Kisah Para Orang Kudus

advertisement
KISAH PARA ORANG KUDUS DARI A - Z
DAFTAR SINGKATAN DAN TANDA YANG
DIGUNAKAN
(♂)
: Laki-laki
(♀)
: Perempuan
(†)
: Meninggal pada tahun …
A
: Arti dari nama tersebut
B
: Bentuk-bentuk lain dari nama
tersebut
L
: Lambang
P
: Pesta, perayaan
S (St.)
: Santa atau Santo
L (at.)
: Bahasa Latin
Y(un.)
: Bahasa Yunani
H
: Bahasa Hibrani
J
: Bahasa Jerman
Seb. M : Sebelum Masehi
Lih.
: Lihat
Kej.
: Kitab Kejadian
1
A
AARON (Abad ke-13 seb. M)
Aaron adalah kakak nabi Musa dan imam
agung pertama bani Israil (lih. Kitab Keluaran,
khususnya bab 4, 10-17; 40,12-15).
B: Harun; L: tongkat yang berbunga; P: 1 Juli
ABBO (945-1004)
Abbas ini dibunuh oleh biarawan, ketika
hendak memperbaharui hidup biara La Reole
(Perancis).
P: 13 November.
ABDAZ († 420)
Gara-gara seorang imam menghacurkan
patung dewa, karena pemujaannya mengganggu
ibadat Kristen yang dilakukan dekat tempat itu,
maka orang-orang Persia menjadi marah dan
membunuh uskup Abdaz dari Hormuizd-Ardaschir ini
bersama imam-imam lain.
P: 5 September.
ABDJESUS (abad ke-4)
Mati sebagai martir di Persia.
A: Hamba Jesus (H); P: 22 April
ABDON dan SENNEN (abad ke-3)
2
Adalah bekas tawanan perang dan budak
belian Persia yang dibunuh dalam pertunjukan
gladiator di Roma. A: Abdon : hamba (Tuhan) ; P: 30 Juli.
ABDULAH IBN KAAB (ARETAS).
Pemimpin umat Kristen-Arab yang dibunuh
bersama dengan banyak orang Kristen-Arab oleh
raja Du Nawas (orang Arab beragama Yahudi),
ketika terjadi perebutan kota Nadschiran (Yaman)
pada tahun 523.
ABEL
Anak kedua Adam dan Hawa yang dibunuh
oleh kakanya sendiri, yaitu Kain (lih. Kej. 4).
A: kesia-siaan (H); P: 9 Desember.
ABO († 786)
Pemuda Arab asal Baghdad (Irak) itu menjadi
pelayan seorang bangsawan di Georgia (Soviet),
tempat ia menjadi Kristen. Ketika kota Tiflis di
gempur oleh tentara Islam, ia dibunuh karena
dianggap’murtad’.
P: 8 Januari
ABRAHAM (abad ke-19 SM)
Dipanggil Tuhan dari kota Ur (Iran) ke
Kanaan (Palestina). Karena imannya yang kuat,
Tuhan menjanjikan dia menjadi Bapak Bangsabangsa yang besar. Ayah dari Iskak dan Ismail ini
dihormati baik oleh umat Islam (Nabi Ibrahim)
maupun Yahudi (Bapak Abraham). Ia dikuburkan di
gua Makpela dekat Hebron (lih. Kej. Bab 12-25)
A: bapak bangsa-bangsa (H); P: 9 Oktober
3
ABRAHAM de GEORGIIS SJ (1563-1595)
Lahir di Aleppo (Siria). Ia depenggal
kepalanya oleh orang Turki di Massaua (Etiopa),
karena ketahuan beragama Kristen.
ABRAMIOS (474-557)
Menyembunyikan diri dari pemuja-pemujanya
ke Yerusalem. Akhirnya rahib ini akan terpaksa
menjadi uskup Krateria (Siria), tetapi melarikan diri
lagi ke Yerusalem.
P: 6 Desember.
ADELBERTUS (956-997)
Dipilih menjadi uskup Praha (Cekoslovakia),
meskipun usianya masih dibawah 30 tahun. Akan
tetapi karena terbentur oleh kesulitan pastoral dan
politis, ia putus asa dan pergi ke Roma. Namun Paus
menyuruhnya pulang kembali. Adelbertus-pun
kembali dan kemudian mendirikan biara besar. Akan
tetapi para bangsawan terus-menerus
menentangnya.
Sekali lagi ia pergi ke Roma dan meletakkan
jabatannya. Kemudian ia menjadi misionaris di
Jerman Timur, tetapi hasilnya ia dibunuh bersama
kawan-kawannya dekat Danzig (Polandia).
P: 23 April
SANTA ADELAIDE (931-16 Desember 999)
4
Santa Adelaide dilahirkan pada tahun 931.
Dalam usia enambelas tahun, Puteri Burgundi ini
dinikahkan dengan Raja Lothair. Tiga tahun
kemudian, suaminya meninggal dunia. Penguasa
yang diyakini telah meracuni suaminya berusaha
menjadikan Adelaide sebagai isteri puteranya.
Adelaide tentu saja menolak. Dalam murkanya, sang
penguasa memperlakukannya
dengan kejam. Ia bahkan
mengurung Adelaide dalam
sebuah benteng di tengah
sebuah danau.
Adelaide diselamatkan
ketika Raja Otto Agung dari
Jerman menaklukkan penguasa
ini. Meski Adelaide duapuluh
tahun lebih muda darinya, Otto
menikahi Puteri Adelaide yang
cantik pada Hari Natal. Ketika
raja membawa pulang ratunya
yang baru, rakyat Jerman segera
mencintainya. Adelaide seorang
yang lemah lembut dan anggun
lagi cantik jelita. Tuhan
menganugerahkan lima anak
kepada pasangan kerajaan ini.
Mereka hidup bahagia selama duapuluh dua tahun.
Ketika Otto mangkat, putera sulung Adelaide
menjadi penguasa. Puteranya ini, Otto Kedua,
seorang yang baik, tetapi terlalu cepat bertindak
tanpa pikir panjang. Ia melawan ibunya sendiri
sehingga ibunya meninggalkan istana. Dalam
kepedihan hatinya, Adelaide minta pertolongan
seorang abbas, Santo Majolus. Abbas ini membuat
Otto menyesali perbuatannya. Adelaide menemui
puteranya di Italia dan raja memohon pengampunan
5
dari bundanya. Adelaide berdoa bagi puteranya
dengan membawa persembahan ke tempat ziarah
Santo Martin dari Tours. Di masa tuanya, St Adelaide
dipanggil untuk memimpin negara sementara
cucunya masih kanak-kanak. Ia membangun banyak
biara dan berkarya demi mempertobatkan orangorang Slavic. Sepanjang hidupnya, ratu yang kudus
ini taat pada nasehat orang-orang kudus. Ia
senantiasa siap sedia mengampuni mereka yang
bersalah kepadanya. Santo Addle dari Cluny
menyebutnya sebagai “perpaduan mengagumkan
dari keelokan dan keanggunan.” Santa Adelaide
wafat pada tanggal 16 Desember 999.
Adelaide (Adelheid), Ratu. Lahir di Burgundia
(Perancis). Isteri dari raja Lothar (947-950) dan
Kaisar Otto dari Jerman (951-973). Ia wafat
tahun 999. B: Adele, Elke, Heidi, Heide; L:
wanita dengan pakaian kebesaran seorang ratu
abad pertengahan; P: 15 Desember
ADOLF (1185-1224)
Uskup dari Osnabruck (Jerman) itu berhasil
memperbaharui semangat iman umat dalam
keuskupannya.
A: serigala mulia (J); P: 17 Juni
ADOLF dan YOANES († 850)
Berasal dari keluarga campuran; ayah
beragama Islam dan ibu Kristen. Kedua pemuda ini
disiksa dengan kejam karena ketahuan mengikuti
agama ibu. Lalu mereka murtad, tetapi akhirnya
bertobat dan rela mencurahkan darah mereka demi
iman kepada Kristus di Cordoba (Spanyol) pada
masa pemerintahan Emir Abdulrahman II.
P: 27 September
6
SANTO PAUS ADRIAN III († 855)
Paus ini memimpin gereja dan kota Roma di
tengah-tengah masa yang sangat sulit akibat
merajalelanya perampokan dan kelaparan.
P: 8 Juli.
ADRIAN FORTESCUE (1476-1539)
Perwira Ordo Malta dan keponakan istri kedua
Henry VIII itu di penggal di Tower (London), karena
tidak mau mengakui raja sebagai Kepala Gereja di
Inggris.
P: 9 Juli.
ADRIAN van GOUDA dkk
Adrian van Gouda bersama dengan Daniel
van Arendonck, Kornelius van Diest, Yoanes van
Naarden, Ludwig van Arquennes, Yoanes dari Koin
serta Willehad dari Denmark bersama dengan 20
imam dan seorang awam dibunuh secara kejam oleh
orang-orang Kalvinis Belanda di Alkemar dan
Gorkum (1572), karena tetap percaya akan
kehadiran Kristus dalam Sakramen Ekaristi.
P: 9 Juli
ADRIANUS dan NATALIA
7
Adrianus adalah seorang perwira kekaisaran
Romawi yang bertugas di Nikomedia. Pada jaman itu
(akhir abad ke-3), seringkali tentara Romawi
diperintahkan mengejar dan menangkapi orang
Kristen. Tak sampai disitu saja, tidak jarang nyawa
orang Kristen juga dirampas. Isteri Adrianus ,
Natalia, percaya kepada Kristus dengan setia. Suatu
ketika Adrianus harus memimpin anak buahna
melakukan penganiayaan terhadap umat Kristen. Ia
menolak perintah itu. Sebenarnya ia belum
dipermandikan, namun ia merelakan diri ditangkap
dan digiring ke dalam penjara.
Natalia segera menjenguk suaminya dan
mengatur, supaya ia mendapat pelajaran agama dan
dibaptis dalam penjara. Sejak saat itu ia tidak boleh
dikunjungi isterinya. Natalia tak habis akal, ia
menyamar sebagai seorang pemuda dan berhasil
menemui suaminya. Natalia minta, agar bila nanti
telah di surga Adrianus berdoa untuknya. Natalia
menyaksikan pelaksanaan hukuman mati suaminya,
melihat bagaimana anggota tubuh suaminya
dicincang. Dan ia hampir tak dapat dibendung
keinginannya untuk ikut terjun ke dalam bara api,
8
ketika tubuh Adrianus dilempar ketengah gulungan
api bersama martir-martir lain. Api kemudian
padam, karena sekonyong-konyong turun hujan
lebat. Orang Kristen mengumpulkan sisa jenasah
dan menguburkannya dekat Argypolis, di pantai
Bosporus (Turki) Natalia menyimpan relikwi berupa
sepotong tangan suaminya. Dan sejak itu ia
memutuskan untuk hidup tidak jauh dari makam
suaminya. Ketika Tuhan memanggilnya ke alam
baka, Natalia dikuburkan di samping Adrianus,
diantara para martir.
Adrianus dan Natalia, seorang martir dan
isterinya; meninggal di Nikomedia tahun 304;
P: 1 Desember.
AEDIGUS D’ABREU SJ (1624)
Dalam perjalanan dari Goa ke Jepang, pater
ini disergap oleh sebuah kapal Belanda di Selat
Singapura dan kemudian dibawa ke Batavia. Dalam
penjara di kota ini telah ditahan beberapa biarawan
dan imam. Dari antara mereka beberapa sudah
meninggal akibat pukulan kejam para penjaga.
Pada mulanya Pater d’Abreu diam-diam dapat
mengunjungi emapt penjara lain di dalam kota,
bahkan berhasil mendirikan tiga kapel darurat di luar
kota. Pada waktu itu hamper 3000 orang Katolik di
Batavia tidak mendapat pemeliharaan jiwa
sedikitpun. Sebab, Gubernur JP Coen mengancam
hukuman berat bagi setiap imam yang berani
memberikan sakramen-sakramen atau pelajaran
agama kepada orang Katolik mana pun juga.
Sesudah tindakan yang berani Pater d’Abreu
itu diketahui oleh pemerintah Belanda. Ia dijaga
lebih ketat. Akan tetapi bersama dengan seorang
imam Dominikan yang juga ditahan, Pater d’Abreu di
waktu malam mempersembahkan Misa Kudus dan
9
tiga kali meninggalkan penjara secara sembunyisembunyi untuk mememelihara umat. Akibatnya,
tempat sembahayang dihancurkan, dua imam
disiksa dengan kejam dan dipaksa bekerja kasar,
sementara jatah makan dikurangi.
Ketika diajak melarikan diri oleh para tahanan
lain, Pater d’Abreu menolak. Ia ingin tetap
membantu tahanan Katolik yang tek berdaya
meloloskan diri. Sesudah dua tahun, pada bulan
Maret 1624, Pater d’Abreu meninggal karena
dipukuli oleh para penjaga. Sayang tak seorang pun
mengetahui dimana saksi iman Kristen dari Jakarta
itu dimakamkan.
(Salah satu dari Orang-orang Kudus/ Martir
di Indonesia)
AFRA († 304)
Seorang mantan pelacur yang sudah bertobat
ini mati sebagai saksi iman dengan cara dibakar
hidup-hidup di Augsburg (Jerman) karena ia menjadi
wanita Kristen yang penuh semangat.
A: wanita dari Afrika (Tunisia); P: 7 Agustus
SANTA AGATHA († 250)
Seorang gadis Kristen nan cantik bernama
Agatha hidup di Sisilia pada abad ketiga, dalam
masa pemerintahan Kaisar Decius (249-251) dimana
umat Kristen di seluruh kekaisaran dikejar-kejar dan
dianiaya. Gubernur Sisilia, yaitu Quintianus
mendengar kabar tentang kecantikan Agatha dan
menyuruh orang untuk membawa gadis itu ke
istananya. Ia menghendaki Agatha melakukan dosa
melanggar kesuciannya, tetapi Agatha seorang gadis
pemberani dan pantang menyerah. “Yesus Kristus,
10
Tuhanku,” ia berdoa, “Engkau melihat hatiku dan
Engkau mengetahui kerinduanku. Hanya Engkau
saja yang boleh memilikiku, oleh sebab aku
sepenuhnya adalah milik-Mu. Selamatkanlah aku
dari orang jahat ini. Bantulah aku agar layak untuk
menang atas kejahatan.”
Gubernur mencoba mengirim Agatha ke
rumah seorang wanita pendosa. Mungkin saja gadis
ini akan menjadi jahat
pula. Tetapi Agatha
menaruh kepercayaan
yang besar kepada Tuhan
dan berdoa sepanjang
waktu. Ia menjaga
kesucian dirinya. Ia tidak
mau mendengarkan
nasehat-nasehat jahat
wanita dan anak-anak
perempuannya itu.
Setelah sebulan berlalu,
Agatha dibawa kembali
kepada gubernur. Sekali
lagi gubernur berusaha
membujuknya. “Engkau
seorang wanita
terhormat,” katanya
dengan lembut. “Mengapa
engkau merendahkan dirimu sendiri dengan menjadi
seorang Kristen?” “Meskipun aku seorang
terhormat,” jawab Agatha, “aku ini seorang hamba
di hadapan Yesus Kristus.” “Jika demikian, apa
sesungguhnya arti dari menjadi terhormat?” tanya
gubernur. Agatha menjawab, “Artinya, melayani
Tuhan.”
Ketika gubernur tahu bahwa Agatha tidak
akan mau berbuat dosa, ia menjadi sangat marah.
11
Ia menyuruh orang mencambuk serta menyiksa
Agatha. Sementara ia dibawa kembali ke penjara,
Agatha berbisik, “Tuhan Allah, Penciptaku, Engkau
telah melindungi aku sejak masa kecilku. Engkau
telah menjauhkan aku dari cinta duniawi dan
memberiku ketabahan untuk menderita. Sekarang,
terimalah jiwaku.” Agatha wafat sebagai martir di
Catania, Sisilia, pada tahun 250.
Agatha (Agata), perawan dan martir. Hidup
pada abad ketiga di Italia Selatan. Ia di hormati
sebagai pelindung kemurnian. Pelindung
terhadap bahaya api (khususnya bagi orangorang yang bekerja di pabrik peleburan besi)
dan pelindung penyakit dada. A: yang mulia,
arif, berani (Y); L: seorang putri membawa
piring, diatasnya terletak dua buah dada yang
terpotong; P: 5 Desember
“Dengan teladannya ia mengajar kita untuk bergegas
menuju kebenaran sejati, yaitu Allah saja.” ~ Santo
Metodius
AGATA LIN (1817-1858)
Seorang guru wanita Tionghoa yang
dipenggal di Mao-Ken karena imannya kepada
Kristus.
P: 19 Februari.
AGATANGELUS dan KASIAN OFM Cap
(† 1638)
Mereka berdua diutus sebagai misionaris ke
Mesir supaya memulihkan hubungan Gereja Kopt
dan Roma. Karena gagal, mereka meneruskan
perjalanan ke Etiopia sampai akhirnya mati dirajam.
A: Agatangelus : malaekat yang baik (Y); P: 7 Agustus
12
SANTA AGNES ‘MEMPELAI ANAK DOMBA’
(† 304-305)
St. Agnes hidup pada masa Gereja Perdana,
yaitu masa ketika orang-orang Kristen mengalami
penindasan serta penganiayaan yang kejam dalam
pemerintahan bangsa Romawi. Ia wafat sebagai
martir sekitar tahun 304 - 305 dalam pemerintahan
Kaisar Diocletian. Usia Agnes pada waktu itu baru 13
tahun. Meskipun tidak banyak catatan sejarah yang
ada mengenai St. Agnes, ia amat populer. Hal ini
terutama karena Santo. Ambrosius serta para kudus
Gereja lainnya banyak menulis tentangnya.
`Agnes' dalam
bahasa Latin berarti `anak
domba' atau `kurban',
sementara dalam bahasa
Yunani berarti `murni,
suci'. Agnes seorang gadis
remaja yang cantik jelita
dan berasal dari keluarga
kaya. Banyak pemuda
bangsawan Romawi terpikat
padanya; mereka saling
bersaing agar dapat
memperisteri Agnes. Tetapi
Agnes menolak mereka
semua dengan halus dan
mengatakan bahwa ia telah
mengikatkan diri pada
seorang Kekasih yang tidak
dapat dilihat dengan mata
telanjang. Procop, putera Gubernur Romawi,
termasuk salah seorang di antara para pemuda yang
amat marah dan merasa terhina oleh penolakan
13
Agnes. Mereka melaporkan Agnes kepada Gubernur
dengan tuduhan pengikut Kristus.
Pada mulanya Gubernur bersikap ramah serta
lembut kepadanya. Ia menjanjikan harta serta
kedudukan jika saja Agnes mau menyangkal
imannya dan menikah dengan Procop. Agnes
menolak, berkali-kali diulanginya pernyataannya
bahwa ia tidak dapat memiliki mempelai lain selain
dari Yesus Kristus. Karena pernyataannya itu, Agnes
diseret ke depan mezbah berhala dan diperintahkan
untuk menyembahnya. Bukannya menyembah
berhala, Agnes malahan mengulurkan tangannya
dan membuat Tanda Salib, tanda kemenangan
Kristus. Gubernur kemudian memperlihatkan
kepadanya api penyiksaan, kait besi, serta segala
macam alat penyiksa lainnya, tetapi gadis muda itu
tetap tabah dan tidak gentar sedikit pun.
Karena Agnes tetap keras kepala, Gubernur
mengancam akan mengirim Agnes ke rumah
pelacuran. Tetapi Agnes menjawab, “Yesus Kristus
amat pencemburu, Ia tidak akan membiarkan
kemurnian para mempelainya dicemarkan seperti
itu. Ia akan melindungi dan menyelamatkan
mereka.” Katanya lagi, “Kalian dapat menodai
pedang kalian dengan darahku, tetapi kalian tidak
akan pernah dapat menodai kesucian tubuhku yang
telah kupersembahkan kepada Kristus.” Gubernur
amat marah mendengar perkataannya itu. Ia
memerintahkan agar Agnes, saat itu juga, dikirim ke
rumah pelacuran dengan perintah bahwa semua
orang berhak menganiayanya sesuka hati mereka.
Orang banyak datang untuk menyaksikan
peristiwa itu. Tetapi, ketika melihat pancaran sinar
wajah Agnes yang kudus dan agung serta sikapnya
yang tenang, penuh kepercayaan kepada Kristus
yang melindunginya, orang banyak itu takut dan
14
tidak berani mendekat. Seorang pemuda tampil dan
berusaha mengganggu Agnes. Pada saat itu juga,
dengan kilat yang dari surga, pemuda itu tiba-tiba
menjadi buta dan jatuh ke tanah dengan tubuh
gemetar. Teman-temannya dengan ketakutan
membopongnya serta membawanya kepada Agnes
yang kemudian menyanyikan lagu puji-pujian
kepada Kritus, sehingga pemuda itu dapat melihat
serta sehat kembali.
Gubernur amat murka dan menjatuhkan
hukuman mati pada Agnes. Algojo mendapat
perintah rahasia untuk dengan segala cara
membujuk Agnes, tetapi Agnes menjawab bahwa ia
tidak akan pernah menyakiti hati Mempelai Surgawinya. Orang banyak menangis menyaksikan seorang
dara yang lembut dan jelita dengan belenggu dan
rantai yang terlalu besar bagi ukuran tubuhnya yang
kecil, digiring ke tempat hukuman mati. Ia terlalu
muda untuk memahami arti kematian, namun
demikian ia siap menghadapinya tanpa gentar
sedikit pun. Sesungguhnya, Agnes diliputi sukacita
yang besar karena ia akan segera diperkenankan
menyongsong mempelainya. Sama sekali tidak
dihiraukannya ratap tangis mereka yang
memohonnya untuk menyelamatkan nyawanya.
“Aku tidak akan mengkhianati Mempelai-ku dengan
menuruti keinginan kalian,” katanya, “Ia telah
memilihku dan aku adalah milik-Nya.” Kemudian
Agnes berdoa, membungkukkan badannya untuk
menyembah Tuhan, dan segera menerima hujaman
pedang yang menghantarkan jiwanya yang suci
kepada kekasihnya. Agnes telah mempertahankan
kemurniannya dan memperoleh mahkota martir di
surga.
Jenasah Agnes disemayamkan di
pemakamam keluarga di Via Nomentana dekat kota
15
Roma. Kurang lebih lima puluh tahun kemudian,
yaitu pada tahun 354, Kaisar Konstantin Agung
mendirikan sebuah gereja besar di tempat itu.
Tubuh Agnes disemayamkan di bawah altar Gereja.
Pada abad ketujuh, gereja itu kemudian dipugar,
diperbesar serta diperindah dan sekarang dikenal
sebagai Basilik St. Agnes.
Selama berabad-abad, setiap tahun sekali,
yaitu pada pesta St. Agnes, dua anak domba tak
bercela dipersembahkan dan diberkati di Basilik St
Agnes. Kemudian kedua anak domba itu dipelihara
oleh para biarawati Benediktin dari Santa Cecilia di
Trastevere hingga hari Kamis Putih, yaitu pada saat
mereka digunting bulunya. Dari bulu mereka
dibuatlah 12 pallium yaitu semacam stola istimewa
yang dikirimkan kepada Bapa Suci. Bapa Suci
memberikan pallium tersebut kepada para Uskup
Agung yang mengenakannya sebagai lambang anak
domba yang digendong oleh Gembala Yang Baik.
Agnes, perawan dan martir di Roma (†304);
pelindung kemurnian kaum mudi. Sering ia
dilukiskan sedang membopong seekor anak
domba. Sebab, seperti Kristus, ia bagaikan anak
domba yang patuh diseret ke tempat
penyembelihan tanpa mengembik minta belas
kasihan; A: domba tersayang (L); P: 21
Januari
"Kristus mempercantik jiwaku dengan perhiasan rahmat
dan kebajikan. Aku ini milik Dia, yang dilayani oleh para
malaikat." ~ Santa Agnes
AGNES dari ASSISI (1198-1253)
Adik Santa Klara dan menjadi abbas di
Firenze.
P: 19 November
16
AGNES dari TSAO-KOUY (1856)
Janda muda dan katekis ini dibunuh dalam
sebuah keranjang di Kwang-u, Tiongkok.
SANTA AGNES dari MONTEPULCIANO
(1268-1317)
Santa Agnes dilahirkan dekat kota
Montepulciano, Italia, pada tahun 1268. Ketika
usianya baru sembilan tahun, ia memohon kepada
ayah ibunya untuk diijinkan tinggal di biara dekat
tempat tinggal mereka. Agnes amat senang bersama
para biarawati. Mereka melewatkan hidup mereka
dalam doa dan ketenangan. Mereka bekerja keras
juga. Meskipun Agnes masih
muda, ia mengerti mengapa
para biarawati itu bisa hidup
dan berdoa dengan baik.
Sebab, mereka ingin bersatu
dengan Yesus.
Tahun-tahun berlalu,
Santa Agnes melewati masa
novisiat. Ia seorang biarawati
yang baik sehingga para
biarawati lainnya senang
dengan kehadirannya. Agnes
berdoa dengan sepenuh hati.
Ia memberikan teladan yang
baik kepada para biarawati. Beberapa gadis datang
untuk bergabung bersama mereka. Agnes dan para
biarawati itu termasuk dalam Ordo Para
Pengkhotbah, yang biasa disebut Dominikan.
Beberapa tahun kemudian, Agnes dipilih menjadi
pemimpin atau “priorin” biara. Ia berusaha adil dan
jujur kepada semua biarawati. Ia selalu mencamkan
17
dalam hati bahwa segala sesuatu ia lakukan bagi
Yesus. Ia percaya bahwa Yesus Sendiri yang
sesungguhnya mengurus biara. Ia yang memelihara
mereka.
Moeder Agnes melakukan mati raga yang
keras. Ia senantiasa lemah lembut dan baik hati,
meskipun terkadang perasaan hatinya tidak
demikian. Tuhan memenuhi Agnes dengan sukacita
dan sekali waktu menganugerahinya dengan
karunia-karunia rohani. Suatu ketika, Ia bahkan
mengijinkan Agnes membopong Kanak-kanak Yesus
dalam pelukannya.
Agnes seringkali menderita sakit. Tetapi, ia
selalu sabar, bahkan jika penyakitnya amat parah
sekalipun. Ia tidak pernah mengeluh ataupun
mengasihani diri sendiri. Sebaliknya, ia
mempersembahkan segala sesuatunya kepada
Tuhan. Menjelang akhir hidupnya, para biarawati
tahu bahwa keadaannya tidak akan membaik.
Mereka merasa amat sedih. “Jika kalian mengasihi
aku, tentulah kalian akan bergembira,” demikian
kata Agnes, “sebab aku akan segera masuk dalam
kemuliaan Yesus.” Santa Agnes wafat pada tahun
1317 dalam usia empat puluh sembilan tahun. Ia
dinyatakan kudus pada tahun 1726. Makamnya
menjadi tempat ziarah. Banyak orang datang mohon
bantuan doanya dan mohon pertolongannya. Salah
seorang di antara para peziarah adalah Santa
Katarina dari Siena.
SANTO AGUSTINUS (13 November 354-28
Agustus 430)
18
Agustinus dilahirkan pada tanggal 13
November 354 di Tagaste, Algeria, Afrika Utara.
Ayahnya bernama Patrisius,
seorang kafir. Ibunya ialah
Santa Monika, seorang
Kristen yang saleh. Santa
Monika mendidik ketiga
putera-puterinya dalam iman
Kristen. Namun demikian,
menginjak dewasa Agustinus
mulai berontak dan hidup
liar. Pernah suatu ketika ia
dan teman-temannya yang
tergabung dalam kelompok
“7 Penantang Tagaste”
mencuri buah-buah pir yang
siap dipanen milik Pak Tallus, seorang petani miskin,
untuk dilemparkan kepada babi-babi.
Pada umur 29 tahun Agustinus dan Alypius,
sahabatnya, pergi ke Italia. Agustinus menjadi
mahaguru terkenal di Milan. Sementara itu, hatinya
merasa gelisah. Sama seperti kebanyakan dari kita
di jaman sekarang, ia mencari-cari sesuatu dalam
berbagai aliran kepercayaan untuk mengisi
kekosongan jiwanya. Sembilan tahun lamanya
Agustinus menganut aliran Manikisme, yaitu bidaah
yang menolak Allah dan mengutamakan
rasionalisme. Tetapi tanpa kehadiran Tuhan dalam
hidupnya, jiwanya itu tetap kosong. Semua bukubuku ilmu pengetahuan telah dibacanya, tapi ia tidak
menemukan kebenaran dan ketentraman jiwa.
Sejak awal tak bosan-bosannya ibunya
menyarankan kepada Agustinus untuk membaca
Kitab Suci di mana dapat ditemukan lebih banyak
kebijaksanaan dan kebenaran daripada dalam ilmu
pengetahuan. Tetapi, Agustinus meremehkan
19
nasehat ibunya. Kitab Suci dianggapnya terlalu
sederhana dan tidak akan menambah
pengetahuannya sedikit pun.
Pada usia 31 tahun Agustinus mulai tergerak
hatinya untuk kembali kepada Tuhan berkat doa-doa
ibunya serta berkat ajaran Santo Ambrosius, Uskup
kota Milan. Namun demikian ia belum bersedia
dibaptis karena belum siap untuk mengubah sikap
hidupnya. Suatu hari, ia mendengar tentang dua
orang yang serta-merta bertobat setelah membaca
riwayat hidup Santo Antonius Pertapa. Agustinus
merasa malu. “Apa ini yang kita lakukan?” teriaknya
kepada Alypius. “Orang-orang yang tak terpelajar
memilih surga dengan berani. Tetapi kita, dengan
segala ilmu pengetahuan kita, demikian pengecut
sehingga terus hidup bergelimang dosa!” Dengan
hati yang sedih, Agustinus pergi ke taman dan
berdoa, “Berapa lama lagi, ya Tuhan? Mengapa aku
tidak mengakhiri perbuatan dosaku sekarang?”
Sekonyong-konyong ia mendengar seorang anak
menyanyi, “Ambillah dan bacalah!” Agustinus
mengambil Kitab Suci dan membukanya tepat pada
ayat, “Marilah kita hidup dengan sopan seperti pada
siang hari… kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai
perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat
tubuhmu untuk memuaskan keinginannya.” (Roma
13:13-14). Ini dia! Sejak saat itu, Agustinus
memulai hidup baru.
Pada tanggal 24 April 387 Agustinus
dipermandikan oleh Uskup Ambrosius. Ia
memutuskan untuk mengabdikan diri pada Tuhan
dan dengan beberapa teman dan saudara hidup
bersama dalam doa dan meditasi. Pada tahun 388,
setelah ibunya wafat, Agustinus tiba kembali di
Afrika. Ia menjual segala harta miliknya dan
membagi-bagikannya kepada mereka yang miskin
20
papa. Ia sendiri mendirikan sebuah komunitas
religius. Atas desakan Uskup Valerius dan umat,
maka Agustinus bersedia menjadi imam. Empat
tahun kemudian Agutinus diangkat menjadi Uskup
kota Hippo.
Semasa hidupnya Agustinus adalah seorang
pengkhotbah yang ulung. Banyak orang tak percaya
kembali ke gereja Katolik sementara orang-orang
Katolik semakin diperteguh imannya. Agustinus
menulis surat-surat, khotbah-khotbah serta bukubuku dan mendirikan biara di Hippo untuk mendidik
biarawan-biarawan agar dapat mewartakan injil ke
daerah-daerah lain, bahkan ke luar negeri. Gereja
Katolik di Afrika mulai tumbuh dan berkembang
pesat.
Di dinding kamarnya, terdapat kalimat
berikut yang ditulis dengan huruf-huruf yang besar:
“Di sini kami tidak membicarakan yang buruk
tentang siapa pun.” “Terlambat aku mencintai-Mu,
Tuhan,” serunya kepada Tuhan suatu ketika.
Agustinus menghabiskan sisa hidupnya untuk
mencintai Tuhan dan membawa orang-orang lain
untuk juga mencintai-Nya.
Agustinus wafat pada tanggal 28 Agustus 430 di
Hippo dalam usia 76 tahun. Makamnya terletak di
Basilik Santo Petrus. Kumpulan surat, khotbah serta
tulisan-tulisannya adalah warisan Gereja yang amat
berharga. Di antara ratusan buku karangannya,
yang paling terkenal ialah “Pengakuan-Pengakuan”
(di Indonesia diterbitkan bersama oleh Penerbit
Kanisius dan BPK Gunung Mulia) dan “Kota Tuhan”.
Santo Agustinus dikenang sebagai Uskup dan
Pujangga Gereja serta dijadikan Santo pelindung
para seminaris. Jadi tidak peduli berapa jauh anda
menyimpang dari Tuhan, Ia selalu siap untuk
membawa anda kembali. Sama seperti Agustinus,
21
seorang kafir yang dipanggil menjadi seorang
Uskup, anda pun juga dapat bertumbuh dalam kasih
dan kuasa Tuhan. Iman sejati sungguh sangat
indah.
Agustinus, uskup dan pujangga Gereja, putera
S/ Monika, Lahir tahun 354 di Tagaste (Afrika
Utara). Bukunya yang terkenal: “Pengakuan”
dan “Negara Tuhan”. Ia menulis aturan hidup
membiara. Wafat tahun 430 di Hippo; pelindung
para calon imam (seminaris). A: yang agung
dan mulia; B: Agus, Agustin dan Tinus (♂);
Agusta dan Agustina (♀); L: tongkat dan mitra
uskup; P: 28 Agustus.
“Engkau telah menciptakan kami bagi Diri-Mu, ya Allahku,
dan hati kami tiada tenang sebelum beristirahat di dalam
Dikau.” ~ Catatan St. Agustinus "Pengakuan-Pengakuan"
SANTO AGUSTINUS CANTERBURY († 26
Mei 605)
Santo Agustinus adalah Kepala Biara Santo
Andreas di Roma. Paus Santo Gregorius Agung
memilihnya bersama
empatpuluh biarawan
lain untuk suatu misi
yang dirindukannya.
Mereka diutus untuk
mewartakan Injil kepada
rakyat Inggris.
Agustinus dan para
biarawan pun memulai
perjalanan mereka.
Ketika tiba di Perancis
selatan, mereka
diperingatkan akan
kebengisan orang-orang
Inggris. Para biarawan
menjadi patah semangat. Mereka mendesak
22
Agustinus agar bersama-sama kembali dan
mendapatkan ijin paus untuk membatalkan seluruh
rencana itu. Mereka memang melakukannya, tetapi
paus tetap bersikeras mengutus mereka ke Inggris.
Beliau mengatakan bahwa orang-orang Inggris rindu
menerima iman Kristiani. Para biarawan pun
berangkat ke Inggris. Mereka tiba pada tahun 596.
Para misionaris disambut baik oleh Raja
Ethelbert, yang isterinya adalah seorang puteri
Kristiani dari Perancis. Para biarawan membuat
suatu arak-arakan ketika mereka mendarat. Mereka
berjalan beriringan sembari memadahkan mazmur.
Mereka membawa sebuah salib dan sebuah gambar
Tuhan kita. Banyak orang menerima kabar gembira
dari para biarawan. Raja Ethelbert sendiri juga
dibaptis pada Hari Raya Pentakosta tahun 597. St
Agustinus ditahbiskan menjadi uskup pada tahun
yang sama.
Santo Agustinus kerap menulis surat untuk
memohon nasehat paus. Dan Paus Santo Gregorius
pun banyak memberinya nasehat-nasehat kudus
pula. Berbicara mengenai banyaknya mukjizat yang
diadakan Santo Agustinus, paus mengatakan,
“Engkau sepatutnya bersukacita dengan gemetar
dan gemetar dengan sukacita atas karunia itu.”
Maksud beliau adalah agar Agustinus hendaknya
bersukacita bahwa melalui mukjizat-mukjizat itu
orang-orang Inggris dipertobatkan. Tetapi,
hendaknya ia berhati-hati pula untuk tidak menjadi
sombong. Di Canterbury, St Agustinus mendirikan
sebuah gereja dan sebuah biara, yang di kemudian
hari menjadi yang terpenting di Inggris. Di sanalah
kelak Santo Agustinus dimakamkan. Santo
Agustinus wafat pada tanggal 26 Mei 605, tujuh
tahun setelah kedatangannya di Inggris.
P: 27 Mei.
23
AGUSTINUS de MAGDALENA OP (1618)
Ia jatuh ke tangan orang-orang Lamakera di
Solor. Setelah lama disiksa dengan kejam, tubuh
pastor ini dihancurkan di bawah sebuah perahu
besar. Roma mengijinkan menghormati pastor ini
sebagai martir.
(Salah satu dari Orang2 Kudus di ndonesia)
AHMED, ZAIDA, dan ZORAIDA (1180)
Adalah saudara Almansur, kepala negeri
Lerida di Spanyol. Mereka bertobat mengikuti Kristus
dan berusaha mengkristenkan kakak mereka, tetapi
justru mengakibatkan mereka diserahkan ke tangan
algojo. Nama permandian mereka adalah Bernard,
Maria dan Gracia.
P: Bernard 1 Juni, Maria dan Gracia 21 Agustus.
SANTO AIDAN († 651)
Santo Aidan adalah seorang biarawan Irlandia
yang hidup pada abad ketujuh. Ia tinggal di biara
besar di Iona yang
didirikan Santo
Kolumbanus. Santo Oswald
menjadi Raja Inggris Utara
pada tahun 634. Raja
mengundang para
misionaris untuk
mewartakan Injil kepada
rakyatnya yang masih kafir.
Misionaris pertama yang
berangkat segera pulang
kembali dengan mengeluh
24
bahwa orang-orang Inggris amat kasar, keras kepala
dan liar. Para biarawan berkumpul bersama untuk
merundingkan situasi ini. “Menurutku,” kata Santo
Aidan kepada biarawan yang kembali itu, “engkau
terlalu keras dengan orang-orang ini.” Ia kemudian
menjelaskan bahwa, sebagaimana dikatakan Santo
Paulus, terlebih dahulu ajaran-ajaran yang mudahlah
yang diberikan. Ketika orang-orang telah bertambah
kuat dalam Sabda Allah, barulah dapat dimulai
ajaran-ajaran yang lebih sempurna mengenai
hukum-hukum Tuhan yang kudus.
Ketika para biarawan mendengar nasehat
yang bijaksana itu, mereka berpaling kepada Aidan.
“Sebaiknya engkaulah yang pergi ke Inggris Utara
untuk mewartakan Injil,” kata mereka. Aidan pergi
dengan suka hati. Ia menerima tugas baru ini
dengan kerendahan hati dan semangat doa. Ia mulai
dengan berkhotbah. Raja Santo Oswald sendiri yang
menerjemahkan khotbah-khotbah Aidan ke dalam
bahasa Inggris hingga Aidan menguasai bahasa
Inggris dengan lebih baik. Santo Aidan berkelana ke
seluruh penjuru negeri, selalu dengan berjalan kaki.
Ia bekhotbah dan menolong rakyat. Ia melakukan
banyak perbuatan baik dan amat dikasihi oleh
umatnya. Setelah tigapuluh tahun masa pelayanan
Santo Aidan, setiap biarawan atau imam yang
datang ke daerah itu akan disambut dengan penuh
sukacita oleh segenap penduduk desa. Di Pulau
Lindisfarne, Santo Aidan mendirikan sebuah biara
besar. Betapa banyak orang kudus dihasilkan dari
sana hingga Lindisfarne dikenal sebagai Pulau
Kudus. Sedikit demi sedikit, pengaruh pewartaan
yang giat ini mengubah Inggis Utara menjadi sebuah
pulau Kristen yang beradab. Santo Aidan wafat pada
tahun 651.
P: 31 Agustus
25
AKWILA dan PRISKA (abad ke-1)
Suami-isteri kaya ini membantu dan
menyelamatkan Santo Paulus dari ancaman maut.
Mereka juga rajin menyebarkan injil dan rumah
mereka digunakan untuk perayaan ekaristi (lihat a.l.
Kisah Rasul 18, 18 dan 26; Roma 16, 3 dst)
A: Akwila ♂ = rajawali; Priska ♀ = wanita
terhormat (karena lanjut usia) (L); P: 8 Juli
SANTO AKHILLEUS († 304), SANTO
NEREUS († 304) dan SANTO PANKRASIUS
Akhilleus dan Nereus adalah prajurit Romawi
yang meninggal sekitar tahun 304. Mereka
kemungkinan adalah para
pengawal Praetorian di bawah
Kaisar Trajan. Kita mengetahui
hanya sedikit saja mengenai
mereka. Tetapi, apa yang kita
ketahui berasal dari dua orang
paus yang hidup pada abad
keempat, Paus Siricius dan
Paus Damasus. Pada tahun
398, Paus Siricius mendirikan
sebuah gereja di Roma demi
menghormati mereka. Paus
Damasus menuliskan sebuah
catatan pujian bagi kedua
martir ini. Beliau menjelaskan bahwa Nereus dan
Akhilleus dipertobatkan kepada iman Kristiani.
26
Mereka meninggalkan senjata mereka untuk
selamanya.
Mereka adalah para pengikut Kristus yang sejati
bahkan hingga menyerahkan nyawa. Nereus dan
Akhilleus dibuang dalam pengasingan ke pulau
Terracina. Di sana mereka dipenggal kepalanya.
Pada abad keenam, sebuah gereja kedua dibangun
di bagian lain Roma demi menghormati kedua martir
ini.
Santo Pankrasius, seorang yatim piatu
berusia empatbelas tahun, hidup pada masa yang
sama. Kemungkinan besar ia
jadi martir pada hari yang
sama. Pankrasius bukanlah
seorang penduduk asli Roma.
Ia dibawa ke sana oleh
pamannya yang mengasuhnya.
Pankrasius menjadi seorang
pengikut Kristus dan dibaptis.
Meski masih seorang remaja, ia
ditangkap karena menjadi
seorang Kristiani. Pankrasius
menolak untuk menyangkal
imannya. Karena itu, ia dijatuhi
hukuman mati. Pankrasius
dihukum pancung. Ia menjadi seorang martir yang
sangat popular pada masa Gereja perdana. Orang
mengaguminya oleh sebab ia begitu muda namun
begitu berani. Pada tahun 514, sebuah gereja besar
dibangun di Roma demi menghormatinya. Pada
tahun 596, seorang misionaris terkenal, Santo
Agustinus dari Canterbury, membawa iman Kristiani
ke Inggris. Ia menamai gereja pertamanya dengan
nama Santo Pankrasius.
27
ALBAN (abad ke-3)
Martir pertama di Inggris itu dipenggal
kepalanya, karena menyembunyikan seorang imam
A: yang putih, cerah; P: 22 Juni
ALBERT(US) (1149-1214)
Uskup Agung Yerusalem itu berhasil
menyusun peraturan hidup Ordo Karmelit. Ia
meninggal karena dibunuh oleh penjahat yang
ditegurnya
P: 17 September
ALBERT(US) († 1279)
Seorang petani di Bergamo Italia ini berusaha
giat membantu kaum miskin, tetapi terus dianiaya
oleh famili isterinya yang iri hati.
P: 11 Mei
SANTO ALBERTUS AGUNG (1206-1280)
Santo Albertus hidup pada abad ketigabelas.
Ia dilahirkan di sebuah kastil di Sungai Danube di
Swabia (Jerman barat daya). Albertus belajar di
Universitas Padua di Italia. Di sana ia memutuskan
untuk menjadi seorang Dominikan. Pamannya
berusaha membujuknya untuk tidak memenuhi
panggilan religiusnya. Namun demikian, Albertus
tetap pada pendiriannya. Ia merasa bahwa itulah
yang Tuhan kehendaki. Ayahnya, pangeran
Bollstadt, amat marah. Para Dominikan khawatir
kalau-kalau ayahnya akan membawa Albertus
pulang kembali ke rumah. Oleh karena itu, mereka
28
mengirim Albertus, yang masih menjadi novis, ke
suatu tempat yang jauh. Tetapi ternyata ayahnya
tidak datang untuk
menjemputnya.
Santo Albertus sangat senang
belajar. Ia suka ilmu
pengetahuan alam, terutama
fisika, geografi dan biologi.
Semuanya itu amat menarik
baginya. Ia juga senang
memperdalam pengetahuan
tentang agama Katolik dan Kitab
Suci. Ia biasa mengamati perilaku
binatang-binatang serta
menuliskan apa yang ia amati,
sama seperti yang dilakukan para
ilmuwan sekarang. Santo Albertus menulis banyak
sekali buku-buku tentangnya. Ia juga menulis
tentang filosofi dan merupakan seorang guru yang
popular di berbagai sekolah.
Salah satu murid Santo Albertus adalah Santo
Thomas Aquinas yang hebat itu. Dikatakan bahwa
Santo Albertus mengetahui kematian Santo Thomas
langsung dari Tuhan. Ia telah membimbing St.
Thomas pada awal karya-karya besarnya di bidang
filosofi dan theologi. Ia jugalah yang
mempertahankan ajaran-ajaran St. Thomas setelah
ia wafat. Semakin bertambah umur, St. Albertus
semakin kudus. Sebelumnya, ia telah
mengungkapkan pemikiran-pemikirannya yang
mendalam dalam tulisan-tulisannya. Sekarang, ia
mengungkapkan pemikiran-pemikirannya yang
mendalam tersebut dalam seluruh cara hidupnya
yang hanya bagi Tuhan.
Albertus Magnus (Agung), uskup dan
pujangga Gereja. Lahir di Lauinge tahun 1206
dan wafat di Kőln tahun 1280. Pelindung kaum
29
ilmiawan dan mahasiswa. B: Albertin (♀); L:
seorang uskup yang sedang menulis buku; P:
15 November.
SANTO ALBERTUS de TRAPANI (1307)
St. Albertus dilahirkan pada tahun 1250 di
Kerajaan Sicilia, tepatnya di kota Trapani dari
pasangan suami istri bernama Benedictus de’Abbati
dan Joana de Salzi setelah mereka berdua menikah
selama 26 tahun tanpa anak. Selama itu mereka
memohon kemurahan Tuhan, khususnya dengan
bantuan Bunda Maria, agar mereka dikaruniai anak.
Mereka bahkan berjanji akan mempersembahkannya
kembali kepada Tuhan jika permohonan itu
dikabulkan. Janji itu tak dapat mereka ingkari ketika
Tuhan menganugerahkan kemurahan-Nya dengan
kelahiran Albertus yang ‘hanya’ sempat tinggal
bersama mereka selama lebih-kurang 14 tahun.
Pada usia delapan
tahun, Albertus sudah
ditentukan oleh seorang
pangeran sebagai calon
mempelai putrinya jika
mereka sudah dewasa.
Namun Albertus menolak
karena pada saat itu ia
sudah
berniat
masuk
Ordo
Karmel.
Ia
memprotes kepada orang
tuanya
dengan
cara
anak-anak:
“Sebelum
Ayah Bunda memberikan
izin kepada saya untuk
hidup membiara, saya
tidak akan menyentuh
makanan
maupun
30
minuman!”
Ketika ditolak masuk biara karena
kemudaan
usianya,
kepada
pembesar
biara
“St.Maria Menerima Kabar Gembira” di Trapani,
sambil bercucuran air mata ia mengatakan: “Pater,
untuk memberikan bukti pertama dari ketaatan
saya, pada saat ini juga saya akan pulang kembali
ke rumah.”
Karena perlindungan St. Maria terhadap niat
kedua orang tuanya dan keistimewaan Albertus yang
telah dipilih Tuhan, perjuangannya untuk menjadi
biarawan Karmelit tak pernah dapat dipadamkan
oleh berbagai kenikmatan hidupnya sebagai putra
keluarga bangsawan. Tak ada lagi yang dapat
menahan keinginannya. Pada tahun 1264 ia
menerima pakaian biara. Segera sesudahnya ia
membagi-bagikan pakaiannya sendiri kepada orangorang miskin.
Sejak awal hidup membiaranya Albertus
memang tidak puas akan kebajikan yang biasa.
Semakin sering ia menyangkal diri, semakin sering
ia tertarik untuk meningkatkannya. Daya tahan dan
kepandaiannya berbicara sangat luar biasa, sehingga
seorang sarjana menamainya: “Sebuah Arus
Nasihat”. Ia bekerja dengan tangannya ketika
menulis buku-buku ilmu pengetahuan atau tentang
ketakwaan kepada Tuhan, atau bila ia melaksanakan
pekerjaan-pekerjaan di biara. Ia bekerja dengan
lidahnya bila ia menerangkan isi Injil Suci kepada
umat.
Ia
bekerja
dengan
pikiran,
bila
ia
mempertimbangkan karya tulisnya. Pendek kata, ia
bekerja agar Tuhan berkenan kepadanya untuk
mengenyahkan setan yang tak mampu lagi
menembus jiwanya. Maka, dengan gagah berani ia
dapat merebut para pendosa dari cakar-cakar kuasa
kegelapan. Melalui mati-raga yang ketat, ia
mencapai kesempurnaan yang dikehendaki Tuhan.
31
Meskipun demikian, Albertus tetap rendah hati.
Ketika ia diminta mempersiapkan diri untuk
ditahbiskan menjadi imam, ia berkata: “Seorang
imam harus suci, sedangkan saya hanyalah seorang
yang berdosa besar; ia harus menyerupai matahari
yang menerangi orang-orang lain, sedangkan jiwa
saya sedemikian lemah, sehingga membutuhkan
bantuan yang kuat”. Tetapi, Tuhan telah memilihnya
menjadi imam. Maka ia pun ditahbiskan oleh Uskup
Agung Messina. Beberapa tahun kemudian, ia
diangkat
sebagai
provinsial
walaupun
sudah
berusaha menolaknya karena merasa tak layak
dibandingkan
saudara-saudara
seserikat
yang
memilihnya.
Dalam segala hal, hidup Albertus diarahkan
bagi
bertambah
besarnya
keluhuran
Tuhan,
keselamatan jiwa-jiwa sesamanya, kecemerlangan
dan
perkembangan
serikatnya.
Meskipun
ia
menganggap pujian sebagai jebakan yang dipasang
untuk menjerat kebajikannya, ia tidak dapat
menghindari sorak-sorai umat yang tercengang
karena Tuhan mengadakan berbagai mukjizat
dengan perantaraannya. Meskipun pada usia 57
tahun kesehatannya masih sangat baik, tetapi
karena mengetahui dari bisikan ilahi bahwa akhir
hidupnya sudah dekat, ia meletakkan jabatannya
sebagai provinsial dan mengasingkan diri di sebuah
biara yang sudah hampir menyerupai timbunan
reruntuhan akibat perang.
Dalam waktu singkat, keadaan biara yang tak
layak dihuni itu menyebabkan kesehatannya
merosot tajam. Suatu malam ia memanggil para
saudara seserikatnya di biara Messina dan
menyampaikan
pesan-pesan
terakhirnya
agar
mereka semua setia pada kaul-kaul kekal kebiaraan
dan kepada Tahta Santo Petrus. Kemudian ia
32
meninggalkan dunia fana ini dengan tenang sesudah
mengulangi perkataan Sang Penebus menjelang
wafat-Nya: “Bapa, ke dalam tangan-Mu, kuserahkan
jiwaku!”
Uskup Agung Messina dan Raja Frederik menjemput
jenazah suci itu dan dibawa dalam perarakan ke
Gereja Katedral untuk disemayamkan di altar utama.
Rakyat
menuntut
agar
bagi
Albertus
dipersembahkan “Misa Pengaku Iman”, bukan “Misa
Arwah”
(Requiem).
Sesudah
beberapa
hari
jenazahnya dimasukkan ke sebuah makam batu di
gereja para Karmelit. Raja dan para rohaniwan
maupun umat segera memohon ke Tahta Suci agar
mengumumkan pengesahan Albertus sebagai orang
kudus. Namun pelaksanaan keputusan itu selalu
tertunda akibat suasana keruh yang ditimbulkan
oleh
perang
yang
berulang-ulang
hingga
memporakporandakan Sicilia.
Baru pada tanggal 31 Mei 1476, Paus Sixtus
IV mengumumkan bulla “Caelestis aulae militum”
yang menyatakan Albertus sah mendapat sebuah
tempat di antara para kudus untuk selama-lamanya.
P: 7 Agustus
ALEX (abad ke-5)
Diceritakan Alex menghilang pada hari
perkawinannya, karena dipaksa menikahi gadis
pilihan orang tuanya. Tujuhbelas tahun ia hidup
sebagai pengemis di Edessa (Siria). Akhirnya, Alex
pulang ke rumah orang tuanya dan bekerja sebagai
pelayan, namun sudah tidak dikenali lagi oleh
familinya.
P: 17 Juli
33
ALEXANDER
Kisah
kuno tentang
para saksi iman
di Roma
menceritakan,
bahwa Alexander
termasuk salah
satu dari ketujuh
martir yang
dibunuh pada
tanggal 10 Juli.
Mereka adalah
anak-anak Santa
Felisitas,
bersama dengan
ibunya yang sudah janda itu Alexander dan keenam
saudaranya ditangkap pada masa pemerintahan
Kaisar Antonius Pius, karena menolak memberikan
persembahan kepada dewa-dewa kekaisaran.
Mereka dikebumikan dalam empat katakombe di
Roma.
Alexander, Felix, Filipus, Martialis, Vitalis,
Silvianus, Yanuarius dan ibu mereka Santa
Felisitas, martir abad ke-2); L: seorang ibu
bersama tujuh anaknya; P: 10 Juli. B:
Alexandra adalah bentuk perempuan dari
Alexander, sedangkan Alexandreia dari
Alexandros
ALEXANDROS (abad ke-4)
Patrik kota Alexandria (Mesir) itu gigih
membela gereja terhadap bidaah Arius yang
mengkal ketuhanan Jesus
P: 26 Februari
34
ALFONS de NAVARETE OP (1571-1617)
Seorang misionaris di Philipina dan martir di
Takushima (Jepang).
P: 10 September
ALFONSO de CASTRO SJ (1558)
Ketika sedang berlayar dari Halmahera ke
Ternate ia ditangkap oleh pelaut Islam. Lalu diikat
selama lima hari pada haluan kapal tanpa diberi
makan dan minum. Akhirnya Alfonso dibunuh
dengan kejam di pulau Hiri (Maluku).
(Salah satu dari Orang-orang Kudus di
Indonesia)
SANTO ALFONSUS MARIA de LIGUORI
(1696-1787)
Alfonsus dilahirkan dekat Naples, Italia pada
tahun 1696. Ia seorang pelajar yang giat belajar. Ia
mendapatkan
gelar dalam
bidang hukum
dan menjadi
seorang
pengacara
terkenal. Suatu
kesalahan yang
dibuatnya di
pengadilan
membuat
Alfonsus yakin
akan apa yang
telah ada dalam
pikirannya: ia harus meninggalkan pekerjaannya dan
35
menjadi seorang imam. Ayahnya berusaha
membujuk Alfonsus agar ia mengurungkan niatnya
itu. Tetapi, tekad Alfonsus sudah bulat. Ia menjadi
seorang imam.
Kehidupan Alfonsus dipenuhi dengan berbagai
macam kegiatan. Ia berkhotbah dan menulis banyak
buku. Ia membentuk suatu kongregasi rohani yang
disebut “Kongregasi Pater-Pater Redemptoris”
(CSsR; Redemptoris artinya Sang Penebus). Alfonsus
memberikan pengarahan rohani yang bijaksana dan
membawa damai bagi umatnya melalui Sakramen
Rekonsiliasi. Ia juga menulis lagu puji-pujian,
bermain organ dan melukis. St. Alfonsus menulis
enampuluh buah buku. Ini sungguh luar biasa
mengingat tugas dan tanggung jawabnya yang lain
amatlah banyak. Ia juga sering menderita sakit. Ia
sering sakit kepala, tetapi segera ia akan
menempelkan sesuatu yang dingin ke dahinya dan
terus tetap bekerja.
Meskipun pada dasarnya ia mempunyai
kecenderungan untuk bersikap terburu-buru,
Alfonsus berusaha untuk menguasai diri. Ia amat
rendah hati, hingga ketika pada tahun 1798 Paus
Pius VI ingin mengangkatnya menjadi seorang
Uskup, dengan lembut ia mengatakan “tidak”. Ketika
para utusan paus telah datang secara pribadi untuk
menyampaikan keputusan paus kepadanya, mereka
menyapa Alfonsus dengan “Tuan yang Termasyhur”.
Alfonsus menjawab, “Tolong, jangan memanggilku
seperti itu lagi. Sebutan itu akan membuatku mati.”
Paus memberikan pengertian kepada Alfonsus
bahwa ia sungguh menghendaki Alfonsus menjadi
seorang Uskup.
Alfonsus mengutus banyak pengkhotbah ke
seluruh wilayah keuskupannya. Umat perlu
diingatkan kembali akan cinta kasih Tuhan dan akan
36
pentingnya iman mereka. Alfonsus berpesan kepada
para imam untuk menyampaikan khotbah yang
sederhana. “Saya tidak pernah menyampaikan
khotbah yang tidak dapat dimengerti bahkan oleh
nenek tua yang paling lugu yang ada di gereja,”
katanya. Dengan semakin bertambahnya usia,
Alfonsus menderita berbagai penyakit. Ia menderita
radang sendi yang menyiksanya dan menjadikannya
lumpuh. Ia kehilangan pendengarannya serta nyaris
buta. Ia juga harus mengalami berbagai kekecewaan
dan pencobaan. Namun, Alfonsus memiliki devosi
yang amat mendalam kepada Santa Perawan Maria,
seperti yang dapat kita ketahui melalui bukunya
yang terkenal yang berjudul 'Kemuliaan Maria'.
Segala penderitaan dan pencobaan itu berakhir
dengan damai dan sukacita serta kematian yang
kudus.
Alfonsus wafat pada tahun 1787 pada usia sembilan
puluh satu tahun. Paus Gregorius XVI
menyatakannya kudus pada tahun 1839. Paus Pius
IX memberinya gelar Doktor Gereja pada tahun
1871.
Alfonsus Maria de Liguari, uskup, ahli teologi
moral, pujangga Gereja dan pendiri Kongregasi
Redemptoris (artinya: Sang Penebus). Kini
anggota-anggotanya berkarya juga di Sumba
dan Sumbawa. Lahir dan meninggal dekat
Napoli, Italia (1696-1787). B: Alfons, Fons (♂);
Alfonsa (♀); L: seorang uskup dengan rosario
dan salib dalam tangannya; P: 1 Agustus.
“Bersama Tuhan, penebusan berlimpah.” ~ St.
Alfonsus
SANTO ALFONSUS RODRIQUES (15531617)
37
Orang kudus dari Spanyol ini dilahirkan pada
tahun 1553. Ia mengambil alih usaha jual beli kain
wol milik keluarganya
ketika usianya duapuluh
tiga tahun. Tiga tahun
kemudian ia menikah.
Tuhan mengaruniakan
kepada Alfonsus dan
Maria - isterinya, dua
orang anak. Tetapi
banyak penderitaan
yang kemudian datang
menimpa Alfonsus.
Usahanya mengalami
kesulitan, puterinya
yang masih kecil meninggal dunia, disusul oleh
isterinya. Sekarang, pengusaha ini mulai berpikir
tentang apa yang kira-kira dirancangkan Tuhan
baginya. Dari dulu Alfonsus adalah seorang Kristen
yang saleh. Tetapi sekarang, ia berdoa, bermatiraga,
dan menerima sakramen-sakramen lebih banyak
dari sebelumnya.
Ketika usianya menjelang empatpuluh tahun,
putera Alfonsus meninggal dunia juga. Bukannya
membenamkan diri dalam kesedihan, tetapi Alfonsus
semakin khusuk berdoa serta memohon karunia
percaya sepenuhnya kepada Tuhan. Segera
kemudian Alfonsus mohon diijinkan bergabung
dengan Serikat Yesus. Tetapi, ia diberitahu bahwa ia
harus belajar terlebih dahulu.
Jadi, ia kembali bersekolah. Anak-anak kecil
menertawakan Alfonsus. Ia harus meminta-minta
untuk makan, sebab ia telah memberikan seluruh
uangnya kepada kaum miskin papa. Demikianlah,
pada akhirnya Alfonsus diterima sebagai frater dan
diberi tugas sebagai penjaga pintu di sebuah
38
seminari Yesuit. “Frater yang itu bukanlah seorang
manusia - ia seorang malaikat!” demikian kata
superiornya mengenai Alfonsus bertahun-tahun
kemudian. Para imam yang mengenalnya selama
empat puluh tahun tidak pernah mendapatinya
mengatakan atau melakukan sesuatu yang tidak
baik. Kebaikan hatinya serta ketaatannya telah
diketahui semua orang. Suatu kali, semua kursi
dalam biara, bahkan juga kursi-kursi dari kamar
tidur, dipergunakan untuk suatu Devosi Empat Puluh
Jam. Karena suatu kesalahan, kursi Frater Alfonsus
tidak dikembalikan kepadanya hingga tahun
berikutnya. Namun demikian, ia tidak pernah
mengeluh atau pun membicarakan masalah tersebut
kepada siapa pun.
Selama masa hidupnya yang panjang, St.
Alfonsus harus menaklukan pencobaan-pencobaan
yang berat. Selain itu, ia juga mengalami
penderitaan jasmani yang menyakitkan. Bahkan
pada saat ia terbaring mendekati ajalnya, ia harus
melewatkan setengah jam lamanya bergumul
dengan penderitaan yang luar biasa. Kemudian,
sesaat sebelum wafat, ia dipenuhi dengan damai dan
sukacita. Ia mencium Salibnya dan memandang
teman-teman sebiaranya dengan penuh kasih. St.
Alfonsus wafat pada tahun 1617 dengan nama Yesus
di bibirnya.
Alfonsus Rodriguez, ayah dan kemudian
bruder Jesuit, Lahir di Segovia 1531 dan
meninggal di Palma de Majorca 1617. P: 31
Oktober.
ALICE le CLERE (1576-1622)
Dalam usia muda belia bersama tiga teman
mendirikan kongregasi suster untuk pendidikan
puteri di Nacy (Perancis).
39
A: → Elisabet; B: Alix; P: 22 Oktober.
ALKUIN OSB († 1804)
Biarawan Inggris ini oleh Kaisar Karel Agung
diangkat menjadi ‘menteri pendidikan’ dalam seluruh
kekaisaran, bahkan kaisar sendiri menjadi muridnya.
Ia menulis banyak buku dan memperbarui hidup
biara.
P: 19 Mei
ALMAKIOS atau TELEMAKUS († 400)
Biarawan ini tatkala mengunjungi Roma
berusaha menghentikan pertunjukan gladiator yang
seringkali membawa korban jiwa. Dalam usaha ini
Almakios sendiri dibunuh. Tetapi kaisar sejak itu
melarang permainan tersebut. P: 1 Januari.
SANTO ALOYSIUS GONZAGA
(9 Maret 1568-20 Juni 1591)
Aloysius, santo pelindung pemuda pemudi
Katolik, dilahirkan pada tanggal 9 Maret 1568.
Karena ia begitu penuh
semangat hidup, ayahnya
berangan-angan agar kelak
ia menjadi seorang perwira
yang hebat. Ketika Aloysius
baru berumur lima tahun,
ayahnya mengajaknya ke
kemah tentara. Di sana,
Aloysius kecil ikut berarak
dalam barisan. Suatu hari, ia
bahkan berhasil mengisi dan
menembakkan senapan
ketika pasukan tentara
sedang beristirahat. Ia juga
40
belajar umpatan dan kata-kata kasar dari para
prajurit. Ketika mengetahui apa arti kata-kata
tersebut, Aloysius merasa menyesal bahwa ia telah
mengucapkannya. Pemuda Aloysius dikirim ke
istana-istana para raja dan pangeran. Kelicikan,
kedengkian dan kecemaran merupakan hal biasa di
sana. Tetapi, semuanya itu mempengaruhi Santo
Aloysius hanya dalam satu hal, yaitu lebih berhatihati agar tetap hidup sesuai tanggung jawab
Kristianinya. Aloysius jatuh sakit. Hal itu
memberinya kesempatan untuk mempergunakan
lebih banyak waktu untuk berdoa dan membaca
buku-buku yang baik. Ketika Aloysius berumur enam
belas tahun, ia memutuskan untuk menjadi seorang
imam Yesuit. Ayahnya menentang keinginannya itu.
Tetapi, setelah tiga tahun, akhirnya ia
mengijinkannya juga. Begitu bergabung dengan
Yesuit, Aloysius wajib melakukan pekerjaanpekerjaan berat dan kasar. Ia melayani di dapur dan
mencuci piring-piring kotor. Ia biasa mengatakan,
“Aku ini sepotong besi yang bengkok. Aku datang
kepada agama agar dijadikan lurus oleh palu
penyangkalan diri dan laku tobat.”
Ketika suatu wabah menyerang kota Roma,
Aloysius mohon agar diijinkan merawat mereka yang
sakit. Dia, yang biasa dilayani oleh pelayan-pelayan,
dengan senang hati menyeka mereka yang sakit
serta merapikan tempat tidur mereka. Ia melayani
orang-orang sakit hingga akhirnya penyakit itu
menyerangnya juga. St. Aloysius baru berusia dua
puluh tiga tahun ketika ia wafat pada malam tanggal
20 Juni 1591. Ia hanya mengatakan, “Aku akan
pergi ke surga.” Jenazah St. Aloysius Gonzaga
disemayamkan di Gereja St. Ignatius di Roma. Ia
dinyatakan kudus oleh Paus Benediktus XIII pada
tahun 1726.
41
Aloysius (Aloisius), lahir di Lombardia
tahun1568, novis Jesuit; pelindung kemurnian
kaum muda, wafat 1591 di Roma. B: Aluis,
Lewis, Luigi; L: seorang frater dengan bunga lili
(bakung); P: 21 Juni
ALOISIUS RABATA (1430-1490)
Sesaat sebelum meninggal biarawan Karmelit
di Italia ini masih mengampuni penyerang yang
memukulinya sampai mati.
P: 8 Mei
ALOISIUS VERSIGLIA dan KALISTUS
CARAVORIA (1873/1903-1930)
Uskup dan misionaris ini dibunuh dengan
kejam oleh penyamun di Li Than Tseni dekat
Schiuchow Tiongkok, karena membela kemurnian
tiga gadis Kristen yang sedang dalam perjalanan.
AMANDUS († 679)
Uskup dan Rasul di Belgia.
A: pantas disayangi; P: 6 Februari
SANTO
AMBROSIUS
(340-397)
Ambrosius
dilahirkan sekitar
tahun 340. Ia putera
seorang Gubernur
Romawi di Gaul.
Ketika ayahnya
42
meninggal dunia, ibunya membawa keluarganya
kembali ke Roma. Ibunya dan kakaknya - Santa
Marcellina – membesarkan Ambrosius dengan baik.
Ambrosius menjadi seorang pengacara yang hebat.
Kemudian ia diangkat menjadi gubernur kota Milan
serta daerah sekitarnya. Tetapi melalui suatu
peristiwa yang aneh (baca kisahnya dalam
Bagaimana Seorang Uskup Dipilih?), Ambrosius sang
Gubernur menjadi Ambrosius sang Uskup. Pada
masa itu, umat biasa mengusulkan kepada paus
nama orang yang mereka pilih sebagai uskup.
Sungguh amat mengejutkan Ambrosius ketika
penduduk kota Milan memilihnya. Ia berusaha
menghindar, tetapi tampaknya hal itu memang
kehendak Tuhan. Oleh karenanya, Ambrosius
menjadi imam dan kemudian uskup kota Milan.
Ambrosius menjadi bapa serta teladan yang
mengagumkan bagi umatnya. Ia juga melawan
segala kejahatan dengan keberanian yang
mengagumkan. Berhadapan dengan suatu pasukan
yang siap menyerang, St. Ambrosius berhasil
meyakinkan pemimpin mereka untuk menarik
mundur pasukannya. Di lain waktu, Kaisar
Theodosius datang dari timur. Kaisar ingin
menyelamatkan Italia dari para musuh penyerang.
Ia mendorong semua pejabatnya untuk menaruh
hormat pada Uskup Milan. Namun demikian, ketika
kaisar melakukan suatu dosa berat, Ambrosius tidak
segan-segan menentangnya. Ia bahkan
memerintahkan agar Kaisar Theodosius melakukan
penitensi umum. Kaisar tidak menjadi gusar dan
marah. Ia sadar bhawa Ambrosius benar. Dengan
rendah hati kaisar melakukan penitensi secara
umum atas dosa-dosanya. Ambrosius telah
menunjukkan kepada dunia bahwa tidak ada
43
seorang pun, meskipun ia seorang penguasa, yang
lebih tinggi kedudukannya daripada gereja.
Rakyat khawatir akan apa yang terjadi
dengan Italia apabila Ambrosius wafat. Karenanya
ketika Ambrosius jatuh sakit, mereka memohon
kepadanya untuk berdoa agar dikarunia umur
panjang. Ambrosius menjawab, “Aku tidak berlaku
sedemikian rupa di antara kalian sehingga aku
merasa malu untuk hidup lebih lama; namun
demikian aku juga tidak takut mati, karena kita
mempunyai Tuan yang baik”. Uskup Ambrosius
wafat pada hari Jumat Agung pada tahun 397.
Ambrosius, uskup dan salah satu dari keempat
Bapak gereja di Barat (Agustinus, Hieronimus,
Gregorius). Dilahirkan di Trier Jerman dan wafat
di Milano; ± 334/340 – 397. A: tak dapat mati,
abadi, ilahi (L); P: 7 Desember
ANASTASIA († 304)
Martir dan saksi iman di Sirmium,
dimakamkan oleh Kaisar Leon di Konstantinopel.
P: 25 Desember (misa kedua).
ANASTASIOS dari PERSIA († 628)
44
Yerusalem pernah jatuh ke tangan orang
Persia. Ini terjadi ketika raja Chosroes Abhanwez
menggempur kota suci pada tahun 614. Diantara
tentara Persia waktu itu, terdapat seorang prajurit
muda bernama Magundat. Ia amat terkesan oleh
kehidupan orang Kristen di Yerusalem. Hatinya
terpana menyaksikan kerukunan dan semangat
saling mencintai di antara mereka. Kalbunya terusik
dan ingin ia menggabungkan diri dengan umat ini.
Kemudian ia bertobat dan minta dibaptis.
Magundat keluar dari dinas ketentaraan,
dipermandikan dan dinamai Anastasios. Cintanya
akan Kristus tak pernah padam. Selang beberapa
tahunkemudian, Anastasios diutus ke Caesarea
untuk mengabarkan Injil kepada angkatan perang
Persia. Tetapi ia ditangkap, didera dan dipaksa kerja
berat. Beberapa kali ia dibujuk dan diancam agar
menyangkal imannya. Namun Anastasios tetap
teguh pada imannya. Tentara Persia semakin gusar,
maka ia dikirim kembali ke Persia dengan tangan
terbelenggu. Seorang perwira kembali mencoba
45
membujuknya, bahkan dengan siksaan kejam.
Namun imannya kokoh bagaikan padas.
Akhirnya bersama 70 orang Kristen lain,
Anastasios dicekik sampai mati di Bethsaloe, sebuah
desa tepian sungai Eufrat Irak. Jenasahnya
dikuburkan disana. Tetapi tak lama kemudian
tulang-belulangnya dipindahkan ke Roma dan
dimakamkan kembali dalam Gereja Santo Vinsensius
dan Anastasios (Tre Fontane)
Anastasios dari Persia, martir, meninggal
tahun 628. A: yang bangkit; P: 22 Januari
ANCILLA
Berasal dari “Ancilla Domini”, artinya “hamba
Tuhan, yaitu Maria: nama perempuan.
ANDREAS AVELLINO (1521-1612)
Setelah ditahbiskan imam, ia bekerja dalam
pengadilan gerejani di Napoli Italia. Walaupun
ditugaskan dan telah bekerja mati-matian, namun ia
tidak berhasil menertibkan suatu biara suster-suster
yang brengsek. Maka Andres (Lancelot) kemudian
memutuskan masuk ordo Teatian. Ia menjadi
pengkotbah dan bapa pengakuan yang termasyur.
Kemudian ia diminta oleh Santo Karolus Boromeus
ikut memperbaharui hidup Kristiani dalam
keuskupan Milano.
Andreas Avellino atau disebut juga
Lancelot Avellino, P: 10 November.
BEATO ANDRE BESSETTE
(9 Agustus 1845-6 Januari 1937)
46
Alfred Bessette dilahirkan pada tanggal 9
Agustus 1845, tidak jauh dari Montreal, Kanada. Ia
adalah anak kedelapan
dari duabelas bersaudara.
Ketika Alfred berusia
sembilan tahun, ayahnya
- seorang penebang kayu
- tewas dalam suatu
kecelakaan kerja. Tiga
tahun kemudian, ibunya
meninggal dunia karena
TBC, meninggalkan
keduabelas anaknya
menjadi yatim piatu.
Anak-anak itu kemudian
harus berpisah dan
ditempatkan di keluarga-keluarga yang berbeda.
Alfred tinggal bersama paman serta bibinya.
Oleh karena keluarganya amat miskin dan ia
sendiri sering sakit, Alfred hanya mengenyam sedikit
pendidikan. Jadi selama tigabelas tahun berikutnya
ia belajar berbagai macam ketrampilan seperti
bercocok tanam, membuat sepatu dan menjadi
tukang roti. Ia bahkan pernah bekerja di sebuah
pabrik di Connecticut. Tetapi kesehatannya yang
buruk selalu membuat usahanya gagal.
Ketika usianya duapuluh lima tahun, Alfred
bergabung dengan Ordo Salib Suci dan memilih
nama Broeder Andre. Ia melewatkan empatpuluh
tahun berikutnya sebagai pemelihara kebersihan dan
pesuruh biara. Tahun-tahun terakhir hidupnya
dilewatkannya sebagai penjaga pintu biara. Di
sanalah kuasa penyembuhan Broeder Andre mulai
dikenal. Ketika orang-orang datang untuk memohon
bantuan penyembuhannya, ia akan meminta mereka
untuk terlebih dahulu mengucap syukur kepada
47
Tuhan atas penderitaan mereka karena penderitaan
itu amatlah berharga. Kemudian ia akan berdoa
bersama mereka. Sebagian besar dari mereka
disembuhkan. Broeder Andre selalu menolak pujian
atau pun balas jasa atas bantuannya itu. Ia
bersikeras bahwa itu semua adalah karena iman si
sakit dan kuasa St. Yusuf.
Broeder Andre memiliki cinta yang amat
mendalam kepada Ekaristi dan kepada St. Yusuf. Di
masa mudanya, ia pernah bermimpi melihat sebuah
gereja yang besar, tetapi ia tidak dapat mengatakan
di mana gereja itu. Perlahan-lahan ia mulai
menyadari bahwa Tuhan menghendaki sebuah
gereja dibangun untuk menghormati St. Yusuf.
Gereja tersebut hendak dibangun di puncak Gunung
Royale di Montreal, Kanada. Doa-doa serta
pengurbanan-pengurbanan yang dilakukan oleh
Broeder Andre beserta banyak orang lainnya berhasil
mewujudkan impian tersebut. Gereja yang amat
indah untuk menghormati St Yusuf pada akhirnya
dibangun. Gereja tersebut menjadi saksi dari iman
Broeder Andre yang luar biasa. Para peziarah
berdatangan ke Gunung Royale sepanjang tahun dan
dari tempat-tempat yang jauh pula. Mereka semua
ingin menghormati St. Yusuf. Mereka ingin
menunjukkan kepercayaan mereka akan kasih
sayang serta pemeliharaan St. Yusuf, seperti yang
telah dilakukan oleh Broeder Andre.
Broeder Andre wafat dengan tenang dan
damai pada tanggal 6 Januari 1937. Hampir satu
juta orang mendaki Gunung Royale dan memenuhi
Gereja St. Yusuf untuk menghadiri pemakamannya.
Walaupun waktu itu hujan dan turun salju, mereka
tetap saja datang untuk mengucapkan selamat
tinggal kepada sahabat mereka yang terkasih.
48
Broeder Andre dinyatakan “beato” pada tanggal 23
Mei 1982 oleh Paus Yohanes Paulus II.
ANDREAS BOBOLA SJ (1592-1657)
Menjadi pengkotbah dan pemimpin
Konggregasi Maria di Polandia. Karena mentobatkan
begitu banyak orang, ia dibenci oleh orang Rusia
yang menyebutnya ‘Duszochivat’, artinya ‘pemburu
jiwa-jiwa’. Akhirnya ia dibunuh secara kejam oleh
tentara Kosak.
A: jantan, berani (Y); P: 16 Mei
ANDREAS CORSINI OFM CAP (1302-1373)
Semula hidup berfoya-foya. Tapi kemudian ia
bertobat, masuk ordo Karmel dan hidup bermatiraga
keras. Ia rajin menolong orang miskin dan
senantiasa mengusahakan perdamaian di antara
bangsawan-bangsawan Italia yang suka berperang.
P: 9 Januari
SANTO ANDREAS DUNG-LAC, Dkk
Para misionaris Kristen pertama kali
membawa iman Katolik ke Vietnam pada abad
keenambelas. Pada abad ketujuhbelas,
kedelapanbelas dan kesembilanbelas, umat Kristiani
menderita penganiayaan oleh karena iman mereka.
Banyak di antara mereka yang wafat sebagai martir,
terutama dalam masa pemerintahan Kaisar MinhMang (1820-1840). Termasuk di antara mereka
seratus tujuhbelas martir yang kita rayakan hari ini.
Mereka dinyatakan kudus oleh Paus Yohanes Paulus
II pada tanggal 19 Juni 1988.
49
Keseratus
tujuhbelas martir
tersebut terdiri dari
sembilanpuluh enam
orang Vietnam, 11
orang Spanyol serta
sepuluh orang Perancis.
Delapan orang di antara
mereka adalah Uskup,
limapuluh orang adalah Imam dan limapuluh
sembilan orang lainnya adalah umat Katolik awam.
Sebagian dari antara para imam tersebut
adalah imam Dominikan, sedangkan yang lainnya
adalah imam praja dari Serikat Misi Paris. Seorang
imam praja seperti mereka yang juga menjadi martir
adalah St. Theophane Venard (Kita merayakan
pestanya pada tanggal 6 November). St. Andreas
Dung-Lac, yang mewakili kelompok pahlawan iman
ini, adalah seorang imam praja Vietnam.
SANTO ANDREAS FOURNET
(6 Desember 1752-13 Mei 1834)
Santo Andreas Fournet dilahirkan pada
tanggal 6 Desember 1752. Ia berasal dari Maille,
sebuah kota kecil dekat Poitiers, Perancis. Kedua
orangtuanya amat saleh. Ibu Fournet sangat
mendambakan agar puteranya kelak menjadi
seorang imam. Andreas kecil tidak terlalu peduli
dengan keinginan ibunya itu. Suatu kali ia berkata,
“Aku seorang anak yang baik, tetapi, tetap saja aku
tidak mau menjadi seorang imam atau pun rahib.”
50
Ketika dewasa,
Andreas pergi ke Poitiers
untuk belajar di perguruan
tinggi. Tetapi, hal itu tidak
berlangsung lama. Ia terlalu
banyak bersenang-senang.
Ibunya menyusul dan
mendapatkan pekerjaanpekerjaan baik untuknya.
Tetapi semuanya gagal.
Ibunya sangat bingung.
Hanya tinggal satu
kesempatan yang ada. Ibunya berbicara kepada
Andreas agar untuk sementara waktu ia tinggal
bersama pamannya, seorang imam. Paroki di mana
pamannya bertugas adalah paroki yang miskin,
tetapi pamannya seorang yang kudus. Di luar
dugaan, Andreas setuju. Itulah saat “Tuhan
bertindak.”
Pamannya mengenali sifat-sifat baik dalam
diri Andreas. Teladan hidup pamannya telah
menyulut sesuatu dalam dirinya sehingga ia merasa
tenang. Andreas mulai belajar dengan tekun untuk
mengejar ketinggalannya. Kemudian, ia ditahbiskan
sebagai imam dan ditugaskan di paroki pamannya.
Pada tahun 1781, ia dipindahkan ke paroki kota
asalnya di Maille. Ibunya amat bahagia. Andreas
menjadi seorang imam yang penuh belas kasih dan
tekun berdoa.
Ketika pecah Revolusi Perancis, St. Andreas
menolak untuk bersumpah menentang Gereja. Oleh
karena itu, ia menjadi buron. Pada tahun 1792, ia
terpaksa melarikan diri ke Spanyol. Di sana ia
tinggal selama lima tahun. Tetapi, ia khawatir akan
umatnya dan kembali lagi ke Perancis. Bahaya masih
terus mengancamnya. Pastor Fournet dilindungi oleh
51
umatnya. Beberapa kali ia nyaris tewas. Sementara
itu, ia mendengarkan pengakuan dosa, merayakan
Ekaristi, dan menerimakan Sakramen Terakhir.
Ketika pada akhirnya Gereja bebas kembali,
St. Andreas keluar dari persembunyiannya. Ia
senantiasa mendorong umatnya untuk mencintai
serta melayani Tuhan. Salah seorang dari para
wanita yang baik di sana, St. Elisabet Bichier des
Ages, banyak memberikan bantuan kepadanya.
Bersama-sama, mereka membentuk suatu ordo bagi
para wanita yang diberi nama Kongregasi Puteriputeri Salib. St. Andreas wafat pada tanggal 13 Mei
1834, dalam usia delapan puluh dua tahun. Ia
dinyatakan kudus oleh Paus Pius XI pada tanggal 4
Juni 1933. Pestanya dirayakan setiap tanggal 13
Mei.
SANTO ANDRES KIM TAEGON († 16
September 1846) & SANTO PAULUS
CHONG HASANG († 22 September 1846)
Santo Andreas Kim Taegon adalah seorang
imam dan Santo Paulus Chong Hasang adalah
seorang awam. Kedua martir ini mewakili 113 umat
Katolik yang wafat sebagai martir karena iman
mereka di Korea. Mereka dinyatakan kudus oleh
Paus Yohanes Paulus II pada saat paus mengunjungi
Korea pada tahun 1984. Ajaran Kristen menyebar ke
Korea pada abad ketujuhbelas melalui pewartaan
kaum awam. Umat yang percaya memelihara iman
mereka dengan Sabda Tuhan. Mereka bertumbuh
serta berkembang secara diam-diam.
52
Kemudian imamimam misionaris datang
dari Perancis. Umat
Korea diperkenalkan
kepada Sakramen
Gereja. Mereka
mengalami
penganiayaan dari
pemerintah yang pasang
surut sepanjang abad
kesembilanbelas.
Seratus tiga umat Korea
wafat sebagai martir
antara tahun 1839
hingga tahun 1867. Sepuluh orang anggota Serikat
Misi Asing dari Paris juga wafat sebagai martir, yaitu
tiga orang uskup beserta tujuh orang imam.
Sehingga jumlah mereka seluruhnya yang wafat
sebagai martir adalah 113 orang.
St. Andreas Kim
Taegon dan St. Paulus
Chong Hasang mewakili
kemuliaan serta
keberanian umat Katolik
Korea yang telah
membayar mahal cinta
mereka kepada Kristus. St.
Andreas Kim Taegon
adalah imam pertama
Korea. Ia wafat sebagai
martir pada tanggal 16
September 1846, hanya
satu tahun setelah
ditahbiskan. Ayah St. Andreas Kim telah
mendahuluinya menjadi martir pada tahun 1821. St.
Paulus Chong Hasang adalah seorang katekis awam
53
yang pemberani. Ia wafat sebagai martir pada
tanggal 22 September 1846. Sekarang Gereja
berkembang pesat di Korea. Karunia iman diterima
karena kurban persembahan para martir telah
menjadi pembuka jalan.
“Kita telah menerima Sakramen Baptis, masuk dalam
pelukan Gereja, serta menerima kehormatan disebut
sebagai umat Kristiani. Tetapi, apa gunanya semua itu jika
kita hanya Kristen dalam nama dan tidak dalam
kenyataan?” Santo Andreas Kim
SANTO ANDREAS, RASUL
Andreas, sama seperti saudaranya: Simon
Petrus, adalah seorang nelayan. Ia menjadi murid
St. Yohanes Pembaptis. Tetapi,
ketika Yohanes menunjuk
kepada Yesus dan berkata,
“Lihatlah Anak Domba Allah,”
Andreas mengerti bahwa Yesus
lebih besar daripada Yohanes.
Pada saat itu juga ia
meninggalkan Yohanes untuk
mengikuti Tuan Ilahi. Yesus tahu
bahwa Andreas mengikuti-Nya
dari belakang. Yesus berbalik
dan bertanya, “Apakah yang
kamu cari?” Andreas menjawab
bahwa ia ingin tahu di manakah
Yesus tinggal. Yesus menjawab, “Marilah dan kamu
akan melihatnya.” Belum lama Andreas tinggal
bersama Yesus, ketika ia menyadari bahwa Yesus
adalah sungguh-sungguh Mesias. Sejak saat itu, ia
memutuskan untuk mengikuti Yesus. Ia menjadi
murid Yesus yang pertama.
54
Selanjutnya, Andreas membawa saudaranya
Simon (St. Petrus) kepada Yesus. Yesus menerima
Simon juga sebagai murid-Nya. Pada awalnya,
kedua bersaudara itu tetap menjalankan pekerjaan
mereka sehari-hari sebagai nelayan dan mengurus
keluarga mereka. Kemudian Yesus meminta mereka
untuk tinggal bersama-Nya sepanjang waktu. Ia
berjanji akan menjadikan mereka penjala manusia,
pada waktu itulah mereka meninggalkan jala
mereka. Menurut tradisi, dikatakan bahwa sesudah
Yesus naik ke surga, St. Andreas mewartakan Injil
ke Yunani. Ia dijatuhi hukuman mati dengan
disalibkan, tubuhnya diikatkan pada salib, bukan
dipakukan. Andreas bertahan dua hari lamanya
dalam penderitaan itu. Masih juga Andreas
mempunyai cukup kekuatan untuk berkhotbah
kepada orang banyak yang berkerumun di sekeliling
rasul yang mereka kasihi. Dua negara memilih St.
Andreas sebagai pelindung mereka, yaitu Rusia dan
Skotlandia.
Andreas dan Yohanes adalah pemuda
pertama yang mengikuti Yesus. Ia saudara
Petrus dan dilahirkan di Betsaida dekat danau
Genesaret. B: Andre (♂): Andrea (♀); L: salib
yang menyerupai huruf ‘X’. ; P: 30 November
“Setelah Andreas tinggal bersama Yesus dan belajar
banyak dari-Nya, ia tidak menyimpan harta itu bagi
dirinya sendiri saja, melainkan bergegas membagikannya
kepada saudaranya.” ~ Santo Yohanes Krisostomus.
SANTA ANGELA MERICI (1474-27 Januari
1540)
55
Angela dilahirkan di sebuah kota kecil di Italia
bernama Desenzano, sekitar tahun 1474. Kedua
orangtuanya
meninggal dunia
ketika ia berusia
sepuluh tahun. Ia dan
satu-satunya saudari
perempuan, yang tiga
tahun lebih tua
usianya, amat sangat
saling mengasihi.
Seorang paman yang
kaya membawa
kedua gadis tersebut
masuk dalam
keluarganya. Masih
belum pulih kesedihannya karena kehilangan
orangtuanya, Angela kembali terpukul ketika
saudarinya juga meninggal dunia.
Kakak perempuannya itu bahkan meninggal
sebelum seorang imam sempat memberinya
sakramen terakhir. Angela amat khawatir akan
keselamatan jiwa saudarinya itu. Yesus menyatakan
kepadanya bahwa saudarinya telah selamat. Angela
merasakan suatu perasaan damai memenuhi
jiwanya. Ia mengucap syukur kepada Tuhan dalam
doa. Angela ingin melakukan sesuatu untuk
menyatakan rasa terima kasihnya. Keinginannya itu
membuatnya berjanji untuk melewatkan seluruh sisa
hidupnya dengan melayani Tuhan sehabis-habisnya.
Ketika berusia sekitar duapuluh tahun, Angela
mulai memperhatikan bahwa anak-anak di kotanya
sedikit sekali pengetahuannya tentang agama.
Angela mengajak beberapa teman perempuan untuk
bergabung dengannya memberikan pelajaran
agama. Teman-teman Angela dengan penuh
56
semangat membantunya mengajar anak-anak. Pada
waktu itu belum ada biarawati dari suatu ordo
religius yang memberikan pelajaran. Belum pernah
ada yang berpikir tentang hal itu. St. Angela Merici
adalah orang pertama yang mengumpulkan
sekelompok perempuan untuk membuka sekolah
bagi anak-anak.
Pada tanggal 25 November 1536, duapuluh
delapan perempuan muda mempersembahkan hidup
mereka kepada Tuhan. Itulah yang menjadi asal
mula berdirinya Ordo Santa Ursula (OSU). Angela
mempercayakan kongregasinya dalam perlindungan
St. Ursula. Oleh karena itulah ordo mereka diberi
nama sesuai nama santa pelindung mereka. Pada
mulanya, para perempuan itu tetap tinggal di rumah
mereka masing-masing. Oleh karena berbagai
macam halangan dan kesulitan, diperlukan waktu
yang cukup lama sebelum pada akhirnya mereka
dapat hidup bersama dalam sebuah biara.
Angela wafat pada tanggal 27 Januari 1540
pada saat kongregasinya masih dalam tahap awal
berdiri. Kepercayaannya kepada Tuhan telah banyak
kali menolong Angela mengatasi berbagai macam
pencobaan berat yang harus ditanggungnya semasa
hidupnya. Tidak ada keraguan sedikit pun dalam hati
Angela bahwa Tuhan akan memelihara karya yang
baru saja dimulainya. Dan memang demikianlah
yang terjadi. Sekarang, suster-suster Ursulin telah
tersebar di berbagai negara di seluruh dunia. Ordo
mereka terus melanjutkan karyanya bagi Yesus dan
Gereja-Nya, teristimewa dalam bidang pendidikan
anak-anak dan remaja. Angela dinyatakan kudus
oleh Paus Pius VI pada tahun 1807.
Angela, pendiri suatu Ordo; Lahir di Desenzano
dan wafat diBrescia (1474-1540); A: malaekat;
L: seorang suster yang sedang mengajar; P: 27
Januari
57
ANGELINA CORBARA (1377-1435)
Seorang janda muda yang giat menghimpun
para wanita muda yang bersedia membantu orangorang yang mengalami kesulitan apa saja. Karena
begitu banyak wanita yang tertarik pada karya amal
itu, Angelina dituduh menggunakan kekuatan sihir.
Akan tetapi ia membela diri dengan gemilang
dimuka pengadilan gerejani, sehingga mendapat
dukungan dari raja dan uskup untuk mendirikan
biara Fransiskanes (ordo ketiga) yang pertama, yaitu
di Foligno Italia. Ratusan Konggregasi dengan
puluhan ribu anggotanya mengikuti jalan yang
ditempuhnya sampai kini.
A: malaikat kecil; P: 15 Juli.
ANGELINA (abad ke-16)
Ratu Serbia (Yugoslavia) itu bersama
suaminya Stefanus Buta dan kedua anaknya
Georgius (uskup agung) dan Yohanes di hormati
sebagai orang kudus.
A: Angelina = malaikat kecil; P: 10 Desember.
ANGELUS ORSUCCI OP
Ketika penganiayaan terhadap orang Kristen
merajalela di Jepang, ia merelakan diri pergi ke
tanah misi ini. Tetapi akibatnya ia ditangkap dan
dibakar hidup-hidup bersama 41 martir lain di
Nagasaki (1622). Sebelumnya ia menjadi misionaris
di Philipina dan Meksiko.
A: malaikat; B: Angelo, Anyo; P: 10 September
ANGILBERT (750-814)
58
Adalah penyair dan pendidik anak-anak
Kaisar Karel Agung. Ia sendiri mempunyai dua anak
tidak sah dari adik perempuan Karel, namun
kemudian Angilbert menjadi biarawan dan
bermatiraga keras.
P: 18 Februari
SANTO PAUS ANISETUS († 156)
Menjadi paus yang bijaksana pada saat umat
di Roma mengalami penganiayaan dan pengejaran
dari pemerintah dan gangguan dari dalam yaitu
munculnya banyaak bidaah.
P: 17 April
ANMARIA REDI (1747-1770)
Suster Karmelites ini sekalipun masih muda
tapi hidupnya sangat saleh. Di dalam biara ia
dipanggil juga dengan nama Teresa Margaret.
P: 1 September
SANTA ANNA dan SANTO YOAKIM
Santa Anna dan Santo Yoakim adalah
orangtua Santa Perawan Maria. Mereka hidup rukun,
taat beribadah kepada Tuan dan melakukan banyak
perbuatan baik. Namun demikian, ada satu hal yang
membuat mereka sedih; Tuhan belum memberi
mereka seorang anak pun. Selama bertahun-tahun,
Anna memohon kepada Tuhan untuk memberinya
anak. Ia berjanji untuk mempersembahkan anaknya
itu kelak kepada Tuhan. Ketika sudah lanjut
umurnya, Tuhan menjawab doa Santa Anna dengan
cara yang amat luar biasa, yang bahkan tidak
pernah terbayangkan olehnya. Anak yang lahir bagi
59
Santa anna dan Santo Yoakim adalah Santa Perawan
Maria Immaculata (yang Dikandung Tanpa Dosa).
Perempuan yang
paling kudus di
antara semua
perempuan ini
akan menjadi
Bunda Allah.
Anna merawat
Maria kecil
dengan penuh
kasih sayang
selama beberapa
tahun. Kemudian
dipersembahkannya puterinya itu kepada Tuhan,
seperti yang telah dijanjikannya. Maria tinggal di
Bait Allah di Yerusalem. Yoakim dan Anna
melanjutkan kehidupan mereka dengan berdoa
hingga tiba saatnya Tuhan memanggil mereka
pulang ke rumah Bapa di surga.
Umat Kristiani senantiasa menghormati Santa
Anna secara istimewa. Banyak gereja indah
dibangun untuk menghormatinya. Salah satunya
yang mungkin paling terkenal adalah Gereja Saint
Anne de Beaupre di Kanada. Banyak orang pergi ke
sana sepanjang tahun untuk memohon bantuan doa
St. Anna dalam menanggung beban hidup mereka.
Anna dan Yoakim, ibu dan bapak Bunda Maria,
hidup di Tanah Suci. Namun bagaimana warna
kehidupan mereka, kita tidak tahu pasti. Santa
Anna dihormati sebagai pelindung kaum ibu,
khususnya yang sedang hamil dan mengurus
keluarga. A: Anna: Tuhan berbelaskasih;
Yoakim: Tuhan meninggikan; B: Anni, Aneke;
Akim, Yoakim, Yokem; L: seorang ibu (Anna)
sedangkan menerangkan Taurat kepada
anaknya (Maria); P: 26 Juli.
60
ANNA MARIA GALLO (1715-1791)
Walaupun ia menderita banyak karena
dipaksa akan dikawinkan oleh orangtuanya, namun
Anna selalu baik hati pada orang miskin yang sakit.
Ia mengalami stigmata, yaitu 5 luka suci seperti
yang dialami Kristus di kayu salib.
P: 5 Oktober
ANNAMARIA TAIGI (1769-1837)
Setuju menikah karena merasa ‘tak akan
pernah bebas dari godaan kecuali jika menikah’.
Maka puteri cantik ini menjadi isteri seorang
pengawal istana dan mempunyai tujuh anak. Ia
menambah penghasilan suaminya dengan menerima
jahitan. Annamaria banyak menderita, namun Tuhan
memberikan karunia istemewa kepadanya.
A: →Anna dan→Maria; P: 9 Juni.
BEATA ANNA dari SANTO BARTOLOMEUS (†
1626)
Beata Anna adalah puteri keluarga petani. Ia
menggembalakan domba hingga usianya dua puluh
tahun. Empat mil dari tempat tinggalnya adalah kota
Avila, kota dimana Santa Theresia dan para
biarawati Karmelit tinggal. Anna diterima dalam ordo
Karmelit sebagai biarawati biasa, bukan rubiah.
Artinya, Sr. Anna dapat pergi ke luar biara untuk
mengerjakan segala sesuatu sesuai kepentingan
biara.
61
Tujuh tahun terakhir hidupnya, Santa
Theresia memilih Beata Anna untuk menemaninya
dalam perjalanannya. Santa Theresia pergi
berkeliling untuk
mengunjungi
komunitas-komunitas
biarawati. Kadangkadang, ia mendirikan
biara-biara baru.
Kadang-kadang, ia
membantu para
biarawati untuk lebih
bersemangat dalam
menjalani panggilan
hidup yang
mengagumkan yang
telah mereka pilih. St.
Theresia sangat menghargai B. Anna dan memujinya
di hadapan para biarawati lainnya. Meskipun B.
Anna tidak memperoleh kesempatan untuk
bersekolah, ia bisa membaca dan menulis. Ia
mencatat petualangan perjalanannya dengan St.
Theresia yang termashyur itu. B. Anna jugalah yang
ada di sampingnya ketika St. Theresia wafat.
Kehidupan B. Anna berlangsung biasa-biasa
saja selama enam tahun sesudah St. Theresia wafat.
Kemudian, pemimpin biara memutuskan untuk
membuka sebuah biara baru di Paris, Perancis. Lima
orang biarawati dipilih untuk diutus ke sana, B. Anna
termasuk salah seorang di antara mereka.
Sementara umat di Paris menyambut kedatangan
para biarawati dengan hangat, B. Anna menyelinap
masuk ke dapur untuk mempersiapkan hidangan
bagi teman-temannya yang lapar. Pada akhirnya,
empat dari kelima biarawati tersebut
dipindahtugaskan ke Belanda. Anna harus tetap
62
tinggal, sebab ia dipilih menjadi priorin (= pemimpin
biara). Anna datang kepada Tuhan dan mengatakan
kepada-Nya bahwa sebagian besar dari para wanita
Perancis yang bergabung dalam komunitasnya
berasal dari keluarga kaya serta keluarga
bangsawan, sementara ia sendiri hanyalah seorang
gadis penggembala. Dalam hatinya, B. Anna
mendengar Tuhan menjawab: “Dengan jerami Aku
akan menyalakan api-Ku.” Anna diutus ke Belanda
untuk mendirikan lebih banyak biara-biara baru.
Pertama-tama ia pergi ke Mons dan kemudian ke
Antwerp. Para wanita yang bergabung dalam Ordo
Karmelit menganggap Anna sebagai seorang kudus.
Anna wafat di Antwerp pada tahun 1626. Ia
dinyatakan sebagai “Beata” oleh Paus Benediktus
XV.
Anna dari St. Bartolomeus (1549-1626); P: 7 Juni
BEATA ANNA KATHARINA EMMERICK
(8 September 1774-9 Februari 1824)
Anna Katharina Emmerick dilahirkan pada
tanggal 8 September 1774 di Flamsche, wilayah
Keuskupan Münster, Westphalia, Jerman. Anna
Katharina berasal dari keluarga petani miskin.
Kesehatannya kurang baik semenjak ia masih kecil.
Sejak kanak-kanak, Anna Katharina telah mendapat
anugerah penglihatan dan nubuat. Penglihatan dan
nubuat ini begitu sering, sehingga Anna Katharina
kecil beranggapan bahwa semua anak dapat melihat
Yesus dan Bunda Maria, para kudus, dan jiwa-jiwa di
api penyucian. Ia dapat mendiagnosa penyakit dan
menyarankan pengobatannya, pula ia dapat melihat
dosa-dosa orang.
Anna Katharina membantu bekerja di
pertanian keluarganya. Ia juga bekerja sebagai
63
penjahit dan pembantu rumah tangga seorang
organis miskin di mana ia belajar alat musik
tersebut. Ketika usianya
duapuluh delapan tahun
(1802) ia masuk biara
Agustinian di
Agnetenberg, Dülmen.
Dalam biara ini, ia puas
diperlakukan sebagai
yang terendah dalam
biara.
Para biarawati
lainnya amat heran dan
merasa terganggu oleh
kemampuannya yang
aneh, kesehatannya yang
buruk dan ekstasi-ekstasi yang dialaminya baik di
gereja, di kamar tidur, maupun di tempat kerjanya.
Sebab itu, ia diperlakukan dengan sikap antipati.
Ketika biara ditutup atas instruksi pemerintah pada
tahun 1811, Anna Katharina pindah ke rumah
seorang janda miskin. Kesehatan Anna Katharina
semakin memburuk, dan akhirnya, bukannya
menjadi pembantu, ia malahan menjadi pasien.
Pada tanggal 29 Desember 1811, pukul tiga
sore, Yesus yang tersalib menampakkan diri
kepadanya dengan luka-luka-Nya memancarkan
sinar cahaya. Sinar itu menembusi kedua tangan,
kaki dan lambungnya bagaikan panah. Stigmata di
kepalanya, yang dianugerahkan kepadanya saat
usianya 24 tahun, juga mulai meneteskan darah
hingga ia harus membalut kepalanya dengan
perban. Pada tahun 1812, tanda salib muncul di
dadanya. Karunia stigmata yang diterimanya disertai
juga dengan karunia inedia, yaitu hidup tanpa
makanan, hanya dari Komuni Kudus saja, sepanjang
64
hidupnya. Anna Katharina berusaha
menyembunyikan luka-lukanya, tetapi kabar
mengenai hal itu akhirnya tersebar juga, dan Bapa
Vikaris Jenderal menetapkan dilakukannya suatu
penelitian yang panjang serta terperinci.
Bapa Vikjen bersama tiga orang ahli medis
melakukan penelitian dengan cermat dan seksama
hingga mereka yakin akan kekudusan “Beguine yang
saleh,” demikian ia disebut, dan akan keaslian
stigmata. Pada tahun 1819, pemerintah melakukan
penyelidikan mereka sendiri. Dalam keadaan sakit
hampir mati, Anna Katharina dipenjarakan, diancam
dan ada di bawah pengawasan ketat 24 jam sehari.
Setelah tiga minggu berlalu, komisi tersebut
pada akhirnya menyerah. Mereka pergi tanpa
menemukan suatu pun yang mencurigakan, tak
dapat membujuk Anna Katharina untuk mengubah
kesaksiannya, dan gagal mempublikasikan
penemuan mereka. Ketika dipaksa melapor, mereka
menyatakan bahwa fenomena tersebut palsu, tetapi
mereka tidak dapat menjelaskan mengapa mereka
berkesimpulan demikian, atau mengapa mereka
tidak mempublikasikan penemuan-penemuan
mereka.
Ketika seorang penulis bernama Clemens
Brentano mengunjunginya, Anna Katharina
mengatakan bahwa ia telah melihatnya dalam suatu
penglihatan dan bahwa Clemens akan menuliskan
catatan tentang penglihatan-penglihatan serta
nubuat-nubuat yang diterimanya. Demikianlah,
setiap hari selama lima tahun, Clemens mencatat
pesan-pesan, serta menerjemahkan catatan tersebut
dari dialek Westphalian, dialek Anna Katharina, ke
bahasa Jerman. Setiap kali, ia meminta Anna
Katharina untuk memeriksa serta memberikan
persetujuan atas tulisannya.
65
Sepanjang musim panas tahun 1823,
kesehatan Anna Katharina semakin memburuk.
Seperti biasa, ia mempersatukan segala
penderitaannya dengan penderitaan Yesus, serta
mempersembahkannya bagi keselamatan segenap
umat manusia. Anna Katharina wafat pada tanggal 9
Februari 1824. Oleh karena tersiar kabar angin
bahwa jenazahnya dicuri orang, maka kuburnya
dibuka kembali enam minggu kemudian dan didapati
tubuhnya masih dalam keadaan segar, tanpa tandatanda kerusakan. Jenazah Anna Katharina Emmerick
dipindahkan ke Gereja Salib Suci di Dülmen, Jerman
pada tanggal 15 Februari 1975.
Pada tahun 1833, tulisan-tulisan yang dibuat
oleh Clemens Brentano dipublikasikan sebagai “The
Dolorous Passion of Our Lord Jesus Christ according
to the Meditations of Anne Catherine Emmerich”
(Dukacita Sengsara Tuhan Kita Yesus Kristus dari
Meditasi B. Anna Katharina Emmerick). Menyusul
pada tahun 1852, “The Life of The Blessed Virgin
Mary” dan tiga jilid “Life of Our Lord” dari tahun
1858 hingga 1880 (Kisah Hidup dan Sengsara Tuhan
Kita Yesus Kristus dan BundaNya serta Misterimisteri Perjanjian Lama). Sementara banyak karyakarya wahyu yang demikian berhubungan erat
dengan sisi kerohanian dan gagasan penerima
wahyu, ketiga tulisan tersebut sungguh merupakan
karangan yang terus terang dan jelas dengan rincian
gambaran akan peristiwa-peristiwa, dan menjadi
sumber inspirasi bagi banyak orang. Cukup banyak
bagian dari tulisan Anna Katharina yang menjadi
dasar pembuatan film “The Passion of the Christ”
oleh Mel Gibson.
Vatican sendiri menganjurkan umat beriman
membaca tulisan-tulisan Clemens Brentano
berdasarkan kisah penglihatan biarawati Agustinian
66
ini, sebagaimana dinyatakan dalam biografi Anna
Katharina Emmerick yang dimuat secara online di
situs resmi Vatican, “Kata-katanya, yang telah
menjangkau begitu banyak orang yang tak terhitung
banyaknya dalam berbagai macam bahasa, yang
dituturkannya dari kamarnya yang sederhana di
Dülmen melalui tulisan-tulisan Clemens Brentano,
sungguh merupakan suatu pemakluman luar biasa
Injil demi keselamatan hingga saat ini.” Pada
tanggal 24 April 2001 Anna Katharina Emmerick
dimaklumkan sebagai Venerabilis (= Yang Pantas
Dihormati) dan pada tanggal 3 Oktober 2004
dinyatakan sebagai Beata (= Yang Berbahagia) oleh
Paus Yohanes Paulus II.
Pestanya dirayakan pada tanggal 9 Februari.
“B. Anna Katharina Emmerick mengisahkan “dukacita
sengsara Tuhan kita Yesus Kristus” dan mengamalkannya
dalam tubuhnya. Kenyataan mengenai puteri petani
miskin, yang dengan gigih berusaha dekat dengan Tuhan
dan kemudian terkenal sebagai “Mistikus dari Tanah
Münster” ini sungguh merupakan karya rahmat ilahi.” ~
Paus Yohanes Paulus II
SANTA ANNA WANG, PERAWAN dan
MARTIR (1886-1900)
“Pada hari ini Gereja mengucap syukur kepada Allah, yang
memberkatinya dan memandikannya dalam terang cahaya
kekudusan para putera dan puteri dari Cina. Bukankah
Tahun Suci ini merupakan saat yang paling tepat untuk
menjadikan kesaksian iman mereka yang gagah berani
bersinar kemilau? Anna Wang yang belia, 14 tahun, tegar
menghadapi ancaman siksa aniaya yang mendesaknya
untuk mengingkari iman. Siap dipenggal kepalanya, ia
memaklumkan dengan wajah bersinar, “Pintu surga
67
terbuka bagi semua,” kemudian tiga kali membisikkan
nama `Yesus'”.
~ Paus Yohanes Paulus II, Kanonisasi 120 Martir Cina, 1
Oktober 2000
Santa Anna Wang dilahirkan dalam sebuah
keluarga Katolik pada tahun 1886 di Majiazhuang,
wilayah Weixian, bagian
selatan Provinsi Hebei. Ibunya
meninggal dunia saat Anna
masih berusia lima tahun.
Sejak masih belia, Anna kecil
telah menunjukkan karakter
yang kuat. Ketika usianya
sebelas tahun, keluarganya
memaksa Anna untuk
menikah, namun dengan gigih
Anna menolak. Berikut adalah
catatan kemartirannya
berdasarkan keterangan para
saksi mata.
Pada tanggal 21 Juli 1900, gerombolan
bersenjata Boxers tiba di Majiazhuang. Mereka
menawan sekelompok umat Kristiani dan mengurung
mereka di suatu ruangan yang disebut Ruang Timur
di desa Da Ning, Provinsi Hebei. Pemimpin
gerombolan menyampaikan ultimatum, “Pemerintah
tidak mengijinkan seorang pun memeluk
suatuagama asing. Kalian akan dibebaskan jika
kalian mengingkari iman kalian di hadapan umum;
jika tidak, kalian akan dibunuh. Mereka yang
bersedia mengingkari iman nya dipersilakan keluar
dari ruangan ini menuju Ruang Barat. Seseorang ada
di sana untuk membebaskan kalian.” Di antara umat
beriman Katolik itu terdapat St Anna Wang, St Lucia
Wang-Wang bersama kedua anaknya: St Andreas
Wang Tianqing yang berusia sembilan tahun, dan
68
seorang puteri berusia lima tahun. Beberapa saat
kemudian, ibu tiri Anna berjalan menuju Ruang
Barat. Tetapi, sekonyong-konyong ia berbalik dan
merenggut lengan Anna guna membawanya serta.
Anna meronta; dengan berpegangan pada tiang
pintu, ia berteriak, “Aku percaya pada Tuhan. Aku
seorang Katolik. Aku tak mau meninggalkan Gereja!
Yesus, tolonglah aku!”
Sementara itu langit semakin gelap. Kawanan
Boxers menyalakan beberapa batang lilin yang
mereka ambil dari gereja. Kata Anna kepada yang
lain, “Lilin-lilin ini diambil dari gereja. Lihatlah,
betapa indah terangnya! Namun demikian,
kemuliaan surgawi bahkan berjuta-juta kali lebih
cemerlang dari terang lilin yang indah ini.” Lalu,
Anna memimpin mereka semua dalam ibadat sore,
yang menjadi ibadat mereka yang terakhir.
Keesokan harinya, gerombolan Boxers
menggiring tawanan ke tempat eksekusi. Setibanya
di sana, lagi, Anna memimpin mereka dalam doa
dan tobat. Orang banyak non-Kristiani berdiri
sekeliling, menonton mereka. Ketika melihat betapa
eloknya si kecil St Andreas Wang Tianqing, banyak
dari antara mereka yang jatuh hati dan ingin
mengadopsinya. Tetapi, ibunya, St Lucia WangWang, segera mendekap erat puteranya dan
mengatakan kepada kawanan itu, “Aku seorang
Katolik. Puteraku juga seorang Katolik. Bunuhlah
kami jika kalian mau; puteraku terlebih dahulu,
kemudian aku.” Kawanan itu mengangguk dengan
dingin. Andreas kecil dengan senang hati berlutut,
membungkukkan badannya, tersenyum memandang
ibunya. Kapak yang menebas lehernya segera
mengirim kanak-kanak kudus ini ke surga dengan
segera. Sesudahnya, dengan brutal Lucia dan
puterinya dipenggal kepalanya. Lima perempuan lagi
69
dan seorang bayi berumur sepuluh bulan menjadi
martir berikutnya. Dengan keji gerombolan itu
merenggut si bayi pada kakinya, melambungkannya
ke udara, lalu membelah tubuhnya menjadi dua dan
melemparkan mayatnya ke samping mayat ibunya.
Akhirnya, satu-satunya yang tinggal hanyalah
Anna seorang. Berlutut menghadap gereja di desa
Wei, ia menjalin jari-jemari kedua tangannya dan
berdoa keras-keras sementara kedua matanya
mengarah ke surga. Ia tampak bercahaya dan
agung. Sekonyong-konyong, seolah ia telah diangkat
ke surga; seolah ia tak lagi berada di dunia ini.
Bukannya tampak bagaikan seorang yang hendak
dihukum mati, malahan ia tampak bagaikan tengah
menikmati suatu perayaan agung. Kepala
gerombolan amat terkejut melihatnya. Kapak telah
diayun, namun terhenti di udara. Ia maju
menghampiri Anna dan mendesaknya, “Tinggalkan
Gerejamu sekarang!” Tenggelam dalam doa yang
khusuk, Anna tak mendengarnya. Laki-laki itu
mengetuk keningnya, sekali lagi bertanya apakah ia
bersedia menyangkal imannya. Anna terlonjak kaget
dan meloncat ke belakang seraya berteriak, “Jangan
sentuh!” Sesudah tenang kembali, Anna berkata,
“Aku seorang Katolik. Tak akan pernah aku
mengingkari Tuhan-ku. Lebih baiklah aku mati.”
Sang pemimpin yang dalam hatinya kagum atas
keberanian gadis belia ini berusaha membujuknya
lagi, “Jika engkau menyangkal imanmu, aku berjanji
akan menikahkanmu dengan suatu keluarga yang
kaya raya sehingga engkau boleh berbahagia
sepanjang hidupmu.” Dengan penuh wibawa Anna
menjawab, “Aku tak akan pernah meninggalkan
agamaku. Lagipula, aku telah dipertunangkan
dengan Dia di desa Wei.”
70
Murka pemimpin pun bangkit, sehingga ia
merobek bahu kiri Anna; sekali lagi ia bertanya,
“Apakah engkau mau meninggalkan Gerejamu?”
“Tidak!” Maka kapak diayunkan dan segera menebas
lengan kirinya. Anna masih berlutut, mengedangkan
tangannya; dengan tersenyum tenang ia berkata,
“Pintu surga terbuka,” lalu mengatakan, “Yesus,
Yesus, Yesus!” Dalam sekejap kepalanya
menggelinding ke atas tanah, sementara jiwanya
yang murni bagai merpati terbang membubung
tinggi ke surga, ke rumah Mempelai Surgawi-nya.
Seorang saksi mata mengatakan, “Sungguh aneh.
Setelah Anna Wang dipenggal kepalanya, tubuhnya
masih tegak berlutut dan tidak roboh ke tanah
hingga seorang dari kawanan itu menendangnya.”
Seorang saksi lain, Ny Wang Lau, 80 tahun, seorang
Katolik yang saleh, jujur dan dapat dipercaya,
memberikan kesaksian, “Ketika Anna Wang wafat
sebagai martir, aku melihatnya naik ke surga,
mengenakan gaun biru dan hijau dengan sebuah
mahkota bunga di atas kepalanya. Ia kelihatan
sangat, sangat cantik.”
Setelah eksekusi, gerombolan Boxer
mengumpulkan mayat kesepuluh martir (namanama martir yang lain tak diketahui), lalu
menimbunnya dengan tanah. Lima belas bulan
kemudian, pada tanggal 6 November 1901, umat
beriman menggali kembali kubur para martir agar
dapat memakamkannya dengan pantas. Mereka
sungguh terkejut serta takjub saat mendapati bahwa
jenazah para martir tidak membusuk, melainkan
tampak seolah hidup. Semua yang hadir memuji
Tuhan karena mukjizat yang terjadi.
Pemakaman kembali para martir ini
berlangsung khidmad dan khusuk. Umat beriman
menganggap Anna sebagai seorang santa dan
71
berdoa mohon perantaraannya untuk berbagai
mukjizat penyembuhan. Banyak doa dikabulkan
Tuhan dengan perantaraan Anna. Suatu mukjizat
juga bahwa segenap anggota keluarga Anna sendiri
akhirnya bertobat. Neneknya, yang dulu
memperlakukan Anna dengan buruk, menjadi
seorang Katolik yang amat saleh dan meninggal
dengan kudus. Ibu tirinya yang murtad, kembali ke
dalam pelukan Gereja. Ayahnya juga kembali
menjadi seorang Katolik yang saleh. Saat ayahnya di
kemudian hari menjadi buta, ia berdoa mohon
kesembuhan dengan perantaraan puterinya; namun
doanya tidak dikabulkan, Ayahnya menerima
sebagai kehendak Allah agar ia melakukan lebih
banyak penitensi semasa di dunia demi kebaikan
jiwanya. Pada tanggal 17 April 1955, Anna Wang
dibeatifikasi oleh Paus Pius XII. Pada tanggal 1
Oktober 2000, St Anna Wang, bersama ke-119
martir Cina lainnya, dikanonisasi oleh Paus Yohanes
Paulus II.
SANTO ANSELMUS (1033-21 April 1109)
Anselmus dilahirkan di Italia utara pada
tahun 1033. Dari rumahnya ia dapat melihat
pegunungan Alpen. Ketika usianya lima belas tahun,
Anselmus mencoba masuk biara di Italia. Tetapi,
ayahnya menentangnya. Kemudian Anselmus jatuh
sakit. Tak lama sesudah ia sembuh, ibunya
meninggal dunia. Anselmus masih muda, ia juga
kaya dan pandai. Segera saja ia melupakan niatnya
untuk melayani Tuhan. Ia mulai hanya berpikir untuk
bersenang-senang.
Tetapi, beberapa waktu kemudian, Anselmus
menjadi bosan dengan cara hidupnya. Ia ingin
sesuatu yang lebih baik, sesuatu yang lebih berguna.
72
Ia pergi ke Perancis mengunjungi Abbas (pemimpin
biara) Lanfranc yang kudus dari biara Bec yang
terkenal. Anselmus menjadi
sahabat karib Lanfranc dan
sang abbas menghantarnya
kepada Tuhan. Ia juga
membantu Anselmus dalam
mengambil keputusan
menjadi seorang biarawan
Benediktin. Pada waktu itu
Anselmus berusia dua puluh
tujuh tahun.Anselmus
seorang peramah yang
sangat mengasihi saudarasaudara sebiaranya. Mereka
yang dulunya membencinya,
segera menjadi temantemannya. Anselmus
menjadi abbas pada tahun
1078. Ketika ia harus
meninggalkan Bec untuk
ditahbiskan sebagai Uskup Agung Canterbury di
Inggris, ia mengatakan kepada para biarawannya
bahwa mereka akan selalu ada di hatinya.
Umat Inggris mengasihi dan menghormati
Anselmus. Tetapi, Raja William II menganiayanya.
Anselmus harus melarikan diri dalam pengasingan
pada tahun 1097 dan juga tahun 1103. Raja William
bahkan melarang Anselmus pergi ke Roma untuk
memohon nasehat paus. Walaupun demikian,
Anselmus pergi juga. Ia tinggal bersama paus
hingga raja mangkat. Kemudian, ia kembali ke
keuskupannya di Inggris. Bahkan di tengah-tengah
segala kesibukannya, St. Anselmus selalu
menyempatkan diri untuk menulis. Buah penanya
adalah buku-buku filsafat dan teologi yang amat
73
berharga. Ia juga menuliskan banyak nasehat
berguna mengenai Tuhan bagi para biarawan. Para
biarawan itu amat gembira menerimanya. St.
Anselmus sering mengatakan, “Apakah kamu ingin
tahu rahasia hidup bahagia dalam biara? Lupakan
dunia dan bergembiralah melupakannya. Biara
sungguh merupakan surga di bumi bagi mereka
yang hidup hanya bagi Yesus.” St. Anselmus wafat
pada tanggal 21 April 1109. Ia dinyatakan sebagai
Pujangga atau Doktor Gereja oleh Paus Klemens XI
pada tahun 1720.
Anselmus, uskup agung Canterbury Inggris,
teolog dan pujangga Gereja; lahir di Aosta Italia
1033 dan meninggal di Canterbury 21 April
1109; L: perahu; P: 21 April
“Kalian mencari Tuhan, dan kalian mengetahui bahwa Ia
adalah Yang Mahatinggi, dan karenanya tidaklah mungkin
kalian dapat membayangkan sesuatu yang lebih sempurna
dari-Nya. Kalian mengetahui bahwa Yang Mahatinggi itu
adalah hidup itu sendiri, terang, kebijaksanaan, kebajikan,
kebahagiaan kekal, dan rahmat abadi.” ~ Santo Anselmus
ANSGARIUS (801-865)
Adalah uskup agung Bremen dan Hamburg
Jerman yang pertama. Ia menjadi ‘Rasul Denmark’
dan misionaris di Swedia.
P: 3 Februari
ANTIPAS (abad ke-1)
Adalah martir pertama di Asia Kecil (lihat
Wahyu, 2,13). Ia dimasukkan ke dalam patung besi
yang membara merah menyala. ♂
A: gambaran ayah sendiri (Y); P: 11 April
74
ANTONIA (1472)
Masuk biara sesudah suaminya meninggal.
Kemudian dengan bantuan Santo Yohanes Kapistran
ia mendirikan biara Klaris yang lebih tegas
aturannya di Firenze Italia.
P: 28 Februari
ANTONIUS BALDINUCCI SJ (1665-1717)
Berkarya sebagai pengkotbah ulung di Italia
dan mentobatkan banyak orang.
P: 2 Juli.
SANTO ANTONINUS († 1459)
Santo Antoninus hidup pada abad kelima
belas. Sejak kecil ia telah menunjukkan bahwa ia
memiliki kehendak
baik serta kemauan
keras. Menurut cerita,
ketika usianya lima
belas tahun, ia
mohon diijinkan
masuk biara
Dominikan. Ia tampak
muda dan kecil. Bapa
Prior (pemimpin biara)
berpikir sejenak dan
kemudian berkata,
“Aku akan
menerimamu apabila
kamu telah hapal `Dekret Gratia' di luar kepala.
`Dekret Gratia' adalah sebuah buku yang tebalnya
beberapa ratus halaman. Jadi, dengan kata lain,
prior mengatakan “tidak” kepada Antoninus.
75
Tetapi, Antoninus menerima tantangan
itu.Satu tahun kemudian dia kembali. Sulit
dibayangkan betapa terperanjatnya Bapa Prior
ketika mengetahui bahwa Antoninus telah
menghafalkan seluruh dekret! Tak diragukan lagi,
seketika itu juga ia diterima. (Namun demikian,
bukanlah kemampuannya menghafal yang
mengubah pikiran Prior, melainkan karena ia telah
membuktikan kesungguhannya dalam menjawab
panggilan hidupnya).
Meskipun usianya baru enam belas tahun,
Antoninus terus mengejutkan banyak orang dengan
cara hidupnya di biara. Sementara ia semakin
dewasa, jabatan-jabatan penting silih berganti
dipercayakan kepadanya. Antoninus menanamkan
pengaruh yang baik kepada para rekan biarawan
Dominikan. Mereka mengasihi serta
menghormatinya. Hal ini terlihat nyata dalam hidup
Beato Antonius Neyrot yang pestanya kita rayakan
pada tanggal 10 April.
Pada bulan Maret 1446, Antoninus
ditahbiskan sebagai Uskup Agung Florence, Italia.
“Bapa kaum miskin” adalah julukan yang diberikan
orang kepadanya. Tidak pernah ia menolak untuk
memberikan pertolongan kepada siapa pun. Apabila
ia tidak lagi mempunyai uang, ia akan memberikan
pakaiannya, sepatunya, perabotannya atau satusatunya keledainya. Berulang kali keledainya itu
dijualnya untuk menolong orang lain. Dan berulang
kali pula keledai itu ditebus oleh orang-orang kaya
dan dikembalikan padanya. Tentu saja, ia akan
menjualnya lagi untuk menolong orang-orang yang
lain lagi! Seringkali St. Antoninus mengatakan,
“Seorang penerus para rasul hendaknya tidak
memiliki apa pun kecuali kekayaan kebajikan.”
76
Santo Antoninus wafat pada tahun 1459. Ia
dinyatakan kudus pada tahun 1523.
“Seorang penerus para rasul hendaknya tidak memiliki
apa pun kecuali kekayaan kebajikan.” ~ Santo Antoninus
SANTO ANTONIUS dari MESIR (251-356)
Santo Antonius dilahirkan pada tahun 251 di
sebuah dusun kecil di Mesir. Ketika usianya
duapuluh tahun, kedua
orangtuanya meninggal
dunia. Mereka
mewariskan kepadanya
harta warisan yang besar
dan menghendaki agar ia
bertanggung jawab atas
hidup adik
perempuannya. Antonius
merasakan belas kasihan
Tuhan yang berlimpah
atasnya dan datang
kepada Tuhan dalam doa.
Semakin lama semakin
peka ia akan
penyelenggaraan Tuhan
dalam hidupnya. Sekitar enam bulan kemudian, ia
mendengar kutipan Sabda Yesus dari Kitab Suci:
“Pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah
itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan
beroleh harta di sorga.” (Mrk 10:21). Antonius
menerima sabda tersebut sebagai sapaan pribadi
Tuhan dan jawab-Nya atas doanya mohon
bimbingan Tuhan. Ia menjual sebagian besar harta
miliknya, menyisakan sedikit saja cukup untuk
menunjang hidup adiknya dan dirinya sendiri.
77
Kemudian ia membagi-bagikan uangnya kepada
mereka yang membutuhkannya.
Saudari Antonius bergabung dengan
kelompok wanita yang hidup dalam doa dan
kontemplasi. Antonius memutuskan untuk hidup
sebagai seorang pertapa. Ia mohon pada seorang
pertapa senior untuk memberinya pelajaran hidup
rohani. Antonius juga mengunjungi para pertapa
lainnya agar ia dapat belajar kebajikan-kebajikan
paling utama dalam diri setiap pertapa. Kemudian ia
mulai hidupnya sendiri dalam doa dan tobat
sendirian hanya dengan Tuhan saja. Ketika Antonius
berusia lima puluh lima tahun, ia mendirikan sebuah
biara guna menolong sesama. Banyak orang
mendengar tentangnya dan mohon saran serta
nasehatnya. Antonius akan memberi mereka
nasehat-nasehat praktis, seperti “Setan takut pada
kita ketika kita berdoa dan bermatiraga. Setan juga
takut ketika kita rendah hati dan lemah lembut.
Terutama, setan takut pada kita ketika kita sangat
mencintai Yesus. Setan lari terbirit-birit ketika kita
membuat Tanda Salib.” St. Antonius mengunjungi
St. Paulus Pertapa. Ia merasa diperkaya dengan
teladan hidup St. Paulus yang kudus. Antonius wafat
setelah melewatkan hidup yang panjang dalam doa.
Usianya mencapai seratus lima tahun. St. Atanasius
menulis riwayat hidup St. Antonius dari Mesir yang
sangat terkenal.
Antonius dari Mesir (251-356) disebut juga
‘Antonius Pertapa’, lahir dekat Memphis Mesir.
L: babi dan lonceng, karena pada banyka gereja
dipelihara seekor babi yang diberi lonceng. Babi
ini bebas berkeliaran mencari makan, kemudian
pada malam pesta Santo Antonius, babi itu
disembelih dan dagingnya dibagi-bagikan
kepada oran-orang miskin; P:17 Januari.
78
SANTO ANTONIUS dari PADUA (1195-13
Juni 1231)
Antonius dilahirkan pada tahun 1195 di
Lisbon, Portugis dengan nama Fernando. Ia adalah
putera tunggal pasangan
Martin dan Maria Bulhom,
keluarga terpandang di
kotanya. Fernando seorang
anak yang cerdas, hatinya
lurus tetapi keras.
Orangtuanya sangat ingin
agar kelak anaknya
menjadi orang terkenal.
Pada usia 11 tahun kedua
orangtuanya meninggal
dunia sehingga Fernando
menjadi yatim piatu. Ia
diasuh oleh pamannya
yang sangat memanjakannya. Pada usia 15 tahun,
Fernando merasa terpanggil untuk menjadi seorang
imam. Meskipun pamannya menentang dengan
keras keinginannya, toh pada akhirnya Fernando
diijinkan juga masuk biara St. Agustinus di Lisbon.
Dua tahun kemudian Fernando ditugaskan belajar di
Coimbra. Sembilan tahun di Universitas Coimbra,
Fernando belajar dengan tekun. Ia menjalin
persahabatan dengan para pengikut St. Fransiskus
dari Asisi.
Jenazah lima martir dari Ordo Fransiskus
dikirim dari Maroko untuk disemayamkan di
biaranya. Kelima imam Ordo Fransiskus itu: St.
Berard, Otto, Petrus, Akursio dan Ainto, yang
dengan gigih mewartakan Injil sehingga mereka
didera dan dipenggal di Maroko. Jiwa muda
Fernando bergolak. Tiba-tiba ia bangkit. Buku yang
tengah dipelajarinya itu ditutupnya seraya berkata,
79
"Teman-temanku telah mati demi Tuhan. Apakah
aku akan duduk-duduk terus mempelajari buku?"
Kemudian Fernando memutuskan untuk bergabung
dengan Ordo Fransiskus Asisi (OFM = Ordo Saudarasaudara Dina) dengan tujuan agar dapat segera
ditugaskan ke Maroko, supaya ia pun juga dapat
menjadi saksi sekaligus martir Kristus. Fernando
diterima di Ordo Fransiskus dengan nama Antonius.
Sayang sekali, begitu tiba di Maroko, Antonius jatuh
sakit sehingga terpaksa pulang kembali.
Sembilan tahun lamanya Antonius
berkhotbah, mempertobatkan banyak orang dan
melakukan banyak mukjizat di Perancis, Sisilia serta
Italia. Ia seorang pengkhotbah yang ulung. Kemana
pun ia pergi orang banyak datang berduyun-duyun
untuk mendengarkan khotbahnya. Menurut legenda,
bahkan ikan-ikan di danau pun bersembulan keluar
untuk mendengarkan khotbahnya. Antonius begitu
bersemangat dalam mewartakan Injil, sehingga ia
sering lupa makan dan kurang istirahat. Karena itu
ia jatuh sakit dan meninggal dunia di Arcella, dekat
Padua, pada tanggal 13 Juni 1231, dalam usia 36
tahun. Jenazahnya disemayamkan di gereja Santa
Perawan Maria di Padua. Setahun kemudian, ia
dimaklumkan sebagai santo oleh Paus Gregorius IX.
Pesta St. Antonius dirayakan tanggal 13 Juni.
Mengapa St. Antonius digambarkan memeluk
Kanak-kanak Yesus?
Pada suatu hari St. Antonius bermalam di
rumah seorang temannya, Lord of Chatenauneuf. St.
Antonius berdoa dengan khusuk hingga larut malam.
Tiba-tiba ruangan kamarnya dipenuhi oleh sinar
yang sangat terang, lebih terang dari sinar matahari.
Kemudian Yesus menampakkan diri kepada St.
Antonius dalam rupa seorang anak kecil.
80
Chatenauneuf melihat sinar cemerlang keluar dari
celah bawah pintu kamar Antonius. Merasa heran,
temannya itu mengintip melalui
lubang kunci. Ia melihat seorang
anak kecil yang elok parasnya
sedang berdiri di atas buku
sambil memeluk leher St.
Antonius dengan kedua belah
tangannya. Ketika St. Antonius
membuka pintu kamar dan
mendapati Chatenauneuf, ia
berpesan agar temannya itu tidak
menceritakan apa yang dilihatnya
kepada siapa pun juga selama ia
masih hidup.
Mengapa St. Antonius digambarkan memeluk
Kitab Suci?
St Antonius mengenal, mencintai dan
mewartakan Sabda Allah dengan begitu baik.
Sesungguhnya, St Antonius begitu terdidik dan ahli
dalam Kitab Suci hingga Paus Pius XII
memaklumkannya sebagai “Doktor Evangelis,” atau
“Doktor Kitab Suci”.
Mengapa St. Antonius dimohon pertolongannya
menemukan barang-barang yang hilang?
Pernahkah kamu kehilangan barang-barang
yang mempunyai nilai sentimentil, seperti misalnya
cincin, mainan kesayangan, gelang, atau bahkan
binatang peliharaanmu? Sudahkah kamu mencarinya
kemana-mana dan tidak dapat menemukannya
kembali? Ya, kalau begitu kamu mohon pertolongan
St Antonius dari Padua, santo pelindung barangbarang yang hilang atau dicuri.
81
Santo Antonius diangkat menjadi santo
pelindung barang-barang yang hilang atau pun dicuri
karena pengalaman hidupnya. St. Antonius
mempunyai sebuah buku Mazmur yang sangat
berarti baginya. Dalam buku Mazmurnya itulah ia
mencoretkan catatan-catatan atau komentarkomentar yang dipergunakannya untuk mengajar
murid-muridnya di Ordo Fransiskus. Seorang novis
(yaitu seorang biarawan yang sedang menjalani
masa percobaan) mulai bosan dengan kehidupan
religius biara, karenanya ia memutuskan untuk
melarikan diri. Ia pergi dengan membawa serta buku
Mazmur St. Antonius! Ketika St. Antonius menyadari
bahwa bukunya telah hilang, ia menjadi sangat
sedih. St. Antonius berdoa dengan sangat agar buku
Mazmurnya segera diketemukan atau dikembalikan
kepadanya. Tuhan menjawab doa St. Antonius.
Novis yang telah mencuri bukunya itu merasa tidak
tenang jiwanya, sehingga akhirnya ia
mengembalikan buku Mazmur itu kepada St.
Antonius. St. Antonius memaafkan segala
perbuatannya. Novis itu bahkan diterima kembali di
biara. Jadi, mulai sekarang kalau kamu kehilangan
sesuatu, mintalah bantuan St. Antonius dari Padua,
dan tunggu apa yang akan terjadi.
Antonius lahir di Lissbon (1195), karena paling
lama tinggal di Padua dan wafat didekat kota itu
(1231) ia disebut ‘Antonius dari Padua’. B:
Anton, Anthony, Toni (♂): Antonia, Antoinette
(♀); L: Kanak-kanak Jesus yang dipangku; P:
13 Juni.
SANTO ANTONIUS MARIA CLARET (18071870)
Antonius dilahirkan di Spanyol pada tahun
1807. Pada tahun yang sama Napoleon menyerbu
82
Spanyol. Mungkin itu adalah “pertanda” akan
peristiwa-peristiwa mendebarkan yang akan terjadi
sepanjang hidupnya. Antonius
ditahbiskan menjadi
seorang imam pada tahun
1835 dan ditugaskan di
paroki kota asalnya.
Kemudian ia pergi ke Roma
dan membantu karya misi. Ia
menggabungkan diri dengan
Serikat Yesus sebagai novis
tetapi kesehatannya tidak
mendukungnya. Ia kembali
ke Spanyol dan bertugas
sebagai imam. Pastor
Antonius melihat seluruh
dunia sebagai suatu daerah
misi yang luas. Ia memiliki
hati seorang misionaris. Ia seorang imam yang
berdedikasi tinggi di parokinya. Ia mengadakan
seminar-seminar bagi para imam. Pastor Antonius
yakin akan kekuatan karya tulis. Ia menulis
sedikitnya 150 buah buku. Bukunya yang paling
terkenal, Jalan yang Benar, telah dibaca jutaan
orang. Sebagian orang tidak dapat mengerti
pemikiran Pastor Antonius. Kesuksesan serta
semangatnya membuat mereka khawatir. Mungkin
pertentangan tersebut memang diijinkan oleh Tuhan
agar imam yang penuh semangat ini dapat
mengunjungi Kepulauan Canary pada tahun 1848.
Pastor Antonius tinggal di sana selama satu tahun
dengan mewartakan Kabar Gembira. Kemudian
Pastor Antonius kembali ke Catalonia, Spanyol dan
kepada karya penginjilannya di sana. Pada tahun
1849, Pastor Antonius membentuk suatu ordo
religius baru yang disebut Putera-putera Misionaris
83
dari Hati Maria Yang Tak Bernoda atau lebih dikenal
dengan nama Kongregasi Misionaris Claretian, CMF.
Ratu Isabela II dari Spanyol amat
menghormati St. Antonius. Ratu berpendapat bahwa
St. Antonius adalah orang yang paling tepat untuk
menjadi Uskup Agung Santiago, Kuba. Karya
kerasulannya di Kuba menjadi suatu pengalaman
selama tujuh tahun yang mendebarkan. Uskup
Agung Antonius mengunjungi paroki-paroki,
berkhotbah menentang kejahatan sosial, terutama
perbudakan. Ia memberkati pernikahan serta
membaptis anak-anak. Ia seorang pembaharu dan
karenanya mempunyai banyak musuh. Beberapa kali
ia menerima ancaman pembunuhan. Namun
demikian, ancaman tersebut tidak mampu
menghalangi karyanya yang mengagumkan itu
hingga ia dipanggil kembali ke Spanyol pada tahun
1857. Selama menjadi imam, St Antonius juga
memimpin sebuah seminari di Madrid. Ia mendirikan
sekolah St. Mikhael untuk memajukan karya seni
dan kesusasteraan dan bahkan berusaha mendirikan
sebuah sekolah pertanian. Ia pergi ke Roma untuk
membantu mempersiapkan Konsili Vatikan Pertama
pada tahun 1869 dan wafat pada tahun 1870. St.
Antonius Maria Claret dinyatakan kudus oleh Paus
Pius XII pada tahun 1950.
P: 24 Oktober
SANTO ANTONIUS MARIA ZACCARIA
(1502-5 Juli 1539)
Antonius dilahirkan di Italia pada tahun 1502.
Ketika ia masih muda, ayahnya meninggal dunia.
Ibunya mendukung Antonius dalam perhatian
istimewa yang dimilikinya terhadap penderitaan
orang-orang miskin. Ibu Zaccaria mengirim
84
puteranya belajar di Universitas Padua agar kelak ia
dapat menjadi seorang dokter. Antonius baru
berusia dua puluh dua tahun ketika ia menamatkan
pelajarannya.
Dokter yang masih belia itu amat berhasil
dalam pekerjaannya. Namun demikian, ia tidak
merasa puas. Ia tahu
bahwa ia ingin menjadi
seorang imam. Antonius
mulai belajar teologi. Ia
juga tetap merawat
mereka yang sakit,
menghibur serta
memberikan semangat
kepada mereka yang
menjelang ajal. Antonius
mempergunakan seluruh
waktu luangnya untuk
membaca serta
merenungkan surat-surat
St. Paulus dalam Kitab Suci. Ia membaca kisah rasul
besar Paulus berulang kali dan banyak merenungkan
keutamaan-keutamaannya. Sekarang, Antonius
terbakar oleh semangat yang menyala-nyala untuk
menjadi seorang kudus dan membawa semua orang
kepada Yesus.
Setelah ditahbiskan sebagai imam, Santo
Antonius Maria pindah ke kota besar Milan. Di sana,
ia akan dapat membantu lebih banyak orang. Ia juga
membentuk suatu ordo para imam yang disebut
Pekerja-pekerja Tetap Santo Paulus. Orang
menyebutnya “Barnabit”, oleh karena ordo mereka
berpusat di Gereja Santo Barnabas di Milan. Sesuai
teladan rasul Paulus, Santo Antonius dan para
imamnya berkhotbah ke mana-mana. Mereka
menyerukan kembali kata-kata dan nasehat-nasehat
85
Paulus. Mereka menerangkan pesan-pesan Paulus
dengan kata-kata sederhana yang mudah
dimengerti. Umat menghargainya; mereka merasa
senang. Santo Antonius juga memiliki cinta
mendalam kepada Yesus dalam Sakramen
Mahakudus. Ia memulai Devosi Empat Puluh Jam.
Santo Antonius Maria baru berusia tiga puluh tujuh
tahun ketika ia wafat pada tanggal 5 Juli tahun
1539. Ia dinyatakan kudus oleh Paus Leo XIII pada
tahun 1897.
Perayaannya setiap tanggal 5 Juli.
“Oleh karena kita telah memilih rasul besar Paulus sebagai
pembimbing dan bapa kita, serta menyatakan diri sebagai
pengikutnya, kita harus berusaha mengamalkan ajaran
serta teladannya dalam hidup kita.” ~ Santo Antonius
(kepada imam-imam Barnabit)
BEATO ANTONIUS NEYROT († 1460)
Antonius dilahirkan di Italia utara pada abad
kelimabelas. Ia menggabungkan diri dalam Ordo
Dominikan di Florence,
Italia. Pemimpin biara
pada masa itu adalah
seorang santo, yakni
Santo Antoninus. Santo
Antoninus membawa
pengaruh besar pada B
Antonius. Broeder
Antonius tengah berlayar
dari Naples ke Sicily ketika
perompak menaklukkan
kapal. Antonius dibawa ke
Tunis dan dijual sebagai
budak. Ia berhasil
mendapatkan pembebasan, namun meninggalkan
86
Gereja. Ia menyangkal iman akan Yesus dan
meninggalkan panggilan religius. Ia menerima Al
Quran sebagai Kitab Sucinya. Selama beberapa
bulan ia hidup sebagai seorang muslim. Ia juga
menikah.
Sementara itu, pemimpin biara Dominikan, St
Antoninus, wafat. Peristiwa ini mengguncang
Antonius.
Tampaknya suatu malam Antonius
mendapatkan semacam mimpi. St Antoninus
menampakkan diri kepadanya. Percakapan di antara
kedua orang ini menghantar pada perubahan radikal
dalam diri Antonius. Ia sungguh menyesal telah
menghianati Tuhan. Ia tahu bahwa dalam hati ia
tidak pernah meninggalkan imannya kepada Yesus.
Ia tahu bahwa ia hanya dapat menjadi seorang
Katolik. Dan ia sadar bahwa ia masih sangat ingin
menjadi seorang broeder Dominikan. Antonius
memulangkan isterinya kembali ke rumah
orangtuanya. Kemudian ia mengenakan jubah putih
Dominikan. Meski takut, ia pergi juga menghadap
penguasa Tunis. Khalayak ramai berkumpul dan
sang penguasa keluar. Di hadapan publik, Broeder
Antonius mengakui bahwa ia telah melakukan suatu
kesalahan besar. Ia seorang Katolik. Ia percaya dan
mengasihi Yesus. Ia seorang Dominikan dan ingin
tetap demikian sepanjang hidupnya. Sang penguasa
amat murka. Ia mengancam dan lalu menjanjikan
ganjaran yang menggiurkan asalkan Antonius
menarik kembali apa yang telah ia ucapkan. Tetapi
Antonius menolak meski tahu bahwa ini berarti mati.
Antonius berlutut dan mulai berdoa memohon
keberanian untuk menyerahkan nyawa demi Yesus.
Sekonyong-konyong ia merasakan batu-batu besar
menimpuknya. Ia terus berdoa memohon kekuatan
agar tetap setia kepada Tuhan. Lalu ia jatuh
87
tergeletak. Antonius wafat sebagai martir pada
tahun 1460. Beberapa pedagang dari Genoa, Italia
membawa jenazahnya kembali ke negeri asalnya.
ANTONIO PESTANA († 1581)
Misionaris Dominikan kebangsaan Portugis ini
berkarya di pulau Solor. Ia jatuh ke tangan orangorang Islam dari Jawa. Mereka menusuk-nusukkan
potongan-potongan bambu runcing ke bawah kukukuku jari tangan dan kaki pater ini dan
menganiayanya sampai mati.
(Salah satu dari Orang-orang Kudus di
Indonesia)
SANTA ANYSIA († 304)
Anysia hidup di Tesalonika menjelang akhir
abad kedua. Tesalonika adalah kota purbakala di
mana St. Paulus sendirilah
yang pertama-tama
mewartakan iman kepada
Yesus. Anysia adalah
seorang Kristen dan setelah
kedua orangtuanya
meninggal, ia
mempergunakan
kekayaannya untuk
menolong kaum miskin
papa. Pada masa itu, terjadi
penganiayaan yang kejam
terhadap umat Kristiani di
Tesalonika. Gubernur
terutama sekali telah
bertekad untuk mencegah semua umat Kristiani
berkumpul bersama untuk merayakan Misa. Tetapi,
88
pada suatu hari Anysia berusaha untuk menghadiri
pertemuan tersebut. Sementara ia melewati suatu
pintu gerbang yang disebut Kasandra, seorang
serdadu memperhatikannya. Ia segera menghalangi
langkah Anysia serta menyelidiki kemanakah Anysia
hendak pergi. Karena amat ketakutan, Anysia
melangkah mundur sambil membuat tanda salib di
keningnya. Melihat itu, serdadu tersebut
mencengkeramnya serta mengguncang-guncangkan
tubuhnya dengan kasar. “Siapa kamu?”, teriaknya.
“Dan kemanakah kamu hendak pergi?” Anysia
menarik napas panjang dan menjawab, “Aku adalah
hamba Yesus Kristus,” katanya. “Aku hendak pergi
ke perjamuan Tuhan.” ”Oh ya?” serdadu itu
mengejek. “Aku akan mencegahnya. Aku akan
membawamu untuk memuja para dewa. Hari ini
kami memuja dewa matahari.”
Pada saat yang sama serdadu itu merenggut
kerudungnya. Anysia berusaha melawan sekuat
tenaga sehingga orang kafir itu menjadi semakin
marah dibuatnya. Akhirnya, dalam puncak
kemarahannya, ia mencabut pedangnya dan
menebaskannya ke tubuh Anysia. Anysia pun jatuh
tergeletak di kaki sang serdadu. Ketika
penganiayaan telah berakhir, umat Kristiani
Tesalonika mendirikan sebuah gereja di tempat di
mana St. Anysia telah menyerahkan nyawanya bagi
Kristus. Santa Anysia wafat sekitar tahun 304.
APOLINARIS FRANCO OFM († 1622)
Menjadi misionaris di Jepang. Ia lama bekerja
di bawah tanah dan bersama delapan temannya
dibakar hidup-hidup.
P: 12 September
89
APOLINARIS MOREL OFM CAP (1739-1792)
Dosen teologi di Swiss itu disiksa sebagai
pastor penjara di Paris.
P: 2 September
SANTA APOLONIA († 249) dan PARA
MARTIR ALEXANDRIA
Seorang perawan kudus, Apolonia, hidup di
Alexandria, Mesir, pada abad ketiga. Umat Kristiani
mengalami penganiayaan yang
hebat di sana, dalam masa
pemerintahan Kaisar Philip.
Apolonia telah
mempergunakan seluruh
hidupnya untuk melayani
Tuhan. Sekarang, walaupun
sudah tidak muda lagi, ia tidak
juga hendak beristirahat.
Dengan berani ia
mempertaruhkan nyawanya
untuk menghibur umat
Kristiani yang menderita di
penjara. “Ingatlah, bahwa
pencobaanmu tidak akan berlangsung lama,”
demikian ia akan berkata. “Tetapi sukacita surgawi
akan berlangsung selama-lamanya.” Hanya tinggal
menunggu waktu saja sebelum akhirnya Apolonia
sendiri juga ditangkap. Ketika hakim menanyakan
namanya, dengan tegas Apolonia menjawab, “Saya
seorang Kristen dan saya mengasihi serta melayani
Tuhan yang benar.” Rakyat yang marah menyiksa
Apolonia, mereka berusaha memaksanya untuk
mengingkari imannya. Pertama-tama, semua giginya
dihantam dan kemudian dirontokkan. Sungguh
sangat aneh, itulah sebabnya mengapa orang
90
seringkali mohon bantuan doa St Apolonia ketika
mereka menderita sakit gigi. Namun demikian,
siksaan yang amat menyakitkan itu tidak mampu
menggoncangkan imannya. Apolonia kemudian
diancam, jika ia tidak mengingkari Yesus, ia akan
dicampakkan ke dalam api yang berkobar-kobar.
Apolonia tidak membiarkan rasa takut menguasai
dirinya. Ia lebih memilih mati dalam kobaran api
daripada mengingkari imannya kepada Yesus. Ketika
orang-orang kafir melihat betapa gagah beraninya
Apolonia, banyak diantara mereka yang bertobat.
Apolonia wafat sekitar tahun 249.
♀ A: milik dewa Apolo (Y); L: tang pencabut gigi dan gigi.
ARCHANGELA GIRLANI (1461-1494)
Adalah suster pemimpin biara Karmelit yang
sangat saleh.
A: malaikat agung; P: 29 Januari.
ARIADNE (abad ke-2)
Adalah budak-belian wanita dan mati sebagai
martir di Asia Kecil karena tidak mau memuja
berhala.
P: 1 November.
SANTO ARNOLDUS JANSSEN (1837-1909)
Arnoldus Janssen dilahirkan pada tahun 1837
di Goch, Rheinland, Jerman Barat. Sebagai imam
dalam dioses Mûnster, ia sangat aktif dalam aksi
Kerasulan Doa. Oleh karena ia menaruh minat yang
besar untuk usaha persatuan umat Kristen dan
menanam Gereja di daerah-daerah dan bangsabangsa yang belum percaya akan Kristus, maka
91
didirikannya dalam tahun 1875 di Steyl, sebuah
kampung dalam Provinsi Limburg, Belanda, Serikat
Sabda Allah (SVD), untuk
mendidik dan
mempersiapkan
misionaris-misionaris.
Beberapa waktu
kemudian, ia mendirikan
dua serikat biarawati,
yakni Suster-Suster Misi
Abdi Roh Kudus (SSpS),
dan Suster-Suster Abdi
Roh Kudus (SSpSAP)
untuk Penyembahan
Abadi. Ia meninggal dalam
tahun 1909. Tanggal 5
Oktober 2003 Paus Yohanes Paulus II atas nama
gereja menggelar Arnoldus Janssen SVD dari Steyl
dan Yosef Freinademetz dari Shandung sebagai
orang kudus. Arnoldus adalah pendiri tiga tarekat
misioner yakni SVD (Serikat Sabda Allah); SSpS
(Serikat Misi Abdi Roh Kudus) dan SSpS AP (SSpS
Adorasi Abadi / Kontemplatif). Sedangkan Yosef
adalah misionaris SVD pertama yang diutus ke
daerah misi Cina.
P: 15 Januari
ARNULF († 640)
Menerima jabatan uskup Metz Perancis,
ketika isterinya telah masuk biara. Kemudian ia
bertapa dan merawat penderita kusta. Ia
menurunkan wangsa raja-raja dan kaisar Franken.
P: 19 Agustus
92
ARSENIUS AGUNG (354-445)
Seorang mantan guru dari putera kaisar yang
kemudian menjadi rahib dan pertapa di gurun pasir.
P: 19 Juli.
ASUNTA
Diambil dari ‘ Asumptio Beatae Mariae
Virginis’, yaitu pesta ‘Santa Perawan Maria Diangkat
ke Surga’ yang dirayakan pada tanggal 5 Agustus.
SANTO ANTANASIUS (297-2 Mei 373)
Atanasius dilahirkan sekitar tahun 297 di
Alexandria, Mesir. Ia membaktikan seluruh hidupnya
untuk membuktikan bahwa
Yesus adalah sungguh
Allah. Hal ini amat penting,
karena sekelompok orang
yang disebut Arian
menyangkalnya. Sebelum
ia menjadi seorang imam,
Atanasius telah banyak
membaca buku tentang
iman. Oleh sebab itulah
dengan mudah ia dapat
menunjukkan kelemahankelemahan ajaran bidaah
Arian.
Atanasius ditahbiskan sebagai Uskup Agung
Alexandria ketika usianya masih belum tiga puluh
tahun. Selama empat puluh enam tahun, ia menjadi
seorang gembala yang menggembalakan umatnya
dengan gagah berani. Empat orang kaisar Romawi
tidak dapat memaksanya berhenti menuliskan
penjelasan-penjelasannya yang terang dan jelas
93
mengenai iman kita yang kudus. Para musuhnya
menganiayanya dengan berbagai cara.
Lima kali ia diusir dari keuskupannya sendiri.
Pengasingannya yang pertama berlangsung dua
tahun lamanya. Ia dibuang ke kota Trier pada tahun
336. Seorang uskup yang baik, Santo Maximinius,
menyambutnya dengan hangat. Pengasinganpengasingan lainnya berlangsung lebih lama.
Atanasius dikejar-kejar oleh orang-orang yang
hendak membunuh dia. Di salah satu
pengasingannya, para rahib menyembunyikannya di
padang gurun selama tujuh tahun. Para musuhnya
tidak dapat menemukannya.
Suatu ketika, para prajurit kaisar mengejar
Atanasius hingga ke Sungai Nil. “Mereka berhasil
mengejar kita!” teriak para sahabat uskup. Tetapi,
Atanasius sama sekali tidak khawatir. “Putar balik
perahu kita,” katanya tenang, “mari menyongsong
mereka.” Para prajurit di perahu yang lain berteriak,
“Apakah kalian melihat Atanasius?” Jawab mereka:
“Kalian tidak jauh darinya!” Perahu musuh melaju
sekencang-kencangnya dan Atanasius pun
selamatlah.
Umat di Alexandria mengasihi uskup agung
mereka yang baik hati itu. Ia seperti seorang bapa
bagi mereka. Sementara tahun-tahun berlalu,
mereka menghargainya lebih dan lebih lagi, betapa
banyak ia telah menderita bagi Yesus dan Gereja.
Umatlah yang mengatur serta mengusahakan agar
ia dapat hidup dengan tenang. Ia menghabiskan
tujuh tahun terakhir hidupnya dengan tenang
bersama mereka. Para musuh tetap mengejarnya,
namun tak pernah dapat menemukanya. Selama
masa itu, Santa Atanasius menulis tentang Riwayat
Hidup Santo Antonius Pertapa. Antonius telah
menjadi sahabat dekatnya sejak Atanasius masih
94
muda. Santa Atanasius wafat dalam damai pada
tanggal 2 Mei 373. Ia tetap menjadi salah seorang
santo terbesar dan tergagah sepanjang masa.
Atanasius (Atanasius Agung) uskup dan
pujangga Gereja (296-373); P: 2 Mei
Tantangan apakah yang aku hadapi sebagai seorang
Kristen pada masa sekarang? Dengarkanlah kata-kata
Yesus: “Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal ... Aku
pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Aku
akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku,
supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada.
(Yoh 14:2-3)
AUREA (856)
Dilahirkan dalam keluarga Muslim. Namun
gadis ini berpindah keyakinan menjadi Kristen dan
bahkan sesudah suaminya meninggal, ia masuk
biara. Akan tetapi salah seorang anggota familinya
melaporkan hal ini kepada pejabat Islam di Cordoba
(Spanyol), sehingga Aurea diangkap dan dipenggal.
Mayatnya dicampakkan ke sungai Guadalquivir.
A: emas; P: 19 Juli
AURELIA
Salah seorang kawan Santa Ursula
♀ P: 15 Oktober
AURELIUS († 430)
Teman Santo Agustinus ini menjadi uskup di
Kartago (Tunisia), selama hidupnya ia dengan gigih
berjuang melawan kaum bidaah, dan mencurahkan
seluruh hidupnya demi memperbaharui iman umat.
A: emas; P: 26 Juli
95
AURELIUS dan NATALIA († 852)
Orang tua suami-isteri ini beragama Islam.
Karena Natalia dan temannya Liliosa (isteri Felix,
yaitu seorang yang pernah murtad ke Islam tetapi
berbalik lagi) tidak memakai cadar, maka mereka
dituduh murtad dari Islam. Mereka mengaku Kristen
dan karenanya dibunuh bersama biarawan Georgius,
yang giat berkotbah membela kebenaran agama
Kristen. Mereka meninggal di Cordoba Spanyol
dalam masa pemerintahan Emir Abd A-Rahman II.
P: 27 Juli
96
B
BABILAS (abad ke-3)
Uskup agung Anthiokia ini menemui ajalnya
setelah dicekik. Sebab, ia tidak mengijinkan Kaisar
Philipus yang membunuh pendahulunya memasuki
gereja untuk beribadat.
P: 4 September
BALDUINUS (1140)
Adalah murid kesayangan S. Bernardus,
sehingga diutus ke Rieti Italia untuk memimpin
biara.
B: Balduin, Baudain; P: 15 Juli
BAPTISTA VARANI OSC CAP (1458-1524)
Adalah pemimpin biara suster Klaris di Chiara
Italia yan pandai dan dikaruniai banyak rahmat
mistis. Buah penanya sangat berpengaruh dalam
usaha memajukan penghormatan kepada Hati Kudus
Yesus.
P: 30 Mei
BARBARA († 306)
“Sayangku, ayah harus pergi”, kata seorang
pedagang yang sering bepergian jauh kepada
97
puterinya. “Selama ayah pergi,” sambungnya, “ayah
akan menguncimu di loteng atas dalam menara,
supaya kau selamat. Dalam menara akan kubuatkan
dua jendela untukmu, supaya kau dapat mengamati
keindahan laut dan bila ayah kembali, kau dapat
mengetahuinya.” Puteri itu adalah Barbara, ia cantik
rupawan dan amat dicintai ayahnya. Karena itulah
ayahnya membesarkan Barbara dengan sangat baik
dan tidak mau kehilangan puterinya.
Ketika
sang ayah pulang, ia melihat suatu keganjilan pada
menara puterinya: kini ada tiga jendela dan terpaku
sebuah tanda salib di atas pintu menara. Ia
mengamati dengan teliti dan tertegun cemas.
Kemudian ia dengan lantang menghardik Barbara:
“apa yang telah kau buat?” Barbara menerangkan
apa yang telah terjadi selama ayahnya bepergian:
“Ketika ayah pergi, aku memanggil seorang imam.
Ia sangat baik dan mengajariku tentang Bapa Yang
Mahabaik. Yang mengutus Putera TunggalNya ke
dunia ini untuk menyelamatkan kita. Tetapi Putera
yang bernama Jesus itu di bunuh di kayu salib.”
“Lalu??” kata ayahnya gusar. Kata Barbara lebih
98
lanjut: “Kini Tuhan Jesus mengutus Roh Kudus yang
membimbing kita kepada Bapa di surga, aku
sungguh yakin dan mohon diselamatkan Tuhan
Jesus. Maka imam itu membaptis aku, untuk
menghormati Tritunggal Kudus, aku menambah
jendela ketiga. Karena Jesus Yang di Salib niscaya
melindungiku maka kupasang salib di atas pintu
masuk.”
Ayahnya melotot marah, ia geram dan tidak
senang dengan perbuatan puterinya sebab ia masih
percaya pada dewa-dewa. Ia menjadi gelap mata, ia
menyeret Barbara yang amat dicintainya itu sambil
berteriak: “Ikuti aku ke pengadilan dank au harus
menyangkal kepercayaanmu yang tak masuk akal
itu!” Ketika itu usia Barbara 14 tahun, sehingga
hakim tidak berani berbuat apa-apa. Hal itu
menyebabkan sang ayah bertambah berang dan
menyeret Barbara untuk diserahkan kepada para
algojo, agar disiksa supaya murtad. Namun semua
usaha ayah Barbara sia-sia, karena Barbara tetap
setia kepada imannya. Sehingga akhirnya ayah itu
menghunus pedangnya dan menebas leher putrinya
sendiri. Pada saat itu juga petir menyambar tubuh
ayah sehingga ia tewas seketika. (cerita ini terdapat
dalam buku-buku kuno, meski belum tentu demikian
kejadian semua peristiwa itu).
Barbara, perawan dan martir, hidup di Yunani
(† 306). Melalui Barbara orang-orang memohon
rahmat Tuhan untuk dapat mati dengan baik
dan dalam keadaan siap. Ia dihormati sebagai
pelindung tentara artileri; L: menara; P: 4
Desember
BARBA’SHMIN († 347)
99
Menjadi uskup di Seleukia (Persia). Ia
dibunuh oleh Shah Schapur II bersama dengan 16
imam lainnya († 347).
P: 14 Januari.
BARLAAM († 304)
Dipaksa menggenggam bara api dalam
tangannya, kalau tidak mau murtad. Jika bara api itu
dilepaskan diatas mezbah dewa pada sebuah kuil di
Antiokia, maka itulah dianggap tanda bahwa ia
menyembah dewa-dewa.
P: 19 November
SANTO BARACHISIUS dan SANTO JONAS
(† 327)
Raja Sapor dari Persia berkuasa pada abad
keempat. Ia membenci umat Kristiani dan
menganiaya mereka dengan
keji. Ia menghancurkan
gereja-gereja dan biarabiara. Dua orang bersaudara
bernama Jonas dan
Barachisius mendengar kabar
mengenai penganiayaan ini
dan bahwa banyak umat
Kristiani dijatuhi hukuman
mati.
Keduanya
memutuskan untuk pergi
menolong dan
100
menyemangati mereka untuk tetap setia pada
Kristus. Jonas dan Barachisius sadar benar bahwa
mereka, juga, dapat tertangkap. Namun hal itu tak
menghalangi mereka. Hati mereka terlalu dipenuhi
kasih bagi sesama sehingga nyaris tak ada ruang
untuk memikirkan diri sendiri. Akhirnya, kedua
bersaudara itu pun tertangkap dan dijebloskan ke
dalam penjara. Kepada mereka dikatakan bahwa jika
mereka tidak menyembah matahari, bulan, api dan
air, mereka akan dianiaya dan dijatuhi hukuman
mati. Tetntu saja, mereka menolak menyembah
suatupun atau siapapun terkecuali Allah yang benar
dan esa. Mereka harus banyak menderita, tetapi
mereka berdoa. Mereka terus memikirkan
bagaimana Tuhan kita telah menderita sengsara bagi
mereka. Kedua bersaudara itu menanggung siksa
aniaya yang ngeri, namun tak hendak menyangkal
iman. Pada akhirnya, mereka dijatuhi hukuman mati
dan dengan sukacita menyerahkan nyawa bagi
Yesus. Jonas dan Barachisius wafat sebagai martir
pada tahun 327.
SANTO BARBATUS (612-29 Februari 682)
Barbatus dilahirkan di Benevento, Italia, pada
tahun 612. Ia diasuh secara Kristiani dan merupakan
seorang anak yang baik dan saleh. Ia memelihara
iman secara serius dan teristimewa amat suka
membaca Kitab Suci. Setelah cukup dewasa, ia
ditahbiskan sebagai seorang imam. Kemudian ia
dipercaya sebagai seorang pastor. Akan tetapi,
hidupnya sebagai seorang pastor tidaklah mudah. St
Barbatus mendorong umat untuk mengamalkan
hidup yang lebih baik. Ia mengingatkan mereka
untuk bertobat dan menyesali dosa-dosa mereka.
Sebagian orang tidak suka diberitahu. Sebagian
101
orang lainnya menjadi geram. Mereka menganiaya
Barbatus dan pada akhirnya memaksanya pergi.
Imam muda ini merasa sedih. Ia kembali ke
Benevento, kota kelahirannya. Di sana, ia disambut
dengan hangat penuh sukacita. Tetapi, ada
hambatan-hambatan juga di kota itu. Banyak orang
yang telah menjadi Kristen masih menyimpan
berhala-berhala kafir di rumah. Mereka merasa sulit
memusnahkan jimat-jimat keberuntungan. Mereka
percaya pada kuasa-kuasa gaib. St Barbatus
berkhotbah melawan takhayul yang demikian.
Tetapi, orang tetap bertaut erat pada berhalaberhala palsu. Orang kudus ini memperingatkan
mereka bahwa karena dosa ini, kota mereka akan
diserang oleh para musuh; dan terjadilah demikian.
Sesudah peristiwa itu, umat menyadari kesalahan
mereka dan damai kembali menguasai kota. St
Barbatus ditahbiskan menjadi uskup. Ia terus
melanjutkan karyanya mempertobatkan orang
banyak hingga wafatnya pada tanggal 29 Februari
682 dalam usia tujuhpuluh tahun.
SANTO BARNABAS († 61)
Meskipun bukan salah seorang dari kedua
belas rasul Kristus, Barnabas disebut juga sebagai
rasul oleh St. Lukas dalam
kitab Kisah para Rasul. Hal
ini dikarenakan, sama seperti
rasul Paulus, Barnabas
menerima suatu tugas
perutusan khusus dari Tuhan.
Barnabas adalah seorang
Yahudi kelahiran pulau
Siprus. Namanya adalah
Yusuf, tetapi para rasul
102
memberinya nama Barnabas, yang artinya “anak
penghiburan”.
Segera sesudah menjadi seorang Kristen, St.
