Majalah Ilmiah, Vol. 23, No. 2, Oktober 2016, Hal. 71- 83 Copyright©2016 by LPPM UPI YPTK Padang ISSN : 1412-5854 PERANCANGAN MEDIA KAMPANYE UNTUK MENCEGAH PUNAHNYA IKAN BILIH DI DANAU SINGKARAK Widia Marta Universitas Putra Indonesia YPTK Padang E-mail: [email protected] Abstrak Danau Singkarak adalah sebuah danau yang membentang di dua kabupaten di Provinsi Sumatera Barat yaitu Kabupaten Solok dan Kabupaten Tanah Datar yakni ikan bilih atau Endemik adalah merupakan ikan bilih yang hanya ditemukan dan menjadi populasi ikan yang terbesar di Danau Singkarak. Punahnya ikan bilih Danau Singkarak karena cara penangkapan nelayan yang tidak ramah lingkungan, cara penangkapan nelayan untuk menangkap ikan bilih menggunakan bagan jarring yang berukuran sangat kecil. Perancangan media kampanye mencegah punahnya ikan endemic Danau Singkarak bertujuan untuk memberikan pesan dan informasi kepada masyarakat cara penangkapan ikan bilih untuk melestarikan ikan bilih Danau Singkarak. Studi ini dilakukan kepada masyarakat menengah Kabupaten Solok. Teknik pengambilan data dikumpulkan melalui wawancara, dokumentasi dan observasi. Untuk memberikan pesan dan informasi untuk mengingatkan kepada masyarakat dilakukan melalui perancangan media cetak , serta media pendukung lainya berupa merchandise. Media cetak serta media pendukung dinilai sebagai media kampanye mencegah punahnya ikan endemic Danau Singkarak yang efektif kepada masyarakat, karena media tersebut dapat berinteraksi langsung dengan masyarakat Kabupaten Solok dan Kabupaten Tanah Datar. Kata Kunci : Kampanye, ikan endemic, Danau Singkarak. 1. PENDAHULUAN Meningkatnya kebutuhan akan praktek dalam mata kuliah bahasa pemrograman lanjutan mendorong penulis untuk melakukan penelitian agar bisa menjadi bahan pelajaran untuk mahasiswa supaya bisa bersaing di dunia kerja dan menambah wawasan mahasiswa di dalam pengontrollan. Proyek pembangunan jalan adalah salah satu proyek yang digunakan pemerintah untuk dapat meningkatkan mobilitas dan peningkatan sumber daya daerah. Dalam proyek pembangunan jalan ini diperlukan alat-alat berat diantaranya penggilas roda besi, penggilas bervibrasi, penggilas roda karet, alat penggali (excavator backhoe), motor grader dan dump truck. Dari semua alat pembangunan jalan yang digunakan penulis memilih excavator backhoe (alat penggali) karena beberapa bagian yang terdapat pada alat tersebut bisa diganti dengan peralatan yang mudah di dapat dan bisa dijadikan miniatur serta pengoperasiannya yang komplit. Pengontrollan ini akan menggunakan bahasa pemrograman delphi 7.0 dengan dibantu oleh port paralel untuk mengontrol alat tersebut. Tujuan dari pembuatan program ini adalah memberikan kemudahan bagi masyarakat yang ingin belajar menggunakan escavator dan bagi mahasiswa dapat menambah pengetahuan dan kemampuan dalam membuat peralatan kontrol terutama dalam pengiriman data paralel. 2. LANDASAN TEORI Kehadiran ilmu Desain Komunikasi Visual (DKV) memberikan perubahan bagi subuah produk dan yang diinformasikan. kampanye termasuk seni iklan layanan masyarakat. Di dalam konteks tersebut akan diperoleh cukupan lebih luas meliputi bidang, drawing, ilutrasi, tipografi, fotografi, advertising, dan ilmu percetakan. Karya-karya DKV, seperti poster, atau iklan di 71 Majalah Ilmiah, Vol. 23, No. 2, Oktober 2016, Hal. 71- 83 Copyright©2016 by LPPM UPI YPTK Padang ISSN : 1412-5854 jalan, buku, koran atau majalah yang kita baca dan sebagainya. Secara sederhana, pekerjaan seorang desain grafis pertama-tama adalah agar orang lain melihatnya, kemudian orang membaca dan memahaminya. Dalam perancangan kampanye sosial ini yang terpenting adalah gambar atau ilustrasi pesan yang disampaikan dapat dimengerti dan mudah dipahami. Untuk melandasi konsep penciptaan kampanye pencegahan ikan endemic Danau Singkarak bagi perancang yang perlu di kedepankan adalah keinginan yang kuat untuk menciptakan karya DKV berupa kampanye social melalui media cetak, memiliki nilai keindahan, agar mudah dipahami, dan penempatan yang efektif. Untuk memahami karya rancangan tersebut, perlu dikemukakan teori-teori yang dipakai oleh desainer. Adapun teori tersebut adalah sebagai berikut. 1. Pengertian Desain Komunikasi Visual Sumbo Tinarbuko ( 2015 : 05 ) Desain komunikasi visual adalah ilmu yang mempelajari konsep komunikasi dan ungkapan daya kreatif, yang diaplikasikan dalam berbagai media komunikasi visual dengan mengolah elemen desain grafis terdiri dari gambar (ilustrasi), huruf, warna, komposisi dan layout. Semuanya itu dilakukan guna menyampaikan pesan secara visual, audio, dan audio visual kepada target sasaran yang dituju. Desain komunikasi visual sebagai salah satu bagian dari seni terap yang mempelajai tentang perencanaan dan perancangan berbagai bentuk informasi komunikasi visual. Perjalanan kreatifnya diawali dari menemukan permasalahan komunikasi visual, mencari data verbal dan visual, menyusun konsep kreatif yang berlandaskan pada karakteristik target sasaran, sampai dengan penentuan visualisasi final desain untuk mendukung tercapainya sebuah komunikasi verbal-visual yang fungsional, persuasive, artistic, estetis, dan komunikatif. Secara keseluruhan desain komunikasi visual di definisikan sebagai suatu disiplin ilmu yang bertujuan mempelajari konsep-konsep komunikasi