PENGARUH VARIABEL FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA

advertisement
PENGARUH VARIABEL FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA
SAHAM DI BEI
( Studi Empiris Pada Emiten Yang Terdaftar Dalam Index LQ 45
Bursa Efek Indonesia Tahun 2013 – 2015 )
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE)
Disusun oleh :
Eko Prasetyo Anggono
NIM. 109081000201
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2016 M
i
ii
iii
iv
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
IDENTITAS PRIBADI
Nama
:
Eko Prasetyo Anggono
TTL
:
Tangerang, 10 September 1991
Alamat
:
Jln. Mawar 11, Blok D4, No. 7B, Komp. Taman
Kedaung, Pamulang, Tangerang Selatan, 15415
II.
Nomor Contact
:
082122697901
Email
:
[email protected]
LATAR BELAKANG PENDIDIKAN
-
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
:
Kelulusan Tahun 2016
S1 Program Studi Menajemen
Konsentrasi Keuangan
III.
-
SMA Negeri 2 Pamulang
:
Kelulusan Tahun 2009
-
SMP Negeri 4 Ciputat
:
Kelulusan Tahun 2006
-
SD Dahlia
:
Kelulusan Tahun 2003
LATAR BELAKANG PENDIDIKAN
Ayah
:
Sono
Ibu
:
Utari Raharjo
Alamat
:
Jln. Mawar 11, Blok D4, No. 7B, Komp. Taman
Kedaung, Pamulang, Tangerang Selatan, 15415
vi
PENGARUH VARIABEL FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA
SAHAM DI BEI
( Studi Empiris Pada Emiten Yang Terdaftar Dalam Index LQ 45
Bursa Efek Indonesia Tahun 2013 – 2015 )
Eko Prasetyo Anggono
ABSTRACT
This study aims to provide evidence on the effect of the fundamental
variables of growth, profitability, liquidity, leverage, and efficiency of the
company to the stock price. Fundamental variables studied were Total Asset
Growth, Return on Assets (ROA), the Current Ratio (CR), Leverage, and Turn
Over Total Assets as the independent variable and stock price as the independent
variable.
The sample used in this study are companies listed on Bursa effect is
Indonesia Index LQ 45 actively traded from 2013 to 2015. Sampling method is
purposive sampling where the sampling is based on certain conditions. The
statistical methods used in this research is multiple regression method.
The results of this study indicate that all variables simultaneously
Fundamental statistically significant effect to predict stock prices to be traded.
While statistically partially variable fundamental growth and profitability of
companies has no effect sigifikan to predict the stock price will be traded on the
exchange.
Keywords: Total Asset Growth, Return on Assets (ROA), the Current
Ratio (CR), Leverage and Total Asset Turn Over.
vii
PENGARUH VARIABEL FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA
SAHAM DI BEI
( Studi Empiris Pada Emiten Yang Terdaftar Dalam Index LQ 45
Bursa Efek Indonesia Tahun 2013 – 2015 )
Eko Prasetyo Anggono
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti mengenai pengaruh
variabel fundamental pertumbuhan, profitabilitas, likuiditas, leverage, dan
efisiensi perusahaan terhadap harga saham. Variabel fundamental yang diteliti
yaitu Asset Growth Total, Return On Asset (ROA), Current Ratio (CR),
Leverage, dan Turn Over Total Asset sebagai variable independent dan harga
saham sebagai variable independent.
Jumlah sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan
yang terdaftar pada Bursa Effek Indonesia Index LQ 45 yang aktif
diperdagangkan dari tahun 2013 sampai dengan 2015. Metode pengambilan
sample yang digunakan adalah purposive sampling dimana pengambilan sample
dilakukan berdasarkan syarat-syarat tertentu. Metode statistik yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode regresi berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa seluruh variabel fundamnetal
secara statistik simultan berpengaruh signifikan untuk memprediksi harga saham
yang akan diperdagangkan. Sedangkan secara statistik parsial variable
fundamental pertumbuhan, dan profitabilitas perusahaan tidak berpengaruh
sigifikan untuk memprediksi harga saham yang akan diperdagangkan di bursa.
Kata Kunci : Asset Growth Total, Return On Asset (ROA), Current
Ratio (CR), Leverage, dan Turn Over Total Asset
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karuniaNya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik. Salawat serta salam senantiasa tercurah
kepada Baginda Nabi Besar Muhammad SAW yang mengantarkan
manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang ini.
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian
syarat guna mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak dapat
terselesaikan
tanpa
dukungan dari berbagai pihak baik moril
maupun materil. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
penyusunan skripsi ini, terutama kepada:
1. Kedua orang tua penulis, bapak Sono dan ibu Utari Raharjo atas
support , doa, dan kepercayaan yang diberikan kepada penulis yang
tidak akan terukur jumlahnya. I’ve made it guys!!
2. Kedua adik penulis, Pandu dan Tomo yang selalu memberi semangat
kepada penulis untuk menyelesaikan tugas akhir kuliah ini.
3. Dr. M. Arief Mufraini Lc., MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4. Ela Patriana, MM selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
5. Titi Dewi Warninda, SE., M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi
yang telah berkenan meluangkan waktu dan memberikan tambahan
ilmu serta solusi penyelesaian permasalahan skripsi yang dibuat oleh
ix
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir kuliah ini
6. Seluruh Bapak/Ibu dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuan
kepada penulis selama masa perkuliahan.
7. Kawan sepergaulan, Fitrah, Angga, Afif, Wika, Saiful, Vigor, Sidik
atas support dan respect yang diberikan kepada penulis selama
masa-masa kuliah
8. Seluruh teman-teman Manajemen D 2009 yang tidak bisa
disebutkan satu per satu atas segala support yang diberikan kepada
penulis
9. Seluruh staf dan karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah memberikan bantuan kepada penulis
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurna dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan
yang dimiliki penulis. oleh karena itu, penulis mengharapkan segala
bentuk saran dan masukan serta kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan semua pihak khususnya dalam bidang manajemen
keuangan.
Jakarta, 13 Juni 2016
Penulis,
Eko Prasetyo Anggono
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................ I
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .................................................. II
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................... III
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .................................... IV
LEMBAR PENYERTAAN KEASLIAN KARYA ILIMIAH .............V
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................. VI
ABSTRACT .......................................................................................... VII
ABSTRAK .......................................................................................... VIII
KATA PENGANTAR ........................................................................... IX
DAFTAR ISI .......................................................................................... XI
DAFTAR TABEL............................................................................... XIV
DAFTAR GAMBAR .......................................................................... XIV
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang Penelitian ............................................................. 1
B. Perumusan Masalah ...................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 9
A. Kerangka Teoritis .......................................................................... 9
1. Rasio Keungan ........................................................................ 9
a. Pengertian Rasio Keungan ................................................ 9
b. Variabel Fundamental Perusahaan .................................. 11
xi
1) Pertumbuhan Perusahaan .......................................... 11
2) Profitabilitas Perusahaan ........................................... 13
3) Likuiditas Perusahaan ............................................... 15
4) Leverage Perusahaan................................................. 18
5) Efisiensi Perusahaan.................................................. 20
2. Pasar Modal........................................................................... 21
a. Pengertian Pasar Modal................................................... 21
b. Manfaat Pasar Modal ...................................................... 22
c. Instrument Keuangan di Pasar Modal ............................. 22
3. Saham .................................................................................... 23
a. Pengertian Saham ............................................................ 23
1) Saham Biasa .............................................................. 25
2) Saham Preferen ......................................................... 25
b. Jenis-Jenis Saham............................................................ 25
c. Nilai Saham ..................................................................... 28
d. Harga Saham ................................................................... 30
B. Penelitian Sebelumnya ................................................................ 31
C. Perumusan Hipotesis ................................................................... 37
D. Kerangka Pemikiran .................................................................... 41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................... 43
A. Rung Lingkup Penelitian............................................................. 43
B. Metode Penelitian Populasi dan Sampel ..................................... 43
C. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 44
D. Metode Analisis .......................................................................... 46
1. Uji Statistik Deskriptif .......................................................... 46
2. Uji Asumsi Klasik ................................................................. 46
a. Uji Normalitas ................................................................. 47
b. Uji Multikolinearitas ....................................................... 48
c. Uji Autokorelasi .............................................................. 49
d. Uji Heteroskedastisitas .................................................... 49
xii
3. Uji Regresi Berganda ............................................................ 50
4. Uji Hipotesis.......................................................................... 51
a. Uji Koefisien Determinasi............................................... 51
b. Uji Statistik t ................................................................... 52
c. Uji Regresi Simultan ....................................................... 52
E. Batasan Variabel Operasional ..................................................... 52
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................... 56
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................ 56
B. Deskripsi Data ............................................................................. 60
C. Analisis Data ............................................................................... 62
1. Pengujian Asumsi Klasik ...................................................... 62
a. Uji Normalitas ................................................................. 62
b. Uji Multikolinearitas ....................................................... 63
c. Uji Auto Korelasi ............................................................ 65
d. Uji Heteroskedastisitas .................................................... 65
2. Pengujian Hipotesis ............................................................... 67
a. Uji Koefisien Determinasi............................................... 68
b. Uji Parameter Individual ................................................. 69
c. Uji Signifikan Simultan................................................... 74
D. Interprestasi ................................................................................. 75
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ........................................ 79
A. Kesimpulam ................................................................................ 79
B. Imlikasi........................................................................................ 81
C. Saran............................................................................................ 82
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 84
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................... 87
xiii
DAFTAR TABEL
No.
Keterangan
Halaman
2.1
Penelitian Sebelumnya ................................................................ 35
4.1
Daftar Sampel Perusahaan .......................................................... 58
4.2
Hasil Pengujian Descriptive Statistics ........................................ 61
4.3
Hasil Pengujian Komolgorov Smirnov ....................................... 63
4.4
Hasil Pengujian Multikolinearitas ............................................... 64
4.5
Hasil Pengujian Autokorelasi ...................................................... 65
4.6
Hasil Pengujian Heteroskedastisitas Uji Park ............................. 66
4.7
Hasil Pengujian Koefisien Determinasi R2................................. 68
4.8
Hasil Pengujian Parameter Individual (Uji Statistik t) ................ 69
4.9
Hasil Pengujian Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ............. 74
DAFTAR GAMBAR
No.
Keterangan
Halaman
2.1
Kerangka Pemikiran .................................................................... 41
4.1
Hasil Pengujian Normalitas Data P-Plot ..................................... 62
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Harga suatu produk berdasarkan definisi klasik adalah gambaran titik
temu antara sisi penawaran dan permintaan, sebab untuk beberapa produk
tertentu ada yang sama sekali tidak terkait langsung dengan permintaan atau
penawaran. Oleh karenanya, banyak hal yang mampu dan capable untuk
mempengaruhi titik temu kedua sisi tersebut. Harga saham misalnya, tidak
cukup hanya sisi permintaan dan penawaran (atau bahkan sama sekali tidak)
yang merepresentasikan terbentuknya harga produk tersebut. Fabozzi (1999)
menyatakan bahwa dalam analisis sekuritas ada dua pendekatan yang
digunakan yaitu analisis fundamental dan teknikal. Analisis fundamental
didasarkan pada dua model dasar penilaian sekuritas yaitu earning multiplier
dan asset values, sedangkan analisis teknikal secara umum memfokuskan
perhatian pada perubahan volume dan harga pasar sekuritas.
Fenomena faktor fundamental yang sering digunakan untuk
memprediksi harga saham atau tingkat pengembalian saham adalah rasio
keuangan dan rasio pasar. Rasio keuangan yang berfungsi untuk
memprediksi harga saham antara lain: return on assets (ROA), debt equity
ratio (DER), dan book value per Share (BVS). Rasio pasar yang sering
dikaitkan dengan harga atau tingkat pengembalian saham adalah price book
value (PBV).
1
Fenomena faktor teknikal diukur dengan beberapa indikator antara
lain inflasi, nilai tukar mata uang, dan resiko pasar. Saham perusahaan yang
go public merupakan komoditi investasi yang berisiko, karena bersifat
peka terhadap perubahan – perubahan yang terjadi di dalam negeri maupun
perubahan dari luar negeri. Perubahan-perubahan ini tentunya merupakan
risiko bagi investor. Risiko ini terbagi menjadi risiko sistematis dan risiko
tidak sistematis. Sharpe (1999) mendefinisikan risiko sistematis sebagai
bagian dari perubahan aktiva yang dapat dihubungkan kepada faktor umum
yang disebut sebagai risiko pasar atau risiko yang tidak dapat dibagi. Risiko
sistematis merupakan tingkat minimum risiko yang dapat diperoleh bagi
suatu portofolio melalui diversifikasi sejumlah besar aktiva yang dipilih
secara acak. Risiko tidak sistematis adalah risiko yang unik bagi perusahaan,
seperti pemogokan kerja oleh pekerja perusahaan, bencana alam yang
menimpa perusahaan, dan lain-lain sejenisnya (Fabozzi, 1999).
Pasar modal Indonesia telah menjadi perhatian banyak pihak,
khususnya masyarakat bisnis. Pasar modal merupakan media yang sangat
efektif untuk dapat menyalurkan dan menginvestasikan dana yang
berdampak produktif dan menguntungkan investor. Melalui kegiatan pasar
modal, perusahaan dapat memperoleh dana untuk membiayai kegiatan
operasional dan perluasan perusahaan. Dana diperoleh dari sumber intern
dan ekstern perusahaan. Dana yang berasal dari sumber ekstern adalah dana
yang berasal dari para kreditor dan investor. Dana yang berasal dari kreditor
2
disebut modal asing yang merupakan hutang bagi perusahaan sedangkan
dana yang berasal dari investor disebut modal sendiri.
Pasar modal juga merupakan suatu sarana untuk mengatasi
permasalahan likuditias perusahaan sekaligus sebagai salah satu sarana
investasi bagi pihak-pihak yang mempunyai kelebihan dana. Salah satu
instrumen utama dalam menganalisis kondisi fundamental perusahaan
adalah informasi keuangan, karena didalamnya mencerminkan kondisi
kesehatan serta prospek perusahaan pada masa yang akan datang. Investasi
pada pasar modal adalah termasuk dalam kategori investasi yang
likuiditasnya tinggi serta convertible (mudah dikonversikan) sehingga
penting bagi emiten untuk memperhatikan kepentingan pemilik modal yaitu
dengan memaksimalkan nilai perusahaan. Karena nilai perusahaan
merupakan ukuran keberhasilan atas fungsi-fungsi keuangan. Kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba dalam kegiatan operasionalnya
merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan, karena dari
laba perusahaan akan dapat diketahui kemampuan perusahaan dalam
pemenuhan kewajiban bagi para investornya dan juga merupakan elemen
penting dalam penciptaan nilai perusahaan yang menunjukkan prospeknya
pada masa mendatang. Untuk mengetahui tingkat kesehatan perusahaan
dapat dilihat dari laporan keuangan yang secara periodik di-update sebagai
salah sstu kewajiban perusahaan publik yang listed di Bursa Efek Indonesia.
Informasi yang terdapat pada laporan keuangan sangat berguna bagi
pihak-pihak yang mempunyai kepentingan di perusahaan tersebut,
3
contohnya manajemen sebagai pihak intern perusahaan menggunakan
laporan keuangan sebagai dasar pengukuran kinerja perusahaan. Bagi pihak
ekstern, seperti investor menggunakan laporan keuangan untuk membantu
kegiatan investasi di pasar modal.
Informasi yang diperoleh dari perusahaan lazimnya didasarkan pada
kinerja perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan. Sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) revisi 1 Juli 2009 mewajibkan bagi
setiap perusahaan (terutama perusahaan publik) wajib menyajikan laporan
keuangan, baik laporan keuangan interim/quarter (unaudit) maupun laporan
keuangan tahunan/annual (audited). Laporan keuangan tahunan (yang telah
di audit) antara lain dipublikasikan oleh Indonesian Capital Market Directory
(ICMD) yang memuat laporan neraca dan laporan laba rugi, serta
catatan yang berhubungan dengan laporan keuangan tersebut. Berdasarkan
laporan keuangan, investor dapat mengetahui kinerja perusahaan dalam
kemampuannya untuk menghasilkan profitabilitas dan besarnya pendapatan
dividen yang akan diterima oleh para pemegang saham (dividend payout
ratio).
