Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Dasar Hukum Penyusunan RTRW 1.3 Profil Kabupaten Bengkulu Selatan 1.3.1 Kondisi Fisik Kabupaten Bengkulu Selatan 1.3.2 Kependudukan 1.3.3 Transportasi 1.3.4 Potensi Bencana Alam 1.3.5 Potensi Sumber Daya Alam 1.3.6 Potensi Ekonomi Wilayah 1.3 Isu Strategis I I I I I I I I I I – – – – – – – – – – 1 2 4 6 15 20 22 24 25 30 BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI KABUPATEN BENGKULU SELATAN 2.1 Perumusan Tujuan 2.2 Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang II – 1 II – 2 BAB III RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN 3.1 Rencana Sistem Perkotaan Wilayah Kabupaten 3.2 Rencana Sistem Jaringan Prasarana 3.2.1 Rencana Sistem Jaringan Transportasi 3.2.2 Rencana Sistem Jaringan Listrik 3.2.3 Rencana Pengembangan Jaringan Telekomunikasi 3.2.4 Rencana Pengembangan Sumberdaya Air 3.2.5 Rencana Sistem Jaringan Prasarana Lainnya III III III III III III III BAB IV RENCANA POLA RUANG KABUPATEN BENGKULU SELATAN 4.1 Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung 4.1.1 Kawasan Hutan Lindung 4.1.2 Kawasan yang Memberikan Perlindungan terhadap Kawasan Bawahannya 4.1.3 Kawasan Perlindungan Setempat 4.1.4 Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya 4.1.5 Kawasan Rawan Bencana Alam 4.2 Rencana Pola Ruang Kawasan Budidaya 4.2.1 Kawasan Peruntukan Hutan Produksi 4.2.2 Kawasan Peruntukan Pertanian Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan –1 -4 –4 –9 -13 -15 -21 IV – 5 IV – 5 IV – 5 IV – 6 IV – 8 IV – 8 IV– 13 IV -13 IV -15 I-1 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan 4.2.3 4.2.4 4.2.5 4.2.6 4.2.7 4.2.8 4.2.9 BAB V Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Peruntukan Peruntukan Peruntukan Peruntukan Peruntukan Peruntukan Peruntukan Perkebunan Perikanan Pertambangan Industri Pariwisata Permukiman Lainnya IV IV IV IV IV IV IV -18 -18 -24 -25 -25 -26 -28 PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN BENGKULU SELATAN 5.1 Lokasi dan Jenis Kawasan Strategis Kabupaten V–1 5.1.1 Kawasan Strategis Kabupaten Bengkulu Selatan V–3 BAB VI ARAHAN PEMANFAATAN RUANG 6.1 Prioritas Pemanfaatan Ruang 6.1.1 Prioritas Pemanfaatan Kawasan Lindung 6.1.2 Prioritas Pemanfaatan Kawasan Budidaya 6.2 Indikasi Program Utama 6.3 Pembiayaan dan Kelembagaan 6.3.1 Pembiayaan Pembangunan 6.3.2 Kelembagaan Dalam Pemanfaatan Ruang VI VI VI VI VI VI VI BAB VII ARAHAN PENGENDALIAN DAN PEMANFAATAN RUANG 7.1 Ketentuan Umum Peraturan Zonasi 7.2 Ketentuan Pemberian Izin 7.2.1 Dasar Ketentuan Perizinan 7.2.2 Ketentuan Perizinan Dalam Penataan Ruang 7.3 Ketentuan Intensif dan Disinsentif 7.4 Arahan Sanksi 7.4.1 Arahan Sanksi Administratif 7.4.2 Arahan Sanksi Perdata VII -2 VII-14 VII-14 VII-15 VII-16 VII-23 VII-24 VII-29 Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan –3 –3 -12 -12 -32 -32 -40 I-2 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan Tabel 1.1 Tabel 1.2 Tabel 1.3 Tabel 1.4 Tabel 1.5 Tabel 1.6 Tabel 1.7 Tabel 1.8 Tabel 1.9 Tabel 1.10 Tabel 1.11 Tabel 1.12 Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 3.4 Luas Wilayah dan Persentase Kabupaten Bengkulu Selatan Menurut Kecamatan Tahun 2009 Luas Daerah Menurut Ketinggian Tempat Per Kecamatan Di Kabupaten Bengkulu Selatan, Tahun 2009 Luas Daerah Menurut Tekstur Tanah di Kabupaten Bengkulu Selatan, Tahun 2009 Potensi Bahan Galian Pertambangan di Kabupaten Bengkulu Selatan Jumlah dan Perkembangan Penduduk Kabupaten Bengkulu Selatan, Tahun 2003-2007 Distribusi Jumlah dan Tingkat Kepadatan Penduduk Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun 2007 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Bengkulu Selatan, Tahun 2007 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun 2006-2008 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan dan Jenis Kelamin di Kabupaten Bengkulu Selatan, Tahun 2008 (%) Kondisi Jaringan Jalan di Kabupaten Bengkulu Selatan Per Kecamatan, Tahun 2008 Kontribusi dan PDRB Kabupaten Bengkulu Selatan Atas Dasar Harga Konstan dan Persentase Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2005-2007 Potensi Wisata di Kabupaten Bengkulu Selatan Rencana Sistem Perkotaan Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun 2030 Fungsi Jalan Arteri dan Kolektor 1 Bukan Jalan Tol Di Kabupaten Bengkulu Selatan Prediksi Kebutuhan Sarana Listrik di Kabupaten Bengkulu Selatan, Tahun 2030 Prediksi Kebutuhan Sarana Air Bersih di Kabupaten Bengkulu Selatan, Tahun 2030 Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan I–8 I–9 I–9 I – 10 I – 15 I – 16 I - 17 I – 19 I – 20 I – 20 I – 25 I – 27 III – 3 III – 5 III –11 III -16 I-3 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 4.10 Tabel 4.11 Tabel 4.12 Tabel 6.1a Tabel 6.1b Tabel 6.2 Tabel 6.3 Tabel 6.4 Tabel 7.1 Tabel 7.2 Usulan Peninjauan (Review) Kawasan Hutan di Kabupaten Bengkulu Selatan Berdasarkan RTRWP Bengkulu Sebaran dan Luasan Hutan Lindung di Kabupaten Bengkulu Selatan, Tahun 2008 Jumlah Gempa Berdasarkan Magnitude di Kabupaten Bengkulu Selatan Periode 2005-2010 Jumlah Gempa yang Dirasakan Getarannya di Kabupaten Bengkulu Selatan Pengendalian Pembangunan di Zona Rawan Gempa Luas Kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) di Kabupaten Bengkulu Selatan Review Usulan Perubahan Hutan Produksi Terbatas (HPT) Di Kabupaten Bengkulu Selatan berdasarkan RTRWP Bengkulu Review Usulan Perubahan Hutan Produksi Tetap (HP) Di Kabupaten Bengkulu Selatan Berdasarkan RTRWP Bengkulu Luas Kawasan Lahan Basah di Kabupaten Bengkulu Selatan Pembagian Kewenangan Wilayah Perairan Rencana Pengembangan Pola Ruang di Kabupaten Bengkulu Selatan Rencana Pola Ruang Berdasarkan Klasifikasi Ruang Kabupaten Bengkulu Selatan, 2030 Rencana Perwujudan Struktur Ruang; Pusat-pusat Permukiman Rencana Perwujudan Struktur Ruang; Sistem Prasarana Wilayah Rencana Perwujudan Pola Ruang Rencana Perwujudan Kawasan Strategis Institusi Dalam Pemanfaatan Ruang Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kabupaten Bengkulu Selatan 2010-2030 Ketentuan Insentif dan Disinsentif Pemanfaatan Ruang Di Kabupaten Bengkulu Selatan 2011-2030 Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan IV – 3 IV – 5 IV –10 IV -10 IV– 11 IV– 14 IV -14 IV -15 IV -16 IV -18 IV– 29 IV -35 VI -15 VI VI VI VI -20 -23 -30 -40 VII -3 VII -20 I-4 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan Gambar 1.1 Gambar 1.2 Gambar 1.3 Gambar Gambar Gambar Gambar 1.4 1.5 1.6 1.7 Gambar Gambar Gambar Gambar 3.1 3.2 3.3 3.4 Gambar 3.5 Gambar 3.6 Gambar 3.7 Gambar 4.1 Gambar 4.2 Gambar 4.3 Gambar 4.4 Gambar 4.5 Gambar 5.1 Peta Orientasi Wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan Peta Wilayah Adminsitrasi Kabupaten Bengkulu Selatan Peta Potensi Bahan Galian Pertambangan Kabupaten Bengkulu Selatan Peta Tutupan Lahan Kabupaten Bengkulu Selatan Peta Kepadatan Penduduk Kabupaten Bengkulu Selatan Peta Jaringan Jalan Kabupaten Bengkulu Selatan Peta Rawan Bencana Gempa Kabupaten Bengkulu Selatan I–5 I–7 Peta Rencana Jaringan Jalan Kabupaten Bengkulu Selatan Peta Rencana Jaringan Listrik Kabupaten Bengkulu Selatan Peta Rencana Jaringan Telkom Kabupaten Bengkulu Selatan Peta Rencana Jaringan Air Brsih Kabupaten Bengkulu Selatan Peta DAS dan Irigasi Kabupaten Bengkulu Selatan Peta Rencana Persampahan Kabupaten Bengkulu Selatan Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Bengkulu Selatan III – 8 III -12 III -14 Peta Rencana Kawasan Hutan Kabupaten Bengkulu Selatan Grafik Jumlah Gempa di Kabupaten Bengkulu Selatan Periode 2005-2010 Peta Sebaran Epicenter Gempa Tahun 2005-2010 untuk Daerah Bengkulu Selatan dan Sekitarnya Konsep Pembagian Wilayah Pengelolaan Pesisir dan Laut Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Bengkulu Selatan IV – 4 I I I I I – – – – – III III III III 12 14 18 21 23 -18 -20 -23 -24 IV -10 IV -12 IV– 19 IV -36 Peta Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Bengkulu Selatan V–5 Gambar 6.1 Skema Implementasi RTRW Kabupaten Bengkulu Selatan VI-42 Gambar 7.1 Gambar 7.2 Penerapan Insentif dan Disinsentif Diagram Sanksi VII-17 VII-25 Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan I-5 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, setiap Pemerintah Daerah Kabupaten memiliki wewenang untuk menyusun Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten yang berfungsi untuk pengaturan, pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan penataan ruang wilayah Kabupaten dan kawasan strategis kabupaten. Wewenang tersebut meliputi perencanaan tata ruang wilayah kabupaten; pemanfaatan ruang wilayah kabupaten; dan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten. Bersamaan dengan itu, pelaksanaan otonomi daerah yang mengacu kepada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang menitikberatkan pada pemerintahan daerah telah memberikan dampak terhadap penataan ruang wilayah kabupaten, terutama adanya pemekaran wilayah. Sebelumnya wilayah administrasi Kabupaten Bengkulu Selatan hanya terdiri atas 6 kecamatan yaitu Kecamatan Kedurang, Seginim, Pino, Manna, Kota Manna dan Pino Raya. Dalam perjalanan pembangunan telah terdapat daerah otonomi baru yaitu Kecamatan Kedurang Ilir yang merupakan pemekaran dari Kecamatan Kedurang, Kecamatan Air Nipis yang merupakan pemekaran dari Seginim, Kecamatan Ulu Manna yang merupakan pemekaran dari Kecamatan Pino, Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan I-1 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan Kecamatan Bunga Mas yang merupakan pemekaran dari Kecamatan Manna dan Kecamatan Pasar Manna yang merupakan pemekaran dari Kecamatan Kota Manna. Kondisi ini berdampak pada perubahan struktur tata ruang dan penataan ruang. Disamping itu terdapat kebijakan-kebijakan pemerintah baru yang harus dijadikan rujukan pembangunan Pemerintah Kabupaten Bengkulu Selatan, khususnya kebijakan penataan ruang. Kondisi-kondisi tersebut diatas terjadi secara bersamaan sehingga diperlukan strategi dan arahan kebijakan baru yang menyangkut perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan sumberdaya alam, sumberdaya buatan dan sumberdaya manusia. Strategi dan arah kebijakan yang ditetapkan perlu disesuaikan dengan potensi dan kendala di wilayah agar dapat menghadapi segala hambatan, tantangan, ancaman dan peluang. Sebagai upaya dalam memadukan program pembangunan dan pengelolaan sumberdaya alam sehingga tercipta suatu pembangunan yang berkelanjutan, pemerintah daerah (dalam hal ini adalah Kabupaten Bengkulu Selatan) mempunyai kewajiban untuk menyusun suatu rencana tata ruang yang dapat menjadi acuan/pegangan dalam pembangunan wilayah. Produk rencana tata ruang tersebut harus dapat menjadi pedoman dalam pelaksanaan pembangunan daerah dan telah menjadi hasil kesepakatan semua stakeholders di daerah. 1.2 Dasar Hukum Penyusunan RTRW 1. Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 2. Undang-undang Darurat Nomor 4 Tahun 1956 tentang Pembentukkan Kabupaten Bengkulu Selatan dan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2003 tentang Pemekaran Kabupaten Bengkulu Selatan menjadi Kabupaten Bengkulu Selatan, Kabupaten Muko-Muko, Kabupaten Kaur dan Kabupaten Seluma. 3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 4 tahun 2009 tentang Mineral dan Batu Bara ; 4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan ; 5. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2009 tentang Angkutan dan Jalan; Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan I-2 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan 6. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; 7. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 30 tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan; 8. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 41 tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Berkelanjutan ; 9. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 45 tahun 2009 tentang Perubahan Atas UU No. 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan; 10. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang; 11. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 12. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 13. Undang-undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 14. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan; 15. Undang-Undang No 41 tahun 1999 Tentang Kehutanan; 16. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup; 17. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya; 18. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1983 Tentang Landasan Kontinen Zona Ekonomi Ekslusif; 19. Keputusan Presiden Nomor 32/1990 Tentang Pengelolaan Kawasan Lindung; 20. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2010 tentang Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan; 21. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Tata Ruang; 22. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2010 tentang Wilayah Pengembangan; Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan I-3 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan 23. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2010 tentang Penggunaan Kawasan Hutan; 24. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat dalam Penataan Ruang. 25. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 tahun 2008 tentang Pengelolaan SDA; 26. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 61 tahun 2008 tentang Kepelabuhan; 27. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional; 28. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Tahun 2004 – 2009; 29. Peraturan Pemerintah RI Nomor 10 Tahun 2000 Tentang Ketelitian Peta; 30. Permentan No 41 Tahun 2009 Tentang Kriteria kawasan Lahan Pertanian Berkelanjutan 31. Peraturan Menteri PU Nomor 63/PRT/1993 Tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai; 32. Permendagri No 28 Tahun 2008 Tentang Evaluasi Raperda Tentang RTRW 33. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah no. 327/KPTS/M/2002 tanggal 12 Agustus 2002 ini berisi kriteria, konsep dasar, dan proses standar peninjauan kembali RTRW Provinsi, Kabupaten/Kota; 34. SK Mentri PU No 630/2009 Tentang Fungsi dan Status Jalan Nasional 1.3 Profil Kabupaten Bengkulu Selatan Kabupaten Bengkulu Selatan merupakan salah satu dari 10 kabupaten/kota yang berada di bawah wilayah administrasi Provinsi Bengkulu. Kabupaten Bengkulu Selatan berada di sebelah selatan Provinsi Bengkulu dan langsung berhadapan dengan Samudera Hindia. Lebih jelasnya orientasi wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan dapat dilihat pada Gambar 1.1. Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan I-4 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan I-5 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan 1.3.1 Kondisi Fisik Kabupaten Bengkulu Selatan Tinjauan kondisi fisik dasar Kabupaten Bengkulu Selatan ini akan meliputi ; batas administrasi dan letak geografis, iklim dan curah hujan, topografi, keadaan geologi/jenis tanah dan hidrologi. 1. Batas Administrasi dan Letak Geografis Kabupaten Bengkulu Selatan terletak di sebelah barat Bukit Barisan. Luas wilayah administrasinya mencapai kurang lebih 118.610 Ha. Terletak pada 4 derajat 10 menit - 4 derajat 32 menit Lintang Selatan dan 102 derajat 48 menit - 103 derajat 16 menit Bujur Timur. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Seluma sepanjang ± 23,500 km. Sebelah timur berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan ± 43,500 km. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Kaur ± 26 km. Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Indonesia ± 4 mil. Luas wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan terbagi atas 11 (enam) kecamatan, yaitu Kecamatan Kedurang, Kecamatan Seginim, Kecamatan Pino, Kecamatan Manna, Kecamatan Kota Manna, Kecamatan Pino Raya, Kecamatan Kedurang Ilir, Kecamatan Air Nipis, Kecamatan Ulu Manna, Kecamatan Bunga Mas, Kecamatan Pasar Manna dengan luas dan persentase masing-masing kecamatan seperti pada gambar dan tabel berikut ini. Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan I-6 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan I-7 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan Tabel 1.1 Luas Wilayah dan Persentase Kabupaten Bengkulu Selatan Menurut Kecamatan Tahun 2010 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Kecamatan Luas Wilayah (Ha) Kedurang Seginim Pino Manna Kota Manna Pino Raya Kedurang Ilir Air Nipis Ulu Manna Bunga Mas Pasar Manna Jumlah 23.455 6.152 6.188 3.317 3.216 22.350 5.820 20.328 23.692 3.508 584 118.610 Persentase (%) 17,77 5.18 5.21 2,79 2.71 18,84 4,90 17,13 19,97 2,95 0,49 100.00 Sumber : Bengkulu Selatan Dalam Angka 2010 Bila dilihat berdasarkan data diatas, terlihat luas wilayah yang paling besar/luas yaitu Kecamatan Pino Raya dengan jumlah luas wilayah kurang lebih 25.517 Ha atau sebesar 21,85%. peringkat kedua Kecamatan Ulu Manna 21.783 Ha (18,65%) dan peringkat ketiga Kecamatan Air Nipis 19.819 Ha (16,97%). 2. Klimatologi Iklim di Kabupaten Bengkulu Selatan ditandai dengan jumlah curah hujan yang cukup tinggi, yaitu: rata-rata 100 mm/tahun, dengan rata-rata hari hujan antara 100-250 hari/tahun. Hari hujan rata-rata 20 hari/bulan dengan jumlah hari hujan terendah 18 hari yang terjadi pada bulan Mei dan September, sedangkan hari hujan tertinggi selama 23 hari terjadi pada bulan November dan Desember. 3. Topografi Berdasarkan topografinya wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan terletak pada ketinggian 0 s/d 1.000 dpl (di atas permukaan laut). Secara rinci tertera pada tabel berikut : Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan I-8 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan Tabel 1.2 Luas Daerah Menurut Ketinggian Tempat Per Kecamatan di Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun 2010 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Kecamatan Kedurang Seginim Pino Manna Kota Manna Pino Raya Kedurang Ilir Air Nipis Ulu Manna Bunga Mas Pasar Manna Jumlah Ketinggian Tempat (Ha) 100-500 m 500-1000 m 8.487 1.393 1.124 517 1.193 236 1.667 231 1.200 459 8.305 1.915 1.267 1.001 4.720 1.160 11.896 2.096 1.576 509 175 83 41.410 9.600 0-100 m 11.934 3.330 4.759 1.070 1.022 12.130 2.692 12.351 9.900 894 268 60.400 1000 m 1.641 1.181 349 485 860 2.097 529 58 7.200 Jumlah (Ha) 23.455 6.152 6.188 3.317 3.216 22.350 5.820 20.328 23.692 3.508 584 118.610 Sumber : Bengkulu Selatan Dalam Angka 2010 4. Jenis Tanah dan Hidrologi Berdasarkan tekstur tanah, Kabupaten Bengkulu Selatan mempunyai tekstur tanah halus, sedang, agak kasar, dan kasar. Secara terperinci tertera pada tabel berikut: Tabel 1.3 Luas Daerah Menurut Tekstur Tanah di Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun 2010 No. Kecamatan 1 Kedurang 2 Tekstur Tanah (Ha) Halus Sedang Jumlah Agak Kasar (Ha) 18.613 3.899 943 23.455 Seginim 3.440 2.237 475 6.152 3 Pino 3.428 2.237 523 6.188 4 Manna 1.293 1.830 194 3.317 5 Kota Manna 1.200 1.244 772 3.216 6 Pino Raya 17.356 527 4.467 22.350 7 Kedurang Ilir 3.165 2.230 425 5.820 8 Air Nipis 13.655 2.549 4.124 20.328 9 Ulu Manna 19.080 704 3.908 23.692 10 Bunga Mas 1.410 1.332 766 3.508 11 Pasar Manna 480 86 18 584 83.120 18.875 16.615 118.610 Jumlah Sumber : Bengkulu Selatan Dalam Angka 2010 Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan I-9 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan Berdasarkan topografinya Kabupaten Bengkulu Selatan terletak pada tiga jalur, yaitu: Jalur pertama, 0 – 100 meter diatas permukaan laut dan terklasifikasi sebagai dataran rendah luasnya mencapai 50,94 persen. Jalur kedua, 100 – 1000 meter diatas permukaan laut dan terklasifikasi sebagai wilayah berbukit luasnya mencapai 42,99 persen. Jalur ketiga, terletak disebelah Utara – Timur sampai ke puncak Bukit Barisan luasnya mencapai 6,07 persen. 