KISAH PARA ORANG KUDUS DARI A - Z DAFTAR SINGKATAN DAN TANDA YANG DIGUNAKAN (♂) : Laki-laki (♀) : Perempuan (†) : Meninggal pada tahun … A : Arti dari nama tersebut B : Bentuk-bentuk lain dari nama tersebut L : Lambang P : Pesta, perayaan S (St.) : Santa atau Santo L (at.) : Bahasa Latin Y(un.) : Bahasa Yunani H : Bahasa Hibrani J : Bahasa Jerman Seb. M : Sebelum Masehi Lih. : Lihat Kej. : Kitab Kejadian 1 A AARON (Abad ke-13 seb. M) Aaron adalah kakak nabi Musa dan imam agung pertama bani Israil (lih. Kitab Keluaran, khususnya bab 4, 10-17; 40,12-15). B: Harun; L: tongkat yang berbunga; P: 1 Juli ABBO (945-1004) Abbas ini dibunuh oleh biarawan, ketika hendak memperbaharui hidup biara La Reole (Perancis). P: 13 November. ABDAZ († 420) Gara-gara seorang imam menghacurkan patung dewa, karena pemujaannya mengganggu ibadat Kristen yang dilakukan dekat tempat itu, maka orang-orang Persia menjadi marah dan membunuh uskup Abdaz dari Hormuizd-Ardaschir ini bersama imam-imam lain. P: 5 September. ABDJESUS (abad ke-4) Mati sebagai martir di Persia. A: Hamba Jesus (H); P: 22 April ABDON dan SENNEN (abad ke-3) 2 Adalah bekas tawanan perang dan budak belian Persia yang dibunuh dalam pertunjukan gladiator di Roma. A: Abdon : hamba (Tuhan) ; P: 30 Juli. ABDULAH IBN KAAB (ARETAS). Pemimpin umat Kristen-Arab yang dibunuh bersama dengan banyak orang Kristen-Arab oleh raja Du Nawas (orang Arab beragama Yahudi), ketika terjadi perebutan kota Nadschiran (Yaman) pada tahun 523. ABEL Anak kedua Adam dan Hawa yang dibunuh oleh kakanya sendiri, yaitu Kain (lih. Kej. 4). A: kesia-siaan (H); P: 9 Desember. ABO († 786) Pemuda Arab asal Baghdad (Irak) itu menjadi pelayan seorang bangsawan di Georgia (Soviet), tempat ia menjadi Kristen. Ketika kota Tiflis di gempur oleh tentara Islam, ia dibunuh karena dianggap’murtad’. P: 8 Januari ABRAHAM (abad ke-19 SM) Dipanggil Tuhan dari kota Ur (Iran) ke Kanaan (Palestina). Karena imannya yang kuat, Tuhan menjanjikan dia menjadi Bapak Bangsabangsa yang besar. Ayah dari Iskak dan Ismail ini dihormati baik oleh umat Islam (Nabi Ibrahim) maupun Yahudi (Bapak Abraham). Ia dikuburkan di gua Makpela dekat Hebron (lih. Kej. Bab 12-25) A: bapak bangsa-bangsa (H); P: 9 Oktober 3 ABRAHAM de GEORGIIS SJ (1563-1595) Lahir di Aleppo (Siria). Ia depenggal kepalanya oleh orang Turki di Massaua (Etiopa), karena ketahuan beragama Kristen. ABRAMIOS (474-557) Menyembunyikan diri dari pemuja-pemujanya ke Yerusalem. Akhirnya rahib ini akan terpaksa menjadi uskup Krateria (Siria), tetapi melarikan diri lagi ke Yerusalem. P: 6 Desember. ADELBERTUS (956-997) Dipilih menjadi uskup Praha (Cekoslovakia), meskipun usianya masih dibawah 30 tahun. Akan tetapi karena terbentur oleh kesulitan pastoral dan politis, ia putus asa dan pergi ke Roma. Namun Paus menyuruhnya pulang kembali. Adelbertus-pun kembali dan kemudian mendirikan biara besar. Akan tetapi para bangsawan terus-menerus menentangnya. Sekali lagi ia pergi ke Roma dan meletakkan jabatannya. Kemudian ia menjadi misionaris di Jerman Timur, tetapi hasilnya ia dibunuh bersama kawan-kawannya dekat Danzig (Polandia). P: 23 April SANTA ADELAIDE (931-16 Desember 999) 4 Santa Adelaide dilahirkan pada tahun 931. Dalam usia enambelas tahun, Puteri Burgundi ini dinikahkan dengan Raja Lothair. Tiga tahun kemudian, suaminya meninggal dunia. Penguasa yang diyakini telah meracuni suaminya berusaha menjadikan Adelaide sebagai isteri puteranya. Adelaide tentu saja menolak. Dalam murkanya, sang penguasa memperlakukannya dengan kejam. Ia bahkan mengurung Adelaide dalam sebuah benteng di tengah sebuah danau. Adelaide diselamatkan ketika Raja Otto Agung dari Jerman menaklukkan penguasa ini. Meski Adelaide duapuluh tahun lebih muda darinya, Otto menikahi Puteri Adelaide yang cantik pada Hari Natal. Ketika raja membawa pulang ratunya yang baru, rakyat Jerman segera mencintainya. Adelaide seorang yang lemah lembut dan anggun lagi cantik jelita. Tuhan menganugerahkan lima anak kepada pasangan kerajaan ini. Mereka hidup bahagia selama duapuluh dua tahun. Ketika Otto mangkat, putera sulung Adelaide menjadi penguasa. Puteranya ini, Otto Kedua, seorang yang baik, tetapi terlalu cepat bertindak tanpa pikir panjang. Ia melawan ibunya sendiri sehingga ibunya meninggalkan istana. Dalam kepedihan hatinya, Adelaide minta pertolongan seorang abbas, Santo Majolus. Abbas ini membuat Otto menyesali perbuatannya. Adelaide menemui puteranya di Italia dan raja memohon pengampunan 5 dari bundanya. Adelaide berdoa bagi puteranya dengan membawa persembahan ke tempat ziarah Santo Martin dari Tours. Di masa tuanya, St Adelaide dipanggil untuk memimpin negara sementara cucunya masih kanak-kanak. Ia membangun banyak biara dan berkarya demi mempertobatkan orangorang Slavic. Sepanjang hidupnya, ratu yang kudus ini taat pada nasehat orang-orang kudus. Ia senantiasa siap sedia mengampuni mereka yang bersalah kepadanya. Santo Addle dari Cluny menyebutnya sebagai “perpaduan mengagumkan dari keelokan dan keanggunan.” Santa Adelaide wafat pada tanggal 16 Desember 999. Adelaide (Adelheid), Ratu. Lahir di Burgundia (Perancis). Isteri dari raja Lothar (947-950) dan Kaisar Otto dari Jerman (951-973). Ia wafat tahun 999. B: Adele, Elke, Heidi, Heide; L: wanita dengan pakaian kebesaran seorang ratu abad pertengahan; P: 15 Desember ADOLF (1185-1224) Uskup dari Osnabruck (Jerman) itu berhasil memperbaharui semangat iman umat dalam keuskupannya. A: serigala mulia (J); P: 17 Juni ADOLF dan YOANES († 850) Berasal dari keluarga campuran; ayah beragama Islam dan ibu Kristen. Kedua pemuda ini disiksa dengan kejam karena ketahuan mengikuti agama ibu. Lalu mereka murtad, tetapi akhirnya bertobat dan rela mencurahkan darah mereka demi iman kepada Kristus di Cordoba (Spanyol) pada masa pemerintahan Emir Abdulrahman II. P: 27 September 6 SANTO PAUS ADRIAN III († 855) Paus ini memimpin gereja dan kota Roma di tengah-tengah masa yang sangat sulit akibat merajalelanya perampokan dan kelaparan. P: 8 Juli. ADRIAN FORTESCUE (1476-1539) Perwira Ordo Malta dan keponakan istri kedua Henry VIII itu di penggal di Tower (London), karena tidak mau mengakui raja sebagai Kepala Gereja di Inggris. P: 9 Juli. ADRIAN van GOUDA dkk Adrian van Gouda bersama dengan Daniel van Arendonck, Kornelius van Diest, Yoanes van Naarden, Ludwig van Arquennes, Yoanes dari Koin serta Willehad dari Denmark bersama dengan 20 imam dan seorang awam dibunuh secara kejam oleh orang-orang Kalvinis Belanda di Alkemar dan Gorkum (1572), karena tetap percaya akan kehadiran Kristus dalam Sakramen Ekaristi. P: 9 Juli ADRIANUS dan NATALIA 7 Adrianus adalah seorang perwira kekaisaran Romawi yang bertugas di Nikomedia. Pada jaman itu (akhir abad ke-3), seringkali tentara Romawi diperintahkan mengejar dan menangkapi orang Kristen. Tak sampai disitu saja, tidak jarang nyawa orang Kristen juga dirampas. Isteri Adrianus , Natalia, percaya kepada Kristus dengan setia. Suatu ketika Adrianus harus memimpin anak buahna melakukan penganiayaan terhadap umat Kristen. Ia menolak perintah itu. Sebenarnya ia belum dipermandikan, namun ia merelakan diri ditangkap dan digiring ke dalam penjara. Natalia segera menjenguk suaminya dan mengatur, supaya ia mendapat pelajaran agama dan dibaptis dalam penjara. Sejak saat itu ia tidak boleh dikunjungi isterinya. Natalia tak habis akal, ia menyamar sebagai seorang pemuda dan berhasil menemui suaminya. Natalia minta, agar bila nanti telah di surga Adrianus berdoa untuknya. Natalia menyaksikan pelaksanaan hukuman mati suaminya, melihat bagaimana anggota tubuh suaminya dicincang. Dan ia hampir tak dapat dibendung keinginannya untuk ikut terjun ke dalam bara api, 8 ketika tubuh Adrianus dilempar ketengah gulungan api bersama martir-martir lain. Api kemudian padam, karena sekonyong-konyong turun hujan lebat. Orang Kristen mengumpulkan sisa jenasah dan menguburkannya dekat Argypolis, di pantai Bosporus (Turki) Natalia menyimpan relikwi berupa sepotong tangan suaminya. Dan sejak itu ia memutuskan untuk hidup tidak jauh dari makam suaminya. Ketika Tuhan memanggilnya ke alam baka, Natalia dikuburkan di samping Adrianus, diantara para martir. Adrianus dan Natalia, seorang martir dan isterinya; meninggal di Nikomedia tahun 304; P: 1 Desember. AEDIGUS D’ABREU SJ (1624) Dalam perjalanan dari Goa ke Jepang, pater ini disergap oleh sebuah kapal Belanda di Selat Singapura dan kemudian dibawa ke Batavia. Dalam penjara di kota ini telah ditahan beberapa biarawan dan imam. Dari antara mereka beberapa sudah meninggal akibat pukulan kejam para penjaga. Pada mulanya Pater d’Abreu diam-diam dapat mengunjungi emapt penjara lain di dalam kota, bahkan berhasil mendirikan tiga kapel darurat di luar kota. Pada waktu itu hamper 3000 orang Katolik di Batavia tidak mendapat pemeliharaan jiwa sedikitpun. Sebab, Gubernur JP Coen mengancam hukuman berat bagi setiap imam yang berani memberikan sakramen-sakramen atau pelajaran agama kepada orang Katolik mana pun juga. Sesudah tindakan yang berani Pater d’Abreu itu diketahui oleh pemerintah Belanda. Ia dijaga lebih ketat. Akan tetapi bersama dengan seorang imam Dominikan yang juga ditahan, Pater d’Abreu di waktu malam mempersembahkan Misa Kudus dan 9 tiga kali meninggalkan penjara secara sembunyisembunyi untuk mememelihara umat. Akibatnya, tempat sembahayang dihancurkan, dua imam disiksa dengan kejam dan dipaksa bekerja kasar, sementara jatah makan dikurangi. Ketika diajak melarikan diri oleh para tahanan lain, Pater d’Abreu menolak. Ia ingin tetap membantu tahanan Katolik yang tek berdaya meloloskan diri. Sesudah dua tahun, pada bulan Maret 1624, Pater d’Abreu meninggal karena dipukuli oleh para penjaga. Sayang tak seorang pun mengetahui dimana saksi iman Kristen dari Jakarta itu dimakamkan. (Salah satu dari Orang-orang Kudus/ Martir di Indonesia) AFRA († 304) Seorang mantan pelacur yang sudah bertobat ini mati sebagai saksi iman dengan cara dibakar hidup-hidup di Augsburg (Jerman) karena ia menjadi wanita Kristen yang penuh semangat. A: wanita dari Afrika (Tunisia); P: 7 Agustus SANTA AGATHA († 250) Seorang gadis Kristen nan cantik bernama Agatha hidup di Sisilia pada abad ketiga, dalam masa pemerintahan Kaisar Decius (249-251) dimana umat Kristen di seluruh kekaisaran dikejar-kejar dan dianiaya. Gubernur Sisilia, yaitu Quintianus mendengar kabar tentang kecantikan Agatha dan menyuruh orang untuk membawa gadis itu ke istananya. Ia menghendaki Agatha melakukan dosa melanggar kesuciannya, tetapi Agatha seorang gadis pemberani dan pantang menyerah. “Yesus Kristus, 10 Tuhanku,” ia berdoa, “Engkau melihat hatiku dan Engkau mengetahui kerinduanku. Hanya Engkau saja yang boleh memilikiku, oleh sebab aku sepenuhnya adalah milik-Mu. Selamatkanlah aku dari orang jahat ini. Bantulah aku agar layak untuk menang atas kejahatan.” Gubernur mencoba mengirim Agatha ke rumah seorang wanita pendosa. Mungkin saja gadis ini akan menjadi jahat pula. Tetapi Agatha menaruh kepercayaan yang besar kepada Tuhan dan berdoa sepanjang waktu. Ia menjaga kesucian dirinya. Ia tidak mau mendengarkan nasehat-nasehat jahat wanita dan anak-anak perempuannya itu. Setelah sebulan berlalu, Agatha dibawa kembali kepada gubernur. Sekali lagi gubernur berusaha membujuknya. “Engkau seorang wanita terhormat,” katanya dengan lembut. “Mengapa engkau merendahkan dirimu sendiri dengan menjadi seorang Kristen?” “Meskipun aku seorang terhormat,” jawab Agatha, “aku ini seorang hamba di hadapan Yesus Kristus.” “Jika demikian, apa sesungguhnya arti dari menjadi terhormat?” tanya gubernur. Agatha menjawab, “Artinya, melayani Tuhan.” Ketika gubernur tahu bahwa Agatha tidak akan mau berbuat dosa, ia menjadi sangat marah. 11 Ia menyuruh orang mencambuk serta menyiksa Agatha. Sementara ia dibawa kembali ke penjara, Agatha berbisik, “Tuhan Allah, Penciptaku, Engkau telah melindungi aku sejak masa kecilku. Engkau telah menjauhkan aku dari cinta duniawi dan memberiku ketabahan untuk menderita. Sekarang, terimalah jiwaku.” Agatha wafat sebagai martir di Catania, Sisilia, pada tahun 250. Agatha (Agata), perawan dan martir. Hidup pada abad ketiga di Italia Selatan. Ia di hormati sebagai pelindung kemurnian. Pelindung terhadap bahaya api (khususnya bagi orangorang yang bekerja di pabrik peleburan besi) dan pelindung penyakit dada. A: yang mulia, arif, berani (Y); L: seorang putri membawa piring, diatasnya terletak dua buah dada yang terpotong; P: 5 Desember “Dengan teladannya ia mengajar kita untuk bergegas menuju kebenaran sejati, yaitu Allah saja.” ~ Santo Metodius AGATA LIN (1817-1858) Seorang guru wanita Tionghoa yang dipenggal di Mao-Ken karena imannya kepada Kristus. P: 19 Februari. AGATANGELUS dan KASIAN OFM Cap († 1638) Mereka berdua diutus sebagai misionaris ke Mesir supaya memulihkan hubungan Gereja Kopt dan Roma. Karena gagal, mereka meneruskan perjalanan ke Etiopia sampai akhirnya mati dirajam. A: Agatangelus : malaekat yang baik (Y); P: 7 Agustus 12 SANTA AGNES ‘MEMPELAI ANAK DOMBA’ († 304-305) St. Agnes hidup pada masa Gereja Perdana, yaitu masa ketika orang-orang Kristen mengalami penindasan serta penganiayaan yang kejam dalam pemerintahan bangsa Romawi. Ia wafat sebagai martir sekitar tahun 304 - 305 dalam pemerintahan Kaisar Diocletian. Usia Agnes pada waktu itu baru 13 tahun. Meskipun tidak banyak catatan sejarah yang ada mengenai St. Agnes, ia amat populer. Hal ini terutama karena Santo. Ambrosius serta para kudus Gereja lainnya banyak menulis tentangnya. `Agnes' dalam bahasa Latin berarti `anak domba' atau `kurban', sementara dalam bahasa Yunani berarti `murni, suci'. Agnes seorang gadis remaja yang cantik jelita dan berasal dari keluarga kaya. Banyak pemuda bangsawan Romawi terpikat padanya; mereka saling bersaing agar dapat memperisteri Agnes. Tetapi Agnes menolak mereka semua dengan halus dan mengatakan bahwa ia telah mengikatkan diri pada seorang Kekasih yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Procop, putera Gubernur Romawi, termasuk salah seorang di antara para pemuda yang amat marah dan merasa terhina oleh penolakan 13 Agnes. Mereka melaporkan Agnes kepada Gubernur dengan tuduhan pengikut Kristus. Pada mulanya Gubernur bersikap ramah serta lembut kepadanya. Ia menjanjikan harta serta kedudukan jika saja Agnes mau menyangkal imannya dan menikah dengan Procop. Agnes menolak, berkali-kali diulanginya pernyataannya bahwa ia tidak dapat memiliki mempelai lain selain dari Yesus Kristus. Karena pernyataannya itu, Agnes diseret ke depan mezbah berhala dan diperintahkan untuk menyembahnya. Bukannya menyembah berhala, Agnes malahan mengulurkan tangannya dan membuat Tanda Salib, tanda kemenangan Kristus. Gubernur kemudian memperlihatkan kepadanya api penyiksaan, kait besi, serta segala macam alat penyiksa lainnya, tetapi gadis muda itu tetap tabah dan tidak gentar sedikit pun. Karena Agnes tetap keras kepala, Gubernur mengancam akan mengirim Agnes ke rumah pelacuran. Tetapi Agnes menjawab, “Yesus Kristus amat pencemburu, Ia tidak akan membiarkan kemurnian para mempelainya dicemarkan seperti itu. Ia akan melindungi dan menyelamatkan mereka.” Katanya lagi, “Kalian dapat menodai pedang kalian dengan darahku, tetapi kalian tidak akan pernah dapat menodai kesucian tubuhku yang telah kupersembahkan kepada Kristus.” Gubernur amat marah mendengar perkataannya itu. Ia memerintahkan agar Agnes, saat itu juga, dikirim ke rumah pelacuran dengan perintah bahwa semua orang berhak menganiayanya sesuka hati mereka. Orang banyak datang untuk menyaksikan peristiwa itu. Tetapi, ketika melihat pancaran sinar wajah Agnes yang kudus dan agung serta sikapnya yang tenang, penuh kepercayaan kepada Kristus yang melindunginya, orang banyak itu takut dan 14 tidak berani mendekat. Seorang pemuda tampil dan berusaha mengganggu Agnes. Pada saat itu juga, dengan kilat yang dari surga, pemuda itu tiba-tiba menjadi buta dan jatuh ke tanah dengan tubuh gemetar. Teman-temannya dengan ketakutan membopongnya serta membawanya kepada Agnes yang kemudian menyanyikan lagu puji-pujian kepada Kritus, sehingga pemuda itu dapat melihat serta sehat kembali. Gubernur amat murka dan menjatuhkan hukuman mati pada Agnes. Algojo mendapat perintah rahasia untuk dengan segala cara membujuk Agnes, tetapi Agnes menjawab bahwa ia tidak akan pernah menyakiti hati Mempelai Surgawinya. Orang banyak menangis menyaksikan seorang dara yang lembut dan jelita dengan belenggu dan rantai yang terlalu besar bagi ukuran tubuhnya yang kecil, digiring ke tempat hukuman mati. Ia terlalu muda untuk memahami arti kematian, namun demikian ia siap menghadapinya tanpa gentar sedikit pun. Sesungguhnya, Agnes diliputi sukacita yang besar karena ia akan segera diperkenankan menyongsong mempelainya. Sama sekali tidak dihiraukannya ratap tangis mereka yang memohonnya untuk menyelamatkan nyawanya. “Aku tidak akan mengkhianati Mempelai-ku dengan menuruti keinginan kalian,” katanya, “Ia telah memilihku dan aku adalah milik-Nya.” Kemudian Agnes berdoa, membungkukkan badannya untuk menyembah Tuhan, dan segera menerima hujaman pedang yang menghantarkan jiwanya yang suci kepada kekasihnya. Agnes telah mempertahankan kemurniannya dan memperoleh mahkota martir di surga. Jenasah Agnes disemayamkan di pemakamam keluarga di Via Nomentana dekat kota 15 Roma. Kurang lebih lima puluh tahun kemudian, yaitu pada tahun 354, Kaisar Konstantin Agung mendirikan sebuah gereja besar di tempat itu. Tubuh Agnes disemayamkan di bawah altar Gereja. Pada abad ketujuh, gereja itu kemudian dipugar, diperbesar serta diperindah dan sekarang dikenal sebagai Basilik St. Agnes. Selama berabad-abad, setiap tahun sekali, yaitu pada pesta St. Agnes, dua anak domba tak bercela dipersembahkan dan diberkati di Basilik St Agnes. Kemudian kedua anak domba itu dipelihara oleh para biarawati Benediktin dari Santa Cecilia di Trastevere hingga hari Kamis Putih, yaitu pada saat mereka digunting bulunya. Dari bulu mereka dibuatlah 12 pallium yaitu semacam stola istimewa yang dikirimkan kepada Bapa Suci. Bapa Suci memberikan pallium tersebut kepada para Uskup Agung yang mengenakannya sebagai lambang anak domba yang digendong oleh Gembala Yang Baik. Agnes, perawan dan martir di Roma (†304); pelindung kemurnian kaum mudi. Sering ia dilukiskan sedang membopong seekor anak domba. Sebab, seperti Kristus, ia bagaikan anak domba yang patuh diseret ke tempat penyembelihan tanpa mengembik minta belas kasihan; A: domba tersayang (L); P: 21 Januari "Kristus mempercantik jiwaku dengan perhiasan rahmat dan kebajikan. Aku ini milik Dia, yang dilayani oleh para malaikat." ~ Santa Agnes AGNES dari ASSISI (1198-1253) Adik Santa Klara dan menjadi abbas di Firenze. P: 19 November 16 AGNES dari TSAO-KOUY (1856) Janda muda dan katekis ini dibunuh dalam sebuah keranjang di Kwang-u, Tiongkok. SANTA AGNES dari MONTEPULCIANO (1268-1317) Santa Agnes dilahirkan dekat kota Montepulciano, Italia, pada tahun 1268. Ketika usianya baru sembilan tahun, ia memohon kepada ayah ibunya untuk diijinkan tinggal di biara dekat tempat tinggal mereka. Agnes amat senang bersama para biarawati. Mereka melewatkan hidup mereka dalam doa dan ketenangan. Mereka bekerja keras juga. Meskipun Agnes masih muda, ia mengerti mengapa para biarawati itu bisa hidup dan berdoa dengan baik. Sebab, mereka ingin bersatu dengan Yesus. Tahun-tahun berlalu, Santa Agnes melewati masa novisiat. Ia seorang biarawati yang baik sehingga para biarawati lainnya senang dengan kehadirannya. Agnes berdoa dengan sepenuh hati. Ia memberikan teladan yang baik kepada para biarawati. Beberapa gadis datang untuk bergabung bersama mereka. Agnes dan para biarawati itu termasuk dalam Ordo Para Pengkhotbah, yang biasa disebut Dominikan. Beberapa tahun kemudian, Agnes dipilih menjadi pemimpin atau “priorin” biara. Ia berusaha adil dan jujur kepada semua biarawati. Ia selalu mencamkan 17 dalam hati bahwa segala sesuatu ia lakukan bagi Yesus. Ia percaya bahwa Yesus Sendiri yang sesungguhnya mengurus biara. Ia yang memelihara mereka. Moeder Agnes melakukan mati raga yang keras. Ia senantiasa lemah lembut dan baik hati, meskipun terkadang perasaan hatinya tidak demikian. Tuhan memenuhi Agnes dengan sukacita dan sekali waktu menganugerahinya dengan karunia-karunia rohani. Suatu ketika, Ia bahkan mengijinkan Agnes membopong Kanak-kanak Yesus dalam pelukannya. Agnes seringkali menderita sakit. Tetapi, ia selalu sabar, bahkan jika penyakitnya amat parah sekalipun. Ia tidak pernah mengeluh ataupun mengasihani diri sendiri. Sebaliknya, ia mempersembahkan segala sesuatunya kepada Tuhan. Menjelang akhir hidupnya, para biarawati tahu bahwa keadaannya tidak akan membaik. Mereka merasa amat sedih. “Jika kalian mengasihi aku, tentulah kalian akan bergembira,” demikian kata Agnes, “sebab aku akan segera masuk dalam kemuliaan Yesus.” Santa Agnes wafat pada tahun 1317 dalam usia empat puluh sembilan tahun. Ia dinyatakan kudus pada tahun 1726. Makamnya menjadi tempat ziarah. Banyak orang datang mohon bantuan doanya dan mohon pertolongannya. Salah seorang di antara para peziarah adalah Santa Katarina dari Siena. SANTO AGUSTINUS (13 November 354-28 Agustus 430) 18 Agustinus dilahirkan pada tanggal 13 November 354 di Tagaste, Algeria, Afrika Utara. Ayahnya bernama Patrisius, seorang kafir. Ibunya ialah Santa Monika, seorang Kristen yang saleh. Santa Monika mendidik ketiga putera-puterinya dalam iman Kristen. Namun demikian, menginjak dewasa Agustinus mulai berontak dan hidup liar. Pernah suatu ketika ia dan teman-temannya yang tergabung dalam kelompok “7 Penantang Tagaste” mencuri buah-buah pir yang siap dipanen milik Pak Tallus, seorang petani miskin, untuk dilemparkan kepada babi-babi. Pada umur 29 tahun Agustinus dan Alypius, sahabatnya, pergi ke Italia. Agustinus menjadi mahaguru terkenal di Milan. Sementara itu, hatinya merasa gelisah. Sama seperti kebanyakan dari kita di jaman sekarang, ia mencari-cari sesuatu dalam berbagai aliran kepercayaan untuk mengisi kekosongan jiwanya. Sembilan tahun lamanya Agustinus menganut aliran Manikisme, yaitu bidaah yang menolak Allah dan mengutamakan rasionalisme. Tetapi tanpa kehadiran Tuhan dalam hidupnya, jiwanya itu tetap kosong. Semua bukubuku ilmu pengetahuan telah dibacanya, tapi ia tidak menemukan kebenaran dan ketentraman jiwa. Sejak awal tak bosan-bosannya ibunya menyarankan kepada Agustinus untuk membaca Kitab Suci di mana dapat ditemukan lebih banyak kebijaksanaan dan kebenaran daripada dalam ilmu pengetahuan. Tetapi, Agustinus meremehkan 19 nasehat ibunya. Kitab Suci dianggapnya terlalu sederhana dan tidak akan menambah pengetahuannya sedikit pun. Pada usia 31 tahun Agustinus mulai tergerak hatinya untuk kembali kepada Tuhan berkat doa-doa ibunya serta berkat ajaran Santo Ambrosius, Uskup kota Milan. Namun demikian ia belum bersedia dibaptis karena belum siap untuk mengubah sikap hidupnya. Suatu hari, ia mendengar tentang dua orang yang serta-merta bertobat setelah membaca riwayat hidup Santo Antonius Pertapa. Agustinus merasa malu. “Apa ini yang kita lakukan?” teriaknya kepada Alypius. “Orang-orang yang tak terpelajar memilih surga dengan berani. Tetapi kita, dengan segala ilmu pengetahuan kita, demikian pengecut sehingga terus hidup bergelimang dosa!” Dengan hati yang sedih, Agustinus pergi ke taman dan berdoa, “Berapa lama lagi, ya Tuhan? Mengapa aku tidak mengakhiri perbuatan dosaku sekarang?” Sekonyong-konyong ia mendengar seorang anak menyanyi, “Ambillah dan bacalah!” Agustinus mengambil Kitab Suci dan membukanya tepat pada ayat, “Marilah kita hidup dengan sopan seperti pada siang hari… kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya.” (Roma 13:13-14). Ini dia! Sejak saat itu, Agustinus memulai hidup baru. Pada tanggal 24 April 387 Agustinus dipermandikan oleh Uskup Ambrosius. Ia memutuskan untuk mengabdikan diri pada Tuhan dan dengan beberapa teman dan saudara hidup bersama dalam doa dan meditasi. Pada tahun 388, setelah ibunya wafat, Agustinus tiba kembali di Afrika. Ia menjual segala harta miliknya dan membagi-bagikannya kepada mereka yang miskin 20 papa. Ia sendiri mendirikan sebuah komunitas religius. Atas desakan Uskup Valerius dan umat, maka Agustinus bersedia menjadi imam. Empat tahun kemudian Agutinus diangkat menjadi Uskup kota Hippo. Semasa hidupnya Agustinus adalah seorang pengkhotbah yang ulung. Banyak orang tak percaya kembali ke gereja Katolik sementara orang-orang Katolik semakin diperteguh imannya. Agustinus menulis surat-surat, khotbah-khotbah serta bukubuku dan mendirikan biara di Hippo untuk mendidik biarawan-biarawan agar dapat mewartakan injil ke daerah-daerah lain, bahkan ke luar negeri. Gereja Katolik di Afrika mulai tumbuh dan berkembang pesat. Di dinding kamarnya, terdapat kalimat berikut yang ditulis dengan huruf-huruf yang besar: “Di sini kami tidak membicarakan yang buruk tentang siapa pun.” “Terlambat aku mencintai-Mu, Tuhan,” serunya kepada Tuhan suatu ketika. Agustinus menghabiskan sisa hidupnya untuk mencintai Tuhan dan membawa orang-orang lain untuk juga mencintai-Nya. Agustinus wafat pada tanggal 28 Agustus 430 di Hippo dalam usia 76 tahun. Makamnya terletak di Basilik Santo Petrus. Kumpulan surat, khotbah serta tulisan-tulisannya adalah warisan Gereja yang amat berharga. Di antara ratusan buku karangannya, yang paling terkenal ialah “Pengakuan-Pengakuan” (di Indonesia diterbitkan bersama oleh Penerbit Kanisius dan BPK Gunung Mulia) dan “Kota Tuhan”. Santo Agustinus dikenang sebagai Uskup dan Pujangga Gereja serta dijadikan Santo pelindung para seminaris. Jadi tidak peduli berapa jauh anda menyimpang dari Tuhan, Ia selalu siap untuk membawa anda kembali. Sama seperti Agustinus, 21 seorang kafir yang dipanggil menjadi seorang Uskup, anda pun juga dapat bertumbuh dalam kasih dan kuasa Tuhan. Iman sejati sungguh sangat indah. Agustinus, uskup dan pujangga Gereja, putera S/ Monika, Lahir tahun 354 di Tagaste (Afrika Utara). Bukunya yang terkenal: “Pengakuan” dan “Negara Tuhan”. Ia menulis aturan hidup membiara. Wafat tahun 430 di Hippo; pelindung para calon imam (seminaris). A: yang agung dan mulia; B: Agus, Agustin dan Tinus (♂); Agusta dan Agustina (♀); L: tongkat dan mitra uskup; P: 28 Agustus. “Engkau telah menciptakan kami bagi Diri-Mu, ya Allahku, dan hati kami tiada tenang sebelum beristirahat di dalam Dikau.” ~ Catatan St. Agustinus "Pengakuan-Pengakuan" SANTO AGUSTINUS CANTERBURY († 26 Mei 605) Santo Agustinus adalah Kepala Biara Santo Andreas di Roma. Paus Santo Gregorius Agung memilihnya bersama empatpuluh biarawan lain untuk suatu misi yang dirindukannya. Mereka diutus untuk mewartakan Injil kepada rakyat Inggris. Agustinus dan para biarawan pun memulai perjalanan mereka. Ketika tiba di Perancis selatan, mereka diperingatkan akan kebengisan orang-orang Inggris. Para biarawan menjadi patah semangat. Mereka mendesak 22 Agustinus agar bersama-sama kembali dan mendapatkan ijin paus untuk membatalkan seluruh rencana itu. Mereka memang melakukannya, tetapi paus tetap bersikeras mengutus mereka ke Inggris. Beliau mengatakan bahwa orang-orang Inggris rindu menerima iman Kristiani. Para biarawan pun berangkat ke Inggris. Mereka tiba pada tahun 596. Para misionaris disambut baik oleh Raja Ethelbert, yang isterinya adalah seorang puteri Kristiani dari Perancis. Para biarawan membuat suatu arak-arakan ketika mereka mendarat. Mereka berjalan beriringan sembari memadahkan mazmur. Mereka membawa sebuah salib dan sebuah gambar Tuhan kita. Banyak orang menerima kabar gembira dari para biarawan. Raja Ethelbert sendiri juga dibaptis pada Hari Raya Pentakosta tahun 597. St Agustinus ditahbiskan menjadi uskup pada tahun yang sama. Santo Agustinus kerap menulis surat untuk memohon nasehat paus. Dan Paus Santo Gregorius pun banyak memberinya nasehat-nasehat kudus pula. Berbicara mengenai banyaknya mukjizat yang diadakan Santo Agustinus, paus mengatakan, “Engkau sepatutnya bersukacita dengan gemetar dan gemetar dengan sukacita atas karunia itu.” Maksud beliau adalah agar Agustinus hendaknya bersukacita bahwa melalui mukjizat-mukjizat itu orang-orang Inggris dipertobatkan. Tetapi, hendaknya ia berhati-hati pula untuk tidak menjadi sombong. Di Canterbury, St Agustinus mendirikan sebuah gereja dan sebuah biara, yang di kemudian hari menjadi yang terpenting di Inggris. Di sanalah kelak Santo Agustinus dimakamkan. Santo Agustinus wafat pada tanggal 26 Mei 605, tujuh tahun setelah kedatangannya di Inggris. P: 27 Mei. 23 AGUSTINUS de MAGDALENA OP (1618) Ia jatuh ke tangan orang-orang Lamakera di Solor. Setelah lama disiksa dengan kejam, tubuh pastor ini dihancurkan di bawah sebuah perahu besar. Roma mengijinkan menghormati pastor ini sebagai martir. (Salah satu dari Orang2 Kudus di ndonesia) AHMED, ZAIDA, dan ZORAIDA (1180) Adalah saudara Almansur, kepala negeri Lerida di Spanyol. Mereka bertobat mengikuti Kristus dan berusaha mengkristenkan kakak mereka, tetapi justru mengakibatkan mereka diserahkan ke tangan algojo. Nama permandian mereka adalah Bernard, Maria dan Gracia. P: Bernard 1 Juni, Maria dan Gracia 21 Agustus. SANTO AIDAN († 651) Santo Aidan adalah seorang biarawan Irlandia yang hidup pada abad ketujuh. Ia tinggal di biara besar di Iona yang didirikan Santo Kolumbanus. Santo Oswald menjadi Raja Inggris Utara pada tahun 634. Raja mengundang para misionaris untuk mewartakan Injil kepada rakyatnya yang masih kafir. Misionaris pertama yang berangkat segera pulang kembali dengan mengeluh 24 bahwa orang-orang Inggris amat kasar, keras kepala dan liar. Para biarawan berkumpul bersama untuk merundingkan situasi ini. “Menurutku,” kata Santo Aidan kepada biarawan yang kembali itu, “engkau terlalu keras dengan orang-orang ini.” Ia kemudian menjelaskan bahwa, sebagaimana dikatakan Santo Paulus, terlebih dahulu ajaran-ajaran yang mudahlah yang diberikan. Ketika orang-orang telah bertambah kuat dalam Sabda Allah, barulah dapat dimulai ajaran-ajaran yang lebih sempurna mengenai hukum-hukum Tuhan yang kudus. Ketika para biarawan mendengar nasehat yang bijaksana itu, mereka berpaling kepada Aidan. “Sebaiknya engkaulah yang pergi ke Inggris Utara untuk mewartakan Injil,” kata mereka. Aidan pergi dengan suka hati. Ia menerima tugas baru ini dengan kerendahan hati dan semangat doa. Ia mulai dengan berkhotbah. Raja Santo Oswald sendiri yang menerjemahkan khotbah-khotbah Aidan ke dalam bahasa Inggris hingga Aidan menguasai bahasa Inggris dengan lebih baik. Santo Aidan berkelana ke seluruh penjuru negeri, selalu dengan berjalan kaki. Ia bekhotbah dan menolong rakyat. Ia melakukan banyak perbuatan baik dan amat dikasihi oleh umatnya. Setelah tigapuluh tahun masa pelayanan Santo Aidan, setiap biarawan atau imam yang datang ke daerah itu akan disambut dengan penuh sukacita oleh segenap penduduk desa. Di Pulau Lindisfarne, Santo Aidan mendirikan sebuah biara besar. Betapa banyak orang kudus dihasilkan dari sana hingga Lindisfarne dikenal sebagai Pulau Kudus. Sedikit demi sedikit, pengaruh pewartaan yang giat ini mengubah Inggis Utara menjadi sebuah pulau Kristen yang beradab. Santo Aidan wafat pada tahun 651. P: 31 Agustus 25 AKWILA dan PRISKA (abad ke-1) Suami-isteri kaya ini membantu dan menyelamatkan Santo Paulus dari ancaman maut. Mereka juga rajin menyebarkan injil dan rumah mereka digunakan untuk perayaan ekaristi (lihat a.l. Kisah Rasul 18, 18 dan 26; Roma 16, 3 dst) A: Akwila ♂ = rajawali; Priska ♀ = wanita terhormat (karena lanjut usia) (L); P: 8 Juli SANTO AKHILLEUS († 304), SANTO NEREUS († 304) dan SANTO PANKRASIUS Akhilleus dan Nereus adalah prajurit Romawi yang meninggal sekitar tahun 304. Mereka kemungkinan adalah para pengawal Praetorian di bawah Kaisar Trajan. Kita mengetahui hanya sedikit saja mengenai mereka. Tetapi, apa yang kita ketahui berasal dari dua orang paus yang hidup pada abad keempat, Paus Siricius dan Paus Damasus. Pada tahun 398, Paus Siricius mendirikan sebuah gereja di Roma demi menghormati mereka. Paus Damasus menuliskan sebuah catatan pujian bagi kedua martir ini. Beliau menjelaskan bahwa Nereus dan Akhilleus dipertobatkan kepada iman Kristiani. 26 Mereka meninggalkan senjata mereka untuk selamanya. Mereka adalah para pengikut Kristus yang sejati bahkan hingga menyerahkan nyawa. Nereus dan Akhilleus dibuang dalam pengasingan ke pulau Terracina. Di sana mereka dipenggal kepalanya. Pada abad keenam, sebuah gereja kedua dibangun di bagian lain Roma demi menghormati kedua martir ini. Santo Pankrasius, seorang yatim piatu berusia empatbelas tahun, hidup pada masa yang sama. Kemungkinan besar ia jadi martir pada hari yang sama. Pankrasius bukanlah seorang penduduk asli Roma. Ia dibawa ke sana oleh pamannya yang mengasuhnya. Pankrasius menjadi seorang pengikut Kristus dan dibaptis. Meski masih seorang remaja, ia ditangkap karena menjadi seorang Kristiani. Pankrasius menolak untuk menyangkal imannya. Karena itu, ia dijatuhi hukuman mati. Pankrasius dihukum pancung. Ia menjadi seorang martir yang sangat popular pada masa Gereja perdana. Orang mengaguminya oleh sebab ia begitu muda namun begitu berani. Pada tahun 514, sebuah gereja besar dibangun di Roma demi menghormatinya. Pada tahun 596, seorang misionaris terkenal, Santo Agustinus dari Canterbury, membawa iman Kristiani ke Inggris. Ia menamai gereja pertamanya dengan nama Santo Pankrasius. 27 ALBAN (abad ke-3) Martir pertama di Inggris itu dipenggal kepalanya, karena menyembunyikan seorang imam A: yang putih, cerah; P: 22 Juni ALBERT(US) (1149-1214) Uskup Agung Yerusalem itu berhasil menyusun peraturan hidup Ordo Karmelit. Ia meninggal karena dibunuh oleh penjahat yang ditegurnya P: 17 September ALBERT(US) († 1279) Seorang petani di Bergamo Italia ini berusaha giat membantu kaum miskin, tetapi terus dianiaya oleh famili isterinya yang iri hati. P: 11 Mei SANTO ALBERTUS AGUNG (1206-1280) Santo Albertus hidup pada abad ketigabelas. Ia dilahirkan di sebuah kastil di Sungai Danube di Swabia (Jerman barat daya). Albertus belajar di Universitas Padua di Italia. Di sana ia memutuskan untuk menjadi seorang Dominikan. Pamannya berusaha membujuknya untuk tidak memenuhi panggilan religiusnya. Namun demikian, Albertus tetap pada pendiriannya. Ia merasa bahwa itulah yang Tuhan kehendaki. Ayahnya, pangeran Bollstadt, amat marah. Para Dominikan khawatir kalau-kalau ayahnya akan membawa Albertus pulang kembali ke rumah. Oleh karena itu, mereka 28 mengirim Albertus, yang masih menjadi novis, ke suatu tempat yang jauh. Tetapi ternyata ayahnya tidak datang untuk menjemputnya. Santo Albertus sangat senang belajar. Ia suka ilmu pengetahuan alam, terutama fisika, geografi dan biologi. Semuanya itu amat menarik baginya. Ia juga senang memperdalam pengetahuan tentang agama Katolik dan Kitab Suci. Ia biasa mengamati perilaku binatang-binatang serta menuliskan apa yang ia amati, sama seperti yang dilakukan para ilmuwan sekarang. Santo Albertus menulis banyak sekali buku-buku tentangnya. Ia juga menulis tentang filosofi dan merupakan seorang guru yang popular di berbagai sekolah. Salah satu murid Santo Albertus adalah Santo Thomas Aquinas yang hebat itu. Dikatakan bahwa Santo Albertus mengetahui kematian Santo Thomas langsung dari Tuhan. Ia telah membimbing St. Thomas pada awal karya-karya besarnya di bidang filosofi dan theologi. Ia jugalah yang mempertahankan ajaran-ajaran St. Thomas setelah ia wafat. Semakin bertambah umur, St. Albertus semakin kudus. Sebelumnya, ia telah mengungkapkan pemikiran-pemikirannya yang mendalam dalam tulisan-tulisannya. Sekarang, ia mengungkapkan pemikiran-pemikirannya yang mendalam tersebut dalam seluruh cara hidupnya yang hanya bagi Tuhan. Albertus Magnus (Agung), uskup dan pujangga Gereja. Lahir di Lauinge tahun 1206 dan wafat di Kőln tahun 1280. Pelindung kaum 29 ilmiawan dan mahasiswa. B: Albertin (♀); L: seorang uskup yang sedang menulis buku; P: 15 November. SANTO ALBERTUS de TRAPANI (1307) St. Albertus dilahirkan pada tahun 1250 di Kerajaan Sicilia, tepatnya di kota Trapani dari pasangan suami istri bernama Benedictus de’Abbati dan Joana de Salzi setelah mereka berdua menikah selama 26 tahun tanpa anak. Selama itu mereka memohon kemurahan Tuhan, khususnya dengan bantuan Bunda Maria, agar mereka dikaruniai anak. Mereka bahkan berjanji akan mempersembahkannya kembali kepada Tuhan jika permohonan itu dikabulkan. Janji itu tak dapat mereka ingkari ketika Tuhan menganugerahkan kemurahan-Nya dengan kelahiran Albertus yang ‘hanya’ sempat tinggal bersama mereka selama lebih-kurang 14 tahun. Pada usia delapan tahun, Albertus sudah ditentukan oleh seorang pangeran sebagai calon mempelai putrinya jika mereka sudah dewasa. Namun Albertus menolak karena pada saat itu ia sudah berniat masuk Ordo Karmel. Ia memprotes kepada orang tuanya dengan cara anak-anak: “Sebelum Ayah Bunda memberikan izin kepada saya untuk hidup membiara, saya tidak akan menyentuh makanan maupun 30 minuman!” Ketika ditolak masuk biara karena kemudaan usianya, kepada pembesar biara “St.Maria Menerima Kabar Gembira” di Trapani, sambil bercucuran air mata ia mengatakan: “Pater, untuk memberikan bukti pertama dari ketaatan saya, pada saat ini juga saya akan pulang kembali ke rumah.” Karena perlindungan St. Maria terhadap niat kedua orang tuanya dan keistimewaan Albertus yang telah dipilih Tuhan, perjuangannya untuk menjadi biarawan Karmelit tak pernah dapat dipadamkan oleh berbagai kenikmatan hidupnya sebagai putra keluarga bangsawan. Tak ada lagi yang dapat menahan keinginannya. Pada tahun 1264 ia menerima pakaian biara. Segera sesudahnya ia membagi-bagikan pakaiannya sendiri kepada orangorang miskin. Sejak awal hidup membiaranya Albertus memang tidak puas akan kebajikan yang biasa. Semakin sering ia menyangkal diri, semakin sering ia tertarik untuk meningkatkannya. Daya tahan dan kepandaiannya berbicara sangat luar biasa, sehingga seorang sarjana menamainya: “Sebuah Arus Nasihat”. Ia bekerja dengan tangannya ketika menulis buku-buku ilmu pengetahuan atau tentang ketakwaan kepada Tuhan, atau bila ia melaksanakan pekerjaan-pekerjaan di biara. Ia bekerja dengan lidahnya bila ia menerangkan isi Injil Suci kepada umat. Ia bekerja dengan pikiran, bila ia mempertimbangkan karya tulisnya. Pendek kata, ia bekerja agar Tuhan berkenan kepadanya untuk mengenyahkan setan yang tak mampu lagi menembus jiwanya. Maka, dengan gagah berani ia dapat merebut para pendosa dari cakar-cakar kuasa kegelapan. Melalui mati-raga yang ketat, ia mencapai kesempurnaan yang dikehendaki Tuhan. 31 Meskipun demikian, Albertus tetap rendah hati. Ketika ia diminta mempersiapkan diri untuk ditahbiskan menjadi imam, ia berkata: “Seorang imam harus suci, sedangkan saya hanyalah seorang yang berdosa besar; ia harus menyerupai matahari yang menerangi orang-orang lain, sedangkan jiwa saya sedemikian lemah, sehingga membutuhkan bantuan yang kuat”. Tetapi, Tuhan telah memilihnya menjadi imam. Maka ia pun ditahbiskan oleh Uskup Agung Messina. Beberapa tahun kemudian, ia diangkat sebagai provinsial walaupun sudah berusaha menolaknya karena merasa tak layak dibandingkan saudara-saudara seserikat yang memilihnya. Dalam segala hal, hidup Albertus diarahkan bagi bertambah besarnya keluhuran Tuhan, keselamatan jiwa-jiwa sesamanya, kecemerlangan dan perkembangan serikatnya. Meskipun ia menganggap pujian sebagai jebakan yang dipasang untuk menjerat kebajikannya, ia tidak dapat menghindari sorak-sorai umat yang tercengang karena Tuhan mengadakan berbagai mukjizat dengan perantaraannya. Meskipun pada usia 57 tahun kesehatannya masih sangat baik, tetapi karena mengetahui dari bisikan ilahi bahwa akhir hidupnya sudah dekat, ia meletakkan jabatannya sebagai provinsial dan mengasingkan diri di sebuah biara yang sudah hampir menyerupai timbunan reruntuhan akibat perang. Dalam waktu singkat, keadaan biara yang tak layak dihuni itu menyebabkan kesehatannya merosot tajam. Suatu malam ia memanggil para saudara seserikatnya di biara Messina dan menyampaikan pesan-pesan terakhirnya agar mereka semua setia pada kaul-kaul kekal kebiaraan dan kepada Tahta Santo Petrus. Kemudian ia 32 meninggalkan dunia fana ini dengan tenang sesudah mengulangi perkataan Sang Penebus menjelang wafat-Nya: “Bapa, ke dalam tangan-Mu, kuserahkan jiwaku!” Uskup Agung Messina dan Raja Frederik menjemput jenazah suci itu dan dibawa dalam perarakan ke Gereja Katedral untuk disemayamkan di altar utama. Rakyat menuntut agar bagi Albertus dipersembahkan “Misa Pengaku Iman”, bukan “Misa Arwah” (Requiem). Sesudah beberapa hari jenazahnya dimasukkan ke sebuah makam batu di gereja para Karmelit. Raja dan para rohaniwan maupun umat segera memohon ke Tahta Suci agar mengumumkan pengesahan Albertus sebagai orang kudus. Namun pelaksanaan keputusan itu selalu tertunda akibat suasana keruh yang ditimbulkan oleh perang yang berulang-ulang hingga memporakporandakan Sicilia. Baru pada tanggal 31 Mei 1476, Paus Sixtus IV mengumumkan bulla “Caelestis aulae militum” yang menyatakan Albertus sah mendapat sebuah tempat di antara para kudus untuk selama-lamanya. P: 7 Agustus ALEX (abad ke-5) Diceritakan Alex menghilang pada hari perkawinannya, karena dipaksa menikahi gadis pilihan orang tuanya. Tujuhbelas tahun ia hidup sebagai pengemis di Edessa (Siria). Akhirnya, Alex pulang ke rumah orang tuanya dan bekerja sebagai pelayan, namun sudah tidak dikenali lagi oleh familinya. P: 17 Juli 33 ALEXANDER Kisah kuno tentang para saksi iman di Roma menceritakan, bahwa Alexander termasuk salah satu dari ketujuh martir yang dibunuh pada tanggal 10 Juli. Mereka adalah anak-anak Santa Felisitas, bersama dengan ibunya yang sudah janda itu Alexander dan keenam saudaranya ditangkap pada masa pemerintahan Kaisar Antonius Pius, karena menolak memberikan persembahan kepada dewa-dewa kekaisaran. Mereka dikebumikan dalam empat katakombe di Roma. Alexander, Felix, Filipus, Martialis, Vitalis, Silvianus, Yanuarius dan ibu mereka Santa Felisitas, martir abad ke-2); L: seorang ibu bersama tujuh anaknya; P: 10 Juli. B: Alexandra adalah bentuk perempuan dari Alexander, sedangkan Alexandreia dari Alexandros ALEXANDROS (abad ke-4) Patrik kota Alexandria (Mesir) itu gigih membela gereja terhadap bidaah Arius yang mengkal ketuhanan Jesus P: 26 Februari 34 ALFONS de NAVARETE OP (1571-1617) Seorang misionaris di Philipina dan martir di Takushima (Jepang). P: 10 September ALFONSO de CASTRO SJ (1558) Ketika sedang berlayar dari Halmahera ke Ternate ia ditangkap oleh pelaut Islam. Lalu diikat selama lima hari pada haluan kapal tanpa diberi makan dan minum. Akhirnya Alfonso dibunuh dengan kejam di pulau Hiri (Maluku). (Salah satu dari Orang-orang Kudus di Indonesia) SANTO ALFONSUS MARIA de LIGUORI (1696-1787) Alfonsus dilahirkan dekat Naples, Italia pada tahun 1696. Ia seorang pelajar yang giat belajar. Ia mendapatkan gelar dalam bidang hukum dan menjadi seorang pengacara terkenal. Suatu kesalahan yang dibuatnya di pengadilan membuat Alfonsus yakin akan apa yang telah ada dalam pikirannya: ia harus meninggalkan pekerjaannya dan 35 menjadi seorang imam. Ayahnya berusaha membujuk Alfonsus agar ia mengurungkan niatnya itu. Tetapi, tekad Alfonsus sudah bulat. Ia menjadi seorang imam. Kehidupan Alfonsus dipenuhi dengan berbagai macam kegiatan. Ia berkhotbah dan menulis banyak buku. Ia membentuk suatu kongregasi rohani yang disebut “Kongregasi Pater-Pater Redemptoris” (CSsR; Redemptoris artinya Sang Penebus). Alfonsus memberikan pengarahan rohani yang bijaksana dan membawa damai bagi umatnya melalui Sakramen Rekonsiliasi. Ia juga menulis lagu puji-pujian, bermain organ dan melukis. St. Alfonsus menulis enampuluh buah buku. Ini sungguh luar biasa mengingat tugas dan tanggung jawabnya yang lain amatlah banyak. Ia juga sering menderita sakit. Ia sering sakit kepala, tetapi segera ia akan menempelkan sesuatu yang dingin ke dahinya dan terus tetap bekerja. Meskipun pada dasarnya ia mempunyai kecenderungan untuk bersikap terburu-buru, Alfonsus berusaha untuk menguasai diri. Ia amat rendah hati, hingga ketika pada tahun 1798 Paus Pius VI ingin mengangkatnya menjadi seorang Uskup, dengan lembut ia mengatakan “tidak”. Ketika para utusan paus telah datang secara pribadi untuk menyampaikan keputusan paus kepadanya, mereka menyapa Alfonsus dengan “Tuan yang Termasyhur”. Alfonsus menjawab, “Tolong, jangan memanggilku seperti itu lagi. Sebutan itu akan membuatku mati.” Paus memberikan pengertian kepada Alfonsus bahwa ia sungguh menghendaki Alfonsus menjadi seorang Uskup. Alfonsus mengutus banyak pengkhotbah ke seluruh wilayah keuskupannya. Umat perlu diingatkan kembali akan cinta kasih Tuhan dan akan 36 pentingnya iman mereka. Alfonsus berpesan kepada para imam untuk menyampaikan khotbah yang sederhana. “Saya tidak pernah menyampaikan khotbah yang tidak dapat dimengerti bahkan oleh nenek tua yang paling lugu yang ada di gereja,” katanya. Dengan semakin bertambahnya usia, Alfonsus menderita berbagai penyakit. Ia menderita radang sendi yang menyiksanya dan menjadikannya lumpuh. Ia kehilangan pendengarannya serta nyaris buta. Ia juga harus mengalami berbagai kekecewaan dan pencobaan. Namun, Alfonsus memiliki devosi yang amat mendalam kepada Santa Perawan Maria, seperti yang dapat kita ketahui melalui bukunya yang terkenal yang berjudul 'Kemuliaan Maria'. Segala penderitaan dan pencobaan itu berakhir dengan damai dan sukacita serta kematian yang kudus. Alfonsus wafat pada tahun 1787 pada usia sembilan puluh satu tahun. Paus Gregorius XVI menyatakannya kudus pada tahun 1839. Paus Pius IX memberinya gelar Doktor Gereja pada tahun 1871. Alfonsus Maria de Liguari, uskup, ahli teologi moral, pujangga Gereja dan pendiri Kongregasi Redemptoris (artinya: Sang Penebus). Kini anggota-anggotanya berkarya juga di Sumba dan Sumbawa. Lahir dan meninggal dekat Napoli, Italia (1696-1787). B: Alfons, Fons (♂); Alfonsa (♀); L: seorang uskup dengan rosario dan salib dalam tangannya; P: 1 Agustus. “Bersama Tuhan, penebusan berlimpah.” ~ St. Alfonsus SANTO ALFONSUS RODRIQUES (15531617) 37 Orang kudus dari Spanyol ini dilahirkan pada tahun 1553. Ia mengambil alih usaha jual beli kain wol milik keluarganya ketika usianya duapuluh tiga tahun. Tiga tahun kemudian ia menikah. Tuhan mengaruniakan kepada Alfonsus dan Maria - isterinya, dua orang anak. Tetapi banyak penderitaan yang kemudian datang menimpa Alfonsus. Usahanya mengalami kesulitan, puterinya yang masih kecil meninggal dunia, disusul oleh isterinya. Sekarang, pengusaha ini mulai berpikir tentang apa yang kira-kira dirancangkan Tuhan baginya. Dari dulu Alfonsus adalah seorang Kristen yang saleh. Tetapi sekarang, ia berdoa, bermatiraga, dan menerima sakramen-sakramen lebih banyak dari sebelumnya. Ketika usianya menjelang empatpuluh tahun, putera Alfonsus meninggal dunia juga. Bukannya membenamkan diri dalam kesedihan, tetapi Alfonsus semakin khusuk berdoa serta memohon karunia percaya sepenuhnya kepada Tuhan. Segera kemudian Alfonsus mohon diijinkan bergabung dengan Serikat Yesus. Tetapi, ia diberitahu bahwa ia harus belajar terlebih dahulu. Jadi, ia kembali bersekolah. Anak-anak kecil menertawakan Alfonsus. Ia harus meminta-minta untuk makan, sebab ia telah memberikan seluruh uangnya kepada kaum miskin papa. Demikianlah, pada akhirnya Alfonsus diterima sebagai frater dan diberi tugas sebagai penjaga pintu di sebuah 38 seminari Yesuit. “Frater yang itu bukanlah seorang manusia - ia seorang malaikat!” demikian kata superiornya mengenai Alfonsus bertahun-tahun kemudian. Para imam yang mengenalnya selama empat puluh tahun tidak pernah mendapatinya mengatakan atau melakukan sesuatu yang tidak baik. Kebaikan hatinya serta ketaatannya telah diketahui semua orang. Suatu kali, semua kursi dalam biara, bahkan juga kursi-kursi dari kamar tidur, dipergunakan untuk suatu Devosi Empat Puluh Jam. Karena suatu kesalahan, kursi Frater Alfonsus tidak dikembalikan kepadanya hingga tahun berikutnya. Namun demikian, ia tidak pernah mengeluh atau pun membicarakan masalah tersebut kepada siapa pun. Selama masa hidupnya yang panjang, St. Alfonsus harus menaklukan pencobaan-pencobaan yang berat. Selain itu, ia juga mengalami penderitaan jasmani yang menyakitkan. Bahkan pada saat ia terbaring mendekati ajalnya, ia harus melewatkan setengah jam lamanya bergumul dengan penderitaan yang luar biasa. Kemudian, sesaat sebelum wafat, ia dipenuhi dengan damai dan sukacita. Ia mencium Salibnya dan memandang teman-teman sebiaranya dengan penuh kasih. St. Alfonsus wafat pada tahun 1617 dengan nama Yesus di bibirnya. Alfonsus Rodriguez, ayah dan kemudian bruder Jesuit, Lahir di Segovia 1531 dan meninggal di Palma de Majorca 1617. P: 31 Oktober. ALICE le CLERE (1576-1622) Dalam usia muda belia bersama tiga teman mendirikan kongregasi suster untuk pendidikan puteri di Nacy (Perancis). 39 A: → Elisabet; B: Alix; P: 22 Oktober. ALKUIN OSB († 1804) Biarawan Inggris ini oleh Kaisar Karel Agung diangkat menjadi ‘menteri pendidikan’ dalam seluruh kekaisaran, bahkan kaisar sendiri menjadi muridnya. Ia menulis banyak buku dan memperbarui hidup biara. P: 19 Mei ALMAKIOS atau TELEMAKUS († 400) Biarawan ini tatkala mengunjungi Roma berusaha menghentikan pertunjukan gladiator yang seringkali membawa korban jiwa. Dalam usaha ini Almakios sendiri dibunuh. Tetapi kaisar sejak itu melarang permainan tersebut. P: 1 Januari. SANTO ALOYSIUS GONZAGA (9 Maret 1568-20 Juni 1591) Aloysius, santo pelindung pemuda pemudi Katolik, dilahirkan pada tanggal 9 Maret 1568. Karena ia begitu penuh semangat hidup, ayahnya berangan-angan agar kelak ia menjadi seorang perwira yang hebat. Ketika Aloysius baru berumur lima tahun, ayahnya mengajaknya ke kemah tentara. Di sana, Aloysius kecil ikut berarak dalam barisan. Suatu hari, ia bahkan berhasil mengisi dan menembakkan senapan ketika pasukan tentara sedang beristirahat. Ia juga 40 belajar umpatan dan kata-kata kasar dari para prajurit. Ketika mengetahui apa arti kata-kata tersebut, Aloysius merasa menyesal bahwa ia telah mengucapkannya. Pemuda Aloysius dikirim ke istana-istana para raja dan pangeran. Kelicikan, kedengkian dan kecemaran merupakan hal biasa di sana. Tetapi, semuanya itu mempengaruhi Santo Aloysius hanya dalam satu hal, yaitu lebih berhatihati agar tetap hidup sesuai tanggung jawab Kristianinya. Aloysius jatuh sakit. Hal itu memberinya kesempatan untuk mempergunakan lebih banyak waktu untuk berdoa dan membaca buku-buku yang baik. Ketika Aloysius berumur enam belas tahun, ia memutuskan untuk menjadi seorang imam Yesuit. Ayahnya menentang keinginannya itu. Tetapi, setelah tiga tahun, akhirnya ia mengijinkannya juga. Begitu bergabung dengan Yesuit, Aloysius wajib melakukan pekerjaanpekerjaan berat dan kasar. Ia melayani di dapur dan mencuci piring-piring kotor. Ia biasa mengatakan, “Aku ini sepotong besi yang bengkok. Aku datang kepada agama agar dijadikan lurus oleh palu penyangkalan diri dan laku tobat.” Ketika suatu wabah menyerang kota Roma, Aloysius mohon agar diijinkan merawat mereka yang sakit. Dia, yang biasa dilayani oleh pelayan-pelayan, dengan senang hati menyeka mereka yang sakit serta merapikan tempat tidur mereka. Ia melayani orang-orang sakit hingga akhirnya penyakit itu menyerangnya juga. St. Aloysius baru berusia dua puluh tiga tahun ketika ia wafat pada malam tanggal 20 Juni 1591. Ia hanya mengatakan, “Aku akan pergi ke surga.” Jenazah St. Aloysius Gonzaga disemayamkan di Gereja St. Ignatius di Roma. Ia dinyatakan kudus oleh Paus Benediktus XIII pada tahun 1726. 41 Aloysius (Aloisius), lahir di Lombardia tahun1568, novis Jesuit; pelindung kemurnian kaum muda, wafat 1591 di Roma. B: Aluis, Lewis, Luigi; L: seorang frater dengan bunga lili (bakung); P: 21 Juni ALOISIUS RABATA (1430-1490) Sesaat sebelum meninggal biarawan Karmelit di Italia ini masih mengampuni penyerang yang memukulinya sampai mati. P: 8 Mei ALOISIUS VERSIGLIA dan KALISTUS CARAVORIA (1873/1903-1930) Uskup dan misionaris ini dibunuh dengan kejam oleh penyamun di Li Than Tseni dekat Schiuchow Tiongkok, karena membela kemurnian tiga gadis Kristen yang sedang dalam perjalanan. AMANDUS († 679) Uskup dan Rasul di Belgia. A: pantas disayangi; P: 6 Februari SANTO AMBROSIUS (340-397) Ambrosius dilahirkan sekitar tahun 340. Ia putera seorang Gubernur Romawi di Gaul. Ketika ayahnya 42 meninggal dunia, ibunya membawa keluarganya kembali ke Roma. Ibunya dan kakaknya - Santa Marcellina – membesarkan Ambrosius dengan baik. Ambrosius menjadi seorang pengacara yang hebat. Kemudian ia diangkat menjadi gubernur kota Milan serta daerah sekitarnya. Tetapi melalui suatu peristiwa yang aneh (baca kisahnya dalam Bagaimana Seorang Uskup Dipilih?), Ambrosius sang Gubernur menjadi Ambrosius sang Uskup. Pada masa itu, umat biasa mengusulkan kepada paus nama orang yang mereka pilih sebagai uskup. Sungguh amat mengejutkan Ambrosius ketika penduduk kota Milan memilihnya. Ia berusaha menghindar, tetapi tampaknya hal itu memang kehendak Tuhan. Oleh karenanya, Ambrosius menjadi imam dan kemudian uskup kota Milan. Ambrosius menjadi bapa serta teladan yang mengagumkan bagi umatnya. Ia juga melawan segala kejahatan dengan keberanian yang mengagumkan. Berhadapan dengan suatu pasukan yang siap menyerang, St. Ambrosius berhasil meyakinkan pemimpin mereka untuk menarik mundur pasukannya. Di lain waktu, Kaisar Theodosius datang dari timur. Kaisar ingin menyelamatkan Italia dari para musuh penyerang. Ia mendorong semua pejabatnya untuk menaruh hormat pada Uskup Milan. Namun demikian, ketika kaisar melakukan suatu dosa berat, Ambrosius tidak segan-segan menentangnya. Ia bahkan memerintahkan agar Kaisar Theodosius melakukan penitensi umum. Kaisar tidak menjadi gusar dan marah. Ia sadar bhawa Ambrosius benar. Dengan rendah hati kaisar melakukan penitensi secara umum atas dosa-dosanya. Ambrosius telah menunjukkan kepada dunia bahwa tidak ada 43 seorang pun, meskipun ia seorang penguasa, yang lebih tinggi kedudukannya daripada gereja. Rakyat khawatir akan apa yang terjadi dengan Italia apabila Ambrosius wafat. Karenanya ketika Ambrosius jatuh sakit, mereka memohon kepadanya untuk berdoa agar dikarunia umur panjang. Ambrosius menjawab, “Aku tidak berlaku sedemikian rupa di antara kalian sehingga aku merasa malu untuk hidup lebih lama; namun demikian aku juga tidak takut mati, karena kita mempunyai Tuan yang baik”. Uskup Ambrosius wafat pada hari Jumat Agung pada tahun 397. Ambrosius, uskup dan salah satu dari keempat Bapak gereja di Barat (Agustinus, Hieronimus, Gregorius). Dilahirkan di Trier Jerman dan wafat di Milano; ± 334/340 – 397. A: tak dapat mati, abadi, ilahi (L); P: 7 Desember ANASTASIA († 304) Martir dan saksi iman di Sirmium, dimakamkan oleh Kaisar Leon di Konstantinopel. P: 25 Desember (misa kedua). ANASTASIOS dari PERSIA († 628) 44 Yerusalem pernah jatuh ke tangan orang Persia. Ini terjadi ketika raja Chosroes Abhanwez menggempur kota suci pada tahun 614. Diantara tentara Persia waktu itu, terdapat seorang prajurit muda bernama Magundat. Ia amat terkesan oleh kehidupan orang Kristen di Yerusalem. Hatinya terpana menyaksikan kerukunan dan semangat saling mencintai di antara mereka. Kalbunya terusik dan ingin ia menggabungkan diri dengan umat ini. Kemudian ia bertobat dan minta dibaptis. Magundat keluar dari dinas ketentaraan, dipermandikan dan dinamai Anastasios. Cintanya akan Kristus tak pernah padam. Selang beberapa tahunkemudian, Anastasios diutus ke Caesarea untuk mengabarkan Injil kepada angkatan perang Persia. Tetapi ia ditangkap, didera dan dipaksa kerja berat. Beberapa kali ia dibujuk dan diancam agar menyangkal imannya. Namun Anastasios tetap teguh pada imannya. Tentara Persia semakin gusar, maka ia dikirim kembali ke Persia dengan tangan terbelenggu. Seorang perwira kembali mencoba 45 membujuknya, bahkan dengan siksaan kejam. Namun imannya kokoh bagaikan padas. Akhirnya bersama 70 orang Kristen lain, Anastasios dicekik sampai mati di Bethsaloe, sebuah desa tepian sungai Eufrat Irak. Jenasahnya dikuburkan disana. Tetapi tak lama kemudian tulang-belulangnya dipindahkan ke Roma dan dimakamkan kembali dalam Gereja Santo Vinsensius dan Anastasios (Tre Fontane) Anastasios dari Persia, martir, meninggal tahun 628. A: yang bangkit; P: 22 Januari ANCILLA Berasal dari “Ancilla Domini”, artinya “hamba Tuhan, yaitu Maria: nama perempuan. ANDREAS AVELLINO (1521-1612) Setelah ditahbiskan imam, ia bekerja dalam pengadilan gerejani di Napoli Italia. Walaupun ditugaskan dan telah bekerja mati-matian, namun ia tidak berhasil menertibkan suatu biara suster-suster yang brengsek. Maka Andres (Lancelot) kemudian memutuskan masuk ordo Teatian. Ia menjadi pengkotbah dan bapa pengakuan yang termasyur. Kemudian ia diminta oleh Santo Karolus Boromeus ikut memperbaharui hidup Kristiani dalam keuskupan Milano. Andreas Avellino atau disebut juga Lancelot Avellino, P: 10 November. BEATO ANDRE BESSETTE (9 Agustus 1845-6 Januari 1937) 46 Alfred Bessette dilahirkan pada tanggal 9 Agustus 1845, tidak jauh dari Montreal, Kanada. Ia adalah anak kedelapan dari duabelas bersaudara. Ketika Alfred berusia sembilan tahun, ayahnya - seorang penebang kayu - tewas dalam suatu kecelakaan kerja. Tiga tahun kemudian, ibunya meninggal dunia karena TBC, meninggalkan keduabelas anaknya menjadi yatim piatu. Anak-anak itu kemudian harus berpisah dan ditempatkan di keluarga-keluarga yang berbeda. Alfred tinggal bersama paman serta bibinya. Oleh karena keluarganya amat miskin dan ia sendiri sering sakit, Alfred hanya mengenyam sedikit pendidikan. Jadi selama tigabelas tahun berikutnya ia belajar berbagai macam ketrampilan seperti bercocok tanam, membuat sepatu dan menjadi tukang roti. Ia bahkan pernah bekerja di sebuah pabrik di Connecticut. Tetapi kesehatannya yang buruk selalu membuat usahanya gagal. Ketika usianya duapuluh lima tahun, Alfred bergabung dengan Ordo Salib Suci dan memilih nama Broeder Andre. Ia melewatkan empatpuluh tahun berikutnya sebagai pemelihara kebersihan dan pesuruh biara. Tahun-tahun terakhir hidupnya dilewatkannya sebagai penjaga pintu biara. Di sanalah kuasa penyembuhan Broeder Andre mulai dikenal. Ketika orang-orang datang untuk memohon bantuan penyembuhannya, ia akan meminta mereka untuk terlebih dahulu mengucap syukur kepada 47 Tuhan atas penderitaan mereka karena penderitaan itu amatlah berharga. Kemudian ia akan berdoa bersama mereka. Sebagian besar dari mereka disembuhkan. Broeder Andre selalu menolak pujian atau pun balas jasa atas bantuannya itu. Ia bersikeras bahwa itu semua adalah karena iman si sakit dan kuasa St. Yusuf. Broeder Andre memiliki cinta yang amat mendalam kepada Ekaristi dan kepada St. Yusuf. Di masa mudanya, ia pernah bermimpi melihat sebuah gereja yang besar, tetapi ia tidak dapat mengatakan di mana gereja itu. Perlahan-lahan ia mulai menyadari bahwa Tuhan menghendaki sebuah gereja dibangun untuk menghormati St. Yusuf. Gereja tersebut hendak dibangun di puncak Gunung Royale di Montreal, Kanada. Doa-doa serta pengurbanan-pengurbanan yang dilakukan oleh Broeder Andre beserta banyak orang lainnya berhasil mewujudkan impian tersebut. Gereja yang amat indah untuk menghormati St Yusuf pada akhirnya dibangun. Gereja tersebut menjadi saksi dari iman Broeder Andre yang luar biasa. Para peziarah berdatangan ke Gunung Royale sepanjang tahun dan dari tempat-tempat yang jauh pula. Mereka semua ingin menghormati St. Yusuf. Mereka ingin menunjukkan kepercayaan mereka akan kasih sayang serta pemeliharaan St. Yusuf, seperti yang telah dilakukan oleh Broeder Andre. Broeder Andre wafat dengan tenang dan damai pada tanggal 6 Januari 1937. Hampir satu juta orang mendaki Gunung Royale dan memenuhi Gereja St. Yusuf untuk menghadiri pemakamannya. Walaupun waktu itu hujan dan turun salju, mereka tetap saja datang untuk mengucapkan selamat tinggal kepada sahabat mereka yang terkasih. 48 Broeder Andre dinyatakan “beato” pada tanggal 23 Mei 1982 oleh Paus Yohanes Paulus II. ANDREAS BOBOLA SJ (1592-1657) Menjadi pengkotbah dan pemimpin Konggregasi Maria di Polandia. Karena mentobatkan begitu banyak orang, ia dibenci oleh orang Rusia yang menyebutnya ‘Duszochivat’, artinya ‘pemburu jiwa-jiwa’. Akhirnya ia dibunuh secara kejam oleh tentara Kosak. A: jantan, berani (Y); P: 16 Mei ANDREAS CORSINI OFM CAP (1302-1373) Semula hidup berfoya-foya. Tapi kemudian ia bertobat, masuk ordo Karmel dan hidup bermatiraga keras. Ia rajin menolong orang miskin dan senantiasa mengusahakan perdamaian di antara bangsawan-bangsawan Italia yang suka berperang. P: 9 Januari SANTO ANDREAS DUNG-LAC, Dkk Para misionaris Kristen pertama kali membawa iman Katolik ke Vietnam pada abad keenambelas. Pada abad ketujuhbelas, kedelapanbelas dan kesembilanbelas, umat Kristiani menderita penganiayaan oleh karena iman mereka. Banyak di antara mereka yang wafat sebagai martir, terutama dalam masa pemerintahan Kaisar MinhMang (1820-1840). Termasuk di antara mereka seratus tujuhbelas martir yang kita rayakan hari ini. Mereka dinyatakan kudus oleh Paus Yohanes Paulus II pada tanggal 19 Juni 1988. 49 Keseratus tujuhbelas martir tersebut terdiri dari sembilanpuluh enam orang Vietnam, 11 orang Spanyol serta sepuluh orang Perancis. Delapan orang di antara mereka adalah Uskup, limapuluh orang adalah Imam dan limapuluh sembilan orang lainnya adalah umat Katolik awam. Sebagian dari antara para imam tersebut adalah imam Dominikan, sedangkan yang lainnya adalah imam praja dari Serikat Misi Paris. Seorang imam praja seperti mereka yang juga menjadi martir adalah St. Theophane Venard (Kita merayakan pestanya pada tanggal 6 November). St. Andreas Dung-Lac, yang mewakili kelompok pahlawan iman ini, adalah seorang imam praja Vietnam. SANTO ANDREAS FOURNET (6 Desember 1752-13 Mei 1834) Santo Andreas Fournet dilahirkan pada tanggal 6 Desember 1752. Ia berasal dari Maille, sebuah kota kecil dekat Poitiers, Perancis. Kedua orangtuanya amat saleh. Ibu Fournet sangat mendambakan agar puteranya kelak menjadi seorang imam. Andreas kecil tidak terlalu peduli dengan keinginan ibunya itu. Suatu kali ia berkata, “Aku seorang anak yang baik, tetapi, tetap saja aku tidak mau menjadi seorang imam atau pun rahib.” 50 Ketika dewasa, Andreas pergi ke Poitiers untuk belajar di perguruan tinggi. Tetapi, hal itu tidak berlangsung lama. Ia terlalu banyak bersenang-senang. Ibunya menyusul dan mendapatkan pekerjaanpekerjaan baik untuknya. Tetapi semuanya gagal. Ibunya sangat bingung. Hanya tinggal satu kesempatan yang ada. Ibunya berbicara kepada Andreas agar untuk sementara waktu ia tinggal bersama pamannya, seorang imam. Paroki di mana pamannya bertugas adalah paroki yang miskin, tetapi pamannya seorang yang kudus. Di luar dugaan, Andreas setuju. Itulah saat “Tuhan bertindak.” Pamannya mengenali sifat-sifat baik dalam diri Andreas. Teladan hidup pamannya telah menyulut sesuatu dalam dirinya sehingga ia merasa tenang. Andreas mulai belajar dengan tekun untuk mengejar ketinggalannya. Kemudian, ia ditahbiskan sebagai imam dan ditugaskan di paroki pamannya. Pada tahun 1781, ia dipindahkan ke paroki kota asalnya di Maille. Ibunya amat bahagia. Andreas menjadi seorang imam yang penuh belas kasih dan tekun berdoa. Ketika pecah Revolusi Perancis, St. Andreas menolak untuk bersumpah menentang Gereja. Oleh karena itu, ia menjadi buron. Pada tahun 1792, ia terpaksa melarikan diri ke Spanyol. Di sana ia tinggal selama lima tahun. Tetapi, ia khawatir akan umatnya dan kembali lagi ke Perancis. Bahaya masih terus mengancamnya. Pastor Fournet dilindungi oleh 51 umatnya. Beberapa kali ia nyaris tewas. Sementara itu, ia mendengarkan pengakuan dosa, merayakan Ekaristi, dan menerimakan Sakramen Terakhir. Ketika pada akhirnya Gereja bebas kembali, St. Andreas keluar dari persembunyiannya. Ia senantiasa mendorong umatnya untuk mencintai serta melayani Tuhan. Salah seorang dari para wanita yang baik di sana, St. Elisabet Bichier des Ages, banyak memberikan bantuan kepadanya. Bersama-sama, mereka membentuk suatu ordo bagi para wanita yang diberi nama Kongregasi Puteriputeri Salib. St. Andreas wafat pada tanggal 13 Mei 1834, dalam usia delapan puluh dua tahun. Ia dinyatakan kudus oleh Paus Pius XI pada tanggal 4 Juni 1933. Pestanya dirayakan setiap tanggal 13 Mei. SANTO ANDRES KIM TAEGON († 16 September 1846) & SANTO PAULUS CHONG HASANG († 22 September 1846) Santo Andreas Kim Taegon adalah seorang imam dan Santo Paulus Chong Hasang adalah seorang awam. Kedua martir ini mewakili 113 umat Katolik yang wafat sebagai martir karena iman mereka di Korea. Mereka dinyatakan kudus oleh Paus Yohanes Paulus II pada saat paus mengunjungi Korea pada tahun 1984. Ajaran Kristen menyebar ke Korea pada abad ketujuhbelas melalui pewartaan kaum awam. Umat yang percaya memelihara iman mereka dengan Sabda Tuhan. Mereka bertumbuh serta berkembang secara diam-diam. 52 Kemudian imamimam misionaris datang dari Perancis. Umat Korea diperkenalkan kepada Sakramen Gereja. Mereka mengalami penganiayaan dari pemerintah yang pasang surut sepanjang abad kesembilanbelas. Seratus tiga umat Korea wafat sebagai martir antara tahun 1839 hingga tahun 1867. Sepuluh orang anggota Serikat Misi Asing dari Paris juga wafat sebagai martir, yaitu tiga orang uskup beserta tujuh orang imam. Sehingga jumlah mereka seluruhnya yang wafat sebagai martir adalah 113 orang. St. Andreas Kim Taegon dan St. Paulus Chong Hasang mewakili kemuliaan serta keberanian umat Katolik Korea yang telah membayar mahal cinta mereka kepada Kristus. St. Andreas Kim Taegon adalah imam pertama Korea. Ia wafat sebagai martir pada tanggal 16 September 1846, hanya satu tahun setelah ditahbiskan. Ayah St. Andreas Kim telah mendahuluinya menjadi martir pada tahun 1821. St. Paulus Chong Hasang adalah seorang katekis awam 53 yang pemberani. Ia wafat sebagai martir pada tanggal 22 September 1846. Sekarang Gereja berkembang pesat di Korea. Karunia iman diterima karena kurban persembahan para martir telah menjadi pembuka jalan. “Kita telah menerima Sakramen Baptis, masuk dalam pelukan Gereja, serta menerima kehormatan disebut sebagai umat Kristiani. Tetapi, apa gunanya semua itu jika kita hanya Kristen dalam nama dan tidak dalam kenyataan?” Santo Andreas Kim SANTO ANDREAS, RASUL Andreas, sama seperti saudaranya: Simon Petrus, adalah seorang nelayan. Ia menjadi murid St. Yohanes Pembaptis. Tetapi, ketika Yohanes menunjuk kepada Yesus dan berkata, “Lihatlah Anak Domba Allah,” Andreas mengerti bahwa Yesus lebih besar daripada Yohanes. Pada saat itu juga ia meninggalkan Yohanes untuk mengikuti Tuan Ilahi. Yesus tahu bahwa Andreas mengikuti-Nya dari belakang. Yesus berbalik dan bertanya, “Apakah yang kamu cari?” Andreas menjawab bahwa ia ingin tahu di manakah Yesus tinggal. Yesus menjawab, “Marilah dan kamu akan melihatnya.” Belum lama Andreas tinggal bersama Yesus, ketika ia menyadari bahwa Yesus adalah sungguh-sungguh Mesias. Sejak saat itu, ia memutuskan untuk mengikuti Yesus. Ia menjadi murid Yesus yang pertama. 54 Selanjutnya, Andreas membawa saudaranya Simon (St. Petrus) kepada Yesus. Yesus menerima Simon juga sebagai murid-Nya. Pada awalnya, kedua bersaudara itu tetap menjalankan pekerjaan mereka sehari-hari sebagai nelayan dan mengurus keluarga mereka. Kemudian Yesus meminta mereka untuk tinggal bersama-Nya sepanjang waktu. Ia berjanji akan menjadikan mereka penjala manusia, pada waktu itulah mereka meninggalkan jala mereka. Menurut tradisi, dikatakan bahwa sesudah Yesus naik ke surga, St. Andreas mewartakan Injil ke Yunani. Ia dijatuhi hukuman mati dengan disalibkan, tubuhnya diikatkan pada salib, bukan dipakukan. Andreas bertahan dua hari lamanya dalam penderitaan itu. Masih juga Andreas mempunyai cukup kekuatan untuk berkhotbah kepada orang banyak yang berkerumun di sekeliling rasul yang mereka kasihi. Dua negara memilih St. Andreas sebagai pelindung mereka, yaitu Rusia dan Skotlandia. Andreas dan Yohanes adalah pemuda pertama yang mengikuti Yesus. Ia saudara Petrus dan dilahirkan di Betsaida dekat danau Genesaret. B: Andre (♂): Andrea (♀); L: salib yang menyerupai huruf ‘X’. ; P: 30 November “Setelah Andreas tinggal bersama Yesus dan belajar banyak dari-Nya, ia tidak menyimpan harta itu bagi dirinya sendiri saja, melainkan bergegas membagikannya kepada saudaranya.” ~ Santo Yohanes Krisostomus. SANTA ANGELA MERICI (1474-27 Januari 1540) 55 Angela dilahirkan di sebuah kota kecil di Italia bernama Desenzano, sekitar tahun 1474. Kedua orangtuanya meninggal dunia ketika ia berusia sepuluh tahun. Ia dan satu-satunya saudari perempuan, yang tiga tahun lebih tua usianya, amat sangat saling mengasihi. Seorang paman yang kaya membawa kedua gadis tersebut masuk dalam keluarganya. Masih belum pulih kesedihannya karena kehilangan orangtuanya, Angela kembali terpukul ketika saudarinya juga meninggal dunia. Kakak perempuannya itu bahkan meninggal sebelum seorang imam sempat memberinya sakramen terakhir. Angela amat khawatir akan keselamatan jiwa saudarinya itu. Yesus menyatakan kepadanya bahwa saudarinya telah selamat. Angela merasakan suatu perasaan damai memenuhi jiwanya. Ia mengucap syukur kepada Tuhan dalam doa. Angela ingin melakukan sesuatu untuk menyatakan rasa terima kasihnya. Keinginannya itu membuatnya berjanji untuk melewatkan seluruh sisa hidupnya dengan melayani Tuhan sehabis-habisnya. Ketika berusia sekitar duapuluh tahun, Angela mulai memperhatikan bahwa anak-anak di kotanya sedikit sekali pengetahuannya tentang agama. Angela mengajak beberapa teman perempuan untuk bergabung dengannya memberikan pelajaran agama. Teman-teman Angela dengan penuh 56 semangat membantunya mengajar anak-anak. Pada waktu itu belum ada biarawati dari suatu ordo religius yang memberikan pelajaran. Belum pernah ada yang berpikir tentang hal itu. St. Angela Merici adalah orang pertama yang mengumpulkan sekelompok perempuan untuk membuka sekolah bagi anak-anak. Pada tanggal 25 November 1536, duapuluh delapan perempuan muda mempersembahkan hidup mereka kepada Tuhan. Itulah yang menjadi asal mula berdirinya Ordo Santa Ursula (OSU). Angela mempercayakan kongregasinya dalam perlindungan St. Ursula. Oleh karena itulah ordo mereka diberi nama sesuai nama santa pelindung mereka. Pada mulanya, para perempuan itu tetap tinggal di rumah mereka masing-masing. Oleh karena berbagai macam halangan dan kesulitan, diperlukan waktu yang cukup lama sebelum pada akhirnya mereka dapat hidup bersama dalam sebuah biara. Angela wafat pada tanggal 27 Januari 1540 pada saat kongregasinya masih dalam tahap awal berdiri. Kepercayaannya kepada Tuhan telah banyak kali menolong Angela mengatasi berbagai macam pencobaan berat yang harus ditanggungnya semasa hidupnya. Tidak ada keraguan sedikit pun dalam hati Angela bahwa Tuhan akan memelihara karya yang baru saja dimulainya. Dan memang demikianlah yang terjadi. Sekarang, suster-suster Ursulin telah tersebar di berbagai negara di seluruh dunia. Ordo mereka terus melanjutkan karyanya bagi Yesus dan Gereja-Nya, teristimewa dalam bidang pendidikan anak-anak dan remaja. Angela dinyatakan kudus oleh Paus Pius VI pada tahun 1807. Angela, pendiri suatu Ordo; Lahir di Desenzano dan wafat diBrescia (1474-1540); A: malaekat; L: seorang suster yang sedang mengajar; P: 27 Januari 57 ANGELINA CORBARA (1377-1435) Seorang janda muda yang giat menghimpun para wanita muda yang bersedia membantu orangorang yang mengalami kesulitan apa saja. Karena begitu banyak wanita yang tertarik pada karya amal itu, Angelina dituduh menggunakan kekuatan sihir. Akan tetapi ia membela diri dengan gemilang dimuka pengadilan gerejani, sehingga mendapat dukungan dari raja dan uskup untuk mendirikan biara Fransiskanes (ordo ketiga) yang pertama, yaitu di Foligno Italia. Ratusan Konggregasi dengan puluhan ribu anggotanya mengikuti jalan yang ditempuhnya sampai kini. A: malaikat kecil; P: 15 Juli. ANGELINA (abad ke-16) Ratu Serbia (Yugoslavia) itu bersama suaminya Stefanus Buta dan kedua anaknya Georgius (uskup agung) dan Yohanes di hormati sebagai orang kudus. A: Angelina = malaikat kecil; P: 10 Desember. ANGELUS ORSUCCI OP Ketika penganiayaan terhadap orang Kristen merajalela di Jepang, ia merelakan diri pergi ke tanah misi ini. Tetapi akibatnya ia ditangkap dan dibakar hidup-hidup bersama 41 martir lain di Nagasaki (1622). Sebelumnya ia menjadi misionaris di Philipina dan Meksiko. A: malaikat; B: Angelo, Anyo; P: 10 September ANGILBERT (750-814) 58 Adalah penyair dan pendidik anak-anak Kaisar Karel Agung. Ia sendiri mempunyai dua anak tidak sah dari adik perempuan Karel, namun kemudian Angilbert menjadi biarawan dan bermatiraga keras. P: 18 Februari SANTO PAUS ANISETUS († 156) Menjadi paus yang bijaksana pada saat umat di Roma mengalami penganiayaan dan pengejaran dari pemerintah dan gangguan dari dalam yaitu munculnya banyaak bidaah. P: 17 April ANMARIA REDI (1747-1770) Suster Karmelites ini sekalipun masih muda tapi hidupnya sangat saleh. Di dalam biara ia dipanggil juga dengan nama Teresa Margaret. P: 1 September SANTA ANNA dan SANTO YOAKIM Santa Anna dan Santo Yoakim adalah orangtua Santa Perawan Maria. Mereka hidup rukun, taat beribadah kepada Tuan dan melakukan banyak perbuatan baik. Namun demikian, ada satu hal yang membuat mereka sedih; Tuhan belum memberi mereka seorang anak pun. Selama bertahun-tahun, Anna memohon kepada Tuhan untuk memberinya anak. Ia berjanji untuk mempersembahkan anaknya itu kelak kepada Tuhan. Ketika sudah lanjut umurnya, Tuhan menjawab doa Santa Anna dengan cara yang amat luar biasa, yang bahkan tidak pernah terbayangkan olehnya. Anak yang lahir bagi 59 Santa anna dan Santo Yoakim adalah Santa Perawan Maria Immaculata (yang Dikandung Tanpa Dosa). Perempuan yang paling kudus di antara semua perempuan ini akan menjadi Bunda Allah. Anna merawat Maria kecil dengan penuh kasih sayang selama beberapa tahun. Kemudian dipersembahkannya puterinya itu kepada Tuhan, seperti yang telah dijanjikannya. Maria tinggal di Bait Allah di Yerusalem. Yoakim dan Anna melanjutkan kehidupan mereka dengan berdoa hingga tiba saatnya Tuhan memanggil mereka pulang ke rumah Bapa di surga. Umat Kristiani senantiasa menghormati Santa Anna secara istimewa. Banyak gereja indah dibangun untuk menghormatinya. Salah satunya yang mungkin paling terkenal adalah Gereja Saint Anne de Beaupre di Kanada. Banyak orang pergi ke sana sepanjang tahun untuk memohon bantuan doa St. Anna dalam menanggung beban hidup mereka. Anna dan Yoakim, ibu dan bapak Bunda Maria, hidup di Tanah Suci. Namun bagaimana warna kehidupan mereka, kita tidak tahu pasti. Santa Anna dihormati sebagai pelindung kaum ibu, khususnya yang sedang hamil dan mengurus keluarga. A: Anna: Tuhan berbelaskasih; Yoakim: Tuhan meninggikan; B: Anni, Aneke; Akim, Yoakim, Yokem; L: seorang ibu (Anna) sedangkan menerangkan Taurat kepada anaknya (Maria); P: 26 Juli. 60 ANNA MARIA GALLO (1715-1791) Walaupun ia menderita banyak karena dipaksa akan dikawinkan oleh orangtuanya, namun Anna selalu baik hati pada orang miskin yang sakit. Ia mengalami stigmata, yaitu 5 luka suci seperti yang dialami Kristus di kayu salib. P: 5 Oktober ANNAMARIA TAIGI (1769-1837) Setuju menikah karena merasa ‘tak akan pernah bebas dari godaan kecuali jika menikah’. Maka puteri cantik ini menjadi isteri seorang pengawal istana dan mempunyai tujuh anak. Ia menambah penghasilan suaminya dengan menerima jahitan. Annamaria banyak menderita, namun Tuhan memberikan karunia istemewa kepadanya. A: →Anna dan→Maria; P: 9 Juni. BEATA ANNA dari SANTO BARTOLOMEUS († 1626) Beata Anna adalah puteri keluarga petani. Ia menggembalakan domba hingga usianya dua puluh tahun. Empat mil dari tempat tinggalnya adalah kota Avila, kota dimana Santa Theresia dan para biarawati Karmelit tinggal. Anna diterima dalam ordo Karmelit sebagai biarawati biasa, bukan rubiah. Artinya, Sr. Anna dapat pergi ke luar biara untuk mengerjakan segala sesuatu sesuai kepentingan biara. 61 Tujuh tahun terakhir hidupnya, Santa Theresia memilih Beata Anna untuk menemaninya dalam perjalanannya. Santa Theresia pergi berkeliling untuk mengunjungi komunitas-komunitas biarawati. Kadangkadang, ia mendirikan biara-biara baru. Kadang-kadang, ia membantu para biarawati untuk lebih bersemangat dalam menjalani panggilan hidup yang mengagumkan yang telah mereka pilih. St. Theresia sangat menghargai B. Anna dan memujinya di hadapan para biarawati lainnya. Meskipun B. Anna tidak memperoleh kesempatan untuk bersekolah, ia bisa membaca dan menulis. Ia mencatat petualangan perjalanannya dengan St. Theresia yang termashyur itu. B. Anna jugalah yang ada di sampingnya ketika St. Theresia wafat. Kehidupan B. Anna berlangsung biasa-biasa saja selama enam tahun sesudah St. Theresia wafat. Kemudian, pemimpin biara memutuskan untuk membuka sebuah biara baru di Paris, Perancis. Lima orang biarawati dipilih untuk diutus ke sana, B. Anna termasuk salah seorang di antara mereka. Sementara umat di Paris menyambut kedatangan para biarawati dengan hangat, B. Anna menyelinap masuk ke dapur untuk mempersiapkan hidangan bagi teman-temannya yang lapar. Pada akhirnya, empat dari kelima biarawati tersebut dipindahtugaskan ke Belanda. Anna harus tetap 62 tinggal, sebab ia dipilih menjadi priorin (= pemimpin biara). Anna datang kepada Tuhan dan mengatakan kepada-Nya bahwa sebagian besar dari para wanita Perancis yang bergabung dalam komunitasnya berasal dari keluarga kaya serta keluarga bangsawan, sementara ia sendiri hanyalah seorang gadis penggembala. Dalam hatinya, B. Anna mendengar Tuhan menjawab: “Dengan jerami Aku akan menyalakan api-Ku.” Anna diutus ke Belanda untuk mendirikan lebih banyak biara-biara baru. Pertama-tama ia pergi ke Mons dan kemudian ke Antwerp. Para wanita yang bergabung dalam Ordo Karmelit menganggap Anna sebagai seorang kudus. Anna wafat di Antwerp pada tahun 1626. Ia dinyatakan sebagai “Beata” oleh Paus Benediktus XV. Anna dari St. Bartolomeus (1549-1626); P: 7 Juni BEATA ANNA KATHARINA EMMERICK (8 September 1774-9 Februari 1824) Anna Katharina Emmerick dilahirkan pada tanggal 8 September 1774 di Flamsche, wilayah Keuskupan Münster, Westphalia, Jerman. Anna Katharina berasal dari keluarga petani miskin. Kesehatannya kurang baik semenjak ia masih kecil. Sejak kanak-kanak, Anna Katharina telah mendapat anugerah penglihatan dan nubuat. Penglihatan dan nubuat ini begitu sering, sehingga Anna Katharina kecil beranggapan bahwa semua anak dapat melihat Yesus dan Bunda Maria, para kudus, dan jiwa-jiwa di api penyucian. Ia dapat mendiagnosa penyakit dan menyarankan pengobatannya, pula ia dapat melihat dosa-dosa orang. Anna Katharina membantu bekerja di pertanian keluarganya. Ia juga bekerja sebagai 63 penjahit dan pembantu rumah tangga seorang organis miskin di mana ia belajar alat musik tersebut. Ketika usianya duapuluh delapan tahun (1802) ia masuk biara Agustinian di Agnetenberg, Dülmen. Dalam biara ini, ia puas diperlakukan sebagai yang terendah dalam biara. Para biarawati lainnya amat heran dan merasa terganggu oleh kemampuannya yang aneh, kesehatannya yang buruk dan ekstasi-ekstasi yang dialaminya baik di gereja, di kamar tidur, maupun di tempat kerjanya. Sebab itu, ia diperlakukan dengan sikap antipati. Ketika biara ditutup atas instruksi pemerintah pada tahun 1811, Anna Katharina pindah ke rumah seorang janda miskin. Kesehatan Anna Katharina semakin memburuk, dan akhirnya, bukannya menjadi pembantu, ia malahan menjadi pasien. Pada tanggal 29 Desember 1811, pukul tiga sore, Yesus yang tersalib menampakkan diri kepadanya dengan luka-luka-Nya memancarkan sinar cahaya. Sinar itu menembusi kedua tangan, kaki dan lambungnya bagaikan panah. Stigmata di kepalanya, yang dianugerahkan kepadanya saat usianya 24 tahun, juga mulai meneteskan darah hingga ia harus membalut kepalanya dengan perban. Pada tahun 1812, tanda salib muncul di dadanya. Karunia stigmata yang diterimanya disertai juga dengan karunia inedia, yaitu hidup tanpa makanan, hanya dari Komuni Kudus saja, sepanjang 64 hidupnya. Anna Katharina berusaha menyembunyikan luka-lukanya, tetapi kabar mengenai hal itu akhirnya tersebar juga, dan Bapa Vikaris Jenderal menetapkan dilakukannya suatu penelitian yang panjang serta terperinci. Bapa Vikjen bersama tiga orang ahli medis melakukan penelitian dengan cermat dan seksama hingga mereka yakin akan kekudusan “Beguine yang saleh,” demikian ia disebut, dan akan keaslian stigmata. Pada tahun 1819, pemerintah melakukan penyelidikan mereka sendiri. Dalam keadaan sakit hampir mati, Anna Katharina dipenjarakan, diancam dan ada di bawah pengawasan ketat 24 jam sehari. Setelah tiga minggu berlalu, komisi tersebut pada akhirnya menyerah. Mereka pergi tanpa menemukan suatu pun yang mencurigakan, tak dapat membujuk Anna Katharina untuk mengubah kesaksiannya, dan gagal mempublikasikan penemuan mereka. Ketika dipaksa melapor, mereka menyatakan bahwa fenomena tersebut palsu, tetapi mereka tidak dapat menjelaskan mengapa mereka berkesimpulan demikian, atau mengapa mereka tidak mempublikasikan penemuan-penemuan mereka. Ketika seorang penulis bernama Clemens Brentano mengunjunginya, Anna Katharina mengatakan bahwa ia telah melihatnya dalam suatu penglihatan dan bahwa Clemens akan menuliskan catatan tentang penglihatan-penglihatan serta nubuat-nubuat yang diterimanya. Demikianlah, setiap hari selama lima tahun, Clemens mencatat pesan-pesan, serta menerjemahkan catatan tersebut dari dialek Westphalian, dialek Anna Katharina, ke bahasa Jerman. Setiap kali, ia meminta Anna Katharina untuk memeriksa serta memberikan persetujuan atas tulisannya. 65 Sepanjang musim panas tahun 1823, kesehatan Anna Katharina semakin memburuk. Seperti biasa, ia mempersatukan segala penderitaannya dengan penderitaan Yesus, serta mempersembahkannya bagi keselamatan segenap umat manusia. Anna Katharina wafat pada tanggal 9 Februari 1824. Oleh karena tersiar kabar angin bahwa jenazahnya dicuri orang, maka kuburnya dibuka kembali enam minggu kemudian dan didapati tubuhnya masih dalam keadaan segar, tanpa tandatanda kerusakan. Jenazah Anna Katharina Emmerick dipindahkan ke Gereja Salib Suci di Dülmen, Jerman pada tanggal 15 Februari 1975. Pada tahun 1833, tulisan-tulisan yang dibuat oleh Clemens Brentano dipublikasikan sebagai “The Dolorous Passion of Our Lord Jesus Christ according to the Meditations of Anne Catherine Emmerich” (Dukacita Sengsara Tuhan Kita Yesus Kristus dari Meditasi B. Anna Katharina Emmerick). Menyusul pada tahun 1852, “The Life of The Blessed Virgin Mary” dan tiga jilid “Life of Our Lord” dari tahun 1858 hingga 1880 (Kisah Hidup dan Sengsara Tuhan Kita Yesus Kristus dan BundaNya serta Misterimisteri Perjanjian Lama). Sementara banyak karyakarya wahyu yang demikian berhubungan erat dengan sisi kerohanian dan gagasan penerima wahyu, ketiga tulisan tersebut sungguh merupakan karangan yang terus terang dan jelas dengan rincian gambaran akan peristiwa-peristiwa, dan menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang. Cukup banyak bagian dari tulisan Anna Katharina yang menjadi dasar pembuatan film “The Passion of the Christ” oleh Mel Gibson. Vatican sendiri menganjurkan umat beriman membaca tulisan-tulisan Clemens Brentano berdasarkan kisah penglihatan biarawati Agustinian 66 ini, sebagaimana dinyatakan dalam biografi Anna Katharina Emmerick yang dimuat secara online di situs resmi Vatican, “Kata-katanya, yang telah menjangkau begitu banyak orang yang tak terhitung banyaknya dalam berbagai macam bahasa, yang dituturkannya dari kamarnya yang sederhana di Dülmen melalui tulisan-tulisan Clemens Brentano, sungguh merupakan suatu pemakluman luar biasa Injil demi keselamatan hingga saat ini.” Pada tanggal 24 April 2001 Anna Katharina Emmerick dimaklumkan sebagai Venerabilis (= Yang Pantas Dihormati) dan pada tanggal 3 Oktober 2004 dinyatakan sebagai Beata (= Yang Berbahagia) oleh Paus Yohanes Paulus II. Pestanya dirayakan pada tanggal 9 Februari. “B. Anna Katharina Emmerick mengisahkan “dukacita sengsara Tuhan kita Yesus Kristus” dan mengamalkannya dalam tubuhnya. Kenyataan mengenai puteri petani miskin, yang dengan gigih berusaha dekat dengan Tuhan dan kemudian terkenal sebagai “Mistikus dari Tanah Münster” ini sungguh merupakan karya rahmat ilahi.” ~ Paus Yohanes Paulus II SANTA ANNA WANG, PERAWAN dan MARTIR (1886-1900) “Pada hari ini Gereja mengucap syukur kepada Allah, yang memberkatinya dan memandikannya dalam terang cahaya kekudusan para putera dan puteri dari Cina. Bukankah Tahun Suci ini merupakan saat yang paling tepat untuk menjadikan kesaksian iman mereka yang gagah berani bersinar kemilau? Anna Wang yang belia, 14 tahun, tegar menghadapi ancaman siksa aniaya yang mendesaknya untuk mengingkari iman. Siap dipenggal kepalanya, ia memaklumkan dengan wajah bersinar, “Pintu surga 67 terbuka bagi semua,” kemudian tiga kali membisikkan nama `Yesus'”. ~ Paus Yohanes Paulus II, Kanonisasi 120 Martir Cina, 1 Oktober 2000 Santa Anna Wang dilahirkan dalam sebuah keluarga Katolik pada tahun 1886 di Majiazhuang, wilayah Weixian, bagian selatan Provinsi Hebei. Ibunya meninggal dunia saat Anna masih berusia lima tahun. Sejak masih belia, Anna kecil telah menunjukkan karakter yang kuat. Ketika usianya sebelas tahun, keluarganya memaksa Anna untuk menikah, namun dengan gigih Anna menolak. Berikut adalah catatan kemartirannya berdasarkan keterangan para saksi mata. Pada tanggal 21 Juli 1900, gerombolan bersenjata Boxers tiba di Majiazhuang. Mereka menawan sekelompok umat Kristiani dan mengurung mereka di suatu ruangan yang disebut Ruang Timur di desa Da Ning, Provinsi Hebei. Pemimpin gerombolan menyampaikan ultimatum, “Pemerintah tidak mengijinkan seorang pun memeluk suatuagama asing. Kalian akan dibebaskan jika kalian mengingkari iman kalian di hadapan umum; jika tidak, kalian akan dibunuh. Mereka yang bersedia mengingkari iman nya dipersilakan keluar dari ruangan ini menuju Ruang Barat. Seseorang ada di sana untuk membebaskan kalian.” Di antara umat beriman Katolik itu terdapat St Anna Wang, St Lucia Wang-Wang bersama kedua anaknya: St Andreas Wang Tianqing yang berusia sembilan tahun, dan 68 seorang puteri berusia lima tahun. Beberapa saat kemudian, ibu tiri Anna berjalan menuju Ruang Barat. Tetapi, sekonyong-konyong ia berbalik dan merenggut lengan Anna guna membawanya serta. Anna meronta; dengan berpegangan pada tiang pintu, ia berteriak, “Aku percaya pada Tuhan. Aku seorang Katolik. Aku tak mau meninggalkan Gereja! Yesus, tolonglah aku!” Sementara itu langit semakin gelap. Kawanan Boxers menyalakan beberapa batang lilin yang mereka ambil dari gereja. Kata Anna kepada yang lain, “Lilin-lilin ini diambil dari gereja. Lihatlah, betapa indah terangnya! Namun demikian, kemuliaan surgawi bahkan berjuta-juta kali lebih cemerlang dari terang lilin yang indah ini.” Lalu, Anna memimpin mereka semua dalam ibadat sore, yang menjadi ibadat mereka yang terakhir. Keesokan harinya, gerombolan Boxers menggiring tawanan ke tempat eksekusi. Setibanya di sana, lagi, Anna memimpin mereka dalam doa dan tobat. Orang banyak non-Kristiani berdiri sekeliling, menonton mereka. Ketika melihat betapa eloknya si kecil St Andreas Wang Tianqing, banyak dari antara mereka yang jatuh hati dan ingin mengadopsinya. Tetapi, ibunya, St Lucia WangWang, segera mendekap erat puteranya dan mengatakan kepada kawanan itu, “Aku seorang Katolik. Puteraku juga seorang Katolik. Bunuhlah kami jika kalian mau; puteraku terlebih dahulu, kemudian aku.” Kawanan itu mengangguk dengan dingin. Andreas kecil dengan senang hati berlutut, membungkukkan badannya, tersenyum memandang ibunya. Kapak yang menebas lehernya segera mengirim kanak-kanak kudus ini ke surga dengan segera. Sesudahnya, dengan brutal Lucia dan puterinya dipenggal kepalanya. Lima perempuan lagi 69 dan seorang bayi berumur sepuluh bulan menjadi martir berikutnya. Dengan keji gerombolan itu merenggut si bayi pada kakinya, melambungkannya ke udara, lalu membelah tubuhnya menjadi dua dan melemparkan mayatnya ke samping mayat ibunya. Akhirnya, satu-satunya yang tinggal hanyalah Anna seorang. Berlutut menghadap gereja di desa Wei, ia menjalin jari-jemari kedua tangannya dan berdoa keras-keras sementara kedua matanya mengarah ke surga. Ia tampak bercahaya dan agung. Sekonyong-konyong, seolah ia telah diangkat ke surga; seolah ia tak lagi berada di dunia ini. Bukannya tampak bagaikan seorang yang hendak dihukum mati, malahan ia tampak bagaikan tengah menikmati suatu perayaan agung. Kepala gerombolan amat terkejut melihatnya. Kapak telah diayun, namun terhenti di udara. Ia maju menghampiri Anna dan mendesaknya, “Tinggalkan Gerejamu sekarang!” Tenggelam dalam doa yang khusuk, Anna tak mendengarnya. Laki-laki itu mengetuk keningnya, sekali lagi bertanya apakah ia bersedia menyangkal imannya. Anna terlonjak kaget dan meloncat ke belakang seraya berteriak, “Jangan sentuh!” Sesudah tenang kembali, Anna berkata, “Aku seorang Katolik. Tak akan pernah aku mengingkari Tuhan-ku. Lebih baiklah aku mati.” Sang pemimpin yang dalam hatinya kagum atas keberanian gadis belia ini berusaha membujuknya lagi, “Jika engkau menyangkal imanmu, aku berjanji akan menikahkanmu dengan suatu keluarga yang kaya raya sehingga engkau boleh berbahagia sepanjang hidupmu.” Dengan penuh wibawa Anna menjawab, “Aku tak akan pernah meninggalkan agamaku. Lagipula, aku telah dipertunangkan dengan Dia di desa Wei.” 70 Murka pemimpin pun bangkit, sehingga ia merobek bahu kiri Anna; sekali lagi ia bertanya, “Apakah engkau mau meninggalkan Gerejamu?” “Tidak!” Maka kapak diayunkan dan segera menebas lengan kirinya. Anna masih berlutut, mengedangkan tangannya; dengan tersenyum tenang ia berkata, “Pintu surga terbuka,” lalu mengatakan, “Yesus, Yesus, Yesus!” Dalam sekejap kepalanya menggelinding ke atas tanah, sementara jiwanya yang murni bagai merpati terbang membubung tinggi ke surga, ke rumah Mempelai Surgawi-nya. Seorang saksi mata mengatakan, “Sungguh aneh. Setelah Anna Wang dipenggal kepalanya, tubuhnya masih tegak berlutut dan tidak roboh ke tanah hingga seorang dari kawanan itu menendangnya.” Seorang saksi lain, Ny Wang Lau, 80 tahun, seorang Katolik yang saleh, jujur dan dapat dipercaya, memberikan kesaksian, “Ketika Anna Wang wafat sebagai martir, aku melihatnya naik ke surga, mengenakan gaun biru dan hijau dengan sebuah mahkota bunga di atas kepalanya. Ia kelihatan sangat, sangat cantik.” Setelah eksekusi, gerombolan Boxer mengumpulkan mayat kesepuluh martir (namanama martir yang lain tak diketahui), lalu menimbunnya dengan tanah. Lima belas bulan kemudian, pada tanggal 6 November 1901, umat beriman menggali kembali kubur para martir agar dapat memakamkannya dengan pantas. Mereka sungguh terkejut serta takjub saat mendapati bahwa jenazah para martir tidak membusuk, melainkan tampak seolah hidup. Semua yang hadir memuji Tuhan karena mukjizat yang terjadi. Pemakaman kembali para martir ini berlangsung khidmad dan khusuk. Umat beriman menganggap Anna sebagai seorang santa dan 71 berdoa mohon perantaraannya untuk berbagai mukjizat penyembuhan. Banyak doa dikabulkan Tuhan dengan perantaraan Anna. Suatu mukjizat juga bahwa segenap anggota keluarga Anna sendiri akhirnya bertobat. Neneknya, yang dulu memperlakukan Anna dengan buruk, menjadi seorang Katolik yang amat saleh dan meninggal dengan kudus. Ibu tirinya yang murtad, kembali ke dalam pelukan Gereja. Ayahnya juga kembali menjadi seorang Katolik yang saleh. Saat ayahnya di kemudian hari menjadi buta, ia berdoa mohon kesembuhan dengan perantaraan puterinya; namun doanya tidak dikabulkan, Ayahnya menerima sebagai kehendak Allah agar ia melakukan lebih banyak penitensi semasa di dunia demi kebaikan jiwanya. Pada tanggal 17 April 1955, Anna Wang dibeatifikasi oleh Paus Pius XII. Pada tanggal 1 Oktober 2000, St Anna Wang, bersama ke-119 martir Cina lainnya, dikanonisasi oleh Paus Yohanes Paulus II. SANTO ANSELMUS (1033-21 April 1109) Anselmus dilahirkan di Italia utara pada tahun 1033. Dari rumahnya ia dapat melihat pegunungan Alpen. Ketika usianya lima belas tahun, Anselmus mencoba masuk biara di Italia. Tetapi, ayahnya menentangnya. Kemudian Anselmus jatuh sakit. Tak lama sesudah ia sembuh, ibunya meninggal dunia. Anselmus masih muda, ia juga kaya dan pandai. Segera saja ia melupakan niatnya untuk melayani Tuhan. Ia mulai hanya berpikir untuk bersenang-senang. Tetapi, beberapa waktu kemudian, Anselmus menjadi bosan dengan cara hidupnya. Ia ingin sesuatu yang lebih baik, sesuatu yang lebih berguna. 72 Ia pergi ke Perancis mengunjungi Abbas (pemimpin biara) Lanfranc yang kudus dari biara Bec yang terkenal. Anselmus menjadi sahabat karib Lanfranc dan sang abbas menghantarnya kepada Tuhan. Ia juga membantu Anselmus dalam mengambil keputusan menjadi seorang biarawan Benediktin. Pada waktu itu Anselmus berusia dua puluh tujuh tahun.Anselmus seorang peramah yang sangat mengasihi saudarasaudara sebiaranya. Mereka yang dulunya membencinya, segera menjadi temantemannya. Anselmus menjadi abbas pada tahun 1078. Ketika ia harus meninggalkan Bec untuk ditahbiskan sebagai Uskup Agung Canterbury di Inggris, ia mengatakan kepada para biarawannya bahwa mereka akan selalu ada di hatinya. Umat Inggris mengasihi dan menghormati Anselmus. Tetapi, Raja William II menganiayanya. Anselmus harus melarikan diri dalam pengasingan pada tahun 1097 dan juga tahun 1103. Raja William bahkan melarang Anselmus pergi ke Roma untuk memohon nasehat paus. Walaupun demikian, Anselmus pergi juga. Ia tinggal bersama paus hingga raja mangkat. Kemudian, ia kembali ke keuskupannya di Inggris. Bahkan di tengah-tengah segala kesibukannya, St. Anselmus selalu menyempatkan diri untuk menulis. Buah penanya adalah buku-buku filsafat dan teologi yang amat 73 berharga. Ia juga menuliskan banyak nasehat berguna mengenai Tuhan bagi para biarawan. Para biarawan itu amat gembira menerimanya. St. Anselmus sering mengatakan, “Apakah kamu ingin tahu rahasia hidup bahagia dalam biara? Lupakan dunia dan bergembiralah melupakannya. Biara sungguh merupakan surga di bumi bagi mereka yang hidup hanya bagi Yesus.” St. Anselmus wafat pada tanggal 21 April 1109. Ia dinyatakan sebagai Pujangga atau Doktor Gereja oleh Paus Klemens XI pada tahun 1720. Anselmus, uskup agung Canterbury Inggris, teolog dan pujangga Gereja; lahir di Aosta Italia 1033 dan meninggal di Canterbury 21 April 1109; L: perahu; P: 21 April “Kalian mencari Tuhan, dan kalian mengetahui bahwa Ia adalah Yang Mahatinggi, dan karenanya tidaklah mungkin kalian dapat membayangkan sesuatu yang lebih sempurna dari-Nya. Kalian mengetahui bahwa Yang Mahatinggi itu adalah hidup itu sendiri, terang, kebijaksanaan, kebajikan, kebahagiaan kekal, dan rahmat abadi.” ~ Santo Anselmus ANSGARIUS (801-865) Adalah uskup agung Bremen dan Hamburg Jerman yang pertama. Ia menjadi ‘Rasul Denmark’ dan misionaris di Swedia. P: 3 Februari ANTIPAS (abad ke-1) Adalah martir pertama di Asia Kecil (lihat Wahyu, 2,13). Ia dimasukkan ke dalam patung besi yang membara merah menyala. ♂ A: gambaran ayah sendiri (Y); P: 11 April 74 ANTONIA (1472) Masuk biara sesudah suaminya meninggal. Kemudian dengan bantuan Santo Yohanes Kapistran ia mendirikan biara Klaris yang lebih tegas aturannya di Firenze Italia. P: 28 Februari ANTONIUS BALDINUCCI SJ (1665-1717) Berkarya sebagai pengkotbah ulung di Italia dan mentobatkan banyak orang. P: 2 Juli. SANTO ANTONINUS († 1459) Santo Antoninus hidup pada abad kelima belas. Sejak kecil ia telah menunjukkan bahwa ia memiliki kehendak baik serta kemauan keras. Menurut cerita, ketika usianya lima belas tahun, ia mohon diijinkan masuk biara Dominikan. Ia tampak muda dan kecil. Bapa Prior (pemimpin biara) berpikir sejenak dan kemudian berkata, “Aku akan menerimamu apabila kamu telah hapal `Dekret Gratia' di luar kepala. `Dekret Gratia' adalah sebuah buku yang tebalnya beberapa ratus halaman. Jadi, dengan kata lain, prior mengatakan “tidak” kepada Antoninus. 75 Tetapi, Antoninus menerima tantangan itu.Satu tahun kemudian dia kembali. Sulit dibayangkan betapa terperanjatnya Bapa Prior ketika mengetahui bahwa Antoninus telah menghafalkan seluruh dekret! Tak diragukan lagi, seketika itu juga ia diterima. (Namun demikian, bukanlah kemampuannya menghafal yang mengubah pikiran Prior, melainkan karena ia telah membuktikan kesungguhannya dalam menjawab panggilan hidupnya). Meskipun usianya baru enam belas tahun, Antoninus terus mengejutkan banyak orang dengan cara hidupnya di biara. Sementara ia semakin dewasa, jabatan-jabatan penting silih berganti dipercayakan kepadanya. Antoninus menanamkan pengaruh yang baik kepada para rekan biarawan Dominikan. Mereka mengasihi serta menghormatinya. Hal ini terlihat nyata dalam hidup Beato Antonius Neyrot yang pestanya kita rayakan pada tanggal 10 April. Pada bulan Maret 1446, Antoninus ditahbiskan sebagai Uskup Agung Florence, Italia. “Bapa kaum miskin” adalah julukan yang diberikan orang kepadanya. Tidak pernah ia menolak untuk memberikan pertolongan kepada siapa pun. Apabila ia tidak lagi mempunyai uang, ia akan memberikan pakaiannya, sepatunya, perabotannya atau satusatunya keledainya. Berulang kali keledainya itu dijualnya untuk menolong orang lain. Dan berulang kali pula keledai itu ditebus oleh orang-orang kaya dan dikembalikan padanya. Tentu saja, ia akan menjualnya lagi untuk menolong orang-orang yang lain lagi! Seringkali St. Antoninus mengatakan, “Seorang penerus para rasul hendaknya tidak memiliki apa pun kecuali kekayaan kebajikan.” 76 Santo Antoninus wafat pada tahun 1459. Ia dinyatakan kudus pada tahun 1523. “Seorang penerus para rasul hendaknya tidak memiliki apa pun kecuali kekayaan kebajikan.” ~ Santo Antoninus SANTO ANTONIUS dari MESIR (251-356) Santo Antonius dilahirkan pada tahun 251 di sebuah dusun kecil di Mesir. Ketika usianya duapuluh tahun, kedua orangtuanya meninggal dunia. Mereka mewariskan kepadanya harta warisan yang besar dan menghendaki agar ia bertanggung jawab atas hidup adik perempuannya. Antonius merasakan belas kasihan Tuhan yang berlimpah atasnya dan datang kepada Tuhan dalam doa. Semakin lama semakin peka ia akan penyelenggaraan Tuhan dalam hidupnya. Sekitar enam bulan kemudian, ia mendengar kutipan Sabda Yesus dari Kitab Suci: “Pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga.” (Mrk 10:21). Antonius menerima sabda tersebut sebagai sapaan pribadi Tuhan dan jawab-Nya atas doanya mohon bimbingan Tuhan. Ia menjual sebagian besar harta miliknya, menyisakan sedikit saja cukup untuk menunjang hidup adiknya dan dirinya sendiri. 77 Kemudian ia membagi-bagikan uangnya kepada mereka yang membutuhkannya. Saudari Antonius bergabung dengan kelompok wanita yang hidup dalam doa dan kontemplasi. Antonius memutuskan untuk hidup sebagai seorang pertapa. Ia mohon pada seorang pertapa senior untuk memberinya pelajaran hidup rohani. Antonius juga mengunjungi para pertapa lainnya agar ia dapat belajar kebajikan-kebajikan paling utama dalam diri setiap pertapa. Kemudian ia mulai hidupnya sendiri dalam doa dan tobat sendirian hanya dengan Tuhan saja. Ketika Antonius berusia lima puluh lima tahun, ia mendirikan sebuah biara guna menolong sesama. Banyak orang mendengar tentangnya dan mohon saran serta nasehatnya. Antonius akan memberi mereka nasehat-nasehat praktis, seperti “Setan takut pada kita ketika kita berdoa dan bermatiraga. Setan juga takut ketika kita rendah hati dan lemah lembut. Terutama, setan takut pada kita ketika kita sangat mencintai Yesus. Setan lari terbirit-birit ketika kita membuat Tanda Salib.” St. Antonius mengunjungi St. Paulus Pertapa. Ia merasa diperkaya dengan teladan hidup St. Paulus yang kudus. Antonius wafat setelah melewatkan hidup yang panjang dalam doa. Usianya mencapai seratus lima tahun. St. Atanasius menulis riwayat hidup St. Antonius dari Mesir yang sangat terkenal. Antonius dari Mesir (251-356) disebut juga ‘Antonius Pertapa’, lahir dekat Memphis Mesir. L: babi dan lonceng, karena pada banyka gereja dipelihara seekor babi yang diberi lonceng. Babi ini bebas berkeliaran mencari makan, kemudian pada malam pesta Santo Antonius, babi itu disembelih dan dagingnya dibagi-bagikan kepada oran-orang miskin; P:17 Januari. 78 SANTO ANTONIUS dari PADUA (1195-13 Juni 1231) Antonius dilahirkan pada tahun 1195 di Lisbon, Portugis dengan nama Fernando. Ia adalah putera tunggal pasangan Martin dan Maria Bulhom, keluarga terpandang di kotanya. Fernando seorang anak yang cerdas, hatinya lurus tetapi keras. Orangtuanya sangat ingin agar kelak anaknya menjadi orang terkenal. Pada usia 11 tahun kedua orangtuanya meninggal dunia sehingga Fernando menjadi yatim piatu. Ia diasuh oleh pamannya yang sangat memanjakannya. Pada usia 15 tahun, Fernando merasa terpanggil untuk menjadi seorang imam. Meskipun pamannya menentang dengan keras keinginannya, toh pada akhirnya Fernando diijinkan juga masuk biara St. Agustinus di Lisbon. Dua tahun kemudian Fernando ditugaskan belajar di Coimbra. Sembilan tahun di Universitas Coimbra, Fernando belajar dengan tekun. Ia menjalin persahabatan dengan para pengikut St. Fransiskus dari Asisi. Jenazah lima martir dari Ordo Fransiskus dikirim dari Maroko untuk disemayamkan di biaranya. Kelima imam Ordo Fransiskus itu: St. Berard, Otto, Petrus, Akursio dan Ainto, yang dengan gigih mewartakan Injil sehingga mereka didera dan dipenggal di Maroko. Jiwa muda Fernando bergolak. Tiba-tiba ia bangkit. Buku yang tengah dipelajarinya itu ditutupnya seraya berkata, 79 "Teman-temanku telah mati demi Tuhan. Apakah aku akan duduk-duduk terus mempelajari buku?" Kemudian Fernando memutuskan untuk bergabung dengan Ordo Fransiskus Asisi (OFM = Ordo Saudarasaudara Dina) dengan tujuan agar dapat segera ditugaskan ke Maroko, supaya ia pun juga dapat menjadi saksi sekaligus martir Kristus. Fernando diterima di Ordo Fransiskus dengan nama Antonius. Sayang sekali, begitu tiba di Maroko, Antonius jatuh sakit sehingga terpaksa pulang kembali. Sembilan tahun lamanya Antonius berkhotbah, mempertobatkan banyak orang dan melakukan banyak mukjizat di Perancis, Sisilia serta Italia. Ia seorang pengkhotbah yang ulung. Kemana pun ia pergi orang banyak datang berduyun-duyun untuk mendengarkan khotbahnya. Menurut legenda, bahkan ikan-ikan di danau pun bersembulan keluar untuk mendengarkan khotbahnya. Antonius begitu bersemangat dalam mewartakan Injil, sehingga ia sering lupa makan dan kurang istirahat. Karena itu ia jatuh sakit dan meninggal dunia di Arcella, dekat Padua, pada tanggal 13 Juni 1231, dalam usia 36 tahun. Jenazahnya disemayamkan di gereja Santa Perawan Maria di Padua. Setahun kemudian, ia dimaklumkan sebagai santo oleh Paus Gregorius IX. Pesta St. Antonius dirayakan tanggal 13 Juni. Mengapa St. Antonius digambarkan memeluk Kanak-kanak Yesus? Pada suatu hari St. Antonius bermalam di rumah seorang temannya, Lord of Chatenauneuf. St. Antonius berdoa dengan khusuk hingga larut malam. Tiba-tiba ruangan kamarnya dipenuhi oleh sinar yang sangat terang, lebih terang dari sinar matahari. Kemudian Yesus menampakkan diri kepada St. Antonius dalam rupa seorang anak kecil. 80 Chatenauneuf melihat sinar cemerlang keluar dari celah bawah pintu kamar Antonius. Merasa heran, temannya itu mengintip melalui lubang kunci. Ia melihat seorang anak kecil yang elok parasnya sedang berdiri di atas buku sambil memeluk leher St. Antonius dengan kedua belah tangannya. Ketika St. Antonius membuka pintu kamar dan mendapati Chatenauneuf, ia berpesan agar temannya itu tidak menceritakan apa yang dilihatnya kepada siapa pun juga selama ia masih hidup. Mengapa St. Antonius digambarkan memeluk Kitab Suci? St Antonius mengenal, mencintai dan mewartakan Sabda Allah dengan begitu baik. Sesungguhnya, St Antonius begitu terdidik dan ahli dalam Kitab Suci hingga Paus Pius XII memaklumkannya sebagai “Doktor Evangelis,” atau “Doktor Kitab Suci”. Mengapa St. Antonius dimohon pertolongannya menemukan barang-barang yang hilang? Pernahkah kamu kehilangan barang-barang yang mempunyai nilai sentimentil, seperti misalnya cincin, mainan kesayangan, gelang, atau bahkan binatang peliharaanmu? Sudahkah kamu mencarinya kemana-mana dan tidak dapat menemukannya kembali? Ya, kalau begitu kamu mohon pertolongan St Antonius dari Padua, santo pelindung barangbarang yang hilang atau dicuri. 81 Santo Antonius diangkat menjadi santo pelindung barang-barang yang hilang atau pun dicuri karena pengalaman hidupnya. St. Antonius mempunyai sebuah buku Mazmur yang sangat berarti baginya. Dalam buku Mazmurnya itulah ia mencoretkan catatan-catatan atau komentarkomentar yang dipergunakannya untuk mengajar murid-muridnya di Ordo Fransiskus. Seorang novis (yaitu seorang biarawan yang sedang menjalani masa percobaan) mulai bosan dengan kehidupan religius biara, karenanya ia memutuskan untuk melarikan diri. Ia pergi dengan membawa serta buku Mazmur St. Antonius! Ketika St. Antonius menyadari bahwa bukunya telah hilang, ia menjadi sangat sedih. St. Antonius berdoa dengan sangat agar buku Mazmurnya segera diketemukan atau dikembalikan kepadanya. Tuhan menjawab doa St. Antonius. Novis yang telah mencuri bukunya itu merasa tidak tenang jiwanya, sehingga akhirnya ia mengembalikan buku Mazmur itu kepada St. Antonius. St. Antonius memaafkan segala perbuatannya. Novis itu bahkan diterima kembali di biara. Jadi, mulai sekarang kalau kamu kehilangan sesuatu, mintalah bantuan St. Antonius dari Padua, dan tunggu apa yang akan terjadi. Antonius lahir di Lissbon (1195), karena paling lama tinggal di Padua dan wafat didekat kota itu (1231) ia disebut ‘Antonius dari Padua’. B: Anton, Anthony, Toni (♂): Antonia, Antoinette (♀); L: Kanak-kanak Jesus yang dipangku; P: 13 Juni. SANTO ANTONIUS MARIA CLARET (18071870) Antonius dilahirkan di Spanyol pada tahun 1807. Pada tahun yang sama Napoleon menyerbu 82 Spanyol. Mungkin itu adalah “pertanda” akan peristiwa-peristiwa mendebarkan yang akan terjadi sepanjang hidupnya. Antonius ditahbiskan menjadi seorang imam pada tahun 1835 dan ditugaskan di paroki kota asalnya. Kemudian ia pergi ke Roma dan membantu karya misi. Ia menggabungkan diri dengan Serikat Yesus sebagai novis tetapi kesehatannya tidak mendukungnya. Ia kembali ke Spanyol dan bertugas sebagai imam. Pastor Antonius melihat seluruh dunia sebagai suatu daerah misi yang luas. Ia memiliki hati seorang misionaris. Ia seorang imam yang berdedikasi tinggi di parokinya. Ia mengadakan seminar-seminar bagi para imam. Pastor Antonius yakin akan kekuatan karya tulis. Ia menulis sedikitnya 150 buah buku. Bukunya yang paling terkenal, Jalan yang Benar, telah dibaca jutaan orang. Sebagian orang tidak dapat mengerti pemikiran Pastor Antonius. Kesuksesan serta semangatnya membuat mereka khawatir. Mungkin pertentangan tersebut memang diijinkan oleh Tuhan agar imam yang penuh semangat ini dapat mengunjungi Kepulauan Canary pada tahun 1848. Pastor Antonius tinggal di sana selama satu tahun dengan mewartakan Kabar Gembira. Kemudian Pastor Antonius kembali ke Catalonia, Spanyol dan kepada karya penginjilannya di sana. Pada tahun 1849, Pastor Antonius membentuk suatu ordo religius baru yang disebut Putera-putera Misionaris 83 dari Hati Maria Yang Tak Bernoda atau lebih dikenal dengan nama Kongregasi Misionaris Claretian, CMF. Ratu Isabela II dari Spanyol amat menghormati St. Antonius. Ratu berpendapat bahwa St. Antonius adalah orang yang paling tepat untuk menjadi Uskup Agung Santiago, Kuba. Karya kerasulannya di Kuba menjadi suatu pengalaman selama tujuh tahun yang mendebarkan. Uskup Agung Antonius mengunjungi paroki-paroki, berkhotbah menentang kejahatan sosial, terutama perbudakan. Ia memberkati pernikahan serta membaptis anak-anak. Ia seorang pembaharu dan karenanya mempunyai banyak musuh. Beberapa kali ia menerima ancaman pembunuhan. Namun demikian, ancaman tersebut tidak mampu menghalangi karyanya yang mengagumkan itu hingga ia dipanggil kembali ke Spanyol pada tahun 1857. Selama menjadi imam, St Antonius juga memimpin sebuah seminari di Madrid. Ia mendirikan sekolah St. Mikhael untuk memajukan karya seni dan kesusasteraan dan bahkan berusaha mendirikan sebuah sekolah pertanian. Ia pergi ke Roma untuk membantu mempersiapkan Konsili Vatikan Pertama pada tahun 1869 dan wafat pada tahun 1870. St. Antonius Maria Claret dinyatakan kudus oleh Paus Pius XII pada tahun 1950. P: 24 Oktober SANTO ANTONIUS MARIA ZACCARIA (1502-5 Juli 1539) Antonius dilahirkan di Italia pada tahun 1502. Ketika ia masih muda, ayahnya meninggal dunia. Ibunya mendukung Antonius dalam perhatian istimewa yang dimilikinya terhadap penderitaan orang-orang miskin. Ibu Zaccaria mengirim 84 puteranya belajar di Universitas Padua agar kelak ia dapat menjadi seorang dokter. Antonius baru berusia dua puluh dua tahun ketika ia menamatkan pelajarannya. Dokter yang masih belia itu amat berhasil dalam pekerjaannya. Namun demikian, ia tidak merasa puas. Ia tahu bahwa ia ingin menjadi seorang imam. Antonius mulai belajar teologi. Ia juga tetap merawat mereka yang sakit, menghibur serta memberikan semangat kepada mereka yang menjelang ajal. Antonius mempergunakan seluruh waktu luangnya untuk membaca serta merenungkan surat-surat St. Paulus dalam Kitab Suci. Ia membaca kisah rasul besar Paulus berulang kali dan banyak merenungkan keutamaan-keutamaannya. Sekarang, Antonius terbakar oleh semangat yang menyala-nyala untuk menjadi seorang kudus dan membawa semua orang kepada Yesus. Setelah ditahbiskan sebagai imam, Santo Antonius Maria pindah ke kota besar Milan. Di sana, ia akan dapat membantu lebih banyak orang. Ia juga membentuk suatu ordo para imam yang disebut Pekerja-pekerja Tetap Santo Paulus. Orang menyebutnya “Barnabit”, oleh karena ordo mereka berpusat di Gereja Santo Barnabas di Milan. Sesuai teladan rasul Paulus, Santo Antonius dan para imamnya berkhotbah ke mana-mana. Mereka menyerukan kembali kata-kata dan nasehat-nasehat 85 Paulus. Mereka menerangkan pesan-pesan Paulus dengan kata-kata sederhana yang mudah dimengerti. Umat menghargainya; mereka merasa senang. Santo Antonius juga memiliki cinta mendalam kepada Yesus dalam Sakramen Mahakudus. Ia memulai Devosi Empat Puluh Jam. Santo Antonius Maria baru berusia tiga puluh tujuh tahun ketika ia wafat pada tanggal 5 Juli tahun 1539. Ia dinyatakan kudus oleh Paus Leo XIII pada tahun 1897. Perayaannya setiap tanggal 5 Juli. “Oleh karena kita telah memilih rasul besar Paulus sebagai pembimbing dan bapa kita, serta menyatakan diri sebagai pengikutnya, kita harus berusaha mengamalkan ajaran serta teladannya dalam hidup kita.” ~ Santo Antonius (kepada imam-imam Barnabit) BEATO ANTONIUS NEYROT († 1460) Antonius dilahirkan di Italia utara pada abad kelimabelas. Ia menggabungkan diri dalam Ordo Dominikan di Florence, Italia. Pemimpin biara pada masa itu adalah seorang santo, yakni Santo Antoninus. Santo Antoninus membawa pengaruh besar pada B Antonius. Broeder Antonius tengah berlayar dari Naples ke Sicily ketika perompak menaklukkan kapal. Antonius dibawa ke Tunis dan dijual sebagai budak. Ia berhasil mendapatkan pembebasan, namun meninggalkan 86 Gereja. Ia menyangkal iman akan Yesus dan meninggalkan panggilan religius. Ia menerima Al Quran sebagai Kitab Sucinya. Selama beberapa bulan ia hidup sebagai seorang muslim. Ia juga menikah. Sementara itu, pemimpin biara Dominikan, St Antoninus, wafat. Peristiwa ini mengguncang Antonius. Tampaknya suatu malam Antonius mendapatkan semacam mimpi. St Antoninus menampakkan diri kepadanya. Percakapan di antara kedua orang ini menghantar pada perubahan radikal dalam diri Antonius. Ia sungguh menyesal telah menghianati Tuhan. Ia tahu bahwa dalam hati ia tidak pernah meninggalkan imannya kepada Yesus. Ia tahu bahwa ia hanya dapat menjadi seorang Katolik. Dan ia sadar bahwa ia masih sangat ingin menjadi seorang broeder Dominikan. Antonius memulangkan isterinya kembali ke rumah orangtuanya. Kemudian ia mengenakan jubah putih Dominikan. Meski takut, ia pergi juga menghadap penguasa Tunis. Khalayak ramai berkumpul dan sang penguasa keluar. Di hadapan publik, Broeder Antonius mengakui bahwa ia telah melakukan suatu kesalahan besar. Ia seorang Katolik. Ia percaya dan mengasihi Yesus. Ia seorang Dominikan dan ingin tetap demikian sepanjang hidupnya. Sang penguasa amat murka. Ia mengancam dan lalu menjanjikan ganjaran yang menggiurkan asalkan Antonius menarik kembali apa yang telah ia ucapkan. Tetapi Antonius menolak meski tahu bahwa ini berarti mati. Antonius berlutut dan mulai berdoa memohon keberanian untuk menyerahkan nyawa demi Yesus. Sekonyong-konyong ia merasakan batu-batu besar menimpuknya. Ia terus berdoa memohon kekuatan agar tetap setia kepada Tuhan. Lalu ia jatuh 87 tergeletak. Antonius wafat sebagai martir pada tahun 1460. Beberapa pedagang dari Genoa, Italia membawa jenazahnya kembali ke negeri asalnya. ANTONIO PESTANA († 1581) Misionaris Dominikan kebangsaan Portugis ini berkarya di pulau Solor. Ia jatuh ke tangan orangorang Islam dari Jawa. Mereka menusuk-nusukkan potongan-potongan bambu runcing ke bawah kukukuku jari tangan dan kaki pater ini dan menganiayanya sampai mati. (Salah satu dari Orang-orang Kudus di Indonesia) SANTA ANYSIA († 304) Anysia hidup di Tesalonika menjelang akhir abad kedua. Tesalonika adalah kota purbakala di mana St. Paulus sendirilah yang pertama-tama mewartakan iman kepada Yesus. Anysia adalah seorang Kristen dan setelah kedua orangtuanya meninggal, ia mempergunakan kekayaannya untuk menolong kaum miskin papa. Pada masa itu, terjadi penganiayaan yang kejam terhadap umat Kristiani di Tesalonika. Gubernur terutama sekali telah bertekad untuk mencegah semua umat Kristiani berkumpul bersama untuk merayakan Misa. Tetapi, 88 pada suatu hari Anysia berusaha untuk menghadiri pertemuan tersebut. Sementara ia melewati suatu pintu gerbang yang disebut Kasandra, seorang serdadu memperhatikannya. Ia segera menghalangi langkah Anysia serta menyelidiki kemanakah Anysia hendak pergi. Karena amat ketakutan, Anysia melangkah mundur sambil membuat tanda salib di keningnya. Melihat itu, serdadu tersebut mencengkeramnya serta mengguncang-guncangkan tubuhnya dengan kasar. “Siapa kamu?”, teriaknya. “Dan kemanakah kamu hendak pergi?” Anysia menarik napas panjang dan menjawab, “Aku adalah hamba Yesus Kristus,” katanya. “Aku hendak pergi ke perjamuan Tuhan.” ”Oh ya?” serdadu itu mengejek. “Aku akan mencegahnya. Aku akan membawamu untuk memuja para dewa. Hari ini kami memuja dewa matahari.” Pada saat yang sama serdadu itu merenggut kerudungnya. Anysia berusaha melawan sekuat tenaga sehingga orang kafir itu menjadi semakin marah dibuatnya. Akhirnya, dalam puncak kemarahannya, ia mencabut pedangnya dan menebaskannya ke tubuh Anysia. Anysia pun jatuh tergeletak di kaki sang serdadu. Ketika penganiayaan telah berakhir, umat Kristiani Tesalonika mendirikan sebuah gereja di tempat di mana St. Anysia telah menyerahkan nyawanya bagi Kristus. Santa Anysia wafat sekitar tahun 304. APOLINARIS FRANCO OFM († 1622) Menjadi misionaris di Jepang. Ia lama bekerja di bawah tanah dan bersama delapan temannya dibakar hidup-hidup. P: 12 September 89 APOLINARIS MOREL OFM CAP (1739-1792) Dosen teologi di Swiss itu disiksa sebagai pastor penjara di Paris. P: 2 September SANTA APOLONIA († 249) dan PARA MARTIR ALEXANDRIA Seorang perawan kudus, Apolonia, hidup di Alexandria, Mesir, pada abad ketiga. Umat Kristiani mengalami penganiayaan yang hebat di sana, dalam masa pemerintahan Kaisar Philip. Apolonia telah mempergunakan seluruh hidupnya untuk melayani Tuhan. Sekarang, walaupun sudah tidak muda lagi, ia tidak juga hendak beristirahat. Dengan berani ia mempertaruhkan nyawanya untuk menghibur umat Kristiani yang menderita di penjara. “Ingatlah, bahwa pencobaanmu tidak akan berlangsung lama,” demikian ia akan berkata. “Tetapi sukacita surgawi akan berlangsung selama-lamanya.” Hanya tinggal menunggu waktu saja sebelum akhirnya Apolonia sendiri juga ditangkap. Ketika hakim menanyakan namanya, dengan tegas Apolonia menjawab, “Saya seorang Kristen dan saya mengasihi serta melayani Tuhan yang benar.” Rakyat yang marah menyiksa Apolonia, mereka berusaha memaksanya untuk mengingkari imannya. Pertama-tama, semua giginya dihantam dan kemudian dirontokkan. Sungguh sangat aneh, itulah sebabnya mengapa orang 90 seringkali mohon bantuan doa St Apolonia ketika mereka menderita sakit gigi. Namun demikian, siksaan yang amat menyakitkan itu tidak mampu menggoncangkan imannya. Apolonia kemudian diancam, jika ia tidak mengingkari Yesus, ia akan dicampakkan ke dalam api yang berkobar-kobar. Apolonia tidak membiarkan rasa takut menguasai dirinya. Ia lebih memilih mati dalam kobaran api daripada mengingkari imannya kepada Yesus. Ketika orang-orang kafir melihat betapa gagah beraninya Apolonia, banyak diantara mereka yang bertobat. Apolonia wafat sekitar tahun 249. ♀ A: milik dewa Apolo (Y); L: tang pencabut gigi dan gigi. ARCHANGELA GIRLANI (1461-1494) Adalah suster pemimpin biara Karmelit yang sangat saleh. A: malaikat agung; P: 29 Januari. ARIADNE (abad ke-2) Adalah budak-belian wanita dan mati sebagai martir di Asia Kecil karena tidak mau memuja berhala. P: 1 November. SANTO ARNOLDUS JANSSEN (1837-1909) Arnoldus Janssen dilahirkan pada tahun 1837 di Goch, Rheinland, Jerman Barat. Sebagai imam dalam dioses Mûnster, ia sangat aktif dalam aksi Kerasulan Doa. Oleh karena ia menaruh minat yang besar untuk usaha persatuan umat Kristen dan menanam Gereja di daerah-daerah dan bangsabangsa yang belum percaya akan Kristus, maka 91 didirikannya dalam tahun 1875 di Steyl, sebuah kampung dalam Provinsi Limburg, Belanda, Serikat Sabda Allah (SVD), untuk mendidik dan mempersiapkan misionaris-misionaris. Beberapa waktu kemudian, ia mendirikan dua serikat biarawati, yakni Suster-Suster Misi Abdi Roh Kudus (SSpS), dan Suster-Suster Abdi Roh Kudus (SSpSAP) untuk Penyembahan Abadi. Ia meninggal dalam tahun 1909. Tanggal 5 Oktober 2003 Paus Yohanes Paulus II atas nama gereja menggelar Arnoldus Janssen SVD dari Steyl dan Yosef Freinademetz dari Shandung sebagai orang kudus. Arnoldus adalah pendiri tiga tarekat misioner yakni SVD (Serikat Sabda Allah); SSpS (Serikat Misi Abdi Roh Kudus) dan SSpS AP (SSpS Adorasi Abadi / Kontemplatif). Sedangkan Yosef adalah misionaris SVD pertama yang diutus ke daerah misi Cina. P: 15 Januari ARNULF († 640) Menerima jabatan uskup Metz Perancis, ketika isterinya telah masuk biara. Kemudian ia bertapa dan merawat penderita kusta. Ia menurunkan wangsa raja-raja dan kaisar Franken. P: 19 Agustus 92 ARSENIUS AGUNG (354-445) Seorang mantan guru dari putera kaisar yang kemudian menjadi rahib dan pertapa di gurun pasir. P: 19 Juli. ASUNTA Diambil dari ‘ Asumptio Beatae Mariae Virginis’, yaitu pesta ‘Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga’ yang dirayakan pada tanggal 5 Agustus. SANTO ANTANASIUS (297-2 Mei 373) Atanasius dilahirkan sekitar tahun 297 di Alexandria, Mesir. Ia membaktikan seluruh hidupnya untuk membuktikan bahwa Yesus adalah sungguh Allah. Hal ini amat penting, karena sekelompok orang yang disebut Arian menyangkalnya. Sebelum ia menjadi seorang imam, Atanasius telah banyak membaca buku tentang iman. Oleh sebab itulah dengan mudah ia dapat menunjukkan kelemahankelemahan ajaran bidaah Arian. Atanasius ditahbiskan sebagai Uskup Agung Alexandria ketika usianya masih belum tiga puluh tahun. Selama empat puluh enam tahun, ia menjadi seorang gembala yang menggembalakan umatnya dengan gagah berani. Empat orang kaisar Romawi tidak dapat memaksanya berhenti menuliskan penjelasan-penjelasannya yang terang dan jelas 93 mengenai iman kita yang kudus. Para musuhnya menganiayanya dengan berbagai cara. Lima kali ia diusir dari keuskupannya sendiri. Pengasingannya yang pertama berlangsung dua tahun lamanya. Ia dibuang ke kota Trier pada tahun 336. Seorang uskup yang baik, Santo Maximinius, menyambutnya dengan hangat. Pengasinganpengasingan lainnya berlangsung lebih lama. Atanasius dikejar-kejar oleh orang-orang yang hendak membunuh dia. Di salah satu pengasingannya, para rahib menyembunyikannya di padang gurun selama tujuh tahun. Para musuhnya tidak dapat menemukannya. Suatu ketika, para prajurit kaisar mengejar Atanasius hingga ke Sungai Nil. “Mereka berhasil mengejar kita!” teriak para sahabat uskup. Tetapi, Atanasius sama sekali tidak khawatir. “Putar balik perahu kita,” katanya tenang, “mari menyongsong mereka.” Para prajurit di perahu yang lain berteriak, “Apakah kalian melihat Atanasius?” Jawab mereka: “Kalian tidak jauh darinya!” Perahu musuh melaju sekencang-kencangnya dan Atanasius pun selamatlah. Umat di Alexandria mengasihi uskup agung mereka yang baik hati itu. Ia seperti seorang bapa bagi mereka. Sementara tahun-tahun berlalu, mereka menghargainya lebih dan lebih lagi, betapa banyak ia telah menderita bagi Yesus dan Gereja. Umatlah yang mengatur serta mengusahakan agar ia dapat hidup dengan tenang. Ia menghabiskan tujuh tahun terakhir hidupnya dengan tenang bersama mereka. Para musuh tetap mengejarnya, namun tak pernah dapat menemukanya. Selama masa itu, Santa Atanasius menulis tentang Riwayat Hidup Santo Antonius Pertapa. Antonius telah menjadi sahabat dekatnya sejak Atanasius masih 94 muda. Santa Atanasius wafat dalam damai pada tanggal 2 Mei 373. Ia tetap menjadi salah seorang santo terbesar dan tergagah sepanjang masa. Atanasius (Atanasius Agung) uskup dan pujangga Gereja (296-373); P: 2 Mei Tantangan apakah yang aku hadapi sebagai seorang Kristen pada masa sekarang? Dengarkanlah kata-kata Yesus: “Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal ... Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada. (Yoh 14:2-3) AUREA (856) Dilahirkan dalam keluarga Muslim. Namun gadis ini berpindah keyakinan menjadi Kristen dan bahkan sesudah suaminya meninggal, ia masuk biara. Akan tetapi salah seorang anggota familinya melaporkan hal ini kepada pejabat Islam di Cordoba (Spanyol), sehingga Aurea diangkap dan dipenggal. Mayatnya dicampakkan ke sungai Guadalquivir. A: emas; P: 19 Juli AURELIA Salah seorang kawan Santa Ursula ♀ P: 15 Oktober AURELIUS († 430) Teman Santo Agustinus ini menjadi uskup di Kartago (Tunisia), selama hidupnya ia dengan gigih berjuang melawan kaum bidaah, dan mencurahkan seluruh hidupnya demi memperbaharui iman umat. A: emas; P: 26 Juli 95 AURELIUS dan NATALIA († 852) Orang tua suami-isteri ini beragama Islam. Karena Natalia dan temannya Liliosa (isteri Felix, yaitu seorang yang pernah murtad ke Islam tetapi berbalik lagi) tidak memakai cadar, maka mereka dituduh murtad dari Islam. Mereka mengaku Kristen dan karenanya dibunuh bersama biarawan Georgius, yang giat berkotbah membela kebenaran agama Kristen. Mereka meninggal di Cordoba Spanyol dalam masa pemerintahan Emir Abd A-Rahman II. P: 27 Juli 96 B BABILAS (abad ke-3) Uskup agung Anthiokia ini menemui ajalnya setelah dicekik. Sebab, ia tidak mengijinkan Kaisar Philipus yang membunuh pendahulunya memasuki gereja untuk beribadat. P: 4 September BALDUINUS (1140) Adalah murid kesayangan S. Bernardus, sehingga diutus ke Rieti Italia untuk memimpin biara. B: Balduin, Baudain; P: 15 Juli BAPTISTA VARANI OSC CAP (1458-1524) Adalah pemimpin biara suster Klaris di Chiara Italia yan pandai dan dikaruniai banyak rahmat mistis. Buah penanya sangat berpengaruh dalam usaha memajukan penghormatan kepada Hati Kudus Yesus. P: 30 Mei BARBARA († 306) “Sayangku, ayah harus pergi”, kata seorang pedagang yang sering bepergian jauh kepada 97 puterinya. “Selama ayah pergi,” sambungnya, “ayah akan menguncimu di loteng atas dalam menara, supaya kau selamat. Dalam menara akan kubuatkan dua jendela untukmu, supaya kau dapat mengamati keindahan laut dan bila ayah kembali, kau dapat mengetahuinya.” Puteri itu adalah Barbara, ia cantik rupawan dan amat dicintai ayahnya. Karena itulah ayahnya membesarkan Barbara dengan sangat baik dan tidak mau kehilangan puterinya. Ketika sang ayah pulang, ia melihat suatu keganjilan pada menara puterinya: kini ada tiga jendela dan terpaku sebuah tanda salib di atas pintu menara. Ia mengamati dengan teliti dan tertegun cemas. Kemudian ia dengan lantang menghardik Barbara: “apa yang telah kau buat?” Barbara menerangkan apa yang telah terjadi selama ayahnya bepergian: “Ketika ayah pergi, aku memanggil seorang imam. Ia sangat baik dan mengajariku tentang Bapa Yang Mahabaik. Yang mengutus Putera TunggalNya ke dunia ini untuk menyelamatkan kita. Tetapi Putera yang bernama Jesus itu di bunuh di kayu salib.” “Lalu??” kata ayahnya gusar. Kata Barbara lebih 98 lanjut: “Kini Tuhan Jesus mengutus Roh Kudus yang membimbing kita kepada Bapa di surga, aku sungguh yakin dan mohon diselamatkan Tuhan Jesus. Maka imam itu membaptis aku, untuk menghormati Tritunggal Kudus, aku menambah jendela ketiga. Karena Jesus Yang di Salib niscaya melindungiku maka kupasang salib di atas pintu masuk.” Ayahnya melotot marah, ia geram dan tidak senang dengan perbuatan puterinya sebab ia masih percaya pada dewa-dewa. Ia menjadi gelap mata, ia menyeret Barbara yang amat dicintainya itu sambil berteriak: “Ikuti aku ke pengadilan dank au harus menyangkal kepercayaanmu yang tak masuk akal itu!” Ketika itu usia Barbara 14 tahun, sehingga hakim tidak berani berbuat apa-apa. Hal itu menyebabkan sang ayah bertambah berang dan menyeret Barbara untuk diserahkan kepada para algojo, agar disiksa supaya murtad. Namun semua usaha ayah Barbara sia-sia, karena Barbara tetap setia kepada imannya. Sehingga akhirnya ayah itu menghunus pedangnya dan menebas leher putrinya sendiri. Pada saat itu juga petir menyambar tubuh ayah sehingga ia tewas seketika. (cerita ini terdapat dalam buku-buku kuno, meski belum tentu demikian kejadian semua peristiwa itu). Barbara, perawan dan martir, hidup di Yunani († 306). Melalui Barbara orang-orang memohon rahmat Tuhan untuk dapat mati dengan baik dan dalam keadaan siap. Ia dihormati sebagai pelindung tentara artileri; L: menara; P: 4 Desember BARBA’SHMIN († 347) 99 Menjadi uskup di Seleukia (Persia). Ia dibunuh oleh Shah Schapur II bersama dengan 16 imam lainnya († 347). P: 14 Januari. BARLAAM († 304) Dipaksa menggenggam bara api dalam tangannya, kalau tidak mau murtad. Jika bara api itu dilepaskan diatas mezbah dewa pada sebuah kuil di Antiokia, maka itulah dianggap tanda bahwa ia menyembah dewa-dewa. P: 19 November SANTO BARACHISIUS dan SANTO JONAS († 327) Raja Sapor dari Persia berkuasa pada abad keempat. Ia membenci umat Kristiani dan menganiaya mereka dengan keji. Ia menghancurkan gereja-gereja dan biarabiara. Dua orang bersaudara bernama Jonas dan Barachisius mendengar kabar mengenai penganiayaan ini dan bahwa banyak umat Kristiani dijatuhi hukuman mati. Keduanya memutuskan untuk pergi menolong dan 100 menyemangati mereka untuk tetap setia pada Kristus. Jonas dan Barachisius sadar benar bahwa mereka, juga, dapat tertangkap. Namun hal itu tak menghalangi mereka. Hati mereka terlalu dipenuhi kasih bagi sesama sehingga nyaris tak ada ruang untuk memikirkan diri sendiri. Akhirnya, kedua bersaudara itu pun tertangkap dan dijebloskan ke dalam penjara. Kepada mereka dikatakan bahwa jika mereka tidak menyembah matahari, bulan, api dan air, mereka akan dianiaya dan dijatuhi hukuman mati. Tetntu saja, mereka menolak menyembah suatupun atau siapapun terkecuali Allah yang benar dan esa. Mereka harus banyak menderita, tetapi mereka berdoa. Mereka terus memikirkan bagaimana Tuhan kita telah menderita sengsara bagi mereka. Kedua bersaudara itu menanggung siksa aniaya yang ngeri, namun tak hendak menyangkal iman. Pada akhirnya, mereka dijatuhi hukuman mati dan dengan sukacita menyerahkan nyawa bagi Yesus. Jonas dan Barachisius wafat sebagai martir pada tahun 327. SANTO BARBATUS (612-29 Februari 682) Barbatus dilahirkan di Benevento, Italia, pada tahun 612. Ia diasuh secara Kristiani dan merupakan seorang anak yang baik dan saleh. Ia memelihara iman secara serius dan teristimewa amat suka membaca Kitab Suci. Setelah cukup dewasa, ia ditahbiskan sebagai seorang imam. Kemudian ia dipercaya sebagai seorang pastor. Akan tetapi, hidupnya sebagai seorang pastor tidaklah mudah. St Barbatus mendorong umat untuk mengamalkan hidup yang lebih baik. Ia mengingatkan mereka untuk bertobat dan menyesali dosa-dosa mereka. Sebagian orang tidak suka diberitahu. Sebagian 101 orang lainnya menjadi geram. Mereka menganiaya Barbatus dan pada akhirnya memaksanya pergi. Imam muda ini merasa sedih. Ia kembali ke Benevento, kota kelahirannya. Di sana, ia disambut dengan hangat penuh sukacita. Tetapi, ada hambatan-hambatan juga di kota itu. Banyak orang yang telah menjadi Kristen masih menyimpan berhala-berhala kafir di rumah. Mereka merasa sulit memusnahkan jimat-jimat keberuntungan. Mereka percaya pada kuasa-kuasa gaib. St Barbatus berkhotbah melawan takhayul yang demikian. Tetapi, orang tetap bertaut erat pada berhalaberhala palsu. Orang kudus ini memperingatkan mereka bahwa karena dosa ini, kota mereka akan diserang oleh para musuh; dan terjadilah demikian. Sesudah peristiwa itu, umat menyadari kesalahan mereka dan damai kembali menguasai kota. St Barbatus ditahbiskan menjadi uskup. Ia terus melanjutkan karyanya mempertobatkan orang banyak hingga wafatnya pada tanggal 29 Februari 682 dalam usia tujuhpuluh tahun. SANTO BARNABAS († 61) Meskipun bukan salah seorang dari kedua belas rasul Kristus, Barnabas disebut juga sebagai rasul oleh St. Lukas dalam kitab Kisah para Rasul. Hal ini dikarenakan, sama seperti rasul Paulus, Barnabas menerima suatu tugas perutusan khusus dari Tuhan. Barnabas adalah seorang Yahudi kelahiran pulau Siprus. Namanya adalah Yusuf, tetapi para rasul 102 memberinya nama Barnabas, yang artinya “anak penghiburan”. Segera sesudah menjadi seorang Kristen, St. Barnabas menjual segala harta miliknya dan memberikan uangnya kepada para rasul. Ia seorang yang lembut serta baik hati. Ia penuh semangat dalam membagikan iman dan cintanya kepada Yesus. Barnabas diutus ke kota Antiokhia untuk mewartakan Injil. Antiokhia adalah kota terbesar ketiga dalam Kerajaan Romawi. Di Antiokhia-lah para pengikut Kristus untuk pertama kalinya disebut Kristen. Barnabas menyadari bahwa ia membutuhkan bantuan. Ia berpikir tentang Paulus dari Tarsus. Ia yakin bahwa pertobatan Paulus tulus adanya. Barnabas-lah yang meyakinkan St. Petrus dan komunitas Kristen. Ia meminta Paulus bergabung dan berkarya bersamanya. Barnabas seorang yang rendah hati, ia tidak khawatir berbagi tugas dan tanggung jawab dengan orang lain. Ia tahu bahwa Paulus juga memperoleh karunia luar biasa untuk dibagikan dan ia ingin agar Paulus memperoleh kesempatan untuk itu. Beberapa waktu kemudian, Roh Kudus memilih Paulus dan Barnabas untuk suatu tugas khusus. Tak lama sesudahnya, kedua rasul itu pun pergi melaksanakan suatu tugas perutusan yang berani. Mereka menanggung banyak penderitaan dan bahkan harus mempertaruhkan nyawa mereka. Meskipun demikian, pewartaan mereka berhasil memenangkan banyak jiwa bagi Yesus dan GerejaNya. Kelak, Santo Barnabas pergi dalam suatu tugas perutusan lain, kali ini bersama Yohanes Markus, sepupunya. Mereka pergi ke Siprus, daerah asal Barnabas. Begitu banyak orang menjadi percaya melalui pewartaannya, hingga Barnabas dijuluki Rasul dari Siprus. Menurut tradisi, orang kudus yang 103 hebat ini dirajam sampai mati pada tahun 61. Perayaan memperingatinya setiap tanggal 11 Juni. BAR SANUPHIOS († 540) Seorang pertapa yang hidup sendirian dalam pertapaan di Gaza Palestina dan mengarang 850 surat rohani. P: 6 Februari SANTO BARTOLOMEUS, RASUL Santo Bartolomeus adalah salah seorang dari kedua belas Rasul. Kita tidak tahu siapa namanya yang sesungguhnya. Bartolomeus adalah nama keluarga: bar-Tolomeus, yang artinya 'anak Tolomeus'. Banyak yang beranggapan bahwa Bartolomeus adalah Natanael. Bartolomeus berasal dari Kana di daerah Galilea. Ketika diajak oleh temannya, Filipus, untuk menemui Yesus dari Nazaret, ia menggumam, "Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?" Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang dia: Yesus : “Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan didalamnya!” Bartolomeus : “Bagaimana Engkau mengenal aku?” Yesus : “Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara.” Bartolomeus: “Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!” 104 Yesus : “Karena Aku berkata kepadamu: Aku melihat engkau di bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar dari pada itu. Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia.” Sejak saat itu Bartolomeus mengikuti Yesus hingga Ia wafat disalib dan menjadi saksi kebangkitan-Nya. Bartolomeus mewartakan Injil ke banyak negara termasuk India, di mana ia meninggalkan satu salinan Injil Matius dalam bahasa Ibrani. Bartolomeus termasuk orang yang paling berani di seluruh dunia. Coba bayangkan betapa beraninya ia dan betapa kuat imannya hingga rela dikuliti hiduphidup. Beberapa orang bahkan mengatakan ia juga disalibkan setelah dikuliti. Karena ia lebih suka mati demi membela imannya, ia masuk dalam himpunan para martir. Dia ini seorang yang sungguh-sungguh tabah! Oleh karena itu Bartolomeus adalah santo pelindung yang paling tepat bagi orang-orang yang memohon keberanian serta kekuatan iman dalam membela kebenaran. Memang sangat sulit bersikap teguh membela kebenaran jika tampaknya semua orang memusuhi kamu, tapi coba tirulah teladan St. Bartolomeus. Bartolomeus diangkat sebagai santo pelindung Armenia, di mana ia wafat sebagai martir. Armenia adalah tempat di mana Tabut Perjanjian diletakkan juga tempat di mana burung merpati perdamaian membawa sehelai daun zaitun segar ke bahtera Nuh. Pada abad ke-4 jenasah Bartolomeus dipindahkan ke sebuah gereja di Roma, di sebuah pulau di tengah-tengah sungai Tiber. Bartolomeus atau Natanael, Rasul yang berasal dari Kana Galilea. Ia dihormati sebagai pelindung para gembala dan petani. B: Bart; L: 105 seorang membawa sebilah pisau jagal; P: 24 Agustus. BARTOLOMEUS ALBAN ROE (1583-1642) Mahasiswa Anglikan ini berbalik menjadi biarawan Benediktin dan pulang ke Inggris sebagai misionaris. Setelah bekerja selama lima tahun, ia diusir. Tetapi ia menyelundup lagi dan bekerja di bawah tanah. Akhirnya ia ditangkap dan 17 tahun lamanya meringkuk dalam penjara. Ia menguatkan iman para tahanan, disamping giat menulis surat dan buku. Bartolomeus digantung bersama imam Hugo Green (P: 19 Desember). P: 21 Januari. SANTA BASILISSA dan SANTO JULIANUS Santo Julianus dan Santa Basilissa adalah pasangan suami isteri. Mereka hidup pada awal abad keempat. Cinta akan iman mendorong mereka melakukan sesuatu yang gagah berani: mereka mengubah rumah mereka menjadi sebuah rumah sakit. Dengan demikian, mereka dapat merawat mereka yang sakit dan miskin yang membutuhkan pertolongan mereka. Santo Julianus merawat pasien pria, sementara Santa Basilissa merawat pasien perempuan. Pasangan tersebut menemukan Yesus dalam diri orang-orang yang 106 mereka layani. Mereka melakukan apa yang mereka lakukan itu karena cinta, bukan karena uang ataupun maksud-maksud tertentu. Kita tidak tahu banyak mengenai kehidupan pasangan tersebut. Namun demikian kita tahu, bahwa Santa Basilissa wafat setelah mengalami penganiayaan dahsyat karena imannya. Julianus hidup lebih lama. Ia melanjutkan karya pelayanan kasihnya terhadap mereka yang sakit setelah kematian isterinya. Kelak, Julianus juga wafat sebagai martir. Basilissa dan Julianus melewatkan seluruh hidup mereka dengan menolong sesama dan melayani Tuhan. Mereka menanam benih iman dengan hidup kudus. Mereka menyirami iman itu dan membuatnya tumbuh subur dengan darah mereka yang dicurahkan bagi Yesus yang tersalib. SANTO BASILIUS AGUNG (330-379) & SANTO GREGORIUS dari NAZIANZE (330390) Basilius dan Gregorius dilahirkan di Asia Kecil pada tahun 330. Sekarang daerah tersebut dikenal dengan nama Turki. Keluarga Basilius: nenek, ayah, ibu, dua saudara serta seorang saudarinya semuanya adalah orang kudus. Sedangkan orangtua Gregorius adalah Santa Nonna dan Santo Gregorius Tua. Basilius dan Gregorius saling bertemu dan menjadi sahabat karib di sekolah di Athena, Yunani. 107 Basilius kemudian menjadi seorang guru yang tersohor. Suatu hari, saudarinya yaitu St. Makrina, menyarankan agar ia menjadi seorang biarawan. Basilius mendengarkan nasehat baik saudarinya, pergi ke tempat yang sunyi dan di sana mendirikan biaranya yang pertama. Regula (=peraturan biara) yang ditetapkannya bagi para biarawannya amatlah bijaksana. Biara-biara Gereja Timur masih menerapkannya hingga saat ini. Keduanya, Basilius dan Gregorius, menjadi imam dan kemudian Uskup. Mereka dengan berani berkhotbah menentang bidaah Arianisme yang menyangkal bahwa Yesus adalah Tuhan. Ajaran sesat ini membingungkan banyak orang. Ketika menjadi Uskup Konstantinopel, Gregorius mempertobatkan banyak orang dengan khotbahkhotbahnya yang mengagumkan. Hal itu membuatnya hampir saja kehilangan nyawanya. Seorang pemuda berencana untuk membunuhnya. Pada saat-saat terakhir, pemuda tersebut bertobat serta memohon pengampunan dari Gregorius. Santo Gregorius sungguh mengampuninya serta membawanya ke jalan yang benar dengan kelemahlembutan serta kebaikan hatinya. Empatpuluh empat khotbah Santo Gregorius, 243 suratnya, serta banyak puisinya kemudian diterbitkan. Buah penanya masih amat penting hingga saat ini. Banyak penulis mendasarkan karyakarya mereka pada buah penanya itu. Basilius, sahabat Gregorius, seorang 108 yang amat lembut serta murah hati. Ia selalu menyediakan waktu untuk menolong kaum miskin papa. Ia bahkan mendorong orang-orang miskin itu untuk menolong mereka yang lebih miskin dari mereka sendiri. Berikanlah makanan terakhirmu kepada pengemis yang mengetuk pintumu, desaknya, dan percayalah akan belas kasihan Tuhan. Basilius menyumbangkan segala miliknya dan membuka sebuah dapur umum. Di sana orang sering melihatnya mengenakan celemek dan melayani mereka yang lapar. Basilius wafat pada tahun 379 dalam usia empatpuluh sembilan tahun. Sementara Gregorius wafat pada tahun 390 dalam usia enampuluh tahun. Ia dimakamkan di Basilika Santo Petrus di Roma. Basilius, uskup lahir dan wafat di Kaisarea (330-379), Asia Kecil. Ia merupakan salah satu dari empat pujangga Timur dan ‘Bapak hidup membiara di Gereja Timur’. L: seorang uskup dengan merpati (symbol dari Roh Kudus); P: bersama adiknya Gregorius : 2 Januari. SANTA BATHILDIS († 30 Januari 680) Kisahnya berawal sekitar tahun 630. Seorang gadis Inggris Kristen yang ketakutan, tidak dapat membayangkan apa yang bakal terjadi atas dirinya. Yang ia tahu hanyalah bahwa ia telah diculik dan sekarang berada dalam sebuah kapal bajak laut. Kemanakah ia akan dibawa? Kepada siapakah ia 109 dapat bertanya? Pada akhirnya, kapal tersebut berlabuh dan ia mendengar orang-orang berbicara bahwa mereka telah berada di Perancis. Bathildis segera dijual sebagai seorang budak kepada pengurus rumah tangga istana Raja Clovis. Kisah selanjutnya bagaikan sebuah dongeng Cinderela, kecuali bahwa kisah ini sungguh terjadi. Gadis pendiam ini memperhatikan dengan seksama sementara tugas-tugasnya dijelaskan atau ditunjukkan kepadanya. Dari hari ke hari, ia mengerjakan satu tugas ke tugas lainnya dengan sebaik-baiknya. Ia seorang gadis yang pemalu dan lemah lembut, tetapi bahkan Raja Clovis mulai memperhatikannya. Semakin diperhatikannya gadis itu, semakin raja terkesan. Gadis seperti inilah yang akan menjadi seorang istri yang mengagumkan, bahkan bagi seorang raja. Pada tahun 649, Clovis menikahi Bathildis. Gadis budak kecil itu kini menjadi seorang ratu. Raja dan ratu dikaruniai tiga orang putera. Clovis meninggal dunia ketika putera sulung mereka baru berusia lima tahun, jadi Bathildis akan memimpin Perancis hingga putera-puteranya dewasa. Pastilah sangat mengherankan semua orang karena ternyata Bathildis dapat memerintah dengan amat bijaksana. Ia ingat betul bagaimana rasanya menjadi seorang miskin. Ia juga ingat tahun-tahun yang dilaluinya sebagai seorang budak. Ia dijual begitu saja seolah-olah ia itu “tidak ada artinya sama sekali.” Bathildis ingin agar semua orang mengetahui betapa berharganya mereka di hadapan Tuhan. Bathildis amat mencintai Yesus dan GerejaNya. Ia menggunakan kekuasaannya untuk membantu Gereja dalam segala cara yang mampu ia lakukan. Ia tidak menjadi sombong atau pun congkak. Sebaliknya, ia menaruh perhatian kepada 110 para fakir miskin. Ia juga melindungi rakyatnya agar jangan sampai diculik dan diperlakukan sebagai budak. Ia memenuhi Perancis dengan rumah sakitrumah sakit. Ia mendirikan sebuah seminari bagi pendidikan para imam dan juga sebuah biara untuk para biarawati. Kelak di kemudian hari, Ratu Bathildis sendiri juga masuk biara. Sebagai seorang biarawati, ia melepaskan segala status kerajaannya. Ia menjadi salah seorang dari para biarawati yang sederhana dan taat. Ia tidak pernah menuntut atau bahkan berharap agar orang lain melayaninya. St. Bathildis juga amat lemah lembut serta penuh perhatian kepada mereka yang sakit. Ketika ia sendiri jatuh sakit, ia harus menderita suatu penyakit yang lama serta menyakitkan hingga ia wafat pada tanggal 30 Januari 680. Perayaannya setiap tanggal 30 Januari BAVO († 659) Meninggalkan kemewahan hidup yang penuh harta sesudah isterinya meninggal. Kemudian ia menjadi misionaris dan rahib di Belgia. P: 1 Oktober. BEATA († 277) Seorang perawan Spanyol yang dibunuh bersama saudara lelakinya (†277). A: yang bahagia; P: 29 Juni. BEATRIX († 1268) Menjadi pemimpin biara Sistersien di Nazaret († 1268), ia dikaruniai pengalaman mistis. A: berasal dari viatrix = penziarah; P: 29 Juli 111 BEATRIX da SILVA de MENESES (14241490) Puteri cantik, pandai serta kaya itu diinginkan dan dikejar-kejar oleh banyak pemuda ningrat, sehingga ia melarikan diri dari istana ratu tempat ia bekerja ke suatu biara. Supaya aman Beatrix berkaul keperawanan kekal. Walaupun tetap awam, Beatrix lama hidup bersama suster sampai ia berhasil mendirikan ordo yang baru P: 18 Agustus SANTO BEDA, VENERABILIS (673-25 Mei 735) Imam Inggris ini terkenal sebagai seorang kudus, imam, biarawan, guru, sekaligus penulis sejarah. Ia dilahirkan di Inggris pada tahun 673. Orangtuanya mengirimkannya ke biara Benediktin setempat agar ia memperoleh pendidikan yang baik. Beda begitu mencintai kehidupan biara hingga ia sendiri kelak menjadi seorang biarawan. Ia tinggal di biara yang sama sepanjang hidupnya. Santo Beda amat mencintai Kitab Suci. Ia mengatakan bahwa mempelajari Kitab Suci merupakan sukacita baginya. Ia senang mengajar 112 serta menulis tentangnya. Ketika ia semakin tua, penyakit yang menyerangnya memaksa Santo Beda tinggal di tempat tidur. Para murid datang berkumpul di sisi pembaringannya untuk belajar Kitab Suci. Ia tetap mengajar mereka dan juga mengerjakan terjemahan Injil Santo Yohanes dari bahasa Latin ke bahasa Inggris. Banyak orang tidak mengerti bahasa Latin. Santo Beda ingin agar orang banyak dapat membaca Sabda Yesus dalam bahasa mereka sendiri. Ketika penyakitnya bertambah parah, Santo Beda tahu bahwa ia akan segera pulang kepada Tuhan. Para biarawannya akan sangat kehilangan dia. Ia tetap terus bekerja walaupun sakitnya payah. Akhirnya, anak muda yang menuliskan segala yang didiktekannya berkata kepadanya, “Bapa terkasih, masih ada satu kalimat lagi yang belum diselesaikan.” “Tulislah segera.” jawab Beda. Ketika kemudian pemuda itu berkata, “Sudah selesai”, orang kudus itu menjawab, “Bagus! Kamu benar sekarang sudah selesai. Sekarang tolong bantu aku bangun. Aku ingin duduk memandang tempat di mana aku biasa berdoa. Aku ingin memanggil Bapa Surgawi-ku.” Santo Beda wafat tak lama kemudian, yaitu pada tanggal 25 Mei 735. Bukunya yang paling terkenal, ‘Sejarah Gereja Inggris’, merupakan satu-satunya sumber terlengkap sejarah Inggris di masa lampau. Orang menyebut Beda dengan gelar kehormatan “Venerabilis” (Yang Pantas Dihormati), ia merupakan sastrawan Ingris pertma yang mendapat julukan tersebut. Ia juga diangkat sebagai Pujangga Gereja. Perayaannya setiap tanggal 25 Mei “Senantiasa merupakan suatu sukacita bagiku untuk belajar, mengajar, dan menulis.” ~ Venerabilis Beda 113 SANTO BENEDIKTUS (480-21 Maret 547) Santo Benediktus dilahirkan pada tahun 480. Ia berasal dari keluarga Italia yang kaya. Hidupnya penuh dengan petualangan dan perbuatan-perbuatan hebat. Semasa kanak-kanak, ia dikirim ke Roma untuk belajar di sekolah rakyat. Tumbuh dewasa sebagai seorang pemuda, Benediktus merasa muak dengan gaya hidup korupsi para kafir di Roma. Benediktus meninggalkan kota Roma dan mencari suatu tempat terasing di mana ia dapat menyendiri bersama Tuhan. Ia menemukan tempat yang tepat, yaitu sebuah gua di gunung Subiako. Benediktus mengasingkan diri selama tiga tahun lamanya. Setan sering kali membujuknya untuk kembali ke rumahnya yang mewah dan kehidupannya yang nyaman di sana. Tetapi, Benediktus berhasil mengatasi godaan-godaan tersebut dengan doa dan mati raga. Suatu hari, iblis terus-menerus menggodanya dengan bayangan seorang perempuan cantik yang pernah dijumpainya di Roma. Iblis berusaha membujuknya untuk kembali ke kota mencari perempuan itu. Hampir saja Benediktus jatuh dalam pencobaan. Kemudian ia merasa sangat menyesal hingga menghempaskan dirinya dalam semak-semak dengan duri-duri yang panjang serta tajam. Ia berguling-guling di atas 114 semak duri hingga seluruh tubuhnya penuh dengan goresan-goresan luka. Sejak saat itu, hidupnya mulai tenang. Ia tidak pernah merasakan godaan yang dahsyat seperti itu lagi. Setelah tiga tahun, orang-orang mulai datang kepada Benediktus. Mereka ingin belajar bagaimana menjadi kudus. Ia menjadi pemimpin dari sejumlah pria yang mohon bantuannya. Tetapi, ketika Benediktus meminta mereka untuk melakukan mati raga, mereka menjadi marah. Bahkan para pria itu berusaha meracuninya. Benediktus membuat Tanda Salib di atas anggur beracun itu dan gelas anggur tiba-tiba pecah berkeping-keping. Di kemudian hari, Benediktus menjadi pemimpin dari banyak rahib yang baik. Ia mendirikan dua belas biara. Kemudian ia pergi ke Monte Kasino di mana ia mendirikan biaranya yang paling terkenal. Di sanalah St. Benediktus menuliskan peraturan-peraturan Ordo Benediktin yang mengagumkan. Ia mengajar para rahibnya untuk berdoa dan bekerja dengan tekun. Terutama sekali, ia mengajarkan mereka untuk senantiasa rendah hati. Benediktus dan para rahibnya banyak menolong masyarakat sekitar pada masa itu. Mereka mengajari orang banyak itu membaca dan menulis, bercocok tanam dan aneka macam ketrampilan dalam berbagai lapangan pekerjaan. St. Benediktus mampu melakukan hal-hal baik karena ia senantiasa berdoa. Ia wafat pada tanggal 21 Maret tahun 547. Pada tahun 1966, Paus Paulus VI menyatakan St. Benediktus sebagai santo pelindung Eropa. Pada tahun 1980, Paus Yohanes Paulus II menambahkan Santo Sirilus dan Santo Metodius sebagai santo pelindung Eropa bersama dengan Santo Benediktus. Benediktus (480-547), abbas dan pendiri ordo Benediktin (termasuk Trapis). Pelindung orang yang sedang sakrat maut. A: yang diberkati 115 (oleh Tuhan); B: Benito, Benoit, Diktus, Dicky (♂); Benedikta (♀); L: seorang biarawan dengan tongkat abbas dan ‘regula’ (=buku aturan); P: 11 Juli. “Tempatkan Kristus di atas segala-galanya.” ~ Peraturan Santo Benediktus BENEDIKTUS dari ANIANE OSB (751-821) Semula adalah pejabat tinggi istana, namun kemudian ia masuk biara dan menjadi abbas yang begitu saleh dan berpengaruh di Kornelimuenster (Jerman), sehingga Kaisar menyerahkan pembaharuan semua biara kepadanya. Ia memberikan teladan yang baik. P: 12 Februari BENEDIKTUS HITAM (1526-1589) Anak budak-belian Afrika itu dimerdekakan waktu masih muda. Ketika berumur 21 tahun, ia dihina karena warna kulitnya. Ketenangan dan kesabarannya mengetuk hati seorang Fransiskan, sehingga mengajaknya memasuki ordonya. Kemudian Benediktus menjadi bruder, bahkan dipilih menajdi pemimpin biara, walaupu bukan imam. Ia begitu bijaksana, penuh semangat dan saleh, sehingga berhasil memperbaharui seluruh hidup biara, meskipun ia sendiri buta huruf. P: 4 April BENIGUUS VISDOMINI (1236) Adalah seorang imam yang bejat tingkah lakunya. Tetapi kemudian ia bertobat dan masuk biara Vallombrosa Italia, bahkan dipilih menjadi 116 pimpinan. Namun kemudian ia mengundurkan diri untuk hidup bertapa. A: yang lemah lembut P: 17 Juli BENNO (1066-1106) Seorang uskup Meissen Jerman dan misionaris suku Wenden. Ia terkenal karena memajukan pertanian rakyat. P: 16 Juni. BENYAMIN (429) Diakon Persia ini disiksa dengan tusukan bambu runcing sampai mati, karena berani menyampaikan Injil kepada pejabat-pejabat istana Shah. P: 31 Maret SANTO BENEDIKTUS YOSEPH LABRE (1748-1783) Orang kudus dari Perancis yang dilahirkan pada tahun 1748 ini menempuh jalan hidup yang aneh. Ia adalah putera seorang pemilik toko dan memperoleh pendidikan dari pamannya, seorang imam. Ketika imam yang baik itu meninggal dunia, Benediktus berusaha masuk biara. Tetapi, ia ditolak karena masih terlalu muda. Benediktus kemudian 117 mencoba masuk biara lainnya. Ia menyukai kehidupan doa dan mati raga. Namun, ketika ia masuk biara, Benediktus menjadi kurus dan lemah. Maka, dinasehatkan kepadanya agar ia pulang ke rumah dan hidup sebagai seorang Kristen yang baik. Benediktus pulang dan perlahan-lahan kesehatannya pulih kembali. Ia berdoa mohon bantuan Tuhan. Kemudian Benediktus merasa bahwa Tuhan telah menjawab doanya. Ia akan menjadi seorang peziarah, seorang yang mengadakan perjalanan suci dengan berdoa dan bermati raga. Sebagai peziarah, Benediktus akan mengunjungi tempat-tempat suci yang termashyur di Eropa. Benediktus memulai perjalanannya dengan berjalan kaki. Ia pergi dari satu gereja ke ke gereja lainnya. Ia mengenakan jubah sederhana, sebuah salib di dada dan rosario di lehernya. Ia tidur di emperan jalan. Makanan yang disantapnya hanyalah yang diberikan orang-orang kepadanya. Jika mereka memberinya uang, ia akan memberikannya kepada orang-orang miskin. “Ransel”nya hanyalah sebuah kantong. Di dalamnya ia menyimpan Kitab Suci, juga medali-medali dan buku-buku rohani yang akan dibagikannya kepada orang lain. Perhatian St. Benediktus sama sekali tidak tertuju pada pemandangan indah di daerah-daerah yang ia kunjungi. Satu-satunya yang menarik baginya adalah gereja-gereja di mana Yesus tinggal dalam Sakramen Mahakudus. Tahun-tahun berlalu, Santo Benediktus tampak semakin menyerupai seorang pengemis. Ia compang-camping dan kotor. Ia makan sisa-sisa roti dan kulit kentang. Ia tidak pernah minta sesuatu yang membuatnya merasa lebih nyaman. Di beberapa tempat, anak-anak melemparinya dengan 118 batu serta mengolok-oloknya. Orang-orang yang tidak mengenalnya cenderung menghindarinya. Tetapi, apabila St. Benediktus sudah bersujud di hadapan tabernakel, ia demikian khusuk bagaikan patung. Wajahnya yang pucat dan kuyu menjadi bersinar-sinar. Ia akan berbicara kepada Yesus dan Bunda Maria. Ia berbisik, “Bunda Maria, o Bundaku!” Ia sungguh sangat bahagia ketika bersatu dengan Yesus dan Bunda Maria. Benediktus wafat pada tahun 1783 dalam usia tiga puluh lima tahun. Kesucian pengemis kudus ini segera tersebar luas. Perjalanannya telah selesai. Ziarahnya telah berakhir dan kini ia tinggal bersama Yesus dan Bunda Maria untuk selamanya. Seabad setelah wafatnya, St. Benediktus Yoseph Labre dinyatakan kudus oleh Paus Leo XIII pada tahun 1883. Benoit atau Benedictus Yoseph Labre; L: tongkat dan rosario; P: 16 Agustus. SANTO BERARDUS, dkk (†16 Januari 1220) Enam biarawan Fransiskan menerima tugas dari Santo Fransiskus Asisi untuk pergi ke Maroko. Mereka diutus untuk mewartakan iman Kristiani di tengah masyarakat Muslim. Biarawan Berardus, Petrus, Adjutus, Accursio dan Odo melakukan perjalanan dengan kapal laut pada tahun 1219. Maroko terletak di ujung barat laut Afrika. Perjalanan mereka merupakan perjalanan yang panjang serta berbahaya. Kelompok biarawan tersebut tiba di Seville, Spanyol. Segera mereka mulai berkhotbah di jalan-jalan dan di taman-taman kota. Orang memperlakukan mereka seolah-olah mereka gila dan menangkap mereka. Agar tidak dipulangkan kembali ke negerinya, para biarawan mengatakan bahwa 119 mereka ingin bertemu sultan. Jadi, gubernur Seville mengirim mereka ke Maroko. Sultan menerima para biarawan serta memberi mereka kebebasan untuk berkhotbah di kota. Tetapi, sebagian orang tidak suka akan hal ini. Mereka melaporkannya kepada penguasa. Sultan berusaha melindungi para biarawan dengan mengirim mereka untuk tinggal di Marrakech, di pesisir barat Maroko. Seorang pangeran Kristen, yang juga sahabat sultan, Dom Pedro Fernandez, menerima mereka di rumahnya. Namun, para biarawan tersebut sadar bahwa misi mereka adalah mewartakan iman. Jadi, mereka kembali ke kota sesering mungkin. Hal ini membuat geram sebagian orang yang tidak suka mendengar pesan yang disampaikan para biarawan. Keluhan dan hasutan mereka membuat sultan murka begitu rupa hingga suatu hari, ketika melihat para biarawan itu sedang berkhotbah, ia memerintahkan para biarawan itu untuk segera berhenti atau pergi meninggalkan negeri. Karena para biarawan tidak hendak melakukan keduanya, para biarawan Fransiskan itu 120 dipenggal kepalanya di sana saat itu juga. Peristiwa itu terjadi pada tanggal 16 Januari 1220. Dom Pedro datang menjemput jenasah para martir. Pada akhirnya, ia mengantarkan relikwi para biarawan ke Gereja Salib Suci di Coimbra, Portugal. Misi para biarawan Fransiskan ke Maroko sangat singkat dan tampaknya gagal. Namun demikian, hasilnya sungguh luar biasa. Kisah para martir yang gagah berani ini membakar semangat para Fransiskan pertama untuk menjadi misionaris dan wafat sebagai martir pula. Kesaksian keenam biarawan Fransiskan inilah yang mendorong seorang pemuda untuk mengabdikan hidupnya kepada Tuhan sebagai seorang imam Fransiskan. Kita mengenalnya sebagai St. Antonius dari Padua. P: 16 Januari SANTA BERNADETTE SOUBIROUS (7 Januari 1844-16 April 1879) Pada tanggal 7 Januari 1844, dari pasangan Francois Soubirous -seorang pengusaha penggilingan gandum yang jatuh miskindan isterinya, Louise Casterot, lahirlah seorang bayi, anak mereka yang sulung. Bayi itu mereka beri nama Marie Bernarde. Karena perawakannya yang kecil mungil, anak itu kemudian biasa dipanggil Bernadette (Bernarde kecil). Sejak bayi kesehatan Bernadette kurang baik. Ia selalu saja 121 menderita sakit, terutama asma. Bukannya mengeluh, tetapi Bernadette mempersembahkan semua penderitaannya kepada Tuhan sebagai silih demi pertobatan orang-orang berdosa. . Bagi Bernadette, sakit juga bukan berarti bebas dari segala tugas dan kewajiban. Ia tetap harus membantu ibunya mengasuh kelima adiknya. Dan ketika Bernadette telah dianggap cukup umur, ia pun harus bekerja sebagai pembantu dan penggembala ternak. Suatu hari, pada tanggal 11 Februari 1858, suatu peristiwa yang luar biasa terjadi. Ketika ia bersama seorang adik dan seorang temannya sedang mencari kayu bakar di padang, Bunda Maria menampakkan diri kepadanya di sebuah gua yang disebut Massabielle (=Batu Besar), di tepi sungai Gave dekat kota Lourdes. Bernadette tidak tahu siapa wanita cantik itu dan apa yang ia inginkan. Bunda Maria menampakkan diri kepadanya sebanyak 18 kali. Pada tanggal 25 Maret 1858, pada penampakannya yang ke-16, Bunda Maria mengungkapkan siapa dirinya, "Akulah yang Dikandung Tanpa Dosa." ('Que Soy Era Immaculada Conceptiou' atau 'I Am The Immaculate Conception'). Setelah peristiwa penampakan itu Bernadette semakin banyak menderita, baik karena kecurigaan orang-orang yang tidak mau percaya, oleh perhatian berlebihan dari mereka yang percaya serta ancaman dari penguasa setempat. Semuanya itu ditanggungnya dengan tabah dan sabar. Pada usia 22 tahun, Bernadette menggabungkan diri dengan Suster-suster Karitas di Nevers, Perancis. Tiga belas tahun lamanya ia tinggal di biara dan sebagian besar dari waktu 122 tersebut dihabiskannya di tempat tidur karena sakit yang dideritanya. "Pekerjaanku semakin maju," kata Bernadette. "Pekerjaan apa?" tanya seorang suster keheranan. "Pekerjaan bersakit-sakit!" jawabnya sambil tersenyum. Bernadette seorang yang sangat rendah hati. Lebih dari apa pun, ia tidak ingin dipuji. Suatu ketika seorang suster bertanya kepadanya apakah ia merasa bangga karena dipilih oleh Bunda Maria. "Bagaimana mungkin," Bernadette cepat-cepat menjawab, "Bunda Maria memilih saya justru karena saya inilah yang paling hina." Suatu jawaban dari kerendahan hati yang paling dalam! Bernadette wafat pada tanggal 16 April 1879 dalam usia 35 tahun karena penyakit tuberculosis. Tubuhnya masih utuh hingga kini meskipun ia telah meninggal lebih dari seabad yang lalu. Pada tahun 1933 Bernadette diangkat sebagai santa oleh Paus Pius XI. Pestanya dirayakan pada tanggal 16 April. 123 SANTO BERNARDINUS dari SIENA OFM (1380-1444) Santo Bernardinus dilahirkan pada tahun 1380 di sebuah kota dekat Siena, Italia. Ia putera seorang gubernur Italia. Kedua orangtuanya meninggal dunia ketika usianya baru tujuh tahun. Kerabatnya mengasihi dia seperti puteranya sendiri. Mereka juga memberikan pendidikan yang baik baginya. Bernardinus tumbuh menjadi seorang pemuda yang tinggi dan tampan. Ia seorang yang menyenangkan, temantemannya suka padanya. Apabila sedang bersamanya, teman-temannya itu tidak akan berani mengucapkan kata-kata yang tidak pantas, sebab Bernardinus tidak akan tahan mendengarnya. Dua kali seorang teman berusaha membujuknya berbuat dosa, Bernardinus langsung meninju serta mengusirnya pergi. Orang kudus kita ini mempunyai cinta yang istimewa pada Bunda Maria. Bunda Maria-lah yang senantiasa menjaganya agar tetap murni. Semenjak ia remaja, Bernardinus berdoa kepadanya seperti seorang anak berbicara kepada ibunya. Bernardinus seorang yang lembut hati. Ia penuh belas kasihan pada mereka yang miskin. Suatu ketika, bibinya tidak mempunyai makanan lebih untuk diberikan kepada pengemis. Bernardinus kecil menangis, “Aku lebih suka tidak makan daripada membiarkan orang miskin itu pergi dengan tangan kosong.” Ketika 124 suatu wabah menyerang daerahnya pada tahun 1400, Bernardinus dan teman-temannya bekerja sebagai sukarelawan di rumah sakit. Mereka merawat orang-orang yang sakit dan yang menjelang ajal mulai pagi hingga petang, selama enam minggu lamanya hingga wabah berakhir. Bernardinus bergabung dengan Ordo Fransiskan ketika ia berusia dua puluh dua tahun. Kemudian ia ditahbiskan sebagai imam. Beberapa tahun kemudian, ia ditugaskan pergi ke kota-kota dan desa-desa untuk mewartakan Injil. Umat pelu diingatkan kembali akan cinta Yesus. Pada masa itu, kebiasaan-kebiasaan buruk merusak baik kaum muda maupun tua. “Bagaimana aku dapat menyelamatkan orang-orang ini sendirian?” Bernardinus bertanya pada Tuhan dalam doa. “Dengan senjata apakah aku dapat melawan kejahatan?” Dan Tuhan menjawab, “Nama-Ku yang Tersuci sudah cukup bagimu.” Maka, Bernardinus menyebarluaskan devosi kepada Nama Yesus yang Tersuci. Berulang kali ia menggunakan Nama-Nya di setiap khotbah. Ia meminta umat untuk menuliskan Nama Yesus di gerbang-gerbang kota, di pintu keluar-masuk, di mana saja. Melalui devosi kepada Nama Yesus yang Tersuci dan melalui devosi kepada Bunda Maria, Bernardinus berhasil membawa ribuan orang dari seluruh penjuru Italia kembali ke pangkuan Gereja. Santo Bernardinus melewatkan empat puluh dua tahun dari masa hidupnya sebagai seorang imam Fransiskan. Ia wafat dalam usia enam puluh empat tahun di Aquila, Italia, pada tanggal 20 Mei 1444. Ia dinyatakan kudus hanya enam tahun kemudian, yaitu pada tahun 1450, oleh Paus Nikolas V Bernardinus dari Siena OFM (1380-1444), pengkotbah ulung melawan hidup mewah dan pelindung para wartawan; L: medali berbentuk 125 matahari dengan huruf JHS, artinya Jesus Hominum Salvatore (Jesus Penyelamat Manusia); P: 20 Mei. “Apabila engkau berbicara tentang Tuhan, berbicaralah dengan cinta. Apabila engkau berbicara tentang dirimu sendiri, berbicaralah dengan cinta. Berhati-hatilah agar tidak ada yang lain dalam dirimu selain cinta, cinta, dan cinta.” ~ Santo Bernardinus dari Siena. BERNARDINO REALINO (1530-1616) Mengalami tiga kali penampakan teman wanitanya Kloside yang sudah meninggal dengan pesan, supaya ia meninggalkan karier duniawi. Pesan ini dikuatkan oleh penampakan Bunda Maria padanya. Akhirnya ia menjadi Jesuit, pengkotbah ulung, pembimbing rohani dan bapak pengakuan yang dicari-cari orang di kota Lecce Italia. Ia mengerjakan banyak mukjijat dan hidup bermatiraga. P: 2 Juli SANTO BERNARDUS (1090-1153) Bernardus dilahirkan pada tahun 1090 di Dijon, Perancis. Ia dan keenam saudara-saudarinya memperoleh pendidikan yang baik. Hati Bernardus amat sedih ketika ibunya meninggal dunia. Usianya baru tujuhbelas tahun. Hampirhampir ia 126 membiarkan dirinya larut dalam kesedihan jika saja tidak ada Humbeline, saudarinya yang periang. Humbeline membuatnya gembira dan segera saja Bernardus telah menjadi seorang yang amat populer. Ia tampan dan cerdas, riang gembira dan penuh rasa humor. Siapa saja suka berada di dekatnya. Suatu hari, Bernardus mencengangkan teman-temannya ketika ia mengatakan bahwa ia akan bergabung dengan Ordo Cistercian yang amat keras. Mereka mengusahakan segala cara agar ia membatalkan rencananya itu. Tetapi pada akhirnya, Bernarduslah yang berhasil meyakinkan saudarasaudaranya, seorang pamannya dan keduapuluhenam orang temannya untuk bergabung bersamanya. Ketika Bernardus dan saudarasaudaranya hendak meninggalkan rumah mereka, mereka berkata kepada adik mereka, Nivard, yang sedang bermain bersama anak-anak lain: “Selamat tinggal, Nivard kecil. Sekarang semua tanah dan harta benda ini menjadi milikmu.” Tetapi anak itu menjawab: “Apa! Kalian mengambil surga dan menyisakan dunia untukku? Apakah kalian pikir itu adil?” Dan tak lama kemudian, Nivard pun bergabung dengan saudara-saudaranya di biara. St. Bernardus menjadi seorang biarawan yang baik. Tiga tahun kemudian, ia diutus untuk mendirikan biara Cistercian yang baru serta menjadi abbas (=pemimpin biara) di sana. Biara tersebut terletak di Lembah Cahaya. Dalam bahasa Perancis, Lembah Cahaya adalah “Clairvaux” Biara baru itu kemudian lebih dikenal dengan nama Clairvaux. Bernardus menjadi abbas di Clairvaux hingga akhir hayatnya. Meskipun ia lebih suka tinggal bekerja dan berdoa dalam biaranya, kadang-kadang ia harus pergi untuk tugas-tugas khusus. Ia berkhotbah, 127 mendamaikan para penguasa, serta memberikan nasehat kepada paus. Ia juga menulis buku-buku rohani yang indah. Ia menjadi seorang yang amat berpengaruh dalam jamannya. Tetapi, terutama yang paling dirindukan Bernardus adalah dekat dengan Tuhan, menjadi seorang biarawan. Ia tidak berusaha untuk menjadi orang terkenal. Bernardus mempunyai devosi yang mendalam kepada Santa Perawan Maria. Dikatakan bahwa ia sering menyapa Bunda Maria dengan sebuah “Salam Maria” ketika ia melewati patungnya. Suatu hari, Bunda Maria membalas salamnya: “Salam, Bernardus!”. Dengan cara demikian Bunda Maria hendak menunjukkan bagaimana cinta Bernardus dan devosinya telah menyenangkan hati Bunda Maria. St. Bernardus wafat pada tahun 1153. Orang banyak merasa sangat sedih karena mereka kehilangan pengaruhnya yang menakjubkan. St. Bernardus dinyatakan kudus pada tahun 1174 oleh Paus Alexander III. St. Bernardus juga diberi gelar Doktor Gereja pada tahun 1830 oleh Paus Pius VIII. “Ia yang tidak memiliki rasa kasih sayang terhadap temannya sendiri telah kehilangan rasa takut akan Tuhan.” ~ Santo Bernardus SANTA BERTILLA († 705) Bertilla hidup pada abad ketujuh. Kisah hidupnya yang pertama muncul dalam bahasa Latin pada tahun 800. Ia dilahirkan di Soissons, Perancis. Semasa remaja, ia merasakan panggilan untuk hidup lebih dekat pada Tuhan. Ia mulai menyadari bahwa hidup doa dan kurban yang ia inginkan dapat ditemukan dalam biara. Ia pergi kepada Uskup, St Ouen, untuk mohon nasehat. Uskup mendorong 128 Bertilla untuk mengikuti panggilannya. Orangtua Bertilla mengirimnya ke sebuah biara yang mengikuti peraturan seorang biarawan Irlandia, St Kolumbanus. Ketika tiba, Bertilla tahu bahwa ia telah menemukan damai. Tahun-tahun berlalu. Bertilla melewatkan waktunya dengan berdoa dan melakukan berbagai tugas. Ia teristimewa cakap dalam menawarkan keramah-tamahan kepada para pengelana dan mereka yang sakit yang datang ke biara. Ia juga bertanggung jawab atas anak-anak yang dididik di biara. St Bathildis, isteri Raja Clovis II, mendirikan sebuah biara baru. Ia meminta kepada kepala biara di Soissons untuk mengirimkan beberapa biarawati guna memulai komunitas. Bertilla termasuk di antara mereka yang dipilih dan ia bahkan ditunjuk sebagai kepala biara. Bertilla amat terkejut; namun demikian ia memutuskan untuk melakukan yang terbaik. Ia tahu bahwa Tuhan akan menolongnya di segala jalannya. Komunitas biarawati pun berkembang. Ratu Bathildis sendiri menjadi seorang biarawati setelah suaminya wafat. Kemudian, seorang ratu 129 lain, Hereswitha, janda raja dari East Angles, menjadi seorang biarawati juga. Bertilla pastilah terperanjat mendapati dua ratu dalam komunitasnya. Tetapi semua orang hidup dalam damai sebab kedua ratu sama rendah hatinya dengan sang kepala biara. Bertilla menikmati umur panjang dan memimpin biara di Chelles selama empatpuluh enam tahun. Ia wafat sekitar tahun 705. BEATO BERTRAND († 1230) Bertrand hidup di pertengahan akhir abad keduabelas dan pertengahan awal abad ketigabelas. Negerinya, Perancis, dikacaukan oleh perang agama; ada suatu kebingungan hebat mengenai ajaran Gereja. Orangtua Bertrand berhasil melewatkan hidup dalam damai dan mereka mengajarkan iman yang benar kepada putera mereka. Pada tahun 1200, biara-biara Cistercian diserang oleh suatu pasukan yang dipimpin oleh Raymond dari Toulouse. Raymond percaya akan suatu bidaah yang disebut Albigensianisme. Ia menganiaya orang-orang yang tidak memiliki kepercayaan yang sama dengannya. Teristimewa ia menganiaya biarawan-biarawan Cistercian. Para biarawan ini berupaya keras membantu umat untuk mengenal iman Katolik yang benar. 130 Bertrand menggabungkan diri dalam Ordo Cistercian dan menjadi seorang imam. Sekitar tahun 1208, ia bertemu dengan St Dominikus. Ini merupakan undangan Tuhan kepadanya untuk memulai suatu pelayanan yang amat penting. Bertrand adalah salah seorang dari keenam orang yang menggabungkan diri dengan Dominikus pada tahun 1215 untuk membentuk suatu kongregasi religius yang baru, Ordo Pengkhotbah. Mereka sering disebut “Dominikan” seturut nama pendirinya. Beato Bertrand diutus ke Paris untuk memulai ordo di sana. Selang tak lama kemudian, St Dominikus mengutus Biarawan Bertrand untuk pergi ke Bologna untuk mendirikan ordo di sana. Bertrand taat dengan senang hati. Sementara itu, Ordo Pengkhotbah semakin berkembang. Mereka mewartakan pesan Injil ke kota-kota dan desa-desa. Mereka ingin orang mengenal dan mencintai iman Katolik mereka. Pada tahun 1219, Beato Bertrand menemani St Dominikus dalam suatu perjalanan ke Paris. Ia sangat mengasihi serta mengagumi St Dominikus. Pada tahun 1221 para Dominikan mengadakan suatu pertemuan besar yang disebut Kapitel Umum. Bertrand ada di sana. Ordo dibagi menjadi delapan provinsi agar para religius dan pelayanan mereka dapat lebih efektif. Bertrand ditetapkan sebagai Superior atau Provinsial Perancis selatan. Ia menghabiskan sisa hidupnya dengan berkhotbah dan membantu umat untuk semakin dekat pada Tuhan. Bertrand wafat pada tahun 1230 dan dimaklumkan sebagai “beato” oleh Paus Leo XIII pada tahun 1881. SANTA BIBIANA 131 Ayah Bibiana, Flavian, adalah seorang pejabat kota Roma pada masa Gereja Perdana. Flavian dan isterinya dikenal sebagai pengikut Kristus yang taat. Ketika Kaisar Yulianus mengingkari iman Katoliknya dan mulai menganiaya umat Kristen, Flavian ditangkap. Wajahnya dicap dengan besi panas dan kemudian ia dikirim ke tempat pembuangan. Setelah Flavian wafat, isterinya - Dafrosa juga dijadikan tahanan di rumahnya sendiri. Hukuman itu dijatuhkan kepadanya karena kehidupan Kristianinya yang saleh. Kemudian, Dafrosa juga dijatuhi hukuman mati. Bibiana, yang ditinggal sendirian bersama saudarinya - Demetria dengan segenap hati mempercayakan dirinya kepada Tuhan dan berdoa. Segala milik mereka diambil dari mereka. Lalu, kedua gadis tersebut diajukan ke pengadilan. Demetria yang malang begitu ketakutan sehingga ia tewas seketika di kaki hakim. Bibiana diserahkan kepada seorang wanita pendosa yang ditugaskan untuk menjadikan Bibiana sejahat dirinya. Wanita itu membujuk dengan kata-kata manis dan dengan banyak akal licik supaya Bibiana jatuh dalam dosa. Tetapi Bibiana tidak dapat dibujuk. Ia dibawa kembali ke pengadilan dan didera. Namun, ia tetap teguh pada iman dan kesuciannya. Akhirnya, Santa Bibiana didera dengan cambuk timah hingga wafat. Seorang imam 132 menguburkan jenasahnya pada malam hari di samping ibu dan saudarinya. BLANDINA († 177) Bersama dengan majikannya, teman lakilakinya Santo Pontikus, uskup Santo Potinus dan banyak orang Kristen lain disiksa dengan kasar di Lyon Perancis atas tuduhan dan hasutan palsu, yaitu bersama-sama makan bayi. Para penyiksa heran dengan ketabahannya, sehingga akhirnya menyerahkan nasib gadis budak belian muda (15 tahun) ini untuk dimangsa seekor sapi jantan. P: 2 Juni BLANKA (1188-1252) Adalah ibu Raja Santo Louis IX (Perancis). Ia memerintah Negara mewakili puteranya selama raja memimpin Perang Salib. Ia mendidik anak-anaknya dengan baik sekali walaupun suaminya meninggal dalam usia muda. A: yang putih bersih; P: 3 Desember SANTO BLASIUS († 316) Santo Blasius hidup pada abad keempat. Sebagian mengatakan bahwa ia berasal dari sebuah keluarga kaya dan menerima pendidikan Kristiani. Semasa remaja, Blasius memikirkan tentang segala permasalahan serta penderitaan yang terjadi pada masa itu. Ia mulai menyadari 133 bahwa hanya sukacita rohani saja yang dapat membuat seseorang merasakan kebahagiaan sejati. Blasius menjadi imam dan kemudian diangkat menjadi Uskup Sebaste di Armenia yang sekarang adalah Turki. Dengan segenap hati, Blasius bekerja keras untuk menghantar umatnya menjadi kudus dan bahagia. Ia berdoa dan berkhotbah; ia berusaha menolong semua orang. Ketika Gubernur Licinius mulai menganiaya umat Kristiani, Santo Blasius ditangkap. Ia dibawa untuk dijebloskan ke dalam penjara dan dihukum penggal. Dalam perjalanan, umat berkumpul di sepanjang jalan untuk melihat uskup mereka yang terkasih untuk terakhir kalinya. Blasius memberkati mereka semuanya, bahkan juga orang-orang kafir. Seorang ibu yang malang bergegas datang kepadanya. Ia memohon Blasius agar menyelamatkan anaknya yang hampir tewas tercekik duri ikan yang tertelan di tenggorokannya. Orang kudus itu membisikkan doa dan memberkati sang anak. Mukjizat terjadi, sehingga nyawa anak itu dapat diselamatkan. Oleh karena itulah St. Blasius dimohon bantuan doanya oleh semua orang yang menderita penyakit tenggorokan. Pada hari pestanya, tenggorokan kita diberkati. Kita mohon bantuannya untuk melindungi kita dari segala macam penyakit tenggorokan. Dalam penjara, uskup yang kudus ini mempertobatkan banyak orang kafir. Tidak ada siksaan yang dapat membuatnya mengingkari imannya kepada Yesus. Santo Blasius dihukum penggal kepalanya pada tahun 316. Sekarang ia ada bersama Yesus untuk selama-lamanya. Blasius, uskup Armenia, pada peringatan pestanya orang menerima “Pemberkatan Santo Blasius” dengan dua lilin agar terlindung dari 134 penyakit tenggorokan; L: dua lilin bersilang; P: 3 Februari. SANTO BONAVENTURA (1221-14 Juli 1274) Bonaventura artinya “untung”. St. Bonaventura dilahirkan pada tahun 1221 di Tuscany, Italia dan dibaptis dengan nama Yohanes. Bonaventura bergabung dengan Ordo Fransiskan (O.F.M. = Ordo Saudara-saudara Dina) yang pada waktu itu masih baru. St. Fransiskus dari Asisi yang mendirikan Ordo Fransiskan hidup antara tahun 1181 hingga 1226. Jadi, St. Fransiskus masih hidup ketika Bonaventura lahir. Sebagai seorang biarawan muda, Bonaventura harus meninggalkan negerinya untuk belajar di Universitas Paris di Perancis. Ia menjadi seorang penulis tentang hal-hal ketuhanan yang hebat. Kasihnya kepada Tuhan demikian besar sehingga orang memanggilnya dengan sebutan “Doctor Seraphicus”. Seraphicus artinya seperti malaikat. Salah seorang sahabat Bonaventura yang terkenal ialah St. Thomas Aquinas. Thomas bertanya kepada Bonaventura dari manakah ia mendapatkan semua hal-hal mengagumkan yang ia tulis. Bonaventura membimbing temannya itu ke 135 meja tulisnya. Ia menunjuk sebuah salib besar yang selalu ada di atas mejanya. “Dialah yang mengatakan segalanya kepadaku. Dia-lah satusatunya Guru-ku.” Di lain waktu, ketika sedang menuliskan kisah hidup St. Fransiskus dari Asisi, Bonaventura menjadi begitu bersemangat sehingga St. Thomas berseru: “Mari kita biarkan seorang kudus menulis tentang seorang kudus.” Bonaventura selalu bersikap rendah hati, meskipun buku-bukunya telah menjadikannya terkenal. Pada tahun 1265, Paus Klemens IV ingin menjadikan Bonaventura seorang Uskup Agung. Tetapi, Bonaventura menyatakan keberatannya kepada Paus. Bapa Suci menghormati keputusannya. Meskipun menolak diangkat menjadi Uskup Agung, Bonaventura setuju diangkat menjadi pembesar umum Ordo Fransiskan. Tugas berat ini dilaksanakannya selama tujuhbelas tahun. Pada tahun 1273, Beato Paus Gregorius X mengangkat Bonaventura menjadi Kardinal. Dua orang utusan Paus mendapatkan Bonaventura sedang berada di sebuah bak cuci yang besar. Ia sedang mendapat giliran tugas menggosok setumpuk panci dan wajan. Para utusan Paus menunggunya dengan sabar hingga Bonaventura selesai menggosok pancinya yang terakhir, membasuh serta mengeringkan tangannya. Kemudian para utusan itu dengan khidmat menyerahkan topi merah besar yang melambangkan jabatannya yang baru. Kardinal Bonaventura memberikan bantuan yang amat besar kepada Paus yang pada tahun 1274 mengadakan Konsili Lyon. Thomas Aquinas wafat dalam perjalanannya menuju Konsili, tetapi Bonaventura berhasil tiba di sana. Ia memberikan pengaruh yang besar pada konsili tersebut. Tetapi, 136 sekonyong-konyong Bonaventura wafat secara mendadak pada tanggal 14 Juli 1274 dalam usia lima puluh tiga tahun. Paus berada di sisinya ketika ia wafat. Bonaventura dinyatakan santo pada tahun 1482 oleh Paus Sixtus IV. Pada tahun 1588, Paus Sixtus V memberinya gelar Pujangga Gereja. Bonaventura (1221-1274), uskup dan pujangga Gereja (Doktor Seraphicus); L: seorang biarawan Fransiskan dengan topi cardinal. P: 15 Juli “Jika kamu bertanya bagaimana hal-hal semacam itu dapat terjadi, carilah jawabnya dengan rahmat Tuhan, bukan dengan ajaran; dengan kerinduan hati, bukan dengan pengetahuan, dengan keluh-kesah doa, bukan dengan penyelidikan.” ~ Santo Bonaventura BONFILIO Bonfilio dan kawan-kawannya adalah anggota dari persaudaraan pedagang di kota niaga Firenze. Pada tahun 1233 mereka mendirikan ordo Hambahamba Maria (Servit), karena didorong oleh penampakan Bunda Maria yang meminta mereka mengundurkan diri dari kesibukan dagang ke dalam kesunyian di pegunungan. Ordo Servit mengutamakan doa bersama dan penghormatan kepada Bunda Maria. Para anggotanya berkarya sebagai pengkotbah, pekerja sosial dan seniman. Namun mereka mangutamakan suasana tenag dan berdoa dalam biara. Tujuh pendiri yang dinyatakan kudus itu ialah: Bonfilio (A: anak yang baik), Yohanes Bonagiunta, Gerard, Amadeus (A: cinta Tuhan), Hugo, Sostenes dan Alex(ius). P: 17 Februari SANTO BONIFASIUS († 5Juni 754) 137 Rasul besar Jerman ini dilahirkan di Wessex, Inggris, antara tahun 672 dan 680. Ketika ia masih kecil, beberapa orang misionaris tinggal sementara waktu lamanya di rumahnya. Mereka menceritakan kepada Bonifasius segala sesuatu yang mereka lakukan. Para misionaris itu begitu gembira serta penuh semangat dalam mewartakan Kabar Gembira kepada orang banyak. Dalam hati Bonifasius memutuskan bahwa kelak, apabila telah dewasa, ia pun akan seperti mereka. Ketika masih muda, ia belajar di sebuah sekolah biara. Beberapa tahun kemudian, ia menjadi seorang guru yang populer. Ketika ditahbiskan sebagai seorang imam, ia menjadi seorang pengkhotbah yang ulung sebab ia begitu penuh semangat. Bonifasius ingin agar semua orang mempunyai kesempatan untuk mengenal serta mengasihi Yesus dan Gereja-Nya. Ia menjadi seorang misionaris di bagian barat Jerman. Paus St. Gregorius II memberkatinya serta mengutusnya dalam misi tersebut. Bonifasius berkhotbah dan berhasil dengan gemilang. Ia seorang yang lemah lembut serta baik hati. Ia juga seorang yang amat pemberani. Suatu ketika, guna membuktikan bahwa berhala-berhala kafir itu tidak benar, ia melakukan sesuatu yang sangat berani. Adalah suatu pohon oak yang sangat besar yang disebut “Oak Thor”. Orang-orang kafir percaya bahwa pohon itu pohon keramat bagi para dewa 138 mereka. Di hadapan orang banyak, Bonifasius menebas pohon itu beberapa kali dengan sebuah kampak. Pohon besar itu pun tumbang. Orang-orang kafir menjadi sadar bahwa dewa-dewa mereka itu tidak ada ketika tidak suatu pun terjadi atas Bonifasius. Di mana saja Bonifasius berkhotbah, orangorang bertobat diterima dalam pangkuan Gereja. Sepanjang hidupnya, ia mempertobatkan sejumlah besar orang. Sebagai ganti patung-patung berhala, Bonifasius mendirikan gereja-gereja dan biara-biara. Pada tahun 732, Bapa Suci yang baru, St. Gregorius III mentahbiskan Bonifasius sebagai Uskup Agung dan memberinya daerah misi baru. Daerah itu adalah Bavaria, yang sekarang merupakan wilayah negara Jerman. Bersama rekanrekannya, Bonifasius pergi untuk mengajarkan iman yang benar kepada penduduk di sana. Di Bavaria, uskup yang kudus ini berhasil dengan gemilang pula. Kemudian, suatu hari, Bonifasius sedang mempersiapkan penguatan bagi beberapa orang yang bertobat. Sekelompok prajurit yang ganas menyerang mereka. Bonifasius tidak mengijinkan para pengikutnya berkelahi melawan mereka. “Tuhan kita menghendaki agar kita membalas kejahatan dengan kebaikan,” katanya. “Telah tibalah hari yang telah lama kunanti-nantikan. Percayalah kepada Tuhan dan Ia akan menyelamatkan kita.” Orang-orang barbar itu pun menyerang dan Bonifasius adalah orang pertama yang terbunuh. Ia wafat sebagai martir pada tanggal 5 Juni 754. St. Bonifasius dimakamkan di sebuah biara terkenal yang didirikannya di Fulda, Jerman, seperti yang diinginkannya. Bonifasius (Winfrid), uskup misionaris dan martir. Lahir di Inggris tahun 675 dan wafat di Jerman tahun 775. A: yang berbuat baik; L: 139 seorang uskup dengan Alkitab yang ditusuk pedang; P: 5 Juni “Marilah kita berdiri tegak mempertahankan kebenaran dan mempersiapkan jiwa-jiwa kita menghadapi pengadilan… hendaknya kita tidak menjadi anjing yang tidak menggonggong atau penonton yang diam membisu atau pun gembala upahan yang melarikan diri menghadapi serigala.” ~ Santo Bonifasius BORIS dari BULGARIA († 709) Adalah raja pertama Bulgaria yang menganut agama Kristen dan giat menyebarkan Injil. Sembilan Tahun sebelum kematiannya ia turun tahta dan menjadi biarawan. Boris dihornati sebagai santo nasional Bulgaria. P: 2 Mei SANTO BORIS dan SANTO GLEB († 1015) Kedua bersaudara ini dilahirkan di penghujung abad kesepuluh. Mereka adalah puteraputera Santo Vladimir dari Kiev, pangeran Kristen pertama di Rusia. Ayah mereka mempunyai banyak isteri sebelum menjadi Kristen. Sesudah memeluk agama Kristen, Vladimir hidup sebagaimana diajarkan Yesus dalam Injil. Boris dan Gleb adalah putera-putera Vladimir dari isterinya yang seorang Kristen bernama Anna. 140 Mereka semua adalah orang-orang Kristen yang saleh. Dalam upaya mendapatkan kekuasaan yang terlebih besar setelah Raja Vladimir wafat, putera sulungnya menyusun rencana untuk membunuh Boris dan Gleb. Boris diperingatkan mengenai hal ini sewaktu ia kembali bersama pasukannya dari suatu pertempuran melawan suku-suku pengembara. Para prajurit serta-merta bersiap untuk membela Boris dari saudara sulungnya, tetapi Boris melarang. “Adalah lebih baik jika aku saja yang mati,” katanya, “daripada banyak orang harus mati.” Maka, ia menyuruh para prajuritnya pergi sementara ia duduk sendirian menanti. Sepanjang malam ia merenungkan para martir yang tewas dibunuh oleh kerabat dekatnya sendiri. Ia merenungkan betapa kosong jadinya hidup ini jika kita mengutamakan hal-hal duniawi. Yang utama, menurut pendapatnya, adalah perbuatan-perbuatan baik, kasih sejati dan iman yang benar. Ketika pagi tiba, para pembunuh yang disewa kakaknya tiba dan mulai menyerangnya dengan tombak. Boris tidak melawan, hanya menyerukan damai kepada mereka. St Gleb dibunuh tak lama sesudahnya. Saudara sulungnya yang keji mengundang Gleb datang ke istana untuk suatu kunjungan persaudaraan. Saat menyeberangi sungai, perahu Gleb diserang oleh orang-orang bersenjata yang garang. Pada mulanya, Gleb ketakutan dan memohon pada mereka agar jangan membunuhnya. Namun demikian, ia tak hendak mempertahankan diri dengan kekerasan, bahkan ketika ia melihat bahwa mereka bertekad membunuhnya. Malahan, St Gleb dengan tenang mempersiapkan diri untuk mati. “Aku dibunuh,” katanya, “untuk suatu alasan yang tidak aku ketahui. Tetapi Engkau mengetahuinya, ya 141 Tuhan. Dan aku tahu Engkau bersabda, demi namaMu saudara akan bangkit membunuh saudaranya.” Hanya beberapa tahun setelah wafat mereka, masyarakat Rusia mulai pergi berziarah ke makam kedua bersaudara ini. Mukjizat-mukjizat terjadi. St Boris dan St Gleb disebut martir sebab mereka menerima kematian seperti Kristus, yakni tanpa mempertahankan diri dengan kekerasan. Mereka wafat pada tahun 1015. Pada tahun 1724, Paus Benediktus XIV memaklumkan mereka sebagai santo. Perayaannya setiap tanggal 24 Juli. SANTO BOTVID († 1100) Botvid dilahirkan di Swedia. Ia hidup di penghujung abad kesebelas. Pemuda ini dibesarkan sebagai seorang kafir. Tetapi ketika ia pergi ke Inggris, ia menjadi seorang Kristiani. Meski bukan seorang imam, Botvid merasakan suatu kerinduan yang berkobar untuk mewartakan pesan Injil. Ia rindu membagikan kekristenannya kepada orangorang setanah air. Ia akan menjadi seorang misionaris awam. Karena alasan ini, St Botvid kembali ke Swedia untuk bekerja bagi Tuhan di sana. Tetapi ia bahkan tidak merasa puas dengan itu. Ia rindu Injil diwartakan di Finlandia juga. Karenanya, ia membeli seorang budak Finlandia dan mengajarinya agama Katolik. Kemudian ia membebaskan sang budak untuk kembali ke negeri asalnya dan mewartakan Injil di sana. Tetapi budak itu membalas kebaikan St Botvid dengan tindakan 142 tak tahu terima kasih yang amat keji. St Botvid berangkat dengan sebuah kapal untuk mengantarkannya menyeberangi Lautan Baltik ke Finlandia. Ketika mereka berlabuh dan St Botvid sedang tidur, budak yang jahat itu membunuh Botvid dan melarikan diri dengan kapal. Ketika orang kudus itu tak kunjung kembali, para sahabat mencari hingga menemukan jasadnya. Santo Botvid wafat pada tahun 1100. St Botvid dihormati sebagai seorang martir cinta kasih dan sebagai salah seorang rasul Swedia. Santo Botvid diperingati setiap tanggal 28 Juli. SANTA BRIGITA dari IRLANDIA († 525) Hanya beberapa tahun sesudah kedatangan St Patrick di Irlandia, seorang bayi mungil dilahirkan dan dinamai Brigita. Ayahnya seorang bangsawan Irlandia bernama Dubthac dan ibunya bernama Brocca. Semakin kanak-kanak ini bertambah besar, semakin besar pula kasihnya kepada Yesus. Ia mencari Yesus dalam diri orang-orang miskin dan seringkali membawakan makanan dan pakaian bagi mereka. Konon suatu hari ia membagibagikan segentong penuh susu. Lalu, ia mulai cemas akan apa yang akan dikatakan ibunya. Ia berdoa kepada Tuhan untuk mengganti apa yang telah dibagi-bagikannya. Ketika tiba di rumah, gentong telah penuh kembali dengan susu! 143 Brigita seorang gadis yang cantik jelita. Ayahnya beranggapan bahwa sudah tiba waktunya bagi Brigita untuk menikah. Akan tetapi, Brigita telah berbulat hati untuk mempersembahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Ia tak hendak menikah dengan siapapun. Ketika mengetahui bahwa para pemuda tertarik kepadanya sebab kecantikannya, ia memanjatkan suatu permohonan yang aneh kepada Tuhan. Ia mohon agar kecantikan wajahnya diambil darinya. Tuhan mengabulkan permohonannya. Melihat bahwa puterinya tak lagi cantik, dengan rela hati ayahnya menyetujui ketika Brigita minta diijinkan menjadi seorang biarawati. Sang gadis mengikuti panggilan hidup religiusnya. Ia bahkan memulai suatu biara agar para gadis yang lain dapat menjadi biarawati juga. Setelah ia mengkonsekrasikan hidupnya kepada Tuhan dalam biara, suatu mukjizat terjadi. Brigita menjadi cantik kembali! Ia mengingatkan orang akan Santa Perawan sebab ia begitu lemah lembut dan baik hati. Sebagian orang menyebutnya “Maria dari Irlandia”. St Brigita wafat pada tahun 525. SANTA BRIGITTA dari SWEDIA (1303-23 Juli 1373) Brigitta dilahirkan di Swedia pada tahun 1303. Sejak kanak-kanak, ia memiliki devosi yang kuat kepada Sengsara Yesus. Ketika usianya sepuluh tahun, tampak olehnya Yesus di salib dan ia mendengar Yesus berkata, “Pandanglah aku, puteriKu.” “Siapakah yang memperlakukan Engkau seperti ini?” tangis Brigitta kecil. “Mereka yang melecehkan Aku dan menolak kasih-Ku untuk mereka,” jawab Yesus. 144 Sejak itu Brigitta berupaya untuk mencegah orang menghina dan menyakiti hati Yesus. Ketika usianya empatbelas tahun, Brigitta dinikahkan dengan Ulf yang berusia delapan belas tahun. Sama seperti Brigitta, Ulf juga memiliki semangat untuk melayani Tuhan. Pasangan tersebut memiliki delapan orang anak, salah seorang di antaranya adalah St. Katarina dari Swedia. Brigitta dan Ulf bekerja dalam istana kerajaan Swedia. Brigitta adalah pengiring ratu. Brigitta berusaha membantu Raja Magnus dan Ratu Blanche untuk hidup lebih baik, walaupun pada umumnya mereka tidak mendengarkan nasehatnya. Sepanjang hidupnya, Brigitta mendapat anugerah penampakan-penampakan yang luar biasa dan pesanpesan khusus dari Tuhan. Karena ketaatannya kepada Tuhan, Brigitta menemui banyak pemimpin serta orang-orang penting di Gereja. Dengan rendah hati dijelaskannya apa yang Tuhan kehendaki dari mereka. Setelah suaminya meninggal dunia, Brigitta menanggalkan semua pakaian mewahnya. Ia hidup sebagai seorang biarawati yang miskin. Di kemudian hari, Brigitta membentuk Ordo Sang Penebus yang juga dikenal sebagai Ordo Brigittin. Ia masih tetap melakukan segala kesibukannya, bepergian ke berbagai tempat untuk melakukan perbuatan baik. Dan melalui segala aktivitasnya itu, Yesus terus mengungkapkan banyak rahasia kepadanya. 145 Semuanya itu diterima Brigitta tanpa sedikit pun rasa bangga atau menyombongkan diri. Menjelang akhir hidupnya, Brigitta berziarah ke Tanah Suci. Di tempat-tempat ziarah di sana, ia mendapat penampakan-penampakan tentang apa yang telah Yesus katakan dan lakukan di tempattempat itu. Semua wahyu yang disampaikan kepada Brigitta tentang Sengsara Yesus diterbitkan setelah kematiannya. St. Brigitta wafat di Roma pada tanggal 23 Juli 1373. Ia dinyatakan santa oleh Paus Bonifasius IX pada tahun 1391. BRUNO (925-965) Uskup Agung Koln dan anak Ratu Santa Matilda yang terkenal sebagai promoter ilmu dan tata tertib gerejani serta negarawan besar. P: 11 Oktober SANTO BRUNO (1030-1101) Bruno dilahirkan di Koln sekitar tahun 1030. Pendiri Ordo Para Biarawan Kartusian ini pada 146 mulanya sama sekali bukanlah seorang pertapa. Selama delapan belas tahun ia adalah seorang profesor teologi di tanah kelahirannya, Perancis. Ia berupaya sekuat tenaga membawa para muridnya semakin dekat dengan Tuhan. Kemudian, kepadanya diberikan suatu kedudukan penting di Keuskupan Rheims. Bruno tidak terkesan dengan kehormatan pun tidak takut memikul tanggung jawab. Ia menjadi sadar bahwa hatinya merindukan kesendirian bersama Yesus. St Hugo dari Grenoble memberikan kepada Bruno dan teman-temannya sebidang tanah di gurun yang tersembunyi yang disebut Chartreuse. Mereka mendirikan sebuah kapel dan gubug-gubug kecil sebagai tempat tinggal. Inilah awal mula Ordo Kartusian. Mereka sangat bahagia di sana, bekerja di ladang, berpuasa dan berdoa, tersembunyi dalam Tuhan. Akan tetapi, enam tahun kemudian Paus Urbanus II, salah seorang mantan murid Bruno, meminta suatu pengorbanan besar darinya. Bapa Suci memintanya datang ke Roma untuk menjadi penasihat beliau. Hal ini amat menyedihkan hati santo kita, tetapi ia taat. Ia mempercayakan tanggung jawab di Chartreuse kepada salah seorang biarawan. Bruno melayani Paus Urbanus II dengan sebaik-baiknya. Kemudian, akhirnya ia diperkenankan untuk menjalani hidup biarawan kembali dekat Roma. Jadi, dengan pengikutpengikut baru, Bruno memulai segala sesuatunya lagi di Calabria, Italia. Seperti kita ketahui dari surat-suratnya, St Bruno senantiasa seorang yang gembira dan giat. Ia tak hendak melihat seorang muridnya pun bersedih hati. Ia menggambarkan kehidupan mereka yang keras dengan ungkapan-ungkapan yang 147 menyenangkan. Bruno bahkan mendesak seorang sahabat untuk datang melihatnya sendiri. St Bruno wafat pada tahun 1101. Ordonya berlanjut hingga kini. Ordo Kartusian adalah satu-satunya ordo religius dalam Gereja yang tidak pernah perlu direformasi. Para pengikut St Bruno senantiasa memelihara semangat kasih dan pengorbanan diri pendirinya. Bruno, pendiri ordo Kartusian, lahir di Koln 1033 dan wafat di biara Kalabria Italia 1101; L: maket gereja; P: 6 Oktober 148 C SANTO CAESARIUS dari NAZIANZEN († 369) Caesarius hidup pada abad keempat di wilayah yang sekarang disebut Turki. Ayahnya adalah Uskup Nazianzen. Pada waktu itu uskup dan imam boleh menikah. Saudara Caesarius adalah St Gregorius dari Nazianzen, sahabat karib St Basilius. Di samping seorang santo, Gregorius adalah seorang penulis penting dari Gereja awali. Buku-bukunya masih dibaca hingga sekarang. Keduanya, Caesarius dan Gregorius, mengenyam pendidikan yang baik. Gregorius bercita-cita menjadi seorang imam; Caesarius bercita-cita menjadi seorang dokter. Keduanya pergi ke sekolah yang akan membantu mereka mencapai cita-cita. Caesarius menamatkan pendidikan di bidang kedokteran di Konstantinopel. Segera ia menjadi seorang dokter ternama dan terpercaya. Sesungguhnya, Kaisar Konstantius yang tinggal di Kontantinopel, menghendaki Caesarius menjadi dokter pribadinya. Caesarius berterima kasih kepada 149 kaisar, tetapi secara halus menolak. Ia ingin kmbali ke Nazianzen, kota kelahirannya. Akan tetapi, beberapa waktu kemudian, Caesarius dipanggil kembali untuk melayani kaisar di Konstantinopel. Pada waktu itu adalah seorang yang dikenal dalam sejarah sebagai Julian si murtad. Seorang yang murtad adalah seorang yang mengingkari iman Kristennya. Orang ini mengemban perintah resmi melawan kekristenan. Meski begitu, ia bermaksud membebaskan Caesarius dari hukuman, sebab Caesarius adalah seorang dokter yang amat cakap. Kepada Caesarius ditawarkan kedudukan, harta dan hak-hak istimewa. Ayah maupun saudara Caesarius menasehatinya untuk menolak segala tawaran. Mereka menyarankannya untuk pulang ke rumah dan membuka praktek dokter. Pada tahun 368, Caesarius nyaris tewas dalam suatu gempa bumi. Ia berhasil lolos tanpa cedera, tetapi amat terguncang oleh kejadian itu. Ia merasa Tuhan mengatakan kepadanya untuk menempuh hidup dalam doa jauh dari keruwetan hidup di istana. Caesarius membagi-bagikan harta miliknya kepada kaum miskin. Ia mulai menempuh hidup dalam doa dan keheningan. Santo Caesarius wafat tak lama kemudian pada tahun 369. Homili dalam Misa Pemakamannya disampaikan oleh saudaranya, St Gregorius. SANTO PAUS CAIUS († 296) dan SANTO PAUS SOTER († 174) Santo Soter adalah seorang paus di masa silam pada masa pemerintahan kaisar-kaisar Romawi. Ia adalah seorang bapa sejati bagi segenap umat Kristiani. Ia memberikan banyak pertolongan 150 kepada mereka yang miskin. Ia memberikan perhatian istimewa kepada mereka yang dijatuhi hukuman kerja paksa di pertambanganpertambangan berbahaya. Mereka dikirimkan ke sana sebab mereka tak hendak menyangkal iman kepada Yesus. Orang-orang Kristen yang gagah berani ini senantiasa kelaparan. Mereka juga hanya diijinkan untuk beristirahat sebentar saja. Orangorang Kristen lainnya dibelenggu dalam penjarapenjara. Paus Soter melakukan segala yang mungkin dapat ia lakukan demi menghibur dan menolong mereka. St Soter juga membantu umat Kristen yang jauh dari Roma. Paus yang kudus ini sungguh seorang pengkhotbah yang ulung. Segenap umat Kristiani senang mendengarkannya menjelaskan iman. Ia berbicara dengan kasih yang begitu rupa. Ia mengilhami mereka untuk dengan gagah berani mati demi Yesus daripada mempersembahkan kurban kepada berhalaberhala. St. Soter sendiri menyerahkan nyawa demi Yesus pada tahun 174 setelah melewatkan masa pontifikat selama sepuluh tahun. St. Caius adalah seorang paus sekitar seratus tahun sesudahnya. Ia juga hidup pada masa penganiayaan. Paus Caius melakukan segala daya 151 upaya yang dapat dilakukannya demi mempersiapkan umat untuk senantiasa berpegang pada iman meski harus berkorban. Agar dapat lebih menolong umatnya, Caius hidup delapan tahun lamanya dalam ruang-ruang bawah tanah yang disebut katakomba. Katakomba adalah makammakam di mana umat Kristiani biasa berkumpul secara sembunyi-sembunyi untuk berdoa dan menyambut sakramen-sakramen. Inilah tempat persembunyian mereka dari para prajurit kafir yang kejam. Umat Kristen tahu bahwa mereka akan dibunuh jika tertangkap. St Caius melewatkan masa pontifikat selama duabelas tahun. Kemudian, ia pun wafat sebagai martir pada tahun 296. SANTO CANUTE († 10 Juli 1086) Santo Canute adalah seorang raja Denmark yang kuat dan bijak. Ia hidup pada abad kesebelas. Canute seorang atlit yang hebat, seorang penunggang kuda yang cakap, dan seorang jenderal yang mengagumkan. Di awal masa 152 pemerintahannya, ia memimpin sebuah peperangan melawan bangsa barbar yang mengancam hendak mengambil alih kekuasaan. Raja Canute dan bala tentaranya berhasil mengalahkan mereka. Raja begitu mencintai iman Kristiani hingga ia memperkenalkannya kepada orang-orang yang belum pernah mendengar mengenai kekristenan. Santo Canute berlutut dalam gereja di kaki altar dan mempersembahkan mahkotanya kepada Raja segala raja, Yesus. Raja Canute seorang yang amat murah hati dan lemah lembut kepada rakyatnya. Ia berupaya membantu mereka mengatasi masalahmasalah mereka. Di atas segalanya, ia ingin membantu mereka menjadi pengikut Yesus yang sejati. Akan tetapi, pecah suatu pemberontakan dalam kerajaannya diakibatkan oleh hukum-hukum yang ia tetapkan mengenai dukungan terhadap Gereja. Suatu hari, sekelompok orang yang marah mendatangi gereja di mana Canute sedang berdoa. Raja tahu mereka telah datang untuk mencelakainya. Ketika para musuh masih di luar, Raja Canute menyambut Sakramen Rekonsiliasi dan Komuni Kudus. Ia berbelas-kasihan kepada mereka yang begitu murka hingga hendak membunuhnya. Dengan segenap hati ia mengampuni para musuhnya. Sementara ia masih berdoa, sebilah tombak dilemparkan melalui jendela dan raja pun tewas. Hari itu adalah tanggal 10 Juli 1086. CARMEN Adalah sebutan lain untuk Karmen, yaitu Maria dari Gunung Karmel. B: Kamila, Karmelia; P: 16 Juli 153 CHARLES de FOUCAULD (1858- 1916) Bekas perwira Perancis yang acuh tak acuh terhadap agama ini di tobatkan oleh ketekunan berdoa orang-orang Badui Muslim di Maroko. Kemudian Charles menjadi pertapa di Nazaret dan Siria, lalu pulang dan belajar teologi. Sesudah ditahbiskan imam, ia tinggal diantara suku-suku Berber di Aljazair. Tetapi Charles merasa masih terlalu dekat dengan tentara colonial, sehingga ia mengasingkan diri 500 km lebih jauh dari mereka dan hidup di antara suku Tuarwg serta berkawan dengan mereka. Ketika sekte Senussi menyatakan jihad, ia dibunuh oleh suatu patroli ditengah-tengah Gurun Sahara. A: →Karel; L: hati dengan mahkota duri; P: 2 Desember BEATO CHARLES yang BAIK († 1127) Pangeran Charles dari Flanders, dijuluki “yang Baik” oleh rakyat dalam kerajaannya. Mereka menyebutnya demikian karena mereka melihat memang demikianlah ia adanya. Charles adalah putera St. Canute, raja Denmark. Ia baru berusia lima tahun ketika ayahnya dibunuh pada tahun 1086. Ketika dewasa, Charles menikah dengan seorang wanita 154 muda yang baik hati bernama Margareta. Charles seorang penguasa yang lembut serta adil. Rakyat percaya kepadanya dan kepada kebijaksanaannya. Charles berusaha untuk menjadi teladan dari apa yang diharapkannya dari rakyatnya. Sebagian kaum bangsawan menuduh Charles tidak adil dengan memihak kaum miskin dan mengalahkan kepentingan kaum kaya. Charles menjawab dengan bijaksana, “Itu adalah karena aku sungguh menyadari kebutuhan-kebutuhan kaum miskin dan ketidakpedulian kaum kaya.” Kaum miskin dalam kerajaannya mendapatkan makanan setiap hari dari istananya. Charles memerintahkan untuk menanam bahan makanan dengan berlimpah agar rakyat dapat makan kenyang dengan harga yang pantas. Beberapa pedagang kaya mencoba menimbun panenan agar dapat menjualnya dengan harga yang amat mahal. Charles yang Baik mendengar tentang hal itu serta memaksa mereka untuk segera menjualnya dengan harga yang pantas. Seorang ayah yang berpengaruh beserta anak-anaknya juga telah ditegur oleh Charles karena siasat licik mereka. Maka mereka kemudian bergabung dengan sekelompok kecil musuh yang ingin membunuh Charles. Pangeran berjalan telanjang kaki setiap pagi untuk menghadiri Misa dan tiba lebih awal di gereja St. Donatian. Ia melakukannya dalam semangat silih. Ia rindu untuk memperdalam kehidupan rohaninya bersama Tuhan. Para musuhnya tahu bahwa ia pergi ke gereja dan tahu juga bahwa ia biasa berdoa sendirian sebelum Misa. Banyak orang yang mengasihi Charles mengkhawatirkan keselamatan dirinya. Mereka memperingatkannya bahwa perjalanannya ke St. Donation dapat 155 menyebabkannya celaka. Charles menjawab, “Kita senantiasa berada di tengah-tengah bahaya, tetapi kita ini milik Tuhan.” Suatu pagi, sementara ia berdoa sendirian di depan patung Bunda Maria, para penyerangnya membunuh dia. Charles wafat sebagai martir pada tahun 1127. BEATA CHRISTINA († 18 Januari 1543) Beata Christina hidup pada abad keenambelas. Ia dilahirkan di Abruzzi, Italia. Nama baptisnya adalah Matthia. Sementara tumbuh dewasa, Matthia merasakan panggilan untuk hidup dalam doa dan silih. Ia memilih untuk menjadi seorang rubiah. Matthia masuk Biara St Agustinus di Aquila. Ia dipanggil Suster Christina. Kehidupan Suster Christina sebagai seorang biarawati adalah kehidupan yang tersembunyi dan sunyi. Tetapi masyarakat Aquila segera mengetahui keindahan panggilan biarawati ini. Suster Christina dan para biarawati lainnya mendatangkan banyak berkat bagi mereka melalui hidup bakti dalam doa. Suster Christina memang tinggal dalam biara tertutup, tetapi ia amat sadar akan kebutuhan orang-orang miskin di daerahnya. Ia dan para biarawati lainnya 156 memberikan apa saja yang dapat mereka lakukan bagi penduduk di sana. Suster Christina juga senantiasa peduli akan salib dan penderitaan yang ditanggung penduduk. Ia berdoa dan mempersembahkan matiraga kepada Tuhan bagi intensi-intensi mereka. Yesus memberkati Suster Christina dengan karunia ekstasi dan kemampuan untuk sekali waktu mengetahui hal-hal yang akan datang. Tuhan bahkan menggunakannya untuk mengadakan mukjizat demi kebaikan yang lain. Ketika Suster Christina wafat, anak-anak kecil di Aquila melintasi jalanan sembari menyerukan bahwa biarawati kudus itu telah wafat. Itu terjadi pada tanggal 18 Januari 1543. Orang banyak berduyun-duyun datang sebagai ungkapan hormat dan terima kasih sebab ia telah menjadi anugerah bagi kota mereka. BEATO CONTARDO FERRINI (1859-17 Oktober 1902) Contardo dilahirkan pada tahun 1859. Ayahnya seorang guru matematika dan fisika. Ayahnya ini sejak dini telah menanamkan pada putera kecilnya kecintaan untuk belajar. Sebagai seorang pemuda, Contardo fasih berbicara dalam banyak bahasa asing di samping bahasa ibunya, bahasa Italia. Ia amat cemerlang di setiap sekolah dan universitas tempat ia belajar. Kecintaannya untuk belajar dan kecintaannya pada iman 157 Katoliknya membuat teman-teman menjulukinya “St Aloysius” mereka. (St Aloysius Gonzaga adalah seorang santo muda Yesuit yang dikenal karena kebajikan dan kemurahan hatinya.) Contardo-lah yang pertama-tama memulai kelompok-kelompok bagi teman-teman mahasiswa guna membantu mereka menjadi seorang Kristiani yang saleh. Ketika usianya duapuluh satu tahun, kepadanya ditawarkan kesempatan untuk melanjutkan studi di Universitas Berlin di Jerman. Sungguh berat baginya meninggalkan rumahnya di Italia, tetapi ia senang juga bertemu dengan orangorang Katolik yang saleh di universitas. Ia menuliskan dalam sebuah buku kecil apa yang dirasakannya ketika untuk pertama kalinya ia menyambut Sakramen Rekonsiliasi di negeri asing. Sungguh menggetarkan hatinya menyadari bahwa Gereja Katolik sungguh sama di mana pun dan kemana pun orang pergi. Tahun berikutnya, Contardo berusaha memutuskan entahkah sebaiknya ia menjadi seorang imam atau seorang biarawan, atau hidup berkeluarga. Ia terus-menerus bertanya pada dirinya sendiri apa yang sebaiknya dilakukannya. Nyatalah kemudian bahwa ia mengucapkan ikrar untuk mempersembahkan dirinya hanya bagi Tuhan saja. Ia mengamalkan ikrarnya ini sebagai seorang awam; ia tidak pernah menjadi seorang imam ataupun broeder. Ia tetap mengajar dan menulis. Ia senantiasa berupaya untuk menjadi seorang Kristiani yang terlebih sempurna. Sementara menikmati olahraga favoritnya, mendaki gunung, ia akan berpikir tentang Tuhan, Pencipta segala keindahan yang ia lihat. Orang banyak melihat bahwa ada sesuatu yang berbeda pada diri Profesor Ferrini. Suatu ketika, 158 sementara ia lewat dengan senyum hangatnya yang khas, seseorang berseru, “Orang itu adalah santo!” Contardo Ferrini wafat karena demam tipus pada tanggal 17 Oktober 1902. Ia baru berusia empatpuluh tiga tahun. Ia dimaklumkan “beato” oleh Paus Pius XII pada tahun 1947. P: 22 Oktober SANTO CUTHBERT († 687) Santo Cuthbert hidup di Inggris pada abad ketujuh. Ia seorang bocah penggembala miskin yang sangat suka bermain bersama teman-temannya. Ia seorang yang ulung dalam bermain. Salah seorang temannya mencacinya oleh sebab ia terlalu amat suka bermain. Sesungguhnya, teman bermainnya itu mengucapkan kata-kata yang tampaknya bukan berasal dari dirinya sendiri. Katanya, “Cuthbert, bagaimana mungkin engkau menghabiskan waktumu dengan bermain-main saja, padahal engkau telah dipilih untuk menjadi seorang imam dan seorang uskup?” Cuthbert amat terperanjat, dan juga amat terkesan. Ia bertanya-tanya apakah sungguh kelak ia akan menjadi seorang imam dan seorang uskup. 159 Pada bulan Agustus tahun 651, Cuthbert yang saat itu berusia limabelas tahun memperoleh suatu pengalaman rohani. Ia melihat langit yang hitam pekat. Tiba-tiba, suatu sorotan cahaya yang amat terang melintasi langit. Dalam sorotan cahaya itu tampaklah malaikat-malaikat membawa sebuah bola api ke atas langit. Beberapa waktu kemudian, Cuthbert mengetahui bahwa pada saat yang sama dengan penampakan tersebut, Uskup St. Aiden meninggal dunia. Cuthbert tidak tahu bagaimana semua peristiwa itu mempengaruhi dirinya, tetapi ia telah membulatkan tekadnya untuk memenuhi panggilannya dan masuk biara. Cuthbert kemudian menjadi seorang imam. St. Cuthbert berkeliling dari desa ke desa, dari rumah ke rumah, dengan menunggang kuda atau pun dengan berjalan kaki. Ia mengunjungi umat untuk membantu mereka secara rohani. Sungguh menguntungkan, Pastor Cuthbert dapat berbicara dalam dialek para petani sebab ia sendiri dulunya adalah seorang penggembala domba yang miskin. St. Cuthbert berbuat kebajikan di mana saja dan membawa banyak orang kepada Tuhan. Ia seorang yang periang serta baik hati. Orang tertarik kepadanya dan tak seorang pun segan kepadanya. Ia seorang yang banyak berdoa, seorang imam yang kudus. Ketika Cuthbert telah ditahbiskan sebagai uskup, ia tetap bekerja keras seperti sebelumnya untuk membantu umatnya. Ia mengunjungi mereka, tak peduli betapa sukar perjalanannya melewati jalan-jalan yang sulit atau pun betapa buruk cuacanya. Sementara ia terbaring menghadapi ajal, Cuthbert mendesak para imamnya untuk hidup dalam damai serta penuh belas kasihan kepada 160 semua orang. Ia wafat dalam damai pada tahun 687. D SANTO PAUS DAMASUS I (304-11 Desember 384) Damasus dilahirkan di Roma dan hidup pada abad keempat, pada masa Gereja Perdana. Ia adalah seorang imam yang murah hati dan suka berkurban. Ketika Paus Liberius wafat pada tahun 366, Damasus diangkat menjadi paus. Ia harus menghadapi banyak persoalan yang berat. Ada seorang paus tandingan (anti paus) bernama Felix. Felix beserta para pengikutnya berusaha menganiaya Damasus. 161 Mereka menyebarkan berita bohong tentang dirinya, terutama tentang kehidupan moral pribadinya. Karenanya, Paus Damasus harus dihadapkan ke pengadilan di bawah penguasa Romawi. Damasus terbukti tidak bersalah, tetapi ia mengalami begitu banyak penderitaan karena peristiwa tersebut. Sahabatnya, St. Hieronimus, berbicara dengan tegas mengenai kebaikan-kebaikan paus. Dan Hieronimus mempunyai martabat yang tinggi. Paus Damasus menyadari bahwa para imam di kota mempunyai gaya hidup yang terlalu mewah. Sementara para imam di desa hidup jauh lebih sederhana. Damasus meminta para imam untuk menyederhanakan gaya hidup mereka dan tidak terikat pada harta serta milik. Ia sendiri menjadi teladan yang mengagumkan. Ada juga begitu banyak bidaah (=ajaran sesat) selama masa kepemimpinannya sebagai paus. Damasus menjelaskan iman yang benar. Ia juga mengadakan Konsili Ekumenis Kedua yang diselenggarakan di Konstantinopel. Paus Damasus dengan sungguhsungguh berusaha membangkitkan semangat untuk mencintai Kitab Suci. Ia menugaskankan Santo Hieronimus untuk menerjemahkan Kitab Suci ke dalam bahasa Latin. Ia juga mengubah bahasa resmi liturgi dari bahasa Yunani - kecuali Kyrie - ke bahasa Latin. Paus Santo Damasus wafat pada usia sekitar delapanpuluh tahun pada tanggal 11 Desember 384. Ia dimakamkan di samping ibu dan saudarinya di sebuah kapel kecil yang dibangunnya. P: 11 Desember SANTO DAMIANUS dan SANTO KOSMAS († 303) 162 Kedua martir yang kita rayakan pestanya pada hari ini adalah sepasang saudara kembar dari Siria yang hidup pada abad keempat. Mereka berdua merupakan siswa-siswa yang sangat terkenal dalam bidang ilmu pengetahuan dan keduanya menjadi dokter yang hebat. Kosmas dan Damianus memandang setiap pasien sebagai saudara dan saudari dalam Kristus. Karena itu, mereka memberikan perhatian besar kepada mereka semua dan melakukan yang terbaik dengan segenap kemampuan mereka. Betapa pun banyaknya perhatian yang harus mereka curahkan terhadap seorang pasien, baik Kosmas maupun Damianus, tidak pernah menerima uang sebagai imbalan atas pelayanan mereka. Sebab itu, mereka diberi nama julukan dalam bahasa Yunani artinya “tanpa uang sepeser pun”. Setiap ada kesempatan, kedua orang kudus ini akan bercerita kepada para pasiennya tentang Yesus Kristus, Putra Allah. Orang banyak menyukai kedua dokter kembar ini, karenanya dengan senang hati mereka mendengarkan. Kosmas dan Damianus seringkali memulihkan kesehatan, baik jiwa maupun raga, para pasien yang datang mohon bantuan mereka. Ketika penganiayaan oleh Kaisar Diocletian terhadap umat Kristiani dimulai di kota mereka, kedua dokter ini segera ditangkap. Tak pernah sekali pun mereka berusaha menyembunyikan cinta mereka yang begitu besar terhadap iman Kristiani. 163 Mereka disiksa dan dianiaya, tetapi tak ada yang dapat memaksa mereka untuk mengingkari iman kepada Kristus. Mereka hidup bagi Dia dan menarik begitu banyak orang kepada cinta-Nya. Pada akhirnya, mereka berdua dijatuhi hukuman mati pada tahun 303. BEATO DAMIANUS de VEUSTER (DAMIANUS dari MOLOKAI) (1840-15 April 1889) Yoseph "Jeff" de Veuster dilahirkan pada tahun 1840, putera seorang petani Belgia. Jeff dan saudara laki-lakinya, Pamphile, masuk Kongregasi Hati Kudus Yesus. Para misionaris Hati Kudus Yesus berkarya demi iman Katolik di kepulauan Hawaii. Jeff memilih nama “Damian.” Broeder Damian seorang yang tinggi dan gagah. Tahun-tahun yang dilewatkannya dengan bekerja di pertanian keluarga telah menjadikan tubuhnya sehat dan kuat. Semua orang sayang padanya, sebab ia baik serta murah hati. Hawaii membutuhkan lebih banyak misionaris berkarya di sana. Jadi, pada tahun 1863, serombongan imam serta broeder Hati Kudus Yesus dipilih untuk diutus ke sana. Pamphile, saudara Damian, termasuk salah seorang di antara mereka. Beberapa saat menjelang keberangkatan, Pamphile terserang demam typhoid. Ia tidak lagi dapat 164 dipertimbangkan untuk diberangkatkan ke daerah misi. Broeder Damian, yang saat itu masih dalam pendidikan untuk menjadi imam, mohon agar diijinkan menggantikan tempatnya. Imam kepala mengabulkan permohonannya. Broeder Damian pulang ke rumah untuk mengucapkan selamat tinggal kepada keluarganya. Kemudian ia menumpang kapal dari Belgia ke Hawaii, suatu perjalanan yang memakan waktu delapan belas minggu lamanya. Damian menyelesaikan pendidikannya dan ditahbiskan sebagai imam di Hawaii. Ia berkarya selama delapan tahun di tengah umatnya di tiga daerah. Ia melakukan perjalanan dengan enunggang kuda atau dengan kano (= semacam sampan). Umat menyayangi imam yang berperawakan tinggi dan murah hati ini. Damian melihat bahwa umatnya senang ikut ambil bagian dalam Misa dan ibadat. Ia menggunakan sedikit uang yang berhasil dikumpulkannya untuk membangun kapel. Ia sendiri bersama umat paroki setempat membangun kapel mereka. Bagian paling mengagumkan dalam hidup Damian akan segera dimulai. Uskup meminta seorang imam sukarelawan untuk pergi ke pulau Molokai. Nama itu membuat orang bergidik ketakutan. Mereka tahu bahwa bagian dari pulau itu yang disebut Kalawao merupakan “kuburan hidup” bagi orang-orang kusta. Tidak banyak yang diketahui tentang penyakit kusta dan rasa ngeri terjangkiti kusta menyebabkan para penderitanya dikucilkan. Banyak di antara mereka yang hidup putus asa. Tidak ada imam, tidak ada penegak hukum di Molokai, tidak ada fasilitas kesehatan. Pemerintah Hawaii mengirimkan makanan serta obat-obatan, tetapi jumlahnya tidak mencukupi. Lagi 165 pula tidak ada sarana yang dikoordinir untuk membagikan barang-barang tersebut. Pastor Damian pergi ke Molokai. Ia terguncang melihat kemelaratan, korupsi serta keputusasaan di sana. Walau demikian, ia bertekad bahwa baginya tidak ada kata menyerah. Penduduk Molokai sungguh amat membutuhkan pertolongan. Pastor Damian pergi ke Honolulu guna berhadapan dengan anggota majelis kesehatan. Mereka mengatakan bahwa Pastor Damian tidak diijinkan pulang pergi ke Molokai demi alasan bahaya penularan kusta. Alasan sesungguhnya adalah bahwa mereka tidak menghendaki kehadirannya di Molokai. Ia akan menimbulkan banyak masalah bagi mereka. Jadi, Pastor Damian harus menetapkan pilihan: jika ia kembali ke Molokai, ia tidak akan pernah dapat meninggalkan tempat itu lagi. Para majelis kesehatan itu rupanya belum mengenal Pastor Damian. Ia memilih untuk tinggal di Molokai! Pastor Damian berkarya delapan belas tahun lamanya hingga wafatnya di Molokai. Dengan bantuan para penderita kusta dan para sukarelawan, Molokai mulai berubah. Kata Molokai mempunyai arti yang sama sekali baru. Pulau Molokai menjadi pulau cinta kasih Kristiani. Lama kelamaan, Pastor Damian juga terjangkit penyakit kusta. Ia wafat pada tangal 15 April 1889 dalam usia empat puluh sembilan tahun dan dimakamkan di sana. Ia dinyatakan “beato” oleh Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1994. DANIEL (abad ke-5 seb. Masehi) Meski tinggal di istana raja Persia, pemuda Yahudi ini lebih mentaati hukum Tuhan daripada perintah raja, sehingga ia dibuang ke dalam gua 166 singa. Daniel amat bijaksana dan adil, terutama dalam perkara Susana (lih. Kitab Daniel) A: Tuhan mengadili (H); P: 21 Juli DANIEL STYLITES (409-493) Adalah rahib yang bertapa di atas dua tiang (=stylos;Y) dekat Konstantinopel. Ia menghuni tempat sempit itu selama 33 tahun dan hanya turun sekali untuk memperingatkan kaisar. Banyak orang saleh dan berpangkat serta rakyat jelata meminta nasehatnya. Kotbahnya sederhana dan lurus. P: 11 Desember DAVID (abad ke-10 seb. Masehi) David atau Daud adalah raja Israel yang termashur, perebut benteng Yerusalem dan leluhur Jesus dari Nazaret. Riwayat hidupnya dapat dibaca dalam Kitab Samuel I dan II. A: yang dicintai (H); L: anak pejuang melawan raksasa Goliath sebagi pralambang pejuang Jesus melawan setan; P: 29 Desember DAVID atau DEWI († 601) Biarawan dan uskup Menevia ini menjadi pelindung Wales (Negara bagian Britania Raya). P: 1 Maret SANTO DAVID I dari SKOTLANDIA (108024 Mei 1153) 167 David dilahirkan pada tahun 1080. Ia adalah putera bungsu St. Margareta, ratu Skotlandia, dan suaminya yang baik, Raja Malcolm. David sendiri diangkat menjadi raja ketika usianya empat puluh tahun. Mereka yang mengenalnya dengan baik tahu betapa sedikit minatnya dalam menerima mahkota kerajaan. Tetapi, begitu ia menjadi raja, ia menjadi seorang raja yang sangat baik bagi rakyatnya. St. David memerintah kerajaannya dengan adil dan bijaksana. Ia amat murah hati pada kaum miskin. Semua rakyatnya diijinkan menemuinya kapan saja mereka kehendaki. Ia memberikan teladan baik pada semua orang dengan teladan cintanya akan doa. Di bawah pemerintahan raja kudus ini, rakyat Skotlandia semakin bersatu padu sebagai suatu bangsa. Mereka menjadi orang-orang Kristen yang lebih baik. Raja David membentuk keuskupan-keuskupan baru. Ia mendirikan banyak biara-biara baru. Ia menyumbangkan banyak dana bagi Gereja selama dua puluh tahun masa pemerintahannya. Dua hari sebelum raja mangkat, ia menerima Sakramen Terakhir. Ia menghabiskan saat-saat terakhirnya dengan berdoa bersama mereka yang menemaninya. Keesokan harinya, mereka mendesak raja untuk beristirahat. Raja David menjawab, “Lebih baik aku memikirkan perkara-perkara Tuhan, agar 168 jiwaku diperkuat dalam perjalanan pulangnya dari pembuangan ke rumah.” Rumah yang dimaksud raja adalah rumah surgawi kita. “Apabila aku berada di hadapan pengadilan Tuhan, kalian tidak akan dapat membelaku,” katanya. “Tak seorang pun akan dapat membebaskanku dari tangan-Nya.” Jadi, ia tetap terus berdoa hingga ajal menjemputnya. Santo David wafat pada tanggal 24 Mei 1153. P: 24 Mei “Lebih baik aku memikirkan perkara-perkara Tuhan, agar jiwaku diperkuat dalam perjalanan pulangnya dari pembuangan ke rumah.” ~ Santo David dari Skotlandia DEODATUS (443-473) Menjadi uskup Nola, menggantikan Santo Paulinus. A: dikaruniakan oleh Tuhan; P: 27 Juni. SANTO DEOGRATIAS († 457) Kota Kartago di Afrika ditaklukkan oleh pasukan barbar pada tahun 439. Penakluk mereka adalah kaum Vandal. Kaum Vandal menangkap uskup dan para imam serta menempatkan mereka dalam sebuah rakit tua yang besar, lalu menghanyutkannya ke lautan. Sungguh ajaib, mereka berhasil tiba di pelabuhan Naples dan diselamatkan. Tetapi, kota yang mereka tinggalkan tidak lagi memiliki seorang uskup selama empatbelas tahun lamanya. Kaisar Valentinian di Roma meminta kepada Genseric, pemimpin kaum Vandal, untuk mengijinkan seorang uskup lain ditahbiskan bagi Kartago. Genseric setuju dan seorang imam muda dari kota itu dipilih. Imam tersebut disegani oleh para penakluk serta dicintai 169 oleh umat Kristiani. Namanya dalam bahasa Latin adalah “Deogratias,” yang berarti “syukur kepada Allah.” Uskup Deogratias berkarya demi iman serta kesejahteraan seluruh penduduk Kartago. Kemudian, Genseric menjarah kota Roma. Ia kembali ke Afrika dengan membawa ratusan budak belian, baik laki-laki, perempuan maupun anakanak. Keluarga-keluarga tersebut ditawan dan dibagi-bagikan di antara kaum Vandal dan Moor. Genseric sama sekali tidak mempedulikan ikatan keluarga. Anggota-anggota keluarga diperjualbelikan secara perorangan serta dipisahkan dari orang-orang yang mereka kasihi. Uskup Deogratias mendengar tentang tragedi tersebut. Ketika kapal-kapal yang mengangkut para budak tiba di Kartago, ia membeli budak-budak tersebut sebanyak yang ia mampu. Ia memperoleh uangnya dengan menjual peralatan, jubah-jubah serta hiasan-hiasan Gereja. Ia dapat membebaskan banyak keluarga. Ia mendapatkan tempat-tempat penampungan bagi mereka. Ketika rumah-rumah itu telah penuh terisi, ia mempergunakan dua gereja besar untuk menampung orang-orang yang diselamatkannya itu. Uskup membeli selimut serta segala kebutuhan lainnya agar mereka dapat merasa nyaman di lingkungan mereka yang baru. Uskup Deogratias wafat hanya tiga tahun setelah ia menjabat sebagai uskup Kartago. Tenaganya sepenuhnya terkuras habis demi pengabdian serta pelayanan belas kasihnya. Orangorang yang ia selamatkan tidak akan pernah melupakannya. Ia wafat pada tahun 457. DESIDERIUS († 607) 170 Adalah uskup Vienne (Perancis). Ia difitnah melakukan skandal dengan seorang wanita, supaya dapat dipecat oleh raja dan diasingkan selama beberapa tahun. Sekembalinya dari pembuangan ia memperingatkan raja yang bejat hidupnya. Akibatnya, ia dibunuh oleh tentara kerajaan. A: yang dapat diharapkan; B: Desire, Daisy (♀); P: 23 Mei. Deetje: panggilan akrab untuk Desire; panggilan akrab untuk wanita dari Desiderius DIANA, SESILIA dan AMIATA (abad ke-13) Adalah suster-suster Dominikan pertama dari Bologna Italia. Sesudah hidup berfoya-foya, Diana bertobat dan sekalipun ditentang oleh famili ia masuk biara. P: 9 Juni BEATO DIDAKUS YOSEPH (29 Maret 17431801) Beato Didakus Yoseph dilahirkan pada tanggal 29 Maret tahun 1743 di Cadiz, Spanyol. Ia dibaptis dengan nama Yoseph Fransiskus. Kedua orangtuanya taat beragama serta saleh. Mereka amat senang apabila putera kecil mereka membangun sebuah altar serta menghiasinya. Yoseph kecil akan berlutut dan berdoa kepada Yesus, Bunda Maria dan St. Yosef. 171 Ketika Yoseph sudah cukup besar, ia belajar menjadi pelayan altar di gereja Fransiskan Kapusin dekat rumahnya. Yoseph belajar mencintai Misa. Ia biasa bangun pagi-pagi benar agar dapat tiba di gereja setiap pagi menunggu pintu-pintu gereja dibuka. Tak pernah sekali pun ia absen. Salah seorang dari para imam atau broeder Kapusin memberinya sebuah buku tentang kisah hidup para santo Kapusin. Yoseph membacanya dan membacanya lagi. Yoseph membaca setiap cerita dengan seksama. Ia mulai mencintai para kudus yang miskin serta bersahaja seperti Yesus. Tibalah harinya ketika ia mohon agar dapat bergabung dalam Ordo Saudara-Saudara Dina Kapusin (OFMCap). Ia diterima dan pergi ke Seville, Spanyol untuk novisiat (masa percobaan sebagai latihan rohani sebelum mengucapkan kaul biara). Ia memulai hidup baru dengan nama yang baru pula, Frater Didakus. Setalah melewati tahun-tahun persiapan, Frater Didakus ditahbiskan sebagai imam. Ia diutus untuk mewartakan Injil Yesus. Ia sangat senang akan tugas ini. Homili-homilinya sangatlah jelas serta penuh kasih sehingga orang senang mendengarnya. Mereka bahkan membawa temanteman mereka untuk mendengarkan khotbahnya juga. Segera saja, gereja biasa menjadi terlalu kecil bagi orang banyak itu. Jika Pastor Didakus berkhotbah, pewartaan tersebut perlu diadakan di lapangan terbuka, biasanya di alun-alun kota atau di pinggir jalan. Pastor Didakus amat senang berkhotbah tentang Tritunggal Mahakudus. Ia juga selalu siap sedia mendengarkan pengakuan dosa. Ia senang apabila umat datang untuk menerima Sakramen Rekonsiliasi. Apabila waktunya luang, Pastor Didakus mengunjungi penjara-penjara atau 172 rumah-rumah sakit. Ia juga mengunjungi panti-panti jompo. Pastor Didakus wafat pada tahun 1801 dan dinyatakan sebagai “beato” oleh Paus Leo XIII pada tahun 1894. DIEGO atau DIDAKUS OFM dari ALCALA SPANYOL (1400-1463) Adalah bruder saleh yang menaruh banyak perhatian pada orang miskin. Seseharinya ia hamper selalu melakukan pekerjaan remeh dan kasar. B: Diaz; P: 13 Nopember DIEGO de ROZARIO OP dan ANDREAS de PORTUGAL OP († 1590) Mereka berdua dibunuh ketika sedang mengadakan perjalanan ke daerah misi di Solor pada waktu mendarat di salah satu pelabuhan di Jawa. (Salah satu dari Orang-orang Kudus di Indonesia) DIMITRIJ (1651-1709) Anak seorang tentara Kosak ini menjadi uskup di Rostov (Rusia). Ia amat disegani orang sebagai ilmiawan, pengarang dan pengkotbah ulung. Dimitrij membela Gereja dari pengawasan Negara, memajukan sekolah dan teologi skolastik. P: 21 September (dalam Gereja Orthodox) 173 DIONISIA († 484) Bersama dengan anaknya, yaitu Mayorikus, dibakar hidup-hidup oleh tentara Vandal di Afrika Utara. Saudarinya, yakin Dativa, bersama orangorang Kristen lain mengalami nasib yang sama. Sementara itu pasukan Vandal menguliti hidup-hidup seorang rahib, yaitu Tertius dan seorang dokter bernama Emilianus. A: Dativa: yang diberi; Mayorikus: yang lebih besar (L); P: 6 Desember DIONISIUS AGUNG († 265) Adalah uskup Alexandria (Mesir) dan katekis yang termasyur. Ia terpaksa mengungsi beberapa kali ke gurun pasir Libia. Dionisius bersikap lunak terhadap pendosa yang murtad dalam penganiayaan tetapi bertobat. Dalam jaman yang sulit itu ia amat rajin menguatkan iman umatnya. A: milik dewa Zeus (Y); B: Denis; Dionisia (♀); Sydney adalah bentuk dari Saint Denys; P: 17 Nopember BEATO DIONISIUS a NATIVITATE (12 Desember 1600-29 Nopember 1638) & 174 BEATO REDEMPTUS a CRUCE Martir Indonesia (1598-29 Nopember 1638) Pierre Berthelot (Jr) dilahirkan di kota pelabuhan Honfleur, Calvados, Perancis, pada tanggal 12 Desember 1600. Ia adalah yang sulung dari sepuluh anak pasangan Pierre Berthelot (Sr) dan Fleurie Morin. Ayahnya seorang dokter dan kapten kapal. Sejak usia duabelas tahun, Pierre telah mengikuti ayahnya mengarungi samudera luas. Pada tahun 1619, ketika usianya sembilanbelas tahun, Pierre yang telah menjadi seorang pelaut ulung ikut berlayar dalam suatu ekspedisi dagang Perancis ke India sebagai ahli navigasi. Malang, kapalnya diserang VOC Belanda dan ia dibawa sebagai tawanan ke Jawa. Setelah bebas, Pierre menetap di Malaka, di mana ia bekerja pada angkatan laut Portugis. Pierre seorang yang gagah berani dan jenius; karirnya begitu gemilang. Raja Portugis menyebutnya sebagai “ahli navigasi dan pembuat peta Asia” yang luar biasa. Peta-peta laut yang dibuatnya amat terkenal, antara lain peta pulau Sumatera yang hingga kini disimpan di Museum Inggris. Ekspedisi pelayaran kerap membawanya ke Goa, India, di mana ia berkenalan dengan Biara Karmel Tak Berkasut dengan kepala biaranya, P Philip dari Trinitas. Pada tahun 1634, ketika usianya tigapuluh empat tahun, Pierre meninggalkan karirnya untuk menggabungkan diri dalam Biara Karmel. Pada tanggal 25 Desember 175 1636, ia mengucapkan kaulnya dan menerima nama biara Dionisius a Nativitate. Dionisius mendapat karunia kontemplasi; pada lebih dari satu kesempatan, pada saat berdoa, ia tampak dilingkupi oleh semarak surgawi. Di Biara Karmel itulah, Dionisius bertemu dengan Redemptus a Cruce. Thomas Rodriguez da Cunha, dilahirkan di Paredes, Portugal pada tahun 1598, putera dari pasangan petani yang miskin namun saleh. Ia masuk dinas ketentaraan Portugis dan ditugaskan ke India. Pada tahun 1615, Thomas meninggalkan karirnya untuk menggabungkan diri dalam Biara Karmel di Goa. Ia menjadi seorang broeder Karmel dengan nama Redemptus a Cruce, yang melayani sebagai portir [= penjaga pintu] dan sakristan. Redemptus adalah seorang yang amat menyenangkan, bersahabat dan periang. Ketika ditugaskan pergi dalam ekspedisi ke Sumatera, ia berkelakar dengan teman-teman sebiara agar mereka melukis dirinya, kalau-kalau ia nanti wafat sebagai martir. Pada tahun 1638 Raja Muda Portugis di Goa, Peter da Silva, bermaksud mengirim utusan ke Aceh, yang baru saja berganti penguasa dari Sultan Iskandar Muda ke Sultan Iskandar Thani. Ia bermaksud menjalin hubungan persahabatan karena hubungannya dengan sultan terdahulu tidak begitu baik. Raja Muda meminta Karmelit untuk mengijinkan Dionisius ikut dalam rombongan delegasi sebagai pembimbing rohani, sekaligus sebagai ahli maritim, pula seorang yang fasih berbicara bahasa Melayu. Komunitas Karmel harus taat pada keputusan pemerintah. Karenanya, studi Dionisius dipercepat agar ia dapat ditahbiskan sebagai imam. Dan akhirnya, pada tanggal 24 Agustus 1638, Dionisius ditahbiskan menjadi imam oleh Mgr. Alfonso Mendez. Untuk perjalanan ke Aceh 176 ini, P Dionisius minta ijin agar Broeder Redemptus diperkenankan ikut bersamanya sebagai rekan seperjalanan. Pada tanggal 25 September 1638, Pater Dionisius dan Broeder Redemptus pun meninggalkan Goa bersama rombongan misi perdamaian dan perdagangan Portugis. Perjalanan yang lancar membawa mereka tiba dengan selamat di Aceh pada tanggal 25 Oktober 1638. Mereka berlabuh di OleOle (sekarang bernama Kotaraja) dan disambut dengan ramah oleh penduduk setempat. Tetapi keramahan masyarakat Aceh ternyata hanya merupakan tipu-muslihat saja. Orang-orang Belanda telah menghasut Sultan Iskandar Thani dengan menyebarkan isu bahwa bangsa Portugis datang untuk mengkatolikkan bangsa Aceh yang sudah memeluk agama Islam. Sekonyong-konyong kedua biarawan ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara hingga sebulan lamanya. Karena tetap menolak untuk mengingkari iman, kedua biarawan dijatuhi hukuman mati. Di pesisir pantai, P Dionisius, dengan salib di tangannya, dipaksa menyaksikan mereka menggorok leher Redemptus yang lebih dulu menjadi martir. Selanjutnya, algojo yang beringas dengan sekuat tenaga menghunuskan kelewang dan tombak ke arah Dionisius. Tetapi sungguh ajaib, seolah ada suatu kekuatan dahsyat yang menahan, sehingga para algojo tidak berani maju. Sadar akan hal itu, P Dionisus segera mengatupkan kedua tangannya berdoa memohon kepada Tuhan agar kerinduannya menjadi seorang martir dikabulkan. Dan permohonan orang kudus ini didengarkan Tuhan. Seorang algojo - seorang Kristen Malaka yang murtad - mengangkat gada dan disambarkan keras-keras ke kepala P Dionisius, disusul dengan 177 kelewang yang memisahkan kepala Dionisius dari tubuhnya. Kemartiran Dionisius dan Redemptus sungguh berkenan di mata Tuhan. Selama tujuh bulan, jenazah tidak hancur, melainkan tetap segar seolah sedang tidur. Menurut saksi mata, jenazah P Dionisius amat merepotkan masyarakat sekitar, karena setiap kali dibuang, entah ke dalam laut maupun ke tengah hutan, senantiasa kembali lagi ke tempat di mana ia dimartir. Akhirnya, jenazah dengan hormat dimakamkan di Pulau Dien (`pulau buangan') dan di kemudian hari dipindahkan ke Goa, India. Para saksi iman itu wafat sebagai martir pada tanggal 29 Nopember 1638. Dionisius dan Redemptus dimaklumkan sebagai `beato' oleh Paus Leo XIII pada tanggal 10 Juni 1900. Pesta kedua biarawan Karmel ini dirayakan oleh segenap Karmelit pada tanggal 29 November. Di Indonesia, pesta B Dionisius dan B Redemptus dirayakan sebagai peringatan wajib setiap tanggal 1 Desember. Dionisius (Pierre Berthelot) lahir di Honfleur (Perancis, 1600) dan Redemptus a Cruce (Thomas Rodrigues da Cunha) lahir di Paredes (Spanyol, 1598); biarawan Karmel dan martir di Aceh (Nopember 1638); termasuk orang-orang Kudus di Indonesia. Digelarkan beato (yang bahagia) tahun 1900; P: 1 Desember SANTO DIONISIUS (SANTO DENIS) dkk St Dionisius amat populer di Perancis. Ia diangkat sebagai santo pelindung Perancis. Karena ia hidup di awal sejarah kekristenan - dalam abad ketiga - 178 kita tidak tahu sebanyak yang ingin kita ketahui tentangnya. Yang kita tahu, Dionisius dilahirkan di Italia. Ia datang ke Perancis dan menjadi Uskup Paris. Ia tengah mewartakan Kabar Gembira Yesus ketika ia dan dua rekannya wafat sebagai martir. Konon, rekannya itu adalah seorang imam dan yang lainnya seorang diakon. Komunitas Kristiani senantiasa mengenangkan para martir yang gagah berani ini. Pada awalnya, mereka dapat membangun sebuah kapel kecil demi menghormati kemartiran para kudus kita ini. Di kemudian hari, kapel tersebut menjadi sebuah gereja besar, Gereja St Dionisius. St Dionisius dan kawan-kawannya mengingatkan kita akan baik laki-laki, perempuan maupun anak-anak yang gagah berani yang telah mendahului kita. Mereka mewariskan kepada kita teladan hidup mereka. Mereka juga mengingatkan kita bahwa mereka akan membantu kita sekarang ini jika kita memintanya. Dionisius atau Denis (abad ke-3), diutus oleh Paus ke Paris untuk menjadi uskup, tetapi diatas bukit yang sekarang disebut ‘Montmatre’ (bukit martir) ia dibunuh bersama dengan imam Rustikus dan diakon Eleutrius. P: 9 Oktober DISMAS (ABAD KE-1) Konon dialah penyamun yang disalib di sebelah kanan Jesus dan bertobat (Luk. 23, 39-43). Ia dipandang sebagai teladan bagi orang yang perlu bertobat secara sempurna dan santo pelindung orang yang dihukum mati. P: 23 Desember. DOLORES 179 Adalah nama yang dibentuk dari ‘Mater Dolorosa’ yaitu Maria yang menanggung derita. P: 15 September. SANTO DOMINIKUS (1170-7 Agustus 1221) Dominikus dilahirkan di Castile, Spanyol pada tahun 1170. Ia adalah putera keluarga Guzman. Ibundanya adalah Beata Yoana dari Aza. Ketika Dominikus berusia tujuh tahun, ia mulai bersekolah. Pamannya, seorang imam, membimbingnya dalam pelajaran. Setelah beberapa tahun lamanya belajar, Dominikus menjadi seorang imam juga. Ia hidup dengan tenang dalam doa dan ketaatan bersama para imam lainnya. Tetapi Tuhan mempunyai rencana yang indah bagi Dominikus. Ia dipanggil untuk mendirikan suatu ordo religius yang baru. Ordo tersebut diberi nama Ordo Praedicatorum (OP = Ordo Para Pengkhotbah) atau “Ordo Santo Dominikus”, sesuai namanya. Para imam Dominikan berkhotbah tentang iman. Mereka berusaha meluruskan kembali ajaranajaran sesat yang disebut bidaah. Semuanya itu bermula ketika Dominikus sedang dalam perjalanan melewati Perancis Selatan. Ia melihat bahwa bidaah Albigensia telah amat membahayakan orang banyak. Dominikus merasa berbelas kasihan kepada mereka 180 yang bergabung dengan bidaah sesat tersebut. Ia berusaha menyelamatkan mereka. Para imam Dominikan pada akhirnya berhasil mengalahkan bidaah yang amat berbahaya tersebut dengan doa, teristimewa dengan Doa Rosario. Dominikus juga mendorong umatnya untuk bersikap rendah hati dan melakukan silih. Suatu ketika seseorang bertanya kepada St Dominikus buku apakah yang ia pergunakan untuk mempersiapkan khotbahkhotbahnya yang mengagumkan itu. “Satu-satunya buku yang aku pergunakan adalah buku cinta,” katanya. Ia selalu berdoa agar dirinya dipenuhi cinta kasih kepada sesama. Dominikus mendesak para imam Dominikan untuk membaktikan diri pada pendalaman Kitab Suci dan doa. Tidak seorang pun pernah melakukannya lebih dari St. Dominikus dan para pengkhotbahnya dalam menyebarluaskan devosi Rosario yang indah. St. Dominikus seorang pengkhotbah ulung, sementara St. Fransiskus dari Assisi seorang imam miskin yang rendah hati. Mereka berdua bersahabat erat. Kedua ordo mereka yaitu Dominikan dan Fransiskan membantu umat Kristiani hidup lebih kudus. Para imam Dominikan mendirikan biara-biara di Paris - Perancis, Madrid - Spanyol, Roma dan Bologna - Italia. Semasa hidupnya Dominikus juga melihat ordo yang didirikannya berkembang hingga ke Polandia, Skandinavia dan Palestina. Para imam Dominikan juga pergi ke Canterbury - London, dan Oxford di Inggris. Santo Dominikus wafat di Bologna pada tanggal 7 Agustus 1221. Sahabat dekatnya, Kardinal Ugolino dari Venisia kelak menjadi Paus Gregorius IX. Ia menyatakan Dominikus sebagai orang kudus pada tahun 1234. Dominikus, pendiri Ordo Para Pengkotbah; lahir di Kalaruega Spanyol (1170); dan wafat di Bologna Italia (1221); A: milik Tuhan; B: 181 Domenico, Domingo, Domi (♂); Dominique (♀); L: bintang dan anjing dengan obor dimoncong; atau Bunda Maria sedang menyerahkan rosario kepada seorang biarawan berjubah putih, dengan mantol hitam; P: 8 Agustus. SANTO DOMINIKUS SILOS (20 Desember 1073) Dominikus, seorang anak Spanyol penggembala domba, dilahirkan pada awal abad kesebelas. Ia melewatkan sebagian besar waktunya seorang diri dengan ditemani kawanan dombanya di lembah pegunungan Pyrenees. Di sanalah ia mulai mencintai doa. Segera Dominikus menjadi seorang biarawan, seorang biarawan yang amat baik. Ia diangkat menjadi abbas (artinya pemimpin biara) dan membawa banyak kemajuan bagi biaranya. Tetapi, suatu hari Raja Garcia III dari Navarre, Spanyol menyatakan bahwa sebagian dari harta milik biara adalah miliknya. St. Dominikus menolak memberikannya kepada raja. Ia berpendapat bahwa tidaklah benar menyerahkan harta milik Gereja kepada raja. Keputusannya ini membuat raja amat murka. Ia memerintahkan Dominikus untuk segera meninggalkan kerajaannya. Abbas Dominikus serta para biarawannya disambut dengan hangat oleh seorang raja lain, Ferdinand I dari Castile. Ferdinand mengatakan bahwa mereka boleh menempati suatu biara tua yang dikenal sebagai biara St. Sebastianus 182 di Silos. Biara ini terletak di suatu daerah yang terpencil dan dalam keadaan rusak parah. Tetapi dengan Dominikus sebagai kepala biaranya, segera saja biara tersebut berubah penampilannya. Malahan, Dominikus menjadikannya sebagai salah satu biara yang paling terkenal di seluruh Spanyol. St. Dominikus mengadakan banyak mukjizat dengan menyembuhkan berbagai macam penyakit. Bertahun-tahun setelah kematiannya, St. Dominikus menampakkan diri kepada seorang isteri dan ibu. Nama wanita itu ialah Yoana, sekarang dikenal sebagai Beata Yoana dari Aza. St. Dominikus mengatakan kepadanya bahwa Tuhan akan mengirimkan seorang anak laki-laki lagi kepadanya. Ketika puteranya itu lahir, Yoana memberinya nama Dominikus sebagai ungkapan rasa syukurnya. Dominikus inilah yang kelak menjadi St. Dominikus yang agung, pendiri Ordo Dominikan. St. Dominikus dari Silos wafat pada tanggal 20 Desember 1073. DOMINIKUS († 1060) Menjadi imam karena jabatan itu dibeli oleh orang tuanya. Namun ia merasa tidak pada tempatnya, sehingga mencari tempat sepi dan bertapa keras. Kemudian ia menjadi pemimpin biara di Frontale Italia. P: 14 Oktober SANTO DOMINIKUS SAVIO (2 April 1842-9 Maret 1857) 183 Santo Dominikus Savio adalah santo pelindung remaja, khususnya remaja putra. Ia juga diangkat menjadi pelindung paduan suara remaja putra, pelindung remaja yang diperlakukan tidak adil serta pelindung bagi mereka yang tak bersalah tetapi dikenai tuduhan palsu. Jadi, jika kalian punya masalah dengan teman-teman sebayamu, atau gurumu, atau orangtuamu, atau masalah remaja lainnya, janganlah ragu-ragu untuk memohon bantuan doa darinya. MASA KECIL Dominikus Savio (Dominic artinya milik Tuhan) dilahirkan pada tanggal 2 April 1842 di Riva, Chieri, Italia. Ia adalah seorang dari kesepuluh putra-putri pasangan Carlo dan Birgitta Savio. Ayahnya seorang pandai besi sementara ibunya seorang penjahit. Sejak masa kecilnya, Dominikus amat mengasihi Tuhan. Suatu hari, saat usianya baru empat tahun, Dominikus menghilang. Ibunya, yang dengan cemas mencarinya, akhirnya mendapatkan puteranya itu di sudut ruangan dengan tangannya terkatup dan kepalanya tertunduk. Ia khusuk berdoa! Pada usia lima tahun, setelah memohon dengan sangat, Dominikus diijinkan untuk menjadi Putera Altar dan ketika usianya tujuh tahun, ia 184 diperkenankan untuk menerima Komuni Kudus-nya yang Pertama. Karena keluarganya miskin, Dominikus harus berjalan pulang balik sejauh 6 mil (± 9.6 km) setiap hari agar dapat bersekolah di kota terdekat. Suatu hari ketika gurunya sedang tidak berada di kelas, dua orang anak lelaki membawa masuk banyak sekali salju dan sampah serta menyumpalkannya ke dalam satu-satunya tungku pemanas ruangan. Ketika Pak Guru kembali, ia menjadi sangat marah. Kedua anak tersebut ketakutan, mereka mengatakan bahwa Dominikus-lah yang telah melakukannya. Pak Guru memaki-maki Dominikus dengan kata-kata yang keras dan tajam. Ia juga menambahkan jika saja ini bukan perbuatannya yang pertama, tentulah Dominikus telah diusirnya. Dominikus tidak mengatakan sepatah kata pun untuk membela diri. Ia berdiri di depan kelas dengan kepala tertunduk. Keesokan harinya, tahulah Pak Guru apa yang sebenarnya telah terjadi. Segera ia menemui Dominikus dan bertanya mengapa ia tidak membela diri. Dominikus mengatakan bahwa ia khawatir Pak Guru akan mengeluarkan kedua anak nakal tersebut, padahal ia ingin sekali mereka diberi kesempatan. “Lagipula,” katanya, “saya ingat bahwa Yesus juga dituduh secara tidak adil dan Ia diam saja.” ORATORIO ST. YOHANES BOSCO Ket ika Santo Yohanes Bosco (biasa dipanggil Don Bosco) mencari tunas-tunas muda untuk dididik sebagai imam dalam Serikat Salesian, imam paroki di mana Dominikus tinggal menawarkan Dominikus kepadanya. Don Bosco mengujinya terlebih dahulu dan setelah pertanyaan-pertanyaannya selesai, 185 Dominikus balik bertanya, “Bagaimana pendapat Romo tentang saya?” “Menurut saya, engkau adalah bahan yang bagus,” jawab Don Bosco dengan senyum lebar. “Baiklah, Romo adalah seorang tukang jahit yang hebat, jika bahannya memang bagus, ambillah saya dan jadikan saya jubah yang indah bagi Tuhan!” Demikianlah, bulan Oktober 1854, pada usia dua belas tahun, Dominikus diterima sebagai murid di Oratorio St. Fransiskus dari Sales di Turin. Di Oratorio, Dominikus dikenal oleh temanteman serta para gurunya sebagai seorang anak yang periang, ramah, serta teliti. Walaupun masih anak-anak, ia dikaruniai Tuhan karunia-karunia rohani yang jauh melebihi usianya: mengenali mereka yang membutuhkan pertolongan, mengenali kebutuhan rohani orang-orang di sekitarnya, serta dikarunia kemampuan untuk bernubuat. Dominikus memperoleh kasih sayang serta hormat dari temantemannya dan juga dari para imam. Dominikus tidak suka memaksakan kehendaknya serta tidak suka menonjolkan pendapat pribadinya, tetapi ia tidak akan takut untuk menentang segala yang salah dan selalu dapat memberikan alasan mengapa suatu tindakan dianggapnya salah. Suatu ketika, Dominikus secara tidak sengaja mendengarkan rencana dua orang temannya yang hendak berkelahi dengan saling melempar batu. Dominikus berusaha sebaik-baiknya berbicara dengan mereka untuk membatalkan pertarungan yang berbahaya itu. Namun demikian, tampaknya tidak ada lagi yang dapat membujuk kedua anak itu untuk mengurungkan niat mereka. Bisa saja Dominikus melaporkan mereka kepada guru mereka, tetapi ia pikir hal itu hanya akan menunda perkelahian tanpa menyelesaikan masalah. 186 Dominikus berhasil membujuk kedua temannya itu untuk menerima satu syarat rahasia darinya, yang akan dikatakan Dominikus sesaat sebelum perkelahian dimulai. Maka, pergilah Dominikus dengan kedua temannya itu. Ia membantu mereka mengumpulkan batu-batu guna persiapan perkelahian. Ketika semuanya sudah siap, Dominikus mengacungkan sebuah salib kepada mereka seraya berkata, “Kalian berdua, sebelum kalian berkelahi, pandanglah salib ini dan katakanlah, `Yesus Kristus tidak berdosa dan Ia wafat dengan memaafkan pembunuh-pembunuhNya. Saya seorang berdosa, dan saya hendak menyakiti Yesus dengan tidak memaafkan musuhmusuh saya.' Setelah berkata demikian, terlebih dahulu lemparkanlah batu pertama kalian kepadaku. Itulah persyaratanku.” “Tetapi Dominik, kamu tidak pernah menyakiti aku atau pun bersalah kepadaku. Kamu adalah temanku,” protes mereka. “Kamu tidak akan menyakiti aku, yang hanya seorang manusia yang lemah. Tetapi kamu, dengan tindakantindakanmu itu, akan menyakiti Yesus Kristus yang adalah Tuhan?” Kedua temannya itu menundukkan kepala mereka karena malu dan menjatuhkan batu-batu mereka. Mereka saling memaafkan dan berjanji untuk menerima Sakramen Tobat. INGIN MENJADI KUDUS Dominikus Savio bertekad untuk menjadi seorang kudus. Ia pergi ke kapel untuk berdoa. Ia menolak untuk bermain dengan teman-temannya, mukanya pun diubah menjadi muram dan serius. Dua hari lamanya Dominikus bersikap demikian. Hingga, Don Bosco memanggilnya dan bertanya apakah ia sedang sakit. “Tidak,” kata Dominikus, 187 “sungguh saya dalam keadaan sehat dan bahagia.” “Jika demikian, mengapa kamu tidak mau bermain seperti biasanya? Mengapa mukamu demikian muram?” “Saya ingin menjadi kudus, Romo.” Don Bosco memuji ketetapan hatinya tetapi menasehati Dominikus untuk senantiasa gembira dan tidak merasa khawatir; melayani Tuhan adalah jalan menuju kebahagiaan sejati. Nasehat Don Bosco membuahkan hasil. Dominikus menjadi teladan sukacita bagi temantemannya. Suatu hari, saat ia menyambut seorang anak baru di Oratorio, ia menjelaskan programnya. “Di sini kita mencapai kekudusan dengan hidup penuh sukacita. Kita menghindarkan diri dari dosa -yaitu pencuri besar yang merampok rahmat Tuhan bagi kita serta merampas kedamaian hati; kita tidak melalaikan tugas, serta mencari Tuhan dengan segenap hati. Mulailah dari sekarang dan jadikan kata-kata ini moto hidupmu: Servite Domino in laetitia: Layanilah Tuhan dengan sukacita yang kudus.” CINTA AKAN SAKRAMEN-SAKRAMEN GEREJA Pengalaman membuktikan bahwa sumber pertolongan rohani terbesar diperoleh dari Sakramen Tobat dan Sakramen Ekaristi. Anak-anak yang menerima kedua sakramen ini secara teratur bertumbuh mencapai kedewasaan rohani. Dengan demikian hidup mereka menjadi teladan hidup Kristiani. Sebelum bersekolah di Oratorio, Dominikus biasa menerima Sakramen Tobat dan Sakramen 188 Ekaristi seminggu sekali. Sejak di Oratorio, ia melakukannya lebih sering. Suatu hari Dominikus mendengarkan khotbah Don Bosco: “Anak-anak, jika kalian ingin menjaga diri agar senantiasa berada di jalan menuju Surga, saya nasehatkan kalian agar sesering mungkin menerima Sakramen Tobat dan Sakramen Ekaristi. Pilihlah seorang Bapa Pengakuan kepada siapa kamu dapat mengungkapkan dirimu secara bebas dan, jika bukan karena hal mendesak, janganlah berganti-ganti Bapa Pengakuan.” Dominikus memilih seorang Bapa Pengakuan baginya. Pada awalnya ia mengakukan dosanya dua minggu sekali, kemudian seminggu sekali. Selesai menerima Sakramen Tobat, Dominikus diperbolehkan menerima Sakramen Ekaristi. Bapa Pengakuannya yang melihat perkembangan rohani Dominikus yang demikian pesat, menyediakan waktu untuk berbicara dengannya tiga kali seminggu. Di akhir tahun, ia mengijinkan Dominikus untuk menerima Komuni setiap hari! Dominikus amat senang, katanya: “Jika saya merasa sedih dan khawatir, saya akan pergi kepada Bapa Pengakuan saya. Dialah yang akan menunjukkan Kehendak Tuhan bagi saya; karena Yesus Kristus sendiri telah menyatakan bahwa Bapa Pengakuan berbicara dengan Suara Allah. Juga, ketika saya menginginkan sesuatu yang amat penting, saya pergi menerima Komuni Kudus. Saya menerima Tubuh yang sama dengan yang ditawarkan Tuhan bagi kita di Salib, bersama dengan Darah-Nya yang Mulia, Jiwa-Nya dan Ke-Allahan-Nya. Apakah lagi yang masih saya inginkan untuk melengkapi kebahagiaan saya, selain dari saat saya kelak berhadapan muka dengan muka dengan-Nya, yang sekarang ini saya lihat di altar hanya dengan mata iman?” 189 Sebelum Komuni Pertamanya, Dominikus membuat empat janji yang ditulisnya dalam sebuah buku kecil. Janji-janjinya itu seringkali dibacanya kembali. Tulisnya: Saya akan menerima Sakramen Tobat dan Sakramen Ekaristi sesering mungkin. Saya akan berusaha memberikan hari Minggu serta hari-hari libur sepenuhnya untuk Tuhan. Sahabat terbaikku ialah Yesus dan Maria. Lebih baik mati daripada berbuat dosa. Janji keempat akan menjadi moto Dominikus sepanjang hidupnya. Beberapa kali ia memohon pada Tuhan untuk mengijinkannya meninggal sebelum ia sempat menyakiti Tuhan dengan melakukan dosa berat. CINTA AKAN LAKU SILIH Dengan semangat jiwanya, Dominikus memutuskan untuk makan hanya roti dan minum hanya air tawar setiap hari Sabtu demi menghormati Bunda Maria. Tetapi, Don Bosco melarangnya. Kemudian ia berkeinginan untuk berpuasa selama Masa Advent. Baru seminggu ia melakukannya, Don Bosco akhirnya mengetahui apa yang sedang dilakukannya dan menyuruhnya berhenti berpuasa. Ia mohon, setidak-tidaknya ia diijinkan untuk tidak sarapan, tetapi itu pun tidak diperbolehkan. Semua laku silih badani itu akan berakibat buruk bagi kesehatannya yang kurang baik. Karena berpuasa dan berpantang dilarang, Dominikus mencari cara lain untuk melakukan silih. Ia meletakkan batu-batu serta ranting-ranting di tempat tidurnya sehingga ia tidak dapat tidur dengan nyaman. Ia juga ingin mengenakan baju 190 kasar. Tetapi, itu pun dilarang. Dominikus mencari akal lain. Selama musim dingin ia tetap mengenakan selimut musim panas yang tipis. Suatu hari, Dominikus sakit dan harus tinggal di tempat tidur. Don Bosco datang menjenguknya. Dilihatnya bahwa Dominikus hanya mengenakan selimut tipis. “Apa maksudnya ini? Kamu ingin mati kedinginan?” “Tidak, Romo. Saya tidak akan mati kedinginan. Yesus di palungan dan di atas salib mengenakan kurang dari yang saya kenakan sekarang ini.” Meskipun begitu, Dominikus dilarang keras melakukan laku silih badani apa pun tanpa ijin Don Bosco. Perintah ini ditaatinya, walau dengan hati sedih. “Saya sungguh tidak tahu harus bagaimana. Tuhan bersabda bahwa tanpa silih, kita tidak dapat sampai ke Surga dan sekarang saya dilarang melakukan silih apapun; alangkah kecilnya kesempatan saya untuk masuk Surga!” “Silih yang diminta Tuhan darimu ialah ketaatan,” jawab Don Bosco “Tidakkah saya diperbolehkan melakukan silih yang lain juga?” pintanya “Ya, menerima dengan sabar segala penghinaan serta menanggung dengan tabah segala cuaca: panas, dingin, hujan dan angin; jika kamu lelah janganlah bersikap buruk; jika kamu sakit, tetaplah bersyukur kepada Tuhan.” “Tetapi, hal-hal demikian sudah termasuk dalam laku silih yang pokok.” “Jika demikian, kerjakanlah segala sesuatu dengan penuh sukacita, bersedialah menanggung segala sesuatu demi cintamu kepada Tuhan, maka pastilah kamu beroleh belas kasih daripada-Nya.” Dominikus merasa puas dengan jawaban itu dan ia pergi dengan gembira. 