1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat terlepas
dari manusia lainnya. Sebagai makhluk sosial, manusia selalu memenuhi segala
kebutuhannya dengan berinteraksi dengan sesama mereka. Dalam interaksi-interaksi
inilah manusia melakukan komunikasi antara manusia yang satu dengan manusia
yang lainnya. Untuk melakukan komunikasi dengan sesamanya baik di rumah, di
sekolah, di tempat kerja dan di pasar, manusia memerlukan suatu alat komunikasi.
Alat komunikasi inilah yang disebut dengan bahasa. Oleh karena itu, manusia dalam
berinteraksi memerlukan bahasa sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan
pesan berupa ide, gagasan ataupun pendapat. Menurut Kridalaksana (1980: 3) bahasa
adalah alat penghubung atau alat komunikasi anggota masyarakat. Anggota-anggota
masyarakat tersebut tentunya adalah manusia yang berpikir, merasa dan
berkeinginan. Melalui bahasa terungkap segala sesuatu yang ingin disampaikan oleh
manusia, baik manusia sebagai pembicara kepada pendengar ataupun manusia
sebagai penulis kepada pembaca. Oleh karena itu bahasa menempati peranan penting
dalam proses komunikasi manusia.
Komunikasi adalah pengiriman atau penerimaan berita atau pesan antara dua
orang atau lebih (Qodratillah, 2011: 241). Proses komunikasi secara garis besar
dibedakan menjadi dua yaitu komunikasi verbal dan komunikasi non verbal.
Menurut Suwito (1995: 17) komunikasi nonverbal dapat dilakukan dengan berbagai
cara, gerak-gerik anggota badan, perubahan mimik, tepuk tangan dan sejenisnya.
1
Analisis Campur Kode..., Tri Husnu Abadi, FKIP, UMP, 2016
2
Bahkan alat-alat seperti sirine, peluit, kentongan dan sebagainya (yang bersifat
auditif), dan sinar lampu, cermin, bendera dan sebagainya (yang bersifat visual)
dapat digunakan sebagai sarana komunikasi nonverbal. Sedangkan komunikasi
verbal dapat dilakukan dengan cara langsung (lisan) dan tidak langsung (tulisan).
Sarana komunikasi verbal dibedakan menjadi dua macam, yaitu sarana komunikasi
berupa bahasa lisan dan sarana komunikasi yang berupa bahasa tulis. Bahasa tulis ini
merupakan lambang dari bahasa lisan. Saat ini penerapannya menggunakan media
cetak, seperti surat, surat kabar atau koran, majalah, dan sebagainya.
Surat kabar merupakan sarana komunikasi yang memiliki jangkuan luas.
Terbukti surat kabar mudah dijumpai seperti di toko-toko, kantor, sekolah atau
kampus bahkan di tepi-tepi jalan pun sudah ada yang menjualnya. Fungsi dari surat
kabar itu sendiri adalah untuk memberikan saran informasi yang beragam,
pendidikan bagi masyarakat luas serta hiburan. Surat kabar juga dapat
mempengaruhi setiap pembacanya. Melalui surat kabar penulis berita mampu
menyampaikan informasi-informasi penting yang terbaru kepada para pembacanya.
Karena itu, surat kabar berperan penting dan berpotensi sangat besar di dalam
kehidupan masyarakat sebagai salah satu sumber informasi tertulis. Maka tidak
heran jika banyak instansi pemerintahan atau swasta yang telah berlangganan surat
kabar setiap harinya untuk mendapatkan informasi terbaru. Menurut Alwi (2007:
1109) surat kabar adalah lembaran-lembaran kertas yang bertuliskan berita. Berita
sendiri dapat diartikan sebagai laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang
benar, menarik
dan atau penting bagi sebagian besar khalayak, melalui media
berkala seperti surat kabar, radio, televisi atau media on line internet atau dapat pula
dikatakan sebagai segala laporan mengenai peristiwa, kejadian, gagasan, fakta yang
Analisis Campur Kode..., Tri Husnu Abadi, FKIP, UMP, 2016
3
menarik perhatian dan penting untuk disampaikan atau dimuat dalam media massa
agar diketahui atau menjadi kesadaran umum. Sedangkan menurut Moeliono (1993:
108) berita adalah laporan mengenai peristiwa yang hangat. Isi berita dapat berupa
kejadian-kejadian perang, politik, pemerintahan, ekonomi, kecelakaan, bencana,
pendidikan, serta kebudayaan. Disamping itu pula, ada berita yang memuat
informasi kesehatan, ilmu pengetahuan, liburan dan olahraga. Lingkup berita dapat
menyangkut berita internasional, nasional, maupun berita daerah.
