Masigit Gedong Dalem Suralaya Mekarsari Taman Sari Lebak Gede Ramanuju Kebon Dalem Kota Bumi Pabean Tegal Bunder Purwakarta Sumber: (Lembaga CCSR, 2014) Berdasarkan Kecamatan di Kota Cilegon, seluruh Kecamatan membutuhkan bantuan CSR dan seluruh Kecamatan telah mendapatkan bantuan walaupun belum semuanya merata. Tetapi yang lebih di prioritaskan adalah Kecamatan yang mempunyai perusahaan yang telah memberikan bantuan. Menurut Tabel 1.2 perusahaan-perusahaan yang ikut bergabung dalam program CCSR di Kota Cilegon dan bantuan yang diberikan pada tahun 20112013. Berikut selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1.2 : 12 Tabel 1.2 Perusahaan Yang Ikut Bergabung Dalam Program CCSR Dan Bantuan Yang Diberikan Pada Tahun 2011-2013 PROGRAM TAHUN KEGIATAN TARGET PROGRESS 2011 1. Buku Paket SMP/SMA/SMK 129.450 Buku 129.450 buku Negeri SPONSOR Bank BJB PT.Krakatau Steel PT.Chandra Asri Forum BUMD 2. Pemberdayaan Ekonomi 8M 1,5 M Berbasis Kecamatan Pemkot Cilegon PT.Krakatau Steel 3. Jamban Keluarga 200 RTS 198 RTS PT.Krakatau Steel PT.Chandra Asri Bank BJB 4. Listrik Masuk Desa 258 RTS - PT. Indonesia Power 5. Pemugaran Rumah Tidak 50 RTS 44 RTS Bank BJB 72.237 Buku 72.237 Buku Bank BJB Layak Huni /Semenisasi 2012 1. Buku Paket SD Negeri PT.Krakatau Steel PT.Chandra Asri Forum BUMD 2. Jamban Keluarga 400 RTS 330 RTS PT.Krakatau Steel PT.Chandra Asri Bank BJB 3. Listrik Masuk Desa 4. Pemugaran Rumah Tidak 200 RTS 100 RTS PT.Indonesia Power 50 RTS 35 RTS Bank BJB 200 Siswa 117 Siswa Layak Huni /Semenisasi 5. Bantuan Kacamata Untuk Siswa SD 6. Pengembangan TTG Melalui PT.Indonesia Power PT.Chandra Asri 8 Kecamatan 8 Kecamatan PT. Indonesia Power 13 Posyantek PT. Mitsubishi PT. ASDP Merak PT. Chandra Asri 2013 1. Jamban Keluarga 350 RTS 95 RTS PT.Krakatau Steel PT.Chandra Asri PT. Indonesia Power PT. Wijaya Karya 2. Listrik Masuk Desa 3. Pemugaran Rumah Tidak 1.200 RTS 300 RTS PT.Indonesia Power 450 RTS 10 RTS PT.Krakatau Steel Layak Huni /Semenisasi 4. Bank Sampah 5. Bantuan Kacamata Untuk PT.Askes 8 Kecamatan 3 Kecamatan 150 Orang 120 Orang Siswa SD 6. Jamkesda (Cuci Darah) PT.Chandra Asri PT.Indonesia Power PT.Chandra Asri 13 orang 13 orang Bank BJB (Sumber: Lembaga CCSR, 2014) Menurut Tabel 1.3 perusahaan yang memberikan bantuan pada tahun 2011-2013 adalah sebagai berikut : pada tahun 2014 perusahaan yang memberikan bantuan melalui Lembaga CCSR adalah PT. Krakatau Steel, PT. Indonesia Power, PT. Chandra Asri dan Bank BJB. Berikut selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1.3 : 14 Tabel 1.3 Perusahaan Yang Memberikan Bantuan Pada Tahun 2014 PROGRAM NO TARGET PROGRESS 300 RTS 209 RTS 300 RTS 300 RTS 300 RTS 20 RTS 8 6 PT.Chandra Asri Kecamatan Kecamatan Bantuan Kacamata Untuk PT.Chandra Asri 200 Orang 75 Orang Siswa SD PT.Indonesia Power 6 Jamkesda (cuci darah) PT. Krakatau Steel 13 Orang 13 Orang 7 Taman kota Bank BJB 4 Lokasi 1 Lokasi 1 KEGIATAN Jamban keluarga SPONSOR PT.Krakatau Steel PT.Chandra Asri Bank BJB PT.Indonesia Power 2 Listrik masuk desa PT. Indonesia Power 3 Pemugaran Rumah Tidak PT.Krakatau Steel Layak Huni /Semenisasi PT. Chandra Asri Bank BJB 4 5 Bank sampah PT. Krakatau Steel (Sumber: Lembaga CCSR, 2014) Dalam pengelolaan Corporate Social Responsibility (CSR) di Kota Cilegon terdapat 3 model yaitu : (1) Model 1, dalam model ini CSR dapat dilakukan masing-masing korporat. Korporat melakukan kegiatan CSR yang langsung ditujukan kepada masyarakat, dan peran CCSR melakukan dokumentasi dan publikasi kegiatan yang telah dilakukan korporasi tersebut ; (2) Model 2, dalam model ini kegiatan CSR perusahaan dilakukan melalui CCSR, untuk kemudian disalurkan ke masyarakat ; (3) Model 3, dalam model 15 ini CCSR menawarkan beberapa proposal kegiatan CSR kepada korporasi. Secara lengkap dalam model ini, pada awalnya masyarakat mengajukan proposal kepada CCSR, lalu CCSR akan memilih proposal yang paling layak atau paling baik untuk dilaksanakan. Setelah ditentukan proposal mana saja yang layak didanai, maka CCSR akan membawa proposal tersebut ke korporasi untuk didanai. Berdasarkan observasi awal yang peneliti temukan di lapangan, peneliti mendapatkan rumusan masalah yaitu ketidakstabilan jumlah perusahaan yang mengikuti program CCSR setiap tahunnya, anggota pelaksana tidak bertambah setiap tahunnya dan pengelolaan program CCSR tidak transparan. Dilihat dari data tahun sebelumnya yaitu pada tahun 20112013 perusahaan yang mengikuti program CCSR sangat tidak stabil, pada tahun 2011 perusahaan yang bergabung hanya 4 perusahaan yaitu Bank BJB, PT. Krakatau Steel, PT. Chandra Asri dan PT. Indonesia Power. Pada tahun 2012 perusahaan yang bergabung ada 6 yaitu Bank BJB, PT. Krakatau Steel, PT. Chandra Asri, PT. Indonesia Power, PT. Mitsubishi dan PT. ASDP Merak. Sedangkan pada tahun 2013 perusahaan yang bergabung hanya 4 yaitu PT. Krakatau Steel, PT. Chandra Asri, PT. Wijaya Karya dan PT. Askes. Dilihat dari perusahaan yang tidak stabil pada setiap tahunnya tersebut, itu dikarenakan anggota pelaksana tidak bertambah setiap tahunnya maka dari itu Lembaga CCSR kurang mensosialisasikan ke perusahaan-perusahaan di Kota Cilegon. Pengelolaan program CCSR tidak transparan, dikarenakan peneliti tidak diberikan data anggaran yang digunakan. 16 Dari latar belakang yang telah peneliti kemukakan diatas, maka peneliti mengambil judul “EFEKTIVITAS CILEGON CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CCSR) DALAM PENGELOLAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PERUSAHAANPERUSAHAAN DI KOTA CILEGON TAHUN 2014”. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan penjelasan latar belakang masalah diatas, untuk memudahkan dan mengarahkan pembahasan maka peneliti mengidentifikasikan masalah sebagai berikut : 1. Ketidakstabilan jumlah perusahaan yang mengikuti program CCSR setiap tahunnya. 2. Anggota pelaksana tidak bertambah setiap tahunnya. 3. Pengelolaan program CSR tidak transparan. 1.3 Batasan Masalah Dari temuan masalah dilapangan peneliti membatasi permasalahan yang ada, masalah penelitian ini dibatasi pada efektivitas Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) dalam pengelolaan Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan-perusahaan di Kota Cilegon tahun 2014. 17 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi serta batasan masalah diatas, maka rumusan masalah dari penelitian ini yaitu “Seberapa besar tingkat efektivitas pengelolaan Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaanperusahaan di Kota Cilegon tahun 2014?” 1.5 Tujuan Penelitian Dari identifikasi masalah tersebut tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) dalam pengelolaan Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaanperusahaan di Kota Cilegon tahun 2014. 1.6 Manfaat Penelitian Dalam penelitian ini terdapat dua manfaat, yaitu manfaat Teoritis dan manfaat Praktis. 1.6.1 Manfaat Teoritis 1. Memperbanyak khasanah ilmu pengetahuan dalam dunia akademis. 2. Mempertajam dan mengembangkan teori-teori yang ada dalam dunia akademis khususnya mengenai teori organisasi, manajemen, pemberdayaan masyarakat serta mengembangkan ilmu yang di dapat selama perkuliahan khususnya perilaku organisasi yang di dalamnya terdapat strategi suatu organisasi, pembangunan masyarakat dan studi kesejahteraan sosial. 18 1.6.2 Manfaat Praktis 1. Untuk mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat serta kelestarian fungsi lingkungan hidup di wilayah Kota Cilegon. 2. Dapat terlaksana dengan baik bila terjalin hubungan sinergis antara pemerintah daerah dengan para pelaku dunia usaha dan masyarakat. 3. Bahwa para pelaku dunia usaha memperoleh kemudahan dan perlindungan dalam berusaha serta diberi kesempatan yang lebih luas berperan serta dalam pemberdayaan sosial ekonomi masyarakat dan pelestarian lingkungan dalam segala aspeknya. 1.7 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang gambaran penelitian yang dilakukan, sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Pada Bab I terdiri dari latar belakang yang menerangkan ruang lingkup dan kedudukan masalah yang akan diteliti dalam bentuk deduktif, dari lingkup yang paling umum sehingga ke permasalahan yang paling khusus atau spesifik. Kemudian selanjutnya identifikasi masalah dalam hal ini identifikasi masalah mendeteksi aspek permasalahan yang muncul dan berkaitan dari tema/topik/judul penelitian. Pembatasan masalah dan perumusan dari hasil identifikasi tersebut ditetapkan masalah yang paling urgen yang berkaitan dengan judul penelitian. Maksud dan tujuan penelitian, dalam hal ini 19 mengungkapkan tentang sasaran yang ingin dicapai dengan dilaksanakan penelitian. Kemudian terdapat juga kegunaan penelitian yang menjelaskan manfaat teoritis dan praktis dari penelitian yang akan diteliti, dan yang terakhir yaitu sistematika penulisan yang menjelaskan dari bab ke bab yang ada dalam penelitian. BAB II DESKRIPSI TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Pada BAB II yaitu tinjauan pustaka, kerangka pemikiran dan asumsi dasar penelitian. Penelitian terdiri dari deskripsi teori yang relevan dengan permasalahan dalam penelitian sehingga dapat digunakan untuk merumuskan asumsi dasar, kerangka berfikir yang menggambarkan alur pikiran peneliti sebagai kelanjutan dari teori. Sedangkan asumsi dasar yaitu jawaban sementara terhadap permasalahan yang diteliti dan akan diuji kebenarannya. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada Bab III terdiri dari metode penelitian yang menjelaskan tentang penggunaan metode yang digunakan. Instrumen penelitian menjelaskan tentang proses penyusunan dan jenis alat pengumpulan data. Teknik analisa data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam katagori, menjabarkan kedalam unitunit. Tempat dan waktu penelitian menjelaskan tentang tempat dan waktu penelitian. 20 BAB IV HASIL PENELITIAN Hasil penelitian mencakup deskripsi objek penelitian yang meliputi lokasi penelitian secara jelas, sturuktur organisasi dari objek yang diteliti, serta hal lain yang berhubungan dengan objek penelitian. Selain itu juga mencakup deskripsi data yang menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah dengan menggunakan teknik analisa data relevan. Kemudian dalam bab ini juga terdapat interprestasi hasil penelitian dan pembahasan lebih lanjut terhadap hasil analisa data. BAB V PENUTUP Bab ini terbagi ke dalam dua bagian yaitu, bagian kesimpulan dan saran. Dalam bab ini akan dikemukakan kesimpulan dari analisis dan pembahasan yang dipaparkan sebelumnya, sedangkan pada bagian saran akan dikemukakan saran dari peneliti yang akan memberikan solusi. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN - LAMPIRAN BAB II DESKRIPSI TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Deskripsi Teori Deskripsi teori digunakan untuk memperkuat uraian sebelumnya. Pada bab ini, peneliti menggunakan beberapa teori untuk mendukung masalah dalam penelitian. Penggunaan teori merupakan cara yang tepat untuk mengelola sumber daya waktu yang singkat untuk menyelesaikan pekerjaan serta alat yang tepat untuk memperingan pekerjaan. Teori berfungsi untuk menjelaskan dan menjadi panduan dalam penelitian. Maka dari itu, pada bab ini peneliti akan menjelaskan beberapa teori yang berkaitan dengan Efektivitas Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) Dalam Pengelolaan Corporate Social Responsibility (CSR) Perusahaan-Perusahaan Di Kota Cilegon Tahun 2014. 2.1.1 Pengertian Efektivitas Efektivitas adalah suatu keadaan yang terjadi sebagai akibat yang dikehendaki jika seseorang melakukan sesuatu perbuatan dengan maksud tertentu dan memang dikehendakinya, maka orang itu dikatakan efektif bila menimbulkan akibat atau mempunyai maksud sebagaimana yang dikehendakinya. Selanjutnya efektivitas harus dinilai ataus tujuan yang biasa dilaksanakan dan bukan atas konsep tujuan yang maksimum. Jadi efektivitas 21 22 menurut ukuran seberapa jauh organisasi berhasil mencapai tujuan yang layak dicapai. Selain itu efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan dengan memanfaatkan sarana dan prasarana yang tepat untuk mencapai tujuan. Sehingga efektivitas pada dasarnya mengacu pada sebuah keberhasilan atau pencapaian tujuan. Efektivitas merupakan salah satu dimensi dari produktivitas yaitu mengarah kepada mencapaian unjuk kerja yang maksimal, yaitu pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu. Dalam konsep efektivitas, unsur yang penting adalah pencapaian tujuan yang sesuai dengan apa yang telah disepakati secara maksimal, tujuan merupakan harapan yang dicita-citakan atau suatu kondisi tertentu yang ingin dicapai oleh serangkaian proses. 2.1.2 Efektivitas Organisasi Setiap organisasi akan berusaha menjadikan organisasinya berjalan lancar sehingga sasaran yang telah ditentukan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Menurut Etzioni, efektivias organisasi adalah tingkat keberhasilan organisasi dalam usaha untuk mencapai tujuan dan sasarannya. (Lubis dan Huseini, 1987). Etzioni berpendapat bahwa sasaran (goal) organisasi adalah suatu keadaan atau kondisi yang ingin dicapai oleh suatu organisasi. 23 2.1.3 Beberapa pendekatan dalam pengukuran efektivitas organisasi : Gambar 2.1 Pendekatan Dalam Pengukuran Efektivitas LINGKUNGAN INPUT Organisasi Kegiatan dan Proses Internal OUTPUT Produk/Jas a SUMBER Pendekatan Pendekatan Pendekatan Sumber Proses Sasaran (Sumber: Lubis dan Husaini : 1987) 1. Pendekatan Sumber (System Resource Approach) a. Pendekatan sumber mengukur efektivitas melalui keberhasilan organisasi dalam mendapatkan berbagai macam sumber yang dibutuhkannya. b. Jadi pendekatan ini didasarkan pada teori mengenai ketebukaan sistem organisasi terhadap lingkungannya. 24 c. Efektivitas organisasi menurut pendekatan ini adalah tingkat keberhasilan organisasi dalam memanfaatkan lingkungannya untuk memperoleh berbagai jenis sumber yang bersifat langka maupun yang nilainya tinggi. d. Secara luas, pendekatan sumber mempergunakan beberapa dimensi berikut untuk mengukur efektivitas organisasi: a) Kemampuan organisasi memperoleh berbagai jenis sumber yang bersifat langka dan tinggi nilainya. b) Kemapuan para pengambil keputusan dalam organisasi untuk mengintepretasikan sifat-sifat lingkungan secara cepat. c) Kemampuan organisasi menghasilkan output tertentu dengan menggunakan sumber-sumber yang berhasil diperoleh. d) Kemampuan organisasi dalam memelihara kegiatan operasionalnya sehari-hari. e) Kemampuan organisasi untuk berinteraksi dan menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan. (Cunningham, 1978) 2. Pendekatan Proses (Internal Process Approach) a. Pendekatan ini tidak memperhatikan lingkungan organisasi, tetapi memusatkan perhatian kegiatan yang dilakukan terhadap sumbersumber yang dimiliki oleh organisasi yang menggambarkan kondisi kesah atau organisasi. b. Organisasi dikatakan efektif bila proses internal berjalan lancar karyawan bekerja dengan kegembiraan serta kepuasan yang tinggi, 25 kegiatan masing-masing bagian terkordinasi secara baik dengan produktivitas yang tinggi. c. Berbagai kemampuan yang dapat menunjukan efektivitas organisasi ditunjukkan kepada daftar berikut ini : 1) Perhatian atasan terhadap karyawan 2) Semangat, bekerjasama dan loyalitas kelompok kerja. 3) Saling percaya dan komunikasi antara karyawan dengan pimpinan. 4) Desentralisasi dalam pengambilan keputusan. 5) Adanya komunikasi pertikal dan horizontal yang lancar dalam organiasai. 6) Adanya usaha dari setiap individu maupun keseluruhan organisasi untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan. 7) Adanya sistem imbalan yang merangsang pimpinan untuk mengusahakan terciptanya kelompok-kelompok kerja yang efektif serta performansi dan pengembangan karyawan. 8) Organisasi dan bagian-bagian bekerjasama secara baik, dalam konflik yang terjadi selalu diselesaikan dengan acuan kepentingan organisasi. (Cunningham, 1978). 3. Pendekatan Sasaran (Goal Approach) Pendekatan sasaran dalam pengukuran efektivitas dimulai dengan identifikasi sasaran organisasi dan mengukur tingkat keberhasilan organisasi dalam mencapai sasaran tersebut. Dengan 26 demikian pendekatan ini mencoba mengukur sejauh mana organisasi berhasil merealisasikan sasaran yang hendak dicapainya. Permasalahan yang dihadapi dalam pengukuran efektivitas organisasi dengan pendekatan sasaran ini : 1) Adanya macam output : a) Macam-macam output ini menyebabkan sulit dilakukan pengukuran. b) Lebih sulit lagi bila ada sasaran organisasi yang saling bertentangan dengan sasaran lainnya. 