2 1.3 Profil Kabupaten Bengkulu Selatan

advertisement
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Dasar Hukum Penyusunan RTRW
1.3 Profil Kabupaten Bengkulu Selatan
1.3.1 Kondisi Fisik Kabupaten Bengkulu Selatan
1.3.2 Kependudukan
1.3.3 Transportasi
1.3.4 Potensi Bencana Alam
1.3.5 Potensi Sumber Daya Alam
1.3.6 Potensi Ekonomi Wilayah
1.3 Isu Strategis
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
1
2
4
6
15
20
22
24
25
30
BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI KABUPATEN
BENGKULU SELATAN
2.1 Perumusan Tujuan
2.2 Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang
II – 1
II – 2
BAB III RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KABUPATEN
BENGKULU SELATAN
3.1 Rencana Sistem Perkotaan Wilayah Kabupaten
3.2 Rencana Sistem Jaringan Prasarana
3.2.1 Rencana Sistem Jaringan Transportasi
3.2.2 Rencana Sistem Jaringan Listrik
3.2.3 Rencana Pengembangan Jaringan Telekomunikasi
3.2.4 Rencana Pengembangan Sumberdaya Air
3.2.5 Rencana Sistem Jaringan Prasarana Lainnya
III
III
III
III
III
III
III
BAB IV RENCANA POLA RUANG KABUPATEN BENGKULU SELATAN
4.1 Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung
4.1.1 Kawasan Hutan Lindung
4.1.2 Kawasan yang Memberikan Perlindungan terhadap
Kawasan Bawahannya
4.1.3 Kawasan Perlindungan Setempat
4.1.4 Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar
Budaya
4.1.5 Kawasan Rawan Bencana Alam
4.2 Rencana Pola Ruang Kawasan Budidaya
4.2.1 Kawasan Peruntukan Hutan Produksi
4.2.2 Kawasan Peruntukan Pertanian
Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan
–1
-4
–4
–9
-13
-15
-21
IV – 5
IV – 5
IV – 5
IV – 6
IV – 8
IV – 8
IV– 13
IV -13
IV -15
I-1
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
4.2.3
4.2.4
4.2.5
4.2.6
4.2.7
4.2.8
4.2.9
BAB V
Kawasan
Kawasan
Kawasan
Kawasan
Kawasan
Kawasan
Kawasan
Peruntukan
Peruntukan
Peruntukan
Peruntukan
Peruntukan
Peruntukan
Peruntukan
Perkebunan
Perikanan
Pertambangan
Industri
Pariwisata
Permukiman
Lainnya
IV
IV
IV
IV
IV
IV
IV
-18
-18
-24
-25
-25
-26
-28
PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN BENGKULU
SELATAN
5.1 Lokasi dan Jenis Kawasan Strategis Kabupaten
V–1
5.1.1 Kawasan Strategis Kabupaten Bengkulu Selatan
V–3
BAB VI ARAHAN PEMANFAATAN RUANG
6.1 Prioritas Pemanfaatan Ruang
6.1.1 Prioritas Pemanfaatan Kawasan Lindung
6.1.2 Prioritas Pemanfaatan Kawasan Budidaya
6.2 Indikasi Program Utama
6.3 Pembiayaan dan Kelembagaan
6.3.1 Pembiayaan Pembangunan
6.3.2 Kelembagaan Dalam Pemanfaatan Ruang
VI
VI
VI
VI
VI
VI
VI
BAB VII ARAHAN PENGENDALIAN DAN PEMANFAATAN RUANG
7.1 Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
7.2 Ketentuan Pemberian Izin
7.2.1 Dasar Ketentuan Perizinan
7.2.2 Ketentuan Perizinan Dalam Penataan Ruang
7.3 Ketentuan Intensif dan Disinsentif
7.4 Arahan Sanksi
7.4.1 Arahan Sanksi Administratif
7.4.2 Arahan Sanksi Perdata
VII -2
VII-14
VII-14
VII-15
VII-16
VII-23
VII-24
VII-29
Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan
–3
–3
-12
-12
-32
-32
-40
I-2
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
Tabel 1.1
Tabel 1.2
Tabel 1.3
Tabel 1.4
Tabel 1.5
Tabel 1.6
Tabel 1.7
Tabel 1.8
Tabel 1.9
Tabel 1.10
Tabel 1.11
Tabel 1.12
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.4
Luas Wilayah dan Persentase Kabupaten Bengkulu Selatan
Menurut Kecamatan Tahun 2009
Luas Daerah Menurut Ketinggian Tempat Per Kecamatan
Di Kabupaten Bengkulu Selatan, Tahun 2009
Luas Daerah Menurut Tekstur Tanah di Kabupaten Bengkulu
Selatan, Tahun 2009
Potensi Bahan Galian Pertambangan di Kabupaten Bengkulu
Selatan
Jumlah dan Perkembangan Penduduk Kabupaten Bengkulu
Selatan, Tahun 2003-2007
Distribusi Jumlah dan Tingkat Kepadatan Penduduk
Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun 2007
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten
Bengkulu Selatan, Tahun 2007
Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Menurut
Tingkat Pendidikan di Kabupaten Bengkulu Selatan
Tahun 2006-2008
Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas yang
Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan dan Jenis Kelamin
di Kabupaten Bengkulu Selatan, Tahun 2008 (%)
Kondisi Jaringan Jalan di Kabupaten Bengkulu Selatan
Per Kecamatan, Tahun 2008
Kontribusi dan PDRB Kabupaten Bengkulu Selatan Atas
Dasar Harga Konstan dan Persentase Menurut Lapangan
Usaha, Tahun 2005-2007
Potensi Wisata di Kabupaten Bengkulu Selatan
Rencana Sistem Perkotaan Kabupaten Bengkulu Selatan
Tahun 2030
Fungsi Jalan Arteri dan Kolektor 1 Bukan Jalan Tol
Di Kabupaten Bengkulu Selatan
Prediksi Kebutuhan Sarana Listrik di Kabupaten Bengkulu
Selatan, Tahun 2030
Prediksi Kebutuhan Sarana Air Bersih di Kabupaten Bengkulu
Selatan, Tahun 2030
Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan
I–8
I–9
I–9
I – 10
I – 15
I – 16
I - 17
I – 19
I – 20
I – 20
I – 25
I – 27
III – 3
III – 5
III –11
III -16
I-3
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5
Tabel 4.6
Tabel 4.7
Tabel 4.8
Tabel 4.9
Tabel 4.10
Tabel 4.11
Tabel 4.12
Tabel 6.1a
Tabel 6.1b
Tabel 6.2
Tabel 6.3
Tabel 6.4
Tabel 7.1
Tabel 7.2
Usulan Peninjauan (Review) Kawasan Hutan di Kabupaten
Bengkulu Selatan Berdasarkan RTRWP Bengkulu
Sebaran dan Luasan Hutan Lindung di Kabupaten Bengkulu
Selatan, Tahun 2008
Jumlah Gempa Berdasarkan Magnitude di Kabupaten
Bengkulu Selatan Periode 2005-2010
Jumlah Gempa yang Dirasakan Getarannya di Kabupaten
Bengkulu Selatan
Pengendalian Pembangunan di Zona Rawan Gempa
Luas Kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) di Kabupaten
Bengkulu Selatan
Review Usulan Perubahan Hutan Produksi Terbatas (HPT)
Di Kabupaten Bengkulu Selatan berdasarkan RTRWP
Bengkulu
Review Usulan Perubahan Hutan Produksi Tetap (HP)
Di Kabupaten Bengkulu Selatan Berdasarkan RTRWP
Bengkulu
Luas Kawasan Lahan Basah di Kabupaten Bengkulu Selatan
Pembagian Kewenangan Wilayah Perairan
Rencana Pengembangan Pola Ruang di Kabupaten Bengkulu
Selatan
Rencana Pola Ruang Berdasarkan Klasifikasi Ruang
Kabupaten Bengkulu Selatan, 2030
Rencana Perwujudan Struktur Ruang; Pusat-pusat
Permukiman
Rencana Perwujudan Struktur Ruang; Sistem Prasarana
Wilayah
Rencana Perwujudan Pola Ruang
Rencana Perwujudan Kawasan Strategis
Institusi Dalam Pemanfaatan Ruang
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kabupaten Bengkulu
Selatan 2010-2030
Ketentuan Insentif dan Disinsentif Pemanfaatan Ruang
Di Kabupaten Bengkulu Selatan 2011-2030
Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan
IV – 3
IV – 5
IV –10
IV -10
IV– 11
IV– 14
IV -14
IV -15
IV -16
IV -18
IV– 29
IV -35
VI -15
VI
VI
VI
VI
-20
-23
-30
-40
VII -3
VII -20
I-4
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
Gambar 1.1
Gambar 1.2
Gambar 1.3
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
1.4
1.5
1.6
1.7
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
3.1
3.2
3.3
3.4
Gambar 3.5
Gambar 3.6
Gambar 3.7
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Gambar 4.3
Gambar 4.4
Gambar 4.5
Gambar 5.1
Peta Orientasi Wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan
Peta Wilayah Adminsitrasi Kabupaten Bengkulu Selatan
Peta Potensi Bahan Galian Pertambangan Kabupaten
Bengkulu Selatan
Peta Tutupan Lahan Kabupaten Bengkulu Selatan
Peta Kepadatan Penduduk Kabupaten Bengkulu Selatan
Peta Jaringan Jalan Kabupaten Bengkulu Selatan
Peta Rawan Bencana Gempa Kabupaten Bengkulu Selatan
I–5
I–7
Peta Rencana Jaringan Jalan Kabupaten Bengkulu Selatan
Peta Rencana Jaringan Listrik Kabupaten Bengkulu Selatan
Peta Rencana Jaringan Telkom Kabupaten Bengkulu Selatan
Peta Rencana Jaringan Air Brsih Kabupaten Bengkulu
Selatan
Peta DAS dan Irigasi Kabupaten Bengkulu Selatan
Peta Rencana Persampahan Kabupaten Bengkulu Selatan
Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Bengkulu Selatan
III – 8
III -12
III -14
Peta Rencana Kawasan Hutan Kabupaten Bengkulu Selatan
Grafik Jumlah Gempa di Kabupaten Bengkulu Selatan
Periode 2005-2010
Peta Sebaran Epicenter Gempa Tahun 2005-2010 untuk
Daerah Bengkulu Selatan dan Sekitarnya
Konsep Pembagian Wilayah Pengelolaan Pesisir dan Laut
Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Bengkulu Selatan
IV – 4
I
I
I
I
I
–
–
–
–
–
III
III
III
III
12
14
18
21
23
-18
-20
-23
-24
IV -10
IV -12
IV– 19
IV -36
Peta Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Bengkulu
Selatan
V–5
Gambar 6.1
Skema Implementasi RTRW Kabupaten Bengkulu Selatan
VI-42
Gambar 7.1
Gambar 7.2
Penerapan Insentif dan Disinsentif
Diagram Sanksi
VII-17
VII-25
Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan
I-5
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
1.1 Latar Belakang
Menurut Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, setiap
Pemerintah Daerah Kabupaten memiliki wewenang untuk menyusun Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten yang berfungsi untuk pengaturan, pembinaan dan
pengawasan terhadap pelaksanaan penataan ruang wilayah Kabupaten dan
kawasan strategis kabupaten. Wewenang tersebut meliputi perencanaan tata ruang
wilayah kabupaten; pemanfaatan ruang wilayah kabupaten; dan pengendalian
pemanfaatan ruang wilayah kabupaten. Bersamaan dengan itu, pelaksanaan
otonomi daerah yang mengacu kepada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintah Daerah yang menitikberatkan pada pemerintahan daerah telah
memberikan dampak terhadap penataan ruang wilayah kabupaten, terutama
adanya pemekaran wilayah.
Sebelumnya wilayah administrasi Kabupaten Bengkulu Selatan hanya terdiri atas 6
kecamatan yaitu
Kecamatan Kedurang, Seginim, Pino, Manna, Kota Manna dan
Pino Raya. Dalam perjalanan pembangunan telah terdapat daerah otonomi baru
yaitu Kecamatan Kedurang Ilir yang merupakan pemekaran dari Kecamatan
Kedurang, Kecamatan Air Nipis yang merupakan pemekaran dari Seginim,
Kecamatan Ulu Manna yang merupakan pemekaran dari Kecamatan Pino,
Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan
I-1
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
Kecamatan Bunga Mas yang merupakan pemekaran dari Kecamatan Manna dan
Kecamatan Pasar Manna yang merupakan pemekaran dari Kecamatan Kota Manna.
Kondisi ini berdampak pada perubahan struktur tata ruang dan penataan ruang.
Disamping itu terdapat kebijakan-kebijakan pemerintah baru yang harus dijadikan
rujukan pembangunan Pemerintah Kabupaten Bengkulu Selatan, khususnya
kebijakan penataan ruang. Kondisi-kondisi tersebut diatas terjadi secara bersamaan
sehingga diperlukan strategi dan arahan kebijakan baru yang menyangkut
perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan sumberdaya alam,
sumberdaya buatan dan sumberdaya manusia. Strategi dan arah kebijakan yang
ditetapkan perlu disesuaikan dengan potensi dan kendala di wilayah agar dapat
menghadapi segala hambatan, tantangan, ancaman dan peluang.
Sebagai upaya dalam memadukan program pembangunan dan pengelolaan
sumberdaya alam sehingga tercipta suatu pembangunan yang berkelanjutan,
pemerintah daerah (dalam hal ini adalah Kabupaten Bengkulu Selatan) mempunyai
kewajiban untuk menyusun suatu rencana tata ruang yang dapat menjadi
acuan/pegangan dalam pembangunan wilayah. Produk rencana tata ruang tersebut
harus dapat menjadi pedoman dalam pelaksanaan pembangunan daerah dan telah
menjadi hasil kesepakatan semua stakeholders di daerah.
1.2 Dasar Hukum Penyusunan RTRW
1. Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945
2. Undang-undang Darurat Nomor 4 Tahun 1956 tentang Pembentukkan
Kabupaten Bengkulu Selatan dan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2003 tentang
Pemekaran Kabupaten Bengkulu Selatan menjadi Kabupaten Bengkulu Selatan,
Kabupaten Muko-Muko, Kabupaten Kaur dan Kabupaten Seluma.
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 4 tahun 2009 tentang Mineral dan
Batu Bara ;
4. Undang-undang
Republik
Indonesia
Nomor
10
tahun
2009
tentang
Kepariwisataan ;
5. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2009 tentang Angkutan
dan Jalan;
Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan
I-2
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
6. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
7. Undang-undang
Republik
Indonesia
Nomor
30
tahun
2009
tentang
Ketenagalistrikan;
8. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 41 tahun 2009 tentang Perlindungan
Lahan Pertanian Berkelanjutan ;
9. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 45 tahun 2009 tentang Perubahan
Atas UU No. 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan;
10. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan
Ruang;
11. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional;
12. Undang-Undang
Republik
Indonesia
Nomor
32
tahun
2004
tentang
Pemerintahan Daerah;
13. Undang-undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4438);
14. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan;
15. Undang-Undang No 41 tahun 1999 Tentang Kehutanan;
16. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup;
17. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam
Hayati dan Ekosistemnya;
18. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1983 Tentang Landasan Kontinen Zona
Ekonomi Ekslusif;
19. Keputusan Presiden Nomor 32/1990 Tentang Pengelolaan Kawasan Lindung;
20. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2010 tentang
Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan;
21. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Tata Ruang;
22. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2010 tentang
Wilayah Pengembangan;
Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan
I-3
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
23. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2010 tentang
Penggunaan Kawasan Hutan;
24. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk
dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat dalam Penataan Ruang.
25. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 tahun 2008 tentang
Pengelolaan SDA;
26. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 61 tahun 2008 tentang
Kepelabuhan;
27. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 tahun 2008 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;
28. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2005 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Tahun 2004 – 2009;
29. Peraturan Pemerintah RI Nomor 10 Tahun 2000 Tentang Ketelitian Peta;
30. Permentan No 41 Tahun 2009 Tentang Kriteria kawasan Lahan Pertanian
Berkelanjutan
31. Peraturan Menteri PU Nomor 63/PRT/1993 Tentang Garis Sempadan Sungai,
Daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai;
32. Permendagri No 28 Tahun 2008 Tentang Evaluasi Raperda Tentang RTRW
33. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah no. 327/KPTS/M/2002
tanggal 12 Agustus 2002 ini berisi kriteria, konsep dasar, dan proses standar
peninjauan kembali RTRW Provinsi, Kabupaten/Kota;
34. SK Mentri PU No 630/2009 Tentang Fungsi dan Status Jalan Nasional
1.3 Profil Kabupaten Bengkulu Selatan
Kabupaten Bengkulu Selatan merupakan salah satu dari 10 kabupaten/kota yang
berada di bawah wilayah administrasi Provinsi Bengkulu. Kabupaten Bengkulu
Selatan berada di sebelah selatan Provinsi Bengkulu dan langsung berhadapan
dengan Samudera Hindia. Lebih jelasnya orientasi wilayah Kabupaten Bengkulu
Selatan dapat dilihat pada Gambar 1.1.
Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan
I-4
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan
I-5
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
1.3.1 Kondisi Fisik Kabupaten Bengkulu Selatan
Tinjauan kondisi fisik dasar Kabupaten Bengkulu Selatan ini akan meliputi ; batas
administrasi dan letak geografis, iklim dan curah hujan, topografi, keadaan
geologi/jenis tanah dan hidrologi.
1. Batas Administrasi dan Letak Geografis
Kabupaten Bengkulu Selatan terletak di sebelah barat Bukit Barisan. Luas wilayah
administrasinya mencapai kurang lebih 118.610 Ha. Terletak pada 4 derajat 10
menit - 4 derajat 32 menit Lintang Selatan dan 102 derajat 48 menit - 103 derajat
16 menit Bujur Timur.
 Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Seluma sepanjang ± 23,500 km.
 Sebelah timur berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan ± 43,500 km.
 Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Kaur ± 26 km.
 Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Indonesia ± 4 mil.
Luas wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan terbagi atas 11 (enam) kecamatan, yaitu
Kecamatan Kedurang, Kecamatan Seginim, Kecamatan Pino, Kecamatan Manna,
Kecamatan Kota Manna, Kecamatan Pino Raya, Kecamatan Kedurang Ilir,
Kecamatan Air Nipis, Kecamatan Ulu Manna, Kecamatan Bunga Mas, Kecamatan
Pasar Manna dengan luas dan persentase masing-masing kecamatan seperti pada
gambar dan tabel berikut ini.
Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan
I-6
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan
I-7
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
Tabel 1.1
Luas Wilayah dan Persentase Kabupaten Bengkulu Selatan
Menurut Kecamatan Tahun 2010
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Kecamatan
Luas Wilayah (Ha)
Kedurang
Seginim
Pino
Manna
Kota Manna
Pino Raya
Kedurang Ilir
Air Nipis
Ulu Manna
Bunga Mas
Pasar Manna
Jumlah
23.455
6.152
6.188
3.317
3.216
22.350
5.820
20.328
23.692
3.508
584
118.610
Persentase
(%)
17,77
5.18
5.21
2,79
2.71
18,84
4,90
17,13
19,97
2,95
0,49
100.00
Sumber : Bengkulu Selatan Dalam Angka 2010
Bila dilihat berdasarkan data
diatas, terlihat luas wilayah yang paling besar/luas yaitu
Kecamatan Pino Raya dengan jumlah luas wilayah kurang lebih 25.517 Ha atau sebesar
21,85%. peringkat kedua Kecamatan Ulu Manna 21.783 Ha (18,65%) dan peringkat ketiga
Kecamatan Air Nipis 19.819 Ha (16,97%).
2. Klimatologi
Iklim di Kabupaten Bengkulu Selatan ditandai dengan jumlah curah hujan yang cukup
tinggi, yaitu: rata-rata 100 mm/tahun, dengan rata-rata hari hujan antara 100-250
hari/tahun. Hari hujan rata-rata 20 hari/bulan dengan jumlah hari hujan terendah 18 hari
yang terjadi pada bulan Mei dan September, sedangkan hari hujan tertinggi selama 23 hari
terjadi pada bulan November dan Desember.
3. Topografi
Berdasarkan topografinya wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan terletak pada ketinggian
0 s/d 1.000 dpl (di atas permukaan laut). Secara rinci tertera pada tabel berikut :
Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan
I-8
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
Tabel 1.2
Luas Daerah Menurut Ketinggian Tempat Per Kecamatan
di Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun 2010
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Kecamatan
Kedurang
Seginim
Pino
Manna
Kota Manna
Pino Raya
Kedurang Ilir
Air Nipis
Ulu Manna
Bunga Mas
Pasar Manna
Jumlah
Ketinggian Tempat (Ha)
100-500 m
500-1000 m
8.487
1.393
1.124
517
1.193
236
1.667
231
1.200
459
8.305
1.915
1.267
1.001
4.720
1.160
11.896
2.096
1.576
509
175
83
41.410
9.600
0-100 m
11.934
3.330
4.759
1.070
1.022
12.130
2.692
12.351
9.900
894
268
60.400
1000 m
1.641
1.181
349
485
860
2.097
529
58
7.200
Jumlah
(Ha)
23.455
6.152
6.188
3.317
3.216
22.350
5.820
20.328
23.692
3.508
584
118.610
Sumber : Bengkulu Selatan Dalam Angka 2010
4. Jenis Tanah dan Hidrologi
Berdasarkan tekstur tanah, Kabupaten Bengkulu Selatan mempunyai tekstur tanah halus,
sedang, agak kasar, dan kasar. Secara terperinci tertera pada tabel berikut:
Tabel 1.3
Luas Daerah Menurut Tekstur Tanah
di Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun 2010
No.
Kecamatan
1
Kedurang
2
Tekstur Tanah (Ha)
Halus
Sedang
Jumlah
Agak Kasar
(Ha)
18.613
3.899
943
23.455
Seginim
3.440
2.237
475
6.152
3
Pino
3.428
2.237
523
6.188
4
Manna
1.293
1.830
194
3.317
5
Kota Manna
1.200
1.244
772
3.216
6
Pino Raya
17.356
527
4.467
22.350
7
Kedurang Ilir
3.165
2.230
425
5.820
8
Air Nipis
13.655
2.549
4.124
20.328
9
Ulu Manna
19.080
704
3.908
23.692
10
Bunga Mas
1.410
1.332
766
3.508
11
Pasar Manna
480
86
18
584
83.120
18.875
16.615
118.610
Jumlah
Sumber : Bengkulu Selatan Dalam Angka 2010
Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan
I-9
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
Berdasarkan topografinya Kabupaten Bengkulu Selatan terletak pada tiga jalur, yaitu: Jalur
pertama, 0 – 100 meter diatas permukaan laut dan terklasifikasi sebagai dataran rendah
luasnya mencapai 50,94 persen. Jalur kedua, 100 – 1000 meter diatas permukaan laut dan
terklasifikasi sebagai wilayah berbukit luasnya mencapai 42,99 persen. Jalur ketiga, terletak
disebelah Utara – Timur sampai ke puncak Bukit Barisan luasnya mencapai 6,07 persen.
5. Geologi
Jenis batuan yang ada di Kabupaten Bengkulu Selatan antara lain : Alluvium, Batuan Breksi
Gunung Api, Formasi Bintunan, Formasi Hulu Simpang, Formasi Lemau, Formasi Sebalat,
Formasi Serai, Formasi Simpang Aur, Granit, dan Satuan Gunung Api Lava Andesit-basalan
6. Pertambangan
Potensi bahan galian pertambangan di Kabupaten Bengkulu Selatan adalah batu gamping,
batu serak/batu tulis, pasir lempungan, poshpat guano, granit, diorit, andesit, marmer
(marble), mineral sulfida, batu rijang, mineral ubahan, batuan piroklastik, biji besi, minyak,
pasir besi dan emas. Untuk lebih jelasnya mengenai potensi dan lokasi bahan galian
pertambangan di Kabupaten Bengkulu Selatan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1.4
Potensi Bahan Galian Pertambangan di Kabupaten Bengkulu Selatan
No
1
Bahan Galian
Batu Gamping
Lokasi
Desa Batu Ampar, Kec. Kedurang
Disekitar Air Bengkenang
Hulu Air Luwangan
Pematang Gaung
2
Batu Serak/Batu
Tulis
3
Pasir Lempungan
Desa tg. Tengah, Kec. Air Nipis
Hulu Air Bengkenang – Kec. Air Nipis
Di Air Tebu Telur, Kec. Seginim
(Desa Tg. Tengah)
4
Posphat Guano
Gua dekat pertemuan Air Kedurang
dan Air Cawang Alun - Hulu Sungai
Kedurang
5
Granit
Bukit Lekendi
Bukit Raja Mandara
Kec. Kedurang, Kec.Air Nipis, Kec. Ulu
Manna
Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan
I - 10
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
No
6
Bahan Galian
Diorit
Lokasi
Sebelah utara dan timur
Bukit Rajamandara
7
Andesit
Bukit Rajamandara (2000 Ha)
8
Marmer
Desa Sukarami, Kec. Air Nipis
9
Mineral Sulfida
Kec. Pino, Seginim dan Kedurang
10
Batu Rijang
Hulu Air Bengkenang, Kec. Air Nipis
11
Mineral Ubahan
Dijumpai ditempat penyelidikan
di Kec. Pino, Seginim dan Kedurang
dan di hulu Air Bengkenang
12
Batuan piroklastik
Di sekitar Air Manna dekat Masat, Kec.
Pino
13
Biji Besi
Perbatasan Bengkulu Selatan – Lahat,
Kec. Ulu Manna, Kec. Air Nipis.
14
Minyak
Kab. Bengkulu Selatan/Seluma-Kaur
(blok Bengkulu)
15
Pasir Besi
Pantai Selali - Pantai Sulau, Kec. Pino
Raya, Kec. Kedurang Ilir
16
Emas
Kec. Seginim, Kec. Air Nipis, Kec. Ulu
Manna.
Sumber : Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral Kab. Bengkulu Selatan
Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan
I - 11
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan
I - 12
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
7. Struktur Perlipatan Batuan
- Perlipatan
Perlipatan pada batuan Tersier dan Kuarter dicirikan oleh lipatan-lipatan tegak, terbuka,
landai, tanpa belahan, sumbu sejajar dengan arah Sumatera barat laut-tenggara (Coster,
1974). Pada umumnya struktur lipatan di runtuhan batuan tersier Awal-Tengah lebih
rapat, dengan kemiringan 40, dibandingkan dengan batuan tersier Akhir kuarter yang
berkemiringan kurang dari 10. Kenyataan bahwa perlipatan tersebut mempengaruhi
semua batuan yang lebih tua dari holosen, membuktikannya merupakan peristiwa muda
dan ditafsirkan berumur Plio-Plistosen.
Berdasarkan topografinya Kabupaten Bengkulu Selatan terletak pada tiga jalur, yaitu: Jalur
pertama, 0 – 100 meter diatas permukaan laut dan terklasifikasi sebagai dataran rendah
luasnya mencapai 50,94 persen. Jalur kedua, 100 – 1000 meter diatas permukaan laut dan
terklasifikasi sebagai wilayah berbukit luasnya mencapai 42,99 persen. Jalur ketiga, terletak
disebelah Utara – Timur sampai ke puncak Bukit Barisan luasnya mencapai 6,07 persen.
Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan
I - 13
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan
I-14
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
1.3.2 Kependudukan
Penduduk merupakan aspek utama dalam perencanaan, dimana perencanaan disusun untuk
kepentingan penduduk dimasa yang akan datang. Karena itu perlu dicermati secara rasional
baik dalam hal jumlah, perkembangan, kepadatan serta strukturnya.
Aspek kependudukan merupakan faktor yang sangat penting dalam perencanaan, karena
segala sesuatu yang direncanakan baik penyusunan tata ruang, pengadaan fasilitas dan
utilitas, semuanya diperuntukkan untuk menunjang kehidupan penduduk dan ditentukan
berdasarkan jumlah permintaan penduduk atau dengan kata lain penduduk merupakan
subyek dan sekaligus objek pembangunan. Karakteristik kependudukan yang akan ditinjau
adalah besaran dan pertumbuhannya, serta kepadatan dan persebarannya.
a. Jumlah dan Perkembangan Penduduk
Berdasarkan data dalam buku Kabupaten Bengkulu Selatan Dalam Angka tahun 2007,
jumlah penduduk Kabupaten Bengkulu pada tahun 2007 adalah sebanyak 145.803 jiwa.
Kecamatan yang mempunyai jumlah penduduk terbesar pada tahun 2007 yaitu kecamatan
Kota Manna sebesar 24.555 jiwa, sedangkan kecamatan yang mempunyai jumlah penduduk
terendah yaitu Kecamatan Bunga Mas sebesar 6.295 jiwa. Untuk lebih jelasnya jumlah dan
perkembangan penduduk dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:
Tabel 1.5
Jumlah dan Perkembangan Penduduk Kabupaten Bengkulu Selatan
Tahun 2003- 2007
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Kecamatan
Kedurang
Seginim
Pino
Manna
Kota Manna
Pino Raya
Kedurang Ilir
Air Nipis
Ulu Manna
Bunga Mas
Pasar Manna
Jumlah
2003
18.018
39.857
17.576
24.867
17.869
18.154
136.341
2004
17.707
25.004
18.236
18.143
40.282
18.196
137.568
Sumber : BPS Kab. Bengkulu Dalam Angka tahun 2003 – 2007
Tahun
2005
10.835
15.311
11.289
12.489
23.523
18.139
6.823
9.687
6.954
5.753
17.195
137.998
2006
10.955
15.481
11.414
12.627
23.782
18.340
6.899
9.794
7.031
5.817
