Ibr 4:12 Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi–sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan , Sudahkah Saya Bertobat ? Oleh Dr. Eddy Peter Purwanto Lima gadis bodoh dan lima bijaksana 1 "Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki–laki. 2 Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana. 3 Gadis–gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak, 4 sedangkan gadis–gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli–buli mereka. 5 Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang–datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur. 6 Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia! 7 Gadis–gadis itupun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka. 8 Gadis–gadis yang bodoh berkata kepada gadis–gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyak-mu itu, sebab pelita kami hampir padam. 9 Tetapi jawab gadis–gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih 10 Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ. masuk bersama–sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup. Kemudian datang juga gadis–gadis yang lain itu dan berkata: Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu! 12 Tetapi ia menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu. 11 “ Sudahkah Saya Bertobat ? ” adalah penerbitan dari Philadelphia International Bible Institute Bentuk penerbitan “Sudahkah Saya Bertobat” ini diusahakan oleh Pieter Kuiper (the Netherlands) Copyright transkrip ada di pihak Philadelphia International Bible Institute [email protected] www.imansejati.net Daftar Isi Halaman 1 S Su ud da ah hk ka ah h ssa ayya ab be errtto ob ba att ?? Judul Kitab Sudahkah saya bertobat 2 Korintus 13 5 Pasal Ayat 10 Apa yang akan terjadi jika saya tidak bertobat 1 Matius 18 3 16 Apa yang akan terjadi jika saya tidak bertobat 2 Matius 18 3 20 Apa yang akan terjadi jika saya tidak bertobat 3 Matius 18 3 24 Pertobatan melibatkan perubahan pikiran Matius 18 3 29 Pertobatan melibatkan perubahan hati 1 Yohanes 2 15 35 Pertobatan melibatkan perubahan hidup Efesus 2 10 40 Pentingnya pertobatan 2 Korintus 5 17 45 Jangan berlambat-lambat Ibrani 3 7-8 53 Awasailah dirimu ! 1 Timotius 4 16 61 Berkat mengingat Tuhan 1 Korintus 11 23 - 25 66 Roh yang memerdekakan 2 Korintus 3 17 74 Sejati bukan sekedarberkata "Aku percaya" Markus Jakobus 1 2 14 17 84 Mengapa aku harus diuji ? 1 Korintus 10 13 90 Murid sejati Yohanes 12 1-8 96 Panggilan yang istimewa Galatia 1 1-5 103 Filsafat yang kosong Kolose 2 8 110 Penyesatan hari ini Matius 7 22 - 23 1 TANYAKAN PADA DIRI ANDA SENDIRI – ““ S SU UD DA AH HK KA AH HS SA AY YA AB BE ER RT TO OB BA AT T ?? ”” Oleh Dr. Eddy Peter Purwanto 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Ia datang pada waktu malam kepada Yesus dan berkata: "Rabi, kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorangpun yang dapat mengadakan tanda–tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya." Yesus menjawab, kata–Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah." Kata Nikodemus kepada–Nya: "Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?" Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh. Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap–tiap orang yang lahir dari Roh." Nikodemus menjawab, katanya: "Bagaimanakah mungkin hal itu terjadi?" Jawab Yesus: "Engkau adalah pengajar Israel, dan engkau tidak mengerti hal–hal itu? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kami berkata–kata tentang apa yang kami ketahui dan kami bersaksi tentang apa yang kami lihat, tetapi kamu tidak menerima kesaksian kami. Kamu tidak percaya, waktu Aku berkata–kata dengan kamu tentang hal–hal duniawi, bagaimana kamu akan percaya, kalau Aku berkata–kata dengan kamu tentang hal–hal sorgawi? Tidak ada seorangpun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia. Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada–Nya beroleh hidup yang kekal. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak–Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada–Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak–Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia. Barangsiapa percaya kepada–Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah. Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan–perbuatan mereka jahat. Sebab barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan– perbuatannya yang jahat itu tidak nampak; tetapi barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata, bahwa perbuatan– perbuatannya dilakukan dalam Allah." 2 Diadaptasi dari Richard Baxter's A Treatise on Conversion yang telah diadaptasi ke dalam bahasa Inggris modern oleh Dr. R.L. Hymers, Jr dalam A Puritan Speaks To Our Dying Nation. 2 Korintus 13:5 “Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak dalam iman. Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu, bahwa Kristus Yesus ada di dalam dirimu? Sebab jika tidak demikian kamu tidak akan tahan uji.” Richard Baxter sebagaimana dijelaskan kembali ole Dr. R.L. Hymers, Jr. dalam bukunya A Puritan Speaks To Our Dying Nation memberikan empat hal berikut ini tentang alasan untuk menguji apakah Anda benarbenar bertobat atau belum. Mengapa Saya Katakan Anda Harus Bertobat? Pertama, karena ini adalah hal yang sangat serius atau penting. Setiap orang diperhadapkan oleh keputusan yang harus diambil dalam hidupnya. Entah itu dalam dunia bisnis, pendidikan, memutuskan untuk menikah dan keputusan-keputusan lainnya. Setiap keputusan pasti ada keuntungan yang ingin dicapai dan sekaligus harus siap menghadapi resiko yang mungkin ditimbulkan oleh keputusannya. Setiap keputusan yang kita buat dalam hidup kita memiliki resiko tertentu yang harus kita hadapi. Orang yang berhikmat akan mengetahui resiko apa yang akan dihadapinya jika ia memutuskan sesuatu. Dan jika ia tahu bahwa ia dapat menghindari atau memiliki jalan keluar dari resiko itu, sudah pasti ia tidak akan mengambil resiko itu. Neraka adalah resiko yang harus dihadapi oleh semua manusia jika ia tidak mau bertobat dan diselamatkan. Mungkin Anda berkata dalam hati Anda, bahwa karena Anda atau tak seorangpun belum pernah melihat Neraka dan Sorga, maka percaya bahwa tempat itu ada bukanlah sesuatu yang serius. Orang buta sejak lahir tentu tidak pernah melihat mata hari. Namun apakah bijaksana jika ia tidak percaya bahwa matahari itu tidak ada karena dia tidak pernah melihat atau karena tidak bisa melihat? Mungkin Anda tidak pernah melihat kota New York, namun apakah bijaksana jika Anda berkata bahwa kota New York itu tidak ada karena Anda belum pernah melihatnya? Percaya Neraka dan Sorga atau tidak adalah hal yang serius. Karena jika Anda memutuskan untuk tidak percaya, maka tanpa Anda sadari Anda sedang menuju tempat itu, Neraka. Jika Anda tidak menganggap bahwa pertobatan Anda adalah sesuatu yang sangat serius dan keputusan terpenting dalam sepanjang hidup Anda, Anda sedang menghadapi resiko terbesar dalam hidup Anda, walaupun sebenarnya Anda bisa menghindarinya jika Anda bertobat hari ini. Jika saya bisa, saya ingin mengajak Anda untuk jalan-jalan ke Neraka sekarang. Namun saya tahu bahwa itu tidak mungkin bisa saya lakukan. Oleh sebab itu, yang bisa saya lakukan adalah mengajak Anda membayangkan kita sekarang pergi jalan-jalan ke Neraka. Tujuannya adalah untuk mewawancarai mereka yang ada di Nereka. Kita bertanya kepada mereka, “Mengapa kalian berada di sini, apakah Anda memang suka berada di sini?” Saya yakin semuanya akan menjawab, “Tidak, saya sebenarnya tidak mau ada di sini?” 3 Kita lanjutkan pertanyaan kita, “Lalu mengapa sekarang kalian ada di sini? Apakah semasa masih hidup di dunia, kalian tidak pernah mendengar bahwa Yesus dapat menyelamatkan kalian dari hukuman ini dan menolong kalian untuk pergi ke Sorga?” Saya yakin di antara mereka mungkin ada yang menjawab, “Tidak pernah!” Namun saya juga yakin pasti ada yang menjawab, “Ya, saya pernah mendengar itu!” Kita lanjutkan pertanyaan kita kepada kelompok ini, “Lalu mengapa kalian ada di sini, apakah kalian tidak mau percaya kepada Dia? Apakah Anda tidak mau pergi ke sorga?” Marilah kita dengarkan penjelasan salah satu dari mereka; “Sebenarnya saya tidak mau pergi ke sini. Saya ingin pergi ke sorga. Saya tahu saya harus percaya Yesus, dan sebenarnya saya mau. Pada waktu pengkhotbah menyerukan supaya saya bertobat dengan sungguh-sungguh, supaya saya mau diselamatkan dan dilahirbarukan, dan pengkhotbah itu memberikan altar-call dan mengundang saya untuk mengambil keputusan dan maju ke depan, saya masih enggan untuk melakukannya. Saya masih banyak urusan duniawi, tetapi saya akan mengambil keputusan di lain waktu. Ketika saya pulang dari gereja, hati saya begitu susah, selain mengingat khotbah tadi, masih banyak urusan bisnis yang harus saya selesaikan. Dalam suasana kekacauan hati saya itu membuat saya kehilangan kendali setir mobil saya dan mobil saya menabrak sebuah pohon besar di pinggir jalan. Dan saya tidak tahu lagi apa yang terjadi, yang saya tahu hanyalah ini, yaitu tiba-tiba saya berda di tempat ini.” Perhatikanlah! Orang ini telah mengambil keputusan dalam kebodohanya untuk lebih memikirkan hal-hal duniawi dari pada keselamatan jiwanya. Tuhan Yesus pernah berkata, “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya?” (Matius 16:26). Dia mau mengambil resiko terbesar dalam hidupnya walaupun ia tahu dapat menghindarinya, jika ia mau segera mengambil keputusan untuk bertobat selagi kesempatan masih diberikan kepadanya. Ia tidak menganggap pertobatan sebagai sesuatu yang serius, bahkan bisnisnya lebih serius dari itu. Apakah ini gambaran dari Anda? Kedua, Anda harus yakin bahwa Anda benar-benar telah bertobat atau diselamatkan, sebab banyak orang hidup dan mati tanpa pertobatan. Saya yakin tidak ada separuh dari jumlah manusia di dunia saat ini yang mengatakan bahwa mereka telah diselamatkan. Dan lebih menyedihkan dari semua orang yang mengatakan dirinya sudah diselamatkan menurut perkiraan A.W. Tozer hanya 10 % yang benar-benar sudah di selamatkan. Ini menunjukkan fakta bahwa banyak orang hidup dan mati tanpa pertobatan. Saya mau Anda adalah salah satu dari yang 10 % itu. Oleh sebab itu Anda harus benar-benar tahu dan yakin bahwa Anda adalah orang yang sungguh-sungguh sudah bertobat. Ketiga, Anda harus yakin bahwa anda benar-benar telah bertobat, karena gagal memahami inilah yang menyebabkan sedikit sekali orang Kristen yang benar-benar bertobat. Berapa persen dari Anda sekalian yang benar-benar memahami bahwa Anda adalah orang yang sungguh-sungguh diselamatkan dan bisa menjelaskan bagaimana Anda diselamatkan. Saya telah bertemu dengan banyak jemaat atau orang Kristen yang ketika saya bertanya tentang pertobatannya mereka tidak bisa menjelaskan kepada saya bagaimana mereka bisa mengatakan bahwa dirinya sudah diselamatkan. Paling-paling mereka hanya berkata asal saja, yaitu “Ya pokoknya percaya kepada Yesus!” Jawaban ini benar. Tetapi apakah mereka memahami apa yang mereka katakan ini? Orang yang sungguh-sungguh bertobat dapat memahami bahkan dapat menjelaskan apa arti pertobatan itu. Apakah arti dilahirkan kembali. Kalau saya mengatakan kepada Anda Sea Food itu masakan yang enak sekali, berarti saya bisa menjelaskan kepada Anda alasan saya mengatakan itu. Sangatlah mengherankan kalau Anda mengatakan sudah bertobat, sudah diselamatkan, namun tidak bisa menjelaskan bagaimana Anda diselamatkan. Dan jika Anda cek di lapangan, tidak sedikit orang Kristen yang seperti ini. Oleh sebab 4 itu, ketidakpahaman akan pertobatan dirinya sendiri menyebabkan begitu sedikitnya orang Kristen yang benar-benar bertobat. Hanya 10 %. Keempat, Anda tidak boleh merasa puas sampai Anda benar-benar yakin bahwa Anda telah diselamatkan, karena ini akan menjadi pengetahuan yang akan benar-benar memberkati Anda. Ketika saya masih kecil dan belum mangalami pertobatan, saya tidak pernah hidup dalam damai sejahtera, karena saya selalu membayangkan api Neraka dan saya yang sedang ada di dalamnya. Pengajaran guru-guru Sekolah Minggu saya selalu mengganggu hidup saya. Mereka selalu mengajar, “Anak-anak, jadi anak Tuhan itu harus jujur. Tidak boleh suka bohong dan mencuri. Bohong itu dosa. Mencuri itu dosa. Dan orang berdosa pasti masuk Neraka!” Guru Sekolah Minggu saya tidak pernah menjelaskan kepada saya bagaimana cara menyelesaikan dosa ini dan mengalami pertobatan. Sebaik-baiknya anak kecil pasti ada pengalaman berhohong, entah kepada teman maupun orang tua. Pasti ada pengalaman mencuri walaupun hanya mencuri Rp. 50,- dari uang orang tua. Pasti ada pengalaman iri hati jika melihat teman mempunyai mainan yang bagus atau makanan enak. Dengan demikian saya menempatkan diri saya sebagai orang berdosa yang harus masuk Neraka. Setiap malam sebelum tidur saya mengalami ketakutan yang luar biasa. Saya takut tidak bisa melihat hari esok dan mati pergi ke Neraka. Bayangan api Neraka dan saya yang kesakitan di dalamnya terus hadir dalam pikiran saya. Bahkan tidak jarang saya berkata dalam hati saya, mengapa Tuhan menciptakan Neraka? Mengapa Tuhan menciptakan saya, kalau harus pergi ke Neraka. Pembaharuan terjadi ketika saya mengalami pertobatan dan memperoleh kesalamatan. Saya tahu bahwa saya manusia berdosa yang terpisah dari Allah dan harus dimurkai, namun Kristus telah menggantikan penghukuman yang seharusnya saya terima di kayu salib dan menjembatani saya dengan Bapa. Dia telah menebus saya dan saya memiliki jaminan keselamatan. Kengerian api Neraka tidak membayangi saya lagi. Saya tidak akan pergi ke Neraka, namun saya akan pergi ke Sorga, karena saya telah percaya kepada Kristus. Saya percaya banyak orang Kristen yang belum sungguh-sungguh bertobat dan tidak bisa memahami arti pertobatan hidup dalam ketakutan seperti yang pernah saya alami sebelum bertobat. Namun jika Anda benar-benar tahu bahwa Anda sudah bertobat, maka pemahaman itu akan memberkati Anda, seperti bagaimana setelah saya mengalami pertobatan, saya hidup dalam damai sejahtera tanpa ketakutan. Saya memiliki jaminan dari Tuhan bahwa kapan saja saya mati, saya pasti masuk sorga. Apakah Bukti yang Menunjukkan Bahwa Anda Belum Bertobat? Lagi Richard Baxter memberikan enam test negatif untuk menunjukkan bahwa seseorang belum sungguhsungguh bertobat. Pertama, orang yang tidak melihat dan menyadari bahwa dosanya adalah kejahatan terbesar yang patut dimurkai Tuhan, bukanlah orang yang benar-benar bertobat. Orang yang tidak pernah merasa bahwa dosadosanya harus diampuni oleh darah Kristus bukanlah orang yang telah sungguh-sungguh bertobat. Dr. R.L. Hymers, Jr., dalam khotbah yang disampaikan di di Baptist Tabernacle of Los Angeles Kebaktian Minggu Malam, pada tanggal 23 Maret 2003 dengan tema, “Why Believing in the KJV is Not Enough?” berkata; 5 Saya tidak yakin dengan apa yang seseorang katakan tentang apa yang disebut mempertahankan iman – jika ia mencuri uang untuk proyek pelayanannya, ia bukan orang Kristen yang baik – entah ia percaya KJV atau tidak! Ada “pembela” KJV yang berpikir adalah rohani mempertunjukkan perbuatan-perbuatan kedagingan – seperti yang tertulis dalam Galatia 5:19-21. Omong kosong! Engkau tidak dapat berpura-pura memiliki buah Roh (Galatia 5:22-23). Sifat murah hati orang Kristen, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri dan sebagainya, hanya keluar dari hati yang benar-benar telah bertobat. Itulah “buah Roh.” Beberapa orang yang mengganggap ini sepele, menunjukkan bahwa mereka tidak memiliki buah Roh dalam hati mereka. Selanjutnya, mereka berpikir bahwa perbuatan daging adalah buah Roh! Mereka tidak dapat membedakannya. Banyak orang Kristen, bahkan yang berani mengatakan dirinya telah diselamatkan, namun dalam hidupnya tidak pernah menunjukkan buah-buah pertobatannya. Mereka pergi ke gereja hanya sebagai rutinitas dan tidak mempedulikan apakah mereka sudah mengalami pengampunan melalui pertobatan sejati atau belum. Mereka menganggap sepele perlunya pertobatan yang sejati. Saya percaya orang semacam ini bukanlah orang yang telah sungguh bertobat. Kedua, orang yang tidak menghargai kasih karunia sebagai sesuatu yang agung bukanlah orang yang telah mengalami pertobatan. Kasih karunia adalah pemberian cuma-cuma. Inilah keselamatan di dalam Kristus. Diberikan secara cuma-cuma bukan karena barang murahan yang tidak ada harganya. Seringkali orang berpikir kalau membeli sesuatu dengan harga yang murah atau dengan discount 20 % atau 50 % adalah barang murahan. Begitu juga karena mereka melihat bahwa kasih karunia ini diberikan dengan cuma-cuma atau discount 100 %, maka mereka menganggap murah kasih karunia Allah. Namun saya mau menegaskan kepada Anda, kasih karunia Allah bukan barang murahan seperti yang Anda pikirkan, namun ini adalah sesuatu yang tidak ternilai harganya. Diberikan dengan cuma-cuma karena tidak seorangpun dapat membelinya walaupun diberi discount 99 %. Orang yang memandang kasih karunia keselamatan dalam Kristus sebagai sesuatu yang murahan dan tidak menghargainya dan bahkan berpikir bahwa mereka harus melakukan dengan kekuatannya sendiri untuk beroleh selamat bukanlah orang yang benar-benar bertobat (Ef. 2:8-9). Ada orang Kristen yang bahkan berpikir karena dirinya sudah diselamatkan, sudah dimerdekakan oleh Kristus, maka mereka bebas untuk melakukan dosa, sebab dosanya yang dulu, sekarang, bahkan yang akan datang sudah ditebus oleh Tuhan. Namun Firman Tuhan berkata, “Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.” (Galatia 5:13). Kemerdekaan dalam Kristus adalah kemerdekaan dari dosa. Artinya kalau Anda telah dimerdekakan dari perbudakan dosa, berarti Anda akan bebas dari perbuatan dosa atau bebas untuk tidak berbuat dosa dan bukan justru bebas berbuat dosa. Jika Anda berpikir bahwa arti kemerdekaan berarti bebas berbuat dosa, maka Anda bukanlah orang yang sungguh-sungguh merdeka. Anda bukanlah orang yang sungguh-sungguh bertobat, karena Anda tidak menganggap agung kasih karunia Allah di dalam Kristus. Ketiga, orang yang tidak pernah memiliki hati dan pengharapan untuk sorga, bukanlah orang yang sungguh-sungguh bertobat. Keselamatan seharusnya menjadi sumber sukacita yang besar bagi orang yang telah sungguh-sungguh bertobat. Sorga adalah tempat yang selalu diharapkan oleh orang yang sungguhsungguh bertobat. Alangkah mengherankan jika ada orang yang mengaku sudah diselamatkan, namun dalam pikirannya hidup di dunia lebih enak dari pada di sorga. Orang-orang demikian biasanya lebih 6 memikirkan kehidupannya di dunia ini daripada pengharapannya akan sorga. Orang yang demikian bukanlah orang yang sungguh-sungguh bertobat. Keempat, orang yang tidak pernah merasa sedih dan menderita ketika melihat dosa dan tidak membenci dosa bukanlah orang yang telah sungguh-sungguh bertobat. Orang yang telah dimerdekan tidak akan sejahtera ketika ia jatuh ke dalam dosa. Ia akan segera bertobat. Bedanya orang yang sudah bertobat dan belum bertobat adalah jika orang yang sudah bertobat jatuh ke dalam dosa, ia akan segera sadar dan bertobat dan mengalami pengampunan. Ia tidak sejahtera untuk tinggal lebih lama lagi dalam kehidupannya yang berdosa. Namun orang yang belum sungguh-sungguh bertobat, tatkala ia jatuh dalam dosa, ia bukannya segera sadar dan berbalik kepada Allah, namun justru menyelam makin dalam tanpa perlu untuk bertobat dan menerima pengampunan. Ia menikmati kehidupan dalam dosa. Jika Anda tidak merasa sedih dan menderita ketika melihat dosa dan membenci dosa, apalagi dosa yang Anda lakukan, Anda bukanlah orang yang sungguh-sungguh bertobat. Ketika saya memberikan pelayanan di Efata Rotterdam Church, Negeri Belanda, gembalanya menceritakan kepada saya tentang bagaimana hancurnya kekristenan Belanda. Ia menggambarkan bagaikan Samson yang telah menjadi buta, itulah kekristenan Belanda. Ia juga memberitahukan kepada saya bahwa banyak orang Indonesia yang sudah terpengaruh oleh kehidupan penduduk asli, misalnya hidup dalam dosa dan ‘kumpul kebo’. Saya kaget ketika ia berkata bahwa orang-orang yang hidup secara ‘kumpu kebo’ ini tidak merasa perlu untuk bertobat. Mereka menuntut gereja untuk memberi kesempatan kepada mereka untuk ambil bagian dalam pelayanan gerejawi tanpa mau meninggalkan kehidupannya yang penuh dengan dosa. Gereja yang menjaga kekudusan Tubuh Kristus menolak mereka untuk ambil bagian dalam pelayanan suci gerejawi, kecuali kalau mereka mau bertobat dan meninggalkan kehidupan ‘kumpul kebo’ atau hidupnya yang penuh dengan dosa. Sungguh mengherankan, karena disiplin gereja ini tidak membuat mereka sadar dan bertobat, justru akhirnya mereka membentuk persekutuan sendiri, yang terdiri dari orang-orang yang sama dan untuk pelayanan mimbar mereka mengundang para pengkhotbah yang mereka pikir bisa dibayar. Orang-orang seperti di atas memiliki antusias pelayanan, walaupun kita tidak tahu apakah motivasi mereka. Saya tidak berpikir bahwa orang yang menganggap sepele dosa, bahkan dosa yang sangat menyedihkan ini adalah orang yang sungguh-sungguh bertobat. Kelima, orang yang tidak memiliki hati yang sungguh-sungguh untuk mengemban tugas suci dari Tuhan, yaitu misalnya menjaga kekudusan dan menuruti firman Tuhan, bukanlah orang yang telah bertobat. Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah dating.” (2 Korintus 5:17) Kata ciptaan baru di sini dalam bahasa aslinya adalah ‘ktisis’ yang berarti ‘creation’ atau sejajar dengan kata ‘bara’ dalam bahasa Ibrani P.L. yang berarti ex nihillo, ‘dari tidak ada menjadi ada’. Paulus ingin menjelaskan bahwa arti ‘ciptaan baru’ adalah ciptaan yang benar-benar baru bukan ciptaan baru yang dibangun di atas manusia lama, karena manusia lama telah mati dalam kematian Kristus ketika kita percaya. Oleh sebab itu, jika Anda adalah ciptaan baru, orang yang telah sungguh-sungguh bertobat, Anda tidak akan sejahtera hidup dalam dosa. Kehidupan dosa adalah karakter dan esensi manusia lama, bukan manusia baru. Oleh sebab itu, orang yang tidak menjaga kekudusan dan menuruti Firman Tuhan, bukanlah ciptaan baru. Ia bukanlah orang yang telah sungguh-sungguh bertobat. 7 Salah satu ciri yang nyata bagi orang yang telah diselamatkan adalah ingin agar orang lain juga diselamatkan. Jika Anda tidak memiliki kerinduan hati agar orang lain diselamatkan, saya ragu apakah Anda benar-benar telah bertobat. John Newton sebelum bertobat adalah seorang penjahat. Ia adalah seorang pedagang budak. Namun setelah bertemu dengan Yesus, ia mengalami perubahan yang luar biasa. Ia menjadi ‘ciptaan baru’. Ia meninggalkan pekerjaannya dan menyerahkan diri untuk melayani Tuhan, menjadi hamba Tuhan. Ia menggembalakan jemaat di sebuah kota kecil. Pertobatannya menuntunnya kepada suatu perubahan hidup yang luar biasa. Menjauhi dosa dan melayani Tuhan dengan semangat dan kerinduannya agar setiap orang boleh memperoleh kasih karunia keselamatan yang begitu besar terlukis dari lagu yang diciptakannya yang telah memberkati banyak orang di seluruh dunia, yaitu Amazing Grace! How Sweet the Sound yang digubahnya pada tahun 1779. Sangat besar anugerah-Nya, yang t’lah kualami! Sesat Aku dulu kala, S’lamatlah ku kini Oleh anugerah hilanglah, segala takutku Betapa indah anugerah, memb’ri berkat restu Sering bahaya dan jerat, mengancam hidupku Oleh anugerah ku s’lamat, ke sorga ku tuju Di rumah Bapa yang baka, T’rang bagai sang surya Sejuta tahun ku di sana, tak habis ku puja! (Amazing Grace, terjemahan LLB Sangat Besar Anug’rah-Nya) Keenam, orang yang mengasihi apa yang ia miliki di dunia ini lebih dari kasihnya kepada Kristus bukanlah orang yang sungguh-sungguh bertobat. Kata Yesus kepadanya: “Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, jualah segala milikimu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah kemari dan ikutlah Aku.” Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya. Yesus berkata kepada murid-muridNya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi orang kaya untuk masuk ke dalam kerajaan sorga.” (Matius 19:21-23) Orang muda yang kaya ini tidak dapat masuk sorga bukan oleh karena ia kaya dan juga bukan oleh karena ia tidak mau menjual hartanya dan membagikan kepada orang-orang miskin. Ia tidak dapat masuk sorga karena ketika diperhadapkan pada pilihan, antara mengikut Yesus atau mempertahankan hartanya, ia memilih untuk mempertahankan harta miliknya. Orang yang lebih mengasihi apa yang ia miliki di dunia ini lebih daripada kasihnya kepada Kristus, ia bukanlah orang yang telah sungguh-sungguh bertobat dan tidak akan dapat masuk ke dalam kerajaan Sorga. Di sini saya tidak bermaksud supaya Anda semua menjual seluruh harta yang Anda sekalian miliki dan memberikannya kepada gereja atau kepada orang-orang miskin untuk menunjukkan bahwa Anda telah bertobat – walaupun jika Anda lakukan itu baik – namun di sini saya mau menegaskan, jika Anda diperhadapkan pada pilihan untuk memilh harta dunia atau memilih Kristus, apakah Anda dapat 8 melepaskan harta dunia dan memilih mengikut Kristus? Jika Anda lebih memilih harta dunia, maka Anda sama seperti orang muda yang kaya dalam Matius 19:16-26, Anda belum sungguh-sungguh bertobat. Anda tidak layak untuk masuk ke dalam kerajaan Sorga, lebih sulit dari “seekor unta masuk lobang jarum” (Matius 19:24). Apakah Bukti Bahwa Anda Sudah Bertobat? Sambil membandingkan dengan bukti-bukti bagian kedua di atas, marilah kita melihat empat bukti yang menunjukkan bahwa Anda benar-benar sudah bertobat. Bahasa asli Alkitab, bahasa Yunani memiliki beberapa kata dan pengertian yang dalam untuk kata “bertobat” ini. Bahasa Yunani ‘epistrepho’ yang dalam Alkitab bahasa Inggris KJV diterjemahkan dengan kata “conversion” atau ‘konversi” memiliki arti “to turn around and towards” atau “ berpaling atau berbalik dan ke arah”. Richard Baxter menjelaskan dari kata ini menunjukkan bahwa ada dua sisi pertobatan, yaitu di satu sisi berarti berpaling dari dosa dan di sisi lain mengubah menjadi arah kepada Kristus. (Dr. R.L. Hymers, Jr., A Puritan Speaks to Our Dying Nation, hal. 50). Kata kedua dari kosakata Yunani Alkitab untuk bertobat adalah ‘metanoia’ yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris “repentance’ yang berarti ‘to undergo a change in frame of mind and felling’ dan ‘to make a change of principle and practice’ atau ‘reform’ (Wesley J. Perchbacher, The New Analitycal Greek Lexicon, hal. 272) atau secara sederhana ini berarti ‘suatu perubahan kerangka pikiran dan perasaan, perubahan prinsip dan praktek hidup, atau kembali ke bentuk semula, yaitu bentuk manusia sebelum jatuh ke dalam dosa’. Richard Baxter menjelaskan bahwa ini “menunjukkan perubahan pikiran – dari mengasihi dosa kepada mengasihi Kristus, dan membenci dosa.” (hal. 50). Kata ketiga adalah ‘palingenesia’ yang sering diterjemahkan dengan kata ‘regenartion’ atau ‘kelahiran kembali’, yang memiliki kemiripan makna dengan kata ‘metanoia’ namun sedikit berbeda, karena kata ini lebih mengacu ‘perubahan’ dalam pengertian ‘lahir kembali’, yaitu perubahan dari ‘manusia lama’ menjadi ‘manusia baru’. Dan kata keempat adalah ‘hagiasmos’ yang juga bisa berarti ‘conversion’ dan ‘sanctification’. Kata ini mengacu kepada kedalaman kasih untuk Tuhan, dan kesucian hidup yang keluar dari kasihnya kepada Tuhan itu. Dari studi kata di atas, cukuplah jelas bagi kita apa arti dari sebuah ‘pertobatan sejati itu’. Dan apakah sifat atau natur pertobatan itu. Richard Baxter memberikan empat ‘nature of conversion’ atau sifat pertobatan, yaitu “change of mind, chage of heart, change of life dan change of affections.” Untuk melihat apakah Anda sudah sungguh-sungguh bertobat atau belum, Anda dapat memeriksa diri Anda dari keempat perubahan ini yang seharusnya terjadi pada diri Anda. Pertama, Apakah Anda telah mangalami perubahan pikiran (change of mind). Ketika seseorang mengalami pertobatan, maka mata dan pikirannya terbuka untuk memahami kebenaran. Orang yang belum sungguhsungguh bertobat akan meragukan kebenaran Injil Kristus yang menyelamatkan. Mungkin mereka pernah mendengar, namun tidak mengerti, karena hatinya telah dibutakan oleh Iblis. Alkitab berkata, “Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa, yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.” (2 Korintus 4:3-4) Orang yang belum sungguh-sungguh bertobat tidak memiliki perhatian yang serius terhadap kebenaran Injil. Yang menjadi perhatian utama dalam hidupnya adalah hal-hal duniawi. Mereka tidak merasa perlu serius mendengarkan khotbah atau membaca Alkitab, karena itu bukanlah yang utama dalam hidup 9 mereka. Namun jika Anda sungguh-sungguh bertobat ada perubahan pikiran dalam diri Anda, yang mana jika dulu Anda tidak menggap khotbah atau firman Tuhan sebagai hal yang harus menjadi perhatian utama dan serius Anda, namun sekarang, setelah bertobat, Anda lebih serius memperhatikannya. Perubahan pikiran juga berarti bahwa Anda bertobat atau berbalik dari ketidakpercayaan kepada iman yang sejati. Sebelum bertobat Anda adalah seorang peragu. Anda ragu terhadap janji-janji Tuhan, ragu terhadap Firman Tuhan, bahkan ragu terhadap keselamatan Anda sendiri. Namun setelah bertobat seharusnya Anda tidak ragu lagi akan semua itu. Anda hidup penuh dengan iman yang sejati kepada Allah dan Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita. Sebelum bertobat Anda tidak merasa penting untuk menilai apakah pengajaran di gereja Anda selama ini benar atau salah. Namun jika Anda benar-benar bertobat, maka ada suatu perubahan pikiran. Anda akan berusaha mencari kebenaran dan bahkan berani menasehati, menegur, bahkan meninggalkan pengajar yang mengajarkan hal yang salah. Atau yang lebih baik mengajak diskusi pengajar Anda untuk bersamasama kembali kepada kebenaran Alkitab. Kedua, Apakah Anda telah mengalami perubahan hati (change of hearts). Perubahan pikiran yang saya maksud di atas sama dengan perubahan perasaan (feeling). Dan perubahan hati (change of hearts) yang saya maksudkan di sini adalah perubahan kehendak (will). Perubahan pikiran mempersiapkan Anda untuk mengambil keputusan atau berkehendak (will). Ketika Anda bertobat, Anda bukan hanya sekedar tahu dan berpikir (change of mind) harus memiliki dan memanifestasikan kasih Kristus, namun Anda juga harus memiliki kerinduan yang dalam untuk melakukan itu (change of hearts). Ketika seseorang diselamatkan Tuhan memberikan hati yang baru dan bahkan Yesus sendiri diam atau tinggal dalam hatinya. Seringkali orang Kristen salah berdoa kepada Tuhan. Misalnya ada orang Kristen yang berdoa, “Tuhan berikanlah kasihMu kepadaku!” Doa demikian menurut saya adalah doa yang salah. Dan saya percaya Tuhan akan menjawab doa Anda demikian, “AnakKu, jika engkau meminta kasihKu kepada Ku, Aku tidak dapat memberikan kepadamu, karena Aku tidak memiliki kasih.” Saudaraku! “God has not love” tetapi “God is love”. Allah tidak memiliki kasih, tetapi Dia adalah kasih. Jika Anda mau memiliki kasih, mintalah Yesus tinggal dalam hatimu, bertobat, maka Yesus yang adalah kasih itu menjadi sumber kasih, damai sejahtera yang terus mengalir dari hatimu ke dalam seluruh hidupmu yang tiada hentihentinya. Inilah apa yang saya maksud dengan change of heart. Ketiga, Apakah Anda telah mengalami perubahan hidup (change of life). Perubahan pikiran dan hati seringkali bersifat subyektif, karena tidak ada seorangpun yang dapat melihat dengan jelas isi hati dan pikiran seseorang. Ada pepatah, “Dalamnya lautan bisa diukur, namun siapa yang dapat mengukur dalamnya hati dan pikiran manusia?” Oleh sebab itu, bertobat bukan hanya berarti perubahan pikiran dan hati, tetapi juga perubahan hidup (change of life). Apa yang nampak dalam kehidupan sehari-hari dari orang yang telah bertobat seharusnya memancarkan apa yang ada di dalam hati dan pikirannya. Orang yang bisa ber-acting, pura-pura baik untuk dinilai orang sebagai orang yang telah bertobat saja belum tentu sudah benar-benar bertobat – seperti kemunafikan orang Farisi – apalagi yang dalam kehidupan sehari-harinya sama sekali tidak mencerminkan orang yang telah bertobat, mana mungkin memiliki hati yang sudah diubah, atau bertobat. Oleh sebab itu, Yesus berkata, “Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.” 10 Keempat, Apakah Anda mencari kebahagian sorgawi lebih dari pada kebahagiaan duniawi (change of affection). Tanpa saya perlu mendorong Anda untuk mengasihi diri sendiri, Anda sudah melakukannya. Karena omong kosong kalau ada orang yang mengatakan tidak mengasihi dirinya sendiri. Untuk apa Anda bekerja? Karena Anda ingin mendapat uang untuk hidup. Bukankah ini mengasihi diri sendiri. Ketika manusia belum bertobat, ia mengasihi dirinya sendiri dan kesenangan duniawi. Namun setelah bertobat kasihnya kepada dunia beralih kepada Kristus. Ia akan mengasihi Kristus lebih dari apapun yang dapat diperoleh atau dimiliki di dunia ini. Firman Tuhan berkata, “Carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” (Matius 6:33). Ia rela meninggalkan kesenangan dunia untuk melayani Tuhan. Anda sekarang sudah tahu betapa pentingnya pertobatan sejati itu. Anda sekarang dapat menyelidiki hati Anda, apakah Anda sudah sungguh-sungguh bertobat. Karena saya telah memberikan ciri-ciri yang membuktikan bahwa seseorang belum bertobat. Anda harus memiliki change of mind, change of heart, change of life dan change of affection. Sudahkan ini Anda miliki? Jika belum, belumlah terlambat jika Anda mengambil keputusan sekarang untuk bertobat dengan sungguh-sungguh. Ini adalah keputusan yang paling penting dalam sepanjang hidup Anda. Jangan mengambil resiko untuk tidak melakukan ini jika Anda tahu dan seharusnya sekarang sudah tahu bahwa Anda bisa menghindari resiko mengerikan ini. Jangan memperjudikan jiwa Anda, karena Anda tidak tahu kapan pintu pertobatan masih terbuka bagi Anda. Mungkin pintu pertobatan sudah ditutup besok dan jika demikian Anda telah mengambil resiko yang sudah pasti membawa Anda ke Neraka, jika hari ini Anda tidak mau bertobat. Ingat kata-kata saya seturut dengan perkataan Richard Baxter, “Saya berkhotbah seakan tidak lagi bisa berkhotbah kepada Anda lagi. Seperti orang yang sebentar lagi mati, saya berkhotbah kepada Anda yang sebentar lagi mati!” Masuklah ke dalam Kerajaan Allah sekarang, selagi pintu masih terbuka lebar bagi Anda! A Ap pa a yya an ng ga ak ka an n tte errjja ad dii jjiik ka a ssa ayya a ttiid da ak kb be errtto ob ba att ?? Bagian 1 Oleh Dr. Eddy Peter Purwanto Diadaptasi dari Richard Baxter's A Treatise on Conversion yang telah diadaptasi ke dalam bahasa Inggris modern oleh Dr. R.L. Hymers, Jr dalam A Puritan Speaks To Our Dying Nation. Dikhotbahkan di Kebaktian Philadelphia Baptist Fellowship Matius 18:3 "Sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga" 11 Mengapa hari ini saya kembali berkhotbah tentang pertobatan kepada Anda? Karena perkataan Richard Baxter menginspirasi ke dalam pikiran saya senantiasa. Anda tentu ingat perkataannya yang berulangkali saya ucapkan, “I preach as never sure to preach again, and as dying man to dying man” (Saya berkhotbah seperti tidak pernah yakin akan dapat berhotbah lagi, dan seperti seorang yang sekarat kepada orang-orang yang sekarat). Pada hari Rabu lalu saya pernah tegaskan kepada Anda bahwa berita pertobatan adalah berita utama dan pertama yang harus menjadi yang terutama dalam pelayanan dan khotbah-khotbah kita dibandingkan semua berita yang lainnya. Ini adalah berita yang terus dikumandangkan dalam seluruh Alkitab. Dr. R.L. Hymers, Jr. berkata, “Yang paling terkenal di antara para penulis Puritan adalah Richard Baxter (1615-1691). Ia disebut sebagai pengkhotbah yang sangat sukses, pemenang jiwa, dan pemelihara jiwa-jiwa yang pernah Inggris miliki.” Edmund Calamy menyebut dia “penulis banyak volume teologi yang sangat terkenal dalam bahasa Inggris.” Baxter menulis 160 buku. George Whitefield, John Wesley, C.H. Spurgeon dan Martin Lloyd-Jones sangat menghormati dia.” Richar Baxter lahir di Shropshire dalam keluarga yang sangat miskin, ia tidak pernah kuliah di universitas dan selalu mengalami kelemahan fisik. Namun ia adalah seorang pembelajar, ia memperoleh pelajaran yang agung dari dirinya sendiri. Ia menjadi gembala di Kidderminster, dekat kota Birmingham, pada tahun 1647. Orang-orang di kota itu sangat jahat. Gembala sebelumnya yang ia gantikan adalah seorang peminum dan hanya berkhotbah tiga bulan sekali. Sepanjang tahun-tahunnya di Kidderminster, ia telah mengunjungi 800 keluarga di gerejanya itu setiap tahunnya, mengajar setiap pribadi secara individu. Metode pelayanan yang ia terapkan terdapat dalam bukunya yang sangat terkenal yaitu The Reformed Pastor, buku teragung tentang penggembalaan yang pernah ia tulis. Richard Baxter berkata bahwa ada sejumlah besar manusia yang ada di dunia ini yang belum mengalami pertobatan! Namun dalam kehidupan mereka seolah-olah semua yang mereka lakukan benar. Jika Anda datang kepada dua puluh orang dari antara mereka dan bertanya kepada mereka apakah mereka telah bertobat, beberapa dari mereka akan berkata mereka harap demikian, tetapi mereka tidak yakin. Beberapa mungkin akan mentertawakan Anda atau bahkan menjadi marah dengan Anda karena pertanyaan Anda ini. Banyak orang yang bahkan tidak mau tahu apa pertobatan itu, bahkan walaupun Alkitab dengan jelas mengatakan kepada mereka bahwa jika mereka tidak bertobat mereka tidak dapat masuk ke dalam kerajaan sorga. Apa yang Anda pikirkan ketika seseorang bertanya kepada Anda apakah Anda sudah bertoba? Apakah Anda pernah bertanya kepada diri Anda sendiri, “Apa yang akan terjadi kepada diri saya jika saya tidak bertobat?” Kiranya Anda dapat disadarkan akan kebutuhan Anda akan pertobatan melalui beberapa jawaban dari Richard Baxter berikut ini. 1. Selama Anda tidak bertobat, Anda tidak benar-benar menjadi anak Allah, atau orang Kristen sejati, karena Anda tidak sungguh-sungguh mengenal Yesus Kristus. Oleh sebab itu Anda tidak dapat berkata bahwa Allah adalah Bapamu. Anda masih menjadi musuh Allah, karena Anda bukan anak-Nya. Hati Anda masih mengutamakan hal-hal duniawi. Richard Baxter menjelaskan bahwa seluruh dunia dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu anak-anak Allah dan anak-anak Iblis. Hanya orang-orang yang telah bertobat yang adalah anak-anak Allah (Yohanes 1:11-12; Roma 8:9). Setiap orang yang tidak bertobat adalah anak-anak Iblis, seperti yang Kristus sendiri katakan kepada kita (Yohanes 8:44). “Inilah tandanya anak-anak Allah dan anak-anak Iblis” (1 Yohanes 3:10). Hanya dengan iman 12 yang menyelamatkan di dalam Kristus yang dapat menjadikan Anda sebagai anak-anak Allah (Galatia 3:26; Efesus 3:17). Orang yang tidak bertobat tidak memiliki iman yang menyelamatkan di dalam Kristus. Ketika Anda berdoa, Anda tidak dapat dihibur karena Allah bukan Bapamu. Pertobatanlah yang membuat hatimu berbalik kepada Allah, dan jika Ia tidak memiliki hatimu, Anda bukanlah anak-Nya. Tidak ada seorangpun yang tidak bertobat yang adalah anak Allah. Anda mungkin memanggil Allah sebagai Bapamu sebanyak yang Anda mau, tetapi Ia tidak akan pernah setuju bahwa Anda adalah anak-Nya kecuali Anda bertobat. Ingat kembali riset Dr. Jim Binney, ia mengumpulkan dukungan dari pernyataan para pemimpin gereja Amerika, yang hasilnya bahwa; Dr. Rod Bell, president of the Fundamental Baptist Fellowship of America, memperkirakan bahwa 50% dari anggota gereja hidup tanpa Kristus. Perkiraannya ini sesuai dengan perkiraan Bob Jones, Sr. … yang pada tahun 1940 juga memperkirakan 50%. Dr. B. R. Lakin memperkirakan bahwa 75 % anggota jemaat masih terhilang. W.A. Criswell memberikan perkiraan yang mengejutkan yaitu bahkan hanya 25% anggota gerejanya yang akan ke sorga. Dr. Bob Gray, yang cukup lama melayani sebagai gembala Trinity Baptist Church of Jacksonville, Florida, suatu kali berkata bahwa mungkin 75% dari orangorang yang telah ia baptiskan ternyata belum diselamatkan. Billy Graham meletakkan jumlah pada 85% (beberapa tahun lalu) ketika A.W. Tozer dan konsultan Southern Baptist Jim Elliff menaikan menjadi 90%.” (R.L. Hymers, Jr, The Church That Will Be Left Behind, hal. 3). Dr. Jim Binney menyimpulkan, “Alasan mengapa begitu banyak orang yang berpikir bahwa mereka telah diselamatkan namun pada kenyataannya masih terhilang sebagai akibat dari kesalah-mengertian tentang maksud keselamatan. Banyak orang religius yang percaya bahwa mereka adalah orang Kristen sejati karena beberapa kriteria eksternal atau yang tampak dari luar. Ini mungkin karena mereka merasa sudah berdoa untuk diselamatkan. Ini juga mungkin perasaan mereka yang menduga dirinya telah diselamatkan. Alkitab memberikan peringatan menghadapi dependensi terhadap hal-hal yang salah untuk keselamatan ini. (Jim Binney, Issues of the Heart, Fall 2000, hal.4) Anda mungkin memanggil Dia “Tuhan, Tuhan” sampai Anda mati, tetapi Ia akan mengatakan kepada Anda bahwa Ia tidak mengenal Anda (Matius 7:22). Anda secara natur berbeda dengan orang-orang yang telah bertobat. Oleh sebab itu Anda harus dengan rendah hati dan menghancurkan kepercayaan Anda pada kemampuan diri Anda sendiri atau percaya kepada hal-hal lain, sehingga Anda dapat dicangkokan di dalam Yesus Kristus, pohon anggur yang hidup. Tidak peduli apa yang Anda katakan, Anda hanyalah ranting yang mati, dan Anda harus dikumpulkan dan dibakar ke dalam api (Yohanes 15:1, 4-6). Tidak mungkin menjadi manusia tanpa dilahirkan, dan lebih lagi tidak mungkin menjadi orang Kristen tanpa dilahirkan kembali. Bersatu dengan Kristus dan orang-orang Kristen sejati ada di dalam hati. Kata-kata dan doa tidak akan mempersatukan hatimu dengan Yesus Kristus. Sama dengan pada zaman Nuh dikatakan bahwa Enos mati sekitar 1140 setelah Penciptaan, atau sekitar delapan puluh empat tahun setelah Nuh lahir. Nuh lahir sekitar 1056 setelah masa Penciptaan. Karena pada zaman itu manusia bisa hidup mencapai delapan atau sembilan tahun, maka ribuan orang yang “mulai memanggil nama Tuhan” pada zaman Enos ini masih hidup pada zaman Nuh. Jadi jika demikian ada ribuan orang “yang memanggil nama Tuhan” pada zaman Nuh ditenggelamkan oleh Air Bah. Mereka adalah orangorang yang memanggil nama Tuhan tanpa pertobatan. Dan Yesus berkata, “Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia.” (Matius 24:37). Oleh sebab itu, akan banyak orang yang memanggil nama Tuhan pada zaman akhir ini tanpa pertobatan dan mereka akan menjadi sangat terlambat ketika Kristus datang. 13 Bahkan bukan hanya itu saja, orang-orang ini berpikir telah melakukan hal-hal besar dalam pelayanannya, dan bahkan semua itu dilakukannya di dalam nama Tuhan Yesus. Mereka ini adalah orang-orang yang melayani dengan mengejar hal-hal yang luar biasa yang bersifat eksternal, menekankan pertunjukkan halhal yang luar biasa yang besifat eksternal, dan tidak menempatkan berita pertobatan yang bersifat internal sebagai yang terutama dalam pelayanannya. Hamba-hamba Tuhan ini bukanlah orang-orang yang telah bertobat. Mungkin Anda berpikir, mana mungkin ada hamba Tuhan, penginjil, atau pengkhotbah yang belum bertobat. Benar, saya juga pernah berpikir demikian. Dan Anda tahu Dr. Binney juga pernah berpikir demikian. Ia pernah berkata, “Ketika saya pertama kalinya menjadi orang Kristen, saya beranggapan bahwa semua orang yang ada di gereja secara otomatis pasti masuk sorga. Itu adalah anugerah. Setelah menjadi anggota gereja, kemudian menjadi gembala, saya telah memikirkan ulang tentang hal ini. Saya telah berinteraksi dengan para pemimpin yang meragukan iman mereka, yang lain lagi tidak dapat dengan jelas menjelaskan bagaimana mereka diselamatkan, dan bahkan yang lain lagi secara blak-blakan mengatakan bahwa mereka tidak pernah diselamatkan. Bayangkan ada 20 gembala yang mengaku bahwa mereka belum diselamatkan dalam satu kota! Ini yang terjadi… ketika George Whitefield berkhotbah di Boston. Dr. Bob Jones, Sr. berkata, “Saya telah menghabiskan hampir sepanjang hidup saya dalam pelayanan. Tidak seorangpun akan mengatakan kepada anda bahwa setiap pengkhotbah di Amerika adalah orang yang telah diselamatkan.” (Jim Binney, Issues of the Heart, Fall 200, p.2). 