Harga saham mencerminkan juga nilai dari suatu perusahaan. Jika
perusahaan mencapai prestasi yang baik, maka saham perusahaan tersebut
akan banyak diminati oleh para investor. Prestasi baik yang dicapai
perusahan dapat dilihat di dalam laporan keuangan yang dipublikasikan oleh
perusahaan (emiten). Emiten berkewajiban untuk mempublikasikan laporan
keuangan pada periode tertentu. Laporan keuangan ini sangat berguna bagi
4
investor untuk membantu dalam pengambilan keputusan investasi, seperti
menjual, membeli, atau menanam saham. Untuk menilai kondisi keuangan
dan prestasi perusahaan, analisis keuangan memerlukan beberapa tolak ukur.
Tolak ukur yang sering dipakai adalah rasio atau indeks, yang
menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya. Analisis
dan interpretasi dari macam-macam rasio dapat memberikan informasi yang
lebih baik tentang kondisi keuangan dan prestasi keuangan perusahaan.
Penelitian sebelumnya juga terlihat berusaha menambah item-item
yang menurut mereka capable untuk mempengaruhi harga saham,
diantaranya adalah: a) Arus kas (Sloan, 1996; Triyono dan Hartono, 2000;
Pradhono dan Christian, 2004; Sukartaatmadja 2005; Setiawan, 2005;
Daniati dan Suhairi, 2006; Meythi, 2006);
b) Indikator ekonomi makro
(Reza, 2000; Hilda, 2003; Auliyah, 2006; Ernawati 2007); c) Penciptaan nilai
tambah ekonomis (Sartono dan Setiawan, 1999; Praweti, 2003; Rohmah dan
Trisnawati, 2004; Dewi, 2004; Sasongko dan Wulandari, 2006) dan; d)
Momen atau peristiwa tertentu (Sularso, 2003; Susilo dan Jaryono, 2004;
Iramani dan Mahdi, 2006; Siaputra dan Atmadja, 2006). Sementara pada
beberapa penelitian sebelumnya yang menghubungkan antara faktor
fundamental (rasio keuangan) dengan harga saham menunjukkan hasil yang
variatif, baik itu yang berpengaruh signifikan (Kusdiyanto, 1996; Rahadjo,
2001; Rosyadi, 2002; Riska, 2002; Wibowo, Idawati, Kharisma, Lestari,
Santoso, Sitobang, Sudarto, dan Havid, 2003; Fahrani, 2004; Wulandari,
Mawardi, 2005; Enggarini, Asna dan Nugraha, 2006; Faridl, 2007) atau tidak
5
berpengaruh sama sekali (Riska, 2002; Haryanto, dan Sugiharto, 2003;
Hengki, 2004; Anggraeni dan Sugiharto 2004; Suharli, 2005; Puspasari,
2006; Siyami, 2007).
Hasil penelitian yang variatif tersebut mendorong untuk dilakukan
penelitian lanjutan tentang hubungan atau pengaruh faktor fundamental
(rasio keuangan) dengan harga saham. Perbedaan dengan penelitian
sebelumnya adalah penambahan pada proksi faktor fundamental yang tidak
hanya terpaku pada profitabilitas dan leverage, tapi juga pertumbuhan, dan
efisiensi operasional perusahaan, cakupan luas sampel, dan periode
penelitian.
Dengan melihat pentingnya informasi variabel fudamental keuangan
perusahaan dan latar belakang yang telah diutarakan oleh penulis, maka
penulis memberi judul penelitian skripsi ini adalah “Pengaruh Variabel
Fundamental Terhadap Harga Saham Di BEI (Studi Empiris Pada
Emiten Yang Terdaftar Dalam Index LQ 45 Bursa Efek Indonesia
Tahun 2013 – 2015)”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diidentifikasikan masalahmasalah sebagai berikut:
1. Apakah pertumbuhan perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap harga saham.
2. Apakah profitabilitas perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap harga saham.
6
3. Apakah leverage perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap harga saham.
4. Apakah likuiditas perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap harga saham.
5. Apakah efisiensi perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap harga saham.
6. Apakah pertumbuhan, profitabilitas, leverage, likuiditas, dan efisiensi
perusahaan secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap harga saham
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian perumusan masalah diatas, maka tujuan
penelitian yang ingin memberikan informasi secara empiris tentang:
1. Pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap harga saham.
2. Pengaruh pengaruh profitabilitas perusahaan terhadap harga saham
3. Pengaruh leverage perusahaan terhadap harga saham
4. Pengaruh likuiditas perusahaan terhadap harga saham
5. Pengaruh efisiensi perusahaan terhadap harga saham
6. Pengaruh rasio pertumbuhan, profitabilitas, leverage, likuiditas, dan
efisiensi perusahaan secara bersama-sama terhadap harga saham
D. Manfaat Penelitian
Dari penelitian yang dilakukan oleh penulis diharapkan penelitian ini
bermanfaat bagi pembaca, pengguna, manajemen, pengambil keputusan, dan
penulis, dengan penjelasan sebagai berikut:
7
1. Bagi pengguna dalam hal ini adalah investor maupun kreditor,
diharapkan penelitian ini dapat menjadikan dasar dalam menilai kinerja
manajemen dalam pertimbangan awal proses transaksi bursa dan proses
pengambilan keputusan investasi saham.
2. Bagi manajemen, diharapkan penelitian ini dapat menjadikan motivasi
untuk meningkatkan kinerja manajemen perusahaan yang di kelola,
sehingga dapat tercermin yang baik dalam laporan keuangan yang
disusun serta sebagai dasar pengambilan keputusan mengenai
kebijaksanaan yang
menyangkut rasio kinerja keuangan terhadap
keputusan investasi saham.
3. Bagi para pengambil keputusan (eksekutif), diharapkan penelitian ini
dapat dijadikan dasar penilaian dan dasar pertimbangan dalam
pengambilan keputusan di masa yang akan datang.
4. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan memberikan bukti empiris
mengenai perbedaan rasio keuangan yang terdapat dalam laporan
keuangan perusahaan serta pengaruh rasio keuangan yang tergambarkan
dalam laporan keuangan terhadap harga saham.
5. Bagi penulis, diharapkan penelitian ini dapat membantu dan menambah
penulis dalam menambah wawasan dan pengetahuan dalam penerapan
proses transaksi pada bursa efek.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teoritis
1. Rasio Keuangan
a. Pengertian
Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angkaangka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu
angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk
mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Dari hasil
rasio keuangan ini akan terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang
bersangkutan (Kasmir, 2008:104). Rasio keuangan adalah angka
yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan
keuangan dengan pos lainnya yang merupakan hubungan yang
relevan dan signifikan. Misalnya antara utang dan modal, antara kas
dan total asset, antara harga pokok produksi dengan total penjualan,
dan sebagainya. Teknik ini sangat lazim digunakan para analitis
keuangan. Rasio keuangan sangat penting dalam melakukan analisis
terhadap kondisi keuangan perusahaan. Rasio keuangan itu bisa
banyak sekali (Harahap, 2007:297). Sedangkan Rasio juga dapat
menunjukkan area-area yang memerlukan penelitian dan penanganan
yang lebih mendalam. Dalam hubungannya dengan keputusan yang
diambil oleh perusahaan, analisis rasio bertujuan untuk menilai
efektivitas keputusan yang telah diambil perusahaan dalam rangka
9
menjalankan aktivitas perusahaannya (Prastowo dan Juliaty,
2002:76).
Rasio sebenarnya hanyalah alat yang dinyatakan dalam
aritmathical terms yang dapat digunakan untuk menjelaskan
hubungan antara dua macam data finansial (Bambang Riyanto,
2001:329). Rasio keuangan, membantu kita untuk menidentfikasi
beberapa kelemahan dan kekuatan keuangan perusahaan. Rasio
tersebut memberikan dua cara, bagaimana membuat perbandingan
dan data keuangan peusahaan yang berarti: (1) kita dapat meneliti
rasio antar waktu (katakanlah untuk tahun terakhir) untuk meneliti
arah pergerakannya; dan (2) kita dapat membandingkan rasio
perusahaan dengan rasio perusahaan lainnya. Tujuan dari
penggunaan suatu rasio saat menganalisis informasi keuangan secara
sederhana dilakukan dengan membuat standar tolak ukur atas
informasi yang akan dianalisis agar rasio dari dua perusahaan yang
berbeda dapat dibandingkan atau juga satu perusahaan dengan batasbatas waktu yang berbeda (Keown, Martin, Petty, dan Scott Jr,
2004:70-71). Untuk mengukur kinerja keuangan peusahaan dapat
dilakukan dengan beberapa rasio keuangan. Setiap rasio keuangan
memiliki tujuan, kegunaan, dan arti tertentu. Kemudian, setiap hasil
dari rasio yang diukur diinterpretasikan sehingga menjadi berarti bagi
pengambilan keputusan. Berikut ini adalah bentuk-bentuk rasio
10
keuangan yaitu rasio likuiditas, rasio profitabilitas, dan rasio
solvabilitas.
b. Variabel Fundamental
1) Pertumbuhan Perusahaan
Pertumbuhan
perusahaan
dinyatakan
sebagai
pertumbuhan total aset dimana pertumbuhan aset masa lalu akan
menggambarkan
profitabilitas
yang
akan
datang
dan
pertumbuhan yang datang. Growth adalah perubahan (penurunan
atau peningkatan) total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan.
Pertumbuhan aset dihitung sebagai persentase perubahan aset
pada saat tertentu terhadap tahun sebelumnya. Growth
merupakan perubahan total aset baik berupa peningkatan maupun
penurunan yang dialami oleh perusahaan selama satu periode
(satu tahun).
Pertumbuhan aset menggambarkan pertumbuhan aktiva
perusahaan yang akan memengaruhi profitabilitas perusahaan
yang menyakini bahwa persentase perubahan total aktiva
merupakan indikator yang lebih baik dalam mengukur growth
perusahaan. Ukuran yang digunakan adalah dengan menghitung
proporsi kenaikan atau penurunan aktiva. Pada penelitian ini,
pertumbuhan perusahaan diukur dari proporsi perubahan asset,
untuk membandingkan kenaikan atau penurunan atas total aset
yang dimiliki oleh perusahaan.
11
Asset merupakan aktiva yang digunakan untuk aktivitas
operasional perusahaan. Semakin besar asset diharapkan semakin
besar hasil operasional yang dihasilkan oleh perusahaan.
Peningkatan asset yang diikuti peningkatan hasil operasi akan
semakin menambah kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan.
Dengan meningkatnya kepercayaan pihak luar (kreditor)
terhadap perusahaan, maka proporsi hutang semakin lebih besar
daripada modal sendiri. Hal ini didasarkan pada keyakinan
kreditor atas dana yang ditanamkan ke dalam perusahaan dijamin
oleh besarnya asset yang dimiliki perusahaan (Ang,1997).
Pertumbuhan perusahaan sangat diharapkan oleh pihak
internal maupun eksternal suatu perusahaan karena dapat
memberikan suatu aspek yang positif bagi mereka. Dari sudut
pandang investor, pertumbuhan suatu perusahaan merupakan
tanda bahwa perusahaan memiliki aspek yang menguntungkan,
dan mereka mengharapkan rate of return (tingkat pengembalian)
dari investasi mereka memberikan hasil yang lebih baik. Nilai
perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham
sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi. Adanya
peluang investasi dapat memberikan sinyal positif tentang
pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga
dapat meningkatkan nilai perusahaan. Pertumbuhan (growth)
adalah seberapa jauh perusahaan menempatkan diri dalam sistem
12
ekonomi secara keseluruhan atau sistem ekonomi untuk industri
yang sama (Machfoedz, 1996). Pertumbuhan perusahaan dapat
juga menjadi indikator dari profitabilitas dan keberhasilan
perusahaan. Dalam hal ini, pertumbuhan perusahaan merupakan
perwakilan untuk ketersediaan dana internal. Jika perusahaan
berhasil dan memperoleh laba, maka tersedia dana internal yang
cukup untuk kebutuhan investasi. Rumus yang di gunakan
sebagai berikut. :
πΊπ‘Ÿπ‘œπ‘€π‘‘β„Ž ∢
π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑑 (𝑑) − π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑑 (𝑑 − 1)
𝑋 100%
π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑑 (𝑑 − 1)
2) Profitabilitas Perusahaan
Rasio profitabilitas sering juga disebut sebagai rasio
rentabilitas, menurut Moeljadi (2006:52) rasio profitabilitas
adalah rasio yang berusaha mengukur kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan laba, baik dengan menggunakan seluruh
aktiva yang ada maupun dengan menggunakan modal sendiri.
Sementara itu rasio profitabilitas menurut Harahap (2007:304)
adalah
yang
menggambarkan
kemampuan
perusahaan
mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang
ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan,
jumlah cabang, dan sebagainya. Sedangkan menurut Kasmir
(2008:196) rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam mencari keuangan. Rasio ini juga
memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu
13
perusahaan. Hal ini ditunjukan oleh laba yang dihasilkan dari
penjualan dan pendapatan investasi. Intinya adalah penggunaan
rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan.
Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa rasio profitabilitas adalah rasio untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam meningkatkan laba. Perusahaan
yang baik (sehat) mempunyai profitabilitas yang besar dan
cenderung memiliki laporan keuangan yang sewajarnya sehingga
potensi untuk mendapatkan opini yang baik akan lebih besar
dibandingkan dengan jika profitabilitasnya rendah (Petronela,
2004:48). Dalam penelitian ini ukuran rasio profotabilitas
menggunaka return on assets (ROA).
Return on assets (ROA) merupakan rasio yang
menunjukan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan
dalam perusahaan atas suatu ukuran tentang aktiva yang
digunakan dalam perusahaan atas suatu ukuran tentang aktivitas
manajemen (Kasmir, 2008:211). Return on assets (ROA) adalah
rasio yang diperoleh dengan membagi laba/rugi bersih dengan
total assets. Pengembalian atas aset-aset (ROA) menentukan
jumlah pendapatan bersih yang dihasilkan dari aset-aset
perusahaan dengan menghubungkan pendapatan bersih ke total
aset-aset (Keown, Martin, Petty, dan Scott Jr, 2004:77).
14
Rumus untuk mencari return on assets (ROA) dapat
digunakan sebagai berikut (Harahap, 2007:305).
π‘…π‘’π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘› 𝑂𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑑 (𝑅𝑂𝐴) ∢
πΏπ‘Žπ‘π‘Ž π΅π‘’π‘Ÿπ‘ π‘–β„Ž
π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π΄π‘˜π‘‘π‘–π‘£π‘Ž
Rasio ini menunjukan berapa besar laba bersih diperoleh
perusahaan bila diukur dari nilai aktiva. Semakin rendah (kecil)
rasio ini, semakin kurang baik, demikian pula sebaliknya
(Kasmir, 2008:202). Artinya bahwa rasio ini digunakan untuk
mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan.
3) Likuiditas Perusahaan
Menurut Harahap (2007:301) definisi rasio likuiditas
adalah
Rasio
yang
digunakan
untuk
menggambarkan
kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka
pendeknya. Istilah likuiditas menurut Moeljadi (2006:48) adalah
rasio yang digunakan untuk menunjukan kemampuan suatu
perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban keuangannya
dalam jangka waktu pendek atau yang segera harus dibayar.
Sedangkan Kasmir (2008:129) mendefinisikan rasio likuiditas
atau sering juga disebut dengan nama rasio modal kerja sebagai
rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya suatu
perusahaan. Caranya adalah dengan membandingkan komponen
yang ada di neraca, yaitu total aktiva lancar dengan total passiva
lancar (utang jangka pendek). Penilaian dapat dilakukan untuk
15
beberapa periode sehingga terlihat perkembangan likuiditas
perusahaan dari waktu ke waktu.
Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
pendek. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kegunaan
rasio ini adalah untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam
membiayai dan memenuhi kewajiban (utang) pada saat ditagih.
