BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori-Teori Dasar / Umum
Dalam penulisan skripsi ini, diambil tema tentang perancangan basis data (database).
Maka dari itu, diperlukan beberapa teori umum yang berhubungan dengan perancangan
database, yang bertujuan untuk mendukung proses perancangan database tersebut, seperti
teori tentang data, database, Database Management System (DBMS), Entity Relationship
Modeling, Data Flow Diagram, normalisasi, metode fact finding, metodologi perancangan,
ANSI-SPARC architecture, dan Database System Development Lifecycle.
2.1.1 Data
Menurut Whitten (2004 : 27), data adalah Raw Fact tentang orang, tempat, acara, dan
sesuatu yang penting bagi perusahaan.
Menurut Turban (2005 : 38), data adalah deskripsi dasar tentang sesuatu , kejadian,
kegiatan, dan transaksi yang ditangkap, direkam, disimpan dan diklasifikasikan namun tidak
terorganisir untuk menyampaikan arti khusus.
Menurut Frost, Day dan Slyke (2006 : 6), secara tradisional data adalah nilai yang
disimpan ke dalam database.
Menurut Connolly danBegg (2010 : 19), data adalah komponen yang paling penting dalam
DBMS, berasal dari sudut pandang end user. Data berguna sebagai jembatan antara mesin dan
pengguna.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa data merupakan segala sesuatu kejadian, kegiatan yang
dapat direkam atau disimpan yang juga merupakan sebuah fakta. Serta merupakan sebuah
komponen yang penting untuk DBMS yang dilihat dari sudut pandang end user.
6
7
2.1.2 Database
Menurut Connolly dan Begg (2010 : 65), Database adalah sebuah kumpulan dari data-data
logikal yang berhubungan dan deskripsi dari data tersebut, yang dirancang untuk memenuhi
kebutuhan dari informasi pada suatu organisasi.Database adalah tunggal, tempat
penyimpanan data yang besar yang dapat digunakan secara bersama-sama oleh banyak
departemen dan pengguna.
Jadi kesimpulannya, Database adalah sebuah tempat penampungan dan penyimpanan data
yang saling berhubungan dan memiliki informasi yang berguna bagi suatu organisasi.
2.1.3 Database Management System (DBMS)
Menurut Connolly dan Begg (2010 : 6), Database Management Systemadalah sistem
perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk menentukan, membuat dan
mengatur akses ke basis data.
Menurut Kroenke dan Auer (2006 : 9), Database Management System adalah sebuah
produk yang besar dan rumit, dan sedikit perusahaan membuat program DBMS mereka
sendiri.
Jadi kesimpulannya, Database Management System adalah sebuah perangkat lunak,
yang besar dan rumit, yang digunakan untuk membuat, menentukan, dan mengatur hak
akses terhadap objek yang ada dalam basis data.
2.1.3.1 Komponen lingkungan Database Management System (DBMS)
Menurut Connolly dan Begg (2010 : 68-71), ada 5 komponen utama dari
lingkungan DBMS: Hardware, Software, Data, Prosedur, dan People.
Gambar 2.1 Komponen DBMS
1. Hardware
DBMS dan aplikasinya memerlukan perangkat keras untuk dapat dijalankan.Perangkat
keras dapat terdiri dari single personal computer, single mainframe, atau sebuah jaringan
8
computer. Beberapa DBMS hanya dapat berjalan pada perangkat keras, atau sistem
operasi tertentu, sedangkan DBMS lainnya dapat berjalan pada bermacam-macam
perangkat kelas atau sistem operasi.
2. Software
Komponen perangkat lunak terdiri dari perangkat lunak DBMS dan program aplikasi
dengan sistem operasi, didalamnya terdapat perangkat lunak jaringan apabila DBMS
membutuhkan sebuah jaringan untuk digunakan. Pada umumnya program aplikasi ditulis
dalam bahasa pemrograman generasi ketiga (3GL) seperti ‘C’, C++, Java, Visual Basic,
COBOL, Fortran, Pascal, atau bahasa pemrograman generasi keempat (4GL), seperti
SQL, yang juga terdapat pada bahasa pemrograman generasi ketiga.
3. Data
Data merupakan komponen penting dalam sebuah DBMS, terutama dari sudut
pandang pengguna akhir.Data menghubungkan komponen mesin (Hardware) dengan
manusia.
4. Prosedur
Prosedur mengarah pada instruksi dan peraturan yang mengatur rancangan dan
penggunaan dari basis data. Para pengguna dari sistem dan staff yang mengelola basis data
membutuhkan prosedur yang didokumentasikan tentang bagaimana cara menggunakan
dan menjalankan sistem.
