BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Matematika sebagai salah satu pelajaran dalam kelompok IPA yang termasuk sarana berpikir ilmiah sangat diperlukan untuk menumbuhkembangkan kemampuan berpikir logis, sistematis, dan kritis dalam diri peserta didik untuk menunjang keberhasilan belajarnya dalam menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Bahkan matematika sangat diperlukan oleh semua orang dalam kehidupan seharihari.Selama ini proses pembelajaran matematika disekolah kebanyakan berpusat/terfokus pada guru, serta dalam pelaksanaannya guru memegang kendali, memainkan peran aktif, sedangkan siswa cenderung pasif dalam menerima informasi, pengetahuan dan keterampilan dari guru. Mutu pendidikan sangat tergantung kepada kualitas guru dan praktik pembelajarannya, sehingga peningkatan kualitas pembelajaran merupakan isu mendasar bagi peningkatan mutu pendidikan secara nasional. Untuk menunjang kualitas pendidikan, salah satu di antaranya perlu pembenahan dalam mata pelajaran Matematika, sebab mata pelajaran itu merupakan ilmu dasar penting yang bersifat universal Pembelajaran matematika masih menjadi masalah bagi sebagian besar anak Indonesia. Hal tersebut membawa imbas juga pada kualitas pendidikan secara keseluruhan. Dalam hal ini tentu guru lah yang langsung bertanggung jawab sebab sebagai ujung tombak dan sekaligus yang berhadapan langsung dengan siswa SD. Pelajaran berhitung secara garis besar dibagi menjadi empat macam, yaitu: Penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Dari 4 bagian tersebut pada bagian perkalian dan pembagian adalah yang paling sulit untuk dipahami dan dimengerti pada siswa kelas 2 SDN Tlogoayu Kecamatan Gabus Kabupaten Pati. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran matematika di kelas 2 SD Negeri Tlogoayu, diperoleh informasi bahwa nilai rata-rata hasil belajar matematika tahun ajaran 2012/2013 pada semester I hanya mencapai rata-rata 60, khusus materi berhitung hanya mencapai rata-rata 58 dan ini belum memenuhi standar ketuntasan belajar yang ditetapkan yaitu 62 1 2 (KKM). Hasil evaluasi tes formatif pada siswa SD Negeri Tlogoayu dalam pelajaran Matematika dapat dilihat pada Tabel dibawah ini. Tabel 1.1 Hasil evaluasi tes formatif No Nilai Ketuntasan Hasil Tes Formatif Jumlah siswa Presentase 1 < 70 Belum tuntas 16 80% 2 ≥ 70 Tuntas 4 20% Jumlah 20 100 Nilai Rata-rata 62 Kenyataan menunjukkan bahwa bekal kemampuan materi matematika dari guru SD masih kurang memadai sehingga tidaklah mengherankan bila pembelajaran matematika yang dikelolanya menjadi kurang maksimal (Sukayati, 2004). Metode pembelajaran yang berlangsung masih sederhana yaitu dengan metode ceramah. Dalam metode ini siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru, guru kurang memberikan contoh kongrit atau demonstrasi. Siswa hanya dipaksa untuk mengerti materi hanya berdasarkan uraian dari guru. Walaupun diberikan kesempatan bertanya tentang materi akan tetapi siswa masih bingung karena rendahnya daya serap pelajaran. Pada Metode pembelajaran seperti ini dibutuhkan konsentrasi dan pemahaman yang tinggi dari siswa, jika ada yang kemampuan pemahaman pada pelajaran rendah maka siswa tersebut akan semakin tertinggal dalam pelajaran yang menyebabkan hasil belajar yang mengecewakan. Disamping itu Metode pembelajaran ceramah membuat siswa cepat bosan, mengantuk dan malsa menerima pelajaran. Oleh karena itu diperlukan Metode pembelajaran yang mengaktifkan siswa dengan pendekatan nyata. Peneliti mencoba pada operasi hitung bilangan cacah dengan cara permainan kartu bilangan agar siswa secara aktif, dan menyenangkan tanpa adanya tekanan dalam belajar, serta meningkatkan kreatifitas siswa sehingga hasil dari proses belajar menjadi maksimal. 3 Penerapan permainan kartu bilangan diharapkan akan menggugah siswa kelas 2 SDN Tlogoayu Kecamatan Gabus Kabupaten Pati untuk lebih mencintai Matematika yang selama ini sulit dipahami dan kurang berhasil. 1.2 IDENTIFIKASI MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas, maka diperoleh identifikasi masalah sebagi berikut : kemampuan siswa dalam menerima dan mempelajari pelajaran matematika masih rendah terutama melakukan operasi hitung hal ini disebabkan pembelajaran masih berlangsung secara sederhana dengan metode ceramah sehingga siswa sulit memahami materi yang diajarkan. 1.3 PEMECAHAN MASALAH a) Guru menggunakan metode demonstrasi untuk membuat kondisi pembelajaran yang dinamis. b) Guru menggiatkan pembelajaran berhitung dikelas dengan metode demonstrasi. c) Meningkatkan kemampuan berhitung siswa dengan metode demonstrasi kartu bilangan. 1.4 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah sebagaimana tertulis di atas, maka dibuatlah perumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut :"Apakah penggunaan metode demonstrasi kartu bilangan dapat meningkatkan kemampuan hitung kelas 2 SDN Tlogoayu Kecamatan Gabus Kabupaten Pati “? 1.5 TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar matematika pada kemampuan hitung menggunakan kartu bilangan siswa kelas 2 SDN Tlogoayu Kecamatan Gabus Kabupaten Pati. 4 1.6 MANFAAT PENELITIAN a) Manfaat bagi siswa Dengan menggunakan metode demonstrasi kartu bilangan, kemampuan berhitung siswa akan meningkat. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari hasil kerja siswa pada akhir siklus I b) Manfaat Bagi Guru Dengan menggunakan metode demonstrasi kartu bilangan menjadikan proses pembelajaran lebih bermutu. Indikasi pembelajaran yang bermutu adalah diperolehmya hasil belajar siswa yang meningkat. Dengan penggunaan media alat bantu Kartu bilangan menambah inspirasi guru untuk menciptakan cara yang lain dalam pembelajaran yang berbeda. c) Manfaat Bagi Sekolah Memahami cara mengajar dengan Dengan menggunakan metode demonstrasi kartu bilangan, hasil penelitian dapat disimpan dalam perpustakaan sekolah maka akan menambah koleksi perpustakaan disamping itu dapat digunakan pula sebagat referensi bagi peneliti-peneliti berikutnya.