Penelitian ini menggunakan rasio lancar (current ratio) sebagai
ukuran rasio likuiditas.
Rasio lancar menunjukan likuiditas perusahaan yang
diukur dengan membandingkan aktiva lancar terhadap utang
lancar yaitu utang-utang lancar jangka pendek (Keown, Martin,
Petty, dan Scott Jr, 2004:72). Rasio lancar (current ratio)
merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh
tempo pada saat ditagih (Kasmir, 2008:146).
Current ratio menunjukan kemampuan suatu peusahaan
untuk memenuhi kewajiban-kewajiban keuangannya yang harus
segera dibayar dengan menggunakan uang lancar, current ratio
ini dihitung dengan cara membagi aktiva lancar (current ratio)
dengan utang lancar (current liabilities) (Moeljadi, 2006:48).
Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa rasio lancar
16
menunjukkan seberapa banyak aktiva uang tersedia untuk
menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo.
Penghitungan
rasio
lancar
dilakukan
dengan
cara
membandingkan antara total aktiva lancar dengan total utang
lancar.
Aktiva lancar (current asset) merupakan harta perusahaan
yang dapat dijadikan uang dalam waktu singkat (maksimal satu
tahun). Komponen aktiva lancar meliputi kas, bank, surat-surat
berharga, biaya dibayar dimuka, pendapatan yang masih harus
diterima, pinjaman yang diberikan, dan aktiva lancar lainnya.
Utang
lancar
(current
liabilities)
merupakan
kewajiban
perusahaan jangka pendek (maksimal satu tahun). Artinya, utang
ini harus segera dilunasi dalam waktu paling lama satu tahun.
Komponen utang lancar terdiri dari utang dagang, utang bank
satu tahun, utang wesel, utang gaji, utang pajak, utang deviden,
biaya diterima dimuka, utang jangka panjang yang sudah hampir
jatuh tempo, serta utang jangka pendek lainnya (Kasmir,
2008:135).
Rumus untuk mencari rasio lancar atau current ratio dapat
digunakan sebagai berikut (Kasmir, 2008:135).
πΆπ‘’π‘Ÿπ‘Ÿπ‘’π‘›π‘‘ π‘…π‘Žπ‘‘π‘–π‘œ ∢
π΄π‘˜π‘‘π‘–π‘£π‘Ž πΏπ‘Žπ‘›π‘π‘Žπ‘Ÿ
π‘ˆπ‘‘π‘Žπ‘›π‘” πΏπ‘Žπ‘›π‘π‘Žπ‘Ÿ
Dari hasil pengukuran rasio, apabila rasio lancar rendah,
dapat dikatakan bahwa perusahaan kurang modal untuk
17
membayar utang. Namun, apabila hasil pangukuran rasio tinggi,
belum tentu kondisi perusahaan sedang baik. Hal ini dapat saja
terjadi karena kas tidak digunakan sebaik mungkin. Untuk
mengatakan suatu kondisi peusahaan baik atau tidaknya, ada
suatu standar rasio yang digunakan, misalnya rata-rata industri
untuk usaha sejenis atau dapat pula digunakan target yang telah
ditetapkan parusahaan sebelumnya (Kasmir, 2008:135). Rasio ini
menunjukan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajibankewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar
dengan utang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan
menutupi kewajiban jangka pendeknya (Moeljadi, 2007:301)
4) Leverage Perusahaan
Salah satu faktor penting dalam unsur pendanaan adalah
hutang (leverage). Solvabilitas (leverage) digambarkan untuk
melihat sejauh mana asset perusahaan dibiayai oleh hutang
dibandingkan
dengan
modal
sendiri.
(Weston
dan
Copeland,1992). Sedangkan Kusumawati dan Sudento (2005)
menggambarkan leverage sebagai kemampuan perusahaan untuk
membayar hutangnya dengan menggunakan ekuitas yang
dimilikinya. Leverage dapat dipahami sebagai penaksir dari
resiko yang melekat pada suatu perusahaan. Artinya, leverage
yang semakin besar menunjukkan risiko investasi yang semakin
18
besar pula. Perusahan dengan rasio leverage yang rendah
memiliki risiko leverage yang lebih kecil.
Dengan tingginya rasio leverage menunjukkan bahwa
perusahaan tidak solvable, artinya total hutangnya lebih besar
dibandingakan dengan total asetnya (Horne,1997). Karena
leverage merupakan rasio yang menghitung seberapa jauh dana
yang disediakan oleh kreditur, juga sebagai rasio yang
membandingkan total hutang terhadap keseluruhan aktiva suatu
perusahaan, maka apabila investor melihat sebuah perusahaan
dengan asset yang tinggi namun resiko leverage nya juga tinggi,
maka akan berpikir dua kali untuk berinvestasi pada perusahaan
tersebut. Karena dikhawatirkan asset tinggi tersebut di dapat dari
hutang yang akan meningkatkan risiko investasi apabila
perusahaan tidak dapat melunasi kewajibanya tepat waktu.
Keputusan manajemen untuk berusaha menjaga agar rasio
leverage tidak bertambah tinggi mengacu pada teori pecking
order teory menyatakan bahwa perusahaan menyukai internal
financing dan apabila pendanaan dari luar (eksternal financing)
diperlukan. Maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang
paling aman terlebih dahulu, yaitu obligasi kemudian diikuti
sekuritas yang berkarakteristik opsi (seperti obligasi konversi),
baru akhirnya apabila belum mencukupi, perusahaan akan
menerbitkan saham. Pada intinya apabila perusahaan masih bias
19
mengusahakan sumber pendanaan internal maka sumber
pendanaan eksternal tidak akan diusahakan. Maka dapat
disimpulkan rasio leverage yang tinggi menyebabkan turunnya
nilai perusahaan (Weston dan Copeland, 1992). Rumus leverage
sebagai berikut :
πΏπ‘’π‘£π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘”π‘’ ∢
π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π»π‘’π‘‘π‘Žπ‘›π‘”
π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π΄π‘˜π‘‘π‘–π‘£π‘Ž
5) Efisiensi Perusahaan
Rasio aktivitas menunjukkan kemampuan serta efisiensi
perusahaan di dalam memanfaatkan aktiva yang dimilikinya atau
perputaran (turnover) dari aktiva-aktiva tersebut. Rasio aktivitas
mencerminkan cara perusahaan menggunakan aset untuk
mendapatkan penghasilan dan
laba. Satu contoh adalah
bagaimana piutang dapat dijadikan dana kas. Semakin tinggi
rasionya, semakin efisien bisnis itu dalam mengelola asetnya
(Joel G Siegel, 1991: 58). Dalam penelitian ini Rasio Aktivitas
diwakili oleh Total Assets Turnover.
π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑑 π‘‡π‘’π‘Ÿπ‘› π‘‚π‘£π‘’π‘Ÿ ∢
𝑁𝑒𝑑 π‘†π‘Žπ‘™π‘’
π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑑
Perputaran asset adalah banyaknya berapa kali piutang
dagang dapat ditagih dalam satu tahun. Angka ini diperoleh
dengan membagi penjualan kredit bersih oleh rata-rata total asset.
Anda dapat menghitung rata-rata piutang dagang dengan
20
menambahkan saldo awal dan saldo akhir dan kemudian
membaginya dengan 2.
2. Pasar Modal
a. Pengertian Pasar Modal
Pasar modal pada hakikatnya adalah jaringan tatanan yang
memungkinkan pertukaran klaim jangka panjang, penambahan
financial assets dan hutang pada saat yang sama, memungkinkan
investor untuk mengubah dan menyesuaikan portfolio investasi
(melalui pasar sekunder). Horne (2005:39) mendefenisikan pasar
modal sebagai pasar yang berkaitan dengan utang dan instrumen
jangka panjang (lebih dari satu tahun). Defenisi lain atas pengertian
pasar modal dikemukakan oleh Situmorang (2008:3) bahwa secara
teoritis pasar modal didefenisikan sebagai perdagangan instrumen
keuangan (sekuritas) jangka panjang, baik dalam bentuk modal
sendiri (stock) maupun hutang (bonds), baik yang diterbitkan oleh
pemerintah maupun oleh perusahaan swasta. Hartono (2008:3)
mendefinisikan tiga istilah yang berkaitan dengan pasar modal yaitu
pasar, modal, dan pasar modal. Pasar adalah suatu situasi dimana para
pelakunya (penjual dan pembeli) dapat menegosiasikan pertukaran
suatu komoditas atau kelompok komoditas. Modal adalah suatu yang
digunakan
oleh
perusahaan
sebagai
sumber
dana
untuk
melaksanakan kegiatan perusahaan. Sedangkan pasar modal
merupakan suatu situasi dimana para pemjual dan pembeli dapat
21
melakukan negosiasi terhadap pertukaran suatu komoditas atau
kelompok komoditas dan komoditas yang dipertukarkan disini
adalah modal. Pasar modal di Indonesia yaitu Bursa Efek Indonesia
(BEI) merupakan merger Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek
Surabaya (BES) pada 1 Desember 2007.
b. Manfaat pasar modal
Banyak manfaat pasar modal didalam dunia perekonomian.
Beberapa manfaat keberadaan pasar modal antara lain:
1) Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia
usaha sekaligus memungkinkan alokasi sumber dan secara
optimal.
2) Memberikan
wahana
investasi
bagi
investor
sekaligus
memungkinkan upaya diversifikasi.
3) Menyediakan leading indicator bagi trend ekonomi negara.
4) Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat
menengah.
5) Penyebaran kepemilikan, keterbukaan dan profesionalisme,
menciptakan iklim berusaha yang sehat.
6) Menciptakan lapangan kerja/profesi yang menarik.
7) Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dan
mempunyai prospek.
22
c. Instrumen Keuangan yang Dipasarkan Di Pasar Modal
Pada dasarnya, pasar modal merupakan pasar untuk berbagai
instrument keuangan jangka panjang yang biasa diperjual belikan,
baik dalam bentuk utang maupun modal sendiri. Bentuk dari
instrument keuangan tersebut dinamakan dengan surat berharga.
Surat berharga atau sering juga disebut sekuritas merupakan secarik
kertas yang menunjukan hak pemodal (yaitu pihak yang memiliki
kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek atau
kekayaan organisai yang menerbitkan sekuritas tersebut, dan
berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan
haknya. Menurut Hartono (2008:98) instrumen pasar modal pada
prisipnya adalah semua surat-surat berharga (efek) yang umum
diperjual belikan pasar modal diantaranya adalah saham biasa, saham
preferent, obligasi, obligasi konversi, right insue, dan waran. Saham
merupakan salah satu instrumen pada pasar modal, dan dalam
penelitian ini, penulis akan meneliti signifikansi rasio keuangan
terhadap harga saham.
3. Saham
a. Pengertian Saham
Saham (Weston dan Copeland, 2004:56) adalah tanda
penyertaan modal pada perseroan terbatas seperti yang telah
diketahui bahwa tujuan pemodal membeli saham untuk memperoleh
penghasilan dari saham tersebut. Menurut Alwi (2003:33) saham
23
atau stock adalah surat tanda bukti atau tanda kepemilikan terhadap
suatu perusahaan suatu perseroan terbatas. Dalam transaksi jual beli
di bursa efek, saham atau sering pula disebut share merupakan
instrumen yang paling dominan diperdagangkan. Saham dapat
diterbitkan dengan cara atas nama atau atas unjuk. Selanjutnya saham
dapat dibedakan antara saham biasa (common stock) dan saham
preferen (preferred stock).
Menurut Siegel dan Shim (2005:441) saham adalah bukti
pemilikan dalam sebuah perusahaan dan tuntutan terhadap aktiva
serta keuntungan perusahaan dimana merupakan modal resmi dari
sebuah kesatuan yang dibagi menjadi lembaran saham. Dalam
transaksi jual beli di Bursa Efek, saham merupakan instrument yang
paling dominan diperdagangkan.
Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan atau pemilikan
seseorang atau badan dalam suatu perusahaan terbuka (Darmadji dan
Fakhruddin, 2001 : 5). Saham dapat diperjual belikan pada bursa
efek, yaitu tempat yang dipergunakan untuk memperdagangkan efek
sesudah pasar perdana. Penerbitan surat berharga saham akan
memberikan berbagai keuntungan bagi perusahaan perbankan.
Berdasarkan uraian diatas secara umum pengertian saham
adalah surat yang diterbitkan oleh perusahaan yang berbentuk badan
hukum perseroan terbatas yang menyatakan pemilik saham tersebut
24
adalah juga pemilik sebagian dari perusahaan itu atau memiliki
sebagian hak dari perusahaan tersebut.
b. Jenis-jenis Saham
Menurut Alwi (2003:34) saham dapat dibedakan menjadi
saham biasa dan saham preferen.
1) Saham Biasa (common stock)
Saham biasa adalah saham yang tidak mencantumkan
nama pemilik dan kepemilikannya melekat pada pemegang
sertifikat tersebut. Saham biasa adalah saham yang tidak
memperoleh hak istimewa. Saham biasa menanggung risiko
terbesar karena pemegang saham biasa menerima dividen hanya
setelah pemegang saham preferen dibayar dan memperoleh
dividen sepanjang perseroan memperoleh keuntungan, hak suara
pada RUPS sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya dan
pada likuidasi perusahaan, mempunyai hak untuk memperoleh
sebagian dari kekayaan perusahaan setelah semua kewajiban
dilunasi, baik untuk para kreditur maupun para pemegang saham
preferen.
2) Saham Preferen (preferred stock)
Saham preferen adalah saham yang memberikan hak
untuk mendapatkan dividen lebih dahulu dari saham biasa yang
besarnya tetap. Saham preferen terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
a) Cumulative Preferred Stock
25
Memberikan hak kepada pemiliknya atas pembagian dividen
yang sifatnnya kumulatif dalam suatu presentasi atau jumlah
tertentu. Apabila pada tahun tertentu dividen yang dibayarkan
tidak dibayar sama sekali, maka hal ini diperhitungkan pada
tahun-tahun
berikutnya.
Pembayaran
dividen
kepada
pemegang saham preferen selalu didahulukan dari pemegang
saham biasa.
b) Non Cumulative Preferred Stock
Pemegang saham jenis ini prioritas dalam pembagian dividen
sampai pada suatu presentasi atau jumlah tertentu, tetapi tidak
bersifat kumulatif, yaitu dividen tahun-tahun sebelumnya
yang belum dibayar tidak perlu dilunasi pada tahun
berikutnya. Jadi jika akan membagi dividen untuk pemegang
saham biasa, kewajiban yang ada hanyalah membayar
dividen saham preferen untuk tahun tersebut.
c) Participating Preferred Stock
Pemilik saham jenis ini disamping memperoleh dividen tetap
seperti yang telah ditentukan, juga diberi hak untuk
memperoleh bagian dividen tambahan setelah saham biasa
memperoleh jumlah dividen yang sama dengan jumlah tetap
yang diperoleh saham preferen.
d) Non-participating preffered stock
26
Pemegang saham jenis ini setiap tahunnya memperoleh
dividen terbatas sebesar tarif dividennya.
e) Saham preferen convertible (convertible preferred stock)
Saham jenis ini mempunyai preferensi untuk ditukar dengan
surat berharga lain. Hak konversi umumnya meliputi
penukaran saham preferen dengan saham biasa.
Menurut Darmadji dan Hendi (2001:6) saham dapat juga dibagi
berdasarkan peralihan hak, antara lain :
a) Saham atas Unjuk (Bearer stock)
Merupakan jenis saham yang memiliki karakteristik tidak
tercantum nama pemilik dengan tujuan agar saham tersebut
dapat dengan mudah dipindah tangankan dari suatu investor
ke investor lainnya. Secara hukum, bahwa siapa yang
memegang saham tersebut maka dialah diakui sebagai
pemiliknya.
b) Saham atas nama (Registered Stock )
Saham atas nama mencantumkan nama dari pemilik saham
pada lembar saham. Saham atas nama juga dapat dipindah
tangankan tetapi harus melalui prosedur tertentu.