Ini mencakup instruksi-instruksi, yaitu:
•
Log on keDBMS.
•
Menggunakan fasilitas DBMS program aplikasi tertentu.
•
Memulai dan mengakhiri DBMS.
•
Membuat duplikat back-up basis data.
•
Menangani kerusakan perangkat keras atau perangkat lunak.
•
Mengubah struktur table, mengatur ulang data antara banyak disk, meningkatkan
kinerja atau penyimpanan arsip pada secondary storage.
9
5. People
People merupakan komponen terakhir yang terlibat dengan sistem. Ada empat tipe
role atau peran yang terlibat dalam sebuah DBMS, yaitu :
1. Data dan database administrators
a. Data Administrator (DA) bertanggung jawab dalam mengatur sumber data, meliputi
perencanaan basis data, standar pengaturan dan pengembangan, kebijakan dan
prosedur maupun rancangan konseptual dan logika basis data.
b. Database Administrator (DBA) bertanggung jawab dalam realisasi fisik basis data
meliputi rancangan physical basis data dan implementasi, keamanan, dan pengaturan
integritas, menjaga sistem operasional dan memastikan kinerja aplikasi untuk
kepuasan pengguna.
2. Database Designers
a. Logical Database Designer berhubungan dengan identifikasi data (entitas dan atribut),
hubungan antara data dan batasan pada data untuk disimpan di basis data.
b. PhysicalDatabase Designer memutuskan bagaimana rancangan basis data logical
dapat direalisasikan.
c. Application Developers bertanggung jawab untuk mengimplementasikan program
aplikasi yang menyediakan syarat-syarat fungsionalitas untuk pengguna akhir.
d. End User adalah klien untuk basis data yang telah dirancang kemudian
diimplementasikan dan dijaga untuk menyediakan kebutuhan mereka.
2.1.4 Keuntungan DBMS
Menurut Connolly dan Begg(2010 : 77-80), keuntungan DBMS, yaitu :
1. Kontrol terhadap redudansi data
Pendekan basis data berupaya untuk menghilangkan redudansi dengan cara
mengintegrasikan file-file agar salinan dari data yang sama tidak disimpan.
2. Konsistensi Data
Dengan menghilangkan atau mengontrol redudansi, akan mengurangi resiko
ketidakkonsistensi-an data. Jika data disimpan lebih dari sekali dan sistem mengenalinya,
maka sistem harus memastikan semua salinan data tetap konsisten dan tidak berubah.
3. Informasi lebih dari jumlah data yang sama
Dengan terintegrasinya data operasional, maka memungkinkan organisasi untuk
memperoleh informasi tambahan dari data yang sama.
10
4. Berbagi data
Basis data yang dimiliki oleh keseluruhan organisasi dapat digunakan bersama
oleh pengguna yang berwenang.
5. Meningkatkan intergritas data
Integritas basis data menunjukan pada validitas dan konsistensi data yang
tersimpan.
6. Meningkatkan keamanan
Merupakan perlindungan basis data dari para pengguna yang tidak berwenang.Hal
ini
dapat
dilakukan
dengan
membentuk
username
dan
password
untuk
mengindentifikasikan pengguna yang berwenang menggunakan basis data.
7. Penegakkan standar-standar
Integrasi membuat DBA dapat mendefinisikan dan DBMS untuk menegakan
standar-standar, seperti format data untuk fasilitas pertukaran data antar sistem, konvensi
penamaan, standar dokumentasi, prosedur update, dan aturan akses.
8. Skala Ekonomi
Dengan mengkombinasikan data operasional organisasi dalam basis data dan
membuat satu set aplikasi yang bekerja pada sumber data ini maka dapat menghemat
pengeluaran.
9. Menyeimbangkan keperluan yang bertentangan
Setiap pengguna memiliki kebutuhan yang mungkin bertentangan dengan
pengguna lainnya.Karena basis data dibawah kontrol DBA, maka DBA bisa membuat
keputusan mengenai desain dan kegiatan operasional basis data yang mengerjakan sumber
daya yang terbaik bagi orgnisasi.
10. Meningkatkan aksesbilitas data dan responsive data
Sebagai hasil dari integrasi data yang melewati batasan antar departemen dapat
diakses oleh pengguna akhir.
11. Meningkatkan produktivitas
DBMS menyediakan banyak fungsi standar sehingga memungkinkan programmer
berkonsentrasi pada kemampuan fungsi spesifik yang dibutuhkan oleh pengguna tanpa
harus memikirkan tantangan perincian implementasi pada level bawah.Hal ini dapat
mengurangi waktu pengambangan dan meningkatkan produktivitas programmer.
