efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe talking stick disertai

advertisement
Prosiding
Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika 2017
UIN Raden Intan Lampung
6 Mei 2017
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
TALKING STICK DISERTAI STRATEGI PEMBELAJARAN CONCEPT
MAPPING PADA MATERI POKOK GARIS SINGGUNG LINGKARAN
Robia Astuti1, Nurmitasari2
STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung, [email protected]
2
STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung, [email protected]
1
Abstract
The purpose of this research is to know whether cooperative learning model Talking Stick
with effective learning strategy Concept Mapping to the subject matter of tangent circle seen
from teacher ability in learning process, learners activity in learning process, student
response after learning process and result learn participant Students of class VIII SMP N 1
Pulau Panggung on the subject matter of the Circle Lines. The population in this study is the
students of class VIII SMP N 1 Pulau PanggungT.A 2016-2017 which amounted to 256
learners and divided into 8 classes where each class amounted to 33 learners. Sampling in
this study using cluster random sampling technique that is the sampling of the population that
has been grouped and elected class VIII.A, amounting to 33 students. The data used is the
learning outcomes of learners obtained through the test in the form of a description that
consists of 5 items. Based on data analysis, it can be concluded that cooperative learning
model of Talking Stick type along with learning strategy of Concept Mapping make learning
lesson in subject matter of circle in terms of learning process, including observation criteria
of teacher ability equal to 84,2%, student activity in learning equal to 76,25 %, The response
of learners equal to 77.6%, and reviewed from the learning outcomes learners classical
mastery of 87.9%.
Keywords: Talking Stick Type, Concept Mapping, learning efectivity.
Abstrak
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah model pembelajaran
kooperatifTalking Stick disertai strategi pembelajaran Concept Mapping efektif terhadap
materi pokok garis singgung lingkaran dilihat dari Kemampuan guru dalam proses
pembelajaran, aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran, respon peserta didik
setelah proses pembelajaran dan hasil belajar peserta didik kelas VIII SMP N 1 Pulau
Panggung pada materi pokok Garis Singgung Lingkaran. Populasi dalam penelitian ini adalah
peserta didik kelas VIII SMP N 1 Pulau panggung Tahun Pelajaran 2016-2017 yang
berjumlah 256 peserta didik dan terbagi menjadi 8 kelas dimana masing-masing kelas
berjumlah 33 peserta didik. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
sampel acak klaster (cluster random sampling)yaitu penarikan sampel dari populasi yang
telah dikelompokan dan terpilih kelas VIII.A yang berjumlah 33 peserta didik. Data yang
digunakan merupakan hasil belajar peserta didikdiperoleh melalui tes berbentuk uraian yang
terdiri dari 5 butir soal. Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick disertai strategi pembelajaran Concept Mapping
mengefektifkan pembelajaran pada materi pokok garis singgung lingkaran ditinjau dari proses
pembelajaran, meliputi kriteria pengamatan kemampuan guru sebesar 84,2%, aktivitas peserta
didik dalam pembelajaran sebesar 76,25%, respon peserta didik sebesar 77,6%, dan ditinjau
dari hasil belajar peserta didik ketuntasan secara klasikal sebesar 87,9%.
Keywords: tipe talking stick, concept mapping, efektifitas pembelajaran.
75
p-ISSN: 2579-941X
e-ISSN: 2579-9444
PENDAHULUAN
Pendidikan sebagai salah satu aspek penting dalam meningkatkan sumber daya
manusia tidak dapat dipungkiri bahwa setiap tempat yang memiliki sejumlah populasi
manusia pasti membutuhkan pendidikan.Perkembangan zaman sekarang ini menuntut
peningkatan kualitas individu. Sehingga dimanapun dia berada dapat digunakan (siap pakai)
setiap saat.
