bab 2 landasan teori

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Umum
2.1.1 Hotel
Hotel merupakan bangunan komersil yang harus berbentuk badan hukum dan tunduk
kepada Hukum Indonesia, serta maksud dan tujuannya semata-mata di bidang usaha
hotel.
2.1.1.a Definisi Hotel
Menurut Dirjen Pariwisata, pengertian hotel adalah suatu jenis akomodasi yang
mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa
penginapan, makan dan minum, serta jasa lainnya bagi umum, yang dikelola secara
komersial.
Menurut H. Kodhyat, ketua Lembaga Studi Pariwisata Indonesia, hotel merupakan
suatu sarana akomodasi yang disediakan untuk setiap orang atau tamu yang ingin
menginap untuk sementara dan bersedia membayar biaya penginapan sesuai dengan
tarif yang telah ditentukan atau disepakati bersama antara pihak pengelola hotel
dengan tamu yang bersangkutan.
Dalam surat Keputusan Menteri Perhubungan RI No. 10/PW301/Phb-77, tanggal 12
Desember 1977, hotel diartikan sebagai : “Hotel adalah suatu bentuk akomodasi
yang dikelola secara komersil dan disediakan bagi orang yang membutuhkan
penginapan sekaligus memberikan pelayanan dalam bentuk makanan dan minuman.”
Hotel berasal dari kata hostel, yang diambil dari bahasa Perancis kuno. Hotel adalah
suatu jenis bangunan yang dirancang khusus sebagai tempat yang menyediakan jasa
pelayanan penginapan, penyedia makanan dan juga minuman, serta tidak ketinggalan
fasilitas-fasilitas yang lainnya.
4
5
2.1.1.b Sejarah dan Perkembangan Hotel
Menurut Drs. Oka A.A. Yoeti, sejarah perhotelan sebenarnya sudah dimulai
semenjak Mariam dan Yusuf membutuhkan tempat menginap sewaktu Mariam akan
melahirkan Nabi Isa, hal ini sejalan dengan peradaban manusia yang selalu
memerlukan tempat untuk berlindung sementara terhadap cuaca panas dan dingin
dalam melakukan kegiatan perjalanan.
Pada masa kerajaan Romawi telah dibangun rumah penginapan yang disebut
“MANSIONES” yang berlokasi sepanjang jalan raya utama dengan jarak masingmasing sekitar 40 KM. Kemudian selama abad pertengahan, peraturan keagamaan di
Eropa memerintahkan agar dibangun tempat-tempat menginap di sepanjang jalan
yang dilalui orang.
Sampai pada tahun 1793, saat City Hotel dibangun di kota New York merupakan
pelopor pembangunan penginapan gaya baru yang lebih fashionable. Sebab, dasar
pembangunannya tidak hanya mementingkan letak yang strategis, tetapi juga
pemikiran bahwa hotel juga tempat istirahat yang mumpuni, sehingga tidak ada
salahnya didirikan di pinggir kota. Setelah itu, muncul hotel-hotel legendaris seperti
Tremont House di Boston pada tahun 1829, yang selama puluhan tahun dianggap
sebagai salah satu tempat paling top di Amerika Serikat. Tremont bersaing ketat
dengan Astor House, yang dibangun di New York pada tahun 1836. Saat itu, hotel
modern identik dengan perkembangan lalu lintas dan tempat beristirahat. Saat
pembangunan jaringan kereta api sedang gencar-gencarnya, hampir di tiap
perhentian (stasiun) ada hotel. Karena masa itu naik kereta api sangat melelahkan,
hotel-hotel pun memberikan berbagai hiburan pelepas penat. Hotel jenis ini disebutsebut dengan hotel “transit”.
Seiring dengan berkembangnya teknologi dan makin luasnya jangkauan angkutan
darat, kawasan sekitar rel kereta api tidak lagi menarik minat para investor. Orang
kemudian lebih suka jalan-jalan pakai mobil ketimbang kereta. Kepopuleran hotel
transit pun tersaingi oleh kehadiran “motel”, gabungan kata “motor hotel” yang sama
dengan tempat istirahat para pengendara kendaraan bermotor.
Kejayaan motel tidak berlangsung lama. Seiring makin pesatnya perkembangan kota,
berakhir pula era motel. Terutama karena letaknya yang agak di pinggir kota dan
6
fasilitasnya yang kalah bagus dengan hotel di pusat kota. Kalaupun terpaksa
bermalam di kawasan pinggiran, motel harus bersaing dengan hotel resort, yang
banyak tumbuh di tempat-tempat peristirahatan.
Selain hotel, resort, anak-anak kandung hotel yang lahir di era 1990-an tidak kalah
hebatnya. Sebut saja berbagai extended-stay hotel, khusus buat tamu yang
membutuhkan tempat menginap minimal lima malam. Sedangkan pelaku bisnis yang
harus bernegosiasi di kampong atau negeri orang bias mencari hotel apartment. Di
Amerika, dua jenis hotel ini berkembang sangat pesat.
2.1.1.c Fungsi dan Tujuan Hotel
Fungsi utama dari hotel adalah sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan tamu
sebagai tempat tinggal sementara selama melakukan perjalanan atau jauh dari tempat
asalnya. Pada umumnya kebutuhan utama para tamu di dalam hotel adalah istirahat,
tidur, mandi, makan, minum, hiburan dan lain-lain. Namun dengan berkembangnya
dan kemajuan hotel seperti saat ini, fungsi hotel tidak hanya sebagai tempat untuk
menginap atau beristirahat bagi para tamu, tetapi juga banyak fungsi lainnya seperti
melaksanakan konferensi, seminar, mengadakan pesta pernikahan, pesta ulang tahun,
dan lain sebagainya.
Dalam menunjang pembangunan Negara, usaha perhotelan memiliki peran antara
lain :
1. Meningkatkan industri rakyat
Hotel banyak memakai barang-barang yang diproduksi oleh industri rakyat seperti
mebel, bahan pakaian, makanan, minuman dan lain sebagainya.
2. Menciptakan lapangan kerja.
3. Membantu usaha pendidikan dan pelatihan.
4. Meningkatkan pendapatan daerah dan negara.
5. Meningkatkan devisa negara.
2.1.1.d Klasifikasi Hotel
Kriteria klasifikasi hotel dikeluarkan oleh Deparpostel dan dibuat oleh Dirjen
Pariwisata dengan SK : Kep-22/UNI/78.
7
a. Klasifikasi hotel berdasarkan tingkatan atau bintang
Rincian klasifikasi hotel berdasarkan bintang (Ir. Endar Sugiarto, B.A. dan Sri
Sulatiningrum, B.A., 2001, Pengantar Akomodasi dan Restoran) antara lain :
1. Klasifikasi hotel berbintang satu (*)
Persyaratan :
a. Jumlah kamar standar minimum 15 kamar
b. Kamar mandi di dalam
c. Luas kamar standar minimum 20m2
2. Klasifikasi hotel berbintang dua (**)
Persyaratan :
a. Jumlah kamar standar minimum 20 kamar
b. Kamar suite minimum 1 kamar
c. Kamar mandi di dalam
d. Luas kamar standar minimum 22m2
e. Luas kamar suite minimum 44m2
3. Klasifikasi hotel berbintang tiga (***)
Persyaratan :
a. Jumlah kamar standar minimum 30 kamar
b. Jumlah kamar suite minimum 2 kamar
c. Kamar mandi di dalam
d. Luas kamar standar minimum 24m2
e. Luas kamar suite minimum 48m2
4. Klasifikasi hotel berbintang empat (****)
Persyaratan :
a. Jumlah kamar standar minimum 50 kamar
b. Jumlah kamar suite minimum 3 kamar
c. Kamar mandi di dalam
d. Luas kamar standar minimum 24m2
e. Luas kamar suite minimum 48m2
5. Klasifikasi hotel berbintang lima (*****)
Persyaratan :
a. Jumlah kamar standar minimum 100 kamar
b. Jumlah kamar suite minimum 4 kamar
8
c. Kamar mandi di dalam
d. Luas kamar standar minimum 26m2
e. Luas kamar suite minimum 52m2
b. Klasifikasi hotel berdasarkan tujuan pelanggan hotel selama menginap
1. Hotel Bisnis
Hotel yang banyak dihuni oleh para usahawan. Hotel ini memiliki fasilitas yang
lengkap untuk para usahawan, seperti gratis wi-fi, tersedia ruang konferensi,
ruang rapat dan lain sebagainya.
