HUBUNGAN PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN MP-ASI DINI DI BPS NY”M” DESA WONOSARI KECAMATAN NGORO MOJOKERTO HELMI NUR SEFAULITA 11002016 Subject : Pekerjaan, Makanan Pendamping ASI, Ibu bekerja dan ibu tidak bekerja DESCRIPTION Kebutuhan gizi bayi berbeda dengan kebutuhan anak dan dewasa. Pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlahnya sesuai kemampuan dan pencernaan bayi. Pemberian susu formula juga dapat dipengaruhi karena tingginya partisipasi dan emansipasi wanita dalam bidang kerja.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pekerjaan ibu dengan pemberian MP-ASI dini. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan metode survey.Variabel independen pekerjaan ibu dan variabel dependen makanan pendamping ASI dini. Populasi penelitian ini yaitu seluruh ibu yang mempunyai bayi usia 6-12 bulan di Desa Wonosari Kecamatan Ngoro Mojokerto sebanyak 52 orang. Sampel diambil dengan teknik Total Sampling. Data dikumpulkan dengan instrument kuesioner, kemudian diolah secara editing, coding, scoring, tabulating dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Berdasarkan hasil uji statistic chi square dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 yang mana didapatkan nilai asymp.sig.(2-sided) 0,000 < α = 0,05 dan Xhitung (0,000) < Xtabel (41,851) maka Ho ditolak dan H1 diterima yang artinya ada hubungan pekerjaan ibu dengan pemberian MP-ASI dini. Analisa data menggunakan uji Chi Square. Hasil menunjukkan bahwa sebagian besar ibu bekerja memberikan makanan pendamping ASI yaitu sebanyak 29 orang (63,0%), sedangkan hampir setengah 17(36,9%) responden yang tidak bekerja tidak memberikan makanan pendamping ASI. Hasil menunjukkan bahwa sebagian besar ibu bekerja memberikan makanan pendamping ASI yaitu sebanyak 29 orang (63,0%). Pada dasarnya MP-ASI dibutuhkan pada bayi, tetapi pada bayi berusia diatas 6 bulan. Pengetahuan yang cukup akan mendorong seseorang untuk melakukan pemberian MP-ASI yang tepat. ABSTRACT Baby's nutritional needs differ from the needs of children and adults. The Complementary feeding and provision should be made gradually both form and amount according to their ability and digestiones babies. Formula milk feeding can also be affected due to the high participation and the emancipation of women in the field of work. Purpose of this study was to determine the relationship between maternal employment with the provision of early complementary feeding. Type of research was analytic with survey approach.Variabel independent was maternal employment and dependent variable was early complementary feeding. The population of this research was all mothers who had infants aged 612 months in Wonosari Ngoro Mojokerto as many as 52 mohers. Samples were taken with a total sampling technique. Data were collected with a questionnaire instrument, then processed in editing, coding, scoring, tabulating and presented in the form of a frequency distribution table. The results showed that the majority of working mothers provided complementary feeding as many as 29 people (63.0%), while nearly half of the respondent which as many as 17 (36.9%) of respondents who did not work and did not give complementary feeding. Based on the result of the chi square test with significance level at α = 0,05 Which was the value obtained Asymp.Sig. (2-sided) 0,000 < α = 0,05 and X count (0,000) < X table (41,851) then Ho was rejected, which meant H1 was accepted. Basicly the early complementary feeding was needed by the baby, but on the baby who is older than 6 months.Sufficient knowledge will encourage someone to do the giving appropriate complementary feeding Keywords: Work, Complamentary Feeding Contributor : 1. Siti Rachmah, SKM 2. Widji Utami, S. ST Date : 4 June 2014 Type Material : Laporan Penelitian Right open document Summary : LATAR BELAKANG Kebutuhan gizi bayi berbeda