PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Motivasi Menjalin Relasi Romantis pada Perempuan yang Dilabeli Bispak: Sebuah Studi Kasus SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Disusun Oleh: Ivander Harlison Tjahjo 119114185 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 i PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HALAMAN MOTTO “SUMURUP LAN URUP GAWE URIP NDER! OJO KENDO!” Prof. Dr. A. W. S. Nugraha, iv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HALAMAN PERSEMBAHAN Saya persembahkan karya ilmiah ini kepada: Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat, perlindungan serta kesempatan yang senantiasa diberikan kepada saya. Untuk Ayah, yang dengan sabar dan semangat agar dapat melihat anaknya yang nakal bertoga. Untuk Ibu yang senatiasa memberikan nasihat, semangat dan mendengarkan keluh kesah penulis. Untuk aplikasi Tinder yang telah membatu penulisan dalam penelitianini untuk penulis. Untuk semua orang-orang baik yang ada di sekitar penulis. Dan untuk orang-orang yang sering memandang sebelah mata mahasiswamahasiswa yang membutuhkan waktu lebih untuk menyelesaikan tugas akhir. Hargailah setiap orang yang sedang berproses. v PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Motivasi Menjalin Relasi Romantis pada Perempuan yang Dilabeli Bispak: Sebuah Studi Kasus Ivander Harlison Tjahjo ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melihat pola motivasi relasi romantis yang dilakukan oleh seorang wanita (Sm) yang dilabeli sebagai seorang bispak. Penelitian ini bersifat kualitatif, dengan metode studi kasus, yang memungkinkan peneliti untuk melihat kasus dari berbagai pandangan. Dari hasil penelitian, terdapat 3 hal yang ditemukan dalam penelitian ini. Pertama ,dalam memperoleh kenyamanan Sm berganti-ganti pasangan untuk mencapai rasa nyaman. Yang menunjukkan bahwa dalam relasi-romantisnya, terdapat sebuah komitmen, bukan terhadap pasangannya, akan tetapi pada dirinya akan pemenuhan rasa nyaman tersebut. Kedua, dalam pencariannya dalam kenyamanan ini yang menciptakan kondisi frustrasi-regresi. Frustrasi terjadi saat adanya ketidakmampuan Sm memperoleh rasa nyaman yang kemudian diwujudkan dalam regresi ke dalam hubungannya dengan orang baru. Ketiga, kebutuhan akan seks memang muncul, akan tetapi bukan sebagai tema utama dalam kebutuhan. Kebutuhan akan seks menjadi kebutuhan primer yang muncul saat kebutuhan untuk merasa nyaman, kebutuhan berafiliasi, dan kebutuhan untuk merasa aman telah dipenuhi oleh pasangannya. Bila dilihat dari hasil yang telah ditemukan, informan memiliki 4 jenis kebutuhan yang muncul jika dihubungkan dengan perilakunya. Keempat kebutuhan tersebut adalah kebutuhan untuk merasa nyaman, kebutuhan berafiliasi, kebutuhan untuk merasa aman, dan kebutuhan seks. Kata kunci : motivasi, bispak, kebutuhan, studi kasus, frustasi-regresi vii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI A Motivation on A Girl Whose Labeled As “Bispak” in Romantic Relations : A Study Case Ivander Harlison Tjahjo ABSTRACT This research aimed to identify the motivation patterns on romantic relation from a girl (Sm) whose labeled as “bispak” (bisa diapakai). This research’s a qualitative, with case study as the method, thus let the researcher can obtained data from other angles. There’re 3 things that found at this research. First, on fulfilling the needs of comfort, Sm shows that she’ll keep changing in order to fulfill her needs of comfort. This showed that the commitment are exist, but it’s not for the sake of the relation, instead it’s for herself to keep maintaining the needs of comfort from the partners. Second, there’s a frustration-regression pattern in every relation, which happened because there was a frustation in unfulfilled needs of comfort that will led at regression on the relationship with the new partner. Third, there was need of sex, but it’s stand after the needs of comfort, affiliation, and safe are fulfilled. There are 4 motives that led by her needs, those are needs of comfort, needs of affiliation, needs of feeling safe, and needs of sex. Keyword : motivation, bispak, needs, case study, frustration-regression viii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KATA PENGANTAR Puji syukur dan terima kasih saya ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala penyertaan dan pendampingan selama proses pengerjaan skripsi ini. Pada proses penulisan skripsi ini penulis juga mengucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M. Si selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. 2. Bapak Paulus Eddy Suhartanto, M. Si Selaku Kepala Program Studi Psikologi Universitas Sanata Dharma. 3. C. Siswa Widyatmoko, M.Psi selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing selama proses penyusunan skripsi. Terimakasih atas semua bantuan, bimbingan, waktu, saran, serta kesabaran yang telah diberikan. 4. Bapak Paulus Eddy Suhartanto, M. Si, selaku dosen pembimbing akademik 2011 yang selalu memberikan saran, dukungan dan bantuan selama penulis menempuh studi. 5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Psikologi Sanata Dharma yang telah berbagi ilmu dan memberikan semangat. 6. Seluruh subjek penelitian saya yang sudah mau direpotkan dan mendoakan keberhasilan saya. 7. Bapak, Ibu dan Adik saya yang selalu mendoakan, memberikan semangat, dan menunggu dengan sabar sampai skripsi ini selesai. Terima kasih atas pikiran, tenaga dan biaya yang sudah banyak x PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dicurahkan untuk saya, selalu bersyukur bisa berada ditengahtengah kalian. 8. Terima kasih pada aplikasi Tinder yang telah menyediakan subjek bagi penelitian ini. 9. Terima kasih pada Ym Dneirflrig yang telah memberikan semangat, dan memberi pelajaran apa itu hubungan yang sehat. Love you! 10. Terima kasih sebesar-besarnya kepada Mas Ucil, yang sudah mau meluangkan waktunya disela-sela kesibukannya. 11. Keluarga besar UKF Futsal. Terima kasih sudah mengijinkan saya berkarya bersama kalian. 12. Teman-teman UK PAT, Arga, Bram, Mas Windra, Boni, Gandring, PakDhe, Sucek, dll. Terima kasih sudah mengijinkan saya berkeringat bersama kalian. 13. Teman-teman kontrakan, Maccabe, Bram, Rio, Kiplek, terima kasih karena saya bisa menjadi bagian dari kalian. 14. Kepada teman-teman angkatan 2011, yang satu persatu dari kita sudah meninggalkan kampus ini. Sukses untuk kalian semua. Senang bisa saling mengenal. Tuhan memberkati. 15. Saudaraku Scooterist 9114. Yuda, Bayu, Aji, Anoy, Tole, Daniel, Haha, Widek, Bendot, Vico, Boncel, Grego, Gencet, Gempol, Boni, Kunto, Made, Kiplek, Gunam, Pandu, Awang, Pak Pid. Terimakasih untuk kebersamaan dan permainannya selama ini. Terima kasih atas pengalaman berkendara Jogja-Lombok yang sangat luar biasa. xi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Terimakasih untuk canda tawa yang kalian ciptakan. Terimakasih juga untuk dukungan, bantuan, perhatian dan kasih sayang kalian. Selalu sukses dan tetap bersahabat. Tuhan memberkati kalian lur!!. 16. Terima kasih Kepada seluruh pihak yang belum dapat peneliti ucapkan satu persatu. Semoga Tuhan memberikan segala yang terbaik untuk kalian. Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki kekurangan, untuk itu penulis sangat terbuka untuk menerima saran dan kritik yang dapat membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak orang. Tuhan memberkati kita semua. Amin. Yogyakarta, Penulis, Ivander Harlison Tjahjo xii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ..................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii HALAMAN MOTTO ........................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................... vi ASBTRAK ........................................................................................................... vii ABSTRACT ........................................................................................................... viii LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ..................................................... ix KATA PENGANTAR .......................................................................................... x DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xv BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 A. Latar Belakang............................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah....................................................................................... 7 C. Tujuan Penelitian........................................................................................ 7 D. Manfaat Penelitian...................................................................................... 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................. 9 A. Motivasi...................................................................................................... 9 B. Relasi Romantis dan Hubungan Seksual................................................... 14 C. Dinamika Motivasi Pada Perempuan yang Menjalin Relasi Romantis dan Melakukan Hubungan Seksual.................................................................. 18 xiii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 21 A. Jenis Penelitian.......................................................................................... 21 B. Fokus Penelitian........................................................................................ 22 C. Metode Pengambilan Data........................................................................ 23 D. Informan Penelitian................................................................................... 29 E. Analisis Data............................................................................................ 29 F. Kredibilitas dan Dependabilitas Penelitian............................................... 36 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 39 A. Hasil Penelitian..........................................................................................39 B. Pembahasan............................................................................................... 55 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 64 A. Kesimpulan............................................................................................... 64 B. Keterbatasan Penelitian............................................................................ 65 C. Saran......................................................................................................... 65 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 67 xiv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Verbatim Informan .............................................................. 72 Lampiran 2. Tes SSCT ............................................................................. 95 Lampiran 3. Tes BFI ............................................................................... 101 xv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada 2016 lalu, penulis berkesempatan untuk bertemu dengan Sm (24 tahun) yang merupakan seorang mahasiswi dari salah satu universitas swasta di daerah Yogyakarta. Dalam sebuah perbincangan yang konfidensial, Sm mengaku melakukan hubungan seksual dengan pasangan-pasangannya. Ia bercerita ada sebanyak enam orang pada tahun 2015-2016 yang menjalin hubungan dengannya. Ia menjalin hubungan dengan tujuan memperoleh rasa aman dan nyaman. Dalam rangka pemerolehannya tersebut, hubungan seksual menjadi “bumbu” yang ia gunakan dalam memperpanjang usia hubungannya. Meskipun layaknya “bumbu”, hubungan seksual yang ia lakukan justru mendatangkan beberapa permasalahan baginya. Sm pernah diancam untuk dibunuh dan disakiti secara fisik oleh pasangannya saat ia menolak untuk berhubungan seks dengan pria tersebut. Walaupun begitu, Sm selalu melakukan hubungan seksual setelah kejadian tersebut dengan pasanganpasangan lain setelahnya walau tanpa ada komitmen berpacaran terlebih dahulu. Cerita-cerita soal Sm ini kemudian juga mengalir ke jejaring pertemanannya. Ia kemudian diberi label “bispak” oleh teman-teman pergaulannya. Meskipun demikian, label tersebut 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 menjadi identitas yang ia tampik. Sm merasa jengkel, sedih dan berusaha untuk melawan stigma dari lingkungan sosialnya tersebut. Sm merupakan salah satu dari sekian banyak orang muda Indonesia yang mengalami tekanan terkait seks. Dalam alam pikir orang Indonesia, seorang seperti Sm disebut sebagai remaja yang memiliki asosiasi dengan ketidakstabilan diri. Para remaja inilah yang dalam masyarakat mendapat sorotan, sebab belum cukup umur menjadi orang yang dewasa, atau mampu menyesuaikan dengan norma sosial. Para remaja dianggap sering melakukan aktivitas yang tidak produktif, seperti kenakalan dan seks pra-nikah (Kartono, 2009). Apabila Anda memasukkan kata kunci “bispak” lewat Google, Anda akan menemukan sekitar 31.400.000 hasil. Jumlah ini menunjukkan bahwa percakapan yang mencakup kata “bispak” sangat populer di Indonesia. Sampai saat ini, tidak jelas siapa yang mempopulerkan istilah yang merupakan singkatan dari “Bisa Dipakai” (atau bisa ditiduri). Namun, istilah ini muncul sejak pertengahan 90an dan menjadi prokem di kalangan Ekekutif Muda Jakarta yang kala itu tengah menjadi profesi favorit para sarjana di Indonesia. Berbeda dengan kata PSK (Pekerja Seks Komersial), yang seringkali digunakan dengan bayaran (komersial). Istilah bispak diasosiasikan dengan “seks sebagai suatu kesenangan semata” (just for fun). Gagasan soal “seks sebagai kesenangan” ini juga senada dengan perkataan Lehmiller dalam bukunya yang berjudul The Psychology of 2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3 Human Sexuality (2014). Lehmiller (2014) mengatakan bahwa seks, selain sebagai fungsi reproduksi, dapat pula dilihat sebagai bentuk rekreasi, cara untuk mengekspresikan cinta atau menjadi lebih intim dengan pasangannya, cara untuk merayakan peristiwa yang menyenangkan dan bagi beberapa orang menjadi cara untuk memperoleh uang. Banyaknya alasan untuk melakukan hubungan seksual menjadikan pemahaman soal motivasi melakukan hubungan seksual menjadi lebih kompleks. Mc Adams & Dubin (1992), mengatakan bahwa motivasi tidak terlepas dari adanya kebutuhan yang dimiliki individu. Motivasi adalah cermin dari perilaku individu. Perilaku individu itu sendiri merupakan gabungan sejumlah kebutuhan dasar, kebiasaan-kebiasaan pribadi, pengalaman, bakat, dan kemampuan pribadi, serta pengaruh dari lingkungan (Maslow dalam Goble, 1987). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa motivasi pada seseorang berkaitan erat dengan sistem kebutuhannya. Perbedaan kebutuhan dari masing-masing individu inilah yang menyebabkan perbedaan motivasi yang dimiliki, meski wujud perilakunya sama. Dalam teks klasiknya, Maslow (1943) menyatakan setidaknya ada lima rangkaian tujuan yang disebutnya sebagai kebutuhan dasar. Pertama adalah kebutuhan fisiologis dalam rangka untuk mempertahankan keberadaan fisiknya seperti makan, minum, seks atau tidur. Apabila kebutuhan kedua ini terlegakan, maka akan muncul rangkaian kebutuhan yang baru, yakni kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan kedua ini PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4 mensyaratkan rasa aman dari segala macam ancaman dan kecemasan di sekitarnya. Kebutuhan kedua ini tidak akan mungkin terpenuhi sebab rasa tidak aman akan hadir lewat sesuatu yang tidak bisa dikontrol individu, misalnya bencana alam dan perang. Kebutuhan ketiga adalah kebutuhan akan rasa memiliki dan kasih sayang yang berupa afiliasi terhadap orang lain. Wujud kebutuhan ini tampak dalam persahabatan, percintaan, atau pembentukan keluarga. Apabila terpenuhi, kebutuhan keempat yang muncul adalah kebutuhan akan penghargaan. Kebutuhan ini meliputi sikap untuk menghormati orang lain dan memiliki harga diri. Dengan dipenuhinya penghargaan ini, maka individu akan siap untuk mengaktualisasikan dirinya. Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri ini menunjukkan bahwa individu musti mengembangkan potensi, individu harus menjadi seseorang yang dapat ia capai, seorang penyair musti membuat puisi atau seorang musisi musti membuat lagu. Teori motivasi yang dijabarkan oleh Maslow ini menunjukkan beberapa kelemahan ketika digunakan sebagai alat bedah motivasi seseorang yang dilabeli bispak dalam melakukan pergantian pasangan. Hal ini juga dipengaruhi dengan pandangan soal hubungan seks yang tidak dengan mudah dapat dikategorikan ke dalam kebutuhan fisiologis semata. Apabila seks menjadi sarana untuk rekreasi, maka seks menjadi kebutuhan akan rasa aman. Meskipun demikian, alur pikir ini tidak memuaskan, sebab dalam kasus Sm kebutuhan akan rasa memiliki dan kasih sayang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5 juga muncul. Dengan demikian, hirarki kebutuhan yang disampaikan Maslow tidak begitu cocok untuk menggali motivasi yang dimiliki Sm. Guna mengisi kekurangan yang dimiliki Maslow, gagasan Clayton Alderfer (1969/1972) dalam ERG Theory (Existence, Relatedness and Growth Theory) soal frustrasi-regresi akan menjawab bagaimana seseorang tidak perlu menunggu sampai kebutuhan masing-masing hirarki dalam Maslow terpenuhi. Teori yang digagas Alderfer ini menempatkan kebutuhan seseorang dalam konteks organisasi, misalnya dalam tempat kerja ataupun dalam jejaring masyarakat. Apabila kebutuhan yang lebih tinggi bermasalah dan tidak terpenuhi, maka seseorang akan kembali ke kebutuhan yang lebih rendah. Misalnya, apabila seseorang mengalami kegagalan dalam pengaruh yang kreatif dan produktif terhadap diri sendiri maupun lingkungan (seorang musisi karir bermusiknya mandek) maka ia akan cenderung kembali ke kebutuhan yang lebih rendah (musisi menjadi model iklan). Dalam hal ini, frustrasi mengakibatkan regresi ke kebutuhan yang lebih rendah. Atau dengan kata lain ada tegangan yang muncul dalam pemenuhan kebutuhan dengan hasrat manusia (Yang, Hwang & Chen, 2011). Pembentukan pola frustrasi-agresi ini tampak dalam diri Sm yang cenderung akan berganti-ganti pasangan apabila tidak menemukan seseorang yang mampu mengisi kediriannya. Meskipun demikian, penguraian motivasi dalam diri Sm ini menjadi contoh yang penting sebab kompleksitas dan pola relasi yang terbangun pun sangat kotemporer. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6 Selain itu, jika berbicara dengan kebutuhan-kebutuhan manusia, maka tidak dapat lepas dari teori kebutuhan miliki Murray (1954). Murray mengatakan bahwa terdapat 20 kebutuhan manusia yang mendorong manusia dalam memunculkan perilaku-perilaku di kesehariannya. Ketiadaan komitmen dalam kasus Sm ini menarik sebab akan menantang tesis Sternberg & Barnes (1988) mengenai teori segitiga cinta dengan tiga komponennya; hasrat, intimasi dan komitmen. Komitmen yang dimiliki Sm dan pasangannya tidak semata-mata sebagaimana dipahami Sternberg sebagai keputusan sadar untuk terikat satu sama lain, komitmen pada Sm tampak dalam keterikatannya pada hasrat terhadap rasa nyaman. Perlu dicatat bahwa sedari awal penyebutan “bispak” mengalami sebuah konstruksi dari dunia yang sifatnya maskulin dan melihat wanita semata-mata sebagai objek seksual. Namun, yang menjadi perhatian dalam penelitian ini adalah soal pengalaman para kaum muda ini soal menjalin hubungan yang melibatkan penetrasi alat kelamin, secara khusus pola psikologis seperti apa yang terbangun pada seorang wanita yang melibatkan diri dalam dunia yang berganti-ganti pasangan seksual. Karenanya, kesadaran bahwa sebutan “bispak” dalam penelitian ini mengandung adanya ketimpangan dalam dunia yang didominasi oleh pandangan maskulin perlu dipahami sedari awal. Dengan melihat motivasi yang dimiliki Sm, maka dapat pula dilihat wujud relasi seperti apa yang berlangsung di antara pasangan muda saat ini. Tentunya, model hubungan pasangan muda sekarang juga amat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7 kompleks, karenanya kasus Sm ini akan mengisi satu dari sekian banyak pola yang terbentuk. Oleh karenanya, peneliti mencoba untuk menghindari pelabelan terhadap orang-orang yang disebut “bispak”, sebab bispak sendiri bisa memojokkan seseorang dengan berubah-rubah dalam istilahistilah lain; ciblek, lonte, cabe-cabean, atau kimcil. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini, adalah bagaimana pola motivasi perempuan yang dilabeli bispak dalam menjalin relasi romantis? C. Tujuan Penelitian Mengetahui pola motivasi perempuan yang dilabeli bispak dalam menjalin relasi romantis. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Memberikan contoh gambaran model hubungan lawan jenis dalam perkembangan masyarakat urban. 2. Manfaat Praktis PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8 a. Memberikan gambaran kritis bagaimana pelabelan terhadap seseorang dapat membuat perubahan mengenai identitas dirinya. b. Memberikan alternatif pengetahuan bagaimana seseorang menghadapi pelabelan terhadap dirinya. c. Memberikan pengetahuan bagaimana ketimpangan hadir dalam keseharian masyarakat lewat cara bertutur. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Motivasi 1. Pengertian Motivasi Steers & Porter (1983) mengungkapkan bahwa kata “motivasi”, atau dalam bahasa Inggris biasa disebut “motivation”, berasal dari bahasa Latin movere yang berarti “menggerakan” atau “daya penggerak”. Pengertian motivasi dinyatakan secara lebih komprehensif oleh Berry dan Houston (dalam Marpaung, 2000) sebagai suatu dorongan, arah, dan persistensi dari perilaku manusia. Hal ini senada dengan yang diungkapkan Kanfer (Hughes, 1999) bahwa motivasi adalah segala sesuatu yang memberikan arah, intensitas dan persistensi dari perilaku. Menurut Azwar (2000) motivasi tidak lain adalah sebuah rangsangan, dorongan, maupun pembangkit tenaga yang dimiliki seseorang dalam berbuat sesuatu yang sudah ditetapkan sebelumnya. Hal ini sejalan dengan Lawler (dalam Wijono, 2010) yang mendefinisikan motivasi sebagai perilaku yang diatur oleh pusat pengontrolan pada manusia yang mengarahkan individu untuk mencapai suatu tujuan. Penjelasan mengenai motivasi tidak dapat dilepaskan dari peran kebutuhan. Sunaryo (dalam Ratnasari, 2012) menyatakan bahwa motivasi berasal dari adanya keinginan dan kebutuhan pada diri individu, sehingga memotivasi individu tersebut untuk memenuhinya. Keterkaitan antara kebutuhan dalam lingkup motivasi terlihat dalam teori kebutuhan Murray 9 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10 (dalam Schultz, 2009). Dalam teori ini, Murray mengatakan, bahwa keputusan-keputusan manusia dalam berperilaku didasari oleh kebutuhannya, kebutuhan ini yang membentuk kepribadian individu tersebut. Kemudian, kebutuhan tersebut memunculkan tegangan dan manusia akan berusaha untuk mencari cara untuk menghilangkan atau menguranginya dengan cara bertindak untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Sehingga, kebutuhan akan memberikan kekuatan dan mengarahkan perilaku untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan miliknya. Murray dalam Schultz (2009), menyebutkan setidaknya terdapat 20 kebutuhan manusia yang terbagi menjadi 4 kelompok. Berikut adalah kebutuhan-kebutuhan yang disebutkan Murray. Pertama adalah kebutuhan yang dimotivasi oleh keinginan untuk mencapai power, kekayaan, prestis, pengetahuan atau prestasi kreatif: achievement, aggression, counter-action, dominance, exhibition, order, dan understanding. Kedua, kebutuhan ynag dimotivasi oleh afeksi, kekaguman, simpati, cinta, dan ketergantungan: affiliation, deference, nurturance, succorance, dan sex. Kemudian, ketiga, kebutuhan yang dimotivasi oleh keinginan akan kebebasan, perubahan, perangsangan, dan permainan: autonomy, play/playmirth, dan sentience. Terakhir, adalah kebutuhan lain-lain: abasement, defendance, harmavoidance, inavoidance, dan rejection. Meskipun demikian, teori kebutuhan yang digagas Murray ini terlalu luas dan subyektif. Dalam beberapa kesempatan, hasil reliabilitas PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11 dan validitas pada Thematic Apperception Test (TAT) yang berdasar pada teori Murray menunjukkan nilai yang rendah (Flett, 2008). Melengkapi bagaimana kebutuhan ini berdinamika dalam alam psikologis seseorang, teori motivasi berbasis kebutuhan bereksistensi, terhubung dan bertumbuh dikembangkan Clayton Alderfer pada tahun 1969, atau sering disebut sebagai ERG Theory. Teori ERG mencoba memberikan pandangan baru dan mengkritik teori hierarki milik Maslow (1954). Sebenarnya kategori kebutuhan dalam teori ERG dan Maslow hampir sama, akan tetapi, Maslow tidak dapat memberikan bukti secara empiris dan beberapa studi yang pernah dilakukan pun tidak dapat memvalidasi teori Maslow (Hall & Nougaim, 1968; Korman dkk., 1997; Lawler & Suttle, 1972; Rauschenberger dkk., 1980). Teori milik Maslow, berisi 5 tingkatan kebutuhan (dari bawah keatas): kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan kasih sayang, kebutuhan akan penghargaan, dan aktualisasi diri. Dalam tiap kebutuhan terdapat batasan yang tidak begitu tegas. Maslow (1954), mengelompokkan penyakit fisik, rasa sakit, dan kekerasan sebagai kebutuhan fisiologis, sedangkan luapan amarah orang tua, name calling (kekerasan verbal terhadap seseorang atau kelompok), dan penggunaan kata-kata kasar dikelompokkan dalam kebutuhan akan rasa aman. Maslow mengatakan bahwa ancaman yang bersifat fisik, masuk ke dalam kebutuhan fisiologis, sedangkan kebutuhan akan rasa aman termasuk di PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12 dalamnya adalah interaksi dengan orang lain. Selain itu, konsep kebutuhan akan kasih sayang dan penghargaan pun memiliki ambiguitas dalam batasannya. Maslow menyebutkan bahwa kebutuhan akan penghargaan berisi tentang memperhatikan dan menghormati seseorang. Hal tersebut sama dengan kebutuhan akan rasa kasih sayang, yang membutuhkan seseorang untuk memperhatikan dan menghormati pasangannya. Berbeda dengan teori Maslow, teori ERG berasumsi bahwa manusia memiliki 3 bentuk kebutuhan. Ketiga bentuk kebutuhan tersebut adalah kebutuhan untuk eksistensi (E), yang bersifat material dan fisiologis; kebutuhan untuk berelasi (R), yang berisi tentang hubungan antara satu sama lain; dan yang terakhir adalah kebutuhan untuk berkembang (G), yang berisi tentang kebutuhan seseorang untuk menjadi produktif atau kreatif dalam lingkungannya. Alderfer (1969), menambahkan bahwa manusia memiliki tujuan-tujuan yang kompleks, dan hal itu dapat terjadi karena ada campuran ketiga kebutuhan tersebut dalam kehidupan manusia. Telah diketahui bahwa kebutuhan untuk eksistensi (E), memiliki sifat yang bentuknya material dan fisiologis. Kebutuhan ini secara tidak langsung berhubungan dengan kelangsungan hidup seseorang. Karakteristik dari kebutuhan eksistensi terdapat pada “satu menang, dan satu kalah.” Kebutuhan untuk eksistensi ini berisi dari berbagai bentuk rasa aman, fisiologis, dan kebutuhan material. Singkatnya, seseorang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13 tidak peduli dengan jatah atau berapa banyak yang didapatkan oleh orang lain, selain yang didapat oleh individu tersebut. Bentuk kedua dari ERG adalah kebutuhan untuk berelasi (R), yang berisi tentang hubungan satu orang dengan lainnya. Karakteristik dari kebutuhan berelasi ini terdapat pada kepuasan atas proses dalam berbagi atau bersifat mutualisme. Manusia mendapatkan kepuasan ini dengan cara berbagi pikiran dan perasaan dengan satu dan yang lainnya. Kebutuhan berelasi dapat berwujud rasa kepercayaan satu sama lain, rasa saling memiliki, dan mendapat penghargaan dari lingkungannya. Bentuk kebutuhan yang terakhir adalah kebutuhan untuk berkembang (G), yang berisi tentang harga diri dan aktualisasi diri seseorang. Kebutuhan untuk harga diri tersebut merujuk pada produktivitas seseorang dalam mengejar impian, mencari ilmu pengetahuan, mendapatkan sesuatu, mengkontrol, membangun kepercayaan diri, dan bersifat mandiri. Aktualisasi diri dapat terbentuk saat seseorang telah mencapai tujuan hidupnya dan dapat mengembangkan dirinya. Singkatnya, kebutuhan ini dapat tercapai saat seseorang dapat memecahkan masalah dengan kemampuannya sendiri dan mendapatkan sesuatu yang baru darinya. Kebutuhan ini bergantung pada kemampuan seseorang dalam menemukan kesempatan untuk memaksimalkan dirinya dan menjadi apa yang ia inginkan. Dalam teori hierarki Maslow, menyebutkan bahwa untuk mencapai tingkatan paling atas (aktualisasi diri), manusia harus mampu memenuhi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14 kebutuhan-kebutuhan sebelumnya secara bertahap. Akan tetapi, Alderfer mengemukakan bahwa teori ERG memungkinkan untuk melihat kebutuhan manusia berdasarkan kumpulan tiga kebutuhan pokok manusia. Hubungan E, R, dan G tidaklah berbentuk hierarkis, seperti yang dikemukakan oleh Maslow. Dalam teori ERG, memungkinkan manusia untuk memunculkan frustasi-regresi, yang berarti seseorang yang telah memenuhi suatu kebutuhan dan mencoba untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi, akan tetapi gagal dalam proses pemenuhannya tersebut, maka seseorang akan kembali lagi untuk mendapat kepuasan dari tingkatan yang sebelumnya pernah ia capai. Dalam hal ini, frustasi menyebabkan regresi pada kebutuhan yang lebih rendah. Atau dengan kata lain, ada tegangan yang muncul saat pemenuhan kebutuhan dengan hasrat manusia (Yang, Hwang & Chen, 2011). B. Relasi Romantis dan Hubungan Seksual 1. Pengertian Relasi Romantis Relasi romantis diartikan sebagai ketertarikan fisik seseorang dan terjalinnya secara emosional terhadap pasangannya (Sternberg, 1986). Sternberg (1986) menyatakan bahwa cinta romantis yang mana merupakan gabungan dari keintiman dan passion (gairah atau nafsu). Sternberg melihat cinta romantis tidak memiliki komitmen di dalamnya karena seseorang terikat karena hanya terdapat ketertarikan fisik dan keterikatan emosi saja. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15 Dalam prakteknya, relasi romantis memiliki dua bentuk, yaitu dengan komitmen atau tanpa komitmen (Manning, Giordano, dan Longmore 2006). Relasi romantis yang berjalan dengan komitmen diasosiasikan dengan kestabilan kehidupan seseorang (Shulman & Connolly, 2013). Kehadiran komitmen dalam relasi romantis merupakan bentuk dari pemenuhan kebutuhan kelekatan manusia, yang dapat membantu seseorang menjaga hubungannya tersebut (Rodrigues, Hall, & Fincham, 2006). Artinya, hubungan romantis yang memiliki komitmen memiliki durasi yang lebih panjang, bahkan dapat berujung pada pernikahan, daripada relasi romantis ynag tidak memiliki komitmen. Selain itu, relasi romantis dengan komitmen juga diasosiasikan dengan proses kedewasaan seorang remaja dalam kehidupannya (Regnerus & Uecker, 2011). Dalam kategori Indonesia, relasi romantis yang melibatkan komitmen disebut sebagai pacaran. Sementara, relasi romantis dapat pula berbentuk kasual atau tanpa ikatan, misalnya saja “Teman Tapi Mesra”. Berbeda dengan pacaran yang diikuti dengan komitmen, relasi kasual ini tidak memerlukan komitmen. Bagian selanjutnya akan berfokus pada relasi romantis yang berbentuk kasual. 2. Relasi Romantis Kasual dan Hubungan Seksual Vener & Stewart (dalam Nophira, 2010) mengatakan bahwa perilaku relasi romantis pada remaja dapat dimulai dari saling menaksir, berpegangan tangan & berpelukan, kissing, necking (ciuman pada leher), PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16 touching (menggerayangi), stimulasi oral-genital, petting (menggesekgesekkan bagian tubuh yang sensitif, dan akhirnya hubungan seksual (L’ Enge et.al., 2005; Nevid & Rathus 2008). Hubungan seksual yang terjadi dalam relasi romantis tanpa komitmen atau relasi yang bersifat kasual memiliki bentuk yang dikenal dengan CSR (Casual Sex Relationship). CSR sendiri memiliki 4 bentuk di dalamnya, keempat bentuk tersebut adalah one night stand (ONS), booty call (BC), fuck buddy (FB), dan friend with benefits (FWB) (Wentland, 2014). CSR merupakan bentuk modern dan populer dalam kehidupan relasi remaja (Lehmiller, VanderDrift, & Kelly, 2011). Keempat bentuk dari CSR di atas juga dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok. Kelompok yang pertama adalah CSR yang terjadi karena sudah kenal terlebih dahulu (BC, FB, dan FWB), sedangkan kelompok yang kedua adalah CSR yang terjadi antara orang asing atau yang belum pernah kenal bahkan bertemu sebelumnya (ONS). Didalam prakteknya, FWB, FB, dan BC pun memiliki perbedaan didalamnya. Perbedaan mendasar antara FWB dan FB dengan BC (Wentland, 2014) adalah terjalinnya hubungan pertemanan diantara pelakunya. Selain itu, dalam FWB sendiri dapat terjadi hubungan seksual atau bahkan tidak saat mereka bertemu satu sama lain, atau yang dikenal di Indonesia sebagai teman tapi mesra. FWB dan FB memiliki bentuk yang hampir sama karena ada proses pertemanan didalamnya, akan tetapi kedua bentuk tersebut dipisahkan. Perbedaan tersebut terdapat pada kata-kata yang dipakai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17 didalamnya. Kata “buddy”, memiliki arti sobat, yang mencirikan awal dari sebuah pertemanan. Sedangkan kata “friend”, memiliki arti sahabat. Sahabat merupakan tingkatan lanjutan dari sobat, karena didalam sahabat, terdapat afeksi didalmnya, selain itu sahabat pun saling memberikan support satu sama lain. Di dalam bentuk BC, hubungan seks yang terjadi memang karena sebelumnya keduanya telah kenal satu sama lain, akan tetapi hal yang membedakan adalah media dalam menjalani BC. Wentland (2014), menambahkan bahwa hubungan BC dapat terjadi karena salah satu atau keduanya sedang dibawah pengaruh alkohol atau bahkan obat-obatan, yang akhirnya mendorong pelakunya untuk menghubungi pasangannya tersebut untuk melakukan hubungan seksual. Dalam BC, hubungan seksual yang terjadi pun tidak sesering dalam FWB dan FB. Bentuk terakhir dalam CSR adalah ONS. ONS menurut penelitian Wentland (2014) adalah hubungan seks yang terjadi pada orang-orang yang belum kenal, bahkan bertemu sebelumnya. Awal mula ONS biasanya terjadi karena mereka bertemu dalam sebuah bar atau pesta. Wentland menambahkan bahwa pelaku ONS biasanya dibawah pengaruh pengaruh alcohol atau bahkan obat-obatan. Dalam ONS, setelah hubungan seksual terjadi, tidak ada kelanjutan yang terjadi setelahnya, walaupun ada kemungkinan untuk pelakunya saling bertukar informasi satu sama lain. CSR sendiri memiliki pro-kontra tersendiri didalamnya. Selain melawan norma sosial yang tumbuh dan berkembang di Indonesia akan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18 monogami (satu pasanagan), individu yang menjalani satu atau lebih dari bentuk-bentuk CSR akan lebih cenderung terkena berbagai penyakit kelamin atau bahkan HIV-AIDS. Akan tetapi, disisi lain remaja yang melakukan CSR memiliki pengalaman seks yang memadai sebelum akhirnya siap untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan. Hal ini menjadi bagian penting karena kepuasan seksual adalah salah satu faktor pentingnya dalam menjalani kehidupan berumah tangga (Farley & Davis, 1980; Przybyla & Byrne, 1981; Frederick, Lever, Gillespie & Garcia, 2017). C. Dinamika Motivasi pada Perempuan yang Menjalin Relasi Romantis dan Melakukan Hubungan Seksual secara Berulang Untuk memahami perilaku, perlu untuk mengetahui apa yang melatarbelakangi seseorang melakukan perilaku tersebut. Dalam diri individu terdapat motivasi yang didefinisikan sebagai energi dari diri individu untuk membangun atau mempertahankan keadaan tertentu dalam diri individu dengan cara mencari informasi mengenai dirinya, menginterpretasikan ketepatannya, dan bermaksud untuk merubah perilakunya (Anseel, Lievens,& Levy, 2007; Cast & Burke, 2002; Leary, 2006). Motivasi tidak terlepas dari kebutuhan, motif, dorongan, dan tekanan. Kebutuhan-kebutuhan tersebut akan memunculkan tegangan dan individu berusaha untuk menghilangkan atau menguranginya dengan cara bertindak untuk memuaskan kebutuhan tersebut (Murray, dalam Schultz 2009). Sehingga, kebutuhan akan memberikan kekuatan dan mengarahkan perilaku untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19 miliknya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut akan berubah menjadi motif. Motif sendiri akan menjadi penyebab seseorang dalam melakukan segala sesuatu (Handoko, 1992). Keadaan ketidakseimbangan dalam diri individu akan mendorong individu untuk bereaksi dalam rangka untuk mencapai keseimbangannya. Dorongan merupakan kecenderungan bereaksi dalam rangka pemenuhan kekurangan dan memotivasi untuk mengembalikan keseimbangan (Matsumoto, 2009). Dengan adanya tuntutan menuju keseimbangan ini, maka tidak terpenuhinya kebutuhan (frustrasi) mendorong individu kembali pada kebutuhan yang belum terpenuhi ini (regresi) (Aldeyfer, 1969). Pada perempuan yang menjalin relasi dengan pergantian pasangan yang cukup sering, dasar yang mendorong untuk membentuk pola perilaku ini masih menjadi pertanyaan. Apalagi, dalam kasus yang terjadi, pergantian pasangan disertai hubungan seksual ini berakibat perasaan marah, takut, cemas, depresi, rendah diri, bersalah dan berdosa (Sarwono, 2003). Akibat yang sering dirasakan pihak perempuan ini berdasarkan pada keadaan masyarakat bahwa isu soal kemurnian perempuan yang didasarkan pada keadaan kelaminnya sendiri. Kondisi ini tidak menguntungkan perempuan apabila melakukan hubungan seksual. Tak pelak lagi, istilah sexist seperti “bispak” hadir dalam dunia gaya maskulin ini. Pengalaman tidak menguntungkan dari para perempuan yang terlibat dalam hubungan seksual ini berimplikasi pada cara mereka menghadapi lingkungan yang demikian. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20 Namun, batasan moral soal hubungan seksual ini pada kenyataannya tidak mampu menjadi patokan kaum perempuan untuk tidak terlibat dalam hubungan seksual. Kenyataan di lapangan yang melabeli perempuan yang sering berganti pasangan sebagai “bispak” mendatangkan pengalaman unik terkait dengan ketersingkirannya. Apa yang mereka lakukan bertentangan dengan norma sosial, budaya, dan agama yang berkembang di dalam masyarakat Indonesia, yang memegang kepercayaan bahwa seks hanya boleh dilakukan setelah adanya pernikahan. Dengan keberadaan norma sosial yang secara psikologis menekan (press), motivasi untuk melakukan hubungan seksual dan berganti-ganti pasangan ini menunjukkan bahwa ada kebutuhan tertentu yang perlu dilegakan, sekalipun perlu melanggar norma. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Secara umum, penelitian kualitatif bersifat eksploratif, atau lebih mengandalkan data berupa ungkapan yang diberikan oleh informan penelitian untuk mengeksplorasi fenomena atau permasalahan pokok yang terdapat dalam sebuah penelitian (Supratiknya, 2015). Penelitian ini ditujukan untuk mencapai pemahaman mendalam mengenai organisasi ataupun peristiwa khusus daripada mendeskripsikan bagian permukaan dari sampel besar dari sebuah populasi (Denzin & Lincoln, dalam Herdiansyah, 2010). Menurut Creswell (2014), penelitian kualitatif merupakan penelitian ilmiah untuk memahami masalah-masalah manusia dalam konteks sosial dan budaya dengan menciptakan gambaran menyeluruh dan kompleks. Menurut Moleong (2005) yang dicoba untuk dipahami dari informan penelitian kualitatif misalnya adalah perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, yang secara holistik dideskripsikan dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada konteks khusus yang alamiah dengan berbagai metode alamiah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus (Case Study). Studi kasus adalah pemahaman sebuah kejadian khusus yang hadir dalam konteks yang terbatasi (Poerwandari, 2005). Keistimewaan dari 21 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22 studi kasus adalah keterikatan kasus yang diangkat untuk menjadi bahan penelitian memiliki kekhususan terkait waktu, tempat kejadian dan informan penelitian. Keterikatan ini oleh Smith (Merriam, 1998; Asmadi, 2004) disebut sebagai faktor istimewa yang membedakan studi kasus dengan penelitian kualitatif lainnya. Dengan pendekatan studi kasus seorang peneliti memungkinkan untuk mendapat pemahaman utuh dan terintegrasi mengenai hubungan berbagai fakta terkait (Poerwandari, 2005). Metode studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok bila digunakan pada pokok pertanyaan yang berkenaan dengan How atau Why, bila peneliti hanya mampu sedikit mengontrol serta konteks penelitiannya berada pada situasi nyata (Yin, 2002). Dalam penelitian ini, studi kasus yang digunakan adalah studi kasus dengan single level analysis. Menurut Mooney (2008), studi kasus tunggal, single level analysis, adalah studi kasus yang menyoroti perilaku individu dengan satu masalah utama. Bentuk studi kasus ini yang dipakai dalam penelitian ini karena dalam penelitian ini yang diteliti adalah pola motivasi perempuan yang dilabeli bispak dalam menjalin relasi romantis. B. Fokus Penelitian Penelitian ini berfokus pada menemukan serta memaparkan motivasi yang mendorong seorang wanita yang dicap sebagai bispak (bisa dipakai) dalam melakukan hubungan seksual-emosional. Motivasi diteliti dengan melihat dinamika antara kebutuhan, dorongan, motif yang ada pada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23 wanita sehingga mengarahkan mereka atau melatarbelakangi mereka untuk menjadi bispak. C. Metode Pengambilan Data Metode pengambilan data yang dilakukan oleh penelitian ini antara lain adalah: 1. Wawancara Wawancara merupakan teknik yang digunakan untuk mendapatkan data dari responden dengan menguak kesadaran responden terhadap sesuatu (Downs et al, 1980). Hal ini dikarenakan adanya interaksi dua arah yang digunakan peneliti memberikan pertanyaan dan responden menjawab pertanyaan. Teknik wawancara yang dipakai adalah wawancara tidak terstruktur. Wawancara tidak terstruktur ini digunakan karena memungkinkan peneliti untuk bebas menanyakan informan. Wawancara tidak terstruktur ini merupakan pengembangan dari hasil tes BFI dan SSCT yang dirasa mengganjal dan butuh pertanyaan lebih lanjut. Dengan begitu, hasil tes tersebut menjadi kerangka atau ramburambu dalam melakukan wawancara. Dalam prosesnya, peneliti melakukan probing. Pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak dibacakan secara urut karena pertanyaan yang diajukan dapat dikembangkan menjadi lebih luas. Dalam proses wawancara, partisipan diminta untuk menceritakan pengalaman menjalin hubungan romantis. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24 Selama proses wawancara, peneliti memiliki kebebasan untuk menanyakan lebih jauh apabila ada hal-hal menarik yang muncul. Wawancara dengan partisipan dilakukan di tempat dan waktu yang terpisah sesuai dengan kesepakatan yang dibuat kedua belah pihak. Hasil wawancara kemudian direkam agar selanjutnya bisa dianalisis secara verbatim agar peneliti menjadi lebih mudah dalam mencari tematema yang muncul. Informasi yang akan digali terhadap informan dilakukan dengan menggunakan panduan sebagai berikut : a) Wawancara mengenai latar belakang informan Berisi tentang pertanyaan yang bermaksud untuk menggali latar belakang informan, perlakuan pasangan yang sedang, dan yang sudah pernah dialami oleh informan. Dalam wawancara ini juga akan digali lebih mendalam tentang motivasi informan dalam berhubungan seksual dengan pasangan-pasangannya. b) Wawancara mengenai keadaan informan saat ini Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui akibat secara psikologis dari perlakuan pasangan terhadap informan di masa lalu dan masa kini. 2. Tes Psikologi a. Tes SSCT PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25 SSCT (Saks Sentence Completion Test) adalah suatu teknik proyeksi yang dikembangkan oleh Joseph M. Sacks, Sidney Levy dan beberapa psikolog lainnya dari New York Veterans Administration Mental Hygiene Service. SSCT sendiri berbentuk kalimat-kalimat tidak sempurna yang harus dilengkapi oleh testee sehingga menjadi sebuah kalimat yang utuh (Completion task). Dalam penelitian ini, SSCT digunakan untuk mengungkap dinamika kepribadian, yang dapat menampakkan diri individu dalam hubungan interpersonal dan dalam interpretasi terhadap lingkungan. Dalam kaca mata klinis, tes ini dapat menampakkan suatu gangguan sehingga tes ini bermanfaat untuk terapi. SSCT juga dapat digunakan sebagai bahan awal untuk suatu wawancara eksploratif lebih dalam, karena jika waktunya cukup kita dapat menanyakan tiap aitem yang terdapat pada tes ini (Hutagalung, 2012). Tes ini berisi 60 item pertanyaan, yang didalamnya terdapat 15 tema yang berbeda. Kelima belas tema tersebut adalah : 1. Sikap terhadap Ibu (14, 29, 44, 59) 2. Sikap terhadap Ayah (1, 16, 31, 46) 3. Sikap terhadap kehidupan keluarga (12, 27, 42, 57) 4. Sikap terhadap wanita (10, 25, 40, 55) 5. Sikap terhadap hubungan heteroseksual (11, 26, 41, 56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26 6. Sikap terhadap teman-teman dan kenakalan (8, 23, 38, 53) 7. Sikap terhadap pimpinan di sekolah/pekerjaan (6, 21, 36, 51) 8. Sikap terhadap bawahan (4, 19, 34, 48) 9. Sikap terhadap teman sekerja (13, 28, 43, 58) 10. Sikap terhadap ketakutan-ketakutan (7, 22, 37, 52) 11. Sikap terhadap rasa bersalah (15, 30, 45, 60) 12. Sikap terhadap kemampuan diri sendiri (2, 17, 32, 47) 13. Sikap terhadap masa lalu (9, 24, 39, 54) 14. Sikap terhadap masa depan (5, 20, 35, 50) 15. Sikap terhadap cita-cita (3, 18, 33, 49) b. Tes Big Five Inventory Big Five adalah taksonomi kepribadian yang disusun berdasarkan pendekatan lexical, yaitu mengelompokkan kata-kata atau bahasa yang digunakan di dalam kehidupan sehari-hari, untuk menggambarkan ciri-ciri individu yang membeda-kannya dengan individu lain. Allport dan Odbert (dalam John, et al., 2008) mengumpulkan 18.000 istilah yang digunakan untuk membedakan perilaku seseorang. Dari 18.000 ciri sifat tersebut, Cattell mengelompokkannya kedalam 4.500 ciri sifat, kemudian melakukan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27 analisis faktor sehingga diperoleh 12 faktor kepribadian (Ramdhani, 2012). Karya Cattell tersebut merupakan pemicu bagi penelitipeneliti kepribadian lainnya. Dari sinilah diperoleh lima faktor yang sangat menonjol, yang kemudian diberi nama oleh Goldberg dengan Big Five (Goldberg, 1981; Tupes & Christal, 1992). Kelima dimensi tersebut adalah (1) Extraversion, ditandai oleh adanya semangat dan keantusiasan. Individu ekstraver bersemangat di dalam membangun hubungan dengan orang lain. Mereka tidak pernah sungkan berkenalan dan secara aktif mencari teman baru. Keantusiasan mereka ini tercermin di dalam pancaran emosi positif. Mereka tegas dan asertif dalam bersikap. Bila tak setuju, mereka akan menyatakan tidak, sehingga mereka mampu menjadi pimpinan sebuah organiasi Dimensi kedua adalah Agreeableness, mempunyai ciri-ciri ketulusan dalam berbagi, kehalusan perasaan, fokus pada hal-hal positif pada orang lain. Di dalam kehidupan sehari-hari mereka tampil sebagai individu yang baik hati, dapat kerjasama, dan dapat dipercaya. Dimensi ketiga,Conscientiousness, dengan kata lain sungguh-sungguh dalam melakukan tugas, bertanggung jawab, dapat diandalkan, dan menyukai keteraturan dan kedisiplinan. Di dalam kehidupan sehari-hari mereka tampil sebagai seorang yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28 hadir tepat waktu, berprestasi, teliti, dan suka melakukan pekerjaan hingga tuntas. Dimensi keempat, Neuroticism sebagai lawan dari Emotional stability. Neuroticism sering disebut juga dengan ’sifat pencemas’ sedangkan emotional stability disebut dengan kestabilan emosi. Sifat neuroticism ini identik dengan kehadiran emosi negatif seperti rasa khawatir, tegang, dan takut. Seseorang yang dominan sifat pencemasnya mudah gugup dalam menghadapi masalahmasalah yang menurut orang kebanyakan hanya sepele. Mereka mudah menjadi marah bila berhadapan dengan situasi yang tidak sesuai dengan yang diinginkannya. Secara umum, mereka kurang mempunyai toleransi terhadap kekecewaan dan konflik. Dimensi terakhir yang kelima adalah Openness atau openness to experience, untuk selanjutnya disebut secara bergantian dengan ’keterbukaan’. Dimensi ini erat kaitannya dengan keterbukaan wawasan dan orisinalitas ide. Mereka yang terbuka siap menerima berbagai stimulus yang ada dengan sudut pandang yang terbuka karena wawasan mereka tidak hanya luas namun juga mendalam. Mereka senang dengan berbagai informasi baru, suka belajar sesuatu yang baru, dan pandai menciptakan aktivitas yang di luar kebiasaan. Tes ini berisi 44 aitem-aitem pertanyaan. Cara pengisian alat tes ini adalah mengisi setiap pertanyaan dengan skala 1 yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29 menunjukkan “Sangat Tidak Setuju” hingga 5 yang menunjukkan “Sangat Setuju”, sesuai dengan karakteristik yang cocok menurut informan. D. Informan Penelitian Informan penelitian adalah 1 (satu) wanita yang dikriteriakan menjadi bispak atau bisa dipakai. Kriteria responden adalah wanita yang sering berganti pasangan, akan tetapi tidak mau dibayar untuk berhubungan seks. Penelitian ini hanya melibatkan satu orang informan. Hal ini dikarenakan adanya keterbatasan informan yang dipengaruhi oleh ketidak bersediaannya untuk diwawancara yang melihat bahwa menjadi bispak adalah aib untuk di umbar ke khalayak umum. E. Analisis Data Marshall dan Rossman (dalam Poerwandari, 2005) menyampaikan bahwa data dari berbagai sumber berbeda dapat digunakan untuk mengelaborasi dan memperkaya hasil penelitian. Data dari sumber berbeda, dengan teknik pengumpulan yang berbeda akan menguatkan derajat manfaat studi pada setting yang berbeda. Sumber data penelitian ini terdiri dari 2 sumber yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara kepada informan. Data sekunder diperoleh dari tes psikologi yaitu tes SSCT (Saks Sentence Completion Test) dan tes BFI (Big Five Inventory). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30 1. Wawancara Data-data diperoleh dari penelitian diorganisasikan secara rapi, lengkap dan sistematis. Organisasi data yang sistematis memungkinkan penelitian untuk memperoleh kualitas data yang baik, mendokumentasikan analisis yang dilakukan, menyimpan data dan analisis yang berkaitan dengan penyelesaian penelitian (Highlen dan Finley dalam Peorwandari, 1998). Data-data yang akan diorganisasikan dalam penelitian ini meliputi : a. Data-data mentah (kaset atau hasil wawancara dan hasil catatan lapangan) b. Data yang sudah diproses (transkip wawancara dan catatan refleksi penulisan) c. Data yang sudah ditandai/dibubuhi kode-kode spesifik d. Penjabaran kode-kode dan kategori-kategori secara luas Setelah wawancara selesai dilaksanakan, proses selanjutnya adalah Koding. Koding dimaksudkan untuk dapat mengorganisasikan dan mensistemasikan data secara lengkap dan mendetil sehingga data dapat memunculkan gambaran tentang topik yang dipelajari (Poerwandari, 1998). Teknik koding pada penelitian ini digunakan mengidentifikasi kondisi psikologis yang dialami informan. untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31 2. Tes Psikologi a. Tes SSCT (Saks Sentence Completion Test) Interpretasi tes SSCT dengan menggunakan norma yang telah distandarkan. Untuk mengetahui derajat permasalahan, digunakan penilaian kuantitatif : 2 : sangat terganggu (membutuhkan pertolongan untuk mengolah konflik 1 : agak terganggu (masih dapat menyelesaikan konflik tanpa bantuan pihak luar) 0 : tidak ada tanda-tanda gangguan dalam dimensi sikap tersebut x : tidak diketahui atau kurang cukup bukti adanya gangguan dalam dimensi sikap tersebut b. Tes BFI (Big Five Inventory) Skala ini mengukur lima faktor kepribadian antara lain ekstraversi (extraversion), keramahan (agreeableness), keuletan (conscentiousness), neurotisisme (neuroticism) dan keterbukaan (openess). Big Five Inventory merupakan tes yang terdiri dari empat puluh empat aitem. Kelima dimensi tersebut adalah : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32 1. Neuroticism (N) Neuroticism menggambarkan seseorang yang memiliki masalah dengan emosi yang negatif seperti rasa khawatir dan rasa tidak aman. Secara emosional mereka labil, seperti juga teman-temannya yang lain, mereka juga mengubah perhatian menjadi sesuatu yang berlawanan. Skor tinggi : Cemas, gugup, marah, depresi, emosional, merasa tidak aman, merasa tidak mampu, mudah panik Skor rendah: Tenang, santai, merasa aman, puas terhadap dirinya, tidak emosional, tabah, riang. 2. Extraversion (E) Extraversion, atau bisa juga disebut faktor dominanpatuh (dominance-submissiveness). Faktor ini merupakan dimensi yang penting dalam kepribadian, dimana extraversion ini dapat memprediksi banyak tingkah laku sosial. Kecenderungan untuk mengalami emosi yang positif dan “good mood”, serta merasakan hal baik tentang orang lain. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33 Skor tinggi : mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial, aktif, banyak bicara, orientasi pada hubungan sesama, optimis, fun-loving, affectionate, ramah, bersahabat Skor rendah: Cenderung tidak menyukai interaksi sosial dan kurang mempunyai harapan/pandangan yang positif, tidak ramah, bersahaja, suka menyendiri, orientasi pada tugas, pendiam. 3. Openness (O) Faktor openness terhadap pengalaman merupakan faktor yang paling sulit untuk dideskripsikan, karena faktor ini tidak sejalan dengan bahasa yang digunakan tidak seperti halnya faktor-faktor yang lain. Openness mengacu pada bagaimana seseorang bersedia melakukan penyesuaian pada suatu ide atau situasi yang baru. Skor tinggi : Memiliki nilai imajinasi, ingin tahu, kreatif, broadmindedness, berani mengambil resiko, inovatif dalam membuat rencana dan mengambil keputusan. Skor rendah: Memiliki nilai kebersihan, kepatuhan, dan keamanan bersama, kemudian skor openess yang rendah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34 juga menggambarkan pribadi yang mempunyai pemikiran yang sempit, konservatif dan tidak menyukai adanya perubahan serta kurang berani mengambil resiko. 4. Agreeableness (A) Agreebleness dapat disebut juga social adaptibility atau likability yang mengindikasikan seseorang yang ramah, memiliki kepribadian yang selalu mengalah, menghindari konflik dan memiliki kecenderungan untuk mengikuti orang lain. Skor tinggi : menyenangkan, lembut, dapat dipercaya, penurut, suka membantu, pemaaf, cenderung penuh kasih sayang, peduli kepada orang lain. Skor rendah: sulit percaya pada orang lain, agresif, sinis, kasar, curiga, pendendam, manipulatif, tidak simpati, tidak kooperatif, dan sewaktu-waktu bermusuhan. 