serta ungkapan kreatif melalui berbagai media untuk menyampaikan pesan dan gagasan secara visual dengan mengelola elemen-elemen grafis berupa bentuk, dan gambar, tataan huruf serta komposisi warna dan layout untuk menarik perhatian pembaca atau audiens sebagai suatu perubahan. Menurut Adi Kusrianto (2007:2) Desain Komunikasi Visual adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan konsep-konsep komunikasi serta ungkapan kreatif melalui berbagai macam media untuk menyampaikan sebuah pesan secara visual dengan menggunakan elemen-elemen grafis dan bahasa yang dapat diterima oleh sipenerima pesan tersebut. Dari uraian diatas, poin-poinya sebagai berikut: a) Konsep Komunikasi b) Melalui ungkapan kreatif c) Melalui berbagai media d) Menyampaikan pesan atau gagasan secara visual dari seseorang atau suatu kelompok kepada kelompok yang lain. e) Menggunakan elemen-elemen grafis berupa bentuk dan gambar, susunan huruf, warna, serta tata letak, dan perwajahan. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari dapat menyangkut banyak hal. diantaranya: a) Bahasa, misalnya komunikasi yang dilakukan dengan bahasa Ingris, Bahasa Mandarin, Bahasa Indonesia, dan Bahasa lainya. b) Verbal, atau secara lisan, yaitu komunikasi yang dilakukan dengan cara berbicara kepada satu sama lain. c) Diskusi, bisa menjadi salah satu cara mengkomunikasikan pikiran kedua belah pihak. d) Media Massa. Komunikasi juga merupakan sesuatu yang sering dihubungkan dengan media massa (media yang disampaikan kepada orang banyak), seperti Koran, majalah, radio dan TV sebagai sarana komunikasi massa. Bahkan akhir-akhir ini, teknologi komputer disebut juga “teknologi komunikasi dan informasi”, misalnya lewat sarana internet, telepon seluler, satelit komunikasi. 72 Majalah Ilmiah, Vol. 23, No. 2, Oktober 2016, Hal. 71- 83 Copyright©2016 by LPPM UPI YPTK Padang ISSN : 1412-5854 e) Kode/morse/semaphore dan lain-lai. Pada masa lalu, komunikasi sering menggunakan kode, morse, semaphore, tanda jejak, dan tanda lalu lintas. f) Body Language, melalui bahasa tubuh, seseorang dapat mengkomunikasikan maksudnya, termasuk melalui senyuman, kedipan mata, lambaian tangan, anggukan kepala, serta interaksi non verbal lainya. g) Tulisan. Tidak ketinggalan alat komunikasi yang saat ini sangat dominan adalah tulisan. Ada berbagai macam tulisan, mulai dari bentuk surat hingga graffiti di tembok atau di jalanan. Unsur-unsur Desain Komunikasi Visual menurut Supriyono, (2010:57) menjelaskan sebagai berikut: Mewujudkan suatu tampilan visual, ada beberapa unsur yang diperlukan, yaitu: a. Garis (line) garis dapat dimaknai sebagai jejak dari suatu benda. Garis tidak memiliki kedalaman (depth), hanya memiliki ketebalan dan panjang. Oleh karena itu, garis disebut elemen satu dimensi. b. Bidang (shape) adalah area kosong di antara elemen-elemen visual dan space yang mengelilingi foto, bisa pula disebut sebagai bidang. Bidang kosong (blank space) bahkan bisa dianggap sebagai elemen desain, seperti halnya garis,warna,bentuk,dan sebagainya. c. Warna (color) salah satu elemen visual yang dapat dengan mudah menarik perhatian pembaca adalah warna. Warna dapat membantu menciptaka mood dan membuat teks lebih berbicara. Kekuatan warna sangat dipengaruhi oleh background, bentuk – bentuk segi empat berikut mempunyai ukuran dan warna yang sama (merah), dengan pemberian warna yang berbeda pada background sehingga terjadi efek kontras yang berlebihan. d. Gelap-terang (value) salah satu cara untuk menciptakan kemudah baca adalah dengan menyusun unsur-unsur visual secara kontras gelap terang. e. Tekstur ( texture) adalah nilai raba atau halus-kasarnya suatu permukaan benda. f. Format besar-kecilnya elemen visual perlu perhitungkan secara cermat sehingga desain komunikasi visual memiliki nilai kemudahan baca (legibility) yang tinggi. Adi Kusrianto, (2007:30) menyebut bahwa “untuk mewujudkan suatu tampilan visual, ada beberapa unsur yang diperlukan yaitu titik, garis, bidang, ruang, warna, dan tekstur”. Adapun elemen-elemen desain dan definisinya antara lain adalah: a. Tata Letak Perwajahan (Layout) Layout adalah merupakan pengaturan yang dilakukan pada buku, majalah, atau bentuk puplikasi lainya, sehingga teks dan ilustrasi sesuai dengan bentuk yang diharapkan.Surianto (2009:0) menjelaskan “pada dasarnya layout dapat dijabarkan sebagai tata letak elemen-elemen desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep atau pesan yang dibawanya. Dalam prosesnya, layout mempunyai prinsip-prinsip dasar yang mengatur proses layout tersebut. Surianto (2009:74) menerangkan bahwa “prinsip dasar layout adalah juga prinsip dasar desain grafis, antara lain sequence (urutan), emphasis (penekanan), balance (keseimbangan), dan unity (kesatuan). a. Ilustrasi Menurut Kusrianto (2006/07:140), “ilustrasi adalah seni gamabr yang dimanfaatkan untuk memberi penjelasan atas suatu maksud atau tujuan secara visual. Dalam perkembangannya, ilustrasi secara lebih lanjut ternyata tidak hanya berguna sebagai sarana pendukung cerita, tetapi dapat juga menghiasi ruang kosong. Misalnya dalam majalah koran, tabloid, dan lainlain.Ilustrasi berbentuk seperti seni sketsa, lukis, grafis, karikatur dan lain-lain”. b. Tipografi Dalam menentukan jenis typografi dan ukuran yang cocok perlu memahi beberapa hal