2) Adanya subjektivitas dalam penilaian : a) Sulitnya mengidentifikasikan sasaran organisasi yang sebenarnya sehingga penentuan sasaran menjadi subjektif. b) Disamping itu, adakalanya sasaran organisasi yang secara resmi tertulis berbeda dengan sasaran sebenarnya dalam pengelolaan organisasi. c) Sulitnya mengukur keberhasilan organisasi dalam mencapai sasarannya. 3) Pengaruh kontekstual : a) Lingkungan dan keseluruhan elemen-elemen kontektual berpengaruh terhadap performansi organisasi. b) Pengaruh kontekstual ini dapat memberikan dapat memberi kesempatan berprestasi bagi organisasi, tetapi bsia juga sebaliknya. 27 c) Karena itu, perbedaan karakteristik faktor kontekstual ini perlu diperhatikan apabila kita bermaksud mengukur efektivitas beberapa organisasi yang terdapat pada lingkungan yang berbeda (seperti perbedaan mutu tenaga kerja kemudahan mendapatkan sumber-sumber yang diperlukan, peraturan pemerintah, dan sebagainya). Ada 14 indikator yang paling sering digunakan oleh para peneliti dalam melakukan pengukuran efektivitas organisasi yang dinyatakan dengan frekuensi penggunaannya. Adapun frekuensi penggunaan kriteria dalam pengukuran efektivitas organisasi dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut : Tabel 2.1 Kriteria Dalam Pengukuran Efektivitas Organisasi Kriteria Frekuensi Pengguanaan (kali) 1. Adaptabilitas dan fleksibiltas organisasi 2. Produktivitas 3. Kepuasan karyawan 4. Tingkat keuntungan 5. Keberhasilan memperoleh sumber. 6. Keberhasilan dari rasa tertekan pada anggota organisasi. 7. Kontrol terhadap lingkungan 8. Pengembangan organisasi 9. Efektivitas organisasi 10. Kemampuan organisasi untuk mempertahankan anggotanya. 10 6 5 3 3 2 2 2 2 2 28 11. 12. 13. 14. Pertumbuhan organisasi Integrasi dalam organisasi Keterbukaan komunikasi Kemampuan mempertahankan hidupnya organisasi. 2 2 2 2 (Sumber : Steers, 1975) 4. Pendekatan Integratif dalam Pengukuran Efektivitas Organisasi Salah satunya adalah pendekatan konstituency merupakan pendekatan dalam pengukuran efektivitas yang mencoba memandang keseluruhan kegiatan yang dilakukan pada suatu organisasi (Connolly et al., 1980). Pendekatan ini memusatkan perhatian pada konstituency organisasi yaitu berbagai kelompok di dalam atau di luar organisasi yang mempunyai kepentingan terhadap performansi organisasi dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut : Tabel 2.2 Konstituency Organisasi Konstituency 1. Pemilik Perusahaan 2. Karyawan 3. Konsumen atau pelanggan 4. Pemberi pinjaman 5. Lingkungan/komunitas 6. Leveransir 7. Pemerintah (Sumber : Connolly et al, 1980) Kriteria Efektivitas Tingkat keuntungan Kepuasan kinerja, besarnya imbalan dan sistem pengawasan. Mutu produk/jasa Kredibilitas perusahaan Sumbangan atau partisipasi perusahaan terhadap kegiatan komunitas. Kelancaran pembayaran Kepatuhan perusahaan terhadap peraturan pemerintah. 29 2.1.4 Konsep dan Pola Studi Efektivitas Kelompok Kajian tentang faktor penentu efektivitas kelompok mengacu kepada dua kepentingan. Pertama, kepentingan teoritis. Kedua, kepentingan praktis. Kepentingan teoritis dimaksudkan untuk memperoleh tilikan yang mendalam tentang fungsi kelompok, baik bagi anggota maupun bagi masyarakat. Kepentingan praktis dimaksudkan untuk memperoleh masukan tentang produktivitas, efisiensi, dan kebaikan-kebaikan lain dari anggota kelompok. Kajian teoritis-praktis dimaksudkan untuk memperoleh tilikan yang komprehensif dan mendalam tentang fungsi kelompok bagi produktivitas, efisiensi, dan kebaikan-kebaikan lain dari anggota kelompok. Namun demikian fungsi kelompok bagi produktivitas, efisiensi dan efektivitas rumit adanya. Kerumitan itu disebabkan karena kelompok itu sendiri rumit dan anggotanya bervariasi. Ukuran produktivitas, efisiensi dan efektivitas kelompok itu sendiri berbeda masing-masing kelompok, apalagi menurut anggotanya. Studi tentang efektivitas kelompok bertolak dari telaah terhadap variabel-variabel (konsep yang mempunyai variasi nilai) yang mempengaruhi efektivitas kelompok. Variabel dimaksud meliputi variabel bebas, variabel terikat dan variabel perantara. (Sudarman Danim, 2004) 1. Variabel Bebas Variabel bebas (independent variable) adalah variabel pengelola. Variabel pengelola adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat. 30 Variabel bebas (pengelola) bersifat given pada kelompok. Variabelvariabel bebas dapat berbentuk : a) Struktur, yaitu ukuran atau besarnya kelompok dan komposisi individu di dalam kelompok itu. b) Tugas, yaitu tugas dan tingkat kesulitan atau bobot tugas dan lain-lain. c) Lingkungan, yaitu keadaan fisik kelompok, tempat kerja dan lain-lain. d) Pemenuhan kebutuhan, yaitu kebutuhan fisik kelompok, kebutuhan di tempat kerja dan lain-lain. 2. Variabel Terikat Variabel terikat (dependent variable) atau variabel yang dikelola adalah variabel yang dipengaruhi atau dapat diikat oleh variabel lain, terutama variabel bebas. Kita dapat melakukan pengukuran tentang efektivitas kelompok sebagai variabel terikat. 3. Variabel Perantara Variabel perantara (interdependent variable) adalah variabel yang dapat ditentukan oleh suatu proses individu atau kelompok yang turut menentukan efek variabel bebas. Gaya kepemimpinan, motivasi anggota kelompok dan persahabatan antar anggota adalah variabel perantara yang khas. Variabel perantara diatas dan variabel perantara lainnya sebagai refleksi pengaruh variabel bebas. 31 2.1.5 Pegertian Pengelolaan Pengertian pengelolaan diartikan sebagai suatu rangkaian pekerjaan atau usaha yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk melakukan serangkaian kerja dalam mencapai tujuan tertentu. Definisi pengelolaan oleh para ahli terdapat perbedaan-perbedaan hal ini disebabkan karena para ahli meninjau pengertian dari sudut yang berbeda-beda. Ada yang meninjau pengelolaan dari segi fungsi, benda, kelembagaan dan yang meninjau pengelolaan sebagai suatu kesatuan. Namun jika dipelajari dari prinsipnya definisi-definisi tersebut mengandung pengertian dan tujuan yang sama. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengelolaan adalah (1) proses, cara, perbuatan mengelola; (2) proses melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakkan tenaga orang lain; (3) proses yang membantu merumuskan kebijaksanaan dan tujuan organisasi; (4) proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan. Jadi pengelolaan dapat diartikan sebagai suatu proses perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian keputusan tentang pemanfaatan sumber daya alam yang terkandung di dalamnya secara berkelanjutan. 2.1.6 Teori Organisasi Publik Secara harifah organisasi berasal dari bahasa Yunani “organom” yang berarti alat atau instrumen. Arti kata ini menyiratkan bahwa organisasi adalah 32 alat bantu manusia. Jadi, ketika seseorang mendirikan sebuah organisasi, tujuan akhirnya bukan organisasi itu sendiri melainkan agar ia dan semua orang yang terlibat di dalamnya dapat mencapai tujuan lain lebih mudah dan lebih efektif. Stephen Robbin (2007:5) mendefinisikan organisasi sebagai berikut : “Organisasi adalah unit sosial yang sengaja didirikan untuk jangka waktu yang relatif lama, beranggotakan dua orang atau lebih yang bekerja bersama-sama dan terkoordinasi, mempunyai pola kerja tertentu yang terstruktur, dan didirikan untuk mencapai tujuan bersama atau satu tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.” Terdapat keidentikan pendefinisan para pakar tentang organisasi, berikut merupakan pendefinisian tersebut : Menurut James D Mooney ”Organization is the form of every human association for the attainment of common purpose”. Maksudnya, organisasi adalah sebagai bentuk perserikatan orang-orang untuk mencapai suatu tujuan utama. Sedangkan menurut John D Millet “Organization is the structural framework within wich the work of many individuals is carried and for realization of common purpose.” Maksudnya, organisasi adalah sebagai kerangka struktur dimana pekerjaan dari beberapa orang diselenggarakan untuk mewujudkan suatu tujuan bersama. Herbert A Simon dalam Ilmu Administrasi Publik (1997:51) mengatakan bahwa “Organization is the complex pattern of communication and other relation in a groups of human being.” Maksudnya, organisasi sebagai pola komunikasi yang lengkap dengan hubungan-hubungan orang lain di dalam suatu kelompok orang-orang. Menurut Mahsun (2006:7) mengemukakan bahwa : 33 “Publik sering dipahami sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan kepentingan umum dan penyediaan barang atau jasa kepada publik (masyarakat) yang dibayar melalui pajak atau pendapatan negara lain yang diatur dalam hukum.” Publik juga dikonsepkan sebagai sebuah ruang yang berisi aktivitas manusia yang dipandang perlu untuk diatur atau diintervensi oleh pemerintah atau aturan sosial atau setidaknya oleh tindakan bersama. Organisasi yang terbesar adalah organisasi yang mewadahi seluruh lapisan masyarakat dengan ruang lingkup negara yang disebut dengan organisasi publik. Pengertian organisasi publik bermula dari konsep barang publik (public goods), yaitu adanya produk-produk tertentu berupa barang dan jasa yang tidak dapat dipenuhi dengan mekanisme pasar yang dilakukan individu-individu. Konsep ini menunjukkan adanya produk-produk yang bersifat kolektif dan harus diupayakan secara kolektif pula. Ada beberapa bidang yang bersifat kolektif dimana organisasi publik memainkan peranannya, antara lain penegakan hukum, pelayanan kesehatan, pendidikan, keamanan nasional, jasa transportasi, dan sebagainya. Menurut Stewart (2009) mengemukakan 13 karakteristik organisasi publik, diantaranya: 1. 2. 3. 4. 5. Target atau sasaran yang tidak terdefinisi secara jelas. Harapan-harapan yang beragam dan acapkali bersifat artifical dan politis. Tuntutan dari berbagai pihak yang berbeda. Tuntutan dari badan-badan yang mengucurkan anggaran. Panerima jasa, yaitu masyarakat, tidak memberikan kontribusi secara langsung melainkan melalui mekanisme pajak. 6. Sumber anggaran yang berbeda-beda. 7. Anggaran yang diterima mendahului pelayanan yang diberikan. 8. Ada pengaruh dari perubahan politik. 9. Tuntutan dan arahan yang harus dipatuhi dari pusat. 10. Batasan-batasan yang ditetapkan oleh undang-undang. 34 11. Larangan atau pembatasan untuk melakukan usaha-usaha yang menghasilkan laba. 12. Larangan atau pembatasan untuk menggunakan anggaran diluar tujuan yang secara formal telah ditetapkan. 13. Tingkat sensitivitas terhadap tekanan kelompok masyarakat. Sorensen (2009:46) membagi organisasi dalam empat kategori : Tabel 2.3 Tipologi Organisasi Publik Tujuan Hubungan Kausal Pasti Tidak Pasti Jelas Tidak Jelas a. Efisiensi c. Legitimasi Ekonomi Kelembagaan b. Kriteria d. Legitimasi Judgmental Kelembagaan (Sumber: Kusdi. 2009. Teori Organisasi dan Administrasi. Jakarta: Salemba Humainika. Hlm 46) Organisasi kategori “a” adalah organisasi publik yang memiliki berbagai tujuan yang terdefinisi secara jelas serta hubungan sebab akibat yang diketahui dengan pasti dalam memproduksi public goods yang diberikan kepadanya, contohnya yang terdapat pada BUMN/BUMD. Organisasi publik kategori “b” adalah organisasi-organisasi publik dimana tujuan yang harus dicapai cukup jelas, akan tetapi hubungan sebab akibat dalam proses operasionalnya tidak diketahui dengan pasti. Contohnya adalah organisasiorganisasi publik yang menangani masalah pendidikan. Organisasi publik kategori “c” adalah organisasi dimana tujuan organisasi tidak secara jelas bisa di definisikan (biasanya karena banyak stakeholder yang terlibat), tetapi hubungan sebab akibat dalam kegiatan 35 organisasi dapat ditentukan secara pasti, contohnya rumah sakit, Bea Cukai, perpajakan dan lain-lain. Organisasi publik kategori “d” adalah organisasi publik dimana tujuan organisasi maupun hubungan sebab akibat operasionalnya tidak dapat ditentukan secara jelas, contohnya adalah kepolisian, ABRI, dan lain-lain. Organisasi sektor publik bukan semata-mata organisasi sosial yang non profit oriented karena terdapat organisasi organisasi sektor publik yang bertipe quasi non profit. Quasi non profit bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan motif surplus (laba) agar terjadi keberlangsungan organisasi dan memberikan kontribusi pendapatan negara atau daerah, misalnya BUMN dan BUMD. Jadi organisasi publik adalah organisasi yang berhubungan dengan kepentingan umum dan penyediaan barang dan jasa kepada publik yang dibayar melalui pajak atau pendapatan negara lain yang diatur dengan hukum. 2.1.7 Komunikasi Organisasi Komunikasi dalam organisasi menjadi sistem aliran yang menghubungkan dan membangkitkan kinerja antar bagian dalam organisasi sehingga menghasilkan sinergi. Jadi dengan demikian, komunikasi dalam organisasi selain ikut andil membangun iklim organisasi juga ikut membangun budaya organisasi. Jika ini dipahami oleh pengelola organisasi maka perbedaan-perbedaan individu dan ketidak mengertian (mis understanding) 36 dalam organisasi bisa diperkecil dan dikurangi yang pada akhirnya bisa mengurangi konflik. Wayne Pace dan Don Faules (2008:5) mengklasifikasi definisi komunikasi organisasi menjadi dua. Pertama definisi fungsional organisasi yaitu sebagai pertunjukkan dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Dan yang kedua definisi interpretatif komunikasi organisasi cenderung menekankan pada kegiatan penanganan pesan yang terkandung dalam suatu batas organisasional. Goldhaber (2004:67) memberi definisi organisasi yaitu proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah. Oleh karena itu pimpinan organisasi dan para komunikator dalam organisasi perlu memahami dan menyempurnakan komunikasinya. 2.1.8 Teori Pemberdayaan Masyarakat (Community Empowerment) Pengembangan masyarakat sebagai metode pekerjaan sosial menunjukkan interaksi aktif antara pekerja sosial dengan masyarakat, dimana mereka terlibat dalam proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi suatu program pembangunan kesejahteraan sosial atau usaha kesejahteraan sosial. Pekerjaan sosial adalah aktivitas kemanusiaan yang sejak kelahirannya telah memiliki perhatian yang mampu. 37 Chambers (1997) mengatakan : Pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial. Konsep ini mencerminkan paradigma baru pembangunan, yakni yang bersifat “people-centered, participatory, empowering, and sustainable.” Konsep ini lebih luas dari hanya semata-mata memenuhi kebutuhan dasar (basic needs) atau menyediakan mekanisme untuk mencegah proses pemiskinan lebih lanjut (safety net), yang pemikirannya belakangan ini banyak dikembangkan sebagai upaya mencari alternatif terhadap konsep-konsep pertumbuhan dimasa yang lalu. Konsep ini berkembang dari upaya banyak ahli dan praktisi untuk mencari apa yang antara lain Friedman menyebutkan : alternative development, yang menghendaki “inclusive democracy, appropriate, economic growth, gender quality and intergenerational equality.” Menurut Ginanjar Kartasasmita (1997) upaya memberdayakan masyarakat dapat dilihat dari tiga sisi, yaitu : 1. Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang (enabling). Dalam hal ini setiap masyarakat mempunyai potensi dalam diri masing-masing. 2. Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat. Potensi yang dimiliki masyarakat harus lebih dikembangkan supaya kehidupan mereka menjadi lebih sejahtera. 3. Memberdayakan mengandung arti pula melindungi. Dalam hal ini perusahaan memberikan bantuan serta mengadakan program-program untuk masyarakat bukan berat masyarakat bukan berarti masyarakat tergantung kepada perusahaan. Perusahaan hanya menyediakan selebihnya masyarakat yang harus berusaha sendiri membangun kehidupannya menjadi lebih baik, sehingga dengan begitu mereka akan menjadi masyarakat yang mandiri. Pemberdayaan masyarakat dapat dipandang sebagai jembatan bagi konsep-konsep pembangunan makro dan mikro. Dalam kerangka pemikiran 38 itu berbagai input seperti dana, sarana dan prasarana yang dialokasikan kepada masyarakat melalui berbagai program pembangunan harus ditempatkan sebagai rangsangan untuk memacu percepatan kegiatan sosial ekonomi masyarakat. Proses ini diarahkan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat (capacity building) melalui pemupukan modal yang bersumber dari surplus yang dihasilkan dan pada gilirannya dapat menciptakan pendapatan yang dinikmati oleh rakyat. Proses transformasi itu harus digerakkan oleh masyarakat sendiri. 