Dalam pelaksanaan proses pembelajaran, guru selain sebagai pendidik, pembimbing,
dan pengarah serta narasumber pengetahuan juga sebagai motivator yang bertanggung jawab
atas keseluruhan perkembangan kepribadian peserta didik. Dengan kata lain, guru harus
mampu menciptakan suatu proses pembelajaran yang kondusif dan bermakna juga harus
mampu meningkatkan perhatian dan minat serta motivasi belajar peserta didik dalam
mengikuti pelajaran dan membantu peserta didik dalam menggunakan berbagai kesempatan
belajar, sehingga kegiatan pembelajaran menjadi efektif, pembelajaran dapat dikatakan efektif
apabila seluruhnya atau setidaknya sebagian besar peserta didik memperoleh hasil belajar
melampaui KKM yang ditetapkan, selain hasil belajar yaitu keterlibatan peserta didik dalam
pembelajaran juga menentukan tingkat keberhasilan suatu proses pembelajaran. Menurut
Reigeluth istilah efektif dalam pembelajaran mengarahpadaterukurnya suatu tujuan dari
belajar bahwa pembelajaran dapat dianggap efektif apabila hasil yang dicapai peserta didik
memenuhi batas minimal kompetensi yang telah dirumuskan.
Berdasarkan hasil pra penelitian yang penulis lakukan di SMP N 1 Pulau Panggung
melalui wawancara dengan peserta didik dan guru matematika kelas VIIIdiperoleh informasi
bahwa hasil belajar matematika peserta didik belum mencapai kriteria ketuntasan efektivitas
pembelajaran.Dari observasimenunjukanhasil belajar pada peserta didikkhususnya pada
materi pokok garis singgung lingkaran masih rendah yaitu 60, hal ini masih dibawah KKM
yaitu 65. Sekitar 60.16% peserta didik hasil belajarnya masih rendah. Peserta didik yang
memperoleh nilai kurangdari 65 sebanyak 154peserta didik. Rendahnya hasil belajar peserta
didik tersebut diduga karena peserta didik pasif, merasa bosan dan tidak dapat berfikir secara
kreatif untuk menuangkan pikiran serta mengemukakan pendapat selama proses pembelajaran
di dalam kelas sehingga kreatifitas dan ide-ide peserta didik itu sendiri tidak muncul.
Melalui model pembelajaran Talking Stickpeserta didik dituntut untuk berperan aktif
dan berfikir kreatif dalam menanggapi suatu masalah hal ini sesuai dengan pengertian
menurut (Suyatno, 2009) bahwa :Talking Stick adalah pembelajaran yang menggunakan
tongkat, dimana aktivitas pembelajaran ini adalah guru mrnyiapkan tongkat, sajian materi
pokok, peserta didik membaca materi lengkap pada wacana, guru mengambil tongkat dan
memberikan tongkat kepada peserta didik yang memegang tongkat menjawab pertanyaan dari
guru, tongkat diberikan kepada peserta didik lain dan guru membimbing kesimpulan, refleksi,
dan evaluasi. Talking Sticktermasuk salah satu model pembelajaran kooperatif, model
pembelajaran ini dilakukan dengan bantuan tongkat, siapa yang memegang tongkat wajib
menjawab pertanyan dari guru setelah peserta didik mempelajari materi pokoknya.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Talking Stick dipakai sebagai tanda
seseorang mempunyai hak suara (berbicara) yang diberikan secara bergiliran/bergantian.
Pembelajaran Talking Stick sangat cocok diterapkan bagi peserta didik SD, SMP dan
SMA/SMK. Selain melatih berbicara, pembelajaran ini akan menciptakan suasana yang
menyenangkan dan membuatpeserta didik aktif.
Langkah-langkah model prmbelajaran Talking Stick menurut(Suyatno, 2009)dapat
dilakukan sebagai berikut:
1) Guru membentuk kelompok yang terdiri atas 5-6 orang.
76
Prosiding
Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika 2017
UIN Raden Intan Lampung
6 Mei 2017
2) Guru menyiapkan sebuah tongkat yang panjangnya 20 cm
3) Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan
kesempatan kepada kelompok untuk membaca dan mempelajari materi pelajaran.