Barnabas menjual segala harta miliknya dan
memberikan uangnya kepada para rasul. Ia seorang
yang lembut serta baik hati. Ia penuh semangat
dalam membagikan iman dan cintanya kepada
Yesus. Barnabas diutus ke kota Antiokhia untuk
mewartakan Injil. Antiokhia adalah kota terbesar
ketiga dalam Kerajaan Romawi. Di Antiokhia-lah
para pengikut Kristus untuk pertama kalinya disebut
Kristen. Barnabas menyadari bahwa ia
membutuhkan bantuan. Ia berpikir tentang Paulus
dari Tarsus. Ia yakin bahwa pertobatan Paulus tulus
adanya. Barnabas-lah yang meyakinkan St. Petrus
dan komunitas Kristen. Ia meminta Paulus
bergabung dan berkarya bersamanya. Barnabas
seorang yang rendah hati, ia tidak khawatir berbagi
tugas dan tanggung jawab dengan orang lain. Ia
tahu bahwa Paulus juga memperoleh karunia luar
biasa untuk dibagikan dan ia ingin agar Paulus
memperoleh kesempatan untuk itu.
Beberapa waktu kemudian, Roh Kudus
memilih Paulus dan Barnabas untuk suatu tugas
khusus. Tak lama sesudahnya, kedua rasul itu pun
pergi melaksanakan suatu tugas perutusan yang
berani. Mereka menanggung banyak penderitaan
dan bahkan harus mempertaruhkan nyawa mereka.
Meskipun demikian, pewartaan mereka berhasil
memenangkan banyak jiwa bagi Yesus dan GerejaNya. Kelak, Santo Barnabas pergi dalam suatu tugas
perutusan lain, kali ini bersama Yohanes Markus,
sepupunya. Mereka pergi ke Siprus, daerah asal
Barnabas. Begitu banyak orang menjadi percaya
melalui pewartaannya, hingga Barnabas dijuluki
Rasul dari Siprus. Menurut tradisi, orang kudus yang
103
hebat ini dirajam sampai mati pada tahun 61.
Perayaan memperingatinya setiap tanggal 11 Juni.
BAR SANUPHIOS († 540)
Seorang pertapa yang hidup sendirian dalam
pertapaan di Gaza Palestina dan mengarang 850
surat rohani. P: 6 Februari
SANTO BARTOLOMEUS, RASUL
Santo Bartolomeus adalah salah seorang dari
kedua belas Rasul. Kita tidak tahu siapa namanya
yang sesungguhnya.
Bartolomeus adalah nama
keluarga: bar-Tolomeus,
yang artinya 'anak
Tolomeus'.
Banyak yang
beranggapan bahwa
Bartolomeus adalah
Natanael. Bartolomeus
berasal dari Kana di
daerah Galilea. Ketika
diajak oleh temannya,
Filipus, untuk menemui
Yesus dari Nazaret, ia
menggumam, "Mungkinkah sesuatu yang baik
datang dari Nazaret?" Yesus melihat Natanael
datang kepada-Nya, lalu berkata tentang dia:
Yesus
: “Lihat, inilah seorang Israel sejati,
tidak ada kepalsuan didalamnya!”
Bartolomeus : “Bagaimana Engkau mengenal aku?”
Yesus
: “Sebelum Filipus memanggil engkau,
Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara.”
Bartolomeus: “Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja
orang Israel!”
104
Yesus
: “Karena Aku berkata kepadamu: Aku
melihat engkau di bawah pohon ara, maka engkau
percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih
besar dari pada itu. Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka
dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak
Manusia.”
Sejak saat itu Bartolomeus mengikuti Yesus hingga
Ia wafat disalib dan menjadi saksi kebangkitan-Nya.
Bartolomeus mewartakan Injil ke banyak
negara termasuk India, di mana ia meninggalkan
satu salinan Injil Matius dalam bahasa Ibrani.
Bartolomeus termasuk orang yang paling berani di
seluruh dunia. Coba bayangkan betapa beraninya ia
dan betapa kuat imannya hingga rela dikuliti hiduphidup. Beberapa orang bahkan mengatakan ia juga
disalibkan setelah dikuliti. Karena ia lebih suka mati
demi membela imannya, ia masuk dalam himpunan
para martir.
Dia ini seorang yang sungguh-sungguh
tabah! Oleh karena itu Bartolomeus adalah santo
pelindung yang paling tepat bagi orang-orang yang
memohon keberanian serta kekuatan iman dalam
membela kebenaran. Memang sangat sulit bersikap
teguh membela kebenaran jika tampaknya semua
orang memusuhi kamu, tapi coba tirulah teladan St.
Bartolomeus. Bartolomeus diangkat sebagai santo
pelindung Armenia, di mana ia wafat sebagai martir.
Armenia adalah tempat di mana Tabut Perjanjian
diletakkan juga tempat di mana burung merpati
perdamaian membawa sehelai daun zaitun segar ke
bahtera Nuh. Pada abad ke-4 jenasah Bartolomeus
dipindahkan ke sebuah gereja di Roma, di sebuah
pulau di tengah-tengah sungai Tiber.
Bartolomeus atau Natanael, Rasul yang
berasal dari Kana Galilea. Ia dihormati sebagai
pelindung para gembala dan petani. B: Bart; L:
105
seorang membawa sebilah pisau jagal; P: 24
Agustus.
BARTOLOMEUS ALBAN ROE (1583-1642)
Mahasiswa Anglikan ini berbalik menjadi
biarawan Benediktin dan pulang ke Inggris sebagai
misionaris. Setelah bekerja selama lima tahun, ia
diusir. Tetapi ia menyelundup lagi dan bekerja di
bawah tanah. Akhirnya ia ditangkap dan 17 tahun
lamanya meringkuk dalam penjara. Ia menguatkan
iman para tahanan, disamping giat menulis surat
dan buku. Bartolomeus digantung bersama imam
Hugo Green (P: 19 Desember).
P: 21 Januari.
SANTA BASILISSA dan SANTO JULIANUS
Santo Julianus dan Santa Basilissa adalah
pasangan suami isteri. Mereka hidup pada awal abad
keempat. Cinta akan iman
mendorong mereka
melakukan sesuatu yang
gagah berani: mereka
mengubah rumah mereka
menjadi sebuah rumah
sakit. Dengan demikian,
mereka dapat merawat
mereka yang sakit dan
miskin yang membutuhkan
pertolongan mereka.
Santo Julianus
merawat pasien pria,
sementara Santa Basilissa
merawat pasien perempuan. Pasangan tersebut
menemukan Yesus dalam diri orang-orang yang
106
mereka layani. Mereka melakukan apa yang mereka
lakukan itu karena cinta, bukan karena uang
ataupun maksud-maksud tertentu.
Kita tidak tahu banyak mengenai kehidupan
pasangan tersebut. Namun demikian kita tahu,
bahwa Santa Basilissa wafat setelah mengalami
penganiayaan dahsyat karena imannya. Julianus
hidup lebih lama. Ia melanjutkan karya pelayanan
kasihnya terhadap mereka yang sakit setelah
kematian isterinya. Kelak, Julianus juga wafat
sebagai martir.
Basilissa dan Julianus melewatkan seluruh
hidup mereka dengan menolong sesama dan
melayani Tuhan. Mereka menanam benih iman
dengan hidup kudus. Mereka menyirami iman itu
dan membuatnya tumbuh subur dengan darah
mereka yang dicurahkan bagi Yesus yang tersalib.
SANTO BASILIUS AGUNG (330-379) &
SANTO GREGORIUS dari NAZIANZE (330390)
Basilius dan Gregorius dilahirkan di Asia Kecil
pada tahun 330. Sekarang daerah tersebut dikenal
dengan nama Turki. Keluarga
Basilius: nenek, ayah, ibu,
dua saudara serta seorang
saudarinya semuanya adalah
orang kudus. Sedangkan
orangtua Gregorius adalah
Santa Nonna dan Santo
Gregorius Tua.
Basilius dan Gregorius saling
bertemu dan menjadi
sahabat karib di sekolah di
Athena, Yunani.
107
Basilius kemudian menjadi seorang guru yang
tersohor. Suatu hari, saudarinya yaitu St. Makrina,
menyarankan agar ia menjadi seorang biarawan.
Basilius mendengarkan nasehat baik saudarinya,
pergi ke tempat yang sunyi dan di sana mendirikan
biaranya yang pertama. Regula (=peraturan biara)
yang ditetapkannya bagi para biarawannya amatlah
bijaksana. Biara-biara Gereja Timur masih
menerapkannya hingga saat ini.
Keduanya, Basilius dan Gregorius, menjadi
imam dan kemudian Uskup. Mereka dengan berani
berkhotbah menentang bidaah Arianisme yang
menyangkal bahwa Yesus adalah Tuhan. Ajaran
sesat ini membingungkan banyak orang. Ketika
menjadi Uskup Konstantinopel, Gregorius
mempertobatkan banyak orang dengan khotbahkhotbahnya yang mengagumkan. Hal itu
membuatnya hampir saja kehilangan nyawanya.
Seorang pemuda berencana untuk membunuhnya.
Pada saat-saat terakhir, pemuda tersebut bertobat
serta memohon pengampunan dari Gregorius. Santo
Gregorius sungguh
mengampuninya serta
membawanya ke jalan yang
benar dengan
kelemahlembutan serta
kebaikan hatinya.
Empatpuluh empat
khotbah Santo Gregorius, 243
suratnya, serta banyak
puisinya kemudian diterbitkan.
Buah penanya masih amat
penting hingga saat ini. Banyak
penulis mendasarkan karyakarya mereka pada buah
penanya itu. Basilius, sahabat Gregorius, seorang
108
yang amat lembut serta murah hati. Ia selalu
menyediakan waktu untuk menolong kaum miskin
papa. Ia bahkan mendorong orang-orang miskin itu
untuk menolong mereka yang lebih miskin dari
mereka sendiri. Berikanlah makanan terakhirmu
kepada pengemis yang mengetuk pintumu,
desaknya, dan percayalah akan belas kasihan Tuhan.
Basilius menyumbangkan segala miliknya dan
membuka sebuah dapur umum. Di sana orang sering
melihatnya mengenakan celemek dan melayani
mereka yang lapar. Basilius wafat pada tahun 379
dalam usia empatpuluh sembilan tahun. Sementara
Gregorius wafat pada tahun 390 dalam usia
enampuluh tahun. Ia dimakamkan di Basilika Santo
Petrus di Roma.
Basilius, uskup lahir dan wafat di Kaisarea
(330-379), Asia Kecil. Ia merupakan salah satu
dari empat pujangga Timur dan ‘Bapak hidup
membiara di Gereja Timur’. L: seorang uskup
dengan merpati (symbol dari Roh Kudus); P:
bersama adiknya Gregorius : 2 Januari.
SANTA BATHILDIS († 30 Januari 680)
Kisahnya berawal sekitar tahun 630. Seorang
gadis Inggris Kristen yang ketakutan, tidak dapat
membayangkan apa
yang bakal terjadi
atas dirinya. Yang ia
tahu hanyalah
bahwa ia telah
diculik dan sekarang
berada dalam
sebuah kapal bajak
laut. Kemanakah ia
akan dibawa?
Kepada siapakah ia
109
dapat bertanya? Pada akhirnya, kapal tersebut
berlabuh dan ia mendengar orang-orang berbicara
bahwa mereka telah berada di Perancis. Bathildis
segera dijual sebagai seorang budak kepada
pengurus rumah tangga istana Raja Clovis.
Kisah selanjutnya bagaikan sebuah dongeng
Cinderela, kecuali bahwa kisah ini sungguh terjadi.
Gadis pendiam ini memperhatikan dengan seksama
sementara tugas-tugasnya dijelaskan atau
ditunjukkan kepadanya. Dari hari ke hari, ia
mengerjakan satu tugas ke tugas lainnya dengan
sebaik-baiknya. Ia seorang gadis yang pemalu dan
lemah lembut, tetapi bahkan Raja Clovis mulai
memperhatikannya. Semakin diperhatikannya gadis
itu, semakin raja terkesan. Gadis seperti inilah yang
akan menjadi seorang istri yang mengagumkan,
bahkan bagi seorang raja. Pada tahun 649, Clovis
menikahi Bathildis. Gadis budak kecil itu kini menjadi
seorang ratu. Raja dan ratu dikaruniai tiga orang
putera. Clovis meninggal dunia ketika putera sulung
mereka baru berusia lima tahun, jadi Bathildis akan
memimpin Perancis hingga putera-puteranya
dewasa.
Pastilah sangat mengherankan semua orang
karena ternyata Bathildis dapat memerintah dengan
amat bijaksana. Ia ingat betul bagaimana rasanya
menjadi seorang miskin. Ia juga ingat tahun-tahun
yang dilaluinya sebagai seorang budak. Ia dijual
begitu saja seolah-olah ia itu “tidak ada artinya
sama sekali.” Bathildis ingin agar semua orang
mengetahui betapa berharganya mereka di hadapan
Tuhan. Bathildis amat mencintai Yesus dan GerejaNya. Ia menggunakan kekuasaannya untuk
membantu Gereja dalam segala cara yang mampu ia
lakukan. Ia tidak menjadi sombong atau pun
congkak. Sebaliknya, ia menaruh perhatian kepada
110
para fakir miskin. Ia juga melindungi rakyatnya agar
jangan sampai diculik dan diperlakukan sebagai
budak. Ia memenuhi Perancis dengan rumah sakitrumah sakit. Ia mendirikan sebuah seminari bagi
pendidikan para imam dan juga sebuah biara untuk
para biarawati. Kelak di kemudian hari, Ratu
Bathildis sendiri juga masuk biara. Sebagai seorang
biarawati, ia melepaskan segala status kerajaannya.
Ia menjadi salah seorang dari para biarawati yang
sederhana dan taat. Ia tidak pernah menuntut atau
bahkan berharap agar orang lain melayaninya. St.
Bathildis juga amat lemah lembut serta penuh
perhatian kepada mereka yang sakit. Ketika ia
sendiri jatuh sakit, ia harus menderita suatu
penyakit yang lama serta menyakitkan hingga ia
wafat pada tanggal 30 Januari 680. Perayaannya
setiap tanggal 30 Januari
BAVO († 659)
Meninggalkan kemewahan hidup yang penuh
harta sesudah isterinya meninggal. Kemudian ia
menjadi misionaris dan rahib di Belgia.
P: 1 Oktober.
BEATA († 277)
Seorang perawan Spanyol yang dibunuh
bersama saudara lelakinya (†277).
A: yang bahagia; P: 29 Juni.
BEATRIX († 1268)
Menjadi pemimpin biara Sistersien di Nazaret
(† 1268), ia dikaruniai pengalaman mistis.
A: berasal dari viatrix = penziarah; P: 29 Juli
111
BEATRIX da SILVA de MENESES (14241490)
Puteri cantik, pandai serta kaya itu diinginkan
dan dikejar-kejar oleh banyak pemuda ningrat,
sehingga ia melarikan diri dari istana ratu tempat ia
bekerja ke suatu biara. Supaya aman Beatrix
berkaul keperawanan kekal. Walaupun tetap awam,
Beatrix lama hidup bersama suster sampai ia
berhasil mendirikan ordo yang baru
P: 18 Agustus
SANTO BEDA, VENERABILIS (673-25 Mei
735)
Imam Inggris ini terkenal sebagai seorang
kudus, imam, biarawan, guru, sekaligus penulis
sejarah. Ia dilahirkan di
Inggris pada tahun 673.
Orangtuanya
mengirimkannya ke biara
Benediktin setempat agar
ia memperoleh pendidikan
yang baik. Beda begitu
mencintai kehidupan biara
hingga ia sendiri kelak
menjadi seorang biarawan.
Ia tinggal di biara yang
sama sepanjang hidupnya.
Santo Beda amat
mencintai Kitab Suci. Ia
mengatakan bahwa mempelajari Kitab Suci
merupakan sukacita baginya. Ia senang mengajar
112
serta menulis tentangnya. Ketika ia semakin tua,
penyakit yang menyerangnya memaksa Santo Beda
tinggal di tempat tidur. Para murid datang
berkumpul di sisi pembaringannya untuk belajar
Kitab Suci. Ia tetap mengajar mereka dan juga
mengerjakan terjemahan Injil Santo Yohanes dari
bahasa Latin ke bahasa Inggris. Banyak orang tidak
mengerti bahasa Latin. Santo Beda ingin agar orang
banyak dapat membaca Sabda Yesus dalam bahasa
mereka sendiri.
Ketika penyakitnya bertambah parah, Santo
Beda tahu bahwa ia akan segera pulang kepada
Tuhan. Para biarawannya akan sangat kehilangan
dia. Ia tetap terus bekerja walaupun sakitnya payah.
Akhirnya, anak muda yang menuliskan segala yang
didiktekannya berkata kepadanya, “Bapa terkasih,
masih ada satu kalimat lagi yang belum
diselesaikan.” “Tulislah segera.” jawab Beda. Ketika
kemudian pemuda itu berkata, “Sudah selesai”,
orang kudus itu menjawab, “Bagus! Kamu benar sekarang sudah selesai. Sekarang tolong bantu aku
bangun. Aku ingin duduk memandang tempat di
mana aku biasa berdoa. Aku ingin memanggil Bapa
Surgawi-ku.” Santo Beda wafat tak lama kemudian,
yaitu pada tanggal 25 Mei 735. Bukunya yang paling
terkenal, ‘Sejarah Gereja Inggris’, merupakan
satu-satunya sumber terlengkap sejarah Inggris di
masa lampau. Orang menyebut Beda dengan gelar
kehormatan “Venerabilis” (Yang Pantas Dihormati),
ia merupakan sastrawan Ingris pertma yang
mendapat julukan tersebut. Ia juga diangkat sebagai
Pujangga Gereja. Perayaannya setiap tanggal 25
Mei
“Senantiasa merupakan suatu sukacita bagiku untuk
belajar, mengajar, dan menulis.” ~ Venerabilis Beda
113
SANTO BENEDIKTUS (480-21 Maret 547)
Santo Benediktus dilahirkan pada tahun 480.
Ia berasal dari keluarga Italia yang kaya. Hidupnya
penuh dengan petualangan dan
perbuatan-perbuatan hebat.
Semasa kanak-kanak, ia
dikirim ke Roma untuk belajar
di sekolah rakyat. Tumbuh
dewasa sebagai seorang
pemuda, Benediktus merasa
muak dengan gaya hidup
korupsi para kafir di Roma.
Benediktus meninggalkan kota
Roma dan mencari suatu
tempat terasing di mana ia
dapat menyendiri bersama
Tuhan. Ia menemukan tempat
yang tepat, yaitu sebuah gua di gunung Subiako.
Benediktus mengasingkan diri selama tiga
tahun lamanya. Setan sering kali membujuknya
untuk kembali ke rumahnya yang mewah dan
kehidupannya yang nyaman di sana. Tetapi,
Benediktus berhasil mengatasi godaan-godaan
tersebut dengan doa dan mati raga. Suatu hari, iblis
terus-menerus menggodanya dengan bayangan
seorang perempuan cantik yang pernah dijumpainya
di Roma. Iblis berusaha membujuknya untuk
kembali ke kota mencari perempuan itu. Hampir saja
Benediktus jatuh dalam pencobaan. Kemudian ia
merasa sangat menyesal hingga menghempaskan
dirinya dalam semak-semak dengan duri-duri yang
panjang serta tajam. Ia berguling-guling di atas
114
semak duri hingga seluruh tubuhnya penuh dengan
goresan-goresan luka. Sejak saat itu, hidupnya
mulai tenang. Ia tidak pernah merasakan godaan
yang dahsyat seperti itu lagi.
Setelah tiga tahun, orang-orang mulai datang
kepada Benediktus. Mereka ingin belajar bagaimana
menjadi kudus. Ia menjadi pemimpin dari sejumlah
pria yang mohon bantuannya. Tetapi, ketika
Benediktus meminta mereka untuk melakukan mati
raga, mereka menjadi marah. Bahkan para pria itu
berusaha meracuninya. Benediktus membuat Tanda
Salib di atas anggur beracun itu dan gelas anggur
tiba-tiba pecah berkeping-keping.
Di kemudian hari, Benediktus menjadi
pemimpin dari banyak rahib yang baik. Ia
mendirikan dua belas biara. Kemudian ia pergi ke
Monte Kasino di mana ia mendirikan biaranya yang
paling terkenal. Di sanalah St. Benediktus
menuliskan peraturan-peraturan Ordo Benediktin
yang mengagumkan. Ia mengajar para rahibnya
untuk berdoa dan bekerja dengan tekun. Terutama
sekali, ia mengajarkan mereka untuk senantiasa
rendah hati. Benediktus dan para rahibnya banyak
menolong masyarakat sekitar pada masa itu. Mereka
mengajari orang banyak itu membaca dan menulis,
bercocok tanam dan aneka macam ketrampilan
dalam berbagai lapangan pekerjaan. St. Benediktus
mampu melakukan hal-hal baik karena ia senantiasa
berdoa. Ia wafat pada tanggal 21 Maret tahun 547.
Pada tahun 1966, Paus Paulus VI menyatakan St.
Benediktus sebagai santo pelindung Eropa. Pada
tahun 1980, Paus Yohanes Paulus II menambahkan
Santo Sirilus dan Santo Metodius sebagai santo
pelindung Eropa bersama dengan Santo Benediktus.
Benediktus (480-547), abbas dan pendiri ordo
Benediktin (termasuk Trapis). Pelindung orang
yang sedang sakrat maut. A: yang diberkati
115
(oleh Tuhan); B: Benito, Benoit, Diktus, Dicky
(♂); Benedikta (♀); L: seorang biarawan
dengan tongkat abbas dan ‘regula’ (=buku
aturan); P: 11 Juli.
“Tempatkan Kristus di atas segala-galanya.” ~ Peraturan
Santo Benediktus
BENEDIKTUS dari ANIANE OSB (751-821)
Semula adalah pejabat tinggi istana, namun
kemudian ia masuk biara dan menjadi abbas yang
begitu saleh dan berpengaruh di Kornelimuenster
(Jerman), sehingga Kaisar menyerahkan
pembaharuan semua biara kepadanya. Ia
memberikan teladan yang baik.
P: 12 Februari
BENEDIKTUS HITAM (1526-1589)
Anak budak-belian Afrika itu dimerdekakan
waktu masih muda. Ketika berumur 21 tahun, ia
dihina karena warna kulitnya. Ketenangan dan
kesabarannya mengetuk hati seorang Fransiskan,
sehingga mengajaknya memasuki ordonya.
Kemudian Benediktus menjadi bruder, bahkan dipilih
menajdi pemimpin biara, walaupu bukan imam. Ia
begitu bijaksana, penuh semangat dan saleh,
sehingga berhasil memperbaharui seluruh hidup
biara, meskipun ia sendiri buta huruf.
P: 4 April
BENIGUUS VISDOMINI (1236)
Adalah seorang imam yang bejat tingkah
lakunya. Tetapi kemudian ia bertobat dan masuk
biara Vallombrosa Italia, bahkan dipilih menjadi
116
pimpinan. Namun kemudian ia mengundurkan diri
untuk hidup bertapa.
A: yang lemah lembut P: 17 Juli
BENNO (1066-1106)
Seorang uskup Meissen Jerman dan
misionaris suku Wenden. Ia terkenal karena
memajukan pertanian rakyat.
P: 16 Juni.
BENYAMIN (429)
Diakon Persia ini disiksa dengan tusukan
bambu runcing sampai mati, karena berani
menyampaikan Injil kepada pejabat-pejabat istana
Shah.
P: 31 Maret
SANTO BENEDIKTUS YOSEPH LABRE
(1748-1783)
Orang kudus dari Perancis yang dilahirkan
pada tahun 1748 ini menempuh jalan hidup yang
aneh. Ia adalah putera
seorang pemilik toko dan
memperoleh pendidikan
dari pamannya, seorang
imam. Ketika imam yang
baik itu meninggal dunia,
Benediktus berusaha masuk
biara. Tetapi, ia ditolak
karena masih terlalu muda.
Benediktus kemudian
117
mencoba masuk biara lainnya. Ia menyukai
kehidupan doa dan mati raga.
Namun, ketika ia masuk biara, Benediktus
menjadi kurus dan lemah. Maka, dinasehatkan
kepadanya agar ia pulang ke rumah dan hidup
sebagai seorang Kristen yang baik. Benediktus
pulang dan perlahan-lahan kesehatannya pulih
kembali. Ia berdoa mohon bantuan Tuhan.
Kemudian Benediktus merasa bahwa Tuhan telah
menjawab doanya. Ia akan menjadi seorang
peziarah, seorang yang mengadakan perjalanan suci
dengan berdoa dan bermati raga. Sebagai peziarah,
Benediktus akan mengunjungi tempat-tempat suci
yang termashyur di Eropa.
Benediktus memulai perjalanannya dengan
berjalan kaki. Ia pergi dari satu gereja ke ke gereja
lainnya. Ia mengenakan jubah sederhana, sebuah
salib di dada dan rosario di lehernya. Ia tidur di
emperan jalan. Makanan yang disantapnya hanyalah
yang diberikan orang-orang kepadanya. Jika mereka
memberinya uang, ia akan memberikannya kepada
orang-orang miskin. “Ransel”nya hanyalah sebuah
kantong. Di dalamnya ia menyimpan Kitab Suci, juga
medali-medali dan buku-buku rohani yang akan
dibagikannya kepada orang lain. Perhatian St.
Benediktus sama sekali tidak tertuju pada
pemandangan indah di daerah-daerah yang ia
kunjungi. Satu-satunya yang menarik baginya
adalah gereja-gereja di mana Yesus tinggal dalam
Sakramen Mahakudus.
Tahun-tahun berlalu, Santo Benediktus
tampak semakin menyerupai seorang pengemis. Ia
compang-camping dan kotor. Ia makan sisa-sisa roti
dan kulit kentang. Ia tidak pernah minta sesuatu
yang membuatnya merasa lebih nyaman. Di
beberapa tempat, anak-anak melemparinya dengan
118
batu serta mengolok-oloknya. Orang-orang yang
tidak mengenalnya cenderung menghindarinya.
Tetapi, apabila St. Benediktus sudah bersujud di
hadapan tabernakel, ia demikian khusuk bagaikan
patung. Wajahnya yang pucat dan kuyu menjadi
bersinar-sinar. Ia akan berbicara kepada Yesus dan
Bunda Maria. Ia berbisik, “Bunda Maria, o Bundaku!”
Ia sungguh sangat bahagia ketika bersatu dengan
Yesus dan Bunda Maria. Benediktus wafat pada
tahun 1783 dalam usia tiga puluh lima tahun.
Kesucian pengemis kudus ini segera tersebar luas.
Perjalanannya telah selesai. Ziarahnya telah berakhir
dan kini ia tinggal bersama Yesus dan Bunda Maria
untuk selamanya. Seabad setelah wafatnya, St.
Benediktus Yoseph Labre dinyatakan kudus oleh
Paus Leo XIII pada tahun 1883.
Benoit atau Benedictus Yoseph Labre; L:
tongkat dan rosario; P: 16 Agustus.
SANTO BERARDUS, dkk (†16 Januari 1220)
Enam biarawan Fransiskan menerima tugas
dari Santo Fransiskus Asisi untuk pergi ke Maroko.
Mereka diutus untuk mewartakan iman Kristiani di
tengah masyarakat Muslim. Biarawan Berardus,
Petrus, Adjutus, Accursio dan Odo melakukan
perjalanan dengan kapal laut pada tahun 1219.
Maroko terletak di ujung barat laut Afrika. Perjalanan
mereka merupakan perjalanan yang panjang serta
berbahaya. Kelompok biarawan tersebut tiba di
Seville, Spanyol. Segera mereka mulai berkhotbah di
jalan-jalan dan di taman-taman kota. Orang
memperlakukan mereka seolah-olah mereka gila dan
menangkap mereka. Agar tidak dipulangkan kembali
ke negerinya, para biarawan mengatakan bahwa
119
mereka ingin bertemu sultan. Jadi, gubernur Seville
mengirim mereka ke Maroko.
Sultan menerima para biarawan serta
memberi mereka kebebasan untuk berkhotbah di
kota. Tetapi, sebagian orang tidak suka akan hal ini.
Mereka melaporkannya kepada penguasa. Sultan
berusaha melindungi para biarawan dengan
mengirim mereka untuk tinggal di Marrakech, di
pesisir barat Maroko. Seorang pangeran Kristen,
yang juga sahabat sultan, Dom Pedro Fernandez,
menerima mereka di rumahnya. Namun, para
biarawan tersebut sadar bahwa misi mereka adalah
mewartakan iman. Jadi, mereka kembali ke kota
sesering mungkin. Hal ini membuat geram sebagian
orang yang tidak suka mendengar pesan yang
disampaikan para biarawan. Keluhan dan hasutan
mereka membuat sultan murka begitu rupa hingga
suatu hari, ketika melihat para biarawan itu sedang
berkhotbah, ia memerintahkan para biarawan itu
untuk segera berhenti atau pergi meninggalkan
negeri. Karena para biarawan tidak hendak
melakukan keduanya, para biarawan Fransiskan itu
120
dipenggal kepalanya di sana saat itu juga. Peristiwa
itu terjadi pada tanggal 16 Januari 1220.
Dom Pedro datang menjemput jenasah para
martir. Pada akhirnya, ia mengantarkan relikwi para
biarawan ke Gereja Salib Suci di Coimbra, Portugal.
Misi para biarawan Fransiskan ke Maroko sangat
singkat dan tampaknya gagal. Namun demikian,
hasilnya sungguh luar biasa. Kisah para martir yang
gagah berani ini membakar semangat para
Fransiskan pertama untuk menjadi misionaris dan
wafat sebagai martir pula. Kesaksian keenam
biarawan Fransiskan inilah yang mendorong seorang
pemuda untuk mengabdikan hidupnya kepada Tuhan
sebagai seorang imam Fransiskan. Kita mengenalnya
sebagai St. Antonius dari Padua.
P: 16 Januari
SANTA BERNADETTE SOUBIROUS
(7 Januari 1844-16 April 1879)
Pada tanggal 7 Januari 1844, dari pasangan
Francois Soubirous -seorang pengusaha penggilingan
gandum yang jatuh miskindan isterinya, Louise
Casterot, lahirlah seorang
bayi, anak mereka yang
sulung. Bayi itu mereka beri
nama Marie Bernarde.
Karena perawakannya yang
kecil mungil, anak itu
kemudian biasa dipanggil
Bernadette (Bernarde
kecil).
Sejak bayi
kesehatan Bernadette
kurang baik. Ia selalu saja
121
menderita sakit, terutama asma. Bukannya
mengeluh, tetapi Bernadette mempersembahkan
semua penderitaannya kepada Tuhan sebagai silih
demi pertobatan orang-orang berdosa. . Bagi
Bernadette, sakit juga bukan berarti bebas dari
segala tugas dan kewajiban. Ia tetap harus
membantu ibunya mengasuh kelima adiknya. Dan
ketika Bernadette telah dianggap cukup umur, ia
pun harus bekerja sebagai pembantu dan
penggembala ternak.
Suatu hari, pada tanggal 11 Februari 1858,
suatu peristiwa yang luar biasa terjadi. Ketika ia
bersama seorang adik dan seorang temannya
sedang mencari kayu bakar di padang, Bunda Maria
menampakkan diri kepadanya di sebuah gua yang
disebut Massabielle (=Batu Besar), di tepi sungai
Gave dekat kota Lourdes. Bernadette tidak tahu
siapa wanita cantik itu dan apa yang ia inginkan.
Bunda Maria menampakkan diri kepadanya sebanyak
18 kali. Pada tanggal 25 Maret 1858, pada
penampakannya yang ke-16, Bunda Maria
mengungkapkan siapa dirinya, "Akulah yang
Dikandung Tanpa Dosa." ('Que Soy Era Immaculada
Conceptiou' atau 'I Am The Immaculate
Conception').
Setelah peristiwa penampakan itu Bernadette
semakin banyak menderita, baik karena kecurigaan
orang-orang yang tidak mau percaya, oleh perhatian
berlebihan dari mereka yang percaya serta ancaman
dari penguasa setempat. Semuanya itu
ditanggungnya dengan tabah dan sabar.
Pada usia 22 tahun, Bernadette
menggabungkan diri dengan Suster-suster Karitas di
Nevers, Perancis. Tiga belas tahun lamanya ia
tinggal di biara dan sebagian besar dari waktu
122
tersebut dihabiskannya di tempat tidur karena sakit
yang dideritanya.
"Pekerjaanku semakin maju," kata
Bernadette.
"Pekerjaan apa?" tanya seorang suster
keheranan.
"Pekerjaan bersakit-sakit!" jawabnya sambil
tersenyum.
Bernadette seorang yang sangat rendah hati.
Lebih dari apa pun, ia tidak ingin dipuji. Suatu ketika
seorang suster bertanya kepadanya apakah ia
merasa bangga karena dipilih oleh Bunda Maria.
"Bagaimana mungkin," Bernadette cepat-cepat
menjawab, "Bunda Maria memilih saya justru karena
saya inilah yang paling hina." Suatu jawaban dari
kerendahan hati yang paling dalam!
Bernadette wafat pada tanggal 16 April 1879
dalam usia 35 tahun karena penyakit tuberculosis.
Tubuhnya masih utuh hingga kini meskipun ia telah
meninggal lebih dari seabad yang lalu. Pada tahun
1933 Bernadette diangkat sebagai santa oleh Paus
Pius XI. Pestanya dirayakan pada tanggal 16 April.
123
SANTO BERNARDINUS dari SIENA OFM
(1380-1444)
Santo Bernardinus dilahirkan pada tahun
1380 di sebuah kota dekat Siena, Italia. Ia putera
seorang gubernur Italia. Kedua
orangtuanya meninggal dunia
ketika usianya baru tujuh
tahun. Kerabatnya mengasihi
dia seperti puteranya sendiri.
Mereka juga memberikan
pendidikan yang baik baginya.
Bernardinus tumbuh menjadi
seorang pemuda yang tinggi
dan tampan. Ia seorang yang
menyenangkan, temantemannya suka padanya.
Apabila sedang bersamanya,
teman-temannya itu tidak akan
berani mengucapkan kata-kata yang tidak pantas,
sebab Bernardinus tidak akan tahan mendengarnya.
Dua kali seorang teman berusaha membujuknya
berbuat dosa, Bernardinus langsung meninju serta
mengusirnya pergi.
Orang kudus kita ini mempunyai cinta yang
istimewa pada Bunda Maria. Bunda Maria-lah yang
senantiasa menjaganya agar tetap murni. Semenjak
ia remaja, Bernardinus berdoa kepadanya seperti
seorang anak berbicara kepada ibunya. Bernardinus
seorang yang lembut hati. Ia penuh belas kasihan
pada mereka yang miskin. Suatu ketika, bibinya
tidak mempunyai makanan lebih untuk diberikan
kepada pengemis. Bernardinus kecil menangis, “Aku
lebih suka tidak makan daripada membiarkan orang
miskin itu pergi dengan tangan kosong.” Ketika
124
suatu wabah menyerang daerahnya pada tahun
1400, Bernardinus dan teman-temannya bekerja
sebagai sukarelawan di rumah sakit. Mereka
merawat orang-orang yang sakit dan yang
menjelang ajal mulai pagi hingga petang, selama
enam minggu lamanya hingga wabah berakhir.
Bernardinus bergabung dengan Ordo
Fransiskan ketika ia berusia dua puluh dua tahun.
Kemudian ia ditahbiskan sebagai imam. Beberapa
tahun kemudian, ia ditugaskan pergi ke kota-kota
dan desa-desa untuk mewartakan Injil. Umat pelu
diingatkan kembali akan cinta Yesus. Pada masa itu,
kebiasaan-kebiasaan buruk merusak baik kaum
muda maupun tua. “Bagaimana aku dapat
menyelamatkan orang-orang ini sendirian?”
Bernardinus bertanya pada Tuhan dalam doa.
“Dengan senjata apakah aku dapat melawan
kejahatan?” Dan Tuhan menjawab, “Nama-Ku yang
Tersuci sudah cukup bagimu.” Maka, Bernardinus
menyebarluaskan devosi kepada Nama Yesus yang
Tersuci. Berulang kali ia menggunakan Nama-Nya di
setiap khotbah. Ia meminta umat untuk menuliskan
Nama Yesus di gerbang-gerbang kota, di pintu
keluar-masuk, di mana saja. Melalui devosi kepada
Nama Yesus yang Tersuci dan melalui devosi kepada
Bunda Maria, Bernardinus berhasil membawa ribuan
orang dari seluruh penjuru Italia kembali ke
pangkuan Gereja. Santo Bernardinus melewatkan
empat puluh dua tahun dari masa hidupnya sebagai
seorang imam Fransiskan. Ia wafat dalam usia enam
puluh empat tahun di Aquila, Italia, pada tanggal 20
Mei 1444. Ia dinyatakan kudus hanya enam tahun
kemudian, yaitu pada tahun 1450, oleh Paus Nikolas
V
Bernardinus dari Siena OFM (1380-1444),
pengkotbah ulung melawan hidup mewah dan
pelindung para wartawan; L: medali berbentuk
125
matahari dengan huruf JHS, artinya Jesus
Hominum Salvatore (Jesus Penyelamat
Manusia); P: 20 Mei.
“Apabila engkau berbicara tentang Tuhan, berbicaralah
dengan cinta. Apabila engkau berbicara tentang dirimu
sendiri, berbicaralah dengan cinta. Berhati-hatilah agar
tidak ada yang lain dalam dirimu selain cinta, cinta, dan
cinta.” ~ Santo Bernardinus dari Siena.
BERNARDINO REALINO (1530-1616)
Mengalami tiga kali penampakan teman
wanitanya Kloside yang sudah meninggal dengan
pesan, supaya ia meninggalkan karier duniawi.
Pesan ini dikuatkan oleh penampakan Bunda Maria
padanya. Akhirnya ia menjadi Jesuit, pengkotbah
ulung, pembimbing rohani dan bapak pengakuan
yang dicari-cari orang di kota Lecce Italia. Ia
mengerjakan banyak mukjijat dan hidup
bermatiraga.
P: 2 Juli
SANTO BERNARDUS (1090-1153)
Bernardus dilahirkan pada tahun 1090 di
Dijon, Perancis. Ia dan keenam saudara-saudarinya
memperoleh
pendidikan
yang baik. Hati
Bernardus
amat sedih
ketika ibunya
meninggal
dunia. Usianya
baru
tujuhbelas
tahun. Hampirhampir ia
126
membiarkan dirinya larut dalam kesedihan jika saja
tidak ada Humbeline, saudarinya yang periang.
Humbeline membuatnya gembira dan segera saja
Bernardus telah menjadi seorang yang amat
populer. Ia tampan dan cerdas, riang gembira dan
penuh rasa humor. Siapa saja suka berada di
dekatnya.
Suatu hari, Bernardus mencengangkan
teman-temannya ketika ia mengatakan bahwa ia
akan bergabung dengan Ordo Cistercian yang amat
keras. Mereka mengusahakan segala cara agar ia
membatalkan rencananya itu. Tetapi pada akhirnya,
Bernarduslah yang berhasil meyakinkan saudarasaudaranya, seorang pamannya dan keduapuluhenam orang temannya untuk bergabung
bersamanya. Ketika Bernardus dan saudarasaudaranya hendak meninggalkan rumah mereka,
mereka berkata kepada adik mereka, Nivard, yang
sedang bermain bersama anak-anak lain: “Selamat
tinggal, Nivard kecil. Sekarang semua tanah dan
harta benda ini menjadi milikmu.” Tetapi anak itu
menjawab: “Apa! Kalian mengambil surga dan
menyisakan dunia untukku? Apakah kalian pikir itu
adil?” Dan tak lama kemudian, Nivard pun
bergabung dengan saudara-saudaranya di biara. St.
Bernardus menjadi seorang biarawan yang baik.
Tiga tahun kemudian, ia diutus untuk
mendirikan biara Cistercian yang baru serta menjadi
abbas (=pemimpin biara) di sana. Biara tersebut
terletak di Lembah Cahaya. Dalam bahasa Perancis,
Lembah Cahaya adalah “Clairvaux” Biara baru itu
kemudian lebih dikenal dengan nama Clairvaux.
Bernardus menjadi abbas di Clairvaux hingga akhir
hayatnya. Meskipun ia lebih suka tinggal bekerja dan
berdoa dalam biaranya, kadang-kadang ia harus
pergi untuk tugas-tugas khusus. Ia berkhotbah,
127
mendamaikan para penguasa, serta memberikan
nasehat kepada paus. Ia juga menulis buku-buku
rohani yang indah. Ia menjadi seorang yang amat
berpengaruh dalam jamannya. Tetapi, terutama
yang paling dirindukan Bernardus adalah dekat
dengan Tuhan, menjadi seorang biarawan. Ia tidak
berusaha untuk menjadi orang terkenal. Bernardus
mempunyai devosi yang mendalam kepada Santa
Perawan Maria. Dikatakan bahwa ia sering menyapa
Bunda Maria dengan sebuah “Salam Maria” ketika ia
melewati patungnya. Suatu hari, Bunda Maria
membalas salamnya: “Salam, Bernardus!”. Dengan
cara demikian Bunda Maria hendak menunjukkan
bagaimana cinta Bernardus dan devosinya telah
menyenangkan hati Bunda Maria.
St. Bernardus wafat pada tahun 1153. Orang
banyak merasa sangat sedih karena mereka
kehilangan pengaruhnya yang menakjubkan. St.
Bernardus dinyatakan kudus pada tahun 1174 oleh
Paus Alexander III. St. Bernardus juga diberi gelar
Doktor Gereja pada tahun 1830 oleh Paus Pius VIII.
“Ia yang tidak memiliki rasa kasih sayang terhadap
temannya sendiri telah kehilangan rasa takut akan
Tuhan.” ~ Santo Bernardus
SANTA BERTILLA († 705)
Bertilla hidup pada abad ketujuh. Kisah
hidupnya yang pertama muncul dalam bahasa Latin
pada tahun 800. Ia dilahirkan di Soissons, Perancis.
Semasa remaja, ia merasakan panggilan untuk
hidup lebih dekat pada Tuhan. Ia mulai menyadari
bahwa hidup doa dan kurban yang ia inginkan dapat
ditemukan dalam biara. Ia pergi kepada Uskup, St
Ouen, untuk mohon nasehat. Uskup mendorong
128
Bertilla untuk mengikuti panggilannya. Orangtua
Bertilla mengirimnya ke sebuah biara yang
mengikuti peraturan seorang biarawan Irlandia, St
Kolumbanus. Ketika tiba, Bertilla tahu bahwa ia telah
menemukan damai. Tahun-tahun berlalu. Bertilla
melewatkan waktunya dengan berdoa dan
melakukan berbagai tugas. Ia teristimewa cakap
dalam menawarkan keramah-tamahan kepada para
pengelana dan mereka yang sakit yang datang ke
biara. Ia juga bertanggung jawab atas anak-anak
yang dididik di biara.
St
Bathildis, isteri Raja Clovis II, mendirikan sebuah
biara baru. Ia meminta kepada kepala biara di
Soissons untuk mengirimkan beberapa biarawati
guna memulai komunitas. Bertilla termasuk di antara
mereka yang dipilih dan ia bahkan ditunjuk sebagai
kepala biara. Bertilla amat terkejut; namun demikian
ia memutuskan untuk melakukan yang terbaik. Ia
tahu bahwa Tuhan akan menolongnya di segala
jalannya. Komunitas biarawati pun berkembang.
Ratu Bathildis sendiri menjadi seorang biarawati
setelah suaminya wafat. Kemudian, seorang ratu
129
lain, Hereswitha, janda raja dari East Angles,
menjadi seorang biarawati juga. Bertilla pastilah
terperanjat mendapati dua ratu dalam
komunitasnya. Tetapi semua orang hidup dalam
damai sebab kedua ratu sama rendah hatinya
dengan sang kepala biara. Bertilla menikmati umur
panjang dan memimpin biara di Chelles selama
empatpuluh enam tahun. Ia wafat sekitar tahun 705.
BEATO BERTRAND († 1230)
Bertrand hidup di pertengahan akhir abad
keduabelas dan pertengahan awal abad ketigabelas.
Negerinya, Perancis,
dikacaukan oleh perang
agama; ada suatu
kebingungan hebat
mengenai ajaran Gereja.
Orangtua Bertrand
berhasil melewatkan
hidup dalam damai dan
mereka mengajarkan
iman yang benar kepada
putera mereka. Pada
tahun 1200, biara-biara
Cistercian diserang oleh
suatu pasukan yang
dipimpin oleh Raymond dari Toulouse. Raymond
percaya akan suatu bidaah yang disebut
Albigensianisme. Ia menganiaya orang-orang yang
tidak memiliki kepercayaan yang sama dengannya.
Teristimewa ia menganiaya biarawan-biarawan
Cistercian. Para biarawan ini berupaya keras
membantu umat untuk mengenal iman Katolik yang
benar.
130
Bertrand menggabungkan diri dalam Ordo
Cistercian dan menjadi seorang imam. Sekitar tahun
1208, ia bertemu dengan St Dominikus. Ini
merupakan undangan Tuhan kepadanya untuk
memulai suatu pelayanan yang amat penting.
Bertrand adalah salah seorang dari keenam orang
yang menggabungkan diri dengan Dominikus pada
tahun 1215 untuk membentuk suatu kongregasi
religius yang baru, Ordo Pengkhotbah. Mereka sering
disebut “Dominikan” seturut nama pendirinya. Beato
Bertrand diutus ke Paris untuk memulai ordo di
sana. Selang tak lama kemudian, St Dominikus
mengutus Biarawan Bertrand untuk pergi ke Bologna
untuk mendirikan ordo di sana. Bertrand taat
dengan senang hati. Sementara itu, Ordo
Pengkhotbah semakin berkembang. Mereka
mewartakan pesan Injil ke kota-kota dan desa-desa.
Mereka ingin orang mengenal dan mencintai iman
Katolik mereka. Pada tahun 1219, Beato Bertrand
menemani St Dominikus dalam suatu perjalanan ke
Paris. Ia sangat mengasihi serta mengagumi St
Dominikus.
Pada tahun 1221 para Dominikan
mengadakan suatu pertemuan besar yang disebut
Kapitel Umum. Bertrand ada di sana. Ordo dibagi
menjadi delapan provinsi agar para religius dan
pelayanan mereka dapat lebih efektif. Bertrand
ditetapkan sebagai Superior atau Provinsial Perancis
selatan. Ia menghabiskan sisa hidupnya dengan
berkhotbah dan membantu umat untuk semakin
dekat pada Tuhan. Bertrand wafat pada tahun 1230
dan dimaklumkan sebagai “beato” oleh Paus Leo XIII
pada tahun 1881.
SANTA BIBIANA
131
Ayah Bibiana, Flavian, adalah seorang
pejabat kota Roma pada masa Gereja Perdana.
Flavian dan isterinya dikenal sebagai pengikut
Kristus yang taat. Ketika Kaisar Yulianus
mengingkari iman Katoliknya dan mulai menganiaya
umat Kristen, Flavian ditangkap. Wajahnya dicap
dengan besi panas dan kemudian ia dikirim ke
tempat pembuangan.
Setelah Flavian wafat, isterinya - Dafrosa juga dijadikan tahanan di rumahnya sendiri.
Hukuman itu dijatuhkan
kepadanya karena
kehidupan Kristianinya yang
saleh. Kemudian, Dafrosa
juga dijatuhi hukuman
mati. Bibiana, yang
ditinggal sendirian bersama
saudarinya - Demetria dengan segenap hati
mempercayakan dirinya
kepada Tuhan dan berdoa.
Segala milik mereka diambil
dari mereka. Lalu, kedua
gadis tersebut diajukan ke
pengadilan. Demetria yang malang begitu ketakutan
sehingga ia tewas seketika di kaki hakim. Bibiana
diserahkan kepada seorang wanita pendosa yang
ditugaskan untuk menjadikan Bibiana sejahat
dirinya. Wanita itu membujuk dengan kata-kata
manis dan dengan banyak akal licik supaya Bibiana
jatuh dalam dosa. Tetapi Bibiana tidak dapat
dibujuk. Ia dibawa kembali ke pengadilan dan
didera. Namun, ia tetap teguh pada iman dan
kesuciannya. Akhirnya, Santa Bibiana didera dengan
cambuk timah hingga wafat. Seorang imam
132
menguburkan jenasahnya pada malam hari di
samping ibu dan saudarinya.
BLANDINA († 177)
Bersama dengan majikannya, teman lakilakinya Santo Pontikus, uskup Santo Potinus dan
banyak orang Kristen lain disiksa dengan kasar di
Lyon Perancis atas tuduhan dan hasutan palsu, yaitu
bersama-sama makan bayi. Para penyiksa heran
dengan ketabahannya, sehingga akhirnya
menyerahkan nasib gadis budak belian muda (15
tahun) ini untuk dimangsa seekor sapi jantan.
P: 2 Juni
BLANKA (1188-1252)
Adalah ibu Raja Santo Louis IX (Perancis). Ia
memerintah Negara mewakili puteranya selama raja
memimpin Perang Salib. Ia mendidik anak-anaknya
dengan baik sekali walaupun suaminya meninggal
dalam usia muda.
A: yang putih bersih; P: 3 Desember
SANTO BLASIUS († 316)
Santo Blasius hidup
pada abad keempat. Sebagian
mengatakan bahwa ia berasal
dari sebuah keluarga kaya dan
menerima pendidikan Kristiani.
Semasa remaja, Blasius
memikirkan tentang segala
permasalahan serta
penderitaan yang terjadi pada
masa itu. Ia mulai menyadari
133
bahwa hanya sukacita rohani saja yang dapat
membuat seseorang merasakan kebahagiaan sejati.
Blasius menjadi imam dan kemudian diangkat
menjadi Uskup Sebaste di Armenia yang sekarang
adalah Turki. Dengan segenap hati, Blasius bekerja
keras untuk menghantar umatnya menjadi kudus
dan bahagia. Ia berdoa dan berkhotbah; ia berusaha
menolong semua orang.
Ketika Gubernur Licinius mulai menganiaya
umat Kristiani, Santo Blasius ditangkap. Ia dibawa
untuk dijebloskan ke dalam penjara dan dihukum
penggal. Dalam perjalanan, umat berkumpul di
sepanjang jalan untuk melihat uskup mereka yang
terkasih untuk terakhir kalinya. Blasius memberkati
mereka semuanya, bahkan juga orang-orang kafir.
Seorang ibu yang malang bergegas datang
kepadanya. Ia memohon Blasius agar
menyelamatkan anaknya yang hampir tewas
tercekik duri ikan yang tertelan di tenggorokannya.
Orang kudus itu membisikkan doa dan memberkati
sang anak. Mukjizat terjadi, sehingga nyawa anak
itu dapat diselamatkan. Oleh karena itulah St.
Blasius dimohon bantuan doanya oleh semua orang
yang menderita penyakit tenggorokan.
Pada hari pestanya, tenggorokan kita
diberkati. Kita mohon bantuannya untuk melindungi
kita dari segala macam penyakit tenggorokan.
Dalam penjara, uskup yang kudus ini
mempertobatkan banyak orang kafir. Tidak ada
siksaan yang dapat membuatnya mengingkari
imannya kepada Yesus. Santo Blasius dihukum
penggal kepalanya pada tahun 316. Sekarang ia ada
bersama Yesus untuk selama-lamanya.
Blasius, uskup Armenia, pada peringatan
pestanya orang menerima “Pemberkatan Santo
Blasius” dengan dua lilin agar terlindung dari
134
penyakit tenggorokan; L: dua lilin bersilang; P:
3 Februari.
SANTO BONAVENTURA (1221-14 Juli 1274)
Bonaventura artinya “untung”. St.
Bonaventura dilahirkan pada tahun 1221 di Tuscany,
Italia dan dibaptis dengan
nama Yohanes. Bonaventura
bergabung dengan Ordo
Fransiskan (O.F.M. = Ordo
Saudara-saudara Dina) yang
pada waktu itu masih baru.
St. Fransiskus dari Asisi yang
mendirikan Ordo Fransiskan
hidup antara tahun 1181
hingga 1226. Jadi, St.
Fransiskus masih hidup ketika
Bonaventura lahir.
Sebagai seorang
biarawan muda, Bonaventura
harus meninggalkan
negerinya untuk belajar di
Universitas Paris di Perancis.
Ia menjadi seorang penulis
tentang hal-hal ketuhanan
yang hebat. Kasihnya kepada Tuhan demikian besar
sehingga orang memanggilnya dengan sebutan
“Doctor Seraphicus”. Seraphicus artinya seperti
malaikat. Salah seorang sahabat Bonaventura yang
terkenal ialah St. Thomas Aquinas. Thomas
bertanya kepada Bonaventura dari manakah ia
mendapatkan semua hal-hal mengagumkan yang ia
tulis. Bonaventura membimbing temannya itu ke
135
meja tulisnya. Ia menunjuk sebuah salib besar yang
selalu ada di atas mejanya. “Dialah yang
mengatakan segalanya kepadaku. Dia-lah satusatunya Guru-ku.” Di lain waktu, ketika sedang
menuliskan kisah hidup St. Fransiskus dari Asisi,
Bonaventura menjadi begitu bersemangat sehingga
St. Thomas berseru: “Mari kita biarkan seorang
kudus menulis tentang seorang kudus.” Bonaventura
selalu bersikap rendah hati, meskipun buku-bukunya
telah menjadikannya terkenal.
Pada tahun 1265, Paus Klemens IV ingin
menjadikan Bonaventura seorang Uskup Agung.
Tetapi, Bonaventura menyatakan keberatannya
kepada Paus. Bapa Suci menghormati keputusannya.
Meskipun menolak diangkat menjadi Uskup Agung,
Bonaventura setuju diangkat menjadi pembesar
umum Ordo Fransiskan. Tugas berat ini
dilaksanakannya selama tujuhbelas tahun.
Pada tahun 1273, Beato Paus Gregorius X
mengangkat Bonaventura menjadi Kardinal. Dua
orang utusan Paus mendapatkan Bonaventura
sedang berada di sebuah bak cuci yang besar. Ia
sedang mendapat giliran tugas menggosok
setumpuk panci dan wajan. Para utusan Paus
menunggunya dengan sabar hingga Bonaventura
selesai menggosok pancinya yang terakhir,
membasuh serta mengeringkan tangannya.
Kemudian para utusan itu dengan khidmat
menyerahkan topi merah besar yang melambangkan
jabatannya yang baru.
Kardinal Bonaventura memberikan bantuan
yang amat besar kepada Paus yang pada tahun 1274
mengadakan Konsili Lyon. Thomas Aquinas wafat
dalam perjalanannya menuju Konsili, tetapi
Bonaventura berhasil tiba di sana. Ia memberikan
pengaruh yang besar pada konsili tersebut. Tetapi,
136
sekonyong-konyong Bonaventura wafat secara
mendadak pada tanggal 14 Juli 1274 dalam usia
lima puluh tiga tahun. Paus berada di sisinya ketika
ia wafat. Bonaventura dinyatakan santo pada tahun
1482 oleh Paus Sixtus IV. Pada tahun 1588, Paus
Sixtus V memberinya gelar Pujangga Gereja.
Bonaventura (1221-1274), uskup dan
pujangga Gereja (Doktor Seraphicus); L:
seorang biarawan Fransiskan dengan topi
cardinal. P: 15 Juli
“Jika kamu bertanya bagaimana hal-hal semacam itu
dapat terjadi, carilah jawabnya dengan rahmat Tuhan,
bukan dengan ajaran; dengan kerinduan hati, bukan
dengan pengetahuan, dengan keluh-kesah doa, bukan
dengan penyelidikan.” ~ Santo Bonaventura
BONFILIO
Bonfilio dan kawan-kawannya adalah anggota
dari persaudaraan pedagang di kota niaga Firenze.
Pada tahun 1233 mereka mendirikan ordo Hambahamba Maria (Servit), karena didorong oleh
penampakan Bunda Maria yang meminta mereka
mengundurkan diri dari kesibukan dagang ke dalam
kesunyian di pegunungan. Ordo Servit
mengutamakan doa bersama dan penghormatan
kepada Bunda Maria. Para anggotanya berkarya
sebagai pengkotbah, pekerja sosial dan seniman.
Namun mereka mangutamakan suasana tenag dan
berdoa dalam biara. Tujuh pendiri yang dinyatakan
kudus itu ialah: Bonfilio (A: anak yang baik),
Yohanes Bonagiunta, Gerard, Amadeus (A: cinta
Tuhan), Hugo, Sostenes dan Alex(ius).
P: 17 Februari
SANTO BONIFASIUS († 5Juni 754)
137
Rasul besar Jerman ini dilahirkan di Wessex,
Inggris, antara tahun 672 dan 680. Ketika ia masih
kecil, beberapa orang misionaris tinggal sementara
waktu lamanya di rumahnya. Mereka menceritakan
kepada Bonifasius segala sesuatu yang mereka
lakukan. Para misionaris itu begitu gembira serta
penuh semangat dalam mewartakan Kabar Gembira
kepada orang banyak. Dalam hati Bonifasius
memutuskan bahwa kelak,
apabila telah dewasa, ia pun
akan seperti mereka. Ketika
masih muda, ia belajar di
sebuah
sekolah
biara.
Beberapa tahun kemudian,
ia menjadi seorang guru
yang
populer.
Ketika
ditahbiskan sebagai seorang
imam, ia menjadi seorang
pengkhotbah yang ulung
sebab ia
begitu
penuh
semangat.
Bonifasius ingin agar
semua orang mempunyai
kesempatan untuk
mengenal serta mengasihi Yesus dan Gereja-Nya. Ia
menjadi seorang misionaris di bagian barat Jerman.
Paus St. Gregorius II memberkatinya serta
mengutusnya dalam misi tersebut. Bonifasius
berkhotbah dan berhasil dengan gemilang. Ia
seorang yang lemah lembut serta baik hati. Ia juga
seorang yang amat pemberani. Suatu ketika, guna
membuktikan bahwa berhala-berhala kafir itu tidak
benar, ia melakukan sesuatu yang sangat berani.
Adalah suatu pohon oak yang sangat besar yang
disebut “Oak Thor”. Orang-orang kafir percaya
bahwa pohon itu pohon keramat bagi para dewa
138
mereka. Di hadapan orang banyak, Bonifasius
menebas pohon itu beberapa kali dengan sebuah
kampak. Pohon besar itu pun tumbang. Orang-orang
kafir menjadi sadar bahwa dewa-dewa mereka itu
tidak ada ketika tidak suatu pun terjadi atas
Bonifasius.
Di mana saja Bonifasius berkhotbah, orangorang bertobat diterima dalam pangkuan Gereja.
Sepanjang hidupnya, ia mempertobatkan sejumlah
besar orang. Sebagai ganti patung-patung berhala,
Bonifasius mendirikan gereja-gereja dan biara-biara.
Pada tahun 732, Bapa Suci yang baru, St.
Gregorius III mentahbiskan Bonifasius sebagai
Uskup Agung dan memberinya daerah misi baru.
Daerah itu adalah Bavaria, yang sekarang
merupakan wilayah negara Jerman. Bersama rekanrekannya, Bonifasius pergi untuk mengajarkan iman
yang benar kepada penduduk di sana. Di Bavaria,
uskup yang kudus ini berhasil dengan gemilang pula.
Kemudian, suatu hari, Bonifasius sedang
mempersiapkan penguatan bagi beberapa orang
yang bertobat. Sekelompok prajurit yang ganas
menyerang mereka. Bonifasius tidak mengijinkan
para pengikutnya berkelahi melawan mereka.
“Tuhan kita menghendaki agar kita membalas
kejahatan dengan kebaikan,” katanya. “Telah tibalah
hari yang telah lama kunanti-nantikan. Percayalah
kepada Tuhan dan Ia akan menyelamatkan kita.”
Orang-orang barbar itu pun menyerang dan
Bonifasius adalah orang pertama yang terbunuh. Ia
wafat sebagai martir pada tanggal 5 Juni 754. St.
Bonifasius dimakamkan di sebuah biara terkenal
yang didirikannya di Fulda, Jerman, seperti yang
diinginkannya.
Bonifasius (Winfrid), uskup misionaris dan
martir. Lahir di Inggris tahun 675 dan wafat di
Jerman tahun 775. A: yang berbuat baik; L:
139
seorang uskup dengan Alkitab yang ditusuk
pedang; P: 5 Juni
“Marilah kita berdiri tegak mempertahankan kebenaran
dan
mempersiapkan
jiwa-jiwa
kita
menghadapi
pengadilan… hendaknya kita tidak menjadi anjing yang
tidak menggonggong atau penonton yang diam membisu
atau pun gembala upahan yang melarikan diri menghadapi
serigala.” ~ Santo Bonifasius
BORIS dari BULGARIA († 709)
Adalah raja pertama Bulgaria yang menganut
agama Kristen dan giat menyebarkan Injil. Sembilan
Tahun sebelum kematiannya ia turun tahta dan
menjadi biarawan. Boris dihornati sebagai santo
nasional Bulgaria.
P: 2 Mei
SANTO BORIS dan SANTO GLEB († 1015)
Kedua bersaudara ini dilahirkan di
penghujung abad kesepuluh. Mereka adalah puteraputera Santo Vladimir dari
Kiev, pangeran Kristen
pertama di Rusia. Ayah
mereka mempunyai banyak
isteri sebelum menjadi
Kristen. Sesudah memeluk
agama Kristen, Vladimir
hidup sebagaimana
diajarkan Yesus dalam Injil.
Boris dan Gleb adalah
putera-putera Vladimir dari
isterinya yang seorang
Kristen bernama Anna.
140
Mereka semua adalah orang-orang Kristen yang
saleh.
Dalam upaya mendapatkan kekuasaan yang
terlebih besar setelah Raja Vladimir wafat, putera
sulungnya menyusun rencana untuk membunuh
Boris dan Gleb. Boris diperingatkan mengenai hal ini
sewaktu ia kembali bersama pasukannya dari suatu
pertempuran melawan suku-suku pengembara. Para
prajurit serta-merta bersiap untuk membela Boris
dari saudara sulungnya, tetapi Boris melarang.
“Adalah lebih baik jika aku saja yang mati,” katanya,
“daripada banyak orang harus mati.” Maka, ia
menyuruh para prajuritnya pergi sementara ia duduk
sendirian menanti. Sepanjang malam ia
merenungkan para martir yang tewas dibunuh oleh
kerabat dekatnya sendiri. Ia merenungkan betapa
kosong jadinya hidup ini jika kita mengutamakan
hal-hal duniawi. Yang utama, menurut pendapatnya,
adalah perbuatan-perbuatan baik, kasih sejati dan
iman yang benar. Ketika pagi tiba, para pembunuh
yang disewa kakaknya tiba dan mulai menyerangnya
dengan tombak. Boris tidak melawan, hanya
menyerukan damai kepada mereka.
St Gleb dibunuh tak lama sesudahnya.
Saudara sulungnya yang keji mengundang Gleb
datang ke istana untuk suatu kunjungan
persaudaraan. Saat menyeberangi sungai, perahu
Gleb diserang oleh orang-orang bersenjata yang
garang. Pada mulanya, Gleb ketakutan dan
memohon pada mereka agar jangan membunuhnya.
Namun demikian, ia tak hendak mempertahankan
diri dengan kekerasan, bahkan ketika ia melihat
bahwa mereka bertekad membunuhnya. Malahan, St
Gleb dengan tenang mempersiapkan diri untuk mati.
“Aku dibunuh,” katanya, “untuk suatu alasan yang
tidak aku ketahui. Tetapi Engkau mengetahuinya, ya
141
Tuhan. Dan aku tahu Engkau bersabda, demi namaMu saudara akan bangkit membunuh saudaranya.”
Hanya beberapa tahun setelah wafat mereka,
masyarakat Rusia mulai pergi berziarah ke makam
kedua bersaudara ini. Mukjizat-mukjizat terjadi. St
Boris dan St Gleb disebut martir sebab mereka
menerima kematian seperti Kristus, yakni tanpa
mempertahankan diri dengan kekerasan. Mereka
wafat pada tahun 1015. Pada tahun 1724, Paus
Benediktus XIV memaklumkan mereka sebagai
santo. Perayaannya setiap tanggal 24 Juli.
SANTO BOTVID († 1100)
Botvid dilahirkan di Swedia. Ia hidup di
penghujung abad kesebelas. Pemuda ini dibesarkan
sebagai seorang kafir. Tetapi
ketika ia pergi ke Inggris, ia
menjadi seorang Kristiani. Meski
bukan seorang imam, Botvid
merasakan suatu kerinduan yang
berkobar untuk mewartakan pesan
Injil. Ia rindu membagikan
kekristenannya kepada orangorang setanah air. Ia akan menjadi
seorang misionaris awam.
Karena alasan ini, St Botvid
kembali ke Swedia untuk bekerja
bagi Tuhan di sana. Tetapi ia
bahkan tidak merasa puas dengan
itu. Ia rindu Injil diwartakan di Finlandia juga.
Karenanya, ia membeli seorang budak Finlandia dan
mengajarinya agama Katolik. Kemudian ia
membebaskan sang budak untuk kembali ke negeri
asalnya dan mewartakan Injil di sana. Tetapi budak
itu membalas kebaikan St Botvid dengan tindakan
142
tak tahu terima kasih yang amat keji. St Botvid
berangkat dengan sebuah kapal untuk
mengantarkannya menyeberangi Lautan Baltik ke
Finlandia. Ketika mereka berlabuh dan St Botvid
sedang tidur, budak yang jahat itu membunuh
Botvid dan melarikan diri dengan kapal. Ketika orang
kudus itu tak kunjung kembali, para sahabat
mencari hingga menemukan jasadnya. Santo Botvid
wafat pada tahun 1100. St Botvid dihormati sebagai
seorang martir cinta kasih dan sebagai salah
seorang rasul Swedia. Santo Botvid diperingati
setiap tanggal 28 Juli.
SANTA BRIGITA dari IRLANDIA († 525)
Hanya beberapa tahun sesudah kedatangan
St Patrick di Irlandia, seorang bayi mungil dilahirkan
dan dinamai Brigita.
Ayahnya seorang
bangsawan Irlandia
bernama Dubthac dan
ibunya bernama Brocca.
Semakin kanak-kanak ini
bertambah besar, semakin
besar pula kasihnya kepada
Yesus. Ia mencari Yesus
dalam diri orang-orang
miskin dan seringkali
membawakan makanan dan
pakaian bagi mereka. Konon
suatu hari ia membagibagikan segentong penuh susu. Lalu, ia mulai cemas
akan apa yang akan dikatakan ibunya. Ia berdoa
kepada Tuhan untuk mengganti apa yang telah
dibagi-bagikannya. Ketika tiba di rumah, gentong
telah penuh kembali dengan susu!
143
Brigita seorang gadis yang cantik jelita.
Ayahnya beranggapan bahwa sudah tiba waktunya
bagi Brigita untuk menikah. Akan tetapi, Brigita
telah berbulat hati untuk mempersembahkan diri
sepenuhnya kepada Tuhan. Ia tak hendak menikah
dengan siapapun. Ketika mengetahui bahwa para
pemuda tertarik kepadanya sebab kecantikannya, ia
memanjatkan suatu permohonan yang aneh kepada
Tuhan. Ia mohon agar kecantikan wajahnya diambil
darinya. Tuhan mengabulkan permohonannya.
Melihat bahwa puterinya tak lagi cantik, dengan rela
hati ayahnya menyetujui ketika Brigita minta
diijinkan menjadi seorang biarawati.
Sang gadis mengikuti panggilan hidup
religiusnya. Ia bahkan memulai suatu biara agar
para gadis yang lain dapat menjadi biarawati juga.
Setelah ia mengkonsekrasikan hidupnya kepada
Tuhan dalam biara, suatu mukjizat terjadi. Brigita
menjadi cantik kembali! Ia mengingatkan orang
akan Santa Perawan sebab ia begitu lemah lembut
dan baik hati. Sebagian orang menyebutnya “Maria
dari Irlandia”. St Brigita wafat pada tahun 525.
SANTA BRIGITTA dari SWEDIA (1303-23
Juli 1373)
Brigitta dilahirkan di Swedia pada tahun
1303. Sejak kanak-kanak, ia memiliki devosi yang
kuat kepada Sengsara Yesus. Ketika usianya sepuluh
tahun, tampak olehnya Yesus di salib dan ia
mendengar Yesus berkata, “Pandanglah aku, puteriKu.”
“Siapakah yang memperlakukan Engkau seperti ini?”
tangis Brigitta kecil. “Mereka yang melecehkan Aku
dan menolak kasih-Ku untuk mereka,” jawab Yesus.
144
Sejak itu Brigitta berupaya untuk mencegah
orang menghina dan menyakiti hati Yesus. Ketika
usianya empatbelas tahun, Brigitta dinikahkan
dengan Ulf yang berusia delapan belas tahun.
Sama seperti Brigitta, Ulf juga memiliki semangat
untuk melayani Tuhan. Pasangan tersebut memiliki
delapan orang anak, salah
seorang di antaranya adalah
St. Katarina dari Swedia.
Brigitta dan Ulf bekerja
dalam istana kerajaan
Swedia. Brigitta adalah
pengiring ratu. Brigitta
berusaha membantu Raja
Magnus dan Ratu Blanche
untuk hidup lebih baik,
walaupun pada umumnya
mereka tidak
mendengarkan nasehatnya.
Sepanjang hidupnya,
Brigitta mendapat anugerah
penampakan-penampakan
yang luar biasa dan pesanpesan khusus dari Tuhan. Karena ketaatannya
kepada Tuhan, Brigitta menemui banyak pemimpin
serta orang-orang penting di Gereja. Dengan rendah
hati dijelaskannya apa yang Tuhan kehendaki dari
mereka. Setelah suaminya meninggal dunia, Brigitta
menanggalkan semua pakaian mewahnya. Ia hidup
sebagai seorang biarawati yang miskin. Di kemudian
hari, Brigitta membentuk Ordo Sang Penebus yang
juga dikenal sebagai Ordo Brigittin. Ia masih tetap
melakukan segala kesibukannya, bepergian ke
berbagai tempat untuk melakukan perbuatan baik.
Dan melalui segala aktivitasnya itu, Yesus terus
mengungkapkan banyak rahasia kepadanya.
145
Semuanya itu diterima Brigitta tanpa sedikit pun
rasa bangga atau menyombongkan diri.
Menjelang akhir hidupnya, Brigitta berziarah
ke Tanah Suci. Di tempat-tempat ziarah di sana, ia
mendapat penampakan-penampakan tentang apa
yang telah Yesus katakan dan lakukan di tempattempat itu. Semua wahyu yang disampaikan kepada
Brigitta tentang Sengsara Yesus diterbitkan setelah
kematiannya. St. Brigitta wafat di Roma pada
tanggal 23 Juli 1373. Ia dinyatakan santa oleh Paus
Bonifasius IX pada tahun 1391.
BRUNO (925-965)
Uskup Agung Koln dan anak Ratu Santa
Matilda yang terkenal sebagai promoter ilmu dan
tata tertib gerejani serta negarawan besar.
P: 11 Oktober
SANTO BRUNO (1030-1101)
Bruno dilahirkan di Koln sekitar tahun 1030.
Pendiri Ordo Para Biarawan Kartusian ini pada
146
mulanya sama sekali bukanlah seorang pertapa.
Selama delapan belas tahun ia adalah seorang
profesor teologi di tanah kelahirannya, Perancis. Ia
berupaya sekuat tenaga membawa para muridnya
semakin dekat dengan Tuhan. Kemudian, kepadanya
diberikan suatu kedudukan penting di Keuskupan
Rheims.
Bruno tidak terkesan dengan kehormatan pun
tidak takut memikul tanggung jawab. Ia menjadi
sadar bahwa hatinya merindukan kesendirian
bersama Yesus. St Hugo dari Grenoble memberikan
kepada Bruno dan teman-temannya sebidang tanah
di gurun yang tersembunyi yang disebut Chartreuse.
Mereka mendirikan sebuah kapel dan gubug-gubug
kecil sebagai tempat tinggal. Inilah awal mula Ordo
Kartusian. Mereka sangat bahagia di sana, bekerja di
ladang, berpuasa dan berdoa, tersembunyi dalam
Tuhan.
Akan tetapi, enam tahun kemudian Paus
Urbanus II, salah seorang mantan murid Bruno,
meminta suatu pengorbanan besar darinya. Bapa
Suci memintanya datang ke Roma untuk menjadi
penasihat beliau. Hal ini amat menyedihkan hati
santo kita, tetapi ia taat. Ia mempercayakan
tanggung jawab di Chartreuse kepada salah seorang
biarawan. Bruno melayani Paus Urbanus II dengan
sebaik-baiknya. Kemudian, akhirnya ia
diperkenankan untuk menjalani hidup biarawan
kembali dekat Roma. Jadi, dengan pengikutpengikut baru, Bruno memulai segala sesuatunya
lagi di Calabria, Italia.
Seperti kita ketahui dari surat-suratnya, St
Bruno senantiasa seorang yang gembira dan giat. Ia
tak hendak melihat seorang muridnya pun bersedih
hati. Ia menggambarkan kehidupan mereka yang
keras dengan ungkapan-ungkapan yang
147
menyenangkan. Bruno bahkan mendesak seorang
sahabat untuk datang melihatnya sendiri. St Bruno
wafat pada tahun 1101. Ordonya berlanjut hingga
kini. Ordo Kartusian adalah satu-satunya ordo
religius dalam Gereja yang tidak pernah perlu
direformasi. Para pengikut St Bruno senantiasa
memelihara semangat kasih dan pengorbanan diri
pendirinya.
Bruno, pendiri ordo Kartusian, lahir di Koln
1033 dan wafat di biara Kalabria Italia 1101; L:
maket gereja; P: 6 Oktober
148
C
SANTO CAESARIUS dari NAZIANZEN (†
369)
Caesarius hidup pada abad keempat di
wilayah yang sekarang disebut Turki. Ayahnya
adalah Uskup Nazianzen. Pada waktu itu uskup dan
imam boleh menikah. Saudara Caesarius adalah St
Gregorius dari Nazianzen, sahabat karib St Basilius.
Di samping seorang santo, Gregorius adalah seorang
penulis penting dari Gereja awali. Buku-bukunya
masih dibaca hingga sekarang.
Keduanya, Caesarius dan Gregorius,
mengenyam pendidikan yang baik. Gregorius
bercita-cita menjadi seorang imam; Caesarius
bercita-cita menjadi seorang dokter. Keduanya pergi
ke sekolah yang akan membantu mereka mencapai
cita-cita.
Caesarius menamatkan pendidikan di bidang
kedokteran di Konstantinopel. Segera ia menjadi
seorang dokter ternama dan terpercaya.
Sesungguhnya, Kaisar Konstantius yang tinggal di
Kontantinopel, menghendaki Caesarius menjadi
dokter pribadinya. Caesarius berterima kasih kepada
149
kaisar, tetapi secara halus menolak. Ia ingin kmbali
ke Nazianzen, kota kelahirannya.
Akan tetapi, beberapa waktu kemudian,
Caesarius dipanggil kembali untuk melayani kaisar di
Konstantinopel. Pada waktu itu adalah seorang yang
dikenal dalam sejarah sebagai Julian si murtad.
Seorang yang murtad adalah seorang yang
mengingkari iman Kristennya. Orang ini mengemban
perintah resmi melawan kekristenan. Meski begitu,
ia bermaksud membebaskan Caesarius dari
hukuman, sebab Caesarius adalah seorang dokter
yang amat cakap. Kepada Caesarius ditawarkan
kedudukan, harta dan hak-hak istimewa. Ayah
maupun saudara Caesarius menasehatinya untuk
menolak segala tawaran. Mereka menyarankannya
untuk pulang ke rumah dan membuka praktek
dokter.
Pada tahun 368, Caesarius nyaris tewas
dalam suatu gempa bumi. Ia berhasil lolos tanpa
cedera, tetapi amat terguncang oleh kejadian itu. Ia
merasa Tuhan mengatakan kepadanya untuk
menempuh hidup dalam doa jauh dari keruwetan
hidup di istana. Caesarius membagi-bagikan harta
miliknya kepada kaum miskin. Ia mulai menempuh
hidup dalam doa dan keheningan. Santo Caesarius
wafat tak lama kemudian pada tahun 369. Homili
dalam Misa Pemakamannya disampaikan oleh
saudaranya, St Gregorius.
SANTO PAUS CAIUS († 296) dan SANTO
PAUS SOTER († 174)
Santo Soter adalah seorang paus di masa
silam pada masa pemerintahan kaisar-kaisar
Romawi. Ia adalah seorang bapa sejati bagi segenap
umat Kristiani. Ia memberikan banyak pertolongan
150
kepada mereka yang miskin. Ia memberikan
perhatian istimewa kepada mereka yang dijatuhi
hukuman kerja paksa di pertambanganpertambangan berbahaya. Mereka dikirimkan ke
sana sebab mereka tak hendak menyangkal iman
kepada Yesus. Orang-orang Kristen yang gagah
berani ini senantiasa kelaparan. Mereka juga hanya
diijinkan untuk beristirahat sebentar saja. Orangorang Kristen lainnya dibelenggu dalam penjarapenjara. Paus Soter melakukan segala yang mungkin
dapat ia lakukan demi menghibur dan menolong
mereka.
St Soter juga membantu umat Kristen yang
jauh dari Roma. Paus yang kudus ini sungguh
seorang pengkhotbah
yang ulung. Segenap
umat Kristiani senang
mendengarkannya
menjelaskan iman. Ia
berbicara dengan kasih
yang begitu rupa. Ia
mengilhami mereka
untuk dengan gagah
berani mati demi Yesus
daripada
mempersembahkan
kurban kepada berhalaberhala. St. Soter sendiri
menyerahkan nyawa
demi Yesus pada tahun
174 setelah melewatkan
masa pontifikat selama
sepuluh tahun.
St. Caius adalah seorang paus sekitar seratus
tahun sesudahnya. Ia juga hidup pada masa
penganiayaan. Paus Caius melakukan segala daya
151
upaya yang dapat dilakukannya demi
mempersiapkan umat untuk senantiasa berpegang
pada iman meski harus berkorban. Agar dapat lebih
menolong umatnya, Caius hidup delapan tahun
lamanya dalam ruang-ruang bawah tanah yang
disebut katakomba. Katakomba adalah makammakam di mana umat Kristiani biasa berkumpul
secara sembunyi-sembunyi untuk berdoa dan
menyambut sakramen-sakramen. Inilah tempat
persembunyian mereka dari para prajurit kafir yang
kejam. Umat Kristen tahu bahwa mereka akan
dibunuh jika tertangkap. St Caius melewatkan masa
pontifikat selama duabelas tahun. Kemudian, ia pun
wafat sebagai martir pada tahun 296.
SANTO CANUTE († 10 Juli 1086)
Santo Canute adalah seorang raja Denmark
yang kuat dan bijak. Ia hidup pada abad kesebelas.
Canute seorang atlit yang hebat, seorang
penunggang kuda yang cakap, dan seorang jenderal
yang mengagumkan.
Di
awal
masa
152
pemerintahannya, ia memimpin sebuah peperangan
melawan bangsa barbar yang mengancam hendak
mengambil alih kekuasaan. Raja Canute dan bala
tentaranya berhasil mengalahkan mereka. Raja
begitu mencintai iman Kristiani hingga ia
memperkenalkannya kepada orang-orang yang
belum pernah mendengar mengenai kekristenan.
Santo Canute berlutut dalam gereja di kaki altar dan
mempersembahkan mahkotanya kepada Raja segala
raja, Yesus. Raja Canute seorang yang amat murah
hati dan lemah lembut kepada rakyatnya. Ia
berupaya membantu mereka mengatasi masalahmasalah mereka. Di atas segalanya, ia ingin
membantu mereka menjadi pengikut Yesus yang
sejati. Akan tetapi, pecah suatu pemberontakan
dalam kerajaannya diakibatkan oleh hukum-hukum
yang ia tetapkan mengenai dukungan terhadap
Gereja. Suatu hari, sekelompok orang yang marah
mendatangi gereja di mana Canute sedang berdoa.
Raja tahu mereka telah datang untuk
mencelakainya. Ketika para musuh masih di luar,
Raja Canute menyambut Sakramen Rekonsiliasi dan
Komuni Kudus. Ia berbelas-kasihan kepada mereka
yang begitu murka hingga hendak membunuhnya.
Dengan segenap hati ia mengampuni para
musuhnya. Sementara ia masih berdoa, sebilah
tombak dilemparkan melalui jendela dan raja pun
tewas. Hari itu adalah tanggal 10 Juli 1086.
CARMEN
Adalah sebutan lain untuk Karmen, yaitu
Maria dari Gunung Karmel.
B: Kamila, Karmelia; P: 16 Juli
153
CHARLES de FOUCAULD (1858- 1916)
Bekas perwira Perancis yang acuh tak acuh
terhadap agama ini di tobatkan oleh ketekunan
berdoa orang-orang Badui Muslim di Maroko.
Kemudian Charles menjadi pertapa di Nazaret dan
Siria, lalu pulang dan belajar teologi. Sesudah
ditahbiskan imam, ia tinggal diantara suku-suku
Berber di Aljazair. Tetapi Charles merasa masih
terlalu dekat dengan tentara colonial, sehingga ia
mengasingkan diri 500 km lebih jauh dari mereka
dan hidup di antara suku Tuarwg serta berkawan
dengan mereka. Ketika sekte Senussi menyatakan
jihad, ia dibunuh oleh suatu patroli ditengah-tengah
Gurun Sahara.
A: →Karel; L: hati dengan mahkota
duri; P: 2 Desember
BEATO CHARLES yang BAIK († 1127)
Pangeran Charles dari Flanders, dijuluki “yang
Baik” oleh rakyat dalam kerajaannya. Mereka
menyebutnya
demikian karena
mereka melihat
memang
demikianlah ia
adanya. Charles
adalah putera St.
Canute, raja
Denmark. Ia
baru berusia lima
tahun ketika
ayahnya dibunuh
pada tahun
1086. Ketika
dewasa, Charles menikah dengan seorang wanita
154
muda yang baik hati bernama Margareta. Charles
seorang penguasa yang lembut serta adil. Rakyat
percaya kepadanya dan kepada kebijaksanaannya.
Charles berusaha untuk menjadi teladan dari apa
yang diharapkannya dari rakyatnya.
Sebagian kaum bangsawan menuduh Charles
tidak adil dengan memihak kaum miskin dan
mengalahkan kepentingan kaum kaya. Charles
menjawab dengan bijaksana, “Itu adalah karena aku
sungguh menyadari kebutuhan-kebutuhan kaum
miskin dan ketidakpedulian kaum kaya.” Kaum
miskin dalam kerajaannya mendapatkan makanan
setiap hari dari istananya.
Charles memerintahkan untuk menanam
bahan makanan dengan berlimpah agar rakyat dapat
makan kenyang dengan harga yang pantas.
Beberapa pedagang kaya mencoba menimbun
panenan agar dapat menjualnya dengan harga yang
amat mahal. Charles yang Baik mendengar tentang
hal itu serta memaksa mereka untuk segera
menjualnya dengan harga yang pantas. Seorang
ayah yang berpengaruh beserta anak-anaknya juga
telah ditegur oleh Charles karena siasat licik mereka.
Maka mereka kemudian bergabung dengan
sekelompok kecil musuh yang ingin membunuh
Charles.
Pangeran berjalan telanjang kaki setiap pagi
untuk menghadiri Misa dan tiba lebih awal di gereja
St. Donatian. Ia melakukannya dalam semangat
silih. Ia rindu untuk memperdalam kehidupan
rohaninya bersama Tuhan. Para musuhnya tahu
bahwa ia pergi ke gereja dan tahu juga bahwa ia
biasa berdoa sendirian sebelum Misa. Banyak orang
yang mengasihi Charles mengkhawatirkan
keselamatan dirinya. Mereka memperingatkannya
bahwa perjalanannya ke St. Donation dapat
155
menyebabkannya celaka. Charles menjawab, “Kita
senantiasa berada di tengah-tengah bahaya, tetapi
kita ini milik Tuhan.” Suatu pagi, sementara ia
berdoa sendirian di depan patung Bunda Maria, para
penyerangnya membunuh dia. Charles wafat sebagai
martir pada tahun 1127.
BEATA CHRISTINA († 18 Januari 1543)
Beata Christina hidup pada abad
keenambelas. Ia dilahirkan di Abruzzi, Italia. Nama
baptisnya adalah Matthia.
Sementara tumbuh
dewasa, Matthia
merasakan panggilan
untuk hidup dalam doa
dan silih. Ia memilih
untuk menjadi seorang
rubiah. Matthia masuk
Biara St Agustinus di
Aquila. Ia dipanggil Suster
Christina.
Kehidupan Suster
Christina sebagai seorang
biarawati adalah
kehidupan yang tersembunyi dan sunyi. Tetapi
masyarakat Aquila segera mengetahui keindahan
panggilan biarawati ini. Suster Christina dan para
biarawati lainnya mendatangkan banyak berkat bagi
mereka melalui hidup bakti dalam doa. Suster
Christina memang tinggal dalam biara tertutup,
tetapi ia amat sadar akan kebutuhan orang-orang
miskin di daerahnya. Ia dan para biarawati lainnya
156
memberikan apa saja yang dapat mereka lakukan
bagi penduduk di sana. Suster Christina juga
senantiasa peduli akan salib dan penderitaan yang
ditanggung penduduk. Ia berdoa dan
mempersembahkan matiraga kepada Tuhan bagi
intensi-intensi mereka.
Yesus memberkati Suster Christina dengan
karunia ekstasi dan kemampuan untuk sekali waktu
mengetahui hal-hal yang akan datang. Tuhan
bahkan menggunakannya untuk mengadakan
mukjizat demi kebaikan yang lain. Ketika Suster
Christina wafat, anak-anak kecil di Aquila melintasi
jalanan sembari menyerukan bahwa biarawati kudus
itu telah wafat. Itu terjadi pada tanggal 18 Januari
1543. Orang banyak berduyun-duyun datang
sebagai ungkapan hormat dan terima kasih sebab ia
telah menjadi anugerah bagi kota mereka.
BEATO CONTARDO FERRINI (1859-17
Oktober 1902)
Contardo dilahirkan pada tahun 1859.
Ayahnya seorang guru matematika dan fisika.
Ayahnya ini sejak dini telah
menanamkan pada putera
kecilnya kecintaan untuk
belajar. Sebagai seorang
pemuda, Contardo fasih
berbicara dalam banyak
bahasa asing di samping
bahasa ibunya, bahasa Italia.
Ia amat cemerlang di setiap
sekolah dan universitas
tempat ia belajar.
Kecintaannya untuk belajar
dan kecintaannya pada iman
157
Katoliknya membuat teman-teman menjulukinya “St
Aloysius” mereka. (St Aloysius Gonzaga adalah
seorang santo muda Yesuit yang dikenal karena
kebajikan dan kemurahan hatinya.) Contardo-lah
yang pertama-tama memulai kelompok-kelompok
bagi teman-teman mahasiswa guna membantu
mereka menjadi seorang Kristiani yang saleh.
Ketika usianya duapuluh satu tahun,
kepadanya ditawarkan kesempatan untuk
melanjutkan studi di Universitas Berlin di Jerman.
Sungguh berat baginya meninggalkan rumahnya di
Italia, tetapi ia senang juga bertemu dengan orangorang Katolik yang saleh di universitas. Ia
menuliskan dalam sebuah buku kecil apa yang
dirasakannya ketika untuk pertama kalinya ia
menyambut Sakramen Rekonsiliasi di negeri asing.
Sungguh menggetarkan hatinya menyadari bahwa
Gereja Katolik sungguh sama di mana pun dan
kemana pun orang pergi. Tahun berikutnya,
Contardo berusaha memutuskan entahkah sebaiknya
ia menjadi seorang imam atau seorang biarawan,
atau hidup berkeluarga. Ia terus-menerus bertanya
pada dirinya sendiri apa yang sebaiknya
dilakukannya. Nyatalah kemudian bahwa ia
mengucapkan ikrar untuk mempersembahkan
dirinya hanya bagi Tuhan saja. Ia mengamalkan
ikrarnya ini sebagai seorang awam; ia tidak pernah
menjadi seorang imam ataupun broeder. Ia tetap
mengajar dan menulis. Ia senantiasa berupaya
untuk menjadi seorang Kristiani yang terlebih
sempurna. Sementara menikmati olahraga
favoritnya, mendaki gunung, ia akan berpikir
tentang Tuhan, Pencipta segala keindahan yang ia
lihat. Orang banyak melihat bahwa ada sesuatu yang
berbeda pada diri Profesor Ferrini. Suatu ketika,
158
sementara ia lewat dengan senyum hangatnya yang
khas, seseorang berseru, “Orang itu adalah santo!”
Contardo Ferrini wafat karena demam tipus
pada tanggal 17 Oktober 1902. Ia baru berusia
empatpuluh tiga tahun. Ia dimaklumkan “beato”
oleh Paus Pius XII pada tahun 1947.
P: 22 Oktober
SANTO CUTHBERT († 687)
Santo Cuthbert hidup di Inggris pada abad
ketujuh. Ia seorang bocah penggembala miskin
yang sangat suka
bermain bersama
teman-temannya. Ia
seorang yang ulung
dalam bermain.
Salah seorang
temannya
mencacinya oleh
sebab ia terlalu
amat suka bermain.
Sesungguhnya,
teman bermainnya
itu mengucapkan
kata-kata yang
tampaknya bukan
berasal dari dirinya sendiri. Katanya, “Cuthbert,
bagaimana mungkin engkau menghabiskan waktumu
dengan bermain-main saja, padahal engkau telah
dipilih untuk menjadi seorang imam dan seorang
uskup?” Cuthbert amat terperanjat, dan juga amat
terkesan. Ia bertanya-tanya apakah sungguh kelak
ia akan menjadi seorang imam dan seorang uskup.
159
Pada bulan Agustus tahun 651, Cuthbert yang
saat itu berusia limabelas tahun memperoleh suatu
pengalaman rohani. Ia melihat langit yang hitam
pekat. Tiba-tiba, suatu sorotan cahaya yang amat
terang melintasi langit. Dalam sorotan cahaya itu
tampaklah malaikat-malaikat membawa sebuah bola
api ke atas langit. Beberapa waktu kemudian,
Cuthbert mengetahui bahwa pada saat yang sama
dengan penampakan tersebut, Uskup St. Aiden
meninggal dunia. Cuthbert tidak tahu bagaimana
semua peristiwa itu mempengaruhi dirinya, tetapi ia
telah membulatkan tekadnya untuk memenuhi
panggilannya dan masuk biara. Cuthbert kemudian
menjadi seorang imam.
St. Cuthbert berkeliling dari desa ke desa,
dari rumah ke rumah, dengan menunggang kuda
atau pun dengan berjalan kaki. Ia mengunjungi
umat untuk membantu mereka secara rohani.
Sungguh menguntungkan, Pastor Cuthbert dapat
berbicara dalam dialek para petani sebab ia sendiri
dulunya adalah seorang penggembala domba yang
miskin. St. Cuthbert berbuat kebajikan di mana saja
dan membawa banyak orang kepada Tuhan. Ia
seorang yang periang serta baik hati. Orang tertarik
kepadanya dan tak seorang pun segan kepadanya.
Ia seorang yang banyak berdoa, seorang imam yang
kudus.
Ketika Cuthbert telah ditahbiskan sebagai
uskup, ia tetap bekerja keras seperti sebelumnya
untuk membantu umatnya. Ia mengunjungi mereka,
tak peduli betapa sukar perjalanannya melewati
jalan-jalan yang sulit atau pun betapa buruk
cuacanya. Sementara ia terbaring menghadapi ajal,
Cuthbert mendesak para imamnya untuk hidup
dalam damai serta penuh belas kasihan kepada
160
semua orang. Ia wafat dalam damai pada tahun
687.
D
SANTO PAUS DAMASUS I (304-11
Desember 384)
Damasus dilahirkan di Roma dan hidup pada
abad keempat, pada masa Gereja Perdana. Ia
adalah seorang imam
yang murah hati dan
suka berkurban. Ketika
Paus Liberius wafat
pada tahun 366,
Damasus diangkat
menjadi paus. Ia harus
menghadapi banyak
persoalan yang berat.
Ada seorang paus
tandingan (anti paus)
bernama Felix. Felix
beserta para
pengikutnya berusaha
menganiaya Damasus.
161
Mereka menyebarkan berita bohong tentang dirinya,
terutama tentang kehidupan moral pribadinya.
Karenanya, Paus Damasus harus dihadapkan ke
pengadilan di bawah penguasa Romawi. Damasus
terbukti tidak bersalah, tetapi ia mengalami begitu
banyak penderitaan karena peristiwa tersebut.
Sahabatnya, St. Hieronimus, berbicara dengan tegas
mengenai kebaikan-kebaikan paus. Dan Hieronimus
mempunyai martabat yang tinggi.
Paus Damasus menyadari bahwa para imam
di kota mempunyai gaya hidup yang terlalu mewah.
Sementara para imam di desa hidup jauh lebih
sederhana. Damasus meminta para imam untuk
menyederhanakan gaya hidup mereka dan tidak
terikat pada harta serta milik. Ia sendiri menjadi
teladan yang mengagumkan. Ada juga begitu
banyak bidaah (=ajaran sesat) selama masa
kepemimpinannya sebagai paus. Damasus
menjelaskan iman yang benar. Ia juga mengadakan
Konsili Ekumenis Kedua yang diselenggarakan di
Konstantinopel. Paus Damasus dengan sungguhsungguh berusaha membangkitkan semangat untuk
mencintai Kitab Suci. Ia menugaskankan Santo
Hieronimus untuk menerjemahkan Kitab Suci ke
dalam bahasa Latin. Ia juga mengubah bahasa resmi
liturgi dari bahasa Yunani - kecuali Kyrie - ke bahasa
Latin. Paus Santo Damasus wafat pada usia sekitar
delapanpuluh tahun pada tanggal 11 Desember 384.
Ia dimakamkan di samping ibu dan saudarinya di
sebuah kapel kecil yang dibangunnya.
P: 11 Desember
SANTO DAMIANUS dan SANTO KOSMAS (†
303)
162
Kedua martir yang kita rayakan pestanya
pada hari ini adalah sepasang saudara kembar dari
Siria yang hidup pada abad
keempat. Mereka berdua
merupakan siswa-siswa yang
sangat terkenal dalam bidang
ilmu pengetahuan dan
keduanya menjadi dokter yang
hebat. Kosmas dan Damianus
memandang setiap pasien
sebagai saudara dan saudari
dalam Kristus. Karena itu,
mereka memberikan perhatian
besar kepada mereka semua
dan melakukan yang terbaik
dengan segenap kemampuan
mereka. Betapa pun banyaknya perhatian yang
harus mereka curahkan terhadap seorang pasien,
baik Kosmas maupun Damianus, tidak pernah
menerima uang sebagai imbalan atas pelayanan
mereka. Sebab itu, mereka diberi nama julukan
dalam bahasa Yunani artinya “tanpa uang sepeser
pun”.
Setiap ada kesempatan, kedua orang kudus
ini akan bercerita kepada para pasiennya tentang
Yesus Kristus, Putra Allah. Orang banyak menyukai
kedua dokter kembar ini, karenanya dengan senang
hati mereka mendengarkan. Kosmas dan Damianus
seringkali memulihkan kesehatan, baik jiwa maupun
raga, para pasien yang datang mohon bantuan
mereka.
Ketika penganiayaan oleh Kaisar Diocletian
terhadap umat Kristiani dimulai di kota mereka,
kedua dokter ini segera ditangkap. Tak pernah sekali
pun mereka berusaha menyembunyikan cinta
mereka yang begitu besar terhadap iman Kristiani.
163
Mereka disiksa dan dianiaya, tetapi tak ada yang
dapat memaksa mereka untuk mengingkari iman
kepada Kristus. Mereka hidup bagi Dia dan menarik
begitu banyak orang kepada cinta-Nya. Pada
akhirnya, mereka berdua dijatuhi hukuman mati
pada tahun 303.
BEATO DAMIANUS de VEUSTER
(DAMIANUS dari MOLOKAI) (1840-15 April
1889)
Yoseph "Jeff" de Veuster dilahirkan pada
tahun 1840, putera seorang petani Belgia. Jeff dan
saudara laki-lakinya, Pamphile, masuk Kongregasi
Hati Kudus Yesus. Para misionaris Hati Kudus Yesus
berkarya demi iman Katolik di kepulauan Hawaii. Jeff
memilih nama “Damian.” Broeder Damian seorang
yang tinggi dan gagah. Tahun-tahun yang
dilewatkannya dengan bekerja di pertanian keluarga
telah menjadikan
tubuhnya sehat dan kuat.
Semua orang sayang
padanya, sebab ia baik
serta murah hati.
Hawaii
membutuhkan lebih
banyak misionaris
berkarya di sana. Jadi,
pada tahun 1863,
serombongan imam serta
broeder Hati Kudus Yesus
dipilih untuk diutus ke
sana. Pamphile, saudara
Damian, termasuk salah seorang di antara mereka.
Beberapa saat menjelang keberangkatan, Pamphile
terserang demam typhoid. Ia tidak lagi dapat
164
dipertimbangkan untuk diberangkatkan ke daerah
misi. Broeder Damian, yang saat itu masih dalam
pendidikan untuk menjadi imam, mohon agar
diijinkan menggantikan tempatnya. Imam kepala
mengabulkan permohonannya. Broeder Damian
pulang ke rumah untuk mengucapkan selamat
tinggal kepada keluarganya. Kemudian ia
menumpang kapal dari Belgia ke Hawaii, suatu
perjalanan yang memakan waktu delapan belas
minggu lamanya. Damian menyelesaikan
pendidikannya dan ditahbiskan sebagai imam di
Hawaii. Ia berkarya selama delapan tahun di tengah
umatnya di tiga daerah. Ia melakukan perjalanan
dengan enunggang kuda atau dengan kano (=
semacam sampan).
Umat menyayangi imam yang berperawakan
tinggi dan murah hati ini. Damian melihat bahwa
umatnya senang ikut ambil bagian dalam Misa dan
ibadat. Ia menggunakan sedikit uang yang berhasil
dikumpulkannya untuk membangun kapel. Ia sendiri
bersama umat paroki setempat membangun kapel
mereka. Bagian paling mengagumkan dalam hidup
Damian akan segera dimulai. Uskup meminta
seorang imam sukarelawan untuk pergi ke pulau
Molokai. Nama itu membuat orang bergidik
ketakutan. Mereka tahu bahwa bagian dari pulau itu
yang disebut Kalawao merupakan “kuburan hidup”
bagi orang-orang kusta. Tidak banyak yang
diketahui tentang penyakit kusta dan rasa ngeri
terjangkiti kusta menyebabkan para penderitanya
dikucilkan. Banyak di antara mereka yang hidup
putus asa. Tidak ada imam, tidak ada penegak
hukum di Molokai, tidak ada fasilitas kesehatan.
Pemerintah Hawaii mengirimkan makanan serta
obat-obatan, tetapi jumlahnya tidak mencukupi. Lagi
165
pula tidak ada sarana yang dikoordinir untuk
membagikan barang-barang tersebut.
Pastor Damian pergi ke Molokai. Ia
terguncang melihat kemelaratan, korupsi serta
keputusasaan di sana. Walau demikian, ia bertekad
bahwa baginya tidak ada kata menyerah. Penduduk
Molokai sungguh amat membutuhkan pertolongan.
Pastor Damian pergi ke Honolulu guna berhadapan
dengan anggota majelis kesehatan. Mereka
mengatakan bahwa Pastor Damian tidak diijinkan
pulang pergi ke Molokai demi alasan bahaya
penularan kusta. Alasan sesungguhnya adalah
bahwa mereka tidak menghendaki kehadirannya di
Molokai. Ia akan menimbulkan banyak masalah bagi
mereka. Jadi, Pastor Damian harus menetapkan
pilihan: jika ia kembali ke Molokai, ia tidak akan
pernah dapat meninggalkan tempat itu lagi. Para
majelis kesehatan itu rupanya belum mengenal
Pastor Damian. Ia memilih untuk tinggal di Molokai!
Pastor Damian berkarya delapan belas tahun
lamanya hingga wafatnya di Molokai. Dengan
bantuan para penderita kusta dan para sukarelawan,
Molokai mulai berubah. Kata Molokai mempunyai arti
yang sama sekali baru. Pulau Molokai menjadi pulau
cinta kasih Kristiani. Lama kelamaan, Pastor Damian
juga terjangkit penyakit kusta. Ia wafat pada tangal
15 April 1889 dalam usia empat puluh sembilan
tahun dan dimakamkan di sana. Ia dinyatakan
“beato” oleh Paus Yohanes Paulus II pada tahun
1994.
DANIEL (abad ke-5 seb. Masehi)
Meski tinggal di istana raja Persia, pemuda
Yahudi ini lebih mentaati hukum Tuhan daripada
perintah raja, sehingga ia dibuang ke dalam gua
166
singa. Daniel amat bijaksana dan adil, terutama
dalam perkara Susana (lih. Kitab Daniel)
A: Tuhan mengadili (H); P: 21 Juli
DANIEL STYLITES (409-493)
Adalah rahib yang bertapa di atas dua tiang
(=stylos;Y) dekat Konstantinopel. Ia menghuni
tempat sempit itu selama 33 tahun dan hanya turun
sekali untuk memperingatkan kaisar. Banyak orang
saleh dan berpangkat serta rakyat jelata meminta
nasehatnya. Kotbahnya sederhana dan lurus.
P: 11 Desember
DAVID (abad ke-10 seb. Masehi)
David atau Daud adalah raja Israel yang
termashur, perebut benteng Yerusalem dan leluhur
Jesus dari Nazaret. Riwayat hidupnya dapat dibaca
dalam Kitab Samuel I dan II.
A: yang dicintai (H); L: anak pejuang melawan
raksasa Goliath sebagi pralambang pejuang
Jesus melawan setan; P: 29 Desember
DAVID atau DEWI († 601)
Biarawan dan uskup Menevia ini menjadi
pelindung Wales (Negara bagian Britania Raya).
P: 1 Maret
SANTO DAVID I dari SKOTLANDIA (108024 Mei 1153)
167
David dilahirkan pada tahun 1080. Ia adalah
putera bungsu St. Margareta, ratu Skotlandia, dan
suaminya yang baik,
Raja Malcolm. David
sendiri diangkat menjadi
raja ketika usianya
empat puluh tahun.
Mereka yang
mengenalnya dengan
baik tahu betapa sedikit
minatnya dalam
menerima mahkota
kerajaan. Tetapi, begitu
ia menjadi raja, ia
menjadi seorang raja
yang sangat baik bagi
rakyatnya.
St. David memerintah kerajaannya dengan
adil dan bijaksana. Ia amat murah hati pada kaum
miskin. Semua rakyatnya diijinkan menemuinya
kapan saja mereka kehendaki. Ia memberikan
teladan baik pada semua orang dengan teladan
cintanya akan doa. Di bawah pemerintahan raja
kudus ini, rakyat Skotlandia semakin bersatu padu
sebagai suatu bangsa. Mereka menjadi orang-orang
Kristen yang lebih baik. Raja David membentuk
keuskupan-keuskupan baru. Ia mendirikan banyak
biara-biara baru. Ia menyumbangkan banyak dana
bagi Gereja selama dua puluh tahun masa
pemerintahannya.
Dua hari sebelum raja mangkat, ia menerima
Sakramen Terakhir. Ia menghabiskan saat-saat
terakhirnya dengan berdoa bersama mereka yang
menemaninya. Keesokan harinya, mereka mendesak
raja untuk beristirahat. Raja David menjawab, “Lebih
baik aku memikirkan perkara-perkara Tuhan, agar
168
jiwaku diperkuat dalam perjalanan pulangnya dari
pembuangan ke rumah.” Rumah yang dimaksud raja
adalah rumah surgawi kita. “Apabila aku berada di
hadapan pengadilan Tuhan, kalian tidak akan dapat
membelaku,” katanya. “Tak seorang pun akan dapat
membebaskanku dari tangan-Nya.” Jadi, ia tetap
terus berdoa hingga ajal menjemputnya. Santo
David wafat pada tanggal 24 Mei 1153.
P: 24 Mei
“Lebih baik aku memikirkan perkara-perkara Tuhan, agar
jiwaku diperkuat dalam perjalanan pulangnya dari
pembuangan ke rumah.” ~ Santo David dari Skotlandia
DEODATUS (443-473)
Menjadi uskup Nola, menggantikan Santo
Paulinus.
A: dikaruniakan oleh Tuhan; P: 27 Juni.
SANTO DEOGRATIAS († 457)
Kota Kartago di Afrika ditaklukkan oleh
pasukan barbar pada tahun 439. Penakluk mereka
adalah kaum Vandal. Kaum Vandal menangkap
uskup dan para imam serta menempatkan mereka
dalam sebuah rakit tua yang besar, lalu
menghanyutkannya ke lautan. Sungguh ajaib,
mereka berhasil tiba di pelabuhan Naples dan
diselamatkan. Tetapi, kota yang mereka tinggalkan
tidak lagi memiliki seorang uskup selama
empatbelas tahun lamanya. Kaisar Valentinian di
Roma meminta kepada Genseric, pemimpin kaum
Vandal, untuk mengijinkan seorang uskup lain
ditahbiskan bagi Kartago. Genseric setuju dan
seorang imam muda dari kota itu dipilih. Imam
tersebut disegani oleh para penakluk serta dicintai
169
oleh umat Kristiani. Namanya dalam bahasa Latin
adalah “Deogratias,” yang berarti “syukur kepada
Allah.” Uskup Deogratias berkarya demi iman serta
kesejahteraan seluruh penduduk Kartago.
Kemudian, Genseric menjarah kota Roma. Ia
kembali ke Afrika dengan membawa ratusan budak
belian, baik laki-laki, perempuan maupun anakanak. Keluarga-keluarga tersebut ditawan dan
dibagi-bagikan di antara kaum Vandal dan Moor.
Genseric sama sekali tidak mempedulikan ikatan
keluarga. Anggota-anggota keluarga diperjualbelikan
secara perorangan serta dipisahkan dari orang-orang
yang mereka kasihi.
Uskup Deogratias mendengar tentang tragedi
tersebut. Ketika kapal-kapal yang mengangkut para
budak tiba di Kartago, ia membeli budak-budak
tersebut sebanyak yang ia mampu. Ia memperoleh
uangnya dengan menjual peralatan, jubah-jubah
serta hiasan-hiasan Gereja. Ia dapat membebaskan
banyak keluarga. Ia mendapatkan tempat-tempat
penampungan bagi mereka. Ketika rumah-rumah itu
telah penuh terisi, ia mempergunakan dua gereja
besar untuk menampung orang-orang yang
diselamatkannya itu. Uskup membeli selimut serta
segala kebutuhan lainnya agar mereka dapat merasa
nyaman di lingkungan mereka yang baru.
Uskup Deogratias wafat hanya tiga tahun
setelah ia menjabat sebagai uskup Kartago.
Tenaganya sepenuhnya terkuras habis demi
pengabdian serta pelayanan belas kasihnya. Orangorang yang ia selamatkan tidak akan pernah
melupakannya. Ia wafat pada tahun 457.
DESIDERIUS († 607)
170
Adalah uskup Vienne (Perancis). Ia difitnah
melakukan skandal dengan seorang wanita, supaya
dapat dipecat oleh raja dan diasingkan selama
beberapa tahun. Sekembalinya dari pembuangan ia
memperingatkan raja yang bejat hidupnya.
Akibatnya, ia dibunuh oleh tentara kerajaan.
A: yang dapat diharapkan; B: Desire, Daisy (♀);
P: 23 Mei. Deetje: panggilan akrab untuk
Desire; panggilan akrab untuk wanita dari
Desiderius
DIANA, SESILIA dan AMIATA (abad ke-13)
Adalah suster-suster Dominikan pertama dari
Bologna Italia. Sesudah hidup berfoya-foya, Diana
bertobat dan sekalipun ditentang oleh famili ia
masuk biara.
P: 9 Juni
BEATO DIDAKUS YOSEPH (29 Maret 17431801)
Beato Didakus Yoseph dilahirkan pada
tanggal 29 Maret tahun 1743 di Cadiz, Spanyol. Ia
dibaptis dengan nama
Yoseph Fransiskus. Kedua
orangtuanya taat beragama
serta saleh. Mereka amat
senang apabila putera kecil
mereka membangun sebuah
altar serta menghiasinya.
Yoseph kecil akan berlutut
dan berdoa kepada Yesus,
Bunda Maria dan St. Yosef.
171
Ketika Yoseph sudah cukup besar, ia belajar
menjadi pelayan altar di gereja Fransiskan Kapusin
dekat rumahnya. Yoseph belajar mencintai Misa. Ia
biasa bangun pagi-pagi benar agar dapat tiba di
gereja setiap pagi menunggu pintu-pintu gereja
dibuka. Tak pernah sekali pun ia absen. Salah
seorang dari para imam atau broeder Kapusin
memberinya sebuah buku tentang kisah hidup para
santo Kapusin. Yoseph membacanya dan
membacanya lagi. Yoseph membaca setiap cerita
dengan seksama. Ia mulai mencintai para kudus
yang miskin serta bersahaja seperti Yesus. Tibalah
harinya ketika ia mohon agar dapat bergabung
dalam Ordo Saudara-Saudara Dina Kapusin
(OFMCap). Ia diterima dan pergi ke Seville, Spanyol
untuk novisiat (masa percobaan sebagai latihan
rohani sebelum mengucapkan kaul biara). Ia
memulai hidup baru dengan nama yang baru pula,
Frater Didakus.
Setalah melewati tahun-tahun persiapan,
Frater Didakus ditahbiskan sebagai imam. Ia diutus
untuk mewartakan Injil Yesus. Ia sangat senang
akan tugas ini. Homili-homilinya sangatlah jelas
serta penuh kasih sehingga orang senang
mendengarnya. Mereka bahkan membawa temanteman mereka untuk mendengarkan khotbahnya
juga. Segera saja, gereja biasa menjadi terlalu kecil
bagi orang banyak itu. Jika Pastor Didakus
berkhotbah, pewartaan tersebut perlu diadakan di
lapangan terbuka, biasanya di alun-alun kota atau di
pinggir jalan. Pastor Didakus amat senang
berkhotbah tentang Tritunggal Mahakudus. Ia juga
selalu siap sedia mendengarkan pengakuan dosa. Ia
senang apabila umat datang untuk menerima
Sakramen Rekonsiliasi. Apabila waktunya luang,
Pastor Didakus mengunjungi penjara-penjara atau
172
rumah-rumah sakit. Ia juga mengunjungi panti-panti
jompo. Pastor Didakus wafat pada tahun 1801 dan
dinyatakan sebagai “beato” oleh Paus Leo XIII pada
tahun 1894.
DIEGO atau DIDAKUS OFM dari ALCALA
SPANYOL (1400-1463)
Adalah bruder saleh yang menaruh banyak
perhatian pada orang miskin. Seseharinya ia hamper
selalu melakukan pekerjaan remeh dan kasar.
B: Diaz; P: 13 Nopember
DIEGO de ROZARIO OP dan ANDREAS de
PORTUGAL OP († 1590)
Mereka berdua dibunuh ketika sedang
mengadakan perjalanan ke daerah misi di Solor pada
waktu mendarat di salah satu pelabuhan di Jawa.
(Salah satu dari Orang-orang Kudus di
Indonesia)
DIMITRIJ (1651-1709)
Anak seorang tentara Kosak ini menjadi
uskup di Rostov (Rusia). Ia amat disegani orang
sebagai ilmiawan, pengarang dan pengkotbah ulung.
Dimitrij membela Gereja dari pengawasan Negara,
memajukan sekolah dan teologi skolastik.
P: 21 September (dalam Gereja Orthodox)
173
DIONISIA († 484)
Bersama dengan anaknya, yaitu Mayorikus,
dibakar hidup-hidup oleh tentara Vandal di Afrika
Utara. Saudarinya, yakin Dativa, bersama orangorang Kristen lain mengalami nasib yang sama.
Sementara itu pasukan Vandal menguliti hidup-hidup
seorang rahib, yaitu Tertius dan seorang dokter
bernama Emilianus.
A: Dativa: yang diberi; Mayorikus: yang lebih
besar (L); P: 6 Desember
DIONISIUS AGUNG († 265)
Adalah uskup Alexandria (Mesir) dan katekis
yang termasyur. Ia terpaksa mengungsi beberapa
kali ke gurun pasir Libia. Dionisius bersikap lunak
terhadap pendosa yang murtad dalam penganiayaan
tetapi bertobat. Dalam jaman yang sulit itu ia amat
rajin menguatkan iman umatnya.
A: milik dewa Zeus (Y); B: Denis; Dionisia (♀);
Sydney adalah bentuk dari Saint Denys; P: 17
Nopember
BEATO DIONISIUS a NATIVITATE (12
Desember 1600-29 Nopember 1638) &
174
BEATO REDEMPTUS a CRUCE
Martir
Indonesia (1598-29 Nopember 1638)
Pierre Berthelot (Jr) dilahirkan di kota
pelabuhan Honfleur, Calvados, Perancis, pada
tanggal 12 Desember 1600.
Ia adalah yang sulung dari
sepuluh anak pasangan
Pierre Berthelot (Sr) dan
Fleurie Morin. Ayahnya
seorang dokter dan kapten
kapal.
Sejak usia duabelas
tahun, Pierre telah
mengikuti ayahnya
mengarungi samudera luas.
Pada tahun 1619, ketika
usianya sembilanbelas
tahun, Pierre yang telah
menjadi seorang pelaut ulung ikut berlayar dalam
suatu ekspedisi dagang Perancis ke India sebagai
ahli navigasi. Malang, kapalnya diserang VOC
Belanda dan ia dibawa sebagai tawanan ke Jawa.
Setelah bebas, Pierre menetap di Malaka, di mana ia
bekerja pada angkatan laut Portugis. Pierre seorang
yang gagah berani dan jenius; karirnya begitu
gemilang. Raja Portugis menyebutnya sebagai “ahli
navigasi dan pembuat peta Asia” yang luar biasa.
Peta-peta laut yang dibuatnya amat terkenal, antara
lain peta pulau Sumatera yang hingga kini disimpan
di Museum Inggris. Ekspedisi pelayaran kerap
membawanya ke Goa, India, di mana ia berkenalan
dengan Biara Karmel Tak Berkasut dengan kepala
biaranya, P Philip dari Trinitas. Pada tahun 1634,
ketika usianya tigapuluh empat tahun, Pierre
meninggalkan karirnya untuk menggabungkan diri
dalam Biara Karmel. Pada tanggal 25 Desember
175
1636, ia mengucapkan kaulnya dan menerima nama
biara Dionisius a Nativitate. Dionisius mendapat
karunia kontemplasi; pada lebih dari satu
kesempatan, pada saat berdoa, ia tampak dilingkupi
oleh semarak surgawi. Di Biara Karmel itulah,
Dionisius bertemu dengan Redemptus a Cruce.
Thomas Rodriguez da Cunha, dilahirkan di
Paredes, Portugal pada tahun 1598, putera dari
pasangan petani yang miskin namun saleh. Ia masuk
dinas ketentaraan Portugis dan ditugaskan ke India.
Pada tahun 1615, Thomas meninggalkan karirnya
untuk menggabungkan diri dalam Biara Karmel di
Goa. Ia menjadi seorang broeder Karmel dengan
nama Redemptus a Cruce, yang melayani sebagai
portir [= penjaga pintu] dan sakristan. Redemptus
adalah seorang yang amat menyenangkan,
bersahabat dan periang. Ketika ditugaskan pergi
dalam ekspedisi ke Sumatera, ia berkelakar dengan
teman-teman sebiara agar mereka melukis dirinya,
kalau-kalau ia nanti wafat sebagai martir.
Pada tahun 1638 Raja Muda Portugis di Goa,
Peter da Silva, bermaksud mengirim utusan ke Aceh,
yang baru saja berganti penguasa dari Sultan
Iskandar Muda ke Sultan Iskandar Thani. Ia
bermaksud menjalin hubungan persahabatan karena
hubungannya dengan sultan terdahulu tidak begitu
baik. Raja Muda meminta Karmelit untuk
mengijinkan Dionisius ikut dalam rombongan
delegasi sebagai pembimbing rohani, sekaligus
sebagai ahli maritim, pula seorang yang fasih
berbicara bahasa Melayu. Komunitas Karmel harus
taat pada keputusan pemerintah. Karenanya, studi
Dionisius dipercepat agar ia dapat ditahbiskan
sebagai imam. Dan akhirnya, pada tanggal 24
Agustus 1638, Dionisius ditahbiskan menjadi imam
oleh Mgr. Alfonso Mendez. Untuk perjalanan ke Aceh
176
ini, P Dionisius minta ijin agar Broeder Redemptus
diperkenankan ikut bersamanya sebagai rekan
seperjalanan.
Pada tanggal 25 September 1638, Pater
Dionisius dan Broeder Redemptus pun meninggalkan
Goa bersama rombongan misi perdamaian dan
perdagangan Portugis. Perjalanan yang lancar
membawa mereka tiba dengan selamat di Aceh pada
tanggal 25 Oktober 1638. Mereka berlabuh di OleOle (sekarang bernama Kotaraja) dan disambut
dengan ramah oleh penduduk setempat. Tetapi
keramahan masyarakat Aceh ternyata hanya
merupakan tipu-muslihat saja. Orang-orang Belanda
telah menghasut Sultan Iskandar Thani dengan
menyebarkan isu bahwa bangsa Portugis datang
untuk mengkatolikkan bangsa Aceh yang sudah
memeluk agama Islam. Sekonyong-konyong kedua
biarawan ditangkap dan dijebloskan ke dalam
penjara hingga sebulan lamanya. Karena tetap
menolak untuk mengingkari iman, kedua biarawan
dijatuhi hukuman mati. Di pesisir pantai, P Dionisius,
dengan salib di tangannya, dipaksa menyaksikan
mereka menggorok leher Redemptus yang lebih dulu
menjadi martir. Selanjutnya, algojo yang beringas
dengan sekuat tenaga menghunuskan kelewang dan
tombak ke arah Dionisius. Tetapi sungguh ajaib,
seolah ada suatu kekuatan dahsyat yang menahan,
sehingga para algojo tidak berani maju. Sadar akan
hal itu, P Dionisus segera mengatupkan kedua
tangannya berdoa memohon kepada Tuhan agar
kerinduannya menjadi seorang martir dikabulkan.
Dan permohonan orang kudus ini didengarkan
Tuhan. Seorang algojo - seorang Kristen Malaka
yang murtad - mengangkat gada dan disambarkan
keras-keras ke kepala P Dionisius, disusul dengan
177
kelewang yang memisahkan kepala Dionisius dari
tubuhnya.
Kemartiran Dionisius dan Redemptus
sungguh berkenan di mata Tuhan. Selama tujuh
bulan, jenazah tidak hancur, melainkan tetap segar
seolah sedang tidur. Menurut saksi mata, jenazah P
Dionisius amat merepotkan masyarakat sekitar,
karena setiap kali dibuang, entah ke dalam laut
maupun ke tengah hutan, senantiasa kembali lagi ke
tempat di mana ia dimartir. Akhirnya, jenazah
dengan hormat dimakamkan di Pulau Dien (`pulau
buangan') dan di kemudian hari dipindahkan ke Goa,
India. Para saksi iman itu wafat sebagai martir pada
tanggal 29 Nopember 1638. Dionisius dan
Redemptus dimaklumkan sebagai `beato' oleh Paus
Leo XIII pada tanggal 10 Juni 1900. Pesta kedua
biarawan Karmel ini dirayakan oleh segenap
Karmelit pada tanggal 29 November. Di Indonesia,
pesta B Dionisius dan B Redemptus dirayakan
sebagai peringatan wajib setiap tanggal 1
Desember.
Dionisius (Pierre Berthelot) lahir di Honfleur
(Perancis, 1600) dan Redemptus a Cruce
(Thomas Rodrigues da Cunha) lahir di
Paredes (Spanyol, 1598); biarawan Karmel dan
martir di Aceh (Nopember 1638); termasuk
orang-orang Kudus di Indonesia. Digelarkan
beato (yang bahagia) tahun 1900; P: 1
Desember
SANTO DIONISIUS (SANTO
DENIS) dkk
St Dionisius amat populer
di Perancis. Ia diangkat sebagai
santo pelindung Perancis. Karena
ia hidup di awal sejarah
kekristenan - dalam abad ketiga -
178
kita tidak tahu sebanyak yang ingin kita ketahui
tentangnya.
Yang kita tahu, Dionisius dilahirkan di Italia.
Ia datang ke Perancis dan menjadi Uskup Paris. Ia
tengah mewartakan Kabar Gembira Yesus ketika ia
dan dua rekannya wafat sebagai martir. Konon,
rekannya itu adalah seorang imam dan yang lainnya
seorang diakon. Komunitas Kristiani senantiasa
mengenangkan para martir yang gagah berani ini.
Pada awalnya, mereka dapat membangun sebuah
kapel kecil demi menghormati kemartiran para
kudus kita ini. Di kemudian hari, kapel tersebut
menjadi sebuah gereja besar, Gereja St Dionisius.
St Dionisius dan kawan-kawannya
mengingatkan kita akan baik laki-laki, perempuan
maupun anak-anak yang gagah berani yang telah
mendahului kita. Mereka mewariskan kepada kita
teladan hidup mereka. Mereka juga mengingatkan
kita bahwa mereka akan membantu kita sekarang ini
jika kita memintanya.
Dionisius atau Denis (abad ke-3), diutus oleh
Paus ke Paris untuk menjadi uskup, tetapi diatas
bukit yang sekarang disebut ‘Montmatre’
(bukit martir) ia dibunuh bersama dengan imam
Rustikus dan diakon Eleutrius. P: 9 Oktober
DISMAS (ABAD KE-1)
Konon dialah penyamun yang disalib di
sebelah kanan Jesus dan bertobat (Luk. 23, 39-43).
Ia dipandang sebagai teladan bagi orang yang perlu
bertobat secara sempurna dan santo pelindung
orang yang dihukum mati.
P: 23 Desember.
DOLORES
179
Adalah nama yang dibentuk dari ‘Mater
Dolorosa’ yaitu Maria yang menanggung derita.
P: 15 September.
SANTO DOMINIKUS (1170-7 Agustus
1221)
Dominikus dilahirkan di Castile, Spanyol pada
tahun 1170. Ia adalah putera keluarga Guzman.
Ibundanya adalah Beata
Yoana dari Aza. Ketika
Dominikus berusia tujuh
tahun, ia mulai
bersekolah. Pamannya,
seorang imam,
membimbingnya dalam
pelajaran. Setelah
beberapa tahun lamanya
belajar, Dominikus
menjadi seorang imam
juga. Ia hidup dengan
tenang dalam doa dan
ketaatan bersama para
imam lainnya. Tetapi Tuhan mempunyai rencana
yang indah bagi Dominikus. Ia dipanggil untuk
mendirikan suatu ordo religius yang baru. Ordo
tersebut diberi nama Ordo Praedicatorum (OP =
Ordo Para Pengkhotbah) atau “Ordo Santo
Dominikus”, sesuai namanya.
Para imam Dominikan berkhotbah tentang
iman. Mereka berusaha meluruskan kembali ajaranajaran sesat yang disebut bidaah. Semuanya itu
bermula ketika Dominikus sedang dalam perjalanan
melewati Perancis Selatan. Ia melihat bahwa bidaah
Albigensia telah amat membahayakan orang banyak.
Dominikus merasa berbelas kasihan kepada mereka
180
yang bergabung dengan bidaah sesat tersebut. Ia
berusaha menyelamatkan mereka. Para imam
Dominikan pada akhirnya berhasil mengalahkan
bidaah yang amat berbahaya tersebut dengan doa,
teristimewa dengan Doa Rosario. Dominikus juga
mendorong umatnya untuk bersikap rendah hati dan
melakukan silih. Suatu ketika seseorang bertanya
kepada St Dominikus buku apakah yang ia
pergunakan untuk mempersiapkan khotbahkhotbahnya yang mengagumkan itu. “Satu-satunya
buku yang aku pergunakan adalah buku cinta,”
katanya. Ia selalu berdoa agar dirinya dipenuhi cinta
kasih kepada sesama. Dominikus mendesak para
imam Dominikan untuk membaktikan diri pada
pendalaman Kitab Suci dan doa. Tidak seorang pun
pernah melakukannya lebih dari St. Dominikus dan
para pengkhotbahnya dalam menyebarluaskan
devosi Rosario yang indah.
St. Dominikus seorang pengkhotbah ulung,
sementara St. Fransiskus dari Assisi seorang imam
miskin yang rendah hati. Mereka berdua bersahabat
erat. Kedua ordo mereka yaitu Dominikan dan
Fransiskan membantu umat Kristiani hidup lebih
kudus. Para imam Dominikan mendirikan biara-biara
di Paris - Perancis, Madrid - Spanyol, Roma dan
Bologna - Italia. Semasa hidupnya Dominikus juga
melihat ordo yang didirikannya berkembang hingga
ke Polandia, Skandinavia dan Palestina. Para imam
Dominikan juga pergi ke Canterbury - London, dan
Oxford di Inggris. Santo Dominikus wafat di
Bologna pada tanggal 7 Agustus 1221. Sahabat
dekatnya, Kardinal Ugolino dari Venisia kelak
menjadi Paus Gregorius IX. Ia menyatakan
Dominikus sebagai orang kudus pada tahun 1234.
Dominikus, pendiri Ordo Para Pengkotbah;
lahir di Kalaruega Spanyol (1170); dan wafat di
Bologna Italia (1221); A: milik Tuhan; B:
181
Domenico, Domingo, Domi (♂); Dominique (♀);
L: bintang dan anjing dengan obor dimoncong;
atau Bunda Maria sedang menyerahkan rosario
kepada seorang biarawan berjubah putih,
dengan mantol hitam; P: 8 Agustus.
SANTO DOMINIKUS SILOS (20 Desember
1073)
Dominikus, seorang anak Spanyol
penggembala domba, dilahirkan pada awal abad
kesebelas. Ia melewatkan sebagian besar waktunya
seorang diri dengan ditemani kawanan dombanya di
lembah pegunungan Pyrenees. Di sanalah ia mulai
mencintai doa. Segera Dominikus menjadi seorang
biarawan, seorang biarawan yang amat baik. Ia
diangkat menjadi abbas (artinya pemimpin biara)
dan membawa banyak kemajuan bagi biaranya.
Tetapi, suatu hari Raja Garcia III dari
Navarre, Spanyol menyatakan bahwa sebagian dari
harta milik biara adalah
miliknya. St. Dominikus
menolak memberikannya
kepada raja. Ia berpendapat
bahwa tidaklah benar
menyerahkan harta milik
Gereja kepada raja.
Keputusannya ini membuat
raja amat murka. Ia
memerintahkan Dominikus
untuk segera meninggalkan
kerajaannya. Abbas Dominikus
serta para biarawannya
disambut dengan hangat oleh
seorang raja lain, Ferdinand I dari Castile. Ferdinand
mengatakan bahwa mereka boleh menempati suatu
biara tua yang dikenal sebagai biara St. Sebastianus
182
di Silos. Biara ini terletak di suatu daerah yang
terpencil dan dalam keadaan rusak parah. Tetapi
dengan Dominikus sebagai kepala biaranya, segera
saja biara tersebut berubah penampilannya.
Malahan, Dominikus menjadikannya sebagai salah
satu biara yang paling terkenal di seluruh Spanyol.
St. Dominikus mengadakan banyak mukjizat dengan
menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Bertahun-tahun setelah kematiannya, St.
Dominikus menampakkan diri kepada seorang isteri
dan ibu. Nama wanita itu ialah Yoana, sekarang
dikenal sebagai Beata Yoana dari Aza. St. Dominikus
mengatakan kepadanya bahwa Tuhan akan
mengirimkan seorang anak laki-laki lagi kepadanya.
Ketika puteranya itu lahir, Yoana memberinya nama
Dominikus sebagai ungkapan rasa syukurnya.
Dominikus inilah yang kelak menjadi St. Dominikus
yang agung, pendiri Ordo Dominikan. St. Dominikus
dari Silos wafat pada tanggal 20 Desember 1073.
DOMINIKUS († 1060)
Menjadi imam karena jabatan itu dibeli oleh
orang tuanya. Namun ia merasa tidak pada
tempatnya, sehingga mencari tempat sepi dan
bertapa keras. Kemudian ia menjadi pemimpin biara
di Frontale Italia.
P: 14 Oktober
SANTO DOMINIKUS SAVIO (2 April 1842-9
Maret 1857)
183
Santo Dominikus Savio adalah santo
pelindung remaja, khususnya remaja putra. Ia juga
diangkat menjadi
pelindung paduan
suara remaja putra,
pelindung remaja
yang diperlakukan
tidak adil serta
pelindung bagi
mereka yang tak
bersalah tetapi
dikenai tuduhan
palsu. Jadi, jika
kalian punya
masalah dengan
teman-teman
sebayamu, atau gurumu, atau orangtuamu, atau
masalah remaja lainnya, janganlah ragu-ragu untuk
memohon bantuan doa darinya.
MASA KECIL
Dominikus Savio (Dominic artinya milik
Tuhan) dilahirkan pada tanggal 2 April 1842 di Riva,
Chieri, Italia. Ia adalah seorang dari kesepuluh
putra-putri pasangan Carlo dan Birgitta Savio.
Ayahnya seorang pandai besi sementara ibunya
seorang penjahit.
Sejak masa kecilnya, Dominikus amat
mengasihi Tuhan. Suatu hari, saat usianya baru
empat tahun, Dominikus menghilang. Ibunya, yang
dengan cemas mencarinya, akhirnya mendapatkan
puteranya itu di sudut ruangan dengan tangannya
terkatup dan kepalanya tertunduk. Ia khusuk
berdoa! Pada usia lima tahun, setelah memohon
dengan sangat, Dominikus diijinkan untuk menjadi
Putera Altar dan ketika usianya tujuh tahun, ia
184
diperkenankan untuk menerima Komuni Kudus-nya
yang Pertama.
Karena keluarganya miskin, Dominikus harus
berjalan pulang balik sejauh 6 mil (± 9.6 km) setiap
hari agar dapat bersekolah di kota terdekat. Suatu
hari ketika gurunya sedang tidak berada di kelas,
dua orang anak lelaki membawa masuk banyak
sekali salju dan sampah serta menyumpalkannya ke
dalam satu-satunya tungku pemanas ruangan.
Ketika Pak Guru kembali, ia menjadi sangat marah.
Kedua anak tersebut ketakutan, mereka
mengatakan bahwa Dominikus-lah yang telah
melakukannya. Pak Guru memaki-maki Dominikus
dengan kata-kata yang keras dan tajam. Ia juga
menambahkan jika saja ini bukan perbuatannya
yang pertama, tentulah Dominikus telah diusirnya.
Dominikus tidak mengatakan sepatah kata pun
untuk membela diri. Ia berdiri di depan kelas dengan
kepala tertunduk. Keesokan harinya, tahulah Pak
Guru apa yang sebenarnya telah terjadi. Segera ia
menemui Dominikus dan bertanya mengapa ia tidak
membela diri. Dominikus mengatakan bahwa ia
khawatir Pak Guru akan mengeluarkan kedua anak
nakal tersebut, padahal ia ingin sekali mereka diberi
kesempatan. “Lagipula,” katanya, “saya ingat bahwa
Yesus juga dituduh secara tidak adil dan Ia diam
saja.”
ORATORIO ST. YOHANES BOSCO
Ket ika Santo Yohanes Bosco (biasa dipanggil
Don Bosco) mencari tunas-tunas muda untuk dididik
sebagai imam dalam Serikat Salesian, imam paroki
di mana Dominikus tinggal menawarkan Dominikus
kepadanya. Don Bosco mengujinya terlebih dahulu
dan setelah pertanyaan-pertanyaannya selesai,
185
Dominikus balik bertanya, “Bagaimana pendapat
Romo tentang saya?”
“Menurut saya, engkau adalah bahan yang bagus,”
jawab Don Bosco dengan senyum lebar. “Baiklah,
Romo adalah seorang tukang jahit yang hebat, jika
bahannya memang bagus, ambillah saya dan jadikan
saya jubah yang indah bagi Tuhan!” Demikianlah,
bulan Oktober 1854, pada usia dua belas tahun,
Dominikus diterima sebagai murid di Oratorio St.
Fransiskus dari Sales di Turin.
Di Oratorio, Dominikus dikenal oleh temanteman serta para gurunya sebagai seorang anak
yang periang, ramah, serta teliti. Walaupun masih
anak-anak, ia dikaruniai Tuhan karunia-karunia
rohani yang jauh melebihi usianya: mengenali
mereka yang membutuhkan pertolongan, mengenali
kebutuhan rohani orang-orang di sekitarnya, serta
dikarunia kemampuan untuk bernubuat. Dominikus
memperoleh kasih sayang serta hormat dari temantemannya dan juga dari para imam. Dominikus tidak
suka memaksakan kehendaknya serta tidak suka
menonjolkan pendapat pribadinya, tetapi ia tidak
akan takut untuk menentang segala yang salah dan
selalu dapat memberikan alasan mengapa suatu
tindakan dianggapnya salah.
Suatu ketika, Dominikus secara tidak sengaja
mendengarkan rencana dua orang temannya yang
hendak berkelahi dengan saling melempar batu.
Dominikus berusaha sebaik-baiknya berbicara
dengan mereka untuk membatalkan pertarungan
yang berbahaya itu. Namun demikian, tampaknya
tidak ada lagi yang dapat membujuk kedua anak itu
untuk mengurungkan niat mereka. Bisa saja
Dominikus melaporkan mereka kepada guru mereka,
tetapi ia pikir hal itu hanya akan menunda
perkelahian tanpa menyelesaikan masalah.
186
Dominikus berhasil membujuk kedua temannya itu
untuk menerima satu syarat rahasia darinya, yang
akan dikatakan Dominikus sesaat sebelum
perkelahian dimulai. Maka, pergilah Dominikus
dengan kedua temannya itu. Ia membantu mereka
mengumpulkan batu-batu guna persiapan
perkelahian. Ketika semuanya sudah siap,
Dominikus mengacungkan sebuah salib kepada
mereka seraya berkata, “Kalian berdua, sebelum
kalian berkelahi, pandanglah salib ini dan
katakanlah, `Yesus Kristus tidak berdosa dan Ia
wafat dengan memaafkan pembunuh-pembunuhNya. Saya seorang berdosa, dan saya hendak
menyakiti Yesus dengan tidak memaafkan musuhmusuh saya.' Setelah berkata demikian, terlebih
dahulu lemparkanlah batu pertama kalian kepadaku.
Itulah persyaratanku.” “Tetapi Dominik, kamu tidak
pernah menyakiti aku atau pun bersalah kepadaku.
Kamu adalah temanku,” protes mereka. “Kamu tidak
akan menyakiti aku, yang hanya seorang manusia
yang lemah. Tetapi kamu, dengan tindakantindakanmu itu, akan menyakiti Yesus Kristus yang
adalah Tuhan?”
Kedua temannya itu menundukkan kepala mereka
karena malu dan menjatuhkan batu-batu mereka.
Mereka saling memaafkan dan berjanji untuk
menerima Sakramen Tobat.
INGIN MENJADI KUDUS
Dominikus Savio bertekad untuk menjadi
seorang kudus. Ia pergi ke kapel untuk berdoa. Ia
menolak untuk bermain dengan teman-temannya,
mukanya pun diubah menjadi muram dan serius.
Dua hari lamanya Dominikus bersikap demikian.
Hingga, Don Bosco memanggilnya dan bertanya
apakah ia sedang sakit. “Tidak,” kata Dominikus,
187
“sungguh saya dalam keadaan sehat dan bahagia.”
“Jika demikian, mengapa kamu tidak mau bermain
seperti biasanya? Mengapa mukamu demikian
muram?” “Saya ingin menjadi kudus, Romo.”
Don Bosco memuji ketetapan hatinya tetapi
menasehati Dominikus untuk senantiasa gembira
dan tidak merasa khawatir; melayani Tuhan adalah
jalan menuju kebahagiaan sejati.
Nasehat Don Bosco membuahkan hasil.
Dominikus menjadi teladan sukacita bagi temantemannya. Suatu hari, saat ia menyambut seorang
anak baru di Oratorio, ia menjelaskan programnya.
“Di sini kita mencapai kekudusan dengan hidup
penuh sukacita. Kita menghindarkan diri dari dosa
-yaitu pencuri besar yang merampok rahmat Tuhan
bagi kita serta merampas kedamaian hati; kita tidak
melalaikan tugas, serta mencari Tuhan dengan
segenap hati. Mulailah dari sekarang dan jadikan
kata-kata ini moto hidupmu: Servite Domino in
laetitia: Layanilah Tuhan dengan sukacita yang
kudus.”
CINTA AKAN SAKRAMEN-SAKRAMEN
GEREJA
Pengalaman membuktikan bahwa sumber
pertolongan rohani terbesar diperoleh dari Sakramen
Tobat dan Sakramen Ekaristi. Anak-anak yang
menerima kedua sakramen ini secara teratur
bertumbuh mencapai kedewasaan rohani. Dengan
demikian hidup mereka menjadi teladan hidup
Kristiani.
Sebelum bersekolah di Oratorio, Dominikus
biasa menerima Sakramen Tobat dan Sakramen
188
Ekaristi seminggu sekali. Sejak di Oratorio, ia
melakukannya lebih sering. Suatu hari Dominikus
mendengarkan khotbah Don Bosco: “Anak-anak, jika
kalian ingin menjaga diri agar senantiasa berada di
jalan menuju Surga, saya nasehatkan kalian agar
sesering mungkin menerima Sakramen Tobat dan
Sakramen Ekaristi. Pilihlah seorang Bapa Pengakuan
kepada siapa kamu dapat mengungkapkan dirimu
secara bebas dan, jika bukan karena hal mendesak,
janganlah berganti-ganti Bapa Pengakuan.”
Dominikus memilih seorang Bapa Pengakuan
baginya. Pada awalnya ia mengakukan dosanya dua
minggu sekali, kemudian seminggu sekali. Selesai
menerima Sakramen Tobat, Dominikus
diperbolehkan menerima Sakramen Ekaristi. Bapa
Pengakuannya yang melihat perkembangan rohani
Dominikus yang demikian pesat, menyediakan waktu
untuk berbicara dengannya tiga kali seminggu. Di
akhir tahun, ia mengijinkan Dominikus untuk
menerima Komuni setiap hari! Dominikus amat
senang, katanya: “Jika saya merasa sedih dan
khawatir, saya akan pergi kepada Bapa Pengakuan
saya. Dialah yang akan menunjukkan Kehendak
Tuhan bagi saya; karena Yesus Kristus sendiri telah
menyatakan bahwa Bapa Pengakuan berbicara
dengan Suara Allah. Juga, ketika saya menginginkan
sesuatu yang amat penting, saya pergi menerima
Komuni Kudus. Saya menerima Tubuh yang sama
dengan yang ditawarkan Tuhan bagi kita di Salib,
bersama dengan Darah-Nya yang Mulia, Jiwa-Nya
dan Ke-Allahan-Nya. Apakah lagi yang masih saya
inginkan untuk melengkapi kebahagiaan saya, selain
dari saat saya kelak berhadapan muka dengan muka
dengan-Nya, yang sekarang ini saya lihat di altar
hanya dengan mata iman?”
189
Sebelum Komuni Pertamanya, Dominikus
membuat empat janji yang ditulisnya dalam sebuah
buku kecil. Janji-janjinya itu seringkali dibacanya
kembali. Tulisnya:
Saya akan menerima Sakramen Tobat dan
Sakramen Ekaristi sesering mungkin.
Saya akan berusaha memberikan hari Minggu
serta hari-hari libur sepenuhnya untuk
Tuhan.
Sahabat terbaikku ialah Yesus dan Maria.
Lebih baik mati daripada berbuat dosa.
Janji keempat akan menjadi moto Dominikus
sepanjang hidupnya. Beberapa kali ia memohon
pada Tuhan untuk mengijinkannya meninggal
sebelum ia sempat menyakiti Tuhan dengan
melakukan dosa berat.
CINTA AKAN LAKU SILIH
Dengan semangat jiwanya, Dominikus
memutuskan untuk makan hanya roti dan minum
hanya air tawar setiap hari Sabtu demi menghormati
Bunda Maria. Tetapi, Don Bosco melarangnya.
Kemudian ia berkeinginan untuk berpuasa selama
Masa Advent. Baru seminggu ia melakukannya, Don
Bosco akhirnya mengetahui apa yang sedang
dilakukannya dan menyuruhnya berhenti berpuasa.
Ia mohon, setidak-tidaknya ia diijinkan untuk tidak
sarapan, tetapi itu pun tidak diperbolehkan. Semua
laku silih badani itu akan berakibat buruk bagi
kesehatannya yang kurang baik.
Karena berpuasa dan berpantang dilarang,
Dominikus mencari cara lain untuk melakukan silih.
Ia meletakkan batu-batu serta ranting-ranting di
tempat tidurnya sehingga ia tidak dapat tidur
dengan nyaman. Ia juga ingin mengenakan baju
190
kasar. Tetapi, itu pun dilarang. Dominikus mencari
akal lain. Selama musim dingin ia tetap mengenakan
selimut musim panas yang tipis. Suatu hari,
Dominikus sakit dan harus tinggal di tempat tidur.
Don Bosco datang menjenguknya. Dilihatnya bahwa
Dominikus hanya mengenakan selimut tipis. “Apa
maksudnya ini? Kamu ingin mati kedinginan?”
“Tidak, Romo. Saya tidak akan mati kedinginan.
Yesus di palungan dan di atas salib mengenakan
kurang dari yang saya kenakan sekarang ini.”
Meskipun begitu, Dominikus dilarang keras
melakukan laku silih badani apa pun tanpa ijin Don
Bosco. Perintah ini ditaatinya, walau dengan hati
sedih.
“Saya sungguh tidak tahu harus bagaimana. Tuhan
bersabda bahwa tanpa silih, kita tidak dapat sampai
ke Surga dan sekarang saya dilarang melakukan silih
apapun; alangkah kecilnya kesempatan saya untuk
masuk Surga!”
“Silih yang diminta Tuhan darimu ialah ketaatan,”
jawab Don Bosco
“Tidakkah saya diperbolehkan melakukan silih yang
lain juga?” pintanya
“Ya, menerima dengan sabar segala penghinaan
serta menanggung dengan tabah segala cuaca:
panas, dingin, hujan dan angin; jika kamu lelah
janganlah bersikap buruk; jika kamu sakit, tetaplah
bersyukur kepada Tuhan.”
“Tetapi, hal-hal demikian sudah termasuk dalam
laku silih yang pokok.”
“Jika demikian, kerjakanlah segala sesuatu dengan
penuh sukacita, bersedialah menanggung segala
sesuatu demi cintamu kepada Tuhan, maka pastilah
kamu beroleh belas kasih daripada-Nya.” Dominikus
merasa puas dengan jawaban itu dan ia pergi
dengan gembira.
191
PENGENDALIAN DIRI
Merupakan suatu perjuangan yang berat bagi
Dominikus untuk mengendalikan pandangan
matanya, karena perangainya yang lincah dan suka
mengamati. Ia menceritakan kepada seorang teman
bahwa pertama kali ia melatihnya, perjuangannya
demikianlah hebat hingga membuat kepalanya sakit.
Namun demikian, pada akhirnya, ia berhasil
menguasai matanya sepenuhnya hingga mereka
yang mengenalnya memberikan kesaksian bahwa
tak pernah sekali pun Dominikus menggunakan
matanya untuk melihat barang sekilas saja
pemandangan yang tidak layak.
“Mata kita,” demikian katanya kepada temantemannya, “adalah jendela. Seperti kalian hanya
perlu melihat apa yang ingin kalian lihat lewat
jendela, demikian jugalah dengan mata; mata akan
menunjukkan kepada kita malaikat terang atau
setan kegelapan, kedua-duanya berebut untuk
menguasai jiwa kita.”
Suatu hari, seorang anak membawa ke
sekolah sebuah majalah dengan banyak gambargambar tidak sopan. Sekejap saja anak-anak lelaki
segera bergerombol di sekelilingnya ingin melihat
juga gambar-gambar itu. “Ada apa, ya?” Dominikus
bertanya-tanya, dan ia pun pergi untuk melihatnya.
Sekilas pandang saja sudah cukup baginya.
Dirampasnya majalah itu dan dirobek-robeknya!
“Apa yang kalian pikirkan? Tuhan memberi
kita mata sehingga kita dapat mengagumi keindahan
karya-Nya; dan kalian menggunakannya, atau lebih
tepat menyalahgunakannya, untuk melihat gambargambar yang mengerikan ini. Apakah kalian lupa
akan apa yang sering dikatakan Tuhan: satu
pandangan yang tidak benar saja dapat mengotori
192
jiwa kita? Dan sekarang kalian memanjakan mata
kalian dengan gambar-gambar cemar itu!”
“Oh,” protes seorang anak, “ini hanya
sekedar untuk bersenang-senang.”
“Untuk bersenang-senang. Dan sementara itu kalian
mempersiapkan diri kalian ke neraka!” “Memangnya,
apa sih salahnya melihat-lihat gambar ini?” protes
teman yang lain. “Bahkan lebih parah. Dengan tidak
merasa bersalah, melainkan merasa diri benar,
kalian telah memperbesar dosa kalian. Tidak
tahukah kalian bahwa nabi Ayub, meskipun sudah
tua dan rapuh, menyatakan bahwa ia mengadakan
perjanjian dengan matanya agar matanya tidak
memandang hal lain selain dari yang suci dan
kudus?”
Tidak ada seorang pun yang berkata-kata
lagi. Mereka semua sadar bahwa Dominikus benar.
Selain mengendalikan matanya, Dominikus juga
menjaga lidahnya. Ketika orang lain berbicara, tak
peduli pembicaraannya sesuai atau tidak sesuai
dengan pendapat pribadinya, Dominikus selalu
bersedia mendengarkan. Malahan seringkali ia
menghentikan pembicaraannya sendiri untuk
memberi kesempatan pada yang lain untuk
berbicara. Lebih dari itu, jika seorang temannya
mencari perkara dengannya, ia akan menahan diri
dan menjaga lidahnya.
Suatu hari, Dominikus mengingatkan seorang
anak yang memiliki kebiasaan buruk. Bukannya
menerima nasehat dan memperbaiki sikapnya, anak
itu malahan marah, memaki, memukul-mukul serta
menyepak Dominikus. Mudah saja bagi Dominikus
untuk membalasnya karena dia lebih besar serta
lebih kuat dari anak itu. Tetapi Dominikus memilih
untuk memikul Salib Kristus. Meskipun wajahnya
memerah, ia menguasai dirinya dan berkata: “Kamu
193
telah bersikap buruk kepadaku, tetapi aku
memaafkanmu. Berusahalah untuk tidak bersikap
demikian terhadap yang lain.”
Pada musim dingin, Dominikus menderita
gatal-gatal pada tangannya. Bagaimanapun sakit
rasanya, Dominikus tidak pernah mengeluh.
Malahan, tampaknya ia bergembira karenanya.
“Semakin besar,” katanya, “akan semakin baik bagi
kesehatan,” dan `kesehatan' yang dimaksudkan
olehnya adalah kesehatan jiwa. Dominikus juga tidak
pernah mengeluh tentang cuaca, atau peraturanperaturan sekolah atau pun makanan di asrama.
Sesungguhnya saat makan adalah kesempatan
baginya untuk melakukan silih. Dengan senang hati
ia akan menerima potongan-potongan makanan
yang ditolak anak-anak lain karena terlalu asin, atau
kurang asin, atau terlalu matang, atau pun kurang
matang. Dominikus mengatakan bahwa makanan
tersebut sungguh sesuai dengan seleranya.
Di waktu luangnya, Dominikus membersihkan
sepatu, menyikat baju teman-temannya, menyapu,
melayani mereka yang sakit serta melakukan
pekerjaan-pekerjaan kecil lainnya dengan segala
kerendahan hati: “Semua orang melakukan apa
yang mampu dilakukannya. Saya tidak mampu
melakukan hal-hal yang besar, tetapi saya mau
melakukan segala sesuatu, bahkan hal-hal yang
remeh sekali pun, demi kemuliaan Tuhan; dan saya
berharap dalam Belaskasih-Nya yang Tak Terbatas,
Tuhan akan memandang dengan penuh belas kasih
segala usaha saya yang tak berarti ini.”
Jadi, menyantap makanan yang tidak
disukainya, mengorbankan apa yang disukainya,
menjaga matanya dari pandangan yang tidak baik,
mengorbankan keinginannya sendiri, rela
menanggung penderitaan baik mental maupun fisik;
194
hal-hal itulah yang menjadi laku silih Dominikus
sepanjang hari dan setiap hari. Dengan penuh
semangat ia rela mati bagi dirinya sendiri agar
Kristus dapat tinggal di dalamnya. Dengan tekun
Dominikus berusaha sebaik-baiknya, bahkan dalam
kesempatan terkecil sekali pun, untuk
menyempurnakan keutamaan-keutamaannya di
hadapan Tuhan.
PEDOMAN HIDUPNYA
• melaksanakan kewajibannya sebagai seorang
murid.
• bersikap baik terhadap teman-teman yang
karakternya kurang menyenangkan
• menyantap semua hidangannya pada saat
makan tanpa menyingkirkan atau membuang
sesuatu pun
• belajar semua mata pelajaran, bahkan yang
tidak menarik
• rendah hati ketika teman-teman lain lebih
hebat dari saya
• tidak berkeluh kesah tentang cuaca,
sebaliknya, bersyukur kepada Tuhan
• riang dan gembira ketika cenderung bersikap
sebaliknya
• dalam setiap kesempatan menunjukkan kasih
kepada Yesus Kristus
DOA DAN NUBUAT
Salah satu dari sekian banyak karunia yang
dilimpahkan Tuhan kepada Dominikus adalah
karunia berdoa. Bahkan dalam permainan yang
paling ribut sekali pun, pikirannya tertuju kepada
Tuhan dan hatinya diangkatnya dalam doa. Suatu
ketika Dominikus menghilang dari pagi sampai saat
makan malam. Don Bosco yang mencarinya,
195
akhirnya menemukan muridnya itu di gereja, khusuk
dalam doa. Ia sudah berada di sana selama enam
jam, namun pikirnya Misa pagi masih belum selesai!
Dominikus menyebut saat doa yang khusuk dan
mendalam itu sebagai “penghiburanku.”
Dalam salah satu `penghiburan' itu,
Dominikus melihat suatu dataran luas yang
diselimuti kabut dengan banyak orang meraba-raba
dalam kabut. Kepada mereka datanglah sosok
dengan jubah paus membawa obor yang menerangi
sekitarnya, dan suatu suara mengatakan, “Obor ini
adalah iman Katolik yang akan membawa terang
bagi rakyat Inggris.” Atas permintaan Dominikus,
Don Bosco melaporkannya kepada Paus Pius IX.
Paus mengatakan bahwa penglihatan itu
meneguhkan niatnya untuk memberi perhatian
khusus kepada Inggris.
DEVOSINYA KEPADA BUNDA MARIA
Dominikus memiliki devosi yang mendalam
kepada Bunda Maria. Setiap hari ia melakukan laku
silih untuk menghormatinya. Setiap kali memasuki
gereja, Dominikus berlutut di altar serta berdoa, “O,
Bunda Maria. Aku berharap untuk selalu menjadi
anakmu. Perolehkanlah bagiku rahmat agar aku
lebih memilih mati daripada berbuat dosa dan
melanggar kesucian.” Satu tahun sebelum ajalnya
ia berkata kepada Don Bosco: "Romo, saya ingin
melakukan sesuatu untuk Bunda Maria. Tetapi saya
harus melakukannya dengan segera, karena jika
tidak, saya takut semuanya akan terlambat."
Maka atas persetujuan Don Bosco, Dominikus
membentuk perkumpulan remaja yang diberinya
nama "Persaudaraan Sejati dalam Bunda Maria yang
Dikandung Tanpa Dosa". Tujuan perkumpulannya
adalah membantu teman-teman yang lain agar
196
dapat lebih dekat dan akrab dengan Tuhan Yesus,
sama seperti yang selalu dilakukan oleh Bunda
Maria. Di samping kegiatan-kegiatan rohani, mereka
menyapu, membersihkan sekolah serta
memperhatikan anak-anak yang kurang diperhatikan
oleh anak-anak lain. Perkumpulan itu berhasil,
sampai sekarang masih ada dan berkembang.
Setelah kematiannya, Dominikus
menampakkan diri kepada St. Yohanes Bosco, guru
sekaligus romonya yang terkasih. Don Bosco
bertanya kepadanya hiburan terbesar apa yang
didapatnya saat kematiannya. Dominikus menjawab:
"Hiburan terbesar yang saya terima saat kematian
saya adalah pertolongan dari Bunda Tuhan yang
penuh kuasa dan kasih. Tolong sampaikan kepada
teman-teman agar tidak lupa berdoa kepada Bunda
Maria setiap hari sepanjang hidup mereka."
AKHIR HIDUPNYA
Kesehatan Dominikus tidak pernah prima.
Pada bulan Maret 1857 ia jatuh sakit dan dikirim
pulang ke rumahnya di Mondonio. Kesehatannya
semakin memburuk. Dokter menyatakan ia
menderita radang paru-paru / Tuberculosis . Cara
pengobatan pada masa itu ialah dengan merobek
pembuluh darah dan membiarkan `kelebihan' darah
mengalir keluar. Dalam kurun waktu empat hari,
dokter telah mengiris lengannya sepuluh kali.
Bukannya menyembuhkan, mungkin hal itu malahan
mempercepat kematiannya. Imam dipanggil untuk
memberikan Sakramen Terakhir. Dominikus
meminta ayahnya mendaraskan doa-doa bagi
mereka yang menjelang ajal. Ketika doa hampir
selesai didaraskan, Dominikus mencoba duduk.
“Selamat tinggal, ayah.” bisiknya, “Romo
mengatakan sesuatu padaku……tetapi aku tidak ingat
197
apa…..” Tiba-tiba wajahnya bersinar. Dominikus
tersenyum bahagia serta penuh sukacita. “Alangkah
indahnya apa yang aku lihat!”
Kemudian Dominikus tidak berkata-kata lagi.
Ia meninggal dengan tenang di rumahnya pada
tanggal 9 Maret 1857 dalam usia empat belas tahun.
Jenasah Dominikus dimakamkan di Basilika Maria
Pertolongan Orang Kristen di Turin, tak jauh dari
makam pembimbingnya kelak, St. Yohanes Bosco.
Setelah kematiannya, St. Yohanes Bosco menuliskan
riwayat hidup Dominikus sehingga gereja
memproses kanonisasinya. Dalam sejarah gereja,
Dominikus Savio merupakan orang kudus bukan
martir yang termuda (belum genap 15 tahun) yang
dikanonisasi. Dominikus Savio dibeatifikasi oleh
Venerabilis Paus Pius XII pada tahun 1950 dan pada
tanggal 12 Juni 1954 dikanonisasi oleh Paus yang
sama. Pesta Santo Dominikus Savio dirayakan setiap
tanggal 6 Mei.
“Seorang remaja seperti Dominikus, yang dengan gagah
berani berjuang mempertahankan kekudusannya sejak
dari Pembaptisan hingga akhir hayatnya, adalah sungguh
seorang kudus.” ~ Paus St. Pius X
"Saya tidak mampu melakukan hal-hal besar, tetapi saya
mau melakukan segala sesuatu, bahkan hal-hal remeh
sekali pun, demi kemuliaan Tuhan.” ~ Santo Dominikus
Savio
DONATIAN († 260)
Adalah seorang magang B baptis yang
dipermandikan dalam penjara di Kartago Tunisia,
lalu dihukum mati.
P: 6 Mei
198
DONATUS (830-876)
Donatus berasal dari Irlandia dan menjadi
uskup di Fiesole Italia. Ia menulis riwayat hidup
Santa Brigida.
A: yang diberi (L); P: 22 Oktober
DON PASCHOAL (1585)
Adalah seorang pangeran Jawa dari keluarga
raja Blambangan. Tak lama sesudah dibaptis, ia
digodai putrid kerajaan yang masih sepupu sendiri
untuk berbuat mesum. Don Paschola menolak wanita
itu. Putri itu kemudian mengadukan dan
memfitnahnya pada raja. Raja memerintahkan
supaya Don Paschoal dibunuh. Mayatnya
dikebumikan dalam gereja Blambangan, tetapi
kemudian dibawa oleh para pastor Fransiskan ke
gereja di Malaka.
(Salah satu dari Orang-orang Kudus di
Indonesia)
DOROTEA (1347-1394)
Setelah suaminya meninggal, ibu dari 9 anak
ini membiarkan diri dikunci dalam ruangan yang
sempit di Ktedral Marienwerder (Jerman Timur).
Ditempat inilah ia di karuniai rahmat persatuan
dengan Tuhan
B: Dora; P: 25 Juni
DOROTEA dari KAISAREA († 303)
199
Dalam berbagai buku kisah umat Kristen
awal, dapat dijumpai banyak nukilan cerita tentang
para saksi iman, yang tanpa rasa takut sedikit pun
rela menyerahkan diri ketangan para algojo.
Diantara mereka adalah kisah seorang gadis
bernama Dorotea dari kota Kaisarea
.
Dorotea dimejahijaukan karena percaya
kepada Jesus. Hakim membujuk gadis itu, agar mau
menyembah berhala. Kalau tidak bersedia ia akan
disiksa. “Cepat-cepatlah saja tuan hakim, supaya
saya segera dapat memuji Tuhan di surga,” kata
Dorotea kepadanya. Tetapi Teofilus, pengawal
penjara mendengar permintaan itu, ia mencibir dan
mengejeknya: “Kalau telah sampai disana, tolong
kirimkanlah buah dan bunga, anak manis.” Tak lama
kemudian, Dorotea menghadap Bapa di surga
setelah mengalami siksaan keji dan lehernya ditebas
oleh sebilah pedang.
Malam itu juga, seorang bocah menampakkan
diri secara ajaib kepada Teofilus. Anak itu
menjinjing sekeranjang buah, walaupun belum
musimnya, dan sebakul kembang mawar segar
meskipun sedang musim dingin. “Ini kiriman dari
Dorotea”’ kata bocah itu yang segera hilang dan
lenyap. Melihat itu Teofilus (P: 6 Februari) yang
sebelumnya telah menyiksa banyak orang Kristen
sampai mati, bertobat dan percaya kepada Kristus,
Kemudian ia sendiri dibunuh demi imannya ditempat
yang sama.
Dorotea, martir; meninggal ±303 pada masa
pengejaran orang Kristen oleh Kaisar
Diokletianus. B: Tea; L: seorang pemudi
membawa keranjang penuh buah atau bunga
mawar. Dorotea dihormati sebagai pelindung
para petani dan pedagang buah; P: 6 Februari
200
DUNS SCOTUS OFM (1265-1308)
Mahaguru teologi termasyur di Oxford,
Cambridge dan Paris itu terkenal pula sebagai
pengkotbah yang menjunjung tinggi sakramen
ekaristi. Ia membela ajaran mengenai Maria ‘yangdikandung-tanpa-noda-dosa’ (immaculata), sehingga
dijuluki ‘Doctor Marianus’. Karena tegas-tegas
membela kebebasan Gereja dari kendali raja
Perancis, ia terpaksa dindahkan ke Koln. Di kota
itulah dia meninggal, setelah menertibkan biara
suster – suster yang menganut paham karismatis
secara keterlaluan.
P: 14 Nopember
DUNSTAN (909-988)
Dibuang oleh raja Inggeris. Tetapi setelah
raja digantikan, ia dipanggil kembali menjadi uskup
agung Canterbury. Biarawan Benediktin inilah
pembaharu Gereja dan tertib hidup biara di Inggeris.
Ia juga terkenal sebagai penyanyi lagu-lagu gerejani
yang sangat merdu, sehingga orang mengira ia
langsung menghadap Tuhan
P: 19 Mei
E
SANTA EANSWIDA († 31 Agustus 640)
Eanswida hidup pada abad ketujuh. Ia adalah
cucu St Ethelbert, raja Kristen pertama dalam
kerajaan Inggris. Ayahnya adalah Pangeran Edbald.
Pada mulanya, Edbald bukanlah seorang religius,
201
tetapi ia banyak belajar mengenai kekristenan dari
puterinya. Eanswida seorang gadis yang saleh pun
menarik. Ayahnya telah memilihkan seorang calon
suami yang baik untuknya, seorang pangeran kafir
dari Northumbria. Eanswida sama sekali tidak
senang. Ia menolak menikah dengan suatu gurauan
yang halus, agar jangan sampai menyinggung hati
ayahnya. Edbald menghormati keinginan puterinya
dan ayahnya itu mengejutkan semua orang ketika ia
mengijinkan puterinya untuk memulai suatu biara
bagi para biarawati.
Puteri Eanswida adalah seorang biarawati
yang riang gembira. Ia hidup sederhana dan dalam
doa seperti para biarawati lainnya. Ia menghabiskan
seluruh sisa hidupnya dalam matiraga dan doa bagi
dirinya sendiri dan bagi segenap rakyat negerinya.
Eanswida wafat pada tanggal 31 Agustus tahun 640.
Kaum Danes di kemudian hari menghancurkan
biaranya, tetapi para biarawan Benediktin
mendirikan biara kembali pada tahun 1095.
EDITH atau ELFRIDA (961-984)
Adalah puteri tak sah raja Edgar dari Inggeris
(944-975; P: 8 Juli) yang membaharui hidup
Kristiani di Inggeris Selatan. Sejak kecil ia dititipkan
dan dibesarkan dalam biara. Edith tidak mau
menjadi pimpian biara karena senang melayani
semua penghuni biara.
L: seorang putrid raja yang melayani orang
sakit; P: 16 September
SANTA EDITH STEIN ~ SANTA TERESA
BENEDIKTA dari SALIB (12 Oktober 18911942)
202
“Kita membungkuk hormat di hadapan kesaksian hidup
dan mati Edith Stein, seorang puteri Israel yang luar biasa
dan sekaligus seorang puteri Ordo Karmelit, Suster Teresa
Benedikta dari Salib, suatu pribadi yang mempersatukan
dalam kehidupannya yang kaya, suatu perpaduan
dramatis dari abad kita. Perpaduan dari suatu sejarah
yang penuh luka mendalam yang masih menyakitkan …
dan juga perpaduan akan kebenaran penuh mengenai
manusia. Semuanya ini menyatu dalam sebentuk hati
yang terus-menerus gelisah dan tak tenang hingga
akhirnya ia beroleh istirahat dalam Tuhan.” ~ Paus
Yohanes Paulus II, Beatifikasi Edith Stein, Cologne, 1 May
1987
JITSCHEL
Edith Stein adalah yang bungsu dari
total sebelas anak pasangan Yahudi-Ortodoks
Siegfried Stein dan Auguste Courant Stein. Ia
dilahirkan di Breslau pada tanggal 12 Oktober
1891, tepat saat keluarganya merayakan Yom
Kippur, perayaan terpenting bangsa Yahudi,
Hari Pendamaian Agung. Lebih dari segalanya,
hal ini menjadikan si bungsu “Jitschel” amat
berharga di mata ibunya. Dilahirkan pada hari
istimewa pendamaian ini bagai suatu nubuat
bagi Jitschel kecil, yang kelak menjadi seorang
biarawati Karmelit.