2. Hotel Rekreasi
Hotel ini dibangun dengan tujuan untuk para pelanggan dapat bersantai atau
berekreasi.
c. Klasifikasi hotel berdasarkan lokasi
1. City Hotel
Hotel ini terletak sesuai dengan namanya yaitu di dalam kota, di mana sebagian
pelanggannya yang menginap berasal dari para usahawan dengan tujuan untuk
melakukan kegiatan bisnis.
2. Resort Hotel
Resort hotel merupakan hotel yang terletak di kawasan wisata dan rekreasi,
dimana sebagian besar pelanggan hotel menginap dengan tujuan untuk
menghilangkan kecapekan atau menghabiskan waktu liburan dengan bersantai
bersama keluarga atau bersama teman.
a. Mountain Hotel (hotel yang terletak di pegunungan)
b. Beach Hotel (hotel yang terletak di pinggir pantai)
c. Lake Hotel (hotel yang terletak di tepi danau)
d. Hill Hotel (hotel yang terletak di puncak bukit)
e. Forest Hotel (hotel yang terletak di kawasan hutan lindung)
3. Suburb Hotel
Hotel ini terletak di pinggiran kota, yang merupakan kota satelit yakni
pertemuan antara dua kotamadya.
4. Urban Hotel
Urban Hotel berlokasi di pedesaan dan jauh dari kota besar atau hotel yang
terletak di daerah perkotaan baru yang sebelumnya hanya berupa desa.
9
5. Airport Hotel
Hotel ini berlokasi satu kompleks atau satu area dengan Bandar udara.
d. Klasifikasi hotel berdasarkan ukuran bangunan hotel
Klasifikasi hotel berdasarkan ukurannya dapat ditentukan dengan jumlah kamar yang
tersedia. Ukuran hotel diklasifikasikan menjadi 3 bagian, antara lain :
1. Small Hotel
Small Hotel yaitu hotel kecil yang hanya memiliki kamar kurang dari 150
kamar.
2. Medium Hotel
Medium Hotel yaitu hotel dengan ukuran sedang yang mempunyai 2 kategori,
antara lain :
a. Average Hotel yang memiliki jumlah kamar antara 150 sampai 299 kamar.
b. Above Average Hotel yang memiliki jumlah kamar antara 300 sampai 600
kamar.
3. Large Hotel
Large Hotel yaitu hotel yang memiliki kamar berjumlah lebih dari 600 kamar.
e. Klasifikasi hotel berdasarkan lamanya tamu/pelanggan menginap
Berdasarkan lamanya tamu menginap di hotel dapat dibagi menjadi tiga kategori,
yaitu :
1. Transit Hotel
Dalam hotel ini, tamu yang menginap dalam waktu singkat, rata-rata hanya satu
malam. Hotel transit yaitu hotel yang mayoritas tamu tinggal hanya singgah
(transit) yaitu kurang dari 24 jam sampai dengan 3 malam, dan apabila tamu
kurang dari 24 jam (not over night) maka tarifnya hanya diberikan day rate
(50% dari full rate) serta pemakaiannya termasuk day use (Abd. Rachman Arief,
2005, Pengantar Ilmu Perhotelan dan Restoran).
Hotel transit ini umumnya berlokasi di daerah Bandar udara (airport) atau
pelabuhan kapal laut (harbour), untuk menampung tamu-tamu / penumpang
yang singgah (transit) atau karena status perjalanannya sebagai cadangan
(waiting list) maka perlu transit atau check-in di hotel tersebut.
10
2. Semi-residential Hotel
Hotel ini untuk tamu yang menginap lebih dari satu malam, tetapi jangka waktu
menginap tetap pendek, kira-kira berkisar antara dua minggu sampai satu bulan.
3. Residential Hotel
Tamu yang menginap di hotel ini dalam waktu yang cukup lama, kira-kira
minimal 1 bulan.
f. Klasifikasi hotel berdasarkan kegiatan tamu selama menginap
Banyak kegiatan tamu secara spesifik selama menginap di hotel karena dengan
maksud tertentu. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain :
1. Olahraga
a. Sport Hotel adalah hotel yang berada di area atau kompleks kegiatan
olahraga.
b. Ski Hotel adalah hotel yang menyediakan area sebagai tempat bermain ski.
Hotel jenis ini banyak terdapat di Negara-negara yang memiliki empat
musim.
2. Bisnis
a. Conference Hotel adalah hotel yang menyediakan fasilitas lengkap untuk
kegiatan konferensi.
b. Convention Hotel adalah hotel sebagai bagian dari kompleks kegiatan
konvensi.
3. Berjudi
Casino Hotel merupakan hotel yang sebagian besar tamu/pelanggan menginap
dengan tujuan untuk berjudi di ruang kasino.
g. Klasifikasi hotel berdasarkan kriteria jenis tamu
Jenis tamu yang menginap disini dapat dilihat darimana asal usul mereka dengan
latar belakangnya, diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Family Hotel
Sesuai dengan namanya hotel ini memiliki para tamu yang menginap bersama
keluarganya.
2. Bussiness Hotel
Hotel ini memiliki tamu yaitu para usahawan yang memiliki tujuan untuk
berbisnis.
11
3. Tourist Hotel
Hotel ini memiliki tamu yaitu para wisatawan, baik turis dari dalam negeri
maupun dari luar negeri.
4. Cure Hotel
Cure Hotel yaitu hotel dengan tamu yang menginap dalam proses pengobatan
atau penyembuhan dari suatu penyakit.
2.1.2 Restoran
2.1.2.a Definisi Restoran
Restoran adalah suatu tempat atau bangunan yang digunakan secara komersil,
dengan menyediakan dan melayani tamunya dengan makanan dan minuman.
(Sumber: Kamus Besar Bahasa Indonesia)
Restoran berasal dari bahasa Perancis yang diadaptasi oleh bahasa inggris yaitu
“restaurant” yang berasal dari kata “restaurer” yang berarti “memulihkan”.
Ketentuan-ketentuan pokok tentang restoran diatur dalam Surat Keputusan Menteri
Pariwisata Pos dan Telekomunikasi Nomor: KM.95/HK.103/MPPT-87, tentang
ketentuan Usaha dan Penggolongan Restoran. Ketentuan tersebut lebih lanjut diatur
dalam Surat Keputusan Direktorat Jenderal Pariwisata Nomor: Kep.15/U/II/88
tentang Pelaksanaan Ketentuan Usaha dan Penggolongan Restoran.
Dalam Surat Keputusan tersebut telah dijelaskan bahwa: Restoran adalah salah satu
jenis usaha Jasa Pangan yang bertempat disebagian atau seluruh bangunan yang
permanen, dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan,
penyajian, penyimpanan dan penjualan makanan dan minuman bagi umum ditempat
usahanya dan memenuhi ketentuan-ketentuan persyaratan untuk itu. Sedangkan yang
dimaksud dengan Usaha Jasa Pangan adalah Usaha yang menyediakan Jasa
Pelayanan Makanan dan Minuman untuk umum yang dikelola secara komersial.
Usaha restoran terdiri atas Usaha Pokok dan Usaha Penunjang. Usaha Pokok
Restoran adalah usaha penyediaan dan pemberian jasa pelayanan makan dan minum
di restoran. Sedangkan yang dimaksud dengan usaha penunjang restoran adalah
usaha yang sangat terkait dengan dan tidak terpisah dengan usaha pokok, seperti
penyediaan jasa hiburan dan sebagainya.
12
2.1.2.b Sejarah Restoran
Pada tahun 512 SM, di Mesir berdiri sebuah tempat makan dengan menawarkan satu
jenis makanan, yaitu kombinasi dari daging burung liar dengan bawang dan sereal.
Makan siang untuk para pengusaha dinyatakan pertama kali dibuat oleh seorang
penjaga kedai Roman pada tahun 40 SM untuk mereka yang terlalu sibuk dan tidak
sempat pulang. Istilah restoran pertama kali dijelaskan sebagai berikut : “Rumah
makan pertama kali yang kemudian dikenal dengan nama restoran didirikan pada
tahun 1765, oleh A. Boulanger, yaitu makanan berupa sup sayur di Paris.
Namun konsep restoran modern dalam bentuk yang standard seperti dikenal saat ini
mulai muncul sekitar tahun 1782 adalah Grand Taverne de Londres, sebuah restoran
di Paris yang didirikan oleh Antoine Beauvilliers. Bahkan Beauvilliers menuliskan
dan membukukan perjalanan sukses restorannya dalam sebuah buku yang kemudian
menjadi sangat terkenal L’Art du cuisinier yang terbit tahun 1814.
