Berita Pers Untuk segera diterbitkan 30 Maret 2015 Indonesia gelar Konferensi Investasi Hijau “Tropical Landscapes Summit: A Global Investment Opportunity” 27-28 April 2015, Jakarta, Indonesia JAKARTA – Indonesia dipercaya untuk menjadi tuan rumah konferensi internasional yang bertajuk “Tropical Lanscape Summit: A Global Investment Opportunity” pada 27-28 April 2015 di Jakarta, dalam rangka menarik investasi menuju ekonomi hijau (green economy) yang menjamin masa depan yang berkelanjutan di Indonesia. Acara tersebut ditargetkan mampu mendatangkan sekitar 500 Chief Executive Officer (CEO) dari berbagai perusahaan nasional dan internasional “Kesempatan menjadi tuan rumah untuk konferensi internasional menuju ekonomi hijau ini sangat strategis bagi Indonesia untuk menjadi role model bagi pembangunan berkelanjutan,” ungkap Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani, hari ini (31/5) di Jakarta. BKPM bekerjasama dengan Kantor Staf Kepresidenan dan United Nations Office for REDD+ Coordination (UNORCID) menggelar forum akbar ini. Pertemuan ini akan menghadirkan pembicara dari dalam dan luar negeri, para Menteri yang terkait pembangunan lanskap tropis antara lain Siti Nurbaya (Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan), Sudirman Said (Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral), Amran Sulaiman (Menteri Pertanian), Bambang Brodjonegoro (Menteri Keuangan) dan Saleh Husin (Menteri Perindustrian), para pelaku usaha dan berbagai organisasi yang selama ini terlibat dalam pembangunan berkelanjutan. Sementara itu, pembicara dari mancanegara yang akan hadir antara lain, Helen Clark dari UNDP, Felipe Calderon dan para CEO global lainnya, serta pimpinan perusahaanperusahaan besar di Indonesia. “Kami mengajak berbagai pihak yang mendukung investasi hijau untuk datang dan mengambil bagian dari momentum penting ini,” kata Franky. Untuk itu, peserta dapat mendaftarkan diri secara gratis melalui situs www.summit2015.org. Franky menjelaskan BKPM berharap investasi hijau di Indonesia akan semakin meningkat di tahun-tahun mendatang. Sementara itu, BKPM menargetkan investasi pada 2015 sebesar Rp519,5 triliun atau tumbuh sekitar 14 persen dari pencapaian tahun sebelumnya. Investasi tersebut terdiri atas penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp175,8 triliun dan penanaman modal asing (PMA) Rp343,7 triliun www.summit2015.org @Summit2015JKT Summit2015JKT Kepala Kantor Staf Kepresidenan, Luhut Pandjaitan mengatakan acara yang rencananya akan dibuka oleh Presiden Jokowi ini dirancang untuk memberikan kesempatan untuk berbagai mitra- dari pemerintah, lintas tingkat dan sektor, dari sektor swasta di Indonesia dan luar negeri, dari mitra-mitra pembangunan, sampai organisasi non-pemerintah, lembaga penelitian dan masyarakat sipil untuk menggali dan terlibat dalam pemanfaatan peluang usaha dan investasi untuk mendukung transisi ekonomi hijau Indonesia. “Tiap aktor memiliki peran untuk dimainkan- misalnya, kebijakan pemerintah dapat memainkan peran yang sangat penting dalam memberikan insentif yang dapat mendukung transformasi paradigma investasi, dan sektor swasta dapat memberikan kewirausahaan dan investasi yang akan membentuk perubahan ini,” tambah Luhut Pemerintahan Presiden Jokowi telah memerinci sejumlah target investasi dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi nasional di tahun-tahun mendatang- dan investasi hijau direncanakan akan memainkan peran kunci dalam memenuhi target-target tersebut. Pengelolaan sumber daya alam lestari, yang dipahami sebagai suatu faktor yang memengaruhi langsung kesejahteraan masyarakat Indonesia, juga menempati posisi inti dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Menurut Franky, pertemuan “Tropical Landscapes Summit” ini bertujuan untuk menyediakan platform bagi Pemerintah Indonesia untuk menjelaskan dan mempromosikan visi strategisnya untuk