2.1.9 Pembangunan Menurut Saul M. Katz dalam Riggs, ed, menyatakan bahwa pembangunan merupakan perubahan besar-besaran suatu bangsa dari suatu keadaan menuju keadaan yang lebih baik. Michael Todaro melalui tiga konsep dalam tujuan pembangunan : kebutuhan hidup (pertumbuhan ekonomi), kebebasan memilih (perubahan sosial), dan harga diri (nilai etik). Pandangan lain yang dikemukakan oleh Harlan Cleveland dan Mochtar Lubis (1990:1) menyatakan bahwa pembangunan merupakan peningkatan pertumbuhan ekonomi disertai keadikan sosial secara sadar. Mordikanto (1991) menyatakan bahwa pembangunan merupakan upaya sadar dan terencana untuk melaksanakan perubahan-perubahan yang mengarah pada pertumbuhan ekonomi dan perbaikan mutu hidup atau kesejahteraan seluruh warga masyarakat untuk jangka panjang, yang dilaksanakan oleh pemerintah yang didukung oleh masyarakatnya, dengan menggunakan teknologi yang terpilih. 39 2.1.10 Masyarakat Menurut Taliziduhu (1990:49), masyarakat di dalam konteks pembangunan masyarakat adalah masyarakat dalam arti community yang dapat juga di Indonesiakan menjadi komunitas. Soekanto menyatakan masyarakat merupakan suatu kelompok baik besar maupun kecil yang anggotanya hidup bersama sedemikian rupa sehingga mereka merasakan bahwa kelompok tersebut dapat memenuhi kepentingan-kepentingan hidup yang utama. Kriteria yang utama bagi adanya suatu masyarakat adalah adanya social relationship antara anggota-anggota kelompok tersebut. 2.1.11 Pembangunan Masyarakat Pembangunan masyarakat adalah suatu gerakan untuk menciptakan tingkat kehidupan yang lebih baik bagi seluruh warga masyarakat dengan melibatkan peran serta nyata dari mereka. Dari batasan pengertian tersebut diatas terlihat bahwa dalam pembangunan masyarakat terkandung tiga hal, yaitu : 1. Adanya suatu kegiatan yang dilakukan oleh seluruh anggota masyarakat. 2. Kegiatan tersebut mempunyai tujuan, yaitu menciptakan tingkat kehidupan yang lebih baik jika dibandingkan dengan keadaan sebelumnya. 3. Kegiatan tersebut sangat diperlukan adanya peran serta nyata dari seluruh anggota masyarakat. 2.1.12 Prinsip Penyelenggaraan Pembangunan Masyarakat Menurut Siagian (1983:30) sedikitnya ada 10 prinsip dalam penyelenggaraan pembangunan masyarakat, yaitu : 1. Kesemestaan atau komprehensif 2. Partisipasi masyarakat 40 3. Keseimbangan 4. Kontinuitas 5. Pendekatan kesisteman 6. Mengandalkan kekuatan sendiri 7. Kejelasan strategi dasar 8. Skala prioritas yang jelas dan bersifat luwes 9. Kelestarian ekologi 10. Pemerataan disertai pertumbuhan 2.1.13 Definisi Corporate Social Responsibility (CSR) Perusahaan selalu punya kewajiban kepada masyarakat tempat mereka beroperasi. Tetapi, tinjauan historis dalam tempat lain di dalam menunjukkan bahwa banyak perusahaan harus dipaksa untuk memenuhi kewajiban ini. Para ahli sejarah memperdebatkan kapan tanggung jawab sosial ini muncul di dunia korporat. Salah satu pendapat mengatakan kewajiban yang diharapkan perusahaan dewasa ini mungkin di mulai pada 1960-an dengan periode protes dan pemberdayaan (1965-1985) pada pemenuhan tuntutan publik kepada perusahaan. Publik Corporate Social Responsibility (CSR) yang diintegrasi ke dalam manajemen organisasi berpengaruh terhadap praktik community relations yang dijalankan organisasi. Menjalin hubungan baik dengan lingkungan sekitar tidak cukup hanya dengan kegiatan-kegiatan filantropis. Organisasi dengan komunitasnya dapat membangun kemitraan melalui kegiatan pengembangan masyarakat (community development). “Pengembangan masyarakat merupakan upaya pemberdayaan masyarakat melalui kemampuan dan potensi yang dimiliki masyarakat itu. Masyarakat 41 adalah partisipan sekaligus pemetik manfaat (beneficiaries) dari pembangunan. CSR (tanggung jawab sosial perusahaan) adalah bentuk kegiatan community relations, yaitu hubungan baik dengan para komunitas sekitar organisasi/perusahaan. CSR pada era 1970-an dan 1980-an pada dasarnya tidak begitu peduli terhadap sebagian besar komunitas lokal yang pola hidupnya sangat jauh berbeda dengan komunitas perusahaan. Hal ini banyak disebabkan, karena perusahaan lebih menggunakan aturan-aturan yang ada dalam komunitas lokal dan harus mengikuti aturan-aturan nasional. Pada perkembangan selanjutnya, CSR pada era 1990-an sampai sekarang mulai menampakkan adanya kepedulian terhadap komunitas sekitarnya, dan hal ini banyak disebabkan oleh adanya tekanan komunitas-komunitas sekitar perusahaan untuk diadakan konsultasi pada setiap proses perusahaan. Perusahaan diwajibkan untuk selalu mengikuti perkembangan sosial komunitas sekitar. Pada masa sekarang, keberhasilan suatu perusahaan ditentukan oleh adanya perhatian teradap lingkungan sosial sekitar. Artinya bahwa sukses komersial perusahaan dilihat juga dari bagaimana perusahaan mengelola CSR terhadap komunitas di sekitar daerah operasinya. CSR juga diatur dalam Undang-Undang mengenai Perseroan Terbatas, Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas (PT) pasal 74 yang berisikan sebagai berikut : 42 1. Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam, wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. 2. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud ayat (1) merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. 3. Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. 4. Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan diatur dengan Peraturan Pemerintah. Dalam pasal 74 ayat 1 disebutkan bahwa Perseroan diartikan sebagai Perseroan Terbatas yang menjalankan usaha dibidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam, wajib menjalankan tanggung jawab sosial dan lingkungan, namun tidak dijelaskan apakah tanggung jawab yang sama juga diwaibkan bagi entitas usaha yang tidak berbentuk Perseroan Terbatas. Sehingga, hal ini dapat menimbulkan penafsiran bahwa entitas yang tidak berbentuk Perseroan Terbatas tidak diwajibkan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Menurut Magnan & Ferrel (2004) Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai “A business acts in socially responsible manner when it’s decision and account for and balance diverse stake holder interest.” Definisi ini menekankan kepada perlunya memberikan secara seimbang terhadap kepentingan berbagai stakeholders yang beragam dalam setiap keputusan dan tindakan yang diambil oleh para pelaku bisnis melalui perilaku yang secara sosial bertanggung jawab. Menurut Natufe (2001:9) Corporate Social Responsibility (tanggung jawab sosial perusahaan) adalah komitmen berkelanjutan kalangan bisnis untuk berperilaku etis dan memberikan sumbangan pada pembangunan 43 ekonomi sekaligus memperbaiki mutu hidup angkatan kerja dan keluarganya serta komunitas local serta masyarakat keseluruhan. Pilar dasar definisi Natufe itu mencakup : 1. Mendorong kesejahteraan ekonomi. 2. Perbaikan lingkungan. 3. Tanggung jawab sosial. 2.1.14 Tujuan Corporate Social Responsibility Dalam bisnis apapun, yang diharapkan adalah keberlanjutan dan kestabilan usaha, karena keberlanjutan akan mendatangkan keuntungan sebesar-besarnya bagi perusahaan. Setidaknya terdapat tiga alasan penting mengapa kalangan dunia usaha harus merespon CSR agar sejalan dengan jaminan keberlanjutan operasional perusahaan, sebagaimana dikemukakan Wibisono (2007). Pertama, perusahaan adalah bagian dari masyarakat dan oleh karenanya wajar bila perusahaan memperhatikan kepentingan masyarakat. Perusahaan mesti menyadari bahwa mereka beroperasi dalam satu tatanan lingkungan masyarakat. Kegiatan sosial ini berfungsi sebagai kompensasi atau upaya timbal balik atas penguasaan sumber daya ekonomi oleh perusahaan yang kadang bersifat ekspansif dan eksploratif, disamping sebagai kompensasi sosial karena timbul ketidaknyamanan (discomfort) pada masyarakat. Kedua, kalangan bisnis dan masyarakat sebaiknya memiliki hubungan yang bersifat simbiosis mutualisme untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat. Wajar bila perusahaan dituntut untuk memberikan kontribusi 44 positif kepada masyarakat, sehingga bisa tercipta harmonisasi hubungan bahkan pendongkrakan citra dan performa perusahaan. Ketiga, kegiatan CSR merupakan salah satu cara untuk meredam atau bahkan menghindarkan konflik sosial. Potensi konflik itu bisa berasal akibat dari dampak operasional perusahaan atau akibat kesenjangan structural dan ekonomis yang timbul antara masyarakat dengan komponen perusahaan. 2.2 Penelitian Terdahulu Kajian di dalam penelitian terdahulu pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya Uliviana pada tahun 2010 yang diambil dari skripsi yang berjudul ”Strategi Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Cilegon Fabricators”, dengan pendekatan kualitatif. Program Corporate Social Responsibility (CSR) suatu bentuk tanggung jawab yang dilakukan oleh sebuah perusahaan kepada komunitas dan juga lingkungan. Program Corporate Social Responsibility (CSR) ini bertujuan membangun kebersamaan, mengharmoniskan hubungan antara dunia industri dan masyarakat sekitar serta membangun lingkungan dengan meningkatkan program kesehatan. Untuk itu PT. Cilegon Fabricators melaksanakan Program Corporate Social Responsibility (CSR) di bidang kesehatan yaitu kegiatan khitanan masal tahun 2007 pada tiga desa sekitar perusahaan yaitu Desa Argawana, Desa Margasari, dan Desa Bayuwangi, Pulo Ampel Serang. 45 Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kegiatan pada tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap dampak. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode evaluatif dengan pendekatan kualitatif, sedangkan teknik pengumpulan data yang di gunakan adalah wawancara, observasi langsung serta dokumentasi. Wawancara dilakukan dengan informan sebanyak sebelas orang dengan sampel purposife. Teori yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan model PII Cutlip, Center and Broom. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa evaluasi kegiatan khitanan masal tahun 2007, pada tahap evaluasi persiapan yang dilakukan pengajuan proposal ke pihak management sebagai bentuk kepedulian sekaligus perayaan hari ulang tahun PT Cilegon Fabricators yang melibatkan tiga desa dengan kouta sebanyak 73 peserta. Evaluasi tahap implementasi menunjukan bahwa penggunaan media lisan dan media tertulis dalam penyebaran pesan tercapai dengan antusias warga yang datang dan dengan adanya penggolongan khalayak efektif dan khalayak potensial yang hadir dalak kegiatan. Evaluasi pada tahap dampak adalah masyarakat senang dan anak-anak mereka tumbuh menjadi baik dan sehat serta menginginkan kembali kegiatan khitan tahun berikutnya. Adapun saran yang dapat peneliti berikan adalah dipertahankan dan ditingkatkan kegiatan khitanan masal selanjutnya karena bermanfaat dan membantu warga sekitar, ditingkatkan kembali koordinasi yang dapat 46 membantu jalanya program dan kegiatan Corporate Social Responsibility berikutnya, HRD PT Cilegon Fabricators dalam merencanakan program dan kegiatan berikutnya harus disesuaikan dengan kebutuhan warga sekitar, mendorong dan memberikan acuan pada perusahaan lain untuk melakukan evaluasi terhadap program dan kegiatan apapun. Ada pula penelitian skripsi terdahulu yang dilakukan oleh Marina tahun 2012 yang berjudul “Efektivitas Program Corporate Social Responsibility PT. Krakatau Steel di Kecamatan Citangkil”, dengan pendekatan kuantitatif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas CSR di PT. Krakatau Steel Kecamatan Ciangkil. Dengan fokus penelitian apakah efektivitas program CSR di PT. Krakatau Steel Kecamatan Citangkil sudah berjalan dengan baik. Hasil dari penelitian bahwa efektivitas CSR di PT. Krakatau Steel Kecamatan Citangkil belum berjalan dengan baik. Dikarenakan kurang adanya pengawasan berkelanjutan dari pihak PKBL PT. Krakatau Steel. Disamping itu juga kurangnya waktu pembekalan materi kewirausahaan dan pembukuan dari pihak PKBL PT. Krakatau Steel kepada masyarakat mitra binaan. Proses pengajuan proposal pinjaman sampai pencairan dana sangat lama dan dana yang didapatkan tidak sesuai dengan dana yang diajukan pada proposal pinjaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas program Corporate Social Responsibility (CSR) di PT. Krakatau Steel dan untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat 47 efektivitas program Corporate Social Responsibility (CSR) di PT. Krakatau Steel Kecamatan Citangkil. Sedangkan yang peneliti lakukan adalah berfokus pada efektivitas CCSR dalam pengelolaan CSR perusahaan-perusahaan di Kota Cilegon tahun 2014. Adapun persamaan skripsi peneliti dengan skripsi tedahulu adalah sama-sama meneliti tentang Corporate Social Responsibility (CSR), dan perbedaannya adalah ada pada letak fokusnya yaitu penelitian terdahulu di PT. Krakatau Steel dan PT. Cilegon Fabricators, sedangkan penelitian peneliti di Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) dan pendekatan yang digunakan pendekatan penelitian terdahulu menggunakan pendekatan kualitatif, sedangkan pendekatan yang peneliti gunakan adalah pendekatan kuantitatif. 2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian Kerangka berfikir adalah pemahaman yang paling mendasar yang mendukung pemahaman selanjutnya. Suatu tolak ukur yang mudah adalah apakah kita telah memahami pemahaman yang paling mendasar tersebut , atau pertanyaan sebelum itu apakah kita mengetahui pemahaman yang mendasari pemahaman-pemahaman selanjutnya. Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang diidentifikasikan sebagai masalah penting (Sugiyono, 2005:65). Dalam proses penelitian perlu dibuat suatu pila atau kerangka pemikiran yang benar dengan memperhatikan berbagai konsep teori yang 48 dikemukakan oleh para ahli serta acuan-acuan lain yang dianggap relevan dengan judul penelitian ini. Kelembagaan CCSR dibentuk berdasarkan Keputusan Peraturan Walikota Cilegon No 3 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Cilegon Corporate Social Responsbility (CCSR). Atas dasar Keputusan Peraturan Walikota dibuatlah Peraturan Daerah Kota Cilegon No 10 Tahun 2012 Tentang Pengelolan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, dijelaskan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan adalah komitmen perseroan untuk berperan secara aktif dalam pengembangan, pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perusahaan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya. Untuk mengelola tanggung jawab sosial perusahaan maka diperlukan suatu lembaga mandiri yang selanjutnya disebut badan pengelolaan tanggung jawab sosial perusahaan yang secara profesional menyelenggarakan komitmen perusahaan untuk bekerjasama dengan pemerintah daerah dan seluruh elemen masyarakat, dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan. Dengan adanya pengelolaan atas Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di Kota Cilegon perhatian atas relasi antara perusahaan dengan kepentingan sosial masyarakat atau komunitas lainnya akan menjadi lebih baik serta sesuai dengan amanah dalam berbagai peraturan perundang-undangan serta normanorma yang berlaku. Efektivitas adalah suatu keadaan yang terjadi sebagai akibat yang dikehendaki jika seseorang melakukan sesuatu perbuatan dengan maksud 49 tertentu dan memang dikehendakinya, maka orang itu dikatakan efektif bila menimbulkan akibat atau mempunyai maksud sebagaimana yang dikehendakinya. Selanjutnya efektivitas harus dinilai ataus tujuan yang biasa dilaksanakan dan bukan atas konsep tujuan yang maksimum. Jadi efektivitas menurut ukuran seberapa jauh organisasi berhasil mencapai tujuan yang layak dicapai. Untuk lebih jelasnya, kerangka berfikir dalam penelitian ini yaitu : Gambar 2.2 Kerangka Berpikir Peneliti Efektivitas Organisasi : Identifikasi Masalah : 1. Ketidakstabilan perusahaan dalam mengikuti program CCSR setiap tahunnya. 2. Anggota pelaksana tidak bertambah setiap tahunnya. 3. Pengelolaan program CSR tidak transparan. 1. Tingkat keuntungan dan sumbangan/partisipasi perusahaan terhadap kegiatan organisasi 2. Kepuasan kinerja, besarnya imbalan dan sistem pengawasan 3. Mutu produk/jasa 4. Kredibilitas perusahaan 5. Kelancaran pembayaran 6. Kepatuhan perusahaan terhadap peraturan pemerintah (Lubis dan Huseini, 1987) Efektivitas kinerja Corporate Social belum maksimal (Sumber: Peneliti, 2015) Cilegon (CCSR) 50 2.4 Hipotesis Penelitian Menurut Sugiyono (2009:64), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum menjadi jawaban yang empiris. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan hipotesis deskriptif. Hipotesis deskriptif merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah deskriptif. Adapun, hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: Ha : Efektivitas Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) dalam pengelolaan Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaanperusahaan di Kota Cilegon tahun 2014 paling rendah 60%. Sedangkan, pernyataan hipotesis dalam penelitian ini secara lebih jelas dirumuskan sebagai berikut: 1. Ho : Hipotesis Nol : µ ≤ 60%. Efektivitas Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) dalam pengelolaan Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan-perusahaan di Kota Cilegon tahun 2014 paling tinggi 60%. 51 2. Ha : µ ≤ 60%. Hipotesis Alternatif : Efektivitas Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) dalam pengelolaan Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan-perusahaan di Kota Cilegon tahun 2014 paling rendah 60%. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam penelitian efektivitas Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) dalam pengelolaan Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan-perusahaan di Kota Cilegon tahun 2014, peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deksriptif adalah penelitian yang bertujuan mendeskripsikan atau menjelaskan sesuatu hal seperti apa adanya. (Irawan 2006:49) Menurut Sugiyono (2009:8), metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3.2 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian (Sugiyono 2009:102). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk kuesioner, dengan jumlah variabel sebanyak satu variabel atau variabel mandiri. Sedangkan, skala 52 53 pengukuran instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif (Sugiyono 2009:93). Jawaban dari setiap item instrumen diberi skor sebagai berikut: Tabel 3.1 Skoring Item Instrumen Pilihan Jawaban Sangat Setuju Skor 4 Setuju 3 Tidak Setuju 2 Sangat Tidak Setuju 1 (Sumber : Sugiyono, 2009:94) Berikut ini, kisi-kisi pertanyaan Efektivitas Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) dalam pengelolaan Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan-perusahaan di Kota Cilegon tahun 2014 : 54 Tabel 3.2 Kisi-kisi Pertanyaan Variabel Dimensi 1. Tingkat keuntungan dan sumbangan/partisipasi perusahaan terhadap kegiatan organisasi 2. Kepuasan kinerja, besarnya imbalan dan sistem pengawasan 3. Mutu produk/jasa Efektivitas Organisasi (Lubis dan Huseini, 1987) 4. Kredibilitas perusahaan 5. Kelancaran pembayaran 6. Kepatuhan perusahaan terhadap peraturan pemerintah (Sumber : Peneliti, 2015) Indikator Tingkat keuntungan yang di dapat Sumbangan/partisipasi yang diharapkan Besarnya imbalan sesuai dengan kinerja Pengawasan yang dilakukan untuk mencapai hasil yang diinginkan Produk/jasa yang diberikan sesuai dengan keinginan masyarakat Produk/jasa yang diberikan oleh perusahaan Kepercayaan yang diberikan oleh perusahaan Daya tarik perusahaan terhadap pelayanan dan penghargaan yang diberikan Anggaran biaya Usaha yang dilakukan untuk mencapai hasil yang diinginkan Kepatuhan perusahaan terhadap peraturan pemerintah Tujuan yang tepat sasaran No Item 1,2,6,9,10,11,12 3,7,8,13,14,15 16,24 4,17,18,19 20,21 5,22,23 55 3.2.1 Jenis dan Sumber Data a. Jenis Data Dilihat dari jenis datanya, penelitian ini menggunakan jenis data sebagai berikut: 1. Data Primer, yaitu data yang diambil langsung, tanpa perantara, dari sumbernya. Sumber ini dapat berupa benda-benda, situs, atau manusia (Irawan 2006:5.5). 2. Data Sekunder, yaitu data yang diambil secara tidak langsung dari sumbernya. Data sekunder biasanya diambil dari dokumen-dokumen (laporan, karya tulis orang lain, koran, majalah). Atau, seseorang yang mendapat informasi dari orang lain. Orang lain inilah yang mendapatkan data primer. Bila orang lain ini bercerita kepada kita, maka kita mendapatkan data sekunder (Irawan 2006:5.5). b. Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Responden, yaitu perusahaan yang ikut bergabung dan tidak dalam Lembaga CCSR yang dilibatkan langsung dalam kegiatan penelitian ini, untuk memperoleh gambaran atas materi yang dijadikan objek penelitian. 2. Literatur, yaitu data kepustakaan yang memiliki hubungan dengan penelitian. 56 3.2.2 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kuesioner (Angket) Menurut Sugiyono (2009:142), kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. 2. Observasi Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan terhadap kegiatan yang dilakukan oleh sumber penelitian di lapangan. Observasi yang dilakukan peneliti adalah observasi nonpartisipan, maksudnya adalah peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen, karena peneliti tidak menjadi bagian dari komunitas atau kelompok dari objek penelitian. 3. Studi Kepustakaan Menurut Irawan (2006:4.13), studi kepustakaan adalah penelitian yang datanya diambil terutama atau seluruhnya dari kepustakaan (buku, dokumen, artikel, laporan, koran dan lain-lain sebagainya). 4. Dokumentasi Dokumentasi yaitu mengumpulkan dokumen dan data-data yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. 57 3.3 Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian datarik kesimpulannya (Sugiyono 2009:80). Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka peneliti mengambil populasi yaitu perusahaan di Kota Cilegon yang berjumlah 1443 perusahaan. (Sumber : Disperindagkop) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pada penelitian ini tidak semua populasi dijadikan sampel karena keterbatasan waktu, tenaga dan lain-lain. Dalam menentukan jumlah sampel dihitung berdasarkan rumus Slovin sebagai berikut : n= 𝑒 2 Keterangan : n = besar sampel N = besar populasi e = ketepatan yang diinginkan (0,1) Berdasarkan rumus yang diperoleh jumlah sampel (n) untuk berapa banyak jumlah sampel dalam penelitian adalah sebagai berikut : n= 58 n = n = 1443 1 1443 (0,1) 1443 n = 93,51 94 Responden 3.4 Teknik Pengolahan dan Analisis Data Menurut Bungin (2009:164-168), pengolahan data adalah kegiatan lanjutan setelah pengumpulan data dilaksanakan. Pada penelitian kuantitatif, pengolahan data secara umum dilaksanakan dengan melalui tahap memeriksa (editing), proses pemberian identitas (coding), dan proses pembeberan (tabulating). 1. Editing, adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti selesai menghimpun data di lapangan. Kegiatan ini menjadi penting karena kenyataannya bahwa data yang terhimpun kadang kala belum memenuhi harapan peneliti, ada diantaranya kurang atau terlewatkan, tumpang tindih, berlebihan bahkan terlupakan. Oleh karena itu, keadaan tersebut harus diperbaiki melalui editing ini. 2. Coding, setelah tahap editing selesai dilakukan, kegiatan berikutnya adalah mengklasifikasi data-data tersebut melalui tahapan coding. Maksudnya bahwa data yang telah diedit tersebut diberi identitas sehingga memiliki arti tertentu pada saat dianlisis. 59 3. Tabulasi (Proses Pembeberan), adalah bagian terakhir dari pengolahan data. Maksud tabulasi adalah memasukan data pada tabel-tabel tertentu dan mengatur angka-angka serta menghitungnya. Setelah pengolahan data selesai dilakukan, maka tahap selanjutnya yaitu analisis data. Dalam penelitian kuantitatif, maka kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti serta melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. 3.4.1 Uji Validitas Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono 2009:121). Untuk menguji validitas instrumen, peneliti menggunakan rumus Korelasi Product Moment sebagai berikut: r= n ∑xy − ∑x ∑y {n∑x 2 − ∑x 2 } {n∑y 2 − ∑y 2 } 60 Keterangan: r = Koefisien Korelasi Product Moment n = Jumlah sampel ∑xy = Jumlah hasil kali skor X dan Y yang berpasangan ∑x = Jumlah skor dalam sebaran X ∑y = Jumlah skor dalam sebaran Y ∑x² = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X ∑y² = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y 3.4.2 Uji Reliabilitas Menurut Sugiyono (2009:121), instrumen yang reliabel adalah isntrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Adapun, pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach, yaitu perhitungan yang dilakukan dengan menghitung rata-rata interkorelasi diantara butir-butir pertanyaan dalam kuesioner. Variabel dikatakan reliabel jika nilai alphanya lebih dari 0.30 (Purwanto 2007:181). Dengan dilakukan uji reliabilitas, maka akan menghasilkan suatu instrumen yang benar-benar tepat atau akurat dan mantap. Apabila koefisien reliabilitas instrumen yang dihasilkan lebih besar, berarti instrumen tersebut memiliki reliabilitas yang cukup baik. Rumus Alpha Cronbach adalah sebagai berikut: 𝑟 = 𝑛 𝑛− − ∑𝑆ᵢ2 ∑𝑆𝑡 2 61 Keterangan: n = Jumlah butir Sᵢ² = Variasi butir St² = Variasi total 3.4.3 Uji T-test Pengujian validitas dan reliabilitas instrumen penelitian dalam penelitian ini menggunakan uji T karena variabel penelitian dalam penelitian ini bersifat tunggal. Untuk melakukan pengujian hipotesis deskriptif menggunakan t-test satu sampel dan menggunakan uji pihak kanan. Menurut Sugiyono (2009:164-165), uji pihak kanan digunakan apabila hipotesis nol (Ho) berbunyai “lebih kecil atau sama dengan (≤)” dan hipotesis alternatifnya (Ha) berbunyi “lebih besar ()”. Pengujian hipotesis deskriptif ini menggunakan rumus t-test sebagai berikut: t= Keterangan : X − μ˳ s n t = Nilai t yang dihitung X = Nilai rata-rata µ˳ = Nilai yang dihipotesiskan s = Simpangan baku n = Jumlah anggota sampel 62 3.5 Lokasi dan Jadwal Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kantor Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) Cilegon Plaza Mandiri, Jalan S.A Tirtayasa Cilegon Telp: (0254) 381769, Fax: (0254) 381769, yang dimulai dari bulan April sampai dengan Mei 2015. Adapun jadwal penelitiannya adalah sebagai berikut: 63 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Obyek Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Tentang Profil Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) Kota Cilegon adalah sebuah kota di Provinsi Banten, Indonesia. Cilegon berada di ujung barat laut pulau Jawa, di tepi Selat Sunda. Kota Cilegon dikenal sebagai kota industri, dan menjadi pusat industri di kawasan sebelah barat DKI Jakarta. Sebutan lain bagi Kota Cilegon adalah Kota Baja mengingat kota ini merupakan penghasil baja terbesar di Asia Tenggara karena sekitar 6 juta ton baja dihasilkan tiap tahunnya di Kawasan Industri Krakatau Steel, Cilegon. Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) merupakan lembaga yang mengelola Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan-perusahaan di Kota Cilegon. Tempat ini berada di Cilegon Plaza Mandiri, Jalan S.A Tirtayasa Cilegon, Telp: (0254) 381769, Fax: (0254) 381769. Kota Cilegon memiliki 8 kecamatan dan 43 kelurahan. Dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : a) Sebelah Utara : Kecamatan Bojonegara Kab. Serang b) Sebelah Timur : Kecamatan Kramatwatu Kab. Serang c) Sebelah Selatan : Kecamatan Anyer dan Kecamatan Mancak Kab. 64 65 Serang d) Sebelah Barat : Selat Sunda 4.1.2 Maksud Pendirian Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) Maksud dari pendirian Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) adalah sebagai berikut : 1. Terbentuknya lembaga independen dan profesional. 2. CCSR sebagai mitra pemerintah dan dunia usaha, dalam rangka implementasi program CSR dari perusahaan-perusahaan yang terdapat di wilayah Cilegon. 4.1.3 Tujuan Pendirian Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) : 1. Membangun & mengembangkan pola kerjasama PEMKOT Cilegon dengan dunia usaha. 2. Memetakan & distribusi implementasi CSR yang transparan dan professional. 3. Meningkatkan daya dukung stakeholder dalam penanggulangan dampak sosial pembangunan. 4. Mendukung peningkatan mutu pendidikan, keterampilan SDM, kesehatan dan ketenagakerjaan. 5. Mengembangkan konsep partisipatif dalam melaksanakan pembangunan. 6. Mendorong lingkungan. penyelenggaraan pembangunan yang berwawasan 66 4.1.4 Visi dan Misi Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) : Visi dari Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) yaitu: “Mitra Pemerintah & Dunia Usaha”. Sedangkan Misi dari Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) yaitu : ”Sinkronisasi, Integrasi & Fasilitasi Dunia Usaha”. 4.1.5 Struktur Organisasi Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) Gambar 4.1 Struktur Organisasi CCSR Dewan Penasehat Dewan Pengawas Ketua H.M. Nadjib Perencanaan dan Evaluasi Sekretaris H. Fajri Ali Hartanto Operasi dan Pengendalian Direktur Eksekutif Joko Mulyono Dedy Arisandi Adm dan Pelaporan Sekretaris Eksekutif Staff Dida Herdiana Armahaedi Aldar Putti Nur Akhirati (Sumber: Lembaga CCSR, 2015) 67 1. Dewan Penasehat Ketua : Anggota : KH. Udi Mufrodi (Tokoh Masyarakat) 1) H. Abdul Hakim Lubis (Pemerintah) 2) KH. Karim Ismail (Tokoh Masyarakat) 3) H. Maskawi ( PT. BCS) 4) H. Dadang Danusiri (PT. Krakatau Steel) 5) Suhatmiyarso (PT. Chandra Asri) 6) H. Chusaeri (Tokoh Masyarakat) 2. Dewan Pengawas Ketua : Anggota : H. Fauzi Sanusi (P3EM UNTIRTA) 1) Hj. Sari Suryati (Pemerintah) 2) Ichwan M. Yakob (PT. BNI 46) 3) Prabowo (PT. AMOCO MITSUI PTA. INDONESIA) 4) H. Sanawiri Mukhsin (Tokoh Masyarakat) 3. Ketua : Drs. Mochammad Najib M.Sc, M.Eng (PT. Krakatau Steel) 4. Wakil Ketua I : Abraham Sinatrawan (PT. Chandra Asri) 5. Wakil Ketua II : H. Samsul Rizal (PT. PCM) 6. Sekretaris : Hartanto (PT. Krakatau Steel) 7. Wakil Sekretaris : Agus Rahmat (Organisasi Profesi) 68 8. Divisi Perencanaan dan Evaluasi Ketua : Anggota : Drs. Fajri Ali, MM ( STIKOM Al-Khairiyah) 1) H. Erwin Imansyah ( PT. BAYER) 2) Herman Surya Atmaja (PT. OIL TANKING MERAK) 3) H. Hamid (Ketua Forum BKM, PNPM) 9. Divisi Operasi dan Pengendalian Ketua : Joko Mulyono (PT. Indonesia Power) Anggota : 1) H. Endang Suyatno (PT. Chandra Asri) 2) Hasan Basri (PT. Krakatau Steel) 3) Muhaimin (Pengusaha) 10. Divisi Keuangan dan Pelaporan Ketua : Anggota : Fajar (Bank Jabar Banten) H. Ibrohim Madawi (PT. PCM) 69 4.1.6 Model Kerja Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) Gambar 4.2 Model Kerja CCSR MODEL KERJA CCSR MODEL MODEL MODEL I II III (Sumber: Lembaga CCSR, 2015) 1. MODEL I Gambar 4.3 Model I Koorporas i Masyaraka t CCSR (Sumber: Lembaga CCSR, 2015) Dalam model ini CSR dapat dilakukan masing-masing korporat. Korporat melakukan kegiatan CSR yang langsung ditujukan kepada masyarakat, dan peran CCSR melakukan dokumentasi dan publikasi kegiatan yang telah dilakukan korporasi tersebut. 1) Kelebihan MODEL I : a) Perusahaan independen dalam menyalurkan dana CSR. 70 b) Penyaluran dana CSR sesuai dengan visi dan misi perusahaan. 2) Kelemahan MODEL I : a) Program CSR perusahaan tumpang tindih dengan program Pemerintah Kota Cilegon. b) Penerima dana CSR dimungkinkan hanya untuk masyarakat sekitar perusahaan. c) Penyelarasan program secara terpadu dan terukur sulit dilakukan. d) Sulit terjadi pemerataan pelaksanaan program CSR. 2. MODEL II Gambar 4.4 Model II Koorporasi CCSR Masyarakat (Sumber: Lembaga CCSR, 2015) Dalam model ini kegiatan CSR perusahaan dilakukan melalui CCSR, untuk kemudian disalurkan ke masyarakat. 1) Kelebihan MODEL II : a) Program dana CSR yang dikelola oleh CCSR dapat disinkronkan dengan program PEMKOT Cilegon. b) Penerima manfaat dana CSR dapat lebih luas. 71 c) Partisipasi perusahaan dalam program CSR dapat sinergis dan terdokumentasi dengan baik. 2) Kelemahan MODEL II : a) Penyaluran dana CSR sesuai dengan program CCSR dimungkinkan tidak sesuai dengan program jangka panjang yang telah disusun perusahaan. 3. MODEL III Gambar 4.5 Model III Koorporasi CCSR Masyarakat (Sumber: Lembaga CCSR, 2015) Dalam model ini CCSR menawarkan beberapa proposal kegiatan CSR kepada korporasi. Secara lengkap dalam model ini, pada awalnya masyarakat mengajukan proposal kepada CCSR, lalu CCSR akan memilih proposal yang paling layak atau paling baik untuk dilaksanakan. Setelah ditentukan proposal mana saja yang layak didanai, maka CCSR akan membawa proposal tersebut ke korporasi untuk didanai. 1) Kelemahan MODEL III : a) Karena datang dari masyarakat, program CSR yang akan dijalankan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. 72 2) Kelebihan MODEL III : a) Tidak semua proposal yang masuk ke CCSR dapat diimplementasikan, karena keputusan akhir ada di korporat. b) Sulit terjadi pemerataan program CSR, secara komprehensif dan terukur. 