12. Meningkatkan perawatan melalui data independence
DBMS memisahkan enkripsi data dari aplikasi sehingga membuat aplikasi tidak
dapat terpengaruh pada perubahan deskripsi data.
11
13. Meningkatkan konkurensi
Memungkinkan pengguna dalam mengakses data yang sama secara berkelanjutan
tanpa mengganggu satu sama lain.
14. Meningkatkan pelayanan backup dan recovery
Untuk melindungi data dari kegagalan sistem komputer atau program aplikasi maka
dilakukan backup terhadap data secara teratur.
2.1.5 Kekurangan DBMS
Menurut Conolly dan begg (2010 : 80-81), Database Management System (DBMS)
memiliki kekurangan, berikut ini merupakan kekurangan DBMS antara lain :
a. Kompleks
DBMS merupakan bagian dari perangkat lunak yang sangat kompleks.Kesalahan
terhadap pengertian sistemakan megakibatkan rancangan keputusan yang buruk pada
suatu organisasi sehingga perancang basis data dan pengembang basis data, database
administrator (DBA) serta end-user perlu mengerti tentang keuntungan fungsional
DBMS terlebih dahulu.
b. Ukuran
Kompleksitas dan banyaknya kegunaan dari DBMS menjadikannya sebagai
perangkat lunak yang sangat besar, sehingga memerlukan tempat penyimpanan data
yang besar dan juga membutuhkan memori yang cukup agar bisa berjalan secara
efisien.
c. Biaya
Biaya yang dikeluarkan untuk DBMS sangat bervariasi, tergantung dari lingkungan
dan kegunaan yang disediakan oleh DBMS tersebut.
d. Biaya tambahan untuk perangkat keras
Kebutuhan tempat penyimpanan data untuk DBMS dan basis data mungkin
mengharuskan pembelian tempat khusus penyimpanan data tambahan.
e. Biaya Konversi
Dalam situasi tertentu, biaya untk DBMS dan perangkat keras tambahan dapat
menjadi penting dibanng dengan biaya konversi dari aplikasi yang sudah ada agar dapat
berjalan di DBMS dan perangkat keras baru.
f. Performa
12
Bagaimanapun, DBMS diciptakan untuk menjadi lebih umum, agar dapat menangani
banyak aplikasi tidak hanya satu saja.Sehingga menghasilkan aplikasi yang tidak
berjalan cepat seperti yang diharapkan.
g. Kemungkinan gagal yang tinggi
Pemusatan dari sumber daya meningkatkan kerentanan sistem yang disebabkan oleh
semua pemakai dan aplikasi bergantung pada ketersediaan dari DBMS, kegagalan dari
salah satu komponen dapat membuat operasi terhenti.
2.1.6 The-Three LevelANSI-SPARCArchitecture
Menurut Connolly dan Begg (2005 : 34) bagian dari three-level architecture terdiri
dari external, conceptual dan internal level. Cara user melihat suatu data disebut bagian
external, cara DBMS dan sistem melihat suatu data disebut sebagai internal level, dimana
data disimpan menggunakan sebuah struktur data dan file organization. Conceptual level
ini menjelaskan data apa saja yang disimpan didalam database dan bagaimana hubungan
antar datanya.
Gambar 2.2 Arsitektur Three Level ANSI-SPARC
Tujuan utama dari three-level architecture ini sebenarnya adalah untuk memisahkan
setiap hak akses user terhadap database dari keadaan database yang sebenarnya. Ada
beberapa alasan yang mendasari hal tersebut :
1. Setiap user harus bisa mengakses setiap data yang ada, tetapi akan berbeda sudut
pandangnya mengenai suatu data. Dan setiap user pun bisa mengubah sudut pandangnya
mengenai data, tetapi hal ini tidak akan berpengaruh terhadap user lainnya.
13
2. Setiap user tidak bisa langsung mengubah detail data pada database. Dengan kata lain
interaksi user harus bersifat independent dari database.
3. Database administrator harus bisa mengubah struktur database tanpa harus merubah
user’s view.
4. DBA seharusnya bisa merubah struktur konseptual dari database tanpa mempengaruhi
semua user.
5. Internal struktur dari database seharusnya tidak berpengaruh terhadap berubahnya alat
penyimpanan.
2.1.7Database Language
Di dalam sebuah aplikasi basis data memiliki ketentuan-ketentuan yang berlaku yang
harus diperhatikan oleh user dan perancang.Tentunya harus memperhatikan penggunaan
bahasa di dalam sistem basis data.