Ayah Edith, seorang pengusaha kayu,
meninggal dunia
mendadak ketika
Edith beranjak
dua tahun.
Ibunya, seorang
yang amat saleh,
pekerja keras,
berkemauan kuat
dan sungguh
seorang

203
perempuan yang mengagumkan, sekarang
harus menghidupi dirinya sendiri, mengurus
keluarga serta mengelola perusahaan kayu
suaminya. Kesemuanya itu ditunaikannya
dengan berhasil, namun demikian, ia tidak
berhasil dalam memelihara iman yang hidup
dalam diri anak-anaknya. Edith kehilangan
imannya akan Tuhan. “Aku secara sadar
memutuskan, atas kemauanku sendiri, untuk
berhenti berdoa,” katanya.
MAHASISWI
Sejak masih amat muda usianya, Edith
menunjukkan antusiasme dan kecemerlangan
dalam belajar. Pada tahun 1911, Edith lulus
cum laude dari ujian akhir sekolah. Ia
melanjutkan kuliah di Universitas Breslau untuk
belajar bahasa Jerman dan sejarah, meski ini
hanya sekedar pilihan “sampingan”. Minatnya
yang sesungguhnya adalah dalam bidang
filsafat dan peran perempuan. Ia menjadi
anggota Serikat Prussian untuk Hak
Perempuan. Ia berjuang keras demi
memperbaiki nasib perempuan. “Semasa di
sekolah dan semasa tahun-tahun pertamaku di
universitas,” tulisnya kemudian, “aku seorang
aktivis yang radikal. Kemudian minatku hilang
dalam segala urusan itu. Sekarang aku mencari
solusi-solusi pragmatis yang murni.”
Pada tahun 1913, Edith Stein pindah ke
Universitas Göttingen dan belajar filsafat di
bawah bimbingan Professor Edmund Husserl,
seorang filsuf tersohor dan penggagas
fenomenologi. Edith menjadi murid dan asisten
pengajarnya, dan Husserl membimbingnya
untuk meraih doktorat. Pada masa itu,

204
siapapun yang tertarik pada filsafat akan
terpikat oleh pandangan realitas baru Husserl,
di mana dunia seperti yang kita rasakan tidak
hanya ada di jalan Kantian, dalam persepsi
subyektif kita. Murid-muridnya melihat filsafat
Husserl sebagai kembali ke obyek, “back to
things”. Fenomenologi Husserl tanpa disadari
menghantar banyak muridnya ke iman
Kristiani. Di Göttingen, Edith juga bertemu
dengan filsuf Max Scheler, yang mengarahkan
perhatiannya ke Katolik Roma.
Edith tidak melalaikan kuliah-kuliah
“sampingan”nya dan lulus cum laude pada
bulan Januari 1915, meski ia mengikutinya
tanpa bimbingan dosen.
“Aku tak lagi memiliki hidupku sendiri,”
tulisnya di awal Perang Dunia Pertama, setelah
menamatkan kursus perawat dan pergi
melayani di sebuah rumah sakit lapangan
Austria. Ini adalah masa yang sulit baginya, di
mana ia merawat mereka yang sakit di bangsal
tifus dan melihat orang-orang muda mati.
Walau demikian, Edith bekerja sepenuh hati
dan mendapatkan medali penghargaan atas
keberanian dan pelayanannya yang tanpa
pamrih. Ketika rumah sakit dibubarkan pada
tahun 1916, ia mengikuti Husserl sebagai
asistennya ke Freiburg, di mana ia lulus dari
doktoratnya dengan summa cum laude pada
tahun 1917 pada usia 25 tahun dan menerima
gelar Doktor Filsafat setelah menyelesaikan
tesis “Problem Empati.”
Pada masa ini Edith pergi ke Katedral
Frankfurt dan melihat seorang perempuan
dengan keranjang belanja masuk ke dalam
gereja untuk berlutut memanjatkan doa
205
singkat. “Ini sesuatu yang sama sekali baru
bagiku. Di sinagoga-sinagoga dan di gerejagereja Protestan yang telah aku kunjungi,
orang hanya pergi menghadiri kebaktian.
Tetapi di sini, aku melihat seorang yang datang
tepat dari keramaian pasar ke dalam gereja
kosong ini, seolah ia hendak mengadakan
suatu percakapan yang mesra. Ini sesuatu
yang tak akan pernah aku lupakan.” Di akhir
disertasinya ia menulis, “Ada orang-orang yang
percaya bahwa suatu perubahan yang
sekonyong-konyong terjadi atas diri mereka
dan bahwa ini adalah karena rahmat Allah.”
Edith Stein bersahabat baik dengan
asisten Husserl di Göttingen, Adolf Reinach,
dan isterinya. Ketika Reinach gugur pada bulan
November 1917, Edith pergi ke Göttingen
untuk mengunjungi jandanya. Suami isteri
Reinach telah memeluk agama Protestan. Pada
awalnya, Edith merasa canggung menemui
janda muda ini, tetapi ia terkejut ketika
sesungguhnya ia menjumpai seorang
perempuan penuh iman. “Inilah perjumpaan
pertamaku dengan Salib dan kuasa ilahi yang
diberikan kepada mereka yang
menanggungnya … itulah saat ketika
ketidakpercayaanku hancur dan Kristus mulai
menyinarkan terang-Nya atasku - Kristus
dalam misteri Salib.”
Di kemudian hari Edith menulis,
“Apapun yang tidak sesuai dengan rencanaku
sendiri sungguh berada dalam rencana Allah.
Aku bahkan memiliki keyakinan yang terlebih
mendalam dan terlebih teguh lagi bahwa tak
suatupun yang sekedar kebetulan belaka
apabila dilihat dalam terang Tuhan, bahwa
206
seluruh hidupku hingga ke hal-hal yang paling
detil sekalipun telah dirancangkan bagiku
dalam rencana Penyelenggaraan Ilahi dan
memiliki makna yang sepenuhnya dan logis
dalam pandangan Tuhan yang melihat
semuanya. Jadi aku mulai bersukacita dalam
terang kemuliaan di mana makna ini akan
disingkapkan bagiku.”
Pada musim gugur 1918, Edith Stein
mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai
asisten pengajar Husserl. Ia ingin bekerja
mandiri. Baru pada tahun 1930 Edith bertemu
kembali dengan Husserl setelah pertobatannya,
dan ia berbagi iman dengannya, sebab ia ingin
Husserl menjadi seorang Kristiani juga. Lalu
Edith menuliskan kata-kata nubuat ini, “Setiap
saat aku merasakan ketakberdayaanku dan
ketakmampuanku untuk mempengaruhi orang
secara langsung, aku menjadi semakin sadar
akan perlunya `holocaust'ku sendiri.”
Edith Stein mendamba gelar professor,
suatu impian yang mustahil bagi seorang
perempuan pada masa itu. Husserl menuliskan
referensi berikut, “Andai karir akademis
terbuka bagi kaum perempuan, maka aku akan
merekomendasikannya dengan segenap hatiku
dan sebagai pilihan pertamaku untuk gelar
tersebut.” Edith akhirnya ditolak terutama
karena ia seorang Yahudi.
Sekembalinya ke Breslau, Edith Stein
mulai menulis artikel-artikel mengenai dasar
filosofis dari psikologi. Tetapi, ia juga membaca
Perjanjian Baru, Kierkegaard dan Latihan
Rohani St Ignatius dari Loyola. Ia merasa
bahwa orang tak dapat sekedar membaca
207
sebuah buku macam itu, melainkan harus
mengamalkannya.
“INILAH KEBENARAN”
Pada musim panas 1921, ia melewatkan
beberapa minggu di Bergzabern (di Palatinate)
di tempat Hedwig Conrad-Martius, seorang
murid Husserl. Hedwig dan suaminya telah
memeluk agama Protestan. Suatu sore, dari
perpustakaan Hedwig, Edith mengambil secara
acak sebuah buku yang ternyata adalah buku
otobiografi St Theresia dari Avila, dan terus ia
membaca buku tersebut sepanjang malam
hingga fajar merekah. “Ketika aku selesai
membaca, aku berkata kepada diriku sendiri:
Inilah kebenaran!”
Keesokan harinya, Edith membeli buku
Misa dan Katekismus yang di hari-hari
selanjutnya menjadi tumpuan perhatiannya.
Ketika dirasa ia sudah cukup paham, Edith
untuk pertama kalinya masuk ke sebuah Gereja
Katolik dan dengan mudah mengikuti jalannya
Misa. Ia ingin dibaptis segera; dan ketika
Pastor Breitling mengatakan bahwa agar dapat
dibaptis orang perlu persiapan untuk mengenal
ajaran dan tradisi-tradisi Gereja, ia menjawab,
“Ujilah saya!” Ini dilakukan pastor dan Edith
lulus dengan cemerlang.
“Edith, pernahkah engkau memohon
rahmat iman sebelum engkau bertobat?”
Jawabnya, “Terus-menerus mencari kebenaran
itulah satu-satunya doaku.” Dan kepada
seorang biarawati Benediktin sahabatnya, Edith
menulis, “Barangsiapa mencari kebenaran,
entah sadar atau tidak, ia mencari Tuhan.”

208
Pada tanggal 1 Januari 1922, Teresa
Edith Stein menerima Sakramen Baptis dan
Sakramen Komuni Pertama di Gereja Santo
Martinus, Bergzabern. Hari itu adalah hari
Peringatan Penyunatan Yesus, ketika Yesus
masuk ke dalam perjanjian Abraham. Teresa
Edith Stein berdiri dekat bejana baptis dengan
mengenakan gaun pengantin putih milik
Hedwig Conrad-Martius. Dengan dispensasi
khusus Bapa Uskup, Hedwig menjadi wali
baptisnya. “Aku meninggalkan agama Yahudiku
ketika aku masih seorang gadis berusia
empatbelas tahun dan tidak lagi merasakan
keyahudian hingga akhirnya aku kembali
kepada Tuhan.” Sejak saat itu ia terus-menerus
sadar sepenuhnya bahwa ia adalah milik
Kristus bukan hanya secara rohani, melainkan
juga karena hubungan darah. Pada tanggal 2
Februari, hari Peringatan Pentahiran Maria suatu hari yang merujuk pada Perjanjian Lama
- ia menerima Sakramen Penguatan oleh Uskup
Speyer di kapel pribadi bapa uskup.
Edith langsung menuju Breslau:
“Mama,” katanya dengan berlutut sembari
menggenggam kedua tangan sang ibu, “Aku
seorang Katolik.” Ibunya yang seorang Yahudi
saleh itu bagai disambar petir. Kemudian
perlahan airmata berlinang-linang membasahi
wajahya yang keriput. Edith belum pernah
melihat ibunya yang tegar itu menangis! Ini
terlalu berat baginya. Dalam keluarganya,
Katolik dianggap sekte yang hina. Edith siap
menerima teguran yang paling tajam
sekalipun, ia bahkan khawatir akan diusir dari
rumah. Tetapi, airmata itu, ungkapan
kesedihan hati yang terdalam. Kedua
209
perempuan itu pun menangis. Hedwig Conrad
Martius menulis: “Lihat, inilah dua orang Israel
sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!” (bdk
Yohanes 1:47).
FRAULEIN DOCTOR
Segera setelah pertobatannya,
kerinduan Edith Stein yang terdalam adalah
menggabungkan diri dalam sebuah biara
Karmelit. Tetapi, para pembimbing rohaninya,
Vikaris Jenderal Schwind dari Speyer, dan P
Erich Przywara SJ, untuk sementara
menghalanginya. Mereka beranggapan bahwa
rencana Tuhan adalah bahwa Edith Stein
mengabdi Gereja lewat ilmunya. P Schwind
mengatur agar Edith menjadi guru bahasa
Jerman dan sejarah di sekolah Suster-suster
Dominikan dan juga guru pembimbing mereka
yang akan masuk universitas di Biara St
Magdalena di Speyer.
“Segalanya untuk semua orang,” itulah
semboyan Edith sejak ia menjadi Katolik, dan
dalam hal itu ia menjadi teladan bagi semua
orang. Satu dari banyak kesaksian yang ditulis
oleh para mantan muridnya mengatakan,
“Kami baru berumur tujuhbelas tahun dan
Fraulein (= nona) Doctor mengajar kami
bahasa Jerman. Sesungguhnya ia memberi
kami segalanya. Kami masih sangat muda,
namun daya tarik yang terpancar darinya tak
akan pernah kami lupakan. Tiap-tiap hari kami
melihat dia berlutut di bangku doanya, di
depan koor, selama Perayaan Ekaristi. Maka
kami mulai sedikit mengerti apa artinya iman
dan sikap hidup yang diserasikan. Bagi kami, di
usia yang penuh kritik, sikapnya saja sudah

210
menjadi teladan. Kami tak pernah melihat dia
lain daripada anggun, tenang dan pendiam.
Seperti itu ia selalu masuk ke kelas kami,
seperti itu juga ia seminggu sekali menemani
kami waktu rekreasi….”
Pada saat yang sama, Abbas Agung
Raphael Walzer dari Biara Beuron
mendorongnya untuk menerima tawaran
memberikan ceramah-ceramah. Sebanyak
mungkin Edith menerima tawaran ini yang
merupakan sarana baginya untuk mewartakan
iman Katolik. Jadi Edith melewatkan hariharinya dengan mengajar, memberikan kuliah,
menulis dan menerjemahkan, memberikan
ceramah-ceramah baik di Jerman maupun di
luar negeri, dan segera saja ia terkenal sebagai
seorang filsuf dan pengarang yang ternama,
meski yang didambakannya adalah keheningan
dan kontemplasi di Karmel. Pernah ia dicela
karena dianggap terlalu kuat menggarisbawahi
segi adikodrati, yang dijawabnya dengan tegas,
“Jika aku tidak berbicara tentang hal ini, maka
tak ada gunanya aku duduk di atas mimbar.”
Edith belajar bahwa adalah mungkin
untuk “mengejar ilmu pengetahuan sebagai
suatu pelayanan kepada Tuhan…. Hingga aku
memahami hal ini maka aku mulai secara
serius menekuni karya akademis kembali.”
Edith bekerja keras luar biasa, menerjemahkan
surat-surat dan buku harian Kardinal Newman
dari masa sebelum ia menjadi Katolik, pula
Quaestiones Disputatae de Veritate tulisan St
Thomas Aquinas. Karya yang disebut
belakangan ini merupakan suatu terjemahan
yang sangat bebas, demi kepentingan dialog
dengan filosofi modern. P Erich Przywara juga
211
mendorongnya untuk menuliskan karya-karya
filosofisnya sendiri. “Pada masa menjelang dan
awal pertobatanku, aku pikir bahwa
melewatkan suatu kehidupan religius berarti
meninggalkan segala hal-hal duniawi dan
mengarahkan akal budi pada hal-hal ilahi saja.
Namun demikian, perlahan-lahan, aku belajar
bahwa hal-hal lain juga diharapkan dari kita di
dunia ini…. Aku bahkan percaya bahwa
semakin seorang tenggelam dalam Tuhan,
semakin ia harus `mengatasi dirinya sendiri'
dalam hal ini, yakni, masuk ke dalam dunia dan
melaksanakan hidup ilahi di dalamnya.”
Pada tahun 1931, Edith Stein
meninggalkan sekolah biara di Speyer dan
membaktikan diri untuk meraih gelar professor
kembali, kali ini di Breslau dan Freiburg, meski
ternyata usahanya sia-sia belaka. Pada waktu
itulah ia menulis “Potensi dan Tindakan”, suatu
studi mengenai konsep-konsep inti yang
dikembangkan oleh St Thomas Aquinas. Di
kemudian hari, di Biara Karmelit di Cologne, ia
menulis ulang studi ini demi menghasikan
karya utamanya dalam filosofis dan teologis,
“Keterbatasan dan Keabadian” yang
diselesaikannya pada tahun 1936. Tetapi,
karena hukum anti Yahudi yang diberlakukan
pada masa itu, karyanya tidak dapat
dipublikasikan hingga tahun 1950.
Pada tahun 1932, ia menerima jabatan
dosen di Institut Jerman untuk Ilmu Pedagogi
di Universitas Munster, di mana ia
mengembangkan antropologinya. Dengan
gemilang Edith memadukan ilmu pengetahuan
dan iman dalam karya dan pengajarannya,
sebagai usaha menjadi “alat Tuhan” dalam
212
segala yang ia ajarkan. “Jika seorang datang
kepadaku, aku ingin menghantarnya kepada
Dia.”
Serangan terhadap bangsa Yahudi
semakin gencar dan pada tahun 1933, Adolf
Hitler dan Partai Nazi berkuasa di Jerman. “Aku
telah mendengar perlakuan buruk terhadap
bangsa Yahudi sebelumnya. Tetapi sekarang
mulai tampak bagiku bahwa Tuhan telah
menekankan tangan-Nya dengan kuat ke atas
umat-Nya, dan bahwa nasib bangsa ini juga
akan menjadi nasibku.” Hukum Arian Nazi
menjadikan mustahil bagi Edith Stein untuk
terus mengajar, “Jika aku tak dapat terus di
sini, maka tidak akan ada lagi kesempatan
bagiku di Jerman,” tulisnya; “aku telah menjadi
seorang asing di dunia.”
Sekarang P Walzer, Abbas Agung
Beuron yang menjadi pembimbing rohaninya,
tak lagi menghalanginya untuk masuk biara
Karmelit. Sementara di Speyer, Edith telah
mengucapkan kaul kemiskinan, kemurnian dan
ketaatan. Pada tahun 1933 ia bertemu dengan
Priorin Biara Karmelit di Cologne. Ketika
diberitahukan kepadanya bahwa ia tidak usah
berharap dapat melanjutkan karya ilmiahnya di
Karmel, Edith menjawab sepenuh hati, “Karya
manusia tak ada gunanya, yang berarti
hanyalah sengsara Kristus. Dan adalah
kerinduanku untuk ikut ambil bagian di
dalamnya.”
SANTO EDMUND († 870)
213
Edmund adalah seorang raja Inggris yang
hidup pada abad kesembilan. Ia menjadi raja ketika
usianya baru empatbelas
tahun. Namun demikian,
jabatan yang tinggi itu tidak
menjadikannya congkak
atau pun sombong.
Sebaliknya, ia menjadikan
Raja Daud -tokoh Perjanjian
Lama- sebagai teladan
hidupnya. Edmund
berusaha untuk melayani
Tuhan sebaik-baiknya
seperti yang telah dilakukan
Daud. Edmund bahkan
menghafalkan mazmurmazmur Daud di luar
kepala. Mazmur adalah
nyanyian puji-pujian indah
kepada Tuhan yang ada
dalam Kitab Suci.
Raja Edmund memerintah dengan bijaksana,
dengan menunjukkan belas kasihan kepada segenap
rakyatnya. Ketika pasukan barbar Denmark
menyerang negerinya, ia berperang melawan
mereka dengan gagah berani. Pasukan musuh jauh
lebih besar dan lebih kuat daripada pasukannya.
Akhirnya, raja Inggris itu tertangkap. Pemimpin
barbar bersedia menyelamatkan nyawanya jika ia
setuju dengan beberapa syarat yang mereka ajukan.
Tetapi, oleh karena persyaratan-persyaratan
tersebut menentang negara dan agamanya, raja
menolak. Raja dengan tegas menyatakan bahwa ia
tidak akan pernah menyelamatkan nyawanya
dengan menghina Tuhan dan rakyatnya. Karena
geram, pemimpin kafir itu menjatuhkan hukuman
214
mati kepadanya. St. Edmund diikatkan ke sebatang
pohon dan dicambuki dengan kejam. Raja yang
kudus itu menerima siksaannya dengan sabar,
sambil menyebutkan nama Yesus untuk memberinya
kekuatan. Kemudian, para penyiksanya
membidikkan panah-panah ke seluruh bagian
tubuhnya. Para pemanah itu membidik dengan hatihati agar tidak mengenai bagian tubuhnya yang
vital, sehingga penderitaannya dapat diperpanjang.
Pada akhirnya, St. Edmund dipenggal kepalanya.
Raja Edmund meninggal pada tahun 870. Devosi
kepada St. Edmund sang martir menjadi demikian
populer di Inggris. Banyak gereja didirikan untuk
menghormatinya.
Edmund (841-869) Raja Anglia Timur yang
dibunuh oleh tentara Denmark; B: Ed, Edy; P:
20 Nopember
SANTO EDMUND CAMPION († 1581)
Edmund hidup pada abad keenambelas. Ia
seorang pelajar muda Inggris yang amat populer,
seorang ahli pidato yang mengagumkan. Edmund
terpilih untuk menyampaikan pidato sambutan
kepada Ratu Elizabeth ketika ratu mengunjungi
perguruan tingginya. Sekelompok temannya tertarik
akan sikapnya yang periang dan bakat-bakatnya
yang beranekaragam.
Mereka menjadikan Edmund
sebagai pemimpin mereka.
Bahkan ratu dan para
menterinya pun menyukai
pemuda yang menarik ini.
Tetapi, Edmund
mempunyai masalah
dengan agamanya. Ia selalu
beranggapan bahwa Gereja
215
Katolik adalah satu-satunya Gereja yang benar. Dan
ia tidak menyembunyikan pendapatnya itu. Oleh
karenanya, pemerintah, yang menganiaya orangorang Katolik, menjadi amat curiga kepadanya.
Edmund tahu bahwa ia akan kehilangan simpati ratu
dan juga kehilangan semua kesempatan untuk
mendapatkan jabatan tinggi apabila ia memilih
untuk menjadi seorang Katolik. Pemuda ini berdoa
dan menetapkan keputusannya. Ia akan tetap
menjadi seorang Katolik!
Setelah melarikan diri dari Inggris, Edmund
belajar untuk menjadi seorang imam. Ia masuk
Serikat Yesus. Ketika Bapa Suci memutuskan untuk
mengirimkan imam-imam Yesuit ke Inggris, Pastor
Campion termasuk di antara imam-imam pertama
yang diutus. Malam sebelum ia pergi, salah seorang
rekan imam merasa terdorong untuk menuliskan
kata-kata ini di pintu kamarnya: “Pastor Edmund
Campion, martir.” Meskipun Pastor Campion tahu
akan bahaya yang menghadangnya, imam yang
kudus ini berangkat juga dengan riang. Malahan, ia
banyak tertawa oleh karena ia menyamar sebagai
seorang pedagang permata. Di Inggris, ia
berkhotbah dengan berhasil di hadapan umat Katolik
yang menjumpainya secara rahasia. Mata-mata ratu
ada di mana-mana, mereka mencoba
menangkapnya. Pastor Campion menulis: “Sebentar
lagi aku tidak akan terlepas dari tangan mereka.
Kadang-kadang aku membaca tulisan yang berbunyi
'Campion telah tertangkap!” Seorang pengkhianatlah
yang pada akhirnya menyebabkan imam Yesuit itu
tertangkap. Di penjara, Pastor Campion dikunjungi
oleh para pejabat kerajaan yang mengaguminya.
Bahkan Ratu Elizabeth sendiri juga datang. Tetapi
tidak satu pun dari ancaman ataupun janji-janji
216
mereka yang dapat membuatnya mengingkari iman
Katoliknya. Bahkan tidak juga aniaya.
Walaupun harus banyak menderita, ia masih
tetap mempertahankan diri dan rekan-rekan imam
lainnya dengan cara yang demikian mengagumkan
sehingga tidak seorang pun mampu mendebatnya.
Meskipun begitu, ia tetap juga dijatuhi hukuman
mati. Sebelum hukuman dilaksanakan, St. Edmund
mengampuni orang yang telah mengkhianatinya. Ia
bahkan membantu menyelamatkan nyawa orang itu.
St. Edmund Campion wafat pada tahun 1581 pada
usia empatpuluh satu tahun.
SANTO EDWARD (1004-1066)
Raja St Edward adalah salah seorang yang
paling dikasihi dari semua raja Inggris. Ia hidup
pada abad kesebelas. Oleh sebab para musuh di
tanah airnya sendiri, ia harus tinggal di Normandy,
Perancis, sejak usianya sepuluh tahun hingga
empatpuluh tahun. Ketika ia pulang kembali untuk
memimpin negeri, segenap rakyat menyambutnya
dengan sukacita.
St Edward adalah seorang yang tinggi dan
tegap perawakannya, tetapi kesehatannya amat
rapuh. Meski begitu ia dapat memimpin negerinya
dengan baik dan senantiasa memelihara kedamaian
di negerinya. Ini karena ia percaya dan
mengandalkan Tuhan. Raja Edward ikut ambil bagian
dalam misa setiap hari. Ia adalah seorang yang
lemah lembut dan baik hati, yang tidak pernah
berbicara kasar. Kepada orang-orang miskin dan
orang-orang asing, ia menunjukkan belas kasih yang
istimewa. Ia juga membantu para biarawan dengan
segala cara yang dapat ia lakukan. Adalah
keadilannya kepada setiap orang dan kasihnya
217
kepada Gereja Tuhan
yang menjadikan St
Edward begitu populer di
kalangan rakyat Inggris.
Mereka akan bersoraksorai sementara ia
mengendarai kudanya
keluar istana.
Meski ia seorang
raja dengan kekuasaan
yang besar, St Edward menunjukkan kejujurannya
dengan jalan menepati janjinya kepada Tuhan dan
kepada rakyat. Sewaktu masih tinggal di Normandy,
ia mengucapkan suatu ikrar kepada Tuhan. Ia
mengatakan bahwa apabila keluarganya
berkesempatan melihat masa-masa yang lebih baik,
ia akan pergi berziarah ke makam St Petrus di
Roma. Setelah dinobatkan sebagai raja, ia rindu
untuk menepati ikrarnya ini. Tetapi para bangsawan
tahu bahwa tak akan ada siapa-siapa lagi yang akan
memelihara perdamaian diantara orang-orang yang
gemar berperang di tanah itu. Jadi, meski mereka
mengagumi devosi raja, mereka tak hendak
membiarkannya pergi. Segala masalah ini
disampaikan kepada paus, St Leo IX. Bapa Suci
memutuskan bahwa raja dapat tinggal di
kerajaannya. Beliau mengatakan bahwa
hendaknyalah Raja Edward membagi-bagikan uang
yang seharusnya dipergunakannya untuk berziarah
kepada orang-orang miskin. Ia hendaknya juga
membangun atau memperbaiki suatu biara demi
menghormati St Petrus. Dengan taat, raja
melaksanakan keputusan paus. Raja wafat pada
tahun 1066 dan dimakamkan di sebuah biara indah
yang telah ia bangun kembali, yaitu Westminster
218
Abbey. Ia dimaklumkan sebagai santo oleh Paus
Alexander III pada tahun 1161.
B: Edward; L: raja dengan merpati dan
tongkat.; P: 13 Oktober
SANTO EFREM (306-Juni 373)
Efrem dilahirkan di Mesopotamia sekitar
tahun 306. Ia dibaptis ketika usianya delapan belas
tahun. Beberapa waktu
kemudian, Efrem pergi ke
pegunungan dan menjadi
seorang pertapa. Ia
menemukan sebuah gua dekat
kota Edessa di Siria. Bajunya
compang-camping dan ia
hanya makan makanan hasil
bumi.
Efrem cepat sekali naik
darah. Perlahan-lahan ia dapat
menguasai dirinya. Orangorang yang berjumpa
dengannya menyangka bahwa
sudah watak dasarnya ia seorang yang amat sabar.
Efrem sering berkhotbah di Edessa. Apabila ia
berbicara tentang pengadilan Tuhan, umat yang
mendengarnya menangis tersedu-sedu. Ia akan
mengatakan kepada mereka bahwa ia adalah
seorang pendosa besar. Dan sungguh demikianlah
maksudnya, sebab sekali pun ringan, dosa-dosa itu
tampak berat baginya. Ketika St. Basilius berjumpa
dengannya, ia bertanya, “Engkaukah Efrem, hamba
Yesus yang termashyur itu?” Segera Efrem
menjawab, “Akulah Efrem yang dengan tidak layak
berjalan menuju keselamatan.” Kemudian ia
memohon serta menerima nasehat dari St. Basilius
219
mengenai bagaimana bertumbuh dalam hidup
rohani.
Efrem menghabiskan waktunya dengan
menulis buku-buku rohani. Ia menulis dalam
beberapa bahasa: Siria, Yunani, Latin dan Armenia.
Karya tulisnya sungguh sangatlah indah dan
mendalam hingga diterjemahkan ke dalam berbagai
bahasa. Higga sekarang orang masih membacanya.
Efrem juga menulis kidung-kidung pujian. Lagulagunya menjadi sangat populer. Sementara orang
menyanyikannya, mereka belajar banyak tentang
iman mereka. Itulah sebabnya St. Efrem dijuluki
“harpa Roh Kudus”. Ia seorang guru yang hebat,
yang mengajar lewat tulisan-tulisannya, karena
itulah pada tahun 1920 ia digelari Pujangga Gereja.
St. Efrem wafat pada bulan Juni tahun 373. Pesta
perayaannya setiap tanggal 9 Juni
“Ya Yesus, melalui sakramen-Mu, kami setiap hari
memeluk-Mu serta menerima-Mu dalam tubuh kami;
jadikan kami layak menikmati kebangkitan yang kami
rindukan. Kami telah menyimpan harta pusaka-Mu itu
yang tersembunyi dalam diri kami sejak kami menerima
rahmat
Sakramen
Pembaptisan;
yang
senantiasa
diperkaya dengan Sakramen Perjamuan-Mu.” ~ St. Efrem
EILIN († 1160)
Janda muda yang saleh ini berziarah dari
Swedia ke Yerusalem. Oleh sanak keluarganya ia
dituduh merencanakan pembunuhan atas suami
puterinya. Karena itu Eilin digebuki dengan tongkat
kayu sampai mati. Banyak peziarah menyaksikan
terjadinya banyak mukjizt pada makamnya.
B: Elin; P: 31 Juli
220
EISTEIN († 1188)
Adalah uskup agung di Trondheim Norwegia.
Ia berjuang mati-matian utnuk membebaskan
Gereja dari pengawasan Negara. Akibatnya ia
dibuang oleh raja. Eistein mengajak para imam
supaya hidup berkomunitas.
P: 26 Januari
ELEONORA († 1296)
Adalah ratu Inggeris yang giat membantu
suaminya menegakkan keadilan dan perdamaian. Ia
menolong orang-orang miskin dan mendirikan biara.
Sesudah suaminya meninggal, Eleonora (Lore, Nora,
Ellen) hidup selama 20 tahun sebagai suster biasa
dalam biara.
P: 21 Februari
ELFEGE OSB (954-1012)
Akan dibebaskan dari tahanan oleh tentara
Denmark dengan tebusan uang. Namun rahib dan
uskup Canterbury ini menolak membeli
kebebasannya dengan uang yang telah dikhususkan
bagi kaum miskin.
P: 19 April
ELIAS (518)
Adalah rahib Arab yang menjadi uskup
Yerusalem. Ia dibuang Kaisar karena membela iman
yang benar.
P: 4 Juli
221
ELIAS, NABI (abad ke-9 seb. Masehi)
Nabi dan pembela iman akan Tuhan yang
Mahasatu itu mengutuk penyembahan berhala (lihat
a.l. Kitab Raja-raja Bab 17 dst.). Ia tidak mati,
melainkan langsung diangkat ke surga dengan
keretanya, sehingga diharapkan akan kembali pada
akhir jaman.
A: Tuhanku ialah Yahwe; P: 20 Juli.
ELIGIUS (588-660)
Semula adalah pandai emas, pencetak uang
logam dan penasehat raja. Ia membeli banyak
budak-belian dan membebaskan mereka. Ketika
uskup Noyon (Perancis) meninggal, ia dipilih
menggantikannya. Eligius dihormati sebagai santo
pelindung pandai emas.
A: terpilih (L); P: 1 Desember
SANTA ELIZABETH ANN SETON
(28 Agustus 1774-4 Januari 1821)
“Moeder Seton” demikianlah orang
mengenalnya ketika ia wafat pada tanggal 4 Januari
1821 di Emmitsburg, Maryland. Suatu perjalanan
hidup yang penuh dengan kejutan telah
menghantarnya untuk menyandang gelar itu.
Elizabeth dilahirkan di kota New York pada tanggal
28 Agustus 1774. Ayahnya, Richard Bayley, adalah
seorang dokter yang tersohor. Ibunya, Katarina,
meninggal dunia ketika ia masih amat muda.
Elizabeth seorang jemaat Episcopal (Gereja Anglikan
di Amerika Serikat dan Skotlandia). Semasa
remajanya, ia melakukan banyak hal untuk
menolong orang-orang miskin.
222
Pada tahun 1794,
Elizabeth menikah dengan
William Seton. William
adalah seorang saudagar
kaya-raya yang memiliki
suatu armada kapal laut.
Elizabeth, William, beserta
kelima anak mereka hidup
berbahagia. Tetapi, tiba-tiba
saja, William jatuh bangkrut
dan sakit parah dalam waktu
yang singkat. Elizabeth mendengar bahwa cuaca
Italia mungkin dapat membuat keadaan suaminya
lebih baik. Maka, Elizabeth, William berserta puteri
tertua mereka, Anna, melakukan perjalanan ke Italia
dengan kapal laut. Tetapi, William meninggal dunia
tak lama kemudian. Elizabeth dan Anna untuk
sementara waktu tetap tinggal di Italia sebagai tamu
keluarga Filicchi. Keluarga Filicchi amat baik hati.
Mereka berusaha meringankan penderitaan Elizabeth
dan Anna dengan membagikan cinta mereka yang
mendalam akan iman Katolik. Elizabet pulang
kembali ke New York dengan tekad bahwa ia akan
menjadi seorang Katolik. Keluarga serta temantemannya menentang Elizabeth. Mereka amat
kecewa mendengar keputusannya, tetapi Elizabeth
maju terus dengan berani. Ia bergabung dalam
Gereja Katolik pada tanggal 4 Maret 1805.
Beberapa tahun kemudian, Elizabeth dimintai
tolong untuk datang serta membuka sebuah sekolah
putri di Baltimore. Di sanalah Elizabeth memutuskan
untuk hidup sebagai seorang biarawati. Banyak
wanita yang datang untuk bergabung dengannya,
termasuk saudarinya dan juga saudari iparnya.
Puteri-puterinya sendiri, Anna dan Katarina, juga
bergabung pula. Mereka membentuk Suster-suster
223
Putri Kasih Amerika dan Elizabeth diangkat sebagai
pemimpin mereka dan dipanggil “Moeder Seton.”
Elizabeth menjadi terkenal. Ia mendirikan banyak
sekolah Katolik dan beberapa rumah yatim piatu. Ia
juga merencanakan untuk mendirikan sebuah rumah
sakit yang kemudian diresmikan setelah wafatnya.
Elizabeth suka menulis dan ia juga menerjemahkan
beberapa buku pegangan dari bahasa Perancis ke
bahasa Inggris. Tetapi, Elizabeth jauh lebih dikenal
oleh karena kebiasaannya mengunjungi mereka
yang miskin dan sakit. Elizabeth dinyatakan kudus
oleh Paus Paulus VI pada tanggal 14 September
1975.
Jika sesuatu yang telah terjadi mengubah
hidup kita dari suka menjadi duka, marilah kita
berpaling kepada Tuhan seperti yang dilakukan oleh
Moeder Seton, serta memohon pertolongan-Nya.
Tuhan membantu kita untuk melihat bagaimana
saat-saat yang sulit dapat memunculkan bakatbakat kita yang terpendam. Kemudian kita akan
melakukan sesuatu yang tidak pernah terpikirkan
oleh kita sebelumnya. P: 4 Januari
SANTA ELIZABETH dari
HUNGARIA (1207-1231)
Elizabeth ialah puteri raja
Hungaria. Ia dilahirkan pada
tahun 1207. Elizabeth dinikahkan
dengan Louis, penguasa
Thuringia, ketika ia masih amat
muda. (Kita merayakan pesta
Beato Louis pada tanggal 11
224
September). Elizabeth seorang mempelai yang
cantik, yang amat mengasihi suaminya yang
tampan. Louis membalas kasih isterinya dengan
segenap hatinya. Tuhan mengaruniakan kepada
mereka tiga anak dan mereka hidup berbahagia
selama enam tahun.
Kemudian, mulailah penderitaan St.
Elizabeth. Louis wafat karena suatu wabah penyakit.
Elizabeth demikian pilu hatinya hingga ia berseru:
“Dunia sudah mati untukku, dunia beserta segala
kesenangannya.” Sanak-saudara Louis tidak pernah
menyukai Elizabeth karena ia biasa membagikan
banyak makanan kepada kaum miskin. Semasa
Louis masih hidup, mereka tidak dapat berbuat apaapa. Tetapi sekarang, mereka dapat dan mereka
melakukannya. Segera saja, puteri yang cantik serta
lemah lembut ini beserta ketiga anaknya diusir dari
kastil. Mereka menderita kelaparan serta kedinginan.
Namun, Elizabeth tidaklah mengeluh akan
penderitaannya yang berat itu. Malahan ia
mengucap syukur kepada Tuhan dan berdoa dengan
lebih tekun. Elizabeth menerima penderitaannya
sama seperti ia menerima kabahagiaannya.
Sanak-saudara Elizabeth datang
menolongnya. Ia beserta anak-anaknya mempunyai
tempat tinggal kembali. Pamannya menghendaki
agar Elizabeth menikah lagi, karena ia masih muda
dan menarik. Tetapi orang kudus ini telah bertekad
untuk mempersembahkan dirinya kepada Tuhan. Ia
ingin meneladani semangat kemiskinan St.
Fransiskus. Elizabeth kemudian tinggal di sebuah
desa miskin dan menghabiskan tahun-tahun terakhir
hidupnya dengan melayani mereka yang sakit serta
miskin. Ia bahkan pergi memancing sebagai usaha
untuk memperoleh tambahan uang bagi kaum
miskin yang dikasihinya. St. Elizabeth baru berusia
225
duapuluh empat tahun ketika ia wafat. Menjelang
ajalnya, orang dapat mendengarnya bersenandung
pelan di atas pembaringannya. Ia yakin betul bahwa
Yesus akan membawanya kepada-Nya. Elizabeth
wafat pada tahun 1231.
Elizabeth lahir di Bratislava Hungaria 1207 dan
meninggal di Marburg Jerman 1231. Ia
dihormati sebagai pelindung lembaga-lembaga
amal. L: ratu yang membawa sebakul bunga
mawar; P: 17 Nopember.
SANTA ELIZABETH dari PORTUGAL (1271-4
Juli 1336)
Elizabeth, seorang puteri Spanyol, dilahirkan
pada tahun 1271. Ia dinikahkan dengan Raja Denis
dari Portugal pada usia dua belas tahun. Elizabeth
seorang puteri yang cantik serta menyenangkan. Ia
juga seorang yang taat beragama, ia ikut ambil
bagian dalam Misa setiap hari. Elizabeth seorang
isteri yang menawan pula. Pada mulanya, suaminya
sayang padanya, tetapi tak lama kemudian ia mulai
menyebabkan penderitaan besar pada isterinya itu.
Meskipun Raja Denis seorang pemimpin yang baik,
ia tidak seperti isterinya yang suka berdoa dan
melakukan kebajikan. Sesungguhnya, dosa-dosanya
yang melanggar kemurnian menjadi skandal heboh
di seluruh kerajaannya.
226
St.
Elizabeth berusaha menjadi ibu yang penuh kasih
sayang bagi anak-anaknya, Alphonso dan
Constance. Ia juga murah hati serta penuh perhatian
pada rakyat Portugal. Meskipun suaminya tidak
setia, Elizabeth terus berdoa agar suatu hari nanti
suaminya itu mengubah perangainya. Elizabeth tidak
mau bersedih dan marah. Ia memperdalam
kehidupan doanya dan ikut dalam spiritualitas
Fransiskan. Lambat-laun, raja mulai tergerak hatinya
oleh kesabaran serta teladan hidup isterinya. Ia
mulai memperbaiki sikap hidupnya. Ia mohon maaf
pada isterinya serta menaruh hormat pada isterinya
itu. Di saat-saat terakhir ketika raja terbaring sakit,
ratu tidak pernah beranjak dari sisinya kecuali untuk
pergi Misa. Raja Denis meninggal pada tanggal 6
Januari 1325. Ia menunjukkan tobat mendalam atas
dosa-dosanya dan wafat dalam damai. Elizabeth
hidup hingga sebelas tahun kemudian. Ia melakukan
perbuatan-perbuatan amal kasih dan laku tobat. Ia
merupakan teladan mengagumkan dalam kebaikan
hatinya terhadap orang-orang miskin. Perempuan
yang lemah lembut ini juga menjadi pendamai dalam
227
perselisihan antar anggota keluarga maupun antar
negara. St. Elizabeth dari Portugal wafat pada
tanggal 4 Juli 1336. Ia dinyatakan kudus oleh Paus
Urbanus VIII pada tahun 1626. St. Elizabeth dari
Portugal dirayakan setiap tanggal 4 Juli.
“Jika kamu cinta damai, semuanya akan menjadi baik.” ~
Santa Elizabeth
ELISABET dan ZAKARIA (abad ke-1)
Adalah ibu dan ayah dari Santo Yohanes
Pembaptis (lihat Injil Lukas bab 1)
P: 5 Nopember
SANTA ELIZABETH BICHIER (1773-26
Agustus 1838)
Elizabeth dilahirkan pada tahun 1773. Ketika
masih kanak-kanak, permainan kesukaannya ialah
membuat benteng-benteng di pasir. Bertahun-tahun
kemudian, wanita Perancis yang kudus ini memikul
tanggung jawab pembangunan biara-biara bagi ordo
para biarawati yang didirikannya. “Aku rasa
membangun memang dimaksudkan untuk menjadi
pekerjaanku,” katanya bergurau, “sebab aku telah
memulainya sejak masih kanak-kanak!”
Sesungguhnya, hingga tahun 1830, yaitu delapan
tahun sebelum wafatnya, Elizabeth telah mendirikan
lebih dari enam puluh biara.
228
Selama masa Revolusi Perancis, keluarga
Elizabeth kehilangan segala harta milik mereka. Hal
ini terjadi karena kaum
republik menyita harta milik
para bangsawan. Tetapi,
gadis muda berusia sembilan
belas tahun yang sangat
pandai ini belajar hukum
agar dapat memenangkan
kasus keluarganya di
pengadilan. Ketika Elizabeth
berhasil memenangkan
perkaranya dan
menyelamatkan keluarganya
dari kehancuran, tukang
sepatu desa berseru,
“Sekarang, satu-satunya hal
yang perlu engkau lakukan
adalah menikah dengan seorang kaum Republik
yang baik!” Namun demikian, Elizabeth tidak
memiliki niat untuk menikah dengan siapa pun,
entah dari kalangan republik atau pun dari kalangan
bangsawan. Di balik sebuah gambar Bunda Maria, ia
menulis, “Aku embaktikan serta mempersembahkan
diriku kepada Yesus dan Maria untuk selamalamanya.”
Dengan bantuan St. Andreas Fournet,
Elizabeth membentuk suatu ordo religius baru yang
diberi nama Putri-putri Salib. Ordo baru ini berkarya
dengan mengajar anak-anak dan melayani orang
sakit. Elizabeth siap menghadapi segala bahaya
demi menolong sesama. Suatu ketika ia mendapati
seorang gelandangan terbaring sakit di sebuah
gudang. Ia membawanya ke rumah sakit biara dan
melakukan segala yang ia mampu untuknya hingga
gelandangan itu meninggal dunia. Keesokan
229
paginya, kepala polisi datang memberitahu bahwa ia
ditangkap karena melindungi seseorang yang
diyakini sebagai seorang penjahat. Elizabeth tidak
takut, “Aku hanya melakukan apa yang mungkin
engkau sendiri akan lakukan, Tuan,” katanya. “Aku
menemukan orang sakit yang malang ini, dan
merawatnya hingga ia meninggal. Aku siap untuk
mengatakan kepada hakim apa yang telah terjadi.”
Tentu saja, kejujuran dan belas kasihan santa kita
ini mendapat banyak simpati. Orang banyak
mengagumi jawaban-jawabannya yang jujur, tegas
dan jelas.
Sahabat yang membantunya mendirikan
ordo, St. Andreas Fournet, wafat pada tahun 1834.
St. Elizabeth menulis kepada para biarawatinya,
“Inilah kehilangan kita yang paling besar dan paling
menyedihkan.” St. Elizabeth wafat pada tanggal 26
Agustus 1838. Ia dinyatakan kudus oleh Paus Pius
XII pada tahun 1947.
ELLA ASHEBA (KALEB)
Raja Etiopia ini memerangi dan memecat raja
Yaman Selatan (565) karena menganiaya orangorang Kristen. Kemudian ia menjadi rahib pada
pertapaan Santo Pantaleon di Aksum.
P: 27 Oktober
ELFRED OSB (1109-1167)
Adalah kepala istana Raja David dari
Skotlandia. Pada 1133 ia masuk biara Sisterisien dan
hidup bermatiraga keras. Terhadap biarawanbiarawan yang dipimpinnya abbas ini berlaku murah
hati, sehingga tak seorangpun yang meninggalkan
biara.
230
B: Aelredus; P: 12 Januari
EMANUEL(A)
Artinya “Tuhan beserta kita”. Sebutan itu
dipakai sebagai gelar Almasih (lihat Kitab Isaias 7,
14 dan 8,8). Bentuk singkatan: Manuel (♂) dan
Manuela (♀).
EMANUEL († 1198)
Uskup Cremona Italia ini diusir atas dalih
politik dan meninggal di Frisia.
P: 27 Februari.
Emanuel seorang pelayan dari Jawa (35 tahun),
Anton Samba seorang pelaut dari pulau Solor yang
berumahtangga di Macao, Albertus seorang budak
yang masih muda (17 tahun dan berasal dari Timor,
dan Dominikus seorang Melayu yang
berumahtangga di Macao dan dibunuh oleh orang
Jepang karena mereka tidak mau murtad. Mereka
mati sebagai martir dengan 57 pedagang dan pelaut
dari 16 bangsa di Nagasaki (Jepang) pada tahun
1641.
(Orang-orang Kudus di Indonesia)
EMERENTIA(NA) (246-258)
Adalah teman bermain Santa Agnes.
Orangtuanya yang masih kafir bekerja sebagai
pelayan keluarga Agnes, bangsawan Roma yang
sudah beragama Kristen. Selagi masih bocah, ayahibunya meninggal, sehingga Emerentiana dididik
oleh orangtua Agnes. Cara hidup Kristen keluarga itu
menyemai benih iman dalam batinnya. Ketika
231
sedang berdoa di makam Agnes yang baru saja
meninggal dimartir, ia dilempari batu karena
beriman Kristen. Ia meninggal dan dibaptis dengan
darahnya sendiri.
P: 23 Januari.
EMIL (AEMILIUS)
Bersama dengan Kastus mengingkari
imannya ketika disiksa di Kartago Tunisia. Tetapi
kemudian mereka bertobat lagi dan mati sebagai
saksi iman (203)
P: 23 Januari
EMILI (AEMILIA BICCHIERI) (1238-1314)
Suster Dominikan ini dikaruniai pengalaman
mistik dan mengerjakan banyak mukjijat.
L: merpati putih; P: 19 Agustus
SANTA EMILIA De VIALAR (1797-24 Agustus
1856)
Emilia de Vialar adalah anak tunggal. Ia
dilahirkan di Perancis pada tahun 1797. Orangtuanya
yang kaya mengirim gadis
kecil ini untuk bersekolah di
Paris. Ia pulang kembali ke
kota kecilnya, Gaillac, ketika
ibunya meninggal dunia.
Emilia yang kala itu berusia
limabelas tahun akan
menjadi teman yang baik
bagi ayahnya. Tuan de
Vialar berusaha mencarikan
seorang suami yang pantas
bagi puterinya. Tetapi, ia
232
menjadi marah ketika Emilia menolak mentahmentah untuk menikah. Ayahnya kerap kali memulai
perdebatan dan membentak-bentak Emilia dalam
amarah. Emilia tahu bahwa ia rindu menjadi seorang
biarawati religius dan mempersembahkan hidup
sepenuhnya kepada Tuhan.
Ketika Emilia berusia duapuluh satu tahun,
seorang imam baru tiba di Gaillac. Imam itu adalah
Pastor Mercier. Ia membimbing Emilia dalam
panggilannya. Emilia berniat membantu orang-orang
yang miskin dan sakit. P Mercier membantunya
membuka sebuah pelayanan umum di serambi
rumah de Vialar. Ayah Emilia tidak senang dengan
segala gangguan ini. Saling bersitegang antara
Emilia dan ayahnya berlangsung hingga limabelas
tahun lamanya. Kemudian, kakek Emilia, Baron de
Portal, meninggal dunia. Kakeknya meninggalkan
warisan untuk Emilia dan pada akhirnya Emilia dapat
memiliki kebebasan yang dibutuhkannya untuk
memulai karya besar bagi Tuhan. Dengan bantuan P
Mercier, Emilia membeli sebuah rumah besar di kota
kediamannya. Ia dan tiga perempuan lain memulai
suatu ordo religius. Mereka mendesain jubah dan
memilih nama. Mereka menyebut diri sebagai
Suster-suster St Yosef dari Penampakan. (Dalam
Injil Matius, seorang malaikat menampakkan diri
kepada Yosef untuk memberitahukan kepadanya
bahwa anak dalam rahim Maria adalah dari Tuhan.)
Uskup Agung memberkati kongregasi dan pelayanan
mereka. Para biarawati ini membaktikan diri dalam
pelayanan fakir miskin dan orang-orang sakit, pula
dalam pendidikan anak-anak. Dalam waktu tiga
bulan, duabelas perempuan muda menggabungkan
diri. Sr Emilia mengucapkan kaul pada tahun 1835
bersama dengan tujuhbelas biarawati lainnya. Uskup
Agung memberikan persetujuan atas regula para
233
biarawati ini. Suster-suster St Yosef mulai
membuka cabang-cabang biara. Pada tahun 1847,
para biarawati pergi ke Birma dan pada tahun 1854
ke Australia. Dalam jangka waktu empatpuluh
tahun, Moeder Emilia melihat kongregasinya
berkembang dari serambi rumahnya di Gaillac,
Perancis menjadi empatpuluh biara di segenap
penjuru dunia.
Moeder Emilia menulis banyak surat yang
mengungkapkan kasihnya yang luar biasa kepada
Tuhan, kepada Gereja dan kepada sesama. Ia
memberikan perhatian kepada semua orang. Ia
melihat dalam hatinya orang-orang di mana saja
yang membutuhkan kebenaran Injil dan kasih yang
didatangkan oleh Kekristenan. Ia memohon kepada
Yesus kekuatan yang ia butuhkan untuk terus maju.
Kesehatan Moeder Emilia mulai memburuk sekitar
tahun 1850. Ia wafat pada tanggal 24 Agustus 1856.
Paus Pius XII menyatakannya sebagai santa pada
tahun 1951.
P: 24 Agustus
EMPAT PULUH TENTARA dari SEBASTE (†
320)
Angin dingin dari Timur semilir berhembus
membuat beku air danau. Semua orang
berselimutkan mantel tebal melilit tubuh mereka.
Tiba-tiba sekelompok tentara muncul di gerbang ibu
kota menggiring kawan mereka berjumlah empat
puluh.
Mereka akan menjalani hukuman mati diluar
kota. Siapakah mereka itu? Mereka adalah anggota
“Legio Fulminata” (Pasukan Gerak Cepat), yang
menolak perintah Kaisar Licinnus supaya murtad.
Diseputar danau mereka ditelanjangi dengan paksa
234
dan dilarang beranjak dari danau beku itu sampai
semua mati kedinginan. Salah seorang diantara
mereka meninggalkan imannya. Namun, seorang
tentara bukan Kristen menggantikannya dan
bergabung dengan mereka terdorong oleh kesetiaan
iman teman-temannya serta rahmat Tuhan.
Empat Puluh Tentara Legio Fulminata
dibunuh sebagai martir di Sebaste (kini Siwas
Armenia pada tahun 320; P: 9 Maret
EPIFANIUS (315-403)
Adalah seorang Yahudi yang bertobat dan
dipilih menjadi uskup Salamis (Siprus). Ia membela
iman yang benar dan menyerang aneka aliran
bidaah dengan karangannya yang bernyala-nyala.
A: penampakan (Tuhan; Y); P: 12 Mei
EPIFANIUS (438-496)
Adalah uskup Pavia Italia yang hidup suci dan
melindungi Gereja dalam masa yang sangat kacau
oleh perang yang terus menerus
P: 21 Januari
ERASMUS († 303)
Uskup Antiokia (Siria) ini dikejar-kejar sampai
akhirnya tertangkap di Formiae dan dibunuh
B: Elmo, Ermo; P:2 Juni
ERIK IX († 160)
Adalah raja dan santo pelindung Swedia yang
menggiatkan penyebaran injil di Finlandia. Ia
dibunuh oleh pemberontak di dalam Katedral
Upasala
235
B: Erika (♀); P: 10 Juli
ERMINUS († 737)
Abbas dan uskup di Laon Perancis.
P: 25 April
ERNESTUS († 1148)
Adalah seorang abbas dari Zwiefalten
Jerman. Hatinya tergugah oleh kotbah Santo
Bernardus yang menganjurkan supaya biarawan
mendampingi para tentara dalam perang salib untuk
membebaskan Tanah Suci dari pendudukan Arab
dan mengamankan peziarah-peziarah ke tempattempat suci. Ernestus ditangkap disiksa dan dibunuh
di Mekkah.
P: 7 Nopember
ESTER
Adalah permaisuri Raja Xerxes (485-465 seb.
M.) dari Persia. Ia berhasil
Menggagalkan pembunuhan missal atas bangsa
Yahudi yang dihukum pembuangan. Lihat Kitab
Ester.
A: bintang (Persia)
ETHELDREDA (630-679)
Putri raja Anglia Timur ini dinikahkan dua
kali, tetapi tidak pernah mau digauli, sehingga
ditolak oleh suaminya yang kedua. Ia mendirikan
biara di Ely Inggris, yang kemudian menjadi tempat
ziarah yang termasyur. Adiknya Santa Sexburga (P:
6 Juli), bekas ratu, menjadi penggantinya.
P: 23 Juni
236
EUDOKIMOS
Adalah seorang awam dan pegawai tinggi
yang hidup suci dan beramal di Kapadoria (Turki)
P: 31 Juli
EUFEMIA († 303)
Adalah perawan dan martir di Kalsedon
(Asia Kecil). Konon ia meninggal setelah dimangsa
oleh binatang-binatang buas dalam suatu
pertunjukan.
A: yang mempunyai nama baik (Y); P: 16 September
SANTO EUCHERIUS († 743)
St Eucherius dilahirkan di Orleans, Perancis,
pada abad kedelapan. Ia diasuh dan dididik secara
Kristiani. Satu kalimat
dari surat pertama St
Paulus kepada jemaat di
Korintus menimbulkan
kesan mendalam
padanya: “Dunia seperti
yang kita kenal sekarang
akan berlalu” (1 Korintus
7:31). Pernyataan ini
membuat Eucherius
sadar bahwa hidup kita
di dunia ini amat singkat.
Ia sadar bahwa surga
dan neraka akan
berlangsung selamanya.
Ia bertekad untuk
menemukan sukacita surgawi dengan hidup hanya
bagi Tuhan saja.
237
Pada tahun 714, St Eucherius meninggalkan
rumahnya yang mewah untuk masuk ke sebuah
biara Benediktin. Di sana ia melewatkan tujuh tahun
dalam persatuan yang erat dengan Tuhan. Setelah
wafat pamannya, Uskup Orleans, pada tahun 721,
Eucherius dipilih untuk menggantikannya. Pada
waktu itu Eucherius masih berusia duapuluh lima
tahun dan amat rendah hati. Ia tak hendak
meninggalkan biara yang sangat dikasihinya.
Dengan berurai airmata ia memohon agar diijinkan
tetap tinggal sendirian bersama Tuhan dalam biara.
Tetapi, pada akhirnya ia menyerah atas nama
ketaatan. Eucherius menjadi seorang uskup yang
bijaksana dan kudus. Ia banyak berbuat baik bagi
para imam dan umatnya.
Seorang tokoh politik yang berkuasa, Charles
Martel, biasa mengambil uang Gereja untuk
membiayai perang. Sebab Uskup Eucherius
mengatakan kepadanya bahwa itu salah, Martel
menjebloskannya ke dalam penjara. Uskup pertamatama dibuang ke Cologne, dan lalu ke sebuah
benteng dekat Liege. Tetapi gubernur kepada siapa
Martel mempercayakan pengasingan uskup, tergerak
hatinya oleh kelemah-lembutan Eucherius terhadap
para musuhnya. Beberapa waktu kemudian, sang
gubernur dengan diam-diam membebaskan uskup
dari penjara dan mengirimkannya ke sebuah biara.
Di sini, orang kudus kita melewatkan hari-harinya
dengan tenang dalam doa hingga wafatnya pada
tahun 743.
Pada hari ini, kita dapat merenungkan kata-kata St Paulus
yang menimbulkan kesan mendalam pada Santo
Eucherius: “Dunia seperti yang kita kenal sekarang akan
berlalu” (1 Korintus 7:31).
238
SANTA EUFRASIA atau EUPRAXIA († 420)
St. Eufrasia dilahirkan pada abad kelima
dalam keluarga Kristiani yang amat saleh. Ayahnya,
seorang kerabat
kaisar, meninggal
dunia ketika ia baru
berusia satu tahun.
Kaisar menjadi wali
bagi dia dan ibunya.
Ketika Eufrasia
berusia tujuh tahun,
ibunya membawanya
ke Mesir. Di sana
mereka tinggal di
sebuah rumah yang
besar dekat sebuah
biara wanita.
Eufrasia terpesona dengan cara hidup para
biarawati. Ia memohon kepada ibunya agar diijinkan
melayani Tuhan dalam biara di mana para biarawati
kudus itu tinggal. Ia masih seorang gadis kecil,
tetapi ia tidak mau mengubah atau pun melupakan
niatnya itu. Tak lama kemudian, ibunya membawa
Eufrasia ke biara serta mempercayakan
pemeliharaannya kepada pemimpin biara.
Tahun-tahun berlalu. Ketika ibunya
meninggal dunia, kaisar mengingatkan Eufrasia
bahwa orangtuanya telah mengikat perjanjian
pernikahan baginya dengan seorang majelis muda
yang kaya. Tentu saja Eufrasia ingin hanya menjadi
milik Yesus saja. Jadi, ia menulis sepucuk surat
penuh hormat kepada kaisar. Di dalamnya ia
menulis, “Saya ini milik Yesus, dan karenanya saya
tidak dapat memberikan diri saya kepada yang lain.
Satu-satunya kerinduan saya adalah bahwa dunia
sepenuhnya melupakan saya. Dengan penuh hormat
239
saya mohon kepada Yang Mulia untuk mengambil
alih seluruh harta warisan keluarga saya serta
membagi-bagikannya kepada mereka yang miskin.
Saya mohon Yang Mulia membebaskan semua budak
yang ada dalam keluarga saya. Saya juga mohon
agar Baginda menghapuskan semua hutang orang
kepada keluarga saya.” Kaisar sangat terharu oleh
surat yang begitu indah itu hingga ia
membacakannya di hadapan seluruh majelis.
Kemudian ia mengabulkan semua permohonan
Eufrasia.
Eufrasia menghabiskan sisa hidupnya sebagai
seorang biarawati. Ia tidak pernah menyesal bahwa
Tuhan telah memanggilnya untuk menjadi seorang
religius. Eufrasia wafat pada tahun 420.
A: yang gembira; P: 13 Maret
EUFROSINA († 1173)
Bertapa di Polotsk (Polandia). Ia menyalin
buku-buku untuk mencari dana. Hasilnya digunakan
untuk membantu kaum papa miskin. Ia meninggal
ketika sedang berziarah ke Yerusalem.
♀A: kebahagiaan (Y); P: 23 Mei
EUGENIA (abad ke-3/4)
Adalah puteri seorang hakim di Mesir yang
menjadi Kristen. Menurut kisah kuno, ia
mengenakan pakaian laki-laki dan masuk biara pria
serta menjadi pemimpinnya. Ia ditangkap dan diadili
karena percaya pada Kristus. Tetapi ketika akan
dihukum ia memperkenalkan diri sebagai puteri
hakim sendiri, sehingga ayah beserta keluarganya
bertobat dan mati sebagai martir.
A: dilahirkan (dari orangtua yang) baik (Y) ♀;
Eugenius ♂; P: 25 Desember
240
EUGENIA SMET (1825-1871)
Dengan percaya penuh kepada
penyelenggaraan Ilahi dan bantuan arwah-arwah
orang Kristen mendirikan kongregasi suster yang
giat dalam karya amal.
P: 2 Februari
EUGENIUS (481-505)
Menjabar uskup Kartago Tunisia ketika terjadi
banyak perang di kawasan itu. Ia dibuang dua kali
dari keuskupannya karena menguatkan iman umat
supaya jangan mengikuti bidaah Arius
A: dilahirkan (dari orangtua yang) baik(Y); P: 13 Juli
EUGENIUS († 657)
Adalah seorang pangeran. Kemudian ia
menjadi biarawan, teolog dan uskup di Toledo
Spanyol. Ia menggubah lagu-lagu gerejani yang
indah dan memperbaharui upacara-upacara ibadat.
P: 13 Nopember
BEATO EUGENE de MAZENOD OMI (17821861)
Eugene dilahirkan di Perancis pada tahun
1782. Ia ditahbiskan menjadi imam pada tahun
1811. Pater Eugene seorang yang peka terhadap
kebutuhan mereka yang miskin dan berkekurangan
dan ia melayani mereka. Ia senantiasa antusias
mencari cara-cara baru untuk menjangkau kaum
muda. Ia rindu membawa mereka kepada kasih dan
mengamalkan iman mereka. Ia percaya akan nilai
perutusan paroki. Ia sadar bahwa para imam
misionaris di suatu paroki dapat melakukan banyak
241
hal guna membangunkan kembali dedikasi umat
terhadap iman mereka.
Pater de Mazenod
memulai suatu ordo religius
baru bagi para imam dan
broeder awam pada tahun
1826. Mereka adalah para
misionaris yang disebut
Oblata Maria Immaculata
(Santa Perawan Maria
Dikandung Tanpa Dosa).
Pelayanan mereka yang
teristimewa adalah pergi
kepada orang-orang yang
belum pernah mendengar
mengenai Yesus dan GerejaNya. Pater de Mazenod dan ordonya sungguh gagah
berani dalam menjawab permintaan-permintaan dari
para uskup yang membutuhkan bantuan mereka.
Para uskup dari Amerika Utara dengan anusias
menanti Oblata. Uskup Ignace Bourget dari Montreal
khususnya nyaris tak sabar. Dalam waktu sepuluh
tahun, Oblata telah berkembang pesat. Mereka
menjangkau seluruh Canada dan memulai pelayanan
di Amerika Serikat juga.
Pada tahun 1837, Pater de Mazenod
ditahbiskan sebagai Uskup Marseilles, Perancis. Ia
dikenal karena kesetiaan dan kasihnya kepada paus.
Ia juga seorang organisator dan pendidik yang
berbakat. Uskup de Mazenod tetap menjadi Superior
Oblata hingga wafatnya pada tahun 1861. Karya
besar yang dirintis Uskup de Mazenod terus
berlanjut hingga kini melalui para misionaris Oblata
di seluruh dunia. Mereka ada di daerah-daerah misi,
paroki-paroki dan universitas-universitas.
242
BEATO PAUS EUGENUS III (8 Juli 1153)
Beato Eugenius III dilahirkan dekat Pisa,
Italia, pada abad keduabelas. Ia dibaptis dengan
nama Petrus. Santo
Antoninus menyebut
Paus Eugenius “seorang
paus agung yang sarat
penderitaan.” Paus
Eugenius dulunya adalah
Pater Petrus, seorang
imam di Pisa, kala ia
merasakan panggilan
untuk menjadi seorang
biarawan Cistercian. Ia
pergi ke Clairvaux,
Perancis dan bergabung
dengan para biarawan di
sana. Santo Bernardus
dari Clairvaux menjabat
sebagai superior di sana. Petrus memilih “Bernardus”
sebagai nama religiusnya. Ini dilakukannya karena
rasa hormat dan kekagumannya pada St Bernardus.
St Bernardus dari Clairvaux menetapkan
Bernardus menjadi superior sebuah biara di Roma.
Paus Lusius II wafat pada tahun 1145. Ini adalah
suatu peristiwa yang jarang terjadi. Para kardinal
memilih Abbas Bernardus untuk menjadi paus.
Abbas Bernardus sendiri tidak ada dalam rapat itu
sebab ia bukan seorang kardinal. Bernardus shock.
St Bernardus dari Clairvaux juga sama terkejutnya.
Ia merasa kasihan kepada Bernardus. Ia menulis
sebuah surat terbuka kepada para kardinal, “Kiranya
Allah mengampuni kalian sebab apa yang telah
kalian lakukan,” katanya.
Bernardus memilih nama Eugenius III.
Masanya sebagai paus mendatangkan banyak
243
kesulitan baginya. Majelis Tinggi Roma mengancam
untuk menentangnya jika ia tidak membiarkan
mereka menyimpan harta yang mereka curi.
Seseorang yang sebelumnya telah diekskomunikasi
datang kepada Paus Eugenius memohon
pengampunan. Sebentar saja, orang itu telah jatuh
lagi ke dalam cara hidupnya yang lama. Ia bahkan
menggabungkan diri dengan suatu kelompok yang
secara langsung menentang paus. Paus Eugenius
harus meninggalkan Roma beberapa kali oleh sebab
mara bahaya yang mengepungnya. Apabila ini
terjadi, ia akan menemukan damai dan kekuatan di
sebuah biara. Maka, ia akan mendapatkan
keberanian untuk kembali dan menghadapi tugas
tanggung jawabnya yang sulit kembali. Ia
mengenakan jubah Cistercian dan hidup sederhana.
Tak peduli betapa kalut hidupnya, ia senantiasa
memiliki hati seorang biarawan. Salah seorang rekan
biarawan menulis kepada St Bernardus dari
Clairvaux mengenai Paus Eugenius, “Tak ada
kesombongan pun sok kuasa dalam dia.” Paus
Eugenius III wafat pada tanggal 8 Juli 1153.
EULALIA († 304)
Ketika berusia 12 tahun Eulalia menegur
hakim yang berlaku kejam terhadap orang Kristen.
Lalu puteri cilik ini disiksa dengan api dan dibunuh.
A: kata baik (Y); B: Olala; P: 12 Februari
244
SANTO EULOGIUS dari SPANYOL († 859)
St Eulogius hidup pada abad kesembilan.
Keluarganya terpandang dan ia mendapatkan
pendidikan yang baik.
Sementara ia belajar dari bahanbahan pelajarannya, ia belajar
juga dari teladan baik para
gurunya. Eulogius suka sekali
membaca dan mendalami Kitab
Suci. Hal ini membantunya
mencintai Sabda Tuhan. Ia rindu
mewartakan Sabda Tuhan
kepada semua orang. Ketika
dewasa, ia menjadi seorang
imam dan pemimpin suatu
sekolah yang terkenal.
Pada masa itu, kaum
Muslim telah menaklukkan Spanyol. Mereka
menentang kekristenan. Pertama-tama mereka
berusaha membuat orang meninggalkan iman
mereka. Jika menolak mengubah agama mereka,
mereka dijebloskan ke dalam penjara. Sebagian
bahkan dibunuh.
Eulogius dan uskupnya dijebloskan ke dalam
penjara bersama banyak umat Kristiani lainnya. Di
penjara, Eulogius membaca Kitab Suci keras-keras
demi menyemangati para tawanan lainnya.
Sementara mendengarkan dengan seksama, rasa
gentar mereka pun lenyap. Mereka tak lagi takut
untuk mati bagi Yesus. Dalam masa itulah, St
Eulogius menulis sebuah buku yang mendorong
umat Kristiani untuk lebih memilih mati daripada
mengingkari iman mereka yang kudus.
Orang kudus ini sendiri, lebih dari segalanya,
rindu menjadi seorang martir. Tetapi, malahan ia
dilepaskan dari penjara. Begitu dibebaskan, St
245
Eulogius mulai berkhotbah dan mempertobatkan
banyak orang. Hal ini membuat para bekas
penawannya menjadi begitu murka hingga mereka
menangkapnya kembali. Di hadapan pengadilan, St
Eulogius dengan gagah berani memaklumkan bahwa
Yesus adalah Tuhan. Eulogius dijatuhi hukuman mati
dan ia mempersembahkan hidupnya bagi Yesus. Ia
wafat pada tahun 859.
A: yang memuji (Y); P: 11 Maret
EUSTOKIA OSB (1444-1469)
Adalah anak seorang suster yang tergoda,
yang sering sakit dan kerasukan roh jahat. Tetapi
karena berpegang teguh pada kerahiman Tuhan, lagi
pula sangat sabar dan taat pada bimbingan bapa
pengakuannya, suster di Padua Italia ini menjadi
suci. Mayatnya tetap utuh.
P: 13 Oktober
EUSTOKIUM (368-419)
Puteri Santa Paula ini adalah teman dan
murid kesayangan Santo Hieronimus. Ia mendorong
gurunya supaya menulis buku-buku tafsir Kitab Suci.
Tidak lama sesudah biaranya di Bethlehem di rusak
para perampok ia mati karena kesedihan.
P: 28 September
SANTO EUSEBIUS VERSELLI (283-1
Agustus 371)
Eusebius dilahirkan di pulau Sardinia, Italia,
sekitar tahun 283. Kedua orangtuanya adalah orangorang Kristen yang saleh. Menurut tradisi, ayahnya
wafat sebagai martir. Eusebius senantiasa aktif
246
dalam komunitas Kristiani. Ia terpanggil untuk
melayani umat di Roma dan kemudian pergi ke Italia
utara, ke Vercelli. Eusebius
dipilih sebagai uskup pertama
Vercelli. Uskup Eusebius dan
sebagian imamnya menjalani
hidup biasa seturut gaya
hidup para biarawan dalam
biara. Para imamnya
mendapatkan persiapan
matang untuk bertumbuh
dalam kehidupan rohani.
Mereka juga berlajar
bagaimana menghadapi
orang-orang yang datang
kepada mereka untuk mohon
bimbingan. Para imam dalam bimbingan St Eusebius
menjadi pelayan-pelayan Kristus yang tekun dan
riang gembira. Banyak dari antara mereka yang di
kemudian hari ditahbiskan sebagai uskup.
Pada masa itu, bidaah Arian tersebar luas.
Banyak orang menjadi bingung dan menganggap
bidaah tersebut sebagai benar. Kaisar Konstantius
juga seorang penganut bidaah Arian, ia
menghendaki agar semua orang berpihak
kepadanya. Para uskup yang tidak mau tunduk
padanya dibuang dari keuskupan mereka. St
Atanasius dibuang pada tahun 355. Eusebius hadir
dalam Sidang Milan yang mengutuk St Atanasius.
Tetapi, Eusebius tidak mau memberikan suaranya
untuk menentang Atanasius, jadi ia disingkirkan
juga. Eusebius dibuang ke Palestina. Pada mulanya,
seorang yang baik hati memberinya tumpangan
sebagai tamu terhormat di rumahnya. Tetapi, orang
yang baik ini meninggal dunia dan para penganut
bidaah Arian menculik sang uskup. Mereka
247
menganiaya, menyeretnya di jalan-jalan, lalu
mengurungnya dalam sebuah kamar sempit empat
hari lamanya. Ketika para utusan dari keuskupan
Vercelli menuntut agar uskup dibebaskan serta
dikembalikan ke tempat asalnya, tuntutan dipenuhi.
Tetapi, sebentar kemudian, bapa uskup disiksa dan
dianiaya kembali. Ketika Konstantius wafat pada
tahun 361, kaisar berikutnya mengijinkan para
uskup yang diasingkan untuk kembali ke keuskupan
mereka.
St Eusebius adalah seorang pembela
kebenaran yang gagah berani, juga para uskup
lainnya yang mengagumkan pada masa itu, seperti
St Atanasius dan St Meletius. St Eusebius diyakini
sebagai salah seorang yang memberikan sumbangan
dalam persiapan “Kredo Atanasius.” Kredo ini
merupakan salah satu kredo yang sangat berharga
di mana dinyatakan segala apa yang kita yakini
sebagai orang Katolik. Uskup Eusebius
menghabiskan tahun-tahun terakhir hidupnya di
Vercelli, di tengah umat keuskupannya. Ia wafat
pada tanggal 1 Agustus 371.
“Aku mohon pada kalian agar memelihara iman dengan
penuh waspada, mengusahakan kerukunan, bertekun
dalam doa, ingatlah aku selalu, agar kiranya Kristus
menganugerahkan kebebasan kepada GerejaNya yang
menderita di seluruh penjuru dunia.” ~ Santo Eusebius
EUTIMOS AGUNG (377-473)
Adalah seorang imam dari Armenia yang
tinggal dalam gua-gua di Palestina. Ia
mengumpulkan murid-murid dan memberikan
pelajaran/ teladan hidup bertapa yang sangat
248
disenangi. Eutimos terkenal sebagai misionaris Badui
(Arab). A: terhormat (Y); P: 20 Januari
EUTIMOS MUDA (824-898)
Meninggalkan anak isterinya untuk menjadi
rahib. Ia selalu pindah-pindah tempat, karena tidak
mau diganggu oleh orang-orang yang minta
nasehatnya. Di hari tuanya ia menyerahkan dua
biara dibawah pimpinan cucu pria dan wanitanya.
Kemudian Eutimos mengundurkan diri ke
semenanjung Athos Yunani.
P: 15 Oktober
SANTO PAUS EVARISTUS († 107)
St Evaristus hidup pada abad kedua. Ia
berasal dari sebuah keluarga Yahudi di Betlehem.
Keluarganya tinggal
di Yunani pada saat
ia dilahirkan.
Evaristus dibesarkan
dan dididik dalam
agama Yahudi.
Ayahnya sangat
bangga akan
kesalehan dan
kecerdasan
puteranya, hingga ia
mengirimkan
putranya untuk
belajar pada guruguru terbaik.
Setelah dewasa, Evaristus menjadi seorang
Kristiani. Begitu besar cintanya pada iman barunya
ini hingga ia memutuskan untuk menjadi seorang
imam. Di Roma, di mana ia melakukan karya
pelayanan, semua orang mengagumi serta
249
mengasihinya. Demikianlah, ketika paus wafat
sebagai martir, Evaristus dipilih untuk
menggantikannya. Evaristus merasa sama sekali tak
layak menjadi seorang paus, tetapi Yesus tahu yang
terbaik.
Masa itu adalah masa-masa penganiayaan
Gereja. Fitnah-fitnah keji tersebar luas mengenai
iman Katolik hingga orang-orang Romawi tidak perlu
berpikir dua kali untuk membunuh umat Kristiani.
Siapa saja yang menjadi paus nyaris pasti akan
ditangkap. Paus St Evaristus menggembalakan
Gereja selama kurang lebih delapan tahun.
Semangatnya begitu berkobar-kobar hingga jumlah
orang-orang yang percaya semakin hari semakin
bertambah banyak. Tetapi, pada akhirnya, ia
ditangkap juga. Para sipir penjara terkagum-kagum
melihat sukacita pada wajah orang tua yang kudus
ini sementara ia digiring ke penjara. St Evaristus
menganggap diri memperoleh hak istimewa didapati
pantas menderita sengsara dan mati bagi Yesus.
Tiada hadiah yang lebih berharga yang dapat
diberikan kepadanya selain dari kemartirannya. Paus
St Evaristus wafat pada tahun 107.
EWALDUS BERSAUDARA (abad ke-7)
Dua misionaris bangsawan Ianggeris ini
berkarya di Jerman dan menemui ajalnya setelah
dibunuh oleh orang-orang yang masih kafir.
P: 3 Oktober
EZEKIEL MARENO DIAZ (1848-1906)
Semula adalah misionaris di Philipina,
kemudian memimpin suatu biara di Spanyol dan
250
akhirnya diangkat menjadi uskup di Kolombia
Amerika Latin.
Ia dengan rajin sekali mencurahkan tenaga dan
kesehatannya untuk menguatkan iman umatnya,
supaya bertahan dalam masa penganiayaan.
A: semoga Allah memperkuat (H); P: 19 Agustus
251
F
SANTO PAUS FABIANUS († 250) & SANTO
SEBASTIANUS († 288)
Fabianus adalah seorang paus yang wafat
sebagai martir pada tahun 250, yaitu pada masa
penganiayaan oleh Kaisar
Decius. Dalam catatan
dikatakan bahwa Fabianus
merupakan seorang yang
luar biasa, seorang yang
dikenal sangat kudus. Dalam
sepucuk surat yang ditulis
tak lama sesudah kematian
Fabianus, St. Siprianus
menjelaskan bagaimana
Fabianus terpilih sebagai
paus. Kelompok yang
berkumpul untuk memilih
paus menerima suatu tanda
nyata bahwa pilihan harus dijatuhkan kepada
Fabianus. Ia adalah orang awam pertama yang
menjadi paus. Sebagai uskup dan martir, jenasah
Fabianus ditempatkan di Basilika St. Sebastianus.
Kedua martir ini, St. Fabianus dan St. Sebastianus,
dirayakan pestanya pada hari yang sama.
Sebastianus dikenal luas sejak dari masa
Gereja Perdana. Sebagai seorang perwira Romawi, ia
dikenal oleh karena kebaikan hatinya dan
252
kegagahannya. Dalam masa penganiayaan oleh
Kaisar Diocletian, Sebastianus tidak mau
mengingkari iman Kristianinya. Para pemanah
membidikkan anak-anak panah ke tubuhnya dan
meninggalkannya dalam keadaan hampir mati.
Ketika seorang janda yang kudus hendak
menguburkan jenasahnya, ia sangat terkejut
mendapati bahwa Sebastianus masih hidup. Janda
itu membawanya pulang ke rumahnya serta
merawat luka-lukanya. Ketika Sebastianus telah
sembuh kembali, janda itu berusaha membujuknya
untuk meloloskan diri dari penganiayaan oleh bangsa
Romawi. Tetapi, Sebastianus adalah seorang ksatria
yang gagah berani. Ia tidak hendak melarikan diri.
Ia bahkan mendatangi Kaisar Diocletian dan
mendesaknya untuk segera menghentikan
penganiayaan terhadap umat Kristiani. Kaisar sangat
terperanjat melihat bahwa Sebastianus masih hidup.
Ia menolak mendengarkan apa yang hendak
dikatakan oleh perwiranya itu. Diocletian
memerintahkan agar Sebastianus segera didera
hingga tewas. Sebastianus wafat sebagai martir
pada tahun 288.
P: 20 Januari
FABIOLA († 399)
Adalah puteri keluarga ningrat di Roma. Ia
membangun rumah tangga dengan lelaki yang bejat
cara hidupnya. Karena tidak tahan Fabiola berusaha
minta cerai, dan akhirnya berhasil bercerai di
catatan sipil. Kemudian dia nekad untuk menikah
lagi meskipun beragama Kristen, perbuatannya itu
jelas mencemarkan nama baik umat. Namun tidak
lama setelah pernikahannya itu, suaminya
meninggal dunia. Fabiola pun bertobat di hadapan
253
umat dan diterima kembali ke dalam pangkuan
gereja.
Cara hidup lama ia tinggalkan sama sekali; ia
mendermakan seluruh harta kekayaannya dan
berbuat amal. Kemudian ia pergi ke Bethlehem dan
bergabung dengan Hieronimus dalam karya
penterjemahan Alkitab ke dalam bahasa Latin.
Namun impian Fabiola untuk hidup tenang tidak
menjadi kenyataan. Sebab, suasana kandang
Bethlehem yang diinginkannya berdekatan dengan
penginapan yang berjubel dan hiruk pikuk. Selain
itu, pada waktu itu terjadi perpecahan diantara
golongan Kristen di Palestina. Tanah suci juga
terancam oleh bangsa Hun. Itulah sebabnya Fabiola
terpaksa angkat kai dari Bethlehem bersama
Hieronimus menuju Jaffa. Dari sana mereka kembali
ke Roma.
Bersama dengan seorang teman Fabiola
mendirikan rumah penginapan bagi orang sakit dan
mereka yang sedang dalam perjalanan. Itulah
yayasan amal pertama yang mengurus suatu
hospital. Namanya cepat menanjak dan lembaga itu
segera ditiru oleh orang-orang Kristen dalam karya
amal.
Fabiola, janda, pendiri hospital di Porto;
meninggal tahun 399; P: 27 Desember
FATIMA
Nama untuk wanita ini adalah nama tempat
penampakan Santa Maria (1917) dan tempat Ziarah
di Portugal. Nama desa itu diambil dari nama anak
Muhammad, yaitu Fatima, waktu penjajahan Arab.
SANTA FAUSTINA KOWALSKA
254
(25 Agustus 1905-5 Oktober 1938)
Helena Kowalska dilahirkan di Glogowiec,
Polandia pada tanggal 25 Agustus 1905 sebagai
anak ketiga dari sepuluh putera-puteri pasangan
suami isteri Katolik yang saleh Stanislaw Kowalski
dan Marianna Babel. Ayahnya seorang petani
merangkap tukang kayu. Keluarga Kowalski, sama
seperti penduduk Glogowiec lainnya, hidup miskin
dan menderita dalam penjajahan Polandia oleh
Rusia.
Helena hanya sempat bersekolah hingga
kelas 3 SD saja. Ia seorang anak yang cerdas dan
rajin, juga rendah hati dan
lemah lembut hingga
disukai orang banyak.
Sementara
menggembalakan sapi,
Helena biasa membaca
buku; buku kegemarannya
adalah riwayat hidup para
santa dan santo. Seringkali
ia mengumpulkan temanteman sebayanya dan
menjadi `katekis' bagi
mereka dengan
menceritakan kisah santa
dan santo yang dikenalnya. Helena kecil juga suka
berdoa. Kerapkali ia bangun tengah malam dan
berdoa seorang diri hingga lama sekali. Apabila
ibunya menegur, ia akan menjawab, “Malaikat
pelindung yang membangunkanku untuk berdoa.”
Ketika usianya 16 tahun, Helena mulai
bekerja sebagai pembantu rumah tangga agar dapat
meringankan beban ekonomi keluarga. Tetapi,
setahun kemudian ia pulang ke rumah untuk minta
ijin masuk biara. Mendengar keinginan Helena,
255
ayahnya menanggapi dengan tegas, “Papa tidak
punya uang untuk membelikan pakaian dan barangbarang lain yang kau perlukan di biara. Selain itu,
Papa masih menanggung hutang!” Puterinya
mendesak, “Papa, aku tidak perlu uang. Tuhan Yesus
Sendiri yang akan mengusahakan aku masuk biara.”
Namun, orangtuanya tetap tidak memberikan
persetujuan mereka.
Patuh pada kehendak orangtua, Helena
bekerja kembali sebagai pembantu. Ia hidup penuh
penyangkalan diri dan matiraga, hingga suatu hari
pada bulan Juli 1924 terjadi suatu peristiwa yang
menggoncang jiwanya.
“Suatu ketika aku berada di sebuah pesta
dansa dengan salah seorang saudariku. Sementara
semua orang berpesta-pora, jiwaku tersiksa begitu
hebat. Ketika aku mulai berdansa, sekonyongkonyong aku melihat Yesus di sampingku; Yesus
menderita sengsara, nyaris telanjang, sekujur
tubuh-Nya penuh luka-luka; Ia berkata kepadaku:
“Berapa lama lagi Aku akan tahan denganmu dan
berapa lama lagi engkau akan mengabaikan-Ku”
Saat itu hingar-bingar musik berhenti, orang-orang
di sekelilingku lenyap dari penglihatan; hanya ada
Yesus dan aku di sana. Aku mengambil tempat
duduk di samping saudariku terkasih, berpura-pura
sakit kepala guna menutupi apa yang terjadi dalam
jiwaku. Beberapa saat kemudian aku menyelinap
pergi, meninggalkan saudari dan semua temantemanku, melangkahkan kaki menuju Katedral St
Stanislaus Kostka.
Lampu-lampu sudah mulai dinyalakan; hanya
sedikit orang saja ada dalam katedral. Tanpa
mempedulikan sekeliling, aku rebah (= prostratio) di
hadapan Sakramen Mahakudus dan memohon
dengan sangat kepada Tuhan agar berbaik hati
256
membuatku mengerti apa yang harus aku lakukan
selanjutnya.
Lalu aku mendengar kata-kata ini: “Segeralah
pergi ke Warsawa, engkau akan masuk suatu biara
di sana.” Aku bangkit berdiri, pulang ke rumah,
membereskan hal-hal yang perlu diselesaikan.
Sebisaku, aku menceritakan kepada saudariku apa
yang telah terjadi dalam jiwaku. Aku memintanya
untuk menyampaikan selamat tinggal kepada
orangtua kami, dan lalu, dengan baju yang melekat
di tubuh, tanpa barang-barang lainnya, aku tiba di
Warsawa,” demikian tulis St Faustina di kemudian
hari.
Setelah ditolak di banyak biara, akhirnya
Helena tiba di biara Kongregasi Suster-suster Santa
Perawan Maria Berbelas Kasih. Kongregasi ini
membaktikan diri pada pelayanan kepada para
perempuan yang terlantar secara moral. Sejak awal
didirikannya oleh Teresa Rondeau, kongregasi
mengaitkan misinya dengan misteri Kerahiman Ilahi
dan misteri Santa Perawan Maria Berbelas Kasih.
“Ketika Moeder Superior, yaitu Moeder
Jenderal Michael yang sekarang, keluar untuk
menemuiku, setelah berbincang sejenak, ia
menyuruhku untuk menemui Tuan rumah dan
menanyakan apakah Ia mau menerimaku. Seketika
aku mengerti bahwa aku diminta menanyakan hal ini
kepada Tuhan Yesus. Dengan kegirangan aku
menuju kapel dan bertanya kepada Yesus: “Tuan
rumah ini, apakah Engkau mau menerimaku? Salah
seorang suster menyuruhku untuk menanyakannya
kepada-Mu.”
Segera aku mendengar suara ini: “Aku
menerimamu; engkau ada dalam Hati-Ku.” Ketika
aku kembali dari kapel, Moeder Superior langsung
bertanya, “Bagaimana, apakah sang Tuan
257
menerimamu?” Aku menjawab, “Ya.” “Jika Tuan
telah menerimamu, maka aku juga akan
menerimamu.” Begitulah bagaimana aku diterima
dalam biara.”
Namun demikian, Helena masih harus tetap
bekerja lebih dari setahun lamanya guna
mengumpulkan cukup uang untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari pada tahap awal tinggal di
biara. Akhirnya pada tanggal 1 Agustus 1925,
menjelang ulangtahunnya yang ke-20, Helena
diterima dalam Kongregasi Suster-suster Santa
Perawan Maria Berbelas Kasih. “Aku merasa sangat
bahagia, seakan-akan aku telah melangkahkan kaki
ke dalam kehidupan Firdaus,” kenang St Faustina.
Setelah tinggal di biara, Helena terkejut
melihat kehidupan para biarawati yang sibuk sekali
hingga kurang berdoa. Karenanya, tiga minggu
kemudian Helena bermaksud meninggalkan biara
dan pindah ke suatu biara kontemplatif yang
menyediakan lebih banyak waktu untuk berdoa.
Helena yang bingung dan bimbang rebah dalam doa
di kamarnya. “Beberapa saat kemudian suatu terang
memenuhi bilikku, dan di atas tirai aku melihat
wajah Yesus yang amat menderita. Luka-luka
menganga memenuhi WajahNya dan butir-butir
besar airmata jatuh menetes ke atas seprei tempat
tidurku. Tak paham arti semua ini, aku bertanya
kepada Yesus, “Yesus, siapakah gerangan yang telah
menyengsarakan-Mu begitu rupa?” Yesus berkata
kepadaku: “Engkaulah yang yang akan
mengakibatkan sengsara ini pada-Ku jika engkau
meninggalkan biara. Ke tempat inilah engkau Kupanggil dan bukan ke tempat lain; Aku telah
menyediakan banyak rahmat bagimu.” Aku mohon
pengampunan pada Yesus dan segera mengubah
keputusanku.”
258
Pada tanggal 30 April 1926, Helena menerima
jubah biara dan nama baru, yaitu Sr Maria Faustina;
di belakang namanya, seijin kongregasi ia
menambahkan “dari Sakramen Mahakudus”. Dalam
upacara penerimaan jubah, dua kali Sr Faustina tibatiba lemas; pertama, ketika menerima jubah; kedua,
ketika jubah dikenakan padanya. Dalam Buku
Catatan Harian, St Faustina menulis bahwa ia panik
sekaligus tidak berdaya karena pada saat itu ia
melihat penderitaan yang harus ditanggungnya
sebagai seorang biarawati. Dalam biara, tugas yang
dipercayakan kepadanya sungguh sederhana, yaitu
di dapur, di kebun atau di pintu sebagai penerima
tamu. Semuanya dijalankan Sr Faustina dengan
penuh kerendahan hati.
Pada tanggal 22 Februari 1931, St Faustina
mulai menerima pesan kerahiman ilahi dari Kristus
yang harus disebarluaskannya ke seluruh dunia.
Kristus memintanya untuk menjadi rasul dan
sekretaris Kerahiman Ilahi, menjadi teladan belas
kasih kepada sesama, menjadi alat-Nya untuk
menegaskan kembali rencana belas kasih Allah bagi
dunia. Seluruh hidupnya, sesuai teladan Kristus,
akan menjadi suatu kurban - hidup yang
diperuntukkan bagi orang lain. Menanggapi
permintaan Tuhan Yesus, St Faustina dengan rela
mempersembahkan penderitaan pribadinya dalam
persatuan dengan-Nya sebagai silih atas dosa-dosa
manusia; dalam hidup sehari-hari ia akan menjadi
pelaku belas kasih, pembawa sukacita dan damai
bagi sesama; dan dengan menulis mengenai
kerahiman ilahi, ia mendorong yang lain untuk
mengandalkan Yesus dan dengan demikian
mempersiapkan dunia bagi kedatangan-Nya kembali.
Meskipun sadar akan ketidaklayakannya,
serta ngeri akan pemikiran harus berusaha
259
menuliskan sesuatu, toh akhirnya, pada tahun 1934,
ia mulai menulis buku catatan harian dalam ketaatan
pada pembimbing rohaninya, dan juga pada Tuhan
Yesus Sendiri. Selama empat tahun ia mencatat
wahyu-wahyu ilahi, pengalaman-pengalaman mistik,
juga pikiran-pikiran dari lubuk hatinya sendiri,
pemahaman serta doa-doanya. Hasilnya adalah
suatu buku catatan harian setebal 600 halaman,
yang dalam bahasa sederhana mengulang serta
menjelaskan kisah kasih Injil Allah bagi umatnya,
dan di atas segalanya, menekankan pentingnya
kepercayaan pada tindak kasih-Nya dalam segala
segi kehidupan kita. Buku itu menunjukkan suatu
contoh luar biasa bagaimana menanggapi belas
kasih Allah dan mewujud-nyatakannya kepada
sesama.
Di kemudian hari, ketika tulisan-tulisan St
Faustina diperiksa, para ilmuwan dan juga para
teolog terheran-heran bahwa seorang biarawati
sederhana dengan pendikan formal yang amat
minim dapat menulis begitu jelas serta terperinci;
mereka memaklumkan bahwa tulisan St Faustina
sepenuhnya benar secara teologis, dan bahwa
tulisannya itu setara dengan karya-karya tulis para
mistikus besar.
Devosinya yang istimewa kepada Santa
Perawan Maria Tak Bercela, kepada Sakramen
Ekaristi dan Sakramen Tobat memberi St Faustina
kekuatan untuk menanggung segala penderitaannya
sebagai suatu persembahan kepada Tuhan atas
nama Gereja dan mereka yang memiliki kepentingan
khusus, teristimewa para pendosa berat dan mereka
yang di ambang maut.
St Faustina Kowalska menulis dan menderita
diam-diam, hanya pembimbing rohani dan beberapa
superior saja yang mengetahui bahwa suatu yang
260
istimewa tengah terjadi dalam hidupnya. Setelah
wafat St Faustina, bahkan teman-temannya yang
terdekat terperanjat mengetahui betapa besar
penderitaan dan betapa dalam pengalamanpengalaman mistik yang dianugerahkan kepada
saudari mereka ini, yang senantiasa penuh sukacita
dan bersahaja.
Pesan Kerahiman Ilahi yang diterima St
Faustina sekarang telah tersebar luas ke segenap
penjuru dunia; dan buku catatan hariannya,
“Kerahiman Ilahi Dalam Jiwaku” menjadi buku
pegangan bagi Devosi Kerahiman Ilahi. St Faustina
sendiri tak akan terkejut mengenai hal ini, sebab
telah dikatakan kepadanya bahwa pesan kerahiman
ilahi akan tersebar luas melalui tulisan-tulisan
tangannya demi keselamatan jiwa-jiwa.
Dalam suatu pernyataan nubuat yang
ditulisnya, St Faustina memaklumkan: “Aku merasa
yakin bahwa misiku tidak akan berakhir sesudah
kematianku, melainkan akan dimulai. Wahai jiwajiwa yang bimbang, aku akan menyingkapkan bagi
kalian selubung surga guna meyakinkan kalian akan
kebajikan Allah” (Buku Catatan Harian, 281)
St Maria Faustina Kowalska dari Sakramen
Mahakudus, rasul kerahiman ilahi, wafat pada
tanggal 5 Oktober 1938 di Krakow dalam usia 33
tahun karena penyakit TBC yang dideritanya.
Jenasahnya mula-mula dimakamkan di pekuburan
biara, lalu dipindahkan ke sebuah kapel yang
dibangun khusus di biara. Pada tahun 1967, dengan
dekrit Kardinal Karol Wojtyla, Uskup Agung Krakow,
kapel tersebut dijadikan sanctuarium reliqui Abdi
Allah Sr Faustina Kowalska. Pada Pesta Kerahiman
Ilahi tanggal 18 April 1993, Sr Faustina dibeatifikasi
oleh Paus Yohanes Paulus II dan pada Pesta
Kerahiman Ilahi tanggal 30 April 2000 dikanonisasi
261
oleh paus yang sama. Pesta St Faustina dirayakan
setiap tanggal 5 Oktober.
SANTO FAUSTINUS dan SANTA JOVITA
(abad ke-2)
Santo Faustinus dan Santa Jovita adalah dua
bersaudara yang tinggal di Brescia, Italia. Mereka
termasuk di kalangan para martir awal Kristen.
Kedua pemuda ini banyak menderita dalam masa
penganiayaan Kaisar Hadrian pada abad kedua.
Sejak masih belia, Faustinus dan Jovita telah
dikenal karena cintanya yang besar kepada agama
yang mereka peluk. Mereka juga mengamalkan
karya-karya belas kasih Kristiani. Kedua bersaudara
ini saling tolong-menolong dalam berbuat baik
kepada mereka semua yang membutuhkan. Uskup
Brescia menahbiskan keduanya menjadi imam.
Demikianlah, mereka mulai berkhotbah ke manamana, baik kepada mereka yang kaya maupun yang
miskin. Mereka tak menghindarkan diri dari kurban
yang diperlukan untuk membawa banyak orang
262
kepada Tuhan. Karena waktu itu adalah masa
penganiayaan, orang mudah merasa takut. Tetapi,
Faustinus dan Jovita tak menyerah pada rasa takut
menghadapi para prajurit meski para prajurit ini
tanpa belas kasihan membantai banyak umat
Kristiani.
Ketika kaisar mendengar bahwa Faustinus
dan Jovita berani berkhotbah secara terbuka, ia
menjebloskan mereka ke dalam penjara dan
menyiksa mereka. Kaisar berpikiran bahwa siksa
aniaya akan dapat membungkam mereka. Tetapi,
tak peduli betapa berat penderitaan yang harus
ditanggung kedua imam itu, mereka tak hendak
berjanji untuk berhenti berkhotbah tentang Yesus.
Mereka senantiasa dalam sikap doa bahkan dalam
penjara yang gelap ngeri. Sesungguhnya, mereka
secara suka hati mempersembahkan penderitaan
mereka kepada Tuhan. Faustinus dan Jovita saling
menyemangati satu sama lain untuk tetap gagah
berani bahkan jika mereka, juga, harus mati sebagai
martir demi Yesus. Kedua bersaudara itu tetap setia
pada iman dan kasih kepada Yesus hingga keduanya
wafat dimartir. Tanggal tepatnya kematian mereka
tidak dicatat. Meski begitu, kesaksian mereka yang
gagah berani merupakan kenangan suci sekaligus
tantangan bagi kita semua untuk hidup seturut
teladan mereka.
A: Faustinus: beruntung (L) ♂; Yovita: Langit
(L) ♀; B: Yovi; P: 15 Februari
FEBRONIA (abad ke-4)
Dikisahkan, bahwa pada abad ke-7 puteri
cantik di kota Nisibia kawasan Mesopotamia (Irak)
itu akan dibebaskan dari penjara oleh kepala
263
pengadilan Selenus, asal ia murtad dan mau
menikah dengan Lisimakus, keponakannya.
Tetapi Febronia menolak, akibatnya ia disiksa dan
dipukuli dengan kayu sampai mati, lalu Selenus
menjadi gila dan bunuh diri, sedangkan
keponakannya bertobat. P: 25 Juni
SANTA FELISITAS dan SANTA PERPETUA (†
202)
Perpetua dan Felisitas hidup di Kartago,
Afrika Utara, pada abad ketiga. Pada masa itu terjadi
penganiayaan yang
hebat atas orangorang Kristen oleh
Kaisar Septimus
Severus. Perpetua
yang berusia
duapuluh dua tahun
adalah puteri
seorang bangsawan
kaya. Semenjak
kecilnya ia selalu
mendapatkan apa
saja yang ia
inginkan. Tetapi ia
sadar bahwa ia mengasihi Yesus dan iman
Kristianinya jauh lebih berharga dari apa pun yang
dapat ditawarkan oleh dunia. Oleh karena imannya
itulah ia menjadi seorang tahanan yang siap
menghadapi hukuman mati.
Ayah Perpetua adalah seorang kafir. Ia
melakukan segala daya upaya untuk membujuk
puterinya agar mengingkari iman Kristianinya. Ia
berusaha meyakinkan Perpetua akan betapa
pentingnya menyelamatkan nyawanya. Tetapi,
Perpetua tetap pada pendiriannya, meskipun ia tahu
bahwa ia harus meninggalkan suami serta bayinya.
264
Felisitas, pelayan Perpetua yang Kristen,
adalah seorang budak. Ia dan Perpetua bersahabat.
Mereka saling berbagi iman dan cinta akan Yesus.
Felisitas juga rela kehilangan nyawanya bagi Yesus
dan bagi imannya. Oleh sebab itu ia juga menjadi
seorang tahanan yang siap menghadapi hukuman
mati.
Felisitas adalah seorang isteri. Ketika sedang
di penjara karena imannya, ia juga menjadi seorang
ibu muda pula. Bayinya diangkat anak oleh seorang
wanita Kristen yang baik. Felisitas amat bahagia
karena sekarang ia dapat pergi sebagai martir.
Bergandengan tangan, Perpetua dan Felisitas
menghadapi kemartiran mereka dengan gagah
berani. Mereka dijadikan mangsa binatang-binatang
buas dan kemudian dipenggal kepalanya. Mereka
berdua wafat sekitar tahun 202.
SANTA FELISITAS dan KETUJUH
PUTERANYA
Felisitas adalah seorang wanita Kristen
bangsawan dari Roma. Ia hidup pada abad kedua.
Sesudah suaminya meninggal
dunia, Felisitas mengabdi Tuhan
dengan berdoa dan melakukan
karya belas kasihan. Teladan
baiknya menghantar banyak
orang untuk menjadi Kristen
pula.
Hal ini menyebabkan
imam-imam kafir amat marah
dan melaporkannya kepada
Kaisar Antonius Pius. Mereka
mengatakan bahwa Felisitas
adalah musuh negara oleh
265
sebab ia membuat dewa-dewa murka. Maka, kaisar
memerintahkan agar Felisitas ditangkap. Tujuh
orang pemuda ditangkap bersamanya. Mereka
adalah ketujuh putera Felisitas. Seperti ibu dalam
Kitab Makabe dalam Perjanjian Lama, Felisitas tetap
tenang. Gubernur sia-sia saja membujuknya untuk
mempersembahkan korban kepada para dewa.
Akhirnya Gubernur berseru, “Perempuan celaka! Jika
engkau ingin mati, matilah! Tetapi, janganlah
engkau membinasakan anak-anakmu pula.”
“Putera-puteraku akan hidup selama-lamanya
jika mereka, seperti saya, mengutuk dewa-dewa
berhala dan mati bagi Tuhan,” jawab Felisitas.
Wanita yang gagah berani ini dipaksa menyaksikan
putera-puteranya dihukum mati. Seorang mati
dicambuk, dua orang didera dengan tongkat, tiga
orang dipenggal kepalanya dan seorang lagi tewas
ditenggelamkan. Empat bulan kemudian, Felisitas
juga dihukum pancung. Kekuatannya yang luar biasa
itu bersumber pada pengharapannya yang besar
akan kehidupan kekal kelak bersama Tuhan dan
putera-puteranya di surga. Dapat dikatakan, St.
Felisitas wafat dimartir delapan kali, sebab ia harus
menyaksikan satu demi satu puteranya wafat
dimartir hingga akhirnya ia sendiri
mempersembahkan nyawanya juga bagi Yesus.
FELIX († 303)
Adalah uskup di Thibiuka (Tunisia). Ia
dipaksa menyerahkan Kitab Suci untuk dibakar.
Namun ia menjawab: “Lebih baik sayalah yang
dibakar daripada Kitab Suci ini. Sebab, lebih tepat
patuh kepada Tuhan daripada kepada manusia.”
Kemudian ia menerima ganjaran hukuman mati.
P: 24 Oktober
266
SANTO PAUS FELIX III (II) († 492)
Paus St Felix III (II) adalah leluhur dari Paus
St Gregorius Agung (540-604). Gregorius menulis
bahwa ketika bibinya, St Tharsilla,
sedang menghadapi ajal, Paus
Felix menampakkan diri kepada
bibinya dan membimbingnya ke
surga. Siapakah Paus St Felix ini?
Dan peristiwa-peristiwa apakah
yang terjadi dalam hidupnya yang
menghantarnya ke kekudusan?
Meski tak banyak catatan
tentangnya, tetapi kita tahu bahwa
Felix adalah seorang Romawi. Ia
seorang yang jujur dan gagah
berani dalam menghadapi masamasa sulit. Felix dinobatkan
menjadi paus pada tahun 483. Gereja terpecahbelah atas kelompok-kelompok karena ajaran-ajaran
sesat. Faktor-faktor politis mempersulit pelayanan
paus. Tetapi, Felix berhasil membuktikan diri sebagai
seorang yang gagah berani dalam membela
kebenaran-kebenaran iman dan hak-hak Gereja.
Banyak yang memperbandingkannya dengan Paus St
Leo Agung yang wafat pada tahun 461. Paus Felix
sungguh universal dalam pandangannya. Ia
berusaha memahami serta menyelesaikan masalahmasalah Gereja di berbagai belahan dunia.
Felix melewatkan sembilan tahun dari masa
hidupnya sebagai paus. Ia akan dikenang sebagai
267
seorang yang berdedikasi total kepada Yesus dan
Gereja-Nya. Paus St Felix wafat pada tahun 492.
A: bahagia (L); P: 1 Maret
SANTO FELIX dan SANTO SIPRIANUS
Felix dan Siprianus, keduanya adalah Uskup
Afrika yang hidup pada abad kelima. Mereka
menderita bersama lebih dari 4900 martir dalam
masa penganiayaan yang hebat oleh bangsa Vandal.
Huneric, raja Vandal, membuang umat Kristiani ini
ke pengasingan di padang gurun Libya. Mereka
diperlakukan dengan begitu keji oleh bangsa Moor.
Seorang uskup yang kudus bernama Victor
berusaha menolong umat Kristiani yang malang ini,
yang dijebloskan ke dalam sebuah penjara yang
ngeri. Mereka dikurung tanpa udara maupun
penerangan yang cukup. Uskup Victor menuliskan
kisah keberanian dan penderitaan yang mereka
alami. Beliau menceritakan bahwa ketika mereka
diperintahkan untuk pergi ke tempat pembuangan di
padang gurun yang ganas, mereka keluar dari
penjara dengan menyanyikan madah pujian. Umat
Kristiani lainnya mencucurkan arimata melihat
kegagahan mereka. Bahkan para perempuan dan
anak-anak ikut pergi bersama mereka ke
pembuangan dan tewas di sana. Dalam kisah ini
diceritakan pula tentang Uskup St Felix. Ia tua renta
dan setengah lumpuh hingga seseorang mengatakan
kepada raja Vandal, “Baginda dapat meninggalkan
dia mati di sini.” Tetapi Raja Huneric dengan keji
menjawab, “Jika ia tidak dapat menunggang kuda, ia
dapat diseret dengan lembu.” Pada akhirnya,
mereka memutuskan untuk mengikatkan uskup tua
yang gagah berani ini pada seekor keledai dan
268
dengan demikian ia dibuang agar mati di padang
gurun.
Kita juga merayakan St Siprianus. Uskup
Siprianus hidup dua abad sesudah St Siprianus dari
Kartago. St Siprianus yang pestanya kita rayakan
hari ini mempertaruhkan nyawanya sendiri demi
memelihara sebanyak mungkin para tawanan. Ia
menghabiskan segenap waktu dan kekuatannya,
pula segala yang dimilikinya, demi menolong
mereka. Akhirnya, ia sendiri ditangkap juga dan
dibuang ke pengasingan. Di sana ia wafat sebagai
martir akibat perlakuan keji terhadap umat Kristiani.
FELIX dari NOLA
Diterangi oleh sinar redup pelita minyak kecil,
orang-orang
Kristen
kota
Nola
berkumpul
mendoakan Felix, pastor mereka. Felix adalah anak
seorang bekas tentara dan menjadi pastor yang rajin
sekali mengunjungi umat.
Pada tahun 250 Kaisar Decius melancarkan
pengejaran terhadap orang Kristen. Felix tertangkap
dan dijebloskan ke dalam penjara. Dua kali sudah
dicemeti setelah bajunya ditanggalkan. Tetapi Felix
berhati baja dan tak mau mengkhianati imannya.
Hal
ini
mengobarkan
kemarahan
para
penganiayanya. Felix dilemparkan ke dalam sel
gelap tak berjendela dan lantai penuh dengan
pecahan kaca. Esok hari ia mesti menjalani hukuman
mati.
Tuhan mendengarkan doa umat Nola
malam itu: Dengan cara ajaib Felix melintasi pintu
penjara satu demi satu. Tetapi ia tidak langsung
bersmbunyi atau menemui umatnya. Ia telah
mendengar, bahwa uskup Maximus dari Nola,
sedang bersembunyi di suatu tempat dalam keadaan
269
sengsara dan memerlukan pertolongan. Maka
tindakan Felix yang pertama adalah menemui
gembalanya. Berjam-jam lamanya Felix berjalan
terseok-seok menurutkan liku-liku lorong sempit.
Sebab, seharian perutnya kosong dan badan lunglai
akibat
penganiayaan.
Akhirnya
ia
berhasil
menemukan uskup itu sendirian, sakit dan tidak
berdaya.
Dengan
bersusah
payah
Felix
menggendongnya ke sebuah rumah, supaya uskup
dapat beristirahat memulihkan kekuatannya.
Sesaat setelah tersiar kabar bahwa Felix
melarikan diri, tentara dikerahkan untuk melacak
dan menangkapnya kembali. Mereka juga diberi
kuasa untuk melaksanakan hukuman mati seperti
yang
telah
diputuskan.
Tetapi
Felix
menyembunyikan diri. Baru sesudah kaisar yang
kejam itu digantikan oleh kaisar baru, Felix muncul
lagi. Ketika uskup Maximus meninggal, umat
meminta Felix menggantikannya. Tetapi ia menolak
kedudukan terhormat itu. Ia memilih tetap sebagai
imam biasa dengan hidup sederhana. Ia dihormati
karena kebaikan dan keberaniannya semasa
pengejaran.
Felix dari Nola (Italia Selatan) hidup pada
abad ke-3. Makamnya masih utuh dalam
Katedral Nola. A: yang bahagia; P: 14 Januari.
FELIX OFM CAP (1515-1578)
Yang senantiasa minta derma itu dijuluki
‘Bruder Deogratias’, karena selalu mengucap
“Syukur kepada Allah” atas segala perlakuan yang
diterimanya. Hidupnya sangat sederhana, banyak
berdoa dan selalu sopan, sehingga disenangi rakyat
kecil.
P: 18 Mei
270
FELIX, LUCIUS, NEMESIAN, FELIX, LITEUS
POLIAN, VIKTOR, JADER dan DAVITUS
(257)
Adalah uskup-uskup Afrika Utara
bersama banyak imam dan awam dihukum
paksa dalam tambang batu marmer di Sium.
Siprianus menulis surat kepada mereka
menguatkan iman para saksi Kristus ini.
yang
kerja
Santo
untuk
P: 10 September
FEODOR (=TEODOR) dan JOAN († 983)
Adalah martir Rusia pertama. Ketika raja
kembali dari medan perang untuk merayakan
kemenangannya, ia berikrar akan mengurbankan
seorang manusia. Undian jatuh kepada Joan. Dia
dan ayahnya Feodor yang sudah beriman Kristen
menolak kebiasaan kafir yang buruk itu. Akhirnya
nereka dibunuh oleh orang-orang Rusia yang belum
mengenal Kristus itu
P: 12 Juli
SANTO FERDINANDUS III (1199-1252)
Adalah putera Raja Alfonso IX dari Leon dan
Ratu Berengaria dari Kastilia. Ia naik tahta di Katilia
pada usia 20 tahun. Tigabelas tahun kemudian ia
menjadi raja atas Leon. Persatuan antara kedua
kerajaan ini seterusnya tak terpecahkan lagi. Masa
pemerintahannya mempunyai arti yang sangat
penting bagi sejarah Spanyol. Sebab, dialah yang
berhasil merebut lagi sebagian besar Andalusia dari
pendudukan orang-orang Moor (Islam). Melalui
pertempuran yang sengit ia berhasil mempersatukan
kembali seluruh wilayah ke dalam Negara Kristen
271
itu. Ferdinandus adalah raja yang besar, dalam arti
berkuasa dan mempunyai keberanian, tetapi juga
berhati besar, yakni tidak mementingkan diri sendiri,
penuh pengabdian kepada iman dan rakyatnya. Ia
juga memperluas Universita Salamanca. Tatkala
meninggal, banyak orang menganggap dia sebagai
santo. Tetapi baro 400 tahun kemudian ia secara
resmi dinyatakan kudus.
Ferdinandus III (1199-1252), Raja dari Leon
dan Kastilia (Spanyol); dimakamkan dalam
Katedral Sevilla; L: bola (=bumi ini) dan
pedang; P: 30 Mei
FERDINANDUS († 1443)
Ia dijuluki Pangeran Tabah (= El Pricipe
Constante). Ia ditangkap oleh tentara Maroko ketika
bersama saudaranya Henrikus Navigator berperang
di Ceuta. Ia menjadi sandera dank arena tak mampu
membayar uang tebusan Ferdinanus tak dibebaskan.
Lalu ia disiksa dengan keji sampai mati di Fez pada
tahun 1443.
P: 5 juni
FEREMENATOS (380)
Ketika bersama saudara Edesia sedang
melakukan perjalanan, mereka ditangkap oleh orang
Etiopia. Namun pedagang dari Libanon ini disukai
oleh raja dari Aksum, sehingga diminta mendidik
puteranya. Feremenatos berhasil mempersatukan
orang-orang Kristen yang terpencar-pencar. Lalu ia
ditahbiskan uskup oleh Santo Atanasios dari
Alexandria (Mesir) dan menjadi ‘Rasul Etiopia’.
B: Frumentius; P: 27 Oktober
272
SANTO FIDELIS OFM Cap dari
SIGMARINGEN (1578-1622)
Namanya ialah Mark Rey. Ia dilahirkan di
Jerman pada tahun 1578. Mark menuntut ilmu di
Universitas Freigburg yang termashyur untuk
menjadi seorang pengacara. Semasa masih
mahasiswa, ia sering mengunjungi mereka yang
sakit dan yang miskin. Setiap hari ia selalu
meluangkan waktu untuk
berdoa. Saudaranya
memutuskan untuk menjadi
seorang imam Fransiskan
Kapusin. Sebaliknya, Mark
menamatkan kuliahnya dan
menjadi seorang pengacara
terkenal.
Mark seringkali
membela perkara kaum
miskin yang tidak memiliki
uang untuk membayar. Oleh
sebab itulah ia dijuluki,
“Pengacara Orang Miskin.”
Karena Mark seorang yang jujur, ia menjadi muak
dengan ketidakjujuran yang terjadi dalam
pengadilan. Ia memutuskan untuk mengikuti jejak
saudaranya dan menjadi seorang imam. Mark
menerima jubahnya dan memilih nama Fidelis, yang
berarti “setia.” Pastor Fidelis bersukacita ketika ia
diutus ke Swiss, di sana banyak orang yang
memusuhi iman Katolik. Pastor Fidelis ingin
memenangkan jiwa mereka dan membawa mereka
kembali ke pangkuan Gereja. Khotbah-khotbahnya
membawa hasil yang menakjubkan. Banyak orang
bertobat. Musuh Gereja Katolik amat marah dengan
keberhasilannya.
273
St. Fidelis tahu bahwa hidupnya ada dalam
bahaya, namun demikian ia terus saja berkhotbah.
Suatu hari, tengah ia berkhotbah, sebuah peluru
ditembakkan, tetapi meleset. Pastor Fidelis tahu
bahwa ia harus meninggalkan kota saat itu juga.
Dan ia melakukannya, tetapi, saat ia sedang dalam
perjalanan ke kota terdekat, gerombolan orang yang
marah menghentikannya. Mereka
memerintahkannya untuk mengingkari iman Katolik.
St. Fidelis menjawab dengan tegas, “Aku tidak akan
mengingkari iman Katolik.” Orang-orang
menyerangnya dengan tongkat, pentung dan senjata
lainnya.
Dalam keadaan terluka sang imam
memaksakan dirinya untuk berlutut. Ia berdoa:
“Tuhan, ampunilah musuh-musuhku. Mereka tidak
tahu apa yang mereka perbuat. Tuhan Yesus,
kasihanilah aku! Bunda Maria yang kudus, Bundaku,
tolonglah aku!” Orang banyak itu kembali
menyerangnya hingga mereka yakin bahwa ia sudah
tewas. St. Fidelis wafat sebagai martir pada tahun
1622 dalam usia empat puluh empat tahun. Ia
dinyatakan kudus oleh Paus Benediktus XIV pada
tahun 1746.
A: yang setia; L: pentung dan pedang; P: 24 April
FILEAS († 305)
Uskup yang pandai dari Mesir ini menulis
surat kepada umatnya berisikan kisah hidup para
martir Alexandria. Bersama Santo Filoromus –
seorang pejabat tinggi yang memprotes perlakuan
pemerintah terhadap uskup ini – ia dihukum mati,
meskipun
hakim
telah
membujuknya
agar
mengingat nasib anak dan isterinya.
P: 4 Februari
274
FILEMON (abad ke-1)
Adalah ‘kawan dan teman sekerja’
Paulus di Kolosa (Turki). Rumahnya
digunakan untuk perayaan ekaristi kudus.
Surat kepada Filemon dalam Perjanjian Baru).
orang yang senang berbuat amal ini menjadi
dan mati syahid.
Santo
sering
(Lihat
Konon
uskup
A: yang tercinta (Y); P: 22 Nopember
FILEMON (abad ke-3)
Menurut kisah kuno Filemon disuap oleh
diakon Apolonios yang takut mati itu untuk
memberikan persembahan kepada dewa-dewa
dengan menggunakan pakaian Apolonios. Sebab,
Filemon sendiri masih kafir. Tetapi di muka mezbah
dewa, Filemon sekonyong-konyong tergerak oleh
rahmat dan berubah mengaku beriman kepada
Kristus. Lalu Apolonios bertobat dan mereka berdua
mati sebagai saksi iman.
P: 8 Maret
FILIBERTUS (610-685)
Dalam usia muda sudah dipilih menjadi
abbas. Namun karena para biarawan tak mau
tunduk. Ia meninggalkan biara itu dan mengunjungi
biara-biara lain untuk memperdalam hidup rohani.
Kemudian Filibertus mendirikan biara baru. Tetapi ia
segera dipenjarakan oleh seorang pejabat tinggi
yang dicelanya. Ia pindah tempat dan merintis biara
baru lagi di muara sungai Loire Perancis
P: 20 Agustus
275
FILIP (1507-1569)
Masuk biara pada usia 30 tahun. Bekas
pedagang kaya ini dipilih menjadi abbas, karena
kepandaiannya dalam hal rohani, administrasi dan
irigasi. Tahun 1565 ia diangkat menjadi kepala
Gereja Ortodox Rusia. Dua tahun kemudian
terjadilah pembunuhan missal yang dilakukan oleh
Tzar Ivan IV. Filip menegurnya secara pribadi, tetapi
Ivan tambah marah. Suatu hari Ivan mau
menyambut komuni di katedral Moskow. Uskup Filip
lantang
berkata:
“Di
atas
altar
ini
kami
mempersembahkan kurban murni tak berdarah demi
penyelamatan manusia. Tetapi di luar gereja ini
darah orang Kristen tak bersalah ditumpahkan.
Tuhan menolak orang yang tidak mencintai sesame
manusia. Dan aku wajib mengatakan demikian
kepada Baginda dan aku bersedia mati karenanya.”
Pembunuhan berjalan terus dan uskup Filip pun
tetap memprotes. Akhirnya Filip dipecat, diborgol
dan dipenjarakan. Dua hari sebelum Natal, utusan
Tsar mencekiknya hingga tewas.
P (di Gereja Ortodox): 9 Januari
SANTO FILIPUS
RASUL († 62)
dan
SANTO
YAKOBUS,
Kedua orang
kudus ini termasuk dalam
kedua belas rasul Yesus.
Filipus merupakan salah
seorang dari para rasulNya yang pertama. Ia
dilahirkan di Betsaida, di
wilayah Galilea. Tuhan
Yesus bertemu
276
dengannya dan berkata, “Ikutlah Aku!” Filipus
sangat bersukacita bersama Yesus. Ia ingin
membagikan sukacitanya itu kepada sahabatnya,
Natanael. “Kami telah menemukan Dia, yang disebut
oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi,”
kata Filipus, “yaitu Yesus dari Nazaret.” Natanael
tidak ikut bergembira. Nazaret hanyalah sebuah kota
kecil, dan bukannya suatu kota besar dan penting
seperti Yerusalem. Jadi, kata Natanael, “Mungkinkah
sesuatu yang baik datang dari Nazaret?” Tetapi,
Filipus tidak marah mendengar jawaban sahabatnya
itu. Ia hanya mengatakan, “Mari dan lihatlah!”
Natanael pergi menjumpai Yesus. Setelah berbicara
dengan-Nya, Natanael juga menjadi seorang
pengikut Kristus yang setia.
St. Yakobus adalah putera Alfeus dan saudara
sepupu Yesus. Setelah kenaikan Yesus ke surga,
Yakobus menjadi Uskup
Yerusalem. Orang banyak
sangat menghormatinya dan
memberinya julukan “Yakobus
si Adil,” yang berarti “Yakobus
yang Kudus.” Ia juga dijuluki
“Yakobus Muda,” karena ia
lebih muda dari seorang rasul
lainnya yang juga bernama
Yakobus. Yakobus yang lain
itu dijuluki “Yakobus Tua”
karena ia lebih tua usianya.
St. Yakobus seorang
yang lemah lembut dan
pemaaf. Ia menghabiskan banyak waktunya untuk
berdoa. Terus-menerus ia memohon kepada Tuhan
untuk mengampuni mereka yang menganiaya para
pengikut Kristus. Bahkan ketika para penganiaya
umat Kristen menjatuhkan hukuman mati atasnya,
277
Yakobus memohonkan ampun bagi mereka kepada
Tuhan. St. Yakobus wafat sebagai martir pada tahun
62.
Filipus Rasul, makamnya dihormati di Gereja
Duabelas Rasul di Roma; A: penyayang kuda;
B: Filip; L: tongkat dengan salib; P: 3 Mei
FILIPOS († 304)
Ketika polisi mengunci gereja, uskup tua itu
dengan
tenang
mengatakan,
bahwa
Tuhan
bersemayam dalam hati setiap manusia dan bukan
dalam gedung. Ia terus mengumpulkan umat supaya
beribadat di luar gereja, sehingga gubernur
menuntut agar piala-piala dan Kitab-kitab Suci untuk
ibadat
diserahkan.
Namun
Filipos
menolak.
Akibatnya, ia bersama diakon Hermes di cambuk dan
selama tujuh bulan dikurung dalam penjara untuk
disiksa. Ketika tiba saatnya menjalani hukuman
mati, mereka begitu lemah sehingga terpaksa
diusung ke tempat pembakaran. Hari berikutnya
seorang Kristen lain, Severus namanya, menjalani
nasib yang sama.
P: 22 Oktober
FILIPUS BENIZI (1225-1285)
Semula pembesar ordo Servit ini adalah
mahasiswa kedokteran yang mau menjadi bruder.
Tetapi akhirnya malah ditahbiskan menjadi imam.
Ketika konklav mengusulkan Filipus menjadi paus
baru, ia menyembunyikan diri ke pegunungan.
Sebagai pengkotbah dan pendamai jasanya
sangat
besar.
Suatu
hari,
ketika
sedang
mengadakan misi perdamaian, ia ditempeleng oleh
Peregrine Laziosi (1345). Melihat Filipus begitu
tenang, Peregrine insaf, lalu bertobat dan masuk
ordo Servit juga. Filipus sangat tekun berdoa dan
278
sabar dalam menanggung penderitaan, sehingga
dinyatakan sebagai Santo Pelindung penderita sakit
kronis
P: 23 Agustus; Peregrine P: 1 Mei
SANTO FILIPUS NERI (22 Juli 1515-26 Mei
1595)
Filipus Neri dilahirkan pada tanggal 22 Juli
1515 di Florence, Italia. Ayahnya, Fransiskus Neri,
bekerja sebagai seorang notaris. Ia termasuk
golongan bangsawan, tetapi keluarganya sendiri
hidup miskin.
Filipus kecil suka sekali berkelakar! Bagi
teman-temannya, sentuhan tangan Filipus atau
bahkan kehadirannya saja
sudah cukup untuk
menyembuhkan hati siapa
saja yang sedang berduka.
Filipus kecil juga suka
bertindak seturut kata
hatinya. Karena
kelakuannya itu hampir saja
sebuah kecelakaan
merenggut nyawanya.
Filipus melihat seekor
keledai beban dengan
gerobaknya yang sarat
dengan buah-buahan; tibatiba saja ia meloncat naik ke atas punggung keledai.
Keledai yang terkejut itu kehilangan
keseimbangannya dan terpeleset. Sedetik kemudian,
keledai, gerobak dan buah-buah muatannya serta
Filipus jatuh terguling-guling ke gudang bawah
tanah dengan Filipus tertindih keledai dan gerobak!
279
Pada tahun 1533, ketika usianya delapan
belas tahun Filipus dikirim ke San Germano, kepada
seorang sanak, untuk belajar berdagang. Tetapi
tidak ada sama sekali minatnya dalam berdagang. Ia
malahan lebih sering menggunakan waktunya untuk
berdoa di sebuah kapel di atas bukit. Filipus
memperoleh nubuat dalam suatu penglihatan bahwa
ia mendapat panggilan merasul di Roma, jadi ia
meninggalkan keluarganya dan pindah ke Roma.
Di Roma, Filipus belajar Filsafat dan Teologi
selama tiga tahun, sebelum akhirnya memutuskan
untuk hidup layaknya seorang pertapa. Suatu ketika,
sedang Filipus berdoa di Katakomba St. Sebastianus
di jalan Appian Way, sebuah bola api masuk ke
dalam hatinya. Pengalaman mistik ini memberinya
kekuatan yang luar biasa hingga ia mulai
mewartakan Tuhan dengan penuh semangat kepada
semua orang.
Pada tahun 1548, Filipus membentuk
kelompok Persaudaraan Tritunggal Maha Kudus.
Kelompok tersebut beranggotakan kaum awam yang
menawarkan bantuan bagi para peziarah yang
datang ke Roma. Organisasi ini berjalan baik dan
kelak menjadi rumah sakit Santa Trinita dei
Pellegrini yang terkenal di Roma. Karena merasakan
panggilan yang kuat untuk menjadi imam, Filipus
masuk biara dan pada tahun 1551 ditahbiskan
menjadi seorang imam. Kemudian Romo Neri
ditugaskan di gereja San Girolamo.
Bagi umatnya, Romo Neri adalah seorang
imam yang spontan, tak dapat ditebak,
menyenangkan serta penuh humor. Semua orang
kudus selalu penuh pengharapan dan sukacita,
tetapi pada Neri pengharapan dan sukacita itu
tampak lebih nyata. Ia selalu melihat sisi baik dari
semua peristiwa, baik peristiwa gembira maupun
280
sedih yang dialaminya. Lelucon-leluconnya, biasanya
idenya sendiri, selalu dikenang.
Demi pertumbuhan rohani umatnya, Romo
Neri senantiasa menyediakan waktu bagi siapa saja
dan kapan saja. Ia memperhatikan mereka dan
memberikan dukungan serta nasehat menurut
kepentingan mereka masing-masing. Nasehatnasehatnya itu membawa dampak yang besar
sehingga berguna bagi perkembangan gereja secara
menyeluruh. Rm Neri amat popular sebagai seorang
bapa pengakuan sebab ia pandai membaca hati
orang dan memberikan penitensi yang membantu
mereka berbalik dari dosa-dosa mereka. Ia
membantu umatnya mengatasi kelemahankelemahan mereka dengan membuat mereka
tertawa!
Sukacita Rm. Neri segera memikat hati
umatnya, terutama kaum muda. Ia mengadakan
kegiatan-kegiatan untuk membimbing hidup
kerohanian mereka: doa, Misa, diskusi, pendalaman
iman, paduan suara, dsbnya. Ia mengadakan prosesi
kunjungan ke Tujuh Gereja di Roma dengan
perhentian-perhentian di masing-masing gereja
untuk berdoa, devosi, menyanyi, menari dan
berpiknik (piknik yang dihadiri oleh ± 6000 orang)!
Jumlah kaum muda yang bergabung semakin lama
semakin banyak, di antara mereka banyak pula yang
kemudian tertarik untuk menjadi imam, hingga pada
akhirnya terbentuklah Konggregasi Oratorian. Nama
Oratorian dipilih karena mereka biasa berkumpul
secara teratur di sebuah ruang kecil yang disebut
oratory (“ora” adalah bahasa Latin yang berarti
“berdoa”; oratory artinya tempat doa). Rm Neri dan
Oratorian segera menjadi pusat kehidupan beriman
di Roma.
281
Beberapa penguasa gereja yang iri kepada
Rm Neri merasa terancam dengan berkembangnya
gerakan Oratorian. Oleh karena itu Rm Neri
diperintahkan untuk menghentikan segala kegiatan
Oratorian. Rm Neri tentu saja kecewa, tetapi ia
menghadapi semua rintangan itu dengan humor,
kerendahan hati dan ketaatan. Akhirnya, pada tahun
1575, Paus Gregorius XIII merestui Konggregasi
Oratorian dan mengijinkannya untuk melakukan
segala kegiatannya kembali. Mereka bahkan
dihadiahi gereja Santa Maria dari Vallicella, tetapi
lebih dikenal hingga sekarang sebagai “Chiesa
Nuova” (artinya gereja baru). Pada hari mereka
memasuki gereja baru mereka pada tahun 1577,
para Oratorian melakukan arak-arakan di kota
dengan membawa serta segala tetak-bengek
peralatan rumah tangga mereka (sendok, mangkuk,
kursi yang seluruhnya terbuat dari kayu). Di barisan
depan parade yang aneh ini tampaklah Rm Neri,
berarak sambil menendang-nendang bola sepak.
Rm Neri memahami betapa pentingnya
berbicara dengan bijaksana. Suatu hari seseorang
datang kepadanya. Orang itu mempunyai masalah
tidak dapat menghentikan kebiasaan buruknya yaitu
bergosip dan menceritakan keburukan-keburukan
orang lain. Rm Neri menyuruhnya naik ke atap
rumah dengan satu tas besar penuh dengan bulu
burung. Kemudian Romo memintanya untuk
membuka tas serta menggoncang-goncangkan tas
tersebut agar bulu-bulu itu dapat keluar semuanya.
Baru saja ia melakukannya, maka angin segera
meniup bulu-bulu itu dan membawanya terbang
hingga jauh menyebar ke seluruh penjuru kota.
Sesudahnya, Rm Neri memintanya untuk pergi
mengumpulkan setiap bulu yang telah terbang
terbawa angin. Orang itu memandang Rm Neri
282
dengan terkejut dan gugup. Rm Neri berkata, “Katakata yang jahat sama seperti bulu-bulu itu. Begitu
keluar dari tas, mereka menyebar ke segala penjuru
kota dan tidak pernah bisa ditarik kembali!”
Suatu hari seorang anak muda yang
dibimbingnya datang kepada Rm Neri dan bertanya
apakah ia diperkenankan mengenakan baju kasar
(dalam upacara kuno wajib dikenakan oleh pendosa
berat yang belum diampuni dosanya oleh gereja).
Rm Neri menyadari bahwa kegiatan yang tampak
seperti “laku silih” pun dapat menjadi sumber
kesombongan, padahal Rm Neri senantiasa menjauhi
sikap bangga dan tinggi hati. Oleh karenanya Rm
Neri memberinya ijin dengan syarat bahwa baju
kasar tersebut harus dikenakan di luar kemejanya!
Dengan demikian baju kasar tersebut bukan saja
menyebabkan ketidaknyamanan di tubuhnya tetapi
juga menyebabkannya diperolok dan ditertawakan
orang-orang di sekitarnya. Kisah ini menjadi
terkenal, karena kelak di kemudian hari, pemuda itu
menyatakan dengan penuh syukur bahwa “laku silih”
yang dianjurkan Rm Neri mengajarkan kepadanya
arti sebenarnya dari penderitaan dan dengan
demikian mengubah hidupnya.
Seorang pemuda bangsawan jatuh sakit dan
mendadak meninggal. Ibunya sangat sedih, sebab
puteranya belum menerima Sakramen Pengurapan
Orang Sakit serta Sakramen Pengakuan Dosa. Ia
memohon agar Rm Neri berdoa bagi puteranya. Rm
Neri mendekati jenasah pemuda itu dan memegang
tangannya seraya berkata, "Paulo, Paulo!" Maka
pemuda itu pun bangun dan hidup kembali selama
setengah jam sehingga dapat menerima kedua
sakramen yang amat diperlukan bagi perjalanannya
menuju surga.
283
Tuhan melakukan banyak mukjizat-Nya
melalui Rm Neri. Namun demikian yang ingin
dilakukan Rm Neri hanyalah membawa sebanyakbanyaknya orang kepada Yesus. Oleh karena itulah,
guna menghindari rasa kagum umatnya, Rm Neri
seringkali berlagak tolol. Ia mengenakan pakaian
yang modelnya menggelikan atau pernah suatu
ketika ia mencukur separuh janggutnya sebelum
pergi ke suatu pesta perjamuan yang
diselenggarakan khusus untuk menghormatinya.
Atau, ketika para tamu dari Polandia datang untuk
bertemu dengan orang kudus yang amat popular ini,
mereka malahan mendapatkan Rm Neri sedang
duduk mendengarkan seorang imam lain
membacakan lelucon dari buku-buku humor. Rm
Neri ingin orang lain menertawakannya dan dengan
segera lupa bahwa ia adalah seorang kudus.
Kepada para pengikutnya Rm Neri sering
berkata, “Bersukacitalah senantiasa, karena sukacita
adalah jalan untuk berkembang dalam kebajikan.”
Meskipun Rm Neri seorang yang penuh humor,
tetapi ia sangat serius dalam kehidupan doanya. Rm
Neri mudah sekali mengalami `ekstase' (keadaan
orang yang sedang terpengaruh Roh Kudus,
sehingga berbuat sesuatu yang luar biasa); berjamjam dalam sehari dihabiskannya untuk berdoa. Jika
seseorang bertanya bagaimana caranya berdoa, Rm
Neri akan menjawab, “Rendah hati serta taat, maka
Roh Kudus akan membimbingmu.”
Pada tanggal 26 Mei 1595, setelah menderita
sakit cukup lama, Rm Neri meninggal dunia dalam
usia delapan puluh tahun. Ia dimakamkan di Chiesa
Nuova. Seluruh kota Roma berduka. Namun,
sekarang kota Roma tampak amat berbeda
dibandingkan 60 tahun sebelumnya. Ada iman yang
tumbuh dari kota tersebut yang segera menyebar
284
dan mempengaruhi umat Katolik di seluruh dunia.
Sebagai ungkapan syukur, Paus menyatakan Rm
Filipus Neri sebagai Rasul kota Roma yang kedua
sesudah Santo Petrus.
Rm Filipus Neri dibeatifikasi pada tahun 1615
oleh Paus Paulus V dan dikanonisasi pada tahun
1622 oleh Paus Gregorius XV. Pesta St Filipus Neri
dirayakan setiap tanggal 26 Mei.
FILIPUS DAN BOLA API
Filipus memiliki semangat doa yang luar
biasa. Tidak peduli di mana pun ia berada, ia dapat
dengan mudah berkomunikasi dengan Tuhan bahkan dikatakan bahwa hatinya seolah-olah siap
meledak karena cintanya yang meluap-luap kepada
Tritunggal Maha Kudus! Pernyataan tersebut
memang tidak berlebihan karena didasarkan pada
suatu kejadian yang amat menakjubkan:
Pada tahun 1544, menjelang Hari Raya
Pentakosta, Filipus sedang berlutut dan
berdoa memohon
Karunia-karunia
Roh Kudus di
Katakomba St
Sebastianus.
Tiba-tiba sebuah
bola api muncul
dan secepat kilat
masuk ke dalam
mulutnya, lalu
meluncur ke
dalam hatinya. Filipus merasakan hatinya
membesar, tetapi ia sendiri tidak merasa
sakit. Sejak itu, setiap kali Filipus mengalami
suatu peristiwa mistik (persatuan dengan
Tuhan secara mendalam), maka hatinya akan
285
berdebar kencang menyebabkan seluruh
tubuhnya bergetar. Di saat-saat seperti itu
Filipus akan memohon kepada Tuhan untuk
menenangkan hasratnya atau membawanya
pulang ke surga. Kadang kala dada Filipus
menjadi demikian panas terbakar sehingga ia
harus melemparkan dirinya ke dalam salju.
Sesudah Filipus wafat pada tahun 1595, para dokter
membedah dadanya. Hati orang kudus itu
sedemikian besarnya hingga dua tulang rusuk di
atasnya patah dan menonjol keluar. Namun
demikian para dokter tidak menemukan adanya
tanda-tanda suatu penyakit.
Seluruh kota Roma menghormati Filipus, kita
pun juga. Dengan teladan St. Filipus Neri kita semua
disadarkan bahwa masing-masing dari kita dipanggil
bukan saja untuk menjadi kudus, tetapi juga untuk
senantiasa penuh sukacita.
Filipus Neri (1515-1595), pendiri perkumpulan
‘Oratorium’ dan tokoh pembaharuan; lahir di
Firenze dan meninggal di Roma. L: imam
Oratorium dengan hati yang berkobar-kobar di
tengah-tengah anak yang riang gembira; P: 26
Mei. Hari pestanya dinyatakan sebagai hari
besar rakyat Roma sampai kini.
SANTA FINA (SERAPHINA) († 12 Maret
1253)
Fina dilahirkan di sebuah kota kecil di Italia
bernama San Geminiano. Pada mulanya,
286
orangtuanya termasuk golongan berada, tetapi
kemudian mereka jatuh miskin. Seraphina, atau
Fina, begitu ia biasa dipanggil, adalah puteri mereka.
Fina seorang gadis manis yang lincah. Ia seorang
yang murah hati. Setiap hari Fina menyisihkan
sebagian makanannya untuk diberikan kepada
seseorang di kotanya yang lebih miskin darinya.
Siang hari ia menjahit serta memintal untuk
membantu keluarganya membayar hutang-hutang
mereka. Malam hari, ia biasa mempergunakan
waktunya untuk berdoa lama kepada Yesus dan
Maria.
Ketika masih muda usianya, ayahnya
meninggal dunia. Fina terserang suatu penyakit yang
menjadikannya cacat serta lumpuh. Ia hampir tidak
dapat bergerak sama sekali dan karenanya Fina
harus tergolek di atas papan kayu selama enam
tahun lamanya. Rasa sakit menjalar di seluruh
tubuhnya. Satu-satunya cara bagi Fina agar ia dapat
tabah menghadapi penderitaannya adalah dengan
merenungkan sengsara Yesus sementara Ia dipaku
pada kayu salib. “Aku mempersatukan seluruh
penderitaanku dengan penderitaan-Mu, ya Yesus,”
demikian ia berbisik. Kadang kala, ketika rasa sakit
menyerangnya dengan dahsyat, ia akan berkata, “Ini
bukanlah luka-lukaku, tetapi luka-luka-Mu, ya
Kristus, yang menyakiti aku.” Fina ditinggalkan
seorang diri berjam-jam lamanya setiap hari karena
ibunya harus pergi untuk bekerja atau untuk
meminta-minta. Para tetangga mengetahui
penderitaan Fina, tetapi luka-lukanya mengeluarkan
bau amat busuk sehingga mereka memiliki berbagai
macam alasan untuk tidak menjenguknya.
Tak disangka, ibunya pun meninggal dunia.
Sekarang Fina sebatang kara. Hanya seorang
tetangga, yaitu sahabat baiknya yang bernama
287
Beldia, datang untuk merawatnya. Beldia berusaha
memberikan perhatian kepada Fina sebanyak yang
ia mampu, tetapi pada umumnya Fina ditinggalkan
seorang diri. Sudah jelas nyata bahwa ia tidak akan
dapat hidup lebih lama lagi. Namun demikian, Fina
tidak mau patah semangat. Seseorang menceritakan
kepadanya tentang penderitaan hebat yang harus
ditanggung oleh Santo Gregorius Agung. Fina
kemudian berdevosi kepadanya. Konon, suatu hari,
sementara ia mengerang kesakitan, Santo Gregorius
menampakkan diri kepadanya. Dengan lembut ia
berkata kepada Fina, “Puteriku, pada hari pestaku
Tuhan akan memberimu istirahat.” Menurut
penanggalan liturgi lama, pesta St. Gregorius Agung
dirayakan pada tanggal 12 Maret karena ia wafat
pada tanggal tersebut pada tahun 604. Jadi, pada
tanggal 12 Maret 1253, St. Gregorius datang untuk
membawa Fina pulang ke surga.
FLABIANOS († 449)
Uskup Agung Konstatinopel ini dipenjarakan
oleh kaisar, karena membela kebenaran iman
terhadap bidaah monofisit. Dua tahun sesudah
kematiannya, Ratu Santa Pulkeria memakamkan
mayatnya dalam geraja para Rasul.
P: 18 Februari
SANTO FLANNAN
Flannan hidup sekitar abad ketujuh. Ia adalah
putera seorang kepala suku Irlandia bernama
Turlough. Flannan dididik oleh para biarawan. Ia
juga belajar pertanian dari mereka. Di Roma, Paus
Yohanes IV menjadikannya seorang uskup. Paus
melakukan ini sebab ia mengenali kebijaksanaan dan
288
kekudusan Flannan. Ketika Santo Flannan kembali
ke Irlandia, semua orang di wilayahnya, Killaloe,
datang menyongsong. Mereka antusias untuk
mendengarkan pengajaran yang dibawa Santo
Flannan dari paus di Roma.
Uskup Flannan mengajar umatnya begitu
baik, bahkan ayahnya memutuskan untuk menjadi
seorang biarawan. Kepala suku yang sudah lanjut
usia ini pergi kepada Santo Colman untuk
mendapatkan pengajaran dalam hidup membiara.
Pada saat yang sama, ia mohon berkat bagi
keluarganya, sebab tiga dari puteranya tewas
terbunuh. Santo Colman menubuatkan, “Daripadamu
akan bangkit tujuh raja.” Dan kelak terjadilah
demikian.
Santo Flannan khawatir, sebab ia adalah
bagian dari keluarga, kalau-kalau ia menjadi raja
juga. Jadi ia berdoa agar menjadi buruk rupa. Dan
segeralah wajahnya menjadi bopeng. Ia
memanjatkan permohonan yang aneh ini sebab ia
ingin bebas untuk mengikuti panggilannya. Ia rindu
membaktikan diri sepenuhnya demi melayani Tuhan
dan umat-Nya.
FLAVIA DOMITILLA (abad ke-1)
Adalah puteri dari wangsa/ dinasti kekaisaran
Romawi. Ia dibuang oleh kaisar karena menjadi
Kristen. Bersama dengan dua pelayannya bekas
tentara Romawi, yaitu Nereus dan Achilles dikirim
ke pembuangan dan bebrapa tahun kemudian
disiksa dan dipenggal
P: 12 Mei
FLORA († 851)
289
Dia difitnah oleh saudara lelakinya yang
beragama Muslim. Akibatnya ia ditahan dan didera
bersama temannya, yaitu Maria. Santo Eulogius
mengirim surat kepada kedua tawanan ini: “Jangan
takut! Walaupun diancam dibuang ke tempat
pelacuran, tiada noda akan mencemarkan jiwa anda,
sekalipun badan dinodai dengan paksa.” Hakim AbdRahman memerintahkan algojo memenggal kepala
mereka di Cordoba (Spanyol).
A: kembang, bunga (L); P: 24 Nopember
FLORENTINA
Dididik oleh Santo Leander dan dipilih
menjadi abbas.
A: yang berbunga; P: 27 September
SANTO FLORIANUS († 304)
Adalah sekretaris gubernur Romawi di Lorch
Jerman. Ketika mau membantu orang-orang Kristen
yang ditangkap, ia ditahan dan ditenggelamkan ke
dalam sungai. Florianus dihirmati sebagai santo
pelindung terhadap bahaya kebakaran dan
kebanjiran.
A: flora = kembang/bunga (L); L: batu giling
pada leher; P: 4 Mei
SANTA FLORA dari
BEAULIEU
Orang kudus dari
Perancis ini hidup pada abad
keempatbelas. Ia berasal dari
sebuah keluarga yang
harmonis dan di kemudian
290
hari menggabungkan diri dalam sebuah biara para
biarawati di Beaulieu pada tahun 1324. Ia seorang
gadis yang baik dan polos, yang menolak rencana
orangtua untuk menikahkannya. Tetapi, begitu ia
mempersembahkan diri kepada Tuhan sebagai
mempelai-Nya, Ia memperkenankannya untuk
membuktikan kasihnya dengan menghadapi
berbagai macam pencobaan dan pergulatan hidup.
Terkadang bagi Sr Flora tampaknya ia sedang
melewatkan suatu kehidupan yang teramat nyaman.
Di lain waktu, ia harus menghadapi kehidupan yang
sulit. Maka ia pun tergoda untuk pulang ke rumah
demi menyenangkan diri. Namun demikian, sebab ia
tak kenal lelah berusaha mengasihi Tuhan, Sr Flora
semakin dan semakin berkenan bagi-Nya. Pada
akhirnya, Ia menganugerahinya dengan penglihatanpenglihatan yang menakjubkan dan karunia
mengetahui kejadian di masa mendatang. Segera
saja, orang banyak menyadari bahwa Sr Flora
adalah seorang yang sungguh kudus. Mereka datang
untuk meminta doa dan nasehatnya. Santa kita ini
juga menerima anugerah istimewa sengsara lukaluka Kristus di salib. Tampaknya ia merasakan
sesuatu menembusinya, meninggalkan suatu luka di
lambungnya. Dengan sukacita ia menerima sengsara
ini demi kasihnya yang teramat besar bagi Yesus.
SANTO FOILLAN
Foillan adalah seorang biarawan Irlandia yang
hidup pada abad ketujuh. Kedua saudaranya juga
telah dimaklumkan sebagai santo. Mereka adalah
sebagian dari banyak rasul Irlandia yang berkobarkobar dalam semangat. Mereka meninggalkan tanah
air guna membantu negeri-negeri lain yang memiliki
lebih sedikit imam dibandingkan Irlandia. Santo
291
Foillan, Santo Fursey dan Santo Ultan terlebih
dahulu pergi ke Inggris. Mereka mendirikan sebuah
biara di Benteng Burgh. Dari tempat ini, mereka
melakukan karya-karya misionaris di kalangan
penduduk East Angles. Ketika para penyerang
wilayah itu merampok segala yang dimiliki biara,
Santo Foillan dan Santo Ultan memutuskan untuk
mewartakan Injil di Perancis.
Saudara mereka yang lain, Santo
Fursey, telah bekerja sebagai
seorang misionaris dan wafat di
sana.
Raja Clovis II menyambut
kedua misionaris kudus itu
sebagaimana ia menyambut
saudara mereka yang datang
sebelumnya. Beata Itta dan
puterinya memberikan sebidang
tanah kepada Foillan. Santa
Gertrude memintanya untuk
berkhotbah kepada para biarawati
di biara di mana ia menjabat
sebagai pemimpin biara. Foillan
melakukanya dan mendatangkan
pengaruh besar atas mereka. Ia
juga melakukan karya misionaris di
tengah masyarakat. Sesungguhnya, Santo Foillan
adalah seorang santo Irlandia yang sangat terkenal
di Eropa.
Suatu hari, seusai mempersembahkan Misa
untuk Santa Gertrude dan para biarawatinya, Pater
Foillan berangkat bersama tiga orang rekan untuk
suatu perjalanan. Mereka hendak menengok Santo
Ultan yang mewartakan Injil di daerah lain.
Sementara melintasi suatu hutan, mereka diserang
oleh segerombolan penyamun dan mati terbunuh.
292
Dua setengah bulan kemudian barulah tubuh mereka
diketemukan. Santa Gertrude memakamkannya
dengan penuh hormat di biara yang didirikan Foillan.
FOEBE (abad ke-1)
Adalah diakon wanita yang membantu Santo
Paulus dan umat (Roma 16,1 dst). Ia mengantarkan
surat Santo Paulus ke Roma.
P: 3 September
FRANCOIS JOSEPH dan PIERRE LOUIS
ROCHEFOUCAOULD
Mereka berdua dengan tegas-tegas membela
Gereja dari kesewenang-wenangan para penindas,
ketika Revolusi Perancis mengganas. Kedua uskup
kakak beradik ini dibunuh pada tahun1792 di Paris.
P: 2 September
BEATO FRANCOIS de MONTMORENCY
LAVAL
(1623-1708)
Beato Francois adalah uskup pertama Quebec
City, Canada. Ia dilahirkan pada tahun 1623 di
sebuah kota kecil di
Perancis. Ia mendapatkan
pendidikan Katolik yang
baik. Ia melanjutkan belajar
di Yesuit dan lalu pergi ke
Paris guna menyelesaikan
persiapannya ke jenjang
imamat. Pada bulan Mei
1647 Francois ditahbiskan
293
sebagai imam dan pada tanggal 8 Desember 1658
ditahbiskan sebagai uskup. Pada tahun 1659 ia tiba
di New France.
Uskup Laval memiliki semangat misioner
yang tinggi. Terlebih lagi, ia memiliki keberanian
untuk memikul tugas tanggung jawab yang berat. Ia
dipercaya untuk mengorganisir Gereja di Canada
yang masih merupakan daerah misi. Uskup Laval
meminta para misionaris Yesuit untuk melayani
penduduk setempat. Ia membentuk paroki-paroki
baru bagi umat Katolik yang berbahasa Perancis.
Pada tahun 1663, ia mendirikan seminari di Quebec.
Ini merupakan langkah yang amat penting
mengingat seminari yang baik diperlukan untuk
mendidik calon-calon imam bagi umat Allah.
Uskup Laval mengasihi umatnya di
wilayahnya yang amat luas. Ia seorang uskup yang
penuh perhatian dan hidup dalam doa. Salibnya
yang teristimewa adalah campur-tangan terusmenerus dari otoritas sipil. Ia khususnya berbicara
lantang mengenai pengaruh buruk perdagangan
minuman keras.
Pada tahun 1688, ia pensiun dan digantikan
oleh Uskup de Saint-Vallier. Uskup Laval
membaktikan duapuluh tahun terakhir hidupnya
dalam karya-karya belas kasih dan pelayanan
rohani. Ia wafat pada tahun 1708. Para peziarah
datang berdoa di makamnya dan banyak mukjizat
dilaporkan terjadi. Paus Yohanes Paulus II
memaklumkan Uskup Laval sebagai “beato” pada
tanggal 22 Juni 1980.
FRANKA (abad ke-11)
294
Rubiah Italia ini melarikan diri ke tempat
yang sangat sepi karena diganggu oleh dua imam
jahat.
P: 1 Oktober
SANTA FRANSISKA dari ROMA (1384-9
Maret 1440)
St Fransiska dilahirkan pada tahun 1384.
Orangtuanya, Paul Bussa dan Jacobella de'
Roffredeschi, adalah
bangsawan yang kaya
raya, tetapi mereka
mengajarkan pada
Fransiska untuk
menaruh perhatian pada
sesama dan
mengamalkan hidup
Kristiani yang saleh. Ia
adalah seorang gadis
kecil yang cerdas.
Ketika usianya sebelas
tahun, Fransiska
memberitahukan
kepada orangtuanya bahwa ia telah memutuskan
untuk menjadi seorang biarawati. Namun, kedua
orangtuanya malahan mendorong Fransiska untuk
memikirkan hidup perkawinan. Seperti kebiasaan
pada masa itu, mereka memilih seorang pemuda
yang baik untuk menjadi suami Fransiska. Pemuda
itu baru tigabelas tahun usianya.
Fransiska dan suaminya, Lorenzo Ponziano,
saling jatuh cinta. Meski pernikahan mereka adalah
karena perjodohan, mereka hidup bahagia dalam
perkawinan selama empatpuluh tahun lamanya.
Lorenzo mengagumi isterinya, dan juga saudari
iparnya - Vannozza. Fransiska dan Vannozza berdoa
295
setiap hari dan melakukan matiraga bagi Gereja
Yesus, yang menghadapi banyak pencobaan pada
masa itu. Kedua saudari ini juga mengunjungi
mereka yang miskin dan merawat mereka yang
sakit. Mereka membawakan makanan dan juga kayu
bakar bagi orang-orang yang membutuhkannya.
Para perempuan kaya lainnya terinspirasi oleh
teladan kedua bersaudari ini untuk lebih memaknai
hidup mereka pula. Sementara itu, Fransiska
bertekun dalam doa. Ia semakin akrab bergaul
dengan Yesus dan Maria dalam hidup sehari-hari.
Fransiska dan Lorenzo adalah orang-orang
yang penuh belas kasih. Mereka tahu bagaimana
rasanya menderita. Mereka kehilangan dua dari
ketiga anak mereka karena wabah. Hal ini
menjadikan mereka terlebih lagi peka terhadap
kebutuhan mereka yang menderita. Semasa
pertikaian antara paus yang sah dengan anti-paus,
Lorenzo memimpin pasukan yang membela paus
yang benar. Sementara ia pergi berperang, para
musuh memusnahkan harta milik dan kekayaannya.
Bahkan meski demikian, Fransiska membereskan
satu bagian dari villa keluarga yang telah dirusak
dan mempergunakannya sebagai rumah sakit. Hidup
terasa berat bagi keluarganya, namun demikian
orang-orang di jalanan jauh terlebih lagi
membutuhkan pertolongan. Lorenzo terluka dan
pulang ke rumah untuk dirawat oleh isterinya
tercinta agar sehat kembali. Lorenzo wafat pada
tahun 1438. Fransiska menghabiskan empat tahun
sisa hidupnya dalam kongregasi religius yang ia
bantu pembentukannya.
St Fransiska dari Roma wafat pada tanggal 9
Maret 1440. Ia dimaklumkan sebagai santa oleh
Paus Paulus V pada tahun 1608. Pada pesta
peringatannya, para imam biasa memberikan berkat
296
mobil oleh sebab St Fransiska dianggap sebagai
pelindung mobil dan para pengemudi. Tentu saja St
Fransiska tidak pernah mengemudi, tetapi menurut
kisah legenda, apabila ia pergi keluar pada malam
hari, maka malaikat pelindung mendahuluinya
menerangi jalan dengan sebuah lampu besar serupa
lentera. Semasa hidupnya St Fransiska mendiktekan
97 penglihatan, di mana ia melihat banyak siksa
neraka.
SANTA FRANSISKA XAVERIA CABRINI
(15 Juli 1850-23 Desember 1917)
Fransiska dilahirkan pada tanggal 15 Juli
1850. Sebagai seorang anak yang dibesarkan di
Italia, ia berangan-angan untuk
suatu hari kelak menjadi seorang
misionaris yang diutus ke Cina.
Ia menghanyutkan perahuperahu kertasnya ke sungai
untuk menghidupkan
”khayalannya” Perahu-perahu
kertas itu berlayar untuk
membawa para misionaris ke
Cina. Dan Fransiska pun mulai
berpantang permen karena di
Cina mungkin ia tidak akan lagi
dapat menikmatinya. Namun
demikian, ketika Fransiska telah
dewasa, ia tidak diterima di kedua biara di mana ia
ingin bergabung. Kesehatannya tidaklah terlalu
bagus. Ia mengajar di sekolah untuk beberapa
waktu lamanya. Kemudian seorang imam
memintanya untuk membantu di sebuah panti
asuhan kecil. Amatlah berat bagi Fransiska
membantu di sana oleh karena wanita pengurus
297
panti tersebut. Tetapi, Fransiska tetap bertahan.
Beberapa wanita yang baik hati bergabung
dengannya. Bersama-sama, mereka mengucapkan
kaul.
Pada akhirnya, Bapa Uskup meminta
Fransiska untuk membentuk kongregasi para
biarawati misionaris. Tanpa ragu sedikit pun
Fransiska segera mulai. Kongregasi yang
dibentuknya itu diberi nama Suster-suster Misionaris
Hati Kudus. Tidak lama berselang, kongregasinya
mulai berkembang, pertama-tama di Italia dan
kemudian di banyak negara lain. Fransiska, yang
sekarang dipanggil Moeder (=Ibu) Cabrini,
senantiasa rindu untuk pergi ke Cina. Tetapi
tampaknya Tuhan berkehendak agar ia pergi ke
Amerika. Ketika Paus Leo XIII mengatakan
kepadanya, “Pergilah ke barat, dan bukan ke timur,”
masalahnya telah selesai. St. Fransiska Xaveria
Cabrini berlayar ke Amerika Serikat dan menjadi
warga negara Amerika. Ia terutama membantu
banyak sekali para imigran Italia. Bagi mereka,
Moeder Cabrini adalah ibu mereka, sekaligus
sahabat mereka.
Pada mulanya, Moeder Cabrini beserta para
susternya harus menghadapi banyak kesulitan.
Uskup Agung New York bahkan mengusulkan agar
mereka pulang kembali ke Italia. Tetapi, Moeder
Cabrini menjawab, “Yang mulia, Bapa Suci mengutus
saya ke sini dan di sinilah saya harus tinggal.” Bapa
Uskup Agung mengagumi semangat juangnya, dan
dengan demikian ia beserta para susternya diberi ijin
untuk memulai karya mulia mereka bagi Tuhan.
Banyak sekolah, rumah sakit serta panti asuhan
didirikannya di berbagai negara bagian Amerika.
Bersama dengan berlalunya waktu, Moeder Cabrini
melakukan banyak perjalanan untuk
298
mengembangkan kongregasi serta karya-karya
mereka. Selalu saja ada kesulitan-kesulitan, tetapi ia
mempercayakan diri sepenuhnya kepada Hati Kudus
Yesus. ”Dia-lah yang melakukan segala sesuatu,
bukan kita,” demikian ia akan berkata. Moeder
Cabrini wafat di Chicago pada tanggal 23 Desember
1917. Ia dinyatakan kudus oleh Paus Pius XII pada
tahun 1946.
P: 13 Nopember
SANTO FRANSISKUS dari ASSISI (1181-3
Oktober 1226)
Santo Fransiskus adalah seorang santo yang
hebat yang cocok untuk kamu jadikan teladan
hidupmu. Bahkan
hingga kini Ordo
Fransiskan (O.F.M. =
Ordo Fratrum
Minorum = Ordo Friars
Minor = Ordo
Saudara-saudara
Dina) yang
didirikannya masih
terus tumbuh dan
berkembang.
Fransiskus
dilahirkan di kota
Assisi, Italia pada
tahun 1181. Ayahnya bernama Pietro Bernardone,
seorang pedagang kain yang kaya raya, dan ibunya
bernama Donna Pica. Di masa mudanya, Fransiskus
lebih suka bersenang-senang dan menghamburhamburkan harta ayahnya daripada belajar. Ketika
usianya 20 tahun, Fransiskus ikut maju berperang
melawan Perugia. Ia tertangkap dan disekap selama
299
satu tahun hingga jatuh sakit. Pada masa itulah ia
mendekatkan diri kepada Tuhan. Setelah Fransiskus
dibebaskan, ia mendapat suatu mimpi yang aneh.
Dalam mimpinya, ia mendengar suara yang berkata,
"layanilah majikan dan bukannya pelayan."
Setelah itu Fransiskus memutuskan untuk
hidup miskin. Ia pergi ke Roma dan menukarkan
bajunya yang mahal dengan seorang pengemis,
setelah itu seharian ia mengemis. Semua hasilnya
dimasukkan Fransiskus ke dalam kotak
persembahan untuk orang-orang miskin di Kubur
Para Rasul. Ia pulang tanpa uang sama sekali di
sakunya. Suatu hari, ketika sedang berdoa di Gereja
St. Damiano, Fransiskus mendengar suara Tuhan,
"Fransiskus, perbaikilah Gereja-Ku yang hampir
roboh". Jadi, Fransiskus pergi untuk melaksanakan
perintah Tuhan. Ia menjual setumpuk kain ayahnya
yang mahal untuk membeli bahan-bahan guna
membangun gereja yang telah tua itu.
Pak Bernardone marah sekali! Fransiskus
dikurungnya di dalam kamar. Fransiskus, dengan
bantuan ibunya, berhasil melarikan diri dan pergi
kepada Uskup Guido, yaitu Uskup kota Assisi. Pak
Bernardone segera menyusulnya. Ia mengancam
jika Fransiskus tidak mau pulang bersamanya, ia
tidak akan mengakui Fransiskus sebagai anaknya
dan dengan demikian tidak akan memberikan
warisan barang sepeser pun kepada Fransiskus.
Mendengar itu, Fransiskus malahan melepaskan baju
yang menempel di tubuhnya dan mengembalikannya
kepada ayahnya.
Kelak, setelah menjadi seorang biarawan,
Fransiskus baru menyadari bahwa yang
dimaksudkan Tuhan dengan membangun Gereja-Nya
ialah membangun semangat ke-Kristenan. Pada
tanggal 3 Oktober 1226, dalam usianya yang ke
300
empatpuluh lima tahun Fransiskus meninggal
dengan stigmata (Luka-luka Kristus) di tubuhnya.
Tidak ada seorang pun dari pengikutnya yang
menyerah dan mengundurkan diri setelah kematian
Fransiskus, tetapi mereka semua melanjutkan karya
cinta kasihnya dengan semangat kerendahan hati
dan meneruskan kerinduannya untuk memanggil
semua orang menjadi pengikut Kristus yang sejati.
Santo Fransiskus adalah santo pelindung binatang
dan anak-anak. Pestanya dirayakan setiap tanggal 4
Oktober.
301
DOA ST. FRANSISKUS DARI ASSISI
TUHAN, jadikanlah aku pembawa DAMAI.
Bila terjadi kebencian, jadikanlah aku pembawa cinta
kasih.
Bila terjadi penghinaan, jadikanlah aku pembawa
pengampunan.
Bila terjadi perselisihan, jadikanlah aku pembawa
kerukunan.
Bila terjadi kesesatan, jadikanlah aku pembawa
kebenaran.
Bila terjadi kebimbangan, jadikanlah aku pembawa
kepastian.
Bila terjadi keputus-asaan, jadikanlah aku pembawa
harapan.
Bila terjadi kegelapan, jadikanlah aku pembawa
terang.
Bila terjadi kesedihan, jadikanlah aku pembawa
sukacita.
Banyak cerita yang mengisahkan bagaimana
Santo Fransiskus dari Assisi (1182-1226) dapat
berkomunikasi dengan binatang-binatang dan
menyatu dengan semua ciptaan. Berikut adalah
beberapa cerita yang pertama kali ditulis oleh
Thomas Celano pada abad ke-13 dan diceritakan
kembali oleh John Bookser Feister.
ST. FRANSISKUS BERKHOTBAH KEPADA
BURUNG-BURUNG
Fransiskus dan pengikut-pengikutnya sedang
dalam perjalanan ke Lembah Spoleto dekat kota
Bevagna. Tiba-tiba Fransiskus melihat serombongan
302
besar burung-burung dari berbagai jenis. Di
antaranya ada merpati, gagak dan jenis-jenis yang
lain. Terpesona dengan pemandangan itu,
Fransiskus meninggalkan teman-temannya di pinggir
jalan dan berlari mengejar rombongan burung yang
dengan sabar menunggu kedatangannya. Seperti
biasa Fransiskus menyapa
mereka, ia pikir burung-burung
itu akan segera beterbangan di
udara ketika ia menyapanya.
Tetapi mereka semua tetap
diam di tempatnya masingmasing.
Dipenuhi rasa kagum,
Fransiskus bertanya apakah
mereka mau tinggal sebentar
bersamanya untuk
mendengarkan Sabda Tuhan.
Katanya kepada mereka,
"Saudara dan saudari burung,
hendaklah kalian memuji Pencipta-mu dan
mengasihi-Nya selalu. Ia memberimu bulu-bulu
sebagai mantel, sayap untuk terbang dan memenuhi
segala kebutuhanmu. Tuhan-lah yang menjadikan
engkau mulia di antara segala makhluk, menjadikan
udara yang halus bersih sebagai rumahmu. Tanpa
menabur atau pun menuai, kalian memperoleh
bimbingan dan perlindungan dari Tuhan."
Mendengar kata-katanya, burung-burung itu
mengepak-ngepakan sayap mereka, menjulurkan
leher mereka sambil memandang Fransiskus. Mereka
bersukacita memuji Tuhan dengan cara yang
demikian indah sesuai kodrat mereka. Kemudian
Fransiskus berjalan di tengah-tengah burung-burung
itu, berkeliling dan kembali, menyentuh kepala dan
badan burung-burung itu dengan jubahnya.
303
Kemudian ia memberkati mereka dan membuat
tanda salib bagi mereka. Kemudian burung-burung
itu beterbangan di udara dan Fransiskus dengan
penuh sukacita berterima kasih kepada Tuhan, lalu
melanjutkan perjalanannya.