Surianto, (2009:18) menjelaskan bahwa: Jenis Huruf yang berbeda mempunyai ukuran yang berbeda walaupun menggunakan satuan ukuran yang sama (point). Walaupun sudah disamakan ketinggian hurufnya dari baseline sampai capline secara manual namun secara optis tetap tidak sama tinggi, ini disebabkan oleh beberapa factor antara lain: x-height yang berbeda, beda tebal tipis (stem stroke dan hairline stroke), pengaruh optis dari serif (kait 73 Majalah Ilmiah, Vol. 23, No. 2, Oktober 2016, Hal. 71- 83 Copyright©2016 by LPPM UPI YPTK Padang ISSN : 1412-5854 pada huruf), dan lain-lain”. Danton Sihombing ( 2001 : 02 ) menyatakan huruf merupakan bagian terkecil dari struktur bahasa tulis dan merupakan elemen dasar untuk membangun sebuah kata atau kalimat. Rangakain huruf dalam sebuah kata atau kalimat bukan saja dapat memberikan suatu makna yang mengacu kepada sebuahobjek ataupun gagasan, tetapi juga memiliki kemampuan untuk menyuarakan suatu citra ataupun kesan secara visual. Huruf memiliki perpaduan nilai fungsional dan nilai estetik. Pengetahuan mengenai huruf dapat dipelajari dalam sebuah disiplin seni yang disebut tipografi. c. Warna Warna merupakan elemen penting yang dapat mempengaruhi sebuah desain. Pemilihan warna dan pengolahan atau penggabungan satu dengan yang lainya agar dapat memberikan suatu kesan atau image yang khas dan memiliki sifat yang berbeda-beda. Menurut Adi Kusrianto (2009:31) “warna merupakan unsure visual yang berkaitan dengan bahan yang mendukung keberadaanya ditentukan dengan jenis pigmennya. Kesan yang diterima oleh mata lebih ditentukan oleh cahaya”. Menurut pengertian diatas, dapat dilihat bahwa, warna adalah unsure visual yang keberadaannya ditentukan oleh kesan cahaya. Warna akan memberikan kesan lebih baik dan dapat menyampaikan suatu kesan pada karya desain yang akan ditafsirkan oleh seseorang secara visual. Menurut Nooryan Bahari ( 2008 : 100 ) secara garis besar fungsi warna dapat dibagi menjadi tiga macam. Pertama dalam ilmu semiotik, warna bisa berfungsi sebagai tanda berdasarkan sifatnya, seperti warna merah yang dapat dimaknai sebagai tanda cinta, bahaya, atau larangan. Kedua, sebagai lambing atau simbol kesepakatan bersama atau consensus, seperti bendera warna putih menandakan menyerah kepada kepada musuh. Ketiga, warna juga bisa dijadikan ikon misalnya warna merah untuk darah dan warna hijau untuk menggambarkan dedaunan. Pada masa pramodren, warna tidak pernah mewakili dirinya sendiri, biasanya dia menjadi simbol atau lambang sesuatu. Berdasarkan uraian tersebut, Desain Komunikasi Visual merupakan ilmu yang mempelajari konsep-konsep komunikasi dan ungkapan daya kreatif, yang diaplikasikan dalam berbagai media komunikasi visual dengan mengolah elemen-elemen desain grafis terdiri dari gambar (ilustrasi), huruf, warna, komposisi dan layout, dengan penampilan rupa yang dapat diserap orang banyak. Oleh karena itu, penciptaan kampanye social tidak dapat dipisahkan dari perancang, pengamat dan masyarakat, maka karya yang lahir menjadi sarana atau media komunikasi. Dalam hal ini, kampanye sosial ikan endemic danau singkarak dijadikan konsep penciptaan. Desain komunikasi visual sangat akrap dengan kehidupan manusia. Desain komunikasi visual merupakan representasi social budaya masyarakat, dan salah satu manifestasi budaya yang berwujud produk dari nilai-nilai yang berlaku pada waktu tertentu. Pendapat lain mengatakan “ desain komunikasi visual adalah ilmu yang mempelajari konsep komunikasi dan ungkapan daya kreatif, yang diaplikasikan dalam berbagai media komunikasi visual dengan mengolah elemen desain grafis yang terdiri atas gambar ( ilustrasi ), huruf dan tipografi, warna, komposisi, layout.” ( Tinarbuko, 2009 :23). Banyak sekali hasil-hasil karya desain komunikasi visual yang dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari seperti media informasi baik produk atau jasa, dimana semua itu diwujudkan dalam bentuk baliho, spanduk, poster, dan lain-lain yang didesain sedemikian rupa, gunanya untuk memberikan informasi yang dikemas secara menarik sehingga mampu menyita perhatian orang yang melewati media informasi tersebut. Desain komunikasi visual adalah ilmu yang mempelaji konsep komunikasi dan ungkapan daya kreatif yang di aplikasikan dalam berbagai media komunikasi visual dalam mengolah elemen desain grafis yang terdiri atas gambar ( ilustrasi ), huruf, warna, komposisi dan layout. Semua itu dilakukan guna menyampaikan pesan secara visual dan verbal kepada target sasaran yang dituju. Berkaitan dengan elemen desain tersebut, Dharsono (2007:36-48) mengatakan bahwa elemen rupa dan desain adalah : a. Unsur rupa/desain (unsure desain), yaitu unsure garis, bangun (shape), tekstur (rasa permukaan bahan), warna ruang dan waktu. b. Dasar-dasar penyusunan (prinsip desain), yaitu paduan harmoni (selaras), paduan kontras, paduan irama ( repetisi ) dan paduan gradasi (harmonis menuju kontras). 