Darmadji dan Hendi (2001:6) menjelaskan juga bahwa
saham dapat juga dibagi berdasarkan kinerja saham, antara lain :
a) Blue chip stock
27
Yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki
reputasi tinggi sebagai leader di industri sejenis, memiliki
pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar
deviden.
b) Income Stock
Saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan
membayar deviden lebih tinggi dari rata-rata deviden yang
dibayarkan pada tahun sebelumnya.
c) Growth Stock
Saham ini merupakan saham-saham dari emiten yang
memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai
leader di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi.
d) Speculative Stock
Adalah saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara
konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan
tetapi mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi di
masa mendatang meskipun belum pasti.
e) Counter Cyclical Stock
Saham ini merupakan saham yang tidak terpengaruh oleh
kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum.
f) Nilai Saham
28
Menurut Alwi (2003:67) nilai yang berhubungan dengan
saham dapat dilihat dalam empat konsep yang memberikan
makna yang berbeda, yaitu :
c. Nilai Saham
Nilai nominal suatu saham adalah nilai kewajiban yang
ditetapkan untuk tiap-tiap lembar saham. Nilai nominal adalah modal
per lembar yang harus ditahan di perusahaan untuk proteksi kepada
kreditor yang tidak dapat diambil oleh pemegang saham. Untuk
saham yang tidak mempunyai nilai nominal, dewan direksi umumnya
menetapkan nilai sendiri per lembar. Jika tidak ada nilai yang
ditetapkan, maka yang dianggap sebagai modal adalah semua
penerimaan bersih yang diterima oleh emiten pada waktu
mengeluarkan saham yang bersangkutan.
1. Nilai Buku
Nilai buku adalah nilai saham menurut pembukuan perusahaan.
Nilai buku per lembar saham menunjukkan aktiva bersih per
lembar saham yang dimiliki oleh pemegang saham.
2. Nilai Pasar
Nilai pasar adalah harga saham di bursa efek. Nilai pasar
ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan
penawaran saham yang bersangkutan dipasar bursa.
3. Nilai Intrinsik
29
Nilai intrinsik adalah nilai sebenarnya dari saham. Maksudnya
adalah harga saham di pasar mencerminkan nilai sebenarnya dari
perusahaan.
d. Harga Saham
Harga saham merupakan nilai sekarang dari arus kas yang
akan diterima oleh pemilik saham dikemudian hari. Harga saham
adalah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh bukti penyertaan
atau pemilikan suatu perusahaan (Anoraga 2006:100). Harga saham
yang tinggi
mengindikasikan
bahwa
saham
tersebut
aktif
diperdagangkan, dan apabila suatu saham aktif diperdagangkan maka
dealer tidak akan lama menyimpan saham sebelum diperdagangkan.
Menurut Susanto (2002:12) harga saham adalah harga yang
ditentukan secara lelang kontinu. Sedangkan menurut Sartono
(2001:70) harga pasar saham terbentuk melalui mekanisme
permintaan dan penawaran dipasar modal. Harga pasar menunjukkan
seberapa baik manajemen menjalankan tugasnya atas nama
pemegang para pemegang saham. Pemegang saham yang tidak puas
dengan kinerja perusahaan dapat menjual saham yang mereka miliki
dan menginvestasikan uangnya di perusahaan lain. Tindakan
tindakan tersebut jika dilakukan oleh para pemegang saham akan
mengakibatkan turunnya harga saham dipasar, karena pada dasarnya
tinggi rendahnya harga saham lebih banyak dipengaruhi oleh
pertimbangan pembeli dan penjual tentang kondisi internal dan
30
eksternal perusahaan. Hal ini berkaitan dengan analisis sekuritas
yang umumnya dilakukan investor sebelum membeli atau menjual
saham.
Menurut Hin (2001;27) dalam terdapat enam istilah mengenai
harga saham, yaitu sebagai berikut:
1) Open (pembukaan)
Open adalah harga terjadi pada transaksi pertama suatu saham.
1) Close (penutupan)
Close adalah harga terjadi pada transaksi terakhir suatu saham.
2) High (tertinggi)
High adalah hakrga tertinggi transaksi yang tercapai pada suatu
saham.
3) Low (rendah)
Low adalah harga terendah transaksi yang tercapai suatu saham.
4) Bid (minat beli)
Bid adalah harga jual yang diminati pembeli untuk melakukan
transaksi.
5) Ask (minat jual)
Ask adalah harga yang diminati penjual untuk melakukan
transaksi.
B. Penelitian Sebelumnya
Penelitian mengenai pengaruh variabel fudamental terhadap Harga
Saham telah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Penelitian-
31
penelitian tersebut banyak memberikan masukan serta kontribusi tambahan bagi
investor untuk melihat potensi finansial suatu perusahaan sebagai acuan untuk
menanamkan modal pada perusahaan tersebut. Tabel 2.1 menunjukkan hasilhasil penelitian terdahulu mengenai pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap
harga saham.
Tabel 2.1
Penelitian Sebelumnya
Penelitian
Judul Penelitian
Hasil Penelitian
Achmad Syaiful
Pengaruh Likuiditas,
Secara parsial, ROA, CR dan
Susanto (2011)
Profitabilitas, Solvabilitas dan
DER tidak mempunyai
Ukuran Perusahaan Terhadap
pengaruh yang signifikan
Harga Saham Perusahaan
terhadap harga saham, dan
Farmasi Di BEI.
secara simultan secara bersamasama berpengaruh signifikan
terhadap harga saham.
Jeany Clarensia, Sri
Pengaruh Likuiditas,
variabel harga saham. Secara
Rahayu dan Nur Azizah
Profitabilitas, Pertumbuhan
persial hanya pertumbuhan
(2011)
Penjualan dan Kebijakan
penjualan yang tidak signifikan
Deviden Terhadap Harga
terhadap harga saham, Variabel
Saham (Studi Empiris Pada
likuiditas, profitabilitas,
Perusahaan Manufaktur Yang
pertumbuhan penjualan, dan
Terdaftar Di BEI Tahun 2008-
kebijakan dividen secara
2010)
simultan signifikan
mempengaruhi harga saham
32
Haryanto dan Toto
Pengaruh Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas Yang
Sugiharto (2003)
Terhadap Harga Saham Pada
digunakan dalam mengukur
Perusahaan Air Minuman di
performa perusahaan ternyata
BEJ.
mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap harga saham
adalah ROA.
Dr. Majed Abdel Majid
The Relationship between the
Secara parsial hanya ROA dan
Kabajeh, Dr. Said
ROA, ROE and ROI Ratios
ROE yang berpengaruh secara
Mukhled Ahmed AL
with Jordanian Insurance Public
signifikan, dan secara simultan,
Nu’aimat dan Dr. Firas
Companies Market Share
ROA, ROE dan ROI
Naim Dahmash (2012)
Prices.
berpengaruh signifikan terhadap
harga saham,
IG. K. A. Ulupui (2005)
Analisis Pengaruh Rasio
Variabel likuiditas,
Likuiditas, Leverage, Aktivitas,
profitabilitas secara parsial
dan Profitabilitas harga saham
berpengaruh signifikan terhadap
pada perusahaan makanan dan
harga saham, sedangkan
minuman dengan kategori
variabel leverage dan aktifitas
industri barang konsumsi di
secara parsial tidak berpengaruh
BEJ
signifikan terhadap harga saham
Ahmad Rodoni dan
Pengaruh Price Earning Ratio
Variabel Price Earning Ratio
Indo Yama Nasarudin
(PER), Rasio Likuiditas, Rasio
(PER), Rasio Likuiditas, Rasio
(2002)
Aktivitas, Rasio Profitabilitas,
Aktivitas, Rasio Profitabilitas,
dan Rasio Solvabilitas terhadap
dan Rasio Solvabilitas secara
tingkat keuntungan saham
parsial berpengaruh signifikan
terhadap tingkat keuntungan
saham
33
SaminaHaque1,
Impact of Fundamental Factors
The study depicts that the
Murtaza Faruquee2
on Stock Price A Case Based
market price is very insensitive
(2013)
Approach on Pharmaceutical
toward fundamentals of
Companies Listed with Dhaka
companies and current market
Stock Exchange
price is highly overvalued
compared to the ideal value of
stocks, which reinforces that
fact that the impact of
unauthorized information has a
greater influence in determining
the price of stocks in
pharmaceuticals and chemical
industry in DSE
Daruosh Foroghi* and
IMPACT OF
The results suggest that all
Sara Mohammad
PROFITABILITY ON STOCK
models profitability impact on
Ebrahimi Jahromy
RETURNS BASED ON THE
stock returns and profitability
(2015)
PRICE, RETURN AND
factor should be addressed for
DIFFERENCED MODELSIN
earning higher returns.
TEHRAN STOCK
EXCHANGE
I Gusti Ayu
THE EFFECT OF CAPITAL
The results showed that (1) the
Purnamawati (2016)
STRUCTURE AND
capital structure and
PROFITABILITY ON STOCK
profitability affect the share
PRICE (STUDY OF THE
price by 4.4%, (2) capital
MANUFACTURING SECTOR
structure has positive influence
IN INDONESIA STOCK
on the share price of 12.4%, (3)
EXCHANGE) TITLE
the profitability of positive
34
influence on the share price of
16.5 %, and (4) the capital
structure of the positive effect
on the profitability of 11
Prince Acheampong1,
The Effect of Financial
The study established a
Evans Agalega1 &
Leverage and Market Size on
negative and significant
Albert Kwabena Shibu
Stock Returns on the Ghana
relationship between leverage
(2014)
Stock Exchange, Evidence from
and stock return when the
Selected Stocks in the
overall industrial data is used.
Manufacturing Sector
However at the individual firm
level the relationship was not
stable. Four out of the five
selected companies (i.e. PZ,
Unilever, Aluworks and
Camelot) all had associated
leverage coefficients to be
negative. Pioneer Kitchenware
however, had positive leverage
coefficient. The study also
found the relationship between
Size and stock returns to be
positive and significant. The
size effect within the
manufacturing sector was
however very limited.
Nasir Akram (2014)
The Effect of Liquidity on
The outcomes concluded that
Stock Returns An Evidence
there is negative association
From Pakistan
among liquidity and stock
35
return. These results are
supported with (Pereira &
Zhang, 2010). The main
limitation of this study was time
constraint so that we only
incorporated ten companies. For
future researcher, impact of
excess return on stock
sensitivity with vacation of
collective liquidity can be
studied.
Mohammad Nayeem
The impact of financial
The study established a
Abdullah, Kamruddin
leverage and market size on
significantly negative
Parvez, Tarana Karim,
stock returns on the Dhaka
relationship between leverage
Rahat Bari Tooheen
stock exchange Evidence from
and stock return when the
(2015)
selected stocks in the
overall industrial data is used.
manufacturing sector
However at the individual firm
level the relationship was not
stable. Four out of the five
selected companies (i.e. FuWang Ceramic, Fine Foods
Limited, Olympic Industries
and Metro Spinning) all had
negative leverage coefficients.
Rahim Textile however, had a
positive leverage coefficient.
The paper also found the
relationship between size and
stock returns to be significantly
positive. However, the size
36
effect within the manufacturing
sector was limited
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
C. Perumusan Hipotesis
1. Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Harga Saham
Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam
hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai
sumber pembiayaanya agar tidak terjadi biaya keagenan (agency cost)
antara pemegang saham dengan manajemen perusahaan, sebaliknya
perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah sebaiknya
menggunakan
hutang
sebagai
sumber
pembiayaannya
karena
penggunaan hutang mengharuskan perusahaan tersebut membayar bunga
secara teratur. Pertumbuhan perusahaan yang cepat maka semakin besar
kebutuhan dana untuk ekspansi. Semakin besar kebutuhan untuk
pembiayaan mendatang maka semakin besar keinginan perusahaan untuk
menahan laba. Jadi perusahaan yang sedang tumbuh sebaiknya tidak
membagikan laba sebagai deviden tetapi lebih baik digunakan untuk
ekspansi.Potensi pertumbuhan ini dapat diukur dari besarnya biaya
penelitian dan pengembangan.Semakin besar R&D cost-nya maka
berarti ada prospek perusahaan untuk tumbuh (Sartono, 2001).
Perusahaan yang menghadapi kesempatan pertumbuhan yang
rendah, maka rasio hutang berhubungan secara positif dengan harga
saham.
Sedangkan
perusahaan
37
yang
menghadapi
kesempatan
pertumbuhan yang tinggi, maka rasio hutang berhubungan secara negatif
dengan harga saham. Oleh karena itu, pengaruh hutang terhadap harga
saham sangat tergantung pada keberadaan kesempatan pertumbuhan.
Pertambahan perubahan total aktiva periode penelitian ini memengaruhi
harga perlembar saham terhadap ekuitas perlembar saham dikalangan
investor (Saputri Dewi dkk, 2014). Berdasarkan penjelasan tersebut,
dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
Ha1 :Pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif terhadap harga
saham
2. Profitabilitas Perusahaan Terhadap Harga Saham
Pada penelitian Noer Sasongko & Nila Wulandari (2006), yaitu
meneliti mengenai pengaruh rasio keuangan terhadap deviden pada
sektor industri manufaktur menyatakan bahwa Hasil uji t parsial
menunjukkan bahwa return on asset, return on equity, return on sale,
basic earning power, dan economic value added tidak berpengaruh
terhadap harga saham. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji t yang ditolak
pada taraf signifikansi 5% (p>0,05). Artinya ROA, ROE, ROS, BEP, dan
EVA tidak dapat digunakan untuk menentukan nilai perusahaan.
Sementara, pada penelitian yang dilakukan oleh Indah
Nurmalasari (2009) menyatakan hasil yang berbeda, Hasil dari Uji-t
diketahui bahwa Return On Asset (ROA) terhadap harga saham
mempunyai pengaruh yang signifikan dan hubungan positif. Saat laba
sebelum bunga dan pajak naik dan total aktiva turun maka ROA akan
38
naik, semakin besar ROA semakin besar tingkat keuntungan yang
dicapai perusahaan. Ini menunjukkan bahwa manajemen dapat
menggunakan total aktiva perusahaan dengan baik (aktiva lancar dan
aktiva tetap) dan pada akhirnya akan meningkatkan harga saham
perusahaan sehingga menarik banyak investor untuk menanamkan
modalnya di perusahaan.
Ha2 : Profitabilitas perusahaan berpengaruh positif terhadap harga
saham perusahaan
3. Pengaruh Leverage Terhadap Harga Saham
Sebuah perusahaan dikatakan tidak solvabel apabila total hutang
perusahaan lebih besar daripada total yang dimiliki perusahaan. Dengan
semakin tingginya rasio leverage menunjukkan semakin besarnya dana
yang disediakan oleh kreditur (Mahduh dan Hanafi,2005). Hal tersebut
akan membuat investor berhati-hati untuk berinvestasi di perusahaan
yang rasio leverage nya tinggi karena semakin tinggi rasio leveragenya
semakin tinggi pula resiko investasinya
Ha3 : Leverage perusahaan berpengaruh positif terhadap harga
saham perusahaan
4. Likuiditas Perusahaan Terhadap Harga Saham
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Jeany Clarensia et. al.
(2011) didapat Current Ratio (CR) berpengaruh secara signifikan
terhadap harga saham. Hasil yang sama juga ditunjukan oleh penelitian
yang dilakukan oleh Frian Alrianto Yusak (2012) dengan analisis jalur
39
atau path analysis dapat diketahui bahwa secara langsung likuiditas
berpengaruh terhadap harga pasar saham sebesar 0,0282. Current Ratio
(CR) menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan dalam membayar
hutang–hutang jangka pendek. Tidak ada ketentuan yang mutlak tentang
berapa tingkat CR yang dianggap baik atau yang harus dipertahankan
oleh suatu perusahaan karena biasanya tingkat CR ini juga sangat
tergantung kepada jenis usaha dari masing-masing perusahaan (Lukman
Syamsudin 2007:39). Karena dalam penelitian ini jenis perusahaan
berbeda-beda maka hanya diambil kesimpulan dari perusahaan yang
digunakan sebagai objek penelitian.