Setelah kembali kepada teman-temannya,
Fransiskus menggumam dengan keras mengapa
selama ini ia tidak pernah berkhotbah kepada
burung-burung. Maka, sejak saat itu, Fransiskus
membiasakan diri untuk meminta kepada burungburung, segala jenis binatang serta reptil untuk
memuji dan mengasihi Pencipta-nya. Dalam hidup
Fransiskus seringkali terjadi peristiwa-peristiwa luar
biasa di mana ia berbicara kepada binatangbinatang. Di antaranya, ketika St. Fransiskus
menghardik serombongan burung yang berisik
sehingga mengganggu upacara gereja! Yang
mengherankan, burung-burung itu kemudian tinggal
tenang sampai Fransiskus menyelesaikan
khotbahnya.
ST. FRANSISKUS, KELINCI DAN IKAN
Suatu hari seorang rahib membawa seekor
kelinci yang terjebak perangkap kepada St.
Fransiskus. Ia menasehati kelinci agar lebih berhatihati di waktu yang akan datang,
kemudian dikeluarkannya kelinci dari
dalam perangkap dan diletakkannya di
atas tanah supaya ia pergi. Tetapi
kelinci itu kembali dan melompat ke
atas pangkuan Fransiskus, berharap
agar ia boleh tinggal di dekatnya. Fransiskus
membawa kelinci itu ke sebuah hutan dan
melepaskannya kembali. Tetapi kelinci itu kembali
lagi ke tempat di mana Fransiskus duduk dan
melompat ke atas pangkuannya lagi! Akhirnya
304
Fransiskus meminta salah seorang rahibnya untuk
membawa kelinci masuk ke dalam hutan dan
melepaskannya. Kali ini usahanya berhasil. Hal-hal
seperti ini terjadi berkali-kali dalam hidup Fransiskus
- di mana ia melihatnya sebagai suatu kesempatan
untuk memuji kemuliaan Tuhan. Jika seekor
makhluk yang begitu sederhana dapat begitu
dilimpahi oleh keajaiban Tuhan, alangkah terlebih
lagi manusia!
Ikan-ikan juga patuh pada Fransiskus. Setiap
kali seekor ikan tertangkap dan Fransiskus berada di
sekitar tempat itu, ia akan melepaskan ikan itu
kembali ke air sambil memperingatkannya agar
berhati-hati supaya tidak tertangkap lagi. Sering
terjadi, ikan akan tinggal di sekitar perahu
Fransiskus untuk mendengarkannya berkhotbah
sampai Fransiskus mengijinkannya untuk pergi.
Barulah mereka berenang pergi. Di setiap karya
ciptaan, demikianlah St. Fransiskus menyebut
semua makhluk hidup, ia akan memuji sang
seniman, yaitu Sang Pencipta yang terkasih.
ST. FRANSISKUS DAN SERIGALA
Barangkali kisah Santo Fransiskus yang
paling terkenal adalah kisahnya menjinakkan
serigala yang meneror rakyat
kota Gubbio. Ketika Fransiskus
tinggal di kota itu ia mendapati
ada seekor serigala yang
sangat ganas. Ia tidak saja
memburu dan memangsa
binatang, tetapi juga manusia.
Rakyat kota itu mengangkat
senjata untuk
membinasakannya, tetapi
mereka yang pergi menghadapi
305
serigala itu lenyap oleh taring-taringnya yang tajam.
Maka penduduk menjadi sangat takut dan tidak
berani keluar dari tembok kota.
Fransiskus merasa iba kepada penduduk kota
dan memutuskan untuk pergi menemui serigala.
Penduduk mencegahnya dengan sangat, tetapi
Fransiskus bersikeras bahwa Tuhan akan
menjaganya. Seorang rahib yang pemberani dan
beberapa petani menemani Fransiskus sampai ke
gerbang luar kota. Tetapi segera saja petani-petani
itu merasa gentar dan tidak berani melanjutkan
perjalanan.
Fransiskus dan rahibnya mulai berjalan. Tibatiba serigala, dengan rahangnya ternganga, muncul
dari hutan dan datang menyerang kedua biarawan
itu. Fransiskus membuat Tanda Salib ke arah
serigala. Dengan kuasa Tuhan, serigala itu segera
memperlambat larinya dan mengatupkan rahangnya.
Kemudian Fransiskus berteriak: "Datanglah
kepadaku, Saudara Serigala. Dalam nama Yesus,
aku memerintahkan kamu untuk tidak lagi menyakiti
siapa pun." Maka pada saat itu juga serigala
menundukkan kepalanya dan datang berbaring di
bawah kaki St. Fransiskus. Serigala itu menjadi jinak
seperti seekor anak domba.
St. Fransiskus menjelaskan kepada serigala
bahwa serigala telah menakutkan penduduk kota,
karena ia tidak saja memangsa binatang, tetapi juga
manusia yang diciptakan seturut gambaran Allah.
"Saudara Serigala," kata Fransiskus, "aku ingin
mengadakan perdamaian antara kamu dan
penduduk Gubbio. Mereka tidak akan menyakiti
kamu dan kamu juga tidak boleh lagi menyakiti
mereka. Semua kejahatan di masa lampau harap
dimaafkan."
306
Serigala menyatakan persetujuannya dengan
menggoyang-goyangkan badannya dan
menggangguk-anggukkan kepalanya. Dan puncak
dari peristiwa yang menakjubkan itu, Fransiskus
meminta serigala untuk membuat janji. Sementara
Fransiskus mengulurkan tangannya untuk menerima
janji, serigala mengulurkan kaki depannya dan
meletakkannya di atas tangan orang kudus itu.
Kemudian, Fransiskus memerintahkan serigala untuk
mengikutinya masuk ke dalam kota untuk
mengadakan perjanjian damai dengan penduduk
kota. Maka tanpa melawan sedikit pun serigala
mengikuti St. Fransiskus.
Ketika mereka tiba di alun-alun kota, semua
orang datang untuk menyaksikan peristiwa yang
ajaib itu. Dengan serigala di sisinya, Fransiskus
berkhotbah kepada penduduk kota mengenai cinta
kasih Tuhan yang luar biasa serta ajaib, yang
memanggil mereka semua untuk bertobat dari
semua dosa-dosa mereka. Kemudian atas nama
serigala, Fransiskus menawarkan perdamaian
kepada penduduk kota. Penduduk berjanji dengan
suara lantang bahwa mereka akan menyediakan
makanan bagi serigala. Kemudian Fransiskus
bertanya kepada serigala apakah ia mau hidup
berdamai dengan syarat-syarat tersebut. Serigala
menundukkan kepalanya dalam-dalam dan
merenggangkan badannya untuk meyakinkan semua
orang bahwa ia menerima janji itu. Kemudian sekali
lagi serigala meletakkan tangannya di atas tangan
Fransiskus sebagai tanda ikatan perjanjian.
Sejak saat itu penduduk kota menepati janji yang
mereka buat. Serigala tinggal selama dua tahun
lamanya di antara penduduk kota, pergi dari satu
rumah ke rumah lain untuk meminta makanan.
Serigala tidak menyakiti siapa pun dan tak seorang
307
pun menyakitinya. Bahkan anjing-anjing pun tidak
menyalak kepadanya. Ketika akhirnya serigala mati
karena telah tua umurnya, sangat sedihlah
penduduk kota Gubbio. Cara hidup serigala yang
penuh damai menjadi peringatan bagi mereka akan
pengaruh, kesabaran, keteladanan dan kekudusan
St. Fransiskus yang menjadi simbol nyata kekuasaan
dan pemeliharaan Tuhan Allah yang hidup.
Fransiskus Assisi (1181-1226), pendiri Ordo
Saudara-saudara Hina-Dina atau Fransiskan; L:
biarawan dengan stigmata (= lima luka Jesus);
P: 4 Oktober
FRANSISKO CAPILLUS (1607-1648)
Adalah martir pertama di Tiongkok. Sesudah
bekarya di propinsi Fukien dengan hasil gemilang, ia
ditangkap, disiksa dan akhirnya dipenggal.
P: 15 Januari
SANTO FRANSISKUS dari PAOLA (14161507)
St. Fransiskus dilahirkan di sebuah dusun
kecil di Paola, Italia sekitar tahun 1416.
Orangtuanya miskin, tetapi
bersahaja dan kudus. Mereka
mohon bantuan doa St.
Fransiskus dari Asisi agar
dikaruniai seorang putera.
Ketika ia akhirnya dilahirkan, ia
diberi nama Fransiskus. Anak itu
tumbuh besar dan pergi ke
sekolah di mana para
pengajarnya adalah imam-imam
Fransiskan. Di sanalah
308
Fransiskus belajar membaca. Ketika berusia
limabelas tahun, seijin orangtuanya, Fransiskus
tinggal di sebuah gua. Ia ingin menjadi seorang
pertapa dan melewatkan hidupnya hanya bersama
Tuhan saja.
Ketika usianya duapuluh tahun, pemudapemuda lain ikut bergabung dengannya. St.
Fransiskus meninggalkan gua kediamannya.
Penduduk kota Paola membangun sebuah gereja dan
juga biara untuk Fransiskus dan para pengikutnya.
Ia menyebut ordo religiusnya yang baru dengan
nama “Minims”. “Minims” artinya “yang terkecil dari
semuanya.”
Semua orang mengasihi St. Fransiskus. Ia
berdoa bagi mereka dan melakukan banyak
mukjizat. Ia menasehati para pengikutnya agar
senantiasa lemah lembut dan rendah hati, serta
melakukan banyak matiraga. Ia sendiri merupakan
teladan terbaik dari segala keutamaan yang
diajarkannya. Suatu ketika, seorang yang
mengunjungi Fransiskus menghinanya. Ketika orang
itu selesai berbicara, Fransiskus melakukan sesuatu
yang aneh. Dengan tenang diambilnya batu bara
panas dari tempat perapian dan digenggamnya
dengan erat dalam tangannya. Namun demikian, ia
tidak terbakar sedikit pun. “Mari, hangatkanlah
dirimu,” katanya dengan lembut kepada
pendakwanya. “Engkau gemetar oleh sebab engkau
membutuhkan sedikit belas kasihan.” Seketika
terjadilah sesuatu yang ajaib, tamu tersebut
berubah pandangan mengenai Fransiskus. Sejak
saat itu, ia amat mengagumi St. Fransiskus.
Raja Louis XI dari Perancis tidak hidup
dengan baik. Ketika raja sedang sekarat, ia meminta
St. Fransiskus datang kepadanya. Pikiran akan
segera menemui ajalnya telah membuat raja
309
gemetar ketakutan. Ia menghendaki agar Fransiskus
melakukan mukjizat dan menyembuhkannya.
Sebaliknya, yang dilakukan orang kudus tersebut
adalah dengan lemah lembut membantu raja yang
ketakutan itu mempersiapkan diri sebaik-baiknya
agar dapat meninggal dengan kudus. Hati raja
berubah. Ia menerima kehendak Tuhan dan wafat
dengan tenang dalam pelukan Fransiskus.
St. Fransiskus menikmati umur panjang
untuk memuliakan serta mengasihi Tuhan. Ia wafat
pada hari Jumat Agung pada tahun 1507, dalam usia
sembilan puluh satu tahun.
P: 2 April
“Yesus
terkasih,
lindungilah
orang-orang
benar,
luruskanlah orang-orang berdosa; berbelas kasihanlah
kepada semua orang beriman - baik yang hidup maupun
yang sudah mati -; berbelas kasihanlah kepadaku,
meskipun aku tidak lebih dari seorang pendosa yang tak
berguna.” St. Fransiskus dari Paola
FRANSISKO SAVERIO BIANCHI (17431815)
Adalah mahaguru, mistikus dan pembaharu
kehidupan keagamaan di Napoli Italia
P: 31 Januari
SANTO FRANSISKUS ANTONIUS FASANI
(1681-1742)
Orang kudus ini, yang lahir pada tahun 1681,
dipanggil Johnny semasa kecilnya. Ia adalah putera
seorang petani Italia. Ayahnya meninggal dunia
sebelum usianya mencapai sepuluh tahun. Suamikedua ibunya bersikap baik kepadanya. Ia mengirim
310
anak itu agar mendapatkan pendidikan dari para
Fransiskan.
Ketika usianya limabelas tahun, Johnny minta
agar diperkenankan bergabung dengan ordo
Fransiskan. Ia menjadi Frater Fransiskus Antonius.
Ia berhasil amat baik dalam seluruh pelajaran dan
ditahbiskan menjadi seorang imam. P Fransiskus
Antonius menjadi terkenal sebagai seorang guru dan
pengkhotbah. Di kemudian hari, ia juga diangkat
sebagai superior. Ia
berusaha semaksimal
mungkin menjadi pelayan
kasih bagi segenap
biarawan.
P Fransiskus
Antonius secara istimewa
menaruh perhatian pada
para tahanan. Penjarapenjara di masa itu
sungguh merupakan tempat
yang mengerikan. Dengan
segala daya upaya ia
berusaha membantu para
tahanan yang malang. Kasihnya mengalir bagi siapa
saja yang membutuhkan. Dialah yang memulai
kebiasaan mengumpulkan hadiah-hadiah di masa
Natal untuk dibagikan kepada keluarga-keluarga
miskin. Di Lucera, di kota di mana ia melewatkan
hidupnya, orang biasa mengatakan, “Jika engkau
ingin melihat St Fransiskus dari Assisi, lihat saja P
Fransiskus Antonius!”
St Fransiskus Antonius memiliki devosi yang
mendalam kepada Bunda Maria. Ia biasa
menyampaikan penghormatan istimewa kepada
Santa Perawan Maria dengan gelarnya Yang
Dikandung Tanpa Dosa. Pada permulaan novena
311
menyambut hari raya inilah ia wafat. Beberapa
waktu sebelumnya, kala kesehatannya masih prima,
ia mengatakan bahwa ia akan segera meninggal
dunia. Ia bahkan mengatakan kepada seorang rekan
imam bahwa ia akan ikut bersamanya. Rekan imam
yang baik ini dengan agak terperanjat menjawab,
“Dengar, Pater, jika engkau hendak meninggalkan
dunia ini, itu urusanmu, tetapi aku tidak akan
tergesa-gesa!” Apakah jawab orang kudus kita?
“Kita berdua harus melakukan perjalanan ini,”
katanya, “aku dulu dan engkau menyusul.” Dan
tepat inilah yang terjadi. Rekan imam itu hidup
hanya dua bulan setelah St Fransiskus Antonius
pergi mendapatkan ganjaran abadinya. P Fransiskus
Antonius wafat pada tahun 1742 dan dimaklumkan
sebagai “beato” oleh Paus Pius XII pada tahun 1951
dan sebagai “santo” pada tahun 1986 oleh Paus
Yohanes Paulus II.
FRANSISKUS BORGIA (1510-1572)
Ketika Ratu Isabela meninggal, jenasahnya
harus di boyong ke Granada, tempat
peristirahatannya yang terakhir. Tugas mengawal
dipercayakan kepada Raja Muda dari Catalonia,
Fransiskus de Borgia.
Sebelum dimasukkan ke liang lahat peti jenazah
harus dibuka untuk membuktikan, bahwa sungguh
jenazah ratulah yang akan dimakamkan. Begitu peti
mayat dibuka, Fransiskus hamper pingsan oleh bau
busuk yang menusuk hidung. Ia juga menyaksikan
kehancuran mayat ratu yang dulu begitu cantik,
bahkan dipujanya. Serta-merta Fransiskus berikrar
tak lagi akan mengabdi kepada seorang raja
duniawi, yang dapat mati dan hancur tubuhnya.
312
Fransiskus dilahirkan dari keluarga
bangsawan tinggi Italia dan masih mempunyai
hubungan darah dengan keluarga kerajaan Spanyol.
Ayah neneknya adalah Paus Alexander VI (14921503), yang sebelum dipilh menjadi paus telah
mempunyai beberapa anak. Tingkahlaku dan cara
hidup paus ini menurunkan derajat nama keluarga
Borgia. Neneknya terbunuh di Roma (1497).
Fransiskus dididik di istana kaisar dan kemudian
diangkat menjadi gubernur. Walaupun Fransiskus
gubernur yang baik, namun banyak orang tidak
menyukainya. Sebab, ia tegas-tegas menindak para
bangsawan dan pejabat korup. Sesudah isterinya
meninggal, ia diam-diam masuk Serikat Jesus.
Sebelumnya gelar dan kekayaannya diwariskan
kepada anaknya yang sulung, dan dapat menjamin
kehidupan ketujuh anakanya yang lain. Pada usia 41
tahun ia ditahbiskan imam. Ia berusaha keras agar
orang melupakan asal-usulnya yang tinggi. Namun
sia-sia saja. Ia sangat berhasil dalam kotbahkotbahnya di Spanyol dan Potugal. Tiga tahun
kemudian ia ditunjuk oleh Santo Ignatius de Loyola
memimpin para Jesuit di kedua Negara tersebut.
Kemudian ia dipanggil ke Roma dan empat tahun
berikutnya diminta menjadi Jenderal Serikat Jesus.
Meski masa kepemimpinannya pendek, namun
sangat memajukan serikat.
Ia mencurahkan perhatian banyak pada
Koleso Romawi (sekarang Universitas Gregoriana).
Ketika berusia 61 tahun ia mendapat tugas dari Paus
Pius V supaya menghubungi para raja Kristen, agar
bersatu menghadapi ancaman tentara Turki atas
wilayah-wilayah Kristen. Ia patuh dan berangkat.
Tetapi tenaganya semakin lemah dan sesudah
memberikan berkat bagi anak-anak dan cucunya, ia
menghembuskan napas terakhir di Roma.
313
Fransiskus de Borgia (1510-1572), raja muda
dan Jendral Serikat Jesus. Makamnya di Madrid
dirusak dan dibakar oleh kaum ateis pada tahun
1931; L: tengkorak dengan mahkota; P: 3
Oktober
SANTO FRANSISKUS CARACCIOLO
(13 Oktober 1563-1607)
Fransiskus dilahirkan di daerah Abruzzi, Italia
pada tanggal 13 Oktober 1563. Ayahnya seorang
pangeran Neapolitan. Ibunya
menyatakan memiliki
hubungan dengan keluarga
Aquino darimana Santo
Thomas Aquinas, seorang
kudus dari abad ketiga belas,
berasal. Fransiskus menikmati
masa kanak-kanak yang
menyenangkan. Ia aktif dalam
kegiatan olahraga. Kemudian,
ketika usianya dua puluh dua
tahun, suatu penyakit, sejenis
penyakit kusta, menyerangnya
hingga hampir membawa
kematian. Pada waktu sakit itu, Fransiskus
memikirkan hampanya kesenangan-kesenangan
duniawi. Ia menjadi sadar bahwa kebahagiaan sejati
hanya dapat ditemukan dalam sesuatu yang lebih
mendalam. Fransiskus berjanji bahwa apabila
kesehatannya membaik, ia akan mempersembahkan
hidupnya bagi Tuhan. Penyakitnya tiba-tiba lenyap
begitu saja bagaikan suatu mukjizat. Fransiskus
menepati janjinya. Ia mulai belajar untuk menjadi
seorang imam.
Sebagai seorang imam yang baru
ditahbiskan, Pastor Fransiskus bergabung dalam
suatu kelompok yang membaktikan diri demi
314
pewartaan bagi orang-orang di penjara. Mereka
memberikan perhatian pada para narapidana serta
mempersiapkan para hukuman agar dapat
meninggal dengan baik. Ia, bersama Pastor Yohanes
Agustinus Adorno, membentuk suatu kongregasi
religius. Ketika Pastor Adorno wafat, Fransiskus
dipilih menjadi pemimpin biara. Ia sama sekali tidak
merasa nyaman dengan jabatan barunya itu. St.
Fransiskus demikian rendah hati hingga ia
menandatangani surat-suratnya dengan,
“Fransiskus, orang berdosa”. Ia juga mendapatkan
giliran, bersama dengan para imam yang lain,
menyapu lantai membersihkan tempat tidur dan
mencuci piring.
Pastor Fransiskus acapkali melewatkan nyaris
sepanjang malam dengan berdoa di gereja. Ia
menghendaki agar semua imam melewatkan
sekurang-kurangnya satu jam setiap hari di hadapan
Sakramen Mahakudus. St. Fransiskus begitu sering
dan begitu fasih berbicara tentang kasih Allah bagi
kita, hingga ia dikenal sebagai “pewarta kasih Allah.”
St. Fransiskus tidak berumur panjang. Ia
wafat pada tahun 1607 dalam usia empat puluh
empat tahun. Menjelang wafatnya, tiba-tia ia
berseru, “Mari kita pergi!” “Ke manakah engkau
hendak pergi?” tanya imam yang berada di sisi
pembaringannya. “Ke surga! Ke surga!” demikian
jawabnya dengan suara tegas serta penuh sukacita.
Beberapa saat kemudian ia pun wafat. St.
Fransiskus Caracciolo dinyatakan kudus oleh Paus
Pius VII pada tahun 1807.
SANTO FRANSISKUS de SALES
(21 Agustus 1567-28 Desember 1622)
315
Fransiskus dilahirkan di kastil keluarga de
Sales di Savoy, Perancis, pada tanggal 21 Agustus
1567. Keluarganya yang kaya membekalinya dengan
pendidikan yang tinggi. Pada usia duapuluh empat
tahun, Fransiskus telah meraih gelar Doktor Hukum.
Ia kembali ke Savoy dan hidup dengan bekerja
keras. Tetapi, kelihatannya Fransiskus tidak tertarik
pada kedudukan yang tinggi dalam masyarakat. Di
hatinya, Fransiskus
mendengar adanya suatu
panggilan yang terusmenerus datang bagaikan
sebuah gema. Tampaknya
seperti suatu undangan dari
Tuhan baginya untuk menjadi
seorang imam. Pada akhirnya,
Fransiskus berusaha
menceritakan perjuangan
batinnya itu kepada keluarga.
Ayahnya amatlah kecewa. Ia
ingin agar Fransiskus menjadi
seorang yang tersohor di
seluruh dunia. Dengan pengaruh kuat keluarga
pastilah impian itu akan tercapai. Tetapi, Fransiskus
bersikeras dan ditahbiskan imam pada tanggal 18
Desember 1593.
Pater Fransiskus de Sales hidup pada saat
umat Kristiani dilanda perpecahan. Ia menawarkan
diri untuk pergi ke daerah yang berbahaya di
Perancis untuk membawa kembali orang-orang
Katolik yang telah menjadi Protestan. Ayahnya
menentang dengan keras. Ayahnya mengatakan
bahwa sudah merupakan suatu hal yang buruk
baginya mengijinkan Fransiskus menjadi seorang
imam. Ia tidak akan mengijinkan Fransiskus pergi
dan wafat sebagai martir pula. Tetapi, Fransiskus
316
percaya bahwa Tuhan akan melindunginya. Maka ia
dan sepupunya, Pater Louis de Sales, dengan
berjalan kaki menempuh perjalanan ke daerah
Chablais. Segera saja kedua imam tersebut
merasakan bagaimana menderitanya hidup penuh
hinaan serta aniaya fisik. Hidup mereka berdua
senantiasa ada dalam bahaya. Namun demikian,
sedikit demi sedikit, umat kembali ke pelukan
Gereja.
Santo Fransiskus kemudian diangkat menjadi
Uskup Geneva, Swiss. Bersama Santa Yohana
Fransiska de Chantal, pada tahun 1610 ia
membentuk suatu ordo religius bagi para biarawati
yang diberi nama Serikat Visitasi. Fransiskus menulis
buku-buku yang mengagumkan mengenai kehidupan
rohani dan cara untuk menjadi kudus. Bukubukunya, Tulisan tentang Kasih Allah dan Pengantar
kepada Kehidupan Saleh, masih dicetak hingga
sekarang. Buku-buku tersebut digolongkan sebagai
buku-buku rohani “klasik”. Uskup de Sales wafat
pada tanggal 28 Desember 1622 dalam usia
limapuluh enam tahun. Ia dinyatakan kudus oleh
Paus Inosensius X pada tahun 1665. Oleh karena
pengabdiannya yang gagah berani bagi Gereja, ia
diberi gelar istimewa “Pujangga Gereja”. St.
Fransiskus dijadikan pelindung para wartawan.
Fransiskus de Sales (1567-1622), uskup dan
penulis buku-buku rohani. Paus Pius XI
mengangkatnya menjadi pelindung para
wartawan; P: 24 Januari
“Sama seperti kasih ilahi mempercantik jiwa, hal itu
disebut rahmat, yang menjadikan kita menyenangkan bagi
Allah yang Mahamulia. Demikanlah rahmat tersebut
memperkuat kita untuk melakukan kebajikan, hal itu
disebut belas kasih.” ~ Santo Fransiskus dari Sales
317
FRANSISKUS de GIROLAMO SJ (16421716)
Selama hidup berkarya di sekitar Napoli Italia
sebagai pengkotbah. Ia mentobatkan banyak
pendosa besar, rajin mengunjungi penjara dan
mencari orang-orang di tempat pelacuran maupun di
gang-gang gelap. Pernah Fransiskus mentobatkan
seorang wanita yang membunuh ayahnya dan
kemudian melarikan diri ke luar negeri dan menjadi
tentara.
P: 2 Juli
FRANSISKUS de SANTA MARIA OFM (1587)
Dibunuh oleh orang Brunei yang beragama
Islam di Mohala (Kalimantan)
(Salah satu dari Orang-orang Kudus di
Indonesia)
FRANSISKUS REGIS CLET (1748-1820)
Adalah seorang imam Lazaris yang bekerja
keras selama 30 tahun sebagai misionaris di
Tiongkok. Setelah ditahan selama 8 tahun ia mati
dicekik.
P: 17 Februari
FRANSISKUS SOLANUS OFM (1549-1610)
Dikenal sebagai rasul orang Indian di
Argentina dan Peru. Ia mengerjakan banyak mujizat
dan beriman teguh; dalam derita pun ia senantiasa
bersukaria. Ketika berkotbah melawan korupsi di
Lima, seluruh penduduk kota panic dan takut akan
318
akibat perbuatan busuk mereka. Uskup terpaksa
turun tangan menenteramkan mereka.
P: 14 Juli
SANTO FRANSISKUS XAVERIUS (15061552)
Misionaris besar ini dilahirkan di Kastil
Xaverius, Spanyol pada tahun 1506. Ia belajar di
Universitas Paris ketika umurnya
delapanbelas tahun. Di sanalah
ia bertemu dengan Santo
Ignatius Loyola, yang pada
waktu itu akan membentuk
Serikat Yesus. Santo Ignatius
berusaha mengajak Fransiskus
untuk bergabung. Pada
mulanya, pemuda yang suka
bersenang-senang ini tidak
pernah memikirkannya.
Kemudian, Santo Ignatius
mengulangi kata-kata Yesus
dalam Kitab Suci kepadanya:
“Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia
tetapi kehilangan nyawanya?” Akhirnya, Fransiskus
memahami dengan jelas bahwa panggilan hidupnya
adalah bersama dengan para Yesuit.
Ketika Fransiskus berusia tigapuluh empat
tahun, Santo Ignatius mengutusnya sebagai
misionaris ke Hindia Belanda. Raja Portugal hendak
memberinya hadiah-hadiah dan juga seorang
pelayan untuk menyertainya. Tetapi, Fransiskus
dengan halus menolak pemberian raja dengan
mengatakan: “Cara terbaik bagi seseorang untuk
319
mendapatkan martabat sejati adalah dengan
mencuci baju serta memasak makanannya sendiri.”
Sepanjang karyanya yang gemilang di Goa, India,
Indonesia, Jepang serta pulau-pulau lain di timur,
Santo Fransiskus mempertobatkan banyak orang.
Sesungguhnya, ia membaptis begitu banyak orang
hingga ia menjadi terlalu lemah bahkan untuk
mengangkat tangannya sendiri. Ia mengumpulkan
anak-anak kecil di sekitarnya serta mengajarkan
iman Katolik kepada mereka.
Kemudian ia menjadikan mereka misionarismisionaris kecil. Ia mengajak mereka untuk
menyebarluaskan iman yang telah mereka peroleh.
Tidak ada yang tidak dilakukan St. Fransiskus untuk
membantu sesama. Suatu ketika, ia berhadapan
dengan segerombolan perompak yang garang, ia
sendirian dan tanpa senjata kecuali salibnya.
Gerombolan perompak itu mundur kembali dan tidak
jadi menyerang penduduk Kristennya. St. Fransiskus
juga membawa kembali orang-orang Kristen yang
hidup tidak baik untuk bertobat. Satu-satunya
“alat”-nya adalah kelemahlembutan, keramahan
serta doa-doanya.
Sepanjang perjalanan dan kerja kerasnya
yang melelahkan, Santo Fransiskus senantiasa
dipenuhi oleh sukacita yang datang dari Tuhan. Ia
mendambakan untuk dapat pergi ke Cina, ke daerah
di mana tak seorang asing pun diijinkan masuk.
Akhirnya, persiapan-persiapan dilakukan, tetapi
misionaris besar kita jatuh sakit. Ia wafat, hampirhampir tanpa ditemani siapa pun, pada tahun 1552
di sebuah pulau di pesisir Cina. Usianya baru
empatpuluh enam tahun. Fransiskus Xaverius
dinyatakan kudus oleh Paus Gregorius XV pada
tahun 1622. Ia dikanonisasi bersama para kudus
yang hebat lainnya dalam suatu upacara kanonisasi
320
di Roma. Ignatius dari Loyola, Theresia dari Avila,
Filipus Neri dan Isidorus si Petani, dikanonisasi pada
hari yang sama.
Fransiskus Xaverius (1506-1552), lahir di
Kastil Xaverius Navarra Spanyol dan meninggal
di Sancian Tiongkok. Ia dinyatakan sebagai
Pelindung Gereja di Tanah Misi; termasuk salah
satu Orang-orang Kudus di Indonesia; L:
seorang imam yang berkotbah berapi-api
dengan membawa salib; P: 3 Desember.
FRANZESKA (1384-1440)
Ibu dari enam anak ini kerapkali membantu
orang miskin, korban perang dan wabah pes di
Roma. Setelah suaminya meninggal, ia mendirikan
semacam ‘biara’ bersama teman-temannya untuk
meningkatkan perbuatan amal. Franzeska sering
berdoa sampai jauh malam dan mengalami banyak
penglihatan serta rahmat khusus dalam doa.
P: 9 Maret
FRANSISKUS PACHECO
Ia bersama 32 Jesuit lain mati sebagai saksi
iman di Jepang, sebagian besar di Nagasaki antara
tahun 1617 – 1632.
P: 4 Februari
BEATO FREDERIK JANSSOONE (1838-4
Agustus 1916)
Beato Frederik Janssoone dilahirkan di
Flanders pada tahun 1838. Ada banyak perubahan
menarik dalam hidupnya, yang bukanlah cara hidup
biasa abad kesembilanbelas. Frederik dilahirkan
dalam sebuah keluarga petani yang kaya, sebagai
321
yang bungsu dari tigabelas saudara. Ia baru berusia
sembilan tahun ketika ayahnya meninggal dunia,
sebab itu ia harus meninggalkan bangku sekolah
untuk membantu ibunya. Segera saja ia menyadari
bahwa ia mempunyai “keahlian” dalam berjualan. Ia
suka bertemu dengan kenalan-kenalan baru dan ia
tahu bagaimana menjelaskan produknya.
Ibu Frederik meninggal dunia pada tahun
1861. Itulah saat ketika pemuda berusia duapuluh
tiga tahun ini sampai pada ketetapan hatinya dalam
mencari panggilan hidupnya. Ia sadar bahwa ia
merasakan suatu kerinduan yang kuat untuk
menggabungkan diri dalam Ordo Fransiskan. Setelah
masa belajarnya di seminari usai, Frederik
ditahbiskan sebagai seorang imam Fransiskan. Ia
menjadi pastor bagi pasukan militer untuk beberapa
waktu lamanya.
Kemudian pada
tahun 1876, ia diutus
ke Tanah Suci. Pater
Frederik mewartakan
Injil di tempat-tempat
yang dikuduskan oleh
Yesus Sendiri. Ia
mempergunakan bakat
dan talentanya untuk
membantu berbagai
kelompok Kristiani agar
saling bekerjasama
dalam merawat dua
gereja kudus. Ia
mendirikan sebuah gereja di Betlehem. Beato
Frederik juga dikenang karena menghidupkan
kembali kebiasaan kuno melakukan ziarah Jalan
Salib menyusuri jalanan Yerusalem.
322
Pelayanan Pater Frederik di Kanada dimulai
ketika ia ditugaskan ke sana pada tahun 1881. Ia
diutus dalam suatu perjalanan untuk mengumpulkan
dana. Bakatnya yang bermacam-macam amat
berguna dalam pelayanannya. Semangat sukacita
dalam memberikan dirinya segera menjadikannya
dicintai orang banyak. Khotbah dan ceramahnya
penuh dengan fakta-fakta menarik mengenai Tanah
Suci. Ia melihat ke dalam wajah dan hati umat dan
berdoa agar mereka bertumbuh dalam kekayaan
rahmat Tuhan. Pada tahun 1888, ia kembali ke
Kanada untuk menetap dan menghabiskan sisa
hidupnya di sana.
Pater Frederik Janssoone adalah seorang
pribadi yang menarik dan seorang penulis yang
piawai. Ia menulis beberapa artikel dan riwayat
hidup para kudus. Tulisan-tulisan itu mengingatkan
orang akan antusiasme yang memenuhi jiwanya
sendiri. Karya-karyanya merefleksikan sukacita
Yesus yang dengan sangat sukahati ia bagikan
kepada yang lain. Pater Frederik wafat pada tanggal
4 Agustus 1916. Ia dimaklumkan sebagai “beato”
pada tahun 1988 oleh Paus Yohanes Paulus II.
SANTO FREDERIKUS († 18 Juli 838)
Frederikus hidup pada abad kesembilan di
Utrecht, di bagian tengah Belanda. Setelah
ditahbiskan menjadi imam, Uskup Ricfried
menyerahinya tanggung jawab atas biara-biara.
Sekitar tahun 825, ia dipilih untuk menggantikan
Ricfried sebagai Uskup Utrecht. Uskup Frederikus
menaruh perhatian besar pada umat dalam
keuskupannya. Ia juga memberikan prioritas utama
pada karya misi. Ia mengutus St. Odulf dan imamimam lainnya yang gagah berani ke daerah-daerah
323
di mana penduduknya masih kafir. Ia menghendaki
mereka mendengar warta Kabar Gembira.
Karena kedudukannya sebagai uskup,
Frederikus mendapatkan musuh-musuh juga.
Putera-putera raja sangat menentang cara hidup
amoral ibu angkat mereka. Mereka meminta Uskup
Frederikus untuk berbicara kepada Ratu Yudit. Uskup
mendekatinya dengan lembut namun tegas. Ratu
tidak senang dinasehati. Ia malahan marah dan
merasa terhina. Tantangan yang lain adalah orangorang yang tinggal di bagian utara keuskupan
Frederikus yang disebut kaum Walcheren. St
Frederikus mengutus imam-iman untuk menghantar
orang-orang di sana pada iman akan Yesus.
Frederikus tahu daerah itu berbahaya dan tidak
bersahabat. Ia terus memantau imam-imam yang ia
utus. Ia menyemangati mereka dan berusaha
membantu agar masyarakat menerima kekristenan.
Meski begitu, mereka tidak siap untuk
mendengarkan dengan cara apapun. Mereka
membalas perhatian uskup kepada mereka dengan
kedengkian.
St Frederikus terus menggembalakan
keuskupannya dengan giat dalam kasih. Pada
tanggal 18 Juli 838 terjadilah suatu tragedi. Uskup
baru saja merayakan Misa. Dengan khusuk ia
mengucap syukur ketika dua orang menikamnya
dengan pisau. Sebuah ayat dari Mazmur 116
terlintas di benaknya. Perlahan-lahan, uskup yang di
ambang ajal itu berdoa, “Aku boleh berjalan di
hadapan TUHAN di negeri orang-orang hidup.”
Beberapa menit kemudian ia pun wafat. Sebagian
orang mengatakan Ratu Yuditlah yang mengutus
pembunuh-pembunuh bayaran karena murkanya
kepada uskup. Sebagian orang beranggapan bahwa
pihak yang bertanggung jawab adalah orang-orang
324
Walcheren. Para pembunuh tidak pernah tertangkap
dan dihukum. Uskup Frederikus dihormati sebagai
seorang martir dan santo.
B: Friederich, Fritz; P: 18 Juli
FRIDA atau ELFRIDA († 714)
Ketika berumur satu tahun ia dibawa oleh
ayahnya Raja Oswin (Inggeris) ke suatu biara,
sebagai tanda terimakasihnya atas kemenangannya
dalam medan perang. Frida begitu pandai dan saleh,
sehingga dipilih menjadi abbas. Ia suka berdoa
berjam-jam, rendah hati dan menolong orang
miskin. ♀
P: 8 Februari
FRIDOLIN († 540)
Adalah biarawan dan misionaris Irlandia yang
berkarya di Perancis, Jerman Selatan dan Swiss.♂
P: 6 Maret
FRUKTUOSUS († 259)
Adalah uskup Tarragona Spanyol yang
dibakar hidup-hidup bersama diakon Augurius dan
Eulogius.
A: subur (L); P: 21 Januari
FULGENTIUS (467-532)
Ingin tetap hidup sebagai rahib, tetapi
terpaksa menerima jabatan uskup Ruspe Turki yang
325
dipercayakan kepadanya. Ilmuwan ini diasingkan
selama lima tahun, karena terlalu banyak
mentobatkan penganut bidaah Arianisme. Ia menulis
banyak buku keagamaan yang sampai ratusan tahun
tetap dipelajari.
A: berkilat, bersinar (L); P: 3 Januari
G
SANTO GABRIEL, SANTO MICHAEL dan
SANTO RAFAEL, MALAIKAT AGUNG
Mikhael, Gabriel dan Rafael disebut
“santo” karena mereka kudus. Namun demikian,
mereka berbeda dari para kudus lainnya karena
mereka bukanlah manusia. Mereka adalah malaikat,
mereka melindungi manusia. Kita dapat mengetahui
sedikit tentang masing-masing dari mereka dari
Kitab Suci.
Nama Mikhael artinya “Siapa dapat
menyamai Tuhan?” Tiga kitab
dalam Kitab Suci bercerita tentang
St. Mikhael, yaitu: Daniel, Wahyu
dan Surat Yudas. Dalam Kitab
Wahyu bab
12:7-9, kita
membaca
tentang
suatu
pertempuran
besar yang
terjadi di
326
surga. Mikhael dan malaikat-malaikatnya berperang
melawan Satan. Mikhael menjadi pemenang karena
setia kepada Tuhan. Kita dapat mohon bantuan St.
Mikhael untuk menjadikan kita teguh dalam kasih
kepada Yesus dan dalam mempraktekan iman
Katolik kita.
Nama Gabriel berarti “Tuhan
kemenanganku”. Ia juga disebutkan dalam kitab
Daniel. Gabriel kita kenal dengan baik karena ia
termasuk salah satu tokoh penting dalam Injil Lukas.
Malaikat Agung ini menyampaikan kepada Maria
bahwa ia akan menjadi Bunda Juruselamat kita.
Gabriel menyampaikan kepada Zakharia bahwa ia
dan Elisabet akan dikarunia seorang putera yang
akan dinamai Yohanes. Gabriel adalah pembawa
warta, utusan Tuhan untuk menyampaikan Kabar
Sukacita. Kita dapat mohon bantuan St. Gabriel
untuk menjadikan kita pembawa warta, seorang
utusan Tuhan seperti dirinya.
Nama Rafael artinya
“Tuhan menyembuhkan”.
Kita membaca kisah yang
menyentuh tentang tugas
Rafael dalam kitab Tobit
dalam Kitab Suci. Ia
memberikan perlindungan
serta penyembuhan bagi
mata Tobit yang buta. Pada
akhir perjalanan, ketika
segala sesuatunya telah
berakhir, Rafael menyatakan
jati dirinya yang sebenarnya. Ia menyebut dirinya
sebagai salah satu dari ketujuh malaikat yang
melayani di hadapan tahta Allah. Kita dapat mohon
bantuan St Rafael untuk melindungi kita dalam
perjalanan, bahkan dalam perjalanan yang amat
327
dekat sekali pun, seperti misalnya pergi ke sekolah.
Kita juga dapat mohon pertolongannya ketika kita
atau seseorang yang kita kasihi diserang penyakit.
GABRA MIKAEL (1788-1855)
Biarawan Kopt di Etiopia ini berbalik menjadi
imam Katolik. Ia menyusun buku tatabahasa serta
kamus bahasa Etiopia. Selain itu ia menyusun
sebuah katekismus dan mendirikan seminari untuk
membina calon-calon imam pribumi. Atas perintah
Abuna Kopt (=uskup), ia disiksa dan dibunuh.
P: 30 Agustus
SANTO GABRIEL dari BUNDA DUKACITA
(1838-27 Februari 1862)
Santo yang menarik ini dilahirkan di Asisi,
Italia pada tahun 1838. Ia diberi nama Fransiskus
pada saat dibaptis untuk
menghormati St. Fransiskus
dari Asisi. Ibunya
meninggal dunia ketika
Fransiskus baru berusia
empat tahun. Ayahnya
mendatangkan seorang
pendidik untuk
mengasuhnya dan saudarasaudaranya. Fransiskus
tumbuh menjadi seorang
pemuda yang amat tampan
sekaligus menyenangkan.
Seringkali ia menjadi orang
yang paling menarik perhatian dalam suatu pesta.
Fransiskus senang berpesta-pora, tetapi ia
mempunyai sisi lain juga. Bahkan pada saat sedang
328
bersenang-senang, ia kadang-kadang merasa bosan.
Ia tidak dapat menjelaskan mengapa. Tampaknya, ia
merasakan dalam hatinya ada suatu dorongan kuat
kepada Tuhan dan kepada kehidupan rohani yang
lebih mendalam.
Dua kali Fransiskus sakit parah hingga
hampir kehilangan nyawanya. Setiap kali ia berjanji
kepada Bunda Maria bahwa jika Bunda Maria mau
mengusahakan kesembuhannya, ia akan menjadi
seorang yang religius. Sungguh, dua kali itu ia
sembuh dari penyakitnya, tetapi Fransiskus tidak
menepati janjinya.
Suatu hari, Fransiskus melihat lukisan Bunda
Dukacita sedang diarak dalam suatu prosesi.
Tampak olehnya, Bunda Maria menatap langsung
kepadanya. Pada saat yang sama, ia mendengar
suatu suara dalam hatinya yang mengatakan,
“Fransiskus, dunia ini bukan lagi untukmu.” Dan
begitulah. Fransiskus masuk biara Passionis. Usianya
delapanbelas tahun. Nama yang dipilihnya adalah
Gabriel dari Bunda Dukacita.
Cinta Grabriel yang terdalam ditujukan
kepada Ekaristi Kudus dan Maria, Bunda Dukacita. Ia
suka menghabiskan waktu dengan merenungkan
sengsara Yesus dan betapa Yesus telah banyak
menderita untukya. Grabriel juga melatih diri dalam
dua keutamaan dengan cara yang istimewa, yaitu
kerendahan hati dan ketaatan. Yang menjadi ciri
khasnya adalah sukacita. Ia selalu bergembira dan
menyebarkan kegembiraan itu kepada mereka yang
ada di sekitarnya. Hanya setelah empat tahun
tinggal dalam biara Passionis, Gabriel wafat pada
tanggal 27 Februari 1862. Ia dinyatakan kudus pada
tahun 1920 oleh Paus Benediktus XV.
329
GALLUS (550-640)
Misionaris berkebangsaan Irlandia ini
bersama Santo Kolumban bekerja di Swiss dan
mendirikan pertapaan. Ia menolak menjadi abbas
maupun uskup.
A: ayam jago (L); P: 16 Oktober
GAUDENTIUS († 410)
Uskup Brescia ini ditugaskan oleh paus
supaya menghadap kaisar di Konstantinopel guna
membebaskan Santo Krisostomos. Tetapi usahanya
gagal, malahan ia diperlakukan dengan kasar.
A: yang bergembira (L); P: 25 Oktober
SANTA GEMMA GALGANI (12 Maret 187811 April 1903)
MASA KECILNYA
Gemma Galgani dilahirkan pada tanggal 12
Maret 1878 di Camigliano, sebuah desa dekat kota
Lucca, Italia. Gemma
adalah kata Italia yang
berarti 'Mutiara'. Ayahnya
seorang ahli kimia yang
berhasil. Salah seorang
leluhurnya adalah Beato
Yohanes Leonardi. Ibu
Gemma juga berasal dari
keluarga bangsawan.
Keluarga Galgani adalah
keluarga Katolik yang saleh
yang dikaruniai delapan
putera-puteri.
Gemma adalah anak
keempat, puteri pertama dalam keluarga. Ia seorang
330
gadis kecil yang pandai, ramah, periang serta
menyenangkan. Sejak masa kecilnya, Gemma amat
suka sekali berdoa. Ia memiliki kebijaksanaan dan
semangat doa yang tidak biasa dijumpai pada anak
kecil seusianya. Hal itu dikarenakan ibunya yang
saleh mengajarkan kepada Gemma kebenarankebenaran Iman Katolik. Signora (=Nyonya) Galgani
secara istimewa menanamkan dalam jiwa puteri
kecilnya itu, cinta kepada Kristus Tersalib.
Jika ibunya sibuk dengan pekerjaannya
sehari-hari sebagai ibu rumah tangga, si kecil
Gemma akan menarik-narik gaun ibunya dan
merengek, “Mama, ayo ceritakan lagi tentang
Yesus.”
Sayang sekali ibu Gemma meninggal saat Gemma
baru berusia tujuh tahun. Pada hari Gemma
menerima Sakramen Penguatan, ketika sedang
berdoa dengan khusuk dalam Misa bagi kesembuhan
ibunya yang sakit parah, Gemma dengan jelas
mendengar suara dalam hatinya yang berkata,
“Apakah kamu mau memberikan mama-mu
kepada-Ku?”
“Ya,” jawab Gemma, “tetapi bawalah aku
serta juga.”
“Tidak,” jawab suara itu, “berikanlah mamamu tanpa syarat kepada-Ku. Untuk
sementara waktu, kamu harus menunggu
bersama papamu. Aku akan membawamu ke
Surga kelak.”
“Ya,” jawab Gemma segera.
“Ya”, kata-kata itu akan selalu diulangi
Gemma di sepanjang hidupnya yang singkat
sebagai jawab atas undangan Kristus untuk
menderita bagi-Nya.
331
Setelah kematian ibunya, Gemma dikirim ayahnya
untuk tinggal di asrama Katolik di Lucca yang
dikelola oleh para Biarawati St. Zita.
Di kemudian hari, saat mengenang masa-masa di
sekolah, Gemma berkata, “Saat aku mulai
bersekolah di susteran, aku merasa seperti di
Surga.”
Di sekolah, Gemma dikasihi oleh para guru
dan teman-teman sekolahnya. Meskipun ia seorang
yang pendiam dan lebih suka menyendiri, ia selalu
tersenyum kepada siapa saja. Gemma menonjol
dalam pelajaran Bahasa Perancis, aritmetika dan
musik. Pada tahun 1893 Gemma memenangkan
Medali Emas untuk pengetahuan agama. Salah
seorang guru sekolahnya secara singkat dan tepat
mengatakan, “Gemma adalah teladan bagi sekolah
kami.”
Gemma sangat merindukan Komuni
Kudusnya yang pertama. Seringkali ia memohon,
“Berikanlah Yesus kepadaku…. Anda akan melihat
betapa baiknya aku nanti. Aku sungguh akan
berubah. Aku tidak akan berbuat dosa lagi.
Berikanlah Yesus kepadaku. Aku sungguh sangat
merindukan Dia, aku tidak akan dapat hidup tanpaNya.”
Akhirnya, pada usia sembilan tahun (lebih
awal dari kebiasaan), Gemma diperkenankan untuk
menerima Komuni Kudus-nya yang pertama. Seijin
ayahnya, Gemma tinggal selama sepuluh hari
lamanya di sebuah biara setempat guna
mempersiapkan diri secara pantas untuk menyambut
peristiwa agung ini.
Pada tanggal 20 Juni 1887, pada Pesta Hati
Kudus Yesus, saat yang telah lama dinanti-nantikan
Gemma itu pun tiba. Dengan kata-katanya sendiri ia
332
menggambarkan pertemuan pertamanya yang
mesra dengan Kristus dalam Sakramen Maha Kudus:
“Tidaklah mungkin menceritakan apa yang
terjadi saat itu antara Yesus dan aku. Ia
membuat Diri-Nya dapat kurasakan, oh
demikian kuat, dalam jiwaku.”
Pada tahun 1897 ayah Gemma meninggal
dunia. Karena terlalu murah hati dan kurang berhatihati dalam menjalankan usahanya, ayah Gemma
bangkrut. Ia tidak meninggalkan warisan apa pun
bagi putera-puterinya, bahkan tidak juga sarana
untuk menunjang hidup. Saat itu Gemma baru
berusia sembilan belas tahun, tetapi mulai terbiasa
memikul salib. Sejak ayahnya meninggal, Gemma
berperan sebagai ibu bagi ketujuh saudara dan
saudarinya.
SECARA AJAIB SEMBUH BERKAT BANTUAN
DOA ST. GABRIEL
Gemma jatuh sakit. Ia menderita TBC tulang.
Juga penyakit meningitis menyerangnya dan
menyebabkannya untuk sementara waktu
kehilangan pendengarannya. Bisul besar bernanah
muncul di kepalanya, rambutnya rontok, dan
akhirnya tangan serta kakinya menjadi lumpuh.
Dokter dipanggil dan sekian banyak cara pengobatan
dilalui tanpa membuahkan hasil, malahan semakin
buruk keadaannya.
Gemma memohon bantuan doa Venerabilis
Gabriel Possenti dari Bunda Dukacita (sekarang St.
Gabriel). Di pembaringannya, Gemma membaca
riwayat hidup St. Gabriel. Di kemudian hari, Gemma
menulis tentang Venerabilis Gabriel:
“…Aku semakin kagum akan teladan serta
sikap hidupnya. Devosiku kepadanya
bertambah. Malam hari, aku tidak akan tidur
333
sebelum meletakkan gambarnya di bawah
bantalku, dan sesudah itu aku mulai
melihatnya berada di dekatku. Aku tidak tahu
bagaimana harus menjelaskannya, tetapi aku
merasakan kehadirannya. Setiap saat dan
dalam setiap lakuku, Frater Gabriel ada
dalam benakku.”
Gemma, sekarang usianya 20 tahun, tampaknya
hanya tinggal menunggu saatnya saja. Tengah
malam pada tanggal 23 Februari 1899, Gemma
sayup-sayup mendengar seseorang mendaraskan
rosario dan ia sadar bahwa Venerabilis Gabriel
menampakkan diri kepadanya. Ia berkata kepada
Gemma:
“Apakah kamu ingin sembuh? Berdoalah
kepada Hati Kudus Yesus dengan penuh iman
setiap sore. Aku akan datang kepadamu
hingga Novena selesai, kita akan berdoa
bersama kepada Hati-Nya yang Terkudus.”
Pada hari Jumat pertama bulan Maret, Novena
selesai didaraskan. Permohonan mereka dikabulkan;
Gemma sembuh sama sekali dari sakitnya! Ketika
Gemma bangkit dari pembaringannya, mereka yang
ada di sekelilingnya bersorak gembira. Ya, telah
terjadi suatu mukjizat!
KARUNIA STIGMATA
Gemma yang sekarang sempurna
kesehatannya, amat rindu untuk menjadi seorang
Rubiah Pasionis, namun keinginannya itu tidak
pernah terkabul. Tuhan mempunyai rencana lain
baginya.
Pada tanggal 8 Juni 1899, setelah menerima
Komuni Kudus, Kristus menyatakan kepada
hambanya bahwa sore itu Ia akan
334
menganugerahkan kepadanya suatu rahmat yang
amat istimewa.
Gemma pulang ke rumah dan berdoa. Ia
mengalami ekstasi (= kerasukan Roh Kudus) dan
merasakan tobat yang mendalam atas dosa.
Kemudian, St. Perawan Maria, kepada siapa St.
Gemma berdevosi dengan setia dan tekun,
menampakkan diri kepadanya dan berkata:
“Puteraku Yesus, mengasihimu secara luar
biasa dan hendak memberimu suatu karunia.
Aku akan menjadi Bunda-mu. Maukah kamu
menjadi anak yang taat?”
Santa Perawan Maria kemudian membuka mantolnya
dan menaungi Gemma dengan mantolnya itu.
Beginilah ceritera St. Gemma di kemudian
hari saat mengenang bagaimana ia menerima
stigmata:
“Pada saat itu Yesus menampakkan diri
dengan semua luka-luka-Nya yang
menganga, namun dari luka-luka itu tidak
lagi memancar darah, melainkan nyala api.
Dalam sekejap nyala-nyala api itu menyentuh
kedua belah tanganku, kakiku dan
lambungku. Aku merasa seperti mau mati
rasanya, dan pastilah aku sudah roboh ke
tanah jika saja bundaku tidak menopang aku,
sementara semua itu terjadi aku tetap berada
dalam naungan mantolnya. Aku berada dalam
keadaan demikian selama beberapa jam.
Pada akhirnya, Bunda Maria mengecup
keningku, semuanya lenyap, dan aku
mendapati diriku sendiri sedang berlutut.
Tetapi aku masih merasakan sakit yang luar
biasa di kedua tangan, kaki dan lambungku.
Aku bangkit berdiri untuk tidur, dan barulah
aku sadar bahwa darah mengalir dari bagian-
335
bagian tubuhku yang terasa sakit itu. Aku
menutupi luka-lukaku sedapat mungkin, dan
kemudian dengan ditolong oleh Malaikatku,
barulah aku dapat pergi tidur …”
Sejak saat itu, setiap Kamis petang, Gemma akan
mengalami ekstasi dan tanda-tanda Kristus akan
muncul. Stigmata tersebut terus ada padanya hingga
Jumat siang atau Sabtu pagi, yaitu ketika darah
berhenti mengalir, luka-luka menutup kembali, dan
tanda-tanda putih muncul di tempat bekas luka.
Stigmata Gemma terus-menerus muncul di
sepanjang sisa hidupnya hingga tiga tahun
menjelang wafatnya, karena Bapa Pembimbing
Rohaninya melarang Gemma untuk menerimanya.
Melalui doa, stigmata tidak muncul kembali, tetapi
tanda-tanda putih tetap muncul di kulitnya hingga
wafatnya.
Beberapa orang, termasuk para rohaniwan
Gereja yang disegani, menjadi saksi atas mukjizat
stigmata ini. Seorang saksi mata mengatakan:
“Darah mengalir dari luka-luka Gemma
dengan begitu hebat. Jika ia berdiri, darah
mengalir membanjiri lantai, dan jika ia tidur,
darah tidak saja membasahi seprei, tetapi
membasahi kasur seluruhnya. Saya
mengukur aliran atau genangan darahnya,
panjangnya kurang lebih dua puluh hingga
dua puluh lima inci dan lebarnya kurang lebih
dua inci.”
Sama seperti St. Fransiskus dari Asisi dan baru-baru
ini St. Padre Pio, Gemma dapat berkata juga: Nemo
mihi molestus sit. Ego enim stigmata Domini Jesu in
corpore meo porto: Biarlah tiada seorangpun
menyakiti aku, karena aku mengenakan tanda-tanda
Tuhan Yesus di tubuhku.
336
KEHIDUPAN DOA MISTIKNYA
Sepanjang hidupnya, Gemma dikaruniai
banyak pengalaman mistik dan rahmat istimewa.
Karunia-karunia tersebut sering disalah mengerti
oleh orang-orang di sekitarnya, sehingga Gemma
sering menjadi bahan ejekan. Gemma dengan tabah
menerima semuanya itu sebagai silih dosa,
mengingat bahwa Tuhan Yesus sendiri juga telah
disalah mengerti dan diejek.
Pada usia 21 tahun, Gemma diangkat anak
oleh sebuah keluarga Italia yang murah mati, yaitu
keluarga Giannini. Keluarga tersebut telah memiliki
sebelas orang putera puteri, namun gembira
menerima gadis yatim piatu yang saleh ini dalam
rumah mereka. Nyonya rumah: Signora Cecilia
Giannini, kelak mengenang Gemma sebagai berikut:
“Saya bersedia memberi kesaksian di bawah
sumpah bahwa selama tiga tahun delapan
bulan Gemma tinggal bersama kami, saya
tidak pernah mendapatkan masalah,
walaupun sepele sekali pun, dalam keluarga
kami yang timbul karena dia, dan saya juga
tidak pernah mendapati cacat celanya yang
terkecil sekali pun. Saya ulangi, bahkan
masalah sepele sekali pun atau cacat cela
terkecil sekali pun.”
St. Gemma dengan rajin melakukan tugas-tugas
rumah tangga dalam keluarga besar Giannini.
Gemma juga meluangkan waktu untuk berdoa, yang
adalah kegiatan yang paling disukainya. Melalui
Penyelenggaraan Ilahi, Gemma mendapatkan
seorang Bapa Pembimbing Rohani Pasionis yang
kudus, Rm Germanus, CP (sekarang Venerabilis
Germanus) yang ditaatinya sepenuh hati.
Rm Germanus, seorang teolog yang ahli
dalam hal doa mistik, memperhatikan bahwa
337
Gemma memiliki kehidupan doa yang amat
mendalam karena persatuannya yang demikian erat
dengan Tuhan. Rm Germanus yakin bahwa “Mutiara
Kristus” ini telah melewati keseluruhan dari
kesembilan tahap klasik kehidupan batin.
Gemma seringkali mengalami ekstasi. Segala
perkataan yang diucapkannya selama esktasi
direkam oleh Bapa Pembimbing Rohaninya dengan
dibantu seorang sanak keluarga Giannini. Pada akhir
ekstasi, Gemma akan kembali normal dan
menjalankan kehidupannya dalam keluarga seperti
biasa.
Gemma mengikuti Perayaan Misa dua kali
sehari sementara ia menerima komuni satu kali saja
dalam sehari. Dengan setia Gemma mendaraskan
doa rosarionya, dan sore hari bersama Signora
Giannini, ia mengikuti Ibadat Sore. Dalam
melakukan semua kegiatan rohaninya, tidak pernah
sekali pun Gemma melalaikan tugas dan
kewajibannya setiap hari di rumah keluarga Giannini.
GEMMA & MALAIKAT PELINDUNGNYA
Malaikat Pelindungnya seringkali
menampakkan diri kepada Gemma. Mereka
berbicara seperti layaknya seseorang bercakapcakap dengan sahabatnya. Kemurnian serta
kekudusan Gemma tentu telah mengundang
Malaikat Kudus dari Surga itu berada di sampingnya.
Gemma dan malaikatnya dengan sayapnya
terentang atau berlutut di sampingnya,
mendaraskan doa-doa lisan atau Mazmur pujian.
Ketika melakukan Meditasi Sengsara Yesus,
malaikatnya membawa Gemma masuk dalam
meditasi yang mendalam dengan pengertianpengertian yang luhur dan agung tentang Misteri
338
Sengsara Yesus. Suatu ketika Malaikat Pelindungnya
berbicara kepada Gemma tentang Sengsara Kristus:
“Lihatlah betapaYesus telah menderita bagi
manusia. Pikirkanlah satu demi satu LukaLuka itu. Cinta-lah yang telah mencabikcabiknya. Lihatlah betapa mengerikannya
dosa, oleh karenanya untuk menebusnya,
begitu banyak sengsara serta begitu besar
cinta yang dibutuhkan.”
Gemma biasa meminta bantuan malaikat
pelindungnya untuk menyampaikan surat atau
menyampaikan pesan kepada Bapa Pembimbing
Rohaninya di Roma.
WAFATNYA
Pada tahun 1902 Gemma yang kesehatannya
prima sejak penyembuhannya yang ajaib,
mempersembahkan dirinya kepada Tuhan sebagai
kurban silih bagi keselamatan jiwa-jiwa. Yesus
menerima persembahan dirinya.
Gemma kemudian sakit parah. Ia tidak dapat
menelan makanan apa pun. Walaupun untuk
sementara waktu kesehatannya mulai membaik
berkat Penyelenggaraan Ilahi, Gemma segera jatuh
sakit kembali. Pada tanggal 21 September 1902,
Gemma mulai muntah darah disertai dengan denyut
jantung yang berdebar amat kencang. Gemma
dinyatakan mengidap TBC. Sementara itu Gemma
juga mengalami kemartiran rohani karena
kekeringan rohani dan tidak adanya penghiburan
dalam kehidupan rohaninya. Menambah beban
deritanya, si iblis melipatgandakan serangannya atas
“Perawan dari Lucca” ini karena iblis tahu bahwa
saatnya hampir tiba.
Iblis berusaha keras membujuk Gemma
dengan mengatakan bahwa ia telah sama sekali
339
ditinggalkan oleh Tuhan. Iblis memperlihatkan
penampakan-penampakan yang mengerikan dan
bahkan melakukan serangan-serangan fisik atas
tubuh Gemma yang rapuh. Seorang saksi mata yang
merawat Gemma mengatakan:
“Iblis yang menjijikkan itu akan menghabisi
Gemma kita tersayang - angin ribut yang
memekakkan telinga, wujud binatangbinatang yang ganas, dan sebagainya - Saya
meninggalkan Gemma dengan bercucuran air
mata, sebab si iblis sedang
menghancurbinasakannya.”
Gemma tak henti-hentinya menyerukan Nama Kudus
Yesus dan Maria, namun pertempuran masih saja
tetap berlangsung. Tentang perjuangan akhir
Gemma ini, Venerabilis Germanus, Bapa
Pembimbing Rohaninya, mengatakan:
“Penderita yang malang itu melewatkan harihari, minggu-minggu dan bahkan bulanbulannya dalam keadaan demikian,
meninggalkan teladan bagi kita akan
ketabahan yang luar biasa.”
Mengalami segala macam pencobaan itu Gemma
tidak pernah mengeluh, ia hanya berdoa. Saat
Gemma sudah tiba. Ia hampir-hampir tampak
seperti kerangka hidup saja, namun masih kelihatan
cantik meskipun tubuhnya habis dikoyak
penyakitnya. Viaticum diterimakan kepadanya.
Dalam percakapannya yang terakhir, Gemma
mengatakan:
“Aku tidak minta apa-apa lagi; Aku telah
menyerahkan segala sesuatunya kepada
Tuhan; sekarang aku siap untuk mati.”
Napasnya terengah-engah, “Sekarang
sungguh benar bahwa tidak ada lagi yang
340
tersisa padaku, Yesus. Aku menyerahkan
jiwaku yang malang kepada-Mu…Yesus!”
Gemma kemudian tersenyum dengan senyuman
surgawi, kepalanya terkulai ke samping, dan
napasnyapun terhenti.
Romo Paroki yang menemaninya di saat-saat
akhir hidupnya mengatakan, “Ia meninggal dengan
senyuman yang tetap menghiasi bibirnya, sehingga
saya tidak dapat percaya bahwa ia sungguh-sungguh
sudah meninggal.”
Salah seorang dari para biarawati yang
berada di sana saat kematiannya menyelimuti tubuh
Gemma dengan jubah Pasionis, jubah yang amat
dirindukan Gemma untuk dikenakannya sebagai
seorang biarawati.
Gemma Galgani wafat pada Hari Sabtu Suci,
tanggal 11 April 1903 dalam usia 25 tahun.
Pada tahun1917 Gereja mulai mempelajari
keteladanan hidup Gemma. Pada tahun 1923
jenasah Gemma dipindahkan ke Biara Passionis di
Lucca hingga sekarang. Pada tanggal 14 Mei 1933
Gemma dibeatifikasi oleh Paus Pius XI dan pada
tanggal 2 Mei 1940, hanya tiga puluh tujuh tahun
setelah kematiannya, ia dikanonisasi oleh Paus yang
sama. Pesta St. Gemma Galgani dirayakan setiap
tanggal 16 Mei.
CATATAN ST. GEMMA GALGANI
"Jika aku melihat pintu gerbang neraka terbuka
dan aku berdiri di tepi jurang, aku tidak akan
putus asa, aku tidak akan kehilangan harapan
akan belas kasih, karena aku mengandalkan
Engkau, ya Tuhan-ku"
"Wahai jiwaku, berkatilah Yesus. Janganlah
engkau lupa akan demikian banyak rahmat yang
telah Ia limpahkan kepadamu. Cintailah Tuhan-
341
mu yang begitu mengasihimu. Angkatlah dirimu
ke hadirat-Nya, yang telah merendahkan DiriNya bagimu; nyatakanlah dirimu seperti Ia
menyatakan Diri-Nya kepadamu; jadikan bersih
hatimu, jadikan kudus. Cintailah Yesus-mu, yang
telah mengangkatmu dari begitu banyak
penderitaan. Cintailah Tuhan-mu, berkatilah
Tuhan-mu."
Gemma Galgani (1878-1903), perawan, hidup
di Lucca Italia; B: Emma, Hemma; P: 11 April.
GENESIUS († 250)
Adalah seorang magang baptis yang menjadi
sekretaris negeri di Arles Perancis. Ketika disuruh
menulis dekrit yang isinya melawan agama Kristen,
ia membuang alat-alat tulisnya dan melarikan diri.
Namun ia tertangkap dan dipenggal, sehingga
dipermandikan oleh darahnya sendiri.
A: asal mula (Y); P: 25 Agustus
SANTA GENOVEVA (422-502)
Genoveva dilahirkan sekitar tahun 422 di
Nanterre, sebuah desa kecil, empat mil jauhnya dari
Paris. Ketika masih sangat
muda, ia rindu untuk
membaktikan hidupnya
kepada Yesus. Setelah kedua
orangtuanya meninggal
dunia, Genoveva tinggal
bersama neneknya. Ia
menghabiskan waktunya
dengan berdoa setiap hari. Ia
menjadi sangat akrab
342
dengan Yesus dan ingin membagikan kebaikan-Nya
kepada orang-orang lain juga.
Genoveva adalah seorang gadis yang lemah lembut
dan murah hati. Dengan caranya sendiri, ia
melakukan hal-hal yang mendatangkan kebaikan
bagi sesama.
Penduduk Paris bersiap-siap hendak
melarikan diri dari suatu balatentara ganas yang
datang untuk menyerang mereka. Genoveva tampil.
Ia membangkitkan semangat warga kota agar
mengandalkan Tuhan. Ia mengatakan bahwa jika
mereka melakukan matiraga, maka mereka akan
dibebaskan. Orang-orang percaya dan melakukan
apa yang dikatakannya, dan balatentara Hun yang
ganas sekonyong-konyong berbalik kembali. Mereka
tidak menyerang kota sama sekali.
St. Genoveva mengamalkan belas kasihan
dan ketaatan pada kehendak Allah setiap hari
sepanjang hidupnya, bukan hanya pada waktu
kesesakan. Tak pernah ia menyerah dalam
melakukan sebanyak mungkin kebajikan. Kesetiaan
kepada Yesus dan keberanian adalah karuniakarunia istimewa yang menjadi kesaksian hidup
yang ditinggalkan Genoveva bagi kita.
Salah satu cara terbaik yang dapat kita
lakukan bagi negara kita adalah berdoa bagi para
pemimpin negara. Kita mohon pada Tuhan untuk
membimbing mereka demi kebaikan kita semua.
St. Genoveva memberikan teladan kesetiaan
dan keberanian dalam mengandalkan Tuhan,
teristimewa dalam masa-masa sulit di negaranya.
Berdoa bagi para pemimpin negara merupakan salah
satu cara yang dapat kita lakukan bagi negara kita,
memohon Tuhan agar membimbing mereka dalam
membuat keputusan-keputusan yang tepat bagi
kebaikan semua orang.
343
Genoveva (422-502), pelindung kota Paris; L:
gembala dengan dua kunci; P: 3 Januari
GEORGE GERVASE OSB († 1608)
Sewaktu muda menjadi anggota pembajak
laut pimpinan Francis Drake, namun ia bertobat dan
menjadi imam. Ia dihukum karena melayani umat di
Inggeris. P: 11 April
SANTO GEORGIUS
Santo Georgius biasa digambarkan sedang
membunuh seekor naga untuk menyelamatkan
seorang perempuan cantik.
Naga melambangkan
kejahatan. Perempuan
melambangkan kebenaran
Allah yang kudus. St.
Georgius membunuh sang
naga sebab ia telah
memenangkan pertarungan
melawan iblis.
Tidak banyak yang
diketahui mengenai St.
Georgius kecuali bahwa ia
seorang martir. Ia adalah
seorang prajurit dalam bala
tentara Diocletian, seorang kaisar kafir. Diocletian
amat benci pada umat Kristiani. Ia membunuh setiap
orang Kristen yang dijumpainya.
Dikisahkan bahwa St. Georgius adalah salah
seorang prajurit kesayangan Diocletian. Ketika
Georgius menjadi seorang Kristen, ia menghadap
kaisar dan mengecamnya karena tindakannya yang
amat kejam. Kemudian, Georgius melepaskan
jabatannya dalam dinas tentara Romawi. St.
Georgius membayar keberaniannya itu dengan harga
344
yang amat mahal. Ia disiksa dengan kejam lalu
dipenggal kepalanya.
Begitu gagah berani dan begitu penuh
sukacita St. Georgius menyatakan imannya hingga
orang merasa tergugah semangatnya apabila
mendengarkan kisah hidupnya. Banyak lagu dan
puisi ditulis untuk mengenang kemartirannya. Para
tentara, terutama, selalu berdevosi kepadanya. St.
Georgius diangkat sebagai santo pelindung Inggris
pada tahun 1222.
Georgius (abad ke-3), martir di Palestina; A:
petani; L: seorang berkuda membunuh naga
ganas, dalam tangannya terdapat bendera
dengan salib merah; P: 23 April
SANTO GERARDUS dari BROGNE († 3
Oktober 959)
Gerardus dilahirkan di akhir abad kesembilan
di Perancis. Keluarganya kaya raya, tetapi Geradus
bukanlah seorang yang sombong. Sesungguhnya, ia
dikenal sebagai seorang yang baik hati dan
bersahabat. Sepulang dari pergi berburu, ia dan
kawan-kawannya kembali ke rumah dalam keadaan
capai dan lapar. Setelah mengundang temantemannya masuk untuk makan minum dan
beristirahat, ia sendiri pergi. Gerardus pergi
menyelinap menuju sebuah kapel kecil yang berada
dalam wilayah tanah miliknya. Ia berdoa untuk
jangka waktu yang lama di sana. Tubuhnya yang
lelah pun beristirahat dan ia lupa sama sekali
mengenai rasa laparnya.
Gagasan muncul di benak Gerardus, andai
saja orang banyak menyadari sukacita doa, maka
pastilah mereka akan dengan lebih suka hati berdoa.
Kemudian pikirannya pun melayang kepada para
biarawan yang melewatkan sepanjang hidup mereka
345
menyampaikan puji-pujian kepada Tuhan.
Bayangkan betapa mereka beroleh hak istimewa,
pikirnya. Maka berdoalah ia memohon kesempatan
untuk mendapatkan panggilan religius dan akhirnya
ia dapat bergabung dalam biara St Denis.
Gerards mencintai kehidupan yang telah
dipilihnya dan setelah menamatkan pendidikan ia
ditahbiskan menjadi seorang imam. Ia telah
melewatkan sebelastahun sebagai seorang biarawan
ketika kepadanya diberikan ijin untuk mendirikan
suatu biara baru di tanah miliknya di Brogne. Biara
berkembang, tetapi Gerardus merasa terlalu banyak
aktivitas dan kesenangan di sana. Sebab itu ia
membangun bagi dirinya sendiri sebuah gubug
pertapaan di samping gereja. Ia tinggal di sana
dengan tenang seorang diri.
Tetapi, ia tidak dibiarkan tinggal dalam damai
untuk waktu yang lama. Para superior meminta
Gerardus untuk mengunjungi biara-biara di Flanders
dan Normandy. Para biarawan membutuhkan
bimbingan dan pertolongan agar dapat lebih
bertekun. Tugas ini menghantar Gerardus dalam
banyak perjalanan selama duapuluh tahun.
Sepanjang hidupnya Gerardus hidup dengan cara
hidup yang ketat penuh matiraga. Ia melakukannya
sebab ia ingin membuktikan kepada Yesus bahwa ia
mengasihi-Nya. Ia menunjukkan kasihnya itu
dengan suka hati mempersembahkan tindakantindakan kecil penyangkalan diri. Ketika tahu bahwa
masa hidupnya di dunia akan segra berakhir, ia
minta agar diijinkan kembali pulang ke gubug
pertapaannya di Brogne. Ijin diberikan. Gerardus
wafat dalam damai pada tanggal 3 Oktober 959.
P: 13 Oktober
346
SANTO GERARDUS MAJELLA
(6April 1726-15 Oktober 1755)
Meski tidak secara resmi digelari demikian
oleh Gereja, Santo Gerardus Majella secara luas
dikenal oleh umat Katolik sebagai “pelindung para
ibu yang sedang mengandung.” Pada masa ini,
tampaknya Tuhan memilih teladan baik Santo
Gerardus guna melawan abad kematian yang telah
kehilangan kepercayaan pada penyelenggaraan
Tuhan dan memiliki cara berpikir yang merendahkan
kehidupan. Tetapi, mengapa Santo Gerardus
Majella? Bukankah aneh apabila seorang laki-laki,
seorang broeder religius pula, dijadikan pelindung
bagi para ibu yang sedang mengandung?
MASA KECIL
Gerardus, bungsu dari kelima anak pasangan
Dominic dan Benedetta Galella Majella, dilahirkan
pada tanggal 6 April 1726, di sebuah kota kecil
bernama Muro, beberapa
mil jauhnya dari Naples di
Italia selatan.
Kesehatannya amat rapuh
sejak lahir dan segeralah
ia dibawa ke katedral
untuk dibaptis.
Bahkan masa
kecilnya telah ditandai
dengan rahmat-rahmat
istimewa dari Tuhan.
Ketika usianya baru lima
tahun, Gerardus biasa
pergi ke sebuah kapel
kecil dekat rumahnya untuk berdoa. Seringkali ia
pulang dari sana dengan seketul roti. Apabila ibunya
bertanya darimana ia mendapatkan roti, ia akan
347
mengatakan bahwa “seorang anak laki-laki yang
amat tampan” memberikan kepadanya. Akhirnya,
Elizabeth - saudari perempuan Gerardus diperintahkan untuk mengikutinya diam-diam ke
kapel guna mencari tahu. Saudarinya itu mengintip
ke dalam kapel dan melihat Gerardus berlutut dalam
doa di hadapan patung SP Maria yang menggendong
Kanak-kanak Yesus. Lalu, Elizabeth melihat sesuatu
yang ajaib. Kanak-kanak Yesus turun dari dekapan
BundaNya untuk bermain-main dengan Gerardus
kecil. Setelah beberapa waktu berselang, Kanakkanak Yesus memberikan seketul roti kepada
Gerardus dan kembali ke pelukan BundaNya!
Dalam perayaan Misa, Gerardus juga
seringkali melihat Kanak-kanak Yesus yang sungguh
hadir dalam Ekaristi Kudus. Ia dapat melihat Yesus
setelah konsekrasi hingga Komuni Kudus berakhir.
Gerardus kecil yang kala itu berusia tujuh tahun
begitu rindu menyambut Yesus dalam Komuni
Kudus, karenanya ia ikut dalam barisan mereka
yang hendak menyambut Komuni. Pada masa itu,
anak-anak tidak diperkenankan menyambut Komuni
Kudus hingga mereka berusia 14 tahun. Tetapi,
Gerardus beranggapan bahwa karena Yesus sangat
mengasihinya dan ia juga sangat mengasihi Yesus,
pastilah boleh ia menyambut-Nya. Imam tahu bahwa
Gerardus belum cukup umur untuk menyambut
Yesus, jadi ia tidak memberinya Komuni Kudus dan
Gerardus kecil harus kembali ke bangkunya dengan
berlinangan airmata. Sepanjang hari itu, Gerardus
terus menangis karena tidak diperbolehkan
menyambut Yesus. Ketika masuk kamar malam itu,
ia tak dapat tidur. Sekonyong-konyong, suatu terang
yang amat menakjubkan memenuhi kamar tidurnya
dan Malaikat Agung Santo Mikhael menampakkan
diri untuk memberinya Komuni Kudus!
348
MASA BEKERJA
Ketika Gerardus berusia duabelas tahun,
kematian ayahnya yang tiba-tiba mengharuskannya
meninggalkan bangku sekolah dan mulai bekerja.
Ibunya menitipkannya untuk magang pada seorang
penjahit agar ia dapat meneruskan usaha ayahnya.
Majikannya ini mempunyai rasa tidak senang yang
aneh kepada Gerardus dan seringkali menghujaninya
dengan pukulan dan umpatan. Gerardus menerima
aniaya ini sebagai diperkenankan oleh Allah demi
kebaikan rohaninya. Suatu kali ia bahkan tampak
tersenyum sementara sedang dihajar, dan ketika
orang bertanya, ia menjawab, “Aku tersenyum
sebab aku melihat tangan Tuhan menderaku.” Upah
yang didapatkannya dibaginya rata untuk memenuhi
keperluan keluarga, fakir miskin dan stipendium
Misa demi membebaskan jiwa-jiwa di api penyucian.
Setelah masa magangnya sebagai seorang
penjahit, Gerardus untuk beberapa waktu lamanya
bekerja sebagai pelayan Uskup Lacedonia yang
sedang memulihkan kesehatannya di Muro. Lagi, ia
melatih keutamaan kesabaran dengan diam dalam
menghadapi temperamen majikannya yang
pemarah. Pada masa ini terjadi salah satu dari
mukjizat-mukjizat pertamanya. Suatu hari, tanpa
sengaja ia menjatuhkan kunci rumah ke dalam
sumur. Dengan kepolosan seorang kudus ia
menurunkan sebuah patung kecil Bayi Yesus ke
dalam sumur. Sungguh ajaib, ketika Gerardus
mengangkat patung kembali, kunci yang hilang
tampak tergantung di tangan patung.
PANGGILAN RELIGIUS
Sementara bertumbuh sebagai seorang
pemuda, apabila orang bertanya kepadanya
349
mengenai perkawinan, Gerardus akan menjawab,
“Madonna telah memikat hatiku, dan aku telah
memberikan hatiku sebagai persembahan baginya.”
Daripada hidup perkawinan, segera saja pemuda
yang saleh ini terpikat pada panggilan religius.
Namun demikian, tiga kali ia ditolak masuk ke dalam
suatu ordo religius oleh sebab kesehatannya yang
rapuh. Walau begitu ia tetap bertekad untuk menjadi
seorang biarawan. Suatu misi para imam
Redemptoris yang diadakan di Muro memberinya
pengharapan baru. Ia mohon diperkenankan masuk
ke dalam ordo mereka, tetapi lagi-lagi ia ditolak
karena mereka merasa bahwa kesehatannya tidak
akan cocok dengan kerasnya kehidupan biara.
Tetapi, orang muda ini begitu gigih dan bulat
tekadnya hingga Pater Paul Cafaro, superior para
misionaris, menasehati ibunya untuk mengurung
Gerardus di kamar pada malam para misionaris
meninggalkan Muro, khawatir kalau-kalau ia
berusaha mengikuti mereka. Ibunda Gerardus
melaksanakan nasehat sang imam, tetapi keesokan
paginya saat ia membuka pintu kamar, ia mendapati
tempat pembaringan yang kosong, sebuah jendela
yang terbuka di mana tergantung selembar kertas,
dan sebuah catatan di meja yang berbunyi, “Aku
pergi untuk menjadi seorang Santo.”
Gerardus berhasil menyusul para misionaris
sementara mereka meninggalkan kota. Setelah
banyak permohonan dan penolakan, P Cafaro
akhirnya menyerah dan mengutusnya pergi ke
kediaman rektor Redemptoris di Iliceto dengan
catatan rekomendasi ini, “Saya mengirim kepada
Pater seorang broder yang tak berguna.”
Demikianlah, akhirnya, pada tahun 1749, pada usia
23 tahun, Gerardus diterima dalam Kongregasi
Redemptoris yang baru dibentuk beberapa tahun
350
sebelumnya oleh Santo Alfonsus Liguori. Broeder
“yang tak berguna” ini membuktikan diri sebagai
teladan berbagai-bagai keutamaan dan ia melakukan
pekerjaan empat orang sekaligus! Ia akan
mengatakan kepada rekan-rekannya, “Biar aku yang
mengerjakannya, bukankah aku lebih muda. Engkau
beristirahatlah.”
Dengan gagah berani Gerardus berikrar untuk
senantiasa memilih apa yang tampaknya paling
sempurna, yang paling berkenan bagi Allah. Ia taat
secara sempurna kepada kehendak superiornya,
bahkan meski kehendak itu tidak diungkapkan dalam
kata. Suatu hari, guna menunjukkan hal ini kepada
seorang otoritas yang datang berkunjung, Superior
menyuruh Gerardus pergi, sementara ia berkata
kepada otoritas yang menuntut bukti itu, “Aku akan
memerintahkannya secara batin untuk kembali; dan
ia tidak akan membutuhkan lebih dari perintah ini.”
Maka, segera saja sang Broeder kembali, mengetuk
pintu dan bertanya, “Adakah Pater menyuruh saya
kembali?”
Suatu kali, ia memimpin sekelompok murid
dalam suatu perjalanan selama sembilan hari ke
Pegunungan Gargani, di mana Malaikat Agung Santo
Mikhael menampakkan diri. Hanya ada sedikit saja
uang pada mereka untuk perjalanan itu, dan ketika
mereka tiba di tujuan, nyaris tak ada yang tersisa.
Gerardus mempergunakan keping uangnya yang
terakhir untuk membeli bunga bagi altar Tuhan.
Sementara menempatkan bunga-bunga di altar ia
berkata, “Tuhan, aku telah memperhatikan Engkau.
Sekarang, Engkau yang memperhatikan muridmuridku dan aku.” Seorang religius yang melihatnya
di gereja mengundang orang kudus kita beserta
seluruh rombongan untuk menumpang di rumahnya.
Dan ketika rombongan siap untuk berangkat pulang
351
kembali, Gerardus sekali lagi berdoa, dan segera
seseorang muncul dan memberinya beberapa ketul
roti.
Salah satu dari mukjizat Santo Gerardus yang
paling terkenal terjadi ketika seorang tukang batu
jatuh dari perancah pada waktu pembangunan
sebuah bangunan. Apa daya? Gerardus telah
dilarang oleh superiornya untuk tidak lagi
mengadakan mukjizat tanpa ijin. Maka, broeder
yang kudus ini menghentikan sang tukang batu di
angkasa, memintanya untuk menunggu hingga ia
mendapatkan ijin untuk menyelamatkannya! Dan ia
memang mendapatkan ijin, sehingga tukang batu itu
dapat jatuh dan mendarat dengan lembut di atas
tanah.
Para biarawan menganggap Gerardus sebagai
rekan yang tak ternilai sebab ia berhasil dengan
begitu gemilang dalam menghantar orang-orang
berdosa untuk menyambut sakramen-sakramen dan
mengilhami banyak orang untuk memperbaiki
Sakramen Tobat mereka yang buruk. Orang banyak
mengikutinya di mana-mana, dan telah
menyebutnya “il santo” - sang Santo.
PENCOBAAN BERAT
Kekudusan sejati harus senantiasa diuji
dengan salib, dan pada tahun 1754 Gerardus harus
mengalami suatu pencobaan besar, yang
memperolehkan baginya ganjaran berupa kuasa
istimewa untuk menolong para ibu dan anak-anak.
Salah satu dari semangat Gerardus yang bernyalanyala adalah mendorong serta membantu para gadis
yang ingin masuk biara. Seringkali ia juga bahkan
menyediakan mas kawin yang diperlukan bagi gadisgadis-gadis miskin yang tidak dapat diterima dalam
suatu ordo religius.
352
Neria Caggiano adalah salah seorang dari
para gadis yang mendapatkan bantuan Gerardus.
Namun demikian, ia mendapati bahwa kehidupan
biara ternyata tak menyenangkan baginya dan
dalam waktu tiga minggu ia telah pulang kembali ke
rumah. Guna membenarkan tindakannya, Neria
mulai menyebarkan gosip-gosip bohong mengenai
kehidupan para biarawati, dan ketika orang-orang di
Muro menolak untuk percaya pada cerita-cerita
demikian mengenai suatu biara yang
direkomendasikan oleh Gerardus, maka Neria
bertekad untuk menyelamatkan reputasinya dengan
menghancurkan nama baik orang yang telah
menolongnya. Dalam sepucuk surat kepada Santo
Alfonsus, ia menuduh Gerardus melakukan dosa
melanggar kemurnian terhadap seorang gadis muda
dari sebuah keluarga di mana Gerardus sering
menumpang dalam perjalanan-perjalanan misinya.
Gerardus dipanggil menghadap oleh Santo
Alfonsus untuk menjawab dakwaan terhadapnya.
Bukannya membela diri, Gerardus malahan tinggal
diam, seturut teladan Guru Illahi-nya. Menanggapi
permohonan dari teman-temannya untuk membela
diri, Gerardus menjawab, “Tuhan akan
mengurusnya.” Dengan kebisuannya itu, Santo
Alfonsus tak dapat berbuat suatupun selain dari
menjatuhkan hukuman berat atas diri pemuda ini.
Gerardus dilarang menyambut Komuni Kudus, dan
dilarang melakukan segala kontak dengan orang
luar.
Tidaklah mudah bagi Broeder Gerardus untuk
melepaskan karyanya demi menyelamatkan jiwajiwa, namun hal ini sungguh tak berarti
dibandingkan hukuman dijauhkan dari Komuni
Kudus. Ia merasa hukuman ini sungguh dahsyat
baginya hingga ia bahkan mohon dibebaskan juga
353
dari melayani Misa, sebab khawatir kalau-kalau
kerinduannya yang berkobar-kobar untuk
menyambut komuni akan membuatnya merampas
Hosti yang telah dikonsekrasikan dari tangan imam
di altar.
Beberapa waktu lamanya berselang hingga
Neria sakit parah dan ia menulis sepucuk surat
kepada Santo Alfonsus mengakui bahwa
dakwaannya terhadap Gerardus adalah dusta dan
fitnah belaka. Santo Alfonsus dipenuhi sukacita demi
mendengar kabar ketakbersalahan puteranya. Tetapi
Gerardus, yang tak bermuram durja dalam masa
pencobaannya, juga tidak terlalu bergembira atas
pemulihan nama baiknya ini. Dalam kedua perkara
ini ia merasa bahwa kehendak Tuhan telah digenapi,
dan bahwa itu sudah cukup baginya.
PEKERJA AJAIB
Santo Gerardus Majella dikenal sebagai
Thaumaturge, yaitu seorang kudus yang
mengadakan mukjizat-mukjizat, tidak saja sekalisekali, melainkan kerapkali. Sedikit saja orang kudus
yang mempunyai begitu banyak catatan mengenai
perkara-perkara ajaib seperti Gerardus. Proses
beatifikasi dan kanonisasi mengungkapkan bahwa
mukjizat-mukjizat yang diadakannya begitu banyak
dan bermacam ragamnya. Kerapkali ia masuk dalam
ekstasi sementara bermeditasi mengenai Tuhan atau
kehendak-Nya yang kudus, dan di saat-saat
demikian, tubuhnya tampak terangkat beberapa kaki
di atas permukaan tanah.
Sebagian besar mukjizat diadakannya demi
melayani orang-orang lain. Kejadian-kejadian luar
biasa seperti disebutkan di bawah ini akan tampak
sebagai suatu hal yang biasa sementara orang
membaca riwayat hidupnya. Ia menghidupkan
354
kembali seorang anak laki-laki yang terjatuh dari
sebuah karang yang terjal; ia memberkati
perbekalan gandum yang tinggal sedikit milik sebuah
keluarga miskin dan perbekalan itu tidak habishabisnya hingga panen berikutnya; beberapa kali ia
menggandakan roti yang ia bagi-bagikan kepada
orang-orang miskin. Suatu hari ia berjalan di atas air
demi menghantar ke tempat pelabuhan yang aman
sebuah kapal penuh para nelayan yang terancam
nyawanya oleh gelombang sakal. Gerardus
dianugerahi kemampuan untuk “membaca jiwa”.
Kerapkali ia menyingkapkan secara pribadi kepada
orang dosa-dosa rahasia dalam jiwa mereka yang
malu mereka akukan, dan kemudian menghantar
mereka ke penitensi dan pengampunan.
Ketika terjadi serangan wabah penyakit,
Gerardus terlihat di lebih dari satu rumah pada saat
yang bersamaan demi menolong mereka yang sakit.
Tak selembar pun dari riwayat hidupnya yang tak
ditandai dengan keajaiban, semuanya demi
kemuliaan Tuhan dan digerakkan oleh kasih yang
tulus kepada sesama. Sepanjang hidupnya, Santo
Gerardus menghabiskan berjam-jam lamanya setiap
hari dalam sembah sujud di hadapan Sakramen
Mahakudus demi memuliakan Tuhan dan mengucap
syukur atas segala rahmat dan berkat-Nya. Ibunda
Gerardus, Benedetta, mengatakan bahwa puteranya
“terlahir bagi surga,” dan mengisahkan bagaimana
Gerardus melewatkan berjam-jam lamanya di
hadapan Sakramen Mahakudus “hingga ia lupa
bahwa saat makan malam telah tiba.”
WAFATNYA
Senantiasa rapuh kesehatannya, merupakan
pertanda bahwa Geardus tidak akan hidup lama.
Pada tahun 1755, ia terserang pendarahan hebat
355
dan disentri, maut dapat sewaktu-waktu merenggut
nyawanya. Tetapi, ia masih hendak mengajarkan
suatu pelajaran berharga mengenai kuasa ketaatan.
Direkturnya memerintahkan Gerardus untuk segera
sembuh, jika memang sesuai kehendak Tuhan;
maka, sekonyong-konyong penyakitnya tampak
lenyap dan ia segera meninggalkan pembaringannya
untuk menggabungkan diri dengan komunitas.
Namun demikian, ia tahu bahwa kesembuhannya
hanyalah untuk sementara waktu saja dan bahwa
jangka hidupnya hanya tinggal sebulan saja.
Tak lama berselang ia memang kembali ke
pembaringannya karena tuberculosis, dan ia mulai
mempersiapkan diri menyongsong kematiannya.
Sepenuhnya ia berserah diri pada kehendak Tuhan
dan ia menempatkan tanda ini pada pintu kamarnya,
“Kehendak Tuhan dilaksanakan di sini, seperti yang
Tuhan kehendaki dan selama Ia menghendakinya.”
Seringkali orang mendengarnya mendaraskan doa
berikut, “Ya Tuhan-ku, aku rindu untuk mati demi
melakukan kehendak-Mu yang terkudus.” Antara
tengah malam pada tanggal 15 Oktober 1755, dini
hari dari hari berikutnya, jiwanya yang tak berdosa
pulang kembali kepada Tuhan. Usianya baru 29
tahun.
Saat kematian Gerardus, broeder yang
bertugas di sakristi, dalam kegugupannya,
membunyikan lonceng seolah hendak dirayakan
suatu pesta, dan bukan membunyikannya sebagai
tanda kematian. Beribu-ribu orang datang untuk
menyaksikan tubuh “Santo” mereka dan berusaha
mendapatkan kenang-kenangan terakhir dari dia
yang telah begitu banyak kali menolong mereka.
Setelah wafatnya, mulailah dilaporkan terjadinya
berbagai mukjizat dari hampir segenap penjuru Italia
dengan perantaraan St Gerardus. Pada tanggal 29
356
Januari 1893, Paus Leo XIII memaklumkannya
sebagai Beato, dan pada tanggal 11 Desember
1904, Paus Pius X memaklumkannya sebagai
“Santo”. Pesta St Gerardus Majella dirayakan pada
tanggal 16 Oktober.
SAPUTANGAN SANG SANTO
Perantaraan ajaib St Gerardus bagi para ibu
dimulai sejak dari masa hidupnya. Suatu ketika,
sementara ia meninggalkan rumah sahabatnya,
keluarga Pirofalo, saputangannya terjatuh di kursi.
Salah seorang anak perempuan dari keluarga
Pirofalo memungutnya dan menyerahkannya kembali
kepada Gerardus. Tetapi, dalam suatu nubuat
penglihatan Gerardus mengatakan, “Simpanlah.
Saputangan itu akan berguna bagimu suatu hari
kelak.” Sang gadis menyimpan saputangan itu
sebagai kenang-kenangan berharga dari Gerardus.
Beberapa tahun kemudian, perempuan itu yang kini
telah menikah, berada dalam bahaya maut saat
hendak melahirkan bayi pertamanya. Dalam
keadaan sakit beranak, ia teringat akan saputangan
misterius dan janji Gerardus; ia meminta agar
saputangan segera dibawa kepadanya. Kemudian,
diusapkannya saputangan ke kandungannya dan
seketika itu juga bahaya berlalu dan ia melahirkan
seorang bayi yang normal dan sehat.
Saputangan ajaib diwariskan dari satu ibu ke
ibu yang lain sementara mereka hendak besalin di
kota Olive hingga Citra. Ibu yang pertama
mewariskan reliqui yang berharga kepada
kemenakannya dan dari sana turun-temurun ke
generasi berikutnya. Beberapa keluarga mengambil
sepotong kecil dari saputangan itu hingga hanya
secarik kecil saja yang tersisa ketika Gerardus
357
dikanonisasi. Walau demikian, secarik itupun
sudahlah cukup untuk meneruskan rahmat-rahmat
istimewa kepada saputangan-saputangan lain yang
disentuhkan padanya.
Sekarang, saputangan-saputangan serupa
saputangan St Gerardus, yang telah disentuhkan
pada reliquinya, dapat diperoleh para peziarah yang
mengunjungi tempat ziarah internasional St Gerard
Majella di Materdomini, Italia. Saputangan St
Gerardus Majella telah menjadi suatu simbol populer
aklamasi Gerardus sebagai pelindung para ibu dan
anak-anak, bayi-bayi yang belum dilahirkan dan
gerakan pencinta kehidupan.
Pada masa di mana keberadaan keluarga dan
kesakralan hidup manusia menghadapi ancaman dari
aborsi, kontrasepsi, dan berbagai teknik biomedis,
dan dengan berkembangnya “budaya kematian,”
santo kecil dengan saputangannya mungkin adalah
yang kita butuhkan bagi para ibu yang sedang
mengandung, keluarga-keluarga dan seluruh dunia.
Gerardus Majella (1726-1755), bruder dan
tukang jahit; Santo Pelindung Para Ibu yang
sedang mengandung, bayi-bayi yang belum
dilahirkan dan gerakan pencinta kehidupan
(pro-life); P: 16 Oktober
GERARDUS († 1138)
Kakak Santo Bernardus ini mula-mula tidak
mau masuk biara. Tetapi setelah terluka dalam
perang, ditawan dan secara ajaib bebas lagi, ia ikut
adiknya yang hidup suci menurut aturan yang keras.
P: 30 Januari
GERARDUS dari HUNGARIA (980-1048)
358
Suatu ketika abbas Gerardus, pemimpin biara
Santo Giorgia di Venesia Italia, meletakkan jabatan
karena ingin bertapa di Tanah Suci. Tetapi malang
baginya, kapalnya terdampar di pantai Yugoslavia.
Disitu ia bertemu dengan seorang abbas dari
Hungaria. Abba situ berhasil meluluhkan hati
Gerardus supaya tinggal di negerinya. Gerardus
disambut baik oleh keluarga Raja Stefan, bahkan
diminta menjadi guru pribadi putera mahkota
Emerik.
Sebenarnya ia tidak suka tinggal di istana. Ia
lebih senang tinggal di sebuah pertapaan di hutan,
jauh dari kota. Beberapa waktu kemudian, ia
diangkat menjadi uskup Hungaria Selatan. Penduduk
wilayah itu sebagian besar belum beriman Kristen,
sedangkan mereka yang telah dibaptispun belum
cukup hidup menurut cita-cita Injil. Maka mulailah
pekerjaan Gerardus yang senjatanya: siang malam
menyusuri lorong-lorong di kota dan tanpa mengenal
lelah menuruni dan mendaki lembah dan bukit
mengunjungi dusun-dusun untuk berkotbah;
memberi makan kaum miskin dan gelandangan;
menghibur orang-orang jompo dan mengangkut
mereka yang sakit dengan kereta ke rumah sakit di
kota. Seluruh warga Hungaria segan dan
menyayangi Gerardus. Tapi Raja Stefan yang kudus
itu digantikan oleh seorang tak beriman, yang
membenci dan mengejar-kejar orang Kristen.
Uskup Gerardus dengan tekad besar ingin
menunjukkan jalan yang benar kepada raja yang
baru. Namun ditengah perjalanan menuju istana ia
disergap oleh tentara kerajaan di tepi sungai Donau.
Bagaikan hujan batu mereka melemparinya,
sehingga tubuh Gerardus remuk memar, dan
akhirnya tak bernyawa lagi. Sebelum gerombolan itu
menyingkirkan jenasah yang hancur itu, seorang
359
diantara mereka menghunjamkan tombaknya ke
lambung Gerardus dan menembus jantungnya,
seperti perbuatan seorang tentara Romawi di
Golgota terhadap Tuhan Jesus.
Gerardus (980-1048), uskup dan martir; lahir
di venesia dan meninggal di Hungaria. B:
Gerard, Gerd, Gert (♂); Gerda (♀); P: 24
September
GERASIMOS († 475)
Adalah sahabat Santo Eutimios dari
Yerusalem. Ia bertapa dekat Yeriko dan membina
rahib-rahib muda. Suatu ketika ada seekor singa
yang kakinya tertusuk duri, Gerasimios mencabut
duri itu dan sejak itu ia ditemani oleh singa itu.
P: 5 Maret
GERLACH (1100-1172)
Bertobat setelah diberitahu bahwa isterinya
meninggal. Waktu itu ia sedang berpesta-pora. Lalu
ia berziarah ke Yerusalem dan merawat orang sakit.
Namun akhirnya ia kembali ke Belanda dan tinggal
dalam lubang batang pohon yang kosong.
P: 19 Januari
SANTA GERMANA
dari PIBRAC (15791601)
Pibrac adalah
sebuah dusun kecil di
Perancis di mana
Germana dilahirkan
sekitar tahun 1579. Ia
menghabiskan seluruh
360
hidupnya di sana. Germana seorang gadis yang
selalu sakit-sakitan. Ia tidak cantik. Tangan
kanannya cacat dan tak dapat digunakan. Ayahnya
kurang memperhatikannya. Ibu tirinya tidak suka ia
berada dekat anak-anaknya yang sehat. Jadi,
Germana tidur di kandang bersama dombadombanya, bahkan pada musim dingin. Bajunya
compang-camping dan ia menjadi bahan olok-olok
anak-anak lain. Sepanjang hari Germana menjaga
kawanan dombanya di padang. Apabila ia pulang ke
rumah pada malam hari, ibu tirinya acap kali
berteriak padanya dan memukulinya.
Namun demikian, gadis malang ini berbicara
kepada Tuhan dan ia ingat bahwa Tuhan senantiasa
bersamanya sepanjang waktu. Setiap hari ia selalu
ambil bagian dalam Perayaan Misa. Ia meninggalkan
kawanan dombanya dalam penjagaan malaikat
pelindungnya. Tak pernah sekali pun domba-domba
itu keluar melewati batas tongkat gembalanya yang
ia tancapkan ke tanah.
Germana seringkali mengumpulkan anakanak kecil dan mengajarkan iman kepada mereka. Ia
ingin agar hati anak-anak itu dipenuhi cinta Tuhan.
Semampunya, ia juga berusaha membantu mereka
yang miskin. Ia membagi sedikit makanan yang
diberikan kepadanya dengan para pengemis. Pada
suatu hari di musim dingin, ibu tirinya menuduh
Germana mencuri roti. Wanita itu mengejarnya
dengan tongkat. Tetapi, yang jatuh dari celemek
baju Germana bukanlah roti, melainkan bungabunga musim semi.
Sekarang, orang-orang tidak lagi
memperoloknya. Malahan, mereka mengasihi dan
mengaguminya. Ia boleh tinggal dalam rumah
ayahnya, tetapi Germana memilih untuk tetap tidur
di kandang. Hingga, suatu hari pada tahun 1601,
361
ketika usianya dua puluh dua tahun, ia ditemukan
wafat di atas tempat tidur jeraminya. Hidupnya yang
sarat dengan penderitaan sudah berakhir. Tuhan
mengadakan mukjizat-mukjizat untuk menunjukkan
bahwa ia seorang kudus.
Germana Pibrac / Germana Cousin (15791601), gadis miskin penggembala domba di
Toulouse Perancis yang menderita sakit paruparu; P: 15 Juni
GERMANOS (634-733)
Adalah uskup Konstantinopel. Ia
menulis:”Bila kita menghormati gambar Jesus, kita
tidak menghormati cat dan kayu. Kita menyembah
dalam roh dan Kebenaran Tuhan Yang tidak
kelihatan.” Karena tidak menolak penghormatan
gambar dalam gerja, ia dipecat dan dikurung oleh
Kaisar.
P: 12 Mei
GERMANUS (378-448)
Adalah seorang pegawai tinggi pemerintah. Ia
dipilih menjadi uskup Auxerre Perancis, meskipun
tidak menyukainya. Kemudian ia meninggalkan
isterinya. Harta miliknya ia gunakan untuk
membangun gereja dan biara. Dua kali ia diutus ke
Inggeris supaya membersihkan umat dari bidaah
Pelagianisme dan ikut berperang melawan
penyerang Saxon. Germanus dengan giat
mengKristenkan kembali seluruh wilayah
keuskupannya.
A: yang asli (L); P: 31 Juli
362
SANTA GERTRUDE dari HELFTA (12561302)
Gertrude masuk sebuah biara di Saxony
ketika ia masih amat muda. Di bawah bimbingan
Santa Mechtildis, ia tumbuh
menjadi seorang biarawati yang
riang gembira dan kudus. Sr.
Gertrude seorang yang
menyenangkan serta cerdas. Ia
menguasai bahasa Latin dengan
amat baik. Sesungguhnya, pada
mulanya ia kurang suka belajar
agama dan juga mata pelajaran
yang lain. Tetapi, ketika ia berusia
duapuluh enam tahun, Yesus
menampakkan diri kepadanya.
Yesus berkata bahwa mulai saat
itu, Sr. Gertrude hanya akan
berpikir tentang mengasihi-Nya serta berusaha
untuk hidup kudus. Sekarang, Sr. Gertrude mulai
belajar Kitab Suci dengat antusias. Pengetahuannya
tentang agama Katolik kita yang kudus menjadi
semakin luas.
Yesus menampakkan diri kepada Santa
Gertrude banyak kali. Tuhan menunjukkan Hati-Nya
yang Mahakudus. Dua kali Yesus mengijinkan St.
Gertrude mengistirahatkan kepalanya di Hati-Nya
yang Mahakudus. Oleh
karena kasihnya yang
amat besar kepada
Yesus, Mempelai Ilahinya, St. Gertrude
berusaha untuk
memperbaiki kelemahankelemahannya dan
menjadi lebih baik dari
363
sebelumnya. Ia percaya kepada Yesus dengan
segenap hati dan karenanya senantiasa dipenuhi
rasa damai dan sukacita.
Santa Gertrude mempunyai devosi yang
mendalam kepada Yesus dalam Sakramen
Mahakudus. Ia senang sekali menerima Komuni
Kudus sesering mungkin, meskipun pada masa itu,
hal demikian masih belum lazim. St. Gertrude juga
amat berdevosi kepada St. Yosef, bapa asuh Yesus.
Ia menulis banyak doa yang amat indah. Setelah
menderita selama sepuluh tahun, akhirnya suster
yang kudus ini bersatu dengan Hati Yesus Yang
Mahakudus, yang menjadikan-Nya pengantinnya.
Gertrud/ Gertrud Agung (1256-1302), suster
yang dikaruniai pengalaman mistik. B: Gerda,
Trudis; L: tujuh cincin; P: 16 Nopember
GERTRUD dari NIVELLES PERANCIS (626659)
Adalah puteri Raja Pippin, yang menjadi
abbas dalam biara yang didirikan ibunya Santa
Iduberga (P: 8 Mei). Gertrud adalah wanita
terpelajar dan pembantu orang miskin. Santo
pelindung persatuan hidup suami-isteri yang
diancam perceraian dan orang-orang yang tergoda
untuk menjadi musuh satu sama lain.
L: abbas wanita dengan tongkat yang dipanjati
tikus; P: 17 Maret
GERVASIUS dan PROTASIUS (abad ke-4)
Santo Ambrosius menemukan kerangka dua
martir ini (P:19 Juni) berdasarkan suatu ilham pada
tahun 386 di dekat makam Santo Nabor, Felix (P:12
Juli) dan Santo Viktor (P: 8 Mei) dalam suatu gereja
di Milano Italia. Demikian pula halnya dengan
364
makam dan tulang-belulang Santo Nazarius dan
Selsus yang ditemukan pula pada waktu itu.
P: 28 Juli
GIACINTA MARESCOTTI (1585-1640)
Masuk biara sekadar iseng dan semula hidup
bersenang-senang saja. Tetapi setelah menderita
sakit keras, ia bertobat dan melakukan perbuatan
silih yang berat. Ia mendirikan perkumpulan karya
utama menolong orang miskin dan tahanan.
B: Gia, Hiacinta, Sinta; P: 30 Juni
GILBERTUS (1085-1189)
Adalah pastor paroki di Sempringham
Inggeris. Ia mengumpulkan beberapa wanita dari
parokinya untuk mendirikan biara, yang kemudian
ditambah bruder dan imam. Setiap biara menurut
aturan Santo Gilbert ini terdiri dari bagian suster,
bagian bruder dan bagian imam. Mereka bersamasama mengurus doa, rumah sakit dan asrama yatim
piatu, tetapi hidup terpisah. Dengan bijaksana
Gilbert memimpin ordonya dan baru berhenti setelah
menjadi buta.
P: 4 Februari
SANTA GIANNA BERETTA MOLLA
(4 Oktober 1922-22 Januari 1937)
KELUARGA BERETTA
Gianna dilahirkan di Magenta, Milan, Italia
pada tanggal 4 Oktober 1922 sebagai anak
kesepuluh dari tigabelas putera-puteri pasangan
Alberto dan Maria Beretta. Pasangan anggota Ordo
Ketiga Fransiskan yang saleh ini menganggap
membesarkan dan mendidik anak-anak sebagai
365
suatu pemenuhan tanggung jawab kepada yang
ilahi. Meski disibukkan dengan tigabelas jiwa kecil,
Maria tidak pernah melalaikan
karya misionarisnya, dan
meski mereka tidak dihimpit
kemiskinan, keluarga Beretta
mengajarkan pada anak-anak
untuk hidup dalam
kesederhanaan, ugahari dan
sukacita. Setiap pagi keluarga
Beretta bersama segenap
anak-anak mereka ikut ambil
bagian dalam Misa dan setiap
sore mereka mendaraskan
Rosario bersama yang
dilanjutkan dengan
penyerahan diri kepada Hati Yesus Yang Mahakudus.
Sesudahnya, seluruh keluarga bersantai bersama,
terkadang dengan bermain piano dan menyanyi,
atau sekedar bercakap mengenai apa-apa yang
terjadi sepanjang siang. Virginia, anak terbungsu,
mengenangnya sebagai berikut,
“Tidak pernah ada kata-kata kasar atau tak
terkendali mengganggu ketenangan keluarga,
pun tidak pernah ada teguran dari ibu tanpa
dukungan ayah atau sebaliknya; senantiasa
kompak, mereka mencintai anak-anak
mereka dan berupaya memberikan formasi
yang baik dan sempurna kepada mereka.
Suasana rumah penuh ketenangan dan
kedamaian, tetapi hukuman dan perbaikanperbaikan yang perlu tidak pernah dilalaikan.”
Maria dan Alberto Beretta memastikan bahwa
masing-masing anak menekuni suatu profesi agar
dapat melaksanakan pelayanan Kristiani kepada
masyarakat dan mempengaruhi dunia professional
366
dengan teladan hidup Kristiani. Kedelapan anakanak Beretta yang berhasil mencapai usia dewasa
[lima dari antara mereka meninggal dalam usia yang
masih amat belia] adalah:
Amelia wafat dalam usia 26 tahun;
Ferdinando menjadi seorang dokter;
Francesco menjadi seorang insinyur sipil;
Enrico belajar kedokteran dan di kemudian
hari menjadi seorang imam Capuchin,
mengabdikan diri pada karya misi di Brazil;
Zita menekuni ilmu farmasi;
Guiseppe belajar teknik dan kemudian
menjadi seorang imam diosesan;
Gianna menjadi seorang dokter;
Virginia menjadi seorang dokter dan biarawati
Canossian yang bekerja sebagai misionaris di
India.
MASA KANAK-KANAK.
Oleh karena bimbingan agama yang seksama
dari orangtua dan Amelia - saudari tertuanya -,
Gianna diperkenankan menyambut Komuni Pertama
dalam usia lima setengah tahun dan dua tahun
kemudian menyambut Sakramen Krisma. Sejak saat
itu, Gianna tidak pernah absen dalam Misa dan
menyambut Komuni Kudus setiap hari tak peduli
bagaimanapun situasi dan kondisinya.
Gianna bukan seorang yang cemerlang dalam
belajar. Ia bahkan tak dapat ikut berlibur bersama
keluarga sebab harus tinggal belajar di rumah demi
memperbaiki nilai-nilainya yang buruk. Ia
mengalami masa-masa kelabu di sekolah, tetapi
pada akhirnya dapat mengatasi kesulitan dalam
studi dengan ketekunannya. Ia mengerti bahwa
ketekunan adalah kehendak Allah.
367
Tuhan menganugerahkan kepada Gianna
suatu keindahan istimewa dalam tatapannya yang
manis dan mendalam, yang memancarkan
kelembutan, jiwa yang murni, hati yang pemurah,
dan siap menerima segala yang baik. Salah seorang
guru mengenangnya sebagai berikut,
“Seorang anak terkasih yang tahu bagaimana
membangkitkan simpati dan kasih sayang
dari mereka yang menghampirinya karena
karakternya yang manis dan bersahaja.
Kehalusan perasaannya yang tanpa dosa dan
jiwanya yang tulus tahu bagaimana
mendatangkan atas dirinya simpati dan kasih
sayang dari mereka yang datang kepadanya.
Wajahnya senantiasa tersenyum, meski
terkadang diselimuti suatu tabut melankolis
yang memohon belas kasih. Saya berusaha
membaca melalui kedalaman matanya yang
lembut pikiran-pikiran yang pada saat-saat
yang singkat itu menganggu hatinya, tetapi
tiada pernah saya mendengar satu kata
kejengkelan atau keletihan atau
pemberontakan terluncur dari mulutnya….
Menunaikan tugasnya di rumah, di sekolah,
dalam masyarakat, baginya merupakan suatu
tugas yang suci.”
Seorang teman sekolah menulis, “Gianna memiliki
iman yang begitu memikat hingga mereka semua
yang berjumpa dengannya, meski sejenak saja,
merasa tertarik pada Gereja, di mana kita rindu
untuk ikut ambil bagian dengan kesalehan yang
terlebih mendalam.”
Pada tanggal 22 Januari 1937, Amelia wafat
dalam usia 26 tahun setelah lama menderita sakit.
Sungguh suatu peristiwa yang meyedihkan bagi
seluruh keluarga dan suatu pukulan hebat bagi
368
Gianna. Sekonyong-konyong ia mengalami dunia
penderitaan. Tetapi melalui penderitaan ini, imannya
tumbuh semakin kuat. Sr Virginia mengenang
Gianna “menggapai surga” pada masa ini,
“Setiap hari ia akan melewatkan waktu dalam
meditasi. Praktek ini menjadi sumber
kekuatannya. Tengah hari ia akan berhenti di
gereja untuk suatu kunjungan kepada
Sakramen Mahakudus. Rosario senantiasa
ada di sakunya dan ia mendaraskan Salam
Maria di setiap kesempatan.”
Gianna biasa meluahkan masalah dan perasaan
hatinya kepada Amelia, dan ia amat merindukan
kakaknya itu. Ia berusaha mengikuti teladan yang
ditinggalkan Amelia dan mendapatkan kekuatan
sebab dianggap pantas memiliki saudari yang begitu
mengagumkan.
RETRET ROHANI
Setelah wafat Amelia, Alberto Beretta
memindahkan keluarganya ke Genoa agar anakanak dapat lebih mudah melanjutkan pendidikan di
universitas. Tahun-tahun yang dilewatkan di Genoa
amat penting bagi formasi rohani Gianna, seorang
gadis remaja 15 tahun yang pendiam, yang tengah
mencari panggilan hidupnya.
Musim semi 1938, seorang imam Yesuit
memberikan retret Latihan Rohani St Ignatius bagi
murid-murid sekolah. Gianna ikut ambil bagian
dalam retret ini bersama Virginia. Banyak rahmat
yang ia terima di sana meninggalkan bekas yang
menandai seluruh sisa hidupnya. Ia masuk ke
kedalaman nilai-nilai fundamental kehidupan rohani
- perlunya rahmat dan doa, kejijikan akan dosa,
meneladani Kristus, matiraga. Terlebih lagi, ia mulai
melihat karya kerasulan sebagai suatu ekspresi luar
369
biasa dari belas kasihan. Di antara ketetapan
hatinya, ia menulis:
1. Melakukan segalanya demi Tuhan.... Demi
menyenangkan-Nya, aku tidak akan
menonton film tanpa terlebih dahulu yakin
bahwa film itu pantas dan tidak asusila....
2. Aku lebih suka mati daripada melakukan
dosa berat....
3. Mendaraskan “Salam Maria” setiap hari
agar kiranya Tuhan memberiku kematian
yang kudus....
4. Aku hendak menjauhi dosa berat seolah ia
adalah ular dan aku ulang, aku lebih suka
mati seribu kali daripada menghina Tuhan.
5. Aku hendak memohon Tuhan untuk
menolongku agar jangan masuk neraka dan
karenanya aku menghindari segala yang
dapat mencelakai jiwaku.
6. Aku memohon kepada Tuhan untuk
membantuku memahami kerahiman-Nya
yang dahsyat.
7. Aku berniat taat pada M.M. dan tekun
belajar meski aku tidak menyukainya, demi
kasih kepada Yesus.
8. Sejak hari ini, aku hendak bersujud dalam
doa di pagi hari di gereja seperti yang aku
lakukan di kamarku di petang hari di kaki
pembaringanku.
9. Kerendahan hati adalah jalan tersingkat
mencapai kekudusan. Mohon Tuhan
menghantarku ke surga.
Sebagai langkah awal dari “program hidup”-nya
yang baru, Gianna memutuskan untuk mengabdikan
diri sepenuhnya pada studi. Hasilnya, ia
menyelesaikan tahun pelajaran dengan nilai-nilai
yang mengagumkan!
370
AKSI KATOLIK
Sejak usia 12 tahun, seperti anggota
keluarganya yang lain, Gianna terlibat aktif dalam
Aksi Katolik, yakni suatu gerakan yang bertujuan
mengerahkan awam Katolik untuk mengamalkan
hidup rohani yang terlebih mendalam. Dengan
demikian, pada gilirannya, akan menginspirasi
berbagai ragam karya amal kasih dan karya
apostolik di setiap tingkatan masyarakat.
Dalam lingkungan ini, ketetapan hati Gianna
semakin dikuatkan dan dimatangkan. Pada masa
kuliah, ia dipercaya menjadi pemimpin dalam Aksi
Katolik. Segenap waktu luang dibaktikan bagi karya
apostolik. Ia mengorganisir rapat, retret dan ziarah
rohani bagi para gadis. Meski masa perang
mempersulit karya misi, Gianna tetap bertekun dan
bekerja tanpa kenal lelah demi kebajikan jiwa-jiwa
yang membutuhkan kekuatan rohani lebih dari
sebelumnya. Gianna mengatakan:
“Janganlah takut membela kehormatan Allah,
membela Gereja, Paus dan para imam. Inilah
saatnya bertindak. Janganlah kita tinggal
acuh tak acuh di hadapan kampanye musuh
melawan agama dan moral. Kita dari Aksi
Katolik, haruslah yang pertama-tama
membela pondasi kokoh dan tradisi sakral
Kristiani di tanah air kita.”
Bersama para anggota lainnya, Gianna biasa
mengunjungi mereka yang miskin dan mereka yang
sakit, membawakan makanan dan obat-obatan serta
membantu melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah
tangga. Gadis-gadis muda tertarik oleh teladannya
yang cemerlang dalam kurban dan doa; mereka
datang meminta nasehat dan mengikuti saran serta
bimbingannya. Selama tiga tahun sebelum
371
perkawinannya, ia diangkat sekaligus sebagai Ketua
dan Delegasi dari seluruh wilayahnya. Gianna
mengamalkan motto Aksi Katolik sepanjang
hidupnya: Doa - Perbuatan - Kurban.
DOKTER GIANNA BERETTA
Bulan Mei 1942, Maria Beretta wafat karena
serangan jantung. Empat bulan kemudian, Alberto
menyusul isterinya. Pada waktu itu Gianna baru saja
tamat sekolah menengah atas dan sedang berpikir
untuk menjadi seorang misionaris medis di Brazil. Ia
mengambil kuliah kedokteran di Milan.
Sesungguhnya seringkali nyaris mustahil mengikuti
kuliah sebab Milan sedang dalam situasi peperangan
yang hebat. Bom-bom berjatuhan meratakan segala
yang ada dan orang meninggalkan kota menuju
tempat yang lebih aman. Sementara hidup terasa
berat dan nyaris tak tertahankan, Gianna
membenamkan diri dalam meditasi dan
mencurahkan isi hatinya kepada Yesus. Usai perang,
ia melanjutkan kuliah di Pavia bersama Virginia.
Gianna percaya bahwa profesi sebagai seorang
dokter tidak seperti profesi lainnya, sebagaimana
ditulisnya dalam catatan yang diberinya judul
“Keindahan Misi Kita”:
“Dalam berbagai macam cara, setiap orang
dalam masyarakat berkarya dalam pelayanan
bagi kemanusiaan. Dokter memiliki
kesempatan yang tak dimiliki seorang imam,
sebab misi kita tidak berakhir ketika
pengobatan tak lagi dapat membantu. Masih
ada jiwa yang harus dibawa kepada Tuhan.
Yesus bersabda, `Barangsiapa mengunjungi
mereka yang sakit, ia menolong Aku.” Ini
tugas imamat. Sama seperti para imam dapat
menjamah Yesus, demikian pula kita para
372
dokter menjamah Yesus dalam tubuh pasien
kita: yang miskin, yang muda, yang tua, dan
anak-anak. Yesus membuat dirinya kelihatan
di tengah kita. Banyak dokter
mempersembahkan diri kepada-Nya. Jika
kalian telah menunaikan profesi duniawi, jika
kalian melakukan ini dengan baik, kalian akan
menikmati hidup ilahi “sebab ketika Aku
sakit, engkau menyembuhkan Aku.”
Pada tanggal 30 November 1949 Gianna menerima
gelar dalam ilmu kedokteran dan bedah dengan nilai
mengagumkan. Dua tahun kemudian, 7 Juli 1952,
demi cintanya kepada anak-anak dan demi
membantu para ibu, ia meraih gelar spesialis anakanak. Gianna menggabungkan diri dengan
Ferdinando di suatu klinik kesehatan pribadi di
Mesero, dekat Magenta. Kantor praktek mereka
senantiasa dipadati pasien.
Gianna mendengarkan keluhan para pasien
dengan sabar dan ramah. Suatu hari seorang lakilaki berkeluh-kesah atas kelahiran anaknya yang
cacat. Gianna memahami kesedihan hatinya,
menenangkannya dan mendorongnya untuk
mengambil langkah-langkah yang diperlukan demi
menyelamatkan nyawa sang bayi. Kali lain, seorang
perempuan pekerja yang sudah berumur
menghadapi kehamilan yang tak diharapkan; ia malu
akan bagaimana tanggapan orang. Gianna
meyakinkan, “Bukankah itu suatu sukacita dan
kebanggaan? Dalam hal ini kita tidak perlu
menghiraukan apa yang dikatakan orang.” Di masamasa ekonomi sulit, kerap para pasien membayar
biaya pengobatan dengan telur, ayam, dll,
sementara Gianna memberi mereka uang untuk
membeli makanan atau obat-obatan. Sebab
katanya, “Jika aku merawat pasien yang tak
373
mempunyai apa-apa untuk dimakan, lalu apa
gunanya pengobatan?” Gianna mengangap
profesinya sebagai suatu pelayanan, bukan hanya
terhadap tubuh, melainkan juga terhadap jiwa
mereka yang dirawatnya.
UPAYA MENEMUKAN PANGGILAN HIDUP
Sejak masa kanak-kanak, Gianna menyimpan
kekaguman dan kecintaan pada karya misi. Maria
dan Aksi Katolik menyalakan semangat ini dalam
hatinya. Daripada membeli, kerap Maria menjahit
sendiri baju-baju anaknya agar ia dapat
mengirimkan uang yang ia sisihkan itu untuk karyakarya misi. Gianna berharap dapat menggabungkan
diri dengan kakaknya Alberto dalam karya misi di
Brazil dengan memberikan pelayanan kesehatan
yang memang sungguh amat dibutuhkan di sana.
Namun demikian, rintangan demi rintangan
menghalangi keinginannya dan bapa pembimbing
rohani menasehatinya untuk menanti. Gianna
melewatkan tahun-tahun panjang dalam
ketidakpastian akan panggilan hidupnya.
Ketidakpastian ini amat menggelisahkan
hatinya, teristimewa dalam merencanakan masa
depan. Gianna melipatgandakan doa agar dapat
lebih baik mengenal kehendak Allah. Melalui
bimbingan rohani yang cukup panjang, akhirnya ia
mengerti bahwa ia dipanggil untuk hidup
berkeluarga. Ia menulis,
“Segala sesuatu memiliki tujuannya sendiri
dan tunduk pada suatu hukum. Segalanya
berkembang ke arah suatu tujuan yang telah
ditetapkan. Tuhan telah menggariskan suatu jalan
bagi masing-masing kita, panggilan hidup kita dan
hidup dalam rahmat yang tersedia bagi hidup
jasmani kita. Harinya akan datang ketika kita
374
menjadi sadar akan mereka yang berada di
sekeliling kita, dan ketika hal ini terjadi, kita akan
menjadi manusia-manusia baru. Suatu masa yang
sakral dan juga tragis dalam perjalanan dari kanakkanak menuju remaja. Masalah masa depan kita
diajukan pada masa ini ... bukan berarti kita harus
memutuskan masalah ini dalam usia limabelas
tahun, tetapi setidak-tidaknya kita dapat
menyelaraskan diri sepanjang jalan ke mana Allah
memanggil kita. Baik kebahagiaan duniawi maupun
kebahagiaan kekal kita tergantung pada mengikuti
panggilan kita ini dengan seksama.”
“Apa itu panggilan? Panggilan adalah suatu
anugerah dari Allah dan karenanya berasal dari
Allah. Jadi, jika panggilan adalah suatu anugerah
dari Allah, adalah tergantung kita untuk
mengupayakan segalanya dalam kuasa kita untuk
mengenal kehendak Allah. Kita patut berjalan di
sepanjang jalan yang Tuhan kehendaki bagi kita,
bukan dengan “mendobrak pintu”, tetapi sesuai
bilamana Tuhan menghendakinya dan sebagaimana
Tuhan menghendakinya.”
Kepada mereka yang heran bahwa ia
meninggalkan kerinduan hidup dalam karya misi di
Brazil, ia menjawab, “Segala jalan Tuhan indah
sebab tujuannya satu dan sama: untuk
menyelamatkan jiwa kita sendiri dan berhasil
menghantar sebanyak mungkin jiwa-jiwa ke surga,
demi memuliakan Allah.”
MEMBINA HIDUP BERKELUARGA
Kesibukan kerja tidak menghalangi Gianna
melakukan aktifitas-aktifitas kegemarannya:
melukis, berolahraga ski dan panjat gunung,
menikmati fashion (meski berhati-hati untuk tetap
sederhana), simponi, opera, teater pun konser.
375
“Seorang santo yang sedih, sungguh kasihan,”
demikian katanya.
Keluarga Molla tinggal di bangungan yang
berhadapan dengan kantor praktek Gianna. Putera
mereka, Pietro, adalah seorang insinyur dan
berprofesi sebagai Direktur Teknik. Perjumpaan demi
perjumpaan menghantar Gianna dan Pietro saling
menaruh hati. Dalam buku hariannya, Pietro
menulis, “Semakin mengenal Gianna, semakin aku
yakin bahwa Tuhan tak dapat memberikan anugerah
yang terlebih besar selain dari cinta dan
kebersamaan dengannya.”
Pada tanggal 24 September 1955, P
Giusseppe - kakak Gianna - memimpin Upacara
Sakramen Perkawinan antara Gianna Beretta, 33
tahun, dengan Peitro Molla, yang sepuluh tahun
lebih tua, di Basilika San Martino di Magenta. Gianna
mengenakan gaun pengantin amat indah dari kain
satin putih - kain terbaik dan terindah yang dapat
ditemukannya - sebab katanya kepada saudarinya,
“Tahukah engkau, aku memilih bahan yang terindah
sebab sesudahnya aku hendak membuat kasula
darinya untuk Misa Perdana salah seorang
puteraku.” [Di kemudian hari The Society of St
Gianna mendapatkan potongan kain ini dan dijahit
menjadi kasula.] Sementara Gianna berjalan menuju
altar dengan dihantar Ferdinando, kakaknya, semua
yang hadir menyatakan hormat dan kekaguman
mereka dengan tepuk tangan meriah yang
menggema hingga Gianna tiba di altar.
Gianna dan Pietro kemudian tinggal di sebuah
rumah kecil dekat perusahaan di mana Pietro
bekerja. Gianna rindu menjadi seorang ibu dan
mendamba banyak anak. Dua minggu menjelang
pernikahan, ia menulis kepada Pietro, “Dengan
pertolongan dan rahmat Allah, kita akan
376
mengusahakan yang terbaik untuk menjadikan
keluarga baru kita sebuah Senakel kecil di mana
Yesus berkuasa atas segala kasih sayang, kerinduan
dan tindakan kita.... Tinggal sedikit hari lagi dan aku
merasa tergerak akan pemikiran untuk menghampiri
dan menyambut 'Sakramen Cinta kasih'. Kita akan
menjadi rekan kerja Allah dalam penciptaan dan
dengan demikian kita akan dapat memberi-Nya
anak-anak yang mengasihi dan melayani-Nya.”
Setahun setelah perkawinan, Pietro dan
Gianna penuh bahagia menyambut putera pertama
mereka, Pierluigi yang dilahirkan pada tanggal 19
November 1956 dan dibaptis beberapa hari
sesudahnya oleh P Giuseppe. Pada tanggal 11
Desember 1957, Maria Zita (Mariolina) dilahirkan
dan dibaptis beberapa hari sesudahnya oleh P
Giuseppe. [Mariolina meninggal dunia dalam usia
enam tahun, kurang dari dua tahun setelah wafat
Gianna Beretta Molla, karena sakit.] Selanjutnya
pada tanggal 15 Juli 1959, Laura dilahirkan. Sebagai
ucapan syukur kepada Tuhan, sesudah kelahiran
masing-masing anak, Gianna mengambil sejumlah
besar uang dari tabungannya untuk disumbangkan
kepada karya-karya misi.
Gianna membesarkan anak-anaknya dengan
penuh kasih sayang. Ia tak pernah dapat
membayangkan seorang ibu tega memukul anaknya.
“Kita harus dapat mengajar mereka dengan bujuk
rayu dan di atas segala pengajaran, sejak awal
mula, segalanya adalah anugerah dari Tuhan dan
harus dihormati sebagai suatu anugerah.”
Gianna dan Pietro mengalami semakin
bertambahnya tugas tanggung jawab dengan
kehadiran anak-anak. Namun, Gianna berhasil
menunaikan segala tugas tanggung jawab sebagai
isteri, ibu, pengurus rumah tangga, dokter.
377
Kekuatan batinnya yang luar biasa diwujudkannya
menjadi antusiasme yang bersinar cemerlang
melalui segala pekerjaan yang ia lakukan. Orang
terkagum-kagum mendapati bahwa ia mempunyai
cukup waktu untuk mengerjakan semuanya. Di
rumah, ia mengurus semuanya dengan
mengagumkan; ia juga seorang jago masak yang
senang menjamu teman sahabat dan sanak keluarga
di akhir pekan.
Gianna memberikan perhatian istimewa pada
pendidikan rohani anak-anak. Meski mereka masih
belia, Gianna mendaraskan doa bersama mereka di
sore hari dan berbicara kepada mereka mengenai
kasih Yesus. Anak-anak akan merefleksikan
perbuatan-perbuatan mereka sepanjang hari dan
berbincang bagaimana Yesus mungkin kurang
senang atas beberapa dari perbuatan mereka.
PILIHAN YANG GAGAH BERANI
Kehamilan selalu merupakan suatu
pengalaman yang berat dan sulit bagi Gianna. Pada
setiap kehamilan ia mengalami hyperemesis, yakni
mual dan muntah berlebihan. Ia juga mengalami
gangguan usus dan lambung yang mengakibatkan
rasa sakit yang hebat. Namun demikian, Gianna
selalu menolak obat-obatan penahan sakit, sebab ia
beranggapan bahwa obat-obatan yang demikian
tidak mengijinkannya untuk menjadi diri sendiri.
Pada bulan September 1961, di akhir bulan
kedua kehamilannya, diagnosa dokter mendapati
sebuah fibroma di rahimnya. Fibroid ini cukup besar
hingga mengancam kelangsungan kehamilan dengan
menghimpit janin. Tiga pilihan dihadapkan dalam
kasusnya:
1. Pengangkatan rahim (hysterectomy) guna
menyingkirkan fibroid. Resikonya
378
rendah; tetapi, berdampak pada kematian janin
dan meniadakan
kemungkinan kehamilan di masa mendatang.
Seturut moralitas Katolik,
dalam kasus ini hysterectomy bertujuan
menyelamatkan nyawa ibu dengan
mengangkat rahim yang terjangkit kanker
(dengan dampak yang tak
diinginkan kematian bayi yang belum dilahirkan).
2. Menyingkirkan fibroid sekaligus mengakhiri
kehamilan, sehingga
memungkinkan kehamilan di masa mendatang.
Pilihan ini, yang menyangkut
aborsi langsung, secara moral Katolik tidak dapat
diterima.
3. Menyingkirkan fibroid dan melanjutkan kehamilan
penuh resiko. Sebab ia
seorang dokter, Gianna tahu benar tingginya
resiko yang harus ia hadapi. Kendati nasehat para
dokter dan banyak orang, Gianna mendesak untuk
mengambil pilihan ini. Ia mengatakan, “Dokter tidak
seharusnya ikut campur. Hak hidup anak sama
dengan hak hidup ibu. Dokter tidak dapat
memutuskan; adalah dosa membunuh bayi dalam
rahim.”
Gianna tidak pernah memikirkan
kemungkinan aborsi. Ia memilih, dengan sukarela
dan kemurahan hati yang besar dari pihaknya, untuk
melanjutkan kehamilan penuh resiko demi
kelangsungan hidup bayinya. Kegagahan yang
dilakukan St Gianna adalah ia memilih hidup bagi
anaknya dalam situasi yang sulit dan tanpa
kepastian, pun tanpa peduli resiko bagi dirinya
sendiri. [Dengan ultrasonik dan teknologi canggih
sekarang ini, lebih banyak informasi dapat diperoleh
379
para dokter dalam bedah modern, tetapi tidak di
awal tahun 1960-an.]
Kepada saudaranya, Gianna berkata, “Bagian
yang tersulit belum datang. Engkau tidak mengerti
hal-hal seperti ini. Ketika saatnya tiba, tinggal dia
atau aku.” Lagi, di kesempatan lain, kepada Pietro,
Gianna berbicara dengan suara tegas dan tatapan
mata yang tajam, “Jika engkau harus memilih antara
aku dan sang bayi, janganlah ragu; aku mendesak,
selamatkan si bayi.”
Gianna mempercayakan keselamatan dirinya pada
doa dan penyelenggaraan ilahi, “Ya aku banyak
berdoa akhir-akhir ini. Dengan iman dan
pengharapan aku mempercayakan diriku pada
Tuhan.... Aku percaya pada Tuhan, ya; tetapi
sekarang tergantung padaku untuk menunaikan
kewajibanku sebagai seorang ibu. Aku
memperbaharui persembahan diriku kepada Tuhan.
Aku siap untuk segalanya, demi menyelamatkan
bayiku.”
Gianna melewatkan tujuh bulan selanjutnya
hingga kelahiran sang bayi dalam kekuatan
semangat yang tak tertandingi. Selama itu, ia
mohon kepada Tuhan untuk menjaga bayi dalam
rahimnya agar tak mengalami kesakitan. Jumat
Agung, Gianna dibawa masuk RS Bersalin Monza.
Keesokan harinya, 21 April 1962, karena
keadaannya yang tak memungkinkan, ia melahirkan
seorang bayi perempuan melalui operasi caesar.
WAFAT ST GIANNA
Kondisi Gianna semakin memburuk segera
sesudahnya. Ia memohon bantuan ibunya untuk
tinggal dekatnya dan menolongnya, sebab ia tak
dapat menahannya lagi. Penderitaannya tampak
bagai suatu kurban yang dramatis dan perlahan,
380
yang menyertai kurban Kristus di salib. Masih
sempat ia berkata kepada saudarinya, “Andai saja
engkau tahu bagaimana hal-hal dinilai secara
berbeda di saat ajal! ... Betapa sia-sia tampaknya
hal-hal yang di dunia ini begitu kita pentingkan!”
Gianna Beretta Molla wafat pada tanggal 28 April
1962 dalam usia 39 tahun. Wajahnya tampak damai
tenang, segala tanda kesakitan sama sekali sirna
dan ia tampak dipenuhi kebahagiaan.
Pada hari Minggu, seluruh keluarga Molla dan
Beretta bersama segenap kerabat menuju Gereja
Santa Perawan Maria Bunda Penghiburan. P
Guiseppe merayakan Sakramen Baptis atas bayi
perempuan yang dinamai Gianna Emanuela: nama
pertama sebagai kenangan akan ibunya dan nama
kedua menegaskan iman mereka akan kehadiran
Allah dalam keluarga dan dalam hati segenap
anggota keluarga. Setelah pembaptisan, semua
pulang ke rumah. Tidak ada perayaan besar, tetapi
roh Gianna terasa hadir, dengan kasih keibuan
melingkupi seluruh keluarga. Pierluigi memandang
kepada ibunya dalam peti jenazah:
“Mengapakah Mama di sana?”
“Apakah ia Mama?”
“Apakah Mama melihatku, menyentuhku dan
memikirkanku?”
Tercekam emosi, Pietro tak dapat menjawab.
Pierluigi melanjutkan,
“Untuk Mama pastilah ada sebuah rumah
mungil dari emas.”
Peti jenazah berselimut bunga mawar ditempatkan
di bawah altar gereja. Sungguh suatu yang tak
lazim, tetapi merupakan ungkapan penghargaan dan
penghormatan orang banyak, termasuk para klerus,
yang meyakini bahwa jenazah yang terbujur di sana
adalah relikwi seorang martir yang kudus. Mereka
381
yang berduyun-duyun datang memadati gereja yakin
bahwa surga telah diperkaya dengan seorang santa
baru.
SANTA GIANNA
Pada tanggal 24 April 1994, dalam tahun
yang dicanangkan sebagai Tahun Keluarga, Gianna
Beretta Molla dibeatifikasi oleh Paus Yohanes Paulus
II. Dalam beatifikasi yang dihadiri oleh suami,
saudara-saudari beserta putera-puteri Beata Gianna
ini, Bapa Suci mengajukan B. Gianna sebagai
teladan segenap ibu,
“Seorang perempuan dengan kasih yang luar
biasa, seorang istri dan ibu yang mengagumkan, ia
memberi kesaksian dalam hidup sehari-hari akan
nilai-nilai Injil. Dengan berpegang pada perempuan
ini sebagai teladan kesempurnaan Kristiani, kita
hendak memuji segenap para ibu keluarga yang
penuh semangat, yang memberikan diri sepenuhnya
kepada keluarga, yang menanggung derita dalam
melahirkan, yang siap sedia bagi segala karya dan
segala rupa kurban, agar yang terbaik dari mereka
dapat dibagikan kepada sesama.”
Gianna Emanuela, yang sekarang adalah
seorang dokter dan pejuang Gerakan Pencinta
Kehidupan, menyampaikan kesaksiannya,
“Mama sayang, terima kasih telah memberiku
hidup dua kali: ketika Mama mengandung aku dan
ketika Mama mengijinkanku dilahirkan … Hidupku
rindu untuk menjadi kelanjutan hidupmu, sukacita
hidupmu, antusiasmu, dan ia mendapati kepenuhan
artinya dalam keterlibatan dan dedikasi penuh
kepada siapapun yang hidup dalam penderitaan.
Mama sayang, mohon bantuan doamu senantiasa
bagi segenap ibu dan segenap keluarga yang
382
berpaling kepadamu dan mempercayakan diri
mereka kepadamu.”
Pada tanggal 16 Mei 2004, Gianna Beretta
Molla dikanonisasi oleh paus yang sama. Pesta St
Gianna dirayakan pada tanggal 28 April.
SAKSI GERAKAN PENCINTA KEHIDUPAN
Santa Gianna percaya bahwa hak istimewa
menjadi seorang ibu, menjadi seorang rekan kerja
Allah dalam menghadirkan kehidupan baru, berarti
senantiasa membela dan melindungi anaknya, entah
di dalam ataupun di luar rahim, bahkan hingga pada
tahap menyerahkan hidupnya sendiri. Dalam dunia
kedokteran sekarang ini, yang terlebih modern dan
canggih, terbuka lebar kemungkinan untuk
menyelamatkan hidup Gianna bersama bayinya.
Namun betapa tragis, justru di masa sekarang ini
keputusan hidup dan mati atas bayi-bayi yang belum
dilahirkan, dibuat berdasarkan alasan-alasan yang
sepele dan kehamilan seringkali diakhiri dengan
alasan-alasan yang tidak sesuai dengan prinsip
agama dan moral.
“Jadilah saksi hidup dari keagungan
Kekristenan.” ~ S. Gianna Beretta Molla
SANTO GILDAS (500-
dan
keindahan
Santo kita ini dilahirkan
sekitar tahun 500 di Inggris.
Sebagai seorang pemuda ia
bertekad untuk
mempraktekkan gaya hidup
mengurbankan diri. Ia
melakukan ini guna membantu
dirinya sendiri semakin dekat
pada Tuhan. Gildas
383
bersungguh-sungguh dengan komitmen Kristianinya.
Ia merasa bertanggung jawab untuk berdoa dan
berkurban demi silih atas dosa-dosa yang dilakukan
orang sejamannya. Ia menulis khotbah-khotbah
berusaha meyakinkan orang untuk meninggalkan
kejahatan. Ia mendorong mereka untuk
menghentikan hidup penuh skandal. Sebab Gildas
begitu peduli, tulisan-tulisannya terkadang terasa
terlalu kritis. Sesungguhnya, ia tidak bermaksud
mengutuk siapapun. Ia memohon orang untuk
berbalik kepada Tuhan.
Gildas adalah seorang rohaniwan yang
mengamalkan hidup seorang pertapa. Ia tidak
memilih hidup doa yang hening sebab ia hendak
melarikan diri dari dunia sekelilingnya. Ia memilih
gaya hidupnya demi membantu diri bertumbuh
semakin dekat pada Tuhan. Ia lebih sadar dari orang
kebanyakan mengenai hal-hal yang sangat keliru
dalam masyarakat. Sayangnya, banyak orang tidak
cukup sadar akan Tuhan dan hukum-Nya. Mereka
bahkan tidak menyadari kejahatan yang tengah
membinakasan mereka. Itulah sebabnya mengapa
sebagian orang dalam Gereja - para imam, uskup,
dan kaum awam baik laki-laki maupun perempuan pergi kepada Gildas mohon nasehat mengenai halhal rohani yang mendalam.
Menjelang akhir hidupnya, Gildas
mengamalkan hidup bertapa di sebuah pulau kecil di
Brittany. Meski ia menginginkan kesendirian guna
mempersiapkan jiwanya menyongsong maut, para
murid mengikutinya juga ke sana. St Gildas
menyambut mereka sebagai suatu pertanda bahwa
Tuhan menghendakinya untuk membagikan karuniakarunia rohaninya kepada yang lain. Gildas adalah
bagaikan “nurani” masyarakat. Terkadang, kita tak
suka mendengar mengenai dosa, tetapi dosa itu
384
nyata. Terhkadang kita juga dicobai untuk
melakukan yang salah atau menjadi lalai. Pada saat
itulah kita dapat memanjatkan sebuah doa singkat
kepada St Gildas. Kita memohon bantuannya untuk
memperolehkan bagi kita kekuatan niat untuk
melakukan hal yang benar.
GILLES dari ASSISI OFM (1262)
Teman dan pengikut Santo Fransiskus ini
diutus ke Tunisia, tetapi misinya gagal. Lalu ia
bertapa di Perugia Italia.
B: Aegidius, Egidius, Gil(les); P: 23 April
SANTO GILES
Giles dilahirkan di Athena, Yunani. Ketika
orangtuanya meninggal dunia, ia mempergunakan
banyak warisan yang
mereka tinggalkan
untuk menolong orangorang miskin. Sebab itu,
dan teristimewa karena
Tuhan mengadakan
banyak mukjizat dengan
perantaraannya, Giles
mendapati diri sebagai
seorang pemuda yang
amat dikagumi. Giles
tidak menghendaki
pujian dan kemashyuran
ini sama sekali. Maka,
agar dapat melayani Tuhan dalam hidup yang
tersembunyi, ia meninggalkan Yunani dan berlayar
ke Perancis. Di sana, ia hidup seorang diri dalam
kegelapan hutan. Ia membuat tempat tinggal dalam
385
sebuah gua di balik semak belukar yang rimbun.
Giles hidup tenang di sana, aman dari bahaya besar
kepala mendengar dirinya dipuji.
Tetapi, suatu hari seorang raja dan para
pengawalnya pergi berburu ke hutan itu. Mereka
mengejar kijang yang biasa datang ke gua Giles.
Kijang itu lenyap dari pandangan mereka dengan
masuk ke dalam gua Giles yang tersembunyi di balik
semak belukar yang rimbun. Salah seorang
pengawal membidikkan anak panah ke rerimbunan
semak, dengan harapan anak panah itu mengenai si
kijang. Ketika mereka menyibak semak belukar,
mereka mendapati Giles duduk terluka oleh anak
panah.
“Siapakah engkau dan apa yang engkau
lakukan di sini?” tanya raja. St Giles menceritakan
kisah hidupnya kepada mereka. Setelah
mendengarnya, mereka mohon pengampunan. Raja
mengutus para tabibnya untuk merawat luka santo
kita. Meski Giles memohon agar ditinggalkan
seorang diri, raja sungguh merasa kagum
kepadanya hingga raja kerap datang menjenguknya.
Giles tidak pernah menerima hadiah-hadiah raja.
Tetapi, pada akhirnya, ia setuju raja mendirikan
sebuah biara besar di sana. Giles menjadi pemimpin
biaranya yang pertama. Biara ini menjadi begitu
terkenal hingga seluruh kota datang ke sana. Ketika
St Giles wafat, makamnya di biara menjadi tempat
ziarah yang ramai dikunjungi para peziarah.
“Tuhan tidak mengukur kemurahan hati kita dengan
berapa banyak yang kita berikan, melainkan berapa
banyak yang kita tinggalkan.” ~ Uskup Agung Fulton
Sheen
386
BEATO GILES MARIA (1729-7 Februari 1812)
Nama lengkapnya sebagai seorang religius
adalah Broeder Giles Maria dari St Yosef. Broeder
Giles Maria dilahirkan dekat
Taranto, Italia, pada tahun
1729. Semasa kanakkanak, ia belajar membuat
tali tampar dan cakap
dalam usahanya.
Ketika usianya
duapuluh lima tahun, Giles
menyadari panggilan Tuhan
untuk masuk dalam suatu
ordo religius dan
mempersembahkan hidup
kepada Tuhan. Giles
menggabungkan diri dalam
Rahib-rahib St Petrus Alcantara di Naples. Dan hal
luar biasa apakah yang ia lakukan hingga
dimaklumkan “beato”? Ia pantas mendapatkan
kehormatan yang demikian karena dua keutaman
yang membimbingnya sepanjang kehidupan
religiusnya. Keutamaan-keutamaan itu adalah
kesahajaan dan kerendahan hati.
Broeder Giles Maria berupaya menyongsong
setiap hari yang baru dengan kerinduan untuk
melayani Tuhan. Ia amat bersyukur atas
panggilannya dan hal itu diungkapkannya dalam
hidup sehari-hari. Broeder Giles naik turun ruanganruangan dan menyusuri lorong-lorong biara di mana
ia tinggal. Ia adalah seorang penjaga pintu. Ia
membuka pintu dengan segera dan dengan senyum
ramah setiap kali tamu menarik tali untuk
387
membunyikan lonceng biara. Dengan lembut ia
memberikan perhatian kepada kaum miskin, kaum
tuna wisma, dan mereka yang sakit yang datang di
depan pintunya. Ia diserahi tanggung jawab
membagi-bagikan makanan dan derma yang berhasil
dihimpun oleh komunitas. Broeder Giles Maria
senang hati melakukannya. Tak peduli berapa
banyak yang ia berikan kepada mereka yang
membutuhkan, masih tetap banyak saja yang tersisa
bagi yang lain. Ia tahu St Yosef yang melakukan ini.
Bagaimanapun, bukankah St Yosef yang dulu
memelihara dan menopang hidup Yesus dan Maria.
Boreder Giles Maria menyebarluaskan devosi kepada
St Yosef sepanjang hidup religiusnya. Setelah
melewatkan hidup yang setia kepada Tuhan dan
panggilan hidup yang dipilihnya, Broeder Giles Maria
dari St Yosef wafat pada tanggal 7 Februari 1812. Ia
dimaklumkan “beato” oleh Paus Pius IX pada tahun
1888.
GIOVANNI BATTISTA ROSSI (1698-1764)
Sewaktu belajar teologi di Roma ia sangat
keras terhadap dirinya, sehingga menderita epilepsy
yang terus mengganggunya. Imam ini menaruh
perhatian besar terhadap orang miskin, penderita
sakit, tahanan dan wanita gelandangan, meskipun ia
sendiri amat miskin. Giovanni menjadi bapa
pengakuan yang dicari-cari orang.
P: 23 Mei
GISELA (985-1060)
Adalah ratu Hungaria dan ibu dari Santo
Emerik (P: 4 Nopember). Dengan rajin ia
memajukan penginjilan, tetapi ditahan sesudah
388
suaminya meninggal. Ia dibebaskan oleh kaisar
Jerman dan kemudian menjadi pimpinan biara.
P: 7 Mei
SANTO GLEB dan SANTO BORIS († 1015)
Kedua bersaudara ini dilahirkan di
penghujung abad kesepuluh. Mereka adalah puteraputera St Vladimir dari
Kiev, pangeran Kristen
pertama di Rusia. Ayah
mereka mempunyai banyak
isteri sebelum menjadi
Kristen. Sesudah memeluk
agama Kristen, Vladimir
hidup sebagaimana
diajarkan Yesus dalam Injil.
Boris dan Gleb adalah
putera-putera Vladimir dari
isterinya yang seorang
Kristen bernama Anna.
Mereka semua adalah
orang-orang Kristen yang saleh.
Dalam upaya mendapatkan kekuasaan yang
terlebih besar setelah Raja Vladimir wafat, putera
sulungnya menyusun rencana untuk membunuh
Boris dan Gleb. Boris diperingatkan mengenai hal ini
sewaktu ia kembali bersama pasukannya dari suatu
pertempuran melawan suku-suku pengembara. Para
prajurit serta-merta bersiap untuk membela Boris
dari saudara sulungnya, tetapi Boris melarang.
“Adalah lebih baik jika aku saja yang mati,” katanya,
“daripada banyak orang harus mati.” Maka, ia
menyuruh para prajuritnya pergi sementara ia duduk
sendirian menanti. Sepanjang malam ia
merenungkan para martir yang tewas dibunuh oleh
kerabat dekatnya sendiri. Ia merenungkan betapa
kosong jadinya hidup ini jika kita mengutamakan
389
hal-hal duniawi. Yang utama, menurut pendapatnya,
adalah perbuatan-perbuatan baik, kasih sejati dan
iman yang benar. Ketika pagi tiba, para pembunuh
yang disewa kakaknya tiba dan mulai menyerangnya
dengan tombak. Boris tidak melawan, hanya
menyerukan damai kepada mereka.
St Gleb dibunuh tak lama sesudahnya.
Saudara sulungnya yang keji mengundang Gleb
datang ke istana untuk suatu kunjungan
persaudaraan. Saat menyeberangi sungai, perahu
Gleb diserang oleh orang-orang bersenjata yang
garang. Pada mulanya, Gleb ketakutan dan
memohon pada mereka agar jangan membunuhnya.
Namun demikian, ia tak hendak mempertahankan
diri dengan kekerasan, bahkan ketika ia melihat
bahwa mereka bertekad membunuhnya. Malahan, St
Gleb dengan tenang mempersiapkan diri untuk mati.
“Aku dibunuh,” katanya, “untuk suatu alasan yang
tidak aku ketahui. Tetapi Engkau mengetahuinya, ya
Tuhan. Dan aku tahu Engkau bersabda, demi namaMu saudara akan bangkit membunuh saudaranya.”
Hanya beberapa tahun setelah wafat mereka,
masyarakat Rusia mulai pergi berziarah ke makam
kedua bersaudara ini. Mukjizat-mukjizat terjadi. St
Boris dan St Gleb disebut martir sebab mereka
menerima kematian seperti Kristus, yakni tanpa
mempertahankan diri dengan kekerasan. Mereka
wafat pada tahun 1015. Pada tahun 1724, Paus
Benediktus XIV memaklumkan mereka sebagai
santo.
GODELIVA (1045-1070)
Ditinggalkan oleh suaminya, setelah menikah
beberapa waktu lamanya. Kemudian ia diperlakukan
dengan kasar dan kejam oleh mertuanya. Karena
390
didesak oleh ayah Godeliva dan uskup setempat,
maka suaminya pura-pura rujuk kembali, tetapi
kemudian menyewa orang supaya membunuh
Godeliva.
A: disayang Tuhan; B: Godeliv; P: 6 Juli
GODRIKUS (1065-1170)
Semula adalah tukang catut dan pembuat
pedang. Namun akhirnya ia terkenal sebagi
peziarah. Ia menjelajahi Skotlandia, Spanyol, Roma
dan Yerusalem. Dengan kaki telanjang ia berkeliling
Eropa bersama ibunya yang sudah lanjut. Kemudian
Godrikus bertapa di Walpole untuk menebus dosanya
yang banyak. Ia dikaruniai Tuhan dapat meramal
masa depan, menjinakkan binatang buas dan
berbahaya (ular berbisa). Godrikus adalah penyair
liris pertama dalam bahasa Inggris.
A: penuh dengan Tuhan; P: 21 Mei
SANTO GODFREY († November 1115)
Godfrey hidup pada abad keduabelas. Ia
mendapatkan pendidikan dari para biarawan MontSaint-Quentin. Godfrey menjadi seorang imam
biarawan. Ia dipilih menjadi kepala biara di
Champagne, Perancis. Biara itu mengalami
kemunduran; hanya enam biarawan saja yang masih
tinggal. Para biarawan menyukai Godfrey. Mereka
tahu bahwa ia adalah seorang kudus. Mereka
percaya bahwa ia dapat membantu mereka untuk
menemukan kembali sukacita hidup yang
mengurbankan diri. Sebentar saja, komunitas telah
hidup kembali dan calon-calon baru menggabungkan
diri dengan mereka. Biara Champagne menjadi
pusat doa dan sukacita rohani.
391
Pada akhirnya, abas mereka ditahbiskan
sebagai uskup agung. Kepadanya dipercayakan
Keuskupan Rheims, Perancis
yang terkenal. Godfrey merasa
sedih meninggalkan biara
kecilnya. Meski demikian, ia tahu
bahwa Tuhan menghendakinya
menjangkau orang-orang di
Rheims juga. Ia tetap menjalani
hidup sebagai seorang biarawan
yang bersahaja. Tempat
tinggalnya sederhana tetapi
bersih. Makanannya sederhana.
Terkadang, koki menyiapkan
makanan yang menurut Godfrey
terlalu mewah. Maka ia akan
menunggu hingga koki selesai
melaksanakan tugasnya.
Kemudian ia memanggil orangorang miskin yang tinggal di
sekitar sana. Diberikannya
makanan itu kepada mereka untuk dibawa pulang
bagi keluarga mereka. Uskup Agung Godfrey
menderita akibat aniaya dalam keuskupannya.
Beberapa hal yang terjadi sungguh keliru. Ketika
Godfrey berusaha meluruskan mereka yang terlibat,
terkadang nasehat-nasehatnya dilawan dan
ditentang. Seorang bahkan berusaha membunuhnya.
Itulah saat ketika Godfrey bertanya-tanya apakah
yang dilakukannya lebih mendatangkan celaka
daripada kebaikan. Tetapi orang-orang yang
berkehendak baik menghargai dan mengasihinya.
Sbelum dapat mengundurkan diri, ia wafat. Itu
terjadi pada bulan November 1115.
392
GOLINDUH († 591)
Adalah wanita bangsawan Persia yang
menderita banyak karena bertobat menjadi Kristen.
Ia dihormati sebagai martir.
P: 13 Juli
GONZALES de SANTA CRUZ SJ (1568-1628)
Mendirikan reduktiones, yaitu desa-desa bagi
orang Indian di Paraguay dan Brasilia Selatan guna
melindungi mereka dari pemerasan kolonis Spanyol
dan untuk memajukan taraf hidup penduduk.
P: 17 Nopember
GONZALO GARCIA OFM (1557-1597)
Lahir di Bassein India dan sebagai pemuda
mengikuti pater-pater Jesuit ke Jepang sebagai
penterjemah. Karena tidak diterima dalam Serikat
Jesuit ia menjadi pedagang di Makao dan Manila,
tempat ia masuk Ordo Saudara Hina-Dina. Sebagai
Bruder ia kembali ke Jepang (1593). Sesudah
bekerja baik sebagai penghubung ia ikut disalibkan
di Nagasaki.
GOTTFRIED atau GEOFFREY (1097-1127)
Tertarik pada cita-cita kemiskinan Santo
Norbert. Maka ia mengubah istananya di Cappenberg
Jerman menjadi suatu biara. Isterinya dan dua
saudara perempuannya masuk biara lain yang
didirikannya juga. Akhirnya ia sendiri menjadi
393
biarawan Premonstratens dan beramal bagi kaum
miskin.
A: Tuhan ialah damai; P: 19 Januari
GREGORIUS (abad ke-4)
Dijuluki ‘Penerang’, karena membawa terang
Injil kepada bangsa Armenia. Meskipun beristeri, ia
menjadi misionaris. Ia lama dipenjarakan atas
perintah raja. Namun raja itu kemudian bertobat dan
mengakui Gregorius sebagai uskup dan pemimpin
Gereja di Armenia. Pada hari tuanya ia menyerahkan
keuskupannya kepada anaknya dan mengundurkan
diri kedalam biara.
P: 10 Oktober
SANTO PAUS GREGORIUS AGUNG (540-12
Maret 604)
Santo Gregorius dilahirkan pada tahun 540 di
Roma. Ayahnya seorang anggota Majelis Tinggi dan
ibunya adalah Santa Celia.
Gregorius belajar filsafat dan
ketika masih muda usianya,
telah diangkat menjadi
Gubernur Roma. Ketika
ayahnya meninggal, Gregorius
merombak rumahnya yang
besar menjadi sebuah biara.
Selama beberapa tahun ia
hidup sebagai seorang
biarawan yang saleh dan
kudus. Kemudian Paus
Pelagius mengangkatnya
menjadi salah seorang dari
ketujuh Diakon Roma. Ketika Paus wafat, Gregorius
394
dipilih untuk menggantikannya. Gregorius sama
sekali tidak menginginkan kehormatan seperti itu.
Tetapi ia seorang yang sangat kudus serta
bijaksana, sehingga semua orang tahu bahwa ia
akan menjadi seorang paus yang baik. Gregorius
berusaha menghindar dengan menyamar dan
menyembunyikan diri dalam sebuah gua, tetapi
akhirnya mereka menemukannya dan ia diangkat
juga menjadi paus.
Selama empatbelas tahun ia memimpin
Gereja. Meskipun ia selalu sakit, Gregorius
merupakan salah seorang paus terbesar Gereja. Ia
menulis banyak buku dan juga merupakan seorang
pengkhotbah yang ulung. Ia mencurahkan
perhatiannya kepada segenap umat manusia. Malah
sesungguhnya, ia menganggap dirinya sebagai abdi
semua orang. Ia adalah paus pertama yang
menggunakan gelar “abdi para abdi Tuhan.” Semua
paus sesudahnya menggunakan gelar ini. St.
Gregorius memberikan perhatian serta cinta kasih
istimewa kepada orang-orang miskin serta orangorang asing. Setiap hari ia biasa menjamu mereka
dengan makanan yang enak. St. Gregorius juga
amat peka terhadap penderitaan orang banyak yang
disebabkan oleh ketidakadilan. Suatu ketika, semasa
ia masih seorang biarawan, ia melihat anak-anak
kulit putih dijual di pasar budak di Roma. Ia
bertanya dari mana anak-anak itu berasal dan
diberitahu bahwa mereka berasal dari Inggris. St.
Gregorius merasakan suatu keinginan yang kuat
untuk pergi ke Inggris untuk mewartakan kasih
Yesus kepada orang-orang yang belum mengenal
Tuhan itu. Setelah ia menjadi paus, salah satu hal
pertama yang dilakukannya adalah mengirimkan
beberapa biarawan terbaiknya untuk
memperkenalkan Kristus kepada rakyat Inggris.
395
Tahun-tahun terakhir hidupnya dipenuhi oleh banyak
penderitaan, namun demikian ia tetap bekerja untuk
Gerejanya yang tercinta hingga akhir hayatnya.
Santo Gregorius wafat pada tanggal 12 Maret 604.
Gregorios Agung (540-640), paus dan
pujangga gereja; lahir di Roma. Ia dihormati
sebagai pelindung para penyanyi gereja (koral
Gregorian). Selain Gregorius Agung masih
terdapat Gregorius II (†731), Gregorius III
(†741), Gregorius VII (†1085) dan Gregorius X
(†1276) sebagi paus yang kudus. L: tiara dan
tongkat dengan palang salib; P: 3 September
”Aku mengerti dari pengalaman bahwa sebagian besar
waktu ketika aku bersama dengan saudara-saudaraku,
aku belajar banyak hal tentang Sabda Tuhan yang tidak
dapat aku pelajari seorang diri; jadi kalianlah yang
memberitahukan kepadaku apa yang harus aku ajarkan.”
~ Santo Gregorius Agung
SANTO GREGORIUS dari NAZIANZE (330390) dan SANTO BASILIUS AGUNG (330379)
Basilius dan Gregorius dilahirkan di Asia Kecil
pada tahun 330. Sekarang daerah tersebut dikenal
dengan nama Turki. Keluarga
Basilius: nenek, ayah, ibu,
dua saudara serta seorang
saudarinya semuanya adalah
orang kudus. Sedangkan
orangtua Gregorius adalah
Santa Nonna (P: 5 Agustus)
dan Santo Gregorius Tua
(uskup Nazianze; P: 1
Januari). Basilius dan
396
Gregorius saling bertemu dan menjadi sahabat karib
di sekolah di Athena, Yunani.
Basilius kemudian menjadi seorang guru yang
tersohor. Suatu hari, saudarinya yaitu Santa
Makrina, menyarankan agar ia menjadi seorang
biarawan. Basilius mendengarkan nasehat baik
saudarinya, pergi ke tempat yang sunyi dan di sana
mendirikan biaranya yang pertama. Regula
(=peraturan biara) yang ditetapkannya bagi para
biarawannya amatlah bijaksana. Biara-biara Gereja
Timur masih menerapkannya hingga saat ini.
Keduanya, Basilius dan Gregorius, menjadi
imam dan kemudian Uskup. Mereka dengan berani
berkhotbah menentang bidaah
Arianisme yang menyangkal
bahwa Yesus adalah Tuhan.
Ajaran sesat ini
membingungkan banyak orang.
Ketika menjadi Uskup
Konstantinopel, Gregorius
mempertobatkan banyak orang
dengan khotbah-khotbahnya
yang mengagumkan. Hal itu
membuatnya hampir saja
kehilangan nyawanya. Seorang
pemuda berencana untuk
membunuhnya. Pada saat-saat
terakhir, pemuda tersebut bertobat serta memohon
pengampunan dari Gregorius. Santo Gregorius
sungguh mengampuninya serta membawanya ke
jalan yang benar dengan kelemahlembutan serta
kebaikan hatinya.
Empatpuluh empat khotbah Santo Gregorius,
243 suratnya, serta banyak puisinya kemudian
diterbitkan. Buah penanya masih amat penting
hingga saat ini. Banyak penulis mendasarkan karya-
397
karya mereka pada buah penanya itu. Basilius,
sahabat Gregorius, seorang yang amat lembut serta
murah hati. Ia selalu menyediakan waktu untuk
menolong kaum miskin papa. Ia bahkan mendorong
orang-orang miskin itu untuk menolong mereka
yang lebih miskin dari mereka sendiri. “Berikanlah
makanan terakhirmu kepada pengemis yang
mengetuk pintumu,” desaknya, “dan percayalah
akan belas kasihan Tuhan.” Basilius
menyumbangkan segala miliknya dan membuka
sebuah dapur umum. Di sana orang sering
melihatnya mengenakan celemek dan melayani
mereka yang lapar. Basilius wafat pada tahun 379
dalam usia empatpuluh sembilan tahun. Sementara
Gregorius wafat pada tahun 390 dalam usia
enampuluh tahun. Ia dimakamkan di Basilika Santo
Petrus di Roma.
Gregorios, santo pelindung para penyair; P: 2 Januari
GREGORIOS dari NYSSA (335-395)
Menikah dengan Theosebeia. Oleh adiknya,
yaitu Santo Basilius, ia ditahbiskan uskup. Tetapi
kemudian ia diberhentikan, karena pengurusan
keuangannya kacau. A membela ajaran benar pada
Konsili Konstantinopel I (381) dengan pandai dan
berani. Ia menulis buku-buku teologi yang sangat
mendalam.
L: buku dan pena dari bulu ayam; P: 9 Maret
GREGORIUS THAUMATURGOS (213-270)
Artinya ‘pembuat mukjijat’, adalah seorang
ahli hukum. Ia belajar di bawah bimbingan Origenes.
Akhirnya ia menjadi misionaris dan uskup
398
Naokaisarea (Turki), kota yangtelah ditobatkannya.
Gregorius menulis buku teologi praktis.
