X Kela s K T SP & K-13 geograļ¬ PEDOSFER III Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami sifat kimia tanah. 2. Memahami vegetasi tanah. 3. Memahami kerusakan dan pengawetan tanah. H. SIFAT KIMIA TANAH Sifat kimia tanah meliputi derajat keasaman tanah (pH), kandungan bahan organik, dan kandungan unsur NPK (Nitrogen, Phospor, Kalium). a. Derajat Keasaman Tanah (pH) Potensi hidrogen (pH) tanah berkisar 0-14 dengan penjabaran tingkat sebagai berikut. 1. pH 6,5-7 : netral 2. pH < 6,5 : asam 3. pH > 7 : basa (alkali) Berikut ilustrasi derajat keasaman tanah. Asam 0 Netral 6,5-7 + gamping (kapur) Basa 14 + belerang (sulfur) 1 Keterangan: • Tanah yang asam seperti tanah gambut, dapat dinetralkan pH-nya dengan pengapuran. • Tanah yang basa seperti tanah kapur, dapat dinetralkan pH-nya dengan ditambahkan belerang (sulfur). • pH tanah yang netral belum tentu subur, tetapi tanah yang subur dapat dipastikan pH-nya netral. b. Kandungan Bahan Organik Tanah Kandungan bahan organik tanah harus dipertahankan minimal 2% dari seluruh komponen tanah. c. Kandungan Unsur NPK I. 1. Nitrogen, berasal dari atmosfer (udara) yang masuk ke tanah melalui air hujan. Bagi tanaman nitrogen (zat lemas) berfungsi sebagai bahan pembentukan protein tanaman, meningkatkan mikrooranisme dalam tanah yang membantu pelapukan bahan organik, meningkatkan klorofil atau zat hijau daun, dan meningkatkan pertumbuhan tanaman. 2. Phospor, berasal dari batuan kapur fosfat dan sisa-sisa tanaman. Bagi tanaman, zat ini berfungsi sebagai bahan yang mempercepat pertumbuhan akar, mempercepat tanaman, dan meningkatkan produksi biji-bijian. 3. Kalium, berasal dari sisa-sisa tanaman, jasad renik, dan air. Zat ini resistan terhadap serangan hama, penyakit, dan kekeringan. VEGETASI TANAH Vegetasi tanaman berperan menentukan proses erosi. Adapun peran dari vegetasi adalah sebagai berikut. 1. Menghalangi tumbukan langsung butir-butir hujan ke tanah sehingga pengrusakan tanah permukaan oleh air hujan dapat dicegah. 2. Mengurangi kecepatan aliran permukaan (run off). 3. Mengurangi daya pengikisan air terhadap lapisan tanah. 4. Akar-akar tanaman meningkatkan kapasitas infiltrasi sehingga mengurangi aliran permukaan. 5. Menambah bahan organik tanah sehingga meningkatkan daya tahan tanah terhadap erosi. 2 J. KERUSAKAN TANAH Kerusakan tanah disebabkan oleh adanya perubahan yang berlebihan melalui hal-hal berikut. a. Kompaksi Kompaksi (pemadatan tanah), yaitu berkurangnya pori-pori tanah dan infiltrasi air ke dalam tanah. Kompaksi dapat disebabkan oleh hantaman butiran-butiran hujan pada permukaan tanah, pengolahan tanah dengan menggunakan mesin-mesin berat, dan alih fungsi lahan dari lahan pertanian menjadi lahan yang dimanfaatkan untuk bangunan. b. Erosi Erosi, yaitu hilangnya lapisan tanah atas (top soil). Erosi alamiah tidak menimbulkan masalah karena volume yang tererosi seimbang dengan pembentukan tanah. Adapun erosi yang dipercepat (akibat manusia) memungkinkan munculnya masalah karena volume yang tererosi lebih besar dari pembentukan tanahnya. Erosi disebabkan oleh beberapa hal berikut. K. 1. Tanah gundul yang tidak tertutup tanaman. 2. Tanah miring tanpa teras-teras dan guludan. 3. Tanah berada di kawasan hutan rusak. 4. Tanah tidak bertanggul. 5. Tanah digunakan untuk penggembalaan liar sehingga berlumpur. 6. Hujan yang lebat. 7. Topografi yang mana lereng panjang tidak bergelombang dan lereng miring tidak bertanggul. 8. Akibat adanya aktivitas manusia berupa penggundulan hutan, penebangan liar, penggunaan tanah terus-menerus tanpa memperhatikan pemeliharaannya, dan pengolahan tanah yang keliru. PENGAWETAN TANAH Pengawetan tanah berkaitan dengan pengaturan hubungan antara intensitas hujan, kapasitas infiltrasi tanah, dan aliran permukaan tanah (run off) dengan menggunakan metode berikut. a. Metode Vegetatif Metode vegetatif adalah pengawetan tanah dengan menanam vegetasi untuk perbaikan porositas tanah, meningkatkan daya infiltrasi, dan mencegah erosi. Metode vegetatif meliputi tindakan-tindakan sebagai berikut. 3 b. 1. Penghijauan, yaitu menanami tanah milik rakyat di dataran tinggi yakni di sepanjang DAS dengan tanaman tahunan yang menghasilkan buah. Contohnya, cengkeh, kayu manis, petai, nangka, durian, dan karet. 2. Reboisasi, yaitu penanaman kembali tanah-tanah hutan yang gundul dengan tanaman keras, seperti pinus, jati, mahoni, rasamala, kayu putih, kemiri, sonokeling, dan kaliandra. 