2.1.7.1 Data Definiton Language (DDL)
Menurut Connolly dan Begg (2010 : 92), mendefinisikan Data Definition
Language (DDL) sebagai bahasa yang memungkinkan database administrator untuk
menambahkan dan menamakan entitas, atribut dan hubungan yang dibutuhkan dalam
aplikasi, terkait dengan integritas dan kendala keamanan aplikasi.
Menurut Dedy Rahman Wijaya (2009 : 9), mendefinisikan bahwa Data Definition
Language (DDL) merupakan struktur sebuah tabel, tipe data setiap field dan constraint
yang berlaku pada data yang tersimpan di dalam sebuah tabel.
Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Data Definition Language
(DDL) merupakan pemberian sebuah entitas, atribut, dan hubungan ke dalam sebuah tabel
untuk mendefinisikan arti tabel tersebut.
2.1.7.2 Data Manipulation Language (DML)
Menurut Connolly dan Begg (2010 : 92), mendefinisikan Data Manipulation
Language (DML) sebagai bahasa yang menyediakan suatu fungsi yang dapat
memanipulasi data-data yang ada di dalam database.
14
Berdasarkan Dedy Rahman Wijaya (2009 : 10) Data Manupulation Language (DML)
merupakan bahasa yang memungkinkan user untuk mengakses atau memanipulasi data
sebagaimana telah dipresentasikan oleh model data.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa Data Manipulatin Language (DML) merupakan
suatu bahasa computer yang memberikan fungsi untuk memanipulasi data-data dan
menggunakan untuk keperluan pengguna.
2.1.8 Structure Query Language
Menurut Connolly dan Begg (2010 : 221), Structure Query Language adalah
nonprocedural language terdiri dari kata english standar seperti SELECT, INSERT, dan
DELETE yang dapat digunakan oleh professional dan non-profesional. Keduanya
menggunakan bahasa yang standar untuk mendefinisikan dan memanipulasi hubungan
database.
SQL dari penjelasan diatas merupakan suatu alat operasi yang dapat digunakan untuk
memanipulasi data yang ada pada database seperti select, insert, update, dan delete.
SELECT, statement yang cukup penting, statement ini ada dalam language dan digunakan
untuk ekspres query.
INSERT, statement untuk insert sebuah single row dari data sampai memasukkan sebuah
tabel nama atau untuk insert jumlah dari baris untuk satu atau lebih beberapa tabel.
UPDATE, statement untuk update 1 atau lebih nilai dalam specified kolom atau beberapa
kolom dari tabel nama.
DELETE, statement untuk delete 1 atau lebih baris dari tabel nama.
2.1.9 Database System Development Lifecycle
Menurut Conolly dan Begg (2010 : 313), Database system development lifecycle adalah
keterkaitan inheren dengan lifecycledari sistem informasi, Database System Development
Lifecycle tidak berurutan secara ketat, tapi melibatkan beberapa jumlah dari representasi di
tingkatan sebelumnya melalui feedback loops.
Database System Development Lifecycledari penjelasan diatas merupakan suatu proses
yang digunakan dalam pengembangan, pembuatan, perawatan sistem informasi. Proses
15
tersebut digunakan untuk memperbaharui sistem basis data yang sesuai dengan tingkatan
dimulai dari database planning sampai dengan implementation.
Tingkatan dalam pembuatan database system development lifecycle :
Gambar 2.3 Database System Development Lifecycle
a.
Database Planning, perencanaan bagaimana tingkatan dari lifecycle dapat mengetahui
seberapa efisien dan efektif.
b.
System Definition, spesifikasi dari lingkup dan batas dari basis data, termasuk major
user view, user, dan area aplikasi.
c.
Requirement collection and analysis, collection dan analisis dari permintaan untuk
sistem basis data yang baru.
d.
Database Design, tahap ini adalah proses merancang basis data yang akan
mendukung perusahaan untuk menentukan sistem basis data yang diinginkan. Ada dua
pendekatan dalam merancang basis data :
1. Bottom up approach
Pendekatan ini dimulai dari tingkat paling dasar yaitu atribut, dimana melalui
analisis gabungan antara atribut, dikelompokan kedalam relasi-relasi yang
16
mempresentasikan tipe-tipe entitas dan hubungan antar entitas.Hubungan ini
digunakan jika basis data yang digunakan lebih cenderung sederhana dan dengan
jumlah atribut yang sedikit.
2. Top down approach
Pendekatan ini dimulai dari pengembangan model data yang terdiri dari beberapa
hubungan relasional dan entitas.Pendekatan ini biasa di gunakan jika basis data yang
digunakan lebih kompleks dan jumlah atributnya banyak.
e.