Penulisan berita dalam surat kabar sering sekali mencampur adukkan unsur
bahasa asing dan bahasa daerah ke dalam penggunaan bahasa Indonesia.
Percampuran unsur-unsur bahasa asing atau daerah ke dalam penggunaan bahasa
Indonesia oleh ahli-ahli bahasa sering disebut sebagai campur kode. Menurut
Nababan (1991: 32), campur kode diartikan sebagai suatu keadaan berbahasa yang
mencampurkan dua atau lebih bahasa atau ragam bahasa dalam suatu tindak bahasa
(speech act atau discourse) tanpa ada sesuatu dalam situasi berbahasa yang menuntut
pencampuran bahasa. Menurut Suwito (1995: 92-94) campur kode dapat dibedakan
dalam enam bentuk berdasarkan unsur-unsur kebahasaan yang terlibat di dalamnya
yaitu (1) penyisipan unsur-unsur yang berwujud kata, (2) penyisipan unsur-unsur
yang berwujud frasa, (3) penyisipan unsur-unsur yang berwujud baster, (4)
penyisipan unsur-unsur yang berwujud perulangan kata, (5) penyisipan unsur-unsur
yang berwujud ungkapan atau idiom, dan (6) penyisipan unsur-unsur yang berwujud
klausa. Sedangkan berdasakan jenis unsur-unsur bahasa yang menyisip ke dalam
bahasa lain campur kode dibagi menjadi dua jenis, yaitu campur kode ke dalam
(innercode mixing) dan campur kode keluar (outercode mixing). campur kode ke
dalam (innercode mixing) adalah campur kode yang diakibatkan oleh menyisipnya
Analisis Campur Kode..., Tri Husnu Abadi, FKIP, UMP, 2016
4
unsur-unsur bahasa lain yang bersumber dari bahasa asli (bahasa daerah) dengan
segala variasi-variasinya. Sedangkan campur kode keluar (outercode mixing) adalah
campur kode yang diakibatkan oleh menyisipnya unsur-unsur bahasa lain yang
bersumber dari bahasa asing dengan segala variasi-variasinya.
Campur kode yang terjadi dalam surat kabar tidak terlepas dari penulis
beritanya yang seorang dwibahasawan. Dwibahasawan sendiri diartikan sebagai
orang yang menguasai lebih dari satu bahasa. Sedangkan kemampuan seorang
dwibahasawan dalam menguasai suatu bahasa, baik bahasa pertama (B1) atau bahasa
ibu dan bahasa kedua (B2) disebut dengan kedwibahasaan. Menurut Lado (dalam
Chaer dan Agustina, 2004: 86) kedwibahasaan adalah kemampuan menggunakan
bahasa oleh seseorang dengan sama baik atau hampir sama baiknya, yang secara
teknis mengacu pada pengetahuan dua buah bahasa bagaimanapun tingkatannya.
Salah satu surat kabar yang mengandung campur kode adalah surat kabar Suara
Merdeka. Campur kode dalam surat kabar ini banyak ditemukan pada rubrik
olahraga “Spirit”.
Ketika peneliti mencari buku di perpustakaan Universitas Muhammadiyah
Purwokerto pada Senin (13/4/2015), peneliti membaca surat kabar Suara Merdeka
rubrik olahraga. Peneliti menemukan kalimat-kalimat yang mengandung campur
kode. Kalimat-kalimat tersebut mengandung campur kode dalam bentuk kata.
Bentuk campur kode tersebut berasal dari unsur bahasa asing, yaitu bahasa Inggris.
Unsur bahasa asing ini, dicampur adukkan dengan penggunaan bahasa Indonesia
dalam
kalimat-kalimat yang terdapat dalam surat kabar tersebut. Seperti yang
terdapat dalam kutipan berikut ini:
Analisis Campur Kode..., Tri Husnu Abadi, FKIP, UMP, 2016
5
(1) Pada babak II, coach PSCS menarik Eka Wijayanto, Friska, Julia,
Andesi dan Heru, memasukan Asep, Fendri, Said, Tri Apmadi dan Jhon
Patikawa. (data no 63)
Dari kutipan di atas dijumpai campur kode bentuk kata coach. Kata coach sendiri
berasal dari bahasa Inggris. Pada kutipan di atas kata coach masuk ke dalam
penggunaan bahasa Indonesia. Kata coach sendiri dalam bahasa Indonesia diartikan
sebagai „pelatih‟.