2. Tidak ada pengharapan keselamatan bagi orang yang tidak bertobat yang hidup dan mati dalam kondisi tanpa pertobatan. Ini adalah kebenaran, entah Anda suka atau tidak. Jika ini menyinggung Anda, Anda disinggung oleh perkataan-perkataan Kristus. Bahkan jika Anda berkata bahwa perkataan ini keras, ini adalah keterusterangan, karena Allah tidak dapat berbohong. Ingat apa yang Kristus katakan: "sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga" (Matius 18:3). Memang berita pertobatan itu keras, tetapi itu adalah kebenaran. Itulah yang dikhotbahkan oleh Martin Luther ketika ia mengumkan diri keluar dari gereja Katolik Roma. Ingatlah John Wesley juga lagi dan lagi mengkhotbahkan berita ini, sehingga semua gereja tertutup baginya dan ia akhirnya berkhotbah di lapangan-lapangan. Ingat Geoger Whitefield dikecam oleh gereja karena berita ini. John Bunyan dimasukkan ke dalam penjara oleh karena khotbah ini. Jonathan Edward ditembak karena berusaha mempertobatkan orang-orang yang terhilang di gerejanya. Richard Baxter berkata, “Ketika Anda membaca itu, Anda berat untuk mempercayainya. Apakah kemunafikan itu, itu adalah jika Anda berkata bahwa Anda adalah orang Kristen, tetapi tidak mempercayai perkataan-perkataan Yesus Kristus ini.” (Richard Baxter, A Treatise on Conversion di adaptasi ke dalam bahasa Inggris modern oleh R.L. Hymers, Jr., A Puritan Speaks to Our Dying Nation). Richard Baxter bertanya, “Apa yang ingin Anda peroleh dengan ketidakpercayaan ini? Itu hanya akan memimpin Anda kepada delusi diri sendiri dan kehancuran. Jika Anda tidak mempercayai Kristus, bagaimana mungkin saya dapat berharap Anda mempercayai saya? Suatu hari nanti Kristus akan berkata, “Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap” (Matius 22:13). Dan di sana Anda akan menangis dan mengertakan gigi. Jika Kristus tidak dipercayai, tidak ada orang yang dapat ia percayai. Tetapi jika Kristus dipercaya, tidak ada orang yang tidak bertobat dapat masuk ke dalam kerajaan sorga. Janganlah menjadi begitu bodoh sehingga berpikir bahwa perkataan-perkataan ini 14 adalah perkataan saya. Perkataan-perkataan ini alah perkataan-perkataan Yesus Kristus!” (Richard Baxter, A Treatise on Conversion). Lagi Richard Baxter berkata, “Jika Setan dan dosa telah mengeraskan hati Anda sehingga Anda tidak mau percaya, ingatlah bahwa Kristus telah mengatakan kepada Anda bahwa jika Anda tetap tinggal dalam kondisi tanpa pertobatan Anda tidak akan masuk ke dalam kerajaan sorga. Anda akan mengingat perkataan-perkataan-Nya entah Anda mau atau tidak.” (Richard Baxter, A Treatise on Conversion). Dr. R.L. Hymers, Jr. pada tanggal 13 Januari 2006 lalu, menyampaikan khotbah di Baptist Tabernacle of Los Angeles dengan tema “Everlasting Fire.” Saya telah menerjemahkan khotbah ini dan Anda dapat membacanya di internet (www.rlhymersjr.com). Dr. Hymers berkata, “Beberapa orang tidak suka dengan istilah “api yang kekal.” Tetapi mereka tidak menolak istilah “hidup yang kekal.” Ini selalu nampak kontradiksi bagi saya. Mengapa mereka ingin hamba Tuhan berbicara tentang hidup yang kekal pada saat upacara penguburan, tetapi pada saat yang sama mereka tidak suka kalau hamba Tuhan berbicara tentang api yang kekal? Kristus adalah Pribadi yang berbicara tentang kedua hal ini. Ini selalu nampak bagi saya bahwa sebenarnya Kristus Sendiri yang mereka tolak, bukan gembala yang menyampaikan pengajaran persis sama dengan apa yang disampaikan oleh Kristus.” Saya yakin setiap Anda akan setuju jika api neraka disediakan untuk iblis dan malaikat-malaikatnya (Matius 25:41). Anda tahu hanya dengan satu dosa sudah cukup untuk mengirim iblis dan malaikat-malaikatnya ke neraka, namun mengapa Anda tidak setuju jika Anda yang telah melakukan lebih dari satu dosa untuk dikirim ke neraka. Tidak ada pengharapan bagi manusia yang hidup dan mati tanpa pertobatan. Namun ia memiliki masa depan yang pasti, yaitu api yang kekal atau nerakalah yang adalah masa depan mereka yang pasti. C.H. Spurgeon berkata, “Ujilah dirimu sendiri, karena jika Anda membuat kesalahan, Anda tidak akan pernah dapat memperbaikinya, jika bukan di dunia ini.” Dan Dr. R.L. Hymers, Jr berkata bahwa “ketika kita berkhotbah tentang “ujilah dirimu sendiri, apakan engkau teguh di dalam iman” kita harus berharap respon yang sama yang pernah dialami oleh Yesus Kristus, para Rasul, Luther, Wesley, Whitefield, Bunyan, Edward, Howel Harris, Bakhr Singh, Duncan Campbell, dan pengkhotbah-pengkhotbah setia lainnya. Kita harus mengharapkan kemarahan baik orang Baptis maupun Protestan yang belum bertobat yang menolak kita.” (Today’s Apostasy, hal.43). 3. Ketika Anda tetap tinggal dalam ketidakbertobatan Anda tidak dapat menerima pengampunan dosa. Richard Baxter berkata, “Semua dosa yang pernah Anda lakukan menghakimi Anda. Anda harus mempertanggungjawabkan setiap kesalahan Anda di hadapan Allah. Anda akan menderita karena dosadosa Anda dalam kekekalan jika Anda tidak mau bertobat. Ketika Kristus berbicara tentang orang-orang yang dikeraskan hatinya oleh dosa yang tak terampunkan, karena mereka menolak anugerah-Nya yang mempertobatkan, Ia menambahkan, “supaya mereka bertobat dan mendapat ampun” – KJV (Markus 4:12). Anda dapat melihat bahwa ini maksudnya adalah dosa-dosa Anda tidak akan diampuni kecuali Anda bertobat. Pikirkan betapa mengerikannya ini ketika seluruh dosamu tidak diampuni. Satu dosa yang tak terampunkan akan membawa Anda ke dalam penhukuman untuk selama-lamanya. Apa yang akan terjadi kepada Anda jika Anda memiliki ribuan dosa yang tak terampunkan?” (R.L. Hymers, Jr., A Puritan Speaks to Our Dying Nation, hal. 22) 15 Tidak perlu dipertanyakan lagi bahwa orang berdosa yang tak terampuni ini adalah orang yang masih terhilang, sama seperti iblis mereka sendiri yang membuat dirinya terhilang. Kristus menjelaskan kepada Anda bahwa ini akan menjadi kalimat Anda: "Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnyaDepart” (Matius 25:41). "tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu. Tetapi yang ada ialah kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api yang dahsyat yang akan menghanguskan semua orang durhaka" (Ibrani 10:26-27). Betapa mengerikannya bagi Anda yang berdiri di depan tahta pengadilan Allah dengan membawa dosa yang tak terampuni itu! Pengadilan Anda karena dosa ini akan menjadi lebih berat bagi jiwamu dibandingkan dengan gunung yang menimpa tubuhmu, dan itu akan mendorong kamu jatuh ke dalam api yang kekal. Dosa yang tak terampunkan adalah bahan bakar untuk Neraka. Ingat C.H. Spurgeon tadi berkata, “Ujilah dirimu sendiri, karena jika Anda membuat kesalahan, Anda tidak akan pernah dapat memperbaikinya, jika bukan di dunia ini.” Anda tidak dapat diselamatkan setelah Anda mati. Ini sudah sangat terlambat untuk diselamatkan dan untuk selama-lamanya. Anda harus bertobat sekarang, ketika Anda masih hidup, atau Anda akan menghabiskan kekekalan Anda dalam nyala api. Saya tidak mengada-ada dengan doktrin yang sangat mengerikan ini. Inilah yang diajarkan diseluruh Alkitab. Anda akan berkata, “Tuhan, Tuhan, bukalah untuk kami.” Tetapi Kristus akan berkata, “Aku tidak mengenal kamu” (Matius 25:11-12). Ia kemudian akan berkata, “Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari padaKu, kamu sekalian pembuat kejahatan!" Ini adalah kata-kata-Nya sendiri (Matius 7:21-23). Ini adalah khotabah yang seharusnya kita kumandangkan bahwa “ketika Anda tetap tinggal dalam ketidakbertobatan Anda tidak dapat menerima pengampunan dosa.” Mengapa kita harus melakukannya? Karena saya setuju dengan apa yang dikatakan oleh Dr. J. Gresham Machen, yang menegaskan bahwa ia juga percaya bahwa khotbah-khotbah modern sekarang ini sudah salah. Machen berkata, “Para pengkhotbah modern berusaha membawa orang-orang ke dalam gereja tanpa harus melepaskan kesombongan mereka; mereka mencoba membantu orang-orang untuk menghindari conviksi [atau dihakimi oleh dosa]…. Seperti itulah khotbah-khotbah modern. Ini diperdengarkan setiap minggu di ribuan mimbar gereja. Namun semua ini sia-sia saja. [J. Gresham Machen, Christianity and Liberalism (Grand Rapids: Michigan, Wm. B. Eerdmans, reprinted, 1983), hal. 68. Hal senada disampaikan oleh Dr. Martin Lloyd-Jones, gembala Westminster Chapel di London. Dr. LloydJones berkata, “Khotbah hari ini tidak menyelamatkan orang. Khotbah hari ini bahkan tidak menggangu orang, tetapi tetap membiarkan mereka tetap dalam kondisi mereka. ” Dikutip oleh Ian Murray, David Martin LloydJones:The First Forty Years1899-1939 (Edinburgh: Banner of Thrut Trust, 1983), hal. 206). Kita harus tetap memberitakan berita pertobatan ini karena menurut A.W. Tozer dan Jim Ellife hanya ada 10 % dari semua orang yang menyatakan dirinya sudah diselamatkan yang benar-benar telah mengalami pertobatan. Dan ini berarti bahwa 90 % lainnya masih hidup dalam kondisi tidak bertobat. Dan bagi mereka tidak ada pengampunan ketika menghadap tahta pengadilan Allah kecuali mereka bertobat sekarang. Lebih-lebih hal ini ternyata juga terjadi di antara hamba Tuhan seperti yang ditegaskan melalui riset Dr. Benney. Dan Dr. Monroe “Monk” Parker sering dijuluki “The Dean of American Evangelists” juga berkata, “Jika kita dapat memperoleh separuh dari jemaat kita diselamatkan, kita telah memiliki 16 kebangunan yang luar biasa. Pada kenyataannya, saya pikir jika kita dapat memperoleh separuh dari pengkhotbah di Amerika bertobat, kita akan melihat kebangunan yang luar biasa. (Monroe Parker, Through Sunshine and Shadows: My First Seventy-Seven Years, Sword of the Lord, 1987, hal. 61-62). Marilah kita terus menerus memberitakan pertobatan sebagai khotbah utama dan sentral kita. Karena kita sudah mengetahui tiga jawaban dari pertanyaan, “Apa yang akan terjadi kepada diri saya jika saya tidak bertobat?” Dan jika Tuhan menghendari minggu depan saya akan memberikan jawaban-jawaban yang lainnya. Marilah kita jadikan jeritan hati Richard Baxter sebagai pernyataan yang memotivasi kita. “ I preach as never sure to preach again, and as dying man to dying man.” A Ap pa a yya an ng ga ak ka an n tte errjja ad dii jjiik ka a ssa ayya a ttiid da ak kb be errtto ob ba att ?? Bagian 2 Oleh Dr. Eddy Peter Purwanto Diadaptasi dari Richard Baxter's A Treatise on Conversion yang telah diadaptasi ke dalam bahasa Inggris modern oleh Dr. R.L. Hymers, Jr dalam A Puritan Speaks To Our Dying Nation. Dikhotbahkan di Kebaktian Philadelphia Baptist Fellowship Matius 18:3 "Sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga" “Apa yang akan terjadi kepada diri saya jika saya tidak bertobat?” Adalah tema khotbah yang saya sampaikan pada kebaktian Minggu di Philadelphia Baptist Fellowship. Pada waktu itu saya memberikan tiga jawaban Richard Baxter dari pertanyaan ini. Dan Anda perlu ketahui sebelumnya bahwa jawaban dari pertanyaan ini bukan hanya tiga, tetapi ada sepuluh. Oleh sebab itu, pada malam ini saya akan memberikan tiga jawaban lagi dari pertanyaan ini, dan empat jawaban selanjutnya akan saya sampaikan dalam khotbah saya berikutnya. Pada kebaktian Minggu seperti yang seharusnya Anda ingat, ada tiga jawaban dari pertanyaan ini, “Apa yang akan terjadi kepada diri saya jika saya tidak bertobat?” 17 1. 2. 3. Anda tidak benar-benar menjadi anak Allah, atau orang Kristen sejati, karena Anda tidak sungguh-sungguh mengenal Yesus Kristus Tidak ada pengharapan keselamatan bagi orang yang tidak bertobat yang hidup dan mati dalam kondisi tanpa pertobatan Ketika Anda tetap tinggal dalam ketidakbertobatan Anda tidak dapat menerima pengampunan dosa. Dan dalam kesempatan malam ini saya akan memberikan tiga jawaban yang lain. “Apa yang akan terjadi kepada diri saya jika saya tidak bertobat?” Pertama, Selama Anda tidak bertobat, Anda adalah hamba dan budak Setan. “Anda di bawah kuasa Setan, dan dikendalikan oleh dia sebagai tawanannya. Anda mungkin tidak berpikir demikian, namun itulah kebenarannya. Allah telah menjelaskan kepada kita bahwa itulah kondisi Anda yang sebenarnya dalam kondisi Anda yang tidak bertobat. Kecuali seseorang mengalami pertobatan ia menjadi budak tawanan Setan. Hanya ketika Anda bertobat maka Anda menjadi manusia yang merdeka – menjadi anak-anak Allah.” (Dr. R.L. Hymers, A Puritan Speaks to Our Dying Nation. (Oklahoma City: Oklahoma, Heartstone Publishing, 2002, hal. 20) "Barangsiapa yang tetap berbuat dosa, berasal dari Iblis… Inilah tandanya anak-anak Allah dan anak-anak Iblis …" (1 Yohanes 3:8-10). Kata kerja bahasa Yunani yang dipakai di sini adalah present indicative active, yang menunjukkan bahwa orang itu secara aktif dan terus menerus hidup dalam dosa. Jelas itu bukanlah natur dari orang yang sudah bertobat. Memang benar bahwa seseorang yang telah bertobat bisa jatuh ke dalam dosa, namun ia tidak akan terus menerus hidup dalam dosa. Ketika ia jatuh ke dalam dosa, ia akan segera menyadarinya, dan segera bangkit datang kepada Tuhan untuk memperoleh pengampunan (1 Yoh. 1:9). Richard Baxter menjelaskan bahwa “arti dari ayat ini (1 Yoh. 3:8-10) adalah bahwa seseorang yang memberikan hatinya untuk dosa menjadikan dia milik Iblis; dan ia yang memberikan hatinya kepada Kristus menjadikan ia anak Allah. Iblislah yang membuat Anda membenci pikiran tentang pertobatan, atau ia membuat Anda berpikir bahwa Anda telah bertobat. Setanlah yang memberitahukan kepada Anda bahwa Anda masih memiliki banyak waktu dan tidak perlu kuatir karena Anda masih memiliki banyak waktu untuk diselamatkan. Alkitab menjelaskan kepada kita bahwa ini adalah pekerjaan Setan, yang menjadi alasan Kristus datang untuk membinasakannya (1 Yohanes 3:8).” (ibid) Bayangkan jika oleh karena kesalahan Anda melanggar hukum, dan kemudian pengadilan memutuskan untuk menjatuhi hukuman dan Anda dikirim ke penjara bawah tanah yang gelap. Apa yang Anda pikirkan jika Anda berada di sana? Apakah Anda akan menikmatinya? Saya yakin, jika Anda masih waras, Anda tidak mau selamanya, atau bahkan walau hanya sehari berada di sana. Anda ingin bebas. Tahukah Anda bahwa jika Anda tidak bertobat Anda sedang menjadi tawanan Setan? Anda menjadi budak Setan. Kondisi Anda di sini lebih menyedihkan dibandingkan dengan berada di penjara bawah tanah. Apalagi akhir hidup Anda, ketika Anda mati, Anda sama sekali tidak bebas. Penghukuman yang lebih mengerikan dijatuhkan oleh Tuhan kepada Anda. Anda akan dikirim ke Neraka, api yang kekal bersama dengan Setan untuk selamalamanya. Namun saya heran jika Anda merasa nyaman dalam kondisi yang menyedihkan ini, sehingga Anda tidak mau bertobat. Padahal Kristus menyediakan penebusan bagi dosa-dosa Anda dengan Darah-Nya sendiri, untuk membebaskan Anda dari tawanan Setan. Saya juga heran mengapa Anda berdiam diri sementara 18 banyak orang yang Anda kasihi berada dalam kondisi yang menyedihkan ini, sementara Anda tahu bahwa penebusan juga ditawarkan kepada mereka, dan Tuhan meminta Anda untuk membawa berita gembira ini kepada mereka. Seperti para prajurit Napoleon Bonaparte yang selalu membawa peta dunia di dada mereka, demikian juga William Carey selalu memajang peta dunia di ruang kerjanya, ketika ia melayani di sebuah gereja kecil di Inggris dan bekerja sebagai tukang sol sepatu. Setiap hari ia berdoa dan menandai tempat-tempat tertentu di peta itu. Ada suatu panggilan untuk pergi meninggalkan negaranya memberitakan Injil kepada bangsa yang masih diperbudak oleh Setan. Ia terpanggil untuk menjangkau India, dan menghapuskan tradisi tidak manusiawi dengan mempersembahkan bayi kepada buaya dan setiap istri harus dibakar hidup-hidup bersama mayat suaminya sebagai tanda kesetiaan. Carey terpanggil untuk membebaskan mereka dari perbudakan Setan ini dengan memimpin mereka kepada iman di dalam Kristus. Kedua, Tidak ada satupun yang Anda lakukan berkenan di hadapan Tuhan. Dr. R.L. Hymers, Jr., berkata, “Doa, menghadiri kebaktian di gereja, membaca Alkitab, memberikan persembahan, bersaksi – tidak ada satu pun dari semua itu yang diperkenan Allah jika Anda belum bertobat. Allah tidak berkenan dengan semua itu, dan membenci semua itu, bahkan walaupun itu adalah perbuatan terbaik yang ditunjukkan oleh orang yang belum bertobat. Orang-orang berdosa yang tidak bertobat tidak menyadari bahwa doa-doa mereka dan keaktifan mereka ke gereja, dan semua bentuk pelayanan yang mereka lakukan dibenci oleh Tuhan!” (ibid) "Siapa memalingkan telinganya untuk tidak mendengarkan hukum, juga doanya adalah kekejian. " (Amsal 28:9). Tentu bukan maksudnya Anda harus berhenti untuk berdoa, pergi ke gereja, membaca Alkitab, dll. Namun jika Anda berpikir bahwa apa yang Anda lakukan itu berkenan kepada Allah, sementara Anda sendiri belum bertobat, Anda sendiri belum menjadi Anak Allah, Anda salah besar. Apapun yang dilakukan oleh orang berdosa, najis di mata Tuhan, kecuali ia telah mengalami pertobatan, mengalami pengampunan oleh Darah-Nya. Firman Tuhan menegaskan, "Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah" (Roma 8:8). Artinya apapun yang ia lakukan tidak ada yang menyenangkan Allah. Ketika orang tua kita yang pertama jatuh ke dalam dosa dengan melanggar perintah Allah untuk tidak makan buah di tengah Taman Eden, mereka mengambil daun ara untuk menyemat tubuhnya yang telanjang karena malu. Mereka berpikir dengan cara demikian mereka menjadi layak di hadapan Tuhan, karena mereka berpikir telah menutupi tubuhnya yang telanjang. Namun apa yang mereka lakukan tetap tidaklah berkenan di hadapan Tuhan. Tuhan memerintahkan mereka untuk melepas pakaian buatan mereka itu, dengan menggantikan kulit binatang yang Ia curahkan darahnya -- sebagai lambang penebusan atau pencurahan Darah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia di masa depan -- sebagai pakaian mereka. Anda tentu masih ingat khotbah saya pada kebaktian Chapel hari Rabu lalu, yang masih bisa Anda baca kembali di Internet. Dalam Matius 7 :21-23 dijelaskan bahwa pada akhir zaman ada banyak orang yang berseru-seru memanggil nama Tuhan, bahkan mereka berkata telah melakukan hal-hal besar dalam pelayanan mereka untuk Tuhan. Namun sungguh tragis, karena dikatakan bahwa pada hari itu Tuhan akan berterus terang kepada mereka bahwa Ia tidak mengenal mereka. Apapun yang mereka lakukan tidak berkenan di hadapan Tuhan, kecuali mereka bertobat. 19 Ketiga, mereka akan terus menerus hidup dalam bahaya penghukuman. Khotbah yang memukau di sepanjang masa dan harus selalu membuat orang-orang yang belum bertobat tidak bisa tidur tenang adalah khotbah Jonathan Edward yang berjudul “Sinners in the Hands of an Angry God” (Orang Berdosa di Tangan Allah yang Murka). Jika Anda ingan membaca khotbah ini, saya akan memberikan copy-nya kepada Anda. Dan saya sedang berpikir untuk menerjemahkan khotbah ini ke dalam bahasa Indonesia. Anda pasti tahu bahwa Jonathan Edward adalah salah satu pengkhotbah terbesar dalam sejarah Kebangunan Rohani di Amerika. Dalam khotbahnya ini Jonathan Edward berkata bahwa “murka Allah seperti aliran air yang deras yang berusaha dibendung, dan bendungan itu harus terus dinaikan dan dinaikan untuk menghentikan aliran itu, dan sekuat apapun bendungan itu, akhirnya akan jebol juga.” (Jonathan Edward, Sinners in the Hands of an Angry God , http://www.jonathanedwards.com/sermons/Warnings/sinners.htm) Edward juga berkata bahwa “murka Allah itu tiada batas. Jika hanya murka manusia, bahkan murka seorang pangeran atau raja yang sangat berkuasa tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan murka Allah…. Betapa mengerikan orang-orang yang berada di bawah murka ini setiap hari dan setiap jam berada di bawah bahaya dari murka yang agung dan kesengsaraan tanpa batas ini.” (ibid) Saya tidak bisa membayangkan bagaimana orang yang belum bertobat, yang jelas-jelas hidup terus menerus dalam bahaya penghukuman ini dapat hidup tenang sebelum mau bertobat. Mereka sedang menghadapi murka Allah yang dahsyat yang dapat datang setiap saat. Dr. R.L. Hymers, Jr menegaskan, “Walaupun Tuhan dengan sabar menahan untuk mendatangkan penghakiman-Nya, orang-orang yang tidak bertobat terus menerus hidup dalam bahaya penghukuman. Mereka hidup di bawah murka Allah. Mereka berada di bawah kutuk hukum Taurat. Mereka tidak mengetahui kapan hari penghakiman itu akan dijatuhkan kepada mereka. Tidak ada orang yang belum bertobat dapat menjelaskan berapa lama lagi ia akan hidup di dunia ini. Penghakiman dan kematian dapat datang setiap saat. Orang yang akan pergi ke Neraka tidak tahu bila mungkin saja itu terjadi hari ini. Setiap orang, jika mereka memikirkan semua ini, mereka tidak pernah dapat merasa damai dan aman. Tiap detik Anda hidup di tepi jurang Neraka! Anda bisa saja jatuh segera ke dalamnya. Anda mungkin berada di Neraka satu jam dari sekarang! Setiap pagi ketika Anda bangun, dan setiap malam ketika Anda merebahkan tubuh Anda ke tempat tidur, Anda tidak akan pernah yakin apakah Anda akan berada di Neraka di hari esok.” (ibid) Almarhum Dr. Curtis Hudson (1934–1995), pengganti Dr. John R. Rice sebagai Editor Majalah The Sword of the Lord dalam khotbahnya The Danger of Delay (Bahaya Berlambat-lambat) yang dapat Anda baca dalam edisi majalah The Sword of the Lord atau Anda juga dapat membacanya di http://www.swordofthelord.com, menjelaskan bahwa banyak orang masuk Neraka bukan karena tidak mau menerima Kristus atau tidak memiliki kesempatan untuk menerima Kristus sebagai Juruselamat pribadi mereka, namun banyak dari mereka yang masuk ke Neraka, karena menunda waktu untuk mengambil keputusan bertobat dan percaya dalam iman di dalam Kristus. Dalam khotbah ini, Dr. Hutson memberikan beberapa bahaya bagi orang yang suka berlambat-lambat untuk bertobat, yaitu; Pertama, bahaya mengeraskan hati; kedua, bahaya kehilangan jiwa; ketiga, bahaya pergi ke Neraka; keempat, bahaya kehilangan Sorga; kelima bahaya tidak diangkat pada hari pengangkatan (rapture); keenam, bahaya mati tiba-tiba. Enam hal senada juga disampaikan oleh Dr. John R. Rice dalam khotbahnya dengan tema “Six Pressing Reasons Why You Should Be Saved Today.” Dalam khotbahnya ini Dr. John R. Rice memberikan enam alasan 20 mengapa Anda harus bertobat hari ini, yaitu; pertama, ini adalah hari yang tepat untuk Anda diselamatkan; kedua, Anda harus diselamatkan hari ini, karena hari ini Roh Kudus memanggil Anda; ketiga, bahaya mengeraskan hati membuat ini urgent untuk Anda diselamatkan hari ini; keempat, kedatangan Kristus yang sudah semakin dekat membuat ini urgent untuk Anda diselamatkan hari ini; kelima, kehidupan yang tidak menentu dan kematian yang sudah pasti harus mendorong yang dapat berpikir bijaksana untuk diselamatkan hari ini; dan keenam, murka Allah yang dahsyat terhadap orang-orang berdosa yang menolak Kristus harus mendorong Anda untuk diselamatkan hari ini. R.A. Torrey berkata, “Orang berhikmat adalah orang yang melihat sesuatu yang harus ia kerjakan dan kemudian segera mengerjakannya. Namun orang bodoh adalah orang yang melihat sesuatu harus dikerjakan, kemudian ia berkata, ‘Ya, ini harus saya kerjakan, tetapi saya tidak ingin mengerjakannya sekarang.” (Dr. Curtis Hutson, The Danger of Delay). Oleh sebab itu, jangan menunggu lagi sekaranglah saatnya Anda bertobat! Sekaranglah saatnya Anda memberitakan berita pertobatan! Atau Anda mau terus menerus hidup dalam bahaya murka Allah yang dahsyat! Ingat saudara, "Sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga" (Matius 18:3). A Ap pa a yya an ng ga ak ka an n tte errjja ad dii jjiik ka a ssa ayya a ttiid da ak kb be errtto ob ba att ?? Bagian 3 Oleh Dr. Eddy Peter Purwanto Diadaptasi dari Richard Baxter's A Treatise on Conversion yang telah diadaptasi ke dalam bahasa Inggris modern oleh Dr. R.L. Hymers, Jr dalam A Puritan Speaks To Our Dying Nation. Dikhotbahkan di Kebaktian Philadelphia Baptist Fellowship Matius 18:3 "Sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga" 21 1. Anda tidak memiliki alasan untuk menikmati kedamaian walau hanya satu jam! Bagaimana mungkin Anda dapat bahagia dalam kondisi tidak bertobat? Jika mata hati Anda dicelikkan, maka Anda akan melihat betapa mengerikannya kondisi keadaan Anda yang sebenarnya dan Anda akan mengalami ketakutan yang luar biasa dan mencoba untuk keluar dari dosa-dosa Anda! Anda juga akan mengalami ketakutan yang memimpin Anda masuk ke dalam pertobatan, jika semua hal ini menjadi riil bagi Anda. Dr. R.L. Hymers, Jr. menyamakan kondisi orang yang menyadari akan kondisi dirinya yang belum bertobat yang akan memimpinnya kepada pertobatan sama seperti orang yang mengalami depresi karena kesulitan hidup yang membawa mereka untuk memutuskan bunuh diri. Dr. Hymers berkata, “Ini sama persis…namun bedanya itu tanpa anugerah. Dalam hal bunuh diri, pikiran melihat hidup ini tanpa pengharapan. Tidak ada ketenangan, siang maupun malam, seperti itulah kondisi depresi pada saat melihat hidup tanpa pengharapan. Sehingga, seseorang memutuskan untuk bunuh diri. Dalam hal pertobatan, bagian pertamanya sama dengan itu. Seseorang mengalami depresi siang maupun malam. Mereka melihat hidup ini tidak ada pengharapan dan dosa-dosa mereka sendiri terlihat begitu mengerikan. Tetapi, oleh anugerah, mereka dengan sepenuh hati berbalik kepada Kristus – dari pada bunuh diri. Dengan cara inilah depresi memimpin orang untuk bunuh diri atau bertobat yang mana mula-mulanya sangat mirip.” Hal ini tentunya mengingatkan kita akan dua contoh murid Yesus yang mengalami depresi. Yang pertama adalah Petrus. Setelah Petrus menyangkal Yesus tiga kali, dan setelah Yesus memandang dia dan dia ingat akan apa yang pernah disampaikan oleh Yesus bahwa sebelum ayam berkokok, Petrus akan menyangkal Dia tiga kali, setelah itu semua, Petrus mengalami suatu depresi yang luar biasa. Ia menyesal dengan apa yang ia lakukan, yaitu menyangkal Yesus, namun akhirnya ia mengalami pembaharuan oleh karena anugerah Tuhan. Namun contoh yang kedua adalah Yudas Iskariot. Setelah ia mengkhianati Yesus dengan menjual Dia dengan 30 keping perak, ia menyesal. Ia berkata ia telah melakukan kesalahan terhadap Orang yang tidak berdosa dan mengembalikan uangnya kepada para pemimpin Yahudi. Ia mengalami depresi, sama seperti Petrus juga mengalami depresi, namun bedanya depresi Yudas memimpin untuk membunuh dirinya sendiri. John Fox dalam bukunya Book of Martyrs menceriterakan tentang Archbishop Thomas Cranmer. Thomas Cranmer telah menandatangi suatu pengakuan bersalah demi menyelamatkan jiwanya dan kemudian ia membatalkan pengakuan bersalahnya itu dan akhirnya ia diikat di suatu tiang dan dibakar. Kemudian ia berkata: “Oleh karena tanganku telah menentang hatiku, oleh sebab itu biarkanlah tanganku yang pertama kali dibinasakan. Karena ketika aku masuk ke dalam api, tangan ini yang seharusnya terlebih dahulu dibakar. Kemudian Cranmer didorong dari tiang itu ke dalam api. Ketika ia masuk ke tempat para bishop dan martyr suci Allah itu, yaitu Latimer dan Ridley yang lebih dulu dibakar karena pengakuannya akan kebenaran, dan berlutut berdoa kepada Tuhan. Dan ia tidak berlambat-lambat untuk berdoa dan mengencangkan ikat pinggangnya, ia mempersiapkan dirinya sendiri untuk mati. Ketika kayu telah dinyalakan dan api mulai membakar, ia berusaha mengulurkan tangan kanannya yang telah menandatangi pengakuan bersalahnya ke dalam api. Dan di sana ia menghadapi semua itu dengan tabah, sehingga banyak orang melihat tubuh yang terbakar itu. 22 Ia begitu tenang dan konstan di tengah siksaan yang luar biasa dan ia kelihatannya tidak bergerak sedikitpun di ikatan itu. Dengan matanya memandang ke langit ia mengulangi perkataannya: “Tangan kananku tidak layak,” berulang kali ia mengucapkan kata-kata itu. Dan akhirnya seperti Stefanus ia berkata: “Tuhan Yesus, terimalah rohku,” sampai akhirnya lalapan api membuat suasana menjadi sunyi dan ia menyerahkan hidupnya. Biarkanlah pikiran ini datang kepada Anda ketika Anda sedang tertawa bersama dengan teman-teman Anda – “Oh, tetapi saya belum bertobat!” Ketika Anda di tempat kerja, atau di sekolah, atau di tempat bermain, sebaiknya Anda berpikir, “Oh, tetapi saya belum bertobat!” Dan setiap malam, ketika Anda mau tidur, kiranya Anda berpikir, “Oh, tetapi saya belum bertobat!” Kiranya pikiran ini datang ke dalam pikiran Anda ketika Anda bangun di pagi hari – simpanlah pikiran ini, “Saya belum bertobat.” Segala sesuatu yang Anda lihat atau pikirkan tentang itu semua akan mengingatkan Anda bahwa Anda belum bertobat – sampai Anda mau keluar dari kondisi yang sangat menyedihkan itu. "Keruntuhan dan kebinasaan mereka tinggalkan di jalan mereka" (Roma 3:16). 2. Orang yang belum bertobat dan menolak keselamatan akan meningkatkan kebinasaan dan kesengsaraan mereka. Menjadi tidak bertobat ketika hidup di tengah-tengah orang Katolik, Mormon, atau injili baru (newevangelicals) tidaklah mengherankan, beberapa orang lebih lagi berada dalam kegelapan seperti pada tengah malam. Tetapi menjadi tidak bertobat ketika berada di gereja dimana Injil selalu dikhotbahkan maka tidak ada alasan lagi, dan ini akan membuat kebinasaanmu bahkan lebih dahsyat pada hari Penghakiman. Allah belum meninggalkan Anda di dalam kegelapan. Tetapi Anda menutup mata Anda, dan berpaling dari kebenaran, serta menolak untuk berpikir dengan serius tentang semua hal ini. Anda harus mengerti bahwa khotbah yang Anda sedang dengar akan mempertobatkan atau menghukum Anda. Penolakan Anda untuk bertobat justru membuat pemberontakan Anda lebih dahsyat lagi, dan dosadosa Anda menjadi lebih buruk lagi, dibandingkan mereka yang memang tidak menghadiri gereja yang mengkhotbahkan Injil. Ingatlah ini, jika Anda mati tanpa pertobatan, Anda akan dihakimi. Orang-orang yang telah mendengar banyak khotbah akan mendapatkan tempat yang paling buruk di Neraka – penghukuman terdahsyat. "Keruntuhan dan kebinasaan mereka tinggalkan di jalan mereka" (Roma 3:16). 3. Lebih jauh Anda hidup dalam kondisi tanpa pertobatan, maka semakin lebih besar lagi penghukuman bagi Anda nantinya. Selama Anda tidak bertobat. Anda terus menerus hidup dalam pemberontakan melawan Allah. Anda menolak anugerah-Nya. Anda lebih mencintai dunia dan dosa dari pada Dia. Anda mengingkari Dia di dalam hati Anda. Orang yang belum bertobat senantiasa berpikir buruk tentang orang yang telah bertobat. Tetapi mereka bahkan lebih buruk lagi menghukum diri mereka sendiri. Mereka mentertawakan kita, namun sebenarnya mereka sedang menyakiti dan melukai diri mereka sendiri. Mereka menggoda orang lain untuk melakukan dosa, namun dengan demikian justru menjerumuskan diri mereka sendiri ke dalamnya. Mereka menyepelekan khotbah ini, namun itu justru mengirim diri mereka sendiri ke dalam api Neraka. Juga, pikirkanlah tentang fakta bahwa ketika Anda tetap tidak mau bertobat, berarti Anda betumbuh lebih dan lebih keras lagi di dalam dosa. Dan Allah akan meningalkan Anda lebih dan lebih lagi. Roh Kudus akan 23 undur darimu. Dengan terus menerus hidup dalam dosa akan membuat diri Anda semakin buruk dan lebih buruk lagi. "Keruntuhan dan kebinasaan mereka tinggalkan di jalan mereka" (Roma 3:16). 4. Selama Anda tetap tidak mau bertobat, berarti Anda merampok kebahagiaan Anda sendiri. Allah menawarkan kebahagiaan kepada Anda, dan Anda dapat memilikinya, tetapi Anda tidak mau menerimanya dengan menolak untuk bertobat. Sebenarnya Anda dapat memiliki Allah dari pada dunia, Kristus dari pada diri Anda sendiri yang penuh dosa, dan Roh Kudus dari pada Setan yang selalu menipu Anda. Anda dapat memiliki kesucian dari pada kejahatan, pembenaran dari pada penghukuman, berkat dari pada kutuk, damai sejahtera dari pada teror dan keamanan semu. Anda tidak tahu apa yang telah Anda biarkan terhilang setiap hari jika Anda tetap tidak mau bertobat – dan itu jauh lebih [berharga] dari kesenangan yang dosa dapat berikan kepada Anda. Tanyakan itu kepada setiap orang yang telah bertobat jika Anda tidak percaya kepada saya. Tanyakan kepada mereka, apakah mereka mau kembali hidup dalam kondisi tanpa pertobatan. Jika orang-orang ini menemukan bahwa mereka tidak menjadi lebih baik dari sebelumnya, pastilah mereka mau kembali kepada keadaan sebelumnya yaitu pada saat mereka belum bertobat. Tetapi para petobat sejati tidak akan melakukan ini untuk alasan apapun juga! Jika Anda tahu bahaya hidup yang sedang Anda hadapai sekarang, Anda harus segera meninggalkannya sama seperti orang yang segera lari keluar dari rumah yang terbakar, atau seseorang yang akan segera meninggalkan kapalnya yang bocor di lautan, karena jika ia tidak segera berenang ke pantai ia akan mengalami karam kapal dan tenggelam. Dan jika Anda tahu bahwa lebih baik Anda bertobat, Anda tidak akan menunggu lebih dari satu hari untuk melakukannya. Saya sekarang mau menunjukkan kepada Anda apa maksudnya menjadi tidak bertobat. Jika Anda dengan berani terus menerus hidup dalam ketidak-percayaan, dan dengan gegabah menolak apa yang saya sampaikan, jika Allah meninggalkan Anda sendirian, atau jika kematian datang kepada Anda yang masih dalam kondisi belum bertobat – maka Anda tidak dapat menyalahkan siapapun selain menyalahkan diri Anda sendiri. "Keruntuhan dan kebinasaan mereka tinggalkan di jalan mereka" (Roma 3:16). 24 P Pe errtto ob ba atta an nm me elliib ba attk ka an np pe erru ub ba ah ha an np piik kiirra an n Oleh Dr. Eddy Peter Purwanto Diadaptasi dari Richard Baxter's A Treatise on Conversion yang telah diadaptasi ke dalam bahasa Inggris modern oleh Dr. R.L. Hymers, Jr dalam A Puritan Speaks To Our Dying Nation. Dikhotbahkan di Kebaktian Philadelphia Baptist Fellowship Matius 18:3 "Sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga" Saya tidak perlu meminta Anda untuk mengasihi diri Anda sendiri, atau meyakinkan Anda untuk mencari kebahagiaan. Anda akan melakukan semua hal itu tanpa perlu sata berkata kepada Anda agar Anda melakukannya karena semua itu ada dalam ketertarikan diri Anda sendiri. Hanya orang bodoh yang tidak mengasihi diri sendiri dan tidak ingin mencari kebahagiaan. Tujuan saya adalah untuk mengatakan kepada Anda dari mana datangnya kebahagiaan dan bukan kebahagiaan – dan untuk menasehati Anda untuk masuk ke arah yang akan membawa kebahagiaan terbesar bagi Anda. Motif saya adalah untuk berkenan di hadapan Allah dan menyelamatkan jiwa. Saya tidak berpikir ini adalah kebenaran jika saya naik ke mimbar untuk tujuan-tujuan yang lain. Seseorang yang berkhotbah untuk alasan-alasan lain adalah untuk mencari sesuatu bagi dirinya sendiri, dan bukan untuk Kristus. Tidak lah heran jika ada “banyak pengkhotbah” menggunakan kata-kata yang lembut dan kalimat yang enak didengar. Mereka mencoba untuk berkenan kepada manusia dari pada mencoba berkenan kepada Allah. Saya tahu betapa sulitnya untuk mendapatkan orang-orang yang mau memperhatikan kebenaran khotbah berhubungan dengan petobatan. Saya tahu bertapa sulitnya pekerjaan ini, betapa dinginnya orang-orang yang walaupun mereka berhutang kepada para pengkhotbah setia atas jiwa-jiwa mereka. Tetapi saya ingat bahwa saya harus berbicara dalam nama Kristus. Saya juga ingat bahwa saya harus berbicara kepada orang-orang yang akan menjadi bahagia untuk selamanya atau mengalami kengerian untuk selamanya. Saya tahu betapa sedikitnya orang yang akan diselamatkan, banyak “yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih” (Matius 20:16; Matius 22:14). Banyak orang terhilang untuk selama-lamanya karena mereka tidak mau berpikir tentang Kristus, atau menerima anugerah Allah yang ditawarkan kepada mereka. Itulah sebabnya mengapa saya berbicara kepada Anda hanya satu subyek: bahwa hanya atas satu di mana hidup dan mati Anda bergantung. Jika saya ingin Anda berpikir tentang saya sebagai seorang sarjana yang luar biasa, atau saya mendapatkan tepuk tangan Anda untuk apa yang saya katakan, saya akan berbicara 25 tentang subyek yang lebih menyenangkan lagi, dan saya akan menceritakan kepada Anda cerita singkat dan lelucon yang lucu sekali. Tetapi saya tahu bahwa jika saya lakukan ini hanya akan berkenan kepada Iblis dari pada kepada Tuhan, sehingga saya tidak akan berkhotbah dengan cara seperti itu. Saya berdoa agar Than menggunakan apa yang saya sampaikan untuk mempertobatkan jiwa. Itulah apa yang saya inginkan terjadi. "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga" (Matius 18:3). “Kerajaan sorga” ini berarti status anugerah sejati (keselamatan) sama halnya dengan kerajaan di masa datang. Dalam ayat ini mengacu pada berada pada status keselamatan. Pertobatan adalah pintu masuk ke dalam persiapan kerajaan, karena pertobatan adalah pintu masuk ke dalam keselamatan. Doktrin Pertobatan Kita dapat mempelajari beberapa doktrin dari teks ini dalam Matius 18:3. 1. Jika manusia tidak bertobat, mereka tidak akan dapat masuk ke dalam kerajaan sorga. 2. Semua orang secara natur berada dalam kerajaan Setan. Ketika mereka bertobat mereka berpindah ke kerajaan sorga. Seseorang pindah dari kerajaan Setan ke kerajaan Sorga melalui pengalaman pertobatan. 3. Kata conversion, repentance, regeneration dan sanctification digunakan dalam Alkitab untuk menjelaskan pekerjaan Allah yang sama di dalam jiwa manusia. Tetapi setiap kata menunjukkan seseuatu atau penekanan yang berbeda tentang pekerjaan yang sama ini. 4. "Repentance" menjelaskan gerakan kita menjauh dari status yang penuh dosa – kita berbalik pada saat bertobat. Kata “repentance” menjelaskan bahwa kita berbalik kepada Kristus, berpaling dari dosa. Ada dua sisi repentance: sisi pertama adalah berpaling dari keadaan dosa dan kebinasaan (ini juga dapat berhubungan dengan berbalik dari dosa secara particular), dan di sisi lain berbalik kepada Yesus Kristus. "Repentance" berbicara tentan dua hal: 1. Dukacita yang mendalam karena kita telah berdosa; 2. Perubahan pikiran dari dosa itu kepada Yesus Kristus. Yang pertama hanya bagian dari yang kedua. Perubahan pikiran adalah begitu sedih mengingat dosa yang telah dilakukannya, walaupun kesedihan itu bukanlah perubahan dalam arti yang sesungguhnya. Namun ketika pertobatan riil itu terjadi, bagian dari perubahan pikiran termasuk dalam duka cita yang mendalam karena dosa-dosa itu. 5. "Regeneration" juga berarti sama seperti "conversion." Tetapi ada perbedaan kecil: istilah ini berarti “kelahiran kembali.” "Regeneration" berarti “kelahiran kembali.” Ini adalah perubahan yang luar biasa, yaitu bahwa orang itu menjadi manusia baru. Walaupun istilah “regeneration” lebih komprehensif dari pada “conversion,” dua kata ini secara esensial memiliki pengertian yang sama. 6. "Sanctification" juga berarti sama seperti "conversion,” tetapi dengan perbedaan kecil: kata ini memfokuskan pada kasih kita yang dalam untuk Tuhan, dan kesucian hidup yang datang dari kasih yang seperti itu. Sekarang saya harus menunjukkan kepada Anda apa yang dimaksud dengan “bertobat dan menjadi sama seperti anak kecil.” Ini tidak dapat dilakukan dengan baik kecuali pertama-tama saya memberikan kepada Anda deskripsi tentang status orang yang belum bertobat. 26 Manusia telah berdosa, melanggar hukum Tuhan, dan menjadikan dirinya sendiri sebagai budak Setan dan anak kematian. Oleh sebab itu, natur orang yang belum bertobat adalah rusak dan korup. Jadi, nature kita begitu kotor. Pertobatan berhadapan dengan pertanyaan ini, “Siapa dapat mendatangkan yang tahir dari yang najis?” (Ayub 14:4). Bagaimana mungkin Adam dapat menurunkan natur yang baik kepada umat manusia jika ia sendiri telah kehilangan dirinya sendiri? Kita semua lahir dalam natur yang telah rusak karena kita telah menerima natur seperti itu dari Adam. Natur kita cenderung menentang Tuhan dan halhal sorgawi dan tertarik kepada dunia dan hal-hal duniawi. Sombong, tamak, tidak percaya, kesalahan, kemunafikan, kafir, pertikan dan semua kejahatan berakar dari dalam diri kita. Jika pencobaan datang, kita akan mengeluarkan buah karena natur kita yang telah rusak. Sejak ini adalah natur Anda, ini hanya akan lebih memperburuk Anda di dalam dosa, jika Anda menangguhkan diri untuk bertobat. Sejak natur Anda telah rusak, seseuatu yang berasal dari luar Anda harus mempertobatkan Anda, karena pohon yang tidak baik tidak dapat menghasilkan buah yang baik. Penyebab utama pertobatan adalah Roh Kudus. Roh Kudus menggunakan khotbah tentang Yesus Kristus (entah melalui yang dibaca atau didengar) untuk mempertobatkan manusia. Roh Kudus menyebabkan seseorang dapat percaya kepada Yesus. Roh Kudus membawa seseorang berpaling dari kepercayaannya pada dirinya sendiri, kepada percaya Yesus Kristus. Roh Kudus membuat pertobatan itu terjadi di dalam diri orang berdosa, dan membawa perubahan batiniah (inward change). Pertobatan berarti perubahan pikiran Setiap orang yang belum bertobat adalah buta akan kebenaran-kebenaran Injil yang menyelamatkan. Setiap orang yang bebal disebabkan oleh karena ia belum pernah mendengarnya, atau karena ia belum memahaminya. Banyak orang di dunia ini tidak mengetahui bahwa natur manusia secara total telah rusak. Mereka tidak tahu betapa Tuhan membenci dosa, dan beta dosa layak menerima murka Allah. Mereka tidak tahu betapa Yesus Kristus telah memuaskan pengadilan Allah dan menebus kita dari kebinasaan. Mereka tidak tahu bahwa Yesus menawarkan kepada mereka pengampunan melalui kematian-Nya di atas kayu salib, dan betapa orang-orang yang percaya akan masuk ke dalam kemuliaan untuk selama-lamanya, dan orang yang tidak percaya akan binasa untuk selama-lamanya. Banyak orang yang benar-benar bebal akan prinsipprinsip fundamental dari agama Kristen. Banyak dari orang-orang ini yang tahu sebagian dari doktrin ini hanya dengan cara yang dangkal atau picik dan tidak efektif. 1. Sekarang hal pertama bahwa Roh Allah bekerja dalam pertobatan dengan membuka mata hati manusia untuk memahami kebenaran-kebenaran ini; sehingga seseorang yang dulu mendengar khotbah sebagai sesuatu yang tidak riil, sekarang sama seperti seseorang yang dibawa keluar dari penjara bawah tanah untuk melihat cahaya. Orang itu seperti orang yang buta yang kemudian dicelikkan, yang bahagia melihat cahaya dan dikejutkan dari kebebalan dan kebutaan mereka sebelumnya. 27 Saya akan membuktikan ini kepada Anda dengan Kitab Suci: "Tetapi manusia duniawi (orang yang belum bertobat) tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani.” (1 Korintus 2:14). "Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa, yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini (Setan), sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah” (2 Korintus 4:3-4). Dan kemudian Alkitab menjelaskan kepada kita tentang kesembuah yang terjadi pada saat pertobatan: "Dan Aku akan mengutus engkau kepada mereka, untuk membuka mata mereka, supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah” (Kisah Rasul 26:17-18). Anda bebal terhadap kebenaran-kebenaran agung di dalam Alkitab sampai Allah sendiri membangkitkan Anda untuk melihat realitasnya. 2. Dalam pertobatan pikiran Anda juga diubah dari keacuhan kepada perhatian yang serius. Alasan utama kita tidak dapat menyadarkan orang-orang untuk membenci dosa serta keduniawian dan mencari serta menemukan Kristus adalah karena kita tidak dapat memaksa mereka untuk berpikir serius. Orang-orang yang masih terhilang lebih memikirkan dan membicarakan hal-hal lain dari pada memikirkan dengan mendalam tentang khotbah ketika mereka pulang dari ibadah di gereja. Mereka tidak pernah terbantu oleh khotbah karena mereka tidak memikirkan itu semua. Kita tidak dapat memaksa mereka untuk menyediakan waktu khusus untuk mengingat atau merenungkan apa yang telah mereka dengan secara serius. Ketika Roh Allah datang mempertobatkan Anda, Ia membuat Anda memikirkan khotbah ini. Ia membangunkan jiwa-jiwa yang tertidur dan menunjukkan kepada mereka bahwa khotbah ini adalah untuk mereka. Tuhan menetapkan kebenaran khotbah ini di depan mata mereka dan membuat mereka benarbenar serius memperhatikan apa yang mereka telah dengar. Allah sendiri yang memfokuskan pikiranpikiran mereka terhadap khotbah-khotbah yang mereka dengar, yang sebelumnya mereka selalu lupakan dan abaikan. Mereka mungkin telah mendengar ratusan khotbah tentang dosa dan Kristus, dan kebutuhan akan pertobatan, mereka mungkin juga pernah mendengar tentang penghakiman, Sorga dan Neraka untuk beberapa kali, tetapi mereka tidak pernah memikirkan semua hal itu secara serius sebelumnya. Sekarang Allah membawa hal-hal yang mereka pernah dengan dalam khotbah yang tajam dan jelas dalam pikiran mereka. Ini adalah bagian terbesar dari karya Roh Allah dalam mempertobatkan orang, yaitu dengan membuat seseorang benar-benar memikirkan khotbah yang pernah mereka dengar. 28 3. Perubahan ketiga dalam pikiran pada saat bertobat adalah perubahan dari ketidakpercayaan kepada iman yang sejati. Satu atau dua kata dalam khotbah tentang Sorga atau Neraka, jika itu benar-benar Anda percayai, akan membuat Anda percaya kepada Kristus dengan segenap hati Anda. Tetapi orang-orang berdosa yang tidak bertobat hanya akan setengah percaya kepada Alkitab. Mereka adalah benar-benar orang yang belum percaya. Tetapi ketika Roh Allah mulai bekerja di dalam diri Anda, maka Anda akan mulai melihat bahwa segala sesuatu yang ada di dalam Alkitab adalah secara realitas benar. Ada akan mulai melihat Kistus, dan api yang kekal di Neraka, itu bukan mimpi, tetapi itu adalah fakta actual. Apapun yang Anda pikirkan tentang ini sekarang, semua orang yang ada di bumi akan menemukan diri mereka sendiri di Sorga atau di Neraka. Jika Anda memberitahu seseorang bahwa ada perampok yang sedang mengikuti orang itu, dan ia tidak segera lari dengan cepat, Anda dapat yakin bahwa ia tidak sungguh-sungguh percaya kepada Anda. Tetapi jika Anda melihat orang itu lari untuk menyelamatkan hidupnya, itu adalah bukti bahwa ia percaya kepada Anda. Ketika seseorang benar-benar bertobat, Anda dapat mudah melihat dengan cara ia bertindak apakah menunjukkan ia percaya apa yang Alkitab katakan. Karena Nuh benar-benar percaya apa yang ia dengar, ia didorong oleh ketakutan dan mempersiapkan bahtera untuk menyelamatkan keluarganya dari penghukuman (band. 11:7). Jika Anda melihat Nuh mengerjakan bahtera Anda akan tahu bahwa ia benarbenar percaya apa yang telah ia dengar, jika tidak ia tidak akan bekerja keras untuk lepas dari bahaya. 