DBMS selection(optional), desain dari user interface dan program aplikasi yang
digunakan dan proses basis data.
f.
Prototyping
(optional),membangun
model
kerja
sistem
basis
data,
yang
memungkinkan designer atau user untuk membayangkan dan mengevaluasi bagaimana
sistem akhir akan terlihat dan berfungsi.
g.
Implementation, membuat definisi physical database dan program aplikasi.
h.
Data conversion and loading, loading data dari sistem lama ke sistem baru dan
dimana memungkinkan penggabungan antar aplikasi yang sedang berjalan dalam basis
data yang baru.
i.
Testing, sistem database, dicoba apabila ada error dan memvalidasi terhadap
spesifikasi kebutuhan user.
j.
Operational maintenance, sistem basis data sudah dijalankan secara penuh. Sistem
secara berkesinambungan di monitor dan di maintaince.
2.1.10 Fact Finding Technique
Sebuah sistem database dibangun berdasarkan masalah yang sedang muncul lalu
dibuatkan sistemnya untuk menangani masalah tersebut.Untuk mencari masalah-masalah
tersebut harus dilakukan beberapa kegiatan pengumpulan data agar dapat diperoleh informasiinformasi penting.
Menurut Connolly dan Begg (2010 :317), teknik fact finding yaitu :
1. Examining Documentation
Examining Documentation membantu menyediakan informasi perusahaan yang
berkaitan dengan masalah yang sedang dihadapi. Dengan cara mempelajari dokumendokumen, laporan dan file yang berkaitan dengan sistem yang ada.
17
2. Interviewing
Dengan wawancara dapat diperoleh informasi dari individu-individu secara
langsung.Tujuannya untuk menemukan fakta danmengidentifikasi kebutuhan, dan
memperoleh ide-ide dari seorang individu.
3. Observing the enterprise in operation
Teknik ini merupakan teknik yang secara langsung terjun ke lapangan untuk
memantau atau mempelajari seseorang terhadap sistem untuk memahami sebuah sistem
lebih lanjut.
4. Research
Melakukan riset terhadap suatu masalah yang sedang dihadapi. Hasil riset dapat
menyediakan informasi-informasi penting tentang bagaimana orang lain memecahkan
masalah yang serupa dengan teknik-teknik tertentu.
5. Questionnaires
Questionnaires adalah sebuah dokumen yang diberikan langsung kepada sejumlah
orang untuk memperoleh fakta-fakta yang berkaitan dengan sistem.Teknik ini merupakan
yang paling efisien untuk memperoleh informasi dari banyak orang.
2.1.11 Tahapan Merancang Basis Data
2.1.11.1 Tahapan Konseptual
Menurut Connolly dan Begg (2010 : 470-485), langkah-langkah membangun
konseptual database designyaitu :
1. Memangun data model local konseptual untuk setiap view
1.1 Mendefinisikan tipe entitas
Cara alternatif yang dipakai adalah dengan cara mendefinisikan entitas untuk
mencari objek yang diperlukan oleh pengguna. Pada metode ini perlu untuk
mengidentifikasi entitas-entitas yang ada untuk memeriksa keperluan pemakai secara
spesifik.
18
1.2 Mendefinisikan tipe relationship
Pada kenyataannya catatan kebutuhan yang spesifik adalah adanya sarang untuk
hubungan dimana setiap catatan tersebut penting untuk perusahaan dan akan
termasuk dalam model.
1.3 Identifikasi dan asosiasi atribut dengan entitas atau tipe Relationship
Metode ini mengidentifikasikan tipe-tipe dari kenyataan yang ada tentang entitasentitas dan hubungan yang telah dipilih untuk di tampilkan pada basis data.
1.4 Menentukan domain atribut
Domain merupakan kumpulan dari nilai-nilai dimana terdapat satu atau lebih
atribut yang tergambar dalam nilai atribut itu sendiri. Untuk mengembangkan data
model secara spesifik termasuk :
-
Mengijinkan pengumpulan nilai untuk atribut
-
Ukuran dan bentuk atribut
Implementasi dari karakteristik domain pada DBMS masih menjadi subjek dari
penelitian. Atribut dari domain berisi identifikasi atribut domain tersebut, catatan
nama atribut domain tersebut, dan karakteristik yang terdapat dalam kamus data.
1.5 Menentukan atribut candidate, primary dan alternate key
Pada metode ini, memilih primary key diantara candidate key sangat penting
sehingga diperlukan pedoman untuk dapat membantu membedakan key tersebut.