74 Majalah Ilmiah, Vol. 23, No. 2, Oktober 2016, Hal. 71- 83 Copyright©2016 by LPPM UPI YPTK Padang ISSN : 1412-5854 c. Hukum penyususnan (asas desain), yaitu asas kesatuan ( unity), keseimbangan (balance), kesederhanaan (simplycity), aksentuasi (emphasis) dan proporsi. Desain komunikasi visual menempatkan seni sebagai keunikan sekaligus kekuatan khas yang dapat mendatangkan nilai-nilai pengamalaman tersendiri misalnya: unik, nyaman, mengejutkan, dan lain sebagainya bagi khalayak pengguna atau penikmatnya. Tugas desain komikasi visual itu sendiri adalah mengidentifikasi hingga akhirnya memilih dan memutuskan symbol atau tanda yang sesuai dengan konteksnya. Sebuah produk desain komunikasi visual berupa karya baik dalam wujud poster, sampul brosur, sampul buku, maupun animasi film, pada dasarnya adalah sebuah jawaban atas persoalan komunikasi yang dihadapi. 2. Media Media kampanye yang dirancang merupakan salah satu bentuk media komunikasi yang bermanfaat untuk mengubah pandangan masyarakat tentang permasalahan yang dihadapi. Media merupakan saluran-saluran komunikasi yang menyampaikan pesan. Menurut Arsyad (2006:3) “kata media berasal dari kata latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar”. Pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari dapat ditemukan pada sebuah proses komunikasi. Untuk menyampaikan sebuah komunikasi atau pesan perlu sebuah media sebagai saluran, perantar atau penghantar untuk menyampaikan sebuah atau beberapa informasi kepada penerima informasi yang dituju. Contoh lain yang dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari seperti sebuah pengumuman yang mungkin berisi tentang pemberitahuan, permintaan, penawaran barang atau jasa, pencarian seseorang atau mungkin sekedar argumentasi. Dimana semua itu sudah ditulis oleh seseorang atau kelompok orang atau khalayak ramai dalam sebuah kertas lalu serta hiburan dari banyak pembaca dalam pasar konsumen maupun bisnis” (Monle Lee dan Carla Johson, 2011:241). Media berasal dari kata Latin “ medium “ (tunggal) dan “media” (jamak) yang secara harfiah berarti pertengahan, tengah, pusat, (Putra, 2007 : 4). Media adalah semua bentuk perantara yang dipakai seorang penyebar ide, sehingga idea tau gagasan itu sampai pada penerima. Iklan layanan masyarakat (ILM) merupakan media komunikasi social yang kreatif dengan mengkaitkan bentuk, struktur, material, warna, citra, typografi, dan elemen-elemen desain lainya agar informasi mudah terserap di masyarakat. Iklan layanan masyarakat tidak hanya menginformasikan berita, tetapi juga berusaha bagaimana informasi itu bias sampai ke masyarakat yang secara sadar merespons dan melakukan apa yang diinformasikan melalui media tersebut. 3. Teori Kampanye Kampanye menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti suaru gerakan (tindakan) serentak (untuk melawan, mengadakan aksi). Sedangkan social adalah semua hal yang berkenan dengan masyarakat. Kampanye social merupakan suatu gerakan yang dilakukan untuk mengubah prilaku sesuatu yang berkenaan dengan kelompok masyarakat agar menuju kearah tertentu sesuai dengan gerakan yang dilaksanakan oleh pembuat kampanye. Pengertian kampanye secara umum menampilkan suatu kegiatan yang bertitik tolak untuk membujuk. Kampanye menurut Lesie B.Snyder (2002), kampanye komunikasi merupakan aktifitas komunikasi yang terorganisasi, secara langsung ditujukan khalayak tertentu, pada periode waktu yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan tertentu, pada periode waktu yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan tertentu. Roger dan Storey (1987) mendefinisikan kampanye sebagai serangkaian kegiatan komunikasi yang terorganisasi dengan tujuan untuk menciptakan dampak tertentu terhadap sebagian besar khalayak sasaran secara berkelanjutan dalam periode waktu tertentu dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri kampanye adalah : 1) adanya efek atau dampak tertentu sebagai tujuan, 2) adanya jumlah khalayak yang besar, 3) dalam kurun waktu tertentu, 4) menggunakan serangkaian tindakan komunikasi yang terorganisasi. Ruslan (2003:23). Kampanye merupakan sebuah aktivitas promosi berupa pesan-pesan serial bertema yang terencana dari sebuah merek kepada sasaran yang spesifik melalui beragam alat komunikasi dalam sebuah periode tertentu. Cirri-ciri kampanye diantaranya berkesinambungan, sasaran dapat melihat / mendengar/ membaca hanya satu tema dari beragam alat komunikasi. Rice dan 75 Majalah Ilmiah, Vol. 23, No. 2, Oktober 2016, Hal. 71- 83 Copyright©2016 by LPPM UPI YPTK Padang ISSN : 1412-5854 Paisley menyebutkan bahwa kampanye adalah keinginan seseorang untuk mempengaruhi kepercayaan dan tingkah laku orang lain dengan daya tarik komunikatif. Tujuan kampanye adalah menciptakan „perubahan‟ atau „perbaikan‟ dalam masyarakat. Oleh karena itu Rice dan Paisley bila dalam suatu lingkungan social terjadi perubahan atau perbaikan maka “ kampanye telah berlangsung dilingkungan tersebut “( Rachmadi, 1994:134). Perancangan media kampanye pencegahan ikan endemic Danau Singkarak menyamapaikan pesan kepada target audiens untuk melestarikan ikan bilih Danau Singkarak agar tidak punah serta mengingatkan masyarakat atas cara penangkapan nelayan dalam penagkapan ikan bilih untuk menjarangkan jaring bagan agar anak-anak ikan bilih yang tertangkap dapat lepas agar menjadi penerus selanjutnya. Dalam perancangan media kampanye pencegahan ikan endemic Danau Singkarak, penempatan media informasi yang digunakan adalah billboard karena informasi yang ditonjolkan berupa visual ilustrasi/vector dan menarik audiens dapat melihat dan memahami pesan yang disampaikan dengan cepat, dimana media yang digunakan