Setelah bisnis restoran dimulai di Paris, berikutnya muncul kafetarian pertama di
dunia yang dipercaya hadir di Kansas City. Kafetarian ini bernama YWCA dan
berdiri pada tahun 1891. Kafetarian ini dianggap sebagai konsep varian dari restoran.
Ruangan yang disediakan kafetarian lebih sederhana disbanding restoran, dan
menunya pun lebih banyak berupa makanan ringan.
Meskipun demikian, sejarah restaurant dalam konsep yang lebih sederhana sebagai
bisnis masakan ternyata telah dijalankan dan dipraktekkan masyarakat di Kaifeng
China pada abad 11. Saat itu, bisnis restoran ini dijalankan dalam bentuk catering
makanan yang dibuat berdasarkan pesanan dan dikirimkan untuk melayani para
pedagang.
2.1.2.c Fungsi dan Tujuan Restoran
Fungsi utama dari restoran adalah sebagai tempat untuk memenuhi kebutuhan tamu
sebagai tempat makan untuk mengisi perut. Pada umumnya kebutuhan utama para
tamu didalam restoran adalah makan, minum, merayakan pesta, mengadakan
pertemuan dengan klien dan lain sebagainya.
2.1.2.d Klasifikasi Restoran
Dilihat dari pengelolaan dan sistem penyajian, Marsum (1993:8-11) menjelaskan
restoran dapat dibedakan menjadi beberapa tipe, antara lain :
13
a. A’la Carte Restaurant
adalah restoran yang telah mendapat izin penuh untuk menjual makanan lengkap
dengan banyak variasi agar tamu bebas untuk memilih sendiri makanan yang
mereka inginkan. Tiap makanan dalam restoran ini memiliki tarif sendiri-sendiri.
Gambar 2.1.A’la Carte Restaurant
Sumber: Google image/a’la carte Restaurant
b. Table D’hote Restaurant
adalah restoran yang khusus menjual satu susunan menu yang lengkap (hidangan
pembuka sampai hidangan penutup) dan tertentu, dengan harga yang telah
ditentukan.
Gambar 2.2.Table D’hote Restaurant
Sumber: Google image/Table D’hote Restaurant
14
c. Main Dining Room
adalah ruang makan utama restoran yang pada umumnya terdapat dihotel-hotel
besar, dimana penyajian makanannya secara resmi, pelan namun terikat oleh
peraturan yang ketat. Servisnya bisa menggunakan pelayanan ala Perancis atau
Rusia. Tamu-tamu yang hadir pada umumnya berpakaian resmi dan formal.
Gambar 2.3.Main Dining Room
Sumber: Google image/main dining room
d. Night Club / Super Club
adalah restoran yang pada umumnya mulai dibuka menjelang larut malam,
menyediakan makan malam bagi tamu-tamu yang ingin santai. Dekorasinya
megah dan pelayanannya mewah. Band merupakan perlengkapan yang disediakan
untuk menghibur para tamu. Para tamu diharuskan untuk berpakaian resmi dan
rapi sehingga menaikkan gengsi tempat itu.
Gambar 2.4.Night Club
Sumber: Google image/night club
15
e. Gourment Restaurant
adalah restoran yang menyelenggarakan pelayanan makan dan minum bagi orangorang yang berpengalaman luas dalam bidang rasa makanan dan minuman.
Keistimewaan restoran ini adalah makanannya yang lezat, pelayanan yang mewah
dah harga yang cukup mahal.
Gambar 2.5.Gourment Restaurant
Sumber: Google image/gourment restaurant
f. Café
adalah suatu restoran kecil yang mengutamakan penjualan cake (kue), sandwich
(roti isi), kopi dan teh. Didalam kafe pilihan makanan terbatas dan tidak menjual
minuman beralkohol.
Gambar 2.6.Cafe
Sumber: Google image/cafe
16
g. Coffee Shop atau Brasseire
adalah restoran yang pada umumnya berhubungan dengan hotel, tamu bisa
mendapatkan makan pagi, makan siang, dan makan malam secara cepat dengan
harga yang pantas. Pada umumnya sistem pelayanannya adalah American service
dimana yang diutamakan adalah kecepatannya, ready on plate service, artinya
makanan sudah diatur dan disiapkan diatas piring. Kadang-kadang penyajiannya
juga dilakukan dengan buffet prasmanan.
Gambar 2.7.Coffee Shop
Sumber: Google image/coffee shop
h. Canteen
adalah restoran yang berhubungan dengan kantor, pabrik atau sekolah, tempat
para pekerja dan pelajar bisa mendapatkan makan siang dan coffee break, yaitu
minum kopi disertai makanan kecil untuk selingan jam kerja, jam belajar ataupun
dalam acara rapat dan seminar.
Gambar 2.8.Canteen
Sumber: Google image/canteen
17
i. Continental Restaurant
adalah suatu restoran yang menitik beratkan hidangan continental pilihan dengan
pelayanan megah. Bersuasana santai, susunannya agak rumit, disediakan bagi
tamu yang ingin makan secara santai dan rileks.
Gambar 2.9.Continental Restaurant
Sumber: Google image/continental restaurant
j. Carvery
adalah restoran yang sering berhubungan dengan hotel dimana para tamu dapat
mengiris sendiri hidangan panggang sebanyak yang mereka inginkan dengan
harga yang telah ditetapkan.
Gambar 2.10.Carvery
Sumber: Google image/carvery
18
k. Dining Room
hanya terdapat di hotel kecil seperti motel atau inn, merupakan tempat yang lebih
ekonomis daripada tempat makan biasa. Dining room pada dasarnya disediakan
untuk para tamu yang tinggal di hotel yang bersangkutan, namun juga menerima
tamu dari luar.
Gambar 2.11.Dining Room
Sumber: Google image/dining room
l. Discotheque
adalah restoran yang pada prinsipnya berarti juga tempat dansa sambil
mendengarkan alunan musik, juga menampilkan live band. Bar merupakan salah
satu fasilitas utama yang tersedia didalam sebuah diskotik, sedangkan hidangan
yang tersedia umumnya berupa snack.
Gambar 2.12.Discotheque
Sumber: Google image/discotheque
19
m. Fish and Chip Shop
adalah restoran yang banyak terdapat di Inggris, pengunjung dapat membeli
bermacam-macam keripik dan ikan goreng, biasanya berupa ikan cod dan
dibungkus dalam kertas dan dibawa pergi, jadi makanannya tidak dinikmati
ditempat itu.
Gambar 2.13.Fish and Chip Shop
Sumber: Google image/fish and chip shop
n. Grill Room
adalah restoran yang menyediakan bermacam-macam daging panggang. Pada
umumnya antara restoran dengan dapur dibatasi oleh sekat dinding kaca sehingga
para tamu dapat memilih sendiri potongan daging yang dikehendaki dan melihat
sendiri proses memasaknya. Grill Room biasanya juga disebut sebagai Steak
House.
Gambar 2.14.Grill Room
Sumber: Google image/grill room
20
o. Inn Tavern
adalah restoran dengan harga cukup yang dikelola oleh perorangan ditepi kota.
Suasananya sangat dekat dan ramah dengan tamu-tamu dan hidangannya pun
lezat-lezat.
Gambar 2.15.Inn Tavern
Sumber: Google image/inn tavern
p. Pizzeria
merupakan restoran yang khusus menjual pizza. Makanan lain berupa spaghetti
dan makanan khas Italia yang lain.
Gambar 2.16.Pizzeria
Sumber: Google image/pizzeria
21
q. Pan Cake House
merupakan suatu restoran yang khusus menjual pan cake dan crepe yang diisi
dengan berbagai macam manisan didalamnya.
Gambar 2.17.Pan Cake House
Sumber: Google image/pan cake house
r. Pub
pada umumnya merupakan tempat hiburan umum yang mendapat izin untuk
menjual minuman beralkohol dan bir. Para tamu mendapatkan minumannya dari
counter dan dapat dinikmati dengan berdiri atau duduk. Hidangan yang
disediakan berupa snack dan sandwich.
Gambar 2.18.Pub
Sumber: Google image/pub
22
s. Snack Bar / Café / Milk Bar
adalah restoran yang bersifat tidak resmi dengan pelayanan cepat, dimana para
tamu mengumpulkan makanannya diatas baki yang diambil dari meja counter
makanan dan kemudian membawanya ke meja makan. Para tamu bebas memilih
makanan yang disukainya seperti hamburger, sausages dan sandwich.
