Motivasi Menjalin Relasi Romantis pada Perempuan yang Dilabeli

advertisement
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Motivasi Menjalin Relasi Romantis pada Perempuan yang
Dilabeli Bispak: Sebuah Studi Kasus
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun Oleh:
Ivander Harlison Tjahjo
119114185
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN MOTTO
“SUMURUP LAN URUP GAWE URIP NDER! OJO KENDO!”
Prof. Dr. A. W. S. Nugraha,
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Saya persembahkan karya ilmiah ini kepada:
Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat, perlindungan serta kesempatan yang
senantiasa diberikan kepada saya.
Untuk Ayah, yang dengan sabar dan semangat agar dapat melihat anaknya yang
nakal bertoga.
Untuk Ibu yang senatiasa memberikan nasihat, semangat dan mendengarkan keluh
kesah penulis.
Untuk aplikasi Tinder yang telah membatu penulisan dalam penelitianini untuk
penulis.
Untuk semua orang-orang baik yang ada di sekitar penulis.
Dan untuk orang-orang yang sering memandang sebelah mata mahasiswamahasiswa yang membutuhkan waktu lebih untuk menyelesaikan tugas akhir.
Hargailah setiap orang yang sedang berproses.
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Motivasi Menjalin Relasi Romantis pada Perempuan yang
Dilabeli Bispak: Sebuah Studi Kasus
Ivander Harlison Tjahjo
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pola motivasi relasi romantis yang
dilakukan oleh seorang wanita (Sm) yang dilabeli sebagai seorang bispak. Penelitian ini
bersifat kualitatif, dengan metode studi kasus, yang memungkinkan peneliti untuk melihat
kasus dari berbagai pandangan. Dari hasil penelitian, terdapat 3 hal yang ditemukan dalam
penelitian ini. Pertama ,dalam memperoleh kenyamanan Sm berganti-ganti pasangan untuk
mencapai rasa nyaman. Yang menunjukkan bahwa dalam relasi-romantisnya, terdapat
sebuah komitmen, bukan terhadap pasangannya, akan tetapi pada dirinya akan pemenuhan
rasa nyaman tersebut. Kedua, dalam pencariannya dalam kenyamanan ini yang
menciptakan kondisi frustrasi-regresi. Frustrasi terjadi saat adanya ketidakmampuan Sm
memperoleh rasa nyaman yang kemudian diwujudkan dalam regresi ke dalam
hubungannya dengan orang baru. Ketiga, kebutuhan akan seks memang muncul, akan
tetapi bukan sebagai tema utama dalam kebutuhan. Kebutuhan akan seks menjadi
kebutuhan primer yang muncul saat kebutuhan untuk merasa nyaman, kebutuhan
berafiliasi, dan kebutuhan untuk merasa aman telah dipenuhi oleh pasangannya. Bila dilihat
dari hasil yang telah ditemukan, informan memiliki 4 jenis kebutuhan yang muncul jika
dihubungkan dengan perilakunya. Keempat kebutuhan tersebut adalah kebutuhan untuk
merasa nyaman, kebutuhan berafiliasi, kebutuhan untuk merasa aman, dan kebutuhan seks.
Kata kunci : motivasi, bispak, kebutuhan, studi kasus, frustasi-regresi
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A Motivation on A Girl Whose Labeled As “Bispak” in Romantic
Relations : A Study Case
Ivander Harlison Tjahjo
ABSTRACT
This research aimed to identify the motivation patterns on romantic relation from a girl
(Sm) whose labeled as “bispak” (bisa diapakai). This research’s a qualitative, with case study as
the method, thus let the researcher can obtained data from other angles. There’re 3 things that found
at this research. First, on fulfilling the needs of comfort, Sm shows that she’ll keep changing in order
to fulfill her needs of comfort. This showed that the commitment are exist, but it’s not for the sake of
the relation, instead it’s for herself to keep maintaining the needs of comfort from the partners.
Second, there’s a frustration-regression pattern in every relation, which happened because there
was a frustation in unfulfilled needs of comfort that will led at regression on the relationship with
the new partner. Third, there was need of sex, but it’s stand after the needs of comfort, affiliation,
and safe are fulfilled. There are 4 motives that led by her needs, those are needs of comfort, needs
of affiliation, needs of feeling safe, and needs of sex.
Keyword : motivation, bispak, needs, case study, frustration-regression
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih saya ucapkan kepada Tuhan Yesus
Kristus atas segala penyertaan dan pendampingan selama proses pengerjaan
skripsi ini. Pada proses penulisan skripsi ini penulis juga mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M. Si selaku Dekan Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Paulus Eddy Suhartanto, M. Si Selaku Kepala Program Studi
Psikologi Universitas Sanata Dharma.
3. C. Siswa Widyatmoko, M.Psi selaku dosen pembimbing skripsi
yang telah membimbing selama proses penyusunan skripsi.
Terimakasih atas semua bantuan, bimbingan, waktu, saran, serta
kesabaran yang telah diberikan.
4. Bapak Paulus Eddy Suhartanto, M. Si, selaku dosen pembimbing
akademik 2011 yang selalu memberikan saran, dukungan dan
bantuan selama penulis menempuh studi.
5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Psikologi Sanata Dharma
yang telah berbagi ilmu dan memberikan semangat.
6. Seluruh subjek penelitian saya yang sudah mau direpotkan dan
mendoakan keberhasilan saya.
7. Bapak, Ibu dan Adik saya yang selalu mendoakan, memberikan
semangat, dan menunggu dengan sabar sampai skripsi ini selesai.
Terima kasih atas pikiran, tenaga dan biaya yang sudah banyak
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dicurahkan untuk saya, selalu bersyukur bisa berada ditengahtengah kalian.
8. Terima kasih pada aplikasi Tinder yang telah menyediakan subjek
bagi penelitian ini.
9. Terima kasih pada Ym Dneirflrig yang telah memberikan semangat,
dan memberi pelajaran apa itu hubungan yang sehat. Love you!
10. Terima kasih sebesar-besarnya kepada Mas Ucil, yang sudah mau
meluangkan waktunya disela-sela kesibukannya.
11. Keluarga besar UKF Futsal. Terima kasih sudah mengijinkan saya
berkarya bersama kalian.
12. Teman-teman UK PAT, Arga, Bram, Mas Windra, Boni, Gandring,
PakDhe, Sucek, dll. Terima kasih sudah mengijinkan saya
berkeringat bersama kalian.
13. Teman-teman kontrakan, Maccabe, Bram, Rio, Kiplek, terima kasih
karena saya bisa menjadi bagian dari kalian.
14. Kepada teman-teman angkatan 2011, yang satu persatu dari kita
sudah meninggalkan kampus ini. Sukses untuk kalian semua.
Senang bisa saling mengenal. Tuhan memberkati.
15. Saudaraku Scooterist 9114. Yuda, Bayu, Aji, Anoy, Tole, Daniel,
Haha, Widek, Bendot, Vico, Boncel, Grego, Gencet, Gempol, Boni,
Kunto, Made, Kiplek, Gunam, Pandu, Awang, Pak Pid. Terimakasih
untuk kebersamaan dan permainannya selama ini. Terima kasih atas
pengalaman berkendara Jogja-Lombok yang sangat luar biasa.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Terimakasih untuk canda tawa yang kalian ciptakan. Terimakasih
juga untuk dukungan, bantuan, perhatian dan kasih sayang kalian.
Selalu sukses dan tetap bersahabat. Tuhan memberkati kalian lur!!.
16. Terima kasih Kepada seluruh pihak yang belum dapat peneliti
ucapkan satu persatu. Semoga Tuhan memberikan segala yang
terbaik untuk kalian.
Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki kekurangan, untuk
itu penulis sangat terbuka untuk menerima saran dan kritik yang dapat
membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak orang. Tuhan
memberkati kita semua. Amin.
Yogyakarta,
Penulis,
Ivander Harlison Tjahjo
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ..................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ........................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................... vi
ASBTRAK ........................................................................................................... vii
ABSTRACT ........................................................................................................... viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ..................................................... ix
KATA PENGANTAR .......................................................................................... x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian........................................................................................ 7
D. Manfaat Penelitian...................................................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................. 9
A. Motivasi...................................................................................................... 9
B. Relasi Romantis dan Hubungan Seksual................................................... 14
C. Dinamika Motivasi Pada Perempuan yang Menjalin Relasi Romantis dan
Melakukan Hubungan Seksual.................................................................. 18
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 21
A. Jenis Penelitian.......................................................................................... 21
B. Fokus Penelitian........................................................................................ 22
C. Metode Pengambilan Data........................................................................ 23
D. Informan Penelitian................................................................................... 29
E. Analisis Data............................................................................................ 29
F. Kredibilitas dan Dependabilitas Penelitian............................................... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 39
A. Hasil Penelitian..........................................................................................39
B. Pembahasan............................................................................................... 55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 64
A. Kesimpulan............................................................................................... 64
B. Keterbatasan Penelitian............................................................................ 65
C. Saran......................................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 67
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Verbatim Informan .............................................................. 72
Lampiran 2. Tes SSCT ............................................................................. 95
Lampiran 3. Tes BFI ............................................................................... 101
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada 2016 lalu, penulis berkesempatan untuk bertemu dengan Sm
(24 tahun) yang merupakan seorang mahasiswi dari salah satu universitas
swasta di daerah Yogyakarta. Dalam sebuah perbincangan yang
konfidensial, Sm mengaku melakukan hubungan seksual dengan
pasangan-pasangannya. Ia bercerita ada sebanyak enam orang pada tahun
2015-2016 yang menjalin hubungan dengannya. Ia menjalin hubungan
dengan tujuan memperoleh rasa aman dan nyaman. Dalam rangka
pemerolehannya tersebut, hubungan seksual menjadi “bumbu” yang ia
gunakan dalam memperpanjang usia hubungannya.
Meskipun layaknya “bumbu”, hubungan seksual yang ia lakukan
justru mendatangkan beberapa permasalahan baginya. Sm pernah diancam
untuk dibunuh dan disakiti secara fisik oleh pasangannya saat ia menolak
untuk berhubungan seks dengan pria tersebut. Walaupun begitu, Sm selalu
melakukan hubungan seksual setelah kejadian tersebut dengan pasanganpasangan lain setelahnya walau tanpa ada komitmen berpacaran terlebih
dahulu. Cerita-cerita soal Sm ini kemudian juga mengalir ke jejaring
pertemanannya. Ia kemudian diberi label “bispak” oleh teman-teman
pergaulannya. Meskipun demikian, label tersebut
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
menjadi identitas yang ia tampik. Sm merasa jengkel, sedih dan berusaha
untuk melawan stigma dari lingkungan sosialnya tersebut.
Sm merupakan salah satu dari sekian banyak orang muda
Indonesia yang mengalami tekanan terkait seks. Dalam alam pikir orang
Indonesia, seorang seperti Sm disebut sebagai remaja yang memiliki
asosiasi dengan ketidakstabilan diri. Para remaja inilah yang dalam
masyarakat mendapat sorotan, sebab belum cukup umur menjadi orang
yang dewasa, atau mampu menyesuaikan dengan norma sosial. Para
remaja dianggap sering melakukan aktivitas yang tidak produktif, seperti
kenakalan dan seks pra-nikah (Kartono, 2009).
Apabila Anda memasukkan kata kunci “bispak” lewat Google,
Anda akan menemukan sekitar 31.400.000 hasil. Jumlah ini menunjukkan
bahwa percakapan yang mencakup kata “bispak” sangat populer di
Indonesia. Sampai saat ini, tidak jelas siapa yang mempopulerkan istilah
yang merupakan singkatan dari “Bisa Dipakai” (atau bisa ditiduri).
Namun, istilah ini muncul sejak pertengahan 90an dan menjadi prokem di
kalangan Ekekutif Muda Jakarta yang kala itu tengah menjadi profesi
favorit para sarjana di Indonesia. Berbeda dengan kata PSK (Pekerja Seks
Komersial), yang seringkali digunakan dengan bayaran (komersial).
Istilah bispak diasosiasikan dengan “seks sebagai suatu kesenangan
semata” (just for fun).
Gagasan soal “seks sebagai kesenangan” ini juga senada dengan
perkataan Lehmiller dalam bukunya yang berjudul The Psychology of
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Human Sexuality (2014). Lehmiller (2014) mengatakan bahwa seks, selain
sebagai fungsi reproduksi, dapat pula dilihat sebagai bentuk rekreasi, cara
untuk mengekspresikan cinta atau menjadi lebih intim dengan
pasangannya, cara untuk merayakan peristiwa yang menyenangkan dan
bagi beberapa orang menjadi cara untuk memperoleh uang. Banyaknya
alasan untuk melakukan hubungan seksual menjadikan pemahaman soal
motivasi melakukan hubungan seksual menjadi lebih kompleks.
Mc Adams & Dubin (1992), mengatakan bahwa motivasi tidak
terlepas dari adanya kebutuhan yang dimiliki individu. Motivasi adalah
cermin dari perilaku individu. Perilaku individu itu sendiri merupakan
gabungan sejumlah kebutuhan dasar, kebiasaan-kebiasaan pribadi,
pengalaman, bakat, dan kemampuan pribadi, serta pengaruh dari
lingkungan (Maslow dalam Goble, 1987). Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa motivasi pada seseorang berkaitan erat dengan sistem
kebutuhannya. Perbedaan kebutuhan dari masing-masing individu inilah
yang menyebabkan perbedaan motivasi yang dimiliki, meski wujud
perilakunya sama.
Dalam teks klasiknya, Maslow (1943) menyatakan setidaknya ada
lima rangkaian tujuan yang disebutnya sebagai kebutuhan dasar. Pertama
adalah kebutuhan fisiologis dalam rangka untuk mempertahankan
keberadaan fisiknya seperti makan, minum, seks atau tidur. Apabila
kebutuhan kedua ini terlegakan, maka akan muncul rangkaian kebutuhan
yang baru, yakni kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan kedua ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
mensyaratkan rasa aman dari segala macam ancaman dan kecemasan di
sekitarnya. Kebutuhan kedua ini tidak akan mungkin terpenuhi sebab rasa
tidak aman akan hadir lewat sesuatu yang tidak bisa dikontrol individu,
misalnya bencana alam dan perang. Kebutuhan ketiga adalah kebutuhan
akan rasa memiliki dan kasih sayang yang berupa afiliasi terhadap orang
lain. Wujud kebutuhan ini tampak dalam persahabatan, percintaan, atau
pembentukan keluarga. Apabila terpenuhi, kebutuhan keempat yang
muncul adalah kebutuhan akan penghargaan. Kebutuhan ini meliputi sikap
untuk menghormati orang lain dan memiliki harga diri. Dengan
dipenuhinya penghargaan ini, maka individu akan siap untuk
mengaktualisasikan dirinya. Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri ini
menunjukkan bahwa individu musti mengembangkan potensi, individu
harus menjadi seseorang yang dapat ia capai, seorang penyair musti
membuat puisi atau seorang musisi musti membuat lagu.
Teori motivasi yang dijabarkan oleh Maslow ini menunjukkan
beberapa kelemahan ketika digunakan sebagai alat bedah motivasi
seseorang yang dilabeli bispak dalam melakukan pergantian pasangan. Hal
ini juga dipengaruhi dengan pandangan soal hubungan seks yang tidak
dengan mudah dapat dikategorikan ke dalam kebutuhan fisiologis semata.
Apabila seks menjadi sarana untuk rekreasi, maka seks menjadi kebutuhan
akan rasa aman. Meskipun demikian, alur pikir ini tidak memuaskan,
sebab dalam kasus Sm kebutuhan akan rasa memiliki dan kasih sayang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
juga muncul. Dengan demikian, hirarki kebutuhan yang disampaikan
Maslow tidak begitu cocok untuk menggali motivasi yang dimiliki Sm.
Guna mengisi kekurangan yang dimiliki Maslow, gagasan Clayton
Alderfer (1969/1972) dalam ERG Theory (Existence, Relatedness and
Growth Theory) soal frustrasi-regresi akan menjawab bagaimana
seseorang tidak perlu menunggu sampai kebutuhan masing-masing hirarki
dalam Maslow terpenuhi. Teori yang digagas Alderfer ini menempatkan
kebutuhan seseorang dalam konteks organisasi, misalnya dalam tempat
kerja ataupun dalam jejaring masyarakat. Apabila kebutuhan yang lebih
tinggi bermasalah dan tidak terpenuhi, maka seseorang akan kembali ke
kebutuhan yang lebih rendah. Misalnya, apabila seseorang mengalami
kegagalan dalam pengaruh yang kreatif dan produktif terhadap diri sendiri
maupun lingkungan (seorang musisi karir bermusiknya mandek) maka ia
akan cenderung kembali ke kebutuhan yang lebih rendah (musisi menjadi
model iklan). Dalam hal ini, frustrasi mengakibatkan regresi ke kebutuhan
yang lebih rendah. Atau dengan kata lain ada tegangan yang muncul dalam
pemenuhan kebutuhan dengan hasrat manusia (Yang, Hwang & Chen,
2011).
Pembentukan pola frustrasi-agresi ini tampak dalam diri Sm yang
cenderung akan berganti-ganti pasangan apabila tidak menemukan
seseorang yang mampu mengisi kediriannya. Meskipun demikian,
penguraian motivasi dalam diri Sm ini menjadi contoh yang penting sebab
kompleksitas dan pola relasi yang terbangun pun sangat kotemporer.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Selain itu, jika berbicara dengan kebutuhan-kebutuhan manusia, maka
tidak dapat lepas dari teori kebutuhan miliki Murray (1954). Murray
mengatakan bahwa terdapat 20 kebutuhan manusia yang mendorong
manusia dalam memunculkan perilaku-perilaku di kesehariannya.
Ketiadaan komitmen dalam kasus Sm ini menarik sebab akan menantang
tesis Sternberg & Barnes (1988) mengenai teori segitiga cinta dengan tiga
komponennya; hasrat, intimasi dan komitmen. Komitmen yang dimiliki
Sm dan pasangannya tidak semata-mata sebagaimana dipahami Sternberg
sebagai keputusan sadar untuk terikat satu sama lain, komitmen pada Sm
tampak dalam keterikatannya pada hasrat terhadap rasa nyaman.
Perlu dicatat bahwa sedari awal penyebutan “bispak” mengalami
sebuah konstruksi dari dunia yang sifatnya maskulin dan melihat wanita
semata-mata sebagai objek seksual. Namun, yang menjadi perhatian
dalam penelitian ini adalah soal pengalaman para kaum muda ini soal
menjalin hubungan yang melibatkan penetrasi alat kelamin, secara khusus
pola psikologis seperti apa yang terbangun pada seorang wanita yang
melibatkan diri dalam dunia yang berganti-ganti pasangan seksual.
Karenanya, kesadaran bahwa sebutan “bispak” dalam penelitian ini
mengandung adanya ketimpangan dalam dunia yang didominasi oleh
pandangan maskulin perlu dipahami sedari awal.
Dengan melihat motivasi yang dimiliki Sm, maka dapat pula
dilihat wujud relasi seperti apa yang berlangsung di antara pasangan muda
saat ini. Tentunya, model hubungan pasangan muda sekarang juga amat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
kompleks, karenanya kasus Sm ini akan mengisi satu dari sekian banyak
pola yang terbentuk. Oleh karenanya, peneliti mencoba untuk menghindari
pelabelan terhadap orang-orang yang disebut “bispak”, sebab bispak
sendiri bisa memojokkan seseorang dengan berubah-rubah dalam istilahistilah lain; ciblek, lonte, cabe-cabean, atau kimcil.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada
penelitian ini, adalah bagaimana pola motivasi perempuan yang dilabeli
bispak dalam menjalin relasi romantis?
C. Tujuan Penelitian
Mengetahui pola motivasi perempuan yang dilabeli bispak dalam
menjalin relasi romantis.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Memberikan contoh gambaran model hubungan lawan jenis
dalam perkembangan masyarakat urban.
2. Manfaat Praktis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
a. Memberikan gambaran kritis bagaimana pelabelan terhadap
seseorang dapat membuat perubahan mengenai identitas
dirinya.
b. Memberikan alternatif pengetahuan bagaimana seseorang
menghadapi pelabelan terhadap dirinya.
c. Memberikan pengetahuan bagaimana ketimpangan hadir
dalam keseharian masyarakat lewat cara bertutur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Motivasi
1. Pengertian Motivasi
Steers & Porter (1983) mengungkapkan bahwa kata “motivasi”,
atau dalam bahasa Inggris biasa disebut “motivation”, berasal dari bahasa
Latin movere yang berarti “menggerakan” atau “daya penggerak”.
Pengertian motivasi dinyatakan secara lebih komprehensif oleh Berry dan
Houston (dalam Marpaung, 2000) sebagai suatu dorongan, arah, dan
persistensi dari perilaku manusia. Hal ini senada dengan yang
diungkapkan Kanfer (Hughes, 1999) bahwa motivasi adalah segala
sesuatu yang memberikan arah, intensitas dan persistensi dari perilaku.
Menurut Azwar (2000) motivasi tidak lain adalah sebuah
rangsangan, dorongan, maupun pembangkit tenaga yang dimiliki
seseorang dalam berbuat sesuatu yang sudah ditetapkan sebelumnya. Hal
ini sejalan dengan Lawler (dalam Wijono, 2010) yang mendefinisikan
motivasi sebagai perilaku yang diatur oleh pusat pengontrolan pada
manusia yang mengarahkan individu untuk mencapai suatu tujuan.
Penjelasan mengenai motivasi tidak dapat dilepaskan dari peran
kebutuhan. Sunaryo (dalam Ratnasari, 2012) menyatakan bahwa motivasi
berasal dari adanya keinginan dan kebutuhan pada diri individu, sehingga
memotivasi individu tersebut untuk memenuhinya. Keterkaitan antara
kebutuhan dalam lingkup motivasi terlihat dalam teori kebutuhan Murray
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
(dalam Schultz, 2009). Dalam teori ini, Murray mengatakan, bahwa
keputusan-keputusan
manusia
dalam
berperilaku
didasari
oleh
kebutuhannya, kebutuhan ini yang membentuk kepribadian individu
tersebut. Kemudian, kebutuhan tersebut memunculkan tegangan dan
manusia akan berusaha untuk mencari cara untuk menghilangkan atau
menguranginya dengan cara bertindak untuk memuaskan kebutuhan
tersebut. Sehingga, kebutuhan akan memberikan kekuatan dan
mengarahkan perilaku untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan miliknya.
Murray dalam Schultz (2009), menyebutkan setidaknya terdapat
20 kebutuhan manusia yang terbagi menjadi 4 kelompok. Berikut adalah
kebutuhan-kebutuhan
yang
disebutkan
Murray.
Pertama
adalah
kebutuhan yang dimotivasi oleh keinginan untuk mencapai power,
kekayaan, prestis, pengetahuan atau prestasi kreatif: achievement,
aggression,
counter-action,
dominance,
exhibition,
order,
dan
understanding. Kedua, kebutuhan ynag dimotivasi oleh afeksi,
kekaguman, simpati, cinta, dan ketergantungan: affiliation, deference,
nurturance, succorance, dan sex. Kemudian, ketiga, kebutuhan yang
dimotivasi oleh keinginan akan kebebasan, perubahan, perangsangan, dan
permainan: autonomy, play/playmirth, dan sentience. Terakhir, adalah
kebutuhan
lain-lain:
abasement,
defendance,
harmavoidance,
inavoidance, dan rejection.
Meskipun demikian, teori kebutuhan yang digagas Murray ini
terlalu luas dan subyektif. Dalam beberapa kesempatan, hasil reliabilitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
dan validitas pada Thematic Apperception Test (TAT) yang berdasar pada
teori Murray menunjukkan nilai yang rendah (Flett, 2008). Melengkapi
bagaimana kebutuhan ini berdinamika dalam alam psikologis seseorang,
teori motivasi berbasis kebutuhan bereksistensi, terhubung dan
bertumbuh dikembangkan Clayton Alderfer pada tahun 1969, atau sering
disebut sebagai ERG Theory.
Teori ERG mencoba memberikan pandangan baru dan mengkritik
teori hierarki milik Maslow (1954). Sebenarnya kategori kebutuhan
dalam teori ERG dan Maslow hampir sama, akan tetapi, Maslow tidak
dapat memberikan bukti secara empiris dan beberapa studi yang pernah
dilakukan pun tidak dapat memvalidasi teori Maslow (Hall & Nougaim,
1968; Korman dkk., 1997; Lawler & Suttle, 1972; Rauschenberger dkk.,
1980).
Teori milik Maslow, berisi 5 tingkatan kebutuhan (dari bawah
keatas): kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan
kasih sayang, kebutuhan akan penghargaan, dan aktualisasi diri. Dalam
tiap kebutuhan terdapat batasan yang tidak begitu tegas. Maslow (1954),
mengelompokkan penyakit fisik, rasa sakit, dan kekerasan sebagai
kebutuhan fisiologis, sedangkan luapan amarah orang tua, name calling
(kekerasan verbal terhadap seseorang atau kelompok), dan penggunaan
kata-kata kasar dikelompokkan dalam kebutuhan akan rasa aman.
Maslow mengatakan bahwa ancaman yang bersifat fisik, masuk ke dalam
kebutuhan fisiologis, sedangkan kebutuhan akan rasa aman termasuk di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
dalamnya adalah interaksi dengan orang lain. Selain itu, konsep
kebutuhan akan kasih sayang dan penghargaan pun memiliki ambiguitas
dalam batasannya. Maslow menyebutkan bahwa kebutuhan akan
penghargaan berisi tentang memperhatikan dan menghormati seseorang.
Hal tersebut sama dengan kebutuhan akan rasa kasih sayang, yang
membutuhkan seseorang untuk memperhatikan dan menghormati
pasangannya.
Berbeda dengan teori Maslow, teori ERG berasumsi bahwa
manusia memiliki 3 bentuk kebutuhan. Ketiga bentuk kebutuhan tersebut
adalah kebutuhan untuk eksistensi (E), yang bersifat material dan
fisiologis; kebutuhan untuk berelasi (R), yang berisi tentang hubungan
antara satu sama lain; dan yang terakhir adalah kebutuhan untuk
berkembang (G), yang berisi tentang kebutuhan seseorang untuk menjadi
produktif
atau
kreatif
dalam
lingkungannya.
Alderfer
(1969),
menambahkan bahwa manusia memiliki tujuan-tujuan yang kompleks,
dan hal itu dapat terjadi karena ada campuran ketiga kebutuhan tersebut
dalam kehidupan manusia.
Telah diketahui bahwa kebutuhan untuk eksistensi (E), memiliki
sifat yang bentuknya material dan fisiologis. Kebutuhan ini secara tidak
langsung
berhubungan
dengan
kelangsungan
hidup
seseorang.
Karakteristik dari kebutuhan eksistensi terdapat pada “satu menang, dan
satu kalah.” Kebutuhan untuk eksistensi ini berisi dari berbagai bentuk
rasa aman, fisiologis, dan kebutuhan material. Singkatnya, seseorang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
tidak peduli dengan jatah atau berapa banyak yang didapatkan oleh orang
lain, selain yang didapat oleh individu tersebut.
Bentuk kedua dari ERG adalah kebutuhan untuk berelasi (R), yang
berisi tentang hubungan satu orang dengan lainnya. Karakteristik dari
kebutuhan berelasi ini terdapat pada kepuasan atas proses dalam berbagi
atau bersifat mutualisme. Manusia mendapatkan kepuasan ini dengan cara
berbagi pikiran dan perasaan dengan satu dan yang lainnya. Kebutuhan
berelasi dapat berwujud rasa kepercayaan satu sama lain, rasa saling
memiliki, dan mendapat penghargaan dari lingkungannya.
Bentuk kebutuhan yang terakhir adalah kebutuhan untuk
berkembang (G), yang berisi tentang harga diri dan aktualisasi diri
seseorang. Kebutuhan untuk harga diri tersebut merujuk pada
produktivitas seseorang dalam mengejar impian, mencari ilmu
pengetahuan,
mendapatkan
sesuatu,
mengkontrol,
membangun
kepercayaan diri, dan bersifat mandiri. Aktualisasi diri dapat terbentuk
saat
seseorang
telah
mencapai
tujuan
hidupnya
dan
dapat
mengembangkan dirinya. Singkatnya, kebutuhan ini dapat tercapai saat
seseorang dapat memecahkan masalah dengan kemampuannya sendiri
dan mendapatkan sesuatu yang baru darinya. Kebutuhan ini bergantung
pada kemampuan seseorang dalam menemukan kesempatan untuk
memaksimalkan dirinya dan menjadi apa yang ia inginkan.
Dalam teori hierarki Maslow, menyebutkan bahwa untuk mencapai
tingkatan paling atas (aktualisasi diri), manusia harus mampu memenuhi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
kebutuhan-kebutuhan sebelumnya secara bertahap. Akan tetapi, Alderfer
mengemukakan bahwa teori ERG memungkinkan untuk melihat kebutuhan
manusia berdasarkan kumpulan tiga kebutuhan pokok manusia. Hubungan
E, R, dan G tidaklah berbentuk hierarkis, seperti yang dikemukakan oleh
Maslow. Dalam teori ERG, memungkinkan manusia untuk memunculkan
frustasi-regresi, yang berarti seseorang yang telah memenuhi suatu
kebutuhan dan mencoba untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi,
akan tetapi gagal dalam proses pemenuhannya tersebut, maka seseorang
akan kembali lagi untuk mendapat kepuasan dari tingkatan yang
sebelumnya pernah ia capai. Dalam hal ini, frustasi menyebabkan regresi
pada kebutuhan yang lebih rendah. Atau dengan kata lain, ada tegangan
yang muncul saat pemenuhan kebutuhan dengan hasrat manusia (Yang,
Hwang & Chen, 2011).
B. Relasi Romantis dan Hubungan Seksual
1. Pengertian Relasi Romantis
Relasi romantis diartikan sebagai ketertarikan fisik seseorang dan
terjalinnya secara emosional terhadap pasangannya (Sternberg, 1986).
Sternberg (1986) menyatakan bahwa cinta romantis yang mana merupakan
gabungan dari keintiman dan passion (gairah atau nafsu). Sternberg melihat
cinta romantis tidak memiliki komitmen di dalamnya karena seseorang
terikat karena hanya terdapat ketertarikan fisik dan keterikatan emosi saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Dalam prakteknya, relasi romantis memiliki dua bentuk, yaitu
dengan komitmen atau tanpa komitmen (Manning, Giordano, dan
Longmore 2006). Relasi romantis yang berjalan dengan komitmen
diasosiasikan dengan kestabilan kehidupan seseorang (Shulman &
Connolly, 2013). Kehadiran komitmen dalam relasi romantis merupakan
bentuk dari pemenuhan kebutuhan kelekatan manusia, yang dapat
membantu seseorang menjaga hubungannya tersebut (Rodrigues, Hall, &
Fincham, 2006). Artinya, hubungan romantis yang memiliki komitmen
memiliki durasi yang lebih panjang, bahkan dapat berujung pada
pernikahan, daripada relasi romantis ynag tidak memiliki komitmen. Selain
itu, relasi romantis dengan komitmen juga diasosiasikan dengan proses
kedewasaan seorang remaja dalam kehidupannya (Regnerus & Uecker,
2011).
Dalam kategori Indonesia, relasi romantis yang melibatkan
komitmen disebut sebagai pacaran. Sementara, relasi romantis dapat pula
berbentuk kasual atau tanpa ikatan, misalnya saja “Teman Tapi Mesra”.
Berbeda dengan pacaran yang diikuti dengan komitmen, relasi kasual ini
tidak memerlukan komitmen. Bagian selanjutnya akan berfokus pada relasi
romantis yang berbentuk kasual.
2. Relasi Romantis Kasual dan Hubungan Seksual
Vener & Stewart (dalam Nophira, 2010) mengatakan bahwa
perilaku relasi romantis pada remaja dapat dimulai dari saling menaksir,
berpegangan tangan & berpelukan, kissing, necking (ciuman pada leher),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
touching (menggerayangi), stimulasi oral-genital, petting (menggesekgesekkan bagian tubuh yang sensitif, dan akhirnya hubungan seksual (L’
Enge et.al., 2005; Nevid & Rathus 2008).
Hubungan seksual yang terjadi dalam relasi romantis tanpa
komitmen atau relasi yang bersifat kasual memiliki bentuk yang dikenal
dengan CSR (Casual Sex Relationship). CSR sendiri memiliki 4 bentuk di
dalamnya, keempat bentuk tersebut adalah one night stand (ONS), booty
call (BC), fuck buddy (FB), dan friend with benefits (FWB) (Wentland,
2014). CSR merupakan bentuk modern dan populer dalam kehidupan relasi
remaja (Lehmiller, VanderDrift, & Kelly, 2011).
Keempat bentuk dari CSR di atas juga dapat dikelompokkan
menjadi dua kelompok. Kelompok yang pertama adalah CSR yang terjadi
karena sudah kenal terlebih dahulu (BC, FB, dan FWB), sedangkan
kelompok yang kedua adalah CSR yang terjadi antara orang asing atau yang
belum pernah kenal bahkan bertemu sebelumnya (ONS). Didalam
prakteknya, FWB, FB, dan BC pun memiliki perbedaan didalamnya.
Perbedaan mendasar antara FWB dan FB dengan BC (Wentland, 2014)
adalah terjalinnya hubungan pertemanan diantara pelakunya. Selain itu,
dalam FWB sendiri dapat terjadi hubungan seksual atau bahkan tidak saat
mereka bertemu satu sama lain, atau yang dikenal di Indonesia sebagai
teman tapi mesra. FWB dan FB memiliki bentuk yang hampir sama karena
ada proses pertemanan didalamnya, akan tetapi kedua bentuk tersebut
dipisahkan. Perbedaan tersebut terdapat pada kata-kata yang dipakai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
didalamnya. Kata “buddy”, memiliki arti sobat, yang mencirikan awal dari
sebuah pertemanan. Sedangkan kata “friend”, memiliki arti sahabat.
Sahabat merupakan tingkatan lanjutan dari sobat, karena didalam sahabat,
terdapat afeksi didalmnya, selain itu sahabat pun saling memberikan
support satu sama lain.
Di dalam bentuk BC, hubungan seks yang terjadi memang karena
sebelumnya keduanya telah kenal satu sama lain, akan tetapi hal yang
membedakan adalah media dalam menjalani BC. Wentland (2014),
menambahkan bahwa hubungan BC dapat terjadi karena salah satu atau
keduanya sedang dibawah pengaruh alkohol atau bahkan obat-obatan, yang
akhirnya mendorong pelakunya untuk menghubungi pasangannya tersebut
untuk melakukan hubungan seksual. Dalam BC, hubungan seksual yang
terjadi pun tidak sesering dalam FWB dan FB.
Bentuk terakhir dalam CSR adalah ONS. ONS menurut penelitian
Wentland (2014) adalah hubungan seks yang terjadi pada orang-orang yang
belum kenal, bahkan bertemu sebelumnya. Awal mula ONS biasanya terjadi
karena mereka bertemu dalam sebuah bar atau pesta. Wentland
menambahkan bahwa pelaku ONS biasanya dibawah pengaruh pengaruh
alcohol atau bahkan obat-obatan. Dalam ONS, setelah hubungan seksual
terjadi, tidak ada kelanjutan yang terjadi setelahnya, walaupun ada
kemungkinan untuk pelakunya saling bertukar informasi satu sama lain.
CSR sendiri memiliki pro-kontra tersendiri didalamnya. Selain
melawan norma sosial yang tumbuh dan berkembang di Indonesia akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
monogami (satu pasanagan), individu yang menjalani satu atau lebih dari
bentuk-bentuk CSR akan lebih cenderung terkena berbagai penyakit
kelamin atau bahkan HIV-AIDS. Akan tetapi, disisi lain remaja yang
melakukan CSR memiliki pengalaman seks yang memadai sebelum
akhirnya siap untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan. Hal ini menjadi
bagian penting karena kepuasan seksual adalah salah satu faktor pentingnya
dalam menjalani kehidupan berumah tangga (Farley & Davis, 1980;
Przybyla & Byrne, 1981; Frederick, Lever, Gillespie & Garcia, 2017).
C. Dinamika Motivasi pada Perempuan yang Menjalin Relasi Romantis dan
Melakukan Hubungan Seksual secara Berulang
Untuk
memahami
perilaku,
perlu
untuk
mengetahui
apa
yang
melatarbelakangi seseorang melakukan perilaku tersebut. Dalam diri individu
terdapat motivasi yang didefinisikan sebagai energi dari diri individu untuk
membangun atau mempertahankan keadaan tertentu dalam diri individu dengan
cara mencari informasi mengenai dirinya, menginterpretasikan ketepatannya,
dan bermaksud untuk merubah perilakunya (Anseel, Lievens,& Levy, 2007;
Cast & Burke, 2002; Leary, 2006). Motivasi tidak terlepas dari kebutuhan,
motif,
dorongan,
dan
tekanan.
Kebutuhan-kebutuhan
tersebut
akan
memunculkan tegangan dan individu berusaha untuk menghilangkan atau
menguranginya dengan cara bertindak untuk memuaskan kebutuhan tersebut
(Murray, dalam Schultz 2009). Sehingga, kebutuhan akan memberikan
kekuatan dan mengarahkan perilaku untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
miliknya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut akan berubah menjadi motif. Motif
sendiri akan menjadi penyebab seseorang dalam melakukan segala sesuatu
(Handoko, 1992).
Keadaan ketidakseimbangan dalam diri individu akan mendorong individu
untuk bereaksi dalam rangka untuk mencapai keseimbangannya. Dorongan
merupakan kecenderungan bereaksi dalam rangka pemenuhan kekurangan dan
memotivasi untuk mengembalikan keseimbangan (Matsumoto, 2009). Dengan
adanya tuntutan menuju keseimbangan ini, maka tidak terpenuhinya kebutuhan
(frustrasi) mendorong individu kembali pada kebutuhan yang belum terpenuhi
ini (regresi) (Aldeyfer, 1969).
Pada perempuan yang menjalin relasi dengan pergantian pasangan yang
cukup sering, dasar yang mendorong untuk membentuk pola perilaku ini masih
menjadi pertanyaan. Apalagi, dalam kasus yang terjadi, pergantian pasangan
disertai hubungan seksual ini berakibat perasaan marah, takut, cemas, depresi,
rendah diri, bersalah dan berdosa (Sarwono, 2003). Akibat yang sering
dirasakan pihak perempuan ini berdasarkan pada keadaan masyarakat bahwa
isu soal kemurnian perempuan yang didasarkan pada keadaan kelaminnya
sendiri. Kondisi ini tidak menguntungkan perempuan apabila melakukan
hubungan seksual. Tak pelak lagi, istilah sexist seperti “bispak” hadir dalam
dunia gaya maskulin ini. Pengalaman tidak menguntungkan dari para
perempuan yang terlibat dalam hubungan seksual ini berimplikasi pada cara
mereka menghadapi lingkungan yang demikian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Namun, batasan moral soal hubungan seksual ini pada kenyataannya tidak
mampu menjadi patokan kaum perempuan untuk tidak terlibat dalam hubungan
seksual. Kenyataan di lapangan yang melabeli perempuan yang sering berganti
pasangan sebagai “bispak” mendatangkan pengalaman unik terkait dengan
ketersingkirannya. Apa yang mereka lakukan bertentangan dengan norma
sosial, budaya, dan agama yang berkembang di dalam masyarakat Indonesia,
yang memegang kepercayaan bahwa seks hanya boleh dilakukan setelah adanya
pernikahan. Dengan keberadaan norma sosial yang secara psikologis menekan
(press), motivasi untuk melakukan hubungan seksual dan berganti-ganti
pasangan ini menunjukkan bahwa ada kebutuhan tertentu yang perlu dilegakan,
sekalipun perlu melanggar norma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian kualitatif. Secara umum, penelitian kualitatif bersifat eksploratif,
atau lebih mengandalkan data berupa ungkapan yang diberikan oleh
informan penelitian untuk mengeksplorasi fenomena atau permasalahan
pokok yang terdapat dalam sebuah penelitian (Supratiknya, 2015).
Penelitian ini ditujukan untuk mencapai pemahaman mendalam mengenai
organisasi ataupun peristiwa khusus daripada mendeskripsikan bagian
permukaan dari sampel besar dari sebuah populasi (Denzin & Lincoln,
dalam Herdiansyah, 2010).
Menurut Creswell (2014), penelitian kualitatif merupakan penelitian
ilmiah untuk memahami masalah-masalah manusia dalam konteks sosial
dan budaya dengan menciptakan gambaran menyeluruh dan kompleks.
Menurut Moleong (2005) yang dicoba untuk dipahami dari informan
penelitian kualitatif misalnya adalah perilaku, persepsi, motivasi, tindakan,
yang secara holistik dideskripsikan dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada
konteks khusus yang alamiah dengan berbagai metode alamiah.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus
(Case Study). Studi kasus adalah pemahaman sebuah kejadian khusus yang
hadir dalam konteks yang terbatasi (Poerwandari, 2005). Keistimewaan dari
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
studi kasus adalah keterikatan kasus yang diangkat untuk menjadi bahan
penelitian memiliki kekhususan terkait waktu, tempat kejadian dan
informan penelitian. Keterikatan ini oleh Smith (Merriam, 1998; Asmadi,
2004) disebut sebagai faktor istimewa yang membedakan studi kasus
dengan penelitian kualitatif lainnya. Dengan pendekatan studi kasus seorang
peneliti memungkinkan untuk mendapat pemahaman utuh dan terintegrasi
