1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengembangan dan kesadaran etik/moral memainkan peran kunci dalam semua area profesi akuntansi (Louwers et al dalam Muawanah dan Indriantoro, 2001). Akuntan mempunyai kewajiban untuk menjaga standar perilaku etis tertinggi mereka kepada organisasi dimana mereka bernaung, profesi mereka, masyarakat dan diri mereka sendiri (Nugrahaningsih, 2005). Di Indonesia, isu mengenai etika akuntan berkembang seiring dengan terjadinya beberapa pelanggaran etika, baik yang dilakukan oleh akuntan publik, akuntan intern, maupun akuntan pemerintah (Ludigdo, 1999). Pelanggaran etika tersebut disebabkan karena Akuntan dalam menjalankan profesinya selalu dihadapkan dengan dilema etika yang melibatkan pilihan antara nilai-nilai yang saling bertentangan (Muawanah dan Indriantoro, 2001). Bertolak dari banyaknya masalah etika yang telah terjadi tersebut, maka penelitian tentang etika akuntan telah banyak dilakukan. Dalam penelitian ini mengambil setting lingkungan kerja auditor internal dan auditor eksternal eksternal. Auditor internal dan auditor eksternal sama-sama mengalami konflik dalam melaksanakan praktik profesi mereka. Auditor internal adalah pihak yang bertanggung jawab dalam pengawasan pengendalian internal perusahaan, namun auditor internal dalam melakukan pemeriksaan sering kali mengalami konflik dengan pihak manajemen perusahaan. Sering kali 2 auditor internal dibatasi dalam melaksanakan tugas pemeriksaan dalam perusahaan, terutama terhadap bidang yang sensitif. Pihak manajemen bisa menekan auditor internal sehingga auditor internal tidak melakukan tugasnya sesuai dengan standar dan profesionalismenya. Memenuhi tuntutan manajemen berarti melanggar standar, namun dengan tidak memenuhi tuntutan manajemen dapat menghasilkan sangsi penghentian penugasan, mengingat kedudukan auditor internal yang berada di bawah manajemen. . Sedangkan auditor eksternal juga sering kali mengalami konflik yang serupa dalam menjalankan tugasnya mengaudit perusahaan. Auditor eksternal juga menghadapi konflik dengan klien atau manajemen perusahaan. Dalam situasi konflik seperti ini, karena pertimbangan profesional berlandaskan pada nilai dan keyakinan individu, maka kesadaran moral memainkan peranan penting dalam pengambilan keputusan akhir (Muawanah dan Indriantoro, 2001). Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Umi Muawanah dan Nur Indriantoro (2001). Muawanah dan Indriantoro (2001) menguji pengaruh interaksi antara variabel personalitas (locus of control dan komitmen profesi) dengan variabel cognitive style (kesadaran etis) terhadap pengambilan keputusan auditor dalam situasi konflik. Cognitive style adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari proses berpikir. Terdapat perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Perbedaan pertama, responden dalam penelitian ini adalah auditor internal perusahaan dan auditor eksternal, sedangkan dalam penelitian Umi 3 Muawanah dan Nur Indriantoro respondennya adalah auditor eksternal dari KAP. Pengambilan sampel diperluas pada auditor internal dikarenakan antara auditor internal dan auditor eksternal memiliki banyak kesamaan dalam hal tugasnya sebagai pemeriksa dan dalam konflik yang dihadapi pada saat melaksanakan praktik profesinya. Perbedaan kedua, dalam penelitian ini ditambahkan dua variabel personalitas yaitu gender dan lama pengalaman kerja. Penelitian sebelumnya berkaitan dengan pengaruh gender terhadap etika telah banyak dilakukan (Nugrahaningsih, 2005). Berdasarkan hasil penelitian tersebut, disimpulkan bahwa penelitian sebelumnya berkaitan dengan pengaruh gender terhadap etika menunjukkan hasil yang berbeda-beda dan belum konsisten, selain itu penelitian di Indonesia belum begitu banyak yang meneliti masalah ini (Winarna, 2003 dalam Nugrahaningsih, 2005). Pria dan