17.385
139.525
2007
12.116
16.401
12.066
13.018
24.555
18.355
7.571
10.300
7.954
6.295
17.172
145.803
Keterangan : 1. Kecamatan Kedurang Ilir merupakan pemekaran dari Kecamatan Kedurang
2. Kecamatan Air Nipis merupakan pemekaran dari Kecamatan Seginim
3. Kecamatan Ulu Manna merupakan pemekaran dari Kecamatan Pino
4. Kecamatan Bunga Mas merupakan pemekaran dari kecamatan Manna
5. Kecamatan Pasar manna merupakan pemekaran dari Kecamatan Kota Manna
Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan
I-15
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
b. Penyebaran dan Tingkat Kepadatan Penduduk
Tingkat kepadatan penduduk di Kabupaten Bengkulu pada tahun 2007 sebesar 1.893 jiwa
per Km2. Kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk yang paling tinggi adalah Kecamatan
Kota Manna, yaitu 416 per Km2. Sedangkan kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk
paling rendah adalah Kecamatan Ulu Manna, yaitu 47 jiwa per Km2. Untuk lebih jelasnya
distribusi jumlah penduduk dan tingkat kepadatannya dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
Tabel 1.6
Distribusi Jumlah dan Tingkat Kepadatan Penduduk
Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun 2007
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Kecamatan
Kedurang
Seginim
Pino
Manna
Kota Manna
Pino Raya
Kedurang Ilir
Air Nipis
Ulu Manna
Bunga Mas
Pasar Manna
Jumlah
Jumlah
Penduduk
(jiwa)
Persentase
(%)
12.116
16,19
189
64
16.401
12.066
13.018
24.555
18.355
7.571
10.300
7.954
6.295
17.172
145.803
11,25
8,28
8,93
16,84
12,59
5,19
7,06
5,46
4,32
11,78
100,00
50
79
34
28
255
56
198
218
55
5
1.167
328
152
383
877
72
135
52
36
114
3.434
125
Sumber : Dinas Kependudukan Kab. Bengkulu Selatan tahun 2007
Luas
Wilayah
(km²)
Kepadatan
Penduduk
(Jiwa/km²)
c. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Penduduk Kabupaten Bengkulu Selatan tahun 2007 berjumlah 145.803 Jiwa, dengan
komposisi Penduduk dengan jenis kelamin laki – laki berjumlah 74.397 jiwa
dan jenis
kelamin perempuan berjumlah 71.206 Jiwa. Jumlah kepadatan penduduk yang paling tinggi
berada di Kecamatan Pasar Manna yaitu dengan jumlah kepadatan penduduk mencapai
3.343 Jiwa/Km², sedangkan jumlah kepadatan penduduk yang paling rendah berada di
kecamatan Ulu Manna dengan jumlah kepadatan hanya sebesar 36 jiwa/Km². Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan
I-16
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
Tabel 1.7
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
di Kabupaten Bengkulu Selatan,Tahun 2007
1
Kedurang
6.219
5.697
Jumlah Penduduk
(jiwa)
12.116
2
Seginim
8.462
7.939
16.401
3
Pino
6.157
5.909
12.066
4
Manna
6.584
6.434
13.018
5
Kota Manna
12.419
12.136
24.555
6
Pino Raya
9.491
8.864
18.355
7
Kedurang Ilir
3.904
3.667
7.571
8
Air Nipis
5.313
4.987
10.300
9
Ulu Manna
4.075
3.879
7.954
10
Bunga Mas
3.191
3.104
6.295
11
Pasar Manna
8.582
8.590
17.172
74.397
71.206
145.803
No
Kecamatan
Jumlah
Laki-laki
Perempuan
Sumber Kab. Bengkulu Selatan Dalam Angka, 2007
Selain itu jumlah penduduk yang mempunyai jumlah penduduk terbanyak berada di
Kecamatan Kota Manna dengan jumlah penduduk mencapai 24.555 Jiwa, dan jumlah
penduduk terendah berada di Kecamatan Bunga Mas dengan jumlah penduduk sebesar
6.295 jiwa.
Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan
I-17
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan
I-18
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
d. Jumlah penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan penduduknya umumnya masih rendah sehingga mempengaruhi kualitas
tenaga kerja. Jika diperhatikan pada tabel berikut dapat dilihat bahwa jumlah penduduk
yang tamat SD pada tahun 2004 merupakan jumlah persentase penduduk yang paling
banyak jumlah penduduk dengan tingkat pendidikannya sampai Sekolah Dasar. Akan tetapi
pada tahun 2006 jumlah penduduk yang sekolah sampai Sekolah Dasar mengalami
penurunan secara signifikan yaitu dengan jumlah persentase mencapai 27,53 %. Selain itu
persentase penduduk berdasarkan tingkat pendidikan yang mengalami kenaikan dari tahun
2004-2006 yaitu tingkat pendidikan yang belum tamat SD yaitu dengan jumlah hasil
persentase mencapai 34,37% Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 1.8
Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas Menurut Tingkat Pendidikan
di Kabupaten Bengkulu Selatan, Tahun 2006 – 2008
Pendidikan
yang ditamatkan
Tidak/belum tamat SD
Jumlah Per Tahun (%)
2006
2007
2008
24,87
33,25
34,37
29,98
29,57
27,53
SLTP
21,5
19,02
17,13
SMU
19,48
11,82
15,84
SMK
0
2,41
1,81
D1/D2
0
1,2
0,75
Sarjana Muda
1,94
0,71
0,96
Perguruan tinggi
2,23
2,02
1,61
100,00
100,00
100,00
Sekolah Dasar
Jumlah Total
Sumber : Kabupaten Bengkulu Selatan Dalam Angka 2006-2008
e. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Dari data yang ada mengenai Persentase Penduduk Berumur 10 tahun keatas yang bekerja
menurut Lapangan Pekerjaan dan Jenis Kelamin Di Kabupaten Bengkulu Tahun 2006 dapat
di simpulkan bahwa jenis lapangan pekerjaan yang ada di Kabupaten bengkulu Selatan ini di
dominasi oleh bidang pertanian yaitu dengan jumlah 74.56% untuk persentase pekerja lakilaki dan 84.99% untuk persentase pekerja perempuan. Sedangkan jenis lapangan pekerjaan
yang paling sedikit yaitu Bank dan Lembaga Keuangan dengan persentase jumlah pekerja
laki-laki sebesar 0,12%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan
I-19
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
Tabel 1.9
Persentase Penduduk Berumur 10 tahun Keatas yang Bekerja
Menurut Lapangan Pekerjaan dan Jenis Kelamin
di Kabupaten Bengkulu Selatan, Tahun 2008 (%)
Lapangan Pekerjaan
Laki-laki
Pertanian
Perempuan
L- P
74,56
84,99
78,74
Pertambangan
1,81
1,81
1,81
Industri
Konstruksi
3,87
1,04
2,74
2,84
0,23
1,79
5,84
3,74
0,12
7,22
100,00
6,15
0,81
0,00
4,98
100,00
5,96
2,57
0,07
6,32
100,00
Perdagangan
Angkutan dan Komunikasi
Bank dan Lembaga Keuangan
Jasa-jasa
Jumlah Total
Sumber : Kabupaten Bengkulu Dalam Angka 2008
1.3.3 Transportasi
Di Kabupaten Bengkulu Selatan transportasi yang tersedia yaitu prasarana jalan yang
melayani pergerakan internal dan yang menghubungkan antar wilayah yang ada di
Kabupaten Bengkulu Selatan. Jaringan jalan tersebut berupa jalan arteri, jalan kolektor dan
jalan lokal.
Tabel 1.10
Kondisi Jaringan Jalan di Kabupaten Selatan Per Kecamatan, Tahun 2008
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Kecamatan
Jenis Permukaan
Tanah (Km) Koral (Km) Aspal (Km)
Pino Raya
Pino
Ulu Manna
Kota Manna
Pasar Manna
Manna
Seginim
Air Nipis
Bunga Mas
Kedurang
Kedurang Ilir
Bengkulu Selatan
Total Panjang
Jalan (Km)
12,00
29,00
19,30
3,00
6,50
18,30
3,00
0,00
9,00
19,00
6,60
43,22
27,85
9,30
18,50
6,75
18,00
18,20
35,75
23,00
15,15
14,00
24,57
35,60
1,00
35,90
24,60
19,10
17,00
16,50
2,50
6,35
10,00
79,79
92,45
29,00
57,40
37,85
55,40
38,20
52,25
34,50
40,50
30,60
125,70
229,72
193,12
548,54
Sumber : Dinas Kimpraswil, 2007
Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan
I-20
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan
I-21
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
1.3.4 Potensi Bencana Alam
a.
Kegempaan
Di sepanjang pantai barat Sumatera, peta seismotektonik regional Indonesia (kertapati
drr.,1992) memperlihatkan banyak sekali pusat gempabumi, dan beberapa pusat
gempabumi terdapat dilepas pantai pada jalur yang hampir sejajar. Pusat-pusat gempa
tersebut terdapat pada kedalaman dangkal sampai menengah, antara 90-150 Km, suatu
sifat yang khas untuk Sumatera Selatan, dan bercirikan kekuatan 5-6 pada skala richter.
Pusat-pusat gempa tersebut jelas sekali memperihatkan jalur lebar berarah barat lauttenggara yang secara tektonik tidak mantap dan seismisitas giat. Daerah ini umumnya
berimpit dengan anak-anak sesar Lajur Sesar Semangko, sedangka pusat-pusat gempa
dilepas pantai mungkin behubungan dengan Sesar Mentawai dan struktur-struktur yang
terkait.
Walaupun belum pernah ada penerbitan tentang analisa gerakan awal dari peristiwa
kegempaan tersebut, ditafsirkan bahwa kegiatan gempabumi tersebut langsung
berhubungan dengan lajur penumjaman yang ada sekarang. Peristiwa-perisiwa seismik
yang terjadi terpusat disepanjang garis lemah di tepi benua. Garis-garis lemah tersebut
dapat ditafsirkan sebagai struktur alas utama yang tersebar secara regional, dan
mungkin berlanjut kebawah lajur penunjaman. Akibatnya letak kegiatan seismic dan
magmatik terpusat disepanjang tepi benua.
Sesar mentawai merupakan sesar jurus turun menganan utama yang menempati bagian
dari pencenanggaan lempeng Sumatera (daerah antara lajur penunjaman aktif dan
Sesar Sumatera), yang berhubungan dengan kemiringan penunjaman yang ada
sekarang. Lajur Sesar Sumatera kira-kira merupakan batas antara igir busur-muka
(bagian dari prisma akrasi) dan cekungan busur–muka yang ditafsirkan dialasi oleh
kerak benua atau kompleks penunjaman dan/atau bancuh berumur Kapur Akhir-Tersier
Awal (karig drr.,1979; kieckhefer drr., 1981; Hamilton, 1989). Lajur sesar tersebut
dengan sendirinya merupakan jalur lemah sekunder selama pencenanggaan “sliver plat”
(Diament drr., 1992).
Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan
I-22
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan
I-23
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
1.3.5
Potensi Sumber Daya Alam
Kabupaten Bengkulu Selatan merupakan wilayah yang kaya akan sumberdaya alam. Selain
karena posisinya yang dekat dengan laut, tanah di Kabupaten Bengkulu Selatan juga cukup
subur sehingga sumberdaya alam yang ada di Kabupaten Bengkulu Selatan terdiri dari laut,
kehutanan, perkebunan, dan pertanian.
a. Laut
Wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia,
sehingga wilayahnya memiliki beberapa pantai dan dua diantaranya saat ini dijadikan
sebagai objek wisata yaitu Pantai Wisata Pasar Bawah dan Pantai Muara Kedurang. Selain
berpotensi untuk dijadikan sebagai objek wisata, pantai dengan lautnya juga memiliki
potensi perikanan yang sangat besar, sehingga banyak masyarakat terutama yang
wilayahnya berdekatan dengan laut seperti Kecamatan Pasar Manna yang berprofesi
sebagai nelayan.
Produksi perikanan laut di Kabupaten Bengkulu Selatan pada tahun 2008 sebesar
1.125,40 ton dengan nilai sebesar 19,69 milyar, sedangkan untuk perikanan darat
produksinya sebesar 879,27 ton dengan nilai sebesar 9,156 milyar.
b. Kehutanan
Luas hutan di Kabupaten Bengkulu Selatan menurut Dinas Kehutanan dan Perkebunan
kurang lebih 49.236 Ha terbagi menjadi kawasan suaka alam (0,011%), hutan lindung
(67,19%), hutan produksi terbatas (29,59%) dan hutan produksi tetap (3,2%). Saat ini
tinggal 48,8% saja hutan primer yang tidak mengalami perubahan kondisi atau
perubahan penggunaanya. Kawasan hutan yang dimaksud adalah HP Air Bengkenang,
HPT Bukit Rabang, HPT Peraduan Tinggi, HPT Air Kedurang, HL Bukit Sanggul, HL Bukit
Raja Mendara dan HL Bukit Riki.
c. Perkebunan
Sebagian besar penduduk di Kabupaten Bengkulu Selatan bekerja di sektor pertanian,
khususnya perkebunan. Jenis tanaman perkebunan utama yang ada di Kabupaten
Bengkulu Selatan adalah :
-
Kelapa sawit ; luas kurang lebih 10.485 Ha dengan produksi 163.861,62 ton
-
Kopi ; luas kurang lebih 3.060 Ha dengan produksi 1.967,4 ton
-
Karet ; luas kurang lebih 2.997 Ha dengan produksi 1.644,04 ton
-
Cokelat ; luas kurang lebih 1.749 Ha dengan produksi 918,97 ton
Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan
I-24
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
d. Pertanian
Pertanian tanaman pangan yang banyak ditanam masyarakat di Kabupaten Bengkulu
Selatan antara lain adalah :
-
Padi sawah ; 16.215 Ha dengan produksi 79.092 ton GKG
-
Padi ladang ; 945 Ha dengan produksi 1.641 ton GKG
-
Jagung ; 4.470 Ha dengan produksi 21.829 ton jagung pipilan kering
-
Kedelai ; 52 Ha dengan produksi 48 ton biji kering
-
Kacang tanah ; 339 Ha dengan produksi 635 ton biji kering
-
Kacang hijau : 71 Ha dengan produksi 86 ton biji kering
-
Ubi kayu ; 179 Ha dengan produksi 4.094 ton
-
Ubi jalar ; 62 Ha dengan produksi 859 ton.
1.3.6
Potensi Ekonomi Wilayah
a. Struktur dan Pertumbuhan Ekonomi
Perekonomian Kabupaten Bengkulu Selatan sangat didominasi oleh sektor Pertanian. Nilai
PDRB Kabupaten Bengkulu Selatan sebesar Rp. 520,058 Juta Rupiah pada tahun 2005
dan meningkat menjadi Rp. 712,332 Juta Rupiah berdasarkan harga berlaku pada tahun
2007. Dari total PDRB tersebut, sekitar 33.24% berasal dari hasil pertanian, 25.15% dari
jasa-jasa nilai tambah sektor, hotel dan restoran, sedangkan pendapatan terkecil berasal
dari sektor listrik dan air bersih 0.16%.
Berdasarkan data PDRB Kabupaten Bengkulu Selatan tahun 2007 dibandingkan dengan
tahun 2005 menunjukkan bahwa pada umumnya kontribusi sektoral mengalami
peningkatan untuk Kabupaten Bengkulu Selatan. Kecenderungan kontribusi sektoral ini
pada tahun-tahun berikutnya diperkirakan mengalami perubahan, mengingat kegiatan
bank/Keuangan dan perumahan mengalami peningkatan, maka sektor jasa-jasa lainnya
juga akan ikut berkembang, begitu juga terjadi peningkatan kebutuhan akan listrik, gas
dan air minum, sedangkan kontribusi sektor pertanian khususnya sub sektor kehutanan
cenderung menurun pada tahun-tahun yang akan datang.
Selama tahun 2007 pertumbuhan ekonomi atas dasar harga konstan tercatat bahwa hasil
produksi pertanian di Kabupaten Bengkulu Selatan sebesar 33,24% lebih kecil dari tahun
sebelumnya yaitu 33,63%. Pada tahun 2007 pertumbuhan terbesar terjadi pada sektor
Perdagangan, Hotel, Restoran yaitu pada tahun 2005 kontribusinya sebesar 24%
sedangkan pada tahun 2007 mengalami peningkatan sebesar 25,15%. Setelah itu
Industri dan Pengolahan yaitu pada tahun 2005 jenis industri pengolahan menghasilkan
Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan
I-25
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
1.32% sedangkan pada tahun 2007, jenis industri pengolahan mengalami peningkatan
sebesar 9% dari tahun-tahun sebelumnya yaitu sebesar 1.41%, Faktor yang berpengaruh
terhadap kontribusi terbesar yang ada di Kabupaten Bengkulu Selatan ini dihasilkan oleh
jenis produksi pertanian yaitu sebesar 33.24%, perdagangan, hotel dan restoran sebesar
25.15% dan Jasa sebesar 21.97%. Sedangkan kontribusi yang paling sedikit yaitu di
sektor Listrik dan air bersih yaitu dari tahun 2005 sebesar 0,15% dan pada tahun 2007
mengalami peningkatan sebesar 0,16%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 1.11
Kontribusi dan PDRB Kabupaten Bengkulu Selatan
Atas Dasar Harga Konstan dan Persentase
Menurut Lapangan Usaha tahun 2005-2007
Sektor
Pertanian
2005
Rupiah
%
(juta)
2006
Rupiah
(juta)
%
2007
Rupiah
(juta)
%
131,821
33.63
139,105
33.55
145,212
33.24
Pertambangan
1,105
0.28
1,160
0.28
1,226
0.28
Industri Pengolahan
5,180
1.32
5,630
1.36
6,148
1.41
Listrik dan Air Bersih
604
0.15
644
0.16
683
0.16
Bangunan
21,041
5.37
19,127
4.61
20,076
4.60
Perdagangan, Hotel,
94,101
24.00
103,057
24.86
109891
25.15
Angkutan/Komunikasi
33,534
8.55
35,170
8.48
37,010
8.47
Bank/Keu/Perum
19,622
5.01
19,950
4.81
20,681
4.73
Jasa
85,018
21.69
90,738
21.89
95,976
21.97
414,581
100.00
436,903
100.00
Restoran
Total
392,026
100.00
Sumber : BPS Kabupaten Bengkulu Selatan, Tahun 2006/2007
b. Potensi EKonomi Wilayah Per Sektor
- Pertanian
Jumlah wilayah yang mempunyai wilayah panen terluas adalah Kecamatan Seginim
yaitu sebesar 3.135 Ha, sedangkan wilayah yang mempunyai luas wilayah panen
paling sedikit adalah Kecamatan Pasar Manna yaitu seluas 117 Ha.
Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan
I-26
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
- Perkebunan
Sebagian besar penduduk di Kabupaten Bengkulu Selatan bekerja di sektor pertanian,
khususnya perkebunan. Perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu komoditi
andalan di Kabupaten Bengkulu Selatan. Kecamatan penghasil kelapa sawit tertinggi di
Kabupaten Bengkulu Selatan adalah Kecamatan Pino Raya sebesar 33.577 ton,
sedangkan kecamatan penghasil kelapa sawit terendah adalah Kecamatan Pasar
Manna yaitu hanya sebesar 10,95 ton. Komoditi unggulan lainnya yang banyak
diusahakan di Kabupaten Bengkulu Selatan adalah tanaman kopi.
- Sayuran dan Buah-buahan
Jenis sayuran yang banyak di tanam masyarakat di Kabupaten Bengkulu Selatan
adalah bawang daun, tomat, terung, buncis, ketimun, kangkung, bayam, semangka,
kacang panjang dan cabe besar.
Sementara produksi buah-buahan yang terbesar berdasarkan setiap kecamatan antara
lain penghasil durian tertinggi adalah Kecamatan Ulu Manna (sekitar 2.520 ton) dan
kecamatan penghasil jambu biji yaitu Kecamatan Pino (sekitar 223 ton). Komoditi
andalan yang ada di Kabupaten Bengkulu Selatan adalah jeruk siam/keprok (produksi
sekitar 20.799 ton) dengan kecamatan yang mempunyai jumlah produksi tertinggi
adalah Kecamatan Seginim. Selain itu unggulan lainnya yang diusahakan di Kabupaten
Bengkulu Selatan adalah mangga, manggis, nangka, cempedak, nenas, sawo, markisa,
sirsak, sukun, melinjo, petai dan papaya.
- Perikanan
Produksi perikanan laut di Kabupaten Bengkulu Selatan pada tahun 2008 sebesar
1.544,45 ton. Kecamatan yang berprofesi sebagai nelayan sebagian besar berada di
Kecamatan Pasar Manna (425 orang) dan Pino Raya (60 orang)
- Peternakan
Sub sektor peternakan merupakan salah satu pilar pengembangan ekonomi masyarakat
Kabupaten Bengkulu Selatan selain dari sektor perkebunan. Perkembangan sub sektor
peternakan sangat penting dalam menunjang penyediaan pangan bergizi tinggi bagi
masyarakat berupa daging, telur dan susu.
Namun demikian tingkat pengusahaan peternakan di Kabupaten Bengkulu Selatan
masih sangat tradisional, belum mengarah pada industri peternakan. Melihat dari
kondisi tingkat perkembangan pengusahaan peternakan dalam Kabupaten Bengkulu
Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan
I-27
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
Selatan masih pada kategori usaha tani. Untuk menuju industri peternakan sangat
memungkinkan untuk dikembangkan karena di dukung oleh iklim tropis dan kondisi
topografi pada umumnya dataran.
Jenis hewan ternak yang banyak diusahakan/dipelihara pada tahun 2008 adalah Sapi
dengan jumlah populasi ternak mencapai 7.743 ekor, Kambing dengan jumlah populasi
ternak mencapai 6.796 ekor dan yang paling sedikit adalah Kerbau dengan jumlah
populasi ternak sekitar 6.375 ekor.
- Pariwisata
Pariwisata merupakan salah satu sektor dalam menghasilkan devisa negara maupun
PAD untuk Kabupaten Bengkulu Selatan. Mengingat keberadaan berbagai potensi
objek wisata yang ada di Kabupaten Bengkulu Selatan, baik objek wisata alam, objek
wisata sejarah, dan objek wisata seni budaya. Lebih jelasnya mengenai potensi wisata
yang ada di Bengkulu Selatan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1.12
Potensi Wisata di Kabupaten Bengkulu Selatan
NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
NAMA TEMPAT HIBURAN
Pantai Wisata Pasar Bawah
( Alam pantai)
Air Terjun Geluguran
(Alam Non Bahari)
Muara Kedurang
(Alam Pantai)
Tebat Rukis
(Alam Tirta)
Air Terjun Tiga Tingkat
(Alam Panorama)
Goa Suruman
(Alam Panorama)
Danau Ulu Seginim
(Alam Panorama)
Pantai Mengkudum
(Alam Pantai)
Bendungan Air Nipis
(Umum)
Arum Jeram Air Manna
(Alam Minat Khusus)
Sirkuit Balap
(Khusus)
Kolam Renang
(Umum-Tirta)
Pantai Bengkenang
(Alam Pantai)
DESA/KECAMATAN
Kelurahan Pasar Bawah/ Pasar
Manna
Batu Aji/Ulu Manna
KOMERSIL/TIDAK
KOMERSIL
Komersil
Insidentil
Tanjung Awur/Bunga Mas
Insidentil
Tanjung Mulia/Pasar Manna
Tidak Komersil
Batu Aji/Ulu Manna
Tidak Komersil
Batu Ampar/Kedurang
Tidak Komersil
Tanjung Beringin/Seginim
Tidak Komersil
Pasar Pino/Pino Raya
Tidak Komersil
Palak Bengkerung/Air Nipis
Tidak Komersil
Pino/Ulu Manna
Tidak Komersil
Padang Panjang, Pagar Dewa/Kota
Manna
Pasar Bawah/Pasar Manna
Komersil
Ketaping, Manggul/Manna
Insidentil
Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan
Komersil
I-28
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
NO
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
NAMA TEMPAT HIBURAN
Tebat Gelumpai
(Alam Panorama)
Air Terjun Cawang
(Alam Panorama)
Keramat Bujang Bandar
(Umum)
Telaga Royak Besi
(Umum)
Tebat Besar
(Alam Panorama)
Air Terjun Padang Lakaran
(Alam Panorama)
Tebat Niniak
(Alam Panorama)
Danau Ilir
(Alam Panorama)
Pantai Ketaping
(Alam Pantai)
DESA/KECAMATAN
Batu Lambang/Pasar Manna
KOMERSIL/TIDAK
KOMERSIL
Tidak Komersil
Batu Ampar/Kedurang
Tidak Komersil
Kedurang
Tidak Komersil
Kedurang
Tidak Komersil
Merambung/Pino
Tidak Komersil
Tanggo Raso/Pino Raya
Tidak Komersil
Selali/Pino Raya
Tidak Komersil
Maras, Keban Jati/Air Nipis
Tidak Komersil
Ketaping/Manna
Tidak Komersil
Sumber : Kantor Pariwisata dan Informasi Daerah Kab. Bengkulu Selatan tahun 2009
Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan
I-29
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
1.4 ISU STRATEGIS
Mencermati data dan fakta di lapangan serta cermatan analisis terhadap data-data sekunder
memberikan gambaran mengenai issu penting terkait rencana penataan ruang Kabupaten
Bengkulu Selatan, diantaranya adalah :
1. Lokasi strategis Kabupaten Bengkulu Selatan sebagai pusat pelayanan jasa dan
perdagangan bagi wilayah di sekitarnya
Kabupaten Bengkulu Selatan diapit oleh dua kabupaten lain yaitu Kabupaten Seluma dan
Kabupaten Kaur. Kondisi saat ini sebagian besar masyarakat Kabupaten Kaur dan
Kabupaten Seluma yang tinggal di perbatasan dengan wilayah Kabupaten Bengkulu
Selatan lebih memilih untuk memenuhi kebutuhan hidupnya seperti berbelanja dan
pemenuhan kebutuhan lainnya di wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan. Hal ini
disebabkan karena akses pencapaian ke pusat perdagangan dan jasa di wilayah
Kabupaten Bengkulu Selatan lebih mudah dan dekat jika dibandingkan dengan jarak ke
ibukota kabupaten masing-masing, sehingga menjadikan wilayah Kabupaten Bengkulu
Selatan sebagai lokasi yang strategis sebagai pusat pelayanan jasa dan perdagangan
bagi wilayah di sekitarnya.
2. Adanya kerusakan lingkungan dan perambahan hutan lindung.
Kerusakan lingkungan dan hutan lindung yang cukup tinggi salah satunya diakibatkan
karena di kawasan hutan lindung banyak terjadi pembalakan/perambahan. Perambahan
terhadap hutan yang ada di Kabupaten Bengkulu Selatan antara lain terjadi di :
-
Hutan Lindung Bukit Sanggul dari luas hutan kurang lebih 7.982 Ha terjadi perambahan
seluas kurang lebih 2.395 Ha.
-
Hutan Lindung Raja Mandara dari luas hutan kurang lebih 20.727 Ha terjadi
perambahan seluas kurang lebih 6.218 Ha.
-
Hutan Lindung Bukit Riki dari luas hutan kurang lebih 4.370 Ha terjadi perambahan
seluas kurang lebih 1.311 Ha.
Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan
I-30
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
3. Masih rendahnya pengembangan infrastruktur
-
Rendahnya pengembangan infrastruktur di Kabupaten Bengkulu Selatan salah
satunya disebabkan karena belum meratanya pembangunan infrastruktur seperti
jaringan jalan di setiap kecamatan, terutama di daerah transmigrasi, sehingga
aksesibilitas masyarakat dan pertumbuhan ekonomi menjadi terhambat.
-
Terbatasnya daya dan infrastruktur kelistrikan yang disebabkan karena saat ini untuk
suplai listrik hanya mengandalkan satu sumber saja yaitu PLTD.
-
Persampahan (baik pengelolaan maupun infrastrukturnya) belum memiliki sistem
yang baik.
4. Kabupaten Bengkulu Selatan sebagai daerah tertinggal dan rawan bencana
Berdasarkan SK Menteri PDT No. 1 Tahun 2005, Kabupaten Bengkulu Selatan ditetapkan
sebagai salah satu kabupaten daerah tertinggal di Indonesia. Selain itu wilayah Bengkulu
Selatan merupakan wilayah yang rawan bencana.
Bencana alam yang pernah terjadi di wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan adalah gempa
bumi, tanah longsor dan banjir. Berdasarkan data, wilayah di Kab. Bengkulu Selatan yang
memiliki kerawanan terhadap bencana gempa bumi adalah :
-
Rawan gempa bumi : pada wilayah yang berhadapan langsung dengan Samudera
Indonesia seperti Kecamatan Pasar Manna.
-
Rawan tanah longsor : di Kecamatan Pino Raya, Ulu Manna dan Kedurang Ilir
-
Rawan banjir : Lokasi rawan banjir di Bengkulu Selatan adalah di sekitar Air Manna
5. Pengembangan potensi pariwisata belum maksimal.
Potensi pariwisata yang ada di Kabupaten Bengkulu Selatan meliputi wisata alam, pantai, air
terjun dan situs/peninggalan bersejarah dengan jumlah sekitar 22 buah. Namun potensi
wisata di Kabupaten Bengkulu Selatan masih banyak yang belum dikembangkan. Saat ini
hanya Pantai Wisata Pasar Bawah saja yang pengelolaannya dilakukan secara komersil
sebagai masukan bagi PAD, sedangkan Pantai Muara Kedurang dan Air Terjun Geluguran
pengelolaannya dilakukan saat tertentu saja (insidentil) seperti saat hari libur atau hari
besar, dan untuk potensi-potensi wisata yang lainnya belum benar-benar dikelola sebagai
lokasi objek wisata.
Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan
I-31
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
6. Belum berkembangnya kawasan strategis perkotaan maupun pedesaan
Di wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan yang disebut sebagai kawasan strategis perkotaan
adalah Kecamatan Kota Manna , Pasar Manna dan Kecamatan Manna. Sementara yang
disebut sebagai
kawasan strategis pedesaan meliputi
wilayah Kecamatan Seginim, Air
Nipis, Kedurang dan Kedurang Ilir. Kawasan pedesaan tersebut juga ditetapkan sebagai
kawasan agropolitan sesuai penetapan Menteri Pertanian dan sebagai kawasan minapoltan
(kawasan andalan dengan fungsi perikanan darat) sesuai penetapan Kementrian Kelautan
dan Perikanan. Saat ini perkembangan kawasan strategis perkotaan dan pedesaan di
Bengkulu Selatan belum berkembang secara optimal.
Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan
I-32
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
2.1 Perumusan Tujuan
Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten merupakan arahan perwujudan ruang wilayah
kabupaten yang ingin dicapai pada masa yang akan datang. Tujuan penataan ruang wilayah
kabupaten memiliki fungsi :