mengenai hubungan berbagai fakta terkait (Poerwandari, 2005). Metode
studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok bila digunakan pada pokok
pertanyaan yang berkenaan dengan How atau Why, bila peneliti hanya
mampu sedikit mengontrol serta konteks penelitiannya berada pada situasi
nyata (Yin, 2002).
Dalam penelitian ini, studi kasus yang digunakan adalah studi kasus
dengan single level analysis. Menurut Mooney (2008), studi kasus tunggal,
single level analysis, adalah studi kasus yang menyoroti perilaku individu
dengan satu masalah utama. Bentuk studi kasus ini yang dipakai dalam
penelitian ini karena dalam penelitian ini yang diteliti adalah pola motivasi
perempuan yang dilabeli bispak dalam menjalin relasi romantis.
B. Fokus Penelitian
Penelitian ini berfokus pada menemukan serta memaparkan
motivasi yang mendorong seorang wanita yang dicap sebagai bispak (bisa
dipakai) dalam melakukan hubungan seksual-emosional. Motivasi diteliti
dengan melihat dinamika antara kebutuhan, dorongan, motif yang ada pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
wanita sehingga mengarahkan mereka atau melatarbelakangi mereka untuk
menjadi bispak.
C. Metode Pengambilan Data
Metode pengambilan data yang dilakukan oleh penelitian ini antara
lain adalah:
1. Wawancara
Wawancara merupakan teknik yang digunakan untuk mendapatkan
data dari responden dengan menguak kesadaran responden terhadap
sesuatu (Downs et al, 1980). Hal ini dikarenakan adanya interaksi dua
arah yang digunakan peneliti memberikan pertanyaan dan responden
menjawab pertanyaan. Teknik wawancara yang dipakai adalah
wawancara tidak terstruktur. Wawancara tidak terstruktur ini digunakan
karena memungkinkan peneliti untuk bebas menanyakan informan.
Wawancara tidak terstruktur ini merupakan pengembangan dari hasil tes
BFI dan SSCT yang dirasa mengganjal dan butuh pertanyaan lebih
lanjut. Dengan begitu, hasil tes tersebut menjadi kerangka atau ramburambu dalam melakukan wawancara. Dalam prosesnya, peneliti
melakukan probing. Pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak dibacakan
secara urut karena pertanyaan yang diajukan dapat dikembangkan
menjadi lebih luas. Dalam proses wawancara, partisipan diminta untuk
menceritakan pengalaman menjalin hubungan romantis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Selama proses wawancara, peneliti memiliki kebebasan untuk
menanyakan lebih jauh apabila ada hal-hal menarik yang muncul.
Wawancara dengan partisipan dilakukan di tempat dan waktu yang
terpisah sesuai dengan kesepakatan yang dibuat kedua belah pihak.
Hasil wawancara kemudian direkam agar selanjutnya bisa dianalisis
secara verbatim agar peneliti menjadi lebih mudah dalam mencari tematema yang muncul.
Informasi yang akan digali terhadap informan dilakukan dengan
menggunakan panduan sebagai berikut :
a) Wawancara mengenai latar belakang informan
Berisi tentang pertanyaan yang bermaksud untuk menggali latar
belakang informan, perlakuan pasangan yang sedang, dan yang
sudah pernah dialami oleh informan. Dalam wawancara ini juga
akan digali lebih mendalam tentang motivasi informan dalam
berhubungan seksual dengan pasangan-pasangannya.
b) Wawancara mengenai keadaan informan saat ini
Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui akibat secara
psikologis dari perlakuan pasangan terhadap informan di masa
lalu dan masa kini.
2. Tes Psikologi
a. Tes SSCT
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
SSCT (Saks Sentence Completion Test) adalah suatu teknik
proyeksi yang dikembangkan oleh Joseph M. Sacks, Sidney Levy
dan beberapa psikolog lainnya dari New York Veterans
Administration Mental Hygiene Service. SSCT sendiri berbentuk
kalimat-kalimat tidak sempurna yang harus dilengkapi oleh testee
sehingga menjadi sebuah kalimat yang utuh (Completion task).
Dalam penelitian ini, SSCT digunakan untuk mengungkap
dinamika kepribadian, yang dapat menampakkan diri individu
dalam hubungan interpersonal dan dalam interpretasi terhadap
lingkungan. Dalam kaca mata klinis, tes ini dapat menampakkan
suatu gangguan sehingga tes ini bermanfaat untuk terapi. SSCT juga
dapat digunakan sebagai bahan awal untuk suatu wawancara
eksploratif lebih dalam, karena jika waktunya cukup kita dapat
menanyakan tiap aitem yang terdapat pada tes ini (Hutagalung,
2012).
Tes ini berisi 60 item pertanyaan, yang didalamnya terdapat
15 tema yang berbeda. Kelima belas tema tersebut adalah :
1. Sikap terhadap Ibu (14, 29, 44, 59)
2. Sikap terhadap Ayah (1, 16, 31, 46)
3. Sikap terhadap kehidupan keluarga (12, 27, 42, 57)
4. Sikap terhadap wanita (10, 25, 40, 55)
5. Sikap terhadap hubungan heteroseksual (11, 26, 41, 56)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
6. Sikap terhadap teman-teman dan kenakalan (8, 23, 38,
53)
7. Sikap terhadap pimpinan di sekolah/pekerjaan (6, 21, 36,
51)
8. Sikap terhadap bawahan (4, 19, 34, 48)
9. Sikap terhadap teman sekerja (13, 28, 43, 58)
10. Sikap terhadap ketakutan-ketakutan (7, 22, 37, 52)
11. Sikap terhadap rasa bersalah (15, 30, 45, 60)
12. Sikap terhadap kemampuan diri sendiri (2, 17, 32, 47)
13. Sikap terhadap masa lalu (9, 24, 39, 54)
14. Sikap terhadap masa depan (5, 20, 35, 50)
15. Sikap terhadap cita-cita (3, 18, 33, 49)
b. Tes Big Five Inventory
Big Five adalah taksonomi kepribadian yang disusun
berdasarkan pendekatan lexical, yaitu mengelompokkan kata-kata
atau bahasa yang digunakan di dalam kehidupan sehari-hari, untuk
menggambarkan ciri-ciri individu yang membeda-kannya dengan
individu lain. Allport dan Odbert (dalam John, et al., 2008)
mengumpulkan 18.000 istilah yang digunakan untuk membedakan
perilaku seseorang. Dari 18.000 ciri sifat tersebut, Cattell
mengelompokkannya kedalam 4.500 ciri sifat, kemudian melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
analisis faktor sehingga diperoleh 12 faktor kepribadian (Ramdhani,
2012).
Karya Cattell tersebut merupakan pemicu bagi penelitipeneliti kepribadian lainnya. Dari sinilah diperoleh lima faktor
yang sangat menonjol, yang kemudian diberi nama oleh Goldberg
dengan Big Five (Goldberg, 1981; Tupes & Christal, 1992).
Kelima dimensi tersebut adalah (1) Extraversion, ditandai
oleh adanya semangat dan keantusiasan. Individu ekstraver
bersemangat di dalam membangun hubungan dengan orang lain.
Mereka tidak pernah sungkan berkenalan dan secara aktif mencari
teman baru. Keantusiasan mereka ini tercermin di dalam pancaran
emosi positif. Mereka tegas dan asertif dalam bersikap. Bila tak
setuju, mereka akan menyatakan tidak, sehingga mereka mampu
menjadi pimpinan sebuah organiasi
Dimensi kedua adalah Agreeableness, mempunyai ciri-ciri
ketulusan dalam berbagi, kehalusan perasaan, fokus pada hal-hal
positif pada orang lain. Di dalam kehidupan sehari-hari mereka
tampil sebagai individu yang baik hati, dapat kerjasama, dan dapat
dipercaya.
Dimensi
ketiga,Conscientiousness,
dengan
kata
lain
sungguh-sungguh dalam melakukan tugas, bertanggung jawab,
dapat diandalkan, dan menyukai keteraturan dan kedisiplinan. Di
dalam kehidupan sehari-hari mereka tampil sebagai seorang yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
hadir tepat waktu, berprestasi, teliti, dan suka melakukan pekerjaan
hingga tuntas.
Dimensi
keempat,
Neuroticism
sebagai
lawan
dari
Emotional stability. Neuroticism sering disebut juga dengan ’sifat
pencemas’ sedangkan emotional stability disebut dengan kestabilan
emosi. Sifat neuroticism ini identik dengan kehadiran emosi negatif
seperti rasa khawatir, tegang, dan takut. Seseorang yang dominan
sifat pencemasnya mudah gugup dalam menghadapi masalahmasalah yang menurut orang kebanyakan hanya sepele. Mereka
mudah menjadi marah bila berhadapan dengan situasi yang tidak
sesuai dengan yang diinginkannya. Secara umum, mereka kurang
mempunyai toleransi terhadap kekecewaan dan konflik.
Dimensi terakhir yang kelima adalah Openness atau
openness to experience, untuk selanjutnya disebut secara bergantian dengan ’keterbukaan’. Dimensi ini erat kaitannya dengan
keterbukaan wawasan dan orisinalitas ide. Mereka yang terbuka siap
menerima berbagai stimulus yang ada dengan sudut pandang yang
terbuka karena wawasan mereka tidak hanya luas namun juga
mendalam. Mereka senang dengan berbagai informasi baru, suka
belajar sesuatu yang baru, dan pandai menciptakan aktivitas yang di
luar kebiasaan.
Tes ini berisi 44 aitem-aitem pertanyaan. Cara pengisian alat
tes ini adalah mengisi setiap pertanyaan dengan skala 1 yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
menunjukkan “Sangat Tidak Setuju” hingga 5 yang menunjukkan
“Sangat Setuju”, sesuai dengan karakteristik yang cocok menurut
informan.
D. Informan Penelitian
Informan penelitian adalah 1 (satu) wanita yang dikriteriakan
menjadi bispak atau bisa dipakai. Kriteria responden adalah wanita yang
sering berganti pasangan, akan tetapi tidak mau dibayar untuk berhubungan
seks. Penelitian ini hanya melibatkan satu orang informan. Hal ini
dikarenakan adanya keterbatasan informan yang dipengaruhi oleh ketidak
bersediaannya untuk diwawancara yang melihat bahwa menjadi bispak
adalah aib untuk di umbar ke khalayak umum.
E. Analisis Data
Marshall dan Rossman (dalam Poerwandari, 2005) menyampaikan
bahwa data dari berbagai sumber berbeda dapat digunakan untuk
mengelaborasi dan memperkaya hasil penelitian. Data dari sumber berbeda,
dengan teknik pengumpulan yang berbeda akan menguatkan derajat
manfaat studi pada setting yang berbeda. Sumber data penelitian ini terdiri
dari 2 sumber yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh
dari wawancara kepada informan. Data sekunder diperoleh dari tes
psikologi yaitu tes SSCT (Saks Sentence Completion Test) dan tes BFI (Big
Five Inventory).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
1. Wawancara
Data-data diperoleh dari penelitian diorganisasikan secara rapi,
lengkap dan sistematis. Organisasi data yang sistematis memungkinkan
penelitian
untuk
memperoleh
kualitas
data
yang
baik,
mendokumentasikan analisis yang dilakukan, menyimpan data dan
analisis yang berkaitan dengan penyelesaian penelitian (Highlen dan
Finley dalam Peorwandari, 1998). Data-data yang akan diorganisasikan
dalam penelitian ini meliputi :
a. Data-data mentah (kaset atau hasil wawancara dan hasil catatan
lapangan)
b. Data yang sudah diproses (transkip wawancara dan catatan
refleksi penulisan)
c. Data yang sudah ditandai/dibubuhi kode-kode spesifik
d. Penjabaran kode-kode dan kategori-kategori secara luas
Setelah wawancara selesai dilaksanakan, proses selanjutnya adalah
Koding. Koding dimaksudkan untuk dapat mengorganisasikan dan
mensistemasikan data secara lengkap dan mendetil sehingga data dapat
memunculkan gambaran tentang topik yang dipelajari (Poerwandari,
1998).
Teknik
koding
pada
penelitian
ini
digunakan
mengidentifikasi kondisi psikologis yang dialami informan.
untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
2. Tes Psikologi
a. Tes SSCT (Saks Sentence Completion Test)
Interpretasi tes SSCT dengan menggunakan norma yang
telah distandarkan. Untuk mengetahui derajat permasalahan,
digunakan penilaian kuantitatif :
2 :
sangat terganggu (membutuhkan pertolongan untuk
mengolah konflik
1 :
agak terganggu (masih dapat menyelesaikan konflik
tanpa bantuan pihak luar)
0 :
tidak ada tanda-tanda gangguan dalam dimensi sikap
tersebut
x :
tidak diketahui atau kurang cukup bukti adanya
gangguan dalam dimensi sikap tersebut
b. Tes BFI (Big Five Inventory)
Skala ini mengukur lima faktor kepribadian antara lain
ekstraversi (extraversion), keramahan (agreeableness), keuletan
(conscentiousness), neurotisisme (neuroticism) dan keterbukaan
(openess). Big Five Inventory merupakan tes yang terdiri dari empat
puluh empat aitem. Kelima dimensi tersebut adalah :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
1. Neuroticism (N)
Neuroticism
menggambarkan
seseorang
yang
memiliki masalah dengan emosi yang negatif seperti rasa
khawatir dan rasa tidak aman. Secara emosional mereka
labil, seperti juga teman-temannya yang lain, mereka
juga mengubah perhatian menjadi sesuatu yang
berlawanan.
Skor tinggi : Cemas, gugup, marah, depresi, emosional,
merasa tidak aman, merasa tidak mampu, mudah panik
Skor rendah: Tenang, santai, merasa aman, puas terhadap
dirinya, tidak emosional, tabah, riang.
2. Extraversion (E)
Extraversion, atau bisa juga disebut faktor dominanpatuh
(dominance-submissiveness).
Faktor
ini
merupakan dimensi yang penting dalam kepribadian,
dimana extraversion ini dapat memprediksi banyak
tingkah laku sosial. Kecenderungan untuk mengalami
emosi yang positif dan “good mood”, serta merasakan
hal baik tentang orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Skor tinggi : mudah menyesuaikan diri dengan
lingkungan sosial, aktif, banyak bicara, orientasi pada
hubungan sesama, optimis, fun-loving, affectionate,
ramah, bersahabat
Skor rendah: Cenderung tidak menyukai interaksi sosial
dan kurang mempunyai harapan/pandangan yang positif,
tidak ramah, bersahaja, suka menyendiri, orientasi pada
tugas, pendiam.
3. Openness (O)
Faktor openness terhadap pengalaman merupakan
faktor yang paling sulit untuk dideskripsikan, karena
faktor ini tidak sejalan dengan bahasa yang digunakan
tidak seperti halnya faktor-faktor yang lain. Openness
mengacu pada bagaimana seseorang bersedia melakukan
penyesuaian pada suatu ide atau situasi yang baru.
Skor tinggi : Memiliki nilai imajinasi, ingin tahu, kreatif,
broadmindedness, berani mengambil resiko, inovatif
dalam membuat rencana dan mengambil keputusan.
Skor rendah: Memiliki nilai kebersihan, kepatuhan, dan
keamanan bersama, kemudian skor openess yang rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
juga
menggambarkan
pribadi
yang
mempunyai
pemikiran yang sempit, konservatif dan tidak menyukai
adanya perubahan serta kurang berani mengambil resiko.
4. Agreeableness (A)
Agreebleness dapat disebut juga social adaptibility
atau likability yang mengindikasikan seseorang yang
ramah, memiliki kepribadian yang selalu mengalah,
menghindari konflik dan memiliki kecenderungan untuk
mengikuti orang lain.
Skor tinggi : menyenangkan, lembut, dapat dipercaya,
penurut, suka membantu, pemaaf, cenderung penuh
kasih sayang, peduli kepada orang lain.
Skor rendah: sulit percaya pada orang lain, agresif, sinis,
kasar, curiga, pendendam, manipulatif, tidak simpati,
tidak kooperatif, dan sewaktu-waktu bermusuhan.
5. Conscientiousness (C)
Conscientiousness dapat disebut juga dependability,
impulse
control,
menggambarkan
dan
will
perbedaan
to
achieve,
keteraturan
dan
yang
self
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
discipline seseorang. Seseorang yang conscientious
memiliki nilai kebersihan dan ambisi. Orang-orang
tersebut biasanya digambarkan oleh teman-teman
mereka sebagai seseorang yang well-organize, tepat
waktu, dan ambisius.
Conscientiousness mendeskripsikan kontrol terhadap
lingkungan sosial, berpikir sebelum bertindak, menunda
kepuasan, mengikuti peraturan dan norma, terencana,
terorganisir, dan memprioritaskan tugas. Di sisi
negatifnya
trait
kepribadian
ini
menjadi
sangat
perfeksionis, kompulsif, workaholic, dan membosankan.
Skor tinggi : teratur, berdisiplin tinggi, pekerja keras,
dapat diandalkan, disiplin, tepat waktu, rapi, hati-hati.
Skor rendah: kadang-kadang tampak kehilangan arah
dan kedisiplinan, tanpa tujuan, tidak dapat diandalkan,
malas, sembrono, lalai, mudah menyerah, hedonistic.
F. Kredibilitas dan Dependabilitas Penelitian
1. Kredibilitas
Kredibilitas penelitian kualitatif terletak pada keberhasilannya
mencapai maksud mengeksplorasi masalah atau mendeskripsikan
setting, proses, atau pola interaksi yang kompleks (Poerwandari, 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Menurut Poerwandari, agar dapat memotret kompleksitas tersebut
penelitian harus menjamin bahwa subyek diidentifikasikan dan
dideskripsikan dengan akurat. Deskripsi mendalam yang menjelaskan
kemajemukan (kompleksitas) aspek-aspek yang terkait dan interaksi
dari berbagai aspek menjadi salah satu ukuran kredibilitas penelitian
kualitatif.
Beberapa cara yang dilakukan untuk meminimalisir bias dan
menjaga
kredibilitas
dalam
penelitian
ini
adalah
dengan
mengumpulkan data sebanyak mungkin dengan menggunakan
wawancara dan dengan menggunakan tes psikologi, yaitu tes SSCT dan
tes BFI.
Teknik pemeriksaan keabsahan data yang dapat digunakan antara
lain dengan mengunakan teknik triangulasi data yang mengacu pada
pengambilan sumber-sumber data yang berbeda untuk menjelaskan
suatu hal tertentu (Poerwandari, 2005). Moleong (2007) menyatakan
bahwa triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Dalam
penelitian ini, hasil dari wawancara dibuat triangulasi dan digabungkan
dengan hasil triangulasi dari tes psikologi sehingga mendapatkan
deskripsi dampak psikologis informan yang mendalam.
Cara lain yang digunakan untuk menjaga kredibilitas data adalah
dengan menggunakan jasa interater. Interater merupakan seseorang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
yang dianggap berkompeten untuk menganalisa hasil tes psikologi
sehingga dengan adanya pemeriksaan hasil analisa tes psikologi oleh
interater diharapkan keabsahan data dari tes psikologi dapat terjaga.
Interater tes SSCT dan BFI adalah Bapak Cornelius Siswa
Widyatmoko M.Psi.
Stangle dan Sarantoks (dalam Poerwandari, 1998) menyatakan
bahwa dalam penelitian kualitatif, validitas dicapai tidak melalui
manipulasi variabel, melainkan melalui orientasinya dan upayanya
mendalami dunia empiris, dengan menggunakan metode paling cocok
untuk pengambilan dan analisis data. Konsep yang dipakai antara lain
validitas kumulatif, validitas komunikatif, validitas argumentatif dan
validitas ekologis. Kredibilitas penelitian ini dicapai melalui :
a. Eksplorasi kondisi informan
b. Konfirmasi data dan analisisnya pada responden penelitian
(validitas komunikatif). Hasil temuan setelah melakukan analisa
juga dikomunikasikan oleh peneliti pada nara sumber.
c. Data mentah dapat menjadi bukti pada hasil temuan dan
kesimpulan (validitas argumentative). Hasil temuan dan
kesimpulan
yang
didapat
dalam
penelitian
ini
dapat
dipertanggungjawabkan dan dibuktikan melalui data mentah,
yaitu verbatim wawancara, tes SSCT dan tes BFI.
2. Dependabilitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Dalam penelitian kualitatif, realibilitas penelitian disebut juga
dengan dependabilitas. Dalam penelitian ini, dependabilitas dicapai
melalui koherensi dengan pengumpulan data memakai alat perekam.
Alat perekam tersebut berupa handphone, yang digunakan untuk
merekam data wawancara yang telah dilakukan. Sehingga, data yang
dihasilkan mendapatkan uraian data yang baik. Selain itu, peneliti juga
melakukan diskursus dengan dosen pembimbing.
Dependability
memperhitungkan
perubahan-perubahan
yang
mungkin terjadi menyangkut fenomena yang diteliti. Peneliti
menyadari kompleksitas konteks yang dihadapi dengan strategi dan
desain penelitian yang luwes. Hal yang dapat dilakukan adalah
mencatat secara terperinci terhadap fenomena yang diteliti, termasuk
interaksi aspek-aspek yang terkait (Marshall & Rossman, dalam
Poerwandari, 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Identitas Informan
Nama
: Sm
Umur
: 24 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir
: Padang, 24 Agutus 1992
Urutan Kelahiran
: 1 (pertama) dari 2 (dua) bersaudara
2. Latar Belakang
Informan berumur 24 tahun dan merupakan anak pertama dari dua
bersaudara, dengan adiknya berjenis kelamin laki-laki. Informan berasal
dari daerah Sumatera Utara. Informan pindah ke Yogyakarta semenjak
SMA. Saat ini informan merupakan mahasiswi semester akhir di suatu
Universitas swasta di Yogyakarta. Pada saat kuliah ini, informan mengaku
belum pernah kembali lagi ke rumahnya di Sumatera Utara. Akan tetapi
informan tetap berhubungan dengan kedua orang tuanya lewat telepon dan
beberapa kali melakukan Video Call.
