Presentación de PowerPoint

advertisement
Pelajaran 8 untuk 20 Agustus 2016
YESUS menunjukkan simpati dan
kepedulian-Nya kepada orang banyak.
Ia Adalah ALLAH Yang berbelas kasih
dalam Perjanjian Lama.
Ketika Ia datang ke bumi oleh lahir
menjadi manusia, Ia menunjukkan
belas kasih-Nya kepada mereka yang
ada di sekeliling-Nya. Ia menggunakan
kata-kata dan teladan hidup-Nya untuk
mengajarkan mereka untuk menjadi
berbelas kasih juga.
1. BELAS KASIH ILAHI:
 ALLAH mendengar rintihan kita.
 Jurus’lamat bersimpati kepada kita.
 Jurus’lamat menangis bersama kita
dan bagi kita.
2. BELAS KASIH MANUSIA:
 Tergerak untuk berbelas kasih.
 Menghibur mereka yang menderita.
ALLAH MENDENGAR RINTIHAN KITA
“Orang yang tertindas ini berseru, dan TUHAN mendengar; Ia menyelamatkan
dia dari segala kesesakannya.” (Mazmur 34:7)
Perjanjian Lama penuh dengan kisah
orang yang mengeluhkan permasalahan
mereka dan berseru kepada ALLAH
(Meskipun kadang hal tersebut
disebabkan oleh dosa mereka sendiri).
ALLAH tidak mengacuhkan mereka,
namun menunjukkan belas kasih kepada
mereka. (Keluaran 2:23-25; Hakim 2:1618; 2 Raja-raja 13:23; Yesaya 54:7-10).
ALLAH tidak mengacuhkan ciptaan-Nya;
“Tuhan maha penyayang dan penuh
belas kasihan.” (Yakobus 5:11).
ALLAH masih mendengar seruan dan
rintihan kita saat ini. Kita dapat
memercayai belas kasih-Nya, karena “Ia
senang kepada keadilan dan hukum;
bumi penuh dengan kasih setia TUHAN.”
(Mazmur 33:5).
E.G.W. (Steps to Christ, cp. 11, pg. 100)
JURUS’LAMAT KITA YANG BERBELAS KASIH
“Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada
mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak
bergembala.” (Matius 9:36)
Berbelas kasih terhadap seseorang berarti merasa simpati,
turut sedih oleh karena penderitaannya dan memahami
perasaannya.
Berbelas kasih adalah lebih sekedar memahami penderitaan
orang lain, tetapi juga memiliki keinginan untuk meringankan
beban dan melegakannya.
YESUS berbelas kasih kepada orang banyak, sebab itulah Ia
mengajar, menyembuhkan, mendengarkan mereka dan
berdoa bagi mereka (Matius 14:14; 9:35-38; Lukas 7:11-16).
YESUS Adalah teladan kita. Belas kasih kita harus menunjukkan 2 ciri
utama: TULUS dan AKTIF (Ia harus membuahkan kebaikan).
“Bersukacitalah dengan orang yang
bersukacita, dan menangislah dengan
orang yang menangis!” (Roma 12:15)
Mengapa YESUS menangis di depan
kubur Lazarus jika Ia tahu bahwa Ia
akan dapat membangkitkannya pada
saat itu juga? (Yohanes 11:35).
“Meskipun Ia Anak Allah, namun Ia telah
mengambil sifat manusia ke atas-Nya,
dan Ia terharu oleh kesusahan manusia.
... Ia menangis dengan mereka yang
menangis, dan bersukacita dengan
mereka yang bersukacita.… Hati-Nya
tertusuk dengan kesedihan umat
manusia pada segala zaman dan pada
semua negeri.” (Ellen G. White, “The
Desire of Ages”, cp. 58, pp. 533-534).
“Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga
ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya.” (Matius 18:27)
Hakim 2:18 menyatakan bahwa ALLAH “tergerak oleh
belas kasih” mendengar rintihan dan seruan umat-Nya.
Apa arti dari “Tergerak oleh belas kasih”?
Lukas 10:33 menceritakan kisah seorang Samaria yang
“tergerak oleh belas kasih”. Ia membayangkan dirinya di
posisi orang yang terluka parah tersebut (Ia memiliki rasa
empati kepadanya). Ia mengambil resiko untuk terhambat
dalam perjalanannya dan kehilangan banyak uangnya.
Lukas 15:20-32 menceritakan kisah seorang ayah yang “tergerak oleh belas kasih”.
Ia menggunakan apa yang dimilikinya dan mengesampingkan kehormatannya untuk
memulihkan anaknya yang telah hilang, bahkan ia harus menghadapi persoalan
dengan anaknya yang sulung karenanya.
“Tergerak oleh belas kasih”
berarti mengambil bagian
dalam kesusahan orang lain
dan menolongnya berapapun
harga yang harus kita bayar.
MENGHIBUR MEREKA YANG MENDERITA
“yang menghibur kami dalam segala penderitaan
kami, sehingga kami sanggup menghibur mereka,
yang berada dalam bermacam-macam penderitaan
dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari
Allah.” (2 Korintus 1:4)
Sebagaimana KRISTUS menghibur kita ketika kita
mengalami penderitaan, kita juga dapat menghibur
orang lain dalam penderitaan mereka. Ketika kita
telah belajar dari penderitaan kita sendiri, kita dapat
lebih baik dalam menangani penderitaan orang lain.
Gereja adalah sebuah “Kota Perlindungan” karena ia
memiliki orang-orang Kristen yang selalu sedia untuk
menolong dan menghibur mereka yang menderita. Ia adalah
sebuah Rumah Sakit yang menyediakan penyembuhan bagi
merek yang menderita.
Menghibur orang lain membutuhkan suatu simpati yang tulus; menangis
bersama mereka yang menangis, hadir di sisi mereka pada saat mereka
kesusahan, mendengarkan keluhan mereka tanpa mengkritik, memberikan
nasehat pada saat dibutuhkan, berdoa bersama dan bagi mereka yang
membutuhkannya.
E.G.W (The Desire of Ages, cp. 54, pg. 504)
Download