191 PENGENDALIAN DIRI Merupakan suatu perjuangan yang berat bagi Dominikus untuk mengendalikan pandangan matanya, karena perangainya yang lincah dan suka mengamati. Ia menceritakan kepada seorang teman bahwa pertama kali ia melatihnya, perjuangannya demikianlah hebat hingga membuat kepalanya sakit. Namun demikian, pada akhirnya, ia berhasil menguasai matanya sepenuhnya hingga mereka yang mengenalnya memberikan kesaksian bahwa tak pernah sekali pun Dominikus menggunakan matanya untuk melihat barang sekilas saja pemandangan yang tidak layak. “Mata kita,” demikian katanya kepada temantemannya, “adalah jendela. Seperti kalian hanya perlu melihat apa yang ingin kalian lihat lewat jendela, demikian jugalah dengan mata; mata akan menunjukkan kepada kita malaikat terang atau setan kegelapan, kedua-duanya berebut untuk menguasai jiwa kita.” Suatu hari, seorang anak membawa ke sekolah sebuah majalah dengan banyak gambargambar tidak sopan. Sekejap saja anak-anak lelaki segera bergerombol di sekelilingnya ingin melihat juga gambar-gambar itu. “Ada apa, ya?” Dominikus bertanya-tanya, dan ia pun pergi untuk melihatnya. Sekilas pandang saja sudah cukup baginya. Dirampasnya majalah itu dan dirobek-robeknya! “Apa yang kalian pikirkan? Tuhan memberi kita mata sehingga kita dapat mengagumi keindahan karya-Nya; dan kalian menggunakannya, atau lebih tepat menyalahgunakannya, untuk melihat gambargambar yang mengerikan ini. Apakah kalian lupa akan apa yang sering dikatakan Tuhan: satu pandangan yang tidak benar saja dapat mengotori 192 jiwa kita? Dan sekarang kalian memanjakan mata kalian dengan gambar-gambar cemar itu!” “Oh,” protes seorang anak, “ini hanya sekedar untuk bersenang-senang.” “Untuk bersenang-senang. Dan sementara itu kalian mempersiapkan diri kalian ke neraka!” “Memangnya, apa sih salahnya melihat-lihat gambar ini?” protes teman yang lain. “Bahkan lebih parah. Dengan tidak merasa bersalah, melainkan merasa diri benar, kalian telah memperbesar dosa kalian. Tidak tahukah kalian bahwa nabi Ayub, meskipun sudah tua dan rapuh, menyatakan bahwa ia mengadakan perjanjian dengan matanya agar matanya tidak memandang hal lain selain dari yang suci dan kudus?” Tidak ada seorang pun yang berkata-kata lagi. Mereka semua sadar bahwa Dominikus benar. Selain mengendalikan matanya, Dominikus juga menjaga lidahnya. Ketika orang lain berbicara, tak peduli pembicaraannya sesuai atau tidak sesuai dengan pendapat pribadinya, Dominikus selalu bersedia mendengarkan. Malahan seringkali ia menghentikan pembicaraannya sendiri untuk memberi kesempatan pada yang lain untuk berbicara. Lebih dari itu, jika seorang temannya mencari perkara dengannya, ia akan menahan diri dan menjaga lidahnya. Suatu hari, Dominikus mengingatkan seorang anak yang memiliki kebiasaan buruk. Bukannya menerima nasehat dan memperbaiki sikapnya, anak itu malahan marah, memaki, memukul-mukul serta menyepak Dominikus. Mudah saja bagi Dominikus untuk membalasnya karena dia lebih besar serta lebih kuat dari anak itu. Tetapi Dominikus memilih untuk memikul Salib Kristus. Meskipun wajahnya memerah, ia menguasai dirinya dan berkata: “Kamu 193 telah bersikap buruk kepadaku, tetapi aku memaafkanmu. Berusahalah untuk tidak bersikap demikian terhadap yang lain.” Pada musim dingin, Dominikus menderita gatal-gatal pada tangannya. Bagaimanapun sakit rasanya, Dominikus tidak pernah mengeluh. Malahan, tampaknya ia bergembira karenanya. “Semakin besar,” katanya, “akan semakin baik bagi kesehatan,” dan `kesehatan' yang dimaksudkan olehnya adalah kesehatan jiwa. Dominikus juga tidak pernah mengeluh tentang cuaca, atau peraturanperaturan sekolah atau pun makanan di asrama. Sesungguhnya saat makan adalah kesempatan baginya untuk melakukan silih. Dengan senang hati ia akan menerima potongan-potongan makanan yang ditolak anak-anak lain karena terlalu asin, atau kurang asin, atau terlalu matang, atau pun kurang matang. Dominikus mengatakan bahwa makanan tersebut sungguh sesuai dengan seleranya. Di waktu luangnya, Dominikus membersihkan sepatu, menyikat baju teman-temannya, menyapu, melayani mereka yang sakit serta melakukan pekerjaan-pekerjaan kecil lainnya dengan segala kerendahan hati: “Semua orang melakukan apa yang mampu dilakukannya. Saya tidak mampu melakukan hal-hal yang besar, tetapi saya mau melakukan segala sesuatu, bahkan hal-hal yang remeh sekali pun, demi kemuliaan Tuhan; dan saya berharap dalam Belaskasih-Nya yang Tak Terbatas, Tuhan akan memandang dengan penuh belas kasih segala usaha saya yang tak berarti ini.” Jadi, menyantap makanan yang tidak disukainya, mengorbankan apa yang disukainya, menjaga matanya dari pandangan yang tidak baik, mengorbankan keinginannya sendiri, rela menanggung penderitaan baik mental maupun fisik; 194 hal-hal itulah yang menjadi laku silih Dominikus sepanjang hari dan setiap hari. Dengan penuh semangat ia rela mati bagi dirinya sendiri agar Kristus dapat tinggal di dalamnya. Dengan tekun Dominikus berusaha sebaik-baiknya, bahkan dalam kesempatan terkecil sekali pun, untuk menyempurnakan keutamaan-keutamaannya di hadapan Tuhan. PEDOMAN HIDUPNYA • melaksanakan kewajibannya sebagai seorang murid. • bersikap baik terhadap teman-teman yang karakternya kurang menyenangkan • menyantap semua hidangannya pada saat makan tanpa menyingkirkan atau membuang sesuatu pun • belajar semua mata pelajaran, bahkan yang tidak menarik • rendah hati ketika teman-teman lain lebih hebat dari saya • tidak berkeluh kesah tentang cuaca, sebaliknya, bersyukur kepada Tuhan • riang dan gembira ketika cenderung bersikap sebaliknya • dalam setiap kesempatan menunjukkan kasih kepada Yesus Kristus DOA DAN NUBUAT Salah satu dari sekian banyak karunia yang dilimpahkan Tuhan kepada Dominikus adalah karunia berdoa. Bahkan dalam permainan yang paling ribut sekali pun, pikirannya tertuju kepada Tuhan dan hatinya diangkatnya dalam doa. Suatu ketika Dominikus menghilang dari pagi sampai saat makan malam. Don Bosco yang mencarinya, 195 akhirnya menemukan muridnya itu di gereja, khusuk dalam doa. Ia sudah berada di sana selama enam jam, namun pikirnya Misa pagi masih belum selesai! Dominikus menyebut saat doa yang khusuk dan mendalam itu sebagai “penghiburanku.” Dalam salah satu `penghiburan' itu, Dominikus melihat suatu dataran luas yang diselimuti kabut dengan banyak orang meraba-raba dalam kabut. Kepada mereka datanglah sosok dengan jubah paus membawa obor yang menerangi sekitarnya, dan suatu suara mengatakan, “Obor ini adalah iman Katolik yang akan membawa terang bagi rakyat Inggris.” Atas permintaan Dominikus, Don Bosco melaporkannya kepada Paus Pius IX. Paus mengatakan bahwa penglihatan itu meneguhkan niatnya untuk memberi perhatian khusus kepada Inggris. DEVOSINYA KEPADA BUNDA MARIA Dominikus memiliki devosi yang mendalam kepada Bunda Maria. Setiap hari ia melakukan laku silih untuk menghormatinya. Setiap kali memasuki gereja, Dominikus berlutut di altar serta berdoa, “O, Bunda Maria. Aku berharap untuk selalu menjadi anakmu. Perolehkanlah bagiku rahmat agar aku lebih memilih mati daripada berbuat dosa dan melanggar kesucian.” Satu tahun sebelum ajalnya ia berkata kepada Don Bosco: "Romo, saya ingin melakukan sesuatu untuk Bunda Maria. Tetapi saya harus melakukannya dengan segera, karena jika tidak, saya takut semuanya akan terlambat." Maka atas persetujuan Don Bosco, Dominikus membentuk perkumpulan remaja yang diberinya nama "Persaudaraan Sejati dalam Bunda Maria yang Dikandung Tanpa Dosa". Tujuan perkumpulannya adalah membantu teman-teman yang lain agar 196 dapat lebih dekat dan akrab dengan Tuhan Yesus, sama seperti yang selalu dilakukan oleh Bunda Maria. Di samping kegiatan-kegiatan rohani, mereka menyapu, membersihkan sekolah serta memperhatikan anak-anak yang kurang diperhatikan oleh anak-anak lain. Perkumpulan itu berhasil, sampai sekarang masih ada dan berkembang. Setelah kematiannya, Dominikus menampakkan diri kepada St. Yohanes Bosco, guru sekaligus romonya yang terkasih. Don Bosco bertanya kepadanya hiburan terbesar apa yang didapatnya saat kematiannya. Dominikus menjawab: "Hiburan terbesar yang saya terima saat kematian saya adalah pertolongan dari Bunda Tuhan yang penuh kuasa dan kasih. Tolong sampaikan kepada teman-teman agar tidak lupa berdoa kepada Bunda Maria setiap hari sepanjang hidup mereka." AKHIR HIDUPNYA Kesehatan Dominikus tidak pernah prima. Pada bulan Maret 1857 ia jatuh sakit dan dikirim pulang ke rumahnya di Mondonio. Kesehatannya semakin memburuk. Dokter menyatakan ia menderita radang paru-paru / Tuberculosis . Cara pengobatan pada masa itu ialah dengan merobek pembuluh darah dan membiarkan `kelebihan' darah mengalir keluar. Dalam kurun waktu empat hari, dokter telah mengiris lengannya sepuluh kali. Bukannya menyembuhkan, mungkin hal itu malahan mempercepat kematiannya. Imam dipanggil untuk memberikan Sakramen Terakhir. Dominikus meminta ayahnya mendaraskan doa-doa bagi mereka yang menjelang ajal. Ketika doa hampir selesai didaraskan, Dominikus mencoba duduk. “Selamat tinggal, ayah.” bisiknya, “Romo mengatakan sesuatu padaku……tetapi aku tidak ingat 197 apa…..” Tiba-tiba wajahnya bersinar. Dominikus tersenyum bahagia serta penuh sukacita. “Alangkah indahnya apa yang aku lihat!” Kemudian Dominikus tidak berkata-kata lagi. Ia meninggal dengan tenang di rumahnya pada tanggal 9 Maret 1857 dalam usia empat belas tahun. Jenasah Dominikus dimakamkan di Basilika Maria Pertolongan Orang Kristen di Turin, tak jauh dari makam pembimbingnya kelak, St. Yohanes Bosco. Setelah kematiannya, St. Yohanes Bosco menuliskan riwayat hidup Dominikus sehingga gereja memproses kanonisasinya. Dalam sejarah gereja, Dominikus Savio merupakan orang kudus bukan martir yang termuda (belum genap 15 tahun) yang dikanonisasi. Dominikus Savio dibeatifikasi oleh Venerabilis Paus Pius XII pada tahun 1950 dan pada tanggal 12 Juni 1954 dikanonisasi oleh Paus yang sama. Pesta Santo Dominikus Savio dirayakan setiap tanggal 6 Mei. “Seorang remaja seperti Dominikus, yang dengan gagah berani berjuang mempertahankan kekudusannya sejak dari Pembaptisan hingga akhir hayatnya, adalah sungguh seorang kudus.” ~ Paus St. Pius X "Saya tidak mampu melakukan hal-hal besar, tetapi saya mau melakukan segala sesuatu, bahkan hal-hal remeh sekali pun, demi kemuliaan Tuhan.” ~ Santo Dominikus Savio DONATIAN († 260) Adalah seorang magang B baptis yang dipermandikan dalam penjara di Kartago Tunisia, lalu dihukum mati. P: 6 Mei 198 DONATUS (830-876) Donatus berasal dari Irlandia dan menjadi uskup di Fiesole Italia. Ia menulis riwayat hidup Santa Brigida. A: yang diberi (L); P: 22 Oktober DON PASCHOAL (1585) Adalah seorang pangeran Jawa dari keluarga raja Blambangan. Tak lama sesudah dibaptis, ia digodai putrid kerajaan yang masih sepupu sendiri untuk berbuat mesum. Don Paschola menolak wanita itu. Putri itu kemudian mengadukan dan memfitnahnya pada raja. Raja memerintahkan supaya Don Paschoal dibunuh. Mayatnya dikebumikan dalam gereja Blambangan, tetapi kemudian dibawa oleh para pastor Fransiskan ke gereja di Malaka. (Salah satu dari Orang-orang Kudus di Indonesia) DOROTEA (1347-1394) Setelah suaminya meninggal, ibu dari 9 anak ini membiarkan diri dikunci dalam ruangan yang sempit di Ktedral Marienwerder (Jerman Timur). Ditempat inilah ia di karuniai rahmat persatuan dengan Tuhan B: Dora; P: 25 Juni DOROTEA dari KAISAREA († 303) 199 Dalam berbagai buku kisah umat Kristen awal, dapat dijumpai banyak nukilan cerita tentang para saksi iman, yang tanpa rasa takut sedikit pun rela menyerahkan diri ketangan para algojo. Diantara mereka adalah kisah seorang gadis bernama Dorotea dari kota Kaisarea . Dorotea dimejahijaukan karena percaya kepada Jesus. Hakim membujuk gadis itu, agar mau menyembah berhala. Kalau tidak bersedia ia akan disiksa. “Cepat-cepatlah saja tuan hakim, supaya saya segera dapat memuji Tuhan di surga,” kata Dorotea kepadanya. Tetapi Teofilus, pengawal penjara mendengar permintaan itu, ia mencibir dan mengejeknya: “Kalau telah sampai disana, tolong kirimkanlah buah dan bunga, anak manis.” Tak lama kemudian, Dorotea menghadap Bapa di surga setelah mengalami siksaan keji dan lehernya ditebas oleh sebilah pedang. Malam itu juga, seorang bocah menampakkan diri secara ajaib kepada Teofilus. Anak itu menjinjing sekeranjang buah, walaupun belum musimnya, dan sebakul kembang mawar segar meskipun sedang musim dingin. “Ini kiriman dari Dorotea”’ kata bocah itu yang segera hilang dan lenyap. Melihat itu Teofilus (P: 6 Februari) yang sebelumnya telah menyiksa banyak orang Kristen sampai mati, bertobat dan percaya kepada Kristus, Kemudian ia sendiri dibunuh demi imannya ditempat yang sama. Dorotea, martir; meninggal ±303 pada masa pengejaran orang Kristen oleh Kaisar Diokletianus. B: Tea; L: seorang pemudi membawa keranjang penuh buah atau bunga mawar. Dorotea dihormati sebagai pelindung para petani dan pedagang buah; P: 6 Februari 200 DUNS SCOTUS OFM (1265-1308) Mahaguru teologi termasyur di Oxford, Cambridge dan Paris itu terkenal pula sebagai pengkotbah yang menjunjung tinggi sakramen ekaristi. Ia membela ajaran mengenai Maria ‘yangdikandung-tanpa-noda-dosa’ (immaculata), sehingga dijuluki ‘Doctor Marianus’. Karena tegas-tegas membela kebebasan Gereja dari kendali raja Perancis, ia terpaksa dindahkan ke Koln. Di kota itulah dia meninggal, setelah menertibkan biara suster – suster yang menganut paham karismatis secara keterlaluan. P: 14 Nopember DUNSTAN (909-988) Dibuang oleh raja Inggeris. Tetapi setelah raja digantikan, ia dipanggil kembali menjadi uskup agung Canterbury. Biarawan Benediktin inilah pembaharu Gereja dan tertib hidup biara di Inggeris. Ia juga terkenal sebagai penyanyi lagu-lagu gerejani yang sangat merdu, sehingga orang mengira ia langsung menghadap Tuhan P: 19 Mei E SANTA EANSWIDA († 31 Agustus 640) Eanswida hidup pada abad ketujuh. Ia adalah cucu St Ethelbert, raja Kristen pertama dalam kerajaan Inggris. Ayahnya adalah Pangeran Edbald. Pada mulanya, Edbald bukanlah seorang religius, 201 tetapi ia banyak belajar mengenai kekristenan dari puterinya. Eanswida seorang gadis yang saleh pun menarik. Ayahnya telah memilihkan seorang calon suami yang baik untuknya, seorang pangeran kafir dari Northumbria. Eanswida sama sekali tidak senang. Ia menolak menikah dengan suatu gurauan yang halus, agar jangan sampai menyinggung hati ayahnya. Edbald menghormati keinginan puterinya dan ayahnya itu mengejutkan semua orang ketika ia mengijinkan puterinya untuk memulai suatu biara bagi para biarawati. Puteri Eanswida adalah seorang biarawati yang riang gembira. Ia hidup sederhana dan dalam doa seperti para biarawati lainnya. Ia menghabiskan seluruh sisa hidupnya dalam matiraga dan doa bagi dirinya sendiri dan bagi segenap rakyat negerinya. Eanswida wafat pada tanggal 31 Agustus tahun 640. Kaum Danes di kemudian hari menghancurkan biaranya, tetapi para biarawan Benediktin mendirikan biara kembali pada tahun 1095. EDITH atau ELFRIDA (961-984) Adalah puteri tak sah raja Edgar dari Inggeris (944-975; P: 8 Juli) yang membaharui hidup Kristiani di Inggeris Selatan. Sejak kecil ia dititipkan dan dibesarkan dalam biara. Edith tidak mau menjadi pimpian biara karena senang melayani semua penghuni biara. L: seorang putrid raja yang melayani orang sakit; P: 16 September SANTA EDITH STEIN ~ SANTA TERESA BENEDIKTA dari SALIB (12 Oktober 18911942) 202 “Kita membungkuk hormat di hadapan kesaksian hidup dan mati Edith Stein, seorang puteri Israel yang luar biasa dan sekaligus seorang puteri Ordo Karmelit, Suster Teresa Benedikta dari Salib, suatu pribadi yang mempersatukan dalam kehidupannya yang kaya, suatu perpaduan dramatis dari abad kita. Perpaduan dari suatu sejarah yang penuh luka mendalam yang masih menyakitkan … dan juga perpaduan akan kebenaran penuh mengenai manusia. Semuanya ini menyatu dalam sebentuk hati yang terus-menerus gelisah dan tak tenang hingga akhirnya ia beroleh istirahat dalam Tuhan.” ~ Paus Yohanes Paulus II, Beatifikasi Edith Stein, Cologne, 1 May 1987 JITSCHEL Edith Stein adalah yang bungsu dari total sebelas anak pasangan Yahudi-Ortodoks Siegfried Stein dan Auguste Courant Stein. Ia dilahirkan di Breslau pada tanggal 12 Oktober 1891, tepat saat keluarganya merayakan Yom Kippur, perayaan terpenting bangsa Yahudi, Hari Pendamaian Agung. Lebih dari segalanya, hal ini menjadikan si bungsu “Jitschel” amat berharga di mata ibunya. Dilahirkan pada hari istimewa pendamaian ini bagai suatu nubuat bagi Jitschel kecil, yang kelak menjadi seorang biarawati Karmelit. Ayah Edith, seorang pengusaha kayu, meninggal dunia mendadak ketika Edith beranjak dua tahun. Ibunya, seorang yang amat saleh, pekerja keras, berkemauan kuat dan sungguh seorang 203 perempuan yang mengagumkan, sekarang harus menghidupi dirinya sendiri, mengurus keluarga serta mengelola perusahaan kayu suaminya. Kesemuanya itu ditunaikannya dengan berhasil, namun demikian, ia tidak berhasil dalam memelihara iman yang hidup dalam diri anak-anaknya. Edith kehilangan imannya akan Tuhan. “Aku secara sadar memutuskan, atas kemauanku sendiri, untuk berhenti berdoa,” katanya. MAHASISWI Sejak masih amat muda usianya, Edith menunjukkan antusiasme dan kecemerlangan dalam belajar. Pada tahun 1911, Edith lulus cum laude dari ujian akhir sekolah. Ia melanjutkan kuliah di Universitas Breslau untuk belajar bahasa Jerman dan sejarah, meski ini hanya sekedar pilihan “sampingan”. Minatnya yang sesungguhnya adalah dalam bidang filsafat dan peran perempuan. Ia menjadi anggota Serikat Prussian untuk Hak Perempuan. Ia berjuang keras demi memperbaiki nasib perempuan. “Semasa di sekolah dan semasa tahun-tahun pertamaku di universitas,” tulisnya kemudian, “aku seorang aktivis yang radikal. Kemudian minatku hilang dalam segala urusan itu. Sekarang aku mencari solusi-solusi pragmatis yang murni.” Pada tahun 1913, Edith Stein pindah ke Universitas Göttingen dan belajar filsafat di bawah bimbingan Professor Edmund Husserl, seorang filsuf tersohor dan penggagas fenomenologi. Edith menjadi murid dan asisten pengajarnya, dan Husserl membimbingnya untuk meraih doktorat. Pada masa itu, 204 siapapun yang tertarik pada filsafat akan terpikat oleh pandangan realitas baru Husserl, di mana dunia seperti yang kita rasakan tidak hanya ada di jalan Kantian, dalam persepsi subyektif kita. Murid-muridnya melihat filsafat Husserl sebagai kembali ke obyek, “back to things”. Fenomenologi Husserl tanpa disadari menghantar banyak muridnya ke iman Kristiani. Di Göttingen, Edith juga bertemu dengan filsuf Max Scheler, yang mengarahkan perhatiannya ke Katolik Roma. Edith tidak melalaikan kuliah-kuliah “sampingan”nya dan lulus cum laude pada bulan Januari 1915, meski ia mengikutinya tanpa bimbingan dosen. “Aku tak lagi memiliki hidupku sendiri,” tulisnya di awal Perang Dunia Pertama, setelah menamatkan kursus perawat dan pergi melayani di sebuah rumah sakit lapangan Austria. Ini adalah masa yang sulit baginya, di mana ia merawat mereka yang sakit di bangsal tifus dan melihat orang-orang muda mati. Walau demikian, Edith bekerja sepenuh hati dan mendapatkan medali penghargaan atas keberanian dan pelayanannya yang tanpa pamrih. Ketika rumah sakit dibubarkan pada tahun 1916, ia mengikuti Husserl sebagai asistennya ke Freiburg, di mana ia lulus dari doktoratnya dengan summa cum laude pada tahun 1917 pada usia 25 tahun dan menerima gelar Doktor Filsafat setelah menyelesaikan tesis “Problem Empati.” Pada masa ini Edith pergi ke Katedral Frankfurt dan melihat seorang perempuan dengan keranjang belanja masuk ke dalam gereja untuk berlutut memanjatkan doa 205 singkat. “Ini sesuatu yang sama sekali baru bagiku. Di sinagoga-sinagoga dan di gerejagereja Protestan yang telah aku kunjungi, orang hanya pergi menghadiri kebaktian. Tetapi di sini, aku melihat seorang yang datang tepat dari keramaian pasar ke dalam gereja kosong ini, seolah ia hendak mengadakan suatu percakapan yang mesra. Ini sesuatu yang tak akan pernah aku lupakan.” Di akhir disertasinya ia menulis, “Ada orang-orang yang percaya bahwa suatu perubahan yang sekonyong-konyong terjadi atas diri mereka dan bahwa ini adalah karena rahmat Allah.” Edith Stein bersahabat baik dengan asisten Husserl di Göttingen, Adolf Reinach, dan isterinya. Ketika Reinach gugur pada bulan November 1917, Edith pergi ke Göttingen untuk mengunjungi jandanya. Suami isteri Reinach telah memeluk agama Protestan. Pada awalnya, Edith merasa canggung menemui janda muda ini, tetapi ia terkejut ketika sesungguhnya ia menjumpai seorang perempuan penuh iman. “Inilah perjumpaan pertamaku dengan Salib dan kuasa ilahi yang diberikan kepada mereka yang menanggungnya … itulah saat ketika ketidakpercayaanku hancur dan Kristus mulai menyinarkan terang-Nya atasku - Kristus dalam misteri Salib.” Di kemudian hari Edith menulis, “Apapun yang tidak sesuai dengan rencanaku sendiri sungguh berada dalam rencana Allah. Aku bahkan memiliki keyakinan yang terlebih mendalam dan terlebih teguh lagi bahwa tak suatupun yang sekedar kebetulan belaka apabila dilihat dalam terang Tuhan, bahwa 206 seluruh hidupku hingga ke hal-hal yang paling detil sekalipun telah dirancangkan bagiku dalam rencana Penyelenggaraan Ilahi dan memiliki makna yang sepenuhnya dan logis dalam pandangan Tuhan yang melihat semuanya. Jadi aku mulai bersukacita dalam terang kemuliaan di mana makna ini akan disingkapkan bagiku.” Pada musim gugur 1918, Edith Stein mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai asisten pengajar Husserl. Ia ingin bekerja mandiri. Baru pada tahun 1930 Edith bertemu kembali dengan Husserl setelah pertobatannya, dan ia berbagi iman dengannya, sebab ia ingin Husserl menjadi seorang Kristiani juga. Lalu Edith menuliskan kata-kata nubuat ini, “Setiap saat aku merasakan ketakberdayaanku dan ketakmampuanku untuk mempengaruhi orang secara langsung, aku menjadi semakin sadar akan perlunya `holocaust'ku sendiri.” Edith Stein mendamba gelar professor, suatu impian yang mustahil bagi seorang perempuan pada masa itu. Husserl menuliskan referensi berikut, “Andai karir akademis terbuka bagi kaum perempuan, maka aku akan merekomendasikannya dengan segenap hatiku dan sebagai pilihan pertamaku untuk gelar tersebut.” Edith akhirnya ditolak terutama karena ia seorang Yahudi. Sekembalinya ke Breslau, Edith Stein mulai menulis artikel-artikel mengenai dasar filosofis dari psikologi. Tetapi, ia juga membaca Perjanjian Baru, Kierkegaard dan Latihan Rohani St Ignatius dari Loyola. Ia merasa bahwa orang tak dapat sekedar membaca 207 sebuah buku macam itu, melainkan harus mengamalkannya. “INILAH KEBENARAN” Pada musim panas 1921, ia melewatkan beberapa minggu di Bergzabern (di Palatinate) di tempat Hedwig Conrad-Martius, seorang murid Husserl. Hedwig dan suaminya telah memeluk agama Protestan. Suatu sore, dari perpustakaan Hedwig, Edith mengambil secara acak sebuah buku yang ternyata adalah buku otobiografi St Theresia dari Avila, dan terus ia membaca buku tersebut sepanjang malam hingga fajar merekah. “Ketika aku selesai membaca, aku berkata kepada diriku sendiri: Inilah kebenaran!” Keesokan harinya, Edith membeli buku Misa dan Katekismus yang di hari-hari selanjutnya menjadi tumpuan perhatiannya. Ketika dirasa ia sudah cukup paham, Edith untuk pertama kalinya masuk ke sebuah Gereja Katolik dan dengan mudah mengikuti jalannya Misa. Ia ingin dibaptis segera; dan ketika Pastor Breitling mengatakan bahwa agar dapat dibaptis orang perlu persiapan untuk mengenal ajaran dan tradisi-tradisi Gereja, ia menjawab, “Ujilah saya!” Ini dilakukan pastor dan Edith lulus dengan cemerlang. “Edith, pernahkah engkau memohon rahmat iman sebelum engkau bertobat?” Jawabnya, “Terus-menerus mencari kebenaran itulah satu-satunya doaku.” Dan kepada seorang biarawati Benediktin sahabatnya, Edith menulis, “Barangsiapa mencari kebenaran, entah sadar atau tidak, ia mencari Tuhan.” 208 Pada tanggal 1 Januari 1922, Teresa Edith Stein menerima Sakramen Baptis dan Sakramen Komuni Pertama di Gereja Santo Martinus, Bergzabern. Hari itu adalah hari Peringatan Penyunatan Yesus, ketika Yesus masuk ke dalam perjanjian Abraham. Teresa Edith Stein berdiri dekat bejana baptis dengan mengenakan gaun pengantin putih milik Hedwig Conrad-Martius. Dengan dispensasi khusus Bapa Uskup, Hedwig menjadi wali baptisnya. “Aku meninggalkan agama Yahudiku ketika aku masih seorang gadis berusia empatbelas tahun dan tidak lagi merasakan keyahudian hingga akhirnya aku kembali kepada Tuhan.” Sejak saat itu ia terus-menerus sadar sepenuhnya bahwa ia adalah milik Kristus bukan hanya secara rohani, melainkan juga karena hubungan darah. Pada tanggal 2 Februari, hari Peringatan Pentahiran Maria suatu hari yang merujuk pada Perjanjian Lama - ia menerima Sakramen Penguatan oleh Uskup Speyer di kapel pribadi bapa uskup. Edith langsung menuju Breslau: “Mama,” katanya dengan berlutut sembari menggenggam kedua tangan sang ibu, “Aku seorang Katolik.” Ibunya yang seorang Yahudi saleh itu bagai disambar petir. Kemudian perlahan airmata berlinang-linang membasahi wajahya yang keriput. Edith belum pernah melihat ibunya yang tegar itu menangis! Ini terlalu berat baginya. Dalam keluarganya, Katolik dianggap sekte yang hina. Edith siap menerima teguran yang paling tajam sekalipun, ia bahkan khawatir akan diusir dari rumah. Tetapi, airmata itu, ungkapan kesedihan hati yang terdalam. Kedua 209 perempuan itu pun menangis. Hedwig Conrad Martius menulis: “Lihat, inilah dua orang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!” (bdk Yohanes 1:47). FRAULEIN DOCTOR Segera setelah pertobatannya, kerinduan Edith Stein yang terdalam adalah menggabungkan diri dalam sebuah biara Karmelit. Tetapi, para pembimbing rohaninya, Vikaris Jenderal Schwind dari Speyer, dan P Erich Przywara SJ, untuk sementara menghalanginya. Mereka beranggapan bahwa rencana Tuhan adalah bahwa Edith Stein mengabdi Gereja lewat ilmunya. P Schwind mengatur agar Edith menjadi guru bahasa Jerman dan sejarah di sekolah Suster-suster Dominikan dan juga guru pembimbing mereka yang akan masuk universitas di Biara St Magdalena di Speyer. “Segalanya untuk semua orang,” itulah semboyan Edith sejak ia menjadi Katolik, dan dalam hal itu ia menjadi teladan bagi semua orang. Satu dari banyak kesaksian yang ditulis oleh para mantan muridnya mengatakan, “Kami baru berumur tujuhbelas tahun dan Fraulein (= nona) Doctor mengajar kami bahasa Jerman. Sesungguhnya ia memberi kami segalanya. Kami masih sangat muda, namun daya tarik yang terpancar darinya tak akan pernah kami lupakan. Tiap-tiap hari kami melihat dia berlutut di bangku doanya, di depan koor, selama Perayaan Ekaristi. Maka kami mulai sedikit mengerti apa artinya iman dan sikap hidup yang diserasikan. Bagi kami, di usia yang penuh kritik, sikapnya saja sudah 210 menjadi teladan. Kami tak pernah melihat dia lain daripada anggun, tenang dan pendiam. Seperti itu ia selalu masuk ke kelas kami, seperti itu juga ia seminggu sekali menemani kami waktu rekreasi….” Pada saat yang sama, Abbas Agung Raphael Walzer dari Biara Beuron mendorongnya untuk menerima tawaran memberikan ceramah-ceramah. Sebanyak mungkin Edith menerima tawaran ini yang merupakan sarana baginya untuk mewartakan iman Katolik. Jadi Edith melewatkan hariharinya dengan mengajar, memberikan kuliah, menulis dan menerjemahkan, memberikan ceramah-ceramah baik di Jerman maupun di luar negeri, dan segera saja ia terkenal sebagai seorang filsuf dan pengarang yang ternama, meski yang didambakannya adalah keheningan dan kontemplasi di Karmel. Pernah ia dicela karena dianggap terlalu kuat menggarisbawahi segi adikodrati, yang dijawabnya dengan tegas, “Jika aku tidak berbicara tentang hal ini, maka tak ada gunanya aku duduk di atas mimbar.” Edith belajar bahwa adalah mungkin untuk “mengejar ilmu pengetahuan sebagai suatu pelayanan kepada Tuhan…. Hingga aku memahami hal ini maka aku mulai secara serius menekuni karya akademis kembali.” Edith bekerja keras luar biasa, menerjemahkan surat-surat dan buku harian Kardinal Newman dari masa sebelum ia menjadi Katolik, pula Quaestiones Disputatae de Veritate tulisan St Thomas Aquinas. Karya yang disebut belakangan ini merupakan suatu terjemahan yang sangat bebas, demi kepentingan dialog dengan filosofi modern. P Erich Przywara juga 211 mendorongnya untuk menuliskan karya-karya filosofisnya sendiri. “Pada masa menjelang dan awal pertobatanku, aku pikir bahwa melewatkan suatu kehidupan religius berarti meninggalkan segala hal-hal duniawi dan mengarahkan akal budi pada hal-hal ilahi saja. Namun demikian, perlahan-lahan, aku belajar bahwa hal-hal lain juga diharapkan dari kita di dunia ini…. Aku bahkan percaya bahwa semakin seorang tenggelam dalam Tuhan, semakin ia harus `mengatasi dirinya sendiri' dalam hal ini, yakni, masuk ke dalam dunia dan melaksanakan hidup ilahi di dalamnya.” Pada tahun 1931, Edith Stein meninggalkan sekolah biara di Speyer dan membaktikan diri untuk meraih gelar professor kembali, kali ini di Breslau dan Freiburg, meski ternyata usahanya sia-sia belaka. Pada waktu itulah ia menulis “Potensi dan Tindakan”, suatu studi mengenai konsep-konsep inti yang dikembangkan oleh St Thomas Aquinas. Di kemudian hari, di Biara Karmelit di Cologne, ia menulis ulang studi ini demi menghasikan karya utamanya dalam filosofis dan teologis, “Keterbatasan dan Keabadian” yang diselesaikannya pada tahun 1936. Tetapi, karena hukum anti Yahudi yang diberlakukan pada masa itu, karyanya tidak dapat dipublikasikan hingga tahun 1950. Pada tahun 1932, ia menerima jabatan dosen di Institut Jerman untuk Ilmu Pedagogi di Universitas Munster, di mana ia mengembangkan antropologinya. Dengan gemilang Edith memadukan ilmu pengetahuan dan iman dalam karya dan pengajarannya, sebagai usaha menjadi “alat Tuhan” dalam 212 segala yang ia ajarkan. “Jika seorang datang kepadaku, aku ingin menghantarnya kepada Dia.” Serangan terhadap bangsa Yahudi semakin gencar dan pada tahun 1933, Adolf Hitler dan Partai Nazi berkuasa di Jerman. “Aku telah mendengar perlakuan buruk terhadap bangsa Yahudi sebelumnya. Tetapi sekarang mulai tampak bagiku bahwa Tuhan telah menekankan tangan-Nya dengan kuat ke atas umat-Nya, dan bahwa nasib bangsa ini juga akan menjadi nasibku.” Hukum Arian Nazi menjadikan mustahil bagi Edith Stein untuk terus mengajar, “Jika aku tak dapat terus di sini, maka tidak akan ada lagi kesempatan bagiku di Jerman,” tulisnya; “aku telah menjadi seorang asing di dunia.” Sekarang P Walzer, Abbas Agung Beuron yang menjadi pembimbing rohaninya, tak lagi menghalanginya untuk masuk biara Karmelit. Sementara di Speyer, Edith telah mengucapkan kaul kemiskinan, kemurnian dan ketaatan. Pada tahun 1933 ia bertemu dengan Priorin Biara Karmelit di Cologne. Ketika diberitahukan kepadanya bahwa ia tidak usah berharap dapat melanjutkan karya ilmiahnya di Karmel, Edith menjawab sepenuh hati, “Karya manusia tak ada gunanya, yang berarti hanyalah sengsara Kristus. Dan adalah kerinduanku untuk ikut ambil bagian di dalamnya.” SANTO EDMUND († 870) 213 Edmund adalah seorang raja Inggris yang hidup pada abad kesembilan. Ia menjadi raja ketika usianya baru empatbelas tahun. Namun demikian, jabatan yang tinggi itu tidak menjadikannya congkak atau pun sombong. Sebaliknya, ia menjadikan Raja Daud -tokoh Perjanjian Lama- sebagai teladan hidupnya. Edmund berusaha untuk melayani Tuhan sebaik-baiknya seperti yang telah dilakukan Daud. Edmund bahkan menghafalkan mazmurmazmur Daud di luar kepala. Mazmur adalah nyanyian puji-pujian indah kepada Tuhan yang ada dalam Kitab Suci. Raja Edmund memerintah dengan bijaksana, dengan menunjukkan belas kasihan kepada segenap rakyatnya. Ketika pasukan barbar Denmark menyerang negerinya, ia berperang melawan mereka dengan gagah berani. Pasukan musuh jauh lebih besar dan lebih kuat daripada pasukannya. Akhirnya, raja Inggris itu tertangkap. Pemimpin barbar bersedia menyelamatkan nyawanya jika ia setuju dengan beberapa syarat yang mereka ajukan. Tetapi, oleh karena persyaratan-persyaratan tersebut menentang negara dan agamanya, raja menolak. Raja dengan tegas menyatakan bahwa ia tidak akan pernah menyelamatkan nyawanya dengan menghina Tuhan dan rakyatnya. Karena geram, pemimpin kafir itu menjatuhkan hukuman 214 mati kepadanya. St. Edmund diikatkan ke sebatang pohon dan dicambuki dengan kejam. Raja yang kudus itu menerima siksaannya dengan sabar, sambil menyebutkan nama Yesus untuk memberinya kekuatan. Kemudian, para penyiksanya membidikkan panah-panah ke seluruh bagian tubuhnya. Para pemanah itu membidik dengan hatihati agar tidak mengenai bagian tubuhnya yang vital, sehingga penderitaannya dapat diperpanjang. Pada akhirnya, St. Edmund dipenggal kepalanya. Raja Edmund meninggal pada tahun 870. Devosi kepada St. Edmund sang martir menjadi demikian populer di Inggris. Banyak gereja didirikan untuk menghormatinya. Edmund (841-869) Raja Anglia Timur yang dibunuh oleh tentara Denmark; B: Ed, Edy; P: 20 Nopember SANTO EDMUND CAMPION († 1581) Edmund hidup pada abad keenambelas. Ia seorang pelajar muda Inggris yang amat populer, seorang ahli pidato yang mengagumkan. Edmund terpilih untuk menyampaikan pidato sambutan kepada Ratu Elizabeth ketika ratu mengunjungi perguruan tingginya. Sekelompok temannya tertarik akan sikapnya yang periang dan bakat-bakatnya yang beranekaragam. Mereka menjadikan Edmund sebagai pemimpin mereka. Bahkan ratu dan para menterinya pun menyukai pemuda yang menarik ini. Tetapi, Edmund mempunyai masalah dengan agamanya. Ia selalu beranggapan bahwa Gereja 215 Katolik adalah satu-satunya Gereja yang benar. Dan ia tidak menyembunyikan pendapatnya itu. Oleh karenanya, pemerintah, yang menganiaya orangorang Katolik, menjadi amat curiga kepadanya. Edmund tahu bahwa ia akan kehilangan simpati ratu dan juga kehilangan semua kesempatan untuk mendapatkan jabatan tinggi apabila ia memilih untuk menjadi seorang Katolik. Pemuda ini berdoa dan menetapkan keputusannya. Ia akan tetap menjadi seorang Katolik! Setelah melarikan diri dari Inggris, Edmund belajar untuk menjadi seorang imam. Ia masuk Serikat Yesus. Ketika Bapa Suci memutuskan untuk mengirimkan imam-imam Yesuit ke Inggris, Pastor Campion termasuk di antara imam-imam pertama yang diutus. Malam sebelum ia pergi, salah seorang rekan imam merasa terdorong untuk menuliskan kata-kata ini di pintu kamarnya: “Pastor Edmund Campion, martir.” Meskipun Pastor Campion tahu akan bahaya yang menghadangnya, imam yang kudus ini berangkat juga dengan riang. Malahan, ia banyak tertawa oleh karena ia menyamar sebagai seorang pedagang permata. Di Inggris, ia berkhotbah dengan berhasil di hadapan umat Katolik yang menjumpainya secara rahasia. Mata-mata ratu ada di mana-mana, mereka mencoba menangkapnya. Pastor Campion menulis: “Sebentar lagi aku tidak akan terlepas dari tangan mereka. Kadang-kadang aku membaca tulisan yang berbunyi 'Campion telah tertangkap!” Seorang pengkhianatlah yang pada akhirnya menyebabkan imam Yesuit itu tertangkap. Di penjara, Pastor Campion dikunjungi oleh para pejabat kerajaan yang mengaguminya. Bahkan Ratu Elizabeth sendiri juga datang. Tetapi tidak satu pun dari ancaman ataupun janji-janji 216 mereka yang dapat membuatnya mengingkari iman Katoliknya. Bahkan tidak juga aniaya. Walaupun harus banyak menderita, ia masih tetap mempertahankan diri dan rekan-rekan imam lainnya dengan cara yang demikian mengagumkan sehingga tidak seorang pun mampu mendebatnya. Meskipun begitu, ia tetap juga dijatuhi hukuman mati. Sebelum hukuman dilaksanakan, St. Edmund mengampuni orang yang telah mengkhianatinya. Ia bahkan membantu menyelamatkan nyawa orang itu. St. Edmund Campion wafat pada tahun 1581 pada usia empatpuluh satu tahun. SANTO EDWARD (1004-1066) Raja St Edward adalah salah seorang yang paling dikasihi dari semua raja Inggris. Ia hidup pada abad kesebelas. Oleh sebab para musuh di tanah airnya sendiri, ia harus tinggal di Normandy, Perancis, sejak usianya sepuluh tahun hingga empatpuluh tahun. Ketika ia pulang kembali untuk memimpin negeri, segenap rakyat menyambutnya dengan sukacita. St Edward adalah seorang yang tinggi dan tegap perawakannya, tetapi kesehatannya amat rapuh. Meski begitu ia dapat memimpin negerinya dengan baik dan senantiasa memelihara kedamaian di negerinya. Ini karena ia percaya dan mengandalkan Tuhan. Raja Edward ikut ambil bagian dalam misa setiap hari. Ia adalah seorang yang lemah lembut dan baik hati, yang tidak pernah berbicara kasar. Kepada orang-orang miskin dan orang-orang asing, ia menunjukkan belas kasih yang istimewa. Ia juga membantu para biarawan dengan segala cara yang dapat ia lakukan. Adalah keadilannya kepada setiap orang dan kasihnya 217 kepada Gereja Tuhan yang menjadikan St Edward begitu populer di kalangan rakyat Inggris. Mereka akan bersoraksorai sementara ia mengendarai kudanya keluar istana. Meski ia seorang raja dengan kekuasaan yang besar, St Edward menunjukkan kejujurannya dengan jalan menepati janjinya kepada Tuhan dan kepada rakyat. Sewaktu masih tinggal di Normandy, ia mengucapkan suatu ikrar kepada Tuhan. Ia mengatakan bahwa apabila keluarganya berkesempatan melihat masa-masa yang lebih baik, ia akan pergi berziarah ke makam St Petrus di Roma. Setelah dinobatkan sebagai raja, ia rindu untuk menepati ikrarnya ini. Tetapi para bangsawan tahu bahwa tak akan ada siapa-siapa lagi yang akan memelihara perdamaian diantara orang-orang yang gemar berperang di tanah itu. Jadi, meski mereka mengagumi devosi raja, mereka tak hendak membiarkannya pergi. Segala masalah ini disampaikan kepada paus, St Leo IX. Bapa Suci memutuskan bahwa raja dapat tinggal di kerajaannya. Beliau mengatakan bahwa hendaknyalah Raja Edward membagi-bagikan uang yang seharusnya dipergunakannya untuk berziarah kepada orang-orang miskin. Ia hendaknya juga membangun atau memperbaiki suatu biara demi menghormati St Petrus. Dengan taat, raja melaksanakan keputusan paus. Raja wafat pada tahun 1066 dan dimakamkan di sebuah biara indah yang telah ia bangun kembali, yaitu Westminster 218 Abbey. Ia dimaklumkan sebagai santo oleh Paus Alexander III pada tahun 1161. B: Edward; L: raja dengan merpati dan tongkat.; P: 13 Oktober SANTO EFREM (306-Juni 373) Efrem dilahirkan di Mesopotamia sekitar tahun 306. Ia dibaptis ketika usianya delapan belas tahun. Beberapa waktu kemudian, Efrem pergi ke pegunungan dan menjadi seorang pertapa. Ia menemukan sebuah gua dekat kota Edessa di Siria. Bajunya compang-camping dan ia hanya makan makanan hasil bumi. Efrem cepat sekali naik darah. Perlahan-lahan ia dapat menguasai dirinya. Orangorang yang berjumpa dengannya menyangka bahwa sudah watak dasarnya ia seorang yang amat sabar. Efrem sering berkhotbah di Edessa. Apabila ia berbicara tentang pengadilan Tuhan, umat yang mendengarnya menangis tersedu-sedu. Ia akan mengatakan kepada mereka bahwa ia adalah seorang pendosa besar. Dan sungguh demikianlah maksudnya, sebab sekali pun ringan, dosa-dosa itu tampak berat baginya. Ketika St. Basilius berjumpa dengannya, ia bertanya, “Engkaukah Efrem, hamba Yesus yang termashyur itu?” Segera Efrem menjawab, “Akulah Efrem yang dengan tidak layak berjalan menuju keselamatan.” Kemudian ia memohon serta menerima nasehat dari St. Basilius 219 mengenai bagaimana bertumbuh dalam hidup rohani. Efrem menghabiskan waktunya dengan menulis buku-buku rohani. Ia menulis dalam beberapa bahasa: Siria, Yunani, Latin dan Armenia. Karya tulisnya sungguh sangatlah indah dan mendalam hingga diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. Higga sekarang orang masih membacanya. Efrem juga menulis kidung-kidung pujian. Lagulagunya menjadi sangat populer. Sementara orang menyanyikannya, mereka belajar banyak tentang iman mereka. Itulah sebabnya St. Efrem dijuluki “harpa Roh Kudus”. Ia seorang guru yang hebat, yang mengajar lewat tulisan-tulisannya, karena itulah pada tahun 1920 ia digelari Pujangga Gereja. St. Efrem wafat pada bulan Juni tahun 373. Pesta perayaannya setiap tanggal 9 Juni “Ya Yesus, melalui sakramen-Mu, kami setiap hari memeluk-Mu serta menerima-Mu dalam tubuh kami; jadikan kami layak menikmati kebangkitan yang kami rindukan. Kami telah menyimpan harta pusaka-Mu itu yang tersembunyi dalam diri kami sejak kami menerima rahmat Sakramen Pembaptisan; yang senantiasa diperkaya dengan Sakramen Perjamuan-Mu.” ~ St. Efrem EILIN († 1160) Janda muda yang saleh ini berziarah dari Swedia ke Yerusalem. Oleh sanak keluarganya ia dituduh merencanakan pembunuhan atas suami puterinya. Karena itu Eilin digebuki dengan tongkat kayu sampai mati. Banyak peziarah menyaksikan terjadinya banyak mukjizt pada makamnya. B: Elin; P: 31 Juli 220 EISTEIN († 1188) Adalah uskup agung di Trondheim Norwegia. Ia berjuang mati-matian utnuk membebaskan Gereja dari pengawasan Negara. Akibatnya ia dibuang oleh raja. Eistein mengajak para imam supaya hidup berkomunitas. P: 26 Januari ELEONORA († 1296) Adalah ratu Inggeris yang giat membantu suaminya menegakkan keadilan dan perdamaian. Ia menolong orang-orang miskin dan mendirikan biara. Sesudah suaminya meninggal, Eleonora (Lore, Nora, Ellen) hidup selama 20 tahun sebagai suster biasa dalam biara. P: 21 Februari ELFEGE OSB (954-1012) Akan dibebaskan dari tahanan oleh tentara Denmark dengan tebusan uang. Namun rahib dan uskup Canterbury ini menolak membeli kebebasannya dengan uang yang telah dikhususkan bagi kaum miskin. P: 19 April ELIAS (518) Adalah rahib Arab yang menjadi uskup Yerusalem. Ia dibuang Kaisar karena membela iman yang benar. P: 4 Juli 221 ELIAS, NABI (abad ke-9 seb. Masehi) Nabi dan pembela iman akan Tuhan yang Mahasatu itu mengutuk penyembahan berhala (lihat a.l. Kitab Raja-raja Bab 17 dst.). Ia tidak mati, melainkan langsung diangkat ke surga dengan keretanya, sehingga diharapkan akan kembali pada akhir jaman. A: Tuhanku ialah Yahwe; P: 20 Juli. ELIGIUS (588-660) Semula adalah pandai emas, pencetak uang logam dan penasehat raja. Ia membeli banyak budak-belian dan membebaskan mereka. Ketika uskup Noyon (Perancis) meninggal, ia dipilih menggantikannya. Eligius dihormati sebagai santo pelindung pandai emas. A: terpilih (L); P: 1 Desember SANTA ELIZABETH ANN SETON (28 Agustus 1774-4 Januari 1821) “Moeder Seton” demikianlah orang mengenalnya ketika ia wafat pada tanggal 4 Januari 1821 di Emmitsburg, Maryland. Suatu perjalanan hidup yang penuh dengan kejutan telah menghantarnya untuk menyandang gelar itu. Elizabeth dilahirkan di kota New York pada tanggal 28 Agustus 1774. Ayahnya, Richard Bayley, adalah seorang dokter yang tersohor. Ibunya, Katarina, meninggal dunia ketika ia masih amat muda. Elizabeth seorang jemaat Episcopal (Gereja Anglikan di Amerika Serikat dan Skotlandia). Semasa remajanya, ia melakukan banyak hal untuk menolong orang-orang miskin. 222 Pada tahun 1794, Elizabeth menikah dengan William Seton. William adalah seorang saudagar kaya-raya yang memiliki suatu armada kapal laut. Elizabeth, William, beserta kelima anak mereka hidup berbahagia. Tetapi, tiba-tiba saja, William jatuh bangkrut dan sakit parah dalam waktu yang singkat. Elizabeth mendengar bahwa cuaca Italia mungkin dapat membuat keadaan suaminya lebih baik. Maka, Elizabeth, William berserta puteri tertua mereka, Anna, melakukan perjalanan ke Italia dengan kapal laut. Tetapi, William meninggal dunia tak lama kemudian. Elizabeth dan Anna untuk sementara waktu tetap tinggal di Italia sebagai tamu keluarga Filicchi. Keluarga Filicchi amat baik hati. Mereka berusaha meringankan penderitaan Elizabeth dan Anna dengan membagikan cinta mereka yang mendalam akan iman Katolik. Elizabet pulang kembali ke New York dengan tekad bahwa ia akan menjadi seorang Katolik. Keluarga serta temantemannya menentang Elizabeth. Mereka amat kecewa mendengar keputusannya, tetapi Elizabeth maju terus dengan berani. Ia bergabung dalam Gereja Katolik pada tanggal 4 Maret 1805. Beberapa tahun kemudian, Elizabeth dimintai tolong untuk datang serta membuka sebuah sekolah putri di Baltimore. Di sanalah Elizabeth memutuskan untuk hidup sebagai seorang biarawati. Banyak wanita yang datang untuk bergabung dengannya, termasuk saudarinya dan juga saudari iparnya. Puteri-puterinya sendiri, Anna dan Katarina, juga bergabung pula. Mereka membentuk Suster-suster 223 Putri Kasih Amerika dan Elizabeth diangkat sebagai pemimpin mereka dan dipanggil “Moeder Seton.” Elizabeth menjadi terkenal. Ia mendirikan banyak sekolah Katolik dan beberapa rumah yatim piatu. Ia juga merencanakan untuk mendirikan sebuah rumah sakit yang kemudian diresmikan setelah wafatnya. Elizabeth suka menulis dan ia juga menerjemahkan beberapa buku pegangan dari bahasa Perancis ke bahasa Inggris. Tetapi, Elizabeth jauh lebih dikenal oleh karena kebiasaannya mengunjungi mereka yang miskin dan sakit. Elizabeth dinyatakan kudus oleh Paus Paulus VI pada tanggal 14 September 1975. Jika sesuatu yang telah terjadi mengubah hidup kita dari suka menjadi duka, marilah kita berpaling kepada Tuhan seperti yang dilakukan oleh Moeder Seton, serta memohon pertolongan-Nya. Tuhan membantu kita untuk melihat bagaimana saat-saat yang sulit dapat memunculkan bakatbakat kita yang terpendam. Kemudian kita akan melakukan sesuatu yang tidak pernah terpikirkan oleh kita sebelumnya. P: 4 Januari SANTA ELIZABETH dari HUNGARIA (1207-1231) Elizabeth ialah puteri raja Hungaria. Ia dilahirkan pada tahun 1207. Elizabeth dinikahkan dengan Louis, penguasa Thuringia, ketika ia masih amat muda. (Kita merayakan pesta Beato Louis pada tanggal 11 224 September). Elizabeth seorang mempelai yang cantik, yang amat mengasihi suaminya yang tampan. Louis membalas kasih isterinya dengan segenap hatinya. Tuhan mengaruniakan kepada mereka tiga anak dan mereka hidup berbahagia selama enam tahun. Kemudian, mulailah penderitaan St. Elizabeth. Louis wafat karena suatu wabah penyakit. Elizabeth demikian pilu hatinya hingga ia berseru: “Dunia sudah mati untukku, dunia beserta segala kesenangannya.” Sanak-saudara Louis tidak pernah menyukai Elizabeth karena ia biasa membagikan banyak makanan kepada kaum miskin. Semasa Louis masih hidup, mereka tidak dapat berbuat apaapa. Tetapi sekarang, mereka dapat dan mereka melakukannya. Segera saja, puteri yang cantik serta lemah lembut ini beserta ketiga anaknya diusir dari kastil. Mereka menderita kelaparan serta kedinginan. Namun, Elizabeth tidaklah mengeluh akan penderitaannya yang berat itu. Malahan ia mengucap syukur kepada Tuhan dan berdoa dengan lebih tekun. Elizabeth menerima penderitaannya sama seperti ia menerima kabahagiaannya. Sanak-saudara Elizabeth datang menolongnya. Ia beserta anak-anaknya mempunyai tempat tinggal kembali. Pamannya menghendaki agar Elizabeth menikah lagi, karena ia masih muda dan menarik. Tetapi orang kudus ini telah bertekad untuk mempersembahkan dirinya kepada Tuhan. Ia ingin meneladani semangat kemiskinan St. Fransiskus. Elizabeth kemudian tinggal di sebuah desa miskin dan menghabiskan tahun-tahun terakhir hidupnya dengan melayani mereka yang sakit serta miskin. Ia bahkan pergi memancing sebagai usaha untuk memperoleh tambahan uang bagi kaum miskin yang dikasihinya. St. Elizabeth baru berusia 225 duapuluh empat tahun ketika ia wafat. Menjelang ajalnya, orang dapat mendengarnya bersenandung pelan di atas pembaringannya. Ia yakin betul bahwa Yesus akan membawanya kepada-Nya. Elizabeth wafat pada tahun 1231. Elizabeth lahir di Bratislava Hungaria 1207 dan meninggal di Marburg Jerman 1231. Ia dihormati sebagai pelindung lembaga-lembaga amal. L: ratu yang membawa sebakul bunga mawar; P: 17 Nopember. SANTA ELIZABETH dari PORTUGAL (1271-4 Juli 1336) Elizabeth, seorang puteri Spanyol, dilahirkan pada tahun 1271. Ia dinikahkan dengan Raja Denis dari Portugal pada usia dua belas tahun. Elizabeth seorang puteri yang cantik serta menyenangkan. Ia juga seorang yang taat beragama, ia ikut ambil bagian dalam Misa setiap hari. Elizabeth seorang isteri yang menawan pula. Pada mulanya, suaminya sayang padanya, tetapi tak lama kemudian ia mulai menyebabkan penderitaan besar pada isterinya itu. Meskipun Raja Denis seorang pemimpin yang baik, ia tidak seperti isterinya yang suka berdoa dan melakukan kebajikan. Sesungguhnya, dosa-dosanya yang melanggar kemurnian menjadi skandal heboh di seluruh kerajaannya. 226 St. Elizabeth berusaha menjadi ibu yang penuh kasih sayang bagi anak-anaknya, Alphonso dan Constance. Ia juga murah hati serta penuh perhatian pada rakyat Portugal. Meskipun suaminya tidak setia, Elizabeth terus berdoa agar suatu hari nanti suaminya itu mengubah perangainya. Elizabeth tidak mau bersedih dan marah. Ia memperdalam kehidupan doanya dan ikut dalam spiritualitas Fransiskan. Lambat-laun, raja mulai tergerak hatinya oleh kesabaran serta teladan hidup isterinya. Ia mulai memperbaiki sikap hidupnya. Ia mohon maaf pada isterinya serta menaruh hormat pada isterinya itu. Di saat-saat terakhir ketika raja terbaring sakit, ratu tidak pernah beranjak dari sisinya kecuali untuk pergi Misa. Raja Denis meninggal pada tanggal 6 Januari 1325. Ia menunjukkan tobat mendalam atas dosa-dosanya dan wafat dalam damai. Elizabeth hidup hingga sebelas tahun kemudian. Ia melakukan perbuatan-perbuatan amal kasih dan laku tobat. Ia merupakan teladan mengagumkan dalam kebaikan hatinya terhadap orang-orang miskin. Perempuan yang lemah lembut ini juga menjadi pendamai dalam 227 perselisihan antar anggota keluarga maupun antar negara. St. Elizabeth dari Portugal wafat pada tanggal 4 Juli 1336. Ia dinyatakan kudus oleh Paus Urbanus VIII pada tahun 1626. St. Elizabeth dari Portugal dirayakan setiap tanggal 4 Juli. “Jika kamu cinta damai, semuanya akan menjadi baik.” ~ Santa Elizabeth ELISABET dan ZAKARIA (abad ke-1) Adalah ibu dan ayah dari Santo Yohanes Pembaptis (lihat Injil Lukas bab 1) P: 5 Nopember SANTA ELIZABETH BICHIER (1773-26 Agustus 1838) Elizabeth dilahirkan pada tahun 1773. Ketika masih kanak-kanak, permainan kesukaannya ialah membuat benteng-benteng di pasir. Bertahun-tahun kemudian, wanita Perancis yang kudus ini memikul tanggung jawab pembangunan biara-biara bagi ordo para biarawati yang didirikannya. “Aku rasa membangun memang dimaksudkan untuk menjadi pekerjaanku,” katanya bergurau, “sebab aku telah memulainya sejak masih kanak-kanak!” Sesungguhnya, hingga tahun 1830, yaitu delapan tahun sebelum wafatnya, Elizabeth telah mendirikan lebih dari enam puluh biara. 228 Selama masa Revolusi Perancis, keluarga Elizabeth kehilangan segala harta milik mereka. Hal ini terjadi karena kaum republik menyita harta milik para bangsawan. Tetapi, gadis muda berusia sembilan belas tahun yang sangat pandai ini belajar hukum agar dapat memenangkan kasus keluarganya di pengadilan. Ketika Elizabeth berhasil memenangkan perkaranya dan menyelamatkan keluarganya dari kehancuran, tukang sepatu desa berseru, “Sekarang, satu-satunya hal yang perlu engkau lakukan adalah menikah dengan seorang kaum Republik yang baik!” Namun demikian, Elizabeth tidak memiliki niat untuk menikah dengan siapa pun, entah dari kalangan republik atau pun dari kalangan bangsawan. Di balik sebuah gambar Bunda Maria, ia menulis, “Aku embaktikan serta mempersembahkan diriku kepada Yesus dan Maria untuk selamalamanya.” Dengan bantuan St. Andreas Fournet, Elizabeth membentuk suatu ordo religius baru yang diberi nama Putri-putri Salib. Ordo baru ini berkarya dengan mengajar anak-anak dan melayani orang sakit. Elizabeth siap menghadapi segala bahaya demi menolong sesama. Suatu ketika ia mendapati seorang gelandangan terbaring sakit di sebuah gudang. Ia membawanya ke rumah sakit biara dan melakukan segala yang ia mampu untuknya hingga gelandangan itu meninggal dunia. Keesokan 229 paginya, kepala polisi datang memberitahu bahwa ia ditangkap karena melindungi seseorang yang diyakini sebagai seorang penjahat. Elizabeth tidak takut, “Aku hanya melakukan apa yang mungkin engkau sendiri akan lakukan, Tuan,” katanya. “Aku menemukan orang sakit yang malang ini, dan merawatnya hingga ia meninggal. Aku siap untuk mengatakan kepada hakim apa yang telah terjadi.” Tentu saja, kejujuran dan belas kasihan santa kita ini mendapat banyak simpati. Orang banyak mengagumi jawaban-jawabannya yang jujur, tegas dan jelas. Sahabat yang membantunya mendirikan ordo, St. Andreas Fournet, wafat pada tahun 1834. St. Elizabeth menulis kepada para biarawatinya, “Inilah kehilangan kita yang paling besar dan paling menyedihkan.” St. Elizabeth wafat pada tanggal 26 Agustus 1838. Ia dinyatakan kudus oleh Paus Pius XII pada tahun 1947. ELLA ASHEBA (KALEB) Raja Etiopia ini memerangi dan memecat raja Yaman Selatan (565) karena menganiaya orangorang Kristen. Kemudian ia menjadi rahib pada pertapaan Santo Pantaleon di Aksum. P: 27 Oktober ELFRED OSB (1109-1167) Adalah kepala istana Raja David dari Skotlandia. Pada 1133 ia masuk biara Sisterisien dan hidup bermatiraga keras. Terhadap biarawanbiarawan yang dipimpinnya abbas ini berlaku murah hati, sehingga tak seorangpun yang meninggalkan biara. 230 B: Aelredus; P: 12 Januari EMANUEL(A) Artinya “Tuhan beserta kita”. Sebutan itu dipakai sebagai gelar Almasih (lihat Kitab Isaias 7, 14 dan 8,8). Bentuk singkatan: Manuel (♂) dan Manuela (♀). EMANUEL († 1198) Uskup Cremona Italia ini diusir atas dalih politik dan meninggal di Frisia. P: 27 Februari. Emanuel seorang pelayan dari Jawa (35 tahun), Anton Samba seorang pelaut dari pulau Solor yang berumahtangga di Macao, Albertus seorang budak yang masih muda (17 tahun dan berasal dari Timor, dan Dominikus seorang Melayu yang berumahtangga di Macao dan dibunuh oleh orang Jepang karena mereka tidak mau murtad. Mereka mati sebagai martir dengan 57 pedagang dan pelaut dari 16 bangsa di Nagasaki (Jepang) pada tahun 1641. (Orang-orang Kudus di Indonesia) EMERENTIA(NA) (246-258) Adalah teman bermain Santa Agnes. Orangtuanya yang masih kafir bekerja sebagai pelayan keluarga Agnes, bangsawan Roma yang sudah beragama Kristen. Selagi masih bocah, ayahibunya meninggal, sehingga Emerentiana dididik oleh orangtua Agnes. Cara hidup Kristen keluarga itu menyemai benih iman dalam batinnya. Ketika 231 sedang berdoa di makam Agnes yang baru saja meninggal dimartir, ia dilempari batu karena beriman Kristen. Ia meninggal dan dibaptis dengan darahnya sendiri. P: 23 Januari. EMIL (AEMILIUS) Bersama dengan Kastus mengingkari imannya ketika disiksa di Kartago Tunisia. Tetapi kemudian mereka bertobat lagi dan mati sebagai saksi iman (203) P: 23 Januari EMILI (AEMILIA BICCHIERI) (1238-1314) Suster Dominikan ini dikaruniai pengalaman mistik dan mengerjakan banyak mukjijat. L: merpati putih; P: 19 Agustus SANTA EMILIA De VIALAR (1797-24 Agustus 1856) Emilia de Vialar adalah anak tunggal. Ia dilahirkan di Perancis pada tahun 1797. Orangtuanya yang kaya mengirim gadis kecil ini untuk bersekolah di Paris. Ia pulang kembali ke kota kecilnya, Gaillac, ketika ibunya meninggal dunia. Emilia yang kala itu berusia limabelas tahun akan menjadi teman yang baik bagi ayahnya. Tuan de Vialar berusaha mencarikan seorang suami yang pantas bagi puterinya. Tetapi, ia 232 menjadi marah ketika Emilia menolak mentahmentah untuk menikah. Ayahnya kerap kali memulai perdebatan dan membentak-bentak Emilia dalam amarah. Emilia tahu bahwa ia rindu menjadi seorang biarawati religius dan mempersembahkan hidup sepenuhnya kepada Tuhan. Ketika Emilia berusia duapuluh satu tahun, seorang imam baru tiba di Gaillac. Imam itu adalah Pastor Mercier. Ia membimbing Emilia dalam panggilannya. Emilia berniat membantu orang-orang yang miskin dan sakit. P Mercier membantunya membuka sebuah pelayanan umum di serambi rumah de Vialar. Ayah Emilia tidak senang dengan segala gangguan ini. Saling bersitegang antara Emilia dan ayahnya berlangsung hingga limabelas tahun lamanya. Kemudian, kakek Emilia, Baron de Portal, meninggal dunia. Kakeknya meninggalkan warisan untuk Emilia dan pada akhirnya Emilia dapat memiliki kebebasan yang dibutuhkannya untuk memulai karya besar bagi Tuhan. Dengan bantuan P Mercier, Emilia membeli sebuah rumah besar di kota kediamannya. Ia dan tiga perempuan lain memulai suatu ordo religius. Mereka mendesain jubah dan memilih nama. Mereka menyebut diri sebagai Suster-suster St Yosef dari Penampakan. (Dalam Injil Matius, seorang malaikat menampakkan diri kepada Yosef untuk memberitahukan kepadanya bahwa anak dalam rahim Maria adalah dari Tuhan.) Uskup Agung memberkati kongregasi dan pelayanan mereka. Para biarawati ini membaktikan diri dalam pelayanan fakir miskin dan orang-orang sakit, pula dalam pendidikan anak-anak. Dalam waktu tiga bulan, duabelas perempuan muda menggabungkan diri. Sr Emilia mengucapkan kaul pada tahun 1835 bersama dengan tujuhbelas biarawati lainnya. Uskup Agung memberikan persetujuan atas regula para 233 biarawati ini. Suster-suster St Yosef mulai membuka cabang-cabang biara. Pada tahun 1847, para biarawati pergi ke Birma dan pada tahun 1854 ke Australia. Dalam jangka waktu empatpuluh tahun, Moeder Emilia melihat kongregasinya berkembang dari serambi rumahnya di Gaillac, Perancis menjadi empatpuluh biara di segenap penjuru dunia. Moeder Emilia menulis banyak surat yang mengungkapkan kasihnya yang luar biasa kepada Tuhan, kepada Gereja dan kepada sesama. Ia memberikan perhatian kepada semua orang. Ia melihat dalam hatinya orang-orang di mana saja yang membutuhkan kebenaran Injil dan kasih yang didatangkan oleh Kekristenan. Ia memohon kepada Yesus kekuatan yang ia butuhkan untuk terus maju. Kesehatan Moeder Emilia mulai memburuk sekitar tahun 1850. Ia wafat pada tanggal 24 Agustus 1856. Paus Pius XII menyatakannya sebagai santa pada tahun 1951. P: 24 Agustus EMPAT PULUH TENTARA dari SEBASTE († 320) Angin dingin dari Timur semilir berhembus membuat beku air danau. Semua orang berselimutkan mantel tebal melilit tubuh mereka. Tiba-tiba sekelompok tentara muncul di gerbang ibu kota menggiring kawan mereka berjumlah empat puluh. Mereka akan menjalani hukuman mati diluar kota. Siapakah mereka itu? Mereka adalah anggota “Legio Fulminata” (Pasukan Gerak Cepat), yang menolak perintah Kaisar Licinnus supaya murtad. Diseputar danau mereka ditelanjangi dengan paksa 234 dan dilarang beranjak dari danau beku itu sampai semua mati kedinginan. Salah seorang diantara mereka meninggalkan imannya. Namun, seorang tentara bukan Kristen menggantikannya dan bergabung dengan mereka terdorong oleh kesetiaan iman teman-temannya serta rahmat Tuhan. Empat Puluh Tentara Legio Fulminata dibunuh sebagai martir di Sebaste (kini Siwas Armenia pada tahun 320; P: 9 Maret EPIFANIUS (315-403) Adalah seorang Yahudi yang bertobat dan dipilih menjadi uskup Salamis (Siprus). Ia membela iman yang benar dan menyerang aneka aliran bidaah dengan karangannya yang bernyala-nyala. A: penampakan (Tuhan; Y); P: 12 Mei EPIFANIUS (438-496) Adalah uskup Pavia Italia yang hidup suci dan melindungi Gereja dalam masa yang sangat kacau oleh perang yang terus menerus P: 21 Januari ERASMUS († 303) Uskup Antiokia (Siria) ini dikejar-kejar sampai akhirnya tertangkap di Formiae dan dibunuh B: Elmo, Ermo; P:2 Juni ERIK IX († 160) Adalah raja dan santo pelindung Swedia yang menggiatkan penyebaran injil di Finlandia. Ia dibunuh oleh pemberontak di dalam Katedral Upasala 235 B: Erika (♀); P: 10 Juli ERMINUS († 737) Abbas dan uskup di Laon Perancis. P: 25 April ERNESTUS († 1148) Adalah seorang abbas dari Zwiefalten Jerman. Hatinya tergugah oleh kotbah Santo Bernardus yang menganjurkan supaya biarawan mendampingi para tentara dalam perang salib untuk membebaskan Tanah Suci dari pendudukan Arab dan mengamankan peziarah-peziarah ke tempattempat suci. Ernestus ditangkap disiksa dan dibunuh di Mekkah. P: 7 Nopember ESTER Adalah permaisuri Raja Xerxes (485-465 seb. M.) dari Persia. Ia berhasil Menggagalkan pembunuhan missal atas bangsa Yahudi yang dihukum pembuangan. Lihat Kitab Ester. A: bintang (Persia) ETHELDREDA (630-679) Putri raja Anglia Timur ini dinikahkan dua kali, tetapi tidak pernah mau digauli, sehingga ditolak oleh suaminya yang kedua. Ia mendirikan biara di Ely Inggris, yang kemudian menjadi tempat ziarah yang termasyur. Adiknya Santa Sexburga (P: 6 Juli), bekas ratu, menjadi penggantinya. P: 23 Juni 236 EUDOKIMOS Adalah seorang awam dan pegawai tinggi yang hidup suci dan beramal di Kapadoria (Turki) P: 31 Juli EUFEMIA († 303) Adalah perawan dan martir di Kalsedon (Asia Kecil). Konon ia meninggal setelah dimangsa oleh binatang-binatang buas dalam suatu pertunjukan. A: yang mempunyai nama baik (Y); P: 16 September SANTO EUCHERIUS († 743) St Eucherius dilahirkan di Orleans, Perancis, pada abad kedelapan. Ia diasuh dan dididik secara Kristiani. Satu kalimat dari surat pertama St Paulus kepada jemaat di Korintus menimbulkan kesan mendalam padanya: “Dunia seperti yang kita kenal sekarang akan berlalu” (1 Korintus 7:31). Pernyataan ini membuat Eucherius sadar bahwa hidup kita di dunia ini amat singkat. Ia sadar bahwa surga dan neraka akan berlangsung selamanya. Ia bertekad untuk menemukan sukacita surgawi dengan hidup hanya bagi Tuhan saja. 237 Pada tahun 714, St Eucherius meninggalkan rumahnya yang mewah untuk masuk ke sebuah biara Benediktin. Di sana ia melewatkan tujuh tahun dalam persatuan yang erat dengan Tuhan. Setelah wafat pamannya, Uskup Orleans, pada tahun 721, Eucherius dipilih untuk menggantikannya. Pada waktu itu Eucherius masih berusia duapuluh lima tahun dan amat rendah hati. Ia tak hendak meninggalkan biara yang sangat dikasihinya. Dengan berurai airmata ia memohon agar diijinkan tetap tinggal sendirian bersama Tuhan dalam biara. Tetapi, pada akhirnya ia menyerah atas nama ketaatan. Eucherius menjadi seorang uskup yang bijaksana dan kudus. Ia banyak berbuat baik bagi para imam dan umatnya. Seorang tokoh politik yang berkuasa, Charles Martel, biasa mengambil uang Gereja untuk membiayai perang. Sebab Uskup Eucherius mengatakan kepadanya bahwa itu salah, Martel menjebloskannya ke dalam penjara. Uskup pertamatama dibuang ke Cologne, dan lalu ke sebuah benteng dekat Liege. Tetapi gubernur kepada siapa Martel mempercayakan pengasingan uskup, tergerak hatinya oleh kelemah-lembutan Eucherius terhadap para musuhnya. Beberapa waktu kemudian, sang gubernur dengan diam-diam membebaskan uskup dari penjara dan mengirimkannya ke sebuah biara. Di sini, orang kudus kita melewatkan hari-harinya dengan tenang dalam doa hingga wafatnya pada tahun 743. Pada hari ini, kita dapat merenungkan kata-kata St Paulus yang menimbulkan kesan mendalam pada Santo Eucherius: “Dunia seperti yang kita kenal sekarang akan berlalu” (1 Korintus 7:31). 238 SANTA EUFRASIA atau EUPRAXIA († 420) St. Eufrasia dilahirkan pada abad kelima dalam keluarga Kristiani yang amat saleh. Ayahnya, seorang kerabat kaisar, meninggal dunia ketika ia baru berusia satu tahun. Kaisar menjadi wali bagi dia dan ibunya. Ketika Eufrasia berusia tujuh tahun, ibunya membawanya ke Mesir. Di sana mereka tinggal di sebuah rumah yang besar dekat sebuah biara wanita. Eufrasia terpesona dengan cara hidup para biarawati. Ia memohon kepada ibunya agar diijinkan melayani Tuhan dalam biara di mana para biarawati kudus itu tinggal. Ia masih seorang gadis kecil, tetapi ia tidak mau mengubah atau pun melupakan niatnya itu. Tak lama kemudian, ibunya membawa Eufrasia ke biara serta mempercayakan pemeliharaannya kepada pemimpin biara. Tahun-tahun berlalu. Ketika ibunya meninggal dunia, kaisar mengingatkan Eufrasia bahwa orangtuanya telah mengikat perjanjian pernikahan baginya dengan seorang majelis muda yang kaya. Tentu saja Eufrasia ingin hanya menjadi milik Yesus saja. Jadi, ia menulis sepucuk surat penuh hormat kepada kaisar. Di dalamnya ia menulis, “Saya ini milik Yesus, dan karenanya saya tidak dapat memberikan diri saya kepada yang lain. Satu-satunya kerinduan saya adalah bahwa dunia sepenuhnya melupakan saya. Dengan penuh hormat 239 saya mohon kepada Yang Mulia untuk mengambil alih seluruh harta warisan keluarga saya serta membagi-bagikannya kepada mereka yang miskin. Saya mohon Yang Mulia membebaskan semua budak yang ada dalam keluarga saya. Saya juga mohon agar Baginda menghapuskan semua hutang orang kepada keluarga saya.” Kaisar sangat terharu oleh surat yang begitu indah itu hingga ia membacakannya di hadapan seluruh majelis. Kemudian ia mengabulkan semua permohonan Eufrasia. Eufrasia menghabiskan sisa hidupnya sebagai seorang biarawati. Ia tidak pernah menyesal bahwa Tuhan telah memanggilnya untuk menjadi seorang religius. Eufrasia wafat pada tahun 420. A: yang gembira; P: 13 Maret EUFROSINA († 1173) Bertapa di Polotsk (Polandia). Ia menyalin buku-buku untuk mencari dana. Hasilnya digunakan untuk membantu kaum papa miskin. Ia meninggal ketika sedang berziarah ke Yerusalem. ♀A: kebahagiaan (Y); P: 23 Mei EUGENIA (abad ke-3/4) Adalah puteri seorang hakim di Mesir yang menjadi Kristen. Menurut kisah kuno, ia mengenakan pakaian laki-laki dan masuk biara pria serta menjadi pemimpinnya. Ia ditangkap dan diadili karena percaya pada Kristus. Tetapi ketika akan dihukum ia memperkenalkan diri sebagai puteri hakim sendiri, sehingga ayah beserta keluarganya bertobat dan mati sebagai martir. A: dilahirkan (dari orangtua yang) baik (Y) ♀; Eugenius ♂; P: 25 Desember 240 EUGENIA SMET (1825-1871) Dengan percaya penuh kepada penyelenggaraan Ilahi dan bantuan arwah-arwah orang Kristen mendirikan kongregasi suster yang giat dalam karya amal. P: 2 Februari EUGENIUS (481-505) Menjabar uskup Kartago Tunisia ketika terjadi banyak perang di kawasan itu. Ia dibuang dua kali dari keuskupannya karena menguatkan iman umat supaya jangan mengikuti bidaah Arius A: dilahirkan (dari orangtua yang) baik(Y); P: 13 Juli EUGENIUS († 657) Adalah seorang pangeran. Kemudian ia menjadi biarawan, teolog dan uskup di Toledo Spanyol. Ia menggubah lagu-lagu gerejani yang indah dan memperbaharui upacara-upacara ibadat. P: 13 Nopember BEATO EUGENE de MAZENOD OMI (17821861) Eugene dilahirkan di Perancis pada tahun 1782. Ia ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1811. Pater Eugene seorang yang peka terhadap kebutuhan mereka yang miskin dan berkekurangan dan ia melayani mereka. Ia senantiasa antusias mencari cara-cara baru untuk menjangkau kaum muda. Ia rindu membawa mereka kepada kasih dan mengamalkan iman mereka. Ia percaya akan nilai perutusan paroki. Ia sadar bahwa para imam misionaris di suatu paroki dapat melakukan banyak 241 hal guna membangunkan kembali dedikasi umat terhadap iman mereka. Pater de Mazenod memulai suatu ordo religius baru bagi para imam dan broeder awam pada tahun 1826. Mereka adalah para misionaris yang disebut Oblata Maria Immaculata (Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Dosa). Pelayanan mereka yang teristimewa adalah pergi kepada orang-orang yang belum pernah mendengar mengenai Yesus dan GerejaNya. Pater de Mazenod dan ordonya sungguh gagah berani dalam menjawab permintaan-permintaan dari para uskup yang membutuhkan bantuan mereka. Para uskup dari Amerika Utara dengan anusias menanti Oblata. Uskup Ignace Bourget dari Montreal khususnya nyaris tak sabar. Dalam waktu sepuluh tahun, Oblata telah berkembang pesat. Mereka menjangkau seluruh Canada dan memulai pelayanan di Amerika Serikat juga. Pada tahun 1837, Pater de Mazenod ditahbiskan sebagai Uskup Marseilles, Perancis. Ia dikenal karena kesetiaan dan kasihnya kepada paus. Ia juga seorang organisator dan pendidik yang berbakat. Uskup de Mazenod tetap menjadi Superior Oblata hingga wafatnya pada tahun 1861. Karya besar yang dirintis Uskup de Mazenod terus berlanjut hingga kini melalui para misionaris Oblata di seluruh dunia. Mereka ada di daerah-daerah misi, paroki-paroki dan universitas-universitas. 242 BEATO PAUS EUGENUS III (8 Juli 1153) Beato Eugenius III dilahirkan dekat Pisa, Italia, pada abad keduabelas. Ia dibaptis dengan nama Petrus. Santo Antoninus menyebut Paus Eugenius “seorang paus agung yang sarat penderitaan.” Paus Eugenius dulunya adalah Pater Petrus, seorang imam di Pisa, kala ia merasakan panggilan untuk menjadi seorang biarawan Cistercian. Ia pergi ke Clairvaux, Perancis dan bergabung dengan para biarawan di sana. Santo Bernardus dari Clairvaux menjabat sebagai superior di sana. Petrus memilih “Bernardus” sebagai nama religiusnya. Ini dilakukannya karena rasa hormat dan kekagumannya pada St Bernardus. St Bernardus dari Clairvaux menetapkan Bernardus menjadi superior sebuah biara di Roma. Paus Lusius II wafat pada tahun 1145. Ini adalah suatu peristiwa yang jarang terjadi. Para kardinal memilih Abbas Bernardus untuk menjadi paus. Abbas Bernardus sendiri tidak ada dalam rapat itu sebab ia bukan seorang kardinal. Bernardus shock. St Bernardus dari Clairvaux juga sama terkejutnya. Ia merasa kasihan kepada Bernardus. Ia menulis sebuah surat terbuka kepada para kardinal, “Kiranya Allah mengampuni kalian sebab apa yang telah kalian lakukan,” katanya. Bernardus memilih nama Eugenius III. Masanya sebagai paus mendatangkan banyak 243 kesulitan baginya. Majelis Tinggi Roma mengancam untuk menentangnya jika ia tidak membiarkan mereka menyimpan harta yang mereka curi. Seseorang yang sebelumnya telah diekskomunikasi datang kepada Paus Eugenius memohon pengampunan. Sebentar saja, orang itu telah jatuh lagi ke dalam cara hidupnya yang lama. Ia bahkan menggabungkan diri dengan suatu kelompok yang secara langsung menentang paus. Paus Eugenius harus meninggalkan Roma beberapa kali oleh sebab mara bahaya yang mengepungnya. Apabila ini terjadi, ia akan menemukan damai dan kekuatan di sebuah biara. Maka, ia akan mendapatkan keberanian untuk kembali dan menghadapi tugas tanggung jawabnya yang sulit kembali. Ia mengenakan jubah Cistercian dan hidup sederhana. Tak peduli betapa kalut hidupnya, ia senantiasa memiliki hati seorang biarawan. Salah seorang rekan biarawan menulis kepada St Bernardus dari Clairvaux mengenai Paus Eugenius, “Tak ada kesombongan pun sok kuasa dalam dia.” Paus Eugenius III wafat pada tanggal 8 Juli 1153. EULALIA († 304) Ketika berusia 12 tahun Eulalia menegur hakim yang berlaku kejam terhadap orang Kristen. Lalu puteri cilik ini disiksa dengan api dan dibunuh. A: kata baik (Y); B: Olala; P: 12 Februari 244 SANTO EULOGIUS dari SPANYOL († 859) St Eulogius hidup pada abad kesembilan. Keluarganya terpandang dan ia mendapatkan pendidikan yang baik. Sementara ia belajar dari bahanbahan pelajarannya, ia belajar juga dari teladan baik para gurunya. Eulogius suka sekali membaca dan mendalami Kitab Suci. Hal ini membantunya mencintai Sabda Tuhan. Ia rindu mewartakan Sabda Tuhan kepada semua orang. Ketika dewasa, ia menjadi seorang imam dan pemimpin suatu sekolah yang terkenal. Pada masa itu, kaum Muslim telah menaklukkan Spanyol. Mereka menentang kekristenan. Pertama-tama mereka berusaha membuat orang meninggalkan iman mereka. Jika menolak mengubah agama mereka, mereka dijebloskan ke dalam penjara. Sebagian bahkan dibunuh. Eulogius dan uskupnya dijebloskan ke dalam penjara bersama banyak umat Kristiani lainnya. Di penjara, Eulogius membaca Kitab Suci keras-keras demi menyemangati para tawanan lainnya. Sementara mendengarkan dengan seksama, rasa gentar mereka pun lenyap. Mereka tak lagi takut untuk mati bagi Yesus. Dalam masa itulah, St Eulogius menulis sebuah buku yang mendorong umat Kristiani untuk lebih memilih mati daripada mengingkari iman mereka yang kudus. Orang kudus ini sendiri, lebih dari segalanya, rindu menjadi seorang martir. Tetapi, malahan ia dilepaskan dari penjara. Begitu dibebaskan, St 245 Eulogius mulai berkhotbah dan mempertobatkan banyak orang. Hal ini membuat para bekas penawannya menjadi begitu murka hingga mereka menangkapnya kembali. Di hadapan pengadilan, St Eulogius dengan gagah berani memaklumkan bahwa Yesus adalah Tuhan. Eulogius dijatuhi hukuman mati dan ia mempersembahkan hidupnya bagi Yesus. Ia wafat pada tahun 859. A: yang memuji (Y); P: 11 Maret EUSTOKIA OSB (1444-1469) Adalah anak seorang suster yang tergoda, yang sering sakit dan kerasukan roh jahat. Tetapi karena berpegang teguh pada kerahiman Tuhan, lagi pula sangat sabar dan taat pada bimbingan bapa pengakuannya, suster di Padua Italia ini menjadi suci. Mayatnya tetap utuh. P: 13 Oktober EUSTOKIUM (368-419) Puteri Santa Paula ini adalah teman dan murid kesayangan Santo Hieronimus. Ia mendorong gurunya supaya menulis buku-buku tafsir Kitab Suci. Tidak lama sesudah biaranya di Bethlehem di rusak para perampok ia mati karena kesedihan. P: 28 September SANTO EUSEBIUS VERSELLI (283-1 Agustus 371) Eusebius dilahirkan di pulau Sardinia, Italia, sekitar tahun 283. Kedua orangtuanya adalah orangorang Kristen yang saleh. Menurut tradisi, ayahnya wafat sebagai martir. Eusebius senantiasa aktif 246 dalam komunitas Kristiani. Ia terpanggil untuk melayani umat di Roma dan kemudian pergi ke Italia utara, ke Vercelli. Eusebius dipilih sebagai uskup pertama Vercelli. Uskup Eusebius dan sebagian imamnya menjalani hidup biasa seturut gaya hidup para biarawan dalam biara. Para imamnya mendapatkan persiapan matang untuk bertumbuh dalam kehidupan rohani. Mereka juga berlajar bagaimana menghadapi orang-orang yang datang kepada mereka untuk mohon bimbingan. Para imam dalam bimbingan St Eusebius menjadi pelayan-pelayan Kristus yang tekun dan riang gembira. Banyak dari antara mereka yang di kemudian hari ditahbiskan sebagai uskup. Pada masa itu, bidaah Arian tersebar luas. Banyak orang menjadi bingung dan menganggap bidaah tersebut sebagai benar. Kaisar Konstantius juga seorang penganut bidaah Arian, ia menghendaki agar semua orang berpihak kepadanya. Para uskup yang tidak mau tunduk padanya dibuang dari keuskupan mereka. St Atanasius dibuang pada tahun 355. Eusebius hadir dalam Sidang Milan yang mengutuk St Atanasius. Tetapi, Eusebius tidak mau memberikan suaranya untuk menentang Atanasius, jadi ia disingkirkan juga. Eusebius dibuang ke Palestina. Pada mulanya, seorang yang baik hati memberinya tumpangan sebagai tamu terhormat di rumahnya. Tetapi, orang yang baik ini meninggal dunia dan para penganut bidaah Arian menculik sang uskup. Mereka 247 menganiaya, menyeretnya di jalan-jalan, lalu mengurungnya dalam sebuah kamar sempit empat hari lamanya. Ketika para utusan dari keuskupan Vercelli menuntut agar uskup dibebaskan serta dikembalikan ke tempat asalnya, tuntutan dipenuhi. Tetapi, sebentar kemudian, bapa uskup disiksa dan dianiaya kembali. Ketika Konstantius wafat pada tahun 361, kaisar berikutnya mengijinkan para uskup yang diasingkan untuk kembali ke keuskupan mereka. St Eusebius adalah seorang pembela kebenaran yang gagah berani, juga para uskup lainnya yang mengagumkan pada masa itu, seperti St Atanasius dan St Meletius. St Eusebius diyakini sebagai salah seorang yang memberikan sumbangan dalam persiapan “Kredo Atanasius.” Kredo ini merupakan salah satu kredo yang sangat berharga di mana dinyatakan segala apa yang kita yakini sebagai orang Katolik. Uskup Eusebius menghabiskan tahun-tahun terakhir hidupnya di Vercelli, di tengah umat keuskupannya. Ia wafat pada tanggal 1 Agustus 371. “Aku mohon pada kalian agar memelihara iman dengan penuh waspada, mengusahakan kerukunan, bertekun dalam doa, ingatlah aku selalu, agar kiranya Kristus menganugerahkan kebebasan kepada GerejaNya yang menderita di seluruh penjuru dunia.” ~ Santo Eusebius EUTIMOS AGUNG (377-473) Adalah seorang imam dari Armenia yang tinggal dalam gua-gua di Palestina. Ia mengumpulkan murid-murid dan memberikan pelajaran/ teladan hidup bertapa yang sangat 248 disenangi. Eutimos terkenal sebagai misionaris Badui (Arab). A: terhormat (Y); P: 20 Januari EUTIMOS MUDA (824-898) Meninggalkan anak isterinya untuk menjadi rahib. Ia selalu pindah-pindah tempat, karena tidak mau diganggu oleh orang-orang yang minta nasehatnya. Di hari tuanya ia menyerahkan dua biara dibawah pimpinan cucu pria dan wanitanya. Kemudian Eutimos mengundurkan diri ke semenanjung Athos Yunani. P: 15 Oktober SANTO PAUS EVARISTUS († 107) St Evaristus hidup pada abad kedua. Ia berasal dari sebuah keluarga Yahudi di Betlehem. Keluarganya tinggal di Yunani pada saat ia dilahirkan. Evaristus dibesarkan dan dididik dalam agama Yahudi. Ayahnya sangat bangga akan kesalehan dan kecerdasan puteranya, hingga ia mengirimkan putranya untuk belajar pada guruguru terbaik. Setelah dewasa, Evaristus menjadi seorang Kristiani. Begitu besar cintanya pada iman barunya ini hingga ia memutuskan untuk menjadi seorang imam. Di Roma, di mana ia melakukan karya pelayanan, semua orang mengagumi serta 249 mengasihinya. Demikianlah, ketika paus wafat sebagai martir, Evaristus dipilih untuk menggantikannya. Evaristus merasa sama sekali tak layak menjadi seorang paus, tetapi Yesus tahu yang terbaik. Masa itu adalah masa-masa penganiayaan Gereja. Fitnah-fitnah keji tersebar luas mengenai iman Katolik hingga orang-orang Romawi tidak perlu berpikir dua kali untuk membunuh umat Kristiani. Siapa saja yang menjadi paus nyaris pasti akan ditangkap. Paus St Evaristus menggembalakan Gereja selama kurang lebih delapan tahun. Semangatnya begitu berkobar-kobar hingga jumlah orang-orang yang percaya semakin hari semakin bertambah banyak. Tetapi, pada akhirnya, ia ditangkap juga. Para sipir penjara terkagum-kagum melihat sukacita pada wajah orang tua yang kudus ini sementara ia digiring ke penjara. St Evaristus menganggap diri memperoleh hak istimewa didapati pantas menderita sengsara dan mati bagi Yesus. Tiada hadiah yang lebih berharga yang dapat diberikan kepadanya selain dari kemartirannya. Paus St Evaristus wafat pada tahun 107. EWALDUS BERSAUDARA (abad ke-7) Dua misionaris bangsawan Ianggeris ini berkarya di Jerman dan menemui ajalnya setelah dibunuh oleh orang-orang yang masih kafir. P: 3 Oktober EZEKIEL MARENO DIAZ (1848-1906) Semula adalah misionaris di Philipina, kemudian memimpin suatu biara di Spanyol dan 250 akhirnya diangkat menjadi uskup di Kolombia Amerika Latin. Ia dengan rajin sekali mencurahkan tenaga dan kesehatannya untuk menguatkan iman umatnya, supaya bertahan dalam masa penganiayaan. A: semoga Allah memperkuat (H); P: 19 Agustus 251 F SANTO PAUS FABIANUS († 250) & SANTO SEBASTIANUS († 288) Fabianus adalah seorang paus yang wafat sebagai martir pada tahun 250, yaitu pada masa penganiayaan oleh Kaisar Decius. Dalam catatan dikatakan bahwa Fabianus merupakan seorang yang luar biasa, seorang yang dikenal sangat kudus. Dalam sepucuk surat yang ditulis tak lama sesudah kematian Fabianus, St. Siprianus menjelaskan bagaimana Fabianus terpilih sebagai paus. Kelompok yang berkumpul untuk memilih paus menerima suatu tanda nyata bahwa pilihan harus dijatuhkan kepada Fabianus. Ia adalah orang awam pertama yang menjadi paus. Sebagai uskup dan martir, jenasah Fabianus ditempatkan di Basilika St. Sebastianus. Kedua martir ini, St. Fabianus dan St. Sebastianus, dirayakan pestanya pada hari yang sama. Sebastianus dikenal luas sejak dari masa Gereja Perdana. Sebagai seorang perwira Romawi, ia dikenal oleh karena kebaikan hatinya dan 252 kegagahannya. Dalam masa penganiayaan oleh Kaisar Diocletian, Sebastianus tidak mau mengingkari iman Kristianinya. Para pemanah membidikkan anak-anak panah ke tubuhnya dan meninggalkannya dalam keadaan hampir mati. Ketika seorang janda yang kudus hendak menguburkan jenasahnya, ia sangat terkejut mendapati bahwa Sebastianus masih hidup. Janda itu membawanya pulang ke rumahnya serta merawat luka-lukanya. Ketika Sebastianus telah sembuh kembali, janda itu berusaha membujuknya untuk meloloskan diri dari penganiayaan oleh bangsa Romawi. Tetapi, Sebastianus adalah seorang ksatria yang gagah berani. Ia tidak hendak melarikan diri. Ia bahkan mendatangi Kaisar Diocletian dan mendesaknya untuk segera menghentikan penganiayaan terhadap umat Kristiani. Kaisar sangat terperanjat melihat bahwa Sebastianus masih hidup. Ia menolak mendengarkan apa yang hendak dikatakan oleh perwiranya itu. Diocletian memerintahkan agar Sebastianus segera didera hingga tewas. Sebastianus wafat sebagai martir pada tahun 288. P: 20 Januari FABIOLA († 399) Adalah puteri keluarga ningrat di Roma. Ia membangun rumah tangga dengan lelaki yang bejat cara hidupnya. Karena tidak tahan Fabiola berusaha minta cerai, dan akhirnya berhasil bercerai di catatan sipil. Kemudian dia nekad untuk menikah lagi meskipun beragama Kristen, perbuatannya itu jelas mencemarkan nama baik umat. Namun tidak lama setelah pernikahannya itu, suaminya meninggal dunia. Fabiola pun bertobat di hadapan 253 umat dan diterima kembali ke dalam pangkuan gereja. Cara hidup lama ia tinggalkan sama sekali; ia mendermakan seluruh harta kekayaannya dan berbuat amal. Kemudian ia pergi ke Bethlehem dan bergabung dengan Hieronimus dalam karya penterjemahan Alkitab ke dalam bahasa Latin. Namun impian Fabiola untuk hidup tenang tidak menjadi kenyataan. Sebab, suasana kandang Bethlehem yang diinginkannya berdekatan dengan penginapan yang berjubel dan hiruk pikuk. Selain itu, pada waktu itu terjadi perpecahan diantara golongan Kristen di Palestina. Tanah suci juga terancam oleh bangsa Hun. Itulah sebabnya Fabiola terpaksa angkat kai dari Bethlehem bersama Hieronimus menuju Jaffa. Dari sana mereka kembali ke Roma. Bersama dengan seorang teman Fabiola mendirikan rumah penginapan bagi orang sakit dan mereka yang sedang dalam perjalanan. Itulah yayasan amal pertama yang mengurus suatu hospital. Namanya cepat menanjak dan lembaga itu segera ditiru oleh orang-orang Kristen dalam karya amal. Fabiola, janda, pendiri hospital di Porto; meninggal tahun 399; P: 27 Desember FATIMA Nama untuk wanita ini adalah nama tempat penampakan Santa Maria (1917) dan tempat Ziarah di Portugal. Nama desa itu diambil dari nama anak Muhammad, yaitu Fatima, waktu penjajahan Arab. SANTA FAUSTINA KOWALSKA 254 (25 Agustus 1905-5 Oktober 1938) Helena Kowalska dilahirkan di Glogowiec, Polandia pada tanggal 25 Agustus 1905 sebagai anak ketiga dari sepuluh putera-puteri pasangan suami isteri Katolik yang saleh Stanislaw Kowalski dan Marianna Babel. Ayahnya seorang petani merangkap tukang kayu. Keluarga Kowalski, sama seperti penduduk Glogowiec lainnya, hidup miskin dan menderita dalam penjajahan Polandia oleh Rusia. Helena hanya sempat bersekolah hingga kelas 3 SD saja. Ia seorang anak yang cerdas dan rajin, juga rendah hati dan lemah lembut hingga disukai orang banyak. Sementara menggembalakan sapi, Helena biasa membaca buku; buku kegemarannya adalah riwayat hidup para santa dan santo. Seringkali ia mengumpulkan temanteman sebayanya dan menjadi `katekis' bagi mereka dengan menceritakan kisah santa dan santo yang dikenalnya. Helena kecil juga suka berdoa. Kerapkali ia bangun tengah malam dan berdoa seorang diri hingga lama sekali. Apabila ibunya menegur, ia akan menjawab, “Malaikat pelindung yang membangunkanku untuk berdoa.” Ketika usianya 16 tahun, Helena mulai bekerja sebagai pembantu rumah tangga agar dapat meringankan beban ekonomi keluarga. Tetapi, setahun kemudian ia pulang ke rumah untuk minta ijin masuk biara. Mendengar keinginan Helena, 255 ayahnya menanggapi dengan tegas, “Papa tidak punya uang untuk membelikan pakaian dan barangbarang lain yang kau perlukan di biara. Selain itu, Papa masih menanggung hutang!” Puterinya mendesak, “Papa, aku tidak perlu uang. Tuhan Yesus Sendiri yang akan mengusahakan aku masuk biara.” Namun, orangtuanya tetap tidak memberikan persetujuan mereka. Patuh pada kehendak orangtua, Helena bekerja kembali sebagai pembantu. Ia hidup penuh penyangkalan diri dan matiraga, hingga suatu hari pada bulan Juli 1924 terjadi suatu peristiwa yang menggoncang jiwanya. “Suatu ketika aku berada di sebuah pesta dansa dengan salah seorang saudariku. Sementara semua orang berpesta-pora, jiwaku tersiksa begitu hebat. Ketika aku mulai berdansa, sekonyongkonyong aku melihat Yesus di sampingku; Yesus menderita sengsara, nyaris telanjang, sekujur tubuh-Nya penuh luka-luka; Ia berkata kepadaku: “Berapa lama lagi Aku akan tahan denganmu dan berapa lama lagi engkau akan mengabaikan-Ku” Saat itu hingar-bingar musik berhenti, orang-orang di sekelilingku lenyap dari penglihatan; hanya ada Yesus dan aku di sana. Aku mengambil tempat duduk di samping saudariku terkasih, berpura-pura sakit kepala guna menutupi apa yang terjadi dalam jiwaku. Beberapa saat kemudian aku menyelinap pergi, meninggalkan saudari dan semua temantemanku, melangkahkan kaki menuju Katedral St Stanislaus Kostka. Lampu-lampu sudah mulai dinyalakan; hanya sedikit orang saja ada dalam katedral. Tanpa mempedulikan sekeliling, aku rebah (= prostratio) di hadapan Sakramen Mahakudus dan memohon dengan sangat kepada Tuhan agar berbaik hati 256 membuatku mengerti apa yang harus aku lakukan selanjutnya. Lalu aku mendengar kata-kata ini: “Segeralah pergi ke Warsawa, engkau akan masuk suatu biara di sana.” Aku bangkit berdiri, pulang ke rumah, membereskan hal-hal yang perlu diselesaikan. Sebisaku, aku menceritakan kepada saudariku apa yang telah terjadi dalam jiwaku. Aku memintanya untuk menyampaikan selamat tinggal kepada orangtua kami, dan lalu, dengan baju yang melekat di tubuh, tanpa barang-barang lainnya, aku tiba di Warsawa,” demikian tulis St Faustina di kemudian hari. Setelah ditolak di banyak biara, akhirnya Helena tiba di biara Kongregasi Suster-suster Santa Perawan Maria Berbelas Kasih. Kongregasi ini membaktikan diri pada pelayanan kepada para perempuan yang terlantar secara moral. Sejak awal didirikannya oleh Teresa Rondeau, kongregasi mengaitkan misinya dengan misteri Kerahiman Ilahi dan misteri Santa Perawan Maria Berbelas Kasih. “Ketika Moeder Superior, yaitu Moeder Jenderal Michael yang sekarang, keluar untuk menemuiku, setelah berbincang sejenak, ia menyuruhku untuk menemui Tuan rumah dan menanyakan apakah Ia mau menerimaku. Seketika aku mengerti bahwa aku diminta menanyakan hal ini kepada Tuhan Yesus. Dengan kegirangan aku menuju kapel dan bertanya kepada Yesus: “Tuan rumah ini, apakah Engkau mau menerimaku? Salah seorang suster menyuruhku untuk menanyakannya kepada-Mu.” Segera aku mendengar suara ini: “Aku menerimamu; engkau ada dalam Hati-Ku.” Ketika aku kembali dari kapel, Moeder Superior langsung bertanya, “Bagaimana, apakah sang Tuan 257 menerimamu?” Aku menjawab, “Ya.” “Jika Tuan telah menerimamu, maka aku juga akan menerimamu.” Begitulah bagaimana aku diterima dalam biara.” Namun demikian, Helena masih harus tetap bekerja lebih dari setahun lamanya guna mengumpulkan cukup uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari pada tahap awal tinggal di biara. Akhirnya pada tanggal 1 Agustus 1925, menjelang ulangtahunnya yang ke-20, Helena diterima dalam Kongregasi Suster-suster Santa Perawan Maria Berbelas Kasih. “Aku merasa sangat bahagia, seakan-akan aku telah melangkahkan kaki ke dalam kehidupan Firdaus,” kenang St Faustina. Setelah tinggal di biara, Helena terkejut melihat kehidupan para biarawati yang sibuk sekali hingga kurang berdoa. Karenanya, tiga minggu kemudian Helena bermaksud meninggalkan biara dan pindah ke suatu biara kontemplatif yang menyediakan lebih banyak waktu untuk berdoa. Helena yang bingung dan bimbang rebah dalam doa di kamarnya. “Beberapa saat kemudian suatu terang memenuhi bilikku, dan di atas tirai aku melihat wajah Yesus yang amat menderita. Luka-luka menganga memenuhi WajahNya dan butir-butir besar airmata jatuh menetes ke atas seprei tempat tidurku. Tak paham arti semua ini, aku bertanya kepada Yesus, “Yesus, siapakah gerangan yang telah menyengsarakan-Mu begitu rupa?” Yesus berkata kepadaku: “Engkaulah yang yang akan mengakibatkan sengsara ini pada-Ku jika engkau meninggalkan biara. Ke tempat inilah engkau Kupanggil dan bukan ke tempat lain; Aku telah menyediakan banyak rahmat bagimu.” Aku mohon pengampunan pada Yesus dan segera mengubah keputusanku.” 258 Pada tanggal 30 April 1926, Helena menerima jubah biara dan nama baru, yaitu Sr Maria Faustina; di belakang namanya, seijin kongregasi ia menambahkan “dari Sakramen Mahakudus”. Dalam upacara penerimaan jubah, dua kali Sr Faustina tibatiba lemas; pertama, ketika menerima jubah; kedua, ketika jubah dikenakan padanya. Dalam Buku Catatan Harian, St Faustina menulis bahwa ia panik sekaligus tidak berdaya karena pada saat itu ia melihat penderitaan yang harus ditanggungnya sebagai seorang biarawati. Dalam biara, tugas yang dipercayakan kepadanya sungguh sederhana, yaitu di dapur, di kebun atau di pintu sebagai penerima tamu. Semuanya dijalankan Sr Faustina dengan penuh kerendahan hati. Pada tanggal 22 Februari 1931, St Faustina mulai menerima pesan kerahiman ilahi dari Kristus yang harus disebarluaskannya ke seluruh dunia. Kristus memintanya untuk menjadi rasul dan sekretaris Kerahiman Ilahi, menjadi teladan belas kasih kepada sesama, menjadi alat-Nya untuk menegaskan kembali rencana belas kasih Allah bagi dunia. Seluruh hidupnya, sesuai teladan Kristus, akan menjadi suatu kurban - hidup yang diperuntukkan bagi orang lain. Menanggapi permintaan Tuhan Yesus, St Faustina dengan rela mempersembahkan penderitaan pribadinya dalam persatuan dengan-Nya sebagai silih atas dosa-dosa manusia; dalam hidup sehari-hari ia akan menjadi pelaku belas kasih, pembawa sukacita dan damai bagi sesama; dan dengan menulis mengenai kerahiman ilahi, ia mendorong yang lain untuk mengandalkan Yesus dan dengan demikian mempersiapkan dunia bagi kedatangan-Nya kembali. Meskipun sadar akan ketidaklayakannya, serta ngeri akan pemikiran harus berusaha 259 menuliskan sesuatu, toh akhirnya, pada tahun 1934, ia mulai menulis buku catatan harian dalam ketaatan pada pembimbing rohaninya, dan juga pada Tuhan Yesus Sendiri. Selama empat tahun ia mencatat wahyu-wahyu ilahi, pengalaman-pengalaman mistik, juga pikiran-pikiran dari lubuk hatinya sendiri, pemahaman serta doa-doanya. Hasilnya adalah suatu buku catatan harian setebal 600 halaman, yang dalam bahasa sederhana mengulang serta menjelaskan kisah kasih Injil Allah bagi umatnya, dan di atas segalanya, menekankan pentingnya kepercayaan pada tindak kasih-Nya dalam segala segi kehidupan kita. Buku itu menunjukkan suatu contoh luar biasa bagaimana menanggapi belas kasih Allah dan mewujud-nyatakannya kepada sesama. Di kemudian hari, ketika tulisan-tulisan St Faustina diperiksa, para ilmuwan dan juga para teolog terheran-heran bahwa seorang biarawati sederhana dengan pendikan formal yang amat minim dapat menulis begitu jelas serta terperinci; mereka memaklumkan bahwa tulisan St Faustina sepenuhnya benar secara teologis, dan bahwa tulisannya itu setara dengan karya-karya tulis para mistikus besar. Devosinya yang istimewa kepada Santa Perawan Maria Tak Bercela, kepada Sakramen Ekaristi dan Sakramen Tobat memberi St Faustina kekuatan untuk menanggung segala penderitaannya sebagai suatu persembahan kepada Tuhan atas nama Gereja dan mereka yang memiliki kepentingan khusus, teristimewa para pendosa berat dan mereka yang di ambang maut. St Faustina Kowalska menulis dan menderita diam-diam, hanya pembimbing rohani dan beberapa superior saja yang mengetahui bahwa suatu yang 260 istimewa tengah terjadi dalam hidupnya. Setelah wafat St Faustina, bahkan teman-temannya yang terdekat terperanjat mengetahui betapa besar penderitaan dan betapa dalam pengalamanpengalaman mistik yang dianugerahkan kepada saudari mereka ini, yang senantiasa penuh sukacita dan bersahaja. Pesan Kerahiman Ilahi yang diterima St Faustina sekarang telah tersebar luas ke segenap penjuru dunia; dan buku catatan hariannya, “Kerahiman Ilahi Dalam Jiwaku” menjadi buku pegangan bagi Devosi Kerahiman Ilahi. St Faustina sendiri tak akan terkejut mengenai hal ini, sebab telah dikatakan kepadanya bahwa pesan kerahiman ilahi akan tersebar luas melalui tulisan-tulisan tangannya demi keselamatan jiwa-jiwa. Dalam suatu pernyataan nubuat yang ditulisnya, St Faustina memaklumkan: “Aku merasa yakin bahwa misiku tidak akan berakhir sesudah kematianku, melainkan akan dimulai. Wahai jiwajiwa yang bimbang, aku akan menyingkapkan bagi kalian selubung surga guna meyakinkan kalian akan kebajikan Allah” (Buku Catatan Harian, 281) St Maria Faustina Kowalska dari Sakramen Mahakudus, rasul kerahiman ilahi, wafat pada tanggal 5 Oktober 1938 di Krakow dalam usia 33 tahun karena penyakit TBC yang dideritanya. Jenasahnya mula-mula dimakamkan di pekuburan biara, lalu dipindahkan ke sebuah kapel yang dibangun khusus di biara. Pada tahun 1967, dengan dekrit Kardinal Karol Wojtyla, Uskup Agung Krakow, kapel tersebut dijadikan sanctuarium reliqui Abdi Allah Sr Faustina Kowalska. Pada Pesta Kerahiman Ilahi tanggal 18 April 1993, Sr Faustina dibeatifikasi oleh Paus Yohanes Paulus II dan pada Pesta Kerahiman Ilahi tanggal 30 April 2000 dikanonisasi 261 oleh paus yang sama. Pesta St Faustina dirayakan setiap tanggal 5 Oktober. SANTO FAUSTINUS dan SANTA JOVITA (abad ke-2) Santo Faustinus dan Santa Jovita adalah dua bersaudara yang tinggal di Brescia, Italia. Mereka termasuk di kalangan para martir awal Kristen. Kedua pemuda ini banyak menderita dalam masa penganiayaan Kaisar Hadrian pada abad kedua. Sejak masih belia, Faustinus dan Jovita telah dikenal karena cintanya yang besar kepada agama yang mereka peluk. Mereka juga mengamalkan karya-karya belas kasih Kristiani. Kedua bersaudara ini saling tolong-menolong dalam berbuat baik kepada mereka semua yang membutuhkan. Uskup Brescia menahbiskan keduanya menjadi imam. Demikianlah, mereka mulai berkhotbah ke manamana, baik kepada mereka yang kaya maupun yang miskin. Mereka tak menghindarkan diri dari kurban yang diperlukan untuk membawa banyak orang 262 kepada Tuhan. Karena waktu itu adalah masa penganiayaan, orang mudah merasa takut. Tetapi, Faustinus dan Jovita tak menyerah pada rasa takut menghadapi para prajurit meski para prajurit ini tanpa belas kasihan membantai banyak umat Kristiani. Ketika kaisar mendengar bahwa Faustinus dan Jovita berani berkhotbah secara terbuka, ia menjebloskan mereka ke dalam penjara dan menyiksa mereka. Kaisar berpikiran bahwa siksa aniaya akan dapat membungkam mereka. Tetapi, tak peduli betapa berat penderitaan yang harus ditanggung kedua imam itu, mereka tak hendak berjanji untuk berhenti berkhotbah tentang Yesus. Mereka senantiasa dalam sikap doa bahkan dalam penjara yang gelap ngeri. Sesungguhnya, mereka secara suka hati mempersembahkan penderitaan mereka kepada Tuhan. Faustinus dan Jovita saling menyemangati satu sama lain untuk tetap gagah berani bahkan jika mereka, juga, harus mati sebagai martir demi Yesus. Kedua bersaudara itu tetap setia pada iman dan kasih kepada Yesus hingga keduanya wafat dimartir. Tanggal tepatnya kematian mereka tidak dicatat. Meski begitu, kesaksian mereka yang gagah berani merupakan kenangan suci sekaligus tantangan bagi kita semua untuk hidup seturut teladan mereka. A: Faustinus: beruntung (L) ♂; Yovita: Langit (L) ♀; B: Yovi; P: 15 Februari FEBRONIA (abad ke-4) Dikisahkan, bahwa pada abad ke-7 puteri cantik di kota Nisibia kawasan Mesopotamia (Irak) itu akan dibebaskan dari penjara oleh kepala 263 pengadilan Selenus, asal ia murtad dan mau menikah dengan Lisimakus, keponakannya. Tetapi Febronia menolak, akibatnya ia disiksa dan dipukuli dengan kayu sampai mati, lalu Selenus menjadi gila dan bunuh diri, sedangkan keponakannya bertobat. P: 25 Juni SANTA FELISITAS dan SANTA PERPETUA († 202) Perpetua dan Felisitas hidup di Kartago, Afrika Utara, pada abad ketiga. Pada masa itu terjadi penganiayaan yang hebat atas orangorang Kristen oleh Kaisar Septimus Severus. Perpetua yang berusia duapuluh dua tahun adalah puteri seorang bangsawan kaya. Semenjak kecilnya ia selalu mendapatkan apa saja yang ia inginkan. Tetapi ia sadar bahwa ia mengasihi Yesus dan iman Kristianinya jauh lebih berharga dari apa pun yang dapat ditawarkan oleh dunia. Oleh karena imannya itulah ia menjadi seorang tahanan yang siap menghadapi hukuman mati. Ayah Perpetua adalah seorang kafir. Ia melakukan segala daya upaya untuk membujuk puterinya agar mengingkari iman Kristianinya. Ia berusaha meyakinkan Perpetua akan betapa pentingnya menyelamatkan nyawanya. Tetapi, Perpetua tetap pada pendiriannya, meskipun ia tahu bahwa ia harus meninggalkan suami serta bayinya. 264 Felisitas, pelayan Perpetua yang Kristen, adalah seorang budak. Ia dan Perpetua bersahabat. Mereka saling berbagi iman dan cinta akan Yesus. Felisitas juga rela kehilangan nyawanya bagi Yesus dan bagi imannya. Oleh sebab itu ia juga menjadi seorang tahanan yang siap menghadapi hukuman mati. Felisitas adalah seorang isteri. Ketika sedang di penjara karena imannya, ia juga menjadi seorang ibu muda pula. Bayinya diangkat anak oleh seorang wanita Kristen yang baik. Felisitas amat bahagia karena sekarang ia dapat pergi sebagai martir. Bergandengan tangan, Perpetua dan Felisitas menghadapi kemartiran mereka dengan gagah berani. Mereka dijadikan mangsa binatang-binatang buas dan kemudian dipenggal kepalanya. Mereka berdua wafat sekitar tahun 202. SANTA FELISITAS dan KETUJUH PUTERANYA Felisitas adalah seorang wanita Kristen bangsawan dari Roma. Ia hidup pada abad kedua. Sesudah suaminya meninggal dunia, Felisitas mengabdi Tuhan dengan berdoa dan melakukan karya belas kasihan. Teladan baiknya menghantar banyak orang untuk menjadi Kristen pula. Hal ini menyebabkan imam-imam kafir amat marah dan melaporkannya kepada Kaisar Antonius Pius. Mereka mengatakan bahwa Felisitas adalah musuh negara oleh 265 sebab ia membuat dewa-dewa murka. Maka, kaisar memerintahkan agar Felisitas ditangkap. Tujuh orang pemuda ditangkap bersamanya. Mereka adalah ketujuh putera Felisitas. Seperti ibu dalam Kitab Makabe dalam Perjanjian Lama, Felisitas tetap tenang. Gubernur sia-sia saja membujuknya untuk mempersembahkan korban kepada para dewa. Akhirnya Gubernur berseru, “Perempuan celaka! Jika engkau ingin mati, matilah! Tetapi, janganlah engkau membinasakan anak-anakmu pula.” “Putera-puteraku akan hidup selama-lamanya jika mereka, seperti saya, mengutuk dewa-dewa berhala dan mati bagi Tuhan,” jawab Felisitas. Wanita yang gagah berani ini dipaksa menyaksikan putera-puteranya dihukum mati. Seorang mati dicambuk, dua orang didera dengan tongkat, tiga orang dipenggal kepalanya dan seorang lagi tewas ditenggelamkan. Empat bulan kemudian, Felisitas juga dihukum pancung. Kekuatannya yang luar biasa itu bersumber pada pengharapannya yang besar akan kehidupan kekal kelak bersama Tuhan dan putera-puteranya di surga. Dapat dikatakan, St. Felisitas wafat dimartir delapan kali, sebab ia harus menyaksikan satu demi satu puteranya wafat dimartir hingga akhirnya ia sendiri mempersembahkan nyawanya juga bagi Yesus. FELIX († 303) Adalah uskup di Thibiuka (Tunisia). Ia dipaksa menyerahkan Kitab Suci untuk dibakar. Namun ia menjawab: “Lebih baik sayalah yang dibakar daripada Kitab Suci ini. Sebab, lebih tepat patuh kepada Tuhan daripada kepada manusia.” Kemudian ia menerima ganjaran hukuman mati. P: 24 Oktober 266 SANTO PAUS FELIX III (II) († 492) Paus St Felix III (II) adalah leluhur dari Paus St Gregorius Agung (540-604). Gregorius menulis bahwa ketika bibinya, St Tharsilla, sedang menghadapi ajal, Paus Felix menampakkan diri kepada bibinya dan membimbingnya ke surga. Siapakah Paus St Felix ini? Dan peristiwa-peristiwa apakah yang terjadi dalam hidupnya yang menghantarnya ke kekudusan? Meski tak banyak catatan tentangnya, tetapi kita tahu bahwa Felix adalah seorang Romawi. Ia seorang yang jujur dan gagah berani dalam menghadapi masamasa sulit. Felix dinobatkan menjadi paus pada tahun 483. Gereja terpecahbelah atas kelompok-kelompok karena ajaran-ajaran sesat. Faktor-faktor politis mempersulit pelayanan paus. Tetapi, Felix berhasil membuktikan diri sebagai seorang yang gagah berani dalam membela kebenaran-kebenaran iman dan hak-hak Gereja. Banyak yang memperbandingkannya dengan Paus St Leo Agung yang wafat pada tahun 461. Paus Felix sungguh universal dalam pandangannya. Ia berusaha memahami serta menyelesaikan masalahmasalah Gereja di berbagai belahan dunia. Felix melewatkan sembilan tahun dari masa hidupnya sebagai paus. Ia akan dikenang sebagai 267 seorang yang berdedikasi total kepada Yesus dan Gereja-Nya. Paus St Felix wafat pada tahun 492. A: bahagia (L); P: 1 Maret SANTO FELIX dan SANTO SIPRIANUS Felix dan Siprianus, keduanya adalah Uskup Afrika yang hidup pada abad kelima. Mereka menderita bersama lebih dari 4900 martir dalam masa penganiayaan yang hebat oleh bangsa Vandal. Huneric, raja Vandal, membuang umat Kristiani ini ke pengasingan di padang gurun Libya. Mereka diperlakukan dengan begitu keji oleh bangsa Moor. Seorang uskup yang kudus bernama Victor berusaha menolong umat Kristiani yang malang ini, yang dijebloskan ke dalam sebuah penjara yang ngeri. Mereka dikurung tanpa udara maupun penerangan yang cukup. Uskup Victor menuliskan kisah keberanian dan penderitaan yang mereka alami. Beliau menceritakan bahwa ketika mereka diperintahkan untuk pergi ke tempat pembuangan di padang gurun yang ganas, mereka keluar dari penjara dengan menyanyikan madah pujian. Umat Kristiani lainnya mencucurkan arimata melihat kegagahan mereka. Bahkan para perempuan dan anak-anak ikut pergi bersama mereka ke pembuangan dan tewas di sana. Dalam kisah ini diceritakan pula tentang Uskup St Felix. Ia tua renta dan setengah lumpuh hingga seseorang mengatakan kepada raja Vandal, “Baginda dapat meninggalkan dia mati di sini.” Tetapi Raja Huneric dengan keji menjawab, “Jika ia tidak dapat menunggang kuda, ia dapat diseret dengan lembu.” Pada akhirnya, mereka memutuskan untuk mengikatkan uskup tua yang gagah berani ini pada seekor keledai dan 268 dengan demikian ia dibuang agar mati di padang gurun. Kita juga merayakan St Siprianus. Uskup Siprianus hidup dua abad sesudah St Siprianus dari Kartago. St Siprianus yang pestanya kita rayakan hari ini mempertaruhkan nyawanya sendiri demi memelihara sebanyak mungkin para tawanan. Ia menghabiskan segenap waktu dan kekuatannya, pula segala yang dimilikinya, demi menolong mereka. Akhirnya, ia sendiri ditangkap juga dan dibuang ke pengasingan. Di sana ia wafat sebagai martir akibat perlakuan keji terhadap umat Kristiani. FELIX dari NOLA Diterangi oleh sinar redup pelita minyak kecil, orang-orang Kristen kota Nola berkumpul mendoakan Felix, pastor mereka. Felix adalah anak seorang bekas tentara dan menjadi pastor yang rajin sekali mengunjungi umat. Pada tahun 250 Kaisar Decius melancarkan pengejaran terhadap orang Kristen. Felix tertangkap dan dijebloskan ke dalam penjara. Dua kali sudah dicemeti setelah bajunya ditanggalkan. Tetapi Felix berhati baja dan tak mau mengkhianati imannya. Hal ini mengobarkan kemarahan para penganiayanya. Felix dilemparkan ke dalam sel gelap tak berjendela dan lantai penuh dengan pecahan kaca. Esok hari ia mesti menjalani hukuman mati. Tuhan mendengarkan doa umat Nola malam itu: Dengan cara ajaib Felix melintasi pintu penjara satu demi satu. Tetapi ia tidak langsung bersmbunyi atau menemui umatnya. Ia telah mendengar, bahwa uskup Maximus dari Nola, sedang bersembunyi di suatu tempat dalam keadaan 269 sengsara dan memerlukan pertolongan. Maka tindakan Felix yang pertama adalah menemui gembalanya. Berjam-jam lamanya Felix berjalan terseok-seok menurutkan liku-liku lorong sempit. Sebab, seharian perutnya kosong dan badan lunglai akibat penganiayaan. Akhirnya ia berhasil menemukan uskup itu sendirian, sakit dan tidak berdaya. Dengan bersusah payah Felix menggendongnya ke sebuah rumah, supaya uskup dapat beristirahat memulihkan kekuatannya. Sesaat setelah tersiar kabar bahwa Felix melarikan diri, tentara dikerahkan untuk melacak dan menangkapnya kembali. Mereka juga diberi kuasa untuk melaksanakan hukuman mati seperti yang telah diputuskan. Tetapi Felix menyembunyikan diri. Baru sesudah kaisar yang kejam itu digantikan oleh kaisar baru, Felix muncul lagi. Ketika uskup Maximus meninggal, umat meminta Felix menggantikannya. Tetapi ia menolak kedudukan terhormat itu. Ia memilih tetap sebagai imam biasa dengan hidup sederhana. Ia dihormati karena kebaikan dan keberaniannya semasa pengejaran. Felix dari Nola (Italia Selatan) hidup pada abad ke-3. Makamnya masih utuh dalam Katedral Nola. A: yang bahagia; P: 14 Januari. FELIX OFM CAP (1515-1578) Yang senantiasa minta derma itu dijuluki ‘Bruder Deogratias’, karena selalu mengucap “Syukur kepada Allah” atas segala perlakuan yang diterimanya. Hidupnya sangat sederhana, banyak berdoa dan selalu sopan, sehingga disenangi rakyat kecil. P: 18 Mei 270 FELIX, LUCIUS, NEMESIAN, FELIX, LITEUS POLIAN, VIKTOR, JADER dan DAVITUS (257) Adalah uskup-uskup Afrika Utara bersama banyak imam dan awam dihukum paksa dalam tambang batu marmer di Sium. Siprianus menulis surat kepada mereka menguatkan iman para saksi Kristus ini. yang kerja Santo untuk P: 10 September FEODOR (=TEODOR) dan JOAN († 983) Adalah martir Rusia pertama. Ketika raja kembali dari medan perang untuk merayakan kemenangannya, ia berikrar akan mengurbankan seorang manusia. Undian jatuh kepada Joan. Dia dan ayahnya Feodor yang sudah beriman Kristen menolak kebiasaan kafir yang buruk itu. Akhirnya nereka dibunuh oleh orang-orang Rusia yang belum mengenal Kristus itu P: 12 Juli SANTO FERDINANDUS III (1199-1252) Adalah putera Raja Alfonso IX dari Leon dan Ratu Berengaria dari Kastilia. Ia naik tahta di Katilia pada usia 20 tahun. Tigabelas tahun kemudian ia menjadi raja atas Leon. Persatuan antara kedua kerajaan ini seterusnya tak terpecahkan lagi. Masa pemerintahannya mempunyai arti yang sangat penting bagi sejarah Spanyol. Sebab, dialah yang berhasil merebut lagi sebagian besar Andalusia dari pendudukan orang-orang Moor (Islam). Melalui pertempuran yang sengit ia berhasil mempersatukan kembali seluruh wilayah ke dalam Negara Kristen 271 itu. Ferdinandus adalah raja yang besar, dalam arti berkuasa dan mempunyai keberanian, tetapi juga berhati besar, yakni tidak mementingkan diri sendiri, penuh pengabdian kepada iman dan rakyatnya. Ia juga memperluas Universita Salamanca. Tatkala meninggal, banyak orang menganggap dia sebagai santo. Tetapi baro 400 tahun kemudian ia secara resmi dinyatakan kudus. Ferdinandus III (1199-1252), Raja dari Leon dan Kastilia (Spanyol); dimakamkan dalam Katedral Sevilla; L: bola (=bumi ini) dan pedang; P: 30 Mei FERDINANDUS († 1443) Ia dijuluki Pangeran Tabah (= El Pricipe Constante). Ia ditangkap oleh tentara Maroko ketika bersama saudaranya Henrikus Navigator berperang di Ceuta. Ia menjadi sandera dank arena tak mampu membayar uang tebusan Ferdinanus tak dibebaskan. Lalu ia disiksa dengan keji sampai mati di Fez pada tahun 1443. P: 5 juni FEREMENATOS (380) Ketika bersama saudara Edesia sedang melakukan perjalanan, mereka ditangkap oleh orang Etiopia. Namun pedagang dari Libanon ini disukai oleh raja dari Aksum, sehingga diminta mendidik puteranya. Feremenatos berhasil mempersatukan orang-orang Kristen yang terpencar-pencar. Lalu ia ditahbiskan uskup oleh Santo Atanasios dari Alexandria (Mesir) dan menjadi ‘Rasul Etiopia’. B: Frumentius; P: 27 Oktober 272 SANTO FIDELIS OFM Cap dari SIGMARINGEN (1578-1622) Namanya ialah Mark Rey. Ia dilahirkan di Jerman pada tahun 1578. Mark menuntut ilmu di Universitas Freigburg yang termashyur untuk menjadi seorang pengacara. Semasa masih mahasiswa, ia sering mengunjungi mereka yang sakit dan yang miskin. Setiap hari ia selalu meluangkan waktu untuk berdoa. Saudaranya memutuskan untuk menjadi seorang imam Fransiskan Kapusin. Sebaliknya, Mark menamatkan kuliahnya dan menjadi seorang pengacara terkenal. Mark seringkali membela perkara kaum miskin yang tidak memiliki uang untuk membayar. Oleh sebab itulah ia dijuluki, “Pengacara Orang Miskin.” Karena Mark seorang yang jujur, ia menjadi muak dengan ketidakjujuran yang terjadi dalam pengadilan. Ia memutuskan untuk mengikuti jejak saudaranya dan menjadi seorang imam. Mark menerima jubahnya dan memilih nama Fidelis, yang berarti “setia.” Pastor Fidelis bersukacita ketika ia diutus ke Swiss, di sana banyak orang yang memusuhi iman Katolik. Pastor Fidelis ingin memenangkan jiwa mereka dan membawa mereka kembali ke pangkuan Gereja. Khotbah-khotbahnya membawa hasil yang menakjubkan. Banyak orang bertobat. Musuh Gereja Katolik amat marah dengan keberhasilannya. 273 St. Fidelis tahu bahwa hidupnya ada dalam bahaya, namun demikian ia terus saja berkhotbah. Suatu hari, tengah ia berkhotbah, sebuah peluru ditembakkan, tetapi meleset. Pastor Fidelis tahu bahwa ia harus meninggalkan kota saat itu juga. Dan ia melakukannya, tetapi, saat ia sedang dalam perjalanan ke kota terdekat, gerombolan orang yang marah menghentikannya. Mereka memerintahkannya untuk mengingkari iman Katolik. St. Fidelis menjawab dengan tegas, “Aku tidak akan mengingkari iman Katolik.” Orang-orang menyerangnya dengan tongkat, pentung dan senjata lainnya. Dalam keadaan terluka sang imam memaksakan dirinya untuk berlutut. Ia berdoa: “Tuhan, ampunilah musuh-musuhku. Mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat. Tuhan Yesus, kasihanilah aku! Bunda Maria yang kudus, Bundaku, tolonglah aku!” Orang banyak itu kembali menyerangnya hingga mereka yakin bahwa ia sudah tewas. St. Fidelis wafat sebagai martir pada tahun 1622 dalam usia empat puluh empat tahun. Ia dinyatakan kudus oleh Paus Benediktus XIV pada tahun 1746. A: yang setia; L: pentung dan pedang; P: 24 April FILEAS († 305) Uskup yang pandai dari Mesir ini menulis surat kepada umatnya berisikan kisah hidup para martir Alexandria. Bersama Santo Filoromus – seorang pejabat tinggi yang memprotes perlakuan pemerintah terhadap uskup ini – ia dihukum mati, meskipun hakim telah membujuknya agar mengingat nasib anak dan isterinya. P: 4 Februari 274 FILEMON (abad ke-1) Adalah ‘kawan dan teman sekerja’ Paulus di Kolosa (Turki). Rumahnya digunakan untuk perayaan ekaristi kudus. Surat kepada Filemon dalam Perjanjian Baru). orang yang senang berbuat amal ini menjadi dan mati syahid. Santo sering (Lihat Konon uskup A: yang tercinta (Y); P: 22 Nopember FILEMON (abad ke-3) Menurut kisah kuno Filemon disuap oleh diakon Apolonios yang takut mati itu untuk memberikan persembahan kepada dewa-dewa dengan menggunakan pakaian Apolonios. Sebab, Filemon sendiri masih kafir. Tetapi di muka mezbah dewa, Filemon sekonyong-konyong tergerak oleh rahmat dan berubah mengaku beriman kepada Kristus. Lalu Apolonios bertobat dan mereka berdua mati sebagai saksi iman. P: 8 Maret FILIBERTUS (610-685) Dalam usia muda sudah dipilih menjadi abbas. Namun karena para biarawan tak mau tunduk. Ia meninggalkan biara itu dan mengunjungi biara-biara lain untuk memperdalam hidup rohani. Kemudian Filibertus mendirikan biara baru. Tetapi ia segera dipenjarakan oleh seorang pejabat tinggi yang dicelanya. Ia pindah tempat dan merintis biara baru lagi di muara sungai Loire Perancis P: 20 Agustus 275 FILIP (1507-1569) Masuk biara pada usia 30 tahun. Bekas pedagang kaya ini dipilih menjadi abbas, karena kepandaiannya dalam hal rohani, administrasi dan irigasi. Tahun 1565 ia diangkat menjadi kepala Gereja Ortodox Rusia. Dua tahun kemudian terjadilah pembunuhan missal yang dilakukan oleh Tzar Ivan IV. Filip menegurnya secara pribadi, tetapi Ivan tambah marah. Suatu hari Ivan mau menyambut komuni di katedral Moskow. Uskup Filip lantang berkata: “Di atas altar ini kami mempersembahkan kurban murni tak berdarah demi penyelamatan manusia. Tetapi di luar gereja ini darah orang Kristen tak bersalah ditumpahkan. Tuhan menolak orang yang tidak mencintai sesame manusia. Dan aku wajib mengatakan demikian kepada Baginda dan aku bersedia mati karenanya.” Pembunuhan berjalan terus dan uskup Filip pun tetap memprotes. Akhirnya Filip dipecat, diborgol dan dipenjarakan. Dua hari sebelum Natal, utusan Tsar mencekiknya hingga tewas. P (di Gereja Ortodox): 9 Januari SANTO FILIPUS RASUL († 62) dan SANTO YAKOBUS, Kedua orang kudus ini termasuk dalam kedua belas rasul Yesus. Filipus merupakan salah seorang dari para rasulNya yang pertama. Ia dilahirkan di Betsaida, di wilayah Galilea. Tuhan Yesus bertemu 276 dengannya dan berkata, “Ikutlah Aku!” Filipus sangat bersukacita bersama Yesus. Ia ingin membagikan sukacitanya itu kepada sahabatnya, Natanael. “Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi,” kata Filipus, “yaitu Yesus dari Nazaret.” Natanael tidak ikut bergembira. Nazaret hanyalah sebuah kota kecil, dan bukannya suatu kota besar dan penting seperti Yerusalem. Jadi, kata Natanael, “Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?” Tetapi, Filipus tidak marah mendengar jawaban sahabatnya itu. Ia hanya mengatakan, “Mari dan lihatlah!” Natanael pergi menjumpai Yesus. Setelah berbicara dengan-Nya, Natanael juga menjadi seorang pengikut Kristus yang setia. St. Yakobus adalah putera Alfeus dan saudara sepupu Yesus. Setelah kenaikan Yesus ke surga, Yakobus menjadi Uskup Yerusalem. Orang banyak sangat menghormatinya dan memberinya julukan “Yakobus si Adil,” yang berarti “Yakobus yang Kudus.” Ia juga dijuluki “Yakobus Muda,” karena ia lebih muda dari seorang rasul lainnya yang juga bernama Yakobus. Yakobus yang lain itu dijuluki “Yakobus Tua” karena ia lebih tua usianya. St. Yakobus seorang yang lemah lembut dan pemaaf. Ia menghabiskan banyak waktunya untuk berdoa. Terus-menerus ia memohon kepada Tuhan untuk mengampuni mereka yang menganiaya para pengikut Kristus. Bahkan ketika para penganiaya umat Kristen menjatuhkan hukuman mati atasnya, 277 Yakobus memohonkan ampun bagi mereka kepada Tuhan. St. Yakobus wafat sebagai martir pada tahun 62. Filipus Rasul, makamnya dihormati di Gereja Duabelas Rasul di Roma; A: penyayang kuda; B: Filip; L: tongkat dengan salib; P: 3 Mei FILIPOS († 304) Ketika polisi mengunci gereja, uskup tua itu dengan tenang mengatakan, bahwa Tuhan bersemayam dalam hati setiap manusia dan bukan dalam gedung. Ia terus mengumpulkan umat supaya beribadat di luar gereja, sehingga gubernur menuntut agar piala-piala dan Kitab-kitab Suci untuk ibadat diserahkan. Namun Filipos menolak. Akibatnya, ia bersama diakon Hermes di cambuk dan selama tujuh bulan dikurung dalam penjara untuk disiksa. Ketika tiba saatnya menjalani hukuman mati, mereka begitu lemah sehingga terpaksa diusung ke tempat pembakaran. Hari berikutnya seorang Kristen lain, Severus namanya, menjalani nasib yang sama. P: 22 Oktober FILIPUS BENIZI (1225-1285) Semula pembesar ordo Servit ini adalah mahasiswa kedokteran yang mau menjadi bruder. Tetapi akhirnya malah ditahbiskan menjadi imam. Ketika konklav mengusulkan Filipus menjadi paus baru, ia menyembunyikan diri ke pegunungan. Sebagai pengkotbah dan pendamai jasanya sangat besar. Suatu hari, ketika sedang mengadakan misi perdamaian, ia ditempeleng oleh Peregrine Laziosi (1345). Melihat Filipus begitu tenang, Peregrine insaf, lalu bertobat dan masuk ordo Servit juga. Filipus sangat tekun berdoa dan 278 sabar dalam menanggung penderitaan, sehingga dinyatakan sebagai Santo Pelindung penderita sakit kronis P: 23 Agustus; Peregrine P: 1 Mei SANTO FILIPUS NERI (22 Juli 1515-26 Mei 1595) Filipus Neri dilahirkan pada tanggal 22 Juli 1515 di Florence, Italia. Ayahnya, Fransiskus Neri, bekerja sebagai seorang notaris. Ia termasuk golongan bangsawan, tetapi keluarganya sendiri hidup miskin. Filipus kecil suka sekali berkelakar! Bagi teman-temannya, sentuhan tangan Filipus atau bahkan kehadirannya saja sudah cukup untuk menyembuhkan hati siapa saja yang sedang berduka. Filipus kecil juga suka bertindak seturut kata hatinya. Karena kelakuannya itu hampir saja sebuah kecelakaan merenggut nyawanya. Filipus melihat seekor keledai beban dengan gerobaknya yang sarat dengan buah-buahan; tibatiba saja ia meloncat naik ke atas punggung keledai. Keledai yang terkejut itu kehilangan keseimbangannya dan terpeleset. Sedetik kemudian, keledai, gerobak dan buah-buah muatannya serta Filipus jatuh terguling-guling ke gudang bawah tanah dengan Filipus tertindih keledai dan gerobak! 279 Pada tahun 1533, ketika usianya delapan belas tahun Filipus dikirim ke San Germano, kepada seorang sanak, untuk belajar berdagang. Tetapi tidak ada sama sekali minatnya dalam berdagang. Ia malahan lebih sering menggunakan waktunya untuk berdoa di sebuah kapel di atas bukit. Filipus memperoleh nubuat dalam suatu penglihatan bahwa ia mendapat panggilan merasul di Roma, jadi ia meninggalkan keluarganya dan pindah ke Roma. Di Roma, Filipus belajar Filsafat dan Teologi selama tiga tahun, sebelum akhirnya memutuskan untuk hidup layaknya seorang pertapa. Suatu ketika, sedang Filipus berdoa di Katakomba St. Sebastianus di jalan Appian Way, sebuah bola api masuk ke dalam hatinya. Pengalaman mistik ini memberinya kekuatan yang luar biasa hingga ia mulai mewartakan Tuhan dengan penuh semangat kepada semua orang. Pada tahun 1548, Filipus membentuk kelompok Persaudaraan Tritunggal Maha Kudus. Kelompok tersebut beranggotakan kaum awam yang menawarkan bantuan bagi para peziarah yang datang ke Roma. Organisasi ini berjalan baik dan kelak menjadi rumah sakit Santa Trinita dei Pellegrini yang terkenal di Roma. Karena merasakan panggilan yang kuat untuk menjadi imam, Filipus masuk biara dan pada tahun 1551 ditahbiskan menjadi seorang imam. Kemudian Romo Neri ditugaskan di gereja San Girolamo. Bagi umatnya, Romo Neri adalah seorang imam yang spontan, tak dapat ditebak, menyenangkan serta penuh humor. Semua orang kudus selalu penuh pengharapan dan sukacita, tetapi pada Neri pengharapan dan sukacita itu tampak lebih nyata. Ia selalu melihat sisi baik dari semua peristiwa, baik peristiwa gembira maupun 280 sedih yang dialaminya. Lelucon-leluconnya, biasanya idenya sendiri, selalu dikenang. Demi pertumbuhan rohani umatnya, Romo Neri senantiasa menyediakan waktu bagi siapa saja dan kapan saja. Ia memperhatikan mereka dan memberikan dukungan serta nasehat menurut kepentingan mereka masing-masing. Nasehatnasehatnya itu membawa dampak yang besar sehingga berguna bagi perkembangan gereja secara menyeluruh. Rm Neri amat popular sebagai seorang bapa pengakuan sebab ia pandai membaca hati orang dan memberikan penitensi yang membantu mereka berbalik dari dosa-dosa mereka. Ia membantu umatnya mengatasi kelemahankelemahan mereka dengan membuat mereka tertawa! Sukacita Rm. Neri segera memikat hati umatnya, terutama kaum muda. Ia mengadakan kegiatan-kegiatan untuk membimbing hidup kerohanian mereka: doa, Misa, diskusi, pendalaman iman, paduan suara, dsbnya. Ia mengadakan prosesi kunjungan ke Tujuh Gereja di Roma dengan perhentian-perhentian di masing-masing gereja untuk berdoa, devosi, menyanyi, menari dan berpiknik (piknik yang dihadiri oleh ± 6000 orang)! Jumlah kaum muda yang bergabung semakin lama semakin banyak, di antara mereka banyak pula yang kemudian tertarik untuk menjadi imam, hingga pada akhirnya terbentuklah Konggregasi Oratorian. Nama Oratorian dipilih karena mereka biasa berkumpul secara teratur di sebuah ruang kecil yang disebut oratory (“ora” adalah bahasa Latin yang berarti “berdoa”; oratory artinya tempat doa). Rm Neri dan Oratorian segera menjadi pusat kehidupan beriman di Roma. 281 Beberapa penguasa gereja yang iri kepada Rm Neri merasa terancam dengan berkembangnya gerakan Oratorian. Oleh karena itu Rm Neri diperintahkan untuk menghentikan segala kegiatan Oratorian. Rm Neri tentu saja kecewa, tetapi ia menghadapi semua rintangan itu dengan humor, kerendahan hati dan ketaatan. Akhirnya, pada tahun 1575, Paus Gregorius XIII merestui Konggregasi Oratorian dan mengijinkannya untuk melakukan segala kegiatannya kembali. Mereka bahkan dihadiahi gereja Santa Maria dari Vallicella, tetapi lebih dikenal hingga sekarang sebagai “Chiesa Nuova” (artinya gereja baru). Pada hari mereka memasuki gereja baru mereka pada tahun 1577, para Oratorian melakukan arak-arakan di kota dengan membawa serta segala tetak-bengek peralatan rumah tangga mereka (sendok, mangkuk, kursi yang seluruhnya terbuat dari kayu). Di barisan depan parade yang aneh ini tampaklah Rm Neri, berarak sambil menendang-nendang bola sepak. Rm Neri memahami betapa pentingnya berbicara dengan bijaksana. Suatu hari seseorang datang kepadanya. Orang itu mempunyai masalah tidak dapat menghentikan kebiasaan buruknya yaitu bergosip dan menceritakan keburukan-keburukan orang lain. Rm Neri menyuruhnya naik ke atap rumah dengan satu tas besar penuh dengan bulu burung. Kemudian Romo memintanya untuk membuka tas serta menggoncang-goncangkan tas tersebut agar bulu-bulu itu dapat keluar semuanya. Baru saja ia melakukannya, maka angin segera meniup bulu-bulu itu dan membawanya terbang hingga jauh menyebar ke seluruh penjuru kota. Sesudahnya, Rm Neri memintanya untuk pergi mengumpulkan setiap bulu yang telah terbang terbawa angin. Orang itu memandang Rm Neri 282 dengan terkejut dan gugup. Rm Neri berkata, “Katakata yang jahat sama seperti bulu-bulu itu. Begitu keluar dari tas, mereka menyebar ke segala penjuru kota dan tidak pernah bisa ditarik kembali!” Suatu hari seorang anak muda yang dibimbingnya datang kepada Rm Neri dan bertanya apakah ia diperkenankan mengenakan baju kasar (dalam upacara kuno wajib dikenakan oleh pendosa berat yang belum diampuni dosanya oleh gereja). Rm Neri menyadari bahwa kegiatan yang tampak seperti “laku silih” pun dapat menjadi sumber kesombongan, padahal Rm Neri senantiasa menjauhi sikap bangga dan tinggi hati. Oleh karenanya Rm Neri memberinya ijin dengan syarat bahwa baju kasar tersebut harus dikenakan di luar kemejanya! Dengan demikian baju kasar tersebut bukan saja menyebabkan ketidaknyamanan di tubuhnya tetapi juga menyebabkannya diperolok dan ditertawakan orang-orang di sekitarnya. Kisah ini menjadi terkenal, karena kelak di kemudian hari, pemuda itu menyatakan dengan penuh syukur bahwa “laku silih” yang dianjurkan Rm Neri mengajarkan kepadanya arti sebenarnya dari penderitaan dan dengan demikian mengubah hidupnya. Seorang pemuda bangsawan jatuh sakit dan mendadak meninggal. Ibunya sangat sedih, sebab puteranya belum menerima Sakramen Pengurapan Orang Sakit serta Sakramen Pengakuan Dosa. Ia memohon agar Rm Neri berdoa bagi puteranya. Rm Neri mendekati jenasah pemuda itu dan memegang tangannya seraya berkata, "Paulo, Paulo!" Maka pemuda itu pun bangun dan hidup kembali selama setengah jam sehingga dapat menerima kedua sakramen yang amat diperlukan bagi perjalanannya menuju surga. 