5. Conscientiousness (C) Conscientiousness dapat disebut juga dependability, impulse control, menggambarkan dan will perbedaan to achieve, keteraturan dan yang self PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35 discipline seseorang. Seseorang yang conscientious memiliki nilai kebersihan dan ambisi. Orang-orang tersebut biasanya digambarkan oleh teman-teman mereka sebagai seseorang yang well-organize, tepat waktu, dan ambisius. Conscientiousness mendeskripsikan kontrol terhadap lingkungan sosial, berpikir sebelum bertindak, menunda kepuasan, mengikuti peraturan dan norma, terencana, terorganisir, dan memprioritaskan tugas. Di sisi negatifnya trait kepribadian ini menjadi sangat perfeksionis, kompulsif, workaholic, dan membosankan. Skor tinggi : teratur, berdisiplin tinggi, pekerja keras, dapat diandalkan, disiplin, tepat waktu, rapi, hati-hati. Skor rendah: kadang-kadang tampak kehilangan arah dan kedisiplinan, tanpa tujuan, tidak dapat diandalkan, malas, sembrono, lalai, mudah menyerah, hedonistic. F. Kredibilitas dan Dependabilitas Penelitian 1. Kredibilitas Kredibilitas penelitian kualitatif terletak pada keberhasilannya mencapai maksud mengeksplorasi masalah atau mendeskripsikan setting, proses, atau pola interaksi yang kompleks (Poerwandari, 2005). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36 Menurut Poerwandari, agar dapat memotret kompleksitas tersebut penelitian harus menjamin bahwa subyek diidentifikasikan dan dideskripsikan dengan akurat. Deskripsi mendalam yang menjelaskan kemajemukan (kompleksitas) aspek-aspek yang terkait dan interaksi dari berbagai aspek menjadi salah satu ukuran kredibilitas penelitian kualitatif. Beberapa cara yang dilakukan untuk meminimalisir bias dan menjaga kredibilitas dalam penelitian ini adalah dengan mengumpulkan data sebanyak mungkin dengan menggunakan wawancara dan dengan menggunakan tes psikologi, yaitu tes SSCT dan tes BFI. Teknik pemeriksaan keabsahan data yang dapat digunakan antara lain dengan mengunakan teknik triangulasi data yang mengacu pada pengambilan sumber-sumber data yang berbeda untuk menjelaskan suatu hal tertentu (Poerwandari, 2005). Moleong (2007) menyatakan bahwa triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Dalam penelitian ini, hasil dari wawancara dibuat triangulasi dan digabungkan dengan hasil triangulasi dari tes psikologi sehingga mendapatkan deskripsi dampak psikologis informan yang mendalam. Cara lain yang digunakan untuk menjaga kredibilitas data adalah dengan menggunakan jasa interater. Interater merupakan seseorang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37 yang dianggap berkompeten untuk menganalisa hasil tes psikologi sehingga dengan adanya pemeriksaan hasil analisa tes psikologi oleh interater diharapkan keabsahan data dari tes psikologi dapat terjaga. Interater tes SSCT dan BFI adalah Bapak Cornelius Siswa Widyatmoko M.Psi. Stangle dan Sarantoks (dalam Poerwandari, 1998) menyatakan bahwa dalam penelitian kualitatif, validitas dicapai tidak melalui manipulasi variabel, melainkan melalui orientasinya dan upayanya mendalami dunia empiris, dengan menggunakan metode paling cocok untuk pengambilan dan analisis data. Konsep yang dipakai antara lain validitas kumulatif, validitas komunikatif, validitas argumentatif dan validitas ekologis. Kredibilitas penelitian ini dicapai melalui : a. Eksplorasi kondisi informan b. Konfirmasi data dan analisisnya pada responden penelitian (validitas komunikatif). Hasil temuan setelah melakukan analisa juga dikomunikasikan oleh peneliti pada nara sumber. c. Data mentah dapat menjadi bukti pada hasil temuan dan kesimpulan (validitas argumentative). Hasil temuan dan kesimpulan yang didapat dalam penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan dan dibuktikan melalui data mentah, yaitu verbatim wawancara, tes SSCT dan tes BFI. 2. Dependabilitas PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38 Dalam penelitian kualitatif, realibilitas penelitian disebut juga dengan dependabilitas. Dalam penelitian ini, dependabilitas dicapai melalui koherensi dengan pengumpulan data memakai alat perekam. Alat perekam tersebut berupa handphone, yang digunakan untuk merekam data wawancara yang telah dilakukan. Sehingga, data yang dihasilkan mendapatkan uraian data yang baik. Selain itu, peneliti juga melakukan diskursus dengan dosen pembimbing. Dependability memperhitungkan perubahan-perubahan yang mungkin terjadi menyangkut fenomena yang diteliti. Peneliti menyadari kompleksitas konteks yang dihadapi dengan strategi dan desain penelitian yang luwes. Hal yang dapat dilakukan adalah mencatat secara terperinci terhadap fenomena yang diteliti, termasuk interaksi aspek-aspek yang terkait (Marshall & Rossman, dalam Poerwandari, 2005). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Identitas Informan Nama : Sm Umur : 24 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Tempat/Tanggal Lahir : Padang, 24 Agutus 1992 Urutan Kelahiran : 1 (pertama) dari 2 (dua) bersaudara 2. Latar Belakang Informan berumur 24 tahun dan merupakan anak pertama dari dua bersaudara, dengan adiknya berjenis kelamin laki-laki. Informan berasal dari daerah Sumatera Utara. Informan pindah ke Yogyakarta semenjak SMA. Saat ini informan merupakan mahasiswi semester akhir di suatu Universitas swasta di Yogyakarta. Pada saat kuliah ini, informan mengaku belum pernah kembali lagi ke rumahnya di Sumatera Utara. Akan tetapi informan tetap berhubungan dengan kedua orang tuanya lewat telepon dan beberapa kali melakukan Video Call. Semenjak tahun 2015 hingga 2016 akhir, Sm menjadi SPG (Sales Promotion Girl) untuk suatu produk rokok di Yogyakarta. Selama hampir setahun pengabdiannya sebagai SPG, Sm kini diangkat menjadi bagian administrasi untuk kota Yogyakarta dan Magelang. 39 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40 Informan sebenarnya tidak ingin menjadi SPG pada awalnya. Sm menjadi SPG karena ada latar belakang ekonomi di belakangnya. Ayah informan jatuh sakit dan tidak bisa bekerja lagi. Sedangkan ibunya hanya bekerja sebagai pegawai serabutan. Informan memiliki keinginan untuk membiayai kehidupan kuliahnya dan pengobatan ayahnya dengan gajinya sebagai SPG. Sm sebenarnya memiliki latar belakang keluarga yang religius dan disiplin. Pada awalnya, Sm kucing-kucingan dengan orang tuanya karena takut ketahuan jika dirinya menjadi SPG. Informan takut orang tuanya mencap dirinya sebagai anak nakal dan menjadi seorang wanita yang menjual dirinya (PSK). Seiring berjalannya waktu, informan mulai terbuka dengan orang tuanya karena telah ketahuan oleh adiknya yang juga kuliah di universitas yang sama dengan Sm. Pada saat menjadi SPG, Sm sempat berhubungan dengan beberapa pria. Hubungan tersebut Sm jalani tanpa status, akan tetapi ada hubungan seksual si dalamnya. Dalam beberapa hubungan tersebut, informan mengaku selalu merasakan kekecewaan dan sakit hati dalam menjalankannya. Akan tetapi, informan menanggapinya dengan santai dan mencari pria lain untuk menggantikan pasangan-pasangan sebelumnya. Kehidupan percintaan Sm pernah sampai membuat Sm trauma untuk menjalin hubungan dengan pria. Pada saat itu, Sm bertemu seorang pria yang kasar pada dirinya. Sm mengaku pernah diancam untuk dibunuh dan 40 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41 disakiti secara fisik oleh pria terssebut, seperti dicekik, dilempar rokok, dan perlakuan kasar lainnya. 3. Pengambilan Data Penelitian ini, menggunakan 3 (tiga) metode dalam pengambilan data. Ketiga metode tersebut adalah wawancara, sebagai data utama; sedangkan kedua metode yang lainnya adalah tes psikologis berupa tes SSCT dan tes BFI. Langkah pertama yang dilakukan oleh peneliti adalah melakukan rappor terhadap informan. Rappor dilakukan oleh peneliti selama kurang lebih seminggu sebelum penelitian dilakukan. Jangka waktu yang dekat tersebut dikarenakan peneliti sudah kenal dengan informan selama beberapa tahun yang lalu. Rappor dilakukan untuk menjaga kedekatan antara peneliti dan informan, agar terjadi keterbukaan dan rasa percaya informan terhadap peneliti. Wawancara pertama kali dilaksanakan oleh peneliti untuk menanyakan beberapa hal berkaitan dengan hubungan informan dengan pasangan-pasangannya, kriteria pria idaman informan, dan berkaitan dengan syarat-syarat apa saja yag harus dipenuhi agar bisa berhubungan seksual dengan informan. Wawancara kedua dilaksanakan untuk menanyakan hal-hal yang berfokus dengan apa arti seks bagi informan. Sebagai data pendukung dari wawancara yang diberikan oleh informan, peneliti memberikan 2 (dua) tes psikologi untuk informan. Kedua PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42 tes psikologi tersebut adalah tes SSCT dan tes BFI. Tes SSCTdigunakan untuk mengungkap dinamika kepribadian, yang dapat menampakkan diri individu dalam hubungan interpersonal dan dalam interpretasi terhadap lingkungan. Sedangkan Tes BFI, digunakan untuk menggambarkan ciri-ciri individu yang membedakannya dengan individu lain. Berikut jadwal pengumpuln data yang diakukan oleh peneliti : No 1 Waktu Pelaksanaan Rabu, 10 Agustus 2016 Tempat Keterangan Kos Tes SSCT dan Tes BFI Informan 2 3 Jumat, 9 Desember 2016 Senin, 12 Desember 2016 Kos Wawancara 1 pada Informan informan Kos Wawancara 2 pada Informan informan Tabel 01. Jadwal pengumpulan data Analisa data yang digunakan dalam tes wawancara yaitu menggunakan analisis isi dengan cara memberi koding pada kalimat yang menunjukkan indikasi topik masalah kemudian dibuat suatu kesimpulan. Dalam interpretasi tes psikologi, peneliti menggunakan 1 orang interater untuk mendapatkan keabsahan data. Kedua tes psikologi yang diberikan pada informan merupakan tes yang bersifat kuantitatif. Untuk tes SSCT, rating diberikan pada tiap-tiap kelima belas tema yang ada, lalu diberikan kesimpulan pada tiap temanya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43 Sedangkan untuk tes BFI, skor diberikan pada tiap 44 soal pertanyaan, yang mengandung 5 dimensi BFI didalamnya. Informan diminta untuk menjawab 44 pertanyaan, dengan skala 1 (sangat tidak setuju) hingga 5 (sangat setuju). Lalu, jumlah tiap dimensi dijumlahkan dan diurutkan berdasarkan skor mana yang tinggi dan yang rendah. Hasil analisa data dari wawancara dan tes psikologi digabungkan untuk mendapatkan gambaran mengenai informan. Hasil tersebut di dinamikakan dengan latar belakang informan sehingga didapatkan suatu kesimpulan mengenai motivasi informan dalam melakukan hubungan seksual. a. Tes Big Five Inventory Tes BFI berisi 44 soal pertanyaan. Setiap pertanyaan diisi dengan skor yang paling menggambarkan diri informan. Terdapat 5 dimensi didalamnya. Kelima dimensi tersebut adalah O (Openess to Experience), C (Conscientiousness), E (Extraversion), A (Agreeableness), dan N (Neuroticism). Berdasarkan data informan, pada dimensi A (Agreeableness), informan mendapatkan skor 34 poin. Kemudian, pada dimensi O (Openess to Experience), informan mendapatkan hasil sebesar 32 poin. Pada dimensi E (Extraversion), informan mendapatkan poin sebesar 31 poin. Selanjutnya, pada dimensi C (Conscientiousness), informan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44 mendapatkan poin sebesar 30 poin. Sedangkan pada dimensi N (Neuroticism), informan mendapatkan skor 22 poin. Berdasarkan hasil data BFI, informan mendapatkan skor yang hampir sama antara dimensi O, A, C, dan E, yang termasuk dalam kategori tinggi. Sedangakan untuk dimensi N, subjek mendapatkan skor yang terdapat dalam kategori rendah. Dalam dimensi O (Openess to Experience), informan memiliki kecenderungan nilai imajinasi, ingin tahu, kreatif, broadmindedness, berani mengambil resiko, dan inovatif dalam membuat rencana dan mengambil keputusan. Pada dimensi A (Agreebleness), informan cenderung memiliki sifat yang menyenangkan, lembut, dapat dipercaya, penurut, suka membantu, pemaaf, cenderung penuh kasih sayang, dan peduli kepada orang lain. Selanjutnya, pada dimensi C (Conscientiousness), informan cenderung teratur, berdisiplin tinggi, pekerja keras, dapat diandalkan, disiplin, tepat waktu, rapi, dan hati-hati. Pada dimensi E (Extraversion), informan cenderung mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial, aktif, banyak bicara, orientasi pada hubungan sesama, optimis, fun-loving, affectionate, ramah, dan bersahabat. Akan tetapi pada dimensi N, informan mendapatkan skor yang paling rendah diantara kelima dimensi tersebut, yaitu 22 poin. Hal ini menunjukkkan bahwa informan memiliki kecenderungan untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45 bersikap tenang, santai, merasa aman, puas terhadap dirinya, tidak emosional, tabah, dan riang. b. Tes SSCT Dalam SSCT, terdapat 15 tema didalamnya. Tema yang pertama adalah sikap terhadap ibu. Pada tema ini, informan mendapat rating 1, yang menunjukkan bahwa informan memiliki masalah terhadap ibunya, akan tetapi masih bisa menyelesaikan konfliknya. Informan melihat sosok ibunya sebagai sosok yang banyak menuntut dan sering berlawanan pada dirinya. Akan tetapi, informan melihat ada nilai positif di dalamnya. Tema yang selanjutnya adalah sikap terhadap ayah. Pada tema ini, informan mendapat rating 1. Informan memiliki masalah pada pandangannya terhadap ayahnya. Informan melihat sosok ayahnya sebagai sosok yang sangat menyayanginya, akan tetapi saat ayahnya jatuh sakit, informan merasa kehilangan sosok ayahnya tersebut. Tema berikutnya adalah sikap terhadap kehidupan keluarga. Informan memiliki rating 1. Informan memiliki masalah terhadap kehidupan keluarganya. Informan merasa diberikan tuntutan sebagai anak pertama. Informan juga merasa bahwa keluarganya tidak sebahagia saat dirinya masih anak-anak. Tema selanjutnya adalah sikap terhadap wanita. Informan mendapat rating 1, karena informan melihat sosok wanita sebagai sosok yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46 manja dan tidak mau berusaha. Informan memiliki pandangan negatif terhadap sosok wanita dan berusaha untuk menjadi sosok yang mandiri. Tema berikutnya adalah sikap terhadap ketakutan-ketakutan. Pada tema ini, informan mendapat rating 1. Informan tidak menyukai hal-hal bersifat tidak pasti dalam kehidupannya. Informan juga memiliki fobia pada serangga. Dalam mengatasi rasa takut, informan dapat melakukan hal-hal konyol. Selanjutnya, pada sikap pada rasa bersalah, informan mendapat rating sebesar 1. Informan merasa memiliki kesalahan pada masa lalunya, terkait dengan keterbukaan terhadap keluarganya. Informan merasa sangat bersalah saat dirinya memutuskan untuk merokok. Pada tema berikutnya, sikap terhadap hubungan heteroseksual, informan memiliki rating 0. Informan memiliki kehidupan seksual yang cenderung biasa-biasa saja. Akan tetapi, informan memiliki relasi seksual pada pria yang tidak memiliki status hubungan dengannya. Sikap terhadap teman-teman dan kenakalan, informan mendapatkan rating 0. Informan memiliki kriteria teman sejati adalah orang yang mendukung dirinya, humoris, dan dapat dipercaya. Pada sikap terhadap atasan, informan mendapatkan rating 0. Informan memiliki pandangan bahwa informan melihat atasannya sebagai keluarga sendiri. Informan memiliki harapan bahwa atasannya harusnya lebih profesional dan lebih bertanggung jawab. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47 Selanjutnya pada sikap terhadap bawahan, informan mendapatkan rating 0. Informan memperlakukan bawahannya sebagai teman atau partner yang bisa dipercaya dan diandalkan. Informan juga dapat menyelesaikan tanggung jawabnya dengan disiplin. Pada tema lingkungan kerja, informan mendapatkan rating 0. Informan senang bekerja dengan orang yang dapat dipercaya, mau kerja ekstra, dan pernah bekerja dengan informan sebelumnya. Tema selanjutnya adalah sikap terhadap kemampuan diri sendiri. Informan mendapatkan rating sebesar 0. Informan melihat suatu hal positif dibalik masalah-masalah yang dihadapinya. Informan juga dirasa tabah dalam melewati masalah. Pada sikap terhadap masa lalu, informan mendapat rating sebesar 0. Informan memiliki cita-cita yang belum tercapai saat ini dan berusaha untuk tidak mengulang kesalahan yang sama agar cita-citanya tercapai. Pada sikap terhadap masa depan, informan mendapat rating 0. Informan memiliki harapan untuk sukses dan mandiri di masa depan, setelah melakukan beberapa pengorbanan. Tema yang terakhir adalah sikap terhadap cita-cita. Informan mendapat rating 0. Informan akan merasa bahagia bila mimpinya tercapai. Informan berharap dapat membahagiakan keluarga dan mendapatkan seorang pasangan. c. Analisis Wawancara PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48 Berdasarkan tema-tema yang telah diketahui dalam analisis terhadap informan, terdapat 4 tema besar. 1. Sakit Hati Terhadap Pasangan Informan merasakan beberapa perasaan negatif yang membuat informan dapat berganti-ganti pasangan. “Ke mental sebenernya. Jadi kaya apa yah.. misalnya gini misalnya dia ngajak “ayo yoo main ke kos aja, nginep!”. Gue males kan, kan awalnya kan iseng doang tu loh. Cuman karena ya iseng dan ga pengen serius tu loh yaudah, terus dia ngomong kaya “ahh dasar perek!” (no 616) Informan merasakan sakit hati pada saat menjadi bispak. Informan merasa telah direndahkan oleh pasangannya tersebut. “Ya itu, kaya dia pernah bilang “udah, disini aja sama aku!”, gue kan ga suka yang posesif, terus gue jawab “ga deh, aku pengen me time. Gue pengen nyantai sama tementemen gue.” Ga boleh tuh udah. Jadi tuh, ini kan ga ada status kan tapi ngatur banget, posesif tapi kasar. Maksudnya emang mungkin baik, cuman kasarnya itu sama emosian.” (no 521) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49 Selain perasaan sakit hati, informan juga merasakan kekecewaan terhadap pasangan-pasangannya. “Ohh ga iklas sih. “kok enak aja lu udah gitu sama gue (berhubungan seksual), tapi kok gitu?”. Cuma lama-lama kan emosian, maki-maki gitu.”