4.2 Deskripsi Data 4.2.1 Identitas Responden Responden dalam penelitian ini, yang berjudul Efektivitas Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) Dalam Pengelolaan Corporate Social Responsibility (CSR) Perusahaan-Perusahaan Di Kota Cilegon Tahun 2014 adalah perusahaan-perusahaan di Kota Cilegon yang sudah bergabung dalam Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) maupun yang belum bergabung. Adapun, teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan Nonprobability Sampling menggunakan sampel jenuh. Oleh karena itu, maka jumlah sampel yang akan diteliti sebanyak 94 responden. Dalam mengisi kuesioner, responden diminta untuk memberikan identitas diri sebagai penunjang data. Adapun, identitas diri yang diminta, meliputi jenis kelamin, usia dan pendidikan terakhir responden. Berikut ini adalah data identitas diri responden yang terdapat dalam kuesioner : 73 Diagram 4.1 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 80% 73% 70% 60% 50% 40% 27% 30% 20% 10% 0% Laki-Laki Perempuan (Sumber: Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2015) Berdasarkan diagram 4.1 diatas dapat diketahui bahwa jumlah responden dalam penelitian ini berjumlah 94 orang, terdiri dari 69 orang laki-laki atau 73% dan 25 orang perempuan atau 27%. Lebih banyaknya jumlah responden laki-laki dibandingkan perempuan, karena karyawan di bagian Corporate Social Responsibility (CSR) setiap perusahaan lebih banyak laki-laki. 74 Diagram 4.2 Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Usia 40% 37% 35% 30% 25% 20% 20% 15% 13% 11% 10% 7% 5% 4% 5% 39-43 44-48 2% 0% 19-23 24-28 29-33 34-38 49-53 54-58 (Sumber: Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2015) Dari diagram 4.2 diatas, dapat diketahui bahwa responden dalam penelitian ini berusia 19 tahun sampai 58 tahun. Adapun, rinciannya yaitu usia 19-23 tahun berjumlah 20% atau 19 orang, usia 24-28 tahun berjumlah 37% atau 35 orang, usia 29-33 tahun berjumlah 11% atau 10 orang, usia 34-38 tahun berjumlah 7% atau 7 orang, usia 39-43 tahun berjumlah 4% atau 4 orang, usia 44-48 tahun berjumlah 5% atau 5 orang, usia 49-53 tahun berjumlah 13% atau 12 orang, usia 54-58 tahun berjumlah 2% atau 2 orang. Dengan demikian, karyawan di bagian Corporate Social Responsibility (CSR) setiap perusahaan paling banyak berusia 24-28 tahun dengan jumlah 37% atau 35 orang. 75 Diagram 4.3 Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan 80% 69% 70% 60% 50% 40% 31% 30% 20% 10% 0% 0% SD SLTP 0% SLTA Lainnya (Sumber: Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2015) Berdasarkan diagram 4.3 diatas, menunjukan bahwa latar belakang pendidikan terakhir para responden. Responden dengan latar belakang pendidikan SD berjumlah 0% atau 0 orang, responden berlatar pendidikan SLTP berjumlah 0% atau 0 orang, responden yang berlatar pendidikan hingga tingkat SLTA berjumlah 31% atau 29 orang, responden yang berlatar pendidikan lainnya (Sarjana) berjumlah 69% atau 65 orang. Dengan demikian, karyawan di bagian Corporate Social Responsibility (CSR) setiap perusahaan paling banyak berpendidikan terakhir lainnya (Sarjana) dengan jumlah 69% atau 65 orang. Tugas yang dijalankan oleh yang berpendidikan terakhir SLTA dan lainnya (Sarjana) sudah sesuai, yaitu yang berpendidikan terakhir SLTA sebagai pelaksana dan yang berpendidikan lainnya (Sarjana) adalah sebagai pelaksana senior dan supervisor. 76 4.2.2 Analisis Data Analisis data merupakan suatu proses analisis yang dilakukan peneliti dengan cara mendeskripsikan data hasil wawancara dan penyebaran kuesioner kepada perusahaan di Kota Cilegon untuk mengetahui sejauhmana keberhasilan Lembaga Cilegon Corporate Social Resonsibility (CCSR) dalam mensosialisasikan programnya kepada perusahaan dan menjalankan tugasnya ke masyarakat Kota Cilegon. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori efektivitas organisasi menurut Lubis dan Huseini, 1987 yang terdiri dari enam kriteria efektivitas organisasi, diantaranya yaitu tingkat keuntungan dan sumbangan/partisipasi perusahaan terhadap kegiatan organisasi, kepuasan kinerja, besarnya imbalan dan sistem pengawasan, mutu produk/jasa, kredibilitas perusahaan, kelancaran pembayaran, dan kepatuhan perusahaan terhadap peraturan pemerintah. Untuk lebih detailnya, peneliti menjelaskan dalam bentuk diagram disertai pemaparan dan kesimpulan hasil jawaban dari pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner kepada responden. Adapun, pemaparan tersebut merupakan hasil jawaban responden, seperti Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Kurang Sesuai (KS) dan Tidak Sesuai (TS). Untuk lebih jelasnya, pemaparan hasil jawaban dalam kuesioner tersebut adalah sebagai berikut : 77 Diagram 4.4 Tanggapan Responden Mengenai Keberadaan Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) di Kota Cilegon 60% 53% 50% 40% 37% 30% 20% 10% 6% 3% 0% ST T KT TT Ket: Sangat Tahu (ST) / Tahu (T) / Kurang Tahu (KT) / Tidak Tahu (TT) (Sumber: Data Primer, koesioner no 1, 2015) Berdasarkan diagram 4.4 diatas, tanggapan responden mengenai keberadaan Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) di Kota Cilegon, responden yang menjawab (ST) sebanyak 37% atau 35 orang, menjawab (T) sebanyak 53% atau 50 orang, menjawab (KT) sebanyak 6% atau 6 orang dan yang menjawab (TT) sebanyak 3% atau 3 orang. Dari jawaban responden tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab (T), yang artinya bahwa responden lebih mengetahui adanya Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) di Kota Cilegon dikarenakan Lembaga Cilegon Corporate Social 78 Responsibility (CCSR) selalu mensosialisasikan ke perusahaan-perusahaan yang ada di Kota Cilegon, selain itu upaya yang dilakukan Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) adalah mewajibkan perusahaan-perusahaan untuk ikut bergabung dalam Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) sesuai dengan Peraturan Walikota No 3 Tahun 2011. Responden yang menjawab (KT) dan (TT) adanya Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) di Kota Cilegon dikarenakan perusahaan mereka belum mendapat sosialisasi dari Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR), contohnya PT. Latinusa, PT. Krakatau Engineering, PT. Nippon Shokubai Indonesia, PT. Unggul, dan lain sebagaimya. Perusahaan yang belum mendapat sosialisasi tersebut bukan karena Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) tidak mensosialisasikannya, tetapi karena proposal yang diberikan oleh Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) belum di terima oleh perusahaan mereka, karena untuk mendapatkan bantuan dari perusahaan tidaklah mudah maka dari itu Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) selalu berusaha memberikan proposal untuk disosialisasikan kepada perusahaan. Selain itu beberapa perusahaan tidak ingin mencari tahu tentang adanya Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR). 79 Diagram 4.5 Tanggapan Responden Mengenai Sosialisasi Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) ke Perusahaan 70% 61% 60% 50% 40% 30% 20% 19% 10% 10% 10% 0% SI I KI TI Ket: Sangat Intens (SI) / Intens (I) / Kurang Intens (KT) / Tidak Intens (TI) (Sumber: Data Primer, koesioner no 3, 2015) Berdasarkan diagram 4.5 diatas, tanggapan responden mengenai sosialisasi Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) ke perusahaan, responden yang menjawab (SI) sebanyak 10% atau 9 orang, menjawab (I) sebanyak 61% atau 57 orang, menjawab (KI) sebanyak 19% atau 18 orang dan yang menjawab (TI) sebanyak 10% atau 9 orang. Dari jawaban responden tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab (I), yang artinya bahwa Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) sudah menjalankan tugasnya untuk mensosialisasikan sehingga perusahaan sudah mengetahui adanya Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR). Sedangkan 80 responden yang menjawab (KI), dapat diartikan bahwa Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) masih sangat kurang mensosialisasikan ke beberapa perusahaan tersebut. Responden yang menjawab (TI), dapat diartikan bahwa Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) tersebut hanya sekali atau dua kali mensosialisasikan ke perusahaan. Diagram 4.6 Tanggapan Responden Mengenai Ketertarikan Perusahaan Bergabung Dengan Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) 90% 77% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 13% 10% 10% 1% 0% ST T KT TT Ket: Sangat Tertarik (ST) / Tertarik (T) / Kurang Tertarik (KT) / Tidak Tertarik (TT) (Sumber: Data Primer, koesioner no 4, 2015) Berdasarkan diagram 4.6 diatas, tanggapan responden mengenai ketertarikan perusahaan bergabung dengan Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR), responden yang menjawab (ST) sebanyak 81 13% atau 12 orang, menjawab (T) sebanyak 77% atau 72 orang, menjawab (KT) sebanyak 10% atau 9 orang dan yang menjawab (TT) sebanyak 1% atau 1 orang. Dari jawaban responden tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab (T), yang artinya bahwa perusahaan tertarik dengan adanya Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) dengan fungsi, program-program kerjanya dan tujuannya yaitu (1) membangun dan mengembangkan pola kerjasama pemerintah Kota Cilegon dengan dunia usaha, (2) memetakan dan distribusi implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) yang transparan dan professional, (3) meningkatkan daya dukung stakeholder dalam penanggulangan dampak sosial pembangunan, (4) mendukung peningkatan mutu pendidikan, keterampilan SDM, kesehatan dan ketenagakerjaan, (5) mengembangkan konsep partisipatif dalam melaksanakan pembangunan, dan (6) mendorong menyelenggaraan pembangunan yang berwawasan lingkungan. Sedangkan responden yang menjawab (KT), artinya bahwa perusahaan mereka kurang percaya kepada Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) dan perusahaan mereka tidak mengetahui adanya Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) beserta fungsi dan tujuannya. 82 Diagram 4.7 Tanggapan Responden Mengenai Kewajiban Perusahaan Ikut Bergabung Dengan Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) 60% 55% 50% 40% 30% 20% 13% 16% 16% KM TM 10% 0% SM M Ket: Sangat Mewajibkan (SM) / Mewajibkan (M) / Kurang Mewajibkan (KM) / Tidak Mewajibkan (TM) (Sumber: Data Primer, koesioner no 5, 2015) Berdasarkan diagram 4.7 diatas, tanggapan responden mengenai kewajiban perusahaan ikut bergabung dengan Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR), responden yang menjawab (SM) sebanyak 13% atau 12 orang, menjawab (M) sebanyak 55% atau 51 orang, menjawab (KM) sebanyak 16% atau 15 orang dan yang menjawab (TM) sebanyak 16% atau 15 orang. Dari jawaban responden tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab (M), yang artinya bahwa perusahaan sudah mengetahui dengan adanya Peraturan Walikota No 3 Tahun 2011. Dan dari jawaban responden yang menjawab (KM) dan (TM), dapat diartikan 83 bahwa mereka belum tahu dengan adanya Peraturan Walikota No 3 Tahun 2011. Perusahaan yang belum mengetahui adanya Peraturan Walikota No 3 Tahun 2011 yang berlaku dikarenakan perusahaan mereka tidak mencari tahu dan perusahaan mereka belum melaksanakan program Corporate Social Responsibility (CSR) diperusahaannya sendiri . Diagram 4.8 Tanggapan Responden Mengenai Perusahaannya Sudah Bergabung Atau Belum Dengan Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) 70% 65% 60% 50% 40% 30% 24% 20% 8% 10% 3% 0% SB PB IB TB Ket: Sudah Bergabung (SB) / Pernah Bergabung (PB) / Ingin Bergabung (IB) / Tidak Bergabung (TB) (Sumber: Data Primer, koesioner no 6, 2015) Berdasarkan diagram 4.8 diatas, tanggapan responden mengenai perusahaannya sudah bergabung atau belum dengan Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR), responden yang menjawab (SB) 84 sebanyak 65% atau 59 orang, menjawab (PB) sebanyak 24% atau 22 orang, menjawab (IB) sebanyak 3% atau 3 orang dan yang menjawab (TB) sebanyak 8% atau 7 orang. Dari jawaban responden tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab (SB), yang artinya bahwa sebagian perusahaan di Kota Cilegon sudah ikut bergabung dengan Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR). Sedangkan responden yang menjawab (IB), artinya bahwa sebagian besar perusahaan sudah ikut bergabung dan hanya beberapa perusahaan yang belum ikut bergabung sehingga tertarik ingin ikut bergabung dengan Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR). Diagram 4.9 Tanggapan Responden Mengenai Tugas dari Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) 76% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 13% 9% 10% 2% 0% SB B KB TB Ket: Sangat Bagus (SB) / Bagus (B) / Kurang Bagus (KB) / Tidak Bagus (TB) (Sumber: Data Primer, koesioner no 8, 2015) 85 Berdasarkan diagram 4.9 diatas, tanggapan responden mengenai tugas dari Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR), responden yang menjawab (SB) sebanyak 13% atau 12 orang, menjawab (B) sebanyak 76% atau 70 orang, menjawab (KB) sebanyak 9% atau 8 orang dan yang menjawab (TB) sebanyak 2% atau 2 orang. Dari jawaban responden tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab (B), yang artinya bahwa perusahaan yang sudah ikut bergabung dengan Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) menganggap bahwa Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) sudah bagus dalam menjalankan tugas sebagaimana mestinya, yaitu sebagai mitra Pemerintah Daerah dan dunia usaha dalam mensinergikan pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Cilegon, melaksakan pembangunan, membangun konsep partisipatif dalam dan untuk mensejahterakan masyarakat di Kota Cilegon. Sedangkan responden yang menjawab (TB), dapat diartikan bahwa perusahaan mereka belum ikut bergabung sehingga mereka tidak mengetahui apa saja tugas yang sudah dijalankan oleh Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) tersebut, maka dari itu perusahaan mereka menilai bahwa tugas Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) tidak bagus. 86 Diagram 4.10 Tanggapan Responden Mengenai Bantuan Yang Diberikan 80% 67% 70% 60% 50% 40% 25% 30% 20% 8% 10% 0% 0% ST T KT TT Ket: Sangat Tepat (ST) / Tepat (T) / Kurang Tepat (KT) / Tidak Tepat (TT) (Sumber: Data Primer, koesioner no 9, 2015) Berdasarkan diagram 4.10 diatas, tanggapan responden mengenai bantuan yang diberikan, responden yang menjawab (ST) sebanyak 25% atau 23 orang, menjawab (T) sebanyak 67% atau 62 orang, menjawab (KT) sebanyak 8% atau 7 orang dan yang menjawab (TT) sebanyak 0% atau 0 orang. Dari jawaban responden tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab (T), yang artinya bahwa Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) sudah bagus dalam menjalankan tugasnya maka bantuan yang diberikan pun sudah tepat sasaran. Contoh warga yang belum mempunyai jamban keluarga sudah diberikan bantuan berupa jamban keluarga, dan warga yang mempunyai rumah tidak layak huni diberikan bantuan berupa bedah rumah. Berikut ini daerah yang 87 sudah mendapatkan bantuan jamban keluarga pada tahun 2014 adalah warga di Kecamatan Jombang-Kelurahan Sukmajaya, Kecamatan CilegonKelurahan Bagendung dan Bendungan, Kecamatan Ciwandan-Kelurahan Tegal Ratu dan Randakari, Kecamatan Cibeber-Kelurahan Karang Asem, Kecamatan Citangkil-Kelurahan Deringo, Kecamatan Pulo MerakKelurahan Mekarsari, dan Kecamatan Purwakarta-Kelurahan Kota Bumi dan Purwakarta. Sedangkan warga yang sudah mendapatkan bantuan berupa bedah rumah adalah di daerah Kecamatan Ciwandan-Kelurahan Randakari dan Kecamatan Jombang-Kelurahan Sukmajaya. Diagram 4.11 Tanggapan Responden Mengenai Keuntungan Bergabung Dengan Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) 90% 79% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 18% 10% 1% 1% KA TA 0% SA A Ket: Sangat Ada (SA) / Ada (A) / Kurang Ada (KA) / Tidak Ada (TA) (Sumber: Data Primer, koesioner no 10, 2015) 88 Berdasarkan diagram 4.11 diatas, tanggapan responden mengenai keuntungan bergabung dengan Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR), responden yang menjawab (SA) sebanyak 18% atau 16 orang, menjawab (A) sebanyak 79% atau 69 orang, menjawab (KA) sebanyak 1% atau 1 orang dan yang menjawab (TA) sebanyak 1% atau 1 orang. Dari jawaban responden tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab (A), yang artinya bahwa ada keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan yaitu berupa penghargaan (reward) setiap tahunnya dan juga nama perusahaan yang bergabung dan memberikan bantuan tersebut dapat lebih dikenal dan mendapatkan nilai positif dari masyarakat