4. Perubahan keempat yang datang bersama pertobatan adalah berpaling dari pikiran-pikiran salah. Sebelumnya, orang-orang yang masih terhilang berpikir bahwa tidak ada Sorga dan Neraka. Mereka berpikir bahwa Allah akan menyelamatkan mereka dengan cara sebagaimana mereka ada sekarang ini. Tetapi ketika Allah mempertobatkan Anda, Anda merubah semua opini Anda ini. Anda mungkin pernah berpikir tidak menjadi masalah untuk meninggalkan gereja oleh karena beberapa alasan. Anda mungkin pernah berpikir tidak apa-apa melakukan dosa dengan satu cara atau dengan cara lainnya. Tetapi ketika Tuhan mempertobatkan Anda, Anda akan berpaling dari pikiran-pikiran yang salah dan dosa itu. Kemudian Anda akan berpikir, “Oh, betapa bodohnya aku tertidur dalam hidupku yang singkat ini dari pada mencari keselamatan di dalam Krisus! Betapa bodohnya kau karena telah melupakan betapa penghakiman Allah itu sudah begitu dekat!” Ketika Anda dibangunkan oleh Tuhan, Anda akan berkata, “Aku harus segera membuat kepastian bahwa saya siap pergi ke Sorga! Saya harus melakukan semua yang dapat saya lakukan untuk membuat yakin bahwa saya tidak akan pegi ke dalam siksaan api yang kekal!” Wahai orang yang belum bertobat, pikiran Anda akan diubah, Anda akan berfikir dengan cara yang berbeda dari caya Anda berpikir sekarang, ketika Anda mengalami pertobatan. Anda akan memiliki cara berpikir yang baru tentang dosa dan gereja, tentang yang baik dan yang jahat. Anda mungkin berkata bahwa Anda tidak akan pernah mengubah pikiran Anda, tetapi Tuhan Sendiri dapat mengubah Anda berpikir berbeda dari cara berpikir Anda sekarang. Terang Tuhan tidak akan dapat dikalahkan oleh kegelapan Anda, jika Ia memaksudkan terang itu untuk menyinari jiwa Anda. 29 Yesus berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga" (Matius 18:3). P Pe errtto ob ba atta an nm me elliib ba attk ka an np pe erru ub ba ah ha an nh ha attii Oleh Dr. Eddy Peter Purwanto Diadaptasi dari Richard Baxter's A Treatise on Conversion yang telah diadaptasi ke dalam bahasa Inggris modern oleh Dr. R.L. Hymers, Jr dalam A Puritan Speaks To Our Dying Nation. Dikhotbahkan di Kebaktian Philadelphia Baptist Fellowship 1 Yohanes 2:15 "Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu” Bagian pertama dari karya pertobatan adalah dalam pikiran. Bagian kedua adalah dalam hati. Ketika saya berbicara tentang “hati” saya menghubungkan dengan kehendak Anda, yaitu bagian dari diri Anda yang memungkinkan membuat keputusan. Dalam pertobatan, ini perlu adanya pikiran yang diubah untuk mempersiapkan perubahan kehendak. Tuhan membawa kehendak itu untuk mengasihi apa yang sebelumnya dibenci, dan membenci apa yang sebelumnya dicintai. 1. Perubahan pertama yang Allah buat dalam hati atau kehendak pada saat pertobatan adalah dalam hal keinginannya. Ia menyebabkan Anda mengasihi apa yang sebelumnya Anda benci. Sebelum pertobatan setiap keinginan Anda adalah untuk hal-hal duniawi dan Anda tidak menginginkan halhal tentang Tuhan. Hati Anda menentang hal-hal tentang Tuhan. Anda mencintai hal-hal duniawi yang Anda miliki, atau berpikir tentang hal-hal duniawi yang Anda kuasai. Anda tidak memikirkan Tuhan. Anda tidak menginginkan untuk mendengar tentang, atau berpikir tentang kehidupan yang akan datang di Sorga. Sebelum Anda bertobat Anda tidak menyukai Tuhan atau hal-hal yang suci. Anda tidak suka berpikir tentang semua itu, atau berbicara tentang semua itu, atau terlalu banyak mendengar tentang semua itu. 30 Anda menjadi heran mengapa banyak orang senang mendengar tentang semua itu dan berdoa. Karena bagi Anda sendiri berat untuk memikirkan hal-hal tentang Tuhan. Mungkin saja Anda pergi ke gereja sekali-sekali dan berdoa sebentar, dan kelihatannya Anda senang setelah melakukan semua itu. Itulah sebabnya mengapa Alkitab memanggil Anda sebagai musuh Allah, dan pembenci Dia – karena hati Anda menentang Tuhan, bahkan walaupun perkataan-perkataan Anda mungkin kedengarannya Anda suka bersama dengan Dia (Yesaya 29:13). ‘Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. (Matthew 15:3). Saya tahu ini sudah umum sekali kalau banyak orang berkata bahwa Tuhan telah memiliki hati mereka dari pada Ia benar-benar bekerja dalam hati mereka. Dosa telah begitu membutakan mereka yang bahkan membuat mereka tidak mengenali diri mereka sendiri. Jika Anda dapat melihat diri Anda sendiri sebagaima sebenarnya diri Anda, maka Anda akan menyadari bahwa Anda telah benar-benar menolak Tuhan. Banyak orang berdosa mau membohongi diri mereka sendiri dari pada mengakui bahwa mereka belum mengasihi Tuhan, seperti Pemazmur berkata, “Allah tidak ada dalam semua pikirannya” – KJV (Mazmur 10:4). “TUHAN mengetahui rancangan-rancangan manusia; sesungguhnya semuanya sia-sia belaka” (Mazmur 94:11). Perubahan pertama yang Tuhan buat dalam hati adalah membawa hati Anda berbalik kepada Tuhan dan memberikan kepada hati Anda keinginan baru bagi Dia dan jalan-jalan-Nya. Roh Kudus membuka mata manusia untuk melihat kemuliaan Tuhan, dan kemuliaan yang luar biasa dari hal-hal yang telah Ia janjikan di Sorga. Tidaklah mungkin membuat orang dapat berpikir secara serius tentang Sorga, namun Tuhan dapat melakukannya, dan Tuhan melakukannya ketika pertobatan mengambil tempat pada diri Anda. Kemudian Anda akan benar-benar berkata, “Gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi.” (Mazmur 73:25). Sebelumnya mungkin Anda berat untuk berpikir tentang Tuhan. Namun sekarang Anda berpikir apakah Allah telah diperdamaikan dengan Anda atau belum. Sekarang Anda membuat dalam keseharian Anda suatu kebiasaan untuk mencari Kristus sampai menemukan Dia. Ini adalah kebenaran dari jiwa yang telah bertobat. Orang lain hanya berpikir tentang Tuhan – namun orang yang telah bertobat memberikan hati mereka kepada Dia. Saya sedang mencoba untuk membuat ini sejelas mungkin bagi Anda, karena saya ingin Anda bertanya kepada diri Anda sendiri apakah Anda sudah bertobat atau belum? Anda tahu bahwa ada sesuatu yang sangat penting dalam hidup Anda. Jika Anda tidak sungguh-sungguh tertarik di dalamnya, Anda tidak akan pernah memikirkannya atau membicarakannya dalam setiap kesempatan. Di sini adalah perbedaan riil antara hati seseorang yang telah bertobat dan belum berobat. Sebelum seseorang bertobat pikiranya berat untuk berpikir tentang Tuhan. Setelah pertobatan, tidak ada sesuatu yang lebih menarik dari pada Tuhan! Alkitab menjelaskan dua status ini: “Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh…. Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus” (Roma 8:5-9). 31 Di sini Anda melihat, di dalam setiap kata dari Alkitab ini, penjelasan tentang dua kondisi yang berbeda ini – orang yang telah bertobat dan belum bertobat. Kecuali Anda bertobat, pikiran Anda terkonsentrasi pada hal-hal duniawi. Pikiran Anda terkonsentrasi pada kebahagiaan Anda di dunia ini, bukan dunia yang akan datang. Tidak peduli apakah Anda mungkin berbicara tentang mengasihi Tuhan, Tuhan tahu bahwa Anda tidak sungguh-sungguh mengasihi Dia. Tetapi ketika pertobatan itu datang, ia menggeser cara berpikir yang lama dan memberikan pattern pikiran yang baru. Sekarang seseorang yang dulunya memikirkan kedagingan sekarang menjadi memikirkan hal-hal yang rohani. Selidikilah hati Anda sendiri, dan tanyakanlah kepada diri Anda sendiri apakah yang akan Anda inginkan jika Anda dapat memiliki segala sesuatu yang ada di dunia ini – apa yang paling menyenangkan Anda – apa yang Anda inginkan jika Anda dapat memiliki semua yang Anda inginkan. Dengan cara ini Anda dapat tahu apakah Anda sudah bertobat atau belum. Anda mungkin berpikir bahwa Anda dapat memikirkan hal-hal duniawi dan tetap menjadi anak Allah. Tetapi jangan menipu diri Anda sendiri. Itu tidak mungkin bisa terjadi. Jika Anda telah lepas dari hukuman api kekal yang ditentukan untuk Anda, dan kemudian memandang wajah Tuhan di Sorga, hati Anda harus berpaling dari yang lain! Kesenangan Anda yang memalukan harus menjadi ujian yang buruk bagi Anda. Anda harus malu karena apa yang sekarang Anda kasihi. Banyak kelemahan mungkin ada dalam diri orang yang telah bertobat, namun kedagingan atau keduniawian tidak dapat mendominasi. “Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu.” (1 Yohanes 2:15). Hanya orang bodoh yang akan berkata bahwa Tuhan tidak lebih baik dari dunia ini. tetapi pertanyaannya adalah: yang mana dari semua yang mereka lebih kasihi? Saya tidak akan pernah percaya bila pikiranpikiran Anda tentang Tuhan adalah tulus kecuali Anda memikirkan Dia dengan afeksi ketika Anda sendirian. Ketika anugerah pertobatan datang melakukan pekerjaan ini – ini menyebabkan hati yang tulus mengasihi Tuhan. Ketika orang-orang Kristen terbaik mencapai pengenalan tertingginya akan Tuhan dan kasih-Nya, mereka akan terus mencari pengenalan lebih dalam lagi. Dan mereka akan melihat betapa sedikitnya yang mereka telah ketahui. Jiwa yang telah bertobat mengetahui kekosongan dan kesia-siaan dari dunia ini ketika ia pertama merendahkan hati dan membuat melihat dosa-dosanya, itu membuatnya melihat bahwa ia telah melanggar hukum Tuhan, dan tidak damai di bawah murka Tuhan. Bagaimana mungkin segala sesuatu di dunia ini dapat memberikan kepadanya damai atau kesenangan? Jika Anda telah bertobat, Tuhan akan menunjukkan kepada Anda kebahagiaan yang lain. Ia akan memberikan kepada jiwa Anda yang sakit haus akan Yesus, yang adalah air hidup (Yohanes 4:14). “Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.” (Roma 5:5). 2. Bagian kedua dari perubahan hati pada saat bertobat adalah dalam tujuannya – apa yang ingin ia lakukan. Pertobatan menyebabkan seseorang ingin melakukan apa yang benar. Kerinduan orang yang telah bertobat adalah mencari kehendak Tuhan dan melakukan hal yang benar. Sebelum pertobatan, semua orang secara batiniah dan rahasia memusuhi Allah. Hati mereka menentang Dia. Tuhan tidak memiliki hati mereka. Bukanlah Tuhan yang sungguh-sungguh mereka cari. Namun segala 32 sesuatu yang bersifat keduniawianlah yang sesungguhnya mereka cari, dan bukan Tuhan. Oleh sebab itu Anda berkata “orang-orang dunia ini yang bagiannya adalah dalam hidup ini” (Mazmur 17:14). Oleh sebab itu Anda disebut “orang-orang dunia.” Anda menumpuk harta di dunia ini (Matius 6:19). Anda berpikir bahwa tidak ada yang lebih besar dari pada yang mereka dapat lakukan. Anda tidak tahu sukacita dalam hadirat Tuhan. Anda hanya mencari apa yang mereka akan makan atau minum, atau apa yang Anda dapat pakai, karena ini adalah cara berpikir orang-orang yang belum bertobat di muka bumi ini (Lukas 12:29, 30). Anda berpikir sangat sedikit tentang Kristus dan kerajaan-Nya, dibandingkan dengan semua hal yang Anda sukai di dunia ini. Anda melakukan segala sesuatu untuk memperoleh semua itu, tetapi Anda tidak mencari Tuhan (Matius 22:5; Lukas 12:21). Anda tidak ingin memberi apapun kepada Kristus. “Kesudahan Anda ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi” (Filipi 3:19). Anda bekerja hanya untuk hal-hal yang baik dalam hidup ini. Anda berpikir bahwa orang-orang Kristen sejati adalah bodoh karena lebih suka berdoa dan memperhatikan khotbah. Oleh sebab itu ketika orang-orang Kristen sejati menikmati kebahagiaan di Sorga, Anda akan menderita dalam api kekal di Neraka (Lukas 16:25). Kitab Suci ini menjelaskan tentang apa yang orang-orang belum bertobat inginkan dan apa yang hati mereka inginkan. Karena di mana hartamu berada, di situ pula hatimu berada (Matius 6:21). Tetapi ketika anugerah yang mempertobatkan datang kehendak-kehendak seseorang (hal-hal yang ia ingin lakukan) dirubah! Ia sekarang ingin berpikir tentang Tuhan dan Sorga! Ia tidak lagi memandang dunia sebagai yang berharga, yaitu apa yang dapat dunia berikan kepadanya, dan berapa lama itu akan membantunya, atau yang dunia lakukan untuknya ketika ia membutuhkan pertolongan. Ia telah memutuskan bahwa dunia tidak pernah dapat benar-benar membuatnya bahagia. Jika Anda telah mengalami pertobatan Anda akan mengalami semua ini dalam diri Anda sendiri. Anugerah yang mempertobatkan membuat seseorang benarbenar berpikir tentang segala sesuatu yang ada di dunia yang sebelumnya Anda piker dapat membuatnya bahagia, namun ketika Anda memikirkan itu dalam pertobatan Anda akan sadar bahwa tak ada apapun di dunia ini yang benar-benar dapat membuat Anda benar-benar bahagia. Tuhan sekarang membuka pikiran Ada sehingga segala penampilan palsu tentang hal-hal duniawi tidak dapat menipu Anda seperti semua itu dulu pernah memperdaya Anda. Anda berpikir tentang bagaimana semua itu memimpin Anda ke kuburan dan Neraka, dan meninggalkan Anda ketika Anda ada dalam penderitaan. Sebelum Anda seperti anak yang hilang, yang berpikir bahwa sulitlah hidup di rumah bapanya. Bersama dengan teman-temannya ia pergi untuk mencari kesenangan. Tetapi ketika ia sadar, ia ingin kembali ke rumah bapanya kembali! Ia sekrat karena lapar akan hal-hal tentang Tuhan Dengan cara ini Tuhan memimpin jiwa, pada saat pertobatan, untuk berpaling dari keinginan-keinginan dan rencana-rencana duniawi sebelumnya, dan membuat Anda berkata, Tuhan, semua hal ini tidak akan membuat saya bahagia. Tolong jangan biarkan saya dipenuhi dengan hal-hal seperti ini.” Ketika jiwa Anda berpaling dari kesenangan-kesenangan duniawi, dan melihat bahwa ada yang lain yang Anda butuhkan untuk menemukan kebahagiaan sejati, Roh Kudus menunjukkan kepada Anda bahwa hanya Yesus Kristus yang dapat memberikan kepuasan. Banyak hal yang terbaik dari dunia ini tidak akan memberikan kepuasan lebih lama kepada Anda, tetapi Anda “merindukan tanah air yang lebih baik yaitu satu tanah air sorgawi. Sebab itu Allah tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia telah mempersiapkan sebuah kota bagi mereka” (Ibrani 11:16). 33 3. Bagian ketiga dari karya pertobatan dalam hati adalah kehendak yang baru untuk mencari Kristus dengan cara seperti yang Allah jelaskan kepada Anda bagaimana menemukan keselamatan di dalam Kristus. Keselamatan tidak dapat diteukan dengan cara yang Anda inginkan. Anda harus disemalatkan dengan cara Tuhan – atau tetap terhilang. Dua hal yang mutlak diperlukan dalam keselamatan adalah: a. Anda harus harus percaya kebenaran-kebenaran tentang Kristus yang diberikan di dalam Alkitab. b. Bagaimanapun, Anda harus melakukan lebih dari itu. Anda harus percaya di dalam Yesus Kristus Sendiri -- yang ada di Sorga. Anda harus benar-benar datang kepada Dia. Sekarang hati dari orang yang belum bertobat menentang kedua hal di atas. Anda tidak sepenuhnya percaya dalam penggantian penebusan melalui kematian, kebangkitan dan kenaikan Kristus. Kepercayaan Anda sangatlah dangkal. Juga, Anda tidak mencari Kristus di Sorga – karena Anda belum merendahkan hati, dan tidak merasa perlu Kristus. "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit” (Markus 2:17) Anda belajar untuk berbicara hal-hal yang manis tentang Kristus, dan bahkan Anda mau diampuni oleh Dia, namun Anda tidak pernah menangkap Dia, sama seperti korban banjir yang segera menangkap sebatang kayu yang mengapung untuk menyelamatkan diri dari hisapan air. Tetapi ketika anugerah yang mempertobatkan itu datang, Anda akan memikirkan dengan serius tentang Kristus, dan mencari dengan sekuat tenaga untuk mengenal Dia. Kemudian Anda akan berkata, “Aku tersiksa oleh hati nuraniku sendiri, dan hanya darah-Nya dapat membuat hati nuraniku berhenti menuduh aku. Aku dihakimi oleh hukum Taurat, yang telah aku langgar. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan tanpa darah-Nya yang memberikan pengampunan kepadaku. Aku memiliki ribuan dosa yang menyerang aku. Aku tidak dapat memenuhi perintah keadilan Tuhan. Aku harus memiliki pengorbanan-Nya di kayu Salib sebagai ganti penghukuman bagiku untuk membayar dosa-dosaku. Selamalatkanlah aku, selamatkanlah aku, Tuhan, atau aku akan binasa! Allah yang adil dan murka akan mengirimku ke neraka jika kemurkaan-Nya tidak dipadamkan oleh darah-Nya, Oh Yesus!” Di sini ada empat hal yang terjadi ketika anugerah pertobatan datang kepada Abda: a. Dihakimi oleh diri sendiri karena dosa. Orang-orang belum bertobat tidak merasakan beban apapun dari hati nuraninya yang akan menuntun mereka kepada Kristus untuk memperoleh pengampunan. Hati nuraninya telah mati. Mereka dengan cepat dapat menunjukkan kesalahan orang lain, tetapi mereka sama cepatnya memaapkan dosa-dosa mereka sendiri. Namun ketika anugerah pertobatan datang, seluruh sikap Anda akan berubah. Anda akan selalu berbicara banyak menentang diri Anda sendiri. Anda akan berbicara banyak tentang dosa Anda sendiri. Anda kemudian akan menghakimi diri Anda sendiri! b. Dengan sungguh-sungguh berdoa kepada Tuhan. Orang yang belum bertobat tidak tahu apapun tentang doa yang benar. Mereka juga tidak berdoa sama sekali atau selain itu mereka secara mekanis berdoa, namun sama sekali tanpa hidupa dalam doa mereka. Namun ketika anugerah pertobatan datang kepada Anda, Anda akan berseru dan menangis kepada Tuhan. Sungguh doa adalah salah satu tanda bahwa anugerah pertobatan telah datang. c. Ketertarikan yang besar terhadap Firman Allah. Orang-orang yang belum bertobat memiliki sedikir ketertarikan terhadap Alkitab atau khotbah. Anda membiarkan pikiran Anda mengembara ketika membaca Alkitab, atau duduk di gereja sementara khotbah disampaikan. Namun ketika anugerah pertobatan datang 34 kepada Anda akan ada ketertarikan yang luar biasa dalam membaca Alkitab dan mendengarkan khotbah Firman Tuhan. d. Bersekutu dengan orang-orang Kristen. Orang-orang yang belum bertobat gampang sekali menghakimi orang-orang Kristen sejati dan marah dengan mereka dari pada memapkan mereka. Kebenaran ini adalah bahwa mereka tidak suka orang-orang Kristen sejati. Semakin kudus orang Kristen menjalani hidupnya, semakin sedikit orang yang belum bertobat yang menyukai dia. Orang-orang yang belum bertobat akan mencari-cari kesalahan orang lain dan mencari-cari alasan untuk memaapkan diri untuk tidak pergi ke gereja, atau memutuskan untuk melakukan dosa yang lain. Mereka terus menerus menghakimi orang lain sehingga mereka dapat memaapkan diri mereka sendiri. Sudahlah alami bila orang jahat membenci orang Kristen sejati (Kejadian 3:15; I Yohanes 3:12; Ibrani 11:4). Kristus berkata kepada murid-muridnya bahwa dunia akan membenci mereka kerena Ia telah memilih mereka untuk dipisahkan dari dunia; tetapi ketika mereka menjadi bagian dari dunia seperti, dunia akan mengasihi mereka (Yohanes 15:19). Ini menjelaskan mengapa dunia yang tidak bertobat membenci Kristus dan para pengikut sejati-Nya. Namun ketika jiwa benar-benar bertobat akan ada kasih yang riil untuk orang-orang Kisten sejati dan kasih yang riil untuk gereja lokal. Orang yang benar-benar bertobat tidak akan meninggalkan gereja lokal (1 Yohanes 2:19), namun Anda akan tinggal karena Anda benar-benar mengasihi gereja (Yohanes 13:34-35; Yohanes 15:12-13). Orang-orang yang pindah keanggotaan gereja, karena alas an mereka menemukan kesalahankesalahan anggota gereja lainnya atau para pemimpinnya, orang-orang ini hampir selalu adalah orang yang belum bertobat. Sedikit sekali pengecualiannya. Ketika Anda bertobat Anda akan mengasihi tetanggatetangga Anda sama dengan mengasihi diri Anda sendiri – di dalam gereja lokal. 4. Bagian keempat dari karya pertobatan dalam kehendak adalah kemantapan hati, kemantapan yang sungguh serius tentang keberadaan diri sebagai orang yang telah bertobat. Ini tidak terpisah dari apa yang telah dikatakan. Ini adalah kesimpulan dari yang telah kita bicarakan panjang lebar.. Banyak orang telah memiliki konviksi atau tertarik untuk diselamatkan, namun setelah semuanya itu berlalu begitu saja, dan mereka kembali seperti mereka yang dulu yang hidup tanpa pertobatan. Mereka bertobat secara setengah-setengah, namun sesungguhnya mereka masih terhilang. Kadang-kadang Tuhan memimpin hati dengan cepat, dan seseorang langsung bertobat. Namun banyak orang masih tetap hidup tanpa pertobatan walapun sudah mengalami konviksi dan setengah bangun – sebelum mereka benar-benar bertobat. Mereka tahu bahwa mereka masih terhilang, namun mereka masih tinggal dalam kebodohan mereka, setengah-setengah, separuh di dalam dan separuhnya di luar keselamatan. Namun pertobatan sejati mendorong seluruh pikiran kepada Tuhan, dan menunjukkan kepada Anda bahwa tidak ada penyembuhan dari kutuk dosa yang lain selain di dalam Yesus Kristus. Anda akan tahu bahwa tidak ada pengampunan lain akan dosa selain di dalam darah Yesus Kristus. Anda akan tahu bahwa Anda harus melemparkan diri Anda sendiri kepada Yesus untuk diselamatkan. Anda sekarang akan dipimpin untuk percaya tidak lain selain kepada Kristus Sendiri. Seratus pertimbangan akan membuat Anda berkata, “Buanglah kesombongan keduniawian; sambutlah Kristus dan hidup kudus.” 35 Banyak orang telah terhilang untuk selama-lamanya yang mulai tidak peduli dengan Kristus. Bagian utama dari karya anugerah menyelamatkan dalam yang berada dalam resolusi ini – “Aku tidak akan berhenti mencari Kristus sampai saya menemukan Dia.” Jika Anda telah bertobat, Anda akan ditentukan untuk menemukan Kristus berapapun harganya. P Pe errtto ob ba atta an nm me elliib ba attk ka an np pe erru ub ba ah ha an nh hiid du up p Oleh Dr. Eddy Peter Purwanto Diadaptasi dari Richard Baxter's A Treatise on Conversion yang telah diadaptasi ke dalam bahasa Inggris modern oleh Dr. R.L. Hymers, Jr dalam A Puritan Speaks To Our Dying Nation. Dikhotbahkan di Kebaktian Philadelphia Baptist Fellowship Efesus 2:10 "Kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya” Saya telah menunjukkan kepada Anda pekerjaan pertobatan di dalam pikiran dan hati. Hal berikutnya akan menunjukkan kepada Anda perubahan yang dibuatnya dalam hidup Anda. Ia tidak membuat kita menjadi ciptaan baru untuk tidak melakukan apa-apa, atau terus menyalani Setan. Ia membuat Anda manusia baru untuk pekerjaan baru –untuk melayani Tuhan (band I Tesalonika 1: 19). “Kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya” (Efesus 2:10). Anda hanya membual belaka jika berkata telah bertobat namun cara hidup Anda masih sama dengan sebelumnya. Baik Tuhan atau pun manusia tidak akan mempercayai Anda, walaupun Anda mungkin bisa menipu diri Anda sendiri. Sejak hati baru menghasilkan kehidupan baru, marilah kita berpikir tentang kehidupan baru itu. 36 1. Perubahan pertama dari perubahan hidup adalah menyangkut kontrak yang dibuat antara orang yang telah bertobat dengan Kristus. Apa yang telah terjadi di dalam hati, sekarang diucapkan dengan mulut Anda. “Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan” (Roma 10:10). Hati yang telah bertobat akan menghasilkan lidah yang telah bertobta; itu akan memimpin Anda bersaksi tentang pertobatan Anda baik kepada Tuhan maupun kepada orang lain. Sebelumnya mungkin Anda hidup dalam kemunafikan, yang segera terlihat belang Anda karena ketidaktulusan hati Anda, namun pertobatan membawa Anda masuk ke dalam kontrak yang sejati dan kekal dengan Yesus Kristus. Sebelum pertobatannya, walaupun Kristus telah menawarkan ribuan kali kepadanya, orang berdosa yang bidih tidak menanggapi Injil itu dengan serius, dan tidak akan datang kepada Yesus untuk memperoleh hidup (band Yohanes 5:4). Namun ketika ia ditarik oleh Bapa, ia akan bersukacita untuk bersatu dengan Kristus. Ketika ini terjadi Anda akan dinikahkan dengan Kristus – dalam persekutuan dengan Dia. Sudahkah Anda dibawa pada titik ini? Sudahkah Anda menerima Kristus sebagaimana Ia tawarkan kepada Anda? Sudahkah Anda menyerahkan hidup Anda kepada Dia? Pertobatan akan membawa Anda ke dalam persetujuan ini, kontrak ini, dengan Kristus. Kontrak ini adalah keseluruhan dasar perubahan Anda. Ini dijelaskan dalam perkataan ini: “Persatuan antara Kristus dan Anda.” Persatuan dengan Dia ini akan menyebabkan Anda secara terbuka mengakui Kristus kepada dunia. Anda akan sungguh-sungguh mau membiarkan mereka mengetahui bahwa Anda dalam persetujuan (agreement) dengan Kristus dan bukan dengan mereka. Dalam kontrak yang sama Anda meninggalkan semua pesaing kepada Kristus. Sebelumnya, Anda melayani tuan-tuan yang lain. Namun sekarang Anda memahami bahwa ini tidak bisa lagi seperti itu. Anda tidak bisa melayani Tuhan dan mammon, Roh dan kedagingan. Kristus dan Setan saling berlawanan seperti terang dan gelap (Kisah 26:18; 2 Timotius 2:25-26). Itulah tujuan Kristus untuk membebaskan manusia dari tawanan Setan dan dosa. Tuhan mengajar bahwa orang berdosa tidak mungkin dapat memiliki hubungan dengan Tuhan: Ia harus memilih Setan atau Kristus. Tetap hidup dalam dosa atau mau pergi ke Sorga. Ketika orang berdosa meninggalkan dosa, berpaling dari dunia dan menuju kepada Kristus sebagai satusatunya Juruselamatnya, ia telah pindah ke dalam pertobatan. Ini adalah tindakan menghancurkan setiap akar dosa, namun secara khusus bahwa semua dosa telah ditinggalkan dibelakangnya – yaitu mengasihi diri sendiri dan mencari diri sendiri. Setiap orang yang belum bertobat hidup untuk dirinya sendiri dan mencari hal-hal yang menyenangkan dirinya sendiri. Keinginan kedagingan ini adalah musuh terbesar yang Kristus harus tundukan dalam pertobatan. Ini adalah berhala terbesar di dalam diri setiap orang yang belum bertobat, yang harus dihancurkan – atau tidak akan ada keselamatan, jika tidak menghancurkannya. Natur yang sangat jelas dari pertobatan adalah berpaling dari diri sendiri kepada Kristus. Oleh sebab itu, berpaling dari dosa kepada Kristus adalah hal yang sangat penting yang orang-orang berdosa harus cari manakala mereka ingin dipertobatkan. 37 Banyak orang telah menyimpang terlalu jauh, dan nampak memiliki dosa yang harus ditinggalkan dan kemudian datang kepada Kristus, yang telah mempermalukan orang yang menyimpang di akhir zaman ini karena orang itu belum pernah dengan sepenuhnya menyangkal diri sendiri pada saat pertobatan. Dengan tetap tinggal dalam keinginan kedagingan yang memimpin sebagian orang kepada nafsu yang penuh dosa, sebagin orang hidup penuh dengan ambisi, dan yang lain jatuh kembali ke dalam kepedulian terhadap hal-hal duniawi, dan dengan demikian membuktikan bahwa mereka belum bertobat pada akhirnya. Oleh sebab itu Anda harus mengakhiri mengasihi diri sendiri dalam pertobatan yang riil. Ketika cinta kepada diri sendiri ditinggalkan pada saat bertobat, tiga tuan besar dosa ditundukkan: yaitu kesombongan, ketamakan, dan nafsu. Pembinasaan tiga dosa ini adalah bagian dari pekerjaan pertobatan. Dan separuh yang lain memimpin kepada Yesus Kristus secara penuh. 2. Ketika orang berdosa membuat kontrak seperti ini dengan Tuhan, hal berikutnya yang harus ia lakukan adalah dengan sungguh-sungguh berpaling dari dosa yang telah ia tinggalkan. Jika tidak berarti ia telah membuat janji palsu kepada Tuhan, dan ini tidak akan menghasilkan apa-apa dalam pertobatan. Sebelum pertobatan semua janji yang dibuat begitu lemah dan semua itu akan cepat berlalu dan hati dari orang-orang seperti ini gampang sekali berubah. Namun ketika mereka bertobat, mereka menjadi orang-orang yang memelihara perkataan mereka, dan menepati apa yang mereka katakan. Oh betapa perubahan itu nampak secara tiba-tiba dalam hidup orang-orang itu ketika Allah secara penuh melakukan pekerjaan-Nya. Saya tahu pekerjaan di dalam hati ini adalah pekerjaan terbesar. Ini merefleksi di dalam kehidupan. Banyak orang seringkali menjadi sangat terkejut ketika mereka melihat perubahan yang luar biasa dari kehidupan orang berdosa yang telah bertobat. Mereka tidak tahu bagaimana Tuhan telah bekerja di dalam hatinya dan mengubahnya. Mereka tidak tahu tentang peprangan dalam rohnya antara Kristus dan kedagingannya. Oleh sebab itu, sejak mereka tidak melihat penyebab dari dalam (inner cause), perubahan hidup yang nampak di luar nampak luar biasa bagi mereka. Ini adalah suatu mujizat untuk melihat efek-efek dari kuasa Kristus, dan betapa perubahan secara tiba-tiba dalam pertobatan itu sering terjadi. Ambil contoh orang yang hanya sedikit mengalami konviksi dan bertobat secara setengah-setengah. Lihat betapa lama itu akan membuatnya berubah atau diperbaharui. Jika ia melakukan dosa, ia tidak akan segera meninggalkannya. Ia kadang-kadang menghindari dosa, seolah-olah ia telah diperbaharui, dan akdangkadang ia jatuh kembali, karena ia belum sungguh-sungguh telah diubah. Namun ketika ia sungguhsungguh telah bertobat Anda akan melihat dia meninggalkan dosa-dosanya dengan segera. Ia akan menjauhkan diri dari hal-hal yang dulu ia sukai yaitu hidup dalam dosa. Orang munafik, di sisi lain, mungkin bisa membuat pengakuan dosa yang kelihatannya sungguh-sungguh, namun ia tidak akan benar-benar melemparkan dosanya keluar. Secara tersembunyi ia memperlakukan dosanya sebagai teman, walaupun secara terbuka menyatakan sebagai musuh. Ia tidak akan sungguhsungguh meninggalkannya, dan melemparkannya keluar dan tidak akan pernah membiarkannya kembali. Oh betapa manisnya yang ia lakukan untuk menutupi pikiran-pikiran tersembunyinya, ketika ia menunjukkan kepada orang lain suatu ketenangan dan wajah tak berdosanya. Sebelum bertobat kita tidak dapat menyadarkan orang-orang berdosa untuk berhenti dari pelanggaranpelanggaran mereka. Kita tidak dapat meminta mereka untuk berhenti mabuk-mabukan, atau ketamakan 38 mereka, atau kehidupan mereka yang kotor, atau sumpah serapah mereka. Kadang-kadang, mereka akan berhenti, dan kemundian mereka melakukannya kembali. Kadang-kadang mereka mengalami konviksi dan berhenti sejenak. Namun ketika ketakutannya hilang, Anda akan melihat bahwa mereka tidak pernah mengalami perubahan hati. Mereka akan mengasihi dosa mereka bahkan lebih lagi ketika mereka kembali lagi kepadanya. Namun pertobatan membuat kita memusuhi dosa untuk selama-lamanya. Meninggalkan kebiasaankebiasaan dosa sebelumnya, praktek-praktek ketamakan, perkataan-perkataan yang kasar dan tindakantindakan kesombongan, seperti Sara mengusir Hagar dan Ismael keluar dari rumahnya, dan tidak akan menerima mereka kembali. Ketika pengkhotbah berbicara kepada orang yang belum bertobat pahitnya dosa dan penghakiman karena dosa, orang-orang berdosa tidak begitu mempedulikan apa yang ia telah dengar. Oleh sebab itu ia ke dalam cara hidupnya yang lama. Namun ketika anugerah pertobatan dating, itu akan membuat orang-orang itu merasakan pahitnya dosa bagi mereka sendiri. Kemudian mereka akan berpaling dari dosa itu. Anugerah membawa terang dari Tuhan yang menunjukkan kepada orang berdosa apa yang ia tidak lihat sebelumnya – bagaimana ia telah membawa sekumpulan ular di dalam kemejanya, dan bermain-main dengan mereka di bibir jurang Neraka. Ketika mereka melihat ini, mereka merasa itu adalah waktu untuk mengambil jalan yang lain. Banyak kali dalam Alkitab Anda melihat suatu perubahan semacam ini dalam pertobatan sejati. Dalam Kisah Rasul 9 Anda menemukan Paulus berhenti menganiaya dan tidak pernah menganiaya lagi. Dalam Titus 3:3-5 kita memiliki uraian yang tepat tentang perubahan hidup ini yang terjadi bersama dengan pertobatan sejati: " Karena dahulu kita juga hidup dalam kejahilan: tidak taat, sesat, menjadi hamba berbagai-bagai nafsu dan keinginan, hidup dalam kejahatan dan kedengkian, keji, saling membenci. Tetapi ketika nyata kemurahan Allah, Juruselamat kita, dan kasih-Nya kepada manusia, pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus” (Titus 3:3-5). Tidak ada orang yang hidup dalam cara hidup lamanya yang penuh dosa yang dapat dikatakan bahwa ia telah diselamatkan, sekalipun mungkin ia telah menyatakan memiliki perubahan hati. "Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. Dan beberapa orang di antara kamu demikianlah dahulu. Tetapi kamu telah memberi dirimu disucikan, kamu telah dikuduskan, kamu telah dibenarkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan dalam Roh Allah kita” (1 Korintus 6:9-11). Di sini Anda melihat bahwa pertobatan sejati membuat perubahan yang dapat mendatangkan hasil yang baik dalam kehidupan. Anda yang dulu, tidak sama dengan Anda yang sekarang. Ketika Tuhan menekankan pertobatan umat-Nya, Ia berkata berhubungan dengan dosa-dosanya yang lalu, "Engkau akan membuangnya seperti kain cemar sambil berkata kepadanya: "Keluar!" (Yesaya 30:22). Dengan kebencian, orang berdosa yang telah bertobat akan berkata, ‘Keluarlah. Bersama engkau aku telah 39 menderita dan akan terhilang untuk selama-lamanya. Bersama engkau aku telah bersalah kepada Tuhan, dan oleh sebab itu keluarlah dari padaku! Keluarlah! Keluarlah dari padaku!” Deskripsi pertobatan ini diberikan dalam Kitab Yehezkiel: "Dan Aku berkata kepada mereka: Biarlah setiap orang membuangkan dewa-dewanya yang menjijikkan, ke mana ia selalu melihat dan janganlah menajiskan dirimu dengan berhalaberhala Mesir; Akulah TUHAN, Allahmu. Tetapi mereka memberontak terhadap Aku dan tidak mau mendengar kepada-Ku; setiap orang tidak membuangkan dewa-dewanya yang menjijikkan, ke mana ia selalu melihat, dan tidak meninggalkan berhala-berhala Mesir. Maka Aku bermaksud hendak mencurahkan amarah-Ku ke atas mereka untuk melampiaskan murkaKu kepadanya di tengah-tengah tanah Mesir” (Yehezkiel 20:7-8). Dan dalam Roma, kita diberikan deskripsi yang serupa tentang pertobatan: "Hari sudah jauh malam, telah hampir siang. Sebab itu marilah kita menanggalkan perbuatanperbuatan kegelapan dan mengenakan perlengkapan senjata terang! Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati” (Roma 13:12-13). Yesaya berkata hal yang sama: "Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat, 17belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam; belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara jandajanda! (Yesaya 1:16-17). Dan lagi, nabi ini berkata: "Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat! Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada TUHAN, maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya” (Yesaya 55:6-7). Lebih dari seratus bagian Kitab Suci yang seperti ini yang dapat dikutip, semunya menunjukkan bahwa tidak ada pertobatan hati yang sejati jika dosa dari hidupmua tidak diusir keluar. Anda dapat mengetahui sekalipun dosa-dosa dari hidup Anda adalah bukti dari hati yang belum bertobat dengan satu tes ini: di dalam setiap orang yang telah bertobat, keinginan utama dari hatinya adalah melawan dosa, dan keinginan utama hatinya adalah membinasakan dosa itu. Namun dalam diri orang yang masih terhilang tidaklah demikian. Kemudian, jiwa yang telah bertobat memiliki pekerjaan baru untuk dilakukan. Ia mengarahkan hatinya kepada goal yang beru. Anda akan mulai berdoa dengan cara yang benar. Anda juga akan memiliki cara tutur kata yang baru, sejak Anda memiliki hati yang baru, “Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati” (Matius 12:34). 40 P Pe en nttiin ng gn nyya ap pe errtto ob ba atta an n Oleh Dr. Eddy Peter Purwanto Diadaptasi dari Richard Baxter's A Treatise on Conversion yang telah diadaptasi ke dalam bahasa Inggris modern oleh Dr. R.L. Hymers, Jr dalam A Puritan Speaks To Our Dying Nation. Dikhotbahkan di Kebaktian Philadelphia Baptist Fellowship 2 Korintus 5:17 Jadi setiap orang yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang." Mulai sekarang Anda dapat melihat bahwa perobtan adalah perubahan yang luar biasa yang dibuat pada jiwa dan dalam hidup oleh anugerah pembaharuan kembali dari Kristus. Jika Anda tidak memiliki pertobatan yang mengubah Anda, Anda harus benar-benar mempertimbangkan apa yang Kristus katakan: "Sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga” (Matius 18:3). Perkataan-perkataan dan kehidupan Anda menunjukkan kepada kita bahwa Anda belum bertobat. Apa yang membuat Anda hidup dalam damai? Bagaimana mungkin seseorang yang membaca ayat seperti ini (Matius 18:3) tidak terbangun dari perasaan amannya yang palsu? Menurut pengalaman saya, saya tahu bahwa banyak orang telah membaca ayat ini, tahu bahwa mereka belum bertobat, dan tetap tidak peduli akan hal ini seakan mereka tidak sedang menuju ke Neraka. Mengapa ini terjadi? Tidak usah diragukan lagi, ini karena mereka tidak sepenuhnya percaya kebenaran tentang apa yang telah saya katakan ini. Oleh sebab itu, I. Saya mau menunjukkan dari Firman Allah kebutuhan mutlak akan pertobatan. Masih ada banyak bukti tentang kebutuhan Anda untuk bertobat selain dari teks kita ini: "Sesungguhnya jika kamu tidak bertobat…, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga” (Matius 18:3). Kristus berkata kepada Nikodemus bahwa ia tidak dapat masuk ke dalam kerajaan sorga kecuali ia dilahirkan kembali. Ini berarti bahwa sebagai anak kita menerima hidup baru, adalah ciptaan baru, dan seseuatu yang baru masuk ke dalam dunia, sehingga setiap orang yang mau diselamatkan akan memperoleh kehidupan rohani yang baru, dan masuk ke dalam anugerah, dan mulai kehidupan yang baru. Jadi setiap orang yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang." - KJV (2 Korintus 5:17). 41 Lihat dalam ayat ini ada kebutuhan dan sifat dari perubahan yang disyaratkan dalam pertobatan. Ini bukan hanya banyak orang yang membutuhkan pertobatan, tetapi setiap orang, “Jadi setiap orang….” Dan ia yang tidak di dalam Kristus, ia bukan orang Kristen, “Jadi setiap orang yang ada di dalam Kristus…:” Jika ia bukan orang Kristen, ia tidak dapat diselamatkan. Setiap orang Kristen sejati, ia adalah ciptaan baru dalam karakter dan hidupnya: “yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.” Apa “yang lama” ini seperti yang telah saya jelaskan kepada Anda pada bab sebelumnya? Orang yang telah benarbenar bertobat tidak akan memiliki motif-motif yang Anda telah miliki sebelumnya. Anda akan memiliki harapan dan kebahagiaan yang baru, kasih yang bau, kerinduan yang baru, resolusi yang baru, cara hidup yang baru, dan tutur kata yang baru. Semuanya akan menjadi baru bagi Anda pada waktu Anda bertobat. Anda memiliki kovenan yang baru dengan Kristus, Guru yang baru, Kepala dan Tuhan yang beru, dan Anda akan menjadi anggota suatu komunitas yang baru, dan Anda akan masuk ke dalam kerajaan dan keluarga yang baru. Anda memiliki pekerjaan yang baru untuk dilakukan, kelompok teman-teman yang baru di gereja, pemikiran-pemikiran yang baru di dalam hatimu, dan cara tutur kata yang baru. Pertobatan berarti meninggalkan manusia lama dan menjadi manusia baru: "… karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya” (Kolose 3:9-10). Ketahuilah ini, bahwa”manusia lama” dari orang yang telah bertobat telah disalibkan bersama Kristus, sehingga sejak sekarang mereka tidak lagi melayani dosa – karena ia telah mati dan telah dibebaskan dari dosa (band Roma 6:4-7). Selanjutnya orang-orang yang telah bertobat melayani Tuhan dalam roh yang baru (Roma 7:6). Tetapi dalam kasus adanya beberapa keraguan dalam pikiran Anda, saya akan memberikan beberapa poin yang menunjukkan perlunya pertobatan. 1. Pertobatan adalah alasan utama Kristus datang kedalam dunia untuk memberikan, untuk membawa orang-orang berdosa yang jahat kepada Allah. Apakah Anda berpikir bahwa Kristus datang untuk melakukan seseuatu yang tidak perlu? Sama halnya penderitaan-Nya untuk membayar dosa-dosa kita, sehingga ajaran dan Roh-Nya perlu untuk pertobatan kita. Kita tidak dapat diselamatkan selain melalui pertobatan. Mungkinkah Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia dengan tujuan memanggil pulang orang-orang berdosa, jika mereka dapat diselamatkan tanpa melalui pertobatan? Tuhan Yesus adalah ahli fisika yang agung tentang jiwa. Ia datang bukan untuk menyembuhkan penyakit ringan yang dapat disembuhkan tanpa Dia. Ia datang untuk menyembuhkan kutuk dosa yang merusak, yang mana tidak ada yang dapat menyembuhkannya selain Dia. Tidak pernah ada di dalam pikiran Kristus bahwa Ia atang untuk menderita demi menebus dosa-dosa kita, dan kemudian membiarkan kita terus hidup di dalam dosa tanpa adanya suatu perubahan. Ia tidak pernah berpikir untuk membawa manusia ke sorga bersama dengan dosa-dosa mereka, tetapi ia membinasakan dosa-dosa mereka, karena itu tidak layak untuk masuk ke dalam sorga. Ia tidak pernah bermaksud untuk membawa Anda bersama penyakit (dosa) Anda ke dalam Sorga, tetapi sebelumnya Ia menyembuhkan penyakit Anda, karena jika tidak itu akan merusak Anda. Bukankah penghujatan yang lebih besar dari menentang Kristus adalah mempertemankan Dia dengan dosa yang sangat Ia benci? Bukankah penghujatan yang lebih besar adalah dengan membayangkan bahwa Kristus berdiri bersama Setan dan memperkuat kerajaan Setan -yang mana misi sejati-Nya adalah justru untuk membinasakannya? 42 Selanjutnya, Kristus datang untuk mempertobatkan manusia, dan bukan untuk mengampuni siapapun tanpa pertobatan. “Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang” (Lukas 19:10). “yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita,” bukan mengampuni dan menyelamatkan tanpa mempertobatkan kita, tetapi “untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik” (Titus 2:14). Dari ayat-ayat ini Anda dapat melihat bahwa pertobatan adalah kebutuhan mutlak jika Anda berharap untuk diselamatkan. 2. Pertobatan adalah hal yang paling utama di seluruh Alkitab, mempertobatkan manusia dari dosa dan memimpin kepada Tuhan, dan membangun mereka yang telah bertobat. Dan apakah Anda berpikir bahwa Tuhan mungkin menjadikan pertobatan sebagai topik utama dalam Firman-Nya jia ini tidak penting atau diperlukan? Jika seseorang dapat diselamatkan tanpa pertobatan, mengapa Tuhan menginspirasikan kepada para nabi dan rasul untuk menyampaikan Firman-Nya dengan tujuan mempertobatkan manusia dan membangun mereka yang telah bertobat? Haruskah Tuhan melakukan semua hal yang ada di dalam Alkitab untuk sesuatu yang tidak perlu atau penting? Inilah tujuan utama Firman Allah: “Taurat TUHAN itu sempurna, mempertobatkan jiwa” – KJV (Mazmur 19:7). Dan lagi bukankah Alkitab menyerukan kepada orang-orang berdosa untuk bertobat dan berbalik kepada Kristus? Ada ratusan ayat di dalam Alkitab yang menunjukkan bahwa tujuan utama Kitab Suci adalah memimpin orang-orang berdosa datang kepada Kristus (band. Yehezkiel 33:11; Yesaya 31:6; 59:20-21; Yeremia 3:7; Amsal 1:23; Yoel 2:12-13; Yunus 3:8; Acts 3:19; dll). 3. Pertobatan adalah tugas panggilan para pelayan Injil, yaitu mempertobatkan manusia kepada Kristus. Mengapa Tuhan memanggil orang-orang untuk memberitakan pertobatan jika pertobatan itu tidak perlu atau tidak penting? Yohanes Pembaptis mulai mengkhotbahkan pertobatan. Kristus mengikuti jejaknya, yaitu mengkhotbahkan tentang pertobatan yang sama (Lukas 13:3-5). Rasul-rasul mengikuti-Nya, yaitu mengkhotbahkan berita pertobatan yang sama, yang mana tanpa pertobatan tidak ada keselamatan (Kis. 2:38; 8:22). Mereka menjelaskan kepada kita, “Allah memberitakan kepada manusia, bahwa di mana-mana semua mereka harus bertobat” (Kisah 17:30). Pekerjaan Paulus adalah untuk menunjukkan kepada manusia bahwa mereka “mereka harus bertobat dan berbalik kepada Allah serta melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan itu” (Kisah Rasul 26:20). Dan “untuk membuka mata mereka, supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah, supaya mereka oleh iman mereka kepada-Ku memperoleh pengampunan dosa…” (Kisah 26:18). Substansi dari khotbah Paulus adalah, “bertobat kepada Allah dan percaya kepada Tuhan kita, Yesus Kristus” (Kisah Rasul 20:21). Setiap pelayan Injil harus “dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran, dan dengan demikian mereka menjadi sadar kembali, karena terlepas dari jerat Iblis yang telah mengikat mereka pada kehendaknya” (II Timotius 2:25-26). Jadi, tugas utama seorang pengkhotbah adalah mempertobatkan manusia kepada Kristus. 4. Orang Kristen harus melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan. Akankah Allah mengatakan kepada kita tentang ini jika ada cara lain untuk memperoleh keselamatan? “Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya” (Daniel 12:3). 43 Yakobus berkata, “Jika ada di antara kamu yang menyimpang dari kebenaran dan ada seorang yang membuat dia berbalik, ketahuilah, bahwa barangsiapa membuat orang berdosa berbalik dari jalannya yang sesat, ia akan menyelamatkan jiwa orang itu dari maut dan menutupi banyak dosa.” (Yakobus 5:19-20) Perhatikanlah semua ini, dan putuskan apapun itu Allah tidak akan mengutus jemaat-Nya untuk memberitakan berita pertobatan kepada orang berdosa, jika memang ada cara lain untuk menyelamatkan mereka. Mungkinkah Kristus sendiri datang untuk mempertobatkan manusia jika mereka tidak memerlukan itu? Mungkinkan Firman Tuhan, Alkitab, telah memberikan alasan ini – yaitu mempertobatkan manusia? Mungkinkah para nabi dan para rasul serta para pemberita Injil diutus untuk menyampaikan berita pertobatan? Mungkinkah ini menjadi tugas setiap orang Kristen untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan sesuai dengan pertobatan, jika ada cara lainnya untuk diselamatkan tanpa pertobatan? Oleh sebab itu, saya meminta Anda percaya bahwa Anda perlu untuk bertobat dan ini adalah kebenaran yang tidak dapat diganggu gugat lagi. Biarkanlah ada kepercayaan kokoh di dalam hati Anda bahwa tidak ada pengharapan keselamatan tanpa pertobatan sejati. II. Saya akan memberikan beberapa alasan mengapa seseorang tidak dapat masuk ke dalam kerajaan sorga jika ia tidak bertobat. 