Gambar 2.19.Snack Bar
Sumber: Google image/snack bar
t. Speciality Restaurant
adalah restoran yang suasana dan dekorasinya disesuaikan dengan makanan khas
yang disediakan. Restoran ini menyediakan masakan Cina, Jepang, India, Italia
dan sebagainya. Pelayanannya sedikit banyak berdasarkan tata cara negara tempat
asal makanan tersebut.
Gambar 2.20.Speciality Restaurant
Sumber: Google image/speciality restaurant
23
u. Terrace Restaurant
adalah restoran yang terletak diluar bangunan. Namun masih berhubungan dengan
ruangan induknya. Di negara-negara barat pada umumnya restoran seperti ini
hanya dibuka pada musim panas saja.
Gambar 2.21.Terrace Restaurant
Sumber: Google image/terrace restaurant
v. Family Type Restaurant
adalah restoran sederhana yang menghidangkan makanan dan minuman bagi
tamu-tamu keluarga atau rombongan dengan harga yang terjangkau. Jenis
restoran ini memiliki meja makan yang besar dan kursi banyak pula.
Gambar 2.22.Family Type Restaurant
Sumber: Google image/family type restaurant
24
w. Fast Food Restaurant
adalah restoran yang menyediakan makanan cepat saji dan praktis. Restoran jenis
ini tidak banyak mengurangi waktu para tamu dalam mengantri, memesan
makanan, serta sedang makan.
Gambar 2.23.Fast Food Restaurant
Sumber: Google image/fast food restaurant
2.1.3 Desain Interior
2.1.3.a Definisi Desain Interior
Desain interior adalah ilmu yang mempelajari perancangan suatu karya seni yang
ada di dalam suatu bangunan dan digunakan untuk memecahkan masalah manusia.
Desain interior terbagi lagi menjadi tiga kelompok yaitu desain interior tetap yaitu
yang tidak bisa dipindahkan seperti desain tembok, perencanaan lantai dan lain
sebagainya. Kemudian ada desain interior bergerak atau tidak tetap dapat berupa
furnitur yang bisa dipindahkan. Yang terakhir adalah desain interior dekoratif atau
bagian menghias atau dekorasi seperti ornamen dan lain sebagainya.
Faktor yang diperhatikan dalam desain interior ruangan adalah unity dan harmony
yaitu kesatuan, suatu ruangan bisa menimbulkan kesatuan yang selaras dan
berhubungan. Faktor berikutnya adalah keseimbangan atau balance yang berarti seni
dalam desain interior tidak boleh berat sebelah, harus seimbang dari kedua sisi juga
seimbang dengan kondisi sekitarnya secara keseluruhan keseimbangan juga terbagi
menjadi keseimbangan simetris, asimetris dan radial. Faktor berikutnya adalah focal
point yaitu satu atau lebih bagian yang menjadi daya tarik atau pusat perhatian pada
ruangan misalnya lukisan dan lain-lain. Ritme dalam desain interior adalah semua
pola pengulangan tentang visual. Ritme didefinisikan sebagai pergerakan
terorganisir.
Faktor selanjutnya adalah detail yaitu hal-hal terkecil yang berada pada suatu desain
dan dijabarkan secara rinci dan terarah. Skala dan proporsi desain harus memiliki
25
proporsi yang sesuai, jangan berlebihan dan mengada-ada. Yang terakhir adalah
warna yang memegang peran penting dalam menghasilkan nuansa pada hasil desain
interior.
2.1.3.b Sejarah Desain Interior
Tidak diketahui secara pasti darimana sejarah desain interior dimulai. Akan tetapi
dengan begitu banyaknya ditemukan bukti-bukti besar yang menunjukkan
keberadaan dari penerapan ilmu desain interior di sepanjang sejarah peradaban
manusia, maka sejarah desain interior dapat dilacak keberadaannya. Artefak-artefak
yang ditemukan merupakan gambaran riil dari peradaban saat itu. Setiap peradaban
mengembangkan seni arsitektur, gaya furnitur, dan aksesoris ruang berdasarkan
ketersediaan bahan di wilayah geografis masing-masing atau didapatkan dari
perdagangan dan tersedianya tenaga kerja yang murah.
Peradaban Mesir, Yunani, dan Romawi dapat dijadikan sebagai titik tolak pada
perkembangan desain interior karena karya-karya seni dan desain yang diciptakan
pada masa itu masih sangat mempengaruhi bentuk-bentuk furnitur, arsitektur dan
benda-benda seni pada masa kini.
1. Perkembangan di Mesir
Banyak seni tradisi yang berawal dari Mesir karena bangsa Mesir Kuno memiliki
ketrampilan kekriyaan tinggi, yang mampu membuat berbagai produk seni yang
indah meski dengan peralatan yang terbatas. Seni inlay pada furnitur merupakan
penemuan yang berharga yang hingga kini tetap digunakan, selain itu orang Mesir
adalah penenun yang handal serta pembuat furnitur yang hebat, menggunakan
sambungan konstruksi yang sampai sekarang lazim digunakan yaitu konstruksi
dovetail, mortise dan tenon. (Aronson, 1965:312).
Tumbuhan yang tumbuh di daerah Mesir waktu itu memberi inspirasi desain yang
diterapkan sebagai motif ornamen, berupa stilasi bunga papyrus, lotus lili, dan
palem, yang disusun secara sistematis dan terkesan kaku.
2. Perkembangan di Yunani (650-30 B.C.)
Seni di Yunani merupakan bagian dari jiwa. Keindahan diwujudkan dengan proporsi
yang indah dan garis-garis yang lembut. Arsitektur Yunani hampir seluruhnya
difokuskan pada bangunan kuil dan bangunan umum. Pengaruh desain, seni dan
arsitektur pada masa peradaban Yunani tersebar secara lebih luas dibanding
peradaban yang lain, misalnya seni patung, motif dan elemen-elemen arsitektur
Yunani dijadikan acuan hingga berabad-abad kemudian, bahkan hingga saat ini.
26
Bentuk-bentuk kolom: Doric, Ionic dan Corinthian yang terkenal dengan sebutan
Three Greek Orders of Column, merupakan bentuk asli Yunani yang pertama kali
ditemukan oleh Vitruvius, yang hingga kini masih sangat popular dan digemari dan
selain diterapkan pada elemen arsitektural juga pada furnitur.
Furnitur terkenal yang dihasilkan pada jaman Yunani Kuno adalah Klismos Chair,
sebuah kursi berbentuk lengkung yang mengalir lembut, dengan sandaran punggung
sesuai lengkungan punggung manusia. Ada beberapa jenis furnitur di Yunani yang
menggunakan bentuk lengkung Klismos ini, seperti Greek bed with Klismos back
(tempat tidur Yunani dengan sandaran Klismos). Kursi dengan sandaran punggung
Klismos biasanya hanya dimiliki oleh orang kaya dan bangsawan, sedangkan yang
digunakan oleh rakyat jelata di rumahnya adalah sejenis kursi tanpa sandaran
punggung, disebut diphros/stool.
3. Perkembangan di Romawi (753 B.C.-365A.D)
Kemajuan Romawi di bidang interior dan arsitektur selain dapat dilihat dari
kemegahan dan kemewahan bangunan-bangunannya juga dari sistem peratapannya
yang sangat hebat, merupakan kombinasi antara lengkung sejati dan lengkung silang.
Struktur lengkung silang yang dimulai di jaman Romawi berbuah luar biasa di jaman
Gotik. Karena kehebatan konstruksinya, gereja Gotik berani membuka clerestory
berdinding kaca sehingga menjadi terang.
Rumah bangsa Romawi memiliki interior yang mengikuti pola umum yang berlaku
saat itu, yang dibagi menjadi beberapa bagian, yakni atrium sebagai central hall di
dalam rumah yang memiliki bukaan atap berukuran besar (disebut compluvium)
dimana sinar matahari dapat masuk untuk menerangi bagian dalam rumah dan air
hujan dibiarkan masuk yang kemudian ditangkap oleh kolam yang terletak dibagian
tengah ruang (disebut impluvium). Tamu memasuki atrium melalui selasar yang
biasanya berhiaskan mozaik pada lantainya. Tablium merupakan ruang suci yang
terletak di ujung atrium.