Ha4 : Likuiditas perusahaan berpengaruh positif terhadap harga
saham perusahaan
5. Efisiensi Perusahaan Terhadap Harga Saham
Rasio aktivitas menunjukkan kemampuan serta efisiensi
perusahaan di dalam memanfaatkan aktiva yang dimilikinya atau
perputaran (turnover) dari aktiva-aktiva tersebut. Rasio aktivitas
mencerminkan cara perusahaan menggunakan aset untuk mendapatkan
penghasilan dan laba. Satu contoh adalah bagaimana piutang dapat
dijadikan dana kas. Semakin tinggi rasionya, semakin efisien bisnis itu
dalam mengelola asetnya (Joel G Siegel, 1991: 58). Dalam penelitian ini
Rasio Aktivitas diwakili oleh Total Assets Turnover.
Perputaran asset adalah banyaknya berapa kali piutang dagang
dapat ditagih dalam satu tahun. Angka ini diperoleh dengan membagi
40
penjualan kredit bersih oleh rata-rata total asset. Anda dapat menghitung
rata-rata piutang dagang dengan menambahkan saldo awal dan saldo
akhir dan kemudian membaginya dengan 2.
Ha5 : Efisiensi perusahaan berpengaruh positif terhadap harga
saham perusahaan
D. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan uraian di atas, gambaran menyeluruh tentang pengaruh
variabel fudamental rasio pertumbuhan, profitabilitas leverage, likuiditas,
dan efisiensi perusahaan terhadap harga saham yang merupakan kerangka
konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
41
Gambar 2.1
Bursa Efek Indonesia
Perusahaan LQ 45
Rasio Keuangan
`
Pertumbuhan
Profitabilitas
Likuiditas
Leverage
Harga Saham
Model Regresi
Uji Asumsi Klasik
1.
2.
3.
4.
Uji F
Uji Normalitas
Uji Multikolinearitas
Uji Autokorelasi
Uji Heterokedastisitas
Uji t
Interprestasi
42
Uji R2
Efisiensi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah pada variabel fudamental rasio
keuangan yang diperoleh melalui laporan keuangan tahunan perusahaan
yang terdaftar pada Index LQ 45 Bursa Efek Indonesia. Jenis riset dalam
penilitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan data
kuantitatif (data sekunder).
Penelitian ini memiliki batasan pengambilan data dalam kurun waktu
selama 3 tahun yaitu sejak tahun 2013-2015. Penelitian dilakukan dengan
melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan dalam kurun
waktu pengambilan sample tersebut. Sehingga, apabila dilihat dari dimensi
waktu yang digunakan, penelitian ini masuk dalam kelompok data panel
dengan menggunakan annual report periode 2012-2015.
B. Metode Penentuan Sampel
Dalam penelitian yang dilakukan ini, pengambilan sampel dilakukan
dengan menggunakan data sekunder dengan menggunakan metode
Purposive Sampling yaitu metode pengumpulan anggota sampel yang
didasari dengan pertimbangan dan kriteria tertentu. Berdasarkan kriteria
tertentu. Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia index LQ 45 yang
mempublikasikan laporan keungan selama tahun 2013 - 2015.
43
2. Laporan Keuangan yang digunakan merupakan laporan laba rugi,
laporan perubahan modal, laporan arus kas dan neraca perusahaan.
3. Laporan Keuangan menyampaikan data secara lengkap sesuai dengan
informasi yang diperlukan, yaitu Growth TA, Return On Asset (ROA),
Current Ratio (CR), Total Debth to Total Asset Ratio, Total Asset Turn
Over.
4. Perusahaan berada di TOP 95 % dari total rata - rata tahunan nilai
transaksi saham di pasar reguler dan kapitaliasi pasar.
5. Perusahaan merupakan urutan tertinggi yang mewakili sektornya dalam
klasifikasi industri BEI sesuai dengan nilai kapitalisasi pasarnya.
Pertimbangan-pertimbangan di atas dibuat untuk menghasilkan
sampel yang dapat mewakili kondisi populasi yang sebenarnya. Selain itu,
pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda
sehingga seluruh data harus diuji dengan pengujian asumsi klasik terlebih
dahulu. Pengujian asumsi klasik bertujuan untuk menghasilkan model
regresi yang baik. Untuk menghindari kesalahan dalam pengujian asumsi
klasik maka jumlah sampel yang digunakan harus bebas dari bias.
C. Metode Pengumpulan Data
Menurut sumbernya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data sekunder, yaitu berupa catatan atau laporan historis yang telah
dipublikasikan, yaitu berupa data laporan keuangan perusahaan-perusahaan
yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia index LQ 45 yang diterbitkan pada
periode 2013 -2015. Dimana data-data tersebut diperoleh dari Bursa Efek
44
Indonesia (BEI) melalui Pusat Referensi Pasar Modal dan Perusahaan
Sekuritas E-Trading.
Sedangkan menurut jenis datanya, maka data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah jenis data dokumenter, yaitu laporan keuangan
perusahaan-perusahaan yang telah terdaftar di index LQ 45 Bursa Efek
Indonesia sejak tahun 2013-2015. Data dokumenter dalam penelitian ini
dapat menjadi bahan atau dasar analisis data yang kompleks yang
dikumpulkan melalui metode observasi dan analisis dokumen. Sehingga
dapat diketahui juga, bahwa horison waktu yang digunakan peneliti pada
penelitian ini adalah studi data panel anual report tahun 2013 - 2015
Perusahaan yang terdaftar dalam index LQ 45 di Bursa Efek Indonesia.
Dimana studi ini lebih menekankan pada data penelitian berupa data rentetan
waktu.
Proses pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
beberapa teknik sebagai berikut :
1. Studi Kepustakaan (Library Research)
Pengumpulan bahan-bahan berupa teori atau konsep yang diambil dari
internet, perpustakaan berupa literatur, koran, dan artikel atau jurnal
ilmiah yang dapat mendukung sebagai bahan kajian penelitian dan
sebagai landasan untuk menganalisa permasalahan.
2. Studi Lapangan (Field Research)
Data sekunder berupa pengamatan dan pengambilan data langsung di
Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) atau melakukan Direct
45
Obserrvation di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Perusahaan Sekuritas ETrading
D. Metode Analisis
Setelah mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini,
peneliti akan melakukan serangkaian tahap untuk menghitung dan mengolah
data-data tersebut, agar dapat mendukung hipotesis yang telah diajukan.
Peneliti menggunakan program SPSS Version. 18. Metode analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut:
1. Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan proses transformasi data penelitian
dalam bentuk tabulasi (ringkasan, pengaturan, atau penyusunan data
dalam bentuk tabel numerik dan grafik) sehingga mudah dipahami dan
diinterpretasikan. Statistik deskriptif umumnya digunakan dalam
penelitian untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variabel
penelitian yang utama. Ukuran yang digunakan dalam deskripsi antara
lain berupa: rata-rata (mean), median, modus, dan standar deviasi.
2. Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian regresi berganda, perlu dilakukan
suatu pengujian asumsi klasik agar model regresi menjadi suatu model
yang lebih representatif. Uji asumsi klasik yang digunakan pada
penelitian ini adalah uji normalitas data, uji multikoloniearitas, uji
heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi yang digunakan karena data
yang digunakan dalam penelitian ini lebih dari satu tahun.
46
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Seperti diketahui uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual
mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji
statistik menjadi tidak valid. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah
residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik
dan analisis statistik, yaitu:
1) Analisis Grafik
Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal
probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari
distribusi normal. Jika distribusi data residual normal, maka garis
yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis
diagonalnya. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat
penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau
dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan
keputusan (Ghozali, 2012:163):
a) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti
arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan
pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
b) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti
arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan
47
pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi
asumsi normalitas.
2) Analisis Grafik
Uji normalitas dengan grafik akan menyesatkan apabila
tidak berhati-hati secara visual terlihat normal, namun secara
statistik bisa sebaliknya. Uji statistik lain yang dapat digunakan
untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik nonparametik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji K-S dilakukan
dengan membuat hipotesis (Ghozali, 2012:164), yaitu:
H0: Data residual berdistribusi normal
Ha: Data residual tidak berdistribusi normal
Dengan melihat angka probabilitas dengan ketentuan,
probabilitas < 0,05 maka Ha diterima dan H0 ditolak, sedangkan
probabilitas > 0,05 maka Ha ditolak dan H0 diterima.
b. Uji Multikoliniearitas
Uji multikoliniearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen
(Ghozali, 2005:91). Jika terjadi korelasi, maka terdapat problem
multikoliniearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi
diantara
variabel
independennya.
Ada
tidaknya
multikoliniearitas di dalam model regresi adalah dilihat dari besaran
VIF (Variance Inflation Factor) dan tolerance. Regresi yang terbebas
dari problem multikolinearitas apabila nilai VIF < 10 dan nilai
48
tolerance > 0,10, maka data tersebut tidak ada multikolinearitas
(Ghozali, 2005:92).
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam sebuah
model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada
periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya).
Autokorelasi digunakan pada model regresi yang dengan model data
panel (Ghozali, 2005: 96).Jika terjadi korelasi, maka ada problem
autokorelasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi perlu
digunakan uji Durbin-Waston, dimana hipotesis yang akan diuji
adalah:
1) Angka D-W di bawah -2, berarti ada autokorelasi positif.
2) Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi.
3) Angka D-W di atas +2, berarti autokorelasi negatif. \
d. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas artinya varians variabel dalam model
tidak sama (konstan). Konsekuensi adanya heteroskedastisitas dalam
model regresi adalah penaksiran (estimator) yang diperoleh tidak
efisien, baik dalam sampel kecil maupun dalam sampe besar,
walaupun penaksiran yang diperoleh menggambarkan populasinya
(tidak bias) dan bertambahnya sampel yang digunakan akan
mendekati nilai sebenarnya (konsisten). Ini disebabkan oleh
variansnya yang tidak minimum (tidak efisien) (Algifari, 2000 : 85)
49
Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi ada tidaknya masalah heteroskedastisitas. Salah
satunya adalah dengan uji Park, yaitu suatu metode uji
heteroskedastisitas dengan membuat persamaan regresi dengan
mengganti variable dependennya dengan residual kuadratnya. Jika
probabilitas yang ada bernilai diatas signifikansi α yang digunakan
dalam penelitian yaitu 5% atau 0,05 yang berarti tidak signifikan,
maka data dinyatakan bebas dari masalah heteroskedastisitas
(Winarno, 2011 : 5.12)
3. Uji Regresi Berganda
Uji regresi berganda ini bertujuan untuk memprediksi besarnya
keterkaitan dengan menggunakan data variabel bebas yang sudah
diketahui besarnya (Santoso, 2002:163). Untuk melakukan pengujian
hipotesis
dalam
penelitian
ini
menggunakan
analisis
regresi
berganda.Analisis regresi berganda digunakan untuk memprediksi besar
variabel tergantung dengan menggunakan data variabel bebasnya. Untuk
menguji hipotesis dalam penelitian ini digunakan model berikut:
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5Xe + e
Dimana:
Y = Harga Saham
a = Konstanta, harga Y bila X = 0
β = Koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun
penurunan variabel terikat (Y) yang didasarkan pada variabel bebas (X)
50
X1 = Pertumbuhan perusahaan
X2 = Profitabilitas perusahaan
X3 = Leverage perusahaan
X4 = Likuiditas perusahaan
X5 = Efisiensi perusahaan
e = Error
4. Uji Hipotesis
a. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Nilai R2 digunakan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan
model
dalam
menerangkan
variasi
variabel
dependen.Tetapi, karena R2 mengandung kelemahan mendasar
dimana adanya bias terhadap jumlah variabel independen yang
dimasukkan dalam model. Oleh karena itu, pada penelitian ini yang
digunakan adalah adjusted R2 berkisar antara nol dan satu.
Nilai adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel
independen ditambahkan ke dalam model. Nilai adjusted R² yang
kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variabel dependen (Ghozali: 2005, 83).
b. Uji Statistik t
51
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen.Untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh masing-masing variabel bebas secara individual
terhadap variabel terikat digunakan tingkat signifikan 5% dan
perbandingan t-nilai terhadap t-tabel (Ghozali, 2005: 84-85).
c. Uji Regresi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah
keseluruhan variabel independen mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap satu variabel dependen. Menurut Ghozali
(2005:84), dapat disimpulkan bahwa jika nilai signifikan < 0,05 maka
H0 ditolak, namun jika nilai signifikan > 0,05 maka H0 diterima.
E. Batasan Variabel Operasi
Penelitian ini mengungkapkan lima variabel, yaitu variabel
fudamental pertumbuhan, profitabilitas, efisiensi, likuiditas, dan efisiensi
perusahaan terhadap harga saham. Variabel fudamental pertumbuhan,
profitabilitas, efisiensi, likuiditas, dan efisiensi perusahaan sebagai variabel
lepas (independen) dan harga saham sebagai variabel terikat (dependen).
Untuk menjelaskan lingkup penelitian dan mencapai obyektivitas
penelitian khususnya yang berkaitan dengan pengukuran variabel, maka
perlu ditentukan definisi operasional dari variabel yang diteliti terlebih
dahulu.
52
Definisi operasional merupakan salah satu cara dari pendefinisian suatu
gagasan.
1. Variabel Bebas (Independen)
Adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain.
Dalam penelitian ini definisi operasional dari variabel-variabel Bebas
adalah sebagai berikut :
a. Pertumbuhan Perusahaan
Pertumbuhan perusahaan diukur dengan menggunakan perubahan
total aktiva. Pertumbuhan aktiva adalah selisih total aktiva yang
dimiliki pada periode sekarang dengan periode sebelumnya terhadap
total aktiva periode sebelumnya (Mahatma dan Wirajaya, 2014).
πΊπ‘Ÿπ‘œπ‘€π‘‘β„Ž ∢
π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑑 (𝑑) − π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑑 (𝑑 − 1)
𝑋 100%
π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑑 (𝑑 − 1)
b. Profitabilitas Perusahaan
Profitabilitas perusahaan merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dengan
menggunakan modal tertentu.
π‘…π‘’π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘› 𝑂𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑑 (𝑅𝑂𝐴) ∢
πΏπ‘Žπ‘π‘Ž π΅π‘’π‘Ÿπ‘ π‘–β„Ž
π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π΄π‘˜π‘‘π‘–π‘£π‘Ž
c. Leverage Perusahaan
Leverage perusahaan merupakan pengukur besarnya aktiva yang
dibiayai dengan hutang-hutang yang digunakan untuk membiayai
aktiva berasal dari kreditur, bukan dari pemegang saham ataupun dari
investor. Leverage atau solvabilitas suatu perusahaan menunjukkan
53
kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban
finansialnya apabila perusahaan tersebut likuidasi pada suatu waktu.
Sebuah perusahaan dikatakan tidak solvabel apabila total hutang
perusahaan lebih besar daripada total yang dimiliki perusahaan.
Dengan semakin tingginya rasio leverage menunjukkan semakin
besarnya dana yang disediakan oleh kreditur (Mahduh dan
Hanafi,2005). Hal tersebut akan membuat investor berhati-hati untuk
berinvestasi di perusahaan yang rasio leverage nya tinggi karena
semakin tinggi rasio leveragenya semakin tinggi pula resiko
investasinya
πΏπ‘’π‘£π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘”π‘’ ∢
π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π»π‘’π‘‘π‘Žπ‘›π‘”
π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π΄π‘˜π‘‘π‘–π‘£π‘Ž
d. Likuiditas Perusahaan
Likuiditas perusahaan digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek pada saat
jatuh tempo.
πΆπ‘’π‘Ÿπ‘Ÿπ‘’π‘›π‘‘ π‘…π‘Žπ‘‘π‘–π‘œ ∢
π΄π‘˜π‘‘π‘–π‘£π‘Ž πΏπ‘Žπ‘›π‘π‘Žπ‘Ÿ
π‘ˆπ‘‘π‘Žπ‘›π‘” πΏπ‘Žπ‘›π‘π‘Žπ‘Ÿ
e. Efisiensi Perusahaan
Efisiensi perusahaan menunjukkan kemampuan serta efisiensi
perusahaan di dalam memanfaatkan aktiva yang dimilikinya atau
perputaran (turnover) dari aktiva-aktiva tersebut. Dalam penelitian
ini Rasio Aktivitas diwakili oleh Total Assets Turnover
π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑑 π‘‡π‘’π‘Ÿπ‘› π‘‚π‘£π‘’π‘Ÿ ∢
54
𝑁𝑒𝑑 π‘†π‘Žπ‘™π‘’
π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑑
2. Variabel Terikat (dependen)
Adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel
independen. Dalam penelitian ini variable dependen, yaitu: Harga Saham
(Closing Price) yang mencerminkan juga nilai dari suatu perusahaan.