sebagai dasar untuk menformulasikan kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah
kabupaten;

memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama dalam RTRW kabupaten;
dan;

sebagai dasar dalam penetapan arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah
kabupaten.
Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten dirumuskan berdasarkan :

visi dan misi pembangunan wilayah kabupaten;

karakteristik wilayah kabupaten;

isu strategis; dan

kondisi objektif yang diinginkan.
Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten dirumuskan dengan kriteria:

tidak bertentangan dengan tujuan penataan ruang wilayah provinsi dan nasional;

jelas dan dapat tercapai sesuai jangka waktu perencanaan; dan

tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan
II - 1
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
Berdasarkan pertimbangan terhadap uraian diatas, maka tujuan penataan ruang Kabupaten
Bengkulu Selatan diarahkan sebagai berikut :
“Terwujudnya pembangunan Kabupaten Bengkulu Selatan yang merata dan
terpadu yang berbasis agropolitan, pariwisata serta mitigasi bencana yang
berkelanjutan untuk 20 tahun ke depan”
2.2
Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang
Untuk mencapai tujuan diatas, maka kebijakan dan strategi yang akan dilaksanakan
meliputi:
Kebijakan 1 : Peningkatan aksesibilitas dengan pemerataan sarana prasarana di
seluruh wilayah kabupaten dengan strategi sebagai berikut :
1.
Membangun, meningkatkan dan memelihara kualitas jaringan transportasi ke seluruh
bagian wilayah kabupaten dan menuju ke kabupaten yang berbatasan.
2.
Mengembangkan pembangkit tenaga listrik dan memanfaatkan sumber energi baru dan
terbarukan yang tersedia serta memperluas jaringan transmisi dan distribusi tenaga
listrik.
3.
Menyediakan fasilitas pelayanan sosial ekonomi (kesehatan, pendidikan, air bersih,
pasar, dll) secara merata.
Kebijakan 2 : Pemeliharaan dan Perwujudan Kelestarian Lingkungan Hidup serta
mengurangi resiko bencana alam dengan strategi sebagai berikut :
1.
Mempertahankan 40% luasan kawasan hutan di Kabupaten Bengkulu Selatan
2.
Mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah menurun kualitasnya
dengan upaya reboisasi dan penghijauan.
3.
Mencegah perusakan lingkungan hidup lebih lanjut melalui perijinan, insentif dan disinsentif
pengendalian pemanfaatan ruang.
4.
Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya alam untuk menjaga kelestarian lingkungan
hidup serta mengurangi resiko bencana.
Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan
II - 2
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
Kebijakan 3 : Pengoptimalan kawasan budidaya sesuai dengan daya dukung dan
daya tampung lingkungan dengan strategi sebagai berikut:
1.
Membatasi konversi lahan pertanian irigasi teknis untuk kegiatan budidaya lainnya.
2.
Mengoptimalkan pemanfaatan lahan-lahan tidur untuk kegiatan produktif
3.
Mengembangkan kawasan budidaya pertanian sesuai dengan kemampuan dan
kesesuaian lahannya
4.
Mengoptimalkan pemanfaatan kawasan budidaya pesisir untuk meningkatkan daya
saing dan perekonomian masyarakat.
Kebijakan 4 : Peningkatan produktifitas sektor-sektor unggulan sesuai dengan
daya dukung lahan dengan strategi sebagai berikut:
1.
Memperluas jaringan irigasi dan mempertahankan pertanian irigasi teknis
2.
Diversifikasi komoditi pertanian untuk mendukung pengembangan sektor sekunder
3.
Meningkatkan produktivitas sub sektor perikanan di sepanjang wilayah pantai dan
perikanan darat (minapolitan) di Kabupaten Bengkulu Selatan.
4.
Mengembangkan kawasan agropolitan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.
Kebijakan 5 : Pembukaan peluang investasi dalam rangka meningkatkan
perekonomian wilayah. dengan strategi sebagai berikut :
1.
Mempermudah mekanisme perizinan dan birokrasi untuk iklim usaha
2.
Menyediakan informasi, sarana dan prasarana penunjang investasi
3.
Meningkatkan akses masyarakat ke sumber pembiayaan.
Kebijakan
6
:
Pengoptimalan
potensi-potensi
pariwisata
dalam
rangka
meningkatkan perekonomian wilayah. dengan strategi sebagai berikut :
1. Mengelola objek-objek wisata yang telah ada agar bisa menjadi daya tarik masyarakat
2. Mengembangkan infrastruktur dan prasarana pariwisata sebagai penunjang objek wisata.
3. Mendorong investasi dan partisipasi swasta dan masyarakat dalam pengembangan dan
pengelolaan objek dan daya tarik wisata.
Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan
II - 3
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
Materi Teknis RTRW Kab. Bengkulu Selatan
II - 4
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
3.1 Rencana Sistem Perkotaan Wilayah Kabupaten
Secara garis besar rencana sistem perkotaan wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan
dirumuskan berdasarkan beberapa pertimbangan yaitu :
1. Tujuan dasar penataan ruang adalah agar tercipta sistem ruang yang aman, nyaman,
produktif dan berkelanjutan. Bila dijabarkan lebih lanjut pengertian produktif dan
berkelanjutan dalam konteks struktur ruang dimaknai sebagai suatu sistem dan
hubungan fungsional antar pusat perkotaan yang efektif, efisien, mendorong
peningkatan potensi masing-masing pusat (kawasan) secara berkelanjutan dengan tetap
menjaga keseimbangan alam.
2. Kondisi objektif hirarki pusat-pusat permukiman eksisting, kebijakan penataan ruang
nasional dan provinsi yang menempatkan Kota Manna sebagai PKW dan Masat sebagai
PKL. Hirarki pusat-pusat permukiman saat ini (eksisting) adalah sebagai berikut :
a. Kawasan permukiman perkotaan (ibukota kecamatan) :
- Kayu Kunyit
- Kota Manna
- Pasar Manna
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
III - 1
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
b. Kawasan permukiman pedesaan (ibukota kecamatan) :
- Simpang Pino
- Tanjung Negara
- Suka Negeri
- Pasar Baru - Seginim
- Masat
- Pasar Pino
- Gindo Suli
- Lubuk Ladung
3. Salah satu peranan rencana penataan ruang adalah untuk menciptakan keseimbangan
pembangunan antar wilayah (kecamatan) dan sekaligus mengantisipasi pertumbuhan
pembangunan yang terkonsentrasi pada pusat kota (ibukota kabupaten) atau pada
kawasan tertentu saja. Hal ini juga berkenaan dengan penciptaan sistem pusat-pusat
kota yang berjenjang sehingga terbangun suatu sistem perkotaan yang efektif dan
efisien. Oleh karena itu terdapat pusat-pusat permukiman yang perlu didorong
pertumbuhannya dan ada pula yang hanya cukup dikendalikan sesuai potensinya,
bahkan mungkin dibatasi. Untuk sistem perkotaan Bengkulu Selatan, pusat-pusat
perkotaan yang perlu didorong ataupun dikendalikan pertumbuhannya adalah :
a. Manna, kawasan perkotaan Manna yang terdiri dari 3 wilayah yaitu Manna, Kota
Manna dan Pasar Manna merupakan wilayah yang saat ini pertumbuhannya perlu
didorong namun di satu sisi juga perlu dibatasi. Perlu didorong mengingat statusnya
sebagai PKW, namun sarana dan prasarana yang ada saat ini belum memadai
sebagai kota dengan status PKW. Sementara juga perlu dibatasi agar pembangunanpembangunan di masa mendatang tidak merusak lingkungan karena pembangunan
yang ada harus tetap melihat daya dukung dan daya tampung lingkungannya.
b. Kota dengan status sebagai PPL, kota-kota ini harus didorong pertumbuhannya agar
pembangunan lebih merata dan dapat dirasakan oleh semua pihak.
4. Pembangunan jaringan jalan juga dibatasi sedemikian rupa tanpa mengurangi
aksesibilitas antar pusat-pusat demi menjaga kualitas dan kelestarian hutan lindung dan
cagar alam
5. Untuk mendukung kegiatan pariwisata, mitigasi bencana, mobilisasi hasil produksi laut,
pertanian, perkebunan dan kehutanan serta komoditas unggulan lainnya perlu dilakukan
percepatan pembangunan prasarana transportasi.
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
III - 2
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
Berdasarkan pertimbangan di atas, maka rencana sistem perkotaan di wilayah Kabupaten
Bengkulu Selatan adalah sebagaimana yang terlihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.1
Rencana Sistem Perkotaan Kabupaten Bengkulu Selatan, Tahun 2030
No
Ibukota Kecamatan
Hirarki Fungsi
Fungsi Utama
1.
Manna
(Kecamatan Kota Manna)
PKW
 Pusat Pemerintahan
 Pusat Perdagangan dan jasa
 Pusat
Pelayanan
Pendidikan
,Kesehatan.
 Permukiman perkotaan
 Industri
Pengolahan
hasil
Pertanian dan Rumah Tangga
 Pertambangan Batu Hias
Pasar Bawah
(Kecamatan Pasar Manna)
PKW
3.
Kayu Kunyit
(Kecamatan Manna)
PKW
`4.
Masat
(Kecamatan Pino)
PKL
5.
Pasar Baru
(Kecamatan Seginim)
PKL
6.
Pasar Pino
(Kecamatan Pino Raya)
PKL
7.
Simpang Pino
(Kecamatan Ulu Pino)
PPK
 Pariwisata
 Permukiman perkotaan
 Pengembangan
sub
sektor
Perikanan
 Industri
pengolahan
hasil
Pertanian dan Rumah Tangga