Semenjak tahun 2015 hingga 2016 akhir, Sm menjadi SPG (Sales
Promotion Girl) untuk suatu produk rokok di Yogyakarta. Selama hampir
setahun pengabdiannya sebagai SPG, Sm kini diangkat menjadi bagian
administrasi untuk kota Yogyakarta dan Magelang.
39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Informan sebenarnya tidak ingin menjadi SPG pada awalnya. Sm
menjadi SPG karena ada latar belakang ekonomi di belakangnya. Ayah
informan jatuh sakit dan tidak bisa bekerja lagi. Sedangkan ibunya hanya
bekerja sebagai pegawai serabutan. Informan memiliki keinginan untuk
membiayai kehidupan kuliahnya dan pengobatan ayahnya dengan gajinya
sebagai SPG.
Sm sebenarnya memiliki latar belakang keluarga yang religius dan
disiplin. Pada awalnya, Sm kucing-kucingan dengan orang tuanya karena
takut ketahuan jika dirinya menjadi SPG. Informan takut orang tuanya
mencap dirinya sebagai anak nakal dan menjadi seorang wanita yang
menjual dirinya (PSK). Seiring berjalannya waktu, informan mulai terbuka
dengan orang tuanya karena telah ketahuan oleh adiknya yang juga kuliah
di universitas yang sama dengan Sm.
Pada saat menjadi SPG, Sm sempat berhubungan dengan beberapa
pria. Hubungan tersebut Sm jalani tanpa status, akan tetapi ada hubungan
seksual si dalamnya. Dalam beberapa hubungan tersebut, informan
mengaku
selalu
merasakan
kekecewaan
dan
sakit
hati
dalam
menjalankannya. Akan tetapi, informan menanggapinya dengan santai dan
mencari pria lain untuk menggantikan pasangan-pasangan sebelumnya.
Kehidupan percintaan Sm pernah sampai membuat Sm trauma untuk
menjalin hubungan dengan pria. Pada saat itu, Sm bertemu seorang pria
yang kasar pada dirinya. Sm mengaku pernah diancam untuk dibunuh dan
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
disakiti secara fisik oleh pria terssebut, seperti dicekik, dilempar rokok, dan
perlakuan kasar lainnya.
3. Pengambilan Data
Penelitian ini, menggunakan 3 (tiga) metode dalam pengambilan
data. Ketiga metode tersebut adalah wawancara, sebagai data utama;
sedangkan kedua metode yang lainnya adalah tes psikologis berupa tes
SSCT dan tes BFI.
Langkah pertama yang dilakukan oleh peneliti adalah melakukan
rappor terhadap informan. Rappor dilakukan oleh peneliti selama kurang
lebih seminggu sebelum penelitian dilakukan. Jangka waktu yang dekat
tersebut dikarenakan peneliti sudah kenal dengan informan selama beberapa
tahun yang lalu. Rappor dilakukan untuk menjaga kedekatan antara peneliti
dan informan, agar terjadi keterbukaan dan rasa percaya informan terhadap
peneliti.
Wawancara pertama kali dilaksanakan oleh peneliti untuk
menanyakan beberapa hal berkaitan dengan hubungan informan dengan
pasangan-pasangannya, kriteria pria idaman informan, dan berkaitan
dengan syarat-syarat apa saja yag harus dipenuhi agar bisa berhubungan
seksual dengan informan. Wawancara kedua dilaksanakan untuk
menanyakan hal-hal yang berfokus dengan apa arti seks bagi informan.
Sebagai data pendukung dari wawancara yang diberikan oleh
informan, peneliti memberikan 2 (dua) tes psikologi untuk informan. Kedua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
tes psikologi tersebut adalah tes SSCT dan tes BFI. Tes SSCTdigunakan
untuk mengungkap dinamika kepribadian, yang dapat menampakkan diri
individu dalam hubungan interpersonal dan dalam interpretasi terhadap
lingkungan. Sedangkan Tes BFI, digunakan untuk menggambarkan ciri-ciri
individu yang membedakannya dengan individu lain.
Berikut jadwal pengumpuln data yang diakukan oleh peneliti :
No
1
Waktu Pelaksanaan
Rabu, 10 Agustus 2016
Tempat
Keterangan
Kos
Tes SSCT dan Tes BFI
Informan
2
3
Jumat, 9 Desember 2016
Senin, 12 Desember 2016
Kos
Wawancara 1 pada
Informan
informan
Kos
Wawancara 2 pada
Informan
informan
Tabel 01. Jadwal pengumpulan data
Analisa data yang digunakan dalam tes wawancara yaitu
menggunakan analisis isi dengan cara memberi koding pada kalimat yang
menunjukkan indikasi topik masalah kemudian dibuat suatu kesimpulan.
Dalam interpretasi tes psikologi, peneliti menggunakan 1 orang interater
untuk mendapatkan keabsahan data.
Kedua tes psikologi yang diberikan pada informan merupakan tes
yang bersifat kuantitatif. Untuk tes SSCT, rating diberikan pada tiap-tiap
kelima belas tema yang ada, lalu diberikan kesimpulan pada tiap temanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Sedangkan untuk tes BFI, skor diberikan pada tiap 44 soal pertanyaan, yang
mengandung 5 dimensi BFI didalamnya. Informan diminta untuk menjawab
44 pertanyaan, dengan skala 1 (sangat tidak setuju) hingga 5 (sangat setuju).
Lalu, jumlah tiap dimensi dijumlahkan dan diurutkan berdasarkan skor mana
yang tinggi dan yang rendah.
Hasil analisa data dari wawancara dan tes psikologi digabungkan
untuk mendapatkan gambaran mengenai informan. Hasil tersebut di
dinamikakan dengan latar belakang informan sehingga didapatkan suatu
kesimpulan mengenai motivasi informan dalam melakukan hubungan
seksual.
a. Tes Big Five Inventory
Tes BFI berisi 44 soal pertanyaan. Setiap pertanyaan diisi dengan
skor yang paling menggambarkan diri informan. Terdapat 5 dimensi
didalamnya. Kelima dimensi tersebut adalah O (Openess to
Experience),
C
(Conscientiousness),
E
(Extraversion),
A
(Agreeableness), dan N (Neuroticism).
Berdasarkan data informan, pada dimensi A (Agreeableness),
informan mendapatkan skor 34 poin. Kemudian, pada dimensi O
(Openess to Experience), informan mendapatkan hasil sebesar 32 poin.
Pada dimensi E (Extraversion), informan mendapatkan poin sebesar 31
poin. Selanjutnya, pada dimensi C (Conscientiousness), informan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
mendapatkan poin sebesar 30 poin. Sedangkan pada dimensi N
(Neuroticism), informan mendapatkan skor 22 poin.
Berdasarkan hasil data BFI, informan mendapatkan skor yang
hampir sama antara dimensi O, A, C, dan E, yang termasuk dalam
kategori tinggi. Sedangakan untuk dimensi N, subjek mendapatkan skor
yang terdapat dalam kategori rendah.
Dalam dimensi O (Openess to Experience), informan memiliki
kecenderungan nilai imajinasi, ingin tahu, kreatif, broadmindedness,
berani mengambil resiko, dan inovatif dalam membuat rencana dan
mengambil keputusan.
Pada dimensi A (Agreebleness), informan cenderung memiliki sifat
yang menyenangkan, lembut, dapat dipercaya, penurut, suka membantu,
pemaaf, cenderung penuh kasih sayang, dan peduli kepada orang lain.
Selanjutnya, pada dimensi C (Conscientiousness), informan
cenderung teratur, berdisiplin tinggi, pekerja keras, dapat diandalkan,
disiplin, tepat waktu, rapi, dan hati-hati.
Pada dimensi E (Extraversion), informan cenderung mudah
menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial, aktif, banyak bicara,
orientasi pada hubungan sesama, optimis, fun-loving, affectionate,
ramah, dan bersahabat.
Akan tetapi pada dimensi N, informan mendapatkan skor yang
paling rendah diantara kelima dimensi tersebut, yaitu 22 poin. Hal ini
menunjukkkan bahwa informan memiliki kecenderungan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
bersikap tenang, santai, merasa aman, puas terhadap dirinya, tidak
emosional, tabah, dan riang.
b. Tes SSCT
Dalam SSCT, terdapat 15 tema didalamnya. Tema yang pertama
adalah sikap terhadap ibu. Pada tema ini, informan mendapat rating 1,
yang menunjukkan bahwa informan memiliki masalah terhadap ibunya,
akan tetapi masih bisa menyelesaikan konfliknya. Informan melihat
sosok ibunya sebagai sosok yang banyak menuntut dan sering
berlawanan pada dirinya. Akan tetapi, informan melihat ada nilai positif
di dalamnya.
Tema yang selanjutnya adalah sikap terhadap ayah. Pada tema ini,
informan mendapat rating 1. Informan memiliki masalah pada
pandangannya terhadap ayahnya. Informan melihat sosok ayahnya
sebagai sosok yang sangat menyayanginya, akan tetapi saat ayahnya
jatuh sakit, informan merasa kehilangan sosok ayahnya tersebut.
Tema berikutnya adalah sikap terhadap kehidupan keluarga.
Informan memiliki rating 1. Informan memiliki masalah terhadap
kehidupan keluarganya. Informan merasa diberikan tuntutan sebagai
anak pertama. Informan juga merasa bahwa keluarganya tidak sebahagia
saat dirinya masih anak-anak.
Tema selanjutnya adalah sikap terhadap wanita. Informan mendapat
rating 1, karena informan melihat sosok wanita sebagai sosok yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
manja dan tidak mau berusaha. Informan memiliki pandangan negatif
terhadap sosok wanita dan berusaha untuk menjadi sosok yang mandiri.
Tema berikutnya adalah sikap terhadap ketakutan-ketakutan. Pada
tema ini, informan mendapat rating 1. Informan tidak menyukai hal-hal
bersifat tidak pasti dalam kehidupannya. Informan juga memiliki fobia
pada serangga. Dalam mengatasi rasa takut, informan dapat melakukan
hal-hal konyol.
Selanjutnya, pada sikap pada rasa bersalah, informan mendapat
rating sebesar 1. Informan merasa memiliki kesalahan pada masa
lalunya, terkait dengan keterbukaan terhadap keluarganya. Informan
merasa sangat bersalah saat dirinya memutuskan untuk merokok.
Pada tema berikutnya, sikap terhadap hubungan heteroseksual,
informan memiliki rating 0. Informan memiliki kehidupan seksual yang
cenderung biasa-biasa saja. Akan tetapi, informan memiliki relasi
seksual pada pria yang tidak memiliki status hubungan dengannya.
Sikap terhadap teman-teman dan kenakalan, informan mendapatkan
rating 0. Informan memiliki kriteria teman sejati adalah orang yang
mendukung dirinya, humoris, dan dapat dipercaya.
Pada sikap terhadap atasan, informan mendapatkan rating 0.
Informan memiliki pandangan bahwa informan melihat atasannya
sebagai keluarga sendiri. Informan memiliki harapan bahwa atasannya
harusnya lebih profesional dan lebih bertanggung jawab.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Selanjutnya pada sikap terhadap bawahan, informan mendapatkan
rating 0. Informan memperlakukan bawahannya sebagai teman atau
partner yang bisa dipercaya dan diandalkan. Informan juga dapat
menyelesaikan tanggung jawabnya dengan disiplin.
Pada tema lingkungan kerja, informan mendapatkan rating 0.
Informan senang bekerja dengan orang yang dapat dipercaya, mau kerja
ekstra, dan pernah bekerja dengan informan sebelumnya.
Tema selanjutnya adalah sikap terhadap kemampuan diri sendiri.
Informan mendapatkan rating sebesar 0. Informan melihat suatu hal
positif dibalik masalah-masalah yang dihadapinya. Informan juga dirasa
tabah dalam melewati masalah.
Pada sikap terhadap masa lalu, informan mendapat rating sebesar 0.
Informan memiliki cita-cita yang belum tercapai saat ini dan berusaha
untuk tidak mengulang kesalahan yang sama agar cita-citanya tercapai.
Pada sikap terhadap masa depan, informan mendapat rating 0.
Informan memiliki harapan untuk sukses dan mandiri di masa depan,
setelah melakukan beberapa pengorbanan.
Tema yang terakhir adalah sikap terhadap cita-cita. Informan
mendapat rating 0. Informan akan merasa bahagia bila mimpinya
tercapai. Informan berharap dapat membahagiakan keluarga dan
mendapatkan seorang pasangan.
c. Analisis Wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Berdasarkan tema-tema yang telah diketahui dalam analisis terhadap
informan, terdapat 4 tema besar.
1. Sakit Hati Terhadap Pasangan
Informan merasakan beberapa perasaan negatif yang
membuat informan dapat berganti-ganti pasangan.
“Ke mental sebenernya. Jadi kaya apa yah.. misalnya gini
misalnya dia ngajak “ayo yoo main ke kos aja, nginep!”.
Gue males kan, kan awalnya kan iseng doang tu loh. Cuman
karena ya iseng dan ga pengen serius tu loh yaudah, terus
dia ngomong kaya “ahh dasar perek!” (no 616)
Informan merasakan sakit hati pada saat menjadi bispak.
Informan merasa telah direndahkan oleh pasangannya tersebut.
“Ya itu, kaya dia pernah bilang “udah, disini aja sama
aku!”, gue kan ga suka yang posesif, terus gue jawab “ga
deh, aku pengen me time. Gue pengen nyantai sama tementemen gue.” Ga boleh tuh udah. Jadi tuh, ini kan ga ada
status kan tapi ngatur banget, posesif tapi kasar. Maksudnya
emang mungkin baik, cuman kasarnya itu sama emosian.”
(no 521)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Selain perasaan sakit hati, informan juga merasakan
kekecewaan terhadap pasangan-pasangannya.
“Ohh ga iklas sih. “kok enak aja lu udah gitu sama gue
(berhubungan seksual), tapi kok gitu?”. Cuma lama-lama
kan emosian, maki-maki gitu.”(no 408)
Informan juga pernah merasakan tidak ikhlas pada
pasangannya. Hal ini dikarenakan informan tidak mendapatkan
hal yang ia inginkan setelah si pria berhubungan seksual dengan
informan.
“Trauma iya, tapi bukan gue udah males ketemu cowo yah.
Males yang berhubungan sama cowo. Kaya yang ada
hubungannya personal gitu.” (no 581)
Informan juga pernah merasakan trauma akan menjalin
hubungan dengan pria karena telah merasa disakiti berulangulang.
“Biasa sih, cuman maksa. Gue ga tau sih itu itungannya
hyper apa gimana. Jadi, pas gue dulu nih pulang kerja pas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
jamannya SPGan, pulang jam 2 pagi, capek dong. Nah, tu
orang saking posesifnya, nungguin gue pulang kerja di
kantor. Pulang tuh dipaksa tidur di kosnya dia.” (no 537)
Informan juga kerap kali merasakkan ketidaknyamanan
dalam berhubungan seksual dengan pasangan-pasangannya.
“Aku sebenernya masuk ke dunianya dia, dia kuajak
keduniaku cuman ga masuk hehe. Ga terlalu nyambung tu
loh, jadi obrolan sama candaannya tu ya cuman basa basi.
Gak yang akrab gitu.” (no 834)
Informan juga beberapa kali sempat terlibat dalam sebuah
hubungan yang membuat dirinya tidak nyaman dalam menjalani
hubungan tersebut.
2. Harapan Terhadap Relasi
Didalam kehidupannya, informan juga memiliki harapanharapan yang terkait dengan kehidupan berelasinya.
“Ya kan siapa sih yang ga pengen punya someone yang bisa
diajak bareng-bareng.” (no 392)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Informan memiliki harapan atau impian agar informan
mendapat seorang pasangan agar bisa diajak melakukan
beberapa kegiatan bersama-sama.
“Yaa balik lagi, gue kan pernah ngalamin tuh sama pacar
gue sama yang bukan pacar. Maksudnya ketika kamu ada
komitmen, bakalan ada komunikasi mendalam, terus lebih
kaya yang bisa terbuka, bisa kaya yang bisa mendalam garagara ada visi kedepannya, ga ngambang.” (no 235)
Informan juga mengharapkan bahwa ia mendapatkan
seorang pacar dengan ada komitmen didalamnya dan
mendapatkan kepastian.
“Cowo, tinggi tapi conditional karena fisik bisa ditoleransi,
lebih ke ngertiin gue, nyaman, udah.” (no 283)
Informan memiliki tipe pria idaman menurutnya. Informan
tidak melihat dari sisi fisik dari seorang pria. Akan tetapi, lebih
kepada pria yang bisa mengerti dan membuat informan nyaman.
3. Kebutuhan Untuk Berelasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Berikut adalah kebutuhan-kebutuhan yang terdapat dalam
hasil wawancara informan, yang mencerminkan motivasi yang
informan miliki dalam menjadi bispak.
“Ya mungkin karena gue terlalu narik diri, bener-bener ga
nggagas sama sekali, dan udah jadi kebutuhan tu loh, sepi.
Jadi pas dideketin tu ya bales, nanggepin. Ya faktor
kebutuhan jatohnya.” (no 755)
Informan melihat seks sebagai alat dari pemenuhan
kebutuhan perasaan yang dimiliki informan.
“Kasih sayang hehehe. Cuy, gue butuh affection hehehe”
(no 890)
Motivasi lain yang membuat informan menjadi seorang
bispak adalah butuhnya perasaan untuk disayang oleh pasangan.
“gue masih bisa maintain kebutuhan seksual gue, karena
gue ga umm fokusnya ga disitu. Lebih ke fulfill rasa nyaman itu
sih.” (no 898)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Berdasarkan hasil wawancara yang telah diketahui, dalam
berhubungan seksual, informan membutuhkan rasa nyaman
terlebih dahulu dari pasangan. Lalu, setelah itu, informan akan
menggunakan seks untuk menjaga rasa nyaman tersebut (no
885).
“Tapi jatohnya itu ke kebutuhan. Guenya juga butuh, si cowo
juga butuh.” (no 173).
Informan juga menggunakan seks sebagai sarana untuk
memenuhi kebutuhan seksual yang informan miliki.
4. Penerimaan Resiko
“Kalo gue tau orang sih, banyak tau. Cuman, ga jadi
patokan. Karena kan balik lagi, kan atas dasarku sendiri”
(no 197)
Informan menerima resikonya sebagai seorang bispak.
Informan menjadi bispak atas kemauannya sendiri, tanpa ada
role model atau panutan dari lingkungannya.
“..ketika belum ada komitmen, cuma gue mau, berarti gue
tahu tuh resiko ke depanya. Yaa udah deh. Yaa “ahh anjrit,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
si kampret si kampret”. Cuma yaudah lah emang resikonya
gue gitu. Ngerti lah resikonya gimana” (no 99)
Informan berani menerima resikonya dalam menjadi seorang
bispak. Sebenarnya informan sudah mengerti apa resikonya,
akan tetapi informan tetap menjalani pilihannya menjadi seorang
bispak.
“Bukan lebih ke malu sih, lebih ke “ahh kalo ga ngerti diem
aja!”. Gue kan cuek ya orangnya, ga malu sih. Yaa biarin
sih urusan-urusan gue.” (no 142)”
Informan dapat menegenali lingkungannya. Informan juga
dapat mengendalikan lingkungannya agar tidak terjadi masalah
lebih lanjut.
B. Pembahasan
Motivasi secara gambaran umum dapat diartikan sebagai pendorong
atau landasan seseorang dalam melakukan segala sesuatunya. Motivasi
tidak dapat terlepas dari adanya kebutuhan, dorongan, motif, dan tekanan
yang asalnya dari luar. Dalam menganalisis kebuthan-kebutuhan, penulis
menggunakan teori 20 kebutuhan milik Murray dan teori ERG milik
Alderfer.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Pengalaman dan motivasi yang dialami oleh Sm ini, setidaknya
menunjukkan beberapa hal mengenai relasi romantis kasual kontemporer.
Pertama adalah soal kenyamanan. Sm berganti-ganti pasangan untuk
mencapai rasa nyaman. Karena itu, bukan berarti komitmen tidak ada.
Komitmen ada, akan tetapi bukan terhadap pasangan, melainkan terhadap
rasa nyaman tersebut. Kedua, pencarian rasa nyaman ini yang kemudian
menciptakan kondisi frustrasi-regresi sebagaimana pernah digagas oleh
Alderfer (1969). Frustrasi muncul dalam ketidakmampuan Sm memperoleh
rasa nyaman yang kemudian diwujudkan dalam regresi ke dalam
keterhubungan dengan orang baru. Ketiga, kebutuhan akan seks muncul
bukan sebagai tema utama dalam kebutuhan, melainkan menjadi kebutuhan
dominan yang muncul setelah kebutuhan untuk merasa nyaman, kebutuhan
berafiliasi, kebutuhan untuk merasa aman.
Bila dilihat dari hasil yang telah ditemukan, informan memiliki 4
jenis kebutuhan yang muncul jika dihubungkan dengan perilakunya.
Keempat kebutuhan tersebut adalah kebutuhan untuk merasa nyaman,
kebutuhan berafiliasi, kebutuhan untuk merasa aman, dan kebutuhan seks.
Dalam teori yang telah disampaikan oleh Alderfer dalam teori ERG
miliknya, Alderfer mengatakan bahwa saat manusia telah menyanggupi
kebutuhan-kebuthan pada tingkat yang lebih rendah, maka individu akan
memiliki hasrat untuk memnuhi kebutuhan pada tingkat yang lebih tinggi.
Teori ERG memang bersifat hierarkis, akan tetapi tidak sekaku yang
disebutkan oleh Maslow.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Bila disilangkan, maka dapat dikatakan bahwa Sm memiliki
kebutuhan-kebutuhan yang bersifat untuk menjalin relasi, dan memiliki
hasrat untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembangnya yang selalu
menemui masalah. Hal ini sejalan dengan hasil tes BFI, yang menunjukkan
bahwa Sm adalah individu dengan oerientasi sosial, yang memungkinkan
banyaknya muncul kebutuhan-kebuthan yang bersifat “keluar” atau
berhubungan dengan orang lain.
Dalam
teori
ERG,
dikenal
dengan
frustasi-regresi,
yang
memungkinan individu untuk kembali ke kebutuhan yang levelnya lebih
rendah saat ia tidak dapat memenuhi hasrat yang dimilikinya. Hal ini
memungkinkan seseorang membuat pola dalam perilakunya. Bila dilihat
dari keempat kebutuhan yang dimiliki informan, maka terdapat pola yang
terbentuk saat informan membentuk sebuah relasi.
Seperti yang telah Alderfer katakan, existence