dengan kebutuhan anak dan dewasa. Bayi memerlukan karbohidrat dengan bantuan amilase untuk mencerna bahan makanan yang berasal dari zat pati. Protein yang diperlukan berasal dari ASI ibu yaitu dengan kadar 4-5% dari total susu matur. Mineral yang diperlukan pada masa ini terdiri dari kalsium, pospor, klor, kalium, dan natrium yang menunjang pertumbuhan dan perkembangan si bayi. Sedangkan untuk vitamin bervariasi sesuai dengan diet ibu. Setelah umur 6 bulan, setiap bayi membutuhkan makanan lunak yang bergizi yang sering disebut Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). MP-ASI merupakan makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga. Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlahnya, sesuai dengan kemampuan pencernaan bayi/anak (Asfuah S. , 2009). Menurut Penelitian yang dilakukan oleh Soetjianingsih (1990) yang meneliti sejumlah ibu-ibu yang menyusui dengan menambahkan susu formula kepada anaknya, sebanyak 44,1% beralasan karena ibu bekerja dan 26,5% beralasan karena ASI kurang(Notoatmodjo, 2011). Data Unicef (2006) menyebutkan hanya 40% bayi mendapatkan ASI eksklusif pada 6 bulan pertama kehidupannya. Sedangkan menurut data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) pada tahun 2007-2008 cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia nol hingga enam bulan di Indonesia menunjukkan penurunan dari 62,2% pada 2007 menjadi 56,2% pada 2008. Sementara cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi sampai enam bulan turun dari 28,6 persen pada 2007 menjadi 24,3% pada 2008 dan jumlah bayi di bawah enam bulan yang diberi susu formula meningkat dari 16,7% pada 2002 menjadi 27,9 % pada 2003 (Amanda, 2008). Berdasarakan data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tercatat bahwa cakupan ASI ekslusif sebesar 40,2% (SDKI, 2007), menurun dari kondisi tahun 2002 –2003 yaitu 39,5 % dari keseluruhan bayi,sementara jumah bayi di bawah 6 bulan yang diberi susu formula meningkat dari 16,7 % (SDKI, 2002 – 2003) menjadi 27,9 % (SDKI, 2007). Data dari Dinas Kesehatan Jawa Timur menyebutkan selama tahun 2007 dari total 11.010 bayi yang diperiksa terdapat 10.071 bayi yang sudah diberi makanan pendamping ASI sebelum berusia 6 bulan (Kristianto, 2013). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di BPS Ny “M” pada tanggal 17-18 Maret 2014 di Desa Wonosari Kecamatan Ngoro-Mojokerto didapatkan 6 bayi, 4 (66,6%) diantaranya diberikan MP-ASI dini dan 2 (33,3%) tidak diberikan MP-ASI dini. Ada beberapa cara dalam melindungi hak bayi untuk mendapatkan ASI. Pertama, menganjurkan ibu untuk menyusui segera setelah melahirkan. Kedua, mendukung ibu untuk tinggal bersama dengan bayinya dalam satu ruangan setelah melahirkan. Ketiga, memberikan informasi yang tepat kepada ibu dan membantunya bila ada masalah dalam menyusui. Keempat, menghentikan pemberian susu pada bayi dengan menggunakan botol. Kelima, menolak contoh gratis, sumbangan, atau promosi susu formula maupun botol susu (Khasanah, 2011). Berdasarkan latar belakang diatas,peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Pekerjaan Ibu Dengan Pemberian MP-ASI Dini di BPS NY”M” Desa Wonosari Kecamatan Ngoro Mojokerto”. METODOLOGI Penelitian ini menurut prosesnya merupakan jenis penelitian analitik dengan pendekatan metode survey, mempunyai dua variabel yaitu variabel independent (Pekerjaan) dan variabel dependent (Makanan Pendamping ASI Dini). Subjek pada penelitian ini adalah 46 ibu dan menggunakan teknik Total Sampling. Jenis data yang digunakan yaitu data primer dengan instrument kuesioner analisa data menggunakan uji chi square. Tempat dan waktu penelitian di BPS Ny”M” Desa Wonosari Kecamatan Ngoro Mojokerto pada bulan Mei. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar dari 54,4 % Responden berumur 20 – 35 tahun (25 orang), sebagian besar responden berpendidikan (SMA) sebanyak 54,4% (25 orang), sebagian besar responden memiliki anak (2 - 4) 63,0% (29 orang). Dapat diketahui bahwa dari 46 orang didapatkan sebagian besar ibu bekerja sebanyak 30 orang (65,2%), didapatkan sebagian besar memberikan Makanan Pendamping ASI sebanyak 29 orang ( 63,0%). Sebagian besar responden 29 (63,0 %) yang bekerja dan memberikan makanan pendamping ASI dini, sedangkan hampir setengah 17(37,0%) responden yang tidak bekerja tidak memberikan makanan pendamping ASI. Berdasarkan hasil uji statistic chi square dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 yang mana didapatkan nilai asymp.sig.(2-sided) 0,000 < α = 0,05 dan Xhitung (0,000) < Xtabel (23,000) maka H0 ditolak yang beraati H1 diterima sehingga ada hubungan pekerjaan ibu dengan pemberian MP-ASI dini di BPS Ny.”M”Desa Wonosari Kecamatan Ngoro Mojokerto. Berdasarkan hasil penelitian sesuai dengan teori bahwa responden yang bekerja cenderung memberikan makanan pendamping ASI secara dini sedangkan responden yang tidak bekerja sebagian kecil yang memberikan makanan pendamping ASI dini. Kristanto mengemukakan bahwa faktor pekerjaan berhubungan dengan aktivitas ibu setiap harinya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pekerjaan ibu bisa dilakukan dirumah , ditempat kerja baik yang dekat maupun yang jauh dari rumah. Dalam hal ini lamanya seorang ibu meninggalkan bayinya untuk bekerja sehari-hari menjadi alasan pemberian makanan tambahan pada bayi usia< dari 6 bulan. Suparyanto mengemukakan. Makanan pendamping ASI adalah makanan yang diberikan pada anak usia 6–24 bulan. Peranan makanan tambahan sama sekali bukan untuk menggantikan ASI melainkan untuk melengkapi ASI. Jadi, makanan pendamping ASI harus tetap diberikan kepada anak, paling tidak sampai usia 24 bulan. Makanan Pendamping ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung gizi diberikan kepada bayi/anak untuk memenuhi kebutuhan gizinya. Suprayanto mengemukakan Praktek pemberian makanan pada bayi dari ibu bekerja dirumah sama dengan pada ibu yang tidak bekerja. Ibu yang bekerja dengan meninggalkan rumah dua kali lebih besar kemungkinannya memperkenalkan susu botol pada bayinya dalam waktu dini dibanding yang bekerja tanpa meninggalkan rumah dan 4 kali dibanding ibu yang tidak bekerja. Pertukaran jam kerja yang kaku, tidak tersedianya tempat penitipan anak, jarak lokasi bekerja yang jauh dan kebijakan cuti melahirkan yang kuran gmendukung menyebabkan ibu harus meninggalkan bayinya selama beberapa jam sehingga sulit untuk menyususi on demand. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di BPS Ny “M” Desa Wonosari Kecamatan Ngoro Mojokerto dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Responden di BPS Ny“M” Desa Wonosari Kecamatan Ngoro Mojokerto, sebagian besar responden memberikan Makanan Pendamping (63,0%). 2. Responden sebagian besar bekerja diluar rumah sebanyak (65,2%). 3. Ada hubungan pekerjaan ibu dengan pemberian makanan pendamping ASI diwilayah kerja BPS Ny”M” di Kecamatan Ngoro Mojokerto. (ρ = 0,000) REKOMENDASI 1. Bagi Responden Diharapkan dapat menambah pengetahuan responden tentang pemberian MPASI yang tepat. 2. 3. 4. Bagi Tenaga Kesehatan Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan asuhan kebidanan dalam rangka menurunkan angka kematian bayi (AKB) sehingga dapat menyusun perencanaan untuk meningkatakan cakupan ASI Eksklusif. Bagi Institusi Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi kepustakaan sebagai bahan informasi serta pengembangan penelitian di bidang gizi bayi usia 0-6 bulan dan panduan untuk penelitian berikutnya. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini deiharapkan bisa menjadi data dasar atau referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya khususnya bagi mahasiswa kebidanan. Nama : Helmi Nur Sefaulita E-mail : [email protected] Alamat/no hp : Perum prima indah D-4 Kedungjajang-Lumajang / 085746515097