1.6 Mempertimbagkan penggunaan konsep enhanced modeling (Optional)
Pada metode ini, kita memiliki pilihan untuk melanjutkan pengembangan dari ER
Model menggunakan konsep modeling tingkat lanjut (specialization, generalization,
aggregation, dan compotition)
1.7 Memeriksa ulang model-model untuk redudansi
Pada tahap ini, perlu dilakukan pemeriksaan model konseptual data dengan objek
identifikasi yang lebih spesifik dimana terdapat model yang redudansi dan
menghilangkan yang ada. Tiga aktivitas yang perlu dilakukan pada langkah ini, yaitu
:
-
Meninjau kembali one-to-one relationship (1:1).
-
Menghilangkan relationship yang redudansi.
-
Mempertimbangkan dimensi waktu.
19
1.8 Memvalidasikan model data konseptual dengan transaksi user
Pada tahap ini terdapat du pendekatan yang mendukung model data konseptual
untuk pemakaian transaksi, yaitu:
-
Menjelaskan transaksi
-
Menggunakan pathway transaksi
1.9 Meninjau model data konseptual dengan pemakai
Pada tahap ini perlu dilakukan pengulangan dengan pemakai, model konseptual
termasuk ER diagram dan mendukung dokumentasi yang menjelaskan tentang data
model. Tahap ini perlu ditinjau secara berulang-ulang, karenaproses pengulangan ini
akanberhenti apabila pemakai menyediakan model telahdisetujui sehingga
tidak
perlu melakukan pengulangan karena representasi tersebut telah disepakati bersama.
2.1.11.2 Tahapan Logikal
Menurut Connolly dan Begg (2010 : 490-460), Langkah-langkah membangun
logicaldatabase designadalah :
1. Membangun data model logikal
1.1 Menurunkan relasi untuk data model logikal
Tahap ini bertujuan untuk membuat relasi untuk data model logikal untuk
merepresentasikan entitas, hubungan dan atribut yang telah diidentifikasi.
1.2 Memvalidasi relasi menggunakan normalisasi
Pada tahap ini akan dilakukan validasi terhadap pengelompokan atribut pada tiap
hubungan. Tujuan dari normalisasi ini adalah untuk memastikan bahwa relasi
tersebut memiliki nilai minimal yang cukup dari atribut yang dibutuhkan untuk
mendukung kebutuhan data pada suatu perusahaan atau organisasi.Hal ini juga dapat
dilakukan untuk mengurangi redundansi.
1.3 Memvalidasi hubungan terhadap transaksi pengguna
Tujuan utama dari tahap ini adalah untuk memvalidasi logikal data model dan
memastikan bahwa model mendukung transaksi yang dibutuhkan pengguna, seperti
yang sudah dirinci dalam user requirements. Disini harus diperiksa apakah terjadi
error saat membuat relasi yang berkaitan dengan hubungan antar entitas.
1.4 Mengecek integritas constraints
20
Pada tahap ini kita membuat constraint atau batasan pada databaseuntuk
menghindari terjadinya pemasukan data dengan format yang berbeda, salah atau tidak
lengkap.
1.5 Mengulas logical data model dengan pengguna
Setelah seluruh tahapan tersebut selesai dibuat, maka sekarang kitaharus
mengulas kembali logikal data model yang telah kita buatdengan pengguna.Apakah
sesuai dengan kebutuhan user atautidak.
1.6 Menggabungkan logikal data model kedalam global model(opsional)
Tahap
ini
menggabungkan
logikal
model
menjadi
global
modelyang
merepresentasikan seluruh pandangan user terhadapdatabase.Jadi tidak hanya dari
salah satu sisi pengguna saja.
1.7 Mengecek perkembangan ke masa depan
Kita harus mempertimbangkan bagaimana kedepannya sistem basis data yang
dirancang.Apakah mampu untuk mendukung kebutuhanperusahaan kedepannya.
2.1.11.3 Tahapan Fisikal
Menurut Connolly and Begg (2010 : 465), Basis Data Fisikal adalah untuk
menentukan bagaimana struktur logikal diimplementasikan sebagai relasi dasar pada
Database Management System (DBMS). Tahapan-tahapan yang ada dalam perancangan
basis data fisikal yaitu sebagai berikut:
•
Langkah 1 Menterjemahkan model data untuk target DBMS
o Langkah 1.1 Mendesain relasi dasarnya
o Langkah 1.2 Mendesain representasi dari derrived data.
o Langkah 1.3 Mendesain batasan umum
•
Langkah 2 Mendesain file organisasi dan indeks
o Langkah 2.1 Menganalisis Transaksi
o Langkah 2.2 Memilih file organisasi
o Langkah 2.3 Memilih indeks
o Langkah 2.4 Mengeliminasi
•
Langkah 3 Mendesain tampilan pengguna
•
Langkah 4 Mendesain mekanisme keamanan
21
Jadi, Basis Data Fisikal adalah basis data yang secara fisik di dalam Database
Management System sebagai base relation yang mendeskripsikan tempat penyimpanan
data-data tersebut.