(no 408) Informan juga pernah merasakan tidak ikhlas pada pasangannya. Hal ini dikarenakan informan tidak mendapatkan hal yang ia inginkan setelah si pria berhubungan seksual dengan informan. “Trauma iya, tapi bukan gue udah males ketemu cowo yah. Males yang berhubungan sama cowo. Kaya yang ada hubungannya personal gitu.” (no 581) Informan juga pernah merasakan trauma akan menjalin hubungan dengan pria karena telah merasa disakiti berulangulang. “Biasa sih, cuman maksa. Gue ga tau sih itu itungannya hyper apa gimana. Jadi, pas gue dulu nih pulang kerja pas PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50 jamannya SPGan, pulang jam 2 pagi, capek dong. Nah, tu orang saking posesifnya, nungguin gue pulang kerja di kantor. Pulang tuh dipaksa tidur di kosnya dia.” (no 537) Informan juga kerap kali merasakkan ketidaknyamanan dalam berhubungan seksual dengan pasangan-pasangannya. “Aku sebenernya masuk ke dunianya dia, dia kuajak keduniaku cuman ga masuk hehe. Ga terlalu nyambung tu loh, jadi obrolan sama candaannya tu ya cuman basa basi. Gak yang akrab gitu.” (no 834) Informan juga beberapa kali sempat terlibat dalam sebuah hubungan yang membuat dirinya tidak nyaman dalam menjalani hubungan tersebut. 2. Harapan Terhadap Relasi Didalam kehidupannya, informan juga memiliki harapanharapan yang terkait dengan kehidupan berelasinya. “Ya kan siapa sih yang ga pengen punya someone yang bisa diajak bareng-bareng.” (no 392) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51 Informan memiliki harapan atau impian agar informan mendapat seorang pasangan agar bisa diajak melakukan beberapa kegiatan bersama-sama. “Yaa balik lagi, gue kan pernah ngalamin tuh sama pacar gue sama yang bukan pacar. Maksudnya ketika kamu ada komitmen, bakalan ada komunikasi mendalam, terus lebih kaya yang bisa terbuka, bisa kaya yang bisa mendalam garagara ada visi kedepannya, ga ngambang.” (no 235) Informan juga mengharapkan bahwa ia mendapatkan seorang pacar dengan ada komitmen didalamnya dan mendapatkan kepastian. “Cowo, tinggi tapi conditional karena fisik bisa ditoleransi, lebih ke ngertiin gue, nyaman, udah.” (no 283) Informan memiliki tipe pria idaman menurutnya. Informan tidak melihat dari sisi fisik dari seorang pria. Akan tetapi, lebih kepada pria yang bisa mengerti dan membuat informan nyaman. 3. Kebutuhan Untuk Berelasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52 Berikut adalah kebutuhan-kebutuhan yang terdapat dalam hasil wawancara informan, yang mencerminkan motivasi yang informan miliki dalam menjadi bispak. “Ya mungkin karena gue terlalu narik diri, bener-bener ga nggagas sama sekali, dan udah jadi kebutuhan tu loh, sepi. Jadi pas dideketin tu ya bales, nanggepin. Ya faktor kebutuhan jatohnya.” (no 755) Informan melihat seks sebagai alat dari pemenuhan kebutuhan perasaan yang dimiliki informan. “Kasih sayang hehehe. Cuy, gue butuh affection hehehe” (no 890) Motivasi lain yang membuat informan menjadi seorang bispak adalah butuhnya perasaan untuk disayang oleh pasangan. “gue masih bisa maintain kebutuhan seksual gue, karena gue ga umm fokusnya ga disitu. Lebih ke fulfill rasa nyaman itu sih.” (no 898) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53 Berdasarkan hasil wawancara yang telah diketahui, dalam berhubungan seksual, informan membutuhkan rasa nyaman terlebih dahulu dari pasangan. Lalu, setelah itu, informan akan menggunakan seks untuk menjaga rasa nyaman tersebut (no 885). “Tapi jatohnya itu ke kebutuhan. Guenya juga butuh, si cowo juga butuh.” (no 173). Informan juga menggunakan seks sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan seksual yang informan miliki. 4. Penerimaan Resiko “Kalo gue tau orang sih, banyak tau. Cuman, ga jadi patokan. Karena kan balik lagi, kan atas dasarku sendiri” (no 197) Informan menerima resikonya sebagai seorang bispak. Informan menjadi bispak atas kemauannya sendiri, tanpa ada role model atau panutan dari lingkungannya. “..ketika belum ada komitmen, cuma gue mau, berarti gue tahu tuh resiko ke depanya. Yaa udah deh. Yaa “ahh anjrit, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54 si kampret si kampret”. Cuma yaudah lah emang resikonya gue gitu. Ngerti lah resikonya gimana” (no 99) Informan berani menerima resikonya dalam menjadi seorang bispak. Sebenarnya informan sudah mengerti apa resikonya, akan tetapi informan tetap menjalani pilihannya menjadi seorang bispak. “Bukan lebih ke malu sih, lebih ke “ahh kalo ga ngerti diem aja!”. Gue kan cuek ya orangnya, ga malu sih. Yaa biarin sih urusan-urusan gue.” (no 142)” Informan dapat menegenali lingkungannya. Informan juga dapat mengendalikan lingkungannya agar tidak terjadi masalah lebih lanjut. B. Pembahasan Motivasi secara gambaran umum dapat diartikan sebagai pendorong atau landasan seseorang dalam melakukan segala sesuatunya. Motivasi tidak dapat terlepas dari adanya kebutuhan, dorongan, motif, dan tekanan yang asalnya dari luar. Dalam menganalisis kebuthan-kebutuhan, penulis menggunakan teori 20 kebutuhan milik Murray dan teori ERG milik Alderfer. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55 Pengalaman dan motivasi yang dialami oleh Sm ini, setidaknya menunjukkan beberapa hal mengenai relasi romantis kasual kontemporer. Pertama adalah soal kenyamanan. Sm berganti-ganti pasangan untuk mencapai rasa nyaman. Karena itu, bukan berarti komitmen tidak ada. Komitmen ada, akan tetapi bukan terhadap pasangan, melainkan terhadap rasa nyaman tersebut. Kedua, pencarian rasa nyaman ini yang kemudian menciptakan kondisi frustrasi-regresi sebagaimana pernah digagas oleh Alderfer (1969). Frustrasi muncul dalam ketidakmampuan Sm memperoleh rasa nyaman yang kemudian diwujudkan dalam regresi ke dalam keterhubungan dengan orang baru. Ketiga, kebutuhan akan seks muncul bukan sebagai tema utama dalam kebutuhan, melainkan menjadi kebutuhan dominan yang muncul setelah kebutuhan untuk merasa nyaman, kebutuhan berafiliasi, kebutuhan untuk merasa aman. Bila dilihat dari hasil yang telah ditemukan, informan memiliki 4 jenis kebutuhan yang muncul jika dihubungkan dengan perilakunya. Keempat kebutuhan tersebut adalah kebutuhan untuk merasa nyaman, kebutuhan berafiliasi, kebutuhan untuk merasa aman, dan kebutuhan seks. Dalam teori yang telah disampaikan oleh Alderfer dalam teori ERG miliknya, Alderfer mengatakan bahwa saat manusia telah menyanggupi kebutuhan-kebuthan pada tingkat yang lebih rendah, maka individu akan memiliki hasrat untuk memnuhi kebutuhan pada tingkat yang lebih tinggi. Teori ERG memang bersifat hierarkis, akan tetapi tidak sekaku yang disebutkan oleh Maslow. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56 Bila disilangkan, maka dapat dikatakan bahwa Sm memiliki kebutuhan-kebutuhan yang bersifat untuk menjalin relasi, dan memiliki hasrat untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembangnya yang selalu menemui masalah. Hal ini sejalan dengan hasil tes BFI, yang menunjukkan bahwa Sm adalah individu dengan oerientasi sosial, yang memungkinkan banyaknya muncul kebutuhan-kebuthan yang bersifat “keluar” atau berhubungan dengan orang lain. Dalam teori ERG, dikenal dengan frustasi-regresi, yang memungkinan individu untuk kembali ke kebutuhan yang levelnya lebih rendah saat ia tidak dapat memenuhi hasrat yang dimilikinya. Hal ini memungkinkan seseorang membuat pola dalam perilakunya. Bila dilihat dari keempat kebutuhan yang dimiliki informan, maka terdapat pola yang terbentuk saat informan membentuk sebuah relasi. Seperti yang telah Alderfer katakan, existence merupakan kebutuhan mendasar manusia. Informan dalam hasil wawancara mengatakan bahwa ia sudah tidak bermasalah soal keuangan. Apa yang ia sampaikan menunjukkan bahwa hal-hal mendasar yang bersifat material telah ia penuhi. Dalam memenuhi kebutuhan dasarnya tersebut, informan mengaku menjadi SPG di sebuah perusahaan rokok. Alasannya tersebut juga menjadi dasar informan dalam menjalin relasi dengan pria. Informan merasa tidak ada masalah dalam hal ekonomi saat mejalin relasi dengan seorang pria. Ia menekankan bahwa kenyamanan dan rasa senang bersama seorang pria lebih menjadi konsennya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57 Alderfer (1969) mengatakan bahwa kebutuhan akan relatedness akan muncul setelah kebutuhan dasarnya terpenuhi. Setelah mencapai kepuasan dalam kebutuhan dasarnya, informan mulai mencari kepuasan dalam berelasi dengan seseorang. Informan dalam kebutuhannya berelasi merupakan sebuah sebab-akibat. Hal ini terlihat dari hasil SSCT yang mencerminkan bahwa informan merasa kehilangan sosok ayah yang membuatnya nyaman. Informan mengaku bahwa saat informan pindah ke Yogyakarta, ia tidak pernah bertemu dengan ayahnya, selain lewat komunikasi handphone. Kebutuhan-kebutuhan untuk merasa nyaman dan aman merupakan bentuk dari hal tersebut. Informan mulai memasuki proses seleksi dalam pemilihan pasangan. Informan mencari sosok pria yang dapat memberikan kepuasan dalam dahaga akan sosok ayahnya yang hilang tersebut. Ia merasa bahwa dengan mendapatkan kenyamanan, maka ia akan merasa hubungan menjadi berharga. Melihat pola pemilihan yang dilakukan informan, maka dapat terlihat bahwa kedua kebutuhan telah terpenuhi. Setelah kebutuhankebutuhan akan relatedness tersebut terpenuhi, maka jika berdasarkan Alderfer, informan akan beranjak ke kebutuhan G (growth), yang berhubungan dengan bertumbuh-kembang secara kreatif dan produktif. Kebutuhan akan tumbuh-kembang tersebut muncul saat individu dapat menyelesaikan permasalahan yang muncul. Dalam bagian ini, Sm gagal memenuhi kebutuhan tersebut. Dalam teori fight or flight yang dikatakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58 oleh Cannon (1929), saat seseorang dihadapkan pada suatu masalah (stressor), maka terdapat dua kemungkinan perilaku yang muncul, yaitu fight, melawan; atau flight, kabur dari masalah. Dalam cerita ynag dipaparkan oleh subjek, subjek memiliki harapan untuk memiliki relasi dengan komitmen didalamnya. Akan tetapi, hal tersebut selalu membentur masalah dalam pemenuhannya. Saat menemui masalah tersebut, informan lebih memilih untuk kabur dari masalah tersebut dan mencoba peruntungannya dengan relasi baru lainnya. Hal ini ditunjukkan dari bergantinya pasangan yang dimiliki informan, sebanyak enam relasi berbeda yang telah ia alami dalam kurun waktu satu tahun. Pola tersebut memiliki bentuk yang sama pada tiap hubungan yang informan jalani. Pada relasinya pada pria no. 1, kebutuhan akan materi telah terpenuhi, lalu lanjut dengan kebutuhan untuk relasi yang dipuaskan juga dengan adanya sosok pria yang menemani dan berada disampingnya, yang membuatnya merasa aman dan nyaman. Akan tetapi, pada hubungannya tersebut, Sm menemukan masalah. Pasangan pertamanya tersebut menunjukkan perilaku kasar secara verbal yang akhirnya membuat Sm memilih untuk meninggalkan pria tersebut. Cerita pertama ini menunjukkan bahwa Sm telah baerhasil memenuhi kebutuhan E dan R, akan tetapi gagal dalam memenuhi kebutuhan G. Dari cerita tersebut, terjadi frustasi-regresi, yang membuat Sm kembali mencari kepuasan yang lebih dalam hal relasi. Sm dalam ceritanya tentang hubungannya yang kedua, Sm mengaku bahwa ia mencari sosok pria yang tidak kasar terhadap dirinya. Ia mendapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59 perlakuan kasar dari pria kedua yang menjalani hubungan dengannya. Pencarian sosok lain ini sejalan dengan teori yang dikatakan Alderfer. Alderfer (1969), mengatakan bahwa saat kebutuhan untuk berkembang tidak terpuaskan, maka kebutuhan akan relasi yang sebelumnya telah terpenuhi akan bertambah. Sm mencari pria untuk mengisi kekosongan dalam kebutuhan akan berelasi tersebut. Dalam pencariannya tersebut, Sm pun menjalani hubungan dengan pria yang kedua yang seturut dengan kebutuhannya tersebut. Dalam relasinya kedua tersebut, Sm mendapatkan masalah lagi dalam pemenuhan untuk tumbuh-kembangnya. Sm merasa bahwa pria yang kedua tersebut bukan sosok pria yang ideal menurutnya, karena dirasa kurang tegas dan Sm pun tidak mendapat kepuasan secara seksual. Frustasi-regresi pun kembali terjadi. Sm meninggalkan pria kedua itu, dengan rasa ketidakpuasan dalam kebutuhannya untuk bertumbuh-kembang. Telah diketahui bahwa saat kebutuhan untuk berkembang tidak terpuaskan, maka kebutuhan akan relasi yang sebelumnya telah terpenuhi akan bertambah. Sm akhirnya menjalani relasi dengan pria ketiga yang menurutnya sosok tersebut adalah sosok yang paling ideal menurutnya. Sm mengaku mendapat kenyamanan yang dapat mengisi kebutuhan untuk berelasi yang semakin bertambah. Ia juga memandang bahwa sikapnya yang manutan punya pengaruh dengan rasa nyaman yang ia peroleh. Karena manutan, ia mengalami perlakuan kasar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60 Sm memang mengaku mendapatkan “titik cerah” pada pria ketiga tersebut, akan tetapi, hal tersebut tidak menutup kemungkinan untuk timbulnya masalah. Sm merasa tidak diperhatikan oleh sosok pria yang ketiga ini. Sm merasa bahwa pria yang ketiga tersebut terlalu cuek. Peristiwa ini membuat Sm kembali mengalami frustasi-regresi, yang membuat kebutuhan akan berelasinya kembali dalam keadaan tidak stabil dan harus dipuaskan. Sm mengambil langkah untuk meninggalkan pria ketiga dan mencari pria berikutnya untuk memenuhi kebutuhannya tersebut. Perilaku flight kembali dilakukan oleh Sm saat mendapat masalah, yang akhirnya menjalin relasi dengan pria keempat, dengan alasan haus akan rasa kasih sayang dan perhatian yang harus dipenuhi. Setelah kepuasan tersebut terpenuhi, Sm menemukan masalah saat Sm mengalami kekerasan fisik yang membuatnya rehat dan rasa trauma dalam membentuk relasi romantis dengan pria. Hubungan terakhirnya dengan pria keempat meninggalkan kebutuhan akan pria yang bisa membuatnya memenuhi gairahnya dalam bertumbuh-kembang dirinya. Hal tersebut juga otomatis membuat diri Sm memiliki kebutuhan akan berelasi yang harus dipuaskan kembali. Sebelum kembali kedalam pencariannya untuk pemuas kebutuhanya tersebut, Sm mendapat kesimpulan bahwa Sm terlalu menerima keadaan dan tidak berusaha melawan masalah yang terjadi, akan tetapi lebih memilih mencari sosok-sosok lain untuk memenuhi kebutuhannya tersebut. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Bracha (2004), yang mengatakan bahwa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61 saat individu dihadapkan dengan situasi fight or flight, dan stressor terus menumpuk, maka dapat terjadi trauma terhadap suatu kejadian. Seiring berjalannya trauma tersebut, maka semakin kuat juga kebutuhan yang muncul pada diri Sm. Dalam teori milik Murray, Murray mengatakan bahwa dalam motivasi terlibat sisi ekstrinsik. Sisi ekstrinsik tersebut merupakan tekanan dari luar diri individu yang dapat merubah perilaku seseorang. Tekanan dari luar tersebut ikut ambil bagian dalam perilaku yang dimunculkan Sm. Selain itu, Sm yang telah diketahui membutuhkan sosok pria yang dapat menggantikan sosok ayahnya dalam kehidupannya. Maka, setelah rehat dan berusaha membenahi pikirannya, Sm akhirnya membuka dirinya terhadap pria untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang lama tidak terpenuhi. Sm memiliki niatan untuk mengisi kebutuhan berelasi yang telah ditinggalkannya kosong setelah sekian lama. Kebutuhan tersebut terpenuhi dengan hadirnya sosok pria kelima. Bila sebelumnya, Sm mencari sosok pria dengan niatan menjalin relasi dengan komitmen untuk kelanjutannya, pada pria yang kelima ini Sm murni hanya untuk memenuhi kebutuhankebutuhan yang telah mengering dan mendorong dirinya untuk mengisinya kembali. Dalam prosesnya tersebut, Sm terbentur dengan masalah lagi. Frustasi-regresi pun kembali terjadi. Dari masalahnya dengan pria kelima tersebut, Sm akhirnya memutuskan kembali menjalin relasi dengan pria ketiga yang disebut sebagai “titik cerah”. Proses regresi yang dilakukan oleh PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62 Sm dengan menjalin relasi dengan pria ketiga tersebut menunjukkan bahwa relasi romantis yang selama ia lakukan adalah bentuk dari pemenuhan rasa nyaman yang dapat ia penuhi secara maksimal dengan pria ketiga tersebut. Dalam proses menjalani relasi romantis yang dijalani oleh Sm, dapat terlihat bahwa Sm mencari sosok yang sempurna sebagai pemenuhannya sebagai wanita. Dengan berbagai kebutuhan-kebutuhan yang dimilikinya, Sm menggunakan relasi romantis didalamnya untuk proses seleksi dan memungkinkan dirinya untuk mendapat kepuasan seksual. Sedari awal sudah dijelaskan bahwa kebutuhan akan eksistensi milik Sm tidak ada masalah sama sekali. Permasalahan selalu muncul saat Sm ingin memuaskan dahaga akan berkembang. Sm selalu memilih untuk mencari sosok lain saat terdapat masalah pada relasi romantis yang ia jalani. Dari cerita Sm, terdapat hal yang menarik bila melihat label “bispak” tersebut. Bispak merupakan akronim dari “bisa dipakai”. Imbuhan “di-“ menunjukkan bahwa sosok tersebut adalah sosok yang pasif, atau sebagai korban. Akan tetapi, dalam cerita milik Sm, dapat terlihat bahwa Sm bukanlah sosok pasif yang menunggu datangnya seseorang untuk memenuhi kebutuhannya. Ceritanya tersebut menunjukkan ada aktivitas yang menunjukkan Sm mencari dan mencoba untuk memenuhi kebutuhankebutuhan miliknya. Sm bahkan berontak pada saat ada masalah dalam relasinya, walaupun hal tersebut ditunjukkan dengan caranya meninggalkan relasi tersebut dan memulainya lagi dengan proses seleksi. Dengan demikian, logika penyebutan “bispak” tersebut terlalu memaksakan kepada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63 Sm sebagai representasi perempuan. Apalagi Sm dalam kasus ini justru menjadi pihak yang seakan-akan “ambil untung” dengan hubungannya. Lewat berganti-ganti pasangan, ia memperoleh apa yang dikehendakinya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan. Dalam hasil wawancara Sm, diketahui bahwa terdapat empat kebutuhan utama dalam dirinya. Keempat kebutuhan tersebut adalah kebutuhan untuk merasa nyaman, kebutuhan berafiliasi, kebutuhan untuk merasa aman, dan kebutuhan seks. Dari gabungan keempat motivasi dan perilaku tersebut , terlihat bahwa Sm menjalani relasi romantis dengan bentuk kasual kontemporer. Di dalam relasi romantisnya, Sm lebih menekankan pada pemenuhan rasa nyaman. Sm berganti-ganti pasangan untuk mencapai rasa nyaman. Hal itu menunjukkan bahwa Sm memiliki komitmen, akan tetapi bukan terhadap pasangan, melainkan terhadap rasa nyaman tersebut. Selain itu, dalam pencarian rasa nyaman tersebut, tercipta kondisi frustrasi-regresi yang muncul saat Sm tidak mampu untuk memperoleh rasa nyaman, yang kemudian diwujudkan dalam regresi ke dalam relasinya yang baru. Munculnya kebutuhan akan seks pada Sm bukanlah kebutuhan utama dalam perilakunya. Sm memang memiliki kebutuhan akan seks, akan tetapi kebutuhan tersebut muncul dan menjadi dominan setelah kebutuhan untuk merasa nyaman, kebutuhan berafiliasi, dan kebutuhan untuk merasa aman dirasa telah terpenuhi. 