4. Perkembangan di Jaman Renaissance (1400-1650 M)
Axel Von Saldem (1987) pada riset sejarah desain yang dilakukannya menemukan
bahwa pada abad ke-16 di Itali terdapat kata “design esterno” (karya yang sudah
terlaksana). Saat itulah desain interior dan dekorasi interior mulai mendapatkan
peran yang khusus sehingga ada dugaan bahwa sejarah desain interior dimulai dari
jaman Renaissance Italia. Saat itu dibangun istana-istana yang mewah dengan
furnitur yang diukir dengan motif yang sangat indah dan rumit.
27
5. Revolusi Industri
Desain interior mulai berkembang dan lebih terjangkau untuk masyarakat umum
setelah terjadi Revolusi Industri. Saat itu juga mulai banyak bermunculan majalah
yang membahas masalah gaya desain interior yang
baru serta mulai timbul
kebutuhan manusia untuk mengkonsultasikan ide-ide dalam penataan rumah dan
perabotnya. Hal ini mendorong berkembangnya industry desain interior.
Ada ribuan orang yang kemudian menjadi professional dalam mendesain rumah
maupun bangunan kantor
maupun orang-orang yang melakukan kegiatan
perancangan ruang sebagai hobi dan memberikan konsultasi gratis atau mengisi
waktunya dengan mendekorasi rumahnya sendiri.
2.1.4 Furnitur
2.1.4.a Definisi Furnitur
Kata furniture berasal dari bahasa Perancis fourniture (1520-30 M). Fourniture
mempunyai asal kata fournir yang artinya furnish atau perabot rumah atau ruangan.
Walaupun mebel dan furnitur mempunyai arti yang beda, tetapi yang ditunjuk sama
yaitu meja, kursi, lemari, dan seterusnya.
Furnitur berasal dari bahasa Inggris yaitu “Furniture”, bila diartikan ke dalam bahasa
Indonesia adalah mebel. Mebel berasal dari kata movable, yang artinya bisa
bergerak. Mebel sendiri memiliki definisi perabot yang dapat dipindah-pindah dan
digunakan untuk melengkapi rumah, kantor, dan lain sebagainya.
2.1.4.b Sejarah dan Perkembangan Furnitur
Sejarah mebel dideteksi dari artefak, atau peninggalan prasejarah atau bisa terlihat
dari gambar-gambar peninggalan kuno. Jika diurutkan secara kronologis, sejarah
mebel ini dimulai dari zaman neolitikum, klasik, Eropa Modern Awal, Neoklasik
abad 19, Amerika Utara Awal, Modern, Zaman Hijau, Kontemporer.
a. Mebel zaman Neolitikum
Di desa Skara Brae, Orkney, Scotlandia Utara, terdapat situs rumah kuno
peninggalan zaman Neolitikum 3100-2500 SM. Menariknya, di rumah batu
terdapat perlengkapan yang cukup lengkap, antara lain ada lemari pakaian, tempat
tidur, lemari tundan, tempat duduk dari batu, dan wadah kerang. Lemari pakaian
28
menjadi mebel yang penting pada waktu itu. Hal ini terlihat dari posisinya yang
terletak di dekat pintu masuk. Pada lemari pakaian ini diletakkan pahatan bulat
terbuat dari batu.
b. Mebel zaman Klasik
Furnitur awal ditemukan pada abad ke-8 SM di phrigian, Bukit Midas, di
Gordion, Turki. Potongan ditemukan di sini termasuk meja dan tatahan yang
berdiri. Karpet paling awal yang kini ditemukan adalah karpet Pazyryk. Karpet ini
ditemukan di sebuah makam beku di Siberia dan kira-kira peninggalan dari abad
6 SM dan 3. Furnitur Mesir kuno juga ditemukan kembali, kira-kira peninggalan
dari milenium 3 SM berupa tempat tidur di Tarkhan dan ditemukan pula tempat
tidur dan kursi berlapis emas dari makam Ratu Hetepheres dan banyak contoh
(kotak, tempat tidur, kursi).
Desain furnitur yang sudah maju ditemukan di Yunani kuno di milenium 2 SM,
termasuk tempat tidur dan kursi klismos. Desain mebel juga terlihat pada gambar
vas Yunani. Pada tahun 1738 dan 1748, terdapat program panggilan Herculaneum
dan Pompeii. Lantas ditemukan furnitur Romawi.Letusan Vesuvius 79 AD ikut
membantu pengawetan furnitur ini.
c. Sejarah mebel di Asia
Mebel Asia mengembangkan gayanya tersendiri, walaupun kadang dipengaruhi
oleh Barat karena interaksi warga Asia dengan warga Barat melalui kolonialisme,
pendidikan dan informasi. Mebel Asia dengan gayanya sendiri, lahir dari
Indonesia (terutama Jepara dan Bali), Cina, Jepang, Pakistan, India, Burma,
Korea dan Mongolia.
Indonesia mempunyai gaya mebel yang unik dengan aneka ragam hias ukir yang
beragam. Pusat mebel ukir di Indonesia adalah Jepara. Pada tahun 2004,
Kabupaten Jepara memiliki 3.539 unit produksi usaha mebel yang terdaftar di
Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Penanaman modal. Usaha skala
kecil yang belum terdaftar diperkirakan 15.000 unit usaha. Keseluruhannya
menyerap kira-kira 85.000 tenaga kerja.
(Sumber : Kartajaya, Hermawan (2005). Attracting Tourists Traders Investors.
Gramedia Pustaka.)
29
2.1.4.c Data Antropometri dan Ergonomi
Data Antropometri dan Ergonomi untuk meja dan kursi makan
Gambar 2.71.Ergonomi Meja dan Kursi Makan
Sumber: Dimensi manusia & Ruang Interior
Data Antropometri dan Ergonomi untuk meja dan kursi makan
Gambar 2.72.Ergonomi Meja dan Kursi Makan
Sumber: Dimensi manusia & Ruang Interior
30
Gambar 2.73.Ergonomi Meja dan Kursi Makan
Sumber: Dimensi manusia & Ruang Interior
Data Antropometri dan Ergonomi untuk meja dan kursi makan
Gambar 2.74.Ergonomi Meja dan Kursi Makan
Sumber: Dimensi manusia & Ruang Interior
31
Gambar 2.75.Ergonomi Meja dan Kursi Makan
Sumber: Dimensi manusia & Ruang Interior
Data Antropometri dan Ergonomi untuk meja dan kursi makan
Gambar 2.76.Ergonomi Meja dan Kursi Makan
Sumber: Dimensi manusia & Ruang Interior
32
2.1.4.d Klasifikasi Furnitur
a. Furnitur Knockdown yaitu sebuah konstruksi pada produk mebel yang dalam
pembuatannya menggunakan system lepasan atau bongkar pasang. Furnitur
knockdown dapat diartikan sebagai furnitur yang bisa dibongkar pasang.
Kekuatan pada furnitur jenis ini terletak pada konstruksi-konstruksi pemasangan,
seperti paku, skrup, dan sebagainya.
Gambar 2.24.Furnitur Knockdown
Sumber: Google image/furnitur knockdown
b. Furnitur Multifungsi yaitu suatu benda yang di desain untuk dapat memberikan
beberapa fungsi kepada pengguna.
Gambar 2.25.Furnitur Multifunction
Sumber: Google image/furnitur multifunction
33
c. Loose Furniture yaitu furnitur yang sangat mudah untuk dipindah-pindahkan dan
jenis furnitur ini yang paling banyak digunakan oleh masyarakat.
Gambar 2.26.Loose Furniture
Sumber: Google image/loose furniture
d. Built-in Furniture yaitu furnitur yang dipasang sesuai tempat yang diinginkan dan
tidak dapat dipindah-pindahkan ke tempat yang lain.
Gambar 2.27.Built-in Furniture
Sumber: Google image/built-in furniture
e. Indoor Furniture yaitu furnitur-furnitur yang dapat digunakan didalam semua
jenis ruangan.
Gambar 2.28.Indoor Furniture
Sumber: Google image/indoor furniture
34
f. Outdoor Furniture yaitu furnitur-furnitur yang dapat digunakan diluar ruangan,
karena furnitur jenis ini memiliki material yang tahan panas dan hujan.
Gambar 2.29.Outdoor Furniture
Sumber: Google image/outdoor furniture
g. Recycled Furniture yaitu furnitur-furnitur yang di produksi menggunakan
material bahan bekas.
Gambar 2.30.Recycled Furniture
Sumber: Google image/recycled furniture
2.1.4.e Peralatan di Restoran
a. Furniture
Furnitur atau perabot yang digunakan pada restoran harus mengikuti ukuran yang
ergonomis dan diseleksi secara cermat agar dapat berfungsi sesuai kebutuhannya.