4) Peserta didik berdiskusi membahas masalah yang terdapat di dalam buku paket, LKS atau
buku catatan.
5) Setelah kelompok selesai membaca materi pelajaran dan mempelajari isinya, guru
mempersilahkan anggota kelompok untuk menutup isi bacaan.
6) Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada salah satu anggota kelompok, setelah
itu guru memberi pertanyaan dan anggota kelompok yang memegang tongkat tersebut
harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar peserta didik mendapat
bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.
7) Peserta didik lain boleh membantu menjawab pertanyaan jika anggota kelompoknya tidak
bisa menjawab pertanyaan.
8) Guru memberikan kesimpulan.
9) Guru melakukan evaluasi/penilaian, baik secara kelompok maupun individu.
10) Guru menutup pembelajaran.
Sedangkan Concept Mapping memudahkan peserta didik memahami suatu bidang
studi sehingga membantu meningkatkan daya ingatpeserta didik dalam belajar, hal ini sesuai
dengan pengertian menurut Dahar (dalam (Trianto, 2010)) bahwa :Concept Mapping (peta
konsep) adalah suatu cara untuk memperlihatkan konsep-konsep dan proporsi-proporsi suatu
bidang studi. Dengan menggunakan peta konsep, peserta didik dapat melihat bidang studi itu
lebih jelas dan mempelajari bidang studi itu lebih bermakna.
Menurut Arends yang dikutip (Trianto, 2010) langkah-langkah dalam membuat peta
konsep adalah sebagai berikut :
1) Mengindentifiksi ide-ide atau konsep-konsep sekunder yang menunjang ide utama.
2) Menempatkan ide-ide utama ditengah atau dipuncak peta tersebut.
3) Mengelompokan ide-ide sekunder di sekeliling ide utama yang secara visual menunjukan
hubungan ide-ide tersebut dengan ide utama.
METODOLOGI PENELITIAN
Instrumen Penelitian Dan Pengembangan
a. Instrumen Penelitian
1) Validitas
Untuk mengetahui validitas item soal dilakukan dengan mengkorelasikan antara skor
item soal dengan skor total yang diperoleh. Koefisien korelasi dihitung dengan rumus
Pearson Product Moment yaitu :
–
rhitung=
–
2) Reliabilitas
Sebagaimana diungkapkan (Riduwan, 2010)bahwa untuk mengetahui reliabilitas tes
pada soal uraian menggunakan rumus Alpha Cronbach, sebagai berikut:
=
b. Analisis Kualitas Butir Soal
1) Tingkat Kesukaran Butir Soal
Tingkat Kesukaran (TK) =
2) Daya Pembeda Soal
x 100%
77
p-ISSN: 2579-941X
e-ISSN: 2579-9444
Rumus yang dapat digunakan sebagai berikut:
c. Teknik Analisis Data
1) Pengamatan Kemampuan Guru
Keterangan: NKG = Presentase kemampuan guru
2) Data Pengamatan Aktivitas Peserta Didik
Keterangan: NA=Presentase aktivitas peserta didik
3) Data Respon Peserta Didik Terhadap Pembelajaran
Keterangan
= presentase respon peserta didik terhadap pembelajaran
4) Tes Hasil Belajar Peserta Didik
(Trianto, 2010:241)
d. Analisis Data Hasil Penelitian
1) Uji Normalitas Data
Uji statistik Chi-Kuadrat.
(Riduwan, 2010:124).