Pada Senin (20/4/2015) saat peneliti berada di RSUD Banyumas, peneliti
membaca surat kabar Suara Merdeka. Peneliti kembali menemukan kalimat-kalimat
yang mengandung campur kode pada rubrik olahraga “Spirit”. Kalimat-kalimat
tersebut mengandung campur kode dalam bentuk frasa. Bentuk campur kode tersebut
berasal dari unsur bahasa asing, yaitu bahasa Inggris. Bentuk campur kode ini dalam
penggunaannya dicampur adukkan dalam penggunaan bahasa Indonesia. Seperti
yang terdapat dalam kutipan berikut ini:
(2) Kendati ada pertarungan dua kelompok, namun peserta berharap tak ada
money politics di arena kongres. (data no 481)
Dari kutipan di atas dijumpai campur kode bentuk frasa. Frasa money politics yang
berarti „politik uang‟ berasal dari bahasa Inggris. Frasa tersebut masuk ke dalam
penggunaan bahasa Indonesia pada kalimat di atas. Hal ini mengakibatkan terjadinya
campur kode berwujud frasa dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia.
Saat peneliti pulang dari RSUD Banyumas pada Selasa (5/5/2015), peneliti
membeli surat kabar Suara Merdeka dari penjual koran. Pada saat membaca rubrik
olahraga, penelitikembali menemukan kalimat-kalimat yang mengandung campur
kode. Peneliti menemukan campur kode bentuk perulangan kata. Campur kode ini
berasal dari bahasa asing yaitu, bahasa Inggris. Unsur dari bahasa Inggris ini
Analisis Campur Kode..., Tri Husnu Abadi, FKIP, UMP, 2016
6
dicampur adukan dalam penggunaan bahasa Indonesia pada kalimat tersebut.
Adapun kutipannya sebagai berikut ini:
(3) James Harden membukukan double-double untuk Rockets dengan 25
poin dan 11 assist. (data no 631)
Dari kutipan di atas dijumpai campur kode bentuk perulangan kata double-double,
yang berarti „lipat dua-lipat dua‟. Perulangan kata double-double berasal dari bahasa
Inggris. Perulanga kata tersebut dicampur adukkan dalam penggunaan bahasa
Indonesia pada rubrik olahraga “Spirit” dalam surat kabar Suara Merdeka.
Pada Jumat (15/5/2105) peneliti berkunjung ke sekretariat HMI Komisariat
Ahmad Dahlan. Disana peneliti membaca surat kabar Suara Merdeka. Peneliti
kembali menemukan kalimat-kalimat yang mengandung campur kode pada rubrik
olahraga. Ternyata kalimat-kalimat tersebut mengandung campur kode yang berasal
dari unsur bahasa asing dan bahasa daerah. Sebagaimana yang terdapat dalam
kutipan berikut ini:
(4)
(5)
Tentu dengan langkah dan blue print yang jelas, karena presiden sangat
concern terhadap perubahan tat kelola sepak bola. (data no 67)
Bagi Juventus kemenangan leg pertama lalu tidak membuat para
pemain jumawa. (data no 178)
Pada kutipan no (4) dijumpai campur kode bentuk kata yang berasal dari bahasa
asing yaitu bahasa Inggris. Kata concern dalam bahasa Indonesia berarti „perhatian‟.
Campur kode ini termasuk jenis campur ke luar (outercode mixing), dikarenakan
unsur bahasa yang menyisip berasal bahasa dari bahasa asing. Sedangkan pada
kutipsn no (5) terdapat campur kode bentuk kata yang berasal dari bahasa Jawa. Kata
jumawa dalam bahasa Indonesia berarti „sombong‟. Campur kode ini termasuk
campur kode ke dalam (innercode mxing), dikarenakan unsur bahasa yang menyisip
berasal dari bahasa asli atau daerah.
