4. Teknik Penerjemahan Dalam penerjemahan kita dituntut memecahkan persoalan-persoalan penerjemahan pada tataran kata, kalimat atau paragraf. Cara penanggulangannya disebut ‘teknik’ (Hoed, 2006:12). Hoed membaginya menjadi 9 teknik, yaitu: a. Transposisi Transposisi yaitu suatu teknik penerjemahan yang mengubah struktur kalimat agar dapat memperoleh terjemahan yang betul. Contoh : Trade secrets and confidential rahasia dagang. b. Modulasi Teknik modulasi memberikan padanan yang secara semantik berbeda artinya atau cakupan maknanya, tetapi dalam konteks yang bersangkutan memberikan pesan yang dimaksud. Contoh: The laws of Germany govern this agreement Perjanjian ini diatur oleh hukum Jerman. c. Penerjemahan Deskriptif Dalam teknik ini penerjemah membuat uraian yang berisi makna kata yang bersangkutan, karena tidak menemukan padanan kata Bsu, baik karena tidak tahu maupun karena tidak ada atau belum ada dalam Bsa. Contoh: Licensed software Perangkat lunak yang dilisensikan. d. Penjelasan Tambahan (Contextual Conditioning) Teknik penerjemahan dengan memberi penjelasan tambahan adalah suatu teknik yang memberikan kata-kata khusus untuk menjelaskan suatu kata yang tidak dapat difahami, misalnya nama makanan dan minuman yang dianggap asing oleh khalayak pembaca Bsa. Contoh: He is fond of sushi with wasabi Ia suka sekali sushi dengan bumbu wasabi. e. Catatan Kaki Teknik penerjemahan ini memberikan keterangan dalam bentuk catatan kaki untuk memperjelas makna kata terjemahan, sebab tanpa kata penjelasan tersebut kata terjemahan diperkirakan tidak akan dipahami dengan baik oleh pembaca. Contoh: All the software in your phone semua perangkat lunak dalam telepon seluler. * Ini adalah teks tentang Perjanjian Lisensi yang mengandung pengertian bahwa perangkat lunak itu dimasukkan ke dalam telepon sekluler dan bukan telepon biasa. Tanpa penjelasan ini mungkin orang akan menganggap telepon biasa. f. Penerjemahan Fonologis Dalam teknik penerjemahan ini dibuat kata baru dengan mengambil bunyi kata yang bersangkutan dalam Bsu untuk disesuaikan dengan sistem bunyi (fonologi) dan ejaan (grafologi) Bsa. Contoh: emitent miten; democratie (Belanda) demokrasi g. Penerjemahan Resmi/ Baku Teknik penerjemahan resmi langsung menggunakan sejumlah istilah, nama dan ungkapan yang sudah baku atau resmi dalam Bsa. Contoh: input masukan (umum), asupan (kedokteran), input (ekonomi, teknik listrik). h. Tidak diberikan Padanan Teknik ini untuk sementara tidak mengutip bahasa aslinya karena belum ditemukan terjemahannya dalam bsa. Contoh: An on line “clip-wrap” licence suatu lisensi “on-line clip wrap”. i. Padanan Budaya Teknik penerjemahan padanan budaya merupakan suatu teknik menerjemahkan dengan memberikan padanan berupa unsur kebudayaan yang ada pada Bsu. Contoh: “A” level exam (Inggris) ujian SPMB Diplome de baccalaureat (Perancis) ijazah SMA (4.3.2) Sementara itu Molina dan Albir (2002: 498 - 512) memberikan 18 klasifikasi teknik yang bisa diterapkan oleh seorang penerjemah. Teknikteknik tersebut meliputi : a. Adaptasi (Adaptation) Teknik ini bertujuan untuk mengganti unsur budaya pada Bsu ke dalam Bsa. Contoh: ‘Football’ dalam Bsu yang diterjemahkan menjadi balbalan dalam Bsa (Bahasa Jawa). b. Amplifikasi ( Amplification) Teknik ini mengungkapkan pesan secara eksplisit atau memparafrase suatu frase yang implisit dalam Bsu. Contoh: ‘Spaghetti’ (Italian food) yang di terjemahkan menjadi makanan italia berupa mie yang di sajikan dengan saus daging tomat dan ditaburi dengan