Furnitur untuk restoran ini harus praktis, nyaman dipakai, serta enak dipandang.
Biasanya ruang makan dari tiap restoran dibuat berbeda, agar suasananya tidak
merasa bosan dan akan selalu menarik perhatian.
35
b. Kursi
Kursi di restoran rata-rata memiliki jenis yang ukurannya sama agar dapat disusun
dan disimpan dengan rapi supaya tidak memakan tempat yang banyak. Tetapi tidak
semua kursi restoran memiliki jenis seperti itu, ada juga jenis kursi yang diproduksi
sesuai permintaan klien.
Gambar 2.31.Kursi
Sumber: Google image/kursi
c. Meja
Ada berbagai macam bentuk meja makan, ini menyesuaikan dengan kebutuhan yang
diperlukan pada restoran, antara lain ditempatkan di area tengah, area pojok atau lain
sebagainya. Di restoran dapat akan menemukan berbagai macam jenis meja, antara
lain bentuknya yang berbeda, ukurannya yang berbeda, dan kapasitas tamu yang
berbeda.
Gambar 2.32.Meja Bulat
Sumber: Google
image/meja bulat
Gambar 2.33.Ergonomi Meja Bulat
Sumber: Dimensi manusia & Ruang Interior
36
Gambar 2.34.Ergonomi Meja Bulat
Sumber: Dimensi manusia & Ruang Interior
Gambar 2.35.Meja Oval
Sumber: Google image/meja oval
Gambar 2.36.Meja Bujur
Sangkar
Sumber: Google
image/meja bujur
sangkar
Gambar 2.37.Ergonomi Meja Persegi
Sumber: Dimensi manusia & Ruang Interior
37
Gambar 2.38.Meja Persegi
panjang
Sumber: Google
image/meja persegi panjang
Gambar 2.39.Ergonomi Meja Persegi Panjang
Sumber: Dimensi manusia & Ruang Interior
2.1.4.f Konstruksi Furnitur
a. Sambungan menyudut dapat dilakukan dengan :
Gambar 2.40.Sambungan
tarikan lurus
Sumber: Google
image/konstruksi furnitur
Gambar 2.41.Sambungan pen dan lubang tertutup
Sumber: Google image/konstruksi furnitur
38
Gambar 2.42.Sambungan pen dan lubang terbuka
Sumber: Google image/konstruksi furnitur
Gambar 2.43.Sambungan ekor burung
Sumber: Google image/konstruksi furnitur
Gambar 2.44.Sambungan pen dan lubang dengan spatpen
Sumber: Google image/konstruksi furnitur
39
b. Sambungan melebar dapat dilakukan dengan :
Gambar 2.45.Sambungan alur dan lidah lepas (A)
Sumber: Google image/konstruksi furnitur
Gambar 2.46.Sambungan alur dan lidah lepas (B)
Sumber: Google image/konstruksi furnitur
Gambar 2.47.Sambungan alur dan lidah (A)
Sumber: Google image/konstruksi furnitur
Gambar 2.48.Sambungan alur dan lidah (B)
Sumber: Google image/konstruksi furnitur
c. Sambungan memanjang dapat dilakukan dengan :
40
Gambar 2.49.Sambungan bibir lurus (A)
Sumber: Google image/konstruksi furnitur
Gambar 2.50.Sambungan bibir lurus (B)
Sumber: Google image/konstruksi furnitur
Gambar 2.51.Sambungan bibir miring (A)
Sumber: Google image/konstruksi furnitur
Gambar 2.52.Sambungan bibir miring (B)
Sumber: Google image/konstruksi furnitur
2.1.5 Kayu
2.1.5.a Definisi Kayu
41
Kayu merupakan material yang banyak dan sering digunakan untuk membuat suatu
furnitur. Komponen terbesar kayu adalah selulosa, komponen ini meliputi 70% berat
kayu. Komponen lainnya ada lignin dimana komponen ini meliputi 18% - 28% dari
berat kayu. Komponen ini yang memberikan sifat keteguhan pada kayu.
2.1.5.b Bagian-bagian Kayu
a. Kulit luar : Lapisan yang berada paling luar, dalam keadaan kering berfungsi
sebagai pelindung bagian-bagian yang lebih dalam pada kayu.
b. Kulit dalam : Lapisan yang berada di sebelah dalam kulit luar yang bersifat basah
dan lunak, berfungsi mengangkut bahan makanan dari daun ke bagian lain.
c. Kambium : Lapisan yang berada di sebelah kulit, jaringan yang ke dalam akan
membentuk kayu baru sedangkan yang ke luar akan membentuk sel-sel jangat
(kulit).
d. Kayu gubal : Berfungsi sebagai pengangkut air berikut zat bahan makanan ke
bagian-bagian pohon yang lain.
e. Kayu teras : Berasal dari kayu gubal, sel-sel yang sudah kosong dan tua ini berisi
zat-zat ekstrasi.
f. Galih/hati : Bagian ini memiliki umur paling tua, karena galih (hati) ini sudah ada
sejak permulaan kayu tumbuh.
g. Garis teras : Jari-jari retakan yang timbul akibat dari penyusutan pada waktu
pengeringan yang tidak teratur.
h. Lingkaran tahun : Lingkaran tahun tumbuh antara kayu yang terbentuk pada
permulaan dan akhir suatu musim, apabila pertumbuhan diameter terganggu oleh
musim kemarau karena pengguguran daun ataupun serangan dari serangga/hama,
maka lingkaran tahun dapat terdiri lebih dari satu lingkaran tahun dalam satu
musim yang sama.
i. Jari-jari : Bagian ini berada dari luar ke dalam berpusat pada sumbu batang,
berfungsi sebagai tempat saluran bahan makanan yang mudah diproses di daun
guna pertumbuhan pohon.
42
Gambar 2.53.Bagian Pohon
Sumber: Google image/bagian pohon
2.1.5.c Jenis-jenis Kayu
a. BJ (berat jenis) : Berat jenis adalah rasio suatu bahan dengan kerapatan air.
Simson, etal, (1999) mengemukakan bahwa berat jenis adalah rasio antara
kerapatan kayu dengan kerapatan air pada kondisi anomaly air (4,4 derajat
Celcius). Berdasarkan volume basahnya, berat jenis kayu akan mencerminkan
berat kayunya. Klasifikasi berat kayu, sebagai berikut :
1. Kayu dengan berat ringan, bila BJ kayu < 0,3
2. Kayu dengan berat sedang, bila BJ kayu 0,36-0,56
3. Kayu dengan berat yang berat, bila BJ kayu > 0,56
b. Keawetan kayu : Keawetan alami adalah ketahanan kayu terhadap serangan dari
unsur-unsur perusak kayu dari luar, seperti : jamur, rayap, hama, dan makhluk
lainnya yang diukur dalam waktu tahunan. Keawetan kayu tersebut disebabkan
oleh adanya satu zat di dalam kayu (zat ekstraktif) yang merupakan sebagai unsur
racun bagi perusak-perusak kayu, sehingga perusak kayu tersebut tidak sampai
masuk dan tinggal di dalamnya serta merusak kayu
Ada 5 penggolongan kelas keawetan kayu, antara lain :
1. Kelas awet I
: Lama pemakaian kelas awet I dapat mencapai 25 tahun.
2. Kelas awet II : Lama pemakaian kelas awet II yaitu 15-25 tahun.
3. Kelas awet III : Lama pemakaian kelas awet III yaitu 10-15 tahun.
4. Kelas awet IV : Lama pemakaian kelas awet IV yaitu 5-10 tahun.
5. Kelas awet V : Lama pemakaian kelas awet V yaitu 5 tahun.
43
c. Kelas kekuatan kayu : Kekuatan kayu di Indonesia dihitung berdasarkan berat
jenis kayu, keteguhan lengkung mutlak (Klm) dan keteguhan tekan mutlak.
