Tes Proyeksi

advertisement
TES PROYEKSI
Kuliah 12
Pengantar Psikodiagnostik
Projective Tests



Biasanya tes proyektif mengevaluasi
keinginan2, emosi, pengalaman, memori, dan
imajinasi yg tdk disadari oleh individu
Asumsi dari tes ini adalah : dgn diberikan
stimulus yang ambigu/tidak terstruktur maka
ia dapat transfer/memproyeksikan konflik2
yang tidak ia sadari.
Contoh : Ro, TAT, DAM, BAUM, HTP
Sejarah Lahirnya Tes Proyektif

“Projective tests were born in the spirit of
rebellion against normative data and through
attempts by personality researchers to break
down the study of personality into the study
of specific traits of varying strengths”
Psikometri Tes Proyektif




Validitas dan reliabilitas awalnya tidak ada
Interpretasi berdasarkan teori kepribadian
dan pengalaman klinis psikolog
Namun bukan berarti kemudian tidak
dilakukan penelitian untuk tes-tes tersebut
Akhirnya dengan menggabungkan
pengalaman klinis dalam intepretasi tes
terbentuklah interpretasi yang sifatnya normrefereced.
Sifat-sifat Tes Proyeksi
1.
2.
3.
4.
Tugasnya tidak berstruktur sehingga memungkinkan
respon yang tidak terbatas  dgn tugas yang tdk
bstruktur maka akan terungkap hal2 yg tdk disadari
oleh individu
Testee tdk mengetahui apa yang akan diukur dalam
mengikuti tes sehingga kemungkinan untuk faking
good berkurang
Tes proyeksi dapat menarik hal2 yang tidak terlihat
dan tidak disadari
Kemampuan berbahasa kurang dibutuhkan dalam
mengerjakan tes menggambar
Bentuk-bentuk Tes Proyeksi
1.
2.
3.
4.
5.
Teknik ink blot = tinta
Teknik pictorial = gambar
Verbal = asosiasi kata, sentence
completion
Autobiography = diary
Teknik performance = HTP, DAM,
BAUM
The Inkblot Techniques

Rorschach Test

Diperkenalkan pertama kali oleh psychiatrist dari
Swiss, Hermann Rorschach.
Terdiri dari 10 inkblots.
Tes ini dikritik pd 1950’ dan 1960’s karena
norma dan prosedurnya tdk terstandardisasi.


Rorschach Test (cont.)



Dapat mendeteksi gangguan berpikir, seperti
schizophrenia atau manik depresi.
 Namun, biasanya dicek lagi dgn tes yang lebih
obyektif.
Tes ini tidak dibekali untuk deteksi kondisi2
psikiatrik.
Tes ini tidak valid untuk deteksi sexual abuse in
children, violence, impulsiveness, criminal
behavior.
The Rorschach Inkblot Test



Ambiguous stimuli
Person is asked to
report what they see
No clear image, so
the things you see
must be “projected”
from inside yourself
Sample Rorschach Card
Pictorial Techniques



Thematic Apperception Test
Klien diminta untuk bercerita mengenai
gambar2 ambigius
Sayangnya, administrasi TAT tdk
terstandardisasi dan interpretasi sangat
tergantung dengan jam terbang dan intuisi
psikolog.
Thematic Apperception Test (cont.)



Reliabilitasnya lemah dan validitasnya
dipertanyakan
Tes ini tidak dapat membedakan indv2 yang
psikotis/depresi dgn indv normal
Individu diminta untuk bercerita ttg gambar
yang ada di kartu.
Performance Techniques
Draw-a-Person
 Tes ini mengharuskan testee untuk
menggambar.
 Interpretasinya berdasarkan karakteristik
gambar yang dibuat oleh testee.
 Psikolog terkadang menegakkan diagnosa
terlalu berlebihan bila testee tidak dapat
menggambar  pdhl mungkin saja memang
tidak dapat menggambar