3. Penanaman secara kontur (contour planting), yaitu penanaman searah garis kontur dengan tujuan menghambat kecepatan aliran permukaan, memperbesar peresapan air ke dalam tanah, dan menghemat biaya, tenaga, dan waktu. 4. Tanaman penutup (cover crop), yaitu tanaman penutup tanah di antara tanaman pokok atau ditanam di seluruh area yang bertujuan mencegah dispersi (penyebaran) tanah saat hujan, menghambat kecepatan aliran air, memperkaya bahan organik tanah, dan memperbesar porositas tanah. Contoh tanaman penutup tanah rendah, yaitu bayam, terong, seledri, jahe, kunyit, kendur, dan sereh. Contoh tanaman penutup tanah sedang, yaitu petai cina, turi, lamtoro, dan tanaman berbiji polong. Contoh tanaman penutup tanah tinggi, yaitu punus, jati, mahoni, kayu putih, dan kemiri. 5. Penanaman dalam larikan (strip cropping), yaitu menanam bermacam-macam tanaman secara berselingan pada larikan atau deretan tanah dengan tujuan mempercepat kesuburan tanah, menghambat kecepatan aliran air, dan menghambat erosi. Makin tinggi curah hujan atau makin miring lerengnya, jadi jarak antarlarikan semakin rapat. 6. Penanaman secara kontur dalam larikan (contour strip cropping), yaitu penanaman secara larikan searah garis kontur. 7. Pergiliran tanaman (crop rotation), yaitu penanaman dengan tanaman bergilir dengan tujuan mencegah pengurangan unsur hara tertentu yang ada dalam tanah dan menekan pertumbuhan tanaman pengganggu, hama, dan penyakit. 8. Penggunaan serasah (mulching), yaitu menutup tanah dan sekitar tanaman dengan serasah atau sisa-sisa tanaman, seperti daun, jerami, dan rumput basah dengan tujuan mempertahankan kelembaban tanah, memperkaya bahan organik tanah dari mulsa yang melapuk, melindungi tanah dari erosi air, dan melindungi tanah dari hantaman air hujan. Metode Mekanik Metode mekanik adalah pengawetan tanah dengan teknik pengolahan tanah untuk memperlambat aliran air melalui metode-metode berikut. 1. Pengolahan tanah menurut garis kontur (contour tillage) dilakukan di daerah kering dengan kemiringan 5-25% dengan tujuan menghambat aliran air permukaan, menghambat erosi, dan memperbesar resapan air. 4 2. Pembuatan tanggul atau pematang (guludan), yaitu membuat tanggul sehingga tampak berpetak-petak dengan tujuan agar air hujan dapat tertahan dan meresap ke tanah. 3. Pembuatan teras atau sengkedan (terasering), yaitu meratakan lereng secara bertingkat-tingkat yang dilakukan pada tanah miring dengan lereng yang panjang dengan tujuan mengurangi panjang lereng sehingga mengurangi kecepatan aliran air permukaan, memperbesar infiltrasi air ke tanah, dan menyalurkan aliran air ke saluran pembuangan. Pada tanah dengan kemiringan kecil dibuat teras datar, sedangkan pada tanah dengan kemiringan besar dibuat teras bangku. Gambar sawah dengan sistem sengkedan (terasering) dapat mengurangi laju erosi tanah (sumber: fondecranhd.net) 4. Pembuatan rorak (check dam), yaitu galian dengan panjang 3-5 m dan lebar serta kedalaman sekitar 50 cm dengan jarak antarrorak 10-15 m. Pada lereng yang curam jaraknya dibuat lebih dekat dan dibuat sejajar dengan garis kontur. Rorak berfungsi menampung aliran air dan bahan tererosi, memperbaiki tata udara tanah, dan tempat pemupukan bahan organik. Pada musim kemarau. Rorak diisi dengan sisa tanaman atau sampah rumput, sedangkan pada musim hujan rorak harus dibersihkan agar daya tampungnya besar. 5 5. Pembuatan saluran pelepas air terdiri atas dua macam, yakni saluran yang memotong lereng untuk mematahkan aliran permukaan dan menyalurkannya ke tempat pembuangan air atau sungai dan saluran yang memotong lereng dan mengikuti garis kontur untuk mematahkan aliran air dan melindungi tanah bagian bawah dari erosi. Gambar pembuatan saluran air merupakan salah satu upaya konservasi tanah. (sumber: wikimedia.org) 6. c. Pengolahan tanah minimal, yaitu mengolah tanah seperlunya untuk tanaman tertentu yang dapat berupa penggalian lubang-lubang tanaman saja. Pada tanah yang kurang air, metode ini dapat mengurangi jumlah air yang hilang dari tanah yang airnya terbatas. Metode Kimia Metode kimia adalah pengawetan tanah dengan menambahkan bahan kimia ke dalam tanah untuk memperbaiki sifat tanah, terutama strukturnya sehingga tanah menjadi lebih resistan, bahan kimia tersebut dapat berupa senyawa garam kalsium-natrium. 6