investasi hijau, sementara juga memungkinkan pemerintah untuk mendapatkan input dari banyak pemangku kepentingan tentang kerangka kerja ini dan perkembangan ke depannya. Peluang untuk kemitraan antara pemerintah, swasta, dan masyarakat, serta klarifikasi hubungan dengan tujuan pembangunan nasional dan internasional yang lebih luas, akan disoroti. Pertemuan ini akan dilaksanakan melalui sesi-sesi pleno tematik, yang dikelompokkan berdasarkan tiga tema kunci, yaitu kesadaran, keterlibatan, dan komitmen. Luhut menjelaskan keterbatasan anggaran Pemerintah, investasi swasta sebagai salah satu sumber pembiayaan pembangunan dan sumber pertumbuhan ekonomi berperan penting dalam ikut menentukan suksesnya agenda ekonomi hijau tersebut. “ Sektor swasta sebagai salah satu pemangku kepentingan pembangunan dan agen perubahan, ikut menentukan kemajuan pembangunan ekonomi, lingkungan dan sosial suatu bangsa. Dengan kontribusinya yang cukup besar terhadap PDB dunia dan besarnya lapangan kerja yang diciptakan, sektor swasta memberikan pengaruh besar pada politik perekonomian global dan nasional,” ujar Luhut. Langkah ini akan mendorong pemerintah untuk menciptakan lingkungan bisnis di mana peluang bisnis dan investasi di bidang ekonomi hijau memiliki daya tarik seperti peluang bisnis konvensional. “Langkah ini mengharuskan perusahaan untuk mengidentifikasi dan berkomitmen pada model dan strategi bisnis ‘out of the box’, dan bekerja dengan pemangku kepentingan seperti pemerintah untuk memastikan adanya keselarasan antara kebutuhan dan prioritas.” Menurut Menteri Perindustrian Saleh Husin, Kementerian Perindustrian sudah mulai melakukan Standar Industri Hijau. Namun baru akan diberlakukan secara sukarela, di mana pada tahapan ini, pemerintah akan memfasilitasi perusahaan industri untuk memenuhi www.summit2015.org @Summit2015JKT Summit2015JKT Standar Industri Hijau melalui pemberian insentif non fiskal; penguatan kapasitas kelembagaan, dan fasilitasi dalam kegiatan promosi. “Saat ini Kemenperind sudah mulai menerapkan pemberian penghargaan industri hijau kepada perusahaan yang ada di Indonesia, diharapkan dapat meningkatkan perannya dalam mendorong industri nasional yang kompetitif dan meningkatkan kontribusi industri hijau terhadap PDB nasional,” jelasnya. Sementara itu, mitra strategis yang terlibat dalam acara ini antara lain mewakili sektor swasta meliputi Indonesian Business Council for Sustainable Development (IBCSD), Indonesia Business Link (IBL), World Business Council on Sustainable Development (WBCSD), dan kamar-kamar dagang internasional di Indonesia termasuk Indonesia Business Council for Sustainable Development, American Chamber of Commerce (AMCHAM), dan Indonesia Australia Business Council (IABC). Mitra-mitra strategis yang mewakili Sistem PBB meliputi Food and Agricultural Organization of the United Nations (FAO), United Nations Development Programme (UNDP), United Nations Environment Programme (UNEP), United Nations Information Centre Jakarta (UNIC), United Nations Office for Project Services (UNOPS), Secretariat of the Convention on Biological Diversity (S-CBD), UN Sustainable Development Solutions Network (SDSN), dan World Food Programme (WFP). Sedangkan mitra-mitra strategis yang mewakili LSM dan lembaga-lembaga penelitian meliputi Center for International Forestry Research (CIFOR), Conservation International (CI), Global Canopy Programme (GCP), World Agroforestry Centre (ICRAF), dan WWF International. Untuk keterangan lebih lanjut : Sekretariat Tropic (Tropical Landscape Summit) Kepala Biro Peraturan Perundang-Undangan, Humas dan TU BKPM RI Ariesta Riendrias Puspasari HP : +62816 1946825 ; email : [email protected] Natasha Ardiani, Sekretariat TLS HP: +62 81 1101 7222; email: [email protected] Brittany Benson, Sekretariat TLS HP: +62 822 9135 1507; email : [email protected] www.summit2015.org @Summit2015JKT Summit2015JKT