64 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65 B. Keterbatasan Penelitian Peneliti menyadari bahwa peneltian ini memiliki keterbatasan. Keterbatsan dalam penelitian ini adalah hanya terdapat 1 informan yang terlibat dalam penelitian ini. Jumlah informan ini menyebabkan tidak ada data pembanding yang bisa digunakan untuk melihat pengalaman dengan kriteria informan yang serupa. C. Saran Berdasarkan hasil penelitian, informan menjadi bispak karena ada kebutuhan yang harus dipenuhi oleh informan. Oleh karena itu, peneliti dapat memberi saran sebagi berikut : 1) Masyarakat Seorang menjadi bispak hanya karena dilabeli “bispak”. Julukan ini sebenarnya tidak diinginkan oleh ia yang disebut bispak sebab mengandung nada menghina. Karenanya, akan lebih membangun apabila masyarakat lebih terbuka dan tidak menkotakkan bispak sebagai wanita nakal yang bisa seenaknya bisa diajak berhubungan seksual. Setiap perilaku merupakan sebab-akibat dari sesuatu yang belum tentu kita tahu mengapa hal tersebut terjadi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66 2) Bagi peneliti selanjutnya Penelitian ini tidak lepas dari keterbatasan seperti yang diungkap oleh peneliti dalam sub bab keterbatasan penelitian. Oleh karena itu, peneliti menyarankan untuk menggunakan lebih dari 2 informan agar data yang ditemukan dapat lebih beragam. Selain itu, melihat bagaiman sejarah kemunculan istilah “bispak” ini akan memperkuat konteks budaya di mana istilah ini muncul. Dengan mengetahui konteks budayanya, maka bagaimana dan mengapa suatu fenomena bisa muncul akan mungkin lebih bisa dijelaskan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67 DAFTAR PUSTAKA Alderfer, P. . (1969). An Empirical Test of a New Theory of Human Needs. Organizational Behavior and Human Performance, 4, 142-175 Azwar, Saifuddin. (2004). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, Saiffudin. (2010). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bartholomew, D.,&Horowitz, L.M. (1991). Attachment Styles Among Young Adults: A test of a four-category model. Journal of Personalityand Social Psychology, 61, 226-244. Basson, R. (2000). The Female Sexual Response: A different model. Journal of Sexand Marital Therapy, 26, 51–65. Bell, R.L. 1996 Marriage and family interaction The Dorsey Press Illinois. Berscheid, E., & Walster, E. (1974). A little bit about love. In T. Huston (Ed.), Foundations of interpersonal attraction (pp. 355-381). New York: Academic Press. Buss, D. M., & Shackelford, T. K. (1997). From vigilance to violence: Mate retention tactics in married couples. Journal of Personality and Social Psychology, 72, 346–361. Buss, D. M. (2003). The evolution of desire: Strategies of human mating (rev. ed.). New York: Basic Book. Buss, D. M. (2005). The murderer next door: Why the mind is designed to kill. New York: Penguin. Carroll, J. L., Volk, K. D., & Hyde, J. S. (1985). Differences between males and females in motives for engaging in sexual intercourse. Archives of Sexual Behavior, 14, 131–139. 67 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68 Chaplin, J.P. (Penterjemah : Dr. Kartini Kartono). 2002. Kamus Lengkap Psikologi. Raja Grafindo Persada : Jakarta Davis, D. et al. (2004). Attachment Style and Subjective Motivations for Sex. Society for Personality and Social Psychology, Inc. Vol. 30 No. 8, 10761090. Djaali, H. (2000). Psikologi pendidikan. Jakarta : Universitas Negeri Jakarta Djamarah. (2002). Teori Motivasi, edisi 2 (ed-2), Jakarta : PT. Bumi Aksara Downs, C.W, dkk. (1980). Professional Interviewing. New York: Harper & Row Publisher. Edelstein, R. S.,&Shaver, P. R. (2004). Avoidant attachment: Explorationn of an oxymoron. In D. Mashek & A. Aron (Eds.), Handbook ofcloseness and intimacy (pp. 397-412). Mahwah, NJ: Lawrence Erlbaum. Feeney, B. C.,&Collins, N. L. (2001). Predictors of caregiving in adult intimate relationships: An attachment theoretical perspective. Journal of Personality and Social Psychology, 80, 972-994. Flett, G. (2008). Personality Theory and Research- An InternationalPerspective. Feist, J. And Feist, G. (2009). Theories of Personality. Seventh Ed. Boston: Mc.Graw Hill. Fraley, R. C., & Shaver, P. R. (2000). Adult romantic attachment: Theoretical developments, emerging controversies, and unanswered questions. Review of General Psychology, 4, 132-154. Franken, R. (2002). Human Motivation. United State America: Wadsworth, Thomson Learning. Gatyo, D.P. (2013). Dinamika Kebutuhan Dan Kecemasan Penderita Latah. Skripsi Strata 1. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69 Goldberg, L.T. (1981). Language and indi-vidual differences: The search for universal in personality lexicons. In L. Wheeler (ed.). Review of Personality and Social Psychology, 2, 141-165. Beverly hills, CA.: Sage Pub. Graham, S & Weiner, B. (1996). Theories And Principles Of Motivation. National Science Foundation No. DBS-9211982 Greiling, H., & Buss, D. M. (2000). Women’s sexual strategies: The hidden dimension of extra-pair mating. Personality and Individual Differences, 28, 929–963. Gunarsa, S.D. (1985)Dasar dan teori perkembangan anak. BPK Gunung Mulia Jakarta. Handoko, Martin. (1992). Motivasi Daya Penggerak Tingkah laku (cetakan pertama). Yogyakarta: Kanisius. Hazan, C., &Shaver, P. R. (1987). Romantic love conceptualized as an attachment process. Journal of Personality and Social Psychology, 52, 511-524. Hutagalung, R. A. S., (2012). Pusat Bahan Ajar dan Elearning : Psikodiagnostik I. http://www.mercubuana.ac.id. Diakses pada 23 Juni 2016. Hurlock, Elizabeth B. 1998. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (Ed. 5). Jakarta : Penerbit Erlangga John, O. P., Donahue, E. M., & Kentle, R. (1991). The Big Five Inventory. Technical report, University of California, Berkeley. John, O. P., Naumann, L. P., & Soto, C. J. (2008). Paradigm shift to the integra-tive Big Five trait taxonomy: History, measurement, and conceptual issues. In O. P. John, R. W. Robins, & L. A. Pervin (Eds.), Handbook of personality: Theory and research (pp. 114-158). New York, NY: Guilford Press. Kamus Besar Bahasa Indonesia Online. Diakses pada 4 Maret 2016, dari kbbi.web.id: http://kbbi.web.id/motif PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70 Kamus Besar Bahasa Indonesia Online. Diakses pada 5 Mei 2017, dari kbbi.web.id: http://kbbi.web.id/motivasi Lehmiller, J. J. (2014). The Psychology of Human Sexuality. United Kingdom: John Wiley & Sons, Ltd Maslow, A. H. (1962). A theory of human motivation. Psychological review Matsumoto, D. & Juang, L. (2008). Cultural & Psychology. Belmont: Wadsworth Cenage Learning. McCrae, R. R., & Costa. P. T. Jr. (1999). A five-factor theory of personality. In L. A. Pervin, & O. P. John (Eds.),Handbook of personality: Theory and research. New York: Guilford Press. Mikulincer, M.,&Shaver, P. R. (2003). The attachment behavioral systemin adulthood: Activation, psychodynamics, and interpersonal processes. In M. P. Zanna (Ed.), Advances in experimental social psychology (Vol. 35, pp. 53-152). San Diego, CA: Academic Press. Moleong, Lexy J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif edisi revisi. Bandung: Rosdakarya Poerwandari, E. Kristi. 1998. Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologi. Jakarta :Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3). Poerwandari, K.(2005). Pendekatan kualitatif untuk penelitian perilaku manusia. Jakarta: LPSP3 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Ramdhani, N. (2012). Adaptasi Bahasa dan Budaya Inventori Big Five. Jurnal Psikologi, Vol. 39, no 2, Desmber 2012: 189-207. Santrock, J. W. (2003). Adolescence: Perkembangan Remaja. Jakarta: Penerbit Erlangga. Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71 Schachner, D. A., &Shaver, P. R. (2002). Attachment style and human mate poaching. New Review of Social Psychology, 1, 122-129. Schultz, D.P. (2009). Theories of Personality 9th edition. Sydney: Wardsworth, Engage Learning. Sprecher, S. & McKinney, K. (1993). Sage Series On Close Relationships. International Educational and Professional Publisher. London. Yin, Robert K. (2008), Studi Kasus : Desain dan Metode. Jakarta : Rajawali Pers PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAMPIRAN 1 Verbatim Informan 72 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73 No. Judul Tema Verbatim Komentar 1 Seks sebagai 2 kebutuhan nih, pas SPGan, ada orag yang bispak bukan karena 3 pemenuhan perasaan nawar kamu berapa juta buat masalah ekonomi, “main”, kenapa ga kamu terima? akan tetapi hal yang 4 5 6 7 Kan dulu kamu pernah cerita gini Subjek menjadi Ga mau Alesannya? Kalo gue nih, kaya gitu tuh, bukan berkaitan dengan perasaan dan kebutuhan maksudnya bukan need of money gitu 8 yah. Terus juga banyak yang ngeliat 9 temen-temen yang lain tuh kalo udah 10 sekali kaya gitu tu nyemplung pasti 11 udah. Duit gampang kan ibaratnya itu. 12 Cuma balik lagi ke gue, nyari duit 13 bener, Cuma buat gue hal kaya gitu 14 tuh bukan buat dijual. Bukan atas 15 dasar uang. 16 Berarti atas dasar? 17 Yaa macem-macem Kalo menurutmu atas dasar apa? Feeling, kebutuhan Kebutuhan tuh, mkasudnya butuh Subjek dapat 18 19 20 dari 2 orang, si cowok butuh melakukan hubungan 21 kamunya ga butuh, atau kamunya seksual pada butuh si cowonya ga butuh? seseorang yang dirasa 22 23 24 Cowok mah butuh terus coy Terus, pernah ga kamu yang minta duluan? 25 26 27 Ga Ga pernah? Kenapa? Ga pernah kepikiran “ahh gue pengen 28 jatah” 29 30 Pemenuhan 31 kebutuhan seksual Kan tadi kamu bilang kebutuhan? Ya kebutuhan. Ya kalo dihadapin di situasi kaya gitu baru “oh iya ding, 32 udah lama ga gitu”. Gitu loh. 33 Oke, berarti, yang kamu cari dari 34 cowo tadi tu apa? Kebutuhan, sama 35 feeling. Kebutuhan tuh maksudnya 36 Kebutuhan untuk 37 merasa disayang oleh 38 pasangan 39 40 kebutuhan apa aja? Ya kaya lu ngerasa disayang, gitugitu loh Gitu-gitunya apa maksudnya? nyaman. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74 41 Kenyamanan sebagai 42 syarat utama Kaya lu ngerasa apa yah, kadang kan kerasa tuh orang cuma pengen main- 43 main doang apa gimana gitu loh. 44 Sayangkah? Gitu loh. Sama yang kebutuhan apa si tadi. Ya kebutuhan 45 kaya ketika udah, maksudnya kaya 46 aku kan emang ga pernah “ahh aku 47 pengen, ngebet banget.” Ga, ga 48 pernah. Karena kan emang ga pernah 49 kepikiran kesana, focus orientedku ga 50 kesana. “yaa boleh deh sekali-kali” 51 gitu. Dengan catatan, gue baru sekali 52 kenal nih, “udah ayo”, ya ga mau lah. 53 Gue kenal dia apa deket dulu kek apa gimana, apa mungkin ngerti orangnya gimana 54 Kenyamanan sebagai 55 syarat utama Minimal berpaa lama? Maksudnya merasakan arti deket disini itu gimana sih? 56 57 58 59 62 berhubungan badan. Berarti, umm kalo total deh total, berapa? Bentar, lima Dari kelima itu, kesamaan si cowo 63 apa sih? Kenapa mau? Itungannya 64 kenapa kamu mau “dipake”? 65 Kesamaan gue ke cowonya apa? 66 Yaa lunya apa gitu? Maksudnya 67 syarat apa sih yang ada di keliama 68 cowo itu? 69 Yaa ngerasa ada nyaman, ada feeling 70 gitu loh pokoknya. Bukan yang kaya 71 “ahh dugem, bungkus, pulang.” Ga 72 73 74 kenyamanan terlebih Entah nyaman, entah ada perasaan dahulu agar bisa gitu loh cowo yang udah tidur sama kamu 60 61 Deketnya tuh maksudnya gimana? Subjek harus mau kalo aku loh ya. Ya balik lagi ke prisip, soalnya, nek buat aku nih, hal kaya gitu bukan yang kaya “ahh yaudah deh, have fun.”, udah selesai. 75 Ga yang as easy as that, ga yang “ahh 76 udahlah baru kenal, bodo amat.” Kan 77 banyak yang kaya gitu, aku ga mau ah 78 kaya gitu. Ngapain. Gila juga, baru 79 kenal, pulang, bungkus, yaa kalo sehat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75 80 Berarti masih ada syarat-syarat ke 81 feelingnya itu ya? Berarti harus 82 deket dulu ya? 83 Iya kalo gue lebih ke nyaman kah, yaa orang 84 nyaman otomatis ada feelingnya gitu, ga mungkin ga. Kalo 85 ga nyaman ga mungkin 86 87 Berarti masih ada kemungkinan, kalo misalnya, kamu nyaman sama 88 si cowo nih, tapi kamu ga ada 89 hubungan nih, pacaran gitu. Tapi 90 bisa berhubungan? 91 Ya tergantung. Terus, anggep nih kamu seneng Subjek merasakan 92 93 Rasa sakit hati saat 94 menjadi bispak sama si cowo, terus si cowo juga sakit hati sebagai itungannya make kamu. Cuman resiko dalam menjadi kamu ga dijadiin pacar, Cuma seorang bispak. 95 96 dijadiin temen atau dijadiin apa 97 gitu. Perasaan kamu apa sih 98 99 Menerima resiko sebenernya? 100 Gerus coy, tapi ya resiko. Maksudnya, ya ketika belum ada 101 komitmen, cuma gue mau, berarti gue 102 tahu tuh resiko ke depanya. Yaa udah 103 deh. Yaa “ahh anjrit, kampret si 104 kampret”. Cuma yaudah lah emang 105 resikonya 106 resikonya gimana 107 109 110 Ngerti lah Contohnya, resikonya lebih ke sakit Iya berarti jatohnya Tapi, itu itungannya kamu udah nganalisis dulu atau sebelumnya 111 113 gitu. hati ya sebenernya? 108 112 gue kamu ga bakaln tahu nih bakalan Menerima resiko kaya gini? Ya kaya resiko aja. Kaya lu jalan lu 114 tau positifnya apa, negatifnya apa. 115 Kira-kira kalo gue kaya gini berarti 116 gini, okee jalan. Kalo ga, yaudah gitu. 117 Jadi kira-kira nih kan, bisa apa yah, 118 prediksi orang gitu loh 119 120 Nah, maksudku kamu udah pernah memprediksi itu belum sih? PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76 121 Ya bayangnku dia kaya lu “ni orang 122 bisa ga ya?” coba dulu aja deh. Kira- 123 kira bayangin kurang lebih kaya gini, Cuma ga tau juga. Kan ga ada yang tau 124 Harapan subjek Sebenernya kamu punya harapan Harapan awal subjek 125 ga 126 sebenernya gitu, “ahh kenapa si, pasangannya. kok Cuma gini doang, ga jadi 127 Harapan misalnya, terhadap pacar?” gitu 128 129 130 sih? Kalo awalnya ada. Cuma misalnya nih, apa yah, kaya lagi jalan, tapi kaya Menerima resiko ahh ga deh. Yaudah selesai. Ya balik 131 lagi ke resikonya. Kalo orang berani 132 ngambil resiko kan, berarti ada 134 tujuannya. 135 tujuannya ga nyampe yaudah gitu. 136 Emang resiko gue. 137 Awal menjadi bispak Cuma ketika 139 140 menerima resiko saat akan menjalani hubungan dengan jalan pasangan. Kamu jadi gini semenjak kapan Awal saat subjek sih? 138 Subjek berani menjadi seorang Hahaha semenjak sama si orang bispak. ketiga lah. Kalo dulu gue bener, statusnya pacar, abis itu udah, ga 141 pacar, ga pacar, ga pacar. Hahaha 142 Tanggapan subjek 143 terhadap lingkungan orang yang tahu kalo kamu itu bisa terhadap pandangan 144 terkait bispak dipakai? 145 146 Kamu malu ga sih, anggep kalo ada Subjek tidak peduli lingkungan pada Bukan lebih ke malu sih, lebih ke dirinya. “ahh kalo ga ngerti diem aja!”. Gue kan cuek ya orangnya, ga malu sih. 147 Yaa biarin sih urusan-urusan gue. 148 Maksudnya kalo lo ngerti dasarnya 149 apa, 150 yaa gak apa-apa. Kecuali dasarnya uang, aib lah itu berarti, 151 “yaa ampun, demi duit doang, kaya 152 gitu lo?” 153 Tadi kan, kamu bilang, syaratnya Subjek tidak 154 itu nyaman sama ada need. Level mementingkan 155 nyamannya kamu seperti apa sih? masalah uang, akan Apakah, misalnya nih, si cowo tetapi harus 156 157 158 159 160 harus bayarin terus atau kamu bayarin terus, itu masuk level nyaman, yang penting si cowo itu selalu ada? Yaa bayarin makan, main. mendapatkan kenyamanan terlebih dahulu. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77 161 Kenyamanan sebagai 162 syarat utama Kalo gue sih ga pernah masalahin duit. Selama gue masih ada sih ga 163 apa-apa. Gak perhitungan lah. Kalo 164 buat gue happy dan worth it yaa gak apa-apa, bukan masalah duit. Asal 165 bisa nyaman apa nyambung gitu. 166 167 Nah kan tadi cerita 3 orang terakhir itu gak pacaran, cuman 168 bisa dipake kan? Nahh kok bisa 169 Seks sebagai 170 kebutuhan 171 pemenuhan perasaan sampai dipake? Kenapa yaa? Hahaha. Yaa mungkin cowonya juga butuh, ya namanya 172 orang udah pernah kaya begitu kan! 173 Maksudnya walaupun, ada orang 174 yang kudu rutin kah, ada yang 175 orientasinya ga kesana. Tapi jatohnya 176 itu ke kebutuhan. Guenya juga butuh, 177 Kenyamanan sebagai 178 syarat utama si cowo juga butuh. Gue juga bingung ihh. Kok bisa yaa? Kalo gue nih, atas dasar butuh, kalo urusan duit mah 179 udah sugih gue! Yaa balik-balik lagi, 180 181 feeling lo gimana, terus need. Yaudah Menerima resiko gitu loh, mau urusan kedepannya gimana ya resiko. 182 Rasa sakit hati saat 183 menjadi bispak Hamilkah? Atau apa penyakit sakit hati sebagai kelamin? resiko menjadi Kalo penyakit kelamin sih gak ada. bispak. Sakit ati? Iyee!! Heeh bener! Ini mulainya kapan sih ini? Hahahaha 1 tahun yang lalu lah, gue banyak teman yang 184 185 186 187 188 189 Awal menjadi bispak lupa. Yaa setahun setengah lah ya 190 191 192 Subjek memiliki menjadi bispak juga, Ada role modelnya gak sih, kenapa akan tetapi tidak kamu bisa jadi kaya gini? menjadikannya Misalanya kamu mungkin lihat 193 sebagai role model. temenmu. Misal si ini nih, gampang 194 dapet pacar gara-gara dia bisa 195 dipake atau dia tenar nih, gara- 196 197 Resiko yang pernah didapetin apa? Subjek merasakan gara bisa dipake Kalo gue tau orang sih, banyak tau. Subjek menjadi bispak atas 198 Cuman, ga jadi patokan. Karena kan keinginannya sendiri. 199 balik lagi, kan atas dasarku sendiri. 200 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78 Kalo 201 ngikut-ngikut orang mah gampang banget cari pacar. Selesai. 202 Tanggapan subjek 203 terhadap lingkungan 204 terkait bispak Tadi kalo masalah malu itu, cuek Subjek tidak peduli yah? 205 terhadap pandangan Yaa karena gue ngerasa ga salah. Yaa lingkungan pada atas dasarnya selingkuh, bukan atas dirinya. dasar duit atau dugem bungkus 206 dugem bungkus. Yaa mngkin kalo 207 kata orang atas dasar duit bener, kan 208 beda-beda orang. 