 Permukiman perkotaan
 Pertambangan (golongan c)
 Perkebunan dan sub sektor
pertanian
 Pariwisata
 Indutri pertanian dan pengolahan
rumah tangga.
 Pusat Agro Industri
 Pusat Agropolitan
 Perkebunan
 Pertanian
 Permukiman perdeesaan
 Pertambangan
 Perternakan
 Perikanan Darat
 Pertanian Tanaman Pangan
 Perkebunan
 Permukiman pedesaan
 Pertambangan
 Perkebunan
 Pertanian
 Perkinaan
 Perternakan
 Kehutanan
 Permukiman pedesaan
 Pertambangan Galian C
 Pertambangan
 Pertanian
 Perkebunan
 Kawasan Hutan Konservasi
 Perternakan
 Pertambangan
2.
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
III - 3
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
No
Ibukota Kecamatan
Hirarki Fungsi
8.
Lubuk Ladung
(Kecamatan Kedurang Ilir)
PPK
9.
Gindo Suli
(Kecamatan Bunga Mas)
PPL
10.
Tanjung Negara
(Kecamatan Kedurang)
PPL
11.
Suka Negeri
(Kecamatan Air Nipis)
PPL
Sumber : Analisis Tim RTRW
3.2
Fungsi Utama

















Pariwisata
Permukiman Perdesaan
Pertambangan Golongan C
Pertanian
Agroindustri
Perkebunan
Perikanan
Pertambangan
Perternakan
Permukiman pedesaan
Pertambangan Golongan C
Pekebunan
Pariwisata buatan
Industri Pengelolah Hasil
Pertanian
Permukiman pedesaan
Pertambangan Golongan C















Pertanian
Perkebunan
Kawasan hutan konversi
Perternakan
Perikanan darat
Permukiman pedesaan
Pertambangan
Perkebunan
Pertanian
Perikanan
Peternakan
Kehutanan
Permukiman pedesaan
Pertambangan
Pertambangan
Rencana Sistem Jaringan Prasarana
3.2.1 Rencana Sistem Jaringan Transportasi
 Rencana Pengembangan Jaringan Jalan
Sebelum merumuskan rencana pengembangan jaringan jalan, perlu kiranya disampaikan
terlebih dahulu sistem jaringan jalan yang ada dan dikaitkan dengan rencana sistem pusatpusat perkotaan, sebagaimana yang akan dijelaskan di bawah ini.
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
III - 4
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
1. Jaringan jalan nasional yang ada di Kabupaten Bengkulu Selatan meliputi :
Tabel 3.2
Panjang Ruas
(Km)
14.770
Fungsi Jalan
No
1.
Nama Ruas
Maras – Sp. Kurawan (Manna)
2.
Sp. Kurawan – K. Bupati (Manna)
4.110
Kolektor 1
3.
K. Bupati – Jln. Samsul Bahrun (Manna)
5.720
Kolektor 1
4.
Sp. Rukis (Manna) – Tanjung Kemuning
40.700
Kolektor 1
5.
Jln. Iskandar Baksir (Manna)
1.450
Kolektor 1
6.
Manna – Tanjung Sakti (Bts Prov. Sumsel)
40.852
Kolektor 1
7.
Jln. A. Yani (Manna)
2.875
Kolektor 1
Total Kabupaten Bengkulu Selatan
Kolektor 1
110.477
Sumber : KepMenPU No. 630/Kpts/M/2009
No. 631/Kpts/M/2009
-
Ruas jalan Provinsi di Kabupaten Bengkulu Selatan
Panjang Ruas
(Km)
22.700
Status Jalan
No
1.
Nama Ruas
Kelutum-Simpang Pino
2.
Masat – SP. GD Agung
10.400
Jln. Propinsi
3.
SP. III Kayu Kunyit – GD. Agung PLK Bengkerung
23.400
Jln. Propinsi
4.
PLK Bengkerung – Sukarmi – Batu Ampar
14.000
Jln. Propinsi
5.
SP. Kedurang – KB. Agung – Batu Ampar
20.300
Jln. Propinsi
6.
Kurawan – Pinju Layang – PD. Lebar
14.400
Jln. Propinsi
7.
Manna – BTS. Sumsel
40.700
Jln. Propinsi
8.
Jl. A. Yani (Manna)
2.800
Jln. Propinsi
9.
Jl. Veteran (Manna)
1.900
Jln. Propinsi
10.
Jl. SMEA N (Manna)
2.700
Jln. Propinsi
11.
Jl.Kol. Berlian (Manna)
1.400
Jln. Propinsi
12.
Jl. P. Marzuki (Manna)
1.000
Jln. Propinsi
13.
Jl. Bukhari (Manna)
0.700
Jln. Propinsi
14.
Jl. Pasar Bawah – Manggul (Manna
3.700
Jln. Propinsi
15.
Jl. Gerak Alam (Manna)
3.700
Jln. Propinsi
Jln. Propinsi
Sumber : Surat Keputusan Gubernur Bengkulu
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
III - 5
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
2. Jalan Nasional lain melintas kedurang ilir sampai Pino Raya yang melintasi Pusat
Porkotaan.
-
Gindo Suli (PPL) Bunga Mas
-
Kayu Kunyit (PKW) Manna
-
Pasar Manna (PKW) Pasar Manna
-
Kota Manna (PKW) Kota Manna
-
Pasar Pino (PKL) Pino Raya
3. Jaringan Jalan Kabupaten selain ruas jalan Nasional dan jalan Propinsi, selebihnya
adalah jalan Kabupaten
yang secara status terdapat 220 ruas jalan dengan
panjang ruas 548,54 km.
Berdasarkan pertimbangan diatas, maka rencana pengembangan jaringan jalan di
Kabupaten Bengkulu Selatan adalah sebagai berikut :
1. Jalan Kolektor Primer yang berstatus jalan lintas nasional dan jalan provinsi yaitu
yang menghubungkan simpul-simpul :
a. Gindo Suli (PPL) – Kayu Kunyit (PKW)
b. Kayu Kunyit (PKW) – Pasar Bawah (PKW)
c. Pasar Bawah (PKW) – Kota Manna (PKW)
d. Kota Manna (PKW) – Pasar Pino (PKL)
e. Pasar Pino (PKL) – Tais (Kabupaten Seluma)
f. Kota Manna (PKW) – Masat (PKL)
g. Masat (PKL) – Simpang Pino (PPK)
2. Jalan Lokal Primer yang berstatus sebagai jalan kabupaten menghubungkan simpulsimpul
a. Kota Manna (PKW) – Manna (PKW) – Bunga Mas (PPL)
(Kurawan – Pusat Pemerintahan – Gn. Ayu – Jeranglah – Tumbuk Tebing)
b. Masat (PKL) – Pasar Baru (PKL)
c. Pasar Baru (PKL) – Tanjung Negara (PPL)
d. Masat (PKL) – Pasar Pino (PKL)
e. Pasar Pino (PKL) – Simpang Pino (PPK)
f.
Kurawan (PKL) – Pusat Pemerintahan – Gn. Ayu (PKW) – Tb. Tebing (PKL)
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
III - 6
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
3. Jalan Lingkungan Primer yang berstatus sebagai jalan kabupaten menghubungkan
simpul : Pasar Baru (PKL) – Sukanegeri (PPL)
4. Jalan yang menghubungkan Kabupaten Bengkulu Selatan dengan kabupaten
berbatasan, yaitu :
a. Desa Palasiring (Kab. Bengkulu Selatan) – Desa Bungin Tambun (Kab. Kaur),
b. Jalan dari Dusun Talang Tinggi, Karang Cayo (Kab. Bengkulu Selatan) - Gunung
Mesir (Kab. Seluma)
c. Jalan dari Desa Cinto Mandi, Kec. Pino Raya (Kab. Bengsel) – Desa Jembat
Akar (Kab. Seluma)
 Rencana Pengembangan Terminal
Dengan memperhatikan rencana struktur ruang yang telah dirumuskan, rencana
pengembangan sistem jaringan jalan dan keberadaan terminal yang ada (eksisting),
jenis dan kelas pelayanannya, rencana pengembangan terminal angkutan penumpang
untuk Kabupaten Bengkulu Selatan adalah sebagai berikut :
1. Terminal Tipe B (Gunung Ayu) di Kota Manna (PKW) ; bersifat pengembangan
2. Terminal Tipe C di Masat (PKL) ; bersifat pembangunan
3. Terminal Tipe C di Tanjung Negara (PPL) dan Pasar Baru (PKL) ; bersifat
pembangunan.
Mengingat kegiatan ekonomi masyarakat yang bersifat primer dan membutuhkan
angkutan barang, maka fungsi terminal penumpang sebagaimana dimaksud di atas
sebaiknya digabung menjadi satu kesatuan. Untuk Masat sebagai pusat agroindustri
dapat saja dikembangkan sub terminal agroindustri yang diintegrasikan sebagai terminal
penumpang.
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
III - 7
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
III - 8
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
 Rencana Pengembangan Pelabuhan Nelayan
Rencana pengembangan pelabuhan nelayan dilakukan dengan pertimbangan untuk
meningkatkan aksesibilitas, mendukung kegiatan ekonomi dan pengembangan kawasan
dan dengan memperhatikan kebijakan pembangunan daerah, fungsi, skala pelayanan
dan keberadaan pelabuhan yang ada.
Pelabuhan memiliki peran sebagai :
a. Simpul dalam jaringan transportasi sesuai dengan hirarkinya
b. Pintu gerbang kegiatan perekonomian
c. Tempat kegiatan alih moda transportasi
d. Penunjang kegiatan industri dan/atau perdagangan
e. Tempat distribusi, produksi dan konsolidasi muatan atau barang, dan
f.
Mewujudkan wawasan nusantara dan kedaulatan negara
Hirarki peran dan fungsi pelabuhan laut sesuai dengan PP No. 61 Tahun 2009 tentang
Tatanan Kepelabuhan adalah :
a. Pelabuhan utama
b. Pelabuhan Pengumpul, dan
c. Pelabuhan pengumpan
Berdasarkan hirarki dan fungsi pelabuhan laut seperti yang diuraikan diatas, rencana
pengembangan pelabuhan di Kabupaten Bengkulu Selatan adalah peningkatan fungsi
Pelabuhan Nelayan Pasar Bawah di Kecamatan Pasar Manna menjadi pelabuhan
pengumpan lokal.
3.2.2 Rencana Sistem Jaringan Listrik
Sumber energi listrik di Kabupaten Bengkulu Selatan adalah PLTD dengan gardu induk
berada di Kecamatan Kota Manna. Kondisi faktual saat ini adalah suplai listrik untuk
Kabupaten Bengkulu Selatan berada dalam kondisi yang terbatas. Hal ini disebabkan
karena keterbatasan kapasitas pembangkit yang tersedia tidak mampu melayani
permintaan akan listik yang semakin meningkat setiap tahunnya.
Kabupaten Bengkulu Selatan memiliki 4 (empat) PLN Sub Ranting untuk pendistribusian
daya listrik ke konsumen di Kabupaten Bengkulu Selatan, yaitu : Sub Ranting Manna, Sub
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
III - 9
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
Ranting Kedurang, Sub Ranting Masat dan Sub Ranting Kelutum dengan total pemakaian
listrik pada tahun 2008 sebesar 17.884.883 Kwh yang melayani 17.503 pelanggan.
Mengingat akan terjadinya perubahan struktur ekonomi wilayah yang saat ini didominasi
sektor primer akan bergeser ke kegiatan sekunder dan tersier, maka untuk kegiatan
sekunder (industri) diperlukan adanya pasokan listrik yang memadai dan stabil. Hal ini
menjadi tantangan bagi Kabupaten Bengkulu Selatan karena kondisi pasokan listrik saat ini
mengalami kekurangan suplai (defisit). Pemenuhan kebutuhan listrik tersebut dilakukan
melalui pemulihan kinerja PLTD yang ada serta rencana pembangunan SUTT 150 KV Pagar
Alam – Manna dan pembangunan gardu induk di Masat, Kecamatan Pino.
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
III - 10
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
Tabel 3.3
Prediksi Kebutuhan Sarana Listrik Di Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun 2030
Jumlah Total Rumah
No
Kecamatan
2030
Kavling Besar
(2300 -1,000 m2)
Jumlah
Rumah
(Unit)
Kebutuhan
Listrik
1Unit
1,3 KVA
Kavling Sedang
(100- 300 m2)
Jumlah
Rumah
(Unit)
Kebutuhan
Listrik
1Unit
0,9 KVA
Kavling Kecil
(< 60 -100 m2)
Jumlah
Rumah
(Unit)
Total
Kebutuhan
Listrik
Perumahan
Kebutuhan
Listrik
1Unit
0,5 KVA
Fasilitas
Sosial
dan
Umum
Per
kantoran
Industri
Perda
gangan
dan
Jasa
Penera
ngan
Jalan
Keb.
Total
1
Kedurang
16694
333.88
434.04
1001.64
901.48
2003.28
1001.64
2337.16
233.72
233.72
350.57
467.43
116.86
3739.46
2
Seginim
22977
459.54
597.40
1378.62
1240.76
2757.24
1378.62
3216.78
321.68
321.68
482.52
643.36
160.84
5146.85
3
Pino
16904
338.08
439.50
1014.24
912.82
2028.48
1014.24
2366.56
236.66
236.66
354.98
473.31
118.33
3786.50
4
Manna
18237
364.74
474.16
1094.22
984.80
2188.44
1094.22
2553.18
255.32
255.32
382.98
510.64
127.66
4085.09
5
Kota Manna
34400
688.00
894.40
2064.00
1857.60
4128.00
2064.00
4816.00
481.60
481.60
722.40
963.20
240.80
7705.60
6
Pino Raya
25714
514.28
668.56
1542.84
1388.56
3085.68
1542.84
3599.96
360.00
360.00
539.99
719.99
180.00
5759.94
7
Kedurang Ilir
10607
212.14
275.78
636.42
572.78
1272.84
636.42
1484.98
148.50
148.50
222.75
297.00
74.25
2375.97
8
Air Nipis
14430
288.60
375.18
865.80
779.22
1731.60
865.80
2020.20
202.02
202.02
303.03
404.04
101.01
3232.32
9
Ulu Manna
11143
222.86
289.72
668.58
601.72
1337.16
668.58
1560.02
156.00
156.00
234.00
312.00
78.00
2496.03
10
Bunga Mas
8819
176.38
229.29
529.14
476.23
1058.28
529.14
1234.66
123.47
123.47
185.20
246.93
61.73
1975.46
11
Pasar Manna
24057
20398
1
481.14
625.48
1443.42
1299.08
2886.84
1443.42
3367.98
336.80
336.80
505.20
673.60
168.40
5388.77
4079.62
5303.51
12238.86
11014.97
24477.72
12238.86
28557.34
2855.73
2855.73
4283.60
5711.47
1427.87
45691.74
Jumlah
Sumber : Hasil Analisis
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
III - 11
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
III - 12
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
3.2.3 Rencana Pengembangan Jaringan Telekomunikasi
Salah satu modal daerah untuk menarik investasi dan sekaligus meningkatkan perkonomian
wilayah adalah tersedianya infrastruktur telekomunikasi yang memadai. Stasiun telkom di
Kabupaten Bengkulu Selatan terletak di Kecamatan Kota Manna. Saat ini telekomunikasi
nirkabel juga sudah tumbuh dan berkembang di Kabupaten Bengkulu Selatan, dimana
sampai tahun 2007 sudah beroperasi 4 operator telekomunikasi nirkabel.
Mengingat besarnya peran telekomunikasi memerlukan dukungan dari teknologi infomasi
seperti telepon nirkabel dan internet, maka pengelolaan infrastruktur telekomunikasi yang
cenderung berteknologi tinggi ini perlu lebih baik lagi seperti perlunya penggunaan bersama
BTS (join provider). Satu BTS dapat digunakan secara bersama dari 3-7 provider. Efisiensi
ini tidak saja akan mengurangi biaya masing-masing provider tapi juga akan menciptakan
estetika permukiman dan pengurangan dampak negatif dari sistem BTS tersebut seperti
pengurangan sebaran (radius) radiasi dari pancaran elektromagnetik BTS tersebut. Lokasi
BTS di Kabupaten Bengkulu Selatan terdapat di Kecamatan Kota Manna, Pasar Manna,
Pino, Pino Raya, Seginim, Ulu Manna, Kedurang dan di Kecamatan Bunga Mas.

Dalam rangka pengaturan dan penataan bangunan menara Telekomunikasi di masa
yang akan datang, maka Kabupaten Bengkulu Selatan di harapkan secepatnya
menyusun
Perda tentang Pengaturan, Penataan
dan izin mendirikan bangunan
menara Telekomonikasi.
Selain telepon nirkabel, pengembangan prasarana telekomunikasi juga dilakukan dengan
melakukan pengembangan jaringan internet ke seluruh kantor kecamatan dan lembaga
pelayanan publik lainnya karena pemanfaatan teknologi informasi ini juga akan
meningkatkan profesionalitas, efisiensi, efektifitas dan akuntabilitas kerja pemerintahan,
baik secara internal maupun eksternal.
Berdasarkan pertimbangan diatas, pengembangan prasarana telekomunikasi di Kabupaten
Bengkulu Selatan diarahkan sebagai berikut :
1. Penambahan kapasitas sentral telepon
2. Penambahan kabel primer dan sekunder
3. Untuk perluasan jaringan maka pemerintah daerah perlu menyediakan ruang untuk
mendirikan tiang
4. Penambahan tower relay dari pemasangan sejumlah microcell di daerah yang
diperkirakan akan terjadi blackspot.
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
III - 13
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
5. Menyebarkan fasilitas telekomunikasi umum, seperti telepon umum dan warung
telekomunikasi di tempat strategis.
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
III - 14
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
III - 14
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
3.2.4 Rencana Pengembangan Sumberdaya Air
A. Jaringan Air Minum
Dengan menggunakan standar kebutuhan air minum sebesar 120 liter/orang/hari,
maka air minum minimal yang harus disediakan pada akhir tahun perencanaan (tahun
2030) adalah sebesar 186,73 liter/detik. Pada saat ini kapasitas produksi PDAM baru
mencapai 157,5 liter/detik, berarti hingga tahun 2030 diperlukan tambahan kapasitas
untuk memenuhi kebutuhan air bersih pada tahun-tahun yang akan datang agar
kebutuhan akan air bersih dapat ditangani yaitu dengan mencari sumber-sumber air
bersih untuk mendukung agar pembangunan di Kabupaten Bengkulu Selatan dapat
berkembang dengan baik.
Saat ini terdapat 3 lokasi Sumber Pengolahan Air Minum (SPAM) yang ada di Kabupaten
Bengkulu Selatan yang masih aktif beroperasi, yakni :
1. SPAM Manna; debit air 70 liter/detik, melayani 2.712 sambungan
2. SPAM Seginim; debit air 10 liter/detik, melayani 425 sambungan
3. SPAM Kedurang, debit air 5 liter/detik, melayani 420 sambungan
Wilayah yang sudah terlayani jaringan PDAM di Kabupaten Bengkulu Selatan adalah
wilayah perkotaan (Manna, Pasar Manna dan Kota Manna) dan wilayah di Kecamatan
Kedurang serta Air Nipis. Sementara wilayah lain yang belum terlayani oleh PDAM
sumber air bersihnya berasal dari air sumur.
Rencana pengembangan sumber daya air ke depan untuk Kabupaten Bengkulu Selatan
adalah sebagai berikut :

Kemampuan intake harus ditambah dengan memanfaatkan sumber mata air yang
ada dan masih dapat diandalkan tetapi harus disertai dengan pengelolaan daerah
hulu yang benar agar beban dan biaya pengolahan air menjadi kecil

Kapasitas produksi pengolahan air perlu dikembangkan sesuai dan bersamaan
dengan penambahan kemampuan sistem transmisi.