adalah media cetak. Dengan adanya media perancangan kampanye ikan endemic Danau Singkarak ini dapat memberikan informasi yang disampaikan kepada masyarakat dan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat, untuk meningkatkan kepedulian dan perubahan untuk mejaga dan melestarikan ekosistem ikan bilih yang bertujuan untuk mendapatkan pencapaian dukungan, dengan usaha kampanye ini dapat dilakukan oleh peorangan atau sekelompok orang yang terorganisir untuk melakukan pencapaian suatu proses pengambilan keputusan di dalam suatu kelompok, kampanye juga dapat dilakukan untuk mempengaruhi, mengubah sikap masyarakat cara penangkapan yang lebih baik lagi. 4. Unsur-Unsur Proses Komunikasi Unsur-Unsur Proses Komunikasi Menurut Terence A Shimp (dalam Puspita Sari, 2010:10) semua aktifitas komunikasi melibatkan delapan elemen berikut ini : a. Sumber atau pengirim adalah orang atau kelompok orang (misalnya sebuah perusahaan) yang memiliki pemikiran (ide, rencana penjualan, dan lain-lain) untuk disampaikan kepada orang atau kelompok orang lain. b. Penerjemahan (encoding) adalah suatu proses menerjemahkan pemikiran ke dalam bentu-bentuk simbolis sehingga dapat dikomunikasikan dengan efektif kepada khalayak sasaran. c. Pesan (message) adalah suatu ekspresi simbolis dari pemikiran sang pengirim. Dalam komunikasi, pesan dapat berupa sebuah iklan, sebuah presentasi penjualan, sebuah rancangan kemasan, berbagai petunjuk ditempat pembelian (point of purchase) dan sebagainya. d. Saluran pencapaian pesan (message channel) adalah suatu saluran yang dilalui pesan dari pihak pengirim, untuk disampaikan kepada pihak penerima. e. Penerima menyampaikan ide-idenya. Dalam ilmu komunikasi, penerima adalah pelanggan atau calon pelanggan suatu produk atau jasa dari perusahaan. f. Interpretasi, decoding melibatkan aktifitas yang dilakukan pihak penerima dalam menginterprestasi atau mengartikan pesan. g. Gangguan (noise) adalah semua gangguan yang tidak diharapkan dalam proses komunikasi yang mengakibatkan terganggunya proses tersebut. h. Umpan balik (feedback), memungkinkan sumber pesan memonitor seberapa akurat pesan yang disampaikan dapat diterima. Umpan balik memungkinkan sumber untuk menentukan apakah pesan sampai pada target secara akurat atau apakah pesan tersebut perlu diubah untuk memberikan gambaran yang lebih jelas di benak penerima. 5. Teori Semiotika Penciptaan ini memiliki misi untuk memberiki informasi dan komunikasi dalam bentuk bahasa verbal dan visual, komunikasi sendiri terjadi dengan perantaraan tanda-tanda sebagai jembatan antara komunikasi dengan komunikator maka pendekatan yang digunakan dalam perancangan bentuk penyederhanaan objek dari penciptaan adalah pendekatan semiotika yang akan diterapkan dalam perancangan karya desaik komunikasi visual ini. 76 Majalah Ilmiah, Vol. 23, No. 2, Oktober 2016, Hal. 71- 83 Copyright©2016 by LPPM UPI YPTK Padang ISSN : 1412-5854 Perancangan media kampanye pencegahan ikan endemic Danau Singkarak ini memakai pendekatan teori semiotika yang merujuk teorinya Charles Sander Pierce yaitu studi tentang tanda antara lain ikon, indeks, simbol. Menurut Pierce (dalam Aryoni, 2013:43), rujukan teori Pierce tentang tanda digolongkan antara lain, ikon, indeks, dan simbol. Berdasarkan hubungan antara tanda dengan acuan, Pierce membagi tiga hubungan sebagai berikut : a. Hubungan kemiripan dengan acuan, disebut ikon. b. Hubungan yang timbul karena adanya kedekatan eksistensi, disebut indeks. c. Hubungan yang berbentuk secara konvesional, disebut simbol. Pada perancangan desain kampanye ikan bilih Danau Singkarak, landasan yang digunakan adalah teori Pierce yakni, adanya ikon. Merujuk teori Pierce, maka tanda-tanda dalam gambar dapat dilihat dari jenis tanda yang digolongkan dalam semiotik. Di antaranya: ikon, indek dan simbol. Ikon adalah tanda yang mirip dengan objek yang mewakilinya. Dapat pula dikatan, tanda yang memiliki cirri-ciri sama dengan apa yang dimaksudkan. Indek merupakan tanda yang memiliki hubungan sebab akibat dengan apa yang diwakilinya. Atau disebut juga tanda sebagai bukti. Simbol merupakan tanda berdasarkan konvensi, peraturan atau perjanjian yang disepakati bersama. Simbol baru dapat dipahami jika seseorang dapat mengerti arti yang telah disepakati sebelumnya. Tinarbuko, 2009:34). 3. METODE PENELITIAN Metode penciptaan adalah cara mewujudkan karya seni Desain Komunikasi Visual kedalam perancangan kampanye pencegahan ikan endemik Danau Singkarak yang terancam punah, seperti berikut : Gambar 2 : Bagan metode penciptaan desain perancangan kampanye punahnya ikan endemic Danau Singkarak Sumber : Widia Marta, 2016 1. Persiapan Proses penciptaan sebuah karya, tahapannya tidak harus selalu berstruktur seperti teori-teori yang sudah ada, karena dalam pengolahan cipta, rasa dan karsa selalu saling berkaitan satu sama lain, sehingga dalam proses dan langkah-langkahnya tidak baku. Selanjutnya Nazir ( 2003 ) menjelaskan bahwa dalam pengumpulan data melalui 77 Majalah Ilmiah, Vol. 23, No. 2, Oktober 2016, Hal. 71- 83 Copyright©2016 by LPPM UPI YPTK Padang ISSN : 1412-5854 pengamatan langsung adalah teknik pengambilan data dengan menggunakan panca indra tanpa menggunakan alat lain. Pengamatan dilapangan yaitu sekitar Danau Singkarak, alat tangkap ikan bilih bagan yang