Jika perusahaan mencapai prestasi yang baik, maka saham perusahaan
tersebut akan banyak diminati oleh para investor. Prestasi baik yang
dicapai perusahan dapat dilihat di dalam laporan keuangan yang
dipublikasikan oleh perusahaan (emiten) proses penentuan.
55
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Bursa Efek Indonesia
Bursa Efek Indonesia (BEI) didirikan di Jakarta pada tanggal 14
Desember 1912. BEI didirikan jauh sebelum Indonesia merdeka oleh
pemerintahan Hindia Belanda yang diselenggarakan oleh Vereniging
Voor de Effectenhandel yang pada saat itu masih bernama Bursa Efek
Jakarta (BEJ). Pada tanggal 11 Januari 1925 dibuka Bursa Efek di
Surabaya dan disusul dengan pembukaan Bursa Efek di Semarang pada
tanggal 1 Agustus 1925. BEJ pertama kali diresmikan oleh Presiden
Suharto pada tahun 1977.
Pada tahun 2007, BEJ dengan Bursa Efek Surabaya (BES)
merger menjadi BEI (Rodoni, 2008:41). Langkah merger BEJ dengan
BES adalah upaya untuk meningkatkan efisiensi pasar modal guna
bersaing dengan bursa luar negeri (Suhartono dan Qudsi, 2009:20).
BEI adalah bursa saham yang dapat memberikan peluang
investasi
dan
sumber
pembiayaan
dalam
upaya
mendukung
pembangunan ekonomi nasional. Peranan BEI adalah berupaya
mengembangkan pemodal lokal yang besar dan solid untuk menciptakan
pasar modal Indonesia yang stabil. Untuk memberikan informasi yang
lebih lengkap tentang perkembangan bursa kepada masyarakat, BEI
menyebarkan data pergerakan harga saham melalui media cetak dan
56
elektronik. Indikator pergerakan harga saham tersebut adalah indeks
harga saham. Saat ini, BEI mempunyai beberapa jenis indeks harga
saham, yaitu:
a. HSG (Indeks Harga Saham Gabungan) atau Jakarta Composite Index
merupakan semua saham tercatat sebagai komponen kalkulasi
indeks.
b.
Indeks LQ45, menggunakan 45 saham terpilih setelah melalui
beberapa tahapan seleksi.
c.
Jakarta Islamic Index, menggunakan 30 saham terpilih yang
termasuk dalam daftar efek syariah yang diterbitkan oleh
BAPEPAM-LK.
d. Indeks Kompas100, menggunakan 100 saham pilihan harian koran
Kompas.
e. Indeks main board dan development board yaitu indeks yang
didasarkan pada kelompok saham yang tercatat di BEI (papan utama
dan papan pengembangan)
f. Indeks sektoral, menggunakan semua saham yang masuk dalam
sektoral yang sama, sektoral tersebut yaitu agrikultur, manufaktur,
pertambangan, keuangan, basic industry, miscellaneous industry,
consumer goods, property & real estate, trade & service.
2. Struktur Pasar Modal di Indonesia
Pasar modal sangat erat hubungannya dengan perkembangan
perekonomian suatu negara dan perekonomian sangat dipengaruhi oleh
57
stabilnya politik. Struktur pasar modal Indonesia telah diatur dalam
Undang-Undang No.8/1995 tentang Pasar Modal Indonesia (UUPM).
Berdasarkan ketentuan dalam UUPM, Badan Pengawas Pasar Modal
(BAPEPAM) melaksanakan pembinaan, pengaturan, dan pengawsan
sehari-hari pasar modal (Rodoni, 2005:119).
3. Deskripsi Objek Penelitian
Sampel yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2013
sampai dengan tahun 2015. Perusahaan yang dimaksud adalah
perusahaan yang tergabung dalam kelompok Index LQ 45, yang
memenuhi kriteria kelengkapan data, yaitu perusahaan yang konsisten
mencantumkan nilai pasar harga saham dalam annual report selama tiga
tahun berturut–turut pada periode 2013 sampai dengan 2015.
Dari kriteria yang ditetapkan diatas, diperoleh daftar empat puluh
lima perusahaan yang telah memenuhi kriteria sampel dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1
Daftar Sampel Perusahaaan
1
AALI
Astra Agro Lestari Tbk
2
ADHI
Adhi Karya (Persero) Tbk
3
ADRO
Adaro Energy Tbk
4
ANTM
Aneka Tambang Tbk
5
AKRA
AKR Corporindo Tbk
58
6
ASII
Astra International Tbk
7
ASRI
Alam Sutera Realty Tbk
8
BBCA
Bank Central Asia Tbk
9
BBNI
Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
10
BBRI
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
11
BBTN
Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
12
BMRI
Bank Mandiri (Persero) Tbk
13
BMTR
Global Mediacom Tbk
14
BSDE
Bumi Serpong Damai Tbk
15
CPIN
Charoen Pokphand Indonesia Tbk
16
GGRM
Gudang Garam Tbk
17
HMSP
H.M. Sampoerna Tbk.
18
ICBP
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
19
INCO
Vale Indonesia Tbk
20
INDF
Indofood Sukses Makmur Tbk
21
INTP
Indocement Tunggal Prakasa Tbk
22
ITMG
Indo Tambangraya Megah Tbk
23
JSMR
Jasa Marga (Persero) Tbk
24
KLBF
Kalbe Farma Tbk
25
LPKR
Lippo Karawaci Tbk
26
LPPF
Matahari Department Store Tbk
27
LSIP
PP London Sumatra Indonesia Tbk
28
MNCN
Media Nusantara Citra Tbk
29
MPPA
Matahari Putra Prima Tbk
30
PGAS
Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
31
PTBA
Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk
32
PTPP
PP (Persero) Tbk
59
33
PWON
Pakuwon Jati Tbk
34
SCMA
Surya Citra Media Tbk
35
SILO
Siloam International Hospital Tbk
36
SMGR
Semen Indonesia (Persero) Tbk
37
SMRA
Summarecon Agung Tbk
38
SRIL
Sri Rejeki Isman Tbk
39
SSMS
Sawit Sumbermas Sarana Tbk
40
TBIG
Tower Bersama Infrastructure Tbk
41
TLKM
Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk
42
UNTR
United Tractors Tbk
43
UNVR
Unilever Indonesia Tbk
44
WIKA
Wijaya Karya (Persero) Tbk
45
WSKT
Waskita Karya (Persero) Tbk
B. Deskriptif Data
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data.
Dalam statistik deskriptif berisi tentang jumlah sampel yang diteliti, nilai
minimum dan maksimum, mean, dan standar deviasi. Berikut ini adalah hasil
dari uji deskriptif data:
60
Tabel 4.2
Hasil Pengujian Descriptive Statistics
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Harga Saham
135
163
94000
8579.31
14304.802
Pertumbuhan
135
-.21
3.78
.2004
.35986
Profitabilitas
135
-.05
.50
.0912
.10482
Likuiditas
135
.30
15.16
2.4267
2.39929
Leverage
135
.01
1.26
.5187
.25013
Efisiensi
135
.03
2.84
.7519
.61436
Valid N (listwise)
135
Berdasarkan tabel 4.2 diatas nilai N menunjukkan banyaknya data
yang digunakan dalam penelitian, yaitu sebanyak 135 data, yang merupakan
jumlah sampel selama periode penelitian 2013 sampai dengan 2015. Datadata yang digunakan merupakan data perusahaan yang terdaftar di Index LQ
45 Bursa Efek Indonesia.
Variabel harga saham menunjukkan nilai rata–rata yang terjadi
sebesar 8579.31 dengan standar deviasi sebesar 14304.802. Variabel
pertumbuhan perusahaan menunjukkan nilai rata–rata yang terjadi sebesar
0.2004 dengan standar deviasi sebesar 0.35986. Variabel profitabilitas
perusahaan menunjukkan nilai rata–rata yang terjadi sebesar 0.0912 dengan
standar
deviasi
sebesar
0.10482.
Variabel
likuiditas
perusahaan
menunjukkan nilai rata–rata yang terjadi sebesar 2.4267 dengan standar
deviasi sebesar 2.39929. Variabel leverage perusahaan menunjukkan nilai
rata–rata yang terjadi sebesar 0.5187 dengan standar deviasi sebesar
61
0.25013. Variabel efisiensi perusahaan menunjukkan nilai rata–rata yang
terjadi sebesar 0.7519 dengan standar deviasi sebesar 0.61436.
C. Hasil Analisis Data
1. Hasil Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan
uji regresi berganda, terlebih dahulu dilakukan pengujian apakah
terdapat penyimpangan asumsi klasik yaitu melalui pengujian
normalitas, multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedasitas.
a. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas disajikan dengan menggunakan grafik normal
plot, adapun hasilsil uji tersebut adalah:
Gambar 4.1
Hasil Pengujian Normalitas Data-P Plot
62
Dari grafik tersebut diatas, terlihat titik–titik data menyebar disekitar
garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal.
Maka model regresi dalam penelitian ini memenuhi syarat asumsi
normalitas (Ghozali 2005:126).
Tabel 4.3
Hasil Pengujian Komolgorov Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
135
Normal
Parametersa,b
Mean
Std. Deviation
Most Extreme Differences
.5187
.25013
Absolute
.090
Positive
.090
Negative
-.071
Kolmogorov-Smirnov Z
1.051
Asymp. Sig. (2-tailed)
.220
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Berdasarkan tabel 4.3 hasil uji Komolgorov-Smirnov diatas
bahwa besarnya nilai Komolgorov-Smirnov adalah 1,051 dengan
signifikansi sebesar 0,220 dimana > 0,05. Dengan demikian Ho
diterima dan Ha ditolak yang berarti data terdistribusi normal.
b. Hasil Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk mendeteksi ada
tidaknya
gejala multikolonieritas antar variabel independen
digunakan Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance. Batas dari
tolerance value adalah 0,10 dan batasVIF adalah 10. Apabila
63
tolerance value > 0,10 dan nilai VIF < 10 maka tidak terjadi
multikolonieritas. Sampel hasil yang ditunjukkan dalam output SPSS
maka besar nilai VIF dan nilai tolerance dari masing-masing variabel
independen. Berikut ini adalah hasil dari uji multikolinearitas:
Tabel 4.4
Hasil Pengujian Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Standardized
Unstandardized Coefficients
B
1
(Constant)
Std. Error
Coefficients
Beta
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
-13237.136
3626.315
744.107
2750.027
.019
.963
1.039
18209.423
13624.119
.133
.462
2.163
Likuiditas
1615.699
479.795
.271
.711
1.406
Leverage
14989.938
4606.131
.262
.710
1.408
Efisiensi
11053.220
2347.016
.475
.453
2.205
Pertumbuhan
Profitabilitas
a. Dependent Variable: Harga Saham
Berdasarkan tabel 4.2 diatas nilai tolerance variabel
fudamental Pertumbuhan, Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, dan
Efisiensi Perusahaan berkisar antara 0,462 sampai dengan 0,968 atau
lebih besar dari 0,10. Hasil perhitungan nilai tolerance tersebut
menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai
tolerance kurang dari 0,10. Jadi dapat disimpulkan tidak ada korelasi
antar variabel independen.
Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga
menunjukkan hal yang sama tidak ada satu variabel independen yang
64
memiliki nilai VIF lebih dari 10, karena nilainya berkisar antara
1,264 sampai dengan 2,395, jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada
multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi.
c. Hasil Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model
regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode
t dengan kesalahan penggangu pada periode t-1. Berikut ini adalah
hasil dari uji Autokorelasi:
Tabel 4.5
Hasil Pengujian Autokorelasi
Model Summary
Model
dimension0
1)
2)
1
R
R Square
.637a
.406
Adjusted R
Std. Error of
Square
the Estimate
.383
11239.95
Durbin - Watson
0.626
Predictors: (Constant), Efisiensi, Likuiditas, Pertumbuhan, Leverage, Profitabilitas
Dependent Variable: Harga Saham
Uji Autokorelasi yang digunakan adalah uji Durbin-Watson.
Berdasarkan tabel 4.3 diatas menunjukkan nilai Durbin-Watson
sebesar 0,626. Karena angka D-W berada antara -2 sampai +2, hal ini
berarti tidak terdapat masalah autokorelasi. Jadi dapat disimpulkan
dalam model regresi tidak ada korelasi antara kesalahan pengganggu
pada periode t dengan kesalahan pengggangu pada periode t-1.
d. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas artinya varians variabel dalam model
tidak sama (konstan) (Algifari, 2000 : 85). Terdapat beberapa metode
65
yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi ada tidaknya masalah
heteroskedastisitas. Salah satunya adalah dengan uji Park, yaitu suatu
metode uji heteroskedastisitas dengan membuat persamaan regresi
dengan
mengganti
variabel
dependennya
dengan
residual
kuadratnya. Jika signifikansi yang ada bernilai diatas 0,05 yang
berarti tidak signifikan, maka data dinyatakan bebas dari masalah
heteroskedastisitas (Winarno, 2011 : 512). Berikut adalah hasil
output uji Park dalam penelitian ini
Tabel 4.6
Hasil Pengujian Heteroskedastisitas Uji Park
Coefficientsa
Model
Standardized
Unstandardized Coefficients
B
1
(Constant)
Std. Error
16.432
.580
.093
.275
LnX1
Coefficients
Beta
t
Sig.
28.320
.000
.338
.736
.029
a. Dependent Variable: Lnei2
Coefficientsa
Model
Standardized
Unstandardized Coefficients
B
1
(Constant)
LnX2
Std. Error
17.927
.713
.588
.237
a. Dependent Variable: Lnei2
66
Coefficients
Beta
t
.210
Sig.
25.155
.000
2.481
.014
Coefficientsa
Model
Standardized
Unstandardized Coefficients
B
1
(Constant)
Std. Error
16.110
.310
.236
.336
LnX3
Coefficients
Beta
t
Sig.
52.026
.000
.703
.483
.061
a. Dependent Variable: Lnei2
Coefficientsa
Model
Standardized
Unstandardized Coefficients
B
1
(Constant)
Std. Error
16.612
.346
.428
.306
LnX4
Coefficients
Beta
t
.121
Sig.
48.030
.000
1.402
.163
a. Dependent Variable: Lnei2
Coefficientsa
Model
Standardized
Unstandardized Coefficients
B
1
(Constant)
LnX5
Std. Error
16.704
.275
.671
.230
Coefficients
Beta
t
.246
Sig.
60.811
.000
2.921
.014
a. Dependent Variable: Lnei2
Output uji Park diatas menunjukkan bahwa nilai probabilitas
signifikansi untuk semua variabel independen yang digunakan dalam
penelitian ini berada diatas 0,05. Dengan demikian maka dapat
disimpulkan data bebas dari masalah heteroskedastisitas.
2. Hasil Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukan pengujian asumsi klasik, maka dapat
dilakukan pengujian statistik/signifikan model regresi untuk melihat
67
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen baik secara
parsial (individual) maupun secara simultan (bersama–sama).
a. Hasil Uji Koefisien Determinasi R2
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh variabel independen yang digunakan dalam penelitian
yaitu Pertumbuhan, Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, dan
Efisiensi Perusahaan. Berikut ini adalah hasil dari uji Koefisien
Determinasi R2:
Tabel 4.7
Hasil Pengujian Koefisien Determinasi R2
Model Summaryb
Model
R
dimension0
1
.637a
R Square
.406
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.383
11239.950
a. Predictors: (Constant), Efisiensi, Likuiditas, Pertumbuhan, Leverage, Profitabilitas
b. Dependent Variable: Harga Saham
Berdasarkan tabel 4.4 diatas diperoleh nilai koefisien
determinasi (Adjusted Square R) sebesar 0,383 atau sama dengan
38,3%. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 38,3% variabel harga
saham dapat dijelaskan oleh variasi dari variabel independen seperti
Pertumbuhan, Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, dan Efisiensi
Perusahaan. Sedangkan sisanya 61,7% dapat dijelaskan oleh faktor–
faktor lain atau variabel–variabel lain diluar model dalam penelitian
ini.