wanita akan menunjukkan perbedaan perilaku dalam bertindak didasarkan pada sifat yang dimiliki dan kodrat yang telah diberikan secara biologis. Karena alasan tersebut maka peneliti menambahkan gender sebagai salah satu variabel personalitas yang diinteraksikan dengan variabel kesadaran etis yang mungkin akan mempengaruhi respon auditor dalam situasi konflik audit. Variabel lama pengalaman kerja mengacu pada penelitian Reiss dan Mitra (1998) yang menyimpulkankan bahwa individu yang memiliki pengalaman kerja ditunjukkan cenderung lebih menerima tindakan yang kurang etis, dibandingkan individu yang tidak memiliki pengalaman kerja. Penelitian sebelumnya tentang pengaruh variabel personalitas terhadap 4 perbedaan perilaku etis auditor di KAP dalam etika profesi telah dilakukan oleh Nugrahaningsih (2005). Salah satu variabel personalitas yang digunakan oleh Nugrahaningsih adalah lama pengalaman kerja. Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa auditor yunior cenderung berperilaku lebih etis daripada auditor senior. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nugrahaningsih (2005) tersebut, maka peneliti ingin menguji kembali peran lama pengalaman kerja terhadap perilaku auditor dalam situasi konflik audit dengan kesadaran etis sebagai variabel pemoderasi. Pengklasifikasian lama pengalaman kerja auditor mengacu pada penelitian Widiastuti (2003) dalam Nugrahaningsih (2005) yang membagi pengalaman kerja auditor menjadi dua yaitu kurang dari dua tahun dan lebih dari dua tahun. 1.2 Perumusan Masalah • Apakah interaksi antara locus of control dengan kesadaran etis mempengaruhi respon auditor dalam situasi konflik audit. • Apakah interaksi antara komitmen profesi dengan kesadaran etis mempengaruhi respon auditor dalam situasi konflik audit. • Apakah interaksi antara gender dengan kesadaran etis mempengaruhi respon auditor dalam situasi konflik audit. • Apakah interaksi antara lama pengalaman kerja dengan kesadaran etis mempengaruhi respon auditor dalam situasi konflik audit. 5 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji kembali pengaruh interaksi antara variabel personalitas (locus of control, komitmen profesi, gender, dan lama pengalaman kerja) dengan variabel cognitive style (kesadaran etis) terhadap pengambilan keputusan auditor dalam situasi konflik audit. 1.4 Kontribusi Penelitian Kontribusi dari penelitian ini adalah: • Hasil penelitian ini diharapkan dapat membuktikan teori tentang pengaruh antara variabel personalitas (locus of control, komitmen profesi, gender, dan lama pengalaman kerja) dengan variabel cognitive style (kesadaran etis) terhadap pengambilan keputusan auditor internal dan auditor eksternal dalam situasi konflik audit. • Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan teori akuntansi keperilakuan dan etika profesi akuntan. • Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi perusahaan dan KAP dalam mengelola sumber daya manusianya, juga diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan serta sarana evaluasi bagi auditor internal dan auditor eksternal dalam melaksanakan praktik profesionalnya. • Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan yang dapat dikembangkan untuk penelitian selanjutnya. 6 1.5 Batasan Penelitian • Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2006 sampai dengan Februari 2007 dan obyek penelitian adalah auditor internal yang bekerja pada perusahaan-perusahaan serta auditor eksternal pada KAP-KAP di DIY. Penelitian yang dilakukan pada waktu yang berbeda dengan menggunakan obyek yang berbeda mungkin akan menghasilkan kesimpulan yang berbeda dengan penelitian ini. • Interaksi antara variabel pesonalitas, kesadaran etis, dan pengaruhnya terhadap perilaku auditor dalam situasi konflik audit adalah interaksi yang bersifat moderasi, dengan kesadaran etis sebagai variabel pemoderasi.