209 Lebih memilih sisi 210 kepribadian daripada 211 fisik Nyamanmu itu, lebih kearah fisik Subjek mencari atau… 212 kenyaman dari seorag Ga ga ga ga pernah fisik, karakter pria, bukan dari jatohnya. Lebih ke karakter sama fisiknya. sifat. 213 kamu 214 bispak nih, 215 orgasme ga sih? sebagai pemuas Pernah! perasan. Itu di semua cowo, setiap kali main 216 217 menjadi cewek Subjek melakukan Selama pernah ngerasain hubungan seksual atau gak? 218 219 220 Ga. Sebenernya, mengharapkan orgasme ga sih setiap kali main? 221 Gue? Nggak. Maksudnya, nyampe 222 Seks sebagai 223 kebutuhan Karena ya atas dasar feeling, balik 224 pemenuhan perasaan lagi ke perasaan. Jadi ya nerima aja, yaudah kalo ga nyampe yaudah. 225 nggak yang harus banget, lebih ke pemuasan perasaan. 226 Pendekatan secara 227 langsung untuk hal ini? Misal nih, ada orang menyukai kenalan Kenalan, penedekatan secara kenalan, nyaman, bisa main ga langsung daripada 228 229 232 lewat media sosial. Belum pernah ketemu malah, face to face. Yaa ketemuan, orangnya easy 233 going ga. Soalnya males nggagas dari 234 sosmed. Harapan subjek Kalo dari kamu sendiri, sebenernya Subjek tidak pengen ga sih kaya gini? Kenapa? 236 238 BBM. awalnya? 231 237 dari kira-kira? Kalo dari sosial media 230 235 Kamu bisa ditemuin dimana sih Subjek lebih mengharapkan Ga! Yaa balik lagi, gue kan pernah dirinya menjadi ngalamin tuh sama pacar gue sama seorang bispak. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79 239 yang bukan pacar. Maksudnya ketika 240 kamu ada komitmen, bakalan ada 241 komunikasi mendalam, terus lebih Subjek menerima kaya yang bisa terbuka, bisa kaya 242 dirinya sebagai yang bisa mendalam gara-gara ada 243 sorang bispak. visi kedepannya, ga ngambang. Aku 244 sih orangnya mikir kedepan, tapi 245 ketika itu ngambang, yaudah let it 246 flow aja. Ya namanya juga cewe. 247 Maksudnya? 248 Cewe kan sesantai-santainya orang, 249 ngeliat orang pacaran tuh “si kampret, 250 orang pacaran.” 251 Menurut gue nih ya, siapapun pasti 252 pengen ada someone yang “ini lho, 253 gue udah komit sama dia, kita ada Ada komitmen. tujuan kedepan bareng.” 254 Menurut kamu, angka itu penting Subjek tidak melihat 255 ga sih? Jadi gini, aku pernah baca keslahan dalam 256 jurnal, kalo orang-orang eropa itu, menjadi bispak misalnya udah bisa nikah kalo karena pemenuhan 257 misalnya udah pernah nidurin 5 258 perasaan. cowo 259 260 261 Ga Berarti, anggep aja pahit-pahitnya, 3 tahun kedepan, masih belum 262 punya pacar, tapi Cuma cowo yang 263 lewat-lewat doang, tapi pada make, 264 masalah ga buat kamu? 265 Seks sebagai 266 kebutuhan itu ga yang ga salah. Karena gimana 267 pemenuhan perasaan pun alesannya ya feeling, kalo duit Ga. Karena kan maksudnya basicnya 268 mah jualan. Yaa ga salah kalo 269 pasangan lo bisa nerima oke oke aja. 270 Cara subjek 271 menampilkan dirinya gosip-gosip yang nyampe telinga menampilkan dirinya 272 pada umum. kamu “itu tuh bisa dipake tuh”? 273 274 275 276 277 278 Pernah ada omongan ga sih atau Subjek akan Belum. Ga tau apa ga nyampe ke dengan cara kuping gue senyaman subjek. Apa kamu punya cara-cara sendiri untuk nutupin? pada lingkungan Yaa ga usah ember ke orang lain kan. Selesai kan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80 279 Penampilan ngefek ga sih menurut kamu? 280 281 Kalo menurut gue sih ga, karena kan penampilan sePDnya lo, senyaman lo, 282 sepengennya lo mau pake apa. 283 Pasangan ideal 284 menurut subjek kamu kaya apa sih sebenernya? 285 Kalo buat cowo ideal, cowo ideal Subjek memiliki 286 Cowo, tinggi tapi conditional karena ideal menurutnya. fisik bisa ditoleransi, lebih ke ngertiin gue, nyaman, udah. 287 288 Pasangan ideal Kalau untuk ukuran si “otong” nih, ngaruh ga? 289 290 Ngaruh coyy Lebih suka yang besarkah, yang panjangkah, atau lebih yang tahan 292 menurut subjek lebih ke arah 291 pandangan pasangan kepribadiannya bukan fisiknya. lama? Coba deh bandingin mana 293 yang buat kamu nyaman dan ga 294 nyaman 295 Ukuran sama tahan lama tuh saling 296 bersangkutan coy. Percuma aja dia 297 gede, cuma 3 menit, yaa mati. Apa dia 298 nih misalnya tahan 2 jam, tapi cuma 299 ya seuprit, ya kaliii. 300 Berarti, yang kamu suka tuh yang seperti apa? 301 302 Lebih ke ukuran, kalo waktu tuh conditional lah. 303 Kekecewaan subjek Pernah ngerasain kesel ga sih, kaya Subjek lebih memilih 304 misalnya nih lagi di tengah-tengah menyibukkan diri 305 tapi si cowo keluar duluan gitu? 306 307 Penyelesaikan 308 masalah daripada memaksa Ohh yaa kentang (kena tanggung) tapi oragasme. yaudah lah ahhaha Terus cara ngelawan kentangnya itu gimana? Masturbasi? 309 310 Menyibukkan diri kalo gue. Belum pernah masturbasi gue! 311 Seks sebagai 312 kebutuhan si 313 pemenuhan perasaan ngehubungin dan ngomong “ehh secara langsung, bila gue ngaceng”, itu gimana? sudah pernah 314 315 316 317 318 Misalnya kamu ada perasaan sama Subjek dapat diajak cowo, terus tiba-tiba berhubungan seksual Kalo yang belum pernah main sebelumnya sih, illfeel jadinya, kaya yang ngarep. Beda sama yang udah beberapa kali sebelumnya, itu kan melakukan sebelumnya beberapa kali. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81 319 kaya gue ngerti lo ngerti lah, lagi 320 pengen. 321 Kan tadi kamu bilang kamu nyaman sama si cowo, cuma si cowo 322 pengen, tapi kok malah ill feel 323 jadinya? 324 325 Ya tapi kan ga langsung juga, “ehh pengen nih” 326 327 Berarti bisa kejadian kaya gitu, kalo udah pernah main dulu 328 sebelum-sebelumnya? 329 Iyaa heeh, udah sama-sama ngerti. 330 Kalau untuk tempat, biasanya 331 dilakukan dimana? 332 Di kost si cowo lah, di kost gue susah, tapi tidak menutup kemungkinan 333 Kenyamanan dalam 334 berhubungan seksual pacaran sama yang ga pacaran, pas resikonya sebagai lagi “main”? 335 336 337 subjek, walaupun Yang pacaran lah, karena kan kalo subjek berharap untuk amit-amit nih yee, kebobolan, yaa mendapat pacar. kalo ada pacar kan emang pacar gue 338 kok, pasti tanggung jawab lah kalo 339 ada cowo. Kalo ga pacaran ga kan 340 bisa aja ngelak “emang lo sapanya 341 342 Lebih enjoy mana antara yang Subjek menerima gue?”. Menerima resiko Kan pacaran juga bisa angkat 343 tangan juga, ga ada hitam diatas 345 putih. 346 Tapi kan tetap ada komitmen bareng deh. Lebih ngerasa secure jatohnya. 347 348 Anggep nih, kebobolan tapi bukan 349 sama pacar, yang kamu lakuin 350 apa? 351 Balikin dulu ke cowonya, kalo cowonya ga tanggung jawab… Kalo 352 sekarang sih yaa gue gugurin, karena 353 gue belum mapan nih idupnya. Kalo kedepannya sih bisa berubah, conditional. 354 Kenyamanan dalam 355 berhubungan seksual Selama ini, kamu main sama cowo Subjek merasa lebih itu, pakai pengaman atau ga? nyaman melakukan hubungan seksual 356 Ada yang pake ada yang ga 357 Lebih nyaamn mana? PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82 358 Yang ga. Soalnya deg-degan juga tanpa memakai dua-duanya. 359 kondom. 360 Berarti nyari deg-degannya itu ya? 361 Bukan, bau plastik coy, ga enak.. 362 Terus kenapa lebih milih ga pake menanggung kondom? 363 364 365 367 resikonya selama Yaa lebih ngerasa enjoy. Ga nyaman pas si cowo pake menjadi bispak. kondom tu, kenapa emang? 366 Menerima resiko Jatuhnya risih gitu. Kaya eeee risih. Pernah kepikiran ga sih, kaya “kok 368 gue dari kemaren dipake terus, tapi 369 kok ga dipacarin?” 370 Kalo kepikiran sih ada. Cuman, ya balik lagi, resiko gue. Walaupun itu 371 posisi mabok ataupun pengen. Ya 372 berani 373 nerima manisnya, berani nerima pahitnya. 374 375 Kan tadi kamu bilang, untuk menghilangkan nafsu tuh, kamu 376 leih milih nyari kegiatan. Pernah ga 377 sih, kaya kamu mancing-mancing si 378 cowo, apa dateng ke kosan pake 379 baju seksi gitu. 380 Ga. Selama dia bukan pacar gue. Kalo 381 pacar gue kan bisa “yok pengen yok”. 382 Karena juga kan maksudnya gimana ya gue ga ngerti orangnya 100 persen, 383 jadi ya masa gue yang ngajak, ya 384 nggaklah. 385 386 Kalo gini nih, kamu dipanggil si cowo suruh main ke kosan dia terus 387 dan cuma buat seks aja. Keberatan 388 ga sih? 389 Kalo jangka panjang iya. 390 Kalo sekali dua kali berarti masih 391 392 oke ya? Harapan subjek Iya, cuman gitu doang cuman 393 kedepannya ga ada juga ngapain juga 394 gitu loh. Ya kan siapa sih yang ga 395 pengen punya someone yang bisa 396 Subjek berani diajak bareng-bareng. Karena yaaa ga jelas kedepannya gimana. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83 397 cowok yang pertama 398 399 Perasaan sakit hati 402 pertama, temperamen, hubungannya dengan pacar pertama. Pisahnya gara-gara? Kasar, aku ga kuat, tak tinggalin. Dia kasar banget. 403 404 405 406 407 408 Yang sakit hati dari hasil pemaksa, bossy, kasar. 400 401 Ceritakan tentang karakteristik Subjek merasakan Perasaan tidak ikhlas Berhubungannya berapa lama? 7 bulanan lebih Kok bisa tahan sampe 7 bulan? Biasa, sayang ibaratnya dulu. Alesan lainnya? Ohh ga iklas sih. “kok enak aja lu 409 udah gitu sama gue (berhubungan 410 seksual), tapi kok gitu?”. Cuma lama- 411 lama kan emosian, maki-maki gitu. 412 413 Selang sama cowo yang kedua, dari Subjek memiliki cowo kestu ke yang kedua? harapan bahwa pasangannya bisa 414 1 apa 2 bulanan deh 415 Kalo cowo yang menuntun subjek. kedua gimana? 416 417 karakteristik Harapan subjek Manutan. Cuma terlalu manut buat ukuran cowo. Jadi, tipe yang disetir tu 418 loh, bukan yang bisa nuntun 419 420 Putusnya gara-gara? Anak mami. 421 Selain itu? 422 Terlalu posesif 423 Kalo yang menyangkut seksual, 424 misalnya apa. Yang pertama juga 425 ada 426 menyangkut seksual? Terlalu cepat 427 keluar kah. 428 ga alasan-alasan yang Kalo yang pertama itu kasar, kasar 429 banget orangnya. Yang kedua hahaha 430 satu lagu abis, kelar! 431 432 433 434 435 436 437 Ketidaknyamanan dalam berhubungna seksual Dan disitu ga ngerasain kepuasan? Ga ngerasain apa-apa Itu jalannya berapa lama sama kepuasan seksua yang kedua? disamping status berpacaran. 2 bulanan Kenapa bisa nyari yang berbeda, kan yang tadi kesatu itu marahan, itungannya Subjek membutuhkan kasar. Terus yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84 kedua 438 439 Kebutuhan untuk 440 merasa disayang oleh 441 pasangan bisa dapet yang dikasar-kasarin gitu. manutan? Yaa abis Kasarnya bukan cuma fisik, tapi omongan. Yang omongannya itu yang 442 gak kuat, karena kan kalo fisik kan 443 bisa aja gak ketemu. Jadi abis itu ya 444 445 kok gue nyarinya yang ga kasar gitu loh. Kekecewaan subjek 446 Dari cowo yang kedua tuh, kamu merasakan kekecewaan ga sih? 447 Kecewa sih ga begitu, ya dikit sih. 448 Kaya dia manutan sama lembek, ga 449 bisa apa-apa tu loh. Pasif deh ibaratnya. Apa-apa aja manut tu loh. 450 Berarti setelah 2 bualn putus, Subjek menemukan 451 lanjut 452 Ketemunya selang berapa lama? pada orang yang 2 minggu ketiga ini. Kalo 453 454 ke cowo cowo yang yang ketiga. pasangan yang pas ketiga itu karakteristiknya gimana? 455 456 457 Kenyamanan sebagai 458 syarat utama Easy going, selo. Kan kamu bilang, cowo 1 sama 2 itu pacaran, yang ketiga itu ga. Kenapa kok mau sama cowo yang 459 kekecewaan karena ketiga ini? 460 Ga tau ahahaha. Nyaman, yaaa easy orang ketiga ini cuek. 461 going aja, santai. Gue nemu titik 462 nyaman. 463 sebelumnya gue terlalu dikasarin, 464 yang terlalu manutan. 465 Karena kan sebelum- Berarti cowo yang ketiga ni, dapet 466 yang tengahnya lah ya. Itu berjalan 467 berapa lama sama yang ketiga? 468 469 1 bulanan Kalo kekesalan nih, apa yang kamu keselin sama si cowo yang ketiga? 470 Kenapa dari cowo yang ketiga, kan 471 berarti kmau udah dapet nyaman 472 473 474 475 476 477 nih, kenapa nanti ada cowo ynag Kekecewaan subjek keempat? Subjek merasakan Nahh itu salah dia disana. Orangnya terlalu cuek! PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85 478 479 Terus kalo orangnya terlalu cuek, kamu berusaha mengejar kah atau Menerima resiko berusaha buat apaa gitu? 480 481 Belum sih. Kan gue juga ga terlalu seneng dirubah karakternya. Yaa gue 482 memperlakukan orang juga sama lah. 483 484 Terus kenapa sama cowo yang ketiga, kamu masih mau dipake? 485 486 487 Kenyamanan sebagai 488 syarat utama Yaa nyaman aja. Kalo dibandingin antara nomor 1 sama 2, menangan yang nomer 3 apa? 489 Dari segi seksual sama kepribadian. 490 Kalo kepribadian, ya ituu nyaman. 491 Maksudnya gue ga perlu jadi orang 492 lain gitu , ya emang gue kaya gini, ya 493 kaya gini. Kalo dari sisi seksual, yaaa 494 itu ga 3 menit. 495 496 Yang pertama emang 3 menit? Ga sih, yang kedua aja. Yang pertama tuh lebih ga nikmatin. Karena kan, 497 498 kaya lu dikasarin gitu loh. Secara Perasaan sakit hati 499 kepaksa Kalo diantara 1, 2, 3, lebih sakit hati sama yang mana? Sakit ati 1 sama 3. Ehh kalo paling sih yang yang pertama. 500 501 Berarti alesan cuek itukah, yang Subjek mendapatkan kamu jadi nyari cowo ke empat? kekerasan secara fisik, yang berujung 502 Iya 503 Cowo keempat itu karakteristiknya pada berkahirnya gimana? hubungan pada Lebih care sih orangnya. Kasar sih 504 505 ga, cuman balik lagi dapetnya yang 506 posesif. Ngebatasin apa-apa gitu loh. 507 508 509 Jalannya berapa lama? 2 mingguan Kenapa bisa 510 tahan sampai 2 minggu? 511 Kebutuhan untuk 512 merasa disayang oleh care banget. Cuman, ketika posesif 513 pasangan dan emosian, beuh kelar! Jadi bukan 514 515 Sebenernya kalo masalah care tuh, ke kasar tapi ke ga bisa ngontrol pasangannya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86 516 emosi. Jadi, kaya lu bikin tu orang 517 kesel, dia bisa ngebanting-banting. 518 fisik ke kamu? 519 520 521 Dia pernah melakukan kekerasan Kekecewaan subjek 523 Pernah! Rokok nyala tuh, dilempar ke gue, ditampar, dicekik. Itu gara-gara apa, kok bisa sampe gitu? 524 525 Ya itu, kaya dia pernah bilang “udah, disini aja sama aku!”, gue kan ga suka 526 yang posesif, terus gue jawab “ga deh, 527 aku pengen me time. Gue pengen 528 nyantai sama temen-temen gue.” Ga 529 boleh tuh udah. Jadi tuh, ini kan ga 530 ada status kan tapi ngatur banget, 531 posesif tapi kasar. Maksudnya emang 532 mungkin baik, cuman kasarnya itu 533 Lebih memilih sisi 534 kepribadian daripada 535 fisik 536 537 Ketidaknyamanan 538 dalam berhubungna 539 seksual sama emosian. Kamu sebenernya pas nyari cowo tuh, lebih ke fisik apa ke kepribadiannya? Ya kepribadian. Itu kalo yang nomer 4, secara seksualnya gimana? Biasa sih, cuman maksa. Gue ga tau 540 sih itu itungannya hyper apa gimana. 541 Jadi, pas gue dulu nih pulang kerja pas 542 jamannya SPGan, pulang jam 2 pagi, 543 capek dong. Nah, tu orang saking 544 posesifnya, nungguin gue pulang 545 kerja di kantor. Pulang tuh dipaksa 546 Keterpaksaan dalam 547 melakukan hubungan 548 seksual 549 tidur di kosnya dia. Terus kenapa kamu masih ngelakuin? Lebih ke dipaksa dan ya kaya apa sih cewe dipaksa, disentak-sentak gtiu. 550 Kata-katany ga kasar, cuman tuh kaya 551 yang tempramen gitu loh, kaya yang 552 lagi marah. Subjek melakukan hubungan seksual karena sebuah paksaan. 553 Cara menangani Ga minta bantuan sama siapa gitu? 554 masalah Awalnya sih gue coba kaya ngeliat Subjek berusaha 555 orangnya nih kan, ngadepinnya kaya mencari solusi dari 556 gini kyaa gini, kurang lebih bisa lah permasalahna yang 557 dikit-dikit. Awalnya sih nyoba handle PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87 558 sendiri, 559 Cuman ketika langkah itu yang seorang diri. kuambil, itu orang ngamuknya malah 560 sampai pean-pelan bye. dihadapinya secara tambah sadis. Ngeri banget. 561 562 Berarti kalo ditambah nomer 4, lebih sakit hati mana nih? 563 564 Ga sakit hati sih. Masalahnya masih tahap 565 perkenalan, belum begitu nyemplung. Rada tertarik, cuman 567 langsung kelihatan aslinya nah, 568 proses yang lama itu ya yang pas 569 narik diri itu. 570 Perasaan disakiti 571 secara fisik 572 Berarti lebih ke sakit fisik atau mental? Fisik jatohnya kalo dia. Terus ketemu sama cowo yang Subjek merasakan 573 kelima? trauma terhadap pria, karena hubungan 574 2 bulan.. 3 bulanan. 575 Kan tadi, ntar kan tadi dari cowo 1 sebelum-sebelumnya ke 2 itu dua bulan yah? 2 ke 3 itu 2 tidak berjalan dengan 576 minggu, 3 ke 4 itu sebulanan. Nah, 577 baik. kenapa dari 4 ke 5 itu butuh waktu 578 lama? 579 580 581 Perasaan trauma dari 582 subjek Males berurusan sama cowo. Berarti kaya ada rasa trauma gitu? Trauma iya, tapi bukan gue udah males ketemu cowo yah. Males yang 583 berhubungan sama cowo. Kaya yang 584 ada hubungannya personal gitu. 585 Traumanya itu gara-gara si cowo 586 nomer 4, atau setelah kamu rekap 587 1,2,3,4? 589 Pengevaluasian diri 590 subjek Akumulasi, rekapannya. Iya. Jadi, kaya “kok ancur terus?” gagal semua, evaluasi diri, males juga iya. Ahh 591 entar deh, mendingan evaluasi dulu, 592 mikir “gue kenapa sih?”. “Apa 593 mungkin gue ada salah?” jadi ya 594 mending ntar aja deh cowo-cowoan. Gue evaluasi diri dulu deh. 595 Pengevaluasian diri 596 subjek 597 598 Terus dari evaluasi itu apa yang Subjek melakukan didapetin? evaluasi diri saat Terlalu menerima apa adanya. Jadi didalam masa rehab kaya, ni orang kasar, yaudah gue mencari pasangan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88 599 diemin. Ni orang terlalu lembek, 600 yaudah gue diemin. Ni orang terlalu 601 cuek, yaudah gue diemin. Ni orang 602 terlalu temperamen, biarin aja gitu. Kaya emang orangnya begitu, gue 603 terima 604 apa adanya. Kaya no complaint gitu. Terlalu pengen nyoba 605 mahamin orang, ga pengen rubah 606 orang, tapi ya ujung-ujungya salahnya ya disana. 607 Nah terus, cowo kelima, kok bisa Subjek mencari 608 ketemu si cowo kelima, alesannya pasagan karena alasan 609 apa membuka kesepian. hubungan sama yang kelima? 610 611 612 613 Kebutuhan untuk merasa disayang oleh pasangan kok bisa Sepi coyy! Kesepian. Karakteristiknya gimana emang? Care sih sebenernya, baik, emosian Subjek merasakan kekerasan secara mental. juga ga, kasar. Balik lagi kaya yang 614 pertama. 615 616 sih Perasaan sakit hati 617 Contoh kasarnya gimana? Mukulkah? Ke mental sebenernya. Jadi kaya apa 618 yah.. misalnya gini misalnya dia 619 ngajak “ayo yoo main ke kos aja, 620 nginep!”. 621 awalnya kan iseng doang tu loh. 622 Cuman karena ya iseng dan ga pengen 623 serius tu loh yaudah, terus dia Gue males kan, kan ngomong kaya “ahh dasar perek!” 