5. Geologi Jenis batuan yang ada di Kabupaten Bengkulu Selatan antara lain : Alluvium, Batuan Breksi Gunung Api, Formasi Bintunan, Formasi Hulu Simpang, Formasi Lemau, Formasi Sebalat, Formasi Serai, Formasi Simpang Aur, Granit, dan Satuan Gunung Api Lava Andesit-basalan 6. Pertambangan Potensi bahan galian pertambangan di Kabupaten Bengkulu Selatan adalah batu gamping, batu serak/batu tulis, pasir lempungan, poshpat guano, granit, diorit, andesit, marmer (marble), mineral sulfida, batu rijang, mineral ubahan, batuan piroklastik, biji besi, minyak, pasir besi dan emas. Untuk lebih jelasnya mengenai potensi dan lokasi bahan galian pertambangan di Kabupaten Bengkulu Selatan dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1.4 Potensi Bahan Galian Pertambangan di Kabupaten Bengkulu Selatan No 1 Bahan Galian Batu Gamping Lokasi Desa Batu Ampar, Kec. Kedurang Disekitar Air Bengkenang Hulu Air Luwangan Pematang Gaung 2 Batu Serak/Batu Tulis 3 Pasir Lempungan Desa tg. Tengah, Kec. Air Nipis Hulu Air Bengkenang – Kec. Air Nipis Di Air Tebu Telur, Kec. Seginim (Desa Tg. Tengah) 4 Posphat Guano Gua dekat pertemuan Air Kedurang dan Air Cawang Alun - Hulu Sungai Kedurang 5 Granit Bukit Lekendi Bukit Raja Mandara Kec. Kedurang, Kec.Air Nipis, Kec. Ulu Manna Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan I - 10 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan No 6 Bahan Galian Diorit Lokasi Sebelah utara dan timur Bukit Rajamandara 7 Andesit Bukit Rajamandara (2000 Ha) 8 Marmer Desa Sukarami, Kec. Air Nipis 9 Mineral Sulfida Kec. Pino, Seginim dan Kedurang 10 Batu Rijang Hulu Air Bengkenang, Kec. Air Nipis 11 Mineral Ubahan Dijumpai ditempat penyelidikan di Kec. Pino, Seginim dan Kedurang dan di hulu Air Bengkenang 12 Batuan piroklastik Di sekitar Air Manna dekat Masat, Kec. Pino 13 Biji Besi Perbatasan Bengkulu Selatan – Lahat, Kec. Ulu Manna, Kec. Air Nipis. 14 Minyak Kab. Bengkulu Selatan/Seluma-Kaur (blok Bengkulu) 15 Pasir Besi Pantai Selali - Pantai Sulau, Kec. Pino Raya, Kec. Kedurang Ilir 16 Emas Kec. Seginim, Kec. Air Nipis, Kec. Ulu Manna. Sumber : Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral Kab. Bengkulu Selatan Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan I - 11 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan I - 12 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan 7. Struktur Perlipatan Batuan - Perlipatan Perlipatan pada batuan Tersier dan Kuarter dicirikan oleh lipatan-lipatan tegak, terbuka, landai, tanpa belahan, sumbu sejajar dengan arah Sumatera barat laut-tenggara (Coster, 1974). Pada umumnya struktur lipatan di runtuhan batuan tersier Awal-Tengah lebih rapat, dengan kemiringan 40, dibandingkan dengan batuan tersier Akhir kuarter yang berkemiringan kurang dari 10. Kenyataan bahwa perlipatan tersebut mempengaruhi semua batuan yang lebih tua dari holosen, membuktikannya merupakan peristiwa muda dan ditafsirkan berumur Plio-Plistosen. Berdasarkan topografinya Kabupaten Bengkulu Selatan terletak pada tiga jalur, yaitu: Jalur pertama, 0 – 100 meter diatas permukaan laut dan terklasifikasi sebagai dataran rendah luasnya mencapai 50,94 persen. Jalur kedua, 100 – 1000 meter diatas permukaan laut dan terklasifikasi sebagai wilayah berbukit luasnya mencapai 42,99 persen. Jalur ketiga, terletak disebelah Utara – Timur sampai ke puncak Bukit Barisan luasnya mencapai 6,07 persen. Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan I - 13 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan I-14 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan 1.3.2 Kependudukan Penduduk merupakan aspek utama dalam perencanaan, dimana perencanaan disusun untuk kepentingan penduduk dimasa yang akan datang. Karena itu perlu dicermati secara rasional baik dalam hal jumlah, perkembangan, kepadatan serta strukturnya. Aspek kependudukan merupakan faktor yang sangat penting dalam perencanaan, karena segala sesuatu yang direncanakan baik penyusunan tata ruang, pengadaan fasilitas dan utilitas, semuanya diperuntukkan untuk menunjang kehidupan penduduk dan ditentukan berdasarkan jumlah permintaan penduduk atau dengan kata lain penduduk merupakan subyek dan sekaligus objek pembangunan. Karakteristik kependudukan yang akan ditinjau adalah besaran dan pertumbuhannya, serta kepadatan dan persebarannya. a. Jumlah dan Perkembangan Penduduk Berdasarkan data dalam buku Kabupaten Bengkulu Selatan Dalam Angka tahun 2007, jumlah penduduk Kabupaten Bengkulu pada tahun 2007 adalah sebanyak 145.803 jiwa. Kecamatan yang mempunyai jumlah penduduk terbesar pada tahun 2007 yaitu kecamatan Kota Manna sebesar 24.555 jiwa, sedangkan kecamatan yang mempunyai jumlah penduduk terendah yaitu Kecamatan Bunga Mas sebesar 6.295 jiwa. Untuk lebih jelasnya jumlah dan perkembangan penduduk dapat dilihat dalam tabel dibawah ini: Tabel 1.5 Jumlah dan Perkembangan Penduduk Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun 2003- 2007 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Kecamatan Kedurang Seginim Pino Manna Kota Manna Pino Raya Kedurang Ilir Air Nipis Ulu Manna Bunga Mas Pasar Manna Jumlah 2003 18.018 39.857 17.576 24.867 17.869 18.154 136.341 2004 17.707 25.004 18.236 18.143 40.282 18.196 137.568 Sumber : BPS Kab. Bengkulu Dalam Angka tahun 2003 – 2007 Tahun 2005 10.835 15.311 11.289 12.489 23.523 18.139 6.823 9.687 6.954 5.753 17.195 137.998 2006 10.955 15.481 11.414 12.627 23.782 18.340 6.899 9.794 7.031 5.817 17.385 139.525 2007 12.116 16.401 12.066 13.018 24.555 18.355 7.571 10.300 7.954 6.295 17.172 145.803 Keterangan : 1. Kecamatan Kedurang Ilir merupakan pemekaran dari Kecamatan Kedurang 2. Kecamatan Air Nipis merupakan pemekaran dari Kecamatan Seginim 3. Kecamatan Ulu Manna merupakan pemekaran dari Kecamatan Pino 4. Kecamatan Bunga Mas merupakan pemekaran dari kecamatan Manna 5. Kecamatan Pasar manna merupakan pemekaran dari Kecamatan Kota Manna Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan I-15 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan b. Penyebaran dan Tingkat Kepadatan Penduduk Tingkat kepadatan penduduk di Kabupaten Bengkulu pada tahun 2007 sebesar 1.893 jiwa per Km2. Kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk yang paling tinggi adalah Kecamatan Kota Manna, yaitu 416 per Km2. Sedangkan kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk paling rendah adalah Kecamatan Ulu Manna, yaitu 47 jiwa per Km2. Untuk lebih jelasnya distribusi jumlah penduduk dan tingkat kepadatannya dapat dilihat dalam tabel di bawah ini. Tabel 1.6 Distribusi Jumlah dan Tingkat Kepadatan Penduduk Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun 2007 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Kecamatan Kedurang Seginim Pino Manna Kota Manna Pino Raya Kedurang Ilir Air Nipis Ulu Manna Bunga Mas Pasar Manna Jumlah Jumlah Penduduk (jiwa) Persentase (%) 12.116 16,19 189 64 16.401 12.066 13.018 24.555 18.355 7.571 10.300 7.954 6.295 17.172 145.803 11,25 8,28 8,93 16,84 12,59 5,19 7,06 5,46 4,32 11,78 100,00 50 79 34 28 255 56 198 218 55 5 1.167 328 152 383 877 72 135 52 36 114 3.434 125 Sumber : Dinas Kependudukan Kab. Bengkulu Selatan tahun 2007 Luas Wilayah (km²) Kepadatan Penduduk (Jiwa/km²) c. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Penduduk Kabupaten Bengkulu Selatan tahun 2007 berjumlah 145.803 Jiwa, dengan komposisi Penduduk dengan jenis kelamin laki – laki berjumlah 74.397 jiwa dan jenis kelamin perempuan berjumlah 71.206 Jiwa. Jumlah kepadatan penduduk yang paling tinggi berada di Kecamatan Pasar Manna yaitu dengan jumlah kepadatan penduduk mencapai 3.343 Jiwa/Km², sedangkan jumlah kepadatan penduduk yang paling rendah berada di kecamatan Ulu Manna dengan jumlah kepadatan hanya sebesar 36 jiwa/Km². Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan I-16 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan Tabel 1.7 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Bengkulu Selatan,Tahun 2007 1 Kedurang 6.219 5.697 Jumlah Penduduk (jiwa) 12.116 2 Seginim 8.462 7.939 16.401 3 Pino 6.157 5.909 12.066 4 Manna 6.584 6.434 13.018 5 Kota Manna 12.419 12.136 24.555 6 Pino Raya 9.491 8.864 18.355 7 Kedurang Ilir 3.904 3.667 7.571 8 Air Nipis 5.313 4.987 10.300 9 Ulu Manna 4.075 3.879 7.954 10 Bunga Mas 3.191 3.104 6.295 11 Pasar Manna 8.582 8.590 17.172 74.397 71.206 145.803 No Kecamatan Jumlah Laki-laki Perempuan Sumber Kab. Bengkulu Selatan Dalam Angka, 2007 Selain itu jumlah penduduk yang mempunyai jumlah penduduk terbanyak berada di Kecamatan Kota Manna dengan jumlah penduduk mencapai 24.555 Jiwa, dan jumlah penduduk terendah berada di Kecamatan Bunga Mas dengan jumlah penduduk sebesar 6.295 jiwa. Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan I-17 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan I-18 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan d. Jumlah penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan penduduknya umumnya masih rendah sehingga mempengaruhi kualitas tenaga kerja. Jika diperhatikan pada tabel berikut dapat dilihat bahwa jumlah penduduk yang tamat SD pada tahun 2004 merupakan jumlah persentase penduduk yang paling banyak jumlah penduduk dengan tingkat pendidikannya sampai Sekolah Dasar. Akan tetapi pada tahun 2006 jumlah penduduk yang sekolah sampai Sekolah Dasar mengalami penurunan secara signifikan yaitu dengan jumlah persentase mencapai 27,53 %. Selain itu persentase penduduk berdasarkan tingkat pendidikan yang mengalami kenaikan dari tahun 2004-2006 yaitu tingkat pendidikan yang belum tamat SD yaitu dengan jumlah hasil persentase mencapai 34,37% Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 1.8 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas Menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten Bengkulu Selatan, Tahun 2006 – 2008 Pendidikan yang ditamatkan Tidak/belum tamat SD Jumlah Per Tahun (%) 2006 2007 2008 24,87 33,25 34,37 29,98 29,57 27,53 SLTP 21,5 19,02 17,13 SMU 19,48 11,82 15,84 SMK 0 2,41 1,81 D1/D2 0 1,2 0,75 Sarjana Muda 1,94 0,71 0,96 Perguruan tinggi 2,23 2,02 1,61 100,00 100,00 100,00 Sekolah Dasar Jumlah Total Sumber : Kabupaten Bengkulu Selatan Dalam Angka 2006-2008 e. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian Dari data yang ada mengenai Persentase Penduduk Berumur 10 tahun keatas yang bekerja menurut Lapangan Pekerjaan dan Jenis Kelamin Di Kabupaten Bengkulu Tahun 2006 dapat di simpulkan bahwa jenis lapangan pekerjaan yang ada di Kabupaten bengkulu Selatan ini di dominasi oleh bidang pertanian yaitu dengan jumlah 74.56% untuk persentase pekerja lakilaki dan 84.99% untuk persentase pekerja perempuan. Sedangkan jenis lapangan pekerjaan yang paling sedikit yaitu Bank dan Lembaga Keuangan dengan persentase jumlah pekerja laki-laki sebesar 0,12%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut. Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan I-19 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan Tabel 1.9 Persentase Penduduk Berumur 10 tahun Keatas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan dan Jenis Kelamin di Kabupaten Bengkulu Selatan, Tahun 2008 (%) Lapangan Pekerjaan Laki-laki Pertanian Perempuan L- P 74,56 84,99 78,74 Pertambangan 1,81 1,81 1,81 Industri Konstruksi 3,87 1,04 2,74 2,84 0,23 1,79 5,84 3,74 0,12 7,22 100,00 6,15 0,81 0,00 4,98 100,00 5,96 2,57 0,07 6,32 100,00 Perdagangan Angkutan dan Komunikasi Bank dan Lembaga Keuangan Jasa-jasa Jumlah Total Sumber : Kabupaten Bengkulu Dalam Angka 2008 1.3.3 Transportasi Di Kabupaten Bengkulu Selatan transportasi yang tersedia yaitu prasarana jalan yang melayani pergerakan internal dan yang menghubungkan antar wilayah yang ada di Kabupaten Bengkulu Selatan. Jaringan jalan tersebut berupa jalan arteri, jalan kolektor dan jalan lokal. Tabel 1.10 Kondisi Jaringan Jalan di Kabupaten Selatan Per Kecamatan, Tahun 2008 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Kecamatan Jenis Permukaan Tanah (Km) Koral (Km) Aspal (Km) Pino Raya Pino Ulu Manna Kota Manna Pasar Manna Manna Seginim Air Nipis Bunga Mas Kedurang Kedurang Ilir Bengkulu Selatan Total Panjang Jalan (Km) 12,00 29,00 19,30 3,00 6,50 18,30 3,00 0,00 9,00 19,00 6,60 43,22 27,85 9,30 18,50 6,75 18,00 18,20 35,75 23,00 15,15 14,00 24,57 35,60 1,00 35,90 24,60 19,10 17,00 16,50 2,50 6,35 10,00 79,79 92,45 29,00 57,40 37,85 55,40 38,20 52,25 34,50 40,50 30,60 125,70 229,72 193,12 548,54 Sumber : Dinas Kimpraswil, 2007 Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan I-20 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan I-21 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan 1.3.4 Potensi Bencana Alam a. Kegempaan Di sepanjang pantai barat Sumatera, peta seismotektonik regional Indonesia (kertapati drr.,1992) memperlihatkan banyak sekali pusat gempabumi, dan beberapa pusat gempabumi terdapat dilepas pantai pada jalur yang hampir sejajar. Pusat-pusat gempa tersebut terdapat pada kedalaman dangkal sampai menengah, antara 90-150 Km, suatu sifat yang khas untuk Sumatera Selatan, dan bercirikan kekuatan 5-6 pada skala richter. Pusat-pusat gempa tersebut jelas sekali memperihatkan jalur lebar berarah barat lauttenggara yang secara tektonik tidak mantap dan seismisitas giat. Daerah ini umumnya berimpit dengan anak-anak sesar Lajur Sesar Semangko, sedangka pusat-pusat gempa dilepas pantai mungkin behubungan dengan Sesar Mentawai dan struktur-struktur yang terkait. Walaupun belum pernah ada penerbitan tentang analisa gerakan awal dari peristiwa kegempaan tersebut, ditafsirkan bahwa kegiatan gempabumi tersebut langsung berhubungan dengan lajur penumjaman yang ada sekarang. Peristiwa-perisiwa seismik yang terjadi terpusat disepanjang garis lemah di tepi benua. Garis-garis lemah tersebut dapat ditafsirkan sebagai struktur alas utama yang tersebar secara regional, dan mungkin berlanjut kebawah lajur penunjaman. Akibatnya letak kegiatan seismic dan magmatik terpusat disepanjang tepi benua. Sesar mentawai merupakan sesar jurus turun menganan utama yang menempati bagian dari pencenanggaan lempeng Sumatera (daerah antara lajur penunjaman aktif dan Sesar Sumatera), yang berhubungan dengan kemiringan penunjaman yang ada sekarang. Lajur Sesar Sumatera kira-kira merupakan batas antara igir busur-muka (bagian dari prisma akrasi) dan cekungan busur–muka yang ditafsirkan dialasi oleh kerak benua atau kompleks penunjaman dan/atau bancuh berumur Kapur Akhir-Tersier Awal (karig drr.,1979; kieckhefer drr., 1981; Hamilton, 1989). Lajur sesar tersebut dengan sendirinya merupakan jalur lemah sekunder selama pencenanggaan “sliver plat” (Diament drr., 1992). Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan I-22 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan I-23 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan 1.3.5 Potensi Sumber Daya Alam Kabupaten Bengkulu Selatan merupakan wilayah yang kaya akan sumberdaya alam. Selain karena posisinya yang dekat dengan laut, tanah di Kabupaten Bengkulu Selatan juga cukup subur sehingga sumberdaya alam yang ada di Kabupaten Bengkulu Selatan terdiri dari laut, kehutanan, perkebunan, dan pertanian. a. Laut Wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia, sehingga wilayahnya memiliki beberapa pantai dan dua diantaranya saat ini dijadikan sebagai objek wisata yaitu Pantai Wisata Pasar Bawah dan Pantai Muara Kedurang. Selain berpotensi untuk dijadikan sebagai objek wisata, pantai dengan lautnya juga memiliki potensi perikanan yang sangat besar, sehingga banyak masyarakat terutama yang wilayahnya berdekatan dengan laut seperti Kecamatan Pasar Manna yang berprofesi sebagai nelayan. Produksi perikanan laut di Kabupaten Bengkulu Selatan pada tahun 2008 sebesar 1.125,40 ton dengan nilai sebesar 19,69 milyar, sedangkan untuk perikanan darat produksinya sebesar 879,27 ton dengan nilai sebesar 9,156 milyar. b. Kehutanan Luas hutan di Kabupaten Bengkulu Selatan menurut Dinas Kehutanan dan Perkebunan kurang lebih 49.236 Ha terbagi menjadi kawasan suaka alam (0,011%), hutan lindung (67,19%), hutan produksi terbatas (29,59%) dan hutan produksi tetap (3,2%). Saat ini tinggal 48,8% saja hutan primer yang tidak mengalami perubahan kondisi atau perubahan penggunaanya. Kawasan hutan yang dimaksud adalah HP Air Bengkenang, HPT Bukit Rabang, HPT Peraduan Tinggi, HPT Air Kedurang, HL Bukit Sanggul, HL Bukit Raja Mendara dan HL Bukit Riki. c. Perkebunan Sebagian besar penduduk di Kabupaten Bengkulu Selatan bekerja di sektor pertanian, khususnya perkebunan. Jenis tanaman perkebunan utama yang ada di Kabupaten Bengkulu Selatan adalah : - Kelapa sawit ; luas kurang lebih 10.485 Ha dengan produksi 163.861,62 ton - Kopi ; luas kurang lebih 3.060 Ha dengan produksi 1.967,4 ton - Karet ; luas kurang lebih 2.997 Ha dengan produksi 1.644,04 ton - Cokelat ; luas kurang lebih 1.749 Ha dengan produksi 918,97 ton Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan I-24 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan d. Pertanian Pertanian tanaman pangan yang banyak ditanam masyarakat di Kabupaten Bengkulu Selatan antara lain adalah : - Padi sawah ; 16.215 Ha dengan produksi 79.092 ton GKG - Padi ladang ; 945 Ha dengan produksi 1.641 ton GKG - Jagung ; 4.470 Ha dengan produksi 21.829 ton jagung pipilan kering - Kedelai ; 52 Ha dengan produksi 48 ton biji kering - Kacang tanah ; 339 Ha dengan produksi 635 ton biji kering - Kacang hijau : 71 Ha dengan produksi 86 ton biji kering - Ubi kayu ; 179 Ha dengan produksi 4.094 ton - Ubi jalar ; 62 Ha dengan produksi 859 ton. 1.3.6 Potensi Ekonomi Wilayah a. Struktur dan Pertumbuhan Ekonomi Perekonomian Kabupaten Bengkulu Selatan sangat didominasi oleh sektor Pertanian. Nilai PDRB Kabupaten Bengkulu Selatan sebesar Rp. 520,058 Juta Rupiah pada tahun 2005 dan meningkat menjadi Rp. 712,332 Juta Rupiah berdasarkan harga berlaku pada tahun 2007. Dari total PDRB tersebut, sekitar 33.24% berasal dari hasil pertanian, 25.15% dari jasa-jasa nilai tambah sektor, hotel dan restoran, sedangkan pendapatan terkecil berasal dari sektor listrik dan air bersih 0.16%. Berdasarkan data PDRB Kabupaten Bengkulu Selatan tahun 2007 dibandingkan dengan tahun 2005 menunjukkan bahwa pada umumnya kontribusi sektoral mengalami peningkatan untuk Kabupaten Bengkulu Selatan. Kecenderungan kontribusi sektoral ini pada tahun-tahun berikutnya diperkirakan mengalami perubahan, mengingat kegiatan bank/Keuangan dan perumahan mengalami peningkatan, maka sektor jasa-jasa lainnya juga akan ikut berkembang, begitu juga terjadi peningkatan kebutuhan akan listrik, gas dan air minum, sedangkan kontribusi sektor pertanian khususnya sub sektor kehutanan cenderung menurun pada tahun-tahun yang akan datang. Selama tahun 2007 pertumbuhan ekonomi atas dasar harga konstan tercatat bahwa hasil produksi pertanian di Kabupaten Bengkulu Selatan sebesar 33,24% lebih kecil dari tahun sebelumnya yaitu 33,63%. Pada tahun 2007 pertumbuhan terbesar terjadi pada sektor Perdagangan, Hotel, Restoran yaitu pada tahun 2005 kontribusinya sebesar 24% sedangkan pada tahun 2007 mengalami peningkatan sebesar 25,15%. Setelah itu Industri dan Pengolahan yaitu pada tahun 2005 jenis industri pengolahan menghasilkan Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan I-25 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan 1.32% sedangkan pada tahun 2007, jenis industri pengolahan mengalami peningkatan sebesar 9% dari tahun-tahun sebelumnya yaitu sebesar 1.41%, Faktor yang berpengaruh terhadap kontribusi terbesar yang ada di Kabupaten Bengkulu Selatan ini dihasilkan oleh jenis produksi pertanian yaitu sebesar 33.24%, perdagangan, hotel dan restoran sebesar 25.15% dan Jasa sebesar 21.97%. Sedangkan kontribusi yang paling sedikit yaitu di sektor Listrik dan air bersih yaitu dari tahun 2005 sebesar 0,15% dan pada tahun 2007 mengalami peningkatan sebesar 0,16%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 1.11 Kontribusi dan PDRB Kabupaten Bengkulu Selatan Atas Dasar Harga Konstan dan Persentase Menurut Lapangan Usaha tahun 2005-2007 Sektor Pertanian 2005 Rupiah % (juta) 2006 Rupiah (juta) % 2007 Rupiah (juta) % 131,821 33.63 139,105 33.55 145,212 33.24 Pertambangan 1,105 0.28 1,160 0.28 1,226 0.28 Industri Pengolahan 5,180 1.32 5,630 1.36 6,148 1.41 Listrik dan Air Bersih 604 0.15 644 0.16 683 0.16 Bangunan 21,041 5.37 19,127 4.61 20,076 4.60 Perdagangan, Hotel, 94,101 24.00 103,057 24.86 109891 25.15 Angkutan/Komunikasi 33,534 8.55 35,170 8.48 37,010 8.47 Bank/Keu/Perum 19,622 5.01 19,950 4.81 20,681 4.73 Jasa 85,018 21.69 90,738 21.89 95,976 21.97 414,581 100.00 436,903 100.00 Restoran Total 392,026 100.00 Sumber : BPS Kabupaten Bengkulu Selatan, Tahun 2006/2007 b. Potensi EKonomi Wilayah Per Sektor - Pertanian Jumlah wilayah yang mempunyai wilayah panen terluas adalah Kecamatan Seginim yaitu sebesar 3.135 Ha, sedangkan wilayah yang mempunyai luas wilayah panen paling sedikit adalah Kecamatan Pasar Manna yaitu seluas 117 Ha. Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan I-26 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan - Perkebunan Sebagian besar penduduk di Kabupaten Bengkulu Selatan bekerja di sektor pertanian, khususnya perkebunan. Perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu komoditi andalan di Kabupaten Bengkulu Selatan. Kecamatan penghasil kelapa sawit tertinggi di Kabupaten Bengkulu Selatan adalah Kecamatan Pino Raya sebesar 33.577 ton, sedangkan kecamatan penghasil kelapa sawit terendah adalah Kecamatan Pasar Manna yaitu hanya sebesar 10,95 ton. Komoditi unggulan lainnya yang banyak diusahakan di Kabupaten Bengkulu Selatan adalah tanaman kopi. - Sayuran dan Buah-buahan Jenis sayuran yang banyak di tanam masyarakat di Kabupaten Bengkulu Selatan adalah bawang daun, tomat, terung, buncis, ketimun, kangkung, bayam, semangka, kacang panjang dan cabe besar. Sementara produksi buah-buahan yang terbesar berdasarkan setiap kecamatan antara lain penghasil durian tertinggi adalah Kecamatan Ulu Manna (sekitar 2.520 ton) dan kecamatan penghasil jambu biji yaitu Kecamatan Pino (sekitar 223 ton). Komoditi andalan yang ada di Kabupaten Bengkulu Selatan adalah jeruk siam/keprok (produksi sekitar 20.799 ton) dengan kecamatan yang mempunyai jumlah produksi tertinggi adalah Kecamatan Seginim. Selain itu unggulan lainnya yang diusahakan di Kabupaten Bengkulu Selatan adalah mangga, manggis, nangka, cempedak, nenas, sawo, markisa, sirsak, sukun, melinjo, petai dan papaya. - Perikanan Produksi perikanan laut di Kabupaten Bengkulu Selatan pada tahun 2008 sebesar 1.544,45 ton. Kecamatan yang berprofesi sebagai nelayan sebagian besar berada di Kecamatan Pasar Manna (425 orang) dan Pino Raya (60 orang) - Peternakan Sub sektor peternakan merupakan salah satu pilar pengembangan ekonomi masyarakat Kabupaten Bengkulu Selatan selain dari sektor perkebunan. Perkembangan sub sektor peternakan sangat penting dalam menunjang penyediaan pangan bergizi tinggi bagi masyarakat berupa daging, telur dan susu. Namun demikian tingkat pengusahaan peternakan di Kabupaten Bengkulu Selatan masih sangat tradisional, belum mengarah pada industri peternakan. Melihat dari kondisi tingkat perkembangan pengusahaan peternakan dalam Kabupaten Bengkulu Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan I-27 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan Selatan masih pada kategori usaha tani. Untuk menuju industri peternakan sangat memungkinkan untuk dikembangkan karena di dukung oleh iklim tropis dan kondisi topografi pada umumnya dataran. Jenis hewan ternak yang banyak diusahakan/dipelihara pada tahun 2008 adalah Sapi dengan jumlah populasi ternak mencapai 7.743 ekor, Kambing dengan jumlah populasi ternak mencapai 6.796 ekor dan yang paling sedikit adalah Kerbau dengan jumlah populasi ternak sekitar 6.375 ekor. - Pariwisata Pariwisata merupakan salah satu sektor dalam menghasilkan devisa negara maupun PAD untuk Kabupaten Bengkulu Selatan. Mengingat keberadaan berbagai potensi objek wisata yang ada di Kabupaten Bengkulu Selatan, baik objek wisata alam, objek wisata sejarah, dan objek wisata seni budaya. Lebih jelasnya mengenai potensi wisata yang ada di Bengkulu Selatan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1.12 Potensi Wisata di Kabupaten Bengkulu Selatan NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. NAMA TEMPAT HIBURAN Pantai Wisata Pasar Bawah ( Alam pantai) Air Terjun Geluguran (Alam Non Bahari) Muara Kedurang (Alam Pantai) Tebat Rukis (Alam Tirta) Air Terjun Tiga Tingkat (Alam Panorama) Goa Suruman (Alam Panorama) Danau Ulu Seginim (Alam Panorama) Pantai Mengkudum (Alam Pantai) Bendungan Air Nipis (Umum) Arum Jeram Air Manna (Alam Minat Khusus) Sirkuit Balap (Khusus) Kolam Renang (Umum-Tirta) Pantai Bengkenang (Alam Pantai) DESA/KECAMATAN Kelurahan Pasar Bawah/ Pasar Manna Batu Aji/Ulu Manna KOMERSIL/TIDAK KOMERSIL Komersil Insidentil Tanjung Awur/Bunga Mas Insidentil Tanjung Mulia/Pasar Manna Tidak Komersil Batu Aji/Ulu Manna Tidak Komersil Batu Ampar/Kedurang Tidak Komersil Tanjung Beringin/Seginim Tidak Komersil Pasar Pino/Pino Raya Tidak Komersil Palak Bengkerung/Air Nipis Tidak Komersil Pino/Ulu Manna Tidak Komersil Padang Panjang, Pagar Dewa/Kota Manna Pasar Bawah/Pasar Manna Komersil Ketaping, Manggul/Manna Insidentil Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan Komersil I-28 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan NO 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. NAMA TEMPAT HIBURAN Tebat Gelumpai (Alam Panorama) Air Terjun Cawang (Alam Panorama) Keramat Bujang Bandar (Umum) Telaga Royak Besi (Umum) Tebat Besar (Alam Panorama) Air Terjun Padang Lakaran (Alam Panorama) Tebat Niniak (Alam Panorama) Danau Ilir (Alam Panorama) Pantai Ketaping (Alam Pantai) DESA/KECAMATAN Batu Lambang/Pasar Manna KOMERSIL/TIDAK KOMERSIL Tidak Komersil Batu Ampar/Kedurang Tidak Komersil Kedurang Tidak Komersil Kedurang Tidak Komersil Merambung/Pino Tidak Komersil Tanggo Raso/Pino Raya Tidak Komersil Selali/Pino Raya Tidak Komersil Maras, Keban Jati/Air Nipis Tidak Komersil Ketaping/Manna Tidak Komersil Sumber : Kantor Pariwisata dan Informasi Daerah Kab. Bengkulu Selatan tahun 2009 Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan I-29 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan 1.4 ISU STRATEGIS Mencermati data dan fakta di lapangan serta cermatan analisis terhadap data-data sekunder memberikan gambaran mengenai issu penting terkait rencana penataan ruang Kabupaten Bengkulu Selatan, diantaranya adalah : 1. Lokasi strategis Kabupaten Bengkulu Selatan sebagai pusat pelayanan jasa dan perdagangan bagi wilayah di sekitarnya Kabupaten Bengkulu Selatan diapit oleh dua kabupaten lain yaitu Kabupaten Seluma dan Kabupaten Kaur. Kondisi saat ini sebagian besar masyarakat Kabupaten Kaur dan Kabupaten Seluma yang tinggal di perbatasan dengan wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan lebih memilih untuk memenuhi kebutuhan hidupnya seperti berbelanja dan pemenuhan kebutuhan lainnya di wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan. Hal ini disebabkan karena akses pencapaian ke pusat perdagangan dan jasa di wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan lebih mudah dan dekat jika dibandingkan dengan jarak ke ibukota kabupaten masing-masing, sehingga menjadikan wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan sebagai lokasi yang strategis sebagai pusat pelayanan jasa dan perdagangan bagi wilayah di sekitarnya. 2. Adanya kerusakan lingkungan dan perambahan hutan lindung. Kerusakan lingkungan dan hutan lindung yang cukup tinggi salah satunya diakibatkan karena di kawasan hutan lindung banyak terjadi pembalakan/perambahan. Perambahan terhadap hutan yang ada di Kabupaten Bengkulu Selatan antara lain terjadi di : - Hutan Lindung Bukit Sanggul dari luas hutan kurang lebih 7.982 Ha terjadi perambahan seluas kurang lebih 2.395 Ha. - Hutan Lindung Raja Mandara dari luas hutan kurang lebih 20.727 Ha terjadi perambahan seluas kurang lebih 6.218 Ha. - Hutan Lindung Bukit Riki dari luas hutan kurang lebih 4.370 Ha terjadi perambahan seluas kurang lebih 1.311 Ha. Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan I-30 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan 3. Masih rendahnya pengembangan infrastruktur - Rendahnya pengembangan infrastruktur di Kabupaten Bengkulu Selatan salah satunya disebabkan karena belum meratanya pembangunan infrastruktur seperti jaringan jalan di setiap kecamatan, terutama di daerah transmigrasi, sehingga aksesibilitas masyarakat dan pertumbuhan ekonomi menjadi terhambat. - Terbatasnya daya dan infrastruktur kelistrikan yang disebabkan karena saat ini untuk suplai listrik hanya mengandalkan satu sumber saja yaitu PLTD. - Persampahan (baik pengelolaan maupun infrastrukturnya) belum memiliki sistem yang baik. 4. Kabupaten Bengkulu Selatan sebagai daerah tertinggal dan rawan bencana Berdasarkan SK Menteri PDT No. 1 Tahun 2005, Kabupaten Bengkulu Selatan ditetapkan sebagai salah satu kabupaten daerah tertinggal di Indonesia. Selain itu wilayah Bengkulu Selatan merupakan wilayah yang rawan bencana. Bencana alam yang pernah terjadi di wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan adalah gempa bumi, tanah longsor dan banjir. Berdasarkan data, wilayah di Kab. Bengkulu Selatan yang memiliki kerawanan terhadap bencana gempa bumi adalah : - Rawan gempa bumi : pada wilayah yang berhadapan langsung dengan Samudera Indonesia seperti Kecamatan Pasar Manna. - Rawan tanah longsor : di Kecamatan Pino Raya, Ulu Manna dan Kedurang Ilir - Rawan banjir : Lokasi rawan banjir di Bengkulu Selatan adalah di sekitar Air Manna 5. Pengembangan potensi pariwisata belum maksimal. Potensi pariwisata yang ada di Kabupaten Bengkulu Selatan meliputi wisata alam, pantai, air terjun dan situs/peninggalan bersejarah dengan jumlah sekitar 22 buah. Namun potensi wisata di Kabupaten Bengkulu Selatan masih banyak yang belum dikembangkan. Saat ini hanya Pantai Wisata Pasar Bawah saja yang pengelolaannya dilakukan secara komersil sebagai masukan bagi PAD, sedangkan Pantai Muara Kedurang dan Air Terjun Geluguran pengelolaannya dilakukan saat tertentu saja (insidentil) seperti saat hari libur atau hari besar, dan untuk potensi-potensi wisata yang lainnya belum benar-benar dikelola sebagai lokasi objek wisata. Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan I-31 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan 6. Belum berkembangnya kawasan strategis perkotaan maupun pedesaan Di wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan yang disebut sebagai kawasan strategis perkotaan adalah Kecamatan Kota Manna , Pasar Manna dan Kecamatan Manna. Sementara yang disebut sebagai kawasan strategis pedesaan meliputi wilayah Kecamatan Seginim, Air Nipis, Kedurang dan Kedurang Ilir. Kawasan pedesaan tersebut juga ditetapkan sebagai kawasan agropolitan sesuai penetapan Menteri Pertanian dan sebagai kawasan minapoltan (kawasan andalan dengan fungsi perikanan darat) sesuai penetapan Kementrian Kelautan dan Perikanan. Saat ini perkembangan kawasan strategis perkotaan dan pedesaan di Bengkulu Selatan belum berkembang secara optimal. Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan I-32 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan 2.1 Perumusan Tujuan Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten merupakan arahan perwujudan ruang wilayah kabupaten yang ingin dicapai pada masa yang akan datang. Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten memiliki fungsi : sebagai dasar untuk menformulasikan kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten; memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama dalam RTRW kabupaten; dan; sebagai dasar dalam penetapan arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten. Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten dirumuskan berdasarkan : visi dan misi pembangunan wilayah kabupaten; karakteristik wilayah kabupaten; isu strategis; dan kondisi objektif yang diinginkan. Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten dirumuskan dengan kriteria: tidak bertentangan dengan tujuan penataan ruang wilayah provinsi dan nasional; jelas dan dapat tercapai sesuai jangka waktu perencanaan; dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan II - 1 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan Berdasarkan pertimbangan terhadap uraian diatas, maka tujuan penataan ruang Kabupaten Bengkulu Selatan diarahkan sebagai berikut : “Terwujudnya pembangunan Kabupaten Bengkulu Selatan yang merata dan terpadu yang berbasis agropolitan, pariwisata serta mitigasi bencana yang berkelanjutan untuk 20 tahun ke depan” 2.2 Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Untuk mencapai tujuan diatas, maka kebijakan dan strategi yang akan dilaksanakan meliputi: Kebijakan 1 : Peningkatan aksesibilitas dengan pemerataan sarana prasarana di seluruh wilayah kabupaten dengan strategi sebagai berikut : 1. Membangun, meningkatkan dan memelihara kualitas jaringan transportasi ke seluruh bagian wilayah kabupaten dan menuju ke kabupaten yang berbatasan. 2. Mengembangkan pembangkit tenaga listrik dan memanfaatkan sumber energi baru dan terbarukan yang tersedia serta memperluas jaringan transmisi dan distribusi tenaga listrik. 3. Menyediakan fasilitas pelayanan sosial ekonomi (kesehatan, pendidikan, air bersih, pasar, dll) secara merata. Kebijakan 2 : Pemeliharaan dan Perwujudan Kelestarian Lingkungan Hidup serta mengurangi resiko bencana alam dengan strategi sebagai berikut : 1. Mempertahankan 40% luasan kawasan hutan di Kabupaten Bengkulu Selatan 2. Mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah menurun kualitasnya dengan upaya reboisasi dan penghijauan. 3. Mencegah perusakan lingkungan hidup lebih lanjut melalui perijinan, insentif dan disinsentif pengendalian pemanfaatan ruang. 4. Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya alam untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup serta mengurangi resiko bencana. Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan II - 2 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan Kebijakan 3 : Pengoptimalan kawasan budidaya sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan dengan strategi sebagai berikut: 1. Membatasi konversi lahan pertanian irigasi teknis untuk kegiatan budidaya lainnya. 2. Mengoptimalkan pemanfaatan lahan-lahan tidur untuk kegiatan produktif 3. Mengembangkan kawasan budidaya pertanian sesuai dengan kemampuan dan kesesuaian lahannya 4. Mengoptimalkan pemanfaatan kawasan budidaya pesisir untuk meningkatkan daya saing dan perekonomian masyarakat. Kebijakan 4 : Peningkatan produktifitas sektor-sektor unggulan sesuai dengan daya dukung lahan dengan strategi sebagai berikut: 1. Memperluas jaringan irigasi dan mempertahankan pertanian irigasi teknis 2. Diversifikasi komoditi pertanian untuk mendukung pengembangan sektor sekunder 3. Meningkatkan produktivitas sub sektor perikanan di sepanjang wilayah pantai dan perikanan darat (minapolitan) di Kabupaten Bengkulu Selatan. 4. Mengembangkan kawasan agropolitan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Kebijakan 5 : Pembukaan peluang investasi dalam rangka meningkatkan perekonomian wilayah. dengan strategi sebagai berikut : 1. Mempermudah mekanisme perizinan dan birokrasi untuk iklim usaha 2. Menyediakan informasi, sarana dan prasarana penunjang investasi 3. Meningkatkan akses masyarakat ke sumber pembiayaan. Kebijakan 6 : Pengoptimalan potensi-potensi pariwisata dalam rangka meningkatkan perekonomian wilayah. dengan strategi sebagai berikut : 1. Mengelola objek-objek wisata yang telah ada agar bisa menjadi daya tarik masyarakat 2. Mengembangkan infrastruktur dan prasarana pariwisata sebagai penunjang objek wisata. 3. Mendorong investasi dan partisipasi swasta dan masyarakat dalam pengembangan dan pengelolaan objek dan daya tarik wisata. Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan II - 3 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan II - 4 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan 3.1 Rencana Sistem Perkotaan Wilayah Kabupaten Secara garis besar rencana sistem perkotaan wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan dirumuskan berdasarkan beberapa pertimbangan yaitu : 1. Tujuan dasar penataan ruang adalah agar tercipta sistem ruang yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan. Bila dijabarkan lebih lanjut pengertian produktif dan berkelanjutan dalam konteks struktur ruang dimaknai sebagai suatu sistem dan hubungan fungsional antar pusat perkotaan yang efektif, efisien, mendorong peningkatan potensi masing-masing pusat (kawasan) secara berkelanjutan dengan tetap menjaga keseimbangan alam. 2. Kondisi objektif hirarki pusat-pusat permukiman eksisting, kebijakan penataan ruang nasional dan provinsi yang menempatkan Kota Manna sebagai PKW dan Masat sebagai PKL. Hirarki pusat-pusat permukiman saat ini (eksisting) adalah sebagai berikut : a. Kawasan permukiman perkotaan (ibukota kecamatan) : - Kayu Kunyit - Kota Manna - Pasar Manna MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN III - 1 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan b. Kawasan permukiman pedesaan (ibukota kecamatan) : - Simpang Pino - Tanjung Negara - Suka Negeri - Pasar Baru - Seginim - Masat - Pasar Pino - Gindo Suli - Lubuk Ladung 3. Salah satu peranan rencana penataan ruang adalah untuk menciptakan keseimbangan pembangunan antar wilayah (kecamatan) dan sekaligus mengantisipasi pertumbuhan pembangunan yang terkonsentrasi pada pusat kota (ibukota kabupaten) atau pada kawasan tertentu saja. Hal ini juga berkenaan dengan penciptaan sistem pusat-pusat kota yang berjenjang sehingga terbangun suatu sistem perkotaan yang efektif dan efisien. Oleh karena itu terdapat pusat-pusat permukiman yang perlu didorong pertumbuhannya dan ada pula yang hanya cukup dikendalikan sesuai potensinya, bahkan mungkin dibatasi. Untuk sistem perkotaan Bengkulu Selatan, pusat-pusat perkotaan yang perlu didorong ataupun dikendalikan pertumbuhannya adalah : a. Manna, kawasan perkotaan Manna yang terdiri dari 3 wilayah yaitu Manna, Kota Manna dan Pasar Manna merupakan wilayah yang saat ini pertumbuhannya perlu didorong namun di satu sisi juga perlu dibatasi. Perlu didorong mengingat statusnya sebagai PKW, namun sarana dan prasarana yang ada saat ini belum memadai sebagai kota dengan status PKW. Sementara juga perlu dibatasi agar pembangunanpembangunan di masa mendatang tidak merusak lingkungan karena pembangunan yang ada harus tetap melihat daya dukung dan daya tampung lingkungannya. b. Kota dengan status sebagai PPL, kota-kota ini harus didorong pertumbuhannya agar pembangunan lebih merata dan dapat dirasakan oleh semua pihak. 