2.1.12 Entity Relationship Modelling (ER Modelling)
Menurut Connolly and Begg (2010 : 371), Entity Relationship Modelling adalah
pendekatan top-down untuk merancang basis data yang dimulai dengan mengidentifikasi
data-data penting yang disebut dengan entitas dan hubungannya di dalam pemodelan suatu
data.
2.1.12.1 Entity Type
Menurut Connolly and Begg (2010 : 372), jenis Entitas adalah sekumpulan objek
dengan properties yang sama dan diidentifikasikan oleh perusahaan yang keberadaannya
diakui secara independent.
Ada 2 jenis entitas atau Entity Typeyaitu :
1. Strong Entity Typemerupakan entitas yang tidak dipengaruhi oleh entitas lain.
2.Weak Entity Type merupakan entitas yang bergantung pada entitas lain.
2.1.12.2 Relationship
Menurut Connolly and Begg (2010 : 374), hubungan entitas adalah sekumpulan
asosiasi antara satu atau lebih entitas. Setiap hubungan diberi nama yang menjelaskan
fungsinya. Hubungan antar entitas ada 2 (dua) macam yaitu:
1. Hubungan berdasarkan tingkatannya
Jumlah entitas yang terlibat pada sebuah hubungan.
2. Hubungan Rekursif
Hubungan dimana entitas yang sama berhubungan lebih dari satu kali dengan tugas
yang berbeda.
2.1.12.3 Attribute
Menurut Connolly and Begg (2010 : 379) attribute merupakan properties dari entitas
atau hubungannya. Di dalam attribute ada yang disebut dengan Attribute Domain.
Attribute Domain adalah sekumpulan nilai yang diperbolehkan untuk satu atau lebih
attribute.
22
ada 3 jenis atribut yaitu :
1. Simple and Composite Attribute
•
Simple Attribute adalah yang dibentuk dari komponen tunggal dengan eksistensi
independen yang ada.
•
Composite Attribute adalah attribute yang dibentuk dari komponen jamak dan
masing-masing komponennya independen.
2. Single-valued and Multi-valued Attribute
•
Single-valued adalah attribute yang memiliki nilai tunggal untuk setiap kejadian
dari tipe entitas yang ada.
•
Multi-valued Attribute adalah attribute yang memiliki banyak nilai untuk setiap
kejadian dari tipe entitas yang ada.
3. Didalam attribute ada yang dipakai menjadi key yang terdiri dari :
•
Candidate Key merupakan attribute yang bersifat unik mengidentifikasikan setiap
kejadian yang terjadi pada entitas.
•
Primary Key merupakancandidate key yang telah dipilih untuk dijadikan key utama
di dalam entitas yang mengidentifikasikan kejadian yang terjadi pada entitas.
•
Composite Key merupakan candidatekey yang terdiri dari dua atau lebih attribute.
2.1.13 Normalisasi
Data di dalam perusahaan masuk dalam jumlah banyak dan digolongkan berdasarkan
jenis tertentu yang kemudian dibuatkan tabel untuk dianalisis.Terkadang data-data tersebut
menjadu penumpukan yang menyulitkan untuk dianalisis.
Menurut Connolly dan Begg (2010 : 416), normalisasi adalah suatu teknik untuk
menghasilkan sejumlah hubungan dengan sifat yang diinginkan yang diberikan persyaratan
data dari suatu perusahaan.
Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan, normalisasi adalah suatu langkah-langkah
yang terstruktur untuk menghasilkan sebuah hubungan dengan sifat yang diinginkan oleh
suatu perusahaan.
•
Un-normalized Form
23
Menurut Connolly dan Begg (2010 : 430), un-normalized form adalah suatu tabel yang
berisi satu atau lebih kelompok yang berulang.
•
First Normalized Form (1NF)
Menurut Connolly dan Begg (2010 : 430), 1NF jika persimpangan setiap baris dan kolom
hanya mengandung satu nilai. Cara untuk menghilankan repeating group pada tabel yang
tidak normal adalah:
1. Dengan memasukkan data ke kolom yang kosong dari baris yang mengandung datadata yang berulang.
2. Dengan memasukkan data-data yang berulang bersama pada relasi yang terpisah.
•
Second Normalized Form (2NF)
Menurut Connolly dan Begg (2010 : 434), 2NF jika suatu hubungan pada 1 NF dan setiap
atribut yang bukan primary key fungsional berkaitan pada primary key.