624 625 626 627 Itu berjalan berapa lama? Ga nyampe 2 minggu Tapi misalnya kalo secara seksual, gimana si orang kelima? 628 Biasa-biasa aja. Dari 629 630 Pemenuhan 631 kebutuhan seksual menurut 634 635 636 637 638 orang kamu cowo yang ini, Subjek merasakan paling kepuasan seksual memenuhi kepuasan seksualmu? pada orang yang Yaa si 3 sama 5. dirasa nyaman dan Karena? orang yang Yaa ga maksa gitu. Tadi katanya yang kelima maksa? Maksa. Tapi pas yang awal dan kedua 632 633 kelima tuh ga ada paksaan tu loh. Ketika ada paksaan kan, mungin karena aku juga ditemunya setelah rehab. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89 639 trauma gitu loh, kaya “duh, kok balik 640 kaya kemaren sih?”. Coba kutolak 641 sekali, ditolak sekali keliatan langsung kata-kata “indah”. 642 643 644 Terus sekarang, ada orang yang Subjek kembali dekat lagi kamu deket ga? dengan orang nomor 645 Ada sih 3 karena subjek 646 Siapa tuh? merasa nyaman. 647 Yaa itu yang kedua sama yang ketiga. Cuman yang kedua itu, lebih kaya 648 yang “kamu apa kabar?” gitu. Bukan 649 deket balikan juga sih sebenernya. 650 Silaturahmi deh. 651 652 Berarti lebih deket sama yang ketiga? 653 i…ya 654 Kenapa balik lagi ke yang ketiga? 655 Kenyamanan sebagai 656 syarat utama 657 Sepikah, karena kesepian itu tadi? Sepi iya, cuman kaga juga sih. Kamu dapet nyamannya sama 658 nomer 3 ini? 659 660 Penerimaan diri 661 subjek Iya Dari kelima cowo ini, sebenernya Subjek belum bisa kamu klop sama yang ketiga? 662 663 Yang kaya gue ga perlu jadi orang nomor 3. lain tu loh sebenernya sama nomer 3 ini. 664 665 Kan tadi, itungannya kamu rehab dari cowo keempat sampai kelima, 666 3 bualn gitu. Sekarang, dengan 667 kamu balik lagi ke cowo yang 668 ketiga, itu itungannya nih nomer 5 669 gagal nih, balik lagi ketiga dan ga 700 paacaran juga, masih berhubungan 701 seksual dengan yang ketiga? 702 703 Pengevaluasian diri Masihh coyy Berarti hasil dari refleksi kamu adalah? 704 705 706 707 708 709 move on dari orang Kalah dengan hahaha. Jadi logika gue kalah dengan perasaan hehehe. Mikir tuh sebenernya “sek bentar, harusnya gak kaya gini nih!”. Cuman kalah logikanya. Hasil refleksi diri subjek juga dirasa tidak berguna, karena masih menemukan hasil yang sama. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90 710 Perasaan, maksud perasaannya itu gimana? 711 712 Iyaa maksudnya gue tuh ngerti ga boleh gini, gini, gini. Ga boleh 713 berhubungan, sampe berhubungan 714 seks. Cuman ya “lu seneng nih sama 715 ni orang, ahh yaudah deh bodo amat” 716 gitu loh. 717 Kenyamanan sebagai Kenapa kok bodo amat? 718 syarat utama Mungkin karena lu nyaman, nyantai, 719 720 terus nikmatin aja gitu loh. Ada tambahan lain ga kira-kira? 721 Apakah merasakan.. itungannya 722 kekecewaanmu berlanjut nih sama 723 yang ketiga, gak pacaran, cuman 724 masih berhubungan seksual. 725 lagi. Bingung! Ini orang sebenernya 726 gimana, cuman ya balik lagi itu, 727 logikanya 728 jalan. Kepikiran kalah. 731 732 ga sebenernya, cuman ya logikanya 729 730 Heeh, jatohnya sih bukan kecewa Kenapa ga kamu lakuin sesuai logika kamu? Karena sebenernya aku nih orangnya 733 susah impress sama orang tu loh. Jadi 734 ketika nyantol satu tuh, ibaratnya 735 orang ngomongnya gagal move on. 736 Susah bukan gagal sih. Jadi kalo gue 737 udah nyaman sama itu satu, susah 738 sebenernya keluarnya. Harus benerbener effort yang gede. Apa bener- 739 bener ga ketemu kah, apa gitu loh. 740 Jadi ketika ada orang yang bisa bikin 741 gue klop, jadi tu ya yang bener-bener susah tu loh. 742 743 Kalo dari orang yang nomer 1, ada Subjek merasakan yang kamu kangenin? kesepian dan butuh akan pemenuhan 744 Ga 745 Kalo dari orang yang nomer 2, ada seksual, yang yang kamu kangenin? membuat dirinya Komitmennya 746 747 748 749 dekat dengan orang nomor 5. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91 750 Kalo yang 751 berhubungan, 752 keempat? ketiga kan kalo masih orang 753 Kebutuhan untuk Care 754 merasa disayang oleh Yang kelima? 755 pasangan Ga, abisnya kan biasa aja. Nah, kok bisa kamu itungannya 756 757 Pemenuhan 758 kebutuhan seksual tidur sama dia, padahal itungannya ga nyampe 2 minggu? 759 Ya mungkin karena gue terlalu narik diri, bener-bener ga nggagas sama 760 sekali, dan udah jadi kebutuhan tu 761 loh, sepi. Jadi pas dideketin tu ya 762 bales, nanggepin. Ya faktor kebutuhan jatohnya. Yaa kaya gue ngerasa udah lama ga berhubungan seksual juga, tapi kaya lebih gara-gara sepi sama kebutuhan seksualnya. 763 764 Dari kelima itu ada yang barengan Subjek merasa bahwa ga? Selingkuh maksudnya. dirinya ukan dirinya pada saat 765 Yang dari dua ke tiga. 766 Putusnya juga karena si ketiga juga berhubungan dengan berarti? orang nomor 2, dan Sebenernya kalo dibilang gara-gara 767 768 769 Ketidaknyamanan juga nggak. Masalahnya emang udah dalam berhubungan hubungan. kepikiran tu loh, udah ada niatan. 770 Cuman apa yaa, udah cape, cuman 771 masalah keluarga itu tadi, belum ada 772 reason yang kuat itu tadi, ummm 773 belum ada pemicunya tu loh. 774 Pemicunya apa? 775 Ya ituu kaya dari guenya faking jadi 776 versi dia, terus masuk yang ketiga 777 yang bodo amat gitu loh, kaya “ada 778 kok yang nerima gue apa adanya, 779 walaupun bukan si ketiga ini, cuman pasti ada kok!”. 780 781 akhirnya mengakhiri Pernah ngerasain oragasme kan? Subjek merasakan 782 Nah, diantara lima cowok, mana orgasme saat 783 aja yang bisa buat kamu orgasme? melakukan hubungan 3, 4, 5. seksual dengan Berarti, nomer 4 itu kan terpaksa pasangannya yang kamu bilang, kok bisa sampe 784 785 786 dirasa nyaman. orgasme? PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92 787 Awal-awalnya, pas masa PDKT tu loh. Seminggu pertama. 788 789 Berarti pas PDKT itu, kamu udah berhubungan badan yah sama dia? 790 791 Iya pas awal-awalnya itu. Jadi ibaratnya, udah kenal gitu loh. 793 794 Setelah dikasarin, kamu pernah berhubungan seksual juga sama 795 dia? 796 Ada, pernah! 797 Ketidaknyamanan Orgasme juga? 798 dalam berhubungna Ga, lebih yang takut tu loh. Jatohnya 799 seksual 800 Keterpaksaan dalam Nikmatin ga? 801 melakukan hubungan Ga, orang ga ada rasa enjoy-enjoynya 802 seksual 803 Ketidaknyamanan 804 dalam berhubungna 805 seksual 806 tu kaya lagi diperkosa tu loh. tu loh. Kalo yang nomor 1, ga enjoy dan ga Subjek merasakan orgasmenya karena? kekecewaan karena Kasar. tidak dianggap Berarti 807 pas lagi berhubungan sebagai pacar oleh seksual itu juga ngomong kata-kata pasanganny yang kasar? Contohnya? 808 809 Keterpaksaan dalam 810 melakukan hubungan 811 seksual pertama. “Bitch bitch come on!” kan disitu posisi gue pacaran, lohh kok gitu? Aku sama dia itu dulu emang bukan yang tipe jarang ketemu dan 812 berhubungan. 813 disayag-sayang 814 bitchin. Jadi ngerasanya tu buakn Buakn jatohnya malah dibitch- 815 Kebutuhan untuk disayang, cuman ngerasa dipake 816 merasa disayang oleh doang tu loh. Kaya misalnya abis ML 817 pasangan tuh, dia ngomong “aku pergi dulu yah” udah, abis itu pergi tu orang. Ya 818 emang sih malem kan kita mainnya. 819 Cuma abis berhubungan tu ya dia 820 kaya ngomong “udah ya aku pergi 821 dulu”, “lho mau kemana?” “udah ada 822 823 janji Perasaan sakit hati sama temen.”.Padahal sebelumnya tu ga ngomong kalo ada 824 janji, dan baliknya juga pagi gitu. 825 Kalau 826 seenggaknya lu ngajak gue gitu loh, 827 karena kan gue cewenya. Ya emang 828 sih gue pernah protes, masa iya gue pun beneran ada janji, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93 829 pacar dipake abis itu ditinggal sama 830 temen-temennya? 831 Diajak dong harusnya. Jadi tu ruang lingkupnya Harapan subjek cuma berdua aja, dia sama temen- 832 temennya, ya gue sama temen-temen 833 gue. Jadi yaudah berdua ya berdua aja gitu. Ketemu tuh bisa 2 minggu sekali, yaa texting sering lah. 834 Ketidaknyamanan Kalo yag kedua gimana? 835 dalam berhubngan Posesif brayy, dibawa kemana-mana, ketidaknyamanan Subjek merasakan digeret kemana-mana. Ya bagus sih, pada pasangannya jadi ngerti gitu loh. Aku sebenernya yang kedua karena 836 837 masuk ke dunianya dia, dia kuajak 838 keduniaku cuman ga masuk hehe. Ga 839 terlalu nyambung tu loh, jadi obrolan 840 sama candaannya tu ya cuman basa 841 harus menjdai orang lain saat dengan pasangannya. basi. Gak yang akrab gitu. Kan emang 842 temen-temenku juga jarang yang 843 anak-anak introvert gitu loh, jarang 844 yang anak-anak rumah. Jadi yaa ga 845 ngerti apakah range usiakah atau 846 sifatnya kah, jadi ya ga nyambung 847 gitu. Kalo aku sama dia tu ya, kaya 848 aku ga jadi diri aku. Kalo sama temen gue tu ya gue bisa ketawa cekakakan, 849 tapi pas lagi sama dia tu ya jadi kalem, 850 diem, kaya yang bukan aku. 851 Pengevaluasian diri 852 subjek 853 dari kelima cowo ini? 856 evaluasi diri dan Ga ada sih. Balik-baliknya ke aku subjek sendiri lebih sendiri. memilih menyalahkan Maksudnya? Mungkin apa guenya yang ga tegas, 854 855 Ada yang pengen kamu tambahin Subjek melakukan dirinya sendiri atas kejadian terebut. apa guenya yang terlalu bisa terima. 857 Yaa kaya salahnya aku sendiri. 858 sih? 859 860 861 beda-beda. Ada ynag dasarnya suka 863 sama suka, ada yang kepaksa, ada 864 866 yang kebutuhan mungkin. arti seks bagi dirinya Umm seks.. Itu hubungan intim ynag dan memberikan dilakukan sama dua orang, tapi atas faktor-faktor apa saja dasarny beda-beda, jadi motifnya 862 865 Kalo menurut kamu, seks itu apa Subjek memberikan Kalo buat kamu sendiri? Seks itu apa? Kan tadi yang menurut umum yang bisa membuat dirinya bisa berbuhubungan seksual dengan sosok pria. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94 867 Seks sebagai 868 kebutuhan biologis too, abis itu semacam ikatan 869 pemenuhan perasaan ke pasangan. 870 Kebutuhan ada, karena ada kebuthan Nah, itu pasangan maksudnya berstatus atau ga? 871 872 Ga, berarti masuknya cuman kebutuhan kalau ga berstatus. 873 874 Nah, kan kamu bilang, kamu bisa berhubungan seksual sama cowo 875 tuh kalo kamu dapet rasa nyaman. 876 Apakah kamu, 878 hubungan seksual 879 memaintain rasa nyaman itu atau 880 mendapat sebuah status? 881 melakukan itu, untuk Dua duanya. Tapi ketika lu liat 882 orangnya nih, kira-kira si cowonya ga 883 bias dibawa kearah pacaran nih. 884 Yaudah, ga bisa dipaksain juga too. 885 886 Kenyamanan sebagai 887 syarat utama 888 Berarti hanya untuk memaintain rasa nyaman itu? Iya bisa dibilang gitu sih. Selain dari rasa nyaman, kira-kira apa yang dibutuhin? 889 890 Kebutuhan untuk 891 merasa disayang oleh 892 pasangan Kasih sayang hehehe. Cuy, gue butuh affection hehehe. Nah, kan kalo kasih saying tuh kan lebih kearah perasaan. Tapi, 893 kenapa kamu mau berhubungan 894 seks sama orang yang ga brstatus? 895 Yaa jatohnya yaa kebutuhan lagi. 896 Karena mau ga mau itu udah jadi 897 kebutuhan biologis gue. Tapi gue 898 masih 890 891 892 bisa maintain kebutuhan seksual gue, karena gue ga umm fokusnya ga disitu. Lebih ke fulfill rasa nyaman itu sih. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAMPIRAN 2 Tes SSCT 95 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96 Item 14 29 44 59 Rating Interpretatif Summary Item 1 16 31 46 Rating Interpretatif Summary Item 12 27 42 57 Rating Interpretatif Summary Pernyataan Ibuku banyak menuntut, tapi pasti ada hasilnya kedepan Ibuku dan aku kdang berantem, kadang akur Menurutku kebanyakan para ibu selalu nunut anaknya buat kebaikian si anak juga pda akhirnya Aku senang pada ibuku, tapi sering berantem 1 subjek melihat sosok ibunya sebagai sosok yang banyak menuntut dan sering berlawanan pada dirinya. Akan tetapi, subjek melihat ada nilai positif di dalamnya Pernyataan Aku merasa ayahku jarang marah Seandainya saja ayahku tetep sehat Aku berharap ayahku tetap sehat Aku merasa ayahku yang paling ngerti aku 0 Subjek merasa diriya cocok pada ayahnya. Subjek memiliki harapan pada ayahnya agar sembuh dari penyakitnya. Pernyataan Dibandingkan dengan keluarga lain, keluargaku kompak Keluargaku memperlakukanku seperti anak pertama pada umumnya, banyak tuntutan dan ekspektasi Kebanyakan keluarga yang aku kenal baik dan perhatian Ketika aku masih anak-anak, keluargaku bahagia 1 Subjek merasa diberikan tuntutan sebagai anak pertama. Subjek juga merasa bahwa keluarganya tidak sebahagia saat dirinya masih anak-anak. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97 Item 10 25 40 55 Rating Interpretatif Summary Pernyataan Menurutku, wanita yang ideal adalah wanita yang mandiri dan tidak tergantung pada apapun Menurutku, kebanyakan gadis manja dan tidak mau berusaha mandiri Aku yakin kebanyakan wanita itu manja Hal yang paling kurang kusukai pada wanita manja 1 Subjek melihat sosok wanita sebagai sosok yang manja dan tidak mau berusaha. Subjek memiliki pandangan negtif terhadap sosok wanita dan berusaha untuk menjadi mandiri Item 11 26 41 56 Rating Interpretatif Summary Pernyataan Ketika aku melihat pria dan wanita sedang bersama-sama, berpikir maybe mereka couple Perasaanku terhadap kehidupan perkawinan adalah komitmen for eternity dan harus bisa menjaga komitmen itu Jika saya mempunyai relasi seksual, mostly he is not my bf Kehidupan seksualku biasa aja 0 Subjek memiliki kehidupan seksual yang cenderung biasa-biasa saja. Akan tetapi, subjek memiliki relasi seksual pada pria yang tidak memiliki status hubunan dengannya. Item 8 23 38 53 Rating Interpretatif Summary Pernyataan Aku merasa teman sejati tahu the worst part of me, tapi tetep by my side dan support Aku tidak suka orang yang suka ngejudge orang Orang yang paling aku sukai adalah orang orang yg bisa aku ketawa dan bisa dipercaya Ketika aku sedang pergi, teman-temanku ku ajak 0 Subjek memiliki kriteria teman sejati adalah orang yang mendukung dirinya, humoris, dan dapat dipercaya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98 Item 6 21 36 51 Rating Interpretatif Summary Item 4 19 34 48 Rating Interpretatif Summary Item 13 28 43 58 Rating Interpretatif Summary Pernyataan Atasan atau orang yang membawahiku udah kayak keluarga Di sekolah, guruku biasa aja Ketika aku melihat atasanku datang, ak bersikap biasa aja Orang yang kuanggap mempunyai kedudukan lebih tinggi dari aku, harusnya lebih profesional dan lebih bertanggung jawab 0 Subjek melihat atasannya sebagai keluarga sendiri. Subjek memiliki harapan bahwa atasannya harusnya lebih profesional dan lebih bertanggung jawab Pernyataan Jika saya diberi tanggung jawab cepet cepet nyelesein Jika seseorang bekerja untukku, maka orang itu harus di anggap sebagai teman dan patner Orang-orang yang bekerja untukku bisa dipercaya dan diandelin Saat memberi perintah pada orang lain, aku menggunakan kalimat tolong,boleh ga, mau ga 0 Subjek memperlakukan bawahannya sebagai teman atau partner yang bisa dipercaya dan diandalkan. Subjek juga dapat menyelesaikan tanggung jawabnya dengan disiplin. Pernyataan Dalam urusan pekerjaan, paling baik aku bekerja sama dengan orang yang sudah aku ketahui kemampuannya Orang-orang yang bekerja denganku adalah sahabat sahabatku yang bisa diandalkan Aku suka bekerja dengan orang yang bisa dipercaya dan mau kerja extra Orang-orang bekerja denganku biasanya bisa dipercaya 0 Subjek senang bekerja dengan orang yang dapat dipercaya, mau kerja extra, dan pernah bekerja dengan subjek sebelumnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99 Item 7 22 37 52 Rating Interpretatif Summary Item 15 30 45 60 Rating Interpretatif Summary Item 2 17 32 47 Rating Interpretatif Summary Pernyataan Aku tahu ini terlihat tidak masuk akal, tapi sebenarnya saya takut pada ketidak pastian Hampir semua temanku tidak tahu bahwa aku takut pada sesutu yang ga pasti Aku berharap aku dapat menghilangkan rasa takut pada serangga Rasa takut kadang-kadang memaksaku untuk lakuin hal-hal konyol dan aneh 1 Subjek tidak menyukai hal-hal bersifat tidak pasti dalam kehidupannya. Subjek juga memiliki fobia pada serangga. Dalam mengatasi rasa takut, subjek dapat melakukan hal-hal konyol Pernyataan Aku mau melakukan apa pun untuk melupakan kesalahan masa lalu Kesalahan terbesarku ga dengerin kata kata ortu dan ga pernah mau share problem ke keluarga, jadi mereka ga tau apa yang lagi aku hadepin Di masa lalu, aku merasa bersalah tentang rebel sama ortu Hal terburuk yang pernah aku lakukan ngerokok 1 Subjek merasa memiliki kesalahan pada masa lalunya, terkait dengan keterbukaan terhadap keluarganya. Subjek merasa sangat bersalah saat dirinya memutuskan untuk merokok. Pernyataan Ketika hal yang aneh menimpaku biasanya protes dan ngomel tapi pasti ada sesuatu yang bagus after that Aku yakin aku memiliki kemampuan untuk lewatin semua cobaan Kelemahan terbesarku ga bisa bangun pagi dan ga bisa tegas Ketika keberuntungan menjauh dariku, doa 0 Subjek melihat suatu hal positif dibalik masalah-masalah yang dihadapinya. Subjek juga dirasa tabah dalam melewati masalah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100 Item 9 24 39 54 Rating Interpretatif Summary Item 5 20 35 50 Rating Interpretatif Summary Item 3 18 33 49 Rating Interpretatif Summary Pernyataan Ketika aku masih anak-anak, aku punya banyak cita cita Di masa lalu, aku banyak melakukan hal bodoh Jika aku bisa kembali ke masa lalu, ga bakal ngulangin kesalahan yang sama Ingatan yang paling jelas tentang masa laluku nakal dan rebel 0 Subjek memiliki cita-cita ynag belum tercapai saat ini dan berusaha untuk tidak mengulang kesalahan yang sama Pernyataan Bagiku, masa depan tampak jelas dan butuh pengorbanan Aku berharap di masa mendatang bisa sukses dan mandiri Suatu hari nanti aku bakal minggat dari jogja Ketika umurku semakin bertambah karir harus makin bagus 0 Subjek memiliki harapan untuk sukses dan mandiri di masa depan, setelah melakukan beberapa pengorbanan. Pernyataan Aku selalu ingin jalan jalan keliling dunia Aku akan sangat bahagia jika goals ku kecapai Ambisi yang kurahasiakan adalah pengen karir bangus Hal yang paling kuinginkan dalam hidup itu bahagiain keluarga dan nemunin orang yang bisa komit dan nerima kekurangan dan masa lalu 0 Subjek akan merasa bahagia bila mimpinya tercapai. Subjek berharap dapat membahagiakan keluarga dan mendapatkan seorang pasangan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAMPIRAN 3 Tes BFI 101 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102