4. Pembangunan jaringan jalan juga dibatasi sedemikian rupa tanpa mengurangi aksesibilitas antar pusat-pusat demi menjaga kualitas dan kelestarian hutan lindung dan cagar alam 5. Untuk mendukung kegiatan pariwisata, mitigasi bencana, mobilisasi hasil produksi laut, pertanian, perkebunan dan kehutanan serta komoditas unggulan lainnya perlu dilakukan percepatan pembangunan prasarana transportasi. MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN III - 2 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan Berdasarkan pertimbangan di atas, maka rencana sistem perkotaan di wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan adalah sebagaimana yang terlihat pada tabel di bawah ini. Tabel 3.1 Rencana Sistem Perkotaan Kabupaten Bengkulu Selatan, Tahun 2030 No Ibukota Kecamatan Hirarki Fungsi Fungsi Utama 1. Manna (Kecamatan Kota Manna) PKW Pusat Pemerintahan Pusat Perdagangan dan jasa Pusat Pelayanan Pendidikan ,Kesehatan. Permukiman perkotaan Industri Pengolahan hasil Pertanian dan Rumah Tangga Pertambangan Batu Hias Pasar Bawah (Kecamatan Pasar Manna) PKW 3. Kayu Kunyit (Kecamatan Manna) PKW `4. Masat (Kecamatan Pino) PKL 5. Pasar Baru (Kecamatan Seginim) PKL 6. Pasar Pino (Kecamatan Pino Raya) PKL 7. Simpang Pino (Kecamatan Ulu Pino) PPK Pariwisata Permukiman perkotaan Pengembangan sub sektor Perikanan Industri pengolahan hasil Pertanian dan Rumah Tangga Permukiman perkotaan Pertambangan (golongan c) Perkebunan dan sub sektor pertanian Pariwisata Indutri pertanian dan pengolahan rumah tangga. Pusat Agro Industri Pusat Agropolitan Perkebunan Pertanian Permukiman perdeesaan Pertambangan Perternakan Perikanan Darat Pertanian Tanaman Pangan Perkebunan Permukiman pedesaan Pertambangan Perkebunan Pertanian Perkinaan Perternakan Kehutanan Permukiman pedesaan Pertambangan Galian C Pertambangan Pertanian Perkebunan Kawasan Hutan Konservasi Perternakan Pertambangan 2. MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN III - 3 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan No Ibukota Kecamatan Hirarki Fungsi 8. Lubuk Ladung (Kecamatan Kedurang Ilir) PPK 9. Gindo Suli (Kecamatan Bunga Mas) PPL 10. Tanjung Negara (Kecamatan Kedurang) PPL 11. Suka Negeri (Kecamatan Air Nipis) PPL Sumber : Analisis Tim RTRW 3.2 Fungsi Utama Pariwisata Permukiman Perdesaan Pertambangan Golongan C Pertanian Agroindustri Perkebunan Perikanan Pertambangan Perternakan Permukiman pedesaan Pertambangan Golongan C Pekebunan Pariwisata buatan Industri Pengelolah Hasil Pertanian Permukiman pedesaan Pertambangan Golongan C Pertanian Perkebunan Kawasan hutan konversi Perternakan Perikanan darat Permukiman pedesaan Pertambangan Perkebunan Pertanian Perikanan Peternakan Kehutanan Permukiman pedesaan Pertambangan Pertambangan Rencana Sistem Jaringan Prasarana 3.2.1 Rencana Sistem Jaringan Transportasi Rencana Pengembangan Jaringan Jalan Sebelum merumuskan rencana pengembangan jaringan jalan, perlu kiranya disampaikan terlebih dahulu sistem jaringan jalan yang ada dan dikaitkan dengan rencana sistem pusatpusat perkotaan, sebagaimana yang akan dijelaskan di bawah ini. MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN III - 4 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan 1. Jaringan jalan nasional yang ada di Kabupaten Bengkulu Selatan meliputi : Tabel 3.2 Panjang Ruas (Km) 14.770 Fungsi Jalan No 1. Nama Ruas Maras – Sp. Kurawan (Manna) 2. Sp. Kurawan – K. Bupati (Manna) 4.110 Kolektor 1 3. K. Bupati – Jln. Samsul Bahrun (Manna) 5.720 Kolektor 1 4. Sp. Rukis (Manna) – Tanjung Kemuning 40.700 Kolektor 1 5. Jln. Iskandar Baksir (Manna) 1.450 Kolektor 1 6. Manna – Tanjung Sakti (Bts Prov. Sumsel) 40.852 Kolektor 1 7. Jln. A. Yani (Manna) 2.875 Kolektor 1 Total Kabupaten Bengkulu Selatan Kolektor 1 110.477 Sumber : KepMenPU No. 630/Kpts/M/2009 No. 631/Kpts/M/2009 - Ruas jalan Provinsi di Kabupaten Bengkulu Selatan Panjang Ruas (Km) 22.700 Status Jalan No 1. Nama Ruas Kelutum-Simpang Pino 2. Masat – SP. GD Agung 10.400 Jln. Propinsi 3. SP. III Kayu Kunyit – GD. Agung PLK Bengkerung 23.400 Jln. Propinsi 4. PLK Bengkerung – Sukarmi – Batu Ampar 14.000 Jln. Propinsi 5. SP. Kedurang – KB. Agung – Batu Ampar 20.300 Jln. Propinsi 6. Kurawan – Pinju Layang – PD. Lebar 14.400 Jln. Propinsi 7. Manna – BTS. Sumsel 40.700 Jln. Propinsi 8. Jl. A. Yani (Manna) 2.800 Jln. Propinsi 9. Jl. Veteran (Manna) 1.900 Jln. Propinsi 10. Jl. SMEA N (Manna) 2.700 Jln. Propinsi 11. Jl.Kol. Berlian (Manna) 1.400 Jln. Propinsi 12. Jl. P. Marzuki (Manna) 1.000 Jln. Propinsi 13. Jl. Bukhari (Manna) 0.700 Jln. Propinsi 14. Jl. Pasar Bawah – Manggul (Manna 3.700 Jln. Propinsi 15. Jl. Gerak Alam (Manna) 3.700 Jln. Propinsi Jln. Propinsi Sumber : Surat Keputusan Gubernur Bengkulu MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN III - 5 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan 2. Jalan Nasional lain melintas kedurang ilir sampai Pino Raya yang melintasi Pusat Porkotaan. - Gindo Suli (PPL) Bunga Mas - Kayu Kunyit (PKW) Manna - Pasar Manna (PKW) Pasar Manna - Kota Manna (PKW) Kota Manna - Pasar Pino (PKL) Pino Raya 3. Jaringan Jalan Kabupaten selain ruas jalan Nasional dan jalan Propinsi, selebihnya adalah jalan Kabupaten yang secara status terdapat 220 ruas jalan dengan panjang ruas 548,54 km. Berdasarkan pertimbangan diatas, maka rencana pengembangan jaringan jalan di Kabupaten Bengkulu Selatan adalah sebagai berikut : 1. Jalan Kolektor Primer yang berstatus jalan lintas nasional dan jalan provinsi yaitu yang menghubungkan simpul-simpul : a. Gindo Suli (PPL) – Kayu Kunyit (PKW) b. Kayu Kunyit (PKW) – Pasar Bawah (PKW) c. Pasar Bawah (PKW) – Kota Manna (PKW) d. Kota Manna (PKW) – Pasar Pino (PKL) e. Pasar Pino (PKL) – Tais (Kabupaten Seluma) f. Kota Manna (PKW) – Masat (PKL) g. Masat (PKL) – Simpang Pino (PPK) 2. Jalan Lokal Primer yang berstatus sebagai jalan kabupaten menghubungkan simpulsimpul a. Kota Manna (PKW) – Manna (PKW) – Bunga Mas (PPL) (Kurawan – Pusat Pemerintahan – Gn. Ayu – Jeranglah – Tumbuk Tebing) b. Masat (PKL) – Pasar Baru (PKL) c. Pasar Baru (PKL) – Tanjung Negara (PPL) d. Masat (PKL) – Pasar Pino (PKL) e. Pasar Pino (PKL) – Simpang Pino (PPK) f. Kurawan (PKL) – Pusat Pemerintahan – Gn. Ayu (PKW) – Tb. Tebing (PKL) MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN III - 6 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan 3. Jalan Lingkungan Primer yang berstatus sebagai jalan kabupaten menghubungkan simpul : Pasar Baru (PKL) – Sukanegeri (PPL) 4. Jalan yang menghubungkan Kabupaten Bengkulu Selatan dengan kabupaten berbatasan, yaitu : a. Desa Palasiring (Kab. Bengkulu Selatan) – Desa Bungin Tambun (Kab. Kaur), b. Jalan dari Dusun Talang Tinggi, Karang Cayo (Kab. Bengkulu Selatan) - Gunung Mesir (Kab. Seluma) c. Jalan dari Desa Cinto Mandi, Kec. Pino Raya (Kab. Bengsel) – Desa Jembat Akar (Kab. Seluma) Rencana Pengembangan Terminal Dengan memperhatikan rencana struktur ruang yang telah dirumuskan, rencana pengembangan sistem jaringan jalan dan keberadaan terminal yang ada (eksisting), jenis dan kelas pelayanannya, rencana pengembangan terminal angkutan penumpang untuk Kabupaten Bengkulu Selatan adalah sebagai berikut : 1. Terminal Tipe B (Gunung Ayu) di Kota Manna (PKW) ; bersifat pengembangan 2. Terminal Tipe C di Masat (PKL) ; bersifat pembangunan 3. Terminal Tipe C di Tanjung Negara (PPL) dan Pasar Baru (PKL) ; bersifat pembangunan. Mengingat kegiatan ekonomi masyarakat yang bersifat primer dan membutuhkan angkutan barang, maka fungsi terminal penumpang sebagaimana dimaksud di atas sebaiknya digabung menjadi satu kesatuan. Untuk Masat sebagai pusat agroindustri dapat saja dikembangkan sub terminal agroindustri yang diintegrasikan sebagai terminal penumpang. MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN III - 7 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN III - 8 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan Rencana Pengembangan Pelabuhan Nelayan Rencana pengembangan pelabuhan nelayan dilakukan dengan pertimbangan untuk meningkatkan aksesibilitas, mendukung kegiatan ekonomi dan pengembangan kawasan dan dengan memperhatikan kebijakan pembangunan daerah, fungsi, skala pelayanan dan keberadaan pelabuhan yang ada. Pelabuhan memiliki peran sebagai : a. Simpul dalam jaringan transportasi sesuai dengan hirarkinya b. Pintu gerbang kegiatan perekonomian c. Tempat kegiatan alih moda transportasi d. Penunjang kegiatan industri dan/atau perdagangan e. Tempat distribusi, produksi dan konsolidasi muatan atau barang, dan f. Mewujudkan wawasan nusantara dan kedaulatan negara Hirarki peran dan fungsi pelabuhan laut sesuai dengan PP No. 61 Tahun 2009 tentang Tatanan Kepelabuhan adalah : a. Pelabuhan utama b. Pelabuhan Pengumpul, dan c. Pelabuhan pengumpan Berdasarkan hirarki dan fungsi pelabuhan laut seperti yang diuraikan diatas, rencana pengembangan pelabuhan di Kabupaten Bengkulu Selatan adalah peningkatan fungsi Pelabuhan Nelayan Pasar Bawah di Kecamatan Pasar Manna menjadi pelabuhan pengumpan lokal. 3.2.2 Rencana Sistem Jaringan Listrik Sumber energi listrik di Kabupaten Bengkulu Selatan adalah PLTD dengan gardu induk berada di Kecamatan Kota Manna. Kondisi faktual saat ini adalah suplai listrik untuk Kabupaten Bengkulu Selatan berada dalam kondisi yang terbatas. Hal ini disebabkan karena keterbatasan kapasitas pembangkit yang tersedia tidak mampu melayani permintaan akan listik yang semakin meningkat setiap tahunnya. Kabupaten Bengkulu Selatan memiliki 4 (empat) PLN Sub Ranting untuk pendistribusian daya listrik ke konsumen di Kabupaten Bengkulu Selatan, yaitu : Sub Ranting Manna, Sub MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN III - 9 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan Ranting Kedurang, Sub Ranting Masat dan Sub Ranting Kelutum dengan total pemakaian listrik pada tahun 2008 sebesar 17.884.883 Kwh yang melayani 17.503 pelanggan. Mengingat akan terjadinya perubahan struktur ekonomi wilayah yang saat ini didominasi sektor primer akan bergeser ke kegiatan sekunder dan tersier, maka untuk kegiatan sekunder (industri) diperlukan adanya pasokan listrik yang memadai dan stabil. Hal ini menjadi tantangan bagi Kabupaten Bengkulu Selatan karena kondisi pasokan listrik saat ini mengalami kekurangan suplai (defisit). Pemenuhan kebutuhan listrik tersebut dilakukan melalui pemulihan kinerja PLTD yang ada serta rencana pembangunan SUTT 150 KV Pagar Alam – Manna dan pembangunan gardu induk di Masat, Kecamatan Pino. MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN III - 10 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan Tabel 3.3 Prediksi Kebutuhan Sarana Listrik Di Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun 2030 Jumlah Total Rumah No Kecamatan 2030 Kavling Besar (2300 -1,000 m2) Jumlah Rumah (Unit) Kebutuhan Listrik 1Unit 1,3 KVA Kavling Sedang (100- 300 m2) Jumlah Rumah (Unit) Kebutuhan Listrik 1Unit 0,9 KVA Kavling Kecil (< 60 -100 m2) Jumlah Rumah (Unit) Total Kebutuhan Listrik Perumahan Kebutuhan Listrik 1Unit 0,5 KVA Fasilitas Sosial dan Umum Per kantoran Industri Perda gangan dan Jasa Penera ngan Jalan Keb. Total 1 Kedurang 16694 333.88 434.04 1001.64 901.48 2003.28 1001.64 2337.16 233.72 233.72 350.57 467.43 116.86 3739.46 2 Seginim 22977 459.54 597.40 1378.62 1240.76 2757.24 1378.62 3216.78 321.68 321.68 482.52 643.36 160.84 5146.85 3 Pino 16904 338.08 439.50 1014.24 912.82 2028.48 1014.24 2366.56 236.66 236.66 354.98 473.31 118.33 3786.50 4 Manna 18237 364.74 474.16 1094.22 984.80 2188.44 1094.22 2553.18 255.32 255.32 382.98 510.64 127.66 4085.09 5 Kota Manna 34400 688.00 894.40 2064.00 1857.60 4128.00 2064.00 4816.00 481.60 481.60 722.40 963.20 240.80 7705.60 6 Pino Raya 25714 514.28 668.56 1542.84 1388.56 3085.68 1542.84 3599.96 360.00 360.00 539.99 719.99 180.00 5759.94 7 Kedurang Ilir 10607 212.14 275.78 636.42 572.78 1272.84 636.42 1484.98 148.50 148.50 222.75 297.00 74.25 2375.97 8 Air Nipis 14430 288.60 375.18 865.80 779.22 1731.60 865.80 2020.20 202.02 202.02 303.03 404.04 101.01 3232.32 9 Ulu Manna 11143 222.86 289.72 668.58 601.72 1337.16 668.58 1560.02 156.00 156.00 234.00 312.00 78.00 2496.03 10 Bunga Mas 8819 176.38 229.29 529.14 476.23 1058.28 529.14 1234.66 123.47 123.47 185.20 246.93 61.73 1975.46 11 Pasar Manna 24057 20398 1 481.14 625.48 1443.42 1299.08 2886.84 1443.42 3367.98 336.80 336.80 505.20 673.60 168.40 5388.77 4079.62 5303.51 12238.86 11014.97 24477.72 12238.86 28557.34 2855.73 2855.73 4283.60 5711.47 1427.87 45691.74 Jumlah Sumber : Hasil Analisis MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN III - 11 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN III - 12 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan 3.2.3 Rencana Pengembangan Jaringan Telekomunikasi Salah satu modal daerah untuk menarik investasi dan sekaligus meningkatkan perkonomian wilayah adalah tersedianya infrastruktur telekomunikasi yang memadai. Stasiun telkom di Kabupaten Bengkulu Selatan terletak di Kecamatan Kota Manna. Saat ini telekomunikasi nirkabel juga sudah tumbuh dan berkembang di Kabupaten Bengkulu Selatan, dimana sampai tahun 2007 sudah beroperasi 4 operator telekomunikasi nirkabel. Mengingat besarnya peran telekomunikasi memerlukan dukungan dari teknologi infomasi seperti telepon nirkabel dan internet, maka pengelolaan infrastruktur telekomunikasi yang cenderung berteknologi tinggi ini perlu lebih baik lagi seperti perlunya penggunaan bersama BTS (join provider). Satu BTS dapat digunakan secara bersama dari 3-7 provider. Efisiensi ini tidak saja akan mengurangi biaya masing-masing provider tapi juga akan menciptakan estetika permukiman dan pengurangan dampak negatif dari sistem BTS tersebut seperti pengurangan sebaran (radius) radiasi dari pancaran elektromagnetik BTS tersebut. Lokasi BTS di Kabupaten Bengkulu Selatan terdapat di Kecamatan Kota Manna, Pasar Manna, Pino, Pino Raya, Seginim, Ulu Manna, Kedurang dan di Kecamatan Bunga Mas. Dalam rangka pengaturan dan penataan bangunan menara Telekomunikasi di masa yang akan datang, maka Kabupaten Bengkulu Selatan di harapkan secepatnya menyusun Perda tentang Pengaturan, Penataan dan izin mendirikan bangunan menara Telekomonikasi. Selain telepon nirkabel, pengembangan prasarana telekomunikasi juga dilakukan dengan melakukan pengembangan jaringan internet ke seluruh kantor kecamatan dan lembaga pelayanan publik lainnya karena pemanfaatan teknologi informasi ini juga akan meningkatkan profesionalitas, efisiensi, efektifitas dan akuntabilitas kerja pemerintahan, baik secara internal maupun eksternal. Berdasarkan pertimbangan diatas, pengembangan prasarana telekomunikasi di Kabupaten Bengkulu Selatan diarahkan sebagai berikut : 1. Penambahan kapasitas sentral telepon 2. Penambahan kabel primer dan sekunder 3. Untuk perluasan jaringan maka pemerintah daerah perlu menyediakan ruang untuk mendirikan tiang 4. Penambahan tower relay dari pemasangan sejumlah microcell di daerah yang diperkirakan akan terjadi blackspot. MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN III - 13 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan 5. Menyebarkan fasilitas telekomunikasi umum, seperti telepon umum dan warung telekomunikasi di tempat strategis. MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN III - 14 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN III - 14 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan 3.2.4 Rencana Pengembangan Sumberdaya Air A. Jaringan Air Minum Dengan menggunakan standar kebutuhan air minum sebesar 120 liter/orang/hari, maka air minum minimal yang harus disediakan pada akhir tahun perencanaan (tahun 2030) adalah sebesar 186,73 liter/detik. Pada saat ini kapasitas produksi PDAM baru mencapai 157,5 liter/detik, berarti hingga tahun 2030 diperlukan tambahan kapasitas untuk memenuhi kebutuhan air bersih pada tahun-tahun yang akan datang agar kebutuhan akan air bersih dapat ditangani yaitu dengan mencari sumber-sumber air bersih untuk mendukung agar pembangunan di Kabupaten Bengkulu Selatan dapat berkembang dengan baik. Saat ini terdapat 3 lokasi Sumber Pengolahan Air Minum (SPAM) yang ada di Kabupaten Bengkulu Selatan yang masih aktif beroperasi, yakni : 1. SPAM Manna; debit air 70 liter/detik, melayani 2.712 sambungan 2. SPAM Seginim; debit air 10 liter/detik, melayani 425 sambungan 3. SPAM Kedurang, debit air 5 liter/detik, melayani 420 sambungan Wilayah yang sudah terlayani jaringan PDAM di Kabupaten Bengkulu Selatan adalah wilayah perkotaan (Manna, Pasar Manna dan Kota Manna) dan wilayah di Kecamatan Kedurang serta Air Nipis. Sementara wilayah lain yang belum terlayani oleh PDAM sumber air bersihnya berasal dari air sumur. Rencana pengembangan sumber daya air ke depan untuk Kabupaten Bengkulu Selatan adalah sebagai berikut : Kemampuan intake harus ditambah dengan memanfaatkan sumber mata air yang ada dan masih dapat diandalkan tetapi harus disertai dengan pengelolaan daerah hulu yang benar agar beban dan biaya pengolahan air menjadi kecil Kapasitas produksi pengolahan air perlu dikembangkan sesuai dan bersamaan dengan penambahan kemampuan sistem transmisi. Pembuatan instalasi pengolahan air regional yang akan dimanfaatkan bersama oleh Pemerintah Kabupaten Bengkulu Selatan dengan memanfaatkan sumber mata air (air terjun). Adapun perkiraan kebutuhan air bersih untuk penduduk di Kabupaten Bengkulu Selatan pada tahun 2030 dapat dilihat pada Tabel 3.4. MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN III - 15 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan Tabel 3.4 Prediksi Kebutuhan Sarana Air Bersih Di Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun 2030 No 1 2 3 4 5 Jenis Sarana Standar Keb. Air Bersih (ltr/unit/hari) Sarana Pendidikan TK SD SLTP SLTA Perguruan Tinggi Sarana Kesehatan Rumah Sakit Puskesmas BKIA + RS Bersalin Balai Pengobatan Sarana Peribadatan Masjid Agung Mushola Sarana Perdagangan Pasar Sarana Pemerintahan dan Pelayanan Umum Pos Polisi Kantor Kelurahan/Desa Pemadam Kebakaran Kantor Pos Kantor Polisi Kantor Kecamatan MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN 2015 Jml Fas. (unit) 2020 Keb. (ltr/hari) Jml Fas. (unit) 2025 Keb. (ltr/hari) Jml Fas. (unit) 2030 Keb. (ltr/hari) Jml Fas. (unit) Keb. (ltr/hari) 300 1000 1500 1500 1500 158 26 6 5 2 47400 26000 9000 7500 3000 172 29 7 6 2 51600 29000 10500 9000 3000 187 31 7 6 3 56100 31000 10500 9000 4500 204 34 8 7 3 61200 34000 12000 10500 4500 10000 1500 1000 300 1 1 5 53 10000 1500 5000 15900 1 1 6 57 10000 1500 6000 17100 1 2 6 62 10000 3000 6000 18600 1 2 7 68 10000 3000 7000 20400 5000 300 5 634 25000 190200 6 689 30000 206700 6 750 30000 225000 7 816 35000 244800 5000 5 25000 6 30000 6 30000 7 35000 100 300 1000 1000 1000 1000 21 21 2 1 5 3 2100 6300 2000 1000 5000 3000 23 23 2 1 6 3 2300 6900 2000 1000 6000 3000 25 25 2 2 6 4 2500 7500 2000 2000 6000 4000 27 27 2 2 7 4 2700 8100 2000 2000 7000 4000 III - 16 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan Standar Keb. Air Bersih (ltr/unit/hari) 2015 1000 1000 1000 100 6 Kantor Telkom Kantor PLN Kantor PDAM Kuburan Sarana Kebudayaan dan Rekreasi Jml Fas. (unit) 1 1 8 1 1000 1000 1000 1000 7 Gedung Bioskop Gedung Serbaguna Gedung Kesenian Perpustakaan Sarana Olahraga dan Kaw.Terbuka No Jenis Sarana Taman Lingkungan Taman Kecamatan Lapangan Olahraga Perumahan Tipe A (54–200 m²) Tipe B (200–600 m²) Tipe C (600–2.000 m²) 9 Kebutuhan Air Bersih 10 Kebocoran (15%) 11 Cadangan (10%) Total Keb. Air Bersih (Lt/hr) Total Keb. Air Bersih (Lt/detik) Sumber : Hasil Analisis 2020 1000 1000 8000 100 Jml Fas. (unit) 1 1 9 1 8 8 8 8 8000 8000 8000 8000 100 1000 10000 63 1 8 300 300 300 19009 9504 3168 Keb. (ltr/hari) 2025 Keb. (ltr/hari) Jml Fas. (unit) 2030 Keb. (ltr/hari) Jml Fas. (unit) Keb. (ltr/hari) 1000 1000 9000 100 2 2 9 2 2000 2000 9000 200 2 2 10 2 2000 2000 10000 200 9 9 9 9 9000 9000 9000 9000 9 9 9 9 9000 9000 9000 9000 10 10 10 10 10000 10000 10000 10000 6300 1000 80000 69 1 9 6900 1000 90000 75 2 9 7500 2000 90000 82 2 10 8200 2000 100000 5702700 2851200 950400 10018600 1502790 1001860 12523250 20681 10340 3447 6204300 3102000 1034100 10911000 1636650 1091100 13638750 22499 11250 3750 6749700 3375000 1125000 11856100 1778415 1185610 14820125 24478 12239 4080 7343400 3671700 1224000 12906700 1936005 1290670 16133375 8 MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN 15% 10% 144.95 157.86 III - 17 171.53 186.73 