•
Third Normalized Form (3NF)
Menurut Connolly dan Begg (2010 : 435), 3NF jika hubungan berada dalam bentuk 1NF
dan 2NF lalu tidak ada atribut yang merupakan sebuah primary key yang berkaitan secara kuat
dengan primary key.
•
Boyce Codd Normal Form (BCNF)
Suatu relasi disebut memenuhi BCNF jika dan hanya jika setiap determinan yang ada pada
relasi tersebut adalah sebuah candidate key.Untuk normalisasi ke bentuk BCNF, maka table
3NF didekomposisi menjadi beberapa tabel yang masing-masing memenuhi BCNF. Tujuan
membentuk BCNF :
1. Semantik multiple candidate key menjadi lebih eksplisit (FD hanya pada candidate key)
2. Menghindari update anomali yang masih mungkin terjadi pada 3NF.
Dari definisi 3NF dan BCNF, maka apabila suatu relasi memenuhi BCNF pasti
memenuhi 3NF, tetapi belum tentu sebaliknya.
2.2 Teori Khusus
2.2.1 Penjualan
Menurut Reeve dan James
(2009 : 255), penjualan adalah total biaya yang
dibebankan kepada customer untuk barang yang dijual termasuk penjualan tunai maupun
penjualan kredit.
24
Menurut Kotler dan Phillip (2006 : 470), proses penjualan adalah langkah-langkah
yang dilakukan oleh bagian penjualan dalam penjualan, dimana meliputi prospecting dan
standarisasi, preapproach, approach, presentasi dan demonstrasi, menangani keluhan,
closing, dan follow up.
Menurut Carl S. Warrant dan Fess (2006 : 300), penjualan adalah jumlah yang
dibebankan untuk barang yang dijual, baik secara tunai maupun kredit.
Jadi, menurut pernyataan diatas penjualan merupakan suatu usaha yang terpadu untuk
mengembangkan rencana-rencana strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan
dan keinginan pembeli guna mendapatkan penjualan yang menghasilkan laba.
2.2.2 Pembelian
Menurut Reeve dan James (2009 : 281), pembelian adalah didebit dari jumlah faktur
pembelian.
Jadi, menurut pernyataan diatas pembelian merupakan proses membeli bahan baku
atau barang pelengkap kepada supplier baik secara tunai maupun kredit.
2.2.3 Persediaan
Menurut Reeve dan James (2009 : 355), persediaan digunakan untuk menunjukkan
(1) barang dagangan yang dimiliki untuk dijual dalam kegiatan usaha normal. (2) Bahan
dalam proses produksi atau yang dimiliki bagian produksi.
Menurut Stevenson dan William(2009 : 549), persediaan adalah stok dari barang yang
disimpan.
Menurut Alfredson dan Keith (2007 : 342), persediaan adalah aset yang tersedia untuk
dijual dalam proses bisnis biasa, aset dalam bentuk material untuk digunakan dalam proses
produksi atau dalam meberikan pelayanan.
Jadi, menurut pernyataan diatas persediaan merupakan jumlah barang yang tersedia di
dalam gudang untuk dijual kepada customer.
25
2.2.4 Produksi
Menurut Sukanto (2004 : p3), produksi adalah penciptaan atau penambahan faedah
bentuk, waktu dan tempat atas faktor-faktor produksi sehingga lebih bermanfaat bagi
pemenuhan kebutuhan manusia.
Kesimpulan nya, produksi adalah sebuah penciptaan atau penambahan faedah atau
kegunaan atas factor produksi yang telah sedemikan rupa sehingga lebih bermanfaat bagi
pemenuhan kebutuhan manusia sehari-hari nya.
2.2.5 Problem
Menurut McLeod & Schell (2007 : 111) problem adalah the condition that has the
potential to cause exceptional harm or produce exceptional benefit. Kesimpulannya, problem
adalah suatu kondisi yang memiliki potensi untuk menimbulkan kerugian atau keuntungan
yang tidak terduga.
2.2.5 Problem Solving
Menurut McLeod & Schell (2007 : 111) problem solving adalah the act of responding
to problems so as to suppress their harmful effects or capitalize on the opportunity for
benefit.
Kesimpulannya problem solving adalah suatu kondisi yang dilakukan untuk
mengatasi masalah – masalah yang terjadi dengan cara meminimalisir efek yang merugikan
atau memaksimalkan kesempatan untuk menciptakan keuntungan.
Download