keju. c. Peminjaman (Borrowing) Borrowing merupakan suatu teknik menerjemahkan dimana penerjemah meminjam kata atau ungkapan dari bahasa sumber, baik sebagai peminjaman murni (pure borrowing) atau peminjaman yang telah dinaturalisasikan (naturalized borrowing). Contoh: Blender menjadi blender (pure borrowing) Calculator menjadi kalkulator (naturalized borrowing) d. Calque (Calque) Teknik ini merujuk pada penerjemahan secara literal, baik kata maupun frasa dari bahasa sumber. Contoh: ‘Formal Education’ diterjemahkan menjadi pendidikan formal. e. Kompensasi (Compensation) Teknik penerjemahan dimana penerjemah memperkenalkan unsurunsur pesan atau informasi atau pengaruh stilistika teks Bsu di tempat lain dalam teks Bsa. Contoh: Bsu : Enter, stranger, but take heed. Of what awaits the sin of the greed. Bsa : Masuklah, orang asing, tetapi berhati-hatilah Terhadap dosa yang harus ditanggung orang serakah f. Deskripsi (Description) Teknik ini diterapkan untuk menggantikan sebuah istilah atau ungkapan dengan deskripsi baik dalam bentuk maupun fungsinya. Contoh: ‘Jaipong’ (Sundanese) menjadi ‘a Traditional Sundanese dance performed in some traditional event’. g. Kreasi Discursive (Discursive Creation) Teknik ini dimaksudkan untuk menampilkan kesepadanan sementara yang tidak terduga atau keluar konteks. Teknik ini biasanya dipakai dalam menerjemahkan judul buku, novel atau judul film. Contoh: Bsu : The Black Swan (Nassim Nicholas Taleb) Bsa : Rahasia Terjadinya Peristiwa-Peristiwa Langka Yang Tak Terduga. h. Pemadanan yang Lazim (Established Equivalent) Lebih cenderung untuk menggunakan istilah atau ekspresi yang sudah dikenal (baik di dalam kamus maupun penggunaan kata seharihari). Teknik ini mirip dengan penerjemahan secara harfiah. Contoh: Bsu : Red rose Bsa : Mawar merah i. Generalisasi (Generalization) Teknik ini lebih cenderung menggunakan istilah yang lebih umum atau yang lebih netral dari istilah asing yang bersifat khusus. Contoh: Bsu : Arcade Bsa : Kanopi j. Amplifikasi linguistik (Linguistic Amplification) Teknik ini ditambah untuk menambah unsur-unsur linguistik dalam teks Bsa agar lebih sesuai dengan kaidah Bsa. Teknik ini biasa digunakan dalam ‘consecutive interpreting’ atau ‘dubbing’ (sulih suara). Contoh: Bsu : I get it Bsa : Biar saya saja yang mengangkat telepon. k. Kompresi Linguistik (Linguistic Compression) Merupakan teknik penerjemahan dengan cara mensintesa unsur-unsur linguistik dalam teks Bsa yang biasanya diterapkan penerjemah dalam pengalihbahasaan film (sub-titling). Contoh: Bsu : You must find out! Bsa : Carilah! l. Modulasi (Modulation) Dalam teknik ini penerjemah mengubah sudut pandang, fokus atau kategori kognitif dalam kaitannya dengan dengan Bsu. Contoh: Bsu : I cut my finger Bsa : Jariku teriris m. Partikulasi (Particularization) Teknik ini lebih memfokuskan pada penggunan istilah yang lebih kongkrit atau persis. Contoh: Bsu : I meet the leader to confirm the campaign. Bsa :Saya menemui pemimpin partai untuk mengkonfirmasi kampanye. n. Reduksi (Reduction) Teknik ini memfokuskan pada pemadatan teks dari Bsu ke dalam Bsa. Teknik ini merupakan kebalikan dari amplifikasi. Contoh: Bsu : Keep fighting spirit! Bsa : Bersemangatlah. o. Subtitusi (Subtitution) Teknik ini adalah mengubah unsur-unsur linguistik ke paralinguistik (yang berhubungan dengan intonasi dengan isyarat tubuh) dan sebaliknya. Teknik ini biasanya dipakai dalam pengalihbahasaan secara lisan. Contoh : Bsu : He shakes his head Bsa : Dia tidak setuju. p. Transposisi (Transposition) Teknik ini adalah mengubah kategori gramatikal. Teknik ini sama dengan teknik pergeseran kategori, struktur dan unit. Contoh: Bsu : You must get the money Bsa : Uang itu harus kamu dapatkan. q. Variasi (Variation) Teknik ini adalah mengubah unsur-unsur linguistik dan paralinguistik yang mempengaruhi variasi linguistik perubahan tone secara tekstual, gaya bahasa, dialek sosial, dan juga dialek geografis. Biasanya teknik ini diterapkan dalam penerjemahan drama. Contoh: Bsu : Hello, babe? Bsa : Halo, cewek? 5. Transposisi Transposisi merupakan pergeseran bentuk. Catford menyebutnya sebagai ‘shift’, sedangkan Vinay dan Darbelnet dalam Newmark (1988: 85) menyebutnya sebagai ‘transposition’. Pergeseran atau ‘shift’ yang dimaksud adalah suatu prosedur penerjemahan yang melibatkan pengubahan bentuk gramatikal dari Bsu ke Bsa. Seperti yang dinyatakan oleh Newmark (1988: 8589) “a translation procedure involving in the grammar from SL to TL”. Sedangkan Catford (1965: 73) menyatakan “By shift we mean departures from formal correspondence in the process of going from the SL to the TL”. Newmark membagi transposisi menjadi beberapa tipe yaitu: a. Perubahan dari bentuk tunggal menjadi jamak. Contoh: Bsu : Clean the furniture, please! Bsa : Tolong bersihkan mebel-mebel tersebut! b. Pergeseran terjadi ketika struktur gramatika Bsu tidak terdapat dalam Bsa. Contoh: Bsu : The grass needs cutting Bsa :Rumput itu harus di potong. c. Pergeseran tipe ketiga adalah pergeseran dimana penerjemahan harfiah dilakukan secara gramatikal. Namun tidak sesuai dengan penggunaan yang wajar dalam Bsa. Contoh: Bsu : The situation remains critical Bsa : Situasinya masih genting. Sementara itu, Vinay dan Darbelnet yang terdapat dalam Newmark (1988: 86) menawarkan beberapa kemungkinan pergeseran yang berbeda dalam penerjemahan. Berikut beberapa versi transposisi menurut Vinay dan Darbelnet: a. Kata kerja dalam Bsu berubah menjadi kata benda dalam Bsa. Contoh: Bsu : I attempt to be the winner Bsa : Usaha saya untuk menjadi juara b. Konjungsi dalam Bsu berubah menjadi Kata sifat dalam Bsa. Contoh: Bsu : The book is such an exclusive one that I like it. Bsa :Saya menyukai buku yang begitu ekslusif tersebut. c. Klausa dalam Bsu berubah menjadi kelompok nomina dalam Bsa. Contoh: Bsu : I got a nice vacation. Bsa : Liburan yang menyenangkan. d. Kelompok verbal dalam Bsu berubah menjadi verba. Contoh: Bsu : I have just got the bag washed by my sister. Bsa : Tas saya dicuci adik saya. e. Kelompok nomina dalam Bsu berubah menjadi nomina dalam Bsa. Contoh: Bsu : I drink a cup of bitter hot green Chinese tea. Bsa : Saya minum secangkir teh. f. Kalimat kompleks dalam Bsu berubah menjadi kalimat sederhana dalam Bsa. Contoh: Bsu : I was swimming with my daughter in the swimming pool at 5.pm yesterday when you called me. Bsa : Saya kemarin berenang. g. Tipe transposisi terakhir adalah pergeseran untuk mengisi kekosongan kosa kata dengan menggunakan struktur gramatikal. Transposisi tertentu muncul dengan menggunakan linguistik yang berbeda dapat dianggap sebagai pilihan gaya bahasa. Oleh karenanya kalimat yang kompleks dapat diubah secara normal menjadi kalimat koordinat atau diubah menjadi dua kalimat sederhana. Contoh: Bsu : He is (may be) very pleasant, but his wife is arrogant. Bsa : Dia menyenangkan tapi istrinya tidak. Sementara itu Machali (2000: 63-68) membagi trasposisi menjadi empat jenis, yaitu: a. Pergeseran bentuk wajib dan otomatis yang disebabkan oleh sistem