68
b. Uji Parameter Individual (Uji Statistik t)
Pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji
seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual
dalam menerangkan variasi variabel dependen. Berikut ini adalah
hasil dari Uji Parameter Individual (Uji Statistik t):
Tabel 4.8
Hasil Pengujian Parameter Individual (Uji Statistik t)
Coefficientsa
Model
Standardized
Unstandardized Coefficients
B
1
(Constant)
Std. Error
-13237.136
3626.315
744.107
2750.027
18209.423
Likuiditas
Coefficients
Beta
t
Sig.
-3.650
.000
.019
.271
.787
13624.119
.133
1.337
.184
1615.699
479.795
.271
3.367
.001
Leverage
14989.938
4606.131
.262
3.254
.001
Efisiensi
11053.220
2347.016
.475
4.709
.000
Pertumbuhan
Profitabilitas
a. Dependent Variable: Harga Saham
Lalu dengan tingkat signifikansi α 5% atau 0,05 dan n=45, maka
dapat diperoleh nilai t-tabel sebagai berikut:
t-tabel = |α ; df (n-K)|
= 5% ; df (45-6)
= 5% ; df (39)
= 1,68488
1) Uji Parsial Variabel Pertumbuhan Perusahaan Terhadap
Harga Saham
69
Berdasarkan tabel 4.5 diatas hasil uji t untuk variabel
fudamental pertumbuhan perusahaan yang diproyeksikan oleh
growth total aset mempunyai uji-t menunjukkan besarnya thitung / t-statistic variabel fudamental pertumbuhan perusahaan
sebesar 0,271 yang berarti lebih kecil dari (>) t-tabel sebesar
1,68488 dengan signifikansi 0,787 yang lebih besar dari (>)
tingkat signifikansi α 5% atau 0,05. Maka dapat disimpulkan H0
diterima dan H1 ditolak yang artinya variabel independen
pertumbuhan perusahaan secara individual tidak berpengaruh
signifkan terhadap variablel dependen Harga Saham.
2) Uji Parsial Variabel Profitabilitas Perusahaan Terhadap
Harga Saham
Hasil uji t untuk variabel fudamental profitablitas
perusahaan yang diproyeksikan oleh return on asset (ROA)
mempunyai uji-t menunjukkan besarnya t-hitung / t-statistic
variabel fudamental pertumbuhan perusahaan sebesar 1,337
yang berarti lebih kecil dari (<) t-tabel sebesar 1,68488 dengan
signifikansi 0,184 yang lebih besar dari (>) tingkat signifikansi α
5% atau 0,05. Maka dapat disimpulkan H0 diterima dan H1
ditolak
yang
artinya
variabel
independen
profitabilitas
perusahaan secara individual tidak berpengaruh signifkan
terhadap variablel dependen Harga Saham.
70
3) Uji Parsial Variabel Likuiditas Perusahaan Terhadap Harga
Saham
Hasil uji t untuk variabel fudamental likuiditas
perusahaan yang diproyeksikan oleh Current Ratio (CR)
mempunyai uji-t menunjukkan besarnya t-hitung / t-statistic
variabel fudamental pertumbuhan perusahaan sebesar 3,367
yang berarti lebih besar dari (>) t-tabel sebesar 1,68488 dengan
signifikansi 0,01 yang lebih kecil dari (<) tingkat signifikansi α
5% atau 0,05. Maka dapat disimpulkan H0 ditolak dan H1
diterima yang artinya variabel independen likuiditas perusahaan
secara individual berpengaruh positif dan signifkan terhadap
variablel dependen Harga Saham.
4) Uji Parsial Variabel Levergae Perusahaan Terhadap Harga
Saham
Hasil uji t untuk variabel fudamental leverage perusahaan
yang diproyeksikan oleh Total Debth to Total Asset Ratio
mempunyai uji-t menunjukkan besarnya t-hitung / t-statistic
variabel fudamental leverage perusahaan sebesar 3,254 yang
berarti lebih besar dari (>) t-tabel sebesar 1,68488 dengan
signifikansi 0,01 yang lebih kecil dari (<) tingkat signifikansi α
5% atau 0,05. Maka dapat disimpulkan H0 ditolak dan H1
diterima yang artinya variabel independen leverage perusahaan
71
secara individual berpengaruh positif dan signifkan terhadap
variablel dependen Harga Saham.
5) Uji Parsial Variabel Efisiensi Perusahaan Terhadap Harga
Saham
Hasil uji t untuk variabel fudamental efisiensi perusahaan
yang diproyeksikan oleh Turn Over Total Asset mempunyai uji-t
menunjukkan besarnya t-hitung / t-statistic variabel fudamental
efisiensi perusahaan sebesar 4.709 yang berarti lebih besar dari
(>) t-tabel sebesar 1,68488 dengan signifikansi 0,00 yang lebih
kecil dari (<) tingkat signifikansi α 5% atau 0,05. Maka dapat
disimpulkan H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya variabel
independen efisiensi perusahaan secara individual berpengaruh
positif dan signifkan terhadap variablel dependen Harga Saham.
Berdasarkan hasil tersebut, maka persamaan regresi berganda
yang dapat di bentuk adalah sebagai berikut :
Y= a + b3X3 + b4X4 + b5X5+ e
Y= -13237.136 + 1615.699.X3 + 14989.938.X4 + 11053.220.X5 + e
Hasil koefisien regresi memperlihatkan nilai koefisien
konstanta adalah sebesar -13237,136 mempunyai arti bahwa jika
variabel
fudamental
Pertumbuhan,
Profitabilitas,
Likuiditas,
Leverage, dan Efisiensi Perusahaan tidak ada, maka variabel harga
saham akan menurun sebesar -13237,136.
72
Nilai b1 yang merupakan koefisien regresi dari variabel X1
(pertumbuhan perusahaan) sebesar 744,107 mempunyai arti bahwa
nilai pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif terhadap harga
saham, bila terjadi peningkatan pada nilai pertumbuhan perusahaan
sebesar 1 tingkatan, maka akan terjadi kenaikan harga saham sebesar
744,107 satuan dengan asumsi variabel lainnya masih tetap konstan.
Kemudian nilai b2 yang merupakan koefisien regresi dari
variabel
X2
(profitabilitas
perusahaan)
sebesar
18209,423
mempunyai arti bahwa nilai profitabilitas perusahaan berpengaruh
positif terhadap harga saham, jika terjadi peningkatan profitabilitas
sebesar 1 tingkatan,maka akan terjadi peningkatan nilai harga saham
sebesar 18209,423 satuan dengan asumsi variabel lainnya masih
tetap konstan.
Selanjutnya nilai b3 yang merupakan koefisien regresi dari
variabel X3 (likuiditas perusahaan) sebesar 1615,699 mempunyai arti
bahwa nilai likuiditas perusahaan berpengaruh positif terhadap harga
saham jika terjadi peningkatan nilai likuiditas perusahaan sebesar 1
tingkatan, maka akan terjadi peningkatan nilai harga saham sebesar
1615,699 satuan dengan asumsi variabel lainnya masih tetap konstan.
Selanjutnya nilai b4 yang merupakan koefisien regresi dari
variabel X4 (leverage perusahaan) sebesar 14989,938 mempunyai
arti bahwa nilai leverage perusahaan berpengaruh positif terhadap
harga saham, jika terjadi peningkatan nilai leverage perusahaan
73
sebesar 1 tingkatan, maka akan terjadi peningkatan nilai harga saham
sebesar 14989,938 satuan dengan asumsi variabel lainnya masih
tetap konstan.
Selanjutnya nilai b5 yang merupakan koefisien regresi dari
variabel X5 (efisiensi perusahaan) sebesar 11053,220 mempunyai
arti bahwa nilai efisiensi perusahaan berpengaruh positif terhadap
harga saham, jika terjadi peningkatan nilai efisiensi perusahaan
sebesar 1 tingkatan, maka akan terjadi peningkatan nilai harga saham
sebesar 11053,220 satuan dengan asumsi variabel lainnya masih
tetap konstan.
c. Uji Signifikasi Simultan (Uji Statistik F)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua
variabel independen secara bersama–sama (simultan) dapat
berpengaruh terhadap variabel dependen. Berikut ini adalah hasil dari
Uji signifikasi Simultan (Uji Statistik F):
Tabel 4.9
Hasil Pengujian Statistik F
ANOVAb
Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
1.112E10
5
2.225E9
Residual
1.630E10
129
1.263E8
Total
2.742E10
134
F
17.608
a. Predictors: (Constant), Efisiensi, Likuiditas, Pertumbuhan, Leverage, Profitabilitas
b. Dependent Variable: Harga Saham
74
Sig.
.000a
Berdasarkan tabel 4.6 diatas hasil uji F menunjukkan bahwa
hasil F-hitung sebesar 17,608 dengan tingkat signifikansi 0,00.
Sementara F-tabel dengan df;α (K-1) (n-K) atau df;0,05 (6-1) (45-6)
sebesar 2,46. Oleh karena nilai F-hitung lebih besar dari F-tabel dan
tingkat signifikansi tersebut lebih kecil dari α 5% atau 0,05, maka
dapat disimpulkan bahwa variabel independen fudamental secara
simultanpertumbuhan, profitabilitas, likuiditas, leverage, dan
efisiensi perusahaan secara simultan atau secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu harga
saham perusahaan yang terdaftar dalam Index LQ 45 di Bursa Efek
Indonesia.
D. Interpretasi
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, secara rinci mengenai
hasil pengujian dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengaruh Variabel Fudamental Pertumbuhan Perusahaan
Terhadap Harga Saham
Berdasarkan hasil uji t untuk variabel fundamental profitabilitas
perusahaan yang diproyeksikan oleh Asset Growth Size mempunyai
signifikansi 0,787, yang berarti lebih besar dari 0,05 maka Ha2 ditolak.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan perusahaan
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap harga saham.
Pertumbuhan
aset
menggambarkan
pertumbuhan
aktiva
perusahaan yang akan mempengaruhi profitabilitas perusahaan untuk
75
bisa meraih profit atau keuntungan yang bagus disetiap periode, para
investor tidak perlu mengkhawatirkan perusahaan tersebut akan merugi
atau bahkan bangrut. Sehingga, keuntungan atau profit yang didapat oleh
perusahaan, dapat dinikmati juga oleh para investor dan membuka
kemungkinan datangnya investor-investor baru lagi yang ingin
menanamkan modal mereka disana yang dapat meningkatkan harga
pasar saham perusahaan tersebut. Hal ini berbeda dengan penelitian yang
dilakukan oleh Indah Nurmalasari (2009) yang dalam penelitiannya
menunjukan bahwa ROA (Profitabilitas) berpengaruh signifikan
terhadap harga saham.
2. Pengaruh Variabel Fudamental Likuiditas Perusahaan Terhadap
Harga Saham
Berdasarkan hasil uji t untuk variabel fundamental likuiditas
mempunyai signifikansi 0,01, yang berarti lebih kecil dari 0,05 maka Ha1
diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Likuiditas
berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.
Rasio likuiditas menunjukan sejauh mana aktiva lancar menutupi
kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar
dengan utang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi
kewajiban jangka pendeknya, Apabila perusahaan diyakini mampu untuk
melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya maka perusahaan
dalam kondisi baik dan dapat meningkatkan harga saham karena para
investor tertarik pada kondisi keuangan perusahaan yang seperti ini.
76
Dengan demikian, apabila kemampuan likuiditas perusahaan itu
baik, investor tidak perlu mencemaskan apakah modal yang mereka
tanam di perusahaan tersebut akan kembali dan memeberikan
keuntungan untuk mereka atau tidak. Karena jika suatu perusahaan yang
tingkat likuiditasnya tidak baik, mempunyai kecenderungan dijauhi oleh
investor karena takut dana yang mereka investasikan tidak kembali dan
mengakibatkan kerugian bagi investor. Hal ini konsisten dengan
penelitian yang dilakukan oleh Jeany Clarensia et. al. (2011) dan Frian
Alrianto Yusak (2012) yang dalam penelitiannya menunjukan bahwa CR
(Likuiditas) berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
3. Pengaruh Variabel Fudamental Leverage Perusahaan Terhadap
Harga Saham
Berdasarkan hasil uji t untuk variabel fundamental leverage
mempunyai signifikansi 0,01, yang berarti lebih kecil dari 0,05 maka Ha1
diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa leverage
berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.
Salah satu faktor penting dalam unsur pendanaan adalah hutang
(leverage), digambarkan untuk melihat sejauh mana asset perusahaan
dibiayai oleh hutang dibandingkan dengan modal sendiri. (Weston dan
Copeland,1992).
Sedangkan
Kusumawati
dan
Sudento
(2005)
menggambarkan leverage sebagai kemampuan perusahaan untuk
membayar hutangnya dengan menggunakan ekuitas yang dimilikinya.
Leverage dapat dipahami sebagai penaksir dari resiko yang melekat pada
77
suatu perusahaan. Artinya, leverage yang semakin besar menunjukkan
risiko investasi terhadap harga saham yang semakin besar pula.
Perusahan dengan rasio leverage yang rendah memiliki risiko leverage
yang lebih kecil. Hal ini inkonsisten dengan penelitian yang dilakukan
IG. K. A. Ulupui (2005) yang dalam penelitiannya menunjukan bahwa
leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
4. Pengaruh Variabel Fudamental Efisiensi Perusahaan Terhadap
Harga Saham
Berdasarkan hasil uji t untuk variabel fundamental efisiensi
perusahaan yang diproyeksikan oleh Total Asset Turn Over mempunyai
signifikansi 0,01, yang berarti lebih kecil dari 0,05 maka Ha2 diterima.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa profitabilitas berpengaruh
positif signifikan terhadap harga saham.
Penelitian ini tidak sejalan sejalan I. G. K. Ulupui (2005) yang
menyatakan variabel total asset turn over secara parsial menunjukkan
hasil yang tidak signifikan terhadap harga saham. Penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan Ahmad Rodoni dan Indo Yama
Nasarudin (2002) bahwa seluruh variabel penelitian yang di lakukan
secara parsial berpengaruh terhadap return harga saham. Dan penelitian
yang dilakukan oleh Kennedy. (2003) yang menunjukkan variabel asset
turnover berpengaruh signifikan
terhadap return saham, karna
persamaan sampel dan ukuran perusahaan. Kennedy menggunakan rasio
perusahaan LQ 45 di BEJ.
78
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa pengaruh variabel
fudamental pertumbuhan, profitabilitas, likuiditas, leverage, dan efisiensi
perusahaan terhadap harga saham. Berdasarkan hasil analisa dan
pembahasan yang telah dilakukan terhadap ke-lima hipotesa yang telah diuji
menggunakan analisis regresi berganda, diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
1. Pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
harga saham. Hal ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Jeany Clarensia et. al. (2011) dalam penelitiannya menunjukan bahwa
asset growth perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap harga
saham.
2. Profitabilitas perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
harga saham. Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh
Indah Nurmalasari (2009) yang dalam penelitiannya menunjukan bahwa
ROA (Profitabilitas) berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
3. Likuiditas perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap harga
saham. Hal ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Jeany
Clarensia et. al. (2011) dan Frian Alrianto Yusak (2012) yang dalam
penelitiannya menunjukan bahwa CR (Likuiditas) berpengaruh
signifikan terhadap harga saham.
79
4. Leverage perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap harga
saham. Hal ini inkonsisten dengan penelitian yang dilakukan IG. K. A.
Ulupui (2005) yang dalam penelitiannya menunjukan bahwa leverage
tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
5. Efisiensi perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap harga
saham. Hal ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Jeany
Clarensia et. al. (2011) dan Frian Alrianto Yusak (2012) yang dalam
penelitiannya menunjukan bahwa CR (Likuiditas) berpengaruh
signifikan terhadap harga saham. Penelitian ini tidak sejalan sejalan I. G.