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN III - 18 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan B. Jaringan Irigasi Sebagian besar wilayah di Kabupaten Bengkulu Selatan merupakan wilayah pertanian sehingga di Kabupaten Bengkulu Selatan banyak terdapat jaringan irigasi baik berupa jaringan irigasi teknis maupun jaringan irigasi non teknis. Jaringan irigasi teknis terutama terdapat di wilayah yang merupakan sentra pertanian seperti di Kecamatan Seginim, Pino, Air Nipis dan Kecamatan Kedurang. Dari seluruh jaringan irigasi yang ada, jaringan/saluran irigasi teknis yang utama yang terdapat di Kabupaten Bengkulu Selatan terdiri dari 4 saluran, yakni : 1. Bendungan Air Endelengau Ganjuah di Kecamatan Pino 2. Bendungan Nipis Kanan di Kecamatan Air Nipis dan Kecamatan Seginim 3. Bendungan Nipis Kiri di Kecamatan Air Nipis dan Kecamatan Seginim 4. Bendungan Selebang di Kecamatan Kedurang dan Kedurang Ilir MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN III - 19 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN III - 20 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan 3.2.5 Rencana Sistem Jaringan Prasarana Lainnya Pengelolaan Sampah Penanganan terhadap sampah memerlukan penelitian yang cukup besar mengingat jumlah sampah yang akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk perkotaan, serta dampak yang akan ditimbulkannya apabila tidak ditangani secara tepat. Selain pengangkutan dan pengelolaan sampah, penyediaan dan lokasi pembuangan sampah merupakan kebutuhan bagi suatu wilayah. Secara garis besar pengelolaan sampah dapat dirinci sebagai berikut : a. Pemilahan ; dari sumber/asal sampah telah dilakukan pemisahan antara sampah organik dengan sampah anorganik di TPS sebelum dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir (TPA) b. Pengolahan : dilakukan pengomposan untuk sampah organik dan dilakukan prinsip 3R (reduce, reuse dan recycle) untuk penanganan sampah organik c. Pengumpulan : sampah dari produsen (rumah tangga) diangkut ke tempat pengumpulan sementara (TPS) dengan menggunakan gerobak dorong/tarik, truk, motor gerobak d. Pengangkutan ; dari TPS diangkat dengan truk menuju Tempat Pembuangan sampah akhir (TPA) Pagar Dewa. e. Pembuangan akhir ; sampah dari TPS dikumpulkan dan dibawa ke TPA Pagar Dewa dimana nantinya sampah-sampah organik akan diolah menjadi kompos, briket dan gas metan (bahan bakar) serta bahan bangunan. Secara teknis pengolahan sampah dilakukan dengan pendekatan controlled landfill. Berikut beberapa asumsi dan pendekatan yang digunakan untuk menghitung timbulan sampah dan kebutuhan TPS serta TPA : a. Timbulan sampah domestik : 2 liter/orang/hari domestik b. Setiap kab/kota membutuhkan minimal 1 TPA dan TPA Terpadu c. Setiap kecamatan membutuhkan minimal 1 TPS (25 m2). MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN III - 21 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan Rencana pengelolaan persampahan di Kabupaten Bengkulu Selatan adalah sebagai berikut : 1. Memanfaatkan teknik-teknik yang lebih berwawasan lingkungan berdasarkan konsep daur ulang dan pemilahan sampah organik dan anorganik dalam pengolahan sampah di TPA yang ada maupun yang akan dikembangkan 2. Pengembangan pola pelayanan 3. Rehabilitasi dan pengadaan sarana dan prasarana persampahan, bergerak dan tidak bergerak seperti TPS, container, truk dan TPA - Pewadahan Pengadaan wadah penampungan sampah di sumbernya dilakukan oleh masyarakat yang bentuk dan volumenya ditentukan oleh Pemerintah Kabupaten Bengkulu Selatan - Pengumpulan Jenis peralatan pengumpulan sampah yang direncanakan terdiri dari 3 jenis yaitu gerobak tarik, gerobak motor dan dump truck - Pemindahan Jenis peralatan pemindahan sampah yang direncanakan yaitu : transfer depo, container, bak sampah - Pengangkutan Jenis peralatan untuk pengangkutan sampah yaitu ; dump truck, arm roll truck - Tempat Pembuangan Akhir Pada saat ini, Pemerintah Bengkulu Selatan memprakarsai pembangunan tempat pembuangan akhir sampah yang berlokasi di Desa Pagar Dewa, Kecamatan Manna, Kabupaten Bengkulu Selatan dengan nama TPA Pagar Dewa dengan luas kurang lebih 4 Ha (sumber : Kantor Lingkungan Hidup, Kab. Bengsel). Jarak lokasi TPA Pagar Dewa dengan kegiatan sekitarnya : Dari Perumnas Pagar Dewa : kurang lebih 770 meter Dari korp bata (tempat pembuatan batu bata) : kurang lebih 600 meter Dari Kota Manna : kurang lebih 3 km Di TPA tersebut juga akan dibangun pusat daur ulang sampah yang terdiri dari proses komposting dan proses pemanfaatan barang-barang bekas yang masih digunakan. Pengelolaan sampah di TPA Pagar Dewa direncanakan dengan sistem Controlled Landfill. MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN III - 22 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN III - 23 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN III - 24 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN III - 1 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan merupakan rencana distribusi peruntukkan ruang dalam wilayah kabupaten yang meliputi rencana peruntukkan ruang untuk fungsi lindung dan rencana peruntukkan ruang untuk fungsi budidaya. Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan berfungsi sbb : a. Sebagai alokasi ruang untuk kawasan budidaya bagi berbagai kegiatan sosial b. Ekonomi dan kawasan lindung bagi pelestarian lingkungan dalam wilayah kabupaten c. Mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukkan ruang d. Sebagai dasar penyusunan indikasi program utama jangka menengah lima tahunan untuk dua puluh tahun, dan e. Sebagai dasar dalam pemberian ijin pemanfaatan ruang skala besar pada wilayah kabupaten. Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan dirumuskan berdasarkan : a. Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten dengan memperhatikan kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten b. Daya dukung dan daya tampung lingkungan wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan yang dilakukan berdasarkan hasil analisis kesesuaian lahan, penataan kawasan hutan, dll MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 1 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan c. Kebutuhan ruang untuk pengembangan kawasan budidaya dan kawasan lindung dengan mempertimbangkan karakteristik wilayah, perkembangan tata guna lahan, kesesuaian lahan dan penataan kawasan hutan di wilayah ini. Penetapan kawasan lindung dan kawasan budidaya sebagaimana telah diatur dalam Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007, Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997 dan Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990. Batasan mengenai kawasan lindung dan budidaya adalah sebagai berikut : - Kawasan lindung adalah kawasan yang berfungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam, sumberdaya buatan, nilai sejarah dan budaya bangsa untuk kepentingan pembangunan yang berkelanjutan - Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam, sumberdaya buatan dan sumberdaya manusia. Berdasarkan penetapan kawasan hutan di Provinsi Bengkulu (dalam RTRWP Bengkulu), kawasan hutan meliputi kawasan hutan lindung, hutan produksi, hutan produksi terbatas maupun taman nasional yang mengacu pada peraturan menteri kehutanan, tanpa mengubah fungsi dan penggunaan ruangnya. Walaupun begitu, saat ini telah diajukan beberapa usulan peninjauan kembali dalam rangka melakukan pelepasan, perluasan maupun perubahan fungsi ruang yang ada saat ini merupakan kawasan lindung, hutan produksi maupun hutan produksi terbatas oleh pemerintah daerah dalam rangka memaksimalkan fungsi dan pemanfaatan ruang yang berkelanjutan dan berkesinambungan. Adapun review atau pengajuan peninjauan kawasan hutan di dalam RTRWP Provinsi Bengkulu yang terkait dengan Kabupaten Bengkulu Selatan adalah sebagai berikut ; MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 2 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan Tabel 4.1 Rekomendasi Tim Terpadu Terhadap Usulan Review Kawasan Hutan di Kabupaten Bengkulu Selatan No Nama Kawasan Hutan Luas Kawasan (Ha) 1. HL. Raja Mandara Reg. 32 20.727 2. HL. Bukit Riki Reg. 32A 4.370 3. HL. Bukit Sanggul Reg. 37 7.982 4. HPT. Bukit Rabang Reg. 78 5. HPT Peraduan Tinggii Reg. 79 6. HPT. Air Keduran Reg. 81 1.192 7. HP. Air Bengkenang Reg 80 1.579 Usulan Perubahan (Ha) Rekomendasi Perubahan Ha APL. 519 Tidak di ubah 4.216.54 Tahura 101 Ha Tahura 101 Ha 9.158.42 APL 4.785 Tidak di ubah APL 1.927 APL. 222 Ha HP. 13537 Ha Sumber : -Dinas Kehutanan Kabupaten Bengkulu selatan -Tim Terpadu usulan Review Kawasan Hutan Propinsi Bengkulu. MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 3 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 4 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan 4.1 Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung 4.1.1 Kawasan Hutan Lindung Kawasan Hutan Lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut dan memelihara kesuburan tanah. Kriteria kawasan hutan lindung adalah: Kawasan hutan dengan faktor-faktor kelerengan, jenis tanah, curah hujan yang - melebihi 175 mm - Kawasan hutan yang mempunyai kelerengan 40% atau lebih - Kawasan hutan yang mempunyai ketinggian 2000 m dpl atau lebih Berdasarkan data yang ada, wilayah yang termasuk dalam kawasan hutan lindung di Kabupaten Bengkulu Selatan adalah Hutan Lindung Bukit Sanggul, Hutan Lindung Rajamandara dan Hutan Lindung Bukit Riki. Tabel 4.2 Sebaran dan Luasan Hutan Lindung di Kabupaten Bengkulu Selatan, Tahun 2008 No Nama Kawasan Kecamatan 1. HL. Bukit Sanggul Pino Raya dan Ulu Manna 2. HL. Bukit Rajamandara Ulu Manna, air Nipis dan Luas (Ha) (kurang lebih) 7.982 20.727 Kedurang 3. HL. Bukit Riki Air Nipis Jumlah : 4.370 33.079 Sumber :Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bengkulu Selatan, 2008 4.1.2 Kawasan yang Memberikan Perlindungan tehadap Kawasan Bawahannya a. Kawasan Resapan Air Hutan lindung dan kawasan dengan kelas lereng di atas 40% merupakan kawasan resapan air yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya. Seperti yang telah di bahas sebelumnya, di Kabupaten Bengkulu Selatan terdapat tiga kawasan lindung yaitu HL Bukit Sanggul, HL Rajamandara dan HL Bukit Riki. MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 5 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan Fakta lapangan menggambarkan bahwa sebagian kawasan ini berada dalam kondisi dengan bukaan vegetasi yang cukup luas dan tanaman kopi. Hasil superimpose peta kelas lereng diatas 40% dengan peta rawan longsor menunjukkan bahwa hampir seluruh kawasan tersebut merupakan kawasan rawan longsor. Mengingat ancaman bencana alam di Kabupaten Bengkulu Selatan tidak saja dari potensi longsor namun juga rawan gempa, maka untuk menghindari bencana yang lebih besar, seluruh kawasan yang berada pada kelerengan diatas 40% seyogyanya harus dipulihkan melalui penanaman tanaman yang bernilai ekonomi tinggi. Rencana pengelolaan kawasan diatas 40% ini adalah dengan melakukan reboisasi pada kawasan yang sudah kritis dengan pendekatan partisipasi masyarakat lokal yang didukung oleh pemerintah dan lembaga peduli lingkungan lainnya. 4.1.3 Kawasan Perlindungan Setempat a. Sempadan Pantai Kawasan sempadan pantai adalah daratan sepanjang tepian yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisiik pantai dan mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi pantai (Keppres No.32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan kawasan Lindung). Adapun rencana pemanfaatan ruang kawasan sempadan pantai di Kabupaten Bengkulu Selatan adalah sebagai berikut: Sempadan pantai kawasan non permukiman, dipertahankan (100 meter dari titik pasang) dengan menanami tanaman sebagai vegetasi penahan abrasi dengan memperhatikan aspek estetika. Sempadan pantai kawasan permukiman, agar dibuat tanggul pencegah abrasi MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 6 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan KONSEP PENGENDALIAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH PANTAI B p p m G S Garis sepadan 50-80 air pasang max a m dari a a e bangunan B Batas a t m ar pembangunan a b ni s a gs n u g n M u a e n n t a e n 5 r 0 d a r i e m p a d b a a n t a s - k 100 m s i m Wilayah pesisir u m s a n g a i r laut W i l a y a h P e s i s i r L a u t 8 0 B p a a m t s a Wilayah Pantai yang sudah berkembang a a : k s n s B D J g M Daerah wilayahi a jalan a i a P P m t e l l a e u a r i a Batas Pembangunan sepadan pantaimne m m s a k n pt b t h a a e 50-100 m ( si n r R a g O n5 Batas pasang u W g0 n ) J a jalan max – a n l 1 a 0 n 0 Bebas Pasang max d a r m i a k s i m u m b a t a s w i p l l e a a s u y i t wilayah a s t h i t pesisir laut r b. Sempadan Sungai W P s b i a u e G S l n d r Sempadan sungai adalah kawasan sepanjang kiri kanan sungai, termasuk sungai a e a t a k r m i p penting untuk a primer,h yang e mempunyai manfaat buatan/kanal/salurany irigasi s a a i m d mempertahankan kelestarian fungsi sungai. Perlindungan terhadap sempadan h b a y a n sungai dilakukan untuk melindungi fungsi a n sungai dari kegiatan budidaya yang n g dapat mengganggu dan merusak kondisi sungai dan mengamankan aliran sungai. g Kriteria jalur sempadan sungai adalah: i. Sekurang-kurangnya 100 meter di kanan kiri sungai besar dan 50 meter di kanan kiri sungai kecil /anak sungai yang tidak bertanggul di luar kawasan permukiman. ii. Untuk sungai di kawasan permukiman, sempadan sungai diperkirakan cukup untuk dibangun jalan inpeksi antara 10 - 15 meter. Adapun rencana pemanfaatan ruang kawasan sempadan sungai di Kabupaten Bengkulu Selatan adalah sebagai berikut: MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 7 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan Garis sempadan sungai yang melewati kawasan permukiman yang sudah ada, minimal 15 meter dari titik pasang tertinggi di kiri dan kanan sungai. Pada kawasan ini hendaknya dibuat jalan inspeksi atau ditanami vegetasi untuk memberikan penguatan tanah Garis sempadan sungai yang melewati kawasan permukiman yang terencana hendaknya berjarak 15-25 meter dari titik pasang tertinggi di sepanjang kiri dan kanan sungai Garis sempadan sungai yang melewati luar kawasan permukiman dan di areal rawan banjir hendaknya berjarak 50 meter dari titik pasang tertinggi di kiri dan kanan sungai. Kawasan sungai hendaknya ditanami vegetasi untuk memberikan penguatan tanah 4.1.4 Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya Kelompok kawasan suaka alam dan pelestarian alam yang terdapat di Kabupaten Bengkulu Selatan hanya terdiri atas taman wisata alam. Taman Wisata Alam Tujuan perlindungan terhadap taman wisata alam adalah untuk pengembangan pendidikan, rekreasi dan pariwisata serta peningkatan kualitas lingkungan sekitarnya dan perlindungan dari pencemaran. Taman wisata alam yang terdapat di Kabupaten Bengkulu Selatan adalah Taman Wisata Alam Lubuk Tapi – Kayu Ajaran dengan luas areal seluas kurang lebih 5,50 Ha yang berada di Kecamatan Ulu Manna 4.1.5 Kawasan Rawan Bencana Alam Kawasan rawan bencana adalah kawasan yang sering atau berpotensi tinggi mengalami bencana alam. Kawasan rawan bencana dapat dibagi atas: a. Kawasan Pusat Gempa b. Kawasan Potensi Tsunami c. Kawasan pengaruh Kegempaan (Zona Seismik) d. Kawasan Rawan Banjir e. Kawasan Gerakan Tanah dan batuan/kawasan rawan erosi dan tanah longsor MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 8 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan a. Kawasan Rawan Gempa Bumi Seperti halnya wilayah di Provinsi Bengkulu, wilayah di Kabupaten Bengkulu Selatan juga adalah kawasan yang rawan terhadap gempa bumi. Kawasan rawan gempa bumi di Kabupaten Bengkulu Selatan terbagi menjadi 3 daerah zona yaitu zona rawan rendah, zona rawan menengah dan zona rawan tinggi. Tercatat lebih dari 500 titik pusat gempa dengan magnitude lebih dari 5 skala ritcher di sekitar Kabupaten Bengkulu Selatan yang tersebar di Samudera Indonesia (Hindia) dan sesar mendatar Sumatera yang berpotensi menjadi sumber gempa bumi. Berdasarkan RTRWP Bengkulu, kawasan rawan gempa bumi ini dibagi kedalam 3 zona yaitu zona rawan rendah, zona rawan menengah dan zona rawan tinggi. Pembagian zona daerah bahaya ini didasarkan kepada : - Zona Rawan Rendah berada di daerah dengan litologi yang bersifat fisik kompak/massif dan mempunyai nilai percepatan dan pemindahan relative kecil - Zona Rawan Menengah, resiko yang terjadi berhubungan dengan alur erosi dan longsoran selama gempa dan rayapan tanah setelah gempa, terjadi pada lereng yang kemiringan lebih besar dari 15%. - Zona Rawan Tinggi, didasari oleh endapan alluvium, endapan pasir pantai, rawa basah dan daerah aliran sungai dengan potensi terjadi pelulukan (liquefaction) apabila terjadi gempa. Untuk Kabupaten Bengkulu Selatan pada Khususnya potensi gempa yang terjadi masuk kedalam zona rawan gempa bumi rendah, kecuali wilayah di bagian timur laut Bengkulu Selatan (wilayah yang berhadapan langsung dengan Samudera Indonesia) termasuk zona rawan gempa bumi tinggi yang bisa berpotensi menjadi tsunami. Lebih jelasnya mengenai jumlah gempa berdasarkan magnitude/frekuensi getarannya di Kabupaten Bengkulu Selatan dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut. MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 9 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan Tabel 4.3 Jumlah Gempa Berdasarkan Magnitude di Kabupaten Bengkulu Selatan Periode 2005 - 2010 Tahun M > 7 SR 2005 2006 2007 2008 2009 2010* Skala Gempa M = 6,0-6,9 SR M = 5,0-5,9 SR 0 0 2 0 0 0 0 0 2 2 1 1 M < 5 SR 5 13 36 10 29 5 Total 0 35 6 221 254 261 5 48 46 234 274 267 Ket : * sampai dengan bulan oktober 2010 Sumber : BMKG Kabupaten Bengkulu Selatan Gambar 4.2 Grafik Jumlah Gempa di Kabupaten Bengkulu Selatan Periode 2005 - 2010 Tabel 4.4 Jumlah Gempa yang Dirasakan Getarannya di Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Jml Gempa Terasa 16 17 108 49 35 18* Ket : * sampai dengan bulan oktober 2010 Sumber : BMKG Kabupaten Bengkulu Selatan MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 10 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan Rencana pemanfaatan ruang sehubungan dengan kawasan rawan gempa dan tsunami tersebut antara lain: f. Pembuatan peta rawan bencana gempa pada tingkat semi detail (skala 1 : 25.000 atau yang lebih besar) g. Peningkatan kualitas dan kuantitas areal pelindung bencana ikutan dari gempa misalnya tsunami dengan penanaman hutan pantai, hutan mangrove, dan kegiatan sipil mekanis lainnya. h. Peningkatan kewaspadaan penduduk yang bermukim di sepanjang pesisir dengan memperbanyak sosialisasi. i. Sedapat mungkin menghindari adanya bangunan permanen (kususnya bangunan penahan air skala besar) di sepanjang garis patahan tersebut. j. Penyiapan lokasi evakuasi dan jalur pengungsian untuk mengantisipasi jika terjadi bencana gempa dan tsunami. Selain itu, upaya pengurangan dampak gempa pada kawasan rawan gempa ini adalah pengendalian pembangunan yang berbasis pada mitigasi bencana.Secara lebih rinci kebijakan pembangunan pada zona rawan gempa dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.5 Pengendalian Pembangunan di Zona Rawan Gempa Zona Bahaya Rendah KEBIJAKAN Diijinkan untuk rumah tinggal, perkantoran, rumah sakit dan sarana umum lainnya Zona Bahaya Menengah Diijinkan adanya bangunan sekolah, pusat pelayanan kesehatan, bangunan permukiman dan sarana umum lainnya dengan persyaratan khusus. Zona Bahaya Tinggi Diijinkan adanya bangunan untuk umum yang penting dan yang tidak dapat dipindahkan namun dengan persyaratan khusus Dilarang adanya perumahan dan bangunan untuk umum yang baru Sumber : RTRWP Bengkulu 2010-2030 Tidak diijinkan adanya pembangunan b. Kawasan Rawan Banjir Di kawasan Bengkulu Selatan juga terdapat kawasan rawan