A: gregorius = yang siap siaga; P: 17 Nopember
SANTO PAUS GREGORIUS VII, (10231085)
Nama asli paus kita ini adalah Hildebrand. Ia
dilahirkan di Italia sekitar tahun 1023. Pamannya
seorang biarawan di Roma, Hildebrand pergi ke biara
di mana pamannya berada untuk memperoleh
pendidikan. Kelak, Hildebrand menjadi seorang
biarawan Benediktin di Perancis. Tetapi, sebentar
saja di sana, ia sudah dipanggil kembali ke Roma. Di
Roma ia diserahi kedudukan yang amat penting di
bawah beberapa paus hingga ia sendiri akhirnya
diangkat sebagai paus.
Selama dua
puluh lima tahun, ia
menolak untuk dipilih.
Tetapi, ketika Paus
Alexander II wafat, para
kardinal telah
bersepakat untuk
memilih Hildebrand
sebagai paus yang baru.
Dengan suara bulat
mereka memutuskan:
“Hildebrand ditetapkan
sebagai penerus St.
Petrus!” “Mereka
membawaku ke tahta suci,” demikian ditulisnya
kelak. “Protes-protesku tidak mereka hiraukan.
Kegentaran memenuhi hatiku dan kegelapan
sepenuhnya melingkupi aku.” Sebagai paus,
Hildebrand memilih nama Gregorius VII.
399
Masa itu sungguh merupakan masa gelap
bagi Gereja Katolik. Para raja dan kaisar ikut campur
dalam urusan-urusan gereja. Mereka menetapkan
orang-orang yang mereka inginkan menjadi para
uskup, kardinal dan bahkan paus. Banyak dari
antara mereka yang ditetapkan itu bukanlah orangorang yang baik. Mereka memberikan teladan yang
buruk bagi umat. Hal pertama yang dilakukan St.
Gregorius
adalah
melewatkan
beberapa
hari
lamanya dalam doa. Ia juga meminta yang lain
untuk berdoa baginya. Ia sadar bahwa tanpa doa tak
ada sesuatu pun yang dapat diselesaikan dengan
baik bagi Tuhan. Sesudah itu, ia mulai bertindak
dengan memperbaiki pelayan-pelayan gereja. Ia
juga mengambil langkah-langkah yang perlu untuk
menghindari campur tangan negara dalam masalah
Gereja. Hal ini amatlah sulit mengingat para
penguasa semuanya menentang perubahan itu.
Namun demikian, beberapa di antara mereka mulai
mau bekerjasama.
Seorang penguasa, Kaisar Henri IV dari
Jerman, menyebabkan Paus Gregorius banyak
menderita. Kaisar muda itu seorang berdosa dan
amat rakus terhadap harta. Ia tidak mau berhenti
mencampuri urusan gereja. Ia bahkan mengirimkan
orang-orangnya untuk menangkap Bapa Suci.
Tetapi, penduduk Roma menyelamatkan paus dari
penjara. Paus Gregorius engekskomunikasikan
kaisar. Hal itu tidak menghentikan Henry IV. Ia
menetapkan pausnya sendiri. Tentu saja orang yang
ditetapkannya itu bukanlah paus sesungguhnya.
Tetapi Henry berusaha meyakinkan rakyat bahwa
paus yang ditetapkannya itulah paus yang benar.
Kemudian, sekali lagi, kaisar mengirimkan
pasukannya untuk menangkap paus. Bapa Suci
dipaksa meninggalkan Roma. St. Gregorius tiba
400
dengan selamat di Salerno di mana akhirnya ia
wafat pada tahun 1085. Pesannya yang terakhir
adalah, “Aku cinta keadilan dan benci kejahatan.
Oleh sebab itulah sekarang aku mati dalam
pengasingan.” Paus Gregorius VII dinyatakan kudus
oleh Paus Paulus V pada tahun 1606. Paus Gregorius
VII (Hildebrand) dikenal karena keberaniannya yang
luar biasa. Ia berdiri tegak membela Yesus dan
Gereja-Nya.
P: 25 Mei
BEATO GREGORIUS BARBARIGO (1625-15
Juni1697)
Beato Gregorius Barbarigo dilahirkan pada
tahun 1625. Ia dibesarkan dan dididik di kota
kelahirannya Venice, Italia. Pada usia
duapuluhtahunan, ia dipilih oleh para pejabat Venice
untuk mewakili mereka di Munster, Jerman, dalam
suatu peristiwa penting. Para pemimpin mengadakan
pertemuan guna menandatangani Pakta Westphalia
pada tanggal 24 Oktober 1648. Pakta ini akan
mengakhiri perang selama
tigapuluh tahun. Perang ini,
yang dimulai pada tahun
1618, terjadi di Jerman,
melibatkan pasukanpasukan lokal Swedia dan
Perancis dan pada dasarnya
dipicu oleh kesalahpahaman
antara Katolik-Protestan.
Di Munster, Beato
Gregorius bertemu dengan
utusan paus. Utusan ini
kelak menjadi Paus
Alexander VII pada tahun
401
1655. Sang utusan mengenali kebaikan serta
kualitas spiritual Pater Gregorius. Ia
mentahbiskannya sebagai Uskup Bergamo, Italia.
Pada tahun 1660, paus memanggilnya kembali ke
Roma. Kali ini bapa suci mengangkat Uskup
Gregorius sebagai kardinal dan menugaskannya ke
Padua.
Beato Gregorius melewatkan sisa hidupnya di
kota yang telah menjadi terkenal karena Santo
Antonius ini. Orang sering mengatakan bahwa
Kardinal Barbarigo adalah bagaikan Kardinal
Borromeus yang kedua. Kardinal Barbarigo
mengamalkan hidup sederhana penuh matiraga. Ia
memberikan sejumlah besar uang untuk
kepentingan-kepentingan amal kasih. Ia
membiarkan pintu kediamannya terbuka dan
senantiasa siap melayani orang yang datang dengan
masalah. Ia mendirikan sebuah perguruan tinggi dan
seminari yang unggul demi mendidik para pemuda
untuk menjadi imam-imam yang baik. Ia
memperlengkapi seminari dengan perpustakaan
kelas satu dengan banyak karya tulis para Bapa
Gereja Perdana dan buku-buku mengenai Kitab Suci.
Ia bahkan memperlengkai seminari dengan sebuah
percetakan. Beato Gregorius Barbarigo wafat pada
tanggal 15 June 1697 dalam usia tujuhpuluh dua
tahun. Ia dimaklumkan sebagai “beato” pada tahun
1761 oleh Paus Klemens XIII.
GRIGNON de MONFORT (1673-1716)
Sangat menghormati Sant Maria. Ia berbuat
amal kepada anak-anak dan orang miskin serta
mendirikan kongregasi imam yang disebut
Montfortan.
P: 28 April
402
GUDULA († 712)
Adalah wanita awam yang dididik oleh Santa
Gertrud dari Nivelles. Ia berkarya amal dan berdoa
banyak. Ketika ia pada suatu pagi yang masih gelap
mau pergi ke gereja, katanya setan meniup lilinnya,
sehingga Gudula hampir tersesat, tetapi malaikat
menyalakannya lagi.
L: lampu; P: 8 Januari
GUIDO atau GUI (950-1012)
Adalah seorang koster dari Laeken Belgia. Ia
menanamkan uangnya dalam suatu usaha, tetapi
semuanya hilang. Kemudian ia berziarah dari tempat
suci yang satu ke yang lain sampai ke Yerusalem. Ia
dihormati sebagai santo pelindung para koster.
B: Guy, Wido; P: 12 September
GUMMAR († 774)
Meninggalkan isterinya, Grimara, yang jahat
itu untuk menjadi pertapa dan pembangun gereja.
P: 11 Oktober
GUNTHERUS atau GUENTER († 1045)
Adalah seorang bangsawan kaya yang suka
hidup mewah dan berfoya-foya. Suatu ketika hatinya
tersentak oleh sabda Alkitab yang didengarnya:
“Bersikaplah seperti Jesus Kristus!”. Sabda itu begitu
terpateri dalam lubuknya, sehingga mengubah
warna hidupnya. Ia menghibahkan seluruh
kekayaannya kepada suatu biara dan kemudian
403
menjadi bruder. Namun karena tetap sombong dan
suka boros, ia mendapat teguran keras. Lalu ia
mengasingkan diri ke hutan rimba untuk bertapa,
berdoa dan bekerja keras. Akhirnya, ia menjadi
misionaris yang bekerja giat di Hungaria dan
Cekoslovakia
P: 9 Oktober
GUSTAV OP († 1323)
Ketika menjabat uskup Agram (Yugoslavia)
dan kemudian Lucera (Italia), Gustav menegakkan
moral dan adapt, baik melalui kotbah maupun
teguran.
P: 8 Agustus
404
H
HALLWARD († 1043)
Ketika orang muda ini akan menyeberangi
teluk laut yang dalam dan curam (fjord) di Norwegia
dengan sampan kecil, ada seorang wanita yang
minta tolong ikut menumpang karena dikejar-kejar
orang. Tetapi belum seberapa jauh dari pantai, para
pengejar pun telah muncul. Mereka mendesak dan
mengancam Hallward supaya menyerahkan wanita
itu. Namun Hallward tidak menggubris mereka. Lalu
para pengejar itu membidikkan anak panah dan
tepat menembus dada Hallward dan wanita yang
dilindunginya, sehingga keduanya mati terkapar.
Mereka berdua dikuburkan di Olso Norwegia
P: 15 Mei
HARALD († 1066)
Sebagai diakon Harald berusaha memperbaiki
tata tertib dan hidup para imam. Ia dibunuh dan
mayatnya di buang kedalam danau Lago Maggiore
(Italia).
P: 27 Juni
405
HARTMANN (1090-1164)
Uskup ini menonjol sebagai pembaharu
kehidupan biara dan semangat umat di Austria.
P: 23 Desember
HARWAY atau HERVE (abad ke-6)
Adalah pertapa dan penyair kidung-kidung
bagus yang menjadi abbas di Inggeris walaupun
sudah buta.
P: 17 Juni
HEDWIG (1174-1243)
Bibi dari Santa Elisabet dan ibu dari tujuh
anak ini banyak berbuat amal, mendirikan biara
serta meningkatkan taraf pendidikan dan
kebudayaan warga penduduk Silesia (Jerman Timur/
Polandia). Suaminya gugur dalam perang melawan
tentara Dschengis Khan.
P: 16 Oktober
SANTO HEINDRICH
II (972-1024)
Heindrich
dilahirkan pada tahun
972. Ia menjadi
Pangeran Bavaria pada
tahun 995. Suatu
malam, ia mendapatkan
suatu penglihatan yang
406
aneh. Santo Wolfgang, gurunya terkasih semasa ia
kanak-kanak, menampakkan diri kepadanya.
Wolfgang menunjuk pada kata-kata “sesudah enam”
yang tertulis di dinding. Tetapi, apakah itu artinya?
Apakah mungkin Heindrich akan meninggal dunia
dalam waktu enam hari? Dengan pemikiran itu, ia
berdoa dengan amat tekun dan sungguh selama
enam hari. Tetapi, di akhir hari keenam, ia sehat
walafiat. Apakah mungkin berarti enam bulan? Sang
pangeran mengabdikan diri pada perbuatan baik
lebih dari sebelumnya. Di akhir bulan keenam, ia
merasa jauh lebih sehat dari sebelumnya. Jadi, ia
memutuskan bahwa ia mempunyai enam tahun
untuk mempersiapkan kematiannya. Setelah masa
enam tahun berlalu, bukannya meninggal, malahan
ia dipilih menjadi Kaisar Jerman. Maka, mengertilah
ia akan apa arti penglihatan itu.
Heindrich berupaya sekuat tenaga agar
rakyatnya tenteram dan damai. Demi membela
keadilan, ia harus bertempur dalam banyak
peperangan. Ia seorang yang jujur dalam
pertempuran dan ia mendesak agar bala tentaranya
bersikap demikian pula. Sekitar tahun 998, Heindrich
menikah dengan seorang perempuan yang amat
lemah lembut dan penuh belas kasih bernama
Kunigunda. Kunigunda juga kelak dimaklumkan
sebagai seorang kudus. Heindrich dan Kunigunda
pergi ke Roma pada tahun 1014. Mereka dimahkotai
sebagai kaisar dan permaisuri dari Kekaisaran
Romawi yang Kudus. Suatu kehormatan besar sebab
Paus Benediktus VIII sendiri yang memahkotai
mereka.
Kaisar Heindrich adalah salah seorang
penguasa terbaik Kekaisaran Romawi yang Kudus. Ia
mendorong dilakukannya reformasi dalam Gereja. Ia
memajukan perkembangan biara-biara baru dan
407
mendirikan gereja-gereja yang indah. Ia
menunjukkan kasihnya kepada Yesus dan Gereja
dengan ketulusan dan cinta kasih. Ia adalah seorang
pendoa dan amat terpikat pada kehidupan religius.
Namun demikian, ia menerima perannya sebagai
seorang suami dan pemimpin, dan menunaikan
tugas tanggung jawabnya sepenuh hati. Heindrich
baru berusia limapuluh dua tahun ketika ia wafat
pada tahun 1024. Ia dimaklumkan sebagai santo
oleh Beato Eugenius III pada tahun 1146. Paus St
Pius X memaklumkan Kaisar Heindrich sebagai
pelindung Oblate Benediktin.
Heinrich II (972-1024), kaisar dan suami
Santa Kunigunde; L: pedang, bola (lambing
kekuasaan di dunia) dan bunga bakung (lili); P:
13 Juli
“Kemuliaan sekarang yang kita miliki segera berlalu dan
tanpa arti, terkecuali di dalamnya kita dapat melihat
sesuatu yang dari kekekalan surgawi.” ~ Santo Heindrich
BEATO HENRY dari TREVISO (1250-10 Juni
1315)
Henry dilahirkan di Bolzano, Italia pada tahun
1250. Keluarganya amat miskin, sebab itu ia tidak
beroleh kesempatan untuk belajar membaca dan
menulis. Setelah remaja, Henry pindah ke Treviso
untuk mendapatkan pekerjaan. Ia menjadi seorang
buruh harian. Sedikit saja orang yang tahu bahwa
Henry membagi-bagikan sebagian besar
penghasilannya kepada kaum miskin. Ia ikut ambil
bagian dalam Misa setiap hari dan menyambut
Komuni Kudus sesering yang diijinkan. Henry
mencintai Sakramen Tobat juga dan mendapati
sakramen pengampunan Allah ini sungguh
membesarkan hati. Orang mulai memperhatikan
408
orang Kristen yang bagaimana Henry itu.
Penitensinya adalah bekerja giat dalam pekerjaan.
Ia melewatkan banyak waktu setiap harinya untuk
masuk dalam doa pribadi, biasanya di gereja. Henry
dikenal akan ketenangan dan kelemahlembutannya.
Terkadang orang mengoloknya sebab ia begitu amat
sederhana. Sementara semakin bertambah usianya,
Henry mulai tampak kusut dan bongkok. Anak-anak
melontarkan ejekan atas penampilannya yang aneh
itu. Tetapi Henry tidak marah. Ia paham bahwa
mereka tidak mengerti bahwa mereka dapat melukai
hatinya.
Ketika Henry telah terlalu tua dan lemah
untuk dapat bekerja, seorang sahabat bernama
James Castagnolis membawanya masuk ke dalam
rumahnya sendiri. Castagnolis memberinya sebuah
kamar tempat tinggal dan makanan apabila Henry
menghendakinya. Beato Henry bersikukuh hidup
bergantung pada amal kasih penduduk Treviso.
Mereka murah hati dalam amal kasih mereka berupa
makanan, sebab mereka tahu Henry membagikan
amal kasih mereka kepada banyak orang yang
miskin dan tak memiliki tempat tinggal. Pada masa
akhir hidupnya, Henry nyaris tak dapat berjalan.
Orang memandang kagum sementara orangtua ini
menyeret diri ke gereja untuk ikut ambil bagian
dalam Misa pagi. Seringkali pula ia mengunjungi
gereja-gereja setempat lainnya, dengan terseokseok maju ke setiap tujuan.
Betapa misteri yang terkandung dalam diri
orang saleh ini. Ketika ia wafat pada tanggal 10 Juni
1315, orang banyak memadati biliknya. Mereka
menginginkan sebuah relikwi, sebuah kenangan.
Dan mereka menemukan harta bendanya: pakaian
kasar matiraga, sepotong balok kayu yang adalah
bantalnya, dan setumpuk jerami yang adalah tempat
409
pembaringannya. Jenazah Henry dipindahkan ke
katedral agar semua orang dapat menyampaikan
hormat mereka. Lebih dari duaratus mukjizat
dilaporkan terjadi dalam beberapa hari sesudah
wafatnya. Henry dari Treviso dimaklumkan sebagai
“beato” oleh Paus Benediktus XIV.
HELENA (225–330)
Baik Konstantius Klorus maupun selirnya
berasal dari kalangan rakyat jelata. Tetapi ketika
Konstantius berhasil meraih tahta kekaisaran, ia
menceraikan selirnay, kemudian mempersunting
seorang puteri bangsawan. Namun selang beberapa
tahun kemudian, ternyata justru anak selirmitulah
menjadi kaisar yang lebih agung daripada ayahnya.
Pada suatu malam sebelum pertempuran sengit
melawan kaisar saingannya berlangsung, ia
bermimpi: supaya menang, Nama Kristus harus
dipasang pada bendera dan perisai angkatan
perangnya. Dan waktu pertempuran itu sedang
gencar-gencarnya, ia sekonyong-konyong
menengadah ke langit dan melihat tanda salib
berkilauan di atas surya dengantulisan ‘ TOUTO
NIKA’ yang artinya ‘Dalam (tanda ini) engkau akan
menang!’, peristiwa ini terjadi pada tahun 312.
Dan Kaisar Konstantin masuk Roma dieluelukan oleh seluruh umat Kristen, yang beberapa
tahun silam masih dianiaya. Atas kemenangannya ini
Konstantin memberikan kebebasan kepada agama
Kristen. Seluruh Gereja bersukaria, sebab kaisar
memerintahkan pembebasan bagi semua orang
Kristen yang masih mendekam dalam penjara.
Konstantin dan ibunya, yaitu Helena, bertobat
menjadi Kristen. Mereka sangat berjasa kepada
Gereja dan menghadiahkan tanah serta gedunggedung kepada umat.
410
Kaisar mengangkat ibunya menjadi ratu.
Nama kota asalnya diubah menjadi Helenapolis (Asia
Kecil). Ibu Helena begitu bergembira, sehingga
sekalipun sudah tua ia berziarah ke Tanah Suci. Ia
mendermakan harta miliknya, menolong kaum
miskin serta mendirikan banyak gereja di tempattempat suci. Pada usia 80 tahun Helena berusaha
keras mencari Salib Suci, tempat Kristus menebus
seluruh umat manusia dengan mencucurkan
darahNya. Setelah berjerihpayah, ditemukanlah tiga
buah salib di sumur dekat bukit Golgota di
Yerusalem. Bahkan paku-pakunya pun masih ada
pula. Betulkah ketiganya adalah salib bersejarah itu?
Yang mana diantaranya merupakan salib Jesus?
Uskup Makarios menasehatkan, supaya ketiga salib
itu disentuhkan berturut-turut pada wanita sakit
yang tak tersembuhkan. Begitu salib ketiga
menyentuhnya, wanita itu langsung sembuh
samasekali. Saking gembiranya, Helena membangun
sebuah gereja diatas bukit Golgota untuk
menyimpan salib yang tiada ternilai itu. Ia
memotong sebagian untuk dikirim ke Roma dan
Konstantinopel.
Helena (225-330), ratu, meninggal di
Nikomedia; A: (dewi) matahari; B: Helen, Hella,
Ella, Ellen, Leni; L: salib; P: 18 Agustus.
HELIDORUS (330-407)
Ketika berziarah ke Yerusalem, ia berteman
dengan Santo Hieronimus. Ajakan Hieronimus untuk
bersama-sama tinggal di padang gurun ditolaknya.
Kemudian Helidorus pulang dan menjadi uskup di
Altino Italia.
P: 3 Juli
411
HELMUT atau VITALIS (abad ke-3)
Perwira Romawi ini diperintah gubernur
supaya menjaga tawanan Kristen dalam penjara di
Ravenna Italia. Suatu ketika ia menguaztkan iman
seorang dokter Kristen yang sangat ketakutan dan
mau murtad ketika hamper dipenggal. Akibatnya, ia
ditangkap, disiksa dengan obor dan kemudian
dikubur hidup-hidup. Helmut adalah ayah S.
Gervasius dan Protasius.
A: Vitalis = yang hidup (L); P: 28 April
HEMMA atau EMMA (980-1045)
Sesudah suaminya meninggal dan puteranya
dibunuh, wanita ningrat ini menghibahkan seluruh
tanah miliknya yang luas kepada beberapa biara di
Austria.
L: seorang ibu sedang membagikan derma; P:
27 Juni
HENRIKUS († 1160)
Uskup Uppsala ini menyertai Raja Santo Erik
dari Swedia mengabarkan Injil kepada bangsa
Finlandia. Di atas danau Koylio ia dibunuh oleh
seorang petani, yang dihukum karena telah
melakukan pembunuhan.
P: 19 Januari
HENRIKUS (1250-1315)
Yang tinggal di Balzano Italia ini sehariharinya bekerja sebagai buruh. Hidupnya amat saleh
dan ditandai dengan banyak mati raga.
P: 10 Juni
412
HENRIKUS SUSO OP (1295-1366)
Menjadi dosen dan pengkotbah di Swiss. Ia
dikaruniai pengalaman mistik dan sering difitnah,
sehingga acapkali dipindah oleh atasan-atasannya.
L: rosario dan bunga bakung (lili); P: 23 Januari
HERIBERTUS (970-1021)
Uskup Koln Jerman itu berbuat amal serta
menjaga tata tertib dan kedamaian. Ia dipenjarakan
oleh Kaisar Heinrich II karena salah paham.
P: 30 Agustus
HERKULANUS (†549)
Uskup ini disiksa dan dipenggal kepalanya
oleh orang-orang Goth, karena mereka merebut
Perugia Italia. Mayatnya tidak membusuk.
P: 7 Nopember
HERLUINUS atau HELLUIN (955-1078)
Adalah bangsawan kaya. Ia menggunakan
seluruh harta bendanya untuk mendirikan
biaraBenediktin di Bec Perancis yang kemudian hari
sangat termasyur.
P: 26 Agustus
HERMAN YOSEF († 1241)
Seorang bocah lelaki mencangklong sebuah
tas sekolah yang sudah butut. Ia berlari-lari kecil,
tanpa sepatu. Pagi itu ia bangun kesiangan,
sehingga takut terlambat. Ia menimang-nimang
sebutri apel yang sangat ranum, pemberian ayahnya
buat bekal sekolah. “Betapa lzat apel ini!” kata anak
itu. Namun sejurus kemudian ia mengubah
413
pikirannya. Aple itu akan diberikan kepada seorang
anak yang sangat ia sayangi.
Tiba-tiba ia memperlambat larinya. Ia masuk
gereja, lalu berdiri di depan patung Bunda Maria dan
Kanak-kanak Jesus. Sebentar ia memandang cerah
wajah Maria. Ia mengulurkan apel itu kepada Jesus.
Tetapi ia tak cukup tinggi untuk menggapai tangan
Jesus. Rasanya ia mau memanjat, tapi tak bisa. Dan
sungguh ajaib, tiba-tiba patung Bunda Maria
tersenyum lalu membungkuk menerima pemberian
anak itu. Anak itu tertawa ceria. Sesudah
berpamitan berlalrilah ia keluar, karena takut
terlambat.
Herman, itulah nama anak ini. Ia
menganggap Bunda Maria dan jesus teman
akrabnya. Setiap kali ia singgah membisikkan isi hati
dan menceritakan pengalamannya. Pernah ia datang
tanpa bersepatu, sedangkan pagi itu sangat dingin.
Bunda menunjuk ke sebuah ubin yang lepas.
Herman membalik ubin itu dan menerima cukup
uang buat membeli sepatu. Sesudah itu, tiap kali
Herman membutuhkan sesuat, di tempat itulah
selalu tersedia.
Menginjak usia 12 tahun, tiba-tiba Bunda
Maria minta agar ia masuk biara. Herman merasa
heran: ‘Bukankah saya terlalu kecil?” Tetapi ternyata
ia diterima juga sebagai calon novis. Setelah cukup
umur ia boleh mengenakan jubah biarawan. Atas
permintaan Bunda Maria, ia menambahkan namanya
menjadi Herman Yosef. Kini ia sibuk mempersiapkan
diri untuk menerima Sakramen Imamat. Ia belajar
giat, berdoa banyak dan bermatiraga. Cintanya
kepada Bunda Maria dan hormatnya akan Sakramen
Mahakudus makin meluap.
Tiap pagi ia merayakan Ekaristi dan selalulah
meleleh linangan air matanya. Herman Yosef adalah
414
imam yang sangat rajin. Banyak orang minta
nasehatnya. Kehidupannya berjalan tenang sampai
wafatnya pada usia 90 tahun.
Herman Yosef (1241), biarawan dan tokoh
mistik di Steinfeld Jerman. Ia dihormati sebagai
pelindung anak-anak sekolah; L: buah apel; P:
21 Mei.
HERMANUS (1110-1173)
Orang Yahudi ini dibaptis sewaktu berumur
21 tahun di Koln Jerman. Kemudian ia menjadi
biarawan dan pimpinan yang baik.
P: 6 Agustus
HERMES (abad ke-3)
Pejabat tinggi pemerintah ini mati sebagai
martir dan dimakamkan di via Salasia Roma.
A: utusan ilahi; P: 28 Agustus
HESEKIOS († 788)
Bertapa di gunung Maya (Turki). Ia
termasyur karena mengerjakan mukjijat-mukjijat
berkuasa atas roh jahat dan binatang buas, tapi
berhubungan erat dengan malaikat-malaikat.
P: 6 Maret
HIASINTUS OP (1200-1257)
Mendirikan biara Dominikan pertama di
Krakow. Ia sangat rajin berkotbah dan mengajar
agama sampai ke Prusia, Rusia dan Cekoslovakia.
Hiasintus dihormati sebagai santo pelindung
Polandia.
P: 17 Agustus
415
SANTO HIERONIMUS (347-419/420)
Hieronimus adalah seorang Kristen Romawi
yang hidup pada abad keempat. Ayahnya
mengajarkan agama dengan baik kepadanya, tetapi
mengirim Hieronimus ke sebuah sekolah kafir yang
terkenal. Di sekolah tersebut, Hieronimus mulai
menyukai tulisan-tulisan kafir dan cintanya kepada
Tuhan mulai luntur. Namun demikian,
persahabatannya dengan sekelompok orang-orang
Kristiani yang kudus, yang menjadi sahabat-sahabat
dekatnya,
membuatnya
berbalik
kembali
sepenuhnya
kepada Tuhan.
Kemudian, anak muda yang cerdas ini
memutuskan untuk tinggal menyendiri di padang
gurun. Hieronimus khawatir kalau-kalau
kesenangannya akan tulisan-tulisan kafir akan
menjauhkannya dari cinta Tuhan. Hieronimus
melakukan laku silih yang keras dan membiarkan
dirinya terbakar panas terik padang gurun. Meskipun
begitu, di sana pun Hieronimus mengalami
pencobaan-pencobaan yang hebat. Hiburan-hiburan
tak sehat yang diselenggarakan di Roma senantiasa
segar dalam bayangan serta pikirannya. Walaupun
demikian, Hieronimus pantang menyerah. Ia
memperberat laku silihnya serta menangisi dosa-
416
dosanya. Ia juga belajar bahasa Ibrani dengan
seorang rahib sebagai gurunya. Hal tersebut
dilakukannya untuk menghindarkan diri dari pikiranpikiran kotor yang menghantui pikirannya.
Hieronimus menjadi seorang sarjana Ibrani yang
hebat sehingga kelak ia dapat menterjemahkan
Kitab Suci ke dalam bahasa Latin. Oleh karena
karyanya itu, banyak orang dapat membaca serta
mencintai Kitab Suci.
St. Hieronimus menghabiskan berpuluh tahun
hidupnya di sebuah gua kecil di Betlehem, di mana
Yesus dilahirkan. Di sana ia berdoa, mempelajari
Kitab Suci, serta mengajar banyak orang bagaimana
melayani Tuhan. St. Hieronimus menulis banyak
surat yang mengagumkan dan bahkan juga bukubuku untuk mempertahankan iman Kristiani dari
serangan kaum bidaah.
Perangainya yang cepat marah dan lidahnya yang
tajam membuat St. Hieronimus mempunyai banyak
musuh. Namun demikian, ia seorang yang amat
kudus yang menghabiskan seluruh hidupnya untuk
melayani Yesus dengan cara terbaik yang mampu ia
lakukan. Jadi, meskipun pemarah, ia menjadi
seorang kudus yang besar. St. Hieronimus wafat
pada tahun 419 atau 420.
Hieronimus (347-420), rahib dan pujangga
Gereja; lahir di Dalamatia dan meninggal di
Betlehem dalam keadaan buta dan ditinggalkan.
B: Jerom; L: seorang rahib ditemani seekor
singa dan mengenakan topi cardinal; P: 30
September
”Menjadi seorang Kristen adalah hal yang luar biasa,
bukan hanya seolah-olah tampak luar biasa. Dan oleh
karena satu dan lain hal, mereka yang paling
menyenangkan bagi dunia adalah mereka yang paling
sedikit menyenangkan Kristus. Kekristenan dibentuk, dan
bukan bakat yang diwariskan.” St. Hieronimus
417
SANTO HIERONIMUS EMILIANI (14861537)
Hieronimus dilahirkan pada tahun 1486,
putra suatu keluarga bangsawan di Venice, Italia. Ia
adalah seorang prajurit yang gagah dan dipercaya
untuk memegang komando di sebuah benteng di
pegunungan. Ketika sedang mempertahankan
benteng ini dari serangan prajurit Maximilian I, ia
ditawan musuh dan dijebloskan ke dalam penjara
bawah tanah. Terbelenggu dalam penjara yang
mengerikan itu, ia mulai menyesali cara hidup
serampangan yang telah dilaluinya. Ia menyesal
bahwa ia nyaris tak pernah memikirkan Tuhan. Ia
menyesal telah menyia-nyiakan beberapa tahun
dalam hidup amoral. Hieronimus berjanji kepada
Bunda Maria bahwa ia akan mengubah cara
hidupnya jika Santa Perawan bersedia menolongnya.
Doa-doanya dijawab dan Hieronimus berhasil
meloloskan diri. Konon, dengan hati penuh syukur,
Hieronimus langsung menuju ke sebuah gereja. Ia
418
menggantungkan rantai-rantai yang
membelenggunya di depan altar Maria.
Orang muda itu pada akhirnya menjadi
seorang imam. Ia membaktikan diri pada karyakarya belas kasih. Perhatian utamanya diberikan
kepada banyak anak yatim piatu yang tidak
mempunyai rumah, yang ia temukan di jalanan. Ia
menyewa sebuah rumah bagi mereka, dan memberi
mereka makanan dan pakaian. Ia mengajar mereka
dalam kebenaran iman. St Hieronimus membentuk
sebuah kongregasi religius untuk kaum laki-laki yang
dinamakan Serikat Pelayan-pelayan Kaum Miskin.
Mereka mengabdikan diri demi kepentingan orangorang miskin dan malang, teristimewa anak-anak
yatim piatu, dan mengajar kaum muda. St
Hieronimus melakukan segala yang dapat
dilakukannya bagi para petani juga. Ia bekerja
bersama para petani di ladang. St Hieronimus biasa
berbicara kepada mereka tentang kebajikan Tuhan
sementara ia bekerja bersama petani-petani itu. St
Hieronimus wafat ketika ia merawat para korban
wabah penyakit pada tahun 1537. Ia dinyatakan
kudus oleh Paus Benediktus XIV pada tahun 1767.
St Hieronimus Emiliani adalah anugerah bagi orang
banyak pada jamannya dan bagi segenap Gereja.
Dengan mengubah hidupnya secara total, ia menjadi
gambaran kasih Allah. Ia memberikan pengharapan
kepada mereka yang miskin dan diabaikan. Pada
tahun 1928, Paus Pius XI memaklumkannya sebagai
santo pelindung anak-anak yatim piatu dan anakanak tunawisma.
P: 8 Februari
SANTO HILARION dari GAZA (291-371)
419
Hilarion hidup pada abad keempat. Ia
seorang remaja yang tidak percaya ketika
meninggalkan rumahnya di Palestina. Ia sedang
dalam perjalanan ke Mesir untuk bersekolah. Di sana
ia belajar mengenai iman Kristiani, dan segera ia
dibaptis. Hilarion baru berumur limabelas tahun pada
waktu itu. Pertobatannya merupakan awal dari suatu
perjalanan gemilang yang menghantarnya semakin
akrab dengan Tuhan. Tak lama berselang, ia pergi
mengunjungi St Antonius yang terkenal itu di
padang gurun. Hilarion ingin bersendiri dan melayani
Yesus yang baru saja ia kasihi dengan begitu
mendalam.
Hilarion tinggal
bersama St Antonius
selama dua bulan lamanya,
tetapi tempat itu tidak
cukup tenang baginya.
Banyak orang berdatangan
mohon pertolongan St
Antonius. Hilarion tidak
dapat menemukan
kedamaian yang ia
rindukan, sebab itu ia pergi.
Setelah memberikan segala
yang ia miliki kepada
orang-orang miskin, ia
pergi ke alam liar untuk hidup sebagai seorang
pertapa.
Hilarion harus berjuang melawan banyak
pencobaan. Kadang kala, ia merasa, seolah tak satu
pun dari doa-doanya yang didengarkan Tuhan sama
sekali. Walau demikian ia tidak membiarkan godaangodaan ini membuatnya berhenti berdoa dengan
terlebih sungguh. Setelah duapuluh tahun di padang
gurun, orang kudus ini mengadakan mukjizatnya
420
yang pertama. Segera saja banyak orang mulai
berdatangan ke gubugnya untuk memohon
pertolongan. Beberapa orang minta diperbolehkan
tinggal bersamanya untuk belajar darinya
bagaimana berdoa dan bermatiraga. Dalam
kedalaman kasihnya kepada Tuhan dan sesama, ia
mengundang mereka untuk tinggal. Tetapi, pada
akhirnya, ketika usianya enampuluh lima tahun, ia
mulai berkelana. Ia pergi dari satu negeri ke negeri
lainnya demi mencari kedamaian dan ketenangan.
Namun demikian, mukjizat-mukjizat belas kasihnya
yang tersohor senantiasa mengundang banyak orang
berdatangan. Beberapa tahun menjelang wafatnya
pada tahun 371, Hilarion pada akhirnya merasakan
bahwa ia sungguh-sungguh sendiri bersama Tuhan.
Usianya delapanpuluh tahun ketika ia wafat.
L: pertapa yang mengusir setan
dengan tanda salib; P: 21 Oktober
SANTO HILARIUS dari POITIERS (315-368)
Pada awal abad kekristenan, masih banyak
orang yang belum percaya kepada Tuhan. Mereka
percaya bahwa ada banyak
allah-allah, yang satu lebih
hebat dari yang lain. Orangorang ini bukan orang-orang
jahat; hanya saja mereka
belum mengenal Tuhan;
mereka masih kafir. Pada
tahun 315, Hilarius dilahirkan
dalam sebuah keluarga yang
demikian di Poitiers, sebuah
kota di Perancis. Keluarganya
kaya-raya dan termasyhur.
Hilarius mendapatkan
421
pendidikan yang baik. Ia menikah dan membina
rumah tangga.
Melalui belajar, Hilarius menjadi tahu bahwa
seorang haruslah melatih kesabaran,
kelemahlembutan, keadilan dan sebanyak mungkin
kebajikan-kebajikan lain. Keutamaan-keutamaan ini
akan memperoleh ganjaran kelak di kehidupan
sesudah mati. Melalui belajar, Hilarius juga yakin
bahwa hanya ada satu Allah yang kekal, yang
mahakuasa dan mahapengasih. Ia membaca Kitab
Suci untuk pertama kalinya. Ketika sampai pada
bagian Musa dan semak yang terbakar, Hilarius
sungguh amat terkesan dengan Nama bagaimana
Tuhan menyebut Diri-Nya Sendiri: AKU ADALAH
AKU. Hilarius membaca tulisan-tulisan para nabi
juga. Kemudian ia membaca seluruh Perjanjian
Baru. Pada saat ia selesai membaca, ia sepenuhnya
telah percaya dan dibaptis.
Hilarius hidup mengamalkan imannya dengan
taat dan saleh hingga ia dipilih menjadi uskup. Hal
ini tidak menjadikan hidupnya bertambah nyaman,
sebab kaisar suka mencampuri urusan-urusan
Gereja. Ketika Hilarius menentangnya, kaisar
membuang Hilarius. Di tempat pembuangannya
itulah keutamaan-keutamaan Hilarius, terutama
kesabaran dan keberaniannya semakin gemilang. Ia
menerima pembuangannya dengan tenang dan
mempergunakan waktunya untuk menulis bukubuku tentang iman. Karena ia menjadi semakin
termasyhur, musuh-musuh Hilarius meminta kaisar
untuk memulangkannya kembali ke kota asalnya. Di
kota asalnya ia tidak akan memperoleh banyak
perhatian. Maka, Hilarius dipulangkan ke Poitiers
pada tahun 360. Ia tetap menulis dan mengajarkan
iman kepada banyak orang. Hilarius wafat delapan
tahun kemudian (368), dalam usia lima puluh dua
422
tahun. Buku-bukunya memberikan pengaruh besar
kepada Gereja hingga sekarang ini. Itu sebabnya
mengapa ia digelari Pujangga Gereja.
P: 13 Januari
”Nyatakan kepada kami makna Kitab Suci dan berikan
kami pencerahan untuk memahaminya.” ~ St. Hilarius
HILARY atau HILARIUS (401-449)
Terkenal sebagai uskup agung Arles Perancis
yang sangat rajin dan giat merasul. Karena memecat
seorang uskup yang kurang giat, maka ia
diperingatkan oleh Paus Santo Leo I. Sebab,
tindakan Hilarius itu di luar batas kompetensinya.
Kemudian ia berziarah ke Roma dan berdamai
dengan paus. Hilarius pmahir menafsirkan kitab suci.
Ia hidup miskin bersama para imamnya dan
memajukan karya amal.
P: 5 Mei
HILDA (617-680)
Puteri raja ini menjadi pemimpin biara yang
bijaksana di Inggeris. Ia dipanggil ‘ibu’ oleh raja dan
rakyat biasa, karena keramahan dan kebaikan
hatinya.
P: 17 Nopember
HILDEGARD (1098-1179)
Dididik oleh Santa Yutta, seorang rubiah dan
penghimpun para wanita yang ingin bersemedi,
hidup tenang dan banyak berdoa. Setelah Yutta
meninggal, Hildegard menggantikannya. Beberapa
tahun kemudian ia mendirikan biara baru di gunung
423
Rupert dekat kota Bingen. Sekalipun usianya
mencapai 80 tahun, namun sebenarnya
kesehatannya sangat rapuh, sering sakit dan
perasaannya mudah meluap. Sedari muda ia
dikaruniai pengalaman rohani yang luar biasa, dapat
meramalkan akan adanya peristiwa-peristiwa jauh
sebelumterjadi, serta mengalami berbagai
penglihatan. Ia mengajak orang agar mau
mengubah cara hidup, menerima penderitaan dan
bersemangat tobat. Banyak orang mendengarkan
kisah Hildegard dengan takjub. Tetapi ada pula yang
bersikap sinis dan bahkan menganggapnya kurang
waras. Memang, Hildegard termasuk wanita luar
biasa pada Abad Pertengahan. Buah penanya sangat
banyak. Lazimnya ia mendiktekan buah pikirannya
kepada seorang biarawan, yang kemudian
mengalihbahasakannya ke dalam bahasa Latin.
Buku-buku itu berisi a.l. penglihatan-penglihatan,
penjelasan tentang Injil, kehidupan rohani dan
peraturan Santo Benedictus. Ia menulis juga perihal
ilmu pengetahuan alam, tentang tubuh manusia,
penyakit serta obat-obatnya. Kisah para orang kudus
tak luput dari perhatiannya, sehingga ia bukukan
pula. Ia menggubah syair, nyanyian dan musik.
Hildegard senantiasa sibuk. Namun masih
sempat juga ia berkeliling Jerman memperingatkan
para bangsawan, imam dan uskup yang cara
hidupnya tidak pantas. Terdorong oleh
keprihatinannya akan keadaan Gereja, ia kerapkali
berkotbah dengan berapi-api di alun-alun. Orangorang terpukau, insaf dan bertobat. Ia tak jemujemunya menyurati para pemimpin seperti paus,
kaisar, raja dan tokoh penting lainnya, misalnya
Santo Bernardus dari Clairvaux.
Hildegard (1098-1179), biarawan dan tokoh
mistik di Jerman, B: Hilde, Hilda; L: suster yang
sedang membagikan derma; P: 17 September
424
HIMERIUS atau IMIER (abad ke-7)
Mengundurkan diri ke lereng gunung di Swiss
dan mengkristenkan penduduknya.
P: 12 Nopember
SANTO HIPPOLITUS († 235) dan SANTO
PAUS PONTIANUS
Maximinus menjadi kaisar Roma pada tahun
235. Begitu naik tahta, ia mulai melakukan
penganiayaan terhadap orang-orang Kristen. Salah
satu hukuman yang paling sering dijatuhkan pada
para uskup dan imam adalah pembuangan ke
daerah-daerah pertambangan yang berbahaya dan
tidak sehat di Sardinia, Italia. Penganiayaan inilah
yang mempertemukan kedua martir yang pestanya
kita rayakan pada hari ini. Santo Pontianus diangkat
sebagai paus setelah wafatnya Urbanus I pada tahun
230. Ketika Maximinus menjadi kaisar, Pontianus
melayani Gereja dengan penderitaannya di
tambang-tambang Sardinia.
Santo Hippolitus adalah seorang imam dan
sarjana gereja di Roma. Ia menulis banyak karyakarya mengagumkan mengenai teologi. Ia juga
seorang guru yang hebat pula. Hippolitus merasa
kecewa dengan Paus Santo Zephyrinus, yang wafat
sebagai martir pada tahun 217. Hippolitus merasa
bahwa paus kurang cepat tanggap dalam mencegah
orang-orang mengajarkan ajaran-ajaran sesat.
Pengganti Santo Zephyrinus adalah Santo Kalistus I.
Hippolitus kurang setuju dengan paus yang baru ini.
Hippolitus sendiri mempunyai sejumlah besar
pengikut. Para pengikutnya mendesaknya agar ia
mau diangkat sebagai paus. Hippolitus setuju. Ia
425
memutuskan hubungan dengan Gereja dan menjadi
paus tandingan. Ketika penganiayaan dimulai, ia
ditangkap dan dikirim ke Sardinia. Di sana, dalam
keadaan sengsara, ketika para musuh umat Kristiani
tertawa, suatu karya penyembuhan yang ajaib
terjadi.
Paus Pontianus dan Hippolitus saling bertemu
di pembuangan. Hippolitus tersentuh dengan
semangat kerendahan hati paus. Ia mohon
diperbolehkan kembali dalam pelukan Gereja;
segera ia merasakan segala amarah dan kecewanya
diambil dari hatinya. Paus Pontianus dapat
memahami sang imam dan mengasihinya. Bapa Suci
tahu bahwa mereka perlu saling membantu serta
menguatkan dalam kasih Yesus. Kedua orang kudus
tersebut wafat sebagai martir dan untuk selamanya
dikenang sebagai saksi pengampunan dan
pengharapan Kristiani.
P: 13 Agustus (Hipolitus)
HOMOBONUS (1150-1197)
Adalah seorang pedagang di Cremona (Italia)
yang sangat jujur dalam segala usaha niaga. Ia
berjasa dalam pembaharuan semangat umat berkat
kesalehan, tobat dan amalnya, walaupun karya
baiknya ditentang oleh isterinya. Homobonus
meninggal sewaktu menghadiri perjamuan ekaristi.
A: orang baik (L); P: 13 Nopember
HONORATUS († 429)
Sepulang dari berziarah ia memilih tinggal di
pulau terpencil di Perancis Selatan. Disitu ia
mendirikan biara Lerin yang termasyur, karena
sebagian besar biarawannya adalah cendekiawan. Ia
426
ditahbiskan imam dan diangkat menjadi uskup Arles,
walaupun ia sendiri tidak menginginkannya. Santo
Hilarius sangat memujinya.
A: yang pantas dihormati; P: 16 Januari
HONORIUS († 653)
Ditugaskan oleh Santo Gregorius I sebagai
misionaris di Inggeris dan kemudian diangkat
menjadi uskup
A: yang terhormat; P: 30 September
HORMIZDAZ († 422)
Putra walikota ini menjadi Kristen dan tidak
mau murtad, sehingga dihukum menjadi kenek
kafilah unta di Persia. Karena imannya tak
tergoyahkan ia dihukum mati.
P: 8 Agustus
HORST atau HORESTES († 304)
Bersama tunangannya, yaitu Eufemia,
menjadi pemimpin pemuda Katolik di Byzantium
(Istanbul). Sewaktu ditangkap dengan terus terang
mereka mengaku Kristen, sehingga bersama mudamudi lain nyawa mereka melayang oleh sebilang
pedang.
P: 3 Juli
HUBERTUS († 727)
Dalam buku-buku kisah para orang kudus
terlukis gambar yang indah sekali: Seorang pemburu
berlutut di hadapan seekor rusa, yang di antara
427
tanduknya terdapat salib bersinar. Di bawahnya
tertera tulisan: Santo Hubertus. Peristiwa ini terjadi
saat Hubertus masih muda. Ia gemar berburu. Pada
hari Jumat Suci pun Hubertus melintasi hutan,
meyandang panah dan busur. Tiba-tiba muncul
seekor rusa jantan yang besar. Terdorong nafsu,
Hubertus mengejar rusa itu makin jauh masuk ke
dalam hutan. Tetapi, sekonyong-konyong rusa itu
berdiri dengan tenang dan berpaling kea rah
pemburunya. Di antara tanduknya terpancang salib
yang bersinar menyilaukan. Hubertus tertegun,
kemudian rusa itu menghilang, lenyap entah
kemana. Suatu suara bergema dalam hatinya:
“Hubertus, mengapa kau mengejar kenikmatan
belaka? Waktumu kau sia-siakan dan hidupmu tak
akan bernilai.” Kata-kata itu begitu menyentuh
hatinya, sehingga ia mulai mencari Kristus yang
tersalib.
Kisah bagus ini baru tersiar luas sesudah
Hubertus meninggal. Sejarah masa mudanya tak
kita ketahui dengan pasti. Yang jelas uskup
Maastricht Santo Lambertus, tertarik pada
semangatnya yang meluap-luap, kecerdasan dan
kesalehannya. Maka Hubertus ditahbiskan imam dan
menjadi pembantu uskup yang terpercaya. Setelah
Lambertus dibunuh secara keji karena terlalu
lantang memperingatkan pejabat istana yang
berbuat serong, maka Hubertuslah yang dipilih
menggantikannya. Sebagai uskup api semangat
kerasulannya semakin menyala. Di kawasan
keuskupannya, penduduk pegunungan Ardenne
sebagian besar masih memuja berhala. Hubertus tak
jemu-jemunya mengunjungi desa demi desa
mereka, sehingga akhirnya sebagian besar bertobat
menjadi Kristen. Sewaktu menyeberangi sungai ia
428
mendapat kecelakaan, sehingga jatuh sakit.
Limabelas bulan kemudian ia meninggal.
Hubertus († 727), uskup Maastricht (Belanda)
dan Luttich (Belgia); wafat di Terueren (Belgia).
L: rusa dengan salib bersinar diantara
tanduknya; P: 3 Nopember
HUGH (1024-1109)
Atau Hugo Agung, yaitu abbas dari biara
besar dan termasyur di Cluny Perancis. Ia bekerja
keras untuk memperbaharui hidup biara seluruh
Eropa dan sering menjalankan misi untuk paus.
P: 29 April
SANTO HUGO dari GRENOBLE (1052-1 April
1132)
Santo Hugo dilahirkan pada tahun 1052 di
Perancis. Ia tumbuh menjadi seorang pemuda yang
tinggi dan tampan,
lemah lembut serta
penuh sopan santun.
Meskipun ia
senantiasa
mendambakan untuk
hidup bagi Tuhan
sebagai seorang
rahib, ia diberi
kedudukan penting
yang lain. Ia
ditahbiskan sebagai
imam dan kemudian
dalam usia yang
sangat muda (27 tahun) dipilih sebagai uskup
Grenoble Perancis.
429
Sebagai seorang uskup, Hugo segera
meluruskan kebiasaan-kebiasaan dosa sebagian
orang dalam keuskupannya. Ia menetapkan
rencana-rencana yang bijak, namun bukan itu saja
yang ia lakukan. Guna memperoleh belas kasihan
Tuhan bagi umatnya, Santo Hugo berdoa dengan
segenap hati. Ia melakukan mati raga yang keras.
Dalam waktu singkat, banyak orang berbalik
menjadi saleh dan taat. Hanya sebagian orang dari
kaum bangsawan saja yang masih terus
menentangnya.
Uskup Hugo masih berangan-angan menjadi
seorang rahib. Itulah yang sungguh ia dambakan.
Maka, ia mengundurkan diri sebagai Uskup Grenoble
dan masuk biara. Pada akhirnya, ia merasakan
damai. Namun demikian, bukanlah kehendak Tuhan
bahwa Santo Hugo menjadi seorang rahib. Setelah
setahun lewat, Paus memerintahkannya untuk
kembali ke Grenoble. Santo Hugo taat. Ia tahu
bahwa jauh lebih penting menyenangkan Tuhan
daripada menyenangkan diri sendiri.
Selama empatpuluh tahun, bapa uskup
hampir selalu sakit. Ia menderita sakit kepala hebat
dan juga gangguan pencernaan. Namun demikian, ia
memaksakan diri untuk tetap bekerja. Ia mencintai
umatnya dan begitu banyak yang harus dilakukan
bagi mereka. Santo Hugo mengalami pencobaan dan
godaan-godaan juga. Tetapi, ia berdoa dengan tekun
sehingga tidak jatuh dalam dosa. Santo Hugo wafat
pada tanggal 1 April 1132, dua bulan sebelum ulang
tahunnya yang kedelapan puluh. Ia menjadi seorang
uskup yang murah hati serta kudus selama lima
puluh dua tahun, dan bersama dengan temannya,
Santo Bruno, mendirikan biara Kartus pertama.
P: 1 April
430
HUGO atau HUGH (1135-1200)
Adalah seorang rahib Perancis. Ia dipanggil
Raja Henry II, pembunuh Santo Thomas dari
Canterbury, supaya mendirikan biara Kartusian
pertama di Inggris. Namun Hugo hanya mau
menerima tawaran tempat itu sesudah raja
membayar harga tanah kepada petani-petani
‘sampai sen yang terakhir’. Ketika menjadi uskup
Lincoln ia dengan berani membela kaum miskin. Ia
menjatuhkan hukuman gereja yang berat terhadap
pegawai yang korup. Hugo membuyarkan niat suatu
gerombolan untuk membunuh pedagang-pedagang
Yahudi. Ketika raja marah, Hugo menenangkannya
dengan ciuman. Akan tetapi ia dengan terangterangan menolak membayar pajak, karena
menyaksikan uang Negara hanya diboroskan saja. Ia
juga memperbaharui iman umatnya.
L: burung angsa (karena ia senang memelihara
burung); P: 17 Nopember
HUMBELINA (abad ke-12)
Adalah saudara perempuan Santo Bernardus.
Ia dibebaskan oleh suaminya, ketika mengikuti
panggilannya menjadi biarawati.
B: Humberga, Helina; P: 12 Februari
431
I
IA († 342)
Seringkali didera, karena mentobatkan
banyak orang kafir ketika meringkuk dalam penjara.
Akhirnya ia dihukum mati pada masa pemerintahan
Schapur II (Persia).
P: 5 Agustus
IDA (abad ke-12)
Dijatuhkan dari menara benteng oleh
suaminya, karena difitnah berlaku serong. Akan
432
tetapi ia tidak cedera sedikitpun. Sesudah peristiwa
itu ia menjadi pertapa di Swiss.
P: 3 Nopember
IDA atau IDE/ITA (1040-1113)
Adalah ibu Raja Gottfried dan Raja Balduinus
dari Yerusalem. Sesudah suaminya meninggal ia
menghadiahkan banyak harta miliknya kepada biara
dan gereja.
P: 13 April
IDUBERGA († 652)
Adalah ibu Santa Gertrude dari Nivelles dan
Santa Begga (B: Ida, Itta). Setelah menjanda ia pun
hidup membiara di Nivelles Perancis.
P: 8 Mei
SANTO IGNATIUS dari ANTIOKHIA (50107)
St. Ignatius dari Antiokhia telah dikenal sejak
masa gereja perdana. Ia dilahirkan pada tahun 50.
Santo Hieronimus dan
Santo Yohanes
Krisostomus keduanya
berpendapat bahwa
makamnya terletak
dekat pintu gerbang
kota Antiokhia. Ignatius
adalah Uskup Antiokhia
yang ketiga. Di kota
433
inilah St. Petrus berkarya sebelum ia pindah ke
Roma. Di kota ini jugalah pertama kalinya para
pengikut Kristus disebut Kristen. Ignatius dijatuhi
hukuman mati dalam masa pemerintahan Kaisar
Trajan. Ia digiring dari Antiokhia ke gelanggang
pertunjukan di pusat kota Roma.
Meskipun kepergiannya ke Roma berada
dalam pengawalan ketat pasukan, Ignatius sempat
singgah di Smyrna dan Troas. Dari kota-kota
tersebut ia menulis beberapa pucuk surat kepada
umat Kristiani. Dengan demikian, ia menggunakan
cara yang sama dengan St. Paulus dalam
mewartakan Kabar Sukacita. Salah satu surat yang
ditulis Ignatius dari Troas ditujukan kepada Santo
Polikarpus, seorang rekan uskup, yang kelak juga
menjadi seorang martir. Ketika Ignatius yang
terkasih tiba di Roma, ia bergabung dengan umat
Kristiani yang pemberani yang menantinya di
penjara. Akhirnya, tibalah hari dimana sang uskup
dilemparkan ke arena pertunjukan. Dua ekor singa
ganas menerkamnya. Santo Ignatius wafat sekitar
tahun 107. Ia mewariskan kepada kita kesaksian
hidup Kristiani serta surat-suratnya yang indah.
Ignatius dari Anthiokia (50-107), uskup dan
martir; meninggal di Roma; B: Inigo, Ignas,
Ignatius; L: seorang uskup dengan seekor
singa; P: 17 Oktober
IGNASIUS AZEVEDO SJ († 1570)
Bersama 39 Jesuit muda dibunuh oleh
pembajak Kalvinis dalam pelayarn ke tanah misi di
Brasilia.
P: 19 Januari
IGNASIUS PEIS (1701-1781)
434
Selama 40 tahun menjadi peminta derma
untuk biara. Bruder Kapusin ini dapat ‘membaca’ isi
hati orang dan mengerjakan banyak mukjijat.
Hidupnya ditandai dengan tobat yang keras.
P: 11 Mei
SANTO IGNASIUS dari LACONI
(17 DESEMBER 1701-11 Mei 1781)
Ignasius adalah putera seorang petani miskin
di Laconi, Italia. Ia dilahirkan pada tanggal 17
Desember 1701. Ketika usianya
sekitar tujuh belas tahun, ia
sakit parah. Ia berjanji, apabila
ia sembuh kembali, ia akan
menjadi seorang Fransiskan.
Tetapi, ketika ia sungguh
sembuh dari sakitnya, ayahnya
meyakinkannya untuk
menunda janjinya itu.
Beberapa tahun kemudian,
Ignasius nyaris tewas ketika ia
kehilangan kendali atas
kudanya. Namun, sekonyongkonyong, kuda itu berhenti
berlari dan berderap dengan tenang. Ignasius yakin
bahwa Tuhan telah menyelamatkan nyawanya. Ia
bertekad untuk segera mengikuti panggilan hidup
religiusnya. Broeder Ignasius tidak pernah
menduduki jabatan penting dalam Ordo Fransiskan.
Selama lima belas tahun ia bekerja di bangsal
anyaman. Kemudian, selama empat puluh tahun
lamanya, ia termasuk dalam kelompok biarawan
yang pergi meminta sedekah dari satu rumah ke
rumah lainnya. Mereka menerima makanan dan
derma demi kepentingan biara. Ignasius
435
mengunjungi keluarga-keluarga serta menerima
derma mereka. Orang banyak segera menyadari
bahwa mereka menerima suatu pemberian pula
sebagai balasannya. Broeder Ignasius menghibur
mereka yang sakit dan menggembirakan hati
mereka yang kesepian. Ia mendamaikan orangorang yang bermusuhan, mempertobatkan mereka
yang keras hati karena dosa, dan juga memberikan
nasehat bagi mereka yang ditimpa masalah. Orang
banyak mulai menanti-nantikan kunjungannya.
Namun demikian, Broeder Ignasius mengalami saatsaat sulit pula. Kadang-kadang pintu dibanting di
mukanya, juga seringkali cuaca buruk menghambat
langkahnya. Selalu, bermil-mil jauhnya jarak yang
harus ditempuhnya dengan berjalan kaki. Tetapi,
Igansius seorang yang penuh pengabdian.
Orang mulai memperhatikan bahwa Ignasius
biasa melewatkan suatu rumah tertentu. Pemilik
rumah itu adalah seorang lintah darat yang kaya. Ia
memaksa orang-orang miskin membayar hutangnya
jauh melebihi kemampuan mereka. Lintah darat ini
merasa terhina karena Ignasius tidak pernah
mengunjungi rumahnya untuk meminta sedekah. Ia
melaporkan Broeder Ignatius kepada pemimpin
biara. Bapa Prior, yang tidak mengetahui masalah
ini, mengutus Ignasius ke rumahnya. Ignasius tidak
mengatakan sesuatu pun; ia melakukan seperti yang
diperintahkan kepadanya dan kembali dengan satu
karung besar makanan. Pada saat itulah Tuhan
mengadakan mukjizat. Ketika karung itu dibongkar,
darah mulai menetes. “Inilah darah kaum miskin,”
kata Ignatius perlahan, “Oleh sebab itulah saya tidak
pernah meminta sedekah dari rumah itu.” Kemudian,
para rahib pun mulai berdoa demi bertobatnya sang
lintah darat. Broeder Ignatius wafat dalam usia
delapan puluh tahun pada tanggal 11 Mei 1781. Ia
436
dinyatakan kudus oleh Paus Pius XII pada tahun
1951.
SANTO IGNATIUS de LOYOLA (1491-13 Juli
1556)
Pendiri Serikat Yesus yang terkenal ini
dilahirkan pada tahun 1491. Ia berasal dari keluarga
bangsawan Spanyol. Ketika
masih kanak-kanak, ia
dikirim untuk menjadi abdi
di istana raja. Di sana ia
tinggal sambil beranganangan bahwa suatu hari
nanti ia akan menjadi
seorang laskar yang hebat
dan menikah dengan
seorang puteri yang cantik.
Di kemudian hari, ia
sungguh mendapat
penghargaan karena
kegagahannya dalam
pertempuran di Pamplona. Tetapi, luka karena
peluru meriam di tubuhnya membuat Ignatius
terbaring tak berdaya selama berbulan-bulan di atas
pembaringannya di Benteng Loyola. Ignatius
meminta buku-buku bacaan untuk menghilangkan
rasa bosannya. Ia menyukai cerita-cerita tentang
kepahlawanan, tetapi di sana hanya tersedia kisah
hidup Yesus dan para kudus. Karena tidak ada
pilihan lain, ia membaca juga buku-buku itu.
Perlahan-lahan, buku-buku itu mulai menarik
hatinya. Hidupnya mulai berubah. Ia berkata kepada
dirinya sendiri, “Mereka adalah orang-orang yang
sama seperti aku, jadi mengapa aku tidak bisa
melakukan seperti apa yang telah mereka lakukan?”
437
Semua kemuliaan dan kehormatan yang sebelumnya
sangat ia dambakan, tampak tak berarti lagi baginya
sekarang. Ia mulai meneladani para kudus dalam
doa, silih dan perbuatan-perbuatan baik.
Santo Ignatius harus menderita banyak
pencobaan dan penghinaan. Sebelum ia memulai
karyanya yang hebat dengan membentuk Serikat
Yesus, ia harus bersekolah. Ia belajar tata bahasa
Latin. Sebagian besar murid dalam kelasnya adalah
anak-anak, sementara Ignatius sudah berusia tiga
puluh tiga tahun. Meskipun begitu, Ignatius pergi
juga mengikuti pelajaran karena ia tahu bahwa ia
memerlukan pengetahuan ini untuk membantunya
kelak dalam pewartaannya. Dengan sabar dan
tawa, ia menerima ejekan dan cemoohan dari
teman-teman sekelasnya. Selama waktu itu, ia mulai
mengajar dan mendorong orang lain untuk berdoa.
Karena kegiatannya itu, ia dicurigai sebagai
penyebar bidaah (=agama sesat) dan dipenjarakan
untuk sementara waktu! Hal itu tidak menghentikan
Ignatius. “Seluruh kota tidak akan cukup
menampung begitu banyak rantai yang ingin aku
kenakan karena cinta kepada Yesus,” katanya.
Ignatius berusia empat puluh tiga tahun
ketika ia lulus dari Universitas Paris. Pada tahun
1534, bersama dengan enam orang sahabatnya, ia
mengucapkan kaul rohani. Ignatius dan sahabatsahabatnya, yang pada waktu itu masih belum
menjadi imam, ditahbiskan pada tahun 1539.
Mereka berikrar untuk melayani Tuhan dengan cara
apa pun yang dianggap baik oleh Bapa Suci. Pada
tahun 1540 Serikat Yesus secara resmi diakui oleh
Paus. Sebelum Ignatius wafat, Serikat Yesus atau
Yesuit telah beranggotakan seribu orang. Mereka
banyak melakukan perbuatan baik dengan mengajar
dan mewartakan Injil. Seringkali Ignatius berdoa,
438
“Berilah aku hanya cinta dan rahmat-Mu, ya Tuhan.
Dengan itu aku sudah menjadi kaya, dan aku tidak
mengharapkan apa-apa lagi.” Santo Ignatius wafat
di Roma pada tanggal 31 Juli 1556.. Ignatius
dibeatifikasi pada tanggal 27 Juli 1609 dan
dikanonisasi oleh Paus Gregorius XV pada tanggal 12
Maret 1622, bersama-sama dengan Santo
Franciscus Xaverius.
Pesta peringatan Santo Ignatius dirayakan oleh
Gereja secara universal pada tanggal 31 Juli, yaitu
pada hari wafatnya.
Ignasius de Loyola (1491-1556), pendiri Ordo
Jesuit; lahir di Loyola dan meninggal di Roma;
L: seorang imam yang memperoleh ilham
sewaktu merayakan Misa Kudus; P: 31 Juli
ILDEFONSUS (606-667)
Uskup Toledo Spanyol ini sangat
menghormati Bunda Mari. Ia mengarang lagu-lagu
gerejani dan beberapa buku tentang Maria.
P: 23 Januari
ILGA († 1115)
Pertapa wanita di hutan Bregenz Austria
P: 8 Juni
IMAKULATA
Artinya ‘tanpa noda’: julukan untuk Santa
Perawan Maria karena ‘terkandung (oleh Santa
Anna) tanpa noda, dosa asal’ dan tak pernah
berbuat dosa
P: 8 Desember
439
BEATA IMELDA LAMBERTINI OP (13221333)
Imelda Lambertini dilahirkan di Bologna,
Italia pada tahun 1322, sebagai puteri pasangan
Pangeran Egano Lambertini dan
Castora Galuzzi. Sanak
keluarganya terkenal religius, di
antara mereka terdapat seorang
pengkhotbah Dominikan,
seorang moeder pendiri
Fransiskan, dan seorang bibi
yang mendirikan sebuah biara
dengan peraturan yang ketat di
Bologna.
Imelda adalah seorang
gadis kecil yang lemah lembut,
dikasihi dan disayangi seluruh
keluarga. Karena lingkungan
keluarganya yang religius, tak mengherankan bahwa
ia tumbuh menjadi seorang gadis yang saleh. Imelda
kecil suka sekali berdoa; kerap kali diam-diam ia
menghilang ke suatu sudut rumah yang tenang,
yang dihiasinya dengan bunga-bungaan dan
gambar-gambar kudus menjadi sebuah pojok doa
kecil baginya. Ia belajar membaca Mazmur dan sejak
muda benar setia ikut ambil bagian dalam Misa dan
Ibadat Sore di gereja Dominikan. Ibunya
mengajarinya menjahit dan memasak bagi orangorang miskin, juga mengajaknya ikut serta
membantu dalam kegiatan amal kasih. Ketika
Imelda berusia sembilan tahun, ia minta agar
diperkenankan masuk Biara Dominikan di ValdiPietra di Bologna. Ia adalah anak satu-satunya dari
pasangan yang sudah cukup lanjut usianya untuk
berharap dapat memperoleh anak lagi; sungguh pilu
membiarkannya pergi. Meski demikian mereka
440
mengantarkannya juga ke biara dan
mempersembahkannya kepada Tuhan dengan
sukarela, walau hati remuk-redam.
Status Imelda dalam biara tidak cukup jelas.
Ia mengenakan jubah, ikut ambil bagian dalam
kegiatan-kegiatan biara sepanjang diijinkan. Ia
belajar Offisi dari mendengarkan madah-madah
yang dilantunkan para biarawati dan
merenungkannya sedapat yang ia mampu. Disposisi
batin biarawati kecil ini segera saja membuatnya
disayangi, sementara semangat berkobar-kobar
yang menghantarnya masuk ke dalam biara sungguh
membawa dampak positif bagi para biarawati
lainnya. Devosi istimewa Imelda adalah kehadiran
Ekaristis Tuhan kita dalam perayaan Misa Kudus dan
dalam tabernakel. Menyambut Tuhan kita dalam
Komuni Kudus adalah kerinduan hatinya yang
terdalam; sayang, pada masa itu, untuk menyambut
Komuni Pertama seorang anak harus berusia
sekurang-kurangnya duabelas tahun. Sekali waktu,
apabila tak tahan menahan kerinduan hatinya,
Imelda akan berseru, “Katakanlah padaku, dapatkah
seorang menyambut Yesus masuk ke dalam hatinya
dan tidak mati?”
Sungguh, suatu hidup yang sepi bagi seorang
gadis kecil berusia sembilan tahun, dan seperti
kebanyakan anak lainnya yang kesepian, ia
membayangkan teman bermain bagi dirinya - tetapi
dengan satu perbedaan ini - teman-teman
bermainnya adalah para kudus! Ia teristimewa
sangat sayang kepada St Agnes, martir, yang
berusia sedikit lebih tua dari dirinya. Seringkali ia
membaca tentang St Agnes dari buku-buku besar
bergambar di perpustakaan, dan suatu hari, St
Agnes datang menampakkan diri kepadanya! Imelda
sungguh bersukacita. Ia tidak dilibatkan dalam
441
devosi-devosi orang dewasa, tetapi kini ia
mempunyai sahabat sebaya yang dapat
memberitahukan kepadanya segala hal yang paling
ingin diketahuinya. Sesudah kunjungan ini, St Agnes
kerap datang menemuinya, dan mereka berdua
bercakap akrab mengenai hal-hal surgawi.
Natal pertamanya di biara hanya membawa
kepedihan dalam hati Imelda. Ia memendam
harapan bahwa para biarawati akan berbelaskasihan
dan mengijinkannya menyambut Komuni Suci.
Namun, pada hari agung itu, ketika semua orang
maju menyambut Yesus dalam Ekaristi Kudus,
Imelda harus tinggal di tempatnya, memandang
dengan berlinang airmata kepada Bayi Kudus dalam
palungan. Imelda mulai berdoa bahkan dengan lebih
khusuk lagi agar ia diperkenankan menyambut
Komuni Suci. 12 Mei 1333. Musim semi telah tiba di
Bologna, dan dunia sedang bersiap merayakan Hari
Raya Kenaikan Tuhan. Para biarawati sibuk
mempersiapkan keperluan Misa; tak seorang pun
dari antara mereka menaruh perhatian khusus pada
gadis kecil yang tengah berlutut larut dalam doa.
Walau ia telah memohon agar diperkenankan tinggal
di kapel pada malam hari raya, permohonannya tak
diindahkan; dan ia pun taat. Mereka tidak tahu
betapa gigih ia mengetuk pintu gerbang surga,
sembari mengulang-ulang bagi dirinya sendiri demi
menguatkan keyakinannya, ayat ini, “Mintalah, maka
akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan
mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan
bagimu.”
Maka, pintu sungguh dibuka bagi Imelda
pada pagi Hari Raya Kenaikan Tuhan. Ia telah
memohon sekali lagi dengan sangat agar diberikan
kepadanya hak istimewa untuk menyambut Komuni
Suci, dan karena ia bersikeras, terpaksalah imam
442
dipanggil. Imam menolak mentah-mentah; Imelda
harus menunggu hingga cukup usianya. Imelda pergi
ke tempatnya di kapel, dan dengan diam membisu
memandang sementara para biarawati pergi
menyambut Komuni. Seusai Misa, hanya Imelda
seorang yang tetap tinggal di tempatnya di bagian
paduan suara. Suster yang bertugas di sakristi
memadamkan lilin-lilin dan membenahi pakaianpakaian Misa. Sekonyong-konyong suatu suara
membuatnya membalikkan badan dan melongok ke
bagian paduan suara; terlihatlah olehnya seberkas
cahaya yang bersinar cemerlang di atas kepala
Imelda dan sebuah Hosti melayang-layang dalam
cahaya itu. Suster bergegas memanggil imam yang
segera datang dengan patena di tangan guna
menerima-Nya.
Imam tak punya pilihan lain; Tuhan Sendiri
telah menyatakan bahwa Ia menghendaki untuk
bersatu dengan Imelda. Maka, dengan penuh hormat
imam mengambil Hosti dan memberikannya kepada
gadis kecil yang sedang mengalami ekstasi itu, yang
berlutut bagaikan sebuah patung yang bercahaya,
tak sadar akan kehadiran para biarawati yang
datang berkerumun di kapel, ataupun orang-orang
awam yang berdesakan di balik terali-terali kapel
untuk melihat apa yang terjadi. Selang beberapa
waktu setelah mengucap syukur, priorin datang
memanggil gadis kecil itu untuk sarapan.
Didapatinya Imelda masih berlutut; suatu senyum
bahagia tersungging di bibirnya, tetapi ia telah
wafat, dalam luapan kasih dan sukacita. Sepanjang
hidupnya Imelda begitu rindu menyambut Yesus
dalam Komuni Kudus; dan sungguh, Tuhan tidak
pernah mengecewakan. Tuhan telah merancang
suatu rencana yang indah, yang tak terbayangkan
oleh siapa pun, bagi mempelai kecil-Nya - membawa
443
Imelda bersama-Nya ke dalam Kerajaan-Nya,
sehingga mereka tidak akan pernah berpisah lagi
untuk selamanya! Imelda Lambertini dinyatakan
sebagai beata pada tahun 1826 dan dimaklumkan
sebagai pelindung para penerima Komuni Pertama
oleh St Paus Pius X. Jenazah Imelda yang tak rusak
hingga sekarang disemayamkan di Gereja St
Sigismund di Bologna. Pesta B. Imelda Lambertini
dirayakan pada tanggal 13 Mei.
“Dapatkah seorang menyambut Yesus masuk ke dalam
hatinya dan tidak mati?”
INGEBORG (abad ke-12)
Adalah puteri Raja Denmark dan isteri Raja
Filip II dari Perancis yang jahat. Sebulan sesudah
menikah, ia diceraikan oleh raja dan baru diterima
kembali sesudah istri kedua meninggal. Tetapi
kemudian ia diusir lagi. Ingeborg menghabiskan sisa
hidupnya dengan hidup menyepi dan berdoa bagi
suaminya.
P: 30 Juli
INGGRIS (1535-1681)
Henry VIII, seorang raja Inggris yang kejam,
memisahkan Gereja di Inggris dari Roma. Sebab,
paus tidak dapat mengesahkan perceraian raja dari
istri yang pertama. Lalu ia mengangkat diri sebagai
“kepala gereja” dan menuntut semua pihak
mengakuinya. Mereka yang membangkang diancam
hukuman mati. Mula-mula sedikit saja yang berani
menentang raja seperti John Fisher, uskup yang
diangkat menjadi cardinal ketika berada dalam
penjara; lalu Thomas Moore, kanselir dan sastrawan.
Pertama-tama John Houghton, prior biara
Kartus London dan Lincoln, bersama 18 rahibnya
444
dan imam praja dibunuh dengan kejam. Tidak
kurang 950 biara ditutup dan segala harta milik
disita oleh raja, yang menginginkan tanah dan milik
gerejani itu. Puluhan gereja dihancurkan. Dibawah
pemerintahannya – Henry – membunuh dua dari
enam istrinya – 50 martir menemui ajalnya.
Penganiayaan yang lebih kejam dan ganas lagi
dilakukan oleh puterinya, yaitu Ratu Elisabet I. Ia
tegas-tegas menuntut agar diakui sebagai “Kepala
Gereja Inggris” (1559). Semua uskup dipenjarakan
dan rakyat dipaksa mengikuti ibadat Anglikan.
Sekalipun Elisabet begitu kejam, namun dari
188 martir waktu itu tidak satupun yang tidak loyal
terhadap dia sebagai ratu. Sungguhpun demikian
ratu memerintahkan bawahannya supaya menyiksa
mereka dengan cara-cara yan paling ngeri dan tidak
berperikemanusiaan. Semua imam yang tertangkap
dibunuh dan orang-orang awam yang memberi
makanan atau penginapan kepada mereka
digantung. Akan tetapi ancaman ini tidak berhasil
mencegah banyak pemuda Inggris yang berani
mengungsi ke daratan Eropa dan belajar teologi, lalu
pulang ke negerinya melayani umat. Setiap gerak
langkah mereka dibuntuti oleh dinas intelijen ratu,
sehingga sesudah beberapa tahun hamper pasti
tertangkap, disiksa, digantung dan sebelum mati
dipotong untuk dicincang.
Diantara mereka tersebutlah: Edmund
Campion SJ (P: 1 Desember), yang ketika menjadi
mahasiswa pernah mengelo-elukan ratu dengan
sajak pujian di universitas Oxford; Cuthbert Mayne
Pr yang disalahkan membawa surat paus ke dalam
negeri; Margareth Clitherow ditindih dengan batu
berat sampai mati, karena memberikan penginapan
pada seorang imam dan tidak mau membocorkan
nama imam itu kepada polisi; Robert Southwell SJ
445
(P: 1 Desember), penyair dan imam yang disekap
dalam kandang penuh tahi dan kotoran sesudah
disiksa selama empat hari, sehingga ayahnya yang
Protestan tek tega melihat penderitaan anaknya dan
minta kepada ratu supaya segera dihukum saja.
Kadang-kadang para martir dibunuh dalam sel
penjara yang sudah penuh sesak dan tak pernah
boleh dibersihkan itu. Mereka tidak boleh keluar
barang sebentarpun untuk memenuhi kebutuhan.
Jarum-jarum ditusukkan dibawah kuku
Alexander Braint SJ (P: 1 Desember), supaya
mengkhianati teman-temannya; Bruder Nikolaus
Owen SJ (P: 1 Desember), yang dipanggil “Little
John”, disiksa dengan kejam sekali karena pandai
sekali membuat tempat-tempat persembunyian bagi
para imam, dan tidak mau membocorkan nama para
imam maupun tempat persembunyian mereka;
Richard Gwyn, seorang awam dan guru, dibunuh dan
menjadi martir pertama di Wales; Filip Howard,
bangsawan pengiring ratu, bertobat karena
menyaksikan keberanian dan kepandaian Edmund
Campion di depan pengadilan, ia sendiri kemudian
ditangkap dan meringkuk selama 10 tahun di Tower
London, sampai akhirnya mati diracun atas perintah
ratu yang menginginkan kekayaannya; Roger
Wrenno, seorang penenun kain, digantung pada
tahun1616 di Lancester, namun tali gantungannya
putus sehingga ia terjatuh, ketika sadarkan diri para
pendeta mendesaknya supaya murtad saja, tetapi
dengan cepat Roger naik tangga lagi dan minta
algojo supaya memasang tali yang lebih kuat, ketika
ditanya mengapa ia begitu buru-buru, Roger
menjawab: “Seandainya anda melihat apa yang baru
saya lihat, anda pasti juga terburu-buru”, ia telah
melihat cahaya ilahi yang menantikannya.
446
Anna Line, seorang janda, sewaktu dipenggal
berseru: “Alangkah baiknya seandainya saya
memberikan penginapan kepada seribu orang imam
daripada kepada seorang saja!” – Sampai pada
masa pemerintahan Charles II, darah dari 78 martir
masih disemburkan karena berpegang teguh pada
iman dan ajaran Katolik. Baru seusai pembunuhan
atas uskup Oliver Plunket dari Irlandia (1681),
penganiayaan yang ganas mengendor. Gereja
Inggris bangga atas begitu banyak putera-puterinya
yang berani melawan dictator raja-raja dan
parlemen. Sejumlah 192 martir sudah dinyatakan
kudus secara resmi oleh gereja sampai tahun 1965.
Pesta bersama: 4 Mei
INIGO atau ENEKO OSB († 1057)
Biarawan Benediktin ini hidup menurut citacita pembaharuan. Hanya atas desakan raja yang
terus menerus ia bersedia menjadi abbas di Ona
Spanyol.
SANTO PAUS INOSENSIUS XI (1611-1689)
Paus yang sangat saleh, hemat dan beramal
ini memperbaharui keuskupan Roma. Ia membela
Gereja dari rongrongan Raja Louis XI dari Perancis
dan mempersatukan raja-raja Kristen menghadapi
serangan Turki.
Akhirnya serbuan tentara Turki itu dapat
dipatahkan di pintu gerbang Vienna (1683). Paus
mengecam moral Jesuit yang mengajarkan adanya
cukup alasan yang probable (masuk akal) bahwa
sesuatu bukan dosa.
A: yang tidak salah (L); P: 13 Agustus
447
IRENE († 304)
Dibunuh sebagai martir bersama dengan
saudarinya Agape dan Ciona di Tessalonika Yunani.
A: pencinta damai; P: 3 April
IRENE († 653)
Suster di Portugal ini begitu cantik, sehingga
dua laki-laki kaya ingin menikahionya. Tetapi Irene
dengan halus menolak lamaran mereka. Lalu salah
seorang pelamar menyebarluaskan suatu fitnah,
bahwa Irene suatu malam berbuat mesum. Kabar
busuk itu menjalar ke seantero kota dan memancing
kemarahan pelamar kedua, sehingga ia menyewa
pembunuh bayaran untuk menamatkan riwayat
suster itu. Irene ditikam dan mayatnya di buang ke
dalam danau. Suster-suster lain terus mencari Irene,
tetapi tak menemukannya. Suatu malam seorang
nelayan disilaukan oleh sinar ajaib. Berkat sinar
itulah mayat Irene diketemukan.
P: 20 Oktober
SANTO IRENEUS dari LYON (120/140 –
202)
Ireneus adalah seorang
Yunani yang dilahirkan antara
tahun 120-140. Ia beroleh
kesempatan istimewa menjadi
murid Santo Polikarpus, yang
adalah murid St Yohanes Rasul.
Suatu ketika Ireneus
mengatakan kepada seorang
448
teman, “Aku mendengarkan pengajaran St
Polikarpus dengan amat seksama. Aku menuliskan
setiap tindakan maupun perkataannya, bukan di atas
kertas, melainkan dalam hatiku.”
Setelah ditahbiskan menjadi seorang imam,
Ireneus diutus ke Lyons di Perancis. Di kota inilah
Uskup St Pothinius wafat sebagai martir bersama
dengan banyak kudus lainnya. Ireneus tidak wafat
sebagai martir pada waktu itu sebab ia diminta oleh
rekan-rekan para imam untuk menyampaikan suatu
pesan penting dari mereka kepada paus di Roma.
Dalam surat itu, mereka menyebut Ireneus sebagai
seorang yang penuh semangat iman.
Ketika Ireneus kembali untuk menjadi Uskup
Lyons, masa penganiayaan telah berakhir. Namun
demikian, muncul suatu bahaya lain, yaitu bidaah
yang disebut Gnostisisme. Ajaran sesat ini memikat
sebagian orang dengan janji-janji untuk
mengajarkan misteri-misteri rahasia. Ireneus
mempelajari dengan seksama segala hal mengenai
ajaran sesat ini dan kemudian dalam lima jilid buku
membuktikan betapa keliru ajaran tersebut. Ireneus
menulis dengan santun, sebab ia ingin
memenangkan sebanyak mungkin orang bagi Yesus.
Walau begitu, terkadang kata-katanya keras, seperti
kala ia mengatakan, “Begitu orang terpikat oleh
Gnostik, ia menjadi besar kepala oleh kesombongan
dan merasa diri penting. Ia memiliki kebanggaan
seekor ayam jantan yang berkoar-koar.” Buku-buku
St Ireneus dibaca banyak orang. Segera saja ajaran
sesat itu pun mulai musnah. St Ireneus wafat sekitar
tahun 202. Banyak orang percaya bahwa ia wafat
sebagai martir.
Ireneus dari Lyon (130-202), uskup dan
teolog; Lahir di Asia Kecil dan meninggal di Lyon
Perancis; A: pencinta damai (Y); P: 28 Juni
449
“Adalah lebih baik serta jauh lebih berguna menjadi
seorang yang sederhana dan kurang terpelajar namun
akrab dengan Tuhan melalui tindakan belas kasih daripada
tampak bijaksana dan cakap namun menghujat sang
Tuan-nya.”
~ Santo Ireneus
IRMINA († 710)
Adik Santa Adela (P: 24 Desember) ini
menjadi abbas dalam suatu biara yang didirikan oleh
Santo Willibrodus di Trier Jerman.
P: 3 Januari
IRMGARD (1000-1080)
Membagi-bagikan hartanya, mendirikan
rumahsakit dan kemudian menjadi pertapa. Ia
berjiarah tiga kali ke Roma untuk mendapatkan
relikwi. Jenasahnya dimakamkan di katedral Koln
Jerman.
P: 4 September
ISAK (abad ke-18 SM)
Adalah anak Nabi Abraham dan ayah Nabi
Yakub. Suatu ketika Abraham diutus Tuhan untuk
mengurbankan putera satu-satunya ini demi menguji
imannya. Tetapi pada saat-saat terakhir Abraham
diberitahu malaikat supaya menggantikannya
dengan seekor domba, sehingga Isak tidak jadi
disembelih (lih. Kitab Kejadian 22, 1-18). Ia menjadi
lambing Jesus yang dikurbankan oleh BapaNya di
surga demi penebusan kita. Banyak orang Kristen,
Yahudi dan Islam memakai nama Isaak, Isak, Iskak
atau Shakah itu.
450
A: alasan untuk tertawa (karena ibu yang tua
akan menjadi hamil)
ISAK AGUNG (347-439)
Putera uskup Santo Narses ini menjadi
pemimpin (katolikos) Gereja Armenia. Ia
menterjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Armenia
dengan bantuan sekretarisnya, yaitu Santo Mesrop
(P: 25 Nopember). Imannya yang tak tergoyahkan
menyebabkan ia diusir oleh raja Persis. Dan ia
terpaksa mengurus Gerejanya dari tempat
persembunyiannya.
P: 9 September
SANTO ISAAC JOGUES dan SANTO
YOHANES de BREBEUF
451
Lebih dari tiga ratus tahun yang lalu, enam
orang imam Yesuit bersama dua orang awam,
semuanya berasal
dari Perancis, wafat
sebagai martir di
Amerika Utara.
Kedelapan orang
kudus ini wafat
sebagai martir
antara tahun 1642
dan 1649. Mereka
adalah sekelompok
misionaris yang
paling gagah berani.
Mereka
mengorbankan
segala sesuatu yang
mereka miliki demi
mewartakan Kristus
kepada orang-orang pribumi Amerika Utara. Setelah
berjuang keras, mereka berhasil mempertobatkan
banyak orang dari suku Indian Huron. Tetapi suku
Iroquois, musuh bebuyutan suku Huron, membunuh
mereka semua.
St. Yohanes de Brebeuf menderita tbc. Di
Perancis, sakitnya begitu parah hingga ia bahkan
tidak dapat mengajar banyak kelas. Namun
demikian, ia menjadi seorang rasul yang gagah
berani serta mengagumkan. Keberaniannya
menakjubkan suku Iroquois yang biadab sementara
mereka menyiksanya hingga tewas. St. Isaac Jogues
dianiaya dengan hebat oleh suku Mohawk, tetapi
dibebaskan oleh orang-orang Belanda. Ia pulang ke
Perancis, namun segera kembali ke Amerika Utara.
Pastor Jogues ditebas dengan tomahawk (kampak
452
perang orang Indian) oleh Kelompok Beruang dari
suku Mohawk.
St. Antonius Daniel baru saja selesai
mempersembahkan Misa bagi umatnya dari suku
Huron, ketika suku Iroquois menyerang desa
mereka. Orang-orang Indian Kristen memohon
kepadanya agar ia berusaha melarikan diri. Tetapi
Pastor Daniel tetap tinggal. Ia ingin membaptis
semua orang yang menangis serta memohon dengan
sangat kepadanya agar diberi Sakramen Baptis
sebelum mereka semua dibunuh. Suku Iroquois
membakarnya hingga tewas dalam kapelnya yang
kecil. St. Gabriel Lallemont disiksa hingga tewas
bersama dengan St. Yohanes de Brebeuf. St. Charles
Garnier tertembus peluru suku Iroquois dalam suatu
serangan mendadak, tetapi ia masih mencoba
merangkak untuk menyelamatkan seorang yang
sedang sekarat. Ia sendiri kemudian terbunuh oleh
tebasan kampak. St. Noel Chabenel harus
mengalami berbagai kesulitan, tetapi ia telah
bertekad untuk tetap tinggal di Amerika Utara. Ia
dibunuh oleh seorang pengkhianat Huron. Kedua
orang pembantu awam, Rene Goupil dan John
Lalande, keduanya tewas oleh tebasan tomahawk.
Jadi, dengan cara demikianlah para pahlawan Kristus
tersebut menyerahkan nyawanya bagi pertobatan
orang-orang pribumi Amerika Utara. Setelah
kematian mereka, para misionaris yang datang
kemudian, dapat mempertobatkan hampir semua
suku di mana para martir berkarya. Pahlawanpahlawan yang gagah berani ini, yang sering disebut
sebagai para martir Amerika Utara, dinyatakan
kudus oleh Paus Pius XI pada tahun 1931.
ISABELA (1271-1336)
453
Adalah kemenakan Santa Elisabet dari
hungaria. Pada umur 12 tahun ia dikawinkan dengan
Raja Denis dari Portugal. Tingkah lakunya
menyenangkan, dan sangat saleh. Ia membantu
suaminya membangun rumah sakit, rumah
penampungan wanita terlantar dan panti asuhan.
Setiap pagi Isabela menghadiri Misa Suci. Ia berdoa
dan bermatiraga. Denis adalah raja yang kuat dan
pandai, namun sebagai suami ia tidaklah setia dan
sering melalaikan isterinya. Itulah sebabnya Isabela
banyak menderita. Tetapi ia tetap sabar dan penuh
pengabdian. Suatu ketika Alfonso, putera mahkota,
memberontak terhadap ayahnya. Isabela berusaha
keras mendamaikan keduanya. Tetapi Raja Denis
salah terima, ia mencurigai permaisurinya dan
mengurungnya selama beberapa waktu. Isabela
selalu berupaya merukunkan keluarganya bila terjadi
percekcokan di antara kerabat raja.
Pada usia 54 tahun Isabela sudah menjanda.
Kemudian ia menarik diri untuk hidup di Koimbra,
dekat biara Klaris yang didirikannya. Ia
mengabdikan sisa hidupnya bagi Tuhan dan sesame
manusia yang miskin. Tetapi pada tahun 1336 ia
mendengar, bahwa puteranya Alfonso IV, Raja
Portugal, berselisih dengan Alfonso XI dari Kastilia.
Masing-masing sudah menyiapkan pasukan untuk
bertempur. Isabela yang telah berusia 65 tahun
bergegas menyusul puteranya ke medan
pertempuran. Ia berhasil menhindarkan
pertumpahan darah dan mendamaikan kedua raja
itu. Tetapi usaha ini terlampau melemahkan
kesehatannya. Ia jatuh sakit dan meninggal sebelum
sempat kembali ke tempat kediamannya.
Isabela atau Elisabet dari Portugal (12711336), ratu; B: Bella; P: 4 Juli
454
SANTO ISIDORUS (556-636)
Santo Isidorus dilahirkan pada tahun 556.
Dua orang kakaknya, Leander dan Fulgentius,
adalah uskup dan santo juga. Saudari mereka,
Florentina, seorang biarawati dan santa juga.
Keluarga Isidorus kemungkinan berasal dari Romawi.
Kelak Isidorus ditahbiskan sebagai uskup kota
Seville, Spanyol. Dari sanalah ia memberikan
pengaruh besar terhadap Gereja pada jamannya.
Isidorus menjadi Uskup Seville selama tiga puluh
tujuh tahun. Selama
masa itu, ia
melanjutkan karya
uskup sebelumnya,
yaitu Santo Leander,
kakaknya. Kedua
kakak-beradik ini
mempertobatkan
penganut bidaah
Visigoth dan membawa
mereka ke pangkuan
Gereja Katolik.
Pada masa
kecilnya, Isidorus
memperoleh pendidikan yang amat baik. Kakakkakaknya bertanggung jawab atas pendidikannya. Ia
dibimbing oleh Leander. Isidorus kecil menganggap
Leander sebagai orang yang paling kejam di seluruh
dunia. Leander terus-menerus menyuruhnya belajar!
Tetapi, di kemudian hari Isidorus menyadari bahwa
Leander sungguh seorang sahabat yang
mengagumkan. Ia mengajarkan kepada Isidorus
bahwa kita akan dapat melakukan begitu banyak hal
bagi Gereja Yesus apabila kita belajar dengan tekun.
455
Isidorus hidup jauh sebelum Konsili Trente, di
mana baru mulai dibuka seminari-seminari untuk
pendidikan imam. Tetapi, Isidorus yakin bahwa di
setiap keuskupan haruslah ada sebuah seminari dan
sebuah sekolah Katolik sebagai sarana pendidikan
lanjutan. Kedua impiannya tersebut kelak terwujud
dengan dibukanya perguruan tinggi-perguruan tinggi
Katolik dan juga seminari-seminari. Santo Isidorus
adalah juga seorang organisator ulung. Ia diminta
untuk memimpin dua pertemuan Gereja yang
penting yang disebut Sinode. Yang pertama di
Seville, Spanyol pada tahun 619 dan sesudahnya di
Toledo, Spanyol pada tahun 633. Sinode-sinode
tersebut semakin mempererat persekutuan Gereja.
St. Isidorus menulis banyak buku. Ia menulis
tentang sejarah Goths. Ia menulis tentang
pahlawan-pahlawan Kitab Suci. Ia bahkan juga
menyusun sebuah kamus.
Uskup Isidorus selalu terbuka bagi umatnya.
Kaum miskin di Seville tahu ke mana mereka harus
pergi mohon bantuan. Selalu ada antrian panjang
sepanjang hari, setiap hari, di tempat kediaman
uskup. Isidorus berdoa dan bermatiraga. Ia sungguh
seorang yang kudus dan uskup yang amat dicintai.
Ia wafat pada tahun 636. Santo Isidorus digelari
Pujangga Gereja oleh Paus Inosensius XIII pada
tahun 1722.
Isidorus (560-636), uskup dan pujangga
Gereja, adik dari S. Leander, S. Fulgentius dan
S. Florentina (P: 20 Juni). Lahir di Kartagena
dan meninggal di Sevilla; B: Dores, Isidor (♂);
Dori dan Dora (♀); P: 4 April
SANTO ISIDORUS si PETANI (1070- 15 Mei
1130)
456
Orang kudus ini dilahirkan pada tahun 1070
di Madrid, Spanyol. Kedua orangtuanya amat saleh.
Mereka memberi nama putera mereka: Isidorus,
sesuai nama Uskup Agung Seville, Spanyol.
Orangtua Isidorus ingin memberikan pendidikan
terbaik bagi putera mereka, tetapi mereka tidak
mampu. Mereka hanyalah petani penggarap. Putera
mereka kelak juga akan melewatkan masa hidupnya
dengan mata pencaharian yang sama.
Isidorus bekerja untuk Yohanes de Vargas,
seorang tuan tanah yang kaya di Madrid. Ia bekerja
untuk Tuan de Vargas sepanjang hidupnya. Isidorus
menikah dengan seorang gadis yang baik dari
keluarga yang miskin seperti
keluarganya. Keduanya saling
mengasihi. Mereka
mempunyai seorang putera
yang meninggal pada waktu
masih bayi. Isidorus dan
isterinya mempersembahkan
kepada Yesus segala
kepedihan dan duka mereka
oleh karena kepergian putera
mereka. Mereka percaya
bahwa putera mereka telah
berbahagia bersama Tuhan
untuk selamanya.
Setiap hari, St. Isidorus
memulai harinya dengan
merayakan Misa. Kemudian, barulah ia pergi
bekerja. Ia selalu bekerja giat, meski terkadang ia
merasa kurang bersemangat. Ia membajak, dan
menanam, serta berdoa. Ia berseru kepada Bunda
Maria, para kudus dan juga malaikat pelindungnya.
Mereka membantunya menjadikan hari-harinya yang
biasa menjadi hari-hari yang istimewa, penuh
457
sukacita. Dunia iman menjadi amat nyata bagi St.
Isidorus, sama nyatanya dengan pertanian Tuan de
Vargas. Apabila ia memperoleh hari libur, Isidorus
berusaha melewatkan lebih banyak waktu untuk
bersembah sujud kepada Yesus di gereja. Kadangkadang, pada hari-hari libur, Isidorus bersama
isterinya pergi mengunjungi beberapa paroki sekitar
dalam suatu ziarah doa satu hari.
Suatu ketika, gereja paroki mengadakan
pesta. Isidorus datang lebih awal dan masuk dalam
gereja untuk berdoa. Ia datang terlambat ke balai
paroki. Tetapi, ia tidak sendirian. Ia mengajak serta
sekelompok pengemis juga. Umat menjadi kecewa.
Bagaimana jika makanan yang tersedia tidak cukup
untuk semua pengemis itu? Tetapi, semakin banyak
mereka mengisi piring-piring mereka, semakin
banyak makanan tersedia bagi semua yang hadir.
Dengan lembut St. Isidorus berkata, “Akan
senantiasa tersedia cukup makanan bagi orangorang miskin milik Yesus.”
Cerita-cerita tentang keajaiban yang terjadi
lewat petani kudus ini mulai tersiar. Isidorus sama
sekali bukan seorang yang mementingkan diri
sendiri. Ia seorang yang lemah lembut dan penuh
belas kasih. Isidorus adalah salah seorang santo dari
Spanyol yang paling populer. Ia wafat pada tanggal
15 Mei 1130. Pada bulan Maret 1622, Paus
Gregorius XV mengumumkan kanonisasi atas lima
orang kudus yang besar. Mereka adalah Santo
Ignatius dari Loyola, Santo Fransiskus Xaverius,
Santa Theresia dari Avila, Santo Filipus Neri dan
Santo Isidorus si Petani.
P: 15 Mei
IVO (1040-1116)
458
Menjadi ahli hukum Gereja dan uskup
Chartres Perancis. Ia tidak mengakui sah isteri
kedua Raja Philip I yang tingkah lakunya dinilai
sebagai perzinahan. Akibatnya ia dipenjarakan, dan
hanya berkat usaha paus, Ivo dibebaskan.
P: 20 Mei
IVO / YVES (1253-1303)
Imam paroki dan ahli hukum ini hidup
menyendiri berdasarkan aturan hidup yang keras. Ia
membela orang miskin dan yang tertindas dengan
tabah dan berani di depan pengadilan. Ivo dihormati
sebagai santo pelindung ahli hukum yang membela
keadilan.
P: 19 Mei
459
J
BEATO JAMES DUCKETT († 1602)
James Duckett adalah seorang Inggris yang
hidup dalam masa pemerintahan Ratu Elizabeth I.
Pemuda James
magang pada
sebuah percetakan
di London. Karena
pekerjaannya inilah
ia mengenal sebuah
buku berjudul
Pondasi Kokoh
Agama Katolik. Ia
mempelajarinya
dengan seksama
dan yakin bahwa
Gereja Katolik
adalah Gereja yang
benar. Pada masa itu, di Inggris umat Katolik
460
mengalami penganiayaan. James memutuskan
bahwa bagaimanapun ia tetap ingin menjadi seorang
Katolik dan siap menanggung segala
konsekuensinya. Pemimpin ibadah di gerejanya yang
terdahulu datang mencarinya sebab James adalah
seorang yang tekun ke gereja. Tetapi James tidak
mau kembali. Dua kali untuk masa yang singkat ia
dijebloskan ke dalam penjara karena ketegaran
hatinya itu. Dua kali majikannya menengahi dan
membebaskannya. Tetapi kemudian sang majikan
meminta James untuk mencari pekerjan di tempat
lain.
James Duckett tahu bahwa ia tidak akan
kembali. Ia mencari dan akhirnya menemukan
seorang imam Katolik yang menyamar di penjara
Gatehouse. Sang imam tua, “Mr. Weekes,”
membimbingnya dalam iman. Duckett diterima
dalam pangkuan Gereja Katolik. Ia menikah dengan
seorang janda Katolik dan putera mereka kelak
menjadi seorang biarawan Carthusian. Putranya
inilah yang banyak mencatat apa yang kemudian
kita ketahui mengenai ayahnya. Beato Duckett tidak
pernah lupa bahwa sebuah bukulah yang
menghantarnya ke jalan Gereja. Sebab itu ia
menganggap sebagai tanggung jawabnya untuk
menyediakan buku-buku Katolik bagi orang banyak.
Ia tahu bahwa buku-buku ini akan menyemangati
dan mengajar mereka. “Pekerjaannya” ini sungguh
berbahaya hingga ia melewatkan sembilan tahun
dari duabelas tahun hidup perkawinannya dalam
penjara. Akhirnya ia dihadapkan ke pengadilan dan
dijatuhi hukuman mati atas kesaksian satu orang,
Peter Bullock, seorang penjilid buku. Peter memberi
kesaksian bahwa ia mengerjakan penjilidan bukubuku Katolik untuk Beato Duckett, “seorang
penghujat besar”. Peter Bullock berbalik menjadi
461
seorang pengkhianat sebab ia dijebloskan ke dalam
penjara karena masalah-masalah lain; dengan
kesaksiannya ia berharap dapat dibebaskan dari
penjara. Keduanya dijatuhi hukuman mati pada hari
yang sama. Di tiang gantungan di Tyburn, Beato
Duckett meyakinkan Bullock bahwa ia telah
mengampuninya. Sementara mereka berdua
menyongsong maut, Duckett terus menyemangati
rekannya untuk menerima iman Katolik. Lalu tali-tali
dikalungkan pada leher mereka. Beato Duckett
wafat sebagai martir pada tahun 1602.
P: 19 April
SANTA JANE VALOUIS (1464-1505)
St. Jane adalah puteri Raja Louis XI dari
Perancis. Ia dilahirkan pada tahun 1464. Karena raja
menginginkan seorang
putera, ia amat kecewa ketika
Jane yang lahir. Raja bahkan
tidak menghendaki puteri
kecilnya itu tinggal di istana
karena Jane dilahirkan cacat.
Ketika puteri raja baru
berusia lima tahun, ia dikirim
untuk tinggal bersama orang
lain. Meskipun ia diperlakukan
demikian oleh ayah
kandungnya, Jane adalah
seorang puteri yang baik hati
serta lemah lembut kepada
semua orang. Ia yakin betul
bahwa Yesus dan Bunda
Maria mengasihinya. Jane
juga yakin bahwa Tuhan akan
462
mempergunakannya sebagai alat-Nya untuk
melakukan kebajikan demi nama-Nya. Dan memang
betul demikian.
Ketika Jane tumbuh dewasa, ia memutuskan
untuk tidak menikah. Ia telah mempersembahkan
dirinya kepada Yesus dan Bunda Maria. Tetapi
ayahnya tidak menghiraukan pilihan hidupnya.
Ayahnya memaksa Jane untuk menikah dengan
Pangeran Orleans. Jane menjadi seorang isteri yang
baik selama duapuluh dua tahun. Namun demikian,
sesudah suaminya menjadi raja, suaminya itu
mengirim Jane untuk tinggal seorang diri di sebuah
kota yang jauh. Hal tersebut tidak menjadikan ratu
bersedih dan marah. Malahan, ia bersorak:
“Terpujilah Tuhan! Ia telah mengijinkan hal ini
terjadi agar aku dapat melayani-Nya lebih baik
daripada yang telah kulakukan selama ini.”
Jane menghabiskan waktunya dalam doa. Ia
melakukan matiraga dan melaksanakan tindakan
belas kasihan. Ia memberikan seluruh uangnya
kepada kaum miskin. Ia bahkan juga membentuk
suatu ordo para biarawati yang disebut Sustersuster dari Kabar Sukacita Santa Perawan Maria.
Jane menghabiskan sisa hidupnya dengan penuh
sukacita dalam Yesus dan Bunda-Nya. Ia wafat
pada tahun 1505. St. Jane dinyatakan kudus oleh
Paus Pius XII pada tahun 1950.
JEAN GABRIEL DUFRESSE (1750-1815)
Walaupun sudah dibuang dari Tiongkok,
namun ia diam-diam kembali. Kemudian ia menjadi
uskup dan berhasil memimpin misi Szechuan sampai
ketahuan dan dipenggal
P: 14 September
463
JEAN GABRIEL PERBOYRE (1802-1840)
Ketika mendengar bahwa kakaknya yang
bekerja sebagai misionaris di Tiongkok meninggal,
Gabriel melamar untuk menggantikannya. Sesudah
berkarya selama 4 tahun di propinsi Honan, ia
disiksa dan mati dicekik di kayu salib.
P: 11 September
SANTA JEANNE D’ARC(16 Januari 1412-30
Mei 1431)
Santa Jeanne d'Arc adalah pelindung kaum
remaja, terutama remaja yang sedang menghadapi
masalah dan saat-saat sulit. Teladan keberaniannya
464
memberi semangat bagi kita untuk berjuang terus
pantang mundur. Jeanne d'Arc dilahirkan pada
tanggal 16 Januari 1412 di Domrenmy, Perancis.
Ayahnya bernama Jacques d'Arc dan ibunya Isabelle
Romee. Jeanne seorang anak gembala yang lembut
dan baik hati. Seperti anak-anak perempuan lainnya
pada masa itu, Jeanne tidak bersekolah dan tidak
dapat membaca dan menulis. Suatu hari saat
usianya 13 tahun, ia sedang menggembalakan
domba-dombanya ketika Malaikat Agung Santo
Mikael -santo pelindung Perancis- berkata kepada
Jeanne, “Puteri Tuhan, selamatkanlah Perancis!”
Tiga tahun lamanya ia mendengar suara-suara yang
memanggilnya untuk segera bertindak.
Pada waktu itu terjadilah peperangan antara
Perancis dan Inggris yang kemudian dikenal sebagai
Perang Seratus Tahun. Inggris telah berhasil
menguasai sebagian besar wilayah Perancis dan
465
Perancis berada dalam posisi yang amat lemah.
Malaikat Agung St. Mikael ditemani oleh St. Katarina
dari Aleksandria, juga St. Margareta dari Antiokhia
memintanya untuk menemui raja Perancis yang saat
itu sedang bersembunyi dan membantu raja untuk
mendapatkan kembali tahtanya. "Seorang gadis kecil
berusia 16 tahun hendak menyelamatkan Perancis?"
Banyak orang menganggapnya tolol dan
menertawakannya, tetapi Jeanne pergi juga
menghadap Raja Charles VII. Ia berhasil mengenali
raja yang menyamar sebagai prajurit sehingga raja
percaya bahwa ia diutus oleh Tuhan.
Pada mulanya, pasukannya tidak mau taat
pada perintah Jeanne. Mereka menyebutnya 'Jeanne
la pucelle' artinya Jeanne si bocah cilik. Namun
akhirnya mereka menyerah juga pada Jeanne. Ia
memimpin pasukannya ke kota Orleans yang hampir
dikuasai oleh Inggris. Dalam pakaian perang baja
yang berkilau, pahlawan muda ini mengendarai
kudanya. Panji-panjinya, yang berwana putih
berhiaskan salib dengan tulisan YESUS dan MARIA,
berkibar-kibar diterpa angin. Meskipun sebuah
panah menancap di pundaknya ketika peperangan
berlangsung, ia tetap dengan bersemangat
memimpin pasukannya. Pada akhirnya pasukan
Perancis berhasil meraih kemenangan.
Perintah-perintah perangnya sangat
cemerlang sehingga pasukannya selalu menang
perang dan pada bulan Juli 1429 berhasil
menghantarkan Raja Charles VII menduduki tahta
kerajaan. Pada saat itulah suara Malaikat Mikael
mengatakan bahwa misinya telah usai. Namun raja
serta para jenderal memaksa Jeanne agar tetap
memegang kendali militer. Dalam suatu peperangan
Jeanne dikhianati dan ditangkap oleh kaum
Bourgondie lalu dijual ke pihak Inggris seharga
466
10,000 Franc. Ia ditawan di menara Earl of Warwick
selama 9 bulan. Raja Perancis hanya melakukan
sedikit saja usaha untuk membebaskan Jeanne.
Inggris mendakwanya berbohong mengenai suarasuara yang didengarnya dan ia diadili secara tidak
adil dengan tuduhan melakukan praktek sihir dan
takhayul. Jeanne dinyatakan bersalah. Pada tanggal
30 Mei 1431 Jeanne dijatuhi hukuman mati: dibakar
hidup-hidup di tengah pasar kota Rouen. Jeanne
menyerukan nama "Yesus", lalu menghembuskan
napasnya yang terakhir.
Duapuluh lima tahun setelah kematiannya,
diadakan pengadilan ulang atas kasusnya dan
Jeanne dinyatakan tidak bersalah. Empat ratus
delapan puluh sembilan tahun kemudian, tepatnya
pada tanggal 16 Mei 1920, Jeanne dinyatakan
sebagai santa oleh Paus Benediktus XV. Ia
dinyatakan santa bukan karena patriotisme atau
keberaniannya berperang, melainkan karena
kesalehan hidup dan kesetiaannya dalam melakukan
kehendak Tuhan, betapapun sulit, bahkan nyaris
mustahil. St. Jeanne d'Arc diberi gelar Santa
Pelindung Perancis. Pestanya dirayakan tanggal 30
Mei.
Jeanne d’Arc (1412-1431), gadis dan pimpinan
tentara; lahir di Domremi dan dibakar hiduphidup di Rouen. Ia dihormati sebagai pelindung
Perancis. B: Joan, Jean, Jeanette, Yoana; L:
seorang gadis dalam pakaian tentara abad
pertengahan duduk di atas kuda dengan
bendera dalam tangannya; P: 30 Mei
JEANNE FRANCOISE de CHANTAL (15721641)
Ibu dari empat anak dan janda kaya ini
kemudian menjadi biarawati dan pendiri 81 biara
467
Serikat Visitasi (Suster-suster Salesian). Ketika
mengalami kebingungan dia dituntun oleh Santo
Fransiskus de Sales. Jeanne yang diuji oleh godaan
dan penderitaan rohani itu dianugerahkan rahmat
mistis yang luar biasa.
P: 12 Desember
JOANITO de SAO JOAO (1556-1570)
Keponakan dan pembantu Kapitan kapal
‘Santiago’ yang baru berumur 13 tahun itu dibunuh
oleh pembajak Kalvinis dalam suatu pelayaran dari
Lisbon ke Brasilia. Sebab, Joanito yang mengambil
jubah seorang novis SJ yang terbunuh lebih dulu itu
mengakui Jesuit pula. Namun sebenarnya Santo
Ignasius Azevedo berjanji baru akan menerimanya
dalam Serikat Jesuit bila sampai di Brasilia.
P: 19 Januari
BEATA JOAN dari TOULOUSE
Pada tahun 1240, beberapa biarawan
Karmelit dari Palestina mendirikan sebuah biara di
Toulouse, Perancis. Imam
Karmelit yang termasyhur,
St. Simon Stock, singgah di
Toulouse duapuluh lima
tahun kemudian. Seorang
wanita saleh mohon
bertemu dengannya. Wanita
tersebut memperkenalkan
diri hanya sebagai Joan.
Dengan sungguh-sungguh ia
bertanya kepada imam,
468
“Bolehkah saya bergabung dengan Ordo Karmelit
sebagai awam?” St. Simon Stock adalah pemimpin
ordo. Ia mempunyai wewenang untuk mengabulkan
permohonan Joan. Ia mengatakan “ya”. Joan
menjadi anggota ordo ketiga (awam) yang pertama.
Ia menerima jubah Ordo Karmelit. Di hadapan St.
Simon Stock, Joan mengucapkan prasetia kemurnian
kekal.
Joan melanjutkan kehidupannya yang tenang
serta bersahaja di rumahnya sendiri. Ia berusaha
sekuat tenaga untuk senantiasa mentaati regula
(=peraturan-peraturan biara) Karmelit sepanjang
hidupnya. Setiap hari Joan ikut ambil bagian dalam
Misa dan ibadat-ibadat di gereja Karmel.
Sesudah itu, ia mengisi harinya dengan
mengunjungi mereka yang miskin, yang sakit serta
yang kesepian. Ia melatih para putera altar. Ia
memberikan pertolongan kepada mereka yang
jompo serta yang tak berdaya dengan melakukan
pekerjaan-pekerjaan yang diperlukan. Joan berdoa
bersama mereka serta membangkitkan semangat
banyak orang dengan percakapannya yang riang
gembira. Beata Joan menyimpan gambar Yesus
tersalib dalam sakunya. Itulah “buku”-nya. Sewaktuwaktu ia akan mengeluarkan gambar tersebut dari
sakunya serta memandanginya. Matanya bersinarsinar. Orang mengatakan bahwa Joan membaca
suatu pelajaran baru yang mengagumkan setiap kali
ia memandangi gambarnya.
SANTA JOAN DELANOE (1666-17 Agustus
1736)
Joan Delanoue dilahirkan pada tahun 1666
sebagai yang bungsu dari dua belas bersaudara.
Keluarganya memiliki suatu usaha kecil yang
469
berhasil. Ketika ibunya yang janda meninggal dunia,
ibunya mewariskan tokonya kepada Joan. Joan
bukan seorang gadis yang jahat, tetapi yang ia
pikirkan hanyalah bagaimana mengumpulkan uang
sebanyak mungkin. Ia melakukan banyak dosa kecil
untuk itu. Dulu, ia seorang gadis yang saleh, tetapi
sekarang hanya tersisa sedikit saja cinta kasih dalam
hatinya. Ibunya seorang yang murah hati kepada
para pengemis. Sebaliknya, Joan, membeli makanan
hanya pada saat menjelang makan malam. Dengan
demikian ia dapat mengatakan kepada para
pengemis yang mohon belas kasihannya: “Maaf,
saya tidak punya apa-apa untukmu.”
Joan tidak bahagia dengan cara hidupnya itu.
Ketika usianya dua puluh tujuh tahun, seorang imam
yang baik dengan penuh kasih membantunya untuk
hidup sesuai dengan imannya. Akhirnya, Joan
menyadari bahwa “usaha-nya” adalah untuk
mengamalkan uangnya, bukan menumpuknya bagi
diri sendiri. Joan mulai memberikan perhatian
kepada keluarga-keluarga yang miskin dan juga
anak-anak yatim piatu. Di kemudian hari, ia
malahan menutup tokonya sama sekali agar dapat
mempergunakan seluruh waktunya bagi mereka.
Orang menyebut rumahnya yang penuh dengan
anak-anak yatim piatu sebagai “Rumah
Penyelenggaraan Ilahi”. Ia mempengaruhi para
wanita muda lainnya untuk membantu. Mereka
membentuk kelompok Suster-suster St. Anna dari
Penyelenggaraan Ilahi di Saumur, Perancis, kota
tempat tinggal Joan.
470
Joan hidup
dengan mati raga yang
keras. Ia juga
melakukan tapa silih
yang berat. St. Grignon
de Montfort bertemu
dengan Joan. Pada
mulanya ia menyangka
bahwa kesombongan
hati yang
menyebabkan Joan bersikap keras terhadap dirinya
sendiri. Tetapi kemudian, St. Montfort segera
menyadari bahwa hati Joan sungguh penuh dengan
cinta kasih kepada Tuhan. St. Montfort
menasehatinya: “Teruskanlah apa yang telah engkau
mulai. Roh Tuhan ada padamu. Ikuti suara-Nya dan
jangan lagi khawatir.” Joan wafat dalam damai pada
tanggal 17 Agustus 1736. Usianya tujuh puluh
tahun. Penduduk Saumur mengatakan, “Pemilik toko
kecil itu melakukan jauh lebih banyak bagi kaum
miskin papa di Saumur daripada seluruh dewan
kota. Sungguh seorang wanita yang luar biasa! Dan
sungguh seorang yang kudus!” Joan dinyatakan
sebagai 'beata' oleh Paus Pius XII pada tahun 1947,
tahun yang sama St. Grignon de Montfort
dinyatakan kudus. Pada tahun 1982, B. Joan
Delanoue dinyatakan kudus oleh Paus Yohanes
Paulus II.
JOAO BAUTISTA de la FORTALEZZA OP
(1621)
Pastor di Paga kelahiran Malaka ini bersama
Pater Semao de Madre Dias OP asal Vietnam –
pastor di Sika (Flores) – berangkat mengunjungi
pembesar mereka di Larantuka. Karena terhanyut
471
oleh angin ribut, mereka terdampar di Lamalera di
pulau Lembata. Orang-orang Lamakera yang
beragama Islam menuntut supaya mereka
diserahkan, tetapi ditolak oleh orang-orang Lamalera
yang beragama Kristen.
Kemudian orang-orang Lamakera dengan tipu
muslihat menangkap 90 penduduk kampong
Lamalera sebagai sandera. Dengan rela dua imam
itu menyerahkan diri untuk membebaskan orangorang kampung. Dua pater ini akhirnya dibunuh
dengan kejam di hadapan orang-orang Belanda
Tomas Dayman dan Jan d’Omay yang kemudian
bertobat menjadi Katolik. Penghormatan kepada
kedua martir ini dijinkan oleh Roma.
(Orang-orang Kudus di Indonesia)
JOAO TRAVASSO OP († 1590)
Pastor paroki Waibalun (NTT) ini dibunuh oleh
orang-orang Islam dan gerejanya dibakar.
(Salah satu dari Orang-orang Kudus di
Indonesia)
JOHN FISHER (1469-1535)
Adalah rector universitas Cambridge dan
uskup Rochester. Ia dikenal pula sebagai
pengkotbah yang rajin, ahli teologi dan satra kuno
serta teman kaum miskin. Fisher adalah satusatunya uskup yang tidak mengakui sah perceraian
Raja Henry VIII, sehingga ia dipecat dan
dipenjarakan. Kata John Fisher: “Saya tidak
mengadili uskup-uskup lain, dan semoga hati nurani
mereka menyelamatkan mereka. Tetapi hati nurani
saya harus menyelamatkan saya.” Ketika mendekam
dalam penjara Tower di London, ia diangkat menjadi
472
Kardinal. Hal ini membuat raja semakin marah dan
kemudian menyuruh Fisher supaya dibunuh, karena
tidak mengakui raja sebagai kepala gereja di
Inggris. Santo Thomas Moore menulis: “Dalam
seluruh kerajaan, tiada seorang pun yang sepandai,
seterpelajar dan sebijak uskup Fisher.”
P: 22Juni
JOHN OGILVIE SJ (1615)
Bangsawan Skotlandia yang masih muda ini
bertobat menjadi Katolik di Belgia. Setelah
ditahbiskan imam, ia berkarya di Austria, Perancis
dan Skotlandia, tempat ia mentobatkan banyak
orang. Akhirnya ia dikhianati dan dihukum gantung.
P: 19 Januari
JOHN STOREY (1510-1571)
Anggota parlemen Inggris ini tidak mengakui
Ratu Elisabet I sebagai kepala gereja. Akibatnya, ia
dipenjarakan, namun sempat lolos dan melarikan diri
ke Belgia. Dengan tipu muslihat ia dibawa kembali
ke Inggris dan digantung di London.
P: 1 Juni
JOHN OEGMUNDSON (1052-1121)
Adalah uskup misionaris di Islandia. Ia
mendirikan katedral, sekolah dan biara yang besar.
P: 23 Agustus
SANTO JONAS († 327)
Raja Sapor dari Persia berkuasa pada abad
keempat. Ia membenci umat Kristiani dan
473
menganiaya mereka dengan keji. Ia menghancurkan
gereja-gereja dan biara-biara. Dua orang bersaudara
bernama Jonas dan Barachisius mendengar kabar
mengenai penganiayaan ini dan bahwa banyak umat
Kristiani dijatuhi hukuman mati.
Keduanya memutuskan untuk pergi menolong
dan menyemangati mereka untuk tetap setia pada
Kristus. Jonas dan Barachisius sadar benar bahwa
mereka, juga, dapat tertangkap. Namun hal itu tak
menghalangi mereka. Hati mereka terlalu dipenuhi
kasih bagi sesama sehingga nyaris tak ada ruang
untuk memikirkan diri sendiri.
Akhirnya, kedua bersaudara itu pun
tertangkap dan dijebloskan ke dalam penjara.
Kepada mereka dikatakan bahwa jika mereka tidak
menyembah matahari, bulan, api dan air, mereka
akan dianiaya dan dijatuhi hukuman mati. Tetntu
saja, mereka menolak menyembah suatupun atau
siapapun terkecuali Allah yang benar dan esa.
Mereka harus banyak menderita, tetapi mereka
berdoa. Mereka terus memikirkan bagaimana Tuhan
kita telah menderita sengsara bagi mereka. Kedua
bersaudara itu menanggung siksa aniaya yang ngeri,
namun tak hendak menyangkal iman. Pada
akhirnya, mereka dijatuhi hukuman mati dan dengan
sukacita menyerahkan nyawa bagi Yesus. Jonas dan
Barachisius wafat sebagai martir pada tahun 327.
JOSEF-MARIA RICCA (1719)
Pater Teatin kebangsaan Italia ini berkarya di
India, Madagaskar, Eropa dan pedalaman Sumatera
(sekitar Bengkulu) selama pendudukan Inggris. Pada
hari Jumat Suci sewaktu diadakan upacara
penghormatan Salib Suci, orang-orang Melayu
pesisir menyerbu gereja yang terletak di luar
474
benteng dan dengan kejam membunuh seluruh
umat: laki-laki, perempuan dan anak-anak.
(Salah satu dari Orang-orang Kudus di
Indonesia)
SANTO JOVITA dan SANTO FAUSTINUS
Santo Faustinus dan Santa Jovita adalah dua
bersaudara yang tinggal di Brescia, Italia. Mereka
termasuk di kalangan para martir awal Kristen.
Kedua pemuda ini banyak menderita dalam masa
penganiayaan Kaisar Hadrian pada abad kedua.
Sejak masih belia, Faustinus dan Jovita telah
dikenal karena cintanya yang besar kepada agama
yang mereka peluk. Mereka juga mengamalkan
karya-karya belas kasih Kristiani. Kedua bersaudara
ini saling tolong-menolong dalam berbuat baik
kepada mereka semua yang membutuhkan. Uskup
Brescia menahbiskan keduanya menjadi imam.
Demikianlah, mereka mulai berkhotbah ke manamana, baik kepada mereka yang kaya maupun yang
miskin. Mereka tak menghindarkan diri dari kurban
yang diperlukan untuk membawa banyak orang
475
kepada Tuhan. Karena waktu itu adalah masa
penganiayaan, orang mudah merasa takut. Tetapi,
Faustinus dan Jovita tak menyerah pada rasa takut
menghadapi para prajurit meski para prajurit ini
tanpa belas kasihan membantai banyak umat
Kristiani.
Ketika kaisar mendengar bahwa Faustinus
dan Jovita berani berkhotbah secara terbuka, ia
menjebloskan mereka ke dalam penjara dan
menyiksa mereka. Kaisar berpikiran bahwa siksa
aniaya akan dapat membungkam mereka. Tetapi,
tak peduli betapa berat penderitaan yang harus
ditanggung kedua imam itu, mereka tak hendak
berjanji untuk berhenti berkhotbah tentang Yesus.
Mereka senantiasa dalam sikap doa bahkan dalam
penjara yang gelap ngeri. Sesungguhnya, mereka
secara suka hati mempersembahkan penderitaan
mereka kepada Tuhan. Faustinus dan Jovita saling
menyemangati satu sama lain untuk tetap gagah
berani bahkan jika mereka, juga, harus mati sebagai
martir demi Yesus. Kedua bersaudara itu tetap setia
pada iman dan kasih kepada Yesus hingga keduanya
wafat dimartir. Tanggal tepatnya kematian mereka
tidak dicatat. Meski begitu, kesaksian mereka yang
gagah berani merupakan kenangan suci sekaligus
tantangan bagi kita semua untuk hidup seturut
teladan mereka.
SANTO JUAN DIEGO
Juan Diego menjadi
terkenal karena Bunda Allah
menampakkan diri
kepadanya. Kepada Juan
Diego-lah pertama kali
Bunda Maria
476
memperkenalkan dirinya kepada dunia sebagai
Bunda dari Guadalupe.
Juan hidup pada abad keenambelas ketika Mexico
dikenal sebagai Lembah Anahuac. Ia berasal dari
suku Chichimeca. Mereka memanggil Juan dengan
sebutan Elang Berbicara. Nama baptisnya adalah
Juan Diego.
Sesudah misi utama Juan selesai, dikatakan
bahwa ia menjadi seorang pertapa. Ia melewatkan
seluruh sisa hidupnya dengan berdoa dan
bermatiraga. Gubugnya yang kecil terletak dekat
kapel pertama yang dibangun di Bukit Tepeyac. Juan
amat dikagumi. Para orangtua mendambakan agar
anak-anak mereka kelak menjadi seperti Juan Diego.
Juan merawat kapel dan menemui para peziarah
yang mulai berdatangan ke sana untuk menghormati
Bunda Maria dari Guadalupe. Ia akan menunjukkan
kepada mereka tilma atau jubah yang menakjubkan
dimana terlukis gambar Bunda Maria yang amat
indah.
Paus Yohanes Paulus II menyatakan Juan
Diego sebagai “beato” pada tanggal 14 Mei 1990.
Paus secara pribadi mengunjungi gereja Bunda Maria
dari Guadalupe yang agung dan indah. Ia berdoa di
sana bagi segenap rakyat Meksiko. Ia berdoa
teristimewa bagi mereka yang wafat selama masa
penganiayaan Gereja yang dahsyat yang terjadi
pada awal abad. Ia juga berdoa bagi segenap
peziarah yang datang mengunjungi gereja yang
indah tersebut dengan iman yang begitu besar
kepada Bunda Allah.
SANTO JULIANUS & SANTA BASILISSA
Santo Julianus dan Santa Basilissa adalah
pasangan suami isteri. Mereka hidup pada awal abad
477
keempat. Cinta akan iman mendorong mereka
melakukan sesuatu yang gagah berani: mereka
mengubah rumah mereka menjadi sebuah rumah
sakit. Dengan demikian, mereka dapat merawat
mereka yang sakit dan miskin yang membutuhkan
pertolongan mereka.
Santo Julianus merawat pasien pria,
sementara Santa Basilissa merawat pasien wanita.
Pasangan tersebut menemukan Yesus dalam diri
orang-orang yang mereka layani. Mereka melakukan
apa yang mereka lakukan itu karena cinta, bukan
karena uang ataupun maksud-maksud tertentu.
Kita tidak tahu
banyak mengenai kehidupan
pasangan tersebut. Namun
demikian kita tahu, bahwa
St. Basilissa wafat setelah
mengalami penganiayaan
dahsyat karena imannya.
Julianus hidup lebih lama. Ia
melanjutkan karya pelayanan
kasihnya terhadap mereka
yang sakit setelah kematian
isterinya. Kelak, Julianus
juga wafat sebagai martir.
Basilissa dan Julianus
melewatkan seluruh hidup mereka dengan menolong
sesama dan melayani Tuhan. Mereka menanam
benih iman dengan hidup kudus. Mereka menyirami
iman itu dan membuatnya tumbuh subur dengan
darah mereka yang dicurahkan bagi Yesus yang
tersalib.
Perayaan memperingati Santo Julianus dan Santa
Basilissa adalah setiap tanggal 9 Januari.
478
BEATO JUNIPERO SERRA (24 November
1713-28 Agustus 1784)
Junipero Serra dilahirkan di Petra, Spanyol,
pada tanggal 24 November 1713. Semasa kanakkanak ia menjadi murid di sekolah Fransiskan di
Palma, sekitar duapuluh lima mil jauhnya. Ia
menggabungkan diri dalam Ordo Fransiskan pada
tanggal 14 September 1730, beberapa bulan
menjelang ulangtahunnya yang ketujuhbelas.
Sepanjang masa novisiat, Junipero membaca
biografi para kudus Fransiskan. Santo yang hidupnya
paling menarik perhatiannya adalah St Fransiskus
Solano, yang hidup dari
tahun 1549 hingga 1610.
Imam yang diutus sebagai
misionaris ke Amerika
Selatan ini baru saja
dimaklumkan sebagai
seorang santo pada tahun
1726 oleh Paus
Benediktus XIII.
Junipero
memutuskan, jika
memang kehendak Tuhan,
ia juga akan menjadi
seorang misionaris.
Junipero ditahbiskan sebagai imam pada tahun
1736. Ia menjadi seorang professor filsafat. Setelah
duapuluh tahun lamanya mengabdi dalam ordo,
kepadanya diberikan suatu kesempatan yang indah.
Para biarawan Fransiskan diminta untuk memberikan
diri secara sukarela demi daerah misi yang disebut
“Spanyol Baru” (Mexico dan California). Junipero dan
sahabat karibnya, Biarawan Francisco Palou,
menggabungkan diri dengan kelompok misionaris di
Cadiz, Spanyol, sebuah kota pelabuhan. Dari sana
479
mereka mengarungi Samudera Atlantik ke Vera
Cruz, Mexico. Mereka berlabuh pada tanggal 6
Desember 1749. Junipero dan biarawan lain
menempuh perjalanan sisanya dari Vera Cruz ke
Mexico City, yang jaraknya 240 mil, dengan berjalan
kaki. Mereka memulai perjalanan pada tanggal 15
Desember 1749 dan tiba pada tanggal 1 Januari
1750. Dari Mexico City, Junipero dan Francisco Palou
diutus untuk berkarya di antara suku Pame Indian di
daerah Misi Fransiskan Sierra Gorda. Sebagian
biarawan kemudian diutus ke daerah-daerah misi di
California Bawah. Junipero, Francisco dan
serombongan Fransiskan lainnya diminta untuk
mewartakan Injil kepada orang-orang pribumi di
California Atas. Junipero memulai Misi San Diego
pada tanggal 16 Juli 1769, ketika ia berusia
limapuluh enam tahun. Misi itu merupakan suatu
undangan terbuka kepada masyarakat yang
dikasihinya untuk datang dan berjumpa dengan
Yesus.
Perlahan-lahan mereka mulai mempercayai
para biarawan. Sebagian dari mereka memberi
dirinya dibaptis dan mulai mengamalkan iman
Kristiani. Pater Serra dan para biarawan mengasihi
dan melindungi umat mereka. Rantai emas misi-misi
baru pun tumbuh: Misi San Carlos di Monterey pada
tanggal 1 Juni 1770; Misi San Antonio de Padua pada
tanggal 14 Juli 1771; Misi San Gabriel Archangel
pada tanggal 8 September 1771; Misi San Luis
Obispo pada tanggal 1 September 1772; Misi San
Francisco de Asis pada tanggal 9 Oktober 1776; Misi
San Juan Capistrano pada tanggal 1 November
1776; Misi Santa Clara de Asis pada tanggal 12
Januari 1777; Misi San Buenaventura pada tanggal
31 Maret 1782. Dan pada akhirnya, enam ribu
pribumi dibaptis. Beato Junipero melakukan
480
perjalanan misinya yang terakhir di California Atas
dari akhir tahun 1783 hingga Juli 1784. Ia wafat
dalam damai di Misi San Carlos pada tanggal 28
Agustus 1784 dan dimakamkan di sana. Pada tahun
1988, Paus Yohanes Paulus II memaklumkan Pater
Junipero Serra sebagai “beato”. Perayaan Beato
Junipero Serra setiap tanggal 1 Juli.
“Sepanjang hidup, aku senantiasa rindu menjadi seorang
misionaris. Aku rindu menyampaikan pesan Injil kepada
mereka yang belum pernah mendengar tentang Tuhan
dan kerajaan yang telah Ia persiapkan bagi mereka.” ~
Beato Junipero
481
K
SANTO PAUS KALISTUS I († 222)
Paus hebat yang wafat sebagai martir ini
hidup pada awal abad ketiga. Dulunya ia seorang
budak belian muda di Roma yang terjerumus dalam
suatu masalah yang amat
serius. Tuannya, seorang
Kristen, memberinya
tanggung jawab untuk
mengelola sebuah bank.
Suatu ketika, Kalistus
kehilangan uang yang
dititipkan kepadanya oleh
orang-orang Kristen
lainnya. Karena ketakutan,
Kalistus melarikan diri dari
Roma. Ia tertangkap
setelah mencoba
482
meloloskan diri dengan menceburkan diri ke dalam
laut. Hukuman yang dijatuhkan kepadanya sungguh
sangat mengerikan: ia dirantai dan dihukum kerja
paksa di sebuah penggilingan.
Kalistus dibebaskan dari hukuman ini hanya
karena para nasabahnya berharap bahwa ia dapat
mengembalikan sebagian dari uang mereka. Tetapi,
sekali lagi ia ditangkap. Kali ini karena ia terlibat
dalam suatu perkelahian. Kalistus dikirim ke
pertambangan-pertambangan di Sardinia. Ketika
kaisar membebaskan semua tawanan Kristen yang
dihukum di pertambangan-pertambangan tersebut,
Kalistus juga ikut dibebaskan. Sejak saat itu,
hidupnya mulai membaik.
Paus Santo Zephrinus mengenal serta
memberikan kepercayaan kepada budak yang baru
dibebaskan itu. Ia menugaskan Kalistus untuk
mengurus pemakaman umum umat Kristiani di
Roma. Sekarang pemakaman tersebut dinamai
sesuai namanya: Katakombe Santo Kalistus. Banyak
paus dimakamkan dalam katakombe tersebut.
Kalistus membuktikan bahwa dirinya pantas
mendapat kepercayaan dari Bapa Suci. Santo
Zephrinus tidak saja mentahbiskannya sebagai
seorang imam, tetapi juga menganggapnya sebagai
seorang sahabat sekaligus penasehat.
Kelak, Santo Kalistus sendiri menjadi seorang
paus. Sebagian orang mengeluh karena ia terlalu
murah hati kepada orang-orang berdosa. Namun
demikian, paus yang kudus itu memutuskan bahwa
bahkan para pembunuh pun diperkenankan
menerima Komuni Kudus setelah mereka bertobat
serta mengakukan dosa-dosa mereka. Paus hebat ini
selalu mempertahankan ajaran-ajaran Yesus yang
benar. Ia wafat pada tahun 222 dalam kemuliaan
seorang martir.
483
P: 14 Oktober
KAMELIA († 455)
Adalah perawan di Auxerre Perancis yang
menonjol karena kebajikannya.
P: 3 Maret
KAMILA GENTILI († 1486)
Gadis ini hidup suci di San Severino Italia.
P: 18 Mei
SANTO KAMILLO (1550-1614)
Berasal dari Lellis Italia. Ia anak nakal dan
setelah dewasa menjadi tentara di Venesia. Ia
gemar berjudi, sehingga berkali-kali jatuh miskin
dan menjadi pengemis. Kamillo dirawat dengan
syarat sedia bekerja di rumah sakit karena kakinya
bernanah bertahun-tahun dan menjadi lumpuh.
Kemudian ia menjadi perawat, direktur rumah sakit
di Roma, imam dan pendiri ordo pertama yang
menggunakan ‘palang merah’ sebagai lambing usaha
perawatan orang-orang sakit. Pada suatu hari paus
mengunjungi rumah sakit, dimana Kamillo sedang
merawat. Karena tidak ganti pakaian, ia
dicela,namun ia menjawab: ‘Bila saya melayani
Kristus, saya tidak usah ganti pakaian untuk
menerima wakilNya.’ Kamillo dihormati sebagai
pelindung rumah sakit dan orang yang dalam
keadaan skratul maut.
L: palang merah; P: 14 Juli
KANADA (1642-1649)
484
Di perbatasan Kanada dan Amerika Serikat
terbentang beberapa danau besar. Salah satu di
antaranya disebut ‘Danau huron’. Di tepi danau itu
para misionaris Jesuit Perancis pada pertengahan
abad ke-17 merintis karya misi di antara suku Indian
Huron. Suku ini sering kejangkitan wabah pes,
menderita kelaparan dan mendapat serangan yang
bertubi-tubi dari suku Irokes. Ketika Pater Jean
Brebeuf (1593-1649) mengunjungi mereka untuk
keduakalinya, para dukun menghasut orang Indian
supaya membunuh pater ini. Akan tetapi Pater
Brebeuf sudah mencium maksud jahat ini. Maka ia
justru mengundang mereka untuk makan bersama.
Ia berterimakasih karena mereka ingin segera
‘mengirimnya dengan cepat ke surga’. Karena
keberaniannya inilah, Pater Brebeuf tidak jadi
dibunuh. Malah akhirnya ia dibantu oleh suku Huron
membangun ‘Benteng Santa Maria’, gereja dan
rumah sakit. Pada bulan Maret 1649, Pater Brebeuf
bersama Pater Gabriel Lalement SJ (1649) ditangkap
oleh orang-orang Irokes yang sedang patroli. Mereka
dipukul dengan besi sampai pingsan dan kuku-kuku
jari mereka dicabut. Kedua pater ini berdoa dan
menguatkan orang-orang Huron yang ditangkap
bersama mereka, terutama tatkala mereka sedang
disiksa dengan kejam. Ketika salah seorang Irokes
mendengar kata-kata kedua imam itu, ia mengambil
secerek air yang telah mendidih dan
menuangkannya ke atas kepala pater Brebeuf sambil
mengolok-oloknya: “cepatlah ke surga! Sekarang
kamu telah saya baptis baik-baik.” Lalu seorang
Irokes lain mengambil obor dan membakar ketiak
para misionaris itu. Karena Pater Brebeuf terusmenerus menegur para penyiksa supaya ingat akan
pengadilan ilahi, maka mereka malah beramai-ramai
memotong lidahnya, mengiris daging dari tubuhnya
485
dan memanggangnya lalu memakannya. Mereka
berteriak: “kami temanmu, karena itu kami
menyiksamu supaya masuk surgamu!” Ketika pater
pingsan lagi, mereka mengambil jantungnya,
memakannya serta meminum darahnya supaya
menjadi seberani ‘Sang Jubah-Hitam’ itu.
Bulan Desember masih ditahun yang sama,
kepala Pater Charles Garnier SJ dipecahkan dengan
tomahawk (kampak perang orang Indian) tatkala ia
sedang membantu orang Huron yang mengalami
sakratul maut. Sebelumnya dada pater sudah
ditembus dua peluru. Dalam penyebaran karya misi
di antara orang-orang Huron ini Peter Antonine
Daniel SJ (1648) juga mati sebagai martir. Waktu
beranjak keluar gereja – ia baru saja memberikan
abolusi umum dalam gereja itu, - ia dihujani
beberapa anak panah Irokes. Dalam pengungsian di
pulau S. Josef, Pater Noel Chabanel SJ (1649)
dibunuh oleh seorang Huron murtad. Tidak jauh dari
tempat pembantaian para misionaris Huron – yang
kini dihormati sebagai tempat ziarah nasional
Midland, Ontario (Kanada) - terdapat pula tempat
ziarah Santa Maria di Auriesville, New York (AS). Di
tempat terakhir ini dihormati Pater Isak Joques SJ
bersama dua orang awam pembantu karya misi,
yaitu Rene Goupil dan Jean de la Lande. Di tempat
ini pula dilahirkan Santa Kateri Tekakwita, ‘bunga
kana suku Mohawk’.
Rene Goupil pernah menjadi novis Jesuit,
tetapi keluar karena menderita tuli. Lalu ia menjadi
dokter dan sukarelawan awam di tanah misi. Ia
dibunuh oleh seorang Indian, karena memberkati
anak-anak dengan tanda salib (1642). Dialah kawan
seperjuangan Pater Isak Joques SJ. Sewaktu
ditangkap, kuku-kuku mereka dicabut dan darah
yang mengucur dari jari mereka dihisap oleh
486
penyiksa Indian. Anak-anak menusuk-nusukkan
potongan kayu membara ke dalam daging mereka.
Pater Isak tidak langsung dibunuh, tetapi dipaksa
menjadi budak-belian selama 13 bulan. Akhirnya ia
berhasil melarikan diri. Melalui New York ia pulang
ke Perancis dan – setengah tahun kemudian –
kembali Ke Kanada. Meskipun jarinya dirusakkan
sehingga tidak sanggup memegang piala, namun
paus memberinya ijin khusus tetap boleh merayakan
misa. Sebab, ‘seorang martir Kristus tidak boleh
dihalangi meminu Darah Mulia Jesus’. Bulan
September 1646 Pater Isak bersama Jean de la
Lande bertolak lagi ke tempat penyiksaan mereka
beberapa tahun lalu. Kini sudah diadakan perjanjian
perdamaian. Akan tetapi waktu mendekati gubuk
Indian, mereka dipukul dengan pentung. Sementara
itu daging mereka dipotong-potong lalu dimakan.
Walaupun para Mohawk sudah menjanjikan
perdamaian, tetap saja Pater Isak dibunuh (1646)
dengan tomahawk tatkala sedang diantar ke tenda
pertemuan. Hari berikutnya Jean menjalani nasib
yang sama. Mereka menjadi korban takhayul suku
Indian, yang menayangka bahwa penyakit tanaman
mereka disebabkan oleh misionaris itu. Pater Isak
Joques adalah imam Katolik pertama yang masuk
Amsterdam Baru (kini New York). Dialah yang
menemukan ‘danau George’ dan orang pertama
yang melayari seluruh sungai Hudson. Pada tahun
1939 Negara Bagian New York mendirikan patung
besar di tepi danau George untuk menghormati Isak
Joques. Pesta kedelapan martir Kanada
KANAK-KANAK SUCI
Ketika Yesus dilahirkan di Betlehem, Para
Majus datang dari timur untuk menyembah-Nya.
487
Sebagian berpendapat bahwa mereka adalah para
raja, sebagian lagi berpendapat bahwa mereka
adalah para ahli bintang. Para Majus itu menghadap
Herodes, sang raja, untuk mencari raja orang Yahudi
yang baru dilahirkan, yaitu sang Juruselamat.
Herodes adalah seorang penguasa yang licik serta
kejam. Ketika didengarnya Para Majus itu berbicara
tentang seorang raja yang baru dilahirkan, ia mulai
khawatir akan kehilangan tahtanya. Tetapi, ia tidak
membiarkan para Majus itu mengetahui apa yang
sedang dipikirkannya.
Ia memanggil para imam besar serta
menanyakan kepada mereka di manakah menurut
Kitab Suci sang
Mesias akan
dilahirkan. Para
imam menjawab:
Betlehem. “Pergi
dan selidikilah
dengan seksama
hal-hal mengenai
Anak itu,”
demikian kata raja
yang licik itu
kepada para
Majus. “Segera
sesudah kamu
menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku supaya
akupun datang menyembah Dia.” Para Majus
melanjutkan perjalanan mereka. Mereka
menemukan Yesus, Sang Mesias, bersama dengan
Maria dan Yusuf. Mereka menyembah Dia serta
menyampaikan persembahan mereka. Sementara
itu, mereka diperingatkan dalam mimpi untuk tidak
kembali kepada Herodes. Dan seorang malaikat
datang memberitahu St. Yusuf untuk membawa
488
Maria serta Bayi Yesus ke Mesir. Dengan demikian,
Tuhan menggagalkan rencana pembunuhan Herodes
terhadap Putera Allah.
Ketika Herodes sadar bahwa Para Majus tidak
kembali kepadanya, ia menjadi amat marah. Ia
seorang yang jahat dan bengis, dan kini rasa
khawatir akan kehilangan tahtanya menjadikan
kemarahannya semakin hebat. Ia menyuruh para
prajuritnya untuk membunuh semua bayi laki-laki di
Betlehem dengan harapan Mesias juga akan mati
terbunuh. Para prajurit melaksanakan perintah yang
menyebabkan banjir darah itu. Suatu kepedihan
yang dahsyat meliputi kota kecil Betlehem,
sementara para ibu menangisi bayi-bayi mereka
yang mati terbunuh. Kanak-kanak kecil itu oleh
Gereja dihormati sebagai martir. Gereja menyebut
mereka sebagai Kanak-kanak Suci.
KANDIDA († 302)
Dikubur hidup-hidup bersama ibunya Santa
Paulina dan ayahnya, yaitu Santo Artemius, yang
menjabat penjaga penjara di Roma dan dibaptis oleh
Santo Marcelinus.
A: Kandida = yang putih bersih (L); P: 6 Juni
KANUT IV (1040-1086)
Adalah raja Denmark yang dibunuh oleh
putra pemberontak di dalam gereja karena tegastegas berusaha memperbaharui hidup gerejani.
P: 10 Juli
KARDAG († 359)
489
Jenderal Persia ini dirajam sampai mati
karena menjadi Kristen.
P: Jumat ke-7 sesudah Pantekosta
KARITAS († 120)
Adalah gadis berumur sembilan tahun yang
mati sebagai saksi iman di Roma
A: cinta; P: 1 Agustus
KARLOMAN (707-755)
Raja Perancis ini mengembalikan harta
Gereja yang dirampas oleh ayahnya, yaitu Raja Karl
Martil yang memukul mundur tentara Arab (731).
Ia menyerahkan tahta kerajaan kepada adiknya dan
kemudian menjadi gembala dalam biara
Montecassino Italia.
P: 17 Agustus
KARMELITES dari COMPIEGNE (1794)
Enambelas suster yang berusia antara 23
sampai 80 tahun dipenggal di Paris, ketika sedang
menyanyikan ‘Salve Regina’ dan ‘Veni Creator
Spiritus.’ Mereka mempersembahkan hidup dengan
tulus, supaya Tuhan membebaskan Perancis dari
terror para Jakobin. Tidak sampai sebulan sesudah
korban mereka diterima Tuhan, kekuasaan Jakobin
runtuh.
P: 17 Juli
KAROLUS AGUNG (724-814)
Negarawan dan kaisar Franken ini gigih
membela kepausan. Sebagai ahli perang ia berhasil
490
menyatukan hampir seluruh Eropa Barat dan Tengah
di bawah pemerintahannya. Karolus Agung
memajukan banyak biara Benediktin dan sekolah
katedral serta mendirikan keuskupan-keuskupan. Ia
menarik para ilmuwan ke istana dan memberikan
semangat kepada para seniman. Hidup pribadinya
tidak begitu mulus, namun ia dihormati sebagai
santo di keuskupan Aachen Jerman.
A: jantan; P: 28 Januari
SANTO KAROLUS BORROMEUS (1538-3
November 1584)
Karolus hidup pada abad keenambelas. Ia
adalah putera seorang bangsawan Italia yang kaya.
Sama seperti
para pemuda
kaya lainnya, ia
bersekolah di
Universitas Pavia.
Tetapi, tidak
seperti
kebanyakan dari
mereka, ia tidak
ikut serta dalam
kegiatan-kegiatan
yang
mengundang
dosa. Karolus
terkesan sebagai murid yang lamban karena ia tidak
dapat berbicara dengan lancar, tetapi sungguh ia
memperoleh kemajuan yang menggembirakan.
Usianya baru dua puluh tiga tahun ketika
pamannya, Paus Pius IV, menyerahkan banyak tugas
penting kepadanya. Karolus berhasil menyelesaikan
tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan
491
baik. Namun demikian, ia senantiasa cemas kalaukalau ia semakin jauh dari Tuhan karena banyaknya
godaan di sekelilingnya. Oleh sebab itulah, ia
berlatih menyangkal diri terhadap segala
kesenangan dan senantiasa berusaha untuk rendah
hati serta sabar. Sebagai seorang imam, dan
kemudian Uskup Agung Milan, St. Karolus menjadi
teladan bagi umatnya. Ia menyumbangkan sejumlah
besar uang kepada kaum miskin. Ia sendiri hanya
memiliki sehelai jubah lusuh berwarna hitam. Tetapi,
di hadapan umum, ia berpakaian seperti layaknya
seorang kardinal. Ia ambil bagian dalam upacaraupacara Gereja dengan penuh hormat dan wibawa.
Penduduk kota Milan mempunyai banyak
kebiasaan buruk, mereka juga percaya takhayul.
Dengan peraturan-peraturan yang bijakasana,
dengan kelemahlembutan dan kasih sayang, serta
dengan teladan hidupnya sendiri yang
mengagumkan, St. Karolus menjadikan
keuskupannya teladan bagi pembaharuan gereja
seluruhnya. Ia tidak pernah dapat berbicara dengan
lancar - umat hampir-hampir tidak dapat
mendengarkannya - namun demikian kata-kata yang
diucapkannya menghasilkan perubahan.
Ketika suatu wabah ganas menyerang dan
mengakibatkan banyak kematian di Milan, Kardinal
Borromeus tidak memikirkan hal lain kecuali
merawat umatnya. Ia berdoa dan bermatiraga. Ia
membentuk kelompok-kelompok umat yang
membantunya membagikan makanan bagi mereka
yang kelaparan. Ia bahkan mendirikan altar di jalanjalan agar orang-orang yang sakit itu dapat ikut
ambil bagian dalam Perayaan Ekaristi lewat jendela
rumah mereka. Orang besar ini tidak pernah terlalu
sibuk untuk menolong rakyat sederhana. Suatu
ketika ia menghabiskan waktunya untuk menemani
492
seorang bocah penggembala hingga bocah tersebut
dapat berdoa Bapa Kami dan Salam Maria.
Menjelang ajalnya, pada usia empatpuluh enam
tahun, St. Karolus dengan tenang dan damai
berkata, “Lihat, aku datang!” Santo Karolus
Borromeus wafat pada tanggal 3 November 1584
dan dinyatakan kudus oleh Paus Paulus V pada
tahun 1610.
Karolus Borromeus (1538-1584), uskup dan
cardinal; lahir dekat danau Maggiore dan
meninggal di Milano Italia. L: seorang cardinal
dengan tali pada lehernya, yaitu tanda bertobat;
P: 4 Nopember
SANTO KAROLUS LWANGA, dkk († 3 Juni
1886)
Kekristenan masih merupakan hal baru di
Uganda, Afrika, ketika suatu misi Katolik dimulai di
sana pada tahun
1879. Para imam
yang diutus adalah
para imam
Misionaris Afrika.
Karena jubah
mereka yang putih,
mereka lebih
dikenal dengan
sebutan “Imamimam Putih”. Raja
Mwanga tidak
mengerti apa itu
Kristen. Tetapi, ia
menjadi amat marah ketika seorang Katolik, Yosef
Mkasa, menasehatinya untuk memperbaiki cara
hidupnya. Raja kemudian membunuh sekelompok
493
orang Kristen dan Uskup Anglikan mereka. Raja
Mwanga juga terlibat dalam kehidupan homoseksual.
Ia terutama tertarik pada para pemuda pelayan
istana. Murka raja Mwanga berubah menjadi rasa
benci dan dendam terhadap Yosef Mkasa dan
agamanya. Segelintir pejabat istana yang ambisius
mengobarkan murka raja dengan dusta mereka.
Yosef Mkasa dihukum penggal pada tanggal 18
November 1885. Penganiayaan pun dimulailah.
Seratus orang terbunuh, dua puluh dua di antaranya
kelak dinyatakan kudus.
Dengan wafatnya Yosef Mkasa, Karolus
Lwanga menjadi pemimpin guru agama dari para
pelayan istana yang beragama Katolik. Pada tanggal
26 Mei 1886, raja mendapati bahwa sebagian dari
para pelayannya telah menjadi Katolik. Ia
memanggil Denis Sebuggwawo. Ia bertanya apakah
Denis mengajarkan agama kepada pelayan-pelayan
istana yang lain. Denis menjawab ya. Raja segera
menyambar pedangnya lalu menusukkannya dengan
keji ke tenggorokan pemuda itu. Kemudian, raja
menyerukan bahwa tidak seorang pun diijinkan
meninggalkan istana. Genderang perang ditabuh
sepanjang malam. Dalam suatu ruangan
tersembunyi, Karolus Lwanga secara sembunyisembunyi membaptis empat pelayan istana. Seorang
di antaranya adalah St. Kizito, seorang remaja
periang serta murah hati yang baru berumur tiga
belas tahun. Dialah yang paling muda dalam
kelompok mereka. St. Karolus Lwanga telah
seringkali menyelamatkan Kizito dari nafsu jahat
raja.
Sebagian besar dari keduapuluh dua martir
Uganda yang telah dinyatakan kudus itu, wafat
dimartir pada tanggal 3 Juni 1886. Mereka dipaksa
berjalan tiga puluh tujuh mil jauhnya (± 60 km) ke
494
tempat pelaksanaan hukuman mati. Setelah
beberapa hari dipenjara, mereka dilemparkan ke
dalam kobaran api. Tujuh belas dari para martir
tersebut adalah para pelayan istana. Salah seorang
dari remaja yang wafat dimartir adalah St. Mbaga.
Ayahnya sendiri yang bertugas sebagai algojo pada
hari itu. Seorang martir yang lain, St. Andreas
Kagwa, wafat pada tanggal 27 Januari 1887. Ia
termasuk salah seorang dari dua puluh dua martir
yang dinyatakan kudus oleh Paus Paulus VI pada
tahun 1964.
SANTO KASIMIRUS (1458-1484)
Santo Kasimirus dilahirkan pada tahun 1458,
sebagai putera Kasimirus IV, raja Polandia.
Kasimirus adalah
seorang dari tigabelas
bersaudara. Dengan
bantuan ibunya yang
saleh dan pengabdian
gurunya, Kasimir
memperoleh pendidikan
yang sangat baik. Ketika
usianya tigabelas tahun,
Kasimirus mendapat
kesempatan untuk
menjadi raja di negara
tetangga, Hungaria,
tetapi ia menolak. Ia
menghabiskan sisa
hidupnya dengan
berusaha mengamalkan
nilai-nilai Kristiani. Ia
495
berusaha selalu penuh sukacita dan bersahabat
dengan semua orang. Di tengah-tengah
kesibukannya, Kasimirus melakukan usaha untuk
membantu dirinya sendiri bertumbuh secara rohani.
Ia sering kali berpuasa dan tidur di lantai kamarnya
sebagai silih. Ia berdoa setiap hari, kadang-kadang
bahkan pada waktu tengah malam. Ia suka
merenungkan dan berdoa tentang sengsara Yesus.
Ia tahu bahwa hal itu adalah cara yang baik untuk
memahami kasih Tuhan. Kasimirus juga mengasihi
Santa Perawan Maria dengan cinta yang istimewa.
Untuk menghormatinya, seringkali ia mendaraskan
puji-pujian yang indah. Nama puji-pujian tersebut
ialah “Setiap hari, Setiap hari, Bernyanyilah bagi
Maria.” Tulisan tangannya mengenai puji-pujian
tersebut kelak dikuburkan bersamanya.
Kesehatan Kasimirus tidak pernah prima,
namun demikian ia seorang yang pemberani serta
kuat pendiriannya. Ia senantiasa melakukan apa
yang ia anggap benar. Kadang-kadang ia bahkan
memberikan nasehat kepada ayahnya, sang raja,
agar memerintah rakyatnya dengan adil. Ia selalu
melakukan hal ini dengan rasa hormat yang besar
kepada ayahnya sehingga ayahnya mau
mendengarkan nasehatnya. Santo Kasimirus amat
mencintai serta menghormati kemurnian.
Orangtuanya mendapatkan seorang gadis yang
cantik serta saleh untuk dinikahkan dengannya.
Tetapi, Kasimirus lebih memilih untuk
mempersembahkan hatinya kepada Tuhan saja.
Ketika sedang berada di Lithuania untuk suatu tugas
kenegaraan, Kasimirus terserang penyakit
tuberculosis. Ia wafat dalam usia duapuluh enam
tahun. Kasimirus dinyatakan kudus oleh Paus Leo X
pada tahun 1521. Kasimirus juga dihormati sebagai
santo pelindung Negara Polandia dan Lituania.
496
P: 4 Maret
KASPAR, MELKIOR dan BALTASAR
Konon mereka adalah ketiga sarjana dari
Timur yang menyembah Kanak-kanak Jesus di
Betlehem (Matius 2, 1-12). Pada tanggal 6 Januari
huruf pertama nama mereka bersama dengan tahun
‘19+K-M-B+95’ dituliskan di atas pintu-pintu rumah
untuk mengenyahkan malapetaka dari rumah dan
penghuninya. Relikwi mereka dihormati di katedral
Koln Jerman.
P: 6 Januari
KASPAR del BUFALO (1786-1837)
Adalah pendiri Kongregasi Misionaris Darah
Mulia. Ia dipenjarakan oleh Kaisar Napoleon I.
Kaspar terkenal sebagai misionaris wilayah pedesaan
dan pengkotbah yang gemilang
P: 29 Desember
KASSIAN OFM CAP (1607-1638)
Adalah misionaris Portugis di Kairo dan
Etiopia yang mati sebagai
martir.
P: 7 Agustus
SANTA KATARINA dari
ALEXANDRIA
Katarina hidup pada
masa Gereja Perdana. Ia
adalah puteri dari pasangan
kafir yang kaya di Alexandria,
Mesir. Ia seorang gadis yang
497
cantik jelita dengan minat belajar yang
mengagumkan. Katarina suka sekali mempelajari
pertanyaan-pertanyaan mendalam tentang filsafat
dan agama. Suatu hari, ia mulai membaca tentang
agama Kristen. Tak lama kemudian ia sudah menjadi
seorang Kristen. Santa Katarina baru berusia
delapanbelas tahun ketika Kaisar Maxentius mulai
melakukan penganiayaan terhadap umat Kristen.
Tanpa gentar sedikit pun, gadis Kristen yang cantik
ini menghadap raja untuk mengatakan pendapatnya
tentang perbuatan raja yang kejam. Ketika raja
berbicara tentang berhala-berhala, Katarina dengan
gamblang menunjukkan kepadanya bahwa berhalaberhala itu adalah bohong. Maxentius tidak dapat
membantah penjelasan Katarina. Oleh karenanya, ia
memerintahkan agar dipanggil lima puluh orang ahli
fisafat kafir yang terbaik. Sekali lagi, Katarina-lah
yang berhasil membuktikan kebenaran agamanya.
Kelimapuluh ahli filsafat itu menjadi yakin bahwa
Katarina benar. Karena amat murka, Maxentius
membunuh semua ahli filsafat itu. Kemudian, raja
mencoba membujuk Katarina dengan menjanjikan
mahkota ratu baginya. Ketika Katarina dengan tegas
menolaknya, ia memerintahkan agar Katarina
disesah dan dijebloskan ke dalam penjara.
Ketika Maxentius pergi, isterinya dan seorang
pejabat istana amat penasaran. Mereka ingin
mendengar gadis Kristen yang menakjubkan ini
berbicara. Maka mereka mendatangi Katarina di
penjara. Akibatnya adalah mereka beserta dua ratus
pasukan pengawal bertobat. Karena itu, mereka
semuanya dijatuhi hukuman mati. Katarina sendiri
hendak digilas dengan sebuah roda penuh duri besar
dan disiksa hingga tewas. Ketika roda mulai
berputar, secara misterius roda terbelah menjadi
dua dan hancur berantakan. Pada akhirnya, Santa
498
Katarina dihukum penggal. Santa Katarina adalah
pelindung para ahli filsafat Kristen.
Kisah hidup dari Katarina ini mengilhami dan
menjadi teladan bagi wanita Kristen, sehingga
banyak yang mencapai gelar kudus, a.l.
Katarina dari Siena, Katarina dari Swedia,
Katarina dari Bologna, Catherine de Ricci
dan Catherine Laboure. Sebuah biara
termasyur di kaki gunung Sinai mengambil
nama Katarina dari Alexandria ini. Ia menjadi
pelindung Universitas Sorbonne, para ahli
filsafat dan pustakawan serta gadis-gadis yang
ingin menikah. A: yang selalu bersih (Y); L:
roda kayu berduri yang patah; P: 25 Nopember
SANTA KATARINA dari RICCI (1522-2 Februari
1590)
Alexandrina dilahirkan pada tahun 1522
dalam keluarga Ricci di Florence, Italia. Pada usia
tigabelas tahun, Alexandria
masuk biara Dominikan.
Sebagai biarawati, ia memilih
nama Katarina. Bahkan sejak
masih kecil, Katarina memiliki
cinta yang mendalam terhadap
sengsara Yesus Kristus. Ia
seringkali merenungkan
sengsara Kristus. Yesus
menganugerahinya hak amat
istimewa untuk menerima
Tanda-tanda Luka-Nya (=
Stigmata) di tubuhnya.
Dengan gembira Katarina
menanggung segala rasa sakit
yang timbul oleh karena luka-luka tersebut.
Katarina juga merasakan belas kasihan yang
mendalam bagi jiwa-jiwa menderita di api
penyucian. Ia memahami betapa mereka rindu untuk
berada bersama Tuhan di surga. Ia memahami juga,
bahwa masa tinggal di api penyucian ini seakan-
499
akan berlangsung terus-menerus tanpa akhir. Santa
Katarina berdoa serta melakukan silih bagi mereka.
Suatu kali Tuhan mengijinkannya mengetahui bahwa
jiwa seseorang tertentu berada di api penyucian.
Demikian besar kasihnya sehingga Katarina
menawarkan diri untuk menggantikan penderitaan
jiwa tersebut. Tuhan mendengar doanya dan
Katarina mengalami penderitaan yang amat hebat
empatpuluh hari lamanya. Setelah menderita sakit
yang demikian lama serta menyakitkan, Santa
Katarina wafat pada usia enampuluh delapan tahun
pada tanggal 2 Februari 1590. Ia dinyatakan kudus
pada tahun 1747 oleh Paus Klemens XII.
SANTA KATARINA dari SIENNA (1347-1380)
Santa Katarina dilahirkan pada tahun 1347.
Santa yang termashyur ini adalah pelindung Italia,
tanah airnya.
Katarina adalah
anak bungsu dalam
keluarga yang
dikaruniai dua
puluh lima anak.
Ayah dan ibunya
menghendaki agar
ia menikah dan
hidup bahagia.
Tetapi, Katarina
hanya ingin
menjadi seorang
biarawati. Untuk
menyatakan
tekadnya, ia
memotong
rambutnya yang panjang dan indah. Ia ingin
500
menjadikan dirinya tidak menarik. Orangtuanya
amat jengkel dan seringkali memarahinya. Mereka
juga menghukumnya dengan memberinya pekerjaan
rumah tangga yang paling berat. Tetapi Katarina
pantang menyerah. Pada akhirnya, orangtuanya
berhenti menentangnya.
Santa Katarina seorang yang amat jujur dan
terus terang di hadapan Yesus. Suatu ketika ia
bertanya kepada-Nya, “Di manakah Engkau, Tuhan,
ketika aku mengalami cobaan yang begitu
mengerikan?” Yesus menjawab, “Puteri-Ku, Aku ada
dalam hatimu. Aku membuatmu menang dengan
rahmat-Ku.” Suatu malam, sebagian besar penduduk
Siena ke luar ke jalan-jalan untuk suatu perayaan.
Yesus menampakkan diri kepada Katarina yang
sedang berdoa seorang diri dalam kamarnya.
Bersama Yesus, datang juga Bunda Maria. Bunda
Maria memegang tangan Katarina lalu
memberikannya kepada Putra-nya. Yesus
menyematkan sebentuk cincin di jari tangan
Katarina dan ia menjadi pengantin-Nya.
Pada masa itu, Gereja mengalami banyak
sekali masalah. Banyak pertikaian terjadi di seluruh
Italia. Katarina menulis surat-surat kepada para raja
dan ratu. Ia bahkan datang menghadap para
penguasa agar berdamai dengan paus dan
mencegah peperangan. Katarina meminta paus
untuk meninggalkan Avignon, Perancis dan kembali
ke Roma untuk memimpin Gereja. Ia mengatakan
bahwa itulah yang dikehendaki Allah. Bapa Suci
mendengarkan nasehat Santa Katarina serta
melakukan apa yang dikatakannya.
Katarina tidak pernah lupa bahwa Yesus ada
dalam hatinya. Melalui dia, Yesus memelihara orangorang sakit yang dirawatnya. Melalui dia, Yesus
menghibur para tahanan yang dikunjunginya di
501
penjara. Santa besar ini wafat di Roma pada tahun
1380. Usianya baru tiga puluh tiga tahun. Ia
dinyatakan kudus oleh Paus Pius II pada tahun
1461. Pada tahun 1970, Paus Paulus VI
mengangkatnya sebagai Pujangga Gereja. Santa
Katarina menerima kehormatan besar ini karena ia
melayani Gereja Kristus dengan gagah berani
sepanjang masa hidupnya yang singkat.
Katarina dari Sienna (1347-1380), rohaniwati
dengan pengalaman mistis dan pujangga
Gereja. Pelindung lembaga-lembaga amal. L:
stigmata dan mahkota duri; P: 29 April
“Engkau bagaikan misteri yang dalam sedalam lautan;
semakin aku mencari, semakin aku menemukan, dan
semakin aku menemukan, semakin aku mencari Engkau.
Tetapi, aku tidak akan pernah merasa puas; apa yang aku
terima menjadikanku semakin merindukannya. Apabila
Engkau mengisi jiwaku, rasa laparku semakin bertambah,
menjadikanku semakin kelaparan akan terang-Mu.” ~
Santa Katarina dari Siena
BEATA KATARINA dari SANTO AGUSTINUS
(3 Mei 1632-8 Mei 1668)
Katarina dilahirkan pada tanggal 3 Mei 1632
di sebuah desa kecil di Perancis. Ia dibaptis pada
hari itu juga.
Keluarga Katarina
adalah keluarga
Katolik yang saleh.
Kakek dan
neneknya
memberikan
teladan terutama
dalam ketulusan
mereka merawat
orang-orang
502
miskin. Katarina menyaksikan dengan mata
terbelalak sementara neneknya mengajak seorang
pengemis cacat masuk ke dalam rumah mereka.