di Kota Cilegon. Diagram 4.12 Tanggapan Responden Mengenai Kesesuaian Keuntungan Yang Diharapkan Perusahaan 90% 78% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 17% 5% 10% 0% 0% SS S KS TS Ket: Sangat Sesuai (SS) / Sesuai (S) / Kurang Sesuai (KS) / Tidak Sesuai (TS) (Sumber: Data Primer, koesioner no 11, 2015 ) 89 Berdasarkan diagram 4.12 diatas, tanggapan responden mengenai kesesuaian keuntungan yang diharapkan perusahaan, responden yang menjawab (SS) sebanyak 17% atau 15 orang, menjawab (S) sebanyak 78% atau 67 orang, menjawab (KS) sebanyak 5% atau 4 orang dan yang menjawab (TS) sebanyak 0% atau 0 orang. Dari jawaban responden tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab (S), yang artinya bahwa keuntungan yang di dapat oleh perusahaan apresiasi/penghargaan sudah (reward) sesuai terhadap yaitu perusahaan memberikan yang telah menjalankan CSR secara nyata dan efektif, serta memberikan kontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. Diagram 4.13 Tanggapan Responden Mengenai Sumbangan Yang Diberikan Dari Perusahaan 90% 83% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 14% 10% 3% 0% 0% SS S KS TS Ket: Sangat Sesuai (SS) / Sesuai (S) / Kurang Sesuai (KS) / Tidak Sesuai (TS) (Sumber: Data Primer, koesioner no 12, 2015) 90 Berdasarkan diagram 4.13 diatas, tanggapan responden mengenai sumbangan yang diberikan dari perusahaan, responden yang menjawab (SS) sebanyak 14% atau 12 orang, menjawab (S) sebanyak 83% atau 71 orang, menjawab (KS) sebanyak 3% atau 3 orang dan yang menjawab (TS) sebanyak 0% atau 0 orang. Dari jawaban responden tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab (S), yang artinya bahwa bantuan yang diberikan oleh perusahaan sudah sesuai dengan apa yang masyarakat kurang mampu butuhkan. Contohnya masyarakat membutuhkan bantuan berupa jamban keluarga, buku sekolah, kacamata, bank sampah, dan sebagainya. Bantuan yang perusahaan berikan tersebut tidak hanya berbentuk dana, perusahaan ada yang langsung memberikan bantuan tersebut berupa bentuk barangnya secara langsung. Contohnya masyarakat yang membutuhkan bantuan berupa jamban keluarga yaitu sebanyak 200 RTS dan perusahaan langsung memberikan berupa jamban sebanyak yang masyarakat butuhkan dan diberikan oleh Lembaga CCSR agar dikelola oleh Lembaga CCSR tersebut. Dan responden yang menjawab (KS) hanya beberapa saja karena mereka belum ikut bergabung dengan Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) maka dari itu mereka tidak mengetahui apa saja program kerja yang dikerjakan oleh Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) tersebut. 91 Diagram 4.14 Tanggapan Responden Mengenai Kepuasan Kinerja Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) 100% 87% 80% 60% 40% 20% 7% 6% 0% 0% SP P KP TP Ket: Sangat Puas (SP) / Puas (P) / Kurang Puas (KP) / Tidak Puas (TP) (Sumber: Data Primer, koesioner no 13, 2015) Berdasarkan diagram 4.14 diatas, tanggapan responden mengenai sumbangan yang diberikan dari perusahaan, responden yang menjawab (SP) sebanyak 6% atau 5 orang, menjawab (P) sebanyak 87% atau 74 orang, menjawab (KP) sebanyak 7% atau 6 orang dan yang menjawab (TP) sebanyak 0% atau 0 orang. Dari jawaban responden tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab (P), yang artinya bahwa kinerja yang dilakukan Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) sudah sesuai dengan yang diharapkan maka dari itu perusahaan sudah puas dengan kinerja Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) tersebut. 92 Diagram 4.15 Tanggapan Responden Mengenai Pengawasan Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) Pada Program Yang Dilaksanakan 80% 73% 70% 60% 50% 40% 30% 16% 20% 10% 9% 1% 0% SK K KK TK Ket: Sangat Ketat (SK) / Ketat (K) / Kurang Ketat (KK) / Tidak Ketat (TK) (Sumber: Data Primer, koesioner no 14, 2015) Berdasarkan diagram 4.15 diatas, tanggapan responden mengenai pengawasan Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) pada program yang dilaksanakan, responden yang menjawab (SK) sebanyak 9% atau 7 orang, menjawab (K) sebanyak 73% atau 58 orang, menjawab (KK) sebanyak 16% atau 13 orang dan yang menjawab (TK) sebanyak 1% atau 1 orang. Dari jawaban responden tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab (K), yang artinya bahwa pengawasan yang dilakukan oleh perusahaan kepada Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) sudah ketat dalam pelaksanaan program kerja yang dijalankan sehingga program kerja tersebut dapat berjalan dengan lancar 93 dan tepat sasaran. Contoh pengawasan yang dilakukan oleh perusahaan kepada Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) dalam menjalankan program kerja yang dilaksanakan adalah melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan pengelolaan Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) selama 2-3 kali pengawasan pada setiap program yang dijalankan dan membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasan yang dilakukan. Sedangkan responden yang menjawab (KK), dikarenakan perusahaan mereka belum ikut bergabung dan terlibat dalam pelaksanaan program kerja yang dijalankan oleh Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR). Diagram 4.16 Tanggapan Responden Mengenai Keterlibatan Perusahaan Dalam Pelaksanaan Program Kerja 90% 80% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 14% 6% 10% 0% 0% ST T KT TT Ket: Sangat Terlibat (ST) / Terlibat (T) / Kurang Terlibat (KT) / Tidak Terlibat (TK) (Sumber: Data Primer, koesioner no 15, 2015) 94 Berdasarkan diagram 4.16 diatas, tanggapan responden mengenai keterlibatan perusahaan dalam pelaksanaan program kerja, responden yang menjawab (ST) sebanyak 14% atau 11 orang, menjawab (T) sebanyak 80% atau 63 orang, menjawab (KT) sebanyak 6% atau 5 orang dan yang menjawab (TT) sebanyak 0% atau 0 orang. Dari jawaban responden tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab (T), yang artinya bahwa perusahaan yang sudah ikut bergabung ikut terlibat dalam melaksanakan program kerja Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR), yaitu dengan cara ikut turun ke lapangan langsung dalam pelaksanaan program kerja Corporate Social Responsibility (CSR) yang dijalankan. Contohnya dalam pelaksanaan program kerja yang dilaksanakan seperti jamban keluarga, bedah rumah, bank sampah, listrik masuk desa, dan program kerja yang lainnya. Diagram 4.17 Tanggapan Responden Mengenai Kesesuaian Produk/Jasa Yang Diberikan Perusahaan 100% 85% 80% 60% 40% 20% 13% 3% 0% KS TS 0% SS S Ket: Sangat Sesuai (SS) / Sesuai (S) / Kurang Sesuai (KS) / Tidak Sesuai (TS) (Sumber: Data Primer, koesioner no 16, 2015) 95 Berdasarkan diagram 4.17 diatas, tanggapan responden mengenai kesesuaian produk/jasa yang diberikan perusahaan, responden yang menjawab (SS) sangat sesuai sebanyak 13% atau 10 orang, menjawab (S) sebanyak 85% atau 67 orang, menjawab (KS) sebanyak 3% atau 2 orang dan yang menjawab (TS) sebanyak 0% atau 0 orang. Dari jawaban responden tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab (S), yang artinya bahwa produk/jasa yang diberikan perusahaan sudah sesuai dengan keinginan masyarakat yang membutuhkan yang diajukan oleh Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) kepada perusahaan. Proses pengajuan dana Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh masyarakat ada yang melalui Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) dan ada pula yang langsung mengajukan ke perusahaan. Masyarakat yang mengajukan dana Corporate Social Responsibility (CSR) kepada Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) biasanya mereka melakukan beberapa tahap yaitu mereka mengajukan ke kelurahan terlebih dahulu, lalu dari setiap kelurahan mengajukan ke kecamatan, maka Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) mendapatkan data yang membutuhkan bantuan dari setiap kelurahan melalui kecamatan masing-masing yang ada di Kota Cilegon. Sedangkan masyarakat yang langsung mengajukan dana Corporate Social Responsibility (CSR) ke perusahaan, biasanya mereka membuat proposal terlebih dahulu untuk syarat mendapatkan dana Corporate Social 96 Responsibility (CSR). Kebanyakan dari masyarakat yang langsung mengajukan ke perusahaan, mereka biasanya meminta bantuan berupa dana untuk modal mereka membuka usaha. Diagram 4.18 Tanggapan Responden Mengenai Kepercayaan Perusahaan Terhadap Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) 90% 80% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 12% 8% 10% 0% 0% SM M KM TM Ket: Sangat Memiliki (SM) / Memiliki (M) / Kurang Memiliki (KM) / Tidak Memiliki (TM) (Sumber: Data Primer, koesioner no 17, 2015) Berdasarkan diagram 4.18 diatas, tanggapan responden mengenai kepercayaan perusahaan terhadap Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR), responden yang menjawab (SM) sebanyak 12% atau 10 orang, menjawab (M) sebanyak 80% atau 66 orang, menjawab (KM) sebanyak 8% atau 7 orang dan yang menjawab (TM) sebanyak 0% atau 0 orang. 97 Dari jawaban responden tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab (M), yang artinya bahwa beberapa perusahaan sudah memiliki kepercayaan kepada Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) untuk bekerja sama dalam menjalankan program Corporate Social Responsibility (CSR) di Kota Cilegon. Contoh perusahaan yang sudah memiliki kepercayaan kepada Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) adalah PT. Krakatau Steel, PT. Indonesia Power, PT. Chandra Asri, Bank BJB, PT. Krakatau Posco, PT. Kimia Farma, PT. ASDP Merak, PT. Mitsubishi, PT. Askes dan PT. Wijaya Karya Insan Pertiwi. Perusahaan –perusahaan tersebut sudah ikut bergabung dan bekerja sama dengan Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR), tetapi yang rutin setiap tahun memberikan bantuan adalah PT. Krakatau Steel, PT. Indonesia Power, PT. Chandra Asri, dan Bank BJB. Diagram 4.19 Tanggapan Responden Mengenai Tingkat Kepercayaan Perusahaan 80% 73% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 15% 13% 10% 0% 0% ST T KT TT Ket: Sangat Tinggi (ST) / Tinggi (T) / Kurang Tinggi (KT) / Tidak Tinggi (TT) (Sumber: Data Primer, koesioner no 18, 2015) 98 Berdasarkan diagram 4.19 diatas, tanggapan responden mengenai tingkat kepercayaan perusahaan, responden yang menjawab (ST) sebanyak 15% atau 12 orang, menjawab (T) sebanyak 73% atau 58 orang, menjawab (KT) sebanyak 13% atau 10 orang dan yang menjawab (TT) sebanyak 0% atau 0 orang. Dari jawaban responden tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab (T), yang artinya bahwa Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) sudah membuktikan hasil kinerja yang baik untuk perusahaan maka dari itu tingkat kepercayaan yang diberikan sudah tinggi. Diagram 4.20 Tanggapan Responden Mengenai Kesesuaian Pelayanan Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) Dengan Kepercayaan Yang Diberikan Perusahaan 90% 81% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 13% 6% 10% 0% 0% SS S KS TS Ket: Sangat Sesuai (SS) / Sesuai (S) / Kurang Sesuai (KS) / Tidak Sesuai (TS) (Sumber: Data Primer, koesioner no 19, 2015) 99 Berdasarkan diagram 4.20 diatas, tanggapan responden mengenai kesesuaian pelayanan Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) dengan kepercayaan yang diberikan perusahaan, responden yang menjawab (SS) sebanyak 13% atau 10 orang, menjawab (S) sebanyak 81% atau 65 orang, menjawab (KS) sebanyak 6% atau 5 orang dan yang menjawab (TS) sebanyak 0% atau 0 orang. Dari jawaban responden tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab (S) sesuai, yang artinya bahwa pelayanan yang diberikan oleh Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) kepada perusahaan sudah sesuai dengan kepercayaan yang diberikan oleh perusahaan. Diagram 4.21 Tanggapan Responden Mengenai Anggaran Biaya Yang Diberikan Oleh Perusahaan 100% 88% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 6% 6% 0% 0% ST T KT Ket: Sangat Tepat (ST) / Tepat (T) / Kurang Tepat (KT) / Tidak Tepat (TT) (Sumber: Data Primer, koesioner no 20, 2015) TT 100 Berdasarkan diagram 4.21 diatas, tanggapan responden mengenai anggaran biaya yang diberikan oleh perusahaan, responden yang menjawab (ST) sebanyak 6% atau 5 orang, menjawab (T) sebanyak 88% atau 70 orang, menjawab (KT) sebanyak 6% atau 5 orang dan yang menjawab (TT) sebanyak 0% atau 0 orang. Dari jawaban responden tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab (T), yang artinya bahwa anggaran yang diberikan oleh perusahaan sudah tepat karena anggaran yang diberikan sesuai dengan program kerja yang dijalankan oleh Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR). Contohnya anggaran yang diberikan untuk program kerja jamban keluarga pada tahun 2014 sebesar Rp 522.500.000 untuk 209 keluarga, bank sampah untuk 8 kecamatan adalah sebesar Rp 65.000.000, pemugaran rumah tidak layak huni/bedah rumah adalah sebesar Rp 300.000.000 untuk 20 keluarga, listrik masuk desa untuk 300 keluarga sebesar 840.000.000, kacamata untuk siswa sekolah dasar untuk 75 orang sebesar Rp 22.500.000, jamkesda (cuci darah) untuk 13 orang sebesar Rp 184.936.400, dan taman kota untuk 1 lokasi sebesar Rp 33.600.000. Dana yang didapatkan untuk program kerja pada tahun 2014 tersebut diperoleh dari beberapa perusahaan yaitu PT. Krakatau Steel, PT. Chandra Asri, PT. Indonesia Power, dan Bank BJB. 101 Diagram 4.22 Tanggapan Responden Mengenai Anggaran Biaya Perusahaan Yang Memadai 90% 85% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 10% 5% 0% 0% SM M KM TM Ket: Sangat Memadai (SM) / Memadai (M) / Kurang Memadai (KM) / Tidak Memadai (TM) (Sumber: Data Primer, koesioner no 21, 2015) Berdasarkan diagram 4.22 diatas, tanggapan responden mengenai anggaran biaya perusahaan yang memadai, responden yang menjawab (SM) sebanyak 5% atau 4 orang, menjawab (M) sebanyak 85% atau 68 orang, menjawab (KM) sebanyak 10% atau 8 orang dan yang menjawab (TM) sebanyak 0% atau 0 orang. Dari jawaban responden tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab (M), yang artinya bahwa anggaran yang diberikan sudah cukup memadai untuk masyarakat yang membutuhkan 102 bantuan maka dari itu anggarannya sudah tepat sesuai dengan program kerja yang dilaksanakan. Diagram 4.23 Tanggapan Responden Mengenai Kepatuhan Perusahaan Terhadap Peraturan Walikota No 3 Tahun 2011 90% 77% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 23% 20% 10% 0% 0% KP TP 0% SP P Ke: Sangat Patuh (SP) / Patuh (P) / Kurang Patuh (KP) / Tidak Patuh (TP) (Sumber: Data Primer, koesioner no 22, 2015) Berdasarkan diagram 4.23 diatas, tanggapan responden mengenai kepatuhan perusahaan terhadap Peraturan Walikota No 3 Tahun 2011, responden yang menjawab (SP) sebanyak 23% atau 18 orang, menjawab (P) sebanyak 77% atau 61 orang, menjawab (KP) sebanyak 0% atau 0 orang dan yang menjawab (TP) sebanyak 0% atau 0 orang. Dari jawaban responden tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab (P), yang artinya bahwa sebagian perusahaan 103 sudah mengetahui Peraturan Walikota No 3 Tahun 2011 tersebut dan sudah mematuhinya, sehingga beberapa perusahaan sudah ikut bergabung dengan Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) dalam menjalankan program kerja Corporate Social Responsibility (CSR) di Kota Cilegon. Diagram 4.24 Tanggapan Responden Mengenai Upaya Mematuhi Peraturan Pemerintah 70% 59% 60% 50% 41% 40% 30% 20% 10% 0% 0% KB TB 0% SB B Ket: Sangat Berusaha (SB) / Berusaha (B) / Kurang Berusaha (KB) / Tidak Berusaha (TB) (Sumber: Data Primer, koesioner no 23, 2015) Berdasarkan diagram 4.24 diatas, tanggapan responden mengenai upaya mematuhi Peraturan Pemerintah, responden yang menjawab (SB) sebanyak 41% atau 35 orang, menjawab (B) sebanyak 59% atau 50 orang, 104 menjawab (KB) sebanyak 0% atau 0 orang dan yang menjawab (TB) sebanyak 0% atau 0 orang. Dari jawaban responden tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab (B), yang artinya perusahaan ingin selalu berusaha untuk mematuhi peraturan pemerintah yang berlaku termasuk Peraturan Walikota No 3 Tahun 2011 yang mewajibkan perusahaan untuk ikut bergabung dengan Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) untuk mensejahterakan masyarakat di Kota Cilegon. 