banjir, yaitu di sekitar Air Manna yang saat ini telah berkembang menjadi kawasan permukiman. Untuk menanggulangi banjir, maka pada daerah-daerah rawan banjir, diperlukan berbagai upaya penanggulangan yang dibagi kedalam dua program sebagai berikut: MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 11 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan Program Jangka panjang: Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai Dalam upaya penanggulangan banjir diperlukan ada koordinasi antara instansi yang terkait dalam perencanaan dan pengelolaan DAS dan wilayah sungai kawasan perkotaan secara terpadu. Memelihara kawasan hutan yang menjadi penyanggah banjir. Program Jangka Pendek: Identifikasi lokasi rawan banjir dan penyebab terjadinya banjir untuk mendapatkan solusi mengatasi banjir. Pengaturan dan perbaikan daerah-daerah rawan banjir banjir Perbaikan lewat rekayasa teknis misalnya talud, sarana penampungan air, dan peningkatan fungsi drainase perkotaan. c. Kawasan Rawan Erosi dan Tanah Longsor Selain gempa bumi dan banjir, kondisi topografi yang berbukit sampai pegunungan mengkondisikan wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan juga rawan terhadap bencana tanah longsor. Kawasan yang memiliki potensi rawan longsor adalah Kecamatan Pino Raya, Ulu Manna dan Kecamatan Kedurang Ilir. Untuk mengatasi potensi longsor tersebut, perlu dilakukan perencanaan antara lain: Pemetaan lokasi yang potensial terhadap gerakan tanah/batuan Setelah mengetahui lokasi atau titik rawan gerakan tanah/batuan, maka dilakukan pencegahan yang dibagi menjadi pembangunan struktur sebagai program jangka pendek Perbaikan kawasan yang telah mengalami degradasi hutan sebagai program jangka panjang Pengaturan pemanfaatan lahan terutama pada wilayah yang berlereng terjal umumnya di atas 40 %. MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 12 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan 4.1.6 Kawasan Ruang Terbuka Hijau Kawasan ruang terbuka hijau di wilayah Kota Kabupaten Bengkulu Selatan antara lain; a. Ruang Terbuka Hijau Publik a. Taman kota kurang lebih 23 hektar b. Tempat pemakaman umum kurang lebih 25 hektar c. Sepadan sungai 73 hektar d. Sepadan pantai kurang lebih 150 hektar e. jalur hijau sepanjang jalan kurang lebih 27 hektar. b. Ruang Terbuka Hijau Privat sebagai berikut : a. Halaman rumah kurang lebih 635 hektar b. Kebun kurang lebih 915 hektar 4.2 Rencana Pola Ruang Kawasan Budidaya Kawasan budidaya merupakan ruang untuk berbagai macam kegiatan eksploitasi guna kelangsungan hidup manusia dan kepentingan daerah, yang diharapkan mampu memacu perkembangan wilayah kabupaten yang bersangkutan. Kegiatan pada kawasan ini perlu diatur pemanfaatannya oleh karena kondisi fisik masing-masing wilayah/kawasan berbedabeda dan memiliki sifat khusus yang berbeda-beda pula. Pendekatan yang digunakan untuk menentukan alokasi pemanfaatan ruang berbeda antara satu kawasan dengan kawasan yang lainnya. 4.2.1 Kawasan Peruntukan Hutan Produksi Kawasan hutan produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan. Pemanfaatan hutan produksi dapat berupa pemanfaatan kawasan, pemanfaatan jasa lingkungan, pemanfaatan hasil hutan kayu dan bukan kayu serta pemungutan hasil hutan kayu dan bukan kayu. Pemanfaatan kawasan dilaksanakan untuk memanfaatkan ruang tumbuh sehingga diperoleh manfaat lingkungan, manfaat sosial dan manfaat ekonomi yang optimal. Pemanfaatan jasa lingkungan dilakukan dalam bentuk usaha yang memanfaatkan potensi MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 13 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan jasa lingkungan dengan tidak merusak lingkungan dan tidak mengurangi fungsi pokoknya. Pemanfaatan hasil hutan dilakukan dalam bentuk usaha pemanfaatan hutan alam dan usaha pemanfaatan hutan tanaman. Usaha pemanfaatan hutan tanaman diutamakan dilaksanakan pada hutan yang tidak produktif dalam rangka mempertahankan hutan alam. Kegiatan pemungutan hasil hutan meliputi pemanenan, penyaradan, pengangkutan, pengolahan dan pemasaran yang diberikan untuk jangka waktu tertentu. Dalam rencana kawasan budidaya, ruang bagi kawasan hutan produksi dibedakan atas: Kawasan Hutan Produksi Terbatas Kawasan Hutan Produksi Tetap a. Hutan Produksi Terbatas (HPT) Berdasarkan data yang ada, wilayah yang termasuk dalam kawasan hutan produksi terbatas (HPT) di Kabupaten Bengkulu Selatan adalah HPT Bukit Rabang, HPT Peraduan Tinggi dan HPT Air Kedurang. Tabel 4.6 Luas Kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) di Kabupaten Bengkulu Selatan No Kawasan Hutan Luas (Ha) (kurang lebih) 4.216.54 Berhutan Luas (Ha) % 2.530 60,00 Tidak Berhutan Luas (Ha) % 1.686 40,00 1. HPT Bukit Rabang 2. HPT Peraduan Tinggi 9.158 4.626 50,51 4.532 49,49 3. HPT Air Kedurang 1.192 477 40,00 715 60,00 14.567 7.633 Jumlah : 6.933 Sumber : Dinas Kehutanan Kab. Bengkulu Selatan Berdasarkan RTRWP Bengkulu, di kawasan Kabupaten Bengkulu Selatan saat ini terdapat kawasan hutan produksi terbatas (HPT) yang mengajukan usulan perubahan (alih fungsi) lahan menjadi Tahura Gluguran seluas 400 Ha. Untuk lebih jelasnya usulan review perubahan kawasan hutan produksi terbatas di Kabupaten Bengkulu Selatan berdasarkan RTRWP Bengkulu dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.7 Review Usulan Perubahan Hutan Produksi Terbatas (HPT) di Kabupaten Bengkulu Selatan berdasarkan RTRWP Bengkulu MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 14 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan No Kawasan Hutan Kabupaten Permasalahan dan Konflik Luas Usulan Review (Ha) Alih Fungsi Pelepasan/ Enclave 400 - Keterangan 1. HPT Bukit Rabang Reg 78 Luas kurang lebih : 6.848 Ha Seluma dan Bengkulu Selatan Pada lokasi areal penggunaan lain (APL) yang berdekatan dgn kawasan ini terdapat air terjun Sungai Gluguran yang telah dimanfaatkan oleh msyarakat setempat sebagai tempat wisata Banyaknya perambahan hutan Adanya kepemilikan lahan secara turun temurun namun tidak dilengkapi bukti yuridis formal Luas areal kawasan hutan yang tidak berhutan ± 4.210 Ha. Vegetasi dominan kebun kelapa sawit, kebun kopi, sawah dankebun campuran 2. HPT Peraduan Tinggi Reg 73 Luas kurang lebih : 4.217 Ha Bengkulu Selatan Banyaknya perambahan hutan Luas areal kawasan huta n yang tidak berhutan ± 4.532 Ha, dengan vegetasi dominan kebun kelapa sawit, kebun kopi, sawah dan kebun campuran - 4.350 Surat Permohonan usulan review dari Pemda Bengkulu Selatan melalui Surat No. 522/303/2005 dan surat DPRD Bengkulu Selatan No. 522/237/B.12/2005 Surat Bupati Bengkulu Selatan No. 900/2353/B.9 nopember 2005, 522.1/2559/2006 tgl 21 januari 2006, 900/2895/B.9 tgl 6 Juli 2006 3. HPT Air Kedurang Reg 81 Luas kurang lebih 5.247 Ha Bengkulu Selatan dan Kaur Adanya kepemilikan lahan secara turun temurun Banyaknya perambahan hutan dengan vegetasi dominan kebun kopii, kebun campuran dan sawah - 2.345 Surat Permohonan usulan review dari Pemda Bengkulu Selatan melalui Surat No. 522/303/2005 dan surat DPRD Bengkulu Selatan No. 522/237/B.12/2005 Surat Bupati Bengkulu Selatan No. 900/2353/B.9 nopember 2005, 522.1/2559/2006 tgl 21 januari 2006, 900/2895/B.9 tgl 6 Juli 2006 400 6.695 Jumlah : Perubahan fungsi menjadi Tahura berdasarkan usulan Bupati Bengkulu Selatan No. 522/90/2007 tgl 31 April 2007 Surat Permohonan usulan Review dari Pemda Bengkulu Selatan melalui Surat No. 522/303/2005 dan surat DPRD Bengkulu Selatan No. 522/237/B.12/2005 Dukungan Bupati Bengkulu Selatan untuk pembentukan Tahura Gluguran Surat No. 522/1184/2007 tgl 6 Nov 2007 dgn meyediakan lahan tambahan pada APL seluas 400 Ha. Sumber : RTRWP Bengkulu Ket : yang melakukan pelepasan (enclave) adalah kabupaten Kaur dan Seluma, Bengkulu Selatan hanya melakukan alih fungsi seluas 400 Ha. b. Peruntukan Hutan Produksi Tetap Dalam jangka panjang, kawasan hutan produksi ini diarahkan untuk menstabilkan bahan baku industri yang berasal dari hutan produksi alam, meningkatkan produksi bahan baku yang berasal dari hutan tanaman industri dan hutan rakyat, meningkatkan pendapatan dan kesempatan kerja dengan melibatkan masyarakat lokal. Kawasan hutan produksi tetap (umumnya hanya disebut sebagai hutan produksi, HP) di Kabupaten Bengkulu Selatan mencakup areal seluas kurang lebih 14.008 Ha. Kawasan HP dijumpai di Kecamatan Manna dengan nama HP Air Bengkenang. Tabel 4.8 Review Usulan Perubahan Hutan Produksi Tetap (HP) di Kabupaten Bengkulu Selatan berdasarkan RTRWP Bengkulu MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 15 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan No 1. Kawasan Hutan HP Air Bengkenang Reg 80 Luas kurang lebih : 1.579 Ha Kabupaten Bengkulu Selatan Permasalahan dan Konflik Adanya permukiman penduduk (Dusun Tanjung Tengah, Talang Batu Balai) dalam kawasan hutan Adanya sarana jalan aspal, 2 (dua) bendungan, irigasi teknis, jembatan permanen dan sawah permanen penduduk Seluruh areal kawasan hutan bervegetasi non hutan Jumlah : Luas Usulan Review (Ha) Alih Fungsi Pelepasan/ Enclave 1.579 - Keterangan Surat Permohonan usulan Review/Enclave dari Pemda Bengkulu Selatan melalui Surat No. 522/303/2005 dan Surat DPRD Bengkulu Selatan No. 522/237/B.12/2005 Surat Bupati Bengkulu Selatan No. 900/2353/B.9 Tgl 6 Juli 2006 1.579 Sumber : RTRWP Bengkulu, 2010-2030 4.2.2 Kawasan Peruntukan Pertanian Secara umum, sehubungan dengan pengembangan potensi sumberdaya wilayah untuk sektor pertanian, keragaman sifat lahan akan sangat menentukan jenis komoditas yang dapat diusahakan serta tingkat produktivitasnya. Hal ini disebabkan setiap jenis komoditas pertanian memerlukan persyaratan sifat lahan yang spesifik untuk dapat tumbuh dan berproduksi secara optimal. Pengembangan komoditas pertanian pada wilayah yang sesuai dengan persyaratan pedo-agroklimat tanaman (seperti iklim, tanah, dan topografi) akan memberikan hasil yang optimal dengan kualitas prima. Keragaman sifat lahan ini merupakan modal dasar yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam menentukan pewilayahan komoditas (zonasi ruang) pertanian. Perencanaan pembangunan pertanian yang berdasarkan pewilayahan akan dapat meningkatkan efisiensi pemanfaatan ruang, serta menjamin efektifitas perencanaan yang sinergis dan berkelanjutan. Ini dilakukan melalui suatu analisis kesesuaian lahan. a. Kawasan Pertanian Lahan Basah Kegiatan pertanian lahan basah adalah kegiatan pertanian yang memerlukan air terus menerus sepanjang tahun, dengan komoditi utamanya adalah padi sawah. Dari analisis yang dilakukan sebelumnya didapatkan bahwa lahan yang sangat sesuai untuk pengembangan pertanian lahan basah meliputi area seluas kurang lebih 19.666 Ha. MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 16 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan Tabel 4.9 Luas Kawasan Lahan Basah di Kabupaten Bengkulu Selatan No Kecamatan Irigasi Teknis Irigasi ½ Teknis Jenis Irigasi dan Luasnya Irigasi Irigasi Tadah Sederhana Desa/non Hujan PU 365 50 595 Pasang Surut Lebak /Rawa Jumlah - 10 1.040 1. Pino - 20 2. Ulu Manna - - 160 213 241 - - 614 3. Pino Raya - 125 125 387 686 - 125 1.448 4. Manna - - 105 50 385 - - 540 5. Bunga Mas - - 25 140 205 12 75 457 6. Kota Manna - - - 12 273 - - 285 7. Pasar Manna - 24 49 - 66 - - 139 8. Kedurang 1.269 - 127 - - - - 1.396 9. Kedurang Ilir - 270 243 159 45 2 92 811 10. Seginim 1.558 393 14 150 50 20 - 1.910 11. Air Nipis 3.917 1.432 1.363 1.472 2.526 14 302 11.026 Jumlah 6.744 19.666 Sumber : Dinas Pertanian Kab. Bengkulu Selatan Kawasan lahan yang sesuai dan sangat sesuai ini tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan yaitu di Kecamatan Pino, Pino Raya, Kedurang, Seginim dan Air Nipis Rencana pemanfaatan ruang dan pengembangan kawasan pertanian lahan basah yang perlu dilakukan adalah: Perluasan areal persawahan, yaitu meningkatkan produktivitas “lahan tidur”, baik melalui pompanisasi maupun melalui cekdam (bendungan) baru. Pengembangan prasarana pengairan untuk mendukung pengembangan tanaman padi sawah Pencanangan dan penetapan lahan-lahan kategori kelas I untuk dijadikan ”Lahan Pertanian Abadi” Pengaturan pembagian lahan pada kawasan baru dikembangkan untuk petanipetani transmigrasi lokal b. Kawasan Pertanian Lahan Kering Berdasarkan analisis data didapatkan bahwa lahan yang sangat sesuai untuk pengembangan pertanian lahan kering meliputi area seluas kurang lebih 61.867 Ha yaitu berada di Kecamatan Pino, Ulu Manna, Pino Raya dan Kedurang. MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 17 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan Rencana pemanfaatan ruang dan pengembangan kawasan pertanian lahan kering yang perlu dilakukan adalah: Pengendalian kegiatan lain agar tidak mengganggu lahan pertanian yang diklasifikasikan sebagai lahan subur kelas satu. Perlu pengembangan konsep „lahan pertanian abadi‟ untuk lahan subur kelas satu, baik untuk lahan kering maupun lahan basah Penyelesaian tumpang tindih dengan kegiatan budidaya lainnya pada suatu kawasan/lokasi Usaha penanggulangan banjir yang berpotensi melanda kawasan pertanian. Pengembangan kawasan pertanian tanaman pangan lahan kering diarahkan pada komoditas jagung sebagai andalan utama, dan untuk kepentingan diversifikasi juga dikembangkan hortikultura Untuk diversifikasi, diperlukan metode tumpangsari bagi komoditas-komoditas yang secara komposit sesuai dikembangkan Menerapkan sistem usaha tani konservasi terutama pada lahan-lahan dengan potensi erosi tinggi untuk menghindari degradasi lahan. 4.2.3 Kawasan Peruntukkan Perkebunan Lahan perkebunan di Kabupaten Bengkulu Selatan tercatat kurang lebih sekitar 514 Ha. Berdasarkan survei lapangan dan analisis data, terdapat empat komoditas perkebunan yang dianggap unggul dan perlu untuk dikembangkan, yakni kelapa sawit, kopi, kelapa, dan kakao. Potensi pengusahaan komoditas unggulan perkebunan tersebut cukup besar, dan dapat dikembangkan di hampir semua bagian wilayah di Bengkulu Selatan. 4.2.4 Kawasan Peruntukkan Perikanan a. Budidaya Perikanan Pesisir Pengembangan kawasan perikanan di pesisir di Kabupaten Bengkulu Selatan dapat dilakukan pada bentangan pantai sepanjang 70 km. Potensi kawasan perikanan ini dapat dimanfaatkan terutama sebagai lokasi marikultur, baik untuk areal budidaya rumput laut maupun budidaya ikan-ikan laut (kakap, baronang, kerapu). Demikian pula pengembangan pertambakan juga memiliki prospek yang baik namun belum sama sekali tambak yang memenuhi persyaratan teknis. Selain itu, kewenangan Kab. Bengkulu Selatan di wilayah laut (menurut UU No. 32/2004) sebesar 1/3 dari kewenangan Provinsi Bengkulu (12 mil-laut), yaitu sebesar 4 MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 18 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan mil-laut menjadi potensi kawasan perairan yang dapat dijadikan kawasan perikanan tangkap (coastal fisheries). Tabel 4.10 Pembagian Kewenangan Wilayah Perairan Pemerintah Pusat Propinsi Kabupaten Kewenangan 1. Menetapkan kebijakan dan pengaturan eksplorasi konservasi, pengelolaan, pemanfaatan sumberdaya perairan di wilayah laut di luar perairan 12 mil, termasuk perairan Nusantara dan dasar lautnya serta Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dan landas kontinen. 2. Pemanfaatan benda berharga dari kapal tenggelam di luar perairan laut 12 mil. 3. Menetapan kebijakan dan pengaturan batas maritim yang meliputi batas-batas daerah otonom di laut dan batas ketentuan hukum internasional. 4. Menetapkan standart pengelolaan pesisir pantai dan pulau-pulau kecil. 5. Penegakan hukum di wilayah laut di luar perairan 12 mil. 6. Penegakan hukum di wilayah laut dalam perairan 12 mil yang menyangkut hal spesifik serta berhubungan dengan internasional. 1. Mengatur dan mengelola perairan di wilayah laut pemerintah daerah propinsi. 2. Batas wilayah laut kewenangan daerah Propinsi 4 sampai 12 mil. 3. Konservasi dan pengelolaan plasma nutfah spesifik lokasi serta suaka perikanan di wilayah laut kewenangan pemerintah daerah. 4. Pelayanan izin usaha pembudidayaan dan penangkapan ikan pada wilayah laut kewenangan propinsi 5. Pengawasan pemanfaatan sumberdaya ikan di wilayah laut kewenangan propinsi 1. Mengatur dan mengelola perairan di wilayah laut pemerintah daerah Kabupaten. 2. Batas wilayah laut kewenangan Daerah Kabupaten, yaitu dari garis pantai sampai jarak 4 mil. 3. Konservasi dan pengelolaan plasma nutfah spesifik lokasi serta suaka perikanan di wilayah laut kewenangan pemerintah daerah 4. Pelayanan izin usaha pembudidayaan dan penangkapan ikan pada wilayah laut kewenangan kabupaten 5. Pengawasan pemanfaatan sumberdaya ikan di wilayah laut kewenangan kabupaten. Sumber : UU No. 26 Tahun 2007. Namun demikian, produktifitas perikanan pesisir (pantai) sangat bergantung pada tingkat kesuburan eksositem-ekosistem penunjang terutama mangrove, lamun dan terumbu karang. Kawasan mangrove menunjang produktifitas perikanan terutama dalam hal penyedian bahan-bahan organik (serasa vegetasi) bagi biota laut. Kawasan padang lamun, selain berkemampuan untuk menghasilkan biomas vegetal, juga berfungsi sebagai areal asuh bagi biota-biota laut (ikan, krustasea, moluska, ekinodermata). Demikian pula kawasan terumbu karang menunjang produktifitas perikanan, terutama dalam hal penyedian attractive area yang berfungsi sebagai penyuplai makanan dan proteksi biota vulnerabel dari pemangsaan. Oleh karena itu, gambaran produktifitas perikanan pesisir tercermin oleh tingkat ‟kesuburan‟ ekosistemekosistem penunjang. MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 19 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan Gambar 4.4 Konsep Pembagian Wilayah Pengelolaan Pesisir Dan Laut Keterangan : Pulau Wilayah perairan dibawah wewenang kabupaten (0 mil – 4 mil) Wilayah perairan dibawah wewenang Propinsi (4 mil – 12 mil) Wilayah perairan dibawah wewenang Pusat (12 mil – 200 mil) ZEE Isu utama yang berkaitan dengan pengembangan perikanan budidaya dan perikanan tangkap di pesisir Kabupaten Bengkulu Selatan adalah keterbatasan areal. Luasan ini harus menjadi wadah bagi semua kegiatan di wilayah laut seperti pelayaran, kepelabuhanan, perikanan budidaya (marikultur), perikanan tangkap dan konservasi dan suaka alam laut. Dalam desain perencanaan pengelolaan terpadu wilayah pesisir (Integreted Coastal Zone Planning and Management) sektor perikanan bukan satusatunya kegiatan yang menempati kawasan pesisir tersebut. Oleh karena itu, alokasi ruang (spasial) untuk kawasan perikanan budidaya dan penangkapan harus disepakati oleh seluruh stake holder yang dituangkan dalam zoning regulation. Alokasi ruang yang diperuntukan bagi kawasan perikanan pesisir menjadi informasi penting dalam menetapkan strategi pengembangan perikanan pesisir. Pengembangan kawasan perikanan budidaya diarahkan pada marikultur (budidaya rumput laut dan ikan), sedangkan pengembangan tambak seyogianya dibatasi dan tidak dibangun di areal hutan mangrove. Selanjutnya, pengembangan kawasan perikanan tangkap lebih diarahkan pada penatakelolaan daerah penangkapan di wilayah perairan pantai (coastal waters). Berdasarkan kategori ruang, wilayah perikanan pantai untuk daerah penangkapan terbentang dari garis pantai ke arah luar hingga kedalam ± 200 m (flat kontinen). Berdasarkan kondisi topografi dan bathimetrik, pesisir selatan memiliki flat kontinen yang relatif sempit, diperkiran kurang 4 mil-laut. Kawasan flat kontinen ini merupakan lokasi ‟hunting‟ bagi nelayan, khususnya nelayan tradisional. MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 20 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan Rencana pengembangan kawasan perikanan pesisir dalam konteks ICZPM: Mengembangkan zonasi wilayah pesisir dan laut untuk menetapkan ruang untuk pengembangan perikanan budidaya dan perikanan