2) Uji Signifikansi
Rumus statistik yang digunakan adalah :
Uji Satu Pihak
z=
dengan
Uji Dua Pihak
z=
(Sudjana, 2002: 226)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMP N 1 Pulau Panggung dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif Talking Stick disertai strategi pembelajaran
Concept Mapping mendapatkan proses pembelajaran dan hasil belajar matematika peserta
didik yang efektif yaitu :
1) Kemampuan guru dalam mengajar yaitu dari pertemuan I diperoleh presentase 77,9% dan
dari pertemuan II diperoleh presentase 90,5%. sehingga dari presentase pertemuan I dan
pertemuan II diperoleh presentase rata-rata 84,2%dalam kategori baik. Hal ini menunjukan
bahwa kemampuan guru dalam proses pembelajaran mencapai lebih dari 75%
2) Keterlibatan peserta didik secara langsung dalam proses pembelajaran tersebut
mengakibatkan peserta didik mudah dalam menguasai materi yang disampaikan karena
78
Prosiding
Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika 2017
UIN Raden Intan Lampung
6 Mei 2017
3)
4)
5)
6)
peserta didik memperoleh pengalaman langsung dari keaktifan mereka dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif Talking Stick disertai strategi pembelajaran
Concept Mapping. Aktivitas peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif Talking Stick disertai strategi pembelajaran Concept Mappingpada pertemuan I
peserta didik yang aktif dalam kegiatan pembelajaran terdapat 25peserta didik dan yang
kurang aktif 8 peserta didik dari jumlah peserta didik 33, maka didapatkan presentase
75,75%, kemudian pada pertemuan II terjadi peningkatan terdapat 26peserta didik yang
aktif dari jumlah peserta didik 33 dan yang kurang aktif terdapat 7peserta didik, maka
diperoleh presentase 78,78%. Dari pertemuan I dan pertemuan II didapatkan rata-rata
presentase yaitu 76,25% dalam kategori baik. Hal ini menunjukan bahwa aktivitas peserta
didik selama proses pembelajaran mencapai lebih dari 75%.
Mempergunakan dan mengubah sikap belajar peserta didik pada materi garis singgung
lingkaran diukur dengan menggunakan angket respon peserta didik.Lembar angket peserta
didik diberikan setelah proses pembelajaran selesai, butir angket respon peserta didik yang
digunakan sejumlah 16 butir pernyataan. Berdasarkan hasil analisis terhadap angket respon
peserta didik setelah mengikuti pembelajaran terlihat pada presentase hasil respon peserta
didik mencapai 77,6% yatu dalam kategori baik. Berdasarkan respon peserta didik yang
diperoleh menunjukan bahwa respon peserta didik setelah proses pembelajaran
menggunakan model pembelajaran kooperatif Talking Stick disertai strategi pembelajaran
Concept Mappingmencapai lebih dari 75%.
Berdasarkan hasil belajar peserta didik dalam penelitian peserta didik yang diperoleh
tuntas mencapai KKM terdapat 29peserta didik dan 4 peserta didik yang tidak
tuntas.Sehingga didapat presentase ketuntasan hasil belajar peserta didik secara klasikal
87,9% yaitu dalam kategori amat baik.Dalam hal ini hasil belajar peserta didik yang tuntas
secara klasikal mencapai KKM lebih dari75% dengan rata-rata nilai peserta didik
.
Dari tes yang dilakukan setelah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif Talking Stick disertai strategi pembelajaran Concept Mappingdilaksanakan
diperoleh rata-rata nilai siswa
. Kemudian diuji normalitas data chi-kuadrat dengan
hasil analisis data
(
), maka terima
dan tolak
jadi
data tersebut berdistribusi normal.
Berdasarkan analisis uji satu pihak yang telah dilakukan diketahui bahwa Zhitung Ztabelatau
Zhitung = 6,16 lebih besar dari Ztabel = 1,64 maka terima H1 tolak H0.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkandata yang diperoleh di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
menggunakan model pembelajaran kooperatif Talking Stick disertai strategi pembelajaran
Concept Mapping mampu mengefektifkan suatu pembelajaran dilihat dari kemampuan guru,
aktivitas peserta didik,respon peserta didik dan hasil belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Munthe, B. (2012). Desain Pembelajaran. Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani.
Riduwan. (2010). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula.
Bandung: Alfabeta.
Sudjana. (2002). Metoda Statistika. Bandung: PT. Tarsito Bandung.
Suyatno. (2009). Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Mas Media Buana Pustaka.
Trianto. ( 2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana.
79
Download