283 Tuhan melakukan banyak mukjizat-Nya melalui Rm Neri. Namun demikian yang ingin dilakukan Rm Neri hanyalah membawa sebanyakbanyaknya orang kepada Yesus. Oleh karena itulah, guna menghindari rasa kagum umatnya, Rm Neri seringkali berlagak tolol. Ia mengenakan pakaian yang modelnya menggelikan atau pernah suatu ketika ia mencukur separuh janggutnya sebelum pergi ke suatu pesta perjamuan yang diselenggarakan khusus untuk menghormatinya. Atau, ketika para tamu dari Polandia datang untuk bertemu dengan orang kudus yang amat popular ini, mereka malahan mendapatkan Rm Neri sedang duduk mendengarkan seorang imam lain membacakan lelucon dari buku-buku humor. Rm Neri ingin orang lain menertawakannya dan dengan segera lupa bahwa ia adalah seorang kudus. Kepada para pengikutnya Rm Neri sering berkata, “Bersukacitalah senantiasa, karena sukacita adalah jalan untuk berkembang dalam kebajikan.” Meskipun Rm Neri seorang yang penuh humor, tetapi ia sangat serius dalam kehidupan doanya. Rm Neri mudah sekali mengalami `ekstase' (keadaan orang yang sedang terpengaruh Roh Kudus, sehingga berbuat sesuatu yang luar biasa); berjamjam dalam sehari dihabiskannya untuk berdoa. Jika seseorang bertanya bagaimana caranya berdoa, Rm Neri akan menjawab, “Rendah hati serta taat, maka Roh Kudus akan membimbingmu.” Pada tanggal 26 Mei 1595, setelah menderita sakit cukup lama, Rm Neri meninggal dunia dalam usia delapan puluh tahun. Ia dimakamkan di Chiesa Nuova. Seluruh kota Roma berduka. Namun, sekarang kota Roma tampak amat berbeda dibandingkan 60 tahun sebelumnya. Ada iman yang tumbuh dari kota tersebut yang segera menyebar 284 dan mempengaruhi umat Katolik di seluruh dunia. Sebagai ungkapan syukur, Paus menyatakan Rm Filipus Neri sebagai Rasul kota Roma yang kedua sesudah Santo Petrus. Rm Filipus Neri dibeatifikasi pada tahun 1615 oleh Paus Paulus V dan dikanonisasi pada tahun 1622 oleh Paus Gregorius XV. Pesta St Filipus Neri dirayakan setiap tanggal 26 Mei. FILIPUS DAN BOLA API Filipus memiliki semangat doa yang luar biasa. Tidak peduli di mana pun ia berada, ia dapat dengan mudah berkomunikasi dengan Tuhan bahkan dikatakan bahwa hatinya seolah-olah siap meledak karena cintanya yang meluap-luap kepada Tritunggal Maha Kudus! Pernyataan tersebut memang tidak berlebihan karena didasarkan pada suatu kejadian yang amat menakjubkan: Pada tahun 1544, menjelang Hari Raya Pentakosta, Filipus sedang berlutut dan berdoa memohon Karunia-karunia Roh Kudus di Katakomba St Sebastianus. Tiba-tiba sebuah bola api muncul dan secepat kilat masuk ke dalam mulutnya, lalu meluncur ke dalam hatinya. Filipus merasakan hatinya membesar, tetapi ia sendiri tidak merasa sakit. Sejak itu, setiap kali Filipus mengalami suatu peristiwa mistik (persatuan dengan Tuhan secara mendalam), maka hatinya akan 285 berdebar kencang menyebabkan seluruh tubuhnya bergetar. Di saat-saat seperti itu Filipus akan memohon kepada Tuhan untuk menenangkan hasratnya atau membawanya pulang ke surga. Kadang kala dada Filipus menjadi demikian panas terbakar sehingga ia harus melemparkan dirinya ke dalam salju. Sesudah Filipus wafat pada tahun 1595, para dokter membedah dadanya. Hati orang kudus itu sedemikian besarnya hingga dua tulang rusuk di atasnya patah dan menonjol keluar. Namun demikian para dokter tidak menemukan adanya tanda-tanda suatu penyakit. Seluruh kota Roma menghormati Filipus, kita pun juga. Dengan teladan St. Filipus Neri kita semua disadarkan bahwa masing-masing dari kita dipanggil bukan saja untuk menjadi kudus, tetapi juga untuk senantiasa penuh sukacita. Filipus Neri (1515-1595), pendiri perkumpulan ‘Oratorium’ dan tokoh pembaharuan; lahir di Firenze dan meninggal di Roma. L: imam Oratorium dengan hati yang berkobar-kobar di tengah-tengah anak yang riang gembira; P: 26 Mei. Hari pestanya dinyatakan sebagai hari besar rakyat Roma sampai kini. SANTA FINA (SERAPHINA) († 12 Maret 1253) Fina dilahirkan di sebuah kota kecil di Italia bernama San Geminiano. Pada mulanya, 286 orangtuanya termasuk golongan berada, tetapi kemudian mereka jatuh miskin. Seraphina, atau Fina, begitu ia biasa dipanggil, adalah puteri mereka. Fina seorang gadis manis yang lincah. Ia seorang yang murah hati. Setiap hari Fina menyisihkan sebagian makanannya untuk diberikan kepada seseorang di kotanya yang lebih miskin darinya. Siang hari ia menjahit serta memintal untuk membantu keluarganya membayar hutang-hutang mereka. Malam hari, ia biasa mempergunakan waktunya untuk berdoa lama kepada Yesus dan Maria. Ketika masih muda usianya, ayahnya meninggal dunia. Fina terserang suatu penyakit yang menjadikannya cacat serta lumpuh. Ia hampir tidak dapat bergerak sama sekali dan karenanya Fina harus tergolek di atas papan kayu selama enam tahun lamanya. Rasa sakit menjalar di seluruh tubuhnya. Satu-satunya cara bagi Fina agar ia dapat tabah menghadapi penderitaannya adalah dengan merenungkan sengsara Yesus sementara Ia dipaku pada kayu salib. “Aku mempersatukan seluruh penderitaanku dengan penderitaan-Mu, ya Yesus,” demikian ia berbisik. Kadang kala, ketika rasa sakit menyerangnya dengan dahsyat, ia akan berkata, “Ini bukanlah luka-lukaku, tetapi luka-luka-Mu, ya Kristus, yang menyakiti aku.” Fina ditinggalkan seorang diri berjam-jam lamanya setiap hari karena ibunya harus pergi untuk bekerja atau untuk meminta-minta. Para tetangga mengetahui penderitaan Fina, tetapi luka-lukanya mengeluarkan bau amat busuk sehingga mereka memiliki berbagai macam alasan untuk tidak menjenguknya. Tak disangka, ibunya pun meninggal dunia. Sekarang Fina sebatang kara. Hanya seorang tetangga, yaitu sahabat baiknya yang bernama 287 Beldia, datang untuk merawatnya. Beldia berusaha memberikan perhatian kepada Fina sebanyak yang ia mampu, tetapi pada umumnya Fina ditinggalkan seorang diri. Sudah jelas nyata bahwa ia tidak akan dapat hidup lebih lama lagi. Namun demikian, Fina tidak mau patah semangat. Seseorang menceritakan kepadanya tentang penderitaan hebat yang harus ditanggung oleh Santo Gregorius Agung. Fina kemudian berdevosi kepadanya. Konon, suatu hari, sementara ia mengerang kesakitan, Santo Gregorius menampakkan diri kepadanya. Dengan lembut ia berkata kepada Fina, “Puteriku, pada hari pestaku Tuhan akan memberimu istirahat.” Menurut penanggalan liturgi lama, pesta St. Gregorius Agung dirayakan pada tanggal 12 Maret karena ia wafat pada tanggal tersebut pada tahun 604. Jadi, pada tanggal 12 Maret 1253, St. Gregorius datang untuk membawa Fina pulang ke surga. FLABIANOS († 449) Uskup Agung Konstatinopel ini dipenjarakan oleh kaisar, karena membela kebenaran iman terhadap bidaah monofisit. Dua tahun sesudah kematiannya, Ratu Santa Pulkeria memakamkan mayatnya dalam geraja para Rasul. P: 18 Februari SANTO FLANNAN Flannan hidup sekitar abad ketujuh. Ia adalah putera seorang kepala suku Irlandia bernama Turlough. Flannan dididik oleh para biarawan. Ia juga belajar pertanian dari mereka. Di Roma, Paus Yohanes IV menjadikannya seorang uskup. Paus melakukan ini sebab ia mengenali kebijaksanaan dan 288 kekudusan Flannan. Ketika Santo Flannan kembali ke Irlandia, semua orang di wilayahnya, Killaloe, datang menyongsong. Mereka antusias untuk mendengarkan pengajaran yang dibawa Santo Flannan dari paus di Roma. Uskup Flannan mengajar umatnya begitu baik, bahkan ayahnya memutuskan untuk menjadi seorang biarawan. Kepala suku yang sudah lanjut usia ini pergi kepada Santo Colman untuk mendapatkan pengajaran dalam hidup membiara. Pada saat yang sama, ia mohon berkat bagi keluarganya, sebab tiga dari puteranya tewas terbunuh. Santo Colman menubuatkan, “Daripadamu akan bangkit tujuh raja.” Dan kelak terjadilah demikian. Santo Flannan khawatir, sebab ia adalah bagian dari keluarga, kalau-kalau ia menjadi raja juga. Jadi ia berdoa agar menjadi buruk rupa. Dan segeralah wajahnya menjadi bopeng. Ia memanjatkan permohonan yang aneh ini sebab ia ingin bebas untuk mengikuti panggilannya. Ia rindu membaktikan diri sepenuhnya demi melayani Tuhan dan umat-Nya. FLAVIA DOMITILLA (abad ke-1) Adalah puteri dari wangsa/ dinasti kekaisaran Romawi. Ia dibuang oleh kaisar karena menjadi Kristen. Bersama dengan dua pelayannya bekas tentara Romawi, yaitu Nereus dan Achilles dikirim ke pembuangan dan bebrapa tahun kemudian disiksa dan dipenggal P: 12 Mei FLORA († 851) 289 Dia difitnah oleh saudara lelakinya yang beragama Muslim. Akibatnya ia ditahan dan didera bersama temannya, yaitu Maria. Santo Eulogius mengirim surat kepada kedua tawanan ini: “Jangan takut! Walaupun diancam dibuang ke tempat pelacuran, tiada noda akan mencemarkan jiwa anda, sekalipun badan dinodai dengan paksa.” Hakim AbdRahman memerintahkan algojo memenggal kepala mereka di Cordoba (Spanyol). A: kembang, bunga (L); P: 24 Nopember FLORENTINA Dididik oleh Santo Leander dan dipilih menjadi abbas. A: yang berbunga; P: 27 September SANTO FLORIANUS († 304) Adalah sekretaris gubernur Romawi di Lorch Jerman. Ketika mau membantu orang-orang Kristen yang ditangkap, ia ditahan dan ditenggelamkan ke dalam sungai. Florianus dihirmati sebagai santo pelindung terhadap bahaya kebakaran dan kebanjiran. A: flora = kembang/bunga (L); L: batu giling pada leher; P: 4 Mei SANTA FLORA dari BEAULIEU Orang kudus dari Perancis ini hidup pada abad keempatbelas. Ia berasal dari sebuah keluarga yang harmonis dan di kemudian 290 hari menggabungkan diri dalam sebuah biara para biarawati di Beaulieu pada tahun 1324. Ia seorang gadis yang baik dan polos, yang menolak rencana orangtua untuk menikahkannya. Tetapi, begitu ia mempersembahkan diri kepada Tuhan sebagai mempelai-Nya, Ia memperkenankannya untuk membuktikan kasihnya dengan menghadapi berbagai macam pencobaan dan pergulatan hidup. Terkadang bagi Sr Flora tampaknya ia sedang melewatkan suatu kehidupan yang teramat nyaman. Di lain waktu, ia harus menghadapi kehidupan yang sulit. Maka ia pun tergoda untuk pulang ke rumah demi menyenangkan diri. Namun demikian, sebab ia tak kenal lelah berusaha mengasihi Tuhan, Sr Flora semakin dan semakin berkenan bagi-Nya. Pada akhirnya, Ia menganugerahinya dengan penglihatanpenglihatan yang menakjubkan dan karunia mengetahui kejadian di masa mendatang. Segera saja, orang banyak menyadari bahwa Sr Flora adalah seorang yang sungguh kudus. Mereka datang untuk meminta doa dan nasehatnya. Santa kita ini juga menerima anugerah istimewa sengsara lukaluka Kristus di salib. Tampaknya ia merasakan sesuatu menembusinya, meninggalkan suatu luka di lambungnya. Dengan sukacita ia menerima sengsara ini demi kasihnya yang teramat besar bagi Yesus. SANTO FOILLAN Foillan adalah seorang biarawan Irlandia yang hidup pada abad ketujuh. Kedua saudaranya juga telah dimaklumkan sebagai santo. Mereka adalah sebagian dari banyak rasul Irlandia yang berkobarkobar dalam semangat. Mereka meninggalkan tanah air guna membantu negeri-negeri lain yang memiliki lebih sedikit imam dibandingkan Irlandia. Santo 291 Foillan, Santo Fursey dan Santo Ultan terlebih dahulu pergi ke Inggris. Mereka mendirikan sebuah biara di Benteng Burgh. Dari tempat ini, mereka melakukan karya-karya misionaris di kalangan penduduk East Angles. Ketika para penyerang wilayah itu merampok segala yang dimiliki biara, Santo Foillan dan Santo Ultan memutuskan untuk mewartakan Injil di Perancis. Saudara mereka yang lain, Santo Fursey, telah bekerja sebagai seorang misionaris dan wafat di sana. Raja Clovis II menyambut kedua misionaris kudus itu sebagaimana ia menyambut saudara mereka yang datang sebelumnya. Beata Itta dan puterinya memberikan sebidang tanah kepada Foillan. Santa Gertrude memintanya untuk berkhotbah kepada para biarawati di biara di mana ia menjabat sebagai pemimpin biara. Foillan melakukanya dan mendatangkan pengaruh besar atas mereka. Ia juga melakukan karya misionaris di tengah masyarakat. Sesungguhnya, Santo Foillan adalah seorang santo Irlandia yang sangat terkenal di Eropa. Suatu hari, seusai mempersembahkan Misa untuk Santa Gertrude dan para biarawatinya, Pater Foillan berangkat bersama tiga orang rekan untuk suatu perjalanan. Mereka hendak menengok Santo Ultan yang mewartakan Injil di daerah lain. Sementara melintasi suatu hutan, mereka diserang oleh segerombolan penyamun dan mati terbunuh. 292 Dua setengah bulan kemudian barulah tubuh mereka diketemukan. Santa Gertrude memakamkannya dengan penuh hormat di biara yang didirikan Foillan. FOEBE (abad ke-1) Adalah diakon wanita yang membantu Santo Paulus dan umat (Roma 16,1 dst). Ia mengantarkan surat Santo Paulus ke Roma. P: 3 September FRANCOIS JOSEPH dan PIERRE LOUIS ROCHEFOUCAOULD Mereka berdua dengan tegas-tegas membela Gereja dari kesewenang-wenangan para penindas, ketika Revolusi Perancis mengganas. Kedua uskup kakak beradik ini dibunuh pada tahun1792 di Paris. P: 2 September BEATO FRANCOIS de MONTMORENCY LAVAL (1623-1708) Beato Francois adalah uskup pertama Quebec City, Canada. Ia dilahirkan pada tahun 1623 di sebuah kota kecil di Perancis. Ia mendapatkan pendidikan Katolik yang baik. Ia melanjutkan belajar di Yesuit dan lalu pergi ke Paris guna menyelesaikan persiapannya ke jenjang imamat. Pada bulan Mei 1647 Francois ditahbiskan 293 sebagai imam dan pada tanggal 8 Desember 1658 ditahbiskan sebagai uskup. Pada tahun 1659 ia tiba di New France. Uskup Laval memiliki semangat misioner yang tinggi. Terlebih lagi, ia memiliki keberanian untuk memikul tugas tanggung jawab yang berat. Ia dipercaya untuk mengorganisir Gereja di Canada yang masih merupakan daerah misi. Uskup Laval meminta para misionaris Yesuit untuk melayani penduduk setempat. Ia membentuk paroki-paroki baru bagi umat Katolik yang berbahasa Perancis. Pada tahun 1663, ia mendirikan seminari di Quebec. Ini merupakan langkah yang amat penting mengingat seminari yang baik diperlukan untuk mendidik calon-calon imam bagi umat Allah. Uskup Laval mengasihi umatnya di wilayahnya yang amat luas. Ia seorang uskup yang penuh perhatian dan hidup dalam doa. Salibnya yang teristimewa adalah campur-tangan terusmenerus dari otoritas sipil. Ia khususnya berbicara lantang mengenai pengaruh buruk perdagangan minuman keras. Pada tahun 1688, ia pensiun dan digantikan oleh Uskup de Saint-Vallier. Uskup Laval membaktikan duapuluh tahun terakhir hidupnya dalam karya-karya belas kasih dan pelayanan rohani. Ia wafat pada tahun 1708. Para peziarah datang berdoa di makamnya dan banyak mukjizat dilaporkan terjadi. Paus Yohanes Paulus II memaklumkan Uskup Laval sebagai “beato” pada tanggal 22 Juni 1980. FRANKA (abad ke-11) 294 Rubiah Italia ini melarikan diri ke tempat yang sangat sepi karena diganggu oleh dua imam jahat. P: 1 Oktober SANTA FRANSISKA dari ROMA (1384-9 Maret 1440) St Fransiska dilahirkan pada tahun 1384. Orangtuanya, Paul Bussa dan Jacobella de' Roffredeschi, adalah bangsawan yang kaya raya, tetapi mereka mengajarkan pada Fransiska untuk menaruh perhatian pada sesama dan mengamalkan hidup Kristiani yang saleh. Ia adalah seorang gadis kecil yang cerdas. Ketika usianya sebelas tahun, Fransiska memberitahukan kepada orangtuanya bahwa ia telah memutuskan untuk menjadi seorang biarawati. Namun, kedua orangtuanya malahan mendorong Fransiska untuk memikirkan hidup perkawinan. Seperti kebiasaan pada masa itu, mereka memilih seorang pemuda yang baik untuk menjadi suami Fransiska. Pemuda itu baru tigabelas tahun usianya. Fransiska dan suaminya, Lorenzo Ponziano, saling jatuh cinta. Meski pernikahan mereka adalah karena perjodohan, mereka hidup bahagia dalam perkawinan selama empatpuluh tahun lamanya. Lorenzo mengagumi isterinya, dan juga saudari iparnya - Vannozza. Fransiska dan Vannozza berdoa 295 setiap hari dan melakukan matiraga bagi Gereja Yesus, yang menghadapi banyak pencobaan pada masa itu. Kedua saudari ini juga mengunjungi mereka yang miskin dan merawat mereka yang sakit. Mereka membawakan makanan dan juga kayu bakar bagi orang-orang yang membutuhkannya. Para perempuan kaya lainnya terinspirasi oleh teladan kedua bersaudari ini untuk lebih memaknai hidup mereka pula. Sementara itu, Fransiska bertekun dalam doa. Ia semakin akrab bergaul dengan Yesus dan Maria dalam hidup sehari-hari. Fransiska dan Lorenzo adalah orang-orang yang penuh belas kasih. Mereka tahu bagaimana rasanya menderita. Mereka kehilangan dua dari ketiga anak mereka karena wabah. Hal ini menjadikan mereka terlebih lagi peka terhadap kebutuhan mereka yang menderita. Semasa pertikaian antara paus yang sah dengan anti-paus, Lorenzo memimpin pasukan yang membela paus yang benar. Sementara ia pergi berperang, para musuh memusnahkan harta milik dan kekayaannya. Bahkan meski demikian, Fransiska membereskan satu bagian dari villa keluarga yang telah dirusak dan mempergunakannya sebagai rumah sakit. Hidup terasa berat bagi keluarganya, namun demikian orang-orang di jalanan jauh terlebih lagi membutuhkan pertolongan. Lorenzo terluka dan pulang ke rumah untuk dirawat oleh isterinya tercinta agar sehat kembali. Lorenzo wafat pada tahun 1438. Fransiska menghabiskan empat tahun sisa hidupnya dalam kongregasi religius yang ia bantu pembentukannya. St Fransiska dari Roma wafat pada tanggal 9 Maret 1440. Ia dimaklumkan sebagai santa oleh Paus Paulus V pada tahun 1608. Pada pesta peringatannya, para imam biasa memberikan berkat 296 mobil oleh sebab St Fransiska dianggap sebagai pelindung mobil dan para pengemudi. Tentu saja St Fransiska tidak pernah mengemudi, tetapi menurut kisah legenda, apabila ia pergi keluar pada malam hari, maka malaikat pelindung mendahuluinya menerangi jalan dengan sebuah lampu besar serupa lentera. Semasa hidupnya St Fransiska mendiktekan 97 penglihatan, di mana ia melihat banyak siksa neraka. SANTA FRANSISKA XAVERIA CABRINI (15 Juli 1850-23 Desember 1917) Fransiska dilahirkan pada tanggal 15 Juli 1850. Sebagai seorang anak yang dibesarkan di Italia, ia berangan-angan untuk suatu hari kelak menjadi seorang misionaris yang diutus ke Cina. Ia menghanyutkan perahuperahu kertasnya ke sungai untuk menghidupkan ”khayalannya” Perahu-perahu kertas itu berlayar untuk membawa para misionaris ke Cina. Dan Fransiska pun mulai berpantang permen karena di Cina mungkin ia tidak akan lagi dapat menikmatinya. Namun demikian, ketika Fransiska telah dewasa, ia tidak diterima di kedua biara di mana ia ingin bergabung. Kesehatannya tidaklah terlalu bagus. Ia mengajar di sekolah untuk beberapa waktu lamanya. Kemudian seorang imam memintanya untuk membantu di sebuah panti asuhan kecil. Amatlah berat bagi Fransiska membantu di sana oleh karena wanita pengurus 297 panti tersebut. Tetapi, Fransiska tetap bertahan. Beberapa wanita yang baik hati bergabung dengannya. Bersama-sama, mereka mengucapkan kaul. Pada akhirnya, Bapa Uskup meminta Fransiska untuk membentuk kongregasi para biarawati misionaris. Tanpa ragu sedikit pun Fransiska segera mulai. Kongregasi yang dibentuknya itu diberi nama Suster-suster Misionaris Hati Kudus. Tidak lama berselang, kongregasinya mulai berkembang, pertama-tama di Italia dan kemudian di banyak negara lain. Fransiska, yang sekarang dipanggil Moeder (=Ibu) Cabrini, senantiasa rindu untuk pergi ke Cina. Tetapi tampaknya Tuhan berkehendak agar ia pergi ke Amerika. Ketika Paus Leo XIII mengatakan kepadanya, “Pergilah ke barat, dan bukan ke timur,” masalahnya telah selesai. St. Fransiska Xaveria Cabrini berlayar ke Amerika Serikat dan menjadi warga negara Amerika. Ia terutama membantu banyak sekali para imigran Italia. Bagi mereka, Moeder Cabrini adalah ibu mereka, sekaligus sahabat mereka. Pada mulanya, Moeder Cabrini beserta para susternya harus menghadapi banyak kesulitan. Uskup Agung New York bahkan mengusulkan agar mereka pulang kembali ke Italia. Tetapi, Moeder Cabrini menjawab, “Yang mulia, Bapa Suci mengutus saya ke sini dan di sinilah saya harus tinggal.” Bapa Uskup Agung mengagumi semangat juangnya, dan dengan demikian ia beserta para susternya diberi ijin untuk memulai karya mulia mereka bagi Tuhan. Banyak sekolah, rumah sakit serta panti asuhan didirikannya di berbagai negara bagian Amerika. Bersama dengan berlalunya waktu, Moeder Cabrini melakukan banyak perjalanan untuk 298 mengembangkan kongregasi serta karya-karya mereka. Selalu saja ada kesulitan-kesulitan, tetapi ia mempercayakan diri sepenuhnya kepada Hati Kudus Yesus. ”Dia-lah yang melakukan segala sesuatu, bukan kita,” demikian ia akan berkata. Moeder Cabrini wafat di Chicago pada tanggal 23 Desember 1917. Ia dinyatakan kudus oleh Paus Pius XII pada tahun 1946. P: 13 Nopember SANTO FRANSISKUS dari ASSISI (1181-3 Oktober 1226) Santo Fransiskus adalah seorang santo yang hebat yang cocok untuk kamu jadikan teladan hidupmu. Bahkan hingga kini Ordo Fransiskan (O.F.M. = Ordo Fratrum Minorum = Ordo Friars Minor = Ordo Saudara-saudara Dina) yang didirikannya masih terus tumbuh dan berkembang. Fransiskus dilahirkan di kota Assisi, Italia pada tahun 1181. Ayahnya bernama Pietro Bernardone, seorang pedagang kain yang kaya raya, dan ibunya bernama Donna Pica. Di masa mudanya, Fransiskus lebih suka bersenang-senang dan menghamburhamburkan harta ayahnya daripada belajar. Ketika usianya 20 tahun, Fransiskus ikut maju berperang melawan Perugia. Ia tertangkap dan disekap selama 299 satu tahun hingga jatuh sakit. Pada masa itulah ia mendekatkan diri kepada Tuhan. Setelah Fransiskus dibebaskan, ia mendapat suatu mimpi yang aneh. Dalam mimpinya, ia mendengar suara yang berkata, "layanilah majikan dan bukannya pelayan." Setelah itu Fransiskus memutuskan untuk hidup miskin. Ia pergi ke Roma dan menukarkan bajunya yang mahal dengan seorang pengemis, setelah itu seharian ia mengemis. Semua hasilnya dimasukkan Fransiskus ke dalam kotak persembahan untuk orang-orang miskin di Kubur Para Rasul. Ia pulang tanpa uang sama sekali di sakunya. Suatu hari, ketika sedang berdoa di Gereja St. Damiano, Fransiskus mendengar suara Tuhan, "Fransiskus, perbaikilah Gereja-Ku yang hampir roboh". Jadi, Fransiskus pergi untuk melaksanakan perintah Tuhan. Ia menjual setumpuk kain ayahnya yang mahal untuk membeli bahan-bahan guna membangun gereja yang telah tua itu. Pak Bernardone marah sekali! Fransiskus dikurungnya di dalam kamar. Fransiskus, dengan bantuan ibunya, berhasil melarikan diri dan pergi kepada Uskup Guido, yaitu Uskup kota Assisi. Pak Bernardone segera menyusulnya. Ia mengancam jika Fransiskus tidak mau pulang bersamanya, ia tidak akan mengakui Fransiskus sebagai anaknya dan dengan demikian tidak akan memberikan warisan barang sepeser pun kepada Fransiskus. Mendengar itu, Fransiskus malahan melepaskan baju yang menempel di tubuhnya dan mengembalikannya kepada ayahnya. Kelak, setelah menjadi seorang biarawan, Fransiskus baru menyadari bahwa yang dimaksudkan Tuhan dengan membangun Gereja-Nya ialah membangun semangat ke-Kristenan. Pada tanggal 3 Oktober 1226, dalam usianya yang ke 300 empatpuluh lima tahun Fransiskus meninggal dengan stigmata (Luka-luka Kristus) di tubuhnya. Tidak ada seorang pun dari pengikutnya yang menyerah dan mengundurkan diri setelah kematian Fransiskus, tetapi mereka semua melanjutkan karya cinta kasihnya dengan semangat kerendahan hati dan meneruskan kerinduannya untuk memanggil semua orang menjadi pengikut Kristus yang sejati. Santo Fransiskus adalah santo pelindung binatang dan anak-anak. Pestanya dirayakan setiap tanggal 4 Oktober. 301 DOA ST. FRANSISKUS DARI ASSISI TUHAN, jadikanlah aku pembawa DAMAI. Bila terjadi kebencian, jadikanlah aku pembawa cinta kasih. Bila terjadi penghinaan, jadikanlah aku pembawa pengampunan. Bila terjadi perselisihan, jadikanlah aku pembawa kerukunan. Bila terjadi kesesatan, jadikanlah aku pembawa kebenaran. Bila terjadi kebimbangan, jadikanlah aku pembawa kepastian. Bila terjadi keputus-asaan, jadikanlah aku pembawa harapan. Bila terjadi kegelapan, jadikanlah aku pembawa terang. Bila terjadi kesedihan, jadikanlah aku pembawa sukacita. Banyak cerita yang mengisahkan bagaimana Santo Fransiskus dari Assisi (1182-1226) dapat berkomunikasi dengan binatang-binatang dan menyatu dengan semua ciptaan. Berikut adalah beberapa cerita yang pertama kali ditulis oleh Thomas Celano pada abad ke-13 dan diceritakan kembali oleh John Bookser Feister. ST. FRANSISKUS BERKHOTBAH KEPADA BURUNG-BURUNG Fransiskus dan pengikut-pengikutnya sedang dalam perjalanan ke Lembah Spoleto dekat kota Bevagna. Tiba-tiba Fransiskus melihat serombongan 302 besar burung-burung dari berbagai jenis. Di antaranya ada merpati, gagak dan jenis-jenis yang lain. Terpesona dengan pemandangan itu, Fransiskus meninggalkan teman-temannya di pinggir jalan dan berlari mengejar rombongan burung yang dengan sabar menunggu kedatangannya. Seperti biasa Fransiskus menyapa mereka, ia pikir burung-burung itu akan segera beterbangan di udara ketika ia menyapanya. Tetapi mereka semua tetap diam di tempatnya masingmasing. Dipenuhi rasa kagum, Fransiskus bertanya apakah mereka mau tinggal sebentar bersamanya untuk mendengarkan Sabda Tuhan. Katanya kepada mereka, "Saudara dan saudari burung, hendaklah kalian memuji Pencipta-mu dan mengasihi-Nya selalu. Ia memberimu bulu-bulu sebagai mantel, sayap untuk terbang dan memenuhi segala kebutuhanmu. Tuhan-lah yang menjadikan engkau mulia di antara segala makhluk, menjadikan udara yang halus bersih sebagai rumahmu. Tanpa menabur atau pun menuai, kalian memperoleh bimbingan dan perlindungan dari Tuhan." Mendengar kata-katanya, burung-burung itu mengepak-ngepakan sayap mereka, menjulurkan leher mereka sambil memandang Fransiskus. Mereka bersukacita memuji Tuhan dengan cara yang demikian indah sesuai kodrat mereka. Kemudian Fransiskus berjalan di tengah-tengah burung-burung itu, berkeliling dan kembali, menyentuh kepala dan badan burung-burung itu dengan jubahnya. 303 Kemudian ia memberkati mereka dan membuat tanda salib bagi mereka. Kemudian burung-burung itu beterbangan di udara dan Fransiskus dengan penuh sukacita berterima kasih kepada Tuhan, lalu melanjutkan perjalanannya. Setelah kembali kepada teman-temannya, Fransiskus menggumam dengan keras mengapa selama ini ia tidak pernah berkhotbah kepada burung-burung. Maka, sejak saat itu, Fransiskus membiasakan diri untuk meminta kepada burungburung, segala jenis binatang serta reptil untuk memuji dan mengasihi Pencipta-nya. Dalam hidup Fransiskus seringkali terjadi peristiwa-peristiwa luar biasa di mana ia berbicara kepada binatangbinatang. Di antaranya, ketika St. Fransiskus menghardik serombongan burung yang berisik sehingga mengganggu upacara gereja! Yang mengherankan, burung-burung itu kemudian tinggal tenang sampai Fransiskus menyelesaikan khotbahnya. ST. FRANSISKUS, KELINCI DAN IKAN Suatu hari seorang rahib membawa seekor kelinci yang terjebak perangkap kepada St. Fransiskus. Ia menasehati kelinci agar lebih berhatihati di waktu yang akan datang, kemudian dikeluarkannya kelinci dari dalam perangkap dan diletakkannya di atas tanah supaya ia pergi. Tetapi kelinci itu kembali dan melompat ke atas pangkuan Fransiskus, berharap agar ia boleh tinggal di dekatnya. Fransiskus membawa kelinci itu ke sebuah hutan dan melepaskannya kembali. Tetapi kelinci itu kembali lagi ke tempat di mana Fransiskus duduk dan melompat ke atas pangkuannya lagi! Akhirnya 304 Fransiskus meminta salah seorang rahibnya untuk membawa kelinci masuk ke dalam hutan dan melepaskannya. Kali ini usahanya berhasil. Hal-hal seperti ini terjadi berkali-kali dalam hidup Fransiskus - di mana ia melihatnya sebagai suatu kesempatan untuk memuji kemuliaan Tuhan. Jika seekor makhluk yang begitu sederhana dapat begitu dilimpahi oleh keajaiban Tuhan, alangkah terlebih lagi manusia! Ikan-ikan juga patuh pada Fransiskus. Setiap kali seekor ikan tertangkap dan Fransiskus berada di sekitar tempat itu, ia akan melepaskan ikan itu kembali ke air sambil memperingatkannya agar berhati-hati supaya tidak tertangkap lagi. Sering terjadi, ikan akan tinggal di sekitar perahu Fransiskus untuk mendengarkannya berkhotbah sampai Fransiskus mengijinkannya untuk pergi. Barulah mereka berenang pergi. Di setiap karya ciptaan, demikianlah St. Fransiskus menyebut semua makhluk hidup, ia akan memuji sang seniman, yaitu Sang Pencipta yang terkasih. ST. FRANSISKUS DAN SERIGALA Barangkali kisah Santo Fransiskus yang paling terkenal adalah kisahnya menjinakkan serigala yang meneror rakyat kota Gubbio. Ketika Fransiskus tinggal di kota itu ia mendapati ada seekor serigala yang sangat ganas. Ia tidak saja memburu dan memangsa binatang, tetapi juga manusia. Rakyat kota itu mengangkat senjata untuk membinasakannya, tetapi mereka yang pergi menghadapi 305 serigala itu lenyap oleh taring-taringnya yang tajam. Maka penduduk menjadi sangat takut dan tidak berani keluar dari tembok kota. Fransiskus merasa iba kepada penduduk kota dan memutuskan untuk pergi menemui serigala. Penduduk mencegahnya dengan sangat, tetapi Fransiskus bersikeras bahwa Tuhan akan menjaganya. Seorang rahib yang pemberani dan beberapa petani menemani Fransiskus sampai ke gerbang luar kota. Tetapi segera saja petani-petani itu merasa gentar dan tidak berani melanjutkan perjalanan. Fransiskus dan rahibnya mulai berjalan. Tibatiba serigala, dengan rahangnya ternganga, muncul dari hutan dan datang menyerang kedua biarawan itu. Fransiskus membuat Tanda Salib ke arah serigala. Dengan kuasa Tuhan, serigala itu segera memperlambat larinya dan mengatupkan rahangnya. Kemudian Fransiskus berteriak: "Datanglah kepadaku, Saudara Serigala. Dalam nama Yesus, aku memerintahkan kamu untuk tidak lagi menyakiti siapa pun." Maka pada saat itu juga serigala menundukkan kepalanya dan datang berbaring di bawah kaki St. Fransiskus. Serigala itu menjadi jinak seperti seekor anak domba. St. Fransiskus menjelaskan kepada serigala bahwa serigala telah menakutkan penduduk kota, karena ia tidak saja memangsa binatang, tetapi juga manusia yang diciptakan seturut gambaran Allah. "Saudara Serigala," kata Fransiskus, "aku ingin mengadakan perdamaian antara kamu dan penduduk Gubbio. Mereka tidak akan menyakiti kamu dan kamu juga tidak boleh lagi menyakiti mereka. Semua kejahatan di masa lampau harap dimaafkan." 306 Serigala menyatakan persetujuannya dengan menggoyang-goyangkan badannya dan menggangguk-anggukkan kepalanya. Dan puncak dari peristiwa yang menakjubkan itu, Fransiskus meminta serigala untuk membuat janji. Sementara Fransiskus mengulurkan tangannya untuk menerima janji, serigala mengulurkan kaki depannya dan meletakkannya di atas tangan orang kudus itu. Kemudian, Fransiskus memerintahkan serigala untuk mengikutinya masuk ke dalam kota untuk mengadakan perjanjian damai dengan penduduk kota. Maka tanpa melawan sedikit pun serigala mengikuti St. Fransiskus. Ketika mereka tiba di alun-alun kota, semua orang datang untuk menyaksikan peristiwa yang ajaib itu. Dengan serigala di sisinya, Fransiskus berkhotbah kepada penduduk kota mengenai cinta kasih Tuhan yang luar biasa serta ajaib, yang memanggil mereka semua untuk bertobat dari semua dosa-dosa mereka. Kemudian atas nama serigala, Fransiskus menawarkan perdamaian kepada penduduk kota. Penduduk berjanji dengan suara lantang bahwa mereka akan menyediakan makanan bagi serigala. Kemudian Fransiskus bertanya kepada serigala apakah ia mau hidup berdamai dengan syarat-syarat tersebut. Serigala menundukkan kepalanya dalam-dalam dan merenggangkan badannya untuk meyakinkan semua orang bahwa ia menerima janji itu. Kemudian sekali lagi serigala meletakkan tangannya di atas tangan Fransiskus sebagai tanda ikatan perjanjian. Sejak saat itu penduduk kota menepati janji yang mereka buat. Serigala tinggal selama dua tahun lamanya di antara penduduk kota, pergi dari satu rumah ke rumah lain untuk meminta makanan. Serigala tidak menyakiti siapa pun dan tak seorang 307 pun menyakitinya. Bahkan anjing-anjing pun tidak menyalak kepadanya. Ketika akhirnya serigala mati karena telah tua umurnya, sangat sedihlah penduduk kota Gubbio. Cara hidup serigala yang penuh damai menjadi peringatan bagi mereka akan pengaruh, kesabaran, keteladanan dan kekudusan St. Fransiskus yang menjadi simbol nyata kekuasaan dan pemeliharaan Tuhan Allah yang hidup. Fransiskus Assisi (1181-1226), pendiri Ordo Saudara-saudara Hina-Dina atau Fransiskan; L: biarawan dengan stigmata (= lima luka Jesus); P: 4 Oktober FRANSISKO CAPILLUS (1607-1648) Adalah martir pertama di Tiongkok. Sesudah bekarya di propinsi Fukien dengan hasil gemilang, ia ditangkap, disiksa dan akhirnya dipenggal. P: 15 Januari SANTO FRANSISKUS dari PAOLA (14161507) St. Fransiskus dilahirkan di sebuah dusun kecil di Paola, Italia sekitar tahun 1416. Orangtuanya miskin, tetapi bersahaja dan kudus. Mereka mohon bantuan doa St. Fransiskus dari Asisi agar dikaruniai seorang putera. Ketika ia akhirnya dilahirkan, ia diberi nama Fransiskus. Anak itu tumbuh besar dan pergi ke sekolah di mana para pengajarnya adalah imam-imam Fransiskan. Di sanalah 308 Fransiskus belajar membaca. Ketika berusia limabelas tahun, seijin orangtuanya, Fransiskus tinggal di sebuah gua. Ia ingin menjadi seorang pertapa dan melewatkan hidupnya hanya bersama Tuhan saja. Ketika usianya duapuluh tahun, pemudapemuda lain ikut bergabung dengannya. St. Fransiskus meninggalkan gua kediamannya. Penduduk kota Paola membangun sebuah gereja dan juga biara untuk Fransiskus dan para pengikutnya. Ia menyebut ordo religiusnya yang baru dengan nama “Minims”. “Minims” artinya “yang terkecil dari semuanya.” Semua orang mengasihi St. Fransiskus. Ia berdoa bagi mereka dan melakukan banyak mukjizat. Ia menasehati para pengikutnya agar senantiasa lemah lembut dan rendah hati, serta melakukan banyak matiraga. Ia sendiri merupakan teladan terbaik dari segala keutamaan yang diajarkannya. Suatu ketika, seorang yang mengunjungi Fransiskus menghinanya. Ketika orang itu selesai berbicara, Fransiskus melakukan sesuatu yang aneh. Dengan tenang diambilnya batu bara panas dari tempat perapian dan digenggamnya dengan erat dalam tangannya. Namun demikian, ia tidak terbakar sedikit pun. “Mari, hangatkanlah dirimu,” katanya dengan lembut kepada pendakwanya. “Engkau gemetar oleh sebab engkau membutuhkan sedikit belas kasihan.” Seketika terjadilah sesuatu yang ajaib, tamu tersebut berubah pandangan mengenai Fransiskus. Sejak saat itu, ia amat mengagumi St. Fransiskus. Raja Louis XI dari Perancis tidak hidup dengan baik. Ketika raja sedang sekarat, ia meminta St. Fransiskus datang kepadanya. Pikiran akan segera menemui ajalnya telah membuat raja 309 gemetar ketakutan. Ia menghendaki agar Fransiskus melakukan mukjizat dan menyembuhkannya. Sebaliknya, yang dilakukan orang kudus tersebut adalah dengan lemah lembut membantu raja yang ketakutan itu mempersiapkan diri sebaik-baiknya agar dapat meninggal dengan kudus. Hati raja berubah. Ia menerima kehendak Tuhan dan wafat dengan tenang dalam pelukan Fransiskus. St. Fransiskus menikmati umur panjang untuk memuliakan serta mengasihi Tuhan. Ia wafat pada hari Jumat Agung pada tahun 1507, dalam usia sembilan puluh satu tahun. P: 2 April “Yesus terkasih, lindungilah orang-orang benar, luruskanlah orang-orang berdosa; berbelas kasihanlah kepada semua orang beriman - baik yang hidup maupun yang sudah mati -; berbelas kasihanlah kepadaku, meskipun aku tidak lebih dari seorang pendosa yang tak berguna.” St. Fransiskus dari Paola FRANSISKO SAVERIO BIANCHI (17431815) Adalah mahaguru, mistikus dan pembaharu kehidupan keagamaan di Napoli Italia P: 31 Januari SANTO FRANSISKUS ANTONIUS FASANI (1681-1742) Orang kudus ini, yang lahir pada tahun 1681, dipanggil Johnny semasa kecilnya. Ia adalah putera seorang petani Italia. Ayahnya meninggal dunia sebelum usianya mencapai sepuluh tahun. Suamikedua ibunya bersikap baik kepadanya. Ia mengirim 310 anak itu agar mendapatkan pendidikan dari para Fransiskan. Ketika usianya limabelas tahun, Johnny minta agar diperkenankan bergabung dengan ordo Fransiskan. Ia menjadi Frater Fransiskus Antonius. Ia berhasil amat baik dalam seluruh pelajaran dan ditahbiskan menjadi seorang imam. P Fransiskus Antonius menjadi terkenal sebagai seorang guru dan pengkhotbah. Di kemudian hari, ia juga diangkat sebagai superior. Ia berusaha semaksimal mungkin menjadi pelayan kasih bagi segenap biarawan. P Fransiskus Antonius secara istimewa menaruh perhatian pada para tahanan. Penjarapenjara di masa itu sungguh merupakan tempat yang mengerikan. Dengan segala daya upaya ia berusaha membantu para tahanan yang malang. Kasihnya mengalir bagi siapa saja yang membutuhkan. Dialah yang memulai kebiasaan mengumpulkan hadiah-hadiah di masa Natal untuk dibagikan kepada keluarga-keluarga miskin. Di Lucera, di kota di mana ia melewatkan hidupnya, orang biasa mengatakan, “Jika engkau ingin melihat St Fransiskus dari Assisi, lihat saja P Fransiskus Antonius!” St Fransiskus Antonius memiliki devosi yang mendalam kepada Bunda Maria. Ia biasa menyampaikan penghormatan istimewa kepada Santa Perawan Maria dengan gelarnya Yang Dikandung Tanpa Dosa. Pada permulaan novena 311 menyambut hari raya inilah ia wafat. Beberapa waktu sebelumnya, kala kesehatannya masih prima, ia mengatakan bahwa ia akan segera meninggal dunia. Ia bahkan mengatakan kepada seorang rekan imam bahwa ia akan ikut bersamanya. Rekan imam yang baik ini dengan agak terperanjat menjawab, “Dengar, Pater, jika engkau hendak meninggalkan dunia ini, itu urusanmu, tetapi aku tidak akan tergesa-gesa!” Apakah jawab orang kudus kita? “Kita berdua harus melakukan perjalanan ini,” katanya, “aku dulu dan engkau menyusul.” Dan tepat inilah yang terjadi. Rekan imam itu hidup hanya dua bulan setelah St Fransiskus Antonius pergi mendapatkan ganjaran abadinya. P Fransiskus Antonius wafat pada tahun 1742 dan dimaklumkan sebagai “beato” oleh Paus Pius XII pada tahun 1951 dan sebagai “santo” pada tahun 1986 oleh Paus Yohanes Paulus II. FRANSISKUS BORGIA (1510-1572) Ketika Ratu Isabela meninggal, jenasahnya harus di boyong ke Granada, tempat peristirahatannya yang terakhir. Tugas mengawal dipercayakan kepada Raja Muda dari Catalonia, Fransiskus de Borgia. Sebelum dimasukkan ke liang lahat peti jenazah harus dibuka untuk membuktikan, bahwa sungguh jenazah ratulah yang akan dimakamkan. Begitu peti mayat dibuka, Fransiskus hamper pingsan oleh bau busuk yang menusuk hidung. Ia juga menyaksikan kehancuran mayat ratu yang dulu begitu cantik, bahkan dipujanya. Serta-merta Fransiskus berikrar tak lagi akan mengabdi kepada seorang raja duniawi, yang dapat mati dan hancur tubuhnya. 312 Fransiskus dilahirkan dari keluarga bangsawan tinggi Italia dan masih mempunyai hubungan darah dengan keluarga kerajaan Spanyol. Ayah neneknya adalah Paus Alexander VI (14921503), yang sebelum dipilh menjadi paus telah mempunyai beberapa anak. Tingkahlaku dan cara hidup paus ini menurunkan derajat nama keluarga Borgia. Neneknya terbunuh di Roma (1497). Fransiskus dididik di istana kaisar dan kemudian diangkat menjadi gubernur. Walaupun Fransiskus gubernur yang baik, namun banyak orang tidak menyukainya. Sebab, ia tegas-tegas menindak para bangsawan dan pejabat korup. Sesudah isterinya meninggal, ia diam-diam masuk Serikat Jesus. Sebelumnya gelar dan kekayaannya diwariskan kepada anaknya yang sulung, dan dapat menjamin kehidupan ketujuh anakanya yang lain. Pada usia 41 tahun ia ditahbiskan imam. Ia berusaha keras agar orang melupakan asal-usulnya yang tinggi. Namun sia-sia saja. Ia sangat berhasil dalam kotbahkotbahnya di Spanyol dan Potugal. Tiga tahun kemudian ia ditunjuk oleh Santo Ignatius de Loyola memimpin para Jesuit di kedua Negara tersebut. Kemudian ia dipanggil ke Roma dan empat tahun berikutnya diminta menjadi Jenderal Serikat Jesus. Meski masa kepemimpinannya pendek, namun sangat memajukan serikat. Ia mencurahkan perhatian banyak pada Koleso Romawi (sekarang Universitas Gregoriana). Ketika berusia 61 tahun ia mendapat tugas dari Paus Pius V supaya menghubungi para raja Kristen, agar bersatu menghadapi ancaman tentara Turki atas wilayah-wilayah Kristen. Ia patuh dan berangkat. Tetapi tenaganya semakin lemah dan sesudah memberikan berkat bagi anak-anak dan cucunya, ia menghembuskan napas terakhir di Roma. 313 Fransiskus de Borgia (1510-1572), raja muda dan Jendral Serikat Jesus. Makamnya di Madrid dirusak dan dibakar oleh kaum ateis pada tahun 1931; L: tengkorak dengan mahkota; P: 3 Oktober SANTO FRANSISKUS CARACCIOLO (13 Oktober 1563-1607) Fransiskus dilahirkan di daerah Abruzzi, Italia pada tanggal 13 Oktober 1563. Ayahnya seorang pangeran Neapolitan. Ibunya menyatakan memiliki hubungan dengan keluarga Aquino darimana Santo Thomas Aquinas, seorang kudus dari abad ketiga belas, berasal. Fransiskus menikmati masa kanak-kanak yang menyenangkan. Ia aktif dalam kegiatan olahraga. Kemudian, ketika usianya dua puluh dua tahun, suatu penyakit, sejenis penyakit kusta, menyerangnya hingga hampir membawa kematian. Pada waktu sakit itu, Fransiskus memikirkan hampanya kesenangan-kesenangan duniawi. Ia menjadi sadar bahwa kebahagiaan sejati hanya dapat ditemukan dalam sesuatu yang lebih mendalam. Fransiskus berjanji bahwa apabila kesehatannya membaik, ia akan mempersembahkan hidupnya bagi Tuhan. Penyakitnya tiba-tiba lenyap begitu saja bagaikan suatu mukjizat. Fransiskus menepati janjinya. Ia mulai belajar untuk menjadi seorang imam. Sebagai seorang imam yang baru ditahbiskan, Pastor Fransiskus bergabung dalam suatu kelompok yang membaktikan diri demi 314 pewartaan bagi orang-orang di penjara. Mereka memberikan perhatian pada para narapidana serta mempersiapkan para hukuman agar dapat meninggal dengan baik. Ia, bersama Pastor Yohanes Agustinus Adorno, membentuk suatu kongregasi religius. Ketika Pastor Adorno wafat, Fransiskus dipilih menjadi pemimpin biara. Ia sama sekali tidak merasa nyaman dengan jabatan barunya itu. St. Fransiskus demikian rendah hati hingga ia menandatangani surat-suratnya dengan, “Fransiskus, orang berdosa”. Ia juga mendapatkan giliran, bersama dengan para imam yang lain, menyapu lantai membersihkan tempat tidur dan mencuci piring. Pastor Fransiskus acapkali melewatkan nyaris sepanjang malam dengan berdoa di gereja. Ia menghendaki agar semua imam melewatkan sekurang-kurangnya satu jam setiap hari di hadapan Sakramen Mahakudus. St. Fransiskus begitu sering dan begitu fasih berbicara tentang kasih Allah bagi kita, hingga ia dikenal sebagai “pewarta kasih Allah.” St. Fransiskus tidak berumur panjang. Ia wafat pada tahun 1607 dalam usia empat puluh empat tahun. Menjelang wafatnya, tiba-tia ia berseru, “Mari kita pergi!” “Ke manakah engkau hendak pergi?” tanya imam yang berada di sisi pembaringannya. “Ke surga! Ke surga!” demikian jawabnya dengan suara tegas serta penuh sukacita. Beberapa saat kemudian ia pun wafat. St. Fransiskus Caracciolo dinyatakan kudus oleh Paus Pius VII pada tahun 1807. SANTO FRANSISKUS de SALES (21 Agustus 1567-28 Desember 1622) 315 Fransiskus dilahirkan di kastil keluarga de Sales di Savoy, Perancis, pada tanggal 21 Agustus 1567. Keluarganya yang kaya membekalinya dengan pendidikan yang tinggi. Pada usia duapuluh empat tahun, Fransiskus telah meraih gelar Doktor Hukum. Ia kembali ke Savoy dan hidup dengan bekerja keras. Tetapi, kelihatannya Fransiskus tidak tertarik pada kedudukan yang tinggi dalam masyarakat. Di hatinya, Fransiskus mendengar adanya suatu panggilan yang terusmenerus datang bagaikan sebuah gema. Tampaknya seperti suatu undangan dari Tuhan baginya untuk menjadi seorang imam. Pada akhirnya, Fransiskus berusaha menceritakan perjuangan batinnya itu kepada keluarga. Ayahnya amatlah kecewa. Ia ingin agar Fransiskus menjadi seorang yang tersohor di seluruh dunia. Dengan pengaruh kuat keluarga pastilah impian itu akan tercapai. Tetapi, Fransiskus bersikeras dan ditahbiskan imam pada tanggal 18 Desember 1593. Pater Fransiskus de Sales hidup pada saat umat Kristiani dilanda perpecahan. Ia menawarkan diri untuk pergi ke daerah yang berbahaya di Perancis untuk membawa kembali orang-orang Katolik yang telah menjadi Protestan. Ayahnya menentang dengan keras. Ayahnya mengatakan bahwa sudah merupakan suatu hal yang buruk baginya mengijinkan Fransiskus menjadi seorang imam. Ia tidak akan mengijinkan Fransiskus pergi dan wafat sebagai martir pula. Tetapi, Fransiskus 316 percaya bahwa Tuhan akan melindunginya. Maka ia dan sepupunya, Pater Louis de Sales, dengan berjalan kaki menempuh perjalanan ke daerah Chablais. Segera saja kedua imam tersebut merasakan bagaimana menderitanya hidup penuh hinaan serta aniaya fisik. Hidup mereka berdua senantiasa ada dalam bahaya. Namun demikian, sedikit demi sedikit, umat kembali ke pelukan Gereja. Santo Fransiskus kemudian diangkat menjadi Uskup Geneva, Swiss. Bersama Santa Yohana Fransiska de Chantal, pada tahun 1610 ia membentuk suatu ordo religius bagi para biarawati yang diberi nama Serikat Visitasi. Fransiskus menulis buku-buku yang mengagumkan mengenai kehidupan rohani dan cara untuk menjadi kudus. Bukubukunya, Tulisan tentang Kasih Allah dan Pengantar kepada Kehidupan Saleh, masih dicetak hingga sekarang. Buku-buku tersebut digolongkan sebagai buku-buku rohani “klasik”. Uskup de Sales wafat pada tanggal 28 Desember 1622 dalam usia limapuluh enam tahun. Ia dinyatakan kudus oleh Paus Inosensius X pada tahun 1665. Oleh karena pengabdiannya yang gagah berani bagi Gereja, ia diberi gelar istimewa “Pujangga Gereja”. St. Fransiskus dijadikan pelindung para wartawan. Fransiskus de Sales (1567-1622), uskup dan penulis buku-buku rohani. Paus Pius XI mengangkatnya menjadi pelindung para wartawan; P: 24 Januari “Sama seperti kasih ilahi mempercantik jiwa, hal itu disebut rahmat, yang menjadikan kita menyenangkan bagi Allah yang Mahamulia. Demikanlah rahmat tersebut memperkuat kita untuk melakukan kebajikan, hal itu disebut belas kasih.” ~ Santo Fransiskus dari Sales 317 FRANSISKUS de GIROLAMO SJ (16421716) Selama hidup berkarya di sekitar Napoli Italia sebagai pengkotbah. Ia mentobatkan banyak pendosa besar, rajin mengunjungi penjara dan mencari orang-orang di tempat pelacuran maupun di gang-gang gelap. Pernah Fransiskus mentobatkan seorang wanita yang membunuh ayahnya dan kemudian melarikan diri ke luar negeri dan menjadi tentara. P: 2 Juli FRANSISKUS de SANTA MARIA OFM (1587) Dibunuh oleh orang Brunei yang beragama Islam di Mohala (Kalimantan) (Salah satu dari Orang-orang Kudus di Indonesia) FRANSISKUS REGIS CLET (1748-1820) Adalah seorang imam Lazaris yang bekerja keras selama 30 tahun sebagai misionaris di Tiongkok. Setelah ditahan selama 8 tahun ia mati dicekik. P: 17 Februari FRANSISKUS SOLANUS OFM (1549-1610) Dikenal sebagai rasul orang Indian di Argentina dan Peru. Ia mengerjakan banyak mujizat dan beriman teguh; dalam derita pun ia senantiasa bersukaria. Ketika berkotbah melawan korupsi di Lima, seluruh penduduk kota panic dan takut akan 318 akibat perbuatan busuk mereka. Uskup terpaksa turun tangan menenteramkan mereka. P: 14 Juli SANTO FRANSISKUS XAVERIUS (15061552) Misionaris besar ini dilahirkan di Kastil Xaverius, Spanyol pada tahun 1506. Ia belajar di Universitas Paris ketika umurnya delapanbelas tahun. Di sanalah ia bertemu dengan Santo Ignatius Loyola, yang pada waktu itu akan membentuk Serikat Yesus. Santo Ignatius berusaha mengajak Fransiskus untuk bergabung. Pada mulanya, pemuda yang suka bersenang-senang ini tidak pernah memikirkannya. Kemudian, Santo Ignatius mengulangi kata-kata Yesus dalam Kitab Suci kepadanya: “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya?” Akhirnya, Fransiskus memahami dengan jelas bahwa panggilan hidupnya adalah bersama dengan para Yesuit. Ketika Fransiskus berusia tigapuluh empat tahun, Santo Ignatius mengutusnya sebagai misionaris ke Hindia Belanda. Raja Portugal hendak memberinya hadiah-hadiah dan juga seorang pelayan untuk menyertainya. Tetapi, Fransiskus dengan halus menolak pemberian raja dengan mengatakan: “Cara terbaik bagi seseorang untuk 319 mendapatkan martabat sejati adalah dengan mencuci baju serta memasak makanannya sendiri.” Sepanjang karyanya yang gemilang di Goa, India, Indonesia, Jepang serta pulau-pulau lain di timur, Santo Fransiskus mempertobatkan banyak orang. Sesungguhnya, ia membaptis begitu banyak orang hingga ia menjadi terlalu lemah bahkan untuk mengangkat tangannya sendiri. Ia mengumpulkan anak-anak kecil di sekitarnya serta mengajarkan iman Katolik kepada mereka. Kemudian ia menjadikan mereka misionarismisionaris kecil. Ia mengajak mereka untuk menyebarluaskan iman yang telah mereka peroleh. Tidak ada yang tidak dilakukan St. Fransiskus untuk membantu sesama. Suatu ketika, ia berhadapan dengan segerombolan perompak yang garang, ia sendirian dan tanpa senjata kecuali salibnya. Gerombolan perompak itu mundur kembali dan tidak jadi menyerang penduduk Kristennya. St. Fransiskus juga membawa kembali orang-orang Kristen yang hidup tidak baik untuk bertobat. Satu-satunya “alat”-nya adalah kelemahlembutan, keramahan serta doa-doanya. Sepanjang perjalanan dan kerja kerasnya yang melelahkan, Santo Fransiskus senantiasa dipenuhi oleh sukacita yang datang dari Tuhan. Ia mendambakan untuk dapat pergi ke Cina, ke daerah di mana tak seorang asing pun diijinkan masuk. Akhirnya, persiapan-persiapan dilakukan, tetapi misionaris besar kita jatuh sakit. Ia wafat, hampirhampir tanpa ditemani siapa pun, pada tahun 1552 di sebuah pulau di pesisir Cina. Usianya baru empatpuluh enam tahun. Fransiskus Xaverius dinyatakan kudus oleh Paus Gregorius XV pada tahun 1622. Ia dikanonisasi bersama para kudus yang hebat lainnya dalam suatu upacara kanonisasi 320 di Roma. Ignatius dari Loyola, Theresia dari Avila, Filipus Neri dan Isidorus si Petani, dikanonisasi pada hari yang sama. Fransiskus Xaverius (1506-1552), lahir di Kastil Xaverius Navarra Spanyol dan meninggal di Sancian Tiongkok. Ia dinyatakan sebagai Pelindung Gereja di Tanah Misi; termasuk salah satu Orang-orang Kudus di Indonesia; L: seorang imam yang berkotbah berapi-api dengan membawa salib; P: 3 Desember. FRANZESKA (1384-1440) Ibu dari enam anak ini kerapkali membantu orang miskin, korban perang dan wabah pes di Roma. Setelah suaminya meninggal, ia mendirikan semacam ‘biara’ bersama teman-temannya untuk meningkatkan perbuatan amal. Franzeska sering berdoa sampai jauh malam dan mengalami banyak penglihatan serta rahmat khusus dalam doa. P: 9 Maret FRANSISKUS PACHECO Ia bersama 32 Jesuit lain mati sebagai saksi iman di Jepang, sebagian besar di Nagasaki antara tahun 1617 – 1632. P: 4 Februari BEATO FREDERIK JANSSOONE (1838-4 Agustus 1916) Beato Frederik Janssoone dilahirkan di Flanders pada tahun 1838. Ada banyak perubahan menarik dalam hidupnya, yang bukanlah cara hidup biasa abad kesembilanbelas. Frederik dilahirkan dalam sebuah keluarga petani yang kaya, sebagai 321 yang bungsu dari tigabelas saudara. Ia baru berusia sembilan tahun ketika ayahnya meninggal dunia, sebab itu ia harus meninggalkan bangku sekolah untuk membantu ibunya. Segera saja ia menyadari bahwa ia mempunyai “keahlian” dalam berjualan. Ia suka bertemu dengan kenalan-kenalan baru dan ia tahu bagaimana menjelaskan produknya. Ibu Frederik meninggal dunia pada tahun 1861. Itulah saat ketika pemuda berusia duapuluh tiga tahun ini sampai pada ketetapan hatinya dalam mencari panggilan hidupnya. Ia sadar bahwa ia merasakan suatu kerinduan yang kuat untuk menggabungkan diri dalam Ordo Fransiskan. Setelah masa belajarnya di seminari usai, Frederik ditahbiskan sebagai seorang imam Fransiskan. Ia menjadi pastor bagi pasukan militer untuk beberapa waktu lamanya. Kemudian pada tahun 1876, ia diutus ke Tanah Suci. Pater Frederik mewartakan Injil di tempat-tempat yang dikuduskan oleh Yesus Sendiri. Ia mempergunakan bakat dan talentanya untuk membantu berbagai kelompok Kristiani agar saling bekerjasama dalam merawat dua gereja kudus. Ia mendirikan sebuah gereja di Betlehem. Beato Frederik juga dikenang karena menghidupkan kembali kebiasaan kuno melakukan ziarah Jalan Salib menyusuri jalanan Yerusalem. 322 Pelayanan Pater Frederik di Kanada dimulai ketika ia ditugaskan ke sana pada tahun 1881. Ia diutus dalam suatu perjalanan untuk mengumpulkan dana. Bakatnya yang bermacam-macam amat berguna dalam pelayanannya. Semangat sukacita dalam memberikan dirinya segera menjadikannya dicintai orang banyak. Khotbah dan ceramahnya penuh dengan fakta-fakta menarik mengenai Tanah Suci. Ia melihat ke dalam wajah dan hati umat dan berdoa agar mereka bertumbuh dalam kekayaan rahmat Tuhan. Pada tahun 1888, ia kembali ke Kanada untuk menetap dan menghabiskan sisa hidupnya di sana. Pater Frederik Janssoone adalah seorang pribadi yang menarik dan seorang penulis yang piawai. Ia menulis beberapa artikel dan riwayat hidup para kudus. Tulisan-tulisan itu mengingatkan orang akan antusiasme yang memenuhi jiwanya sendiri. Karya-karyanya merefleksikan sukacita Yesus yang dengan sangat sukahati ia bagikan kepada yang lain. Pater Frederik wafat pada tanggal 4 Agustus 1916. Ia dimaklumkan sebagai “beato” pada tahun 1988 oleh Paus Yohanes Paulus II. SANTO FREDERIKUS († 18 Juli 838) Frederikus hidup pada abad kesembilan di Utrecht, di bagian tengah Belanda. Setelah ditahbiskan menjadi imam, Uskup Ricfried menyerahinya tanggung jawab atas biara-biara. Sekitar tahun 825, ia dipilih untuk menggantikan Ricfried sebagai Uskup Utrecht. Uskup Frederikus menaruh perhatian besar pada umat dalam keuskupannya. Ia juga memberikan prioritas utama pada karya misi. Ia mengutus St. Odulf dan imamimam lainnya yang gagah berani ke daerah-daerah 323 di mana penduduknya masih kafir. Ia menghendaki mereka mendengar warta Kabar Gembira. Karena kedudukannya sebagai uskup, Frederikus mendapatkan musuh-musuh juga. Putera-putera raja sangat menentang cara hidup amoral ibu angkat mereka. Mereka meminta Uskup Frederikus untuk berbicara kepada Ratu Yudit. Uskup mendekatinya dengan lembut namun tegas. Ratu tidak senang dinasehati. Ia malahan marah dan merasa terhina. Tantangan yang lain adalah orangorang yang tinggal di bagian utara keuskupan Frederikus yang disebut kaum Walcheren. St Frederikus mengutus imam-iman untuk menghantar orang-orang di sana pada iman akan Yesus. Frederikus tahu daerah itu berbahaya dan tidak bersahabat. Ia terus memantau imam-imam yang ia utus. Ia menyemangati mereka dan berusaha membantu agar masyarakat menerima kekristenan. Meski begitu, mereka tidak siap untuk mendengarkan dengan cara apapun. Mereka membalas perhatian uskup kepada mereka dengan kedengkian. St Frederikus terus menggembalakan keuskupannya dengan giat dalam kasih. Pada tanggal 18 Juli 838 terjadilah suatu tragedi. Uskup baru saja merayakan Misa. Dengan khusuk ia mengucap syukur ketika dua orang menikamnya dengan pisau. Sebuah ayat dari Mazmur 116 terlintas di benaknya. Perlahan-lahan, uskup yang di ambang ajal itu berdoa, “Aku boleh berjalan di hadapan TUHAN di negeri orang-orang hidup.” Beberapa menit kemudian ia pun wafat. Sebagian orang mengatakan Ratu Yuditlah yang mengutus pembunuh-pembunuh bayaran karena murkanya kepada uskup. Sebagian orang beranggapan bahwa pihak yang bertanggung jawab adalah orang-orang 324 Walcheren. Para pembunuh tidak pernah tertangkap dan dihukum. Uskup Frederikus dihormati sebagai seorang martir dan santo. B: Friederich, Fritz; P: 18 Juli FRIDA atau ELFRIDA († 714) Ketika berumur satu tahun ia dibawa oleh ayahnya Raja Oswin (Inggeris) ke suatu biara, sebagai tanda terimakasihnya atas kemenangannya dalam medan perang. Frida begitu pandai dan saleh, sehingga dipilih menjadi abbas. Ia suka berdoa berjam-jam, rendah hati dan menolong orang miskin. ♀ P: 8 Februari FRIDOLIN († 540) Adalah biarawan dan misionaris Irlandia yang berkarya di Perancis, Jerman Selatan dan Swiss.♂ P: 6 Maret FRUKTUOSUS († 259) Adalah uskup Tarragona Spanyol yang dibakar hidup-hidup bersama diakon Augurius dan Eulogius. A: subur (L); P: 21 Januari FULGENTIUS (467-532) Ingin tetap hidup sebagai rahib, tetapi terpaksa menerima jabatan uskup Ruspe Turki yang 325 dipercayakan kepadanya. Ilmuwan ini diasingkan selama lima tahun, karena terlalu banyak mentobatkan penganut bidaah Arianisme. Ia menulis banyak buku keagamaan yang sampai ratusan tahun tetap dipelajari. A: berkilat, bersinar (L); P: 3 Januari G SANTO GABRIEL, SANTO MICHAEL dan SANTO RAFAEL, MALAIKAT AGUNG Mikhael, Gabriel dan Rafael disebut “santo” karena mereka kudus. Namun demikian, mereka berbeda dari para kudus lainnya karena mereka bukanlah manusia. Mereka adalah malaikat, mereka melindungi manusia. Kita dapat mengetahui sedikit tentang masing-masing dari mereka dari Kitab Suci. Nama Mikhael artinya “Siapa dapat menyamai Tuhan?” Tiga kitab dalam Kitab Suci bercerita tentang St. Mikhael, yaitu: Daniel, Wahyu dan Surat Yudas. Dalam Kitab Wahyu bab 12:7-9, kita membaca tentang suatu pertempuran besar yang terjadi di 326 surga. Mikhael dan malaikat-malaikatnya berperang melawan Satan. Mikhael menjadi pemenang karena setia kepada Tuhan. Kita dapat mohon bantuan St. Mikhael untuk menjadikan kita teguh dalam kasih kepada Yesus dan dalam mempraktekan iman Katolik kita. Nama Gabriel berarti “Tuhan kemenanganku”. Ia juga disebutkan dalam kitab Daniel. Gabriel kita kenal dengan baik karena ia termasuk salah satu tokoh penting dalam Injil Lukas. Malaikat Agung ini menyampaikan kepada Maria bahwa ia akan menjadi Bunda Juruselamat kita. Gabriel menyampaikan kepada Zakharia bahwa ia dan Elisabet akan dikarunia seorang putera yang akan dinamai Yohanes. Gabriel adalah pembawa warta, utusan Tuhan untuk menyampaikan Kabar Sukacita. Kita dapat mohon bantuan St. Gabriel untuk menjadikan kita pembawa warta, seorang utusan Tuhan seperti dirinya. Nama Rafael artinya “Tuhan menyembuhkan”. Kita membaca kisah yang menyentuh tentang tugas Rafael dalam kitab Tobit dalam Kitab Suci. Ia memberikan perlindungan serta penyembuhan bagi mata Tobit yang buta. Pada akhir perjalanan, ketika segala sesuatunya telah berakhir, Rafael menyatakan jati dirinya yang sebenarnya. Ia menyebut dirinya sebagai salah satu dari ketujuh malaikat yang melayani di hadapan tahta Allah. Kita dapat mohon bantuan St Rafael untuk melindungi kita dalam perjalanan, bahkan dalam perjalanan yang amat 327 dekat sekali pun, seperti misalnya pergi ke sekolah. Kita juga dapat mohon pertolongannya ketika kita atau seseorang yang kita kasihi diserang penyakit. GABRA MIKAEL (1788-1855) Biarawan Kopt di Etiopia ini berbalik menjadi imam Katolik. Ia menyusun buku tatabahasa serta kamus bahasa Etiopia. Selain itu ia menyusun sebuah katekismus dan mendirikan seminari untuk membina calon-calon imam pribumi. Atas perintah Abuna Kopt (=uskup), ia disiksa dan dibunuh. P: 30 Agustus SANTO GABRIEL dari BUNDA DUKACITA (1838-27 Februari 1862) Santo yang menarik ini dilahirkan di Asisi, Italia pada tahun 1838. Ia diberi nama Fransiskus pada saat dibaptis untuk menghormati St. Fransiskus dari Asisi. Ibunya meninggal dunia ketika Fransiskus baru berusia empat tahun. Ayahnya mendatangkan seorang pendidik untuk mengasuhnya dan saudarasaudaranya. Fransiskus tumbuh menjadi seorang pemuda yang amat tampan sekaligus menyenangkan. Seringkali ia menjadi orang yang paling menarik perhatian dalam suatu pesta. Fransiskus senang berpesta-pora, tetapi ia mempunyai sisi lain juga. Bahkan pada saat sedang 328 bersenang-senang, ia kadang-kadang merasa bosan. Ia tidak dapat menjelaskan mengapa. Tampaknya, ia merasakan dalam hatinya ada suatu dorongan kuat kepada Tuhan dan kepada kehidupan rohani yang lebih mendalam. Dua kali Fransiskus sakit parah hingga hampir kehilangan nyawanya. Setiap kali ia berjanji kepada Bunda Maria bahwa jika Bunda Maria mau mengusahakan kesembuhannya, ia akan menjadi seorang yang religius. Sungguh, dua kali itu ia sembuh dari penyakitnya, tetapi Fransiskus tidak menepati janjinya. Suatu hari, Fransiskus melihat lukisan Bunda Dukacita sedang diarak dalam suatu prosesi. Tampak olehnya, Bunda Maria menatap langsung kepadanya. Pada saat yang sama, ia mendengar suatu suara dalam hatinya yang mengatakan, “Fransiskus, dunia ini bukan lagi untukmu.” Dan begitulah. Fransiskus masuk biara Passionis. Usianya delapanbelas tahun. Nama yang dipilihnya adalah Gabriel dari Bunda Dukacita. Cinta Grabriel yang terdalam ditujukan kepada Ekaristi Kudus dan Maria, Bunda Dukacita. Ia suka menghabiskan waktu dengan merenungkan sengsara Yesus dan betapa Yesus telah banyak menderita untukya. Grabriel juga melatih diri dalam dua keutamaan dengan cara yang istimewa, yaitu kerendahan hati dan ketaatan. Yang menjadi ciri khasnya adalah sukacita. Ia selalu bergembira dan menyebarkan kegembiraan itu kepada mereka yang ada di sekitarnya. Hanya setelah empat tahun tinggal dalam biara Passionis, Gabriel wafat pada tanggal 27 Februari 1862. Ia dinyatakan kudus pada tahun 1920 oleh Paus Benediktus XV. 329 GALLUS (550-640) Misionaris berkebangsaan Irlandia ini bersama Santo Kolumban bekerja di Swiss dan mendirikan pertapaan. Ia menolak menjadi abbas maupun uskup. A: ayam jago (L); P: 16 Oktober GAUDENTIUS († 410) Uskup Brescia ini ditugaskan oleh paus supaya menghadap kaisar di Konstantinopel guna membebaskan Santo Krisostomos. Tetapi usahanya gagal, malahan ia diperlakukan dengan kasar. A: yang bergembira (L); P: 25 Oktober SANTA GEMMA GALGANI (12 Maret 187811 April 1903) MASA KECILNYA Gemma Galgani dilahirkan pada tanggal 12 Maret 1878 di Camigliano, sebuah desa dekat kota Lucca, Italia. Gemma adalah kata Italia yang berarti 'Mutiara'. Ayahnya seorang ahli kimia yang berhasil. Salah seorang leluhurnya adalah Beato Yohanes Leonardi. Ibu Gemma juga berasal dari keluarga bangsawan. Keluarga Galgani adalah keluarga Katolik yang saleh yang dikaruniai delapan putera-puteri. Gemma adalah anak keempat, puteri pertama dalam keluarga. Ia seorang 330 gadis kecil yang pandai, ramah, periang serta menyenangkan. Sejak masa kecilnya, Gemma amat suka sekali berdoa. Ia memiliki kebijaksanaan dan semangat doa yang tidak biasa dijumpai pada anak kecil seusianya. Hal itu dikarenakan ibunya yang saleh mengajarkan kepada Gemma kebenarankebenaran Iman Katolik. Signora (=Nyonya) Galgani secara istimewa menanamkan dalam jiwa puteri kecilnya itu, cinta kepada Kristus Tersalib. Jika ibunya sibuk dengan pekerjaannya sehari-hari sebagai ibu rumah tangga, si kecil Gemma akan menarik-narik gaun ibunya dan merengek, “Mama, ayo ceritakan lagi tentang Yesus.” Sayang sekali ibu Gemma meninggal saat Gemma baru berusia tujuh tahun. Pada hari Gemma menerima Sakramen Penguatan, ketika sedang berdoa dengan khusuk dalam Misa bagi kesembuhan ibunya yang sakit parah, Gemma dengan jelas mendengar suara dalam hatinya yang berkata, “Apakah kamu mau memberikan mama-mu kepada-Ku?” “Ya,” jawab Gemma, “tetapi bawalah aku serta juga.” “Tidak,” jawab suara itu, “berikanlah mamamu tanpa syarat kepada-Ku. Untuk sementara waktu, kamu harus menunggu bersama papamu. Aku akan membawamu ke Surga kelak.” “Ya,” jawab Gemma segera. “Ya”, kata-kata itu akan selalu diulangi Gemma di sepanjang hidupnya yang singkat sebagai jawab atas undangan Kristus untuk menderita bagi-Nya. 331 Setelah kematian ibunya, Gemma dikirim ayahnya untuk tinggal di asrama Katolik di Lucca yang dikelola oleh para Biarawati St. Zita. Di kemudian hari, saat mengenang masa-masa di sekolah, Gemma berkata, “Saat aku mulai bersekolah di susteran, aku merasa seperti di Surga.” Di sekolah, Gemma dikasihi oleh para guru dan teman-teman sekolahnya. Meskipun ia seorang yang pendiam dan lebih suka menyendiri, ia selalu tersenyum kepada siapa saja. Gemma menonjol dalam pelajaran Bahasa Perancis, aritmetika dan musik. Pada tahun 1893 Gemma memenangkan Medali Emas untuk pengetahuan agama. Salah seorang guru sekolahnya secara singkat dan tepat mengatakan, “Gemma adalah teladan bagi sekolah kami.” Gemma sangat merindukan Komuni Kudusnya yang pertama. Seringkali ia memohon, “Berikanlah Yesus kepadaku…. Anda akan melihat betapa baiknya aku nanti. Aku sungguh akan berubah. Aku tidak akan berbuat dosa lagi. Berikanlah Yesus kepadaku. Aku sungguh sangat merindukan Dia, aku tidak akan dapat hidup tanpaNya.” Akhirnya, pada usia sembilan tahun (lebih awal dari kebiasaan), Gemma diperkenankan untuk menerima Komuni Kudus-nya yang pertama. Seijin ayahnya, Gemma tinggal selama sepuluh hari lamanya di sebuah biara setempat guna mempersiapkan diri secara pantas untuk menyambut peristiwa agung ini. Pada tanggal 20 Juni 1887, pada Pesta Hati Kudus Yesus, saat yang telah lama dinanti-nantikan Gemma itu pun tiba. Dengan kata-katanya sendiri ia 332 menggambarkan pertemuan pertamanya yang mesra dengan Kristus dalam Sakramen Maha Kudus: “Tidaklah mungkin menceritakan apa yang terjadi saat itu antara Yesus dan aku. Ia membuat Diri-Nya dapat kurasakan, oh demikian kuat, dalam jiwaku.” Pada tahun 1897 ayah Gemma meninggal dunia. Karena terlalu murah hati dan kurang berhatihati dalam menjalankan usahanya, ayah Gemma bangkrut. Ia tidak meninggalkan warisan apa pun bagi putera-puterinya, bahkan tidak juga sarana untuk menunjang hidup. Saat itu Gemma baru berusia sembilan belas tahun, tetapi mulai terbiasa memikul salib. Sejak ayahnya meninggal, Gemma berperan sebagai ibu bagi ketujuh saudara dan saudarinya. SECARA AJAIB SEMBUH BERKAT BANTUAN DOA ST. GABRIEL Gemma jatuh sakit. Ia menderita TBC tulang. Juga penyakit meningitis menyerangnya dan menyebabkannya untuk sementara waktu kehilangan pendengarannya. Bisul besar bernanah muncul di kepalanya, rambutnya rontok, dan akhirnya tangan serta kakinya menjadi lumpuh. Dokter dipanggil dan sekian banyak cara pengobatan dilalui tanpa membuahkan hasil, malahan semakin buruk keadaannya. Gemma memohon bantuan doa Venerabilis Gabriel Possenti dari Bunda Dukacita (sekarang St. Gabriel). Di pembaringannya, Gemma membaca riwayat hidup St. Gabriel. Di kemudian hari, Gemma menulis tentang Venerabilis Gabriel: “…Aku semakin kagum akan teladan serta sikap hidupnya. Devosiku kepadanya bertambah. Malam hari, aku tidak akan tidur 333 sebelum meletakkan gambarnya di bawah bantalku, dan sesudah itu aku mulai melihatnya berada di dekatku. Aku tidak tahu bagaimana harus menjelaskannya, tetapi aku merasakan kehadirannya. Setiap saat dan dalam setiap lakuku, Frater Gabriel ada dalam benakku.” Gemma, sekarang usianya 20 tahun, tampaknya hanya tinggal menunggu saatnya saja. Tengah malam pada tanggal 23 Februari 1899, Gemma sayup-sayup mendengar seseorang mendaraskan rosario dan ia sadar bahwa Venerabilis Gabriel menampakkan diri kepadanya. Ia berkata kepada Gemma: “Apakah kamu ingin sembuh? Berdoalah kepada Hati Kudus Yesus dengan penuh iman setiap sore. Aku akan datang kepadamu hingga Novena selesai, kita akan berdoa bersama kepada Hati-Nya yang Terkudus.” Pada hari Jumat pertama bulan Maret, Novena selesai didaraskan. Permohonan mereka dikabulkan; Gemma sembuh sama sekali dari sakitnya! Ketika Gemma bangkit dari pembaringannya, mereka yang ada di sekelilingnya bersorak gembira. Ya, telah terjadi suatu mukjizat! KARUNIA STIGMATA Gemma yang sekarang sempurna kesehatannya, amat rindu untuk menjadi seorang Rubiah Pasionis, namun keinginannya itu tidak pernah terkabul. Tuhan mempunyai rencana lain baginya. Pada tanggal 8 Juni 1899, setelah menerima Komuni Kudus, Kristus menyatakan kepada hambanya bahwa sore itu Ia akan 334 menganugerahkan kepadanya suatu rahmat yang amat istimewa. Gemma pulang ke rumah dan berdoa. Ia mengalami ekstasi (= kerasukan Roh Kudus) dan merasakan tobat yang mendalam atas dosa. Kemudian, St. Perawan Maria, kepada siapa St. Gemma berdevosi dengan setia dan tekun, menampakkan diri kepadanya dan berkata: “Puteraku Yesus, mengasihimu secara luar biasa dan hendak memberimu suatu karunia. Aku akan menjadi Bunda-mu. Maukah kamu menjadi anak yang taat?” Santa Perawan Maria kemudian membuka mantolnya dan menaungi Gemma dengan mantolnya itu. Beginilah ceritera St. Gemma di kemudian hari saat mengenang bagaimana ia menerima stigmata: “Pada saat itu Yesus menampakkan diri dengan semua luka-luka-Nya yang menganga, namun dari luka-luka itu tidak lagi memancar darah, melainkan nyala api. Dalam sekejap nyala-nyala api itu menyentuh kedua belah tanganku, kakiku dan lambungku. Aku merasa seperti mau mati rasanya, dan pastilah aku sudah roboh ke tanah jika saja bundaku tidak menopang aku, sementara semua itu terjadi aku tetap berada dalam naungan mantolnya. Aku berada dalam keadaan demikian selama beberapa jam. Pada akhirnya, Bunda Maria mengecup keningku, semuanya lenyap, dan aku mendapati diriku sendiri sedang berlutut. Tetapi aku masih merasakan sakit yang luar biasa di kedua tangan, kaki dan lambungku. Aku bangkit berdiri untuk tidur, dan barulah aku sadar bahwa darah mengalir dari bagian- 335 bagian tubuhku yang terasa sakit itu. Aku menutupi luka-lukaku sedapat mungkin, dan kemudian dengan ditolong oleh Malaikatku, barulah aku dapat pergi tidur …” Sejak saat itu, setiap Kamis petang, Gemma akan mengalami ekstasi dan tanda-tanda Kristus akan muncul. Stigmata tersebut terus ada padanya hingga Jumat siang atau Sabtu pagi, yaitu ketika darah berhenti mengalir, luka-luka menutup kembali, dan tanda-tanda putih muncul di tempat bekas luka. Stigmata Gemma terus-menerus muncul di sepanjang sisa hidupnya hingga tiga tahun menjelang wafatnya, karena Bapa Pembimbing Rohaninya melarang Gemma untuk menerimanya. Melalui doa, stigmata tidak muncul kembali, tetapi tanda-tanda putih tetap muncul di kulitnya hingga wafatnya. Beberapa orang, termasuk para rohaniwan Gereja yang disegani, menjadi saksi atas mukjizat stigmata ini. Seorang saksi mata mengatakan: “Darah mengalir dari luka-luka Gemma dengan begitu hebat. Jika ia berdiri, darah mengalir membanjiri lantai, dan jika ia tidur, darah tidak saja membasahi seprei, tetapi membasahi kasur seluruhnya. Saya mengukur aliran atau genangan darahnya, panjangnya kurang lebih dua puluh hingga dua puluh lima inci dan lebarnya kurang lebih dua inci.” Sama seperti St. Fransiskus dari Asisi dan baru-baru ini St. Padre Pio, Gemma dapat berkata juga: Nemo mihi molestus sit. Ego enim stigmata Domini Jesu in corpore meo porto: Biarlah tiada seorangpun menyakiti aku, karena aku mengenakan tanda-tanda Tuhan Yesus di tubuhku. 336 KEHIDUPAN DOA MISTIKNYA Sepanjang hidupnya, Gemma dikaruniai banyak pengalaman mistik dan rahmat istimewa. Karunia-karunia tersebut sering disalah mengerti oleh orang-orang di sekitarnya, sehingga Gemma sering menjadi bahan ejekan. Gemma dengan tabah menerima semuanya itu sebagai silih dosa, mengingat bahwa Tuhan Yesus sendiri juga telah disalah mengerti dan diejek. Pada usia 21 tahun, Gemma diangkat anak oleh sebuah keluarga Italia yang murah mati, yaitu keluarga Giannini. Keluarga tersebut telah memiliki sebelas orang putera puteri, namun gembira menerima gadis yatim piatu yang saleh ini dalam rumah mereka. Nyonya rumah: Signora Cecilia Giannini, kelak mengenang Gemma sebagai berikut: “Saya bersedia memberi kesaksian di bawah sumpah bahwa selama tiga tahun delapan bulan Gemma tinggal bersama kami, saya tidak pernah mendapatkan masalah, walaupun sepele sekali pun, dalam keluarga kami yang timbul karena dia, dan saya juga tidak pernah mendapati cacat celanya yang terkecil sekali pun. Saya ulangi, bahkan masalah sepele sekali pun atau cacat cela terkecil sekali pun.” St. Gemma dengan rajin melakukan tugas-tugas rumah tangga dalam keluarga besar Giannini. Gemma juga meluangkan waktu untuk berdoa, yang adalah kegiatan yang paling disukainya. Melalui Penyelenggaraan Ilahi, Gemma mendapatkan seorang Bapa Pembimbing Rohani Pasionis yang kudus, Rm Germanus, CP (sekarang Venerabilis Germanus) yang ditaatinya sepenuh hati. Rm Germanus, seorang teolog yang ahli dalam hal doa mistik, memperhatikan bahwa 337 Gemma memiliki kehidupan doa yang amat mendalam karena persatuannya yang demikian erat dengan Tuhan. Rm Germanus yakin bahwa “Mutiara Kristus” ini telah melewati keseluruhan dari kesembilan tahap klasik kehidupan batin. Gemma seringkali mengalami ekstasi. Segala perkataan yang diucapkannya selama esktasi direkam oleh Bapa Pembimbing Rohaninya dengan dibantu seorang sanak keluarga Giannini. Pada akhir ekstasi, Gemma akan kembali normal dan menjalankan kehidupannya dalam keluarga seperti biasa. Gemma mengikuti Perayaan Misa dua kali sehari sementara ia menerima komuni satu kali saja dalam sehari. Dengan setia Gemma mendaraskan doa rosarionya, dan sore hari bersama Signora Giannini, ia mengikuti Ibadat Sore. Dalam melakukan semua kegiatan rohaninya, tidak pernah sekali pun Gemma melalaikan tugas dan kewajibannya setiap hari di rumah keluarga Giannini. GEMMA & MALAIKAT PELINDUNGNYA Malaikat Pelindungnya seringkali menampakkan diri kepada Gemma. Mereka berbicara seperti layaknya seseorang bercakapcakap dengan sahabatnya. Kemurnian serta kekudusan Gemma tentu telah mengundang Malaikat Kudus dari Surga itu berada di sampingnya. Gemma dan malaikatnya dengan sayapnya terentang atau berlutut di sampingnya, mendaraskan doa-doa lisan atau Mazmur pujian. Ketika melakukan Meditasi Sengsara Yesus, malaikatnya membawa Gemma masuk dalam meditasi yang mendalam dengan pengertianpengertian yang luhur dan agung tentang Misteri 338 Sengsara Yesus. Suatu ketika Malaikat Pelindungnya berbicara kepada Gemma tentang Sengsara Kristus: “Lihatlah betapaYesus telah menderita bagi manusia. Pikirkanlah satu demi satu LukaLuka itu. Cinta-lah yang telah mencabikcabiknya. Lihatlah betapa mengerikannya dosa, oleh karenanya untuk menebusnya, begitu banyak sengsara serta begitu besar cinta yang dibutuhkan.” Gemma biasa meminta bantuan malaikat pelindungnya untuk menyampaikan surat atau menyampaikan pesan kepada Bapa Pembimbing Rohaninya di Roma. WAFATNYA Pada tahun 1902 Gemma yang kesehatannya prima sejak penyembuhannya yang ajaib, mempersembahkan dirinya kepada Tuhan sebagai kurban silih bagi keselamatan jiwa-jiwa. Yesus menerima persembahan dirinya. Gemma kemudian sakit parah. Ia tidak dapat menelan makanan apa pun. Walaupun untuk sementara waktu kesehatannya mulai membaik berkat Penyelenggaraan Ilahi, Gemma segera jatuh sakit kembali. Pada tanggal 21 September 1902, Gemma mulai muntah darah disertai dengan denyut jantung yang berdebar amat kencang. Gemma dinyatakan mengidap TBC. Sementara itu Gemma juga mengalami kemartiran rohani karena kekeringan rohani dan tidak adanya penghiburan dalam kehidupan rohaninya. Menambah beban deritanya, si iblis melipatgandakan serangannya atas “Perawan dari Lucca” ini karena iblis tahu bahwa saatnya hampir tiba. Iblis berusaha keras membujuk Gemma dengan mengatakan bahwa ia telah sama sekali 339 ditinggalkan oleh Tuhan. Iblis memperlihatkan penampakan-penampakan yang mengerikan dan bahkan melakukan serangan-serangan fisik atas tubuh Gemma yang rapuh. Seorang saksi mata yang merawat Gemma mengatakan: “Iblis yang menjijikkan itu akan menghabisi Gemma kita tersayang - angin ribut yang memekakkan telinga, wujud binatangbinatang yang ganas, dan sebagainya - Saya meninggalkan Gemma dengan bercucuran air mata, sebab si iblis sedang menghancurbinasakannya.” Gemma tak henti-hentinya menyerukan Nama Kudus Yesus dan Maria, namun pertempuran masih saja tetap berlangsung. Tentang perjuangan akhir Gemma ini, Venerabilis Germanus, Bapa Pembimbing Rohaninya, mengatakan: “Penderita yang malang itu melewatkan harihari, minggu-minggu dan bahkan bulanbulannya dalam keadaan demikian, meninggalkan teladan bagi kita akan ketabahan yang luar biasa.” Mengalami segala macam pencobaan itu Gemma tidak pernah mengeluh, ia hanya berdoa. Saat Gemma sudah tiba. Ia hampir-hampir tampak seperti kerangka hidup saja, namun masih kelihatan cantik meskipun tubuhnya habis dikoyak penyakitnya. Viaticum diterimakan kepadanya. Dalam percakapannya yang terakhir, Gemma mengatakan: “Aku tidak minta apa-apa lagi; Aku telah menyerahkan segala sesuatunya kepada Tuhan; sekarang aku siap untuk mati.” Napasnya terengah-engah, “Sekarang sungguh benar bahwa tidak ada lagi yang 340 tersisa padaku, Yesus. Aku menyerahkan jiwaku yang malang kepada-Mu…Yesus!” Gemma kemudian tersenyum dengan senyuman surgawi, kepalanya terkulai ke samping, dan napasnyapun terhenti. Romo Paroki yang menemaninya di saat-saat akhir hidupnya mengatakan, “Ia meninggal dengan senyuman yang tetap menghiasi bibirnya, sehingga saya tidak dapat percaya bahwa ia sungguh-sungguh sudah meninggal.” Salah seorang dari para biarawati yang berada di sana saat kematiannya menyelimuti tubuh Gemma dengan jubah Pasionis, jubah yang amat dirindukan Gemma untuk dikenakannya sebagai seorang biarawati. Gemma Galgani wafat pada Hari Sabtu Suci, tanggal 11 April 1903 dalam usia 25 tahun. Pada tahun1917 Gereja mulai mempelajari keteladanan hidup Gemma. Pada tahun 1923 jenasah Gemma dipindahkan ke Biara Passionis di Lucca hingga sekarang. Pada tanggal 14 Mei 1933 Gemma dibeatifikasi oleh Paus Pius XI dan pada tanggal 2 Mei 1940, hanya tiga puluh tujuh tahun setelah kematiannya, ia dikanonisasi oleh Paus yang sama. Pesta St. Gemma Galgani dirayakan setiap tanggal 16 Mei. CATATAN ST. GEMMA GALGANI "Jika aku melihat pintu gerbang neraka terbuka dan aku berdiri di tepi jurang, aku tidak akan putus asa, aku tidak akan kehilangan harapan akan belas kasih, karena aku mengandalkan Engkau, ya Tuhan-ku" "Wahai jiwaku, berkatilah Yesus. Janganlah engkau lupa akan demikian banyak rahmat yang telah Ia limpahkan kepadamu. Cintailah Tuhan- 341 mu yang begitu mengasihimu. Angkatlah dirimu ke hadirat-Nya, yang telah merendahkan DiriNya bagimu; nyatakanlah dirimu seperti Ia menyatakan Diri-Nya kepadamu; jadikan bersih hatimu, jadikan kudus. Cintailah Yesus-mu, yang telah mengangkatmu dari begitu banyak penderitaan. Cintailah Tuhan-mu, berkatilah Tuhan-mu." Gemma Galgani (1878-1903), perawan, hidup di Lucca Italia; B: Emma, Hemma; P: 11 April. GENESIUS († 250) Adalah seorang magang baptis yang menjadi sekretaris negeri di Arles Perancis. Ketika disuruh menulis dekrit yang isinya melawan agama Kristen, ia membuang alat-alat tulisnya dan melarikan diri. Namun ia tertangkap dan dipenggal, sehingga dipermandikan oleh darahnya sendiri. A: asal mula (Y); P: 25 Agustus SANTA GENOVEVA (422-502) Genoveva dilahirkan sekitar tahun 422 di Nanterre, sebuah desa kecil, empat mil jauhnya dari Paris. Ketika masih sangat muda, ia rindu untuk membaktikan hidupnya kepada Yesus. Setelah kedua orangtuanya meninggal dunia, Genoveva tinggal bersama neneknya. Ia menghabiskan waktunya dengan berdoa setiap hari. Ia menjadi sangat akrab 342 dengan Yesus dan ingin membagikan kebaikan-Nya kepada orang-orang lain juga. Genoveva adalah seorang gadis yang lemah lembut dan murah hati. Dengan caranya sendiri, ia melakukan hal-hal yang mendatangkan kebaikan bagi sesama. Penduduk Paris bersiap-siap hendak melarikan diri dari suatu balatentara ganas yang datang untuk menyerang mereka. Genoveva tampil. Ia membangkitkan semangat warga kota agar mengandalkan Tuhan. Ia mengatakan bahwa jika mereka melakukan matiraga, maka mereka akan dibebaskan. Orang-orang percaya dan melakukan apa yang dikatakannya, dan balatentara Hun yang ganas sekonyong-konyong berbalik kembali. Mereka tidak menyerang kota sama sekali. St. Genoveva mengamalkan belas kasihan dan ketaatan pada kehendak Allah setiap hari sepanjang hidupnya, bukan hanya pada waktu kesesakan. Tak pernah ia menyerah dalam melakukan sebanyak mungkin kebajikan. Kesetiaan kepada Yesus dan keberanian adalah karuniakarunia istimewa yang menjadi kesaksian hidup yang ditinggalkan Genoveva bagi kita. Salah satu cara terbaik yang dapat kita lakukan bagi negara kita adalah berdoa bagi para pemimpin negara. Kita mohon pada Tuhan untuk membimbing mereka demi kebaikan kita semua. St. Genoveva memberikan teladan kesetiaan dan keberanian dalam mengandalkan Tuhan, teristimewa dalam masa-masa sulit di negaranya. Berdoa bagi para pemimpin negara merupakan salah satu cara yang dapat kita lakukan bagi negara kita, memohon Tuhan agar membimbing mereka dalam membuat keputusan-keputusan yang tepat bagi kebaikan semua orang. 343 Genoveva (422-502), pelindung kota Paris; L: gembala dengan dua kunci; P: 3 Januari GEORGE GERVASE OSB († 1608) Sewaktu muda menjadi anggota pembajak laut pimpinan Francis Drake, namun ia bertobat dan menjadi imam. Ia dihukum karena melayani umat di Inggeris. P: 11 April SANTO GEORGIUS Santo Georgius biasa digambarkan sedang membunuh seekor naga untuk menyelamatkan seorang perempuan cantik. Naga melambangkan kejahatan. Perempuan melambangkan kebenaran Allah yang kudus. St. Georgius membunuh sang naga sebab ia telah memenangkan pertarungan melawan iblis. Tidak banyak yang diketahui mengenai St. Georgius kecuali bahwa ia seorang martir. Ia adalah seorang prajurit dalam bala tentara Diocletian, seorang kaisar kafir. Diocletian amat benci pada umat Kristiani. Ia membunuh setiap orang Kristen yang dijumpainya. Dikisahkan bahwa St. Georgius adalah salah seorang prajurit kesayangan Diocletian. Ketika Georgius menjadi seorang Kristen, ia menghadap kaisar dan mengecamnya karena tindakannya yang amat kejam. Kemudian, Georgius melepaskan jabatannya dalam dinas tentara Romawi. St. Georgius membayar keberaniannya itu dengan harga 344 yang amat mahal. Ia disiksa dengan kejam lalu dipenggal kepalanya. Begitu gagah berani dan begitu penuh sukacita St. Georgius menyatakan imannya hingga orang merasa tergugah semangatnya apabila mendengarkan kisah hidupnya. Banyak lagu dan puisi ditulis untuk mengenang kemartirannya. Para tentara, terutama, selalu berdevosi kepadanya. St. Georgius diangkat sebagai santo pelindung Inggris pada tahun 1222. Georgius (abad ke-3), martir di Palestina; A: petani; L: seorang berkuda membunuh naga ganas, dalam tangannya terdapat bendera dengan salib merah; P: 23 April SANTO GERARDUS dari BROGNE († 3 Oktober 959) Gerardus dilahirkan di akhir abad kesembilan di Perancis. Keluarganya kaya raya, tetapi Geradus bukanlah seorang yang sombong. Sesungguhnya, ia dikenal sebagai seorang yang baik hati dan bersahabat. Sepulang dari pergi berburu, ia dan kawan-kawannya kembali ke rumah dalam keadaan capai dan lapar. Setelah mengundang temantemannya masuk untuk makan minum dan beristirahat, ia sendiri pergi. Gerardus pergi menyelinap menuju sebuah kapel kecil yang berada dalam wilayah tanah miliknya. Ia berdoa untuk jangka waktu yang lama di sana. Tubuhnya yang lelah pun beristirahat dan ia lupa sama sekali mengenai rasa laparnya. Gagasan muncul di benak Gerardus, andai saja orang banyak menyadari sukacita doa, maka pastilah mereka akan dengan lebih suka hati berdoa. Kemudian pikirannya pun melayang kepada para biarawan yang melewatkan sepanjang hidup mereka 345 menyampaikan puji-pujian kepada Tuhan. Bayangkan betapa mereka beroleh hak istimewa, pikirnya. Maka berdoalah ia memohon kesempatan untuk mendapatkan panggilan religius dan akhirnya ia dapat bergabung dalam biara St Denis. Gerards mencintai kehidupan yang telah dipilihnya dan setelah menamatkan pendidikan ia ditahbiskan menjadi seorang imam. Ia telah melewatkan sebelastahun sebagai seorang biarawan ketika kepadanya diberikan ijin untuk mendirikan suatu biara baru di tanah miliknya di Brogne. Biara berkembang, tetapi Gerardus merasa terlalu banyak aktivitas dan kesenangan di sana. Sebab itu ia membangun bagi dirinya sendiri sebuah gubug pertapaan di samping gereja. Ia tinggal di sana dengan tenang seorang diri. Tetapi, ia tidak dibiarkan tinggal dalam damai untuk waktu yang lama. Para superior meminta Gerardus untuk mengunjungi biara-biara di Flanders dan Normandy. Para biarawan membutuhkan bimbingan dan pertolongan agar dapat lebih bertekun. Tugas ini menghantar Gerardus dalam banyak perjalanan selama duapuluh tahun. Sepanjang hidupnya Gerardus hidup dengan cara hidup yang ketat penuh matiraga. Ia melakukannya sebab ia ingin membuktikan kepada Yesus bahwa ia mengasihi-Nya. Ia menunjukkan kasihnya itu dengan suka hati mempersembahkan tindakantindakan kecil penyangkalan diri. Ketika tahu bahwa masa hidupnya di dunia akan segra berakhir, ia minta agar diijinkan kembali pulang ke gubug pertapaannya di Brogne. Ijin diberikan. Gerardus wafat dalam damai pada tanggal 3 Oktober 959. P: 13 Oktober 346 SANTO GERARDUS MAJELLA (6April 1726-15 Oktober 1755) Meski tidak secara resmi digelari demikian oleh Gereja, Santo Gerardus Majella secara luas dikenal oleh umat Katolik sebagai “pelindung para ibu yang sedang mengandung.” Pada masa ini, tampaknya Tuhan memilih teladan baik Santo Gerardus guna melawan abad kematian yang telah kehilangan kepercayaan pada penyelenggaraan Tuhan dan memiliki cara berpikir yang merendahkan kehidupan. Tetapi, mengapa Santo Gerardus Majella? Bukankah aneh apabila seorang laki-laki, seorang broeder religius pula, dijadikan pelindung bagi para ibu yang sedang mengandung? MASA KECIL Gerardus, bungsu dari kelima anak pasangan Dominic dan Benedetta Galella Majella, dilahirkan pada tanggal 6 April 1726, di sebuah kota kecil bernama Muro, beberapa mil jauhnya dari Naples di Italia selatan. Kesehatannya amat rapuh sejak lahir dan segeralah ia dibawa ke katedral untuk dibaptis. Bahkan masa kecilnya telah ditandai dengan rahmat-rahmat istimewa dari Tuhan. Ketika usianya baru lima tahun, Gerardus biasa pergi ke sebuah kapel kecil dekat rumahnya untuk berdoa. Seringkali ia pulang dari sana dengan seketul roti. Apabila ibunya bertanya darimana ia mendapatkan roti, ia akan 347 mengatakan bahwa “seorang anak laki-laki yang amat tampan” memberikan kepadanya. Akhirnya, Elizabeth - saudari perempuan Gerardus diperintahkan untuk mengikutinya diam-diam ke kapel guna mencari tahu. Saudarinya itu mengintip ke dalam kapel dan melihat Gerardus berlutut dalam doa di hadapan patung SP Maria yang menggendong Kanak-kanak Yesus. Lalu, Elizabeth melihat sesuatu yang ajaib. Kanak-kanak Yesus turun dari dekapan BundaNya untuk bermain-main dengan Gerardus kecil. Setelah beberapa waktu berselang, Kanakkanak Yesus memberikan seketul roti kepada Gerardus dan kembali ke pelukan BundaNya! Dalam perayaan Misa, Gerardus juga seringkali melihat Kanak-kanak Yesus yang sungguh hadir dalam Ekaristi Kudus. Ia dapat melihat Yesus setelah konsekrasi hingga Komuni Kudus berakhir. Gerardus kecil yang kala itu berusia tujuh tahun begitu rindu menyambut Yesus dalam Komuni Kudus, karenanya ia ikut dalam barisan mereka yang hendak menyambut Komuni. Pada masa itu, anak-anak tidak diperkenankan menyambut Komuni Kudus hingga mereka berusia 14 tahun. Tetapi, Gerardus beranggapan bahwa karena Yesus sangat mengasihinya dan ia juga sangat mengasihi Yesus, pastilah boleh ia menyambut-Nya. Imam tahu bahwa Gerardus belum cukup umur untuk menyambut Yesus, jadi ia tidak memberinya Komuni Kudus dan Gerardus kecil harus kembali ke bangkunya dengan berlinangan airmata. Sepanjang hari itu, Gerardus terus menangis karena tidak diperbolehkan menyambut Yesus. Ketika masuk kamar malam itu, ia tak dapat tidur. Sekonyong-konyong, suatu terang yang amat menakjubkan memenuhi kamar tidurnya dan Malaikat Agung Santo Mikhael menampakkan diri untuk memberinya Komuni Kudus! 348 MASA BEKERJA Ketika Gerardus berusia duabelas tahun, kematian ayahnya yang tiba-tiba mengharuskannya meninggalkan bangku sekolah dan mulai bekerja. Ibunya menitipkannya untuk magang pada seorang penjahit agar ia dapat meneruskan usaha ayahnya. Majikannya ini mempunyai rasa tidak senang yang aneh kepada Gerardus dan seringkali menghujaninya dengan pukulan dan umpatan. Gerardus menerima aniaya ini sebagai diperkenankan oleh Allah demi kebaikan rohaninya. Suatu kali ia bahkan tampak tersenyum sementara sedang dihajar, dan ketika orang bertanya, ia menjawab, “Aku tersenyum sebab aku melihat tangan Tuhan menderaku.” Upah yang didapatkannya dibaginya rata untuk memenuhi keperluan keluarga, fakir miskin dan stipendium Misa demi membebaskan jiwa-jiwa di api penyucian. Setelah masa magangnya sebagai seorang penjahit, Gerardus untuk beberapa waktu lamanya bekerja sebagai pelayan Uskup Lacedonia yang sedang memulihkan kesehatannya di Muro. Lagi, ia melatih keutamaan kesabaran dengan diam dalam menghadapi temperamen majikannya yang pemarah. Pada masa ini terjadi salah satu dari mukjizat-mukjizat pertamanya. Suatu hari, tanpa sengaja ia menjatuhkan kunci rumah ke dalam sumur. Dengan kepolosan seorang kudus ia menurunkan sebuah patung kecil Bayi Yesus ke dalam sumur. Sungguh ajaib, ketika Gerardus mengangkat patung kembali, kunci yang hilang tampak tergantung di tangan patung. PANGGILAN RELIGIUS Sementara bertumbuh sebagai seorang pemuda, apabila orang bertanya kepadanya 349 mengenai perkawinan, Gerardus akan menjawab, “Madonna telah memikat hatiku, dan aku telah memberikan hatiku sebagai persembahan baginya.” Daripada hidup perkawinan, segera saja pemuda yang saleh ini terpikat pada panggilan religius. Namun demikian, tiga kali ia ditolak masuk ke dalam suatu ordo religius oleh sebab kesehatannya yang rapuh. Walau begitu ia tetap bertekad untuk menjadi seorang biarawan. Suatu misi para imam Redemptoris yang diadakan di Muro memberinya pengharapan baru. Ia mohon diperkenankan masuk ke dalam ordo mereka, tetapi lagi-lagi ia ditolak karena mereka merasa bahwa kesehatannya tidak akan cocok dengan kerasnya kehidupan biara. Tetapi, orang muda ini begitu gigih dan bulat tekadnya hingga Pater Paul Cafaro, superior para misionaris, menasehati ibunya untuk mengurung Gerardus di kamar pada malam para misionaris meninggalkan Muro, khawatir kalau-kalau ia berusaha mengikuti mereka. Ibunda Gerardus melaksanakan nasehat sang imam, tetapi keesokan paginya saat ia membuka pintu kamar, ia mendapati tempat pembaringan yang kosong, sebuah jendela yang terbuka di mana tergantung selembar kertas, dan sebuah catatan di meja yang berbunyi, “Aku pergi untuk menjadi seorang Santo.” Gerardus berhasil menyusul para misionaris sementara mereka meninggalkan kota. Setelah banyak permohonan dan penolakan, P Cafaro akhirnya menyerah dan mengutusnya pergi ke kediaman rektor Redemptoris di Iliceto dengan catatan rekomendasi ini, “Saya mengirim kepada Pater seorang broder yang tak berguna.” Demikianlah, akhirnya, pada tahun 1749, pada usia 23 tahun, Gerardus diterima dalam Kongregasi Redemptoris yang baru dibentuk beberapa tahun 350 sebelumnya oleh Santo Alfonsus Liguori. Broeder “yang tak berguna” ini membuktikan diri sebagai teladan berbagai-bagai keutamaan dan ia melakukan pekerjaan empat orang sekaligus! Ia akan mengatakan kepada rekan-rekannya, “Biar aku yang mengerjakannya, bukankah aku lebih muda. Engkau beristirahatlah.” Dengan gagah berani Gerardus berikrar untuk senantiasa memilih apa yang tampaknya paling sempurna, yang paling berkenan bagi Allah. Ia taat secara sempurna kepada kehendak superiornya, bahkan meski kehendak itu tidak diungkapkan dalam kata. Suatu hari, guna menunjukkan hal ini kepada seorang otoritas yang datang berkunjung, Superior menyuruh Gerardus pergi, sementara ia berkata kepada otoritas yang menuntut bukti itu, “Aku akan memerintahkannya secara batin untuk kembali; dan ia tidak akan membutuhkan lebih dari perintah ini.” Maka, segera saja sang Broeder kembali, mengetuk pintu dan bertanya, “Adakah Pater menyuruh saya kembali?” Suatu kali, ia memimpin sekelompok murid dalam suatu perjalanan selama sembilan hari ke Pegunungan Gargani, di mana Malaikat Agung Santo Mikhael menampakkan diri. Hanya ada sedikit saja uang pada mereka untuk perjalanan itu, dan ketika mereka tiba di tujuan, nyaris tak ada yang tersisa. Gerardus mempergunakan keping uangnya yang terakhir untuk membeli bunga bagi altar Tuhan. Sementara menempatkan bunga-bunga di altar ia berkata, “Tuhan, aku telah memperhatikan Engkau. Sekarang, Engkau yang memperhatikan muridmuridku dan aku.” Seorang religius yang melihatnya di gereja mengundang orang kudus kita beserta seluruh rombongan untuk menumpang di rumahnya. Dan ketika rombongan siap untuk berangkat pulang 351 kembali, Gerardus sekali lagi berdoa, dan segera seseorang muncul dan memberinya beberapa ketul roti. Salah satu dari mukjizat Santo Gerardus yang paling terkenal terjadi ketika seorang tukang batu jatuh dari perancah pada waktu pembangunan sebuah bangunan. Apa daya? Gerardus telah dilarang oleh superiornya untuk tidak lagi mengadakan mukjizat tanpa ijin. Maka, broeder yang kudus ini menghentikan sang tukang batu di angkasa, memintanya untuk menunggu hingga ia mendapatkan ijin untuk menyelamatkannya! Dan ia memang mendapatkan ijin, sehingga tukang batu itu dapat jatuh dan mendarat dengan lembut di atas tanah. Para biarawan menganggap Gerardus sebagai rekan yang tak ternilai sebab ia berhasil dengan begitu gemilang dalam menghantar orang-orang berdosa untuk menyambut sakramen-sakramen dan mengilhami banyak orang untuk memperbaiki Sakramen Tobat mereka yang buruk. Orang banyak mengikutinya di mana-mana, dan telah menyebutnya “il santo” - sang Santo. PENCOBAAN BERAT Kekudusan sejati harus senantiasa diuji dengan salib, dan pada tahun 1754 Gerardus harus mengalami suatu pencobaan besar, yang memperolehkan baginya ganjaran berupa kuasa istimewa untuk menolong para ibu dan anak-anak. Salah satu dari semangat Gerardus yang bernyalanyala adalah mendorong serta membantu para gadis yang ingin masuk biara. Seringkali ia juga bahkan menyediakan mas kawin yang diperlukan bagi gadisgadis-gadis miskin yang tidak dapat diterima dalam suatu ordo religius. 352 Neria Caggiano adalah salah seorang dari para gadis yang mendapatkan bantuan Gerardus. Namun demikian, ia mendapati bahwa kehidupan biara ternyata tak menyenangkan baginya dan dalam waktu tiga minggu ia telah pulang kembali ke rumah. Guna membenarkan tindakannya, Neria mulai menyebarkan gosip-gosip bohong mengenai kehidupan para biarawati, dan ketika orang-orang di Muro menolak untuk percaya pada cerita-cerita demikian mengenai suatu biara yang direkomendasikan oleh Gerardus, maka Neria bertekad untuk menyelamatkan reputasinya dengan menghancurkan nama baik orang yang telah menolongnya. Dalam sepucuk surat kepada Santo Alfonsus, ia menuduh Gerardus melakukan dosa melanggar kemurnian terhadap seorang gadis muda dari sebuah keluarga di mana Gerardus sering menumpang dalam perjalanan-perjalanan misinya. Gerardus dipanggil menghadap oleh Santo Alfonsus untuk menjawab dakwaan terhadapnya. Bukannya membela diri, Gerardus malahan tinggal diam, seturut teladan Guru Illahi-nya. Menanggapi permohonan dari teman-temannya untuk membela diri, Gerardus menjawab, “Tuhan akan mengurusnya.” Dengan kebisuannya itu, Santo Alfonsus tak dapat berbuat suatupun selain dari menjatuhkan hukuman berat atas diri pemuda ini. Gerardus dilarang menyambut Komuni Kudus, dan dilarang melakukan segala kontak dengan orang luar. Tidaklah mudah bagi Broeder Gerardus untuk melepaskan karyanya demi menyelamatkan jiwajiwa, namun hal ini sungguh tak berarti dibandingkan hukuman dijauhkan dari Komuni Kudus. Ia merasa hukuman ini sungguh dahsyat baginya hingga ia bahkan mohon dibebaskan juga 353 dari melayani Misa, sebab khawatir kalau-kalau kerinduannya yang berkobar-kobar untuk menyambut komuni akan membuatnya merampas Hosti yang telah dikonsekrasikan dari tangan imam di altar. Beberapa waktu lamanya berselang hingga Neria sakit parah dan ia menulis sepucuk surat kepada Santo Alfonsus mengakui bahwa dakwaannya terhadap Gerardus adalah dusta dan fitnah belaka. Santo Alfonsus dipenuhi sukacita demi mendengar kabar ketakbersalahan puteranya. Tetapi Gerardus, yang tak bermuram durja dalam masa pencobaannya, juga tidak terlalu bergembira atas pemulihan nama baiknya ini. Dalam kedua perkara ini ia merasa bahwa kehendak Tuhan telah digenapi, dan bahwa itu sudah cukup baginya. PEKERJA AJAIB Santo Gerardus Majella dikenal sebagai Thaumaturge, yaitu seorang kudus yang mengadakan mukjizat-mukjizat, tidak saja sekalisekali, melainkan kerapkali. Sedikit saja orang kudus yang mempunyai begitu banyak catatan mengenai perkara-perkara ajaib seperti Gerardus. Proses beatifikasi dan kanonisasi mengungkapkan bahwa mukjizat-mukjizat yang diadakannya begitu banyak dan bermacam ragamnya. Kerapkali ia masuk dalam ekstasi sementara bermeditasi mengenai Tuhan atau kehendak-Nya yang kudus, dan di saat-saat demikian, tubuhnya tampak terangkat beberapa kaki di atas permukaan tanah. Sebagian besar mukjizat diadakannya demi melayani orang-orang lain. Kejadian-kejadian luar biasa seperti disebutkan di bawah ini akan tampak sebagai suatu hal yang biasa sementara orang membaca riwayat hidupnya. Ia menghidupkan 354 kembali seorang anak laki-laki yang terjatuh dari sebuah karang yang terjal; ia memberkati perbekalan gandum yang tinggal sedikit milik sebuah keluarga miskin dan perbekalan itu tidak habishabisnya hingga panen berikutnya; beberapa kali ia menggandakan roti yang ia bagi-bagikan kepada orang-orang miskin. Suatu hari ia berjalan di atas air demi menghantar ke tempat pelabuhan yang aman sebuah kapal penuh para nelayan yang terancam nyawanya oleh gelombang sakal. Gerardus dianugerahi kemampuan untuk “membaca jiwa”. Kerapkali ia menyingkapkan secara pribadi kepada orang dosa-dosa rahasia dalam jiwa mereka yang malu mereka akukan, dan kemudian menghantar mereka ke penitensi dan pengampunan. Ketika terjadi serangan wabah penyakit, Gerardus terlihat di lebih dari satu rumah pada saat yang bersamaan demi menolong mereka yang sakit. Tak selembar pun dari riwayat hidupnya yang tak ditandai dengan keajaiban, semuanya demi kemuliaan Tuhan dan digerakkan oleh kasih yang tulus kepada sesama. Sepanjang hidupnya, Santo Gerardus menghabiskan berjam-jam lamanya setiap hari dalam sembah sujud di hadapan Sakramen Mahakudus demi memuliakan Tuhan dan mengucap syukur atas segala rahmat dan berkat-Nya. Ibunda Gerardus, Benedetta, mengatakan bahwa puteranya “terlahir bagi surga,” dan mengisahkan bagaimana Gerardus melewatkan berjam-jam lamanya di hadapan Sakramen Mahakudus “hingga ia lupa bahwa saat makan malam telah tiba.” WAFATNYA Senantiasa rapuh kesehatannya, merupakan pertanda bahwa Geardus tidak akan hidup lama. Pada tahun 1755, ia terserang pendarahan hebat 355 dan disentri, maut dapat sewaktu-waktu merenggut nyawanya. Tetapi, ia masih hendak mengajarkan suatu pelajaran berharga mengenai kuasa ketaatan. Direkturnya memerintahkan Gerardus untuk segera sembuh, jika memang sesuai kehendak Tuhan; maka, sekonyong-konyong penyakitnya tampak lenyap dan ia segera meninggalkan pembaringannya untuk menggabungkan diri dengan komunitas. Namun demikian, ia tahu bahwa kesembuhannya hanyalah untuk sementara waktu saja dan bahwa jangka hidupnya hanya tinggal sebulan saja. Tak lama berselang ia memang kembali ke pembaringannya karena tuberculosis, dan ia mulai mempersiapkan diri menyongsong kematiannya. Sepenuhnya ia berserah diri pada kehendak Tuhan dan ia menempatkan tanda ini pada pintu kamarnya, “Kehendak Tuhan dilaksanakan di sini, seperti yang Tuhan kehendaki dan selama Ia menghendakinya.” Seringkali orang mendengarnya mendaraskan doa berikut, “Ya Tuhan-ku, aku rindu untuk mati demi melakukan kehendak-Mu yang terkudus.” Antara tengah malam pada tanggal 15 Oktober 1755, dini hari dari hari berikutnya, jiwanya yang tak berdosa pulang kembali kepada Tuhan. Usianya baru 29 tahun. Saat kematian Gerardus, broeder yang bertugas di sakristi, dalam kegugupannya, membunyikan lonceng seolah hendak dirayakan suatu pesta, dan bukan membunyikannya sebagai tanda kematian. Beribu-ribu orang datang untuk menyaksikan tubuh “Santo” mereka dan berusaha mendapatkan kenang-kenangan terakhir dari dia yang telah begitu banyak kali menolong mereka. Setelah wafatnya, mulailah dilaporkan terjadinya berbagai mukjizat dari hampir segenap penjuru Italia dengan perantaraan St Gerardus. Pada tanggal 29 356 Januari 1893, Paus Leo XIII memaklumkannya sebagai Beato, dan pada tanggal 11 Desember 1904, Paus Pius X memaklumkannya sebagai “Santo”. Pesta St Gerardus Majella dirayakan pada tanggal 16 Oktober. SAPUTANGAN SANG SANTO Perantaraan ajaib St Gerardus bagi para ibu dimulai sejak dari masa hidupnya. Suatu ketika, sementara ia meninggalkan rumah sahabatnya, keluarga Pirofalo, saputangannya terjatuh di kursi. Salah seorang anak perempuan dari keluarga Pirofalo memungutnya dan menyerahkannya kembali kepada Gerardus. Tetapi, dalam suatu nubuat penglihatan Gerardus mengatakan, “Simpanlah. Saputangan itu akan berguna bagimu suatu hari kelak.” Sang gadis menyimpan saputangan itu sebagai kenang-kenangan berharga dari Gerardus. Beberapa tahun kemudian, perempuan itu yang kini telah menikah, berada dalam bahaya maut saat hendak melahirkan bayi pertamanya. Dalam keadaan sakit beranak, ia teringat akan saputangan misterius dan janji Gerardus; ia meminta agar saputangan segera dibawa kepadanya. Kemudian, diusapkannya saputangan ke kandungannya dan seketika itu juga bahaya berlalu dan ia melahirkan seorang bayi yang normal dan sehat. Saputangan ajaib diwariskan dari satu ibu ke ibu yang lain sementara mereka hendak besalin di kota Olive hingga Citra. Ibu yang pertama mewariskan reliqui yang berharga kepada kemenakannya dan dari sana turun-temurun ke generasi berikutnya. Beberapa keluarga mengambil sepotong kecil dari saputangan itu hingga hanya secarik kecil saja yang tersisa ketika Gerardus 357 dikanonisasi. Walau demikian, secarik itupun sudahlah cukup untuk meneruskan rahmat-rahmat istimewa kepada saputangan-saputangan lain yang disentuhkan padanya. Sekarang, saputangan-saputangan serupa saputangan St Gerardus, yang telah disentuhkan pada reliquinya, dapat diperoleh para peziarah yang mengunjungi tempat ziarah internasional St Gerard Majella di Materdomini, Italia. Saputangan St Gerardus Majella telah menjadi suatu simbol populer aklamasi Gerardus sebagai pelindung para ibu dan anak-anak, bayi-bayi yang belum dilahirkan dan gerakan pencinta kehidupan. Pada masa di mana keberadaan keluarga dan kesakralan hidup manusia menghadapi ancaman dari aborsi, kontrasepsi, dan berbagai teknik biomedis, dan dengan berkembangnya “budaya kematian,” santo kecil dengan saputangannya mungkin adalah yang kita butuhkan bagi para ibu yang sedang mengandung, keluarga-keluarga dan seluruh dunia. Gerardus Majella (1726-1755), bruder dan tukang jahit; Santo Pelindung Para Ibu yang sedang mengandung, bayi-bayi yang belum dilahirkan dan gerakan pencinta kehidupan (pro-life); P: 16 Oktober GERARDUS († 1138) Kakak Santo Bernardus ini mula-mula tidak mau masuk biara. Tetapi setelah terluka dalam perang, ditawan dan secara ajaib bebas lagi, ia ikut adiknya yang hidup suci menurut aturan yang keras. P: 30 Januari GERARDUS dari HUNGARIA (980-1048) 358 Suatu ketika abbas Gerardus, pemimpin biara Santo Giorgia di Venesia Italia, meletakkan jabatan karena ingin bertapa di Tanah Suci. Tetapi malang baginya, kapalnya terdampar di pantai Yugoslavia. Disitu ia bertemu dengan seorang abbas dari Hungaria. Abba situ berhasil meluluhkan hati Gerardus supaya tinggal di negerinya. Gerardus disambut baik oleh keluarga Raja Stefan, bahkan diminta menjadi guru pribadi putera mahkota Emerik. Sebenarnya ia tidak suka tinggal di istana. Ia lebih senang tinggal di sebuah pertapaan di hutan, jauh dari kota. Beberapa waktu kemudian, ia diangkat menjadi uskup Hungaria Selatan. Penduduk wilayah itu sebagian besar belum beriman Kristen, sedangkan mereka yang telah dibaptispun belum cukup hidup menurut cita-cita Injil. Maka mulailah pekerjaan Gerardus yang senjatanya: siang malam menyusuri lorong-lorong di kota dan tanpa mengenal lelah menuruni dan mendaki lembah dan bukit mengunjungi dusun-dusun untuk berkotbah; memberi makan kaum miskin dan gelandangan; menghibur orang-orang jompo dan mengangkut mereka yang sakit dengan kereta ke rumah sakit di kota. Seluruh warga Hungaria segan dan menyayangi Gerardus. Tapi Raja Stefan yang kudus itu digantikan oleh seorang tak beriman, yang membenci dan mengejar-kejar orang Kristen. Uskup Gerardus dengan tekad besar ingin menunjukkan jalan yang benar kepada raja yang baru. Namun ditengah perjalanan menuju istana ia disergap oleh tentara kerajaan di tepi sungai Donau. Bagaikan hujan batu mereka melemparinya, sehingga tubuh Gerardus remuk memar, dan akhirnya tak bernyawa lagi. Sebelum gerombolan itu menyingkirkan jenasah yang hancur itu, seorang 359 diantara mereka menghunjamkan tombaknya ke lambung Gerardus dan menembus jantungnya, seperti perbuatan seorang tentara Romawi di Golgota terhadap Tuhan Jesus. Gerardus (980-1048), uskup dan martir; lahir di venesia dan meninggal di Hungaria. B: Gerard, Gerd, Gert (♂); Gerda (♀); P: 24 September GERASIMOS († 475) Adalah sahabat Santo Eutimios dari Yerusalem. Ia bertapa dekat Yeriko dan membina rahib-rahib muda. Suatu ketika ada seekor singa yang kakinya tertusuk duri, Gerasimios mencabut duri itu dan sejak itu ia ditemani oleh singa itu. P: 5 Maret GERLACH (1100-1172) Bertobat setelah diberitahu bahwa isterinya meninggal. Waktu itu ia sedang berpesta-pora. Lalu ia berziarah ke Yerusalem dan merawat orang sakit. Namun akhirnya ia kembali ke Belanda dan tinggal dalam lubang batang pohon yang kosong. P: 19 Januari SANTA GERMANA dari PIBRAC (15791601) Pibrac adalah sebuah dusun kecil di Perancis di mana Germana dilahirkan sekitar tahun 1579. Ia menghabiskan seluruh 360 hidupnya di sana. Germana seorang gadis yang selalu sakit-sakitan. Ia tidak cantik. Tangan kanannya cacat dan tak dapat digunakan. Ayahnya kurang memperhatikannya. Ibu tirinya tidak suka ia berada dekat anak-anaknya yang sehat. Jadi, Germana tidur di kandang bersama dombadombanya, bahkan pada musim dingin. Bajunya compang-camping dan ia menjadi bahan olok-olok anak-anak lain. Sepanjang hari Germana menjaga kawanan dombanya di padang. Apabila ia pulang ke rumah pada malam hari, ibu tirinya acap kali berteriak padanya dan memukulinya. Namun demikian, gadis malang ini berbicara kepada Tuhan dan ia ingat bahwa Tuhan senantiasa bersamanya sepanjang waktu. Setiap hari ia selalu ambil bagian dalam Perayaan Misa. Ia meninggalkan kawanan dombanya dalam penjagaan malaikat pelindungnya. Tak pernah sekali pun domba-domba itu keluar melewati batas tongkat gembalanya yang ia tancapkan ke tanah. Germana seringkali mengumpulkan anakanak kecil dan mengajarkan iman kepada mereka. Ia ingin agar hati anak-anak itu dipenuhi cinta Tuhan. Semampunya, ia juga berusaha membantu mereka yang miskin. Ia membagi sedikit makanan yang diberikan kepadanya dengan para pengemis. Pada suatu hari di musim dingin, ibu tirinya menuduh Germana mencuri roti. Wanita itu mengejarnya dengan tongkat. Tetapi, yang jatuh dari celemek baju Germana bukanlah roti, melainkan bungabunga musim semi. Sekarang, orang-orang tidak lagi memperoloknya. Malahan, mereka mengasihi dan mengaguminya. Ia boleh tinggal dalam rumah ayahnya, tetapi Germana memilih untuk tetap tidur di kandang. Hingga, suatu hari pada tahun 1601, 361 ketika usianya dua puluh dua tahun, ia ditemukan wafat di atas tempat tidur jeraminya. Hidupnya yang sarat dengan penderitaan sudah berakhir. Tuhan mengadakan mukjizat-mukjizat untuk menunjukkan bahwa ia seorang kudus. Germana Pibrac / Germana Cousin (15791601), gadis miskin penggembala domba di Toulouse Perancis yang menderita sakit paruparu; P: 15 Juni GERMANOS (634-733) Adalah uskup Konstantinopel. Ia menulis:”Bila kita menghormati gambar Jesus, kita tidak menghormati cat dan kayu. Kita menyembah dalam roh dan Kebenaran Tuhan Yang tidak kelihatan.” Karena tidak menolak penghormatan gambar dalam gerja, ia dipecat dan dikurung oleh Kaisar. P: 12 Mei GERMANUS (378-448) Adalah seorang pegawai tinggi pemerintah. Ia dipilih menjadi uskup Auxerre Perancis, meskipun tidak menyukainya. Kemudian ia meninggalkan isterinya. Harta miliknya ia gunakan untuk membangun gereja dan biara. Dua kali ia diutus ke Inggeris supaya membersihkan umat dari bidaah Pelagianisme dan ikut berperang melawan penyerang Saxon. Germanus dengan giat mengKristenkan kembali seluruh wilayah keuskupannya. A: yang asli (L); P: 31 Juli 362 SANTA GERTRUDE dari HELFTA (12561302) Gertrude masuk sebuah biara di Saxony ketika ia masih amat muda. Di bawah bimbingan Santa Mechtildis, ia tumbuh menjadi seorang biarawati yang riang gembira dan kudus. Sr. Gertrude seorang yang menyenangkan serta cerdas. Ia menguasai bahasa Latin dengan amat baik. Sesungguhnya, pada mulanya ia kurang suka belajar agama dan juga mata pelajaran yang lain. Tetapi, ketika ia berusia duapuluh enam tahun, Yesus menampakkan diri kepadanya. Yesus berkata bahwa mulai saat itu, Sr. Gertrude hanya akan berpikir tentang mengasihi-Nya serta berusaha untuk hidup kudus. Sekarang, Sr. Gertrude mulai belajar Kitab Suci dengat antusias. Pengetahuannya tentang agama Katolik kita yang kudus menjadi semakin luas. Yesus menampakkan diri kepada Santa Gertrude banyak kali. Tuhan menunjukkan Hati-Nya yang Mahakudus. Dua kali Yesus mengijinkan St. Gertrude mengistirahatkan kepalanya di Hati-Nya yang Mahakudus. Oleh karena kasihnya yang amat besar kepada Yesus, Mempelai Ilahinya, St. Gertrude berusaha untuk memperbaiki kelemahankelemahannya dan menjadi lebih baik dari 363 sebelumnya. Ia percaya kepada Yesus dengan segenap hati dan karenanya senantiasa dipenuhi rasa damai dan sukacita. Santa Gertrude mempunyai devosi yang mendalam kepada Yesus dalam Sakramen Mahakudus. Ia senang sekali menerima Komuni Kudus sesering mungkin, meskipun pada masa itu, hal demikian masih belum lazim. St. Gertrude juga amat berdevosi kepada St. Yosef, bapa asuh Yesus. Ia menulis banyak doa yang amat indah. Setelah menderita selama sepuluh tahun, akhirnya suster yang kudus ini bersatu dengan Hati Yesus Yang Mahakudus, yang menjadikan-Nya pengantinnya. Gertrud/ Gertrud Agung (1256-1302), suster yang dikaruniai pengalaman mistik. B: Gerda, Trudis; L: tujuh cincin; P: 16 Nopember GERTRUD dari NIVELLES PERANCIS (626659) Adalah puteri Raja Pippin, yang menjadi abbas dalam biara yang didirikan ibunya Santa Iduberga (P: 8 Mei). Gertrud adalah wanita terpelajar dan pembantu orang miskin. Santo pelindung persatuan hidup suami-isteri yang diancam perceraian dan orang-orang yang tergoda untuk menjadi musuh satu sama lain. L: abbas wanita dengan tongkat yang dipanjati tikus; P: 17 Maret GERVASIUS dan PROTASIUS (abad ke-4) Santo Ambrosius menemukan kerangka dua martir ini (P:19 Juni) berdasarkan suatu ilham pada tahun 386 di dekat makam Santo Nabor, Felix (P:12 Juli) dan Santo Viktor (P: 8 Mei) dalam suatu gereja di Milano Italia. Demikian pula halnya dengan 364 makam dan tulang-belulang Santo Nazarius dan Selsus yang ditemukan pula pada waktu itu. P: 28 Juli GIACINTA MARESCOTTI (1585-1640) Masuk biara sekadar iseng dan semula hidup bersenang-senang saja. Tetapi setelah menderita sakit keras, ia bertobat dan melakukan perbuatan silih yang berat. Ia mendirikan perkumpulan karya utama menolong orang miskin dan tahanan. B: Gia, Hiacinta, Sinta; P: 30 Juni GILBERTUS (1085-1189) Adalah pastor paroki di Sempringham Inggeris. Ia mengumpulkan beberapa wanita dari parokinya untuk mendirikan biara, yang kemudian ditambah bruder dan imam. Setiap biara menurut aturan Santo Gilbert ini terdiri dari bagian suster, bagian bruder dan bagian imam. Mereka bersamasama mengurus doa, rumah sakit dan asrama yatim piatu, tetapi hidup terpisah. Dengan bijaksana Gilbert memimpin ordonya dan baru berhenti setelah menjadi buta. P: 4 Februari SANTA GIANNA BERETTA MOLLA (4 Oktober 1922-22 Januari 1937) KELUARGA BERETTA Gianna dilahirkan di Magenta, Milan, Italia pada tanggal 4 Oktober 1922 sebagai anak kesepuluh dari tigabelas putera-puteri pasangan Alberto dan Maria Beretta. Pasangan anggota Ordo Ketiga Fransiskan yang saleh ini menganggap membesarkan dan mendidik anak-anak sebagai 365 suatu pemenuhan tanggung jawab kepada yang ilahi. Meski disibukkan dengan tigabelas jiwa kecil, Maria tidak pernah melalaikan karya misionarisnya, dan meski mereka tidak dihimpit kemiskinan, keluarga Beretta mengajarkan pada anak-anak untuk hidup dalam kesederhanaan, ugahari dan sukacita. Setiap pagi keluarga Beretta bersama segenap anak-anak mereka ikut ambil bagian dalam Misa dan setiap sore mereka mendaraskan Rosario bersama yang dilanjutkan dengan penyerahan diri kepada Hati Yesus Yang Mahakudus. Sesudahnya, seluruh keluarga bersantai bersama, terkadang dengan bermain piano dan menyanyi, atau sekedar bercakap mengenai apa-apa yang terjadi sepanjang siang. Virginia, anak terbungsu, mengenangnya sebagai berikut, “Tidak pernah ada kata-kata kasar atau tak terkendali mengganggu ketenangan keluarga, pun tidak pernah ada teguran dari ibu tanpa dukungan ayah atau sebaliknya; senantiasa kompak, mereka mencintai anak-anak mereka dan berupaya memberikan formasi yang baik dan sempurna kepada mereka. Suasana rumah penuh ketenangan dan kedamaian, tetapi hukuman dan perbaikanperbaikan yang perlu tidak pernah dilalaikan.” Maria dan Alberto Beretta memastikan bahwa masing-masing anak menekuni suatu profesi agar dapat melaksanakan pelayanan Kristiani kepada masyarakat dan mempengaruhi dunia professional 366 dengan teladan hidup Kristiani. Kedelapan anakanak Beretta yang berhasil mencapai usia dewasa [lima dari antara mereka meninggal dalam usia yang masih amat belia] adalah: Amelia wafat dalam usia 26 tahun; Ferdinando menjadi seorang dokter; Francesco menjadi seorang insinyur sipil; Enrico belajar kedokteran dan di kemudian hari menjadi seorang imam Capuchin, mengabdikan diri pada karya misi di Brazil; Zita menekuni ilmu farmasi; Guiseppe belajar teknik dan kemudian menjadi seorang imam diosesan; Gianna menjadi seorang dokter; Virginia menjadi seorang dokter dan biarawati Canossian yang bekerja sebagai misionaris di India. MASA KANAK-KANAK. Oleh karena bimbingan agama yang seksama dari orangtua dan Amelia - saudari tertuanya -, Gianna diperkenankan menyambut Komuni Pertama dalam usia lima setengah tahun dan dua tahun kemudian menyambut Sakramen Krisma. Sejak saat itu, Gianna tidak pernah absen dalam Misa dan menyambut Komuni Kudus setiap hari tak peduli bagaimanapun situasi dan kondisinya. Gianna bukan seorang yang cemerlang dalam belajar. Ia bahkan tak dapat ikut berlibur bersama keluarga sebab harus tinggal belajar di rumah demi memperbaiki nilai-nilainya yang buruk. Ia mengalami masa-masa kelabu di sekolah, tetapi pada akhirnya dapat mengatasi kesulitan dalam studi dengan ketekunannya. Ia mengerti bahwa ketekunan adalah kehendak Allah. 367 Tuhan menganugerahkan kepada Gianna suatu keindahan istimewa dalam tatapannya yang manis dan mendalam, yang memancarkan kelembutan, jiwa yang murni, hati yang pemurah, dan siap menerima segala yang baik. Salah seorang guru mengenangnya sebagai berikut, “Seorang anak terkasih yang tahu bagaimana membangkitkan simpati dan kasih sayang dari mereka yang menghampirinya karena karakternya yang manis dan bersahaja. Kehalusan perasaannya yang tanpa dosa dan jiwanya yang tulus tahu bagaimana mendatangkan atas dirinya simpati dan kasih sayang dari mereka yang datang kepadanya. Wajahnya senantiasa tersenyum, meski terkadang diselimuti suatu tabut melankolis yang memohon belas kasih. Saya berusaha membaca melalui kedalaman matanya yang lembut pikiran-pikiran yang pada saat-saat yang singkat itu menganggu hatinya, tetapi tiada pernah saya mendengar satu kata kejengkelan atau keletihan atau pemberontakan terluncur dari mulutnya…. Menunaikan tugasnya di rumah, di sekolah, dalam masyarakat, baginya merupakan suatu tugas yang suci.” Seorang teman sekolah menulis, “Gianna memiliki iman yang begitu memikat hingga mereka semua yang berjumpa dengannya, meski sejenak saja, merasa tertarik pada Gereja, di mana kita rindu untuk ikut ambil bagian dengan kesalehan yang terlebih mendalam.” Pada tanggal 22 Januari 1937, Amelia wafat dalam usia 26 tahun setelah lama menderita sakit. Sungguh suatu peristiwa yang meyedihkan bagi seluruh keluarga dan suatu pukulan hebat bagi 368 Gianna. Sekonyong-konyong ia mengalami dunia penderitaan. Tetapi melalui penderitaan ini, imannya tumbuh semakin kuat. Sr Virginia mengenang Gianna “menggapai surga” pada masa ini, “Setiap hari ia akan melewatkan waktu dalam meditasi. Praktek ini menjadi sumber kekuatannya. Tengah hari ia akan berhenti di gereja untuk suatu kunjungan kepada Sakramen Mahakudus. Rosario senantiasa ada di sakunya dan ia mendaraskan Salam Maria di setiap kesempatan.” Gianna biasa meluahkan masalah dan perasaan hatinya kepada Amelia, dan ia amat merindukan kakaknya itu. Ia berusaha mengikuti teladan yang ditinggalkan Amelia dan mendapatkan kekuatan sebab dianggap pantas memiliki saudari yang begitu mengagumkan. RETRET ROHANI Setelah wafat Amelia, Alberto Beretta memindahkan keluarganya ke Genoa agar anakanak dapat lebih mudah melanjutkan pendidikan di universitas. Tahun-tahun yang dilewatkan di Genoa amat penting bagi formasi rohani Gianna, seorang gadis remaja 15 tahun yang pendiam, yang tengah mencari panggilan hidupnya. Musim semi 1938, seorang imam Yesuit memberikan retret Latihan Rohani St Ignatius bagi murid-murid sekolah. Gianna ikut ambil bagian dalam retret ini bersama Virginia. Banyak rahmat yang ia terima di sana meninggalkan bekas yang menandai seluruh sisa hidupnya. Ia masuk ke kedalaman nilai-nilai fundamental kehidupan rohani - perlunya rahmat dan doa, kejijikan akan dosa, meneladani Kristus, matiraga. Terlebih lagi, ia mulai melihat karya kerasulan sebagai suatu ekspresi luar 369 biasa dari belas kasihan. Di antara ketetapan hatinya, ia menulis: 1. Melakukan segalanya demi Tuhan.... Demi menyenangkan-Nya, aku tidak akan menonton film tanpa terlebih dahulu yakin bahwa film itu pantas dan tidak asusila.... 2. Aku lebih suka mati daripada melakukan dosa berat.... 3. Mendaraskan “Salam Maria” setiap hari agar kiranya Tuhan memberiku kematian yang kudus.... 4. Aku hendak menjauhi dosa berat seolah ia adalah ular dan aku ulang, aku lebih suka mati seribu kali daripada menghina Tuhan. 5. Aku hendak memohon Tuhan untuk menolongku agar jangan masuk neraka dan karenanya aku menghindari segala yang dapat mencelakai jiwaku. 6. Aku memohon kepada Tuhan untuk membantuku memahami kerahiman-Nya yang dahsyat. 7. Aku berniat taat pada M.M. dan tekun belajar meski aku tidak menyukainya, demi kasih kepada Yesus. 8. Sejak hari ini, aku hendak bersujud dalam doa di pagi hari di gereja seperti yang aku lakukan di kamarku di petang hari di kaki pembaringanku. 9. Kerendahan hati adalah jalan tersingkat mencapai kekudusan. Mohon Tuhan menghantarku ke surga. Sebagai langkah awal dari “program hidup”-nya yang baru, Gianna memutuskan untuk mengabdikan diri sepenuhnya pada studi. Hasilnya, ia menyelesaikan tahun pelajaran dengan nilai-nilai yang mengagumkan! 370 AKSI KATOLIK Sejak usia 12 tahun, seperti anggota keluarganya yang lain, Gianna terlibat aktif dalam Aksi Katolik, yakni suatu gerakan yang bertujuan mengerahkan awam Katolik untuk mengamalkan hidup rohani yang terlebih mendalam. Dengan demikian, pada gilirannya, akan menginspirasi berbagai ragam karya amal kasih dan karya apostolik di setiap tingkatan masyarakat. Dalam lingkungan ini, ketetapan hati Gianna semakin dikuatkan dan dimatangkan. Pada masa kuliah, ia dipercaya menjadi pemimpin dalam Aksi Katolik. Segenap waktu luang dibaktikan bagi karya apostolik. Ia mengorganisir rapat, retret dan ziarah rohani bagi para gadis. Meski masa perang mempersulit karya misi, Gianna tetap bertekun dan bekerja tanpa kenal lelah demi kebajikan jiwa-jiwa yang membutuhkan kekuatan rohani lebih dari sebelumnya. Gianna mengatakan: “Janganlah takut membela kehormatan Allah, membela Gereja, Paus dan para imam. Inilah saatnya bertindak. Janganlah kita tinggal acuh tak acuh di hadapan kampanye musuh melawan agama dan moral. Kita dari Aksi Katolik, haruslah yang pertama-tama membela pondasi kokoh dan tradisi sakral Kristiani di tanah air kita.” Bersama para anggota lainnya, Gianna biasa mengunjungi mereka yang miskin dan mereka yang sakit, membawakan makanan dan obat-obatan serta membantu melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga. Gadis-gadis muda tertarik oleh teladannya yang cemerlang dalam kurban dan doa; mereka datang meminta nasehat dan mengikuti saran serta bimbingannya. Selama tiga tahun sebelum 371 perkawinannya, ia diangkat sekaligus sebagai Ketua dan Delegasi dari seluruh wilayahnya. Gianna mengamalkan motto Aksi Katolik sepanjang hidupnya: Doa - Perbuatan - Kurban. DOKTER GIANNA BERETTA Bulan Mei 1942, Maria Beretta wafat karena serangan jantung. Empat bulan kemudian, Alberto menyusul isterinya. Pada waktu itu Gianna baru saja tamat sekolah menengah atas dan sedang berpikir untuk menjadi seorang misionaris medis di Brazil. Ia mengambil kuliah kedokteran di Milan. Sesungguhnya seringkali nyaris mustahil mengikuti kuliah sebab Milan sedang dalam situasi peperangan yang hebat. Bom-bom berjatuhan meratakan segala yang ada dan orang meninggalkan kota menuju tempat yang lebih aman. Sementara hidup terasa berat dan nyaris tak tertahankan, Gianna membenamkan diri dalam meditasi dan mencurahkan isi hatinya kepada Yesus. Usai perang, ia melanjutkan kuliah di Pavia bersama Virginia. Gianna percaya bahwa profesi sebagai seorang dokter tidak seperti profesi lainnya, sebagaimana ditulisnya dalam catatan yang diberinya judul “Keindahan Misi Kita”: “Dalam berbagai macam cara, setiap orang dalam masyarakat berkarya dalam pelayanan bagi kemanusiaan. Dokter memiliki kesempatan yang tak dimiliki seorang imam, sebab misi kita tidak berakhir ketika pengobatan tak lagi dapat membantu. Masih ada jiwa yang harus dibawa kepada Tuhan. Yesus bersabda, `Barangsiapa mengunjungi mereka yang sakit, ia menolong Aku.” Ini tugas imamat. Sama seperti para imam dapat menjamah Yesus, demikian pula kita para 372 dokter menjamah Yesus dalam tubuh pasien kita: yang miskin, yang muda, yang tua, dan anak-anak. Yesus membuat dirinya kelihatan di tengah kita. Banyak dokter mempersembahkan diri kepada-Nya. Jika kalian telah menunaikan profesi duniawi, jika kalian melakukan ini dengan baik, kalian akan menikmati hidup ilahi “sebab ketika Aku sakit, engkau menyembuhkan Aku.” Pada tanggal 30 November 1949 Gianna menerima gelar dalam ilmu kedokteran dan bedah dengan nilai mengagumkan. Dua tahun kemudian, 7 Juli 1952, demi cintanya kepada anak-anak dan demi membantu para ibu, ia meraih gelar spesialis anakanak. Gianna menggabungkan diri dengan Ferdinando di suatu klinik kesehatan pribadi di Mesero, dekat Magenta. Kantor praktek mereka senantiasa dipadati pasien. Gianna mendengarkan keluhan para pasien dengan sabar dan ramah. Suatu hari seorang lakilaki berkeluh-kesah atas kelahiran anaknya yang cacat. Gianna memahami kesedihan hatinya, menenangkannya dan mendorongnya untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan demi menyelamatkan nyawa sang bayi. Kali lain, seorang perempuan pekerja yang sudah berumur menghadapi kehamilan yang tak diharapkan; ia malu akan bagaimana tanggapan orang. Gianna meyakinkan, “Bukankah itu suatu sukacita dan kebanggaan? Dalam hal ini kita tidak perlu menghiraukan apa yang dikatakan orang.” Di masamasa ekonomi sulit, kerap para pasien membayar biaya pengobatan dengan telur, ayam, dll, sementara Gianna memberi mereka uang untuk membeli makanan atau obat-obatan. Sebab katanya, “Jika aku merawat pasien yang tak 373 mempunyai apa-apa untuk dimakan, lalu apa gunanya pengobatan?” Gianna mengangap profesinya sebagai suatu pelayanan, bukan hanya terhadap tubuh, melainkan juga terhadap jiwa mereka yang dirawatnya. UPAYA MENEMUKAN PANGGILAN HIDUP Sejak masa kanak-kanak, Gianna menyimpan kekaguman dan kecintaan pada karya misi. Maria dan Aksi Katolik menyalakan semangat ini dalam hatinya. Daripada membeli, kerap Maria menjahit sendiri baju-baju anaknya agar ia dapat mengirimkan uang yang ia sisihkan itu untuk karyakarya misi. Gianna berharap dapat menggabungkan diri dengan kakaknya Alberto dalam karya misi di Brazil dengan memberikan pelayanan kesehatan yang memang sungguh amat dibutuhkan di sana. Namun demikian, rintangan demi rintangan menghalangi keinginannya dan bapa pembimbing rohani menasehatinya untuk menanti. Gianna melewatkan tahun-tahun panjang dalam ketidakpastian akan panggilan hidupnya. Ketidakpastian ini amat menggelisahkan hatinya, teristimewa dalam merencanakan masa depan. Gianna melipatgandakan doa agar dapat lebih baik mengenal kehendak Allah. Melalui bimbingan rohani yang cukup panjang, akhirnya ia mengerti bahwa ia dipanggil untuk hidup berkeluarga. Ia menulis, “Segala sesuatu memiliki tujuannya sendiri dan tunduk pada suatu hukum. Segalanya berkembang ke arah suatu tujuan yang telah ditetapkan. Tuhan telah menggariskan suatu jalan bagi masing-masing kita, panggilan hidup kita dan hidup dalam rahmat yang tersedia bagi hidup jasmani kita. Harinya akan datang ketika kita 374 menjadi sadar akan mereka yang berada di sekeliling kita, dan ketika hal ini terjadi, kita akan menjadi manusia-manusia baru. Suatu masa yang sakral dan juga tragis dalam perjalanan dari kanakkanak menuju remaja. Masalah masa depan kita diajukan pada masa ini ... bukan berarti kita harus memutuskan masalah ini dalam usia limabelas tahun, tetapi setidak-tidaknya kita dapat menyelaraskan diri sepanjang jalan ke mana Allah memanggil kita. Baik kebahagiaan duniawi maupun kebahagiaan kekal kita tergantung pada mengikuti panggilan kita ini dengan seksama.” “Apa itu panggilan? Panggilan adalah suatu anugerah dari Allah dan karenanya berasal dari Allah. Jadi, jika panggilan adalah suatu anugerah dari Allah, adalah tergantung kita untuk mengupayakan segalanya dalam kuasa kita untuk mengenal kehendak Allah. Kita patut berjalan di sepanjang jalan yang Tuhan kehendaki bagi kita, bukan dengan “mendobrak pintu”, tetapi sesuai bilamana Tuhan menghendakinya dan sebagaimana Tuhan menghendakinya.” Kepada mereka yang heran bahwa ia meninggalkan kerinduan hidup dalam karya misi di Brazil, ia menjawab, “Segala jalan Tuhan indah sebab tujuannya satu dan sama: untuk menyelamatkan jiwa kita sendiri dan berhasil menghantar sebanyak mungkin jiwa-jiwa ke surga, demi memuliakan Allah.” MEMBINA HIDUP BERKELUARGA Kesibukan kerja tidak menghalangi Gianna melakukan aktifitas-aktifitas kegemarannya: melukis, berolahraga ski dan panjat gunung, menikmati fashion (meski berhati-hati untuk tetap sederhana), simponi, opera, teater pun konser. 