marak digunakan masyarakat atau nelayan untuk menangkap ikan di Danau Singkarak, di wilayah Nagari Guguk Malalo, Paninggahan dan Muaro Pingai, dan Tanah Datar. a. Teknik Pengumpulan Data 1). Observasi Observasi atau pengamatan adalah salah satu teknik penelitian yang berorientasi pada pengamatan langsung dan melihat bagaimana aktivitas objek penelitian tersebut sehingga penelitian akan lebih bisa memahami bagaimana dan apa yang dilakukan objek penelitian. Pengamatan ini bertujuan sebagai rangsang cipta yang bertujuan mendapatkan ide rancangan bentuk icon ikan bilih dan bagan berupa vector yang akan digunakan sebagai elemen visual dalam perancangan kampanye ini. 2). Wawancara Wawancara adalah salah satu teknik yang dilakukan dalam pengumpulan data. Untuk mendapat data yang lebih mendalam, maka seorang peneliti harus menyakini bahwa responden yang akan diwawancarai adalah yang informal ; a) dapat dipercaya, b) mengerti pertanyaan yang dimaksud peneliti, dan c) paling tahu hal yang dipertanyakan kepadanya. Wawancara terhadap narasumber ( Menrizal sebagai nelayan) sehingga mendapat sebuah kesimpulan sebagai konsep dalam perancanga kampanye pelestarian ekosistem Danau Singkarak ini. 3). Pengelompokan dan penempatan daerah yang akan dijadikan sebagai lokasi perancangan didaerah sekitar Danau Singkarak. Aspek teksnis berhubungan dengan bahan, cara pengolahan dan cara penempatan. Tahap selanjutnya, juga dilakukan studi kajian pustaka berupa teori-teori pendukung dari proses penciptaan media kampanye secara keseluruhan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Bahan literature pustaka yang digunakan adalah seperti teori desain komunikasi visual, teori media, teori kampanye, dan teori semiotika. b. Penyususnan Konsep Identifikasi data permasalahan dianalisi dengan pendekatan tertentu sebagai landasan konsep penciptaan karya untuk merumuskan tingkat efektifitas solusi atas permasalhan perancangan media kampanye pelestarian ekosistem punahnya ikan endemic Danau Singkarak. Konsep cipta dalam perancangan ini merupakan bentuk reintrepretasi, yakni menjadikan elemen visual grafis yang menjadikan icon ikan bilih dalam perwujudan bentuk visualisasi dimana bentukbentuk ikan bilih tersebut didesain dalam bentuk vector. a. Proses Kreatif Proses penerapan dalam mewujudkan konsep penciptaan yang sudah dirumuskan dan selanjutnya akan diterapkan melalui proses perancangan desain dengan melakukan ekplorasi melalui eksperimen-eksperimen dalam pencarian bentuk icon, elemen desain dan tata letak media kampanye yang bertujuan untuk dapat mengubah prilaku masyarakat. 2. Elaborasi Data yang didapat dianalisis untuk menentukan strategi yang tepat. Metode SWOT digunakan dengan mencantumkan kekuatan kelemahan, peluang, dan ancaman, ( Strength, Weakness, Opportunity, Threat ). a. Strength (Kekuatan) 1). Perancangan media kampanye pencegahan punahnya ikan endemic Danau Singkarak yang akan dirancang dengan menarik dan komunikatif, yang akan 78 Majalah Ilmiah, Vol. 23, No. 2, Oktober 2016, Hal. 71- 83 Copyright©2016 by LPPM UPI YPTK Padang ISSN : 1412-5854 memperikan pesan kepada masyarakat untuk dapat menjaga dan melestarikan ikan bilih Danau Singkarak. 2). Bentuk media kampanye menggunakan penyampaian pesan veral dan visual yang dikomunikasikan. 3). Beberapa teknik cetak dan digital dalam penyelesaian akhir digunakan untuk membungkus tercapainya konsep kreatif. 4). Perancangan media kampanye ini baru dilakukan demi menjaga ekosistem ikan bilih Danau Singkarak. 5). Sarana yang dituju lebih selektif sehingga pesan akan lebih tetap sasaran. 6). Media kampanye ini memberikan ke unikan tersendiri dalam penyampaian pesan, karena visual yang menarik dan pesan yang disampaikan kepada target audience. b. Weakness (Kelemahan) 1). Ketahanan media kampanye karena berupa print out. c. Opportunity (Peluang) 1). Kemajuan teknologi dan informasi sangan berkembang sehingga dapat membuka peluang untuk merancang media kampanye pencegahan punahnya ikan bilih Danau Singkarak. 2). Belum adanya media perancangan yang mengingatkan masyarakat untuk melestarikan ikan bilih dari kepunahan yang terjadi saat ini. 3.) Dalam permasalahan ini memberikan peluang yang besar untuk menciptakan suatu bentuk yang baru media kampanye. d. Threat (Ancaman) 1.). Bersaing dengan media lain seperti TV, buku, dan lain sebagainya. 2.) Apresiasi masyarakat terhadap perkembangan ilmu Desain Komunikasi Visual. Masih kurangnya pemanfaatan berbagai media sebagai sarana dalam mengkampanyekan melestarikan ekosistem terhadap punahnya ikan bilih Danau Singkarak. 3. Sintesis Segmentasi proses sistesis atas hasil analisis adalah untuk menentukan khalayak sasaran. Khalayak sasaran tersebut dipandang dari aspek. a. Demografis Masyarakat sekitar dengan jenis kelamin pria dan wanita dengan kisaran umur antara 25-50 tahun dengan jenis pekerjaan nelayan, dengan kategori golongan sosial ekonomi menengah ke bawah. b. Geografis Masyarakat yang tinggal di Kabupaten Provinsi Sumatera Barat yaitu Kabupaten Solok dan Kabupaten Tanah Datar. Namun hal ini lebih terfokus pada masyarakat yang tinggal disekitar Danau Singkarak. c. Psikografis Masyarakat yang pekerjaanya setiap hari nelayan yang menangkap ikan bilih Danau Singkarak. 