dan kaidah bahasa. Dalam hal ini penerjemah tidak mempunyai pilihan lain selain melakukannya. Beberapa nomina jamak dalam bahasa Inggris menjadi tunggal dalam bahasa Indonesia.Contoh: Bsa : a pair of trousers Bsu : sebuah celana Pengulangan adjektiva atau kata sifat dalam bahasa Indonesia yang maknanya menunjukkan variasi yang tersirat dalam adjektiva menjadi penjamakan nominanya dalam Bahasa Inggris. Contoh: Bsu : Rumah di Jakarta bagus-bagus Bsa : The houses in Jakarta are built beautifully. Adjektiva + nomina menjadi nomina + pemberi sifat. Contoh: l Bsu : beautiful woman Bsa : wanita (yang) cantik b. Pergeseran yang dilakukan apabila suatu struktur gramatikal dalam Bsu tidak ada dalam Bsa. Peletakkan objek di latar depan dalam bahasa Indonesia tidak ada dalam konsep struktur grammatikal bahasa Inggris, kecuali dalam kalimat pasif atau struktur khusus, sehingga terjadi pergeseran bentuk menjadi struktur kalimat berita biasa. Contoh: Bsu : Buku itu harus kita bawa Bsa : We must bring the book Peletakkan verba di latar depan dalam bahasa Indonesia tidak lazim dalam struktur bahasa Inggris, kecuali dalam kalimat imperatif. Maka padanannya menjadi struktur kalimat berita biasa. Contoh: Bsu : Telah disahkan penggunaanya Bsa : Its usage has been approved. c. Pergeseran yang dilakukan karena alasan kewajaran pengungkapan. Nomina/frase nomina dalam Bsu menjadi verba dalam Bsa. Contoh: Bsu : …to train intellectual men for the persuits of an intellectual life. li Bsa : …untuk melatih para intelektual untuk mengejar kehidupan intelektual. Gabungan adjektiva bentukan dengan nomina atau frasa nominal dalam Bsu menjadi nomina + nomina dalam Bsa. Contoh: Bahasa Inggris Bahasa Indonesia Adj + nomina nomina + nomina Medical student mahasiswa kedokteran Klausa dalam bentuk partisipium (bergaris bawah) dalam Bsu dinyatakan secara penuh dan eksplisit dalam Bsa. Contoh: Bsu : The approval signed by the doctor is valid Bsa : Persetujuan yang ditandatangani oleh….. Frase nominal dengan adjektiva bentukan dari verba (tak) transitif dalam Bsu menjadi nomina + klausa dalam Bsa. Contoh: Adjektiva + nomina nomina + klausa Thinking person orang yang berpikir Semua struktur yang oleh Catford (1965: 8) disebut pergeseran kelas adalah transposisi. Contoh: Bsu : The neighbours were hostile to the family. Bsa : Para tetangga itu memusuhi keluarga tersebut (adjektiva verba) d. Pergeseran yang dilakukan untuk mengisi kerumpangan kosa kata (termasuk perangkat tekstual seperti /-pun/ dalam Bahasa Indonesia) dengan menggunakan suatu struktur grammatikal. Suatu perangkat tekstual penanda fokus dalam Bsu yang dinyatakan dengan konstruksi gramatikal dalam Bsa. Contoh: Bsu : Perjanjian inilah yang diacu. Bsa : It is this agreement which is referred to (not anything else) Pergeseran unit dalam ‘istilah’ Catford (1965) termasuk dalam transposisi jenis ini yaitu misalnya dari kata menjadi klausa, frase menjadi klausa, dan sebagainya, yang sering kita jumpai dalam penerjemahan kata-kata lepas bahasa Inggris. Contoh: - Adept : sangat terampil - Amenity : sikap ramah tamah, tata karma, sopan santun. - Deliberate : dengan sengaja, tenang dan berhati-hati. 6. Modulasi Modulasi adalah sebuah variasi terhadap perubahan sudut pandang dan perspektif atau kategori kognitif dalam kaitannya dengan Bsu. Hal ini senada dengan Viney dan Darbelnet dalam Newmark (1988: 88) bahwa modulasi adalah “a variation through a change of view point, of perspektifve (éclairage) and very often of category of