Pembuatan instalasi pengolahan air regional yang akan dimanfaatkan bersama oleh
Pemerintah Kabupaten Bengkulu Selatan dengan memanfaatkan sumber mata air
(air terjun).
Adapun perkiraan kebutuhan air bersih untuk penduduk di Kabupaten Bengkulu Selatan
pada tahun 2030 dapat dilihat pada Tabel 3.4.
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
III - 15
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
Tabel 3.4
Prediksi Kebutuhan Sarana Air Bersih Di Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun 2030
No
1
2
3
4
5
Jenis Sarana
Standar Keb. Air
Bersih
(ltr/unit/hari)
Sarana Pendidikan
TK
SD
SLTP
SLTA
Perguruan Tinggi
Sarana Kesehatan
Rumah Sakit
Puskesmas
BKIA + RS Bersalin
Balai Pengobatan
Sarana Peribadatan
Masjid Agung
Mushola
Sarana Perdagangan
Pasar
Sarana Pemerintahan
dan Pelayanan Umum
Pos Polisi
Kantor Kelurahan/Desa
Pemadam Kebakaran
Kantor Pos
Kantor Polisi
Kantor Kecamatan
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
2015
Jml
Fas.
(unit)
2020
Keb.
(ltr/hari)
Jml
Fas.
(unit)
2025
Keb.
(ltr/hari)
Jml Fas.
(unit)
2030
Keb.
(ltr/hari)
Jml Fas.
(unit)
Keb.
(ltr/hari)
300
1000
1500
1500
1500
158
26
6
5
2
47400
26000
9000
7500
3000
172
29
7
6
2
51600
29000
10500
9000
3000
187
31
7
6
3
56100
31000
10500
9000
4500
204
34
8
7
3
61200
34000
12000
10500
4500
10000
1500
1000
300
1
1
5
53
10000
1500
5000
15900
1
1
6
57
10000
1500
6000
17100
1
2
6
62
10000
3000
6000
18600
1
2
7
68
10000
3000
7000
20400
5000
300
5
634
25000
190200
6
689
30000
206700
6
750
30000
225000
7
816
35000
244800
5000
5
25000
6
30000
6
30000
7
35000
100
300
1000
1000
1000
1000
21
21
2
1
5
3
2100
6300
2000
1000
5000
3000
23
23
2
1
6
3
2300
6900
2000
1000
6000
3000
25
25
2
2
6
4
2500
7500
2000
2000
6000
4000
27
27
2
2
7
4
2700
8100
2000
2000
7000
4000
III - 16
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
Standar Keb. Air
Bersih
(ltr/unit/hari)
2015
1000
1000
1000
100
6
Kantor Telkom
Kantor PLN
Kantor PDAM
Kuburan
Sarana Kebudayaan
dan Rekreasi
Jml
Fas.
(unit)
1
1
8
1
1000
1000
1000
1000
7
Gedung Bioskop
Gedung Serbaguna
Gedung Kesenian
Perpustakaan
Sarana Olahraga dan
Kaw.Terbuka
No
Jenis Sarana
Taman Lingkungan
Taman Kecamatan
Lapangan Olahraga
Perumahan
Tipe A (54–200 m²)
Tipe B (200–600 m²)
Tipe C (600–2.000 m²)
9
Kebutuhan Air Bersih
10 Kebocoran (15%)
11 Cadangan (10%)
Total Keb. Air Bersih (Lt/hr)
Total Keb. Air Bersih
(Lt/detik)
Sumber : Hasil Analisis
2020
1000
1000
8000
100
Jml
Fas.
(unit)
1
1
9
1
8
8
8
8
8000
8000
8000
8000
100
1000
10000
63
1
8
300
300
300
19009
9504
3168
Keb.
(ltr/hari)
2025
Keb.
(ltr/hari)
Jml Fas.
(unit)
2030
Keb.
(ltr/hari)
Jml Fas.
(unit)
Keb.
(ltr/hari)
1000
1000
9000
100
2
2
9
2
2000
2000
9000
200
2
2
10
2
2000
2000
10000
200
9
9
9
9
9000
9000
9000
9000
9
9
9
9
9000
9000
9000
9000
10
10
10
10
10000
10000
10000
10000
6300
1000
80000
69
1
9
6900
1000
90000
75
2
9
7500
2000
90000
82
2
10
8200
2000
100000
5702700
2851200
950400
10018600
1502790
1001860
12523250
20681
10340
3447
6204300
3102000
1034100
10911000
1636650
1091100
13638750
22499
11250
3750
6749700
3375000
1125000
11856100
1778415
1185610
14820125
24478
12239
4080
7343400
3671700
1224000
12906700
1936005
1290670
16133375
8
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
15%
10%
144.95
157.86
III - 17
171.53
186.73
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
III - 18
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
B. Jaringan Irigasi
Sebagian besar wilayah di Kabupaten Bengkulu Selatan merupakan wilayah pertanian
sehingga di Kabupaten Bengkulu Selatan banyak terdapat jaringan irigasi baik berupa
jaringan irigasi teknis maupun jaringan irigasi non teknis. Jaringan irigasi teknis
terutama terdapat di wilayah yang merupakan sentra pertanian seperti di Kecamatan
Seginim, Pino, Air Nipis dan Kecamatan Kedurang.
Dari seluruh jaringan irigasi yang ada, jaringan/saluran irigasi teknis yang utama yang
terdapat di Kabupaten Bengkulu Selatan terdiri dari 4 saluran, yakni :
1. Bendungan Air Endelengau Ganjuah di Kecamatan Pino
2. Bendungan Nipis Kanan di Kecamatan Air Nipis dan Kecamatan Seginim
3. Bendungan Nipis Kiri di Kecamatan Air Nipis dan Kecamatan Seginim
4. Bendungan Selebang di Kecamatan Kedurang dan Kedurang Ilir
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
III - 19
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
III - 20
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
3.2.5 Rencana Sistem Jaringan Prasarana Lainnya
Pengelolaan Sampah
Penanganan terhadap sampah memerlukan penelitian yang cukup besar mengingat jumlah
sampah yang akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk
perkotaan, serta dampak yang akan ditimbulkannya apabila tidak ditangani secara tepat.
Selain pengangkutan dan pengelolaan sampah, penyediaan dan lokasi pembuangan
sampah merupakan kebutuhan bagi suatu wilayah.
Secara garis besar pengelolaan sampah dapat dirinci sebagai berikut :
a. Pemilahan ; dari sumber/asal sampah telah dilakukan pemisahan antara sampah
organik dengan sampah anorganik di TPS sebelum dibuang ke tempat pembuangan
sampah akhir (TPA)
b. Pengolahan : dilakukan pengomposan untuk sampah organik dan dilakukan prinsip
3R (reduce, reuse dan recycle) untuk penanganan sampah organik
c. Pengumpulan : sampah dari produsen (rumah tangga) diangkut ke tempat
pengumpulan sementara (TPS) dengan menggunakan gerobak dorong/tarik, truk,
motor gerobak
d. Pengangkutan ; dari TPS diangkat dengan truk menuju Tempat Pembuangan
sampah akhir (TPA) Pagar Dewa.
e. Pembuangan akhir ; sampah dari TPS dikumpulkan dan dibawa ke TPA Pagar Dewa
dimana nantinya sampah-sampah organik akan diolah menjadi kompos, briket dan
gas metan (bahan bakar) serta bahan bangunan. Secara teknis pengolahan sampah
dilakukan dengan pendekatan controlled landfill.
Berikut beberapa asumsi dan pendekatan yang digunakan untuk menghitung timbulan
sampah dan kebutuhan TPS serta TPA :
a. Timbulan sampah domestik : 2 liter/orang/hari domestik
b. Setiap kab/kota membutuhkan minimal 1 TPA dan TPA Terpadu
c. Setiap kecamatan membutuhkan minimal 1 TPS (25 m2).
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
III - 21
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
Rencana pengelolaan persampahan di Kabupaten Bengkulu Selatan adalah sebagai
berikut :
1. Memanfaatkan teknik-teknik yang lebih berwawasan lingkungan berdasarkan
konsep daur ulang dan pemilahan sampah organik dan anorganik dalam
pengolahan sampah di TPA yang ada maupun yang akan dikembangkan
2. Pengembangan pola pelayanan
3. Rehabilitasi dan pengadaan sarana dan prasarana persampahan, bergerak dan
tidak bergerak seperti TPS, container, truk dan TPA
- Pewadahan
Pengadaan wadah penampungan sampah di sumbernya dilakukan oleh
masyarakat yang bentuk dan volumenya ditentukan oleh Pemerintah Kabupaten
Bengkulu Selatan
- Pengumpulan
Jenis peralatan pengumpulan sampah yang direncanakan terdiri dari 3 jenis yaitu
gerobak tarik, gerobak motor dan dump truck
- Pemindahan
Jenis peralatan pemindahan sampah yang direncanakan yaitu : transfer depo,
container, bak sampah
- Pengangkutan
Jenis peralatan untuk pengangkutan sampah yaitu ; dump truck, arm roll truck
- Tempat Pembuangan Akhir
Pada saat ini, Pemerintah Bengkulu Selatan memprakarsai pembangunan tempat
pembuangan akhir sampah yang berlokasi di Desa Pagar Dewa, Kecamatan
Manna, Kabupaten Bengkulu Selatan dengan nama TPA Pagar Dewa dengan
luas kurang lebih 4 Ha (sumber : Kantor Lingkungan Hidup, Kab. Bengsel).
Jarak lokasi TPA Pagar Dewa dengan kegiatan sekitarnya :
 Dari Perumnas Pagar Dewa : kurang lebih 770 meter
 Dari korp bata (tempat pembuatan batu bata) : kurang lebih 600 meter
 Dari Kota Manna : kurang lebih 3 km
Di TPA tersebut juga akan dibangun pusat daur ulang sampah yang terdiri dari
proses komposting dan proses pemanfaatan barang-barang bekas yang masih
digunakan. Pengelolaan sampah di TPA Pagar Dewa direncanakan dengan
sistem Controlled Landfill.
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
III - 22
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
III - 23
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
III - 24
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
III - 1
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan merupakan rencana distribusi
peruntukkan ruang dalam wilayah kabupaten yang meliputi rencana peruntukkan ruang
untuk fungsi lindung dan rencana peruntukkan ruang untuk fungsi budidaya.
Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan berfungsi sbb :
a. Sebagai alokasi ruang untuk kawasan budidaya bagi berbagai kegiatan sosial
b. Ekonomi dan kawasan lindung bagi pelestarian lingkungan dalam wilayah kabupaten
c. Mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukkan ruang
d. Sebagai dasar penyusunan indikasi program utama jangka menengah lima tahunan
untuk dua puluh tahun, dan
e. Sebagai dasar dalam pemberian ijin pemanfaatan ruang skala besar pada wilayah
kabupaten.
Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan dirumuskan berdasarkan :
a. Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten dengan memperhatikan
kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten
b. Daya dukung dan daya tampung lingkungan wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan yang
dilakukan berdasarkan hasil analisis kesesuaian lahan, penataan kawasan hutan, dll
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
IV - 1
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
c. Kebutuhan ruang untuk pengembangan kawasan budidaya dan kawasan lindung
dengan mempertimbangkan karakteristik wilayah, perkembangan tata guna lahan,
kesesuaian lahan dan penataan kawasan hutan di wilayah ini.
Penetapan kawasan lindung dan kawasan budidaya sebagaimana telah diatur dalam
Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007, Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997 dan
Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990. Batasan mengenai kawasan lindung dan
budidaya adalah sebagai berikut :
- Kawasan lindung adalah kawasan yang berfungsi utama melindungi kelestarian
lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam, sumberdaya buatan, nilai sejarah
dan budaya bangsa untuk kepentingan pembangunan yang berkelanjutan
- Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam, sumberdaya buatan
dan sumberdaya manusia.
Berdasarkan penetapan kawasan hutan di Provinsi Bengkulu (dalam RTRWP Bengkulu),
kawasan hutan meliputi kawasan hutan lindung, hutan produksi, hutan produksi terbatas
maupun taman nasional yang mengacu pada peraturan menteri kehutanan, tanpa
mengubah fungsi dan penggunaan ruangnya. Walaupun begitu, saat ini telah diajukan
beberapa usulan peninjauan kembali dalam rangka melakukan pelepasan, perluasan
maupun perubahan fungsi ruang yang ada saat ini merupakan kawasan lindung, hutan
produksi maupun hutan produksi terbatas oleh pemerintah daerah dalam rangka
memaksimalkan
fungsi
dan
pemanfaatan
ruang
yang
berkelanjutan
dan
berkesinambungan. Adapun review atau pengajuan peninjauan kawasan hutan di dalam
RTRWP Provinsi Bengkulu yang terkait dengan Kabupaten Bengkulu Selatan adalah sebagai
berikut ;
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
IV - 2
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
Tabel 4.1
Rekomendasi Tim Terpadu Terhadap Usulan Review Kawasan Hutan di
Kabupaten Bengkulu Selatan
No
Nama Kawasan Hutan
Luas Kawasan
(Ha)
1.
HL. Raja Mandara Reg. 32
20.727
2.
HL. Bukit Riki Reg. 32A
4.370
3.
HL. Bukit Sanggul Reg. 37
7.982
4.
HPT. Bukit Rabang Reg. 78
5.
HPT Peraduan Tinggii Reg. 79
6.
HPT. Air Keduran Reg. 81
1.192
7.
HP. Air Bengkenang Reg 80
1.579
Usulan Perubahan
(Ha)
Rekomendasi
Perubahan Ha
APL. 519
Tidak di ubah
4.216.54
Tahura 101 Ha
Tahura 101 Ha
9.158.42
APL 4.785
Tidak di ubah
APL 1.927
APL. 222 Ha
HP. 13537 Ha
Sumber : -Dinas Kehutanan Kabupaten Bengkulu selatan
-Tim Terpadu usulan Review Kawasan Hutan Propinsi Bengkulu.
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
IV - 3
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
IV - 4
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
4.1 Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung
4.1.1 Kawasan Hutan Lindung
Kawasan Hutan Lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai
perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir,
mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut dan memelihara kesuburan tanah.
Kriteria kawasan hutan lindung adalah:
Kawasan hutan dengan faktor-faktor kelerengan, jenis tanah, curah hujan yang
-
melebihi 175 mm
-
Kawasan hutan yang mempunyai kelerengan 40% atau lebih
-
Kawasan hutan yang mempunyai ketinggian 2000 m dpl atau lebih
Berdasarkan data yang ada, wilayah yang termasuk dalam kawasan hutan lindung di
Kabupaten Bengkulu Selatan adalah Hutan Lindung Bukit Sanggul, Hutan Lindung
Rajamandara dan Hutan Lindung Bukit Riki.
Tabel 4.2
Sebaran dan Luasan Hutan Lindung di Kabupaten Bengkulu Selatan,
Tahun 2008
No
Nama Kawasan
Kecamatan
1.
HL. Bukit Sanggul
Pino Raya dan Ulu Manna
2.
HL. Bukit Rajamandara
Ulu Manna, air Nipis dan
Luas (Ha)
(kurang lebih)
7.982
20.727
Kedurang
3.
HL. Bukit Riki
Air Nipis
Jumlah :
4.370
33.079
Sumber :Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bengkulu Selatan, 2008
4.1.2 Kawasan yang Memberikan Perlindungan tehadap Kawasan Bawahannya
a. Kawasan Resapan Air
Hutan lindung dan kawasan dengan kelas lereng di atas 40% merupakan kawasan
resapan air yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya. Seperti
yang telah di bahas sebelumnya, di Kabupaten Bengkulu Selatan terdapat tiga kawasan
lindung yaitu HL Bukit Sanggul, HL Rajamandara dan HL Bukit Riki.
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
IV - 5
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
Fakta lapangan menggambarkan bahwa sebagian kawasan ini berada dalam kondisi
dengan bukaan vegetasi yang cukup luas dan tanaman kopi. Hasil superimpose peta
kelas lereng diatas 40% dengan peta rawan longsor menunjukkan bahwa hampir
seluruh kawasan tersebut merupakan kawasan rawan longsor. Mengingat ancaman
bencana alam di Kabupaten Bengkulu Selatan tidak saja dari potensi longsor namun
juga rawan gempa, maka untuk menghindari bencana yang lebih besar, seluruh
kawasan yang berada pada kelerengan diatas 40% seyogyanya harus dipulihkan melalui
penanaman tanaman yang bernilai ekonomi tinggi. Rencana pengelolaan kawasan diatas
40% ini adalah dengan melakukan reboisasi pada kawasan yang sudah kritis dengan
pendekatan partisipasi masyarakat lokal yang didukung oleh pemerintah dan lembaga
peduli lingkungan lainnya.
4.1.3 Kawasan Perlindungan Setempat
a. Sempadan Pantai
Kawasan sempadan pantai adalah daratan sepanjang tepian yang lebarnya
proporsional dengan bentuk dan kondisi fisiik pantai dan mempunyai manfaat
penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi pantai (Keppres No.32 Tahun
1990 tentang Pengelolaan kawasan Lindung).
Adapun rencana pemanfaatan ruang kawasan sempadan pantai di Kabupaten
Bengkulu Selatan adalah sebagai berikut:
 Sempadan pantai kawasan non permukiman, dipertahankan (100 meter dari
titik pasang) dengan menanami tanaman sebagai vegetasi penahan abrasi
dengan memperhatikan aspek estetika.
 Sempadan pantai kawasan permukiman, agar dibuat tanggul pencegah abrasi
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
IV - 6
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
KONSEP PENGENDALIAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH PANTAI
B
p
p
m
G
S
Garis sepadan
50-80
air pasang max
a m dari
a
a
e bangunan
B
Batas
a
t
m ar
pembangunan
a
b
ni
s
a
gs
n
u
g
n
M
u
a
e
n
n
t
a
e
n
5
r
0
d
a
r
i
e
m
p
a
d b
a a
n t
a
s
-
k 100 m
s
i
m
Wilayah
pesisir
u
m
s
a
n
g
a
i
r
laut
W
i
l
a
y
a
h
P
e
s
i
s
i
r
L
a
u
t
8
0
B
p
a
a
m
t
s
a
Wilayah Pantai yang sudah berkembang
a
a
:
k
s
n
s
B
D
J
g M
Daerah wilayahi a jalan
a
i
a
P
P
m
t
e
l
l
a
e
u
a
r
i
a
Batas Pembangunan
sepadan
pantaimne
m
m
s
a
k
n
pt
b
t
h
a
a
e
50-100
m
(
si
n
r
R
a
g
O
n5
Batas
pasang
u
W
g0
n
)
J
a
jalan
max
–
a
n
l
1
a
0
n
0
Bebas Pasang max
d
a
r m
i a
k
s
i
m
u
m
b
a
t
a
s
w
i
p
l
l
e
a
a
s
u
y
i
t
wilayah
a
s
t
h
i
t
pesisir
laut
r
b. Sempadan Sungai W
P
s
b
i
a
u
e
G
S
l
n
d
r
Sempadan sungai adalah
kawasan
sepanjang
kiri kanan sungai,
termasuk
sungai
a
e
a
t
a
k
r
m
i
p penting untuk
a primer,h yang
e mempunyai manfaat
buatan/kanal/salurany irigasi
s
a
a
i
m
d
mempertahankan kelestarian
fungsi sungai.
Perlindungan terhadap
sempadan
h
b
a
y
a
n
sungai dilakukan untuk melindungi
fungsi
a
n sungai dari kegiatan budidaya yang
n
g
dapat mengganggu dan merusak
kondisi sungai dan mengamankan aliran sungai.
g
Kriteria jalur sempadan sungai adalah:
i. Sekurang-kurangnya 100 meter di kanan kiri sungai besar dan 50 meter di kanan kiri
sungai kecil /anak sungai yang tidak bertanggul di luar kawasan permukiman.
ii. Untuk sungai di kawasan permukiman, sempadan sungai diperkirakan cukup untuk
dibangun jalan inpeksi antara 10 - 15 meter.
Adapun rencana pemanfaatan ruang kawasan sempadan sungai di Kabupaten
Bengkulu Selatan adalah sebagai berikut:
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
IV - 7
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
 Garis sempadan sungai yang melewati kawasan permukiman yang sudah ada,
minimal 15 meter dari titik pasang tertinggi di kiri dan kanan sungai. Pada
kawasan ini hendaknya dibuat jalan inspeksi atau ditanami vegetasi untuk
memberikan penguatan tanah
 Garis sempadan sungai yang melewati kawasan permukiman yang terencana
hendaknya berjarak 15-25 meter dari titik pasang tertinggi di sepanjang kiri dan
kanan sungai
 Garis sempadan sungai yang melewati luar kawasan permukiman dan di areal
rawan banjir hendaknya berjarak 50 meter dari titik pasang tertinggi di kiri dan
kanan sungai. Kawasan sungai hendaknya ditanami vegetasi untuk memberikan
penguatan tanah
4.1.4 Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya
Kelompok kawasan suaka alam dan pelestarian alam yang terdapat di Kabupaten Bengkulu
Selatan hanya terdiri atas taman wisata alam.
Taman Wisata Alam
Tujuan perlindungan terhadap taman wisata alam adalah untuk pengembangan
pendidikan, rekreasi dan pariwisata serta peningkatan kualitas lingkungan sekitarnya dan
perlindungan dari pencemaran.
Taman wisata alam yang terdapat di Kabupaten Bengkulu Selatan adalah Taman Wisata
Alam Lubuk Tapi – Kayu Ajaran dengan luas areal seluas kurang lebih 5,50 Ha yang berada
di Kecamatan Ulu Manna
4.1.5 Kawasan Rawan Bencana Alam
Kawasan rawan bencana adalah kawasan yang sering atau berpotensi tinggi mengalami
bencana alam. Kawasan rawan bencana dapat dibagi atas:
a. Kawasan Pusat Gempa
b. Kawasan Potensi Tsunami
c. Kawasan pengaruh Kegempaan (Zona Seismik)
d. Kawasan Rawan Banjir
e. Kawasan Gerakan Tanah dan batuan/kawasan rawan erosi dan tanah longsor
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
IV - 8
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
a. Kawasan Rawan Gempa Bumi
Seperti halnya wilayah di Provinsi Bengkulu, wilayah di Kabupaten Bengkulu Selatan juga
adalah kawasan yang rawan terhadap gempa bumi. Kawasan rawan gempa bumi di
Kabupaten Bengkulu Selatan terbagi menjadi 3 daerah zona yaitu zona rawan rendah,
zona rawan menengah dan zona rawan tinggi. Tercatat lebih dari 500 titik pusat gempa
dengan magnitude lebih dari 5 skala ritcher di sekitar Kabupaten Bengkulu Selatan yang
tersebar di Samudera Indonesia (Hindia) dan sesar mendatar Sumatera yang berpotensi
menjadi sumber gempa bumi.
Berdasarkan RTRWP Bengkulu, kawasan rawan gempa bumi ini dibagi kedalam 3 zona
yaitu zona rawan rendah, zona rawan menengah dan zona rawan tinggi. Pembagian
zona daerah bahaya ini didasarkan kepada :
- Zona Rawan Rendah berada di daerah dengan litologi yang bersifat fisik
kompak/massif dan mempunyai nilai percepatan dan pemindahan relative kecil
- Zona Rawan Menengah, resiko yang terjadi berhubungan dengan alur erosi dan
longsoran selama gempa dan rayapan tanah setelah gempa, terjadi pada lereng yang
kemiringan lebih besar dari 15%.
- Zona Rawan Tinggi, didasari oleh endapan alluvium, endapan pasir pantai, rawa
basah dan daerah aliran sungai dengan potensi terjadi pelulukan (liquefaction)
apabila terjadi gempa.
Untuk Kabupaten Bengkulu Selatan pada Khususnya potensi gempa yang terjadi masuk
kedalam zona rawan gempa bumi rendah, kecuali wilayah di bagian timur laut Bengkulu
Selatan (wilayah yang berhadapan langsung dengan Samudera Indonesia) termasuk
zona rawan gempa bumi tinggi yang bisa berpotensi menjadi tsunami. Lebih jelasnya
mengenai jumlah gempa berdasarkan magnitude/frekuensi getarannya di Kabupaten
Bengkulu Selatan dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut.
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
IV - 9
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
Tabel 4.3
Jumlah Gempa Berdasarkan Magnitude di Kabupaten Bengkulu Selatan
Periode 2005 - 2010
Tahun
M > 7 SR
2005
2006
2007
2008
2009
2010*
Skala Gempa
M = 6,0-6,9 SR
M = 5,0-5,9 SR
0
0
2
0
0
0
0
0
2
2
1
1
M < 5 SR
5
13
36
10
29
5
Total
0
35
6
221
254
261
5
48
46
234
274
267
Ket : * sampai dengan bulan oktober 2010
Sumber : BMKG Kabupaten Bengkulu Selatan
Gambar 4.2
Grafik Jumlah Gempa di Kabupaten Bengkulu Selatan
Periode 2005 - 2010
Tabel 4.4
Jumlah Gempa yang Dirasakan Getarannya di Kabupaten Bengkulu Selatan
Tahun
2005
2006
2007
2008
2009
2010
Jml Gempa Terasa
16
17
108
49
35
18*
Ket : * sampai dengan bulan oktober 2010
Sumber : BMKG Kabupaten Bengkulu Selatan
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
IV - 10
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
Rencana pemanfaatan ruang sehubungan dengan kawasan rawan gempa dan tsunami
tersebut antara lain:
f. Pembuatan peta rawan bencana gempa pada tingkat semi detail (skala 1 : 25.000
atau yang lebih besar)
g. Peningkatan kualitas dan kuantitas areal pelindung bencana ikutan dari gempa
misalnya tsunami dengan penanaman hutan pantai, hutan mangrove, dan kegiatan
sipil mekanis lainnya.
h. Peningkatan kewaspadaan penduduk yang bermukim di sepanjang pesisir dengan
memperbanyak sosialisasi.
i. Sedapat mungkin menghindari adanya bangunan permanen (kususnya bangunan
penahan air skala besar) di sepanjang garis patahan tersebut.
j. Penyiapan lokasi evakuasi dan jalur pengungsian untuk mengantisipasi jika terjadi
bencana gempa dan tsunami.
Selain itu, upaya pengurangan dampak gempa pada kawasan rawan gempa ini adalah
pengendalian pembangunan yang berbasis pada mitigasi bencana.Secara lebih rinci
kebijakan pembangunan pada zona rawan gempa dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.5
Pengendalian Pembangunan di Zona Rawan Gempa
Zona Bahaya Rendah
KEBIJAKAN
Diijinkan untuk rumah tinggal, perkantoran, rumah sakit dan sarana
umum lainnya
Zona Bahaya Menengah
Diijinkan adanya bangunan sekolah, pusat pelayanan kesehatan,
bangunan permukiman dan sarana umum lainnya dengan
persyaratan khusus.
Zona Bahaya Tinggi
Diijinkan adanya bangunan untuk umum yang penting dan yang
tidak dapat dipindahkan namun dengan persyaratan khusus
Dilarang adanya perumahan dan bangunan untuk umum yang baru
Sumber : RTRWP Bengkulu 2010-2030
Tidak diijinkan adanya pembangunan
b. Kawasan Rawan Banjir
Di kawasan Bengkulu Selatan juga terdapat kawasan rawan banjir, yaitu di sekitar Air
Manna yang saat ini telah berkembang menjadi kawasan permukiman.
Untuk menanggulangi banjir, maka pada daerah-daerah rawan
banjir, diperlukan
berbagai upaya penanggulangan yang dibagi kedalam dua program sebagai berikut:
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
IV - 11
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
Program Jangka panjang:

Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai

Dalam upaya penanggulangan banjir diperlukan ada koordinasi antara instansi yang
terkait dalam perencanaan dan pengelolaan DAS dan wilayah sungai kawasan
perkotaan secara terpadu.