375 “Seorang santo yang sedih, sungguh kasihan,” demikian katanya. Keluarga Molla tinggal di bangungan yang berhadapan dengan kantor praktek Gianna. Putera mereka, Pietro, adalah seorang insinyur dan berprofesi sebagai Direktur Teknik. Perjumpaan demi perjumpaan menghantar Gianna dan Pietro saling menaruh hati. Dalam buku hariannya, Pietro menulis, “Semakin mengenal Gianna, semakin aku yakin bahwa Tuhan tak dapat memberikan anugerah yang terlebih besar selain dari cinta dan kebersamaan dengannya.” Pada tanggal 24 September 1955, P Giusseppe - kakak Gianna - memimpin Upacara Sakramen Perkawinan antara Gianna Beretta, 33 tahun, dengan Peitro Molla, yang sepuluh tahun lebih tua, di Basilika San Martino di Magenta. Gianna mengenakan gaun pengantin amat indah dari kain satin putih - kain terbaik dan terindah yang dapat ditemukannya - sebab katanya kepada saudarinya, “Tahukah engkau, aku memilih bahan yang terindah sebab sesudahnya aku hendak membuat kasula darinya untuk Misa Perdana salah seorang puteraku.” [Di kemudian hari The Society of St Gianna mendapatkan potongan kain ini dan dijahit menjadi kasula.] Sementara Gianna berjalan menuju altar dengan dihantar Ferdinando, kakaknya, semua yang hadir menyatakan hormat dan kekaguman mereka dengan tepuk tangan meriah yang menggema hingga Gianna tiba di altar. Gianna dan Pietro kemudian tinggal di sebuah rumah kecil dekat perusahaan di mana Pietro bekerja. Gianna rindu menjadi seorang ibu dan mendamba banyak anak. Dua minggu menjelang pernikahan, ia menulis kepada Pietro, “Dengan pertolongan dan rahmat Allah, kita akan 376 mengusahakan yang terbaik untuk menjadikan keluarga baru kita sebuah Senakel kecil di mana Yesus berkuasa atas segala kasih sayang, kerinduan dan tindakan kita.... Tinggal sedikit hari lagi dan aku merasa tergerak akan pemikiran untuk menghampiri dan menyambut 'Sakramen Cinta kasih'. Kita akan menjadi rekan kerja Allah dalam penciptaan dan dengan demikian kita akan dapat memberi-Nya anak-anak yang mengasihi dan melayani-Nya.” Setahun setelah perkawinan, Pietro dan Gianna penuh bahagia menyambut putera pertama mereka, Pierluigi yang dilahirkan pada tanggal 19 November 1956 dan dibaptis beberapa hari sesudahnya oleh P Giuseppe. Pada tanggal 11 Desember 1957, Maria Zita (Mariolina) dilahirkan dan dibaptis beberapa hari sesudahnya oleh P Giuseppe. [Mariolina meninggal dunia dalam usia enam tahun, kurang dari dua tahun setelah wafat Gianna Beretta Molla, karena sakit.] Selanjutnya pada tanggal 15 Juli 1959, Laura dilahirkan. Sebagai ucapan syukur kepada Tuhan, sesudah kelahiran masing-masing anak, Gianna mengambil sejumlah besar uang dari tabungannya untuk disumbangkan kepada karya-karya misi. Gianna membesarkan anak-anaknya dengan penuh kasih sayang. Ia tak pernah dapat membayangkan seorang ibu tega memukul anaknya. “Kita harus dapat mengajar mereka dengan bujuk rayu dan di atas segala pengajaran, sejak awal mula, segalanya adalah anugerah dari Tuhan dan harus dihormati sebagai suatu anugerah.” Gianna dan Pietro mengalami semakin bertambahnya tugas tanggung jawab dengan kehadiran anak-anak. Namun, Gianna berhasil menunaikan segala tugas tanggung jawab sebagai isteri, ibu, pengurus rumah tangga, dokter. 377 Kekuatan batinnya yang luar biasa diwujudkannya menjadi antusiasme yang bersinar cemerlang melalui segala pekerjaan yang ia lakukan. Orang terkagum-kagum mendapati bahwa ia mempunyai cukup waktu untuk mengerjakan semuanya. Di rumah, ia mengurus semuanya dengan mengagumkan; ia juga seorang jago masak yang senang menjamu teman sahabat dan sanak keluarga di akhir pekan. Gianna memberikan perhatian istimewa pada pendidikan rohani anak-anak. Meski mereka masih belia, Gianna mendaraskan doa bersama mereka di sore hari dan berbicara kepada mereka mengenai kasih Yesus. Anak-anak akan merefleksikan perbuatan-perbuatan mereka sepanjang hari dan berbincang bagaimana Yesus mungkin kurang senang atas beberapa dari perbuatan mereka. PILIHAN YANG GAGAH BERANI Kehamilan selalu merupakan suatu pengalaman yang berat dan sulit bagi Gianna. Pada setiap kehamilan ia mengalami hyperemesis, yakni mual dan muntah berlebihan. Ia juga mengalami gangguan usus dan lambung yang mengakibatkan rasa sakit yang hebat. Namun demikian, Gianna selalu menolak obat-obatan penahan sakit, sebab ia beranggapan bahwa obat-obatan yang demikian tidak mengijinkannya untuk menjadi diri sendiri. Pada bulan September 1961, di akhir bulan kedua kehamilannya, diagnosa dokter mendapati sebuah fibroma di rahimnya. Fibroid ini cukup besar hingga mengancam kelangsungan kehamilan dengan menghimpit janin. Tiga pilihan dihadapkan dalam kasusnya: 1. Pengangkatan rahim (hysterectomy) guna menyingkirkan fibroid. Resikonya 378 rendah; tetapi, berdampak pada kematian janin dan meniadakan kemungkinan kehamilan di masa mendatang. Seturut moralitas Katolik, dalam kasus ini hysterectomy bertujuan menyelamatkan nyawa ibu dengan mengangkat rahim yang terjangkit kanker (dengan dampak yang tak diinginkan kematian bayi yang belum dilahirkan). 2. Menyingkirkan fibroid sekaligus mengakhiri kehamilan, sehingga memungkinkan kehamilan di masa mendatang. Pilihan ini, yang menyangkut aborsi langsung, secara moral Katolik tidak dapat diterima. 3. Menyingkirkan fibroid dan melanjutkan kehamilan penuh resiko. Sebab ia seorang dokter, Gianna tahu benar tingginya resiko yang harus ia hadapi. Kendati nasehat para dokter dan banyak orang, Gianna mendesak untuk mengambil pilihan ini. Ia mengatakan, “Dokter tidak seharusnya ikut campur. Hak hidup anak sama dengan hak hidup ibu. Dokter tidak dapat memutuskan; adalah dosa membunuh bayi dalam rahim.” Gianna tidak pernah memikirkan kemungkinan aborsi. Ia memilih, dengan sukarela dan kemurahan hati yang besar dari pihaknya, untuk melanjutkan kehamilan penuh resiko demi kelangsungan hidup bayinya. Kegagahan yang dilakukan St Gianna adalah ia memilih hidup bagi anaknya dalam situasi yang sulit dan tanpa kepastian, pun tanpa peduli resiko bagi dirinya sendiri. [Dengan ultrasonik dan teknologi canggih sekarang ini, lebih banyak informasi dapat diperoleh 379 para dokter dalam bedah modern, tetapi tidak di awal tahun 1960-an.] Kepada saudaranya, Gianna berkata, “Bagian yang tersulit belum datang. Engkau tidak mengerti hal-hal seperti ini. Ketika saatnya tiba, tinggal dia atau aku.” Lagi, di kesempatan lain, kepada Pietro, Gianna berbicara dengan suara tegas dan tatapan mata yang tajam, “Jika engkau harus memilih antara aku dan sang bayi, janganlah ragu; aku mendesak, selamatkan si bayi.” Gianna mempercayakan keselamatan dirinya pada doa dan penyelenggaraan ilahi, “Ya aku banyak berdoa akhir-akhir ini. Dengan iman dan pengharapan aku mempercayakan diriku pada Tuhan.... Aku percaya pada Tuhan, ya; tetapi sekarang tergantung padaku untuk menunaikan kewajibanku sebagai seorang ibu. Aku memperbaharui persembahan diriku kepada Tuhan. Aku siap untuk segalanya, demi menyelamatkan bayiku.” Gianna melewatkan tujuh bulan selanjutnya hingga kelahiran sang bayi dalam kekuatan semangat yang tak tertandingi. Selama itu, ia mohon kepada Tuhan untuk menjaga bayi dalam rahimnya agar tak mengalami kesakitan. Jumat Agung, Gianna dibawa masuk RS Bersalin Monza. Keesokan harinya, 21 April 1962, karena keadaannya yang tak memungkinkan, ia melahirkan seorang bayi perempuan melalui operasi caesar. WAFAT ST GIANNA Kondisi Gianna semakin memburuk segera sesudahnya. Ia memohon bantuan ibunya untuk tinggal dekatnya dan menolongnya, sebab ia tak dapat menahannya lagi. Penderitaannya tampak bagai suatu kurban yang dramatis dan perlahan, 380 yang menyertai kurban Kristus di salib. Masih sempat ia berkata kepada saudarinya, “Andai saja engkau tahu bagaimana hal-hal dinilai secara berbeda di saat ajal! ... Betapa sia-sia tampaknya hal-hal yang di dunia ini begitu kita pentingkan!” Gianna Beretta Molla wafat pada tanggal 28 April 1962 dalam usia 39 tahun. Wajahnya tampak damai tenang, segala tanda kesakitan sama sekali sirna dan ia tampak dipenuhi kebahagiaan. Pada hari Minggu, seluruh keluarga Molla dan Beretta bersama segenap kerabat menuju Gereja Santa Perawan Maria Bunda Penghiburan. P Guiseppe merayakan Sakramen Baptis atas bayi perempuan yang dinamai Gianna Emanuela: nama pertama sebagai kenangan akan ibunya dan nama kedua menegaskan iman mereka akan kehadiran Allah dalam keluarga dan dalam hati segenap anggota keluarga. Setelah pembaptisan, semua pulang ke rumah. Tidak ada perayaan besar, tetapi roh Gianna terasa hadir, dengan kasih keibuan melingkupi seluruh keluarga. Pierluigi memandang kepada ibunya dalam peti jenazah: “Mengapakah Mama di sana?” “Apakah ia Mama?” “Apakah Mama melihatku, menyentuhku dan memikirkanku?” Tercekam emosi, Pietro tak dapat menjawab. Pierluigi melanjutkan, “Untuk Mama pastilah ada sebuah rumah mungil dari emas.” Peti jenazah berselimut bunga mawar ditempatkan di bawah altar gereja. Sungguh suatu yang tak lazim, tetapi merupakan ungkapan penghargaan dan penghormatan orang banyak, termasuk para klerus, yang meyakini bahwa jenazah yang terbujur di sana adalah relikwi seorang martir yang kudus. Mereka 381 yang berduyun-duyun datang memadati gereja yakin bahwa surga telah diperkaya dengan seorang santa baru. SANTA GIANNA Pada tanggal 24 April 1994, dalam tahun yang dicanangkan sebagai Tahun Keluarga, Gianna Beretta Molla dibeatifikasi oleh Paus Yohanes Paulus II. Dalam beatifikasi yang dihadiri oleh suami, saudara-saudari beserta putera-puteri Beata Gianna ini, Bapa Suci mengajukan B. Gianna sebagai teladan segenap ibu, “Seorang perempuan dengan kasih yang luar biasa, seorang istri dan ibu yang mengagumkan, ia memberi kesaksian dalam hidup sehari-hari akan nilai-nilai Injil. Dengan berpegang pada perempuan ini sebagai teladan kesempurnaan Kristiani, kita hendak memuji segenap para ibu keluarga yang penuh semangat, yang memberikan diri sepenuhnya kepada keluarga, yang menanggung derita dalam melahirkan, yang siap sedia bagi segala karya dan segala rupa kurban, agar yang terbaik dari mereka dapat dibagikan kepada sesama.” Gianna Emanuela, yang sekarang adalah seorang dokter dan pejuang Gerakan Pencinta Kehidupan, menyampaikan kesaksiannya, “Mama sayang, terima kasih telah memberiku hidup dua kali: ketika Mama mengandung aku dan ketika Mama mengijinkanku dilahirkan … Hidupku rindu untuk menjadi kelanjutan hidupmu, sukacita hidupmu, antusiasmu, dan ia mendapati kepenuhan artinya dalam keterlibatan dan dedikasi penuh kepada siapapun yang hidup dalam penderitaan. Mama sayang, mohon bantuan doamu senantiasa bagi segenap ibu dan segenap keluarga yang 382 berpaling kepadamu dan mempercayakan diri mereka kepadamu.” Pada tanggal 16 Mei 2004, Gianna Beretta Molla dikanonisasi oleh paus yang sama. Pesta St Gianna dirayakan pada tanggal 28 April. SAKSI GERAKAN PENCINTA KEHIDUPAN Santa Gianna percaya bahwa hak istimewa menjadi seorang ibu, menjadi seorang rekan kerja Allah dalam menghadirkan kehidupan baru, berarti senantiasa membela dan melindungi anaknya, entah di dalam ataupun di luar rahim, bahkan hingga pada tahap menyerahkan hidupnya sendiri. Dalam dunia kedokteran sekarang ini, yang terlebih modern dan canggih, terbuka lebar kemungkinan untuk menyelamatkan hidup Gianna bersama bayinya. Namun betapa tragis, justru di masa sekarang ini keputusan hidup dan mati atas bayi-bayi yang belum dilahirkan, dibuat berdasarkan alasan-alasan yang sepele dan kehamilan seringkali diakhiri dengan alasan-alasan yang tidak sesuai dengan prinsip agama dan moral. “Jadilah saksi hidup dari keagungan Kekristenan.” ~ S. Gianna Beretta Molla SANTO GILDAS (500- dan keindahan Santo kita ini dilahirkan sekitar tahun 500 di Inggris. Sebagai seorang pemuda ia bertekad untuk mempraktekkan gaya hidup mengurbankan diri. Ia melakukan ini guna membantu dirinya sendiri semakin dekat pada Tuhan. Gildas 383 bersungguh-sungguh dengan komitmen Kristianinya. Ia merasa bertanggung jawab untuk berdoa dan berkurban demi silih atas dosa-dosa yang dilakukan orang sejamannya. Ia menulis khotbah-khotbah berusaha meyakinkan orang untuk meninggalkan kejahatan. Ia mendorong mereka untuk menghentikan hidup penuh skandal. Sebab Gildas begitu peduli, tulisan-tulisannya terkadang terasa terlalu kritis. Sesungguhnya, ia tidak bermaksud mengutuk siapapun. Ia memohon orang untuk berbalik kepada Tuhan. Gildas adalah seorang rohaniwan yang mengamalkan hidup seorang pertapa. Ia tidak memilih hidup doa yang hening sebab ia hendak melarikan diri dari dunia sekelilingnya. Ia memilih gaya hidupnya demi membantu diri bertumbuh semakin dekat pada Tuhan. Ia lebih sadar dari orang kebanyakan mengenai hal-hal yang sangat keliru dalam masyarakat. Sayangnya, banyak orang tidak cukup sadar akan Tuhan dan hukum-Nya. Mereka bahkan tidak menyadari kejahatan yang tengah membinakasan mereka. Itulah sebabnya mengapa sebagian orang dalam Gereja - para imam, uskup, dan kaum awam baik laki-laki maupun perempuan pergi kepada Gildas mohon nasehat mengenai halhal rohani yang mendalam. Menjelang akhir hidupnya, Gildas mengamalkan hidup bertapa di sebuah pulau kecil di Brittany. Meski ia menginginkan kesendirian guna mempersiapkan jiwanya menyongsong maut, para murid mengikutinya juga ke sana. St Gildas menyambut mereka sebagai suatu pertanda bahwa Tuhan menghendakinya untuk membagikan karuniakarunia rohaninya kepada yang lain. Gildas adalah bagaikan “nurani” masyarakat. Terkadang, kita tak suka mendengar mengenai dosa, tetapi dosa itu 384 nyata. Terhkadang kita juga dicobai untuk melakukan yang salah atau menjadi lalai. Pada saat itulah kita dapat memanjatkan sebuah doa singkat kepada St Gildas. Kita memohon bantuannya untuk memperolehkan bagi kita kekuatan niat untuk melakukan hal yang benar. GILLES dari ASSISI OFM (1262) Teman dan pengikut Santo Fransiskus ini diutus ke Tunisia, tetapi misinya gagal. Lalu ia bertapa di Perugia Italia. B: Aegidius, Egidius, Gil(les); P: 23 April SANTO GILES Giles dilahirkan di Athena, Yunani. Ketika orangtuanya meninggal dunia, ia mempergunakan banyak warisan yang mereka tinggalkan untuk menolong orangorang miskin. Sebab itu, dan teristimewa karena Tuhan mengadakan banyak mukjizat dengan perantaraannya, Giles mendapati diri sebagai seorang pemuda yang amat dikagumi. Giles tidak menghendaki pujian dan kemashyuran ini sama sekali. Maka, agar dapat melayani Tuhan dalam hidup yang tersembunyi, ia meninggalkan Yunani dan berlayar ke Perancis. Di sana, ia hidup seorang diri dalam kegelapan hutan. Ia membuat tempat tinggal dalam 385 sebuah gua di balik semak belukar yang rimbun. Giles hidup tenang di sana, aman dari bahaya besar kepala mendengar dirinya dipuji. Tetapi, suatu hari seorang raja dan para pengawalnya pergi berburu ke hutan itu. Mereka mengejar kijang yang biasa datang ke gua Giles. Kijang itu lenyap dari pandangan mereka dengan masuk ke dalam gua Giles yang tersembunyi di balik semak belukar yang rimbun. Salah seorang pengawal membidikkan anak panah ke rerimbunan semak, dengan harapan anak panah itu mengenai si kijang. Ketika mereka menyibak semak belukar, mereka mendapati Giles duduk terluka oleh anak panah. “Siapakah engkau dan apa yang engkau lakukan di sini?” tanya raja. St Giles menceritakan kisah hidupnya kepada mereka. Setelah mendengarnya, mereka mohon pengampunan. Raja mengutus para tabibnya untuk merawat luka santo kita. Meski Giles memohon agar ditinggalkan seorang diri, raja sungguh merasa kagum kepadanya hingga raja kerap datang menjenguknya. Giles tidak pernah menerima hadiah-hadiah raja. Tetapi, pada akhirnya, ia setuju raja mendirikan sebuah biara besar di sana. Giles menjadi pemimpin biaranya yang pertama. Biara ini menjadi begitu terkenal hingga seluruh kota datang ke sana. Ketika St Giles wafat, makamnya di biara menjadi tempat ziarah yang ramai dikunjungi para peziarah. “Tuhan tidak mengukur kemurahan hati kita dengan berapa banyak yang kita berikan, melainkan berapa banyak yang kita tinggalkan.” ~ Uskup Agung Fulton Sheen 386 BEATO GILES MARIA (1729-7 Februari 1812) Nama lengkapnya sebagai seorang religius adalah Broeder Giles Maria dari St Yosef. Broeder Giles Maria dilahirkan dekat Taranto, Italia, pada tahun 1729. Semasa kanakkanak, ia belajar membuat tali tampar dan cakap dalam usahanya. Ketika usianya duapuluh lima tahun, Giles menyadari panggilan Tuhan untuk masuk dalam suatu ordo religius dan mempersembahkan hidup kepada Tuhan. Giles menggabungkan diri dalam Rahib-rahib St Petrus Alcantara di Naples. Dan hal luar biasa apakah yang ia lakukan hingga dimaklumkan “beato”? Ia pantas mendapatkan kehormatan yang demikian karena dua keutaman yang membimbingnya sepanjang kehidupan religiusnya. Keutamaan-keutamaan itu adalah kesahajaan dan kerendahan hati. Broeder Giles Maria berupaya menyongsong setiap hari yang baru dengan kerinduan untuk melayani Tuhan. Ia amat bersyukur atas panggilannya dan hal itu diungkapkannya dalam hidup sehari-hari. Broeder Giles naik turun ruanganruangan dan menyusuri lorong-lorong biara di mana ia tinggal. Ia adalah seorang penjaga pintu. Ia membuka pintu dengan segera dan dengan senyum ramah setiap kali tamu menarik tali untuk 387 membunyikan lonceng biara. Dengan lembut ia memberikan perhatian kepada kaum miskin, kaum tuna wisma, dan mereka yang sakit yang datang di depan pintunya. Ia diserahi tanggung jawab membagi-bagikan makanan dan derma yang berhasil dihimpun oleh komunitas. Broeder Giles Maria senang hati melakukannya. Tak peduli berapa banyak yang ia berikan kepada mereka yang membutuhkan, masih tetap banyak saja yang tersisa bagi yang lain. Ia tahu St Yosef yang melakukan ini. Bagaimanapun, bukankah St Yosef yang dulu memelihara dan menopang hidup Yesus dan Maria. Boreder Giles Maria menyebarluaskan devosi kepada St Yosef sepanjang hidup religiusnya. Setelah melewatkan hidup yang setia kepada Tuhan dan panggilan hidup yang dipilihnya, Broeder Giles Maria dari St Yosef wafat pada tanggal 7 Februari 1812. Ia dimaklumkan “beato” oleh Paus Pius IX pada tahun 1888. GIOVANNI BATTISTA ROSSI (1698-1764) Sewaktu belajar teologi di Roma ia sangat keras terhadap dirinya, sehingga menderita epilepsy yang terus mengganggunya. Imam ini menaruh perhatian besar terhadap orang miskin, penderita sakit, tahanan dan wanita gelandangan, meskipun ia sendiri amat miskin. Giovanni menjadi bapa pengakuan yang dicari-cari orang. P: 23 Mei GISELA (985-1060) Adalah ratu Hungaria dan ibu dari Santo Emerik (P: 4 Nopember). Dengan rajin ia memajukan penginjilan, tetapi ditahan sesudah 388 suaminya meninggal. Ia dibebaskan oleh kaisar Jerman dan kemudian menjadi pimpinan biara. P: 7 Mei SANTO GLEB dan SANTO BORIS († 1015) Kedua bersaudara ini dilahirkan di penghujung abad kesepuluh. Mereka adalah puteraputera St Vladimir dari Kiev, pangeran Kristen pertama di Rusia. Ayah mereka mempunyai banyak isteri sebelum menjadi Kristen. Sesudah memeluk agama Kristen, Vladimir hidup sebagaimana diajarkan Yesus dalam Injil. Boris dan Gleb adalah putera-putera Vladimir dari isterinya yang seorang Kristen bernama Anna. Mereka semua adalah orang-orang Kristen yang saleh. Dalam upaya mendapatkan kekuasaan yang terlebih besar setelah Raja Vladimir wafat, putera sulungnya menyusun rencana untuk membunuh Boris dan Gleb. Boris diperingatkan mengenai hal ini sewaktu ia kembali bersama pasukannya dari suatu pertempuran melawan suku-suku pengembara. Para prajurit serta-merta bersiap untuk membela Boris dari saudara sulungnya, tetapi Boris melarang. “Adalah lebih baik jika aku saja yang mati,” katanya, “daripada banyak orang harus mati.” Maka, ia menyuruh para prajuritnya pergi sementara ia duduk sendirian menanti. Sepanjang malam ia merenungkan para martir yang tewas dibunuh oleh kerabat dekatnya sendiri. Ia merenungkan betapa kosong jadinya hidup ini jika kita mengutamakan 389 hal-hal duniawi. Yang utama, menurut pendapatnya, adalah perbuatan-perbuatan baik, kasih sejati dan iman yang benar. Ketika pagi tiba, para pembunuh yang disewa kakaknya tiba dan mulai menyerangnya dengan tombak. Boris tidak melawan, hanya menyerukan damai kepada mereka. St Gleb dibunuh tak lama sesudahnya. Saudara sulungnya yang keji mengundang Gleb datang ke istana untuk suatu kunjungan persaudaraan. Saat menyeberangi sungai, perahu Gleb diserang oleh orang-orang bersenjata yang garang. Pada mulanya, Gleb ketakutan dan memohon pada mereka agar jangan membunuhnya. Namun demikian, ia tak hendak mempertahankan diri dengan kekerasan, bahkan ketika ia melihat bahwa mereka bertekad membunuhnya. Malahan, St Gleb dengan tenang mempersiapkan diri untuk mati. “Aku dibunuh,” katanya, “untuk suatu alasan yang tidak aku ketahui. Tetapi Engkau mengetahuinya, ya Tuhan. Dan aku tahu Engkau bersabda, demi namaMu saudara akan bangkit membunuh saudaranya.” Hanya beberapa tahun setelah wafat mereka, masyarakat Rusia mulai pergi berziarah ke makam kedua bersaudara ini. Mukjizat-mukjizat terjadi. St Boris dan St Gleb disebut martir sebab mereka menerima kematian seperti Kristus, yakni tanpa mempertahankan diri dengan kekerasan. Mereka wafat pada tahun 1015. Pada tahun 1724, Paus Benediktus XIV memaklumkan mereka sebagai santo. GODELIVA (1045-1070) Ditinggalkan oleh suaminya, setelah menikah beberapa waktu lamanya. Kemudian ia diperlakukan dengan kasar dan kejam oleh mertuanya. Karena 390 didesak oleh ayah Godeliva dan uskup setempat, maka suaminya pura-pura rujuk kembali, tetapi kemudian menyewa orang supaya membunuh Godeliva. A: disayang Tuhan; B: Godeliv; P: 6 Juli GODRIKUS (1065-1170) Semula adalah tukang catut dan pembuat pedang. Namun akhirnya ia terkenal sebagi peziarah. Ia menjelajahi Skotlandia, Spanyol, Roma dan Yerusalem. Dengan kaki telanjang ia berkeliling Eropa bersama ibunya yang sudah lanjut. Kemudian Godrikus bertapa di Walpole untuk menebus dosanya yang banyak. Ia dikaruniai Tuhan dapat meramal masa depan, menjinakkan binatang buas dan berbahaya (ular berbisa). Godrikus adalah penyair liris pertama dalam bahasa Inggris. A: penuh dengan Tuhan; P: 21 Mei SANTO GODFREY († November 1115) Godfrey hidup pada abad keduabelas. Ia mendapatkan pendidikan dari para biarawan MontSaint-Quentin. Godfrey menjadi seorang imam biarawan. Ia dipilih menjadi kepala biara di Champagne, Perancis. Biara itu mengalami kemunduran; hanya enam biarawan saja yang masih tinggal. Para biarawan menyukai Godfrey. Mereka tahu bahwa ia adalah seorang kudus. Mereka percaya bahwa ia dapat membantu mereka untuk menemukan kembali sukacita hidup yang mengurbankan diri. Sebentar saja, komunitas telah hidup kembali dan calon-calon baru menggabungkan diri dengan mereka. Biara Champagne menjadi pusat doa dan sukacita rohani. 391 Pada akhirnya, abas mereka ditahbiskan sebagai uskup agung. Kepadanya dipercayakan Keuskupan Rheims, Perancis yang terkenal. Godfrey merasa sedih meninggalkan biara kecilnya. Meski demikian, ia tahu bahwa Tuhan menghendakinya menjangkau orang-orang di Rheims juga. Ia tetap menjalani hidup sebagai seorang biarawan yang bersahaja. Tempat tinggalnya sederhana tetapi bersih. Makanannya sederhana. Terkadang, koki menyiapkan makanan yang menurut Godfrey terlalu mewah. Maka ia akan menunggu hingga koki selesai melaksanakan tugasnya. Kemudian ia memanggil orangorang miskin yang tinggal di sekitar sana. Diberikannya makanan itu kepada mereka untuk dibawa pulang bagi keluarga mereka. Uskup Agung Godfrey menderita akibat aniaya dalam keuskupannya. Beberapa hal yang terjadi sungguh keliru. Ketika Godfrey berusaha meluruskan mereka yang terlibat, terkadang nasehat-nasehatnya dilawan dan ditentang. Seorang bahkan berusaha membunuhnya. Itulah saat ketika Godfrey bertanya-tanya apakah yang dilakukannya lebih mendatangkan celaka daripada kebaikan. Tetapi orang-orang yang berkehendak baik menghargai dan mengasihinya. Sbelum dapat mengundurkan diri, ia wafat. Itu terjadi pada bulan November 1115. 392 GOLINDUH († 591) Adalah wanita bangsawan Persia yang menderita banyak karena bertobat menjadi Kristen. Ia dihormati sebagai martir. P: 13 Juli GONZALES de SANTA CRUZ SJ (1568-1628) Mendirikan reduktiones, yaitu desa-desa bagi orang Indian di Paraguay dan Brasilia Selatan guna melindungi mereka dari pemerasan kolonis Spanyol dan untuk memajukan taraf hidup penduduk. P: 17 Nopember GONZALO GARCIA OFM (1557-1597) Lahir di Bassein India dan sebagai pemuda mengikuti pater-pater Jesuit ke Jepang sebagai penterjemah. Karena tidak diterima dalam Serikat Jesuit ia menjadi pedagang di Makao dan Manila, tempat ia masuk Ordo Saudara Hina-Dina. Sebagai Bruder ia kembali ke Jepang (1593). Sesudah bekerja baik sebagai penghubung ia ikut disalibkan di Nagasaki. GOTTFRIED atau GEOFFREY (1097-1127) Tertarik pada cita-cita kemiskinan Santo Norbert. Maka ia mengubah istananya di Cappenberg Jerman menjadi suatu biara. Isterinya dan dua saudara perempuannya masuk biara lain yang didirikannya juga. Akhirnya ia sendiri menjadi 393 biarawan Premonstratens dan beramal bagi kaum miskin. A: Tuhan ialah damai; P: 19 Januari GREGORIUS (abad ke-4) Dijuluki ‘Penerang’, karena membawa terang Injil kepada bangsa Armenia. Meskipun beristeri, ia menjadi misionaris. Ia lama dipenjarakan atas perintah raja. Namun raja itu kemudian bertobat dan mengakui Gregorius sebagai uskup dan pemimpin Gereja di Armenia. Pada hari tuanya ia menyerahkan keuskupannya kepada anaknya dan mengundurkan diri kedalam biara. P: 10 Oktober SANTO PAUS GREGORIUS AGUNG (540-12 Maret 604) Santo Gregorius dilahirkan pada tahun 540 di Roma. Ayahnya seorang anggota Majelis Tinggi dan ibunya adalah Santa Celia. Gregorius belajar filsafat dan ketika masih muda usianya, telah diangkat menjadi Gubernur Roma. Ketika ayahnya meninggal, Gregorius merombak rumahnya yang besar menjadi sebuah biara. Selama beberapa tahun ia hidup sebagai seorang biarawan yang saleh dan kudus. Kemudian Paus Pelagius mengangkatnya menjadi salah seorang dari ketujuh Diakon Roma. Ketika Paus wafat, Gregorius 394 dipilih untuk menggantikannya. Gregorius sama sekali tidak menginginkan kehormatan seperti itu. Tetapi ia seorang yang sangat kudus serta bijaksana, sehingga semua orang tahu bahwa ia akan menjadi seorang paus yang baik. Gregorius berusaha menghindar dengan menyamar dan menyembunyikan diri dalam sebuah gua, tetapi akhirnya mereka menemukannya dan ia diangkat juga menjadi paus. Selama empatbelas tahun ia memimpin Gereja. Meskipun ia selalu sakit, Gregorius merupakan salah seorang paus terbesar Gereja. Ia menulis banyak buku dan juga merupakan seorang pengkhotbah yang ulung. Ia mencurahkan perhatiannya kepada segenap umat manusia. Malah sesungguhnya, ia menganggap dirinya sebagai abdi semua orang. Ia adalah paus pertama yang menggunakan gelar “abdi para abdi Tuhan.” Semua paus sesudahnya menggunakan gelar ini. St. Gregorius memberikan perhatian serta cinta kasih istimewa kepada orang-orang miskin serta orangorang asing. Setiap hari ia biasa menjamu mereka dengan makanan yang enak. St. Gregorius juga amat peka terhadap penderitaan orang banyak yang disebabkan oleh ketidakadilan. Suatu ketika, semasa ia masih seorang biarawan, ia melihat anak-anak kulit putih dijual di pasar budak di Roma. Ia bertanya dari mana anak-anak itu berasal dan diberitahu bahwa mereka berasal dari Inggris. St. Gregorius merasakan suatu keinginan yang kuat untuk pergi ke Inggris untuk mewartakan kasih Yesus kepada orang-orang yang belum mengenal Tuhan itu. Setelah ia menjadi paus, salah satu hal pertama yang dilakukannya adalah mengirimkan beberapa biarawan terbaiknya untuk memperkenalkan Kristus kepada rakyat Inggris. 395 Tahun-tahun terakhir hidupnya dipenuhi oleh banyak penderitaan, namun demikian ia tetap bekerja untuk Gerejanya yang tercinta hingga akhir hayatnya. Santo Gregorius wafat pada tanggal 12 Maret 604. Gregorios Agung (540-640), paus dan pujangga gereja; lahir di Roma. Ia dihormati sebagai pelindung para penyanyi gereja (koral Gregorian). Selain Gregorius Agung masih terdapat Gregorius II (†731), Gregorius III (†741), Gregorius VII (†1085) dan Gregorius X (†1276) sebagi paus yang kudus. L: tiara dan tongkat dengan palang salib; P: 3 September ”Aku mengerti dari pengalaman bahwa sebagian besar waktu ketika aku bersama dengan saudara-saudaraku, aku belajar banyak hal tentang Sabda Tuhan yang tidak dapat aku pelajari seorang diri; jadi kalianlah yang memberitahukan kepadaku apa yang harus aku ajarkan.” ~ Santo Gregorius Agung SANTO GREGORIUS dari NAZIANZE (330390) dan SANTO BASILIUS AGUNG (330379) Basilius dan Gregorius dilahirkan di Asia Kecil pada tahun 330. Sekarang daerah tersebut dikenal dengan nama Turki. Keluarga Basilius: nenek, ayah, ibu, dua saudara serta seorang saudarinya semuanya adalah orang kudus. Sedangkan orangtua Gregorius adalah Santa Nonna (P: 5 Agustus) dan Santo Gregorius Tua (uskup Nazianze; P: 1 Januari). Basilius dan 396 Gregorius saling bertemu dan menjadi sahabat karib di sekolah di Athena, Yunani. Basilius kemudian menjadi seorang guru yang tersohor. Suatu hari, saudarinya yaitu Santa Makrina, menyarankan agar ia menjadi seorang biarawan. Basilius mendengarkan nasehat baik saudarinya, pergi ke tempat yang sunyi dan di sana mendirikan biaranya yang pertama. Regula (=peraturan biara) yang ditetapkannya bagi para biarawannya amatlah bijaksana. Biara-biara Gereja Timur masih menerapkannya hingga saat ini. Keduanya, Basilius dan Gregorius, menjadi imam dan kemudian Uskup. Mereka dengan berani berkhotbah menentang bidaah Arianisme yang menyangkal bahwa Yesus adalah Tuhan. Ajaran sesat ini membingungkan banyak orang. Ketika menjadi Uskup Konstantinopel, Gregorius mempertobatkan banyak orang dengan khotbah-khotbahnya yang mengagumkan. Hal itu membuatnya hampir saja kehilangan nyawanya. Seorang pemuda berencana untuk membunuhnya. Pada saat-saat terakhir, pemuda tersebut bertobat serta memohon pengampunan dari Gregorius. Santo Gregorius sungguh mengampuninya serta membawanya ke jalan yang benar dengan kelemahlembutan serta kebaikan hatinya. Empatpuluh empat khotbah Santo Gregorius, 243 suratnya, serta banyak puisinya kemudian diterbitkan. Buah penanya masih amat penting hingga saat ini. Banyak penulis mendasarkan karya- 397 karya mereka pada buah penanya itu. Basilius, sahabat Gregorius, seorang yang amat lembut serta murah hati. Ia selalu menyediakan waktu untuk menolong kaum miskin papa. Ia bahkan mendorong orang-orang miskin itu untuk menolong mereka yang lebih miskin dari mereka sendiri. “Berikanlah makanan terakhirmu kepada pengemis yang mengetuk pintumu,” desaknya, “dan percayalah akan belas kasihan Tuhan.” Basilius menyumbangkan segala miliknya dan membuka sebuah dapur umum. Di sana orang sering melihatnya mengenakan celemek dan melayani mereka yang lapar. Basilius wafat pada tahun 379 dalam usia empatpuluh sembilan tahun. Sementara Gregorius wafat pada tahun 390 dalam usia enampuluh tahun. Ia dimakamkan di Basilika Santo Petrus di Roma. Gregorios, santo pelindung para penyair; P: 2 Januari GREGORIOS dari NYSSA (335-395) Menikah dengan Theosebeia. Oleh adiknya, yaitu Santo Basilius, ia ditahbiskan uskup. Tetapi kemudian ia diberhentikan, karena pengurusan keuangannya kacau. A membela ajaran benar pada Konsili Konstantinopel I (381) dengan pandai dan berani. Ia menulis buku-buku teologi yang sangat mendalam. L: buku dan pena dari bulu ayam; P: 9 Maret GREGORIUS THAUMATURGOS (213-270) Artinya ‘pembuat mukjijat’, adalah seorang ahli hukum. Ia belajar di bawah bimbingan Origenes. Akhirnya ia menjadi misionaris dan uskup 398 Naokaisarea (Turki), kota yangtelah ditobatkannya. Gregorius menulis buku teologi praktis. A: gregorius = yang siap siaga; P: 17 Nopember SANTO PAUS GREGORIUS VII, (10231085) Nama asli paus kita ini adalah Hildebrand. Ia dilahirkan di Italia sekitar tahun 1023. Pamannya seorang biarawan di Roma, Hildebrand pergi ke biara di mana pamannya berada untuk memperoleh pendidikan. Kelak, Hildebrand menjadi seorang biarawan Benediktin di Perancis. Tetapi, sebentar saja di sana, ia sudah dipanggil kembali ke Roma. Di Roma ia diserahi kedudukan yang amat penting di bawah beberapa paus hingga ia sendiri akhirnya diangkat sebagai paus. Selama dua puluh lima tahun, ia menolak untuk dipilih. Tetapi, ketika Paus Alexander II wafat, para kardinal telah bersepakat untuk memilih Hildebrand sebagai paus yang baru. Dengan suara bulat mereka memutuskan: “Hildebrand ditetapkan sebagai penerus St. Petrus!” “Mereka membawaku ke tahta suci,” demikian ditulisnya kelak. “Protes-protesku tidak mereka hiraukan. Kegentaran memenuhi hatiku dan kegelapan sepenuhnya melingkupi aku.” Sebagai paus, Hildebrand memilih nama Gregorius VII. 399 Masa itu sungguh merupakan masa gelap bagi Gereja Katolik. Para raja dan kaisar ikut campur dalam urusan-urusan gereja. Mereka menetapkan orang-orang yang mereka inginkan menjadi para uskup, kardinal dan bahkan paus. Banyak dari antara mereka yang ditetapkan itu bukanlah orangorang yang baik. Mereka memberikan teladan yang buruk bagi umat. Hal pertama yang dilakukan St. Gregorius adalah melewatkan beberapa hari lamanya dalam doa. Ia juga meminta yang lain untuk berdoa baginya. Ia sadar bahwa tanpa doa tak ada sesuatu pun yang dapat diselesaikan dengan baik bagi Tuhan. Sesudah itu, ia mulai bertindak dengan memperbaiki pelayan-pelayan gereja. Ia juga mengambil langkah-langkah yang perlu untuk menghindari campur tangan negara dalam masalah Gereja. Hal ini amatlah sulit mengingat para penguasa semuanya menentang perubahan itu. Namun demikian, beberapa di antara mereka mulai mau bekerjasama. Seorang penguasa, Kaisar Henri IV dari Jerman, menyebabkan Paus Gregorius banyak menderita. Kaisar muda itu seorang berdosa dan amat rakus terhadap harta. Ia tidak mau berhenti mencampuri urusan gereja. Ia bahkan mengirimkan orang-orangnya untuk menangkap Bapa Suci. Tetapi, penduduk Roma menyelamatkan paus dari penjara. Paus Gregorius engekskomunikasikan kaisar. Hal itu tidak menghentikan Henry IV. Ia menetapkan pausnya sendiri. Tentu saja orang yang ditetapkannya itu bukanlah paus sesungguhnya. Tetapi Henry berusaha meyakinkan rakyat bahwa paus yang ditetapkannya itulah paus yang benar. Kemudian, sekali lagi, kaisar mengirimkan pasukannya untuk menangkap paus. Bapa Suci dipaksa meninggalkan Roma. St. Gregorius tiba 400 dengan selamat di Salerno di mana akhirnya ia wafat pada tahun 1085. Pesannya yang terakhir adalah, “Aku cinta keadilan dan benci kejahatan. Oleh sebab itulah sekarang aku mati dalam pengasingan.” Paus Gregorius VII dinyatakan kudus oleh Paus Paulus V pada tahun 1606. Paus Gregorius VII (Hildebrand) dikenal karena keberaniannya yang luar biasa. Ia berdiri tegak membela Yesus dan Gereja-Nya. P: 25 Mei BEATO GREGORIUS BARBARIGO (1625-15 Juni1697) Beato Gregorius Barbarigo dilahirkan pada tahun 1625. Ia dibesarkan dan dididik di kota kelahirannya Venice, Italia. Pada usia duapuluhtahunan, ia dipilih oleh para pejabat Venice untuk mewakili mereka di Munster, Jerman, dalam suatu peristiwa penting. Para pemimpin mengadakan pertemuan guna menandatangani Pakta Westphalia pada tanggal 24 Oktober 1648. Pakta ini akan mengakhiri perang selama tigapuluh tahun. Perang ini, yang dimulai pada tahun 1618, terjadi di Jerman, melibatkan pasukanpasukan lokal Swedia dan Perancis dan pada dasarnya dipicu oleh kesalahpahaman antara Katolik-Protestan. Di Munster, Beato Gregorius bertemu dengan utusan paus. Utusan ini kelak menjadi Paus Alexander VII pada tahun 401 1655. Sang utusan mengenali kebaikan serta kualitas spiritual Pater Gregorius. Ia mentahbiskannya sebagai Uskup Bergamo, Italia. Pada tahun 1660, paus memanggilnya kembali ke Roma. Kali ini bapa suci mengangkat Uskup Gregorius sebagai kardinal dan menugaskannya ke Padua. Beato Gregorius melewatkan sisa hidupnya di kota yang telah menjadi terkenal karena Santo Antonius ini. Orang sering mengatakan bahwa Kardinal Barbarigo adalah bagaikan Kardinal Borromeus yang kedua. Kardinal Barbarigo mengamalkan hidup sederhana penuh matiraga. Ia memberikan sejumlah besar uang untuk kepentingan-kepentingan amal kasih. Ia membiarkan pintu kediamannya terbuka dan senantiasa siap melayani orang yang datang dengan masalah. Ia mendirikan sebuah perguruan tinggi dan seminari yang unggul demi mendidik para pemuda untuk menjadi imam-imam yang baik. Ia memperlengkapi seminari dengan perpustakaan kelas satu dengan banyak karya tulis para Bapa Gereja Perdana dan buku-buku mengenai Kitab Suci. Ia bahkan memperlengkai seminari dengan sebuah percetakan. Beato Gregorius Barbarigo wafat pada tanggal 15 June 1697 dalam usia tujuhpuluh dua tahun. Ia dimaklumkan sebagai “beato” pada tahun 1761 oleh Paus Klemens XIII. GRIGNON de MONFORT (1673-1716) Sangat menghormati Sant Maria. Ia berbuat amal kepada anak-anak dan orang miskin serta mendirikan kongregasi imam yang disebut Montfortan. P: 28 April 402 GUDULA († 712) Adalah wanita awam yang dididik oleh Santa Gertrud dari Nivelles. Ia berkarya amal dan berdoa banyak. Ketika ia pada suatu pagi yang masih gelap mau pergi ke gereja, katanya setan meniup lilinnya, sehingga Gudula hampir tersesat, tetapi malaikat menyalakannya lagi. L: lampu; P: 8 Januari GUIDO atau GUI (950-1012) Adalah seorang koster dari Laeken Belgia. Ia menanamkan uangnya dalam suatu usaha, tetapi semuanya hilang. Kemudian ia berziarah dari tempat suci yang satu ke yang lain sampai ke Yerusalem. Ia dihormati sebagai santo pelindung para koster. B: Guy, Wido; P: 12 September GUMMAR († 774) Meninggalkan isterinya, Grimara, yang jahat itu untuk menjadi pertapa dan pembangun gereja. P: 11 Oktober GUNTHERUS atau GUENTER († 1045) Adalah seorang bangsawan kaya yang suka hidup mewah dan berfoya-foya. Suatu ketika hatinya tersentak oleh sabda Alkitab yang didengarnya: “Bersikaplah seperti Jesus Kristus!”. Sabda itu begitu terpateri dalam lubuknya, sehingga mengubah warna hidupnya. Ia menghibahkan seluruh kekayaannya kepada suatu biara dan kemudian 403 menjadi bruder. Namun karena tetap sombong dan suka boros, ia mendapat teguran keras. Lalu ia mengasingkan diri ke hutan rimba untuk bertapa, berdoa dan bekerja keras. Akhirnya, ia menjadi misionaris yang bekerja giat di Hungaria dan Cekoslovakia P: 9 Oktober GUSTAV OP († 1323) Ketika menjabat uskup Agram (Yugoslavia) dan kemudian Lucera (Italia), Gustav menegakkan moral dan adapt, baik melalui kotbah maupun teguran. P: 8 Agustus 404 H HALLWARD († 1043) Ketika orang muda ini akan menyeberangi teluk laut yang dalam dan curam (fjord) di Norwegia dengan sampan kecil, ada seorang wanita yang minta tolong ikut menumpang karena dikejar-kejar orang. Tetapi belum seberapa jauh dari pantai, para pengejar pun telah muncul. Mereka mendesak dan mengancam Hallward supaya menyerahkan wanita itu. Namun Hallward tidak menggubris mereka. Lalu para pengejar itu membidikkan anak panah dan tepat menembus dada Hallward dan wanita yang dilindunginya, sehingga keduanya mati terkapar. Mereka berdua dikuburkan di Olso Norwegia P: 15 Mei HARALD († 1066) Sebagai diakon Harald berusaha memperbaiki tata tertib dan hidup para imam. Ia dibunuh dan mayatnya di buang kedalam danau Lago Maggiore (Italia). P: 27 Juni 405 HARTMANN (1090-1164) Uskup ini menonjol sebagai pembaharu kehidupan biara dan semangat umat di Austria. P: 23 Desember HARWAY atau HERVE (abad ke-6) Adalah pertapa dan penyair kidung-kidung bagus yang menjadi abbas di Inggeris walaupun sudah buta. P: 17 Juni HEDWIG (1174-1243) Bibi dari Santa Elisabet dan ibu dari tujuh anak ini banyak berbuat amal, mendirikan biara serta meningkatkan taraf pendidikan dan kebudayaan warga penduduk Silesia (Jerman Timur/ Polandia). Suaminya gugur dalam perang melawan tentara Dschengis Khan. P: 16 Oktober SANTO HEINDRICH II (972-1024) Heindrich dilahirkan pada tahun 972. Ia menjadi Pangeran Bavaria pada tahun 995. Suatu malam, ia mendapatkan suatu penglihatan yang 406 aneh. Santo Wolfgang, gurunya terkasih semasa ia kanak-kanak, menampakkan diri kepadanya. Wolfgang menunjuk pada kata-kata “sesudah enam” yang tertulis di dinding. Tetapi, apakah itu artinya? Apakah mungkin Heindrich akan meninggal dunia dalam waktu enam hari? Dengan pemikiran itu, ia berdoa dengan amat tekun dan sungguh selama enam hari. Tetapi, di akhir hari keenam, ia sehat walafiat. Apakah mungkin berarti enam bulan? Sang pangeran mengabdikan diri pada perbuatan baik lebih dari sebelumnya. Di akhir bulan keenam, ia merasa jauh lebih sehat dari sebelumnya. Jadi, ia memutuskan bahwa ia mempunyai enam tahun untuk mempersiapkan kematiannya. Setelah masa enam tahun berlalu, bukannya meninggal, malahan ia dipilih menjadi Kaisar Jerman. Maka, mengertilah ia akan apa arti penglihatan itu. Heindrich berupaya sekuat tenaga agar rakyatnya tenteram dan damai. Demi membela keadilan, ia harus bertempur dalam banyak peperangan. Ia seorang yang jujur dalam pertempuran dan ia mendesak agar bala tentaranya bersikap demikian pula. Sekitar tahun 998, Heindrich menikah dengan seorang perempuan yang amat lemah lembut dan penuh belas kasih bernama Kunigunda. Kunigunda juga kelak dimaklumkan sebagai seorang kudus. Heindrich dan Kunigunda pergi ke Roma pada tahun 1014. Mereka dimahkotai sebagai kaisar dan permaisuri dari Kekaisaran Romawi yang Kudus. Suatu kehormatan besar sebab Paus Benediktus VIII sendiri yang memahkotai mereka. Kaisar Heindrich adalah salah seorang penguasa terbaik Kekaisaran Romawi yang Kudus. Ia mendorong dilakukannya reformasi dalam Gereja. Ia memajukan perkembangan biara-biara baru dan 407 mendirikan gereja-gereja yang indah. Ia menunjukkan kasihnya kepada Yesus dan Gereja dengan ketulusan dan cinta kasih. Ia adalah seorang pendoa dan amat terpikat pada kehidupan religius. Namun demikian, ia menerima perannya sebagai seorang suami dan pemimpin, dan menunaikan tugas tanggung jawabnya sepenuh hati. Heindrich baru berusia limapuluh dua tahun ketika ia wafat pada tahun 1024. Ia dimaklumkan sebagai santo oleh Beato Eugenius III pada tahun 1146. Paus St Pius X memaklumkan Kaisar Heindrich sebagai pelindung Oblate Benediktin. Heinrich II (972-1024), kaisar dan suami Santa Kunigunde; L: pedang, bola (lambing kekuasaan di dunia) dan bunga bakung (lili); P: 13 Juli “Kemuliaan sekarang yang kita miliki segera berlalu dan tanpa arti, terkecuali di dalamnya kita dapat melihat sesuatu yang dari kekekalan surgawi.” ~ Santo Heindrich BEATO HENRY dari TREVISO (1250-10 Juni 1315) Henry dilahirkan di Bolzano, Italia pada tahun 1250. Keluarganya amat miskin, sebab itu ia tidak beroleh kesempatan untuk belajar membaca dan menulis. Setelah remaja, Henry pindah ke Treviso untuk mendapatkan pekerjaan. Ia menjadi seorang buruh harian. Sedikit saja orang yang tahu bahwa Henry membagi-bagikan sebagian besar penghasilannya kepada kaum miskin. Ia ikut ambil bagian dalam Misa setiap hari dan menyambut Komuni Kudus sesering yang diijinkan. Henry mencintai Sakramen Tobat juga dan mendapati sakramen pengampunan Allah ini sungguh membesarkan hati. Orang mulai memperhatikan 408 orang Kristen yang bagaimana Henry itu. Penitensinya adalah bekerja giat dalam pekerjaan. Ia melewatkan banyak waktu setiap harinya untuk masuk dalam doa pribadi, biasanya di gereja. Henry dikenal akan ketenangan dan kelemahlembutannya. Terkadang orang mengoloknya sebab ia begitu amat sederhana. Sementara semakin bertambah usianya, Henry mulai tampak kusut dan bongkok. Anak-anak melontarkan ejekan atas penampilannya yang aneh itu. Tetapi Henry tidak marah. Ia paham bahwa mereka tidak mengerti bahwa mereka dapat melukai hatinya. Ketika Henry telah terlalu tua dan lemah untuk dapat bekerja, seorang sahabat bernama James Castagnolis membawanya masuk ke dalam rumahnya sendiri. Castagnolis memberinya sebuah kamar tempat tinggal dan makanan apabila Henry menghendakinya. Beato Henry bersikukuh hidup bergantung pada amal kasih penduduk Treviso. Mereka murah hati dalam amal kasih mereka berupa makanan, sebab mereka tahu Henry membagikan amal kasih mereka kepada banyak orang yang miskin dan tak memiliki tempat tinggal. Pada masa akhir hidupnya, Henry nyaris tak dapat berjalan. Orang memandang kagum sementara orangtua ini menyeret diri ke gereja untuk ikut ambil bagian dalam Misa pagi. Seringkali pula ia mengunjungi gereja-gereja setempat lainnya, dengan terseokseok maju ke setiap tujuan. Betapa misteri yang terkandung dalam diri orang saleh ini. Ketika ia wafat pada tanggal 10 Juni 1315, orang banyak memadati biliknya. Mereka menginginkan sebuah relikwi, sebuah kenangan. Dan mereka menemukan harta bendanya: pakaian kasar matiraga, sepotong balok kayu yang adalah bantalnya, dan setumpuk jerami yang adalah tempat 409 pembaringannya. Jenazah Henry dipindahkan ke katedral agar semua orang dapat menyampaikan hormat mereka. Lebih dari duaratus mukjizat dilaporkan terjadi dalam beberapa hari sesudah wafatnya. Henry dari Treviso dimaklumkan sebagai “beato” oleh Paus Benediktus XIV. HELENA (225–330) Baik Konstantius Klorus maupun selirnya berasal dari kalangan rakyat jelata. Tetapi ketika Konstantius berhasil meraih tahta kekaisaran, ia menceraikan selirnay, kemudian mempersunting seorang puteri bangsawan. Namun selang beberapa tahun kemudian, ternyata justru anak selirmitulah menjadi kaisar yang lebih agung daripada ayahnya. Pada suatu malam sebelum pertempuran sengit melawan kaisar saingannya berlangsung, ia bermimpi: supaya menang, Nama Kristus harus dipasang pada bendera dan perisai angkatan perangnya. Dan waktu pertempuran itu sedang gencar-gencarnya, ia sekonyong-konyong menengadah ke langit dan melihat tanda salib berkilauan di atas surya dengantulisan ‘ TOUTO NIKA’ yang artinya ‘Dalam (tanda ini) engkau akan menang!’, peristiwa ini terjadi pada tahun 312. Dan Kaisar Konstantin masuk Roma dieluelukan oleh seluruh umat Kristen, yang beberapa tahun silam masih dianiaya. Atas kemenangannya ini Konstantin memberikan kebebasan kepada agama Kristen. Seluruh Gereja bersukaria, sebab kaisar memerintahkan pembebasan bagi semua orang Kristen yang masih mendekam dalam penjara. Konstantin dan ibunya, yaitu Helena, bertobat menjadi Kristen. Mereka sangat berjasa kepada Gereja dan menghadiahkan tanah serta gedunggedung kepada umat. 410 Kaisar mengangkat ibunya menjadi ratu. Nama kota asalnya diubah menjadi Helenapolis (Asia Kecil). Ibu Helena begitu bergembira, sehingga sekalipun sudah tua ia berziarah ke Tanah Suci. Ia mendermakan harta miliknya, menolong kaum miskin serta mendirikan banyak gereja di tempattempat suci. Pada usia 80 tahun Helena berusaha keras mencari Salib Suci, tempat Kristus menebus seluruh umat manusia dengan mencucurkan darahNya. Setelah berjerihpayah, ditemukanlah tiga buah salib di sumur dekat bukit Golgota di Yerusalem. Bahkan paku-pakunya pun masih ada pula. Betulkah ketiganya adalah salib bersejarah itu? Yang mana diantaranya merupakan salib Jesus? Uskup Makarios menasehatkan, supaya ketiga salib itu disentuhkan berturut-turut pada wanita sakit yang tak tersembuhkan. Begitu salib ketiga menyentuhnya, wanita itu langsung sembuh samasekali. Saking gembiranya, Helena membangun sebuah gereja diatas bukit Golgota untuk menyimpan salib yang tiada ternilai itu. Ia memotong sebagian untuk dikirim ke Roma dan Konstantinopel. Helena (225-330), ratu, meninggal di Nikomedia; A: (dewi) matahari; B: Helen, Hella, Ella, Ellen, Leni; L: salib; P: 18 Agustus. HELIDORUS (330-407) Ketika berziarah ke Yerusalem, ia berteman dengan Santo Hieronimus. Ajakan Hieronimus untuk bersama-sama tinggal di padang gurun ditolaknya. Kemudian Helidorus pulang dan menjadi uskup di Altino Italia. P: 3 Juli 411 HELMUT atau VITALIS (abad ke-3) Perwira Romawi ini diperintah gubernur supaya menjaga tawanan Kristen dalam penjara di Ravenna Italia. Suatu ketika ia menguaztkan iman seorang dokter Kristen yang sangat ketakutan dan mau murtad ketika hamper dipenggal. Akibatnya, ia ditangkap, disiksa dengan obor dan kemudian dikubur hidup-hidup. Helmut adalah ayah S. Gervasius dan Protasius. A: Vitalis = yang hidup (L); P: 28 April HEMMA atau EMMA (980-1045) Sesudah suaminya meninggal dan puteranya dibunuh, wanita ningrat ini menghibahkan seluruh tanah miliknya yang luas kepada beberapa biara di Austria. L: seorang ibu sedang membagikan derma; P: 27 Juni HENRIKUS († 1160) Uskup Uppsala ini menyertai Raja Santo Erik dari Swedia mengabarkan Injil kepada bangsa Finlandia. Di atas danau Koylio ia dibunuh oleh seorang petani, yang dihukum karena telah melakukan pembunuhan. P: 19 Januari HENRIKUS (1250-1315) Yang tinggal di Balzano Italia ini sehariharinya bekerja sebagai buruh. Hidupnya amat saleh dan ditandai dengan banyak mati raga. P: 10 Juni 412 HENRIKUS SUSO OP (1295-1366) Menjadi dosen dan pengkotbah di Swiss. Ia dikaruniai pengalaman mistik dan sering difitnah, sehingga acapkali dipindah oleh atasan-atasannya. L: rosario dan bunga bakung (lili); P: 23 Januari HERIBERTUS (970-1021) Uskup Koln Jerman itu berbuat amal serta menjaga tata tertib dan kedamaian. Ia dipenjarakan oleh Kaisar Heinrich II karena salah paham. P: 30 Agustus HERKULANUS (†549) Uskup ini disiksa dan dipenggal kepalanya oleh orang-orang Goth, karena mereka merebut Perugia Italia. Mayatnya tidak membusuk. P: 7 Nopember HERLUINUS atau HELLUIN (955-1078) Adalah bangsawan kaya. Ia menggunakan seluruh harta bendanya untuk mendirikan biaraBenediktin di Bec Perancis yang kemudian hari sangat termasyur. P: 26 Agustus HERMAN YOSEF († 1241) Seorang bocah lelaki mencangklong sebuah tas sekolah yang sudah butut. Ia berlari-lari kecil, tanpa sepatu. Pagi itu ia bangun kesiangan, sehingga takut terlambat. Ia menimang-nimang sebutri apel yang sangat ranum, pemberian ayahnya buat bekal sekolah. “Betapa lzat apel ini!” kata anak itu. Namun sejurus kemudian ia mengubah 413 pikirannya. Aple itu akan diberikan kepada seorang anak yang sangat ia sayangi. Tiba-tiba ia memperlambat larinya. Ia masuk gereja, lalu berdiri di depan patung Bunda Maria dan Kanak-kanak Jesus. Sebentar ia memandang cerah wajah Maria. Ia mengulurkan apel itu kepada Jesus. Tetapi ia tak cukup tinggi untuk menggapai tangan Jesus. Rasanya ia mau memanjat, tapi tak bisa. Dan sungguh ajaib, tiba-tiba patung Bunda Maria tersenyum lalu membungkuk menerima pemberian anak itu. Anak itu tertawa ceria. Sesudah berpamitan berlalrilah ia keluar, karena takut terlambat. Herman, itulah nama anak ini. Ia menganggap Bunda Maria dan jesus teman akrabnya. Setiap kali ia singgah membisikkan isi hati dan menceritakan pengalamannya. Pernah ia datang tanpa bersepatu, sedangkan pagi itu sangat dingin. Bunda menunjuk ke sebuah ubin yang lepas. Herman membalik ubin itu dan menerima cukup uang buat membeli sepatu. Sesudah itu, tiap kali Herman membutuhkan sesuat, di tempat itulah selalu tersedia. Menginjak usia 12 tahun, tiba-tiba Bunda Maria minta agar ia masuk biara. Herman merasa heran: ‘Bukankah saya terlalu kecil?” Tetapi ternyata ia diterima juga sebagai calon novis. Setelah cukup umur ia boleh mengenakan jubah biarawan. Atas permintaan Bunda Maria, ia menambahkan namanya menjadi Herman Yosef. Kini ia sibuk mempersiapkan diri untuk menerima Sakramen Imamat. Ia belajar giat, berdoa banyak dan bermatiraga. Cintanya kepada Bunda Maria dan hormatnya akan Sakramen Mahakudus makin meluap. Tiap pagi ia merayakan Ekaristi dan selalulah meleleh linangan air matanya. Herman Yosef adalah 414 imam yang sangat rajin. Banyak orang minta nasehatnya. Kehidupannya berjalan tenang sampai wafatnya pada usia 90 tahun. Herman Yosef (1241), biarawan dan tokoh mistik di Steinfeld Jerman. Ia dihormati sebagai pelindung anak-anak sekolah; L: buah apel; P: 21 Mei. HERMANUS (1110-1173) Orang Yahudi ini dibaptis sewaktu berumur 21 tahun di Koln Jerman. Kemudian ia menjadi biarawan dan pimpinan yang baik. P: 6 Agustus HERMES (abad ke-3) Pejabat tinggi pemerintah ini mati sebagai martir dan dimakamkan di via Salasia Roma. A: utusan ilahi; P: 28 Agustus HESEKIOS († 788) Bertapa di gunung Maya (Turki). Ia termasyur karena mengerjakan mukjijat-mukjijat berkuasa atas roh jahat dan binatang buas, tapi berhubungan erat dengan malaikat-malaikat. P: 6 Maret HIASINTUS OP (1200-1257) Mendirikan biara Dominikan pertama di Krakow. Ia sangat rajin berkotbah dan mengajar agama sampai ke Prusia, Rusia dan Cekoslovakia. Hiasintus dihormati sebagai santo pelindung Polandia. P: 17 Agustus 415 SANTO HIERONIMUS (347-419/420) Hieronimus adalah seorang Kristen Romawi yang hidup pada abad keempat. Ayahnya mengajarkan agama dengan baik kepadanya, tetapi mengirim Hieronimus ke sebuah sekolah kafir yang terkenal. Di sekolah tersebut, Hieronimus mulai menyukai tulisan-tulisan kafir dan cintanya kepada Tuhan mulai luntur. Namun demikian, persahabatannya dengan sekelompok orang-orang Kristiani yang kudus, yang menjadi sahabat-sahabat dekatnya, membuatnya berbalik kembali sepenuhnya kepada Tuhan. Kemudian, anak muda yang cerdas ini memutuskan untuk tinggal menyendiri di padang gurun. Hieronimus khawatir kalau-kalau kesenangannya akan tulisan-tulisan kafir akan menjauhkannya dari cinta Tuhan. Hieronimus melakukan laku silih yang keras dan membiarkan dirinya terbakar panas terik padang gurun. Meskipun begitu, di sana pun Hieronimus mengalami pencobaan-pencobaan yang hebat. Hiburan-hiburan tak sehat yang diselenggarakan di Roma senantiasa segar dalam bayangan serta pikirannya. Walaupun demikian, Hieronimus pantang menyerah. Ia memperberat laku silihnya serta menangisi dosa- 416 dosanya. Ia juga belajar bahasa Ibrani dengan seorang rahib sebagai gurunya. Hal tersebut dilakukannya untuk menghindarkan diri dari pikiranpikiran kotor yang menghantui pikirannya. Hieronimus menjadi seorang sarjana Ibrani yang hebat sehingga kelak ia dapat menterjemahkan Kitab Suci ke dalam bahasa Latin. Oleh karena karyanya itu, banyak orang dapat membaca serta mencintai Kitab Suci. St. Hieronimus menghabiskan berpuluh tahun hidupnya di sebuah gua kecil di Betlehem, di mana Yesus dilahirkan. Di sana ia berdoa, mempelajari Kitab Suci, serta mengajar banyak orang bagaimana melayani Tuhan. St. Hieronimus menulis banyak surat yang mengagumkan dan bahkan juga bukubuku untuk mempertahankan iman Kristiani dari serangan kaum bidaah. Perangainya yang cepat marah dan lidahnya yang tajam membuat St. Hieronimus mempunyai banyak musuh. Namun demikian, ia seorang yang amat kudus yang menghabiskan seluruh hidupnya untuk melayani Yesus dengan cara terbaik yang mampu ia lakukan. Jadi, meskipun pemarah, ia menjadi seorang kudus yang besar. St. Hieronimus wafat pada tahun 419 atau 420. Hieronimus (347-420), rahib dan pujangga Gereja; lahir di Dalamatia dan meninggal di Betlehem dalam keadaan buta dan ditinggalkan. B: Jerom; L: seorang rahib ditemani seekor singa dan mengenakan topi cardinal; P: 30 September ”Menjadi seorang Kristen adalah hal yang luar biasa, bukan hanya seolah-olah tampak luar biasa. Dan oleh karena satu dan lain hal, mereka yang paling menyenangkan bagi dunia adalah mereka yang paling sedikit menyenangkan Kristus. Kekristenan dibentuk, dan bukan bakat yang diwariskan.” St. Hieronimus 417 SANTO HIERONIMUS EMILIANI (14861537) Hieronimus dilahirkan pada tahun 1486, putra suatu keluarga bangsawan di Venice, Italia. Ia adalah seorang prajurit yang gagah dan dipercaya untuk memegang komando di sebuah benteng di pegunungan. Ketika sedang mempertahankan benteng ini dari serangan prajurit Maximilian I, ia ditawan musuh dan dijebloskan ke dalam penjara bawah tanah. Terbelenggu dalam penjara yang mengerikan itu, ia mulai menyesali cara hidup serampangan yang telah dilaluinya. Ia menyesal bahwa ia nyaris tak pernah memikirkan Tuhan. Ia menyesal telah menyia-nyiakan beberapa tahun dalam hidup amoral. Hieronimus berjanji kepada Bunda Maria bahwa ia akan mengubah cara hidupnya jika Santa Perawan bersedia menolongnya. Doa-doanya dijawab dan Hieronimus berhasil meloloskan diri. Konon, dengan hati penuh syukur, Hieronimus langsung menuju ke sebuah gereja. Ia 418 menggantungkan rantai-rantai yang membelenggunya di depan altar Maria. Orang muda itu pada akhirnya menjadi seorang imam. Ia membaktikan diri pada karyakarya belas kasih. Perhatian utamanya diberikan kepada banyak anak yatim piatu yang tidak mempunyai rumah, yang ia temukan di jalanan. Ia menyewa sebuah rumah bagi mereka, dan memberi mereka makanan dan pakaian. Ia mengajar mereka dalam kebenaran iman. St Hieronimus membentuk sebuah kongregasi religius untuk kaum laki-laki yang dinamakan Serikat Pelayan-pelayan Kaum Miskin. Mereka mengabdikan diri demi kepentingan orangorang miskin dan malang, teristimewa anak-anak yatim piatu, dan mengajar kaum muda. St Hieronimus melakukan segala yang dapat dilakukannya bagi para petani juga. Ia bekerja bersama para petani di ladang. St Hieronimus biasa berbicara kepada mereka tentang kebajikan Tuhan sementara ia bekerja bersama petani-petani itu. St Hieronimus wafat ketika ia merawat para korban wabah penyakit pada tahun 1537. Ia dinyatakan kudus oleh Paus Benediktus XIV pada tahun 1767. St Hieronimus Emiliani adalah anugerah bagi orang banyak pada jamannya dan bagi segenap Gereja. Dengan mengubah hidupnya secara total, ia menjadi gambaran kasih Allah. Ia memberikan pengharapan kepada mereka yang miskin dan diabaikan. Pada tahun 1928, Paus Pius XI memaklumkannya sebagai santo pelindung anak-anak yatim piatu dan anakanak tunawisma. P: 8 Februari SANTO HILARION dari GAZA (291-371) 419 Hilarion hidup pada abad keempat. Ia seorang remaja yang tidak percaya ketika meninggalkan rumahnya di Palestina. Ia sedang dalam perjalanan ke Mesir untuk bersekolah. Di sana ia belajar mengenai iman Kristiani, dan segera ia dibaptis. Hilarion baru berumur limabelas tahun pada waktu itu. Pertobatannya merupakan awal dari suatu perjalanan gemilang yang menghantarnya semakin akrab dengan Tuhan. Tak lama berselang, ia pergi mengunjungi St Antonius yang terkenal itu di padang gurun. Hilarion ingin bersendiri dan melayani Yesus yang baru saja ia kasihi dengan begitu mendalam. Hilarion tinggal bersama St Antonius selama dua bulan lamanya, tetapi tempat itu tidak cukup tenang baginya. Banyak orang berdatangan mohon pertolongan St Antonius. Hilarion tidak dapat menemukan kedamaian yang ia rindukan, sebab itu ia pergi. Setelah memberikan segala yang ia miliki kepada orang-orang miskin, ia pergi ke alam liar untuk hidup sebagai seorang pertapa. Hilarion harus berjuang melawan banyak pencobaan. Kadang kala, ia merasa, seolah tak satu pun dari doa-doanya yang didengarkan Tuhan sama sekali. Walau demikian ia tidak membiarkan godaangodaan ini membuatnya berhenti berdoa dengan terlebih sungguh. Setelah duapuluh tahun di padang gurun, orang kudus ini mengadakan mukjizatnya 420 yang pertama. Segera saja banyak orang mulai berdatangan ke gubugnya untuk memohon pertolongan. Beberapa orang minta diperbolehkan tinggal bersamanya untuk belajar darinya bagaimana berdoa dan bermatiraga. Dalam kedalaman kasihnya kepada Tuhan dan sesama, ia mengundang mereka untuk tinggal. Tetapi, pada akhirnya, ketika usianya enampuluh lima tahun, ia mulai berkelana. Ia pergi dari satu negeri ke negeri lainnya demi mencari kedamaian dan ketenangan. Namun demikian, mukjizat-mukjizat belas kasihnya yang tersohor senantiasa mengundang banyak orang berdatangan. Beberapa tahun menjelang wafatnya pada tahun 371, Hilarion pada akhirnya merasakan bahwa ia sungguh-sungguh sendiri bersama Tuhan. Usianya delapanpuluh tahun ketika ia wafat. L: pertapa yang mengusir setan dengan tanda salib; P: 21 Oktober SANTO HILARIUS dari POITIERS (315-368) Pada awal abad kekristenan, masih banyak orang yang belum percaya kepada Tuhan. Mereka percaya bahwa ada banyak allah-allah, yang satu lebih hebat dari yang lain. Orangorang ini bukan orang-orang jahat; hanya saja mereka belum mengenal Tuhan; mereka masih kafir. Pada tahun 315, Hilarius dilahirkan dalam sebuah keluarga yang demikian di Poitiers, sebuah kota di Perancis. Keluarganya kaya-raya dan termasyhur. Hilarius mendapatkan 421 pendidikan yang baik. Ia menikah dan membina rumah tangga. Melalui belajar, Hilarius menjadi tahu bahwa seorang haruslah melatih kesabaran, kelemahlembutan, keadilan dan sebanyak mungkin kebajikan-kebajikan lain. Keutamaan-keutamaan ini akan memperoleh ganjaran kelak di kehidupan sesudah mati. Melalui belajar, Hilarius juga yakin bahwa hanya ada satu Allah yang kekal, yang mahakuasa dan mahapengasih. Ia membaca Kitab Suci untuk pertama kalinya. Ketika sampai pada bagian Musa dan semak yang terbakar, Hilarius sungguh amat terkesan dengan Nama bagaimana Tuhan menyebut Diri-Nya Sendiri: AKU ADALAH AKU. Hilarius membaca tulisan-tulisan para nabi juga. Kemudian ia membaca seluruh Perjanjian Baru. Pada saat ia selesai membaca, ia sepenuhnya telah percaya dan dibaptis. Hilarius hidup mengamalkan imannya dengan taat dan saleh hingga ia dipilih menjadi uskup. Hal ini tidak menjadikan hidupnya bertambah nyaman, sebab kaisar suka mencampuri urusan-urusan Gereja. Ketika Hilarius menentangnya, kaisar membuang Hilarius. Di tempat pembuangannya itulah keutamaan-keutamaan Hilarius, terutama kesabaran dan keberaniannya semakin gemilang. Ia menerima pembuangannya dengan tenang dan mempergunakan waktunya untuk menulis bukubuku tentang iman. Karena ia menjadi semakin termasyhur, musuh-musuh Hilarius meminta kaisar untuk memulangkannya kembali ke kota asalnya. Di kota asalnya ia tidak akan memperoleh banyak perhatian. Maka, Hilarius dipulangkan ke Poitiers pada tahun 360. Ia tetap menulis dan mengajarkan iman kepada banyak orang. Hilarius wafat delapan tahun kemudian (368), dalam usia lima puluh dua 422 tahun. Buku-bukunya memberikan pengaruh besar kepada Gereja hingga sekarang ini. Itu sebabnya mengapa ia digelari Pujangga Gereja. P: 13 Januari ”Nyatakan kepada kami makna Kitab Suci dan berikan kami pencerahan untuk memahaminya.” ~ St. Hilarius HILARY atau HILARIUS (401-449) Terkenal sebagai uskup agung Arles Perancis yang sangat rajin dan giat merasul. Karena memecat seorang uskup yang kurang giat, maka ia diperingatkan oleh Paus Santo Leo I. Sebab, tindakan Hilarius itu di luar batas kompetensinya. Kemudian ia berziarah ke Roma dan berdamai dengan paus. Hilarius pmahir menafsirkan kitab suci. Ia hidup miskin bersama para imamnya dan memajukan karya amal. P: 5 Mei HILDA (617-680) Puteri raja ini menjadi pemimpin biara yang bijaksana di Inggeris. Ia dipanggil ‘ibu’ oleh raja dan rakyat biasa, karena keramahan dan kebaikan hatinya. P: 17 Nopember HILDEGARD (1098-1179) Dididik oleh Santa Yutta, seorang rubiah dan penghimpun para wanita yang ingin bersemedi, hidup tenang dan banyak berdoa. Setelah Yutta meninggal, Hildegard menggantikannya. Beberapa tahun kemudian ia mendirikan biara baru di gunung 423 Rupert dekat kota Bingen. Sekalipun usianya mencapai 80 tahun, namun sebenarnya kesehatannya sangat rapuh, sering sakit dan perasaannya mudah meluap. Sedari muda ia dikaruniai pengalaman rohani yang luar biasa, dapat meramalkan akan adanya peristiwa-peristiwa jauh sebelumterjadi, serta mengalami berbagai penglihatan. Ia mengajak orang agar mau mengubah cara hidup, menerima penderitaan dan bersemangat tobat. Banyak orang mendengarkan kisah Hildegard dengan takjub. Tetapi ada pula yang bersikap sinis dan bahkan menganggapnya kurang waras. Memang, Hildegard termasuk wanita luar biasa pada Abad Pertengahan. Buah penanya sangat banyak. Lazimnya ia mendiktekan buah pikirannya kepada seorang biarawan, yang kemudian mengalihbahasakannya ke dalam bahasa Latin. Buku-buku itu berisi a.l. penglihatan-penglihatan, penjelasan tentang Injil, kehidupan rohani dan peraturan Santo Benedictus. Ia menulis juga perihal ilmu pengetahuan alam, tentang tubuh manusia, penyakit serta obat-obatnya. Kisah para orang kudus tak luput dari perhatiannya, sehingga ia bukukan pula. Ia menggubah syair, nyanyian dan musik. Hildegard senantiasa sibuk. Namun masih sempat juga ia berkeliling Jerman memperingatkan para bangsawan, imam dan uskup yang cara hidupnya tidak pantas. Terdorong oleh keprihatinannya akan keadaan Gereja, ia kerapkali berkotbah dengan berapi-api di alun-alun. Orangorang terpukau, insaf dan bertobat. Ia tak jemujemunya menyurati para pemimpin seperti paus, kaisar, raja dan tokoh penting lainnya, misalnya Santo Bernardus dari Clairvaux. Hildegard (1098-1179), biarawan dan tokoh mistik di Jerman, B: Hilde, Hilda; L: suster yang sedang membagikan derma; P: 17 September 424 HIMERIUS atau IMIER (abad ke-7) Mengundurkan diri ke lereng gunung di Swiss dan mengkristenkan penduduknya. P: 12 Nopember SANTO HIPPOLITUS († 235) dan SANTO PAUS PONTIANUS Maximinus menjadi kaisar Roma pada tahun 235. Begitu naik tahta, ia mulai melakukan penganiayaan terhadap orang-orang Kristen. Salah satu hukuman yang paling sering dijatuhkan pada para uskup dan imam adalah pembuangan ke daerah-daerah pertambangan yang berbahaya dan tidak sehat di Sardinia, Italia. Penganiayaan inilah yang mempertemukan kedua martir yang pestanya kita rayakan pada hari ini. Santo Pontianus diangkat sebagai paus setelah wafatnya Urbanus I pada tahun 230. Ketika Maximinus menjadi kaisar, Pontianus melayani Gereja dengan penderitaannya di tambang-tambang Sardinia. Santo Hippolitus adalah seorang imam dan sarjana gereja di Roma. Ia menulis banyak karyakarya mengagumkan mengenai teologi. Ia juga seorang guru yang hebat pula. Hippolitus merasa kecewa dengan Paus Santo Zephyrinus, yang wafat sebagai martir pada tahun 217. Hippolitus merasa bahwa paus kurang cepat tanggap dalam mencegah orang-orang mengajarkan ajaran-ajaran sesat. Pengganti Santo Zephyrinus adalah Santo Kalistus I. Hippolitus kurang setuju dengan paus yang baru ini. Hippolitus sendiri mempunyai sejumlah besar pengikut. Para pengikutnya mendesaknya agar ia mau diangkat sebagai paus. Hippolitus setuju. Ia 425 memutuskan hubungan dengan Gereja dan menjadi paus tandingan. Ketika penganiayaan dimulai, ia ditangkap dan dikirim ke Sardinia. Di sana, dalam keadaan sengsara, ketika para musuh umat Kristiani tertawa, suatu karya penyembuhan yang ajaib terjadi. Paus Pontianus dan Hippolitus saling bertemu di pembuangan. Hippolitus tersentuh dengan semangat kerendahan hati paus. Ia mohon diperbolehkan kembali dalam pelukan Gereja; segera ia merasakan segala amarah dan kecewanya diambil dari hatinya. Paus Pontianus dapat memahami sang imam dan mengasihinya. Bapa Suci tahu bahwa mereka perlu saling membantu serta menguatkan dalam kasih Yesus. Kedua orang kudus tersebut wafat sebagai martir dan untuk selamanya dikenang sebagai saksi pengampunan dan pengharapan Kristiani. P: 13 Agustus (Hipolitus) HOMOBONUS (1150-1197) Adalah seorang pedagang di Cremona (Italia) yang sangat jujur dalam segala usaha niaga. Ia berjasa dalam pembaharuan semangat umat berkat kesalehan, tobat dan amalnya, walaupun karya baiknya ditentang oleh isterinya. Homobonus meninggal sewaktu menghadiri perjamuan ekaristi. A: orang baik (L); P: 13 Nopember HONORATUS († 429) Sepulang dari berziarah ia memilih tinggal di pulau terpencil di Perancis Selatan. Disitu ia mendirikan biara Lerin yang termasyur, karena sebagian besar biarawannya adalah cendekiawan. Ia 426 ditahbiskan imam dan diangkat menjadi uskup Arles, walaupun ia sendiri tidak menginginkannya. Santo Hilarius sangat memujinya. A: yang pantas dihormati; P: 16 Januari HONORIUS († 653) Ditugaskan oleh Santo Gregorius I sebagai misionaris di Inggeris dan kemudian diangkat menjadi uskup A: yang terhormat; P: 30 September HORMIZDAZ († 422) Putra walikota ini menjadi Kristen dan tidak mau murtad, sehingga dihukum menjadi kenek kafilah unta di Persia. Karena imannya tak tergoyahkan ia dihukum mati. P: 8 Agustus HORST atau HORESTES († 304) Bersama tunangannya, yaitu Eufemia, menjadi pemimpin pemuda Katolik di Byzantium (Istanbul). Sewaktu ditangkap dengan terus terang mereka mengaku Kristen, sehingga bersama mudamudi lain nyawa mereka melayang oleh sebilang pedang. P: 3 Juli HUBERTUS († 727) Dalam buku-buku kisah para orang kudus terlukis gambar yang indah sekali: Seorang pemburu berlutut di hadapan seekor rusa, yang di antara 427 tanduknya terdapat salib bersinar. Di bawahnya tertera tulisan: Santo Hubertus. Peristiwa ini terjadi saat Hubertus masih muda. Ia gemar berburu. Pada hari Jumat Suci pun Hubertus melintasi hutan, meyandang panah dan busur. Tiba-tiba muncul seekor rusa jantan yang besar. Terdorong nafsu, Hubertus mengejar rusa itu makin jauh masuk ke dalam hutan. Tetapi, sekonyong-konyong rusa itu berdiri dengan tenang dan berpaling kea rah pemburunya. Di antara tanduknya terpancang salib yang bersinar menyilaukan. Hubertus tertegun, kemudian rusa itu menghilang, lenyap entah kemana. Suatu suara bergema dalam hatinya: “Hubertus, mengapa kau mengejar kenikmatan belaka? Waktumu kau sia-siakan dan hidupmu tak akan bernilai.” Kata-kata itu begitu menyentuh hatinya, sehingga ia mulai mencari Kristus yang tersalib. Kisah bagus ini baru tersiar luas sesudah Hubertus meninggal. Sejarah masa mudanya tak kita ketahui dengan pasti. Yang jelas uskup Maastricht Santo Lambertus, tertarik pada semangatnya yang meluap-luap, kecerdasan dan kesalehannya. Maka Hubertus ditahbiskan imam dan menjadi pembantu uskup yang terpercaya. Setelah Lambertus dibunuh secara keji karena terlalu lantang memperingatkan pejabat istana yang berbuat serong, maka Hubertuslah yang dipilih menggantikannya. Sebagai uskup api semangat kerasulannya semakin menyala. Di kawasan keuskupannya, penduduk pegunungan Ardenne sebagian besar masih memuja berhala. Hubertus tak jemu-jemunya mengunjungi desa demi desa mereka, sehingga akhirnya sebagian besar bertobat menjadi Kristen. Sewaktu menyeberangi sungai ia 428 mendapat kecelakaan, sehingga jatuh sakit. Limabelas bulan kemudian ia meninggal. Hubertus († 727), uskup Maastricht (Belanda) dan Luttich (Belgia); wafat di Terueren (Belgia). L: rusa dengan salib bersinar diantara tanduknya; P: 3 Nopember HUGH (1024-1109) Atau Hugo Agung, yaitu abbas dari biara besar dan termasyur di Cluny Perancis. Ia bekerja keras untuk memperbaharui hidup biara seluruh Eropa dan sering menjalankan misi untuk paus. P: 29 April SANTO HUGO dari GRENOBLE (1052-1 April 1132) Santo Hugo dilahirkan pada tahun 1052 di Perancis. Ia tumbuh menjadi seorang pemuda yang tinggi dan tampan, lemah lembut serta penuh sopan santun. Meskipun ia senantiasa mendambakan untuk hidup bagi Tuhan sebagai seorang rahib, ia diberi kedudukan penting yang lain. Ia ditahbiskan sebagai imam dan kemudian dalam usia yang sangat muda (27 tahun) dipilih sebagai uskup Grenoble Perancis. 429 Sebagai seorang uskup, Hugo segera meluruskan kebiasaan-kebiasaan dosa sebagian orang dalam keuskupannya. Ia menetapkan rencana-rencana yang bijak, namun bukan itu saja yang ia lakukan. Guna memperoleh belas kasihan Tuhan bagi umatnya, Santo Hugo berdoa dengan segenap hati. Ia melakukan mati raga yang keras. Dalam waktu singkat, banyak orang berbalik menjadi saleh dan taat. Hanya sebagian orang dari kaum bangsawan saja yang masih terus menentangnya. Uskup Hugo masih berangan-angan menjadi seorang rahib. Itulah yang sungguh ia dambakan. Maka, ia mengundurkan diri sebagai Uskup Grenoble dan masuk biara. Pada akhirnya, ia merasakan damai. Namun demikian, bukanlah kehendak Tuhan bahwa Santo Hugo menjadi seorang rahib. Setelah setahun lewat, Paus memerintahkannya untuk kembali ke Grenoble. Santo Hugo taat. Ia tahu bahwa jauh lebih penting menyenangkan Tuhan daripada menyenangkan diri sendiri. Selama empatpuluh tahun, bapa uskup hampir selalu sakit. Ia menderita sakit kepala hebat dan juga gangguan pencernaan. Namun demikian, ia memaksakan diri untuk tetap bekerja. Ia mencintai umatnya dan begitu banyak yang harus dilakukan bagi mereka. Santo Hugo mengalami pencobaan dan godaan-godaan juga. Tetapi, ia berdoa dengan tekun sehingga tidak jatuh dalam dosa. Santo Hugo wafat pada tanggal 1 April 1132, dua bulan sebelum ulang tahunnya yang kedelapan puluh. Ia menjadi seorang uskup yang murah hati serta kudus selama lima puluh dua tahun, dan bersama dengan temannya, Santo Bruno, mendirikan biara Kartus pertama. P: 1 April 430 HUGO atau HUGH (1135-1200) Adalah seorang rahib Perancis. Ia dipanggil Raja Henry II, pembunuh Santo Thomas dari Canterbury, supaya mendirikan biara Kartusian pertama di Inggris. Namun Hugo hanya mau menerima tawaran tempat itu sesudah raja membayar harga tanah kepada petani-petani ‘sampai sen yang terakhir’. Ketika menjadi uskup Lincoln ia dengan berani membela kaum miskin. Ia menjatuhkan hukuman gereja yang berat terhadap pegawai yang korup. Hugo membuyarkan niat suatu gerombolan untuk membunuh pedagang-pedagang Yahudi. Ketika raja marah, Hugo menenangkannya dengan ciuman. Akan tetapi ia dengan terangterangan menolak membayar pajak, karena menyaksikan uang Negara hanya diboroskan saja. Ia juga memperbaharui iman umatnya. L: burung angsa (karena ia senang memelihara burung); P: 17 Nopember HUMBELINA (abad ke-12) Adalah saudara perempuan Santo Bernardus. Ia dibebaskan oleh suaminya, ketika mengikuti panggilannya menjadi biarawati. B: Humberga, Helina; P: 12 Februari 431 I IA († 342) Seringkali didera, karena mentobatkan banyak orang kafir ketika meringkuk dalam penjara. Akhirnya ia dihukum mati pada masa pemerintahan Schapur II (Persia). P: 5 Agustus IDA (abad ke-12) Dijatuhkan dari menara benteng oleh suaminya, karena difitnah berlaku serong. Akan 432 tetapi ia tidak cedera sedikitpun. Sesudah peristiwa itu ia menjadi pertapa di Swiss. P: 3 Nopember IDA atau IDE/ITA (1040-1113) Adalah ibu Raja Gottfried dan Raja Balduinus dari Yerusalem. Sesudah suaminya meninggal ia menghadiahkan banyak harta miliknya kepada biara dan gereja. P: 13 April IDUBERGA († 652) Adalah ibu Santa Gertrude dari Nivelles dan Santa Begga (B: Ida, Itta). Setelah menjanda ia pun hidup membiara di Nivelles Perancis. P: 8 Mei SANTO IGNATIUS dari ANTIOKHIA (50107) St. Ignatius dari Antiokhia telah dikenal sejak masa gereja perdana. Ia dilahirkan pada tahun 50. Santo Hieronimus dan Santo Yohanes Krisostomus keduanya berpendapat bahwa makamnya terletak dekat pintu gerbang kota Antiokhia. Ignatius adalah Uskup Antiokhia yang ketiga. Di kota 433 inilah St. Petrus berkarya sebelum ia pindah ke Roma. Di kota ini jugalah pertama kalinya para pengikut Kristus disebut Kristen. Ignatius dijatuhi hukuman mati dalam masa pemerintahan Kaisar Trajan. Ia digiring dari Antiokhia ke gelanggang pertunjukan di pusat kota Roma. Meskipun kepergiannya ke Roma berada dalam pengawalan ketat pasukan, Ignatius sempat singgah di Smyrna dan Troas. Dari kota-kota tersebut ia menulis beberapa pucuk surat kepada umat Kristiani. Dengan demikian, ia menggunakan cara yang sama dengan St. Paulus dalam mewartakan Kabar Sukacita. Salah satu surat yang ditulis Ignatius dari Troas ditujukan kepada Santo Polikarpus, seorang rekan uskup, yang kelak juga menjadi seorang martir. Ketika Ignatius yang terkasih tiba di Roma, ia bergabung dengan umat Kristiani yang pemberani yang menantinya di penjara. Akhirnya, tibalah hari dimana sang uskup dilemparkan ke arena pertunjukan. Dua ekor singa ganas menerkamnya. Santo Ignatius wafat sekitar tahun 107. Ia mewariskan kepada kita kesaksian hidup Kristiani serta surat-suratnya yang indah. Ignatius dari Anthiokia (50-107), uskup dan martir; meninggal di Roma; B: Inigo, Ignas, Ignatius; L: seorang uskup dengan seekor singa; P: 17 Oktober IGNASIUS AZEVEDO SJ († 1570) Bersama 39 Jesuit muda dibunuh oleh pembajak Kalvinis dalam pelayarn ke tanah misi di Brasilia. P: 19 Januari IGNASIUS PEIS (1701-1781) 434 Selama 40 tahun menjadi peminta derma untuk biara. Bruder Kapusin ini dapat ‘membaca’ isi hati orang dan mengerjakan banyak mukjijat. Hidupnya ditandai dengan tobat yang keras. P: 11 Mei SANTO IGNASIUS dari LACONI (17 DESEMBER 1701-11 Mei 1781) Ignasius adalah putera seorang petani miskin di Laconi, Italia. Ia dilahirkan pada tanggal 17 Desember 1701. Ketika usianya sekitar tujuh belas tahun, ia sakit parah. Ia berjanji, apabila ia sembuh kembali, ia akan menjadi seorang Fransiskan. Tetapi, ketika ia sungguh sembuh dari sakitnya, ayahnya meyakinkannya untuk menunda janjinya itu. Beberapa tahun kemudian, Ignasius nyaris tewas ketika ia kehilangan kendali atas kudanya. Namun, sekonyongkonyong, kuda itu berhenti berlari dan berderap dengan tenang. Ignasius yakin bahwa Tuhan telah menyelamatkan nyawanya. Ia bertekad untuk segera mengikuti panggilan hidup religiusnya. Broeder Ignasius tidak pernah menduduki jabatan penting dalam Ordo Fransiskan. Selama lima belas tahun ia bekerja di bangsal anyaman. Kemudian, selama empat puluh tahun lamanya, ia termasuk dalam kelompok biarawan yang pergi meminta sedekah dari satu rumah ke rumah lainnya. Mereka menerima makanan dan derma demi kepentingan biara. Ignasius 435 mengunjungi keluarga-keluarga serta menerima derma mereka. Orang banyak segera menyadari bahwa mereka menerima suatu pemberian pula sebagai balasannya. Broeder Ignasius menghibur mereka yang sakit dan menggembirakan hati mereka yang kesepian. Ia mendamaikan orangorang yang bermusuhan, mempertobatkan mereka yang keras hati karena dosa, dan juga memberikan nasehat bagi mereka yang ditimpa masalah. Orang banyak mulai menanti-nantikan kunjungannya. Namun demikian, Broeder Ignasius mengalami saatsaat sulit pula. Kadang-kadang pintu dibanting di mukanya, juga seringkali cuaca buruk menghambat langkahnya. Selalu, bermil-mil jauhnya jarak yang harus ditempuhnya dengan berjalan kaki. Tetapi, Igansius seorang yang penuh pengabdian. Orang mulai memperhatikan bahwa Ignasius biasa melewatkan suatu rumah tertentu. Pemilik rumah itu adalah seorang lintah darat yang kaya. Ia memaksa orang-orang miskin membayar hutangnya jauh melebihi kemampuan mereka. Lintah darat ini merasa terhina karena Ignasius tidak pernah mengunjungi rumahnya untuk meminta sedekah. Ia melaporkan Broeder Ignatius kepada pemimpin biara. Bapa Prior, yang tidak mengetahui masalah ini, mengutus Ignasius ke rumahnya. Ignasius tidak mengatakan sesuatu pun; ia melakukan seperti yang diperintahkan kepadanya dan kembali dengan satu karung besar makanan. Pada saat itulah Tuhan mengadakan mukjizat. Ketika karung itu dibongkar, darah mulai menetes. “Inilah darah kaum miskin,” kata Ignatius perlahan, “Oleh sebab itulah saya tidak pernah meminta sedekah dari rumah itu.” Kemudian, para rahib pun mulai berdoa demi bertobatnya sang lintah darat. Broeder Ignatius wafat dalam usia delapan puluh tahun pada tanggal 11 Mei 1781. Ia 436 dinyatakan kudus oleh Paus Pius XII pada tahun 1951. SANTO IGNATIUS de LOYOLA (1491-13 Juli 1556) Pendiri Serikat Yesus yang terkenal ini dilahirkan pada tahun 1491. Ia berasal dari keluarga bangsawan Spanyol. Ketika masih kanak-kanak, ia dikirim untuk menjadi abdi di istana raja. Di sana ia tinggal sambil beranganangan bahwa suatu hari nanti ia akan menjadi seorang laskar yang hebat dan menikah dengan seorang puteri yang cantik. Di kemudian hari, ia sungguh mendapat penghargaan karena kegagahannya dalam pertempuran di Pamplona. Tetapi, luka karena peluru meriam di tubuhnya membuat Ignatius terbaring tak berdaya selama berbulan-bulan di atas pembaringannya di Benteng Loyola. Ignatius meminta buku-buku bacaan untuk menghilangkan rasa bosannya. Ia menyukai cerita-cerita tentang kepahlawanan, tetapi di sana hanya tersedia kisah hidup Yesus dan para kudus. Karena tidak ada pilihan lain, ia membaca juga buku-buku itu. Perlahan-lahan, buku-buku itu mulai menarik hatinya. Hidupnya mulai berubah. Ia berkata kepada dirinya sendiri, “Mereka adalah orang-orang yang sama seperti aku, jadi mengapa aku tidak bisa melakukan seperti apa yang telah mereka lakukan?” 437 Semua kemuliaan dan kehormatan yang sebelumnya sangat ia dambakan, tampak tak berarti lagi baginya sekarang. Ia mulai meneladani para kudus dalam doa, silih dan perbuatan-perbuatan baik. Santo Ignatius harus menderita banyak pencobaan dan penghinaan. Sebelum ia memulai karyanya yang hebat dengan membentuk Serikat Yesus, ia harus bersekolah. Ia belajar tata bahasa Latin. Sebagian besar murid dalam kelasnya adalah anak-anak, sementara Ignatius sudah berusia tiga puluh tiga tahun. Meskipun begitu, Ignatius pergi juga mengikuti pelajaran karena ia tahu bahwa ia memerlukan pengetahuan ini untuk membantunya kelak dalam pewartaannya. Dengan sabar dan tawa, ia menerima ejekan dan cemoohan dari teman-teman sekelasnya. Selama waktu itu, ia mulai mengajar dan mendorong orang lain untuk berdoa. Karena kegiatannya itu, ia dicurigai sebagai penyebar bidaah (=agama sesat) dan dipenjarakan untuk sementara waktu! Hal itu tidak menghentikan Ignatius. “Seluruh kota tidak akan cukup menampung begitu banyak rantai yang ingin aku kenakan karena cinta kepada Yesus,” katanya. Ignatius berusia empat puluh tiga tahun ketika ia lulus dari Universitas Paris. Pada tahun 1534, bersama dengan enam orang sahabatnya, ia mengucapkan kaul rohani. Ignatius dan sahabatsahabatnya, yang pada waktu itu masih belum menjadi imam, ditahbiskan pada tahun 1539. Mereka berikrar untuk melayani Tuhan dengan cara apa pun yang dianggap baik oleh Bapa Suci. Pada tahun 1540 Serikat Yesus secara resmi diakui oleh Paus. Sebelum Ignatius wafat, Serikat Yesus atau Yesuit telah beranggotakan seribu orang. Mereka banyak melakukan perbuatan baik dengan mengajar dan mewartakan Injil. Seringkali Ignatius berdoa, 438 “Berilah aku hanya cinta dan rahmat-Mu, ya Tuhan. Dengan itu aku sudah menjadi kaya, dan aku tidak mengharapkan apa-apa lagi.” Santo Ignatius wafat di Roma pada tanggal 31 Juli 1556.. Ignatius dibeatifikasi pada tanggal 27 Juli 1609 dan dikanonisasi oleh Paus Gregorius XV pada tanggal 12 Maret 1622, bersama-sama dengan Santo Franciscus Xaverius. Pesta peringatan Santo Ignatius dirayakan oleh Gereja secara universal pada tanggal 31 Juli, yaitu pada hari wafatnya. Ignasius de Loyola (1491-1556), pendiri Ordo Jesuit; lahir di Loyola dan meninggal di Roma; L: seorang imam yang memperoleh ilham sewaktu merayakan Misa Kudus; P: 31 Juli ILDEFONSUS (606-667) Uskup Toledo Spanyol ini sangat menghormati Bunda Mari. Ia mengarang lagu-lagu gerejani dan beberapa buku tentang Maria. P: 23 Januari ILGA († 1115) Pertapa wanita di hutan Bregenz Austria P: 8 Juni IMAKULATA Artinya ‘tanpa noda’: julukan untuk Santa Perawan Maria karena ‘terkandung (oleh Santa Anna) tanpa noda, dosa asal’ dan tak pernah berbuat dosa P: 8 Desember 439 BEATA IMELDA LAMBERTINI OP (13221333) Imelda Lambertini dilahirkan di Bologna, Italia pada tahun 1322, sebagai puteri pasangan Pangeran Egano Lambertini dan Castora Galuzzi. Sanak keluarganya terkenal religius, di antara mereka terdapat seorang pengkhotbah Dominikan, seorang moeder pendiri Fransiskan, dan seorang bibi yang mendirikan sebuah biara dengan peraturan yang ketat di Bologna. Imelda adalah seorang gadis kecil yang lemah lembut, dikasihi dan disayangi seluruh keluarga. Karena lingkungan keluarganya yang religius, tak mengherankan bahwa ia tumbuh menjadi seorang gadis yang saleh. Imelda kecil suka sekali berdoa; kerap kali diam-diam ia menghilang ke suatu sudut rumah yang tenang, yang dihiasinya dengan bunga-bungaan dan gambar-gambar kudus menjadi sebuah pojok doa kecil baginya. Ia belajar membaca Mazmur dan sejak muda benar setia ikut ambil bagian dalam Misa dan Ibadat Sore di gereja Dominikan. Ibunya mengajarinya menjahit dan memasak bagi orangorang miskin, juga mengajaknya ikut serta membantu dalam kegiatan amal kasih. Ketika Imelda berusia sembilan tahun, ia minta agar diperkenankan masuk Biara Dominikan di ValdiPietra di Bologna. Ia adalah anak satu-satunya dari pasangan yang sudah cukup lanjut usianya untuk berharap dapat memperoleh anak lagi; sungguh pilu membiarkannya pergi. Meski demikian mereka 440 mengantarkannya juga ke biara dan mempersembahkannya kepada Tuhan dengan sukarela, walau hati remuk-redam. Status Imelda dalam biara tidak cukup jelas. Ia mengenakan jubah, ikut ambil bagian dalam kegiatan-kegiatan biara sepanjang diijinkan. Ia belajar Offisi dari mendengarkan madah-madah yang dilantunkan para biarawati dan merenungkannya sedapat yang ia mampu. Disposisi batin biarawati kecil ini segera saja membuatnya disayangi, sementara semangat berkobar-kobar yang menghantarnya masuk ke dalam biara sungguh membawa dampak positif bagi para biarawati lainnya. Devosi istimewa Imelda adalah kehadiran Ekaristis Tuhan kita dalam perayaan Misa Kudus dan dalam tabernakel. Menyambut Tuhan kita dalam Komuni Kudus adalah kerinduan hatinya yang terdalam; sayang, pada masa itu, untuk menyambut Komuni Pertama seorang anak harus berusia sekurang-kurangnya duabelas tahun. Sekali waktu, apabila tak tahan menahan kerinduan hatinya, Imelda akan berseru, “Katakanlah padaku, dapatkah seorang menyambut Yesus masuk ke dalam hatinya dan tidak mati?” Sungguh, suatu hidup yang sepi bagi seorang gadis kecil berusia sembilan tahun, dan seperti kebanyakan anak lainnya yang kesepian, ia membayangkan teman bermain bagi dirinya - tetapi dengan satu perbedaan ini - teman-teman bermainnya adalah para kudus! Ia teristimewa sangat sayang kepada St Agnes, martir, yang berusia sedikit lebih tua dari dirinya. Seringkali ia membaca tentang St Agnes dari buku-buku besar bergambar di perpustakaan, dan suatu hari, St Agnes datang menampakkan diri kepadanya! Imelda sungguh bersukacita. Ia tidak dilibatkan dalam 441 devosi-devosi orang dewasa, tetapi kini ia mempunyai sahabat sebaya yang dapat memberitahukan kepadanya segala hal yang paling ingin diketahuinya. Sesudah kunjungan ini, St Agnes kerap datang menemuinya, dan mereka berdua bercakap akrab mengenai hal-hal surgawi. Natal pertamanya di biara hanya membawa kepedihan dalam hati Imelda. Ia memendam harapan bahwa para biarawati akan berbelaskasihan dan mengijinkannya menyambut Komuni Suci. Namun, pada hari agung itu, ketika semua orang maju menyambut Yesus dalam Ekaristi Kudus, Imelda harus tinggal di tempatnya, memandang dengan berlinang airmata kepada Bayi Kudus dalam palungan. Imelda mulai berdoa bahkan dengan lebih khusuk lagi agar ia diperkenankan menyambut Komuni Suci. 12 Mei 1333. Musim semi telah tiba di Bologna, dan dunia sedang bersiap merayakan Hari Raya Kenaikan Tuhan. Para biarawati sibuk mempersiapkan keperluan Misa; tak seorang pun dari antara mereka menaruh perhatian khusus pada gadis kecil yang tengah berlutut larut dalam doa. Walau ia telah memohon agar diperkenankan tinggal di kapel pada malam hari raya, permohonannya tak diindahkan; dan ia pun taat. Mereka tidak tahu betapa gigih ia mengetuk pintu gerbang surga, sembari mengulang-ulang bagi dirinya sendiri demi menguatkan keyakinannya, ayat ini, “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.” Maka, pintu sungguh dibuka bagi Imelda pada pagi Hari Raya Kenaikan Tuhan. Ia telah memohon sekali lagi dengan sangat agar diberikan kepadanya hak istimewa untuk menyambut Komuni Suci, dan karena ia bersikeras, terpaksalah imam 442 dipanggil. Imam menolak mentah-mentah; Imelda harus menunggu hingga cukup usianya. Imelda pergi ke tempatnya di kapel, dan dengan diam membisu memandang sementara para biarawati pergi menyambut Komuni. Seusai Misa, hanya Imelda seorang yang tetap tinggal di tempatnya di bagian paduan suara. Suster yang bertugas di sakristi memadamkan lilin-lilin dan membenahi pakaianpakaian Misa. Sekonyong-konyong suatu suara membuatnya membalikkan badan dan melongok ke bagian paduan suara; terlihatlah olehnya seberkas cahaya yang bersinar cemerlang di atas kepala Imelda dan sebuah Hosti melayang-layang dalam cahaya itu. Suster bergegas memanggil imam yang segera datang dengan patena di tangan guna menerima-Nya. Imam tak punya pilihan lain; Tuhan Sendiri telah menyatakan bahwa Ia menghendaki untuk bersatu dengan Imelda. Maka, dengan penuh hormat imam mengambil Hosti dan memberikannya kepada gadis kecil yang sedang mengalami ekstasi itu, yang berlutut bagaikan sebuah patung yang bercahaya, tak sadar akan kehadiran para biarawati yang datang berkerumun di kapel, ataupun orang-orang awam yang berdesakan di balik terali-terali kapel untuk melihat apa yang terjadi. Selang beberapa waktu setelah mengucap syukur, priorin datang memanggil gadis kecil itu untuk sarapan. Didapatinya Imelda masih berlutut; suatu senyum bahagia tersungging di bibirnya, tetapi ia telah wafat, dalam luapan kasih dan sukacita. Sepanjang hidupnya Imelda begitu rindu menyambut Yesus dalam Komuni Kudus; dan sungguh, Tuhan tidak pernah mengecewakan. Tuhan telah merancang suatu rencana yang indah, yang tak terbayangkan oleh siapa pun, bagi mempelai kecil-Nya - membawa 443 Imelda bersama-Nya ke dalam Kerajaan-Nya, sehingga mereka tidak akan pernah berpisah lagi untuk selamanya! Imelda Lambertini dinyatakan sebagai beata pada tahun 1826 dan dimaklumkan sebagai pelindung para penerima Komuni Pertama oleh St Paus Pius X. Jenazah Imelda yang tak rusak hingga sekarang disemayamkan di Gereja St Sigismund di Bologna. Pesta B. Imelda Lambertini dirayakan pada tanggal 13 Mei. “Dapatkah seorang menyambut Yesus masuk ke dalam hatinya dan tidak mati?” INGEBORG (abad ke-12) Adalah puteri Raja Denmark dan isteri Raja Filip II dari Perancis yang jahat. Sebulan sesudah menikah, ia diceraikan oleh raja dan baru diterima kembali sesudah istri kedua meninggal. Tetapi kemudian ia diusir lagi. Ingeborg menghabiskan sisa hidupnya dengan hidup menyepi dan berdoa bagi suaminya. P: 30 Juli INGGRIS (1535-1681) Henry VIII, seorang raja Inggris yang kejam, memisahkan Gereja di Inggris dari Roma. Sebab, paus tidak dapat mengesahkan perceraian raja dari istri yang pertama. Lalu ia mengangkat diri sebagai “kepala gereja” dan menuntut semua pihak mengakuinya. Mereka yang membangkang diancam hukuman mati. Mula-mula sedikit saja yang berani menentang raja seperti John Fisher, uskup yang diangkat menjadi cardinal ketika berada dalam penjara; lalu Thomas Moore, kanselir dan sastrawan. Pertama-tama John Houghton, prior biara Kartus London dan Lincoln, bersama 18 rahibnya 444 dan imam praja dibunuh dengan kejam. Tidak kurang 950 biara ditutup dan segala harta milik disita oleh raja, yang menginginkan tanah dan milik gerejani itu. Puluhan gereja dihancurkan. Dibawah pemerintahannya – Henry – membunuh dua dari enam istrinya – 50 martir menemui ajalnya. Penganiayaan yang lebih kejam dan ganas lagi dilakukan oleh puterinya, yaitu Ratu Elisabet I. Ia tegas-tegas menuntut agar diakui sebagai “Kepala Gereja Inggris” (1559). Semua uskup dipenjarakan dan rakyat dipaksa mengikuti ibadat Anglikan. Sekalipun Elisabet begitu kejam, namun dari 188 martir waktu itu tidak satupun yang tidak loyal terhadap dia sebagai ratu. Sungguhpun demikian ratu memerintahkan bawahannya supaya menyiksa mereka dengan cara-cara yan paling ngeri dan tidak berperikemanusiaan. Semua imam yang tertangkap dibunuh dan orang-orang awam yang memberi makanan atau penginapan kepada mereka digantung. Akan tetapi ancaman ini tidak berhasil mencegah banyak pemuda Inggris yang berani mengungsi ke daratan Eropa dan belajar teologi, lalu pulang ke negerinya melayani umat. Setiap gerak langkah mereka dibuntuti oleh dinas intelijen ratu, sehingga sesudah beberapa tahun hamper pasti tertangkap, disiksa, digantung dan sebelum mati dipotong untuk dicincang. Diantara mereka tersebutlah: Edmund Campion SJ (P: 1 Desember), yang ketika menjadi mahasiswa pernah mengelo-elukan ratu dengan sajak pujian di universitas Oxford; Cuthbert Mayne Pr yang disalahkan membawa surat paus ke dalam negeri; Margareth Clitherow ditindih dengan batu berat sampai mati, karena memberikan penginapan pada seorang imam dan tidak mau membocorkan nama imam itu kepada polisi; Robert Southwell SJ 445 (P: 1 Desember), penyair dan imam yang disekap dalam kandang penuh tahi dan kotoran sesudah disiksa selama empat hari, sehingga ayahnya yang Protestan tek tega melihat penderitaan anaknya dan minta kepada ratu supaya segera dihukum saja. Kadang-kadang para martir dibunuh dalam sel penjara yang sudah penuh sesak dan tak pernah boleh dibersihkan itu. Mereka tidak boleh keluar barang sebentarpun untuk memenuhi kebutuhan. Jarum-jarum ditusukkan dibawah kuku Alexander Braint SJ (P: 1 Desember), supaya mengkhianati teman-temannya; Bruder Nikolaus Owen SJ (P: 1 Desember), yang dipanggil “Little John”, disiksa dengan kejam sekali karena pandai sekali membuat tempat-tempat persembunyian bagi para imam, dan tidak mau membocorkan nama para imam maupun tempat persembunyian mereka; Richard Gwyn, seorang awam dan guru, dibunuh dan menjadi martir pertama di Wales; Filip Howard, bangsawan pengiring ratu, bertobat karena menyaksikan keberanian dan kepandaian Edmund Campion di depan pengadilan, ia sendiri kemudian ditangkap dan meringkuk selama 10 tahun di Tower London, sampai akhirnya mati diracun atas perintah ratu yang menginginkan kekayaannya; Roger Wrenno, seorang penenun kain, digantung pada tahun1616 di Lancester, namun tali gantungannya putus sehingga ia terjatuh, ketika sadarkan diri para pendeta mendesaknya supaya murtad saja, tetapi dengan cepat Roger naik tangga lagi dan minta algojo supaya memasang tali yang lebih kuat, ketika ditanya mengapa ia begitu buru-buru, Roger menjawab: “Seandainya anda melihat apa yang baru saya lihat, anda pasti juga terburu-buru”, ia telah melihat cahaya ilahi yang menantikannya. 446 Anna Line, seorang janda, sewaktu dipenggal berseru: “Alangkah baiknya seandainya saya memberikan penginapan kepada seribu orang imam daripada kepada seorang saja!” – Sampai pada masa pemerintahan Charles II, darah dari 78 martir masih disemburkan karena berpegang teguh pada iman dan ajaran Katolik. Baru seusai pembunuhan atas uskup Oliver Plunket dari Irlandia (1681), penganiayaan yang ganas mengendor. Gereja Inggris bangga atas begitu banyak putera-puterinya yang berani melawan dictator raja-raja dan parlemen. Sejumlah 192 martir sudah dinyatakan kudus secara resmi oleh gereja sampai tahun 1965. Pesta bersama: 4 Mei INIGO atau ENEKO OSB († 1057) Biarawan Benediktin ini hidup menurut citacita pembaharuan. Hanya atas desakan raja yang terus menerus ia bersedia menjadi abbas di Ona Spanyol. SANTO PAUS INOSENSIUS XI (1611-1689) Paus yang sangat saleh, hemat dan beramal ini memperbaharui keuskupan Roma. Ia membela Gereja dari rongrongan Raja Louis XI dari Perancis dan mempersatukan raja-raja Kristen menghadapi serangan Turki. Akhirnya serbuan tentara Turki itu dapat dipatahkan di pintu gerbang Vienna (1683). Paus mengecam moral Jesuit yang mengajarkan adanya cukup alasan yang probable (masuk akal) bahwa sesuatu bukan dosa. A: yang tidak salah (L); P: 13 Agustus 447 IRENE († 304) Dibunuh sebagai martir bersama dengan saudarinya Agape dan Ciona di Tessalonika Yunani. A: pencinta damai; P: 3 April IRENE († 653) Suster di Portugal ini begitu cantik, sehingga dua laki-laki kaya ingin menikahionya. Tetapi Irene dengan halus menolak lamaran mereka. Lalu salah seorang pelamar menyebarluaskan suatu fitnah, bahwa Irene suatu malam berbuat mesum. Kabar busuk itu menjalar ke seantero kota dan memancing kemarahan pelamar kedua, sehingga ia menyewa pembunuh bayaran untuk menamatkan riwayat suster itu. Irene ditikam dan mayatnya di buang ke dalam danau. Suster-suster lain terus mencari Irene, tetapi tak menemukannya. Suatu malam seorang nelayan disilaukan oleh sinar ajaib. Berkat sinar itulah mayat Irene diketemukan. P: 20 Oktober SANTO IRENEUS dari LYON (120/140 – 202) Ireneus adalah seorang Yunani yang dilahirkan antara tahun 120-140. Ia beroleh kesempatan istimewa menjadi murid Santo Polikarpus, yang adalah murid St Yohanes Rasul. Suatu ketika Ireneus mengatakan kepada seorang 448 teman, “Aku mendengarkan pengajaran St Polikarpus dengan amat seksama. Aku menuliskan setiap tindakan maupun perkataannya, bukan di atas kertas, melainkan dalam hatiku.” Setelah ditahbiskan menjadi seorang imam, Ireneus diutus ke Lyons di Perancis. Di kota inilah Uskup St Pothinius wafat sebagai martir bersama dengan banyak kudus lainnya. Ireneus tidak wafat sebagai martir pada waktu itu sebab ia diminta oleh rekan-rekan para imam untuk menyampaikan suatu pesan penting dari mereka kepada paus di Roma. Dalam surat itu, mereka menyebut Ireneus sebagai seorang yang penuh semangat iman. Ketika Ireneus kembali untuk menjadi Uskup Lyons, masa penganiayaan telah berakhir. Namun demikian, muncul suatu bahaya lain, yaitu bidaah yang disebut Gnostisisme. Ajaran sesat ini memikat sebagian orang dengan janji-janji untuk mengajarkan misteri-misteri rahasia. Ireneus mempelajari dengan seksama segala hal mengenai ajaran sesat ini dan kemudian dalam lima jilid buku membuktikan betapa keliru ajaran tersebut. Ireneus menulis dengan santun, sebab ia ingin memenangkan sebanyak mungkin orang bagi Yesus. Walau begitu, terkadang kata-katanya keras, seperti kala ia mengatakan, “Begitu orang terpikat oleh Gnostik, ia menjadi besar kepala oleh kesombongan dan merasa diri penting. Ia memiliki kebanggaan seekor ayam jantan yang berkoar-koar.” Buku-buku St Ireneus dibaca banyak orang. Segera saja ajaran sesat itu pun mulai musnah. St Ireneus wafat sekitar tahun 202. Banyak orang percaya bahwa ia wafat sebagai martir. Ireneus dari Lyon (130-202), uskup dan teolog; Lahir di Asia Kecil dan meninggal di Lyon Perancis; A: pencinta damai (Y); P: 28 Juni 449 “Adalah lebih baik serta jauh lebih berguna menjadi seorang yang sederhana dan kurang terpelajar namun akrab dengan Tuhan melalui tindakan belas kasih daripada tampak bijaksana dan cakap namun menghujat sang Tuan-nya.” ~ Santo Ireneus IRMINA († 710) Adik Santa Adela (P: 24 Desember) ini menjadi abbas dalam suatu biara yang didirikan oleh Santo Willibrodus di Trier Jerman. P: 3 Januari IRMGARD (1000-1080) Membagi-bagikan hartanya, mendirikan rumahsakit dan kemudian menjadi pertapa. Ia berjiarah tiga kali ke Roma untuk mendapatkan relikwi. Jenasahnya dimakamkan di katedral Koln Jerman. P: 4 September ISAK (abad ke-18 SM) Adalah anak Nabi Abraham dan ayah Nabi Yakub. Suatu ketika Abraham diutus Tuhan untuk mengurbankan putera satu-satunya ini demi menguji imannya. Tetapi pada saat-saat terakhir Abraham diberitahu malaikat supaya menggantikannya dengan seekor domba, sehingga Isak tidak jadi disembelih (lih. Kitab Kejadian 22, 1-18). Ia menjadi lambing Jesus yang dikurbankan oleh BapaNya di surga demi penebusan kita. Banyak orang Kristen, Yahudi dan Islam memakai nama Isaak, Isak, Iskak atau Shakah itu. 450 A: alasan untuk tertawa (karena ibu yang tua akan menjadi hamil) ISAK AGUNG (347-439) Putera uskup Santo Narses ini menjadi pemimpin (katolikos) Gereja Armenia. Ia menterjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Armenia dengan bantuan sekretarisnya, yaitu Santo Mesrop (P: 25 Nopember). Imannya yang tak tergoyahkan menyebabkan ia diusir oleh raja Persis. Dan ia terpaksa mengurus Gerejanya dari tempat persembunyiannya. P: 9 September SANTO ISAAC JOGUES dan SANTO YOHANES de BREBEUF 451 Lebih dari tiga ratus tahun yang lalu, enam orang imam Yesuit bersama dua orang awam, semuanya berasal dari Perancis, wafat sebagai martir di Amerika Utara. Kedelapan orang kudus ini wafat sebagai martir antara tahun 1642 dan 1649. Mereka adalah sekelompok misionaris yang paling gagah berani. Mereka mengorbankan segala sesuatu yang mereka miliki demi mewartakan Kristus kepada orang-orang pribumi Amerika Utara. Setelah berjuang keras, mereka berhasil mempertobatkan banyak orang dari suku Indian Huron. Tetapi suku Iroquois, musuh bebuyutan suku Huron, membunuh mereka semua. St. Yohanes de Brebeuf menderita tbc. Di Perancis, sakitnya begitu parah hingga ia bahkan tidak dapat mengajar banyak kelas. Namun demikian, ia menjadi seorang rasul yang gagah berani serta mengagumkan. Keberaniannya menakjubkan suku Iroquois yang biadab sementara mereka menyiksanya hingga tewas. St. Isaac Jogues dianiaya dengan hebat oleh suku Mohawk, tetapi dibebaskan oleh orang-orang Belanda. Ia pulang ke Perancis, namun segera kembali ke Amerika Utara. Pastor Jogues ditebas dengan tomahawk (kampak 452 perang orang Indian) oleh Kelompok Beruang dari suku Mohawk. St. Antonius Daniel baru saja selesai mempersembahkan Misa bagi umatnya dari suku Huron, ketika suku Iroquois menyerang desa mereka. Orang-orang Indian Kristen memohon kepadanya agar ia berusaha melarikan diri. Tetapi Pastor Daniel tetap tinggal. Ia ingin membaptis semua orang yang menangis serta memohon dengan sangat kepadanya agar diberi Sakramen Baptis sebelum mereka semua dibunuh. Suku Iroquois membakarnya hingga tewas dalam kapelnya yang kecil. St. Gabriel Lallemont disiksa hingga tewas bersama dengan St. Yohanes de Brebeuf. St. Charles Garnier tertembus peluru suku Iroquois dalam suatu serangan mendadak, tetapi ia masih mencoba merangkak untuk menyelamatkan seorang yang sedang sekarat. Ia sendiri kemudian terbunuh oleh tebasan kampak. St. Noel Chabenel harus mengalami berbagai kesulitan, tetapi ia telah bertekad untuk tetap tinggal di Amerika Utara. Ia dibunuh oleh seorang pengkhianat Huron. Kedua orang pembantu awam, Rene Goupil dan John Lalande, keduanya tewas oleh tebasan tomahawk. Jadi, dengan cara demikianlah para pahlawan Kristus tersebut menyerahkan nyawanya bagi pertobatan orang-orang pribumi Amerika Utara. Setelah kematian mereka, para misionaris yang datang kemudian, dapat mempertobatkan hampir semua suku di mana para martir berkarya. Pahlawanpahlawan yang gagah berani ini, yang sering disebut sebagai para martir Amerika Utara, dinyatakan kudus oleh Paus Pius XI pada tahun 1931. ISABELA (1271-1336) 453 Adalah kemenakan Santa Elisabet dari hungaria. Pada umur 12 tahun ia dikawinkan dengan Raja Denis dari Portugal. Tingkah lakunya menyenangkan, dan sangat saleh. Ia membantu suaminya membangun rumah sakit, rumah penampungan wanita terlantar dan panti asuhan. Setiap pagi Isabela menghadiri Misa Suci. Ia berdoa dan bermatiraga. Denis adalah raja yang kuat dan pandai, namun sebagai suami ia tidaklah setia dan sering melalaikan isterinya. Itulah sebabnya Isabela banyak menderita. Tetapi ia tetap sabar dan penuh pengabdian. Suatu ketika Alfonso, putera mahkota, memberontak terhadap ayahnya. Isabela berusaha keras mendamaikan keduanya. Tetapi Raja Denis salah terima, ia mencurigai permaisurinya dan mengurungnya selama beberapa waktu. Isabela selalu berupaya merukunkan keluarganya bila terjadi percekcokan di antara kerabat raja. Pada usia 54 tahun Isabela sudah menjanda. Kemudian ia menarik diri untuk hidup di Koimbra, dekat biara Klaris yang didirikannya. Ia mengabdikan sisa hidupnya bagi Tuhan dan sesame manusia yang miskin. Tetapi pada tahun 1336 ia mendengar, bahwa puteranya Alfonso IV, Raja Portugal, berselisih dengan Alfonso XI dari Kastilia. Masing-masing sudah menyiapkan pasukan untuk bertempur. Isabela yang telah berusia 65 tahun bergegas menyusul puteranya ke medan pertempuran. Ia berhasil menhindarkan pertumpahan darah dan mendamaikan kedua raja itu. Tetapi usaha ini terlampau melemahkan kesehatannya. Ia jatuh sakit dan meninggal sebelum sempat kembali ke tempat kediamannya. Isabela atau Elisabet dari Portugal (12711336), ratu; B: Bella; P: 4 Juli 454 SANTO ISIDORUS (556-636) Santo Isidorus dilahirkan pada tahun 556. Dua orang kakaknya, Leander dan Fulgentius, adalah uskup dan santo juga. Saudari mereka, Florentina, seorang biarawati dan santa juga. Keluarga Isidorus kemungkinan berasal dari Romawi. Kelak Isidorus ditahbiskan sebagai uskup kota Seville, Spanyol. Dari sanalah ia memberikan pengaruh besar terhadap Gereja pada jamannya. Isidorus menjadi Uskup Seville selama tiga puluh tujuh tahun. Selama masa itu, ia melanjutkan karya uskup sebelumnya, yaitu Santo Leander, kakaknya. Kedua kakak-beradik ini mempertobatkan penganut bidaah Visigoth dan membawa mereka ke pangkuan Gereja Katolik. Pada masa kecilnya, Isidorus memperoleh pendidikan yang amat baik. Kakakkakaknya bertanggung jawab atas pendidikannya. Ia dibimbing oleh Leander. Isidorus kecil menganggap Leander sebagai orang yang paling kejam di seluruh dunia. Leander terus-menerus menyuruhnya belajar! Tetapi, di kemudian hari Isidorus menyadari bahwa Leander sungguh seorang sahabat yang mengagumkan. Ia mengajarkan kepada Isidorus bahwa kita akan dapat melakukan begitu banyak hal bagi Gereja Yesus apabila kita belajar dengan tekun. 455 Isidorus hidup jauh sebelum Konsili Trente, di mana baru mulai dibuka seminari-seminari untuk pendidikan imam. Tetapi, Isidorus yakin bahwa di setiap keuskupan haruslah ada sebuah seminari dan sebuah sekolah Katolik sebagai sarana pendidikan lanjutan. Kedua impiannya tersebut kelak terwujud dengan dibukanya perguruan tinggi-perguruan tinggi Katolik dan juga seminari-seminari. Santo Isidorus adalah juga seorang organisator ulung. Ia diminta untuk memimpin dua pertemuan Gereja yang penting yang disebut Sinode. Yang pertama di Seville, Spanyol pada tahun 619 dan sesudahnya di Toledo, Spanyol pada tahun 633. Sinode-sinode tersebut semakin mempererat persekutuan Gereja. St. Isidorus menulis banyak buku. Ia menulis tentang sejarah Goths. Ia menulis tentang pahlawan-pahlawan Kitab Suci. Ia bahkan juga menyusun sebuah kamus. Uskup Isidorus selalu terbuka bagi umatnya. Kaum miskin di Seville tahu ke mana mereka harus pergi mohon bantuan. Selalu ada antrian panjang sepanjang hari, setiap hari, di tempat kediaman uskup. Isidorus berdoa dan bermatiraga. Ia sungguh seorang yang kudus dan uskup yang amat dicintai. Ia wafat pada tahun 636. Santo Isidorus digelari Pujangga Gereja oleh Paus Inosensius XIII pada tahun 1722. Isidorus (560-636), uskup dan pujangga Gereja, adik dari S. Leander, S. Fulgentius dan S. Florentina (P: 20 Juni). Lahir di Kartagena dan meninggal di Sevilla; B: Dores, Isidor (♂); Dori dan Dora (♀); P: 4 April SANTO ISIDORUS si PETANI (1070- 15 Mei 1130) 456 Orang kudus ini dilahirkan pada tahun 1070 di Madrid, Spanyol. Kedua orangtuanya amat saleh. Mereka memberi nama putera mereka: Isidorus, sesuai nama Uskup Agung Seville, Spanyol. Orangtua Isidorus ingin memberikan pendidikan terbaik bagi putera mereka, tetapi mereka tidak mampu. Mereka hanyalah petani penggarap. Putera mereka kelak juga akan melewatkan masa hidupnya dengan mata pencaharian yang sama. Isidorus bekerja untuk Yohanes de Vargas, seorang tuan tanah yang kaya di Madrid. Ia bekerja untuk Tuan de Vargas sepanjang hidupnya. Isidorus menikah dengan seorang gadis yang baik dari keluarga yang miskin seperti keluarganya. Keduanya saling mengasihi. Mereka mempunyai seorang putera yang meninggal pada waktu masih bayi. Isidorus dan isterinya mempersembahkan kepada Yesus segala kepedihan dan duka mereka oleh karena kepergian putera mereka. Mereka percaya bahwa putera mereka telah berbahagia bersama Tuhan untuk selamanya. Setiap hari, St. Isidorus memulai harinya dengan merayakan Misa. Kemudian, barulah ia pergi bekerja. Ia selalu bekerja giat, meski terkadang ia merasa kurang bersemangat. Ia membajak, dan menanam, serta berdoa. Ia berseru kepada Bunda Maria, para kudus dan juga malaikat pelindungnya. Mereka membantunya menjadikan hari-harinya yang biasa menjadi hari-hari yang istimewa, penuh 457 sukacita. Dunia iman menjadi amat nyata bagi St. Isidorus, sama nyatanya dengan pertanian Tuan de Vargas. Apabila ia memperoleh hari libur, Isidorus berusaha melewatkan lebih banyak waktu untuk bersembah sujud kepada Yesus di gereja. Kadangkadang, pada hari-hari libur, Isidorus bersama isterinya pergi mengunjungi beberapa paroki sekitar dalam suatu ziarah doa satu hari. Suatu ketika, gereja paroki mengadakan pesta. Isidorus datang lebih awal dan masuk dalam gereja untuk berdoa. Ia datang terlambat ke balai paroki. Tetapi, ia tidak sendirian. Ia mengajak serta sekelompok pengemis juga. Umat menjadi kecewa. Bagaimana jika makanan yang tersedia tidak cukup untuk semua pengemis itu? Tetapi, semakin banyak mereka mengisi piring-piring mereka, semakin banyak makanan tersedia bagi semua yang hadir. Dengan lembut St. Isidorus berkata, “Akan senantiasa tersedia cukup makanan bagi orangorang miskin milik Yesus.” Cerita-cerita tentang keajaiban yang terjadi lewat petani kudus ini mulai tersiar. Isidorus sama sekali bukan seorang yang mementingkan diri sendiri. Ia seorang yang lemah lembut dan penuh belas kasih. Isidorus adalah salah seorang santo dari Spanyol yang paling populer. Ia wafat pada tanggal 15 Mei 1130. Pada bulan Maret 1622, Paus Gregorius XV mengumumkan kanonisasi atas lima orang kudus yang besar. Mereka adalah Santo Ignatius dari Loyola, Santo Fransiskus Xaverius, Santa Theresia dari Avila, Santo Filipus Neri dan Santo Isidorus si Petani. P: 15 Mei IVO (1040-1116) 458 Menjadi ahli hukum Gereja dan uskup Chartres Perancis. Ia tidak mengakui sah isteri kedua Raja Philip I yang tingkah lakunya dinilai sebagai perzinahan. Akibatnya ia dipenjarakan, dan hanya berkat usaha paus, Ivo dibebaskan. P: 20 Mei IVO / YVES (1253-1303) Imam paroki dan ahli hukum ini hidup menyendiri berdasarkan aturan hidup yang keras. Ia membela orang miskin dan yang tertindas dengan tabah dan berani di depan pengadilan. Ivo dihormati sebagai santo pelindung ahli hukum yang membela keadilan. P: 19 Mei 459 J BEATO JAMES DUCKETT († 1602) James Duckett adalah seorang Inggris yang hidup dalam masa pemerintahan Ratu Elizabeth I. Pemuda James magang pada sebuah percetakan di London. Karena pekerjaannya inilah ia mengenal sebuah buku berjudul Pondasi Kokoh Agama Katolik. Ia mempelajarinya dengan seksama dan yakin bahwa Gereja Katolik adalah Gereja yang benar. Pada masa itu, di Inggris umat Katolik 460 mengalami penganiayaan. James memutuskan bahwa bagaimanapun ia tetap ingin menjadi seorang Katolik dan siap menanggung segala konsekuensinya. Pemimpin ibadah di gerejanya yang terdahulu datang mencarinya sebab James adalah seorang yang tekun ke gereja. Tetapi James tidak mau kembali. Dua kali untuk masa yang singkat ia dijebloskan ke dalam penjara karena ketegaran hatinya itu. Dua kali majikannya menengahi dan membebaskannya. Tetapi kemudian sang majikan meminta James untuk mencari pekerjan di tempat lain. James Duckett tahu bahwa ia tidak akan kembali. Ia mencari dan akhirnya menemukan seorang imam Katolik yang menyamar di penjara Gatehouse. Sang imam tua, “Mr. Weekes,” membimbingnya dalam iman. Duckett diterima dalam pangkuan Gereja Katolik. Ia menikah dengan seorang janda Katolik dan putera mereka kelak menjadi seorang biarawan Carthusian. Putranya inilah yang banyak mencatat apa yang kemudian kita ketahui mengenai ayahnya. Beato Duckett tidak pernah lupa bahwa sebuah bukulah yang menghantarnya ke jalan Gereja. Sebab itu ia menganggap sebagai tanggung jawabnya untuk menyediakan buku-buku Katolik bagi orang banyak. Ia tahu bahwa buku-buku ini akan menyemangati dan mengajar mereka. “Pekerjaannya” ini sungguh berbahaya hingga ia melewatkan sembilan tahun dari duabelas tahun hidup perkawinannya dalam penjara. Akhirnya ia dihadapkan ke pengadilan dan dijatuhi hukuman mati atas kesaksian satu orang, Peter Bullock, seorang penjilid buku. Peter memberi kesaksian bahwa ia mengerjakan penjilidan bukubuku Katolik untuk Beato Duckett, “seorang penghujat besar”. Peter Bullock berbalik menjadi 461 seorang pengkhianat sebab ia dijebloskan ke dalam penjara karena masalah-masalah lain; dengan kesaksiannya ia berharap dapat dibebaskan dari penjara. Keduanya dijatuhi hukuman mati pada hari yang sama. Di tiang gantungan di Tyburn, Beato Duckett meyakinkan Bullock bahwa ia telah mengampuninya. Sementara mereka berdua menyongsong maut, Duckett terus menyemangati rekannya untuk menerima iman Katolik. Lalu tali-tali dikalungkan pada leher mereka. Beato Duckett wafat sebagai martir pada tahun 1602. P: 19 April SANTA JANE VALOUIS (1464-1505) St. Jane adalah puteri Raja Louis XI dari Perancis. Ia dilahirkan pada tahun 1464. Karena raja menginginkan seorang putera, ia amat kecewa ketika Jane yang lahir. Raja bahkan tidak menghendaki puteri kecilnya itu tinggal di istana karena Jane dilahirkan cacat. Ketika puteri raja baru berusia lima tahun, ia dikirim untuk tinggal bersama orang lain. Meskipun ia diperlakukan demikian oleh ayah kandungnya, Jane adalah seorang puteri yang baik hati serta lemah lembut kepada semua orang. Ia yakin betul bahwa Yesus dan Bunda Maria mengasihinya. Jane juga yakin bahwa Tuhan akan 462 mempergunakannya sebagai alat-Nya untuk melakukan kebajikan demi nama-Nya. Dan memang betul demikian. Ketika Jane tumbuh dewasa, ia memutuskan untuk tidak menikah. Ia telah mempersembahkan dirinya kepada Yesus dan Bunda Maria. Tetapi ayahnya tidak menghiraukan pilihan hidupnya. Ayahnya memaksa Jane untuk menikah dengan Pangeran Orleans. Jane menjadi seorang isteri yang baik selama duapuluh dua tahun. Namun demikian, sesudah suaminya menjadi raja, suaminya itu mengirim Jane untuk tinggal seorang diri di sebuah kota yang jauh. Hal tersebut tidak menjadikan ratu bersedih dan marah. Malahan, ia bersorak: “Terpujilah Tuhan! Ia telah mengijinkan hal ini terjadi agar aku dapat melayani-Nya lebih baik daripada yang telah kulakukan selama ini.” Jane menghabiskan waktunya dalam doa. Ia melakukan matiraga dan melaksanakan tindakan belas kasihan. Ia memberikan seluruh uangnya kepada kaum miskin. Ia bahkan juga membentuk suatu ordo para biarawati yang disebut Sustersuster dari Kabar Sukacita Santa Perawan Maria. Jane menghabiskan sisa hidupnya dengan penuh sukacita dalam Yesus dan Bunda-Nya. Ia wafat pada tahun 1505. St. Jane dinyatakan kudus oleh Paus Pius XII pada tahun 1950. JEAN GABRIEL DUFRESSE (1750-1815) Walaupun sudah dibuang dari Tiongkok, namun ia diam-diam kembali. Kemudian ia menjadi uskup dan berhasil memimpin misi Szechuan sampai ketahuan dan dipenggal P: 14 September 463 JEAN GABRIEL PERBOYRE (1802-1840) Ketika mendengar bahwa kakaknya yang bekerja sebagai misionaris di Tiongkok meninggal, Gabriel melamar untuk menggantikannya. Sesudah berkarya selama 4 tahun di propinsi Honan, ia disiksa dan mati dicekik di kayu salib. P: 11 September SANTA JEANNE D’ARC(16 Januari 1412-30 Mei 1431) Santa Jeanne d'Arc adalah pelindung kaum remaja, terutama remaja yang sedang menghadapi masalah dan saat-saat sulit. Teladan keberaniannya 464 memberi semangat bagi kita untuk berjuang terus pantang mundur. Jeanne d'Arc dilahirkan pada tanggal 16 Januari 1412 di Domrenmy, Perancis. Ayahnya bernama Jacques d'Arc dan ibunya Isabelle Romee. Jeanne seorang anak gembala yang lembut dan baik hati. Seperti anak-anak perempuan lainnya pada masa itu, Jeanne tidak bersekolah dan tidak dapat membaca dan menulis. Suatu hari saat usianya 13 tahun, ia sedang menggembalakan domba-dombanya ketika Malaikat Agung Santo Mikael -santo pelindung Perancis- berkata kepada Jeanne, “Puteri Tuhan, selamatkanlah Perancis!” Tiga tahun lamanya ia mendengar suara-suara yang memanggilnya untuk segera bertindak. Pada waktu itu terjadilah peperangan antara Perancis dan Inggris yang kemudian dikenal sebagai Perang Seratus Tahun. Inggris telah berhasil menguasai sebagian besar wilayah Perancis dan 465 Perancis berada dalam posisi yang amat lemah. Malaikat Agung St. Mikael ditemani oleh St. Katarina dari Aleksandria, juga St. Margareta dari Antiokhia memintanya untuk menemui raja Perancis yang saat itu sedang bersembunyi dan membantu raja untuk mendapatkan kembali tahtanya. "Seorang gadis kecil berusia 16 tahun hendak menyelamatkan Perancis?" Banyak orang menganggapnya tolol dan menertawakannya, tetapi Jeanne pergi juga menghadap Raja Charles VII. Ia berhasil mengenali raja yang menyamar sebagai prajurit sehingga raja percaya bahwa ia diutus oleh Tuhan. Pada mulanya, pasukannya tidak mau taat pada perintah Jeanne. Mereka menyebutnya 'Jeanne la pucelle' artinya Jeanne si bocah cilik. Namun akhirnya mereka menyerah juga pada Jeanne. Ia memimpin pasukannya ke kota Orleans yang hampir dikuasai oleh Inggris. Dalam pakaian perang baja yang berkilau, pahlawan muda ini mengendarai kudanya. Panji-panjinya, yang berwana putih berhiaskan salib dengan tulisan YESUS dan MARIA, berkibar-kibar diterpa angin. Meskipun sebuah panah menancap di pundaknya ketika peperangan berlangsung, ia tetap dengan bersemangat memimpin pasukannya. Pada akhirnya pasukan Perancis berhasil meraih kemenangan. Perintah-perintah perangnya sangat cemerlang sehingga pasukannya selalu menang perang dan pada bulan Juli 1429 berhasil menghantarkan Raja Charles VII menduduki tahta kerajaan. Pada saat itulah suara Malaikat Mikael mengatakan bahwa misinya telah usai. Namun raja serta para jenderal memaksa Jeanne agar tetap memegang kendali militer. Dalam suatu peperangan Jeanne dikhianati dan ditangkap oleh kaum Bourgondie lalu dijual ke pihak Inggris seharga 466 10,000 Franc. Ia ditawan di menara Earl of Warwick selama 9 bulan. Raja Perancis hanya melakukan sedikit saja usaha untuk membebaskan Jeanne. Inggris mendakwanya berbohong mengenai suarasuara yang didengarnya dan ia diadili secara tidak adil dengan tuduhan melakukan praktek sihir dan takhayul. Jeanne dinyatakan bersalah. Pada tanggal 30 Mei 1431 Jeanne dijatuhi hukuman mati: dibakar hidup-hidup di tengah pasar kota Rouen. Jeanne menyerukan nama "Yesus", lalu menghembuskan napasnya yang terakhir. Duapuluh lima tahun setelah kematiannya, diadakan pengadilan ulang atas kasusnya dan Jeanne dinyatakan tidak bersalah. Empat ratus delapan puluh sembilan tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 16 Mei 1920, Jeanne dinyatakan sebagai santa oleh Paus Benediktus XV. Ia dinyatakan santa bukan karena patriotisme atau keberaniannya berperang, melainkan karena kesalehan hidup dan kesetiaannya dalam melakukan kehendak Tuhan, betapapun sulit, bahkan nyaris mustahil. St. Jeanne d'Arc diberi gelar Santa Pelindung Perancis. Pestanya dirayakan tanggal 30 Mei. Jeanne d’Arc (1412-1431), gadis dan pimpinan tentara; lahir di Domremi dan dibakar hiduphidup di Rouen. Ia dihormati sebagai pelindung Perancis. B: Joan, Jean, Jeanette, Yoana; L: seorang gadis dalam pakaian tentara abad pertengahan duduk di atas kuda dengan bendera dalam tangannya; P: 30 Mei JEANNE FRANCOISE de CHANTAL (15721641) Ibu dari empat anak dan janda kaya ini kemudian menjadi biarawati dan pendiri 81 biara 467 Serikat Visitasi (Suster-suster Salesian). Ketika mengalami kebingungan dia dituntun oleh Santo Fransiskus de Sales. Jeanne yang diuji oleh godaan dan penderitaan rohani itu dianugerahkan rahmat mistis yang luar biasa. P: 12 Desember JOANITO de SAO JOAO (1556-1570) Keponakan dan pembantu Kapitan kapal ‘Santiago’ yang baru berumur 13 tahun itu dibunuh oleh pembajak Kalvinis dalam suatu pelayaran dari Lisbon ke Brasilia. Sebab, Joanito yang mengambil jubah seorang novis SJ yang terbunuh lebih dulu itu mengakui Jesuit pula. Namun sebenarnya Santo Ignasius Azevedo berjanji baru akan menerimanya dalam Serikat Jesuit bila sampai di Brasilia. P: 19 Januari BEATA JOAN dari TOULOUSE Pada tahun 1240, beberapa biarawan Karmelit dari Palestina mendirikan sebuah biara di Toulouse, Perancis. Imam Karmelit yang termasyhur, St. Simon Stock, singgah di Toulouse duapuluh lima tahun kemudian. Seorang wanita saleh mohon bertemu dengannya. Wanita tersebut memperkenalkan diri hanya sebagai Joan. Dengan sungguh-sungguh ia bertanya kepada imam, 468 “Bolehkah saya bergabung dengan Ordo Karmelit sebagai awam?” St. Simon Stock adalah pemimpin ordo. Ia mempunyai wewenang untuk mengabulkan permohonan Joan. Ia mengatakan “ya”. Joan menjadi anggota ordo ketiga (awam) yang pertama. Ia menerima jubah Ordo Karmelit. Di hadapan St. Simon Stock, Joan mengucapkan prasetia kemurnian kekal. Joan melanjutkan kehidupannya yang tenang serta bersahaja di rumahnya sendiri. Ia berusaha sekuat tenaga untuk senantiasa mentaati regula (=peraturan-peraturan biara) Karmelit sepanjang hidupnya. Setiap hari Joan ikut ambil bagian dalam Misa dan ibadat-ibadat di gereja Karmel. Sesudah itu, ia mengisi harinya dengan mengunjungi mereka yang miskin, yang sakit serta yang kesepian. Ia melatih para putera altar. Ia memberikan pertolongan kepada mereka yang jompo serta yang tak berdaya dengan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang diperlukan. Joan berdoa bersama mereka serta membangkitkan semangat banyak orang dengan percakapannya yang riang gembira. Beata Joan menyimpan gambar Yesus tersalib dalam sakunya. Itulah “buku”-nya. Sewaktuwaktu ia akan mengeluarkan gambar tersebut dari sakunya serta memandanginya. Matanya bersinarsinar. Orang mengatakan bahwa Joan membaca suatu pelajaran baru yang mengagumkan setiap kali ia memandangi gambarnya. SANTA JOAN DELANOE (1666-17 Agustus 1736) Joan Delanoue dilahirkan pada tahun 1666 sebagai yang bungsu dari dua belas bersaudara. Keluarganya memiliki suatu usaha kecil yang 469 berhasil. Ketika ibunya yang janda meninggal dunia, ibunya mewariskan tokonya kepada Joan. Joan bukan seorang gadis yang jahat, tetapi yang ia pikirkan hanyalah bagaimana mengumpulkan uang sebanyak mungkin. Ia melakukan banyak dosa kecil untuk itu. Dulu, ia seorang gadis yang saleh, tetapi sekarang hanya tersisa sedikit saja cinta kasih dalam hatinya. Ibunya seorang yang murah hati kepada para pengemis. Sebaliknya, Joan, membeli makanan hanya pada saat menjelang makan malam. Dengan demikian ia dapat mengatakan kepada para pengemis yang mohon belas kasihannya: “Maaf, saya tidak punya apa-apa untukmu.” Joan tidak bahagia dengan cara hidupnya itu. Ketika usianya dua puluh tujuh tahun, seorang imam yang baik dengan penuh kasih membantunya untuk hidup sesuai dengan imannya. Akhirnya, Joan menyadari bahwa “usaha-nya” adalah untuk mengamalkan uangnya, bukan menumpuknya bagi diri sendiri. Joan mulai memberikan perhatian kepada keluarga-keluarga yang miskin dan juga anak-anak yatim piatu. Di kemudian hari, ia malahan menutup tokonya sama sekali agar dapat mempergunakan seluruh waktunya bagi mereka. Orang menyebut rumahnya yang penuh dengan anak-anak yatim piatu sebagai “Rumah Penyelenggaraan Ilahi”. Ia mempengaruhi para wanita muda lainnya untuk membantu. Mereka membentuk kelompok Suster-suster St. Anna dari Penyelenggaraan Ilahi di Saumur, Perancis, kota tempat tinggal Joan. 470 Joan hidup dengan mati raga yang keras. Ia juga melakukan tapa silih yang berat. St. Grignon de Montfort bertemu dengan Joan. Pada mulanya ia menyangka bahwa kesombongan hati yang menyebabkan Joan bersikap keras terhadap dirinya sendiri. Tetapi kemudian, St. Montfort segera menyadari bahwa hati Joan sungguh penuh dengan cinta kasih kepada Tuhan. St. Montfort menasehatinya: “Teruskanlah apa yang telah engkau mulai. Roh Tuhan ada padamu. Ikuti suara-Nya dan jangan lagi khawatir.” Joan wafat dalam damai pada tanggal 17 Agustus 1736. Usianya tujuh puluh tahun. Penduduk Saumur mengatakan, “Pemilik toko kecil itu melakukan jauh lebih banyak bagi kaum miskin papa di Saumur daripada seluruh dewan kota. Sungguh seorang wanita yang luar biasa! Dan sungguh seorang yang kudus!” Joan dinyatakan sebagai 'beata' oleh Paus Pius XII pada tahun 1947, tahun yang sama St. Grignon de Montfort dinyatakan kudus. Pada tahun 1982, B. Joan Delanoue dinyatakan kudus oleh Paus Yohanes Paulus II. JOAO BAUTISTA de la FORTALEZZA OP (1621) Pastor di Paga kelahiran Malaka ini bersama Pater Semao de Madre Dias OP asal Vietnam – pastor di Sika (Flores) – berangkat mengunjungi pembesar mereka di Larantuka. Karena terhanyut 471 oleh angin ribut, mereka terdampar di Lamalera di pulau Lembata. Orang-orang Lamakera yang beragama Islam menuntut supaya mereka diserahkan, tetapi ditolak oleh orang-orang Lamalera yang beragama Kristen. Kemudian orang-orang Lamakera dengan tipu muslihat menangkap 90 penduduk kampong Lamalera sebagai sandera. Dengan rela dua imam itu menyerahkan diri untuk membebaskan orangorang kampung. Dua pater ini akhirnya dibunuh dengan kejam di hadapan orang-orang Belanda Tomas Dayman dan Jan d’Omay yang kemudian bertobat menjadi Katolik. Penghormatan kepada kedua martir ini dijinkan oleh Roma. (Orang-orang Kudus di Indonesia) JOAO TRAVASSO OP († 1590) Pastor paroki Waibalun (NTT) ini dibunuh oleh orang-orang Islam dan gerejanya dibakar. (Salah satu dari Orang-orang Kudus di Indonesia) JOHN FISHER (1469-1535) Adalah rector universitas Cambridge dan uskup Rochester. Ia dikenal pula sebagai pengkotbah yang rajin, ahli teologi dan satra kuno serta teman kaum miskin. Fisher adalah satusatunya uskup yang tidak mengakui sah perceraian Raja Henry VIII, sehingga ia dipecat dan dipenjarakan. Kata John Fisher: “Saya tidak mengadili uskup-uskup lain, dan semoga hati nurani mereka menyelamatkan mereka. Tetapi hati nurani saya harus menyelamatkan saya.” Ketika mendekam dalam penjara Tower di London, ia diangkat menjadi 472 Kardinal. Hal ini membuat raja semakin marah dan kemudian menyuruh Fisher supaya dibunuh, karena tidak mengakui raja sebagai kepala gereja di Inggris. Santo Thomas Moore menulis: “Dalam seluruh kerajaan, tiada seorang pun yang sepandai, seterpelajar dan sebijak uskup Fisher.” P: 22Juni JOHN OGILVIE SJ (1615) Bangsawan Skotlandia yang masih muda ini bertobat menjadi Katolik di Belgia. Setelah ditahbiskan imam, ia berkarya di Austria, Perancis dan Skotlandia, tempat ia mentobatkan banyak orang. Akhirnya ia dikhianati dan dihukum gantung. P: 19 Januari JOHN STOREY (1510-1571) Anggota parlemen Inggris ini tidak mengakui Ratu Elisabet I sebagai kepala gereja. Akibatnya, ia dipenjarakan, namun sempat lolos dan melarikan diri ke Belgia. Dengan tipu muslihat ia dibawa kembali ke Inggris dan digantung di London. P: 1 Juni JOHN OEGMUNDSON (1052-1121) Adalah uskup misionaris di Islandia. Ia mendirikan katedral, sekolah dan biara yang besar. P: 23 Agustus SANTO JONAS († 327) Raja Sapor dari Persia berkuasa pada abad keempat. Ia membenci umat Kristiani dan 473 menganiaya mereka dengan keji. Ia menghancurkan gereja-gereja dan biara-biara. Dua orang bersaudara bernama Jonas dan Barachisius mendengar kabar mengenai penganiayaan ini dan bahwa banyak umat Kristiani dijatuhi hukuman mati. Keduanya memutuskan untuk pergi menolong dan menyemangati mereka untuk tetap setia pada Kristus. Jonas dan Barachisius sadar benar bahwa mereka, juga, dapat tertangkap. Namun hal itu tak menghalangi mereka. Hati mereka terlalu dipenuhi kasih bagi sesama sehingga nyaris tak ada ruang untuk memikirkan diri sendiri. Akhirnya, kedua bersaudara itu pun tertangkap dan dijebloskan ke dalam penjara. Kepada mereka dikatakan bahwa jika mereka tidak menyembah matahari, bulan, api dan air, mereka akan dianiaya dan dijatuhi hukuman mati. Tetntu saja, mereka menolak menyembah suatupun atau siapapun terkecuali Allah yang benar dan esa. Mereka harus banyak menderita, tetapi mereka berdoa. Mereka terus memikirkan bagaimana Tuhan kita telah menderita sengsara bagi mereka. Kedua bersaudara itu menanggung siksa aniaya yang ngeri, namun tak hendak menyangkal iman. Pada akhirnya, mereka dijatuhi hukuman mati dan dengan sukacita menyerahkan nyawa bagi Yesus. Jonas dan Barachisius wafat sebagai martir pada tahun 327. JOSEF-MARIA RICCA (1719) Pater Teatin kebangsaan Italia ini berkarya di India, Madagaskar, Eropa dan pedalaman Sumatera (sekitar Bengkulu) selama pendudukan Inggris. Pada hari Jumat Suci sewaktu diadakan upacara penghormatan Salib Suci, orang-orang Melayu pesisir menyerbu gereja yang terletak di luar 474 benteng dan dengan kejam membunuh seluruh umat: laki-laki, perempuan dan anak-anak. (Salah satu dari Orang-orang Kudus di Indonesia) SANTO JOVITA dan SANTO FAUSTINUS Santo Faustinus dan Santa Jovita adalah dua bersaudara yang tinggal di Brescia, Italia. Mereka termasuk di kalangan para martir awal Kristen. Kedua pemuda ini banyak menderita dalam masa penganiayaan Kaisar Hadrian pada abad kedua. Sejak masih belia, Faustinus dan Jovita telah dikenal karena cintanya yang besar kepada agama yang mereka peluk. Mereka juga mengamalkan karya-karya belas kasih Kristiani. Kedua bersaudara ini saling tolong-menolong dalam berbuat baik kepada mereka semua yang membutuhkan. Uskup Brescia menahbiskan keduanya menjadi imam. Demikianlah, mereka mulai berkhotbah ke manamana, baik kepada mereka yang kaya maupun yang miskin. Mereka tak menghindarkan diri dari kurban yang diperlukan untuk membawa banyak orang 475 kepada Tuhan. Karena waktu itu adalah masa penganiayaan, orang mudah merasa takut. Tetapi, Faustinus dan Jovita tak menyerah pada rasa takut menghadapi para prajurit meski para prajurit ini tanpa belas kasihan membantai banyak umat Kristiani. Ketika kaisar mendengar bahwa Faustinus dan Jovita berani berkhotbah secara terbuka, ia menjebloskan mereka ke dalam penjara dan menyiksa mereka. Kaisar berpikiran bahwa siksa aniaya akan dapat membungkam mereka. Tetapi, tak peduli betapa berat penderitaan yang harus ditanggung kedua imam itu, mereka tak hendak berjanji untuk berhenti berkhotbah tentang Yesus. Mereka senantiasa dalam sikap doa bahkan dalam penjara yang gelap ngeri. Sesungguhnya, mereka secara suka hati mempersembahkan penderitaan mereka kepada Tuhan. Faustinus dan Jovita saling menyemangati satu sama lain untuk tetap gagah berani bahkan jika mereka, juga, harus mati sebagai martir demi Yesus. Kedua bersaudara itu tetap setia pada iman dan kasih kepada Yesus hingga keduanya wafat dimartir. Tanggal tepatnya kematian mereka tidak dicatat. Meski begitu, kesaksian mereka yang gagah berani merupakan kenangan suci sekaligus tantangan bagi kita semua untuk hidup seturut teladan mereka. SANTO JUAN DIEGO Juan Diego menjadi terkenal karena Bunda Allah menampakkan diri kepadanya. Kepada Juan Diego-lah pertama kali Bunda Maria 476 memperkenalkan dirinya kepada dunia sebagai Bunda dari Guadalupe. Juan hidup pada abad keenambelas ketika Mexico dikenal sebagai Lembah Anahuac. Ia berasal dari suku Chichimeca. Mereka memanggil Juan dengan sebutan Elang Berbicara. Nama baptisnya adalah Juan Diego. Sesudah misi utama Juan selesai, dikatakan bahwa ia menjadi seorang pertapa. Ia melewatkan seluruh sisa hidupnya dengan berdoa dan bermatiraga. Gubugnya yang kecil terletak dekat kapel pertama yang dibangun di Bukit Tepeyac. Juan amat dikagumi. Para orangtua mendambakan agar anak-anak mereka kelak menjadi seperti Juan Diego. Juan merawat kapel dan menemui para peziarah yang mulai berdatangan ke sana untuk menghormati Bunda Maria dari Guadalupe. Ia akan menunjukkan kepada mereka tilma atau jubah yang menakjubkan dimana terlukis gambar Bunda Maria yang amat indah. Paus Yohanes Paulus II menyatakan Juan Diego sebagai “beato” pada tanggal 14 Mei 1990. Paus secara pribadi mengunjungi gereja Bunda Maria dari Guadalupe yang agung dan indah. Ia berdoa di sana bagi segenap rakyat Meksiko. Ia berdoa teristimewa bagi mereka yang wafat selama masa penganiayaan Gereja yang dahsyat yang terjadi pada awal abad. Ia juga berdoa bagi segenap peziarah yang datang mengunjungi gereja yang indah tersebut dengan iman yang begitu besar kepada Bunda Allah. SANTO JULIANUS & SANTA BASILISSA Santo Julianus dan Santa Basilissa adalah pasangan suami isteri. Mereka hidup pada awal abad 477 keempat. Cinta akan iman mendorong mereka melakukan sesuatu yang gagah berani: mereka mengubah rumah mereka menjadi sebuah rumah sakit. Dengan demikian, mereka dapat merawat mereka yang sakit dan miskin yang membutuhkan pertolongan mereka. Santo Julianus merawat pasien pria, sementara Santa Basilissa merawat pasien wanita. Pasangan tersebut menemukan Yesus dalam diri orang-orang yang mereka layani. Mereka melakukan apa yang mereka lakukan itu karena cinta, bukan karena uang ataupun maksud-maksud tertentu. Kita tidak tahu banyak mengenai kehidupan pasangan tersebut. Namun demikian kita tahu, bahwa St. Basilissa wafat setelah mengalami penganiayaan dahsyat karena imannya. Julianus hidup lebih lama. Ia melanjutkan karya pelayanan kasihnya terhadap mereka yang sakit setelah kematian isterinya. Kelak, Julianus juga wafat sebagai martir. Basilissa dan Julianus melewatkan seluruh hidup mereka dengan menolong sesama dan melayani Tuhan. Mereka menanam benih iman dengan hidup kudus. Mereka menyirami iman itu dan membuatnya tumbuh subur dengan darah mereka yang dicurahkan bagi Yesus yang tersalib. Perayaan memperingati Santo Julianus dan Santa Basilissa adalah setiap tanggal 9 Januari. 