merupakan
kebutuhan mendasar manusia. Informan dalam hasil wawancara
mengatakan bahwa ia sudah tidak bermasalah soal keuangan. Apa yang ia
sampaikan menunjukkan bahwa hal-hal mendasar yang bersifat material
telah ia penuhi. Dalam memenuhi kebutuhan dasarnya tersebut, informan
mengaku menjadi SPG di sebuah perusahaan rokok. Alasannya tersebut
juga menjadi dasar informan dalam menjalin relasi dengan pria. Informan
merasa tidak ada masalah dalam hal ekonomi saat mejalin relasi dengan
seorang pria. Ia menekankan bahwa kenyamanan dan rasa senang bersama
seorang pria lebih menjadi konsennya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Alderfer (1969) mengatakan bahwa kebutuhan akan relatedness
akan muncul setelah kebutuhan dasarnya terpenuhi. Setelah mencapai
kepuasan dalam kebutuhan dasarnya, informan mulai mencari kepuasan
dalam berelasi dengan seseorang. Informan dalam kebutuhannya berelasi
merupakan sebuah sebab-akibat. Hal ini terlihat dari hasil SSCT yang
mencerminkan bahwa informan merasa kehilangan sosok ayah yang
membuatnya nyaman. Informan mengaku bahwa saat informan pindah ke
Yogyakarta, ia tidak pernah bertemu dengan ayahnya, selain lewat
komunikasi handphone.
Kebutuhan-kebutuhan untuk merasa nyaman dan aman merupakan
bentuk dari hal tersebut. Informan mulai memasuki proses seleksi dalam
pemilihan pasangan. Informan mencari sosok pria yang dapat memberikan
kepuasan dalam dahaga akan sosok ayahnya yang hilang tersebut. Ia merasa
bahwa dengan mendapatkan kenyamanan, maka ia akan merasa hubungan
menjadi berharga.
Melihat pola pemilihan yang dilakukan informan, maka dapat
terlihat bahwa kedua kebutuhan telah terpenuhi. Setelah kebutuhankebutuhan akan relatedness tersebut terpenuhi, maka jika berdasarkan
Alderfer, informan akan beranjak ke kebutuhan G (growth), yang
berhubungan dengan bertumbuh-kembang secara kreatif dan produktif.
Kebutuhan akan tumbuh-kembang tersebut muncul saat individu dapat
menyelesaikan permasalahan yang muncul. Dalam bagian ini, Sm gagal
memenuhi kebutuhan tersebut. Dalam teori fight or flight yang dikatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
oleh Cannon (1929), saat seseorang dihadapkan pada suatu masalah
(stressor), maka terdapat dua kemungkinan perilaku yang muncul, yaitu
fight, melawan; atau flight, kabur dari masalah. Dalam cerita ynag
dipaparkan oleh subjek, subjek memiliki harapan untuk memiliki relasi
dengan komitmen didalamnya. Akan tetapi, hal tersebut selalu membentur
masalah dalam pemenuhannya. Saat menemui masalah tersebut, informan
lebih memilih untuk kabur dari masalah tersebut dan mencoba
peruntungannya dengan relasi baru lainnya. Hal ini ditunjukkan dari
bergantinya pasangan yang dimiliki informan, sebanyak enam relasi
berbeda yang telah ia alami dalam kurun waktu satu tahun.
Pola tersebut memiliki bentuk yang sama pada tiap hubungan yang
informan jalani. Pada relasinya pada pria no. 1, kebutuhan akan materi telah
terpenuhi, lalu lanjut dengan kebutuhan untuk relasi yang dipuaskan juga
dengan adanya sosok pria yang menemani dan berada disampingnya, yang
membuatnya merasa aman dan nyaman. Akan tetapi, pada hubungannya
tersebut, Sm menemukan masalah. Pasangan pertamanya tersebut
menunjukkan perilaku kasar secara verbal yang akhirnya membuat Sm
memilih untuk meninggalkan pria tersebut. Cerita pertama ini menunjukkan
bahwa Sm telah baerhasil memenuhi kebutuhan E dan R, akan tetapi gagal
dalam memenuhi kebutuhan G. Dari cerita tersebut, terjadi frustasi-regresi,
yang membuat Sm kembali mencari kepuasan yang lebih dalam hal relasi.
Sm dalam ceritanya tentang hubungannya yang kedua, Sm mengaku
bahwa ia mencari sosok pria yang tidak kasar terhadap dirinya. Ia mendapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
perlakuan kasar dari pria kedua yang menjalani hubungan dengannya.
Pencarian sosok lain ini sejalan dengan teori yang dikatakan Alderfer.
Alderfer (1969), mengatakan bahwa saat kebutuhan untuk berkembang
tidak terpuaskan, maka kebutuhan akan relasi yang sebelumnya telah
terpenuhi akan bertambah. Sm mencari pria untuk mengisi kekosongan
dalam kebutuhan akan berelasi tersebut.
Dalam pencariannya tersebut, Sm pun menjalani hubungan dengan
pria yang kedua yang seturut dengan kebutuhannya tersebut. Dalam
relasinya kedua tersebut, Sm mendapatkan masalah lagi dalam pemenuhan
untuk tumbuh-kembangnya. Sm merasa bahwa pria yang kedua tersebut
bukan sosok pria yang ideal menurutnya, karena dirasa kurang tegas dan Sm
pun tidak mendapat kepuasan secara seksual. Frustasi-regresi pun kembali
terjadi. Sm meninggalkan pria kedua itu, dengan rasa ketidakpuasan dalam
kebutuhannya untuk bertumbuh-kembang.
Telah diketahui bahwa saat kebutuhan untuk berkembang tidak
terpuaskan, maka kebutuhan akan relasi yang sebelumnya telah terpenuhi
akan bertambah. Sm akhirnya menjalani relasi dengan pria ketiga yang
menurutnya sosok tersebut adalah sosok yang paling ideal menurutnya. Sm
mengaku mendapat kenyamanan yang dapat mengisi kebutuhan untuk
berelasi yang semakin bertambah. Ia juga memandang bahwa sikapnya yang
manutan punya pengaruh dengan rasa nyaman yang ia peroleh. Karena
manutan, ia mengalami perlakuan kasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Sm memang mengaku mendapatkan “titik cerah” pada pria ketiga
tersebut, akan tetapi, hal tersebut tidak menutup kemungkinan untuk
timbulnya masalah. Sm merasa tidak diperhatikan oleh sosok pria yang
ketiga ini. Sm merasa bahwa pria yang ketiga tersebut terlalu cuek.
Peristiwa ini membuat Sm kembali mengalami frustasi-regresi, yang
membuat kebutuhan akan berelasinya kembali dalam keadaan tidak stabil
dan harus dipuaskan. Sm mengambil langkah untuk meninggalkan pria
ketiga dan mencari pria berikutnya untuk memenuhi kebutuhannya tersebut.
Perilaku flight kembali dilakukan oleh Sm saat mendapat masalah,
yang akhirnya menjalin relasi dengan pria keempat, dengan alasan haus
akan rasa kasih sayang dan perhatian yang harus dipenuhi. Setelah kepuasan
tersebut terpenuhi, Sm menemukan masalah saat Sm mengalami kekerasan
fisik yang membuatnya rehat dan rasa trauma dalam membentuk relasi
romantis dengan pria.
Hubungan terakhirnya dengan pria keempat meninggalkan
kebutuhan akan pria yang bisa membuatnya memenuhi gairahnya dalam
bertumbuh-kembang dirinya. Hal tersebut juga otomatis membuat diri Sm
memiliki kebutuhan akan berelasi yang harus dipuaskan kembali. Sebelum
kembali kedalam pencariannya untuk pemuas kebutuhanya tersebut, Sm
mendapat kesimpulan bahwa Sm terlalu menerima keadaan dan tidak
berusaha melawan masalah yang terjadi, akan tetapi lebih memilih mencari
sosok-sosok lain untuk memenuhi kebutuhannya tersebut. Hal ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan Bracha (2004), yang mengatakan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
saat individu dihadapkan dengan situasi fight or flight, dan stressor terus
menumpuk, maka dapat terjadi trauma terhadap suatu kejadian. Seiring
berjalannya trauma tersebut, maka semakin kuat juga kebutuhan yang
muncul pada diri Sm.
Dalam teori milik Murray, Murray mengatakan bahwa dalam
motivasi terlibat sisi ekstrinsik. Sisi ekstrinsik tersebut merupakan tekanan
dari luar diri individu yang dapat merubah perilaku seseorang. Tekanan dari
luar tersebut ikut ambil bagian dalam perilaku yang dimunculkan Sm. Selain
itu, Sm yang telah diketahui membutuhkan sosok pria yang dapat
menggantikan sosok ayahnya dalam kehidupannya. Maka, setelah rehat dan
berusaha membenahi pikirannya, Sm akhirnya membuka dirinya terhadap
pria untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang lama tidak terpenuhi.
Sm memiliki niatan untuk mengisi kebutuhan berelasi yang telah
ditinggalkannya kosong setelah sekian lama. Kebutuhan tersebut terpenuhi
dengan hadirnya sosok pria kelima. Bila sebelumnya, Sm mencari sosok
pria dengan niatan menjalin relasi dengan komitmen untuk kelanjutannya,
pada pria yang kelima ini Sm murni hanya untuk memenuhi kebutuhankebutuhan yang telah mengering dan mendorong dirinya untuk mengisinya
kembali.
Dalam prosesnya tersebut, Sm terbentur dengan masalah lagi.
Frustasi-regresi pun kembali terjadi. Dari masalahnya dengan pria kelima
tersebut, Sm akhirnya memutuskan kembali menjalin relasi dengan pria
ketiga yang disebut sebagai “titik cerah”. Proses regresi yang dilakukan oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Sm dengan menjalin relasi dengan pria ketiga tersebut menunjukkan bahwa
relasi romantis yang selama ia lakukan adalah bentuk dari pemenuhan rasa
nyaman yang dapat ia penuhi secara maksimal dengan pria ketiga tersebut.
Dalam proses menjalani relasi romantis yang dijalani oleh Sm, dapat
terlihat bahwa Sm mencari sosok yang sempurna sebagai pemenuhannya
sebagai wanita. Dengan berbagai kebutuhan-kebutuhan yang dimilikinya,
Sm menggunakan relasi romantis didalamnya untuk proses seleksi dan
memungkinkan dirinya untuk mendapat kepuasan seksual. Sedari awal
sudah dijelaskan bahwa kebutuhan akan eksistensi milik Sm tidak ada
masalah sama sekali. Permasalahan selalu muncul saat Sm ingin
memuaskan dahaga akan berkembang. Sm selalu memilih untuk mencari
sosok lain saat terdapat masalah pada relasi romantis yang ia jalani.
Dari cerita Sm, terdapat hal yang menarik bila melihat label “bispak”
tersebut. Bispak merupakan akronim dari “bisa dipakai”. Imbuhan “di-“
menunjukkan bahwa sosok tersebut adalah sosok yang pasif, atau sebagai
korban. Akan tetapi, dalam cerita milik Sm, dapat terlihat bahwa Sm
bukanlah sosok pasif yang menunggu datangnya seseorang untuk
memenuhi kebutuhannya. Ceritanya tersebut menunjukkan ada aktivitas
yang menunjukkan Sm mencari dan mencoba untuk memenuhi kebutuhankebutuhan miliknya. Sm bahkan berontak pada saat ada masalah dalam
relasinya, walaupun hal tersebut ditunjukkan dengan caranya meninggalkan
relasi tersebut dan memulainya lagi dengan proses seleksi. Dengan
demikian, logika penyebutan “bispak” tersebut terlalu memaksakan kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Sm sebagai representasi perempuan. Apalagi Sm dalam kasus ini justru
menjadi pihak yang seakan-akan “ambil untung” dengan hubungannya.
Lewat berganti-ganti pasangan, ia memperoleh apa yang dikehendakinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan
sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan. Dalam hasil wawancara
Sm, diketahui bahwa terdapat empat kebutuhan utama dalam dirinya. Keempat
kebutuhan tersebut adalah kebutuhan untuk merasa nyaman, kebutuhan
berafiliasi, kebutuhan untuk merasa aman, dan kebutuhan seks. Dari gabungan
keempat motivasi dan perilaku tersebut , terlihat bahwa Sm menjalani relasi
romantis dengan bentuk kasual kontemporer. Di dalam relasi romantisnya, Sm
lebih menekankan pada pemenuhan rasa nyaman. Sm berganti-ganti pasangan
untuk mencapai rasa nyaman. Hal itu menunjukkan bahwa Sm memiliki
komitmen, akan tetapi bukan terhadap pasangan, melainkan terhadap rasa
nyaman tersebut. Selain itu, dalam pencarian rasa nyaman tersebut, tercipta
kondisi frustrasi-regresi yang muncul saat Sm tidak mampu untuk memperoleh
rasa nyaman, yang kemudian diwujudkan dalam regresi ke dalam relasinya
yang baru. Munculnya kebutuhan akan seks pada Sm bukanlah kebutuhan
utama dalam perilakunya. Sm memang memiliki kebutuhan akan seks, akan
tetapi kebutuhan tersebut muncul dan menjadi dominan setelah kebutuhan
untuk merasa nyaman, kebutuhan berafiliasi, dan kebutuhan untuk merasa
aman dirasa telah terpenuhi.
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
B. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa peneltian ini memiliki keterbatasan. Keterbatsan
dalam penelitian ini adalah hanya terdapat 1 informan yang terlibat dalam
penelitian ini. Jumlah informan ini menyebabkan tidak ada data pembanding
yang bisa digunakan untuk melihat pengalaman dengan kriteria informan yang
serupa.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, informan menjadi bispak karena ada
kebutuhan yang harus dipenuhi oleh informan. Oleh karena itu, peneliti dapat
memberi saran sebagi berikut :
1) Masyarakat
Seorang menjadi bispak hanya karena dilabeli “bispak”. Julukan ini
sebenarnya tidak diinginkan oleh ia yang disebut bispak sebab mengandung
nada menghina. Karenanya, akan lebih membangun apabila masyarakat lebih
terbuka dan tidak menkotakkan bispak sebagai wanita nakal yang bisa
seenaknya bisa diajak berhubungan seksual. Setiap perilaku merupakan
sebab-akibat dari sesuatu yang belum tentu kita tahu mengapa hal tersebut
terjadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
2) Bagi peneliti selanjutnya
Penelitian ini tidak lepas dari keterbatasan seperti yang diungkap oleh
peneliti dalam sub bab keterbatasan penelitian. Oleh karena itu, peneliti
menyarankan untuk menggunakan lebih dari 2 informan agar data yang
ditemukan dapat lebih beragam. Selain itu, melihat bagaiman sejarah
kemunculan istilah “bispak” ini akan memperkuat konteks budaya di mana
istilah ini muncul. Dengan mengetahui konteks budayanya, maka
bagaimana dan mengapa suatu fenomena bisa muncul akan mungkin lebih
bisa dijelaskan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
DAFTAR PUSTAKA
Alderfer, P. . (1969). An Empirical Test of a New Theory of Human Needs.
Organizational Behavior and Human Performance, 4, 142-175
Azwar, Saifuddin. (2004). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, Saiffudin. (2010). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bartholomew, D.,&Horowitz, L.M. (1991). Attachment Styles Among Young
Adults: A test of a four-category model. Journal of Personalityand Social
Psychology, 61, 226-244.
Basson, R. (2000). The Female Sexual Response: A different model. Journal of
Sexand Marital Therapy, 26, 51–65.
Bell, R.L. 1996 Marriage and family interaction The Dorsey Press Illinois.
Berscheid, E., & Walster, E. (1974). A little bit about love. In T. Huston (Ed.),
Foundations of interpersonal attraction (pp. 355-381). New York:
Academic Press.
Buss, D. M., & Shackelford, T. K. (1997). From vigilance to violence: Mate
retention tactics in married couples. Journal of Personality and Social
Psychology, 72, 346–361.
Buss, D. M. (2003). The evolution of desire: Strategies of human mating (rev. ed.).
New York: Basic Book.
Buss, D. M. (2005). The murderer next door: Why the mind is designed to kill. New
York: Penguin.
Carroll, J. L., Volk, K. D., & Hyde, J. S. (1985). Differences between males and
females in motives for engaging in sexual intercourse. Archives of Sexual
Behavior, 14, 131–139.
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Chaplin, J.P. (Penterjemah : Dr. Kartini Kartono). 2002. Kamus Lengkap Psikologi.
Raja Grafindo Persada : Jakarta
Davis, D. et al. (2004). Attachment Style and Subjective Motivations for Sex.
Society for Personality and Social Psychology, Inc. Vol. 30 No. 8, 10761090.
Djaali, H. (2000). Psikologi pendidikan. Jakarta : Universitas Negeri Jakarta
Djamarah. (2002). Teori Motivasi, edisi 2 (ed-2), Jakarta : PT. Bumi Aksara
Downs, C.W, dkk. (1980). Professional Interviewing. New York: Harper & Row
Publisher.
Edelstein, R. S.,&Shaver, P. R. (2004). Avoidant attachment: Explorationn of an
oxymoron. In D. Mashek & A. Aron (Eds.), Handbook ofcloseness and
intimacy (pp. 397-412). Mahwah, NJ: Lawrence Erlbaum.
Feeney, B. C.,&Collins, N. L. (2001). Predictors of caregiving in adult intimate
relationships: An attachment theoretical perspective. Journal of Personality
and Social Psychology, 80, 972-994.
Flett, G. (2008). Personality Theory and Research- An InternationalPerspective.
Feist, J. And Feist, G. (2009). Theories of Personality. Seventh Ed. Boston:
Mc.Graw Hill.
Fraley, R. C., & Shaver, P. R. (2000). Adult romantic attachment: Theoretical
developments, emerging controversies, and unanswered questions. Review
of General Psychology, 4, 132-154.
Franken, R. (2002). Human Motivation. United State America: Wadsworth,
Thomson Learning.
Gatyo, D.P. (2013). Dinamika Kebutuhan Dan Kecemasan Penderita Latah.
Skripsi Strata 1. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Goldberg, L.T. (1981). Language and indi-vidual differences: The search for
universal in personality lexicons. In L. Wheeler (ed.). Review of Personality
and Social Psychology, 2, 141-165. Beverly hills, CA.: Sage Pub.
Graham, S & Weiner, B. (1996). Theories And Principles Of Motivation. National
Science Foundation No. DBS-9211982
Greiling, H., & Buss, D. M. (2000). Women’s sexual strategies: The hidden
dimension of extra-pair mating. Personality and Individual Differences, 28,
929–963.
Gunarsa, S.D. (1985)Dasar dan teori perkembangan anak. BPK Gunung Mulia
Jakarta.
Handoko, Martin. (1992). Motivasi Daya Penggerak Tingkah laku (cetakan
pertama). Yogyakarta: Kanisius.
Hazan, C., &Shaver, P. R. (1987). Romantic love conceptualized as an attachment
process. Journal of Personality and Social Psychology, 52, 511-524.
Hutagalung, R. A. S., (2012). Pusat Bahan Ajar dan Elearning : Psikodiagnostik I.
http://www.mercubuana.ac.id. Diakses pada 23 Juni 2016.
Hurlock, Elizabeth B. 1998. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan (Ed. 5). Jakarta : Penerbit Erlangga
John, O. P., Donahue, E. M., & Kentle, R. (1991). The Big Five Inventory.
Technical report, University of California, Berkeley.
John, O. P., Naumann, L. P., & Soto, C. J. (2008). Paradigm shift to the integra-tive
Big Five trait taxonomy: History, measurement, and conceptual issues. In
O. P. John, R. W. Robins, & L. A. Pervin (Eds.), Handbook of personality:
Theory and research (pp. 114-158). New York, NY: Guilford Press.
Kamus Besar Bahasa Indonesia Online. Diakses pada 4 Maret 2016, dari
kbbi.web.id: http://kbbi.web.id/motif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Kamus Besar Bahasa Indonesia Online. Diakses pada 5 Mei 2017, dari
kbbi.web.id: http://kbbi.web.id/motivasi
Lehmiller, J. J. (2014). The Psychology of Human Sexuality. United Kingdom: John
Wiley & Sons, Ltd
Maslow, A. H. (1962). A theory of human motivation. Psychological review
Matsumoto, D. & Juang, L. (2008). Cultural & Psychology. Belmont: Wadsworth
Cenage Learning.
McCrae, R. R., & Costa. P. T. Jr. (1999). A five-factor theory of personality. In L.
A. Pervin, & O. P. John (Eds.),Handbook of personality: Theory and
research. New York: Guilford Press.
Mikulincer, M.,&Shaver, P. R. (2003). The attachment behavioral systemin
adulthood: Activation, psychodynamics, and interpersonal processes. In M.
P. Zanna (Ed.), Advances in experimental social psychology (Vol. 35, pp.
53-152). San Diego, CA: Academic Press.
Moleong, Lexy J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif edisi revisi. Bandung:
Rosdakarya
Poerwandari, E. Kristi. 1998. Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologi.
Jakarta :Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan
Psikologi (LPSP3).
Poerwandari, K.(2005). Pendekatan kualitatif untuk penelitian perilaku manusia.
Jakarta: LPSP3 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Ramdhani, N. (2012). Adaptasi Bahasa dan Budaya Inventori Big Five. Jurnal
Psikologi, Vol. 39, no 2, Desmber 2012: 189-207.
Santrock, J. W. (2003). Adolescence: Perkembangan Remaja. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Schachner, D. A., &Shaver, P. R. (2002). Attachment style and human mate
poaching. New Review of Social Psychology, 1, 122-129.
Schultz, D.P. (2009). Theories of Personality 9th edition. Sydney: Wardsworth,
Engage Learning.
Sprecher, S. & McKinney, K. (1993). Sage Series On Close Relationships.
International Educational and Professional Publisher. London.
Yin, Robert K. (2008), Studi Kasus : Desain dan Metode. Jakarta : Rajawali Pers
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 1
Verbatim Informan
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
No.
Judul Tema
Verbatim