Neneknya itu mempersilakan sang pengemis mandi,
memberinya pakaian bersih serta menyediakan
hidangan lezat. Ketika Katarina dan kakek neneknya
duduk bersama sekeliling perapian malam itu,
mereka mendaraskan doa Bapa Kami keras-keras.
Mereka mengucap syukur kepada Tuhan atas segala
berkat-Nya.
Karena tidak tersedia rumah sakit di kota
mereka yang kecil, orang-orang sakit dirawat hingga
sembuh kembali di rumah kakek nenek Katarina.
Katarina mulai menyadari bahwa penyakit dan
penderitaan membutuhkan kesabaran. Ia masih
seorang gadis kecil, tetapi ia berdoa mohon pada
Yesus agar mengurangi penderitaan orang-orang.
Ketika masih gadis belia, Katarina bergabung dalam
ordo baru Biarawati Santo Agustinus. Mereka
merawat orang-orang sakit di rumah sakit. Suster
Katarina menerima jubahnya pada tanggal 24
Oktober 1646. Pada hari yang sama, kakak
perempuannya mengucapkan kaulnya. Pada tahun
1648, Sr Katarina mendengar para imam misionaris
meminta para biarawati untuk datang ke Perancis
Baru atau Kanada, yang merupakan daerah misi.
Saudari Katarina dipilih sebagai salah seorang dari
para biarawati pertama dari ordo mereka yang akan
pergi sebagai misionaris ke Kanada. Sr Katarina
belum genap enambelas tahun usianya, tetapi ia
mohon dengan sangat agar diperkenankan ikut
serta. Sr Katarina mengucapkan kaulnya pada
tanggal 4 Mei 1648. Keesokan harinya ia berlayar ke
Kanada, yaitu sehari sebelum ulang tahunnya yang
keenambelas.
503
Perjuangan hidup terasa berat di Quebec,
Kanada. Sr Katarina mengasihi masyarakat di sana.
Orang-orang Indian sangat berterimakasih atas
sikapnya yang riang gembira. Ia memasak dan
merawat mereka yang sakit di rumah sakit ordo
mereka yang miskin. Tetapi, Sr Katarina merasa
takut juga. Orang-orang Indian dari suku Iroquois
membantai orang serta membakar desa-desa.
Katarina berdoa kepada St. Yohanes Brebeuf, salah
seorang dari para imam Yesuit yang belum lama
dibunuh oleh suku Iroquois pada tahun 1649. Ia
berdoa mohon bantuan St. Brebeuf agar ia setia
pada panggilannya. Sr Katarina mendengarnya
berbicara dalam hatinya, memintanya untuk tetap
tinggal. Sementara itu, makanan mulai sulit didapat
dan musim dingin luarbiasa menggigit. Sebagian dari
para biarawati tidak tahan menghadapi kehidupan
yang keras itu, ditambah lagi rasa takut yang terusmenerus karena ancaman maut. Sayang sekali,
mereka kembali ke Perancis. Sr Katarina juga takut.
Kadang-kadang ia merasa sungguh sulit berdoa. Dan
sementara ia tersenyum kepada semua orang yang
ia rawat dengan penuh kasih sayang di bangsalbangsal rumah sakit, ia merasa sedih. Pada saat
itulah, ketika segalanya tampak gelap baginya, ia
mengucapkan janji untuk tidak pernah meninggalkan
Kanada. Ia berjanji untuk tetap tinggal, melakukan
karya belas kasihannya hingga akhir hayat. Saat
mengucapkan janjinya, Katarina baru berusia
duapuluh dua tahun.
Meskipun orang harus dengan usaha keras
merintis kehidupan di koloni Perancis itu, banyak
juga pendatang. Gereja berkembang. Tuhan
memberkati daerah baru tersebut dengan lebih
banyak misionaris. Pada tahun 1665, Suster Katarina
menjadi pembimbing novis dalam komunitasnya. Ia
504
tetap membaktikan dirinya dalam doa dan pelayanan
rumah sakit hingga akhir hidupnya. Suster Maria
Katarina dari Santo Agustinus wafat pada tanggal 8
Mei 1668. Usianya tiga puluh enam tahun. Ia
dinyatakan sebagai “beata” oleh Paus Yohanes
Paulus II pada tahun 1989.
SANTA KATARINA LABOURE
(2 Mei 1806-31 Desember 1876)
Zoe Laboure dilahirkan pada tanggal 2 Mei
1806 di Fain-les-Moutiers, Perancis. Ia adalah anak
kesembilan dari sebelas orang
putera-puteri keluarga Pierre
dan Louise Laboure. Kesebelas
anak itu terdiri dari delapan
orang putera dan tiga orang
puteri. Pierre Laboure seorang
terpelajar yang menjadi petani
yang sukses. Ketika Zoe
berusia sembilan tahun,
ibunya meninggal dunia. Zoe
sangat sedih kehilangan
ibunya, ia masuk ke
kamarnya, berlutut di bawah
patung St. Perawan Maria dan
berdoa, “Bunda Maria,
sekarang engkaulah ibuku.”
Tak lama setelah
ibunya meninggal, MarieLouise, kakak perempuan Zoe,
masuk Kongregasi Suster Puteri-Puteri Kasih. Oleh
karena itu Zoe dan Tonine, adik perempuannya,
harus tinggal di rumah untuk membantu ayahnya
mengatur rumah tangga dan mengerjakan sawah.
505
Karena tugas-tugasnya itu, Zoe menjadi satusatunya anak di keluarga Laboure yang tidak
mempunyai kesempatan untuk bersekolah. Ia tidak
dapat membaca dan menulis.
Sejak Zoe menerima komuninya yang
pertama pada tahun 1818, setiap hari ia bangun
pukul empat pagi, berjalan beberapa mil untuk
mengikuti Misa dan berdoa di gereja. Sama seperti
kakaknya, Zoe juga mempunyai keinginan yang kuat
untuk masuk biara, tetapi keinginannya itu
ditahannya karena tenaganya masih dibutuhkan di
rumah.
Ketika usianya sembilan belas tahun Zoe
mendapat mimpi yang aneh. Dalam mimpinya, ia
sedang berdoa di gereja di Fains. Seorang imam tua
mempersembahkan Misa. Ketika Misa telah selesai
imam tua itu menunjuk kepada Zoe dengan jarinya.
“Anakku,” katanya, “Merawat orang-orang sakit
adalah perbuatan yang baik. Suatu hari kelak
engkau akan datang kepadaku. Tuhan telah
memanggilmu untuk itu. Janganlah engkau lupa.”
Pada tahun 1828 Zoe berusia dua puluh dua
tahun dan Tonine dua puluh tahun. Sekarang Tonine
sudah bisa menggantikan kedudukannya mengurus
rumah tangga. Tibalah saatnya bagi Zoe untuk
berbicara kepada ayahnya mengenai panggilan
hidupnya. Pierre berusaha mencegah keinginan
puterinya, maka ia mengirim Zoe ke Paris untuk
tinggal bersama Charles, kakaknya yang telah
menikah.
Suatu hari Zoe mengunjungi Biara Suster
Puteri-Puteri Kasih. Ia melihat lukisan terpampang di
dinding. Lukisan seorang imam tua - imam yang
mengunjunginya dalam mimpi di Fains. Zoe
bertanya siapakah imam itu. “Pendiri kongregasi
kami, Santo Vinsensius de Paul.” (St. Vinsensius de
506
Paul telah wafat 200 tahun yang lalu!) Jadi, itulah
rencana Tuhan.
Pada bulan Januari 1830 Zoe menjadi
seorang postulan (postulan: masa percobaan,
persiapan masuk biara) di Biara Suster Puteri-Puteri
Kasih di Catillion-sur-Seine. Tiga bulan kemudian ia
dikirim sebagai novis (Novis: biarawan/biarawati
yang sedang menjalani masa percobaan sebagai
latihan rohani sebelum mengucapkan kaul biara) ke
Biara Suster Puteri-Puteri Kasih di Rue de Bac, Paris.
Zoe memilih nama Katarina.
Di Biara Rue de Bac Sr Katarina memperoleh
penampakan-penampakan luar biasa. Selama tiga
hari berturut-turut ia mendapat penampakan hati St.
Vinsensius di atas tempat reliqui St Vinsensius
disimpan. Di lain waktu ia melihat Tuhan yang
Maharahim di depan Sakramen Maha Kudus;
penampakan seperti ini terjadi teristimewa pada
waktu Misa di mana Tuhan akan menampakkan diri
sesuai dengan bacaan liturgi pada hari itu.
Pada tanggal 18 Juli, menjelang Pesta St
Vinsensius de Paul yang akan dirayakan keesokan
harinya, seorang Suster Superior menceritakan
kepada para novis keutamaan-keutamaan Pendiri
Kongregasi mereka serta membagikan kepada
mereka masing-masing sepotong kain dari jubah St.
Vinsensius. Dengan sungguh-sungguh Sr Katarina
memohon bantuan doa St Vinsensius agar ia
diperkenankan memandang Bunda Allah. Kemudian
Sr Katarina pergi tidur.
Tengah malam Sr Katarina dibangunkan oleh
seorang “anak kecil yang bercahaya” yang
membimbingnya ke kapel biara. Di sanalah Santa
Perawan Maria datang dan bercakap-cakap
kepadanya. Dalam suatu penampakan yang lain Sr
Katarina melihat Bunda Maria berdiri di atas bulatan
507
seperti bola dengan cahaya memancar dari kedua
belah tangannya. Di bawahnya terlihat tulisan: “O
Maria, yang dikandung tanpa dosa, doakanlah kami
yang berlindung padamu.” Bunda Maria meminta
agar medali dengan gambar tersebut dibuat dan
dogma Yang Dikandung Tanpa Dosa dihormati. Siapa
saja yang mengenakan medali tersebut akan
menerima rahmat dari Yesus melalui doa-doa ibuNya. Kisah lengkap penampakan.
Demikianlah Medali Wasiat dibuat dan devosi
disebarluaskan. Dalam waktu yang singkat banyak
orang di seluruh dunia telah mengenakannya.
Namun demikian, kecuali Bapa Pengakuannya, tidak
seorang pun termasuk para suster Puteri-Puteri
Kasih, yang mengetahui bahwa kepada Sr Katarinalah Bunda Allah menampakkan diri.
Kita cenderung mengharapkan banyak pujian
dan ketenaran jika memperoleh keistimewaan dari
surga seperti itu. Namun tidak demikian halnya
dengan Sr Katarina, ia malahan menjauhkan diri dari
semua itu. Ia ingin dilupakan dan tidak diperhatikan
agar dapat melaksanakan tugas-tugas sederhananya
sebagai seorang biarawati Puteri Kasih. Menurut
para suster di biaranya, Sr Katarina adalah seorang
suster yang sederhana. Seorang yang pendiam,
yang kadang-kadang menjadi bahan gurauan serta
olok-olok karena sikapnya yang terlalu patuh.
Setelah penampakan Santa Perawan Maria
kepadanya, Sr Katarina melewatkan empat puluh
lima tahun hidupnya sebagai biarawati dengan
merawat mereka yang tua dan yang sakit di Rumah
Lansia Enghien di Paris. Ia menyimpan semua
rahasianya dengan bahagia, ia hanya tertarik untuk
melayani Tuhan sebanyak yang ia mampu.
Pada tahun 1876 Sr Katarina merasakan
adanya keyakinan batin bahwa ia akan meninggal
508
sebelum akhir tahun berlalu. Menjelang
kematiannya, Sr Katarina berusaha melaksanakan
permintaan St Perawan Maria yang terakhir yaitu
agar sebuah patung Maria dibuat. Baru pada saat
itulah Sr Katarina membuka rahasianya dan
menceritakan segala sesuatunya kepada Suster
Superior (Superior: Pembesar Biara).
Pada tanggal 31 Desember 1876 Sr Katarina
meninggal dunia. Suster Superior menceritakan
segala rahasia yang telah dipendam demikian lama
oleh Sr Katarina kepada para suster Puteri-Puteri
Kasih, yang dengan terkagum-kagum baru
menyadari bahwa seorang kudus telah tinggal
bersama mereka. Pemakaman Sr Katarina adalah
pemakaman yang penuh dengan pesta dan sukacita.
Segala lagu sedih dan dukacita diganti dengan lagulagu gembira dan ucapan syukur: bagi Sr Katarina,
bagi Santa Perawan Maria dari Medali Wasiat, dan
bagi Allah yang demikian Mengasihi kita.
Pada tahun 1933, lima puluh tujuh tahun
setelah St Katarina dimakamkan, makamnya
dibongkar. Mereka mendapati jenasah St Katarina
dalam keadaan segar sama seperti pada saat ia
dimakamkan. Matanya tetap biru dan indah, kedua
belah tangan dan kakinya lemas dan tidak kaku,
seolah-olah ia sedang tidur. Jenasah St Katarina
dibaringkan dalam peti kaca dan ditempatkan dekat
altar Kapel di 140 Rue du Bac, Paris, tempat di
mana Bunda Maria menampakkan diri kepadanya.
Jika kalian mengunjungi Kapel Penampakan, kalian
dapat memandang wajah serta bibir St Katarina;
bibir yang telah menyimpan rahasia besar selama
empat puluh enam tahun, rahasia yang telah
menggoncangkan dunia. Pada tanggal 27 Juli 1947
Sr. Katarina dinyatakan sebagai santa oleh Paus Pius
XII. Pestanya dirayakan pada tanggal 28 November,
509
sehari setelah Pesta Santa Perawan Maria dari
Medali Wasiat.
"O Maria, yang dikandung tanpa dosa, doakanlah
kami yang berlindung padamu.”
KATARINA dari SWEDIA (1332-1380)
Menggantikan ibunya, yaitu Santa Birgitta,
sebagai pimpinan biara.
P: 24 maret
KATERINA FIESCHI (1447-1510)
Menikah dengan pria yang mudah naik pitam
dan tidak setia. Mereka hidup berfoya-foya di Genoa
Italia. Tiba-tiba Katerina bertobat (lalu suaminya
menyusul juga) dan kemudian mencurahkan segala
tenaga dan pikirannya untuk merawat orang sakit.
Ia menerima karunia misits. Ia berpuasa keras
sebagai tanda asli pertobatannya
L: hati bernyala dengan salib; P: 15 Nopember
BEATA KATERI TEKAKWITHA (1656-17
April 1680)
Kateri dilahirkan pada tahun 1656 di sebuah
dusun dekat Auriesville, di wilayah New York, di
mana sekitar sepuluh tahun yang silam St Isaac
Jogues - seorang misionaris Yesuit yang bersama
kawan-kawannya mewartakan Injil kepada orangorang Indian - wafat sebagai martir. Ayahnya
seorang Kepala Suku Mohawk dan ibunya seorang
510
Kristen dari suku Algonquin. Ketika Kateri berusia
empat tahun, wabah cacar menyerang dusun
mereka sehingga kedua orangtua serta adik lakilakinya meninggal dunia. Kateri berhasil selamat,
tetapi penglihatannya menjadi terganggu dan
wajahnya menjadi bopeng karena luka-luka bekas
cacar. Karena penglihatannya kurang baik, Kateri
sering menabrak barang-barang di sekitarnya
sehingga ia diberi julukan `Tekakwitha' (artinya: dia
yang sering menabrak barang-barang). Kateri
dipelihara oleh bibi dan pamannya, seorang Kepala
Suku Kelompok Kura-kura.
Dalam suatu kesempatan, pamannya
mendapat kunjungan tiga orang misionaris Yesuit.
Kateri mulai menerima pengajaran iman dan pada
hari Minggu Paskah tanggal 5 April 1676, Kateri
dibaptis oleh Pater Jacques de Lamberville, seorang
imam Perancis. Kateri berkaul untuk hidup murni.
Dusun di mana ia tinggal bukanlah suatu masyarakat
Kristen. Sesungguhnya, di perkampungannya, tidak
ada seorang Kristen pun. Keluarganya dan orangorang Indian lainnya tidak dapat menerima
pilihannya untuk tidak menikah. Mereka mencemooh
511
Kateri dan sebagian dengki kepadanya sebab ia tidak
bekerja pada hari Minggu. Kateri tetap teguh pada
pendiriannya. Ia berdoa rosario setiap hari, bahkan
meski sementara mereka mengejeknya. Ia berlatih
kesabaran dan menderita diam-diam. Tetapi,
keadaan makin memburuk. Orang-orang semakin
keras memperlakukannya hingga tindakan mereka
cenderung mengarah ke penganiayaan. Kateri
menerima semua perlakuan tersebut dengan
semangat cinta kasih, bahkan terhadap semua orang
yang bermaksud jahat kepadanya. Pater Jacques
amat mengkhawatirkan keselamatan Kateri sehingga
ia menasehati Kateri untuk segera meninggalkan
Kelompok Kura-kura dan bergabung dengan
Kelompok Indian Kristen di dusun Caughnawaga,
Canada yang disebut Kelompok Misi St. Fransiskus
Xaverius. Agar dapat sampai ke sana, Kateri harus
berjalan dengan kaki telanjang menempuh
perjalanan sejauh 200 mil (± 322 km) melewati
daerah-daerah yang masih liar.
Di tempat pengungsian, pada Hari Raya Natal
1677, Kateri menyambut Komuni Pertama. Betapa
hari yang membahagiakan. Pater Pierre Cholonec,
seorang Yesuit, membimbing kehidupan rohaninya.
Kateri dan seorang perempuan Iroquois bernama
Anastasia hidup sebagai seorang Kristiani yang
penuh sukacita dan murah hati. Mereka
membaktikan seluruh hidup mereka bagi Yesus
dengan merawat orang-orang tua dan orang-orang
miskin. Kateri dikenal karena kelembutan, kebaikan
hati serta keramahannya. Pada tanggal 25 Maret
1679, Kateri mengucapkan kaul keperawanan.
Namun, penderitaan Kateri masih terus
berlanjut. Kesehatannya makin memburuk; ia sering
menderita sakit kepala juga sakit perut yang hebat.
Segala penderitaan itu ditanggungnya dengan sabar
512
hingga wafatnya pada tanggal 17 April 1680, satu
bulan sebelum ulang tahunnya yang ke-25, dengan
kata-kata terakhir “Yesus dan Maria" terucap di
bibirnya. Ketika Kateri wafat, imam dan semua yang
hadir menyaksikan suatu mukjizat. Saat jiwa Kateri
yang suci itu meninggalkan dunia, wajahnya yang
dulu bopeng berubah menjadi bersih dan
memancarkan kecantikan jiwanya. Kateri
dimakamkan di Quebec, Canada.
Tepat tiga ratus tahun kemudian, pada
tanggal 22 Juni 1980, Kateri Tekakwitha
dimaklumkan sebagai “beata” oleh Paus Yohanes
Paulus II. Karena kesucian hidupnya, Kateri
mendapat gelar "Bunga Lili dari Mohawk". Pestanya
dirayakan pada tanggal 14 Juli. Beata Kateri
Tekakwitha adalah pelindung bagi mereka yang
diolok-olok oleh karena cacat atau kekurangan
mereka.
BEATA KATHARINA DREXEL
(26 November 1858-3 Maret 1955)
Beata Katharina dilahirkan di Philadelphia,
Pennsylvania, Amerika Serikat pada tanggal 26
November 1858. Ibunya
meninggal dunia ketika ia masih
bayi. Ayahnya menikah dengan
seorang wanita mengagumkan
bernama Emma. Emma merawat
anak kandungnya sendiri,
Louise. Ia juga merawat dengan
kasih sayang kedua gadis kecil
anak-anak Bapak Drexel dari
perkawinannya terdahulu.
Gadis-gadis kecil itu adalah
Elizabet dan Katharina. Mereka
513
menikmati masa kecil yang indah. Meskipun
keluarga mereka kaya, mereka diajar untuk
mengasihi sesama. Mereka diajar untuk terutama
memberikan perhatian kepada mereka yang miskin.
Dengan cara demikian mereka dapat menyatakan
cinta mereka kepada Tuhan.
Ketika Katharina tumbuh dewasa, ia menjadi
gadis Katolik yang aktif. Ia murah hati dengan
waktu, tenaga serta uangnya. Ia sadar bahwa
Gereja mempunyai banyak kebutuhan. Ia
memberikan tenaga serta hartanya kepada mereka
yang miskin, mereka yang terlupakan. Karya
kasihnya bagi Yesus dilakukannya di antara orangorang Afrika Amerika dan pribumi Amerika. Pada
tahun 1891, Katharina membentuk suatu komunitas
misionaris religius yang disebut Suster-suster dari
Sakramen Mahakudus. Sejak itu Katharina dikenal
sebagai Moeder Katharina.
Para biarawati dalam ordonya memusatkan
hidup mereka pada Yesus dalam Ekaristi. Mereka
membaktikan diri, dengan segala cinta serta bakatbakat mereka, bagi orang-orang Afrika dan pribumi
Amerika. Moeder Katharina memperoleh bagian
warisan keluarganya. Ia mempergunakan harta yang
diperolehnya itu bagi kepentingan karya cinta kasih
yang mengagumkan. Ia beserta para biarawatinya
membuka sekolah-sekolah, biara-biara serta gerejagereja misionaris. Pada tahun 1925, mereka
mendirikan Universitas Xaverius di New Orleans.
Sepanjang hidupnya yang panjang, yang
menghasilkan buah-buah melimpah, Moeder
Katharina menghabiskan jutaan dollar harta keluarga
Drexel bagi karya-karya menakjubkan yang ia serta
para biarawatinya lakukan bagi mereka yang miskin.
Ia percaya bahwa ia menemukan Yesus sungguh
hadir dalam Ekaristi. Demikian juga, ia menemukan
514
Yesus sungguh hadir dalam orang-orang Afrika dan
pribumi Amerika yang dilayaninya dengan penuh
kasih.
Moeder Katharina wafat pada tanggal 3 Maret
1955, pada usia sembilanpuluh tujuh tahun. Ia
dinyatakan sebagai `beata' oleh Paus Yohanes
Paulus II pada tanggal 20 November 1988.
SANTO KAYETANUS (1480-7 Agustus
1547)
Kayetanus dilahirkan di Vicenza, Italia, pada
tahun 1480, sebagai putera seorang bangsawan. Ia
menyelesaikan studinya di
Universitas Padua dalam
bidang hukum. Kemudian, ia
bekerja di kantor kepausan
di Roma. Kayetanus
ditahbiskan sebagai imam
pada tahun 1516. Ia kembali
ke Vicenza, kota asalnya.
Walau sanak-saudaranya
yang kaya menentang,
Kayetanus menggabungkan
diri dengan sekelompok
lelaki yang sederhana dan
bersahaja, yang
membaktikan hidup mereka untuk menolong orangorang yang sakit dan yang miskin papa. St
Kayetanus biasa menjelajahi seluruh penjuru kota
guna mencari mereka yang malang dan melayani
mereka dengan tangan-tangannya sendiri. Ia
membantu pula di rumah sakit merawat pasienpasien dengan penyakit-penyakit yang paling
menjijikkan. Di kota-kota lain juga ia melakukan
karya belas kasih yang sama.
515
Santo Kayetanus senantiasa mendorong
semua orang untuk menyambut Komuni Kudus
sesering mungkin. “Aku tak akan bahagia,” katanya,
“hingga aku melihat umat Kristiani berduyun-duyun
menyambut Roti Hidup dengan antusias dan penuh
sukacita, bukan dengan takut-takut ataupun malu.”
Bersama tiga orang kudus lainnya, Santo Kayetanus
mendirikan suatu ordo religius bagi para imam yang
disebut “Theatines”. Ordo mereka membaktikan diri
dengan menyampaikan khotbah kepada sebanyak
mungkin orang. Mereka mendorong umat untuk
sesering mungkin menerima Sakramen Tobat dan
menyambut Komuni Kudus; mereka merawat orangorang sakit dan melakukan karya-karya belas kasih
lainnya.
Kayetanus wafat dalam usia enampuluh tujuh
tahun. Dalam sakitnya yang terakhir, ia
membaringkan diri di atas papan-papan yang keras,
meskipun dokter berulangkali menasehatinya untuk
tidur di atas kasur yang lebih empuk. “Jururselamatku wafat di kayu salib,” katanya. “Biarkan aku,
setidak-tidaknya mati di atas papan kayu.”
Kayetanus wafat pada tanggal 7 Agustus 1547 di
Naples. Ia dinyatakan kudus oleh Paus Klemens X
pada tahun 1671.
Kayetanus (1480-1547), uskup di Tiene Italia,
pendiri Ordo Imam Teatin; P: 7 Agustus.
“Walau segenap para kudus dan segala makhluk
meninggalkan
engkau,
Ia
akan
senantiasa
mendampingimu, apapun yang engkau butuhkan.” ~ St
Kayetanus
SANTO KENNETH
Santo Kenneth, yang terkadang disebut
Santo Canice atau Santo Kenny, hidup pada abad
516
keenam. Ia dilahirkan di Irlandia dan terkenal baik di
Irlandia maupun di Skotlandia. Ayahnya adalah
seorang penyanyi profesional balada dan kisah-kisah
dalam lagu. Sebagai pemuda, Kenneth pergi ke
Wales untuk mengikuti pendidikan imam. Gurunya
adalah Santo Cadoc. Setelah ditahbiskan sebagai
imam, ia pergi mengunjungi Roma. Kemudian ia
kembali ke Irlandia untuk belajar di sekolah Santo
Finnian. Kenneth bersahabat baik dengan tiga santo
Irlandia lainnya: Santo Kieran, Santo Comgall dan
Santo Kolumbanus.
Setelah berkhotbah di segenap penjuru
Irlandia, Santo Kenneth pergi bersama Santo
Kolumbanus ke Skotlandia dalam suatu misi
menghadap Raja kafir Brude. Ketika raja dengan
berang menghunus pedangnya untuk menikam
kedua misionaris, dikisahkan bahwa Santo Kenneth
membuat tanda salib, dan suatu mukjizat pun
terjadi. Tangan raja sekonyong-konyong lumpuh,
dan kedua kudus kita terselamatkan. Santo Kenneth
dan Santo Kolumbanus senantiasa bersahabat karib.
Suatu ketika Santo Kolumbanus sedang berlayar
bersama beberapa teman. Santo Kenneth berada
jauh di biaranya di Irlandia. Sekonyong-konyong
Kenneth tersadar bahwa Kolumbanus sedang berada
dalam bahaya maut di samudera raya. Ia melompat
dari meja makan dan berlari ke gereja untuk berdoa
bagi sahabat terkasihnya itu. Di lautan, Kolumbanus
berseru kepada teman-temannya yang ketakutan,
“Jangan takut! Tuhan akan mendengarkan doa
Kenneth. Sekarang ia sedang berlari ke gereja
dengan hanya satu sepatu untuk berdoa bagi kita!”
Dan sebagaimana dikatakannya, mereka pun
selamat.
Santo Kenneth mendirikan beberapa biara
dan mempertobatkan banyak orang menjadi
517
percaya. Ia menjadi terkenal karena khotbahnya
yang berkobar-kobar tentang Injil. Terlebih lagi, ia
menjadi terkenal karena jalan sempurna di mana ia
sendiri mengamalkan ajaran-ajaran Yesus.
KEVIN († 618)
Pendiri dan pemimpin biara di Irlandia ini
menyelenggarakan sekolah yang terkenal. P: 3 Juni
KHARITON († 350)
Ketika berziarah ke Yerusalem ia disergap
penyamun. Namun ia mentobatkan mereka dan
mengubah gua mereka menjadi biara, yaitu Laura
Pharan (Palestina).
P: 28 September
KILIAN († 689)
Adalah uskup kebangsaan Irlandia yang
bersama imam Kolonat dan diakon Totnan pergi
sebagai misionaris ke Wrzburg Jerman untuk
mengkristenkan suku Franken. Mereka dibunuh atas
perintah ratu, karena mencela perkawinan ratu
dengan kakak suaminya yang sudah meninggal.
P: 8 Juli
KIM (1821-1846)
Imam Katolik Korea pertama yang dibaptis
dengan nama Andreas ini sangat pandai dan berani.
Ia ditangkap dan dipenggal di Seoul karena giat
menyebarkan Injil.
P: 5 Juli
518
SANTA KLARA dari ASSISI (1193-11
Agustus 1253)
Klara dilahirkan sekitar tahun 1193 di Assisi,
Italia. Ia hidup pada jaman Santo Fransiskus dari
Assisi. Klara menjadi pendiri suatu ordo religius para
biarawati yang disebut “Ordo Santa Klara (Klaris),
OSCl” Ketika Klara berusia delapan belas tahun, ia
mendengarkan khotbah Santo Fransiskus. Hatinya
berkobar dengan suatu hasrat yang kuat untuk
meneladaninya. Ia juga ingin hidup miskin serta
rendah hati demi Yesus. Jadi suatu malam, ia
melarikan diri dari rumahnya. Di sebuah kapel kecil
di luar kota Assisi, Klara
mempersembahkan
dirinya kepada Tuhan.
Santo Fransiskus
menggunting rambutnya
dan memberinya sehelai
jubah coklat kasar untuk
dikenakannya. Untuk
sementara waktu, Klara
tinggal bersama para
biarawati Benediktin
hingga biarawati lainnya
bergabung dengannya.
Orangtua Klara
mengupayakan segala
usaha untuk
membawanya pulang ke rumah, tetapi Klara tidak
mau kembali. Tak lama kemudian Agnes, adiknya
yang berusia lima belas tahun, bergabung
dengannya. Para gadis yang lain pun ingin pula
menjadi pengantin Kristus. Jadi, sebentar saja sudah
terbentuklah suatu komunitas religius kecil.
Santa Klara dan para biarawatinya tidak
mengenakan sepatu. Mereka tidak pernah makan
519
daging. Mereka tinggal di sebuah rumah sederhana
dan tidak berbicara hampir sepanjang waktu. Namun
demikian, para biarawati itu amat bahagia karena
mereka merasa Yesus dekat dengan mereka. Suatu
ketika sepasukan tentara yang beringas datang
untuk menyerang Assisi. Mereka telah
merencanakan untuk menyerang biara terlebih
dahulu. Meskipun sedang sakit parah, Santa Klara
minta untuk dibopong ke altar. Ia menempatkan
Sakramen Mahakudus di tempat di mana para
prajurit dapat melihat-Nya. Kemudian Klara berlutut
serta memohon kepada Tuhan untuk
menyelamatkan para biarawati. “Ya Tuhan, sudilah
melindungi para biarawati yang saat ini tidak dapat
aku lindungi,” doanya. Suatu suara dari hatinya
terdengar berbicara: “Aku akan selalu menempatkan
mereka dalam perlindungan-Ku.” Bersamaan dengan
itu, suatu kegentaran hebat meliputi para prajurit
dan mereka segera lari pontang-panting.
Santa Klara menjadi priorin (=pemimpin) di
biaranya selama empat puluh tahun. Dua puluh
sembilan tahun dari masa itu dilewatkannya dengan
menderita sakit. Meskipun demikian, Santa Klara
mengatakan bahwa ia penuh sukacita sebab ia
melayani Tuhan. Sebagian orang khawatir para
biarawati tersebut menderita sebab mereka teramat
miskin. “Kata mereka kita ini terlalu miskin, tetapi
dapatkah suatu hati yang memiliki Allah yang
Mahakuasa sungguh-sungguh miskin?” Santa Klara
wafat pada tanggal 11 Agustus 1253. Hanya dua
tahun kemudian ia dinyatakan kudus oleh Paus
Alexander IV.
Klara dari Assisi (1193-1253), pendiri Ordo
Klaris, lahir dan meninggal di Assisi; A: terang,
cerah (L); B: Claire; L: seorang suster
membawa mostrans; P: 11 Agustus
520
“Pergilah dalam damai; engkau telah mengikuti jalan yang
benar; pergilah dengan penuh keyakinan, sebab Penciptamu telah menguduskanmu, telah memeliharamu terusmenerus, dan telah mengasihimu dengan segala
kelembutan bagaikan seorang ibu terhadap anaknya. Oh
Tuhan, terberkatilah Engkau karena telah menciptakan
aku.” ~ Santa. Klara
KLARA GAMBACORTA OP (1362-1419)
Pada umur tujuh tahun telah dinikahkan.
Setahun kemudian ia sudah menjanda. Lalu Klara
masuk biara Dominikanes. Akhirnya ia berhasil
mendirikan biara cabang dengan aturan yang amat
keras dan berusaha giat memperbaharui ordo.
P: 17 April
KLAUDIA (abad ke-1)
Adalah wanita Kristen di Roma yang menitip
salam kepada Timotius lewat surat S. Paulus. (2 Tim
4, 21)
KLAUDIUS (abad ke-7)
Adalah seorang abbas di Perancis.
P: 6 Juni
KLAUDIUS LA COLOMBIER SJ (1642-1682)
Adalah pengkotbah ulung di Inggris dan
Perancis. Ia memberikan dukungan besar kepada
Santa Margareta Maria Alacoque dalam usaha
memajukan penghormatan terhadap Hati Kudus
Jesus.
521
P: 15 Februari
SANTO KLAUS / NIKOLAUS (1417-1487)
Petani dan ayah dari 10 anak di Flueli ini
sangat dihormati, karena keahliannya sebagai
penasehat politik dan kemiliteran. Namun akhirnya
ia mengundurkan diri dan menjadi pertapa. Ia
dikaruniai rahmat mistik. Selama 19 tahun Klaus
hanya hidup dari komuni kudus saja. Dari
pertapaannya Klaus tetap memberi nasehat kepada
para pemintanya. Berkat kepintarannya berdiplomasi
Swis tidak terpecah menjadi dua Negara. Maka ia
dihormati sebagai santo pelindung nasional dan
‘bapa negara’ Swiss.
P: 25 September
KLEMENS
Sebuah perahu yang sarat penuh muatan,
membuang sauh di pantai pulau Krimea, Laut Hitam.
Muatannya bukanlah komoditi export, melainkan
orang-orang Kristen Roma yang ditangkap dan di
hukum kerja paksa menggempur dan mengusung
batu-batu besar. Pekerjaan mereka berat, namun
makanan dan waktu istirahat sangat sedikit. Di
antara para pekerja rodi itu terdapat seorang yang
sudah lanjut usia. Tetapi ia bekerja dengan rajin
tanpa mengeluh. Bahkan ia masih menghibur dan
membesarkan hati teman-temannya dengan
mengisahkan penderitaan Jesus. Hal ini pastilah
tidak luput dari pengawasan para tentara. Karena
dianggap membahayakan, maka dengan paksa
mereka mengikat orang tua itu pada sebuah
jangkar, lalu menenggelamkannya ke Laut Hitam.
522
Orang tua itu adalah Klemens yang
dipandang sebagai pengganti Petrus yang ketiga,
setelah Santo Linus dan Santo Kletus (Anakletus).
Keduanya dihormati sebagai martir, Santo Linus juga
disebut-sebut dalam surat S. Paulus kepada S.
Timotius (2 Tim 4, 21). Tidak banyak yang diketahui
dari riwayat hidup Santo Klemens ini. Tetapi Santo
Ireneus mengatakan, bahwa: ‘Klemens masih
melihat dan bergaul dengan para Rasul.’ Ada pula
yang menyamakannya dengan Klemens seperti
disebut dalam Surat Santo kepada jemaat Filipi
(4,3).
Bagaimanapun juga, Klemens terkenal
dengan suratnya yang dikirim sebagai uskup Roma
kepada umat di Korintus. Kala itu orang Kristen di
Korintus berontak terhadap uskup mereka. Surat
Klemens itu merupakan surat pertama yang
memperlihatkan campur tangan seorang uskup
Roma terhadap keuskupan lain. Selain itu juga
merupakan contoh perhatian patoral dan teguran
kebapaan yang tegas. Surat Klemens diterima baik
oleh umat Korintus dan bertahun-tahun lamanya
dijadikan bacaan pada perayaan ibadat di banyak
gereja. Karena itulah Klemens dianggap sbagai
Bapak Apostolik yang pertama.
Klemens (akhir abad ke-1), paus dan martir;
A: lemah lembut (L); L: jangkar; P: 23
Nopember
KLEMENS († 916)
Melanjutkan misi Santo Sirilus dan Santo
Metodius dia antara bangsa Slav, khususnya di
Bulgaria. Uskup ini terkenal sebagai penulis bukubuku dalam bahasa Slavia kuno.
P: 17 Juli
523
KLEMENS MARIA HOFBAUER CSSR (17511820)
Adalah pengkotbah yang terkenal dan
pembela Gereja terhadap tuntutan Negara di
Austria. Semula imam ini menjadi tukang roti.
P: 15 Maret
KLEOFAS (abad ke-1)
Ialah salah seorang dari 72 murid Jesus yang
mengalami penampakan dalam perjalanan ke Emaus
pada malam Paskah pertama (lih. Lukas 24, 13-35).
P: 25 September
PAUS KLETUS († 89)
Atau disebut juga Anakletus adalah uskup
Roma ketiga yang mati sebagai martir.
P: 25 April
KLOD (520-560)
Menolak segala hak waris atas tahta dan
memilih menjadi biarawan di St. Cloud (Versailles,
Perancis). Sebelumnya, putera raja ini hendak
dibunuh oleh pamannya. Neneknya, Klotilda,
dihormati sebagai santa juga.
P: 7 September
KLOTILDA († 545)
Adalah puteri raja Burgundia. Ia menuntut
dari calon suaminya, raja Klodwig dari Franken yang
masih kafir, supaya tetap diperbolehkan
524
melaksanakan kewajiban agamanya. Ketika anak
sulung mereka meninggal sesudah pembaptisannya,
raja hamper membatalkan janjinya. Namun berkat
kesabaran dan budi bahasa Klotilda yang baik, raja
menjadi Kristen juga setelah memenangkan
pertempuran atas musuhnya.
P: 3 Juni
SANTA KOLETA (1380-1447)
Dilahirkan pada tahun 1380, bayi perempuan
itu diberi nama Nikoleta untuk menghormati Santo
Nikolaus dari
Myra.
Orangtuanya yang
penuh kasih
sayang
memanggilnya
Koleta sejak ia
masih bayi. Ayah
Koleta adalah
seorang tukang
kayu di sebuah
biara di Picardy.
Koleta seorang
gadis yang
pendiam dan rajin
bekerja. Ia
memberikan
banyak bantuan kepada ibunya dalam melakukan
pekerjaan rumah tangga. orangtuanya
memperhatikan bahwa puteri mereka senang
berdoa, ia juga seorang yang peka serta penuh belas
kasihan.
525
Ketika Koleta berusia tujuhbelas tahun, kedua
orangtuanya meninggal dunia. Gadis itu kemudian
diserahkan di bawah asuhan pemimpin biara di
mana ayahnya dulu bekerja. Koleta meminta dan
mendapatkan sebuah gubug kecil yang dibangun di
samping gereja biara. Koleta tinggal di sana. Ia
menghabiskan waktunya dengan berdoa dan
melakukan silih bagi Gereja Kristus. Semakin lama
semakin banyak orang mengetahui perihal gadis
kudus ini. Mereka datang kepadanya untuk meminta
nasehatnya dalam masalah-masalah penting.
Mereka tahu bahwa Koleta seorang yang bijaksana
oleh sebab hidupnya dekat dengan Tuhan. Koleta
menerima semua orang dengan kelemahlembutan.
Di akhir kunjungan, ia akan berdoa agar para
tamunya menemukan kedamaian hati.
Koleta adalah anggota Ordo Ketiga St.
Fransiskus. Ia tahu bahwa ordo religius bagi para
wanita yang mengikuti cara hidup St. Fransiskus
adalah Ordo Santa Klara. Ordo tersebut diberi nama
sesuai dengan pendiri ordo mereka, St. Klara, yang
adalah pengikut St. Fransiskus. Pada masa Koleta
hidup, Ordo Santa Klara perlu kembali ke tujuan
awal ordo mereka. St. Fransiskus dari Asisi
menampakkan diri kepada Koleta serta memintanya
untuk mengadakan pembaharuan dalam Ordo St.
Klara. Tentu saja Koleta amat terkejut dan takut
oleh sebab tugas yang demikian berat itu. Tetapi, ia
percaya akan belas kasih Tuhan. Koleta pergi
mengunjungi biara-biara St. Klara. Ia membantu
para biarawati Klaris untuk hidup lebih sederhana
dan meluangkan lebih banyak waktu untuk berdoa.
Ordo St. Klara memperoleh semangat dari cara
hidup St. Koleta. St. Koleta memiliki devosi yang
mendalam kepada Yesus dalam Ekaristi. Ia juga
seringkali mengadakan waktu untuk merenungkan
526
sengsara serta wafat Kristus. Ia amat mencintai
Yesus dan panggilan religiusnya. Koleta tahu dengan
pasti kapan dan di mana ia akan meninggal. Ia
wafat di salah satu biaranya di Ghent, Flanders,
pada tahun 1447 dalam usia enampuluh tujuh
tahun. Koleta dinyatakan kudus pada tahun 1807
oleh Paus Pius VI.
P: 7 Februari
KOLUMBA dan PAMPOSA († 853)
Biara dua suster Benediktin ini dihancurkan
oleh Sultan Muhammed I dari Cordoba Spanyol.
Semua suster melarikan diri, kecuali Kolumba yang
mengakui sebagai suster dan akhirnya dipenggal.
Lalu Pamposa menghadap Sultan untuk
mentobatkannya, tetapi mengalami nasib yang
sama.
A: Kolumba = merpati; Pamposa = mewah; P:
20 September
SANTO KOLUMBANUS (543-23 November
615)
Kolumbanus, biarawan misionaris Irlandia
yang paling terkenal ini, hidup pada abad ketujuh.
Semasa kanak-kanak ia mengenyam pendidikan
yang baik. Ketika remaja, ia memutuskan untuk
menjadi seorang biarawan. Ibunya tak dapat tahan
akan pikiran bahwa puteranya ini akan
meninggalkannya. Namun demikian, Kolumbanus
merasakan panggilan yang amat kuat untuk
melayani Tuhan dalam keheningan sebuah biara.
Setelah bertahun-tahun menjadi seorang
biarawan di Irlandia, Kolumbanus dan duabelas
527
biarawan lainnya bersiap berlayar ke Perancis. Ada
kekurangan tenaga imam di sana. Umat Perancis
terinspirasi oleh cara hidup orang-orang kudus ini.
Para biarawan hidup dalam matiraga, devosi dan
belas kasih. Banyak pemuda tertarik pada cara hidup
yang saleh ini. Mereka datang dan mohon bergabung
dengan para biarawan. Segera saja para biarawan
membangun biara-biara lain sebagai tempat tinggal
segenap pengikut Santo Kolumbanus. Tetapi, ada
sebagian orang yang beranggapan bahwa peraturanperaturan biarawan ini terlalu keras. Santo
Kolumbanus juga harus menghadapi bahaya ketika
ia memperingatkan raja atas dosa-dosanya. Sebagai
akibat, ia dan para biarawan Irlandia harus angkat
kaki dari Perancis. Santo Kolumbanus, meski telah
cukup tua, masih berusaha mewartakan kabar
gembira kepada orang-orang yang belum mengenal
Tuhan di Switzerland.
Ketika usianya telah tujuhpuluh tahun, ia
pergi ke Italia dan membela iman melawan serangan
bidaah Arian. Dalam surat-suratnya kepada Paus St
Bonifasius IV, St Kolumbanus memaklumkan bakti
setia kepada Bapa Suci. “Kami semua orang-orang
Irlandia, yang tinggal di bagian dunia yang paling
jauh,” tulisnya, “terikat kepada Tahta Suci Santo
Petrus.” Ia menyebut paus sebagai “pemimpin dari
para pemimpin.” Di tahun-tahun akhir hidupnya,
Santo Kolumbanus membangun sebuah biara besar
di Bobbio, Italia. Ia wafat di sana pada tanggal 23
November 615. Setelah wafatnya, baik orang-orang
Irlandia maupun orang-orang Italia membaktikan
diri pada karya misioner yang mengagumkan ini.
A: merpati (L); L: seekor beruang (karena ia
senang berjuang tanpa mengenal lelah); P: 23
Nopember
528
KONON (abad ke-3)
Adalah tukang kebun yang bersama anaknya
bernama Konon juga mati sebagai saksi iman di
Ikonion Yunani.
P: 29 Mei
KONRAD (906-976)
Uskup ini sedang merayakan Ekaristi. Pada
waktu komuni, ia menyantap hosti kudus dengan
khidmat. Kemudian ia mengangkat piala. Tiba-tiba ia
terhenti dan tertegun mengamati piala. Dalam piala
berisi anggur itu terdapat seekor laba-laba besar
yang amat berbisa. Tetapi beberapa saat kemudian,
uskup itu meminum Darah Kristus sampai tuntas.
Dalam telinganya nyaring terngiang-ngiang sabda
Jesus ketika mengutus para rasul supaya mewartaka
Kabar Gembira ke penjuru bumi: “Sekalipun kamu
meminum racun, namun kamu tak akan mendapat
celaka.”
Konrad, demikianlah nama uskup itu. Ia
memimpin keuskupan Konstanz di tepi danau besar
antara Jerman dan Swiss. Masa mudanya biasa saja,
tiada hal-hal yang istimewa. Ia mendapatkan
pendidikan yang baik dan setelah ditahbiskan
menjadi imam, Konrad dipercaya mengurus
keuskupan. Ketika uskup wafat, dialah yang terpilih
menggantikannya. Sebagai uskup, Konrad
membimbing para imam dan umatnya melalui
teladan dan ajaran. Ia sungguh-sungguh seorang
gembala yang rajin. Banyak rumah khusus untuk
kaum miskin, orang sakit dan para peziarah didirikan
oleh Konrad. Selain itu, ia juga membangun banyak
gereja baru dan melayani sesame manusia tanpa
pamrih, tanpa mengenal lelah, demi keselamatan
jiwa umatnya. Tiga kali ia berziarah ke Tanah Suci.
529
Konrad (906-976), uskup. L: piala yang di
dalamnya terdapat serangga berbisa; P: 26
Nopember.
KONRAD OFM CAP (1818-1894)
Adalah bruder penjaga pintu biara di
Altoetting Jerman yang selalu siap membantu
peziarah dan orang miskin.
P: 21 April
KONSTANTIUS OP (1410-1481)
Adalah mahaguru dan pembesar biara yang
membaharui hidup biara.
P: 25 Februari
KORBINIANUS († 730)
Uskup keliling untuk mengkristenkan suku
Bayern Jerman yang masih biadab.
P: 9 September
KORDULA
Adalah teman dari Santa Ursula yang dibunuh
bersama-sama.
P: 21 Oktober
KORNELIA (abad ke-3)
Ketika hakim menanyakan apakah ia dan lima
temannya beragama Kristen, perawan dan martir di
Tunisia ini menjawab dengan tegas: “Kamilah orang
Kristen dan akan tetap demikian!” Akibatnya,
mereka berenam dipenggal.
530
B: Nelly dan Cony; P: 21 Maret
KORNELIUS (abad ke-1)
Adalah perwira Romawi yang dibaptis oleh
Santo Petrus (Kis. Ras. 10 dan 15). Dialah orang
bukan Yahudi pertama tanpa disunat dahulu yang
diterima dalam Gereja.
P: 2 Februari
SANTO PAUS KORNELIUS († 253) & SANTO
SIPRIANUS († 14 September 258)
Santo Paus Kornelius
Pada pertengahan abad ketiga, Gereja masih
mengalami penganiayaan. Penganiayaan yang kejam
dalam masa
pemerintahan
Kaisar Decius
telah
merenggut
nyawa Paus St.
Fabianus.
Gereja tidak
memiliki paus
selama hampir
satu tahun
lamanya.
Seorang imam
kudus dari
Roma, Kornelius, dipilih menjadi Bapa Suci pada
tahun 251. Kornelius menerima tugas tersebut, oleh
sebab ia sangat mencintai Kristus. Ia rela melayani
Gereja sebagai seorang paus, meskipun
pelayanannya itu membahayakan jiwanya. Karena
531
itulah Paus Kornelius amat dikagumi di seluruh
dunia. Teristimewa para Uskup Afrika secara terangterangan menyatakan cinta dan kesetiaan mereka
kepada paus. Uskup Siprianus dari Kartago
mengirimkan kepada bapa suci surat-surat yang
membangkitkan semangat serta menyatakan
dukungan.
Santo Siprianus
Siprianus dibaptis sebagai pengikut Kristus
pada usia empat puluh lima tahun. Ia mengherankan
umat Kristiani di Kartago
dengan mengucapkan kaul
kemurnian sesaat sebelum
dibaptis. Beberapa waktu
kemudian, Siprianus
ditahbiskan sebagai imam
dan pada tahun 249
sebagai uskup. Penuh
semangat Uskup Siprianus
membesarkan hati Paus
Kornelius dengan
mengingatkannya bahwa
selama masa
penganiayaan yang sedang
berlangsung di Roma itu, tidak ada seorang umat
Kristiani pun yang mengingkari imannya. Tulisantulisan St. Siprianus menjelaskan tentang kasih yang
harus dimiliki umat Kristiani bagi persatuan Gereja.
Kasih ini haruslah juga diperuntukkan bagi paus,
para uskup serta para imam, baik di keuskupankeuskupan maupun di paroki-paroki. Siprianus juga
menulis sebuah thesis tentang persatuan Gereja.
Topik yang diangkatnya itu tetap menjadi topik
penting di sepanjang masa, termasuk masa
sekarang.
532
Paus Santo Kornelius wafat dalam
pengasingan di pelabuhan Roma pada bulan
September tahun 253. Oleh sebab ia harus
menanggung penderitaan yang luar biasa sebagai
seorang paus, maka ia dinyatakan sebagai martir.
Santo Siprianus wafat lima tahun kemudian dalam
masa penganiayaan Valerianus. Ia dipenggal
kepalanya di Kartago pada tanggal 14 September
258. Pesta kedua orang kudus ini dirayakan
bersama-sama untuk mengingatkan kita akan
pentingnya persatuan Gereja. Persatuan Gereja
adalah tanda kehadiran Yesus yang adalah Kepala
Gereja.
P: 16 September
SANTO KOSMAS & SANTO DAMIANUS (†
303)
Kedua martir ini adalah sepasang saudara
kembar dari Siria yang hidup pada abad keempat.
Mereka berdua merupakan
siswa-siswa yang sangat
terkenal dalam bidang ilmu
pengetahuan dan keduanya
menjadi dokter yang hebat.
Kosmas dan Damianus
memandang setiap pasien
sebagai saudara dan
saudari dalam Kristus.
Karena itu, mereka
memberikan perhatian
besar kepada mereka
semua dan melakukan yang
terbaik dengan segenap
kemampuan mereka.
Betapa pun banyaknya
533
perhatian yang harus mereka curahkan terhadap
seorang pasien, baik Kosmas maupun Damianus,
tidak pernah menerima uang sebagai imbalan atas
pelayanan mereka. Sebab itu, mereka diberi nama
julukan dalam bahasa Yunani artinya “tanpa uang
sepeser pun”.
Setiap ada kesempatan, kedua orang kudus
ini akan bercerita kepada para pasiennya tentang
Yesus Kristus, Putra Allah. Orang banyak menyukai
kedua dokter kembar ini, karenanya dengan senang
hati mereka mendengarkan. Kosmas dan Damianus
seringkali memulihkan kesehatan, baik jiwa maupun
raga, para pasien yang 534ating mohon bantuan
mereka. Ketika penganiayaan oleh Kaisar Diocletian
terhadap umat Kristiani dimulai di kota mereka,
kedua dokter ini segera ditangkap. Tak pernah sekali
pun mereka berusaha menyembunyikan cinta
mereka yang begitu besar terhadap iman Kristiani
mereka. Mereka disiksa dan dianiaya, tetapi tak ada
yang dapat memaksa mereka untuk mengingkari
iman mereka kepada Kristus. Mereka hidup bagi Dia
dan menarik begitu banyak orang kepada cinta-Nya.
Jadi, pada akhirnya, mereka berdua dijatuhi
hukuman mati pada tahun 303.
Kosmas dan Damianus (303), dokter dan
martir di Kyros (Siria); pelindung para dokter
dan apoteker; L: alat-alat kedokteran; P: 26
September
KRESENTIA HOESS (1682-1744)
Gadis miskin ini hanya diterima dalam biara,
karena desakan walikota Kaufbeuren Jerman yang
Protestan. Pembesarnya sangat jengkel, kejam dan
tidak adil terhadap suster muda ini, walaupun
Kresentia sangat sabar dan taat. Ia menerima
banyak rahmat khusus sesudah menjalani aneka
534
godaan. Ketika menjadi pembesar ia memperbaharui
seluruh biara.
P: 6 April
KRESZENZ (abad ke-1)
Adalah murid Santo Paulus (2 Tim 4, 10). A:
yang berkembang; P: 27 Juni
KRISANTUS dan DARIA († 283)
Karena Krisantus beriman Kristen, ayahnya
ingin memurtadkannya dengan bantuan seorang
imam perempuan kafir bernama Daria. Akan tetapi
diceritakan, bahwa keduanya justru jatuh cinta, lalu
bersama-sama mentobatkan banyak orang. Akhirnya
mereka ditangkap dan dikubur hidup-hidup di Roma.
P: 25 Oktober
KRISOGONUS (abad ke-4)
Adalah guru Santa Anastasia, imam dan
martir di Roma.
P: 24 Nopember
KRISPINA († 304)
Ibu yang kaya di Tebaste Afrika Utara ini
dianiaya dan dihina karena tidak mau murtad.
P: 9 Juni
KRISTIAN († 1145)
535
Rahib Sistersien di Perancis ini dikaruniai
banyak penglihatan dan hidup suci.
A: yang mengikuti Kristus; P: 27 Juli
KRISTIAN († 1245)
Adalah misionaris suku bangsa Preussen
Jerman dan uskup pertama Kulm. Ia mendirikan
banya gereja dan menginjilkan daerah yang luas.
Selama enam tahun Kristian ditahan oleh seorang
kafir.
B: Kris; P: 4 Desember
KRISTIANA (abad ke-4)
Diangkut menjadi tawanan perang ke Georgia
(Soviet Selatan). Ia mentobatkan rakyat dan raja
melalui ajaran, mukjijat dan keutamaannya.
B: Nina, Nania; P: 15 Desember
KRITINA (1435-1456)
Adalah janda muda di Spoleto Italia yang
bertobat dan bermatiraga keras karena kemewahan
duniawi yang telah dinikmatinya.
P: 13 Februari
KRISTOFERUS BUXTON (1588)
Menemui ajalnya setelah digantung di
Canterbury (Inggris) karena mengakui iman Katolik.
P: 1 Oktober
KRISTOFORUS (ABAD KE-4)
536
Adalah penginjil dan martir di Asia Kecil.
Menurut kisah kuno, sebelum dibaptis Kristoforus
hanya mau mengabdi kepada yang paling kuat.
Tetapi ia melihat, bahwa tentara dan raja yang
gagah pun takut akan setan. Maka ia mengabdi
setan. Suatu ketika ia bepergian bersama setan. Di
tengah jalan setan gemetar sewaktu melihat salib.
Kristoforus jengkel dan meninggalka dinas pada
setan. Kemudian ia mendirikan pondok kecil di
pinggir sungai dan membantu orang yang mau
menyeberang. Sebab, sungai itu tidak jinak, lagi
pula deras; sedangkan Kristoforus tinggi besar dan
kuat badannya.
Suatu hari ia kedatangan seorang anak kecil
yang minta diseberangkan. Ia mengangkat bocah itu
dan memanggulnya. Tetapi sesampai di tengah
sungai, anak itu begitu berat seakan-akan seluruh
bumi menekan bahu Kristoforus. Ia tak dapat
meneruskan penyeberangannya dan anak itu pun
berkata: “Akulah Jesus, Tuhan semesta alam dan
Raja yang paling kuat.” Dengan gembira Kristoforus
percaya akan Jesus dan menjadi pengikutNya yang
setia. Karena Kristoforus menjadi ‘pembawa
Kristus’ (itulah arti namanya), maka ia dihormati
sebagai santo pelindung lalu lintas, supaya aman.
B: Kristobal, Tobal; P: 24 Juli.
KUNIGUNDE (980-1033)
Adalah permaisuri Kaisar Heinrich II dari
Jerman. Ia menjadi suster biasa sesudah suaminya
meninggal. Pada suatu hari ia menampar abbas
biara (yang adalah keponakannya) karena enakenak makan sewaktu suster lain sedang berdoa.
Tamparan jarinya selamanya membekas pada pipi
537
abbas itu. Ia dihormati sebagai santa pelindung
anak-anak yang sakit keras.
P: 3 Maret dan atau 13 Juli
L
LADISLAUS I (1040-1095)
Berhasil mempertahankan dan
mempersatukan kerajaannya. Raja Hungaria yang
adil dan jujur ini sangat memajukan agama Katolik.
B: Ladislas, Laszlo; P: 27 Juni
LAMBERTUS (635-705)
Uskup Maastricht (Belanda) yang sangat aktif
dalam penginjilan di Brabant ini dibunuh karena
nafsu balas dendam seorang bangsawan.
L: seorang uskup yang berlutut dan ditusuk
tombak; P: 18 September
538
LANCELOT atau ANDREAS AVELLINO
(1521-1612)
Setelah ditahbiskan imam, ia bekerja dalam
pengadilan gerejani di Napoli Italia. Walaupun
ditugaskan dan telah bekerja mati-matian, namun ia
tidak berhasil menertibkan suatu biara suster-suster
yang brengsek. Maka Lancelot kemudian
memutuskan masuk Ordo Teatian. Ia menjadi
pengkotbah dan bapa pengakuan yang termasyur. Ia
diminta Santo Karolus Boromeus ikut
memperbaharui hidup Kristiani dalam keuskupan
Milano.
P: 10 Nopember
LANDRIKUS atau LANDRI († 730)
Ialah putera Santo Madelgarius yang menjadi
abbas dan uskup misionaris di Belgia.
P: 17 April
LAUDUS († 568)
Uskup ini dengan penuh semangat merasul
dan beramal di Perancis.
A: pujian (L); B: Laudo, Laud, Lo; P: 22
September
SANTO LAURENTIUS († 10 Agustus 258)
Jika kita sedang merasa uring-uringan terhadap sesuatu
yang mengganggu kita, baiklah kita mohon bantuan St.
Laurensius agar ia mendoakan kita dan membantu kita
539
agar tetap sabar dalam menanggung pencobaan. Siapakah
St. Laurensius?
Laurensius hidup pada abad ketiga. Ia adalah
salah seorang dari ketujuh Diakon Roma di bawah
Paus Santo Sixtus II. Mereka bertugas untuk
memberikan bantuan kepada fakir miskin. Pada
masa itu, umat Kristiani mengalami penganiayaan
hebat dalam pemerintahan Kaisar Valerian. Kaisar
memerintahkan agar Paus St. Sixtus II beserta
keenam diakon lainnya dijatuhi hukuman penggal,
sehingga tinggallah Laurensius seorang diri.
Sementara Paus digiring ke tempat hukuman mati,
Laurensius mengikutinya sambil menangis, “Bapa,
mengapa engkau pergi meninggalkan aku?” Paus
menjawabnya, “Aku tidak meninggalkan engkau,
anakku. Tiga hari lagi engkau akan bersamaku.”
Laurensius amat gembira karena ia juga akan
diperbolehkan menerima piala kemartiran.
Laurensius membagi-bagikan semua uang yang
masih ada padanya kepada mereka yang
membutuhkan. Ia bahkan juga menjual bejanabejana berharga milik
Gereja dan membagikan
uangnya kepada mereka
yang miskin papa.
Cornelius
Saecularis, yang pada
waktu itu menjabat
sebagai penguasa Roma,
mengira bahwa Gereja
menyimpan suatu harta
karun yang tersembunyi.
Maka Cornelius memanggil
Laurensius dan berkata
kepadanya, “Aku tahu
540
bahwa menurut ajaran kalian, kalian harus
menyerahkan kepada kaisar segala milik kaisar.
Allah-mu tidak membawa uang ke dunia ketika Ia
datang, Ia hanya membawa ajaran-Nya. Jadi,
berikanlah uangnya kepada kami, kalian boleh
menyimpan ajaran-Nya.” Cornelius juga berjanji
akan membebaskan Laurensius jika saja ia mau
menyerahkan seluruh kekayaan Gereja kepada
kaisar. Laurensius menyanggupi permintaan
Cornelius. Ia minta diberi waktu tiga hari untuk
mengumpulkan seluruh harta Gereja.
Maka, pergilah Laurensius menjelajahi kota
selama tiga hari untuk mengumpulkan orang-orang
yang sakit, fakir miskin, jompo, janda serta para
yatim piatu. Pada hari yang ketiga ia membawa
mereka semua ke hadapan penguasa Roma,
katanya, “Tuan, inilah harta karun Gereja!”
Penguasa Roma itu menjadi sangat murka.
Dalam amarahnya ia memerintahkan agar
Laurensius dijatuhi hukuman mati secara perlahan
dan kejam. Laurensius diikatkan pada panggangan
besi raksasa yang dipanaskan di atas api yang kecil
sehingga api memanggang daging tubuhnya secara
perlahan-lahan. Laurensius memang terbakar, tetapi
bukan oleh api, melainkan oleh rasa cinta yang amat
mendalam kepada Tuhan. Oleh karena itu,
Laurensius menjalani siksaannya dengan ketabahan
yang mengagumkan. Tuhan juga memberinya
kekuatan dan sukacita yang luar biasa, hingga
Laurensius masih sempat bercanda, “Balikkan
tubuhku,” katanya kepada algojo, “yang sebelah sini
sudah matang!”
Kemudian, ”Ya, sudah cukup matang
sekarang!” Sementara Laurensius terbaring sekarat,
wajahnya memancarkan sinar surgawi. Laurensius
berdoa agar penduduk kota Roma bertobat dan
541
berbalik kepada Yesus dan semoga iman Katolik
menyebar ke seluruh dunia. Usai mengucapkan
doanya, Laurensius pergi menjumpai Yesus, Paus
Sixtus dan semua para kudus di surga. Keberanian
serta ketabahan Laurensius menyentuh banyak
orang sehingga banyak penduduk Roma yang
akhirnya bertobat. St. Laurensius wafat pada
tanggal 10 Agustus tahun 258. Pestanya dirayakan
setiap tanggal 10 Agustus. Demi menghormatinya,
Kaisar Konstantinus membangun sebuah basilika
yang indah. Nama St Laurensius ada di antara para
kudus Dalam Doa Syukur Agung Pertama dalam
Misa.
SANTO LAURENTIUS OFM CAP dari
BRINDISI (1559-22 Juli 1619)
Giulio Caesare de Rossi dilahirkan di Brindisi,
Italia, pada tahun 1559. Brindisi adalah bagian dari
Kerajaan Naples, Italia.
Caesar mengambil nama
Laurentius ketika ia
menjadi seorang
Fransiskan Kapusin pada
usia enambelas tahun. Ia
diutus ke Universitas
Padua untuk belajar
teologi. Laurentius
mengejutkan banyak
orang dengan belajar juga
enam bahasa asing.
Bahasa ibunya adalah
bahasa Italia. Ia fasih
berbahasa Perancis, Jerman, Yunani, Spanyol, Syriac
542
dan Ibrani. Pula, St Laurentius memiliki pengetahuan
mendalam tentang Kitab Suci. Setelah ditahbiskan
sebagai imam, ia menjadi seorang pengkhotbah
yang popular. Karena kemampuannya berbahasa
Ibrani, ia berkarya demi pertobatan orang-orang
Yahudi yang tinggal di Roma. Di kemudian hari, St
Laurentius diutus untuk mendirikan ordonya di
Austria. Kaisar Rudolf II tidak menghendaki
kedatangan mereka. Tetapi, kelemah-lembutan
Laurentius dalam merawat para korban wabah
penyakit di sana melunakkan hati kaisar.
Kaisar meminta Laurentius untuk membujuk
para bangsawan Jerman agar melawan pasukan
Turki. Kala itu, pasukan Turki sedang berusaha
menghapuskan kekristenan. Laurentius berhasil
meyakinkan para bangsawan. Tetapi, para pemimpin
mereka mendesak agar sang imam ikut serta
bersama pasukan ke medan perang guna menjamin
kemenangan. Ketika para prajurit melihat betapa
besar bala tentara Turki, mereka ketakutan dan
bermaksud mengundurkan diri. Jadi, St Laurentius
sendiri yang memimpin pasukan. Ia hanya
bersenjatakan salib. Para prajurit Kristiani menjadi
percaya dan bertempur dengan gagah berani.
Pasukan Turki berhasil ditaklukkan dengan mutlak.
St Laurentius disanjung, tetapi ia tidak berbangga
diri atas keberhasilannya. Ia menyerahkan
segalanya pada Tuhan dan memanjatkan pujian
kemuliaan bagi-Nya.
Pada tahun 1602, St Laurentius menjadi
Superior Jenderal ordonya. Ia berkarya, berkhotbah
dan menulis guna menyebarluaskan Kabar Gembira.
Ia pergi dalam misi-misi perdamaian yang penting
ke Munich, Jerman dan Madrid, Spanyol. Para
penguasa wilayah-wilayah tersebut mendengarkan
nasehatnya dan misinya berhasil gemilang. Tetapi St
543
Laurentius terserang sakit parah. Ia kecapaian
karena medan perjalanan yang berat dan beban
tugas yang menegangkan. Ia wafat tepat pada hari
ulangtahunnya, pada tanggal 22 Juli 1619. St
Laurentius dinyatakan kudus oleh Paus Leo XIII
pada tahun 1881. Ia dihormati sebagai “Doktor
Apostolik” oleh Paus Yohanes XXIII pada tahun
1959.
P: 21 Juli
SANTO LAURENSIUS GIUSTINIANI (13811455)
Laurensius dilahirkan di Venice, Italia, pada
tahun 1381. Ibunya kadang-kadang berpikir bahwa
puteranya berkhayal
terlalu tinggi. Laurensius
selalu mengatakan kepada
ibunya bahwa ia ingin
menjadi seorang kudus,
seorang santo. Ketika
usianya sembilanbelas
tahun, Laurensius merasa
bahwa ia harus melayani
Tuhan dengan suatu cara
yang istimewa. Ia meminta
nasehat kepada
pamannya, seorang imam
yang kudus dari komunitas
St. George. “Apakah kamu memiliki keberanian
untuk meninggalkan kesenangan duniawi dan
melewatkan hidupmu dengan melakukan silih?”
tanya pamannya. Cukup lama Laurensius tidak
menjawab. Kemudian ia menatap salib dan berkata,
“Engkau, oh Tuhan, adalah harapanku. Dalam Salib
ada ketenteraman serta kekuatan.”
544
Ibunya menginginkannya untuk menikah,
tetapi Laurensius bergabung dengan komunitas St.
George. Tugas pertamanya adalah pergi ke
kampung-kampung di kotanya untuk meminta
derma bagi ordonya. Laurensius tidak malu pergi
meminta-minta. Ia tahu bahwa derma uang ataupun
barang akan berguna bagi karya Tuhan. Ia bahkan
pergi ke depan rumahnya sendiri dan meminta
derma. Ibunya berusaha mengisi kantongnya
dengan banyak makanan agar Laurensius dapat
segera pulang ke biaranya. Tetapi Laurensius hanya
menerima dua potong roti dan pergi ke rumah
sebelah untuk meminta derma lagi. Dengan
demikian, ia belajar bagaimana mempraktekan
penyangkalan diri dan semakin bertumbuh dalam
kasih kepada Tuhan.
Suatu hari seorang teman datang membujuk
Laurensius untuk meninggalkan biaranya. Laurensius
menjelaskan kepada temannya itu betapa
singkatnya hidup dan betapa bijaksananya untuk
melewatkan hidup demi surga. Temannya amat
terkesan dan terdorong untuk menjadi seorang
religius juga.
Di kemudian hari Laurensius diangkat menjadi
Uskup, meskipun ia sendiri kurang senang akan hal
itu. Umatnya segera mengetahui betapa lembut hati
dan kudusnya Uskup mereka. Orang berbondongbondong datang kepadanya setiap hari untuk
memohon pertolongannya. Menjelang ajalnya, St.
Laurensius menolak berbaring di tempat tidur yang
nyaman. “Tidak boleh demikian!” serunya dengan
rendah hati. “Tuhanku terentang di kayu yang keras
serta menyakitkan.” Santo Laurensius Giustiniani
wafat pada tahun 1455.
P: 5 September
545
SANTO LAURENSIUS O'TOOLE (1128-14
November 1180)
Laurensius dilahirkan di Irlandia pada tahun
1128. Ayahnya seorang pejabat. Ketika usianya baru
sepuluh tahun, seorang raja tetangga menyerang
wilayah kekuasaan ayahnya dan membawanya
pergi. Anak itu menderita selama dua tahun
lamanya. Kemudian ayahnya memaksa raja untuk
menyerahkan Laurensius kepada seorang uskup.
Ketika raja memenuhi permintaannya, ayahnya
segera datang menemui putranya. Dengan penuh
syukur dan sukacita, ia membawa Laurensius pulang
ke rumah.
Ayahnya ingin agar salah seorang puteranya
melayani dan mengabdi Gereja. Ketika sedang
bertanya-tanya
siapakah gerangan yang
akan memenuhi
keinginannya itu,
dengan tertawa
Laurensius mengatakan
kepada ayahnya agar
jangan bingung lagi.
“Itulah kerinduanku,”
kata Laurensius, “bagian
warisanku adalah
melayani Tuhan dalam
Gereja-Nya.” Maka,
ayahnya membimbing
tangannya dan menyerahkannya kepada uskup.
Laurensius menjadi seorang imam dan abbas (=
pemimpin biara) sebuah biara yang besar. Suatu
ketika, terjadilah paceklik di mana bahan pangan
sulit didapatkan di seluruh daerah sekitar biara.
Abbas yang baik itu membagi-bagikan sejumlah
546
besar bahan makanan agar penduduk terhindar dari
bahaya kelaparan.
Laurensius juga harus menangani banyak
masalah sehubungan dengan jabatannya sebagai
pemimpin biara. Sebagian biarawan mengkritiknya
karena terlalu disiplin. Meskipun demikian,
Laurensius tetap membimbing komunitasnya dengan
cara laku silih dan matiraga. Ada juga masalah
dengan para penyamun dan perompak yang tinggal
di bukit-bukit sekitarnya. Walaupun begitu, tidak ada
suatu pun yang membuat Laurensius O'Toole gentar.
Laurensius menjadi begitu terkenal hingga tak lama
kemudian ia dipilih sebagai Uskup Agung Dublin.
Dalam kedudukannya yang baru itu, ia hidup kudus
sepanjang hidupnya. Setiap hari, ia mengundang
kaum fakir miskin untuk menjadi tamu
kehormatannya. Di samping itu, ia memberikan
pertolongan kepada banyak orang lain juga.
Laurensius sangat mencintai umatnya dan
negaranya, Irlandia, dan ia melakukan segalanya
untuk menjadikannya damai sejahtera. Suatu ketika,
seorang gila menyerang Laurensius ketika ia hendak
naik ke altar untuk mempersembahkan Misa.
Laurensius jatuh ke lantai tak sadarkan diri. Namun,
segera saja ia siuman kembali. Saat itu juga
dibasuhnya luka-lukanya, lalu langsung
mempersembahkan Misa.
Setelah tahun-tahun pengabdian bagi Gereja,
St. Laurensius O'Toole sakit parah. Ketika ditanya
apakah ia hendak menuliskan surat wasiat, uskup
agung yang kudus itu tersenyum. Jawabnya, “Tuhan
tahu bahwa aku tidak memiliki apa-apa di dunia ini.”
Sejak lama ia telah memberikan segala yang ia
miliki kepada orang-orang lain, sama seperti ia telah
memberikan dirinya seutuhnya kepada Tuhan. St.
547
Laurensius O'Toole wafat pada tanggal 14 November
1180. Ia dinyatakan kudus oleh Paus Honorius III
pada tahun 1225.
BEATO LAWRENCE HUMPHREY, BEATO
ROGER DICKENSON dan BEATO RALPH
MILNER
Ketiga martir ini hidup di Inggris dalam masa
penganiayaan Gereja oleh Ratu Elizabeth I. “Tuan”
Roger Dickenson adalah seorang imam sekulir yang
menyamar. Ralph Milner adalah seorang suami dan
ayah. Ia bekerja sebagai buruh tani dan dihantar ke
dalam Gereja melalui teladan baik para tetangganya.
Pada hari ia menyambut Komuni Pertama, ia
dijebloskan ke dalam penjara karena ia seorang
Katolik. Sipir penjara suka padanya, sebab itu
penahanannya di penjara tidaklah terlalu ketat pada
mulanya. Selama beberapa tahun ia “dibebaskan
bersyarat” untuk mendapatkan suplai makanan dan
apapun yang dibutuhkan para tahanan lainnya.
Sementara dibebaskan bersyarat, ia merupakan
seorang penolong yang banyak membantu “Tuan”
Dickenson dan Pater Stanney, seorang Yesuit.
Akhirnya, tibalah hari ketika Pater Dickenson pun
ditangkap juga. Ia dan Milner dihadapkan ke
pengadilan bersama-sama. Pater Dickenson diadili
karena kejahatan menjadi seorang imam Katolik.
Tuan Milner diadili karena membantu Pater
Dickenson melaksanakan karya pelayanannya.
Hakim mengarahkan pandangannya ke khalayak
ramai dalam ruang pengadilan. Ia memikirkan Ny
Milner dan delapan anak pasutri Milner. Ia ingin
membebaskan Milner bagaimanapun caranya. “Yang
perlu engkau lakukan hanyalah,” demikian katanya,
“mengunjungi sebuah gereja Protestan, beberapa
548
menit saja, untuk mengatakan bahwa engkau ada di
sana. Maka, aku akan melepaskanmu agar engkau
dapat bersama keluargamu.” Tuan Milner dengan
tenang dan tegas menolak. Ia dan Pater Dickenson
pergi dengan gagah berani menyongsong maut. Hari
itu adalah tanggal 7 Juli 1591.
Martir ketiga, Lawrence Humphrey, dihantar
masuk ke dalam Gereja oleh Pater Stanney, SJ. Ia
tak hendak mengingkari iman yang baru saja
dipeluknya. Lawrence baru berusia duapuluh satu
tahun ketika ia wafat dimartir.
LAZARUS (abad ke-1)
Ialah saudara Maria dan Marta serta teman
Jesus yang dibangkitkanNya dari kubur pada hari
ketiga (lih. Yoh. 11-12). Sering kejadian itu menjadi
tema lukisan para seniman Kristen.
LEA († 384)
A: Tuhan telah menolong (H); P: 17 Desember
Memimpin perkumpulan wanita yang karya
pokoknya berbuat amal (di Roma). Janda muda ini
adalah murid Santo Hieronimus.
A: singa betina (L); P: 17 Desember
LEANDER (540-600)
Adalah kakak Santo Isidorus yang kemudian
menggantikannya sebagai uskup Sevilla Spanyol.
Adiknya yaitu, Santa Florentina dan Santo
Fulgentius, dinyatakan kudus juga. Ia menarik Raja
Hermenegild dan Rekkared serta seluruh bangsawan
Wisigoth kembali ke pangkuan Gereja Katolik.
P: 27 Februari
549
LEGER atau LUTGAR (616-680)
Uskup Autun Perancis ini giat menertibkan
kehidupan umat. Ia dibutakan, dipotong lidahnya
dan beberapa tahun kemudian dipenggal oleh wakil
raja. Leger dihormati sebagai santo pelindung orang
sakit mata.
L: mata dan bor; P: 2 Oktober
LEO
Beberapa paus, selain Leo Agung, yang
dinyatakan kudus memakai nama ini: LEO II (683),
paus yang ramah dan murah hati; LEO III (816)
memahkotai Karolus Agung sebagai Kaisar Romawi;
LEO IV (855) membangun benteng untuk
melindungi Roma dari serangan tentara Arab; LEO
IX (1054) memperbaharui hidup keagamaan dan
biara serta mengatur administrasi gereja.
P: 19 April
SANTO PAUS LEO IV († 17 Juli 855)
Santo Leo hidup pada abad kesembilan. Ia
dilahirkan sebagai seorang Romawi dan melewatkan
masa hidupnya di kota Roma. Leo dididik dalam
Biara Benediktin dekat
Basilika St Petrus. Ia
ditahbiskan menjadi
imam dan melaksanakan
karya pelayanannya di
Basilika St Yohanes
Lateran yang besar dan
terkenal. Leo dikenal
baik dan dikasihi oleh
dua paus pendahulunya,
yakni Paus Gregorius IV
yang wafat pada tahun
550
844 dan Paus Sergius II yang wafat pada tahun 847.
Wafat Paus Sergius II membawa dampak langsung
pada Leo. Desas-desus akan serbuan bangsa barbar
Saracen menggentarkan bangsa Romawi. Mereka tak
hendak ditinggalkan tanpa paus. Begitu pula para
kardinal. Sebab itu, mereka segera memilih penerus
paus. Penerusnya ini kemudian dikenal dalam
sejarah sebagai Paus Leo IV.
Sebagai paus, Leo memerintahkan agar
tembok-tembok kota diperbaiki. Tembok-tembok itu
telah rusak tahun sebelumnya akibat serangan
Saracen. Ia memperindah gereja-gereja dan
membawa banyak relikwi ke Roma. Ia memulai
suatu program pembaharuan bagi kaum klerus. Pada
tahun 853 ia mengadakan sinode yang dihadiri
segenap imam Roma. Ia menetapkan empatpuluh
dua peraturan demi membantu para imam hidup
dalam doa, lebih tekun dan penuh sukacita.
Beberapa uskup amat menyedihkan Paus Leo
dengan cara hidup mereka. Mereka menentang paus
secara terbuka dan tak hendak mengubah cara
hidup mereka. Tak peduli betapa banyak ia
dicemooh, Paus Leo tetap bersikap adil, sabar dan
rendah hati. Ia tak pernah membiarkan masalah dan
kesulitan mengusai dirinya. Leo tetap setia
mempersembahkan segenap waktu dan kekuatannya
untuk Yesus dan Gereja-Nya. Ia mencintai doa-doa
liturgi yang indah dan mendorong perkembangan
nyanyian dan musik liturgis.
Umat mencintai St Leo. Bahkan semasa
hidupnya, ia dianggap sebagai seorang pembuat
mukjizat. Konon dialah yang menghentikan kobaran
api dahsyat yang melalap pojok Inggris di Roma.
Paus Leo IV terus melayani Gereja dengan penuh
sukacita hingga akhir hayatnya pada tanggal 17 Juli
855.
551
SANTO PAUS LEO AGUNG († 10 November
461)
Santo Leo, seorang Romawi, hidup pada abad
kelima. Setelah wafatnya Paus Sixtus, ia diangkat
menjadi paus. Masa-masa itu adalah masa-masa
sulit bagi Gereja. Di mana-mana pasukan barbar
menyerang umat Kristiani. Dalam Gereja sendiri,
beberapa orang menyebarluaskan ajaran iman yang
sesat pula. Tetapi, Santo Leo adalah seorang paus
yang amat mengagumkan. Ia sama sekali tidak
takut akan apa pun atau siapa pun. Ia
mengandalkan bantuan paus yang pertama, Santo
Petrus Rasul. Santo Leo sering mohon bantuan
doanya. Untuk menghentikan pengajaran iman yang
sesat, Santo Leo menjelaskan ajaran iman yang
benar melalui tulisan-tulisannya yang terkenal. Ia
mengadakan Konsili untuk mengutuk ajaran-ajaran
yang sesat. Mereka yang tidak mau berbalik dari
ajaran mereka yang sesat dikucilkan dari Gereja.
Tetapi, Paus Leo menerima kembali mereka yang
menyesal dan ingin kembali ke pelukan Gereja. Ia
mengajak umatnya untuk berdoa bagi mereka.
552
Ketika suatu pasukan barbar yang amat
besar, yang disebut bangsa Hun, datang untuk
menyerang kota Roma, semua penduduk Roma
merasa takut dan ngeri. Mereka tahu bahwa bangsa
Hun telah membakar habis banyak kota. Untuk
menyelamatkan Roma, Santo Leo pergi menemui
pemimpin mereka yang garang, Attila. Satu-satunya
senjata yang ada padanya hanyalah mengandalkan
diri sepenuhnya kepada Tuhan. Ketika kedua
pemimpin itu saling bertemu, sesuatu yang
menakjubkan terjadi. Attila, pemimpin kafir yang
kejam itu, menunjukkan rasa hormat yang besar
kepada paus. Ia mengikat perjanjian damai
dengannya. Sesudah peristiwa itu, Attila
mengatakan bahwa ia melihat dua sosok yang amat
besar berdiri di samping paus pada saat ia berbicara.
Umat yakin bahwa kedua sosok tersebut adalah
kedua rasul besar, Petrus dan Paulus. Mereka diutus
Tuhan untuk melindungi Paus Leo dan segenap umat
Kristiani. Oleh karena kerendahan hati dan
belaskasihnya, Paus Leo dikasihi oleh semua orang.
Ia menjadi paus selama duapuluh satu tahun. Santo
Leo wafat pada tanggal 10 November 461.
Leo Agung (461), paus dan pujangga Gereja;
meninggal di Roma; A: singa (L); L: seorang
paus yang menghalau Raja Atilla; P: 10
Nopember
LEO MANGIN SJ († 1900)
Bersama tiga kawannya menjadi korban
perang Boxer di Tiongkok.
P: 4 februari
LEONARDUS MURIALDO (1828-1900)
553
Adalah seorang imam yang berkarya di kota
industri Turino Italia. Ia mengabdikan diri kepada
muda-mudi yang terlantar akibat urbanisasi,
kemudian mendirikan asrama, mengusahakan
sekolah dan mencarikan lapangan kerja bagi
mereka. Leonardus berikhtiar sungguh-sungguh
mengamalkan gagasan ensiklik sosial ‘Rerum
Novarum’ (1891). Ia juga mendirikan kongregasi
imam-imam.
LEONHARD OFM (1676-1751)
Adalah pengkotbah yang sangat popular.
‘Misionaris Italia’ ini juga menyebarluaskan ‘Jalan
Salib’ serta menetapkan XIV stasinya. Dia pulalah
yang menjadi promotor penghormatan khusus
kepada Hati Kudus sebagai silih atas segala dosa.
P: 26 Nopember
LEONTIOS (abad ke-2)
Perwira satuan khusus ini dibunuh karena
mengkristenkan dua tentaranya, yaitu: Santo
Hipatios dan Santo Teodulus, yang mati sebagai
saksi iman bersama=sama di Tripolis.
P: 18 Juni
LEOPOLD YANG BAIK (1075-1136)
Bangsawan dan ayah dari 18 anak ini
menolak mahkota kekaisaran. Ia sangat disegani
rakyat Austria, karena murah hati dan dermawan.
Leopold mendirikan biara-biara yang masih ada
hingga sekarang.
P: 15 Nopember
554
LIBERATUS († 483)
Pemimpin biara di Tunisia ini oleh tentara
suku Vandal dihantam dengan dayung hingga tewas.
Nasib yang sama menimpa enam biarawan lainnya,
yaitu: Bonifasius, Servus, rustikus, Rogatus,
Septimus dan Maximus yang masih muda belia.
P: 17 Agustus
LIBORIUS WAGNER († 1631)
Menjadi pastor paroki Altenmuenster Jerman.
Ia disiksa dengan keji selama 5 hari oleh serdaduserdadu Swedia. Sebab, Liborius yang dilahirkan
Protestan itu ‘murtad’ dan bahkan menjadi imam
Katolik. Mayatnya dicampakkan ke sungai, tetapi
kemudian dipinggirkan dan dikuburkan dalam gereja
Katolik dengan penghormatan besar.
P: 9 Desember
LIDIA (abad ke-1)
Wanita saudagar kain Ungu dari Filipi
(Yunani) ini ditobatkan bersama seluruh isi
rumahnya oleh Santo Paulus. (Kis. Para Rasul 16,
13-40).
P: 3 Agustus
SANTO PAUS LINUS (abad ke-1)
Adalah pengganti Santo Petrus sebagai paus
kedua (lih. 2 Tim 4, 21).
P: 23 September
555
LIOBA OSB († 782)
Suster dan pendidik yang pandai ini bersama
30 suster lain dari Inggris di panggil Santo
Bonifasius supaya membantu berkarya di misi
Jerman. Di kemudian hari ia mendirikan banyak
biara tempat semua suster berdoa, belajar dan
bekerja tangan.
P: 28 September
SANTA LIDWINA (1380-1433)
556
Lidwina artinya “penderitaan.” Lidwina
seorang gadis Belanda. Ia dilahirkan pada tahun
1380 dan wafat pada tahun 1433. Ketika umurnya
lima belas tahun, Lidwina mempersembahkan diri
seutuhnya kepada Tuhan. Mungkin saja ia akan
menjadi seorang biarawati kelak. Tetapi, suatu
siang, terjadi peristiwa yang akan mengubah seluruh
hidupnya. Lidwina pergi bermain sepatu luncur
bersama teman-temannya. Salah seorang dari
mereka secara tak sengaja menabraknya. Lidwina
terpelanting keras ke atas es dan tulang rusuknya
patah. Ia amat kesakitan. Kecelakaan itu
menimbulkan masalah-masalah lain pula. Hari-hari
selanjutnya, Lidwina mengalami sakit kepala yang
amat hebat, mual, demam, rasa sakit di sekujur
tubuhnya dan rasa haus.
Dengan menangis Lidwina mengatakan
kepada ayahnya bahwa ia tidak sanggup lagi
menahan sakit. Namun demikian, rasa sakit itu
malahan menghebat. Bisul-bisul mulai bermunculan
di wajah dan tubuhnya. Satu matanya menjadi buta.
Dan pada akhirnya, ia tidak lagi dapat meninggalkan
pembaringan. Lidwina sangat sedih dan putus asa.
Mengapa Tuhan membiarkan semua ini terjadi
padanya? Apa yang Tuhan inginkan darinya?
557
Lagipula, apa yang masih dapat ia persembahkan
kepada-Nya? Pastor Yohanes, imam parokinya,
datang mengunjungi serta berdoa bersamanya.
Pastor membantunya merenungkan segala
penderitaan yang harus ditanggung Yesus. Lidwina
mulai sadar akan hadiah indah yang akan ia
persembahkan kepada Yesus: ia akan menderita
bagi-Nya. Ia akan mempersembahkan segala
penderitaannya untuk menghibur Dia, yang telah
menderita begitu hebat di salib. Penderitaannya
dipersembahkannya sebagai suatu doa yang indah
kepada Tuhan. Sedikit demi sedikit Lidwina mulai
mengerti.
Selama tiga puluh delapan tahun Lidwina
menderita. Rasanya mustahil ia dapat bertahan
hidup dalam keadaan yang sedemikian parah. Tetapi
sungguh, ia bertahan. Tuhan memberinya
penghiburan dalam berbagai cara. Lidwina baik hati
terhadap semua orang yang datang mengunjunginya
di kamar kecilnya yang sederhana. Ia berdoa kepada
Tuhan dan rela menderita bagi ujub-ujub para
tamunya. Mereka tahu bahwa Tuhan mendengarkan
doa-doa Lidwina. Lidwina terutama amat cinta
kepada Yesus dalam Ekaristi Kudus. Selama
bertahun-tahun, ia hidup hanya dengan menyantap
Komuni Kudus.
B: Ludwina, Lidia; P: 14 April
LONGINUS (abad ke-1)
Adalah perwira pasukan yang menusukkan
tombaknya ke lambung Jesus (Yo 19, 34). Ketika
Jesus wafat, ia berseru: ‘Sungguh! Orang ini adalah
orang benar!’ (Luk 23, 47). Kemudian Longinus
bertobat dan mati syahid.
P: 15 Maret
558
SANTO LORENZO RUIZ, dkk († 28
September 1637)
Pesta menghormati seorang awam dari
Filipina, St Lorenzo Ruiz, dan kelimabelas kawannya
jatuh pada tanggal 28
September. Keenambelas
martir ini dibunuh karena
iman pada tahun 1637 di
Nagasaki, Jepang. Santo
Lorenzo dilahirkan di
Manila; seorang ayah dari
sebuah keluarga. Ia
menggabungkan diri
sebagai sukarelawan
bersama para imam,
broeder dan kaum awam
yang pergi ke Jepang
untuk mewartakan Injil.
Kelompok ini terdiri dari sembilan imam Dominikan,
dua broeder, dua perempuan awam selibat dan tiga
awam lainnya. Semuanya berhubungan dengan Ordo
Dominikan dan semuanya lebih memilih mati
daripada mengingkari iman kepada Yesus. Mereka
semua adalah para misionaris yang berasal dari lima
negara: Perancis, Italia, Jepang, Filipina dan
Spanyol. Betapa mereka secara mengagumkan
mengingatkan kita bahwa Gereja menjangkau
seluruh dunia!
Para martir ini banyak menderita sebelum
akhirnya wafat dimartir, namun mereka tak hendak
menyangkal iman Katolik. St Lorenzo mengatakan
kepada para hakim yang mengadilinya bahwa andai
ia memiliki seribu nyawa, ia akan menyerahkan
semuanya untuk Kristus. Kelompok pahlawan yang
559
gagah berani ini dimaklumkan kudus oleh Paus
Yohanes Paulus II pada tanggal 18 Oktober 1987.
LOTARIUS (abad ke-8)
Adalah seorang tentara Franken. Setelah
isterinya meninggal, ia pergi ke tempat yang jauh
sekali untuk bertapa. Banyak murid berkumpul di
seputarnya, sehingga pertapaannya menjadi biara
besar dan terkenal. Tetapi Lotar dipindahkan untuk
menjadi uskup Seez Perancis. Sesudah tiga tahun
menggembalakan umat keuskupannya, ia
mengundurkan diri dan menjadi biarawan biasa.
P: 15 Juni
SANTO LOUIS (LUDOWIKUS) IX
(25 April 1214-25 Agustus 1270)
Louis dilahirkan pada tanggal 25 April 1214.
Ayahnya adalah Raja Louis VIII dari Perancis dan
ibunya adalah Ratu
Blanka. Menurut cerita,
ketika Pangeran Louis
masih kecil, ibunya
memeluknya erat-erat.
Katanya, “Aku
mengasihimu, puteraku
terkasih, dengan cinta
kasih sebanyak yang
dapat diberikan seorang
ibu. Tetapi, aku lebih
suka melihatmu mati di
bawah kakiku daripada
melihatmu melakukan
suatu dosa besar.” Louis tidak pernah melupakan
kata-kata ibunya itu. Ia menghargai iman Katoliknya
560
juga didikan yang diberikan kepadanya. Ketika
usianya dua belas tahun, ayahnya meninggal dunia
dan ia menjadi raja. Ratu Blanka memerintah hingga
puteranya genap dua puluh satu tahun.
Louis menjadi seorang raja yang
mengagumkan. Ia menikah dengan Margaret, puteri
seorang pangeran. Mereka saling mengasihi satu
sama lain. Mereka dikarunia sebelas putera puteri.
Louis seorang suami dan ayah yang baik. Dan
selama ibunya, Ratu Blanka, hidup, ia menunjukkan
sikap hormat kepadanya. Bagaimana pun sibuknya
dia, Louis selalu menyempatkan diri untuk ikut ambil
bagian dalam Misa Harian dan mendaraskan Doa
Ofisi. Ia anggota Ordo Ketiga Fransiskan dan hidup
sederhana. Ia murah hati serta adil. Ia memerintah
rakyatnya dengan bijaksana, belas kasihan dan
dengan menerapkan prinsip-prinsip Kristiani sejati.
Ia hidup sesuai dengan keyakinannya sebagai
seorang Katolik. Ia tahu bagaimana melerai
perdebatan dan perselisihan. Ia mendengarkan
mereka yang miskin dan terabaikan. Ia menyediakan
waktu bagi siapa saja, tidak hanya bagi mereka yang
kaya serta berpengaruh. Ia memajukan pendidikan
Katolik dan mendirikan biara-biara.
Seorang sejarawan, Joinville, menulis
mengenai riwayat hidup Santo Louis. Ia mengenang
bahwa ia mengabdi raja selama dua puluh dua tahun
lamanya. Setiap hari ia ada dekat raja. Dan
sepanjang masa itu, ia dapat mengatakan bahwa
tidak pernah sekali pun ia mendengar Raja Louis
menyumpah atau mengucapkan kata-kata yang
tidak sopan. Demikian juga raja tidak mengijinkan
kata-kata demikian diucapkan dalam istananya.
Santo Louis merasa bahwa merupakan suatu
kewajiban penting baginya menolong umat Kristiani
yang menderita di Tanah Suci. Ia ingin ikut ambil
561
bagian dalam Perang Salib. Dua kali ia memimpin
pasukan berperang melawan bala tentara Turki.
Dalam peperangannya yang pertama, ia tertawan.
Tetapi, bahkan dalam penjara sekali pun, ia bersikap
sebagai seorang ksatria Kristiani sejati. Ia gagah
berani dan berbudi luhur dalam segala sikapnya.
Louis kemudian dibebaskan dan kembali ke Perancis
untuk mengurus kerajaannya. Tetapi, begitu ada
kesempatan, ia mulai berangkat lagi ke medan
perang untuk melawan musuh iman. Namun
demikian dalam perjalanan, raja yang sangat dicintai
rakyatnya itu terjangkit demam tipus. Beberapa jam
menjelang kematiannya, ia berdoa, “Tuhan, sebentar
lagi aku memasuki rumah-Mu, bersembah sujud di
Bait-Mu yang kudus, serta memuliakan Nama-Mu.”
Santo Louis wafat pada tanggal 25 Agustus tahun
1270. Usianya lima puluh enam tahun. Santo Louis
dinyatakan kudus oleh Paus Bonifasius VIII pada
tahun 1297.
Louis (Lodewik) IX (1214-1270), raja dan
kakak Santa Elisabet dari Perancis; lahir di
Poissy dan wafat di Tunisia; L: seorang raja
abad pertengahan memegang sebuah bantal
dengan mahkota duri di atasnya; P: 25 Agustus
“Bermurah-hatilah terhadap mereka yang miskin, kurang
beruntung dan menderita. Berikan kepada mereka
bantuan serta penghiburan sebanyak yang kamu mampu.”
~ Santo Louis
LOUIS OFM (1274-1297)
Menolak mahkota kerajaan dan memilih
hidup membiara. Cucu Raja Santo Louis IX ini
diangkat menjadi uskup Toulouse Perancis dan
dengan rajin berkarya amal bagi umatnya.
P: 19 Agustus
562
LOUISA, LUISE atau LUDOWIKA (14621503)
Ialah puteri raja Savoy yang pada umur 27
tahun sudah menjanda. Kemudian ia masuk biara
Klaris di Orbe Swiss dan meminta-minta derma
untuk suster-suster lain dalam semangat rendah hati
dan gembira.
P: 24 Juli
SANTO LUCIUS, SANTO MONTANA, dkk (†
259)
Kaisar Valerianus menganiaya umat Kristiani
dengan bengis sepanjang masa Gereja awali. Ia
meluluskan eksekusi Santo Siprianus pada bulan
September 258. Pejabat Romawi yang menjatuhkan
hukuman mati kepada St Siprianus tewas tak lama
sesudahnya. Pejabat yang baru, Solon, nyaris
menjadi kurban dari suatu pemberontakan yang
menyangkut suatu persekongkolan untuk
menghabisi nyawanya. Tampaknya Solon mencurigai
persekongkolan ini sebagai bentuk balas dendam
atas kematian Santo Siprianus. Ia menangkap
delapan orang tak bersalah. Semuanya adalah
orang-orang Kristen, sebagian besar adalah kaum
klerikus, dan semuanya adalah pengikut setia St
Siprianus.
Tahanan Kristen itu dijebloskan ke dalam
penjara bawah tanah yang gelap. Mereka mendapati
orang-orang lain yang mereka kenal ada dalam
penjara. Kotor dan pengap melingkupi kelompok
tahanan ini. Mereka sadar bahwa mereka akan
segera menghadapi kematian dan kebakaan. Orangorang Kristen itu ditahan berbulan-bulan lamanya
563
dalam penjara. Mereka dipaksa bekerja di siang hari,
dan tanpa sebab seringkali tak diberi makan dan
minum. Dalam situasi yang tak berperikemanusiaan
macam itu, komunitas kecil umat Kristen ini bersatu
padu dan saling tolong-menolong satu sama lain.
Yang awam melindungi para uskup, imam dan
diakon yang secara istimewa merupakan sasaran
kekejian kaisar.
Ketika tahanan Kristiani pada akhirnya
dibawa ke tempat pelaksanaan hukuman mati,
masing-masing diijinkan untuk berbicara. Montanus,
yang tinggi kekar, berbicara dengan gagah berani
kepada segenap umat Kristiani yang ada di antara
khalayak ramai. Ia menasehati mereka untuk setia
kepada Yesus dan untuk lebih memilih mati daripada
mengingkari iman. Lucius, yang kecil dan rapuh,
berjalan tertatih-tatih ke tempat eksekusi. Ia lemah
akibat masa-masa berat dan sulit di penjara.
Sesungguhnya, ia harus bertopang pada dua teman
yang membantunya tiba di tempat di mana para
algojo telah menanti. Mereka yang menyaksikan
berseru-seru memintanya untuk mengingat mereka
di surga.
Sementara tahanan Kristen ini seorang demi
seorang dipenggal kepalanya, khalayak ramai
semakin berani. Mereka menangisi para martir yang
menderita ketidakadilan. Tetapi mereka bersukacita
juga. Mereka sadar bahwa para martir ini akan
memberkati mereka dari surga. Montanus, Lucius
dan kawan-kawan wafat sebagai martir pada tahun
259.
SANTO LUDGER(US) (742-809)
Santo Ludger dilahirkan di Eropa utara pada
abad kedelapan. Setelah belajar dengan tekun
564
selama beberapa tahun, ia ditahbiskan sebagai
imam. Ludger melakukan perjalanan hingga jauh
untuk mewartakan Kabar Gembira. Ia amat gembira
dapat membagikan apa yang telah ia ketahui
tentang Tuhan kepada siapa saja yang
mendengarkannya. Orang-orang kafir bertobat dan
umat Kristiani memulai cara hidup yang jauh lebih
baik. Santo Ludger mendirikan banyak gereja serta
biara.
Kemudian sekonyong-konyong bangsa barbar
yang disebut Saxon menyerang negerinya serta
menghalau semua imam. Tampaknya segala kerja
keras Santo Ludger akan menjadi sia-sia. Tetapi, ia
pantang menyerah. Pertama-tama Santo Ludger
mencari tempat yang aman bagi para muridnya.
Kemudian ia pergi ke Roma untuk memohon
petunjuk dari Bapa Suci mengenai apa yang harus ia
lakukan. Selama lebih dari tiga tahun Ludger tinggal
di sebuah biara Benediktin sebagai seorang rahib
yang baik serta kudus. Namun demikian, ia tidak
melupakan para murid di negerinya. Begitu ia dapat
kembali ke tanah airnya, Ludger segera pulang serta
melanjutkan karyanya. Ia bekerja tanpa kenal lelah
dan mempertobatkan banyak orang Saxon.
565
Setelah ditahbiskan
menjadi uskup, terlebih
lagi Ludger memberikan
teladan bagi umatnya
dengan kelemah-lembutan
serta belas kasihannya.
Suatu kali, orang-orang
yang iri hati kepadanya
menyampaikan hal-hal
yang buruk mengenai
Ludger kepada Raja
Charlemagne. Raja
memerintahkan kepada
Ludger untuk datang ke
istana guna membela diri.
Dengan taat Ludger datang ke istana. Keesokan
harinya, ketika raja memanggilnya, Ludger
mengatakan bahwa ia akan datang segera setelah ia
menyelesaikan doa-doanya. Pada mulanya Raja
Charlemagne amat marah. Tetapi, Santo Ludger
menjelaskan kepadanya bahwa meskipun ia
mempunyai rasa hormat yang besar kepada raja, ia
tahu bahwa Tuhan harus dinomor-satukan. “Baginda
tidak akan marah kepada saya,” katanya, “sebab
Baginda sendiri yang mengatakan kepada saya
untuk selalu menomor-satukan Tuhan.” Mendengar
jawaban yang bijaksana itu, raja menjadi sadar
bahwa Ludger adalah seorang yang amat kudus.
Sejak saat itu, Charlemagne mengagumi serta amat
mengasihinya. Santo Ludger wafat pada Hari Minggu
Sengsara pada tahun 809. Ia melaksanakan segala
tugas dan kewajibannya untuk melayani Tuhan,
bahkan pada hari wafatnya.
P: 26 Maret
566
LUDMILLA († 921)
Ialah ratu Bohemia pertama yang beragama
Kristen. Setelah suaminya meninggal, ia mati dicekik
oleh isteri anaknya yang membela kekafiran.
L: tali yang melilit leher; P: 16 September
BEATO LOUIS (LUDWIG) dari THURINGIA
(1200-1227)
Pangeran Jerman ini hidup pada akhir abad
keduabelas dan awal abad ketigabelas. Ketika
usianya duapuluh satu tahun, ia dinikahkan dengan
Santo Elizabeth dari Hungaria yang baru berusia
empatbelas tahun. Pernikahan ini diatur oleh kedua
orangtua mereka seturut kebiasaan pada masa itu.
Louis dan Elizabeth, keduanya mengasihi Tuhan; dan
Ia menumbuhkan cinta kasih mesra di antara
mereka. Demikianlah, mereka hidup berbahagia
bersama. Kebahagiaan mereka semakin bertambah
ketika Tuhan menganugerahi mereka tiga anak.
Yang bungsu adalah B Gertrude.
Louis membantu isterinya dalam banyak
karya amal kasih kepada fakir miskin. Ia juga
bersamanya dalam doa yang saleh. Dari waktu ke
waktu, rakyat melihat pangeran mereka yang
tampan dan isterinya yang cantik bahu-membahu
menolong mereka yang malang. Dikisahkan bahwa
suatu ketika Elizabeth membawa masuk seorang
kusta ke dalam istana dan merawatnya di atas
tempat tidur mereka. Sejenak, ketika Louis
melihatnya, ia naik pitam. Tetapi, sekonyongkonyong, bukannya melihat si kusta malahan ia
melihat Yesus yang tersalib terbaring di sana.
Setelah kejadian itu, yang menunjukkan betapa
Yesus berkenan atas karya kasih Elizabeth, Louis
567
memerintahkan agar dibangun sebuah rumah sakit
untuk para penderita kusta.
Di suatu musim dingin yang menggigit, Louis
harus pergi jauh dari negerinya. Ketika ia kembali,
Elizabeth amat bersukacita. Tahun berikutnya, Louis
pergi dalam suatu Perang Salib demi membebaskan
Tanah Suci dari kaum Muslim. Tetapi, di tengah
perjalanan ia terjangkit malaria dan tak lama
kemudian wafat. Sebab senantiasa hidup dalam
persatuan yang erat dengan Yesus, penguasa yang
gagah berani ini tidak takut mati. Ia menyambut
Sakramen Perminyakan dan wafat dalam damai
pada tahun 1227 di Otranto.
P: 11 September
LUIS BELTRAN OP (1526-1581)
Menjadi misionaris yang sangat sukses di
Amerika Tengah, walaupun ia terpaksa berkotbah
melalui penterjemah. Ia mencela kekejaman
kolonialis terhadap orang-orang Indian. Ia dihormati
sebagai Rasul Negara Kolombia. P: 9 Oktober
LUIS SOTELO OFM (1574-1624)
Menjadi misionaris di Jepang. Ia menjalin
hubungan baik dengan Daimyo Date Masamune
yang telah mengijinkan karya penginjilan. Sepulang
dari perutusan ke Eropa, ia ditangkap di Nagasaki
dan dibakar hidup-hidup bersama Santo Pedro
Vasques OP, Santo Mikael Carvalho SJ dan Luis
Sasanda, putera Santo Mikael Sasanda penduduk
Yeddo (Jepang).
P: 25 Agustus
LUISA de MARILLAC (1591-1660)
568
Anton le Gras dan Luisa de Marillac adalah
pasangan ningrat. Namun cara hidup mereka
berlainan dengan kawan-kawan mereka yang selalu
memburu hidup enak saja. Luisa bersama suaminya
sangat menaruh perhatian pada orang-orang miskin
dan membantu orang yang ditimpa kesulitan.
Sesudah Anton meninggal dan dua anaknya dewasa,
Luisa dengan rajin membantu Santo Vinsensius de
Paul mengumpulkan dan melatih wanita-wanita yang
bersedia meringankan beban orang sakit, yatim
piatu, penderita kelaparan dan gelandangan. Luisa
meninggalkan cara hidup kaum elite dan
mencurahkan seluruh tenaganya pada perbuatan
amal. Bersam wanita-wanita lain ia menghayati
nasehat Visensius: “Biaramu ialah bangsal orang
sakit. Kamar tidurmu disewakan saja. Kapelmu ialah
jalan dan rumahsakit, klausuramu adalah ketaatan
dan tudungmu ialah sikap sopan.” Luisa bekerja
begitu keras untuk para suster dan orang-orang lain,
sehingga meninggal karena kecapaian.
P: 15 Maret
SANTO LUKAS PENGINJIL
569
Menurut tradisi, Lukas adalah seorang dokter
kafir. Ia seorang yang lembut serta baik hati, yang
mengenal Kristus melalui pewartaan Rasul Santo
Paulus. Setelah menjadi seorang Kristen, ia pergi
menyertai Paulus ke berbagai tempat. Lukas
merupakan seorang penolong yang banyak
membantu Rasul Paulus dalam mewartakan iman.
Kitab Suci menyebut Lukas sebagai “tabib Lukas
yang kekasih.”
Santo Lukas adalah penulis dua buah kitab
dalam Kitab Suci, yaitu Injil Lukas dan Kisah Para
Rasul. Meskipun Lukas tidak pernah bertemu dengan
Yesus semasa Ia hidup di dunia, Lukas ingin menulis
tentang Dia bagi umat Kristiani yang baru bertobat.
Jadi, ia berbicara dengan mereka-mereka yang
mengenal Yesus. Ia mencatat semua perbuatan
Yesus yang mereka lihat dan Sabda Yesus yang
mereka dengar. Menurut tradisi, Lukas meemperoleh
sebagian informasi penting dari Santa Perawan Maria
sendiri. Bunda Maria merupakan orang yang tepat
570
yang dapat menggambarkan secara jelas
kedatangan Malaikat Gabriel kepadanya untuk
menyampaikan Kabar Gembira. Bunda Maria-lah
yang paling dapat menceritakan secara rinci kisah
kelahiran Yesus di Betlehem serta pengungsian
Keluarga Kudus ke Mesir.
Lukas juga menuliskan kisah tentang
bagaimana para rasul mulai mewartakan Sabda
Yesus setelah Ia kembali ke surga. Dalam kitab
tulisan Lukas, Kisah Para Rasul, kita mengetahui
bagaimana Gereja mulai tumbuh dan berkembang.
Santo Lukas adalah santo pelindung para dokter.
Kita tidak tahu pasti bilamana atau di mana Lukas
wafat. Ia merupakan salah seorang dari keempat
penulis Injil.
Lukas (akhir abad ke-1), penulis Injil; berasal
dari Siria dan meninggal di Yunani. Pelindung
para dokter dan tukang sembelih sapi. L: Injil
Lukas dilambangkan sapi jantan bersayap.
Sebab, ia mengawali Injilnya dengan kisah
Zakharias yang sedang mempersembahkan
korban di Baitulah dan menekankan imamat
Kristus di dunia. P: 18 Oktober
LUKAS STYLITES (879-979)
Bekas tentara yang menjadi pastor tentara ini
kemudian mendirikan sebuah tiang di Turki. Diatas
ruang sempit tiang itu ia hidup selama 44 tahun.
Seluruh waktunya diisi dengan berdoa dan berpuasa
yang berat.
P: 11 Desember
LUKIANOS (250-312)
571
Imam, teolog dan exeget di Antiokia (Siria),
yang dipenjarakan selama sembilan tahun ini
dibiarkan mati kelaparan, karena tidak mau
meninggalkan Kristus.
P: 7 Januari
LULLUS († 786)
Ialah murid dan pengganti Santo Bonifasius
sebagai uskup Mainz (Jerman). Pastor dan misionaris
ini sangat rajin dan tidak kenal lelah. Lul menyuruh
pembantunya menyalin buku-buku yang
disayanginya bagi orang-orang lain. Ia tidak
sependapat dengan Santo Sturminus, abbas Fulda,
mengenai hak seorang uskup atas biara.
P: 16 Oktober
LUPUS (383-478)
Masuk biara Lerin Perancis setelah mendapat
ijin dari isterinya. Kemudian ipar Santo Hilarius ini
menjadi uskup Troyes. Ketika Atilla, raja bangsa
Hun, mengancam kotanya, ia menawarkan diri
menjadi sandera, hingga kota tidak jadi diserbu.
A: serigala (L); P 29 Juli
SANTO LUPICINUS (480) dan SANTO
ROMANUS (460)
Kedua santo Perancis ini adalah kakakberadik yang hidup pada abad kelima. Sebagai
seorang pemuda, Romanus dikagumi semua orang
oleh karena kebaikan hatinya. Ia memiliki hasrat
yang kuat untuk menjadi seorang kudus. Karena ia
melihat bahwa di dunia amatlah mudah orang
melupakan Tuhan, maka Romanus memutuskan
572
untuk hidup sebagai seorang pertapa. Terlebih
dahulu, ia meminta nasehat dari seorang rahib yang
kudus dan kemudian
berangkat. Ia membawa
sebuah buku bersamanya,
yaitu Hidup Para Bapa dari
Padang Gurun tulisan
Cassian. Ia juga membawa
serta benih-benih tanaman
dan beberapa peralatan.
Dengan perlengkapan
tersebut, Romanus masuk ke
dalam hutan di pegunungan
Jura antara Swiss dan
Perancis. Ia menemukan
sebuah pohon yang amat
besar dan tinggal di
bawahnya. Romanus
melewatkan waktunya dengan berdoa dan membaca
bukunya. Ia juga menanami serta merawat
kebunnya, dengan tenang menikmati alam
sekitarnya. Tak lama kemudian, adiknya - Lupicinus
- bergabung dengannya. Romanus dan Lupicinus
amat berbeda kepribadiannya. Romanus keras
terhadap dirinya sendiri. Tetapi, ia lemah lembut dan
penuh pengertian terhadap orang lain. Lupicinus
keras serta kasar terhadap dirinya sendiri dan
biasanya demikian juga ia menghadapi orang lain.
Namun demikian, maksudnya baik. Kedua
bersaudara itu saling mengerti satu sama lain dan
hidup rukun bersama.
Banyak orang kemudian datang untuk
bergabung dengan mereka. Orang-orang itu pun
juga ingin menjadi rahib, maka mereka mendirikan
dua buah biara. Romanus menjadi pemimpin di biara
yang satu dan Lupicinus menjadi pemimpin di biara
573
yang lainnya. Para rahib itu hidup sederhana dan
keras. Mereka banyak berdoa dan
mempersembahkan kurban-kurban mereka dengan
sukacita. Mereka melakukan silih untuk mempererat
panggilan hidup mereka. Mereka bekerja keras
menanami serta memelihara kebun mereka dan
senantiasa hening sepanjang waktu. Mereka memilih
untuk hidup demikian oleh sebab perhatian utama
mereka adalah mendekatkan diri kepada Tuhan.
Cara hidup mereka membantu mereka untuk
mencapai tujuan rohani mereka. Santo Romanus
wafat pada tahun 460. Adiknya, Santo Lupicinus,
wafat pada tahun 480. Santo Romanus dan Santo
Lupicinus keduanya adalah kudus, meskipun mereka
memiliki kepribadian yang berbeda.
SANTA LUSIA († 304)
Santa yang dikagumi ini hidup di Syracuse,
Sisilia. Ia dilahirkan pada akhir abad ketiga.
Orangtuanya adalah bangsawan
yang kaya raya serta terhormat.
Ayahnya meninggal ketika Lusia
masih kecil. Lusia secara diamdiam berjanji kepada Yesus
bahwa ia tidak akan pernah
menikah agar ia dapat menjadi
milik-Nya saja. Lusia seorang
gadis yang jelita dengan
sepasang mata yang indah. Para
pemuda bangsawan jatuh hati
kepadanya. Ibunya mendesaknya
untuk menikah dengan salah
seorang dari mereka yang telah
dipilihnya bagi Lusia. Tetapi Lusia tidak tertarik. Ia
kemudian memikirkan suatu rencana untuk
574
melunakkan hati ibunya. Ia tahu bahwa ibunya
menderita sakit pendarahan. Lusia membujuknya
untuk pergi ke gereja Santa Agatha dan berdoa
mohon kesembuhan. Lusia pergi menemaninya dan
mereka berdoa bersama. Ketika Tuhan mendengar
doa mereka serta menyembuhkan ibunya, Lusia
mengatakan kepada ibunya tentang ikrarnya untuk
menjadi pengantin Kristus.
Sebagai ungkapan rasa terima kasih atas
kesembuhannya, ibunya mengijinkan Lusia
memenuhi panggilan hidupnya. Tetapi pemuda
kepada siapa ibunya telah menjanjikan Lusia, amat
marah karena kehilangan Lusia. Dalam puncak
kemarahannya, ia melaporkan Lusia sebagai seorang
pengikut Kristus. Ia mengancam hendak
membutakan kedua mata Lusia. Tetapi, Lusia
bahkan rela kehilangan kedua matanya daripada
tidak menjadi pengantin Kristus. Dan itulah yang
terjadi. Banyak patung yang kelak dibuat
menggambarkan Santa Lusia dengan matanya yang
indah di telapak tangannya. Yesus membalas cinta
Lusia yang gagah berani. Ia melakukan mukjizat
dengan memulihkan mata Lusia kembali, bahkan
jauh lebih indah dari sebelumnya. Hakim yang kafir
berusaha mengirim Lusia ke rumah wanita pendosa.
Ia berharap agar Lusia dapat dibujuk untuk
mengingkari Kristus. Tetapi ketika mereka berusaha
membawanya ke sana, Tuhan menjadikan tubuh
Lusia demikian berat sehingga mereka tidak dapat
mengangkatnya. Pada akhirnya, Lusia ditikam dan
menjadi martir bagi Yesus pada tahun 304.
A: cahaya (L); P: 13 Desember
PAUS LUSIUS I († 254)
575
Begitu dipilih menjadi paus, ia langsung
diseret ke pembuangan. Namun beberapa waktu
kemudian ia diperbolehkan kembali ke Roma.
Terhadap orang Kristen yang murtad namun kembali
bertobat, sikap Lusius tidak keras.
P: 4 Maret
LUSIUS (abad ke-5/6)
Ialah uskup misionaris yang giat di
pegunungan Swiss.
P: 2 Desember
LUTGARDIS (1182-1246)
Suster Sistersien ini banyak menyangkal diri
dan bermatiraga untuk mentobatkan dan
menyembuhkan jiwa raga orang lain. Ia berupaya
keras memajukan penghormatan terhadap Hati
Kudus Jesus.
P: 16 Juni
SANTO LUIGI ORIONE (1872-1940)
•
Pastor & Relawan Korban Bencana
Beberapa hari setelah gempa bumi di daerah
Marsica (Italia) pada tahun 1915, masih banyak
korban yang terperangkap dalam reruntuhan
bangunan. Pencarian korban semakin sulit karena
saat itu sedang musim dingin. Regu penyelamat dan
relawan terus berusaha melawan dingin untuk
mencari para korban. Di antara relawan itu tampak
seorang pastor bertubuh kecil dan kotor. Ia berdiri di
dekat reruntuhan, mengumpulakn sejumlah anak
yang terpisah dari keluarganya. Nama pastor itu
Luigi Orione.
576
Luigi berusaha mendapatkan kendaraan
untuk membawa anak-anak ke kota Roma.
Kebetulan sebuah iring-iringan mobil Raja Vittorio
Emanuele III berhenti. Luigi tidak melewatkan
kesempatan itu. Tetapi usahanya terhalang oleh
pengawal raja. Sekali lagi Luigi memohon kepada
raja supaya anak-anak dapat diantar keluar dari
lokasi reruntuhan gempa bumi. Dan, ia berhasil. Di
tengah kebingungan dan kesedihan ia justru
membawa harapan dan keyakinan bagi mereka.
Luigi masuk Seminari di Biara Fransiskan
Voghera Pavia, Italia, pada saat usianya baru 13
tahun. Tetapi setahun kemudian ia keluar karena
sakit. Ia melanjutkan studinya di Sekolah Santo
Yohanes Don Bosco di Turin selama tiga tahun.
Kemudian ia mendaftar ke seminari. Pilihannya jatuh
pada seminari Diosesan di Tortona. Ia bergabung
menjadi relawan di kelompok San Marziano dan
kelompok Santo Vincent de Paul. Bersama relawan
lainnya ia banyak menolong dan memperhatikan
orang lain. Pada tahun 1982 Luigi membuka
pendampingan remaja pertama di Tortona. Tahun
berikutnya ia membuka sekolah berasrama dengan
biaya murah. Keluarga menyumbang bahan
makanan sebanyak yang mereka mampu berikan.
Luigi dan beberapa orang frater mengajar di sekolah
itu.
Tiga tahun kemudian Luigi ditahbiskan
menjadi imam pada usia 23 tahun. Pada kesempatan
itu Uskup Tortona memperbolehkan sejumlah frater
meninggalkan seminari dan bergabung dengan
Pastor Luigi. Sejak itu cikal bakal Karya
Penyelenggaraan Ilahi dimulai. Kongregasi ini terus
berkembang dari tahun ke tahun dan diresmikan
pada 21 Maret 1903 oleh Uskup Tortona Mgr. Igino
Bandi. Kongregasi ini berkarya untuk menghantar
577
dan menyatukan semua orang, termasuk orang
miskin, kepada Tuhan dan Gereja.
•
Mendirikan Susteran
Pastor Luigi mendirikan rumah perawatan di
Turin dan Cottolengo untuk orang sakit. Pasien yang
dating digolongkan menurut jenis penyakitnya dan
dirawat dengan kekeluargaan. Sementara di
Cottolengo lebih khusus lagi. Luigi menerima pasien
yang tidak tertampung di rumah sakit dan rumah
perawatan lainnya.
Pada tahun 1915 Luigi mendirikan Susteran
Misionaris. Suster-susternya lebih mengutamakan
pekerjaannya pada pendidikan kanak-kanak, panti
asuhan, pastoral, pendidikan untuk perempuan,
pertolongan pada orang miskin dan sakit. Dengan
demikian semakin banyak muda-mudi yang ingin
bergabung mengikuti semangat karya Luigi.
Misi Luigi meluas ke Brazil, Argentina,
Uruguay, palestina, Polandia, Amerika, inggris,
Albania, dan sejumlah Negara lainnya. Ia sendiri
masih sempat melakukan perjalanan ke Amerika
Latin, yaitu pada tahun 1921-1922 dan 1934-1937.
Luigi wafat pada 12 Maret 1940. Paus Yohanes
Paulus II berkenan menobatkan Luigi sebagai orang
kudus (santo) pada tanggal 16 Mei 2004.
LYDIA LONGLEY (1674-1758)
Dilahirkan di Groton (AS) dalam keluarga
Kristen Protestan Puritan yang berasal dari Inggris.
Ibunya menghadap Tuhan di kala Lydia masih kecil.
Sejak itu ia harus mengurus ketiga adiknya yang
kecil itu, sampai ayahnya kawin dengan wanita lain.
Dari perkawinan kedua, ayahnya mempunyai empat
anak lagi. Pada tahun 1694 rumah mereka diserang
578
orang-orang Indian dan ayah beserta adik-adiknya
dibunuh. Lydia disandera dan kemudian ditebus oleh
seorang duda Katolik saleh berkebangsaan Perancis
yang bernama Le Ber. Berkat suasana dan semangat
Kristen dalam keluarga ini, Lydia menjadi Katolik
(1696) dan tiga tahun kemudian mengikrarkan kaul
kekal sebagai suster kelahiran Amerika yang
pertama. Kemudian ia menjadi pembesar di pulau
Orleans.
P: 27 April
LYON (Perancis) († 177)
Dalam surat umat Lyon dan Vienne kepada
umat-umat di Asia Kecil disebutkan nama 48 martir,
yang sebagian dari mereka berasal dari wilayah itu.
Diantara mereka pantas dicatat uskup Potinus;
Blandina, seorang budak belian; Maturus yang
baru saja dibaptis dan pemuda berumur 15 tahun
bernama Pontikus. Penganiayaan itu sangat
mengganas: “Kita tidak dapat menggambarkan
betapa besar siksaan dan kebencian orang kafir
serta betapa berat penderitaan orang-orang kudus
itu.”
P: 2 Juni
579
M
MAGDALENA – SOPHIA BARAT (17791865)
Adalah seorang guru muda yang pada umur
26 tahun menjadi pemimpin kelompok guru yang
bercita-cita membangun kembal pendidikan puteri
Katolik sesudah Revolusi Perancis menghancurkan
semua sekolah Katolik. Pendidikan yang diasuh
Kongregasi Suster dari ‘Hati Kudus’ (Sacre Coeur) ini
berkembang pesat, sehingga ibu Barat harus
menjelajahi Eropa untuk mendampingi suster-suster
dengan bijaksana dan penuh keberanian.
P: 25 Mei
MAGNUS († 772)
Rahib Irlandia ini menjadi misionaris di
daerah pegunungan Jerman Selatan.
A: besar, agung; P: 6 September
MAKARIOS AGUNG (300-390)
Rahib di gurun pasir (Mesir) ini sangat
dihormati karena kesalehan dan kekuasaannya
membuat mukjijat. Ia sangat arif dan hidup
sederhana. Temannya , Makarios dari Alexandria (†
384) yang terus berdoa itu mempunyai kuasa atas
roh-roh jahat dan penyakit-penyakit.
P: Makarios Agung 15 Januari; Makarios dari
Alexandria 2 Januari
580
SANTA MAKRINA MUDA (330-379)
Santo Basilius Tua dan Santa Emilia
dianugerahi sepuluh anak. Keluarga mereka tinggal
di Kaisarea. Anak sulung
mereka, Makrina, dilahirkan
sekitar tahun 330. Ketika
usianya duabelas tahun,
Makrina dipertunangkan
dengan seorang pemuda
sesuai adat kebiasaan pada
masa itu. Tetapi,
tunangannya mati
mendadak dan Makrina
mengatakan kepada
orangtuanya bahwa ia ingin
hidup selibat.
Makrina adalah
kakak bagi sembilan saudara dan saudari. Selain
dari orangtua dan dirinya sendiri, tiga saudara lakilakinya kelak dinyatakan kudus juga. Santo Basilius
Agung, Santo Petrus dari Sebaste dan Santo
Gregorius dari Nyssa semuanya adalah uskup.
Makrina membantu membesarkan saudarasaudaranya dan mereka mengasihinya. Santo Petrus
dari Sebaste mengenangkan kakaknya dengan
penuh rasa terimakasih teristimewa sebab Makrina
mengasuhnya penuh kasih semasa ia bayi. Petrus
dilahirkan pada tahun yang sama ayahnya wafat.
Anak-anak tumbuh dewasa dan Santa Basilius Agung
mendapatkan tempat bagi ibunya dan Makrina,
semacam biara dan banyak perempuan di wilayah
itu datang untuk menjalani kehidupan rohani di
sana.
Setelah Santa Emilia wafat, Makrina terus
hidup sebagai selayaknya seorang biarawati. Ia
581
bekerja keras dan membagi-bagikan segala milik
keluarga terkecuali yang sungguh dibutuhkannya.
Saudaranya, Basilius, wafat pada tahun 379. Pada
tahun yang sama, Makrina jatuh sakit. Saudaranya,
Santo Gregorius dari Nyssa, pulang untuk
mengunjunginya. Telah delapan tahun Santo
Gregorius meninggalkan rumah. Ia mendapati
Makrina di ambang maut. Tubuhnya yang rapuh
terbaring di atas dua lembar papan. Beberapa jam
kemudian, Makrina pun dihantar pulang ke rumah
Bapa. Santo Gregorius bersama uskup setempat dan
dua orang imam mengusung peti jenazah Makrina ke
pemakaman. Iring-iringannya panjang dan banyak
orang menangis. Santo Gregorius menulis mengenai
Makrina dan dari sanalah keindahan hidupnya kita
kenal.
SANTA MAKRINA TUA († 340)
Pada tanggal 2 Januari kita merayakan pesta
cucu dari santa yang pestanya kita rayakan pada
hari ini. Santo Basilius
Agung, yang dilahirkan
sekitar tahun 329,
berasal dari keluarga
para kudus. Makrina
(biasa disebut Santa
Makrina Tua untuk
membedakannya dari
Santa Makrina Muda
saudari Santo Basilius),
ibunda dari ayahnya,
adalah salah seorang
yang sangat
dikasihinya.
Tampaknya Santa Makrina yang membesarkan
582
Santo Basilius. Ketika dewasa, Santo Basilius
memuji neneknya atas segala hal baik yang telah
dilakukan untuknya. Teristimewa, Santo. Basilius
berterimakasih secara terbuka kepadanya oleh
karena neneknya itu telah mengajarinya cinta akan
iman Kristiani semenjak ia masih kecil betul.
Makrina dan suaminya harus membayar
mahal kesetiaan mereka pada iman Kristiani
mereka. Dalam salah satu masa penganiayaan oleh
penguasa Romawi, yaitu Galerius dan Maximinus,
kakek nenek Basilius terpaksa harus bersembunyi.
Mereka menemukan tempat persembunyian di
sebuah hutan dekat rumah mereka. Mereka berhasil
lolos dari tangan para penganiaya. Mereka
senantiasa diliputi rasa takut dan juga lapar, namun
demikian mereka tetap tidak mau mengingkari iman
mereka. Sebaliknya, dengan sabar mereka berharap
dan berdoa agar penganiayaan segera berakhir. Di
hutan, mereka mencari-cari apa yang dapat dimakan
dan makan tumbuh-tumbuhan liar hingga berhasil
selamat. Masa penganiayaan ini berlangsung hingga
tujuh tahun lamanya, Santo Gregorius dari Nazianze,
yang pestanya dirayakan bersama-sama dengan
Santo Basilius pada tanggal 2 Januari, mencatat
mengenai peristiwa tersebut.
Dalam masa penganiayaan yang lain, segala
kekayaan dan harta milik Makrina dan suaminya
disita penguasa. Tak ada yang tersisa bagi mereka
kecuali iman mereka dan harapan akan kasih
penyelenggaraan Tuhan bagi mereka. Santo Makrina
hidup lebih lama daripada suaminya, tetapi tidak
diketemukan catatan tahun kematian mereka yang
pasti. Menurut tradisi, Santo Makrina wafat sekitar
tahun 340. Cucunya, Santo Basilius, wafat pada
tahun 379.
583
MALAKIOS/ MAOL (1094-1148)
Dikenal sebagai pembaharu hidup biara,
ibadat dan pola pimpinan gerejani di Irlandia. Dua
kali ia berkunjung ke Roma mengurus kepentingan
gereja di pulau suci itu.
P: 3 Nopember
MALKOS (abad ke-4)
Melarikan diri, karena akan dipaksa kawin
oleh orang tuanya. Tetapi ia ditangkap oleh orang
jahat dan dijual sebagai budak belian. Majikannya
memaksa Malkos menikahi wanita budak. Mereka
pura-pura setuju sampai mendapat kesempatan
untuk melarikan diri. Kemudian wanita itu menjadi
suster, sedangkan Malkos menjadi pertapa di gurun
pasir Chalkis.
A: raja; P: 21 Oktober
MAMAS († 274)
Ialah seorang pemuda yang menjadi gembala
domba dan dihukum mati di Sesarea (Turki) karena
imannya.
P: 17 Agustus
MANFREDUS († 1430)
Gemar membaca riwayat hidup para pertapa
dan rahib, sehingga sesudah ditahbiskan imam,
dengan berkat uskupnya, ia menjadi pertapa dalam
sebuah gua di pegunungan Alpen. Ia berpuasa keras
dan berdoa terus-menerus, sehingga banyak orang
minta didoakan olehnya.
B: Fred, Fredy; P: 28 Januari
584
MAR AUGIN/ EUGENIOS († 363)
Ialah seorang penyelam mutiara di Suez yang
menjadi rahib dan kemudian memimpin biara besar
di gunung Izla (Mesir). Ia mengutus 72 rahibKristen
pertama untuk membawa Injil ke Persia.
MARCELLA (325-410)
Sesudah menjanda, wanita yang pandai dan
berani ini mengumpulkan wanita baik-baik dalam
rumahnya di bawah bimbingan Santo Hieronimus.
Ketika Roma dirusakkan oleh Raja Alarih ia disiksa
supaya membayar uang banyak yang sudah ia
bagikan pada orang-orang miskin itu sampai
mengakibatkan kematiannya.
P: 31 Januari
MARCELLINA (332-398)
Kakak perempuan Santo Ambrosius ini ingin
hidup sebagai perawan, walaupun tidak tinggal
dalam biara. Ia hidup di Roma dan Milano dengan
sederhana dan dalam semangat bertobat
P: 17 Juli
MARCELLINUS dan PETRUS († 304)
Adalah imam dan exorsis (pengusir roh jahat)
yang mati sebagai saksi iman di Roma.
P: 2 Juni
MARCELLOS († 469)
585
Memimpin ‘biara yang tidak pernah tidur’
dekat Konstantinopel. Sebab, dalam biara itu baik
siang ataupun malam hari terus menerus para
biarawan secara bergantian merayakan ibadat pujian
kepada Tuhan.
P: 29 Desember
MARCELLUS († 298)
Perwira Romawi di Tanger (Afrika) ini
menolak mengikuti ibadat pemujaan terhadap
kaisar. Ia berkata: “AKU hanya mengabdi kepada
Raja Abadi, Jesus Kristus.” Akibatnya, ia langsung
ditangkap dan dihukum mati. P: 30 Oktober
Kemudian, sekretaris pengadilan, yaitu KASIANUS,
yang mendengar kesaksian Marcellus langsung
menolak mencatat hukuman dan mengaku Kristen.
Dan ia pun akhirnya dibunuh.
P: 3 Desember
MARGARETA († 307)
Ialah perawan dan martir di Antiokia (Turki).
Ia adalah salah satu di antara empatbelas Pembantu
dalam Kesukaran yang dimintai pertolongannya.
L: naga (lambang nafsu) yang ditaklukkannya;
P: 20 Juli
SANTA MARGARETA dari SKOTLANDIA
(1046-16 November 1093)
Margareta adalah seorang Putri Kerajaan
Inggris yang dilahirkan pada tahun 1046. Ia dan
ibunya berlayar ke Skotlandia untuk melarikan diri
dari raja yang berhasil menguasai tanah mereka.
Raja Malcolm dari Skotlandia menyambut mereka.
586
Raja jatuh cinta kepada putri yang cantik jelita itu.
Tak lama kemudian, Margareta dan Malcolm pun
menikah.
Sebagai seorang ratu, Margareta membawa
banyak perubahan baik bagi suami dan negaranya.
Malcolm seorang yang baik, tetapi ia dan para
anggota istananya amat
kasar. Ketika dilihat raja
betapa bijaksana
isterinya itu, raja
bersedia mendengarkan
nasehat-nasehat baik
isterinya. Margaret
membantu raja untuk
menguasai diri dan
melatih keutamaankeutamaan Kristiani. Ia
menjadikan istananya
indah serta tahu sopan
santun. Raja dan ratu
menjadi teladan yang
mengagumkan, oleh
karena cara mereka
berdoa bersama serta cara mereka memperlakukan
satu sama lain. Mereka membagikan makanan
kepada kaum miskin papa. Mereka berdua berusaha
keras untuk meneladani Yesus dalam hidup mereka.
Margareta merupakan berkat bagi seluruh
rakyat Skotlandia. Sebelum ia datang, rakyat amat
bodoh. Banyak di antara mereka yang mempunyai
kebiasaan buruk yang menghalangi mereka untuk
dekat kepada Tuhan. Margareta berjuang keras
mendapatkan guru-guru yang baik untuk membantu
rakyatnya memperbaiki kebiasaan-kebiasaan
mereka yang buruk itu. Ia dan Malcolm mendirikan
gereja-gereja baru. Ratu senang menghiasi gereja-
587
gerejanya dengan indah sebagai ungkapan rasa
hormatnya kepada Tuhan. Malahan, Ratu Margareta
sendiri yang menyulam sebagian jubah-jubah liturgi
para imam. Margareta dan Malcolm dianugerahi
enam putera serta dua puteri. Mereka amat
mengasihi putera dan puteri mereka. Putera
bungsunya kelak menjadi St. David. Tetapi,
Margareta mengalami saat-saat sedih juga. Pada
saat sakitnya yang terakhir, ia mendengar kabar
bahwa suami beserta puteranya, Edward, terbunuh
dalam perang. Mereka meninggal hanya empat hari
sebelum Margareta sendiri meninggal dunia. Santa
Margareta wafat pada tanggal 16 November 1093.
Ia dinyatakan kudus oleh Paus Inosensius IV pada
tahun 1250.
P: 16 Nopember
MARGARETA (1176)
Dibunuh suaminya, namun suaminya
membantah dan mengatakan bahwa Margareta
menggantung diri. Jenasah Margareta dikuburkan di
luar tempat pemakaman ornag beriman. Tetapi
karena pada kuburnya terjadi begitu banyak
mukjijat, penipuan suaminya terbongkar. Lalu
jenasahnya dimakamkan kembali di dalam gereja di
Roskilde (Denmark).
P: 25 Oktober
MARGARETA (1242-1270)
Puteri raja Hungaria dan keponakan Santa
Elisabet ini dua kali menolak dinikahkan dengan
seorang raja. Ia memilih menjadi biarawati.
Sekalipun menderita banyak, namun ia selalu
bersikap ramah.
588
P: 18 Januari
MARGARETA (1247-1297)
Menjadi selir seorang bangsawang di Cortona
(Italia) selama sembilan tahun. Melihat mayat
suaminya memar penuh luka akibat pembunuhan,
Margareta bertobat. Kemudian ia membesarkan
puteranya dengan baik. Ia berbuat amal, mendirikan
rumah sakit, dan banyak berdoa, sehingga banyak
orang berdosa yang bertobat. Margareta dikaruniai
penglihatan dan rahmat mistik.
P: 22 Februari
SANTA MARGARETA BOURGEOYS
(17 April 1620-12 Januari 1700)
St. Margareta dilahirkan di Troyes, Perancis,
pada tanggal 17 April tahun 1620, tetapi
melewatkan sebagian
besar dari delapan puluh
tahun usianya di
Montreal, Kanada.
Margareta adalah anak
keenam dari duabelas
bersaudara.
Orangtuanya adalah
orang-orang yang saleh.
Ketika Margareta
berumur sembilan belas
tahun, ibunya meninggal
dunia. Margareta
mengambil alih tugas
merawat adik-adiknya.
Ayahnya meninggal
589
dunia ketika ia berumur duapuluh tujuh tahun. Adikadiknya kini telah dewasa dan Margareta berdoa
mohon bimbingan Tuhan akan apa yang harus
dilakukan dalam hidupnya. Gubernur Montreal,
Kanada, mengunjungi Perancis. Ia berusaha
mendapatkan guru-guru untuk Dunia Baru. Ia
mengajak Margareta datang ke Montreal untuk
mengajar di sekolah dan di kelas-kelas agama.
Margareta setuju.
Margareta memberikan bagian warisan dari
orangtuanya kepada para anggota keluarga yang
lain. Mereka tidak dapat percaya bahwa Margareta
sungguh akan meninggalkan tanah airnya yang
beradab untuk pergi ke daerah seberang laut yang
masih primitif. Namun demikian, itulah yang ia
lakukan. Ia berlayar pada tanggal 20 Juni 1653 dan
tiba di Kanada pertengahan November. Margareta
memulai pembangunan kapel pada tahun 1657.
Kapel itu dipersembahkan bagi Bunda Maria
Penolong yang Baik. Pada tahun 1658, ia membuka
sekolahnya yang pertama. Margareta sadar akan
kebutuhan untuk merekrut lebih banyak pengajar. Ia
pulang ke Perancis pada tahun 1659 dan kembali
bersama empat orang rekan. Pada tahun 1670, ia
pulang lagi ke Perancis dan kembali dengan enam
orang rekan. Wanita pemberani ini menjadi biarawati
pertama dari Kongregasi Notre Dame.
Ketika terjadi bencana kelaparan, St.
Margareta dan para biarawatinya membantu
masyarakat di koloni tersebut agar bertahan hidup.
Mereka membuka sebuah sekolah ketrampilan dan
mengajarkan kepada kaum muda bagaimana
mengurus rumah tangga dan pertanian. Kongregasi
St. Margareta tumbuh dan berkembang. Pada tahun
1681 ada delapan belas biarawati. Tujuh di
antaranya adalah gadis-gadis Kanada. Mereka
590
membuka lebih banyak daerah misi dan dua
biarawati ditugaskan mengajar di daerah misi suku
Indian. St. Margareta sendiri yang menerima dua
wanita Indian pertama yang bergabung dalam
kongregasinya.
Pada tahun 1693, Moeder Margareta
menyerahkan kongregasinya kepada penerusnya.
Superior yang baru adalah Moeder Marie Barbier,
gadis Kanada pertama yang bergabung dalam
kongregasinya. Regula kongregasi religius St.
Margareta diakui oleh gereja pada tahun 1698.
Margareta melewatkan tahun-tahun terakhir
hidupnya dengan berdoa dan menulis otobiografi.
Pada hari terakhir dalam tahun 1699, seorang
biarawati muda terbaring sekarat. Moeder Margareta
memohon pada Tuhan untuk mengambil nyawanya
sebagai ganti nyawa sang biarawati. Pagi hari
tanggal 1 Januari 1700, biarawati muda tersebut
sepenuhnya sembuh dari penyakitnya. Sebaliknya,
Moeder Margareta menderita demam hebat. Ia
menanggung sakit selama dua belas hari lamanya
dan wafat ada pada tanggal 12 Januari tahun 1700.
Ia dinyatakan kudus oleh Paus Yohanes Paulus II
pada tanggal 2 April 1982.
BEATA MARGARETA CASTELLO (1287-13
April 1320)
Tahun 1287, sebuah keluarga bangsawan di
Metola, Umbria, Italia sedang menantikan kelahiran
anak pertama mereka. Mereka mengharapkan
seorang putera yang kuat dan sehat atau seorang
puteri yang cantik. Tetapi, bayi yang kemudian lahir
adalah bayi perempuan yang kecil dengan kaki
kanannya lebih pendek dari yang kiri, dan bayi itu
…..sama sekali tidak cantik. Karena malu
591
mempunyai seorang anak yang cacat, orangtuanya
memerintahkan agar bayi itu disembunyikan saja.
Sementara anak itu tumbuh besar, mereka
mendapati bahwa anak itu juga buta. Karena
kakinya yang timpang dan karena tidak diberi
perawatan yang baik, Margareta kemudian menjadi
bongkok.
Margareta kecil suka sekali berjalan-jalan di
sekitar istana, sampai suatu ketika seorang tamu
terhormat memergokinya. Orangtuanya sangat
cemas dan khawatir, jangan-jangan orang-orang
akan tahu bahwa anak yang cacat dan buruk itu
adalah anak mereka. Karenanya mereka
membangun sebuah kamar di samping sebuah kapel
kecil yang berada di hutan. Margareta ditempatkan
di kamar yang terkunci itu ketika usianya 6 tahun.
Tidak seorang pun yang menemaninya kecuali
seorang pelayan yang bertugas mengantarkan
makanannya dan seorang imam yang mengajarinya
tentang Yesus.
Empat belas tahun lamanya Margareta
dikurung di kamarnya, sampai meletuslah perang
dan Margareta dibawa kembali ke istana. Sementara
itu tersiarlah kabar tentang mukjizat kesembuhan
yang terjadi di makam Frater Giaco, seorang
biarawan kudus yang meninggal di kota Castello.
Orangtua Margareta berpikir, tentulah Margareta
juga dapat disembuhkan dengan mukjizat. Jadi,
592
mereka pergi ke Castello. Dari pagi hingga petang
Margareta berdoa dengan khusuk, ia yakin bahwa
Tuhan akan berbelas kasihan kepadanya. Margareta
yakin akan terjadi mukjizat dan Tuhan akan
menjadikannya normal seperti gadis-gadis lain.
Namun, tidak terjadi suatu mukjizat apa pun
padanya. Orangtuanya sangat kecewa. Mereka
beranggapan, jika Tuhan sendiri telah menolak
Margareta, tentunya mereka juga berhak untuk
menolaknya. Jadi, malam itu mereka pulang ke
rumah dan meninggalkan Margareta di gereja Cittàdi-Castello. Margareta sangat cemas, seorang gadis
buta di kota yang asing, bisakah ia bertahan hidup?
Dikatupkannya tangannya dan ia pun berdoa
menyerahkan hidupnya pada Tuhan.
Pengemis-pengemis jalanan menemukan
Margareta, membawanya pulang, dan mengajarinya
menjadi pengemis. Margareta segera menjadi
perhatian penduduk kota Castello. Seorang
pengemis buta, timpang dan bongkok, tetapi tingkah
laku serta tutur katanya terpelajar, terlebih lagi
kelembutan hatinya dan kepenuhan sukacitanya.
Kepada mereka yang iba kepadanya Margareta
dengan bahagia mengatakan, "Oh, seandainya
engkau tahu apa yang ada di dalam hatiku!"
Beberapa dari mereka membawanya pulang,
Margareta membantu mereka mengerjakan
pekerjaan-pekerjaan rumah tangga. Ia juga
mengumpulkan anak-anak, memberikan pelajaran
agama, bercerita, dan mengajar mereka berdoa dan
mengucapkan Mazmur. Margareta memberi
pengaruh besar pada keluarga di mana ia tinggal
dengan tingkah lakunya dan doa-doanya. Jadi,
demikianlah Margareta berpindah-pindah dari satu
keluarga ke keluarga lainnya.
593
Berita mengenai Margareta dan kesalehannya
terdengar juga sampai ke biara Castello. Para
biarawati di sana mengajak Margareta untuk tinggal
bersama mereka. Margareta senang sekali, pertama
ia tidak ingin menjadi beban orang lain lagi, kedua
karena ia ingin membaktikan dirinya dalam
kehidupan doa. Demikian senang hatinya sehingga
di biara Margareta bekerja lebih keras dan berdoa
lebih sering dan lebih khusuk dari semua biarawati di
sana. Hal itu membuat Margareta lebih menonjol
dari para biarawati itu sendiri sehingga para
biarawati itu tidak senang. Sebentar saja Margareta
sudah menjadi pengemis jalanan lagi.
Kelompok Mantellatae, kelompok awam dari
Ordo Dominikan, menaruh belas kasihan kepada
Margareta dan mengajaknya bergabung. Ia diangkat
anak oleh sebuah keluarga di Castello. Margareta
senang karena sekarang ia memiliki sebuah
keluarga. Ia mengabdikan dirinya kepada mereka
yang kurang beruntung, sakit dan menderita. Ia juga
mengunjungi tahanan-tahanan dalam penjara, dan
menaruh simpati yang besar kepada mereka. Ia
senantiasa mengingatkan bahwa meskipun mereka
hidup dalam penjara, mereka adalah anak-anak
Tuhan juga. Margareta melakukan karya amal kasih
sepanjang hidupnya, sampai ia meninggal pada
tanggal 13 April 1320 dalam usia 33 tahun. Banyak
mukjizat terjadi selama hidupnya maupun setelah
kematiannya. Pada tahun 1558, lebih dari dua ratus
tahun setelah wafatnya, kuburnya dibuka dan
jenazahnya diketemukan dalam keadaan utuh.
Margareta dibeatifikasi pada tahun 1609. Pestanya
dirayakan tanggal 13 April. Margareta adalah
pelindung orang-orang cacat dan terbuang.
594
"Yesus juga ditolak oleh orang-orang-Nya sendiri, Ia
memperkenankan aku diperlakukan sama dengan-Nya,
sehingga aku dapat lebih meneladani Tuhan-ku yang
Terkasih." ~ Beata Margareta Castello.
SANTA MARGARETA MARIA ALACOQUE
(22 Juli 1647-17 Oktober 1690)
“Pandanglah HatiKu ini, yang begitu mengasihi manusia,
tetapi manusia tidak mau balas mengasihi-Ku. Melalui
engkau, Hati IlahiKu berharap untuk menyebarkan kasihNya ke segenap penjuru dunia.” ~ Yesus kepada Santa
Margareta Maria Alacoque
SIAPA SANTA MARGARETA MARIA ALACOQUE?
Pernahkah kamu merasa tidak berarti? Ya,
seperti itulah perasaan St. Margareta Maria. Ia
menyamakan dirinya seperti sebuah "atom yang
595
sangat kecil" dibandingkan dengan Kristus. Santa
Margareta Maria dilahirkan pada tanggal 22 Juli
1647 di L'Hautecourt, Burgundy, Perancis. Ayahnya
bernama Claude Alacoque dan ibunya Philiberte
Lamyn. Ketika masih kanak-kanak, Margareta adalah
seorang anak yang periang. Setelah menerima
Komuni Pertama pada usia sembilan tahun,
Margareta sering melakukan matiraga secara diamdiam. Ketika usianya sebelas tahun ia jatuh sakit,
menjadi lumpuh dan harus tinggal di tempat tidur
selama empat tahun. Suatu hari, ia membuat janji
kepada Bunda Maria untuk menyerahkan seluruh
hidupnya kepada Tuhan. Bunda Maria menampakkan
diri kepadanya dan seketika itu juga penyakitnya
lenyap. Margareta menjadi sehat kembali. Setelah
ayahnya meninggal, karena ibu Margareta sering
jatuh sakit, seorang bibi pindah ke rumahnya untuk
mengurus rumah tangga. Bibi dan pamannya ini
membuat Margareta dan ibunya sangat menderita.
Hampir setiap hari Margareta bersembunyi di taman
sambil menangis dan berdoa. Margareta percaya
benar akan belas kasihan Allah. Ia mendapatkan
penghiburan besar dalam Sakramen Ekaristi. Yesus
sendiri juga berkenan memberinya kepekaan atas
kehadiran dan perlindungan-Nya dalam penampakan
kepadanya saat Ia menderita disalib.
Ketika usianya telah mencapai tujuhbelas
tahun, ibunya serta kaum keluarganya menghendaki
Margareta agar segera menikah. Mereka khawatir
karena Margareta mulai membawa anak-anak
pengemis ke kebun rumah dan mengajar agama
kepada mereka. Margareta bingung apakah ia
hendak menikah dengan orang kaya yang
meminangnya agar ia dapat mengentas keluarganya
dari kemiskinan, ataukah masuk biara. Hingga suatu
malam, ia mendapat penampakan: Yesus yang
596
penuh luka karena baru saja didera menegur
Margareta akan ketidaksetiaannya kepada-Nya
setelah Ia sendiri begitu banyak membuktikan kasihNya kepada Margareta.
Akhirnya, pada tanggal 25 Mei 1667
Margareta Maria masuk Biara Visitasi di Paray-leMonial dan pada bulan November 1672 ia
mengucapkan kaul kekalnya. Margareta dikenal
sebagai seorang biarawati yang baik dan rendah
hati. Tetapi ia sering membuat kesal para suster
yang lainnya karena ia seorang yang lambat dan
canggung dalam bekerja. Pada tahun 1675, ia
mendapat penampakan Yesus di mana Yesus
menunjukkan kepadanya Hati-Nya yang Penuh Belas
Kasihan itu berdarah. Yesus mengatakan kepadanya
betapa Ia mengasihi seluruh umat manusia dan Ia
ingin agar Margareta menyebarkan devosi kepada
Hati-Nya Yang Mahakudus. Suatu tugas yang amat
berat. Banyak orang tidak percaya bahwa Yesus
menampakkan diri padanya. Sebagian malahan
marah kepadanya atas usahanya menyebarkan
suatu devosi baru. Hal-hal demikian membuat
Margareta sangat menderita. Namun demikian ia
tetap setia melaksanakan kehendak Allah.
Diilhami oleh Yesus sendiri, Margareta Maria
menetapkan Jam Suci yaitu jam sebelas malam
sampai tengah malam menjelang fajar Jumat
Pertama setiap bulan. Saat Jam Suci, Margareta
berdoa dengan meniarap (Prostratio:
mengungkapkan kerendahan diri dan kekecilan
dirinya di hadapan Allah dan menyampaikan
penghormatan dan kerendahan hati secara paling
intensif) dengan mukanya mencium tanah. Ia berdoa
untuk bersama-sama dengan Yesus menanggung
sengsara sakrat maut yang dialami Yesus di Taman
Getsemani di mana murid-murid-Nya meninggalkan-
597
Nya seorang diri. Yesus menyatakan kerinduan hatiNya akan kasih umat-Nya dan menunjukkan HatiNya Yang Mahakudus yang penuh cinta dan
belaskasihan serta penyelamatan. Tuhan
menetapkan hari Jumat setelah Hari Raya Tubuh dan
Darah Kristus sebagai Hari Raya Hati Yesus Yang
Mahakudus dan meminta Margareta untuk
menghormati Hati-Nya Yang Mahakudus dengan
menerima Komuni Kudus setiap Jumat Pertama
dalam bulan selama sembilan bulan berturut-turut.
Devosi ini dilakukan sebagai silih atas dosa-dosa kita
terhadap Sakramen Mahakudus. Yesus menyebut
Margareta Maria sebagai "Murid Terkasih dari Hati
Yesus Yang Mahakudus", serta pewaris semua
kekayaan hati-Nya.
Cinta kepada Hati Yesus Yang Mahakudus
adalah api yang membakar jiwa St. Margareta Maria,
dan devosi kepada Hati Yesus Yang Mahakudus
adalah masalah yang selalu diulang-ulangnya di
semua tulisannya. Yesus memberkati usaha keras
dan pengorbanan Margareta. Sekarang, devosi
kepada Hati Yesus Yang Mahakudus yang indah ini
telah dipraktekkan di seluruh dunia.
Santa Margareta Maria Alacoque meninggal
pada tanggal 17 Oktober 1690, jenazahnya tetap
utuh hingga kini. Bulan Maret 1824 ia diangkat
sebagai Venerabilis (Yang Pantas Dihormati) oleh
Paus Leo XII, tanggal 18 September 1864 ia
dinyatakan sebagai Beata oleh Paus Pius IX dan
pada tahun 1920 ia dinyatakan Santa oleh Paus
Benediktus XV. Pestanya dirayakan setiap tanggal
16 Oktober.
SURAT DARI SANTA MARGARETA MARIA
ALACOQUE
598
Hati Yesus yang Mahakudus adalah sumber
kasih yang tiada habis-habisnya dan satu-satunya
keinginan-Nya ialah mencurahkan diri-Nya ke dalam
hati orang-orang yang sederhana untuk
membebaskan mereka dan untuk mempersiapkan
mereka agar hidup sesuai dengan kehendak-Nya.
Dari Hati IlahiNya tiga berkas cahaya memancar tak
henti. Yang pertama adalah pancaran belas kasihan
bagi para pendosa; yang mengaliri hati para
pendosa dengan rasa sesal dan tobat. Yang kedua
adalah pancaran kemurahan hati yang membantu
siapa saja yang membutuhkan pertolongan,
terutama membantu mereka yang mencari
kesempurnaan agar dapat menemukan saranasarana guna menanggulangi segala kesulitan
mereka. Dari pancaran ketiga memancar kasih dan
terang bagi para sahabat-Nya yang telah mencapai
kesempurnaan; Ia menghendaki agar para sahabatNya mempersatukan diri dengan-Nya sehingga
mereka dapat memahami pengetahuan serta
perintah-perintah-Nya, serta dengan cara mereka
masing-masing, mengabdikan diri seutuhnya bagi
kemuliaan-Nya.
Hati IlahiNya adalah samudera yang penuh
dengan segala berkat, di mana orang-orang malang
boleh menyelam guna mendapatkan segala
kebutuhan mereka. Hati IlahiNya adalah samudera
sukacita di mana kita semua boleh membenamkan
segala penderitaan kita. Hati IlahiNya adalah
samudera kerendahan hati di mana kebodohankebodohan kita dihapuskan, samudera belas kasihan
bagi para pendosa, dan samudera kasih yang
memenuhi setiap kebutuhan kita.
Apakah kehidupan doamu tidak mengalami
kemajuan? Jika demikian, kamu hanya perlu
mempersembahkan kepada Tuhan doa-doa yang
599
dipanjatkan Sang Juruselamat bagi kita dalam
Sakramen di altar. Persembahkan kepada Tuhan
kasih PutraNya yang tak terhingga itu sebagai
tebusan atas kelemahan-kelemahanmu. Di setiap
kegiatan yang engkau lakukan, berdoalah seperti ini:
“Tuhan-ku, aku melakukan ini atau aku menanggung
itu demi Hati PutraMu dan seturut bimbingan-Nya
yang kudus. Aku mempersembahkan Hati-Nya yang
Mahakudus kepada-Mu sebagai tebusan atas semua
kesalahan dan kekuranganku.” Teruslah berdoa
seperti itu setiap saat sepanjang hidupmu.
Tetapi di atas semuanya itu, peliharalah
kedamaian hati. Hati yang damai jauh lebih berharga
daripada harta benda manapun. Guna memelihara
kedamaian hati, tidak ada yang lebih berguna selain
dari menyangkal kehendakmu sendiri dan
menggantinya dengan kehendak Hati Yesus yang
Mahakudus. Dengan demikian, kehendak-Nya bagi
kita dapat terlaksana sehingga Ia semakin
dimuliakan, dan kita bersukacita karena menjadi
alat-Nya dan percaya sepenuhnya kepada-Nya.
Margareta Maria Alacoque (1647-1690),
biarawati dengan pengalaman mistik, lahir di
I’Hautecour dan meninggal dalam biara Paray le
Monial (Perancis); L: Hati Kudus Jesus; P: 16
Oktober
“Betapa lemahnya mengasihi Yesus Kristus hanya ketika
Ia memperhatikan kita, dan menjadi dingin begitu
penderitaan menimpa. Itu bukan cinta sejati. Siapa yang
mengasihi seperti itu, terlalu mengasihi dirinya sendiri
untuk dapat mengasihi Tuhan dengan segenap hatinya.” ~
St Margareta Maria Alacoque
600
12 JANJI YESUS
12 Janji Yesus kepada Santa Margareta Maria
Alacoque bagi mereka yang berdevosi kepada Hati
Yesus yang Mahakudus:
1. "Aku akan memberikan semua rahmat yang
diperlukan sepanjang hidup mereka."
2. "Aku akan memberikan damai sejahtera
dalam keluarga-keluarga mereka."
3. "Aku akan menghibur mereka dalam
kesukaran-kesukaran mereka."
4. "Aku akan menjadi tempat perlindungan yang
aman sepanjang hidup mereka dan terutama
saat kematian mereka."
601
10.
11.
12.
5. "Aku akan mencurahkan rahmat berlimpah
pada semua usaha mereka."
6. "Para pendosa akan menemukan dalam Hati
Kudus-Ku sumber lautan belas kasihan yang
tak terbatas."
7. "Jiwa-jiwa yang suam-suam kuku akan
dikuatkan."
8. "Jiwa-jiwa yang kuat akan segera mencapai
kesempurnaan yang tinggi."
9. "Aku akan memberkati rumah-rumah di mana
lukisan Hati Kudus-Ku ditempatkan dan
dihormati. "
"Aku akan memberikan kepada imam karunia
menggerakkan hati yang paling keras sekalipun."
"Siapa saja yang menganjurkan devosi ini,
namanya akan tertulis di Hati-Ku, dan tidak akan
pernah dihapuskan."
"Aku berjanji demi Hati-Ku yang penuh belas
kasihan, bahwa kuasa kasih-Ku akan
menganugerahkan kepada mereka yang menerima
Komuni pada hari Jumat Pertama selama sembilan
bulan berturut-turut, rahmat pertobatan terakhir;
mereka tidak akan meninggal dalam keadaan
melukai Hati-Ku, pun tanpa menerima Sakramensakramen
terakhir; Hati-Ku akan menjadi
tempat perlindungan yang aman pada saat kematian
mereka."
D OA KEPADA HATI YESUS YANG MAHAKUDUS
Hati Yesus Yang Mahakudus, aku mengarahkan
diriku pada Hati-Mu Yang Mahakudus. Kuasailah
seluruh kepribadianku; ubahlah aku menjadi seperti
Engkau. Jadikan tanganku tangan-Mu, kakiku kakiMu, hatiku hati-Mu. Ijinkanlah aku melihat dengan
mata-Mu, mendengar dengan telinga-Mu, berkatakata dengan bibir-Mu, mengasihi dengan hati-Mu,
602
memahami dengan pikiran-Mu, melayani dengan
kehendak-Mu dan mengabdikan seluruh
kepribadianku. Jadikan aku serupa dengan Engkau.
Hati Yesus Yang Mahakudus, utuslah Roh Kudus-Mu
untuk mengajar aku agar mengasihi-Mu dan hidup
melalui Engkau, dalam Engkau dan untuk Engkau.
Datanglah Roh Kudus, jadikan tubuhku bait-Mu.
Datanglah, dan tinggallah dalam aku selamanya.
Beri aku kasih terdalam kepada Hati Yesus Yang
Mahakudus untuk dapat melayani Dia dengan
segenap hati, jiwa, pikiran dan kekuatanku.
Kuasai seluruh kemampuan, tubuh dan jiwaku.
Aturlah seluruh hasratku: perasaan dan emosi.
Kuasai kepandaian, pengertian dan kehendakku;
ingatan dan khayalku. O Roh Kasih Yang Kudus, beri
aku rahmat-Mu yang ampuh itu dengan berlimpah.
Berilah aku seluruh kebajikan; perkaya imanku,
kuatkan harapanku, tingkatkan keyakinanku, dan
kobarkan kasihku. Berilah aku ketujuh karunia, buah
dan kebahagiaanMu sepenuhnya. Trinitas Yang
Mahakudus, jadikanlah jiwaku bait-Mu yang kudus.
AMIN.
BEATA MARGARETA POLE (1471-28 Mei
1541)
Beata Margareta Pole dilahirkan pada tahun
1471. Ia adalah kemenakan dua orang raja Inggris,
Edward IV dan Richard III. Henry VII mengatur
pernikahannya dengan Sir Reginald Pole. Sir Pole
adalah seorang prajurit gagah, sahabat keluarga
kerajaan. Pada saat Raja Henry VIII naik tahta,
Margareta telah menjadi janda dengan lima orang
anak. Raja Henry VIII masih muda dan belum
berpengalaman dalam hal mengendalikan kerajaan
dan kekuasaan. Ia menyebut Margareta sebagai
603
wanita paling kudus di seluruh Inggris. Ia begitu
terkesan pada Margareta hingga ia mengembalikan
sebagian harta keluarganya yang hilang di masa
lampau. Raja juga memberinya gelar kerajaan.
Raja Henry amat mempercayainya hingga
Margareta diberi kepercayaan untuk mendidik Puteri
Maria, putri raja dan
Ratu Katarina. Tetapi
kemudian, Henry
berusaha menikahi Anne
Boleyn, meskipun ia
sudah beristeri.
Margareta tidak
menyetujui perilaku
raja. Karena itu, raja
mengusirnya dari istana.
Raja menunjukkan
bagaimana ia sangat
tidak suka kepadanya.
Raja bertambah murka
ketika seorang putera
Margareta, seorang
imam, menulis sebuah artikel panjang menentang
tuntutan Henry untuk menjadi kepala gereja Inggris
(Putera Margareta itu kelak menjadi Kardinal
Reginald Pole yang terkenal). Henry tidak dapat
mengendalikan diri lagi. Ia menjadi seorang yang
kejam serta penuh rasa dengki. Ia mengancam akan
membinasakan seluruh keluarga Margareta.
Henry mengutus orang-orangnya untuk
menginterogasi Margareta. Mereka harus dapat
membuktikan bahwa Margareta adalah seorang
pengkhianat. Mereka menginterogasinya mulai pagi
hingga petang. Tetapi, tidak pernah sekali pun
Margareta berbuat kesalahan. Tidak ada yang
disembunyikan olehnya. Kemudian Margareta
604
dikenai tahanan rumah di sebuah kastil seorang
bangsawan. Lalu, ia dipindahkan ke sebuah menara
besar di London. Ia bahkan tidak diadili sebelum
dipenjarakan. Selama musim dingin yang panjang,
Margareta menderita kedinginan yang hebat. Tidak
ada api dan tidak cukup pakaian hangat baginya.
Akhirnya, pada tanggal 28 Mei 1541, Beata
Margereta dihantar keluar dari menara menuju
tempat pelaksanaan hukuman mati. Ia lelah dan
sakit, tetapi ia berdiri tegak dan gagah untuk mati
demi imannya. “Aku bukan seorang pengkhianat,”
demikian katanya dengan berani. Margareta
dipenggal kepalanya. Usianya tujuhpuluh tahun.
P: 28 Mei
SANTA MARGUERITE D'YOUVILLE
(15 Oktober 1701-23 Desember 1771)
Marguerite dilahirkan di Quebec, Kanada,
pada tanggal 15 Oktober 1701. Ayahnya meninggal
dunia pada tahun 1708
dan keluarganya hidup
dalam kemiskinan.
Sanak keluarga
membayar uang sekolah
untuk Marguerite di
sekolah biara Ursuline di
Quebec. Dua tahun yang
dilewatkannya di
sekolah asrama
mempersiapkan
Marguerite untuk dapat
mengajar adik-adik
lelaki dan
perempuannya.
605
Marguerite seorang yang ramah dan
bersahabat. Ia membantu menopang keluarga
dengan menjahit dan menjual renda halus. Pada
tahun 1722, Marguerite menikah dengan Francois
D'Youville. Tampaknya perkawinan itu akan
menghantarnya ke suatu kehidupan rumah tangga
yang sungguh membahagiakan. Tetapi, dalam
hitungan bulan, jati diri Francois yang sesungguhnya
mulai muncul. Ia lebih menaruh minat dalam
mencari uang daripada memberikan perhatian pada
kelaurga. Pekerjaannya adalah berdagang minuman
keras secara ilegal. Ia menelantarkan Marguerite
sendirian bersama kedua anaknya dan tidak
mempedulikan mereka.
Francois meninggal secara mendadak pada
tahun 1730 setelah delapan tahun masa perkawinan.
Ia mewariskan banyak hutang yang harus dibayar
Marguerite. Seorang imam yang baik hati, Pater du
Lescoat, memberinya semangat. Pater mengatakan
kepada Marguerite betapa Tuhan sungguh amat
mengasihinya. Segera Marguerite memulai suatu
karya besar bagi Tuhan. Nubuat yang pernah
disampaikan kepadanya akan segera menjadi
kenyataan.
Pada tanggal 21 November 1737, Marguerite
D'Youville menerima seorang perempuan tunawisma
yang buta. Ini menandai dimulainya suatu karya
mengagumkan dalam pelayanan orang-orang miskin
yang sakit di rumah-rumah sakit. Rumah-rumah
sakit ini dikelola oleh para biarawati dari ordonya
yang baru. Marguerite dan rekan-rekan pertamanya
dikenal sebagai “Biarawati Abu-abu”, sebab jubah
religius mereka berwarna abu-abu. Para biarawati ini
mengambil alih rumah sakit umum di Montreal yang
menghadapi kebangkrutan dan dililit banyak hutang.