1. Kelas Kekuatan I
: BJ 0,9 Klm 1.100 kg/cm2 Ktm 650 kg/cm2
2. Kelas Kekuatan II
: BJ 0,6 - < 0,9 Klm 725 kg/cm2 - < 1100 kg/cm2
Ktm 425 kg/cm2 - < 650 kg/cm2
3. Kelas Kekuatan III
: BJ 0,4 - < 0,6 Klm 500 kg/cm2 - < 725 kg/cm2
Ktm 300 kg/cm2 - < 425 kg/cm2
4. Kelas Kekuatan IV
: BJ 0,3 - < 0,4 Klm 300 kg/cm2 - < 500 kg/cm2
Ktm 215 kg/cm2 - < 300 kg/cm2
5. Kelas Kekuatan V
: BJ < 0,3 Klm < 300 kg/cm2 Ktm < 215 kg/cm2
2.1.5.d Finishing Kayu
a. Oil : Jenis finishing ini merupakan cara yang sangat sederhana dan mudah
pengaplikasian. Oil akan meresap ke dalam pori-pori kayu dan tinggal di
dalamnya untuk mencegah air keluar atau masuk ke pori-pori kayu. Cara
mengaplikasi yaitu dengan cara menyiram, merendam atau melumuri benda
dengan oil kemudian dibersihkan dengan kain kering. Jenis finishing ini tidak
memberikan keawetan terhadap benturan karena lapisannya sangat tipis.
b. Politur : Jenis finishing ini memiliki bahan dasar Shellac yang berwujud serpihan
atau batangan, serta dapat juga diperoleh dalam bentuk siap pakai (sudah
dicampuri alcohol dengan proporsi yang tepat). Alkohol berfungsi sebagai pencair
(solvent). Cara aplikasinya adalah dengan melumuri kain lalu poleskan pada kayu
hingga mendapatkan lapisan tipis finishing pada permukaan kayu. Semakin
banyak polesan yang diberikan maka semakin tebal lapisannya.
c. NC Lacquer : Jenis finishing ini terbuat dari resin Nitrocellulose/alkyd yang
dicampur dengan bahan solvent yang cepat kering, yang sering disebut sebagai
thinner. Bahan ini tahan terhadap air namun tidak tahan goresan maupun benturan
fisik. Cara aplikasinya adalah dengan system spray (semprot) dengan tekanan
udara.
d. Melamin : Jenis finishing ini hampir sama dengan bahan lacquer. Kelebihan dari
bahan ini adalah memiliki kekerasan lapisan yang lebih tinggi dari lacquer dan
memiliki lebih banyak warna. Bahan ini memiliki zat kimia yang dapat merusak
kesehatan manusia sehingga sudah mulai berkurang penggunanya, bahan ini juga
44
menimbulkan bau yang tidak sedap dan membutuhkan waktu yang lama untuk
menghilangkan bau tersebut.
e. PU (PolyUrathane) : Jenis finishing ini termasuk jenis yang awet karena
lapisannya menutup seluruh permukaan kayu, seperti lapisan plastik. Lapisan ini
memiliki daya tahan terhadap panas dan air yang tinggi, sehingga baik untuk
produk outdoor, kusen, pintu luar, atau pagar. Proses pengeringan bahan ini
menggunakan bahan kimia cair yang cepat menguap.
f. UV Lacquer : Jenis finishing ini cocok untuk permukaan yang lebar karena
metode yang efektif untuk aplikasinya adalah teknik curtain method dimana
bahan finishing diaplikasikan seperti curahan yang membentuk tirai. Kayu akan
diluncurkan melalui tirai tersebut sehingga membentuk lapisan cukup tipis pada
permukaannya. Bahan ini disebut UV Lacquer karena jenis finishing ini hanya
dapat dikeringkan dengan menggunakan sinar Ultra Violet (UV).
g. Waterbased Lacquer : Jenis finishing ini mulai banyak digunakan karena
bahannya yang ramah lingkungan dan tidak mengandung bahan kimia yang dapat
merusak kesehatan. Bahan ini hampir sama kualitasnya dengan NC dan melamin,
namun karena berbahan dasar air maka pengeringan akan memakan waktu yang
lebih lama.
2.1.6 Rotan
2.1.6.a Definisi Rotan
Rotan adalah sekelompok palma dari puak (tribus) Calameae yang memiliki habitus
memanjat, terutama Calamus, Daemonorops, dan Oncocalamus. Puak Calameae
sendiri terdiri dari sekitar enam ratus anggota, dengan daerah persebaran di bagian
tropis Afrika, Asia dan Australasia. Ke dalam puak ini termasuk pula marga Salacca
(salak), Metroxylon (rumbia/sagu), serta Pigafetta yang tidak memanjat, dan secara
tradisional tidak digolongkan sebagai tumbuhan rotan.
Batang rotan biasanya langsing dengan diameter 2-5cm, beruas-ruas panjang, tidak
berongga, dan banyak yang dilindungi oleh duri-duri panjang, keras, dan tajam. Duri
ini berfungsi sebagai alat pertahanan diri dari herbivora, sekaligus membantu
pemanjatan, karena rotan tidak dilengkapi dengan sulur. Suatu batang rotan dapat
mencapai panjang ratusan meter. Batang rotan mengeluarkan air jika ditebas dan
45
dapat digunakan sebagai cara bertahan hidup di alam bebas. Badak jawa diketahui
juga menjadikan rotan sebagai salah satu menunya.
Rotan cepat tumbuh dan relatif mudah dipanen serta ditransprotasi. Ini dianggap
membantu menjaga kelestarian hutan, karena orang lebih suka memanen rotan
daripada kayu.
2.1.6.b Kegunaan Rotan
Rotan yang umum dipergunakan dalam industri tidak terlalu banyak. Beberapa yang
paling umum diperdagangkan adalah Manau, Batang, Tohiti, Mandola, Tabu-tabu,
Suti, Sega, Lambang, Blubuk, Jawa, Pahit, Kubu, Lacak, Slimit, Cacing, Semambu,
serta Pulut.
Setelah dibersihkan dari pelepah yang berduri, rotan asalan harus diperlakukan untuk
pengawetan dan terlindung dari jamur Blue Stain. Secara garis besar terdapat dua
proses pengolahan bahan baku rotan; Pemasakan dengan minyak tanah untuk rotan
berukuran sedang/besar dan Pengasapan dengan belerang untuk rotan berukuran
kecil.
Pemanfaatan rotan terutama adalah sebagai bahan baku mebel, misalnya kursi, meja
tamu, serta rak buku. Rotan memiliki beberapa keunggulan daripada kayu, seperti
ringan, kuat, elastis / mudah dibentuk, serta murah. Kelemahan utama rotan adalah
gampang terkena kutu bubuk “Pin Hole”. Batang rotan juga dapat dibuat sebagai
tongkat penyangga berjalan dan senjata. Di beberapa tempat di Asia Tenggara, rotan
dipakai sebagai alat pemukul dalam hukuman cambuk rotan bagi pelaku tindakan
kriminal tertentu.
Beberapa rotan mengeluarkan getah (resin) dari tangkai bunganya. Getah ini
berwarna merah dan dikenal di perdagangan sebagai dragon’s blood. Resin ini
dipakai untuk mewarnai biola atau sebagai meni.
2.1.7 Aksesoris Interior
2.1.7.a Definisi Aksesoris Interior
Aksesoris merupakan barang tambahan yang banyak diminati konsumen, karena
berfungsi sebagai pelengkap dan pemanis.
Aksesoris
interior
adalah
barang-barang
yang
berfungsi
pemanis/menambah nilai estetika di dalam suatu ruangan.
sebagai
elemen
46
2.1.7.b Klasifikasi Aksesoris Interior
a. Lampu Meja / Table Lamp : Lampu jenis ini berfungsi untuk menerangkan
permukaan meja dan sekitar area meja serta sebagai penerang ruangan pada
malam hari.
Gambar 2.54.Table Lamp
Sumber: Google image/table lamp
b. Lampu Berdiri / Standng Lamp : Lampu jenis ini biasanya diletakkan di pojok
ruangan yang berfungsi untuk menerangkan ruangan pada malam hari.
Gambar 2.55.Standing Lamp
Sumber: Google image/standing lamp
c. Lampu Dinding / Wall Lamp : Lampu jenis ini di pasang di dinding yang
berfungsi untuk menerangkan jalan apabila di pasang di koridor dan untuk
menerangkan ruangan sebagai pengganti lampu tidur apabila di pasang di dinding
headboard tempat tidur.
Gambar 2.56.Wall Lamp
Sumber: Google image/wall lamp
47
d. Lampu Gantung / Hanging Lamp : Lampu jenis ini di pasang menggantung di atas
plafon yang sering digunakan di area ruang makan atau restoran. Lampu jenis ini
selain sebagai penerang ruangan juga berfungsi sebagai penambah estetika
ruangan.