478 BEATO JUNIPERO SERRA (24 November 1713-28 Agustus 1784) Junipero Serra dilahirkan di Petra, Spanyol, pada tanggal 24 November 1713. Semasa kanakkanak ia menjadi murid di sekolah Fransiskan di Palma, sekitar duapuluh lima mil jauhnya. Ia menggabungkan diri dalam Ordo Fransiskan pada tanggal 14 September 1730, beberapa bulan menjelang ulangtahunnya yang ketujuhbelas. Sepanjang masa novisiat, Junipero membaca biografi para kudus Fransiskan. Santo yang hidupnya paling menarik perhatiannya adalah St Fransiskus Solano, yang hidup dari tahun 1549 hingga 1610. Imam yang diutus sebagai misionaris ke Amerika Selatan ini baru saja dimaklumkan sebagai seorang santo pada tahun 1726 oleh Paus Benediktus XIII. Junipero memutuskan, jika memang kehendak Tuhan, ia juga akan menjadi seorang misionaris. Junipero ditahbiskan sebagai imam pada tahun 1736. Ia menjadi seorang professor filsafat. Setelah duapuluh tahun lamanya mengabdi dalam ordo, kepadanya diberikan suatu kesempatan yang indah. Para biarawan Fransiskan diminta untuk memberikan diri secara sukarela demi daerah misi yang disebut “Spanyol Baru” (Mexico dan California). Junipero dan sahabat karibnya, Biarawan Francisco Palou, menggabungkan diri dengan kelompok misionaris di Cadiz, Spanyol, sebuah kota pelabuhan. Dari sana 479 mereka mengarungi Samudera Atlantik ke Vera Cruz, Mexico. Mereka berlabuh pada tanggal 6 Desember 1749. Junipero dan biarawan lain menempuh perjalanan sisanya dari Vera Cruz ke Mexico City, yang jaraknya 240 mil, dengan berjalan kaki. Mereka memulai perjalanan pada tanggal 15 Desember 1749 dan tiba pada tanggal 1 Januari 1750. Dari Mexico City, Junipero dan Francisco Palou diutus untuk berkarya di antara suku Pame Indian di daerah Misi Fransiskan Sierra Gorda. Sebagian biarawan kemudian diutus ke daerah-daerah misi di California Bawah. Junipero, Francisco dan serombongan Fransiskan lainnya diminta untuk mewartakan Injil kepada orang-orang pribumi di California Atas. Junipero memulai Misi San Diego pada tanggal 16 Juli 1769, ketika ia berusia limapuluh enam tahun. Misi itu merupakan suatu undangan terbuka kepada masyarakat yang dikasihinya untuk datang dan berjumpa dengan Yesus. Perlahan-lahan mereka mulai mempercayai para biarawan. Sebagian dari mereka memberi dirinya dibaptis dan mulai mengamalkan iman Kristiani. Pater Serra dan para biarawan mengasihi dan melindungi umat mereka. Rantai emas misi-misi baru pun tumbuh: Misi San Carlos di Monterey pada tanggal 1 Juni 1770; Misi San Antonio de Padua pada tanggal 14 Juli 1771; Misi San Gabriel Archangel pada tanggal 8 September 1771; Misi San Luis Obispo pada tanggal 1 September 1772; Misi San Francisco de Asis pada tanggal 9 Oktober 1776; Misi San Juan Capistrano pada tanggal 1 November 1776; Misi Santa Clara de Asis pada tanggal 12 Januari 1777; Misi San Buenaventura pada tanggal 31 Maret 1782. Dan pada akhirnya, enam ribu pribumi dibaptis. Beato Junipero melakukan 480 perjalanan misinya yang terakhir di California Atas dari akhir tahun 1783 hingga Juli 1784. Ia wafat dalam damai di Misi San Carlos pada tanggal 28 Agustus 1784 dan dimakamkan di sana. Pada tahun 1988, Paus Yohanes Paulus II memaklumkan Pater Junipero Serra sebagai “beato”. Perayaan Beato Junipero Serra setiap tanggal 1 Juli. “Sepanjang hidup, aku senantiasa rindu menjadi seorang misionaris. Aku rindu menyampaikan pesan Injil kepada mereka yang belum pernah mendengar tentang Tuhan dan kerajaan yang telah Ia persiapkan bagi mereka.” ~ Beato Junipero 481 K SANTO PAUS KALISTUS I († 222) Paus hebat yang wafat sebagai martir ini hidup pada awal abad ketiga. Dulunya ia seorang budak belian muda di Roma yang terjerumus dalam suatu masalah yang amat serius. Tuannya, seorang Kristen, memberinya tanggung jawab untuk mengelola sebuah bank. Suatu ketika, Kalistus kehilangan uang yang dititipkan kepadanya oleh orang-orang Kristen lainnya. Karena ketakutan, Kalistus melarikan diri dari Roma. Ia tertangkap setelah mencoba 482 meloloskan diri dengan menceburkan diri ke dalam laut. Hukuman yang dijatuhkan kepadanya sungguh sangat mengerikan: ia dirantai dan dihukum kerja paksa di sebuah penggilingan. Kalistus dibebaskan dari hukuman ini hanya karena para nasabahnya berharap bahwa ia dapat mengembalikan sebagian dari uang mereka. Tetapi, sekali lagi ia ditangkap. Kali ini karena ia terlibat dalam suatu perkelahian. Kalistus dikirim ke pertambangan-pertambangan di Sardinia. Ketika kaisar membebaskan semua tawanan Kristen yang dihukum di pertambangan-pertambangan tersebut, Kalistus juga ikut dibebaskan. Sejak saat itu, hidupnya mulai membaik. Paus Santo Zephrinus mengenal serta memberikan kepercayaan kepada budak yang baru dibebaskan itu. Ia menugaskan Kalistus untuk mengurus pemakaman umum umat Kristiani di Roma. Sekarang pemakaman tersebut dinamai sesuai namanya: Katakombe Santo Kalistus. Banyak paus dimakamkan dalam katakombe tersebut. Kalistus membuktikan bahwa dirinya pantas mendapat kepercayaan dari Bapa Suci. Santo Zephrinus tidak saja mentahbiskannya sebagai seorang imam, tetapi juga menganggapnya sebagai seorang sahabat sekaligus penasehat. Kelak, Santo Kalistus sendiri menjadi seorang paus. Sebagian orang mengeluh karena ia terlalu murah hati kepada orang-orang berdosa. Namun demikian, paus yang kudus itu memutuskan bahwa bahkan para pembunuh pun diperkenankan menerima Komuni Kudus setelah mereka bertobat serta mengakukan dosa-dosa mereka. Paus hebat ini selalu mempertahankan ajaran-ajaran Yesus yang benar. Ia wafat pada tahun 222 dalam kemuliaan seorang martir. 483 P: 14 Oktober KAMELIA († 455) Adalah perawan di Auxerre Perancis yang menonjol karena kebajikannya. P: 3 Maret KAMILA GENTILI († 1486) Gadis ini hidup suci di San Severino Italia. P: 18 Mei SANTO KAMILLO (1550-1614) Berasal dari Lellis Italia. Ia anak nakal dan setelah dewasa menjadi tentara di Venesia. Ia gemar berjudi, sehingga berkali-kali jatuh miskin dan menjadi pengemis. Kamillo dirawat dengan syarat sedia bekerja di rumah sakit karena kakinya bernanah bertahun-tahun dan menjadi lumpuh. Kemudian ia menjadi perawat, direktur rumah sakit di Roma, imam dan pendiri ordo pertama yang menggunakan ‘palang merah’ sebagai lambing usaha perawatan orang-orang sakit. Pada suatu hari paus mengunjungi rumah sakit, dimana Kamillo sedang merawat. Karena tidak ganti pakaian, ia dicela,namun ia menjawab: ‘Bila saya melayani Kristus, saya tidak usah ganti pakaian untuk menerima wakilNya.’ Kamillo dihormati sebagai pelindung rumah sakit dan orang yang dalam keadaan skratul maut. L: palang merah; P: 14 Juli KANADA (1642-1649) 484 Di perbatasan Kanada dan Amerika Serikat terbentang beberapa danau besar. Salah satu di antaranya disebut ‘Danau huron’. Di tepi danau itu para misionaris Jesuit Perancis pada pertengahan abad ke-17 merintis karya misi di antara suku Indian Huron. Suku ini sering kejangkitan wabah pes, menderita kelaparan dan mendapat serangan yang bertubi-tubi dari suku Irokes. Ketika Pater Jean Brebeuf (1593-1649) mengunjungi mereka untuk keduakalinya, para dukun menghasut orang Indian supaya membunuh pater ini. Akan tetapi Pater Brebeuf sudah mencium maksud jahat ini. Maka ia justru mengundang mereka untuk makan bersama. Ia berterimakasih karena mereka ingin segera ‘mengirimnya dengan cepat ke surga’. Karena keberaniannya inilah, Pater Brebeuf tidak jadi dibunuh. Malah akhirnya ia dibantu oleh suku Huron membangun ‘Benteng Santa Maria’, gereja dan rumah sakit. Pada bulan Maret 1649, Pater Brebeuf bersama Pater Gabriel Lalement SJ (1649) ditangkap oleh orang-orang Irokes yang sedang patroli. Mereka dipukul dengan besi sampai pingsan dan kuku-kuku jari mereka dicabut. Kedua pater ini berdoa dan menguatkan orang-orang Huron yang ditangkap bersama mereka, terutama tatkala mereka sedang disiksa dengan kejam. Ketika salah seorang Irokes mendengar kata-kata kedua imam itu, ia mengambil secerek air yang telah mendidih dan menuangkannya ke atas kepala pater Brebeuf sambil mengolok-oloknya: “cepatlah ke surga! Sekarang kamu telah saya baptis baik-baik.” Lalu seorang Irokes lain mengambil obor dan membakar ketiak para misionaris itu. Karena Pater Brebeuf terusmenerus menegur para penyiksa supaya ingat akan pengadilan ilahi, maka mereka malah beramai-ramai memotong lidahnya, mengiris daging dari tubuhnya 485 dan memanggangnya lalu memakannya. Mereka berteriak: “kami temanmu, karena itu kami menyiksamu supaya masuk surgamu!” Ketika pater pingsan lagi, mereka mengambil jantungnya, memakannya serta meminum darahnya supaya menjadi seberani ‘Sang Jubah-Hitam’ itu. Bulan Desember masih ditahun yang sama, kepala Pater Charles Garnier SJ dipecahkan dengan tomahawk (kampak perang orang Indian) tatkala ia sedang membantu orang Huron yang mengalami sakratul maut. Sebelumnya dada pater sudah ditembus dua peluru. Dalam penyebaran karya misi di antara orang-orang Huron ini Peter Antonine Daniel SJ (1648) juga mati sebagai martir. Waktu beranjak keluar gereja – ia baru saja memberikan abolusi umum dalam gereja itu, - ia dihujani beberapa anak panah Irokes. Dalam pengungsian di pulau S. Josef, Pater Noel Chabanel SJ (1649) dibunuh oleh seorang Huron murtad. Tidak jauh dari tempat pembantaian para misionaris Huron – yang kini dihormati sebagai tempat ziarah nasional Midland, Ontario (Kanada) - terdapat pula tempat ziarah Santa Maria di Auriesville, New York (AS). Di tempat terakhir ini dihormati Pater Isak Joques SJ bersama dua orang awam pembantu karya misi, yaitu Rene Goupil dan Jean de la Lande. Di tempat ini pula dilahirkan Santa Kateri Tekakwita, ‘bunga kana suku Mohawk’. Rene Goupil pernah menjadi novis Jesuit, tetapi keluar karena menderita tuli. Lalu ia menjadi dokter dan sukarelawan awam di tanah misi. Ia dibunuh oleh seorang Indian, karena memberkati anak-anak dengan tanda salib (1642). Dialah kawan seperjuangan Pater Isak Joques SJ. Sewaktu ditangkap, kuku-kuku mereka dicabut dan darah yang mengucur dari jari mereka dihisap oleh 486 penyiksa Indian. Anak-anak menusuk-nusukkan potongan kayu membara ke dalam daging mereka. Pater Isak tidak langsung dibunuh, tetapi dipaksa menjadi budak-belian selama 13 bulan. Akhirnya ia berhasil melarikan diri. Melalui New York ia pulang ke Perancis dan – setengah tahun kemudian – kembali Ke Kanada. Meskipun jarinya dirusakkan sehingga tidak sanggup memegang piala, namun paus memberinya ijin khusus tetap boleh merayakan misa. Sebab, ‘seorang martir Kristus tidak boleh dihalangi meminu Darah Mulia Jesus’. Bulan September 1646 Pater Isak bersama Jean de la Lande bertolak lagi ke tempat penyiksaan mereka beberapa tahun lalu. Kini sudah diadakan perjanjian perdamaian. Akan tetapi waktu mendekati gubuk Indian, mereka dipukul dengan pentung. Sementara itu daging mereka dipotong-potong lalu dimakan. Walaupun para Mohawk sudah menjanjikan perdamaian, tetap saja Pater Isak dibunuh (1646) dengan tomahawk tatkala sedang diantar ke tenda pertemuan. Hari berikutnya Jean menjalani nasib yang sama. Mereka menjadi korban takhayul suku Indian, yang menayangka bahwa penyakit tanaman mereka disebabkan oleh misionaris itu. Pater Isak Joques adalah imam Katolik pertama yang masuk Amsterdam Baru (kini New York). Dialah yang menemukan ‘danau George’ dan orang pertama yang melayari seluruh sungai Hudson. Pada tahun 1939 Negara Bagian New York mendirikan patung besar di tepi danau George untuk menghormati Isak Joques. Pesta kedelapan martir Kanada KANAK-KANAK SUCI Ketika Yesus dilahirkan di Betlehem, Para Majus datang dari timur untuk menyembah-Nya. 487 Sebagian berpendapat bahwa mereka adalah para raja, sebagian lagi berpendapat bahwa mereka adalah para ahli bintang. Para Majus itu menghadap Herodes, sang raja, untuk mencari raja orang Yahudi yang baru dilahirkan, yaitu sang Juruselamat. Herodes adalah seorang penguasa yang licik serta kejam. Ketika didengarnya Para Majus itu berbicara tentang seorang raja yang baru dilahirkan, ia mulai khawatir akan kehilangan tahtanya. Tetapi, ia tidak membiarkan para Majus itu mengetahui apa yang sedang dipikirkannya. Ia memanggil para imam besar serta menanyakan kepada mereka di manakah menurut Kitab Suci sang Mesias akan dilahirkan. Para imam menjawab: Betlehem. “Pergi dan selidikilah dengan seksama hal-hal mengenai Anak itu,” demikian kata raja yang licik itu kepada para Majus. “Segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku supaya akupun datang menyembah Dia.” Para Majus melanjutkan perjalanan mereka. Mereka menemukan Yesus, Sang Mesias, bersama dengan Maria dan Yusuf. Mereka menyembah Dia serta menyampaikan persembahan mereka. Sementara itu, mereka diperingatkan dalam mimpi untuk tidak kembali kepada Herodes. Dan seorang malaikat datang memberitahu St. Yusuf untuk membawa 488 Maria serta Bayi Yesus ke Mesir. Dengan demikian, Tuhan menggagalkan rencana pembunuhan Herodes terhadap Putera Allah. Ketika Herodes sadar bahwa Para Majus tidak kembali kepadanya, ia menjadi amat marah. Ia seorang yang jahat dan bengis, dan kini rasa khawatir akan kehilangan tahtanya menjadikan kemarahannya semakin hebat. Ia menyuruh para prajuritnya untuk membunuh semua bayi laki-laki di Betlehem dengan harapan Mesias juga akan mati terbunuh. Para prajurit melaksanakan perintah yang menyebabkan banjir darah itu. Suatu kepedihan yang dahsyat meliputi kota kecil Betlehem, sementara para ibu menangisi bayi-bayi mereka yang mati terbunuh. Kanak-kanak kecil itu oleh Gereja dihormati sebagai martir. Gereja menyebut mereka sebagai Kanak-kanak Suci. KANDIDA († 302) Dikubur hidup-hidup bersama ibunya Santa Paulina dan ayahnya, yaitu Santo Artemius, yang menjabat penjaga penjara di Roma dan dibaptis oleh Santo Marcelinus. A: Kandida = yang putih bersih (L); P: 6 Juni KANUT IV (1040-1086) Adalah raja Denmark yang dibunuh oleh putra pemberontak di dalam gereja karena tegastegas berusaha memperbaharui hidup gerejani. P: 10 Juli KARDAG († 359) 489 Jenderal Persia ini dirajam sampai mati karena menjadi Kristen. P: Jumat ke-7 sesudah Pantekosta KARITAS († 120) Adalah gadis berumur sembilan tahun yang mati sebagai saksi iman di Roma A: cinta; P: 1 Agustus KARLOMAN (707-755) Raja Perancis ini mengembalikan harta Gereja yang dirampas oleh ayahnya, yaitu Raja Karl Martil yang memukul mundur tentara Arab (731). Ia menyerahkan tahta kerajaan kepada adiknya dan kemudian menjadi gembala dalam biara Montecassino Italia. P: 17 Agustus KARMELITES dari COMPIEGNE (1794) Enambelas suster yang berusia antara 23 sampai 80 tahun dipenggal di Paris, ketika sedang menyanyikan ‘Salve Regina’ dan ‘Veni Creator Spiritus.’ Mereka mempersembahkan hidup dengan tulus, supaya Tuhan membebaskan Perancis dari terror para Jakobin. Tidak sampai sebulan sesudah korban mereka diterima Tuhan, kekuasaan Jakobin runtuh. P: 17 Juli KAROLUS AGUNG (724-814) Negarawan dan kaisar Franken ini gigih membela kepausan. Sebagai ahli perang ia berhasil 490 menyatukan hampir seluruh Eropa Barat dan Tengah di bawah pemerintahannya. Karolus Agung memajukan banyak biara Benediktin dan sekolah katedral serta mendirikan keuskupan-keuskupan. Ia menarik para ilmuwan ke istana dan memberikan semangat kepada para seniman. Hidup pribadinya tidak begitu mulus, namun ia dihormati sebagai santo di keuskupan Aachen Jerman. A: jantan; P: 28 Januari SANTO KAROLUS BORROMEUS (1538-3 November 1584) Karolus hidup pada abad keenambelas. Ia adalah putera seorang bangsawan Italia yang kaya. Sama seperti para pemuda kaya lainnya, ia bersekolah di Universitas Pavia. Tetapi, tidak seperti kebanyakan dari mereka, ia tidak ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang mengundang dosa. Karolus terkesan sebagai murid yang lamban karena ia tidak dapat berbicara dengan lancar, tetapi sungguh ia memperoleh kemajuan yang menggembirakan. Usianya baru dua puluh tiga tahun ketika pamannya, Paus Pius IV, menyerahkan banyak tugas penting kepadanya. Karolus berhasil menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan 491 baik. Namun demikian, ia senantiasa cemas kalaukalau ia semakin jauh dari Tuhan karena banyaknya godaan di sekelilingnya. Oleh sebab itulah, ia berlatih menyangkal diri terhadap segala kesenangan dan senantiasa berusaha untuk rendah hati serta sabar. Sebagai seorang imam, dan kemudian Uskup Agung Milan, St. Karolus menjadi teladan bagi umatnya. Ia menyumbangkan sejumlah besar uang kepada kaum miskin. Ia sendiri hanya memiliki sehelai jubah lusuh berwarna hitam. Tetapi, di hadapan umum, ia berpakaian seperti layaknya seorang kardinal. Ia ambil bagian dalam upacaraupacara Gereja dengan penuh hormat dan wibawa. Penduduk kota Milan mempunyai banyak kebiasaan buruk, mereka juga percaya takhayul. Dengan peraturan-peraturan yang bijakasana, dengan kelemahlembutan dan kasih sayang, serta dengan teladan hidupnya sendiri yang mengagumkan, St. Karolus menjadikan keuskupannya teladan bagi pembaharuan gereja seluruhnya. Ia tidak pernah dapat berbicara dengan lancar - umat hampir-hampir tidak dapat mendengarkannya - namun demikian kata-kata yang diucapkannya menghasilkan perubahan. Ketika suatu wabah ganas menyerang dan mengakibatkan banyak kematian di Milan, Kardinal Borromeus tidak memikirkan hal lain kecuali merawat umatnya. Ia berdoa dan bermatiraga. Ia membentuk kelompok-kelompok umat yang membantunya membagikan makanan bagi mereka yang kelaparan. Ia bahkan mendirikan altar di jalanjalan agar orang-orang yang sakit itu dapat ikut ambil bagian dalam Perayaan Ekaristi lewat jendela rumah mereka. Orang besar ini tidak pernah terlalu sibuk untuk menolong rakyat sederhana. Suatu ketika ia menghabiskan waktunya untuk menemani 492 seorang bocah penggembala hingga bocah tersebut dapat berdoa Bapa Kami dan Salam Maria. Menjelang ajalnya, pada usia empatpuluh enam tahun, St. Karolus dengan tenang dan damai berkata, “Lihat, aku datang!” Santo Karolus Borromeus wafat pada tanggal 3 November 1584 dan dinyatakan kudus oleh Paus Paulus V pada tahun 1610. Karolus Borromeus (1538-1584), uskup dan cardinal; lahir dekat danau Maggiore dan meninggal di Milano Italia. L: seorang cardinal dengan tali pada lehernya, yaitu tanda bertobat; P: 4 Nopember SANTO KAROLUS LWANGA, dkk († 3 Juni 1886) Kekristenan masih merupakan hal baru di Uganda, Afrika, ketika suatu misi Katolik dimulai di sana pada tahun 1879. Para imam yang diutus adalah para imam Misionaris Afrika. Karena jubah mereka yang putih, mereka lebih dikenal dengan sebutan “Imamimam Putih”. Raja Mwanga tidak mengerti apa itu Kristen. Tetapi, ia menjadi amat marah ketika seorang Katolik, Yosef Mkasa, menasehatinya untuk memperbaiki cara hidupnya. Raja kemudian membunuh sekelompok 493 orang Kristen dan Uskup Anglikan mereka. Raja Mwanga juga terlibat dalam kehidupan homoseksual. Ia terutama tertarik pada para pemuda pelayan istana. Murka raja Mwanga berubah menjadi rasa benci dan dendam terhadap Yosef Mkasa dan agamanya. Segelintir pejabat istana yang ambisius mengobarkan murka raja dengan dusta mereka. Yosef Mkasa dihukum penggal pada tanggal 18 November 1885. Penganiayaan pun dimulailah. Seratus orang terbunuh, dua puluh dua di antaranya kelak dinyatakan kudus. Dengan wafatnya Yosef Mkasa, Karolus Lwanga menjadi pemimpin guru agama dari para pelayan istana yang beragama Katolik. Pada tanggal 26 Mei 1886, raja mendapati bahwa sebagian dari para pelayannya telah menjadi Katolik. Ia memanggil Denis Sebuggwawo. Ia bertanya apakah Denis mengajarkan agama kepada pelayan-pelayan istana yang lain. Denis menjawab ya. Raja segera menyambar pedangnya lalu menusukkannya dengan keji ke tenggorokan pemuda itu. Kemudian, raja menyerukan bahwa tidak seorang pun diijinkan meninggalkan istana. Genderang perang ditabuh sepanjang malam. Dalam suatu ruangan tersembunyi, Karolus Lwanga secara sembunyisembunyi membaptis empat pelayan istana. Seorang di antaranya adalah St. Kizito, seorang remaja periang serta murah hati yang baru berumur tiga belas tahun. Dialah yang paling muda dalam kelompok mereka. St. Karolus Lwanga telah seringkali menyelamatkan Kizito dari nafsu jahat raja. Sebagian besar dari keduapuluh dua martir Uganda yang telah dinyatakan kudus itu, wafat dimartir pada tanggal 3 Juni 1886. Mereka dipaksa berjalan tiga puluh tujuh mil jauhnya (± 60 km) ke 494 tempat pelaksanaan hukuman mati. Setelah beberapa hari dipenjara, mereka dilemparkan ke dalam kobaran api. Tujuh belas dari para martir tersebut adalah para pelayan istana. Salah seorang dari remaja yang wafat dimartir adalah St. Mbaga. Ayahnya sendiri yang bertugas sebagai algojo pada hari itu. Seorang martir yang lain, St. Andreas Kagwa, wafat pada tanggal 27 Januari 1887. Ia termasuk salah seorang dari dua puluh dua martir yang dinyatakan kudus oleh Paus Paulus VI pada tahun 1964. SANTO KASIMIRUS (1458-1484) Santo Kasimirus dilahirkan pada tahun 1458, sebagai putera Kasimirus IV, raja Polandia. Kasimirus adalah seorang dari tigabelas bersaudara. Dengan bantuan ibunya yang saleh dan pengabdian gurunya, Kasimir memperoleh pendidikan yang sangat baik. Ketika usianya tigabelas tahun, Kasimirus mendapat kesempatan untuk menjadi raja di negara tetangga, Hungaria, tetapi ia menolak. Ia menghabiskan sisa hidupnya dengan berusaha mengamalkan nilai-nilai Kristiani. Ia 495 berusaha selalu penuh sukacita dan bersahabat dengan semua orang. Di tengah-tengah kesibukannya, Kasimirus melakukan usaha untuk membantu dirinya sendiri bertumbuh secara rohani. Ia sering kali berpuasa dan tidur di lantai kamarnya sebagai silih. Ia berdoa setiap hari, kadang-kadang bahkan pada waktu tengah malam. Ia suka merenungkan dan berdoa tentang sengsara Yesus. Ia tahu bahwa hal itu adalah cara yang baik untuk memahami kasih Tuhan. Kasimirus juga mengasihi Santa Perawan Maria dengan cinta yang istimewa. Untuk menghormatinya, seringkali ia mendaraskan puji-pujian yang indah. Nama puji-pujian tersebut ialah “Setiap hari, Setiap hari, Bernyanyilah bagi Maria.” Tulisan tangannya mengenai puji-pujian tersebut kelak dikuburkan bersamanya. Kesehatan Kasimirus tidak pernah prima, namun demikian ia seorang yang pemberani serta kuat pendiriannya. Ia senantiasa melakukan apa yang ia anggap benar. Kadang-kadang ia bahkan memberikan nasehat kepada ayahnya, sang raja, agar memerintah rakyatnya dengan adil. Ia selalu melakukan hal ini dengan rasa hormat yang besar kepada ayahnya sehingga ayahnya mau mendengarkan nasehatnya. Santo Kasimirus amat mencintai serta menghormati kemurnian. Orangtuanya mendapatkan seorang gadis yang cantik serta saleh untuk dinikahkan dengannya. Tetapi, Kasimirus lebih memilih untuk mempersembahkan hatinya kepada Tuhan saja. Ketika sedang berada di Lithuania untuk suatu tugas kenegaraan, Kasimirus terserang penyakit tuberculosis. Ia wafat dalam usia duapuluh enam tahun. Kasimirus dinyatakan kudus oleh Paus Leo X pada tahun 1521. Kasimirus juga dihormati sebagai santo pelindung Negara Polandia dan Lituania. 496 P: 4 Maret KASPAR, MELKIOR dan BALTASAR Konon mereka adalah ketiga sarjana dari Timur yang menyembah Kanak-kanak Jesus di Betlehem (Matius 2, 1-12). Pada tanggal 6 Januari huruf pertama nama mereka bersama dengan tahun ‘19+K-M-B+95’ dituliskan di atas pintu-pintu rumah untuk mengenyahkan malapetaka dari rumah dan penghuninya. Relikwi mereka dihormati di katedral Koln Jerman. P: 6 Januari KASPAR del BUFALO (1786-1837) Adalah pendiri Kongregasi Misionaris Darah Mulia. Ia dipenjarakan oleh Kaisar Napoleon I. Kaspar terkenal sebagai misionaris wilayah pedesaan dan pengkotbah yang gemilang P: 29 Desember KASSIAN OFM CAP (1607-1638) Adalah misionaris Portugis di Kairo dan Etiopia yang mati sebagai martir. P: 7 Agustus SANTA KATARINA dari ALEXANDRIA Katarina hidup pada masa Gereja Perdana. Ia adalah puteri dari pasangan kafir yang kaya di Alexandria, Mesir. Ia seorang gadis yang 497 cantik jelita dengan minat belajar yang mengagumkan. Katarina suka sekali mempelajari pertanyaan-pertanyaan mendalam tentang filsafat dan agama. Suatu hari, ia mulai membaca tentang agama Kristen. Tak lama kemudian ia sudah menjadi seorang Kristen. Santa Katarina baru berusia delapanbelas tahun ketika Kaisar Maxentius mulai melakukan penganiayaan terhadap umat Kristen. Tanpa gentar sedikit pun, gadis Kristen yang cantik ini menghadap raja untuk mengatakan pendapatnya tentang perbuatan raja yang kejam. Ketika raja berbicara tentang berhala-berhala, Katarina dengan gamblang menunjukkan kepadanya bahwa berhalaberhala itu adalah bohong. Maxentius tidak dapat membantah penjelasan Katarina. Oleh karenanya, ia memerintahkan agar dipanggil lima puluh orang ahli fisafat kafir yang terbaik. Sekali lagi, Katarina-lah yang berhasil membuktikan kebenaran agamanya. Kelimapuluh ahli filsafat itu menjadi yakin bahwa Katarina benar. Karena amat murka, Maxentius membunuh semua ahli filsafat itu. Kemudian, raja mencoba membujuk Katarina dengan menjanjikan mahkota ratu baginya. Ketika Katarina dengan tegas menolaknya, ia memerintahkan agar Katarina disesah dan dijebloskan ke dalam penjara. Ketika Maxentius pergi, isterinya dan seorang pejabat istana amat penasaran. Mereka ingin mendengar gadis Kristen yang menakjubkan ini berbicara. Maka mereka mendatangi Katarina di penjara. Akibatnya adalah mereka beserta dua ratus pasukan pengawal bertobat. Karena itu, mereka semuanya dijatuhi hukuman mati. Katarina sendiri hendak digilas dengan sebuah roda penuh duri besar dan disiksa hingga tewas. Ketika roda mulai berputar, secara misterius roda terbelah menjadi dua dan hancur berantakan. Pada akhirnya, Santa 498 Katarina dihukum penggal. Santa Katarina adalah pelindung para ahli filsafat Kristen. Kisah hidup dari Katarina ini mengilhami dan menjadi teladan bagi wanita Kristen, sehingga banyak yang mencapai gelar kudus, a.l. Katarina dari Siena, Katarina dari Swedia, Katarina dari Bologna, Catherine de Ricci dan Catherine Laboure. Sebuah biara termasyur di kaki gunung Sinai mengambil nama Katarina dari Alexandria ini. Ia menjadi pelindung Universitas Sorbonne, para ahli filsafat dan pustakawan serta gadis-gadis yang ingin menikah. A: yang selalu bersih (Y); L: roda kayu berduri yang patah; P: 25 Nopember SANTA KATARINA dari RICCI (1522-2 Februari 1590) Alexandrina dilahirkan pada tahun 1522 dalam keluarga Ricci di Florence, Italia. Pada usia tigabelas tahun, Alexandria masuk biara Dominikan. Sebagai biarawati, ia memilih nama Katarina. Bahkan sejak masih kecil, Katarina memiliki cinta yang mendalam terhadap sengsara Yesus Kristus. Ia seringkali merenungkan sengsara Kristus. Yesus menganugerahinya hak amat istimewa untuk menerima Tanda-tanda Luka-Nya (= Stigmata) di tubuhnya. Dengan gembira Katarina menanggung segala rasa sakit yang timbul oleh karena luka-luka tersebut. Katarina juga merasakan belas kasihan yang mendalam bagi jiwa-jiwa menderita di api penyucian. Ia memahami betapa mereka rindu untuk berada bersama Tuhan di surga. Ia memahami juga, bahwa masa tinggal di api penyucian ini seakan- 499 akan berlangsung terus-menerus tanpa akhir. Santa Katarina berdoa serta melakukan silih bagi mereka. Suatu kali Tuhan mengijinkannya mengetahui bahwa jiwa seseorang tertentu berada di api penyucian. Demikian besar kasihnya sehingga Katarina menawarkan diri untuk menggantikan penderitaan jiwa tersebut. Tuhan mendengar doanya dan Katarina mengalami penderitaan yang amat hebat empatpuluh hari lamanya. Setelah menderita sakit yang demikian lama serta menyakitkan, Santa Katarina wafat pada usia enampuluh delapan tahun pada tanggal 2 Februari 1590. Ia dinyatakan kudus pada tahun 1747 oleh Paus Klemens XII. SANTA KATARINA dari SIENNA (1347-1380) Santa Katarina dilahirkan pada tahun 1347. Santa yang termashyur ini adalah pelindung Italia, tanah airnya. Katarina adalah anak bungsu dalam keluarga yang dikaruniai dua puluh lima anak. Ayah dan ibunya menghendaki agar ia menikah dan hidup bahagia. Tetapi, Katarina hanya ingin menjadi seorang biarawati. Untuk menyatakan tekadnya, ia memotong rambutnya yang panjang dan indah. Ia ingin 500 menjadikan dirinya tidak menarik. Orangtuanya amat jengkel dan seringkali memarahinya. Mereka juga menghukumnya dengan memberinya pekerjaan rumah tangga yang paling berat. Tetapi Katarina pantang menyerah. Pada akhirnya, orangtuanya berhenti menentangnya. Santa Katarina seorang yang amat jujur dan terus terang di hadapan Yesus. Suatu ketika ia bertanya kepada-Nya, “Di manakah Engkau, Tuhan, ketika aku mengalami cobaan yang begitu mengerikan?” Yesus menjawab, “Puteri-Ku, Aku ada dalam hatimu. Aku membuatmu menang dengan rahmat-Ku.” Suatu malam, sebagian besar penduduk Siena ke luar ke jalan-jalan untuk suatu perayaan. Yesus menampakkan diri kepada Katarina yang sedang berdoa seorang diri dalam kamarnya. Bersama Yesus, datang juga Bunda Maria. Bunda Maria memegang tangan Katarina lalu memberikannya kepada Putra-nya. Yesus menyematkan sebentuk cincin di jari tangan Katarina dan ia menjadi pengantin-Nya. Pada masa itu, Gereja mengalami banyak sekali masalah. Banyak pertikaian terjadi di seluruh Italia. Katarina menulis surat-surat kepada para raja dan ratu. Ia bahkan datang menghadap para penguasa agar berdamai dengan paus dan mencegah peperangan. Katarina meminta paus untuk meninggalkan Avignon, Perancis dan kembali ke Roma untuk memimpin Gereja. Ia mengatakan bahwa itulah yang dikehendaki Allah. Bapa Suci mendengarkan nasehat Santa Katarina serta melakukan apa yang dikatakannya. Katarina tidak pernah lupa bahwa Yesus ada dalam hatinya. Melalui dia, Yesus memelihara orangorang sakit yang dirawatnya. Melalui dia, Yesus menghibur para tahanan yang dikunjunginya di 501 penjara. Santa besar ini wafat di Roma pada tahun 1380. Usianya baru tiga puluh tiga tahun. Ia dinyatakan kudus oleh Paus Pius II pada tahun 1461. Pada tahun 1970, Paus Paulus VI mengangkatnya sebagai Pujangga Gereja. Santa Katarina menerima kehormatan besar ini karena ia melayani Gereja Kristus dengan gagah berani sepanjang masa hidupnya yang singkat. Katarina dari Sienna (1347-1380), rohaniwati dengan pengalaman mistis dan pujangga Gereja. Pelindung lembaga-lembaga amal. L: stigmata dan mahkota duri; P: 29 April “Engkau bagaikan misteri yang dalam sedalam lautan; semakin aku mencari, semakin aku menemukan, dan semakin aku menemukan, semakin aku mencari Engkau. Tetapi, aku tidak akan pernah merasa puas; apa yang aku terima menjadikanku semakin merindukannya. Apabila Engkau mengisi jiwaku, rasa laparku semakin bertambah, menjadikanku semakin kelaparan akan terang-Mu.” ~ Santa Katarina dari Siena BEATA KATARINA dari SANTO AGUSTINUS (3 Mei 1632-8 Mei 1668) Katarina dilahirkan pada tanggal 3 Mei 1632 di sebuah desa kecil di Perancis. Ia dibaptis pada hari itu juga. Keluarga Katarina adalah keluarga Katolik yang saleh. Kakek dan neneknya memberikan teladan terutama dalam ketulusan mereka merawat orang-orang 502 miskin. Katarina menyaksikan dengan mata terbelalak sementara neneknya mengajak seorang pengemis cacat masuk ke dalam rumah mereka. Neneknya itu mempersilakan sang pengemis mandi, memberinya pakaian bersih serta menyediakan hidangan lezat. Ketika Katarina dan kakek neneknya duduk bersama sekeliling perapian malam itu, mereka mendaraskan doa Bapa Kami keras-keras. Mereka mengucap syukur kepada Tuhan atas segala berkat-Nya. Karena tidak tersedia rumah sakit di kota mereka yang kecil, orang-orang sakit dirawat hingga sembuh kembali di rumah kakek nenek Katarina. Katarina mulai menyadari bahwa penyakit dan penderitaan membutuhkan kesabaran. Ia masih seorang gadis kecil, tetapi ia berdoa mohon pada Yesus agar mengurangi penderitaan orang-orang. Ketika masih gadis belia, Katarina bergabung dalam ordo baru Biarawati Santo Agustinus. Mereka merawat orang-orang sakit di rumah sakit. Suster Katarina menerima jubahnya pada tanggal 24 Oktober 1646. Pada hari yang sama, kakak perempuannya mengucapkan kaulnya. Pada tahun 1648, Sr Katarina mendengar para imam misionaris meminta para biarawati untuk datang ke Perancis Baru atau Kanada, yang merupakan daerah misi. Saudari Katarina dipilih sebagai salah seorang dari para biarawati pertama dari ordo mereka yang akan pergi sebagai misionaris ke Kanada. Sr Katarina belum genap enambelas tahun usianya, tetapi ia mohon dengan sangat agar diperkenankan ikut serta. Sr Katarina mengucapkan kaulnya pada tanggal 4 Mei 1648. Keesokan harinya ia berlayar ke Kanada, yaitu sehari sebelum ulang tahunnya yang keenambelas. 503 Perjuangan hidup terasa berat di Quebec, Kanada. Sr Katarina mengasihi masyarakat di sana. Orang-orang Indian sangat berterimakasih atas sikapnya yang riang gembira. Ia memasak dan merawat mereka yang sakit di rumah sakit ordo mereka yang miskin. Tetapi, Sr Katarina merasa takut juga. Orang-orang Indian dari suku Iroquois membantai orang serta membakar desa-desa. Katarina berdoa kepada St. Yohanes Brebeuf, salah seorang dari para imam Yesuit yang belum lama dibunuh oleh suku Iroquois pada tahun 1649. Ia berdoa mohon bantuan St. Brebeuf agar ia setia pada panggilannya. Sr Katarina mendengarnya berbicara dalam hatinya, memintanya untuk tetap tinggal. Sementara itu, makanan mulai sulit didapat dan musim dingin luarbiasa menggigit. Sebagian dari para biarawati tidak tahan menghadapi kehidupan yang keras itu, ditambah lagi rasa takut yang terusmenerus karena ancaman maut. Sayang sekali, mereka kembali ke Perancis. Sr Katarina juga takut. Kadang-kadang ia merasa sungguh sulit berdoa. Dan sementara ia tersenyum kepada semua orang yang ia rawat dengan penuh kasih sayang di bangsalbangsal rumah sakit, ia merasa sedih. Pada saat itulah, ketika segalanya tampak gelap baginya, ia mengucapkan janji untuk tidak pernah meninggalkan Kanada. Ia berjanji untuk tetap tinggal, melakukan karya belas kasihannya hingga akhir hayat. Saat mengucapkan janjinya, Katarina baru berusia duapuluh dua tahun. Meskipun orang harus dengan usaha keras merintis kehidupan di koloni Perancis itu, banyak juga pendatang. Gereja berkembang. Tuhan memberkati daerah baru tersebut dengan lebih banyak misionaris. Pada tahun 1665, Suster Katarina menjadi pembimbing novis dalam komunitasnya. Ia 504 tetap membaktikan dirinya dalam doa dan pelayanan rumah sakit hingga akhir hidupnya. Suster Maria Katarina dari Santo Agustinus wafat pada tanggal 8 Mei 1668. Usianya tiga puluh enam tahun. Ia dinyatakan sebagai “beata” oleh Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1989. SANTA KATARINA LABOURE (2 Mei 1806-31 Desember 1876) Zoe Laboure dilahirkan pada tanggal 2 Mei 1806 di Fain-les-Moutiers, Perancis. Ia adalah anak kesembilan dari sebelas orang putera-puteri keluarga Pierre dan Louise Laboure. Kesebelas anak itu terdiri dari delapan orang putera dan tiga orang puteri. Pierre Laboure seorang terpelajar yang menjadi petani yang sukses. Ketika Zoe berusia sembilan tahun, ibunya meninggal dunia. Zoe sangat sedih kehilangan ibunya, ia masuk ke kamarnya, berlutut di bawah patung St. Perawan Maria dan berdoa, “Bunda Maria, sekarang engkaulah ibuku.” Tak lama setelah ibunya meninggal, MarieLouise, kakak perempuan Zoe, masuk Kongregasi Suster Puteri-Puteri Kasih. Oleh karena itu Zoe dan Tonine, adik perempuannya, harus tinggal di rumah untuk membantu ayahnya mengatur rumah tangga dan mengerjakan sawah. 505 Karena tugas-tugasnya itu, Zoe menjadi satusatunya anak di keluarga Laboure yang tidak mempunyai kesempatan untuk bersekolah. Ia tidak dapat membaca dan menulis. Sejak Zoe menerima komuninya yang pertama pada tahun 1818, setiap hari ia bangun pukul empat pagi, berjalan beberapa mil untuk mengikuti Misa dan berdoa di gereja. Sama seperti kakaknya, Zoe juga mempunyai keinginan yang kuat untuk masuk biara, tetapi keinginannya itu ditahannya karena tenaganya masih dibutuhkan di rumah. Ketika usianya sembilan belas tahun Zoe mendapat mimpi yang aneh. Dalam mimpinya, ia sedang berdoa di gereja di Fains. Seorang imam tua mempersembahkan Misa. Ketika Misa telah selesai imam tua itu menunjuk kepada Zoe dengan jarinya. “Anakku,” katanya, “Merawat orang-orang sakit adalah perbuatan yang baik. Suatu hari kelak engkau akan datang kepadaku. Tuhan telah memanggilmu untuk itu. Janganlah engkau lupa.” Pada tahun 1828 Zoe berusia dua puluh dua tahun dan Tonine dua puluh tahun. Sekarang Tonine sudah bisa menggantikan kedudukannya mengurus rumah tangga. Tibalah saatnya bagi Zoe untuk berbicara kepada ayahnya mengenai panggilan hidupnya. Pierre berusaha mencegah keinginan puterinya, maka ia mengirim Zoe ke Paris untuk tinggal bersama Charles, kakaknya yang telah menikah. Suatu hari Zoe mengunjungi Biara Suster Puteri-Puteri Kasih. Ia melihat lukisan terpampang di dinding. Lukisan seorang imam tua - imam yang mengunjunginya dalam mimpi di Fains. Zoe bertanya siapakah imam itu. “Pendiri kongregasi kami, Santo Vinsensius de Paul.” (St. Vinsensius de 506 Paul telah wafat 200 tahun yang lalu!) Jadi, itulah rencana Tuhan. Pada bulan Januari 1830 Zoe menjadi seorang postulan (postulan: masa percobaan, persiapan masuk biara) di Biara Suster Puteri-Puteri Kasih di Catillion-sur-Seine. Tiga bulan kemudian ia dikirim sebagai novis (Novis: biarawan/biarawati yang sedang menjalani masa percobaan sebagai latihan rohani sebelum mengucapkan kaul biara) ke Biara Suster Puteri-Puteri Kasih di Rue de Bac, Paris. Zoe memilih nama Katarina. Di Biara Rue de Bac Sr Katarina memperoleh penampakan-penampakan luar biasa. Selama tiga hari berturut-turut ia mendapat penampakan hati St. Vinsensius di atas tempat reliqui St Vinsensius disimpan. Di lain waktu ia melihat Tuhan yang Maharahim di depan Sakramen Maha Kudus; penampakan seperti ini terjadi teristimewa pada waktu Misa di mana Tuhan akan menampakkan diri sesuai dengan bacaan liturgi pada hari itu. Pada tanggal 18 Juli, menjelang Pesta St Vinsensius de Paul yang akan dirayakan keesokan harinya, seorang Suster Superior menceritakan kepada para novis keutamaan-keutamaan Pendiri Kongregasi mereka serta membagikan kepada mereka masing-masing sepotong kain dari jubah St. Vinsensius. Dengan sungguh-sungguh Sr Katarina memohon bantuan doa St Vinsensius agar ia diperkenankan memandang Bunda Allah. Kemudian Sr Katarina pergi tidur. Tengah malam Sr Katarina dibangunkan oleh seorang “anak kecil yang bercahaya” yang membimbingnya ke kapel biara. Di sanalah Santa Perawan Maria datang dan bercakap-cakap kepadanya. Dalam suatu penampakan yang lain Sr Katarina melihat Bunda Maria berdiri di atas bulatan 507 seperti bola dengan cahaya memancar dari kedua belah tangannya. Di bawahnya terlihat tulisan: “O Maria, yang dikandung tanpa dosa, doakanlah kami yang berlindung padamu.” Bunda Maria meminta agar medali dengan gambar tersebut dibuat dan dogma Yang Dikandung Tanpa Dosa dihormati. Siapa saja yang mengenakan medali tersebut akan menerima rahmat dari Yesus melalui doa-doa ibuNya. Kisah lengkap penampakan. Demikianlah Medali Wasiat dibuat dan devosi disebarluaskan. Dalam waktu yang singkat banyak orang di seluruh dunia telah mengenakannya. Namun demikian, kecuali Bapa Pengakuannya, tidak seorang pun termasuk para suster Puteri-Puteri Kasih, yang mengetahui bahwa kepada Sr Katarinalah Bunda Allah menampakkan diri. Kita cenderung mengharapkan banyak pujian dan ketenaran jika memperoleh keistimewaan dari surga seperti itu. Namun tidak demikian halnya dengan Sr Katarina, ia malahan menjauhkan diri dari semua itu. Ia ingin dilupakan dan tidak diperhatikan agar dapat melaksanakan tugas-tugas sederhananya sebagai seorang biarawati Puteri Kasih. Menurut para suster di biaranya, Sr Katarina adalah seorang suster yang sederhana. Seorang yang pendiam, yang kadang-kadang menjadi bahan gurauan serta olok-olok karena sikapnya yang terlalu patuh. Setelah penampakan Santa Perawan Maria kepadanya, Sr Katarina melewatkan empat puluh lima tahun hidupnya sebagai biarawati dengan merawat mereka yang tua dan yang sakit di Rumah Lansia Enghien di Paris. Ia menyimpan semua rahasianya dengan bahagia, ia hanya tertarik untuk melayani Tuhan sebanyak yang ia mampu. Pada tahun 1876 Sr Katarina merasakan adanya keyakinan batin bahwa ia akan meninggal 508 sebelum akhir tahun berlalu. Menjelang kematiannya, Sr Katarina berusaha melaksanakan permintaan St Perawan Maria yang terakhir yaitu agar sebuah patung Maria dibuat. Baru pada saat itulah Sr Katarina membuka rahasianya dan menceritakan segala sesuatunya kepada Suster Superior (Superior: Pembesar Biara). Pada tanggal 31 Desember 1876 Sr Katarina meninggal dunia. Suster Superior menceritakan segala rahasia yang telah dipendam demikian lama oleh Sr Katarina kepada para suster Puteri-Puteri Kasih, yang dengan terkagum-kagum baru menyadari bahwa seorang kudus telah tinggal bersama mereka. Pemakaman Sr Katarina adalah pemakaman yang penuh dengan pesta dan sukacita. Segala lagu sedih dan dukacita diganti dengan lagulagu gembira dan ucapan syukur: bagi Sr Katarina, bagi Santa Perawan Maria dari Medali Wasiat, dan bagi Allah yang demikian Mengasihi kita. Pada tahun 1933, lima puluh tujuh tahun setelah St Katarina dimakamkan, makamnya dibongkar. Mereka mendapati jenasah St Katarina dalam keadaan segar sama seperti pada saat ia dimakamkan. Matanya tetap biru dan indah, kedua belah tangan dan kakinya lemas dan tidak kaku, seolah-olah ia sedang tidur. Jenasah St Katarina dibaringkan dalam peti kaca dan ditempatkan dekat altar Kapel di 140 Rue du Bac, Paris, tempat di mana Bunda Maria menampakkan diri kepadanya. Jika kalian mengunjungi Kapel Penampakan, kalian dapat memandang wajah serta bibir St Katarina; bibir yang telah menyimpan rahasia besar selama empat puluh enam tahun, rahasia yang telah menggoncangkan dunia. Pada tanggal 27 Juli 1947 Sr. Katarina dinyatakan sebagai santa oleh Paus Pius XII. Pestanya dirayakan pada tanggal 28 November, 509 sehari setelah Pesta Santa Perawan Maria dari Medali Wasiat. "O Maria, yang dikandung tanpa dosa, doakanlah kami yang berlindung padamu.” KATARINA dari SWEDIA (1332-1380) Menggantikan ibunya, yaitu Santa Birgitta, sebagai pimpinan biara. P: 24 maret KATERINA FIESCHI (1447-1510) Menikah dengan pria yang mudah naik pitam dan tidak setia. Mereka hidup berfoya-foya di Genoa Italia. Tiba-tiba Katerina bertobat (lalu suaminya menyusul juga) dan kemudian mencurahkan segala tenaga dan pikirannya untuk merawat orang sakit. Ia menerima karunia misits. Ia berpuasa keras sebagai tanda asli pertobatannya L: hati bernyala dengan salib; P: 15 Nopember BEATA KATERI TEKAKWITHA (1656-17 April 1680) Kateri dilahirkan pada tahun 1656 di sebuah dusun dekat Auriesville, di wilayah New York, di mana sekitar sepuluh tahun yang silam St Isaac Jogues - seorang misionaris Yesuit yang bersama kawan-kawannya mewartakan Injil kepada orangorang Indian - wafat sebagai martir. Ayahnya seorang Kepala Suku Mohawk dan ibunya seorang 510 Kristen dari suku Algonquin. Ketika Kateri berusia empat tahun, wabah cacar menyerang dusun mereka sehingga kedua orangtua serta adik lakilakinya meninggal dunia. Kateri berhasil selamat, tetapi penglihatannya menjadi terganggu dan wajahnya menjadi bopeng karena luka-luka bekas cacar. Karena penglihatannya kurang baik, Kateri sering menabrak barang-barang di sekitarnya sehingga ia diberi julukan `Tekakwitha' (artinya: dia yang sering menabrak barang-barang). Kateri dipelihara oleh bibi dan pamannya, seorang Kepala Suku Kelompok Kura-kura. Dalam suatu kesempatan, pamannya mendapat kunjungan tiga orang misionaris Yesuit. Kateri mulai menerima pengajaran iman dan pada hari Minggu Paskah tanggal 5 April 1676, Kateri dibaptis oleh Pater Jacques de Lamberville, seorang imam Perancis. Kateri berkaul untuk hidup murni. Dusun di mana ia tinggal bukanlah suatu masyarakat Kristen. Sesungguhnya, di perkampungannya, tidak ada seorang Kristen pun. Keluarganya dan orangorang Indian lainnya tidak dapat menerima pilihannya untuk tidak menikah. Mereka mencemooh 511 Kateri dan sebagian dengki kepadanya sebab ia tidak bekerja pada hari Minggu. Kateri tetap teguh pada pendiriannya. Ia berdoa rosario setiap hari, bahkan meski sementara mereka mengejeknya. Ia berlatih kesabaran dan menderita diam-diam. Tetapi, keadaan makin memburuk. Orang-orang semakin keras memperlakukannya hingga tindakan mereka cenderung mengarah ke penganiayaan. Kateri menerima semua perlakuan tersebut dengan semangat cinta kasih, bahkan terhadap semua orang yang bermaksud jahat kepadanya. Pater Jacques amat mengkhawatirkan keselamatan Kateri sehingga ia menasehati Kateri untuk segera meninggalkan Kelompok Kura-kura dan bergabung dengan Kelompok Indian Kristen di dusun Caughnawaga, Canada yang disebut Kelompok Misi St. Fransiskus Xaverius. Agar dapat sampai ke sana, Kateri harus berjalan dengan kaki telanjang menempuh perjalanan sejauh 200 mil (± 322 km) melewati daerah-daerah yang masih liar. Di tempat pengungsian, pada Hari Raya Natal 1677, Kateri menyambut Komuni Pertama. Betapa hari yang membahagiakan. Pater Pierre Cholonec, seorang Yesuit, membimbing kehidupan rohaninya. Kateri dan seorang perempuan Iroquois bernama Anastasia hidup sebagai seorang Kristiani yang penuh sukacita dan murah hati. Mereka membaktikan seluruh hidup mereka bagi Yesus dengan merawat orang-orang tua dan orang-orang miskin. Kateri dikenal karena kelembutan, kebaikan hati serta keramahannya. Pada tanggal 25 Maret 1679, Kateri mengucapkan kaul keperawanan. Namun, penderitaan Kateri masih terus berlanjut. Kesehatannya makin memburuk; ia sering menderita sakit kepala juga sakit perut yang hebat. Segala penderitaan itu ditanggungnya dengan sabar 512 hingga wafatnya pada tanggal 17 April 1680, satu bulan sebelum ulang tahunnya yang ke-25, dengan kata-kata terakhir “Yesus dan Maria" terucap di bibirnya. Ketika Kateri wafat, imam dan semua yang hadir menyaksikan suatu mukjizat. Saat jiwa Kateri yang suci itu meninggalkan dunia, wajahnya yang dulu bopeng berubah menjadi bersih dan memancarkan kecantikan jiwanya. Kateri dimakamkan di Quebec, Canada. Tepat tiga ratus tahun kemudian, pada tanggal 22 Juni 1980, Kateri Tekakwitha dimaklumkan sebagai “beata” oleh Paus Yohanes Paulus II. Karena kesucian hidupnya, Kateri mendapat gelar "Bunga Lili dari Mohawk". Pestanya dirayakan pada tanggal 14 Juli. Beata Kateri Tekakwitha adalah pelindung bagi mereka yang diolok-olok oleh karena cacat atau kekurangan mereka. BEATA KATHARINA DREXEL (26 November 1858-3 Maret 1955) Beata Katharina dilahirkan di Philadelphia, Pennsylvania, Amerika Serikat pada tanggal 26 November 1858. Ibunya meninggal dunia ketika ia masih bayi. Ayahnya menikah dengan seorang wanita mengagumkan bernama Emma. Emma merawat anak kandungnya sendiri, Louise. Ia juga merawat dengan kasih sayang kedua gadis kecil anak-anak Bapak Drexel dari perkawinannya terdahulu. Gadis-gadis kecil itu adalah Elizabet dan Katharina. Mereka 513 menikmati masa kecil yang indah. Meskipun keluarga mereka kaya, mereka diajar untuk mengasihi sesama. Mereka diajar untuk terutama memberikan perhatian kepada mereka yang miskin. Dengan cara demikian mereka dapat menyatakan cinta mereka kepada Tuhan. Ketika Katharina tumbuh dewasa, ia menjadi gadis Katolik yang aktif. Ia murah hati dengan waktu, tenaga serta uangnya. Ia sadar bahwa Gereja mempunyai banyak kebutuhan. Ia memberikan tenaga serta hartanya kepada mereka yang miskin, mereka yang terlupakan. Karya kasihnya bagi Yesus dilakukannya di antara orangorang Afrika Amerika dan pribumi Amerika. Pada tahun 1891, Katharina membentuk suatu komunitas misionaris religius yang disebut Suster-suster dari Sakramen Mahakudus. Sejak itu Katharina dikenal sebagai Moeder Katharina. Para biarawati dalam ordonya memusatkan hidup mereka pada Yesus dalam Ekaristi. Mereka membaktikan diri, dengan segala cinta serta bakatbakat mereka, bagi orang-orang Afrika dan pribumi Amerika. Moeder Katharina memperoleh bagian warisan keluarganya. Ia mempergunakan harta yang diperolehnya itu bagi kepentingan karya cinta kasih yang mengagumkan. Ia beserta para biarawatinya membuka sekolah-sekolah, biara-biara serta gerejagereja misionaris. Pada tahun 1925, mereka mendirikan Universitas Xaverius di New Orleans. Sepanjang hidupnya yang panjang, yang menghasilkan buah-buah melimpah, Moeder Katharina menghabiskan jutaan dollar harta keluarga Drexel bagi karya-karya menakjubkan yang ia serta para biarawatinya lakukan bagi mereka yang miskin. Ia percaya bahwa ia menemukan Yesus sungguh hadir dalam Ekaristi. Demikian juga, ia menemukan 514 Yesus sungguh hadir dalam orang-orang Afrika dan pribumi Amerika yang dilayaninya dengan penuh kasih. Moeder Katharina wafat pada tanggal 3 Maret 1955, pada usia sembilanpuluh tujuh tahun. Ia dinyatakan sebagai `beata' oleh Paus Yohanes Paulus II pada tanggal 20 November 1988. SANTO KAYETANUS (1480-7 Agustus 1547) Kayetanus dilahirkan di Vicenza, Italia, pada tahun 1480, sebagai putera seorang bangsawan. Ia menyelesaikan studinya di Universitas Padua dalam bidang hukum. Kemudian, ia bekerja di kantor kepausan di Roma. Kayetanus ditahbiskan sebagai imam pada tahun 1516. Ia kembali ke Vicenza, kota asalnya. Walau sanak-saudaranya yang kaya menentang, Kayetanus menggabungkan diri dengan sekelompok lelaki yang sederhana dan bersahaja, yang membaktikan hidup mereka untuk menolong orangorang yang sakit dan yang miskin papa. St Kayetanus biasa menjelajahi seluruh penjuru kota guna mencari mereka yang malang dan melayani mereka dengan tangan-tangannya sendiri. Ia membantu pula di rumah sakit merawat pasienpasien dengan penyakit-penyakit yang paling menjijikkan. Di kota-kota lain juga ia melakukan karya belas kasih yang sama. 515 Santo Kayetanus senantiasa mendorong semua orang untuk menyambut Komuni Kudus sesering mungkin. “Aku tak akan bahagia,” katanya, “hingga aku melihat umat Kristiani berduyun-duyun menyambut Roti Hidup dengan antusias dan penuh sukacita, bukan dengan takut-takut ataupun malu.” Bersama tiga orang kudus lainnya, Santo Kayetanus mendirikan suatu ordo religius bagi para imam yang disebut “Theatines”. Ordo mereka membaktikan diri dengan menyampaikan khotbah kepada sebanyak mungkin orang. Mereka mendorong umat untuk sesering mungkin menerima Sakramen Tobat dan menyambut Komuni Kudus; mereka merawat orangorang sakit dan melakukan karya-karya belas kasih lainnya. Kayetanus wafat dalam usia enampuluh tujuh tahun. Dalam sakitnya yang terakhir, ia membaringkan diri di atas papan-papan yang keras, meskipun dokter berulangkali menasehatinya untuk tidur di atas kasur yang lebih empuk. “Jururselamatku wafat di kayu salib,” katanya. “Biarkan aku, setidak-tidaknya mati di atas papan kayu.” Kayetanus wafat pada tanggal 7 Agustus 1547 di Naples. Ia dinyatakan kudus oleh Paus Klemens X pada tahun 1671. Kayetanus (1480-1547), uskup di Tiene Italia, pendiri Ordo Imam Teatin; P: 7 Agustus. “Walau segenap para kudus dan segala makhluk meninggalkan engkau, Ia akan senantiasa mendampingimu, apapun yang engkau butuhkan.” ~ St Kayetanus SANTO KENNETH Santo Kenneth, yang terkadang disebut Santo Canice atau Santo Kenny, hidup pada abad 516 keenam. Ia dilahirkan di Irlandia dan terkenal baik di Irlandia maupun di Skotlandia. Ayahnya adalah seorang penyanyi profesional balada dan kisah-kisah dalam lagu. Sebagai pemuda, Kenneth pergi ke Wales untuk mengikuti pendidikan imam. Gurunya adalah Santo Cadoc. Setelah ditahbiskan sebagai imam, ia pergi mengunjungi Roma. Kemudian ia kembali ke Irlandia untuk belajar di sekolah Santo Finnian. Kenneth bersahabat baik dengan tiga santo Irlandia lainnya: Santo Kieran, Santo Comgall dan Santo Kolumbanus. Setelah berkhotbah di segenap penjuru Irlandia, Santo Kenneth pergi bersama Santo Kolumbanus ke Skotlandia dalam suatu misi menghadap Raja kafir Brude. Ketika raja dengan berang menghunus pedangnya untuk menikam kedua misionaris, dikisahkan bahwa Santo Kenneth membuat tanda salib, dan suatu mukjizat pun terjadi. Tangan raja sekonyong-konyong lumpuh, dan kedua kudus kita terselamatkan. Santo Kenneth dan Santo Kolumbanus senantiasa bersahabat karib. Suatu ketika Santo Kolumbanus sedang berlayar bersama beberapa teman. Santo Kenneth berada jauh di biaranya di Irlandia. Sekonyong-konyong Kenneth tersadar bahwa Kolumbanus sedang berada dalam bahaya maut di samudera raya. Ia melompat dari meja makan dan berlari ke gereja untuk berdoa bagi sahabat terkasihnya itu. Di lautan, Kolumbanus berseru kepada teman-temannya yang ketakutan, “Jangan takut! Tuhan akan mendengarkan doa Kenneth. Sekarang ia sedang berlari ke gereja dengan hanya satu sepatu untuk berdoa bagi kita!” Dan sebagaimana dikatakannya, mereka pun selamat. Santo Kenneth mendirikan beberapa biara dan mempertobatkan banyak orang menjadi 517 percaya. Ia menjadi terkenal karena khotbahnya yang berkobar-kobar tentang Injil. Terlebih lagi, ia menjadi terkenal karena jalan sempurna di mana ia sendiri mengamalkan ajaran-ajaran Yesus. KEVIN († 618) Pendiri dan pemimpin biara di Irlandia ini menyelenggarakan sekolah yang terkenal. P: 3 Juni KHARITON († 350) Ketika berziarah ke Yerusalem ia disergap penyamun. Namun ia mentobatkan mereka dan mengubah gua mereka menjadi biara, yaitu Laura Pharan (Palestina). P: 28 September KILIAN († 689) Adalah uskup kebangsaan Irlandia yang bersama imam Kolonat dan diakon Totnan pergi sebagai misionaris ke Wrzburg Jerman untuk mengkristenkan suku Franken. Mereka dibunuh atas perintah ratu, karena mencela perkawinan ratu dengan kakak suaminya yang sudah meninggal. P: 8 Juli KIM (1821-1846) Imam Katolik Korea pertama yang dibaptis dengan nama Andreas ini sangat pandai dan berani. Ia ditangkap dan dipenggal di Seoul karena giat menyebarkan Injil. P: 5 Juli 518 SANTA KLARA dari ASSISI (1193-11 Agustus 1253) Klara dilahirkan sekitar tahun 1193 di Assisi, Italia. Ia hidup pada jaman Santo Fransiskus dari Assisi. Klara menjadi pendiri suatu ordo religius para biarawati yang disebut “Ordo Santa Klara (Klaris), OSCl” Ketika Klara berusia delapan belas tahun, ia mendengarkan khotbah Santo Fransiskus. Hatinya berkobar dengan suatu hasrat yang kuat untuk meneladaninya. Ia juga ingin hidup miskin serta rendah hati demi Yesus. Jadi suatu malam, ia melarikan diri dari rumahnya. Di sebuah kapel kecil di luar kota Assisi, Klara mempersembahkan dirinya kepada Tuhan. Santo Fransiskus menggunting rambutnya dan memberinya sehelai jubah coklat kasar untuk dikenakannya. Untuk sementara waktu, Klara tinggal bersama para biarawati Benediktin hingga biarawati lainnya bergabung dengannya. Orangtua Klara mengupayakan segala usaha untuk membawanya pulang ke rumah, tetapi Klara tidak mau kembali. Tak lama kemudian Agnes, adiknya yang berusia lima belas tahun, bergabung dengannya. Para gadis yang lain pun ingin pula menjadi pengantin Kristus. Jadi, sebentar saja sudah terbentuklah suatu komunitas religius kecil. Santa Klara dan para biarawatinya tidak mengenakan sepatu. Mereka tidak pernah makan 519 daging. Mereka tinggal di sebuah rumah sederhana dan tidak berbicara hampir sepanjang waktu. Namun demikian, para biarawati itu amat bahagia karena mereka merasa Yesus dekat dengan mereka. Suatu ketika sepasukan tentara yang beringas datang untuk menyerang Assisi. Mereka telah merencanakan untuk menyerang biara terlebih dahulu. Meskipun sedang sakit parah, Santa Klara minta untuk dibopong ke altar. Ia menempatkan Sakramen Mahakudus di tempat di mana para prajurit dapat melihat-Nya. Kemudian Klara berlutut serta memohon kepada Tuhan untuk menyelamatkan para biarawati. “Ya Tuhan, sudilah melindungi para biarawati yang saat ini tidak dapat aku lindungi,” doanya. Suatu suara dari hatinya terdengar berbicara: “Aku akan selalu menempatkan mereka dalam perlindungan-Ku.” Bersamaan dengan itu, suatu kegentaran hebat meliputi para prajurit dan mereka segera lari pontang-panting. Santa Klara menjadi priorin (=pemimpin) di biaranya selama empat puluh tahun. Dua puluh sembilan tahun dari masa itu dilewatkannya dengan menderita sakit. Meskipun demikian, Santa Klara mengatakan bahwa ia penuh sukacita sebab ia melayani Tuhan. Sebagian orang khawatir para biarawati tersebut menderita sebab mereka teramat miskin. “Kata mereka kita ini terlalu miskin, tetapi dapatkah suatu hati yang memiliki Allah yang Mahakuasa sungguh-sungguh miskin?” Santa Klara wafat pada tanggal 11 Agustus 1253. Hanya dua tahun kemudian ia dinyatakan kudus oleh Paus Alexander IV. Klara dari Assisi (1193-1253), pendiri Ordo Klaris, lahir dan meninggal di Assisi; A: terang, cerah (L); B: Claire; L: seorang suster membawa mostrans; P: 11 Agustus 520 “Pergilah dalam damai; engkau telah mengikuti jalan yang benar; pergilah dengan penuh keyakinan, sebab Penciptamu telah menguduskanmu, telah memeliharamu terusmenerus, dan telah mengasihimu dengan segala kelembutan bagaikan seorang ibu terhadap anaknya. Oh Tuhan, terberkatilah Engkau karena telah menciptakan aku.” ~ Santa. Klara KLARA GAMBACORTA OP (1362-1419) Pada umur tujuh tahun telah dinikahkan. Setahun kemudian ia sudah menjanda. Lalu Klara masuk biara Dominikanes. Akhirnya ia berhasil mendirikan biara cabang dengan aturan yang amat keras dan berusaha giat memperbaharui ordo. P: 17 April KLAUDIA (abad ke-1) Adalah wanita Kristen di Roma yang menitip salam kepada Timotius lewat surat S. Paulus. (2 Tim 4, 21) KLAUDIUS (abad ke-7) Adalah seorang abbas di Perancis. P: 6 Juni KLAUDIUS LA COLOMBIER SJ (1642-1682) Adalah pengkotbah ulung di Inggris dan Perancis. Ia memberikan dukungan besar kepada Santa Margareta Maria Alacoque dalam usaha memajukan penghormatan terhadap Hati Kudus Jesus. 521 P: 15 Februari SANTO KLAUS / NIKOLAUS (1417-1487) Petani dan ayah dari 10 anak di Flueli ini sangat dihormati, karena keahliannya sebagai penasehat politik dan kemiliteran. Namun akhirnya ia mengundurkan diri dan menjadi pertapa. Ia dikaruniai rahmat mistik. Selama 19 tahun Klaus hanya hidup dari komuni kudus saja. Dari pertapaannya Klaus tetap memberi nasehat kepada para pemintanya. Berkat kepintarannya berdiplomasi Swis tidak terpecah menjadi dua Negara. Maka ia dihormati sebagai santo pelindung nasional dan ‘bapa negara’ Swiss. P: 25 September KLEMENS Sebuah perahu yang sarat penuh muatan, membuang sauh di pantai pulau Krimea, Laut Hitam. Muatannya bukanlah komoditi export, melainkan orang-orang Kristen Roma yang ditangkap dan di hukum kerja paksa menggempur dan mengusung batu-batu besar. Pekerjaan mereka berat, namun makanan dan waktu istirahat sangat sedikit. Di antara para pekerja rodi itu terdapat seorang yang sudah lanjut usia. Tetapi ia bekerja dengan rajin tanpa mengeluh. Bahkan ia masih menghibur dan membesarkan hati teman-temannya dengan mengisahkan penderitaan Jesus. Hal ini pastilah tidak luput dari pengawasan para tentara. Karena dianggap membahayakan, maka dengan paksa mereka mengikat orang tua itu pada sebuah jangkar, lalu menenggelamkannya ke Laut Hitam. 522 Orang tua itu adalah Klemens yang dipandang sebagai pengganti Petrus yang ketiga, setelah Santo Linus dan Santo Kletus (Anakletus). Keduanya dihormati sebagai martir, Santo Linus juga disebut-sebut dalam surat S. Paulus kepada S. Timotius (2 Tim 4, 21). Tidak banyak yang diketahui dari riwayat hidup Santo Klemens ini. Tetapi Santo Ireneus mengatakan, bahwa: ‘Klemens masih melihat dan bergaul dengan para Rasul.’ Ada pula yang menyamakannya dengan Klemens seperti disebut dalam Surat Santo kepada jemaat Filipi (4,3). Bagaimanapun juga, Klemens terkenal dengan suratnya yang dikirim sebagai uskup Roma kepada umat di Korintus. Kala itu orang Kristen di Korintus berontak terhadap uskup mereka. Surat Klemens itu merupakan surat pertama yang memperlihatkan campur tangan seorang uskup Roma terhadap keuskupan lain. Selain itu juga merupakan contoh perhatian patoral dan teguran kebapaan yang tegas. Surat Klemens diterima baik oleh umat Korintus dan bertahun-tahun lamanya dijadikan bacaan pada perayaan ibadat di banyak gereja. Karena itulah Klemens dianggap sbagai Bapak Apostolik yang pertama. Klemens (akhir abad ke-1), paus dan martir; A: lemah lembut (L); L: jangkar; P: 23 Nopember KLEMENS († 916) Melanjutkan misi Santo Sirilus dan Santo Metodius dia antara bangsa Slav, khususnya di Bulgaria. Uskup ini terkenal sebagai penulis bukubuku dalam bahasa Slavia kuno. P: 17 Juli 523 KLEMENS MARIA HOFBAUER CSSR (17511820) Adalah pengkotbah yang terkenal dan pembela Gereja terhadap tuntutan Negara di Austria. Semula imam ini menjadi tukang roti. P: 15 Maret KLEOFAS (abad ke-1) Ialah salah seorang dari 72 murid Jesus yang mengalami penampakan dalam perjalanan ke Emaus pada malam Paskah pertama (lih. Lukas 24, 13-35). P: 25 September PAUS KLETUS († 89) Atau disebut juga Anakletus adalah uskup Roma ketiga yang mati sebagai martir. P: 25 April KLOD (520-560) Menolak segala hak waris atas tahta dan memilih menjadi biarawan di St. Cloud (Versailles, Perancis). Sebelumnya, putera raja ini hendak dibunuh oleh pamannya. Neneknya, Klotilda, dihormati sebagai santa juga. P: 7 September KLOTILDA († 545) Adalah puteri raja Burgundia. Ia menuntut dari calon suaminya, raja Klodwig dari Franken yang masih kafir, supaya tetap diperbolehkan 524 melaksanakan kewajiban agamanya. Ketika anak sulung mereka meninggal sesudah pembaptisannya, raja hamper membatalkan janjinya. Namun berkat kesabaran dan budi bahasa Klotilda yang baik, raja menjadi Kristen juga setelah memenangkan pertempuran atas musuhnya. P: 3 Juni SANTA KOLETA (1380-1447) Dilahirkan pada tahun 1380, bayi perempuan itu diberi nama Nikoleta untuk menghormati Santo Nikolaus dari Myra. Orangtuanya yang penuh kasih sayang memanggilnya Koleta sejak ia masih bayi. Ayah Koleta adalah seorang tukang kayu di sebuah biara di Picardy. Koleta seorang gadis yang pendiam dan rajin bekerja. Ia memberikan banyak bantuan kepada ibunya dalam melakukan pekerjaan rumah tangga. orangtuanya memperhatikan bahwa puteri mereka senang berdoa, ia juga seorang yang peka serta penuh belas kasihan. 525 Ketika Koleta berusia tujuhbelas tahun, kedua orangtuanya meninggal dunia. Gadis itu kemudian diserahkan di bawah asuhan pemimpin biara di mana ayahnya dulu bekerja. Koleta meminta dan mendapatkan sebuah gubug kecil yang dibangun di samping gereja biara. Koleta tinggal di sana. Ia menghabiskan waktunya dengan berdoa dan melakukan silih bagi Gereja Kristus. Semakin lama semakin banyak orang mengetahui perihal gadis kudus ini. Mereka datang kepadanya untuk meminta nasehatnya dalam masalah-masalah penting. Mereka tahu bahwa Koleta seorang yang bijaksana oleh sebab hidupnya dekat dengan Tuhan. Koleta menerima semua orang dengan kelemahlembutan. Di akhir kunjungan, ia akan berdoa agar para tamunya menemukan kedamaian hati. Koleta adalah anggota Ordo Ketiga St. Fransiskus. Ia tahu bahwa ordo religius bagi para wanita yang mengikuti cara hidup St. Fransiskus adalah Ordo Santa Klara. Ordo tersebut diberi nama sesuai dengan pendiri ordo mereka, St. Klara, yang adalah pengikut St. Fransiskus. Pada masa Koleta hidup, Ordo Santa Klara perlu kembali ke tujuan awal ordo mereka. St. Fransiskus dari Asisi menampakkan diri kepada Koleta serta memintanya untuk mengadakan pembaharuan dalam Ordo St. Klara. Tentu saja Koleta amat terkejut dan takut oleh sebab tugas yang demikian berat itu. Tetapi, ia percaya akan belas kasih Tuhan. Koleta pergi mengunjungi biara-biara St. Klara. Ia membantu para biarawati Klaris untuk hidup lebih sederhana dan meluangkan lebih banyak waktu untuk berdoa. Ordo St. Klara memperoleh semangat dari cara hidup St. Koleta. St. Koleta memiliki devosi yang mendalam kepada Yesus dalam Ekaristi. Ia juga seringkali mengadakan waktu untuk merenungkan 526 sengsara serta wafat Kristus. Ia amat mencintai Yesus dan panggilan religiusnya. Koleta tahu dengan pasti kapan dan di mana ia akan meninggal. Ia wafat di salah satu biaranya di Ghent, Flanders, pada tahun 1447 dalam usia enampuluh tujuh tahun. Koleta dinyatakan kudus pada tahun 1807 oleh Paus Pius VI. P: 7 Februari KOLUMBA dan PAMPOSA († 853) Biara dua suster Benediktin ini dihancurkan oleh Sultan Muhammed I dari Cordoba Spanyol. Semua suster melarikan diri, kecuali Kolumba yang mengakui sebagai suster dan akhirnya dipenggal. Lalu Pamposa menghadap Sultan untuk mentobatkannya, tetapi mengalami nasib yang sama. A: Kolumba = merpati; Pamposa = mewah; P: 20 September SANTO KOLUMBANUS (543-23 November 615) Kolumbanus, biarawan misionaris Irlandia yang paling terkenal ini, hidup pada abad ketujuh. Semasa kanak-kanak ia mengenyam pendidikan yang baik. Ketika remaja, ia memutuskan untuk menjadi seorang biarawan. Ibunya tak dapat tahan akan pikiran bahwa puteranya ini akan meninggalkannya. Namun demikian, Kolumbanus merasakan panggilan yang amat kuat untuk melayani Tuhan dalam keheningan sebuah biara. Setelah bertahun-tahun menjadi seorang biarawan di Irlandia, Kolumbanus dan duabelas 527 biarawan lainnya bersiap berlayar ke Perancis. Ada kekurangan tenaga imam di sana. Umat Perancis terinspirasi oleh cara hidup orang-orang kudus ini. Para biarawan hidup dalam matiraga, devosi dan belas kasih. Banyak pemuda tertarik pada cara hidup yang saleh ini. Mereka datang dan mohon bergabung dengan para biarawan. Segera saja para biarawan membangun biara-biara lain sebagai tempat tinggal segenap pengikut Santo Kolumbanus. Tetapi, ada sebagian orang yang beranggapan bahwa peraturanperaturan biarawan ini terlalu keras. Santo Kolumbanus juga harus menghadapi bahaya ketika ia memperingatkan raja atas dosa-dosanya. Sebagai akibat, ia dan para biarawan Irlandia harus angkat kaki dari Perancis. Santo Kolumbanus, meski telah cukup tua, masih berusaha mewartakan kabar gembira kepada orang-orang yang belum mengenal Tuhan di Switzerland. Ketika usianya telah tujuhpuluh tahun, ia pergi ke Italia dan membela iman melawan serangan bidaah Arian. Dalam surat-suratnya kepada Paus St Bonifasius IV, St Kolumbanus memaklumkan bakti setia kepada Bapa Suci. “Kami semua orang-orang Irlandia, yang tinggal di bagian dunia yang paling jauh,” tulisnya, “terikat kepada Tahta Suci Santo Petrus.” Ia menyebut paus sebagai “pemimpin dari para pemimpin.” Di tahun-tahun akhir hidupnya, Santo Kolumbanus membangun sebuah biara besar di Bobbio, Italia. Ia wafat di sana pada tanggal 23 November 615. Setelah wafatnya, baik orang-orang Irlandia maupun orang-orang Italia membaktikan diri pada karya misioner yang mengagumkan ini. A: merpati (L); L: seekor beruang (karena ia senang berjuang tanpa mengenal lelah); P: 23 Nopember 528 KONON (abad ke-3) Adalah tukang kebun yang bersama anaknya bernama Konon juga mati sebagai saksi iman di Ikonion Yunani. P: 29 Mei KONRAD (906-976) Uskup ini sedang merayakan Ekaristi. Pada waktu komuni, ia menyantap hosti kudus dengan khidmat. Kemudian ia mengangkat piala. Tiba-tiba ia terhenti dan tertegun mengamati piala. Dalam piala berisi anggur itu terdapat seekor laba-laba besar yang amat berbisa. Tetapi beberapa saat kemudian, uskup itu meminum Darah Kristus sampai tuntas. Dalam telinganya nyaring terngiang-ngiang sabda Jesus ketika mengutus para rasul supaya mewartaka Kabar Gembira ke penjuru bumi: “Sekalipun kamu meminum racun, namun kamu tak akan mendapat celaka.” Konrad, demikianlah nama uskup itu. Ia memimpin keuskupan Konstanz di tepi danau besar antara Jerman dan Swiss. Masa mudanya biasa saja, tiada hal-hal yang istimewa. Ia mendapatkan pendidikan yang baik dan setelah ditahbiskan menjadi imam, Konrad dipercaya mengurus keuskupan. Ketika uskup wafat, dialah yang terpilih menggantikannya. Sebagai uskup, Konrad membimbing para imam dan umatnya melalui teladan dan ajaran. Ia sungguh-sungguh seorang gembala yang rajin. Banyak rumah khusus untuk kaum miskin, orang sakit dan para peziarah didirikan oleh Konrad. Selain itu, ia juga membangun banyak gereja baru dan melayani sesame manusia tanpa pamrih, tanpa mengenal lelah, demi keselamatan jiwa umatnya. Tiga kali ia berziarah ke Tanah Suci. 529 Konrad (906-976), uskup. L: piala yang di dalamnya terdapat serangga berbisa; P: 26 Nopember. KONRAD OFM CAP (1818-1894) Adalah bruder penjaga pintu biara di Altoetting Jerman yang selalu siap membantu peziarah dan orang miskin. P: 21 April KONSTANTIUS OP (1410-1481) Adalah mahaguru dan pembesar biara yang membaharui hidup biara. P: 25 Februari KORBINIANUS († 730) Uskup keliling untuk mengkristenkan suku Bayern Jerman yang masih biadab. P: 9 September KORDULA Adalah teman dari Santa Ursula yang dibunuh bersama-sama. P: 21 Oktober KORNELIA (abad ke-3) Ketika hakim menanyakan apakah ia dan lima temannya beragama Kristen, perawan dan martir di Tunisia ini menjawab dengan tegas: “Kamilah orang Kristen dan akan tetap demikian!” Akibatnya, mereka berenam dipenggal. 530 B: Nelly dan Cony; P: 21 Maret KORNELIUS (abad ke-1) Adalah perwira Romawi yang dibaptis oleh Santo Petrus (Kis. Ras. 10 dan 15). Dialah orang bukan Yahudi pertama tanpa disunat dahulu yang diterima dalam Gereja. P: 2 Februari SANTO PAUS KORNELIUS († 253) & SANTO SIPRIANUS († 14 September 258) Santo Paus Kornelius Pada pertengahan abad ketiga, Gereja masih mengalami penganiayaan. Penganiayaan yang kejam dalam masa pemerintahan Kaisar Decius telah merenggut nyawa Paus St. Fabianus. Gereja tidak memiliki paus selama hampir satu tahun lamanya. Seorang imam kudus dari Roma, Kornelius, dipilih menjadi Bapa Suci pada tahun 251. Kornelius menerima tugas tersebut, oleh sebab ia sangat mencintai Kristus. Ia rela melayani Gereja sebagai seorang paus, meskipun pelayanannya itu membahayakan jiwanya. Karena 531 itulah Paus Kornelius amat dikagumi di seluruh dunia. Teristimewa para Uskup Afrika secara terangterangan menyatakan cinta dan kesetiaan mereka kepada paus. Uskup Siprianus dari Kartago mengirimkan kepada bapa suci surat-surat yang membangkitkan semangat serta menyatakan dukungan. Santo Siprianus Siprianus dibaptis sebagai pengikut Kristus pada usia empat puluh lima tahun. Ia mengherankan umat Kristiani di Kartago dengan mengucapkan kaul kemurnian sesaat sebelum dibaptis. Beberapa waktu kemudian, Siprianus ditahbiskan sebagai imam dan pada tahun 249 sebagai uskup. Penuh semangat Uskup Siprianus membesarkan hati Paus Kornelius dengan mengingatkannya bahwa selama masa penganiayaan yang sedang berlangsung di Roma itu, tidak ada seorang umat Kristiani pun yang mengingkari imannya. Tulisantulisan St. Siprianus menjelaskan tentang kasih yang harus dimiliki umat Kristiani bagi persatuan Gereja. Kasih ini haruslah juga diperuntukkan bagi paus, para uskup serta para imam, baik di keuskupankeuskupan maupun di paroki-paroki. Siprianus juga menulis sebuah thesis tentang persatuan Gereja. Topik yang diangkatnya itu tetap menjadi topik penting di sepanjang masa, termasuk masa sekarang. 532 Paus Santo Kornelius wafat dalam pengasingan di pelabuhan Roma pada bulan September tahun 253. Oleh sebab ia harus menanggung penderitaan yang luar biasa sebagai seorang paus, maka ia dinyatakan sebagai martir. Santo Siprianus wafat lima tahun kemudian dalam masa penganiayaan Valerianus. Ia dipenggal kepalanya di Kartago pada tanggal 14 September 258. Pesta kedua orang kudus ini dirayakan bersama-sama untuk mengingatkan kita akan pentingnya persatuan Gereja. Persatuan Gereja adalah tanda kehadiran Yesus yang adalah Kepala Gereja. P: 16 September SANTO KOSMAS & SANTO DAMIANUS († 303) Kedua martir ini adalah sepasang saudara kembar dari Siria yang hidup pada abad keempat. Mereka berdua merupakan siswa-siswa yang sangat terkenal dalam bidang ilmu pengetahuan dan keduanya menjadi dokter yang hebat. Kosmas dan Damianus memandang setiap pasien sebagai saudara dan saudari dalam Kristus. Karena itu, mereka memberikan perhatian besar kepada mereka semua dan melakukan yang terbaik dengan segenap kemampuan mereka. Betapa pun banyaknya 533 perhatian yang harus mereka curahkan terhadap seorang pasien, baik Kosmas maupun Damianus, tidak pernah menerima uang sebagai imbalan atas pelayanan mereka. Sebab itu, mereka diberi nama julukan dalam bahasa Yunani artinya “tanpa uang sepeser pun”. Setiap ada kesempatan, kedua orang kudus ini akan bercerita kepada para pasiennya tentang Yesus Kristus, Putra Allah. Orang banyak menyukai kedua dokter kembar ini, karenanya dengan senang hati mereka mendengarkan. Kosmas dan Damianus seringkali memulihkan kesehatan, baik jiwa maupun raga, para pasien yang 534ating mohon bantuan mereka. Ketika penganiayaan oleh Kaisar Diocletian terhadap umat Kristiani dimulai di kota mereka, kedua dokter ini segera ditangkap. Tak pernah sekali pun mereka berusaha menyembunyikan cinta mereka yang begitu besar terhadap iman Kristiani mereka. Mereka disiksa dan dianiaya, tetapi tak ada yang dapat memaksa mereka untuk mengingkari iman mereka kepada Kristus. Mereka hidup bagi Dia dan menarik begitu banyak orang kepada cinta-Nya. Jadi, pada akhirnya, mereka berdua dijatuhi hukuman mati pada tahun 303. Kosmas dan Damianus (303), dokter dan martir di Kyros (Siria); pelindung para dokter dan apoteker; L: alat-alat kedokteran; P: 26 September KRESENTIA HOESS (1682-1744) Gadis miskin ini hanya diterima dalam biara, karena desakan walikota Kaufbeuren Jerman yang Protestan. Pembesarnya sangat jengkel, kejam dan tidak adil terhadap suster muda ini, walaupun Kresentia sangat sabar dan taat. Ia menerima banyak rahmat khusus sesudah menjalani aneka 534 godaan. Ketika menjadi pembesar ia memperbaharui seluruh biara. P: 6 April KRESZENZ (abad ke-1) Adalah murid Santo Paulus (2 Tim 4, 10). A: yang berkembang; P: 27 Juni KRISANTUS dan DARIA († 283) Karena Krisantus beriman Kristen, ayahnya ingin memurtadkannya dengan bantuan seorang imam perempuan kafir bernama Daria. Akan tetapi diceritakan, bahwa keduanya justru jatuh cinta, lalu bersama-sama mentobatkan banyak orang. Akhirnya mereka ditangkap dan dikubur hidup-hidup di Roma. P: 25 Oktober KRISOGONUS (abad ke-4) Adalah guru Santa Anastasia, imam dan martir di Roma. P: 24 Nopember KRISPINA († 304) Ibu yang kaya di Tebaste Afrika Utara ini dianiaya dan dihina karena tidak mau murtad. P: 9 Juni KRISTIAN († 1145) 535 Rahib Sistersien di Perancis ini dikaruniai banyak penglihatan dan hidup suci. A: yang mengikuti Kristus; P: 27 Juli KRISTIAN († 1245) Adalah misionaris suku bangsa Preussen Jerman dan uskup pertama Kulm. Ia mendirikan banya gereja dan menginjilkan daerah yang luas. Selama enam tahun Kristian ditahan oleh seorang kafir. B: Kris; P: 4 Desember KRISTIANA (abad ke-4) Diangkut menjadi tawanan perang ke Georgia (Soviet Selatan). Ia mentobatkan rakyat dan raja melalui ajaran, mukjijat dan keutamaannya. B: Nina, Nania; P: 15 Desember KRITINA (1435-1456) Adalah janda muda di Spoleto Italia yang bertobat dan bermatiraga keras karena kemewahan duniawi yang telah dinikmatinya. P: 13 Februari KRISTOFERUS BUXTON (1588) Menemui ajalnya setelah digantung di Canterbury (Inggris) karena mengakui iman Katolik. P: 1 Oktober KRISTOFORUS (ABAD KE-4) 536 Adalah penginjil dan martir di Asia Kecil. Menurut kisah kuno, sebelum dibaptis Kristoforus hanya mau mengabdi kepada yang paling kuat. Tetapi ia melihat, bahwa tentara dan raja yang gagah pun takut akan setan. Maka ia mengabdi setan. Suatu ketika ia bepergian bersama setan. Di tengah jalan setan gemetar sewaktu melihat salib. Kristoforus jengkel dan meninggalka dinas pada setan. Kemudian ia mendirikan pondok kecil di pinggir sungai dan membantu orang yang mau menyeberang. Sebab, sungai itu tidak jinak, lagi pula deras; sedangkan Kristoforus tinggi besar dan kuat badannya. Suatu hari ia kedatangan seorang anak kecil yang minta diseberangkan. Ia mengangkat bocah itu dan memanggulnya. Tetapi sesampai di tengah sungai, anak itu begitu berat seakan-akan seluruh bumi menekan bahu Kristoforus. Ia tak dapat meneruskan penyeberangannya dan anak itu pun berkata: “Akulah Jesus, Tuhan semesta alam dan Raja yang paling kuat.” Dengan gembira Kristoforus percaya akan Jesus dan menjadi pengikutNya yang setia. Karena Kristoforus menjadi ‘pembawa Kristus’ (itulah arti namanya), maka ia dihormati sebagai santo pelindung lalu lintas, supaya aman. B: Kristobal, Tobal; P: 24 Juli. KUNIGUNDE (980-1033) Adalah permaisuri Kaisar Heinrich II dari Jerman. Ia menjadi suster biasa sesudah suaminya meninggal. Pada suatu hari ia menampar abbas biara (yang adalah keponakannya) karena enakenak makan sewaktu suster lain sedang berdoa. Tamparan jarinya selamanya membekas pada pipi 537 abbas itu. Ia dihormati sebagai santa pelindung anak-anak yang sakit keras. P: 3 Maret dan atau 13 Juli L LADISLAUS I (1040-1095) Berhasil mempertahankan dan mempersatukan kerajaannya. Raja Hungaria yang adil dan jujur ini sangat memajukan agama Katolik. B: Ladislas, Laszlo; P: 27 Juni LAMBERTUS (635-705) Uskup Maastricht (Belanda) yang sangat aktif dalam penginjilan di Brabant ini dibunuh karena nafsu balas dendam seorang bangsawan. L: seorang uskup yang berlutut dan ditusuk tombak; P: 18 September 538 LANCELOT atau ANDREAS AVELLINO (1521-1612) Setelah ditahbiskan imam, ia bekerja dalam pengadilan gerejani di Napoli Italia. Walaupun ditugaskan dan telah bekerja mati-matian, namun ia tidak berhasil menertibkan suatu biara suster-suster yang brengsek. Maka Lancelot kemudian memutuskan masuk Ordo Teatian. Ia menjadi pengkotbah dan bapa pengakuan yang termasyur. Ia diminta Santo Karolus Boromeus ikut memperbaharui hidup Kristiani dalam keuskupan Milano. P: 10 Nopember LANDRIKUS atau LANDRI († 730) Ialah putera Santo Madelgarius yang menjadi abbas dan uskup misionaris di Belgia. P: 17 April LAUDUS († 568) Uskup ini dengan penuh semangat merasul dan beramal di Perancis. A: pujian (L); B: Laudo, Laud, Lo; P: 22 September SANTO LAURENTIUS († 10 Agustus 258) Jika kita sedang merasa uring-uringan terhadap sesuatu yang mengganggu kita, baiklah kita mohon bantuan St. Laurensius agar ia mendoakan kita dan membantu kita 539 agar tetap sabar dalam menanggung pencobaan. Siapakah St. Laurensius? Laurensius hidup pada abad ketiga. Ia adalah salah seorang dari ketujuh Diakon Roma di bawah Paus Santo Sixtus II. Mereka bertugas untuk memberikan bantuan kepada fakir miskin. Pada masa itu, umat Kristiani mengalami penganiayaan hebat dalam pemerintahan Kaisar Valerian. Kaisar memerintahkan agar Paus St. Sixtus II beserta keenam diakon lainnya dijatuhi hukuman penggal, sehingga tinggallah Laurensius seorang diri. Sementara Paus digiring ke tempat hukuman mati, Laurensius mengikutinya sambil menangis, “Bapa, mengapa engkau pergi meninggalkan aku?” Paus menjawabnya, “Aku tidak meninggalkan engkau, anakku. Tiga hari lagi engkau akan bersamaku.” Laurensius amat gembira karena ia juga akan diperbolehkan menerima piala kemartiran. Laurensius membagi-bagikan semua uang yang masih ada padanya kepada mereka yang membutuhkan. Ia bahkan juga menjual bejanabejana berharga milik Gereja dan membagikan uangnya kepada mereka yang miskin papa. Cornelius Saecularis, yang pada waktu itu menjabat sebagai penguasa Roma, mengira bahwa Gereja menyimpan suatu harta karun yang tersembunyi. Maka Cornelius memanggil Laurensius dan berkata kepadanya, “Aku tahu 540 bahwa menurut ajaran kalian, kalian harus menyerahkan kepada kaisar segala milik kaisar. Allah-mu tidak membawa uang ke dunia ketika Ia datang, Ia hanya membawa ajaran-Nya. Jadi, berikanlah uangnya kepada kami, kalian boleh menyimpan ajaran-Nya.” Cornelius juga berjanji akan membebaskan Laurensius jika saja ia mau menyerahkan seluruh kekayaan Gereja kepada kaisar. Laurensius menyanggupi permintaan Cornelius. Ia minta diberi waktu tiga hari untuk mengumpulkan seluruh harta Gereja. Maka, pergilah Laurensius menjelajahi kota selama tiga hari untuk mengumpulkan orang-orang yang sakit, fakir miskin, jompo, janda serta para yatim piatu. Pada hari yang ketiga ia membawa mereka semua ke hadapan penguasa Roma, katanya, “Tuan, inilah harta karun Gereja!” Penguasa Roma itu menjadi sangat murka. Dalam amarahnya ia memerintahkan agar Laurensius dijatuhi hukuman mati secara perlahan dan kejam. Laurensius diikatkan pada panggangan besi raksasa yang dipanaskan di atas api yang kecil sehingga api memanggang daging tubuhnya secara perlahan-lahan. Laurensius memang terbakar, tetapi bukan oleh api, melainkan oleh rasa cinta yang amat mendalam kepada Tuhan. Oleh karena itu, Laurensius menjalani siksaannya dengan ketabahan yang mengagumkan. Tuhan juga memberinya kekuatan dan sukacita yang luar biasa, hingga Laurensius masih sempat bercanda, “Balikkan tubuhku,” katanya kepada algojo, “yang sebelah sini sudah matang!” Kemudian, ”Ya, sudah cukup matang sekarang!” Sementara Laurensius terbaring sekarat, wajahnya memancarkan sinar surgawi. Laurensius berdoa agar penduduk kota Roma bertobat dan 541 berbalik kepada Yesus dan semoga iman Katolik menyebar ke seluruh dunia. Usai mengucapkan doanya, Laurensius pergi menjumpai Yesus, Paus Sixtus dan semua para kudus di surga. Keberanian serta ketabahan Laurensius menyentuh banyak orang sehingga banyak penduduk Roma yang akhirnya bertobat. St. Laurensius wafat pada tanggal 10 Agustus tahun 258. Pestanya dirayakan setiap tanggal 10 Agustus. Demi menghormatinya, Kaisar Konstantinus membangun sebuah basilika yang indah. Nama St Laurensius ada di antara para kudus Dalam Doa Syukur Agung Pertama dalam Misa. SANTO LAURENTIUS OFM CAP dari BRINDISI (1559-22 Juli 1619) Giulio Caesare de Rossi dilahirkan di Brindisi, Italia, pada tahun 1559. Brindisi adalah bagian dari Kerajaan Naples, Italia. Caesar mengambil nama Laurentius ketika ia menjadi seorang Fransiskan Kapusin pada usia enambelas tahun. Ia diutus ke Universitas Padua untuk belajar teologi. Laurentius mengejutkan banyak orang dengan belajar juga enam bahasa asing. Bahasa ibunya adalah bahasa Italia. Ia fasih berbahasa Perancis, Jerman, Yunani, Spanyol, Syriac 542 dan Ibrani. Pula, St Laurentius memiliki pengetahuan mendalam tentang Kitab Suci. Setelah ditahbiskan sebagai imam, ia menjadi seorang pengkhotbah yang popular. Karena kemampuannya berbahasa Ibrani, ia berkarya demi pertobatan orang-orang Yahudi yang tinggal di Roma. Di kemudian hari, St Laurentius diutus untuk mendirikan ordonya di Austria. Kaisar Rudolf II tidak menghendaki kedatangan mereka. Tetapi, kelemah-lembutan Laurentius dalam merawat para korban wabah penyakit di sana melunakkan hati kaisar. Kaisar meminta Laurentius untuk membujuk para bangsawan Jerman agar melawan pasukan Turki. Kala itu, pasukan Turki sedang berusaha menghapuskan kekristenan. Laurentius berhasil meyakinkan para bangsawan. Tetapi, para pemimpin mereka mendesak agar sang imam ikut serta bersama pasukan ke medan perang guna menjamin kemenangan. Ketika para prajurit melihat betapa besar bala tentara Turki, mereka ketakutan dan bermaksud mengundurkan diri. Jadi, St Laurentius sendiri yang memimpin pasukan. Ia hanya bersenjatakan salib. Para prajurit Kristiani menjadi percaya dan bertempur dengan gagah berani. Pasukan Turki berhasil ditaklukkan dengan mutlak. St Laurentius disanjung, tetapi ia tidak berbangga diri atas keberhasilannya. Ia menyerahkan segalanya pada Tuhan dan memanjatkan pujian kemuliaan bagi-Nya. Pada tahun 1602, St Laurentius menjadi Superior Jenderal ordonya. Ia berkarya, berkhotbah dan menulis guna menyebarluaskan Kabar Gembira. Ia pergi dalam misi-misi perdamaian yang penting ke Munich, Jerman dan Madrid, Spanyol. Para penguasa wilayah-wilayah tersebut mendengarkan nasehatnya dan misinya berhasil gemilang. Tetapi St 543 Laurentius terserang sakit parah. Ia kecapaian karena medan perjalanan yang berat dan beban tugas yang menegangkan. Ia wafat tepat pada hari ulangtahunnya, pada tanggal 22 Juli 1619. St Laurentius dinyatakan kudus oleh Paus Leo XIII pada tahun 1881. Ia dihormati sebagai “Doktor Apostolik” oleh Paus Yohanes XXIII pada tahun 1959. P: 21 Juli SANTO LAURENSIUS GIUSTINIANI (13811455) Laurensius dilahirkan di Venice, Italia, pada tahun 1381. Ibunya kadang-kadang berpikir bahwa puteranya berkhayal terlalu tinggi. Laurensius selalu mengatakan kepada ibunya bahwa ia ingin menjadi seorang kudus, seorang santo. Ketika usianya sembilanbelas tahun, Laurensius merasa bahwa ia harus melayani Tuhan dengan suatu cara yang istimewa. Ia meminta nasehat kepada pamannya, seorang imam yang kudus dari komunitas St. George. “Apakah kamu memiliki keberanian untuk meninggalkan kesenangan duniawi dan melewatkan hidupmu dengan melakukan silih?” tanya pamannya. Cukup lama Laurensius tidak menjawab. Kemudian ia menatap salib dan berkata, “Engkau, oh Tuhan, adalah harapanku. Dalam Salib ada ketenteraman serta kekuatan.” 544 Ibunya menginginkannya untuk menikah, tetapi Laurensius bergabung dengan komunitas St. George. Tugas pertamanya adalah pergi ke kampung-kampung di kotanya untuk meminta derma bagi ordonya. Laurensius tidak malu pergi meminta-minta. Ia tahu bahwa derma uang ataupun barang akan berguna bagi karya Tuhan. Ia bahkan pergi ke depan rumahnya sendiri dan meminta derma. Ibunya berusaha mengisi kantongnya dengan banyak makanan agar Laurensius dapat segera pulang ke biaranya. Tetapi Laurensius hanya menerima dua potong roti dan pergi ke rumah sebelah untuk meminta derma lagi. Dengan demikian, ia belajar bagaimana mempraktekan penyangkalan diri dan semakin bertumbuh dalam kasih kepada Tuhan. Suatu hari seorang teman datang membujuk Laurensius untuk meninggalkan biaranya. Laurensius menjelaskan kepada temannya itu betapa singkatnya hidup dan betapa bijaksananya untuk melewatkan hidup demi surga. Temannya amat terkesan dan terdorong untuk menjadi seorang religius juga. Di kemudian hari Laurensius diangkat menjadi Uskup, meskipun ia sendiri kurang senang akan hal itu. Umatnya segera mengetahui betapa lembut hati dan kudusnya Uskup mereka. Orang berbondongbondong datang kepadanya setiap hari untuk memohon pertolongannya. Menjelang ajalnya, St. Laurensius menolak berbaring di tempat tidur yang nyaman. “Tidak boleh demikian!” serunya dengan rendah hati. “Tuhanku terentang di kayu yang keras serta menyakitkan.” Santo Laurensius Giustiniani wafat pada tahun 1455. P: 5 September 545 SANTO LAURENSIUS O'TOOLE (1128-14 November 1180) Laurensius dilahirkan di Irlandia pada tahun 1128. Ayahnya seorang pejabat. Ketika usianya baru sepuluh tahun, seorang raja tetangga menyerang wilayah kekuasaan ayahnya dan membawanya pergi. Anak itu menderita selama dua tahun lamanya. Kemudian ayahnya memaksa raja untuk menyerahkan Laurensius kepada seorang uskup. Ketika raja memenuhi permintaannya, ayahnya segera datang menemui putranya. Dengan penuh syukur dan sukacita, ia membawa Laurensius pulang ke rumah. Ayahnya ingin agar salah seorang puteranya melayani dan mengabdi Gereja. Ketika sedang bertanya-tanya siapakah gerangan yang akan memenuhi keinginannya itu, dengan tertawa Laurensius mengatakan kepada ayahnya agar jangan bingung lagi. “Itulah kerinduanku,” kata Laurensius, “bagian warisanku adalah melayani Tuhan dalam Gereja-Nya.” Maka, ayahnya membimbing tangannya dan menyerahkannya kepada uskup. Laurensius menjadi seorang imam dan abbas (= pemimpin biara) sebuah biara yang besar. Suatu ketika, terjadilah paceklik di mana bahan pangan sulit didapatkan di seluruh daerah sekitar biara. Abbas yang baik itu membagi-bagikan sejumlah 546 besar bahan makanan agar penduduk terhindar dari bahaya kelaparan. Laurensius juga harus menangani banyak masalah sehubungan dengan jabatannya sebagai pemimpin biara. Sebagian biarawan mengkritiknya karena terlalu disiplin. Meskipun demikian, Laurensius tetap membimbing komunitasnya dengan cara laku silih dan matiraga. Ada juga masalah dengan para penyamun dan perompak yang tinggal di bukit-bukit sekitarnya. Walaupun begitu, tidak ada suatu pun yang membuat Laurensius O'Toole gentar. Laurensius menjadi begitu terkenal hingga tak lama kemudian ia dipilih sebagai Uskup Agung Dublin. Dalam kedudukannya yang baru itu, ia hidup kudus sepanjang hidupnya. Setiap hari, ia mengundang kaum fakir miskin untuk menjadi tamu kehormatannya. Di samping itu, ia memberikan pertolongan kepada banyak orang lain juga. Laurensius sangat mencintai umatnya dan negaranya, Irlandia, dan ia melakukan segalanya untuk menjadikannya damai sejahtera. Suatu ketika, seorang gila menyerang Laurensius ketika ia hendak naik ke altar untuk mempersembahkan Misa. Laurensius jatuh ke lantai tak sadarkan diri. Namun, segera saja ia siuman kembali. Saat itu juga dibasuhnya luka-lukanya, lalu langsung mempersembahkan Misa. Setelah tahun-tahun pengabdian bagi Gereja, St. Laurensius O'Toole sakit parah. Ketika ditanya apakah ia hendak menuliskan surat wasiat, uskup agung yang kudus itu tersenyum. Jawabnya, “Tuhan tahu bahwa aku tidak memiliki apa-apa di dunia ini.” Sejak lama ia telah memberikan segala yang ia miliki kepada orang-orang lain, sama seperti ia telah memberikan dirinya seutuhnya kepada Tuhan. St. 547 Laurensius O'Toole wafat pada tanggal 14 November 1180. Ia dinyatakan kudus oleh Paus Honorius III pada tahun 1225. BEATO LAWRENCE HUMPHREY, BEATO ROGER DICKENSON dan BEATO RALPH MILNER Ketiga martir ini hidup di Inggris dalam masa penganiayaan Gereja oleh Ratu Elizabeth I. “Tuan” Roger Dickenson adalah seorang imam sekulir yang menyamar. Ralph Milner adalah seorang suami dan ayah. Ia bekerja sebagai buruh tani dan dihantar ke dalam Gereja melalui teladan baik para tetangganya. Pada hari ia menyambut Komuni Pertama, ia dijebloskan ke dalam penjara karena ia seorang Katolik. Sipir penjara suka padanya, sebab itu penahanannya di penjara tidaklah terlalu ketat pada mulanya. Selama beberapa tahun ia “dibebaskan bersyarat” untuk mendapatkan suplai makanan dan apapun yang dibutuhkan para tahanan lainnya. Sementara dibebaskan bersyarat, ia merupakan seorang penolong yang banyak membantu “Tuan” Dickenson dan Pater Stanney, seorang Yesuit. Akhirnya, tibalah hari ketika Pater Dickenson pun ditangkap juga. Ia dan Milner dihadapkan ke pengadilan bersama-sama. Pater Dickenson diadili karena kejahatan menjadi seorang imam Katolik. Tuan Milner diadili karena membantu Pater Dickenson melaksanakan karya pelayanannya. Hakim mengarahkan pandangannya ke khalayak ramai dalam ruang pengadilan. Ia memikirkan Ny Milner dan delapan anak pasutri Milner. Ia ingin membebaskan Milner bagaimanapun caranya. “Yang perlu engkau lakukan hanyalah,” demikian katanya, “mengunjungi sebuah gereja Protestan, beberapa 548 menit saja, untuk mengatakan bahwa engkau ada di sana. Maka, aku akan melepaskanmu agar engkau dapat bersama keluargamu.” Tuan Milner dengan tenang dan tegas menolak. Ia dan Pater Dickenson pergi dengan gagah berani menyongsong maut. Hari itu adalah tanggal 7 Juli 1591. Martir ketiga, Lawrence Humphrey, dihantar masuk ke dalam Gereja oleh Pater Stanney, SJ. Ia tak hendak mengingkari iman yang baru saja dipeluknya. Lawrence baru berusia duapuluh satu tahun ketika ia wafat dimartir. LAZARUS (abad ke-1) Ialah saudara Maria dan Marta serta teman Jesus yang dibangkitkanNya dari kubur pada hari ketiga (lih. Yoh. 11-12). Sering kejadian itu menjadi tema lukisan para seniman Kristen. LEA († 384) A: Tuhan telah menolong (H); P: 17 Desember Memimpin perkumpulan wanita yang karya pokoknya berbuat amal (di Roma). Janda muda ini adalah murid Santo Hieronimus. A: singa betina (L); P: 17 Desember LEANDER (540-600) Adalah kakak Santo Isidorus yang kemudian menggantikannya sebagai uskup Sevilla Spanyol. Adiknya yaitu, Santa Florentina dan Santo Fulgentius, dinyatakan kudus juga. Ia menarik Raja Hermenegild dan Rekkared serta seluruh bangsawan Wisigoth kembali ke pangkuan Gereja Katolik. P: 27 Februari 549 LEGER atau LUTGAR (616-680) Uskup Autun Perancis ini giat menertibkan kehidupan umat. Ia dibutakan, dipotong lidahnya dan beberapa tahun kemudian dipenggal oleh wakil raja. Leger dihormati sebagai santo pelindung orang sakit mata. L: mata dan bor; P: 2 Oktober LEO Beberapa paus, selain Leo Agung, yang dinyatakan kudus memakai nama ini: LEO II (683), paus yang ramah dan murah hati; LEO III (816) memahkotai Karolus Agung sebagai Kaisar Romawi; LEO IV (855) membangun benteng untuk melindungi Roma dari serangan tentara Arab; LEO IX (1054) memperbaharui hidup keagamaan dan biara serta mengatur administrasi gereja. P: 19 April SANTO PAUS LEO IV († 17 Juli 855) Santo Leo hidup pada abad kesembilan. Ia dilahirkan sebagai seorang Romawi dan melewatkan masa hidupnya di kota Roma. Leo dididik dalam Biara Benediktin dekat Basilika St Petrus. Ia ditahbiskan menjadi imam dan melaksanakan karya pelayanannya di Basilika St Yohanes Lateran yang besar dan terkenal. Leo dikenal baik dan dikasihi oleh dua paus pendahulunya, yakni Paus Gregorius IV yang wafat pada tahun 550 844 dan Paus Sergius II yang wafat pada tahun 847. Wafat Paus Sergius II membawa dampak langsung pada Leo. Desas-desus akan serbuan bangsa barbar Saracen menggentarkan bangsa Romawi. Mereka tak hendak ditinggalkan tanpa paus. Begitu pula para kardinal. Sebab itu, mereka segera memilih penerus paus. Penerusnya ini kemudian dikenal dalam sejarah sebagai Paus Leo IV. Sebagai paus, Leo memerintahkan agar tembok-tembok kota diperbaiki. Tembok-tembok itu telah rusak tahun sebelumnya akibat serangan Saracen. Ia memperindah gereja-gereja dan membawa banyak relikwi ke Roma. Ia memulai suatu program pembaharuan bagi kaum klerus. Pada tahun 853 ia mengadakan sinode yang dihadiri segenap imam Roma. Ia menetapkan empatpuluh dua peraturan demi membantu para imam hidup dalam doa, lebih tekun dan penuh sukacita. Beberapa uskup amat menyedihkan Paus Leo dengan cara hidup mereka. Mereka menentang paus secara terbuka dan tak hendak mengubah cara hidup mereka. Tak peduli betapa banyak ia dicemooh, Paus Leo tetap bersikap adil, sabar dan rendah hati. Ia tak pernah membiarkan masalah dan kesulitan mengusai dirinya. Leo tetap setia mempersembahkan segenap waktu dan kekuatannya untuk Yesus dan Gereja-Nya. Ia mencintai doa-doa liturgi yang indah dan mendorong perkembangan nyanyian dan musik liturgis. Umat mencintai St Leo. Bahkan semasa hidupnya, ia dianggap sebagai seorang pembuat mukjizat. Konon dialah yang menghentikan kobaran api dahsyat yang melalap pojok Inggris di Roma. Paus Leo IV terus melayani Gereja dengan penuh sukacita hingga akhir hayatnya pada tanggal 17 Juli 855. 551 SANTO PAUS LEO AGUNG († 10 November 461) Santo Leo, seorang Romawi, hidup pada abad kelima. Setelah wafatnya Paus Sixtus, ia diangkat menjadi paus. Masa-masa itu adalah masa-masa sulit bagi Gereja. Di mana-mana pasukan barbar menyerang umat Kristiani. Dalam Gereja sendiri, beberapa orang menyebarluaskan ajaran iman yang sesat pula. Tetapi, Santo Leo adalah seorang paus yang amat mengagumkan. Ia sama sekali tidak takut akan apa pun atau siapa pun. Ia mengandalkan bantuan paus yang pertama, Santo Petrus Rasul. Santo Leo sering mohon bantuan doanya. Untuk menghentikan pengajaran iman yang sesat, Santo Leo menjelaskan ajaran iman yang benar melalui tulisan-tulisannya yang terkenal. Ia mengadakan Konsili untuk mengutuk ajaran-ajaran yang sesat. Mereka yang tidak mau berbalik dari ajaran mereka yang sesat dikucilkan dari Gereja. Tetapi, Paus Leo menerima kembali mereka yang menyesal dan ingin kembali ke pelukan Gereja. Ia mengajak umatnya untuk berdoa bagi mereka. 552 Ketika suatu pasukan barbar yang amat besar, yang disebut bangsa Hun, datang untuk menyerang kota Roma, semua penduduk Roma merasa takut dan ngeri. Mereka tahu bahwa bangsa Hun telah membakar habis banyak kota. Untuk menyelamatkan Roma, Santo Leo pergi menemui pemimpin mereka yang garang, Attila. Satu-satunya senjata yang ada padanya hanyalah mengandalkan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Ketika kedua pemimpin itu saling bertemu, sesuatu yang menakjubkan terjadi. Attila, pemimpin kafir yang kejam itu, menunjukkan rasa hormat yang besar kepada paus. Ia mengikat perjanjian damai dengannya. Sesudah peristiwa itu, Attila mengatakan bahwa ia melihat dua sosok yang amat besar berdiri di samping paus pada saat ia berbicara. Umat yakin bahwa kedua sosok tersebut adalah kedua rasul besar, Petrus dan Paulus. Mereka diutus Tuhan untuk melindungi Paus Leo dan segenap umat Kristiani. Oleh karena kerendahan hati dan belaskasihnya, Paus Leo dikasihi oleh semua orang. Ia menjadi paus selama duapuluh satu tahun. Santo Leo wafat pada tanggal 10 November 461. Leo Agung (461), paus dan pujangga Gereja; meninggal di Roma; A: singa (L); L: seorang paus yang menghalau Raja Atilla; P: 10 Nopember LEO MANGIN SJ († 1900) Bersama tiga kawannya menjadi korban perang Boxer di Tiongkok. P: 4 februari LEONARDUS MURIALDO (1828-1900) 553 Adalah seorang imam yang berkarya di kota industri Turino Italia. Ia mengabdikan diri kepada muda-mudi yang terlantar akibat urbanisasi, kemudian mendirikan asrama, mengusahakan sekolah dan mencarikan lapangan kerja bagi mereka. Leonardus berikhtiar sungguh-sungguh mengamalkan gagasan ensiklik sosial ‘Rerum Novarum’ (1891). Ia juga mendirikan kongregasi imam-imam. LEONHARD OFM (1676-1751) Adalah pengkotbah yang sangat popular. ‘Misionaris Italia’ ini juga menyebarluaskan ‘Jalan Salib’ serta menetapkan XIV stasinya. Dia pulalah yang menjadi promotor penghormatan khusus kepada Hati Kudus sebagai silih atas segala dosa. P: 26 Nopember LEONTIOS (abad ke-2) Perwira satuan khusus ini dibunuh karena mengkristenkan dua tentaranya, yaitu: Santo Hipatios dan Santo Teodulus, yang mati sebagai saksi iman bersama=sama di Tripolis. P: 18 Juni LEOPOLD YANG BAIK (1075-1136) Bangsawan dan ayah dari 18 anak ini menolak mahkota kekaisaran. Ia sangat disegani rakyat Austria, karena murah hati dan dermawan. Leopold mendirikan biara-biara yang masih ada hingga sekarang. P: 15 Nopember 554 LIBERATUS († 483) Pemimpin biara di Tunisia ini oleh tentara suku Vandal dihantam dengan dayung hingga tewas. Nasib yang sama menimpa enam biarawan lainnya, yaitu: Bonifasius, Servus, rustikus, Rogatus, Septimus dan Maximus yang masih muda belia. P: 17 Agustus LIBORIUS WAGNER († 1631) Menjadi pastor paroki Altenmuenster Jerman. Ia disiksa dengan keji selama 5 hari oleh serdaduserdadu Swedia. Sebab, Liborius yang dilahirkan Protestan itu ‘murtad’ dan bahkan menjadi imam Katolik. Mayatnya dicampakkan ke sungai, tetapi kemudian dipinggirkan dan dikuburkan dalam gereja Katolik dengan penghormatan besar. P: 9 Desember LIDIA (abad ke-1) Wanita saudagar kain Ungu dari Filipi (Yunani) ini ditobatkan bersama seluruh isi rumahnya oleh Santo Paulus. (Kis. Para Rasul 16, 13-40). P: 3 Agustus SANTO PAUS LINUS (abad ke-1) Adalah pengganti Santo Petrus sebagai paus kedua (lih. 2 Tim 4, 21). P: 23 September 555 LIOBA OSB († 782) Suster dan pendidik yang pandai ini bersama 30 suster lain dari Inggris di panggil Santo Bonifasius supaya membantu berkarya di misi Jerman. Di kemudian hari ia mendirikan banyak biara tempat semua suster berdoa, belajar dan bekerja tangan. P: 28 September SANTA LIDWINA (1380-1433) 556 Lidwina artinya “penderitaan.” Lidwina seorang gadis Belanda. Ia dilahirkan pada tahun 1380 dan wafat pada tahun 1433. Ketika umurnya lima belas tahun, Lidwina mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan. Mungkin saja ia akan menjadi seorang biarawati kelak. Tetapi, suatu siang, terjadi peristiwa yang akan mengubah seluruh hidupnya. Lidwina pergi bermain sepatu luncur bersama teman-temannya. Salah seorang dari mereka secara tak sengaja menabraknya. Lidwina terpelanting keras ke atas es dan tulang rusuknya patah. Ia amat kesakitan. Kecelakaan itu menimbulkan masalah-masalah lain pula. Hari-hari selanjutnya, Lidwina mengalami sakit kepala yang amat hebat, mual, demam, rasa sakit di sekujur tubuhnya dan rasa haus. Dengan menangis Lidwina mengatakan kepada ayahnya bahwa ia tidak sanggup lagi menahan sakit. Namun demikian, rasa sakit itu malahan menghebat. Bisul-bisul mulai bermunculan di wajah dan tubuhnya. Satu matanya menjadi buta. Dan pada akhirnya, ia tidak lagi dapat meninggalkan pembaringan. Lidwina sangat sedih dan putus asa. Mengapa Tuhan membiarkan semua ini terjadi padanya? Apa yang Tuhan inginkan darinya? 557 Lagipula, apa yang masih dapat ia persembahkan kepada-Nya? Pastor Yohanes, imam parokinya, datang mengunjungi serta berdoa bersamanya. Pastor membantunya merenungkan segala penderitaan yang harus ditanggung Yesus. Lidwina mulai sadar akan hadiah indah yang akan ia persembahkan kepada Yesus: ia akan menderita bagi-Nya. Ia akan mempersembahkan segala penderitaannya untuk menghibur Dia, yang telah menderita begitu hebat di salib. Penderitaannya dipersembahkannya sebagai suatu doa yang indah kepada Tuhan. Sedikit demi sedikit Lidwina mulai mengerti. Selama tiga puluh delapan tahun Lidwina menderita. Rasanya mustahil ia dapat bertahan hidup dalam keadaan yang sedemikian parah. Tetapi sungguh, ia bertahan. Tuhan memberinya penghiburan dalam berbagai cara. Lidwina baik hati terhadap semua orang yang datang mengunjunginya di kamar kecilnya yang sederhana. Ia berdoa kepada Tuhan dan rela menderita bagi ujub-ujub para tamunya. Mereka tahu bahwa Tuhan mendengarkan doa-doa Lidwina. Lidwina terutama amat cinta kepada Yesus dalam Ekaristi Kudus. Selama bertahun-tahun, ia hidup hanya dengan menyantap Komuni Kudus. B: Ludwina, Lidia; P: 14 April LONGINUS (abad ke-1) Adalah perwira pasukan yang menusukkan tombaknya ke lambung Jesus (Yo 19, 34). Ketika Jesus wafat, ia berseru: ‘Sungguh! Orang ini adalah orang benar!’ (Luk 23, 47). Kemudian Longinus bertobat dan mati syahid. P: 15 Maret 558 SANTO LORENZO RUIZ, dkk († 28 September 1637) Pesta menghormati seorang awam dari Filipina, St Lorenzo Ruiz, dan kelimabelas kawannya jatuh pada tanggal 28 September. Keenambelas martir ini dibunuh karena iman pada tahun 1637 di Nagasaki, Jepang. Santo Lorenzo dilahirkan di Manila; seorang ayah dari sebuah keluarga. Ia menggabungkan diri sebagai sukarelawan bersama para imam, broeder dan kaum awam yang pergi ke Jepang untuk mewartakan Injil. Kelompok ini terdiri dari sembilan imam Dominikan, dua broeder, dua perempuan awam selibat dan tiga awam lainnya. Semuanya berhubungan dengan Ordo Dominikan dan semuanya lebih memilih mati daripada mengingkari iman kepada Yesus. Mereka semua adalah para misionaris yang berasal dari lima negara: Perancis, Italia, Jepang, Filipina dan Spanyol. Betapa mereka secara mengagumkan mengingatkan kita bahwa Gereja menjangkau seluruh dunia! Para martir ini banyak menderita sebelum akhirnya wafat dimartir, namun mereka tak hendak menyangkal iman Katolik. St Lorenzo mengatakan kepada para hakim yang mengadilinya bahwa andai ia memiliki seribu nyawa, ia akan menyerahkan semuanya untuk Kristus. Kelompok pahlawan yang 559 gagah berani ini dimaklumkan kudus oleh Paus Yohanes Paulus II pada tanggal 18 Oktober 1987. LOTARIUS (abad ke-8) Adalah seorang tentara Franken. Setelah isterinya meninggal, ia pergi ke tempat yang jauh sekali untuk bertapa. Banyak murid berkumpul di seputarnya, sehingga pertapaannya menjadi biara besar dan terkenal. Tetapi Lotar dipindahkan untuk menjadi uskup Seez Perancis. Sesudah tiga tahun menggembalakan umat keuskupannya, ia mengundurkan diri dan menjadi biarawan biasa. P: 15 Juni SANTO LOUIS (LUDOWIKUS) IX (25 April 1214-25 Agustus 1270) Louis dilahirkan pada tanggal 25 April 1214. Ayahnya adalah Raja Louis VIII dari Perancis dan ibunya adalah Ratu Blanka. Menurut cerita, ketika Pangeran Louis masih kecil, ibunya memeluknya erat-erat. Katanya, “Aku mengasihimu, puteraku terkasih, dengan cinta kasih sebanyak yang dapat diberikan seorang ibu. Tetapi, aku lebih suka melihatmu mati di bawah kakiku daripada melihatmu melakukan suatu dosa besar.” Louis tidak pernah melupakan kata-kata ibunya itu. Ia menghargai iman Katoliknya 560 juga didikan yang diberikan kepadanya. Ketika usianya dua belas tahun, ayahnya meninggal dunia dan ia menjadi raja. Ratu Blanka memerintah hingga puteranya genap dua puluh satu tahun. Louis menjadi seorang raja yang mengagumkan. Ia menikah dengan Margaret, puteri seorang pangeran. Mereka saling mengasihi satu sama lain. Mereka dikarunia sebelas putera puteri. Louis seorang suami dan ayah yang baik. Dan selama ibunya, Ratu Blanka, hidup, ia menunjukkan sikap hormat kepadanya. Bagaimana pun sibuknya dia, Louis selalu menyempatkan diri untuk ikut ambil bagian dalam Misa Harian dan mendaraskan Doa Ofisi. Ia anggota Ordo Ketiga Fransiskan dan hidup sederhana. Ia murah hati serta adil. Ia memerintah rakyatnya dengan bijaksana, belas kasihan dan dengan menerapkan prinsip-prinsip Kristiani sejati. Ia hidup sesuai dengan keyakinannya sebagai seorang Katolik. Ia tahu bagaimana melerai perdebatan dan perselisihan. Ia mendengarkan mereka yang miskin dan terabaikan. Ia menyediakan waktu bagi siapa saja, tidak hanya bagi mereka yang kaya serta berpengaruh. Ia memajukan pendidikan Katolik dan mendirikan biara-biara. Seorang sejarawan, Joinville, menulis mengenai riwayat hidup Santo Louis. Ia mengenang bahwa ia mengabdi raja selama dua puluh dua tahun lamanya. Setiap hari ia ada dekat raja. Dan sepanjang masa itu, ia dapat mengatakan bahwa tidak pernah sekali pun ia mendengar Raja Louis menyumpah atau mengucapkan kata-kata yang tidak sopan. Demikian juga raja tidak mengijinkan kata-kata demikian diucapkan dalam istananya. Santo Louis merasa bahwa merupakan suatu kewajiban penting baginya menolong umat Kristiani yang menderita di Tanah Suci. Ia ingin ikut ambil 561 bagian dalam Perang Salib. Dua kali ia memimpin pasukan berperang melawan bala tentara Turki. Dalam peperangannya yang pertama, ia tertawan. Tetapi, bahkan dalam penjara sekali pun, ia bersikap sebagai seorang ksatria Kristiani sejati. Ia gagah berani dan berbudi luhur dalam segala sikapnya. Louis kemudian dibebaskan dan kembali ke Perancis untuk mengurus kerajaannya. Tetapi, begitu ada kesempatan, ia mulai berangkat lagi ke medan perang untuk melawan musuh iman. Namun demikian dalam perjalanan, raja yang sangat dicintai rakyatnya itu terjangkit demam tipus. Beberapa jam menjelang kematiannya, ia berdoa, “Tuhan, sebentar lagi aku memasuki rumah-Mu, bersembah sujud di Bait-Mu yang kudus, serta memuliakan Nama-Mu.” Santo Louis wafat pada tanggal 25 Agustus tahun 1270. Usianya lima puluh enam tahun. Santo Louis dinyatakan kudus oleh Paus Bonifasius VIII pada tahun 1297. Louis (Lodewik) IX (1214-1270), raja dan kakak Santa Elisabet dari Perancis; lahir di Poissy dan wafat di Tunisia; L: seorang raja abad pertengahan memegang sebuah bantal dengan mahkota duri di atasnya; P: 25 Agustus “Bermurah-hatilah terhadap mereka yang miskin, kurang beruntung dan menderita. Berikan kepada mereka bantuan serta penghiburan sebanyak yang kamu mampu.” ~ Santo Louis LOUIS OFM (1274-1297) Menolak mahkota kerajaan dan memilih hidup membiara. Cucu Raja Santo Louis IX ini diangkat menjadi uskup Toulouse Perancis dan dengan rajin berkarya amal bagi umatnya. P: 19 Agustus 562 LOUISA, LUISE atau LUDOWIKA (14621503) Ialah puteri raja Savoy yang pada umur 27 tahun sudah menjanda. Kemudian ia masuk biara Klaris di Orbe Swiss dan meminta-minta derma untuk suster-suster lain dalam semangat rendah hati dan gembira. P: 24 Juli SANTO LUCIUS, SANTO MONTANA, dkk († 259) Kaisar Valerianus menganiaya umat Kristiani dengan bengis sepanjang masa Gereja awali. Ia meluluskan eksekusi Santo Siprianus pada bulan September 258. Pejabat Romawi yang menjatuhkan hukuman mati kepada St Siprianus tewas tak lama sesudahnya. Pejabat yang baru, Solon, nyaris menjadi kurban dari suatu pemberontakan yang menyangkut suatu persekongkolan untuk menghabisi nyawanya. Tampaknya Solon mencurigai persekongkolan ini sebagai bentuk balas dendam atas kematian Santo Siprianus. Ia menangkap delapan orang tak bersalah. Semuanya adalah orang-orang Kristen, sebagian besar adalah kaum klerikus, dan semuanya adalah pengikut setia St Siprianus. Tahanan Kristen itu dijebloskan ke dalam penjara bawah tanah yang gelap. Mereka mendapati orang-orang lain yang mereka kenal ada dalam penjara. Kotor dan pengap melingkupi kelompok tahanan ini. Mereka sadar bahwa mereka akan segera menghadapi kematian dan kebakaan. Orangorang Kristen itu ditahan berbulan-bulan lamanya 563 dalam penjara. Mereka dipaksa bekerja di siang hari, dan tanpa sebab seringkali tak diberi makan dan minum. Dalam situasi yang tak berperikemanusiaan macam itu, komunitas kecil umat Kristen ini bersatu padu dan saling tolong-menolong satu sama lain. Yang awam melindungi para uskup, imam dan diakon yang secara istimewa merupakan sasaran kekejian kaisar. Ketika tahanan Kristiani pada akhirnya dibawa ke tempat pelaksanaan hukuman mati, masing-masing diijinkan untuk berbicara. Montanus, yang tinggi kekar, berbicara dengan gagah berani kepada segenap umat Kristiani yang ada di antara khalayak ramai. Ia menasehati mereka untuk setia kepada Yesus dan untuk lebih memilih mati daripada mengingkari iman. Lucius, yang kecil dan rapuh, berjalan tertatih-tatih ke tempat eksekusi. Ia lemah akibat masa-masa berat dan sulit di penjara. Sesungguhnya, ia harus bertopang pada dua teman yang membantunya tiba di tempat di mana para algojo telah menanti. Mereka yang menyaksikan berseru-seru memintanya untuk mengingat mereka di surga. Sementara tahanan Kristen ini seorang demi seorang dipenggal kepalanya, khalayak ramai semakin berani. Mereka menangisi para martir yang menderita ketidakadilan. Tetapi mereka bersukacita juga. Mereka sadar bahwa para martir ini akan memberkati mereka dari surga. Montanus, Lucius dan kawan-kawan wafat sebagai martir pada tahun 259. SANTO LUDGER(US) (742-809) Santo Ludger dilahirkan di Eropa utara pada abad kedelapan. Setelah belajar dengan tekun 564 selama beberapa tahun, ia ditahbiskan sebagai imam. Ludger melakukan perjalanan hingga jauh untuk mewartakan Kabar Gembira. Ia amat gembira dapat membagikan apa yang telah ia ketahui tentang Tuhan kepada siapa saja yang mendengarkannya. Orang-orang kafir bertobat dan umat Kristiani memulai cara hidup yang jauh lebih baik. Santo Ludger mendirikan banyak gereja serta biara. Kemudian sekonyong-konyong bangsa barbar yang disebut Saxon menyerang negerinya serta menghalau semua imam. Tampaknya segala kerja keras Santo Ludger akan menjadi sia-sia. Tetapi, ia pantang menyerah. Pertama-tama Santo Ludger mencari tempat yang aman bagi para muridnya. Kemudian ia pergi ke Roma untuk memohon petunjuk dari Bapa Suci mengenai apa yang harus ia lakukan. Selama lebih dari tiga tahun Ludger tinggal di sebuah biara Benediktin sebagai seorang rahib yang baik serta kudus. Namun demikian, ia tidak melupakan para murid di negerinya. Begitu ia dapat kembali ke tanah airnya, Ludger segera pulang serta melanjutkan karyanya. Ia bekerja tanpa kenal lelah dan mempertobatkan banyak orang Saxon. 