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Dalam memproduksi gambar orang yang dapat dilihat
adalah impuls-impuls yang tidak disadari, kecemasan,
konflik, dan kompesasi yang muncul dalam diri testee.
Yang dilihat dari gambar orang adalah:
Waktu yang dibutuhkan u menyelesaikan gambar
Penempatan gambar
8. Ekspresi wajah
Ukuran gambar
9. Posture
Tekanan pensil
10. Baju
Simetri gambar
11. Kesan keseluruhan
Kualitas garis
Shading, hapusan
House-Tree-Person (HTP)





Florence Goodenough presented her
Measurement of Intelligence by Drawings in
1926.
The focus was on the human figure drawing
and the purpose was to initially derive a
measure of I.Q.
House menggambarkan figur ibu
Tree menggambarkan figur ayah
Person menggambarkan testee
Intrepertasi HTP
1.
2.
3.
4.
5.
Kesan Umum gambar
Proporsi gambar  rumah, orang, pohon
gambarnya sebanding atau tidak
Posisi gambar  letak gambar apakah
seperti rangkaian
Komposisi gambar  letka gambar apakah
menunjukkan kesatuan
Penyelesaian gambar  gambar yang
menjadi fokus penyelesaian
House-Tree-Person (HTP)


Combining an ease of administration with a
maximum of projective potential, the HTP
allows the clinician to gather information
which might not otherwise be available in a
structured, verbal interview.
Drawing, a non-verbal activity, is often
viewed as a means to communicate deeper,
pre-verbal aspects of the personality.
House-Tree-Person (HTP)


In common with other projective measures of
personality (e.g. the Rorschach, or TAT), the
HTP provides a structured context for the
projection of unconscious material.
Like a specific ink blot or TAT card, the client
is always presented with blank paper (or a
standardized drawing form) and standard
instructions as to what is to be drawn (the
house, the tree, the person).
House-Tree-Person (HTP)

Unlike the Rorschach or TAT, the HTP presents a
maximum of ambiguity for the client. Whereas the
Rorschach and TAT present a stimulus card which
does not change over time, the HTP presents the
client with a completely blank field onto which they
are asked to draw and project.

Every client will draw a house, but every house will
differ. The result is a collection of projective
material organized around standard themes.

The HTP can claim a great deal of freedom from
stimulus bias.
House-Tree-Person (HTP)

The analysis of the HTP drawing set may
then take two paths. The first involves an
analysis of the content and the quality of the
drawings.

A post-drawing inquiry is used to explore the
depth of the material behind the projections.
House-Tree-Person (HTP)



Useful lines of inquiry can be uncovered and
developed for use in future therapeutic
interviews.
The important point about this part of the
HTP analysis is its subjectivity. The set of
drawings done by a client will have
relevance to that person alone.
The HTP used as an adjunct to a therapeutic
interview allows the clinician access to
deeper material as brought forth by the
process of projective drawing.
House-Tree-Person (HTP)



The second path of an HTP analysis extends
beyond the original use of the technique as an
intrasubjective analysis of the individual.
HTP drawing sets have also been researched
and compared intersubjectively as well.
In other words, what kind of subject will draw
which kind of features in common or in
difference?
Kesimpulan

Penggunaan tes proyeksi ini harus di
lingkungan yang terbatas krn sifat dari tes
ini.
Critiques
1.
-
2.
-
3.
-
-
Rapport dan Penerapannya
Alat tes proyeksi biasanya sebagai “alat” untuk
mencairkan hubungan ant psikolog dan klien =
entertaining
Faking
Klien yang mengerjakan tes proyeksi jarang
dapat melakukan faking bila dibandingkan
mengerjakan self-inventory
Examiner dan varibel situasi
Instruksi yang kurang terstandardisasi membuat
si examiner timbul perasaan kurang PD dan
dapat mempengaruhi kinerja ketika pelaksanaan
tes
Skoringnya kurang objektif.
4.
-
-
5.
-
Norma
Normanya kurang representatif krn populasi
yang dijadikan sample tidak jelas
Krn tidak ada norma yang objektif, penilaian
sangat tergantung pd jam terbang psikolog
dalam praktek klinisnya
Reliabilitas
Scorer reliability
Tdk standar nilailanya.
Frequency of projective tests by
clinical psychologists
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
frequently
or always
Rorschach
TAT
Human Figure
Drawings
occasionally
Download