Orang banyak memperolok para biarawati ini. Apalah
606
yang memangnya dapat mereka perbuat? Tetapi
Moeder D'Youville dan para biarawatinya pantang
putus asa. Mereka bekerja, dan membangun, dan
memperbaiki. Lebih dari semua itu, mereka
menyambut siapa saja yang membutuhkan
pertolongan. Tak ada seorang pun yang terlalu
miskin atau terlalu sakit untuk dapat datang ke
rumah sakit mereka. Pada tahun 1765, suatu
kebakaran melalap habis rumah sakit, tetapi Moeder
D'Youville dan para biarawatinya membangun rumah
sakit kembali dalam waktu empat tahun.
Kedua putera Moeder D'Youville ditahbiskan
sebagai imam: Charles, pastor Boucherville, dan
Francois, pastor St Ours. Pada tahun 1769, Pater
Francois mengalami patah tangan. Ibundanya
bergegas datang untuk merawatnya. Lima hari
dilewatkannya di pastoran. Moeder D'Youville juga
sama murah hatinya ketika wabah cacar menyerang.
Dan selama Perang Tujuh Tahun antara Perancis dan
Inggris, Moeder D'Youville menolong para prajurit
dari kedua belah pihak. Ia menyembunyikan para
prajurit Inggris dalam ruang-ruang gelap di gudang
bawah tanah biara. Di sana para suster dengan
sembunyi-sembunyi merawat mereka hingga pulih
kembali. Moeder D'Youville wafat pada tanggal 23
Desember 1771. ia dimaklumkan sebagai santa oleh
Paus Yohanes Paulus II pada tanggal 9 Desember
1990. Ia adalah orang kudus pribumi pertama
Kanada.
MARIA DOMINIKA MAZZARELLO (18371881)
Sangat menghormati Bunda Maria. Ia
mendidik para puteri bukan semata-mata
berdasarkan teori, melainkan lebih bersifat
607
bimbingan praktis. Terdorong oleh karya dan ajakan
Yohanes Don Bosco, anak petani ini ikut mendirikan
dan memimpin kongregasi suster yang baru. P: 14
Mei
MARIA DROSTE zu VISHERING (18631899)
Suster Gembala Baik ini mendorong Paus Leo
XIII untuk mempersembahkan dunia kepada Hati
Kudus Jesus.
P: 8 Juni
MARIA FRANCES (1715-1791)
Diperlakukan dengan kasar oleh ayahnya,
karena tidak mau menikah dengan pria pilihan
orangtua. Selama 34 tahun ia menjadi pembantu
pastoran yang baik dan dianugerahi rahmat
berlimpah.
P: 6 Oktober
SANTA MARIA GORETTI (16 Oktober 18906 Juli 1902)
Lebi h Baik Mati daripada Berbuat Dosa
“Para remaja terkasih, yang dicintai secara istimewa
oleh Yesus dan oleh kami semua, katakanlah,
maukah kalian bertekad -dengan bantuan rahmat
Ilahi- untuk dengan tegas menolak segala macam
godaan yang dapat menodai kekudusan kalian?”
(Homili Paus Pius XII pada upacara Kanonisasi St.
Maria Goretti, 24 Juni 1950)
608
MARIA GORETTI
ALESSANDRO & MIMPINYA
SURAT WASIAT ALESSANDRO
MARIA GORETTI
Berbagai macam pikiran dan perasaan
berkecambuk menjadi satu dalam diri Assunta
Goretti, ibunda St. Maria
Goretti, ketika ia
mendengarkan homili yang
disampaikan oleh Paus Pius
XII pada upacara kanonisasi
puterinya. Lamunannya
membawa Assunta kembali
ke masa-masa yang silam.
Maria Goreti dilahirkan pada
tanggal 16 Oktober 1890 di
Corinaldo, Italia. Luigi
Goretti, ayahnya, seorang
petani miskin. Pada tahun
1899, pasangan Luigi dan
Assunta Goretti beserta
keempat anak mereka yang
masih kecil: Angelo, Maria, Marino dan bayi
Allesandro, meninggalkan Corinaldo dalam usahanya
mencari penghidupan yang lebih baik.
Di tengah perjalanan mereka mendengar
kabar tentang tanah pertanian milik Count Mazzoleni
di Ferriere yang hendak disewakan. Mereka menuju
ke sana dan Luigi Goretti diterima bekerja sebagai
petani bagi hasil di pertanian. Tanah pertanian itu
telah lama dibiarkan terbengkalai, maka Luigi harus
bekerja keras untuk membangunnya kembali. Kerja
keras tanpa henti menyebabkan Luigi akhirnya jatuh
sakit dan tidak dapat bekerja sama sekali. Saat
609
panen tiba dan Count Mazzoleni datang meninjau,
tanahnya baru sebagian saja yang telah dikerjakan.
Mazzoleni amat marah dan tanpa mau
mendengarkan penjelasan apa pun, ia mengirim
Giovanni Serenelli dan Alessandro, putera
bungsunya yang berumur sembilan belas tahun,
untuk menyelesaikan pekerjaannya. Keluarga
Serenelli tinggal bersama dalam rumah keluarga
Goretti.
Giovanni ternyata seorang pemabuk. Ia cepat
naik darah dan suka memaksakan kehendaknya.
Alessandro berperangai buruk, suka bertengkar dan
selalu cemberut. Ia biasa menghabiskan waktu di
kamarnya yang terkunci dengan melihat-lihat
majalah porno. Dinding kamarnya dipenuhi dengan
gambar-gambar gadis berpakaian tidak sopan.
Sementara itu penyakit malaria yang diderita Luigi
bertambah parah. Setiap malam isteri beserta anakanaknya berlutut di sekeliling tempat tidurnya dan
berdoa. Luigi menyesali kepindahannya ke Ferriere.
Ia membisikkan pesannya yang terakhir kepada
Assunta: “Kembalilah ke Corinaldo…” Akhir bulan
April 1902 Luigi Goretti meninggal dunia. Sejak itu
setiap malam Maria akan mendaraskan Rosario bagi
keselamatan jiwa ayahnya.
Dengan meninggalnya Luigi Goretti, hak atas
rumah berpindah kepada Giovanni Serenelli.
Giovanni mengijinkan Assunta beserta anak-anaknya
tetap tinggal dan bekerja untuknya. Assunta ingin
segera kembali pulang ke Corinaldo. Tetapi tidak
terbayangkan olehnya seorang wanita dengan tujuh
anak yang masih kecil-kecil dan tanpa bekal uang
menempuh perjalanan balik sepanjang 200 mil. Oleh
karena itu mereka tetap tinggal. Giovanni
memerintahkan Maria, yang sekarang berumur
sebelas tahun untuk mengerjakan semua pekerjaan
610
rumah tangga sementara Assunta harus bekerja di
ladang. Beban berat yang ditanggung Maria
menjadikannya lebih cepat dewasa dan matang
dibandingkan dengan anak lain seusianya. Ia telah
tumbuh menjadi seorang gadis cantik yang beriman
dan saleh, serta tekun berdoa. Devosinya kepada
Yesus serta ketaatannya kepada ibunya sungguh
luar biasa. Nasehat ibunya terpateri kuat di dalam
hatinya. “Kamu tidak boleh berbuat dosa, apa pun
alasannya.”
Meskipun tidak dapat membaca dan menulis,
Maria ikut pelajaran Katekumen dan beberapa bulan
sebelumnya, yaitu pada tanggal 16 Juni 1901, ia
telah menerima Komuni Kudusnya yang Pertama.
Saat-saat menerima Komuni Kudus di gereja
terdekat yang jaraknya dua jam perjalanan kaki itu
sungguh amat membahagiakan hatinya. Bulan Juli
1902. Assunta memperhatikan adanya perubahan
pada perilaku puterinya. Sifat kanak-kanaknya
sudah tidak tersisa lagi. Sinar matanya
memancarkan kesedihan. Waktu doanya semakin
panjang. Tubuhnya yang kecil bergetar dan air
matanya mengalir. Telah beberapa waktu Alessandro
Serenelli mengamatinya, mengganggunya serta
mengejarnya dengan niat buruk. Ancaman
Alessandro masih terngiang-ngiang di telinganya,
“Jika kamu memberitahu ibumu, aku akan
membunuh kalian berdua!” Hanya dari doalah Maria
memperoleh kekuatan dan kelegaan.
Hari Sabtu, tanggal 5 Juli 1902 kira-kira
pukul setengah empat sore. Alessandro
memanggilnya, “Marietta (demikian para tetangga
memanggil Maria), kemejaku robek dan perlu dijahit.
Aku mau memakainya untuk pergi ke gereja besok.
Aku letakkan di tempat tidurku.” Kemudian pemuda
itu keluar untuk mengurus sapi-sapinya. Tidak
611
berapa lama, Alessandro meminta Assunta untuk
menggantikannya. “Saputanganku ketinggalan,”
katanya, “Aku akan segera kembali.” Sementara itu
Maria duduk di lantai atas menjaga adik bayinya,
Teresa, sambil menjahit baju Alessandro. Dari dapur
Alessandro berteriak, “Marietta, datanglah kemari!”
Maria tidak mau. Maka Allesandro datang,
mencengkeram lengan Maria, menyeretnya ke
dapur, menekankan sebilah pisau belati ke lehernya
dan mengunci pintu. Maria berteriak minta tolong,
tetapi suaranya lenyap di telan mesin pengirik
gandum.
Alessandro mengancam Maria untuk menuruti
kehendaknya. Maria meronta sekuat tenaga dan
berteriak, “Tidak! Tidak Alessandro! Itu dosa. Tuhan
melarangnya. Kamu akan masuk neraka,
Alessandro. Kamu akan masuk neraka jika kamu
melakukannya!” Karena Maria berontak, Alessandro
menjadi kalap. Ia menikamkan belatinya ke tubuh
Maria, sekali, dua kali, tiga kali dan terus berulang
kali tanpa ampun. Melihat tubuh kecil itu kemudian
rebah dengan wajah pucat pasi, Alessandro sangat
ketakutan. Ia melemparkan pisaunya, masuk ke
kamarnya serta mengunci pintunya.
Assunta kemudian mendapati Maria terkapar
di lantai dapur bermandikan darah. Jeritan pilu yang
nyaring segera terdengar. Dengan berurai air mata
Assunta bertanya kepada putrinya,
“Siapa yang melakukan ini padamu?”
“Alessandro, Mama….”
“Tetapi, mengapa nak?”, Assunta terisak.
“Sebab ia ingin aku melakukan dosa yang
mengerikan dan aku tidak mau.”
Dengan kereta ambulans, Maria dilarikan ke rumah
sakit di Nettuno. Para dokter mendapatkan empat
belas luka tikaman serta banyak luka memar di
612
tubuh yang kecil itu. Karena mereka
mengoperasinya tanpa obat bius, Maria menderita
kesakitan yang luar biasa hingga akhirnya tidak
sadarkan diri. Dalam keadaan tidak sadar ia
berulang kali berteriak, “Alessandro, lepaskan!
Tidak, tidak, kamu akan masuk ke neraka! Mama,
tolong!”
Keesokan harinya seorang imam datang
untuk memberikan Sakramen Terakhir. Pastor
mengingatkan Maria bagaimana Yesus telah
mengampuni mereka yang menyalibkan Dia dan ia
bertanya apakah Maria juga mau mengampuni
Alessandro. Maria mengarahkan pandangannya pada
Salib yang tergantung di dinding dan dengan tenang
mengatakan,
“Saya juga memaafkan dia. Saya juga
berharap agar kelak ia datang dan menyusul
saya di surga.”
Setelah mengakukan semua dosanya, Pastor
memberinya Komuni Kudus, dan air mata
kebahagiaan memenuhi pelupuk matanya. Maria
memandang patung Bunda Maria yang diletakkan di
kaki tempat tidurnya dan saat itulah Yesus datang
menjemput gadis kecilnya untuk masuk dalam
perlindungan-Nya yang abadi. Maria Goretti
meninggal dalam usia 11 tahun pada tanggal 6 Juli
1902, pada pesta Tubuh dan Darah Kristus.
Empat puluh lima tahun kemudian, pada
tanggal 27 April 1947, Maria Goretti dibeatifikasi
oleh Gereja Katolik. Selanjutnya, pada tanggal 24
Juni 1950 bertempat di Basilika St Petrus, Bapa Suci
Paus Pius XII memimpin upacara kanonisasi St.
Maria Goretti dengan dihadiri lebih dari 250.000
umat.
Maria Goreti (1890-1902), martir; lahir dekat
Ancon Italia. Digelarkan martir pembela
kemurnian Kristiani; P: 6 Juli
613
Dalam homilinya Paus Pius XII menekankan
bahwa keutamaan St. Maria Goretti bukan hanya
pada kemurnian jiwa dan raga, tetapi juga
keutamaan-keutamaannya dalam “mengutamakan
kepentingan rohani di atas kepentingan duniawi,
kasih dan ketaatannya kepada orangtuanya,
kerelaannya untuk berkorkan dalam kesulitan,
pekerjaan sehari-hari, menerima kemiskinan,
kecintaannya dan doanya yang mendalam kepada
Yesus dalam Ekaristi, kemurahan hatinya dalam
mengampuni (pembunuhnya).
Segera setelah upacara kanonisasi berakhir,
dengan segala kerendahan hati Assunta
menyatakan: “Ya Tuhan, aku tidak layak Engkau
memberiku seorang kudus!” Assunta, yang saat itu
telah berumur 82 tahun, hadir dalam upacara
kanonisasi dengan ditemani kedua anaknya serta
pembunuh puterinya. Pesta St. Maria Goretti
dirayakan setiap tanggal 6 Juli.
St. Maria Goreti, pelindung para remaja
khususnya remaja putri, masih berdoa bagi kita
sekarang, bukan hanya bagi kaum muda, tetapi bagi
semua orang dari segala usia dan segala bangsa di
segenap penjuru dunia. Pilihan cinta yang sangat
berani ternyata sederhana saja: Pilihlah Tuhan dan
bukannya dosa; pilihlah kebahagiaan abadi dan
bukannya kebinasaan abadi. Pilihlah hidup! Jadilah
seorang kudus.
ALESSANDRO & MIMPINYA
Banyak mukjizat terjadi berkat bantuan doa
St. Maria Goretti. Namun demikian, yang paling
besar di antaranya adalah pertobatan Alessandro
Serenelli, pembunuh Maria.
614
Segera setelah perbuatannya yang keji
terhadap Maria Goretti, Alessandro ditangkap dan
dimasukkan ke dalam tahanan di Nettuno, kemudian
ia dipindahkan ke penjara di Roma untuk diadili.
Alessandro sama sekali tidak menyesali
pebuatannya. Ia berusaha mati-matian mengingkari
perbuatannya, tetapi karena tidak berhasil, akhirnya
ia menyerah. Alessandro dijatuhi hukuman penjara
selama tiga puluh tahun. Seorang imam datang
untuk memberikan bimbingan kepadanya.
Alessandro marah sejadi-jadinya lalu menangis
seperti orang gila, dan kemudian menyerang imam.
“Sebentar lagi, Alessandro, kamu akan
memerlukan aku,” kata imam, “Marietta akan
memastikannya.”
“Tidak pernah,” teriak Alessandro ,”Aku tidak
akan pernah membutuhkan seorang imam!”
Hari-hari selanjutnya terasa mengerikan bagi
Alessandro. Selera makannya hilang dan ia merasa
gelisah. Delapan tahun dalam penjara membuatnya
putus harapan.
Pada suatu hari di tahun 1910, Alessandro
berjumpa dengan Maria dalam sebuah mimpi.
Mimpinya itu demikian hidup sehingga sukar baginya
untuk membedakannya dari kenyataan. Jeruji dan
dinding penjara lenyap, Alessandro berada di sebuah
taman yang hangat oleh sinar matahari dan penuh
dengan bunga-bunga yang bermekaran. Bau harum
semerbak memenuhi sekitarnya. Kemudian datang
kepadanya seorang gadis yang amat cantik bergaun
putih bersih. Alessandro berkata kepada dirinya
sendiri: `Bagaimana ini? Bukankah gadis-gadis
petani biasa berpakaian warna gelap?' Tetapi
dilihatnya bahwa yang datang itu Marietta. Ia
berjalan di antara bunga-bunga dan tersenyum.
Alessandro ingin melarikan diri darinya karena ia
615
sangat ketakutan, tetapi tidak bisa. Maria memetik
bunga-bunga bakung putih (bunga bakung putih
lambang kemurnian), menyerahkannya kepada
Alessandro seraya berkata, `Alessandro, terimalah
ini!' Alessandro menerima bunga-bunga bakung itu
satu per satu, semuanya berjumlah empat belas.
Tetapi sesuatu yang ajaib terjadi. Begitu ia
menerima bunga itu dari Maria, bunga-bunga
bakung itu berubah menjadi api-api yang menyala.
Satu bunga bakung berubah menjadi nyala api untuk
menghapuskan satu tikaman yang dihujamkan
Alessandro kepadanya di hari yang naas itu di
Ferriere. Maria berkata sambil tersenyum,
`Alessandro, seperti janjiku, jiwamu kelak akan
menemuiku di surga.'
Rasa damai dan tenang segera memenuhi
hati Alessandro. Penglihatan yang indah itu lenyap.
Ketika Alessandro bangun dari tidurnya, ia merasa
bahwa perasaan benci dan marah yang kuat dan
dahsyat yang menguasainya selama ini telah hilang
dari padanya.
“Aku melihatnya,” teriak Alessandro,
“panggilkan pastor!”
Penjaga penjara tertawa mengejeknya dan berkata
dengan kasar, “Jika kamu memang ingin bicara, tulis
saja surat kepada pastor.”
Alessandro menuliskan pengakuannya dalam
sebuah surat dan memohon ampun serta belas kasih
Allah.
Sejak saat itu ia terdorong untuk memperbaiki
hidupnya.
Kelak di kemudian hari Alessandro menyadari bahwa
harum semerbak bunga adalah suatu tanda baginya
bahwa berkat doa-doa Maria ia beroleh rahmat
untuk membuka pintu hatinya dan menerima terang
serta Belas Kasih Ilahi dan dengan demikian
616
menolak dosa yang membawanya pada kebinasaan
abadi.
Setelah dipenjarakan selama 27 tahun,
Alessandro dibebaskan. Ia mendapat keringanan 3
tahun karena sikapnya yang patut dijadikan teladan
bagi para tahanan lain. Alessandro bekerja sebagai
buruh tani selama
beberapa waktu dan
akhirnya memutuskan
untuk tinggal di Biara
Capuchin di Macareta
seumur hidupnya sebagai
tukang kebun. Para
biarawan Capuchin
menyapanya sebagai
“saudara” dan Alessandro
diterima sebagai anggota
ordo ketiga. Di kapel
biara ia mengikuti
perayaan Misa setiap hari
guna menemukan
kedamaian dan
ketenangan batin.
Alessandro mengunjungi Assunta Goretti,
yang terakhir kali dijumpainya 31 tahun silam dalam
sidang pengadilan. Ia memohon pengampunan dari
Assunta. Assunta menumpangkan tangannya di atas
kepala Alessandro, mengusap wajahnya dan dengan
lembut berkata,
“Alessandro, Marietta sudah memaafkanmu,
Kristus sudah memaafkanmu, dan mengapa
aku tidak memaafkanmu. Tentu saja aku
memaafkanmu, anakku! Mengapa aku tidak
bertemu denganmu lebih awal? Kejahatanmu
adalah masa lalu, dan bagiku, engkau
seorang anak yang telah lama menderita.”
617
Keesokan harinya masyarakat desa Corinaldo
menyaksikan Assunta Goretti dengan kepala tegak
dan air mata mengalir di pipinya, menggandeng
tangan Alessandro Serenelli seperti seorang ibu
menggandeng anaknya, serta membimbingnya ke
perayaan Misa. Di depan altar Assunta dan
pembunuh puterinya berdampingan menerima
Tubuh dan Darah Kristus. Sejak saat itu Alessandro
diterima dalam keluarga Goretti yang saleh sebagai
“Paman Alessandro”.
Dalam proses beatifikasi Maria Goretti,
Alessandro menjadi satu-satunya saksi yang dapat
menceritakan secara jelas apa yang sebenarnya
telah terjadi dalam pembunuhan keji tersebut.
Alessandro Serenelli meninggal pada tanggal 6 Mei
1969 di Biara Capuchin di Macerata dalam usia 87
tahun.
SURAT WASIAT ALESSANDRO
Sebelum meninggal, Alessandro Serenelli
meninggalkan sepucuk surat: ia menasehatkan agar
kita tidak membaca majalah-majalah yang tidak
baik, melihat gambar-gambar atau pun menonton
film-film yang tidak sopan.
Tertanggal 5 Mei 1961
“Usia saya hampir 80 tahun. Sebentar lagi
saya akan pergi.
Menengok kembali ke masa lalu, saya dapat
melihat bahwa di masa muda saya telah memilih
jalan yang salah yang menghantar saya kepada
kehancuran hidup saya.
Perilaku saya banyak dipengaruhi oleh
bacaan, media cetak serta tingkah laku buruk yang
dianut sebagian besar kaum muda tanpa pikir. Saya
juga melakukannya dan saya tidak merasa khawatir.
618
Ada banyak orang yang saleh dan murah hati
di sekeliling saya, tetapi saya tidak peduli kepada
mereka karena kekuatan jahat telah membutakan
saya dan mendorong saya masuk ke dalam cara
hidup yang salah.
Ketika umur saya 20 tahun, saya melakukan
kejahatan karena nafsu. Sekarang kenangan akan
hal itu mengingatkan saya akan sesuatu yang amat
mengerikan bagi saya. Maria Goretti, sekarang
seorang santa, adalah malaikatku yang baik. Karena
kuasa Penyelenggaraan Ilahi, ia dikirim untuk
membimbing dan menyelamatkan saya. Masih tetap
tertanam kuat dalam lubuk hati saya kata-kata
nasehat dan pengampunannya. Ia berdoa bagi saya,
ia berdoa bagi pembunuhnya. Tiga puluh tahun
masa penjara menyusul.
Jika saja saya dapat kembali ke masa lalu,
saya akan memilih untuk tetap tinggal di penjara
seumur hidup saya. Saya pantas dikutuk sebab
semua yang terjadi memang salah saya.”
“Marietta adalah sungguh terang hidupku,
pelindungku, dengan bantuannya saya bisa
berperilaku baik selama masa 27 tahun di penjara
dan berusaha hidup tulus ketika saya diterima
kembali dalam anggota masyarakat. Imam-imam St
Fransiskus, Capuchin dari Marche menerima saya
dengan kemurahan hati para kudus dalam biara
mereka sebagai seorang saudara, bukan sebagai
pelayan. Saya telah tinggal selama 24 tahun dalam
komunitas mereka, dan sekarang saya dengan sabar
menunggu saatnya untuk memandang Tuhan, untuk
sekali lagi memeluk dia yang aku kasihi, dan berada
di samping Malaikat Pelindungku dan ibunya yang
terkasih, Assunta.
Saya berharap agar surat yang saya tulis ini
dapat menjadi pelajaran yang berguna bagi orang
619
lain untuk menjauhi yang jahat dan senantiasa
berjalan di jalan yang benar, seperti seorang anak
kecil. Saya merasakan bahwa agama dengan ajaranajarannya bukanlah sesuatu yang memungkinkan
kita untuk hidup tanpanya, tetapi agama adalah
sumber penghiburan yang sesungguhnya, sumber
kekuatan hidup yang sesungguhnya dan satusatunya jalan keselamatan dalam segala situasi,
bahkan dalam situasi yang paling menyengsarakan
sekalipun dalam kehidupan seseorang.”
Tertanda, Alessandro Serenelli
"Tidak semua dari kita diharapkan untuk wafat sebagai
martir, tetapi kita semua dipanggil untuk mencari serta
mendapatkan
kebenaran
Kristiani."
(dari
homili
Venerabilis Paus Pius XII)
BEATA MARIA dari INKARNASI (15661618)
Barbara dilahirkan di Perancis pada tahun
1566. Ia menikah dengan Petrus Acarie ketika
usianya tujuh belas
tahun. Barbara dan
suaminya mencintai
iman Katolik mereka
dan mengamalkannya
dalam hidup seharihari. Pasangan
tersebut dikaruniai
enam orang anak dan
keluarga mereka
hidup bahagia.
Barbara berusaha
menjadi sorang isteri
620
dan ibu yang baik. Keluarganya belajar dari Barbara
bagaimana mencintai doa dan melakukan karya
belas kasih. Suatu ketika, suaminya secara tidak adil
dituduh melakukan suatu kejahatan. Barbara sendiri
datang menyelamatkannya. Ia pergi ke pengadilan,
dan seorang diri saja, berhasil membuktikan bahwa
suaminya tidak bersalah.
Meskipun Barbara sibuk dengan urusan
keluarganya sendiri, tetapi ia selalu menyempatkan
diri untuk memberi makan mereka yang kelaparan.
Ia mengajarkan iman kepada yang lain. Ia menolong
mereka yang sakit dan sekarat. Dengan lemah
lembut ia mendorong mereka yang hidup dalam
dosa agar berbalik dari cara hidupnya. Perbuatanperbuatan baik yang dilakukannya itu adalah karya
belas kasih.
Ketika suaminya meninggal dunia, Barbara
masuk Ordo Karmelit. Di sanalah ia melewatkan
empat tahun sisa hidupnya sebagai seorang
biarawati. Ketiga puterinya menjadi biarawati
Karmelit juga. Nama yang dipilih Barbara sebagai
biarawati adalah Suster Maria dari Inkarnasi. Dengan
penuh sukacita ia bekerja di dapur biara di antara
periuk dan panci. Ketika puterinya diangkat menjadi
pemimpin biara, Beata Maria dengan rela hati taat
kepadanya. Demikian besar kerendahan hatinya,
hingga menjelang ajalnya ia berkata: “Tuhan
mengampuni aku karena teladan buruk yang
kutinggalkan bagimu.” Para biarawati tentu saja
terperanjat mendengarnya, sebab mereka tahu
betapa ia telah berusaha keras untuk hidup kudus.
Beata Maria wafat pada tahun 1618 dalam usia lima
puluh dua tahun.
621
MARIA dari MESIR (abad ke-5)
Ialah seorang pelacur yang bertobat tatkala
berziarah ke Yerusalem untuk memandang salib
Kristus, yang baru saja ditemukan kembali oleh
Santa Helena. Ia kemudian bertapa selama 47 tahun
di gurun pasir di tepi timur sungai Yordan.
P: 2 April
SANTA MARIA MAGDALENA (abad ke-1)
Maria Magdalena berasal dari Magdala, dekat
Danau Galilea. Sebagian orang mengenalinya
sebagai seorang
pendosa besar ketika
ia pertama kali
berjumpa dengan
Yesus. Maria
Magdalena seorang
yang amat cantik
dan ia bangga akan
kecantikannya itu.
Tetapi, setelah
berjumpa dengan
Yesus, Maria
merasakan
penyesalan yang
mendalam atas
hidupnya yang jahat.
Ketika Yesus pergi
ke rumah seorang kaya bernama Simon untuk suatu
perjamuan makan, Maria datang dan menangis di
kaki-Nya.
Kemudian, dengan rambutnya yang panjang
serta indah, ia mengeringkan kaki Yesus dan
622
meminyakinya dengan minyak wangi yang mahal
harganya. Orang-orang merasa heran melihat Yesus
membiarkan seorang pendosa seperti Maria
menyentuh-Nya. Yesus tahu apa sebabnya. Ia dapat
melihat ke dalam hati Maria. Yesus berkata,
“Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia
telah banyak berbuat kasih.” Kemudian Yesus
berkata dengan lembut kepada Maria. “Imanmu
telah menyelamatkan kau:"
Sejak saat itu, bersama para perempuan
kudus lainnya, Maria dengan rendah hati melayani
Yesus dan para rasul-Nya. Ketika Yesus disalibkan,
Maria ada di sana; di bawah kaki salib. Ia tinggal di
sana bersama Santa Perawan Maria dan St. Yohanes
tanpa takut akan keselamatannya sendiri. Satusatunya hal yang dipikirkannya ialah bahwa Tuhannya sedang amat menderita. Tidaklah heran jika
Yesus berkata tentang Maria: “Ia telah banyak
berbuat kasih.” Setelah tubuh Yesus dibaringkan
dalam makam, pagi-pagi benar pada hari Minggu
Paskah Maria pergi untuk membubuhi tubuh Yesus
dengan rempah-rempah. Ia sangat terkejut
mendapati bahwa makam telah kosong. Karena tidak
menemukan tubuh-Nya yang kudus, Maria mulai
menangis. Tiba-tiba ia melihat seseorang yang
disangkanya seorang tukang kebun. Maria bertanya
kepadanya apakah ia tahu di mana gerangan tubuh
Tuhan-nya yang terkasih diletakkan. Kemudian pria
itu berbicara dengan suara yang dikenalnya betul:
“Maria!” Dia-lah Yesus, berdiri tepat di hadapannya!
Yesus telah bangkit dari antara orang mati. Dan Ia
memilih untuk menyatakan diri-Nya pertama kali
kepada Maria. Injil menceritakan bagaimana Maria
diutus oleh Tuhan sendiri untuk mewartakan Kabar
Gembira kebangkitan kepada Petrus dan para rasul.
Di abad-abad pertama Gereja, pesta St. Maria
623
Magdalena dirayakan dengan Misa untuk seorang
rasul.
Maria Magdalena (abad ke-1), petobat dan
pengikut Jesus; pelindung lembaga-lembaga
untuk gadis-gadis yang jatuh dalam dosa; B:
Magda, Lena, Leni; L: seorang wanita muda
dengan tempat wangi-wangian atua pertapa
dengan tengkorak dan salib; P: 22 Juli
SANTA MARIA MAGDALENA de’PAZZI
(1566-25 Mei 1607)
Katarina de'Pazzi dilahirkan di Florence,
Italia, pada tahun 1566. Ia adalah puteri satusatunya dari sebuah keluarga
kaya raya. Ketika usianya
empat belas tahun, Katarina
tinggal di asrama sekolah
suatu biara. Di sanalah ia
mulai mencintai kehidupan
religius. Tetapi, setahun
kemudian ayahnya
menjemputnya pulang.
Ayahnya mulai berpikir untuk
memilihkan seorang suami
kaya baginya. Tetapi,
Katarina sudah bertekad
untuk menjadi seorang
biarawati. Kedua orangtuanya
amat terkejut ketika ia
mengatakan kepada mereka
bahwa ia telah mengucapkan
kaul kemurnian. Mereka tidak percaya. Akhirnya,
mereka mengijinkan Katarina masuk biara Karmelit.
Namun, hanya lima belas hari kemudian, mereka
datang menjemputnya pulang. Mereka berharap
dapat mengubah pikirannya. Setelah tiga bulan
624
berusaha membujuknya tanpa hasil, mereka
akhirnya menyerah. Mereka membiarkannya pergi
untuk selamanya dengan restu mereka. Hal itu
terjadi pada tahun 1582, tahun wafatnya Santa
Theresia Avila di Spanyol.
Ketika masih novis, Santa Maria Magdalena
sakit parah. Para biarawati khawatir kalau-kalau ia
meninggal. Sebab itu, ia diijinkan segera
mengucapkan kaul religiusnya. Melihat bagimana ia
menderita begitu hebat, salah seorang biarawati
bertanya kepadanya bagaimana ia dapat menahan
rasa sakit tanpa mengeluh sama sekali. Maria
Magdalena menunjuk ke arah salib, katanya,
“Lihatlah, betapa kasih Tuhan yang demikian besar
itu telah menderita bagi keselamatanku. Kasih yang
sama melihat segala kelemahanku dan memberiku
kekuatan.”
Santa Maria Magdalena harus mengalami
banyak penderitaan hebat sepanjang hidupnya. Ia
juga harus mengalami pencobaan-pencobaan berat
akan ketidakmurnian dan keserakahan akan
makanan. Ia dapat mengatasi segala pencobaan itu
dengan cintanya yang besar kepada Yesus dalam
Ekaristi Kudus dan kepada Bunda Maria. Seringkali ia
hanya makan roti dan minum air putih saja. Ia juga
melakukan latihan-latihan penyangkalan diri yang
lain. Cintanya kepada Yesus begitu mendalam
hingga ia akan berkata, “Kasih tidak dikasihi, Kasih
tidak dikenali oleh makhluk ciptaan-Nya Sendiri.”
Dengan bercucuran air mata, ia akan berdoa serta
mempersembahkan segala penderitaannya demi silih
bagi para pendosa dan orang-orang yang tidak
percaya, hingga akhir hayatnya. Suatu ketika ia
mengatakan, “O Yesus-ku, andai saja aku
mempunyai suara yang cukup kuat dan lantang
hingga terdengar ke seluruh penjuru dunia, aku
625
akan berseru-seru agar Engkau dikenal dan dikasihi
oleh semua orang!” Santa Maria Magdalena de Pazzi
wafat pada tanggal 25 Mei 1607 dalam usia empat
puluh satu tahun. Ia dinyatakan kudus oleh Paus
Klemens IX pada tahun 1669.
L: hati bernyala dan mahkota duri; P: 25 Mei
MARIA MAGDALENA FONTAINE (17231794)
Pemimpin biara Suster Karitas ini dipenggal
bersama tiga suster lain di Cambrai (Perancis),
karena tidak mau mengangkat sumpah yang
bertentangan dengan suara hatinya.
P: 26 Juni
BEATA MARIE LEONIE PARADIS
(12 Mei 1840-3 Mei 1912)
Elodie Paradis dilahirkan di desa L'Acadie di
Quebec, Canada pada tanggal 12 Mei 1840.
Orangtuanya miskin,
namun mereka adalah
orang-orang Katolik yang
saleh. Mereka mencintai
gadis kecil mereka. Ketika
Elodie berusia sembilan
tahun, orangtuanya
memutuskan untuk
mengirimkannya ke
sebuah sekolah asrama.
Mereka menginginkan
puteri mereka
mendapatkan pendidikan
yang baik. Suster-suster
Notre Dame dengan hangat menyambut murid baru
626
mereka. Elodi senang tinggal di asrama, meski ia
dan keluarganya sungguh saling merindukan satu
sama lain.
Bapak Paradis bekerja keras mengusahakan
penggilingan. Tetapi masa-masa itu sungguh sulit
dan penggilingan tidak memberikan hasil yang cukup
untuk menopang hidup isteri dan anak-anaknya. Ia
mendengar kabar-kabar yang menjanjikan mengenai
penambangan emas di California. Pak Paradis begitu
putus asa dengan usahanya hingga ia memutuskan
untuk pergi juga. Di California, ia tidak mendapatkan
kekayaan seperti yang ia harapkan. Sebab itu ia
kembali ke L'Acadie, dan sungguh tergoncang
hatinya mendapati puterinya telah masuk biara.
Elodie menggabungkan diri dalam Kongregasi Salib
Suci pada tanggal 21 Februari 1854. Ayahnya segera
menyusul ke biara. Ia memohon dengan sangat
kepada puterinya untuk pulang ke rumah, tetapi
puterinya memilih untuk tinggal. Pada akhirnya,
ayahnya dapat menerima. Elodie mengucapkan
kaulnya pada tahun 1857.
Elodie yang mengambil nama biara MarieLeonie mengajar di sekolah-sekolah di berbagai
kota. Ia berdoa dan melewakan hari-harinya dengan
penuh sukacita. Sementara hari-hari berlalu, Sr
Marie-Leonie dibimbing oleh Yesus untuk memulai
sebuah ordo religius baru dalam Gereja. Sustersuster Kecil dari Keluarga Kudus dimulai pada tahun
1880. Para suster yang penuh kasih ini membaktikan
diri pada pelayanan bagi para klerus. Suster-suster
Kecil dari Keluarga Kudus sekarang telah memiliki
enampuluh tujuh biara yang tersebar di Canada,
Amerika Serikat, Roma dan Honduras.
Moeder Marie-Leonie terus berkarya hingga
jam-jam terakhir hidupnya. Ia senantiasa rapuh dan
kerap jatuh sakit. Namun demikian ia tidak pernah
627
berhenti melayani umat Allah. Ia menuliskan
koreksi-koreksi terakhir pada halaman-halaman
buku peraturan hidup yang ditulisnya. Ia telah
mengirimkannya ke percetakan. Buku tersebut akan
memberikan bimbingan yang diperlukan para
susternya. Hari itu hari Jumat, 3 Mei 1912, ketika
Moeder Marie-Leonie mengatakan bahwa ia amat
lelah. Ia berbaring untuk beristirahat dan wafat
beberapa jam kemudian. Usianya tujuhpuluh satu
tahun.
BEATA MARIE ROSE DUROCHER (18111849)
Eulalie Durocher dilahirkan pada tahun 1811
di Quebec, Kanada. Ia adalah anak kesepuluh dari
sebelas bersaudara.
Ibunya meninggal
dunia ketika ia berusia
delapanbelas tahun.
Saudaranya, seorang
imam di sebuah paroki
di Beloeil, membawa
adiknya ini ke
parokinya. Di sana,
Eulalie melaksanakan
karya kerasulan awam.
Ia dipercaya mengurus
keperluan rumah
tangga bagi
saudaranya, sang
imam. Ia juga memulai
persekutuan doa paroki yang pertama di Kanada.
Tigabelas tahun lamanya terlibat dalam kehidupan
Gereja dan paroki mempersiapkan jalan baginya
untuk suatu karya istimewa bagi Tuhan.
628
Pada tahun 1843, ketika Eulalie berusia
tigapuluh dua tahun, uskup Montreal memintanya
untuk memulai suatu misi khusus. Eulalie memulai
suatu ordo religius yang baru bagi para perempuan,
yang dinamai Suster-suster dari Nama Kudus Yesus
dan Maria. Karya khusus mereka bagi Yesus adalah
memberikan pendidikan kepada anak-anak yang
paling miskin dan terabaikan. Eulalie menjadi
Moeder Marie Rose. Yang lainnya mengikuti jejak
perempuan yang murah hati ini. Mereka juga
percaya akan pentingnya pendidikan anak-anak
demi kasih kepada Yesus.
Moeder Marie Rose hidup hanya enam tahun
lamanya sesudah ia memulai kongregasinya. Namun
demikian, pastilah ia terus membantu para
biarawatinya dari surga sebab komunitasnya terus
bertumbuh dan bahkan membuka biara-biara baru.
Mereka memulai karya misi di Amerika juga. Mereka
pergi ke Oregon pada tahun 1859. Sekarang,
Suster-suster dari Nama Kudus Yesus dan Maria
tersebar di seluruh penjuru dunia. Moeder Marie
Rose Durocher dimaklumkan sebagai “beata” oleh
Paus Yohanes Paulus II pada tanggal 23 Mei 1982.
MARIA TERESIA SOUBIRAN (1834-1889)
Dalam usia muda (21 tahun) ia mendirikan
serikat suster yang berkarya untuk puteri-puteri
yang terlantar di kota-kota besar. Karena difitnah, ia
dipecat dari jabatannya sebagai pembesar dan
dikeluarkan dari kongregasinya. Namun Maria
menerima semuanya dengan sabar dan hidup
dengan semangat doa dalam biara suster lain di
Paris sampai hari kematiannya.
P: 20 Oktober
629
MARIA WARD (1585-1645)
Puteri bangsawan Inggeris ini berkali-kali
terpaksa mengungsi karena ingin mengikuti Misa
Kudus. Sebab perayaan Ekaristi dilarang oleh Ratu
Eisabet. Pada umur 20 tahun ia melarikan diri ke
Belgia untuk masuk biara Klaris. Ia mencoba dua
kali, tetapi selalu gagal walaupun berusaha hidup
setaat mungkin pada aturan biara. Akhirnya ia
mendirikan kumpulan wanita yang hidup bersama
tanpa klausura atau pakaian biara. Sebab, mereka
mau kembali ke Inggeris untuk memperkuat iman
umat yang dianiaya. Beberapa kali ia pulang,
dikejar-kejar, dipenjarakan dan dihukum mati,
namun dibebaskan lagi. Ia kemudian kembali ke
Belgia, memimpin ‘Puteri-puteri Inggeris’ dan
berusaha mendapatkan pengakuan dari Paus di
Roma. Di Munchen ia dipenjarakan sebagai orang
bidaah, dan pada tahun 1631 ‘Suster-suster Jesuit’nya dilarang oleh paus. Namun akhirnya ia
direhabilitir dan perjuangannya supaya wanita boleh
merasul sama seperti pria diterima oleh pejabat
Gereja yang masih lama berpikir gaya kuno itu.
P: 30 Januari
MARIANA de PAREDES y FLORES (16181645)
Anak yatim piatu ini pada umur 7 tahun
berkaul hidup murni. Karena tidak diterima dalam
biara ia tinggal di halaman kakaknya untuk hidup
menyendiri dengan miskin, bermatiraga dan
beramal. Mariana menawarkan diri kepada Tuhan
untuk dijadikan silih bagi dosa-dosa kotanya Quito
(Ekuador).
P: 26 Mei
630
MARIANUS dan YAKOBUS († 259)
Lektor dan diakon ini disiksa dan dipenggal
bersama dengan banyak orang Kristen lain di
Konstantine (Aljazair).
P: 30 April
MARIE TERES FONTOU (1747-1794)
Bersama dengan suster lain dari Kongregasi
Vinsentin di penggal di Bomerai, karena tidak mau
mengangkat sumpah Revolusi Perancis.
MARINA (abad ke-5)
Dengan mengenakan pakaian laki-laki, gadis
ini bersama ayahnya masuk biara di Siria. Ia dituduh
menghamili putrid pemilik penginapan. Tanpa
membela diri, ia berpenitensi selama lima tahun
sampai kemudian ia diterima kembali. Baru sesudah
mati diketahui, ia seorang wanita dan tak mungkin
berbuat dosa seperti yang dituduhkan kepadanya.
P: 12 Februari
MARINUS († 262)
Tidak mau bersumpah secara kafir, yaitu
kepada dewa-dewa. Karenanya perwira Romawi ini
dipenggal kepalanya di Palestina.
A: pelaut; P: 3 Maret
MARINUS SKOTUS († 1088)
Berziarah dari Skotlandia ke Roma. Dalam
perjalanan pulang ia menetap di Regensburg dan
mendirikan beberapa biara bagi orang Skot di
631
Jerman. Waktu senggangnya ia gunakan untuk
menyalin Kitab Suci seluruhya sampai beberapa kali.
P: 9 Februari
MARIUS dan MARTA (awal abad ke-4)
Bersama anak mereka, AUDIFAX dan
ABAKUH, berziarah dari Persia ke Roma untuk
berdoa di tempat pemakaman para martir. Tetapi
mereka sendiri ditangkap waktu menguburkan
mayat pahlawan-pahlawan iman Kristiani itu dan
mati sebagai saksi iman.
P: 19 Januari
MARKIANUS dan MARTIRIOS († 358)
Kedua notaries ini dibunuh oleh penganut
bidaah Arius dalam perjalanan pulang ke
Kontantinopel dari tempat pembuangan bersama
uskup mereka.
P: 25 Oktober
SANTO MARKUS PENGINJIL (abad ke-1)
Markus hidup pada jaman Yesus. Ia bukan
salah seorang dari kedua belas rasul Kristus,
melainkan saudara sepupu Santo Barnabas, rasul.
Markus menjadi terkenal karena ia menulis satu dari
keempat Injil. Sebab itu ia disebut pengarang Injil.
Injil Markus cukup singkat, tetapi memberi banyak
keterangan terperinci yang tidak terdapat dalam Injil
lainnya. Ketika masih muda, Markus pergi bersama
dua rasul besar, Paulus dan Barnabas, dalam suatu
perjalanan kerasulan untuk mewartakan ajaran
Yesus pada bangsa-bangsa lain. Tetapi, sebelum
perjalanan berakhir, tampaknya Markus berselisih
632
dengan St. Paulus. Markus mendadak kembali ke
Yerusalem. Paulus dan Markus akhirnya dapat
mengatasi perselisihan mereka. Malahan, dari
penjara di Roma,
Paulus menulis agar
Markus datang untuk
menghibur serta
membantunya.
Markus juga
menjadi murid
kesayangan Santo
Petrus, paus pertama.
Santo Petrus
menyebut Santo
Markus sebagai
“anakku.” Karena itu,
sebagian orang
beranggapan bahwa
Petrus hendak
mengatakan bahwa dialah yang membaptis Markus.
Markus ditahbiskan sebagai uskup dan diutus ke
Alexandria, Mesir. Di sana ia mempertobatkan
banyak orang. Ia bekerja keras untuk mewartakan
kasih bagi Yesus dan Gereja-Nya. Menurut tradisi ia
harus mengalami penderitaan yang panjang serta
menyakitkan sebelum ia wafat. Reliqui Santo Markus
dibawa ke Venesia, Italia pada tahun 829, dan
dimakam kembali di Katedral San Marco (Santo
Markus). Ia diangkat sebagai santo pelindung kota
Venesia. Peziarah pergi ke Basilika Santo Markus
yang indah untuk menghormatinya serta mohon
bantuan doanya.
(Yohanes) Markus (abad ke-1), pembantu
Santo Rasul Petrus, Santo Paulus dan Santo
Barnabas, pengarang Injil. Ia dihormati sebagai
santo pelindung sekretaris dan notaries, serta
633
pelindung kota Venesia; B: Marco, Mark; L:
seekor singa; P: 25 April.
MARKUS ST JEPINAC, MELCHIOR GRODECZ
SJ, STEPHAN PONGRACZ SJ († 1619)
Didera oleh tentara Kalivinis Siebenbuergen
di Kascahau (Hungaria) sampai mati, karena tetap
beriman Katolik.
P: 19 Januari
MARO († 433)
Menjadi pertapa dan pembina rahib di Siria.
Salah seorang muridnya ialah Santo Yohanes
Krisostomos. Di atas makam Maro didirikan biara
yang termasyur, yang kemudian menjadi benteng
pembela iman yang benar. Umat Maronit di Libanon
menghormati Santo Maro sebagai patrik yang
utama.
P: 14 Februari
MARO, EUTIKES dan VIKTORINUS (abad
ke-1)
Roma.
Adalah tiga budak belian yang mati syahid di
P: 15 April
SANTO MARSELINUS dan SANTO PETRUS
Kedua orang kudus ini namanya dicantumkan
dalam Doa Syukur Agung Pertama Misa Kudus.
Mereka secara luas dihormati dan dimohon bantuan
doanya oleh umat Kristiani perdana. Pesta kedua
martir ini tertera dalam kalender para kudus Roma
oleh Paus Vigilius pada tahun 555. Marselinus adalah
seorang imam dan Petrus melayani Marselinus
634
dalam pelayanan sang imam. Keduanya amat gagah
berani dalam mempraktekkan iman Kristiani mereka.
Mereka melayani komunitas Kristiani dengan
pengurbanan diri yang besar.
Pada masa
penganiayaan oleh
Diocletian, banyak umat
Kristiani dibunuh. Termasuk
di antaranya adalah kedua
orang ini; mereka dipenggal
kepalanya. Tetapi, agaknya
sebelum dibunuh mereka
dipaksa untuk menggali
liang kubur mereka sendiri.
Mereka dibawa ke suatu
lokasi rahasia untuk
melaksanakan tugas berat
tersebut. Lokasi itu adalah
sebuah hutan yang disebut
Silva Nigra. Beberapa
waktu kemudian, kubur
mereka ditemukan di
tempat terpencil tersebut.
Algojo yang membunuh mereka pada akhirnya
bertobat dan menjadi seorang Kristiani. Ia
menghantar umat Kristiani ke sisa-sisa jenazah
kedua orang kudus itu, yang kemudian dimakamkan
kembali dalam katakomba Santo Tiberius. Paus
Gregorius IV mengirimkan sebagian dari relikui
mereka ke Frankfurt, Jerman pada tahun 827. Sri
Paus yakin bahwa relikui kedua orang martir ini akan
mendatangkan berkat bagi Gereja di negeri itu.
635
SANTA MARTA
Marta adalah saudari Maria dan Lazarus.
Mereka tinggal di sebuah kota kecil bernama
Betania, dekat
Yerusalem. Ketiga
bersaudara itu
adalah sahabatsahabat Yesus.
Yesus seringkali
datang
mengunjungi
mereka.
Sesungguhnya,
dalam Injil
dikatakan: “Yesus
mengasihi Marta,
dan saudaranya
Maria dan Lazarus.” Marta dengan senang hati
melayani Yesus apabila Ia datang mengunjungi
mereka. Suatu hari, Marta sedang menyiapkan
makanan bagi Yesus dan para murid-Nya. Marta
yakin bahwa tugasnya akan lebih ringan apabila
saudarinya datang membantu. Ia melihat Maria
duduk tenang dekat kaki Yesus, asyik mendengarkan
Dia. “Tuhan, suruhlah dia membantu aku,” pinta
Marta kepada Yesus. Yesus amat senang dengan
semua layanan kasih sayang Marta. Tetapi, Ia ingin
Marta tahu bahwa mendengarkan Sabda Tuhan dan
berdoa jauh lebih penting. Jadi dengan lembut Yesus
berkata kepadanya, “Marta, Marta engkau khawatir
akan banyak hal, namun hanya satu saja yang perlu.
Maria telah memilih bagian yang terbaik.”
Iman Marta yang mendalam kepada Yesus
tampak nyata ketika saudaranya, Lazarus,
meninggal. Begitu ia mendengar bahwa Yesus
636
sedang dalam perjalanan menuju Betania, Marta
pergi menyongsong-Nya. Ia percaya kepada Yesus
dan dengan terus terang berkata: “Tuhan, sekiranya
Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati.”
Kemudian Yesus mengatakan kepadanya bahwa
Lazarus akan bangkit. Kata-Nya, “Barangsiapa
percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia
sudah mati. Percayakah engkau akan hal ini?" Dan
Marta menjawab, “Ya, Tuhan, aku percaya, bahwa
Engkau-lah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan
datang ke dalam dunia.” Yesus mengadakan suatu
mukjizat besar dengan membangkitkan Lazarus dari
antara orang mati! Sesudah kejadian itu, Yesus
datang lagi dan makan bersama dengan Lazarus,
Marta dan Maria. Seperti biasanya, Marta melayani
mereka. Namun demikian, kali ini Marta melayani
dengan sikap yang lebih tulus serta penuh kasih. Ia
melayani dengan hati yang penuh sukacita. Santa
Marta diperingati setiap tanggal 29 Juli.
MARTA WANG († 1861)
Adalah seorang janda Tionghoa yang
menolong orang-orang beriman dalam penjara,
khususnya dua seminaris Yosef Tsang dan Paul
Tsang di Tsin-gai.
P: 29 Juli
SANTO PAUS MARTIN I († 655)
Paus terakhir yang dihormati sebagai martir
ini mengutuk bidaah Menoteletisme (hanya satu
kemauan dalam Kristus) dan dua dekrit kaisar yang
mendukung bidaah itu. Akibatnya, kaisar
memerintahkan bawahannya menangkap paus yang
sudah tua dan sakit itu. Martin diusung di atas
637
pembaringan dari Roma ke Kontantinopel dan
dibuang ke Rusia Selatan. Ia wafat di pengasingan
setelah ditinggalkan oleh teman-temannya.
P: 13 April
MARTINA († 226)
Adalah perawan dan martir yang berasal dari
keluarga bangsawan di Roma.
P: 23 Januari
SANTO MARTINUS de PORRES OP (1579-3
November 1639)
Martinus dilahirkan di Lima, Peru pada tahun
1579. Ayahnya seorang bangsawan Spanyol. Ibunya
seorang budak yang telah
dibebaskan dari Panama.
Ayah Martinus pada
mulanya menelantarkan
Martinus bersama ibu dan
saudarinya di Peru. Mereka
amat sangat miskin.
Martinus tumbuh menjadi
seorang pemuda yang baik
serta saleh. Ia belajar usaha
pangkas rambut. Ia juga
belajar cara mengobati
berbagai macam penyakit
sesuai dengan pengobatan
pada masa itu. Pada akhirnya, ayah Martinus
memutuskan untuk memperhatikan pendidikan
puteranya. Tetapi, Martinus telah bertekad untuk
mempersembahkan hidupnya kepada Tuhan sebagai
seorang Frater Dominikan. Segera saja Frater
Martinus membuktikan bahwa ia seorang religius
638
yang luar biasa. Tidak seorang pun yang lebih
lembut hati atau lebih taat atau lebih kudus
daripadanya. Tidak lama kemudian, ia mulai
mengadakan mukjizat juga! Ia menyembuhkan
begitu banyak orang sakit hingga semua orang di
kota Lima akan datang kepada Frater Martin apabila
ada sanak atau keluarga mereka yang sakit. Frater
Martinus menyambut mereka semua, tidak peduli
mereka berkulit hitam atau pun putih, semua sama
baginya. Ia mengasihi semua orang sebagai saudara
serta saudarinya dalam Kristus. Sejumlah besar
uang dipercayakan kepada Frater yang baik hati
serta penuh cinta kasih ini untuk karya amal
kasihnya.
Bahkan hewan-hewan pun tidak luput dari
perhatian serta cinta kasih santo yang lembut hati
ini. Ia mengijinkan tikus-tikus berkeliaran dengan
berkata, “Makhluk-makhluk kecil yang malang ini
tidak punya cukup makanan.” Di rumah saudarinya,
Martinus menyediakan sebuah “rumah bagi para
kucing serta anjing pengembara.” Meskipun ia
menjadi seorang yang amat terkenal di Lima, Santo
Martinus selalu rendah hati dan menganggap dirinya
tidak berarti. Malahan, nama yang diberikan kepada
dirinya sendiri adalah “Frater Sapu.” Martinus wafat
pada tanggal 3 November 1639. Jenazah orang
kudus yang dikasihi ini dihantar ke tempat
pemakaman oleh para uskup serta para bangsawan.
Mereka semua ingin menyampaikan rasa hormat
mereka kepada frater yang rendah hati serta kudus
ini. Santo Martinus dinyatakan kudus oleh Paus
Yohanes XXIII pada tahun 1962.
L: seorang bruder mulato; P: 3 Nopember
639
SANTO MARTINUS dari TOURS (315-397)
Santo Martinus dilahirkan di Sabaria,
Hungaria pada tahun 315. Ayahnya seorang perwira
Romawi. Tidak seorang
pun dari kedua
orangtuanya yang
beragama Kristen, tetapi
Martinus merasakan
adanya panggilan yang
kuat dari lubuk hatinya
untuk menjadi pengikut
Kristus. Pernah suatu hari
ketika usianya sepuluh
tahun, Martinus diamdiam pergi dari
rumahnya dan mengetuk
pintu sebuah gereja
Katolik. Dia belajar iman
Katolik secara sembunyisembunyi supaya ia bisa
dibaptis. Ketika berusia 15 tahun, Martinus dipaksa
masuk angkatan bersenjata Romawi, padahal
Martinus tidak suka orang saling membunuh dalam
peperangan.
Suatu malam di musim dingin, Martinus
berjumpa dengan seorang pengemis berpakaian
compang-camping yang menggigil kedinginan.
Martinus menghentikan kudanya dan melepaskan
mantol wol-nya yang indah. Dengan pedangnya Ia
menyobek mantolnya itu menjadi dua bagian dan
kemudian memberikan yang sebagian kepada si
pengemis yang segera menerimanya dengan
gembira. Malam itu Martinus bermimpi. Dalam
mimpinya Yesus mengenakan belahan mantolnya
yang ia berikan kepada si pengemis! Yesus berkata
640
kepada para malaikat dan para kudus yang
mengelilinginya kataNya, "Lihat mantol yang
diberikan Martinus kepadaKu, padahal ia masih
seorang katekumen (= pengikut pelajaran agama
Katolik) dan belum dibaptis!" Ketika Martinus
bangun, ia segera mohon dibaptis. Martinus
mengundurkan diri dari dinas ketentaraan, sebab
katanya, "Aku ini laskar Kristus, karena itu tidak
patut aku berperang." Santo Martinus kemudian
menjadi seorang imam dan seorang uskup yang
hebat. Ia senantiasa membagikan cinta kasihnya
yang besar kepada siapa saja. Ketika Santo Martinus
wafat di Tours, Perancis, pada tahun 397, ia
dimakamkan di Pemakaman Kaum Miskin. Pestanya
dirayakan tanggal 11 November.
Martinus de Tours (315-397), biarawan dan
uskup; lahir di Sabaria (Hungaria) dan
meninggal di Tours (Perancis). L: seorang
perwira Romawi menunggang kuda, membagi
dua mantelnya dan memberikannya sebagian
kepada seorang pengemis.
SANTO MATIAS RASUL
Santo Matias adalah salah seorang dari
ketujuh puluh dua murid Kristus. Ia menjadi
pengikut Kristus sejak Kristus tampil di hadapan
orang banyak. Santo Petrus meminta keseratus dua
puluh murid untuk bersekutu dalam doa guna
memilih seorang rasul untuk menggantikan Yudas.
Hal ini amatlah penting karena calon yang terpilih
nantinya akan menduduki jabatan uskup, sama
seperti para rasul lainnya. Petrus mengatakan bahwa
calon haruslah orang yang senantiasa bersama
Yesus sejak dari pembaptisan-Nya di Sungai Yordan
hingga kebangkitan-Nya.
641
Bab pertama dalam Kisah Para Rasul
mengisahkan bahwa para murid mengusulkan dua
nama. Yang satu Matias, dan yang
lain Yusuf, yang disebut juga
Barsabas atau Yustus. Keduanya,
baik Matias maupun Yusuf, amat
dihormati oleh para pengikut
Kristus. Jadi, sekarang mereka
memiliki dua calon untuk
menggantikan Yudas; padahal
mereka hanya membutuhkan
seorang saja. Jika demikian, apa
yang harus dilakukan? Sederhana
saja. Mereka berdoa dan
membuang undi. Matias-lah yang
terpilih.
Santo Matias adalah
seorang rasul yang amat baik. Ia
mewartakan Kabar Gembira di
wilayah Yudea. Kemudian, ia
melanjutkan perjalanannya ke
Cappadocia (sekarang Turki).
Banyak orang mendengarkan Matias. Mereka
percaya akan pesannya yang mengagumkan. Para
musuh Kristus amat geram melihat orang banyak
mendengarkan Matias. Mereka berusaha
menghentikannya. Akhirnya, Matias wafat sebagai
martir.
SANTA MATILDA (895-968)
Santa Matilda dilahirkan sekitar tahun 895,
sebagai putri dari seorang bangsawan Jerman.
Ketika masih muda usianya, orangtuanya telah
mengatur pernikahan baginya dengan seorang
bangsawan bernama Henry. Segera setelah mereka
642
menikah, Henry menjadi raja Jerman. Sebagai ratu,
Matilda hidup sederhana dengan meluangkan banyak
waktu untuk berdoa. Setiap
orang yang melihatnya akan
melihat bagaimana lemah
lembut serta baik hatinya ia.
Ia berperan lebih sebagai
ibu daripada sebagai ratu.
Ratu suka mengunjungi
serta menghibur mereka
yang sakit. Ia menolong
orang-orang di penjara.
Matilda tidak mau
memanjakan dirinya oleh
karena kedudukannya,
melainkan ia berusaha
untuk memberikan
pertolongan kepada mereka
yang membutuhkan. Raja
Henry menyadari bahwa
isterinya adalah seorang
yang luar biasa. Berulangkali dikatakan raja kepada
isterinya bahwa ia menjadi orang yang lebih baik
serta menjadi raja yang lebih baik oleh karena
Matilda adalah isterinya. Walaupun perkawinan
mereka direncanakan oleh orangtua mereka, namun
Henry dan Matilda saling mengasihi satu sama lain.
Matilda diberi kebebasan mempergunakan
kekayaan kerajaan untuk karya belas kasihnya dan
Henry tidak pernah mempertanyakannya.
Sebaliknya, raja menjadi lebih sadar akan kebutuhan
rakyatnya. Raja sadar bahwa dengan kedudukannya,
ia mempunyai kuasa untuk meringankan beban
penderitaan rakyat. Pasangan tersebut hidup
berbahagia selama duapuluh tiga tahun. Kemudian
Raja Henry meninggal dunia secara tiba-tiba pada
643
tahun 936. Ratu merasa teramat sedih atas
kepergian suaminya. Ia kemudian memutuskan
untuk hidup bagi Tuhan saja. Demikianlah ratu
meminta imam untuk mempersembahkan Misa bagi
keselamatan jiwa Raja Henry. Lalu ratu memberikan
seluruh perhiasan yang dikenakannya kepada imam.
Dengan berbuat demikian, ia hendak menunjukkan
tekadnya untuk sejak saat itu meninggalkan segala
urusan duniawi.
Meskipun ia seorang kudus, Matilda juga
melakukan suatu kesalahan besar. Ia lebih berpihak
kepada puteranya, Henry, daripada puteranya yang
lain, Otto, dalam perjuangan mereka
memperebutkan tahta kerajaan. Ia menyesal telah
melakukan kesalahan seperti itu. Ia berusaha
memperbaiki kesalahannya dengan menerima tanpa
berkeluh-kesah segala penderitaan yang harus
ditanggungnya. Setelah tahun-tahun dilewatinya
dengan melakukan karya belas kasih dan silih, Santa
Matilda wafat dengan tenang pada tahun 968. Ia
dimakamkan disamping suaminya.
SANTO MATIUS RASUL
Matius adalah seorang pemungut cukai di
kota Kapernaum, kota di mana Yesus tinggal. Matius
seorang Yahudi, tetapi ia bekerja untuk kepentingan
bangsa Romawi yang menjajah bangsa Yahudi. Oleh
sebab itu, orang-orang sebangsanya tidak menyukai
Matius. Mereka tidak mau berhubungan dengan
“orang-orang berdosa” seperti Matius si pemungut
cukai.
Namun, Yesus tidak berpikir demikian
terhadap Matius. Suatu hari, Yesus melihat Matius
duduk di rumah cukai dan Ia berkata, “Ikutlah Aku.”
Seketika itu juga Matius meninggalkan uang serta
644
jabatannya untuk mengikuti Yesus. Yesus kelihatan
demikian kudus dan bagaikan seorang raja. Matius
mengadakan suatu
perjamuan besar bagiNya. Ia mengundang
teman-teman lain yang
seperti dirinya untuk
bertemu dengan Yesus
serta mendengarkan
pengajaran-Nya.
Sebagian orang Yahudi
menyalahkan Yesus
karena makan bersama
dengan oang-orang yang
mereka anggap orang
berdosa. Tetapi, Yesus
sudah siap dengan suatu
jawaban. “Bukan orang
sehat yang memerlukan
tabib, tetapi orang sakit.
Aku datang bukan untuk memanggil orang benar,
melainkan orang berdosa."
Ketika Yesus kembali ke surga, Santo Matius
tinggal di Palestina. Ia tetap tinggal di sana
beberapa waktu lamanya untuk mewartakan Kristus.
Kita mengenal Injil Matius, yang adalah kisah Yesus
serta ajaran-ajaran-Nya. St. Matius mewartakan
Yesus kepada kaum sebangsanya. Kristus adalah
Mesias yang dinubuatkan para nabi akan datang
untuk menyelamatkan kita. Setelah mewartakan Injil
kepada banyak orang, hidup St. Matius berakhir
sebagai seorang martir iman yang jaya.
Mateus (abad ke-1), Rasul dan pengarang Injil;
pelindung pegawai pajak dan bea cukai. A:
karunia Tuhan (H); L: manusia bersayap; P: 21
September
645
SANTA MAURA († 850)
Puteri bangsawan di Troyes (Perancis) ini
hidup sederhana, banyak berdoa dan bermatiraga
sambil menjahit pakaian untuk ibadat. Ia dihormati
sebagai santa pelindung para pencuci.
P: 21 September
SANTO MAURITIUS († 302)
Perwira tinggi angkatan perang Romawi yang
merasal dari Thebais (Mesir) ini bersama banyak
tentara Kristen lain dihukum mati si ‘ St Moritz’
(Swiss). Ia dihormati sebagai santo pelindung
perwira tentara.
P: 22 September
MAURUS OSB (abad ke-6)
Di kala remaja menjadi murid dan pembantu
Santo Benediktus. Kelak ia menggantikannya
sebagai abbas di Subiaco.
P: 15 Januari
SANTO MAXIMINIUS († 347)
Maximinius adalah seorang uskup yang hidup
pada abad keempat. Konon ia dilahirkan di Poitiers,
Perancis. Sebagai seorang pemuda, ia mendengar
mengenai seorang uskup yang kudus di Trier, di
Gaul. Ia pergi ke kota Trier dan menjadi murid St
Agritius. Uskup yang kudus ini memastikan bahwa
Maximinius mendapatkan pendidikan yang seksama.
Setelah beberapa tahun masa belajar dan persiapan,
Maximinius ditahbiskan menjadi iman dan kemudian
ditahbiskan menjadi uskup. Ia diserahi Keuskupan
Trier. Uskup Agritius amat bersukacita. Ia tahu
646
bahwa umatnya akan memiliki seorang uskup yang
mengagumkan.
Maximinius hidup pada masa-masa heboh.
Ketika St Atanasius dari Alexandria, Mesir, dibuang
ke pengasingan di Trier, St Maximinius yang
menyambutnya. Ia melakukan segala yang dapat
dilakukan demi menolong Atanasius dan menjadikan
masa pengasingannya sedikit lebih ringan. Seorang
uskup lain yang gagah berani pada masa itu, St
Paulus, Uskup Konstantinopel, juga dilindungi oleh
St Maximinius dari murka Kaisar Konstantius. St
Atanasius menulis bahwa Uskup Maximinius seorang
yang gagah berani dan kudus. Ia mengatakan bahwa
Maximinius bahkan terkenal sebagai seorang pekerja
ajaib. Meski diyakini bahwa Uskup Maximinius
banyak menulis, namun karya-karyanya telah
hilang. Yang tinggal adalah kenangan akan
dedikasinya kepada Yesus dan kepada Gereja. Sebab
ia seorang yang agung, ia siap sedia berdiri teguh
melawan mereka yang menganiaya Gereja. Ia siap
sedia pula melindungi para uskup yang gagah berani
yang mengalami penganiayaan akibat intrik-intrik
politik. Maximinius tak gentar membahayakan diri,
meski itu berarti kehilangan kedudukan atau bahkan
nyawa, jika perlu. Ia wafat sekitar tahun 347.
P: 29 Mei
SANTO MAXIMILIANUS MARIA KOLBE OFM
(1894-14 Agustus 1941)
Raymond Kolbe dilahirkan di Polandia pada
tahun 1894. Ia bergabung dengan Ordo Fransiskan
pada tahun 1907 dan memilih nama seperti kita
mengenalnya sekarang: Maximilianus. Maximilianus
amat mencintai panggilannya dan secara istimewa
ia mencintai Santa Perawan Maria. Ia
647
menambahkan nama “Maria” pada namanya ketika
ia mengucapkan kaul agungnya pada tahun 1914.
Pastor Maximilianus Maria yakin bahwa dunia abad
keduapuluh membutuhkan Bunda Surgawi mereka
untuk membimbing serta melindunginya. Ia
mempergunakan media cetak agar Maria lebih
dikenal luas. Ia bersama
dengan teman-teman
Fransiskannya menerbitkan
bulletin yang terbit dua bulan
sekali yang segera saja
tersebar dan dibaca orang di
seluruh dunia.
Bunda Allah
memberkati karya Pastor
Maximilianus Kolbe. Ia
membangun sebuah biara
besar di Polandia. Biara
tersebut dinamainya “Kota
Immaculata”. Pada tahun
1938, delapan ratus biarawan
Fransiskan tinggal serta
berkarya di sana untuk
mewartakan kasih sayang Maria. Pastor Kolbe juga
membangun sebuah Kota Immaculata di Nagasaki,
Jepang. Dan sebuah lagi dibangunnya di India. Pada
tahun 1938, Nazi menyerbu Kota Immaculata
Polandia. Mereka menghentikan karya
mengagumkan yang berlangsung di sana. Pada
tahun 1941, kaum Nazi menangkap Pastor Kolbe.
Mereka menjatuhkan hukuman kerja paksa di
Auschwitz. Pastor Kolbe telah berada di Auschwitz
selama tiga bulan lamanya ketika seorang tahanan
berhasil melarikan diri. Para Nazi menghukum
tahanan yang tersisa oleh karena tahanan yang
melarikan diri tersebut. Mereka memilih secara acak
648
sepuluh orang tahanan untuk dihukum mati dalam
bunker kelaparan. Seluruh tahanan berdiri tegang
sementara sepuluh orang ditarik keluar dari barisan.
Seorang tahanan yang terpilih, seorang pria yang
telah menikah dan mempunyai keluarga, merengek
serta memohon dengan sangat agar diampuni demi
anak-anaknya. Pastor Kolbe, yang tidak terpilih,
mendengarnya dan hatinya tergerak oleh belas
kasihan yang mendalam untuk menolong tahanan
yang menderita itu. Ia maju ke depan dan bertanya
kepada komandan apakah ia dapat menggantikan
tahanan tersebut. Sang komandan setuju dengan
permintaannya.
Pastor Kolbe dan para tahanan yang lain
digiring masuk ke dalam bunker kelaparan. Mereka
tetap hidup tanpa makanan atau pun air selama
beberapa hari. Satu per satu, sementara mereka
mati kelaparan, Pastor Kolbe menolong serta
menghibur mereka. Ia yang terakhir meninggal.
Suatu suntikan carbolic acid mempercepat
kematiannya pada tanggal 14 Agustus 1941.
Dibeatifikasi pada tanggal 17 Oktober 1971. Ia
dinyatakan kudus dan martir oleh Paus Yohanes
Paulus II pada tahun 1982, dan dipestakan pada
tanggal yang sama.
“Kebencian bukanlah kekuatan yang membangun. Hanya
kasih merupakan kekuatan yang membangun.” ~ St.
Maximilianus Kolbe
MAXIMILIANUS († 295)
Anak tentara veteran Romawi ini tidak mau
menjadi tentara, karena taat kepada agama dan
menganggap tentara lazimnya banyak membuat
dosa. Kepada hakim ia mengatakan: “Angkatan
649
perang saya ialah angkatan perang Tuhan. Saya
tidak dapat berperang untuk kepentingan duniawi.”
Ayahnya menolak desakan hakim supaya mengubah
pandangan puteranya itu. Waktu Max diancam
hukuman mati, ia berkata lantang: “Saya tidak akan
mati. Pada saat saya meninggalkan dunia ini, saya
akan bersatu dengan Kristus Tuhanku.” Ia dipenggal
di pinggiran kota Kartago (Tunisia).
P: 12 Maret
MAXIMOS (580-662)
Adalah bekas sekretaris Negara yang
kemudian menjadi biarawan dan pembela iman
melawan bidaah yang didukung oleh kalangan
istana. Ia begitu gigih mendukung Paus Martin I,
walaupun sudah dibuang, sehingga lidah dan tangan
kanan imam yang sudah berusia 82 tahun itu
dicederai atas perintah kaisar. Maximos menulis
banyak buku teologi, mistik dan askese untuk
membela iman yang benar, sehingga ia dijuluki
‘confessor’ (saksi).
A: yang terbesar, termulia; P: 13 Agustus
MAYOLUS (MAYEUL) (906-994)
Supaya tidak dipilih menjadi uskup, ia masuk
biara. Di biara ini ia diangkat menjadi abbas dan
memperbaharui banyak biara. Mayolus begitu saleh,
rendah hati dan pandai, sehingga hampIr saja ia
dipilih menjadi paus. Tetapi ia memprotes keras.
P: 11 Mei
650
MECTHILDA (1241-1298)
Berasal dari Hackeborn. Guru Santa Getrud
Agung ini dikenal sebagai biarawati di Helfta
(Jerman) yang dikaruniai pengalaman mistis.
B: Matilda; P: 19 Nopember
MEINRAD († 816)
Biarawan Benediktin ini meninggalkan
biaranya untuk bertapa di pegunungan Swiss. Ia
menemui ajalnya karena dibunuh oleh perampok.
Pertapaannya menjadi salah satu biara yang
termasyur di dunia ini; Einsiedeln – tempat jiarah
kepada Bunda Maria yang sangat dihormati oleh
Meinrad.
P: 21 januari
MELANIA (383-439)
Dimata dunia, Melania sangat beruntung
mempunyai orangtua nigrat, kaya-raya dan beriman
teguh. Maka sejak kecil ia dididik secara Kristen. Ibu
ayahnya, yang bernama Melania pula (342-409),
adalah orang kudus juga. Sesuai dengan adatistiadat bangsawan, Melania dinikahkan dengan
sepupunya, yaitu Pinianus, sekalipun gadis yang
baru berusia 13 tahun ini tidak setuju. Melania
mendapat banyak tentangan dari famili karena
hidupnya yang penuh pengabdian. Tetapi setelah
kedua anaknya dipanggil Tuhan, orangtua Melania
dapat menerima baik, bahkan mengikuti cara
hidupnya. Mereka beramal untuk Gereja dan kaum
miskin. Kekayaan mereka dijual untuk
membebaskan ratusan budak belian.
651
Ketika Roma di serang tentara Visigoth,
Melania bersama suaminya mengungsi di Thagaste
(Afrika). Sebab, disana mereka memiliki tanah yang
luas. Namun mereka tidak menetap di Afrika,
melainkan pindah ke Yerusalem untuk meneruskan
karya amal. Lima tahunkemudian (432) Pinianus
dipanggil Tuhan. Lalu Melania mengumpulkan
wanita-wanita yang mempunyai semangat
pengabdian di gunung Zaitun. Ia membangun dua
biara serupa di Afrika, satu untuk pria dan yang lain
untuk wanita. Sebagian besar waktunya
dipergunakan untuk menyalin buku-buku. Ia
menjalin hubungan baik dengan Santo Paulinus dari
Nola (masih familinya juga), Santo Agustinus dan
Santo Hieronimus. Pada tahun 439 ia merayakan
pesta Natal di Bethlehem dan seminggu kemudian
meninggal.
Melania Muda (383-439), isteri, janda dan
biarawati; lair di Roma dan meninggal di
Bethlehem. Ia dihormati sebagai pelindung
karya amal yang diselenggarakan oleh wanita
awam. B: Lanny, Melly, Nia. P: 31 Desember
Melania Tua (342-409), janda dan nenek St.
Melania Muda; lahir di Roma dan meninggal di
Yerusalem. Ia menjadi rubiah di Mesir dan
pendiri biara untuk pria dan wanita di
Yerusalem; P: 8 Juni.
SANTO MELETIUS (12 Feruari 381)
Pada abad keempat, Meletius dipanggil untuk
menggembalakan Gereja. Penganiayaan Romawi
telah usai dan Konstantinus telah mengakui
kekristenan sebagai agama yng sah pada tahun 315.
Jadi, apakah yang membuat pelayanan Meletius
begitu sulit? Awan badai berkumpul dalam Gereja.
Sebagian menganggap diri Katolik, sebagian Arian.
Bidaah Arian menyangkal bahwa Yesus adalah
652
Tuhan. Sebagian orang mempercayai kesesatan ini
sebab hal-hal tidak begitu jelas bagi mereka pada
waktu itu.
Uskup Meletius mencintai Gereja dan setia
kepada Yesus. Ia percaya bahwa Yesus adalah
Tuhan dan sadar bahwa Gereja harus berbicara jelas
mengenai siapa Yesus. Meletius ditahbiskan menjadi
Uskup Antiokhia pada tahun 361. Kaum Arian
menjadi berang. Selama duapuluh tahun berikutnya,
Meletius adalah seorang uskup yang sabar dan
penuh kasih. Tetapi hidupnya dipersulit oleh orangorang yang tidak menerimanya. Ia kerap harus
menyingkir ke tempat persembunyian sebab orangorang lain mengklaim diri sebagai uskup di
keuskupannya. Tetapi St Meletius adalah uskup yang
sebenarnya; dan ia akan dengan penuh kesabaran
kembali sesegera mungkin. Ketika Kaisar Valens
wafat pada tahun 378, kaum Arian mengakhiri
penganiayaan mereka.
Pada tahun 381 diselenggarakanlah suatu
pertemuan Gereja yang besar, yang dikenal sebagai
Konsili Konstantinopel. Para uskup hendak
membicarakan kebenaran-kebenaran penting iman
kita. Uskup Meletius membuka pertemuanpertemuan dalam Konsili Gereja dan memimpin
sidang. Kemudian, menjadi kesedihan semua uskup,
ia wafat di sana, di salah satu pertemuan.
Santo-santo besar seperti Yohanes
Krisostomus dan Gregorius dari Nyssa ikut ambil
bagian dalam Misa Pemakaman bersama segenap
uskup yang hadir dalam Konsili. Jemaat
Konstantinopel berbondong-bondong datang ke
gereja pula. St Gregorius dari Nyssa yang
menyampaikan homili pemakaman. Ia berbicara
mengenai seorang uskup yang lemah lembut, yang
seperti Kristus, dan yang dikasihi semua orang. Ia
653
benar; semua orang yang mencintai Gereja
mengasihi St Meletius. St Gregorius berbicara
mengenai ketenangan dan senyumnya yang hangat,
suara kebapakan dan sentuhan kasih Uskup
Meletius. Uskup kudus ini wafat pada tanggal 12
Februari 381.
MENAS († 303)
Semula adalah penjaga unta di Mesir.
Kemudian ia menjadi perwira Romawi dan mati
sebagai saksi iman di Turki. Jenasahnya dikuburkan
di Karm Aba Mina yang sampai kini menjadi tempat
jiarah yang ramai.
P: 11 Nopember
MERKURIUS († 300)
Ia dan kawan-kawannya adalah anggota
kesatuan tentara yang bertugas menjaga tahanan
Kristen yang dihukum mati. Merekalah tentara yang
lebih menjunjung tinggi suara hati daripada perintah
atasan. Mereka bertobat berkat dorongan
keberanian iman tahanan mereka, sehingga
dipenggal bersama-sama dengan mereka di Lentini
(Italia).
P: 14 Juni
SANTO METODIUS († 14 Juni 847)
Santo Metodius hidup pada abad kesembilan.
Ia lahir dan dibesarkan di Sisilia. Metodius
mengenyam pendidikan tinggi dan ia menghendaki
jabatan yang sesuai untuknya. Sebab itu, ia
memutuskan untuk berlayar ke Konstantinopel agar
dapat memperoleh kedudukan penting di istana
654
kaisar. Dalam perjalanannya ke sana, ia bertemu
dengan seorang biarawan kudus yang berbincang
dengannya dalam suatu percakapan yang panjang
serta mendalam.
Segala pertanyaan
tentang Tuhan dan
kehidupan abadi
bermunculan dalam
benak Metodius.
Biarawan itu
membantunya sadar
bahwa guna
memperoleh sukacita
sejati dalam hidup, ia
perlu
mempersembahkan
dirinya kepada Tuhan
dalam hidup religius.
Jadi, ketika Metodius tiba di Konstantinopel, ia
melewati istana dan menuju sebuah biara.
Umat Kristiani sedang menghadapi masamasa sulit di Konstantinopel. Sebagian berpendapat
bahwa adalah salah memiliki gambar-gambar atau
pun ikon-ikon religius. Mereka menyangka bahwa
orang berdoa kepada gambar atau patung, dan
bukan kepada pribadi yang diwakilinya. Terjadi
pertikaian sengit dan kaisar ikut campur di
dalamnya. Ia sependapat dengan orang-orang yang
beranggapan bahwa gambar dan patung adalah
berhala. Sebaliknya, Santo Metodius tidak
sependapat dengan kaisar. Ia paham betul mengapa
umat Kristiani membutuhkan gambar dan patung. Ia
dipilih untuk pergi ke Roma dan mohon Bapa Suci
untuk menyelesaikan persoalan. Ketika ia kembali,
kaisar menjatuhkan hukuman penjara selama tujuh
tahun kepadanya. Metodius menderita dalam sel
655
penjara yang gelap serta pengap, namun demikian
ia tidak patah semangat. Ia tahu bahwa Yesus akan
mempergunakan penderitaannya untuk
menyelamatkan Gereja.
Akhirnya, pada tahun 842, kaisar wafat.
Isterinya, Theodora, menggantikannya karena
putera mereka masih bayi. Theodora mempunyai
pendapat yang berbeda dari suaminya, sang kaisar.
Ia berpendapat bahwa orang seharusnya bebas
mempergunakan patung, ikon dan gambar-gambar
kudus apabila mereka menghendakinya. Metodius
dan mereka yang telah lama menderita menjadi
amat gembira. Sekarang mereka telah bebas. Salah
seorang yang membuat Santo Metodius paling
menderita, dikirim ke pembuangan oleh sang ratu.
Kemudian Metodius diangkat menjadi patriarcha
(Uskup Gereja Timur) Konstantinopel. Ia amat
dikasihi umatnya. Santo Metodius menulis karyakarya indah tentang teologi dan kehidupan rohani. Ia
juga menuliskan riwayat hidup para kudus dan juga
sajak. Metodius menjadi patriarcha selama empat
tahun, lalu wafat pada tanggal 14 Juni 847.
P: 14 Juni
SANTO METODIUS (815-6 April 885) dan
SANTO SIRILIUS 827-14 Februari 869)
dari TESALONIKA
Kedua bersaudara ini berasal dari Tesalonika,
Yunani. Metodius dilahirkan pada tahun 815 dan
Sirilus pada tahun 827. Keduanya menjadi imam dan
memiliki keinginan kudus yang sama untuk
mewartakan iman Kristiani. Mereka menjadi
misionaris untuk bangsa-bangsa Slav: Moravia,
Bohemia dan Bulgaria. Beginilah kisahnya: Pada
tahun 862, hanya tujuh tahun sebelum St. Sirilus
656
wafat, pangeran Moravia memohon agar para
misionaris diutus ke negaranya untuk mewartakan
Kabar Gembira Yesus dan Gereja-Nya. Pangeran
menambahkan satu
permohonan lagi, yaitu
para misionaris tersebut
hendaknya berbicara
dalam bahasa setempat.
Kedua
bersaudara, Sirilus dan
Metodius, menawarkan
diri untuk menjadi
sukarelawan dan
diterima. Mereka tahu
bahwa mereka akan
diminta untuk
meninggalkan negeri
mereka sendiri, bahasa
serta kebudayaan
mereka, demi cinta kepada Yesus. Mereka
melakukannya dengan suka hati. Sirilus dan
Metodius menciptakan abjad Slav. Mereka
menerjemahkan Kitab Suci dan liturgi Gereja ke
dalam bahasa Slav. Oleh karena jasa mereka, rakyat
dapat menerima ajaran Kristiani dalam bahasa yang
mereka mengerti.
Pada waktu itu, sebagian orang dalam Gereja
tidak setuju dengan penggunaan bahasa setempat
dalam liturgi Gereja. Kedua bersaudara itu harus
menghadapi kritik serta kecaman. Kemudian,
mereka berdua dipanggil ke Roma untuk menghadap
Bapa Suci. Orang-orang yang mengecamnya pasti
akan terkejut dengan jalannya pertemuan tersebut.
Paus Adrianus II menunjukkan rasa kagum serta
terima-kasihnya kepada kedua misionaris tersebut.
Ia menyetujui cara-cara yang mereka gunakan
657
dalam mewartakan iman dan bahkan mengangkat
mereka berdua menjadi uskup. Sirilus, sang pertapa,
wafat sebelum ia sempat ditahbiskan menjadi
Uskup, sementara Metodius kemudian menjadi
uskup. Sirilus wafat pada tanggal 14 Februari 869.
Ia dimakamkan di Gereja Santo Klemens di Roma.
Metodius kembali ke bangsa-bangsa Slav dan
melanjutkan karyanya selama lima belas tahun lagi
sebelum akhirnya wafat pada tanggal 6 April 885.
Pada tanggal 31 Desember 1980, Paus Yohanes
Paulus II mengangkat Santo Sirilus dan Santo
Metodius sebagai pelindung Eropa bersama dengan
Santo Benediktus.
BEATA MICHELINA (1300-1356)
Michelina dilahirkan pada tahun 1300 di
Pesaro, Italia. Keluarganya kaya dan ia menikah
dengan seorang kaya pula. Michelina punya
pembawaan riang gembira. Ia senantiasa tampak
seperti tidak punya masalah apa pun. Tetapi, ketika
usianya baru dua puluh tahun, suaminya meninggal.
Tiba-tiba saja, Michelina merasa sendirian di dunia
ini dengan seorang putera kecil untuk dibesarkan.
Ibu muda ini tampak bersemangat
menemukan kebahagiaan dari segala yang ada di
sekelilingnya. Hidupnya menjadi serangkaian pesta
pora, hura-hura dan santapan mewah. Rasanya ia
tidak akan pernah puas menikmati segala
kesenangan yang ditawarkan dunia. Setelah
beberapa waktu berselang, ia sadar bahwa ia harus
menyisihkan lebih banyak waktu untuk puteranya. Ia
juga harus bertanggung jawab atas cara ia
mempergunakan harta dan waktunya. Ia merasa
jiwanya kosong. Akhirnya, Michelina mulai tenang
658
dan menjadi seorang dewasa yang bertanggung
jawab.
Di Pesaro, tinggallah seorang Fransiskan
awam yang kudus bernama Syriaca. Ia tahu bahwa
Michelina adalah seorang yang baik yang
membutuhkan pertolongan serta bimbingan agar
lebih beriman. Syriaca dan Michelina menjadi
sahabat. Syriaca memberikan pengaruh yang besar
kepada sahabatnya itu. Michelina mulai rajin berdoa.
Ia merawat anaknya dan mengurus rumahnya
dengan penuh perhatian. Ia melewatkan waktu
luangnya untuk melayani mereka yang miskin dan
yang membutuhkan pertolongan. Ia mengunjungi
mereka yang kesepian dan merawat mereka yang
terlalu tua atau terlalu sakit untuk dapat mengurus
dirinya sendiri. Pada akhirnya, ia menjadi seorang
Fransiskan awam. Awalnya, para sanak saudara
khawatir ketika ia meninggalkan baju-baju
mewahnya dan mulai makan makanan sederhana.
Tetapi kemudian, mereka yakin bahwa Michelina
sungguh telah menjadi seorang beriman.
Michelina tinggal di rumah yang sama di
Pesaro sepanjang hidupnya. Ia wafat pada tahun
1356 dalam usia lima puluh enam tahun. Untuk
mengenangnya, penduduk kota Pesaro memasang
sebuah lampu yang senantiasa menyala di
rumahnya. Pada tahun 1590, rumah Beata Michelina
dibangun menjadi gereja.
BEATO MIKAEL AGUSTINUS PRO
(1891-23 November 1927)
Mikael Pro dilahirkan di Guadalupe, Meksiko
pada tahun 1891. Ia merupakan seorang martir dari
abad keduapuluh. Penganiayaan yang dilakukan oleh
pemerintah Meksiko terhadap Gereja dimulai pada
659
tahun 1910. Mikael menjalani masa novisiat (masa
percobaan 1-2 tahun, sebagai latihan rohani
sebelum mengucapkan
kaul biara) di Serikat
Yesus pada tahun
1911. Waktu itu ia
seorang pemuda
berusia duapuluh
tahun, murah hati,
pemberani serta penuh
semangat. Tahun 1914
revolusi semakin
hebat. Para novis
Yesuit diungsikan ke
luar negeri. Mereka
dikirim ke seminariseminari di luar negeri untuk menempuh pendidikan
mereka. Mikael menyelesaikan pendidikan imamnya
di Belgia dan ditahbiskan pada tahun 1926.
Kesehatan imam muda ini amat buruk. Terutama ia
mengalami sakit perut berkepanjangan.
Kepulangannya ke Meksiko merupakan sukacita di
satu pihak dan derita di lain pihak. Ia melihat
bagaimana rakyat ditindas oleh pemerintah yang
seharusnya melayani mereka. Pastor Pro menyadari
bahwa ia dapat memberikan penghiburan rohani
kepada mereka. Ia dapat memberikan pengampunan
bagi dosa-dosa mereka melalui Sakramen
Rekonsiliasi. Ia dapat memberikan Yesus dalam
Ekaristi supaya menjadi sumber kekuatan bagi
mereka. Dan itu semua ia lakukan. Mikael sangat
pintar menyamar. Ia menyelinap keluar masuk
bangunan dan ruangan dan kehidupan. Ia selalu saja
nyaris tertangkap, ketika kemudian tiba-tiba ia
menghilang.
660
Pastro Pro melaksanakan pelayanan
imamatnya dengan berani hingga 23 November
1927. Ia tertangkap dan dijatuhi hukuman mati oleh
karena ia seorang imam Katolik. Pastor Pro
menghadapi regu tembak dengan berani dan
merentangkan kedua belah tangannya hingga
seluruh tubuhnya menyerupai sebuah salib yang
hidup. Kemudian ia berseru dengan suara lantang
dan nyaring: "Viva Cristo Rey!" (Hidup Kristus sang
Raja!). Presiden Calles melarang pemakaman secara
umum bagi Pastor Pro. Ia bahkan mengancam akan
menghukum siapa saja yang menghadiri
pemakaman imam yang dihukum mati tersebut.
Meskipun begitu, umat bergerombol di sepanjang
jalan yang akan dilewati jenasah Pastor Pro. Mereka
berdiri sambil berdoa dalam hati, mengucap syukur
kepada Tuhan oleh karena hidup dan kesaksian
Mikael Pro. Pastor Pro dinyatakan “beato” oleh Paus
Yohanes Paulus II pada tanggal 25 September 1988.
MIKAEL GARICOITS (1797-1863)
Ialah mahaguru teologi dan rector seminari
yang mendirikan Kongregasi Imam Hati Kudus. Ia
dikenal sebagai pembimbing rohani yang saleh.
P: 14 Mei
MIKAEL MELEINOS (894-961)
Adalah putera kaisar yang menjadi biarawan
dan pertapa di gurun pasir. Tahun 922 ia mendirikan
laura (pertapaan) bagi murid-muridnya.
P: 12 Juli
MIKAELA DERMAISIERES (1809-1865)
661
Wanita ningrat ini menirikan kongregasi
suster. Ia meninggal karena kejangkitan wabah pes
sewaktu merawat orang sakit di Valensia (Spanyol).
P: 25 Agustus
MILDRED († 734)
Sesudah menyelesaikan pendidikannya di
Perancis, puteri raja ini pulang ke Inggeris dan
menjadi biarawati dalam biara yang didirikan oleh
ibunya. Sebagai abbas, Mildred terkenal sangat
ramah dan senantiasa menghibur orang yang
dirundung kesusahan. Kakaknya, Santa Milburga (†
700), mendirikan biara lain yang kemudian
dipimpinnya.
P: 13 Juli dan 23 Februari
SANTO PAUS MILTIADES († 314)
Paus ini mengalami baik berakhirnya
penganiayaan terhadap umat Kristen yang
dilancarkan oleh Kaisar Romawi Konstantin Agung
maupun munculnya bidaah-bidaah di dalam Gereja.
Kaisar menghadiahkan Istana Lateran kepada paus
yang sampai kini menjadi kediaman dan gereja
resmi uskup Roma.
P: 10 Desember
MODESTOS († 630)
Bekas abbas dan uskup Yerusalem ini
membantu dan merawat orang yang terluka dalam
perang. Ia juga membangun kembali tempat-tempat
suci. Jenasahnya dimakamkan diatas Bukit Zaitun.
A: yang sopan; P: 17 Desember
662
SANTA MONIKA (331-387)
Monika dilahirkan pada tahun 331 di Tagaste,
Algeria, Afrika Utara dari keluarga Kristen yang taat.
Leluhurnya bukan penduduk
asli Afrika, tetapi perantauan
dari Fenisia. Monika
dinikahkan dengan Patrisius,
seorang pegawai tinggi
pemerintahan kota. Mereka
dikaruniai 3 orang anak:
Agustinus, Navigius dan
Perpetua (yang kelak
memimpin biara). Patrisius
seorang kafir. Ia bertabiat
buruk, suka naik pitam dan
sering mentertawakan usaha
keras Monika untuk mendidik
Agustinus menjadi pemuda
Kristiani. Meskipun demikian,
Monika tidak pernah
membantah ataupun bertengkar dengan
suaminya.Tak henti-hentinya ia berdoa agar suami
dan puteranya segera bertobat dan menerima
Kristus.
Pada tahun 371 Patrisius meninggal.
Mendekati ajalnya ia bertobat dan minta di baptis.
Bahkan ibu Patrisius pun juga dibaptis. Sementara
itu, Agustinus belum juga mau menjadi seorang
Kristen. Meski tidak ada tanda-tanda bahwa doanya
dikabulkan Tuhan, Monika dengan setia tetap berdoa
untuk Agustinus dengan setiap kali air mata
mengalir dari kedua matanya. Tuhan mendengarkan
keluh kesah Monika dan menguatkannya dengan
suatu mimpi. Dalam mimpinya, Monika melihat
dirinya sendiri berada di atas sebuah mistar dari
kayu, kemudian datanglah seorang pemuda yang
663
berseri-seri dan bercahaya wajahnya. Pemuda itu
bertanya, “Mengapa ibu bersedih? Apa yang
menyebabkan ibu menangis setiap hari?” Monika
menjawab bahwa ia sedih karena tidak tahan
melihat kebinasaan Agustinus, puteranya. Maka
pemuda itu mengajak Monika untuk melihat dengan
seksama. Segeralah terlihat oleh Monika bahwa
Agustinus ada bersamanya di atas mistar. Kata
pemuda itu, “Di mana engkau berada, ia pun
berada.”
Telah lama waktu berlalu sejak mimpinya itu,
namun Agustinus masih juga hidup dalam dosa. Oleh
karena itu Monika terus datang kepada Bapa Uskup
memohon-mohon dan mendesak-desak dengan air
mata bercucuran supapa Uskup mau menengok dan
menasehati Agustinus. Lama-kelamaan Uskup
menjadi bosan dan kehilangan kesabarannya,
sehingga ia berkata, “Pergilah, jangan
menggangguku; demi hidupmu tak mungkinlah
binasa anak sekian banyak air mata itu!” Monika
amat gembira sebab ia percaya pada apa yang
dikatakan Bapa Uskup bahwa Agustinus tidak
mungkin binasa.
Pada tahun 383 Agustinus bersama Alypius,
sahabatnya, hendak berangkat ke Roma dan Milan
untuk mengajar. Monika tidak setuju karena waktu
itu Roma buruk peradabannya. Di pantai menjelang
keberangkatannya, Monika menawarkan hanya dua
pilihan kepada Agustinus: pulang dengannya atau
Monika ikut dengan Agustinus ke Italia. Dengan tipu
dayanya Agustinus meninggalkan ibunya seorang diri
di kapel Beato Cyprianus yang terletak di tepi pantai,
sementara ia dan Alypius berlayar ke Italia. Monika
amat sedih, seorang diri ia menyusul Agustinus ke
Italia. Penderitaan berat ditanggungnya terutama
karena kapal yang ditumpanginya hampir karam
664
karena badai. Tuhan menguatkan Monika dengan
janji-Nya bahwa ia akan bertemu dengan puteranya
sesampainya di Italia.
Monika bersahabat baik dengan St. Ambroius,
Uskup kota Milan. Agustinus mulai tertarik dengan
khotbah dan ajaran-ajaran Uskup Ambrosius hingga
akhirnya dibaptis. Dua bulan kemudian, yaitu bulan
Juni tahun 387 Agustinus, Alypius & Monika
berencana pulang kembali ke Tagaste, Afrika. Dalam
perjalanan pulang mereka singgah di Ostia, di dekat
muara sungai Tiber. Monika dan Agustinus berdua
saja berdiri bersandar pada jendela rumah
persinggahan mereka. Mereka terlibat dalam
pembicaraan yang sangat menarik mengenai seperti
apa kiranya kehidupan para kudus di surga. Diliputi
rasa bahagia yang amat sangat Monika berkata
kepada Agustinus, “Anakku, bagiku tidak ada lagi
yang dapat memukauku dalam kehidupan ini. Apa
lagi yang dapat kuperbuat di dunia ini? Untuk apa
aku di sini? Entahlah, tak ada lagi yang kuharapkan
dari dunia ini. Ada satu hal saja yang tadinya masih
membuat aku ingin tinggal cukup lama dalam
kehidupan ini, yaitu melihat engkau menjadi Kristen
Katolik sebelum aku mati. Keinginanku sudah
dikabulkan sevara berlimpah dalam apa yang telah
diberikan Allah kepadaku: kulihat kau sudah sampai
meremehkan kebahagiaan dunia ini dan menjadi
hamba-Nya. Apa yang kuperbuat lagi di sini?”
Lima hari kemudian Monika jatuh sakit.
Kepada kedua puteranya, Agustinus dan Navigius,
Monika berpesan, “Yang kuminta kepada kalian
hanyalah supaya kalian memperingati aku di altar
Tuhan di mana saja kalian berada.” Hanya supaya ia
diingat di altar-Mu, itulah keinginannya. Sebab ia
telah melayani altar itu tanpa melewati satu hari
pun. Pada hari yang kesembilan Monika wafat dalam
665
usia 56 tahun. Santa Monika dihormati sebagai
pelindung ibu rumah tangga. Pestanya dirayakan
setiap tanggal 27 Agustus.
Monika (331-387), ibu Santo Agustinus; Lahir
di Thagaste (Afrika) dan meninggal di Ostia
(Italia). Ia di hormati sebagai pelindung para
ibu rumah tangga. B: Moni, Monique; P: 27
Agustus
SANTO MONTANUS, SANTO LUCIUS, dkk (†
259)
Kaisar Valerianus menganiaya umat Kristiani
dengan bengis sepanjang masa Gereja awali. Ia
meluluskan eksekusi St Siprianus pada bulan
September 258. Pejabat Romawi yang menjatuhkan
hukuman mati kepada St Siprianus tewas tak lama
sesudahnya. Pejabat yang baru, Solon, nyaris
menjadi kurban dari suatu pemberontakan yang
menyangkut suatu persekongkolan untuk
menghabisi nyawanya. Tampaknya Solon mencurigai
persekongkolan ini sebagai bentuk balas dendam
atas kematian St Siprianus. Ia menangkap delapan
orang tak bersalah. Semuanya adalah orang-orang
Kristen, sebagian besar adalah kaum klerikus, dan
semuanya adalah pengikut setia St Siprianus.
Tahanan Kristen itu dijebloskan ke dalam
penjara bawah tanah yang gelap di Kartago
(Tunisia). Mereka mendapati orang-orang lain yang
mereka kenal ada dalam penjara. Kotor dan pengap
melingkupi kelompok tahanan ini. Mereka sadar
bahwa mereka akan segera menghadapi kematian
dan kebakaan. Orang-orang Kristen itu ditahan
berbulan-bulan lamanya dalam penjara. Mereka
dipaksa bekerja di siang hari, dan tanpa sebab
seringkali tak diberi makan dan minum. Dalam
situasi yang tak berperikemanusiaan macam itu,
komunitas kecil umat Kristen ini bersatu padu dan
saling tolong-menolong satu sama lain. Yang awam
666
melindungi para uskup, imam dan diakon yang
secara istimewa merupakan sasaran kekejian kaisar.
Ketika tahanan Kristiani pada akhirnya
dibawa ke tempat pelaksanaan hukuman mati,
masing-masing diijinkan untuk berbicara. Montanus,
yang tinggi kekar, berbicara dengan gagah berani
kepada segenap umat Kristiani yang ada di antara
khalayak ramai. Ia menasehati mereka untuk setia
kepada Yesus dan untuk lebih memilih mati daripada
mengingkari iman. Lucius, yang kecil dan rapuh,
berjalan tertatih-tatih ke tempat eksekusi. Ia lemah
akibat masa-masa berat dan sulit di penjara.
Sesungguhnya, ia harus bertopang pada dua teman
yang membantunya tiba di tempat di mana para
algojo telah menanti. Mereka yang menyaksikan
berseru-seru memintanya untuk mengingat mereka
di surga.
Sementara tahanan Kristen ini seorang demi
seorang dipenggal kepalanya, khalayak ramai
semakin berani. Mereka menangisi para martir yang
menderita ketidakadilan. Tetapi mereka bersukacita
juga. Mereka sadar bahwa para martir ini akan
memberkati mereka dari surga. Montanus, Lucius
dan kawan-kawannya yaitu Flavianus, Yulianus,
Viktorikus, Quartillosia, Viktor, Donatian,
Primolus dan Renus wafat sebagai martir pada
tahun 259. Pesta/ perayaan memperingati para
martir ini setiap tanggal 24 Februari.
MOSES / MUSA (± 1250 SM)
Nabi yang membebaskan bani Israel dari
perbudakan Mesir. Ia menerima pokok Hukum
Taurat di gunung Sinai dan membimbing bangsanya
40 tahun lamanya lewat gurun yang penuh ancaman
bahaya alam maupun musuh.
667
A: yang ditarik dari air (Nil); B: Musa; L: dua
tanduk dan Kitab Taurat; P: 4 September
MUSA ARAB (372)
Adalah uskup misionaris yang berani di
antara suku-suku Badui Arab yang sangat buas di
sekitar gunung Sinai.
P: 7 Februari
MUSA HITAM (320-395)
Adalah seorang pelayan berkebangsaan
Etiopia. Ia dipecat oleh majikannya karena membuat
banyak ketololan. Lalu Musa menjadi pendekar
kawanan perampok di Mesir. Sekonyong-konyong ia
bertobat dan menjadi biarawan yang begitu saleh,
sehingga dipilih untuk ditahbiskan imam. Ketika ia
mengenakan jubah putih untuk merayakan misa
pertama, uskup berseru: “Lihatlah, orang hitam ini
menjadi putih bersih!” Musa menjawab: “Itu bagian
luar saja! Tuhan lebih tahu, bahwa hatiku masih
hitam.” Pada waktu suku Berber mengobrak-abrik
biaranya, ia tidak melawan sedikitpun dan
membiarkan diri dibunuh. Dibiaranya, Dair alBaramus di Wadi Natrun, hingga kini niarawanbiarawan masih mendendangkan madah pujian
kepada Tuhan.
P: 28 Agustus
668
N
NABOR dan FELIX († 304)
Dua tentara yang berasal dari Afrika ini ketika
berdinas di Milano (Italia) menolak mengabdi kaisar
yang kejam terhadap umat Kristen, kemudian
mereka dihukum mati.
P: 12 Juli
NANETTE JAVOUHEY (1779-1851)
Ialah pendiri konggregasi suster yang bekerja
di Afrika Barat dan Guyana (Amerika Selatan). Ia
membebaskan banyak budak Negro dan merawat
penderita kusta.
NAPOLEON atau NEOPOLUS († 300)
Mengalami siksaan sedemikian kejam di
Alexandria, sehingga meninggal ketika akan
dikembalikan ke penjara.
P: 15 Agustus
669
SANTO NARCISSUS († 215)
Narcissus hidup pada abad kedua dan awal
abad ketiga. Ia adalah seorang lanjut usia ketika
ditahbiskan menjadi Uskup Yerusalem. Narcissus
adalah seorang uskup yang sungguh luar biasa.
Semua orang mengagumi kebajikan-kebajikannya,
terkecuali mereka yang memilih untuk hidup jahat.
Tiga musuh Narcissus mendakwanya melakukan
suatu kejahatan yang mengerikan. Seorang dari
mereka mengatakan, “Biar aku mati terbakar jika
apa yang kukatakan tidak benar!” Yang kedua
mengatakan, “Biar aku terjangkit kusta jika apa
yang kukatakan tidak benar!” Dan yang ketiga
mengatakan, “Biar aku menjadi buta jika apa yang
kukatakan tidak benar!” Namun demikian, tiada
seorang pun yang mempercayai dusta mereka.
Orang banyak telah melihat sendiri kebajikan hidup
Narcissus. Mereka tahu orang macam apa Narcissus
itu.
Meski tak seorang pun percaya pada fitnah
keji yang dilontarkan
terhadapnya, Narcissus
mempergunakannya
sebagai alasan untuk
pergi mengasingkan diri
di padang gurun.
Segenap
kepercayaannya ada
pada Tuhan, yang ia
layani dengan begitu
penuh cinta. Dan Tuhan
menunjukkan bahwa
fitnah yang diceritakan
orang-orang itu sama
670
sekali tidak benar. Narcissus kembali menjadi Uskup
Yerusalem, sehingga umatnya bersukacita. Meski ia
semakin bertambah tua, tampaknya ia semakin
berkobar-kobar dari sebelumnya. Sesungguhnya, ia
tampak lebih kuat dari sebelumnya pula, selama
beberapa tahun sesudahnya. Lalu, ia menjadi terlalu
lemah untuk melanjutkan karyanya. Ia memohon
kepada Tuhan agar mengutus seorang uskup untuk
membantunya. Tuhan kita mengirimkan kepadanya
seorang kudus lain, Alexander dari Cappadocia.
Dengan semangat kasih yang bernyala-nyala,
mereka berdua memimpin keuskupan bersama.
Narcissus berusia hingga 116 tahun lebih. Ia wafat
pada tahun 215.
SANTO NEREUS (304), SANTO AKHILLEUS
(304) dan SANTO PANKRASIUS
Nereus dan Akhilleus adalah prajurit Romawi
yang meninggal sekitar tahun 304. Mereka
kemungkinan adalah para
pengawal Praetorian di
bawah Kaisar Trajan. Kita
mengetahui hanya sedikit
saja mengenai mereka.
Tetapi, apa yang kita
ketahui berasal dari dua
orang paus yang hidup
pada abad keempat, Paus
Siricius dan Paus
Damasus. Pada tahun 398,
Paus Siricius mendirikan
sebuah gereja di Roma
demi menghormati
mereka. Paus Damasus
menuliskan sebuah
671
catatan pujian bagi kedua martir ini. Beliau
menjelaskan bahwa Nereus dan Akhilleus
dipertobatkan kepada iman Kristiani. Mereka
meninggalkan senjata mereka untuk selamanya.
Mereka adalah para pengikut Kristus yang sejati
bahkan hingga menyerahkan nyawa. Nereus dan
Akhilleus dibuang dalam pengasingan ke pulau
Terracina. Di sana mereka dipenggal kepalanya.
Pada abad keenam, sebuah gereja kedua dibangun
di bagian lain Roma demi menghormati kedua martir
ini.
S. Pankrasius, seorang yatim piatu berusia
empatbelas tahun, hidup pada masa yang sama.
Kemungkinan besar ia
dimartir pada hari yang sama.
Pankrasius bukanlah seorang
penduduk asli Roma. Ia
dibawa ke sana oleh
pamannya yang
mengasuhnya. Pankrasius
menjadi seorang pengikut
Kristus dan dibaptis. Meski
masih seorang remaja, ia
ditangkap karena menjadi
seorang Kristiani. Pankrasius
menolak untuk menyangkal
imannya. Karena itu, ia
dijatuhi hukuman mati.
Pankrasius dihukum pancung.
Ia menjadi seorang martir
yang sangat populer pada masa Gereja perdana.
Orang mengaguminya oleh sebab ia begitu muda
namun begitu berani. Pada tahun 514, sebuah
gereja besar dibangun di Roma demi
menghormatinya. Pada tahun 596, seorang
misionaris terkenal, St Agustinus dari Canterbury,
672
membawa iman Kristiani ke Inggris. Ia menamai
gereja pertamanya dengan nama St Pankrasius.
SANTO NERSES (326-373)
Cucu Santo Gregosius Penerang dan ayah
Santo Isak Agung ini menjadi imam san uskup dari
Armenia setelah istrinya meninggal. Ia membaharui
cara dan semangat hidup keagamaan, melarang
perkawinan antar saudara, memajukan pendidikan
dan mendirikan rumah sakit serta penginapan yang
baik. Karena dengan lantang mencela kebobrokan
cara hidup raja-raja, ia dibuang dan akhirnya
meninggal diracun. Pesta/ perayaan
memperingatinya tanggal 19 Nopember.
NESTOR (362)
Pemuda Gaza (Palestina) ini telah disiksa
sedemikian bengis, sehingga perlu diseret ke tempat
pelaksanaan hukuman mati. Para penonton begitu
kasihan, sehingga mereka menuntut ia dibiarkan
mati saja. Lalu ditinggalkan dan pada malam hari
dibawa ke rumah seorang Kristen, tempat ia
meninggal.
P: 8 September
BEATO NICHOLAS ALBERGATI (1375-1443)
Beato Nicholas dilahirkan di Bologna, Italia.
Keluarganya mampu menyekolahkannya ke
universitas di mana ia mulai belajar hukum. Tetapi,
setelah beberapa tahun, Nicholas memutuskan untuk
tidak menjadi seorang pengacara. Di usianya yang
keduapuluh, ia menggabungkan diri dengan Ordo
Carthusian. Pada tahun 1417, biarawan Carthusian
673
ini dipilih menjadi uskup di keuskupan asalnya.
Nicholas sama sekali tidak mengharapkan hal ini. Ia
bahkan tak dapat percaya bahwa itu adalah
kehendak Allah. Tetapi, para superior berhasil
meyakinkannya.
Umat menyayangi Uskup Nicholas. Ia tinggal
di sebuah rumah kecil yang sederhana. Ia sendiri
pun hidup bersahaja. Ia mulai mengunjungi umat di
keuskupannya. Pertama-tama, ia pergi kepada
keluarga-keluarga yang paling miskin. Ia berbincang
dengan mereka dan
membantu mereka dalam
kebutuhan-kebutuhan
mereka. Ia memberkati
rumah-rumah mereka.
Umat amat bersyukur dan
berterimakasih.
Pada tahun 1426,
Uskup Nicholas diangkat
menjadi kardinal. Ia
dikenal bijaksana dan
memiliki kehidupan rohani
yang mendalam. Dua
orang paus, Paus Martin V
dan Paus Eugene IV, meminta nasehatnya mengenai
masalah-masalah penting Gereja. Beato Nicholas
juga mendorong umat untuk selalu belajar. Ia
sendiri menulis beberapa buah buku. Kardinal
Nicholas wafat, sementara ia dalam suatu kunjungan
ke Siena, Italia. Paus Eugene IV menginstruksikan
agar jenazahnya dibawa kembali ke Bologna. Bapa
Suci sendiri ikut ambil bagian dalam Misa
Pemakaman dan menghantarnya ke liang lahat.
Beato Nicholas wafat pada tahun 1443.
674
NIKEPHOROS (758-828)
Pernah menduduki jabatan sekretaris Negara
dan direktur rumahsakit pusat di Konstantinopel.
Walaupun masih berstatus awam, ia diangkat oleh
kaisar menjadi uskup. Akan tetapi perintah kaisar
supaya membuang semua gambar dari gereja-gereja
ditentangnya. Akibatnya, ia dipecat dan dibuang.
A: yang membawa kemenangan (Y); P: 2 Juni
NIKETAS († 414)
Uskup misionaris yang giat di Serbia ini
menulis banyak buku. Pada buku kidungnya yang
indah ia berpesan: “Nyanyikanlah dengan bijak!
Artinya, pahamilah apa yang dinyanyikan dan
selamilah maknanya. Bunyi dan nada harus selaras
dengan hakekat dan sifat kudus agama, dan bukan
hanya menyenangkan seperti yang terjadi di teater.
Kumandangkanlah bersama-sama dan jangan ingin
menonjolkan diri!” Niketas menciptakan kidung “Te
Deum” yang termasyur.
A: pemenang (Y); P: 22 Juni
NIKETIUS († 561)
Setelah menjabat uskup Trier (Jerman) ia
memperbaharui hidup para imam dan biarawan dan
membangun kembalai gereja-gereja. Tetapi karena
dengan tegas mengkritik kekejaman para
bangsawan dan raja Franken, ia dibuang.
P: 3 Oktober
NIKODEMUS (abad ke-1)
Ialah seorang Parisi dan anggota Dewan
Sanhedrin. Ia mengunjungi Jesus di waktu malam
menanyakan bagaimana dapat memperoleh
Kerajaan Allah. Jesus menjawab, bahwa manusia
675
harus dilahirkan kembali dari air dan Roh. (Yo 3, 121). Ia mengurapi jenasah Jesus dengan minyak
wangi (Yo 19, 39).
A: yang menang bersama dengan rakyat (Y); P:
27 Maret
NIKOLAUS
Bentuk-bentuk lain untuk pria: Klaus, Nick,
Niko, Nikolas, Nikolo, Nils; sedangkan untuk wanita:
Nicole, Nikola
SANTO NIKOLAUS (abad ke-4)
Santo Nikolaus, seorang santo dari abad
keempat yang menjadi ilham lahirnya tokoh modern
bernama Santa Claus atau
Sinterklas, dilahirkan dekat Myra
(sekarang Turki). Myra adalah
sebuah kota pelabuhan di Laut
Mediterania dengan jalur
pelayaran yang ramai yang
menghubungkan kota-kota
pelabuhan laut di Mesir, Yunani
dan Roma. Kapal-kapal yang
lalu lalang penuh dengan
muatan beras serta berbagai
macam barang, tiba dengan
selamat di pelabuhan, setelah
terlepas dari bahaya badai dan
bajak laut.
Nikolaus berasal dari salah satu keluarga
pedagang kaya di Myra. Namun demikian, ia
bukanlah anak yang dimanjakan oleh keluarganya.
676
Ayah dan ibunya mengajarkan kepadanya untuk
bersikap murah hati kepada orang lain, terutama
kepada mereka yang membutuhkan pertolongan.
Dari situ Nikolaus belajar bahwa menolong orang
lain menjadikan jiwa bertambah kaya. Suatu hari,
secara kebetulan, Nikolaus mendengar tentang
seorang kaya di Myra yang jatuh miskin karena
usahanya bangkrut. Bapak itu memiliki tiga orang
anak gadis yang cantik, yang sudah cukup usianya
untuk menikah. Tetapi ia tidak mempunyai cukup
uang untuk menikahkan anak-anak gadisnya. Lagi
pula, pikirnya, siapa yang mau menikahi mereka
karena ayahnya sudah jatuh miskin? Karena sudah
tidak punya uang lagi untuk membeli makanan, ayah
yang putus asa itu memutuskan untuk menjual salah
seorang anak gadisnya sebagai budak. Setidaktidaknya anggota keluarga yang lain dapat bertahan
hidup, demikian pikirnya.
Malam sebelum anak gadis yang sulung
dijual, Nikolaus dengan satu tas kecil berisi emas di
tangannya, mengendap-endap masuk halaman
rumah mereka, melemparkan tas yang dibawanya
melalui jendela yang terbuka, dan sekejap kemudian
menghilang dalam kegelapan malam. Keesokan
harinya, sang ayah menemukan tas berisi emas
tergeletak di lantai dekat tempat tidurnya. Ia tidak
tahu dari mana datangnya. “Mungkin ini emas
palsu,” pikirnya.Tetapi setelah diujinya, ia tahu
bahwa itu sungguh-sungguh emas. Ia meneliti daftar
teman serta rekan dagangnya. Tak seorang pun dari
mereka yang mungkin memberikan emas itu
kepadanya. Sang ayah jatuh bersimpuh dengan air
mata mengalir deras membanjiri pipinya. Ia
mengucap syukur kepada Tuhan atas anugerah-Nya
yang indah ini. Semangatnya bangkit kembali
setelah padam sekian lama, karena seseorang
677
secara tak disangka-sangka berbelas kasih
kepadanya. Ia mempersiapkan pernikahan putri
sulungnya. Masih tersisa cukup uang bagi mereka
semua untuk hidup selama hampir setahun.
Seringkali ia bertanya-tanya: siapa gerangan yang
memberinya emas?
Dengan berakhirnya tahun, keluarga mereka
tidak lagi memiliki apa-apa. Sang ayah, yang sekali
lagi putus asa dan tidak menemukan adanya jalan
keluar, memutuskan agar anak gadisnya yang kedua
harus dijual. Tetapi, Nikolaus mendengar tentang hal
ini, ia datang malam hari dekat jendela rumah
mereka dan melemparkan satu tas berisi emas
seperti yang ia lakukan sebelumnya. Keesokan
harinya sang ayah bersukacita dan bersyukur
kepada Tuhan serta memohon pengampunan dariNya karena telah berputus asa. Namun demikian,
siapakah gerangan orang misterius yang memberi
mereka hadiah yang luar biasa ini? Sejak itu, setiap
malam sang ayah selalu mengawasi jendela
rumahnya. Dengan berakhirnya tahun, berakhir
jugalah uang simpanan mereka. Suatu hari, dalam
keheningan malam, ia mendengar langkah orang
mengendap-endap dekat rumahnya dan tiba-tiba
satu tas berisi emas jatuh ke atas lantai. Sang ayah
cepat-cepat bangkit dan lari untuk menangkap orang
misterius itu. Setelah beberapa saat berlari, ia
berhasil menangkap dan mengenali Nikolaus, karena
pemuda itu berasal dari keluarga terpandang di
kota. “Mengapa engkau memberikan emas kepada
kami?” tanya sang ayah. “Karena Bapak
membutuhkannya,” jawab Nikolaus. “Tetapi
mengapa engkau menyembunyikan diri dari kami?”
“Karena memberi itu indah, jika hanya Tuhan saja
yang mengetahuinya.”
678
Ketika Uskup Myra wafat, para imam, tokohtokoh kota, serta para uskup sekitarnya berkumpul
bersama di katedral untuk memilih seorang uskup
baru. Mereka berdoa serta memohon kepada Tuhan
untuk menunjukkan kepada mereka siapakah yang
pantas untuk jabatan itu. Dalam suatu mimpi, Tuhan
berfirman kepada salah seorang dari mereka bahwa
besok pagi haruslah mereka semua berdoa bersama.
Sementara mereka berdoa, seseorang akan masuk
lewat pintu katedral. Orang itulah yang harus
mereka pilih. Ternyata Nikolaus-lah yang masuk ke
dalam katedral. Penduduk kota segera memilihnya
menjadi uskup mereka, karena mereka tahu bahwa
orang yang sederhana ini, yang perbuatan baiknya
telah mereka kenal, telah dipilih Tuhan untuk
membimbing mereka. Sebagai Uskup Myra,
Nikolaus menjadi semakin lebih sadar akan
kebutuhan banyak orang. Ia akan menjelajahi
seluruh penjuru kota untuk menawarkan
pertolongannya kepada siapa saja yang sedang
berada dalam kesulitan, dan kemudian pergi diamdiam tanpa menunggu ucapan terima kasih. Ia tidak
ingin menjadi terkenal. Namun demikian, nama
baiknya sebagai seorang kudus semakin tersebar
dan tersebar, bahkan tersebar hingga ke kota-kota
yang jauh yang belum pernah dikunjunginya.
Nikolaus secara istimewa memberi perhatian
agar keluarga-keluarga mempunyai makanan yang
cukup serta tempat tinggal yang layak, anak-anak
tumbuh dan berkembang, para lanjut usia
menempuh hidup mereka dengan martabat dan
hormat. Nikolaus amat suka pada para pelaut yang
hidup penuh bahaya di lautan. Tanpa kapal-kapal
mereka, orang banyak di belahan dunia ini tidak
memiliki makanan serta barang-barang seperti yang
mereka bawa dalam perdagangan mereka. Lebih
679
dari semuanya itu, pada masa kini Nikolaus
terutama dikenang karena cintanya kepada anakanak. Semasa hidupnya, ia biasa membagikan
hadiah-hadiah kecil kepada anak-anak yang ia
jumpai, seperti permen dan mainan. Kelembutan
hatinya, yang biasanya juga mengejutkan mereka,
menyentuh hati anak-anak, sehingga mereka dapat
belajar dari orang kudus ini betapa indahnya
memberi itu. Dalam sosok Santa Claus, yang nama
dan aktivitasnya diilhami dari kisah hidup St.
Nikolaus, orang kudus ini tinggal bersama kita
sekarang.
Nikolaus (abad ke-4), uskup di Myra (Asia
Kecil); kerangkanya dipindahkan ke Bari (Italia
Selatan). Nikolaus adalah santo nasional Rusia.
“Sinterklaas”’ yaitu hari pembagian hadiah
kepada anak-anak yang dilakukan oleh seorang
berpakaian uskup yang menguji pengetahuan
agama anak, tetapi ia membawa serta hamba
hitam yang menghukum anak nakal. B: Nikolas;
L: seorang uskup membawa tiga bola emas; P:
6 Desember
SANTO PAUS NIKOLAUS († 867)
Paus ini dengan gigih, berani dan pandai
memperjuangkan primat kepausan terhadap uskupuskup lain di Barat dan Timur. Ia juga membela
kesucian martabat sakramen perkawinan atas
tindakan kaisar yang berpoligami.
P: 13 Nopember
NIKOLAUS TAVELIC, DEODATUS, PETRUS dan
STEPHANUS (1391)
Ialah biarawan Fransiskan yang dibunuh di
Yerusalem karena berkotbah dan menguraikan
680
ajaran Kristiani di depan mesjid pada pesta besar
‘Korban Bayran’.
P: 14 Nopember
NIKOLO d’ALBERGATI (1375-1443)
Bekas rahib Kartus ini diangkat menjadi
Kardinal dan duta kepausan untuk mengadakan
perdamaian dengan raja Jerman dan Perancis. Ia
membela hak paus di konsili dan memberikan
sumbangan besar untuk memajukan ilmu. P: 3
Maret
NIKOLO GIUSTINIANI OSB († 1179)
Diijinkan keluar dari biara karena semua
anggota laki-laki familinya meninggal. Lalu ia
menikah dan mendapat enam anak lelaki serta tiga
putri. Sesudah anak-anaknya dewasa ia masuk biara
lagi di Venesia (Italia). Isterinya menjadi suster dan
dihormati sebagai santa juga.
P: 21 Nopember
SANTO NIKOLAUS dari TOLENTINO
(1245-10 September 1305)
Nikolaus dilahirkan pada
tahun 1245 di Ancona,
Italia. Kedua orangtuanya
telah lama mendambakan
serta menantikan
kehadiran seorang anak.
Nikolaus adalah jawaban
atas doa-doa mereka dan
ziarah mereka ke kapel
681
St. Nikolaus dari Bari. Pasangan tersebut amat
berterima kasih atas bantuan doa St. Nikolaus
hingga mereka menamakan bayi mereka seturut
namanya. Ketika anak itu besar, ia mengatakan
bahwa ia ingin menjadi seorang imam. Anak itu suka
berdoa dan ingin hidup dekat Tuhan. Teman-teman
keluarganya berharap agar ia menjadi imam di suatu
paroki yang kaya di mana Nikolaus dapat cepat
dipromosikan. Nikolaus tidak banyak bicara, tetapi
diam-diam ia mencari dan berdoa. Suatu hari, ia
masuk sebuah gereja. Seorang imam Agustinian
yang kudus sedang menyampaikan khotbah.
Katanya: “Janganlah mencintai dunia atau pun
barang-barang duniawi, sebab dunia ini akan segera
berlalu.” Nikolaus merenungkan kata-katanya. Ia
pergi dengan kata-kata itu terngiang-ngiang di
telinganya. Ia tahu bahwa Tuhan telah memakai
imam tersebut untuk menyentuh hidupnya. Nikolaus
menjadi yakin akan pentingnya mewartakan Sabda
Tuhan. Ia memutuskan untuk mohon bergabung
dalam ordo yang sama dengan imam tersebut.
Ordo itu adalah Ordo Santo Agustinus (OSA)
dan imam itu adalah Pastor Reginald yang kemudian
menjadi pembimbing novisnya. Biarawan Nikolaus
mengucapkan kaulnya ketika usianya delapan belas
tahun. Kemudian ia mulai pendidikannya untuk
menjadi imam. Nikolaus ditahbiskan sekitar tahun
1270. Dengan semangat cinta kasih Pastor Nikolaus
melaksanakan karya kerasulannya dengan
berkotbah di berbagai paroki. Suatu hari, ketika
sedang berdoa di sebuah gereja, sekonyongkonyong ia mendengar suara yang mengatakan: “Ke
Tolentino, ke Tolentino. Tinggallah di sana.” Segera
sesudah peristiwa itu, ia ditugaskan ke kota
Tolentino. Ia melewatkan tiga puluh tahun terakhir
hidupnya di sana. Pada masa itu terjadi suatu
682
pergolakan politik yang besar di sana. Banyak orang
tidak datang ke gereja untuk mendengarkan Sabda
Tuhan serta beribadah kepada-Nya. Para biarawan
St. Agustinus memutuskan bahwa sangat perlu
diadakan khotbah di jalan-jalan. St. Nikolaus dipilih
untuk ambil bagian dalam rencana ini. Dengan
sukarela ia berkhotbah di tempat-tempat terbuka
dan di tempat-tempat di mana banyak orang
berkumpul.
Orang mendengarkan khotbahnya dan
banyak di antaranya yang bertobat atas dosa-dosa
mereka dan atas ketidakpedulian mereka. Mereka
mulai hidup lebih baik. Pastor Nikolaus melewatkan
berjam-jam setiap harinya di daerah-daerah kumuh
Tolentino. Ia mengunjungi mereka yang kesepian. Ia
memberikan sakramen kepada mereka yang sakit
dan menjelang ajal. Ia memberikan perhatian
terhadap kebutuhan anak-anak dan ia mengunjungi
orang-orang di penjara. Banyak mukjizat dilaporkan
terjadi ketika St. Nikolaus masih hidup. Ia
menjamah seorang anak yang sakit sambil berkata,
“Semoga Allah yang baik menyembuhkanmu,” dan
anak itu pun sembuh. St. Nikolaus dari Tolentino
menderita sakit selama kurang lebih satu tahun
sebelum akhirnya wafat pada tanggal 10 September
1305. Ia dinyatakan kudus oleh Paus Eugenius IV
pada tahun 1446.
NILOS dari ANKYRA († 430)
Berguru pada Santo Yohanes Krisostomos di
Konstantinopel. Ia menjadi pemimpin biara di
Gunung Sinai, bapa serta penasehat rohani yang
termasyur.
P: 12 Nopember
683
SANTA NINO († 340)
Nino adalah seorang gadis Kristen yang hidup
pada abad keempat.
Ia diculik dan dibawa
ke Iberia sebagai
budak. Di negara
yang belum
mengenal Tuhan itu,
kebaikan hati serta
kesucian hidup Nino
menimbulkan kesan
mendalam bagi para
penduduknya.
Memperhatikan
betapa seringnya
Nino berdoa, mereka
bertanya kepadanya mengenai agamanya. Jawaban
sederhana yang diberikan Nino kepada mereka
adalah bahwa ia menyembah Yesus Kristus sebagai
Tuhan. Tuhan memilih gadis budak yang taat serta
saleh ini untuk mewartakan Kristus kepada Iberia.
Suatu hari, seorang ibu membawa bayinya
yang sakit kepada Nino serta meminta nasehat bagi
kesembuhannya. Nino membungkus bayi itu dengan
mantolnya. Ia mengatakan kepada si ibu bahwa
Yesus Kristus dapat menyembuhkan bahkan
penyakit yang paling parah sekalipun. Kemudian
Nino menyerahkan anak kecil itu kembali dan ibunya
melihat bahwa anaknya telah sembuh sama sekali
dari penyakitnya. Ratu Iberia mendengar tentang
mukjizat ini. Karena ia sendiri sedang sakit, ia pergi
menemui Nino. Ketika ratu juga disembuhan, ratu
hendak menyampaikan terima kasih kepadanya.
Tetapi Nino mengatakan: “Ini karya Kristus, bukan
saya. Dan Kristus adalah Putera Allah yang
684
menjadikan dunia ini.” Ratu menceritakan seluruh
kisah kesembuhannya kepada raja. Ratu juga
mengulang kepada suaminya apa yang dikatakan
oleh gadis budak itu perihal Yesus Kristus. Tak lama
sesudahnya, raja tersesat dalam kabut tebal ketika
sedang pergi berburu. Kemudian ia ingat akan apa
yang diceritakan isterinya. Raja mengatakan bahwa
jika Yesus Kristus mau membimbingnya pulang ke
rumah dengan selamat, ia akan percaya kepadaNya. Seketika itu juga kabut terangkat, dan raja
memegang janjinya.
Santa Nino sendiri yang mengajarkan
kebenaran-kebenaran Kristiani kepada raja dan ratu.
Mereka memberi ijin kepada St. Nino untuk
mengajar penduduk mereka juga. Sementara itu,
raja mulai mendirikan sebuah gereja Kristen.
Kemudian ia mengirimkan utusan kepada kaisar
Kristen, Kaisar Konstantin, untuk menyampaikan
kabar bahwa ia telah berbalik kepada Kristus. Ia
meminta kaisar untuk mengirimkan para uskup serta
para imam ke Iberia.
Jadi, demikianlah seorang gadis budak yang miskin
telah membawa penduduk seluruh negeri masuk ke
dalam pelukan Gereja.
Perayaan 15 Desember.
NOEL PINOT (1747-1794)
Karena dengan penuh semangat ia berkotbah
mencela uskup-uskup yang mengangkat sumpah
atas konstitusi Perancis yang anti Gereja itu, maka
pastor kepala paroki ini dipecat dan dibuang. Namun
diam-diam ia pulang dan tatkala mempersembahkan
misa di tengah malam, Nole dikhianati, ditangkap
dan dipenggal.
B: Natal(is); P: 21 Maret
685
SANTA NONNA († 374)
Ibu Santo Gregorius Muda ini mengkristenkan
ayahnya, Santo Gregorius Tua dari Nazianze. Ia
terkenal sebagai ibu yang iman dan pengabdiannya
sangat kuat. P: 5 Agustus
SANTO NOBERTUS (1080-1134)
Norbertus dilahirkan di Jerman sekitar tahun
1080. Ia seorang anak yang baik semasa kanakkanak dan remajanya.
Kemudian, di istana Kaisar
Henry V, Norbertus
menghabiskan waktunya
dengan bersenang-senang.
Yang dipikirkannya hanyalah
memperoleh kedudukan
terhormat. Ia adalah orang
pertama yang datang di
pesta-pesta serta perayaanperayaan. Ia sepenuhnya
bahagia dengan “hidupnya
yang mapan”. Akan tetapi,
suatu hari, ia amat ketakutan
ketika suatu kilat
menyambar dahsyat.
Kudanya lari kencang. Norbertus terpelanting ke
tanah dan tak sadarkan diri. Ketika sadar, ia mulai
memikirkan dengan sungguh-sungguh cara hidupnya
selama ini. Tuhan terasa sangat dekat. Norbertus
sadar bahwa Tuhan sedang menawarkan kepadanya
rahmat untuk mengubah cara hidupnya. Perlahanlahan ia mulai memikirkan kembali keinginan yang
pernah ada dalam benaknya beberapa tahun yang
silam. Ia berpikir untuk menjadi seorang imam.
Sekarang ia akan memenuhi panggilannya.
686
Norbertus ditahbiskan sebagai imam pada tahun
1115.
Pastor Norbertus bekerja keras untuk
mengubah cara hidup orang banyak yang terpusat
pada hal-hal duniawi. Ia memberikan teladan kepada
mereka dengan menjual segala harta miliknya serta
membagikan uangnya kepada mereka yang miskin.
St. Norbertus mendirikan suatu kongregasi untuk
menyebarluaskan iman. Kelompoknya terbentuk
dengan tiga belas orang hidup bersama dalam suatu
komunitas religius. Mereka tinggal di lembah
Premontre. Oleh sebab itulah kongregasinya disebut
Premon-stratensians. Mereka disebut juga
Norbertines, sesuai nama pendirinya.
St. Norbertus ditahbiskan sebagai Uskup
Magdeburg. Ia memasuki kota Magdeburg dengan
mengenakan pakaian yang sangat sederhana serta
tanpa sepatu. Penjaga pintu keuskupan tidak
mengenalinya dan tidak mengijinkannya masuk. Ia
malahan menyuruh St. Norbertus untuk bergabung
dengan kawanan pengemis lainnya. “Tetapi, ia
adalah Bapa Uskup kita yang baru!” teriak mereka
yang mengenalinya. Penjaga pintu amat terperanjat
dan sangat menyesal. “Tidak mengapa, saudaraku
terkasih,” kata St. Norbertus dengan lembut. “Kamu
menilaiku lebih tepat daripada mereka yang
membawaku ke sini.”
St. Norbertus harus berperang melawan
suatu bidaah yang menyangkal bahwa Yesus
sungguh hadir dalam Ekaristi Kudus. Ajarannya yang
indah mengenai kehadiran nyata Kristus dalam
Sakramen Mahakudus membawa umat kembali pada
iman mereka yang kudus. Pada bulan Maret 1133, ia
dan sahabatnya, St. Bernardus berjalan beriringan
dalam suatu perarakan yang tidak lazim. Mereka
bergabung dengan kaisar beserta bala tentaranya
687
untuk mengawal paus yang sesungguhnya,
Inosensius II, ke Vatikan dengan selamat. St.
Norbertus wafat pada tahun 1134. Ia dinyatakan
kudus oleh Paus Gregorius XIII pada tahun 1582.
Nobertus (1082-1134), uskup dan pendiri
ordo Premonstratens; lahir di Xanten (Jerman)
dan wafat di Magdeburg. B: Norbert; L: seorang
uskup dengan piala dan daun palem (lambing
perdamaian); P: 6 Juni
SANTA NOTBURGA (1265-1313)
Anak petani miskin ini sepanjang hidupnya
bekerja sebagai pembantu rumahtangga. Karena
sisa makanan yang didapatnya ia berikan kepada
orang miskin dan bukan kepada baBi-babi, maka ia
dipecat. Pada suatu hari minggu ia menolak
memotong rumput dan membuang sabitnya. Sabit
itu tetap melayang di udara dan tak tergerakkan.
Notburga dihormati sebagai santa pelindung pelayan
rumahtangga.
P: 13 September
BEATO NOTKER “PENGGAGAP († 912)
Biarawan Benediktin ini semasa kecilnya
sering sakit-sakitan. Ia juga gagap bicara sepanjang
hidupnya. Notker bertekad agar cacatnya itu
janganlah menjadi penghalang baginya. Karena
tekadnya yang kuat, Notker menjadi seorang yang
lebih menyenangkan dari sebelumnya. Ia dan dua
orang sahabatnya, Tutilo dan Radpert, adalah
biarawan yang selalu riang gembira. Mereka bertiga
saling menguatkan dalam panggilan mereka di biara
Santo Gallen di Swiss. Cinta mereka pada Tuhan dan
juga cinta mereka pada musik menjadikan mereka
bersahabat karib.
688
Sekali waktu Raja Charles datang berkunjung
ke biara. Ia sangat menghormati Notker dan minta
nasehat darinya. Sayangnya, ia tidak selalu
mengikuti nasehat yang diterimanya. Suatu ketika,
Raja Charles mengirimkan utusannya agar bertemu
dengan sang biarawan. Notker sedang merawat
kebunnya. Ia mengirimkan pesan ini kepada raja:
“Rawatlah kebunmu seperti aku merawat kebunku.”
Raja Charles mengerti bahwa ia harus lebih baik
merawat jiwanya sendiri dan juga kerajaannya.
Penasehat pribadi raja adalah seorang yang
terpelajar, tetapi amat sombong. Ia iri hati sebab
raja demikian menghargai nasehat Notker. Suatu
hari di istana, di hadapan semua orang, ia bertanya
kepada Notker, “Karena engkau seorang yang
sangat pandai, katakanlah kepadaku apa yang
sedang dikerjakan Tuhan saat ini.” Penasehat raja
tersenyum sinis kepada Notker, sebab pikirnya
pastilah Notker tidak akan dapat menjawab
pertanyaannya. Tetapi, sebaliknya Notker segera
menjawab, “Saat ini Tuhan sedang mengerjakan apa
yang biasa Ia kerjakan. Ia merendahkan mereka
yang tinggi hati dan meninggikan mereka yang
rendah hati.” Orang banyak mulai tertawa
sementara penasehat raja cepat-cepat pergi
meninggalkan ruangan.
Beato Notker mempersembahkan seluruh
hidupnya bagi panggilan yang telah dipilihnya. Ia
melakukan banyak hal-hal kecil yang istimewa, agar
kehidupan di biara terasa menyenangkan bagi para
biarawan. Bersama sahabat-sahabatnya, Tutilo dan
Radpert, ia menggubah musik gerejani yang indah
untuk memuji Tuhan.
“Saat ini Tuhan sedang mengerjakan apa yang biasa Ia
kerjakan. Ia merendahkan mereka yang tinggi hati dan
meninggikan mereka yang rendah hati.” ~ B. Notker
689
NUNILA dan ALODIA († 851)
Ayah tiri mereka beragama Islam, sedangkan
ibu mereka beriman Kristen. Kedua puteri ini
dipenggal di Huesca (Spanyol) karena tidak mau
menjadi Islam waktu tanah air mereka diduduki
tentara Arab.
P: 22 Oktober
NUNO PEREIRA (1360-1431)
Ketika menjadi panglima angkatan perang
Portugis, ia membela hak atas pewaris tahta
kerajaan yang sah. Kemudian ia mengundurkan diri
dan menjadi Bruder Karmelit yang sangat saleh.
P: 6 Nopember
NUNO RIBERO SJ (1549)
Diracun oleh pengikut Sultan Ternate, karena
sangat berhasil dalam mentobatkan orang Ambon
menjadi Katolik. Walaupun racun sudah merasuki
perutnya, imam yang rajin ini masih dapat bertahan
dan selama tujuh hari berkeliling dari desa ke desa
untuk menguatkan iman umatnya.
(Salah satu dari Orang-orang Kudus di
Indonesia)
NUNTIUS SULPRIZIO (LAHIR 1817)
Anak yatim piatu ini menjadi pandai besi di
Napoli (Italia). Ia menderita banyak oleh karena
kemiskinan dan penyakitnya, sehingga mati muda.
Nuntius berperangai sabar dan selalu
menggembirakan orang lain.
690
A: yang diutus
O
ODA (1131-1158)
Nekad menjadi biarawati, meskipun ditentang
oleh ayah-ibunya. Sebagai pemimpin biara di
Revreulle (Perancis) ia sangat sabar, suka beramal
dan rendah hati, namun sangat keras terhadap diri
sendiri.
P: 20 April
SANTA ODILIA (660-720)
Santa Odilia, yang dikenal juga sebagai Santa
Ottilia, dilahirkan di
Obernheim, suatu desa di
pegunungan Vosge, Perancis
pada tahun 660, dari
pasangan bangsawan Aldaric
dan Bereswinda. Aldaric
seorang tuan tanah yang
kaya raya. Karena puterinya
lahir buta, Aldaric berniat
membunuhnya, sebab ia
berpendapat bahwa kebutaan
itu amat memalukan serta
merendahkan martabat
keluarga. Tak ada jalan lain
691
bagi Bereswinda selain dari melarikan bayinya yang
malang ke suatu tempat yang aman. Seorang ibu
petani yang dahulu bekerja sebagai pembantu di
rumahnya bersedia menerima anak itu. Ketika
peristiwa pelarian ini diketahui, Bereswinda
menyuruh ibu pengasuh melarikan bayinya ke
Baumeles-Dames, dekat Besancon. Di sana ada
sebuah biara para suster. Untunglah suster-suster di
biara bersedia menerima dan merawat Odilia.
Hingga usianya duabelas tahun, gadis kecil ini
belum juga dibaptis. Pada suatu hari Tuhan
menggerakkan Santo Erhart, Uskup Regensburg,
untuk pergi ke Biara Baumeles-Dames, tempat gadis
kecil itu berada. Bapa Uskup membaptisnya dengan
nama Odilia. Ketika disentuh oleh minyak krisma
pada saat pembaptisan, seketika itu juga matanya
terbuka dan ia dapat melihat! Uskup Erhart
memberitahukan mukjizat ini kepada keluarga
Aldaric. Tetapi sang ayah tetap bersikukuh menolak
untuk mengakui Odilia sebagai puterinya. Hugh,
kakak Odilia yang terkesan akan mukjizat
penyembuhan adiknya, berusaha mempertemukan
Odilia dengan ayahnya. Melihat kenekatan Hugh,
bangkitlah murka sang ayah; ia menjadi berang, lalu
menebas kepala puteranya dengan pedang.
Akhirnya, Aldaric menyesali perbuatannya yang keji
dan bersedia menerima Odilia sebagai puterinya.
Odilia meneruskan karyanya di Obernheim
bersama kawan-kawannya. Dia membaktikan diri
dalam karya-karya amal membantu mereka yang
miskin papa dengan semangat pengabdian dan cinta
kasih. Ayahnya bermaksud menikahkan Odilia
dengan seorang pangeran. Odilia menolak; tetapi
karena ayahnya terus memaksa, Odilia melarikan
diri dari rumah. Aldaric akhirnya mengalah dan
membujuk puterinya pulang; ia bahkan mengijinkan
692
Odilia mengubah istananya di Hohenburg menjadi
sebuah biara. Odilia menjadi kepala biara dan di
kemudian hari membangun sebuah biara lain, Biara
Odilienberg, di Niedermunster. Di sanalah ia
membaktikan diri dalam karya bagi Tuhan dan
sesama hingga wafatnya pada tanggal 13 Desember
720. Pesta perayaannya 13 Desember.
ODILO (962-1048)
Abbas biara termasyur di Cluny (Perancis) ini
memperbaharui semangat murni hidup membiara di
berbagai tempat. Segala pertengkaran dan
peperangan di Eropa Tengah berhasil dihentikan
pada hari-hari tertentu dan pada masa suci. Ketika
musim kelaparan mengganas, ia membagi-bagikan
makanan kepada rakyat. Dan atas usahanyalah
pesta semua arwah mulai dirayakan pada tanggal 2
Nopember.
L: tongkat abbas di samping api pencucian; P: 3
Januari
ODORIKUS de PORDENONE OFM (12861331)
Diutus ke daerah misi di Armenia dan Persia.
Sesudah delapan tahun berkarya, ia berlayar terus
ke Srilangka, Madras, Kalimantan, Jawa dan Peking.
Di Peking ia menyebarkan Injil selama tiga tahun.
Odorikus pulang lewat Shanzi, Tibet dan Persia.
Laporan perjalanannya sangat berharga baik bagi
sejarah umum maupun Gereja. Di Kalimantan
Odorikus masih bertemu dengan orang-orang
Kristen Nestorian. P: 3 Pebruari
(Salah satu dari Orang-orang Kudus di
Indonesia)
693
SANTO OLAV II (995-1030)
Dipermandikan ketika sedang mencari
pengalaman di medan perang bersama orang Viking
di Perancis. Lalu ia pulang dan menyatukan
Norwegia dibawah pemerintahannya. Olav
memanggil para misionaris dan memberantas
kekafiran dengan drastic. Karena itu terjadilah
pemberontakan yang dibantu oleh raja Denmark.
Olav terusir dan akhirnya gugur dalam pertempuran
ketika mau merebut kembali tahtanya. Ia dihormati
sebagai pahlawan kemerdekaan dan santo pelindung
Norwegia.
P: 10 Juli
OLGA (890-969)
“Pasukan berkuda – maju!” seru Olga
memberi aba-aba. Serentak mereka menderu
bergerak maju. Bendera pasukannya berkibar-kibar
dan tombak mereka gemerlapan oleh sinar matahari.
Ratu Olga berada paling depan, menunggang kuda
kerajaan. Suaminya, Raja Igor telah gugur dalam
pertempuran melawan kaisar di Konstantinopel.
Tetapi permaisurinya segera menghimpun kembali
pasukan Rusia yang kocar-kacir. Kini mereka maju
lagi ke medan perang. Kedua musuh bertemu. Olga
terjun ke kancah pertempuran, memimpin dan
memberi semangat. Akhirnya, hancurlah bala
tentara kaisar, dan mereka menyerah. Olga
menerima pengakuan kekalahan mereka. Namun ia
tidak memperlakukan tawanan sebagai budakbelian, ia tidak membumi hanguskan kota atau desa
mereka, dan tidak menjarah harta kekayaan. Ia
membawa kedamaian dan memerintah mereka
694
dengan ramah, bagaikan seseorang ibu terhadap
anak-anaknya.
Olga berasal dari keluarga kafir. Tetapi sering
mendengar tentang Jesus Kristus dan perintahNya:
Cintailah sesamamu!. Karena sibuk mengurus
pemerintahan, ia belum sempat mempelajari
sungguh-sungguh agama yang menarik hatinya itu.
Baru ketika berusia 60 tahun ia dapat menyerahkan
pimpinan kerajaan kepada puteranya. Setelah itu ia
menuju Konstantinopel untuk memperdalam
pengetahuan tentang Tuhan yang benar. Ia dibaptis
dan kembali ke istananya di Rusia menyampaikan
Kabar Gembira kepada puteranya. Beberapa
misionaris kemudian didatangkan dari
Konstantinopel. Sejak itu agama Kristen
berkembang cepat di Rusia.
Olga (890-969), ratu Rusia dan nenek Santo
Vladimir;B: Helga, Ilga; P: 11 Juli
OLIVER PLUNKET (1625-1681)
Setelah berkarya selama 12 tahun sebagai
imam di Roma, ia pulang ke negaranya sebagai
uskup di Armagh (Irlandia). Di Negara yang ditindas
oleh Inggris itu Oliver bekerja terus secara
tersembunyi. Akhirnya ia ditangkap polisi, diseret ke
pangadilan London dan digantung.
P: 1 juli
SANTA OLYMPIAS (361-408)
Santa Olympias dilahirkan sekitar tahun 361.
Ia termasuk dalam keluarga besar Konstantinopel.
Ketika ditinggalkan kedua orangtuanya sebagai
yatim piatu, ia diserahkan dalam pemeliharaan
seorang perempuan Kristen yang mengagumkan.
695
Olympias menerima banyak warisan dari
orangtuanya dan ia juga cantik serta menarik. Sebab
itu tak sulit bagi pamannya untuk menjodohkannya
pada Nebridius, seorang gubernur Konstantinopel.
Santo Gregorius Nazianzen memohon maaf tak
dapat datang menghadiri perkawinannya. Sebagai
hadiah, St Gregorius mengirimkan sebuah puisi
penuh nasehat bijak bagi Olympias.
Nebridius
meninggal dunia tak lama
sesudahnya. Kaisar
mendorong Olympias
untuk menikah lagi.
Tetapi, ia menjawab,
“Andai Tuhan
menghendakiku tetap
sebagai seorang isteri, Ia
tak akan mengambil
Nebridius.” Ia menolak
untuk menikah lagi. Santo
Gregorius menyebutnya
“kemuliaan para janda
dalam Gereja Timur.” Bersama sejumlah perempuan
saleh lainnya, Olympias melewatkan hidupnya
dengan melakukan karya-karya amal kasih. Ia
berpakaian sederhana dan banyak berdoa. Dengan
suka hati ia membagi-bagikan uangnya kepada
mereka yang membutuhkan. Akhirnya, Santo
Yohanes Krisostomus harus mengatakan kepadanya
untuk berhati-hati dalam mendermakan hartanya,
“Janganlah engkau mendorong kemalasan mereka
yang tanpa perlu hidup bergantung padamu,”
katanya, “hal itu seperti membuang uang ke dalam
laut.”
Santo Yohanes Krisostomus menjadi Uskup
Agung Konstantinopel. Sebagai uskup agung, ia
696
membimbing Olympias dan para pengikutnya dalam
karya mereka. Para perempuan itu mendirikan
wisma bagi anak-anak yatim piatu dan mereka juga
membangun sebuah kapel. Mereka memberikan
sumbangan besar kepada banyak orang. St Yohanes
Krisostomus menjadi pembimbing terkasih Olympias.
Ketika uskup agung itu diasingkan, Olympias amat
berduka. Ia sendiri kemudian juga harus
menanggung aniaya. Komunitas para janda dan
perempuan selibat yang dipimpinnya dipaksa
menghentikan karya belas kasih mereka. Di samping
itu, kesehatan Olympias memburuk dan ia
menanggung banyak kritik. St Yohanes menulis
kepadanya, “Aku tak dapat berhenti menyebutmu
kudus. Kesabaran dan ketegaran dengan mana
engkau menanggung penderitaanmu, pula
kebijaksanaan, kearifan dan belas kasihmu telah
memperolehkan bagimu kemuliaan dan ganjaran
besar.” Santo Olympias wafat pada tahun 408 dalam
usia menjelang empatpuluh tahun. Orang
menggambarkannya sebagai “seorang perempuan
mengagumkan, bagai sebuah bejana berharga yang
penuh Roh Kudus.” Pestanya setiap tanggal 17
Desember.
SANTO ONESIMUS
Onesimus hidup pada abad pertama. Ia
adalah seorang hamba yang merampok majikannya
lalu melarikan diri ke Roma. Di Roma ia bertemu
dengan Santo Paulus yang dipenjarakan karena
imannya. Paulus menerima Onesimus dengan
kelembutan serta kasih sayang seorang ayah. Paulus
membantu menyadarkan pemuda tersebut bahwa ia
telah berbuat salah dengan mencuri. Lebih dari itu,
697
ia membimbing Onesimus untuk percaya dan
menerima iman Kristiani.
Setelah Onesimus menjadi seorang Kristen,
Paulus mengirimkannya kembali kepada tuannya,
Filemon, yang adalah
sahabat Paulus. Tetapi,
Paulus tidak mengirim
hamba itu kembali seorang
diri dan tak berdaya. Ia
“mempersenjatai”
Onesimus dengan sepucuk
surat yang singkat tapi
tegas. Paulus berharap
agar suratnya dapat
menyelesaikan semua
masalah Onesimus,
sahabat barunya. Kepada
Filemon, Paulus menulis:
“Aku mengajukan permintaan kepadamu mengenai
anakku yang kudapat selagi aku dalam penjara,
yakni Onesimus. Dia kusuruh kembali kepadamu.
Dia, yaitu buah hatiku.”
Surat yang menyentuh tersebut dapat
ditemukan dalam Kitab Suci Perjanjian Baru. Filemon
menerima surat dan nasehat Paulus. Ketika
Onesimus kembali kepada tuannya, ia dibebaskan.
Kemudian, Onesimus kembali kepada Santo Paulus
dan menjadi penolongnya yang setia. Santo Paulus
mengangkat Onesimus menjadi imam dan kemudian
uskup. Orang kudus yang dulunya hamba ini
membaktikan seluruh sisa hidupnya untuk
mewartakan Kabar Gembira yang telah mengubah
hidupnya selamanya. Menurut tradisi, pada masa
penganiayaan, Onesimus dibelenggu dan dibawa ke
Roma lalu dirajam hingga tewas.
698
ONUPHRIOS (abad ke-4)
Selama 60 tahun hidup sendirian bertapa di
gurun Thebais (Mesir); jenasahnya dikuburkan oleh
Santo Paphuntius.
B: Humphrey; P: 12 Juni
PARA MARTIR dari ORANGE († Juli 1794)
Para martir dari Orange hidup pada abad
kedelapan belas. Mereka terdiri dari tiga puluh dua
orang biarawati. Selama Revolusi Perancis, para
biarawati yang berasal dari beberapa ordo religius
yang berbeda ini dipenjarakan di Orange, Perancis.
Mereka adalah enam belas biarawati Ursulin, tiga
belas biarawati Adorasi Sakramen Mahakudus, dua
biarawati Bernardin dan seorang biarawati
Benediktin.
Ketika pecah Revolusi Perancis, para
biarawati ini diperintahkan untuk menyatakan
sumpah setia pada para pemimpin Revolusi. Para
biarawati percaya bahwa sumpah itu menentang
Tuhan dan Gereja. Mereka semua menolak
menandatangani sumpah dan karenanya digiring ke
penjara Orange. Beberapa dari para biarawati
tinggal dalam biara yang sama sebelum mereka
dijebloskan ke dalam penjara. Sedangkan sebagian
lainnya tidak saling mengenal hingga mereka
bertemu di penjara. Para biarawati itu membentuk
suatu komunitas dalam ruang penjara yang gelap
serta pengap. Mereka berdoa bersama pada waktuwaktu tertentu setiap hari. Mereka saling menghibur
serta saling menguatkan satu sama lain. Mereka
semua terikat dalam kasih persaudaraan seperti
yang dialami oleh Gereja Perdana yang mengalami
penganiayaan.
699
Pada tanggal 6 Juli, biarawati pertama
diajukan ke pengadilan dan dijatuhi hukuman mati
dengan dipenggal kepalanya. Ia tidak pernah
kembali. Setiap hari satu orang biarawati, terkadang
dua orang biarawati diambil. Tak seorang pun tahu
giliran siapa berikutnya. Komunitas biarawati
semakin berkurang dalam jumlah, tetapi biarawati
yang tinggal terus-menerus berdoa, terutama bagi
mereka yang akan dihukum mati pada hari itu.
Kemudian, bersama-sama mereka akan
menyanyikan Te Deum, suatu nyanyian puji-pujian
kepada Tuhan.
Akhir bulan Juli 1794, ketiga puluh dua orang
biarawati semuanya telah dijatuhi hukuman mati
oleh pengadilan rakyat Orange, Perancis. Tiga puluh
dua biarawati wafat sebagai martir. Ketika Revolusi
Perancis telah berakhir, para hakim Orange
dinyatakan bersalah atas apa yang telah mereka
lakukan dan dijatuhi hukuman. Ketiga puluh dua
biarawati yang dianggap sebagai para martir dari
Orange dinyatakan “beata” oleh Paus Pius XI pada
tahun 1925.
P: 9 Juli
ORTOLANA († 1238)
Ibu Santa Klara dan Santa Agnes dari Assisi
ini berziarah ke Yerusalem dan Roma. Setelah
menjanda, ia masuk biara Klaris yang didirikan oleh
anaknya. Ia menonjol karena hidupnya dijiwai oleh
semangat amal dan doa.
A: tukang kebun wanita; P: 2 Januari
OSMUND († 1099)
700
Ialah mantan kanselir Raja William dari
Normandia. Kemudian ia diangkat menjadi uskup
Salisbury (Inggeris) dan giat membangun
keuskupannya dan mendirikan gereja-gereja. Ia
menulis banyak buku dan menjaga tata tertib dalam
umat serta kaum imam.
B: Osmer; P: 4 Desember
OSWALD (605-642)
Putera raja Northumbria ini mengungsi ke
biara Hay setelah ayahnya gugur dalam suatu
pemberontakan. Ia dibaptis dan beberapa waktu
kemudian berhasil merebut kembali kerajaan,
bahkan memperluasnya. Dengan bantuan Santo
Aidan (P: 31 Januari) ia mengkristenkan rakyatnya.
Namun Oswald sudah gugur pada umur 38 tahun,
ketika oleh raja kafir. Keponakannya, Santo Oswin
(P: 20 Agustus), menggantikannya sebagai raja dan
misionaris. Akan tetapi ia pun kemudian dibunuh
oleh Raja Osway.
L: tongkat kerajaan dan burung gagak; P: 9
Agustus
SANTO OTTO (1062-30
Juni 1139)
Otto hidup pada abad
keduabelas. Ia dilahirkan di
Swabia, sekarang Bavaria. Ia
menjadi seorang imam dan
ditugaskan melayani Kaisar
Henry IV. Lambat laun, Pater
Otto mendapatkan jabatan
tinggi dalam pemerintahan. Ia
701
menjadi penasehat Kaisar Henry. Otto berusaha
mempengaruhi kaisar untuk bertindak adil dan
bijaksana dalam keputusan-keputusannya. Tetapi,
Henry melakukan kejahatan-kejahatan dan berusaha
menimbulkan perpecahan dalam Gereja. Ia bahkan
menunjuk pausnya sendiri. Otto merasa sangat
sedih dan berupaya agar Henry berubah. Henry IV
sendiri menetapkan Otto sebagai seorang uskup.
Otto menolak ditahbiskan hingga ia dapat pergi ke
Roma dan menerima persetujuan dari paus yang
sebenarnya, Paus Paskalis II. Paus
mentahbiskannya. Uskup Otto memberikan banyak
sumbangan bagi masyarakat Swabia, teristimewa di
bawah Kaisar Henry V. Kaisar ini mengikuti cara
ayahnya, Henry IV. Tetapi, meski ia keras dan
bengis, ia menghormati Otto dan kerap
mendengarkan nasehatnya.
Ketika Raja Boleslaus III dari Polandia
menaklukkan bagian wilayah Pomerania, ia meminta
Otto ke sana. Pomerania adalah sebuah propinsi dari
Prussia di wilayah Baltik. Penduduknya kafir. Uskup
Otto menyambut kesempatan untuk menyampaikan
Kabar Gembira kepada mereka. Pada tahun 1124,
uskup memimpin sekelompok imam dan katekis ke
Pomerania. Banyak orang menerima pengajaran dan
dibaptis. Konon jumlah mereka yang menjadi
percaya mencapai lebih dari duapuluh ribu orang.
Uskup Otto mengutus imam-imam untuk melayani
umat Kristiani yang baru itu. Ia sendiri kembali ke
negerinya. Tak lama berselang, sebagian penduduk
Pomerania mulai kembali ke cara hidup kafir
mereka. Uskup Otto kembali ke Pomerania pada
tahun 1128. Ia membantu penduduk untuk kembali
menjadi umat Kristiani yang saleh. Uskup Otto wafat
pada tanggal 30 Juni 1139 dan dimaklumkan
702
sebagai santo oleh Paus Klemens III pada tahun
1189. Perayaan setiap tanggal 30 Juni.
P
SANTO PADRE PIO dari PIETRELCINA
(25 Mei 1887-23 September 1968)
“Aku hanya ingin menjadi seorang biarawan miskin yang
berdoa.” ~ Santo Padre Pio
SEKILAS RIWAYAT HIDUP
SANTO PADRE PIO DAN PERGULATANNYA
DENGAN SETAN
SANTO PADRE PIO DAN MALAIKAT PELINDUNG
703
PENAMPAKAN DAN JIWA-JIWA DI API
PENYUCIAN
MUKJIZAT
PENYEMBUHAN
INDERA ADIKODRATI
HARUM SURGAWI
BILOKASI
LEVITASI
SANTO PADRE PIO: DOA SESUDAH KOMUNI
SEKILAS RIWAYAT HIDUP
Francesco Forgione dilahirkan pada tanggal
25 Mei 1887 di sebuah kota kecil bernama
Pietrelcina, Italia
selatan, dalam wilayah
Keuskupan Agung
Benevento. Ia adalah
anak kelima dari
delapan putera-puteri
keluarga petani Grazio
Forgione dan Maria
Giuseppa De Nunzio
(Mamma Peppa).
Mamma Peppa
mengenangnya sebagai
anak yang berbeda dari
anak-anak lain
sebayanya, “ia tidak pernah tidak sopan ataupun
bersikap tidak pantas.” Sejak usia lima tahun,
Francesco dianugerahi penglihatan-penglihatan
surgawi dan juga mengalami penindasan-penindasan
setan; ia melihat dan berbicara dengan Yesus dan
Santa Perawan Maria, juga dengan malaikat
pelindungnya; sayangnya, kehidupan surgawi ini
disertai pula oleh pengalaman tentang neraka dan
setan. Ketika usianya duabelas tahun, Francesco
704
kecil menerima Sakramen Penguatan dan
menyambut Komuni Kudus-nya yang Pertama.
Pada tanggal 6 Januari 1903, terdorong oleh
semangat yang bernyala-nyala, Francesco yang kala
itu berusia enambelas tahun masuk novisiat
Biarawan Kapusin di Morcone. Pada tanggal 22
Januari, Francesco menerima jubah Fransiskan dan
menerima nama Broeder Pio. Di akhir tahun novisiat,
Broeder Pio mengucapkan kaul sederhana, yang
dilanjutkan dengan kaul meriah pada tanggal 27
Januari 1907. Karena kesehatannya yang buruk,
setelah ditahbiskan sebagai imam pada tanggal 10
Agustus 1910 di Katedral Benevento, Padre Pio
harus tinggal kembali bersama keluarganya. Para
dokter yang mendiagnosanya memaklumkan bahwa
ia mengidap infeksi paru-paru dan bahwa masa
hidupnya hanya tinggal sebulan saja.
Meski demikian, setelah enam tahun bergulat
dengan penyakitnya, kesehatan Padre Pio mulai
membaik. Pada bulan September 1916, Padre Pio
diutus ke rumah Biara San Giovanni Rotondo, di
mana ia tinggal hingga akhir hayatnya. Bagi Padre
Pio, iman adalah hidup: ia menghendaki segala
sesuatu dan mengerjakan segala sesuatu dalam
terang iman. Seringkali ia tampak tenggelam dalam
doa-doa yang khusuk. Ia melewatkan siang hari dan
sebagian besar malam hari dalam percakapan mesra
dengan Tuhan. Padre Pio akan mengatakan, “Dalam
kitab-kitab kita mencari Tuhan, dalam doa kita
menemukan-Nya. Doa adalah kunci yang membuka
hati Tuhan.” Iman membimbingnya senantiasa untuk
menerima kehendak Allah yang misterius.
Pada tanggal 20 September 1918, sementara
berdoa di depan sebuah Salib di kapel tua,
sekonyong-konyong suatu sosok seperti malaikat
memberinya stigmata. Stigmata itu terus terbuka
705
dan mencucurkan darah selama limapuluh tahun.
Dalam surat tertanggal 22 Oktober 1918 kepada
Padre Benedetto, pembimbing rohaninya, Padre Pio
mengisahkan pengalaman penyalibannya:
“… Apakah yang dapat kukatakan
kepadamu mengenai penyalibanku? Ya
Tuhan! Betapa aku merasa bingung dan malu
apabila aku berusaha menunjukkan kepada
orang lain apa yang telah Engkau lakukan
kepadaku, makhluk-Mu yang hina dina!
Kala itu pagi hari tanggal 20 [September] dan
aku sedang berada di tempat paduan suara
setelah perayaan Misa Kudus, ketika suatu
istirahat, bagaikan suatu tidur yang manis
menghampiriku. Segenap indera, lahir
maupun batin, pula indera jiwa ada dalam
ketenangan yang tak terlukiskan. Ada suatu
keheningan mendalam di sekelilingku dan di
dalamku; suatu perasaan damai menguasaiku
dan lalu, semuanya terjadi dalam sekejab
bahwa aku merasa bebas sepenuhnya dari
segala keterikatan. Ketika semuanya ini
terjadi, aku melihat di hadapanku, suatu
penampakan yang misterius, serupa dengan
yang aku lihat pada tanggal 5 Agustus, yang
berbeda hanyalah kedua tangan, kaki dan
lambung-Nya mencucurkan darah.
Penglihatan akan Dia mengejutkanku: apa
yang kurasakan pada saat itu sungguh tak
terkatakan. Aku pikir, aku akan mati; dan
pastilah aku mati jika Tuhan tidak campur
tangan dan memperkuat hatiku, yang nyaris
meloncat dari dadaku! Penglihatan berakhir
dan aku tersadar bahwa kedua tangan, kaki
dan lambungku ditembusi dan mencucurkan
706
darah. Dapat kau bayangkan siksaan yang
aku alami sejak saat itu dan yang nyaris aku
alami setiap hari. Luka di lambung tak hentihentinya mencucurkan darah, teristimewa
dari Kamis sore hingga Sabtu. Ya Tuhan, aku
mati karena sakit, sengsara dan kebingungan
yang aku rasakan dalam kedalaman lubuk
jiwaku. Aku takut aku akan mencucurkan
darah hingga mati! Aku berharap Tuhan
mendengarkan keluh-kesahku dan menarik
karunia ini daripadaku….”
Padre Pio adalah imam pertama yang
menerima stigmata Kristus. Para superiornya
berusaha merahasiakan kejadian itu, kendati
demikian, berita segera menyebar dan ribuan orang
berduyun-duyun datang ke biara yang terpencil itu,
baik mereka yang saleh maupun mereka yang
sekedar ingin tahu. Sesungguhnya, setiap pagi,
sejak pukul empat dini hari, selalu ada ratusan
orang dan terkadang bahkan ribuan orang
menantinya.