565 Setelah ditahbiskan menjadi uskup, terlebih lagi Ludger memberikan teladan bagi umatnya dengan kelemah-lembutan serta belas kasihannya. Suatu kali, orang-orang yang iri hati kepadanya menyampaikan hal-hal yang buruk mengenai Ludger kepada Raja Charlemagne. Raja memerintahkan kepada Ludger untuk datang ke istana guna membela diri. Dengan taat Ludger datang ke istana. Keesokan harinya, ketika raja memanggilnya, Ludger mengatakan bahwa ia akan datang segera setelah ia menyelesaikan doa-doanya. Pada mulanya Raja Charlemagne amat marah. Tetapi, Santo Ludger menjelaskan kepadanya bahwa meskipun ia mempunyai rasa hormat yang besar kepada raja, ia tahu bahwa Tuhan harus dinomor-satukan. “Baginda tidak akan marah kepada saya,” katanya, “sebab Baginda sendiri yang mengatakan kepada saya untuk selalu menomor-satukan Tuhan.” Mendengar jawaban yang bijaksana itu, raja menjadi sadar bahwa Ludger adalah seorang yang amat kudus. Sejak saat itu, Charlemagne mengagumi serta amat mengasihinya. Santo Ludger wafat pada Hari Minggu Sengsara pada tahun 809. Ia melaksanakan segala tugas dan kewajibannya untuk melayani Tuhan, bahkan pada hari wafatnya. P: 26 Maret 566 LUDMILLA († 921) Ialah ratu Bohemia pertama yang beragama Kristen. Setelah suaminya meninggal, ia mati dicekik oleh isteri anaknya yang membela kekafiran. L: tali yang melilit leher; P: 16 September BEATO LOUIS (LUDWIG) dari THURINGIA (1200-1227) Pangeran Jerman ini hidup pada akhir abad keduabelas dan awal abad ketigabelas. Ketika usianya duapuluh satu tahun, ia dinikahkan dengan Santo Elizabeth dari Hungaria yang baru berusia empatbelas tahun. Pernikahan ini diatur oleh kedua orangtua mereka seturut kebiasaan pada masa itu. Louis dan Elizabeth, keduanya mengasihi Tuhan; dan Ia menumbuhkan cinta kasih mesra di antara mereka. Demikianlah, mereka hidup berbahagia bersama. Kebahagiaan mereka semakin bertambah ketika Tuhan menganugerahi mereka tiga anak. Yang bungsu adalah B Gertrude. Louis membantu isterinya dalam banyak karya amal kasih kepada fakir miskin. Ia juga bersamanya dalam doa yang saleh. Dari waktu ke waktu, rakyat melihat pangeran mereka yang tampan dan isterinya yang cantik bahu-membahu menolong mereka yang malang. Dikisahkan bahwa suatu ketika Elizabeth membawa masuk seorang kusta ke dalam istana dan merawatnya di atas tempat tidur mereka. Sejenak, ketika Louis melihatnya, ia naik pitam. Tetapi, sekonyongkonyong, bukannya melihat si kusta malahan ia melihat Yesus yang tersalib terbaring di sana. Setelah kejadian itu, yang menunjukkan betapa Yesus berkenan atas karya kasih Elizabeth, Louis 567 memerintahkan agar dibangun sebuah rumah sakit untuk para penderita kusta. Di suatu musim dingin yang menggigit, Louis harus pergi jauh dari negerinya. Ketika ia kembali, Elizabeth amat bersukacita. Tahun berikutnya, Louis pergi dalam suatu Perang Salib demi membebaskan Tanah Suci dari kaum Muslim. Tetapi, di tengah perjalanan ia terjangkit malaria dan tak lama kemudian wafat. Sebab senantiasa hidup dalam persatuan yang erat dengan Yesus, penguasa yang gagah berani ini tidak takut mati. Ia menyambut Sakramen Perminyakan dan wafat dalam damai pada tahun 1227 di Otranto. P: 11 September LUIS BELTRAN OP (1526-1581) Menjadi misionaris yang sangat sukses di Amerika Tengah, walaupun ia terpaksa berkotbah melalui penterjemah. Ia mencela kekejaman kolonialis terhadap orang-orang Indian. Ia dihormati sebagai Rasul Negara Kolombia. P: 9 Oktober LUIS SOTELO OFM (1574-1624) Menjadi misionaris di Jepang. Ia menjalin hubungan baik dengan Daimyo Date Masamune yang telah mengijinkan karya penginjilan. Sepulang dari perutusan ke Eropa, ia ditangkap di Nagasaki dan dibakar hidup-hidup bersama Santo Pedro Vasques OP, Santo Mikael Carvalho SJ dan Luis Sasanda, putera Santo Mikael Sasanda penduduk Yeddo (Jepang). P: 25 Agustus LUISA de MARILLAC (1591-1660) 568 Anton le Gras dan Luisa de Marillac adalah pasangan ningrat. Namun cara hidup mereka berlainan dengan kawan-kawan mereka yang selalu memburu hidup enak saja. Luisa bersama suaminya sangat menaruh perhatian pada orang-orang miskin dan membantu orang yang ditimpa kesulitan. Sesudah Anton meninggal dan dua anaknya dewasa, Luisa dengan rajin membantu Santo Vinsensius de Paul mengumpulkan dan melatih wanita-wanita yang bersedia meringankan beban orang sakit, yatim piatu, penderita kelaparan dan gelandangan. Luisa meninggalkan cara hidup kaum elite dan mencurahkan seluruh tenaganya pada perbuatan amal. Bersam wanita-wanita lain ia menghayati nasehat Visensius: “Biaramu ialah bangsal orang sakit. Kamar tidurmu disewakan saja. Kapelmu ialah jalan dan rumahsakit, klausuramu adalah ketaatan dan tudungmu ialah sikap sopan.” Luisa bekerja begitu keras untuk para suster dan orang-orang lain, sehingga meninggal karena kecapaian. P: 15 Maret SANTO LUKAS PENGINJIL 569 Menurut tradisi, Lukas adalah seorang dokter kafir. Ia seorang yang lembut serta baik hati, yang mengenal Kristus melalui pewartaan Rasul Santo Paulus. Setelah menjadi seorang Kristen, ia pergi menyertai Paulus ke berbagai tempat. Lukas merupakan seorang penolong yang banyak membantu Rasul Paulus dalam mewartakan iman. Kitab Suci menyebut Lukas sebagai “tabib Lukas yang kekasih.” Santo Lukas adalah penulis dua buah kitab dalam Kitab Suci, yaitu Injil Lukas dan Kisah Para Rasul. Meskipun Lukas tidak pernah bertemu dengan Yesus semasa Ia hidup di dunia, Lukas ingin menulis tentang Dia bagi umat Kristiani yang baru bertobat. Jadi, ia berbicara dengan mereka-mereka yang mengenal Yesus. Ia mencatat semua perbuatan Yesus yang mereka lihat dan Sabda Yesus yang mereka dengar. Menurut tradisi, Lukas meemperoleh sebagian informasi penting dari Santa Perawan Maria sendiri. Bunda Maria merupakan orang yang tepat 570 yang dapat menggambarkan secara jelas kedatangan Malaikat Gabriel kepadanya untuk menyampaikan Kabar Gembira. Bunda Maria-lah yang paling dapat menceritakan secara rinci kisah kelahiran Yesus di Betlehem serta pengungsian Keluarga Kudus ke Mesir. Lukas juga menuliskan kisah tentang bagaimana para rasul mulai mewartakan Sabda Yesus setelah Ia kembali ke surga. Dalam kitab tulisan Lukas, Kisah Para Rasul, kita mengetahui bagaimana Gereja mulai tumbuh dan berkembang. Santo Lukas adalah santo pelindung para dokter. Kita tidak tahu pasti bilamana atau di mana Lukas wafat. Ia merupakan salah seorang dari keempat penulis Injil. Lukas (akhir abad ke-1), penulis Injil; berasal dari Siria dan meninggal di Yunani. Pelindung para dokter dan tukang sembelih sapi. L: Injil Lukas dilambangkan sapi jantan bersayap. Sebab, ia mengawali Injilnya dengan kisah Zakharias yang sedang mempersembahkan korban di Baitulah dan menekankan imamat Kristus di dunia. P: 18 Oktober LUKAS STYLITES (879-979) Bekas tentara yang menjadi pastor tentara ini kemudian mendirikan sebuah tiang di Turki. Diatas ruang sempit tiang itu ia hidup selama 44 tahun. Seluruh waktunya diisi dengan berdoa dan berpuasa yang berat. P: 11 Desember LUKIANOS (250-312) 571 Imam, teolog dan exeget di Antiokia (Siria), yang dipenjarakan selama sembilan tahun ini dibiarkan mati kelaparan, karena tidak mau meninggalkan Kristus. P: 7 Januari LULLUS († 786) Ialah murid dan pengganti Santo Bonifasius sebagai uskup Mainz (Jerman). Pastor dan misionaris ini sangat rajin dan tidak kenal lelah. Lul menyuruh pembantunya menyalin buku-buku yang disayanginya bagi orang-orang lain. Ia tidak sependapat dengan Santo Sturminus, abbas Fulda, mengenai hak seorang uskup atas biara. P: 16 Oktober LUPUS (383-478) Masuk biara Lerin Perancis setelah mendapat ijin dari isterinya. Kemudian ipar Santo Hilarius ini menjadi uskup Troyes. Ketika Atilla, raja bangsa Hun, mengancam kotanya, ia menawarkan diri menjadi sandera, hingga kota tidak jadi diserbu. A: serigala (L); P 29 Juli SANTO LUPICINUS (480) dan SANTO ROMANUS (460) Kedua santo Perancis ini adalah kakakberadik yang hidup pada abad kelima. Sebagai seorang pemuda, Romanus dikagumi semua orang oleh karena kebaikan hatinya. Ia memiliki hasrat yang kuat untuk menjadi seorang kudus. Karena ia melihat bahwa di dunia amatlah mudah orang melupakan Tuhan, maka Romanus memutuskan 572 untuk hidup sebagai seorang pertapa. Terlebih dahulu, ia meminta nasehat dari seorang rahib yang kudus dan kemudian berangkat. Ia membawa sebuah buku bersamanya, yaitu Hidup Para Bapa dari Padang Gurun tulisan Cassian. Ia juga membawa serta benih-benih tanaman dan beberapa peralatan. Dengan perlengkapan tersebut, Romanus masuk ke dalam hutan di pegunungan Jura antara Swiss dan Perancis. Ia menemukan sebuah pohon yang amat besar dan tinggal di bawahnya. Romanus melewatkan waktunya dengan berdoa dan membaca bukunya. Ia juga menanami serta merawat kebunnya, dengan tenang menikmati alam sekitarnya. Tak lama kemudian, adiknya - Lupicinus - bergabung dengannya. Romanus dan Lupicinus amat berbeda kepribadiannya. Romanus keras terhadap dirinya sendiri. Tetapi, ia lemah lembut dan penuh pengertian terhadap orang lain. Lupicinus keras serta kasar terhadap dirinya sendiri dan biasanya demikian juga ia menghadapi orang lain. Namun demikian, maksudnya baik. Kedua bersaudara itu saling mengerti satu sama lain dan hidup rukun bersama. Banyak orang kemudian datang untuk bergabung dengan mereka. Orang-orang itu pun juga ingin menjadi rahib, maka mereka mendirikan dua buah biara. Romanus menjadi pemimpin di biara yang satu dan Lupicinus menjadi pemimpin di biara 573 yang lainnya. Para rahib itu hidup sederhana dan keras. Mereka banyak berdoa dan mempersembahkan kurban-kurban mereka dengan sukacita. Mereka melakukan silih untuk mempererat panggilan hidup mereka. Mereka bekerja keras menanami serta memelihara kebun mereka dan senantiasa hening sepanjang waktu. Mereka memilih untuk hidup demikian oleh sebab perhatian utama mereka adalah mendekatkan diri kepada Tuhan. Cara hidup mereka membantu mereka untuk mencapai tujuan rohani mereka. Santo Romanus wafat pada tahun 460. Adiknya, Santo Lupicinus, wafat pada tahun 480. Santo Romanus dan Santo Lupicinus keduanya adalah kudus, meskipun mereka memiliki kepribadian yang berbeda. SANTA LUSIA († 304) Santa yang dikagumi ini hidup di Syracuse, Sisilia. Ia dilahirkan pada akhir abad ketiga. Orangtuanya adalah bangsawan yang kaya raya serta terhormat. Ayahnya meninggal ketika Lusia masih kecil. Lusia secara diamdiam berjanji kepada Yesus bahwa ia tidak akan pernah menikah agar ia dapat menjadi milik-Nya saja. Lusia seorang gadis yang jelita dengan sepasang mata yang indah. Para pemuda bangsawan jatuh hati kepadanya. Ibunya mendesaknya untuk menikah dengan salah seorang dari mereka yang telah dipilihnya bagi Lusia. Tetapi Lusia tidak tertarik. Ia kemudian memikirkan suatu rencana untuk 574 melunakkan hati ibunya. Ia tahu bahwa ibunya menderita sakit pendarahan. Lusia membujuknya untuk pergi ke gereja Santa Agatha dan berdoa mohon kesembuhan. Lusia pergi menemaninya dan mereka berdoa bersama. Ketika Tuhan mendengar doa mereka serta menyembuhkan ibunya, Lusia mengatakan kepada ibunya tentang ikrarnya untuk menjadi pengantin Kristus. Sebagai ungkapan rasa terima kasih atas kesembuhannya, ibunya mengijinkan Lusia memenuhi panggilan hidupnya. Tetapi pemuda kepada siapa ibunya telah menjanjikan Lusia, amat marah karena kehilangan Lusia. Dalam puncak kemarahannya, ia melaporkan Lusia sebagai seorang pengikut Kristus. Ia mengancam hendak membutakan kedua mata Lusia. Tetapi, Lusia bahkan rela kehilangan kedua matanya daripada tidak menjadi pengantin Kristus. Dan itulah yang terjadi. Banyak patung yang kelak dibuat menggambarkan Santa Lusia dengan matanya yang indah di telapak tangannya. Yesus membalas cinta Lusia yang gagah berani. Ia melakukan mukjizat dengan memulihkan mata Lusia kembali, bahkan jauh lebih indah dari sebelumnya. Hakim yang kafir berusaha mengirim Lusia ke rumah wanita pendosa. Ia berharap agar Lusia dapat dibujuk untuk mengingkari Kristus. Tetapi ketika mereka berusaha membawanya ke sana, Tuhan menjadikan tubuh Lusia demikian berat sehingga mereka tidak dapat mengangkatnya. Pada akhirnya, Lusia ditikam dan menjadi martir bagi Yesus pada tahun 304. A: cahaya (L); P: 13 Desember PAUS LUSIUS I († 254) 575 Begitu dipilih menjadi paus, ia langsung diseret ke pembuangan. Namun beberapa waktu kemudian ia diperbolehkan kembali ke Roma. Terhadap orang Kristen yang murtad namun kembali bertobat, sikap Lusius tidak keras. P: 4 Maret LUSIUS (abad ke-5/6) Ialah uskup misionaris yang giat di pegunungan Swiss. P: 2 Desember LUTGARDIS (1182-1246) Suster Sistersien ini banyak menyangkal diri dan bermatiraga untuk mentobatkan dan menyembuhkan jiwa raga orang lain. Ia berupaya keras memajukan penghormatan terhadap Hati Kudus Jesus. P: 16 Juni SANTO LUIGI ORIONE (1872-1940) • Pastor & Relawan Korban Bencana Beberapa hari setelah gempa bumi di daerah Marsica (Italia) pada tahun 1915, masih banyak korban yang terperangkap dalam reruntuhan bangunan. Pencarian korban semakin sulit karena saat itu sedang musim dingin. Regu penyelamat dan relawan terus berusaha melawan dingin untuk mencari para korban. Di antara relawan itu tampak seorang pastor bertubuh kecil dan kotor. Ia berdiri di dekat reruntuhan, mengumpulakn sejumlah anak yang terpisah dari keluarganya. Nama pastor itu Luigi Orione. 576 Luigi berusaha mendapatkan kendaraan untuk membawa anak-anak ke kota Roma. Kebetulan sebuah iring-iringan mobil Raja Vittorio Emanuele III berhenti. Luigi tidak melewatkan kesempatan itu. Tetapi usahanya terhalang oleh pengawal raja. Sekali lagi Luigi memohon kepada raja supaya anak-anak dapat diantar keluar dari lokasi reruntuhan gempa bumi. Dan, ia berhasil. Di tengah kebingungan dan kesedihan ia justru membawa harapan dan keyakinan bagi mereka. Luigi masuk Seminari di Biara Fransiskan Voghera Pavia, Italia, pada saat usianya baru 13 tahun. Tetapi setahun kemudian ia keluar karena sakit. Ia melanjutkan studinya di Sekolah Santo Yohanes Don Bosco di Turin selama tiga tahun. Kemudian ia mendaftar ke seminari. Pilihannya jatuh pada seminari Diosesan di Tortona. Ia bergabung menjadi relawan di kelompok San Marziano dan kelompok Santo Vincent de Paul. Bersama relawan lainnya ia banyak menolong dan memperhatikan orang lain. Pada tahun 1982 Luigi membuka pendampingan remaja pertama di Tortona. Tahun berikutnya ia membuka sekolah berasrama dengan biaya murah. Keluarga menyumbang bahan makanan sebanyak yang mereka mampu berikan. Luigi dan beberapa orang frater mengajar di sekolah itu. Tiga tahun kemudian Luigi ditahbiskan menjadi imam pada usia 23 tahun. Pada kesempatan itu Uskup Tortona memperbolehkan sejumlah frater meninggalkan seminari dan bergabung dengan Pastor Luigi. Sejak itu cikal bakal Karya Penyelenggaraan Ilahi dimulai. Kongregasi ini terus berkembang dari tahun ke tahun dan diresmikan pada 21 Maret 1903 oleh Uskup Tortona Mgr. Igino Bandi. Kongregasi ini berkarya untuk menghantar 577 dan menyatukan semua orang, termasuk orang miskin, kepada Tuhan dan Gereja. • Mendirikan Susteran Pastor Luigi mendirikan rumah perawatan di Turin dan Cottolengo untuk orang sakit. Pasien yang dating digolongkan menurut jenis penyakitnya dan dirawat dengan kekeluargaan. Sementara di Cottolengo lebih khusus lagi. Luigi menerima pasien yang tidak tertampung di rumah sakit dan rumah perawatan lainnya. Pada tahun 1915 Luigi mendirikan Susteran Misionaris. Suster-susternya lebih mengutamakan pekerjaannya pada pendidikan kanak-kanak, panti asuhan, pastoral, pendidikan untuk perempuan, pertolongan pada orang miskin dan sakit. Dengan demikian semakin banyak muda-mudi yang ingin bergabung mengikuti semangat karya Luigi. Misi Luigi meluas ke Brazil, Argentina, Uruguay, palestina, Polandia, Amerika, inggris, Albania, dan sejumlah Negara lainnya. Ia sendiri masih sempat melakukan perjalanan ke Amerika Latin, yaitu pada tahun 1921-1922 dan 1934-1937. Luigi wafat pada 12 Maret 1940. Paus Yohanes Paulus II berkenan menobatkan Luigi sebagai orang kudus (santo) pada tanggal 16 Mei 2004. LYDIA LONGLEY (1674-1758) Dilahirkan di Groton (AS) dalam keluarga Kristen Protestan Puritan yang berasal dari Inggris. Ibunya menghadap Tuhan di kala Lydia masih kecil. Sejak itu ia harus mengurus ketiga adiknya yang kecil itu, sampai ayahnya kawin dengan wanita lain. Dari perkawinan kedua, ayahnya mempunyai empat anak lagi. Pada tahun 1694 rumah mereka diserang 578 orang-orang Indian dan ayah beserta adik-adiknya dibunuh. Lydia disandera dan kemudian ditebus oleh seorang duda Katolik saleh berkebangsaan Perancis yang bernama Le Ber. Berkat suasana dan semangat Kristen dalam keluarga ini, Lydia menjadi Katolik (1696) dan tiga tahun kemudian mengikrarkan kaul kekal sebagai suster kelahiran Amerika yang pertama. Kemudian ia menjadi pembesar di pulau Orleans. P: 27 April LYON (Perancis) († 177) Dalam surat umat Lyon dan Vienne kepada umat-umat di Asia Kecil disebutkan nama 48 martir, yang sebagian dari mereka berasal dari wilayah itu. Diantara mereka pantas dicatat uskup Potinus; Blandina, seorang budak belian; Maturus yang baru saja dibaptis dan pemuda berumur 15 tahun bernama Pontikus. Penganiayaan itu sangat mengganas: “Kita tidak dapat menggambarkan betapa besar siksaan dan kebencian orang kafir serta betapa berat penderitaan orang-orang kudus itu.” P: 2 Juni 579 M MAGDALENA – SOPHIA BARAT (17791865) Adalah seorang guru muda yang pada umur 26 tahun menjadi pemimpin kelompok guru yang bercita-cita membangun kembal pendidikan puteri Katolik sesudah Revolusi Perancis menghancurkan semua sekolah Katolik. Pendidikan yang diasuh Kongregasi Suster dari ‘Hati Kudus’ (Sacre Coeur) ini berkembang pesat, sehingga ibu Barat harus menjelajahi Eropa untuk mendampingi suster-suster dengan bijaksana dan penuh keberanian. P: 25 Mei MAGNUS († 772) Rahib Irlandia ini menjadi misionaris di daerah pegunungan Jerman Selatan. A: besar, agung; P: 6 September MAKARIOS AGUNG (300-390) Rahib di gurun pasir (Mesir) ini sangat dihormati karena kesalehan dan kekuasaannya membuat mukjijat. Ia sangat arif dan hidup sederhana. Temannya , Makarios dari Alexandria († 384) yang terus berdoa itu mempunyai kuasa atas roh-roh jahat dan penyakit-penyakit. P: Makarios Agung 15 Januari; Makarios dari Alexandria 2 Januari 580 SANTA MAKRINA MUDA (330-379) Santo Basilius Tua dan Santa Emilia dianugerahi sepuluh anak. Keluarga mereka tinggal di Kaisarea. Anak sulung mereka, Makrina, dilahirkan sekitar tahun 330. Ketika usianya duabelas tahun, Makrina dipertunangkan dengan seorang pemuda sesuai adat kebiasaan pada masa itu. Tetapi, tunangannya mati mendadak dan Makrina mengatakan kepada orangtuanya bahwa ia ingin hidup selibat. Makrina adalah kakak bagi sembilan saudara dan saudari. Selain dari orangtua dan dirinya sendiri, tiga saudara lakilakinya kelak dinyatakan kudus juga. Santo Basilius Agung, Santo Petrus dari Sebaste dan Santo Gregorius dari Nyssa semuanya adalah uskup. Makrina membantu membesarkan saudarasaudaranya dan mereka mengasihinya. Santo Petrus dari Sebaste mengenangkan kakaknya dengan penuh rasa terimakasih teristimewa sebab Makrina mengasuhnya penuh kasih semasa ia bayi. Petrus dilahirkan pada tahun yang sama ayahnya wafat. Anak-anak tumbuh dewasa dan Santa Basilius Agung mendapatkan tempat bagi ibunya dan Makrina, semacam biara dan banyak perempuan di wilayah itu datang untuk menjalani kehidupan rohani di sana. Setelah Santa Emilia wafat, Makrina terus hidup sebagai selayaknya seorang biarawati. Ia 581 bekerja keras dan membagi-bagikan segala milik keluarga terkecuali yang sungguh dibutuhkannya. Saudaranya, Basilius, wafat pada tahun 379. Pada tahun yang sama, Makrina jatuh sakit. Saudaranya, Santo Gregorius dari Nyssa, pulang untuk mengunjunginya. Telah delapan tahun Santo Gregorius meninggalkan rumah. Ia mendapati Makrina di ambang maut. Tubuhnya yang rapuh terbaring di atas dua lembar papan. Beberapa jam kemudian, Makrina pun dihantar pulang ke rumah Bapa. Santo Gregorius bersama uskup setempat dan dua orang imam mengusung peti jenazah Makrina ke pemakaman. Iring-iringannya panjang dan banyak orang menangis. Santo Gregorius menulis mengenai Makrina dan dari sanalah keindahan hidupnya kita kenal. SANTA MAKRINA TUA († 340) Pada tanggal 2 Januari kita merayakan pesta cucu dari santa yang pestanya kita rayakan pada hari ini. Santo Basilius Agung, yang dilahirkan sekitar tahun 329, berasal dari keluarga para kudus. Makrina (biasa disebut Santa Makrina Tua untuk membedakannya dari Santa Makrina Muda saudari Santo Basilius), ibunda dari ayahnya, adalah salah seorang yang sangat dikasihinya. Tampaknya Santa Makrina yang membesarkan 582 Santo Basilius. Ketika dewasa, Santo Basilius memuji neneknya atas segala hal baik yang telah dilakukan untuknya. Teristimewa, Santo. Basilius berterimakasih secara terbuka kepadanya oleh karena neneknya itu telah mengajarinya cinta akan iman Kristiani semenjak ia masih kecil betul. Makrina dan suaminya harus membayar mahal kesetiaan mereka pada iman Kristiani mereka. Dalam salah satu masa penganiayaan oleh penguasa Romawi, yaitu Galerius dan Maximinus, kakek nenek Basilius terpaksa harus bersembunyi. Mereka menemukan tempat persembunyian di sebuah hutan dekat rumah mereka. Mereka berhasil lolos dari tangan para penganiaya. Mereka senantiasa diliputi rasa takut dan juga lapar, namun demikian mereka tetap tidak mau mengingkari iman mereka. Sebaliknya, dengan sabar mereka berharap dan berdoa agar penganiayaan segera berakhir. Di hutan, mereka mencari-cari apa yang dapat dimakan dan makan tumbuh-tumbuhan liar hingga berhasil selamat. Masa penganiayaan ini berlangsung hingga tujuh tahun lamanya, Santo Gregorius dari Nazianze, yang pestanya dirayakan bersama-sama dengan Santo Basilius pada tanggal 2 Januari, mencatat mengenai peristiwa tersebut. Dalam masa penganiayaan yang lain, segala kekayaan dan harta milik Makrina dan suaminya disita penguasa. Tak ada yang tersisa bagi mereka kecuali iman mereka dan harapan akan kasih penyelenggaraan Tuhan bagi mereka. Santo Makrina hidup lebih lama daripada suaminya, tetapi tidak diketemukan catatan tahun kematian mereka yang pasti. Menurut tradisi, Santo Makrina wafat sekitar tahun 340. Cucunya, Santo Basilius, wafat pada tahun 379. 583 MALAKIOS/ MAOL (1094-1148) Dikenal sebagai pembaharu hidup biara, ibadat dan pola pimpinan gerejani di Irlandia. Dua kali ia berkunjung ke Roma mengurus kepentingan gereja di pulau suci itu. P: 3 Nopember MALKOS (abad ke-4) Melarikan diri, karena akan dipaksa kawin oleh orang tuanya. Tetapi ia ditangkap oleh orang jahat dan dijual sebagai budak belian. Majikannya memaksa Malkos menikahi wanita budak. Mereka pura-pura setuju sampai mendapat kesempatan untuk melarikan diri. Kemudian wanita itu menjadi suster, sedangkan Malkos menjadi pertapa di gurun pasir Chalkis. A: raja; P: 21 Oktober MAMAS († 274) Ialah seorang pemuda yang menjadi gembala domba dan dihukum mati di Sesarea (Turki) karena imannya. P: 17 Agustus MANFREDUS († 1430) Gemar membaca riwayat hidup para pertapa dan rahib, sehingga sesudah ditahbiskan imam, dengan berkat uskupnya, ia menjadi pertapa dalam sebuah gua di pegunungan Alpen. Ia berpuasa keras dan berdoa terus-menerus, sehingga banyak orang minta didoakan olehnya. B: Fred, Fredy; P: 28 Januari 584 MAR AUGIN/ EUGENIOS († 363) Ialah seorang penyelam mutiara di Suez yang menjadi rahib dan kemudian memimpin biara besar di gunung Izla (Mesir). Ia mengutus 72 rahibKristen pertama untuk membawa Injil ke Persia. MARCELLA (325-410) Sesudah menjanda, wanita yang pandai dan berani ini mengumpulkan wanita baik-baik dalam rumahnya di bawah bimbingan Santo Hieronimus. Ketika Roma dirusakkan oleh Raja Alarih ia disiksa supaya membayar uang banyak yang sudah ia bagikan pada orang-orang miskin itu sampai mengakibatkan kematiannya. P: 31 Januari MARCELLINA (332-398) Kakak perempuan Santo Ambrosius ini ingin hidup sebagai perawan, walaupun tidak tinggal dalam biara. Ia hidup di Roma dan Milano dengan sederhana dan dalam semangat bertobat P: 17 Juli MARCELLINUS dan PETRUS († 304) Adalah imam dan exorsis (pengusir roh jahat) yang mati sebagai saksi iman di Roma. P: 2 Juni MARCELLOS († 469) 585 Memimpin ‘biara yang tidak pernah tidur’ dekat Konstantinopel. Sebab, dalam biara itu baik siang ataupun malam hari terus menerus para biarawan secara bergantian merayakan ibadat pujian kepada Tuhan. P: 29 Desember MARCELLUS († 298) Perwira Romawi di Tanger (Afrika) ini menolak mengikuti ibadat pemujaan terhadap kaisar. Ia berkata: “AKU hanya mengabdi kepada Raja Abadi, Jesus Kristus.” Akibatnya, ia langsung ditangkap dan dihukum mati. P: 30 Oktober Kemudian, sekretaris pengadilan, yaitu KASIANUS, yang mendengar kesaksian Marcellus langsung menolak mencatat hukuman dan mengaku Kristen. Dan ia pun akhirnya dibunuh. P: 3 Desember MARGARETA († 307) Ialah perawan dan martir di Antiokia (Turki). Ia adalah salah satu di antara empatbelas Pembantu dalam Kesukaran yang dimintai pertolongannya. L: naga (lambang nafsu) yang ditaklukkannya; P: 20 Juli SANTA MARGARETA dari SKOTLANDIA (1046-16 November 1093) Margareta adalah seorang Putri Kerajaan Inggris yang dilahirkan pada tahun 1046. Ia dan ibunya berlayar ke Skotlandia untuk melarikan diri dari raja yang berhasil menguasai tanah mereka. Raja Malcolm dari Skotlandia menyambut mereka. 586 Raja jatuh cinta kepada putri yang cantik jelita itu. Tak lama kemudian, Margareta dan Malcolm pun menikah. Sebagai seorang ratu, Margareta membawa banyak perubahan baik bagi suami dan negaranya. Malcolm seorang yang baik, tetapi ia dan para anggota istananya amat kasar. Ketika dilihat raja betapa bijaksana isterinya itu, raja bersedia mendengarkan nasehat-nasehat baik isterinya. Margaret membantu raja untuk menguasai diri dan melatih keutamaankeutamaan Kristiani. Ia menjadikan istananya indah serta tahu sopan santun. Raja dan ratu menjadi teladan yang mengagumkan, oleh karena cara mereka berdoa bersama serta cara mereka memperlakukan satu sama lain. Mereka membagikan makanan kepada kaum miskin papa. Mereka berdua berusaha keras untuk meneladani Yesus dalam hidup mereka. Margareta merupakan berkat bagi seluruh rakyat Skotlandia. Sebelum ia datang, rakyat amat bodoh. Banyak di antara mereka yang mempunyai kebiasaan buruk yang menghalangi mereka untuk dekat kepada Tuhan. Margareta berjuang keras mendapatkan guru-guru yang baik untuk membantu rakyatnya memperbaiki kebiasaan-kebiasaan mereka yang buruk itu. Ia dan Malcolm mendirikan gereja-gereja baru. Ratu senang menghiasi gereja- 587 gerejanya dengan indah sebagai ungkapan rasa hormatnya kepada Tuhan. Malahan, Ratu Margareta sendiri yang menyulam sebagian jubah-jubah liturgi para imam. Margareta dan Malcolm dianugerahi enam putera serta dua puteri. Mereka amat mengasihi putera dan puteri mereka. Putera bungsunya kelak menjadi St. David. Tetapi, Margareta mengalami saat-saat sedih juga. Pada saat sakitnya yang terakhir, ia mendengar kabar bahwa suami beserta puteranya, Edward, terbunuh dalam perang. Mereka meninggal hanya empat hari sebelum Margareta sendiri meninggal dunia. Santa Margareta wafat pada tanggal 16 November 1093. Ia dinyatakan kudus oleh Paus Inosensius IV pada tahun 1250. P: 16 Nopember MARGARETA (1176) Dibunuh suaminya, namun suaminya membantah dan mengatakan bahwa Margareta menggantung diri. Jenasah Margareta dikuburkan di luar tempat pemakaman ornag beriman. Tetapi karena pada kuburnya terjadi begitu banyak mukjijat, penipuan suaminya terbongkar. Lalu jenasahnya dimakamkan kembali di dalam gereja di Roskilde (Denmark). P: 25 Oktober MARGARETA (1242-1270) Puteri raja Hungaria dan keponakan Santa Elisabet ini dua kali menolak dinikahkan dengan seorang raja. Ia memilih menjadi biarawati. Sekalipun menderita banyak, namun ia selalu bersikap ramah. 588 P: 18 Januari MARGARETA (1247-1297) Menjadi selir seorang bangsawang di Cortona (Italia) selama sembilan tahun. Melihat mayat suaminya memar penuh luka akibat pembunuhan, Margareta bertobat. Kemudian ia membesarkan puteranya dengan baik. Ia berbuat amal, mendirikan rumah sakit, dan banyak berdoa, sehingga banyak orang berdosa yang bertobat. Margareta dikaruniai penglihatan dan rahmat mistik. P: 22 Februari SANTA MARGARETA BOURGEOYS (17 April 1620-12 Januari 1700) St. Margareta dilahirkan di Troyes, Perancis, pada tanggal 17 April tahun 1620, tetapi melewatkan sebagian besar dari delapan puluh tahun usianya di Montreal, Kanada. Margareta adalah anak keenam dari duabelas bersaudara. Orangtuanya adalah orang-orang yang saleh. Ketika Margareta berumur sembilan belas tahun, ibunya meninggal dunia. Margareta mengambil alih tugas merawat adik-adiknya. Ayahnya meninggal 589 dunia ketika ia berumur duapuluh tujuh tahun. Adikadiknya kini telah dewasa dan Margareta berdoa mohon bimbingan Tuhan akan apa yang harus dilakukan dalam hidupnya. Gubernur Montreal, Kanada, mengunjungi Perancis. Ia berusaha mendapatkan guru-guru untuk Dunia Baru. Ia mengajak Margareta datang ke Montreal untuk mengajar di sekolah dan di kelas-kelas agama. Margareta setuju. Margareta memberikan bagian warisan dari orangtuanya kepada para anggota keluarga yang lain. Mereka tidak dapat percaya bahwa Margareta sungguh akan meninggalkan tanah airnya yang beradab untuk pergi ke daerah seberang laut yang masih primitif. Namun demikian, itulah yang ia lakukan. Ia berlayar pada tanggal 20 Juni 1653 dan tiba di Kanada pertengahan November. Margareta memulai pembangunan kapel pada tahun 1657. Kapel itu dipersembahkan bagi Bunda Maria Penolong yang Baik. Pada tahun 1658, ia membuka sekolahnya yang pertama. Margareta sadar akan kebutuhan untuk merekrut lebih banyak pengajar. Ia pulang ke Perancis pada tahun 1659 dan kembali bersama empat orang rekan. Pada tahun 1670, ia pulang lagi ke Perancis dan kembali dengan enam orang rekan. Wanita pemberani ini menjadi biarawati pertama dari Kongregasi Notre Dame. Ketika terjadi bencana kelaparan, St. Margareta dan para biarawatinya membantu masyarakat di koloni tersebut agar bertahan hidup. Mereka membuka sebuah sekolah ketrampilan dan mengajarkan kepada kaum muda bagaimana mengurus rumah tangga dan pertanian. Kongregasi St. Margareta tumbuh dan berkembang. Pada tahun 1681 ada delapan belas biarawati. Tujuh di antaranya adalah gadis-gadis Kanada. Mereka 590 membuka lebih banyak daerah misi dan dua biarawati ditugaskan mengajar di daerah misi suku Indian. St. Margareta sendiri yang menerima dua wanita Indian pertama yang bergabung dalam kongregasinya. Pada tahun 1693, Moeder Margareta menyerahkan kongregasinya kepada penerusnya. Superior yang baru adalah Moeder Marie Barbier, gadis Kanada pertama yang bergabung dalam kongregasinya. Regula kongregasi religius St. Margareta diakui oleh gereja pada tahun 1698. Margareta melewatkan tahun-tahun terakhir hidupnya dengan berdoa dan menulis otobiografi. Pada hari terakhir dalam tahun 1699, seorang biarawati muda terbaring sekarat. Moeder Margareta memohon pada Tuhan untuk mengambil nyawanya sebagai ganti nyawa sang biarawati. Pagi hari tanggal 1 Januari 1700, biarawati muda tersebut sepenuhnya sembuh dari penyakitnya. Sebaliknya, Moeder Margareta menderita demam hebat. Ia menanggung sakit selama dua belas hari lamanya dan wafat ada pada tanggal 12 Januari tahun 1700. Ia dinyatakan kudus oleh Paus Yohanes Paulus II pada tanggal 2 April 1982. BEATA MARGARETA CASTELLO (1287-13 April 1320) Tahun 1287, sebuah keluarga bangsawan di Metola, Umbria, Italia sedang menantikan kelahiran anak pertama mereka. Mereka mengharapkan seorang putera yang kuat dan sehat atau seorang puteri yang cantik. Tetapi, bayi yang kemudian lahir adalah bayi perempuan yang kecil dengan kaki kanannya lebih pendek dari yang kiri, dan bayi itu …..sama sekali tidak cantik. Karena malu 591 mempunyai seorang anak yang cacat, orangtuanya memerintahkan agar bayi itu disembunyikan saja. Sementara anak itu tumbuh besar, mereka mendapati bahwa anak itu juga buta. Karena kakinya yang timpang dan karena tidak diberi perawatan yang baik, Margareta kemudian menjadi bongkok. Margareta kecil suka sekali berjalan-jalan di sekitar istana, sampai suatu ketika seorang tamu terhormat memergokinya. Orangtuanya sangat cemas dan khawatir, jangan-jangan orang-orang akan tahu bahwa anak yang cacat dan buruk itu adalah anak mereka. Karenanya mereka membangun sebuah kamar di samping sebuah kapel kecil yang berada di hutan. Margareta ditempatkan di kamar yang terkunci itu ketika usianya 6 tahun. Tidak seorang pun yang menemaninya kecuali seorang pelayan yang bertugas mengantarkan makanannya dan seorang imam yang mengajarinya tentang Yesus. Empat belas tahun lamanya Margareta dikurung di kamarnya, sampai meletuslah perang dan Margareta dibawa kembali ke istana. Sementara itu tersiarlah kabar tentang mukjizat kesembuhan yang terjadi di makam Frater Giaco, seorang biarawan kudus yang meninggal di kota Castello. Orangtua Margareta berpikir, tentulah Margareta juga dapat disembuhkan dengan mukjizat. Jadi, 592 mereka pergi ke Castello. Dari pagi hingga petang Margareta berdoa dengan khusuk, ia yakin bahwa Tuhan akan berbelas kasihan kepadanya. Margareta yakin akan terjadi mukjizat dan Tuhan akan menjadikannya normal seperti gadis-gadis lain. Namun, tidak terjadi suatu mukjizat apa pun padanya. Orangtuanya sangat kecewa. Mereka beranggapan, jika Tuhan sendiri telah menolak Margareta, tentunya mereka juga berhak untuk menolaknya. Jadi, malam itu mereka pulang ke rumah dan meninggalkan Margareta di gereja Cittàdi-Castello. Margareta sangat cemas, seorang gadis buta di kota yang asing, bisakah ia bertahan hidup? Dikatupkannya tangannya dan ia pun berdoa menyerahkan hidupnya pada Tuhan. Pengemis-pengemis jalanan menemukan Margareta, membawanya pulang, dan mengajarinya menjadi pengemis. Margareta segera menjadi perhatian penduduk kota Castello. Seorang pengemis buta, timpang dan bongkok, tetapi tingkah laku serta tutur katanya terpelajar, terlebih lagi kelembutan hatinya dan kepenuhan sukacitanya. Kepada mereka yang iba kepadanya Margareta dengan bahagia mengatakan, "Oh, seandainya engkau tahu apa yang ada di dalam hatiku!" Beberapa dari mereka membawanya pulang, Margareta membantu mereka mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga. Ia juga mengumpulkan anak-anak, memberikan pelajaran agama, bercerita, dan mengajar mereka berdoa dan mengucapkan Mazmur. Margareta memberi pengaruh besar pada keluarga di mana ia tinggal dengan tingkah lakunya dan doa-doanya. Jadi, demikianlah Margareta berpindah-pindah dari satu keluarga ke keluarga lainnya. 593 Berita mengenai Margareta dan kesalehannya terdengar juga sampai ke biara Castello. Para biarawati di sana mengajak Margareta untuk tinggal bersama mereka. Margareta senang sekali, pertama ia tidak ingin menjadi beban orang lain lagi, kedua karena ia ingin membaktikan dirinya dalam kehidupan doa. Demikian senang hatinya sehingga di biara Margareta bekerja lebih keras dan berdoa lebih sering dan lebih khusuk dari semua biarawati di sana. Hal itu membuat Margareta lebih menonjol dari para biarawati itu sendiri sehingga para biarawati itu tidak senang. Sebentar saja Margareta sudah menjadi pengemis jalanan lagi. Kelompok Mantellatae, kelompok awam dari Ordo Dominikan, menaruh belas kasihan kepada Margareta dan mengajaknya bergabung. Ia diangkat anak oleh sebuah keluarga di Castello. Margareta senang karena sekarang ia memiliki sebuah keluarga. Ia mengabdikan dirinya kepada mereka yang kurang beruntung, sakit dan menderita. Ia juga mengunjungi tahanan-tahanan dalam penjara, dan menaruh simpati yang besar kepada mereka. Ia senantiasa mengingatkan bahwa meskipun mereka hidup dalam penjara, mereka adalah anak-anak Tuhan juga. Margareta melakukan karya amal kasih sepanjang hidupnya, sampai ia meninggal pada tanggal 13 April 1320 dalam usia 33 tahun. Banyak mukjizat terjadi selama hidupnya maupun setelah kematiannya. Pada tahun 1558, lebih dari dua ratus tahun setelah wafatnya, kuburnya dibuka dan jenazahnya diketemukan dalam keadaan utuh. Margareta dibeatifikasi pada tahun 1609. Pestanya dirayakan tanggal 13 April. Margareta adalah pelindung orang-orang cacat dan terbuang. 594 "Yesus juga ditolak oleh orang-orang-Nya sendiri, Ia memperkenankan aku diperlakukan sama dengan-Nya, sehingga aku dapat lebih meneladani Tuhan-ku yang Terkasih." ~ Beata Margareta Castello. SANTA MARGARETA MARIA ALACOQUE (22 Juli 1647-17 Oktober 1690) “Pandanglah HatiKu ini, yang begitu mengasihi manusia, tetapi manusia tidak mau balas mengasihi-Ku. Melalui engkau, Hati IlahiKu berharap untuk menyebarkan kasihNya ke segenap penjuru dunia.” ~ Yesus kepada Santa Margareta Maria Alacoque SIAPA SANTA MARGARETA MARIA ALACOQUE? Pernahkah kamu merasa tidak berarti? Ya, seperti itulah perasaan St. Margareta Maria. Ia menyamakan dirinya seperti sebuah "atom yang 595 sangat kecil" dibandingkan dengan Kristus. Santa Margareta Maria dilahirkan pada tanggal 22 Juli 1647 di L'Hautecourt, Burgundy, Perancis. Ayahnya bernama Claude Alacoque dan ibunya Philiberte Lamyn. Ketika masih kanak-kanak, Margareta adalah seorang anak yang periang. Setelah menerima Komuni Pertama pada usia sembilan tahun, Margareta sering melakukan matiraga secara diamdiam. Ketika usianya sebelas tahun ia jatuh sakit, menjadi lumpuh dan harus tinggal di tempat tidur selama empat tahun. Suatu hari, ia membuat janji kepada Bunda Maria untuk menyerahkan seluruh hidupnya kepada Tuhan. Bunda Maria menampakkan diri kepadanya dan seketika itu juga penyakitnya lenyap. Margareta menjadi sehat kembali. Setelah ayahnya meninggal, karena ibu Margareta sering jatuh sakit, seorang bibi pindah ke rumahnya untuk mengurus rumah tangga. Bibi dan pamannya ini membuat Margareta dan ibunya sangat menderita. Hampir setiap hari Margareta bersembunyi di taman sambil menangis dan berdoa. Margareta percaya benar akan belas kasihan Allah. Ia mendapatkan penghiburan besar dalam Sakramen Ekaristi. Yesus sendiri juga berkenan memberinya kepekaan atas kehadiran dan perlindungan-Nya dalam penampakan kepadanya saat Ia menderita disalib. Ketika usianya telah mencapai tujuhbelas tahun, ibunya serta kaum keluarganya menghendaki Margareta agar segera menikah. Mereka khawatir karena Margareta mulai membawa anak-anak pengemis ke kebun rumah dan mengajar agama kepada mereka. Margareta bingung apakah ia hendak menikah dengan orang kaya yang meminangnya agar ia dapat mengentas keluarganya dari kemiskinan, ataukah masuk biara. Hingga suatu malam, ia mendapat penampakan: Yesus yang 596 penuh luka karena baru saja didera menegur Margareta akan ketidaksetiaannya kepada-Nya setelah Ia sendiri begitu banyak membuktikan kasihNya kepada Margareta. Akhirnya, pada tanggal 25 Mei 1667 Margareta Maria masuk Biara Visitasi di Paray-leMonial dan pada bulan November 1672 ia mengucapkan kaul kekalnya. Margareta dikenal sebagai seorang biarawati yang baik dan rendah hati. Tetapi ia sering membuat kesal para suster yang lainnya karena ia seorang yang lambat dan canggung dalam bekerja. Pada tahun 1675, ia mendapat penampakan Yesus di mana Yesus menunjukkan kepadanya Hati-Nya yang Penuh Belas Kasihan itu berdarah. Yesus mengatakan kepadanya betapa Ia mengasihi seluruh umat manusia dan Ia ingin agar Margareta menyebarkan devosi kepada Hati-Nya Yang Mahakudus. Suatu tugas yang amat berat. Banyak orang tidak percaya bahwa Yesus menampakkan diri padanya. Sebagian malahan marah kepadanya atas usahanya menyebarkan suatu devosi baru. Hal-hal demikian membuat Margareta sangat menderita. Namun demikian ia tetap setia melaksanakan kehendak Allah. Diilhami oleh Yesus sendiri, Margareta Maria menetapkan Jam Suci yaitu jam sebelas malam sampai tengah malam menjelang fajar Jumat Pertama setiap bulan. Saat Jam Suci, Margareta berdoa dengan meniarap (Prostratio: mengungkapkan kerendahan diri dan kekecilan dirinya di hadapan Allah dan menyampaikan penghormatan dan kerendahan hati secara paling intensif) dengan mukanya mencium tanah. Ia berdoa untuk bersama-sama dengan Yesus menanggung sengsara sakrat maut yang dialami Yesus di Taman Getsemani di mana murid-murid-Nya meninggalkan- 597 Nya seorang diri. Yesus menyatakan kerinduan hatiNya akan kasih umat-Nya dan menunjukkan HatiNya Yang Mahakudus yang penuh cinta dan belaskasihan serta penyelamatan. Tuhan menetapkan hari Jumat setelah Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus sebagai Hari Raya Hati Yesus Yang Mahakudus dan meminta Margareta untuk menghormati Hati-Nya Yang Mahakudus dengan menerima Komuni Kudus setiap Jumat Pertama dalam bulan selama sembilan bulan berturut-turut. Devosi ini dilakukan sebagai silih atas dosa-dosa kita terhadap Sakramen Mahakudus. Yesus menyebut Margareta Maria sebagai "Murid Terkasih dari Hati Yesus Yang Mahakudus", serta pewaris semua kekayaan hati-Nya. Cinta kepada Hati Yesus Yang Mahakudus adalah api yang membakar jiwa St. Margareta Maria, dan devosi kepada Hati Yesus Yang Mahakudus adalah masalah yang selalu diulang-ulangnya di semua tulisannya. Yesus memberkati usaha keras dan pengorbanan Margareta. Sekarang, devosi kepada Hati Yesus Yang Mahakudus yang indah ini telah dipraktekkan di seluruh dunia. Santa Margareta Maria Alacoque meninggal pada tanggal 17 Oktober 1690, jenazahnya tetap utuh hingga kini. Bulan Maret 1824 ia diangkat sebagai Venerabilis (Yang Pantas Dihormati) oleh Paus Leo XII, tanggal 18 September 1864 ia dinyatakan sebagai Beata oleh Paus Pius IX dan pada tahun 1920 ia dinyatakan Santa oleh Paus Benediktus XV. Pestanya dirayakan setiap tanggal 16 Oktober. SURAT DARI SANTA MARGARETA MARIA ALACOQUE 598 Hati Yesus yang Mahakudus adalah sumber kasih yang tiada habis-habisnya dan satu-satunya keinginan-Nya ialah mencurahkan diri-Nya ke dalam hati orang-orang yang sederhana untuk membebaskan mereka dan untuk mempersiapkan mereka agar hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Dari Hati IlahiNya tiga berkas cahaya memancar tak henti. Yang pertama adalah pancaran belas kasihan bagi para pendosa; yang mengaliri hati para pendosa dengan rasa sesal dan tobat. Yang kedua adalah pancaran kemurahan hati yang membantu siapa saja yang membutuhkan pertolongan, terutama membantu mereka yang mencari kesempurnaan agar dapat menemukan saranasarana guna menanggulangi segala kesulitan mereka. Dari pancaran ketiga memancar kasih dan terang bagi para sahabat-Nya yang telah mencapai kesempurnaan; Ia menghendaki agar para sahabatNya mempersatukan diri dengan-Nya sehingga mereka dapat memahami pengetahuan serta perintah-perintah-Nya, serta dengan cara mereka masing-masing, mengabdikan diri seutuhnya bagi kemuliaan-Nya. Hati IlahiNya adalah samudera yang penuh dengan segala berkat, di mana orang-orang malang boleh menyelam guna mendapatkan segala kebutuhan mereka. Hati IlahiNya adalah samudera sukacita di mana kita semua boleh membenamkan segala penderitaan kita. Hati IlahiNya adalah samudera kerendahan hati di mana kebodohankebodohan kita dihapuskan, samudera belas kasihan bagi para pendosa, dan samudera kasih yang memenuhi setiap kebutuhan kita. Apakah kehidupan doamu tidak mengalami kemajuan? Jika demikian, kamu hanya perlu mempersembahkan kepada Tuhan doa-doa yang 599 dipanjatkan Sang Juruselamat bagi kita dalam Sakramen di altar. Persembahkan kepada Tuhan kasih PutraNya yang tak terhingga itu sebagai tebusan atas kelemahan-kelemahanmu. Di setiap kegiatan yang engkau lakukan, berdoalah seperti ini: “Tuhan-ku, aku melakukan ini atau aku menanggung itu demi Hati PutraMu dan seturut bimbingan-Nya yang kudus. Aku mempersembahkan Hati-Nya yang Mahakudus kepada-Mu sebagai tebusan atas semua kesalahan dan kekuranganku.” Teruslah berdoa seperti itu setiap saat sepanjang hidupmu. Tetapi di atas semuanya itu, peliharalah kedamaian hati. Hati yang damai jauh lebih berharga daripada harta benda manapun. Guna memelihara kedamaian hati, tidak ada yang lebih berguna selain dari menyangkal kehendakmu sendiri dan menggantinya dengan kehendak Hati Yesus yang Mahakudus. Dengan demikian, kehendak-Nya bagi kita dapat terlaksana sehingga Ia semakin dimuliakan, dan kita bersukacita karena menjadi alat-Nya dan percaya sepenuhnya kepada-Nya. Margareta Maria Alacoque (1647-1690), biarawati dengan pengalaman mistik, lahir di I’Hautecour dan meninggal dalam biara Paray le Monial (Perancis); L: Hati Kudus Jesus; P: 16 Oktober “Betapa lemahnya mengasihi Yesus Kristus hanya ketika Ia memperhatikan kita, dan menjadi dingin begitu penderitaan menimpa. Itu bukan cinta sejati. Siapa yang mengasihi seperti itu, terlalu mengasihi dirinya sendiri untuk dapat mengasihi Tuhan dengan segenap hatinya.” ~ St Margareta Maria Alacoque 600 12 JANJI YESUS 12 Janji Yesus kepada Santa Margareta Maria Alacoque bagi mereka yang berdevosi kepada Hati Yesus yang Mahakudus: 1. "Aku akan memberikan semua rahmat yang diperlukan sepanjang hidup mereka." 2. "Aku akan memberikan damai sejahtera dalam keluarga-keluarga mereka." 3. "Aku akan menghibur mereka dalam kesukaran-kesukaran mereka." 4. "Aku akan menjadi tempat perlindungan yang aman sepanjang hidup mereka dan terutama saat kematian mereka." 601 10. 11. 12. 5. "Aku akan mencurahkan rahmat berlimpah pada semua usaha mereka." 6. "Para pendosa akan menemukan dalam Hati Kudus-Ku sumber lautan belas kasihan yang tak terbatas." 7. "Jiwa-jiwa yang suam-suam kuku akan dikuatkan." 8. "Jiwa-jiwa yang kuat akan segera mencapai kesempurnaan yang tinggi." 9. "Aku akan memberkati rumah-rumah di mana lukisan Hati Kudus-Ku ditempatkan dan dihormati. " "Aku akan memberikan kepada imam karunia menggerakkan hati yang paling keras sekalipun." "Siapa saja yang menganjurkan devosi ini, namanya akan tertulis di Hati-Ku, dan tidak akan pernah dihapuskan." "Aku berjanji demi Hati-Ku yang penuh belas kasihan, bahwa kuasa kasih-Ku akan menganugerahkan kepada mereka yang menerima Komuni pada hari Jumat Pertama selama sembilan bulan berturut-turut, rahmat pertobatan terakhir; mereka tidak akan meninggal dalam keadaan melukai Hati-Ku, pun tanpa menerima Sakramensakramen terakhir; Hati-Ku akan menjadi tempat perlindungan yang aman pada saat kematian mereka." D OA KEPADA HATI YESUS YANG MAHAKUDUS Hati Yesus Yang Mahakudus, aku mengarahkan diriku pada Hati-Mu Yang Mahakudus. Kuasailah seluruh kepribadianku; ubahlah aku menjadi seperti Engkau. Jadikan tanganku tangan-Mu, kakiku kakiMu, hatiku hati-Mu. Ijinkanlah aku melihat dengan mata-Mu, mendengar dengan telinga-Mu, berkatakata dengan bibir-Mu, mengasihi dengan hati-Mu, 602 memahami dengan pikiran-Mu, melayani dengan kehendak-Mu dan mengabdikan seluruh kepribadianku. Jadikan aku serupa dengan Engkau. Hati Yesus Yang Mahakudus, utuslah Roh Kudus-Mu untuk mengajar aku agar mengasihi-Mu dan hidup melalui Engkau, dalam Engkau dan untuk Engkau. Datanglah Roh Kudus, jadikan tubuhku bait-Mu. Datanglah, dan tinggallah dalam aku selamanya. Beri aku kasih terdalam kepada Hati Yesus Yang Mahakudus untuk dapat melayani Dia dengan segenap hati, jiwa, pikiran dan kekuatanku. Kuasai seluruh kemampuan, tubuh dan jiwaku. Aturlah seluruh hasratku: perasaan dan emosi. Kuasai kepandaian, pengertian dan kehendakku; ingatan dan khayalku. O Roh Kasih Yang Kudus, beri aku rahmat-Mu yang ampuh itu dengan berlimpah. Berilah aku seluruh kebajikan; perkaya imanku, kuatkan harapanku, tingkatkan keyakinanku, dan kobarkan kasihku. Berilah aku ketujuh karunia, buah dan kebahagiaanMu sepenuhnya. Trinitas Yang Mahakudus, jadikanlah jiwaku bait-Mu yang kudus. AMIN. BEATA MARGARETA POLE (1471-28 Mei 1541) Beata Margareta Pole dilahirkan pada tahun 1471. Ia adalah kemenakan dua orang raja Inggris, Edward IV dan Richard III. Henry VII mengatur pernikahannya dengan Sir Reginald Pole. Sir Pole adalah seorang prajurit gagah, sahabat keluarga kerajaan. Pada saat Raja Henry VIII naik tahta, Margareta telah menjadi janda dengan lima orang anak. Raja Henry VIII masih muda dan belum berpengalaman dalam hal mengendalikan kerajaan dan kekuasaan. Ia menyebut Margareta sebagai 603 wanita paling kudus di seluruh Inggris. Ia begitu terkesan pada Margareta hingga ia mengembalikan sebagian harta keluarganya yang hilang di masa lampau. Raja juga memberinya gelar kerajaan. Raja Henry amat mempercayainya hingga Margareta diberi kepercayaan untuk mendidik Puteri Maria, putri raja dan Ratu Katarina. Tetapi kemudian, Henry berusaha menikahi Anne Boleyn, meskipun ia sudah beristeri. Margareta tidak menyetujui perilaku raja. Karena itu, raja mengusirnya dari istana. Raja menunjukkan bagaimana ia sangat tidak suka kepadanya. Raja bertambah murka ketika seorang putera Margareta, seorang imam, menulis sebuah artikel panjang menentang tuntutan Henry untuk menjadi kepala gereja Inggris (Putera Margareta itu kelak menjadi Kardinal Reginald Pole yang terkenal). Henry tidak dapat mengendalikan diri lagi. Ia menjadi seorang yang kejam serta penuh rasa dengki. Ia mengancam akan membinasakan seluruh keluarga Margareta. Henry mengutus orang-orangnya untuk menginterogasi Margareta. Mereka harus dapat membuktikan bahwa Margareta adalah seorang pengkhianat. Mereka menginterogasinya mulai pagi hingga petang. Tetapi, tidak pernah sekali pun Margareta berbuat kesalahan. Tidak ada yang disembunyikan olehnya. Kemudian Margareta 604 dikenai tahanan rumah di sebuah kastil seorang bangsawan. Lalu, ia dipindahkan ke sebuah menara besar di London. Ia bahkan tidak diadili sebelum dipenjarakan. Selama musim dingin yang panjang, Margareta menderita kedinginan yang hebat. Tidak ada api dan tidak cukup pakaian hangat baginya. Akhirnya, pada tanggal 28 Mei 1541, Beata Margereta dihantar keluar dari menara menuju tempat pelaksanaan hukuman mati. Ia lelah dan sakit, tetapi ia berdiri tegak dan gagah untuk mati demi imannya. “Aku bukan seorang pengkhianat,” demikian katanya dengan berani. Margareta dipenggal kepalanya. Usianya tujuhpuluh tahun. P: 28 Mei SANTA MARGUERITE D'YOUVILLE (15 Oktober 1701-23 Desember 1771) Marguerite dilahirkan di Quebec, Kanada, pada tanggal 15 Oktober 1701. Ayahnya meninggal dunia pada tahun 1708 dan keluarganya hidup dalam kemiskinan. Sanak keluarga membayar uang sekolah untuk Marguerite di sekolah biara Ursuline di Quebec. Dua tahun yang dilewatkannya di sekolah asrama mempersiapkan Marguerite untuk dapat mengajar adik-adik lelaki dan perempuannya. 605 Marguerite seorang yang ramah dan bersahabat. Ia membantu menopang keluarga dengan menjahit dan menjual renda halus. Pada tahun 1722, Marguerite menikah dengan Francois D'Youville. Tampaknya perkawinan itu akan menghantarnya ke suatu kehidupan rumah tangga yang sungguh membahagiakan. Tetapi, dalam hitungan bulan, jati diri Francois yang sesungguhnya mulai muncul. Ia lebih menaruh minat dalam mencari uang daripada memberikan perhatian pada kelaurga. Pekerjaannya adalah berdagang minuman keras secara ilegal. Ia menelantarkan Marguerite sendirian bersama kedua anaknya dan tidak mempedulikan mereka. Francois meninggal secara mendadak pada tahun 1730 setelah delapan tahun masa perkawinan. Ia mewariskan banyak hutang yang harus dibayar Marguerite. Seorang imam yang baik hati, Pater du Lescoat, memberinya semangat. Pater mengatakan kepada Marguerite betapa Tuhan sungguh amat mengasihinya. Segera Marguerite memulai suatu karya besar bagi Tuhan. Nubuat yang pernah disampaikan kepadanya akan segera menjadi kenyataan. Pada tanggal 21 November 1737, Marguerite D'Youville menerima seorang perempuan tunawisma yang buta. Ini menandai dimulainya suatu karya mengagumkan dalam pelayanan orang-orang miskin yang sakit di rumah-rumah sakit. Rumah-rumah sakit ini dikelola oleh para biarawati dari ordonya yang baru. Marguerite dan rekan-rekan pertamanya dikenal sebagai “Biarawati Abu-abu”, sebab jubah religius mereka berwarna abu-abu. Para biarawati ini mengambil alih rumah sakit umum di Montreal yang menghadapi kebangkrutan dan dililit banyak hutang. Orang banyak memperolok para biarawati ini. Apalah 606 yang memangnya dapat mereka perbuat? Tetapi Moeder D'Youville dan para biarawatinya pantang putus asa. Mereka bekerja, dan membangun, dan memperbaiki. Lebih dari semua itu, mereka menyambut siapa saja yang membutuhkan pertolongan. Tak ada seorang pun yang terlalu miskin atau terlalu sakit untuk dapat datang ke rumah sakit mereka. Pada tahun 1765, suatu kebakaran melalap habis rumah sakit, tetapi Moeder D'Youville dan para biarawatinya membangun rumah sakit kembali dalam waktu empat tahun. Kedua putera Moeder D'Youville ditahbiskan sebagai imam: Charles, pastor Boucherville, dan Francois, pastor St Ours. Pada tahun 1769, Pater Francois mengalami patah tangan. Ibundanya bergegas datang untuk merawatnya. Lima hari dilewatkannya di pastoran. Moeder D'Youville juga sama murah hatinya ketika wabah cacar menyerang. Dan selama Perang Tujuh Tahun antara Perancis dan Inggris, Moeder D'Youville menolong para prajurit dari kedua belah pihak. Ia menyembunyikan para prajurit Inggris dalam ruang-ruang gelap di gudang bawah tanah biara. Di sana para suster dengan sembunyi-sembunyi merawat mereka hingga pulih kembali. Moeder D'Youville wafat pada tanggal 23 Desember 1771. ia dimaklumkan sebagai santa oleh Paus Yohanes Paulus II pada tanggal 9 Desember 1990. Ia adalah orang kudus pribumi pertama Kanada. MARIA DOMINIKA MAZZARELLO (18371881) Sangat menghormati Bunda Maria. Ia mendidik para puteri bukan semata-mata berdasarkan teori, melainkan lebih bersifat 607 bimbingan praktis. Terdorong oleh karya dan ajakan Yohanes Don Bosco, anak petani ini ikut mendirikan dan memimpin kongregasi suster yang baru. P: 14 Mei MARIA DROSTE zu VISHERING (18631899) Suster Gembala Baik ini mendorong Paus Leo XIII untuk mempersembahkan dunia kepada Hati Kudus Jesus. P: 8 Juni MARIA FRANCES (1715-1791) Diperlakukan dengan kasar oleh ayahnya, karena tidak mau menikah dengan pria pilihan orangtua. Selama 34 tahun ia menjadi pembantu pastoran yang baik dan dianugerahi rahmat berlimpah. P: 6 Oktober SANTA MARIA GORETTI (16 Oktober 18906 Juli 1902) Lebi h Baik Mati daripada Berbuat Dosa “Para remaja terkasih, yang dicintai secara istimewa oleh Yesus dan oleh kami semua, katakanlah, maukah kalian bertekad -dengan bantuan rahmat Ilahi- untuk dengan tegas menolak segala macam godaan yang dapat menodai kekudusan kalian?” (Homili Paus Pius XII pada upacara Kanonisasi St. Maria Goretti, 24 Juni 1950) 608 MARIA GORETTI ALESSANDRO & MIMPINYA SURAT WASIAT ALESSANDRO MARIA GORETTI Berbagai macam pikiran dan perasaan berkecambuk menjadi satu dalam diri Assunta Goretti, ibunda St. Maria Goretti, ketika ia mendengarkan homili yang disampaikan oleh Paus Pius XII pada upacara kanonisasi puterinya. Lamunannya membawa Assunta kembali ke masa-masa yang silam. Maria Goreti dilahirkan pada tanggal 16 Oktober 1890 di Corinaldo, Italia. Luigi Goretti, ayahnya, seorang petani miskin. Pada tahun 1899, pasangan Luigi dan Assunta Goretti beserta keempat anak mereka yang masih kecil: Angelo, Maria, Marino dan bayi Allesandro, meninggalkan Corinaldo dalam usahanya mencari penghidupan yang lebih baik. Di tengah perjalanan mereka mendengar kabar tentang tanah pertanian milik Count Mazzoleni di Ferriere yang hendak disewakan. Mereka menuju ke sana dan Luigi Goretti diterima bekerja sebagai petani bagi hasil di pertanian. Tanah pertanian itu telah lama dibiarkan terbengkalai, maka Luigi harus bekerja keras untuk membangunnya kembali. Kerja keras tanpa henti menyebabkan Luigi akhirnya jatuh sakit dan tidak dapat bekerja sama sekali. Saat 609 panen tiba dan Count Mazzoleni datang meninjau, tanahnya baru sebagian saja yang telah dikerjakan. Mazzoleni amat marah dan tanpa mau mendengarkan penjelasan apa pun, ia mengirim Giovanni Serenelli dan Alessandro, putera bungsunya yang berumur sembilan belas tahun, untuk menyelesaikan pekerjaannya. Keluarga Serenelli tinggal bersama dalam rumah keluarga Goretti. Giovanni ternyata seorang pemabuk. Ia cepat naik darah dan suka memaksakan kehendaknya. Alessandro berperangai buruk, suka bertengkar dan selalu cemberut. Ia biasa menghabiskan waktu di kamarnya yang terkunci dengan melihat-lihat majalah porno. Dinding kamarnya dipenuhi dengan gambar-gambar gadis berpakaian tidak sopan. Sementara itu penyakit malaria yang diderita Luigi bertambah parah. Setiap malam isteri beserta anakanaknya berlutut di sekeliling tempat tidurnya dan berdoa. Luigi menyesali kepindahannya ke Ferriere. Ia membisikkan pesannya yang terakhir kepada Assunta: “Kembalilah ke Corinaldo…” Akhir bulan April 1902 Luigi Goretti meninggal dunia. Sejak itu setiap malam Maria akan mendaraskan Rosario bagi keselamatan jiwa ayahnya. Dengan meninggalnya Luigi Goretti, hak atas rumah berpindah kepada Giovanni Serenelli. Giovanni mengijinkan Assunta beserta anak-anaknya tetap tinggal dan bekerja untuknya. Assunta ingin segera kembali pulang ke Corinaldo. Tetapi tidak terbayangkan olehnya seorang wanita dengan tujuh anak yang masih kecil-kecil dan tanpa bekal uang menempuh perjalanan balik sepanjang 200 mil. Oleh karena itu mereka tetap tinggal. Giovanni memerintahkan Maria, yang sekarang berumur sebelas tahun untuk mengerjakan semua pekerjaan 610 rumah tangga sementara Assunta harus bekerja di ladang. Beban berat yang ditanggung Maria menjadikannya lebih cepat dewasa dan matang dibandingkan dengan anak lain seusianya. Ia telah tumbuh menjadi seorang gadis cantik yang beriman dan saleh, serta tekun berdoa. Devosinya kepada Yesus serta ketaatannya kepada ibunya sungguh luar biasa. Nasehat ibunya terpateri kuat di dalam hatinya. “Kamu tidak boleh berbuat dosa, apa pun alasannya.” Meskipun tidak dapat membaca dan menulis, Maria ikut pelajaran Katekumen dan beberapa bulan sebelumnya, yaitu pada tanggal 16 Juni 1901, ia telah menerima Komuni Kudusnya yang Pertama. Saat-saat menerima Komuni Kudus di gereja terdekat yang jaraknya dua jam perjalanan kaki itu sungguh amat membahagiakan hatinya. Bulan Juli 1902. Assunta memperhatikan adanya perubahan pada perilaku puterinya. Sifat kanak-kanaknya sudah tidak tersisa lagi. Sinar matanya memancarkan kesedihan. Waktu doanya semakin panjang. Tubuhnya yang kecil bergetar dan air matanya mengalir. Telah beberapa waktu Alessandro Serenelli mengamatinya, mengganggunya serta mengejarnya dengan niat buruk. Ancaman Alessandro masih terngiang-ngiang di telinganya, “Jika kamu memberitahu ibumu, aku akan membunuh kalian berdua!” Hanya dari doalah Maria memperoleh kekuatan dan kelegaan. Hari Sabtu, tanggal 5 Juli 1902 kira-kira pukul setengah empat sore. Alessandro memanggilnya, “Marietta (demikian para tetangga memanggil Maria), kemejaku robek dan perlu dijahit. Aku mau memakainya untuk pergi ke gereja besok. Aku letakkan di tempat tidurku.” Kemudian pemuda itu keluar untuk mengurus sapi-sapinya. Tidak 611 berapa lama, Alessandro meminta Assunta untuk menggantikannya. “Saputanganku ketinggalan,” katanya, “Aku akan segera kembali.” Sementara itu Maria duduk di lantai atas menjaga adik bayinya, Teresa, sambil menjahit baju Alessandro. Dari dapur Alessandro berteriak, “Marietta, datanglah kemari!” Maria tidak mau. Maka Allesandro datang, mencengkeram lengan Maria, menyeretnya ke dapur, menekankan sebilah pisau belati ke lehernya dan mengunci pintu. Maria berteriak minta tolong, tetapi suaranya lenyap di telan mesin pengirik gandum. Alessandro mengancam Maria untuk menuruti kehendaknya. Maria meronta sekuat tenaga dan berteriak, “Tidak! Tidak Alessandro! Itu dosa. Tuhan melarangnya. Kamu akan masuk neraka, Alessandro. Kamu akan masuk neraka jika kamu melakukannya!” Karena Maria berontak, Alessandro menjadi kalap. Ia menikamkan belatinya ke tubuh Maria, sekali, dua kali, tiga kali dan terus berulang kali tanpa ampun. Melihat tubuh kecil itu kemudian rebah dengan wajah pucat pasi, Alessandro sangat ketakutan. Ia melemparkan pisaunya, masuk ke kamarnya serta mengunci pintunya. Assunta kemudian mendapati Maria terkapar di lantai dapur bermandikan darah. Jeritan pilu yang nyaring segera terdengar. Dengan berurai air mata Assunta bertanya kepada putrinya, “Siapa yang melakukan ini padamu?” “Alessandro, Mama….” “Tetapi, mengapa nak?”, Assunta terisak. “Sebab ia ingin aku melakukan dosa yang mengerikan dan aku tidak mau.” Dengan kereta ambulans, Maria dilarikan ke rumah sakit di Nettuno. Para dokter mendapatkan empat belas luka tikaman serta banyak luka memar di 612 tubuh yang kecil itu. Karena mereka mengoperasinya tanpa obat bius, Maria menderita kesakitan yang luar biasa hingga akhirnya tidak sadarkan diri. Dalam keadaan tidak sadar ia berulang kali berteriak, “Alessandro, lepaskan! Tidak, tidak, kamu akan masuk ke neraka! Mama, tolong!” Keesokan harinya seorang imam datang untuk memberikan Sakramen Terakhir. Pastor mengingatkan Maria bagaimana Yesus telah mengampuni mereka yang menyalibkan Dia dan ia bertanya apakah Maria juga mau mengampuni Alessandro. Maria mengarahkan pandangannya pada Salib yang tergantung di dinding dan dengan tenang mengatakan, “Saya juga memaafkan dia. Saya juga berharap agar kelak ia datang dan menyusul saya di surga.” Setelah mengakukan semua dosanya, Pastor memberinya Komuni Kudus, dan air mata kebahagiaan memenuhi pelupuk matanya. Maria memandang patung Bunda Maria yang diletakkan di kaki tempat tidurnya dan saat itulah Yesus datang menjemput gadis kecilnya untuk masuk dalam perlindungan-Nya yang abadi. Maria Goretti meninggal dalam usia 11 tahun pada tanggal 6 Juli 1902, pada pesta Tubuh dan Darah Kristus. Empat puluh lima tahun kemudian, pada tanggal 27 April 1947, Maria Goretti dibeatifikasi oleh Gereja Katolik. Selanjutnya, pada tanggal 24 Juni 1950 bertempat di Basilika St Petrus, Bapa Suci Paus Pius XII memimpin upacara kanonisasi St. Maria Goretti dengan dihadiri lebih dari 250.000 umat. Maria Goreti (1890-1902), martir; lahir dekat Ancon Italia. Digelarkan martir pembela kemurnian Kristiani; P: 6 Juli 613 Dalam homilinya Paus Pius XII menekankan bahwa keutamaan St. Maria Goretti bukan hanya pada kemurnian jiwa dan raga, tetapi juga keutamaan-keutamaannya dalam “mengutamakan kepentingan rohani di atas kepentingan duniawi, kasih dan ketaatannya kepada orangtuanya, kerelaannya untuk berkorkan dalam kesulitan, pekerjaan sehari-hari, menerima kemiskinan, kecintaannya dan doanya yang mendalam kepada Yesus dalam Ekaristi, kemurahan hatinya dalam mengampuni (pembunuhnya). Segera setelah upacara kanonisasi berakhir, dengan segala kerendahan hati Assunta menyatakan: “Ya Tuhan, aku tidak layak Engkau memberiku seorang kudus!” Assunta, yang saat itu telah berumur 82 tahun, hadir dalam upacara kanonisasi dengan ditemani kedua anaknya serta pembunuh puterinya. Pesta St. Maria Goretti dirayakan setiap tanggal 6 Juli. St. Maria Goreti, pelindung para remaja khususnya remaja putri, masih berdoa bagi kita sekarang, bukan hanya bagi kaum muda, tetapi bagi semua orang dari segala usia dan segala bangsa di segenap penjuru dunia. Pilihan cinta yang sangat berani ternyata sederhana saja: Pilihlah Tuhan dan bukannya dosa; pilihlah kebahagiaan abadi dan bukannya kebinasaan abadi. Pilihlah hidup! Jadilah seorang kudus. ALESSANDRO & MIMPINYA Banyak mukjizat terjadi berkat bantuan doa St. Maria Goretti. Namun demikian, yang paling besar di antaranya adalah pertobatan Alessandro Serenelli, pembunuh Maria. 614 Segera setelah perbuatannya yang keji terhadap Maria Goretti, Alessandro ditangkap dan dimasukkan ke dalam tahanan di Nettuno, kemudian ia dipindahkan ke penjara di Roma untuk diadili. Alessandro sama sekali tidak menyesali pebuatannya. Ia berusaha mati-matian mengingkari perbuatannya, tetapi karena tidak berhasil, akhirnya ia menyerah. Alessandro dijatuhi hukuman penjara selama tiga puluh tahun. Seorang imam datang untuk memberikan bimbingan kepadanya. Alessandro marah sejadi-jadinya lalu menangis seperti orang gila, dan kemudian menyerang imam. “Sebentar lagi, Alessandro, kamu akan memerlukan aku,” kata imam, “Marietta akan memastikannya.” “Tidak pernah,” teriak Alessandro ,”Aku tidak akan pernah membutuhkan seorang imam!” Hari-hari selanjutnya terasa mengerikan bagi Alessandro. Selera makannya hilang dan ia merasa gelisah. Delapan tahun dalam penjara membuatnya putus harapan. Pada suatu hari di tahun 1910, Alessandro berjumpa dengan Maria dalam sebuah mimpi. Mimpinya itu demikian hidup sehingga sukar baginya untuk membedakannya dari kenyataan. Jeruji dan dinding penjara lenyap, Alessandro berada di sebuah taman yang hangat oleh sinar matahari dan penuh dengan bunga-bunga yang bermekaran. Bau harum semerbak memenuhi sekitarnya. Kemudian datang kepadanya seorang gadis yang amat cantik bergaun putih bersih. Alessandro berkata kepada dirinya sendiri: `Bagaimana ini? Bukankah gadis-gadis petani biasa berpakaian warna gelap?' Tetapi dilihatnya bahwa yang datang itu Marietta. Ia berjalan di antara bunga-bunga dan tersenyum. Alessandro ingin melarikan diri darinya karena ia 615 sangat ketakutan, tetapi tidak bisa. Maria memetik bunga-bunga bakung putih (bunga bakung putih lambang kemurnian), menyerahkannya kepada Alessandro seraya berkata, `Alessandro, terimalah ini!' Alessandro menerima bunga-bunga bakung itu satu per satu, semuanya berjumlah empat belas. Tetapi sesuatu yang ajaib terjadi. Begitu ia menerima bunga itu dari Maria, bunga-bunga bakung itu berubah menjadi api-api yang menyala. Satu bunga bakung berubah menjadi nyala api untuk menghapuskan satu tikaman yang dihujamkan Alessandro kepadanya di hari yang naas itu di Ferriere. Maria berkata sambil tersenyum, `Alessandro, seperti janjiku, jiwamu kelak akan menemuiku di surga.' Rasa damai dan tenang segera memenuhi hati Alessandro. Penglihatan yang indah itu lenyap. Ketika Alessandro bangun dari tidurnya, ia merasa bahwa perasaan benci dan marah yang kuat dan dahsyat yang menguasainya selama ini telah hilang dari padanya. “Aku melihatnya,” teriak Alessandro, “panggilkan pastor!” Penjaga penjara tertawa mengejeknya dan berkata dengan kasar, “Jika kamu memang ingin bicara, tulis saja surat kepada pastor.” Alessandro menuliskan pengakuannya dalam sebuah surat dan memohon ampun serta belas kasih Allah. Sejak saat itu ia terdorong untuk memperbaiki hidupnya. Kelak di kemudian hari Alessandro menyadari bahwa harum semerbak bunga adalah suatu tanda baginya bahwa berkat doa-doa Maria ia beroleh rahmat untuk membuka pintu hatinya dan menerima terang serta Belas Kasih Ilahi dan dengan demikian 616 menolak dosa yang membawanya pada kebinasaan abadi. Setelah dipenjarakan selama 27 tahun, Alessandro dibebaskan. Ia mendapat keringanan 3 tahun karena sikapnya yang patut dijadikan teladan bagi para tahanan lain. Alessandro bekerja sebagai buruh tani selama beberapa waktu dan akhirnya memutuskan untuk tinggal di Biara Capuchin di Macareta seumur hidupnya sebagai tukang kebun. Para biarawan Capuchin menyapanya sebagai “saudara” dan Alessandro diterima sebagai anggota ordo ketiga. Di kapel biara ia mengikuti perayaan Misa setiap hari guna menemukan kedamaian dan ketenangan batin. Alessandro mengunjungi Assunta Goretti, yang terakhir kali dijumpainya 31 tahun silam dalam sidang pengadilan. Ia memohon pengampunan dari Assunta. Assunta menumpangkan tangannya di atas kepala Alessandro, mengusap wajahnya dan dengan lembut berkata, “Alessandro, Marietta sudah memaafkanmu, Kristus sudah memaafkanmu, dan mengapa aku tidak memaafkanmu. Tentu saja aku memaafkanmu, anakku! Mengapa aku tidak bertemu denganmu lebih awal? Kejahatanmu adalah masa lalu, dan bagiku, engkau seorang anak yang telah lama menderita.” 617 Keesokan harinya masyarakat desa Corinaldo menyaksikan Assunta Goretti dengan kepala tegak dan air mata mengalir di pipinya, menggandeng tangan Alessandro Serenelli seperti seorang ibu menggandeng anaknya, serta membimbingnya ke perayaan Misa. Di depan altar Assunta dan pembunuh puterinya berdampingan menerima Tubuh dan Darah Kristus. Sejak saat itu Alessandro diterima dalam keluarga Goretti yang saleh sebagai “Paman Alessandro”. Dalam proses beatifikasi Maria Goretti, Alessandro menjadi satu-satunya saksi yang dapat menceritakan secara jelas apa yang sebenarnya telah terjadi dalam pembunuhan keji tersebut. Alessandro Serenelli meninggal pada tanggal 6 Mei 1969 di Biara Capuchin di Macerata dalam usia 87 tahun. SURAT WASIAT ALESSANDRO Sebelum meninggal, Alessandro Serenelli meninggalkan sepucuk surat: ia menasehatkan agar kita tidak membaca majalah-majalah yang tidak baik, melihat gambar-gambar atau pun menonton film-film yang tidak sopan. Tertanggal 5 Mei 1961 “Usia saya hampir 80 tahun. Sebentar lagi saya akan pergi. Menengok kembali ke masa lalu, saya dapat melihat bahwa di masa muda saya telah memilih jalan yang salah yang menghantar saya kepada kehancuran hidup saya. Perilaku saya banyak dipengaruhi oleh bacaan, media cetak serta tingkah laku buruk yang dianut sebagian besar kaum muda tanpa pikir. Saya juga melakukannya dan saya tidak merasa khawatir. 618 Ada banyak orang yang saleh dan murah hati di sekeliling saya, tetapi saya tidak peduli kepada mereka karena kekuatan jahat telah membutakan saya dan mendorong saya masuk ke dalam cara hidup yang salah. Ketika umur saya 20 tahun, saya melakukan kejahatan karena nafsu. Sekarang kenangan akan hal itu mengingatkan saya akan sesuatu yang amat mengerikan bagi saya. Maria Goretti, sekarang seorang santa, adalah malaikatku yang baik. Karena kuasa Penyelenggaraan Ilahi, ia dikirim untuk membimbing dan menyelamatkan saya. Masih tetap tertanam kuat dalam lubuk hati saya kata-kata nasehat dan pengampunannya. Ia berdoa bagi saya, ia berdoa bagi pembunuhnya. Tiga puluh tahun masa penjara menyusul. Jika saja saya dapat kembali ke masa lalu, saya akan memilih untuk tetap tinggal di penjara seumur hidup saya. Saya pantas dikutuk sebab semua yang terjadi memang salah saya.” “Marietta adalah sungguh terang hidupku, pelindungku, dengan bantuannya saya bisa berperilaku baik selama masa 27 tahun di penjara dan berusaha hidup tulus ketika saya diterima kembali dalam anggota masyarakat. Imam-imam St Fransiskus, Capuchin dari Marche menerima saya dengan kemurahan hati para kudus dalam biara mereka sebagai seorang saudara, bukan sebagai pelayan. Saya telah tinggal selama 24 tahun dalam komunitas mereka, dan sekarang saya dengan sabar menunggu saatnya untuk memandang Tuhan, untuk sekali lagi memeluk dia yang aku kasihi, dan berada di samping Malaikat Pelindungku dan ibunya yang terkasih, Assunta. Saya berharap agar surat yang saya tulis ini dapat menjadi pelajaran yang berguna bagi orang 619 lain untuk menjauhi yang jahat dan senantiasa berjalan di jalan yang benar, seperti seorang anak kecil. Saya merasakan bahwa agama dengan ajaranajarannya bukanlah sesuatu yang memungkinkan kita untuk hidup tanpanya, tetapi agama adalah sumber penghiburan yang sesungguhnya, sumber kekuatan hidup yang sesungguhnya dan satusatunya jalan keselamatan dalam segala situasi, bahkan dalam situasi yang paling menyengsarakan sekalipun dalam kehidupan seseorang.” Tertanda, Alessandro Serenelli "Tidak semua dari kita diharapkan untuk wafat sebagai martir, tetapi kita semua dipanggil untuk mencari serta mendapatkan kebenaran Kristiani." (dari homili Venerabilis Paus Pius XII) BEATA MARIA dari INKARNASI (15661618) Barbara dilahirkan di Perancis pada tahun 1566. Ia menikah dengan Petrus Acarie ketika usianya tujuh belas tahun. Barbara dan suaminya mencintai iman Katolik mereka dan mengamalkannya dalam hidup seharihari. Pasangan tersebut dikaruniai enam orang anak dan keluarga mereka hidup bahagia. Barbara berusaha menjadi sorang isteri 620 dan ibu yang baik. Keluarganya belajar dari Barbara bagaimana mencintai doa dan melakukan karya belas kasih. Suatu ketika, suaminya secara tidak adil dituduh melakukan suatu kejahatan. Barbara sendiri datang menyelamatkannya. Ia pergi ke pengadilan, dan seorang diri saja, berhasil membuktikan bahwa suaminya tidak bersalah. Meskipun Barbara sibuk dengan urusan keluarganya sendiri, tetapi ia selalu menyempatkan diri untuk memberi makan mereka yang kelaparan. Ia mengajarkan iman kepada yang lain. Ia menolong mereka yang sakit dan sekarat. Dengan lemah lembut ia mendorong mereka yang hidup dalam dosa agar berbalik dari cara hidupnya. Perbuatanperbuatan baik yang dilakukannya itu adalah karya belas kasih. Ketika suaminya meninggal dunia, Barbara masuk Ordo Karmelit. Di sanalah ia melewatkan empat tahun sisa hidupnya sebagai seorang biarawati. Ketiga puterinya menjadi biarawati Karmelit juga. Nama yang dipilih Barbara sebagai biarawati adalah Suster Maria dari Inkarnasi. Dengan penuh sukacita ia bekerja di dapur biara di antara periuk dan panci. Ketika puterinya diangkat menjadi pemimpin biara, Beata Maria dengan rela hati taat kepadanya. Demikian besar kerendahan hatinya, hingga menjelang ajalnya ia berkata: “Tuhan mengampuni aku karena teladan buruk yang kutinggalkan bagimu.” Para biarawati tentu saja terperanjat mendengarnya, sebab mereka tahu betapa ia telah berusaha keras untuk hidup kudus. Beata Maria wafat pada tahun 1618 dalam usia lima puluh dua tahun. 621 MARIA dari MESIR (abad ke-5) Ialah seorang pelacur yang bertobat tatkala berziarah ke Yerusalem untuk memandang salib Kristus, yang baru saja ditemukan kembali oleh Santa Helena. Ia kemudian bertapa selama 47 tahun di gurun pasir di tepi timur sungai Yordan. P: 2 April SANTA MARIA MAGDALENA (abad ke-1) Maria Magdalena berasal dari Magdala, dekat Danau Galilea. Sebagian orang mengenalinya sebagai seorang pendosa besar ketika ia pertama kali berjumpa dengan Yesus. Maria Magdalena seorang yang amat cantik dan ia bangga akan kecantikannya itu. Tetapi, setelah berjumpa dengan Yesus, Maria merasakan penyesalan yang mendalam atas hidupnya yang jahat. Ketika Yesus pergi ke rumah seorang kaya bernama Simon untuk suatu perjamuan makan, Maria datang dan menangis di kaki-Nya. Kemudian, dengan rambutnya yang panjang serta indah, ia mengeringkan kaki Yesus dan 622 meminyakinya dengan minyak wangi yang mahal harganya. Orang-orang merasa heran melihat Yesus membiarkan seorang pendosa seperti Maria menyentuh-Nya. Yesus tahu apa sebabnya. Ia dapat melihat ke dalam hati Maria. Yesus berkata, “Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih.” Kemudian Yesus berkata dengan lembut kepada Maria. “Imanmu telah menyelamatkan kau:" Sejak saat itu, bersama para perempuan kudus lainnya, Maria dengan rendah hati melayani Yesus dan para rasul-Nya. Ketika Yesus disalibkan, Maria ada di sana; di bawah kaki salib. Ia tinggal di sana bersama Santa Perawan Maria dan St. Yohanes tanpa takut akan keselamatannya sendiri. Satusatunya hal yang dipikirkannya ialah bahwa Tuhannya sedang amat menderita. Tidaklah heran jika Yesus berkata tentang Maria: “Ia telah banyak berbuat kasih.” Setelah tubuh Yesus dibaringkan dalam makam, pagi-pagi benar pada hari Minggu Paskah Maria pergi untuk membubuhi tubuh Yesus dengan rempah-rempah. Ia sangat terkejut mendapati bahwa makam telah kosong. Karena tidak menemukan tubuh-Nya yang kudus, Maria mulai menangis. Tiba-tiba ia melihat seseorang yang disangkanya seorang tukang kebun. Maria bertanya kepadanya apakah ia tahu di mana gerangan tubuh Tuhan-nya yang terkasih diletakkan. Kemudian pria itu berbicara dengan suara yang dikenalnya betul: “Maria!” Dia-lah Yesus, berdiri tepat di hadapannya! Yesus telah bangkit dari antara orang mati. Dan Ia memilih untuk menyatakan diri-Nya pertama kali kepada Maria. Injil menceritakan bagaimana Maria diutus oleh Tuhan sendiri untuk mewartakan Kabar Gembira kebangkitan kepada Petrus dan para rasul. Di abad-abad pertama Gereja, pesta St. Maria 623 Magdalena dirayakan dengan Misa untuk seorang rasul. Maria Magdalena (abad ke-1), petobat dan pengikut Jesus; pelindung lembaga-lembaga untuk gadis-gadis yang jatuh dalam dosa; B: Magda, Lena, Leni; L: seorang wanita muda dengan tempat wangi-wangian atua pertapa dengan tengkorak dan salib; P: 22 Juli SANTA MARIA MAGDALENA de’PAZZI (1566-25 Mei 1607) Katarina de'Pazzi dilahirkan di Florence, Italia, pada tahun 1566. Ia adalah puteri satusatunya dari sebuah keluarga kaya raya. Ketika usianya empat belas tahun, Katarina tinggal di asrama sekolah suatu biara. Di sanalah ia mulai mencintai kehidupan religius. Tetapi, setahun kemudian ayahnya menjemputnya pulang. Ayahnya mulai berpikir untuk memilihkan seorang suami kaya baginya. Tetapi, Katarina sudah bertekad untuk menjadi seorang biarawati. Kedua orangtuanya amat terkejut ketika ia mengatakan kepada mereka bahwa ia telah mengucapkan kaul kemurnian. Mereka tidak percaya. Akhirnya, mereka mengijinkan Katarina masuk biara Karmelit. Namun, hanya lima belas hari kemudian, mereka datang menjemputnya pulang. Mereka berharap dapat mengubah pikirannya. Setelah tiga bulan 624 berusaha membujuknya tanpa hasil, mereka akhirnya menyerah. Mereka membiarkannya pergi untuk selamanya dengan restu mereka. Hal itu terjadi pada tahun 1582, tahun wafatnya Santa Theresia Avila di Spanyol. Ketika masih novis, Santa Maria Magdalena sakit parah. Para biarawati khawatir kalau-kalau ia meninggal. Sebab itu, ia diijinkan segera mengucapkan kaul religiusnya. Melihat bagimana ia menderita begitu hebat, salah seorang biarawati bertanya kepadanya bagaimana ia dapat menahan rasa sakit tanpa mengeluh sama sekali. Maria Magdalena menunjuk ke arah salib, katanya, “Lihatlah, betapa kasih Tuhan yang demikian besar itu telah menderita bagi keselamatanku. Kasih yang sama melihat segala kelemahanku dan memberiku kekuatan.” Santa Maria Magdalena harus mengalami banyak penderitaan hebat sepanjang hidupnya. Ia juga harus mengalami pencobaan-pencobaan berat akan ketidakmurnian dan keserakahan akan makanan. Ia dapat mengatasi segala pencobaan itu dengan cintanya yang besar kepada Yesus dalam Ekaristi Kudus dan kepada Bunda Maria. Seringkali ia hanya makan roti dan minum air putih saja. Ia juga melakukan latihan-latihan penyangkalan diri yang lain. Cintanya kepada Yesus begitu mendalam hingga ia akan berkata, “Kasih tidak dikasihi, Kasih tidak dikenali oleh makhluk ciptaan-Nya Sendiri.” Dengan bercucuran air mata, ia akan berdoa serta mempersembahkan segala penderitaannya demi silih bagi para pendosa dan orang-orang yang tidak percaya, hingga akhir hayatnya. Suatu ketika ia mengatakan, “O Yesus-ku, andai saja aku mempunyai suara yang cukup kuat dan lantang hingga terdengar ke seluruh penjuru dunia, aku 625 akan berseru-seru agar Engkau dikenal dan dikasihi oleh semua orang!” Santa Maria Magdalena de Pazzi wafat pada tanggal 25 Mei 1607 dalam usia empat puluh satu tahun. Ia dinyatakan kudus oleh Paus Klemens IX pada tahun 1669. L: hati bernyala dan mahkota duri; P: 25 Mei MARIA MAGDALENA FONTAINE (17231794) Pemimpin biara Suster Karitas ini dipenggal bersama tiga suster lain di Cambrai (Perancis), karena tidak mau mengangkat sumpah yang bertentangan dengan suara hatinya. P: 26 Juni BEATA MARIE LEONIE PARADIS (12 Mei 1840-3 Mei 1912) Elodie Paradis dilahirkan di desa L'Acadie di Quebec, Canada pada tanggal 12 Mei 1840. Orangtuanya miskin, namun mereka adalah orang-orang Katolik yang saleh. Mereka mencintai gadis kecil mereka. Ketika Elodie berusia sembilan tahun, orangtuanya memutuskan untuk mengirimkannya ke sebuah sekolah asrama. Mereka menginginkan puteri mereka mendapatkan pendidikan yang baik. Suster-suster Notre Dame dengan hangat menyambut murid baru 626 mereka. Elodi senang tinggal di asrama, meski ia dan keluarganya sungguh saling merindukan satu sama lain. Bapak Paradis bekerja keras mengusahakan penggilingan. Tetapi masa-masa itu sungguh sulit dan penggilingan tidak memberikan hasil yang cukup untuk menopang hidup isteri dan anak-anaknya. Ia mendengar kabar-kabar yang menjanjikan mengenai penambangan emas di California. Pak Paradis begitu putus asa dengan usahanya hingga ia memutuskan untuk pergi juga. Di California, ia tidak mendapatkan kekayaan seperti yang ia harapkan. Sebab itu ia kembali ke L'Acadie, dan sungguh tergoncang hatinya mendapati puterinya telah masuk biara. Elodie menggabungkan diri dalam Kongregasi Salib Suci pada tanggal 21 Februari 1854. Ayahnya segera menyusul ke biara. Ia memohon dengan sangat kepada puterinya untuk pulang ke rumah, tetapi puterinya memilih untuk tinggal. Pada akhirnya, ayahnya dapat menerima. Elodie mengucapkan kaulnya pada tahun 1857. Elodie yang mengambil nama biara MarieLeonie mengajar di sekolah-sekolah di berbagai kota. Ia berdoa dan melewakan hari-harinya dengan penuh sukacita. Sementara hari-hari berlalu, Sr Marie-Leonie dibimbing oleh Yesus untuk memulai sebuah ordo religius baru dalam Gereja. Sustersuster Kecil dari Keluarga Kudus dimulai pada tahun 1880. Para suster yang penuh kasih ini membaktikan diri pada pelayanan bagi para klerus. Suster-suster Kecil dari Keluarga Kudus sekarang telah memiliki enampuluh tujuh biara yang tersebar di Canada, Amerika Serikat, Roma dan Honduras. Moeder Marie-Leonie terus berkarya hingga jam-jam terakhir hidupnya. Ia senantiasa rapuh dan kerap jatuh sakit. Namun demikian ia tidak pernah 627 berhenti melayani umat Allah. Ia menuliskan koreksi-koreksi terakhir pada halaman-halaman buku peraturan hidup yang ditulisnya. Ia telah mengirimkannya ke percetakan. Buku tersebut akan memberikan bimbingan yang diperlukan para susternya. Hari itu hari Jumat, 3 Mei 1912, ketika Moeder Marie-Leonie mengatakan bahwa ia amat lelah. Ia berbaring untuk beristirahat dan wafat beberapa jam kemudian. Usianya tujuhpuluh satu tahun. BEATA MARIE ROSE DUROCHER (18111849) Eulalie Durocher dilahirkan pada tahun 1811 di Quebec, Kanada. Ia adalah anak kesepuluh dari sebelas bersaudara. Ibunya meninggal dunia ketika ia berusia delapanbelas tahun. Saudaranya, seorang imam di sebuah paroki di Beloeil, membawa adiknya ini ke parokinya. Di sana, Eulalie melaksanakan karya kerasulan awam. Ia dipercaya mengurus keperluan rumah tangga bagi saudaranya, sang imam. Ia juga memulai persekutuan doa paroki yang pertama di Kanada. Tigabelas tahun lamanya terlibat dalam kehidupan Gereja dan paroki mempersiapkan jalan baginya untuk suatu karya istimewa bagi Tuhan. 628 Pada tahun 1843, ketika Eulalie berusia tigapuluh dua tahun, uskup Montreal memintanya untuk memulai suatu misi khusus. Eulalie memulai suatu ordo religius yang baru bagi para perempuan, yang dinamai Suster-suster dari Nama Kudus Yesus dan Maria. Karya khusus mereka bagi Yesus adalah memberikan pendidikan kepada anak-anak yang paling miskin dan terabaikan. Eulalie menjadi Moeder Marie Rose. Yang lainnya mengikuti jejak perempuan yang murah hati ini. Mereka juga percaya akan pentingnya pendidikan anak-anak demi kasih kepada Yesus. Moeder Marie Rose hidup hanya enam tahun lamanya sesudah ia memulai kongregasinya. Namun demikian, pastilah ia terus membantu para biarawatinya dari surga sebab komunitasnya terus bertumbuh dan bahkan membuka biara-biara baru. Mereka memulai karya misi di Amerika juga. Mereka pergi ke Oregon pada tahun 1859. Sekarang, Suster-suster dari Nama Kudus Yesus dan Maria tersebar di seluruh penjuru dunia. Moeder Marie Rose Durocher dimaklumkan sebagai “beata” oleh Paus Yohanes Paulus II pada tanggal 23 Mei 1982. MARIA TERESIA SOUBIRAN (1834-1889) Dalam usia muda (21 tahun) ia mendirikan serikat suster yang berkarya untuk puteri-puteri yang terlantar di kota-kota besar. Karena difitnah, ia dipecat dari jabatannya sebagai pembesar dan dikeluarkan dari kongregasinya. Namun Maria menerima semuanya dengan sabar dan hidup dengan semangat doa dalam biara suster lain di Paris sampai hari kematiannya. P: 20 Oktober 629 MARIA WARD (1585-1645) Puteri bangsawan Inggeris ini berkali-kali terpaksa mengungsi karena ingin mengikuti Misa Kudus. Sebab perayaan Ekaristi dilarang oleh Ratu Eisabet. Pada umur 20 tahun ia melarikan diri ke Belgia untuk masuk biara Klaris. Ia mencoba dua kali, tetapi selalu gagal walaupun berusaha hidup setaat mungkin pada aturan biara. Akhirnya ia mendirikan kumpulan wanita yang hidup bersama tanpa klausura atau pakaian biara. Sebab, mereka mau kembali ke Inggeris untuk memperkuat iman umat yang dianiaya. Beberapa kali ia pulang, dikejar-kejar, dipenjarakan dan dihukum mati, namun dibebaskan lagi. Ia kemudian kembali ke Belgia, memimpin ‘Puteri-puteri Inggeris’ dan berusaha mendapatkan pengakuan dari Paus di Roma. Di Munchen ia dipenjarakan sebagai orang bidaah, dan pada tahun 1631 ‘Suster-suster Jesuit’nya dilarang oleh paus. Namun akhirnya ia direhabilitir dan perjuangannya supaya wanita boleh merasul sama seperti pria diterima oleh pejabat Gereja yang masih lama berpikir gaya kuno itu. P: 30 Januari MARIANA de PAREDES y FLORES (16181645) Anak yatim piatu ini pada umur 7 tahun berkaul hidup murni. Karena tidak diterima dalam biara ia tinggal di halaman kakaknya untuk hidup menyendiri dengan miskin, bermatiraga dan beramal. Mariana menawarkan diri kepada Tuhan untuk dijadikan silih bagi dosa-dosa kotanya Quito (Ekuador). P: 26 Mei 630 MARIANUS dan YAKOBUS († 259) Lektor dan diakon ini disiksa dan dipenggal bersama dengan banyak orang Kristen lain di Konstantine (Aljazair). P: 30 April MARIE TERES FONTOU (1747-1794) Bersama dengan suster lain dari Kongregasi Vinsentin di penggal di Bomerai, karena tidak mau mengangkat sumpah Revolusi Perancis. MARINA (abad ke-5) Dengan mengenakan pakaian laki-laki, gadis ini bersama ayahnya masuk biara di Siria. Ia dituduh menghamili putrid pemilik penginapan. Tanpa membela diri, ia berpenitensi selama lima tahun sampai kemudian ia diterima kembali. Baru sesudah mati diketahui, ia seorang wanita dan tak mungkin berbuat dosa seperti yang dituduhkan kepadanya. P: 12 Februari MARINUS († 262) Tidak mau bersumpah secara kafir, yaitu kepada dewa-dewa. Karenanya perwira Romawi ini dipenggal kepalanya di Palestina. A: pelaut; P: 3 Maret MARINUS SKOTUS († 1088) Berziarah dari Skotlandia ke Roma. Dalam perjalanan pulang ia menetap di Regensburg dan mendirikan beberapa biara bagi orang Skot di 631 Jerman. Waktu senggangnya ia gunakan untuk menyalin Kitab Suci seluruhya sampai beberapa kali. P: 9 Februari MARIUS dan MARTA (awal abad ke-4) Bersama anak mereka, AUDIFAX dan ABAKUH, berziarah dari Persia ke Roma untuk berdoa di tempat pemakaman para martir. Tetapi mereka sendiri ditangkap waktu menguburkan mayat pahlawan-pahlawan iman Kristiani itu dan mati sebagai saksi iman. P: 19 Januari MARKIANUS dan MARTIRIOS († 358) Kedua notaries ini dibunuh oleh penganut bidaah Arius dalam perjalanan pulang ke Kontantinopel dari tempat pembuangan bersama uskup mereka. P: 25 Oktober SANTO MARKUS PENGINJIL (abad ke-1) Markus hidup pada jaman Yesus. Ia bukan salah seorang dari kedua belas rasul Kristus, melainkan saudara sepupu Santo Barnabas, rasul. Markus menjadi terkenal karena ia menulis satu dari keempat Injil. Sebab itu ia disebut pengarang Injil. Injil Markus cukup singkat, tetapi memberi banyak keterangan terperinci yang tidak terdapat dalam Injil lainnya. Ketika masih muda, Markus pergi bersama dua rasul besar, Paulus dan Barnabas, dalam suatu perjalanan kerasulan untuk mewartakan ajaran Yesus pada bangsa-bangsa lain. Tetapi, sebelum perjalanan berakhir, tampaknya Markus berselisih 632 dengan St. Paulus. Markus mendadak kembali ke Yerusalem. Paulus dan Markus akhirnya dapat mengatasi perselisihan mereka. Malahan, dari penjara di Roma, Paulus menulis agar Markus datang untuk menghibur serta membantunya. Markus juga menjadi murid kesayangan Santo Petrus, paus pertama. Santo Petrus menyebut Santo Markus sebagai “anakku.” Karena itu, sebagian orang beranggapan bahwa Petrus hendak mengatakan bahwa dialah yang membaptis Markus. Markus ditahbiskan sebagai uskup dan diutus ke Alexandria, Mesir. Di sana ia mempertobatkan banyak orang. Ia bekerja keras untuk mewartakan kasih bagi Yesus dan Gereja-Nya. Menurut tradisi ia harus mengalami penderitaan yang panjang serta menyakitkan sebelum ia wafat. Reliqui Santo Markus dibawa ke Venesia, Italia pada tahun 829, dan dimakam kembali di Katedral San Marco (Santo Markus). Ia diangkat sebagai santo pelindung kota Venesia. Peziarah pergi ke Basilika Santo Markus yang indah untuk menghormatinya serta mohon bantuan doanya. (Yohanes) Markus (abad ke-1), pembantu Santo Rasul Petrus, Santo Paulus dan Santo Barnabas, pengarang Injil. Ia dihormati sebagai santo pelindung sekretaris dan notaries, serta 633 pelindung kota Venesia; B: Marco, Mark; L: seekor singa; P: 25 April. MARKUS ST JEPINAC, MELCHIOR GRODECZ SJ, STEPHAN PONGRACZ SJ († 1619) Didera oleh tentara Kalivinis Siebenbuergen di Kascahau (Hungaria) sampai mati, karena tetap beriman Katolik. P: 19 Januari MARO († 433) Menjadi pertapa dan pembina rahib di Siria. Salah seorang muridnya ialah Santo Yohanes Krisostomos. Di atas makam Maro didirikan biara yang termasyur, yang kemudian menjadi benteng pembela iman yang benar. Umat Maronit di Libanon menghormati Santo Maro sebagai patrik yang utama. P: 14 Februari MARO, EUTIKES dan VIKTORINUS (abad ke-1) Roma. Adalah tiga budak belian yang mati syahid di P: 15 April SANTO MARSELINUS dan SANTO PETRUS Kedua orang kudus ini namanya dicantumkan dalam Doa Syukur Agung Pertama Misa Kudus. Mereka secara luas dihormati dan dimohon bantuan doanya oleh umat Kristiani perdana. Pesta kedua martir ini tertera dalam kalender para kudus Roma oleh Paus Vigilius pada tahun 555. Marselinus adalah seorang imam dan Petrus melayani Marselinus 634 dalam pelayanan sang imam. Keduanya amat gagah berani dalam mempraktekkan iman Kristiani mereka. Mereka melayani komunitas Kristiani dengan pengurbanan diri yang besar. Pada masa penganiayaan oleh Diocletian, banyak umat Kristiani dibunuh. Termasuk di antaranya adalah kedua orang ini; mereka dipenggal kepalanya. Tetapi, agaknya sebelum dibunuh mereka dipaksa untuk menggali liang kubur mereka sendiri. Mereka dibawa ke suatu lokasi rahasia untuk melaksanakan tugas berat tersebut. Lokasi itu adalah sebuah hutan yang disebut Silva Nigra. Beberapa waktu kemudian, kubur mereka ditemukan di tempat terpencil tersebut. Algojo yang membunuh mereka pada akhirnya bertobat dan menjadi seorang Kristiani. Ia menghantar umat Kristiani ke sisa-sisa jenazah kedua orang kudus itu, yang kemudian dimakamkan kembali dalam katakomba Santo Tiberius. Paus Gregorius IV mengirimkan sebagian dari relikui mereka ke Frankfurt, Jerman pada tahun 827. Sri Paus yakin bahwa relikui kedua orang martir ini akan mendatangkan berkat bagi Gereja di negeri itu. 635 SANTA MARTA Marta adalah saudari Maria dan Lazarus. Mereka tinggal di sebuah kota kecil bernama Betania, dekat Yerusalem. Ketiga bersaudara itu adalah sahabatsahabat Yesus. Yesus seringkali datang mengunjungi mereka. Sesungguhnya, dalam Injil dikatakan: “Yesus mengasihi Marta, dan saudaranya Maria dan Lazarus.” Marta dengan senang hati melayani Yesus apabila Ia datang mengunjungi mereka. Suatu hari, Marta sedang menyiapkan makanan bagi Yesus dan para murid-Nya. Marta yakin bahwa tugasnya akan lebih ringan apabila saudarinya datang membantu. Ia melihat Maria duduk tenang dekat kaki Yesus, asyik mendengarkan Dia. “Tuhan, suruhlah dia membantu aku,” pinta Marta kepada Yesus. Yesus amat senang dengan semua layanan kasih sayang Marta. Tetapi, Ia ingin Marta tahu bahwa mendengarkan Sabda Tuhan dan berdoa jauh lebih penting. Jadi dengan lembut Yesus berkata kepadanya, “Marta, Marta engkau khawatir akan banyak hal, namun hanya satu saja yang perlu. Maria telah memilih bagian yang terbaik.” Iman Marta yang mendalam kepada Yesus tampak nyata ketika saudaranya, Lazarus, meninggal. Begitu ia mendengar bahwa Yesus 636 sedang dalam perjalanan menuju Betania, Marta pergi menyongsong-Nya. Ia percaya kepada Yesus dan dengan terus terang berkata: “Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati.” Kemudian Yesus mengatakan kepadanya bahwa Lazarus akan bangkit. Kata-Nya, “Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati. Percayakah engkau akan hal ini?" Dan Marta menjawab, “Ya, Tuhan, aku percaya, bahwa Engkau-lah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia.” Yesus mengadakan suatu mukjizat besar dengan membangkitkan Lazarus dari antara orang mati! Sesudah kejadian itu, Yesus datang lagi dan makan bersama dengan Lazarus, Marta dan Maria. Seperti biasanya, Marta melayani mereka. Namun demikian, kali ini Marta melayani dengan sikap yang lebih tulus serta penuh kasih. Ia melayani dengan hati yang penuh sukacita. Santa Marta diperingati setiap tanggal 29 Juli. MARTA WANG († 1861) Adalah seorang janda Tionghoa yang menolong orang-orang beriman dalam penjara, khususnya dua seminaris Yosef Tsang dan Paul Tsang di Tsin-gai. P: 29 Juli SANTO PAUS MARTIN I († 655) Paus terakhir yang dihormati sebagai martir ini mengutuk bidaah Menoteletisme (hanya satu kemauan dalam Kristus) dan dua dekrit kaisar yang mendukung bidaah itu. Akibatnya, kaisar memerintahkan bawahannya menangkap paus yang sudah tua dan sakit itu. Martin diusung di atas 637 pembaringan dari Roma ke Kontantinopel dan dibuang ke Rusia Selatan. Ia wafat di pengasingan setelah ditinggalkan oleh teman-temannya. P: 13 April MARTINA († 226) Adalah perawan dan martir yang berasal dari keluarga bangsawan di Roma. P: 23 Januari SANTO MARTINUS de PORRES OP (1579-3 November 1639) Martinus dilahirkan di Lima, Peru pada tahun 1579. Ayahnya seorang bangsawan Spanyol. Ibunya seorang budak yang telah dibebaskan dari Panama. Ayah Martinus pada mulanya menelantarkan Martinus bersama ibu dan saudarinya di Peru. Mereka amat sangat miskin. Martinus tumbuh menjadi seorang pemuda yang baik serta saleh. Ia belajar usaha pangkas rambut. Ia juga belajar cara mengobati berbagai macam penyakit sesuai dengan pengobatan pada masa itu. Pada akhirnya, ayah Martinus memutuskan untuk memperhatikan pendidikan puteranya. Tetapi, Martinus telah bertekad untuk mempersembahkan hidupnya kepada Tuhan sebagai seorang Frater Dominikan. Segera saja Frater Martinus membuktikan bahwa ia seorang religius 638 yang luar biasa. Tidak seorang pun yang lebih lembut hati atau lebih taat atau lebih kudus daripadanya. Tidak lama kemudian, ia mulai mengadakan mukjizat juga! Ia menyembuhkan begitu banyak orang sakit hingga semua orang di kota Lima akan datang kepada Frater Martin apabila ada sanak atau keluarga mereka yang sakit. Frater Martinus menyambut mereka semua, tidak peduli mereka berkulit hitam atau pun putih, semua sama baginya. Ia mengasihi semua orang sebagai saudara serta saudarinya dalam Kristus. Sejumlah besar uang dipercayakan kepada Frater yang baik hati serta penuh cinta kasih ini untuk karya amal kasihnya. Bahkan hewan-hewan pun tidak luput dari perhatian serta cinta kasih santo yang lembut hati ini. Ia mengijinkan tikus-tikus berkeliaran dengan berkata, “Makhluk-makhluk kecil yang malang ini tidak punya cukup makanan.” Di rumah saudarinya, Martinus menyediakan sebuah “rumah bagi para kucing serta anjing pengembara.” Meskipun ia menjadi seorang yang amat terkenal di Lima, Santo Martinus selalu rendah hati dan menganggap dirinya tidak berarti. Malahan, nama yang diberikan kepada dirinya sendiri adalah “Frater Sapu.” Martinus wafat pada tanggal 3 November 1639. Jenazah orang kudus yang dikasihi ini dihantar ke tempat pemakaman oleh para uskup serta para bangsawan. Mereka semua ingin menyampaikan rasa hormat mereka kepada frater yang rendah hati serta kudus ini. Santo Martinus dinyatakan kudus oleh Paus Yohanes XXIII pada tahun 1962. L: seorang bruder mulato; P: 3 Nopember 639 SANTO MARTINUS dari TOURS (315-397) Santo Martinus dilahirkan di Sabaria, Hungaria pada tahun 315. Ayahnya seorang perwira Romawi. Tidak seorang pun dari kedua orangtuanya yang beragama Kristen, tetapi Martinus merasakan adanya panggilan yang kuat dari lubuk hatinya untuk menjadi pengikut Kristus. Pernah suatu hari ketika usianya sepuluh tahun, Martinus diamdiam pergi dari rumahnya dan mengetuk pintu sebuah gereja Katolik. Dia belajar iman Katolik secara sembunyisembunyi supaya ia bisa dibaptis. Ketika berusia 15 tahun, Martinus dipaksa masuk angkatan bersenjata Romawi, padahal Martinus tidak suka orang saling membunuh dalam peperangan. Suatu malam di musim dingin, Martinus berjumpa dengan seorang pengemis berpakaian compang-camping yang menggigil kedinginan. Martinus menghentikan kudanya dan melepaskan mantol wol-nya yang indah. Dengan pedangnya Ia menyobek mantolnya itu menjadi dua bagian dan kemudian memberikan yang sebagian kepada si pengemis yang segera menerimanya dengan gembira. Malam itu Martinus bermimpi. Dalam mimpinya Yesus mengenakan belahan mantolnya yang ia berikan kepada si pengemis! Yesus berkata 640 kepada para malaikat dan para kudus yang mengelilinginya kataNya, "Lihat mantol yang diberikan Martinus kepadaKu, padahal ia masih seorang katekumen (= pengikut pelajaran agama Katolik) dan belum dibaptis!" Ketika Martinus bangun, ia segera mohon dibaptis. Martinus mengundurkan diri dari dinas ketentaraan, sebab katanya, "Aku ini laskar Kristus, karena itu tidak patut aku berperang." Santo Martinus kemudian menjadi seorang imam dan seorang uskup yang hebat. Ia senantiasa membagikan cinta kasihnya yang besar kepada siapa saja. Ketika Santo Martinus wafat di Tours, Perancis, pada tahun 397, ia dimakamkan di Pemakaman Kaum Miskin. Pestanya dirayakan tanggal 11 November. Martinus de Tours (315-397), biarawan dan uskup; lahir di Sabaria (Hungaria) dan meninggal di Tours (Perancis). L: seorang perwira Romawi menunggang kuda, membagi dua mantelnya dan memberikannya sebagian kepada seorang pengemis. SANTO MATIAS RASUL Santo Matias adalah salah seorang dari ketujuh puluh dua murid Kristus. Ia menjadi pengikut Kristus sejak Kristus tampil di hadapan orang banyak. Santo Petrus meminta keseratus dua puluh murid untuk bersekutu dalam doa guna memilih seorang rasul untuk menggantikan Yudas. Hal ini amatlah penting karena calon yang terpilih nantinya akan menduduki jabatan uskup, sama seperti para rasul lainnya. Petrus mengatakan bahwa calon haruslah orang yang senantiasa bersama Yesus sejak dari pembaptisan-Nya di Sungai Yordan hingga kebangkitan-Nya. 641 Bab pertama dalam Kisah Para Rasul mengisahkan bahwa para murid mengusulkan dua nama. Yang satu Matias, dan yang lain Yusuf, yang disebut juga Barsabas atau Yustus. Keduanya, baik Matias maupun Yusuf, amat dihormati oleh para pengikut Kristus. Jadi, sekarang mereka memiliki dua calon untuk menggantikan Yudas; padahal mereka hanya membutuhkan seorang saja. Jika demikian, apa yang harus dilakukan? Sederhana saja. Mereka berdoa dan membuang undi. Matias-lah yang terpilih. Santo Matias adalah seorang rasul yang amat baik. Ia mewartakan Kabar Gembira di wilayah Yudea. Kemudian, ia melanjutkan perjalanannya ke Cappadocia (sekarang Turki). Banyak orang mendengarkan Matias. Mereka percaya akan pesannya yang mengagumkan. Para musuh Kristus amat geram melihat orang banyak mendengarkan Matias. Mereka berusaha menghentikannya. Akhirnya, Matias wafat sebagai martir. SANTA MATILDA (895-968) Santa Matilda dilahirkan sekitar tahun 895, sebagai putri dari seorang bangsawan Jerman. Ketika masih muda usianya, orangtuanya telah mengatur pernikahan baginya dengan seorang bangsawan bernama Henry. Segera setelah mereka 642 menikah, Henry menjadi raja Jerman. Sebagai ratu, Matilda hidup sederhana dengan meluangkan banyak waktu untuk berdoa. Setiap orang yang melihatnya akan melihat bagaimana lemah lembut serta baik hatinya ia. Ia berperan lebih sebagai ibu daripada sebagai ratu. Ratu suka mengunjungi serta menghibur mereka yang sakit. Ia menolong orang-orang di penjara. Matilda tidak mau memanjakan dirinya oleh karena kedudukannya, melainkan ia berusaha untuk memberikan pertolongan kepada mereka yang membutuhkan. Raja Henry menyadari bahwa isterinya adalah seorang yang luar biasa. Berulangkali dikatakan raja kepada isterinya bahwa ia menjadi orang yang lebih baik serta menjadi raja yang lebih baik oleh karena Matilda adalah isterinya. Walaupun perkawinan mereka direncanakan oleh orangtua mereka, namun Henry dan Matilda saling mengasihi satu sama lain. Matilda diberi kebebasan mempergunakan kekayaan kerajaan untuk karya belas kasihnya dan Henry tidak pernah mempertanyakannya. Sebaliknya, raja menjadi lebih sadar akan kebutuhan rakyatnya. Raja sadar bahwa dengan kedudukannya, ia mempunyai kuasa untuk meringankan beban penderitaan rakyat. Pasangan tersebut hidup berbahagia selama duapuluh tiga tahun. Kemudian Raja Henry meninggal dunia secara tiba-tiba pada 643 tahun 936. Ratu merasa teramat sedih atas kepergian suaminya. Ia kemudian memutuskan untuk hidup bagi Tuhan saja. Demikianlah ratu meminta imam untuk mempersembahkan Misa bagi keselamatan jiwa Raja Henry. Lalu ratu memberikan seluruh perhiasan yang dikenakannya kepada imam. Dengan berbuat demikian, ia hendak menunjukkan tekadnya untuk sejak saat itu meninggalkan segala urusan duniawi. Meskipun ia seorang kudus, Matilda juga melakukan suatu kesalahan besar. Ia lebih berpihak kepada puteranya, Henry, daripada puteranya yang lain, Otto, dalam perjuangan mereka memperebutkan tahta kerajaan. Ia menyesal telah melakukan kesalahan seperti itu. Ia berusaha memperbaiki kesalahannya dengan menerima tanpa berkeluh-kesah segala penderitaan yang harus ditanggungnya. Setelah tahun-tahun dilewatinya dengan melakukan karya belas kasih dan silih, Santa Matilda wafat dengan tenang pada tahun 968. Ia dimakamkan disamping suaminya. SANTO MATIUS RASUL Matius adalah seorang pemungut cukai di kota Kapernaum, kota di mana Yesus tinggal. Matius seorang Yahudi, tetapi ia bekerja untuk kepentingan bangsa Romawi yang menjajah bangsa Yahudi. Oleh sebab itu, orang-orang sebangsanya tidak menyukai Matius. Mereka tidak mau berhubungan dengan “orang-orang berdosa” seperti Matius si pemungut cukai. Namun, Yesus tidak berpikir demikian terhadap Matius. Suatu hari, Yesus melihat Matius duduk di rumah cukai dan Ia berkata, “Ikutlah Aku.” Seketika itu juga Matius meninggalkan uang serta 644 jabatannya untuk mengikuti Yesus. Yesus kelihatan demikian kudus dan bagaikan seorang raja. Matius mengadakan suatu perjamuan besar bagiNya. Ia mengundang teman-teman lain yang seperti dirinya untuk bertemu dengan Yesus serta mendengarkan pengajaran-Nya. Sebagian orang Yahudi menyalahkan Yesus karena makan bersama dengan oang-orang yang mereka anggap orang berdosa. Tetapi, Yesus sudah siap dengan suatu jawaban. “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa." Ketika Yesus kembali ke surga, Santo Matius tinggal di Palestina. Ia tetap tinggal di sana beberapa waktu lamanya untuk mewartakan Kristus. Kita mengenal Injil Matius, yang adalah kisah Yesus serta ajaran-ajaran-Nya. St. Matius mewartakan Yesus kepada kaum sebangsanya. Kristus adalah Mesias yang dinubuatkan para nabi akan datang untuk menyelamatkan kita. Setelah mewartakan Injil kepada banyak orang, hidup St. Matius berakhir sebagai seorang martir iman yang jaya. Mateus (abad ke-1), Rasul dan pengarang Injil; pelindung pegawai pajak dan bea cukai. A: karunia Tuhan (H); L: manusia bersayap; P: 21 September 645 SANTA MAURA († 850) Puteri bangsawan di Troyes (Perancis) ini hidup sederhana, banyak berdoa dan bermatiraga sambil menjahit pakaian untuk ibadat. Ia dihormati sebagai santa pelindung para pencuci. P: 21 September SANTO MAURITIUS († 302) Perwira tinggi angkatan perang Romawi yang merasal dari Thebais (Mesir) ini bersama banyak tentara Kristen lain dihukum mati si ‘ St Moritz’ (Swiss). Ia dihormati sebagai santo pelindung perwira tentara. P: 22 September MAURUS OSB (abad ke-6) Di kala remaja menjadi murid dan pembantu Santo Benediktus. Kelak ia menggantikannya sebagai abbas di Subiaco. P: 15 Januari SANTO MAXIMINIUS († 347) Maximinius adalah seorang uskup yang hidup pada abad keempat. Konon ia dilahirkan di Poitiers, Perancis. Sebagai seorang pemuda, ia mendengar mengenai seorang uskup yang kudus di Trier, di Gaul. Ia pergi ke kota Trier dan menjadi murid St Agritius. Uskup yang kudus ini memastikan bahwa Maximinius mendapatkan pendidikan yang seksama. Setelah beberapa tahun masa belajar dan persiapan, Maximinius ditahbiskan menjadi iman dan kemudian ditahbiskan menjadi uskup. Ia diserahi Keuskupan Trier. Uskup Agritius amat bersukacita. Ia tahu 646 bahwa umatnya akan memiliki seorang uskup yang mengagumkan. Maximinius hidup pada masa-masa heboh. Ketika St Atanasius dari Alexandria, Mesir, dibuang ke pengasingan di Trier, St Maximinius yang menyambutnya. Ia melakukan segala yang dapat dilakukan demi menolong Atanasius dan menjadikan masa pengasingannya sedikit lebih ringan. Seorang uskup lain yang gagah berani pada masa itu, St Paulus, Uskup Konstantinopel, juga dilindungi oleh St Maximinius dari murka Kaisar Konstantius. St Atanasius menulis bahwa Uskup Maximinius seorang yang gagah berani dan kudus. Ia mengatakan bahwa Maximinius bahkan terkenal sebagai seorang pekerja ajaib. Meski diyakini bahwa Uskup Maximinius banyak menulis, namun karya-karyanya telah hilang. Yang tinggal adalah kenangan akan dedikasinya kepada Yesus dan kepada Gereja. Sebab ia seorang yang agung, ia siap sedia berdiri teguh melawan mereka yang menganiaya Gereja. Ia siap sedia pula melindungi para uskup yang gagah berani yang mengalami penganiayaan akibat intrik-intrik politik. Maximinius tak gentar membahayakan diri, meski itu berarti kehilangan kedudukan atau bahkan nyawa, jika perlu. Ia wafat sekitar tahun 347. P: 29 Mei SANTO MAXIMILIANUS MARIA KOLBE OFM (1894-14 Agustus 1941) Raymond Kolbe dilahirkan di Polandia pada tahun 1894. Ia bergabung dengan Ordo Fransiskan pada tahun 1907 dan memilih nama seperti kita mengenalnya sekarang: Maximilianus. Maximilianus amat mencintai panggilannya dan secara istimewa ia mencintai Santa Perawan Maria. Ia 647 menambahkan nama “Maria” pada namanya ketika ia mengucapkan kaul agungnya pada tahun 1914. Pastor Maximilianus Maria yakin bahwa dunia abad keduapuluh membutuhkan Bunda Surgawi mereka untuk membimbing serta melindunginya. Ia mempergunakan media cetak agar Maria lebih dikenal luas. Ia bersama dengan teman-teman Fransiskannya menerbitkan bulletin yang terbit dua bulan sekali yang segera saja tersebar dan dibaca orang di seluruh dunia. Bunda Allah memberkati karya Pastor Maximilianus Kolbe. Ia membangun sebuah biara besar di Polandia. Biara tersebut dinamainya “Kota Immaculata”. Pada tahun 1938, delapan ratus biarawan Fransiskan tinggal serta berkarya di sana untuk mewartakan kasih sayang Maria. Pastor Kolbe juga membangun sebuah Kota Immaculata di Nagasaki, Jepang. Dan sebuah lagi dibangunnya di India. Pada tahun 1938, Nazi menyerbu Kota Immaculata Polandia. Mereka menghentikan karya mengagumkan yang berlangsung di sana. Pada tahun 1941, kaum Nazi menangkap Pastor Kolbe. Mereka menjatuhkan hukuman kerja paksa di Auschwitz. Pastor Kolbe telah berada di Auschwitz selama tiga bulan lamanya ketika seorang tahanan berhasil melarikan diri. Para Nazi menghukum tahanan yang tersisa oleh karena tahanan yang melarikan diri tersebut. Mereka memilih secara acak 648 sepuluh orang tahanan untuk dihukum mati dalam bunker kelaparan. Seluruh tahanan berdiri tegang sementara sepuluh orang ditarik keluar dari barisan. Seorang tahanan yang terpilih, seorang pria yang telah menikah dan mempunyai keluarga, merengek serta memohon dengan sangat agar diampuni demi anak-anaknya. Pastor Kolbe, yang tidak terpilih, mendengarnya dan hatinya tergerak oleh belas kasihan yang mendalam untuk menolong tahanan yang menderita itu. Ia maju ke depan dan bertanya kepada komandan apakah ia dapat menggantikan tahanan tersebut. Sang komandan setuju dengan permintaannya. Pastor Kolbe dan para tahanan yang lain digiring masuk ke dalam bunker kelaparan. Mereka tetap hidup tanpa makanan atau pun air selama beberapa hari. Satu per satu, sementara mereka mati kelaparan, Pastor Kolbe menolong serta menghibur mereka. Ia yang terakhir meninggal. Suatu suntikan carbolic acid mempercepat kematiannya pada tanggal 14 Agustus 1941. Dibeatifikasi pada tanggal 17 Oktober 1971. Ia dinyatakan kudus dan martir oleh Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1982, dan dipestakan pada tanggal yang sama. “Kebencian bukanlah kekuatan yang membangun. Hanya kasih merupakan kekuatan yang membangun.” ~ St. Maximilianus Kolbe MAXIMILIANUS († 295) Anak tentara veteran Romawi ini tidak mau menjadi tentara, karena taat kepada agama dan menganggap tentara lazimnya banyak membuat dosa. Kepada hakim ia mengatakan: “Angkatan 649 perang saya ialah angkatan perang Tuhan. Saya tidak dapat berperang untuk kepentingan duniawi.” Ayahnya menolak desakan hakim supaya mengubah pandangan puteranya itu. Waktu Max diancam hukuman mati, ia berkata lantang: “Saya tidak akan mati. Pada saat saya meninggalkan dunia ini, saya akan bersatu dengan Kristus Tuhanku.” Ia dipenggal di pinggiran kota Kartago (Tunisia). P: 12 Maret MAXIMOS (580-662) Adalah bekas sekretaris Negara yang kemudian menjadi biarawan dan pembela iman melawan bidaah yang didukung oleh kalangan istana. Ia begitu gigih mendukung Paus Martin I, walaupun sudah dibuang, sehingga lidah dan tangan kanan imam yang sudah berusia 82 tahun itu dicederai atas perintah kaisar. Maximos menulis banyak buku teologi, mistik dan askese untuk membela iman yang benar, sehingga ia dijuluki ‘confessor’ (saksi). A: yang terbesar, termulia; P: 13 Agustus MAYOLUS (MAYEUL) (906-994) Supaya tidak dipilih menjadi uskup, ia masuk biara. Di biara ini ia diangkat menjadi abbas dan memperbaharui banyak biara. Mayolus begitu saleh, rendah hati dan pandai, sehingga hampIr saja ia dipilih menjadi paus. Tetapi ia memprotes keras. P: 11 Mei 650 MECTHILDA (1241-1298) Berasal dari Hackeborn. Guru Santa Getrud Agung ini dikenal sebagai biarawati di Helfta (Jerman) yang dikaruniai pengalaman mistis. B: Matilda; P: 19 Nopember MEINRAD († 816) Biarawan Benediktin ini meninggalkan biaranya untuk bertapa di pegunungan Swiss. Ia menemui ajalnya karena dibunuh oleh perampok. Pertapaannya menjadi salah satu biara yang termasyur di dunia ini; Einsiedeln – tempat jiarah kepada Bunda Maria yang sangat dihormati oleh Meinrad. P: 21 januari MELANIA (383-439) Dimata dunia, Melania sangat beruntung mempunyai orangtua nigrat, kaya-raya dan beriman teguh. Maka sejak kecil ia dididik secara Kristen. Ibu ayahnya, yang bernama Melania pula (342-409), adalah orang kudus juga. Sesuai dengan adatistiadat bangsawan, Melania dinikahkan dengan sepupunya, yaitu Pinianus, sekalipun gadis yang baru berusia 13 tahun ini tidak setuju. Melania mendapat banyak tentangan dari famili karena hidupnya yang penuh pengabdian. Tetapi setelah kedua anaknya dipanggil Tuhan, orangtua Melania dapat menerima baik, bahkan mengikuti cara hidupnya. Mereka beramal untuk Gereja dan kaum miskin. Kekayaan mereka dijual untuk membebaskan ratusan budak belian. 651 Ketika Roma di serang tentara Visigoth, Melania bersama suaminya mengungsi di Thagaste (Afrika). Sebab, disana mereka memiliki tanah yang luas. Namun mereka tidak menetap di Afrika, melainkan pindah ke Yerusalem untuk meneruskan karya amal. Lima tahunkemudian (432) Pinianus dipanggil Tuhan. Lalu Melania mengumpulkan wanita-wanita yang mempunyai semangat pengabdian di gunung Zaitun. Ia membangun dua biara serupa di Afrika, satu untuk pria dan yang lain untuk wanita. Sebagian besar waktunya dipergunakan untuk menyalin buku-buku. Ia menjalin hubungan baik dengan Santo Paulinus dari Nola (masih familinya juga), Santo Agustinus dan Santo Hieronimus. Pada tahun 439 ia merayakan pesta Natal di Bethlehem dan seminggu kemudian meninggal. Melania Muda (383-439), isteri, janda dan biarawati; lair di Roma dan meninggal di Bethlehem. Ia dihormati sebagai pelindung karya amal yang diselenggarakan oleh wanita awam. B: Lanny, Melly, Nia. P: 31 Desember Melania Tua (342-409), janda dan nenek St. Melania Muda; lahir di Roma dan meninggal di Yerusalem. Ia menjadi rubiah di Mesir dan pendiri biara untuk pria dan wanita di Yerusalem; P: 8 Juni. SANTO MELETIUS (12 Feruari 381) Pada abad keempat, Meletius dipanggil untuk menggembalakan Gereja. Penganiayaan Romawi telah usai dan Konstantinus telah mengakui kekristenan sebagai agama yng sah pada tahun 315. Jadi, apakah yang membuat pelayanan Meletius begitu sulit? Awan badai berkumpul dalam Gereja. Sebagian menganggap diri Katolik, sebagian Arian. Bidaah Arian menyangkal bahwa Yesus adalah 652 Tuhan. Sebagian orang mempercayai kesesatan ini sebab hal-hal tidak begitu jelas bagi mereka pada waktu itu. Uskup Meletius mencintai Gereja dan setia kepada Yesus. Ia percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan sadar bahwa Gereja harus berbicara jelas mengenai siapa Yesus. Meletius ditahbiskan menjadi Uskup Antiokhia pada tahun 361. Kaum Arian menjadi berang. Selama duapuluh tahun berikutnya, Meletius adalah seorang uskup yang sabar dan penuh kasih. Tetapi hidupnya dipersulit oleh orangorang yang tidak menerimanya. Ia kerap harus menyingkir ke tempat persembunyian sebab orangorang lain mengklaim diri sebagai uskup di keuskupannya. Tetapi St Meletius adalah uskup yang sebenarnya; dan ia akan dengan penuh kesabaran kembali sesegera mungkin. Ketika Kaisar Valens wafat pada tahun 378, kaum Arian mengakhiri penganiayaan mereka. Pada tahun 381 diselenggarakanlah suatu pertemuan Gereja yang besar, yang dikenal sebagai Konsili Konstantinopel. Para uskup hendak membicarakan kebenaran-kebenaran penting iman kita. Uskup Meletius membuka pertemuanpertemuan dalam Konsili Gereja dan memimpin sidang. Kemudian, menjadi kesedihan semua uskup, ia wafat di sana, di salah satu pertemuan. Santo-santo besar seperti Yohanes Krisostomus dan Gregorius dari Nyssa ikut ambil bagian dalam Misa Pemakaman bersama segenap uskup yang hadir dalam Konsili. Jemaat Konstantinopel berbondong-bondong datang ke gereja pula. St Gregorius dari Nyssa yang menyampaikan homili pemakaman. Ia berbicara mengenai seorang uskup yang lemah lembut, yang seperti Kristus, dan yang dikasihi semua orang. Ia 653 benar; semua orang yang mencintai Gereja mengasihi St Meletius. St Gregorius berbicara mengenai ketenangan dan senyumnya yang hangat, suara kebapakan dan sentuhan kasih Uskup Meletius. Uskup kudus ini wafat pada tanggal 12 Februari 381. MENAS († 303) Semula adalah penjaga unta di Mesir. Kemudian ia menjadi perwira Romawi dan mati sebagai saksi iman di Turki. Jenasahnya dikuburkan di Karm Aba Mina yang sampai kini menjadi tempat jiarah yang ramai. P: 11 Nopember MERKURIUS († 300) Ia dan kawan-kawannya adalah anggota kesatuan tentara yang bertugas menjaga tahanan Kristen yang dihukum mati. Merekalah tentara yang lebih menjunjung tinggi suara hati daripada perintah atasan. Mereka bertobat berkat dorongan keberanian iman tahanan mereka, sehingga dipenggal bersama-sama dengan mereka di Lentini (Italia). P: 14 Juni SANTO METODIUS († 14 Juni 847) Santo Metodius hidup pada abad kesembilan. Ia lahir dan dibesarkan di Sisilia. Metodius mengenyam pendidikan tinggi dan ia menghendaki jabatan yang sesuai untuknya. Sebab itu, ia memutuskan untuk berlayar ke Konstantinopel agar dapat memperoleh kedudukan penting di istana 654 kaisar. Dalam perjalanannya ke sana, ia bertemu dengan seorang biarawan kudus yang berbincang dengannya dalam suatu percakapan yang panjang serta mendalam. Segala pertanyaan tentang Tuhan dan kehidupan abadi bermunculan dalam benak Metodius. Biarawan itu membantunya sadar bahwa guna memperoleh sukacita sejati dalam hidup, ia perlu mempersembahkan dirinya kepada Tuhan dalam hidup religius. Jadi, ketika Metodius tiba di Konstantinopel, ia melewati istana dan menuju sebuah biara. Umat Kristiani sedang menghadapi masamasa sulit di Konstantinopel. Sebagian berpendapat bahwa adalah salah memiliki gambar-gambar atau pun ikon-ikon religius. Mereka menyangka bahwa orang berdoa kepada gambar atau patung, dan bukan kepada pribadi yang diwakilinya. Terjadi pertikaian sengit dan kaisar ikut campur di dalamnya. Ia sependapat dengan orang-orang yang beranggapan bahwa gambar dan patung adalah berhala. Sebaliknya, Santo Metodius tidak sependapat dengan kaisar. Ia paham betul mengapa umat Kristiani membutuhkan gambar dan patung. Ia dipilih untuk pergi ke Roma dan mohon Bapa Suci untuk menyelesaikan persoalan. Ketika ia kembali, kaisar menjatuhkan hukuman penjara selama tujuh tahun kepadanya. Metodius menderita dalam sel 655 penjara yang gelap serta pengap, namun demikian ia tidak patah semangat. Ia tahu bahwa Yesus akan mempergunakan penderitaannya untuk menyelamatkan Gereja. Akhirnya, pada tahun 842, kaisar wafat. Isterinya, Theodora, menggantikannya karena putera mereka masih bayi. Theodora mempunyai pendapat yang berbeda dari suaminya, sang kaisar. Ia berpendapat bahwa orang seharusnya bebas mempergunakan patung, ikon dan gambar-gambar kudus apabila mereka menghendakinya. Metodius dan mereka yang telah lama menderita menjadi amat gembira. Sekarang mereka telah bebas. Salah seorang yang membuat Santo Metodius paling menderita, dikirim ke pembuangan oleh sang ratu. Kemudian Metodius diangkat menjadi patriarcha (Uskup Gereja Timur) Konstantinopel. Ia amat dikasihi umatnya. Santo Metodius menulis karyakarya indah tentang teologi dan kehidupan rohani. Ia juga menuliskan riwayat hidup para kudus dan juga sajak. Metodius menjadi patriarcha selama empat tahun, lalu wafat pada tanggal 14 Juni 847. P: 14 Juni SANTO METODIUS (815-6 April 885) dan SANTO SIRILIUS 827-14 Februari 869) dari TESALONIKA Kedua bersaudara ini berasal dari Tesalonika, Yunani. Metodius dilahirkan pada tahun 815 dan Sirilus pada tahun 827. Keduanya menjadi imam dan memiliki keinginan kudus yang sama untuk mewartakan iman Kristiani. Mereka menjadi misionaris untuk bangsa-bangsa Slav: Moravia, Bohemia dan Bulgaria. Beginilah kisahnya: Pada tahun 862, hanya tujuh tahun sebelum St. Sirilus 656 wafat, pangeran Moravia memohon agar para misionaris diutus ke negaranya untuk mewartakan Kabar Gembira Yesus dan Gereja-Nya. Pangeran menambahkan satu permohonan lagi, yaitu para misionaris tersebut hendaknya berbicara dalam bahasa setempat. Kedua bersaudara, Sirilus dan Metodius, menawarkan diri untuk menjadi sukarelawan dan diterima. Mereka tahu bahwa mereka akan diminta untuk meninggalkan negeri mereka sendiri, bahasa serta kebudayaan mereka, demi cinta kepada Yesus. Mereka melakukannya dengan suka hati. Sirilus dan Metodius menciptakan abjad Slav. Mereka menerjemahkan Kitab Suci dan liturgi Gereja ke dalam bahasa Slav. Oleh karena jasa mereka, rakyat dapat menerima ajaran Kristiani dalam bahasa yang mereka mengerti. Pada waktu itu, sebagian orang dalam Gereja tidak setuju dengan penggunaan bahasa setempat dalam liturgi Gereja. Kedua bersaudara itu harus menghadapi kritik serta kecaman. Kemudian, mereka berdua dipanggil ke Roma untuk menghadap Bapa Suci. Orang-orang yang mengecamnya pasti akan terkejut dengan jalannya pertemuan tersebut. Paus Adrianus II menunjukkan rasa kagum serta terima-kasihnya kepada kedua misionaris tersebut. Ia menyetujui cara-cara yang mereka gunakan 657 dalam mewartakan iman dan bahkan mengangkat mereka berdua menjadi uskup. Sirilus, sang pertapa, wafat sebelum ia sempat ditahbiskan menjadi Uskup, sementara Metodius kemudian menjadi uskup. Sirilus wafat pada tanggal 14 Februari 869. Ia dimakamkan di Gereja Santo Klemens di Roma. Metodius kembali ke bangsa-bangsa Slav dan melanjutkan karyanya selama lima belas tahun lagi sebelum akhirnya wafat pada tanggal 6 April 885. Pada tanggal 31 Desember 1980, Paus Yohanes Paulus II mengangkat Santo Sirilus dan Santo Metodius sebagai pelindung Eropa bersama dengan Santo Benediktus. BEATA MICHELINA (1300-1356) Michelina dilahirkan pada tahun 1300 di Pesaro, Italia. Keluarganya kaya dan ia menikah dengan seorang kaya pula. Michelina punya pembawaan riang gembira. Ia senantiasa tampak seperti tidak punya masalah apa pun. Tetapi, ketika usianya baru dua puluh tahun, suaminya meninggal. Tiba-tiba saja, Michelina merasa sendirian di dunia ini dengan seorang putera kecil untuk dibesarkan. Ibu muda ini tampak bersemangat menemukan kebahagiaan dari segala yang ada di sekelilingnya. Hidupnya menjadi serangkaian pesta pora, hura-hura dan santapan mewah. Rasanya ia tidak akan pernah puas menikmati segala kesenangan yang ditawarkan dunia. Setelah beberapa waktu berselang, ia sadar bahwa ia harus menyisihkan lebih banyak waktu untuk puteranya. Ia juga harus bertanggung jawab atas cara ia mempergunakan harta dan waktunya. Ia merasa jiwanya kosong. Akhirnya, Michelina mulai tenang 658 dan menjadi seorang dewasa yang bertanggung jawab. Di Pesaro, tinggallah seorang Fransiskan awam yang kudus bernama Syriaca. Ia tahu bahwa Michelina adalah seorang yang baik yang membutuhkan pertolongan serta bimbingan agar lebih beriman. Syriaca dan Michelina menjadi sahabat. Syriaca memberikan pengaruh yang besar kepada sahabatnya itu. Michelina mulai rajin berdoa. Ia merawat anaknya dan mengurus rumahnya dengan penuh perhatian. Ia melewatkan waktu luangnya untuk melayani mereka yang miskin dan yang membutuhkan pertolongan. Ia mengunjungi mereka yang kesepian dan merawat mereka yang terlalu tua atau terlalu sakit untuk dapat mengurus dirinya sendiri. Pada akhirnya, ia menjadi seorang Fransiskan awam. Awalnya, para sanak saudara khawatir ketika ia meninggalkan baju-baju mewahnya dan mulai makan makanan sederhana. Tetapi kemudian, mereka yakin bahwa Michelina sungguh telah menjadi seorang beriman. Michelina tinggal di rumah yang sama di Pesaro sepanjang hidupnya. Ia wafat pada tahun 1356 dalam usia lima puluh enam tahun. Untuk mengenangnya, penduduk kota Pesaro memasang sebuah lampu yang senantiasa menyala di rumahnya. Pada tahun 1590, rumah Beata Michelina dibangun menjadi gereja. BEATO MIKAEL AGUSTINUS PRO (1891-23 November 1927) Mikael Pro dilahirkan di Guadalupe, Meksiko pada tahun 1891. Ia merupakan seorang martir dari abad keduapuluh. Penganiayaan yang dilakukan oleh pemerintah Meksiko terhadap Gereja dimulai pada 659 tahun 1910. Mikael menjalani masa novisiat (masa percobaan 1-2 tahun, sebagai latihan rohani sebelum mengucapkan kaul biara) di Serikat Yesus pada tahun 1911. Waktu itu ia seorang pemuda berusia duapuluh tahun, murah hati, pemberani serta penuh semangat. Tahun 1914 revolusi semakin hebat. Para novis Yesuit diungsikan ke luar negeri. Mereka dikirim ke seminariseminari di luar negeri untuk menempuh pendidikan mereka. Mikael menyelesaikan pendidikan imamnya di Belgia dan ditahbiskan pada tahun 1926. Kesehatan imam muda ini amat buruk. Terutama ia mengalami sakit perut berkepanjangan. Kepulangannya ke Meksiko merupakan sukacita di satu pihak dan derita di lain pihak. Ia melihat bagaimana rakyat ditindas oleh pemerintah yang seharusnya melayani mereka. Pastor Pro menyadari bahwa ia dapat memberikan penghiburan rohani kepada mereka. Ia dapat memberikan pengampunan bagi dosa-dosa mereka melalui Sakramen Rekonsiliasi. Ia dapat memberikan Yesus dalam Ekaristi supaya menjadi sumber kekuatan bagi mereka. Dan itu semua ia lakukan. Mikael sangat pintar menyamar. Ia menyelinap keluar masuk bangunan dan ruangan dan kehidupan. Ia selalu saja nyaris tertangkap, ketika kemudian tiba-tiba ia menghilang. 