Memelihara kawasan hutan yang menjadi penyanggah banjir.
Program Jangka Pendek:

Identifikasi lokasi rawan banjir dan penyebab terjadinya banjir untuk mendapatkan
solusi mengatasi banjir.

Pengaturan dan perbaikan daerah-daerah rawan banjir banjir

Perbaikan lewat rekayasa teknis misalnya talud, sarana penampungan air, dan
peningkatan fungsi drainase perkotaan.
c. Kawasan Rawan Erosi dan Tanah Longsor
Selain gempa bumi dan banjir, kondisi topografi yang berbukit sampai pegunungan
mengkondisikan wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan juga rawan terhadap bencana
tanah longsor. Kawasan yang memiliki potensi rawan longsor adalah Kecamatan Pino
Raya, Ulu Manna dan Kecamatan Kedurang Ilir.
Untuk mengatasi potensi longsor tersebut, perlu dilakukan perencanaan antara lain:

Pemetaan lokasi yang potensial terhadap gerakan tanah/batuan

Setelah mengetahui lokasi atau titik rawan gerakan tanah/batuan, maka dilakukan
pencegahan yang dibagi menjadi pembangunan struktur sebagai program jangka
pendek

Perbaikan kawasan yang telah mengalami degradasi hutan sebagai program jangka
panjang

Pengaturan pemanfaatan lahan terutama pada wilayah yang berlereng terjal
umumnya di atas 40 %.
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
IV - 12
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
4.1.6 Kawasan Ruang Terbuka Hijau
Kawasan ruang terbuka hijau di wilayah Kota Kabupaten Bengkulu Selatan antara
lain;
a. Ruang Terbuka Hijau Publik
a. Taman kota kurang lebih 23 hektar
b. Tempat pemakaman umum kurang lebih 25 hektar
c. Sepadan sungai 73 hektar
d. Sepadan pantai kurang lebih 150 hektar
e. jalur hijau sepanjang jalan kurang lebih 27 hektar.
b. Ruang Terbuka Hijau Privat sebagai berikut :
a. Halaman rumah kurang lebih 635 hektar
b. Kebun kurang lebih 915 hektar
4.2 Rencana Pola Ruang Kawasan Budidaya
Kawasan budidaya merupakan ruang untuk berbagai macam kegiatan eksploitasi guna
kelangsungan hidup manusia dan kepentingan daerah, yang diharapkan mampu memacu
perkembangan wilayah kabupaten yang bersangkutan. Kegiatan pada kawasan ini perlu
diatur pemanfaatannya oleh karena kondisi fisik masing-masing wilayah/kawasan berbedabeda dan memiliki sifat khusus yang berbeda-beda pula. Pendekatan yang digunakan untuk
menentukan alokasi pemanfaatan ruang berbeda antara satu kawasan dengan kawasan
yang lainnya.
4.2.1 Kawasan Peruntukan Hutan Produksi
Kawasan hutan produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok
memproduksi hasil hutan. Pemanfaatan hutan produksi dapat berupa pemanfaatan
kawasan, pemanfaatan jasa lingkungan, pemanfaatan hasil hutan kayu dan bukan kayu
serta pemungutan hasil hutan kayu dan bukan kayu.
Pemanfaatan kawasan dilaksanakan untuk memanfaatkan ruang tumbuh sehingga
diperoleh manfaat lingkungan, manfaat sosial dan manfaat ekonomi yang optimal.
Pemanfaatan jasa lingkungan dilakukan dalam bentuk usaha yang memanfaatkan potensi
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
IV - 13
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
jasa lingkungan dengan tidak merusak lingkungan dan tidak mengurangi fungsi pokoknya.
Pemanfaatan hasil hutan dilakukan dalam bentuk usaha pemanfaatan hutan alam dan
usaha pemanfaatan hutan tanaman. Usaha pemanfaatan hutan tanaman diutamakan
dilaksanakan pada hutan yang tidak produktif dalam rangka mempertahankan hutan alam.
Kegiatan pemungutan hasil hutan meliputi pemanenan, penyaradan, pengangkutan,
pengolahan dan pemasaran yang diberikan untuk jangka waktu tertentu.
Dalam rencana kawasan budidaya, ruang bagi kawasan hutan produksi dibedakan atas:
 Kawasan Hutan Produksi Terbatas
 Kawasan Hutan Produksi Tetap
a.
Hutan Produksi Terbatas (HPT)
Berdasarkan data yang ada, wilayah yang termasuk dalam kawasan hutan produksi
terbatas (HPT)
di Kabupaten Bengkulu Selatan adalah HPT Bukit Rabang, HPT
Peraduan Tinggi dan HPT Air Kedurang.
Tabel 4.6
Luas Kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT)
di Kabupaten Bengkulu Selatan
No
Kawasan Hutan
Luas (Ha)
(kurang lebih)
4.216.54
Berhutan
Luas (Ha)
%
2.530
60,00
Tidak Berhutan
Luas (Ha)
%
1.686
40,00
1.
HPT Bukit Rabang
2.
HPT Peraduan Tinggi
9.158
4.626
50,51
4.532
49,49
3.
HPT Air Kedurang
1.192
477
40,00
715
60,00
14.567
7.633
Jumlah :
6.933
Sumber : Dinas Kehutanan Kab. Bengkulu Selatan
Berdasarkan RTRWP Bengkulu, di kawasan Kabupaten Bengkulu Selatan saat ini
terdapat kawasan hutan produksi terbatas (HPT) yang mengajukan usulan perubahan
(alih fungsi) lahan menjadi Tahura Gluguran seluas 400 Ha. Untuk lebih jelasnya
usulan review perubahan kawasan hutan produksi terbatas di Kabupaten Bengkulu
Selatan berdasarkan RTRWP Bengkulu dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.7
Review Usulan Perubahan Hutan Produksi Terbatas (HPT)
di Kabupaten Bengkulu Selatan berdasarkan RTRWP Bengkulu
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
IV - 14
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
No
Kawasan Hutan
Kabupaten
Permasalahan dan Konflik
Luas Usulan Review (Ha)
Alih Fungsi
Pelepasan/
Enclave
400
-
Keterangan
1.
HPT Bukit Rabang Reg 78
Luas kurang lebih : 6.848 Ha
Seluma dan
Bengkulu
Selatan
 Pada lokasi areal penggunaan lain
(APL) yang berdekatan dgn kawasan
ini terdapat air terjun Sungai Gluguran
yang telah dimanfaatkan oleh
msyarakat setempat sebagai tempat
wisata
 Banyaknya perambahan hutan
 Adanya kepemilikan lahan secara
turun temurun namun tidak dilengkapi
bukti yuridis formal
 Luas areal kawasan hutan yang tidak
berhutan ± 4.210 Ha. Vegetasi
dominan kebun kelapa sawit, kebun
kopi, sawah dankebun campuran
2.
HPT Peraduan Tinggi Reg 73
Luas kurang lebih : 4.217 Ha
Bengkulu
Selatan


Banyaknya perambahan hutan
Luas areal kawasan huta n yang tidak
berhutan ± 4.532 Ha, dengan
vegetasi dominan kebun kelapa
sawit, kebun kopi, sawah dan kebun
campuran
-
4.350
 Surat Permohonan usulan review
dari Pemda Bengkulu Selatan
melalui Surat No. 522/303/2005
dan surat DPRD Bengkulu Selatan
No. 522/237/B.12/2005
 Surat Bupati Bengkulu Selatan No.
900/2353/B.9 nopember 2005,
522.1/2559/2006 tgl 21 januari
2006, 900/2895/B.9 tgl 6 Juli 2006
3.
HPT Air Kedurang Reg 81
Luas kurang lebih 5.247 Ha
Bengkulu
Selatan dan
Kaur

Adanya kepemilikan lahan secara
turun temurun
Banyaknya perambahan hutan
dengan vegetasi dominan kebun
kopii, kebun campuran dan sawah
-
2.345
 Surat Permohonan usulan review
dari Pemda Bengkulu Selatan
melalui Surat No. 522/303/2005
dan surat DPRD Bengkulu Selatan
No. 522/237/B.12/2005
 Surat Bupati Bengkulu Selatan No.
900/2353/B.9 nopember 2005,
522.1/2559/2006 tgl 21 januari
2006, 900/2895/B.9 tgl 6 Juli 2006
400
6.695

Jumlah :
 Perubahan fungsi menjadi Tahura
berdasarkan
usulan
Bupati
Bengkulu Selatan No. 522/90/2007
tgl 31 April 2007
 Surat Permohonan usulan Review
dari Pemda Bengkulu Selatan
melalui Surat No. 522/303/2005
dan surat DPRD Bengkulu Selatan
No. 522/237/B.12/2005
 Dukungan Bupati Bengkulu
Selatan untuk pembentukan
Tahura Gluguran Surat No.
522/1184/2007 tgl 6 Nov 2007 dgn
meyediakan lahan tambahan pada
APL seluas 400 Ha.
Sumber : RTRWP Bengkulu
Ket : yang melakukan pelepasan (enclave) adalah kabupaten Kaur dan Seluma, Bengkulu Selatan hanya melakukan alih fungsi
seluas 400 Ha.
b.
Peruntukan Hutan Produksi Tetap
Dalam jangka panjang, kawasan hutan produksi ini diarahkan untuk menstabilkan
bahan baku industri yang berasal dari hutan produksi alam, meningkatkan produksi
bahan baku yang berasal dari hutan tanaman industri dan hutan rakyat, meningkatkan
pendapatan dan kesempatan kerja dengan melibatkan masyarakat lokal.
Kawasan hutan produksi tetap (umumnya hanya disebut sebagai hutan produksi, HP)
di Kabupaten Bengkulu Selatan mencakup areal seluas kurang lebih 14.008 Ha.
Kawasan HP dijumpai di Kecamatan Manna dengan nama HP Air Bengkenang.
Tabel 4.8
Review Usulan Perubahan Hutan Produksi Tetap (HP)
di Kabupaten Bengkulu Selatan berdasarkan RTRWP Bengkulu
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
IV - 15
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
No
1.
Kawasan Hutan
HP Air Bengkenang Reg 80
Luas kurang lebih : 1.579 Ha
Kabupaten
Bengkulu
Selatan
Permasalahan dan Konflik
 Adanya permukiman penduduk
(Dusun Tanjung Tengah, Talang Batu
Balai) dalam kawasan hutan
 Adanya sarana jalan aspal, 2 (dua)
bendungan, irigasi teknis, jembatan
permanen dan sawah permanen
penduduk
 Seluruh areal kawasan hutan
bervegetasi non hutan
Jumlah :
Luas Usulan Review (Ha)
Alih Fungsi
Pelepasan/
Enclave
1.579
-
Keterangan
 Surat
Permohonan
usulan
Review/Enclave dari Pemda
Bengkulu Selatan melalui Surat
No. 522/303/2005 dan Surat
DPRD Bengkulu Selatan No.
522/237/B.12/2005
 Surat Bupati Bengkulu Selatan No.
900/2353/B.9 Tgl 6 Juli 2006
1.579
Sumber : RTRWP Bengkulu, 2010-2030
4.2.2 Kawasan Peruntukan Pertanian
Secara umum, sehubungan dengan pengembangan potensi sumberdaya wilayah untuk
sektor pertanian, keragaman sifat lahan akan sangat menentukan jenis komoditas yang
dapat diusahakan serta tingkat produktivitasnya. Hal ini disebabkan setiap jenis komoditas
pertanian memerlukan persyaratan sifat lahan yang spesifik untuk dapat tumbuh dan
berproduksi secara optimal. Pengembangan komoditas pertanian pada wilayah yang sesuai
dengan persyaratan pedo-agroklimat tanaman (seperti iklim, tanah, dan topografi) akan
memberikan hasil yang optimal dengan kualitas prima. Keragaman sifat lahan ini
merupakan modal dasar yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam menentukan
pewilayahan komoditas (zonasi ruang) pertanian. Perencanaan pembangunan pertanian
yang berdasarkan pewilayahan akan dapat meningkatkan efisiensi pemanfaatan ruang,
serta menjamin efektifitas perencanaan yang sinergis dan berkelanjutan. Ini dilakukan
melalui suatu analisis kesesuaian lahan.
a. Kawasan Pertanian Lahan Basah
Kegiatan pertanian lahan basah adalah kegiatan pertanian yang memerlukan air terus
menerus sepanjang tahun, dengan komoditi utamanya adalah padi sawah. Dari analisis
yang dilakukan sebelumnya didapatkan bahwa lahan yang sangat sesuai untuk
pengembangan pertanian lahan basah meliputi area seluas kurang lebih 19.666 Ha.
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
IV - 16
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
Tabel 4.9
Luas Kawasan Lahan Basah di Kabupaten Bengkulu Selatan
No
Kecamatan
Irigasi
Teknis
Irigasi ½
Teknis
Jenis Irigasi dan Luasnya
Irigasi
Irigasi
Tadah
Sederhana
Desa/non
Hujan
PU
365
50
595
Pasang
Surut
Lebak
/Rawa
Jumlah
-
10
1.040
1.
Pino
-
20
2.
Ulu Manna
-
-
160
213
241
-
-
614
3.
Pino Raya
-
125
125
387
686
-
125
1.448
4.
Manna
-
-
105
50
385
-
-
540
5.
Bunga Mas
-
-
25
140
205
12
75
457
6.
Kota Manna
-
-
-
12
273
-
-
285
7.
Pasar Manna
-
24
49
-
66
-
-
139
8.
Kedurang
1.269
-
127
-
-
-
-
1.396
9.
Kedurang Ilir
-
270
243
159
45
2
92
811
10.
Seginim
1.558
393
14
150
50
20
-
1.910
11.
Air Nipis
3.917
1.432
1.363
1.472
2.526
14
302
11.026
Jumlah
6.744
19.666
Sumber : Dinas Pertanian Kab. Bengkulu Selatan
Kawasan lahan yang sesuai dan sangat sesuai ini tersebar di seluruh wilayah Kabupaten
Bengkulu Selatan yaitu di Kecamatan Pino, Pino Raya, Kedurang, Seginim dan Air Nipis
Rencana pemanfaatan ruang dan pengembangan kawasan pertanian lahan basah yang
perlu dilakukan adalah:

Perluasan areal persawahan, yaitu meningkatkan produktivitas “lahan tidur”, baik
melalui pompanisasi maupun melalui cekdam (bendungan) baru.

Pengembangan prasarana pengairan untuk mendukung pengembangan tanaman
padi sawah

Pencanangan dan penetapan lahan-lahan kategori kelas I untuk dijadikan ”Lahan
Pertanian Abadi”

Pengaturan pembagian lahan pada kawasan baru dikembangkan untuk petanipetani transmigrasi lokal
b. Kawasan Pertanian Lahan Kering
Berdasarkan analisis data didapatkan bahwa lahan yang sangat sesuai untuk
pengembangan pertanian lahan kering meliputi area seluas kurang lebih 61.867 Ha yaitu
berada di Kecamatan Pino, Ulu Manna, Pino Raya dan Kedurang.
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
IV - 17
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
Rencana pemanfaatan ruang dan pengembangan kawasan pertanian lahan kering yang
perlu dilakukan adalah:

Pengendalian kegiatan lain agar tidak mengganggu lahan pertanian yang
diklasifikasikan sebagai lahan subur kelas satu. Perlu pengembangan konsep „lahan
pertanian abadi‟ untuk lahan subur kelas satu, baik untuk lahan kering maupun
lahan basah

Penyelesaian tumpang tindih dengan kegiatan budidaya lainnya pada suatu
kawasan/lokasi

Usaha penanggulangan banjir yang berpotensi melanda kawasan pertanian.

Pengembangan kawasan pertanian tanaman pangan lahan kering diarahkan pada
komoditas jagung sebagai andalan utama, dan untuk kepentingan diversifikasi juga
dikembangkan hortikultura

Untuk diversifikasi, diperlukan metode tumpangsari bagi komoditas-komoditas yang
secara komposit sesuai dikembangkan

Menerapkan sistem usaha tani konservasi terutama pada lahan-lahan dengan
potensi erosi tinggi untuk menghindari degradasi lahan.
4.2.3 Kawasan Peruntukkan Perkebunan
Lahan perkebunan di Kabupaten Bengkulu Selatan tercatat kurang lebih sekitar 514 Ha.
Berdasarkan survei lapangan dan analisis data, terdapat empat komoditas perkebunan yang
dianggap unggul dan perlu untuk dikembangkan, yakni kelapa sawit, kopi, kelapa, dan
kakao. Potensi pengusahaan komoditas unggulan perkebunan tersebut cukup besar, dan
dapat dikembangkan di hampir semua bagian wilayah di Bengkulu Selatan.
4.2.4 Kawasan Peruntukkan Perikanan
a. Budidaya Perikanan Pesisir
Pengembangan kawasan perikanan di pesisir di Kabupaten Bengkulu Selatan dapat
dilakukan pada bentangan pantai sepanjang 70 km. Potensi kawasan perikanan ini
dapat dimanfaatkan terutama sebagai lokasi marikultur, baik untuk areal budidaya
rumput laut maupun budidaya ikan-ikan laut (kakap, baronang, kerapu). Demikian pula
pengembangan pertambakan juga memiliki prospek yang baik namun belum sama
sekali tambak yang memenuhi persyaratan teknis.
Selain itu, kewenangan Kab. Bengkulu Selatan di wilayah laut (menurut UU No.
32/2004) sebesar 1/3 dari kewenangan Provinsi Bengkulu (12 mil-laut), yaitu sebesar 4
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
IV - 18
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
mil-laut menjadi potensi kawasan perairan yang dapat dijadikan kawasan perikanan
tangkap (coastal fisheries).
Tabel 4.10
Pembagian Kewenangan Wilayah Perairan
Pemerintah
Pusat
Propinsi
Kabupaten
Kewenangan
1. Menetapkan kebijakan dan pengaturan eksplorasi konservasi, pengelolaan,
pemanfaatan sumberdaya perairan di wilayah laut di luar perairan 12 mil, termasuk
perairan Nusantara dan dasar lautnya serta Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dan landas
kontinen.
2. Pemanfaatan benda berharga dari kapal tenggelam di luar perairan laut 12 mil.
3. Menetapan kebijakan dan pengaturan batas maritim yang meliputi batas-batas daerah
otonom di laut dan batas ketentuan hukum internasional.
4. Menetapkan standart pengelolaan pesisir pantai dan pulau-pulau kecil.
5. Penegakan hukum di wilayah laut di luar perairan 12 mil.
6. Penegakan hukum di wilayah laut dalam perairan 12 mil yang menyangkut hal spesifik
serta berhubungan dengan internasional.
1. Mengatur dan mengelola perairan di wilayah laut pemerintah daerah propinsi.
2. Batas wilayah laut kewenangan daerah Propinsi 4 sampai 12 mil.
3. Konservasi dan pengelolaan plasma nutfah spesifik lokasi serta suaka perikanan di
wilayah laut kewenangan pemerintah daerah.
4. Pelayanan izin usaha pembudidayaan dan penangkapan ikan pada wilayah laut
kewenangan propinsi
5. Pengawasan pemanfaatan sumberdaya ikan di wilayah laut kewenangan propinsi
1. Mengatur dan mengelola perairan di wilayah laut pemerintah daerah Kabupaten.
2. Batas wilayah laut kewenangan Daerah Kabupaten, yaitu dari garis pantai sampai jarak
4 mil.
3. Konservasi dan pengelolaan plasma nutfah spesifik lokasi serta suaka perikanan di
wilayah laut kewenangan pemerintah daerah
4. Pelayanan izin usaha pembudidayaan dan penangkapan ikan pada wilayah laut
kewenangan kabupaten
5. Pengawasan pemanfaatan sumberdaya ikan di wilayah laut kewenangan kabupaten.
Sumber : UU No. 26 Tahun 2007.
Namun demikian, produktifitas perikanan pesisir (pantai) sangat bergantung pada
tingkat kesuburan eksositem-ekosistem penunjang terutama mangrove, lamun dan
terumbu karang. Kawasan mangrove menunjang produktifitas perikanan terutama
dalam hal penyedian bahan-bahan organik (serasa vegetasi) bagi biota laut. Kawasan
padang lamun, selain berkemampuan untuk menghasilkan biomas vegetal, juga
berfungsi sebagai areal asuh bagi biota-biota laut (ikan, krustasea, moluska,
ekinodermata). Demikian pula kawasan terumbu karang menunjang produktifitas
perikanan, terutama dalam hal penyedian
attractive area yang berfungsi sebagai
penyuplai makanan dan proteksi biota vulnerabel dari pemangsaan. Oleh karena itu,
gambaran produktifitas perikanan pesisir tercermin oleh tingkat ‟kesuburan‟ ekosistemekosistem penunjang.
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
IV - 19
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
Gambar 4.4
Konsep Pembagian Wilayah Pengelolaan Pesisir Dan Laut
Keterangan :
Pulau
Wilayah perairan dibawah
wewenang kabupaten (0 mil – 4
mil)
Wilayah perairan dibawah
wewenang Propinsi (4 mil – 12 mil)
Wilayah perairan dibawah
wewenang Pusat (12 mil – 200 mil)
ZEE
Isu utama yang berkaitan dengan pengembangan perikanan budidaya dan perikanan
tangkap di pesisir Kabupaten Bengkulu Selatan adalah keterbatasan areal. Luasan ini
harus menjadi wadah bagi semua kegiatan di wilayah laut seperti pelayaran,
kepelabuhanan, perikanan budidaya (marikultur), perikanan tangkap dan konservasi dan
suaka alam laut. Dalam desain perencanaan pengelolaan terpadu wilayah pesisir
(Integreted Coastal Zone Planning and Management) sektor perikanan bukan satusatunya kegiatan yang menempati kawasan pesisir tersebut. Oleh karena itu, alokasi
ruang (spasial) untuk kawasan perikanan budidaya dan penangkapan harus disepakati
oleh seluruh stake holder yang dituangkan dalam zoning regulation. Alokasi ruang yang
diperuntukan bagi kawasan perikanan pesisir menjadi informasi penting dalam
menetapkan strategi pengembangan perikanan pesisir. Pengembangan kawasan
perikanan budidaya diarahkan pada marikultur (budidaya rumput laut dan ikan),
sedangkan pengembangan tambak seyogianya dibatasi dan tidak dibangun di areal
hutan mangrove.
Selanjutnya, pengembangan kawasan perikanan tangkap lebih diarahkan pada penatakelolaan daerah penangkapan di wilayah perairan pantai (coastal waters). Berdasarkan
kategori ruang, wilayah perikanan pantai untuk daerah penangkapan terbentang dari
garis pantai ke arah luar hingga kedalam ± 200 m (flat kontinen). Berdasarkan kondisi
topografi dan bathimetrik, pesisir selatan memiliki flat kontinen yang relatif sempit,
diperkiran kurang 4 mil-laut. Kawasan flat kontinen ini merupakan lokasi ‟hunting‟ bagi
nelayan, khususnya nelayan tradisional.
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
IV - 20
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
Rencana pengembangan kawasan perikanan pesisir dalam konteks ICZPM:

Mengembangkan zonasi wilayah pesisir dan laut untuk menetapkan ruang untuk
pengembangan perikanan budidaya dan perikanan tangkap;

Mengembangkan perencanaan detail perikanan budidaya (tingkat kawasan, dengan
skala > 1 : 50.000) yang menggambarkan potensi lahan (tambak, KJA, areal
rumput-laut) melalui analisis kesesuaian lahan pertambakan;

Mengembangkan sub-sistem perikanan budidaya, seperti pembangunan panti-panti
pembenihan ikan laut, dan pembangunan pabrik pakan dari bahan baku lokal;

Mengembangkan kelembagaan yang menunjang sistem informasi perikanan bagi
keperluan pembudidaya dan nelayan, sistem pendidikan dan latihan dan sistem
pendanaan usaha;

Mengembangkan sistem fish aggregate divice (rumpon, terumbu buatan) untuk
menyediakan daerah penangkapan yang aksesibel;

Mengembangkan sarana dan prasarana perikanan budidaya
dan perikanan
tangkap (pelabuhan/TPI, armada penangkapan, pabrik es, penyalur BBM)
b. Budidaya Perikanan Tangkap
Kawasan perikanan tangkap yang berada sebelah luar perairan pantai biasanya
dikategorikan sebagai kawasan pengembangan perikanan oseanik. Karakterisitik stok
ikan yang mobil dan berpindah-pindah dari satu wilayah ke wilayah lainnya, terutama
ikan-ikan pelagis. Sehingga, stok ril yang menjadi kewenangan setiap daerah hanya stok
ikan-ikan demersal dan ikan-ikan karang yang bermobilitas terbatas.
Belum ada
informasi rinci mengenai potensi stok ikan-ikan karang dan demersal yang berada di
wilayah perairan yang menjadi kewenangan Pemerintah kabupaten Bengkulu Selatan.
Oleh karena itu, model pengelolaan perikanan di kawasan Bengkulu Selatan harus
dilakukan secara terpadu oleh seluruh pemerintah daerah yang memiliki kewenangan di
wilayah tersebut. Demikian juga kewenangan pengelolaan kawasan perairan setiap
kabupaten
sebesar
4
mil-laut
direncanakan
secara
konseptual
(berdasarkan
pertimbangan ilmiah) dan realistik (berdasarkan prioritas dan kepentingan masyarakat
atau dan pemerintah).
Isu utama pengelolaan kawasan perairan pesisir (khususnya < 4 mil-laut) adalah kondisi
lebih tangkap (over-fishing). Keadaan lebih-tangkap ini disebabkan oleh dua faktor
utama, yaitu penggunaan upaya penangkapan (fishing effort) berlebihan yang
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
IV - 21
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
terkonsentrasi di kawasan perairan tersebut dan penggunaan alat dan metode
penangkapan ikan yang tidak ramah-lingkungan. Gejalah-gejalah lebih-tangkap di
kawasan perairan pantai dapat teridentifikasi dari data runtun-waktu (time series),
berupa: (1) menurunnya jumlah hasil tangkapan persatuan upaya (Catch Per Unit Effort,
CPUE) dan (2) menurunnya ukuran rata-rata ikan yang tertangkap. Olehkarena itu,
kebijakan perikanan tangkap adalah mengendalikan fishing effort di perairan pantai (<4
mil-laut) dan mengembangkan armada penangkapan yang berdaya jelajah tinggi untuk
dapat beroperasi di wilayah periaran sebelah luar (> 4 mil-laut), misalnya armada
berukuran 50 GT.
Jalur penangkapan ikan ini sudah diatur sejak tahun 1976 melalui Kepmen No.
607/Kpts/UM/1976 yang berlaku umum di seluruh Indonesia. Dengan demikian,
ketentuan yang didapat dalam Kepmen tersebut di atas adalah sebagai berikut:
Jalur Penangkapan Ikan I
Jalur Penangkapan Ikan I, adalah perairan pantai selebar 3 mil laut yang diukur dari titik
terrendah pada waktu air surut. Jalur penangkapan I tertutup bagi:
 Kapal penangkap ikan bermesin dalam (inboard) berukuran di atas 5 GT atau kapal
bermesin dalam berukuran di atas 10 PK (daya kuda).
 Jarring (pukat) cincin/kolor/langgar dan sejenisnya (purse seine).
 Jarring (pukat) hanyut tongkol (drift grill net).
 Jarring (pukat) payang/dogol/cantrang/lampara/banting di atas 120 meter panjang
rentangan dari ujung sayap/kaki yang satu ke ujung yang lain.
Jalur Penangkapan Ikan II
Jalur Penangkapan II, adalah perairan selebar 4 mil laut yang diukur dari garis luar Jalur
Penangkapan I. Jalur Penangkapan II tertutup bagi:
 Kapal penangkap ikan bermesin dalam (inboard) diatas 25 GT atau kapal penangkap
ikan bermesin dalam yang berkekuatan di atas 50 PK (daya kuda).
 Jaring dasar berpanel (otterboard) yang panjang tali ris atas/bawahnya di atas 12
meter.
 Jaring (pukat) cincin/kolor/langgar dan sejenisnya yang panjangnya diatas 300
meter.
Jalur Penangkapan Ikan III
Jalur Penangkapan III, adalah perairan selebar 5 mil laut yang diukur dari garis luar Jalur
Penangkapan II. Jalur Penangkapan III tertutup bagi:
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
IV - 22
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
 Kapal penangkap ikan bermesin dalam (inboard) berukuran diatas 100 GT atau kapal
penangkap ikan bermesin dalam yang berkekuatan di atas 200 PK (daya kuda).
 Jaring (pukat) cincin/kolor/langgar dan sejenisnya yang panjangnya diatas 600
meter.
Jalur Penangkapan Ikan IV
Jalur Penangkapan IV, adalah perairan diluar Jalur Penangkapan III. Jalur Penangkapan
IV terbuka bagi: semua jenis kapal dan alat penangkapan yang sah, terkecuali pair (bull)
trawl hanya boleh beroperasi pada perairan Samudera Indonesia.
Oleh karena itu, kebijakan makro adalah penerapan model perikanan bertanggungjawab. Menurut FAO (1995), Monintja (1996), Arimoto (1999) dalam Anonim (2004)
perikanan bertanggung-jawab diimplementasikan melalui evaluasi beberapa kriteria,
meliputi:
 Selektifitas Alat tangkap. Ukuran mata jaring yang umum digunakan sebagai faktor
selektifitas
disesuaikan ukuran pertama kali matang kelamin (length of first
maturity). Ukuran mata jaring seharusnya lebih besar dari ukuran pertama kali
matang kelamin sehingga jenis ikan tersebut dapat memijah minimal sekali sebelum
tertangkap;
 Konsumsi BBM. Armada penangkapan diharapkan menggunakan BBM secara efisien
mengingat harga BBM meningkat tajam beberapa tahun terakhir ini. Tingkatan
penggunaan BBM untuk mengkategorikan efisiensi ini adalah sbb., penggunaan
kurang dari 100 ltr/hari digolongkan rendah; 100-300 ltr/hari digolongkan sedang da;
dan lebih dari 300 ltr/hari digolongkan tinggi;
 Investasi. Kategori penggunaan investasi rendah bila kurang Rp. 100 juta/unit;
sedang bila Rp.100 juta – Rp 300 juta/unit; dan tinggi bila lebih besar dari Rp 300
juta.
 Tangkapan sampingan (by-catch/discard). Digolongkan rendah bila kurang dari 5%;
sedang bila 5 -15 % dan tinggi bila lebih besar dari 15 %.
 Hasil tangkapan segar
 Tidak merusak habitat
 Mudah didaur ulang
 Legal
 Aman bagi nelayan
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
IV - 23
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
 Aman bagi spesies yang dilindungi
 Aman bagi keanekaragaman hayati
 Bersifat menguntungkan dan tidak menimbulkan konflik bagi nelayan atau
masyarakat lainnya.
Berdasarkan uraian fakta dan analisis kondisi kawasan perikanan di Pasar Manna, maka
rencana pengembangan kawasan perikanan tangkap di wilayah laut
‟sebelah-luar‟
diarahkan untuk:
 Pengembangan armada penangkapan yang berjelajah tinggi, seperti kapal perikanan
50 GT yang dapat mengoperasikan alat tangkap lepas pantai (huhate, rawai-tuna,
jaring insang,)
 Pengembangan prasarana penangkapan seperti TPI atau pelabuhan perikanan,
pabrik es;
 Pengembangan kelembagaan nelayan untuk keperluan diklat, penata-kelolaan dana
dan permodalan, penata-kelolaan sarana penangkapan seperti BBM, material alat
tangkap.
4.2.5 Kawasan Peruntukkan Pertambangan
Dalam
mengelola
usaha
pertambangan,
pemerintah
menetapkan
wilayah
pertambangan (WP), yang terdiri dari wilayah usaha pertambangan (WUP), wilayah
pertambangan rakyat (WPR) dan wilayah pencadangan negara (WPN).
• Wilayah usaha pertambangan (WUP), adalah bagian dari wilayah pertambangan
(WP) yang telah memiliki ketersediaan data, potensi, dan/atau informasi geologi.
WUP ditetapkan oleh pemerintah pusat melalui koordinasi dengan pemerintah
provinsi.
• Wilayah pertambangan rakyat (WPR), adalah bagian dari wilayah pertambangan
(WP) tempat dilakukannya usaha pertambangan rakyat. WPR ditetapkan oleh
bupati/walikota, sesuai pasal 21, UU nomor 4 tahun 2009 tentang pertambangan.
Kriteria untuk menetapkan wilayah pertambangan rakyat (WPR) adalah :
a. Mempunyai cadangan mineral sekunder yang terdapat di sungai dan/atau di
antara tepi dan tepi sungai;
b. Mempunyai cadangan primer logam atau batubara dengan kedalaman maksimal
25 (dua puluh lima) meter;
c. Endapan teras, dataran banjir, dan endapan sungai purba;
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
IV - 24
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
d. Luas maksimal wilayah pertambangan rakyat adalah 25 (dua puluh lima)
hektare;
e. Menyebutkan jenis komoditas yang akan ditambang; dan/atau
f.
Merupakan wilayah atau tempat kegiatan tambang rakyat yang sudah dikerjakan
sekurang-kurangnya 15 (lima belas) tahun.
• Wilayah pencadangan negara (WPN), adalah bagian dari wilayah pertambangan
(WP) yang dicadangkan untuk kepentingan strategis nasional. Penetapan wilayah
pencadangan negara (WPN) dilakukan oleh pemerintah pusat dengan tetap
memperhatikan aspirasi daerah sebagai daerah yang dicadangkan untuk komoditas
tertentu dan daerah konservasi dalam rangka menjaga keseimbangan ekosistem
dan lingkungan. WPN yang ditetapkan untuk komoditas tertentu dapat diusahakan
sebagian luasnya, sedangkan WPN yang ditetapkan untuk konservasi ditentukan
batasan waktunya. WPN yang diusakan sebagaian luasnya statusnya berubah
menjadi wilayah usaha pertambangan khusus (WUPK). Perubahan status WPN
menjadi WPUK dapat dilakukan dengan pertimbangan sebagai berikut :
a. Pemenuhan bahan baku industri dan energi dalam negeri;
b. Sumber devisa negara;
c. Kondisi wilayah didasarkan pada keterbatasan sarana dan prasarana;
d. Berpotensi untuk dikembangkan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi;
e. Daya dukung lingkungan; dan/atau
f.
Penggunaan teknologi tinggi dan modal investasi yang besar.
Sebagian wilayah di Bengkulu Selatan merupakan rencana usaha pertambangan,
karena mempunyai bahan pertambangan yang berpotensi untuk dieksploitasi. Arahan
pengembangan dan pengelolaan pertambangan ke depannya diarahkan harus
memperhatikan aspek pengelolaaan lingkungan dan keterlibatan masyarakat serta
ketentuan-ketantuan dalam aspek pertambangan.
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
IV - 25
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
Wilayah yang mempunyai Potensi Pertambangan
No
Jenis Tambang
Kecamatan
1.
Pertambangan Golong C
/Batu Hias
Kecamatan Kedurang Ilir
Kecamatan Manna
Kecamatan Pino Raya
Kecamatan Ulu Manna
Kecamatan Bunga Mas
Kecamatan Kota Manna
2.
Emas
Kececamatan Pino Raya
Kecamatan Air Nipis
Kecamatan Ulu Manna
Kecamatan Seginim
3.
Pasir Besi
Kecamatan Pino Raya (Pantai Selali)
Kecamatan Kedurang Ilir (Pantai Sulau)
4.
Biji Besi
Kecamatan Ulu Manna (perbatasan
Bengkulu Selatan – Lahat.
5.
Batuan Piroklastik
Kecamatan Pino (Sekitar Air Manna)
6.
Mineral Ubahan
Kecamatan Pino
Kecamatan Seginim
Kecamatan Kedurang
7.
Batu Rijang
Kecamatan Air Nipis
8.
Mineral Sulfida
Kecamatan Pino
Kecamatan Seginim
Kecamatan Kedurang
9.
Masmar
10.
Andesit
Diaret
Granit
11.
Posphat Guano
12.
Pasir Lempung
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
Kecamatan Seginim (Desa Suka Rami)
Kecamatan Kedurang, Kecamatan Air
Nipis (Bukit Raja Mandara)
Bukit Raja Mandara
Bukit Raja Mandara
Kecamatan Kedurang (Pertemuan Air
Kedurang dengan Cawang alun)
Kecamatan Seginim
IV - 26
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
13.
Batu Tulis
Kecamatan Seginim
14.
Batu Gamping
Kecamatan Kedurang
-
Sumber Data : Dinas ESDM Kabupaten Bengkulu Selatan
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
IV - 27
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
4.2.6 Kawasan Peruntukkan Industri
Di Bengkulu Selatan hanya ada indusri kecil dengan jumlah yang juga tidak terlalu
banyak. Mengingat semakin terbatasnya luas lahan untuk kegiatan usaha pertanian
serta perlunya peningkatan SDM masyarakat, maka kegiatan industri yang berbasis
agro perlu didorong pertumbuhannya. Oleh karena itu industri pengolahan hasil
pertanian,
perikanan
dan
kelautan
perlu
mendapat
prioritas
utama
dalam
pengembangan ekonomi kerakyatan. Agroindustri sebaiknya dikembangkan di sekitar
Pino dan Pino Raya dan pengolahan ikan laut di Pasar Manna. Kegiatan industri yang
dikembangkan dapat saja berupa industri kecil sampai sedang namun tetap berupa
industri ramah lingkungan dan non polutan.
4.2.7 Kawasan Peruntukkan Pariwisata
Berbagai jenis kawasan pariwisata yang ada dalam wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan
merupakan bagian dari suatu sistem kesatuan kepariwisataan secara keseluruhan yang ada
di wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan dan
Provinsi Bengkulu . Secara umum, potensi
obyek wisata yang dapat dikembangkan di wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan meliputi:
(i) wisata alam bahari; (ii) wisata alam hutan ; dan (iii) wisata sejarah dan budaya. Karena
daya tariknya masing-masing yang unik, semua jenis wisata tersebut dapat dikembangkan
di wilayah ini.
a. Peruntukkan Pariwisata Budaya
Obyek wisata budaya di Kabupaten Bengkulu Selatan adalah Meriam Anak Jina di Desa
Palak Bengkerung di Kecamatan Air Nipis, Meriam Honey Sweet Horizon di Kelurahan
Belakang gedung Pasar Manna, Bunker Kelurahan Belakang gedung Pasar Bawah
Kecamatan Pasar Manna, Batu Golmen di Kecamatan Pino, Batu Tapak Kaki Kambing
Hutan di Desa Batu Aji Kecamatan Ulu Manna, Patilasan Pertapaan Gajah Mada di Dusun
Tingi, Kecamatan Air Nipis.
b. Peruntukkan Pariwisata Alam
- Wisata Alam Bahari
Kawasan wisata bahari merupakan kawasan di daerah pantai yang diperuntukkan
untuk melakukan aktivitas wisata mulai dari fenomena alam yang dimiliki, budaya
dan kehidupan sosial masyarakat pesisir, biota laut dan habitat laut serta kualitas
perairan. Kabupaten Bengkulu Selatan memiliki arena yang cukup luas untuk wisata
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
IV - 28
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
bahari. Kawasan wisata bahari di Kabupaten Bengkulu Selatan adalah Pantai Wisata
Pasar Bawah di Kecamatan Pasar Manna.
- Wisata Air Terjun
Air Terjun Geluguran di Desa Batu Aji, Kecamatan Ulu Manna dan Air Terjun Tiga
Tingkat di Batu Aji, Kecamatan Ulu Manna.
4.2.8 Kawasan Peruntukkan Permukiman
Berdasarkan cakupan wilayah menurut fungsi dan kegiatannya, kawasan permukiman di
Kabupaten Bengkulu dibagi menjadi dua jenis, yaitu kawasan permukiman perkotaan dan
kawasan permukiman pedesaan.
4.2.8.1 Kawasan Permukiman Perkotaan
Kawasan permukiman perkotaan pada umumnya berada di wilayah yang telah berkembang
dan dengan pola mengikuti jaringan jalan yang telah ada, pusat-pusat pelayanan, dan
pemukiman yang telah lama ada dan tumbuh. Kawasan permukiman perkotaan di
Kabupaten Bengkulu Selatan terletak di 3 (tiga) kecamatan yaitu di Kecamatan Manna,
Kota Manna dan Kecamatan Pasar Manna dan di ibukota kecamatan lain yang ada di
Kabupaten Bengkulu Selatan.
Rencana pengembangan kawasan permukiman perkotaan di Kabupaten Bengkulu Selatan
adalah sebagai berikut:

Permukiman perkotaan diarahkan untuk mengisi kawasan belum terbangun di ibukota
kecamatan terutama pada pusat-pusat wilayah pembangunan

Pengarahan pemanfaatan ruang perkotaan ditinjau agar struktur ruang linier disetiap
ibukota kecamatan diubah menjadi struktur ruang konsentris yang lebih terpadu dan
kompak

Secara bertahap agar dilakukan penyusunan RTR Kawasan ibukota kecamatan untuk
seluruh ibukota kecamatan dan penyusunan RDTRK untuk ibukota kecamatan yang
berfungsi sebagai pusat wilayah pengembangan pembangunan, dan penyusunan RTRK
untuk ibukota kecamatan yang mempunyai perkembangan perkotaan yang pesat.

Pengembangan kawasan permukiman untuk menunjang kawasan pertanian, agroindustri dan lain-lain

Peningkatan sarana dan prasarana permukiman, terutama sarana sosial, air bersih,
drainase, limbah, persampahan, listrik dan telekomunikasi.
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
IV - 29
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
4.2.8.2
Kawasan Permukiman Pedesaan
Kawasan pedesaan adalah kawasan yang pemanfaatan ruangnya didominasi oleh kegiatan
utama pertanian, bukan perkotaan dan memiliki homogenitas dalam kegiatan usaha
ekonominya. terkonsentrasi pada wilayah-wilayah berkembang dan pada umumnya terletak
di sekitar wilayah pertanian. Di kabupaten Bengkulu Selatan kawasan permukiman
pedesaan berada di desa yang ada di 8 (delapan) wilayah kecamatan yaitu di Kecamatan
Bunga Mas, Kedurang, Kedurang Ilir, Seginim, Air Nipis, Pino, Ulu Manna dan Kecamatan
Pino Raya.
Pengembangan kawasan permukiman pedesaan dilakukan melalui peningkatan kualitas dan
kuantitas permukiman secara terpadu dengan kegiatan ekonomi antara lain pertanian,
peternakan, dan perikanan dan meningkatkan prasarana dan sarana penunjang.
Pengembangan kawasan permukiman perkotaan dan perdesaan diusahakan agar hanya
memanfaatkan lahan-lahan yang kurang produktif.
Rencana pengembangan kawasan pemukiman pedesaan di Kabupaten Bengkulu Selatan
adalah sebagai berikut:

Lebih mengkonsentrasikan pemukiman pedesaan pada kelompok pemukiman
perkampungan yang sudah ada, agar tidak terjadi penyebaran pemukiman secara
sporadik yang mengakibatkan penggunaan lahan dan penyediaan infrastruktur menjadi
tidak efisien.