tangkap; Mengembangkan perencanaan detail perikanan budidaya (tingkat kawasan, dengan skala > 1 : 50.000) yang menggambarkan potensi lahan (tambak, KJA, areal rumput-laut) melalui analisis kesesuaian lahan pertambakan; Mengembangkan sub-sistem perikanan budidaya, seperti pembangunan panti-panti pembenihan ikan laut, dan pembangunan pabrik pakan dari bahan baku lokal; Mengembangkan kelembagaan yang menunjang sistem informasi perikanan bagi keperluan pembudidaya dan nelayan, sistem pendidikan dan latihan dan sistem pendanaan usaha; Mengembangkan sistem fish aggregate divice (rumpon, terumbu buatan) untuk menyediakan daerah penangkapan yang aksesibel; Mengembangkan sarana dan prasarana perikanan budidaya dan perikanan tangkap (pelabuhan/TPI, armada penangkapan, pabrik es, penyalur BBM) b. Budidaya Perikanan Tangkap Kawasan perikanan tangkap yang berada sebelah luar perairan pantai biasanya dikategorikan sebagai kawasan pengembangan perikanan oseanik. Karakterisitik stok ikan yang mobil dan berpindah-pindah dari satu wilayah ke wilayah lainnya, terutama ikan-ikan pelagis. Sehingga, stok ril yang menjadi kewenangan setiap daerah hanya stok ikan-ikan demersal dan ikan-ikan karang yang bermobilitas terbatas. Belum ada informasi rinci mengenai potensi stok ikan-ikan karang dan demersal yang berada di wilayah perairan yang menjadi kewenangan Pemerintah kabupaten Bengkulu Selatan. Oleh karena itu, model pengelolaan perikanan di kawasan Bengkulu Selatan harus dilakukan secara terpadu oleh seluruh pemerintah daerah yang memiliki kewenangan di wilayah tersebut. Demikian juga kewenangan pengelolaan kawasan perairan setiap kabupaten sebesar 4 mil-laut direncanakan secara konseptual (berdasarkan pertimbangan ilmiah) dan realistik (berdasarkan prioritas dan kepentingan masyarakat atau dan pemerintah). Isu utama pengelolaan kawasan perairan pesisir (khususnya < 4 mil-laut) adalah kondisi lebih tangkap (over-fishing). Keadaan lebih-tangkap ini disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu penggunaan upaya penangkapan (fishing effort) berlebihan yang MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 21 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan terkonsentrasi di kawasan perairan tersebut dan penggunaan alat dan metode penangkapan ikan yang tidak ramah-lingkungan. Gejalah-gejalah lebih-tangkap di kawasan perairan pantai dapat teridentifikasi dari data runtun-waktu (time series), berupa: (1) menurunnya jumlah hasil tangkapan persatuan upaya (Catch Per Unit Effort, CPUE) dan (2) menurunnya ukuran rata-rata ikan yang tertangkap. Olehkarena itu, kebijakan perikanan tangkap adalah mengendalikan fishing effort di perairan pantai (<4 mil-laut) dan mengembangkan armada penangkapan yang berdaya jelajah tinggi untuk dapat beroperasi di wilayah periaran sebelah luar (> 4 mil-laut), misalnya armada berukuran 50 GT. Jalur penangkapan ikan ini sudah diatur sejak tahun 1976 melalui Kepmen No. 607/Kpts/UM/1976 yang berlaku umum di seluruh Indonesia. Dengan demikian, ketentuan yang didapat dalam Kepmen tersebut di atas adalah sebagai berikut: Jalur Penangkapan Ikan I Jalur Penangkapan Ikan I, adalah perairan pantai selebar 3 mil laut yang diukur dari titik terrendah pada waktu air surut. Jalur penangkapan I tertutup bagi: Kapal penangkap ikan bermesin dalam (inboard) berukuran di atas 5 GT atau kapal bermesin dalam berukuran di atas 10 PK (daya kuda). Jarring (pukat) cincin/kolor/langgar dan sejenisnya (purse seine). Jarring (pukat) hanyut tongkol (drift grill net). Jarring (pukat) payang/dogol/cantrang/lampara/banting di atas 120 meter panjang rentangan dari ujung sayap/kaki yang satu ke ujung yang lain. Jalur Penangkapan Ikan II Jalur Penangkapan II, adalah perairan selebar 4 mil laut yang diukur dari garis luar Jalur Penangkapan I. Jalur Penangkapan II tertutup bagi: Kapal penangkap ikan bermesin dalam (inboard) diatas 25 GT atau kapal penangkap ikan bermesin dalam yang berkekuatan di atas 50 PK (daya kuda). Jaring dasar berpanel (otterboard) yang panjang tali ris atas/bawahnya di atas 12 meter. Jaring (pukat) cincin/kolor/langgar dan sejenisnya yang panjangnya diatas 300 meter. Jalur Penangkapan Ikan III Jalur Penangkapan III, adalah perairan selebar 5 mil laut yang diukur dari garis luar Jalur Penangkapan II. Jalur Penangkapan III tertutup bagi: MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 22 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan Kapal penangkap ikan bermesin dalam (inboard) berukuran diatas 100 GT atau kapal penangkap ikan bermesin dalam yang berkekuatan di atas 200 PK (daya kuda). Jaring (pukat) cincin/kolor/langgar dan sejenisnya yang panjangnya diatas 600 meter. Jalur Penangkapan Ikan IV Jalur Penangkapan IV, adalah perairan diluar Jalur Penangkapan III. Jalur Penangkapan IV terbuka bagi: semua jenis kapal dan alat penangkapan yang sah, terkecuali pair (bull) trawl hanya boleh beroperasi pada perairan Samudera Indonesia. Oleh karena itu, kebijakan makro adalah penerapan model perikanan bertanggungjawab. Menurut FAO (1995), Monintja (1996), Arimoto (1999) dalam Anonim (2004) perikanan bertanggung-jawab diimplementasikan melalui evaluasi beberapa kriteria, meliputi: Selektifitas Alat tangkap. Ukuran mata jaring yang umum digunakan sebagai faktor selektifitas disesuaikan ukuran pertama kali matang kelamin (length of first maturity). Ukuran mata jaring seharusnya lebih besar dari ukuran pertama kali matang kelamin sehingga jenis ikan tersebut dapat memijah minimal sekali sebelum tertangkap; Konsumsi BBM. Armada penangkapan diharapkan menggunakan BBM secara efisien mengingat harga BBM meningkat tajam beberapa tahun terakhir ini. Tingkatan penggunaan BBM untuk mengkategorikan efisiensi ini adalah sbb., penggunaan kurang dari 100 ltr/hari digolongkan rendah; 100-300 ltr/hari digolongkan sedang da; dan lebih dari 300 ltr/hari digolongkan tinggi; Investasi. Kategori penggunaan investasi rendah bila kurang Rp. 100 juta/unit; sedang bila Rp.100 juta – Rp 300 juta/unit; dan tinggi bila lebih besar dari Rp 300 juta. Tangkapan sampingan (by-catch/discard). Digolongkan rendah bila kurang dari 5%; sedang bila 5 -15 % dan tinggi bila lebih besar dari 15 %. Hasil tangkapan segar Tidak merusak habitat Mudah didaur ulang Legal Aman bagi nelayan MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 23 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan Aman bagi spesies yang dilindungi Aman bagi keanekaragaman hayati Bersifat menguntungkan dan tidak menimbulkan konflik bagi nelayan atau masyarakat lainnya. Berdasarkan uraian fakta dan analisis kondisi kawasan perikanan di Pasar Manna, maka rencana pengembangan kawasan perikanan tangkap di wilayah laut ‟sebelah-luar‟ diarahkan untuk: Pengembangan armada penangkapan yang berjelajah tinggi, seperti kapal perikanan 50 GT yang dapat mengoperasikan alat tangkap lepas pantai (huhate, rawai-tuna, jaring insang,) Pengembangan prasarana penangkapan seperti TPI atau pelabuhan perikanan, pabrik es; Pengembangan kelembagaan nelayan untuk keperluan diklat, penata-kelolaan dana dan permodalan, penata-kelolaan sarana penangkapan seperti BBM, material alat tangkap. 4.2.5 Kawasan Peruntukkan Pertambangan Dalam mengelola usaha pertambangan, pemerintah menetapkan wilayah pertambangan (WP), yang terdiri dari wilayah usaha pertambangan (WUP), wilayah pertambangan rakyat (WPR) dan wilayah pencadangan negara (WPN). • Wilayah usaha pertambangan (WUP), adalah bagian dari wilayah pertambangan (WP) yang telah memiliki ketersediaan data, potensi, dan/atau informasi geologi. WUP ditetapkan oleh pemerintah pusat melalui koordinasi dengan pemerintah provinsi. • Wilayah pertambangan rakyat (WPR), adalah bagian dari wilayah pertambangan (WP) tempat dilakukannya usaha pertambangan rakyat. WPR ditetapkan oleh bupati/walikota, sesuai pasal 21, UU nomor 4 tahun 2009 tentang pertambangan. Kriteria untuk menetapkan wilayah pertambangan rakyat (WPR) adalah : a. Mempunyai cadangan mineral sekunder yang terdapat di sungai dan/atau di antara tepi dan tepi sungai; b. Mempunyai cadangan primer logam atau batubara dengan kedalaman maksimal 25 (dua puluh lima) meter; c. Endapan teras, dataran banjir, dan endapan sungai purba; MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 24 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan d. Luas maksimal wilayah pertambangan rakyat adalah 25 (dua puluh lima) hektare; e. Menyebutkan jenis komoditas yang akan ditambang; dan/atau f. Merupakan wilayah atau tempat kegiatan tambang rakyat yang sudah dikerjakan sekurang-kurangnya 15 (lima belas) tahun. • Wilayah pencadangan negara (WPN), adalah bagian dari wilayah pertambangan (WP) yang dicadangkan untuk kepentingan strategis nasional. Penetapan wilayah pencadangan negara (WPN) dilakukan oleh pemerintah pusat dengan tetap memperhatikan aspirasi daerah sebagai daerah yang dicadangkan untuk komoditas tertentu dan daerah konservasi dalam rangka menjaga keseimbangan ekosistem dan lingkungan. WPN yang ditetapkan untuk komoditas tertentu dapat diusahakan sebagian luasnya, sedangkan WPN yang ditetapkan untuk konservasi ditentukan batasan waktunya. WPN yang diusakan sebagaian luasnya statusnya berubah menjadi wilayah usaha pertambangan khusus (WUPK). Perubahan status WPN menjadi WPUK dapat dilakukan dengan pertimbangan sebagai berikut : a. Pemenuhan bahan baku industri dan energi dalam negeri; b. Sumber devisa negara; c. Kondisi wilayah didasarkan pada keterbatasan sarana dan prasarana; d. Berpotensi untuk dikembangkan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi; e. Daya dukung lingkungan; dan/atau f. Penggunaan teknologi tinggi dan modal investasi yang besar. Sebagian wilayah di Bengkulu Selatan merupakan rencana usaha pertambangan, karena mempunyai bahan pertambangan yang berpotensi untuk dieksploitasi. Arahan pengembangan dan pengelolaan pertambangan ke depannya diarahkan harus memperhatikan aspek pengelolaaan lingkungan dan keterlibatan masyarakat serta ketentuan-ketantuan dalam aspek pertambangan. MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 25 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan Wilayah yang mempunyai Potensi Pertambangan No Jenis Tambang Kecamatan 1. Pertambangan Golong C /Batu Hias Kecamatan Kedurang Ilir Kecamatan Manna Kecamatan Pino Raya Kecamatan Ulu Manna Kecamatan Bunga Mas Kecamatan Kota Manna 2. Emas Kececamatan Pino Raya Kecamatan Air Nipis Kecamatan Ulu Manna Kecamatan Seginim 3. Pasir Besi Kecamatan Pino Raya (Pantai Selali) Kecamatan Kedurang Ilir (Pantai Sulau) 4. Biji Besi Kecamatan Ulu Manna (perbatasan Bengkulu Selatan – Lahat. 5. Batuan Piroklastik Kecamatan Pino (Sekitar Air Manna) 6. Mineral Ubahan Kecamatan Pino Kecamatan Seginim Kecamatan Kedurang 7. Batu Rijang Kecamatan Air Nipis 8. Mineral Sulfida Kecamatan Pino Kecamatan Seginim Kecamatan Kedurang 9. Masmar 10. Andesit Diaret Granit 11. Posphat Guano 12. Pasir Lempung MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN Kecamatan Seginim (Desa Suka Rami) Kecamatan Kedurang, Kecamatan Air Nipis (Bukit Raja Mandara) Bukit Raja Mandara Bukit Raja Mandara Kecamatan Kedurang (Pertemuan Air Kedurang dengan Cawang alun) Kecamatan Seginim IV - 26 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan 13. Batu Tulis Kecamatan Seginim 14. Batu Gamping Kecamatan Kedurang - Sumber Data : Dinas ESDM Kabupaten Bengkulu Selatan MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 27 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan 4.2.6 Kawasan Peruntukkan Industri Di Bengkulu Selatan hanya ada indusri kecil dengan jumlah yang juga tidak terlalu banyak. Mengingat semakin terbatasnya luas lahan untuk kegiatan usaha pertanian serta perlunya peningkatan SDM masyarakat, maka kegiatan industri yang berbasis agro perlu didorong pertumbuhannya. Oleh karena itu industri pengolahan hasil pertanian, perikanan dan kelautan perlu mendapat prioritas utama dalam pengembangan ekonomi kerakyatan. Agroindustri sebaiknya dikembangkan di sekitar Pino dan Pino Raya dan pengolahan ikan laut di Pasar Manna. Kegiatan industri yang dikembangkan dapat saja berupa industri kecil sampai sedang namun tetap berupa industri ramah lingkungan dan non polutan. 4.2.7 Kawasan Peruntukkan Pariwisata Berbagai jenis kawasan pariwisata yang ada dalam wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan merupakan bagian dari suatu sistem kesatuan kepariwisataan secara keseluruhan yang ada di wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan dan Provinsi Bengkulu . Secara umum, potensi obyek wisata yang dapat dikembangkan di wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan meliputi: (i) wisata alam bahari; (ii) wisata alam hutan ; dan (iii) wisata sejarah dan budaya. Karena daya tariknya masing-masing yang unik, semua jenis wisata tersebut dapat dikembangkan di wilayah ini. a. Peruntukkan Pariwisata Budaya Obyek wisata budaya di Kabupaten Bengkulu Selatan adalah Meriam Anak Jina di Desa Palak Bengkerung di Kecamatan Air Nipis, Meriam Honey Sweet Horizon di Kelurahan Belakang gedung Pasar Manna, Bunker Kelurahan Belakang gedung Pasar Bawah Kecamatan Pasar Manna, Batu Golmen di Kecamatan Pino, Batu Tapak Kaki Kambing Hutan di Desa Batu Aji Kecamatan Ulu Manna, Patilasan Pertapaan Gajah Mada di Dusun Tingi, Kecamatan Air Nipis. b. Peruntukkan Pariwisata Alam - Wisata Alam Bahari Kawasan wisata bahari merupakan kawasan di daerah pantai yang diperuntukkan untuk melakukan aktivitas wisata mulai dari fenomena alam yang dimiliki, budaya dan kehidupan sosial masyarakat pesisir, biota laut dan habitat laut serta kualitas perairan. Kabupaten Bengkulu Selatan memiliki arena yang cukup luas untuk wisata MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 28 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan bahari. Kawasan wisata bahari di Kabupaten Bengkulu Selatan adalah Pantai Wisata Pasar Bawah di Kecamatan Pasar Manna. - Wisata Air Terjun Air Terjun Geluguran di Desa Batu Aji, Kecamatan Ulu Manna dan Air Terjun Tiga Tingkat di Batu Aji, Kecamatan Ulu Manna. 4.2.8 Kawasan Peruntukkan Permukiman Berdasarkan cakupan wilayah menurut fungsi dan kegiatannya, kawasan permukiman di Kabupaten Bengkulu dibagi menjadi dua jenis, yaitu kawasan permukiman perkotaan dan kawasan permukiman pedesaan. 4.2.8.1 Kawasan Permukiman Perkotaan Kawasan permukiman perkotaan pada umumnya berada di wilayah yang telah berkembang dan dengan pola mengikuti jaringan jalan yang telah ada, pusat-pusat pelayanan, dan pemukiman yang telah lama ada dan tumbuh. Kawasan permukiman perkotaan di Kabupaten Bengkulu Selatan terletak di 3 (tiga) kecamatan yaitu di Kecamatan Manna, Kota Manna dan Kecamatan Pasar Manna dan di ibukota kecamatan lain yang ada di Kabupaten Bengkulu Selatan. Rencana pengembangan kawasan permukiman perkotaan di Kabupaten Bengkulu Selatan adalah sebagai berikut: Permukiman perkotaan diarahkan untuk mengisi kawasan belum terbangun di ibukota kecamatan terutama pada pusat-pusat wilayah pembangunan Pengarahan pemanfaatan ruang perkotaan ditinjau agar struktur ruang linier disetiap ibukota kecamatan diubah menjadi struktur ruang konsentris yang lebih terpadu dan kompak Secara bertahap agar dilakukan penyusunan RTR Kawasan ibukota kecamatan untuk seluruh ibukota kecamatan dan penyusunan RDTRK untuk ibukota kecamatan yang berfungsi sebagai pusat wilayah pengembangan pembangunan, dan penyusunan RTRK untuk ibukota kecamatan yang mempunyai perkembangan perkotaan yang pesat. Pengembangan kawasan permukiman untuk menunjang kawasan pertanian, agroindustri dan lain-lain Peningkatan sarana dan prasarana permukiman, terutama sarana sosial, air bersih, drainase, limbah, persampahan, listrik dan telekomunikasi. MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 29 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan 4.2.8.2 Kawasan Permukiman Pedesaan Kawasan pedesaan adalah kawasan yang pemanfaatan ruangnya didominasi oleh kegiatan utama pertanian, bukan perkotaan dan memiliki homogenitas dalam kegiatan usaha ekonominya. terkonsentrasi pada wilayah-wilayah berkembang dan pada umumnya terletak di sekitar wilayah pertanian. Di kabupaten Bengkulu Selatan kawasan permukiman pedesaan berada di desa yang ada di 8 (delapan) wilayah kecamatan yaitu di Kecamatan Bunga Mas, Kedurang, Kedurang Ilir, Seginim, Air Nipis, Pino, Ulu Manna dan Kecamatan Pino Raya. Pengembangan kawasan permukiman pedesaan dilakukan melalui peningkatan kualitas dan kuantitas permukiman secara terpadu dengan kegiatan ekonomi antara lain pertanian, peternakan, dan perikanan dan meningkatkan prasarana dan sarana penunjang. Pengembangan kawasan permukiman perkotaan dan perdesaan diusahakan agar hanya memanfaatkan lahan-lahan yang kurang produktif. Rencana pengembangan kawasan pemukiman pedesaan di Kabupaten Bengkulu Selatan adalah sebagai berikut: Lebih mengkonsentrasikan pemukiman pedesaan pada kelompok pemukiman perkampungan yang sudah ada, agar tidak terjadi penyebaran pemukiman secara sporadik yang mengakibatkan penggunaan lahan dan penyediaan infrastruktur menjadi tidak efisien. Pengembangan desa pusat pertumbuhan Peningkatan aksesibilitas antara kawasan pemukiman dengan kawasan pertanian Peningkatan sarana dan prasarana permukiman Untuk mengantisipasi perkembangan kawasan terbangun/permukiman sebagai implikasi dari pembangunan jalan pantai utara, yang tentu akan merangsang perkembangan disekitarnya karena aksesibilitasnya yang tinggi, maka kawasan terbangun pemukiman perlu diarahkan agar perkembangannya tidak sporadik. Rencana pengembangan kawasan pemukiman baik perdesaan dan perkotaan adalah berdasarkan standar kecukupan dan kelayakan ruang. Kecukupan dan kelayakan jumlah unit perumahan didasarkan pada asumsi bahwa satu keluarga (yang di Kabupaten Bengkulu Selatan rata-rata terdiri dari 5 jiwa) menempati satu unit rumah Dengan MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 30 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan menggunakan asumsi Kavling Kecil : Kavling Sedang : Kavling Besar adalah 6 : 3 : 1, dengan masing-masing ukuran tanah 300 : 600 : 900 m2. Kabupaten Bengkulu Selatan dengan proyeksi penduduk 203.981 jiwa diakhir tahun perencanaan 2030, membutuhkan setidaknya 24.478 unit rumah kavling kecil, 12.239 unit rumah kavling sedang, dan 4.080 unit kavling besar. Luas areal yang dibutuhkan untuk pengembangan areal permukiman baru secara kasar diperoleh dari selisih angka total yang dibutuhkan luas lahan yang sekarang ini ada untuk pemukiman. Luas lahan total harus juga memperhitungkan areal terbuka, fasilitas sosial ekonomi, jalan, dan kondisi wilayah yang ada. Berikut disampaikan luasan dari masing-masing kawasan rencana pola ruang dan peta rencana pola ruang kawasan Kabupaten Bengkulu Selatan. 