4.3 Pengujian Persyaratan Statistik 4.3.1 Hasil Uji Validitas Pada penelitian ini, tahap awal proses analisis data adalah melakukan uji validitas instrumen terlebih dahulu. Hal tersebut dimaksudkan untuk menjaga ketetapan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid atau tidaknya suatu kuesioner yang menjadi alat ukur dalam penelitian ini. Instrumen yang valid menggambarkan bahwa suatu instrumen benar-benar mampu dalam mengukur variabel-variabel yang akan diukur dalam penelitian, serta mampu menunjukkan tingkat kesesuaian antara konsep penelitian dengan hasil pengukuran. Pada uji validitas, peneliti mengambil sampel sebanyak 94 responden. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui valid atau tidaknya data sebelum data tersebut diolah. Selain itu, uji validitas dilakukan agar 105 lebih mengefisienkan waktu dalam pengambilan data di lapangan. Artinya, apabila 94 sampel yang didapat hasilnya valid secara keseluruhan, maka semua indikator telah mewakili semua instrumen. Tetapi, bila terdapat sampel yang tidak valid dan tidak mewakili indikator yang ada, maka instrumen tersebut diganti dengan instrumen baru sebagai pengganti instrumen yang tidak valid. Kemudian kuesioner tersebut disebar kembali untuk menghasilkan instrumen yang valid. Tetapi, apabila ditemukan hasil sampel yang tidak valid, namun tetap mewakili indikator, maka instrumen tersebut dihapus. Adapun, rumus yang digunakan oleh peneliti dalam uji validitas ini yaitu menggunakan statistik Korelasi Product Moment dengan bantuan SPSS versi 16. Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Validitas Instrumen No. Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 r hitung .406 .105 .628 .257 .477 .582 .037 .697 .510 .731 .900 .881 .881 .856 .900 r tabel 0.202 0.202 0.202 0.202 0.202 0.202 0.202 0.202 0.202 0.202 0.202 0.202 0.202 0.202 0.202 Keputusan Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid 106 16 17 18 19 20 21 22 23 24 .838 .714 .870 .859 .862 .855 .640 .280 .027 0.202 0.202 0.202 0.202 0.202 0.202 0.202 0.202 0.202 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid (Sumber : Data diolah tahun 2015) Kriteria item/butir instrumen yang digunakan adalah apabila r hitung > r tabel, berarti item/butir instrumen dinyatakan valid. Jika r hitung ≤ r tabel, berarti item/butir instrumen dinyatakan tidak valid. Nilai r hitung diperoleh dari perhitungan statistik Korelasi Product Moment dengan menggunakan SPSS versi 16. Sedangkan, r tabel dengan nilai 0,202 diperoleh dari tabel Product Moment dengan tingkat kesalahan 5% dengan jumlah responden 94 orang. Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa terdapat tiga item/butir instrumen yang tidak valid yaitu item instrumen nomor 2, 7 dan 24. Hal tersebut karena nilai r hitung ≤ r tabel. Artinya, ketiga item instrumen tersebut dihilangkan dan tidak perlu diganti karena indikator instrumen dapat terukur dengan item instrumen lainnya. 4.3.2 Hasil Uji Reliabilitas Guna menjaga kehandalan dari sebuah instrumen atau alat ukur, maka peneliti melakukan uji reliabilitas, dimana instrumen yang dilakukan uji reliabilitas adalah instrumen yang dinyatakan valid, sedangkan instrumen yang dinyatakan tidak valid maka tidak bisa dilakukan uji 107 reliabilitas. Dalam pengukuran reliabilitas, peneliti menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan bantuan SPSS versi 16. Adapun, hasil uji reliabilitas yang telah dilakukan dalam penelitian ini yaitu nilai Alpha Cronbach sebesar 0,946. Suatu variabel dikatakan reliabel jika nilai alphanya lebih dari 0,30 (Purwanto 2007:181). Hal ini dapat diartikan bahwa 0,946 > 0,30 sehingga instrumen yang diuji dinyatakan reliabel. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.2 Reliability Statistics Cronbach's N of Items Alpha .946 24 (Sumber : Data diolah tahun 2015) 4.4 Pengujian Hipotesis Penelitian mengenai Efektivitas Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) Dalam Pengelolaan Corporate Social Responsibility Di Kota Cilegon Tahun 2014 memiliki hipotesis sebagai berikut: “Efektivitas Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) Dalam Pengelolaan Corporate Social Responsibility Di Kota Cilegon Tahun 2014 paling rendah 60%”. 108 Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui tingkat signifikasi dari hipotesis yang diajukan. Berdasarkan metode penelitian, maka pada tahap pengujian hipotesis, peneliti menggunakan rumus t-test satu sampel. Dalam penghitungan pengujian hipotesis, skor ideal yang diperoleh adalah 4 x 24 x 94 = 9024 (4 = nilai tertinggi dari setiap jawaban yang ditanyakan kepada responden), (24 = jumlah pertanyaan yang ditanyakan kepada responden) dan (94 = jumlah sampel yang dijadikan responden). Selanjutnya, nilai rata-ratanya adalah 9024 : 94 = 96. Dalam Efektivitas Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) Dalam Pengelolaan Corporate Social Responsibility Di Kota Cilegon Tahun 2014, nilai yang dihipotesiskan adalah lebih tinggi dari 60%, hal ini berarti bahwa 0,60 x 96 = 28,8. Hipotesis statistiknya yaitu, Ho untuk memprediksi µ lebih rendah (≤) 60%. Sedangkan, Ha lebih tinggi (>) dari 60%. Ho : µ ≤ 60% ≤ 0,60 x 9024 : 94 = 57,6 Ha : µ > 60% > 0,60 x 9024 : 94 = 57,6 Diketahui : X = 60,7 ˳ = 60% = 0,60 x 9024 : 94 = 57,6 s = 58,2 n = 94 Ditanya :t? 109 Jawab : t= = X− ˳ s n − = = t= Nilai t hitung tersebut, selanjutnya dibandingkan dengan nilai t tabel, dengan derajat kebebasan (dk) = n – 1 = (94 – 1 = 93) dan taraf kesalahan = 5% untuk uji satu pihak (one tail test) dengan uji pihak kanan. Berdasarkan dk 93 dan = 5%, ternyata nilai t tabel untuk uji satu pihak = 1,984. Karena nilai t hitung lebih besar dari t tabel atau jatuh pada daerah penerimaan Ha (5,16 > 1,984), maka Hipotesis Nol (Ho) ditolak dan Hipotesis Alternatif (Ha) diterima. Berdasarkan perhitungan, didapatkan bahwa Efektivitas Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) Dalam Pengelolaan Corporate Social Responsibility Di Kota Cilegon Tahun 2014, yaitu : 2 2 x 100% = 0,7344 = 73,44%. 110 Jadi, telah diketahui bahwa Efektivitas Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) Dalam Pengelolaan Corporate Social Responsibility Di Kota Cilegon Tahun 2014 mencapai 73,44%. 4.5 Interpretasi Hasil Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti berusaha menjawab rumusan masalah deskriptif yang telah peneliti rumuskan sebelumnya, yaitu “Berapa besar tingkat Efektivitas Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) Dalam Pengelolaan Corporate Social Responsibility Di Kota Cilegon Tahun 2014?” Penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab rumusan masalah tersebut. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus ttest satu sampel dengan uji satu pihak (one tail test) dan uji pihak kanan, bahwa nilai t hitung lebih besar (>) dari nilai t tabel, maka dapat diartikan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima karena mencapai angka 73,44%. Skor ideal yang diperoleh adalah 4 x 24 x 94 = 9024 (4 = nilai tertinggi dari setiap jawaban yang ditanyakan kepada responden), (24 = jumlah pertanyaan yang ditanyakan kepada responden) dan (94 = jumlah sampel yang dijadikan responden). Sedangkan, skor terendahnya adalah 1 x 24 x 94 = 2256 (1 = nilai terendah dari setiap jawaban yang ditanyakan kepada responden), (24 = jumlah pertanyaan yang ditanyakan kepada responden) dan (94 = jumlah sampel yang dijadikan responden). Adapun, jumlah skor yang diperoleh adalah 6628. 111 Dengan demikian, dapat diketahui bahwa Efektivitas Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) Dalam Pengelolaan Corporate Social Responsibility Di Kota Cilegon Tahun 2014 adalah 6628 : 9024 = 0,7344 atau 73,44%. Hal ini berarti bahwa efektivitas tersebut telah berjalan dengan baik. Penilaian tersebut didasarkan pada kategori instrumen berikut ini : Gambar 4.6 Kategori Instrumen Tidak Baik Kurang Baik 25% 50% Baik Sangat Baik 75% 100% 73,44% (Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2015) Berdasarkan kategori instrumen di atas, angka 73,44% masuk dalam kategori interval kurang baik dan baik, maka hasil tersebut masuk dalam kategori baik karena lebih mendekati kategori baik. 4.6 Pembahasan Dalam Responsibility penelitian (CCSR) Efektivitas Dalam Cilegon Corporate Social Pengelolaan Corporate Social Responsibility Di Kota Cilegon Tahun 2014, peneliti menggunakan teori efektivitas organisasi menurut Etzioni (Lubis dan Huseini, 1987). 112 Efektivitas organisasi adalah tingkat keberhasilan organisasi dalam usaha untuk mencapai tujuan dan sasarannya. Etzioni berpendapat bahwa sasaran (goal) organisasi adalah suatu keadaan atau kondisi yang ingin dicapai oleh suatu organisasi. Pengertian pengelolaan diartikan sebagai suatu rangkaian pekerjaan atau usaha yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk melakukan serangkaian kerja dalam mencapai tujuan tertentu. Definisi pengelolaan oleh para ahli terdapat perbedaan-perbedaan hal ini disebabkan karena para ahli meninjau pengertian dari sudut yang berbedabeda. Ada yang meninjau pengelolaan dari segi fungsi, benda, kelembagaan dan yang meninjau pengelolaan sebagai suatu kesatuan. Namun jika dipelajari dari prinsipnya definisi-definisi tersebut mengandung pengertian dan tujuan yang sama. Adapun kriteria efektivitas organisasi terdiri dari 6 indikator, diantaranya yaitu : 1) Tingkat keuntungan dan sumbangan/partisipasi perusahaan terhadap kegiatan organisasi : tingkat keuntungan yang dimaksud adalah keuntungan yang sama-sama menguntungkan, contohnya perusahaan mendapatkan keuntungan dari Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) yaitu berupa Reward setiap tahunnya, selain itu nama perusahaan pun dapat lebih dikenal oleh masyarakat. 2) Kepuasan kinerja, besarnya imbalan dan sistem pengawasan : kepuasan kinerja merupakan tingkat kepuasan pelayanan yang 113 diberikan oleh Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) kepada perusahaan. Sedangkan sistem pengawasan berkaitan dengan upaya penyusunan antara rencana yang telah disusun dengan pelaksanaan atau hasil yang benar-benar dicapai, untuk mengetahui apakah hasil yang dicapai sesuai dengan rencana yang telah disusun. 3) Mutu produk/jasa : mutu produk/jasa adalah tingkat baik atau buruknya kualitas yang diberikan kepada penerima bantuan yang membutuhkan, apakah sudah sesuai atau belum dengan jumlah dana yang diberikan oleh perusahaan. 4) Kredibilitas perusahaan : kredibilitas perusahaan adalah tingkat kepercayaan antara perusahaan dengan Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR), kepercayaan yang dimaksud adalah apakah Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) dapat mengelola bantuan yang diberikan oleh perusahaan dengan baik. 5) Kelancaran pembayaran : kelancaran pembayaran yang dimaksd adalah apakah perusahaan yang sudah bergabung dengan Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) rutin dalam memberikan sumbangan setiap tahunnya. 6) Kepatuhan perusahaan terhadap peraturan pemerintah : kepatuhan terhadap peraturan yang dimaksud adalah apakah perusahaan sudah mematuhi peraturan pemerintah dengan baik atau belum. 114 Berikut ini merupakan jumlah skor rata-rata per dimensi efektivitas organisasi yang diperoleh berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh peneliti : Tabel 4.3 Skor Rata-Rata dari Tiap-Tiap Dimensi No 1 Dimensi Efektivitas Organisasi Tingkat keuntungan dan sumbangan/partisipasi perusahaan terhadap kegiatan organisasi Kepuasan kinerja, besarnya imbalan dan sistem 2 pengawasan 3 Mutu produk/jasa 4 Kredibilitas perusahaan 5 Kelancaran pembayaran 6 Kepatuhan perusahaan terhadap peraturan pemerintah (Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2015) Jumlah 67,37% 68,72% 70,21% 71,94% 67,55% 74,20% Berdasarkan pengolahan data di atas, diperoleh hasil bahwa dimensi kepatuhan perusahaan terhadap peraturan pemerintah memperoleh presentase tertinggi yaitu 74,20%. Hasil tersebut diperoleh dari jumlah skor pada dimensi kepatuhan perusahaan terhadap peraturan pemerintah yaitu 837. Skor idealnya = 4 x 3 x 94 = 1128 (4 = nilai tertinggi dari setiap jawaban yang ditanyakan kepada responden), (3 = jumlah pertanyaan yang ditanyakan kepada responden) dan (94 = jumlah sampel yang dijadikan responden). Jadi, skor rata-rata dimensinya adalah 837 : 1128 = 0,7420 atau (dikalikan 100%) menjadi 74,20%. Artinya, sebagian besar perusahaan sudah patuh terhadap peraturan pemerintah, termasuk patuh pada Peraturan Walikota No 3 Tahun 2011. Peraturan Walikota No 3 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Organisasi 115 dan Tata Kerja Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) di Kota Cilegon, membentuk suatu lembaga yang bernama Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR). Lembaga tersebut berfungsi sebagai organisasi yang menjalankan program Corporate Social Responsibility (CSR) di Kota Cilegon. Dengan bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan di Kota Cilegon, maka pelaksanaan program tersebut dapat berjalan dengan baik. Maka dari itu Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) selalu berusaha untuk mengajak perusahaan agar mau bergabung dan menjalankan program kerja secara bersama untuk masyarakat di Kota Cilegon agar bantuan yang diberikan dapat tepat sasaran. Tetapi ada beberapa perusahaan yang belum ikut bergabung dikarenakan perusahaan tersebut ada yang sudah menjalankan program Corporate Social Responsibility (CSR) sendiri, ada pula perusahaan yang belum mengetahui keberadaan Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) tersebut. Maka dari itu belum 100% perusahaan yang ikut bergabung dengan Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR), tetapi Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) selalu berusaha mensosialisasikan ke perusahaan-perusahaan lainnya yang belum ikut bergabung. Selanjutnya, dimensi kredibilitas perusahaan memperoleh presentase tertinggi setelah dimensi kepatuhan perusahaan terhadap peraturan pemerintah dengan jumlah 71,94%. Hasil tersebut diperoleh dari 116 jumlah skor pada dimensi kredibilitas perusahaan yaitu 1082. Skor idealnya = 4 x 4 x 94 = 1504 (4 = nilai tertinggi dari setiap jawaban yang ditanyakan kepada responden), (4 = jumlah pertanyaan yang ditanyakan kepada responden) dan (94 = jumlah sampel yang dijadikan responden). Jadi, skor rata-rata dimensinya adalah 1082 : 1504 = 0,7194 atau (dikalikan 100%) menjadi 71,94%. Artinya, kredibilitas perusahaan terhadap Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibilty (CCSR) sudah cukup tinggi sehingga mereka bisa bekerja sama dengan baik. Pelayanan yang diberikan oleh Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) pun sudah sesuai dengan tingkat kepercayaan yang diberikan oleh perusahaan. Karena sudah cukup memiliki kepercayaan yang tinggi, ada beberapa perusahaan yang selalu ikut memberikan bantuan setiap tahunnya yaitu PT. Indonesia Power, PT. Krakatau Steel, PT. Krakatau Posco, PT. Kemudian, dimensi mutu produk/jasa memperoleh presentase 70,21%. Hasil tersebut diperoleh dari jumlah skor pada dimensi mutu produk/jasa yaitu 264. Skor idealnya = 4 x 1 x 94 = 376 (4 = nilai tertinggi dari setiap jawaban yang ditanyakan kepada responden), (1 = jumlah pertanyaan yang ditanyakan kepada responden) dan (94 = jumlah sampel yang dijadikan responden). Jadi, skor rata-rata dimensinya adalah 264 : 376 = 0,7021 atau (dikalikan 100%) menjadi 70,21%. Artinya, mutu produk/jasa yang diberikan oleh perusahaan sudah sesuai dengan apa yang diinginkan oleh masyarakat kurang mampu di 117 Kota Cilegon. Walaupun bantuan yang diberikan bukan dalam bentuk dana saja, bisa juga dalam bentuk barang yang mereka butuhkan. Contohnya ada yang berupa bantuan jamban keluarga, buku paket sekolah, bantuan kacamata, bank sampah, dan lain sebagainya. Selanjutnya, dimensi kepuasan kinerja, besarnya imbalan dan sistem pengawasan memperoleh presentase cukup tinggi setelah dimensi mutu produk/jasa sebesar 68,72%. Hasil tersebut diperoleh dari jumlah skor pada dimensi kepuasan kinerja, besarnya imbalan dan sistem pengawasan yaitu 1292. Skor idealnya = 4 x 5 x 94 = 1880 (4 = nilai tertinggi dari setiap jawaban yang ditanyakan kepada responden), (5 = jumlah pertanyaan yang ditanyakan kepada responden) dan (94 = jumlah sampel yang dijadikan responden). Jadi, skor rata-rata dimensinya adalah 1292 : 1880 = 0,6872 atau (dikalikan 100%) menjadi 68,72%. Artinya, kinerja yang dilakukan oleh Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) untuk menjalankan program Corporate Social Responsibility (CSR) di Kota Cilegon sudah cukup baik sehingga membuat perusahaan yang ikut bergabung cukup puas dengan kinerja Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) tersebut. Selama