Gambar 2.57.Hanging Lamp
Sumber: Google image/hanging lamp
e. Cermin / Mirror : Cermin pada umumnya digunakan untuk mengaca, tetapi pada
zaman sekarang cermin banyak digunakan didalam ruangan untuk memberi kesan
luas pada ruangan tersebut serta sebagai penghias ruangan.
Gambar 2.58.Mirror
Sumber: Google image/mirror
2.1.8 Konten Lokal / Local Content
2.1.8.a Definisi Konten Lokal
Konten lokal merupakan suatu benda / karya yang menampilkan hasil-hasil dari
dalam negeri, misalnya material dalam negeri, bentuk-bentuk motif dalam negeri,
dan lain sebagainya.
48
2.1.8.b Manfaat Konten Lokal
Supaya orang dalam negeri lebih mengetahui apa yang dimiliki negaranya, dapat
menjual dan memperkenalkan hasil-hasil tersebut ke seluruh Negara, mendapatkan
suatu ciri khas dari dalam negeri supaya lebih mudah dikenal oleh masyarakat luar
negeri, dan lain sebagainya.
2.2 Tinjauan Khusus
2.2.1 Data Lapangan
Data lapangan merupakan kumpulan data yang diperoleh dengan cara melakukan
pengukuran langsung di lapangan / tidak menggunakan satelit.
2.2.1.a Hasil Observasi Lapangan
a. Restoran Purnawarman
Restoran Purnawarman merupakan restoran utama dari Hotel Hilton Bandung.
Restoran ini buka dari jam 6.30 pagi – 10.00 malam (minggu – kamis) dan 6.30 pagi
– 11.00 malam (jumat dan sabtu). Pada pagi hari, restoran ini menyediakan makanan
jenis buffet untuk sarapan setiap pagi. Menu buffet di restoran ini setiap pagi
berbeda-beda. Di sebelah sisi kanan pintu masuk diletakkan berbagai macam main
course, sedangkan di bagian tengah terdapat appertizer dan dessert. Pada saat jam
makan siang, di restoran ini menyediakan makanan jenis a la carte untuk tamu yang
datang dari siang sampai sore hari. Sedangkan pada malam hari restoran ini kembali
menyediakan makanan jenis buffet bagi para tamu yang datang.
Restoran ini memiliki banyak sekali tempat duduk untuk para tamu dan
menyediakan area indoor dan outdoor. Restoran ini menggunakan kaca sebagai
pembatas ruangan yang berfungsi untuk mendapatkan cahaya alami dari luar pada
pagi dan siang hari. Restoran ini menggunakan konsep open kitchen (untuk beberapa
macam jenis makanan).
Jenis tamu yang makan di restoran ini antara lain bersama keluarga, bersama
pasangan, atau dari kalangan pebisnis. Restoran ini memberikan sarapan gratis / free
breakfast untuk tamu yang menginap di Hotel Hilton Bandung, tetapi juga dapat
dinikmati oleh tamu yang bukan menginap di Hotel dengan membayar Rp
49
130.000++ untuk dewasa, Rp 65.000++ untuk anak berumur dibawah 12 tahun, dan
gratis untuk anak berumur dibawah 4 tahun.
Pada restoran ini menggunakan jenis lantai marmer untuk indoor dan menggunakan
keramik untuk outdoor. Material furnitur lebih banyak menggunakan bahan kayu.
Penghawaan di restoran ini menggunakan ac central, sedangkan pencahayaan pada
pagi dan siang hari menggunakan cahaya alami yang masuk melalui dinding kaca
dan jika pada malam hari menggunakan cahaya buatan, antara lain downlight, lampu
TL yang digunakan sebagai hidden lamp, hanging lamp, serta wall lamp yang
digunakan sebagai aksesoris dan memperindah ruangan.
Gambar 2.59.Restoran Purnawarman
Sumber: Toung 2013
Gambar 2.60.Restoran Purnawarman
Sumber: Toung 2013
Gambar 2.61.Restoran Purnawarman
Sumber: Toung 2013
Gambar 2.62.Restoran Purnawarman
Sumber: Toung 2013
b. The Harmony Restaurant
Restoran The Harmony yaitu terletak di Hotel Santika Premier Jakarta yang
merupakan restoran utama dari hotel tersebut. Kapasitas restoran ini dapat
menampung sebanyak 250 orang. Restoran ini juga menyediakan makanan jenis
buffet untuk tamu pada pagi hari, sedangkan pada siang hari diganti dengan jenis a la
carte, dan pada malam hari juga menggunakan jenis a la carte. Restoran ini
beroperasi dari jam 6 pagi – 11 malam.
50
Dengan kapasitas mencapai 250 orang, para tamu dapat memilih untuk menikmati
makanan di dalam ruangan atau di luar ruangan. Restoran ini juga menggunakan
konsep open kitchen yang dapat di saksikan langsung proses memasak oleh para
tamu. Jenis tamu di restoran ini juga banyak yang menikmati bersama keluarga,
bersama pasangan, atau pebisnis. Harga yang ditentukan oleh pihak hotel yaitu Rp
85.000++ untuk sarapan, sedangkan Rp 135.000++ untuk makan siang dan malam,
serta Rp 160.000++ untuk makan malam pada acara Jazz in Harmony yang dapat
disaksikan 1 kali dalam 1 bulan.
Di restoran ini juga menggunakan lantai marmer untuk indoor dan lantai keramik
untuk outdoor. Pencahayaan disini juga menggunakan pencahayaan alami pada pagi
dan siang hari yang masuk melalui dinding kaca, sedangkan pada malam hari dapat
diterangkan menggunakan pencahayaan buatan antara lain, lampu downlight, lampu
TL sebagai hidden lamp, serta hanging lamp berfungsi sebagai pembatas / penghias
rangka-rangka kolom.
Gambar 2.63.The Harmony Restaurant
Sumber: Toung 2013
Gambar 2.65.The Harmony Restaurant
Sumber: Toung 2013
Gambar 2.64.The Harmony Restaurant
Sumber: Toung 2013
Gambar 2.66.The Harmony Restaurant
Sumber: Toung 2013
51
c. New Shangrila Restaurant
Restoran ini terletak di Hotel Crown Vista Batam di lantai paling atas. Restoran ini
banyak digunakan untuk acara pernikahan, ulang tahun, mengadakan konferensi, dan
lain sebagainya. Restoran ini menggunakan konsep Chinese Restaurant yang
makanannya serba makanan chinese dan interior bergaya oriental.
Restoran ini menutup seluruh lantai menggunakan karpet dan menggunakan
wallpaper untuk menutup permukaan dinding. Pencahayaan pada pagi dan siang hari
merupakan pencahayaan alami yang didapatkan dari jendela, sedangkan pada malam
hari menggunakan lampu buatan, antara lain downlight dan hanging lamp.
Penghawaan di restoran ini menggunakan ac central.
Gambar 2.67.New Shangrila Restaurant
Sumber: Toung 2013
Gambar 2.68.New Shangrila Restaurant
Sumber: Toung 2013
Gambar 2.69.New Shangrila Restaurant
Sumber: Toung 2013
Gambar 2.70.New Shangrila Restaurant
Sumber: Toung 2013
52
2.2.1.b Hasil Survey Pengguna
Lokasi
Jenis makanan
Restoran
The Harmony
New Shangrila
Purnawarman
Restaurant
Restaurant
Jl. HOS
Jl. AIPDA K.S
Kompleks Top
Tjokroaminoto no.
Tubun no. 7, Slipi,
View Garden,
41-43, Bandung
Jakarta
Batam
Western Food
Western Food
Italian Food
Italian Food
Indonesian Food
Indonesian Food
Chinese Food
Chinese Food
Chinese Food
06.30 – 22.00
Jam Operasional
(weekdays)
06.00 – 23.00
07.00 – 23.00
200 – 300
250 - 350
700 – 800
Menengah ke atas
Menengah ke atas
Menengah ke atas
Area merokok,
Area merokok,
Outdoor
Outdoor
06.30 – 23.00
(weekends)
Kapasitas
Kursi
Kelas
Pelanggan
Fasilitas
Jenis Furnitur
Kursi, sofa, meja
dan Aksesoris
makan, meja kasir
Area merokok
Kursi, sofa, meja
Kursi, meja
makan, meja kasir,
makan, meja kasir,
mini bar
mini bar
Tabel 2.2.Data Survey
53
2.2.2 Furnitur dan Aksesoris Interior
2.2.2.a Furnitur Mapping
Modern
Eastern
Western
Traditional
Download