4. Realisasi Konsep Proses perwujudan rancangan karya tersebut adalah melalui eksplorasi teknik computer dan software-sofware grafis, bentuk-bentuk visual dalam media kampanye ini nanti dilandasi dengan konsep-konsep yang telah ditetapkan sebelumnya. Berdasarkan proses tersebut diharapkan konsep gagasan dan material tercapai dalam satu kesatuan yang indah dan komunikatif dalam perancangan media kampanye pelestarian ikan endemic Danau Singkarak yang terancam punah. 5. Penyelesaian Karya Penyelesaian karya akhir ini berbentuk perancangan media kampanye pencegahan kepunahan ikan endemic Danau Singkarak yang pengaplikasianya dapat diterapkan kepada media print out (media cetak) 79 Majalah Ilmiah, Vol. 23, No. 2, Oktober 2016, Hal. 71- 83 Copyright©2016 by LPPM UPI YPTK Padang ISSN : 1412-5854 Yang dapat dilihat oleh masyarakat setiap hari dan media pendukung lainya dapat dibagikan kepada masyarakat saat kampanye sedang berlangsung. 4. PROSES PENCIPTAAN 1. Eksplorasi Proses awal penciptaan karya dimulai dengan mencari titik-titik permasalahan yang ada didalam masyarakat sehari-hari. Permasalahan yang ditemukan tersebut merupakan celah yang dicari solusi pemecahan masalahnya melalui kreatifitas desainer. Dalam perancangan media kampanye pencegahan kepunahan ikan endemic Danau Singkarak dibutuhkan referensi dari berbagai sumber, baik itu dari bahan pustaka sampai isu yang berkembang saat ini. Sehingga hal tersebut mampu menginspirasi ide-ide kreatif dalam perancangan ini. Data dapat diperoleh dari berbagai sumber, artikel, dan wawancara. Sehingga diperoleh identifikasi awal dari data-data yang diperoleh. Penciptaan ini memiliki konsep pelestarian ekosistem ikan bilih Danau Singkarak yang terancam punah. 2. Eksperimentasi Tahap ini bertujuan menemukan alternative bentuk visual dari layout kampanye pelestarian ikan bilih Danau Singkarak dengan dasar konsep yang telah di gagas terbuka peluang untuk pengembangan ide yang telah ada dengan tetap mengacu pada konsep yang telah ditetapkan sebelumnya. Perancangan visual objek dan elemen pada media kampanye ini menggunaka salah satu persepsi visual dan diperkuat dengan teori semiotika Pierce. Teori semiotika Pierce yang ada dalam perancangan media kampanye social ini bertujuan untuk mencapai poin keunikan, kesederhanaan, iconic, mudah di ingat oleh target audience, serta kominikatif. Proses ini di awali dari pengolahan bentuk icon ikan bilih untuk proses perancangan media kampanye pelestarian ikan bilih Danau Singkarak dan nantinya akan mendapatkan bentuk yang estetis, komunikatif dan menarik. Selanjutnya menentukan penggunaan warna dan tata letak (layout) dalam desai media kampanye ini. Namun pengembangan ide yang telah ada tetap mengacu pada konsep yang telah ditetapkan sebelumnya. a. Layout Layout merupakan aturan komposisi dan tata letak yang digunakan dalam merancang sebuah desain, baik berupa teks, bidang, gambar, table dan unsure grafis lainya yang mendukung. Proses pembuatan layout adalah merangkai unsure-unsur tertentu dalam bentuk visual menjadi suatu susunan yang menyenangkan untuk mencapai suatu tujuan. Menuru ( Rustan 2008:0 ) pada dasarnya layout dapat dijabarkan sebagai tataletak elemenelemen desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep/pesan yang dibawakan. Prinsip dasar layout adalah juga prinsip dasar desain grafis. Antara lain : sequence/urutan, emphasis/penekanan, balance/keseimbangan, unity/kesatuan. Tugas desainer grafis adalah menyampaikan pesan-pesan kepada target audience melalui suatu karya grafis. Sequence/urutan, banyak juga yang menyebutnya dengan istilah hierarki/flow/aliran. Kita membuat prioritas dan mengurutkan dari yang harus dibaca belakangan. Sequence perlu, karena bila semua informasi itu ditampilkan sama kuatnya, pembaca akan kesulitan menangkap pesanya. Dengan adanya sequence akan membuat pembaca secara otomatis mengurutkan pandangan matanya sesuai yang kita inginkan. Sequence dapat dicapai dengan adanya emphasis/penekanan. Emphasis dapat diciptakan dengan berbagai cara, antara lain: 1. Memberi ukuran yang jauh lebih besar dibandingkan dengan elemen-elemen layout lainya pada halaman tersebut. 2. Warna yang kontras/berbeda sendiri dengan latar belakang dan elemen lainya. 3. Letakkan diposisi yang strategis yang menarik perhatian. Kebiasaan orang membaca dari atas ke bawah dari kiri ke kanan, maka posisi yang paling pertama dilihat orang adalah sebelah kiri atas. 4. Menggunakan bentuk atau style yang berbeda dengan sekitarnya. Selain kedua prinsip tersebut ada lagi yang perlu diperhatikan yaitu balance/keseimbangan. Pada suatu bidang layout. Pembagian berat yang merata pada suatu bidang layout. Pembagian berat yang merata bukan berarti seluruh bidang layout harus dipenuhi dengan elemen, tetapi 80 Majalah Ilmiah, Vol. 23, No. 2, Oktober 2016, Hal. 71- 83 Copyright©2016 by LPPM UPI YPTK Padang ISSN : 1412-5854 lebih pada menghasilkan kesan keseimbangan dengan menggunakan elemen-elemen yang dibutuhkan dan meletakkanya pada tempat yang tepat. Tidak hanya pengaruh letak, tapi juga ukuran, arah, warna dan atribut-atribut lainya. Supaya sebuah layout memberikan efek yang kuat bagi pembacanya. Layout harus mempunyai kesan unity / kesatuan. Prinsipnya sama dengan kesatuan antara elemen-elemen desain. Teks, gambar, warna dan ukuran, posisi, style dan lainya. Semua