Komentar
1
Seks sebagai
2
kebutuhan
nih, pas SPGan, ada orag yang bispak bukan karena
3
pemenuhan perasaan
nawar kamu berapa juta buat masalah ekonomi,
“main”, kenapa ga kamu terima?
akan tetapi hal yang
4
5
6
7
Kan dulu kamu pernah cerita gini Subjek menjadi

Ga mau

Alesannya?

Kalo gue nih, kaya gitu tuh, bukan
berkaitan dengan
perasaan dan
kebutuhan
maksudnya bukan need of money gitu
8
yah. Terus juga banyak yang ngeliat
9
temen-temen yang lain tuh kalo udah
10
sekali kaya gitu tu nyemplung pasti
11
udah. Duit gampang kan ibaratnya itu.
12
Cuma balik lagi ke gue, nyari duit
13
bener, Cuma buat gue hal kaya gitu
14
tuh bukan buat dijual. Bukan atas
15
dasar uang.
16

Berarti atas dasar?
17

Yaa macem-macem

Kalo menurutmu atas dasar apa?

Feeling, kebutuhan

Kebutuhan tuh, mkasudnya butuh Subjek dapat
18
19
20
dari 2 orang, si cowok butuh melakukan hubungan
21
kamunya ga butuh, atau kamunya seksual pada
butuh si cowonya ga butuh?
seseorang yang dirasa
22
23
24

Cowok mah butuh terus coy

Terus, pernah ga kamu yang minta
duluan?
25
26
27

Ga

Ga pernah? Kenapa?

Ga pernah kepikiran “ahh gue pengen
28
jatah”
29
30
Pemenuhan
31
kebutuhan seksual

Kan tadi kamu bilang kebutuhan?

Ya kebutuhan. Ya kalo dihadapin di
situasi kaya gitu baru “oh iya ding,
32
udah lama ga gitu”. Gitu loh.

33
Oke, berarti, yang kamu cari dari
34
cowo tadi tu apa? Kebutuhan, sama
35
feeling. Kebutuhan tuh maksudnya
36
Kebutuhan untuk
37
merasa disayang oleh
38
pasangan
39
40
kebutuhan apa aja?

Ya kaya lu ngerasa disayang, gitugitu loh

Gitu-gitunya apa maksudnya?
nyaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
41
Kenyamanan sebagai
42
syarat utama

Kaya lu ngerasa apa yah, kadang kan
kerasa tuh orang cuma pengen main-
43
main doang apa gimana gitu loh.
44
Sayangkah? Gitu loh. Sama yang
kebutuhan apa si tadi. Ya kebutuhan
45
kaya ketika udah, maksudnya kaya
46
aku kan emang ga pernah “ahh aku
47
pengen, ngebet banget.” Ga, ga
48
pernah. Karena kan emang ga pernah
49
kepikiran kesana, focus orientedku ga
50
kesana. “yaa boleh deh sekali-kali”
51
gitu. Dengan catatan, gue baru sekali
52
kenal nih, “udah ayo”, ya ga mau lah.
53
Gue kenal dia apa deket dulu kek apa
gimana, apa mungkin ngerti orangnya
gimana
54
Kenyamanan sebagai
55
syarat utama

Minimal berpaa lama? Maksudnya merasakan
arti deket disini itu gimana sih?
56
57
58
59


62
berhubungan badan.
Berarti, umm kalo total deh total,
berapa?

Bentar, lima

Dari kelima itu, kesamaan si cowo
63
apa sih? Kenapa mau? Itungannya
64
kenapa kamu mau “dipake”?
65

Kesamaan gue ke cowonya apa?
66

Yaa lunya apa gitu? Maksudnya
67
syarat apa sih yang ada di keliama
68
cowo itu?
69

Yaa ngerasa ada nyaman, ada feeling
70
gitu loh pokoknya. Bukan yang kaya
71
“ahh dugem, bungkus, pulang.” Ga
72
73
74
kenyamanan terlebih
Entah nyaman, entah ada perasaan dahulu agar bisa
gitu loh
cowo yang udah tidur sama kamu
60
61
Deketnya tuh maksudnya gimana? Subjek harus
mau kalo aku loh ya. Ya balik lagi ke
prisip, soalnya, nek buat aku nih, hal
kaya gitu bukan yang kaya “ahh
yaudah deh, have fun.”, udah selesai.
75
Ga yang as easy as that, ga yang “ahh
76
udahlah baru kenal, bodo amat.” Kan
77
banyak yang kaya gitu, aku ga mau ah
78
kaya gitu. Ngapain. Gila juga, baru
79
kenal, pulang, bungkus, yaa kalo
sehat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75

80
Berarti masih ada syarat-syarat ke
81
feelingnya itu ya? Berarti harus
82
deket dulu ya?

83
Iya kalo gue lebih ke nyaman kah, yaa
orang
84
nyaman
otomatis
ada
feelingnya gitu, ga mungkin ga. Kalo
85
ga nyaman ga mungkin
86

87
Berarti masih ada kemungkinan,
kalo misalnya, kamu nyaman sama
88
si cowo nih, tapi kamu ga ada
89
hubungan nih, pacaran gitu. Tapi
90
bisa berhubungan?
91

Ya tergantung.

Terus, anggep nih kamu seneng Subjek merasakan
92
93
Rasa sakit hati saat
94
menjadi bispak
sama si cowo, terus si cowo juga sakit hati sebagai
itungannya make kamu. Cuman resiko dalam menjadi
kamu ga dijadiin pacar, Cuma seorang bispak.
95
96
dijadiin temen atau dijadiin apa
97
gitu. Perasaan kamu apa sih
98
99
Menerima resiko
sebenernya?

100
Gerus
coy,
tapi
ya
resiko.
Maksudnya, ya ketika belum ada
101
komitmen, cuma gue mau, berarti gue
102
tahu tuh resiko ke depanya. Yaa udah
103
deh. Yaa “ahh anjrit, kampret si
104
kampret”. Cuma yaudah lah emang
105
resikonya
106
resikonya gimana

107
109
110
Ngerti
lah
Contohnya, resikonya lebih ke sakit

Iya berarti jatohnya

Tapi, itu itungannya kamu udah
nganalisis dulu atau sebelumnya
111
113
gitu.
hati ya sebenernya?
108
112
gue
kamu ga bakaln tahu nih bakalan
Menerima resiko
kaya gini?

Ya kaya resiko aja. Kaya lu jalan lu
114
tau positifnya apa, negatifnya apa.
115
Kira-kira kalo gue kaya gini berarti
116
gini, okee jalan. Kalo ga, yaudah gitu.
117
Jadi kira-kira nih kan, bisa apa yah,
118
prediksi orang gitu loh
119
120

Nah, maksudku kamu udah pernah
memprediksi itu belum sih?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76

121
Ya bayangnku dia kaya lu “ni orang
122
bisa ga ya?” coba dulu aja deh. Kira-
123
kira bayangin kurang lebih kaya gini,
Cuma ga tau juga. Kan ga ada yang
tau
124
Harapan subjek

Sebenernya kamu punya harapan Harapan awal subjek
125
ga
126
sebenernya gitu, “ahh kenapa si, pasangannya.
kok Cuma gini doang, ga jadi
127
Harapan
misalnya, terhadap
pacar?” gitu
128

129
130
sih?
Kalo awalnya ada. Cuma misalnya
nih, apa yah, kaya lagi jalan, tapi kaya
Menerima resiko
ahh ga deh. Yaudah selesai. Ya balik
131
lagi ke resikonya. Kalo orang berani
132
ngambil resiko kan, berarti ada
134
tujuannya.
135
tujuannya ga nyampe yaudah gitu.
136
Emang resiko gue.
137
Awal menjadi bispak

Cuma
ketika

139
140
menerima resiko saat
akan menjalani
hubungan dengan
jalan pasangan.
Kamu jadi gini semenjak kapan Awal saat subjek
sih?
138
Subjek berani
menjadi seorang
Hahaha semenjak sama si orang bispak.
ketiga lah. Kalo dulu gue bener,
statusnya pacar, abis itu udah, ga
141
pacar, ga pacar, ga pacar. Hahaha

142
Tanggapan subjek
143
terhadap lingkungan
orang yang tahu kalo kamu itu bisa terhadap pandangan
144
terkait bispak
dipakai?
145

146
Kamu malu ga sih, anggep kalo ada Subjek tidak peduli
lingkungan pada
Bukan lebih ke malu sih, lebih ke dirinya.
“ahh kalo ga ngerti diem aja!”. Gue
kan cuek ya orangnya, ga malu sih.
147
Yaa biarin sih urusan-urusan gue.
148
Maksudnya kalo lo ngerti dasarnya
149
apa,
150
yaa
gak
apa-apa.
Kecuali
dasarnya uang, aib lah itu berarti,
151
“yaa ampun, demi duit doang, kaya
152
gitu lo?”
153

Tadi kan, kamu bilang, syaratnya Subjek tidak
154
itu nyaman sama ada need. Level mementingkan
155
nyamannya kamu seperti apa sih? masalah uang, akan
Apakah, misalnya nih, si cowo tetapi harus
156
157
158
159
160
harus bayarin terus atau kamu
bayarin terus, itu masuk level
nyaman, yang penting si cowo itu
selalu ada? Yaa bayarin makan,
main.
mendapatkan
kenyamanan terlebih
dahulu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
161
Kenyamanan sebagai
162
syarat utama

Kalo gue sih ga pernah masalahin
duit. Selama gue masih ada sih ga
163
apa-apa. Gak perhitungan lah. Kalo
164
buat gue happy dan worth it yaa gak
apa-apa, bukan masalah duit. Asal
165
bisa nyaman apa nyambung gitu.
166

167
Nah kan tadi cerita 3 orang
terakhir itu gak pacaran, cuman
168
bisa dipake kan? Nahh kok bisa
169
Seks sebagai
170
kebutuhan
171
pemenuhan perasaan
sampai dipake?

Kenapa yaa? Hahaha. Yaa mungkin
cowonya juga butuh, ya namanya
172
orang udah pernah kaya begitu kan!
173
Maksudnya walaupun, ada orang
174
yang kudu rutin kah, ada yang
175
orientasinya ga kesana. Tapi jatohnya
176
itu ke kebutuhan. Guenya juga butuh,
177
Kenyamanan sebagai
178
syarat utama
si cowo juga butuh. Gue juga bingung
ihh. Kok bisa yaa? Kalo gue nih, atas
dasar butuh, kalo urusan duit mah
179
udah sugih gue! Yaa balik-balik lagi,
180
181
feeling lo gimana, terus need. Yaudah
Menerima resiko
gitu loh, mau urusan kedepannya
gimana ya resiko.
182
Rasa sakit hati saat
183
menjadi bispak

Hamilkah? Atau apa penyakit sakit hati sebagai
kelamin?
resiko menjadi

Kalo penyakit kelamin sih gak ada.
bispak.

Sakit ati?

Iyee!! Heeh bener!

Ini mulainya kapan sih ini?

Hahahaha 1 tahun yang lalu lah, gue banyak teman yang
184
185
186
187
188
189
Awal menjadi bispak
lupa. Yaa setahun setengah lah ya
190
191

192
Subjek memiliki
menjadi bispak juga,
Ada role modelnya gak sih, kenapa akan tetapi tidak
kamu bisa jadi kaya gini? menjadikannya
Misalanya kamu mungkin lihat
193
sebagai role model.
temenmu. Misal si ini nih, gampang
194
dapet pacar gara-gara dia bisa
195
dipake atau dia tenar nih, gara-
196
197
Resiko yang pernah didapetin apa? Subjek merasakan
gara bisa dipake

Kalo gue tau orang sih, banyak tau.
Subjek menjadi
bispak atas
198
Cuman, ga jadi patokan. Karena kan keinginannya sendiri.
199
balik lagi, kan atas dasarku sendiri.
200
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Kalo
201
ngikut-ngikut
orang
mah
gampang banget cari pacar. Selesai.
202
Tanggapan subjek
203
terhadap lingkungan
204
terkait bispak

Tadi kalo masalah malu itu, cuek Subjek tidak peduli
yah?

205
terhadap pandangan
Yaa karena gue ngerasa ga salah. Yaa lingkungan pada
atas dasarnya selingkuh, bukan atas dirinya.
dasar duit atau dugem bungkus
206
dugem bungkus. Yaa mngkin kalo
207
kata orang atas dasar duit bener, kan
208
beda-beda orang.
209
Lebih memilih sisi
210
kepribadian daripada
211
fisik

Nyamanmu itu, lebih kearah fisik Subjek mencari
atau…

212
kenyaman dari seorag
Ga ga ga ga pernah fisik, karakter pria, bukan dari
jatohnya. Lebih ke karakter sama fisiknya.
sifat.

213
kamu
214
bispak
nih,
215
orgasme ga sih?
sebagai pemuas

Pernah!
perasan.

Itu di semua cowo, setiap kali main
216
217
menjadi
cewek Subjek melakukan
Selama
pernah
ngerasain hubungan seksual
atau gak?
218
219
220

Ga.

Sebenernya,
mengharapkan
orgasme ga sih setiap kali main?
221

Gue? Nggak. Maksudnya, nyampe
222
Seks sebagai
223
kebutuhan
Karena ya atas dasar feeling, balik
224
pemenuhan perasaan
lagi ke perasaan. Jadi ya nerima aja,
yaudah kalo ga nyampe yaudah.
225
nggak yang harus banget, lebih ke
pemuasan perasaan.
226
Pendekatan secara
227
langsung

untuk hal ini? Misal nih, ada orang menyukai
kenalan
Kenalan, penedekatan secara
kenalan, nyaman, bisa main ga langsung daripada
228
229

232
lewat media sosial.
Belum pernah ketemu malah, face to
face. Yaa ketemuan, orangnya easy
233
going ga. Soalnya males nggagas dari
234
sosmed.
Harapan subjek

Kalo dari kamu sendiri, sebenernya Subjek tidak
pengen ga sih kaya gini? Kenapa?
236
238
BBM.
awalnya?
231
237
dari
kira-kira? Kalo dari sosial media
230
235
Kamu bisa ditemuin dimana sih Subjek lebih

mengharapkan
Ga! Yaa balik lagi, gue kan pernah dirinya menjadi
ngalamin tuh sama pacar gue sama seorang bispak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
239
yang bukan pacar. Maksudnya ketika
240
kamu ada komitmen, bakalan ada
241
komunikasi mendalam, terus lebih Subjek menerima
kaya yang bisa terbuka, bisa kaya
242
dirinya sebagai
yang bisa mendalam gara-gara ada
243
sorang bispak.
visi kedepannya, ga ngambang. Aku
244
sih orangnya mikir kedepan, tapi
245
ketika itu ngambang, yaudah let it
246
flow aja. Ya namanya juga cewe.
247

Maksudnya?
248

Cewe kan sesantai-santainya orang,
249
ngeliat orang pacaran tuh “si kampret,
250
orang pacaran.”
251
Menurut gue nih ya, siapapun pasti
252
pengen ada someone yang “ini lho,
253
gue udah komit sama dia, kita ada
Ada komitmen.
tujuan kedepan bareng.”

254
Menurut kamu, angka itu penting Subjek tidak melihat
255
ga sih? Jadi gini, aku pernah baca keslahan dalam
256
jurnal, kalo orang-orang eropa itu, menjadi bispak
misalnya udah bisa nikah kalo karena pemenuhan
257
misalnya udah pernah nidurin 5
258
perasaan.
cowo
259
260
261

Ga

Berarti, anggep aja pahit-pahitnya,
3 tahun kedepan, masih belum
262
punya pacar, tapi Cuma cowo yang
263
lewat-lewat doang, tapi pada make,
264
masalah ga buat kamu?

265
Seks sebagai
266
kebutuhan
itu ga yang ga salah. Karena gimana
267
pemenuhan perasaan
pun alesannya ya feeling, kalo duit
Ga. Karena kan maksudnya basicnya
268
mah jualan. Yaa ga salah kalo
269
pasangan lo bisa nerima oke oke aja.

270
Cara subjek
271
menampilkan dirinya
gosip-gosip yang nyampe telinga menampilkan dirinya
272
pada umum.
kamu “itu tuh bisa dipake tuh”?
273
274
275
276
277
278


Pernah ada omongan ga sih atau Subjek akan
Belum. Ga tau apa ga nyampe ke dengan cara
kuping gue
senyaman subjek.
Apa kamu punya cara-cara sendiri
untuk nutupin?

pada lingkungan
Yaa ga usah ember ke orang lain kan.
Selesai kan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80

279
Penampilan ngefek ga sih menurut
kamu?
280

281
Kalo menurut gue sih ga, karena kan
penampilan sePDnya lo, senyaman lo,
282
sepengennya lo mau pake apa.
283
Pasangan ideal
284
menurut subjek

kamu kaya apa sih sebenernya?