1. Jika tidak ada lain selain Firman Allah, yaitu Alkiyab, yang menjadi satu-satunya alasan, ini seharusnya sudah cukup. Sorga adalah milik Tuhan, dan Ia dapat memberikian itu kepada siapa saya yang Ia inginkan. Dan Ia menjelaskan kepada kita di dalam Firman-Nya bahwa Ia akan memberikan itu tidak kepada siapapun selain kepada orang yang telah bertobat. "Sesungguhnya jika kamu tidak bertobat…. kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga." (Matius 18:3). Apakah Anda menolak doktrin ini, bahwa tidak ada seorangpun yang akan diselamatkan kecuali ia mau bertobat? Jika demikian apakah Anda berpikir bahwa Allah yang salah. Apakah Anda berpikir bahwa Anda lebih bijaksana dari pada Dia? Apakah And berpikir Ia tidak tahu apa yang sedang Ia lakukan? Akankah Anda menuduh Dia berlaku tidak adil? Perasaan bersalah dari orang berdosa seperti Anda, yang telah melakukan banyak pelanggaran terhadap Tuhan yang telah menciptakan Anda, dan yang telah menolak anugerah-Nya yang mau menyelamatkan Anda, tidak seharusnya berani membuka mulut Anda menentang Tuhan, dan berkata kepada Dia, setelah semua ini, bahwa jika Ia menghami Anda berarti Dia bukan penyayang. Saya mau mengatakan kepada Anda tentang agama saya. Saya pecaya semua yang Allah firmankan dalam Alkitab adalah benar, apakah aku sepenuhnya memahami atau tidak. Saya telah menemukan bahwa tidak ada yang lebih baik atau lebih pasti untuk menjadi dasar atau fondasi agama selain ini. Ketika Tuhan berkata kepada saya dalam Firman-Nya bahwa tidak ada manusia yang akan diselamatkan kecuali ia mau bertobat, saya setuju dengan Dia dalam Firman-Nya itu. Saya akan menggunakan Firman Tuhan untuk menghadapi semua akal di dunia ini. Jika Anda berkata ini adalah sesuatu yang terlalu keras atau berat untuk percaya bahwa sangat sedikit yang akan diselamatkan, dan bahwa Anda tidak dapat mempercayai 44 Tuhan yang harus bertindak keras seperti ini, untuk melawan semua argumentasi Anda saya akan mengutip Firman Allah. Allah telah mengatakan itu, dan mungkinkah Ia tidak melakukannya? 2. Alasan kedua bahwa tidak seorangpun dapat masuk kerajaan sorga tanpa bertobat adalah dari natur pemerintahan Allah. Apakah Anda ingin Allah memberikan upah kepada orang-orang yang melayani Setan? Apakah Anda ingin Allah berkata, pada hari Penghakiman Akhir, “Masuklah, orang berdosa. Kamu telah hidup untuk Iblis di sepanjang hidupmu, dan hanya memikirkan hal-hal duniawi saja. Kamu telah merendahkan Aku dan gerejaKu. Tetapi sekarang masuklah – masuklah ke dalam Sorga.” Wahai manusia berdosa, jika kasih terhadap diri sendiri tidak membutakan engkau, Anda akan melihat bahwa ini akan menjadi keputusan yang tidak layak bagi himat dan kebenaran Tuhan. Apakah Anda berpikir Ia harus memberikan upah kepada hamba-hamba Setan? “Masakan Hakim segenap bumi tidak menghukum dengan adil?" (Kejadian 18:25). Dan apakah itu adil, jika memberikan kepada setiap orang yang tidak berhak menerimanya? 3. Tetapi lebih lanjut, pertimbangkan ini. Natur suci Allah tidak akan mengijinkan jiwa yang tidak suci masuk ke dalam hadirat-Nya. “Tetapi tidak akan masuk ke dalamnya sesuatu yang najis, atau orang yang melakukan kekejian atau dusta” (Wahyu 21:27). “Mata-Mu terlalu suci untuk melihat kejahatan” (Habakuk 1:13). “Sebab Engkau bukanlah Allah yang berkenan kepada kefasikan; dan Ia membenci orang yang mencintai kekerasan” (Mazmur 5:4,5; 11:5, 7). “Sebab itu orang fasik tidak akan tahan dalam penghakiman, begitu pula orang berdosa dalam perkumpulan orang benar” (Mazmur 1:5). “Orang fasik dan semua bangsa yang melupakan Tuhan akan dikirim ke Neraka” (Mazmur 9:8, 16, 17). Apakah Anda memiliki alasan lebih baik? Ada oposisi antara natur Allah dan orang yang tidak bertobat. “Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?” (2 Korintus 6:14). Anda harus kudus seperti Tuhan atau Tuhan menjadi najis seperti Anda – atau Anda tidak akan dapat hidup bersama dengan Dia di Sorga. Tuhan tidak dapat menjadi najis, karena itu sangat bertentangan dengan nature-Nya. Kalau demikian berarti Anda yang harus menjadi kudus dalam pemandangan Dia, melalui imputasi kebenaran Kristus, yang Asnda terima pada saat bertobat. Karena alasan ini, hanya orang-orang yang telah bertobat yang dapat hidup bersama Tuhan di Sorga. Jika Anda mau berbalik kepada Kristus Anda akan diijinkan masuk ke Sorga. Tetapi jangan pernah mengharapkan Tuhan menjadi penuh dengan dosa seperti Anda. 4. Di sini ada alasan lain bahwa hanya orang yang telah bertobat yang dapat masuk ke Sorga. Allah menawarkan keselamatan kepada mereka sepanjang hidup mereka, namun mereka menolaknya. Allah membuat cara yang mudah bagi mereka untuk memperoleh keselamatan, namun mereka menolaknya. Mereka dapat memiliki Kristus dan pengampunan, dan kesucian dan kebahagiaan, jika mereka mau itu, tetapi mereka telah menolak semua itu. Allah memberikan pilihan hidup dan mati kepada mereka dan meminta mereka untuk memilih hidup bahwa mereka harus hidup (Ulangan 30:19). Namun mereka lebih memilih kematian. Tuhan memanggil para pengkhotbah-Nya untuk terus menyampaikan itu kepada mereka (2 Timotius 4:2), dan “nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.” Ia bahkan menjelaskan kepada para pelayan Tuhan untuk “undanglah mereka untuk masuk” (Matius 22;9; Lukas 14:23). Namun mereka tetap tidak mau datang juga. Beberapa orang mencari alasan 45 untuk memaapkan diri sendiri mengapa tidak mau bertobat. Yang lainnya tidak memperhatikan khotbah kami ini dengan serius. Yang lain lagi bahkan menentang dan menyerang khotbah seperti ini. Berat bagi saya untuk mengatakan bahwa saya harus bersaksi melawan ribuan orang yang berada dalam kondisi seperti ini [tidak bertobat]. Wahai manusia berdosa, saya bersaksi kepada Anda hari ini, bahwa Tuhan dan para malaikan dan semua orang akan tahu bahwa jika Anda pasti masuk Neraka karena Anda tidak mau diselamatkan. Ini bukanlah karena Allah kejam kepada Anda, namun karena Anda kejam terhadap diri Anda sendiri. Ini akan terbukti benar di akhir hidup Anda. 4. Jika semua alasan bahwa Allah tidak mengijinkan orang yang belum bertobat masuk ke dalam kerajaan Sorga ini masih tidak memuaskan Anda, saya mau memberikan satu alasan lagi – ini hal yang imposibel. Ini adalah hal yang kontradiksi. Dosa adalah yang membuat sakit dan mematikan jiwa, dan pertobatan dan kesucian adalah yang menghidupkan jiwa. Hanya orang bodoh yang mau mencoba untuk membuat manusia yang mati menjadi hidup. Ini adalah kontradiksi dan imposibeliti yang luar4 biasa jika manusia dapat diselamatkan tanpa harus bertobat. Kita harus diselamatkan dari apa, selain dari dosa dan Neraka? Dan tidak ada keselamatan dari Neraka tanpa diselamatkan dari dosa. “Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.” (Matius 1:21). Jangan berlambat-lambat lagi, tetapi hari ini juga anda harus memberi diri anda diselamatkan dari murka Allah ! Oleh Dr. Eddy Peter Purwanto Dikhotbahkan di Philadelphia Baptist Fellowship Dalam khotbahnya yang dimuat majalah The Sword of the Lord dengan judul Six Pressing Reasons Why You Should Be Saved Today (Enam Alasan Mendesak Mengapa Anda Harus Diselamatkan Hari ini), Dr. John R. Rice berkata, “Sahabatku yang belum selamat, saya minta Anda mempertimbangkan beberapa alasan mendesak mengapa Anda harus diselamatkan hari ini. Jangan ada satu jiwapun yang meletakkan kembali khotbah tertulis ini sebelum Anda berkata “ya” kepada Tuhan, sebelum Anda mengaku dengan sungguh-sungguh bahwa Anda adalah orang berdosa dan menyerahkan hidupmu kepada Dia demi anugerah dan mengakui Dia sebagai Juruselamat pribadi Anda sendiri! Hari ini adalah hari penyelamatan!” Saya sangat setuju dengan Dr. John R. Rice. Mengapa demikian? Karena ketika Anda meletakkan khotbah tertulis ini atau sama dengan bila Anda tidak melanjutkan membaca buku ini sampai selesai tanpa pertobatan, saya kawatir tidak ada hari esok bagi Anda untuk melanjutkan membaca buku ini dan 46 memperoleh keselamatan Anda dari Kristus. Jika Anda binasa tanpa pertobatan, maka Anda akan menghadapi murka Allah yang begitu dahsyat, yaitu api Neraka, yang bukan hanya membakar Anda dalam sekejab seperti yang terjadi atas orang-orang di kota-kota Sodom dan Gomora, namun yang menyiksa Anda siang malam untuk selama-lamanya. Perhatikan, untuk selama-lamanya! Oleh sebab itu, jika hari ini masih dikatakan bertobatlah dari dosa-dosamu dan datanglah kepada Kristus, maka lakukan sekarang juga. Jangan berlambat-lambat. Jangan menunda waktu Anda, atau Anda binasa untuk selama-lamanya! Dr. Curtis Hutson memberikan ilustrasi ini dalam khotbahnya yang berjudul The Danger of Delay, “Dikatakan bahwa beberapa abad yang lalu Iblis memanggil semua anak buahnya untuk mengadakan suatu rapat. Ia memita setiap iblis yang hadir memberikan usulannya bagaimana membinasakan jiwa manusia. Satu per satu setiap iblis (anggota rapat itu) memberikan usulan mereka masing-masing. Kemudian salah satu iblis yang brilian maju ke depan dan berkata, “Saya mau mengatakan kepada kalian semua apa yang akan saya lakukan. Mari kita katakan kepada manusia bahwa ada Alkitab; bahwa Alkitab adalah Firman Tuhan. Mari kita katakan kepada manusia bahwa ada Sorga dan Neraka yang riil; bahwa orang-orang yang mati tanpa Juruselamat akan pergi ke Neraka; dan bahwa orang-orang yang percaya kepada Kristus, ketika mereka mati, mereka akan pergi ke Sorga. Mari kita katakan kepada manusia bahwa Allah mengasihi mereka dan menyediakan jalan agar mereka dapat diselamatkan. Mari kita katakan kepada mereka bahwa mereka harus diselamatkan, tetapi mari kita juga katakan kepada mereka bahwa mereka tidak perlu diselamatkan hari ini. Mari kita katakan kepada mereka tunggulah sebentar.” Dan usulan ini disetujui oleh semua iblis yang hadir bahkan oleh Setan sendiri dan akan digunakan sebagai strategi untuk membinasakan manusia lebih banyak lagi.” Iblis tidak begitu gusar ketika Anda membaca Alkitab. Iblis tidak begitu gusar ketika mendengar berita tentang Yesus sang Juruselamat. Tetapi iblis akan menjadi gusar jika saya mengatakan bahwa Anda harus diselamatkan hari ini, sekarang ini juga. Iblis akan menjadi sangat gusar bila Anda mau datang kepada Kristus untuk diselamatkan hari ini juga. Oleh sebab itu, jikalau diserukan agar Anda bertobat dan diselamatkan hari ini, lakukan sekarang juga dan jangan menunda-nunda kesempatan Anda. Ingat, kesempatan tidak selalu datang untuk yang kedua kalinya! R.A. Torey berkata bahwa orang yang bijaksana adalah, ketika ia melihat sesuatu untuk dikerjakan dan kemdian ia segera atau langsung mengerjakannya. Namun orang bodoh, ketika ia melhat sesuatu untuk dikerjakan, ia berkata, “Ya, itu harus saya kerjakan, tetapi saya belum mau mengerjakannya sekarang.” Dan Torrey juga mengaplikasikan ini dalam kehidupan sehari-hari, yaitu bahwa rahasia sukses adalah jika melihat sesuatu untuk dikerjakan dan kemudian langsung mengerjakannya, namun rahasia kegagalan adalah melihat sesuatu untuk dikerjakan, kemudian berkata, “Ya saya akan kerjakan itu, tetapi bukan sekarang. Lagi Dr. Curtis Hutson berkata, “Neraka dipenuhi oleh orang-orang yang berlambat-lambat dan akhirnya mati tanpa sang Juruselamat. 47 Alkitab memberikan contoh tentang orang-orang seperti ini. Ketika Rasul Paulus berdiskusi dengan Felix, “tentang kebenaran, penguasaan diri dan penghakiman yang akan datang, Feliks menjadi takut dan berkata: "Cukuplah dahulu dan pergilah sekarang; apabila ada kesempatan baik, aku akan menyuruh memanggil engkau." (Kisah Rasul 24:25) Sejauh Alkitab mencatat dan sejarah pada abad permulaan, Felix tidak pernah memanggil Paulus kembali. Saat ini Felix sedang menderita dalam api Neraka, bukan karena ia ingin pergi ke sana, namun karena ia menunggu “waktu yang tepat.” …. Jika saya bertanya kepada Anda satu per satu, “Apakah Anda ingin pergi ke Neraka ketika Anda mati?” Tidak seorang pun yang akan menjawab “ya.” “Apakah Anda ingin pergi ke Sorga ketika Anda mati?” Setiap orang akan menjawab “ya.” Jika saya meminta kepada Anda untuk menerima Yesus Kristus hari ini, banyak dari Anda yang akan berkata, “Tidak hari ini.” Dan sebelum saya dapat bertanya, “Mengapa tidak hari ini?” Setan sudah siap memberikan alasan sembrono kepada Anda, misalnya, “Saya tidak mau menjejadi orang munafik” atau “saya takut saya tidak dapat menjadi orang yang baik” atau “Perasaan saya masih belum tenang.” Jika Anda masih terus berdebat dengan Roh Kudus yang bekerja di dalam hati Anda, maka Anda akan terkejut bila tiba-tiba, ketika Anda masih berdebat, Anda sudah berpindah tempat dari dunia ini ke Neraka untuk selama-lamanya. Renungkanlah itu! Renungkanlah bahwa siang malam Anda berada di bawah murka Allah. Saya memiliki beberapa alasan mengapa saya menganjurkan kepada Anda untuk bertobat pada hari ini juga dan jangan menunda waktu sampai besok atau bahkan satu jam yang akan datang. Inilah alasan mengapa Anda harus bertobat dan diselamatkan hari ini juga: Pertama, hari ini adalah satu-satunya kesempatan untuk bertobat John Newton sebelumnya adalah orang yang sangat jahat. Ia adalah anggota kelompok yang pekerjaanya adalah berburu orang-orang kulit hitam untuk ditangkap layaknya menangkap binatang dan kemudian menjualnya sebagai budak. Namun ketika ia bertemu dengan Tuhan, ketika ia sadar bahwa ia membutuhkan Juruselamat, pada saat itu juga ia menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya dan ia menyerahkan seluruh hidupnya untuk menjadi hamba Tuhan. Ia sangat mengucap syukur untuk anugerah keselamatan yang ia terima. Dan ini terlukis dari lagu gubahannya yang sangat terkenal dan juga telah menjadi berkat bagi banyak orang di seluruh dunia, yaitu “Amazing Grace.” Tidak ada dosa yang tak dapat diampuni oleh Tuhan. Sebesar apapun dosa Anda kasih karunia Allah cukup untuk mengampuni dosa Anda. Namun Dr. John R. Rice berkata, “Namun yang paling mengerikan dari semua dosa adalah dosa menolak Kristus. Jika Anda tidak menerima Dia, Anda sedang melawan Dia… Jika Anda tidak diselamatkan, Anda terhilang. Dan selama Anda tetap hidup tanpa keselamatan, Anda hidup dalam dosa yang paling mengerikan. Jangan pernah mencoba untuk berlamba-lambat dalam menerima Kristus. Menunda keselamatan Anda sama dengan seorang pembunuh yang terus menerus membunuh; 48 penghujat yang terus menerus mengucapkan sumpah serapahnya; seperti pezinan yang terus menerus menjalani kehidupan yang memalukan. Tidak mau diselamatkan sama dengan membuka untuk dosa, dosa yang dengan sengaja tidak mentaati dan melawan Tuhan. “Jika hari ini Anda mau bertobat dan menerima Yesus Kristus maka hari ini juga Anda telah terlepas dan terhindar dari murka Allah. Namun jika hari Anda masih mengeraskan hati Anda, atau Anda masih menunda untuk bertobat dan percaya di dalam Yesus Kristus, maka awan murka Allah masih bergayut di atas Anda, dan siap menyambar Anda kapan saja. “Selama masih dapat dikatakan "hari ini", supaya jangan ada di antara kamu yang menjadi tegar hatinya karena tipu daya dosa” (Ibrani 3:13) Kedua, anda harus diselamatkan hari ini karena hari ini Roh Kudus sedang memanggil anda “Sebab itu, seperti yang dikatakan Roh Kudus: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman pada waktu pencobaan di padang gurun, di mana nenek moyangmu mencobai Aku dengan jalan menguji Aku, sekalipun mereka melihat perbuatan-perbuatan-Ku, empat puluh tahun lamanya. Itulah sebabnya Aku murka kepada angkatan itu, dan berkata: Selalu mereka sesat hati, dan mereka tidak mengenal jalan-Ku, sehingga Aku bersumpah dalam murka-Ku: Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku.” (Ibrani 3:7-11). Apakah Anda terraik dengan apa yang Roh Kudus katakan? Apakah Anda tertarik akan kehendak Allah? Maka dengarlah apa yang dikatakan oleh Roh Kudus – bahwa hari ini adalah hari penyelamatan. Di sini penulis Kitab Ibrani memperingatkan kepada para pembacanya dengan memberikan ilustrasi tentang bangsa Israel di padang gurun yang tidak mau mendengarkan suara Roh Kudus yang mengatakan kepada mereka, “Hari ini percayalah kepada Allah! Hari ini, percayalah kepada Dia demi keselamatan Anda!” Sehingga akhirnya mereka mati di padang gurun. Apakah Anda mau menjadi seperti mereka, yaitu mengeraskan hati Anda untuk tidak mau mendengar kesaksian Roh Kudus bahwa pada hari Anda harus bertobat dan percaya di dalam Dia, sehingga Anda binasa di bawah murka Allah dan Anda tidak dapat masuk ke dalam di mana anugerah keselamatan masih tersedia, apalagi masuk ke dalam kerajaan Sorga. Murka Allah lah yang menanti mereka dan itu bisa datang kapan saja kepada mereka. Ketika orang-orang Yahudi tetap mengeraskan hati mereka menolak Mesias dan bahkan menyalibkan mereka, dan setelah Stefanus memperingatkan mereka agar mereka yang telah menyalibkan Mesias itu bertobat, mereka justru merajam Stefanus dengan batu. Dan sejarah membuktikan betapa dahsyatnya murka Allah atas mereka. Pada tahun 70 M Israel di ratakan dengan tanah oleh pasukan Romawi dan Israel tidak pernah bangkit lagi sebelum tahun 1948. Namun sebenarnya murka Allah yang jauh lebih dahsyat lagi akan menimpa bagi setiap orang yang menolak kesaksian Roh Kudus bahwa hari ini mereka harus bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus. III. Anda harus diselamatkan hari ini karena ada bahaya mengeraskan hati “Sebab itu, seperti yang dikatakan Roh Kudus: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman pada waktu pencobaan di padang gurun (Ibrani 3:7-8) 49 Dr. John R. Rice berkata, “Mengeraskan hati adalah bencana yang paling mengerikan yang datang kepada orang berdosa yang masih terhilang yang memimpin kepada kehancuran kekal. Satu alasan mengapa mayoritas orang diselamatkan pada masa kanak-kanak adalah karena anak-anak masih memiliki hati yang lembut, hati nurani yang sangat peka akan dosa. Anakanak mudah digerakan oleh rasa takut akan penghukuman. Ia tahu bahwa itu sangat berbahaya bila ia terus hidup dalam dosa.” Oleh sebab itu Yesus berkata, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga” (Matius 18:3). Datanglah kepada Yesus seperti seorang anak kecil yang memiliki kepekaan hati. Bahwa jika Anda tidak bertobat sekarang juga, maka satu jam yang akan datang Anda mungkin sudah binasa. Mungkin esok Anda sudah memasuki hari-hari yang sangat menyedihkan dan mengerikan di Neraka untuk selama-lamanya. Oleh sebab itu, ketika Roh Kudus memanggil Anda hari ini, janganlah Anda mengeraskan hati! Dr. Curtis Hutson berkata, “Kebenarannya adalah, setiap kali Roh Kudus berbicara kepada hati Anda dan Anda berkata tidak dan menolak untuk menerima Kristus, hati Anda menjadi makin keras dan makin keras lagi, sampai setelah semua itu, ketika Tuhan memanggil Anda, Anda tidak lagi mendengar suara-Nya. Iblis tahu itu. Itu lah sebabnya mengapa ia berkata, “Tunggulah sampai kamu merasa sangat meng-inginkannya.” Seseorang telah membuat suatu survei dari seribu orang Kristen. Hasil survei ini menunjukkan bahwa 776 dari orang-orang ini diselamatkan sebelum mereka berumur dua belas tahun. Anda lihat di sini bahwa 75 % orang diselamatkan sebelum umur 12 tahun. Itu artinya bahwa semakin tua umur Anda semakin keraslah hati Anda untuk bertobat, karena semakin banyak kali juga kesempatan yang diberikan kepada Anda untuk bertobat, namun Anda tetap saja menolaknya. VI. Anda harus diselamatkan hari ini karena ada bahaya kehilangan jiwa anda “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya.” (Markus 8:36) Demi mengumpulkan harta dunia manusia rela mengorbankan segala sesuatu. Mereka rela mengorbankan waktu dan tenaganya untuk memperoleh semua itu. Bahkan mereka juga ada yang rela mengorbankan sahabat-sahabat dekatnya, atau keluarganya atau bahkan anaknya sendiri demi memperoleh harga dunia. Namun tidak sedikit yang rela mengorbankan Kristus demi harta duniawi. Saya salut dengan salah seorang pahlawan iman yang bernama John Ardley di tengah penganiayaan Ratu Mary dari Skotlandia yang menunjukkan imannya yang luar biasa ketika ia dihadapkan pada penyiksaan. Ia sedang menghadapi api penyiksaan, dan “ketika John Ardley dibawa ke hadapan Uskup Bonner, Bonner 50 mengejek dia dengan berkata, “Kamu tidak akan dapat tahan terhadap api itu”… Jawab Aedley, “Saya tidak takut untuk mencobanya; dan saya katakan kepada Anda, Uskup, seandainya saya memiliki banyak nyawa seperti banyaknya rambut di kepala saya ini, saya akan menyerahkan semuanya itu dari pada saya harus menyerahkan Kristus.” Ada orang yang mengatakan bahwa seorang pendaki bukit atau seorang pemanjat tebing adalah orang yang tidak dapat berpikir dengan waras, karena mereka sedang mempertaruhkan nyawanya demi mengejar suatu kesenangan, prestasi dan kebanggaan. Namun jika boleh saya katakan bahwa ada banyak orang yang lebih tidak waras dari itu, yaitu mereka yang berani mempertaruhkan jiwanya dengan menolak Kristus. Kristus dengan tegas berkata, “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya” (Markus 8:36). Ini adalah kebenaran yang mutlak. V. Anda harus diselamatkan hari ini karena anda tidak tahu kapan mati Saya percaya bahwa tak seorang pun dari kita yang tahu kapan kita mati. Mungkin Anda berpikir masih berumur dua puluh tahun dan Anda masih memiliki waktu empat puluh tahun lagi untuk bertobat, namun saya katakan kepada Anda bahwa jangankan empat puluh tahun lagi, bahkan Anda tidak memiliki hari esok. Mungkin saja Anda mati hari ini, siapa yang tahu! Seperti diceritakan oleh Dr. Curtis Hutson, “Dr. George Truett diselamatkan pada waktu masih kanak-kanak. Ketika ia menginjak remaja, ia mengundang teman sekolahnya untuk pergi menghadiri kebaktian kebangunan rohani. Dan teman sekolahnya itu mau pergi. George Truett berkata kepada dia setelah pengkhotbah berhenti berkhotbah, “Sekarang, maukah kamu percaya kepada Kristus sebagai Juruselamatmu?” Anak lelaki itu menjawab, “Ijinkan saya sendirian, George. Tinggalkan saya sendirian, George. Bukan malam ini, George. Saya akan melakukannya besok.” George berkata, “Akankah kamu datang besok?” “Ya, aku akan datang lagi besok. Tetapi sekarang tinggalkan saya sendirian malam ini, Geroge. Jangan malam ini; besok saja.” George Truett berkata ia kembali menghadiri kebaktian kebangunan rohani itu pada malam berikutnya, namun temannya itu tidak ada di sana; sampai malam keempat ia tidak ada di sana. George pergi untuk mengetahui keadaannya. Ia mengetuk pintu. Ibu dari anak itu yang membukakan pintu, dan George bertanya, “Di mana So?” “Ia sakit setelah ia pulang dari kebaktian itu. Ia memiliki pneumonia. Dokter berkata bahwa ia mungkin tidak akan bertahan. Tak seorangpun diijinkan untuk menjenguknya. Tetapi kamu dan dia adalah teman yang sangat akrab, George, dan saya piker lebih baik kamu melihat dia.” George Truett berkata, “Saya pergi menjenguknya. Saya melihat bibirnya bergerak. Saya ingin mendengar apa yang ia sedang katakan…. Saya mendekat telinga saya ke dekat mulutnya untuk mendengar apa yang sedang ia katakan, dan ia berkata, ‘Tidak malam ini, George. Tinggalkan saya sendirian, George. Saya akan pergi lain waktu, tetapi bukan malam ini, George.” Anak muda ini meninggal dan pergi ke Neraka!” 51 Anda boleh berkata bahwa Neraka itu tidak ada. Namun apapun yang Anda katakan itu orang kaya yang diceritakan dalam Lukas 16:22-23 sudah merasakan bagaimana berada di dalam siksaan api Neraka, sehingga di sana ia mengungkapkan isi hatinya bahwa ia tidak ingin keluarganya pergi ke sana. Mungkin saat ini sudah 2000 tahun ia berada di sana. Dan saya juga tahu bahwa tak seorang pun kapan ia mati. Dan mungkin Anda berkata, “Saya tidak suka kamu berbicara tentang kematian.” Namun suka atau tidak suka kematian itu akan tetap saja datang menghampiri kita semua. Anda mungkin juga berkata, “Saya tidak suka semua khotbah tentang api neraka ini.” Namun saya katakan justru karena Anda tidak suka dan tidak pernah mendengar dengan seksama khotbah tentang api Neraka lah yang akan menuntun Anda masuk ke dalamnya, yaitu masuk ke dalam Neraka! Billy Sunday, seorang pengkhotbah besar yang pernah kita miliki pernah berkata, “Jika kita memiliki lebih banyak khotbah tentang Neraka dari mimbar ini, kita akan menemukan lebih sedikit anggota jemaat yang akan pergi ke Neraka.” Dr. John R. Rice berkata bahwa, hidup ini tidak menentu namun kematian itu pasti oleh sebab itu orang yang berhikmat harus mengambil keputusan untuk disemalatkan hari ini. Yakobus berkata, “Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: "Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung", sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap.” (Yakobus 3:13,14). VI. Anda harus diselamatkan hari ini karena bila tidak anda akan terus menerus berada di bawah murka Allah Pada bab I saya telah menjelaskan betapa mengerikannya murka Allah itu. Ingatlah selama Anda tidak mau bertobat, awan hitam murka Allah yang penuh dengan api dan halilintar sedang bergayut di atas kepala Anda selalu. Setiap saat, setiap detik, setiap menit, setiap jam. Oleh sebab itu, seharusnya jika Anda sadar dan waras Anda tidak dapat tertawa, tidak dapat tidur sebelum Anda bertobat karena Anda melihat murka Allah yang dahsyat itu bergayut di atas kepala Anda. Hanya ada satu cara, dan tidak ada cara lain untuk menyelamatkan diri dari murka Allah yang dahsyat dan mengerikan itu, yaitu dengan bertobat dan percaya dengan sepenuh hati Anda kepada Kristus yang duduk di sebelah kanan Allah Bapa di sorga. Janganlah tunda lagi waktu Anda. Hari ini adalah milik Anda, tetapi Anda tidak memiliki hari esok. Oleh sebab itu, jika Firman Allah berbicara dalam hatimu, jika hari ini Tuhan memanggil Anda untuk pulang, bergegaslah dan janganlah Anda berlambat-lambat lagi. Dengarkanlah Yesus memanggil engkau pulang dengan lemah lembutnya, bagaimana hal itu pernah dirasakan oleh Will L. Thompson yang dia tuangkan perasaannya ini dalam lagu yang indah, Softly and Tenderly, 52 Sungguh lembut suara Yesus memanggil; Panggilan bagi engkau; Lihatlah, Dia di pintu menunggu: Sambutan bagi engkau Jangan segan bila Yesus mengajak: Ajakan bagi engkau; Jangan enggan menerima kasih-Nya: Kasih-Nya bagi engkau Waktu serta kesempatan berlalu: Bagi aku dan engkau; Pastilah gelap kematian menanti: Bagi aku dan engkau Reff: Pulang, Pulang! Yang kelelahanan, pulang! Sungguh lembut suara Yesus memanggil: “Orang berdosa, pulang!” (Will L. Thompson, Softly and Tenderly, 1880) (1) Dr. John R. Rice, Six Pressing Reasons Why You Should Be Saved Today. The Sword of the Lord, (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) September 18, 1998, hal. 1. Dr. Curtis Hutson, The Danger of Delay. The Sword of the Lord, February 6, 1998. Dr. John R. Rice, Six Pressing Reasons Why You Should Be Saved Today. The Sword of the Lord, September 18, 1998, hal. 1. Ibid, hal. 23. Dr. Curtis Hutson, The Danger of Delay. hal. 22. Ibid. C. H. Spurgeon, “All-Sufficiency Magnified,” The New Park Street Pulpit, Pilgrim Publications, 1981 reprint, volume VI, p. 481 Dr. Curtis Hutson, The Danger of Delay. hal. 24. Ibid. hal. 23. 53 A AW WA AS SA AIIL LA AH HD DIIR RIIM MU U!! Oleh Dr. Eddy Peter Purwanto Khotbah ini dikhotbahkan di Philadelphia Baptist Chapel Sekolah Tinggi Teologi Injili Philadelphia 1 Timotius 4:16 “Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau” “Awasilah dirimu!” Nasehat ini disampaikan oleh seorang senior/bapak (Rasul Paulus) kepada anaknya dalam pelayanan yang mengemban tugas penggembalaan (Timotius) dalam Surat Pastoral/Penggembalaan. Jika Anda membaca keseluruhan perikop ini, yaitu 1 Timotius 4:1-16, Anda akan menemukan tiga hal utama yang Paulus nasehatkan kepada Timotius dalam tugas atau tanggungjawab sebagai seorang gembala jemaat, yaitu; 1. mewaspadai bahaya penyesatan (ayat 1-5); 2. menekankan pelayanan yang berpusat pada Alkitab (ayat 6-10); dan 3. memelihara kehidupan rohani atau mengawasi diri sendiri (ayat 11-16). Ketika saya mempersiapkan bahan kuliah Teologi Penggembalaan, saya sempat mendiskusikan hal ini dengan Dr. R.L. Hymers, Jr, gembala dari Baptist Tabernacle of Los Angeles. Dan melalui e-mail Dr. R.L. Hymers menganjurkan agar saya menggunakan buku Richard Baxter yang berjudul The Reformed Pastor sebagai handbook mata kuliah ini. Dan ketika saya mendapatkan buku ini, saya sungguh menemukan mutiara berharga yang sangat berguna bagi para gembala jemaat khususnya dan para pemimpin Kristen pada umumnya. Dr. R.L. Hymers memberikan komentar tentang pengkhotbah Puritan, Richard Baxter ini demikian, “Yang paling terkenal di antara para penulis Puritan adalah Richard Baxter (1615-1691). Ia disebut sebagai pengkhotbah yang sangat sukses, pemenang jiwa, dan pemelihara jiwa-jiwa yang pernah Inggris miliki.” Edmund Calamy menyebut dia “penulis banyak volume teologi yang sangat terkenal dalam bahasa Inggris.” Baxter menulis 160 buku. George Whitefield, John Wesley, C.H. Spurgeon dan Martin Lloyd-Jones sangat menghormati dia.” Ia lahir di Shropshire dalam keluarga yang sangat miskin, ia tidak pernah kuliah di universitas dan selalu mengalami kelemahan fisik. Namun ia adalah seorang pembelajar, ia memperoleh pelajaran yang agung dari dirinya sendiri. Ia menjadi gembala di Kidderminster, dekat kota Birmingham, pada tahun 1647. Orang- 54 orang di kota itu sangat jahat. Gembala sebelumnya yang ia gantikan adalah seorang peminum dan hanya berkhotbah tiga bulan sekali. Sepanjang tahun-tahunnya di Kidderminster, ia telah mengunjungi 800 keluarga di gerejanya itu setiap tahunnya, mengajar setiap pribadi secara individu. Metode pelayanan yang ia terapkan terdapat dalam bukunya yang sangat terkenal yaitu The Reformed Pastor, buku teragung tentang penggembalaan yang pernah ia tulis. Ciri khas khotbah Baxter adalah semangatnya yang luar biasa. Dalam tulisan dan khotbahnya ia menunjukkankepercayaannya bahwa para gembala perlu “memiliki kemampuan untuk membuat jelas kebenaran, meyakinkan para pendengarnya, membawa masuk terang yang tidak dapat ditolak ke dalam nurani mereka, dan memeliharanya agar tetap di sana, dan memberkati setiap keluarga; tanamkan kebenaran dalam pikiran mereka dan pekerjaan Kristus ke dalam afeksi mereka.” Kekuatannya yang luar biasa terletak dalam kemampuan pastoralnya dan khotbah penginjilannya. Tujuan utama dari khotbah-khotbahnya melihat orang terhilang bertobat. Bukunya, A Call to the Unconverted, adalah ajakan keras untuk orang yang terhilang untuk datang kepada Kristus. Walaupun ia pernah berkhotbah di depan Raja, di Perlemen, dan di Westminster Abbey, mimbar favoritnya adalah di gerejanya sendiri, berbicara kepada masyarakat miskin di Kidderminster. Dan setelah masa Act of Uniformity, ia dimasukkan ke dalam penjara di Tower of London selama delapan bulan karena ia tidak mau tinggal dalam Church of England. Ketika ada di penjara, ia sering dikunjungi oleh ahli tafsir terkemuka Matthew Henry. Dari pengalaman, edukasi, dan imannya yang kokoh, dan juga kedalaman pembahasannya berhubungan dengan penggembalaan dalam The Reformed Pastor –nya, saya setuju dengan apa yang diusulkan oleh Dr. Hymers. Oleh sebab itu dalam pembahasan materi Teologi Penggembalaan ini saya akan banyak mengekspose berbagai nasehat dan masukan dari Richard Baxter. Richard Baxter memberikan masukan yang sangat berharga dengan nasehatnya kepada para gembala untuk mengawasi dirinya sendiri dalam bab pertama dari bukunya, The Reformed Pastor. Seperti apa yang dinasehatkan oleh Rasul Paulus kepada Timotius, kita sebagai gembala dan pemimpin Kristen harus menyadari perlunya mengawasi diri sendiri sebagai kunci sukses pelayanan kita. Ada beberapa alasan mengapa kita harus mengawasi diri sendiri. A. Karena Anda harus memastikan diri Anda sendiri memiliki kepastian ke sorga, sebelum memimpin orang lain untuk ke sana. Richard Baxter berkata: “Khotbah yang baik mungkin dapat menyelamatkan orang lain tanpa kesucian hati dan hidup Anda; namun itu tidak mungkin akan menyelamatkan diri Anda sendiri. ‘Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi namaMu?’ Kepada orang-orang ini Ia menjawab, ‘Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!’ Betapa banyak orang yang telah memberitakan Yesus, namun akhirnya binasa oleh karena tidak menginginkan keselamatan di dalam dirinya! Berapa banyak orang yang sekarang ini ada di Neraka, walaupun pernah memberitahukan kepada orang lain tentang penghukuman neraka, dan memperingatkan mereka agar 55 menghindarinya!... Kita telah memiliki banyak buku di perpustakaan, kita telah menghabiskan waktu bertahun-tahun membaca buku-buku ini, dan mempelajari doktrin tentang hidup kekal, dan setelah semua itu kita kehilangan hidup kekal itu…. Apakah saya perlu mengatakan kepada Anda, bahwa para pengkhotbah Injil akan dihakimi oleh Injil itu sendiri.” Betapa pernyataan Richard Baxter di atas merupakan fakta yang menyedihkan bagi para hamba Tuhan terlebih para gembala. Dan tidak dapat disangkal fakta demikian seringkali diabaikan baik oleh para hamba Tuhan, bahkan oleh beberapa jemaat. Banyak orang Kristen berpikir bahwa yang namanya hamba Tuhan sudah pasti mereka telah mengalami pertobatan, karena tidak mungkin orang yang belum bertobat bisa menjadi hamba Tuhan. Pernyataan ini benar, yaitu bahwa tanpa pertobatan seseorang tidak layak untuk menjadi hamba Tuhan. Namun demikian apakah Anda tahu bahwa banyak orang mengangkat dirinya sendiri menjadi hamba Tuhan? Sehingga akhirnya banyak hamba Tuhan seperti yang dijelaskan oleh Richard Baxter di atas belum bertobat, karena walaupun mereka tidak layak menjadi hamba Tuhan, mereka tetap mengangkat dirinya sendiri – bukan Tuhan – menjadi “hamba Tuhan.” Seperti yang telah saya bahas dalam buku saya yang berjudul Bangkitkan Kembali Semangat Kebangunan Rohani Kaum Puritan Dr. Binney pernah berkata, “Ketika saya pertama kalinya menjadi orang Kristen, saya beranggapan bahwa semua orang yang ada di gereja secara otomatis pasti masuk sorga. Itu adalah anugerah. Setelah menjadi anggota gereja, kemudian menjadi gembala, saya telah memikirkan ulang tentang hal ini.” Dr… Binney melanjutkan, “Saya telah berinteraksi dengan para pemimpin yang meragukan iman mereka, yang lain lagi tidak dapat dengan jelas menjelaskan bagaimana mereka diselamatkan, dan bahkan yang lain lagi secara blak-blakan mengatakan bahwa mereka tidak pernah diselamatkan. Bayangkan ada 20 gembala yang mengaku bahwa mereka belum diselamatkan dalam satu kota! Ini yang terjadi… ketika George Whitefield berkhotbah di Boston. Dr. Bob Jones, Sr. berkata, “Saya telah menghabiskan hampir sepanjang hidup saya dalam pelayanan. Tidak seorangpun akan mengatakan kepada anda bahwa setiap pengkhotbah di Amerika adalah orang yang telah diselamatkan.” Almarhum Dr. Monroe “Monk” Parker se-ring dijuluki “The Dean of American Evangelists.” Dr. Parker suatu kali berkata, “Jika kita dapat memperoleh separuh dari jemaat kita diselamatkan, kita telah memiliki kebangunan yang luar biasa. Pada kenyataannya, saya pikir jika kita dapat memperoleh separuh dari pengkhotbah di Amerika bertobat, kita akan melihat kebangunan yang luar biasa.” George Whitefield, penginjil yang penuh kuasa dari masa Kebangunan Rohani Pertama di Amerika, menyebut Gilbert Tennent dan saudara-saudaranya sebagai “cahaya yang membakar dan menyinari belahan Amerika. Pada tahun 1714 Tennent menerbitkan khotbah yang terkenal yang kemudian diterbitkan berulang kali dengan tema “The Danger of an Unconverted Ministry” yang inti dari khotbahnya menekankan bahwa banyak pengkhotbah yang belum bertobat pada zamannya. Antara tahun 1738 dan 1770 George Whitefield membuat tujuh perjalanan misi dari Inggris ke Amerika, ia berkhotbah dari Georgia sampai ke New Hampshire dan Maine. Dalam satu periode 75 hari pelayanannya ia telah berkhotabah 175 kali dan melakukan perjalanan 800 mil. Pada kebaktian kebangunan rohani itu Whitefield mengutamakan pimpinan Roh Kudus yang akan mempertobatan orang-orang itu. Ia tidak memberikan invitasi atau undangan, tidak ada konselor, tidak ada formulir yang harus diisi. Orang yang benar-benar bertobat akan terlihat hasilnya kemudian. Suatu kali ia makan malam bersama dua orang hamba Tuhan muda di Stamford, Connecticut. Di sini Whitefield berbicara tentang bagaimana ia sangat menentang pengiriman orang-orang yang belum bertobat ke ladang pelayanan. Tiba-tiba kedua hamba 56 Tuhan itu menangis dan mengaku bahwa mereka belum diselamatkan. Setelah acara makan malam itu, ada seorang hamba Tuhan yang sudah tua memanggil Whitefield dan sambil menangis dia berkata, “Saya telah menjadi sarjana dan telah mengkhotbahkan doktrin tentang anugerah selama ini. Namun saya percaya bahwa saya belum merasakan kuasa itu bekerja dalam jiwa saya.” Pengalaman yang sama pernah dialami oleh sahabat George Whitefield sendiri, yaitu John Wesley. Walaupun John Wesley pernah ditahbiskan sebagai pendeta di gereja Anglikan, namun pada waktu itu ia belum bertobat. Ketika ia pergi ke Georgia sebagai misionaris untuk memenangkan orang-orang Indian Amerika dan setelah ia gagal menjadi misionaris, ia berkata, “Aku pergi ke Amerika untuk mempertobatkan orang-orang Indian, tetapi siapakah yang akan mempertobatkan aku?” Oleh sebab itu waspadailah diri Anda sendiri. Apakah Anda sudah memiliki kepastian ke sorga, karena jika belum, Anda tidak mungkin dapat memimpin orang lain ke sana. Fakta-fakta di atas kiranya menyadarkan kita, para hamba Tuhan untuk senantisa menguji diri kita sendiri, benarkah saya sudah bertobat. C.H. Spurgeon mengingatkan kita, “Ujilah dirimu sendiri, karena jika Anda membuat kesalahan, Anda tidak akan pernah dapat memperbaikinya, jika bukan di dunia ini.” Dan Dr. R.L. Hymers, Jr berkata bahwa “ketika kita berkhotbah tentang “ujilah dirimu sendiri, apakan engkau teguh di dalam iman” kita harus berharap respon yang sama yang pernah dialami oleh Yesus Kristus, para Rasul, Luther, Wesley, Whitefield, Bunyan, Edward, Howel Harris, Bakhr Singh, Duncan Campbell, dan pengkhotbah-pengkhotbah setia lainnya. Kita harus mengharapkan kemarahan baik orang Baptis maupun Protestan yang belum bertobat yang menolak kita.” B. Karena Anda memiliki natur yang telah rusak, memiliki kecenderungan untuk melakukan dosa sama seperti orang lain. Richard Baxter mengingatkan bahwa jika Adam yang dalam kondisinya belum jatuh ke dalam dosa saja bisa jatuh apa lagi Anda yang telah memiliki natur yang rusak. Baxter menegaskan, “Banyak hamba Tuhan bukan hanya anak-anak Adam, namun mereka juga adalah orang-orang berdosa yang menentang anugerah Kristus, sama seperti yang lain… Dosa-dosa ini nampak sekarang dalam kesombongan dan keduniawian Anda.”] Dr. W.A. Criswell berkata, “Kecongkakan adalah keadaan alamiah bagi roh manusia. Ini seperti rumput liar. Ketika semakin sering Anda menyiram taman, rumput itu akan semakin tumbuh subur. Ketika rumput-rumput itu dicabut, ia akan tumbuh lagi. Ketika rumput-rumput itu dibakar, ia akan tumbuh kembali. Kesombongan adalah dosa menantang Tuhan.” Kenyataan ini kiranya menyadarkan kita, bahwa tidak ada manusia yang kuat atau bertahan menghadapi berbagai badai cobaan. Anda bisa jatuh kapan saja, jika Anda tidak mengawasi diri Anda sendiri. Ingatlah bahwa sering kali iblis menyerang Anda dalam kondisi Anda yang lemah, tidak berwaspada atau lengah. F.H. Gowett berkata: “Tidak perlu terlalu lama, seorang hamba Tuhan akan menghadapi suatu kenyataan yang menakutkan. Ketika ia sibuk melakukan pekerjaan Tuhan atau sering masuk ke ‘tempat suci’ maka perasaan kesuciannya makin lama makin hilang. Mereka seringkali sibuk dengan perkara rohani tetapi mereka sendiri tidak rohani. Mereka seperti rambu-rambu lalu lintas yang bisa menunjukkan jalan tetapi tidak bergerak untuk melaksanakannya. Mereka adalah batu petunjuk jalan (mati) tidak sebagai orang yang menunjukkan jalan (hidup, yang mempunyai semangat), tahu bagaimana menunjukkan kepada orang lain jalan yang patut diturut, tetapi mereka tidak menempatkan diri di jalan itu.” 57 C. Karena si penggoda akan menyerang Anda lebih dahsyat di bandingkan kepada orang lain. Richard Baxter mengingatkan bahwa jika Anda menjadi pemimpin yang menyerang penguasa kegelapan, ia akan balik menyerang Anda pada tingkat tertinggi sejauh seijin Tuhan. Sama seperti ia membenci Kristus lebih dari pada kita, karena Ia adalah panglima keselamatan kita, maka iblis juga akan membenci para pemimpin yang berada di bawah Kristus lebih dari pada para prajurit biasa. Pada tanggal 6 Maret 1983, Dr. W.A. Criswell berkhotbah dari 1 Petrus 5:1-11 di First Baptist Church in Dallas yang disiarkan secara langsung melalui dua station radio dan TV, dan dalam khotbah ini Dr. Criswell mengingatkan para gembala dengan berkata, “Waspadailah lawan Anda si Iblis. “Sadarlah dan berjagajagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.” Ketika Allah adalah riil dan baik, maka Setan juga riil dan jahat. Ketika Allah adalah Bapa kebenaran, maka demikian Setan adalah bapa dari segala pembohong. Seperti halnya Yesus turun dari sorga untuk menyelamatkan kita, namun Setan turun untuk menelan kita. Ketika ada para malaikat turun dari sorga yang mulia untuk melayani kita, ada juga iblis yang keluar dari neraka untuk menyerang kita dengan dosa dan kebodohan.” Dr. Criswell mengingatkan bahwa “kita menghadapi ancaman kehadiran Setan dimana-mana. Ia ada di Taman Eden. Ia memperhatikan Tuhan Yesus ketia Dia dibaptis. Ia berdiri di depan pintu rumah Anda. Ia ada di dalam ruang tamu. Ia ada di dalam hidup Anda. Ia ada dalam usaha perkerjaan Anda. Kita tidak pernah bisa menghindari dia. Bagaimanapun kondisi dan keadaan hidup kita, entah miskin atau kaya, berpendidikan atau tidak berpendidikan, hidup kita secara terus menerus berkonfrontasi dengan kejahatan dan Setan. Ia menyerang kita ketika kita lemah. Ia menyerang Nuh ketika sedang mabuk atau Samson dengan rayuan seorang wanita, atau Saul oleh karena iri hatinya, atau Yudas yang menjual Tuhan kita hanya demi uang perak, atau Demas yang mengasihi dunia atau zaman ini. Iblis senantiasa menyerang kita ketika kita lemah. Ia jarang menyerang kita ketika kita kuat.” Salah satu kisah yang nyata adalah kisah kejatuhan Hawa ke dalam dosa yang dicatat dalam Alkitab. Hawa adalah seorang wanita yang cantik. Ia adalah seorang wanita yang sensitif terhadap hal-hal yang berhubungan dengan cultural dan artistic. Ketika ia melihat buah itu, buah itu menarik hatinya. Dan buah itu enak rasanya. Itu nampak menarik di matanya. Semua seni, cultural dan literature biasanya dihubungkan dengan gender feminism. Dalam Kitab Amsal ada banyak kata-kata bijak untuk suatu pujian, dan itu selalu dalam gender feminism – kata hikmat menggunakan kata ganti feminism (she dalam bahasa Inggris). Oleh sebab itu Setan mencobai Hawa berhubungan dengan artistic ini. Ia menyerang Hawa ketika Hawa melihat bahwa buah dari pohon terlarang itu menarik dari penglihatan matanya, dan enak rasanya. Baxter berkata, ‘Oh, apa yang penakluk ini akan katakan ketika ia berhasil membuat para hamba Tuhan menjadi malas dan tidak setia, jika ia dapat mencobai seorang hamba Tuhan ke dalam ketamakan dan skandal! Iblis akan membanggakan diri di depan jemaat gereja, dan berkata, “Lihatlah ini para pengkhotbahmu!” Ia juga akan membanggakan diri berkata kepada Kristus, “Lihatlah para pengikutmu ini! Saya dapat membuat para pemimpin jemaat-Mu menyalahgunakan kepercayaan-Mu; saya dapat membuat para pelayan di rumah-Mu menjadi tidak setia.” 58 D. Karena ada banyak mata yang memandang Anda dan akan banyak orang jatuh setelah melihat kejatuhan Anda. Richard Baxter berkata, “Sebagaimana Anda menempatkan diri Anda sendiri sebagai terang bagi jemaatjemaat, Anda akan menjadi sorotan mata banyak orang. Jika orang lain mungkin jatuh ke dalam dosa tanpa diperhatian oleh semua orang, maka tidak demikian halnya dengan Anda…. Waspadailah diri Anda sendiri, dan lakukan pekerjaan Anda dengan senantiasa sadar bahwa dia memperhatikan Anda.” Saya ingat lagu yang digubah oleh B.B. McKinney yang berjudul Let Others See Jesus in You. Ia menuliskan nasehatnya dalam dua bait pertama dari lagu ini yang cocok untuk kita semua, Di dunia yang penuh cemar, Antara sesamamu, Hiduplah saleh dan benar, Nyatakanlah yesus dalamu Hidupmu kitab terbuka, Dibaca sesamamu, Apakah tiap pembacanya, Melihat Yesus dalammu Seorang pemimpin selalu ada pada posisi paling depan dari suatu barisan. Sama seperti yang dikatakan oleh pakar kepemimpinan John C. Maxwell bahwa sebagai seorang pemimpin, “kita tidak bisa memimpin siapapun lainnya lebih jauh dari pada tempat kita sendiri berada.” Itu artinya sebagai pemimpin kita berada di depan semua orang, di depan suatu barisan, oleh sebab itu jika pemimpin jatuh maka semua barisan di belakangnya tidak akan dapat bergerak maju, atau bahkan jatuh juga karena saling tersandung. E. Karena dosa Anda berakibat lebih buruk dari pada orang lain. Ini adalah perkataan raja Alphonsus bahwa “orang besar tidak dapat memaafkan dosa kecil.” Oleh sebab itu, Anda harus sadar bahwa dosa Anda sebagai seorang pemimpin berakibat lebih buruk dari dosa orang lain. Richard Baxter memberikan tiga nasehat berhubungan dengan hal ini, yaitu; Anda lebih banyak tahu dari pada orang lain. Apakah Anda tahu bahwa ketamakan dan kesombongan itu adalah dosa? Apakah Anda tidak tahu bahwa ketidaksetiaan terhadap apa yang Anda percaya berarti mengkhianati jiwa banyak orang? Orang yang lebih tahu akan dihakimi lebih berat dari pada yang tidak tahu. 1. Dosa Anda adalah kemunafikan lebih besar dari pada orang lain. Kemunafikan orang Farisi adalah ‘mereka bicara, namun tidak melakukan.’ Demikian juga banyak hamba Tuhan banyak dinilai orang tentang apa yang mereka lakukan, dan bukan apa yang ia bicarakan. 2. Dosa Anda adalah pengkhianatan yang lebih besar terhadap kebenaran dari pada yang orang lain lakukan. 3. 59 F. Karena pekerjaan anugerah Anda lebih agung dari pada pekerjaan manusia. Paulus berkata dalam 1 Timotius 3:1: “Orang yang menghendaki jabatan penilik jemaat menginginkan pekerjaan yang indah. Paulus juga menulis kepada Titus, “Tetapi engkau, beritakanlah apa yang sesuai dengan ajaran yang sehat… supaya dengan demikian mereka dalam segala hal memuliakan ajaran Allah, Juruselamat kita” (Titus 2:1, 10). Kata “muliakan” di sini berasal dari kata Yunani kosmeo. Seorang wanita dapat menghubungan kata ini dengan kata "cosmetic." Kosmeo berarti "to adorn, to beautify, to set in order, to arrange." Dan kata "cosmetic" yang Anda kenal datang dari sini. Dan kata kosmos dipakai dalam bahasa Yunani untuk dunia sebab, bagi mereka, dunia adalah tatanan yang begitu indah dan keteraturan yang mengagumkan. Sehingga mereka menyebutnya cosmos. Dr. W. A. Criswell berpendapat bahwa antara doktrin atau ajaran seorang hamba Tuhan dengan praktek hidup atau kelakuan seorang hamba Tuhan tidak dapat dipisah-pisahkan. Pengajaran seorang hamba Tuhan bagaikan kerangka tulang bagi tubuh, sementara karakter atau praktek hidup hamba Tuhan bagaikan daging yang membuat kerangka tulang itu tampak menjadi cantik atau indah. Dan ini inti dari apa yang Paulus maksudkan dengan “muliakan ajaran Allah.” Di satu sisi berbicara tentang ajaran atau doktrin itu sendiri dan di sisi lain berbicara tentang keindahan doktrin itu, yaitu “muliakan ajaran Allah” dengan perbuatan dan kelakuan Anda yang sesuai dengan ajaran Anda itu sendiri. Kerangka tulang tanpa daging akan nampak mengerikan, begitu juga doktrin atau ajaran tanpa dibarengi dengan praktek hidup yang sesuatu dengan apa yang diajarkannya akan nampak mengerikan dan menyedihkan. Ingat pekerjaan pelayanan adalah pekerjaan yang mulia, yang agung, lebih dari pada semua pekerjaan manusia. Namun yang menjadi pertanyaan adalah, apakah Anda dapat menjadikan pekerjaan ini mulia di depan semua orang? Oleh sebab itu, waspadailah diri Anda sendiri. G. Untuk memuliakan Tuhan Anda dan kebenaran serta jalan-jalan-Nya yang kudus, lakukan pekerjaan Anda lebih serius dari pada orang lain. Anda tentu ingat dengan apa yang terjadi pada keluarga Imam Eli. Betapa besarnya murka Allah atas nya lebih dari pada orang lain pada waktu itu. Karena Dia sebagai imam dan anak-anaknya sebagai keluarga Imam dan calon penerus keimaman ayahnya tidak menghormati persembahan yang ditujukan kepada Tuhan. Sehingga Tuhan menghukum keluarga ini. Pekerjaan pelayanan atau penggembalaan yang Tuhan percayakan kepada kita adalah pekerjaan yang mulia dan sama mulianya dengan sang pemberi tugas ini, yaitu Tuhan kita. Oleh sebab itu membuat pelayanan kita mulia sama dengan memuliakan Tuhan sang pemberi amanat ini. Mewaspadai diri sendiri berarti menjaga diri untuk tetap kudus di hadapan Tuhan dan orang lain, karena hidup kita harus memancar kemuliaan dan kekudusan Kristus sendiri yang telah menyelamatkan kita dan memanggil serta mempercayakan pekerjaan penggembalaan kepada kita. Oleh sebab itu, syarat untuk menjadi gembala domba Kristus yang Tuhan tekankan kepada Petrus adalah “Apakah engkau mengasihi Aku?” Dan pertanyaan ini juga yang ditanyakan dan harus dijawab oleh setiap gembala. Jika Anda mengasihi Dia maka Anda harus memuliakan Dia melalui pekerjaan dan pelayanan Anda. 60 H. Karena kunci kesuksesan pekerjaan Anda ini sangat tergantung pada semua ini. Richard Baxter memberikan alasan mengapa mewaspadai diri sendiri seperti yang telah kita bahas di atas menjadi kunci kesuksesan pelayanan kita, yaitu; 1. Dapatkah kita mengharapkan Tuhan memberkati pekerjaan-pekerjaan kita yang tidak bekerja untuk Tuhan, namun untuk diri sendiri? Dapatkah Anda berpikir bahwa ia akan sukses jika ia tidak segenap hati dan setia akan pekerjaan yang dipercayakan kepadanya? Dapatkah orang yang tidak suci dapat dengan segenap hati dan serius dalam pekerjaan pelayanannya? 2. Apakah Anda berpikir bahwa ia akan menang menghadapi Setan dengan seluruh kekuatannya, sementara dia sendiri adalah hamba Setan? Akankah ia dapat menghancurkan kerajaan kegelapan, jika ia sendiri adalah anggota kerajaan itu? Akankah ia dapat berlaku benar di hadapan Kristus yang adalah musuhnya? 3. Richard Baxter berkata, “Richard Baxter menjelaskan bahwa seluruh dunia dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu anak-anak Allah dan anak-anak Iblis. Hanya orang-orang yang telah bertobat yang adalah anak-anak Allah (Yohanes 1:11-12; Roma 8:9). Setiap orang yang tidak bertobat adalah anak-anak Iblis, seperti yang Kristus sendiri katakan kepada kita (Yohanes 8:44). “Inilah tandanya anak-anak Allah dan anak-anak Iblis” (1 Yohanes 3:10). Hanya dengan iman yang menyelamatkan di dalam Kristus yang dapat menjadikan Anda sebagai anak-anak Allah (Galatia 3:26; Efesus 3:17). Orang yang tidak bertobat tidak memiliki iman yang menyelamatkan di dalam Kristus. Ketika Anda berdoa, Anda tidak dapat dihibur karena Allah bukan Bapamu. Pertobatanlah yang membuat hatimu berbalik kepada Allah, dan jika Ia tidak memiliki hatimu, Anda bukanlah anak-Nya. Tidak ada seorangpun yang tidak bertobat yang adalah anak Allah. Anda mungkin memanggil Allah sebagai Bapamu sebanyak yang Anda mau, tetapi Ia tidak akan pernah setuju bahwa Anda adalah anak-Nya kecuali Anda bertobat….Anda di bawah kuasa Setan, dan dikendalikan oleh dia sebagai tawanannya. Anda mungkin tidak berpikir demikian, namun itulah kebenarannya. Allah telah menjelaskan kepada kita bahwa itulah kondisi Anda yang sebenarnya dalam kondisi Anda yang tidak bertobat. Kecuali seseorang mengalami pertobatan ia menjadi budak tawanan Setan. Hanya ketika Anda bertobat maka Anda menjadi manusia yang merdeka – menjadi anak-anak Allah.” (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) ( 9) Dr. R.L. Hymers, Jr., A Puritan Speaks To Our Dying Nation. (Oklahoma City: Oklahoma, Hearthstone Publising, 2002), hal. 15. Richard Baxter, The Reformed Pastor. http://www.reformed.org/books/baxter/reformed_pastor/ lihat Dr. R.L. Hymers, Jr & Dr. Eddy Peter Purwanto, Bangkitkan Kembali Semangat Kebangunan Rohani Kaum Puritan. (Tangerang: Lembaga Literatur STTIP, 2006), hal. 81-83. Ibid. Ibid. Monroe Parker, Through Sunshine and Shadows: My First Seventy-Seven Years, Sword of the Lord, 1987, hal. 61-62 Dr. R.L. Hymers, Jr., Today’s Apostas, (Oklahoma City: Oklahoma Heartstone Publishing, 1999), hal. 31 Ibid, hal. 41. Ibid. hal. 43. 61 (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) Richard Baxter, The Reformed Pastor. http://www.reformed.org/books/baxter/reformed_pastor/ Dr. W.A. Criswell, The Sherpherd’s Heart - Video. Dallas: Texas, The Criswell Legacy, 2002. Dr. Peter Wongso, Teologi Penggembalaan. (Malang: Seminari Alkitab Asia Tenggara, 1995), hal 19. Dr. W.A. Criswell, The Sherpherd’s Heart - Video. Dallas: Texas, The Criswell Legacy, 2002. Ibid. Op.Cit. John C. Maxwell, Mengembangkan Kepemimpinan Di dalam Diri Anda. (Jakarta: Binaaksara, 1995), hal. 45 Dr. R.L. Hymers, A Puritan Speaks to Our Dying Nation. (Oklahoma City: Oklahoma, Heartstone Publishing, 2002, hal. 20 B BE ER RK KA AT TM ME EN NG GIIN NG GA AT TT TU UH HA AN N Oleh Dr. Eddy Peter Purwanto Dikhotbahkan di Philadelphia Baptist Fellowship Ditranskripkan/dituliskan kembali oleh Makjen Simanjuntak, S.Th. 1 Korintus 11:23-25 “Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: "Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!" Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!” Ketika berbicara tentang Perjamuan Tuhan, di dalam 1 Korintus 11:24, rasul Paulus mengulang perkataan Yesus, “lakukanlah ini untuk mengingat akan Aku.” Pada tanggal 7 Januari 1855, Charles Hodge Spurgeon berkhotbah di Hall Chapel dengan tema: Remember of Christ. Pada khotbahnya ini Spurgeon menjadikan 1 Korintus 11:24 sebagai dasar khotbahnya dan pada kesempatan sore hari ini saya akan membahas ayat ini dengan mengambil beberapa poin yang terdapat dalam khotbah Spurgeon, namun kemudian saya kembangkan dengan pemikiran-pemikiran saya sendiri. Mengapa kita harus mengingat Kristus? Mengapa Tuhan memerintahkan jemaat mengadakan Perjamuan Tuhan yang tujuannya adalah untuk mengingat akan Kristus, dan Yesus berkata “lakukanlah ini untuk 62 mengingat akan Aku”? Spurgeon berkata, “Ini nampaknya bahwa banyak orang Kristen mungkin melupakan Kristus … kita melupakan Kristus karena banyak orang yang berpikir sudah lahir baru sama seperti kita sesungguhnya masih memiliki kerusakan. Kita melupakan Dia karena kita masih membawa dosa Adam. Jika kita benar-benar adalah ciptaan baru kita tidak akan pernah melupakan nama-Nya yang kita kasihi.” Itulah apa yang dikatakan Spurgeon. Tidak dapat disangkal bahwa seringkali orang yang mengatakan dirinya Kristen, namun melupakan Tuhan yang telah mati baginya, yang telah mengorbankan nyawa-Nya baginya, yang telah mencurahkan darahNya baginya, dengan seakan-akan bahwa dia tidak pernah tahu atau ingat akan pengorbanan Kristus. Oleh sebab, itulah Yesus memerintahkan kepada jemaat untuk mengadakan Perjamuan Tuhan yang tujuannya supaya jemaat senantiasa ingat akan Kristus. Spurgeon berkata, “Orang Kristen tidak perlu mencari alasan mengapa ia harus mengasihi Kristus, sama seperti seorang ibu yang tidak perlu mencari alasan mengapa ia harus mengasihi anak-anaknya. Ia melakukan itu karena itu naturnya sebagai seorang ibu yang harus mengasihi anak-anaknya. Ciptaan yang dilahirkan kembali harus mengasihi Kristus.” Manusia yang lama telah mati dan yang ada sekarang adalah manusia baru yang mengasihi Kristus. Pada kesempatan malam ini saya akan membahas dua hal apakah keuntungannya atau berkat yang kita akan peroleh ketika kita mengingat akan Tuhan. Pertama, mengingat Tuhan akan cenderung memberikan pengharapan ketika anda berada di bawah beban dosa-dosa anda. Ketika anda percaya pada Kristus, seringkali mungkin anda mengalami suatu kebingungan ketika anda jatuh ke dalam dosa. Seringkali mungkin anda melihat bahwa di dalam diri anda dosa itu masih begitu berat, anda masih memikul dosa-dosa anda walaupun anda sudah mengaku percaya kepada Kristus. Orang Kristen yang demikian seringkali tidak memahami bahwa Kristus sudah menanggung seluruh dosa-dosa kita di atas kayu salib. Jika anda membaca novel yang terkenal yang ditulis oleh John Bunyan yang berjudul Pilgrim Progress atau Perjalanan Seorang Musafir, dalam babak pertama novel itu diceritakan bahwa suatu malam ia bermimpi bahwa kota kebinasaan dimana ia tinggal yang melambangkan kehidupan duniawi ini akan dilenyapkan oleh api dari Sorga. Akhirnya Si Musafir ini tidak bisa tidur karena mimpinya itu terus membayanginya. Walaupun anak istrinya mencoba menghibur dia, tetapi ia tetap tidak bisa tidur. Ketika ia bertemu dengan seorang Penginjil, Penginjil itu memberitahukan pada si Musafir supaya Musafir itu meninggalkan kota kebinasaan dan menuju kota yang indah dan kemudian si Musafir pun pergi dan meninggalkan kotanya menuju kota yang indah. Jika anda membaca novel ini dan melihat gambar dari si Musafir dalam novel itu, di sana dilukiskan si Musafir meninggalkan kota itu menuju kota yang indah dengan beban dipunggungnya. Beban ini adalah gambaran dari dosa. Beban ini tidak dapat dilepaskan dari punggungnya dengan usaha apapun juga. Ketika Musafir sampai di Bukit di mana digambarkan bahwa di bukit itu berdiri salib Yesus, dan ketika si Musafir sujud di depan salib itu dengan sendirinya beban itu lepas dari punggungnya dan kemudian mengelinding turun ke lubang Neraka. Dan sejak itu namanya bukan lagi Musafir tetapi si Kristen. Seringkali kita sama seperti si Musafir yang sedang memikul beban dosa dipunggung kita dan beban dosa itu akan terlepas dari punggung kita dan kita mengalami kebebasan tatkala kita mengingat kembali akan pengorbanan Yesus di kayu salib. Ketika kita mengingat pengorbanan Yesus di kayu salib kita diingatkan bahwa Dia bukan hanya telah menanggung dosa-dosa kita yang lalu, tetapi Dia telah menanggung seluruh 63 dosa kita, sehingga ketika kita menjadi percaya kepada Dia, dan kemudian kita jatuh ke dalam dosa kita mengingat bahwa dosa ini telah ditanggung dan telah dijatuhi hukuman dalam diri Yesus dikayu salib. Itulah sebabnya saya katakan bahwa ketika kita mengingat Kristus yang di salibkan melalui mengikuti Perjamuan Tuhan ini, maka kita akan memperoleh pengharapan di dalam Dia, ketika kita rasa beban dosa itu berat di atas punggung kita. Dalam suatu legenda yang belum tentu kebenarannya, namun bisa kita jadikan contoh atau ilustrasi untuk menjelaskan akan kebenaran ini adalah kisah tentang Martin Luther. Suatu kali iblis datang dengan membawa sebuah gulungan. Iblis berkata kepada Luther, “Luther untuk apa kamu melayani Tuhan, kamu tidak layak di hadapan Dia. Dosamu terlalu besar di hadapan Dia. Lihatlah gulungan-gulungan yang aku bawa ini, di sini tercatat semua dosa-dosamu mana mungkin Allah mengampunimu, mana mungkin kamu layak di hadapan Dia.” Kemudian Luther menjawab, “Masihkah ada gulungan yang lain yang mencatat daftar dosa-dosaku?” Kemudian iblis membuka gulungan yang lain dan di sana terdaftar dosa-dosa Luther. Kemudian Luther berkata kepada iblis “Masih adakah gulungan yang lain yang mendaftar dosa-dosaku?” Lalu iblis mengambil gulungan yang ketiga dan di sana terdaftar dosa-dosa yang dilakukan Luther. Kemudian iblis berkata “Sebenarnya ada gulungan yang lain jika kamu mau, tapi tiga gulungan ini saja sudah cukup untuk membuktikan bahwa kamu tidak layak dihadapan Tuhan, Jadi untuk apa engkau melayani Dia?” Kemudian Luther berkata kepada si iblis “Bawa tiga gulungan itu padaku atau semua gulungan yang berisi daftar dosaku.” Dan ketika iblis menyerahkan ketiga gulungan itu, Luther mengambil tinta merah dan kemudian menumpahkan tinta itu ke atas gulungan-gulungan itu dan Luther berkata “Darah Kristus sudah menghapus semua dosa-dosaku.” Saya setuju bahwa darah Kristus telah menghapuskan semua dosa-dosa kita yang terdaftar dalam setiap gulungan yang mencatat dosa kita, ketika kita percaya kepada Dia. Ketika kita mengalami pertobatan yang sejati, dosa-dosa kita yang dulu, sekarang dan bahkan yang akan datang sudah ditanggung oleh Dia. Oleh sebab itu, setelah kita percaya dan menemukan diri kita sendiri jatuh ke dalam dosa, seringkali ini menjadi beban kita, membuat kita tidak damai dan itu adalah sesuatu yang bagus, sesuatu yang baik bagi diri kita, namun jangan kemudian setelah kita menanggung dosa itu, kemudian kita berkata bahwa aku kehilangan keselamatanku. Namun ketika engkau menanggung beban dosa itu, dosa yang anda lakukan setelah bertobat anda harus mengingat akan Kristus, anda harus mengingat pengorbanan Kristus di kayu salib, anda harus mengingat perkataan Kristus yang terakhir, “Sudah selesai!” Itu artinya seluruh karya penebusan sudah selesai. Penebusan dosa kita telah selesai dan ketika kita mengingat maka kita memiliki pengharapan di dalam Dia tatkala beban dosa kita menimpa kita. Dan ketika kita memiliki pengharapan di dalam Dia, ketika kita datang kepada Dia memohon pengampunan-Nya, Ia akan mengampuni kita. Bukankah ini berkat mengingat akan Kristus. “Jikalau kita mengaku dosa kita maka Ia setia dan adil mengampuni dosa kita” (1 Yohanes 1:9). Itulah sebabnya saya katakan bahwa ada berkat, ada keuntungan yang kita peroleh ketika kita mengingat akan Tuhan. Dan pada malam ini ketika kita mengambil perjamuan, kita diingatkan kembali akan Kristus, kita diingatkan kembali akan karya penebusan yang telah lengkap seperti yang Ia katakana, “Sudah selesai!” Yesus berkata, “Marilah datang kepada-Ku semua yang letih lesu dan berbeban berat, maka Aku akan memberikan kelegaan kepadamu.” Jadi ketika kita percaya kepada Kristus, ketika kita datang kepada Dia, maka Dia akan menanggalkan beban kita, Dia akan memberikan kelegaan kepada kita. Ia tidak akan menaruh beban lagi di atas diri kita. Oleh sebab itu, ketika kita mengingat akan pengorbanan-Nya, kita mengingat bahwa Dia telah mengangkat semua beban kita dan tidak ada seorangpun yang dapat menaruh beban di atas punggung kita. Oleh sebab itu, jika dosamu menjadi beban maka ingatlah Dia, karena ketika 64 engkau mengingat-Nya, ketika engkau mengingat pengorbanan-Nya, kita memiliki pengharapan di dalam Dia atas beban-beban kita. Itulah keuntungan yang pertama dari mengingat Kristus. Kedua, dengan mengingat Kristus anda memiliki kesabaran dalam menghadapi berbagai aniaya dan penderitaan. Dalam majalah Time 18 September 2006, pada halaman muka ada judul yang tertulis “Does God Want You to be Rich?” atau Apakah Allah ingin anda menjadi kaya? Dan pada halaman 55, Rick Warren berkata: “Apakah ide ini menunjukkan bahwa Allah ingin bahwa setiap orang menjadi kaya, omong kosong.” Banyak orang berkata bahwa tatkala anda menjadi Kristen maka hidup anda akan makmur, hidup anda tidak akan menderita, hidup anda akan dipenuhi dengan kekayaan, dan sukacita. Saya setuju ketika anda percaya Tuhan, ketika anda sudah memiliki pertobatan sejati, maka anda-anda benar-benar berubah dan akan lebih baik. Mengapa? Karena jika anda sudah benar-benar bertobat maka anda akan melakukan Firman Tuhan yang mengatakan bahwa “barangsiapa yang tidak mau bekerja janganlah ia makan.” Itu artinya bahwa orang yang sudah lahir baru akan bekerja keras. Dan jikalau ia bekerja keras lebih dari sebelumnya, maka tentu hidupnya akan lebih baik. Saya tidak setuju kepada orang yang mengatakan jikalau kamu percaya, cukup percaya saja maka kamu akan menjadi kaya. Itu adalah omong kosong. Tetapi saya setuju jika anda benar-benar sudah mengalami pertobatan, maka anda akan mengalami sukacita dalam diri anda, sukacita walaupun di tengah penderitaan. Namun saya tidak setuju dengan perkataan yang mengatakan bahwa jika anda sudah bertobat maka anda benar-benar tidak mengalami penderitaan. Saya tegaskan bahwa ketika engkau percaya kepada Yesus bukan berarti tidak ada lagi penderitaan dalam hidupmu, tetapi penderitaan dan kesusahan itu justru semakin besar karena imanmu. Tetapi di tengah penderitaan dan kesusahan itu anda memiliki sukacita. Itulah yang sesungguhnya terjadi ketika anda percaya kepada Tuhan. Ketika anda menghadapi situasi yang sulit dalam hidup anda, ketika anda mengalami penderitaan, ketika anda mengalami penganyiayaan oleh karena iman anda, ingatlah akan Kristus karena ketika anda mengingat Kristus maka Dia akan memberikan kesabaran kepada anda dalam menghadapi berbagai macam penderitaan. Ketika orang Kristen menghadapi penderitaan dan kesusahan seringkali mereka bertanya seperti layaknya orang-orang yang tidak mengenal Tuhan, “Jika Allah itu Mahakasih, mengapa Ia membiarkan aku menderita? Bukankah Ia Mahakuasa dan sanggup untuk menghapus penderitaan? Dan bukankah Ia Mahatahu sehingga Ia sanggup untuk menghentikan penderitaan yang menimpaku agar aku tidak perlu menderita?” Sebenarnya itu jugalah yang dipertanyakan Ayub saat ia mengalami pencobaan dan penderitaan, tetapi Ayub tidak pernah memperoleh jawaban. Satu-satunya penjelasan Allah untuk penderitaan yang dialami Ayub adalah serangkaian pertanyaan: “Dimakah engkau ketika Aku meletakkan dasar-dasar bumi?… Dapatkah engkau menyaringkan suaramu sampai ke awan-awan sehingga banjir meliputi engkau?.... Dapatkah engkau memburu mangsa untuk singa betina dan memuaskan selera singasinga muda?... Oleh pengertianmukah burung elang terbang mengembangkan sayapnya menuju ke selatan?” (Ayub 38-40). Mengomentari penjelasan Allah ini Benjamin Blech seorang filsuf Yahudi dalam bukunya If God Is God why Is The World so Bad berkata: “Dengan perkataan lain seperti Allah berfirman kepada Ayub “Aku mengendalikan dunia yang luas dan rumit ini dan engkau tidak mungkin menangkap alasan yang demikian banyak mengapa Aku melakukan apa yang Aku lakukan.” 65 Benyamin Blech juga berkata: “Bagi kebanyakan orang bahwa kesimpulan yang paling logis adalah Allah itu tidak adil. Allah berubahubah bahkan mungkin jahat. Memang inilah pandangan dunia yang berlaku di zaman purba, ketika orang menyembah dewa-dewa seperti ChacMool yang disembah bangsa maya atau Nergal yang disembah bangsa Mesopatamia yang adalah bentuk kuno bagi setan yng kita kenal dewasa ini.” Apakah anda sudah diselamatkan Tuhan? Sudahkah anda mengalami pertobatan sejati namun tergelincir dalam pemikiran logis seperti ini? Itulah sebabnya Tuhan memerintahkan jemaat untuk mengadakan perjamuan yang tujuannya adalah untuk mengingat akan Dia. Ketika anda mengingat pengorbanan-Nya, anda mengingat penderitaan-Nya, maka anda akan melihat penderitaan yang anda alami itu tidak seberapa dibandingkan dengan penderitaan Kristus. Sehingga anda akan menjadi sabar di dalam penderitaan dan kesusahan itu dan anda akan bersukacita ketika penderitaan itu menimpa anda. Nick Vujicic adalah seorang motivator yang dilahirkan dalam keadaan cacat. Dia tidak memiliki tangan dan kaki. Ketika dia lahir ibunya bertanya, jika Tuhan itu Mahakasih mengapa Ia menjadikan anaknya tidak sempurna dan hal itu juga pernah menjadi pertayaan bagi Nick, jika Tuhan itu Mahakasih mengapa ia mengalami penderitaan seperti itu, dimana ia lahir tanpa tangan dan kaki. Namun rupanya rencana Tuhan sangat besar baginya, karena justru dalam kondisinya yang seperti ini dia dapat menjadi motivator bagi banyak orang, bahkan ia telah keliling dunia. Satu kali saya menyaksikan ketika ia sedang berkotbah, saya melihat dia berkotbah dengan luar biasa dengan penuh percaya diri dan di akhir kotbahnya ia menyampaikan sesuatu yang sungguh menyentuh hati saya. Nick berkata: “Penderitaanku tidak seburuk apa yang dialami Yesus. Ketika Yesus disalibkan, kedua tangan-Nya dipakukan di kayu salib dan tentu itu sangat menyakitkan. Namun aku tidak bisa mengalami penderitaan yang sama, aku tidak mungkin bisa mengalami penderitaan yang di alami Yesus itu, karena aku tidak memiliki tangan untuk dipakukan di kayu salib. Ketika kaki Yesus di pakukan di kayu salib, tentunya ia sangat menderita, namun aku tidak dapat merasakan penderitaan itu karena aku tidak memiliki kaki.” Sungguh ini adalah pernyataan yang luar biasa. Ia mengingat penderitaan Yesus. Dia yang lahir tanpa tangan dan kaki melihat bahwa penderitaannya tidak sebanding dengan penderitaan Kristus. Oleh sebab itu, ketika anda mengalami berbagai macam kesusahan penderitaan kesulitan penganyiayaan pandanglah salib Kristus. Ingatlah Kristus, maka engkau akan memiliki kesabaran dalam menghadapi semua itu, karena sesungguhnya penderitaan kita tidak seberapa dibandingkan dengan penderitaan Kristus. Yesus berkata, “Lakukanlah ini untuk mengingat akan Aku.” Ketika kita mengadakan perjamuan Tuhan, kita mengingat akan penderitaan Yesus, akan kematian Kristus demi dosa-dosa kita. Oleh sebab itu, dengan mengingatnya, maka kita melihat penderitaan kita sangatlah kecil dibandingkan dengan penderitaan-Nya, sehingga kita memperoleh segala kesabaran dalam menghadapi segala kesusahan dan penderitaan kita. Itu adalah keuntungan. Itu adalah berkat ketika kita memandang salib Yesus, ketika kita mengingat Dia. 66 R RO OH HY YA AN NG GM ME EM ME ER RD DE EK KA AK KA AN N Oleh Dr. Eddy Peter Purwanto Dikhotbahkan di Philadelphia Baptist Fellowship 2 Korintus 3:17 “Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan” Kata “merdeka” adalah kata yang indah untuk didengar setiap orang. Merdeka adalah pengharapan bagi semua orang. Tidak ada seorangpun atau bangsa yang dengan rela diperbudak oleh orang lain. Mereka semua ingin menikmati kemerdekaan. C.H. Spurgeon berkata, “Kemerdekaan adalah hak bagi setiap orang. Mungkin saja ia lahir dari keluarga miskin; ia mungkin adalah anak yang terlantar; tidak memiliki asal-usul yang jelas; namun kemerdekaan adalah hak waris mereka yang tidak dapat dicabut. Hitam mungkin kulitnya; mungkin ia tidak memiliki kesempatan untuk sekolah; ia mungkin miskin sekali; mungkin ia hanya memiliki satu baju lusuh saja yang melekat di tubuhnya; namun mereka berhak memiliki kemerdekaan” (C.H. Spurgeon, “Spiritual Liberty” in The New Park Street Pulpit, volume 1). Plato menulis buku yang berjudul “The Republic” yang berisi seruan untuk membentuk pemerintahan yang menjunjung tinggi kemerdekaan setiap manusia. Namun semua kemerdekaan yang ditawarkan oleh pemerintahan dunia hanyalah mimpi. Mengomentari karya Plato yang berjudul Phaedo dalam The Republic and Other Works, penerbit dalam edisi bahasa Indonesia berkata, “Pada akhirnya jika argumentasi Socrates itu terus ditarik, ada satu kesimpulan radikal, baik pada zaman Plato maupun zaman modern, yakni bahwa tidak ada harapan bagi kita untuk mencapai pengetahuan hakiki hinga kita terbebas dari tubuh melalui kematian. Maka inilah kata Socrates, ‘Orang lain tampaknya tidak menyadari bahwa orang yang mengikuti jalan filsafat dengan cara yang benar sesungguhnyalah tengah mempersiapkan dirinya untuk menghadapi maut dan menjalani kematian” (Plato, Matinya Socrates. Yogyakarta: Penerbit Benteng, 2003, hal. vi). Dan komentar C.H. Spurgeon terhadap pengharapan akan kemerdekaan Plato dan lain-lain adalah, “Mereka adalah ahli-ahli teori mimpi; karena tidak akan pernah ada kemerdekaan di dunia ini, kemerdekaan ada hanya bila Roh Tuhan ada di sana.” (ibid). Reformasi Protestan pecah karena dorongan kebutuhan akan kemerdekaan dari Tyranny Roma. Namun kemudian kita mengenal zaman Puritan, di mana banyak orang Puritan yang kehilangan kebebasan atau kemerdekaannya di tengah pemerintahan Protestan. Ketika mempersiapkan khotbah ini, bayangan tentang riwayat kehidupan John Bunyan selalu mampir ke dalam pikiran saya. Bunyan adalah seorang Puritan dan dia juga adalah pengkhotbah Baptis. Ia keluar masuk penjara hanya oleh karena ia berkhotbah tanpa surat izin dari pemerintah. Seorang yang memiliki panggilan suci religiusnya ditangkap dan dilempar ke dalam penjara sebagai kriminal. Tidak menutup kemungkinan, entah di Negara Kristen atau pun Islam, dalam bentuk pemerintahan Negara apapun, seringkali kemerdekaan atau kebebasan itu tidak dinikmati oleh 67 setiap warga negaranya. Itu harus kita sadari dan fahami, karena kemerdekaan tidak datang dari manusia, tidak datang dari pemerintahan manusia, tetapi kemerdekaan ada di mana Roh Tuhan ada. Teks kita berkata, “Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan.” Benarkah? Roh Tuhan memerdekakan kita dari apa? Pertama, Di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan dari perbudakan dosa C.H. Spurgeon berkata, “Semua macam perbudakan di dunia ini tidak ada yang lebih mengerikan di bandingkan dengan perbudakan dosa.” Begitu dahsyatkah perbudakan dosa itu? Benar. Perbudakan di dunia hanya menyebabkan penderitaan yang sementara dan paling parah diakhiri dengan kematian. Namun perbudakan dosa menyebabkan Anda menderita di Neraka (genena), terbakar dalam api yang tak pernah padam untuk selama-lamanya. John Newton dulunya adalah seorang penjual budak, namun ia tidak menyadari bahwa dia sendiri sebenarnya adalah budak yang lebih menyedihkan. Ia memperbudak sesamanya, namun ia sendiri adalah budak dosa. Ketika ia berjumpa dengan Kristus, ketika ia mengalami pertobatan, ia sangat mengucap syukur kepada Tuhan yang telah memerdekakannya dari perbudakan dosa. Ketika Roh Tuhan masuk ke dalam hatinya pada saat ia bertobat, pada saat ia dilahirkan kembali, ia memperoleh kemerdekaan dari perbudakan dosa dan kemudian menjadi hamba Tuhan, anak kerajaan Allah. Sebelum saya melanjutkan khotbah saya ini, saya ingin kita menyanyikan lagu yang di tulis oleh John Newton yang menjadi doa syukurnya. Sangat besar anug’rah-Nya, Yang t’lah ku alami! Sesat aku dulu kala, S’lamatlah ku kini. Oleh anug’rah hilanglah, Segala takutku; Betapa indah anug’rah, Memb’ri berkat restu (“Amazing Grace” by John Newton, 1725-1807). Pada tanggal 29 Mei 2005, dalam khotbahnya ‘Does the Existence of evil and Suffering Prove There is No God?” di Baptist Tabernacle of Los Angeles Dr. R.L. Hymers, Jr menceritakan tentang kisah Pendeta Richard Wurmbrand. Dr. R.L. Hymers, Jr berkata, “Pendeta Richard Wurmbrand telah bertobat dari pandangan atheisnya pada waktu masih muda. Kemudian ia menghabiskan empat belas tahun siksaan dan penderitaan di penjara Komunis karena memberitakan Injil. Pada tahun 1964 Pendeta Wurmbrand dibebaskan dari pemerintahan Komunis Romania ketika orang-orang Kristen dari Barat menebusnya dengan $ 10,000 untuk kebebasannya. Pada Mei 1966 Wurmbrand bersaksi di depan Senat Amerika. Ia 68 membuka kemejanya di depan para Senator dan menunjukkan 18 luka siksaan pada tubuhnya. Kisah ini diberitakan surat kabar di seluruh dunia. Saya kenal baik dengan Pendeta Wurmbrand. Istri saya dan saya pernah makan malam bersama dengan Pendeta dan Ibu Wurmbrand di rumah mereka. Ia pernah khotbah beberapa kali di gereja kami. Ia selalu duduk ketika berkhotbah karena telapak kakinya tertutup luka pukulan yang membuat ia susah berdiri.” Dalam bukunya, Tortured for Christ, Pendeta Wurmbrand berbicara tentang seorang perempuan muda yang diadili karena memberitakan Injil. Hakim Komunis yang atheis itu berkata, “Agamamu adalah antisaintifik.” Gadis itu menjawab, "Apakah Anda lebih tahu banyak tentang sains melebihi Einstin dan Newton? Mereka percaya Tuhan. Alam semesta kita menggunakan nama Einstin. Saya pernah belajar di sekolah lanjutan atas yang namanya Einstinian universe. Einstin menulis, “Jika kita mendengarkan nabi-nabi orang Yahudi dan Kekristenan sebagaimana Yesus telah ajarkan dengan apa yang datang setelah itu, khususnya dari para imam, kita memiliki agama yang dapat menyelamatkan dunia dari segala kejahatan sosial. Ini adalah tugas suci dari setiap orang untuk melakukan dengan segenap hidupnya untuk membawa agama ini kepada kemenangan.” Dan ingatlah Pavlov, seorang ahli psikologi terbesar kita! Bukankah buku-buku kita menyebutnya sebagai orang Kristen. Bahkan Marx, dalam kata pengantarnya untuk Das Kapital berkata bahwa “Kekristenan, khususnya dalam bentuk Protestannya, adalah agama yang ideal untuk menjelaskan karakter yang telah dirusak oleh dosa.” Saya memiliki karakter yang telah dirusak oleh dosa. Marx telah mengajar saya menjadi orang Kristen sehingga dapat menjelaskan ini. Bagaimana Anda sebagai Marxist (pengikut Marx) dapat mengadili saya untuk hal ini?” Ini sangat mudah untuk memahami mengapa hakim itu akhirnya terdiam. (Richard Wurmbrand, Tortured for Christ, Diane Books, 1976 reprint, p. 120). Saya ingin Anda memperhatikan pernyataan Karl Marx dalam Das Kapital-nya. Ia berkata, “Kekristenan, khususnya dalam bentuk Protestannya, adalah agama yang ideal untuk menjelaskan karakter yang telah dirusak oleh dosa.” Tidak dapat disangkal bahwa karakter semua manusia telah dirusak oleh dosa. Semua manusia berada di bawah perbudakan dosa. Namun “di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan dari perbudakan dosa.” Kedua, di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan dari penghukuman dosa Apa itu? Itu adalah kematian kekal. Itu adalah penderitaan di neraka untuk selama-lamanya. Alkitab berkata, “upah dosa adalah maut” (Roma 6:23), “barangsiapa tidak percaya akan dihukum” (Markus 16:16), namun “kasih karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita” (Roma 6:23), “barang siapa percaya diselamatkan” (Markus 16:16). Dan dengan tegas Rasul Paulus dalam inspirasi Roh Kudus berkata, “Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus. Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut” (Roma 8:1-2). 69 C.H. Spurgeon berkata, “Tentu ini bukanlah sesuatu yang manis untuk di dengar bila saya ragu bahwa bila saya mati saya harus masuk neraka. Tentu ini tidaklah menyenangkan bila sementara saya berdiri di sini saya percaya bahwa saya sedang berlayar ke hilir dan akhirnya karam di tangan Setan yang akan menjadi penyiksaku. Mengapa,.. ini adalah pikiran yang akan mengganggu saya; ini adalah pikiran yang akan menjadi kutukan paling pahit bagi keberadaan saya. Saya rela mati membusuk dikuburan saya dari pada harus mengalami penderitaan (di neraka) seperti itu. Ada beberapa dari Anda yang ada di sini tahu benar bahwa ketika Anda mati, Anda pasti masuk neraka” (ibid) Paulus juga menulis, “Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami. Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami. Jadi kami ini adalah utusanutusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah” (2 Korintus 5:18-20). Mengomentari ayat ini, Dr. W.A. Criswell berkata, “Kata yang diterjemahkan “mendamaikan” (katallagete) dan kata “pendamaian” (katallages) memiliki pengertian “atonement” atau “penebusan” yang memiliki arti dasar menukar dengan uang. Kata pendamain menunjukan perubahan dari yang dulunya adalah musuh dan sekarang menjadi teman atau yang dulunya dibenci dan sekarang dikasihi. Kata ini digunakan di sini untuk menjelaskan apa yang Kristus Yesus telah lakukan bagi kita. Ia telah membeli kita. Ia telah menebus kita. Ia telah membayar harga untuk menebus kita” (Dr. W.A. Criswell, The Great Doctrines of the Bible, (Grand Rapids: Michigan, Zondervan Publishing House, 1982) , volume 2, hal. 135 Ketiga, di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan dari rasa bersalah Dr. W.A. Criswell berkata, “Dapatkah batu-batu karang dan gunung-gunung menyembunyikan kita dari hari penghakiman Allah yang Mahakuasa? Apakah batu-batu karang dan gunung-gunung dapat menutupi dosa dan pelanggaran-pelanggaran kita? Seluruh generasi atau seluruh menusia merasakan di dalam jiwa mereka bahwa perasaan bersalah dan terhakimi akan dosa-dosa ada di dalam hati. Itu adalah sensitifitas moral kita” (ibid, hal. 133) Dalam khotbahnya ini Dr. W.A. Criswell juga menceritakan suatu kisah tentang Lady Macbeth. Dr. W.A. Criswell berkata, “Mungkin kisah yang paling dramatis dari semua drama yang pernah ditulis adalah kisah tentang Macbeth. Atas dorongan Lady Macbeth, suaminya mengambil belati dan menghujamkan ke jantung tamu yang ada di istananya sendiri. Ia membunuh Duncan raja Skotlandia. Ketika ia kembali kepada 70 Lady Macbeth, tangannya berlumuran darah yang mengalir dari belati itu. Lady Macbeth berkata kepada suaminya: “Pergi dan cucilah tanganmu. Sedikit air akan membersihkan diri kita dari benih ini.” Ketika Macbeth menyuruh suaminya untuk membersihkan tangannya, suaminya itu berkata: ‘Akankah samudera raya Neptune dapat membersihkan darah ini bersih dari tanganku? Tidak! Tanganku ini akan menyebabkan semua lautan memerah, membuat samudera biru menjadi merah.’” (ibid, hal. 134) Kesadaran akan moral yang rusak dan bobrok bersifat universal. Kita adalah manusia yang telah jatuh ke dalam dosa dan sedang sekarat. Baik pikiran, hati, kehendak dan hidup kita semuanya itu telah jatuh ke dalam dosa. Namun C.H. Spurgeon berkata, “Orang Kristen secara positif seharusnya tidak terus menerus hidup dalam persaan bersalah ketika ia percaya. Bila Ratu oleh karena kebaikan hatinya memberikan pengampunan kepada seorang pembunuh, sehingga orang itu tidak dapat dijatuhi hukuman; namun ia toh masih diliputi oleh rasa bersalah; maka walaupun ribuan pengampunan diberikan kepadanya, ia tetap hidup dalam perasaan bersalah. Jadi walaupun hukum tidak dapat menyentuhnya, namun perbuatan jahatnya selalu ada di pikirannya, dan label sebagai pembunuh akan tetap melekat kepadanya seumur hidupnya. Tetapi orang Kristen bukan hanya diselamatkan atau dibebaskan dari perbudakan dan penghukuman, namun secara positif mereka telah diampuni atau dibebaskan dari rasa bersalah” (ibid). Apa yang dikatakan oleh Spurgeon ini mengingatkan saya akan cerita Dr. W.A. Criswell tentang Dr. George Truett, seorang pengkhotbah besar yang menggembalakan First Baptist Church in Dallas sebelum dirinya, yang ia ceritakan dalam khotbahnya “The Great Fact of the Gospel: Jesus is Alive.” Dr. George Truett berteman baik dengan orang penting di negara bagian itu dan yang juga menjadi jemaat di gereja ini. Dia adalah Kapten J.C. Arnold. Kapten Arnold adalah Kapten pertama dari pasukan keamanaan Texas dan kemudian menjadi kepala kepolisian untuk kota Dallas. Dr. Truett dan Kapten Arnold suatu kali pergi berburu di pedesaan Johnson. Kapten ini berjalan di depan Dr. Truett. Kemudian tanpa ia sadari, Dr. Truett memindahkan senapan yang ia pegang dari tangan satu ke tangan satunya. Ketika ia melakukan itu, tanpa sengaja ia menyentuh pelatuk senapan itu dan langsung senapan itu meletus mengenai orang yang di depannya, yaitu sahabat terbaiknya itu, Kapten Arnold. Ia mati karena luka itu. Kemudian Dr. Truett jatuh ke dalam kesedihan yang begitu mendalam yang tak dapat dilukiskan. Ia berkata bahwa ia tidak akan pernah lagi dapat mengangkat wajahnya untuk berkhotbah. Hari-hari telah ia lalui dan ia tidak pernah bisa tidur. Jiwanya mengalami kesedihan yang begitu mendalam. Ia begitu tertekan. Namun suatu Sabtu malam ketika ia tertidur untuk pertama kalinya setelah berhari-hari ia tidak bisa tidur, Yesus menampakkan diri dalam mimpi, Ia berkata untuk Dr. Truett, “Jangan takut karena dari saat ini kamu adalah pengkhotbah-Ku.” Dr. Truett terbangun dan kemudian ia tidur kembali. Tuhan menampakkan diri-Nya lagi dalam mimpinya dengan mengatakan perkataan yang sama. Kemudian ia terjaga dan kemudian tidur kembali untuk ketiga kalinya dan Tuhan menampakkan diri kembali dalam mimpinya dengan memberikan kata-kata jaminan yang sama kepadanya. Segera terdengar berita tersebar ke seluruh kota Dallas bahwa Dr. Truett akan 71 berkhotbah kembali. Jemaat-jemaat dari gereja lain meliburkan kebaktian mereka dan seluruh kota datang untuk mendengar hamba Allah yang besar ini berdiri di belakang mimbar suci itu. Keempat, di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan dari perhambaan hukum Taurat “Banyak orang jujur karena takut polisi. Banyak orang tertip karena takut dilihat orang lain. Banyak orang kelihatannya alim karena tetangganya.” Itulah kata C.H. Spurgeon. Seperti itulah cara hidup orang yang berada di bawah perbudakan hukum Taurat. Mereka melakukan kebaikan atau keagamaan mereka oleh karena tuntutan dari hukum, dan bukan kesadaran yang murni keluar dari dalam hatinya yang paling dalam. Bahkan tidak sedikit orang yang menyebut dirinya “Kristen” namun hidup seperti halnya hidup di bawah perbudakan hukum Taurat. C.H. Spurgeon memberikan gambaran yang jelas tentang hal itu. Ia berkata, “Aku tahu bahwa sebelum aku masuk ke dalam kemerdekaan sebagai anak-anak Allah, jika aku pergi ke rumah Tuhan, aku pergi oleh karena aku berpikir bahwa aku harus melakukannya, jika aku berdoa, itu karena aku takut kemalangan menimpaku ketika aku tidak melakukannya, jika aku pernah mengucap syukur kepada Allah oleh karena kemurahan-Nya, itu karena aku berpikir bahwa aku tidak akan memperolehnya lagi jika aku tidak mengucap syukur; jika aku melakukan perbuatan atau sesuatu yang baik, itu karena berharap Tuhan memberikan hadiah kepadaku pada hari akhir nanti, dan aku akan memperoleh banyak mahkota di sorga” (ibid). Seperti itukah Anda? Jika itu adalah Anda maka Anda belum merdeka. Anda belum dimerdekakan dari perbudakan hukum Taurat. Namun apakah Anda seperti apa yang dikatakan oleh Spurgeon selanjutnya? “Tetapi sekarang, hai orang Kristen, seperti apakah kemerdekaan Anda? Apa yang membuat Anda datang ke rumah Tuhan atau gereja? Kasihlah yang membuat kerelaan hatimu melangkah ke sana. Apa yang membuat Anda berlutut dan berdoa? Itu adalah karena anda seperti berbicara dengan Bapamu di tempat yang tersembunyi. Apa yang menyebabkan Anda membuka dompet Anda dan memberi dengan bebas? Itu karena Anda mengasihi anak-anak Tuhan yang hidup dalam kemiskinan, dan kamu merasa, bahwa Tuhan sudah memberikan banyak kepada Anda, sehingga Anda ingin memberikannya kembali untuk Kristus. Apa yang membuat kamu hidup jujur, hidup benar dan taat pada peraturan? Apakah karena penjara? Bukan; biarpun tidak ada penjara, biarpun semua rantai atau borgol di buang ke laut; kita harus tetap hidup suci sama seperti sekarang ini.” Itulah arti dimerdekakan dari Taurat. Anda hidup benar bukan oleh karena tuntutan dari sesuatu yang berada di luar diri Anda, misalnya hukum, namun Anda hidup benar oleh karena hati Anda yang sudah diubahkan oleh Tuhan yang senantiasa memancarkan kebaikan, kebanaran dan kesucian. Walaupun Socrates bukanlah orang yang percaya kepada Yesus, namun ia memberikan pernyataan yang menurut saya benar berhubungan dengan hal ini. Ia berkata, “Kunci pertama menuju kebesaran adalah berada dalam realitas tentang apa diri kita sebagaimana yang tampak. Terlalu sering kita berusaha menjadi seorang “manusia yang berbuat” sebelum kita menjadi seorang “manusia yang menjadi.” Apa yang 72 dikatakan oleh Socrates di sini berhubungan dengan integritas. Walaupun Socrates sendiri tidak dapat mencapai puncak dari pengetahuannya akan kebajikannya ini, yaitu seperti yang terlihat dari pernyataannya yang terkanal, “Hanya satu yang saya tahu bahwa saya tidak tahu apa-apa,” namun pernyataannya tentang intergritas patutlah kita salut terhadapnya. Menurut Socrates pengetahuan sejati adalah pengetahuan yang dapat dilakukan. Jika saya “tahu” berbohong itu dosa, tetapi saya melakukannya, maka sebenarnya secara esensi saya “tidak tahu.” Apa yang dimaksudkan oleh Socrates adalah bahwa terlalu banyak orang ingin memiliki citra yang baik, walaupun tidak memiliki integritas yang baik. John Maxwell membedakan integritas dari citra seperti berikut ini, “Integritas bukanlah apa yang kita lakukan, tetapi lebih banyak siapa diri kita. Sedangkan citra adalah apa yang dipikirkan orang lain mengenai diri kita. Integritas adalah apa diri kita yang sesungguhnya” (John C. Maxwell, Developing the Leader within You. Edisi terjemahan, Jakarta: Binarupa Aksara, 1995, hal. 40). Orang yang belum dimerdekakan dari perbudakan hukum Taurat mungkin memiliki citra yang baik. Orang melihat dia sebagai orang yang baik, penuh kasih, alim, taat agama dan sebagainya. Namun tanpa kelahiran kembali atau dimerdekakan oleh Roh Tuhan, ia tidak akan memiliki integritas yang sejati. Thomas Macauley berkata, “Ukuran watak seseorang yang sesungguhnya adalah apa yang akan dilakukannya kalau dia tidak akan ketahuan.” Bukankah ini senada dengan apa yang dikatakan oleh pengkhotbah besar kita di atas, yaitu Spurgeon. “Di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan dari perbudakan hukum Taurat. Kelima, di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan dari ketakutan akan kematian C.H. Spurgeon berkata, “Oh! Betapa banyaknya orang yang adalah budak dari rasa takut akan kematian. Separuh dari manusia di dunia ini takut akan kematian…. Siapakah orang yang tidak takut akan kematian? Saya akan memberitahu Anda. Itu adalah orang yang telah percaya kepada Tuhan atau telah diselamatkan.” Hal senada disampaikan juga oleh Dr. Criswell bahwa sudah menjadi pengalaman umum semua manusia bahwa manusia sangat takut akan kematian. Namun bagi kita yang ada di dalam Kristus, kematian bukanlah sesuatu yang mengerikan, namun suatu pintu menuju ke dalam kerajaan Sorga. John Bunyan menggambar kematian dalam novel terkenalnya yang berjudul Pilgrim Progress atau Perjalanan Seorang Musyafir bahwa bagi orang percaya kematian adalah jalan pintas menuju sorga. Jadi kematian yang menjadi kengerian bagi umat manusia, bagi dunia yang penuh dengan dosa, bukanlah kengerian bagi orang Kristen sejati, namun justru merupakan kebahagiaan bagi orang percaya. Itu adalah bukti bahwa “di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan dari ketakutan akan kematian. Dr. W.A. Criswell menceritakan pengalaman dalam pelayanan seperti berikut ini, Di gereja kami ada sebuah keluarga yng memiliki seorang anak perempuan yang masih kecil yang juga ikut sekolah minggu. Gadis kecil ini dinyatakan oleh dokter bahwa ia akan mati. Ketika sang ibu sedang menggendong si anak kecil ini, anak itu mulai tidak bisa melihat lagi alias buta. Ia menangis kepada ibunya “Mami….Mami, ini gelap sekali dan aku takut!” Sang ibu menghibur anaknya dengan berkata “Sayang, Yesus sedang bersama kita di dalam gelap sama seperti ia bersama kita di dalam terang. Maka jangan takut ya.” Penghiburan Yesus adalah penghiburan Allah” (ibid: 95). 