elemen harus berkaitan dan disusun dengan tepat. Tidak hanya dalam hal penampilan, kesatuan disini juga mencangkup selarasnya elemen-elemen yang terlihat secara fisik dan pesan yang ingin disampaikan dalam konsepnya. Penerapan layout media kampanye pencegahan punahnya ikan endemic Danau Singkarak dengan penempatan informasi dan elemen-elemen desain yang tertata sesuai dengan penempatanya, desain media kampanye ini memberikan pesan dan mengingtkan target audience penggunaan elemen desain sederhana warna yang lembut sesuai dengan nuansa alam Danau Singkarak dan penggunaan tipografi yang mudah dibaca oleh target audience. b. Perwujudan Bentuk penciptaan dari perancangan media kampanye pencegahan punahnya ikan endemic Danau Singkarak nantinya adalah berbentuk media print ad ( media cetak ). Hasil jadi media kampanye akan di cetak dan diperbanyak, dan akan dipasang disetiap Nagari Guguk Malalo, Paninggahan dan Muaro Pingai, dan di sekitar Danau Singkarak. 1). Alternatif desain media utama billboard Gambar 1 Alternatif desain billboard Sumber : Widia Marta 2016 81 Majalah Ilmiah, Vol. 23, No. 2, Oktober 2016, Hal. 71- 83 Copyright©2016 by LPPM UPI YPTK Padang ISSN : 1412-5854 Gambar 2 Desain billboard terpilih Sumber : Widia Marta 2016 5. KESIMPULAN Kampanye merupakan sebuah aktivitas promosi berupa pesan-pesan serial bertema yang terencana dari sebuah merek kepada sasaran yang spesifik melalui beragam alat komunikasi dalam sebuah periode tertentu. Ciri-ciri kampanye diantaranya berkesinambungan, sasaran dapat melihat, membaca hanya satu tema dari beragam alat komunikasi. Perancangan media kampanye mencegah punahnya ikan endemic Danau Singkarak di awali dengan pembuatan icon ikan bilih dalam bentuk vector yang akan dijadikan dalam perancangan media kampanye dalam bentuk media prin t ad ( media cetak ) yaitu billboard dan media-media pendukung yang lainya. Media kampanye yang dirancang merupakan salah satu bentuk media komunikasi yang bermanfaat untuk mengubah pandangan masyarakat tentang permasalahan yang dihadapi Selanjutnya dengan adanya media kampanye pencegahan punahnya ikan bilih Danau Singkarak memberikan pesan dan informasi yang akan disampaikan berupa mengingatkan dan himbauan kepada masyarakat terutama kepada nelayan untuk tetap menjaga dan melestarikan ikan bilih Danau Singkarak. Rancangan ini menggunakan pendekatan semiotika dimana akan menghasilkan rancangan yang baik dan komunikatif. Peran typografi juga penting dalam membantu untuk menjelaskan icon ikan bilih yang berupa ajakan dan mengingatkan masyarakat tentang cara penangkapan nelayan yang tidak ramah lingkungan dengan adanya media perancangan mencegah punahnya ikan bilih Danau Singkarak agar masyarakat dapat mamahami apa yang disampaikan. Penempatan media akan diletakkan disekitar Danau Singkarak dengan strategis sesuai pada lokasi dimana masyarakat atau nelayan yang setiap hari bekerja diluar rumah dengan adanya perancangan ini maka diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran terhadap target audience tentang cara penangkapan yang baik. 82 Majalah Ilmiah, Vol. 23, No. 2, Oktober 2016, Hal. 71- 83 Copyright©2016 by LPPM UPI YPTK Padang ISSN : 1412-5854 A. Saran Keberhasilan suatu kampanye akan tercapai apa bila semua masyarakat mulai mengambil bagian untuk ikut berperan dalam kampanye melestarikan ikan bilih Danau Singkarak mulai dari sekarang. Selain itu pemerintah dan lembaga-lembaga yang terkait tentang ikan bilih yang terancam punah harus terjun langsung kepada masyarakat untuk menyampaikan himbauan dan informasi yang lebih detail, karena masih banyak masyarakat yang kurang informasi tentang pentingnya menjaga dan melestarikan ikan bilih Danau Singkarak untuk keberlanjutan masa yang akan dating dan juga untuk dapat mempertahankan mata pencaharian masyarakata sekitar yang pekerjaaanya nelayan. Peran serta masyarakata khususnya target audience yang tertuju sangant dibutuhkan keikutsertaanya dalam kampanye ini. Tanpa dukungan dan peran serta dari semua pihak, kampanye ini tidak akan membuahkan hasil yang maksimal seperti yang diharapakan. DAFTAR PUSTAKA Bahari, Nooryan. 2008. Kritik Seni. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Danesi, Marcel. 2010. Pengantar Memahami Semiotika Media. Yogyakarta : Jalasutra. Kusrianto, Adi. 2004. Tipografi Komputer untuk Desainer Grafis. Yogyakarta : Andi Kusrianto, Adi. 2006. Panduan Desain Komunikasi Visual. Jakarta: Elexmedia Komputindo Kusrianto, Adi. 2007. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi Kusrianto, Adi. 2009. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta : Andi. Pujianto. 2013. Iklan Layanan Masyarakat. Yogyakarta : Andi Rustan, Surianto. Huruf font dan typografi. Jakarta. Gramedia Pustaka utama. 2010. 16 Rustan, Surianto. Layout dasar dan penerapanya. Jakarta. Gramedia pustakan utama. 2008 . 0 Sihombing, Danton. 2003. Tipografi dalam Desain Grafis. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Supriyono, Rakhmat. 2010. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi Surianto, Rustan. 2009. Layout Dasar Dan Penerapannya. Jakarta : Andi Tinarbuko, Sumbo. 2009. Semiotika Komunikasi Visual, Yogyakarta. Penerbit Jala Sutra Tinarbobuko, Sumbo. 2015. Desain Komunikasi Visual-Penanda Zaman Masyarakat Global. Yogyakarta : CAPS 83