Padre Pio tidur tak lebih dari dua jam setiap
harinya dan tak pernah mengambil cuti barang
sehari pun selama limapuluh tahun imamatnya! Ia
biasa bangun pagi-pagi buta guna mempersiapkan
diri mempersembahkan Misa Kudus. Setelah Misa,
Padre Pio biasa melewatkan sebagian besar harinya
dalam doa dan melayani Sakramen Pengakuan Dosa.
Hidupnya penuh dengan berbagai karunia mistik,
termasuk kemampuan membaca batin para peniten,
bilokasi, levitasi dan jamahan yang menyembuhkan.
Darah yang mengucur dari stigmatanya
mengeluarkan bau harum mewangi atau harum
bunga-bungaan.
707
Padre Pio memiliki dua prakarsa dalam dua
arah: arah vertikal kepada Tuhan, dengan
membentuk “Kelompok Doa” pada tahun 1920 yang
masih aktif hingga kini dengan 400.000 pendoa yang
tersebar di seluruh dunia. Arah horizontal kepada
komunitas yang menderita, dengan mendirikan
sebuah rumah sakit modern “Casa Sollievo della
Sofferenza” (Rumah untuk Meringankan
Penderitaan) yang dibuka pada tanggal 5 Mei 1956,
dan hingga kini melayani sekitar 60.000 pasien
setiap tahunnya.
Selama lima puluh tahun imamatnya, Padre
Pio menjalin persatuan yang akrab mesra dengan
Tuhan melalui Ekaristi Kudus. Yang paling luar biasa
dalam hidupnya bukanlah mukjizat, penyembuhan
ataupun pertobatan orang dengan perantaraannya,
melainkan pelayanannya di altar,
mempersembahkan Kurban Kudus Misa, dimana ia
menjadi satu dengan Kristus yang tersalib.
“… kalian akan datang kepada Tuhan
dan menempatkan diri di hadirat-Nya karena
dua alasan utama. Pertama, kita
menyampaikan kepada Tuhan penghormatan
dan ketaatan yang memang sudah
sepatutnya. Hal itu dapat dilakukan tanpa Ia
berbicara kepada kita, dan tanpa kita
berbicara kepada-Nya, sebab kewajiban ini
dapat ditunaikan dengan mengakui Dia
sebagai Tuhan kita, dan mengenali diri
sebagai makhluk ciptaannya yang hina dina,
yang secara rohani rebah di hadapan-Nya,
menanti perintah-perintah-Nya. Betapa
banyak para kudus yang kerapkali
menempatkan diri di hadapan Raja kita,
tanpa berbicara kepada-Nya ataupun
708
mendengarkan-Nya, melainkan hanya
sekedar dilihat oleh-Nya, agar dengan
ketekunan mereka ini mereka boleh dianggap
sebagai hamba-hamba-Nya yang setia?
Perilaku ini, menghaturkan diri di hadapan
Tuhan semata-mata guna memberikan diri
secara sukarela sebagai hamba-hamba-Nya
adalah yang paling kudus, paling unggul,
paling murni dan juga paling sempurna.
Alasan kedua menghaturkan diri di
hadirat Allah sementara berdoa adalah untuk
berbicara kepada-Nya dan mendengarkan
suara-Nya lewat inspirasi dan pencerahan
batin…. apabila kalian berdoa di hadirat
Tuhan, hadapilah kebenaran, berbicaralah
kepada-Nya jika kalian dapat, dan jika kalian
tak dapat mengatakannya, berdiam diri
sajalah, biarlah dirimu dilihat oleh-Nya, dan
janganlah khawatir lagi mengenainya….”
Padre Pio dengan tulus menganggap diri
sebagai tidak berguna, tidak layak menerima
anugerah-anugerah Tuhan, penuh kelemahan dan
cacat cela, walau demikian diberkati dengan karuniakarunia ilahi. Di tengah kekaguman orang terhadap
dirinya, Padre Pio akan mengatakan, “Aku hanya
ingin menjadi seorang biarawan miskin yang
berdoa.”
Sejak masa muda, kesehatan Padre Pio amat
rapuh, dan semakin memburuk keadaannya pada
tahun-tahun terakhir masa hidupnya. Pada tanggal
23 September 1968, pukul 2.30 dini hari, dalam usia
delapanpuluh satu tahun, Saudari Maut
menjemputnya dalam keadaan siap lahir batin dan
damai tenang. Segera setelah ia wafat, kamarnya
dipenuhi bau harum semerbak selama beberapa saat
709
lamanya, seperti bau harum yang memancar dari
luka-lukanya selama limapuluh tahun
penderitaannya; stigmata tak lagi tampak, tak
terlihat sama sekali adanya darah ataupun tandatanda bekas luka.
Pada tanggal 20 Februari 1971, belum genap
tiga tahun setelah wafat Padre Pio, Paus Paulus VI
berbicara mengenainya kepada para Superior Ordo
Kapusin, “Lihat, betapa masyhurnya dia, betapa
seluruh dunia berkumpul sekelilingnya! Tetapi
mengapa? Apakah mungkin karena ia seorang filsuf?
Karena ia bijak? Karena ia cakap dalam pelayanan?
Karena ia mempersembahkan Misa dengan rendah
hati, mendengarkan pengakuan dosa dari fajar
hingga gelap dan - tak mudah mengatakannya - ia
adalah dia yang menyandang luka-luka Tuhan kita.
Ia adalah manusia yang berdoa dan yang
menderita.” Padre Pio dinyatakan sebagai
Venerabilis pada tanggal 18 September 1997 oleh
Paus Yohanes Paulus II; pada tanggal 2 Mei 1999
dibeatifikasi; dan akhirnya dikanonisasi pada tanggal
16 Juni 2002 di Roma, oleh Paus yang sama. Gereja
memaklumkan pesta liturgis St Padre Pio dari
Pietrelcina dirayakan pada tanggal 23 September.
PAKOMIOS (287-347)
Setelah meninggalkan dinas ketentaraan, ia
bersama beberapa temannya bertapa di tepi sungai
Nil (Mesir). Kelompok mereka bertambah besar,
sehingga Pakomios menyusun aturan pertama
mengenai hidup bersama para rahib. Aturan hidup
biara yang tertua itu sangat besar pengaruhnya.
Lebih 9000 rahib hidup dalam biara-biara yang
diorganisir Pakomios.
710
L: seorang rahib dengan pakaian kulit binatang;
P: 15 Mei
SANTO PAMMAKIUS (340-410)
Pammakius adalah seorang awam Kristiani
terpandang yang hidup pada abad keempat.
Sewaktu ia masih seorang pelajar, ia bersahabat
dengan Santo Hieronimus. Mereka tetap menjalin
persahabatan sepanjang hidup mereka dan terus
saling membina hubungan baik. Isteri Pammakius
adalah Paulina, puteri kedua Santa Paula, seorang
sahabat Santo Hieronimus yang lain. Ketika Paulina
wafat pada tahun 397, Santo Hieronimus dan Santo
Paulinus dari Nola menulis surat yang amat
menyentuh hati penuh simpati, dukungan dan janji
doa. Pammakius patah semangat karena kematian
isterinya. Ia melewatkan sepanjang sisa hidupnya
dengan melayani di rumah singgah yang
didirikannya bersama Santa Fabiola. Di sana, para
peziarah yang datang ke Roma disambut baik dan
dibantu. Pammakius dan Fabiola dengan senang hati
menerima dan bahkan mengutamakan mereka yang
miskin, sakit dan cacat. Pammakius yakin bahwa
isterinya yang telah meninggal dunia menyertainya
sementara ia melakukan karya-karya belas kasih.
Paulina dikenal karena kasihnya kepada mereka
yang miskin papa dan menderita. Suaminya percaya
bahwa melayani mereka merupakan cara terbaik
untuk menyampaikan penghormatan dan kasih
kepada isterinya.
Santo Pammakius jauh terlebih lemah lembut
dalam perkataan dan perbuatan dibandingkan Santo
Hieronimus yang pemarah. Kerap kali ia menasehati
Santo Hieronimus agar memperhalus atau memilih
kata-kata yang lebih lembut, tetapi Santo
711
Hieronimus biasa mengabaikannya. Sebagai contoh,
seorang bernama Jovinian mengajarkan suatu
kesalahan yang serius. Hieronimus menulis sebuah
tulisan yang dengan keras membeberkan kesalahankesalahan Jovinian. Pammakius membaca tulisan itu
dan menyampaikan saran-saran baik untuk
mengganti kata-kata yang terlalu keras. Santo
Hieronimus berterima kasih kepada sahabatnya atas
perhatiannya, tetapi ia tidak melakukan koreksi.
Pammakius juga berusaha menengahi suatu
perselisihan antara sahabatnya Santo Hieronimus
dengan seorang bernama Rufinus. Tetapi tampaknya
Pammakius tak dapat menggerakkan Hieronimus
untuk bersikap lebih lembut dalam menangani orang
atau masalah ini.
Santo Pammakius mempunyai sebuah gereja
di rumahnya. Sekarang gereja itu menjadi Gereja
Passionis Santo Yohanes dan Paulus. Santo
Pammakius wafat pada tahun 410 pada waktu kaum
Goths mengambil alih kekuasaan di Roma. Santo
Pammakius tahu bagaimana menjadi seorang
sahabat sejati. Ia seorang yang sportif dan jujur.
Kita dapat mohon padanya untuk membantu kita
menjadi sahabat sejati bagi teman-teman kita
sebagaimana diteladankannya.
Perayaan memperingatinya setiap tanggal 30
Agustus.
PAMBO († 390)
Abbas dig urn pasir (Mesir) ini menonjol,
karena hidupnya yang serba kekurangan dank eras.
Walaupun tidak suka berbicara, namun ia sangat
terkenal sebagai penasehat rohani.
P: 1 Juli
712
PAMPHILOS (240-309)
Menjadi imam, dosen, exeget dan pengumpul
buku-buku untuk perpustakaan yang sangat
berharga. Hasil jerih payahnya itu kemudian
dihancurkan oleh orang Arab. Putera Libanon ini
mati sebagai saksi iman bersama saudara-saudara
seiman di Sesarea (Palestina).
P: 1 Juli
SANTO PANKRASIUS († 340)
Menurut kisah kuno, remaja 14 tahun asal
Asia Kecil ini ditangkap ketika sedang mengikuti
misa. Di hadapan Kaisar
Diokletianus ia membela iman
Kristen dan mentertawakan dewadewa. Akibatnya, ia langsung
dipenggal dan jenasahnya di
makamkan di Via Aurelia (Roma)
Dalam Gereja Santo Pankrasius di
Roma, orang-orang yang dibaptis
pada hari “Minggu Putih”
meletakkan pakaian-pakaian putih
dan mengulangi janji permandian
mereka. Perayaan memperingatinya
setiap 12 Mei
SANTO PANTALEON († 305)
Pantaleon datang dari
Nicomedia, dekat Lautan Hitam di
Asia. Ia hidup pada abad keempat.
Pantaleon seorang dokter yang amat
terkenal hingga Kaisar Galerius
Maximian memilihnya untuk menjadi
dokter pribadi kaisar. Di sana, di
713
istana yang jahat dan kafir, Pantaleon terjerumus ke
dalam masalah. Ia seorang Kristiani, namun sedikit
demi sedikit, ia membiarkan teladan buruk
sekelilingnya merusakkan dia juga. Ia mulai
sependapat dengan kebijaksanaan palsu yang dipuja
orang-orang kafir. Ahirnya, ia melakukan dosa berat
dengan sepenuhnya meninggalkan iman Kristiani.
Seorang imam yang kudus bernama
Hermolaos teramat sedih melihat dokter yang
temashyur ini meninggalkan Yesus. Ia datang
menemuinya. Dengan kata-kata yang bijaksana dan
lemah lembut, sang imam berhasil menyadarkan
Pantaleon akan dosa yang telah dilakukannya.
Pantaleon mendengarkan nasehatnya dan mengakui
bahwa ia telah sungguh keliru. Ia mengaku dosa dan
bergabung kembali dengan Gereja. Guna menyilih
apa yang telah dilakukannya, Pantaleon memiliki
kerinduan yang berkobar untuk menderita dan mati
bagi Yesus. Sementara itu, ia meneladani belas kasih
Yesus dengan merawat orang-orang miskin yang
sakit tanpa memungut bayaran.
Ketika Kaisar Diocletian memulai
penganiayaan, Pantaleon segera membagikan segala
yang ia miliki kepada orang-orang miskin. Tak lama
kemudian, beberapa dokter yang iri hati
mengadukannya sebagai seorang Kristiani. Kepada
Pantaleon diberikan pilihan untuk menyangkal iman
atau dihukum mati. Pantaleon sama sekali menolak
memaklumkan bahwa ia bukan seorang pengikut
Kristus; dan tak ada suatu aniaya pun yang dapat
memaksanya untuk melakukan hal itu. Santo
Pantaleon wafat sebagai martir pada tahun 305. Di
masa lampau terdapat suatu devosi yang kuat
kepada orang kudus ini. Di Timur, ia disebut sebagai
“martir besar dan pekerja ajaib”. Santo Pantaleon
diperingati setiap tanggal 27 Juli.
714
PAOLA GAMBARA-COSTA (1473-1515)
Dikawinkan pada umur 12 tahun. Karena
kesabaran serta teladannya, ia berhasil memperbaiki
tingkah suaminya yang suka berpetualang dan jajan.
Hidupnya dipenuhi dengan semangat amal, doa dan
matiraga.
P: 15 Juni
PAPHNUTIUS († 360)
Dipilih menjadi uskup Thebais (Mesir).
Pertapa di gurun pasir ini pada saat berkobar
penganiayaan salah satu matanya dicukil dan
kakinya yang sebelah dirusakkan. Pada Konsili Nicea
(325) ia menolak usul yang mengharuskan semua
uskup, imam dan diakon memisahkan diri dari isteri
mereka. Ia juga mendukung usul supaya mereka
tidak boleh menikah sesudah ditahbiskan, akan
tetapi sebaiknya sebelumnya. Paphnutius
mendukung Santo Atanasios dalam perjuangan
melawan bidaah Arianisme.
P: 11 September
PARA MARTIR PERTAMA di ROMA
Orang-orang yang kita hormati pada hari ini
memiliki satu kesamaan: mereka menyerahkan
715
nyawa mereka bagi Kristus. Mereka semua wafat
dimartir karena mereka adalah pengikut Tuhan
Yesus. Pada tahun 64, pelanggaran hak-hak azasi
manusia oleh Kaisar Nero telah melampaui batas.
Ketika timbul kebakaran hebat di Roma pada tanggal
16 Juli, banyak yang meyakini bahwa kaisar
sendirilah yang sesungguhnya bertanggung jawab
atas kejadian itu. Dua pertiga kota Roma tinggal
puing-puing belaka; maka bangkitlah murka rakyat.
Nero ketakutan. Ia mencari kambing hitam dan
mempersalahkan umat Kristiani sebagai yang
bertanggung jawab atas kebakaran tersebut.
Tacitus, seorang ahli sejarah yang terkenal,
mencatat bahwa umat Kristiani menderita kematian
yang keji. Sebagian dijadikan mangsa binatangbinatang buas. Yang lainnya diikatkan pada tiangtiang dan dijadikan suluh-suluh manusia yang
menerangi jalanan-jalanan Roma. Tidak diketahui
berapa tepatnya jumlah para martir yang gagah
berani ini, tetapi kesaksian dan hidup mereka
mendatangkan dampak yang terus hidup dalam diri
banyak orang. Penganiayaan oleh Nero adalah
penganiayaan pertama oleh seorang kaisar Roma,
tetapi bukan yang terakhir. Dan semakin Gereja
dianiaya, semakin Gereja bertumbuh kembang. Para
martir telah membayar dengan nyawa mereka agar
semua yang datang sesudah mereka beroleh
kesempatan untuk memeluk iman.
PARA PENDIRI ORDO SERVITE (TAREKAT
HAMBA-HAMBA SANTA PERAWAN MARIA)
Ketujuh santo ini hidup pada abad
ketigabelas. Mereka semua berasal dari Florence,
Italia. Masing-masing dari mereka memiliki cinta
mendalam kepada Bunda Maria, Bunda Allah.
716
Mereka adalah anggota-anggota aktif suatu
konfraternitas (= persaudaraan sejati) Santa
Perawan Maria. Kisah
bagaimana mereka
menjadi pendiri Ordo
Servite sungguh
menakjubkan. Pada
Hari Raya Santa
Perawan Maria
Diangkat ke Surga,
sementara mereka
bertujuh khusuk dalam
doa, Bunda Maria
menampakkan diri
kepada mereka. Bunda
Allah mengilhami
mereka untuk meninggalkan dunia dan hidup hanya
bagi Tuhan. Setelah beberapa tahun hidup sebagai
pertapa, mereka menghadap uskup. Mereka mohon
suatu peraturan hidup yang perlu mereka taati.
Uskup mendorong mereka untuk berdoa dan
memohon bimbingan Bunda Maria. Santa Perawan
Maria menampakkan diri kembali kepada mereka
dengan membawa sehelai jubah hitam. Di
sampingnya tampak seorang malaikat membawa
sebuah gulungan bertuliskan “Hamba-hamba Santa
Perawan Maria”. Dalam penglihatan itu, Bunda Maria
mengatakan bahwa ia telah memilih mereka menjadi
hamba-hambanya. Ia meminta mereka untuk
mengenakan jubah hitam. Inilah jubah yang mulai
mereka kenakan pada tahun 1240. Mereka juga
memulai suatu hidup religius seturut peraturan St
Agustinus.
Orang-orang yang mengagumkan ini saling
membantu dan menguatkan dalam mengasihi dan
melayani Tuhan dengan terlebih baik. Enam dari
717
antara mereka ditahbiskan menjadi imam. Mereka
adalah Bonfilius, Amadeus, Hugo, Sostenes,
Manettus dan Buonagiunta. Yang ketujuh, Alexis,
tetap dalam statusnya sebagai seorang rohaniwan
yang mengagumkan hingga akhir hayatnya. Dalam
kerendahan hatinya, Alexis memilih untuk tidak
ditahbiskan ke jenjang imamat. Banyak pemuda
datang menggabungkan diri dengan para pendiri
yang kudus ini. Mereka dikenal sebagai Hambahamba Santa Perawan Maria atau Servite. Ordo
Servite mendapat persetujuan dari Vatican pada
tahun 1259. Ketujuh pendirinya dimaklumkan
sebagai santo oleh Paus Leo XIII pada tahun 1888.
PARIS (1792)
Tatkala Revolusi Perancis memuncak, semua
rohaniwan dituntut mengangkat sumpah yang
bertentangan dengan keyakinan agama dan suara
hati mereka. Maka banyak di antara mereka yang
tidak mau bersumpah. Lebih dari 200 rohaniwan dan
awam di tahan di paris dan sebagian besar dibunuh
pada bulan September 1792 oleh gerombolan
dengan persetujuan pengadilan revolusi.
191 korban pembunuhan missal itu
dinyatakan kudus; a.l. uskup agung Jean-Marie du
Lau, dua uskup bersaudara Francois-Joseph dan
Piere-Louis La Rochefoucauld, 129 imam praja, 23
bekas imam Jesuit (di antaranya Yakobus Bonnaud),
31 biarawan dan lima orang awam. P: 2 September.
Seratus tahun kemudian, pada bulan Juni
1871 uskup G. Darboy bersama 28 imam dan 38
orang awam ditembak mati oleh pemberontak kiri.
P: 2 dan 3 September.
718
SANTO PASIFIKUS OFM (1653-1721)
Seorang bayi Italia yang mungil dilahirkan
pada tahun 1653 dan dinamai Charles Antonius. Ia
belum berumur lima tahun
ketika orangtuanya yang
penuh kasih meninggal dunia.
Ia kemudian dipelihara oleh
pamannya. Pamannya ini
merupakan salib baginya,
seorang yang kejam. Ia
memperlakukan Charles lebih
buruk dari pelayan. Namun
demikian, Charles kecil
menerima perlakuan keras ini
dengan diam dan sabar.
Ketika usianya tujuhbelas
tahun, Charles masuk biara.
Ia memilih nama Pasifikus yang berarti “damai”.
Setelah ditahbiskan sebagai imam, ia menjadi guru;
namun demikian besar kerinduannya untuk menjadi
seorang pengkhotbah. Betapa bahagia ia ketika
superior mengutusnya dalam suatu misi khotbah ke
banyak kota kecil dan dusun-dusun.
Santo Pasifikus amat populer di kalangan
masyarakat desa sebab khotbah-khotbahnya
sederhana dan lembut. Di samping itu, ia beroleh
karunia mengagumkan dapat membaca hati orang.
Suatu ketika, ia mengingatkan seorang laki-laki
dalam Sakramen Tobat karena tidak bersikap baik
kepada ibunya. Orang ini juga menyimpan pikiranpikiran yang tidak murni dalam benaknya. Apa yang
dikatakan Imam Pasifikus benar adanya. Orang itu
akhirnya sungguh menyesali dosa-dosanya. Ke
manapun Pasifikus pergi untuk berkhotbah dan
719
melayani pengakuan dosa, ia mendatangkan banyak
kebajikan. Tetapi, ketika baru berkhotbah selama
enam tahun, Pasifikus harus berhenti sebab
kesehatannya yang buruk. Ia menjadi buta, tuli dan
lumpuh. Ia melewatkan waktunya dengan berdoa
dan bermatiraga dalam biara. Ia menolong sesama
dengan segala cara yang dapat ia lakukan. Tuhan
senantiasa amat dekat dengannya. Tuhan
memberinya anugerah nubuat. St Pasifikus
menubuatkan kemenangan besar balatentara Kristen
atas balatentara Turki di Belgrade. Ia juga
mengatakan kepada seorang uskup, “Yang Mulia surga! Surga! Dan aku akan menyusulmu segera!”
Sekitar dua minggu kemudian, uskup wafat. Tak
lama sesudahnya, seperti yang telah dikatakannya,
St Pasifikus wafat pula. Peristiwa itu terjadi pada
tahun 1721. Banyak mukjizat terjadi di makamnya.
Imam Pasifikus dimaklumkan sebagai seorang kudus
oleh Paus Gregorius XVI pada tahun 1839.
St Pasifikus mengalami masa kecil yang tidak
mengenakkan. Ia bisa saja membiarkan diri tumbuh
menjadi seorang dewasa yang dikuasai kemarahan
dan frustrasi. Tetapi, ia berdoa kepada Yesus mohon
hati yang mengampuni dan sabar. Masa-masa
sulitnya berubah menjadi saat-saat bertumbuh
dalam kasih kepada Tuhan dan sesama. Sebab ia
telah banyak menderita, ia dapat bersimpati pada
penderitaan orang-orang lain dan membantu mereka
untuk menemukan Tuhan dalam hidup mereka.
A: yang bersifat tenang; P: 24 September
SANTO PASKALIS BAYLON (1540-1592)
Paskalis, seorang kudus dari Spanyol,
dilahirkan pada tahun 1540. Sejak usia tujuh tahun,
ia bekerja sebagai gembala. Ia tidak pernah punya
720
kesempatan untuk bersekolah. Namun demikian, ia
belajar sendiri membaca dan menulis. Ia bertanya
kepada siapa saja yang ia jumpai untuk
membantunya belajar. Ia belajar dengan giat, agar
supaya ia dapat membaca
buku-buku rohani. Ia
membisikkan doa-doa
sepanjang hari sementara ia
menggembalakan dombanya.
Ketika berusia dua
puluh empat tahun, bocah
gembala itu menjadi seorang
broeder Fransiskan. Temantemannya suka padanya.
Paskalis seorang yang mudah
bergaul dan juga seorang
yang lembut hati. Rekan
biarawan memperhatikan
bahwa seringkali ia mengerjakan pekerjaanpekerjaan yang paling berat dan tidak
menyenangkan. Paskalis melakukan mati raga,
bahkan lebih keras dari yang ditetapkan dalam
peraturan biara. Namun demikian, ia seorang yang
senantiasa penuh sukacita. Dulu, ketika masih
seorang gembala, ia merindukan berada di gereja
untuk berdoa kepada Yesus; tetapi, tidak bisa.
Sekarang, ia bisa. Jadi, ia sangat senang menemani
Kristus dalam Sakramen Mahakudus. Ia juga
diijinkan menjadi pelayan Misa.
Dua hal yang amat dicintai Paskalis adalah:
Ekaristi Kudus dan Bunda Maria. Setiap hari Paskalis
berdoa rosario dengan cinta yang amat besar. Ia
juga menuliskan doa-doa yang indah kepada Bunda
Surgawi kita.
St. Paskalis membuat sebuah buku kecil dari
kertas-kertas buram. Dalam buku catatannya, ia
721
menuliskan pemikiran-pemikirannya dan doa-doanya
yang indah. Setelah ia wafat, pemimpin biaranya
menunjukkan buku catatan Paskalis pada uskup
agung setempat. Bapa Uskup membacanya dan
berkata, “Jiwa-jiwa bersahaja ini telah mencuri surga
dari kita!”. Paskalis wafat pada tahun 1592 dalam
usia lima puluh dua tahun. Ia dinyatakan kudus oleh
Paus Alexander VIII pada tahun 1690.
P: 17 Mei
PASKASIUS OSB (790-851)
Karena tertarik pada studi, ia mengundurkan
diri dari jabatan abbas di Korvey (Jerman) dan
mencurahkan perhatiannya untuk menulis berbagai
buku mengenai ekaristi dan Santa Maria, yang
berpengaruh besar.
P: 26 April
SANTO PATERNUS (480-565)
Mendirikan biara di tempat sepi (Perancis)
dan menjadi rasul rakyat di pedalaman. Ia dihormati
sebagai santo pelindung orang yang terkena gigitan
ular dan orang sakit lumpuh.
A: ayah (L); P: 16 April
SANTO PATRICK (385-461)
Santo Patrick dilahirkan pada abad ke lima di
Inggris. Orangtuanya adalah orang Romawi. Ketika
Patrick berusia enambelas tahun, ia diculik oleh para
bajak laut dan dibawa ke Irlandia. Di sana, ia dijual
sebagai budak belian. Majikannya menyuruh Patrick
untuk menjaga kawanan ternaknya di pegunungan.
Patrick hanya mendapatkan sedikit makanan dan
722
pakaian. Namun demikian, ia memelihara kawanan
ternaknya itu dengan baik, dalam hujan, badai
maupun salju. Patrick
merasa amat kesepian
seorang diri di
pegunungan, seringkali ia
datang untuk berbicara
kepada Yesus dan Bunda
Maria dalam doa. Hidup
terasa berat dan tidak adil
baginya. Semakin lama
semakin bertambah
kuatlah kepercayaan
Patrick kepada Tuhan.
Kemudian, ketika ia
berhasil melarikan diri dari
Irlandia, Patrick belajar
untuk menjadi seorang
imam. Ia senantiasa merasa bahwa ia harus kembali
ke Irlandia untuk membawa bangsa kafir itu kepada
Kristus. Pada akhirnya, keinginannya itu terkabul. Ia
menjadi imam dan kemudian diangkat menjadi
uskup. Waktu itu, yaitu ketika St. Selestin I
memangku jabatan paus, Patrick kembali ke
Irlandia. Betapa bahagianya Patrick dapat
mewartakan Kabar Gembira Allah yang benar
kepada orang-orang yang dahulu
memperlakukannya sebagai budak.
Sejak dari awal, Patrick harus mengalami
banyak penderitaan. Sanak saudara serta para
temannya menghendaki agar ia berhenti
mewartakan Injil sebelum bangsa kafir Irlandia
membunuhnya. Tetapi, orang kudus itu tetap saja
berkhotbah tentang Yesus. Ia berkeliling dari satu
desa ke desa yang lain. Ia jarang beristirahat dan
melakukan banyak mati raga demi orang-orang yang
723
amat dikasihinya itu. Sebelum ia wafat, seluruh
bangsa Irlandia telah menjadi orang-orang Kristen.
Meskipun ia berhasil dengan gemilang, St. Patrick
tidak pernah merasa bangga atau pun sombong. Ia
menyebut dirinya sendiri sebagai pendosa dan
menyampaikan segala puji-pujian yang diterimanya
kepada Tuhan. Patrick wafat pada tahun 461.
L: seekor ular dan ‘shamrock’, yaitu semanggi
yang berdaun empat (lambang Nasional
Irlandia); P: 17 Maret
PAULA (347-404)
Sudah menjadi janda dan mempunyai lima
anak pada usia 31 tahun. Putri bangsawan Romawi
ini tergerak oleh ajakan Santa Marcella untuk
bergabung dalam kelompok wanita dibimbing oleh
Santo Hieronimus. Tahun 385 ia bersama puterinya,
Santa Eustokium, pindah ke Bethlehem dan
kemudian menjadi pemimpin suatu biara dengan
komunitas-komunitas untuk wanita dan untuk pria.
Paula mengurus rumah tangga Santo Hieronimus
dan tidak jarang mengeluh tentang kebiasaankebiasaan orang kudus dan terpelajar itu. Ia juga
belajar bahasa Ibrani, supaya dapat menyanyikan
mazmur dalam bahasa asli. Walaupundiperingatkan
oleh Hieronimus agar tidak terlalu mudah
membagikan kekayaannya, namun ia tak dapat
dikendalikan (seperti juga dalam hal bermatiraga),
sehingga tatkala meninggal ia mewariskan hutang
yang besar. Jenasahnya dimakamkan dalam Gereja
Kelahiran Jesus di Bethlehem.
P: 26 Januari
PAULINA (abad ke-3)
724
Mati sebagai saksi iman di Roma bersama
dengan suaminya Hadrian, anaknya Neon dan Maria
beserta orang-orang Kristen lain. Kuburnya
ditemukan kembali tahun 1932.
P: 2 Desember
SANTO PAULINUS dari NOLA (353-431)
St. Paulinus dilahirkan sekitar tahun 353 di
Bordeaux, Perancis. Ayahnya seorang gubernur dan
seorang tuan tanah
yang kaya-raya.
Paulinus mendapat
pendidikan yang
baik. Ia menjadi
seorang pengacara
dan seorang
penyair. Ia
bepergian ke
seluruh Perancis,
Spanyol dan Italia,
kemana saja
pekerjaan atau
kesenangan
membawanya. Pada tahun 381, pada usia duapuluh
delapan tahun, ia menjadi Gubernur Campania,
Italia.
Ketika ia berumur tigapuluh enam tahun,
Paulinus menjadi Katolik. Ia dan isterinya, Theresia,
mempunyai seorang anak, seorang putera. Ketika
putera mereka meninggal, mereka membagikan
seluruh harta kekayaan mereka kepada orang-orang
miskin. Mereka menyisakan hanya yang mereka
perlukan untuk bertahan hidup. Paulinus dan
Theresia sepakat bahwa mereka akan hidup
sederhana. Pasangan tersebut berdoa dan
725
bermatiraga. Mereka juga memilih untuk
mengucapkan kaul kemurnian guna menyatakan
cinta mereka kepada Yesus. Paulinus dan isterinya
amat dihormati oleh masyarakat Kristen. Mereka
sungguh gembira ketika akhirnya Paulinus
memutuskan menjadi seorang imam pada tahun
394. Ia dan Theresia kemudian membentuk suatu
komunitas kecil para biarawan di Nola, Italia. Mereka
membuka tempat penampungan bagi mereka yang
miskin dan para peziarah juga.
Paulinus dan Theresia memutuskan untuk
tinggal di Nola. Paulinus ingin tinggal dekat tempat
ziarah salah seorang santo favoritnya, St. Felix dari
Nola. St. Felix adalah seorang imam dan uskup yang
wafat pada tahun 260. Ia menjadi pembela umatnya
semasa penganiayaan yang kejam oleh Kaisar
Decius. Uskup Felix terkenal karena ketekunannya
dalam doa, kasihnya bagi orang banyak, dan cara
hidupnya yang miskin. Seabad kemudian, Paulinus
mohon bantuan doanya dan menulis tentang dia.
Paulinus merasakan keyakinannya bertambah
dengan bantuan St. Felix. Kesamaan apa gerangan
yang dimiliki mantan Gubernur Romawi ini dengan
St. Felix? Lebih dari yang dapat diperkirakan St.
Paulinus sendiri. Pada tahun 409, ia dipilih menjadi
Uskup Nola. Umat merasa sangat gembira. Ia
seorang yang bijaksana, seorang uskup yang lemah
lembut, sama seperti St. Felix. St. Paulinus dipuji
banyak orang kudus yang hidup pada jamannya, St.
Ambrosius, St. Agustinus, St. Hieronimus, St.
Martinus dari Tours dan lain-lain. Walaupun sebagian
dari tulisannya yang berharga hilang, tigapuluh dua
syair dan limapuluh satu suratnya masih dapat
diselamatkan. St. Paulinus menjabat Uskup Nola
hingga akhir hayatnya pada tahun 431.
P: 22 Juni
726
“Dengan segenap hati aku berdoa demi harapan akan
surga, karena harapan dan iman jauh lebih bernilai
daripada segala kekayaan dunia ini.” ~ Santo Paulinus dari
Nola
PAULINUS (750-802)
Ia dipanggil ke istana Kaisar Karolus Agung
dan diangkat menjadi uskup Aquileia )Italia). Uskup
berkebangsaan Inggeris yang pandai ini ikut secara
aktif dalam sinode-sinode para uskup. Ia mengutus
banyak misionaris dan mengutuk pembaptisan atas
orang-orang yang tidak mau atau belum mengerti
iman Kristen. Paulinus dengan gigih melawan
bidaah, di samping rajin menggubah sajak, serta
lagu gerejani.
P: 9 Februari
PAULUS († 351)
Baru dua tahun menjadi uskup
Konstantinopel ia telah dibuang, karena tidak mau
mengikuti bidaah Arius. Namun ia diminta pulang
oleh rakyat, meskipun menimbulkan huru-hara di
jalan-jalan ibu kota, sampai seorang komandan
terbunuh. Akibatnya, Paulus dibuang lagi dan
dipanggil pulang lagi, sampai akhirnya mati dicekik
oleh penganut-penganut bidaah Arianisme.
SANTO PAULUS CHONG HASANG
St. Paulus Chong Hasang adalah seorang
awam dan St. Andreas Kim Taegon adalah seorang
imam. Kedua martir ini mewakili 113 umat Katolik
yang wafat sebagai martir karena iman mereka di
727
Korea. Mereka dinyatakan kudus oleh Paus Yohanes
Paulus II pada saat paus mengunjungi Korea pada
tahun 1984.
Ajaran Kristen menyebar ke Korea pada abad
ketujuhbelas melalui pewartaan kaum awam. Umat
yang percaya memilihara
iman mereka dengan Sabda
Tuhan. Mereka bertumbuh
serta berkembang secara
diam-diam. Kemudian imamimam misionaris datang dari
Perancis. Umat Korea
diperkenalkan kepada
Sakramen Gereja. Mereka
mengalami penganiayaan dari
pemerintah yang pasang
surut sepanjang abad
kesembilanbelas. Seratus tiga
umat Korea wafat sebagai
martir antara tahun 1839
hingga tahun 1867. Sepuluh orang anggota Serikat
Misi Asing dari Paris juga wafat sebagai martir, yaitu
tiga orang uskup beserta tujuh orang imam.
Sehingga jumlah mereka seluruhnya yang wafat
sebagai martir adalah 113 orang.
St. Andreas Kim
Taegon dan St. Paulus
Chong Hasang mewakili
kemuliaan serta
keberanian umat Katolik
Korea yang telah
membayar mahal cinta
mereka kepada Kristus.
St. Andreas Kim Taegon
adalah imam pertama
Korea. Ia wafat sebagai
728
martir pada tanggal 16 September 1846, hanya satu
tahun setelah ditahbiskan. Ayah St. Andreas Kim
telah mendahuluinya menjadi martir pada tahun
1821. St. Paulus Chong Hasang adalah seorang
katekis awam yang pemberani. Ia wafat sebagai
martir pada tanggal 22 September 1846. Sekarang
Gereja berkembang pesat di Korea. Karunia iman
diterima karena kurban persembahan para martir
telah menjadi pembuka jalan.
“Kita telah menerima Sakramen Baptis, masuk dalam
pelukan Gereja, serta menerima kehormatan disebut
sebagai umat Kristiani. Tetapi, apa gunanya semua itu jika
kita hanya Kristen dalam nama dan tidak dalam
kenyataan?” St. Andreas Kim
SANTO PAULUS MIKI SJ († 5 Februari
1597)
Keduapuluh enam martir ini kadang-kadang
disebut juga para martir Nagasaki atau para martir
Jepang. St. Fransiskus
Xaverius mewartakan Kabar
Gembira ke Jepang pada
tahun 1549. Banyak orang
menerima Sabda Tuhan dan
dibaptis oleh St. Fransiskus
sendiri. Meskipun Fransiskus
kemudian melanjutkan
perjalanannya dan pada
akhirnya wafat dekat pantai
Cina, iman Kristiani tumbuh
di Jepang. Pada tahun 1587
terdapat lebih dari duaratus
ribu orang Katolik di sana.
Para misionaris dari berbagai ordo religius juga ada
729
di sana. Para imam Jepang, biarawan-biarawati serta
umat awam hidup dalam iman dengan penuh
sukacita.
Pada tahun 1597, limapuluh lima tahun
setelah kedatangan St. Fransiskus Xaverius, seorang
penguasa Jepang yang amat berpengaruh,
Hideyoshi, mendengar hasutan seorang pedagang
Spanyol. Pedagang itu membisikkan bahwa para
misionaris adalah pengkhianat bangsa Jepang. Ia
menambahkan bahwa para pengkhianat itu akan
mengakibatkan Jepang dikuasai oleh Spanyol dan
Portugis. Hasutan itu tidak benar dan tidak masuk
akal. Tetapi, Hideyoshi menanggapinya dengan
berlebihan, sehingga keduapuluh enam orang itu
ditangkap. Kelompok tersebut terdiri dari enam
orang biarawan Fransiskan dari Spanyol, Meksiko
dan India; tiga orang katekis Yesuit Jepang,
termasuk St. Paulus Miki; dan tujuhbelas Katolik
awam Jepang, termasuk anak-anak.
Keduapuluh enam orang itu dibawa ke
tempat pelaksanaan hukuman mati di luar kota
Nagasaki. Mereka diikatkan pada salib masingmasing dengan rantai dan tali dan belenggu besi
dipasang disekeliling leher mereka. Masing-masing
salib kemudian dikerek dan kaki salib ditancapkan ke
sebuah lubang yang telah digali. Tombak ditikamkan
kepada masing-masing korban. Mereka wafat pada
saat yang hampir bersamaan. Pakaian-pakaian
mereka yang ternoda oleh darah disimpan sebagai
reliqui yang berharga oleh komunitas Kristiani dan
mukjizat-mukjizat terjadi melalui bantuan doa
mereka.
Setiap martir adalah suatu persembahan bagi
Gereja. St. Paulus Miki, seorang katekis Yesuit,
adalah seorang pengkhotbah yang ulung. Khotbah
terakhirnya yang gagah berani disampaikannya dari
730
atas salib sementara ia memberi semangat umat
Kristiani lainnya agar tetap setia sampai mati.
Peristiwa itu terjadi pada tanggal 5 Februari 1597.
St. Paulus Miki dan kawan-kawannya dinyatakan
kudus pada tahun 1862 oleh Paus Gregorius XVI.
Perayaan setiap 6 Februari.
SANTO PAULUS PERTAPA (229-15 Januari
342)
Ketika Santo Paulus wafat dalam usianya
yang ke seratus tigabelas tahun, tentunya banyak
pengalaman hidup yang
telah dilaluinya. Pastilah
ia merasakan sukacita
dan damai luar biasa saat
kematiannya. Inilah
sebabnya: Paulus
dilahirkan dalam sebuah
keluarga Kristen pada
tahun 229. Mereka
tinggal di Thebes, Mesir.
Dengan cara hidup
mereka, orangtuanya
menunjukkan kepada
Paulus bagaimana
mencintai Tuhan dan sujud menyembah kepada-Nya
dengan segenap hati. Tentulah Paulus merasa
sangat sedih kehilangan kedua orangtuanya ketika
usianya baru lima belas tahun. Beberapa tahun
kemudian, pada tahun 250, Kaisar Desius mulai
melakukan penganiayaan yang kejam terhadap
Gereja. Paulus bersembunyi di rumah seorang
sahabat, tetapi ia merasa tidak aman. Kakak iparnya
mengincar harta warisannya. Sewaktu-waktu dapat
saja saudaranya itu mengkhianatinya serta
731
melaporkannya kepada penguasa. Jadi, Paulus
melarikan diri ke padang gurun. Ia menemukan gua
dengan sebuah pohon palma dan mata air segar di
dekatnya. Di sanalah ia menetap. Ia menjalin dahandahan palma dan dijadikannya pakaiannya. Ia
makan buah-buahan dan minum air segar.
Paulus bermaksud untuk tinggal di sana
hanya sementara waktu saja hingga masa
penganiayaan berakhir. Namun demikian, pada saat
masa tersebut sudah lewat, ia telah jatuh hati
dengan hidup doa. Ia merasa begitu dekat dengan
Tuhan. Bagaimana ia dapat melepaskannya? Paulus
memutuskan untuk tinggal di padang gurun dan
tidak pernah kembali lagi pada pola hidupnya yang
mewah. Sebaliknya, ia akan melewatkan sepanjang
hidupnya dengan berdoa bagi kepentingan semua
orang dan melakukan silih bagi dosa.
Ada
seorang pertapa kudus lainnya pada masa itu,
namanya Antonius. Antonius beranggapan bahwa
hanya ia sendirilah yang bertapa. Tuhan
menunjukkan Paulus kepadanya dalam suatu mimpi
dan dan menyuruh Antonius untuk pergi
mengunjunginya. Paulus sangat gembira bertemu
dengan Antonius, sebab ia tahu bahwa ajal akan
datang menjemputnya beberapa hari lagi. Antonius
merasa sedih sebab ia tidak ingin kehilangan
sahabat barunya demikian cepat. Tetapi, seperti
telah diramalkan sendiri olehnya, Paulus wafat pada
tanggal 15 Januari tahun 342. Antonius
menguburkannya dengan jubah yang dulunya adalah
milik St. Atanasius. Lalu, Antonius membawa pulang
serta menyimpan baik-baik baju dari dahan-dahan
pohon palma yang biasa dikenakan Paulus. Tak
pernah ia melupakan sahabatnya yang
mengagumkan itu.
L: pertapa dengan daun palma, burung gagak
dan dua singa; P: 15 Januari
732
SANTO PAULUS RASUL († 67)
Paulus adalah rasul besar yang dulunya
menganiaya umat Kristen. Kemudian ia bertobat.
Kita merayakan pesta
bertobatnya St. Paulus pada
tanggal 25 Januari. Pada
saat pertobatannya, Yesus
mengatakan: “Aku akan
menunjukkan kepadanya
betapa banyak penderitaan
yang harus ia tanggung oleh
karena nama-Ku.” St. Paulus
sungguh amat sangat
mengasihi Yesus, buktinya,
ia menjadi duplikat hidup
Juruselamat kita. Sepanjang
hidupnya, dalam sekian
banyak perjalanan misinya,
St. Paulus menghadapi
berbagai macam tantangan
dan bahaya. Ia didera,
dilempari batu, kapalnya
karam, tersesat di laut. Kerap kali dan berulang kali
ia kelaparan, haus dan kedinginan. Namun demikian,
ia senantiasa teguh percaya pada Tuhan. Tak pernah
jera ia berkhotbah. “Cinta Yesus mendorong aku,”
demikian katanya. Sebagai ganjaran, Tuhan
memberinya penghiburan dan sukacita berlimpah
dalam menanggung penderitaannya.
Kita dapat membaca kisah petualangannya
yang mengagumkan demi Kristus dalam kitab Kisah
Para Rasul yang ditulis oleh St. Lukas, dimulai pada
bab sembilan. Tetapi, kisah yang ditulis St. Lukas
berakhir ketika Paulus tiba di Roma. Ia berada dalam
tahanan rumah, menunggu diadili oleh Kaisar Nero.
Seorang penulis Kristen terkenal dari jaman Gereja
733
Purba, Tertullian, mengisahkan bahwa Paulus
dibebaskan setelah pengadilannya yang pertama.
Tetapi kemudian, ia dijebloskan kembali dalam
penjara. Kali ini, ia dijatuhi hukuman mati. Ia wafat
sekitar tahun 67, pada masa penganiayaan yang
dahsyat terhadap umat Kristen dalam pemerintahan
Kaisar Nero. Paulus menyebut dirinya sebagai rasul
orang-orang non-Yahudi. Ia mewartakaan Injil
kepada orang-orang bukan Yahudi. Hal tersebut
menjadikannya terkenal di seluruh dunia. Oleh
karena Paulus, kita juga, menerima iman Kristen.
Paulus atau Saulus († 67), Rasul kaum nonYahudi dan martir; lahir di Tarsus (Turki Timur)
dan meninggal di Roma; A: yang kecil; B:
Pablo, Paolo, Paul (♂); Paula, Paola, Paulina
(♀); L: pedang dan buku; P: 29 juni bersama
Santo Petrus
SANTO PAULUS dari SALIB (1694-1775)
Paulus Danei dari Ovada, Italia, dilahirkan
dalam sebuah keluarga pedagang pada tahun 1694.
Ia seorang Kristen yang baik
serta saleh. Ketika usianya
sembilan belas tahun, Paulus
memutuskan untuk menjadi
seorang tentara. Setahun
kemudian ia meninggalkan
dinas kemiliteran. Pada musim
panas tahun 1720, Paulus
memperoleh suatu
pengalaman rohani. Ia
memperoleh tiga penglihatan
untuk membentuk suatu ordo
religius baru. Paulus tidak
dapat membayangkan apa
yang bakal terjadi, jadi ia pergi kepada Bapa Uskup
734
untuk mohon bimbingan. Bapa Uskup mempelajari
masalahnya dan percaya bahwa penglihatan
tersebut adalah benar. Ia mengatakan kepada
Paulus untuk terus maju dengan panggilan
khususnya. Ia patut melakukan apa yang
diperintahkan kepadanya melalui penglihatanpenglihatan tersebut.
Paulus melewatkan empatpuluh hari lamanya
untuk berdoa dan bermatiraga. Selama waktu itu ia
menuliskan regula yang akan menjadi dasar
hidupnya serta para pengikut kongregasinya yang
baru. Yohanes, saudara Paulus, dan dua orang muda
lain ikut bergabung dengannya. Paulus dan Yohanes
ditahbiskan sebagai imam oleh Paus Benediktus XIII
pada tahun 1727. Sepuluh tahun kemudian, Biara
Passionis (CP = Kongregasi Biarawan Passionis)
yang pertama berdiri. Paus Klemens XIV menyetujui
ordo baru tersebut. Ia juga menyetujui regula biara
selang beberapa waktu kemudian. Disamping ketiga
kaul kekal, yaitu: kemiskinan, kemurnian dan
ketaatan, Paulus dari Salib menambahkan kaul
keempat, yaitu: devosi kepada Sengsara Kristus.
Pada tahun 1747, Passionis telah memiliki tiga biara.
Mereka berkhotbah serta memberikan retret dan
bimbingan rohani kepada umat di seluruh Italia.
Ketika ia wafat pada tahun 1775, Paulus dari Salib
sedang mulai membentuk Kongregasi Biarawati
Passionis. Ia dinyatakan kudus oleh Paus Pius IX
pada tahun 1867.
P: 19 Oktober
PEDRO ARMENGOL (1238-1304)
Profesinya adalah perampok. Namun tiba-tiba
ia bertobat dankemudian masuk biara. Pedro
menawarkan diri sebagai sandera untuk ditukar
735
dengan 18 anak Kristen yang ditahan orang Islam di
Aljazair. Karena giat merasul di kawasan Islam ini ia
dihukum mati; akan tetapi secara ajaib Pedro
terbebas dari maut.
P: 1 September
PEDRO SANZ OP (1680-1747)
Misionaris yang bekerja giat dan sangat
sukses di Fukien (Tiongkok) ini ditangkap dan
dipenggal bersama Pater Fransisco Serrano, Joaquin
Royo, Yuan de Alcober dan Fransisco Diaz.
P: 3 Juni
PELAGIA († 304)
Gadis berusia 15 tahun dari Antiokia (Siria)
ini merelakan diri ditangkap tentara dan diseret ke
pengadilan. Namun ia minta sedikit waktu untuk
bertukar pakaian. Kemudian Pelagia naik keatas
bubungan atap dan menjatuhkan diri karena takut
diperkosa di dalam penjara.
P: 9 Juni
SANTO PELAGIUS atau PELAYO (912-925)
Bocah martir dari Spanyol ini hidup pada
masa ketika bangsa Moor berkuasa atas sebagian
tanah airnya. Bangsa Moor memusuhi umat Kristiani
Spanyol. Pelagius baru berusia sepuluh tahun ketika
pamannya harus meninggalkannya sebagai tawanan
bangsa Moor di kota Cordova. Ia tidak akan
dibebaskan sebelum pamannya menyerahkan apa
yang dikehendaki bangsa Moor.
Tiga tahun berlalu dan remaja belia Kristen
ini masih seorang tawanan. Sekarang, ia telah
736
menjadi seorang remaja tigabelas tahun yang
tampan penuh semangat hidup. Walau banyak
teman tawanan lainnya adalah orang-orang dewasa
yang bertabiat buruk, Pelagius tidak meniru tabiat
mereka. Meski muda, ia memiliki kehendak yang
kuat dan tahu bagaimana memelihara diri sebagai
seorang yang baik.
Penguasa bangsa Moor mendengar juga
berita-berita baik mengenai Pelagius. Ia memanggil
remaja itu. Pelagius memang tampan dan tahu
sopan santun. Penguasa Moor jatuh hati dan hendak
membebaskannya dari penjara. Bagaimanapun, ia
hanyalah seorang anak. Kepada Pelagius ditawarkan
kebebasan, juga pakaian-pakaian indah untuk
dikenakannya. Dan bukan hanya itu saja, kepadanya
juga akan dihadiahkan kuda-kuda gagah dan
sejumlah uang. Semua itu akan menjadi miliknya
jika ia bersedia mengingkari iman dan menjadi
seorang Muslim seperti para penawannya.
“Semua yang kalian sebut itu tak ada artinya
bagiku,” kata anak itu tegas. “Aku seorang Kristiani
sejak dahulu. Aku seorang Kristiani sekarang. Aku
737
akan tetap menjadi seorang Kristiani.” Penguasa itu
terperanjat. Ia mengubah taktiknya. Bukannya janjijanji, sekarang ia melontarkan ancaman-ancaman,
tetapi semuanya sia-sia belaka. Pelagius yang
berusia tigabelas tahun wafat sebagai seorang
martir pada tahun 925.
P: 26 Juni
PELEUS, NILOS, PARTERMUTIOS dan ELIAS
(† 310)
Dua uskup (Peleus dan Nilos) dan dua orang
awam itu ditangkap di Mesir dan dibuang ke tempat
pertambangan di Palestina. Karena tetap setia pada
iman Kristen, bahkan berani beribadat, mereka
dibakar hidup-hidup.
P: 19 September
PEMBANTU DALAM KESUKARAN (HOLLY
HELPERS IN NEED)
Empat belas orang kudus yang lazimnya
secara khusus dimintai pertolongannya dalam
beraneka kesulitan ialah:
 Santo Akatios
> dalam sakratul maut
 Santo Egidius
> terhadap penyakit
ternak
 Santa Barbara
> pelindung para
tahanan dan supaya mati dalam keadaan baik
 Santo Blasius
> sakit tenggorokan
 Santo Kristoforus
> terhadap kecelakaan
lalu lintas
 Santo Siriakus
> terhadap godaan
setan waktu sakratul maut
738
 Santo Dionisius dari Paris > terhadap skrupel







dan kegelisahan hati
Santo Erasmus
> terhadap bahaya di
laut
Santo Eustakius
> terhadap wabah pes
dan kelaparan
Santo Georgius
> dalam ketakutan
Santa Katarina dari Alexandria > dalam
kesulitan belajar
Santa Margareta dari Antiokia († 307; P: 20
Juli) > terhadap godaan nafsu
Santo Pantaleon
> terhadap macammacam penyakit, dan santo pelindung para
dokter
Santo Vitus
> terhadap penyakit
epilepsy
P: 11 Mei
SANTA PERPETUA dan SANTA FELISITAS (†
202)
Perpetua dan Felisitas hidup di Kartago,
Afrika Utara, pada abad ketiga. Pada masa itu terjadi
penganiayaan yang hebat atas orang-orang Kristen
oleh Kaisar Septimus Severus. Perpetua yang
berusia duapuluh dua tahun adalah puteri seorang
bangsawan kaya. Semenjak kecilnya ia selalu
mendapatkan apa saja yang ia inginkan. Tetapi ia
sadar bahwa ia mengasihi Yesus dan iman
Kristianinya jauh lebih berharga dari apa pun yang
dapat ditawarkan oleh dunia. Oleh karena imannya
itulah ia menjadi seorang tahanan yang siap
menghadapi hukuman mati.
739
Ayah Perpetua adalah seorang kafir. Ia
melakukan segala daya upaya untuk membujuk
puterinya agar mengingkari iman Kristianinya. Ia
berusaha meyakinkan Perpetua akan betapa
pentingnya menyelamatkan nyawanya. Tetapi,
Perpetua tetap pada pendiriannya, meskipun ia tahu
bahwa ia harus meninggalkan suami serta bayinya.
Felisitas, pelayan
Perpetua yang
Kristen, adalah
seorang budak. Ia
dan Perpetua
bersahabat. Mereka
saling berbagi iman
dan cinta akan
Yesus. Felisitas juga
rela kehilangan
nyawanya bagi
Yesus dan bagi
imannya. Oleh sebab
itu ia juga menjadi
seorang tahanan yang siap menghadapi hukuman
mati.
Felisitas adalah seorang isteri. Ketika sedang
di penjara karena imannya, ia juga menjadi seorang
ibu muda pula. Bayinya diangkat anak oleh seorang
wanita Kristen yang baik. Felisitas amat bahagia
karena sekarang ia dapat pergi sebagai martir.
Bergandengan tangan, Perpetua dan Felisitas
menghadapi kemartiran mereka dengan gagah
berani. Mereka dijadikan mangsa binatang-binatang
buas dan kemudian dipenggal kepalanya. Mereka
berdua wafat sekitar tahun 202.
A: Perpetua = yang selamanya; P: 7 Maret
740
PETER (750)
Adalah uskup Damsyik yang dibutakan dan
dipenggal oleh orang Arab, karena dalam kotbahnya
menentang ajaran Mohammad.
P: 4 Oktober
PETER NANGAXI (11 tahun), PETER SANGA (3
tahun) dan PETER KIHIMAN (7 tahun) di penggal
bersama orang tua mereka di Nagasaki Jepang pada
tanggal 10 dan 11 September 1622.
P: 10 September
PETROS BALSAMOS († 310)
Remaja Yudea (Palestina) ini dibujuk oleh
hakim supaya murtad, mengingat umurnya yang
masih muda serta ketampanannya. Tetapi Petrus
menolak, sehingga hakim memerintahkan
pembakaran hidup-hidup.
P: 11 Januari
PETRUS
A: batu karang (Y); bentuk-bentuk lain nama
ini untuk pria adalah: Pedro, Peter, Petros, Piero,
Pierre, Pietre, Pit; untuk wanita adalah: Petra,
Petronella.
PETRUS ARTEMIEV (1665-1700)
Adalah seorang utusan kaisar Rusia. Karena
menjadi Katolik, ia dipenjarakan dalam suatu biara
dan diperlakukan dengan sangat kasar, sehingga
mati muda.
741
SANTO PETRUS CHANEL (1803-28 April
1841)
St. Petrus Chanel dilahirkan dekat Belley,
Perancis pada tahun 1803. Sejak berumur tujuh
tahun, ia menggembalakan
kawanan domba ayahnya.
Meskipun miskin, ia seorang
anak yang cerdas dan saleh.
Suatu hari, seorang imam
paroki yang baik hati berjumpa
dengannya. Imam begitu
terkesan padanya hingga ia
meminta ijin dari orangtuanya
agar diperbolehkan
menyediakan pendidikan bagi
Petrus. Di sekolahnya, dan
kelak di seminari, Petrus
belajar dengan tekun. Ketika
telah ditahbiskan sebagai imam, ia ditugaskan di
sebuah paroki di mana hanya ada sedikit umat
Katolik yang masih mengamalkan imannya. Pastor
Chanel seorang pendoa. Ia baik hati serta lemah
lembut pada setiap orang. Hanya dalam waktu tiga
tahun, terjadi perubahan besar di paroki. Banyak
orang kembali mengasihi Yesus dan Gereja-Nya
dengan segenap hati.
St. Petrus sangat ingin menjadi seorang
misionaris. Ia bergabung dengan ordo religius
Serikat Maria (Misionaris-misionaris Maria). Ia
berharap agar diutus untuk mewartakan Injil kepada
mereka yang masih belum percaya kepada Tuhan.
Beberapa tahun kemudian keinginannya terkabul. Ia
dan sekelompok misionaris Maria diutus ke
kepulauan Lautan Teduh. Pastor Chanel dan seorang
broeder ditugaskan di pulau Futuna. Di sana,
742
penduduk dengan senang hati mendengarkan
khotbah Pastor Chanel. “Orang ini mengasihi kita,”
demikian kata seorang penduduk. “Dan ia sendiri
mengamalkan apa yang ia ajarkan kepada kita.”
Sayang sekali, kepala suku Futuna menjadi iri hati
atas keberhasilan sang imam. Ketika puteranya
sendiri dibaptis, ia menjadi amat murka. Ia
mengirim sepasukan prajurit untuk membunuh sang
misionaris. Sementara terbaring sekarat, yang
dikatakan imam hanyalah, “Aku baik-baik saja.” St.
Petrus Chanel dibunuh pada tanggal 28 April 1841.
Tak lama sesudah kemartirannya, seluruh penduduk
pulau telah menjadi Kristen. Petrus dinyatakan
kudus oleh Paus Pius XII pada tahun 1954.
P: 28 April
SANTO PETRUS CLAVER SJ (1580-8
September 1654)
Imam Spanyol dari Serikat Yesus ini
dilahirkan pada tahun 1580. Ia dikenal sebagai
“rasul para budak”.
Ketika ia masih
seorang seminaris di
Serikat Yesus, ia
merasakan suatu
dorongan yang amat
kuat untuk pergi ke
Amerika Selatan
sebagai seorang
misionaris. Ia menjadi
sukarelawan dan
diutus ke pelabuhan
Cartagena (Kolumbia).
Di sana berdatangan
banyak sekali kapal
743
penuh dengan muatan para budak belian yang
didatangkan dari Afrika untuk dijual.
Melihat himpunan orang-orang malang itu
yang berjubel, sakit serta menderita, hati Petrus
tergerak oleh belas kasihan. Ia bertekad untuk
menolong mereka serta mewartakan Kabar Sukacita
kepada mereka. Begitu sebuah kapal muatan tiba,
Petrus akan segera pergi menyongsongnya dan
menjumpai ratusan budak yang sakit. Ia memberi
mereka makanan serta obat-obatan. Ia membaptis
mereka yang sekarat serta membaptis bayi-bayi. Ia
merawat yang sakit. Sungguh suatu kerja keras
sementara panas menyengat. Seorang yang pernah
satu kali menemani St. Petrus melakukan karyanya
tidak tahan menyaksikan pemandangan yang
memilukan itu. Tetapi Petrus melakukannya selama
empat puluh tahun. Ia membaptis sekitar tiga ratus
ribu orang. Ia selalu berada di sana ketika kapalkapalm itu datang. Ia mencurahkan perhatian serta
kasih sayangnya kepada mereka yang diperlakukan
secara tidak adil oleh masyarakat.
Meskipun majikan para budak itu berusaha
mencegahnya, Pastor Claver tetap saja mengajarkan
iman kepada para budak belian itu. Suatu pekerjaan
yang lamban serta mengecilkan hati. Banyak orang
mencelanya dengan mengatakan bahwa segala yang
ia lakukan itu hanya sia-sia belaka. Menurut mereka,
para budak itu tidak akan pernah memiliki iman.
Tetapi St. Petrus seorang yang amat sabar dan ia
percaya bahwa Tuhan memberkati para budak
tersebut. Ia malahan juga pergi mengunjungi para
budak itu setelah mereka meninggalkan Cartagena.
Pastor Claver tidak pernah lelah mendesak majikan
para budak itu untuk memperhatikan jiwa-jiwa para
budak mereka sementara mereka sendiri perlu
menjadi umat Kristiani yang lebih baik.
744
Empat tahun terakhir dalam hidupnya, Pastor
Claver menderita sakit yang demikian hebat hingga
ia harus tinggal terus dalam kamarnya. Ia bahkan
tidak dapat merayakan Misa. Sebagian besar orang
telah melupakannya, tetapi Pastor Claver tidak
pernah mengeluh. Kemudian, tiba-tiba saja , pada
saat wafatnya pada tanggal 8 September 1654,
sekonyong-konyong seluruh kota terjaga. Mereka
segera sadar bahwa mereka telah kehilangan
seorang kudus. Sejak saat itu, ia tidak pernah lagi
dilupakan. St. Petrus Claver dinyatakan kudus pada
tahun 1888 oleh Paus Leo XIII.
L: imam sedang menolong orang-orang Negro;
P: 9 September
SANTO PETRUS DAMIANUS (1007-1072)
St. Petrus Damianus dilahirkan pada tahun
1007 dan menjadi yatim piatu sejak masih kanakkanak. Ia diasuh oleh
seorang kakaknya yang
menganiaya serta
membiarkannya kelaparan.
Seorang kakaknya yang
lain, Damianus,
mengetahui keadaannya
yang sebenarnya. Ia
membawa Petrus pulang ke
rumahnya. Sejak saat
itulah hidup Petrus berubah
sepenuhnya. Ia
diperlakukan dengan penuh
cinta, kasih sayang serta
perhatian. Begitu
bersyukurnya Petrus hingga
kelak ketika ia menjadi
745
seorang religius, ia memilih nama Damianus sebagai
ungkapan kasih sayang kepada kakaknya. Damianus
mendidik Petrus serta memberinya semangat dalam
belajar. Petrus kemudian mengajar di perguruan
tinggi ketika usianya baru duapuluh tahunan. Ia
menjadi seorang guru yang hebat. Tetapi Tuhan
membimbingnya ke jalan yang tidak pernah
terpikirkan olehnya.
Petrus hidup pada masa di mana banyak
orang dalam Gereja terlalu dipengaruhi oleh tujuantujuan duniawi. Petrus sadar bahwa Gereja adalah
ilahi dan Gereja memiliki rahmat dari Yesus Kristus
untuk menyelamatkan semua orang. Ia ingin agar
Gereja bersinar dengan kemuliaan Kristus. Setelah
tujuh tahun lamanya mengajar, Petrus memutuskan
untuk menjadi seorang biarawan. Ia ingin
menghabiskan sisa hidupnya dengan berdoa serta
bermati raga. Ia akan berdoa dan melakukan silih
agar banyak orang dalam Gereja menjadi kudus.
Demikianlah ia pergi ke biara St. Romualdus. Petrus
Damianus menulis regula (=peraturan biara) bagi
para biarawan. Ia juga menulis riwayat hidup St.
Romualdus, pendiri biara mereka yang kudus. Petrus
menghasilkan banyak karya tulis dalam bidang
teologi untuk membantu umat memperdalam iman
mereka. Dua kali pemimpin biara mengirimnya ke
biara-biara tetangga. Ia membantu para biarawan
untuk memulai pembaharuan yang mendorong
mereka untuk hidup lebih dekat dengan Tuhan. Para
biarawan amat bersyukur sebab Petrus adalah
seorang yang lembut hati serta pantas dihormati.
Petrus pada akhirnya ditarik dari biara. Ia
diangkat menjadi Uskup dan kemudian Kardinal. Ia
diutus dalam tugas-tugas yang amat penting kepada
paus sepanjang hidupnya. St. Petrus Damianus
wafat pada tahun 1072 dalam usia enampuluh lima
746
tahun. Oleh karena ia seorang pahlawan kebenaran
dan seorang pencinta perdamaian, ia dinyatakan
sebagai Pujangga Gereja pada tahun 1828. Puisi
Dante (yang hidup dari tahun 1265 hingga 1321)
mengagumi kebesaran St. Petrus Damianus. Dalam
puisinya, “Komedi Ilahi” Dante menempatkan
Damianus dalam “surga ketujuh”. Itulah tempat bagi
orang-orang kudus yang suka merindukan atau
merenungkan Tuhan.
P: 21 Februari
PETRUS dari ALCANTRA (1499-1562)
Semasa menjadi Provinsial Fransiskan ia
memulai pembaharuan. Para biarawan dibagi-bagi
dalam kelompok kecil supaya dapat hidup secara
sederhana dan miskin sekali. Mereka tidak
bersepatu, pantang daging dan tidak minum anggur.
Kewajiban mereka adalah banyak berdoa dan
bersamadi. Petrus mendukung usaha Santa Teresa
dari Avilla yang juga giat mengadakan pembaharuan
terhadap ordonya. Selain itu ia menulis uraian
tentang doa dan meditasi yang mengalami 200 kali
cetak ulang dan masih diterjemahkan terus hingga
kini.
L: salib dan tengkorak; P: 19 Oktober
PETRUS dari VERONA (1205-1252)
Biarawan Dominikan ini terkenal sebagai
pengkotbah dan pentobat banyak orang yang
disesatkan oleh bidaah di Italia Utara. Ia dibunuh
oleh pendukung bidaah, tetapi sebelum
menghembuskan nafas terakhir Petrus sempat
menulis ‘CREDO’ dengan darahnya sendiri.
B: Petrus Martir; P: 29 April
747
PETRUS FABER SJ (1506-1546)
Adalah teman sekuliah Santo Ignasius dan
Santo Fransiskus Xaverius di Paris. Ia terkenal
sebagai pengkotbah dan pemberi retret atau latihan
rohani. Sering ia ditugaskan sebagai utusan paus ke
wilayah-wilayah Protestan di Jerman, Spanyol dan
Belgia. Ia menarik Santo Petrus Kanisisus ke dalam
Serikat Jesus.
P: 2 Agustus
SANTO PETRUS KANISIUS SJ (1521-1597)
Petrus, seorang Belanda, dilahirkan pada
tahun 1521. Ayahnya menghendaki agar ia kelak
menjadi seorang pengacara.
Untuk menyenangkan hati
ayahnya, Petrus muda mulai
belajar ilmu hukum sebelum
ia menyelesaikan seluruh
mata pelajarannya yang
lain. Namun demikian,
segera saja ia menyadari
bahwa ia tidak akan pernah
bahagia dengan profesi
tersebut. Pada waktu itu,
semua orang sedang
membicarakan tentang
khotbah Beato Petrus Faber
yang mengagumkan. Pastor
Faber adalah salah seorang dari anggota Serikat
Yesus yang pertama. Ketika Petrus Kanisius
mendengarkan khotbah Pastor Faber, ia tahu bahwa
ia juga akan berbahagia melayani Tuhan sebagai
seorang Yesuit. Jadi, ia bergabung dengan Serikat
748
Yesus. Setelah beberapa tahun dilewatkannya
dengan belajar dan berdoa, ia ditahbiskan sebagai
seorang imam.
St. Ignatius segera menyadari betapa taat
serta penuh semangatnya St. Petrus Kanisius. St.
Ignatius mengutusnya ke Jerman di mana St. Petrus
kemudian berkarya selama empatpuluh tahun
lamanya. Sangatlah sulit menyebutkan semua karya
besar St. Petrus Kanisus, doa-doanya serta
pengorbanannya sepanjang waktu itu. Yang menjadi
perhatian utamanya adalah menyelamatkan banyak
penduduk Jerman dari bidaah-bidaah pada masa itu.
Ia juga berdaya upaya untuk membawa kembali
mereka yang telah menerima ajaran-ajaran sesat
tersebut ke pangkuan Gereja Katolik. Dikisahkan
bahwa ia menempuh jarak kurang lebih duapuluh
ribu mil (± 32,187 km) dalam waktu tiga puluh
tahun. Perjalanan sejauh itu ditempuhnya dengan
berjalan kaki atau dengan menunggang kuda.
Meskipun banyak kesibukannya, St. Petrus Kanisius
masih sempat juga menulis banyak buku tentang
iman. Ia menyadari betapa pentingnya buku itu.
Jadi, ia mengadakan kampanye untuk menghentikan
diperjualbelikannya buku-buku yang tidak baik.
Sementara itu, ia melakukan segala daya upaya
untuk menyebarluaskan buku-buku yang baik, yang
mengajarkan iman. Dua buah buku katekese yang
ditulis oleh St. Petrus Kanisius menjadi demikian
disukai hingga harus dicetak ulang lebih dari
duaratus kali dan diterjemahkan ke dalam limabelas
bahasa.
Kepada mereka yang mengatakan bahwa ia
bekerja terlalu keras, St. Petrus Kanisius akan
menjawab, “Jika kamu mempunyai terlalu banyak
perkara untuk dikerjakan, maka dengan bantuan
Tuhan, kamu akan memperoleh cukup waktu untuk
749
mengerjakan semuanya.” Santo yang
mengagumkan ini wafat pada tahun 1597. Ia
dinyatakan sebagai Doktor Gereja oleh Paus Pius XI
pada tahun 1925.
Petrus Kanisius (1521-1597), ‘Rasul Jerman
yang kedua’ dan pujangga Gereja; lahir di
Nijmegen dan meniggal di Fribourg Swiss; A:
Kanisius: anjing; L: seorang imam memegang
buku katekismus; P: 21 Desember atau 27 April
SANTO PETRUS KRISOLOGUS (380-2
Desember 450)
Petrus dilahirkan di sebuah kota kecil di
Imola, di wilayah Italia Utara, sekitar Tahun 380. Ia
hidup pada abad kelima.
Uskup Kornelius dari Imola
membimbingnya dan
mentahbiskannya sebagai
seorang diakon. Bahkan
sejak masih kanak-kanak,
Petrus mengerti bahwa
seseorang sungguh adalah
seorang yang besar hanya
jika ia dapat mengendalikan
emosinya dan mengenakan
semangat Kristus.
Ketika Uskup Agung
Ravenna, Italia, wafat,
Petrus ditunjuk oleh Paus St Leo Agung untuk
menggantikannya. Peristiwa ini terjadi sekitar tahun
433. Sebagai seorang imam dan uskup, St Petrus
berkarya secara efektif. Ia berjuang keras untuk
menghapuskan kekafiran yang masih ada dalam
keuskupannya. Ia membantu umatnya bertumbuh
dalam iman. St Petrus menjadi terkenal sebagai
seorang pengkhotbah. Sungguh, “Krisologus” artinya
750
“perkataan emas”. Namun demikian, semua khotbah
ataupun homilinya singkat saja. Ia khawatir para
pendengarnya menjadi bosan. Di samping itu,
khotbah-khotbahnya pun bukanlah sesuatu yang
luar biasa istimewa ataupun indah. Namun, pesanpesan yang disampaikannya jauh lebih berharga
daripada emas. Ia berkhotbah dengan semangat
begitu rupa hingga mampu menggugah hati para
pendengar yang mendengarkannya dengan
terpukau. Dalam khotbah-khotbahnya, St Petrus
mendesak setiap orang untuk menerima Yesus
sesering mungkin dalam Komuni Kudus. Ia ingin
agar semua orang menyadari bahwa Tubuh Tuhan
haruslah menjadi santapan setiap hari bagi jiwa.
Uskup yang baik ini juga berjuang demi persatuan
segenap anggota Gereja Katolik. Ia berusaha
mengatasi segala kebingungan yang ada dalam
umat tentang iman Katolik. Ia juga senantiasa
mengusahakan damai. St Petrus Krisologus wafat
pada tanggal 2 Desember 450 di kota kelahirannya,
Imola, Italia. Oleh karena khotbah-khotbahnya yang
mengagumkan, yang begitu kaya akan pengajaran,
pada tahun 1729 Paus Benediktus XIII
memaklumkan St Petrus sebagai Doktor Gereja.
Peringatan Santo Petrus Krisologus setiap tanggal 30
Juli.
PETRUS LIN († 1834)
Awam Kristen berkebangsaan Tionghoa ini
dibuang ke Mongolia, tetapi pulang kembali dan
menguatkan iman anak-anaknya yang disekap
dalam penjara. Lalu ia disergap dan digantung.
P: 17 Maret
751
PETRUS NOLASKUS (1182-1256)
Mengabdikan seluruh hidupnya untuk
membebaskan 890 budak-budak belian dan tahanan
Kristen dari penjara-penjara Islam di Afrika Utara.
P: 28 Januari
PETRUS ORSEOLA (928-987)
Pemimpin angkatan laut yang pernah
menghantam pembajak dan menjadi ‘Doge’
(=kepala Negara) Republik Venesia ini berhasil
menertibkan kembali pemerintah republic yang
dikacaukan oleh pendahulunya. Katanya,
pendahulunya terbunuh dalah suatu huru-hara atas
hasutan Petrus. Setelah membangun kembali rumah
sakit dan katedral, ia diam-diam meninggalkan
anak-isteri serta jabatannya dan menjadi rahib. Ia
bertapa di Spanyol bersama Santo Romualdus.
P: 10 Januari
SANTO PETRUS RASUL († 64)
Petrus, paus pertama kita, adalah seorang
nelayan dari Galilea. Yesus memanggilnya untuk
mengikuti Dia, “Aku akan
menjadikan engkau penjala
manusia.” Petrus adalah
seorang sederhana yang giat
bekerja. Ia murah hati, jujur
dan amat dekat dengan
Yesus. Nama asli rasul besar
ini adalah Simon, tetapi
Yesus mengubahnya menjadi
Petrus, yang artinya “batu
karang”. “Engkaulah Petrus,”
kata Yesus, “dan di atas batu
karang ini Aku akan
752
mendirikan Gereja-Ku.” Petrus adalah pemimpin
para rasul.
Ketika Yesus ditangkap, Petrus ketakutan.
Saat itulah ia berbuat dosa dengan menyangkal
Kristus sebanyak tiga kali. Rasa takut akan
keselamatan diri sendiri menguasainya. Tetapi,
Petrus menyesali perbuatannya dengan sepenuh
hati. Ia mengangisi penyangkalannya sepanjang
hidupnya. Yesus mengampuni Petrus. Sesudah
kebangkitan-Nya, Ia bertanya tiga kali kepada
Petrus, “Apakah engkau mengasihi Aku?” Jawab
Petrus, “Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau
tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.” Sesungguhnya,
Yesus memang tahu! Petrus benar. Dengan lembut
Yesus berkata, “Gembalakanlah domba-domba-Ku.”
Yesus mengatakan kepada Petrus untuk mengurus
Gereja-Nya, sebab Ia akan naik ke surga. Yesus
menetapkan Petrus sebagai pemimpin para
pengikut-Nya.
Di kemudian hari Petrus pergi dan tinggal di
Roma. Roma adalah pusat seluruh Kerajaan Romawi.
Di sana, Petrus mempertobatkan banyak orang.
Ketika penganiayaan yang kejam terhadap orangorang Kristen dimulai, umat memohon pada Petrus
untuk meninggalkan Roma dan menyelamatkan diri.
Menurut tradisi, ia memang sedang dalam
perjalanan meninggalkan Roma ketika ia berjumpa
dengan Yesus di tengah jalan. Petrus bertanya
kepada-Nya, “Tuhan hendak ke manakah Engkau
pergi?” Jawab Yesus, “Aku datang untuk disalibkan
yang kedua kalinya.” Kemudian St. Petrus berbalik
dan kembali ke Roma. Ia mengerti bahwa
penglihatannya berarti bahwa ia harus menderita
dan wafat bagi Yesus. Segera Petrus ditangkap dan
dijatuhi hukuman mati. Karena ia bukan
warganegara Romawi, sama seperti Yesus, ia dapat
753
disalibkan. Kali ini ia tidak menyangkal Kristus. Kali
ini ia siap untuk wafat bagi-Nya. Petrus minta agar
disalibkan dengan kepalanya di bawah, sebab ia
merasa tidak layak menderita seperti Yesus. Para
prajurit Romawi tidak merasa aneh akan
permintaannya, sebab para budak disalibkan dengan
cara demikian. St. Petrus wafat sebagai martir di
Bukit Vatikan sekitar tahun 67. Pada abad keempat,
Kaisar Konstantin membangun sebuah gereja besar
di atas tempat sakral tersebut. Penemuan-penemuan
kepurbakalaan baru-baru ini menegaskan kisah
sejarah tersebut.
Petrus († 64), pemimpin para Rasul, martir di
Roma. L: dua kunci bersilangan; P: 29 Juni
bersama dengan Santo Paulus
PETRUS RYOU (†1839)
Ialah anak sulung Agustinus Ryou. Ayahnya
adalah pejabat tinggi Korea yang disiksa dan
dipenggal karena imannya. Petrus sendiri pergi ke
pengadilan dan mengakui Kristen, karena di rumah
ibu dan adik perempuannya terus mendesaknya
supaya murtad. Karena hukum Korea tidak
membenarkan hukuman mati terhadap pemuda,
maka ia diam-diam dicekik oleh algojo bayaran.
Sebab, hakim jengkel tidak berhasil memurtadkan
pemuda ini dengan segala macam siksaan yang
ngeri.
P: 2 atau 26 September
PETRUS VENERABILIS (1094-1156)
Menjadi pemimpin biara Cluny Perancis
(Venerabilis = Yang Pantas Di hormati). Ia membela
cara hidup dalam biara yang boleh mempunyai milik
754
terhadap serangan Santo Bernardus dari Calirvaux.
Petrus sering berhasil mendamaikan permusuhan. Ia
murah hati dan mengusahakan terjemahan Al-Quran
untuk pertama kalinya ke dalam bahasa Barat
(Latin)
P: 25 Desember
SANTO PETRUS YULIANUS EYMARD
(1811-1 Agustus 1868)
Pada tahun 1811 Petrus Yulianus Eymard
dilahirkan di sebuah kota kecil yang termasuk dalam
wilayah keuskupan
Grenoble, Perancis.
Bersama ayahnya, Petrus
bekerja membuat serta
memperbaiki pisau hingga
usianya delapan belas
tahun. Waktu luangnya
dipergunakannya untuk
belajar. Ia belajar sendiri
bahasa Latin dan menerima
bimbingan rohani dari
seorang imam yang baik
hati. Petrus ingin sekali
menjadi seorang imam.
Ketika usianya dua puluh tahun, Petrus memulai
pelajarannya di Seminari Grenoble. Petrus Yulianus
akhirnya ditahbiskan menjadi seorang imam pada
tahun 1834 dan selama lima tahun berikutnya ia
melayani di dua paroki. Umat menyadari betapa
Pastor Eymard telah menjadi berkat bagi mereka
semua.
Ketika P. Eymard meminta ijin kepada Bapa
Uskup untuk menggabungkan diri dengan suatu ordo
baru, yaitu Ordo Marists, Bapa Uskup memberikan
persetujuannya. P. Eymard kemudian menjadi
direktur rohani bagi para seminaris Marists. Pada
755
tahun 1845, ia diangkat menjadi Superior (=
pembesar biara) Lyon, Perancis. Tetapi meskipun P.
Eymard melaksanakan begitu banyak tugas yang
dibebankan kepadanya dengan giat sepanjang
hidupnya, P. Eymard akan selalu dikenang secara
istimewa untuk sesuatu yang lain.
P. Eymard mempunyai cinta yang menyalanyala kepada Ekaristi Kudus. Ia amat terpesona
dengan kehadiran Yesus dalam Ekaristi. Ia suka
sekali meluangkan waktu setiap hari untuk
melakukan adorasi (= sembah sujud) kepada
Sakramen Maha Kudus. Pada Pesta Corpus Christi,
yaitu Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus, P. Eymard
dianugerahi suatu pengalaman rohani yang amat
dahsyat. Sementara ia membawa Hosti Kudus dalam
prosesi, ia merasakan kehadiran Yesus, bagaikan
suatu kehangatan dari sumber api. Hosti itu serasa
menyelebunginya dengan kasih dan cahaya. Dalam
hatinya, P. Eymard berdoa kepada Tuhan tentang
kebutuhan-kebutuhan rohani dan jasmani umatnya.
Ia memohon agar kerahiman dan belas kasih Yesus
menyentuh hati setiap orang seperti ia sendiri
disentuh melalui Ekaristi.
Pada tahun 1856, P. Eymard mengikuti
inspirasi yang telah didoakannya selama bertahuntahun. Dengan persetujuan dari para pembesarnya,
P. Eymard membentuk ordo religius yang
beranggotakan para imam yang ber-adorasi kepada
Ekaristi Kudus. Mereka dikenal sebagai Para Imam
dari Sakramen Maha Kudus, s.s.s. Dua tahun setelah
ordo para imam dibentuk, P. Eymard membentuk
ordo untuk para biarawati, Abdi Allah dari Sakramen
Maha Kudus. Sama seperti para imam, para
biarawati juga mempunyai cinta yang istimewa
kepada Yesus dalam Ekaristi Kudus. Para imam dan
biarawati dari Sakramen Maha Kudus membaktikan
756
hidup mereka dalam adorasi kepada Yesus. P.
Eymard juga membentuk kelompok-kelompok dalam
gerejanya guna membantu umatnya mempersiapkan
diri untuk menyambut Komuni Kudusnya yang
Pertama. Ia menulis beberapa buku mengenai
Ekaristi yang telah diterjemahkan ke dalam berbagai
macam bahasa. Buku-buku itu masih beredar hingga
sekarang.
P. Eymard hidup pada masa yang sama
dengan seorang kudus lainnya yang akan kita
rayakan pestanya besok, tanggal 4 Agustus, yaitu
St. Yohanes Vianney. Mereka berdua bersahabat dan
masing-masing saling mengagumi yang lainnya.
Pastor Vianney mengatakan bahwa Pastor Eymard
adalah seorang kudus dan ia menambahkan,
“Adorasi oleh para imam! Betapa baiknya! Aku akan
berdoa setiap hari bagi karya Pastor Eymard.” St.
Petrus Yulianus Eymard melewatkan empat tahun
terakhir hidupnya dalam penderitaan hebat. Di
samping penderitaan jasmani, ia juga harus
menderita karena berbagai masalah dan kecaman.
Namun P. Eymard tetap setia dalam adorasinya
kepada Sakramen Maha Kudus. Kesaksian hidupnya
serta pengorbanannya mendorong banyak orang
lainnya untuk menjawab panggilan hidup mereka
dengan bergabung dalam ordo-ordo religius. P.
Eymard wafat pada tanggal 1 Agustus 1868 dalam
usia lima puluh tujuh tahun. Ia dinyatakan kudus
oleh Paus Yohanes XXIII pada tanggal 9 Desember
1962. Dirayakan setiap tanggal 2 Agustus.
PIONUS († 250)
Adalah seorang imam dan pengkotbah yang
cerdas. Ia menjelajahi banyak tempat dan akhirnya
ditangkap ketika sedang merayakan pesta Santo
757
Polikarpus. Setelah diinterogasi dan dipaksa supaya
menyembah berhala, ia dipaku pada tiang dan
dibakar.
P: 11 Maret
SANTO PAUS PIUS V (1504-1 Mei 1572)
Paus yang kudus ini dilahirkan di Italia pada
tahun 1504. Ia dibaptis dengan nama Antonius
Ghislieri. Antonius
sungguh ingin menjadi
seorang imam, tetapi
tampaknya anganangannya itu tidak
akan pernah menjadi
kenyataan.
Orangtuanya miskin.
Mereka tidak punya
cukup uang untuk
menyekolahkannya.
Suatu hari, dua orang
imam Dominikan
datang ke rumahnya
dan bertemu dengan
Antonius. Para imam
itu amat suka
kepadanya hingga mereka bersedia mengurus
pendidikannya. Demikianlah, pada usia empat belas
tahun, Antonius bergabung dalam Ordo Dominikan.
Ia memilih nama “Mikhael”. Setelah menamatkan
studinya, ia ditahbiskan sebagai imam. Kemudian ia
ditahbiskan pula sebagai uskup dan kardinal.
Dengan gagah berani ia mempertahankan
ajaran-ajaran Gereja dari mereka yang berusaha
menentangnya. Ia senantiasa hidup dengan
bermatiraga. Ketika usianya enam puluh satu tahun,
758
ia dipilih menjadi paus. Ia memilih nama Paus Pius
V. Dulu ia seorang bocah penggembala domba yang
miskin. Sekarang ia adalah pemimpin tertinggi
Gereja Katolik di seluruh dunia. Walaupun demikian,
paus tetap rendah hati dan sederhana seperti sedia
kala. Ia masih mengenakan jubah Dominikan-nya
yang putih, jubah tua yang selama ini dikenakannya.
Dan tak seorang pun dapat membujuknya untuk
menggantinya.
Paus Pius V harus menghadapi banyak
tantangan. Ia menimba kekuatan dari salib Yesus.
Setiap hari ia merenungkan sengsara dan wafat
Kristus. Pada waktu itu, bangsa Turki berusaha
menguasai seluruh wilayah Kristen. Mereka
mempunyai armada angkatan laut yang hebat di
Laut Tengah. Bala tentara Kristen bertempur
melawan mereka di suatu wilayah yang disebut
Lepanto, dekat Yunani. Sejak saat bala tentaranya
keluar untuk berperang, Bapa Suci terus-menerus
berdoa rosario. Ia mendorong umatnya untuk
melakukan hal yang sama. Puji syukur atas bantuan
Bunda Maria, bala tentara Kristen menang mutlak
atas musuhnya. Sebagai ungkapan terima kasih
kepada Bunda Maria, St. Pius V menetapkan Pesta
SP Maria Ratu Rosario yang kita rayakan setiap
tanggal 7 Oktober. Paus Pius V wafat di Roma pada
tanggal 1 Mei 1572. Pestanya dirayakan pada
tanggal 30 April karena tanggal 1 Mei adalah pesta
St. Yusuf Pekerja. Pius V dinyatakan kudus oleh Paus
Klemens XI pada tahun 1712.
SANTO PAUS PIUS X (1835-20 Agustus
1914)
Giuseppe (= Yosef) Sarto adalah seorang
pelajar miskin di Italia yang kelak menjadi seorang
759
Paus! Giuseppe dilahirkan pada tahun 1835 di Riese,
Italia sebagai anak kedua dari delapan bersaudara.
Dalam keluarga, ia biasa dipanggil dengan nama
kesayangan "Beppi". Ayahnya seorang pegawai pos.
Papa dan Mama Sarto mengajarkan cinta kasih
kepada Yesus dan Gereja-Nya kepada kedelapan
anak mereka melalui teladan cinta kasih dalam
rumah mereka. Melebihi segalanya, Giuseppe ingin
menyerahkan hidupnya untuk membawa banyak
orang ke surga. Ia rindu menjadi seorang imam. Dan
untuk itu, ia dan keluarganya harus banyak
berkorban agar ia dapat bersekolah di seminari. Itu
bukan masalah baginya. Ia bahkan biasa berjalan
bermil-mil jauhnya dengan kaki telanjang ke sekolah
agar sepatunya yang satu-satunya jangan sampai
rusak. Ketika usianya 23 tahun, Giuseppe
ditabhiskan menjadi seorang imam. Don Sarto (Don,
Italia, artinya Pater) berkarya di paroki-paroki
miskin selama tujuhbelas tahun. Semua orang
mengasihinya. Don Sarto biasa memberikan segala
yang ia miliki demi membantu mereka yang
membutuhkan. Seringkali saudarinya harus
menyembunyikan sebagian pakaiannya agar jangan
760
sampai Don Sarto tidak mempunyai pakaian untuk
dikenakan. Bahkan setelah Don Sarto diangkat
menjadi Uskup kota Mantua dan kemudian diangkat
lagi menjadi Kardinal, ia masih suka membagibagikan apa yang ia miliki kepada mereka yang
berkekurangan. Ia tidak menyimpan apa-apa bagi
dirinya sendiri.
Ketika Paus Leo XIII wafat pada tahun 1903,
Kardinal Sarto diangkat menjadi paus. Ia memilih
nama Pius X. Ketika Mama Sarto datang
mengunjunginya di Vatican, Paus Pius X
menunjukkan kepada ibunya cincin kepausannya.
Mama Sarto berkata, “Kamu tidak akan mengenakan
cincin itu hari ini, jika aku tidak terlebih dahulu
mengenakan cincin ini,” kemudian Mama Sarto
menunjukkan kepada Paus cincin emas ikatan
perkawinannya. Secara istimewa Paus Pius X
dikenang karena kasihnya yang berkobar-kobar
kepada Ekaristi Kudus. Bapa Suci mendorong semua
orang untuk menyambut Yesus sesering mungkin,
bahkan tiap hari! Ia juga menetapkan ketentuan
yang mengijinkan anak-anak menyambut Komuni
Kudus juga. Sebelumnya, anak-anak harus
menunggu hingga usia 12-14 tahun untuk dapat
menyambut Tuhan. Paus yakin bahwa Komuni Kudus
memberi kekuatan yang diperlukan untuk
melakukan segala sesuatu demi kasih kepada Yesus!
Paus Pius X percaya teguh dan amat
mencintai iman Katolik. Ia menghendaki setiap
orang Katolik mengenal dan mencintai keindahan
kebenaran ajaran iman Katolik. Ia amat peduli pada
tiap-tiap orang, mengenai kebutuhan rohani maupun
kebutuhan jasmaninya. Ia mendorong para imam
dan para katekis membantu orang banyak mengenal
iman mereka. Pius X juga mengerahkan banyak
tenaga untuk memperbaharui liturgi, Sepanjang
761
hidupnya ia tertarik pada musik-musik sakral dan
mendorong digunakannya Lagu-lagu Gregorian di
setiap paroki. Namun demikian, ia menjelaskan
bahwa ia beranggapan usaha untuk menggantikan
segala bentuk musik Gereja lainnya dengan Lagu
Gregorian tidaklah dikehendaki. Ia mendorong
digunakannya juga komposisi modern dalam liturgi,
selama komposisi modern ini memenuhi standard
musik liturgi Gereja. Paus Pius X juga merevisi
Ibadat Harian Gereja.
Paus Pius X teramat menderita ketika pecah
Perang Dunia I. Ia tahu bahwa akan ada banyak
orang terbunuh. Ia mengatakan, "Aku akan dengan
senang hati menyerahkan nyawaku demi
menyelamatkan anak-anakku yang malang dari
penderitaan yang mengerikan ini." Paus Pius X wafat
pada tanggal 20 Agustus 1914. Dalam surat
wasiatnya ia menulis, "Saya dilahirkan miskin, saya
hidup miskin, saya berharap mati miskin." Paus Pius
X dikanonisasi oleh Paus Pius XII pada tahun 1954.
Pestanya dirayakan setiap tanggal 21 Agustus.
PIUS X (1835-1914), paus; lahir di Riese
(Italia Utara). L: paus memakai jubah putih
sedang menerimakan komuni pertama kepada
anak kecil; P: 21 Agustus
"Komuni Kudus adalah jalan tersingkat dan teraman
menuju Surga." ~ St Paus Pius X
PLASIDUS (abad ke-6)
Ialah murid Santo Benediktus dan biarawan
yang saleh.
A: halus, ramah; B: Plasida (♀); P: 15 Januari
PLATON (735-814)
762
Abbas biara di gunung Olympos (Yunani) ini
berhasil memperbaharui semangat hidup rohani
dalam biara. Pada hari tuanya ia mengundurkan diri
menjadi pertapa dengan hidup yang sangat keras. Ia
dibuang karena melawan kaisar yang main kawin
cerai saja.
P: 4 April
SANTO POLIKARPUS (75-155)
Polikarpus dilahirkan antara tahun 75 hingga
80. Ia menjadi seorang Kristen ketika pengikut
Kristus masih sedikit
jumlahnya.
Sesungguhnya, Polikarpus
adalah murid dari salah
seorang rasul, yaitu St.
Yohanes. Apa yang telah
dipelajarinya dari St.
Yohanes diajarkannya
kepada yang lain.
Polikarpus menjadi
seorang imam dan
kemudian Uskup Smyrna
yang sekarang adalah
Turki. Ia menjadi Uskup
Smyrna untuk masa yang
cukup lama. Jemaat
Kristiani mengenalnya sebagai seorang gembala
umat yang kudus serta pemberani.
Pada masa itu, umat Kristen mengalami
penganiayaan serta pembantaian dalam masa
pemerintahan Kaisar Markus Aurelius. Seseorang
mengkhianati Polikarpus dan melaporkannya kepada
penguasa. Ketika orang-orang yang hendak
menangkapnya datang, Polikarpus terlebih dulu
763
mengundang mereka bersantap bersamanya.
Kemudian ia meminta mereka untuk mengijinkannya
berdoa sejenak. Hakim berusaha memaksa Uskup
Polikarpus menyelamatkan diri dari maut dengan
mengutuk Yesus. “Aku telah melayani Yesus seumur
hidupku,” jawab orang kudus itu, “dan Ia tidak
pernah mengecewakanku. Bagaimana mungkin aku
mengutuk Raja-ku yang rela wafat bagiku?”
Para prajurit mengikat kedua belah tangan
St. Polikarpus dibelakang punggungnya. Kemudian
uskup tua itu ditempatkan diatas api unggun yang
disulut hingga berkobar-kobar. Tetapi, api tidak
menyakitinya sedikit pun. Salah seorang prajurit
kemudian menikamkan sebilah pedang ke lambung
uskup. Demikianlah, pada tahun 155, Polikarpus
wafat sebagai martir. Ia pergi untuk tinggal selamalamanya bersama Majikan Ilahi yang telah
dilayaninya dengan gagah berani. Perayaan
memperingatinya setiap 23 Februari.
Polikarpus (75-155), uskup dan martir di
Smyrna Turki; P: 23 Februari
“Selama delapanpuluh enam tahun aku melayani Yesus
Kristus dan tidak pernah Ia meninggalkan aku.” ~ St.
Polikarpus
POLYEUKTOS (abad ke-4)
Menjadi Kristen karena mendapat suatu
penglihatan dan ajakan temannya yang bernama
Nearkos. Perwira Romawi ini tidak mau
meninggalkan imannya, meskipun dibujuk oleh
istrinya dan iparnya, yaitu gubernur Felix. Ia di
hormati sebagai santo pelindung orang yang
mengangkat sumpah.
P: 13 Februari
764
SANTO PAUS PONTIANUS († 235) dan
SANTO HIPPOLITUS
Maximinus menjadi kaisar Roma pada tahun
235. Begitu naik tahta, ia mulai melakukan
penganiayaan terhadap orang-orang Kristen. Salah
satu hukuman yang paling sering dijatuhkan pada
para uskup dan imam adalah pembuangan ke
daerah-daerah pertambangan yang berbahaya dan
tidak sehat di Sardinia, Italia. Penganiayaan inilah
yang mempertemukan kedua martir yang pestanya
kita rayakan pada hari ini.
St. Pontianus diangkat sebagai paus setelah
wafatnya Urbanus I pada tahun 230. Ketika
Maximinus menjadi
kaisar, Pontianus
melayani Gereja
dengan
penderitaannya di
tambang-tambang
Sardinia. St. Hippolitus
adalah seorang imam
dan sarjana gereja di
Roma. Ia menulis
banyak karya-karya
mengagumkan
mengenai teologi. Ia juga seorang guru yang hebat
pula. Hippolitus merasa kecewa dengan Paus St.
Zephyrinus, yang wafat sebagai martir pada tahun
217. Hippolitus merasa bahwa paus kurang cepat
tanggap dalam mencegah orang-orang mengajarkan
ajaran-ajaran sesat. Pengganti St. Zephyrinus
adalah St. Kalistus I. Hippolitus kurang setuju
dengan paus yang baru ini. Hippolitus sendiri
765
mempunyai sejumlah besar pengikut. Para
pengikutnya mendesaknya agar ia mau diangkat
sebagai paus. Hippolitus setuju. Ia memutuskan
hubungan dengan Gereja dan menjadi paus
tandingan. Ketika penganiayaan dimulai, ia
ditangkap dan dikirim ke Sardinia. Di sana, dalam
keadaan sengsara, ketika para musuh umat Kristiani
tertawan, suatu karya penyembuhan yang ajaib
terjadi.
Paus Pontianus dan Hippolitus saling bertemu
di pembuangan. Hippolitus tersentuh dengan
semangat kerendahan hati paus. Ia mohon
diperbolehkan kembali dalam pelukan Gereja;
segera ia merasakan segala amarah dan kecewanya
diambil dari hatinya. Paus Pontianus dapat
memahami sang imam dan mengasihinya. Bapa Suci
tahu bahwa mereka perlu saling membantu serta
menguatkan dalam kasih Yesus. Kedua orang kudus
tersebut wafat sebagai martir dan untuk selamanya
dikenang sebagai saksi pengampunan dan
pengharapan Kristiani. Santo Pontianus diperingati
setiap tanggal 13 Agustus.
PORFIRIOS († 310)
Pelayan berusia 18 tahun ini ketahuan
beragama Kristen ketika minta boleh menguburkan
mayat-mayat para martir di Sesarea (Palestina).
Akibatnya, ia disiksa dengan kejam dan dikubur
hidup-hidup bersama orang Kristen lain.
A: merah ungu; P: 16 Februari
SANTO PORKARIUS dkk († 732)
Pada abad kelima, suatu biara besar bagi
para biarawan didirikan di pesisir Provence yang
766
sekarang berada di selatan Perancis. Biara itu
disebut Biara Lerins. Biara ini penuh dengan banyak
biarawan kudus. Pada abad kedelapan, komunitas
Lerins terdiri dari para biarawan, novis, murid dan
pemuda yang tertarik untuk menjadi biarawan.
Seluruhnya berjumlah lebih dari limaratus orang.
Sekitar tahun 732, Abbas Porkarius mendapat
semacam wahyu atau nubuat. Tak lama lagi biara
akan diserang oleh para penyerang barbar. Abbas
Porkarius menaikkan segenap murid dan tigapuluh
enam biarawan yang lebih muda dalam kapal. Lalu
ia menyuruh mereka segera berlayar agar selamat.
Karena tak ada lagi kapal yang tersisa, ia
mengumpulkan semua anggota komunitas yang
masih tersisa sekelilingnya. Tak seorang pun
mengeluh karena tertinggal. Sebaliknya, mereka
berdoa bersama memohon kekuatan. Mereka
memohon kepada Tuhan karunia untuk mengampuni
musuh mereka. Segera kaum Saracens dari Spanyol
atau Afrika Utara mendaratkan kapal-kapal mereka
dan menyerang para biarawan, seperti yang telah
dinubuatkan sang abbas. Para biarawan berdoa dan
saling menguatkan satu sama lain agar dapat
dengan gagah berani menanggung derita dan mati
demi Kristus. Para penyerang menyerbu dan
membantai semua kurbannya terkecuali empat
orang yang mereka tawan sebagai budak. St
Porkarius dan para biarawan Lerins wafat sebagai
martir yang gagah berani bagi Yesus, dan diperingati
setiap tanggal 12 Agustus.
SANTO PORPHYRIUS (347-420)
Porphyrius dilahirkan pada abad kelima dalam
keluarga bangsawan yang kaya. Ia meninggalkan
keluarganya ketika ia berusia duapuluh lima tahun.
767
Porphyrius pergi ke Mesir untuk menggabungkan diri
dalam sebuah biara. Setelah lima tahun, ia
mengadakan perjalanan ke Yerusalem. Ia ingin
mengunjungi tempat-tempat di mana Yesus pernah
berada semasa hidup-Nya di dunia.
Porphyrius amat terkesan dengan Tanah Suci.
Kasihnya kepada Yesus membuatnya semakin sadar
akan penderitaan kaum miskin. Di rumahnya di
Tesalonika, ia tak pernah tahu bagaimana rasanya
menjadi miskin. Ia masih memiliki segala yang
diwariskan orangtuanya kepadanya, tapi tidak untuk
jangka waktu yang lama. Ia meminta temannya Markus - untuk pergi ke Tesalonika dan menjual
segala harta miliknya. Setelah tiga bulan, Markus
kembali dengan uang. Porphyrius lalu membagibagikannya kepada mereka yang sungguh
membutuhkannya.
Pada usia empatpuluh tahun Porphyrius
ditahbiskan sebagai imam dan kepadanya
dipercayakan pemeliharaan reliqui salib asli Yesus.
Porphyrius selanjutnya ditahbiskan sebagai Uskup
Gaza. Ia bekerja giat untuk menghantar banyak
orang percaya kepada Yesus dan menerima iman.
Tetapi, kerja kerasnya menghasilkan buah amat
lambat dan membutuhkan kesabaran yang luar
biasa. Mayoritas penduduk pada waktu itu bertaut
pada praktek-praktek kafir dan takhayul. Meski
Porphyrius dapat mengakhiri banyak dari praktekpraktek ini, ia juga mendapat banyak musuh yang
membuatnya banyak menderita. Yang lain, yang
adalah umat Kristiani, amat mengasihi dan
mengagumi Porphyrius. Mereka berdoa dan
bermatiraga untuknya. Mereka memohon Tuhan
untuk menjaga dan melindunginya. Uskup
Porphyrius menghabiskan bertahun-tahun lamanya
guna memperkuat komunitas Kristiani. Ia
768
memaklumkan dengan tegas segala yang diyakini
teguh umat Kristiani. St Porphyrius wafat pada
tahun 420, dan dirayakan setiap tanggal 26
Februari.
POTAMIENA († 202)
Ketika bersama ibunya, Santa Marsela (P: 28
Juni), diiringkan oleh tentara Basilides ke tempat
penjagalan, ia justru berterimakasih kepadanya dan
berjanji memintakan rahmat Tuhan untuknya. Tubuh
mereka dituangi ter panas dan kemudian dibakar.
Tiga hari berikutnya Potamiena menampakkan diri
kepada Basilides (P: 30 Juni), sehingga ia bertobat
dan mati sebagai saksi iman juga di Alexandria
(Mesir)
P: 28 Juni
PRISKA (abad ke-1)
Isteri Akwila dan murid Santo Paulus.
PROKOPIUS († 303)
Penduduk asli Yerusalem ini menjadi lector
dan pengusir roh-roh jahat. Ia amat sederhana dan
rendah hati, sehingga di hormati oleh penduduk
sekitarnya. Pada permulaan penganiayaan oleh
Kaisar Diokletianus, ia akan dipaksa memuja berhala
dan kaisar. Tetapi Prokopius menjawab: “Tidaklah
baik mengabdi kepada beberapa tuan. Aku hanya
mengenal satu Kepala, satu Raja.” Dan akibatnya ia
kemudian dipenggal.
P: 8 Juli.
PROSPER (390-455)
769
Belajar teologi dan menjadi pembantu Paus
Leo Agung. Awam yang amat pandai ini membela
ajaran Santo Agustinus yang diserang oleh para
bidaah. Ia mengajarkan, bahwa Tuhan ingin
menyelamatkan semua bangsa. P: 25 Juni
SANTO PROTUS dan SANTO HIAZINTUS
Makam Santo Hiazintus ditemukan kembali
pada tahun 1845 dalam katakombe di Roma. Ada
petunjuk kuat pada sisa tulangnya bahwa ia mati
terbakar. Sementara itu makam Santo Protus
ditemukan dalam keadaan kosong.
P: 11 September
PULKERIA (399-453)
Puteri kaisar Byzantium ini memegang
tampuk pemerintahan sampai adiknya menikah. Lalu
Pulkeria mengikrarkan keperawanan dan mendirikan
banyak gereja. Namun ia tetap memberikan nasehat
kepada adiknya. Sesudah kaisar meninggal, ia naik
tahta dan secara resmi menikah dengan jendral
Marcianos. Ia melawan bidaah Nestorianisme (yang
mengajarkan bahwa Maria bukan Bunda Tuhan) dan
Monofisme (Jesus hanya mempunyai satu kodrat,
yaitu ilahi) dan memanggil semua uskup pada
Konsili Kalsedon. Wanita cendekia yang giat ini
membantu orang miskin dan lembaga-lembaga
gerejani. Mayat Santo Yohanes Krisostomos yang
disiksa dengan keji oleh orangtuanya
dimakamkannya dengan hormat dalam gereja para
Rasul di Konstantinopel
A: yang cantik indah (L); P: 10 September
770
Q
QUARTILOSIA († 259)
Adalah salah seorang martir yang dihukum
penjara dan kemudian di hukum mati di Kartago
(Tunisia) bersama-sama dengan Santo Montanus,
Santo Lucius dkk pada tahun 259. Perayaan
memperinngati para martir ini setiap tanggal 24
Februari.
QUIRINUS († 309)
Setelah batu penggilingan diikatkan pada
tubuhnya, uskup Siscia (Yugoslavia) ini
ditenggelamkan ke dalam sungai.
P: 4 Juni.
QUODVULTDEUS († 453)
Semula adalah diakon Santo Agustinus.
Kemudian ia menjadi uskup Kartago (Tunisia) dan
akhirnya di buang oleh Raja Vandal.
A: yang dikehendaki Tuhan. P: 26 Oktober
QUENTIN († 570)
Adalah seorang pejabat istana. Ratu mencoba
menggodainya tetapi gagal. Lalu ia menyuruh
771
tentaranya membunuh Quentin (Kwintus) di dekat
Montresor (Perancis).
A: yang kelima P: 4 Oktober
R
RABULAS († 530)
Pertapa dan pendiri biara ini bersama kawankawannya mentobatkan banyak orang kafir di
Libanon.
P: 19 Februari
RACHEL (abad ke-13)
Ialah gadis keluarga Yahudi di Louvain
(Belgia) yang pada umur 12 tahun meninggalkan
orangtuanya demi imannya kepada Kristus.
Kemudian ia menjadi suster dengan nama Katerina.
A: domba (H); P: 4 Mei
SANTO RADBERTUS († 860)
Santo Radbertus hidup pada abad kesembilan
di Perancis. Tak seorang pun tahu siapa
orangtuanya. Mereka meninggalkan bayi mereka
yang baru dilahirkan di depan pintu Biara Notre
Dame. Para biarawati mengasihi dan merawat sang
bayi. Mereka menamainya Radbertus. Ketika sudah
cukup besar untuk belajar, Radbertus dikirimkan
kepada para biawaran St Petrus yang tak jauh dari
sana untuk dididik.
772
Radbertus senang belajar dan teristimewa
menaruh minat pada sastra Latin. Setelah dewasa,
ia hidup tenang sebagai ilmuwan. Ia tetap seorang
awam selama beberapa tahun. Kemudian ia
merasakan panggilan untuk menjadi seorang
biarawan. Ia menggabungkan diri dalam suatu
komunitas yang dipimpin oleh dua abbas yang
penuh semangat, yakni St Adalhard dan saudaranya
yang menggantikannya, Abbas Wala. Radbertus
berupaya menjadi seorang biarawan yang kudus. Ia
kerap menemani kedua abbas dalam perjalananperjalanan mereka. Ia menulis biografi kedua abbas
setelah mereka wafat. Radbertus menjadi seorang
ahli Kitab Suci. Ia menulis ulasan panjang mengenai
Injil St Matius. Ia juga menulis ulasan mengenai
bagian-bagian lain dari Injil. Tetapi karyanya yang
paling tersohor berjudul “Tubuh dan Darah Kristus”.
Radbertus tidak merasakan panggilan untuk
menjadi imam. Tetapi ia dibujuk untuk menerima
penunjukkan sebagai abbas selama tujuh tahun
lamanya. Kemudian ia mendesak untuk kembali ke
cara hidup dalam doa, meditasi, belajar dan menulis.
Masa jabatannya sebagai abbas sungguh amat sulit
baginya meski ia berupaya melakukan yang terbaik
seturut kemampuannya. Ia menghabiskan sisa
hidupnya dengan berdoa, menulis dan melaksanakan
tugas-tugas yang dipercayakan kepadanya.
Radbertus wafat pada tahun 860.
P: 26 April
RADEGUNDIS (518-587)
Putri raja Turingia ini dirampas oleh Raja
Klotar I dari Franken. Setelah dibaptis dalam
tahanan, ia dipaksa menjadi istri Klotar yang
berwatak kasar dan jahat. Sepuluh tahun lamanya
773
Radegundis bersikap sabar. Suatu ketika suaminya
dibunuh oleh saudaranya. Lalu ia melarikan diri dan
minta supaya diberkati menjadi diakones. Kemudian
Radegundis pindah ke tempat yang lebih aman
untuk mendirikan biara. Ia bersahabat dengan imam
Venansius Fortunatus, dan memperoleh hadiah
kidung (sajak) “Vixilla regis”, yang hingga kini masih
digunakan dalam ibadat Jumat Suci dan laudes
(pujian)
P: 12 Agustus
RADEGUNDIS († 1290)
Pelayan wanita ini suatu ketika mau
menolong orang sakit di dekat Augsburg (Jerman).
Namun dalam perjalanannya ia mati digigit serigala.
P: 13 Agustus
SANTO RAFAEL, MALAIKAT AGUNG
Nama Rafael artinya “Tuhan
menyembuhkan”. Kita membaca kisah yang
menyentuh tentang tugas
Rafael dalam kitab Tobit
dalam Kitab Suci. Ia
memberikan perlindungan
serta penyembuhan bagi
mata Tobit yang buta. Pada
akhir perjalanan, ketika
segala sesuatunya telah
berakhir, Rafael menyatakan
jati dirinya yang sebenarnya.
Ia menyebut dirinya sebagai
salah satu dari ketujuh
malaikat yang melayani di
hadapan tahta Allah. Kita
774
dapat mohon bantuan St Rafael untuk melindungi
kita dalam perjalanan, bahkan dalam perjalanan
yang amat dekat sekali pun, seperti misalnya pergi
ke sekolah. Kita juga dapat mohon pertolongannya
ketika kita atau seseorang yang kita kasihi diserang
penyakit.
RAFAELA-MARIA dari HATI KUDUS (18501925)
Putri hartawan Spanyol ini pada usia 15
tahun telah ditinggalkan ibunya yang pergi ke alam
baka. Kemudian Rafael mengikrarkan keperawanan
kekal kepada Tuhan. Ia masuk biara bersama
adiknya dan mendirikan kongregasi baru yang
dipimpinnya dengan bijaksana dan rendah hati.
Rafaela memajukan penghormatan kepada
Sakramen Mahakudus, kerasulan sosial dan khalwat
bagi para wanita. Karena dituduh melakukan
kesalahan dalam administrasi keuangan, suster
Rafaela yang menjabat pembesar umum ini
mengundurkan diri dan menjadi suster biasa.
Selama 30 tahun ia tekun menjalankan pekerjaanpekerjaan yang paling kasar dalam biara di Roma,
sampai saat ia meninggal sebagai suster yang
terlupakan.
RAFAELA MARIA PORAS (1850-1925)
Lahir di Cordoba Spanyol. Pendiri Kongregasi
Hamba-hamba Hati Kudus Jesus ini mendapat
tantangan dan pengkhianatan dari saudarinya –
Dolores – dan dewan kongregasinya, bahkan ia dicap
sebagai menderita gangguan jiwa. Ia diberhentikan
dari jabatan sebagai pembesar dan lebih dari 30
tahun ia menjadi suster biasa dan menekuni hari
775
tuanya dengan menyepi dan berdoa kepada Hati
Kudus jesus di Roma.
P: 23 Januari
SANTO RAIMUNDUS dari PENYAFORT
(1175/1180-6 Januari 1275)
Raimundus dilahirkan antara tahun 1175 dan
1180 di sebuah kota kecil dekat Barcelona, Spanyol.
Ia bersekolah di sekolah katedral di Barcelona dan
menjadi seorang imam. Raimundus menyelesaikan
kuliah hukum di Bologna, Italia dan menjadi seorang
guru yang terkenal. Ia bergabung dengan Ordo
Dominikan pada tahun 1218. Pada tahun 1230, Paus
Gregorius IX meminta imam yang penuh pengabdian
ini untuk datang ke Roma. Ketika Raimundus tiba,
paus memberinya beberapa tugas. Salah satunya
adalah mengumpulkan semua surat-surat resmi dari
para paus sejak tahun 1150. Raimundus
776
mengumpulkan serta menerbitkan 5 jilid buku. Ia
juga ikut ambil bagian dalam menulis hukum Gereja.
Pada tahun 1238, Raimundus dipilih sebagai
Superior Jenderal Dominikan. Dengan
pengetahuannya dalam bidang hukum, ia memeriksa
regula ordo dan memastikan bahwa segala
sesuatunya sah secara hukum. Setelah selesai, ia
mengundurkan diri dari jabatannya pada tahun
1240. Kini ia dapat sepenuhnya mengabdikan
seluruh sisa hidupnya untuk tugas-tugas parokial.
Itulah yang sesungguhnya ia inginkan.
Paus hendak menjadikan Raimundus sebagai
uskup agung, tetapi Raimundus menolak. Ia mohon
diijinkan kembali ke Spanyol dan memang ia kembali
ke sana. Ia begitu bersukacita dapat bertugas di
paroki. Cinta kasihnya membawa banyak orang
kembali kepada Tuhan melalui Sakramen Tobat.
Selama tahun-tahun yang dilewatkannya di Roma,
Raimundus sering mendengar tentang kesulitankesulitan yang harus dihadapi para misionaris.
Mereka berusaha keras menjangkau orang-orang
non-Kristen di Afrika Utara dan Spanyol. Guna
membantu para misionaris, Raimundus mendirikan
sebuah sekolah yang mengajarkan bahasa serta
kebudayaan orang-orang di daerah misi yang dituju.
Juga, Pastor Raimundus minta seorang Dominikan
terkenal, Santo Thomas Aquinas, untuk menulis
sebuah buku saku. Buku saku ini dimaksudkan untuk
menjelaskan kebenaran iman dengan suatu cara
yang dapat dimengerti oleh mereka yang belum
beriman.
Raimundus berumur hingga hampir seratus
tahun. Ia wafat di Barcelona pada tanggal 6 Januari
tahun 1275. Ia dinyatakan kudus pada tahun 1601
oleh Paus Klemens VIII. Paus yang sama
777
memaklumkannya sebagai santo pelindung ahli
hukum Gereja karena pengaruhnya yang besar
dalam hukum Gereja.
B: Ramon; P: 7 Januari
RAIMUND LUL (1232-1315)
Awam ahli bahasa dan kebudayaan Arab ini
ingin mengorganisir misi di antara orang Islam dan
Yahudi. Maka ia menghadap raja, walikota dan
pimpinan universitas, uskup serta paus untuk
meminta dukungan. Ia berhasil berkotbah di Tunisia,
namun kemudian dilempari batu sampai mati.
P: 30 Juni
RAYMUNDUS NONNATUS (1204-1240)
Raymundus Nonnatus atau Raymundus
‘yang-tidak-dilahirkan’ mempunyai kisah tersendiri.
Ibunya meninggal sebelum kelahiran Raymundus.
Demi menyelamatkan bayi itu, orang terpaksa
membedah rahim ibunya yang sudah tidak bernyawa
lagi. Di kemudian hari raymundus banyak
‘melahirkan’ budak-belian dari belenggu majikan ke
dalam kebebasan. Ia berasal dari keluarga melarat.
Pendidikannya rendah, namun kehidupan rohaninya
mendalam. Ia masuk ordo Mercedarian, yang
didirikannya bersama Santo Petrus Nolaskus (±
1256). Misi pokok ordo ini ialah membebaskan para
tawanan dan budak-belian dari tangan orang Islam.
Sekitar tiga tahun ia berkarya di Barcelona.
Kemudian ia dikirim ke Aljazair membawa
banyak uang untuk menebus budak-belian dan
tawanan. Karena kehabisan uang, ia merelakan diri
778
menjadi sandera demi membebaskan para budak;
lalu ia bekerja keras sambil mewartakan Injil. Ia
banyak menderita, karena kegiatannya menimbulkan
kemarahan para mandor dan majikan. Ketika datang
uang tebusan, Raymundus segera dipanggil pulang
ke Spanyol. Ia diangkat menjadi Kardinal dan
diminta ke Roma. Namun sesampai di Cardona
Raymundus jatuh sakit dan dipanggil Tuhan.
Raymundus Nonnatus (1204-1240),
biarawan; lahir di Postello dan wafat di Cardona.
Ia di hormati sebagai pelindung para ibu yang
akan melahirkan; L: induk kunci di muka
bibirnya (yang dipasang oleh orang Aljazair
karena kotbah-kotbahnya). B: Ray. P: 31
Agustus
BEATO RALPH MILNER, BEATO ROGER
DICKENSON dan BEATO LAWRENCE
HUMPHREY († 7 Juli 1591)
Ketiga martir ini hidup di Inggris dalam masa
penganiayaan Gereja oleh Ratu Elizabeth I. “Tuan”
Roger Dickenson adalah seorang imam sekulir yang
menyamar. Ralph Milner adalah seorang suami dan
ayah. Ia bekerja sebagai buruh tani dan dihantar ke
dalam Gereja melalui teladan baik para tetangganya.
Pada hari ia menyambut Komuni Pertama, ia
dijebloskan ke dalam penjara karena ia seorang
Katolik. Sipir penjara suka padanya, sebab itu
penahanannya di penjara tidaklah terlalu ketat pada
mulanya. Selama beberapa tahun ia “dibebaskan
bersyarat” untuk mendapatkan suplai makanan dan
apapun yang dibutuhkan para tahanan lainnya.
Sementara dibebaskan bersyarat, ia merupakan
seorang penolong yang banyak membantu “Tuan”
Dickenson dan Pater Stanney, seorang Yesuit.
Akhirnya, tibalah hari ketika Pater Dickenson pun
779
ditangkap juga. Ia dan Milner dihadapkan ke
pengadilan bersama-sama. Pater Dickenson diadili
karena kejahatan menjadi seorang imam Katolik.
Tuan Milner diadili karena membantu Pater
Dickenson melaksanakan karya pelayanannya.
Hakim mengarahkan pandangannya ke khalayak
ramai dalam ruang pengadilan. Ia memikirkan Ny
Milner dan delapan anak pasutri Milner. Ia ingin
membebaskan Milner bagaimanapun caranya. “Yang
perlu engkau lakukan hanyalah,” demikian katanya,
“mengunjungi sebuah gereja Protestan, beberapa
menit saja, untuk mengatakan bahwa engkau ada di
sana. Maka, aku akan melepaskanmu agar engkau
dapat bersama keluargamu.” Tuan Milner dengan
tenang dan tegas menolak. Ia dan Pater Dickenson
pergi dengan gagah berani menyongsong maut. Hari
itu adalah tanggal 7 Juli 1591.
Martir ketiga, Lawrence Humphrey, dihantar
masuk ke dalam Gereja oleh Pater Stanney, SJ. Ia
tak hendak mengingkari iman yang baru saja
dipeluknya. Lawrence baru berusia duapuluh satu
tahun ketika ia wafat dimartir.
P: 7 Juli
REDEMPTUS (†587)
Uskup Ferento ini mendapat penglihatan,
bahwa Italia terancam bahaya. Tak lama kemudian
suku Lombard membanjiri dan merusak negara itu.
A: yang ditebus; P: 8 April
Beato Redemptus a Cruce (1598-25
Oktober 1638) dan Beato Dionisius a
Nativitate (12 Desember 1600-25 Oktober
1638)
780
Pierre Berthelot (Jr) dilahirkan di kota
pelabuhan Honfleur, Calvados, Perancis, pada
tanggal 12 Desember
1600. Ia adalah yang
sulung dari sepuluh
anak pasangan Pierre
Berthelot (Sr) dan
Fleurie Morin. Ayahnya
seorang dokter dan
kapten kapal. Sejak usia
duabelas tahun, Pierre
telah mengikuti ayahnya
mengarungi samudera
luas. Pada tahun 1619,
ketika usianya
sembilanbelas tahun,
Pierre yang telah
menjadi seorang pelaut
ulung ikut berlayar dalam suatu ekspedisi dagang
Perancis ke India sebagai ahli navigasi. Malang,
kapalnya diserang VOC Belanda dan ia dibawa
sebagai tawanan ke Jawa. Setelah bebas, Pierre
menetap di Malaka, di mana ia bekerja pada
angkatan laut Portugis. Pierre seorang yang gagah
berani dan jenius; karirnya begitu gemilang. Raja
Portugis menyebutnya sebagai “ahli navigasi dan
pembuat peta Asia” yang luar biasa. Peta-peta laut
yang dibuatnya amat terkenal, antara lain peta
pulau Sumatera yang hingga kini disimpan di
Museum Inggris. Ekspedisi pelayaran kerap
membawanya ke Goa, India, di mana ia berkenalan
dengan Biara Karmel Tak Berkasut dengan kepala
biaranya, P Philip dari Trinitas. Pada tahun 1634,
ketika usianya tigapuluh empat tahun, Pierre
meninggalkan karirnya untuk menggabungkan diri
dalam Biara Karmel. Pada tanggal 25 Desember
781
1636, ia mengucapkan kaulnya dan menerima nama
biara Dionisius a Nativitate. Dionisius mendapat
karunia kontemplasi; pada lebih dari satu
kesempatan, pada saat berdoa, ia tampak dilingkupi
oleh semarak surgawi. Di Biara Karmel itulah,
Dionisius bertemu dengan Redemptus a Cruce.
Thomas Rodriguez da Cunha, dilahirkan di
Paredes, Portugal pada tahun 1598, putera dari
pasangan petani yang miskin namun saleh. Ia
masuk dinas ketentaraan Portugis dan ditugaskan ke
India. Pada tahun 1615, Thomas meninggalkan
karirnya untuk menggabungkan diri dalam Biara
Karmel di Goa. Ia menjadi seorang broeder Karmel
dengan nama Redemptus a Cruce, yang melayani
sebagai portir [= penjaga pintu] dan sakristan.
Redemptus adalah seorang yang amat
menyenangkan, bersahabat dan periang. Ketika
ditugaskan pergi dalam ekspedisi ke Sumatera, ia
berkelakar dengan teman-teman sebiara agar
mereka melukis dirinya, kalau-kalau ia nanti wafat
sebagai martir.
Pada tahun 1638 Raja Muda Portugis di Goa,
Peter da Silva, bermaksud mengirim utusan ke Aceh,
yang baru saja berganti penguasa dari Sultan
Iskandar Muda ke Sultan Iskandar Thani. Ia
bermaksud menjalin hubungan persahabatan karena
hubungannya dengan sultan terdahulu tidak begitu
baik. Raja Muda meminta Karmelit untuk
mengijinkan Dionisius ikut dalam rombongan
delegasi sebagai pembimbing rohani, sekaligus
sebagai ahli maritim, pula seorang yang fasih
berbicara bahasa Melayu. Komunitas Karmel harus
taat pada keputusan pemerintah. Karenanya, studi
Dionisius dipercepat agar ia dapat ditahbiskan
sebagai imam. Dan akhirnya, pada tanggal 24
Agustus 1638, Dionisius ditahbiskan menjadi imam
782
oleh Mgr. Alfonso Mendez. Untuk perjalanan ke Aceh
ini, P Dionisius minta ijin agar Broeder Redemptus
diperkenankan ikut bersamanya sebagai rekan
seperjalanan.
Pada tanggal 25 September 1638, Pater
Dionisius dan Broeder Redemptus pun meninggalkan
Goa bersama rombongan misi perdamaian dan
perdagangan Portugis. Perjalanan yang lancar
membawa mereka tiba dengan selamat di Aceh pada
tanggal 25 Oktober 1638. Mereka berlabuh di OleOle (sekarang bernama Kotaraja) dan disambut
dengan ramah oleh penduduk setempat. Tetapi
keramahan masyarakat Aceh ternyata hanya
merupakan tipu-muslihat saja. Orang-orang Belanda
telah menghasut Sultan Iskandar Thani dengan
menyebarkan isu bahwa bangsa Portugis datang
untuk mengkatolikkan bangsa Aceh yang sudah
memeluk agama Islam. Sekonyong-konyong kedua
biarawan ditangkap dan dijebloskan ke dalam
penjara hingga sebulan lamanya. Karena tetap
menolak untuk mengingkari iman, kedua biarawan
dijatuhi hukuman mati. Di pesisir pantai, P Dionisius,
dengan salib di tangannya, dipaksa menyaksikan
mereka menggorok leher Redemptus yang lebih dulu
menjadi martir. Selanjutnya, algojo yang beringas
dengan sekuat tenaga menghunuskan kelewang dan
tombak ke arah Dionisius. Tetapi sungguh ajaib,
seolah ada suatu kekuatan dahsyat yang menahan,
sehingga para algojo tidak berani maju. Sadar akan
hal itu, P Dionisus segera mengatupkan kedua
tangannya berdoa memohon kepada Tuhan agar
kerinduannya menjadi seorang martir dikabulkan.
Dan permohonan orang kudus ini didengarkan
Tuhan. Seorang algojo - seorang Kristen Malaka
yang murtad - mengangkat gada dan disambarkan
keras-keras ke kepala P Dionisius, disusul dengan
783
kelewang yang memisahkan kepala Dionisius dari
tubuhnya.
Kemartiran Dionisius dan Redemptus
sungguh berkenan di mata Tuhan. Selama tujuh
bulan, jenazah tidak hancur, melainkan tetap segar
seolah sedang tidur. Menurut saksi mata, jenazah P
Dionisius amat merepotkan masyarakat sekitar,
karena setiap kali dibuang, entah ke dalam laut
maupun ke tengah hutan, senantiasa kembali lagi ke
tempat di mana ia dimartir. Akhirnya, jenazah
dengan hormat dimakamkan di Pulau Dien (`pulau
buangan') dan di kemudian hari dipindahkan ke Goa,
India. Para saksi iman itu wafat sebagai martir pada
tanggal 29 Nopember 1638. Dionisius dan
Redemptus dimaklumkan sebagai `beato' oleh Paus
Leo XIII pada tanggal 10 Juni 1900. Pesta kedua
biarawan Karmel ini dirayakan oleh segenap Karmelit
pada tanggal 29 November. Di Indonesia, pesta B
Dionisius dan B Redemptus dirayakan sebagai
peringatan wajib setiap tanggal 1 Desember.
REGINA († 303)
Disuruh ayahnya supaya menikah dengan
gubernur yang masih kafir. Tetapi Regina menolak,
sehingga gubernur itu memenjarakan, mendera dan
akhirnya memenggalnya.
A: ratu (L); P: 7 September
REINARDUS (abad ke-11)
Suatu saat orang melihat seorang peziarah
selama tiga hari penuh – tanpa tidur, makan atau
minum – berdoa menyusuri jalan salib Jesus, kebun
Zaitun dan bukit Golgota di Yerusalem. Peziarah itu
berjubah kotor dan lusuh, tanpa sepatu dan
784
sepanjang jalan menangis terus. Dia adalah uskup
Luttich (Belgia), yang berjalan kaki ke Kota Suci
unutk bertobat. Sebab, ia telah membeli jabatan
uskup menuruti ambisinya. Ketika Paus mendengar
perbuatan tobat sejati ini, ia menyuruh Reinard
untuk tetap mengemban jabatannya. Reinardus
dengan rajin mengunjungi semua paroki
keuskupannya, berkotbah, membangun jembatan
dan irigasi, membagi makanan dan membela mereka
yang tertindas.
P: 5 Desember
REINER (abad ke-12)
Reiner atau Rainerus memilih cara hidup
bertapa yang sangat keras: tidak bicara, bekerja
terus dan berdoa, makan sedikit dan malam hari giat
belajar. Kemudian ia diminta paus menjadi uskup
Split (Yugosavia), supaya mentobatkan umat yang
hamper murtad danterus berkelahi satu sama lain
itu. Ketika Reiner berusaha mendamaikan penduduk
pegunungan Massaraw, ia dirajam sampai mati.
P: 4 Agustus
REINILDIS (abad ke-7)
Puteri Santa Amalberga (P: 10 Juli) dan
saudari Santa Gudula (P: 8 Januari) ini
menggunakan seluruh warisannya untuk mendirikan
biara. Reinildis suka berbuat amal dan mati dubunuh
ketika sedang berdoa di gereja Saintes (Belanda).
P: 16 Juli
REMIGIUS (436-533)
785
Dalam usia 22 tahun dipilih menjadi uskup
Reims (Perancis). Ia membaptis Raja Klodwig I dari
Franken, yang yakin bahwa berkat doa isterinyalah
(Santa Klotilda) berhasil mengungguli suku Aleman.
Remi dengan giat mengkristenkan Perancis dan
mendirikan keuskupan-keuskupan. Perbuatan ajaib
dan mukjizat yang dikerjakan serta teladan dan
kotbahnya sangat membantu penginjilannya.
P: 1 Oktober
RENATE (1544-1602)
Ratu Bavaria ini mendidik sendiri 10 anaknya
supaya hidup sederhana dan jujur. Ia membagibagikan makanan kepada para pengemis. Dengan
tangannya sendiri Renate menjahit pakaian untuk
orang miskin ataupun demi keperluan perayaan
ibadat. Ia mendirikan rumahsakit dan bersama
suaminya hidup seperti dalam biara, walaupun
ditertawakan oleh banyak orang kaya.
P: 22 Mei
RENE GAUPIL († 1645)
Salah seorang martir dari Kanada.
SANTO
RICHARD dari
CHICHESTER
(1197-1253)
St. Richard
dilahirkan di Inggris
pada tahun 1197.
Ia dan saudaranya
menjadi yatim
786
piatu sejak Richard masih kecil. Saudaranya memiliki
beberapa tanah pertanian. Richard berhenti sekolah
agar dapat membantu kakaknya menyelamatkan
sawahnya dari kehancuran. Richard bekerja
demikian giat hingga kakaknya yang penuh rasa
terima kasih hendak memberikan tanah pertanian itu
kepadanya. Tetapi, Richard tidak mau menerimanya.
Ia juga memilih untuk tidak menikah, sebab ia ingin
pergi belajar di perguruan tinggi untuk memperoleh
pendidikan yang baik. Ia tahu bahwa karena
uangnya hanya sedikit, ia akan harus bekerja keras
untuk membiayai hidup dan sekolahnya.
Richard belajar di Universitas Oxford.
Kemudian, ia memperoleh kedudukan penting di
universitas. St. Edmund, yang adalah uskup agung
Canterbury, memberinya tugas dan tanggung jawab
dalam keuskupannya. Ketika St. Edmund wafat, St.
Richard mengunjungi Wisma Belajar Dominikan di
Perancis. Di sana ia ditahbiskan sebagai seorang
imam. Kemudian, ia ditahbiskan sebagai Uskup
Chichester, Inggris. Oleh sebab itu ia disebut Richard
dari Chichester. Raja Henry III menghendaki
seorang lain yang menjadi uskup. Orang tersebut
adalah sahabat raja, tetapi tidak memenuhi
persyaratan sebagai seorang uskup. Richard adalah
Uskup Chichester yang sesungguhnya. Raja Henry
III tidak memperbolehkan Richard menempati
katedralnya sendiri. Raja juga mengancam
penduduk Chichester dengan hukuman apabila
mereka bersikap ramah terhadap Richard. Walaupun
demikian, orang-orang yang gagah berani tetap saja
menolongnya, seperti pastor Simon dari Tarring salah seorang imam Chichester. Richard dan Simon
kemudian bersahabat karib. Ketika Bapa Suci
mengancam akan meng-ekskomunikasi-kannya (=
mengucilkan, memutuskan seseorang dari hak-hak
787
sebagai anggota gereja), raja berhenti mencampuri
urusan gerejani dan tidak lagi mengganggu bapa
uskup.
Sebagai uskup, St. Richard melaksanakan
segala tugasnya dengan baik. Ia senantiasa lemah
lembut dan murah hati kepada semua orang. Sekali
waktu ia bersikap tegas juga. Ia seorang pemberani
dan tanpa ragu-ragu menegur umatnya apabila
mereka melakukan yang salah dan tidak menyesali
perbuatannya. Dikatakan bahwa ketika St. Richard
jatuh sakit, ia tahu saat kematiannya akan tiba,
sebab Tuhan telah memberitahukan kepadanya
tempat serta waktu yang tepat bilamana ia akan
meninggal. Teman-temannya, termasuk Pastor
Simon dari Tarring, berada di sisi pembaringannya.
St. Richard wafat dalam usia limapuluh lima tahun
pada tahun 1253. Ia dinyatakan kudus oleh Paus
Urbanus IV pada tahun 1262. Pestanya dirayakan
setiap tanggal 3 April.
BEATO RICHARD GWYN († 1584)
Richard adalah seorang Wales yang hidup
pada abad keenambelas. Kala itu Ratu Elizabeth I
memerintah Inggris dan
Wales. Karena sebagian
besar penduduk Wales
masih menganut agama
Katolik, ratu dan para
pejabatnya berusaha
menindas serta
membinasakan iman Katolik
dengan peraturan-peraturan
yang keji. Para imam dan
umat yang setia kepada
Bapa Suci dijebloskan ke
788
dalam penjara. Kerapkali mereka disiksa aniaya dan
dibunuh. Richard memeluk agama Katolik setelah ia
lulus kuliah dan menjadi seorang guru.
Segera saja ia menjadi seorang buron. Sekali
ia berhasil meloloskan diri dari penjara dan sebulan
kemudian tertangkap kembali. “Engkau akan
dibebaskan,” demikian dikatakan kepadanya,
“asalkan engkau menyangkal iman Katolik.” Richard
menolak mentah-mentah. Ia dibawa paksa ke
sebuah gereja non-Katolik. Tetapi ia menganggu
sepanjang khotbah pemimpin ibadat dengan
membunyikan rantai-rantai belenggunya keraskeras. Dengan geram para pejabat memasungnya
selama delapan jam; orang banyak datang untuk
menganiaya dan mencemoohnya.
Sesudah itu, penjara dan siksaan tak kunjung
henti. Orang-orang ratu memaksanya untuk
memberikan daftar nama orang-orang Katolik
lainnya, tetapi Richard menolak. Di pengadilan,
orang-orang dibayar untuk bersaksi dusta
terhadapnya, seperti yang di kemudian hari diakui
oleh salah seorang dari mereka. Orang-orang yang
duduk di kursi juri berdusta begitu rupa dan
meminta pada hakim agar Richard dijatuhi hukuman
mati. Setelah hukuman mati dimaklumkan, isteri dan
bayinya dihadapkan ke pengadilan. “Jangan tiru
suamimu,” demikian dikatakan kepada perempuan
malang itu. Namun, dengan jijik, perempuan yang
gagah berani itu berseru lantang, “Jika kalian
menghendaki lebih banyak darah, kalian dapat
mencabut nyawaku bersama suamiku. Jika kalian
memberikan lebih banyak uang kepada saksi-saksi
kalian, mereka pasti akan menemukan sesuatu
untuk mendakwaku juga.”
Sementara Richard menyongsong
kematiannya, ia berseru dalam kepiluan hati, “Allah
789
yang Mahakudus, apakah ini?” Salah seorang
pejabat dengan mengejek menjawab, “Hukuman
mati dari yang mulia ratu.” “Yesus, kasihanilah aku!”
seru beato kita. Lalu, ia pun wafat dipancung. Puisipuisi religius yang indah yang ditulis Richard semasa
ia berada dalam penjara masih disimpan hingga kini.
Dalam surat-surat itu ia memohon saudara-saudari
sebangsa dari Wales untuk tetap setiap pada iman
Katolik. Beato Richard wafat dimartir pada tahun
1584. Ia dinyatakan “beato” oleh Paus Paulus VI
pada tahun 1970.
RICHARDUS SANDJAJA Pr dan HERMAN A
BOUWENS SJ († 1948)
Setelah pemuda kauman Muntilan merampok
dan membakar sebagian dari komplek persekolahan
di Muntilan – meski berlawanan dengan perintah
wedana – delapan lascar Hisbullah menculik imam
dan frater ini kemudian membunuh mereka berdua
dengan kejam. Jenasahnya bergelimpangan di
sawah antara desa Kembaran dan Patosan.
Dengan cepat bapak Willem dan anaknya
Yoanes Redja pergi ke tempat tersebut, mereka
menyaksikan jenasah frater Bouwens dalam keadaan
telanjang bulat dan hidungnya disumbat dengan
bambu runcing. Mukanya rusak dan berlumuran
darah, sementara badannya biru-biru memar bekas
pukulan-pukulan hebat. Romo Sandjaja ditemukan
hanya mengenakan kaos dalam. Kedua kakinya dari
bawah ke atas penuh luka-luka kecil bekas sundutan
puntung api (upet). Bahu dan badannya membiru
bekas pukulan. Tengkuk dan dahinya berlubang
tertembus peluru pistol. Sungguh sangat
mengerikan!
790
Berat sekali penganiayaan yang dilakukan
oleh gerombolan yang tak bertanggungjawab itu
terhadap pencinta Tuhan ini. Jenasah mereka disapu
dengan handuk, kemudian dikubur disitu juga.
Makamnya tidak dalam, karena ini dilakukan sekedar
untuk menghilangkan jejak. Kemudian jenasah
kedua martir dimakamkan kembali secara besarbesaran pada tanggal 5 Agustus 1950 di ‘kerkhop’
Muntilan. Dengan khidmat peti-peti mayat diusung
oleh pramuka dan anggota-anggota Angkatan Udara
dan dimakamkan di tempat pendiri Gereja di antara
orang Jawa, yaitu Romo Van Lith, yang sudah lama
beristirahat sejak tahun 1926.
(Salah satu dari Orang-orang Kudus di
Indonesia)
RIKARDUS († 720)
Saat anaknya yang pertama Wilibaldus sakit,
ia membawanya kepada seorang rahib yang jauh
dari rumahnya. Karena menjadi sembuh, Wilibaldus
diperbolehkan menjadi biarawan dan misionaris
bersama adiknya Wunibaldus dan Walburga. Setelah
anak-anaknya dewasa, Rikardus kemudian menjadi
pertapa dan meinggal ketika berziarah ke Roma.
P: 7 Februari
SANTA RITA dari CASCIA (1381-22 Mei
1457)
Rita dilahirkan pada tahun 1381 di sebuah
dusun kecil di Italia. Kedua orangtuanya sudah tua.
Telah lama mereka mohon pada Tuhan agar
dikaruniai seorang anak. Ketika Rita lahir, mereka
membesarkan Rita dengan kasih sayang. Ketika
usianya lima belas tahun, Rita ingin masuk biara,
791
tetapi orangtuanya menetapkan bahwa ia harus
berumah tangga. Pria yang mereka pilih menjadi
suami Rita ternyata seorang yang kejam serta tidak
setia. Perangainya yang kasar membuat semua
tetangga takut padanya. Namun demikian, selama
delapan belas tahun lamanya, isterinya dengan
sabar menanggung segala makian. Berkat doadoanya, kelembutan serta kebaikan hatinya, pada
akhirnya ia dapat melunakkan hati suaminya.
Suaminya minta maaf
pada Rita atas segala
perlakuannya dan
bersedia kembali ke jalan
Tuhan.
Kebahagiaan Rita
atas pertobatan
suaminya tidak
berlangsung lama. Suatu
hari, tak lama kemudian,
suaminya dibunuh. Rita
terpukul dan putus asa.
Ia mengampuni para
pembunuhnya dan
berusaha agar kedua
puteranya juga mau
mengampuni mereka. Tetapi, ia melihat tekad kedua
puteranya untuk balas dendam atas kematian ayah
mereka. Rita berdoa agar kedua puteranya itu lebih
baik mati saja daripada membunuh. Dalam beberapa
bulan, kedua puteranya sakit parah. Rita merawat
mereka dengan kasih sayang. Selama mereka sakit,
ia membujuk mereka untuk mengampuni orang lain
serta mohon pengampunan Tuhan bagi diri mereka
sendiri. Mereka mematuhi nasehat ibunya dan
meninggal dalam damai.
792
Sekarang, suami maupun anak-anaknya telah
meninggal dunia. Sebatang kara di dunia, tiga kali
Rita berusaha agar dapat
diterima di biara di Cascia.
Peraturan biara di sana tidak
mengijinkan seorang wanita
yang telah menikah
bergabung bersama mereka,
meskipun suaminya telah
meninggal dunia. Rita
pantang menyerah. Pada
akhirnya, para biarawati
membuat suatu perkecualian
baginya. Di biara, Rita amat
menonjol dalam ketaatan
dan belas kasihan. Ia
memiliki devosi yang amat
mendalam kepada Yesus
tersalib. Satu ketika, pada saat berdoa, ia mohon
pada Yesus agar diijinkan ikut merasakan kepedihan
luka-luka-Nya. Suatu duri dari mahkota duri-Nya
menusuk keningnya dan menimbulkan luka yang tak
pernah dapat disembuhkan. Malahan, luka itu
semakin buruk keadaannya dan mengeluarkan bau
tak sedap, sehingga St. Rita harus menjauh dari
para biarawati lainnya. Ia bahagia dapat menderita
sebagai bukti cintanya kepada Yesus. St. Rita wafat
pada tanggal 22 Mei 1457 dalam usia tujuh puluh
enam tahun. Sama seperti St. Yudas Tadeus, St.
Rita sering dijuluki “Santa atas Hal-hal yang
Mustahil.”
L: bunga ros (karena dalam kebunnya musim
dinginpun mawar tetap berbunga) P: 22 Mei
ROBERT SOUTHWELL SJ (1561-1595)
Adalah salah seorang martir dari Inggris
793
ROBERTUS (1027-1111)
Tinggal dibeberapa biara dan akhirnya
mendirikan biara Molesme (Perancis) mengikuti citacita pembaharuan. Akan tetapi Robert belum puas,
sehingga bersama Santo Alberik dan Santo Stephen
Harding masuk hutan di Citeaux. Biara inilah yang
menerima Santo Bernardus, pendiri kedua ordo
Sistersien. Namun atas permintaan biarawan dan
perintah paus, Robert harus kembali ke biara
Molesme yang berkat bimbingannya menjadi biara
teladan.
B: Bob; P: 26 Januari
SANTO ROBERTUS BELLARMINO
(1542-17 September 1621)
Robertus dilahirkan di Italia pada tahun 1542.
Ketika masih kanak-kanak, ia tidak tertarik untuk
bermain. Ia lebih suka
menghabiskan waktunya
mengulangi khotbah-khotbah
yang ia dengar kepada adikadiknya. Ia juga suka
menjelaskan pelajaranpelajaran katekese kepada
anak-anak petani di
lingkungan sekitarnya.
Sesudah menerima Komuni
Pertama, ia biasa menerima
Yesus setiap hari Minggu.
Ayah Robertus
berharap agar puteranya
kelak menjadi seorang yang terkenal. Karena itu, ia
menghendaki agar Robertus mempelajari macam-
794
macam bidang studi, termasuk kesenian juga. Setiap
kali dalam suatu lagu terdapat kata-kata yang
kurang sedap didengar, maka Robertus akan segera
menggantinya dengan kata-kata yang lebih tepat
yang dipilihnya sendiri.
Merupakan kerinduannya yang terdalam
untuk menjadi seorang imam Yesuit, namun
ayahnya mempunyai rencana masa depan yang
berbeda untuknya. Selama setahun penuh Robertus
berusaha keras untuk membujuk ayahnya. Akhirnya,
ketika usianya delapan belas tahun, ia diijinkan juga
untuk bergabung dengan Serikat Yesus (SJ).
Sebagai biarawan muda Yesuit, Robertus berhasil
amat baik dalam pelajarannya. Ia diutus untuk
menyampaikan khotbah, bahkan sebelum ia
ditabhiskan menjadi seorang imam. Ketika seorang
wanita saleh untuk pertama kalinya melihat seorang
pemuda yang masih belia, bahkan belum ditahbiskan
menjadi imam, naik ke mimbar untuk
menyampaikan khotbah, wanita itu berlutut dan
berdoa. Ia mohon pada Tuhan untuk membantu
anak muda itu agar jangan gemetar dan berhenti di
tengah khotbahnya. Ketika Robertus selesai
menyampaikan khotbahnya, wanita itu tetap
berlutut. Tetapi, kali ini, ia mengucapkan syukur
kepada Tuhan atas khotbah yang begitu indah.
St. Robertus Bellarmino menjadi seorang
penulis, pengkhotbah dan juga pengajar yang ulung.
Ia menulis tigapuluh satu buah buku penting. Ia
menghabiskan tiga jam setiap harinya dalam doa. Ia
mempunyai pengetahuan mendalam atas hal-hal
sakral. Bahkan ketika telah diangkat sebagai
kardinal, Robertus selalu beranggapan bahwa
katekese demikian penting, hingga ia sendiri yang
mengajarkannya kepada umatnya. Kardinal
Bellarmino wafat pada tanggal 17 September 1621.
795
Ia dinyatakan kudus pada tahun 1930 oleh Paus Pius
XI. Pada tahun 1931, paus yang sama
memaklumkan Santo Robertus Bellarmino sebagai
Pujangga Gereja. Pestanya dirayakan setiap tanggal
17 September.
“Jika kamu bijaksana, maka kamu tahu bahwa kamu telah
diciptakan demi kemuliaan Tuhan dan demi keselamatan
kekalmu sendiri. Inilah tujuanmu, inilah pusat hidupmu,
inilah harta pusaka hatimu.” ~ Santo Robertus Bellarmino
SANTO ROCHUS (1295-1327)
Diceritakan, ia merawat penderita wabah pes
di Italia. Rochus seringkali menyembuhkan mereka
dengan doanya, sampai-sampai ia sendiri jatuh
sakit, tapi sembuh kembali. Ketika pulang ke
desanya ia sudah tidak dikenali lagi, sehingga
dijebloskan ke dalam penjara atas tuduhan bahwa ia
seorang mata-mata. Sesudah 5 tahun ia meninggal
dalam penjara. Rochus dihormati sebagai santo
pelindung para penderita sakit menular.
P: 16 Agustus
RODERIKUS († 857)
Imam yang bekerja di Cordoba (Spanyol) ini
dikhianati oleh saudaranya yang beragama Islam.
Ketika meringkuk dalam penjara ia bertemu dengan
Salomon, seorang awam Kristen, dan mereka berdua
menjalani hukuman mati karena mempertahankan
iman Kristen.
P: 13 Maret
796
BEATO ROGER DICKENSON, BEATO RALPH
MILNER dan BEATO LAWRENCE HUMPHREY
Ketiga martir ini hidup di Inggris dalam masa
penganiayaan Gereja oleh Ratu Elizabeth I. “Tuan”
Roger Dickenson adalah seorang imam sekulir yang
menyamar. Ralph Milner adalah seorang suami dan
ayah. Ia bekerja sebagai buruh tani dan dihantar ke
dalam Gereja melalui teladan baik para tetangganya.
Pada hari ia menyambut Komuni Pertama, ia
dijebloskan ke dalam penjara karena ia seorang
Katolik. Sipir penjara suka padanya, sebab itu
penahanannya di penjara tidaklah terlalu ketat pada
mulanya. Selama beberapa tahun ia “dibebaskan
bersyarat” untuk mendapatkan suplai makanan dan
apapun yang dibutuhkan para tahanan lainnya.
Sementara dibebaskan bersyarat, ia merupakan
seorang penolong yang banyak membantu “Tuan”
Dickenson dan Pater Stanney, seorang Yesuit.
Akhirnya, tibalah hari ketika Pater Dickenson pun
ditangkap juga. Ia dan Milner dihadapkan ke
pengadilan bersama-sama. Pater Dickenson diadili
karena kejahatan menjadi seorang imam Katolik.
Tuan Milner diadili karena membantu Pater
Dickenson melaksanakan karya pelayanannya.
Hakim mengarahkan pandangannya ke khalayak
ramai dalam ruang pengadilan. Ia memikirkan Ny
Milner dan delapan anak pasutri Milner. Ia ingin
membebaskan Milner bagaimanapun caranya. “Yang
perlu engkau lakukan hanyalah,” demikian katanya,
“mengunjungi sebuah gereja Protestan, beberapa
menit saja, untuk mengatakan bahwa engkau ada di
sana. Maka, aku akan melepaskanmu agar engkau
dapat bersama keluargamu.” Tuan Milner dengan
tenang dan tegas menolak. Ia dan Pater Dickenson
pergi dengan gagah berani menyongsong maut. Hari
itu adalah tanggal 7 Juli 1591.
797
Martir ketiga, Lawrence Humphrey, dihantar
masuk ke dalam Gereja oleh Pater Stanney, SJ. Ia
tak hendak mengingkari iman yang baru saja
dipeluknya. Lawrence baru berusia duapuluh satu
tahun ketika ia wafat dimartir.
ROGER JAMES OSB († 1539)
Biarawan termuda dalam biara Glastonburg
(Inggris) ini bersama John Thorne, bendahara biara
dan Richard Whiting digantung di depan biara,
karena tidak mau menyerahkan milik biara kepada
pegawai raja yang akan menutup biaranya.
P: 15 Nopember
ROKHUS GONZALES († 1628)
Adalah imam Jesuit pribumi Paraguay
(Amerika Selatan) yang bekerja giat di antara sukusuku Indian. Bersama dengan Bruder Alfons
Rodrigues ia dibunuh oleh orang-orang yang tidak
menghendaki kemajuan bagi orang Indian Kristen.
Dua hari kemudian Yoanes des Castilo disiksa
sampai mati lemas.
P: 16 Nopember
ROLAND de MEDICI († 1386)
Bertapa dan hidup menurut aturan yang
sangat keras; tak pernah bicara, berdoa lama dan
bersemedi di Salsomaggiore (Italia).
P: 15 September
798
ROMANOS († 303)
Ia memperingatkan orang Kristen, supaya
jangan mau memuja berhala, sekalipun dipaksa.
Diakon di Sesarea (Palestina) ini akhirnya ditangkap
di Antiokhia, dipotong lidahnya dan dicekik.
P: 18 Nopember
ROMANOS († 560)
Diakon dan penyair lagu-lagu gerejani klasik
yang termasyur.
P: 1 Oktober
SANTO ROMANUS († 460) dan SANTO
LUPICINUS († 480)
Kedua santo Perancis ini adalah kakakberadik yang hidup pada abad kelima. Sebagai
seorang pemuda, Romanus
dikagumi semua orang oleh
karena kebaikan hatinya. Ia
memiliki hasrat yang kuat
untuk menjadi seorang kudus.
Karena ia melihat bahwa di
dunia amatlah mudah orang
melupakan Tuhan, maka
Romanus memutuskan untuk
hidup sebagai seorang
pertapa. Terlebih dahulu, ia
meminta nasehat dari seorang
rahib yang kudus dan
kemudian berangkat. Ia
membawa sebuah buku bersamanya, yaitu Hidup
799
Para Bapa dari Padang Gurun tulisan Cassian. Ia
juga membawa serta benih-benih tanaman dan
beberapa peralatan. Dengan perlengkapan tersebut,
Romanus masuk ke dalam hutan di pegunungan Jura
antara Swiss dan Perancis. Ia menemukan sebuah
pohon yang amat besar dan tinggal di bawahnya.
Romanus melewatkan waktunya dengan berdoa dan
membaca bukunya. Ia juga menanami serta
merawat kebunnya, dengan tenang menikmati alam
sekitarnya. Tak lama kemudian, adiknya - Lupicinus
- bergabung dengannya. Romanus dan Lupicinus
amat berbeda kepribadiannya. Romanus keras
terhadap dirinya sendiri. Tetapi, ia lemah lembut dan
penuh pengertian terhadap orang lain. Lupicinus
keras serta kasar terhadap dirinya sendiri dan
biasanya demikian juga ia menghadapi orang lain.
Namun demikian, maksudnya baik. Kedua
bersaudara itu saling mengerti satu sama lain dan
hidup rukun bersama.
Banyak orang kemudian datang untuk
bergabung dengan mereka. Orang-orang itu pun
juga ingin menjadi rahib, maka mereka mendirikan
dua buah biara. Romanus menjadi pemimpin di biara
yang satu dan Lupicinus menjadi pemimpin di biara
yang lainnya. Para rahib itu hidup sederhana dan
keras. Mereka banyak berdoa dan
mempersembahkan kurban-kurban mereka dengan
sukacita. Mereka melakukan silih untuk mempererat
panggilan hidup mereka. Mereka bekerja keras
menanami serta memelihara kebun mereka dan
senantiasa hening sepanjang waktu. Mereka memilih
untuk hidup demikian oleh sebab perhatian utama
mereka adalah mendekatkan diri kepada Tuhan.
Cara hidup mereka membantu mereka untuk
mencapai tujuan rohani mereka. St. Romanus wafat
pada tahun 460. Adiknya, St. Lupicinus, wafat pada
800
tahun 480. St. Romanus dan St. Lupicinus keduanya
adalah kudus, meskipun mereka memiliki
kepribadian yang berbeda.
SANTO ROMUALDUS OSB (951-19 Juni
1027)
Romualdus, seorang bangsawan Italia,
dilahirkan sekitar tahun 951 di Ravenna, Italia.
Ketika berumur dua puluh
tahun, ia terguncang
melihat ayahnya
membunuh orang dalam
suatu duel. Romualdus
pergi ke biara Benediktin.
Ia ingin hidup benar. Ia
juga ingin melakukan silih
atas perbuatan ayahnya
yang kejam. Alam dan
kehidupan biara
merupakan hal baru bagi
Romualdus. Ia terbiasa
hidup mewah dan santai.
Pemuda bangsawan itu terkesan dengan teladan
hidup para biarawan. Karenanya, ia memutuskan
untuk menjadi seorang biarawan pula. Ia mohon
pada seorang pertapa yang baik bernama Marinus
untuk mengajarkan kepadanya bagaimana menjadi
kudus. Keduanya, Marinus dan Romualdus,
melewatkan hari-hari mereka dengan memuji dan
mencintai Tuhan. Sergius, ayah Romualdus, datang
untuk melihat cara hidup baru yang ditempuh
puteranya. Ayahnya terperanjat melihat
kesederhanaan dan semangat pengangkalan diri. Ia
sadar bahwa pastilah terdapat sukacita besar di sana
karena puteranya dengan rela memilih untuk tinggal
801
di sana. Itulah yang dikehendakinya. Ia
meninggalkan harta kekayaannya lalu mengikuti
jejak puteranya dan melewatkan sisa hidupnya
sebagai seorang biarawan juga.
Di kemudian hari, Romualdus membentuk
Kongregasi Benediktin Kamaldoli (OSB Cam). Ia
menjelajah seluruh Italia untuk membentuk
pertapaan-pertapaan dan biara-biara. Ke mana pun
ia pergi, ia memberikan teladan penyangkalan diri
yang mengagumkan bagi para biarawannya. Selama
satu tahun penuh, yang menjadi makanannya setiap
hari hanyalah sejumput kacang rebus. Kemudian
selama tiga tahun, ia hanya makan dari sedikit hasil
tanaman yang ia tanam sendiri. Melalui mati raga
yang dilakukannya itu, Romualdus semakin dekat
dengan Tuhan. Romualdus wafat pada tanggal 19
Juni 1027 di biara Valdi-Castro. Ia berada sendirian
di kamarnya dan wafat dengan tenang, tanpa
diragukan lagi dengan membisikkan doa
kesukaannya: “Oh, Yesus-ku yang manis! Tuhan
hatiku! Sukacita bagi jiwa-jiwa murni! Tujuan dari
segala yang aku dambakan!”
RONI (ROMANONI) GUALA OP (11801244)
Murid Santo Dominikus ini adalah uskup dan
diplomat kepausan yang selalu mengusahakan
perdamaian.
P: 3 September
ROSANA (1226-1310)
Ia dikawinkan dengan seorang pemuda jahat,
ketika usianya baru 15 tahun. Setelah suaminya
yang sakit keras menjadi sembuh berkat usaha dan
802
doa isterinya, maka Rosa diijinkan untuk hidup
bertapa. Rosa dipilih menjadi abbas biara suster.
A: mawar; B: nama sebagai suster: Humilitas;
P: 22 Mei
SANTA ROSA dari LIMA (20 April 1586-24
Agustus 1617)
St. Rosa dari Lima tidak terlena dengan
kecantikan lahiriahnya. Ia lebih suka menjadi cantik
secara rohani bagi Yesus. Jadi, jika kita merasa
khawatir akan penampilan lahiriah kita, kita boleh
mohon bantuan doa St. Rosa
agar ia membantu kita untuk
memusatkan perhatian pada
hal yang lebih penting dalam
hidup kita.
Pada tanggal 20 April
1586, dari sebuah keluarga
yang miskin di Lima, Peru, lahir
seorang bayi perempuan yang
diberi nama Isabel De Flores Y
Del Oliva. Semua orang lebih
suka memanggilnya 'Rosa'
(mawar) karena bayi itu
sungguh amat cantik dengan
pipinya yang kemerahanmerahan. Lagipula semasa
Rosa masih bayi, dalam sebuah penglihatan mistik,
wajahnya berubah menjadi sekuntum mawar.
Sejak kanak-kanak Rosa amat mengasihi
Yesus. Cintanya kepada Yesus demikianlah besar,
hingga jika ia sedang membicarakan-Nya wajahnya
akan bersinar dan matanya berbinar-binar.
Devosinya amat kuat, terutama kepada Bayi Yesus
dan Maria, BundaNya. Rosa berbicara kepada
803
mereka berjam-jam lamanya di gereja. Ia juga
sering melakukan matiraga secara sembunyisembunyi.
Suatu hari ibunya mengenakan hiasan
mahkota bunga di atas kepala Rosa untuk
menonjolkan kecantikan puterinya itu. Tetapi, Rosa
tidak ingin dikagumi karena kecantikan lahiriahnya,
sebab hatinya sudah diserahkannya kepada Yesus.
Jadi ia mengubah mahkota yang dimaksudkan untuk
menonjolkan kecantikannya itu menjadi sarana
bermatiraga. Sebuah peniti panjang disematkannya
pada mahkotanya sehingga mahkota itu
membuatnya merasa sakit dan tidak nyaman.
Rosa juga tidak suka orang-orang
memandang serta memuji-muji kecantikannya.
Baginya segala pujian hanyalah bagi Yesus. Rosa
takut kalau-kalau kecantikannya menjadi batu
sandungan bagi orang lain. Sebab, ia melihat banyak
orang memandangi wajahnya tanpa berkedip. Ia
mendengar mereka mengatakan betapa halus dan
indah kulitnya. Jadi, ia melakukan sesuatu yang
mengejutkan: ia menggosok wajahnya dengan
merica hingga kulitnya menjadi merah dan melepuh.
Nah, untuk sementara waktu tidak akan ada lagi
orang yang akan memujinya!
Ketika Rosa membaca kisah hidup St.
Katarina dari Siena, ia terdorong untuk menjadikan
St. Katarina sebagai teladan hidupnya. Ia mulai
dengan berpuasa tiga kali dalam seminggu.
Kemudian ia melakukan tapa silih, dan akhirnya
memotong rambutnya yang indah, mengenakan baju
kasar dan menyingsingkan lengan bajunya untuk
bekerja keras. Teman-teman dan keluarganya
menertawakan serta mencemooh tindakan Rosa
yang mereka anggap aneh. Kedua orangtuanya juga
tak henti mengecamnya. Rosa menderita karena ia
804
tidak dimengerti. Kekuatan dan penghiburan yang
diperolehnya hanyalah dari Sakramen Mahakudus
yang diterimanya setiap hari.
Kemudian, Rosa memutuskan untuk
mengucapkan kaul kemurnian. Tentu saja kedua
orangtuanya menentang keras kehendak Rosa.
Mereka telah lama berharap agar kelak puteri
mereka yang jelita itu dinikahi oleh seorang pemuda
kaya, sehingga dapat mengangkat mereka dari
kemiskinan. Meski sepanjang hidupnya Rosa selalu
taat dan patuh kepada orangtuanya, dalam perkara
yang satu ini Rosa tidak dapat ditundukkan. Sepuluh
tahun lamanya pertentangan itu berlangsung
sebelum pada akhirnya Rosa dapat memenangkan
hati mereka dengan kesabaran dan doa.
Rosa banyak menderita. Selain dari
pertentangan dengan kedua orangtuanya, Rosa juga
banyak mengalami godaan setan. Sering juga ia
mengalami saat-saat di mana ia merasa sendiri dan
mengalami kesedihan yang hebat karena Tuhan
terasa jauh darinya. Namun demikian, semua itu
ditanggungnya dengan iman yang teguh.
Saat usianya duapuluh tahun, Rosa diterima
dalam Ordo Ketiga Dominikus. Atas persetujuan
pembimbing rohaninya, Rosa mengasingkan diri ke
sebuah gubuk kecil yang dibangun di halaman
rumah orangtuanya. Malam hari digunakannya untuk
berdoa dan bermeditasi. Siang hari Rosa bekerja
keras menanam bunga, menyulam serta menjahit.
Hasilnya digunakannya untuk membantu
keluarganya yang miskin. Ia juga melayani dan
menghibur para fakir miskin dan para budak Indian,
terutama mereka yang sakit dan menderita. Oleh
sebab itu Rosa dianggap sebagai pelopor pelayanan
sosial di Peru.
805
Beberapa kali Tuhan Yesus menampakkan diri
kepadanya, melimpahi hatinya dengan rasa damai
dan sukacita. Di saat-saat seperti itu, Rosa
mempersembahkan kepada-Nya semua silih dan
matiraganya sebagai tebusan atas penghinaan
terhadap Putra Allah, untuk kesejahteraan
bangsanya, untuk pertobatan orang-orang berdosa,
dan untuk jiwa-jiwa di api penyucian.
Rosa lama menderita sakit sebelum akhirnya
meninggal pada tanggal 24 Agustus 1617 di Lima
dalam usia 31 tahun. Banyak mukjizat terjadi
setelah kematiannya.
Rosa dibeatifikasi pada tahun 1667 oleh Paus
Klemens IX dan dikanonisasi pada tanggal 2 April
1671 oleh Paus Klemens X. Santa Rosa dari Lima
adalah orang Amerika pertama yang dinyatakan
kudus. Oleh sebab itu ia diangkat sebagai santa
pelindung Amerika, terutama Amerika Latin, dan
juga Philipina. Pestanya dirayakan setiap tanggal 23
Agustus.
CATATAN ST. ROSA DARI LIMA
• "Tuhan, tambahlah penderitaanku, dan
bersamanya tambahkanlah cinta-Mu dalam
hatiku."
• "Selain dari Salib, tidak ada tangga lain yang
dapat membawa kita ke surga."
• Tuhan dan Juru selamat kita memperkeras
suara-Nya dan berbicara dengan keagungan
yang tiada bandingnya: 'Biarlah semua orang
mengetahui bahwa rahmat datang setelah
penderitaan. Biarlah mereka mengetahui
bahwa tanpa beban penderitaan, mustahillah
untuk mencapai kepenuhan rahmat. Biarlah
mereka mengetahui bahwa anugerah rahmat
bertambah sementara pencobaan bertambah.
806
•
•
Biarlah manusia waspada agar tidak tersesat
dan ditipu. Salib adalah satu-satunya tangga
sejati ke surga, dan tanpa Salib mereka tidak
akan dapat menemukan jalan yang dapat
membawa mereka naik ke surga.'
Ketika aku mendengar kata-kata ini, suatu
kekuatan dahsyat menyelubungi aku serta
menempatkan aku di tengah jalan, sehingga
aku dapat berseru
Download