Pengembangan desa pusat pertumbuhan

Peningkatan aksesibilitas antara kawasan pemukiman dengan kawasan pertanian

Peningkatan sarana dan prasarana permukiman

Untuk
mengantisipasi
perkembangan
kawasan
terbangun/permukiman
sebagai
implikasi dari pembangunan jalan pantai utara, yang tentu akan merangsang
perkembangan disekitarnya karena aksesibilitasnya yang tinggi, maka kawasan
terbangun pemukiman perlu diarahkan agar perkembangannya tidak sporadik.
Rencana pengembangan kawasan pemukiman baik perdesaan dan perkotaan adalah
berdasarkan standar kecukupan dan kelayakan ruang. Kecukupan dan kelayakan jumlah
unit perumahan didasarkan pada asumsi bahwa satu keluarga (yang di Kabupaten
Bengkulu Selatan rata-rata terdiri dari 5 jiwa) menempati satu unit rumah Dengan
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
IV - 30
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
menggunakan asumsi Kavling Kecil : Kavling Sedang : Kavling Besar adalah 6 : 3 : 1,
dengan masing-masing ukuran tanah 300 : 600 : 900 m2.
Kabupaten Bengkulu Selatan dengan proyeksi penduduk 203.981 jiwa diakhir tahun
perencanaan 2030, membutuhkan setidaknya 24.478 unit rumah kavling kecil, 12.239 unit
rumah kavling sedang, dan 4.080 unit kavling besar.
Luas areal yang dibutuhkan untuk pengembangan areal permukiman baru secara kasar
diperoleh dari selisih angka total yang dibutuhkan luas lahan yang sekarang ini ada untuk
pemukiman. Luas lahan total harus juga memperhitungkan areal terbuka, fasilitas sosial
ekonomi, jalan, dan kondisi wilayah yang ada.
Berikut disampaikan luasan dari masing-masing kawasan rencana pola ruang dan peta
rencana pola ruang kawasan Kabupaten Bengkulu Selatan.
4.2.9 Kawasan Peruntukan Lainnya
Kawasan peruntukan lainnya di Kabupaten Bengkulu Selatan adalah kawasan militer seluas
3.317 Ha. Rencana pengembangan kawasan militer di Kabupaten Bengkulu Selatan adalah
pembangunan koramil di Kecamatan Ulu Manna dan di Kelutum, Kecamatan Pino.
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
IV - 31
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
Tabel 4.11
Rencana Pengembangan Pola Ruang di Kabupaten Bengkulu Selatan
Kawasan
Kawasan Lindung
1.
Hutan Lindung
Kebijakan Tata Ruang
Kriteria kawasan hutan lindung adalah:
- Kawasan
hutan
dengan
faktor-faktor
kelerengan, jenis tanah, curah hujan yang
melebihi 175 mm
- Kawasan hutan yang mempunyai kelerengan
40% atau lebih
- Kawasan hutan yang mempunyai ketinggian
2000 m dpl atau lebih
Berdasarkan hasil perhitungan luas fungsi
kawasan pada Peta Penunjukan Kawasan,
wilayah yang termasuk dalam kawasan
hutan lindung di Kabupaten Bengkulu
Selatan adalah seluas 33079,00 ha.
Kawasan Sempadan
Sempadan Pantai
Sempadan Sungai
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
Strategi (Arahan Pengembangan)
 Rekonstruksi tata batas kawasan hutan lindung untuk memperoleh kepastian
hukum yang mengikat seluruh stake-holder terkait. Partisipasi masyarakat
lokal dalam penetapan batas sangat penting untuk menghindari berbagai
bentuk konflik di kemudian hari.
 Pengelolaan hutan lindung harus mampu memberikan kontribusi terhadap
peningkatan kualitas lingkungan, peningkatan kekayaan keaneka ragaman
hayati, penyediaan hasil hutan bukan kayu, pengembangan ekoturisme,
peningkatan pendapatan masyarakat lokal dan penguatan partisipasi
masyarakat.
 Kesatuan pengelolaan hutan lindung (KPHL) harus dikembangkan
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan seperti luas kawasan, potensi,
derajat besarnya gangguan (illegal logging, perambahan); kondisi sosial,
ekonomi dan budaya masyarakat lokal; karakteristik spatial, aksebilitas serta
kondisi sumberdaya di luar hutan lindung.
 Pengelolaan hutan lindung merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
pengelolaan DAS secara terpadu dan harus selaras dengan aktivitas
pengembangan sektor-sektor lain serta menerapkan prinsip peranan huluhilir yang berkeadilan.
 Sistem pengamanan dan perlindungan hutan harus merupakan sistem
partisipatif yang melibatkan petugas pemerintah dan masyarakat lokal.
 Sempadan pantai kawasan non permukiman, dipertahankan (100 meter
dari titik pasang) dengan menanami tanaman sebagai vegetasi penahan
abrasi dengan memperhatikan aspek estetika.
 Sempadan pantai kawasan permukiman, agar dibuat tanggul pencegah
abrasi
 Garis sempadan sungai yang melewati kawasan permukiman yang
sudah ada, minimal 15 meter dari titik pasang tertinggi di kiri dan kanan
sungai. Pada kawasan ini hendaknya dibuat jalan inspeksi atau ditanami
vegetasi untuk memberikan penguatan tanah
IV - 32
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
Kawasan
Sempadan Danau
Sekitar Mata Air
Kebijakan Tata Ruang
Kriteria untuk kawasan sempadan danau
yaitu daratan sepanjang tepian danau
buatan/bendungan
yang
lebarnya
proporsional dengan bentuk dan kondisi
fisik danau buatan/bendungan antara 50100 meter dari titik pasang.
Kawasan sempadan danau di Kabupaten
Bengkulu Selatan
adalah daerah yang
berada di tepian Danau Ulu Seginim di
Kecamatan Seginim, Danau Mengkudum di
Kecamatan Pino Raya
Kriteria untuk kawasan di sekitar mata air yaitu
dengan jari-jari sekurang-kurangnya 200
meter.
Kawasan Budidaya
1. Hutan Produksi
Hutan
Produksi
Terbatas
Hutan
Produksi
Tetap
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
Strategi (Arahan Pengembangan)
 Garis sempadan sungai yang melewati kawasan permukiman yang
terencana hendaknya berjarak 15-25 meter dari titik pasang tertinggi di
sepanjang kiri dan kanan sungai
 Garis sempadan sungai yang melewati luar kawasan permukiman dan di
areal rawan banjir hendaknya berjarak 50 meter dari titik pasang
tertinggi di kiri dan kanan sungai. Kawasan sungai hendaknya ditanami
vegetasi untuk memberikan penguatan tanah
 Kawasan sempadan danau dapat dimanfaatkan sebagai lahan
permukiman KDB rendah dengan memperhatikan garis sempadan danau
 Diarahkan sebagai kawasan pariwisata alam dengan memanfaatkan
keadaan alamiah kawasan sekitar danau.
 Kawasan sekitar mata air yang mempunyai radius sekurang-kurangnya
200 meter dari titik sumber mata air harus merupakan daerah
perlindungan yang intensif, sehingga penambahan jumlah permukiman
atau bangunan yang ada harus dihentikan.
 Semua kegiatan budidaya di lokasi sekitar mata air harus dihentikan,
kemudian dilakukan upaya untuk meningkatkan fungsi lindungnya
dengan menghutankan kembali lokasi mata air tersebut.
 Peningkatan peran serta, efisiensi dan produktivitas masyarakat dalam
menjaga kelestarian sumber daya hutan dan produksi hasil hutan
yang diikuti dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang
tinggal di dalam dan di sekitar hutan disamping peningkatan
pendapatan negara baik untuk sektor dalam negeri maupun luar
IV - 33
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
Kawasan
Kebijakan Tata Ruang
Hutan
Produksi
Konversi.
Strategi (Arahan Pengembangan)




2
Pertanian
Kering
negeri.
Peningkatan percepatan produksi kayu melalui upaya penanaman dan
pengayaan jenis yang cepat tumbuh untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat dan industri.
Pengembangan hasil hutan bukan kayu yang potensial seperti madu dan
rotan.
Pembentukan Kesatuan pengelolaan hutan produksi (KPHP) berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan seperti luas kawasan, potensi, derajat besarnya
gangguan (illegal logging, perambahan); kondisi sosial, ekonomi dan budaya
masyarakat lokal; karakteristik spatial, aksebilitas serta kondisi sumberdaya
di luar hutan produksi.
Penguatan peraturan perundang-undangan melalui penegakan hukum yang
tegas dan adil.
Lahan
 Pengendalian kegiatan lain agar tidak mengganggu lahan pertanian yang
diklasifikasikan sebagai lahan subur kelas satu. Perlu pengembangan konsep
„lahan pertanian abadi‟ untuk lahan subur kelas satu, baik untuk lahan kering
maupun lahan basah
 Penyelesaian tumpang tindih dengan kegiatan budidaya lainnya pada suatu
kawasan/lokasi
 Usaha penanggulangan banjir yang berpotensi melanda kawasan pertanian.
 Pengembangan kawasan pertanian tanaman pangan lahan kering diarahkan
pada komoditas jagung sebagai andalan utama, dan untuk kepentingan
diversifikasi juga dikembangkan hortikultura
 Untuk diversifikasi, diperlukan metode tumpangsari bagi komoditaskomoditas yang secara komposit sesuai dikembangkan
 Menerapkan sistem usaha tani konservasi terutama pada lahan-lahan
dengan potensi erosi tingg untuk menghindari degradasi lahan.
Lahan Basah
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
 Perluasan areal persawahan, yaitu meningkatkan produktivitas “lahan tidur”,
baik melalui pompanisasi maupun melalui cekdam (bendungan) baru.
 Pengembangan prasarana pengairan untuk mendukung pengembangan
IV - 34
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
Kawasan
Kebijakan Tata Ruang
Strategi (Arahan Pengembangan)
tanaman padi sawah
 Penyusunan rencana kawasan sawah beririgasi dan pelaksanaan persiapan
lahan bagi kawasan sentra produksi Seginim, dalam menyongsong
pembangunan Bendungan Seginim.
 Pencanangan dan penetapan lahan-lahan kategori kelas I untuk dijadikan
”Lahan Pertanian Abadi”
3.
Perikanan
Perikanan Pesisir
Pengembangan perikanan budidaya dan di
pesisir Kabupaten Bengkulu Selatan adalah
keterbatasan areal. Bentangan garis pantai
hanya sebesar 37,3 km dan ‟lebar‟
kewenangan laut kabupaten hanya 4 millaut.
Perikanan Tangkap
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
 Mengembangkan zonasi wilayah pesisir dan laut untuk menetapkan ruang
untuk pengembangan perikanan budidaya dan perikanan tangkap;
 Mengembangkan perencanaan detail perikanan budidaya (tingkat kawasan,
dengan skala > 1 : 50.000) yang menggambarkan potensi lahan (tambak,
KJA, areal rumput-laut) melalui analisis kesesuaian lahan pertambakan;
 Mengembangkan sub-sistem perikanan budidaya, seperti pembangunan
panti-panti pembenihan ikan laut, dan pembangunan pabrik pakan dari
bahan baku lokal;
 Mengembangkan kelembagaan yang menunjang sistem informasi perikanan
bagi keperluan pembudidaya dan nelayan, sistem pendidikan dan latihan dan
sistem pendanaan usaha;
 Mengembangkan sistem fish aggregate divice (rumpon, terumbu buatan)
untuk menyediakan daerah penangkapan yang aksesibel;
 Mengembangkan sarana dan prasarana perikanan budidaya dan perikanan
tangkap (pelabuhan/TPI, armada penangkapan, pabrik es, penyalur BBM)
 Pengembangan perencanaan spesifik perikanan tangkap Kabupaten
Bengkulu Selatan wilayah kewenangan Lautan Indonesia yang merupakan
uraian dari kebijakan master plan pengembangan perikanan Provinsi
Bengkulu (Etalase Perikanan)
 Pengembangan armada penangkapan yang berjelajah tinggi, seperti kapal
perikanan 50 GT yang dapat mengoperasikan alat tangkap lepas pantai
(huhate, rawai-tuna, jaring insang)
IV - 35
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
Kawasan
4.
Perindustrian
5.
Pariwisata
6.
Permukiman
Kebijakan Tata Ruang
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
Strategi (Arahan Pengembangan)
 Pengembangan prasarana penangkapan seperti TPI atau pelabuhan
perikanan, pabrik es;
 Pengembangan kelembagaan nelayan untuk keperluan diklat, penatakelolaan dana dan permodalan, penata-kelolaan sarana penangkapan seperti
BBM, material alat tangkap.
 Permukiman industri kecil (PIK), yakni suatu area/lahan peruntukan yang
disediakan khusus untuk industri kecil yang didalamnya dilengkapi dengan
infrastruktur, unit produksi, sarana pelayanan bersama, serta tempat tinggal
pengusahanya.
 Sentra industri kecil, yakni suatu area/lahan yang diperuntukkan untuk
kegiatan industri, dimana terdapat berbagai kegiatan usaha industri kecil
sejenis, yang tumbuh dan berkembang dalam suatu lokasi tertentu. Arahan
lokasi sentra industri kecil di kabupaten Bengkulu
adalah dengan
memantapkan dan mendorong perkembangan sentra-sentra industri kcil
yang telah ada.
 Pengembangan objek wisata baru dan peningkatan objek wisata yang
sudah ada, baik sarana maupun prasarananya.
 Penataan ruang (penyusunan rencana) pengembangan pariwisata
kabupaten, terutama untuk kawasan pariwisata terpadu
 Pengembangan objek pariwisata pantai dan objek wisata bahari pulau
diarahkan menjadi wisata terpadu sehingga dalam pengembangannya harus
terintegrasi. Dengan diarahkannya kawasan pariwisata pantai dan pulau
menjadi kawasan pariwisata terpadu, diharapkan akan lebih memacu
perkembangan kegiatan pariwisata di kawasan pesisir, terutama dalam
“membuka” kawasan pariwisata pulau.
 Pengembangan obyek/atraksi wisata/rekreasi bagi setiap kawasan
pariwisata yang terpadu
 Pengembangan sarana dan prasarana penunjang bagi kelancaran akses ke
masing-masing kawasan pariwisata.
Rencana pengembangan kawasan permukiman perkotaan di Kabupaten
Bengkulu Selatan adalah sebagai berikut:
 Permukiman perkotaan diarahkan untuk mengisi kawasan belum terbangun
di ibukota kecamatan terutama pada pusat-pusat wilayah pembangunan
IV - 36
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
Kawasan
Kebijakan Tata Ruang
Strategi (Arahan Pengembangan)
 Pengarahan pemanfaatan ruang perkotaan ditinjau agar struktur ruang linier
disetiap ibukota kecamatan diubah menjadi struktur ruang konsentris yang
lebih terpadu dan kompak
 Secara bertahap agar dilakukan penyusunan RTR Kawasan ibukota
kecamatan untuk seluruh ibukota kecamatan dan penyusunan RDTRK untuk
ibukota kecamatan yang berfungsi sebagai pusat wilayah pengembangan
pembangunan, dan penyusunan RTRK untuk ibukota kecamatan yang
mempunyai perkembangan perkotaan yang pesat.
 Pengembangan kawasan permukiman untuk menunjang kawasan pertanian,
agro-industri dan lain-lain
 Peningkatan sarana dan prasarana permukiman, terutama sarana sosial, air
bersih, drainase, limbah, persampahan, listrik dan telekomunikasi.
Sumber : Hasil Rencana
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
Rencana pengembangan kawasan pemukiman pedesaan di Kabupaten
Bengkulu Selatan adalah sebagai berikut:
 Lebih mengkonsentrasikan pemukiman pedesaan pada kelompok
pemukiman perkampungan yang sudah ada, agar tidak terjadi penyebaran
pemukiman secara sporadik yang mengakibatkan penggunaan lahan dan
penyediaan infrastruktur menjadi tidak efisien.
 Pengembangan desa pusat pertumbuhan
 Peningkatan aksesibilitas antara kawasan pemukiman dengan kawasan
pertanian
 Peningkatan sarana dan prasarana permukiman
 Untuk mengantisipasi perkembangan kawasan terbangun/ permukiman
sebagai implikasi dari pembangunan jalan pantai utara, yang tentu akan
merangsang perkembangan disekitarnya karena aksesibilitasnya yang tinggi,
maka kawasan terbangun pemukiman perlu
diarahkan agar
perkembangannya tidak sporadik.
IV - 37
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
Tabel 4.12
Rencana Pola Ruang Berdasarkan Klasifikasi Ruang
Kabupaten Bengkulu Selatan 2031
Jenis Penggunaan Lahan
Hutan Lindung
Hutan Produksi Terbatas
Hutan Produksi
Permukiman
Pertanian Lahan Basah
Pertanian Lahan Kering
Tanaman Tahunan
Perkebunan
Industri
Sempadan Sungai
Sempadan Pantai
Total :
Luas (Ha)
(kurang lebih)
33.079
14,566
1.579
5.504
11.046
6.028
24.091
20.346
291
296
1,784
118.610
(%)
27,88
12,28
1,33
4,64
9,31
5,08
20,31
17,15
0,24
0,24
1,5
100,00
Sumber : Hasil Analisis
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
IV - 38
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
IV - 39
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
IV - 40
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
IV - 1
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
5.1 Lokasi dan Jenis Kawasan Strategis Kabupaten
Penetapan kawasan strategis merupakan penetapan kawasan yang didalamnya
berlangsung kegiatan yang mempunyai pengaruh besar terhadap :
 Tata ruang di wilayah sekitarnya;
 Kegiatan lain di bidang yang sejenis dan kegiatan di bidang lainnya; dan/atau
 Peningkatan kesejahteraan masyarakat
Jenis kawasan strategis, antara lain:
a. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan, antara lain,
adalah kawasan perbatasan negara, termasuk pulau kecil terdepan dan kawasan
latihan militer.
b. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, antara lain
adalah kawasan metropolitan, kawasan ekonomi khusus, kawasan pengembangan
ekonomi terpadu, kawasan tertinggal serta kawasan perdagangan dan pelabuhan
bebas
c. Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya, antara lain adalah
kawasan adat tertentu, kawasan konservasi warisan budaya, termasuk warisan
budaya yang diakui sebagai warisan dunia
V- 1
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
d. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam
dan/atau teknologi tingi, antara lain adalah kawasan pertambangan minyak dan
gas bumi termasuk pertambangan minyak dan gas bumi lepas pantai, serta
kawasan yang menjadi lokasi instalasi tenaga nuklir
e. Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya lingkungan hdup, antara
lain adalah kawasan perlindungan dan pelestarian lingkungan hidup, termasuk
kawasan yang diakui sebagai warisan dunia seperti taman nasional
Di wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan tidak terdapat Kawasan Strategis Nasional (KSN)
maupun kawasan strategis provinsi, sehingga di Kabupaten Bengkulu Selatan hanya
terdapat kawasan strategis kabupaten.
Pertimbangan utama dalam penentuan kawasan strategis di Kabupaten Bengkulu Selatan
antara lain:
 Pengembangannya tidak hanya berdampak lokal, tapi juga mempunyai pengaruh
terhadap wilayah yang lebih luas (regional atau bahkan nasional).
 Berpotensi geografis, namun pengembangan sarana dan prasarana membutuhkan
investasi yang besar.
 Prospek ekonomi wilayah sangat cerah, karena ditunjang oleh sumberdaya alam yang
sangat memadai.
 Pengembangannya dapat memacu wilayah-wilayah sekitarnya (termasuk hinterland)
yang agak terbelakang pembangunannya
 Sektor yang akan diakomodasikan (diunggulkan) mempunyai prioritas tinggi dalam
lingkup kabupaten.
 Adanya minat dan ketertarikan investasi swasta dan pemerintah yang cukup tinggi.
 Terbukanya peluang baru akibat pemekaran wilayah.
V- 2
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
5.1.1 Kawasan Strategis Kabupaten Bengkulu Selatan
Dilihat dari penetapan jenis-jenis kawasan strategis serta pertimbangan-pertimbangan
dalam penentuan kawasan strategis di Kabupaten Bengkulu Selatan seperti yang
diuaraikan diatas, kawasan strategis yang terdapat di Kabupaten Bengkulu Selatan
hanya terdiri dari kawasan strategis yang dilihat dari sudut kepentingan ekonomi yang
terdiri dari 2 (dua) kawasan strategis yakni kawasan strategis perkotaan dan kawasan
strategis perdesaan.
1. Kawasan Strategis Perkotaan
Merupakan kawasan yang meliputi kecamatan Kota Manna, Kecamatan Pasar Manna
dan Kecamatan Manna. Pembangunan kawasan Strategis
ini adalah usaha untuk
mengembangkan dan meningkatkan hubungan saling ketergantungan dan interaksi
atara sistem ekonomi (economic system), masyarakat (social system), dan lingkungan
hidup beserta sumberdaya alamnya (ecosystem).
Didalam Kawasan Strategis Perkotaan, terdiri dari beberapa kegiatan yang akan
dibangun berdasarkan basis sektor yang ada, sesuai dengan kondisi dan potensi lahan
dan ekosistem Kabupaten Bengkulu selatan. Ada 7 (tujuh) jenis kegiatan unggulan
yang diusulkan dalam Kawasan Strategis Perkotaan ini.
Kegiatan tersebut adalah
sebagai berikut :
1.
Kegiatan Perdagangan dan Jasa, suatu kegiatan yang dikembangkan berbasiskan
pada perdagangan dan jasa untuk penciptaan dan perluasan lapangan kerja di
daerah, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan pendapatan
pemerintah daerah ditetapkan di rua jalan;
a. Jalan Sudirman;
b. Jalan Ahmad Yani;
c. Jalan Kolonel Berlian;
d. Jalan Tukiran;
e. Jalan Sersan M. Taha;
f.
Sebagian kawasan jalan Kemas Jamaludin
g. Jalan Trip Kastalani
h. Jalan Duayu
i.
Jalan Iskandar Baksir
V- 3
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
j.
Sekitar kawasan simpang tiga kayu kunyit
k. Jalan Kartini
l.
2.
Sebagian jalan Affan Baksin
Kegiatan Industri Kecil, suatu kegiatan yang dikembangkan berbasiskan pada
Industri Kecil dan Menengah untuk meningkatkan pendapatan daerah dan
kesejahteraan masyarakat ditetapkan;
a. Desa Pagar Dewa.
b. Desa Sekunyit
c. Desa Kelutum
d. Desa Batu Kuning (Masat)
e. Desa Batu Kuning (Pasar Manna)
3.
Kegiatan Kerajinan, suatu kegiatan yang dikembangkan berbasiskan pada industri
kerajinan tangan (handmade), untuk penciptaan dan perluasan lapangan kerja di
daerah, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan pendapatan
pemerintah daerah ditetapkan di daerah :
a. Kelurahan Kota Medan
b. Kelurahan Tanjung Mulia
c. Kelurahan Kayu Kunyit
d. Kelurahan Pasar Mulia
4.
Kegiatan Pusat Pemerintahan ditetapkan di kawasan Padang Panjang Kecamatan
Kota Manna.
5.
Kegiatan Permukiman Perkotaan ditetapkan;
a. Pusat Kota di Kecamatan Pasar Manna
b. Pusat Kota di Kecamatan Kota Manna
c. Pusat Kota di Kecamatan Manna
d. Perumnas Ketaping di Kecamatan Manna
e. Perumnas Kayu Kunyit di Kecamatan Manna
f.
Perumnas Pintu Langit di Kecamatan Kota Manna
g. Perumnas Pagar di Kecamatan Kota Manna
h. Sekita kawasan perdagangan.
V- 4
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
2. Kawasan Strategis Perdesaan
Kawasan Strategis Perdesaan merupakan kawasan yang meliputi Kecamatan Pino Raya,
Kecamatan Pino, Kecamatan Seginim, Kecamatan Air Nipis, Kecamatan Kedurang,
Kecamatan Kedurang Ilir, Kecamatan Ulu Manna, dan Kecamatan Bunga Mas.
Didalam Kawasan Strategis Perdesaan, terdiri dari beberapa kegiatan yang akan
dibangun berdasarkan basis sektor yang ada, sesuai dengan kondisi dan potensi lahan
Kabupaten Bengkulu selatan. Ada 2 (dua) jenis kegiatan unggulan yang diusulkan
dalam Kawasan Strategis Perdesaan ini. Kegiatan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Kegiatan agroindustri, suatu kegiatan yang
bertujuan untuk mengembangkan
produksi-produksi kelapa dan kelapa sawit. Kegiatan agroindustri (sentra industri
kelapa dan kelapa sawit) berada di Kecamatan Pino Raya dan Kecamatan Pino.
2. Kegiatan agropolitan dan minapolitan, suatu kegiatan yang bertujuan untuk
mengembangkan pertanian dan perikanan darat. Kegiatan agropolitan dan
minapolitan berada di Kecamatan Seginim, Air Nipis, Kedurang dan Kedurang Ilir.
V- 5
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
V- 6
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Bengkulu Selatan
V- 7
MATERI TEKNIS RTRW KAB. BENGKULU SELATAN
Bab 7 Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang.pdf - Google Drive
Page 1 of 28
file:///C|/Users/HP/Documents/Konten%20C9970-7.htm[10/02/2015 11:45:11]
Download