285
Kalo buat cowo ideal, cowo ideal Subjek memiliki
286
Cowo, tinggi tapi conditional karena ideal menurutnya.
fisik bisa ditoleransi, lebih ke ngertiin
gue, nyaman, udah.
287

288
Pasangan ideal
Kalau untuk ukuran si “otong” nih,
ngaruh ga?
289
290
Ngaruh coyy

Lebih suka yang besarkah, yang
panjangkah, atau lebih yang tahan
292
menurut subjek lebih
ke arah

291
pandangan pasangan
kepribadiannya bukan
fisiknya.
lama? Coba deh bandingin mana
293
yang buat kamu nyaman dan ga
294
nyaman

295
Ukuran sama tahan lama tuh saling
296
bersangkutan coy. Percuma aja dia
297
gede, cuma 3 menit, yaa mati. Apa dia
298
nih misalnya tahan 2 jam, tapi cuma
299
ya seuprit, ya kaliii.

300
Berarti, yang kamu suka tuh yang
seperti apa?
301

302
Lebih ke ukuran, kalo waktu tuh
conditional lah.
303
Kekecewaan subjek

Pernah ngerasain kesel ga sih, kaya Subjek lebih memilih
304
misalnya nih lagi di tengah-tengah menyibukkan diri
305
tapi si cowo keluar duluan gitu?
306
307
Penyelesaikan
308
masalah
daripada memaksa

Ohh yaa kentang (kena tanggung) tapi oragasme.
yaudah lah ahhaha

Terus cara ngelawan kentangnya
itu gimana? Masturbasi?
309

310
Menyibukkan diri kalo gue. Belum
pernah masturbasi gue!

311
Seks sebagai
312
kebutuhan
si
313
pemenuhan perasaan
ngehubungin dan ngomong “ehh secara langsung, bila
gue ngaceng”, itu gimana?
sudah pernah
314
315
316
317
318

Misalnya kamu ada perasaan sama Subjek dapat diajak
cowo,
terus
tiba-tiba berhubungan seksual
Kalo yang belum pernah main
sebelumnya sih, illfeel jadinya, kaya
yang ngarep. Beda sama yang udah
beberapa kali sebelumnya, itu kan
melakukan
sebelumnya beberapa
kali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
319
kaya gue ngerti lo ngerti lah, lagi
320
pengen.

321
Kan tadi kamu bilang kamu
nyaman sama si cowo, cuma si cowo
322
pengen, tapi kok malah ill feel
323
jadinya?
324

325
Ya tapi kan ga langsung juga, “ehh
pengen nih”
326

327
Berarti bisa kejadian kaya gitu,
kalo udah pernah main dulu
328
sebelum-sebelumnya?
329

Iyaa heeh, udah sama-sama ngerti.
330

Kalau untuk tempat, biasanya
331
dilakukan dimana?

332
Di kost si cowo lah, di kost gue susah,
tapi tidak menutup kemungkinan
333
Kenyamanan dalam
334
berhubungan seksual

pacaran sama yang ga pacaran, pas resikonya sebagai
lagi “main”?
335

336
337
subjek, walaupun
Yang pacaran lah, karena kan kalo subjek berharap untuk
amit-amit nih yee, kebobolan, yaa
mendapat pacar.
kalo ada pacar kan emang pacar gue
338
kok, pasti tanggung jawab lah kalo
339
ada cowo. Kalo ga pacaran ga kan
340
bisa aja ngelak “emang lo sapanya
341
342
Lebih enjoy mana antara yang Subjek menerima
gue?”.
Menerima resiko

Kan pacaran juga bisa angkat
343
tangan juga, ga ada hitam diatas
345
putih.

346
Tapi kan tetap ada komitmen bareng
deh. Lebih ngerasa secure jatohnya.
347

348
Anggep nih, kebobolan tapi bukan
349
sama pacar, yang kamu lakuin
350
apa?

351
Balikin dulu ke cowonya, kalo
cowonya ga tanggung jawab… Kalo
352
sekarang sih yaa gue gugurin, karena
353
gue belum mapan nih idupnya. Kalo
kedepannya
sih
bisa
berubah,
conditional.
354
Kenyamanan dalam
355
berhubungan seksual

Selama ini, kamu main sama cowo Subjek merasa lebih
itu, pakai pengaman atau ga?
nyaman melakukan
hubungan seksual
356

Ada yang pake ada yang ga
357

Lebih nyaamn mana?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82

358
Yang ga. Soalnya deg-degan juga tanpa memakai
dua-duanya.
359
kondom.
360

Berarti nyari deg-degannya itu ya?
361

Bukan, bau plastik coy, ga enak..
362

Terus kenapa lebih milih ga pake menanggung
kondom?
363
364
365
367
resikonya selama

Yaa lebih ngerasa enjoy.

Ga nyaman pas si cowo pake
menjadi bispak.
kondom tu, kenapa emang?
366
Menerima resiko

Jatuhnya risih gitu. Kaya eeee risih.

Pernah kepikiran ga sih, kaya “kok
368
gue dari kemaren dipake terus, tapi
369
kok ga dipacarin?”

370
Kalo kepikiran sih ada. Cuman, ya
balik lagi, resiko gue. Walaupun itu
371
posisi mabok ataupun pengen. Ya
372
berani
373
nerima
manisnya,
berani
nerima pahitnya.
374

375
Kan tadi kamu bilang, untuk
menghilangkan nafsu tuh, kamu
376
leih milih nyari kegiatan. Pernah ga
377
sih, kaya kamu mancing-mancing si
378
cowo, apa dateng ke kosan pake
379
baju seksi gitu.

380
Ga. Selama dia bukan pacar gue. Kalo
381
pacar gue kan bisa “yok pengen yok”.
382
Karena juga kan maksudnya gimana
ya gue ga ngerti orangnya 100 persen,
383
jadi ya masa gue yang ngajak, ya
384
nggaklah.
385

386
Kalo gini nih, kamu dipanggil si
cowo suruh main ke kosan dia terus
387
dan cuma buat seks aja. Keberatan
388
ga sih?
389

Kalo jangka panjang iya.
390

Kalo sekali dua kali berarti masih
391
392
oke ya?
Harapan subjek

Iya,
cuman
gitu
doang
cuman
393
kedepannya ga ada juga ngapain juga
394
gitu loh. Ya kan siapa sih yang ga
395
pengen punya someone yang bisa
396
Subjek berani
diajak bareng-bareng. Karena yaaa ga
jelas kedepannya gimana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83

397
cowok yang pertama
398

399
Perasaan sakit hati
402
pertama,
temperamen, hubungannya dengan
pacar pertama.

Pisahnya gara-gara?

Kasar, aku ga kuat, tak tinggalin. Dia
kasar banget.
403
404
405
406
407
408
Yang
sakit hati dari hasil
pemaksa, bossy, kasar.
400
401
Ceritakan tentang karakteristik Subjek merasakan
Perasaan tidak ikhlas

Berhubungannya berapa lama?

7 bulanan lebih

Kok bisa tahan sampe 7 bulan?

Biasa, sayang ibaratnya dulu.

Alesan lainnya?

Ohh ga iklas sih. “kok enak aja lu
409
udah gitu sama gue (berhubungan
410
seksual), tapi kok gitu?”. Cuma lama-
411
lama kan emosian, maki-maki gitu.

412
413
Selang sama cowo yang kedua, dari Subjek memiliki
cowo kestu ke yang kedua?
harapan bahwa
pasangannya bisa
414

1 apa 2 bulanan deh
415

Kalo
cowo
yang menuntun subjek.
kedua gimana?
416
417
karakteristik
Harapan subjek

Manutan. Cuma terlalu manut buat
ukuran cowo. Jadi, tipe yang disetir tu
418
loh, bukan yang bisa nuntun
419
420

Putusnya gara-gara?

Anak mami.
421

Selain itu?
422

Terlalu posesif
423

Kalo yang menyangkut seksual,
424
misalnya apa. Yang pertama juga
425
ada
426
menyangkut seksual? Terlalu cepat
427
keluar kah.

428
ga
alasan-alasan
yang
Kalo yang pertama itu kasar, kasar
429
banget orangnya. Yang kedua hahaha
430
satu lagu abis, kelar!
431
432
433
434
435
436
437
Ketidaknyamanan
dalam berhubungna
seksual

Dan disitu ga ngerasain kepuasan?

Ga ngerasain apa-apa

Itu jalannya berapa lama sama
kepuasan seksua
yang kedua?
disamping status
berpacaran.

2 bulanan

Kenapa bisa nyari yang berbeda,
kan yang tadi kesatu itu marahan,
itungannya
Subjek membutuhkan
kasar. Terus
yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
kedua
438
439
Kebutuhan untuk
440
merasa disayang oleh
441
pasangan
bisa
dapet
yang
dikasar-kasarin
gitu.
manutan?

Yaa
abis
Kasarnya bukan cuma fisik, tapi
omongan. Yang omongannya itu yang
442
gak kuat, karena kan kalo fisik kan
443
bisa aja gak ketemu. Jadi abis itu ya
444
445
kok
gue nyarinya yang ga kasar gitu loh.
Kekecewaan subjek

446
Dari cowo yang kedua tuh, kamu
merasakan kekecewaan ga sih?
447

Kecewa sih ga begitu, ya dikit sih.
448
Kaya dia manutan sama lembek, ga
449
bisa apa-apa tu loh. Pasif deh
ibaratnya. Apa-apa aja manut tu loh.

450
Berarti setelah 2 bualn putus, Subjek menemukan
451
lanjut
452
Ketemunya selang berapa lama?
pada orang yang

2 minggu
ketiga ini.

Kalo
453
454
ke
cowo
cowo
yang
yang
ketiga. pasangan yang pas
ketiga
itu
karakteristiknya gimana?
455
456
457
Kenyamanan sebagai
458
syarat utama

Easy going, selo.

Kan kamu bilang, cowo 1 sama 2
itu pacaran, yang ketiga itu ga.
Kenapa kok mau sama cowo yang
459
kekecewaan karena
ketiga ini?
460

Ga tau ahahaha. Nyaman, yaaa easy orang ketiga ini cuek.
461
going aja, santai. Gue nemu titik
462
nyaman.
463
sebelumnya gue terlalu dikasarin,
464
yang terlalu manutan.

465
Karena
kan
sebelum-
Berarti cowo yang ketiga ni, dapet
466
yang tengahnya lah ya. Itu berjalan
467
berapa lama sama yang ketiga?
468
469

1 bulanan

Kalo kekesalan nih, apa yang kamu
keselin sama si cowo yang ketiga?
470
Kenapa dari cowo yang ketiga, kan
471
berarti kmau udah dapet nyaman
472
473
474
475
476
477
nih, kenapa nanti ada cowo ynag
Kekecewaan subjek
keempat?

Subjek merasakan
Nahh itu salah dia disana. Orangnya
terlalu cuek!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85

478
479
Terus kalo orangnya terlalu cuek,
kamu berusaha mengejar kah atau
Menerima resiko
berusaha buat apaa gitu?
480

481
Belum sih. Kan gue juga ga terlalu
seneng dirubah karakternya. Yaa gue
482
memperlakukan orang juga sama lah.
483

484
Terus kenapa sama cowo yang
ketiga, kamu masih mau dipake?
485
486
487
Kenyamanan sebagai
488
syarat utama

Yaa nyaman aja.

Kalo dibandingin antara nomor 1
sama 2, menangan yang nomer 3
apa?
489
Dari
segi
seksual
sama
kepribadian.

490
Kalo kepribadian, ya ituu nyaman.
491
Maksudnya gue ga perlu jadi orang
492
lain gitu , ya emang gue kaya gini, ya
493
kaya gini. Kalo dari sisi seksual, yaaa
494
itu ga 3 menit.
495
496

Yang pertama emang 3 menit?

Ga sih, yang kedua aja. Yang pertama
tuh lebih ga nikmatin. Karena kan,
497
498
kaya lu dikasarin gitu loh. Secara
Perasaan sakit hati
499
kepaksa

Kalo diantara 1, 2, 3, lebih sakit
hati sama yang mana?

Sakit ati 1 sama 3. Ehh kalo paling sih
yang yang pertama.

500
501
Berarti alesan cuek itukah, yang Subjek mendapatkan
kamu jadi nyari cowo ke empat?
kekerasan secara
fisik, yang berujung
502

Iya
503

Cowo keempat itu karakteristiknya pada berkahirnya
gimana?
hubungan pada

Lebih care sih orangnya. Kasar sih
504
505
ga, cuman balik lagi dapetnya yang
506
posesif. Ngebatasin apa-apa gitu loh.
507
508
509

Jalannya berapa lama?

2 mingguan

Kenapa bisa
510
tahan sampai 2
minggu?
511
Kebutuhan untuk
512
merasa disayang oleh
care banget. Cuman, ketika posesif
513
pasangan
dan emosian, beuh kelar! Jadi bukan
514
515

Sebenernya kalo masalah care tuh,
ke kasar tapi ke ga bisa ngontrol
pasangannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
516
emosi. Jadi, kaya lu bikin tu orang
517
kesel, dia bisa ngebanting-banting.

518
fisik ke kamu?
519

520
521
Dia pernah melakukan kekerasan
Kekecewaan subjek
523
Pernah! Rokok nyala tuh, dilempar ke
gue, ditampar, dicekik.

Itu gara-gara apa, kok bisa sampe
gitu?
524

525
Ya itu, kaya dia pernah bilang “udah,
disini aja sama aku!”, gue kan ga suka
526
yang posesif, terus gue jawab “ga deh,
527
aku pengen me time. Gue pengen
528
nyantai sama temen-temen gue.” Ga
529
boleh tuh udah. Jadi tuh, ini kan ga
530
ada status kan tapi ngatur banget,
531
posesif tapi kasar. Maksudnya emang
532
mungkin baik, cuman kasarnya itu
533
Lebih memilih sisi
534
kepribadian daripada
535
fisik
536
537
Ketidaknyamanan
538
dalam berhubungna
539
seksual
sama emosian.

Kamu sebenernya pas nyari cowo
tuh,
lebih
ke
fisik
apa
ke
kepribadiannya?

Ya kepribadian.

Itu kalo yang nomer 4, secara
seksualnya gimana?

Biasa sih, cuman maksa. Gue ga tau
540
sih itu itungannya hyper apa gimana.
541
Jadi, pas gue dulu nih pulang kerja pas
542
jamannya SPGan, pulang jam 2 pagi,
543
capek dong. Nah, tu orang saking
544
posesifnya, nungguin gue pulang
545
kerja di kantor. Pulang tuh dipaksa
546
Keterpaksaan dalam
547
melakukan hubungan
548
seksual
549
tidur di kosnya dia.

Terus
kenapa
kamu
masih
ngelakuin?

Lebih ke dipaksa dan ya kaya apa sih
cewe dipaksa, disentak-sentak gtiu.
550
Kata-katany ga kasar, cuman tuh kaya
551
yang tempramen gitu loh, kaya yang
552
lagi marah.
Subjek melakukan
hubungan seksual
karena sebuah
paksaan.
553
Cara menangani

Ga minta bantuan sama siapa gitu?
554
masalah

Awalnya sih gue coba kaya ngeliat Subjek berusaha
555
orangnya nih kan, ngadepinnya kaya mencari solusi dari
556
gini kyaa gini, kurang lebih bisa lah permasalahna yang
557
dikit-dikit. Awalnya sih nyoba handle
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
558
sendiri,
559
Cuman ketika langkah itu yang seorang diri.
kuambil, itu orang ngamuknya malah
560
sampai
pean-pelan
bye. dihadapinya secara
tambah sadis. Ngeri banget.
561

562
Berarti kalo ditambah nomer 4,
lebih sakit hati mana nih?
563

564
Ga sakit hati sih. Masalahnya masih
tahap
565
perkenalan,
belum
begitu
nyemplung. Rada tertarik, cuman
567
langsung
kelihatan
aslinya
nah,
568
proses yang lama itu ya yang pas
569
narik diri itu.
570
Perasaan disakiti
571
secara fisik
572

Berarti lebih ke sakit fisik atau
mental?

Fisik jatohnya kalo dia.

Terus ketemu sama cowo yang Subjek merasakan
573
kelima?
trauma terhadap pria,
karena hubungan
574

2 bulan.. 3 bulanan.
575

Kan tadi, ntar kan tadi dari cowo 1 sebelum-sebelumnya
ke 2 itu dua bulan yah? 2 ke 3 itu 2 tidak berjalan dengan
576
minggu, 3 ke 4 itu sebulanan. Nah,
577
baik.
kenapa dari 4 ke 5 itu butuh waktu
578
lama?
579
580
581
Perasaan trauma dari
582
subjek

Males berurusan sama cowo.

Berarti kaya ada rasa trauma gitu?

Trauma iya, tapi bukan gue udah
males ketemu cowo yah. Males yang
583
berhubungan sama cowo. Kaya yang
584
ada hubungannya personal gitu.

585
Traumanya itu gara-gara si cowo
586
nomer 4, atau setelah kamu rekap
587
1,2,3,4?
589
Pengevaluasian diri
590
subjek

Akumulasi, rekapannya. Iya. Jadi,
kaya “kok ancur terus?” gagal semua,
evaluasi diri, males juga iya. Ahh
591
entar deh, mendingan evaluasi dulu,
592
mikir “gue kenapa sih?”. “Apa
593
mungkin gue ada salah?” jadi ya
594
mending ntar aja deh cowo-cowoan.
Gue evaluasi diri dulu deh.
595
Pengevaluasian diri
596
subjek
597
598

Terus dari evaluasi itu apa yang Subjek melakukan
didapetin?

evaluasi diri saat
Terlalu menerima apa adanya. Jadi didalam masa rehab
kaya, ni orang kasar, yaudah gue mencari pasangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
599
diemin. Ni orang terlalu lembek,
600
yaudah gue diemin. Ni orang terlalu
601
cuek, yaudah gue diemin. Ni orang
602
terlalu temperamen, biarin aja gitu.
Kaya emang orangnya begitu, gue
603
terima
604
apa
adanya.
Kaya
no
complaint gitu. Terlalu pengen nyoba
605
mahamin orang, ga pengen rubah
606
orang, tapi ya ujung-ujungya salahnya
ya disana.

607
Nah terus, cowo kelima, kok bisa Subjek mencari
608
ketemu si cowo kelima, alesannya pasagan karena alasan
609
apa
membuka kesepian.
hubungan sama yang kelima?
610
611
612
613
Kebutuhan untuk
merasa disayang oleh
pasangan
kok
bisa

Sepi coyy! Kesepian.

Karakteristiknya gimana emang?

Care sih sebenernya, baik, emosian
Subjek merasakan
kekerasan secara
mental.
juga ga, kasar. Balik lagi kaya yang
614
pertama.
615
616
sih

Perasaan sakit hati
617
Contoh
kasarnya
gimana?
Mukulkah?

Ke mental sebenernya. Jadi kaya apa
618
yah.. misalnya gini misalnya dia
619
ngajak “ayo yoo main ke kos aja,
620
nginep!”.
621
awalnya kan iseng doang tu loh.
622
Cuman karena ya iseng dan ga pengen
623
serius tu loh yaudah, terus dia
Gue
males
kan,
kan
ngomong kaya “ahh dasar perek!”
624
625
626
627

Itu berjalan berapa lama?

Ga nyampe 2 minggu

Tapi misalnya kalo secara seksual,
gimana si orang kelima?
628

Biasa-biasa aja.

Dari
629
630
Pemenuhan
631
kebutuhan seksual
menurut
634
635
636
637
638
orang
kamu
cowo
yang
ini, Subjek merasakan
paling kepuasan seksual
memenuhi kepuasan seksualmu?
pada orang yang

Yaa si 3 sama 5.
dirasa nyaman dan

Karena?
orang yang

Yaa ga maksa gitu.

Tadi katanya yang kelima maksa?

Maksa. Tapi pas yang awal dan kedua
632
633
kelima
tuh ga ada paksaan tu loh. Ketika ada
paksaan kan, mungin karena aku juga
ditemunya setelah
rehab.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
639
trauma gitu loh, kaya “duh, kok balik
640
kaya kemaren sih?”. Coba kutolak
641
sekali,
ditolak
sekali
keliatan
langsung kata-kata “indah”.
642

643
644
Terus sekarang, ada orang yang Subjek kembali dekat
lagi kamu deket ga?
dengan orang nomor
645

Ada sih
3 karena subjek
646

Siapa tuh?
merasa nyaman.
647

Yaa itu yang kedua sama yang ketiga.
Cuman yang kedua itu, lebih kaya
648
yang “kamu apa kabar?” gitu. Bukan
649
deket balikan juga sih sebenernya.
650
Silaturahmi deh.
651

652
Berarti lebih deket sama yang
ketiga?
653

i…ya
654

Kenapa balik lagi ke yang ketiga?
655
Kenyamanan sebagai
656
syarat utama
657
Sepikah, karena kesepian itu tadi?