Analisis Campur Kode..., Tri Husnu Abadi, FKIP, UMP, 2016
7
Dari fenomena-fenomena di atas peneliti berasumsi bahwa masih banyak
bentuk dan jenis campur kode yang terdapat pada rubrik olahraga “Spirit” surat
kabar Suara Merdeka edisi 13 April-15 Mei 2015. Bahkan peneliti berasumsi bukan
hanya unsur dari bahasa Inggris atau Jawa saja yang menyisip ke dalam kalimatkalimat yang mengandung campur kode, tetapi masih ada unsur dari bahasa lain
yang menyisip di dalamnya. Untuk mengetahui benar tidaknya asumsi tersebut,
maka dipandang sangat perlu diadakannya suatu penelitian dengan judul “Analisis
Campur Kode dalam Penggunaan Bahasa Indonesia pada Rubrik Olahraga “Spirit”
Surat Kabar Suara Merdeka Edisi 13 April-15 Mei 2015”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah diuraikan di atas ada
beberapa hal yang perlu dikaji oleh peneliti diantaranya:
1. Apa sajakah bentuk-bentuk campur kode yang terdapat pada rubrik olahraga
“Spirit” surat kabar Suara Merdeka?
2. Jenis campur kode apakah yang terdapat pada rubrik olahraga “Spirit” surat
kabar Suara Merdeka?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan bentuk-bentuk campur kode yang terdapat pada rubrik olahraga
“Spirit” surat kabar Suara Merdeka.
2. Mendeskripsikan jenis-jenis campur kode yang terdapat pada rubrik olahraga
“Spirit” surat kabar Suara Merdeka.
Analisis Campur Kode..., Tri Husnu Abadi, FKIP, UMP, 2016
8
D. Manfaat Penelitian
Penelitian dengan judul “Analisis Campur Kode dalam Penggunaan Bahasa
Indonesia pada Rubrik Olahraga “Spirit” Surat Kabar Suara Merdeka Edisi 13
April-15 Mei 2015” adalah penelitian yang dilakukan secara sistematis. Penelitian
ini melewati tiga tahap penelitian guna mendapatkan hasil yang terbaik sesuai
dengan teori yang yang digunakan. Tahap-tahap penelitian tersebut meliputi: tahap
penyediaan data, tahap analisis data dan tahap penyajian data. Teori yang digunakan
dalam penelitian ini adalah campur kode menurut Suwito dalam bukunya yang
berjudul Sosiolinguistik (1995). Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bentuk dan
jenis campur kode pada rubrik olaharaga “Spirit” surat kabar Suara Merdeka edisi
13 April-15 Mei 2015. Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan dapat memberi
manfaat bagi pembaca baik secara teoretis dan praktis.
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini dapat memberikan masukan yang positif bagi perkembangan
ilmu bahasa. Terutama perkembangan ilmu dalam kajian sosiolinguistik berkaitan
dengan campur kode. Baik dari bentuk-bentuk campur kode ataupun jenis-jenis dari
campur kode itu sendiri. Pada akhirnya penelitian ini dapat memberikan pemikiranpemikiran baru atau teori baru berkaitan dengan campur kode. Hal ini dimaksudkan
agar teori-teori bahasa terutama tentang campur kode dapat berkembang dari waktu
demi waktu dan semakin akurat.
Analisis Campur Kode..., Tri Husnu Abadi, FKIP, UMP, 2016
9
2. Manfaat Praktis
Manfaat secara praktis yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:
a. Bagi pengajar, khususnya guru bahasa Indonesia. Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan pengertian dan pemahaman dengan tepat mengenai masalah campur
kode kepada peserta didik. Hal ini bertujuan agar peserta didik dapat mengetahui
apa itu campur kode, bagaimana bentuk-bentuknya dan jenis-jenisnya. Di
samping itu, peserta didik juga dapat mengetahui akibat dari adanya campur
kode bagi perkembangan bahasa Indonesia. Apakah berpengaruh negatif atau
positif bagi perkembangan bahasa Indonesia.
b. Bagi peneliti lain. Penelitian ini dapat di jadikan sebagai acuan dalam melakukan
penelitian yang sama. Selain itu, penelitian ini dapat memberikan sumbangan
pemikiran dalam analisis bahasa terutama tentang campur kode. Berkaitan
dengan bentuk dan jenis campur kode. Hal ini bertujuan agar penelitian
selanjutnya oleh peneliti lain menjadi lebih baik.
Analisis Campur Kode..., Tri Husnu Abadi, FKIP, UMP, 2016
Download