4.2.9 Kawasan Peruntukan Lainnya Kawasan peruntukan lainnya di Kabupaten Bengkulu Selatan adalah kawasan militer seluas 3.317 Ha. Rencana pengembangan kawasan militer di Kabupaten Bengkulu Selatan adalah pembangunan koramil di Kecamatan Ulu Manna dan di Kelutum, Kecamatan Pino. MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 31 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan Tabel 4.11 Rencana Pengembangan Pola Ruang di Kabupaten Bengkulu Selatan Kawasan Kawasan Lindung 1. Hutan Lindung Kebijakan Tata Ruang Kriteria kawasan hutan lindung adalah: - Kawasan hutan dengan faktor-faktor kelerengan, jenis tanah, curah hujan yang melebihi 175 mm - Kawasan hutan yang mempunyai kelerengan 40% atau lebih - Kawasan hutan yang mempunyai ketinggian 2000 m dpl atau lebih Berdasarkan hasil perhitungan luas fungsi kawasan pada Peta Penunjukan Kawasan, wilayah yang termasuk dalam kawasan hutan lindung di Kabupaten Bengkulu Selatan adalah seluas 33079,00 ha. Kawasan Sempadan Sempadan Pantai Sempadan Sungai MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN Strategi (Arahan Pengembangan) Rekonstruksi tata batas kawasan hutan lindung untuk memperoleh kepastian hukum yang mengikat seluruh stake-holder terkait. Partisipasi masyarakat lokal dalam penetapan batas sangat penting untuk menghindari berbagai bentuk konflik di kemudian hari. Pengelolaan hutan lindung harus mampu memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas lingkungan, peningkatan kekayaan keaneka ragaman hayati, penyediaan hasil hutan bukan kayu, pengembangan ekoturisme, peningkatan pendapatan masyarakat lokal dan penguatan partisipasi masyarakat. Kesatuan pengelolaan hutan lindung (KPHL) harus dikembangkan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan seperti luas kawasan, potensi, derajat besarnya gangguan (illegal logging, perambahan); kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat lokal; karakteristik spatial, aksebilitas serta kondisi sumberdaya di luar hutan lindung. Pengelolaan hutan lindung merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengelolaan DAS secara terpadu dan harus selaras dengan aktivitas pengembangan sektor-sektor lain serta menerapkan prinsip peranan huluhilir yang berkeadilan. Sistem pengamanan dan perlindungan hutan harus merupakan sistem partisipatif yang melibatkan petugas pemerintah dan masyarakat lokal. Sempadan pantai kawasan non permukiman, dipertahankan (100 meter dari titik pasang) dengan menanami tanaman sebagai vegetasi penahan abrasi dengan memperhatikan aspek estetika. Sempadan pantai kawasan permukiman, agar dibuat tanggul pencegah abrasi Garis sempadan sungai yang melewati kawasan permukiman yang sudah ada, minimal 15 meter dari titik pasang tertinggi di kiri dan kanan sungai. Pada kawasan ini hendaknya dibuat jalan inspeksi atau ditanami vegetasi untuk memberikan penguatan tanah IV - 32 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan Kawasan Sempadan Danau Sekitar Mata Air Kebijakan Tata Ruang Kriteria untuk kawasan sempadan danau yaitu daratan sepanjang tepian danau buatan/bendungan yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik danau buatan/bendungan antara 50100 meter dari titik pasang. Kawasan sempadan danau di Kabupaten Bengkulu Selatan adalah daerah yang berada di tepian Danau Ulu Seginim di Kecamatan Seginim, Danau Mengkudum di Kecamatan Pino Raya Kriteria untuk kawasan di sekitar mata air yaitu dengan jari-jari sekurang-kurangnya 200 meter. Kawasan Budidaya 1. Hutan Produksi Hutan Produksi Terbatas Hutan Produksi Tetap MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN Strategi (Arahan Pengembangan) Garis sempadan sungai yang melewati kawasan permukiman yang terencana hendaknya berjarak 15-25 meter dari titik pasang tertinggi di sepanjang kiri dan kanan sungai Garis sempadan sungai yang melewati luar kawasan permukiman dan di areal rawan banjir hendaknya berjarak 50 meter dari titik pasang tertinggi di kiri dan kanan sungai. Kawasan sungai hendaknya ditanami vegetasi untuk memberikan penguatan tanah Kawasan sempadan danau dapat dimanfaatkan sebagai lahan permukiman KDB rendah dengan memperhatikan garis sempadan danau Diarahkan sebagai kawasan pariwisata alam dengan memanfaatkan keadaan alamiah kawasan sekitar danau. Kawasan sekitar mata air yang mempunyai radius sekurang-kurangnya 200 meter dari titik sumber mata air harus merupakan daerah perlindungan yang intensif, sehingga penambahan jumlah permukiman atau bangunan yang ada harus dihentikan. Semua kegiatan budidaya di lokasi sekitar mata air harus dihentikan, kemudian dilakukan upaya untuk meningkatkan fungsi lindungnya dengan menghutankan kembali lokasi mata air tersebut. Peningkatan peran serta, efisiensi dan produktivitas masyarakat dalam menjaga kelestarian sumber daya hutan dan produksi hasil hutan yang diikuti dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang tinggal di dalam dan di sekitar hutan disamping peningkatan pendapatan negara baik untuk sektor dalam negeri maupun luar IV - 33 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan Kawasan Kebijakan Tata Ruang Hutan Produksi Konversi. Strategi (Arahan Pengembangan) 2 Pertanian Kering negeri. Peningkatan percepatan produksi kayu melalui upaya penanaman dan pengayaan jenis yang cepat tumbuh untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan industri. Pengembangan hasil hutan bukan kayu yang potensial seperti madu dan rotan. Pembentukan Kesatuan pengelolaan hutan produksi (KPHP) berdasarkan pertimbangan-pertimbangan seperti luas kawasan, potensi, derajat besarnya gangguan (illegal logging, perambahan); kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat lokal; karakteristik spatial, aksebilitas serta kondisi sumberdaya di luar hutan produksi. Penguatan peraturan perundang-undangan melalui penegakan hukum yang tegas dan adil. Lahan Pengendalian kegiatan lain agar tidak mengganggu lahan pertanian yang diklasifikasikan sebagai lahan subur kelas satu. Perlu pengembangan konsep „lahan pertanian abadi‟ untuk lahan subur kelas satu, baik untuk lahan kering maupun lahan basah Penyelesaian tumpang tindih dengan kegiatan budidaya lainnya pada suatu kawasan/lokasi Usaha penanggulangan banjir yang berpotensi melanda kawasan pertanian. Pengembangan kawasan pertanian tanaman pangan lahan kering diarahkan pada komoditas jagung sebagai andalan utama, dan untuk kepentingan diversifikasi juga dikembangkan hortikultura Untuk diversifikasi, diperlukan metode tumpangsari bagi komoditaskomoditas yang secara komposit sesuai dikembangkan Menerapkan sistem usaha tani konservasi terutama pada lahan-lahan dengan potensi erosi tingg untuk menghindari degradasi lahan. Lahan Basah MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN Perluasan areal persawahan, yaitu meningkatkan produktivitas “lahan tidur”, baik melalui pompanisasi maupun melalui cekdam (bendungan) baru. Pengembangan prasarana pengairan untuk mendukung pengembangan IV - 34 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan Kawasan Kebijakan Tata Ruang Strategi (Arahan Pengembangan) tanaman padi sawah Penyusunan rencana kawasan sawah beririgasi dan pelaksanaan persiapan lahan bagi kawasan sentra produksi Seginim, dalam menyongsong pembangunan Bendungan Seginim. Pencanangan dan penetapan lahan-lahan kategori kelas I untuk dijadikan ”Lahan Pertanian Abadi” 3. Perikanan Perikanan Pesisir Pengembangan perikanan budidaya dan di pesisir Kabupaten Bengkulu Selatan adalah keterbatasan areal. Bentangan garis pantai hanya sebesar 37,3 km dan ‟lebar‟ kewenangan laut kabupaten hanya 4 millaut. Perikanan Tangkap MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN Mengembangkan zonasi wilayah pesisir dan laut untuk menetapkan ruang untuk pengembangan perikanan budidaya dan perikanan tangkap; Mengembangkan perencanaan detail perikanan budidaya (tingkat kawasan, dengan skala > 1 : 50.000) yang menggambarkan potensi lahan (tambak, KJA, areal rumput-laut) melalui analisis kesesuaian lahan pertambakan; Mengembangkan sub-sistem perikanan budidaya, seperti pembangunan panti-panti pembenihan ikan laut, dan pembangunan pabrik pakan dari bahan baku lokal; Mengembangkan kelembagaan yang menunjang sistem informasi perikanan bagi keperluan pembudidaya dan nelayan, sistem pendidikan dan latihan dan sistem pendanaan usaha; Mengembangkan sistem fish aggregate divice (rumpon, terumbu buatan) untuk menyediakan daerah penangkapan yang aksesibel; Mengembangkan sarana dan prasarana perikanan budidaya dan perikanan tangkap (pelabuhan/TPI, armada penangkapan, pabrik es, penyalur BBM) Pengembangan perencanaan spesifik perikanan tangkap Kabupaten Bengkulu Selatan wilayah kewenangan Lautan Indonesia yang merupakan uraian dari kebijakan master plan pengembangan perikanan Provinsi Bengkulu (Etalase Perikanan) Pengembangan armada penangkapan yang berjelajah tinggi, seperti kapal perikanan 50 GT yang dapat mengoperasikan alat tangkap lepas pantai (huhate, rawai-tuna, jaring insang) IV - 35 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan Kawasan 4. Perindustrian 5. Pariwisata 6. Permukiman Kebijakan Tata Ruang MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN Strategi (Arahan Pengembangan) Pengembangan prasarana penangkapan seperti TPI atau pelabuhan perikanan, pabrik es; Pengembangan kelembagaan nelayan untuk keperluan diklat, penatakelolaan dana dan permodalan, penata-kelolaan sarana penangkapan seperti BBM, material alat tangkap. Permukiman industri kecil (PIK), yakni suatu area/lahan peruntukan yang disediakan khusus untuk industri kecil yang didalamnya dilengkapi dengan infrastruktur, unit produksi, sarana pelayanan bersama, serta tempat tinggal pengusahanya. Sentra industri kecil, yakni suatu area/lahan yang diperuntukkan untuk kegiatan industri, dimana terdapat berbagai kegiatan usaha industri kecil sejenis, yang tumbuh dan berkembang dalam suatu lokasi tertentu. Arahan lokasi sentra industri kecil di kabupaten Bengkulu adalah dengan memantapkan dan mendorong perkembangan sentra-sentra industri kcil yang telah ada. Pengembangan objek wisata baru dan peningkatan objek wisata yang sudah ada, baik sarana maupun prasarananya. Penataan ruang (penyusunan rencana) pengembangan pariwisata kabupaten, terutama untuk kawasan pariwisata terpadu Pengembangan objek pariwisata pantai dan objek wisata bahari pulau diarahkan menjadi wisata terpadu sehingga dalam pengembangannya harus terintegrasi. Dengan diarahkannya kawasan pariwisata pantai dan pulau menjadi kawasan pariwisata terpadu, diharapkan akan lebih memacu perkembangan kegiatan pariwisata di kawasan pesisir, terutama dalam “membuka” kawasan pariwisata pulau. Pengembangan obyek/atraksi wisata/rekreasi bagi setiap kawasan pariwisata yang terpadu Pengembangan sarana dan prasarana penunjang bagi kelancaran akses ke masing-masing kawasan pariwisata. Rencana pengembangan kawasan permukiman perkotaan di Kabupaten Bengkulu Selatan adalah sebagai berikut: Permukiman perkotaan diarahkan untuk mengisi kawasan belum terbangun di ibukota kecamatan terutama pada pusat-pusat wilayah pembangunan IV - 36 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan Kawasan Kebijakan Tata Ruang Strategi (Arahan Pengembangan) Pengarahan pemanfaatan ruang perkotaan ditinjau agar struktur ruang linier disetiap ibukota kecamatan diubah menjadi struktur ruang konsentris yang lebih terpadu dan kompak Secara bertahap agar dilakukan penyusunan RTR Kawasan ibukota kecamatan untuk seluruh ibukota kecamatan dan penyusunan RDTRK untuk ibukota kecamatan yang berfungsi sebagai pusat wilayah pengembangan pembangunan, dan penyusunan RTRK untuk ibukota kecamatan yang mempunyai perkembangan perkotaan yang pesat. Pengembangan kawasan permukiman untuk menunjang kawasan pertanian, agro-industri dan lain-lain Peningkatan sarana dan prasarana permukiman, terutama sarana sosial, air bersih, drainase, limbah, persampahan, listrik dan telekomunikasi. Sumber : Hasil Rencana MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN Rencana pengembangan kawasan pemukiman pedesaan di Kabupaten Bengkulu Selatan adalah sebagai berikut: Lebih mengkonsentrasikan pemukiman pedesaan pada kelompok pemukiman perkampungan yang sudah ada, agar tidak terjadi penyebaran pemukiman secara sporadik yang mengakibatkan penggunaan lahan dan penyediaan infrastruktur menjadi tidak efisien. Pengembangan desa pusat pertumbuhan Peningkatan aksesibilitas antara kawasan pemukiman dengan kawasan pertanian Peningkatan sarana dan prasarana permukiman Untuk mengantisipasi perkembangan kawasan terbangun/ permukiman sebagai implikasi dari pembangunan jalan pantai utara, yang tentu akan merangsang perkembangan disekitarnya karena aksesibilitasnya yang tinggi, maka kawasan terbangun pemukiman perlu diarahkan agar perkembangannya tidak sporadik. IV - 37 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan Tabel 4.12 Rencana Pola Ruang Berdasarkan Klasifikasi Ruang Kabupaten Bengkulu Selatan 2031 Jenis Penggunaan Lahan Hutan Lindung Hutan Produksi Terbatas Hutan Produksi Permukiman Pertanian Lahan Basah Pertanian Lahan Kering Tanaman Tahunan Perkebunan Industri Sempadan Sungai Sempadan Pantai Total : Luas (Ha) (kurang lebih) 33.079 14,566 1.579 5.504 11.046 6.028 24.091 20.346 291 296 1,784 118.610 (%) 27,88 12,28 1,33 4,64 9,31 5,08 20,31 17,15 0,24 0,24 1,5 100,00 Sumber : Hasil Analisis MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 38 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 39 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 40 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN IV - 1 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan 5.1 Lokasi dan Jenis Kawasan Strategis Kabupaten Penetapan kawasan strategis merupakan penetapan kawasan yang didalamnya berlangsung kegiatan yang mempunyai pengaruh besar terhadap : Tata ruang di wilayah sekitarnya; Kegiatan lain di bidang yang sejenis dan kegiatan di bidang lainnya; dan/atau Peningkatan kesejahteraan masyarakat Jenis kawasan strategis, antara lain: a. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan, antara lain, adalah kawasan perbatasan negara, termasuk pulau kecil terdepan dan kawasan latihan militer. b. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, antara lain adalah kawasan metropolitan, kawasan ekonomi khusus, kawasan pengembangan ekonomi terpadu, kawasan tertinggal serta kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas c. Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya, antara lain adalah kawasan adat tertentu, kawasan konservasi warisan budaya, termasuk warisan budaya yang diakui sebagai warisan dunia V- 1 MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan d. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tingi, antara lain adalah kawasan pertambangan minyak dan gas bumi termasuk pertambangan minyak dan gas bumi lepas pantai, serta kawasan yang menjadi lokasi instalasi tenaga nuklir e. Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya lingkungan hdup, antara lain adalah kawasan perlindungan dan pelestarian lingkungan hidup, termasuk kawasan yang diakui sebagai warisan dunia seperti taman nasional Di wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan tidak terdapat Kawasan Strategis Nasional (KSN) maupun kawasan strategis provinsi, sehingga di Kabupaten Bengkulu Selatan hanya terdapat kawasan strategis kabupaten. Pertimbangan utama dalam penentuan kawasan strategis di Kabupaten Bengkulu Selatan antara lain: Pengembangannya tidak hanya berdampak lokal, tapi juga mempunyai pengaruh terhadap wilayah yang lebih luas (regional atau bahkan nasional). Berpotensi geografis, namun pengembangan sarana dan prasarana membutuhkan investasi yang besar. Prospek ekonomi wilayah sangat cerah, karena ditunjang oleh sumberdaya alam yang sangat memadai. Pengembangannya dapat memacu wilayah-wilayah sekitarnya (termasuk hinterland) yang agak terbelakang pembangunannya Sektor yang akan diakomodasikan (diunggulkan) mempunyai prioritas tinggi dalam lingkup kabupaten. Adanya minat dan ketertarikan investasi swasta dan pemerintah yang cukup tinggi. Terbukanya peluang baru akibat pemekaran wilayah. V- 2 MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan 5.1.1 Kawasan Strategis Kabupaten Bengkulu Selatan Dilihat dari penetapan jenis-jenis kawasan strategis serta pertimbangan-pertimbangan dalam penentuan kawasan strategis di Kabupaten Bengkulu Selatan seperti yang diuaraikan diatas, kawasan strategis yang terdapat di Kabupaten Bengkulu Selatan hanya terdiri dari kawasan strategis yang dilihat dari sudut kepentingan ekonomi yang terdiri dari 2 (dua) kawasan strategis yakni kawasan strategis perkotaan dan kawasan strategis perdesaan. 1. Kawasan Strategis Perkotaan Merupakan kawasan yang meliputi kecamatan Kota Manna, Kecamatan Pasar Manna dan Kecamatan Manna. Pembangunan kawasan Strategis ini adalah usaha untuk mengembangkan dan meningkatkan hubungan saling ketergantungan dan interaksi atara sistem ekonomi (economic system), masyarakat (social system), dan lingkungan hidup beserta sumberdaya alamnya (ecosystem). Didalam Kawasan Strategis Perkotaan, terdiri dari beberapa kegiatan yang akan dibangun berdasarkan basis sektor yang ada, sesuai dengan kondisi dan potensi lahan dan ekosistem Kabupaten Bengkulu selatan. Ada 7 (tujuh) jenis kegiatan unggulan yang diusulkan dalam Kawasan Strategis Perkotaan ini. Kegiatan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Kegiatan Perdagangan dan Jasa, suatu kegiatan yang dikembangkan berbasiskan pada perdagangan dan jasa untuk penciptaan dan perluasan lapangan kerja di daerah, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan pendapatan pemerintah daerah ditetapkan di rua jalan; a. Jalan Sudirman; b. Jalan Ahmad Yani; c. Jalan Kolonel Berlian; d. Jalan Tukiran; e. Jalan Sersan M. Taha; f. Sebagian kawasan jalan Kemas Jamaludin g. Jalan Trip Kastalani h. Jalan Duayu i. Jalan Iskandar Baksir V- 3 MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan j. Sekitar kawasan simpang tiga kayu kunyit k. Jalan Kartini l. 2. Sebagian jalan Affan Baksin Kegiatan Industri Kecil, suatu kegiatan yang dikembangkan berbasiskan pada Industri Kecil dan Menengah untuk meningkatkan pendapatan daerah dan kesejahteraan masyarakat ditetapkan; a. Desa Pagar Dewa. b. Desa Sekunyit c. Desa Kelutum d. Desa Batu Kuning (Masat) e. Desa Batu Kuning (Pasar Manna) 3. Kegiatan Kerajinan, suatu kegiatan yang dikembangkan berbasiskan pada industri kerajinan tangan (handmade), untuk penciptaan dan perluasan lapangan kerja di daerah, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan pendapatan pemerintah daerah ditetapkan di daerah : a. Kelurahan Kota Medan b. Kelurahan Tanjung Mulia c. Kelurahan Kayu Kunyit d. Kelurahan Pasar Mulia 4. Kegiatan Pusat Pemerintahan ditetapkan di kawasan Padang Panjang Kecamatan Kota Manna. 5. Kegiatan Permukiman Perkotaan ditetapkan; a. Pusat Kota di Kecamatan Pasar Manna b. Pusat Kota di Kecamatan Kota Manna c. Pusat Kota di Kecamatan Manna d. Perumnas Ketaping di Kecamatan Manna e. Perumnas Kayu Kunyit di Kecamatan Manna f. Perumnas Pintu Langit di Kecamatan Kota Manna g. Perumnas Pagar di Kecamatan Kota Manna h. Sekita kawasan perdagangan. V- 4 MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan 2. Kawasan Strategis Perdesaan Kawasan Strategis Perdesaan merupakan kawasan yang meliputi Kecamatan Pino Raya, Kecamatan Pino, Kecamatan Seginim, Kecamatan Air Nipis, Kecamatan Kedurang, Kecamatan Kedurang Ilir, Kecamatan Ulu Manna, dan Kecamatan Bunga Mas. Didalam Kawasan Strategis Perdesaan, terdiri dari beberapa kegiatan yang akan dibangun berdasarkan basis sektor yang ada, sesuai dengan kondisi dan potensi lahan Kabupaten Bengkulu selatan. Ada 2 (dua) jenis kegiatan unggulan yang diusulkan dalam Kawasan Strategis Perdesaan ini. Kegiatan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Kegiatan agroindustri, suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan produksi-produksi kelapa dan kelapa sawit. Kegiatan agroindustri (sentra industri kelapa dan kelapa sawit) berada di Kecamatan Pino Raya dan Kecamatan Pino. 2. Kegiatan agropolitan dan minapolitan, suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan pertanian dan perikanan darat. Kegiatan agropolitan dan minapolitan berada di Kecamatan Seginim, Air Nipis, Kedurang dan Kedurang Ilir. V- 5 MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan V- 6 MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan V- 7 MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN Bab 7 Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang.pdf - Google Drive Page 1 of 28 file:///C|/Users/HP/Documents/Konten%20C9970-7.htm[10/02/2015 11:45:11]