K. Ulupui (2005) yang menyatakan variabel total asset turn over secara
parsial menunjukkan hasil yang tidak signifikan terhadap harga saham.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Ahmad Rodoni
dan Indo Yama Nasarudin (2002) bahwa seluruh variabel penelitian yang
di lakukan secara parsial berpengaruh terhadap return harga saham. Dan
penelitian yang dilakukan oleh Kennedy. (2003) yang menunjukkan
variabel asset turnover berpengaruh signifikan terhadap return saham,
karna persamaan sampel dan ukuran perusahaan. Kennedy menggunakan
rasio perusahaan LQ 45 di BEJ.
6. Secara bersama-sama variabel fundamental pertumbuhan, profitabilitas,
likuiditas, leverage, dan efisiensi perusahan berpengaruh signifikan
terhadap harga saham. Hal ini ditunjukkan dengan nilai F hitung sebesar
17,608 dengan nilai signifikansi 0,000
80
B. Implikasi
Berdasarkan hasil analisis data dan kesimpulan diatas, maka dapat
dipastikan bahwa variabel fundamental likuiditas perusahaan yang
diproyeksikan oleh Current Ratio (CR), variabel fundamental leverage, dan
variabel fundamental efisiensi perusahaan yang diproyeksikan oleh Total
Asset Turn Over terbukti mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
harga saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Index
LQ 45.
Hasil analisis koefisien determinasi (R2) diperoleh nilai sebesar
0,383 atau sama dengan 38.3%. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 38,3%
variabel harga saham dapat dijelaskan oleh variasi dari variabel independen
seperti pertumbuhan, profitabilitas, likuiditas, leverage, dan efisiensi
perusahaan. Sedangkan sisanya 61.7% dapat dijelaskan oleh faktor–faktor
lain atau variabel– variabel lain diluar model dalam penelitian ini seperti
EVA oleh Noer Sasongko dan Nila Wulandari (2002), kinerja keuangan oleh
Hanry Dwi Purnomo (2006).
Semoga hasil penelitian ini akan memberikan input bagi para
pemakai laporan keuangan seperti:
1. Investor maupun kreditor, diharapkan penelitian ini dapat menjadikan
dasar gan dalam menilai kinerja manajemen yang menjadi pertimbangan
awal dalam proses transaksi bursa dan proses pengambilan keputusan
investasi saham.
81
2. Bagi manajemen, diharapkan penelitian ini dapat menjadikan motivasi
untuk meningkatkan kinerja manajemen, sehingga dapat tercermin dalam
laporan keuangan yang mereka susun serta sebagai dasar pengambilan
keputusan mengenai kebijaksanaan yang menyangkut rasio kinerja
keuangan terhadap keputusan investasi saham.
3. Bagi para pengambil keputusan (eksekutif), diharapkan penelitian ini
dapat dijadikan dasar penilaian dan dasar pertimbangan dalam
pengambilan keputusan di masa yang akan datang.
C. Saran
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan bagi
peneliti lain untuk mengembangkan maupun mengoreksi dan melakukan
perbaikan seperlunya. Mengacu pada hasil penelitian dan maka penulis
memberikan saran sebagai berikut:
1. Beberapa variabel yang tidak terbukti pada penelitian ini sebaiknya pada
penelitian yang akan datang digunakan proksi yang lain dari variabel
tersebut, sehingga diharapkan dapat mencerminkan variabel yang
digunakan. Sebagai contoh proksi lain yaitu variabel rasio keuangan
dengan menggunakan proksi seperti ROI, CR, DAR atau yang lainnya.
2. Memperluas penelitian dengan cara memperpanjang periode penelitian
dengan menambah tahun pengamatan dan juga memperbanyak jumlah
sampel untuk penelitian yang akan datang.
3. Penelitian yang akan datang juga sebaiknya menambah variabel
independen yang masih berbasis pada data laporan keuangan selain yang
82
digunakan dalam penelitian ini dengan tetap berlandaskan pada
penelitian–penelitian sebelumnya.
4. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa likuiditas, leverage, dan
efisiensi perusahaan berpengaruh terhadap harga saham, sehingga para
investor, masyarakat, kreditor dan pemakai laporan keuangan yang
lainnya dapat menjadikan likuiditas, leverage, dan efisiensi perusahaan
sebagai pertimbangan dalam hal pengambilan keputusan untuk
melakukan investasi
83
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim. “Analisis Investasi”. Salemba Empat, Jakarta, 2005.
Ahmad, Kamarudin. “Dasar-Dasar Manajemen Investasi Dan
Portofolio”. Rineka Cipta, Jakarta, 2004.
Ahmad Rodoni, dan Herni Ali. “Manajemen Keuangan”. Mitra
Wacana Media, Jakarta, 2010.
Agustin, Rr. Fitria. “Analisis Pengaruh PBV, EPS, DER, Dan ROA
Terhadap Price Earning Ratio (PER) Pada Perusahaan
Pertambangan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2012 “.
Jurnal FE Universitas Semarang, 2014.
Algifari. “Analisis Regresi; Teori, Kasus, dan Solusi”. Edisi 2, BPFE
– Yogyakarta, 2000.
Arifin, Zainal. “Teori Keuangan Dan Pasar Modal”. Ekonisia,
Kampus FE UII, Yogyakarta, 2005.
Astuti, Dewi. “Manajemen Keuangan Perusahaan”. Ghalia Indonesia,
Jakarta, 2004.
BAPEPAM. “Buku Panduan Indeks Saham Bursa Efek Indonesia”.
BAPEPAM, Jakarta, 2010.
Darmadji, Tjipto dan Hendy M. Fakhruddin. “Pasar Modal Di
Indonesia”. Salemba Empat, Jakarta, 2001.
Echopedia. “Perkembagan Saham Syariah Di Indonesia”. Artikel
diakses tanggal 16 januari 2015 , dari
http://echopedia.blogspot.com/2011/01/perkembangansaham-syariah-di-indonesia.html
Edi Subiyantoro dan Fransisca Andreani. “Analisis Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Harga Saham”.Jurnal FE Manajemen,
Vol. 5, No.2, September 2013.
Erna Indah Sari, Ervita Safitri, dan Rika Kharlina Ekawati. “Pengaruh
Faktor-Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham PT.
Unilever Indonesia Tbk.”.Jurnal STIE MDP, September 2011.
Evans Agalega dan Albert Kwabena Shibu. “The impact of financial
leverage and market size on stock returns on the Dhaka stock
84
exchange Evidence from selected stocks in the manufacturing
sector”.International Journal of Financial Research, Vol. 5,
No.1, Januari 2014.
Fahmi, Irfan. “Pengantar Manajemen Keuangan”. Alfabeta, Jakarta,
2013.
Gumanti, Tatang Ary. “Kebijakan Dividen: Teori, Empiris, Dan
Implikasi”. UPP STIM YKPN, Yogyakarta, 2013.
Herlambang, Leo. "(Sebagian) Catatan Pasar Modal Indonesia
2008". Artikel diakses tanggal 16 Januari 2015, dari
https://islamiconomics.wordpress.com/2009/02/21/sebagiancatatan-pasar-modal-indonesia-2008-leo-herlambang/
Husnan, Suad. “Dasar-Dasar Teori Potofolio Dan Analisis Sekuritas”.
Edisi 3, UPP AMP YKM, Yogyakarta, 2001. “Manajemen
Keuangan: Teori Dan Penerapan”. Edisi 3, BPFE- UGM,
Yogyakarta, 1996.
Indah Nurmalasari. “Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap
Harga Saham Emiten LQ 45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2005-2008”.Jurnal FE Akutansi Universitas
Gunadarma, Desember 2008.
Juanda, Bambang dan Juanadi. “Ekonometrika Deret Waktu: Teori
Dan Aplikasi”. IPB Press, Bogor, 2012.Kasmir. “Pengantar
Manajemen Keuangan”. Kencana, Jakarta, 2010.
Kodrat, David Sukardi dan Kurniawan Indonanjaya. “Manajemen
Investasi: Pendekatan Teknikal Dan Fundamental Untuk
Analisis Saham”. Graha Ilmu, Yogyakarta 2010.
Mamduh M Hanafi, dan Abdul Halim. “Analisis Laporan Keuangan”.
Edisi Keempat, UPP STIM YKPN, Yogyakarta, 2009.
Meythi, Tan Kwang En, dan Linda Rusli. “Pengaruh Likuiditas dan
Profitabilitas Terhadap Harga Saham Perusahaan
Manufaktur”.Jurnal Bisnis Manajemen dan Ekonomi, Vol. 10,
No. 2, Mei 2011.
Nasir Akram. “The Effect of Liquidity on Stock Returns An Evidence
From Pakistan”.International Journal Of
Business and
Management, Vol. 16, No.1, Februari 2014.
85
Rownland Pasaribu. “Pengaruh Variabel Fundamental Terhadap
Harga Saham Emiten Di BEI”. Jurnal FEB STIE, Vol. 2, No.2,
Juli 2008.
Samina Haque dan Murtaza Faruquee. “Impact of Fundamental
Factors on Stock Price A Case Based Approach on
Pharmaceutical Companies Listed with Dhaka Stock
Exchange”.International Journal Of Business and Management
Invention, Vol. 2, September 2013.
86
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Daftar Perusahaan LQ 45 Bursa Efek Indonesia Tahun 2016
1
AALI
Astra Agro Lestari Tbk
2
ADHI
Adhi Karya (Persero) Tbk
3
ADRO
Adaro Energy Tbk
4
ANTM
Aneka Tambang Tbk
5
AKRA
AKR Corporindo Tbk
6
ASII
Astra International Tbk
7
ASRI
Alam Sutera Realty Tbk
8
BBCA
Bank Central Asia Tbk
9
BBNI
Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
10
BBRI
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
11
BBTN
Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
12
BMRI
Bank Mandiri (Persero) Tbk
13
BMTR
Global Mediacom Tbk
14
BSDE
Bumi Serpong Damai Tbk
15
CPIN
Charoen Pokphand Indonesia Tbk
16
GGRM
Gudang Garam Tbk
17
HMSP
H.M. Sampoerna Tbk.
18
ICBP
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
19
INCO
Vale Indonesia Tbk
20
INDF
Indofood Sukses Makmur Tbk
21
INTP
Indocement Tunggal Prakasa Tbk
22
ITMG
Indo Tambangraya Megah Tbk
23
JSMR
Jasa Marga (Persero) Tbk
24
KLBF
Kalbe Farma Tbk
87
25
LPKR
Lippo Karawaci Tbk
26
LPPF
Matahari Department Store Tbk
27
LSIP
PP London Sumatra Indonesia Tbk
28
MNCN
Media Nusantara Citra Tbk
29
MPPA
Matahari Putra Prima Tbk
30
PGAS
Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
31
PTBA
Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk
32
PTPP
PP (Persero) Tbk
33
PWON
Pakuwon Jati Tbk
34
SCMA
Surya Citra Media Tbk
35
SILO
Siloam International Hospital Tbk
36
SMGR
Semen Indonesia (Persero) Tbk
37
SMRA
Summarecon Agung Tbk
38
SRIL
Sri Rejeki Isman Tbk
39
SSMS
Sawit Sumbermas Sarana Tbk
40
TBIG
Tower Bersama Infrastructure Tbk
41
TLKM
Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk
42
UNTR
United Tractors Tbk
43
UNVR
Unilever Indonesia Tbk
44
WIKA
Wijaya Karya (Persero) Tbk
45
WSKT
Waskita Karya (Persero) Tbk
88
Lampiran 2 : Hasil Pengolahan Data Menggunakan Software SPSS
Hasil Pengujian Descriptive Statistics
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Harga Saham
135
163
94000
8579.31
14304.802
Pertumbuhan
135
-.21
3.78
.2004
.35986
Profitabilitas
135
-.05
.50
.0912
.10482
Likuiditas
135
.30
15.16
2.4267
2.39929
Leverage
135
.01
1.26
.5187
.25013
Efisiensi
135
.03
2.84
.7519
.61436
Valid N (listwise)
135
Hasil Pengujian Normalitas Data P-Plot
89
Hasil Pengujian Komolgorov Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
135
Normal Parametersa,b
Mean
.5187
Std. Deviation
Most Extreme Differences
.25013
Absolute
.090
Positive
.090
Negative
-.071
Kolmogorov-Smirnov Z
1.051
Asymp. Sig. (2-tailed)
.220
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Hasil Pengujian Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Standardized
Unstandardized Coefficients
B
1
(Constant)
Std. Error
Coefficients
Beta
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
-13237.136
3626.315
744.107
2750.027
.019
.963
1.039
18209.423
13624.119
.133
.462
2.163
Likuiditas
1615.699
479.795
.271
.711
1.406
Leverage
14989.938
4606.131
.262
.710
1.408
Efisiensi
11053.220
2347.016
.475
.453
2.205
Pertumbuhan
Profitabilitas
a. Dependent Variable: Harga Saham
90
Hasil Pengujian Autokorelasi
Model Summary
Model
dimension0
1
R
R Square
.637a
.406
Adjusted R
Std. Error of
Square
the Estimate
.383
11239.95
Durbin - Watson
0.626
Predictors: (Constant), Efisiensi, Likuiditas, Pertumbuhan, Leverage, Profitabilitas
Dependent Variable: Harga Saham
Hasil Pengujian Heteroskedastisitas Uji Park
Coefficientsa
Model
Standardized
Unstandardized Coefficients
B
1
(Constant)
Std. Error
16.432
.580
.093
.275
LnX1
Coefficients
Beta
t
Sig.
28.320
.000
.338
.736
.029
a. Dependent Variable: Lnei2
Coefficientsa
Model
Standardized
Unstandardized Coefficients
B
1
(Constant)
Std. Error
17.927
.713
.588
.237
LnX2
Coefficients
Beta
t
.210
Sig.
25.155
.000
2.481
.014
a. Dependent Variable: Lnei2
Coefficientsa
Model
Standardized
Unstandardized Coefficients
B
1
(Constant)
LnX3
Std. Error
16.110
.310
.236
.336
a. Dependent Variable: Lnei2
91
Coefficients
Beta
t
.061
Sig.
52.026
.000
.703
.483
Coefficientsa
Model
Standardized
Unstandardized Coefficients
B
1
(Constant)
Coefficients
Std. Error
16.612
.346
.428
.306
LnX4
Beta
t
.121
Sig.
48.030
.000
1.402
.163
a. Dependent Variable: Lnei2
Coefficientsa
Model
Standardized
Unstandardized Coefficients
B
1
(Constant)
Coefficients
Std. Error
16.704
.275
.671
.230
LnX5
Beta
t
.246
Sig.
60.811
.000
2.921
.014
a. Dependent Variable: Lnei2
Hasil Pengujian Koefisien Determinasi R2
Model Summaryb
Model
R
dimension0
R Square
.637a
1
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.406
.383
11239.950
a. Predictors: (Constant), Efisiensi, Likuiditas, Pertumbuhan, Leverage, Profitabilitas
b. Dependent Variable: Harga Saham
Hasil Pengujian Parameter Individual (Uji Statistik t)
Coefficientsa
Model
Standardized
Unstandardized Coefficients
B
1
(Constant)
Std. Error
-13237.136
3626.315
744.107
2750.027
18209.423
Likuiditas
Coefficients
Beta
t
Sig.
-3.650
.000
.019
.271
.787
13624.119
.133
1.337
.184
1615.699
479.795
.271
3.367
.001
Leverage
14989.938
4606.131
.262
3.254
.001
Efisiensi
11053.220
2347.016
.475
4.709
.000
Pertumbuhan
Profitabilitas
a. Dependent Variable: Harga Saham
92
Hasil Pengujian Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
ANOVAb
Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
1.112E10
5
2.225E9
Residual
1.630E10
129
1.263E8
Total
2.742E10
134
F
17.608
a. Predictors: (Constant), Efisiensi, Likuiditas, Pertumbuhan, Leverage, Profitabilitas
b. Dependent Variable: Harga Saham
93
Sig.
.000a
Lampiran 3 : Data Hasil Perhitungan Variabel Independen dan Dependen
94
Download