73 Ia juga menceritakan pengalamannya yang lain, “Ketika saya berjalan melalui Rumah sakit Baylor beberapa bulan lalu saya bertemu dengan salah seorang pemudi kita. Saya tidak tahu bahwa ia ada di sana. Ia sedang memeriksakan kesehatannya. Setelah selesai diperiksa para dokter berkata kepadanya: “Anda telah mengalami penyakit saraf Lou Gehrig. Tidak ada harapan dan kamu akan mati.” Kemudian ia berkata kepada saya, “Saya ingin anda berdoa bersama saya dan menguatkan saya.” Apa yang anda akan katakan? Apa yang telah saya katakan, saya berkata, “Saudariku yang kekasih, Allahlah, Yesuslah yang membuka pintu ke dunia lain dan bukan dokter, bukan rumah sakit, bukan ahli bedah. Tetapi itu adalah Yesus.” Saya berkata kepadanya. “Saya mungkin pergi melalui pintu itu lebih dahulu sebelum kamu. Saya mungkin melihat wajah-Nya lebih dahulu sebelum kamu. Semua itu ada di tangan Allah. Kita semua tidak tahu kapan waktunya, kapankah hari ini datang. Apakah besok pintu sorga terbuka, itu semua ada di tangan-Nya. Oleh karena itu janganlah takut.” Jangan takut Allah kita adalah Tuhan Yesus dan Ia adalah sahabat yang terbaik yang paling dekat dengan kita Juruselamat kita untuk selama-lamanya” (ibid: 96) Dari beberapa pengalaman di atas, ini menunjukkan bahwa orang Kristen sejati atau orang yang telah memperoleh keselamatan agung dari Tuhan melalui kelahiran kembali dan pertobatan sejati adalah orangorang yang telah dimerdekakan dari rasa takutnya akan kematian yang menjadi sesuatu yang umum dalam instink kehidupan manusa. Dan sekarang saya harus menyimpulkan khotbah saya ini dengan memberikan beberapa pertanyaan kepada Anda. Apakah Anda sudah merdeka dari perbudakan dosa? Apakah Anda sudah merdeka dari hukuman dosa? Apakah Anda sudah merdeka dari rasa bersalah oleh karena dosa-dosa Anda? Apakah Anda sudah merdeka dari perbudakan Taurat? Dan apakah Anda sudah merdeka dari ketakutan akan kematian? Jika Anda belum dimerdekakan dari semua itu, datanglah kepada Yesus dengan iman. Serahkan seluruh hati Anda di dalam iman kepada Yesus. Maka Ia akan menyelamatkan Anda. Ia akan memerdekakan Anda. Ia akan memberikan Roh Kudus kepada Anda. Dan Roh Kudus akan tinggal di dalam hati Anda. Sehingga Anda akan mengalami kebenaran Firman Tuhan ini, yaitu “di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan dari perbudakan dosa, penghukuman dosa, rasa bersalah oleh karena dosa, hukum Taurat dan ketakutan akan kematian. Bukankah Anda senang dengan kata “merdeka.” Bukankah Anda ingin mengalami kemerdekaan di dalam hidup Anda. Maka janganlah berlambat-lambat. Datanglah kepada Kristus dalam iman, sekarang! Bukan besok atau lusa, tetapi sekarang! 74 S SE EJ JA AT TII B BU UK KA AN NS SE EK KE ED DA AR RB BE ER RK KA AT TA A,, ““A AK KU UP PE ER RC CA AY YA A!!”” Oleh Dr. Eddy Peter Purwanto Khotbah ini di Khotbahkan di Philadelphia Baptist Christian Fellowship Markus 1:14 “Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!” Yakobus 2:17 “Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.” Dr. Hymers, Jr. dalam bukunya The Church That Will Be Left Behind pada pasal empat menegaskan bahwa kita sekarang hidup di zaman kesesatan yang dinubuatkan dalam II Tesalonika. Dan kesesatan ini dimulai dengan pelayanan Charles G. Finney pada tahun 1820-an dengan metode penginjilan ‘decisionism’-nya. ‘Decisionism’ telah menggantikan ‘conversion’ atau perlunya pertobatan sejati. Asal seseorang mengaku di mulut bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat, maka orang itu sudah pasti telah beroleh selamat. Dan subyek ini dibahas secara intensif oleh Dr. R.L. Hymers, Jr. dalam bukunya yang berjudul Preaching to a Dying Nations dan Today’s Apostasy: How “Decisionism” is Destroying Our Churches. Mungkin beberapa dari Anda masih bingung atau belum familier dengan kedua istilah di atas, yaitu ‘decisionism’ dan ‘conversion’. Oleh sebab itu, sebelumnya saya juga ingin menjelaskan apa pengertian kedua terminologi tersebut seperti yang dijelaskan oleh Dr. R.L. Hymers, Jr. berikut ini: Decisionism adalah kepercayaan bahwa orang diselamatkan dengan cara maju ke depan, angkat tangan, berdoa menerima Yesus Kristus, memegang doktrin yang benar, membuat komitmen menjadikan Yesus Tuhan, atau beberapa tindakan eksternal atau perbuatan manusia lainnya, yang disejajarkan, menjadi bukti dari pertobatan batiniah; ini juga percaya bahwa seseorang diselamatkan dengan cara menunjukkan pengambilan keputusan secara eksternal; percaya bahwa tindakan demikian menunjukkan bahwa ia sudah diselamatkan. Conversion adalah hasil dari pekerjaan Roh Kudus yang telah menarik orang berdosa kepada Yesus Kristus untuk dibenarkan dan dilahirbarukan, dan mengubah posisi orang berdosa di hadapan Allah dari orang terhilang menjadi orang yang telah diselamatkan, impartasi kehidupan illahi untuk jiwa yang telah rusak, yang selanjutnya menghasilkan kehidupan baru dari pertobatan. Sisi obyektif keselamatan adalah pembenaran. Sisi subyektif keselamatan adalah kelahiran baru. Hasilnya adalah pertobatan. (Dr. R.L. Hymers, Jr., The Church That Will Be Left Behind, hal. 37) 75 Ketika mengomentari Kejadian 6:11-13 Dr. Hymers, Jr. berkata: Seberapa banyak jumlah orang yang benar-benar masuk ke dalam bahtera dan diselamatkan? Hanya delapan orang (2 Petrus 2:5a) dan selebihnya “orang-orang fasik” masuk neraka (2 Petrus 2:5b). Mereka mengalami penghukuman kekal walaupun mereka memanggil nama TUHAN (Kejadian 4:26). Tidak ada gunanya jika orang berdoa atau “percaya” tanpa masuk Bahtera, yang menggambarkan Kristus. Pada zaman ini banyak “doa menerima Yesus dari orang berdosa”, percaya pada doktrin yang benar tanpa masuk ke dalam bahtera! Mereka telah mengalami “decisionism” daripada “conversion”. . (Dr. R.L. Hymers, Jr., The Church That Will Be Left Behind, hal. 36-37) Perhatikan! Saya tidak bermaksud untuk mengajar Anda bahwa keselamatan dapat dicapai oleh karena perbuatan, pekerjaan atau hasil usaha manusia. Saya tegaskan kepada Anda bahwa keselamatan adalah kasih karunia, anugerah melalui iman di dalam Kristus, bukan oleh usaha dan pekerjaan kita (Efesus 2:8-9). Namun Firman Tuhan juga menegaskan bahwa seseorang yang sudah beroleh selamat, harus memanifestasikan buah-buah pertobatannya. Iman tanpa pertobatan adalah mati (Yakobus 2:17). Yakobus dalam inspirasi Roh Kudus berkata, Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong? (Yakobus 2:20) Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku. (Yakobus 2:18) Sekalipun Anda sudah mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamatmu. Sekalipun Anda telah maju ke depan menerima undangan keselamatan di gereja atau di setiap KKR. Bahkan sekalipun Anda sudah menyerahkan diri untuk melayani Tuhan atau menjadi hamba Tuhan. Omong kosong kalau Anda berkata sudah diselamatkan namun kehidupan Anda tidak memancarkan kasih Allah, tidak ada terlihat buah-buah pertobatan dan buah Roh, namun justru buah-buah daging yang nampak jelas dalam hidup Anda, yaitu; “percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya.” (Galatia 5:19-21). Keselamatan dan pertobatan sejati bukan hanya bersifat eksternal atau ‘decisionisme’, tetapi harus bersifat internal yang melahirkan kehidupan eksternal atau ‘conversion’. Pada kesempatan ini saya ingin mengajak Anda untuk berbicara tentang apakah iman yang sejati itu. Kita akan melihat kata ‘iman’ ini dari bahasa aslinya, yaitu ‘pistis’. Dalam kamus Bahasa Yunani atau The New Analytical Greek Lexicon, Wesley J. Perschbacher memberikan beberapa arti dari kata ‘pistis’ dan di antaranya ialah; Faith, firm conviction, honesty, integrity, faithfulness, truthfulness, assurance or guarantee. Dan pada kesempatan ini saya akan menyampaikan khotbah eksegetikal dari kata ‘pistis’ ini: I. Iman Sejati adalah Percaya Segenap Hati (Faith) Dari manakah datangnya iman yang menyelamatkan itu? Dr. Stephen Tong dalam bukunya From Faith To Faith bab pertama memberikan empat presuposisi iman yang salah, yaitu; 76 (a) Iman berdasarkan penglihatan, yaitu “Jika saya melihat, saya percaya.”; (b) Iman berdasarkan pengalaman, yaitu: “Jika saya mengalami, saya akan percaya.”; (c) Iman berdasarkan bukti, yaitu: “Jika ada buktinya, saya akan percaya.”; dan (d) Iman berdasarkan logika, yaitu: “Jika masuk akal, saya akan percaya.” (untuk lebih jelas baca Stephen Tong, From Faith to Faith. Penerbit Momentum). Saya setuju dengan penjelasan Dr. Stephen Tong tentang hal ini. Iman yang sejati tidak di dasarkan pada penglihatan, pengalaman, bukti atau logika, tetapi seharusnya dari iman kepada iman (from faith to faith) sebagaimana Rasul Paulus tegaskan: “Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: “Orang benar akan hidup oleh iman.” (Roma 1:17) Kalau demikian dari mana datangnya iman yang menyelamatkan itu? Dr. R.L. Hymers, Jr. dalam khotbahnya We Are Against Decisionism- In Both Its Main Forms di Kebaktian Pagi, 26 Juni 2005, di Fundamentalist Baptist Tabernacle of Los Angeles berkata, Allah dalam Kristus adalah pemberi dan penyempurna iman keselamatan (Ibrani 12:2). Seperti nabi Yunus begitu sempurna meletakkannya dalam hatinya, "Keselamatan adalah dari Tuhan” (Yunus 2:9). Atau, seperti Yohanes Pembaptis berkata, "Tidak ada seorangpun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya sendiri, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari sorga " (Yohanes 3:27). Allah di dalam Kristus adalah pemberi dan penyempurna iman kita. Keselamatan datang dari Tuhan. Manusia tidak dapat menerimanya tanpa Allah memberikannya kepadanya. "Siapa yang dapat diselamatkan?… bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian dengan Allah…" (Markus 10:26-27). Dr. R.L. Hymers, Jr. juga berkata, Saya tidak dapat menjamah atau menembus hatimu. Bahkan khotbah saya juga tidak dapat menembus hatimu. Dan konseling yang kami berikan setelah kebaktian juga tidak dapat menembus hatimu. Hanya Tuhan yang dapat melakukannya!… mengapa Tuhan menjamah hati orang-orang dan membuat mereka merasa penuh dengan dosa dan kejahatan? Jawabannya sederhana – kamu tidak akan pernah benar-benar merasa perlu Kristus, sampai kamu menyadari dirimu sendiri yang penuh dosa. Tanpa kamu benar-benar menyadari dosa-dosamu, kamu akan menolak Kristus, menutup mukamu dari Dia, dan tidak menginginkanNya, karena pada-Nya tidak ada yang menarik bagi kamu…. Mengapa beberapa orang percaya kepada Kristus ketika yang lain tidak? Luther berkata bahwa ini adalah misteri, yang melampaui pemikiran manusia, dan tidak dinyatakan oleh Alkitab. Saya berpikir ia benar menekankan ini. Tetapi inilah yang pasti – tidak seorangpun akan datang kepada Kristus sampai menyadari dosa-dosanya. Ini bisa terjadi dengan cepat pada beberapa orang, namun mungkin lebih lambat pada orang yang lain. 77 Dengan mengutip kedua pengkhotbah besar di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa iman sejati atau iman yang menyelamatkan adalah percaya dengan segenap hati yang lahir dari jamahan Tuhan terhadap hati orang berdosa. Dan dengan iman yang datang dari Tuhan inilah yang memunkinkan orang berdosa datang kepadaNya, mengakui dosa-dosa dan bertobat dengan sungguh-sungguh. Iman keselamatan itu akan memimpinnya untuk tetap beriman kepada Tuhan. Seseorang yang telah menyatakan bertobat, bahkan maju ke depan memenuhi panggilan pertobatan dalam acara KKR atau pun kebaktian-kebaktian, namun kemudian pertobatan itu tidak terlihat dalam kehidupannya yang nyata – misalnya mengasihi kebenaran, mengasihi orang lain dll. -- yang menunjukkan bahwa iman itu telah memimpinnya kepada iman yang bersifat terus menerus, menurut saya ia sebenarnya belum bertobat. Hatinya belum mengalami jamahan Tuhan. Ia belum menerima iman dari Tuhan. Ia belum diselamatkan. II. Iman Sejati adalah Iman yang Tak Tergoyahkan (Firm Conviction) Tolong perhatikan! Di sini saya tidak bermaksud untuk berkata kepada Anda bahwa kita harus mempertahankan iman kita untuk dapat diselamatkan atau kita akan kehilangan keselamatan jika kita tidak berhasil berdiri teguh di atas iman kita seperti yang diajarkan Armenianisme. Yang saya mau tegaskan kepada Anda di sini adalah: Jika Anda sudah diselamatkan. Jika Anda sudah memiliki iman keselamatan yang diberikan Tuhan itu, maka Anda akan berdiri teguh dan tak tergoyahkan sampai akhir hidup Anda. Ini adalah apa yang mungkin pernah saudara dengar tentang “sekali selamat tetap selamat.” Saya tegaskan kembali kepada Anda, Jika Anda sudah diselamatkan, memiliki iman keselamatan yang diberikan Tuhan, maka Anda akan memiliki pendirian teguh yang tak tergoyahkan. Dan ini bertolak belakang dengan pengajaran yang mengatakan kita harus berdiri teguh di atas iman, dan setelah itu kita beroleh selamat. Tahun lalu saya mengajar di sebuah STT di Jakarta dan dikagetkan dengan pertanyaan mahasiswi yang dalam pertanyaannya sudah mengandung kesimpulan pertanyaan itu. Mahasiswa ini – dia seorang ibu yang sudah lama melayani Tuhan -- bertanya, “Bagaimana menurut Pak Eddy tentang pengajaran sesat yang sudah mempengaruhi banyak gereja saat ini tentang pengajaran sekali selamat tetap selamat?” Saya tahu ibu ini bahkan tidak mengerti apa yang sedang ia tanyakan. Ia adalah salah satu dari sekian banyak orang Kristen dan bahkan hamba Tuhan yang memiliki pemikiran ‘ikut-ikutan’, tanpa mengerti makna suatu pernyataan teologis tertentu. Sebelum saya menjawab pertanyaan Ibu ini, terlebih dahulu saya memberikan pertanyaan balik kepadanya, “Apakah Anda mengerti apa yang dimaksud dengan sekali selamat tetap selamat, sehingga Anda mengatakan bahwa pengajaran ini sesat?” Dia terdiam dan tidak dapat memberikan jawaban. Mangapa ia diam? Sederhana saja, yaitu sebenarnya ia tidak tahu apa yang ditanyakan. Apakah mungkin ini juga Anda? Pernyataan Sekali Selamat tetap Selamat sejajar dengan pernyataan Jaminan Keselamatan yang telah dikhotbahkan oleh para Rasul dan para pengkhotbah Puritan seperti Charles H. Spurgeon, R.A. Torrey, Ironside, John Calvin dan lain-lain. Apakah Anda juga ingin mengatakan bahwa orang-orang besar dari masa Kebangunan Rohani terbesar dalam sejarah kekristenan ini adalah sesat? Jika Anda rajin membaca Alkitab, Anda seharusnya sudah menemukan sekian banyak ayat yang mengatakan bahwa jika kita percaya (beriman) kepada Kristus dengan segenap hati, maka kita akan memiliki 78 hidup kekal. Apakah arti hidup kekal ini? Tentu Anda tahu bahwa itu berarti hidup untuk selama-lamanya. Ini adalah janji Tuhan. Suatu janji bisa dikatakan kekal jika; 1. Yang berjanji adalah Tuhan. Janji manusia tidak dapat dipegang, tetapi janji Tuhan dapat dipegang. Dia adalah Tuhan yang setia. Dan Ia bukan hanya tidak akan tidak menetapi janjiNya, namun bahkan Ia tidak bisa tidak menepati janjiNya. Sebab Ia adalah Allah yang tidak dapat bertentangan dengan sifatNya, misalnya setia. 2. Sifat janji itu tidak bersyarat (unconditional). Janji yang bersyarat (conditional) sagat tergantung pada kesetiaan manusia. Janji bersyarat ini di berikan dalam Alkitab dengan formula, “Jika kamu…. (misalnya jika kamu taat kepadaKu), maka Aku akan… (misalnya memeliharamu). Tuhan akan menggenapi janjiNya yang bersyarat ini, jika manusia atau penerima janji setia kepada Tuhan. Dan janji bersyarat ini tidak dapat di katakan kekal, karena faktanya manusia adalah makluk yang tidak setia, dan karena ketidaksetiaannya, maka janji Tuhan tidak akan di genapi sejak sifat janji ini bersyarat. Janji yang tidak bersyarat adalah janji Tuhan yang sering kita temukan dalam Alkitab dengan formula, “Aku akan…. (tanpa diikuti syarat “jika kamu). Pengertian ini menunjukkan bahwa digenapi atau tidaknya janji ini sangat tergantung pada Tuhan, yaitu pihak yang berjanji yang tidak menuntut syarat. Oleh sebab itu, sifat janji ini bisa dikatakan kekal. Keselamatkan adalah janji tidak bersyarat yang diberikan Tuhan. Janji ini diberikan bagi orang yang telah selamat, yaitu orang percaya bahwa mereka memiliki hidup kekal. Sejak janji ini bersifat tidak bersyarat dan kekal, maka ketika seseorang telah diselamatkan ia memiliki jaminan hidup kekal atau sekali selamat tetap selamat. Mungkin Anda bertanya, bukankah Alkitab berkata, “Jika kamu percaya, kamu akan beroleh hidup kekal. Bukankah ini janji bersyarat?” Ingat! Di atas saya tegaskan bahwa janji hidup kekal adalah janji tidak bersyarat bagi orang yang sudah selamat, bukan orang yang belum selamat. Yang Anda persoalkan tentang kata jika di ayat tersebut berbicara kepada orang yang belum selamat. Ini adalah undangang untuk orang yang belum selamat supaya ia percaya (beriman), dan setelah ia beriman ia memperoleh janji yang tidak bersyarat itu, yaitu hidup kekal, atau sekali selamat tetap selamat! Jadi saya tegaskan kembali dan saya ingin Anda memperhatikan dengan seksama, “Iman yang sejati adalah iman yang tak tergoyahkan!” Jika ‘imanmu’ masih tergoyahkan, maka ‘imanmu’ bukanlah iman yang sejati, atau sama dengan Anda belum beriman, alias belum diselamatkan! Jadi jangan Anda bolak-balik. Bukan mempertahankan atau mengerjakan iman maka baru selamat, tetapi Anda harus diselamatkan maka baru bisa mengerjakan iman atau berdiri teguh dan tak tergoyahkan! Inilah yang saya maksudkan dengan From Faith to Faith. III. Iman Sejati adalah Iman yang Melahirkan Kejujuran (Honesty) Kejujuran meliputi tiga aspek, yaitu jujur kepada Tuhan, jujur kepada diri sendiri atau hati nurani, dan jujur kepada orang lain. Tuhan mengetahui segala sesuatu dalam dirimu yang bahkan apa yang Anda tidak ketahui tentang dirimu sendiri. Anda tidak mungkin dapat jujur kepada diri sendiri, kalau tidak bisa jujur kepada Tuhan, apalagi jujur kepada orang lain. 79 Saya percaya kejatuhan manusia ke dalam dosa selain disebabkan oleh unsur kesombongan, juga disebabkan oleh unsur ketidakjujuran. Mengapa saya mengatakan demikian? Manusia (Adam) seharusnya mengetahui bahwa ia adalah ciptaan dan Tuhan adalah Sang Penciptaan. Ciptaan tidak mungkin sama atau melebihi Sang Pencipta. Ciptaan harus jujur kepada Sang Pencipta bahwa sudah seharusnya Sang Pencipta lebih tinggi dari yang diciptakannya. Namun Alkitab mengatakan bahwa manusia ingin menyamai Sang Pencipta. Bukankah ini menunjukkan ketidakjujuran manusia tehadap Sang Pencipta dan terhadap dirinya sendiri. Dan itulah yang menyebabkan manusia jatuh ke dalam dosa, selain juga oleh karena kesombongan manusia. Orang yang tidak menerima apa adanya dirinya adalah orang yang tidak jujur. Orang yang tidak menyadari dirinya sebagai manusia berdosa yang harus dimurkai Tuhan bukanlah orang yang jujur. Bahkan orang yang tidak yakin akan keselamatannya namun berkata bahwa ia sudah diselamatkan, bukanlah orang yang jujur. Orang yang tidak jujur pada Sang Pencipta dan dirinya sendiri tidak mungkin dapat jujur kepada orang lain. Orang yang memiliki iman atau sudah diselamatkan adalah orang yang jujur. Jujur kepada Tuhan, diri sendiri dan orang lain. Saya mau terus tegaskan lagi kepada Anda supaya Anda tidak salah mengerti dengan khotbah eksegesis saya ini. Sama dengan bagian-bagian sebelumnya, dalam bagian ini kembali saya tegaskan bahwa saya tidak bermaksud mengatakan kepada Anda bahwa Anda harus jujur untuk beroleh selamat, namun saya ingin mengatakan bahwa jika Anda sudah selamat, maka Anda akan memiliki kehidupan yang jujur (honesty). Betapa menyedihkan banyak orang Kristen bahkan hamba Tuhan sekalipun yang mengaku sudah diselamatkan, namun dalam hidupnya penuh dengan kemunafikan, kebohongan, alias ketidakjujuran. Dr. R.L. Hymers dalam khotbahnya “Why Believing in KJV is Not Enough?” pada tanggal 23 Maret 2003, di Baptist Tabernacle of Los Angeles, bekata, “Omong kosong! Kita mempertahankan iman!” Saya mempertahankan iman selama lebih dari empat puluh tahun. Saya kehilangan denominasi dan teman-teman saya. Ya, saya tahu apa artinya mempertahankan iman. Tetapi saya berpikir bahwa begitu banyak apa yang disebut “mempertahankan” pada kenyataannya hanyalah suatu klise yang tak ada artinya…. Saya tidak yakin dengan apa yang seseorang katakan tentang apa yang disebut mempertahankan iman – jika ia mencuri uang untuk proyek pelayanannya, ia bukan orang Kristen yang baik.” Saya yakin ada hamba Tuhan yang sebenarnya belum pernah mengalami pertobatan oleh karena tidak pernah tahu bagaimana dan apakah pertobatan itu sebelum masuk sekolah teologi atau pun sekolah Alkitab. Bahkan setelah masuk sekolah teologi dan menjadi pendeta ia juga belum pernah mengalami pertobatan, karena mungkin pengajaran di sekolahnya tidak jelas atau ia malu untuk mengambil keputusan untuk bertobat setalah menjadi mahasiswa teologi bahkan pendeta. Karena pada faktanya survei yang dilakukan oleh Dr. Jim Barna dalam Issues of the Heart, ada beberapa hamba Tuhan yang ia wawancarai menyatakan ragu akan keselamatannya, yang lain tidak bisa menjelaskan apakah keselamatan itu, dan bahkan ada 20 gembala sidang yang dengan blak-blakan mengaku bahwa mereka belum diselamatkan. Saya salut dengan kejujuran John Wesley. Dr. Hymers, Jr., dalam Preaching To a Dying Nation, menjelaskan bahwa John Wesley pernah ditahbiskan sebagai pendeta di gereja Anglikan beberapa tahun sebelum mengalami pertobatan. Ia pergi ke Georgia sebagai misionaris untuk memenangkan orang-orang Indian Amerika. Setelah gagal menjadi misionaris, ia bekata, “Aku pergi ke Amerika untuk mempertobatkan orang- 80 orang Indian, tetapi siapakah yang akan mempertobatkan aku?” Saya tahu John Wesley adalah hamba Tuhan yang jujur, namun apakah Anda juga bisa seperti John Wesley dalam hal ini, ataukah Anda tetap bertahan untuk tidak bertobat walaupun Anda tahu bahwa Anda belum bertobat dan tetap menipu Tuhan, diri sndiri dan orang lain seakan-akan Anda telah bertobat. Mengherankan jika Anda mengatakan sudah bertobat. Sudah diselamatkan oleh iman. Namun dalam hidup Anda masih penuh dengan kebohongan. Jika Anda memiliki iman yang sejati, Anda akan menjunjung tinggi kejujuran. Ingat! Satu kebohongan akan memimpin kepada kebohongan yang lain dan akan terus memimpin kepada kebohongan yang lain lagi serta tak ada habis-habisnya, kecuali Anda bertobat! IV. Iman Sejati adalah Iman yang Memiliki Integritas (Integrity) Kata ‘integritas’ atau dalam bahasa Inggris ‘integrity’, berasal dari kata ‘integer’ yang memiliki pengertian ‘bulat atau utuh’. Orang yang memiliki integritas adalah orang yang ‘utuh’ atau artinya ia memiliki satu kepribadian yang nampak dan tidak memiliki kepribadian yang lain yang bertolak belakang dengan esensi kepribadiannya. Misalnya jika seseorang setelah bertobat menjadi orang yang sangat rohani di dalam gereja dan persekutuan, maka kepribadian yang sama juga dapat dilihat di luar gereja atau persekutuan. Inilah maksudnya ‘utuh’ atau ‘satu’. Orang yang kelihatan rohani di gereja, namun jika di luar gereja duniawi, orang ini tidak memiliki integritas. Pada waktu saya masih menjadi pemuda gereja dan terpanggil untuk menyerahkan diri menjadi hamba Tuhan, saya kagum akan kerohanian para mahasiswa/i yang pernah pelayanan praktek di gereja kami. Namun setelah saya masuk di sekolah teologi yang sama dengan mereka – mereka menjadi kakak tingkat saya – saya kecewa sekali karena beberapa dari mereka atau bahkan sebagian besar dari mereka yang saya kagumi itu, ternyata tidak serohani di ladang pelayanan (gereja kami), bahkan ada yang lebih duniawi dari orang dunia. Orang yang demikian tidak memiliki integritas. Mudah-mudahnya hari ini mereka sudah bertobat. Joseph Foreman dalam bukunya Shattering the Darkness menceritakan bagaimana pelayanannya kepada orang-orang yang ada dipenjara. Foreman menjelaskan bahwa ada banyak orang yang dilayani di penjara telah mengambil keputusan berdoa menerima Kristus, dan rajin menghadiri chapel setiap Minggu yang menunjukkan bahwa mereka sepertinya benar-benar diselamatkan. Namun setelah mereka kembali ke sel tahanan, mereka kembali berbicara dengan kata-kata kotor, memikirkan pikiran-pikiran cabul dan seks dan minum-minum minuman keras. Mereka tidak memiliki integritas sebagai orang Kristen dan saya pikir mereka belum diselematkan. Ketika Martin Luther diperdamaikan dengan Tuhan atau diselamatkan oleh iman, ia tidak hanya mengaku bahwa ia telah menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya, namun ia juga menunjukkan kesatuan pribadinya dengan Kristus. Dan inilah permulaan Kebangunan Rohani Protestan. Oleh sebab itulah, Luther dapat mengkhotbahkan Injil yang benar. Dalam kata pengantar bukunya tentang Kitab Roma dalam The Works of Marthin Luther, Volume VI, Ia berkata: “Semua orang berdosa dan tercela di mata Tuhan, tetapi mereka harus dibenarkan, tanpa jasa atau usaha sendiri, tetapi melalui iman di dalam Kristus, yang telah membenarkan kita melalui darahNya.” 81 V. Iman Sejati adalah Iman yang Setia (Faithfulness) Di sini saya tidak bermaksud mengatakan bahwa jika kita setia maka kita akan diselamatkan. Namun saya tegaskan bahwa karena kita telah diselamatkan maka kita bisa setia kepada Tuhan dan kebenaran. Bagaimana manusia berdosa bisa setia kepada Tuhan? Itu mustahil. Hanya orang yang sudah dibenarkan atau diselamatkan oleh Tuhan yang dapat setia. Dan kesetiaan ini akan menunjukkan bahwa ia memiliki iman yang sejati. Dr. James Dobson mengatakan bahwa dari 88% anak yang lahir di gereja-gereja alkitabiah “meninggalkan iman mereka dan tidak kembali lagi.” Dan Dr. R.L. Hymers, Jr. bersaksi tentang seorang muda yang telah berdoa menerima Yesus Kristus datang ke gerejanya. Dalam suasana kebaktian ia berkata kepada pengkhotbah tamu bahwa ia telah menyerahkan seluruhnya kepada Kristus, bahkan jika ini artinya harus menjadi hamba Tuhan. Ia “maju ke depan” pada saat undangan untuk membuat komitmen dengan Tuhan diberikan. Tetapi itu sudah berlalu dan kami tidak pernah melihatnya lagi. Ia telah “meninggalkan gereja, dan tidak pernah kembali lagi.” Mungkin ada orang yang menilai bahwa orang-orang yang dibicarakan oleh Dr. Dobson dan Dr. R.L. Hymers, Jr. di atas ‘murtad’ atau maksudnya telah beroleh selamat dan kemudian meninggalkan imannya. Namun saya setuju dengan apa yang dikatakan oleh Dr. Hymers bahwa mereka bukan murtad, tetapi sejak awal mereka belum pernah mengalami pertobatan sejati. VI. Iman Sejati adalah Iman yang Dapat Dipercaya (Truthfulness) Ketika Anda diselamatkan, Anda bukan hanya percaya kepada Tuhan, tetapi Tuhan juga mempercayai Anda. Hanya orang yang sungguh-sungguh bertobat yang dapat dipercaya Tuhan untuk mengemban tugastugas suci dari Dia. Ketika Tuhan menyelamatkan engkau, Tuhan akan mempercayakan tugas-tugas suci dan memberitakan kebenaran Injil. Namun sudahkan Anda dapat dipercaya? Menjaga kehidupan kudus, melaksanakan Amanat Agung, mempertahankan dan memberitakan kebenaran adalah tugas setiap orang yang telah diselamatkan, dan bukan tugas hamba Tuhan saja. Betapa banyak orang yang mengaku diselamatkan, mengaku sudah bertobat, namun dalam hidupnya tidak pernah melaksanakan tugas-tugas suci yang diberikan Tuhan untuk dilakukannya. Apakah orang demikian memiliki iman sejati? Bukankah seharusnya ia dapat dipercaya oleh Tuhan. Apakah orang yang dipercaya Tuhan untuk menjaga umatNya atau jemaatNya agar tetap dalam kebenaran, namun tidak berani menegur dosa dan memberitakan kebenaran dengan tujuan menarik orang dunia sebanyak-banyaknya ke dalam gereja tanpa harus bertobat adalah orang yang patut dipercaya Tuhan? Menurut saya tidak. Anda tentu ingat Yudas. Ia adalah salah satu murid Yesus yang diberi kepercayaan untuk memegang kas dalam kelompok mereka. Namun apakah Yudas dapat dipercaya? Yohanes 12:6 menyatakan bahwa ia suka mencuri uang kas yang dipegangnya. Apakah Yudas adalah orang yang sudah diselamatkan yang kemudian murtad ketika menjual Yesus? Menurut saya tidak! Dari semua Yudas belum diselamatkan. Hidupnya yang tidak bisa dipercaya Tuhan – suka mencuri uang Tuhan –menunjukkan bahwa Yudas bukanlah orang yang telah diselamatkan. 82 VII. Iman Sejati adalah Iman yang Memiliki Jaminan (Assurance or Guarantee) Dr. Myron Houghton memberikan empat pandangan tentang jaminan keselamatan ini (the security of the believer), yaitu: Orang yang sudah sungguh-sungguh diselamatkan dapat kehilangan keselamatannya oleh karena dosa dan dapat diselamatkan kembali jika ia kembali bertobat. Myron J. Houghton, "Eternal Security," Faith Pulpit (February 1992). Pandangan pertama ini merupakan pandangan Armenianism dan juga Campbellite movement yang dimulai oleh Alexander Campbell bersama ayahnya Thomas Campbell, yang kemudian gerakan ini disebut denominasi Church of Christ dan Disciples of Christ. Orang yang sudah sungguh-sungguh diselamatkan dapat kehilangan keselamatannya hanya oleh karena mereka meninggalkan imannya di dalam Kristus; dan sekali meninggalkan iman, mereka tidak mungkin dapat diperbaharui lagi. Myron J. Houghton, "Eternal Security," Faith Pulpit (February 1992). Pandangan kedua ini juga berbau Armenianisme. Bahkan ada geraja Fundamentalist Baptist yang pernah saya kenal juga mempertahankan pandangan ini – walaupun dalam pemikiran umum gereja Fundamentalist Baptist percaya tentang jaminan keselamatan kekal dan menganggap pandangan kedua ini sebagai bidat dalam gerakan Fundamentalist Baptist. Howard Marshall memberikan penjelasan lengkap tentang pandangan kedua ini, yang juga merupakan pandangannya dalam bukunya Kept By the Power of God. Marshall menegaskan bahwa orang yang telah diselamatkan dapat kehilangan keselamatannya bukan oleh karena dosa, tetapi oleh karena meninggalkan iman mula-mulanya di dalam Tuhan. Tuhan memilih dan menentukan orang-orang tertentu untuk diselamatkan yang telah diketahui sebelumnya oleh Tuhan bahwa mereka akan bertobat dan beriman. Kristus mati hanya untuk menyelamatkan orang-orang pilihan ini. Orang Kristen KTP akan terus dipelihara Tuhan jika ia sungguhsungguh salah satu dari orang-orang pilihan Tuhan. Myron J. Houghton, "Eternal Security," Faith Pulpit (February 1992). Pandangan ketiga ini merupakan pengaruh dari pengajaran Calvinis. Louis Berkhof adalah teolog Reformed Calvinis yang mempertahankan pandangan ketiga ini. Berkhof membedakan antara panggilan eksternal (the external calling of God) yang datang kepada “orang yang mendengar Firman Tuhan,” dan panggilan internal (the internal calling of God) yang datang “hanya kepada orang pilihan”. (Louis Berkhof, Manual of Christian Doctrine) (Grand Rapids: Eerdmans Publish. Co., 1933). Berkhof menekankan bahwa internal calling yang untuk orang pilihan “tanpa memerlukan pertobatan, yang tak dapat diubah oleh apapun dan tidak akan gagal” (hal. 234). Orang pilihan yang menerima internal calling pasti diselamatkan. Charles Hodge adalah teolog Reformed lainnya yang mendukung pandangan ketiga ini. Hodge mempertahankan pandangan bahwa Yesus mati hanya untuk orang pilihan saja dan tidak untuk semua orang, oleh sebab itu hanya orang yang benar-benar dipilih Tuhan yang akan dipelihara dengan 83 mendasarkan pada Roma 1:1-11. Saya setuju bahwa ayat ini merupakan jaminan yang kuat bagi orang percaya, namun saya tidak setuju dengan Hodge bahwa ayat ini hanya berlaku untuk orang pilihan. Orang yang sudah sungguh-sungguh diselamatkan di dalam Kristus memiliki jaminan kekal oleh rencana pemeliharaan Tuhan. Mereka dapat memiliki kepastian yang mutlak sejak mengalami pertobatan atau keselamatan dan untuk selamanya bahwa kapan saja mati pasti masuk sorga berdasarkan janji Tuhan dalam Injil. Myron J. Houghton, "Eternal Security," Faith Pulpit (February 1992). Lewis Sperry Chafer yang merupakan salah satu bapa Dispensasionalisme dan pendiri Dallas Theological Seminary adalah salah satu orang yang mempertahankan pandangan keempat ini. Chafer percaya – saya juga percaya – bahwa keselamatan adalah “pekerjaan Tuhan untuk manusia dan bukan pekerjaan manusia untuk Tuhan”, oleh sebab itu orang yang telah diselamatkan memiliki jaminan kekal oleh pekerjaan Tuhan bagi orang percaya. (Lewis Sperry Chafer, Systematic Theology). Chafer juga menegaskan bahwa tidak ada sesuatu pun yang dapat memisahkan orang percaya dari kasih Kristus oleh karena pekerjaan Tuhan. Oleh sebab itu, dapat kita simpulkan bahwa Chafer menegaskan bahwa keselamatkan dan jaminan penuh merupakan pekerjaan Tuhan, dan bukan pekerjaan manusia. Charles Ryrie yang juga salah satu tokoh Dispensasionalisme mempertahankan pan-dangan keempat ini. Dalam bukunya So Great Salvation ia mendefinisikan jaminan kekal sebagai “karya Tuhan yang menggaransi karunia keselamatan, yang sekali diterima akan dimiliki selamanya dan tidak akan pernah hilang.” Charles Ryrie, So Great Salvation (Wheaton: Victor Books, 1989), 137. Dari keempat pandangan di atas saya percaya pandangan keempat adalah yang paling alkitabiah. Untuk lebih jelasnya saya mau Anda membaca ayat-ayat berikut ini dengan teliti dan merenungkannya: 1 Petrus 1:23; 2 Korintus 5:21; Roma 5:19-21; Yohanes 10:28; Kolose 3:1-3; Efesus 1:3; 2:6; Roma 4:23-5:2; 5:6-9; 1 Korintus 3:10-15; Ibrani 12:6-11; 1 Korintus 5:1-5; 11:28-32; 1 Tesalonika 1:9,10; 5:8-10; Efesus 4:30; Roma 8:23; 2 Timotius 2:19; Wahyu 20:10-15; Matius 7:21-23; Filipi 1: 6; 2:12,13; 1 Petrus 2:5; Efesus 2:20-22 Mungkin Anda bertanya – seperti halnya pertanyaan yang sudah berkali-kali saya dengar – “Jika ada seorang Kristen yang sangat mengasihi Tuhan, aktif dalam pelayanan, namun kemudian pindah agama. Bukankah dia kehilangan keslamatannya?” Perhatikan keseluruhan khotbah eksegesis saya dari kata Yunani “pistis” ini. Bukankah kata ‘pistis’ juga berarti ‘firm conviction’ (tetap teguh pada pendirian imannya) dan faithfulness (setia pada imannya). Ingat! Saya tegaskan kembali bahwa kedua kata ini bukan syarat iman, tetapi arti iman atau iman itu sendiri. Jadi jika ada orang Kristen walaupun pernah menyatakan bahwa dirinya telah diselamatkan dan kemudian meninggalkan imannya, ia bukan kehilangan imannya, tetapi belum memiliki iman atau ‘pisis’ yang juga berarti firm convition dan faithfulness dari sejak semula. Terlebih lagi arti ketujuh dari ‘pistis’ atau ‘iman’ adalah assurance (asuransi) atau guarantee (garansi). Imanmu adalah asuransimu dan imanmu adalah garansimu. Dan yang memberikan iman ini, yang memberikan asuransi ini, yang memberikan garansi ini adalah Tuhan sendiri. Mengapa engkau masih meragukan Tuhan yang setia dan benar sebagai pemberi asuransi dan garansi keselamatanmu, sementara 84 engkau tidak meragukan perusahan asuransi dan pemberi garansi barang yang Anda beli walaupun mereka bisa menipu Anda? Maaf kalau saya berkata keras, “Jika Anda belum memiliki iman atau percaya dengan segenap hati, iman yang berdiri teguh, kejujuran, integritas, kesetiaan, dapat dipercaya, dan jaminan – yang mana ketujuh hal tersebut merupakan pengertian dari iman atau ‘pistis’ – maka Anda bukanlah orang yang sudah memiliki iman. Anda bukanlah orang yang sudah sungguh-sungguh bertobat dan diselamatkan. Jika suatu hari nanti Anda meninggalkan gereja atau persekutuan saudara-saudara seiman, Anda bukan kehilangan keselamatan, namun memang sejak awal Anda belum pernah memiliki iman sejati. Maukah Anda memiliki iman sejati yang menjadi jaminan keselamatan kekal Anda? Jangan menunda waktu. Anda tidak tahu kapan pintu pertobatan ditutup untuk Anda. Jika Anda mati tanpa pertobatan atau iman sejati Anda akan terhilang untuk selama-selamanya. Anda sedang pergi menuju Neraka sejak dari sekarang jika Anda tidak mau diselamatkan hari ini. “Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!” (Markus 1:14) J JIIK KA AT TU UH HA AN NM ME EN NG GE ET TA AH HU UII K KE EM MA AM MP PU UA AN NK KU U M ME EN NG GA AP PA AA AK KU UH HA AR RU US SD DIIU UJ JII?? Oleh Dr. Eddy Peter Purwanto Khotbah ini dikhotbahkan di Gereja Kristen Rahmani Indonesia, Pademangan – Jakarta Dikhotbahkan di Philadelphia Baptist Chistian Fellowship – Tangerang 1 Korintus 10:13 Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya.” Ayat ini merupakan penghiburan bagi setiap orang percaya untuk menghadapai ujian dan pencobaan dalam hidupnya. Ayat ini juga menjadi ayat pamungkas para hamba Tuhan dan konselor untuk menjawab pertanyaan jemaat atau konseli tentang mengapa mereka mengalami ujian yang berat dalam hidupnya. Mungkin dengan memberikan ayat ini kepada mereka kita para hamba Tuhan dan konselor merasa sudah melakukan yang terbaik dengan memberikan jawaban yang tepat dan paling sempurna. Saya katakan bahwa itu benar sekali! Namun pernahkah kita berpikir bukan saja bahwa pencobaan atau ujian ada jalan 85 keluarnya, namun bahwa setiap pencobaan atau ujian mendatangkan penderitaan bagi pribadi yang dicobai atau diuji? Benar Tuhan tidak pernah mencobai manusia. “Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: “Pencobaan ini datang dari Allah!” Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun.” (Yakobus 1:13). Setiap pencobaan datang dari si jahat, yaitu Iblis. Namun demikian bukankah Allah juga seringkali menguji umatNya dan bahkan menggunakan pencobaan Iblis sebagai alat ujian. Alkitab mencatat tentang kisah Ayub; Ada seorang laki-laki di tanah US bernama Ayub; orang itu saleh dan jujur; ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. (Ayub 1:1) Lalu bertanyalah Tuhan kepada Iblis: Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorangpun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Alah dan menjauhi kejahatan.” (Ayub 1:8) Maka firman Tuhan kepada Iblis: “Nah, segala yang dipunyai ada dalam kuasamu; hanya janganlah engkau mengulurkan tanganmu terhadap dirinya.” Kemudian pergilah Iblis dari hadapan Tuhan.” (Ayub 1:12) Ketika ketiga sahabat Ayub mendengar kabar tentang segala malapetaka yang menimpa dia, maka datanglah mereka dari tempatnya masing-masing…. Mereka bersepakat untuk mengucapkan belasungkawa kepadanya dan menghibur dia. Ketika mereka memandang dari jauh, mereka tidak mengenalnya lagi…” (Ayub 2:11-12) Jika kita memperhatikan ayat-ayat di atas atau bahkan untuk lebih jelas lagi membaca Kitab Ayub, kita akan merasakan betapa Ayub menderita karena ujian dan pencobaan yang menimpanya. Ketika kita membaca kitab Ayub atau ketika kita membaca catatan Alkitab tentang bagaimana Abraham diuji untuk mempersembahkan anaknya Ishak, mungkin kita kurang dapat berempati betapa berat penderitaan Ayub ataupun Abraham akibat dari pencobaan dan ujian itu karena kita sudah tahu ending yang menggembirakan. Tetapi coba Anda bayangkan, kalau Anda menjadi Ayub atau Abraham pada saat dicobai atau diuji dan belum tahu ending-nya akan seperti apa. Anda akan merasakan betapa berat penderitaan Ayub dan Abraham pada waktu itu. Jadi sekarang yang perlu kita renungkan bukan hanya mampukah saya menghadapi pencobaan atau ujian, karena jawabannya sudah pasti yaitu, “Ya, mampu”, karena pencobaan yang kita hadapi tidak melebihi kekuatan kita dan Tuhan berjanji akan memberikan jalan keluar. Tetapi pernahkah Anda merenungkan banyak orang bertanya, “Jika Tuhan mengetahui kekuatan saya, mengapa Ia menguji saya? Saya menderita dan bahkan Ayub dan Abraham juga menderita ketika ujian itu datang menimpa. Jika Tuhan itu baik, mengapa Ia menyebabkan penderitaan saya?” Inilah pertanyaan-pertanyaan yang sering muncul. Benjamin Blech menulis, Beberapa filsuf dan ahli teologi Yahudi, di antaranya yang paling tersohor adalah Maimonides (Rabi Moses Ben Maimon, 1135-1204) dari Machmanides (Rabi Moses Ben Nachman, 1194-1270), telah merenungkan kisah ini [ujian Abraham] secara mendalam. Mereka adalah dua pakar tafsir 86 Alkitab dari abad pertengahan, dan masing-masing mendekati masalah ini dari sudut yang berbeda. Cara Maimonides dan Nachmanides menjelaskan ujian Abraham, sebuah ujian yang disertai dengan kepedihan yang tidak terukur lagi, memberikan dua konsep lagi yag dapat kita gunakan untuk memahami saat penderitaan kita sendiri. Saya menamakan konsep ini “prinsip aktualisasi” (sebagaimana dijelaskan oleh Nachmanides) dan “prinsip pendidikan” (sebagaimana dijelaskan oleh Maimonides) Benjamin Blech, If God is Good Why is the World So Bad? (Edisi terjemahan diterbitkan oleh PT. Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia, 2004, hal. 187) Pernyataan dua orang filsuf dan teolog Yahudi di atas cukup memberi inspirasi kepada kita untuk menjawab pertanyaan mengapa Tuhan yang baik mengijinkan penderitaan menimpa umat-Nya yang disebabkan oleh ujian dn pencobaan yang atas seijin Dia menimpa. Dan juga menjawab pertanyaan kita saat ini, “Jika Tuhan Mengetahui Kemampuanku, Mengapa Aku Harus Diuji? I. Agar Engkau Ditinggikan Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. (Roma 8:28) Paulus menegaskan bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu -- ini berarti juga termasuk dalam penderitaan yang disebabkan oleh ujian dan pencobaan yang menimpa – untuk mendatangkan kebaikan bagi umatNya yang mengasihi Dia. Nachmanides mengatakan bahwa Manusia memiliki kehendak bebas. Ia bebas melakukan sesuatu atau tidak melakukannya. Namun Allah mengetahui apa yang akan diputuskan oleh orang itu, ketika ia menghadapi pilihan yang sulit. Namun Nachmanides tegaskan bahwa itu bukan berarti bahwa kita dapat menghindari proses keputusan. Pengetahuan Allah tidak menciptakan realitas, namun memberitahu sebelumnya. Allah tidak menilai kita dengan akan menjadi apa kita nantinya, tetapi memberikan kita peluang untuk mengaktualisasi ciri karakter kita serta menunjukkan komitmen puncak. John K. Roth berkata, Agustinus menyatakan bahwa tidak ada ketidaksesuaian antara pra-pengetahuan Tuhan tentang tindakan manusia dengan kepemilikan dan pengalaman manusia tentang kebebasan…. Sebenarnya, kehidupan kita tidak dapat tidak kecuali Tuhan mengetahuinya demikian, dan kehidupan kita telah ada di hadapan Tuhan sebelum kehidupan itu terjadi pada diri kita. ( John K. Roth, Persoalan-Persoalan Filsafat Agama. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003, hal. 62-63) Dari pernyataan-pernyataan di atas kita menjadi jelas bahwa Tuhan mengetahui apa yang akan terjadi akhirnya dalam kehidupan umat-Nya yang mengalami ujian atau pencobaan. Dan karena Tuhan tidak pernah mencobai umat-Nya untuk melakukan yang jahat (Yakobus 1:13), maka pencobaan dan ujian yang diijinkan Tuhan menghampiri umatNya dalah pencobaan yang tidak akan menjatuhkan umat yang mengasihi Dia, tetapi justru justru untuk meninggikannya. 87 Benjamin Blech berkata, Sungguh menarik bahwa kata nes,dalam bahasa Ibrani yang berarti ujian (Kejadian 22:1), juga memiliki tiga arti lain: Nes berarti diangkat atau ditinggikan; nes juga berarti sebuah bendera atau panji yang diangkat tinggi-tinggi; dan nes juga berarti mukjizat. (Benjamin Blech, If God is Good Why is the World So Bad? Hal. 189.) Ketika orang Kristen sejati mengalami ujian atau pencobaan, janganlah kita bersungut-sungut kepada Tuhan. Menyalahkan Tuhan, “Jika Tuhan baik mengapa membiarkan aku menderita karena pencobaan ini.” Tetapi renungkanlah bahwa orang yang tidak pernah merasakan penderitaan, ia tidak akan pernah tahu bagaimana rasanya bahagia. Hanya orang yang pernah mengalami penderitaan, ketika penderitaan itu berlalu, ia akan sangat bahagia. Jika Tuhan mengijinkan pencobaan dan ujian itu menghampiri Anda, Tuhan ingin meninggikan Anda. Ketika Anda didapatinya tahan uji, maka Allah akan meninggikan panji-panji kemenangan yang meninggikan Anda. Mungkin Anda bisa berkata kepada Tuhan, “Tuhan Engkau tahu kekuatanku. Engkau tahu apapun yang terjadi aku akan tetap setia kepadaMu. Oleh sebab itu janganlah uji aku.” Benar, saya percaya Tuhan tahu, apakah Anda lulus atau gagal ketika Tuhan menguji Anda, namun Tuhan akan menjawab, “Aku memberikan ujian itu justru karena Aku tahu bahwa kamu akan lulus.” Nachmanides menyimpulkan bahwa sebelum Abraham benar-benar mengalami ujian dan menjalaninya, maka kapasistas iman dan kesetiaannya hanyalah sekedar potensi belaka. Karakternya belum ditempa menjadi karakter yang sebenarnya. Midrash memberikan analogi demikian; Untuk menguji hasil pembakaran sebuah bejana, seorang penjunan akan mengetuk pada beberapa titik untuk melihat ia bebas dari retak atau kerusakan. Tetapi bila bejana itu jelasjelas pecah atau menunjukkan rusak tertentu, maka bejana iu tidak perlu diuji. Jelas sudah bahwa bejana itu rusak. (Benjamin Blech, If God is Good Why is the World So Bad? Hal. 192.) Seorang penjual arloji anti air akan mendemonstarikan keunggulan arloji yang dijualnya dengan merendamnya ke dalam air di depan konsumen. Ia melakukan pengujian terhadap kekuatan arloji dengan memasukkannya ke dalam air hanya jika ia tahu persis dan yakin bahwa arlojinya tidak akan mati. Jika ia tidak tahu kekuatan arloji itu atas air atau masih ragu, maka ia tidak akan memasukkan ke dalam air. Dan ketika ia memasukkan arloji itu ke dalam air, karena ia tahu persis bahwa arloji itu tahan air, maka konsumen atau siapapun akan melihat bahwa arloji itu ternyata benar-benar anti air, arloji yang istimewa. Begitu juga Tuhan tidak akan menguji Anda dengan ujian tertentu, jika Ia tahu bahwa Anda tidak akan tahan uji terhadap ujian tersebut. Jika Ia memberikan ujian kepada Anda dengan ujian tertentu, atau bahkan mengijinkan pencobaan menimpa Anda, karena Ia tahu bahwa Anda akan lulus dalam ujian. Apa tujuan Tuhan melakukan ini? Supaya Anda ditinggikan. Tuhan akan bangga kepada Anda, seperti Ia bangga kepada Ayub. Dan iblis tidak punya alasan bahwa Anda tahan uji karena dikendalikan Tuhan bak robot, tetapi Anda tahan uji karena memang Anda istimewa. 