program kerja tersebut dijalankan perusahaan pun ikut serta dalam pengawasan kinerja Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) tersebut agar hasilnya sesuai dengan apa yang diharapkan. Dan perusahaan yang sudah ikut bergabung pun mendapatkan penghargaan dari 118 Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) yaitu berupa Reward. Dimensi selanjutnya yaitu kelancaran pembayaran dengan presentase 67,55%. Hasil tersebut diperoleh dari jumlah skor pada dimensi kelancaran pembayaran yaitu 508. Skor idealnya = 4 x 2 x 94 = 752 (4 = nilai tertinggi dari setiap jawaban yang ditanyakan kepada responden), (2 = jumlah pertanyaan yang ditanyakan kepada responden) dan (94 = jumlah sampel yang dijadikan responden). Jadi, skor rata-rata dimensinya adalah 508 : 752 = 0,6755 atau (dikalikan 100%) menjadi 67,55%. Artinya, anggaran yang diberikan oleh perusahaan sudah tepat karena anggaran yang diberikan sesuai dengan program kerja yang dijalankan oleh Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) dan anggaran yang diberikan sudah cukup memadai untuk masyarakat yang membutuhkan bantuan. Selanjutnya, dimensi tingkat keuntungan dan sumbangan/partisipasi perusahaan terhadap kegiatan organisasi dengan presentase terendah yaitu 67,37%. Hasil tersebut diperoleh dari jumlah skor pada dimensi tingkat keuntungan dan sumbangan/partisipasi perusahaan terhadap kegiatan organisasi yaitu 1722. Skor idealnya = 4 x 6 x 94 = 2256 (4 = nilai tertinggi dari setiap jawaban yang ditanyakan kepada responden), (6 = jumlah pertanyaan yang ditanyakan kepada responden) dan (94 = jumlah sampel yang dijadikan responden). Jadi, skor 119 rata-rata dimensinya adalah 1722 : 2556 = 0,6737 atau (dikalikan 100%) menjadi 67,37%. Artinya, tingkat keuntungan dan sumbangan/partisipasi perusahaan terhadap kegiatan organisasi belum baik karena partisipasi perusahaan untuk ikut bergabung dengan Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) dalam menjalankan program Corporate Social Responsibility (CSR) masih belum banyak perusahaan yang ingin ikut bergabung. Menurut beberapa responden, perusahaan mereka belum ikut bergabung karena sudah melaksanakan program Corporate Social Responsibility (CCSR) sendiri dan ada pula perusahaan yang belum mengetahui keberadaan Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR). Berdasarkan perhitungan dalam pengujian hipotesis mengenai Efektivitas Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) Dalam Pengelolaan Corporate Social Responsibility Di Kota Cilegon Tahun 2014, maka dapat diketahui Efektivitas Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) Dalam Pengelolaan Corporate Social Responsibility Di Kota Cilegon Tahun 2014 mencapai 73,34%. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji pihak kanan, menunjukan bahwa Hipotesis Nol (Ho) ditolak dan Hipotesis Alternatif (Ha) diterima. Artinya, Efektivitas Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) Dalam Pengelolaan Corporate Social Responsibility Di Kota Cilegon Tahun 2014 berjalan dengan baik yaitu 73,44%. 120 Adapun peneliti membandingkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Marina pada tahun 2012, yang berjudul “Efektivitas Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Krakatau Steel di Kecamatan Citangkil Periode 2010-2011”. Berdasarkan hasil yang telah dilakukan tentang Efektivitas Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Krakatau Steel di Kecamatan Citangkil Periode 2010-2011, yaitu : 1) Efektivitas Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Krakatau Steel di Kecamatan Citangkil Periode 2010-2011 sudah berjalan dengan baik, karena angka mencapai 77% artinya angka tersebut lebih dari angka yang diharapkan yaitu sebesar 70%. 2) Efektivitas Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Krakatau Steel di Kecamatan Citangkil Periode 2010-2011 berjalan dengan baik karena didukung oleh beberapa faktor antara lain koordinasi yang baik antara PT. Krakatau Steel dan Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Ekonomi Masyarakat (UPT PEM) Kecamatan Citangkil dalam hal proses pemberian bantuan pinjaman modal usaha serta bunga yang ditetapkan rendah. Selain itu, ada pula faktor penghambatnya yaitu kurangnya pengawasan dan adanya diskriminasi. BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai Efektivitas Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) Dalam Pengelolaan Corporate Social Responsibility Perusahaan-Perusahaan Di Kota Cilegon Tahun 2014, maka kesimpulan yang dapat diambil yaitu bahwa Efektivitas Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) Dalam Pengelolaan Corporate Social Responsibility Perusahaan-Perusahaan Di Kota Cilegon Tahun 2014 mencapai 73,44%, artinya efektivitas program tersebut berjalan dengan baik. Dalam presentase rata-rata skor tiap dimensi, dapat disimpulkan bahwa dimensi yang paling tinggi yaitu kepatuhan perusahaan terhadap peraturan pemerintah sebesar 74,20%. Artinya, sebagian besar perusahaan sudah patuh terhadap peraturan pemerintah, termasuk patuh pada Peraturan Walikota No 3 Tahun 2011. Sedangkan dimensi yang paling rendah yaitu tingkat keuntungan dan sumbangan/partisipasi perusahaan terhadap kegiatan organisasi sebesar 67,37%. Artinya, tingkat keuntungan dan sumbangan/partisipasi perusahaan terhadap kegiatan organisasi belum baik karena partisipasi perusahaan untuk ikut bergabung dengan Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) dalam menjalankan program Corporate Social Responsibility (CSR) masih belum banyak perusahaan yang ingin ikut bergabung. 121 122 5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai Efektivitas Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) Dalam Pengelolaan Corporate Social Responsibility Perusahaan-Perusahaan Di Kota Cilegon Tahun 2014, maka peneliti memberikan saran yaitu : 1. Lembaga Cilegon Corporate Social Resposibility (CCSR) perlu meningkatkan sosialisasi kepada perusahaan-perusahaan di Kota Cilegon agar perusahaan yang belum bergabung dapat ikut bergabung dengan Lembaga Cilegon Corporate Social Resposibility (CCSR) dalam menjalankan program Corporate Social Resposibility (CSR) di Kota Cilegon. 2. Pemerintah, perusahaan, dan Lembaga Cilegon Corporate Social Resposibility (CCSR) harus dapat bisa bekerja sama lagi dalam kegiatan Cilegon Corporate Social Resposibility (CSR) di Kota Cilegon agar masyarakat Kota Cilegon lebih sejahtera dari sebelumnya. 3. Lebih meningkatkan koordinasi antar Walikota Cilegon dan Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR). 4. Perlu adanya penambahan anggota pelaksana di Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) agar program Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilaksanakan dapat terealisasi. 123 DAFTAR PUSTAKA Danim, Prof. Dr. Sudarwan. 2004. Motivasi, Kepemimpinan, Dan Efektivitas Kelompok. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya. Freeman, R.E. 1984. Strategic Management: A Stakeholders Approach. Boston: Pitman Publishing. Hasibuan, Malayu S.P. 2007. Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta: Bumi Aksara. Irawan, Prasetya. 2005. Metodologi Penelitian Administrasi. Jakarta: Universitas Terbuka. Lubis, S.H. Hari & Huseini, Martani. 1987. Teori Organisasi Suatu Pendekatan Makro, PAU Ilmu-ilmu Sosial UI. Jakarta. Moleong, Lexy. J. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Rahmatullah & Kurniati, Trianita. 2011. Panduan Praktis Pengelolaan Corporate Social Responsibility (CSR). Yogyakarta: Samudera Biru. Siagian, Prof. Dr. Sondang. 2007. Fungsi-Fungsi Manajerial. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Terry, George. R. 2012. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Kamus Besar Bahasa Indonesia Dokumen : Peraturan Walikota Cilegon No 3 Tahun 2011 Daftar Nama Perusahaan Di Kota Cilegon Power Point dari Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) 124 Sumber Lain : http://www.rahmatullah.net/2012/09/kemitraan-csr-model-kerjasama.html http://id.wikipedia.org/wiki/Pengelolaan http://repository.fisip-untirta.ac.id/136/ www.baitul-hikmah.com/penerapan-corporate-social-responsibilities-di-indonesia 125 LAMPIRAN 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 KUESIONER Assalamu’alaikum Wr.Wb Dalam rangka penelitian skripsi saya yang berjudul “EFEKTIVITAS CILEGON CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CCSR) DALAM PENGELOLAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PERUSAHAAN-PERUSAHAAN DI KOTA CILEGON TAHUN 2014”. Saya mengharapkan ketersediaan Bapak/Ibu untuk berkenan menjawab pertanyaan yang telah saya sediakan dalam kuesioner sebagai berikut. Atas perhatian dan kesediaan waktunya saya ucapkan terima kasih. Wassalammu’alaikum Wr.Wb. I. Petunjuk Pengisian 1. Pilih salah satu jawaban yang sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu dengan memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang Bapak/Ibu pilih. 2. Diharapkan Bapak/Ibu dapat menjawab pertanyaan dengan jujur dan objektif. II. Identitas Responden 1. Nomor Responden : 2. Alamat : 3. Usia : 4. Jenis Kelamin : 5. Pendidikan Terakhir : Laki-Laki Perempuan SD SLTA SLTP Lainnya 139 III. Kuesioner 1. Apakah perusahaan anda mengetahui adanya Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) di Kota Cilegon? 2. a. Sangat tahu c. Kurang tahu b. Tahu d. Tidak tahu Apakah menurut perusahaan anda dengan didirikannya Lembaga CCSR sangat penting? 3. 4. a. Sangat penting c. Kurang Penting b. Penting d. Tidak Penting Apakah Lembaga CCSR sudah intens mensosialisasikan ke perusahaan anda? a. Sangat intens c. Kurang intens b. Intens d. Tidak intens Apakah perusahaan anda tertarik untuk ikut bergabung dengan Lembaga CCSR? 5. a. Sangat tertarik c. Kurang tertarik b. Tertarik d. Tidak tertarik Apakah Lembaga CCSR mewajibkan setiap perusahaan untuk ikut bergabung? 6. a. Sangat mewajibkan c. Kurang mewajibkan b. Mewajibkan d. Tidak mewajibkan Apakah perusahaan anda sudah ikut bergabung dengan Lembaga CCSR? (Jika perusahaan anda belum ikut bergabung lanjutkan menjawab pertanyaan no 7) a. Sudah bergabung c. Ingin bergabung b. Pernah bergabung d. Tidak bergabung 140 7. Apakah perusahaan anda sudah melaksanakan program CSR sendiri? (Jika perusahaan anda belum ikut bergabung lanjutkan menjawab pertanyaan no 10) 8. 9. a. Sangat melaksanakan c. Kurang melaksanakan b. Melaksanakan d. Tidak melaksanakan Apakah Lembaga CCSR sudah bagus dalam menjalankan tugasnya? a. Sangat bagus c. Kurang bagus b. Bagus d. Tidak bagus Apakah bantuan yang diberikan sudah tepat sasaran? a. Sangat tepat c. Kurang tepat b. Tepat d. Tidak tepat 10. Apakah ada keuntungan yang didapat dengan ikut bergabung dengan Lembaga CCSR? (Jika perusahaan anda belum ikut bergabung lanjutkan menjawab pertanyaan no 17) a. Sangat ada c. Kurang ada b. Ada d. Tidak ada 11. Apakah keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan sesuai dengan yang diharapkan? a. Sangat sesuai c. Kurang sesuai b. Sesuai d. Tidak sesuai 12. Bagaimana sumbangan yang diberikan perusahaan kepada Lembaga CCSR? a. Sangat sesuai c. Kurang sesuai b. Sesuai d. Tidak sesuai 13. Apakah perusahaan anda merasa puas dengan kinerja Lembaga CCSR dengan bantuan yang telah diberikan? 141 a. Sangat puas c. Kurang puas b. Puas d. Tidak puas 14. Bagaimana pengawasan yang dilakukan Lembaga CCSR terhadap program kerja yang dilaksanakan? a. Sangat ketat c. Kurang Ketat b. Ketat d. Tidak Ketat 15. Apakah perusahaan anda ikut terlibat dalam melaksanakan program kerja CCSR? a. Sangat terlibat c. Kurang terlibat b. Terlibat d. Tidak terlibat 16. Apakah mutu produk/jasa yang diberikan perusahaan anda sudah sesuai dengan keinginan Lembaga CCSR? a. Sangat sesuai c. Kurang sesuai b. Sesuai d. Tidak sesuai 17. Apakah perusahaan anda sudah memiliki kepercayaan terhadap Lembaga CCSR? (Jika perusahaan anda belum ikut bergabung lanjutkan menjawab pertanyaan no 22) a. Sangat memiliki c. Kurang memiliki b. Memiliki d. Tidak memiliki 18. Bagaimana tingkat kepercayaan yang diberikan? a. Sangat tinggi c. Kurang tinggi b. Tinggi d. Tidak tinggi 19. Apakah pelayanan yang diberikan oleh Lembaga CCSR sesuai dengan kepercayaan yang didapat? a. Sangat sesuai c. Kurang sesuai b. Sesuai d. Tidak sesuai 142 20. Apakah anggaran biaya yang diberikan oleh perusahaan anda sudah tepat? a. Sangat tepat c. Kurang tepat b. Tepat d. Tidak tepat 21. Apakah anggaran biaya yang diberikan oleh perusahaan anda sudah cukup memadai? a. Sangat memadai c. Kurang memadai b. Memadai d. Tidak memadai 22. Apakah perusahaan anda sudah patuh terhadap Peraturan Walikota No 3 Tahun 2011? (Jika perusahaan anda belum ikut bergabung lanjutkan menjawab pertanyaan no 23 dan 24) a. Sangat patuh c. Kurang Patuh b. Patuh d. Tidak Patuh 23. Apakah ada upaya yang dilakukan untuk mematuhi peraturan pemerintah tersebut? a. Selalu berusaha c. Kurang berusaha b. Berusaha d. Tidak berusaha 24. Apakah dengan adanya program CSR dapat membantu mengurangi masyarakat yang kurang mampu? a. Sangat membantu c. Kurang membantu b. Membantu d. Tidak membantu 143 Uji T-Tes One-Sample Statistics N VAR00001 Mean 95 Std. Deviation 1.2011E2 Std. Error Mean 579.25164 59.42996 One-Sample Test Test Value = 50.4 95% Confidence Interval of the Difference t VAR00001 1.173 df Sig. (2-tailed) 94 .244 Mean Difference 69.70526 Lower -48.2943 Upper 187.7048 144 Uji Validitas Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Item Deleted Total Correlation Correlation Alpha if Item Deleted Item1 67.2660 180.692 .406 . .946 Item2 67.2553 187.353 .105 . .948 Item3 67.8298 174.702 .628 . .944 Item4 67.5000 185.091 .257 . .947 Item5 67.8936 176.182 .477 . .946 Item6 67.1596 171.619 .582 . .944 Item7 67.3723 187.398 .037 . .951 Item8 67.5745 175.559 .697 . .943 Item9 67.4043 178.781 .510 . .945 Item10 67.5957 170.050 .731 . .942 Item11 67.6489 165.349 .900 . .940 Item12 67.6702 166.395 .881 . .940 Item13 67.8085 166.522 .881 . .940 Item14 67.8936 166.763 .856 . .940 Item15 67.7021 165.975 .900 . .940 Item16 67.7021 167.652 .838 . .941 Item17 67.6170 174.196 .714 . .943 Item18 67.7234 167.019 .870 . .940 Item19 67.6915 168.044 .859 . .940 Item20 67.7766 168.756 .862 . .940 Item21 67.8404 168.845 .855 . .941 Item22 67.5638 171.453 .640 . .943 Item23 67.1702 183.218 .280 . .947 Item24 67.0851 187.735 .027 . .951 145 Uji Reliabilitas Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's Standardized Alpha Items .946 .940 Case Processing Summary N Cases Valid a Excluded Total % 94 100.0 0 .0 94 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. N of Items 24 146 Item Statistics Mean Std. Deviation N Item1 3.2447 .71371 94 Item2 3.2553 .48496 94 Item3 2.6809 .81929 94 Item4 3.0106 .51837 94 Item5 2.6170 .94022 94 Item6 3.3511 1.06466 94 Item7 3.1383 .85006 94 Item8 2.9362 .70036 94 Item9 3.1064 .71042 94 Item10 2.9149 .94652 94 Item11 2.8617 .97937 94 Item12 2.8404 .95381 94 Item13 2.7021 .94845 94 Item14 2.6170 .96282 94 Item15 2.8085 .95351 94 Item16 2.8085 .94216 94 Item17 2.8936 .75446 94 Item18 2.7872 .93754 94 Item19 2.8191 .90355 94 Item20 2.7340 .86975 94 Item21 2.6702 .87238 94 Item22 2.9468 .98774 94 Item23 3.3404 .69643 94 Item24 3.4255 .80974 94 147 148 Scale Statistics Mean 70.5106 Variance 188.984 Std. Deviation 13.74714 N of Items 24 149 Wawancara Dengan Direktur Eksekutif Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) Wawancara Dengan Supervisor Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) PT. Krakatau Steel P 150 Pengisian Kuesioner Bank BJB Pengisian Kuesioner PT. Nippon Shokubai Indonesia 151 Pengisian Kuesioner PT. Chandra Asri 152 DAFTAR RIWAYAT HIDUP 1. Identitas Pribadi Nama : Nely Wahyu Sulasi Ningsih NIM : 6661102383 Jenis Kelamin : Perempuan Tempat Tanggal Lahir : Serang, 26 April 1992 Agama : Islam Alamat : JL. Pattimura Link. Ketileng Timur No.19 RT01/01, 42416, Cilegon-Banten No. HP : 083812691320 E-mail : [email protected] 2. Identitas Orang Tua Nama Ayah : H. Tb. Mastur, S.Pd Nama Ibu : Hj. Sri Aniati, S.Pd 3. Riwayat Pendidikan TK : TK Darussalam Cilegon (1997-1998) SD : SD Mardi Yuana Cilegon (1998-2004) SMP : SMP Madinatul Hadid Cilegon (2004-2007) SMA : SMAN 3 Cilegon (2007-2010) Perguruan Tinggi : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Ilmu Administrasi Negara-S1 (2010-sekarang) 4. Riwayat Organisasi 2004-2007 : OSIS SMP Madinatul Hadid Marching Band Porprov II Banten PASKIBRAKA SMP Madinatul Hadid PADUS SMP Madinatul Hadid 2007-2008 : PASKIBRAKA SMAN 3 Cilegon