Sepi iya, cuman kaga juga sih.

Kamu dapet nyamannya sama
658
nomer 3 ini?
659
660
Penerimaan diri
661
subjek

Iya

Dari kelima cowo ini, sebenernya Subjek belum bisa
kamu klop sama yang ketiga?

662
663
Yang kaya gue ga perlu jadi orang nomor 3.
lain tu loh sebenernya sama nomer 3
ini.
664

665
Kan tadi, itungannya kamu rehab
dari cowo keempat sampai kelima,
666
3 bualn gitu. Sekarang, dengan
667
kamu balik lagi ke cowo yang
668
ketiga, itu itungannya nih nomer 5
669
gagal nih, balik lagi ketiga dan ga
700
paacaran juga, masih berhubungan
701
seksual dengan yang ketiga?
702
703
Pengevaluasian diri

Masihh coyy

Berarti hasil dari refleksi kamu
adalah?
704
705
706
707
708
709

move on dari orang
Kalah dengan hahaha. Jadi logika gue
kalah dengan perasaan hehehe. Mikir
tuh sebenernya “sek bentar, harusnya
gak kaya gini nih!”. Cuman kalah
logikanya.
Hasil refleksi diri
subjek juga dirasa
tidak berguna, karena
masih menemukan
hasil yang sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90

710
Perasaan, maksud perasaannya itu
gimana?
711

712
Iyaa maksudnya gue tuh ngerti ga
boleh gini, gini, gini. Ga boleh
713
berhubungan, sampe berhubungan
714
seks. Cuman ya “lu seneng nih sama
715
ni orang, ahh yaudah deh bodo amat”
716
gitu loh.
717
Kenyamanan sebagai

Kenapa kok bodo amat?
718
syarat utama

Mungkin karena lu nyaman, nyantai,
719
720
terus nikmatin aja gitu loh.

Ada tambahan lain ga kira-kira?
721
Apakah merasakan.. itungannya
722
kekecewaanmu berlanjut nih sama
723
yang ketiga, gak pacaran, cuman
724
masih berhubungan seksual.
725

lagi. Bingung! Ini orang sebenernya
726
gimana, cuman ya balik lagi itu,
727
logikanya
728
jalan.
Kepikiran
kalah.

731
732
ga
sebenernya, cuman ya logikanya
729
730
Heeh, jatohnya sih bukan kecewa
Kenapa ga kamu lakuin sesuai
logika kamu?

Karena sebenernya aku nih orangnya
733
susah impress sama orang tu loh. Jadi
734
ketika nyantol satu tuh, ibaratnya
735
orang ngomongnya gagal move on.
736
Susah bukan gagal sih. Jadi kalo gue
737
udah nyaman sama itu satu, susah
738
sebenernya keluarnya. Harus benerbener effort yang gede. Apa bener-
739
bener ga ketemu kah, apa gitu loh.
740
Jadi ketika ada orang yang bisa bikin
741
gue klop, jadi tu ya yang bener-bener
susah tu loh.
742

743
Kalo dari orang yang nomer 1, ada Subjek merasakan
yang kamu kangenin?
kesepian dan butuh
akan pemenuhan
744

Ga
745

Kalo dari orang yang nomer 2, ada seksual, yang
yang kamu kangenin?
membuat dirinya

Komitmennya
746
747
748
749
dekat dengan orang
nomor 5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91

750
Kalo
yang
751
berhubungan,
752
keempat?
ketiga
kan
kalo
masih
orang
753
Kebutuhan untuk

Care
754
merasa disayang oleh

Yang kelima?
755
pasangan

Ga, abisnya kan biasa aja.

Nah, kok bisa kamu itungannya
756
757
Pemenuhan
758
kebutuhan seksual
tidur sama dia, padahal itungannya
ga nyampe 2 minggu?

759
Ya mungkin karena gue terlalu narik
diri, bener-bener ga nggagas sama
760
sekali, dan udah jadi kebutuhan tu
761
loh, sepi. Jadi pas dideketin tu ya
762
bales,
nanggepin.
Ya
faktor
kebutuhan jatohnya. Yaa kaya gue
ngerasa udah lama ga berhubungan
seksual juga, tapi kaya lebih gara-gara
sepi sama kebutuhan seksualnya.

763
764
Dari kelima itu ada yang barengan Subjek merasa bahwa
ga? Selingkuh maksudnya.
dirinya ukan dirinya
pada saat
765

Yang dari dua ke tiga.
766

Putusnya juga karena si ketiga juga berhubungan dengan
berarti?
orang nomor 2, dan

Sebenernya kalo dibilang gara-gara
767
768
769
Ketidaknyamanan
juga nggak. Masalahnya emang udah
dalam berhubungan
hubungan.
kepikiran tu loh, udah ada niatan.
770
Cuman apa yaa, udah cape, cuman
771
masalah keluarga itu tadi, belum ada
772
reason yang kuat itu tadi, ummm
773
belum ada pemicunya tu loh.
774

Pemicunya apa?
775

Ya ituu kaya dari guenya faking jadi
776
versi dia, terus masuk yang ketiga
777
yang bodo amat gitu loh, kaya “ada
778
kok yang nerima gue apa adanya,
779
walaupun bukan si ketiga ini, cuman
pasti ada kok!”.
780
781
akhirnya mengakhiri

Pernah ngerasain oragasme kan? Subjek merasakan
782
Nah, diantara lima cowok, mana orgasme saat
783
aja yang bisa buat kamu orgasme?
melakukan hubungan

3, 4, 5.
seksual dengan

Berarti, nomer 4 itu kan terpaksa pasangannya yang
kamu bilang, kok bisa sampe
784
785
786
dirasa nyaman.
orgasme?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92

787
Awal-awalnya, pas masa PDKT tu
loh. Seminggu pertama.
788

789
Berarti pas PDKT itu, kamu udah
berhubungan badan yah sama dia?
790

791
Iya pas awal-awalnya
itu. Jadi
ibaratnya, udah kenal gitu loh.
793

794
Setelah dikasarin, kamu pernah
berhubungan seksual juga sama
795
dia?
796

Ada, pernah!
797
Ketidaknyamanan

Orgasme juga?
798
dalam berhubungna

Ga, lebih yang takut tu loh. Jatohnya
799
seksual
800
Keterpaksaan dalam

Nikmatin ga?
801
melakukan hubungan

Ga, orang ga ada rasa enjoy-enjoynya
802
seksual
803
Ketidaknyamanan
804
dalam berhubungna
805
seksual
806
tu kaya lagi diperkosa tu loh.
tu loh.

Kalo yang nomor 1, ga enjoy dan ga Subjek merasakan
orgasmenya karena?
kekecewaan karena

Kasar.
tidak dianggap

Berarti
807
pas
lagi
berhubungan sebagai pacar oleh
seksual itu juga ngomong kata-kata pasanganny yang
kasar? Contohnya?
808
809
Keterpaksaan dalam
810
melakukan hubungan
811
seksual

pertama.
“Bitch bitch come on!” kan disitu
posisi gue pacaran, lohh kok gitu?
Aku sama dia itu dulu emang bukan
yang
tipe
jarang
ketemu
dan
812
berhubungan.
813
disayag-sayang
814
bitchin. Jadi ngerasanya tu buakn
Buakn
jatohnya
malah
dibitch-
815
Kebutuhan untuk
disayang, cuman ngerasa dipake
816
merasa disayang oleh
doang tu loh. Kaya misalnya abis ML
817
pasangan
tuh, dia ngomong “aku pergi dulu
yah” udah, abis itu pergi tu orang. Ya
818
emang sih malem kan kita mainnya.
819
Cuma abis berhubungan tu ya dia
820
kaya ngomong “udah ya aku pergi
821
dulu”, “lho mau kemana?” “udah ada
822
823
janji
Perasaan sakit hati
sama
temen.”.Padahal
sebelumnya tu ga ngomong kalo ada
824
janji, dan baliknya juga pagi gitu.
825
Kalau
826
seenggaknya lu ngajak gue gitu loh,
827
karena kan gue cewenya. Ya emang
828
sih gue pernah protes, masa iya gue
pun
beneran
ada
janji,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
829
pacar dipake abis itu ditinggal sama
830
temen-temennya?
831
Diajak
dong
harusnya. Jadi tu ruang lingkupnya
Harapan subjek
cuma berdua aja, dia sama temen-
832
temennya, ya gue sama temen-temen
833
gue. Jadi yaudah berdua ya berdua aja
gitu. Ketemu tuh bisa 2 minggu
sekali, yaa texting sering lah.
834
Ketidaknyamanan

Kalo yag kedua gimana?
835
dalam berhubngan

Posesif brayy, dibawa kemana-mana, ketidaknyamanan
Subjek merasakan
digeret kemana-mana. Ya bagus sih, pada pasangannya
jadi ngerti gitu loh. Aku sebenernya yang kedua karena
836
837
masuk ke dunianya dia, dia kuajak
838
keduniaku cuman ga masuk hehe. Ga
839
terlalu nyambung tu loh, jadi obrolan
840
sama candaannya tu ya cuman basa
841
harus menjdai orang
lain saat dengan
pasangannya.
basi. Gak yang akrab gitu. Kan emang
842
temen-temenku juga jarang yang
843
anak-anak introvert gitu loh, jarang
844
yang anak-anak rumah. Jadi yaa ga
845
ngerti apakah range usiakah atau
846
sifatnya kah, jadi ya ga nyambung
847
gitu. Kalo aku sama dia tu ya, kaya
848
aku ga jadi diri aku. Kalo sama temen
gue tu ya gue bisa ketawa cekakakan,
849
tapi pas lagi sama dia tu ya jadi kalem,
850
diem, kaya yang bukan aku.
851
Pengevaluasian diri
852
subjek
853

dari kelima cowo ini?
856
evaluasi diri dan

Ga ada sih. Balik-baliknya ke aku subjek sendiri lebih
sendiri.
memilih menyalahkan

Maksudnya?

Mungkin apa guenya yang ga tegas,
854
855
Ada yang pengen kamu tambahin Subjek melakukan
dirinya sendiri atas
kejadian terebut.
apa guenya yang terlalu bisa terima.
857
Yaa kaya salahnya aku sendiri.
858

sih?
859
860

861
beda-beda. Ada ynag dasarnya suka
863
sama suka, ada yang kepaksa, ada
864
866
yang kebutuhan mungkin.

arti seks bagi dirinya
Umm seks.. Itu hubungan intim ynag dan memberikan
dilakukan sama dua orang, tapi atas faktor-faktor apa saja
dasarny beda-beda, jadi motifnya
862
865
Kalo menurut kamu, seks itu apa Subjek memberikan
Kalo buat kamu sendiri? Seks itu
apa? Kan tadi yang menurut umum
yang bisa membuat
dirinya bisa
berbuhubungan
seksual dengan sosok
pria.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94

867
Seks sebagai
868
kebutuhan
biologis too, abis itu semacam ikatan
869
pemenuhan perasaan
ke pasangan.

870
Kebutuhan ada, karena ada kebuthan
Nah, itu pasangan maksudnya
berstatus atau ga?
871

872
Ga,
berarti
masuknya
cuman
kebutuhan kalau ga berstatus.
873

874
Nah, kan kamu bilang, kamu bisa
berhubungan seksual sama cowo
875
tuh kalo kamu dapet rasa nyaman.
876
Apakah
kamu,
878
hubungan
seksual
879
memaintain rasa nyaman itu atau
880
mendapat sebuah status?

881
melakukan
itu,
untuk
Dua duanya. Tapi ketika lu liat
882
orangnya nih, kira-kira si cowonya ga
883
bias dibawa kearah pacaran nih.
884
Yaudah, ga bisa dipaksain juga too.

885
886
Kenyamanan sebagai
887
syarat utama
888
Berarti hanya untuk memaintain
rasa nyaman itu?

Iya bisa dibilang gitu sih.

Selain dari rasa nyaman, kira-kira
apa yang dibutuhin?
889

890
Kebutuhan untuk
891
merasa disayang oleh
892
pasangan
Kasih sayang hehehe. Cuy, gue butuh
affection hehehe.

Nah, kan kalo kasih saying tuh kan
lebih
kearah
perasaan.
Tapi,
893
kenapa kamu mau berhubungan
894
seks sama orang yang ga brstatus?
895

Yaa jatohnya yaa kebutuhan lagi.
896
Karena mau ga mau itu udah jadi
897
kebutuhan biologis gue. Tapi gue
898
masih
890
891
892
bisa
maintain
kebutuhan
seksual gue, karena gue ga umm
fokusnya ga disitu. Lebih ke fulfill
rasa nyaman itu sih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 2
Tes SSCT
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Item
14
29
44
59
Rating
Interpretatif
Summary
Item
1
16
31
46
Rating
Interpretatif
Summary
Item
12
27
42
57
Rating
Interpretatif
Summary
Pernyataan
Ibuku banyak menuntut, tapi pasti ada hasilnya kedepan
Ibuku dan aku kdang berantem, kadang akur
Menurutku kebanyakan para ibu selalu nunut anaknya buat kebaikian si anak juga pda akhirnya
Aku senang pada ibuku, tapi sering berantem
1
subjek melihat sosok ibunya sebagai sosok yang banyak menuntut dan sering berlawanan pada dirinya. Akan tetapi, subjek melihat
ada nilai positif di dalamnya
Pernyataan
Aku merasa ayahku jarang marah
Seandainya saja ayahku tetep sehat
Aku berharap ayahku tetap sehat
Aku merasa ayahku yang paling ngerti aku
0
Subjek merasa diriya cocok pada ayahnya. Subjek memiliki harapan pada ayahnya agar sembuh dari penyakitnya.
Pernyataan
Dibandingkan dengan keluarga lain, keluargaku kompak
Keluargaku memperlakukanku seperti anak pertama pada umumnya, banyak tuntutan dan ekspektasi
Kebanyakan keluarga yang aku kenal baik dan perhatian
Ketika aku masih anak-anak, keluargaku bahagia
1
Subjek merasa diberikan tuntutan sebagai anak pertama. Subjek juga merasa bahwa keluarganya tidak sebahagia saat dirinya masih
anak-anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Item
10
25
40
55
Rating
Interpretatif
Summary
Pernyataan
Menurutku, wanita yang ideal adalah wanita yang mandiri dan tidak tergantung pada apapun
Menurutku, kebanyakan gadis manja dan tidak mau berusaha mandiri
Aku yakin kebanyakan wanita itu manja
Hal yang paling kurang kusukai pada wanita manja
1
Subjek melihat sosok wanita sebagai sosok yang manja dan tidak mau berusaha. Subjek memiliki pandangan negtif terhadap sosok
wanita dan berusaha untuk menjadi mandiri
Item
11
26
41
56
Rating
Interpretatif
Summary
Pernyataan
Ketika aku melihat pria dan wanita sedang bersama-sama, berpikir maybe mereka couple
Perasaanku terhadap kehidupan perkawinan adalah komitmen for eternity dan harus bisa menjaga komitmen itu
Jika saya mempunyai relasi seksual, mostly he is not my bf
Kehidupan seksualku biasa aja
0
Subjek memiliki kehidupan seksual yang cenderung biasa-biasa saja. Akan tetapi, subjek memiliki relasi seksual pada pria yang tidak
memiliki status hubunan dengannya.
Item
8
23
38
53
Rating
Interpretatif
Summary
Pernyataan
Aku merasa teman sejati tahu the worst part of me, tapi tetep by my side dan support
Aku tidak suka orang yang suka ngejudge orang
Orang yang paling aku sukai adalah orang orang yg bisa aku ketawa dan bisa dipercaya
Ketika aku sedang pergi, teman-temanku ku ajak
0
Subjek memiliki kriteria teman sejati adalah orang yang mendukung dirinya, humoris, dan dapat dipercaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Item
6
21
36
51
Rating
Interpretatif
Summary
Item
4
19
34
48
Rating
Interpretatif
Summary
Item
13
28
43
58
Rating
Interpretatif
Summary
Pernyataan
Atasan atau orang yang membawahiku udah kayak keluarga
Di sekolah, guruku biasa aja
Ketika aku melihat atasanku datang, ak bersikap biasa aja
Orang yang kuanggap mempunyai kedudukan lebih tinggi dari aku, harusnya lebih profesional dan lebih bertanggung
jawab
0
Subjek melihat atasannya sebagai keluarga sendiri. Subjek memiliki harapan bahwa atasannya harusnya lebih profesional dan lebih
bertanggung jawab
Pernyataan
Jika saya diberi tanggung jawab cepet cepet nyelesein
Jika seseorang bekerja untukku, maka orang itu harus di anggap sebagai teman dan patner
Orang-orang yang bekerja untukku bisa dipercaya dan diandelin
Saat memberi perintah pada orang lain, aku menggunakan kalimat tolong,boleh ga, mau ga
0
Subjek memperlakukan bawahannya sebagai teman atau partner yang bisa dipercaya dan diandalkan. Subjek juga dapat
menyelesaikan tanggung jawabnya dengan disiplin.
Pernyataan
Dalam urusan pekerjaan, paling baik aku bekerja sama dengan orang yang sudah aku ketahui kemampuannya
Orang-orang yang bekerja denganku adalah sahabat sahabatku yang bisa diandalkan
Aku suka bekerja dengan orang yang bisa dipercaya dan mau kerja extra
Orang-orang bekerja denganku biasanya bisa dipercaya
0
Subjek senang bekerja dengan orang yang dapat dipercaya, mau kerja extra, dan pernah bekerja dengan subjek sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Item
7
22
37
52
Rating
Interpretatif
Summary
Item
15
30
45
60
Rating
Interpretatif
Summary
Item
2
17
32
47
Rating
Interpretatif
Summary
Pernyataan
Aku tahu ini terlihat tidak masuk akal, tapi sebenarnya saya takut pada ketidak pastian
Hampir semua temanku tidak tahu bahwa aku takut pada sesutu yang ga pasti
Aku berharap aku dapat menghilangkan rasa takut pada serangga
Rasa takut kadang-kadang memaksaku untuk lakuin hal-hal konyol dan aneh
1
Subjek tidak menyukai hal-hal bersifat tidak pasti dalam kehidupannya. Subjek juga memiliki fobia pada serangga. Dalam mengatasi
rasa takut, subjek dapat melakukan hal-hal konyol
Pernyataan
Aku mau melakukan apa pun untuk melupakan kesalahan masa lalu
Kesalahan terbesarku ga dengerin kata kata ortu dan ga pernah mau share problem ke keluarga, jadi mereka ga tau apa
yang lagi aku hadepin
Di masa lalu, aku merasa bersalah tentang rebel sama ortu
Hal terburuk yang pernah aku lakukan ngerokok
1
Subjek merasa memiliki kesalahan pada masa lalunya, terkait dengan keterbukaan terhadap keluarganya. Subjek merasa sangat
bersalah saat dirinya memutuskan untuk merokok.
Pernyataan
Ketika hal yang aneh menimpaku biasanya protes dan ngomel tapi pasti ada sesuatu yang bagus after that
Aku yakin aku memiliki kemampuan untuk lewatin semua cobaan
Kelemahan terbesarku ga bisa bangun pagi dan ga bisa tegas
Ketika keberuntungan menjauh dariku, doa
0
Subjek melihat suatu hal positif dibalik masalah-masalah yang dihadapinya. Subjek juga dirasa tabah dalam melewati masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Item
9
24
39
54
Rating
Interpretatif
Summary
Item
5
20
35
50
Rating
Interpretatif
Summary
Item
3
18
33
49
Rating
Interpretatif
Summary
Pernyataan
Ketika aku masih anak-anak, aku punya banyak cita cita
Di masa lalu, aku banyak melakukan hal bodoh
Jika aku bisa kembali ke masa lalu, ga bakal ngulangin kesalahan yang sama
Ingatan yang paling jelas tentang masa laluku nakal dan rebel
0
Subjek memiliki cita-cita ynag belum tercapai saat ini dan berusaha untuk tidak mengulang kesalahan yang sama
Pernyataan
Bagiku, masa depan tampak jelas dan butuh pengorbanan
Aku berharap di masa mendatang bisa sukses dan mandiri
Suatu hari nanti aku bakal minggat dari jogja
Ketika umurku semakin bertambah karir harus makin bagus
0
Subjek memiliki harapan untuk sukses dan mandiri di masa depan, setelah melakukan beberapa pengorbanan.
Pernyataan
Aku selalu ingin jalan jalan keliling dunia
Aku akan sangat bahagia jika goals ku kecapai
Ambisi yang kurahasiakan adalah pengen karir bangus
Hal yang paling kuinginkan dalam hidup itu bahagiain keluarga dan nemunin orang yang bisa komit dan nerima
kekurangan dan masa lalu
0
Subjek akan merasa bahagia bila mimpinya tercapai. Subjek berharap dapat membahagiakan keluarga dan mendapatkan seorang
pasangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 3
Tes BFI
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Download