88 Seorang guru yang baik tentunya mengetahui mana di antara muridnya yang pintar dan bodoh. Lalu mengapa perlu diuji? Suapaya mereka tahu bahwa dirinya pintar atau bodoh, dan tahu bahwa temannya lebih pintar atau lebih bodoh darinya, sehingga mereka akan termotivasi untuk meningkatkan belajar mereka. Saya tidak menganjurkan Anda minta Tuhan untuk menguji Anda, namun jika Tuhan menguji atau mengijinkan pencobaan menimpa Anda, maka Anda harus bersyukur, karena pertama Tuhan tahu kekuatan Anda, bahwa Anda akan mampu melewatinya, dan terlebih dari itu tujuan akhirnya adalah supaya Anda ditinggikan! Abraham diberikan gelar yang agung, yaitu “Bapa dari semua orang yang beriman” setelah ia mengalami pengujian dan lulus ujian. Sebelum Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus ditinggikan dan dimuliakan, terlebih dahulu Ia harus mengalami berbagai macam pencobaan dan penderitaan. Jadi janganlah menyalahkan Allah ketika Anda mengalami pencobaan, karena Ia di dalam Kristus telah berempati kepada manusia dengan menerima seluruh penderitaan manusia, dan tidak ada orang di dunia ini yang pernah menerima pencobaan sama atau lebih besar dari yang pernah Ia alami. Semua itu Ia lakukan agar manusia diselamatkan dan itu jugalah yang memimpin kepada kemuliaanNya. II. Agar Engkau Menjadi Berkat Bagi Orang Lain Pernahkah Anda berpikir bahwa pencobaan dan ujian yang Anda hadapi telah menjadi berkat bagi orang lain? Berapa banyak orang Kristen yang kuat dalam menghadapi pencobaan hidup dan kemiskinan oleh karena membaca kisah Ayub. Saya lahir dari keluarga sederhana di pedesaan Blitar Selatan, Jawa Timur, sebelum akhirnya pindah ke Malang. Ayah saya dulunya seorang penjudi sampai menjelang akhir hidupnya. Dia telah menghabiskan semua yang keluarga kami miliki untuk berjudi, sebelum akhirnya dia sakit dan mengalami pertobatan dan kemudian meninggal. Ia tidak meninggalkan warisan untuk keluarga kami. Namun ia meninggalkan hutang yang sangat besar kepada kami dan cemoohan-cemoohan masyarakat sekitar kami. Saya sudah terbiasa menerima hinaan sebagai anak seorang raja judi yang tidak memiliki masa depan dan harus dikucilkan. Namun demikian saya bangga dengan ibu saya. Saya masih ingat setiap ibu saya berdoa dalam segala kesempatan ia menangis dan selalu mengeluarkan pernyataan, “Tuhan, apa yang kami alami ini Tuhan memiliki rencana yang indah. Tolong kuatkan kami. Seperti Ayub yang mengalami pencobaan dan Tuhan akhirnya memberkatinya berlipat ganda, demikian juga kami percaya bahwa Tuhan juga akan menolong kami.” Itulah doa yang selalu ia ucapkan, dan akhirnya melalui perjuangan saya yang tidaklah mulus, akhirnya kami dapat memperbaiki kondisi dan citra keluarga kami. Tuhan membuka jalan sehingga orang-orang yang pernah menghina kami – yang sejak semula sudah kami maapkan – begitu menghormati kami lebih dari sebelumnya. Semua karena pertolongan Tuhan dan doa ibu yang terinspirasi oleh kisah Ayub. Tanpa Ayub sadari, Ayub maupun Abraham telah menjadi berkat bagi banyak orang. Pengalamannya telah menjadi inspirasi yang menyembuhkan banyak orang yang terluka dan mengalami kesusahan. Oleh sebab itu, ketika saudara melewati pencobaan dan ujian yang berat, tanpa saudara sadari bahwa saudara telah menjadi berkat bagi banyak orang oleh karena kesaksian saudara. Jadi saudara bukan hanya menjadi istimewa di hadapan Tuhan, tetapi anda juga istimewa di hadapan sesama. 89 Benjamin Blech berkata, Maimonides memandang tujuan pengujian itu sebagai pendidikan untuk umat manusia yang lain.… Sama seperti penjunan yang sedang menguji bejana di tokonya agar dapat membuat terkesan dan meyakinkan orang lain tentang kualitas barang dagangannya…. Allah menginginkan Abraham lulus dalam ujian yang luar biasa berat ini sehingga kisah ini dapat menjadi bukti tentang kekuasaan iman… Jadi yang ingin dikatakan oleh Maimonides adalah bahwa Allah memerlukan karakter yang sanggup memberi inspirasi untuk kisah dalam kitabNya Yang Kudus. (Benjamin Blech, If God is Good Why is the World So Bad? Hal. 196-197.) Demikian juga akhirnya Abraham menjadi berkat bagi banyak bangsa oleh karena imannya yang tahan uji itu. Karena imannya yang besar Ayub menjadi inspirasi yang membangkitkan dan memberkati banyak orang yang ditimpa kemiskinan dan penderitaan. Dalam perjalanan hidup dan pelayanan saya, saya banyak membaca tokoh-tokoh besar Kristen seperti William Carey, John Hus, Wycliffe, John Bunyan, Martin Luther, John Calvin dan masih banyak lagi yang lain yang memberikan inspirasi kepada saya untuk berjuang dalam iman dan pelayanan saya. Pengalaman mereka telah banyak menguatkan dan memberkati saya. Kita dipanggil untuk menjadi berkat bagi dunia. Bersyukurlah jika pencobaan dan ujian menghampiri Anda oleh karena Anda mengasihi Dia, karena Anda akan menjadi berkat bagi banyak orang. Saudaraku yang kekasih, Sekarang haruskah Anda masih bertanya-tanya bahkan bersungut-sungut kepada Tuhan tatkala penderitaan datang mengampiri Anda? Pada hal Tuhan mengetahui bahwa kita mampu melewatinya, Tuhan akan memberikan jalan keluar, dan terlebih dari itu Ia akan membuat kita ditinggikan dan menjadi berkat bagi orang lain! Bukankah ini bukan lagi penderitaan tetapi suatu kebahagiaan yang tiada taranya. Jikalau Anda mengasihi Dia, Anda akan menikmati kebahagiaan yang tiada tara ini, namun jika Anda tidak mengasihi Dia, Anda akan merasakan ini sebagai penderitaan. Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. (Roma 8:28) Jadi sekarang, Anda ingin bahagia atau menderita, itu tergantung Anda sendiri. Jika saya menjadi Anda, saya ingin bahagia. Oleh sebab itu, saya akan mengasihi Dia dan memandang segala sesuatu yang saya alami dari perspektif rencana agung Tuhan bagi hidup dan pelayaan saya. Berhentilah menyalahkan Tuhan yang Mahakudus dan mengasihi kamu, hai orang-orang berdoa. Terimalah Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatmu dan kasihilah Dia seumur hidupmu, maka bahagia akan senantiasa mengiringi hidupmu. 90 M MU UR RIID DS SE EJ JA AT TII Oleh Dr. Eddy Peter Purwanto Dikhotbahkan di Philadelphia Baptist Christian Fellowship Yohanes 12: 1-8 Enam hari sebelum Paskah Yesus datang ke Betania, tempat tinggal Lazarus yang dibangkitkan Yesus dari antara orang mati. Di situ diadakah perjamuan untuk Dia dan Marta melayani Dia, sedang salah seorang yang turut makan dengan Yesus adalah Lazaus. Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu. Tetapi Yudas Iskariot, serang dari murid-murid Yesus, yang akan segera menyerahkan Dia, berkata: “Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin? Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya. Maka kata Yesus: “Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku. Karena orang-orang miskin selalu ada pada kamu, tetapi Aku tidak akan selalu ada pada kamu.” Yudas dan Marilah adalah dua pribadi yang mengaku sebagai murid dan sahabat Kristus. Yudas lebih banyak memiliki kesempatan untuk mendengar Firman dan bersama Yesus, namun Maria memiliki kesempatan yang lebih sedikit. Namun demikian ternyata perbedaan ini tidak dengan sendirinya menjadikan Yudas menjadi lebih rohani dari Maria. Karena jika kita memperhatikan perikop di atas dengan seksama, kita akan melihat bahwa Maria adalah murid yang menunjukkan aplikasi kehidupan rohani yang nyata terhadap sahabat dan Tuhannya, sedangkan Yudas sebaliknya justru mengkhianati sahabat dan Tuhannya dan menunjukkan sifat-sifat kedagingannya yang begitu kental dalam dirinya. Apakah yang membuat Yudas dan Maria berbeda? Dan apakah yang seharusnya murid sejati tunjukkan dalam kehidupan nyatanya kepada sahabat dan Tuhannya? I. Seorang murid sejati harus mengasihi Firman Tuhan lebih dari pada uang Seseorang yang mengasihi firman Tuhan lebih dari pada uang, dari dalam hatinya akan mengalir kemurahan yang sejati. Namun seseorang yang mengasihi uang lebih dari firman Tuhan adalah mustahil untuk memiliki kemurahan sejati yang lahir dari dalam dirinya. Kita melihat ada perbedaan yang menyolok dari hati Yudas dan Maria. Yudas memiliki tempat istimewa dalam gereja mula-mula dibandingkan dengan Maria. Yudas adalah salah satu dari dua belas orang yang disebut Rasul (Matius 10:4). Siang malam dan selama tiga tahun ia diajar langsung oleh Guru yang Agung, yaitu Kristus. Ia turut ambil bagian dalam setiap pelayanan Yesus. Bahkan ketika Yesus mengutus dua belas 91 murid untuk memberitakan Injil dan memberi kuasa untuk melakukan mujizat Yudas termasuk di dalamnya. Pada waktu Yesus mengutus tujuh puluh murid untuk memberitakan Injil salah satunya juga Yudas. Ketika semua orang meninggalkan Yesus karena pengajaranNya yang keras, hanya dua belas murid yang masih mau tetap bersama Yesus dan salah satunya ialah Yudas (Yohanes 6:66-71). Bahkan dalam perkumpulan gereja mula-mula Yudas diberi kepercayaan untuk memegang kas. Sedangkan jika kita melihat sisi Maria, Maria adalah perumpan sederhana yang hatinya tulus mengasihi Tuhan. Maria tidak memiliki kesempatan banyak seperti Yudas untuk turut melayani Tuhan, belajar banyak firman Tuhan. Oleh sebab itu, setiap ia mendengar Yesus datang ke kotanya ia pergunakan kesempatan itu untuk duduk mendengar firman Tuhan walaupun kakaknya Marta sibuk sendiri dengan urusan makanan. Dan Yesus mengatakan bahwa Maria telah memilih suatu pilihan yang terbaik dibandingkan Marta. Kedua orang sosok murid di atas, Yudas dan Maria dapat diidentikkan hamba Tuhan (Yudas) dan jemaat awam (Maria). Namun akhirnya kita melihat bahwa Maria jauh lebih rohani dari pada Yudas yang ‘sok rohani’. Maria menunjukkan ‘kumarahan’ hatinya untuk sahabat dan Tuhannya, yaitu Yesus, sedangkan Yudas menunjukkan ‘pengkhianatannya’ terhadap sahabat dan Tuhannya. Hati yang memiliki ‘kemurahan’ lahir dari Roh Kudus di dalam diri setiap orang yang telah diselamatkan. Maria adalah murid yang telah sungguh-sungguh diselamatkan. Namun saya tidak melihat bahwa Yudas adalah orang yang sudah diselamatkan. Bahkan pada waktu semua orang meninggalkan Yesus dan hanya tersisa dua belas orang yang tetap mau bersama Yesus yang di antaranya juga ada Yudas, Yesus berkata: “Bukankah Aku sendiri yang telah memilih kamu yang dua belas ini? Namun seorang di antaramu adalah Iblis.” Yang dimaksudkanNya ialah Yudas, anak Simon Iskariot; sebab dialah yang akan menyerahkan Yesus, dia seorang di antara kedua belas murid itu.” (Yohanes 6:70-71) Walaupun Alkitab mengatakan bahwa Yudas adalah salah satu yang tetap bertahan bersama Yesus, namun Alkitab juga mengatakan bahwa sebenarnya ia adalah Iblis. Yudas tetap bertahan oleh karena motivasi tertentu, namun jelas bahwa motivasinya untuk bertahan bukan karena ia mengahasihi firman -- sebagai mana Maria – yang membuat ia tetap mau tinggal bersama Yesus. Motivasi Yudas untuk tetap tinggal ialah karena cintanya kepada uang. Bisa saja Yudas masih teringat bahwa kedatangan Mesias (Kristus) adalah untuk memulihkan kerajaan Daud dan bertahta sebagai Raja. Yudas berpikir jika sekarang saja ia menjadi bendahara, maka ketika Kristus menjadi Raja, ia bisa menjadi Menteri Keuangan dan bisa mencuri atau korupsi lebih banyak lagi. Jadi kita melihat di sini bahwa tidak peduli berapa lama seseorang mengikut Tuhan, apa jabatannya di geraja, seberapa banyak ia mengetahui dan menghafal firman Tuhan, ia harus tetap bertobat dan diselamatkan dengan sungguh. Mungkin Anda telah menjadi Kristen lebih dari 10 tahun atau bahkan lebih dari 20 tahun, namun jika Anda belum benar-benar mengalami pertobatan semua itu tidak ada gunanya. Mungkin Anda juga sudah banyak tahu dan hafal Alkitab bahkan berani berkata bahwa doktrin Anda paling benar dan semua orang lain salah, namun jika Anda tidak bertobat semua itu tidak ada gunanya. Anda tidak ada bedanya dengan Yudas Iskariot. Dari pada seperti Yudas, lebih baik Anda menjadi seperti Maria, yang walaupun dalam keterbatasan dan kesederhaannya ia mengasihi Tuhan dan menunjukkan kemurahan hatinya. Dan saya mau katakan kepada Anda bahwa jauh lebih baik lagi Anda memiliki pengetahuan firman Tuhan yang banyak, terlibat dalam pelayanan yang lebih besar lagi seperti halnya Yudas, namun memiliki hati dan motivasi seperti Maria. Jadi yang menentukan Anda lebih rohani itu bukan lama atau belum lamanya Anda 92 menjadi orang Kristen, banyak atau sedikitnya keterlibatan Anda melayani Tuhan, dalam atau dangkalnya pemahaman Anda akan firman Tuhan, namun hati yang telah diperbaharui melalui kelahiran kembali dan motivasi hati yang tulus dalam mengikut dan melayani Tuhan adalah kunci yang akan membawa Anda kepada apa yang dimaksud dengan ‘rohani’ sejati dan yang dapat menunjukkan kemurahan sejati dalam hidup Anda. Pada waktu saya berkhotbah di Efata Rotterdam Church di Belanda, gembala gereja tersebut berkata kepada saya bahwa orang Kristen di Belanda tidak suka mendengar firman Tuhan, mereka tidak ada waktu untuk mendengar firman Tuhan dan menganggap itu buang-buang waktu saja. Mereka harus bekerja dan bekerja mencari uang. Bahkan ia berkata bahwa ada jemaat yang mengusulkan agar kebaktian itu 30 menit saja dari mulai nyanyi dan firman Tuhan atau dari mulai sampai selesai. Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda juga tidak betah lama-lama di gereja mendengar khotbah saya? Dan kalau toh Anda masih berada di sini namun pikiran Anda sedang melayang jauh entah kemana. Mungkin Anda berpikir kapan selesainya pendeta ini khotbah, karena saya ada janji bisnis atau mau buka toko dsb. Ingat saudaraku, jika Anda adalah orang yang sudah sungguh bertobat, maka cintamu kepada firman Tuhan lebih besar dari apapun yang Anda miliki di dunia. Jadilah seperti Maria dan bukan seperti Yudas. II. Seorang murid sejati adalah seorang pemberi dan bukan pencuri Di sini Maria menunjukkan kemurahan sejati. Ia merelakan apa yang sangat berharga untuk Tuhan, untuk pelayanan Kristus menuju salib. Namun Yudas justru lebih mementing-kan dirinya sendiri dan bahkan akhirnya mencelakai sahabat dan Tuhannya. Karena cintanya kepada uang yang melebihi cintanya kepada Tuhan, Yudas bukan hanya menjadi pencuri yang menyebabkan kerugian bagi persekutuannya, namun demi uang ia juga bahkan berani menjual Sahabat, Guru dan Tuhannya sendiri. Seperti di atas telah saya katakan bahwa apa yang engkau cintai akan menunjukkan siapa dirimu dan apa yang akan engkau lakukan dalam hidupmu. Yudas mencintai uang lebih dari pada firman Tuhan, dan ini menunjukkan diri Yudas yang belum sungguh-sungguh bertobat dan inilah yang mendorong ia menjadi pengkhianat. Namun Maria adalah murid yang mengasihi firman Tuhan lebih dari pada uang – ia memberikan minyak Narwastu yang sangat mahal untuk mengurapi Yesus – dan ini menunjukkan bahwa Maria adalah orang yang sungguh-sungguh bertobat dan Roh Kudus ada dalam hatinya sehingga ia bisa menunjukkan ‘kemurahan’ sejati dalam hidupnya. Alkitab mengatakan, Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu. (Yohanes 12:3) Richard Baxter, sang pengkhotbah Puritan tahun 1960-an menegaskan bahwa salah satu bukti orang yang telah bertobat adalah berani melepaskan apa yang paling ia kasihi di dunia ini untuk Kristus, jika itu yang diminta oleh Tuhan. Dan di sini kita melihat Maria menunjukkan pertobatan sejatinya bukan dengan katakata tetapi dengan perbuatannya. Namun bagaimana dengan Yudas? Yudas menunjukkan dirinya seperti ‘orang yang sangat rohani’ namun hati dan perbuatannya tidaklah demikian. 93 Tetapi Yudas Iskariot, serang dari murid-murid Yesus, yang akan segera menyerahkan Dia, berkata: “Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin? Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya. (Yohanes 12:5-6) Apakah Anda masih berani mengatakan bahwa diri Anda sudah sungguh-sungguh bertobat dan diselamatkan. Jika iya, seharusnya Anda berani mengatakannya. Namun sudahkan Anda menunjukkan ‘kemurahan’ seperti yang ditunjukkan oleh Maria? Sudahkan Anda memberikan apa yang Tuhan minta dari Anda, entah pikiran Anda, tenaga Anda, semangat Anda dan bahkan uang Anda untuk pelayanan Kerajaan Allah? Sudahkan Anda mengulurkan tangan Anda untuk saudara-saudara yang membutuhkan pertolongan Anda? Saya tidak mau dan Tuhan juga tidak mau Anda menjadi Yudas modern yang suka mencuri (bisa dalam pengertian menipu dan korupsi), berkhianat (yang biasanya susah dihindari di dunia bisnis), dan bahkan menyakiti hati Tuhan dengan menjual iman Anda. Saya sebagai hamba Tuhan tidak hidup dari persepuluhan jemaat, namun melalui berkat Tuhan dari pekerjaan saya sebagai dosen. Namun saya ingin menegaskan kepada Anda, bahwa sepersepuluh pendapatan Anda itu adalah milik Tuhan yang harus kita berikan kepada Dia, karena jika tidak kita adalah pencuri milik Tuhan. Persepuluhan Tuhan pakai untuk mengajar apakah kita mau mengucap syukur kepada Tuhan dan mengasihi Tuhan, dan bukan karena Tuhan miskin. Karena semua yang kita miliki sebenarnya milik Tuhan. Kita tidak pernah menciptakan semua yang kita miliki dan nikmati. Tuhanlah Pencipta dari segala sesuatu. Ilustrasi berikut ini kiranya dapat membuat Anda mengerti. Ada seorang kontraktor yang sedang memperoleh kepercayaan dari perusahaan X membangun bangunan bertingkat lima belas. Suatu hari sang kontraktor datang ke lapangan untuk mengawasi para kulinya. Dari lantai satu ia menaiki tangga demi tangga dari bangunan yang masih berbentuk kerangka itu, sampai akhirnya ia tiba di lantai empat. Ia berhenti karena ada sesuatu yang tertinggal di bawah yang ternyata H.P.nya yang tadi ia taruh di meja lantai satu yang lupa diambilnya kembali. Ia meneriaki kulinya di lantai satu - yang kelihatannya juga mau naik -- untuk membawakan H.P.nya yang tertinggal. Namun sayang si kuli tidak mendengarnya. Untung si Bos ini mempunyai ide yang bagus. Ia merogoh uang logam Rp. 50,- dari kantong celananya dan melemparkan ke bawah tepat di depan si kuli dengan harapan si kuli mengambil Rp. 50,- itu dan kemudian mencari tahu dari mana jatuhnya uang itu dan menengok ke atas. Benar si kuli mengambil uang Rp. 50,- itu, apakah ia nengok ke atas? Tidak! Si Bos berpikir mungkin Rp. 50,- terlalu kecil dan ia mengambil koin Rp. 100,- dan melemparkannya kembali ke bawah dan lagi diambilnya oleh si kuli. Apakah sekarang si kuli nengok ke atas? Tidak! Mugkin masih terlalu kecil pikir si Bos. Ia mengambil koin Rp. 500,- dan melemparkan ke bawah. Apakah si kuli sudah mau nengok ke atas? Tidak! Mungkin masih terlalu kecil pikir si Bos. Ia merogoh koin Rp. 1.000,- dari kantong celananya dan melemparkan ke bawah. Kembali si kuli mengambilnya namun juga tidak nengok ke atas walaupun ia sudah mendapat uang Rp. 1.650,-. Maka kesallah hati si Bos. Kemudian ia mengambil batu dan melemparkan tepat ke kepala si kuli. Apakah si kuli nengok ke atas? Tentu iya! Ia memaki-maki sambil melihat ke atas, “Siapa yang melempar batu ke kepala saya?” Begitu juga seringkali dengan kita. Tuhan menyalurkan banyak berkat kepada kita supaya gereja Tuhan dapat terus eksis dan mengembangkan pelayanannya. Ketika Tuhan memberi sedikit kita tidak ingat Tuhan, dan ketika Tuhan makin memberkati dan makin memberkati lagi, kita masih lupa ingat Tuhan dan 94 mengucap syukur kepada-Nya. Maka ketika Tuhan memukul kita, kita baru berteriak kepada-Nya. Kiranya ilustasi ini cukup membuat Anda jelas akan tugas Anda di hadapan Tuhan. III. Seorang Murid Sejati akan mengenal Tuhannya dan bukan menjual Tuhannya Kemurnian hati yang dimiliki Maria memimpinnya kepada pengenalan akan Tuhan yang sangat dalam yang dapat kita perhatikan dari ayat ke tujuh. Namun kepalsuan Yudas bukan hanya membuat ia tidak mengenal Tuhan, namun bahkan menjual Tuhan. Walaupun Yudas lebih dekat dengan Yesus dibandingkan Maria, namun Yudas tidak mengenal Yesus dengan jelas seperti halnya Maria. Yang Yudas tahu tentang Yesus, Yesus adalah Mesias yang dijanjikan akan memulihkan kerajaan Israel. Oleh sebab itu, demi masa depan duniawi yang cerah Yudas memutuskan untuk tetap bersama Yesus menjadi bendahara Yesus yang kemudian nantinya berubah menjadi Menteri Keuangan. Yudas berharap Yesus segera melakukan revolusi terhadap pemerintahan Roma yang pada waktu itu berkuasa atas Israel. Oleh karena cintanya kepada uang, Yudas menjual sahabat, Guru dan terlebih Tuhannya dengan harga seorang budak. Yang mungkin juga terlintas dalam pikiran Yudas bahwa dengan menyerahkan Yesus, akan mendorong Yesus untuk segera menyalakan revolusi. Yudas sama sekali tidak mengenal Yesus. Namun bagaimana dengan Maria? Ia sangat mengenal Tuhan. Dalam kultur Yahudi pada zaman itu, seorang gadis biasanya mengumpulkan minyak narwatu sebagai persiapan menyambut hari perkawinannya. Namun dalam kasus Maria di sini tidak demikian. Ia merelakan minyak yang sangat berharga dalam hidupnya itu untuk mengurapi kaki Yesus, karena ia tahu bahwa sebentar lagi Yesus akan mati demi menebus dosa, walaupun Ia akan datang kembali menjadi Raja. Dalam Alkitab KJV ayat 7 ini lebih jelas yaitu, “Allow her, for she has kept it for the day of My burial.” Atau “Biarkan dia melakukan hal itu, karena ia telah mempersiapkan itu untuk hari penguburanku.” (Yoh. 12:7). Maria mengenal Yesus bukan hanya Ia akan menjadi Raja, tetapi Ia juga Juruselamat yang harus mati menganggung dosa dunia. Ini lahir dari hatinya yang mencintai firman Tuhan lebih dari pada uang. Ia tidak seperti Yudas yang hanya memikirkan uang dan kesenangan duniawi. Berapa banyak orang Kristen yang mengaku bahwa dirinya sudah diselamatkan namun ternyata ia menjual ‘imannya’ demi uang dan kedudukan. Berapa banyak pemuda-pemudi Kristen meninggalkan gereja karena jodoh yang tidak seiman namun memiliki uang dan masa depan yang secara duniawi dapat dikatakan cerah. Bahkan walaupun mereka tahu itu berbahaya, mereka masih bisa berargumentasi bahwa tujuan menikah dengan orang yang tidak beriman itu adalah supaya dapat memenangkan pacar yang akan menjadi suami atau istrinya itu. Saya katakan ini persis dengan Yudas tadi. Ketika ia menegor Maria, ia menegor dengan alasan sangat rohani, “Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?” Suatu kali ada sepasang pemuda pemudi Kristen yang sedang dimabuk asmara. Ia adalah Mary dan pacarnya bernama Jony. Mary adalah seorang pemudi yang sangat rohani dan melayani di gereja, sedangkan si Jony tidak jelas status imannya. Di sore itu Jony mengajak Mary kencan di sebuah taman. Mereka memilih tempat duduk di taman itu yang dikelilingi pepohonan yang mana posisi mereka tidak dapat lagi dilihat orang dari segala penjuru. Sebagai seorang pria si Jony mulai merayu Mary dengan rayuan gombalnya sehingga membuat Mary terbuai oleh rayuan si Jony. Dan mulailah tangan si Jony beraksi sambil mengelus-elus tubuh Mary. Mary yang dikenal sangat rohani itu serentak memberontak dan bekataka, “Oh 95 Jony, Do Not Touch Me!” (Oh Jony, jangan sentuh saya!). Si Jony berhenti beraksi, namun si Mary tidak berniat untuk mengajak Jony pergi dari tempat itu. Mulailah mereka mengobrol lagi dan Jony mengeluarkan jurus rayuannya yang lebih jitu. Dan ketika Jony melihat si Mary mulai terbuai lagi, maka mulailah Jony beraksi lagi, dan lagi Mary menepis tangan Jony dan berteriak, “Oh, Jony, Do Not Touch!” (Oh, Jony, jangan sentuh!). Yah, Mary yang hebat! Namun lihat Mary sudah kehilangan satu katanya, yaitu “Me”. Jony bukanlah pemuda yang gampang menyerah. Ia kembali meluncurkan jurus rayuannya yang lebih mematikan dan setelah melihat Mary kembali terbuai, si Jony kembali beraksi, dan lagi-lagi Mary berteriak, “Oh, Jony, Do Not!” (Oh, Jony, Jangan!). Lihat Mary kehilangan satu kata lagi di sini, yaitu “Touch”. Bahaya mengancam namun Mary tetap tidak menyadarinya. Jony lebih gencar lagi menyerang Mary dengan jurus pamungkasnya dan Mari kembali terbuai. Jony tahu itulah saatnya beraksi. Ketika Jony mulai beraksi, Mary berkata dan kehilangan satu kata lagi yaitu “Not”. Mary berkata, “Oh, Jony, Do!” (Oh, Jony, lakukan!), dan akhirnya kata demi kata hilang, dari “Oh, Jony, Do!” menjadi, “Oh, Jony!” kemudian “Oh!” dan habislah semua yang selama ini menjadi kebanggaan Mary. Apakah Anda melihat akibat orang yang mencobai dirinya sendiri. Jika Tuhan mengajarkan kita berdoa, “Janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan,” maka janganlah justru Anda sendiri yang mau masuk ke dalam pencobaan. Pada waktu berkali-kali Yesus berbicara kepada murid-muridnya tentang seorang pengkhianat, atau bahkan Iblis, seharusnya Yudas sadar dan tidak mau menggenapkan itu adalah dirinya. Namun karena cintanya kepada uang Yudas tidak mengenal Tuhannya bahkan ia menjual Sahabat, Guru dan Tuhannya. Ia telah merugikan Sahabatnya, ia telah menyakiti dan bahwa membunuh Sahabatnya. Dia sama sekali tidak menunjukkan bahwa dirinya adalah seorang murid sejati atau bahwa ia adalah orang yang telah diselamatkan dan memiliki Roh Kudus. Namun tidak demikian halnya dengan Maria. Saudaraku! Marilah kita mengoreksi diri kita. Sudahkah kita menjadi murid sejati seperti Maria. Sudahkah kita menunjukkan aplikasi nyata pertobatan kita seperti yang Maria tunjukkan? Menjadi murid sejati tidaklah gampang. Namun bukan berarti Anda tidak dapat melakukannya. Berdoalah dan cobalah terus menerus, maka Anda akan menjadi murid sejati seperti Maria. AMIN. 96 P PA AN NG GG GIIL LA AN NY YA AN NG G IIS ST TIIM ME EW WA A Oleh Dr. Eddy Peter Purwanto Khotbah Di Mimbar Baptis Philadelphia Tangerang Galatia 1:1-5 “Dari Paulus, seorang rasul, bukan karena manusia, juga bukan oleh seorang manusia, melainkan oleh Yesus Kristus dan Allah, Bapa, yang telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, dan dari semua saudara yang ada bersama-sama dengan aku, kepada jemaat-jemaat di Galatia: kasih karunia menyertai kamu dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus, yang telah menyerahkan diri-Nya karena dosa-dosa kita, untuk melepaskan kita dari dunia jahat yang sekarang ini, menurut kehendak Allah dan Bapa kita. Bagi-Nyalah kemuliaan selamalamanya! Amin.” Ketika Billy Graham diminta untuk mencalonkan diri menjadi Presiden Amerika, ia memberikan jawaban yang begitu indah, ia berkata bahwa jika ia menjadi Presiden beberapa tahun kemudian ia akan dipensiunkan, namun jika ia menjadi Hamba Tuhan, ia akan tetap melayani seumur hidup. Terlepas bagaimana teologi dan sepak terjang pelayanan Billy Graham saat ini yang menimbulkan banyak kritik dari gereja-gereja konservatif dan fundamentalis, namun pernyataan Billy Graham di atas menunjukkan suatu kesadaran bahwa pangilannya menjadi hamba Tuhan adalah panggilan yang agung, panggilan yang istimewa, lebih dari pada hanya sekedar menjadi seorang Presiden Amerika. Begitu juga dengan Rasul Paulus, ia memahami panggilannya sebagai panggilan yang istimewa, sehingga ketika ia menghadapi orang-orang dari jemaat Galatia yang meragukan otoritas pengajarannya, meragukan jabatan kerasulannya, meragukan kemampuannya untuk menjadi pengajar Firman Allah, dalam suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia ini, pertama-tama ia menegaskan panggilannya untuk membuktikan otoritas dirinya. Paulus memahami panggilannya adalah panggilan yang istimewa. Paulus tidak membuktikan kapabilitasnya sebagai pengajar Firman atau otoritas kerasulannya dengan berkata, “Aku telah menyelesaikan jenjang pendidikan tertinggi dalam ilmu teologi, karena aku belajar dari professor terbesar, yaitu Gamaliel.” Walaupun ini benar bahwa pendidikan yang pernah dicapai oleh Paulus adalah pendidikan tertinggi dalam ilmu teologi pada zaman itu, yaitu sekolah Taurat, yang mungkin dibandingkan dengan zaman sekarang adalah setingkat dengan Universitas. Paulus tidak membuktikan otoritas diri dan beritanya dengan pendidikan tingginya, pengetahuan filsafat helenisnya yang luar biasa, namun pertamatama ia membuktikan otoritasnya dengan panggilannya menjadi rasul. Mengapa? Karena ia tahu bahwa panggilan menjadi rasul, panggilan menjadi penginjil, panggilan menjadi hamba Tuhan adalah panggilan yang istimewa. 97 Dalam Galatia 1:1, Paulus mulai membuktikan tiga keistimewaan panggilannya, yaitu: I. Panggilannya bukan karena manusia “Dari Paulus, seorang rasul, bukan karena manusia…” (Galatia 1:1) Panggilan Paulus bukan kerena manusia (ouk apo anthropoon). Preposisi Yunani apo memiliki pengertian forth, from, away from, distance of time or place; derivation from a quarter, origination from agency or instrumentality. (Wesley J. Perschbacher, The New Analytical Greek Lexicon ). Ini menunjukkan asalnya atau datangnya panggilan Paulus sebagai rasul bukan dari manusia. Bukan manusia yang menetapkan dia menjadi rasul. Bukan dirinya sendiri (yang juga adalah manusia) yang menetapkan dirinya menjadi rasul. Bukan rasul-rasul lain di Yerusalem yang menetapkan dirinya menjadi rasul dan juga bukan orang-orang Kristen yang menetapkan dirinya menjadi rasul. Ia berkata, “Dari Paulus, seorang rasul, bukan karena manusia…” (Galatia 1:1) Ini juga benar bahwa kita yang adalah para hamba Tuhan sejati pada zaman ini melayani Tuhan bukan karena dipanggil oleh manusia, bukan oleh karena kehendak diri kita sendiri, namun kita menjadi hamba Tuhan adalah panggilan Tuhan. Dr. Lloyd-Jones yang adalah asisten untuk ahli fisika raja, Lord Horder, meninggalkan karirnya di bidang medis sejak tahun 1927 dan menjadi gembala jemaat di Aberavon, South Wales, di United Kingdom. Ia percaya panggilannya menjadi pengkhotbah datang dari Tuhan dan ini adalah panggilan yang istimewa bagi dirinya. Dalam bukunya, “What is Preaching?” ia berkata, “Banyak orang sedang mengutus diri mereka sendiri, menetapkan diri mereka sendiri untuk menjadi seorang pengkhotbah atau pemberita Firman. Tentu ini adalah suatu kesalahan. Saya menafsirkan pernyataan dalam Roma 10 sebagai maksud bahwa Tuhan yang mengutus kita, dan juga bahwa gereja yang mengutus kita. Tidak seorangpun yang dibenarkan untuk mulai pelayanan pemberitaan Firman atau mungkin ia mengangkat dirinya sendiri menjadi seorang pengkhotbah. Ada elemen pengutus, dan kita harus kembali kepada aturan itu… Anda harus diutus yang sudah tentu bahwa Tuhan mengutus Anda.” Apa yang dikatakan oleh Dr. Lloyd-Jones di abad yang lalu, juga masih berlaku di zaman sekarang ini. Bahkan tingkat populasi orang-orang yang mengangkat dirinya sendiri atau diangkat manusia menjadi hamba Tuhan lebih banyak lagi. Ada term yang biasa disebut sebagai “trik gereja” untuk mempertahankan orang-orang “berduit” yang dapat menopang kebutuhan gereja dengan memberikan sejumlah jabatan gerejawi yang belum tentu cocok untuk orang itu dan yang lebih menyedihkan jabatan tersebut bukan oleh karena panggilan Tuhan, namun panggilan manusia, panggilan dari pemimpin gereja yang ingin mempertahankan duit orang itu. Maap, mungkin apa yang saya katakan ini terlalu keras dan kasar, namun jika Anda merasa perkataan ini keras, koreksilah diri Anda sendiri. Jika ternyata panggilan Anda menjadi hamba Tuhan benar-benar datang dari Tuhan, maka bersyukurlah, karena berarti Anda telah melakukan yang terbaik bagi Tuhan. Dan Anda tidak perlu marah kepada saya. Namun jika Anda sendiri tidak jelas dari mana datangnya panggilan Anda sehingga Anda menyandang “embel-embel” Pdp. (Pendeta Pembantu), Pdp. (Pendeta Profesional), Ev., atau bahkan Pdt. Lebih baik Anda berdoa kepada Tuhan apa yang harus Anda lakukan sebelum Anda menyesatkan banyak orang, karena Anda sebenarnya tidak tahu apa-apa 98 tentang Alkitab, namun dengan gagah berani Anda mengajar Alkitab yang Anda sendiri belum memahaminya. Sebagaimana yang disampaikan oleh Dr. Robert L. Hymers, Jr. dalam khotbahnya The Call to Preach di Kebaktian Sabtu Malam, 26 November 2005, Baptist Tabernacle of Los Angeles, Dr. Hymers mengutip beberapa pernyataan Dr. Lloyd-Jones. Dr. Lloyd-Jones berkata, “kebutuhan terutama yang urgent dalam Gereja Kristen hari ini adalah khotbah yang benar, ini adalah kebutuhan terbesar yang sangat nyata juga bagi dunia. " (Preaching and Preachers, p. 9). Dr. Lloyd-Jones menekankan bahwa khotbah “telah jatuh dari tempat yang pernah diduduki… pusat dan posisi berkuasa dalam kehidupan Gereja, khususnya dalam Protestantisme.” (ibid., p. 11). “Dari Paulus, seorang rasul, bukan karena manusia…” (Galatia 1:1) Ini juga benar bahwa kita masuk ke dalam keselamatan di dalam Kristus juga bukan oleh karena manusia, bukan oleh karena diri kita sendiri. Firman Tuhan menegaskan, “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.” (Efesus 2:8-9) Tidak ada seorangpun yang berhak mengklaim bahwa ia telah menyelamatkan jiwa. Hanya Tuhan Yesus Kristus yang menyelamatkan jiwa manusia. Dan tidak dibenarkan oleh Firman Tuhan jika seseorang berkata bahwa ia diselamatkan oleh karena perbuatan baiknya, oleh hasil usahanya sendiri, oleh karena kerajinannya melayani Tuhan, oleh karena ia banyak memberi persembahan untuk pekerjaan Tuhan. Firman Tuhan dengan tegas mengatakan bahwa “itu bukan hasil usahamu,… itu bukan hasil pekerjaanmu” (Efesus 2:8-9). Dan Alkitab dengan tegas juga mengatakan bahwa itu adalah “pemberian Allah.” Kebenaran ini menghindarkan kita untuk “memegahkan diri.” II. Panggilannya bukan oleh seorang manusia “Dari Paulus, seorang rasul, bukan karena manusia…” (Galatia 1:1) Panggilan Paulus juga bukan oleh seorang manusia (oude dia anthropou). Proposisi *4V yang digunakan dengan genetif, anthropou, di sini menunjukkan bahwa datangnya kerasulan Paulus bukan malalui manusia. Kerasulannya diperoleh bukan melalui sidang rasul-rasul di Yerusalem. Kristus sendiri yang mengangkat Paulus secara langsung menjadi rasul. Saya pernah membuat kesalahan dalam hidup saya. Tahun 2004 saya memanggil adik sepupu saya untuk datang ke Jakarta. Ia adalah anak yang cerdas dan pintar. Ia berasal dari kampung dan ekonomi orang tuanya tidak memungkinkan untuk dia melanjutkan kuliah. Oleh sebab itu, saya memanggilnya ke Jakarta untuk saya kuliahkan di suatu perguruan tinggi tertentu, dan dengan syarat ia juga harus mengambil kuliah di STT Injili Philadelphia yang saya pimpin. Ia masuk sekolah teologi jelas bukan oleh karena panggilan Tuhan. Dan bahkan dengan jujur ia mengatakan kepada saya bahwa ia sama sekali tidak memiliki panggilan menjadi hamba Tuhan. Namun saya tetap memaksa dia untuk ambil kelas di STT dengan harapan suatu 99 saat nanti ia terpanggil untuk melayani Tuhan secara penuh waktu. Ini adalah kesalahan yang pernah saya buat dalam pelayanan. Namun puji Tuhan, semuanya berakhir tanpa akibat yang lebih besar lagi. Adik saya ini kemudian berkata bahwa ia tetap tidak terpanggil untuk melayani Tuhan, dan akhirnya ia memutuskan untuk pulang kampung. Ia masuk sekolah teologi oleh karena saya, bukan oleh karena panggilan Tuhan. Dan sepertinya saya memaksakan dia agar dia terpanggil, atau memaksa Tuhan untuk memanggil dia. Ini adalah kesalahan besar yang pernah saya buat. Puji Tuhan, ia belum sempat lulus, hanya mengikuti kuliah beberapa minggu, sebelum akhirnya pulang kampung. Untunglah ia belum sampai menjadi hamba Tuhan. Bayangkan saja jika ia menjadi hamba Tuhan oleh karena saya, dan bukan oleh karena panggilan Tuhan. “Dari Paulus, seorang rasul, bukan karena manusia…” (Galatia 1:1) Tidak dapat disangkal lagi bahwa pada zaman ini banyak orang menjadi hamba Tuhan atau pun sekolah teologi dengan mengambil jurusan pastoral dan dengan harapan setelah tamat dapat menjadi pendeta oleh karena manusia. Jangan salah faham, saya setuju kalau banyak orang Kristen sekolah teologi dengan tujuan untuk memahami Alkitab lebih dalam lagi. Dan bahkan saya menganjurkan setiap jemaat yang sudah lahir baru untuk mengambil kelas-kelas teologi. Namun jika Anda mau melayani Tuhan secara full-time, Anda harus cek diri Anda, apakah Tuhan memanggil Anda menjadi pengkhotbah. Panggilan menjadi pengkhotbah atau hamba Tuhan adalah panggilan yang istimewa karena panggilan ini datang bukan oleh seorang manusia. Ini juga berarti bahwa panggilan ini bukan karena motivasi-motivasi tertentu yang salah. Ada orang ingin jadi hamba Tuhan dan sekolah teologi, karena setelah tamat SMU tidak bisa mencari pekerjaan yang layak, atau pun tidak memiliki biaya untuk melanjutkan kuliah. Oleh sebab itu, pilihan yang tersisa adalah sekolah teologi, karena banyak STT memberikan beasiswa penuh kepada mahasiswanya. Ada juga orang yang ingin menjadi hamba Tuhan oleh karena melihat hambahamba Tuhan di kota-kota besar kelihatannya hidupnya lebih baik, tidak sedikit hamba Tuhan yang memiliki mobil, atau bahkan mobil mewah. Jika hal-hal di atas yang mendorong atau memotivasi Anda menjadi hamba Tuhan dan bukan oleh karena panggilan Tuhan, maka saya katakan kepada Anda mahasiswa/i STT Injili Philadelphia yang hadir pada sore hari ini, silahkan Anda meninggalkan STT ini dan pulang ke kampung halaman sdr sekalian, pulang saja ke Medan, pulang saja ke Kupang, NTT, pulang saja ke Kalimantan, pulang saja kalian semua. Tuhan tidak memanggil Anda! Anda hanya akan menjadi para gembala upahan dan bahkan mungkin penyesat! “Dari Paulus, seorang rasul, bukan karena manusia…” (Galatia 1:1) Ini juga adalah benar bahwa kita diselamatkan bukan oleh karena perantara manusia. Petrus berkata kepada para pemimpin Yahudi yang menangkapnya dan Yohanes, “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan." (Kisah 4:12) Anda yang hadir pada sore hari ini tentunya tidak heran jika khotbah-khotbah saya pasti dan selalu menyinggung masalah keselamatan dan pertobatan, setiap saya berkhotbah entah khotbah tentang topik 100 apa pun. Karena bagi saya ini adalah hal yang terpenting yang harus saya ulang dan ulang. Sebab saya tidak mau kalau ternyata ada di antara Anda yang belum diselamatkan. Alkitab dengan tegas mengatakan bahwa “keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia” (Kisah 4:12). Maap, tidak ada maksud untuk menyinggung orang-orang dari kelompok atau agama tertentu, saya harus menegaskan apa yang dikatakan oleh Alkitab bahwa “keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia.” Ini berarti keselamatan bukan oleh seorang manusia. Ini berarti keselamatan tidak melalui Maria atau co-mediator, keselamatan tidak melalui santa atau santo, atau imam, atau keputusan gereja atau apapun. Karena “keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan." (Kisah 4:12) “Dari Paulus, seorang rasul, bukan karena manusia…” (Galatia 1:1) III. Tetapi, Panggilannya oleh Yesus Kristus dan Allah Dari Paulus, seorang rasul, … melainkan oleh Yesus Kristus dan Allah, Bapa, yang telah membangkitkan Dia dari antara orang mati.” (Galatia 1:1) Paulus menegaskan bahwa kerasulannya datang bukan dari manusia, bukan oleh seorang manusia, melainkan oleh Yesus Kristus dan Allah. Ia sadar sepenuhnya bahwa panggilannya menjadi rasul adalah datang dari dan oleh karena Yesus Kristus. Kata rasul dalam bahasa Yunani adalah αποστολος. Dan ini memiliki arti sebagai “utusan” atau “duta”. Kehadiran Paulus di tengah-tengah dunia adalah sebagai “utusan” atau “duta” dari Kerajaan Allah. Layaknya Duta Besar dari suatu negara tertentu ditetapkan oleh Presidennya, maka oleh karena Paulus adalah Duta Besar atau Apostolos, dari Kerajaan Allah, maka kerasulannya ditetapkan oleh Kristus dan Allah sendiri. Karena hanya Dialah yang berhak mengangkatnya menjadi Duta atau Apostolos bagi Kerajaan Allah. Paulus berkata, “Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, … dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah” (2 Korintus 5:20) Paulus menegaskan bahwa dirinya dan teman-teman sepelayanannya -- karena ia menyebut kami -- adalah utusan-utusan atau duta-duta Kristus. Sebagai duta-duta Kristus mereka memiliki tugas, yaitu menyerukan kepada bangsa-bangsa di dunia, orang-orang di dunia yang memberontak kepada Allah, yang menentang Kerajaan Allah, suatu seruan untuk perdamaian dengan Kerajaan Allah. Inilah panggilan kita sebagai dutaduta Kristus. Dan ingatlah! Panggilan menjadi duta Kristus, kita terima bukan dari manusia, dan juga bukan oleh seorang manusia, melainkan oleh Yesus Kristus dan Allah. Dalam teks kita, Galatia 1:1, selain Paulus menegaskan bahwa panggilannya datang dari Tuhan sendiri, ia juga menyinggung penekanan doktrin kebangkitan Kristus. Paulus menegaskan ini untuk membuktikan kerasulannya. Ingat, salah satu syarat menjadi rasul pada waktu itu adalah pernah melihat Yesus yang telah bangkit (Kisah 1:22). Dr. W.A. Criswell dalam khotbahnya di First Baptist Church di Dallas pada tahun 1997 101 pernah berkata, “Motivasi seorang pengkhotbah harus memimpin orang kepada iman yang menyelamatkan di dalam Kristus. Berita Perjanjian Baru harus memberitakan kematian, kebangkitan, keilahian dan keselamatan dari Yesus Kristus.” (Dr. W.A. Criswell, The Place of the Evangelism in Pulpit Ministry, Video, Criswell Foundation). Dan hal ini jugalah yang ditegaskan oleh Paulus, yang membuktikan panggilannya benarbenar dari Tuhan sendiri. Paulus berkata, “Tuhan Yesus Kristus, yang telah menyerahkan diri-Nya karena dosa-dosa kita, untuk melepaskan kita dari dunia jahat yang sekarang ini, menurut kehendak Allah dan Bapa kita. Bagi-Nyalah kemuliaan selama-lamanya! Amin” (Galatia 1:3-5) Mungkin Anda ingin bertanya kepada saya, bagaimana kita tahu bahwa kita dipanggil oleh Tuhan. Saya tidak bisa memberikan jawaban yang lebih baik kepada Anda selain jawaban yang pernah diberikan oleh beberapa pengkhotbah besar ini. Dr. R. L. Hymers berkata, “Panggilan untuk menjadi pemberita firman begitu menekan (compulsive). Ini adalah kata bahasa Inggris terbaik – compulsive. Anda dipaksa, ditekan, dikuasai, dikendalikan untuk itu. Seseorang yang belajar ilmu psikologi bahkan harus membandingkan ini dengan “obsessive compulsive behavior”. Orang yang dipanggil untuk memberitakan firman tidak akan sejahtera, ada tekanan untuk melakukan itu, ada dorongan untuk melakukan itu.” (Dr. R.L. Hymers, The Call to Preach, khotbah di Baptis Tabernacle of Los Angeles). Dr. W.A. Criswell menyebut tekanan ini sebagai “inner necessity to speak” (The Criswell Study Bible, note on Jeremiah 20:9). Dan saya pikir ini adalah yang mendorong pengkhotbah besar Spurgeon untuk mengatakan hal ini yang harus diterapkan oleh para pelayanan Tuhan di sekolah Alkitabnya, “Anak muda, hindarilah pelayanan jika itu semua mungkin dapat engkau lakukan.” Jika Anda dapat menghindari panggilan untuk melayani, jika Anda tidak didorong oleh tekanan dan keharusan yang terus membuat hatimu tidak sejahtera, maka lakukan ini dan lupakan pekerjaan sebagai pengkhotbah ini. Beberapa anak muda mungkin bertanya demikian, “Bagaimana saya dapat mengetahui jika saya dipanggil?” Yah, apakah Anda merasa ada yang menekan Anda untuk melakukannya? Apakah Anda merasakan ada sesuatu yang terus mendorong Anda untuk melakukannya? Apakah tidak ada pilihan lain? Jika ada, lupakan semua hal ini. Dr. Lloyd-Jones berkata, “Beberapa dari Anda yang familiar dengan kehidupan dan pelayanan luar biasa dari George Whitefield, salah satu dari pengkhotbah terbesar di sepanjang masa, akan mengingat keraguannya untuk menjadi pemberita firman. Ia sangat ketakutan… ia mengalami tekanan dalam pikiran dan rohnya. Ia merasa bahwa ia tidak layak, dan tentu, orang yang tidak memiliki perasaan tidak layak seperti ini tidak dibenarkan untuk naik ke mimbar. [Whitefield] adalah orang yang meragukan kemampuan dirinya untuk waktu yang lama dan secara serius mengalami tekanan batin. (Martyn Lloyd-Jones, M.D., "What Is Preaching?" in Knowing the Times, Banner of Truth Trust, 1989, p. 262) . Lagi Dr. R.L. Hymers, yang adalah sahabat saya, rekan dalam pelayanan penginjilan melalui internet untuk menjangkau berbagai bangsa dan bahasa – kami melayani khotbah penginjilan melalui Internet dalam enam bahasa, yaitu Inggris, Indonesia, Spanyol, China, Korea, dan Jepang – Dr. R.L. Hymers menegaskan, “Weakness (perasaan tidak mampu), fear (perasaan 102 takut), trembling (perasaan rendah), awe (kegentaran, takut), dread (ketakutan), a "burning fire shut up in my bones… weary with forbearing," alarmed, compelled, driven, forced, "an inner necessity to speak." Semua ini adalah kata-kata dalam bahasa Inggris yang merefleksikan beberapa tekanan batin yang berhubungan dengan panggilan sejati dari Tuhan untuk memberitakan Injil. Jika Anda tidak memilikinya – jangan lakukan itu! “Anak muda, hindarilah pelayanan jika itu mungkin dapat engkau lakukan.” Begitu juga, ini adalah kebenaran bahwa kita masuk ke dalam keselamatan di dalam Kristus oleh panggilan Allah. Kristuslah yang telah menyelamatkan kita. Bukan karena perbuatan kita, bukan oleh karena kebaikan kita, bukan karena manusia, dan juga bukan oleh seorang manusia kita diselamatkan, namun oleh Kristus. Darah-Nya yang kudus telah menyucikan kita. Panggilan keselamatan adalah panggilan teragung dalam hidup kita. Sudahkan Anda memilikinya? Sudahkan Anda diselamatkan? Saudaraku… Panggilan menjadi hamba Tuhan adalah PANGGILAN YANG ISTIMEWA. Karena panggilan ini bukan karena manusia, dan juga bukan oleh seorang manusia, melainkan oleh Yesus Kristus dan Allah. Panggilan ini adalah panggilan untuk menjadi utusan-utusan. Menjadi Duta Besar dari Raja di atas segala raja, Presiden di atas segala presiden. Menjadi Duta Besar dari Kerajaan Allah untuk mengumumkan berita pendamaian dari Allah, keselamatan oleh kasih karunia di dalam Yesus Kristus kepada dunia yang terhilang. Tidak ada pekerjaan yang lebih istimewa dari panggilan menjadi duta Kristus. Mari saudaraku, jika Anda dipanggil bergabunglah bersama kami untuk melayani Tuhan dan mengembangkan pelayanan ini. Namun jika Anda tidak dipanggil tinggalkan pelayanan Anda. Dr. LloydJones menafsirkan pernyataan Spurgeon yang berkata, “Jika Anda dapat melakukan sesuatu lakukanlah. Jika Anda dapat meninggalkan pelayanan, tinggalkan pelayanan,” demikian “Saya harus katakan tanpa ragu, saya harus katakan bahwa hanya orang yang dipanggil menjadi pemberita Firman yang tidak dapat melakukan apapun untuk hidup di luar pelayanan. Panggilan untuk memberitakan firman begitu kuat atasnya, sehingga ia berkata, “Saya tidak dapat berbuat apa-apa. Saya harus memberitakan firman.” 