thought.” Sedangkan menurut Hoed (2006: 74) modulasi merupakan pemberian padanan oleh penerjemah secara semantik berbeda sudut pandang artinya cakupan maknanya, tetapi dalam konteks yang bersangkutan memberikan pesan/ maksud yang sama. Hal tersebut dapat dilihat pada contoh berikut: Bsu : The laws of Germany govern this Agreement. Bsa : Perjanjian ini diatur oleh hukum Jerman. Dalam contoh diatas kita melihat makna pasif menerjemahkan makna aktif atau sudut pandang aktif diterjemahkan menjadi pasif. Sementara itu Suryawinata dan Hariyanto (2003: 75) menyatakan bahwa modulasi adalah strategi untuk menerjemahkan kata, frase atau kalimat. Hal ini dilakukan jika penerjemahan kata-kata dengan makna literal tidak menghasilkan terjemahan yang wajar dan luwes. Sebagai contoh adalah: Bsu : Tiada banding Bsa : There was no comparison Pada contoh diatas penerjemah memandang makna kalimat secara keseluruhan berbeda dengan penulisnya. Kalimat Bsu mementingkan orang yang diajak berbicara, yang diperintah. Akan tetapi terjemahannya mementingkan kenyataan yang dibicarakan, yaitu tidak ada bandingannya. Disini frase verba diganti dengan frase nomina. Ahli penerjemahan lain, Machali (2000:69) mengambil konsep modulasi berdasarkan pandangan Newmark (1998) yang menamai modulasi menjadi modulasi wajib dan modulasi bebas. Modulasi wajib dilakukan apabila suatu kata, frase ataupu struktur tidak ada padanannya dalam Bsa sehingga perlu dimunculkan. Berikut beberapa contohnya: a. Pasangan kata dalam Bsu yang salah satunya saja ada dalam Bsa. Contoh: Kata lessor dan lessee dalam bahasa Inggris. Biasanya kata lessee diterjemahkan sebagai ‘penyewa’ tetapi padanan untuk kata lessor tidak ada. Maka padanannya dapat dicari dengan mengubah sudut pandangnya atau dicari kebalikannya: ‘Orang/pihak yang menyewakan atau pemberi sewa’. b. Struktur aktif dalam Bsu menjadi pasif dalam Bsa dan sebaliknya. Contoh: Infinitive of purpose dalam bahasa Inggris: Bsu : The problem is hard to solve Bsa : Masalah itu sukar (untuk) dipecahkan (kaya ‘untuk’ bersifat manasuka) Konstruksi pasif nol dalam bahasa Indonesia menjadi konstruksi aktif dalam bahasa Inggris. Bsu : laporan itu akan saya sampaikan besok pagi Bsa : I will submit the report tomorrow morning c. Struktur subjek yang dibelah dalam bahasa Indonesia perlu modulasi dengan menyatukannuya dalam bahasa Inggris. Contoh: Bsu : Buku tersebut telah disahkan penggunaannya oleh Dikti. Bsa : The use of the book has been approved by Dikti. Bsu : Gerakan Nonblok dituntut peranannya. Bsa : The role of the Non-aligned Movement has been persued. Sedangkan modulasi bebas adalah prosedur penerjemahan yang dilakukan karena alasan linguistik, misalnya untuk memperjelas makna menimbulkan kesetalian dalam Bsa, dan sebagainya. Berikut beberapa contohnya: a. Menyatakan secara tersurat dalam Bsa apa yang tersirat dalam bsu. Bsu : ‘These conflicts, which more often that not have regional causes…’ (perhatikan kata-kata yang bergaris bawah). Bsa : Konflik-konflik ini yang lebih sering disebabkan oleh sebab-sebab regional … (perhatikanlah bahwa penerjemah tidak menerjemahkan kata than not). b. Frase prepositional sebab-akibat dalam Bsu menjadi Klausa sebab akibat dalam Bsa. Bsu : We all suffer from the consequences of environmental degradation. Bsa :Kita semua menderita karena (adanya) penurunan mutu lingkungan. c. Bentuk negatif ganda dalam Bsu menjadi positif dalam Bsa. Contoh: Bsu : Conflicts are bound to occur. Bsa : Konflik militer tak urung terjadi juga.