103 K KE EK KR RIIS ST TE EN NA AN NZ ZA AM MA AN N IIN NII S SE ED DA AN NG G D DIIT TA AW WA AN NO OL LE EH HF FIIL LS SA AF FA AT TY YA AN NG GK KO OS SO ON NG G Oleh Dr. Eddy Peter Purwanto Khotbah ini dikhotbahkan di Kebaktian Chapel Mahasiswa, Di Sekolah Tinggi Teologi Injili Philadelphia Kolose 2:8 “Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus.” Ada kelompok tertentu dalam Kekristenan yang dengan lantang menentang segala bentuk filsafat dan menegaskan diri sebagai anti-filsafat, bahkan ada yang anti-teologia. Namun yang menjadi pertanyaan, benarkah mereka anti-filsafat? Apakah mereka mengerti apa yang mereka sedang katakan? Suatu ketika ada seseorang yang datang kepada D.L. Moody dan berkata, “Moody, saya tidak setuju dengan metode penginjilan kamu yang syarat dengan teori dan tidak mengandalkan Roh Kudus. Penginjilan yang kami lakukan tidak seperti kamu. Kami hanya mengandalkan Roh Kudus dan tanpa metode-metode seperti yang kamu lakukan.” Dan kemudian Moody menjawab, “Ya, itulah metode Anda, saudaraku!” Mereka yang berkata anti-filsafat seringkali tidak mengerti apa yang sedang mereka katakan. Walaupun pada prakteknya mereka sedang ditawan oleh filsafat yang kosong. Paradoks memang! Di satu sisi berkata dengan lantang anti-filsafat, namun di sisi lain sedang ditawan oleh filsafat yang kosong. Arti kata ‘filsafat’ berasal dari bahasa Yunani ‘philos’ yang berarti ‘pecinta’, ‘pencari’ dan ‘sophia’ yang berarti ‘hikmat atau pengetahuan. Jadi filsafat berarti ‘mencintai hikmat.’ Menurut Dr. Harry Hamersma, “Ada tiga hal yang mendorong manusia untuk ‘ber-filsafat’: keheranan, kesangsian dan kesadaran keterbatasan… Keheranan, kesangsian dan kesadaran akan keterbatasan mendorong manusia unuk berpikir. Akan tetapi pemikiran ini segera menjadi “metodis”… Menurut Aristoteles pemikiran kita melewati tiga jenis “abstraksi”… Setiap abstraksi menghasilkan salah satu jenis pengetahuan, yaitu pengetahuan “fisis”, pengetahuan “matematis” dan pengetahuan “teologis”. Semua jenis pengetahuan ini menurut Aristoteles masih termasuk filsafat.” (Pintu Masuk ke Dunia Filsafat, Penerbit Kanisius, hal. 11). Untuk menggambarkan kondisi kekristenan yang ditawan oleh filsafat yang kosong pada zaman ini, saya ingin mengungkapkan empat pemikiran filsafat yang bertikai di masa pra-Socrates sampai zaman Plato. Perdebatan pertama diwakili oleh dua filsuf besar pra-Socrates, yaitu Heraklius dan Parmenides. Heraklius (500-an SM) berkata bahwa segala sesuatu dalam realitas berada dalam proses berfluktuasi dan berubah, sedangkan sebaliknya Parmenides (+ 465 SM) berpendapat bukan perubahan tetapi ke-permanen-an lah yang menjadi sifat realitas. Menilai pertikaian kedua filsuf besar ini menghasilkan sikap skeptisme dari kaum 104 Sophis. Dan Plato hadir justru untuk mempersatukan perbedaan-perbedaan yang ada dengan memunculkan pemikiran dualistiknya. Saya mau tegaskan kepada Anda bahwa kondisi kekristenan kita pada zaman ini tidak jauh berbeda dengan pertikaian filosofi yang pernah terjadi pada zaman itu. Bahkan saya dapat menggambarkan bahwa ada kelompok-kelompok kekristenan yang merupakan bentuk baru dari keempat kelompok filsuf tersebut. Maksud saya, empat kelompok filsuf tersebut menggambarkan kondisi kelompok-kelompok dalam kekristenan pada zaman ini. Baiklah. Saya akan memberikan empat type kekristenan zaman ini yang menyerupai empat sistem filosofi dari filsafat pra-Socrates sampai Plato dan satu type kekristenan alkitabiah: I. Kelompok Kristen Bingung Saya menyebutnya dengan kelompok ‘Kristen bingung’, karena menurut saya kelompok ini adalah kelompok yang tidak pernah memiliki pendirian yang pasti. Kelompok ‘Kristen bingung’ merupakan gambaran dari filsafat Heraklius. Seperti telah disebutkan di atas, Heraklius berpendapat bahwa segala sesuatu berada dalam proses, berubah dan berfluktuasi. Heraklius berkata, “Tidak ada orang yang bisa menginjakkan kaki pada aliran sungai yang sama,” tulisnya, “karena aliran itu tak pernah berhenti mengalir, berubah, berpindah oleh air yang baru.” (Dr. T.Z. Lavine, From Socrates to Sartre). Waktu saya berada di Belanda, saya sempat berdiskusi dengan seorang hamba Tuhan – saya mengasihi hamba Tuhan ini dengan segenap hati saya – hamba Tuhan ini berkata bahwa khotbah itu seharusnya mengalir, mengikuti aliran Roh Kudus. Terus terang saya tidak begitu jelas apa maksudnya. Namun banyak kali saya bertemu dengan orang-orang yang berkata demikian dan jika saya tidak salah mengartikan, maksudnya adalah khotbah tidak memerlukan persiapan materi sedemikian rupa, karena pada waktu kita naik mimbar Roh Kudus akan berbicara dan kita tinggal mengikuti aliran Roh Kudus saja. Saya juga berkata kepada sahabat saya ini bahwa kita tidak akan tahu pasti sebenarnya kita sedang mengikuti aliran pikiran kita sendiri atau aliran Roh Kudus. Mungkin seseorang akan menjawab bahwa aliran itu harus diuji, untuk menunjukkan itu aliran pikiran sendiri atau aliran Roh Kudus. Yang menjadi pertanyaan saya, jika memang demikian kapan kita bisa mengujinya, kalau kita sudah di atas mimbar dan pada saat yang sama harus mengikuti aliran itu serta mengujinya. Dan sekalipun ada kesempatan mengujinya, apa yang menjadi standar yang valid untuk mengujinya. Kekristenan kita di Indonesia kelihatannya juga mengikuti aliran atau arus yang datangnya dari Barat. Saya tidak bermaksud untuk mengatakan bahwa yang datang dari Barat itu tidak baik. Namun menurut saya sebaiknya dicerna terlebih dahulu. Apakah kekristenan kita harus terus berubah mengikuti arus pemikiran yang kita sendiri tidak tahu kemana arah tujuannya. Ada trend topik prophetic semua bicara tentang prophetic. Ada trend baru transformasi, semua bicara transformasi, walaupun kadang-kadang bahkan mereka tidak mengerti apakah pengertian di balik term-term itu. Kekristenan kita seakan tidak memiliki suatu standar yang dapat memprotek kita untuk tidak terombang-ambing oleh anging pengajaran. Itulah yang saya maksud dengan kelompok Kristen bingung. Ini adalah kekristenan yang ditawan oleh filsafat Heraklius, yang terus berubah dan berubah dan tidak menentu arah tujuannya dan tidak tahu di mana kita harus berpijak. Perubahan itu perlu, perubahan itu 105 penting, namun perubahan itu harus menuju ke sesuatu yang lebih baik, atau dalam konsep iman kita perubahan harus membuat kita semakin serupa dengan Kristus. Mereka biasanya mengagungkan apa yang mereka sebut sebagai pengajaran pembentukan karakter dan menganggap teologi sebagai produk manusia (walaupun benar ada teologi tertentu yang merupakan produk manusia semata-mata), dan filsafat sebagai ajaran setan. Yang terpenting dalam kekristenan menurut mereka adalah pembentukan karakter, hal-hal yang bersifat praktis, walaunpun dalam prakteknya karakter yang digembor-gemborkan itu hanyalah menyerupai suatu kemunafikan. Saya pikir tidak ada orang yang karakternya baik, namun lebih mencintai uang dari pada pelayanan, bahkan menganggap gereja sebagai perusahaan yang dapat menghasilkan uang demi kesejahteraan dirinya dan keluarganya. Ada suatu ketakutan dan bukan bahagia jika ada gereja lain dimulai, karena pikirnya ini akan mengganggu stabilitas dan perkembangan bisnis gerejanya. II. Kelompok Kristen Kepala Batu Saya menyebutnya sebagai kelompok Kristen kepala batu, karena kelompok ini sepertinya menolak perubahan sama sekali. Kelompok ini sangat kolot mempertahankan warisan sejarah dan ajaran dari nenek moyangnya. Ini adalah kebalikkan dari kelompok Kristen bingung. Warisan sejarah dan ajaran nenek moyang adalah baik, jika warisan itu sesuai dengan Alkitab. Namun ada banyak kelompok yang menganggap warisan sejarahnya bahkan lebih tinggi otoritasnya dari Alkitab, dan menganggap semua yang berbeda dengan dogma gerejanya, atau teologi yang dianut oleh denominasinya adalah tidak alkitbaih, sesat, bidat dll. Kelompok ini sama sekali tidak melihat ada kebenaran di pihak lain, kebenaran ada di pihaknya sendiri. Sepertinya gerejanya adalah satu-satunya penghuni Sorga di masa yang akan datang. Saya menyebut kelompok ini model Parmenides yang berkata bahwa “realitas itu satu, tunggal, tetap, dan tak berubah…. Realitas itu sesuatu yang tunggal, tak berubah, dan dia mencap perubahan sebagai sebuah ilusi… perubahan hanyalah penampilan yang diterima oleh indra” (Dr. T.Z. Lavine, From Socrates to Sartre). Kita memiliki lima panca indra; mata, penciuman, lidah, telinga dan kulit. Indra itulah yang membuat ilusi perubahan menurut Parmenides. Tidak ada perubahan gelap dan terang, jika kita tidak memiliki mata. Tidak ada perubahan panas dan dingin jika kita tidak memiliki indra peraba (kulit). Tidak ada perubahan suara jika kita tidak memiliki indra pendengar (telinga). Tidak ada perubahan wangi atau busuk jika kita tidak memiliki indra penciuman (hidung), dan sebagainya. Kelompok Kristen ala Parmenides melihat segala perubahan sebagai ilusi belaka. Apa yang mereka maksud dengan back to the Bible sebanarnya adalah back to the dogma. Jika ‘kelompok Kristen bingung’ mengagung-agungkan apa yang mereka sebut pengajaran karakter, sebaliknya ‘kelompok Kristen kepala batu’ sangat mengagung-agungkan doktrin dan teologi dan tidak sedikit yang mengabaikan karakternya. Tidak peduli bagaimana praktek hidupnya, karakternya, kelakukannya, yang penting doktrinnya benar. Sehingga tidak heran kelompok ini lebih menyerupai Farisi abad modern. Dr. A. W. Tozer berkata: “Pada zaman ini ada Rasionalisme Injili (dan bahkan Fundamentalis) yang tidak ada bedanya dengan rasionalisme yang diajarkan oleh orang-orang Farisi dan ahli Taurat. Mereka berkata bahwa kebenaran ada di dalam perkataan dan jika anda ingin mengetahui kebenaran, pergilah 106 kepada guru (rabi) dan belajar kata perkata dalam Alkitab. Jika kamu mempelajari kata per kata dalam Alkitab, kamu memiliki kebenaran, (walaupun tidak mengalaminya, red.). Ini adalah Rasionalisme Injili, dan situasi fundamental yang kita hadapi hari ini… Kita tidak bisa lepas dari konsep pikiran seperti ini. Ini menjadi doktrin bahwa ketika kamu mempelajari teks Alkitab dengan sendirinya kamu memiliki kebenaran. (A. W. Tozer, Faith Beyond Reason, "Revelation is Not Enough," Christian Publications, 1989, p. 20) . Dr. A. W. Tozer melanjutkan, “Tidaklah cukup jika saya hanya sekedar mempertahankan kitab yang diinspirasikan di tangan saya. Saya harus memiliki hati yang diterangi oleh Tuhan. Ini berbeda dengan pendirian kokoh Rasionalis Injili (dan fundamentalis) yang menegaskan bahwa wahyu saja sudah cukup. (A. W. Tozer, ibid., hal. 22). Dan Dr. R.L. Hymers, mengiyakan pernyataan ini dan berkata, “Janganlah anda membuat kesalahan. Nikodemus adalah rasionalis fundamentalis. Ia percaya setiap kata dalam Alkitab – tetapi ia tidak menghidupi iman di dalam Allah dan tidak lahir baru…. Salah satu akar permasalahan orang Farisi adalah mereka tidak memiliki kehidupan secara pribadi dengan Allah. Mereka semua tahu tentang Allah dari orang kedua, dari doktrin Alkitab. Mereka percaya Alkitab – tetapi mereka tidak hidup di dalamnya, aktif dan berinteraksi dengan Allah…. Iman yang sesungguhnya bukan sekedar percaya bahwa Allah ada. Iman yang sesungguhnya percaya di dalam Allah sendiri! Anda harus datang kepada Allah! Percaya ayat-ayat Alkitab tidak sama dengan percaya di dalam Tuhan… Seperti orang Farisi yang baik, Nikodemus percaya Alkitab. Ia percaya bahwa Alkitab diperlihara Allah, tidak ada salah, dan Firman Allah yang diilhamkan. Tetapi ia tidak memiliki hidup beriman kepada Allah, hanya kepada Dia!”(Why Believing in the KJV is not Enough, khotbah di Baptist Tabernacle of Los Angeles, 23 Maret 2003) III. Kelompok Kristen Peragu Dr. T. Z. Lavine berkata, “Pihak yang menanggapi konflik filosofis antara Heraklius dan Parmenides adalah kaum Sophis… Kaum Sophis berpendapat bahwa karena pemikiran menghasilkan konflik seperti yang dihadapi Heraklius dan Parmenides, kita harus meragukan kekuatan pikiran untuk mencapai kebenaran. Dengan demikian kaum Sophis merupakan pendukung pertama skeptisme, posisi filsafat yang masih meragukan adanya kemungkinan bagi pengetahuan sejati apapun. Protagoras yang paling terkenal di antara kaum Sophis, menciptakan argumen skeptis karena tak ada cara unuk menentukan kebenaran mengenai realitas.” (Dr. T.Z. Lavine, From Socrates to Sartre). Sama dengan kaum Sophis, ‘kelompok Kristen peragu’ menanggapi konflik yang terjadi antara ‘Kristen bingung’ dan ‘Kristen kepala batu’ dan kemudian membuat suatu kesimpulan bahwa tidak ada kebenaran yang sejati, kebenaran adalah relatif, maka lahirlah apa yang disebut dengan relativisme dalam kekristenan. Mereka sering berkata demikian, “Kata si A dia alkitabiah, kata si B, dia juga alkitabiah, kata si C dia juga alkitbiah, jadi kata si A sampai si Z semuanya berkata alkitabiah. Jadi sebenarnya yang mana yang alkitabiah?” Karena kebingungan ini mereka menyimpulkan, “Ya kalau demikian semuanya alkitabiah dan semuanya tidak alkitabiah. Terserah masing-masing orang memandangnya.” 107 Lihatlah orang ini sudah tertawan oleh filsafat dari Friedrich Wilhelm Nietzsche (1844-1900) yang dikenal sebagai nabi dari postmedernisme dan sekaligus yang menciptakan akar dari teologi “Allah mati.” Nietzsche berkata, “Ada banyak macam mata. Bahkan Sphinx juga memiliki mata; dan oleh sebab itu ada banyak macam kebenaran, dan oleh sebab itu tidak ada kebenaran.” Pandangan Nietzsche ini diperjelas oleh C.S. Lewis ketika ia berkata, “My good is my good, and your good is your good” (kebaikanku adalah kebaikanku, dan kebaikanmu adalah kebaikanmu), atau kalau orang Jakarta bilang, “gue ya gue, lo ya lo”. Kebenaran, bagi generasi postmodern adalah relatif, tidak absolut. Kaum Sophis bukan hanya kumpulan skeptis, namun menurut Plato mereka adalah “pemilik warung yang menjual barang rohani.” Kelompok ini memperoleh kritikan tajam terutama dari Sokrates, Plato dan Aristoteles. Tuduhan yang ditujukan kepada mereka adalah bahwa mereka meminta imbalan uang atas pengajaran yang mereka berikan. ‘Kristen peragu’ lahir oleh karena mereka tidak mau masuk ke dalam konflik, sama dengan ‘Kristen kompromis’ yang akan kita bahas setelah ini. Seperti layaknya kaum Sophis tidak sedikit mereka yang bergelar S.Th. yang merupakan singkatan dari ‘Sarjana Tukang hitung’. Mereka mulai mengkalkulasi biaya pemasukan dan pengeluaran jika kebetulan ada tiga undangan khotbah yang bersamaan. “Jika saya khotbah di gereja A, saya akan dapat amplop yang isinya Rp. 350.000,- , biaya bensin dan tol sekitar Rp.100.000,-, jadi sisa yang akan saya peroleh adalah Rp. 250.000,-. Jika saya khotbah di gereja B saya akan dapat amplop yang isinya Rp. 300.000,-, namun karena dekat rumah tidak ada pengeluaran apa-apa. Sedangkan jika saya khotbah di gereja C, isi amplop yang akan saya peroleh Rp. 250.000,- dan pengeluaran untuk bensin sekitar Rp. 50.000,-, jadi masih sisa Rp. 200.000,-. Maka kalau begitu saya harus menerima undangan dari gereja B, dan menolak undangan dari gereja A dan C, dengan alasan bahwa saya sudah ada jadwal di tempat lain.” Ini adalah pengkhotbah dengan gelar “S.Th.” atau “filsuf Sophis”. IV. Kelompok Kristen Kompromis Berbeda dengan kaum Sophis, Plato menanggapi perdebatan antara Heraklius dan Parmenides dengan mencoba untuk mendamaikan keduanya. Ia tidak ingin menyinggung Heraklius mau pun Parmenides, dan ia justru menawarkan titik temu dari kedua pemikiran filsafat yang bertikai itu. Ia mengungkapkan dalam filsafat dualistiknya. Ia berpendapat bahwa ada dua realm, yaitu dunia ide dan dunia materi. Dunia ide bersifat tetap dan tidak berubah, namun materi adalah bentuk dari ide yang terus mengalami perubahan. Jadi kesimpulannya baik Heraklius maupun Parmenides sama-sama benar, hanya saja mereka melihat realitas dari sisi yang berbeda. Parmenides melihat dari realita ide, sedangkan Heraklius memandang realita dari dunia materi, yang sebenarnya jika dipandang dari dua sisi secara bersama-sama keduanya tidak saling bertentangan, namun justru saling melengkapi. Itulah kira-kira drama perdamaian yang diciptakan Plato untuk mendamaikan dua kelompok filsuf yang bertikai. ‘Kristen kompromis’ yang saya maksud di sini adalah kelompok kekristenan yang telah ditawan oleh filsafat Platonik. Saya mengatakan bukan dalam arti yang sebenarnya atau literal, namun dalam arti tipologi. ‘Kristen kompomis’ adalah anti-tipe dari filsafat Plationik. Kelompok ini biasanya mencoba untuk mendamaikan semua gerakan atau aliran teologi yang bertikai dengan mengatakan, “Tidak usah berdebatlah. Semuanya benar, semuanya dari Alkitab. Hanya masing-masing kita memandang dari sudut yang berbeda, sama seperti enam orang buta mendefinisikan gajah saja.” 108 Perdamaian atau rekonsiliasi selalu berarti mengembalikan kepada bentuk yang semula, atau yang sebenarnya (re berarti ‘kembali’, council berarti ‘hubungan’). Ini kembali kepada satu bentuk yang semula atau sebenarnya, dan bukan beberapa bentuk. Gaya berteologi di atas bukanlah usaha untuk ‘memperdamaikan’ atau ‘rekonsiliasi’ dalam arti yang sebenarnya, namun lebih tepat disebut sebagai ‘kompromi’. Minyak dan air tidak akan pernah bersatu dipandang dari sudut mana pun juga. Persatuan bisa terjadi bila ada kesamaan karakter. Ketika mengomentari I Raja-Raja 22:7, Matthew Henry berkata, “Persatuan tidak selalu menunjukkan gereja yang benar atau pelayanan yang benar. Di sini ada 400 orang yang bernubuat dengan satu pikiran dan satu perkataan, dan akhirnya semuanya itu salah. Yosafat tidak dapat mempercayai khotbah singkat ini; ini bukan apa yang ia inginkan. Bagaimanapun juga nabi-nabi palsu tidak dapat meniru yang asli, ia (Yosafat) adalah orang yang memiliki kepekaan rohani yang dapat melihat pikiran yang salah, dan oleh sebab itu ia meminta nabi Tuhan untuk bersamanya. (Matthew Henry’s Commentary on the Whole Bible, volume 2, Hendrickson Publishers, 1996 reprint, p. 545). Kalau demikian kelompok Kristen yang bagaimana yang merupakan Kristen sejati itu? V. Kelompok Kristen Alkitabiah Ekstrim, sombong memang kedengarannya jika ada orang yang mengatakan dirinya adalah ‘kelompok Kristen Alkitabiah’. Saya minta Anda jangan apriori terlebih dahulu. Maksud ‘Kristen Alkitabiah’ di sini sama sekali tidak berbicara dari aliran atau denominasi apa, namun kelompok Kristen yang telah teruji secara alkitabiah, tidak peduli apa nama denominasi gerejanya. Kelompok ini sedih melihat “Kristen bingung’. Karena apa? Karena mereka melihat ‘kristen bingung’ seperti seonggok daging tanpa tulang. Jadi menyerupai suatu mahkluk yang aneh. Dr. W.A. Criswell pernah berbicara tentang kata doktrin. Ia berkata, “Sekarang, kata-kata ini menarik dan penuh dengan arti: kata "doktrin," didaskalia . Kata bahasa Yunani untuk "mengajar" adalah didasko: "mengajar." Ia didaskalos berarti ia "seorang pengajar." Mereka mengalamatkan istilah ini untuk Yesus: Ia adalah didaskalos, "guru, pengajar." Dan, didaskalia adalah berhubunga dengan "apa yang diajarkan." Ini adalah doktrin itu. Ini adalah ajaran itu…. Dalam bahasa Latin, Anda menyebutnya "doktrin." Seorang dokter adalah seorang guru. Lama sebelum mereka mempunyai dokter medis, "para dokter" berhubungan dengan para hamba Tuhan, para pengajar hukum Yahudi, hukum gereja, hukum kanoni -dokter, doktrin, didaskalia. Didaskalos, adalah pengajar. Sedangkan doktrin adalah ajarannya…. Doktrin, Pengajaran, adalah segalanya – penting… doktrin adalah dasar di mana hidup kita dibangun di atasnya… Doktrin adalah penting. Doktrin di dasarkan pada seluruh Firman Tuhan dan Wahyu Allah. Struktur tulang pada tubuh kitalah yang memungkinkan tubuh kita dapat berdiri tegak lurus dan berbentuk dan bergerak…. Kita akan menjadi makhluk aneh tanpa susunan kerangka ini, tanpa struktur tulang ini. Ini adalah hikmat Allah, Insinyur teragung di dalam alam semesta, yang telah menciptakannya: Suatu rongga tengkorak yang menjaga otak; suatu rongga dada yang menjaga dan melindungi dan sebagai wadah paru-paru dan jantung; susunan tulang belakang yang memungkinkan kita dapat berdiri tegak lurus; tulang paha sebagai daya penggerak; tumit dan tulang telapak kaki untuk berjalan; tulang pergelangan tangan dan tulang telapak tangan untuk dapat memegang.” (Dr. W.A. Criswell, Adorning the Doctrine of Christ, Video, Criswell Foundation). 109 Apa yang dimaksudkan oleh Dr. Criswell adalah bahwa jika kekristenan kering akan doktrin (tentu doktrin dalam pengertian yang sesungguhnya) dan hanya menggembar-gemborkan praktis atau pembentukan karakter (yang bukan dalam arti yang sebenarnya), bagaikan seonggok daging tanpa kerangka tulung. Bagimana mungkin bisa berdiri tegak, bagaimana mungkin terhilat cantik. Hidung yang mancung karena ada tulangnya, bagaimana kalau hidung tanpa tulang. Oleh sebab itu, “Kristen Alkitabiah” sedih melihat saudaranya si “Kristen bingung” ini. Ia juga sedih melihat “Kristen kepala batu” yang hanya mengagung-agungkan doktrin, namun praktek hidupnya bertentangan dengan doktrinnya sendiri, bertentangan dengan Alkitab. Kristen yang seperti ini akan terlihat sangat mengerikan. Bagaimana tidak, karena ia hanyalah suatu kerangka tulang dan tengkorak tanpa daging. ‘Kristen kepala batu’ hanya mengutamakan kerangka doktrin, kerangka tulang dan tengkorak, oleh sebab itu, ini akan sangat mengerikan untuk dipandang orang. Menyedihkan sekali saudara ‘Kristen kepala batu’ kita ini. ‘Kristen Alkitabiah’ juga sedih melihat saudaranya yang adalah “Kristen peragu’, karena ia selalu meragukan segala sesuatu. Ia tidak tahu kemana harus melangkah, bahkan meragukan dirinya sendiri. Tidak percaya diri. Begitu juga ‘Kristen kompromis’ yang tidak ada bedanya dengan ‘Kristen peragu.” “Kristen Alkitabiah” adalah yang menganggap bahwa doktrin itu sangat penting, walaupun sekecil apapun doktrin itu, namun ia juga menunjukkan karakter dan kelakuan hidupnya sesuai dengan doktrinnya. Ia adalah suatu susunan tulang (doktrin) yang kokoh dan dibalut dengan daging (praktis) sehingga nampak menjadi suatu ciptaan yang unik dan indah. Inilah yang dimaksud Firman Tuhan, “supaya dengan demikian mereka dalam segala hal memuliakan ajaran Allah, Juruselamat kita” (Titus 2:10). “Kristen Alkitabiah” juga tidak menjadi peragu. Ia percaya ada kebenaran yang absolut, yaitu Alkitab sendiri. Tuhan Yesus berkata “Firman-Mu adalah kebenaran” (Yohanes 17:17). Ia juga tidak mengkompromikan kebenaran dan ketidakbenaran walaupun sekecil apa pun juga. Bagaimana menjadi “Kristen Alkitabiah”? Timotius 1: 13 mengatakan, “Peganglah segala sesuatu yang telah engkau dengar dari padaku sebagai contoh ajaran yang sehat dan lakukanlah itu dalam iman dan kasih dalam Kristus Yesus.” Frase “contoh ajaran yang sehat” ini dalam terjemahan King James Version “the form of sound words.” Jadi Anda lihat di sini bahwa “Firman Allah mempunyai bentuk (form). Marilah kita memperhatikan kata ini. Bentuk. Hupotupaio adalah sketsa (delineate), garis besar (outline). Dan bentuk substantif dari kata kerja ini, hupotuposis adalah summary, outline, pattern, model, type. Dr. W.A. Criswell berkata, “Ketika seseorang mengkhotbahkan Alkitab, ia menyampaikan seluruh nasehat dari Allah, ada yang muncul keluar dari khotbahnya, ada yang muncul – apa yang ia sebut di sini – yang King James Version terjemahkan “a form”… Ada muncul pattern. Ada muncul model. Ada muncul ringkasan. Ada muncul presentasi doktrinal yang agung, tesis teologikal yang agung.” (Dr. W.A. Criswell, The Form of Sound Words, Video Sermons, Criswell Foundation). Dr. W.A. Criswell, melanjutkan, “Ada hal-hal yang pasti yang Firman Allah ajarkan, dan ketika Anda menyampaikan seluruh Firman Allah, outline ini menjadi sangat berbeda. Dan pattern ini menjadi sangat jelas dan sangat mudah difahami. Untuk menyatakan seluruh nasehat Allah dan mempresentasikan seluruh Firman Allah, di sana akan muncul – sekarang, marilah kita membuat perbandingan. Marilah berbicara tentang gambar sebuah bintang yang sempurna dengan lima sudutnya [p]. Perhatikan gamba bintang ini, sepanjang setiap sudutnya sama -- sepanjang setiap garisnya sama panjang, Anda dapat merancang gambar bintang ini sedemikian rupa, tetapi hasilnya akan selalu tetap sama…. Pada bagian dalamnya, Anda dapat menemukan sepuluh ribu hal yang berbeda. Tetapi sepanjang sudut-sudutnya sama, dan garis-garisnya 2 110 sama panjang, bintang itu akan memiliki bentuk yang tetap sama.” (Dr. W.A. Criswell, The Form of Sound Words, Video Sermons, Criswell Foundation). Jadi intinya untuk menjadi “Kristen Alkitabiah”, Anda harus mempelajari Alkitab dengan segenap hati, dan dari sana akan muncul suatu bentuk, dan bangunlah iman Anda di atas bentuk yang muncul dari Alkitab itu, dan bukan bentuk oleh karena mengikuti aliran pikiran yang entah kemana tujuannya, bukan bentuk yang diwariskan oleh nenek moyang (kecuali jika warisan bentuk itu muncul dari Alkitab), bukan bentuk oleh karena kekecewaan, keraguan, dan kebingunan, bukan bentuk oleh karena ingin diterima oleh berbagai kalangan, namun bentuk yang muncul dari Alkitab ketika mempelajari Alkitab dengan seksama dan dengan hati yang tulis mencari kebenaran dan tunduk pada pengajaran Roh Kudus. P PE EN NY YE ES SA AT TA AN NH HA AR RII IIN NII D DIIS SE EB BA AB BK KA AN NO OL LE EH HO OR RA AN NG G--O OR RA AN NG G B BE EL LU UM MB BE ER RT TO OB BA AT TM ME EN ND DO OM MIIN NA AS SII G GE ER RE EJ JA A Oleh Dr. Eddy Peter Purwanto Dikhotbahkan di Kebaktian Chapel, di Sekolah Tinggi Teologi Injili Philadelphia, Tangerang Matius 7: 22-23 Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!" Saya setuju dengan apa yang ditegaskan oleh sahabat saya, yaitu Dr. R.L. Hymers, Jr., yang menggembalakan Baptist Tabernacle of Los Angelos, bahwa penyesatan hari ini tidak disebabkan oleh liberalisme. Dr. R.L. Hymers, Jr, berkata, “Liberalisme tidak menghasilkan penyesatan dalam gereja-gereja ini – decisionisme-lah yang telah menyebabkannya.” (R.L. Hymers, Jr, The Church That Will Be Left Behind, Oklahoma City: Oklahoma, Heathstone Pulishing, 2001, hal. 37). Apakah yang dimaksud dengan decisionisme ini? Dr. Hymers mendefinisikan decisionisme sebagai “kepercayaan bahwa seseorang diselamatkan dengan cara hanya maju ke depan, angkat tangan, berdoa menerima Yesus Kristus, memegang doktrin yang benar, membuat komitmen menjadikan Yesus Tuhan, atau beberapa tindakan eksternal atau tindakan manusia lainnya, yang disejajarkan, menjadi bukti dari pertobatan batiniah; ini juga percaya bahwa seseorang diselamatkan hanya dengan cara menunjukkan pengambilan keputusan secara eksternal; percaya bahwa tindakan demikian menunjukkan bahwa ia sudah diselamatkan.” (R.L. Hymers, Jr, The Church That Will Be Left Behind, 37). Mereka tidak 111 menekankan bahwa pertobatan itu harus didahului oleh suatu conviction dan kemudian ada suatu conversion. Conviction adalah kesadaran penuh akan dosa-dosanya dan bahwa dosa sekecil apapun akan diperhitungkan Tuhan dan bahwa dosa sekecil apapun pada dirinya sudah cukup menjadi alasan bagi Tuhan untuk mengirimnya ke neraka. Orang yang benar-benar mengalami conviction menyadari sepenuhnya kebutuhan mutlaknya akan kasih karunia di dalam Kristus. Sedangkan conversion seperti didefinisikan oleh Dr. R.L. Hymers, Jr untuk membedakannya dengan conviction, conversion adalah “hasil dari pekerjaan Roh Kudus yang telah menarik orang berdosa kepada Yesus Kristus untuk dibenarkan dan dilahirbarukan, dan mengubah posisi orang berdosa di hadapan Allah dari orang terhilang menjadi orang yang telah diselamatkan, impartasi kehidupan illahi untuk jiwa yang telah rusak, yang selanjutnya menghasilkan kehidupan baru dari pertobatan. Sisi obyektif keselamatan adalah pembenaran. Sisi subyektif keselamatan adalah kelahiran baru. Hasilnya adalah pertobatan.” (ibid). Decisionisme yang dimulai oleh Charles G. Finney inilah yang menyebabkan orang-orang yang belum mengalami pertobatan yang sungguh-sungguh, belum mengalami conviction dan conversion, mendominasi gereja. Dan oleh karena orang-orang yang telah mendominasi gereja ini adalah orang-orang Kristen atau bahkan pemimpin-pemimpin gereja yang belum benar-benar mengalami pertobatan, maka mereka akan menjadi orang-orang yang menyetir gereja ke dalam kesesatan yang sangat mengerikan pada zaman ini. Yesus maupun Paulus menegaskan bahwa penyesatan di muka bumi ini bukan semakin menurun, namun akan semakin meningkat sampai puncaknya pada saat kedatangan Kristus yang kedua kalinya. Teks kita malam ini memberikan gambaran yang jelas tentang puncak penyesatan di akhir zaman. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!" (Matius 7:22-23) Ada dua hal yang kita dapat pelajari tentang orang-orang yang belum bertobat yang tidak diakui oleh Yesus pada akhir zaman. Jelas mereka adalah para penyesat. Bagaimana tidak! Mereka adalah orang-orang yang memanggil nama Tuhan dan bahkan banyak melakukan hal-hal besar dalam pelayanan gerejawi, namun ternyata Tuhan tidak mengakui mereka sebagai milik-Nya. Dua karakteristik mereka yang menyesatkan adalah; I. Mereka Memanggil Nama Tuhan “Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku…” (Matius 7:22) Mereka ini bukanlah orang yang tidak tahu tentang Tuhan dan Firman-Nya. Mereka adalah orang-orang yang dapat berseru kepada Tuhan. Mereka adalah orang-orang yang berpikir bahwa dirinya adalah anakanak Allah, walaupun dalam hidup mereka tidak menunjukkan bukti sebagai anak-anak Allah, dan bukti pertobatannya. Tentu Anda ingat apa jawaban Yesus ketika murid-murid bertanya kepada-Nya tentang apakah tanda-tanda kedatangan-Nya. Yesus memberikan satu jawaban yang jelas dalam Matius 24: 37, “Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia.” Yesus menegaskan bahwa tanda-tanda kedatangan Anak Manusia sama seperti tanda-tanda zaman sebelum Air Bah. Dalam seri khotbah Dr. R.L. Hymers, Jr, tentang The Days of Noah yang telah saya 112 terjemahkan dan dapat Anda akses secara bebas di , http://www.rlhymersjr.com Hymers memberikan sembilan tanda yang sama antara karakteristik zaman Nuh sebelum Air Bah dengan kareakteristik zaman ini. Persamaan antara zaman Nuh dengan zaman sekarang ini adalah; (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Ini adalah masa penyesatan, ketika banyak orang telah murtad dari Allah. Ini adalah masa pengembaraan yang ekstensif, ketika orang-orang berpindah dari satu tempat ke tempat lain di seluruh dunia. Ini adalah masa sejumlah orang mengambil keputusan untuk hidup dalam dosa yang tak terampunkan. Ini adalah masa peningkatan perkawinan, ketika orang-orang menikah lebih dari satu kali. Ini adalah masa penyebaran kejahatan dalam skala besar. Ini adalah masa ketika pikiran jahat menguasai di dunia ini. Ini masa ketika musik duniawi mendominasi. Ini adalah masa kejahatan besar dan para pembunuh. Ini adalah masa ketika khotbah yang keras ditolak. Selain sembilan karakteristik di atas, saya juga mau menegaskan kepada Anda bahwa persamaan zaman Nuh dengan zaman ini adalah ketika banyak orang memanggil nama Tuhan. Kejadian 4:26 menjelaskan, “Lahirlah seorang anak laki-laki bagi Set juga dan anak itu dinamainya Enos. Waktu itulah orang mulai memanggil nama TUHAN.” (Kejadian 4:26) Enos mati sekitar 1140 setelah Penciptaan, atau sekitar delapan puluh empat tahun setelah Nuh lahir. Nuh lahir sekitar 1056 setelah masa Penciptaan. Karena pada zaman itu manusia bisa hidup mencapai delapan atau sembilan tahun, maka ribuan orang yang “mulai memanggil nama Tuhan” pada zaman Enos ini masih hidup pada zaman Nuh. Jadi jika demikian ada ribuan orang “yang memanggil nama Tuhan” pada zaman Nuh ditenggelamkan oleh Air Bah. Mereka adalah orang-orang yang memanggil nama Tuhan tanpa pertobatan. Ingat Yesus menegaskan, “Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia.” (Matius 24:37) Sama seperti zaman Nuh, hari ini banyak orang memanggil nama Tuhan tanpa pertobatan. “Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku…” (Matius 7:22) Dalam riset Dr. Jim Binney, ia mengumpulkan dukungan dari pernyataan para pemimpin gereja Amerika, yang hasilnya bahwa; Dr. Rod Bell, president of the Fundamental Baptist Fellowship of America, memperkirakan bahwa 50% dari anggota gereja hidup tanpa Kristus. Perkiraannya ini sesuai dengan perkiraan Bob Jones, Sr. … yang pada tahun 1940 juga memperkirakan 50%. Dr. B. R. Lakin memperkirakan bahwa 75 % anggota jemaat masih terhilang. W.A. Criswell memberikan perkiraan yang mengejutkan yaitu bahkan hanya 25% anggota gerejanya yang akan ke sorga. Dr. Bob Gray, yang cukup lama melayani sebagai gembala Trinity Baptist Church of Jacksonville, Florida, suatu kali berkata bahwa mungkin 75% dari orangorang yang telah ia baptiskan ternyata belum diselamatkan. Billy Graham meletakkan jumlah pada 85% (beberapa tahun lalu) ketika A.W. Tozer dan konsultan Southern Baptist Jim Elliff menaikan menjadi 90%.” (R.L. Hymers, Jr, The Church That Will Be Left Behind, hal. 3). 113 Dr. Jim Binney menyimpulkan, “Alasan mengapa begitu banyak orang yang berpikir bahwa mereka telah diselamatkan namun pada kenyataannya masih terhilang sebagai akibat dari kesalah-mengertian tentang maksud keselamatan. Banyak orang religius yang percaya bahwa mereka adalah orang Kristen sejati karena beberapa kriteria eksternal atau yang tampak dari luar. Ini mungkin karena mereka merasa sudah berdoa untuk diselamatkan. Ini juga mungkin perasaan mereka yang menduga dirinya telah diselamatkan. Alkitab memberikan peringatan menghadapi dependensi terhadap hal-hal yang salah untuk keselamatan ini. (Jim Binney, Issues of the Heart, Fall 2000, hal.4) Lihat saudaraku, mereka berseru memanggil nama Tuhan, mereka berpikir bahwa mereka sudah bertobat, namun ternyata mereka masih terhilang. Menyedihkan bukan! Namun itulah yang ditegaskan Yesus pada akhir zaman, “Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku…” (Matius 7:22) Dan Anda tahu orang-orang inilah yang mendominasi gereja pada zaman ini. Perhatikan, menurut A.W. Tozer dan Jim Elliff presentasi mereka adalah 90 %. Mereka inilah yang akan membawa gereja ke dalam penyesatan yang besar pada zaman akhir ini. Bukan hanya mereka akan menjadi penyesat, bahkan mereka juga akan menghasilkan orang-orang tidal lahir baru lainnya yang kemudian ikut mendominasi gereja dan menyebabkan kesesatan gereja makin dahsyat, berlipat-lipat ganda. Dr. R.L. Hymers, Jr., dalam bookletnya, The Great Falling Away, memberikan lima hal yang dihasilkan dari penyesatan pada zaman ini, yang akan melahirkan penyesatan yang lebih besar lagi kemudian, yaitu; “Pertama, kesesatan menghasilkan banyak orang Kristen KTP yang tidak benar-benar bertobat; Kedua, kesesatan menghasilkan banyak orang yang belum diselamatkan di gereja-gereja yang tidak memegang doktrin yang benar; Ketiga, kesesatan mempersiapkan jalan bagi Misteri Babilonia – pelacur besar - yaitu “gereja” palsu atau sesat yang besar di akhir zaman; Keempat, ajaran sesat menciptakan kekristenan palsu yang membuat susah orang-orang Kristen yang sungguh-sungguh sudah diselamatkan; dan Kelima, kesesatan menghasilkan orang-orang Kristen KTP yang hanya tertarik pada hal-hal materi.” (lihat juga dalam R.L. Hymers, Jr, The Church That Will Be Left Behind, bab iv, “The Great Falling Away Today”). Oleh sebab itu, tidak peduli berapa kali sdr berseru memanggil nama Tuhan, tetapi yang terpenting Anda harus menguji diri Anda sendiri, sudahkah Anda diselamatkan, mengalami pertobatan sejati (untuk memahami apakah pertobatan sejati itu, Anda dapat membaca buku saya “Pertobatan Sejati!) “Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku…” (Matius 7:22) Karakteristik kedua dari para penyesat yang Yesus tegaskan dalam teks kita ini, adalah; II. Mereka berpikir telah melayani Tuhan dengan luar biasa, namun tanpa pertobatan Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?" (Matius 7:22) Perhatikan bahwa orang-orang ini berpikir telah melakukan hal-hal besar dalam pelayanannya, dan bahkan semua itu dilakukannya di dalam nama Tuhan Yesus. Mereka ini adalah orang-orang yang melayani dengan 114 mengejar hal-hal yang luar biasa yang bersifat eksternal, menekankan pertunjukkan hal-hal yang luar biasa yang besifat eksternal, dan tidak menempatkan berita pertobatan yang bersifat internal sebagai yang terutama dalam pelayanannya. Seluruh pelayanan Perjanjian Baru menempatkan berita pertobatan lebih dari segala-galanya, bahkan lebih dari hal-hal luar biasa yang bersifat eksternal. Yohanes Pembaptis menyerukan pertobatan, Yesus Kristus menyerukan pertobatan, Rasul Petrus pada khotbahnya di hari Pentakosta menyerukan pertobatan, Rasul Paulus dan lain-lainnya menyerukan pertobatan. Mujizat dan hal-hal luar biasa lainnya hanya mengikuti berita utama ini, yaitu pertobatan, dan bukan yang menjadi terutama. Mengenai melakukan hal-hal luar biasa ini, para petenung dan tukang sihir pun bisa melakukannya, seperti yang juga ceritakan dalam Perjanjian Baru. Apapun pelayanan dan pemberitaan Anda, pertobatan manusia dari dosa-dosa dan memimpin mereka kepada iman di dalam Kristus adalah hal yang utama dalam pelayanan hamba Tuhan, lebih dari segala-galanya. Dan yang lebih penting lagi, adalah setiap pengkhotbah, hamba Tuhan, adalah haruslah orang-orang yang telah diselamatkan atau telah mengalami pertobatan sejati. Mungkin Anda berpikir, mana mungkin ada hamba Tuhan, penginjil, atau pengkhotbah yang belum bertobat. Benar, saya juga pernah berpikir demikian. Dan Anda tahu Dr. Binney juga pernah berpikir demikian. Ia pernah berkata, “Ketika saya pertama kalinya menjadi orang Kristen, saya beranggapan bahwa semua orang yang ada di gereja secara otomatis pasti masuk sorga. Itu adalah anugerah. Setelah menjadi anggota gereja, kemudian menjadi gembala, saya telah memikirkan ulang tentang hal ini.” (Jim Binney, Issues of the Heart, Fall 200, p.2). Sebagaimana dikutip oleh Dr. R.L. Hymers, Jr. dalam bukunya, The Church That Will Be Left Behind, Dr. Binney melanjutkan kalimatnya, “Saya telah berinteraksi dengan para pemimpin yang meragukan iman mereka, yang lain lagi tidak dapat dengan jelas menjelaskan bagaimana mereka diselamatkan, dan bahkan yang lain lagi secara blak-blakan mengatakan bahwa mereka tidak pernah diselamatkan. Bayangkan ada 20 gembala yang mengaku bahwa mereka belum diselamatkan dalam satu kota! Ini yang terjadi… ketika George Whitefield berkhotbah di Boston. Dr. Bob Jones, Sr. berkata, “Saya telah menghabiskan hampir sepanjang hidup saya dalam pelayanan. Tidak seorangpun akan mengatakan kepada anda bahwa setiap pengkhotbah di Amerika adalah orang yang telah diselamatkan.” (Jim Binney, Issues of the Heart, Fall 200, p.2). Almarhum Dr. Monroe “Monk” Parker se-ring dijuluki “The Dean of American Evangelists.” Dr. Parker suatu kali berkata, “Jika kita dapat memperoleh separuh dari jemaat kita diselamatkan, kita telah memiliki kebangunan yang luar biasa. Pada kenyataannya, saya pikir jika kita dapat memperoleh separuh dari pengkhotbah di Amerika bertobat, kita akan melihat kebangunan yang luar biasa. (Monroe Parker, Through Sunshine and Shadows: My First Seventy-Seven Years, Sword of the Lord, 1987, hal. 61-62). George Whitefield, penginjil yang penuh kuasa dari masa Kebangunan Rohani Pertama di Amerika, menyebut Gilbert Tennent dan saudara-saudaranya sebagai “cahaya yang membakar dan menyinari belahan Amerika. Pada tahun 1714 Tennent menerbitkan khotbah yang terkenal yang kemudian diterbitkan berulang kali dengan tema “The Danger of an Unconverted Ministry” yang inti dari khotbahnya menekankan bahwa banyak pengkhotbah yang belum bertobat pada zamannya. Antara tahun 1738 dan 1770 George Whitefield membuat tujuh perjalanan misi dari Inggris ke Amerika, ia berkhotbah dari Georgia sampai ke New Hampshire dan Maine. Dalam satu 115 periode 75 hari pelayanannya ia telah berkhotabah 175 kali dan melakukan perjalanan 800 mil. Pada kebaktian kebangunan rohani itu Whitefield mengutamakan pimpinan Roh Kudus yang akan mempertobatan orang-orang itu. Ia tidak memberikan invitasi atau undangan, tidak ada konselor, tidak ada formulir yang harus diisi. Orang yang benar-benar bertobat akan terlihat hasilnya kemudian. Suatu kali ia makan malam bersama dua orang hamba Tuhan muda di Stamford, Connecticut. Di sini Whitefield berbicara tentang bagaimana ia sangat menentang pengiriman orang-orang yang belum bertobat ke ladang pelayanan. Tiba-tiba kedua hamba Tuhan itu menangis dan mengaku bahwa mereka belum diselamatkan. Setelah acara makan malam itu, ada seorang hamba Tuhan yang sudah tua memanggil Whitefield dan sambil menangis dia berkata, “Saya telah menjadi sarjana dan telah mengkhotbahkan doktrin tentang anugerah selama ini. Namun saya percaya bahwa saya belum merasakan kuasa itu bekerja dalam jiwa saya.” (Dr. R.L. Hymers, Jr., Today’s Apostas, Oklahoma City: Oklahoma Heartstone Publishing, 1999, hal. 31) . Pengalaman yang sama pernah dialami oleh sahabat George Whitefield sendiri, yaitu John Wesley. Walaupun John Wesley pernah ditahbiskan sebagai pendeta di gereja Anglikan, namun pada waktu itu ia belum bertobat. Ketika ia pergi ke Georgia sebagai misionaris untuk memenangkan orang-orang Indian Amerika dan setelah ia gagal menjadi misionaris, ia berkata, “Aku pergi ke Amerika untuk mempertobatkan orangorang Indian, tetapi siapakah yang akan mempertobatkan aku?” Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?" (Matius 7:22) Ketika Tuhan datang sebagai Hakim, yang pertama kali Ia tanyakan, bukanlah apa yang sudah kamu lakukan bagi-Ku? Perkerjaan besar apakah yang sudah kamu lakukan untuk Aku? Tetapi yang pertama kali Ia tanyakan adalah mengapa kamu tidak bertobat? Dan hanya kepada orang-orang yang telah bertobatlah Tuhan akan bertanya, “Apakah yang telah engkau lakukan untuk Aku?” Sungguh tragis! Kepada orang-orang yang berseru kepada Tuhan, mengaku bahwa mereka adalah anakanak Allah, yang senantiasa menanggil nama Tuhan, dan bahkan mengaku telah melakukan hal-hal besar dalam pelayanan bagi Tuhan, Tuhan tidak berkata, “Hai hamba-Ku yang setia, masuklah ke dalam rumah Bapa,” tetapi Ia malah berkata, “Sorry, Aku tidak mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!” “Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!" (Matius 7:23) Dalam volume “Word Pictures in the New Testament”-nya, Archibad Thomas Robertson, yang ada seorang ahli bahasa Yunani terkemuka, menjelaskan ayat ini bahwa frase “Aku tidak pernah mengenal kamu (oudepote egnon humas), memiliki pengertian “Aku tidak pernah mengenal kamu dalam pengertian pengetahuan eksperensial, bukan standar pengetahuan seseorang akan Kristus atau hubungannya dengan Dia.” Jadi Tuhan tahu apa yang mereka lakukan, Tuhan tahu apa perasaan mereka tehadap Kristus, namun mereka belum pernah sungguh-sungguh mengalami Kristus dalam hidupnya melalui pertobatan sejati, begitu juga Kristus belum pernah mengalami penerimaan atas Diri-Nya dari orang-orang ini. Sehingga Ia berkata, 116 “Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka…” (Matius 7:23) Pada waktu itu, artinya sekarang Ia membiarkan mereka untuk terus berpikir dalam kebodohan mereka bahwa mereka adalah anak-anak Allah dan bahwa mereka berpikir telah melakukan hal-hal besar bagi pekerjaan Tuhan, sehingga dengan demikian mereka dapat diterima dalam Kerajaan Sorga. Oleh sebab itu, tidak heran bila penyesatan di hari-hari akhir ini makin meningkat. Dan itu jugalah nubuatan yang telah disampaikan oleh Tuhan dan para Rasul-Nya. Namun pada hari kedatangan Tuhan nanti, Ia akan berterus terang, homologesoo, bahwa Ia tidak mengenal mereka. Kata Yunani ini berakar dari dua kata, yaiu homo yang berarti, “satu, tunggal” dan legoo yang berarti “berbicara”. Jadi homologesoo secara literal mengandung arti bahwa Yesus berbicara yang sebenarnya, tidak lain dari apa yang Ia mau katakan, bahwa Ia tidak mengenal mereka. Anak muda, sekarang coba koreksilah diri kalian masing-masing. Sudahkan sdr diselamatkan? Sudahkah Anda memiliki pertobatan sejati? Karena jika Anda belum mengalaminya, maka Anda akan tamat dari STT ini untuk menjadi para penyesat, dan saya tidak mau itu terjadi, dan saya yakin Tuhan juga tidak mau itu terjadi. Jika Anda adalah orang-orang yang telah selamatkan, sejak saat ini sampai akhir hidupmu tetaplah memberitakan berita pertobatan ini. Jadikan khotbah pertobatan sebagai yang terutama dalam pelayanan Anda. Seperti Richard Baxer selalu katakan dalam awal khotbahnya, “I preach as never sure to preach again, and as dying man to dying man.” Dari apa yang sudah kita bahasa di atas, bukti yang jelas bahwa penyebab meningkatnya penyesatan hari ini adalah kerena orang-orang yang belum bertobat mendominasi gereja kita pada zaman ini. BERTOBAT atau TERSESAT. Pilihan ada di tangan Anda. AMIN.