660 Pastro Pro melaksanakan pelayanan imamatnya dengan berani hingga 23 November 1927. Ia tertangkap dan dijatuhi hukuman mati oleh karena ia seorang imam Katolik. Pastor Pro menghadapi regu tembak dengan berani dan merentangkan kedua belah tangannya hingga seluruh tubuhnya menyerupai sebuah salib yang hidup. Kemudian ia berseru dengan suara lantang dan nyaring: "Viva Cristo Rey!" (Hidup Kristus sang Raja!). Presiden Calles melarang pemakaman secara umum bagi Pastor Pro. Ia bahkan mengancam akan menghukum siapa saja yang menghadiri pemakaman imam yang dihukum mati tersebut. Meskipun begitu, umat bergerombol di sepanjang jalan yang akan dilewati jenasah Pastor Pro. Mereka berdiri sambil berdoa dalam hati, mengucap syukur kepada Tuhan oleh karena hidup dan kesaksian Mikael Pro. Pastor Pro dinyatakan “beato” oleh Paus Yohanes Paulus II pada tanggal 25 September 1988. MIKAEL GARICOITS (1797-1863) Ialah mahaguru teologi dan rector seminari yang mendirikan Kongregasi Imam Hati Kudus. Ia dikenal sebagai pembimbing rohani yang saleh. P: 14 Mei MIKAEL MELEINOS (894-961) Adalah putera kaisar yang menjadi biarawan dan pertapa di gurun pasir. Tahun 922 ia mendirikan laura (pertapaan) bagi murid-muridnya. P: 12 Juli MIKAELA DERMAISIERES (1809-1865) 661 Wanita ningrat ini menirikan kongregasi suster. Ia meninggal karena kejangkitan wabah pes sewaktu merawat orang sakit di Valensia (Spanyol). P: 25 Agustus MILDRED († 734) Sesudah menyelesaikan pendidikannya di Perancis, puteri raja ini pulang ke Inggeris dan menjadi biarawati dalam biara yang didirikan oleh ibunya. Sebagai abbas, Mildred terkenal sangat ramah dan senantiasa menghibur orang yang dirundung kesusahan. Kakaknya, Santa Milburga († 700), mendirikan biara lain yang kemudian dipimpinnya. P: 13 Juli dan 23 Februari SANTO PAUS MILTIADES († 314) Paus ini mengalami baik berakhirnya penganiayaan terhadap umat Kristen yang dilancarkan oleh Kaisar Romawi Konstantin Agung maupun munculnya bidaah-bidaah di dalam Gereja. Kaisar menghadiahkan Istana Lateran kepada paus yang sampai kini menjadi kediaman dan gereja resmi uskup Roma. P: 10 Desember MODESTOS († 630) Bekas abbas dan uskup Yerusalem ini membantu dan merawat orang yang terluka dalam perang. Ia juga membangun kembali tempat-tempat suci. Jenasahnya dimakamkan diatas Bukit Zaitun. A: yang sopan; P: 17 Desember 662 SANTA MONIKA (331-387) Monika dilahirkan pada tahun 331 di Tagaste, Algeria, Afrika Utara dari keluarga Kristen yang taat. Leluhurnya bukan penduduk asli Afrika, tetapi perantauan dari Fenisia. Monika dinikahkan dengan Patrisius, seorang pegawai tinggi pemerintahan kota. Mereka dikaruniai 3 orang anak: Agustinus, Navigius dan Perpetua (yang kelak memimpin biara). Patrisius seorang kafir. Ia bertabiat buruk, suka naik pitam dan sering mentertawakan usaha keras Monika untuk mendidik Agustinus menjadi pemuda Kristiani. Meskipun demikian, Monika tidak pernah membantah ataupun bertengkar dengan suaminya.Tak henti-hentinya ia berdoa agar suami dan puteranya segera bertobat dan menerima Kristus. Pada tahun 371 Patrisius meninggal. Mendekati ajalnya ia bertobat dan minta di baptis. Bahkan ibu Patrisius pun juga dibaptis. Sementara itu, Agustinus belum juga mau menjadi seorang Kristen. Meski tidak ada tanda-tanda bahwa doanya dikabulkan Tuhan, Monika dengan setia tetap berdoa untuk Agustinus dengan setiap kali air mata mengalir dari kedua matanya. Tuhan mendengarkan keluh kesah Monika dan menguatkannya dengan suatu mimpi. Dalam mimpinya, Monika melihat dirinya sendiri berada di atas sebuah mistar dari kayu, kemudian datanglah seorang pemuda yang 663 berseri-seri dan bercahaya wajahnya. Pemuda itu bertanya, “Mengapa ibu bersedih? Apa yang menyebabkan ibu menangis setiap hari?” Monika menjawab bahwa ia sedih karena tidak tahan melihat kebinasaan Agustinus, puteranya. Maka pemuda itu mengajak Monika untuk melihat dengan seksama. Segeralah terlihat oleh Monika bahwa Agustinus ada bersamanya di atas mistar. Kata pemuda itu, “Di mana engkau berada, ia pun berada.” Telah lama waktu berlalu sejak mimpinya itu, namun Agustinus masih juga hidup dalam dosa. Oleh karena itu Monika terus datang kepada Bapa Uskup memohon-mohon dan mendesak-desak dengan air mata bercucuran supapa Uskup mau menengok dan menasehati Agustinus. Lama-kelamaan Uskup menjadi bosan dan kehilangan kesabarannya, sehingga ia berkata, “Pergilah, jangan menggangguku; demi hidupmu tak mungkinlah binasa anak sekian banyak air mata itu!” Monika amat gembira sebab ia percaya pada apa yang dikatakan Bapa Uskup bahwa Agustinus tidak mungkin binasa. Pada tahun 383 Agustinus bersama Alypius, sahabatnya, hendak berangkat ke Roma dan Milan untuk mengajar. Monika tidak setuju karena waktu itu Roma buruk peradabannya. Di pantai menjelang keberangkatannya, Monika menawarkan hanya dua pilihan kepada Agustinus: pulang dengannya atau Monika ikut dengan Agustinus ke Italia. Dengan tipu dayanya Agustinus meninggalkan ibunya seorang diri di kapel Beato Cyprianus yang terletak di tepi pantai, sementara ia dan Alypius berlayar ke Italia. Monika amat sedih, seorang diri ia menyusul Agustinus ke Italia. Penderitaan berat ditanggungnya terutama karena kapal yang ditumpanginya hampir karam 664 karena badai. Tuhan menguatkan Monika dengan janji-Nya bahwa ia akan bertemu dengan puteranya sesampainya di Italia. Monika bersahabat baik dengan St. Ambroius, Uskup kota Milan. Agustinus mulai tertarik dengan khotbah dan ajaran-ajaran Uskup Ambrosius hingga akhirnya dibaptis. Dua bulan kemudian, yaitu bulan Juni tahun 387 Agustinus, Alypius & Monika berencana pulang kembali ke Tagaste, Afrika. Dalam perjalanan pulang mereka singgah di Ostia, di dekat muara sungai Tiber. Monika dan Agustinus berdua saja berdiri bersandar pada jendela rumah persinggahan mereka. Mereka terlibat dalam pembicaraan yang sangat menarik mengenai seperti apa kiranya kehidupan para kudus di surga. Diliputi rasa bahagia yang amat sangat Monika berkata kepada Agustinus, “Anakku, bagiku tidak ada lagi yang dapat memukauku dalam kehidupan ini. Apa lagi yang dapat kuperbuat di dunia ini? Untuk apa aku di sini? Entahlah, tak ada lagi yang kuharapkan dari dunia ini. Ada satu hal saja yang tadinya masih membuat aku ingin tinggal cukup lama dalam kehidupan ini, yaitu melihat engkau menjadi Kristen Katolik sebelum aku mati. Keinginanku sudah dikabulkan sevara berlimpah dalam apa yang telah diberikan Allah kepadaku: kulihat kau sudah sampai meremehkan kebahagiaan dunia ini dan menjadi hamba-Nya. Apa yang kuperbuat lagi di sini?” Lima hari kemudian Monika jatuh sakit. Kepada kedua puteranya, Agustinus dan Navigius, Monika berpesan, “Yang kuminta kepada kalian hanyalah supaya kalian memperingati aku di altar Tuhan di mana saja kalian berada.” Hanya supaya ia diingat di altar-Mu, itulah keinginannya. Sebab ia telah melayani altar itu tanpa melewati satu hari pun. Pada hari yang kesembilan Monika wafat dalam 665 usia 56 tahun. Santa Monika dihormati sebagai pelindung ibu rumah tangga. Pestanya dirayakan setiap tanggal 27 Agustus. Monika (331-387), ibu Santo Agustinus; Lahir di Thagaste (Afrika) dan meninggal di Ostia (Italia). Ia di hormati sebagai pelindung para ibu rumah tangga. B: Moni, Monique; P: 27 Agustus SANTO MONTANUS, SANTO LUCIUS, dkk († 259) Kaisar Valerianus menganiaya umat Kristiani dengan bengis sepanjang masa Gereja awali. Ia meluluskan eksekusi St Siprianus pada bulan September 258. Pejabat Romawi yang menjatuhkan hukuman mati kepada St Siprianus tewas tak lama sesudahnya. Pejabat yang baru, Solon, nyaris menjadi kurban dari suatu pemberontakan yang menyangkut suatu persekongkolan untuk menghabisi nyawanya. Tampaknya Solon mencurigai persekongkolan ini sebagai bentuk balas dendam atas kematian St Siprianus. Ia menangkap delapan orang tak bersalah. Semuanya adalah orang-orang Kristen, sebagian besar adalah kaum klerikus, dan semuanya adalah pengikut setia St Siprianus. Tahanan Kristen itu dijebloskan ke dalam penjara bawah tanah yang gelap di Kartago (Tunisia). Mereka mendapati orang-orang lain yang mereka kenal ada dalam penjara. Kotor dan pengap melingkupi kelompok tahanan ini. Mereka sadar bahwa mereka akan segera menghadapi kematian dan kebakaan. Orang-orang Kristen itu ditahan berbulan-bulan lamanya dalam penjara. Mereka dipaksa bekerja di siang hari, dan tanpa sebab seringkali tak diberi makan dan minum. Dalam situasi yang tak berperikemanusiaan macam itu, komunitas kecil umat Kristen ini bersatu padu dan saling tolong-menolong satu sama lain. Yang awam 666 melindungi para uskup, imam dan diakon yang secara istimewa merupakan sasaran kekejian kaisar. Ketika tahanan Kristiani pada akhirnya dibawa ke tempat pelaksanaan hukuman mati, masing-masing diijinkan untuk berbicara. Montanus, yang tinggi kekar, berbicara dengan gagah berani kepada segenap umat Kristiani yang ada di antara khalayak ramai. Ia menasehati mereka untuk setia kepada Yesus dan untuk lebih memilih mati daripada mengingkari iman. Lucius, yang kecil dan rapuh, berjalan tertatih-tatih ke tempat eksekusi. Ia lemah akibat masa-masa berat dan sulit di penjara. Sesungguhnya, ia harus bertopang pada dua teman yang membantunya tiba di tempat di mana para algojo telah menanti. Mereka yang menyaksikan berseru-seru memintanya untuk mengingat mereka di surga. Sementara tahanan Kristen ini seorang demi seorang dipenggal kepalanya, khalayak ramai semakin berani. Mereka menangisi para martir yang menderita ketidakadilan. Tetapi mereka bersukacita juga. Mereka sadar bahwa para martir ini akan memberkati mereka dari surga. Montanus, Lucius dan kawan-kawannya yaitu Flavianus, Yulianus, Viktorikus, Quartillosia, Viktor, Donatian, Primolus dan Renus wafat sebagai martir pada tahun 259. Pesta/ perayaan memperingati para martir ini setiap tanggal 24 Februari. MOSES / MUSA (± 1250 SM) Nabi yang membebaskan bani Israel dari perbudakan Mesir. Ia menerima pokok Hukum Taurat di gunung Sinai dan membimbing bangsanya 40 tahun lamanya lewat gurun yang penuh ancaman bahaya alam maupun musuh. 667 A: yang ditarik dari air (Nil); B: Musa; L: dua tanduk dan Kitab Taurat; P: 4 September MUSA ARAB (372) Adalah uskup misionaris yang berani di antara suku-suku Badui Arab yang sangat buas di sekitar gunung Sinai. P: 7 Februari MUSA HITAM (320-395) Adalah seorang pelayan berkebangsaan Etiopia. Ia dipecat oleh majikannya karena membuat banyak ketololan. Lalu Musa menjadi pendekar kawanan perampok di Mesir. Sekonyong-konyong ia bertobat dan menjadi biarawan yang begitu saleh, sehingga dipilih untuk ditahbiskan imam. Ketika ia mengenakan jubah putih untuk merayakan misa pertama, uskup berseru: “Lihatlah, orang hitam ini menjadi putih bersih!” Musa menjawab: “Itu bagian luar saja! Tuhan lebih tahu, bahwa hatiku masih hitam.” Pada waktu suku Berber mengobrak-abrik biaranya, ia tidak melawan sedikitpun dan membiarkan diri dibunuh. Dibiaranya, Dair alBaramus di Wadi Natrun, hingga kini niarawanbiarawan masih mendendangkan madah pujian kepada Tuhan. P: 28 Agustus 668 N NABOR dan FELIX († 304) Dua tentara yang berasal dari Afrika ini ketika berdinas di Milano (Italia) menolak mengabdi kaisar yang kejam terhadap umat Kristen, kemudian mereka dihukum mati. P: 12 Juli NANETTE JAVOUHEY (1779-1851) Ialah pendiri konggregasi suster yang bekerja di Afrika Barat dan Guyana (Amerika Selatan). Ia membebaskan banyak budak Negro dan merawat penderita kusta. NAPOLEON atau NEOPOLUS († 300) Mengalami siksaan sedemikian kejam di Alexandria, sehingga meninggal ketika akan dikembalikan ke penjara. P: 15 Agustus 669 SANTO NARCISSUS († 215) Narcissus hidup pada abad kedua dan awal abad ketiga. Ia adalah seorang lanjut usia ketika ditahbiskan menjadi Uskup Yerusalem. Narcissus adalah seorang uskup yang sungguh luar biasa. Semua orang mengagumi kebajikan-kebajikannya, terkecuali mereka yang memilih untuk hidup jahat. Tiga musuh Narcissus mendakwanya melakukan suatu kejahatan yang mengerikan. Seorang dari mereka mengatakan, “Biar aku mati terbakar jika apa yang kukatakan tidak benar!” Yang kedua mengatakan, “Biar aku terjangkit kusta jika apa yang kukatakan tidak benar!” Dan yang ketiga mengatakan, “Biar aku menjadi buta jika apa yang kukatakan tidak benar!” Namun demikian, tiada seorang pun yang mempercayai dusta mereka. Orang banyak telah melihat sendiri kebajikan hidup Narcissus. Mereka tahu orang macam apa Narcissus itu. Meski tak seorang pun percaya pada fitnah keji yang dilontarkan terhadapnya, Narcissus mempergunakannya sebagai alasan untuk pergi mengasingkan diri di padang gurun. Segenap kepercayaannya ada pada Tuhan, yang ia layani dengan begitu penuh cinta. Dan Tuhan menunjukkan bahwa fitnah yang diceritakan orang-orang itu sama 670 sekali tidak benar. Narcissus kembali menjadi Uskup Yerusalem, sehingga umatnya bersukacita. Meski ia semakin bertambah tua, tampaknya ia semakin berkobar-kobar dari sebelumnya. Sesungguhnya, ia tampak lebih kuat dari sebelumnya pula, selama beberapa tahun sesudahnya. Lalu, ia menjadi terlalu lemah untuk melanjutkan karyanya. Ia memohon kepada Tuhan agar mengutus seorang uskup untuk membantunya. Tuhan kita mengirimkan kepadanya seorang kudus lain, Alexander dari Cappadocia. Dengan semangat kasih yang bernyala-nyala, mereka berdua memimpin keuskupan bersama. Narcissus berusia hingga 116 tahun lebih. Ia wafat pada tahun 215. SANTO NEREUS (304), SANTO AKHILLEUS (304) dan SANTO PANKRASIUS Nereus dan Akhilleus adalah prajurit Romawi yang meninggal sekitar tahun 304. Mereka kemungkinan adalah para pengawal Praetorian di bawah Kaisar Trajan. Kita mengetahui hanya sedikit saja mengenai mereka. Tetapi, apa yang kita ketahui berasal dari dua orang paus yang hidup pada abad keempat, Paus Siricius dan Paus Damasus. Pada tahun 398, Paus Siricius mendirikan sebuah gereja di Roma demi menghormati mereka. Paus Damasus menuliskan sebuah 671 catatan pujian bagi kedua martir ini. Beliau menjelaskan bahwa Nereus dan Akhilleus dipertobatkan kepada iman Kristiani. Mereka meninggalkan senjata mereka untuk selamanya. Mereka adalah para pengikut Kristus yang sejati bahkan hingga menyerahkan nyawa. Nereus dan Akhilleus dibuang dalam pengasingan ke pulau Terracina. Di sana mereka dipenggal kepalanya. Pada abad keenam, sebuah gereja kedua dibangun di bagian lain Roma demi menghormati kedua martir ini. S. Pankrasius, seorang yatim piatu berusia empatbelas tahun, hidup pada masa yang sama. Kemungkinan besar ia dimartir pada hari yang sama. Pankrasius bukanlah seorang penduduk asli Roma. Ia dibawa ke sana oleh pamannya yang mengasuhnya. Pankrasius menjadi seorang pengikut Kristus dan dibaptis. Meski masih seorang remaja, ia ditangkap karena menjadi seorang Kristiani. Pankrasius menolak untuk menyangkal imannya. Karena itu, ia dijatuhi hukuman mati. Pankrasius dihukum pancung. Ia menjadi seorang martir yang sangat populer pada masa Gereja perdana. Orang mengaguminya oleh sebab ia begitu muda namun begitu berani. Pada tahun 514, sebuah gereja besar dibangun di Roma demi menghormatinya. Pada tahun 596, seorang misionaris terkenal, St Agustinus dari Canterbury, 672 membawa iman Kristiani ke Inggris. Ia menamai gereja pertamanya dengan nama St Pankrasius. SANTO NERSES (326-373) Cucu Santo Gregosius Penerang dan ayah Santo Isak Agung ini menjadi imam san uskup dari Armenia setelah istrinya meninggal. Ia membaharui cara dan semangat hidup keagamaan, melarang perkawinan antar saudara, memajukan pendidikan dan mendirikan rumah sakit serta penginapan yang baik. Karena dengan lantang mencela kebobrokan cara hidup raja-raja, ia dibuang dan akhirnya meninggal diracun. Pesta/ perayaan memperingatinya tanggal 19 Nopember. NESTOR (362) Pemuda Gaza (Palestina) ini telah disiksa sedemikian bengis, sehingga perlu diseret ke tempat pelaksanaan hukuman mati. Para penonton begitu kasihan, sehingga mereka menuntut ia dibiarkan mati saja. Lalu ditinggalkan dan pada malam hari dibawa ke rumah seorang Kristen, tempat ia meninggal. P: 8 September BEATO NICHOLAS ALBERGATI (1375-1443) Beato Nicholas dilahirkan di Bologna, Italia. Keluarganya mampu menyekolahkannya ke universitas di mana ia mulai belajar hukum. Tetapi, setelah beberapa tahun, Nicholas memutuskan untuk tidak menjadi seorang pengacara. Di usianya yang keduapuluh, ia menggabungkan diri dengan Ordo Carthusian. Pada tahun 1417, biarawan Carthusian 673 ini dipilih menjadi uskup di keuskupan asalnya. Nicholas sama sekali tidak mengharapkan hal ini. Ia bahkan tak dapat percaya bahwa itu adalah kehendak Allah. Tetapi, para superior berhasil meyakinkannya. Umat menyayangi Uskup Nicholas. Ia tinggal di sebuah rumah kecil yang sederhana. Ia sendiri pun hidup bersahaja. Ia mulai mengunjungi umat di keuskupannya. Pertama-tama, ia pergi kepada keluarga-keluarga yang paling miskin. Ia berbincang dengan mereka dan membantu mereka dalam kebutuhan-kebutuhan mereka. Ia memberkati rumah-rumah mereka. Umat amat bersyukur dan berterimakasih. Pada tahun 1426, Uskup Nicholas diangkat menjadi kardinal. Ia dikenal bijaksana dan memiliki kehidupan rohani yang mendalam. Dua orang paus, Paus Martin V dan Paus Eugene IV, meminta nasehatnya mengenai masalah-masalah penting Gereja. Beato Nicholas juga mendorong umat untuk selalu belajar. Ia sendiri menulis beberapa buah buku. Kardinal Nicholas wafat, sementara ia dalam suatu kunjungan ke Siena, Italia. Paus Eugene IV menginstruksikan agar jenazahnya dibawa kembali ke Bologna. Bapa Suci sendiri ikut ambil bagian dalam Misa Pemakaman dan menghantarnya ke liang lahat. Beato Nicholas wafat pada tahun 1443. 674 NIKEPHOROS (758-828) Pernah menduduki jabatan sekretaris Negara dan direktur rumahsakit pusat di Konstantinopel. Walaupun masih berstatus awam, ia diangkat oleh kaisar menjadi uskup. Akan tetapi perintah kaisar supaya membuang semua gambar dari gereja-gereja ditentangnya. Akibatnya, ia dipecat dan dibuang. A: yang membawa kemenangan (Y); P: 2 Juni NIKETAS († 414) Uskup misionaris yang giat di Serbia ini menulis banyak buku. Pada buku kidungnya yang indah ia berpesan: “Nyanyikanlah dengan bijak! Artinya, pahamilah apa yang dinyanyikan dan selamilah maknanya. Bunyi dan nada harus selaras dengan hakekat dan sifat kudus agama, dan bukan hanya menyenangkan seperti yang terjadi di teater. Kumandangkanlah bersama-sama dan jangan ingin menonjolkan diri!” Niketas menciptakan kidung “Te Deum” yang termasyur. A: pemenang (Y); P: 22 Juni NIKETIUS († 561) Setelah menjabat uskup Trier (Jerman) ia memperbaharui hidup para imam dan biarawan dan membangun kembalai gereja-gereja. Tetapi karena dengan tegas mengkritik kekejaman para bangsawan dan raja Franken, ia dibuang. P: 3 Oktober NIKODEMUS (abad ke-1) Ialah seorang Parisi dan anggota Dewan Sanhedrin. Ia mengunjungi Jesus di waktu malam menanyakan bagaimana dapat memperoleh Kerajaan Allah. Jesus menjawab, bahwa manusia 675 harus dilahirkan kembali dari air dan Roh. (Yo 3, 121). Ia mengurapi jenasah Jesus dengan minyak wangi (Yo 19, 39). A: yang menang bersama dengan rakyat (Y); P: 27 Maret NIKOLAUS Bentuk-bentuk lain untuk pria: Klaus, Nick, Niko, Nikolas, Nikolo, Nils; sedangkan untuk wanita: Nicole, Nikola SANTO NIKOLAUS (abad ke-4) Santo Nikolaus, seorang santo dari abad keempat yang menjadi ilham lahirnya tokoh modern bernama Santa Claus atau Sinterklas, dilahirkan dekat Myra (sekarang Turki). Myra adalah sebuah kota pelabuhan di Laut Mediterania dengan jalur pelayaran yang ramai yang menghubungkan kota-kota pelabuhan laut di Mesir, Yunani dan Roma. Kapal-kapal yang lalu lalang penuh dengan muatan beras serta berbagai macam barang, tiba dengan selamat di pelabuhan, setelah terlepas dari bahaya badai dan bajak laut. Nikolaus berasal dari salah satu keluarga pedagang kaya di Myra. Namun demikian, ia bukanlah anak yang dimanjakan oleh keluarganya. 676 Ayah dan ibunya mengajarkan kepadanya untuk bersikap murah hati kepada orang lain, terutama kepada mereka yang membutuhkan pertolongan. Dari situ Nikolaus belajar bahwa menolong orang lain menjadikan jiwa bertambah kaya. Suatu hari, secara kebetulan, Nikolaus mendengar tentang seorang kaya di Myra yang jatuh miskin karena usahanya bangkrut. Bapak itu memiliki tiga orang anak gadis yang cantik, yang sudah cukup usianya untuk menikah. Tetapi ia tidak mempunyai cukup uang untuk menikahkan anak-anak gadisnya. Lagi pula, pikirnya, siapa yang mau menikahi mereka karena ayahnya sudah jatuh miskin? Karena sudah tidak punya uang lagi untuk membeli makanan, ayah yang putus asa itu memutuskan untuk menjual salah seorang anak gadisnya sebagai budak. Setidaktidaknya anggota keluarga yang lain dapat bertahan hidup, demikian pikirnya. Malam sebelum anak gadis yang sulung dijual, Nikolaus dengan satu tas kecil berisi emas di tangannya, mengendap-endap masuk halaman rumah mereka, melemparkan tas yang dibawanya melalui jendela yang terbuka, dan sekejap kemudian menghilang dalam kegelapan malam. Keesokan harinya, sang ayah menemukan tas berisi emas tergeletak di lantai dekat tempat tidurnya. Ia tidak tahu dari mana datangnya. “Mungkin ini emas palsu,” pikirnya.Tetapi setelah diujinya, ia tahu bahwa itu sungguh-sungguh emas. Ia meneliti daftar teman serta rekan dagangnya. Tak seorang pun dari mereka yang mungkin memberikan emas itu kepadanya. Sang ayah jatuh bersimpuh dengan air mata mengalir deras membanjiri pipinya. Ia mengucap syukur kepada Tuhan atas anugerah-Nya yang indah ini. Semangatnya bangkit kembali setelah padam sekian lama, karena seseorang 677 secara tak disangka-sangka berbelas kasih kepadanya. Ia mempersiapkan pernikahan putri sulungnya. Masih tersisa cukup uang bagi mereka semua untuk hidup selama hampir setahun. Seringkali ia bertanya-tanya: siapa gerangan yang memberinya emas? Dengan berakhirnya tahun, keluarga mereka tidak lagi memiliki apa-apa. Sang ayah, yang sekali lagi putus asa dan tidak menemukan adanya jalan keluar, memutuskan agar anak gadisnya yang kedua harus dijual. Tetapi, Nikolaus mendengar tentang hal ini, ia datang malam hari dekat jendela rumah mereka dan melemparkan satu tas berisi emas seperti yang ia lakukan sebelumnya. Keesokan harinya sang ayah bersukacita dan bersyukur kepada Tuhan serta memohon pengampunan dariNya karena telah berputus asa. Namun demikian, siapakah gerangan orang misterius yang memberi mereka hadiah yang luar biasa ini? Sejak itu, setiap malam sang ayah selalu mengawasi jendela rumahnya. Dengan berakhirnya tahun, berakhir jugalah uang simpanan mereka. Suatu hari, dalam keheningan malam, ia mendengar langkah orang mengendap-endap dekat rumahnya dan tiba-tiba satu tas berisi emas jatuh ke atas lantai. Sang ayah cepat-cepat bangkit dan lari untuk menangkap orang misterius itu. Setelah beberapa saat berlari, ia berhasil menangkap dan mengenali Nikolaus, karena pemuda itu berasal dari keluarga terpandang di kota. “Mengapa engkau memberikan emas kepada kami?” tanya sang ayah. “Karena Bapak membutuhkannya,” jawab Nikolaus. “Tetapi mengapa engkau menyembunyikan diri dari kami?” “Karena memberi itu indah, jika hanya Tuhan saja yang mengetahuinya.” 678 Ketika Uskup Myra wafat, para imam, tokohtokoh kota, serta para uskup sekitarnya berkumpul bersama di katedral untuk memilih seorang uskup baru. Mereka berdoa serta memohon kepada Tuhan untuk menunjukkan kepada mereka siapakah yang pantas untuk jabatan itu. Dalam suatu mimpi, Tuhan berfirman kepada salah seorang dari mereka bahwa besok pagi haruslah mereka semua berdoa bersama. Sementara mereka berdoa, seseorang akan masuk lewat pintu katedral. Orang itulah yang harus mereka pilih. Ternyata Nikolaus-lah yang masuk ke dalam katedral. Penduduk kota segera memilihnya menjadi uskup mereka, karena mereka tahu bahwa orang yang sederhana ini, yang perbuatan baiknya telah mereka kenal, telah dipilih Tuhan untuk membimbing mereka. Sebagai Uskup Myra, Nikolaus menjadi semakin lebih sadar akan kebutuhan banyak orang. Ia akan menjelajahi seluruh penjuru kota untuk menawarkan pertolongannya kepada siapa saja yang sedang berada dalam kesulitan, dan kemudian pergi diamdiam tanpa menunggu ucapan terima kasih. Ia tidak ingin menjadi terkenal. Namun demikian, nama baiknya sebagai seorang kudus semakin tersebar dan tersebar, bahkan tersebar hingga ke kota-kota yang jauh yang belum pernah dikunjunginya. Nikolaus secara istimewa memberi perhatian agar keluarga-keluarga mempunyai makanan yang cukup serta tempat tinggal yang layak, anak-anak tumbuh dan berkembang, para lanjut usia menempuh hidup mereka dengan martabat dan hormat. Nikolaus amat suka pada para pelaut yang hidup penuh bahaya di lautan. Tanpa kapal-kapal mereka, orang banyak di belahan dunia ini tidak memiliki makanan serta barang-barang seperti yang mereka bawa dalam perdagangan mereka. Lebih 679 dari semuanya itu, pada masa kini Nikolaus terutama dikenang karena cintanya kepada anakanak. Semasa hidupnya, ia biasa membagikan hadiah-hadiah kecil kepada anak-anak yang ia jumpai, seperti permen dan mainan. Kelembutan hatinya, yang biasanya juga mengejutkan mereka, menyentuh hati anak-anak, sehingga mereka dapat belajar dari orang kudus ini betapa indahnya memberi itu. Dalam sosok Santa Claus, yang nama dan aktivitasnya diilhami dari kisah hidup St. Nikolaus, orang kudus ini tinggal bersama kita sekarang. Nikolaus (abad ke-4), uskup di Myra (Asia Kecil); kerangkanya dipindahkan ke Bari (Italia Selatan). Nikolaus adalah santo nasional Rusia. “Sinterklaas”’ yaitu hari pembagian hadiah kepada anak-anak yang dilakukan oleh seorang berpakaian uskup yang menguji pengetahuan agama anak, tetapi ia membawa serta hamba hitam yang menghukum anak nakal. B: Nikolas; L: seorang uskup membawa tiga bola emas; P: 6 Desember SANTO PAUS NIKOLAUS († 867) Paus ini dengan gigih, berani dan pandai memperjuangkan primat kepausan terhadap uskupuskup lain di Barat dan Timur. Ia juga membela kesucian martabat sakramen perkawinan atas tindakan kaisar yang berpoligami. P: 13 Nopember NIKOLAUS TAVELIC, DEODATUS, PETRUS dan STEPHANUS (1391) Ialah biarawan Fransiskan yang dibunuh di Yerusalem karena berkotbah dan menguraikan 680 ajaran Kristiani di depan mesjid pada pesta besar ‘Korban Bayran’. P: 14 Nopember NIKOLO d’ALBERGATI (1375-1443) Bekas rahib Kartus ini diangkat menjadi Kardinal dan duta kepausan untuk mengadakan perdamaian dengan raja Jerman dan Perancis. Ia membela hak paus di konsili dan memberikan sumbangan besar untuk memajukan ilmu. P: 3 Maret NIKOLO GIUSTINIANI OSB († 1179) Diijinkan keluar dari biara karena semua anggota laki-laki familinya meninggal. Lalu ia menikah dan mendapat enam anak lelaki serta tiga putri. Sesudah anak-anaknya dewasa ia masuk biara lagi di Venesia (Italia). Isterinya menjadi suster dan dihormati sebagai santa juga. P: 21 Nopember SANTO NIKOLAUS dari TOLENTINO (1245-10 September 1305) Nikolaus dilahirkan pada tahun 1245 di Ancona, Italia. Kedua orangtuanya telah lama mendambakan serta menantikan kehadiran seorang anak. Nikolaus adalah jawaban atas doa-doa mereka dan ziarah mereka ke kapel 681 St. Nikolaus dari Bari. Pasangan tersebut amat berterima kasih atas bantuan doa St. Nikolaus hingga mereka menamakan bayi mereka seturut namanya. Ketika anak itu besar, ia mengatakan bahwa ia ingin menjadi seorang imam. Anak itu suka berdoa dan ingin hidup dekat Tuhan. Teman-teman keluarganya berharap agar ia menjadi imam di suatu paroki yang kaya di mana Nikolaus dapat cepat dipromosikan. Nikolaus tidak banyak bicara, tetapi diam-diam ia mencari dan berdoa. Suatu hari, ia masuk sebuah gereja. Seorang imam Agustinian yang kudus sedang menyampaikan khotbah. Katanya: “Janganlah mencintai dunia atau pun barang-barang duniawi, sebab dunia ini akan segera berlalu.” Nikolaus merenungkan kata-katanya. Ia pergi dengan kata-kata itu terngiang-ngiang di telinganya. Ia tahu bahwa Tuhan telah memakai imam tersebut untuk menyentuh hidupnya. Nikolaus menjadi yakin akan pentingnya mewartakan Sabda Tuhan. Ia memutuskan untuk mohon bergabung dalam ordo yang sama dengan imam tersebut. Ordo itu adalah Ordo Santo Agustinus (OSA) dan imam itu adalah Pastor Reginald yang kemudian menjadi pembimbing novisnya. Biarawan Nikolaus mengucapkan kaulnya ketika usianya delapan belas tahun. Kemudian ia mulai pendidikannya untuk menjadi imam. Nikolaus ditahbiskan sekitar tahun 1270. Dengan semangat cinta kasih Pastor Nikolaus melaksanakan karya kerasulannya dengan berkotbah di berbagai paroki. Suatu hari, ketika sedang berdoa di sebuah gereja, sekonyongkonyong ia mendengar suara yang mengatakan: “Ke Tolentino, ke Tolentino. Tinggallah di sana.” Segera sesudah peristiwa itu, ia ditugaskan ke kota Tolentino. Ia melewatkan tiga puluh tahun terakhir hidupnya di sana. Pada masa itu terjadi suatu 682 pergolakan politik yang besar di sana. Banyak orang tidak datang ke gereja untuk mendengarkan Sabda Tuhan serta beribadah kepada-Nya. Para biarawan St. Agustinus memutuskan bahwa sangat perlu diadakan khotbah di jalan-jalan. St. Nikolaus dipilih untuk ambil bagian dalam rencana ini. Dengan sukarela ia berkhotbah di tempat-tempat terbuka dan di tempat-tempat di mana banyak orang berkumpul. Orang mendengarkan khotbahnya dan banyak di antaranya yang bertobat atas dosa-dosa mereka dan atas ketidakpedulian mereka. Mereka mulai hidup lebih baik. Pastor Nikolaus melewatkan berjam-jam setiap harinya di daerah-daerah kumuh Tolentino. Ia mengunjungi mereka yang kesepian. Ia memberikan sakramen kepada mereka yang sakit dan menjelang ajal. Ia memberikan perhatian terhadap kebutuhan anak-anak dan ia mengunjungi orang-orang di penjara. Banyak mukjizat dilaporkan terjadi ketika St. Nikolaus masih hidup. Ia menjamah seorang anak yang sakit sambil berkata, “Semoga Allah yang baik menyembuhkanmu,” dan anak itu pun sembuh. St. Nikolaus dari Tolentino menderita sakit selama kurang lebih satu tahun sebelum akhirnya wafat pada tanggal 10 September 1305. Ia dinyatakan kudus oleh Paus Eugenius IV pada tahun 1446. NILOS dari ANKYRA († 430) Berguru pada Santo Yohanes Krisostomos di Konstantinopel. Ia menjadi pemimpin biara di Gunung Sinai, bapa serta penasehat rohani yang termasyur. P: 12 Nopember 683 SANTA NINO († 340) Nino adalah seorang gadis Kristen yang hidup pada abad keempat. Ia diculik dan dibawa ke Iberia sebagai budak. Di negara yang belum mengenal Tuhan itu, kebaikan hati serta kesucian hidup Nino menimbulkan kesan mendalam bagi para penduduknya. Memperhatikan betapa seringnya Nino berdoa, mereka bertanya kepadanya mengenai agamanya. Jawaban sederhana yang diberikan Nino kepada mereka adalah bahwa ia menyembah Yesus Kristus sebagai Tuhan. Tuhan memilih gadis budak yang taat serta saleh ini untuk mewartakan Kristus kepada Iberia. Suatu hari, seorang ibu membawa bayinya yang sakit kepada Nino serta meminta nasehat bagi kesembuhannya. Nino membungkus bayi itu dengan mantolnya. Ia mengatakan kepada si ibu bahwa Yesus Kristus dapat menyembuhkan bahkan penyakit yang paling parah sekalipun. Kemudian Nino menyerahkan anak kecil itu kembali dan ibunya melihat bahwa anaknya telah sembuh sama sekali dari penyakitnya. Ratu Iberia mendengar tentang mukjizat ini. Karena ia sendiri sedang sakit, ia pergi menemui Nino. Ketika ratu juga disembuhan, ratu hendak menyampaikan terima kasih kepadanya. Tetapi Nino mengatakan: “Ini karya Kristus, bukan saya. Dan Kristus adalah Putera Allah yang 684 menjadikan dunia ini.” Ratu menceritakan seluruh kisah kesembuhannya kepada raja. Ratu juga mengulang kepada suaminya apa yang dikatakan oleh gadis budak itu perihal Yesus Kristus. Tak lama sesudahnya, raja tersesat dalam kabut tebal ketika sedang pergi berburu. Kemudian ia ingat akan apa yang diceritakan isterinya. Raja mengatakan bahwa jika Yesus Kristus mau membimbingnya pulang ke rumah dengan selamat, ia akan percaya kepadaNya. Seketika itu juga kabut terangkat, dan raja memegang janjinya. Santa Nino sendiri yang mengajarkan kebenaran-kebenaran Kristiani kepada raja dan ratu. Mereka memberi ijin kepada St. Nino untuk mengajar penduduk mereka juga. Sementara itu, raja mulai mendirikan sebuah gereja Kristen. Kemudian ia mengirimkan utusan kepada kaisar Kristen, Kaisar Konstantin, untuk menyampaikan kabar bahwa ia telah berbalik kepada Kristus. Ia meminta kaisar untuk mengirimkan para uskup serta para imam ke Iberia. Jadi, demikianlah seorang gadis budak yang miskin telah membawa penduduk seluruh negeri masuk ke dalam pelukan Gereja. Perayaan 15 Desember. NOEL PINOT (1747-1794) Karena dengan penuh semangat ia berkotbah mencela uskup-uskup yang mengangkat sumpah atas konstitusi Perancis yang anti Gereja itu, maka pastor kepala paroki ini dipecat dan dibuang. Namun diam-diam ia pulang dan tatkala mempersembahkan misa di tengah malam, Nole dikhianati, ditangkap dan dipenggal. B: Natal(is); P: 21 Maret 685 SANTA NONNA († 374) Ibu Santo Gregorius Muda ini mengkristenkan ayahnya, Santo Gregorius Tua dari Nazianze. Ia terkenal sebagai ibu yang iman dan pengabdiannya sangat kuat. P: 5 Agustus SANTO NOBERTUS (1080-1134) Norbertus dilahirkan di Jerman sekitar tahun 1080. Ia seorang anak yang baik semasa kanakkanak dan remajanya. Kemudian, di istana Kaisar Henry V, Norbertus menghabiskan waktunya dengan bersenang-senang. Yang dipikirkannya hanyalah memperoleh kedudukan terhormat. Ia adalah orang pertama yang datang di pesta-pesta serta perayaanperayaan. Ia sepenuhnya bahagia dengan “hidupnya yang mapan”. Akan tetapi, suatu hari, ia amat ketakutan ketika suatu kilat menyambar dahsyat. Kudanya lari kencang. Norbertus terpelanting ke tanah dan tak sadarkan diri. Ketika sadar, ia mulai memikirkan dengan sungguh-sungguh cara hidupnya selama ini. Tuhan terasa sangat dekat. Norbertus sadar bahwa Tuhan sedang menawarkan kepadanya rahmat untuk mengubah cara hidupnya. Perlahanlahan ia mulai memikirkan kembali keinginan yang pernah ada dalam benaknya beberapa tahun yang silam. Ia berpikir untuk menjadi seorang imam. Sekarang ia akan memenuhi panggilannya. 686 Norbertus ditahbiskan sebagai imam pada tahun 1115. Pastor Norbertus bekerja keras untuk mengubah cara hidup orang banyak yang terpusat pada hal-hal duniawi. Ia memberikan teladan kepada mereka dengan menjual segala harta miliknya serta membagikan uangnya kepada mereka yang miskin. St. Norbertus mendirikan suatu kongregasi untuk menyebarluaskan iman. Kelompoknya terbentuk dengan tiga belas orang hidup bersama dalam suatu komunitas religius. Mereka tinggal di lembah Premontre. Oleh sebab itulah kongregasinya disebut Premon-stratensians. Mereka disebut juga Norbertines, sesuai nama pendirinya. St. Norbertus ditahbiskan sebagai Uskup Magdeburg. Ia memasuki kota Magdeburg dengan mengenakan pakaian yang sangat sederhana serta tanpa sepatu. Penjaga pintu keuskupan tidak mengenalinya dan tidak mengijinkannya masuk. Ia malahan menyuruh St. Norbertus untuk bergabung dengan kawanan pengemis lainnya. “Tetapi, ia adalah Bapa Uskup kita yang baru!” teriak mereka yang mengenalinya. Penjaga pintu amat terperanjat dan sangat menyesal. “Tidak mengapa, saudaraku terkasih,” kata St. Norbertus dengan lembut. “Kamu menilaiku lebih tepat daripada mereka yang membawaku ke sini.” St. Norbertus harus berperang melawan suatu bidaah yang menyangkal bahwa Yesus sungguh hadir dalam Ekaristi Kudus. Ajarannya yang indah mengenai kehadiran nyata Kristus dalam Sakramen Mahakudus membawa umat kembali pada iman mereka yang kudus. Pada bulan Maret 1133, ia dan sahabatnya, St. Bernardus berjalan beriringan dalam suatu perarakan yang tidak lazim. Mereka bergabung dengan kaisar beserta bala tentaranya 687 untuk mengawal paus yang sesungguhnya, Inosensius II, ke Vatikan dengan selamat. St. Norbertus wafat pada tahun 1134. Ia dinyatakan kudus oleh Paus Gregorius XIII pada tahun 1582. Nobertus (1082-1134), uskup dan pendiri ordo Premonstratens; lahir di Xanten (Jerman) dan wafat di Magdeburg. B: Norbert; L: seorang uskup dengan piala dan daun palem (lambing perdamaian); P: 6 Juni SANTA NOTBURGA (1265-1313) Anak petani miskin ini sepanjang hidupnya bekerja sebagai pembantu rumahtangga. Karena sisa makanan yang didapatnya ia berikan kepada orang miskin dan bukan kepada baBi-babi, maka ia dipecat. Pada suatu hari minggu ia menolak memotong rumput dan membuang sabitnya. Sabit itu tetap melayang di udara dan tak tergerakkan. Notburga dihormati sebagai santa pelindung pelayan rumahtangga. P: 13 September BEATO NOTKER “PENGGAGAP († 912) Biarawan Benediktin ini semasa kecilnya sering sakit-sakitan. Ia juga gagap bicara sepanjang hidupnya. Notker bertekad agar cacatnya itu janganlah menjadi penghalang baginya. Karena tekadnya yang kuat, Notker menjadi seorang yang lebih menyenangkan dari sebelumnya. Ia dan dua orang sahabatnya, Tutilo dan Radpert, adalah biarawan yang selalu riang gembira. Mereka bertiga saling menguatkan dalam panggilan mereka di biara Santo Gallen di Swiss. Cinta mereka pada Tuhan dan juga cinta mereka pada musik menjadikan mereka bersahabat karib. 688 Sekali waktu Raja Charles datang berkunjung ke biara. Ia sangat menghormati Notker dan minta nasehat darinya. Sayangnya, ia tidak selalu mengikuti nasehat yang diterimanya. Suatu ketika, Raja Charles mengirimkan utusannya agar bertemu dengan sang biarawan. Notker sedang merawat kebunnya. Ia mengirimkan pesan ini kepada raja: “Rawatlah kebunmu seperti aku merawat kebunku.” Raja Charles mengerti bahwa ia harus lebih baik merawat jiwanya sendiri dan juga kerajaannya. Penasehat pribadi raja adalah seorang yang terpelajar, tetapi amat sombong. Ia iri hati sebab raja demikian menghargai nasehat Notker. Suatu hari di istana, di hadapan semua orang, ia bertanya kepada Notker, “Karena engkau seorang yang sangat pandai, katakanlah kepadaku apa yang sedang dikerjakan Tuhan saat ini.” Penasehat raja tersenyum sinis kepada Notker, sebab pikirnya pastilah Notker tidak akan dapat menjawab pertanyaannya. Tetapi, sebaliknya Notker segera menjawab, “Saat ini Tuhan sedang mengerjakan apa yang biasa Ia kerjakan. Ia merendahkan mereka yang tinggi hati dan meninggikan mereka yang rendah hati.” Orang banyak mulai tertawa sementara penasehat raja cepat-cepat pergi meninggalkan ruangan. Beato Notker mempersembahkan seluruh hidupnya bagi panggilan yang telah dipilihnya. Ia melakukan banyak hal-hal kecil yang istimewa, agar kehidupan di biara terasa menyenangkan bagi para biarawan. Bersama sahabat-sahabatnya, Tutilo dan Radpert, ia menggubah musik gerejani yang indah untuk memuji Tuhan. “Saat ini Tuhan sedang mengerjakan apa yang biasa Ia kerjakan. Ia merendahkan mereka yang tinggi hati dan meninggikan mereka yang rendah hati.” ~ B. Notker 689 NUNILA dan ALODIA († 851) Ayah tiri mereka beragama Islam, sedangkan ibu mereka beriman Kristen. Kedua puteri ini dipenggal di Huesca (Spanyol) karena tidak mau menjadi Islam waktu tanah air mereka diduduki tentara Arab. P: 22 Oktober NUNO PEREIRA (1360-1431) Ketika menjadi panglima angkatan perang Portugis, ia membela hak atas pewaris tahta kerajaan yang sah. Kemudian ia mengundurkan diri dan menjadi Bruder Karmelit yang sangat saleh. P: 6 Nopember NUNO RIBERO SJ (1549) Diracun oleh pengikut Sultan Ternate, karena sangat berhasil dalam mentobatkan orang Ambon menjadi Katolik. Walaupun racun sudah merasuki perutnya, imam yang rajin ini masih dapat bertahan dan selama tujuh hari berkeliling dari desa ke desa untuk menguatkan iman umatnya. (Salah satu dari Orang-orang Kudus di Indonesia) NUNTIUS SULPRIZIO (LAHIR 1817) Anak yatim piatu ini menjadi pandai besi di Napoli (Italia). Ia menderita banyak oleh karena kemiskinan dan penyakitnya, sehingga mati muda. Nuntius berperangai sabar dan selalu menggembirakan orang lain. 690 A: yang diutus O ODA (1131-1158) Nekad menjadi biarawati, meskipun ditentang oleh ayah-ibunya. Sebagai pemimpin biara di Revreulle (Perancis) ia sangat sabar, suka beramal dan rendah hati, namun sangat keras terhadap diri sendiri. P: 20 April SANTA ODILIA (660-720) Santa Odilia, yang dikenal juga sebagai Santa Ottilia, dilahirkan di Obernheim, suatu desa di pegunungan Vosge, Perancis pada tahun 660, dari pasangan bangsawan Aldaric dan Bereswinda. Aldaric seorang tuan tanah yang kaya raya. Karena puterinya lahir buta, Aldaric berniat membunuhnya, sebab ia berpendapat bahwa kebutaan itu amat memalukan serta merendahkan martabat keluarga. Tak ada jalan lain 691 bagi Bereswinda selain dari melarikan bayinya yang malang ke suatu tempat yang aman. Seorang ibu petani yang dahulu bekerja sebagai pembantu di rumahnya bersedia menerima anak itu. Ketika peristiwa pelarian ini diketahui, Bereswinda menyuruh ibu pengasuh melarikan bayinya ke Baumeles-Dames, dekat Besancon. Di sana ada sebuah biara para suster. Untunglah suster-suster di biara bersedia menerima dan merawat Odilia. Hingga usianya duabelas tahun, gadis kecil ini belum juga dibaptis. Pada suatu hari Tuhan menggerakkan Santo Erhart, Uskup Regensburg, untuk pergi ke Biara Baumeles-Dames, tempat gadis kecil itu berada. Bapa Uskup membaptisnya dengan nama Odilia. Ketika disentuh oleh minyak krisma pada saat pembaptisan, seketika itu juga matanya terbuka dan ia dapat melihat! Uskup Erhart memberitahukan mukjizat ini kepada keluarga Aldaric. Tetapi sang ayah tetap bersikukuh menolak untuk mengakui Odilia sebagai puterinya. Hugh, kakak Odilia yang terkesan akan mukjizat penyembuhan adiknya, berusaha mempertemukan Odilia dengan ayahnya. Melihat kenekatan Hugh, bangkitlah murka sang ayah; ia menjadi berang, lalu menebas kepala puteranya dengan pedang. Akhirnya, Aldaric menyesali perbuatannya yang keji dan bersedia menerima Odilia sebagai puterinya. Odilia meneruskan karyanya di Obernheim bersama kawan-kawannya. Dia membaktikan diri dalam karya-karya amal membantu mereka yang miskin papa dengan semangat pengabdian dan cinta kasih. Ayahnya bermaksud menikahkan Odilia dengan seorang pangeran. Odilia menolak; tetapi karena ayahnya terus memaksa, Odilia melarikan diri dari rumah. Aldaric akhirnya mengalah dan membujuk puterinya pulang; ia bahkan mengijinkan 692 Odilia mengubah istananya di Hohenburg menjadi sebuah biara. Odilia menjadi kepala biara dan di kemudian hari membangun sebuah biara lain, Biara Odilienberg, di Niedermunster. Di sanalah ia membaktikan diri dalam karya bagi Tuhan dan sesama hingga wafatnya pada tanggal 13 Desember 720. Pesta perayaannya 13 Desember. ODILO (962-1048) Abbas biara termasyur di Cluny (Perancis) ini memperbaharui semangat murni hidup membiara di berbagai tempat. Segala pertengkaran dan peperangan di Eropa Tengah berhasil dihentikan pada hari-hari tertentu dan pada masa suci. Ketika musim kelaparan mengganas, ia membagi-bagikan makanan kepada rakyat. Dan atas usahanyalah pesta semua arwah mulai dirayakan pada tanggal 2 Nopember. L: tongkat abbas di samping api pencucian; P: 3 Januari ODORIKUS de PORDENONE OFM (12861331) Diutus ke daerah misi di Armenia dan Persia. Sesudah delapan tahun berkarya, ia berlayar terus ke Srilangka, Madras, Kalimantan, Jawa dan Peking. Di Peking ia menyebarkan Injil selama tiga tahun. Odorikus pulang lewat Shanzi, Tibet dan Persia. Laporan perjalanannya sangat berharga baik bagi sejarah umum maupun Gereja. Di Kalimantan Odorikus masih bertemu dengan orang-orang Kristen Nestorian. P: 3 Pebruari (Salah satu dari Orang-orang Kudus di Indonesia) 693 SANTO OLAV II (995-1030) Dipermandikan ketika sedang mencari pengalaman di medan perang bersama orang Viking di Perancis. Lalu ia pulang dan menyatukan Norwegia dibawah pemerintahannya. Olav memanggil para misionaris dan memberantas kekafiran dengan drastic. Karena itu terjadilah pemberontakan yang dibantu oleh raja Denmark. Olav terusir dan akhirnya gugur dalam pertempuran ketika mau merebut kembali tahtanya. Ia dihormati sebagai pahlawan kemerdekaan dan santo pelindung Norwegia. P: 10 Juli OLGA (890-969) “Pasukan berkuda – maju!” seru Olga memberi aba-aba. Serentak mereka menderu bergerak maju. Bendera pasukannya berkibar-kibar dan tombak mereka gemerlapan oleh sinar matahari. Ratu Olga berada paling depan, menunggang kuda kerajaan. Suaminya, Raja Igor telah gugur dalam pertempuran melawan kaisar di Konstantinopel. Tetapi permaisurinya segera menghimpun kembali pasukan Rusia yang kocar-kacir. Kini mereka maju lagi ke medan perang. Kedua musuh bertemu. Olga terjun ke kancah pertempuran, memimpin dan memberi semangat. Akhirnya, hancurlah bala tentara kaisar, dan mereka menyerah. Olga menerima pengakuan kekalahan mereka. Namun ia tidak memperlakukan tawanan sebagai budakbelian, ia tidak membumi hanguskan kota atau desa mereka, dan tidak menjarah harta kekayaan. Ia membawa kedamaian dan memerintah mereka 694 dengan ramah, bagaikan seseorang ibu terhadap anak-anaknya. Olga berasal dari keluarga kafir. Tetapi sering mendengar tentang Jesus Kristus dan perintahNya: Cintailah sesamamu!. Karena sibuk mengurus pemerintahan, ia belum sempat mempelajari sungguh-sungguh agama yang menarik hatinya itu. Baru ketika berusia 60 tahun ia dapat menyerahkan pimpinan kerajaan kepada puteranya. Setelah itu ia menuju Konstantinopel untuk memperdalam pengetahuan tentang Tuhan yang benar. Ia dibaptis dan kembali ke istananya di Rusia menyampaikan Kabar Gembira kepada puteranya. Beberapa misionaris kemudian didatangkan dari Konstantinopel. Sejak itu agama Kristen berkembang cepat di Rusia. Olga (890-969), ratu Rusia dan nenek Santo Vladimir;B: Helga, Ilga; P: 11 Juli OLIVER PLUNKET (1625-1681) Setelah berkarya selama 12 tahun sebagai imam di Roma, ia pulang ke negaranya sebagai uskup di Armagh (Irlandia). Di Negara yang ditindas oleh Inggris itu Oliver bekerja terus secara tersembunyi. Akhirnya ia ditangkap polisi, diseret ke pangadilan London dan digantung. P: 1 juli SANTA OLYMPIAS (361-408) Santa Olympias dilahirkan sekitar tahun 361. Ia termasuk dalam keluarga besar Konstantinopel. Ketika ditinggalkan kedua orangtuanya sebagai yatim piatu, ia diserahkan dalam pemeliharaan seorang perempuan Kristen yang mengagumkan. 695 Olympias menerima banyak warisan dari orangtuanya dan ia juga cantik serta menarik. Sebab itu tak sulit bagi pamannya untuk menjodohkannya pada Nebridius, seorang gubernur Konstantinopel. Santo Gregorius Nazianzen memohon maaf tak dapat datang menghadiri perkawinannya. Sebagai hadiah, St Gregorius mengirimkan sebuah puisi penuh nasehat bijak bagi Olympias. Nebridius meninggal dunia tak lama sesudahnya. Kaisar mendorong Olympias untuk menikah lagi. Tetapi, ia menjawab, “Andai Tuhan menghendakiku tetap sebagai seorang isteri, Ia tak akan mengambil Nebridius.” Ia menolak untuk menikah lagi. Santo Gregorius menyebutnya “kemuliaan para janda dalam Gereja Timur.” Bersama sejumlah perempuan saleh lainnya, Olympias melewatkan hidupnya dengan melakukan karya-karya amal kasih. Ia berpakaian sederhana dan banyak berdoa. Dengan suka hati ia membagi-bagikan uangnya kepada mereka yang membutuhkan. Akhirnya, Santo Yohanes Krisostomus harus mengatakan kepadanya untuk berhati-hati dalam mendermakan hartanya, “Janganlah engkau mendorong kemalasan mereka yang tanpa perlu hidup bergantung padamu,” katanya, “hal itu seperti membuang uang ke dalam laut.” Santo Yohanes Krisostomus menjadi Uskup Agung Konstantinopel. Sebagai uskup agung, ia 696 membimbing Olympias dan para pengikutnya dalam karya mereka. Para perempuan itu mendirikan wisma bagi anak-anak yatim piatu dan mereka juga membangun sebuah kapel. Mereka memberikan sumbangan besar kepada banyak orang. St Yohanes Krisostomus menjadi pembimbing terkasih Olympias. Ketika uskup agung itu diasingkan, Olympias amat berduka. Ia sendiri kemudian juga harus menanggung aniaya. Komunitas para janda dan perempuan selibat yang dipimpinnya dipaksa menghentikan karya belas kasih mereka. Di samping itu, kesehatan Olympias memburuk dan ia menanggung banyak kritik. St Yohanes menulis kepadanya, “Aku tak dapat berhenti menyebutmu kudus. Kesabaran dan ketegaran dengan mana engkau menanggung penderitaanmu, pula kebijaksanaan, kearifan dan belas kasihmu telah memperolehkan bagimu kemuliaan dan ganjaran besar.” Santo Olympias wafat pada tahun 408 dalam usia menjelang empatpuluh tahun. Orang menggambarkannya sebagai “seorang perempuan mengagumkan, bagai sebuah bejana berharga yang penuh Roh Kudus.” Pestanya setiap tanggal 17 Desember. SANTO ONESIMUS Onesimus hidup pada abad pertama. Ia adalah seorang hamba yang merampok majikannya lalu melarikan diri ke Roma. Di Roma ia bertemu dengan Santo Paulus yang dipenjarakan karena imannya. Paulus menerima Onesimus dengan kelembutan serta kasih sayang seorang ayah. Paulus membantu menyadarkan pemuda tersebut bahwa ia telah berbuat salah dengan mencuri. Lebih dari itu, 697 ia membimbing Onesimus untuk percaya dan menerima iman Kristiani. Setelah Onesimus menjadi seorang Kristen, Paulus mengirimkannya kembali kepada tuannya, Filemon, yang adalah sahabat Paulus. Tetapi, Paulus tidak mengirim hamba itu kembali seorang diri dan tak berdaya. Ia “mempersenjatai” Onesimus dengan sepucuk surat yang singkat tapi tegas. Paulus berharap agar suratnya dapat menyelesaikan semua masalah Onesimus, sahabat barunya. Kepada Filemon, Paulus menulis: “Aku mengajukan permintaan kepadamu mengenai anakku yang kudapat selagi aku dalam penjara, yakni Onesimus. Dia kusuruh kembali kepadamu. Dia, yaitu buah hatiku.” Surat yang menyentuh tersebut dapat ditemukan dalam Kitab Suci Perjanjian Baru. Filemon menerima surat dan nasehat Paulus. Ketika Onesimus kembali kepada tuannya, ia dibebaskan. Kemudian, Onesimus kembali kepada Santo Paulus dan menjadi penolongnya yang setia. Santo Paulus mengangkat Onesimus menjadi imam dan kemudian uskup. Orang kudus yang dulunya hamba ini membaktikan seluruh sisa hidupnya untuk mewartakan Kabar Gembira yang telah mengubah hidupnya selamanya. Menurut tradisi, pada masa penganiayaan, Onesimus dibelenggu dan dibawa ke Roma lalu dirajam hingga tewas. 698 ONUPHRIOS (abad ke-4) Selama 60 tahun hidup sendirian bertapa di gurun Thebais (Mesir); jenasahnya dikuburkan oleh Santo Paphuntius. B: Humphrey; P: 12 Juni PARA MARTIR dari ORANGE († Juli 1794) Para martir dari Orange hidup pada abad kedelapan belas. Mereka terdiri dari tiga puluh dua orang biarawati. Selama Revolusi Perancis, para biarawati yang berasal dari beberapa ordo religius yang berbeda ini dipenjarakan di Orange, Perancis. Mereka adalah enam belas biarawati Ursulin, tiga belas biarawati Adorasi Sakramen Mahakudus, dua biarawati Bernardin dan seorang biarawati Benediktin. Ketika pecah Revolusi Perancis, para biarawati ini diperintahkan untuk menyatakan sumpah setia pada para pemimpin Revolusi. Para biarawati percaya bahwa sumpah itu menentang Tuhan dan Gereja. Mereka semua menolak menandatangani sumpah dan karenanya digiring ke penjara Orange. Beberapa dari para biarawati tinggal dalam biara yang sama sebelum mereka dijebloskan ke dalam penjara. Sedangkan sebagian lainnya tidak saling mengenal hingga mereka bertemu di penjara. Para biarawati itu membentuk suatu komunitas dalam ruang penjara yang gelap serta pengap. Mereka berdoa bersama pada waktuwaktu tertentu setiap hari. Mereka saling menghibur serta saling menguatkan satu sama lain. Mereka semua terikat dalam kasih persaudaraan seperti yang dialami oleh Gereja Perdana yang mengalami penganiayaan. 699 Pada tanggal 6 Juli, biarawati pertama diajukan ke pengadilan dan dijatuhi hukuman mati dengan dipenggal kepalanya. Ia tidak pernah kembali. Setiap hari satu orang biarawati, terkadang dua orang biarawati diambil. Tak seorang pun tahu giliran siapa berikutnya. Komunitas biarawati semakin berkurang dalam jumlah, tetapi biarawati yang tinggal terus-menerus berdoa, terutama bagi mereka yang akan dihukum mati pada hari itu. Kemudian, bersama-sama mereka akan menyanyikan Te Deum, suatu nyanyian puji-pujian kepada Tuhan. Akhir bulan Juli 1794, ketiga puluh dua orang biarawati semuanya telah dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan rakyat Orange, Perancis. Tiga puluh dua biarawati wafat sebagai martir. Ketika Revolusi Perancis telah berakhir, para hakim Orange dinyatakan bersalah atas apa yang telah mereka lakukan dan dijatuhi hukuman. Ketiga puluh dua biarawati yang dianggap sebagai para martir dari Orange dinyatakan “beata” oleh Paus Pius XI pada tahun 1925. P: 9 Juli ORTOLANA († 1238) Ibu Santa Klara dan Santa Agnes dari Assisi ini berziarah ke Yerusalem dan Roma. Setelah menjanda, ia masuk biara Klaris yang didirikan oleh anaknya. Ia menonjol karena hidupnya dijiwai oleh semangat amal dan doa. A: tukang kebun wanita; P: 2 Januari OSMUND († 1099) 700 Ialah mantan kanselir Raja William dari Normandia. Kemudian ia diangkat menjadi uskup Salisbury (Inggeris) dan giat membangun keuskupannya dan mendirikan gereja-gereja. Ia menulis banyak buku dan menjaga tata tertib dalam umat serta kaum imam. B: Osmer; P: 4 Desember OSWALD (605-642) Putera raja Northumbria ini mengungsi ke biara Hay setelah ayahnya gugur dalam suatu pemberontakan. Ia dibaptis dan beberapa waktu kemudian berhasil merebut kembali kerajaan, bahkan memperluasnya. Dengan bantuan Santo Aidan (P: 31 Januari) ia mengkristenkan rakyatnya. Namun Oswald sudah gugur pada umur 38 tahun, ketika oleh raja kafir. Keponakannya, Santo Oswin (P: 20 Agustus), menggantikannya sebagai raja dan misionaris. Akan tetapi ia pun kemudian dibunuh oleh Raja Osway. L: tongkat kerajaan dan burung gagak; P: 9 Agustus SANTO OTTO (1062-30 Juni 1139) Otto hidup pada abad keduabelas. Ia dilahirkan di Swabia, sekarang Bavaria. Ia menjadi seorang imam dan ditugaskan melayani Kaisar Henry IV. Lambat laun, Pater Otto mendapatkan jabatan tinggi dalam pemerintahan. Ia 701 menjadi penasehat Kaisar Henry. Otto berusaha mempengaruhi kaisar untuk bertindak adil dan bijaksana dalam keputusan-keputusannya. Tetapi, Henry melakukan kejahatan-kejahatan dan berusaha menimbulkan perpecahan dalam Gereja. Ia bahkan menunjuk pausnya sendiri. Otto merasa sangat sedih dan berupaya agar Henry berubah. Henry IV sendiri menetapkan Otto sebagai seorang uskup. Otto menolak ditahbiskan hingga ia dapat pergi ke Roma dan menerima persetujuan dari paus yang sebenarnya, Paus Paskalis II. Paus mentahbiskannya. Uskup Otto memberikan banyak sumbangan bagi masyarakat Swabia, teristimewa di bawah Kaisar Henry V. Kaisar ini mengikuti cara ayahnya, Henry IV. Tetapi, meski ia keras dan bengis, ia menghormati Otto dan kerap mendengarkan nasehatnya. Ketika Raja Boleslaus III dari Polandia menaklukkan bagian wilayah Pomerania, ia meminta Otto ke sana. Pomerania adalah sebuah propinsi dari Prussia di wilayah Baltik. Penduduknya kafir. Uskup Otto menyambut kesempatan untuk menyampaikan Kabar Gembira kepada mereka. Pada tahun 1124, uskup memimpin sekelompok imam dan katekis ke Pomerania. Banyak orang menerima pengajaran dan dibaptis. Konon jumlah mereka yang menjadi percaya mencapai lebih dari duapuluh ribu orang. Uskup Otto mengutus imam-imam untuk melayani umat Kristiani yang baru itu. Ia sendiri kembali ke negerinya. Tak lama berselang, sebagian penduduk Pomerania mulai kembali ke cara hidup kafir mereka. Uskup Otto kembali ke Pomerania pada tahun 1128. Ia membantu penduduk untuk kembali menjadi umat Kristiani yang saleh. Uskup Otto wafat pada tanggal 30 Juni 1139 dan dimaklumkan 702 sebagai santo oleh Paus Klemens III pada tahun 1189. Perayaan setiap tanggal 30 Juni. P SANTO PADRE PIO dari PIETRELCINA (25 Mei 1887-23 September 1968) “Aku hanya ingin menjadi seorang biarawan miskin yang berdoa.” ~ Santo Padre Pio SEKILAS RIWAYAT HIDUP SANTO PADRE PIO DAN PERGULATANNYA DENGAN SETAN SANTO PADRE PIO DAN MALAIKAT PELINDUNG 703 PENAMPAKAN DAN JIWA-JIWA DI API PENYUCIAN MUKJIZAT PENYEMBUHAN INDERA ADIKODRATI HARUM SURGAWI BILOKASI LEVITASI SANTO PADRE PIO: DOA SESUDAH KOMUNI SEKILAS RIWAYAT HIDUP Francesco Forgione dilahirkan pada tanggal 25 Mei 1887 di sebuah kota kecil bernama Pietrelcina, Italia selatan, dalam wilayah Keuskupan Agung Benevento. Ia adalah anak kelima dari delapan putera-puteri keluarga petani Grazio Forgione dan Maria Giuseppa De Nunzio (Mamma Peppa). Mamma Peppa mengenangnya sebagai anak yang berbeda dari anak-anak lain sebayanya, “ia tidak pernah tidak sopan ataupun bersikap tidak pantas.” Sejak usia lima tahun, Francesco dianugerahi penglihatan-penglihatan surgawi dan juga mengalami penindasan-penindasan setan; ia melihat dan berbicara dengan Yesus dan Santa Perawan Maria, juga dengan malaikat pelindungnya; sayangnya, kehidupan surgawi ini disertai pula oleh pengalaman tentang neraka dan setan. Ketika usianya duabelas tahun, Francesco 704 kecil menerima Sakramen Penguatan dan menyambut Komuni Kudus-nya yang Pertama. Pada tanggal 6 Januari 1903, terdorong oleh semangat yang bernyala-nyala, Francesco yang kala itu berusia enambelas tahun masuk novisiat Biarawan Kapusin di Morcone. Pada tanggal 22 Januari, Francesco menerima jubah Fransiskan dan menerima nama Broeder Pio. Di akhir tahun novisiat, Broeder Pio mengucapkan kaul sederhana, yang dilanjutkan dengan kaul meriah pada tanggal 27 Januari 1907. Karena kesehatannya yang buruk, setelah ditahbiskan sebagai imam pada tanggal 10 Agustus 1910 di Katedral Benevento, Padre Pio harus tinggal kembali bersama keluarganya. Para dokter yang mendiagnosanya memaklumkan bahwa ia mengidap infeksi paru-paru dan bahwa masa hidupnya hanya tinggal sebulan saja. Meski demikian, setelah enam tahun bergulat dengan penyakitnya, kesehatan Padre Pio mulai membaik. Pada bulan September 1916, Padre Pio diutus ke rumah Biara San Giovanni Rotondo, di mana ia tinggal hingga akhir hayatnya. Bagi Padre Pio, iman adalah hidup: ia menghendaki segala sesuatu dan mengerjakan segala sesuatu dalam terang iman. Seringkali ia tampak tenggelam dalam doa-doa yang khusuk. Ia melewatkan siang hari dan sebagian besar malam hari dalam percakapan mesra dengan Tuhan. Padre Pio akan mengatakan, “Dalam kitab-kitab kita mencari Tuhan, dalam doa kita menemukan-Nya. Doa adalah kunci yang membuka hati Tuhan.” Iman membimbingnya senantiasa untuk menerima kehendak Allah yang misterius. Pada tanggal 20 September 1918, sementara berdoa di depan sebuah Salib di kapel tua, sekonyong-konyong suatu sosok seperti malaikat memberinya stigmata. Stigmata itu terus terbuka 705 dan mencucurkan darah selama limapuluh tahun. Dalam surat tertanggal 22 Oktober 1918 kepada Padre Benedetto, pembimbing rohaninya, Padre Pio mengisahkan pengalaman penyalibannya: “… Apakah yang dapat kukatakan kepadamu mengenai penyalibanku? Ya Tuhan! Betapa aku merasa bingung dan malu apabila aku berusaha menunjukkan kepada orang lain apa yang telah Engkau lakukan kepadaku, makhluk-Mu yang hina dina! Kala itu pagi hari tanggal 20 [September] dan aku sedang berada di tempat paduan suara setelah perayaan Misa Kudus, ketika suatu istirahat, bagaikan suatu tidur yang manis menghampiriku. Segenap indera, lahir maupun batin, pula indera jiwa ada dalam ketenangan yang tak terlukiskan. Ada suatu keheningan mendalam di sekelilingku dan di dalamku; suatu perasaan damai menguasaiku dan lalu, semuanya terjadi dalam sekejab bahwa aku merasa bebas sepenuhnya dari segala keterikatan. Ketika semuanya ini terjadi, aku melihat di hadapanku, suatu penampakan yang misterius, serupa dengan yang aku lihat pada tanggal 5 Agustus, yang berbeda hanyalah kedua tangan, kaki dan lambung-Nya mencucurkan darah. Penglihatan akan Dia mengejutkanku: apa yang kurasakan pada saat itu sungguh tak terkatakan. Aku pikir, aku akan mati; dan pastilah aku mati jika Tuhan tidak campur tangan dan memperkuat hatiku, yang nyaris meloncat dari dadaku! Penglihatan berakhir dan aku tersadar bahwa kedua tangan, kaki dan lambungku ditembusi dan mencucurkan 706 darah. Dapat kau bayangkan siksaan yang aku alami sejak saat itu dan yang nyaris aku alami setiap hari. Luka di lambung tak hentihentinya mencucurkan darah, teristimewa dari Kamis sore hingga Sabtu. Ya Tuhan, aku mati karena sakit, sengsara dan kebingungan yang aku rasakan dalam kedalaman lubuk jiwaku. Aku takut aku akan mencucurkan darah hingga mati! Aku berharap Tuhan mendengarkan keluh-kesahku dan menarik karunia ini daripadaku….” Padre Pio adalah imam pertama yang menerima stigmata Kristus. Para superiornya berusaha merahasiakan kejadian itu, kendati demikian, berita segera menyebar dan ribuan orang berduyun-duyun datang ke biara yang terpencil itu, baik mereka yang saleh maupun mereka yang sekedar ingin tahu. Sesungguhnya, setiap pagi, sejak pukul empat dini hari, selalu ada ratusan orang dan terkadang bahkan ribuan orang menantinya. Padre Pio tidur tak lebih dari dua jam setiap harinya dan tak pernah mengambil cuti barang sehari pun selama limapuluh tahun imamatnya! Ia biasa bangun pagi-pagi buta guna mempersiapkan diri mempersembahkan Misa Kudus. Setelah Misa, Padre Pio biasa melewatkan sebagian besar harinya dalam doa dan melayani Sakramen Pengakuan Dosa. Hidupnya penuh dengan berbagai karunia mistik, termasuk kemampuan membaca batin para peniten, bilokasi, levitasi dan jamahan yang menyembuhkan. Darah yang mengucur dari stigmatanya mengeluarkan bau harum mewangi atau harum bunga-bungaan. 707 Padre Pio memiliki dua prakarsa dalam dua arah: arah vertikal kepada Tuhan, dengan membentuk “Kelompok Doa” pada tahun 1920 yang masih aktif hingga kini dengan 400.000 pendoa yang tersebar di seluruh dunia. Arah horizontal kepada komunitas yang menderita, dengan mendirikan sebuah rumah sakit modern “Casa Sollievo della Sofferenza” (Rumah untuk Meringankan Penderitaan) yang dibuka pada tanggal 5 Mei 1956, dan hingga kini melayani sekitar 60.000 pasien setiap tahunnya. Selama lima puluh tahun imamatnya, Padre Pio menjalin persatuan yang akrab mesra dengan Tuhan melalui Ekaristi Kudus. Yang paling luar biasa dalam hidupnya bukanlah mukjizat, penyembuhan ataupun pertobatan orang dengan perantaraannya, melainkan pelayanannya di altar, mempersembahkan Kurban Kudus Misa, dimana ia menjadi satu dengan Kristus yang tersalib. “… kalian akan datang kepada Tuhan dan menempatkan diri di hadirat-Nya karena dua alasan utama. Pertama, kita menyampaikan kepada Tuhan penghormatan dan ketaatan yang memang sudah sepatutnya. Hal itu dapat dilakukan tanpa Ia berbicara kepada kita, dan tanpa kita berbicara kepada-Nya, sebab kewajiban ini dapat ditunaikan dengan mengakui Dia sebagai Tuhan kita, dan mengenali diri sebagai makhluk ciptaannya yang hina dina, yang secara rohani rebah di hadapan-Nya, menanti perintah-perintah-Nya. Betapa banyak para kudus yang kerapkali menempatkan diri di hadapan Raja kita, tanpa berbicara kepada-Nya ataupun 708 mendengarkan-Nya, melainkan hanya sekedar dilihat oleh-Nya, agar dengan ketekunan mereka ini mereka boleh dianggap sebagai hamba-hamba-Nya yang setia? Perilaku ini, menghaturkan diri di hadapan Tuhan semata-mata guna memberikan diri secara sukarela sebagai hamba-hamba-Nya adalah yang paling kudus, paling unggul, paling murni dan juga paling sempurna. Alasan kedua menghaturkan diri di hadirat Allah sementara berdoa adalah untuk berbicara kepada-Nya dan mendengarkan suara-Nya lewat inspirasi dan pencerahan batin…. apabila kalian berdoa di hadirat Tuhan, hadapilah kebenaran, berbicaralah kepada-Nya jika kalian dapat, dan jika kalian tak dapat mengatakannya, berdiam diri sajalah, biarlah dirimu dilihat oleh-Nya, dan janganlah khawatir lagi mengenainya….” Padre Pio dengan tulus menganggap diri sebagai tidak berguna, tidak layak menerima anugerah-anugerah Tuhan, penuh kelemahan dan cacat cela, walau demikian diberkati dengan karuniakarunia ilahi. Di tengah kekaguman orang terhadap dirinya, Padre Pio akan mengatakan, “Aku hanya ingin menjadi seorang biarawan miskin yang berdoa.” Sejak masa muda, kesehatan Padre Pio amat rapuh, dan semakin memburuk keadaannya pada tahun-tahun terakhir masa hidupnya. Pada tanggal 23 September 1968, pukul 2.30 dini hari, dalam usia delapanpuluh satu tahun, Saudari Maut menjemputnya dalam keadaan siap lahir batin dan damai tenang. Segera setelah ia wafat, kamarnya dipenuhi bau harum semerbak selama beberapa saat 709 lamanya, seperti bau harum yang memancar dari luka-lukanya selama limapuluh tahun penderitaannya; stigmata tak lagi tampak, tak terlihat sama sekali adanya darah ataupun tandatanda bekas luka. Pada tanggal 20 Februari 1971, belum genap tiga tahun setelah wafat Padre Pio, Paus Paulus VI berbicara mengenainya kepada para Superior Ordo Kapusin, “Lihat, betapa masyhurnya dia, betapa seluruh dunia berkumpul sekelilingnya! Tetapi mengapa? Apakah mungkin karena ia seorang filsuf? Karena ia bijak? Karena ia cakap dalam pelayanan? Karena ia mempersembahkan Misa dengan rendah hati, mendengarkan pengakuan dosa dari fajar hingga gelap dan - tak mudah mengatakannya - ia adalah dia yang menyandang luka-luka Tuhan kita. Ia adalah manusia yang berdoa dan yang menderita.” Padre Pio dinyatakan sebagai Venerabilis pada tanggal 18 September 1997 oleh Paus Yohanes Paulus II; pada tanggal 2 Mei 1999 dibeatifikasi; dan akhirnya dikanonisasi pada tanggal 16 Juni 2002 di Roma, oleh Paus yang sama. Gereja memaklumkan pesta liturgis St Padre Pio dari Pietrelcina dirayakan pada tanggal 23 September. PAKOMIOS (287-347) Setelah meninggalkan dinas ketentaraan, ia bersama beberapa temannya bertapa di tepi sungai Nil (Mesir). Kelompok mereka bertambah besar, sehingga Pakomios menyusun aturan pertama mengenai hidup bersama para rahib. Aturan hidup biara yang tertua itu sangat besar pengaruhnya. Lebih 9000 rahib hidup dalam biara-biara yang diorganisir Pakomios. 710 L: seorang rahib dengan pakaian kulit binatang; P: 15 Mei SANTO PAMMAKIUS (340-410) Pammakius adalah seorang awam Kristiani terpandang yang hidup pada abad keempat. Sewaktu ia masih seorang pelajar, ia bersahabat dengan Santo Hieronimus. Mereka tetap menjalin persahabatan sepanjang hidup mereka dan terus saling membina hubungan baik. Isteri Pammakius adalah Paulina, puteri kedua Santa Paula, seorang sahabat Santo Hieronimus yang lain. Ketika Paulina wafat pada tahun 397, Santo Hieronimus dan Santo Paulinus dari Nola menulis surat yang amat menyentuh hati penuh simpati, dukungan dan janji doa. Pammakius patah semangat karena kematian isterinya. Ia melewatkan sepanjang sisa hidupnya dengan melayani di rumah singgah yang didirikannya bersama Santa Fabiola. Di sana, para peziarah yang datang ke Roma disambut baik dan dibantu. Pammakius dan Fabiola dengan senang hati menerima dan bahkan mengutamakan mereka yang miskin, sakit dan cacat. Pammakius yakin bahwa isterinya yang telah meninggal dunia menyertainya sementara ia melakukan karya-karya belas kasih. Paulina dikenal karena kasihnya kepada mereka yang miskin papa dan menderita. Suaminya percaya bahwa melayani mereka merupakan cara terbaik untuk menyampaikan penghormatan dan kasih kepada isterinya. Santo Pammakius jauh terlebih lemah lembut dalam perkataan dan perbuatan dibandingkan Santo Hieronimus yang pemarah. Kerap kali ia menasehati Santo Hieronimus agar memperhalus atau memilih kata-kata yang lebih lembut, tetapi Santo 711 Hieronimus biasa mengabaikannya. Sebagai contoh, seorang bernama Jovinian mengajarkan suatu kesalahan yang serius. Hieronimus menulis sebuah tulisan yang dengan keras membeberkan kesalahankesalahan Jovinian. Pammakius membaca tulisan itu dan menyampaikan saran-saran baik untuk mengganti kata-kata yang terlalu keras. Santo Hieronimus berterima kasih kepada sahabatnya atas perhatiannya, tetapi ia tidak melakukan koreksi. Pammakius juga berusaha menengahi suatu perselisihan antara sahabatnya Santo Hieronimus dengan seorang bernama Rufinus. Tetapi tampaknya Pammakius tak dapat menggerakkan Hieronimus untuk bersikap lebih lembut dalam menangani orang atau masalah ini. Santo Pammakius mempunyai sebuah gereja di rumahnya. Sekarang gereja itu menjadi Gereja Passionis Santo Yohanes dan Paulus. Santo Pammakius wafat pada tahun 410 pada waktu kaum Goths mengambil alih kekuasaan di Roma. Santo Pammakius tahu bagaimana menjadi seorang sahabat sejati. Ia seorang yang sportif dan jujur. Kita dapat mohon padanya untuk membantu kita menjadi sahabat sejati bagi teman-teman kita sebagaimana diteladankannya. Perayaan memperingatinya setiap tanggal 30 Agustus. PAMBO († 390) Abbas dig urn pasir (Mesir) ini menonjol, karena hidupnya yang serba kekurangan dank eras. Walaupun tidak suka berbicara, namun ia sangat terkenal sebagai penasehat rohani. P: 1 Juli 712 PAMPHILOS (240-309) Menjadi imam, dosen, exeget dan pengumpul buku-buku untuk perpustakaan yang sangat berharga. Hasil jerih payahnya itu kemudian dihancurkan oleh orang Arab. Putera Libanon ini mati sebagai saksi iman bersama saudara-saudara seiman di Sesarea (Palestina). P: 1 Juli SANTO PANKRASIUS († 340) Menurut kisah kuno, remaja 14 tahun asal Asia Kecil ini ditangkap ketika sedang mengikuti misa. Di hadapan Kaisar Diokletianus ia membela iman Kristen dan mentertawakan dewadewa. Akibatnya, ia langsung dipenggal dan jenasahnya di makamkan di Via Aurelia (Roma) Dalam Gereja Santo Pankrasius di Roma, orang-orang yang dibaptis pada hari “Minggu Putih” meletakkan pakaian-pakaian putih dan mengulangi janji permandian mereka. Perayaan memperingatinya setiap 12 Mei SANTO PANTALEON († 305) Pantaleon datang dari Nicomedia, dekat Lautan Hitam di Asia. Ia hidup pada abad keempat. Pantaleon seorang dokter yang amat terkenal hingga Kaisar Galerius Maximian memilihnya untuk menjadi dokter pribadi kaisar. Di sana, di 713 istana yang jahat dan kafir, Pantaleon terjerumus ke dalam masalah. Ia seorang Kristiani, namun sedikit demi sedikit, ia membiarkan teladan buruk sekelilingnya merusakkan dia juga. Ia mulai sependapat dengan kebijaksanaan palsu yang dipuja orang-orang kafir. Ahirnya, ia melakukan dosa berat dengan sepenuhnya meninggalkan iman Kristiani. Seorang imam yang kudus bernama Hermolaos teramat sedih melihat dokter yang temashyur ini meninggalkan Yesus. Ia datang menemuinya. Dengan kata-kata yang bijaksana dan lemah lembut, sang imam berhasil menyadarkan Pantaleon akan dosa yang telah dilakukannya. Pantaleon mendengarkan nasehatnya dan mengakui bahwa ia telah sungguh keliru. Ia mengaku dosa dan bergabung kembali dengan Gereja. Guna menyilih apa yang telah dilakukannya, Pantaleon memiliki kerinduan yang berkobar untuk menderita dan mati bagi Yesus. Sementara itu, ia meneladani belas kasih Yesus dengan merawat orang-orang miskin yang sakit tanpa memungut bayaran. Ketika Kaisar Diocletian memulai penganiayaan, Pantaleon segera membagikan segala yang ia miliki kepada orang-orang miskin. Tak lama kemudian, beberapa dokter yang iri hati mengadukannya sebagai seorang Kristiani. Kepada Pantaleon diberikan pilihan untuk menyangkal iman atau dihukum mati. Pantaleon sama sekali menolak memaklumkan bahwa ia bukan seorang pengikut Kristus; dan tak ada suatu aniaya pun yang dapat memaksanya untuk melakukan hal itu. Santo Pantaleon wafat sebagai martir pada tahun 305. Di masa lampau terdapat suatu devosi yang kuat kepada orang kudus ini. Di Timur, ia disebut sebagai “martir besar dan pekerja ajaib”. Santo Pantaleon diperingati setiap tanggal 27 Juli. 714 PAOLA GAMBARA-COSTA (1473-1515) Dikawinkan pada umur 12 tahun. Karena kesabaran serta teladannya, ia berhasil memperbaiki tingkah suaminya yang suka berpetualang dan jajan. Hidupnya dipenuhi dengan semangat amal, doa dan matiraga. P: 15 Juni PAPHNUTIUS († 360) Dipilih menjadi uskup Thebais (Mesir). Pertapa di gurun pasir ini pada saat berkobar penganiayaan salah satu matanya dicukil dan kakinya yang sebelah dirusakkan. Pada Konsili Nicea (325) ia menolak usul yang mengharuskan semua uskup, imam dan diakon memisahkan diri dari isteri mereka. Ia juga mendukung usul supaya mereka tidak boleh menikah sesudah ditahbiskan, akan tetapi sebaiknya sebelumnya. Paphnutius mendukung Santo Atanasios dalam perjuangan melawan bidaah Arianisme. P: 11 September PARA MARTIR PERTAMA di ROMA Orang-orang yang kita hormati pada hari ini memiliki satu kesamaan: mereka menyerahkan 715 nyawa mereka bagi Kristus. Mereka semua wafat dimartir karena mereka adalah pengikut Tuhan Yesus. Pada tahun 64, pelanggaran hak-hak azasi manusia oleh Kaisar Nero telah melampaui batas. Ketika timbul kebakaran hebat di Roma pada tanggal 16 Juli, banyak yang meyakini bahwa kaisar sendirilah yang sesungguhnya bertanggung jawab atas kejadian itu. Dua pertiga kota Roma tinggal puing-puing belaka; maka bangkitlah murka rakyat. Nero ketakutan. Ia mencari kambing hitam dan mempersalahkan umat Kristiani sebagai yang bertanggung jawab atas kebakaran tersebut. Tacitus, seorang ahli sejarah yang terkenal, mencatat bahwa umat Kristiani menderita kematian yang keji. Sebagian dijadikan mangsa binatangbinatang buas. Yang lainnya diikatkan pada tiangtiang dan dijadikan suluh-suluh manusia yang menerangi jalanan-jalanan Roma. Tidak diketahui berapa tepatnya jumlah para martir yang gagah berani ini, tetapi kesaksian dan hidup mereka mendatangkan dampak yang terus hidup dalam diri banyak orang. Penganiayaan oleh Nero adalah penganiayaan pertama oleh seorang kaisar Roma, tetapi bukan yang terakhir. Dan semakin Gereja dianiaya, semakin Gereja bertumbuh kembang. Para martir telah membayar dengan nyawa mereka agar semua yang datang sesudah mereka beroleh kesempatan untuk memeluk iman. PARA PENDIRI ORDO SERVITE (TAREKAT HAMBA-HAMBA SANTA PERAWAN MARIA) Ketujuh santo ini hidup pada abad ketigabelas. Mereka semua berasal dari Florence, Italia. Masing-masing dari mereka memiliki cinta mendalam kepada Bunda Maria, Bunda Allah. 716 Mereka adalah anggota-anggota aktif suatu konfraternitas (= persaudaraan sejati) Santa Perawan Maria. Kisah bagaimana mereka menjadi pendiri Ordo Servite sungguh menakjubkan. Pada Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga, sementara mereka bertujuh khusuk dalam doa, Bunda Maria menampakkan diri kepada mereka. Bunda Allah mengilhami mereka untuk meninggalkan dunia dan hidup hanya bagi Tuhan. Setelah beberapa tahun hidup sebagai pertapa, mereka menghadap uskup. Mereka mohon suatu peraturan hidup yang perlu mereka taati. Uskup mendorong mereka untuk berdoa dan memohon bimbingan Bunda Maria. Santa Perawan Maria menampakkan diri kembali kepada mereka dengan membawa sehelai jubah hitam. Di sampingnya tampak seorang malaikat membawa sebuah gulungan bertuliskan “Hamba-hamba Santa Perawan Maria”. Dalam penglihatan itu, Bunda Maria mengatakan bahwa ia telah memilih mereka menjadi hamba-hambanya. Ia meminta mereka untuk mengenakan jubah hitam. Inilah jubah yang mulai mereka kenakan pada tahun 1240. Mereka juga memulai suatu hidup religius seturut peraturan St Agustinus. Orang-orang yang mengagumkan ini saling membantu dan menguatkan dalam mengasihi dan melayani Tuhan dengan terlebih baik. Enam dari 717 antara mereka ditahbiskan menjadi imam. Mereka adalah Bonfilius, Amadeus, Hugo, Sostenes, Manettus dan Buonagiunta. Yang ketujuh, Alexis, tetap dalam statusnya sebagai seorang rohaniwan yang mengagumkan hingga akhir hayatnya. Dalam kerendahan hatinya, Alexis memilih untuk tidak ditahbiskan ke jenjang imamat. Banyak pemuda datang menggabungkan diri dengan para pendiri yang kudus ini. Mereka dikenal sebagai Hambahamba Santa Perawan Maria atau Servite. Ordo Servite mendapat persetujuan dari Vatican pada tahun 1259. Ketujuh pendirinya dimaklumkan sebagai santo oleh Paus Leo XIII pada tahun 1888. PARIS (1792) Tatkala Revolusi Perancis memuncak, semua rohaniwan dituntut mengangkat sumpah yang bertentangan dengan keyakinan agama dan suara hati mereka. Maka banyak di antara mereka yang tidak mau bersumpah. Lebih dari 200 rohaniwan dan awam di tahan di paris dan sebagian besar dibunuh pada bulan September 1792 oleh gerombolan dengan persetujuan pengadilan revolusi. 191 korban pembunuhan missal itu dinyatakan kudus; a.l. uskup agung Jean-Marie du Lau, dua uskup bersaudara Francois-Joseph dan Piere-Louis La Rochefoucauld, 129 imam praja, 23 bekas imam Jesuit (di antaranya Yakobus Bonnaud), 31 biarawan dan lima orang awam. P: 2 September. Seratus tahun kemudian, pada bulan Juni 1871 uskup G. Darboy bersama 28 imam dan 38 orang awam ditembak mati oleh pemberontak kiri. P: 2 dan 3 September. 718 SANTO PASIFIKUS OFM (1653-1721) Seorang bayi Italia yang mungil dilahirkan pada tahun 1653 dan dinamai Charles Antonius. Ia belum berumur lima tahun ketika orangtuanya yang penuh kasih meninggal dunia. Ia kemudian dipelihara oleh pamannya. Pamannya ini merupakan salib baginya, seorang yang kejam. Ia memperlakukan Charles lebih buruk dari pelayan. Namun demikian, Charles kecil menerima perlakuan keras ini dengan diam dan sabar. Ketika usianya tujuhbelas tahun, Charles masuk biara. Ia memilih nama Pasifikus yang berarti “damai”. Setelah ditahbiskan sebagai imam, ia menjadi guru; namun demikian besar kerinduannya untuk menjadi seorang pengkhotbah. Betapa bahagia ia ketika superior mengutusnya dalam suatu misi khotbah ke banyak kota kecil dan dusun-dusun. Santo Pasifikus amat populer di kalangan masyarakat desa sebab khotbah-khotbahnya sederhana dan lembut. Di samping itu, ia beroleh karunia mengagumkan dapat membaca hati orang. Suatu ketika, ia mengingatkan seorang laki-laki dalam Sakramen Tobat karena tidak bersikap baik kepada ibunya. Orang ini juga menyimpan pikiranpikiran yang tidak murni dalam benaknya. Apa yang dikatakan Imam Pasifikus benar adanya. Orang itu akhirnya sungguh menyesali dosa-dosanya. Ke manapun Pasifikus pergi untuk berkhotbah dan 719 melayani pengakuan dosa, ia mendatangkan banyak kebajikan. Tetapi, ketika baru berkhotbah selama enam tahun, Pasifikus harus berhenti sebab kesehatannya yang buruk. Ia menjadi buta, tuli dan lumpuh. Ia melewatkan waktunya dengan berdoa dan bermatiraga dalam biara. Ia menolong sesama dengan segala cara yang dapat ia lakukan. Tuhan senantiasa amat dekat dengannya. Tuhan memberinya anugerah nubuat. St Pasifikus menubuatkan kemenangan besar balatentara Kristen atas balatentara Turki di Belgrade. Ia juga mengatakan kepada seorang uskup, “Yang Mulia surga! Surga! Dan aku akan menyusulmu segera!” Sekitar dua minggu kemudian, uskup wafat. Tak lama sesudahnya, seperti yang telah dikatakannya, St Pasifikus wafat pula. Peristiwa itu terjadi pada tahun 1721. Banyak mukjizat terjadi di makamnya. Imam Pasifikus dimaklumkan sebagai seorang kudus oleh Paus Gregorius XVI pada tahun 1839. St Pasifikus mengalami masa kecil yang tidak mengenakkan. Ia bisa saja membiarkan diri tumbuh menjadi seorang dewasa yang dikuasai kemarahan dan frustrasi. Tetapi, ia berdoa kepada Yesus mohon hati yang mengampuni dan sabar. Masa-masa sulitnya berubah menjadi saat-saat bertumbuh dalam kasih kepada Tuhan dan sesama. Sebab ia telah banyak menderita, ia dapat bersimpati pada penderitaan orang-orang lain dan membantu mereka untuk menemukan Tuhan dalam hidup mereka. A: yang bersifat tenang; P: 24 September SANTO PASKALIS BAYLON (1540-1592) Paskalis, seorang kudus dari Spanyol, dilahirkan pada tahun 1540. Sejak usia tujuh tahun, ia bekerja sebagai gembala. Ia tidak pernah punya 720 kesempatan untuk bersekolah. Namun demikian, ia belajar sendiri membaca dan menulis. Ia bertanya kepada siapa saja yang ia jumpai untuk membantunya belajar. Ia belajar dengan giat, agar supaya ia dapat membaca buku-buku rohani. Ia membisikkan doa-doa sepanjang hari sementara ia menggembalakan dombanya. Ketika berusia dua puluh empat tahun, bocah gembala itu menjadi seorang broeder Fransiskan. Temantemannya suka padanya. Paskalis seorang yang mudah bergaul dan juga seorang yang lembut hati. Rekan biarawan memperhatikan bahwa seringkali ia mengerjakan pekerjaanpekerjaan yang paling berat dan tidak menyenangkan. Paskalis melakukan mati raga, bahkan lebih keras dari yang ditetapkan dalam peraturan biara. Namun demikian, ia seorang yang senantiasa penuh sukacita. Dulu, ketika masih seorang gembala, ia merindukan berada di gereja untuk berdoa kepada Yesus; tetapi, tidak bisa. Sekarang, ia bisa. Jadi, ia sangat senang menemani Kristus dalam Sakramen Mahakudus. Ia juga diijinkan menjadi pelayan Misa. Dua hal yang amat dicintai Paskalis adalah: Ekaristi Kudus dan Bunda Maria. Setiap hari Paskalis berdoa rosario dengan cinta yang amat besar. Ia juga menuliskan doa-doa yang indah kepada Bunda Surgawi kita. St. Paskalis membuat sebuah buku kecil dari kertas-kertas buram. Dalam buku catatannya, ia 721 menuliskan pemikiran-pemikirannya dan doa-doanya yang indah. Setelah ia wafat, pemimpin biaranya menunjukkan buku catatan Paskalis pada uskup agung setempat. Bapa Uskup membacanya dan berkata, “Jiwa-jiwa bersahaja ini telah mencuri surga dari kita!”. Paskalis wafat pada tahun 1592 dalam usia lima puluh dua tahun. Ia dinyatakan kudus oleh Paus Alexander VIII pada tahun 1690. P: 17 Mei PASKASIUS OSB (790-851) Karena tertarik pada studi, ia mengundurkan diri dari jabatan abbas di Korvey (Jerman) dan mencurahkan perhatiannya untuk menulis berbagai buku mengenai ekaristi dan Santa Maria, yang berpengaruh besar. P: 26 April SANTO PATERNUS (480-565) Mendirikan biara di tempat sepi (Perancis) dan menjadi rasul rakyat di pedalaman. Ia dihormati sebagai santo pelindung orang yang terkena gigitan ular dan orang sakit lumpuh. A: ayah (L); P: 16 April SANTO PATRICK (385-461) Santo Patrick dilahirkan pada abad ke lima di Inggris. Orangtuanya adalah orang Romawi. Ketika Patrick berusia enambelas tahun, ia diculik oleh para bajak laut dan dibawa ke Irlandia. Di sana, ia dijual sebagai budak belian. Majikannya menyuruh Patrick untuk menjaga kawanan ternaknya di pegunungan. Patrick hanya mendapatkan sedikit makanan dan 722 pakaian. Namun demikian, ia memelihara kawanan ternaknya itu dengan baik, dalam hujan, badai maupun salju. Patrick merasa amat kesepian seorang diri di pegunungan, seringkali ia datang untuk berbicara kepada Yesus dan Bunda Maria dalam doa. Hidup terasa berat dan tidak adil baginya. Semakin lama semakin bertambah kuatlah kepercayaan Patrick kepada Tuhan. Kemudian, ketika ia berhasil melarikan diri dari Irlandia, Patrick belajar untuk menjadi seorang imam. Ia senantiasa merasa bahwa ia harus kembali ke Irlandia untuk membawa bangsa kafir itu kepada Kristus. Pada akhirnya, keinginannya itu terkabul. Ia menjadi imam dan kemudian diangkat menjadi uskup. Waktu itu, yaitu ketika St. Selestin I memangku jabatan paus, Patrick kembali ke Irlandia. Betapa bahagianya Patrick dapat mewartakan Kabar Gembira Allah yang benar kepada orang-orang yang dahulu memperlakukannya sebagai budak. Sejak dari awal, Patrick harus mengalami banyak penderitaan. Sanak saudara serta para temannya menghendaki agar ia berhenti mewartakan Injil sebelum bangsa kafir Irlandia membunuhnya. Tetapi, orang kudus itu tetap saja berkhotbah tentang Yesus. Ia berkeliling dari satu desa ke desa yang lain. Ia jarang beristirahat dan melakukan banyak mati raga demi orang-orang yang 723 amat dikasihinya itu. Sebelum ia wafat, seluruh bangsa Irlandia telah menjadi orang-orang Kristen. Meskipun ia berhasil dengan gemilang, St. Patrick tidak pernah merasa bangga atau pun sombong. Ia menyebut dirinya sendiri sebagai pendosa dan menyampaikan segala puji-pujian yang diterimanya kepada Tuhan. Patrick wafat pada tahun 461. L: seekor ular dan ‘shamrock’, yaitu semanggi yang berdaun empat (lambang Nasional Irlandia); P: 17 Maret PAULA (347-404) Sudah menjadi janda dan mempunyai lima anak pada usia 31 tahun. Putri bangsawan Romawi ini tergerak oleh ajakan Santa Marcella untuk bergabung dalam kelompok wanita dibimbing oleh Santo Hieronimus. Tahun 385 ia bersama puterinya, Santa Eustokium, pindah ke Bethlehem dan kemudian menjadi pemimpin suatu biara dengan komunitas-komunitas untuk wanita dan untuk pria. Paula mengurus rumah tangga Santo Hieronimus dan tidak jarang mengeluh tentang kebiasaankebiasaan orang kudus dan terpelajar itu. Ia juga belajar bahasa Ibrani, supaya dapat menyanyikan mazmur dalam bahasa asli. Walaupundiperingatkan oleh Hieronimus agar tidak terlalu mudah membagikan kekayaannya, namun ia tak dapat dikendalikan (seperti juga dalam hal bermatiraga), sehingga tatkala meninggal ia mewariskan hutang yang besar. Jenasahnya dimakamkan dalam Gereja Kelahiran Jesus di Bethlehem. P: 26 Januari PAULINA (abad ke-3) 724 Mati sebagai saksi iman di Roma bersama dengan suaminya Hadrian, anaknya Neon dan Maria beserta orang-orang Kristen lain. Kuburnya ditemukan kembali tahun 1932. P: 2 Desember SANTO PAULINUS dari NOLA (353-431) St. Paulinus dilahirkan sekitar tahun 353 di Bordeaux, Perancis. Ayahnya seorang gubernur dan seorang tuan tanah yang kaya-raya. Paulinus mendapat pendidikan yang baik. Ia menjadi seorang pengacara dan seorang penyair. Ia bepergian ke seluruh Perancis, Spanyol dan Italia, kemana saja pekerjaan atau kesenangan membawanya. Pada tahun 381, pada usia duapuluh delapan tahun, ia menjadi Gubernur Campania, Italia. Ketika ia berumur tigapuluh enam tahun, Paulinus menjadi Katolik. Ia dan isterinya, Theresia, mempunyai seorang anak, seorang putera. Ketika putera mereka meninggal, mereka membagikan seluruh harta kekayaan mereka kepada orang-orang miskin. Mereka menyisakan hanya yang mereka perlukan untuk bertahan hidup. Paulinus dan Theresia sepakat bahwa mereka akan hidup sederhana. Pasangan tersebut berdoa dan 725 bermatiraga. Mereka juga memilih untuk mengucapkan kaul kemurnian guna menyatakan cinta mereka kepada Yesus. Paulinus dan isterinya amat dihormati oleh masyarakat Kristen. Mereka sungguh gembira ketika akhirnya Paulinus memutuskan menjadi seorang imam pada tahun 394. Ia dan Theresia kemudian membentuk suatu komunitas kecil para biarawan di Nola, Italia. Mereka membuka tempat penampungan bagi mereka yang miskin dan para peziarah juga. Paulinus dan Theresia memutuskan untuk tinggal di Nola. Paulinus ingin tinggal dekat tempat ziarah salah seorang santo favoritnya, St. Felix dari Nola. St. Felix adalah seorang imam dan uskup yang wafat pada tahun 260. Ia menjadi pembela umatnya semasa penganiayaan yang kejam oleh Kaisar Decius. Uskup Felix terkenal karena ketekunannya dalam doa, kasihnya bagi orang banyak, dan cara hidupnya yang miskin. Seabad kemudian, Paulinus mohon bantuan doanya dan menulis tentang dia. Paulinus merasakan keyakinannya bertambah dengan bantuan St. Felix. Kesamaan apa gerangan yang dimiliki mantan Gubernur Romawi ini dengan St. Felix? Lebih dari yang dapat diperkirakan St. Paulinus sendiri. Pada tahun 409, ia dipilih menjadi Uskup Nola. Umat merasa sangat gembira. Ia seorang yang bijaksana, seorang uskup yang lemah lembut, sama seperti St. Felix. St. Paulinus dipuji banyak orang kudus yang hidup pada jamannya, St. Ambrosius, St. Agustinus, St. Hieronimus, St. Martinus dari Tours dan lain-lain. Walaupun sebagian dari tulisannya yang berharga hilang, tigapuluh dua syair dan limapuluh satu suratnya masih dapat diselamatkan. St. Paulinus menjabat Uskup Nola hingga akhir hayatnya pada tahun 431. P: 22 Juni 726 “Dengan segenap hati aku berdoa demi harapan akan surga, karena harapan dan iman jauh lebih bernilai daripada segala kekayaan dunia ini.” ~ Santo Paulinus dari Nola PAULINUS (750-802) Ia dipanggil ke istana Kaisar Karolus Agung dan diangkat menjadi uskup Aquileia )Italia). Uskup berkebangsaan Inggeris yang pandai ini ikut secara aktif dalam sinode-sinode para uskup. Ia mengutus banyak misionaris dan mengutuk pembaptisan atas orang-orang yang tidak mau atau belum mengerti iman Kristen. Paulinus dengan gigih melawan bidaah, di samping rajin menggubah sajak, serta lagu gerejani. P: 9 Februari PAULUS († 351) Baru dua tahun menjadi uskup Konstantinopel ia telah dibuang, karena tidak mau mengikuti bidaah Arius. Namun ia diminta pulang oleh rakyat, meskipun menimbulkan huru-hara di jalan-jalan ibu kota, sampai seorang komandan terbunuh. Akibatnya, Paulus dibuang lagi dan dipanggil pulang lagi, sampai akhirnya mati dicekik oleh penganut-penganut bidaah Arianisme. SANTO PAULUS CHONG HASANG St. Paulus Chong Hasang adalah seorang awam dan St. Andreas Kim Taegon adalah seorang imam. Kedua martir ini mewakili 113 umat Katolik yang wafat sebagai martir karena iman mereka di 727 Korea. Mereka dinyatakan kudus oleh Paus Yohanes Paulus II pada saat paus mengunjungi Korea pada tahun 1984. Ajaran Kristen menyebar ke Korea pada abad ketujuhbelas melalui pewartaan kaum awam. Umat yang percaya memilihara iman mereka dengan Sabda Tuhan. Mereka bertumbuh serta berkembang secara diam-diam. Kemudian imamimam misionaris datang dari Perancis. Umat Korea diperkenalkan kepada Sakramen Gereja. Mereka mengalami penganiayaan dari pemerintah yang pasang surut sepanjang abad kesembilanbelas. Seratus tiga umat Korea wafat sebagai martir antara tahun 1839 hingga tahun 1867. Sepuluh orang anggota Serikat Misi Asing dari Paris juga wafat sebagai martir, yaitu tiga orang uskup beserta tujuh orang imam. Sehingga jumlah mereka seluruhnya yang wafat sebagai martir adalah 113 orang. St. Andreas Kim Taegon dan St. Paulus Chong Hasang mewakili kemuliaan serta keberanian umat Katolik Korea yang telah membayar mahal cinta mereka kepada Kristus. St. Andreas Kim Taegon adalah imam pertama Korea. Ia wafat sebagai 728 martir pada tanggal 16 September 1846, hanya satu tahun setelah ditahbiskan. Ayah St. Andreas Kim telah mendahuluinya menjadi martir pada tahun 1821. St. Paulus Chong Hasang adalah seorang katekis awam yang pemberani. Ia wafat sebagai martir pada tanggal 22 September 1846. Sekarang Gereja berkembang pesat di Korea. Karunia iman diterima karena kurban persembahan para martir telah menjadi pembuka jalan. “Kita telah menerima Sakramen Baptis, masuk dalam pelukan Gereja, serta menerima kehormatan disebut sebagai umat Kristiani. Tetapi, apa gunanya semua itu jika kita hanya Kristen dalam nama dan tidak dalam kenyataan?” St. Andreas Kim SANTO PAULUS MIKI SJ († 5 Februari 1597) Keduapuluh enam martir ini kadang-kadang disebut juga para martir Nagasaki atau para martir Jepang. St. Fransiskus Xaverius mewartakan Kabar Gembira ke Jepang pada tahun 1549. Banyak orang menerima Sabda Tuhan dan dibaptis oleh St. Fransiskus sendiri. Meskipun Fransiskus kemudian melanjutkan perjalanannya dan pada akhirnya wafat dekat pantai Cina, iman Kristiani tumbuh di Jepang. Pada tahun 1587 terdapat lebih dari duaratus ribu orang Katolik di sana. Para misionaris dari berbagai ordo religius juga ada 729 di sana. Para imam Jepang, biarawan-biarawati serta umat awam hidup dalam iman dengan penuh sukacita. Pada tahun 1597, limapuluh lima tahun setelah kedatangan St. Fransiskus Xaverius, seorang penguasa Jepang yang amat berpengaruh, Hideyoshi, mendengar hasutan seorang pedagang Spanyol. Pedagang itu membisikkan bahwa para misionaris adalah pengkhianat bangsa Jepang. Ia menambahkan bahwa para pengkhianat itu akan mengakibatkan Jepang dikuasai oleh Spanyol dan Portugis. Hasutan itu tidak benar dan tidak masuk akal. Tetapi, Hideyoshi menanggapinya dengan berlebihan, sehingga keduapuluh enam orang itu ditangkap. Kelompok tersebut terdiri dari enam orang biarawan Fransiskan dari Spanyol, Meksiko dan India; tiga orang katekis Yesuit Jepang, termasuk St. Paulus Miki; dan tujuhbelas Katolik awam Jepang, termasuk anak-anak. Keduapuluh enam orang itu dibawa ke tempat pelaksanaan hukuman mati di luar kota Nagasaki. Mereka diikatkan pada salib masingmasing dengan rantai dan tali dan belenggu besi dipasang disekeliling leher mereka. Masing-masing salib kemudian dikerek dan kaki salib ditancapkan ke sebuah lubang yang telah digali. Tombak ditikamkan kepada masing-masing korban. Mereka wafat pada saat yang hampir bersamaan. Pakaian-pakaian mereka yang ternoda oleh darah disimpan sebagai reliqui yang berharga oleh komunitas Kristiani dan mukjizat-mukjizat terjadi melalui bantuan doa mereka. Setiap martir adalah suatu persembahan bagi Gereja. St. Paulus Miki, seorang katekis Yesuit, adalah seorang pengkhotbah yang ulung. Khotbah terakhirnya yang gagah berani disampaikannya dari 730 atas salib sementara ia memberi semangat umat Kristiani lainnya agar tetap setia sampai mati. Peristiwa itu terjadi pada tanggal 5 Februari 1597. St. Paulus Miki dan kawan-kawannya dinyatakan kudus pada tahun 1862 oleh Paus Gregorius XVI. Perayaan setiap 6 Februari. SANTO PAULUS PERTAPA (229-15 Januari 342) Ketika Santo Paulus wafat dalam usianya yang ke seratus tigabelas tahun, tentunya banyak pengalaman hidup yang telah dilaluinya. Pastilah ia merasakan sukacita dan damai luar biasa saat kematiannya. Inilah sebabnya: Paulus dilahirkan dalam sebuah keluarga Kristen pada tahun 229. Mereka tinggal di Thebes, Mesir. Dengan cara hidup mereka, orangtuanya menunjukkan kepada Paulus bagaimana mencintai Tuhan dan sujud menyembah kepada-Nya dengan segenap hati. Tentulah Paulus merasa sangat sedih kehilangan kedua orangtuanya ketika usianya baru lima belas tahun. Beberapa tahun kemudian, pada tahun 250, Kaisar Desius mulai melakukan penganiayaan yang kejam terhadap Gereja. Paulus bersembunyi di rumah seorang sahabat, tetapi ia merasa tidak aman. Kakak iparnya mengincar harta warisannya. Sewaktu-waktu dapat saja saudaranya itu mengkhianatinya serta 731 melaporkannya kepada penguasa. Jadi, Paulus melarikan diri ke padang gurun. Ia menemukan gua dengan sebuah pohon palma dan mata air segar di dekatnya. Di sanalah ia menetap. Ia menjalin dahandahan palma dan dijadikannya pakaiannya. Ia makan buah-buahan dan minum air segar. Paulus bermaksud untuk tinggal di sana hanya sementara waktu saja hingga masa penganiayaan berakhir. Namun demikian, pada saat masa tersebut sudah lewat, ia telah jatuh hati dengan hidup doa. Ia merasa begitu dekat dengan Tuhan. Bagaimana ia dapat melepaskannya? Paulus memutuskan untuk tinggal di padang gurun dan tidak pernah kembali lagi pada pola hidupnya yang mewah. Sebaliknya, ia akan melewatkan sepanjang hidupnya dengan berdoa bagi kepentingan semua orang dan melakukan silih bagi dosa. Ada seorang pertapa kudus lainnya pada masa itu, namanya Antonius. Antonius beranggapan bahwa hanya ia sendirilah yang bertapa. Tuhan menunjukkan Paulus kepadanya dalam suatu mimpi dan dan menyuruh Antonius untuk pergi mengunjunginya. Paulus sangat gembira bertemu dengan Antonius, sebab ia tahu bahwa ajal akan datang menjemputnya beberapa hari lagi. Antonius merasa sedih sebab ia tidak ingin kehilangan sahabat barunya demikian cepat. Tetapi, seperti telah diramalkan sendiri olehnya, Paulus wafat pada tanggal 15 Januari tahun 342. Antonius menguburkannya dengan jubah yang dulunya adalah milik St. Atanasius. Lalu, Antonius membawa pulang serta menyimpan baik-baik baju dari dahan-dahan pohon palma yang biasa dikenakan Paulus. Tak pernah ia melupakan sahabatnya yang mengagumkan itu. L: pertapa dengan daun palma, burung gagak dan dua singa; P: 15 Januari 732 SANTO PAULUS RASUL († 67) Paulus adalah rasul besar yang dulunya menganiaya umat Kristen. Kemudian ia bertobat. Kita merayakan pesta bertobatnya St. Paulus pada tanggal 25 Januari. Pada saat pertobatannya, Yesus mengatakan: “Aku akan menunjukkan kepadanya betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku.” St. Paulus sungguh amat sangat mengasihi Yesus, buktinya, ia menjadi duplikat hidup Juruselamat kita. Sepanjang hidupnya, dalam sekian banyak perjalanan misinya, St. Paulus menghadapi berbagai macam tantangan dan bahaya. Ia didera, dilempari batu, kapalnya karam, tersesat di laut. Kerap kali dan berulang kali ia kelaparan, haus dan kedinginan. Namun demikian, ia senantiasa teguh percaya pada Tuhan. Tak pernah jera ia berkhotbah. “Cinta Yesus mendorong aku,” demikian katanya. Sebagai ganjaran, Tuhan memberinya penghiburan dan sukacita berlimpah dalam menanggung penderitaannya. Kita dapat membaca kisah petualangannya yang mengagumkan demi Kristus dalam kitab Kisah Para Rasul yang ditulis oleh St. Lukas, dimulai pada bab sembilan. Tetapi, kisah yang ditulis St. Lukas berakhir ketika Paulus tiba di Roma. Ia berada dalam tahanan rumah, menunggu diadili oleh Kaisar Nero. Seorang penulis Kristen terkenal dari jaman Gereja 733 Purba, Tertullian, mengisahkan bahwa Paulus dibebaskan setelah pengadilannya yang pertama. Tetapi kemudian, ia dijebloskan kembali dalam penjara. Kali ini, ia dijatuhi hukuman mati. Ia wafat sekitar tahun 67, pada masa penganiayaan yang dahsyat terhadap umat Kristen dalam pemerintahan Kaisar Nero. Paulus menyebut dirinya sebagai rasul orang-orang non-Yahudi. Ia mewartakaan Injil kepada orang-orang bukan Yahudi. Hal tersebut menjadikannya terkenal di seluruh dunia. Oleh karena Paulus, kita juga, menerima iman Kristen. Paulus atau Saulus († 67), Rasul kaum nonYahudi dan martir; lahir di Tarsus (Turki Timur) dan meninggal di Roma; A: yang kecil; B: Pablo, Paolo, Paul (♂); Paula, Paola, Paulina (♀); L: pedang dan buku; P: 29 juni bersama Santo Petrus SANTO PAULUS dari SALIB (1694-1775) Paulus Danei dari Ovada, Italia, dilahirkan dalam sebuah keluarga pedagang pada tahun 1694. Ia seorang Kristen yang baik serta saleh. Ketika usianya sembilan belas tahun, Paulus memutuskan untuk menjadi seorang tentara. Setahun kemudian ia meninggalkan dinas kemiliteran. Pada musim panas tahun 1720, Paulus memperoleh suatu pengalaman rohani. Ia memperoleh tiga penglihatan untuk membentuk suatu ordo religius baru. Paulus tidak dapat membayangkan apa yang bakal terjadi, jadi ia pergi kepada Bapa Uskup 734 untuk mohon bimbingan. Bapa Uskup mempelajari masalahnya dan percaya bahwa penglihatan tersebut adalah benar. Ia mengatakan kepada Paulus untuk terus maju dengan panggilan khususnya. Ia patut melakukan apa yang diperintahkan kepadanya melalui penglihatanpenglihatan tersebut. Paulus melewatkan empatpuluh hari lamanya untuk berdoa dan bermatiraga. Selama waktu itu ia menuliskan regula yang akan menjadi dasar hidupnya serta para pengikut kongregasinya yang baru. Yohanes, saudara Paulus, dan dua orang muda lain ikut bergabung dengannya. Paulus dan Yohanes ditahbiskan sebagai imam oleh Paus Benediktus XIII pada tahun 1727. Sepuluh tahun kemudian, Biara Passionis (CP = Kongregasi Biarawan Passionis) yang pertama berdiri. Paus Klemens XIV menyetujui ordo baru tersebut. Ia juga menyetujui regula biara selang beberapa waktu kemudian. Disamping ketiga kaul kekal, yaitu: kemiskinan, kemurnian dan ketaatan, Paulus dari Salib menambahkan kaul keempat, yaitu: devosi kepada Sengsara Kristus. Pada tahun 1747, Passionis telah memiliki tiga biara. Mereka berkhotbah serta memberikan retret dan bimbingan rohani kepada umat di seluruh Italia. Ketika ia wafat pada tahun 1775, Paulus dari Salib sedang mulai membentuk Kongregasi Biarawati Passionis. Ia dinyatakan kudus oleh Paus Pius IX pada tahun 1867. P: 19 Oktober PEDRO ARMENGOL (1238-1304) Profesinya adalah perampok. Namun tiba-tiba ia bertobat dankemudian masuk biara. Pedro menawarkan diri sebagai sandera untuk ditukar 735 dengan 18 anak Kristen yang ditahan orang Islam di Aljazair. Karena giat merasul di kawasan Islam ini ia dihukum mati; akan tetapi secara ajaib Pedro terbebas dari maut. P: 1 September PEDRO SANZ OP (1680-1747) Misionaris yang bekerja giat dan sangat sukses di Fukien (Tiongkok) ini ditangkap dan dipenggal bersama Pater Fransisco Serrano, Joaquin Royo, Yuan de Alcober dan Fransisco Diaz. P: 3 Juni PELAGIA († 304) Gadis berusia 15 tahun dari Antiokia (Siria) ini merelakan diri ditangkap tentara dan diseret ke pengadilan. Namun ia minta sedikit waktu untuk bertukar pakaian. Kemudian Pelagia naik keatas bubungan atap dan menjatuhkan diri karena takut diperkosa di dalam penjara. P: 9 Juni SANTO PELAGIUS atau PELAYO (912-925) Bocah martir dari Spanyol ini hidup pada masa ketika bangsa Moor berkuasa atas sebagian tanah airnya. Bangsa Moor memusuhi umat Kristiani Spanyol. Pelagius baru berusia sepuluh tahun ketika pamannya harus meninggalkannya sebagai tawanan bangsa Moor di kota Cordova. Ia tidak akan dibebaskan sebelum pamannya menyerahkan apa yang dikehendaki bangsa Moor. Tiga tahun berlalu dan remaja belia Kristen ini masih seorang tawanan. Sekarang, ia telah 736 menjadi seorang remaja tigabelas tahun yang tampan penuh semangat hidup. Walau banyak teman tawanan lainnya adalah orang-orang dewasa yang bertabiat buruk, Pelagius tidak meniru tabiat mereka. Meski muda, ia memiliki kehendak yang kuat dan tahu bagaimana memelihara diri sebagai seorang yang baik. Penguasa bangsa Moor mendengar juga berita-berita baik mengenai Pelagius. Ia memanggil remaja itu. Pelagius memang tampan dan tahu sopan santun. Penguasa Moor jatuh hati dan hendak membebaskannya dari penjara. Bagaimanapun, ia hanyalah seorang anak. Kepada Pelagius ditawarkan kebebasan, juga pakaian-pakaian indah untuk dikenakannya. Dan bukan hanya itu saja, kepadanya juga akan dihadiahkan kuda-kuda gagah dan sejumlah uang. Semua itu akan menjadi miliknya jika ia bersedia mengingkari iman dan menjadi seorang Muslim seperti para penawannya. “Semua yang kalian sebut itu tak ada artinya bagiku,” kata anak itu tegas. “Aku seorang Kristiani sejak dahulu. Aku seorang Kristiani sekarang. Aku 737 akan tetap menjadi seorang Kristiani.” Penguasa itu terperanjat. Ia mengubah taktiknya. Bukannya janjijanji, sekarang ia melontarkan ancaman-ancaman, tetapi semuanya sia-sia belaka. Pelagius yang berusia tigabelas tahun wafat sebagai seorang martir pada tahun 925. P: 26 Juni PELEUS, NILOS, PARTERMUTIOS dan ELIAS († 310) Dua uskup (Peleus dan Nilos) dan dua orang awam itu ditangkap di Mesir dan dibuang ke tempat pertambangan di Palestina. Karena tetap setia pada iman Kristen, bahkan berani beribadat, mereka dibakar hidup-hidup. P: 19 September PEMBANTU DALAM KESUKARAN (HOLLY HELPERS IN NEED) Empat belas orang kudus yang lazimnya secara khusus dimintai pertolongannya dalam beraneka kesulitan ialah: Santo Akatios > dalam sakratul maut Santo Egidius > terhadap penyakit ternak Santa Barbara > pelindung para tahanan dan supaya mati dalam keadaan baik Santo Blasius > sakit tenggorokan Santo Kristoforus > terhadap kecelakaan lalu lintas Santo Siriakus > terhadap godaan setan waktu sakratul maut 738 Santo Dionisius dari Paris > terhadap skrupel dan kegelisahan hati Santo Erasmus > terhadap bahaya di laut Santo Eustakius > terhadap wabah pes dan kelaparan Santo Georgius > dalam ketakutan Santa Katarina dari Alexandria > dalam kesulitan belajar Santa Margareta dari Antiokia († 307; P: 20 Juli) > terhadap godaan nafsu Santo Pantaleon > terhadap macammacam penyakit, dan santo pelindung para dokter Santo Vitus > terhadap penyakit epilepsy P: 11 Mei SANTA PERPETUA dan SANTA FELISITAS († 202) Perpetua dan Felisitas hidup di Kartago, Afrika Utara, pada abad ketiga. Pada masa itu terjadi penganiayaan yang hebat atas orang-orang Kristen oleh Kaisar Septimus Severus. Perpetua yang berusia duapuluh dua tahun adalah puteri seorang bangsawan kaya. Semenjak kecilnya ia selalu mendapatkan apa saja yang ia inginkan. Tetapi ia sadar bahwa ia mengasihi Yesus dan iman Kristianinya jauh lebih berharga dari apa pun yang dapat ditawarkan oleh dunia. Oleh karena imannya itulah ia menjadi seorang tahanan yang siap menghadapi hukuman mati. 739 Ayah Perpetua adalah seorang kafir. Ia melakukan segala daya upaya untuk membujuk puterinya agar mengingkari iman Kristianinya. Ia berusaha meyakinkan Perpetua akan betapa pentingnya menyelamatkan nyawanya. Tetapi, Perpetua tetap pada pendiriannya, meskipun ia tahu bahwa ia harus meninggalkan suami serta bayinya. Felisitas, pelayan Perpetua yang Kristen, adalah seorang budak. Ia dan Perpetua bersahabat. Mereka saling berbagi iman dan cinta akan Yesus. Felisitas juga rela kehilangan nyawanya bagi Yesus dan bagi imannya. Oleh sebab itu ia juga menjadi seorang tahanan yang siap menghadapi hukuman mati. Felisitas adalah seorang isteri. Ketika sedang di penjara karena imannya, ia juga menjadi seorang ibu muda pula. Bayinya diangkat anak oleh seorang wanita Kristen yang baik. Felisitas amat bahagia karena sekarang ia dapat pergi sebagai martir. Bergandengan tangan, Perpetua dan Felisitas menghadapi kemartiran mereka dengan gagah berani. Mereka dijadikan mangsa binatang-binatang buas dan kemudian dipenggal kepalanya. Mereka berdua wafat sekitar tahun 202. A: Perpetua = yang selamanya; P: 7 Maret 740 PETER (750) Adalah uskup Damsyik yang dibutakan dan dipenggal oleh orang Arab, karena dalam kotbahnya menentang ajaran Mohammad. P: 4 Oktober PETER NANGAXI (11 tahun), PETER SANGA (3 tahun) dan PETER KIHIMAN (7 tahun) di penggal bersama orang tua mereka di Nagasaki Jepang pada tanggal 10 dan 11 September 1622. P: 10 September PETROS BALSAMOS († 310) Remaja Yudea (Palestina) ini dibujuk oleh hakim supaya murtad, mengingat umurnya yang masih muda serta ketampanannya. Tetapi Petrus menolak, sehingga hakim memerintahkan pembakaran hidup-hidup. P: 11 Januari PETRUS A: batu karang (Y); bentuk-bentuk lain nama ini untuk pria adalah: Pedro, Peter, Petros, Piero, Pierre, Pietre, Pit; untuk wanita adalah: Petra, Petronella. PETRUS ARTEMIEV (1665-1700) Adalah seorang utusan kaisar Rusia. Karena menjadi Katolik, ia dipenjarakan dalam suatu biara dan diperlakukan dengan sangat kasar, sehingga mati muda. 741 SANTO PETRUS CHANEL (1803-28 April 1841) St. Petrus Chanel dilahirkan dekat Belley, Perancis pada tahun 1803. Sejak berumur tujuh tahun, ia menggembalakan kawanan domba ayahnya. Meskipun miskin, ia seorang anak yang cerdas dan saleh. Suatu hari, seorang imam paroki yang baik hati berjumpa dengannya. Imam begitu terkesan padanya hingga ia meminta ijin dari orangtuanya agar diperbolehkan menyediakan pendidikan bagi Petrus. Di sekolahnya, dan kelak di seminari, Petrus belajar dengan tekun. Ketika telah ditahbiskan sebagai imam, ia ditugaskan di sebuah paroki di mana hanya ada sedikit umat Katolik yang masih mengamalkan imannya. Pastor Chanel seorang pendoa. Ia baik hati serta lemah lembut pada setiap orang. Hanya dalam waktu tiga tahun, terjadi perubahan besar di paroki. Banyak orang kembali mengasihi Yesus dan Gereja-Nya dengan segenap hati. St. Petrus sangat ingin menjadi seorang misionaris. Ia bergabung dengan ordo religius Serikat Maria (Misionaris-misionaris Maria). Ia berharap agar diutus untuk mewartakan Injil kepada mereka yang masih belum percaya kepada Tuhan. Beberapa tahun kemudian keinginannya terkabul. Ia dan sekelompok misionaris Maria diutus ke kepulauan Lautan Teduh. Pastor Chanel dan seorang broeder ditugaskan di pulau Futuna. Di sana, 742 penduduk dengan senang hati mendengarkan khotbah Pastor Chanel. “Orang ini mengasihi kita,” demikian kata seorang penduduk. “Dan ia sendiri mengamalkan apa yang ia ajarkan kepada kita.” Sayang sekali, kepala suku Futuna menjadi iri hati atas keberhasilan sang imam. Ketika puteranya sendiri dibaptis, ia menjadi amat murka. Ia mengirim sepasukan prajurit untuk membunuh sang misionaris. Sementara terbaring sekarat, yang dikatakan imam hanyalah, “Aku baik-baik saja.” St. Petrus Chanel dibunuh pada tanggal 28 April 1841. Tak lama sesudah kemartirannya, seluruh penduduk pulau telah menjadi Kristen. Petrus dinyatakan kudus oleh Paus Pius XII pada tahun 1954. P: 28 April SANTO PETRUS CLAVER SJ (1580-8 September 1654) Imam Spanyol dari Serikat Yesus ini dilahirkan pada tahun 1580. Ia dikenal sebagai “rasul para budak”. Ketika ia masih seorang seminaris di Serikat Yesus, ia merasakan suatu dorongan yang amat kuat untuk pergi ke Amerika Selatan sebagai seorang misionaris. Ia menjadi sukarelawan dan diutus ke pelabuhan Cartagena (Kolumbia). Di sana berdatangan banyak sekali kapal 743 penuh dengan muatan para budak belian yang didatangkan dari Afrika untuk dijual. Melihat himpunan orang-orang malang itu yang berjubel, sakit serta menderita, hati Petrus tergerak oleh belas kasihan. Ia bertekad untuk menolong mereka serta mewartakan Kabar Sukacita kepada mereka. Begitu sebuah kapal muatan tiba, Petrus akan segera pergi menyongsongnya dan menjumpai ratusan budak yang sakit. Ia memberi mereka makanan serta obat-obatan. Ia membaptis mereka yang sekarat serta membaptis bayi-bayi. Ia merawat yang sakit. Sungguh suatu kerja keras sementara panas menyengat. Seorang yang pernah satu kali menemani St. Petrus melakukan karyanya tidak tahan menyaksikan pemandangan yang memilukan itu. Tetapi Petrus melakukannya selama empat puluh tahun. Ia membaptis sekitar tiga ratus ribu orang. Ia selalu berada di sana ketika kapalkapalm itu datang. Ia mencurahkan perhatian serta kasih sayangnya kepada mereka yang diperlakukan secara tidak adil oleh masyarakat. Meskipun majikan para budak itu berusaha mencegahnya, Pastor Claver tetap saja mengajarkan iman kepada para budak belian itu. Suatu pekerjaan yang lamban serta mengecilkan hati. Banyak orang mencelanya dengan mengatakan bahwa segala yang ia lakukan itu hanya sia-sia belaka. Menurut mereka, para budak itu tidak akan pernah memiliki iman. Tetapi St. Petrus seorang yang amat sabar dan ia percaya bahwa Tuhan memberkati para budak tersebut. Ia malahan juga pergi mengunjungi para budak itu setelah mereka meninggalkan Cartagena. Pastor Claver tidak pernah lelah mendesak majikan para budak itu untuk memperhatikan jiwa-jiwa para budak mereka sementara mereka sendiri perlu menjadi umat Kristiani yang lebih baik. 744 Empat tahun terakhir dalam hidupnya, Pastor Claver menderita sakit yang demikian hebat hingga ia harus tinggal terus dalam kamarnya. Ia bahkan tidak dapat merayakan Misa. Sebagian besar orang telah melupakannya, tetapi Pastor Claver tidak pernah mengeluh. Kemudian, tiba-tiba saja , pada saat wafatnya pada tanggal 8 September 1654, sekonyong-konyong seluruh kota terjaga. Mereka segera sadar bahwa mereka telah kehilangan seorang kudus. Sejak saat itu, ia tidak pernah lagi dilupakan. St. Petrus Claver dinyatakan kudus pada tahun 1888 oleh Paus Leo XIII. L: imam sedang menolong orang-orang Negro; P: 9 September SANTO PETRUS DAMIANUS (1007-1072) St. Petrus Damianus dilahirkan pada tahun 1007 dan menjadi yatim piatu sejak masih kanakkanak. Ia diasuh oleh seorang kakaknya yang menganiaya serta membiarkannya kelaparan. Seorang kakaknya yang lain, Damianus, mengetahui keadaannya yang sebenarnya. Ia membawa Petrus pulang ke rumahnya. Sejak saat itulah hidup Petrus berubah sepenuhnya. Ia diperlakukan dengan penuh cinta, kasih sayang serta perhatian. Begitu bersyukurnya Petrus hingga kelak ketika ia menjadi 745 seorang religius, ia memilih nama Damianus sebagai ungkapan kasih sayang kepada kakaknya. Damianus mendidik Petrus serta memberinya semangat dalam belajar. Petrus kemudian mengajar di perguruan tinggi ketika usianya baru duapuluh tahunan. Ia menjadi seorang guru yang hebat. Tetapi Tuhan membimbingnya ke jalan yang tidak pernah terpikirkan olehnya. Petrus hidup pada masa di mana banyak orang dalam Gereja terlalu dipengaruhi oleh tujuantujuan duniawi. Petrus sadar bahwa Gereja adalah ilahi dan Gereja memiliki rahmat dari Yesus Kristus untuk menyelamatkan semua orang. Ia ingin agar Gereja bersinar dengan kemuliaan Kristus. Setelah tujuh tahun lamanya mengajar, Petrus memutuskan untuk menjadi seorang biarawan. Ia ingin menghabiskan sisa hidupnya dengan berdoa serta bermati raga. Ia akan berdoa dan melakukan silih agar banyak orang dalam Gereja menjadi kudus. Demikianlah ia pergi ke biara St. Romualdus. Petrus Damianus menulis regula (=peraturan biara) bagi para biarawan. Ia juga menulis riwayat hidup St. Romualdus, pendiri biara mereka yang kudus. Petrus menghasilkan banyak karya tulis dalam bidang teologi untuk membantu umat memperdalam iman mereka. Dua kali pemimpin biara mengirimnya ke biara-biara tetangga. Ia membantu para biarawan untuk memulai pembaharuan yang mendorong mereka untuk hidup lebih dekat dengan Tuhan. Para biarawan amat bersyukur sebab Petrus adalah seorang yang lembut hati serta pantas dihormati. Petrus pada akhirnya ditarik dari biara. Ia diangkat menjadi Uskup dan kemudian Kardinal. Ia diutus dalam tugas-tugas yang amat penting kepada paus sepanjang hidupnya. St. Petrus Damianus wafat pada tahun 1072 dalam usia enampuluh lima 746 tahun. Oleh karena ia seorang pahlawan kebenaran dan seorang pencinta perdamaian, ia dinyatakan sebagai Pujangga Gereja pada tahun 1828. Puisi Dante (yang hidup dari tahun 1265 hingga 1321) mengagumi kebesaran St. Petrus Damianus. Dalam puisinya, “Komedi Ilahi” Dante menempatkan Damianus dalam “surga ketujuh”. Itulah tempat bagi orang-orang kudus yang suka merindukan atau merenungkan Tuhan. P: 21 Februari PETRUS dari ALCANTRA (1499-1562) Semasa menjadi Provinsial Fransiskan ia memulai pembaharuan. Para biarawan dibagi-bagi dalam kelompok kecil supaya dapat hidup secara sederhana dan miskin sekali. Mereka tidak bersepatu, pantang daging dan tidak minum anggur. Kewajiban mereka adalah banyak berdoa dan bersamadi. Petrus mendukung usaha Santa Teresa dari Avilla yang juga giat mengadakan pembaharuan terhadap ordonya. Selain itu ia menulis uraian tentang doa dan meditasi yang mengalami 200 kali cetak ulang dan masih diterjemahkan terus hingga kini. L: salib dan tengkorak; P: 19 Oktober PETRUS dari VERONA (1205-1252) Biarawan Dominikan ini terkenal sebagai pengkotbah dan pentobat banyak orang yang disesatkan oleh bidaah di Italia Utara. Ia dibunuh oleh pendukung bidaah, tetapi sebelum menghembuskan nafas terakhir Petrus sempat menulis ‘CREDO’ dengan darahnya sendiri. B: Petrus Martir; P: 29 April 747 PETRUS FABER SJ (1506-1546) Adalah teman sekuliah Santo Ignasius dan Santo Fransiskus Xaverius di Paris. Ia terkenal sebagai pengkotbah dan pemberi retret atau latihan rohani. Sering ia ditugaskan sebagai utusan paus ke wilayah-wilayah Protestan di Jerman, Spanyol dan Belgia. Ia menarik Santo Petrus Kanisisus ke dalam Serikat Jesus. P: 2 Agustus SANTO PETRUS KANISIUS SJ (1521-1597) Petrus, seorang Belanda, dilahirkan pada tahun 1521. Ayahnya menghendaki agar ia kelak menjadi seorang pengacara. Untuk menyenangkan hati ayahnya, Petrus muda mulai belajar ilmu hukum sebelum ia menyelesaikan seluruh mata pelajarannya yang lain. Namun demikian, segera saja ia menyadari bahwa ia tidak akan pernah bahagia dengan profesi tersebut. Pada waktu itu, semua orang sedang membicarakan tentang khotbah Beato Petrus Faber yang mengagumkan. Pastor Faber adalah salah seorang dari anggota Serikat Yesus yang pertama. Ketika Petrus Kanisius mendengarkan khotbah Pastor Faber, ia tahu bahwa ia juga akan berbahagia melayani Tuhan sebagai seorang Yesuit. Jadi, ia bergabung dengan Serikat 748 Yesus. Setelah beberapa tahun dilewatkannya dengan belajar dan berdoa, ia ditahbiskan sebagai seorang imam. St. Ignatius segera menyadari betapa taat serta penuh semangatnya St. Petrus Kanisius. St. Ignatius mengutusnya ke Jerman di mana St. Petrus kemudian berkarya selama empatpuluh tahun lamanya. Sangatlah sulit menyebutkan semua karya besar St. Petrus Kanisus, doa-doanya serta pengorbanannya sepanjang waktu itu. Yang menjadi perhatian utamanya adalah menyelamatkan banyak penduduk Jerman dari bidaah-bidaah pada masa itu. Ia juga berdaya upaya untuk membawa kembali mereka yang telah menerima ajaran-ajaran sesat tersebut ke pangkuan Gereja Katolik. Dikisahkan bahwa ia menempuh jarak kurang lebih duapuluh ribu mil (± 32,187 km) dalam waktu tiga puluh tahun. Perjalanan sejauh itu ditempuhnya dengan berjalan kaki atau dengan menunggang kuda. Meskipun banyak kesibukannya, St. Petrus Kanisius masih sempat juga menulis banyak buku tentang iman. Ia menyadari betapa pentingnya buku itu. Jadi, ia mengadakan kampanye untuk menghentikan diperjualbelikannya buku-buku yang tidak baik. Sementara itu, ia melakukan segala daya upaya untuk menyebarluaskan buku-buku yang baik, yang mengajarkan iman. Dua buah buku katekese yang ditulis oleh St. Petrus Kanisius menjadi demikian disukai hingga harus dicetak ulang lebih dari duaratus kali dan diterjemahkan ke dalam limabelas bahasa. Kepada mereka yang mengatakan bahwa ia bekerja terlalu keras, St. Petrus Kanisius akan menjawab, “Jika kamu mempunyai terlalu banyak perkara untuk dikerjakan, maka dengan bantuan Tuhan, kamu akan memperoleh cukup waktu untuk 749 mengerjakan semuanya.” Santo yang mengagumkan ini wafat pada tahun 1597. Ia dinyatakan sebagai Doktor Gereja oleh Paus Pius XI pada tahun 1925. Petrus Kanisius (1521-1597), ‘Rasul Jerman yang kedua’ dan pujangga Gereja; lahir di Nijmegen dan meniggal di Fribourg Swiss; A: Kanisius: anjing; L: seorang imam memegang buku katekismus; P: 21 Desember atau 27 April SANTO PETRUS KRISOLOGUS (380-2 Desember 450) Petrus dilahirkan di sebuah kota kecil di Imola, di wilayah Italia Utara, sekitar Tahun 380. Ia hidup pada abad kelima. Uskup Kornelius dari Imola membimbingnya dan mentahbiskannya sebagai seorang diakon. Bahkan sejak masih kanak-kanak, Petrus mengerti bahwa seseorang sungguh adalah seorang yang besar hanya jika ia dapat mengendalikan emosinya dan mengenakan semangat Kristus. Ketika Uskup Agung Ravenna, Italia, wafat, Petrus ditunjuk oleh Paus St Leo Agung untuk menggantikannya. Peristiwa ini terjadi sekitar tahun 433. Sebagai seorang imam dan uskup, St Petrus berkarya secara efektif. Ia berjuang keras untuk menghapuskan kekafiran yang masih ada dalam keuskupannya. Ia membantu umatnya bertumbuh dalam iman. St Petrus menjadi terkenal sebagai seorang pengkhotbah. Sungguh, “Krisologus” artinya 750 “perkataan emas”. Namun demikian, semua khotbah ataupun homilinya singkat saja. Ia khawatir para pendengarnya menjadi bosan. Di samping itu, khotbah-khotbahnya pun bukanlah sesuatu yang luar biasa istimewa ataupun indah. Namun, pesanpesan yang disampaikannya jauh lebih berharga daripada emas. Ia berkhotbah dengan semangat begitu rupa hingga mampu menggugah hati para pendengar yang mendengarkannya dengan terpukau. Dalam khotbah-khotbahnya, St Petrus mendesak setiap orang untuk menerima Yesus sesering mungkin dalam Komuni Kudus. Ia ingin agar semua orang menyadari bahwa Tubuh Tuhan haruslah menjadi santapan setiap hari bagi jiwa. Uskup yang baik ini juga berjuang demi persatuan segenap anggota Gereja Katolik. Ia berusaha mengatasi segala kebingungan yang ada dalam umat tentang iman Katolik. Ia juga senantiasa mengusahakan damai. St Petrus Krisologus wafat pada tanggal 2 Desember 450 di kota kelahirannya, Imola, Italia. Oleh karena khotbah-khotbahnya yang mengagumkan, yang begitu kaya akan pengajaran, pada tahun 1729 Paus Benediktus XIII memaklumkan St Petrus sebagai Doktor Gereja. Peringatan Santo Petrus Krisologus setiap tanggal 30 Juli. PETRUS LIN († 1834) Awam Kristen berkebangsaan Tionghoa ini dibuang ke Mongolia, tetapi pulang kembali dan menguatkan iman anak-anaknya yang disekap dalam penjara. Lalu ia disergap dan digantung. P: 17 Maret 751 PETRUS NOLASKUS (1182-1256) Mengabdikan seluruh hidupnya untuk membebaskan 890 budak-budak belian dan tahanan Kristen dari penjara-penjara Islam di Afrika Utara. P: 28 Januari PETRUS ORSEOLA (928-987) Pemimpin angkatan laut yang pernah menghantam pembajak dan menjadi ‘Doge’ (=kepala Negara) Republik Venesia ini berhasil menertibkan kembali pemerintah republic yang dikacaukan oleh pendahulunya. Katanya, pendahulunya terbunuh dalah suatu huru-hara atas hasutan Petrus. Setelah membangun kembali rumah sakit dan katedral, ia diam-diam meninggalkan anak-isteri serta jabatannya dan menjadi rahib. Ia bertapa di Spanyol bersama Santo Romualdus. P: 10 Januari SANTO PETRUS RASUL († 64) Petrus, paus pertama kita, adalah seorang nelayan dari Galilea. Yesus memanggilnya untuk mengikuti Dia, “Aku akan menjadikan engkau penjala manusia.” Petrus adalah seorang sederhana yang giat bekerja. Ia murah hati, jujur dan amat dekat dengan Yesus. Nama asli rasul besar ini adalah Simon, tetapi Yesus mengubahnya menjadi Petrus, yang artinya “batu karang”. “Engkaulah Petrus,” kata Yesus, “dan di atas batu karang ini Aku akan 752 mendirikan Gereja-Ku.” Petrus adalah pemimpin para rasul. Ketika Yesus ditangkap, Petrus ketakutan. Saat itulah ia berbuat dosa dengan menyangkal Kristus sebanyak tiga kali. Rasa takut akan keselamatan diri sendiri menguasainya. Tetapi, Petrus menyesali perbuatannya dengan sepenuh hati. Ia mengangisi penyangkalannya sepanjang hidupnya. Yesus mengampuni Petrus. Sesudah kebangkitan-Nya, Ia bertanya tiga kali kepada Petrus, “Apakah engkau mengasihi Aku?” Jawab Petrus, “Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.” Sesungguhnya, Yesus memang tahu! Petrus benar. Dengan lembut Yesus berkata, “Gembalakanlah domba-domba-Ku.” Yesus mengatakan kepada Petrus untuk mengurus Gereja-Nya, sebab Ia akan naik ke surga. Yesus menetapkan Petrus sebagai pemimpin para pengikut-Nya. Di kemudian hari Petrus pergi dan tinggal di Roma. Roma adalah pusat seluruh Kerajaan Romawi. Di sana, Petrus mempertobatkan banyak orang. Ketika penganiayaan yang kejam terhadap orangorang Kristen dimulai, umat memohon pada Petrus untuk meninggalkan Roma dan menyelamatkan diri. Menurut tradisi, ia memang sedang dalam perjalanan meninggalkan Roma ketika ia berjumpa dengan Yesus di tengah jalan. Petrus bertanya kepada-Nya, “Tuhan hendak ke manakah Engkau pergi?” Jawab Yesus, “Aku datang untuk disalibkan yang kedua kalinya.” Kemudian St. Petrus berbalik dan kembali ke Roma. Ia mengerti bahwa penglihatannya berarti bahwa ia harus menderita dan wafat bagi Yesus. Segera Petrus ditangkap dan dijatuhi hukuman mati. Karena ia bukan warganegara Romawi, sama seperti Yesus, ia dapat 753 disalibkan. Kali ini ia tidak menyangkal Kristus. Kali ini ia siap untuk wafat bagi-Nya. Petrus minta agar disalibkan dengan kepalanya di bawah, sebab ia merasa tidak layak menderita seperti Yesus. Para prajurit Romawi tidak merasa aneh akan permintaannya, sebab para budak disalibkan dengan cara demikian. St. Petrus wafat sebagai martir di Bukit Vatikan sekitar tahun 67. Pada abad keempat, Kaisar Konstantin membangun sebuah gereja besar di atas tempat sakral tersebut. Penemuan-penemuan kepurbakalaan baru-baru ini menegaskan kisah sejarah tersebut. Petrus († 64), pemimpin para Rasul, martir di Roma. L: dua kunci bersilangan; P: 29 Juni bersama dengan Santo Paulus PETRUS RYOU (†1839) Ialah anak sulung Agustinus Ryou. Ayahnya adalah pejabat tinggi Korea yang disiksa dan dipenggal karena imannya. Petrus sendiri pergi ke pengadilan dan mengakui Kristen, karena di rumah ibu dan adik perempuannya terus mendesaknya supaya murtad. Karena hukum Korea tidak membenarkan hukuman mati terhadap pemuda, maka ia diam-diam dicekik oleh algojo bayaran. Sebab, hakim jengkel tidak berhasil memurtadkan pemuda ini dengan segala macam siksaan yang ngeri. P: 2 atau 26 September PETRUS VENERABILIS (1094-1156) Menjadi pemimpin biara Cluny Perancis (Venerabilis = Yang Pantas Di hormati). Ia membela cara hidup dalam biara yang boleh mempunyai milik 754 terhadap serangan Santo Bernardus dari Calirvaux. Petrus sering berhasil mendamaikan permusuhan. Ia murah hati dan mengusahakan terjemahan Al-Quran untuk pertama kalinya ke dalam bahasa Barat (Latin) P: 25 Desember SANTO PETRUS YULIANUS EYMARD (1811-1 Agustus 1868) Pada tahun 1811 Petrus Yulianus Eymard dilahirkan di sebuah kota kecil yang termasuk dalam wilayah keuskupan Grenoble, Perancis. Bersama ayahnya, Petrus bekerja membuat serta memperbaiki pisau hingga usianya delapan belas tahun. Waktu luangnya dipergunakannya untuk belajar. Ia belajar sendiri bahasa Latin dan menerima bimbingan rohani dari seorang imam yang baik hati. Petrus ingin sekali menjadi seorang imam. Ketika usianya dua puluh tahun, Petrus memulai pelajarannya di Seminari Grenoble. Petrus Yulianus akhirnya ditahbiskan menjadi seorang imam pada tahun 1834 dan selama lima tahun berikutnya ia melayani di dua paroki. Umat menyadari betapa Pastor Eymard telah menjadi berkat bagi mereka semua. Ketika P. Eymard meminta ijin kepada Bapa Uskup untuk menggabungkan diri dengan suatu ordo baru, yaitu Ordo Marists, Bapa Uskup memberikan persetujuannya. P. Eymard kemudian menjadi direktur rohani bagi para seminaris Marists. Pada 755 tahun 1845, ia diangkat menjadi Superior (= pembesar biara) Lyon, Perancis. Tetapi meskipun P. Eymard melaksanakan begitu banyak tugas yang dibebankan kepadanya dengan giat sepanjang hidupnya, P. Eymard akan selalu dikenang secara istimewa untuk sesuatu yang lain. P. Eymard mempunyai cinta yang menyalanyala kepada Ekaristi Kudus. Ia amat terpesona dengan kehadiran Yesus dalam Ekaristi. Ia suka sekali meluangkan waktu setiap hari untuk melakukan adorasi (= sembah sujud) kepada Sakramen Maha Kudus. Pada Pesta Corpus Christi, yaitu Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus, P. Eymard dianugerahi suatu pengalaman rohani yang amat dahsyat. Sementara ia membawa Hosti Kudus dalam prosesi, ia merasakan kehadiran Yesus, bagaikan suatu kehangatan dari sumber api. Hosti itu serasa menyelebunginya dengan kasih dan cahaya. Dalam hatinya, P. Eymard berdoa kepada Tuhan tentang kebutuhan-kebutuhan rohani dan jasmani umatnya. Ia memohon agar kerahiman dan belas kasih Yesus menyentuh hati setiap orang seperti ia sendiri disentuh melalui Ekaristi. Pada tahun 1856, P. Eymard mengikuti inspirasi yang telah didoakannya selama bertahuntahun. Dengan persetujuan dari para pembesarnya, P. Eymard membentuk ordo religius yang beranggotakan para imam yang ber-adorasi kepada Ekaristi Kudus. Mereka dikenal sebagai Para Imam dari Sakramen Maha Kudus, s.s.s. Dua tahun setelah ordo para imam dibentuk, P. Eymard membentuk ordo untuk para biarawati, Abdi Allah dari Sakramen Maha Kudus. Sama seperti para imam, para biarawati juga mempunyai cinta yang istimewa kepada Yesus dalam Ekaristi Kudus. Para imam dan biarawati dari Sakramen Maha Kudus membaktikan 756 hidup mereka dalam adorasi kepada Yesus. P. Eymard juga membentuk kelompok-kelompok dalam gerejanya guna membantu umatnya mempersiapkan diri untuk menyambut Komuni Kudusnya yang Pertama. Ia menulis beberapa buku mengenai Ekaristi yang telah diterjemahkan ke dalam berbagai macam bahasa. Buku-buku itu masih beredar hingga sekarang. P. Eymard hidup pada masa yang sama dengan seorang kudus lainnya yang akan kita rayakan pestanya besok, tanggal 4 Agustus, yaitu St. Yohanes Vianney. Mereka berdua bersahabat dan masing-masing saling mengagumi yang lainnya. Pastor Vianney mengatakan bahwa Pastor Eymard adalah seorang kudus dan ia menambahkan, “Adorasi oleh para imam! Betapa baiknya! Aku akan berdoa setiap hari bagi karya Pastor Eymard.” St. Petrus Yulianus Eymard melewatkan empat tahun terakhir hidupnya dalam penderitaan hebat. Di samping penderitaan jasmani, ia juga harus menderita karena berbagai masalah dan kecaman. Namun P. Eymard tetap setia dalam adorasinya kepada Sakramen Maha Kudus. Kesaksian hidupnya serta pengorbanannya mendorong banyak orang lainnya untuk menjawab panggilan hidup mereka dengan bergabung dalam ordo-ordo religius. P. Eymard wafat pada tanggal 1 Agustus 1868 dalam usia lima puluh tujuh tahun. Ia dinyatakan kudus oleh Paus Yohanes XXIII pada tanggal 9 Desember 1962. Dirayakan setiap tanggal 2 Agustus. PIONUS († 250) Adalah seorang imam dan pengkotbah yang cerdas. Ia menjelajahi banyak tempat dan akhirnya ditangkap ketika sedang merayakan pesta Santo 757 Polikarpus. Setelah diinterogasi dan dipaksa supaya menyembah berhala, ia dipaku pada tiang dan dibakar. P: 11 Maret SANTO PAUS PIUS V (1504-1 Mei 1572) Paus yang kudus ini dilahirkan di Italia pada tahun 1504. Ia dibaptis dengan nama Antonius Ghislieri. Antonius sungguh ingin menjadi seorang imam, tetapi tampaknya anganangannya itu tidak akan pernah menjadi kenyataan. Orangtuanya miskin. Mereka tidak punya cukup uang untuk menyekolahkannya. Suatu hari, dua orang imam Dominikan datang ke rumahnya dan bertemu dengan Antonius. Para imam itu amat suka kepadanya hingga mereka bersedia mengurus pendidikannya. Demikianlah, pada usia empat belas tahun, Antonius bergabung dalam Ordo Dominikan. Ia memilih nama “Mikhael”. Setelah menamatkan studinya, ia ditahbiskan sebagai imam. Kemudian ia ditahbiskan pula sebagai uskup dan kardinal. Dengan gagah berani ia mempertahankan ajaran-ajaran Gereja dari mereka yang berusaha menentangnya. Ia senantiasa hidup dengan bermatiraga. Ketika usianya enam puluh satu tahun, 758 ia dipilih menjadi paus. Ia memilih nama Paus Pius V. Dulu ia seorang bocah penggembala domba yang miskin. Sekarang ia adalah pemimpin tertinggi Gereja Katolik di seluruh dunia. Walaupun demikian, paus tetap rendah hati dan sederhana seperti sedia kala. Ia masih mengenakan jubah Dominikan-nya yang putih, jubah tua yang selama ini dikenakannya. Dan tak seorang pun dapat membujuknya untuk menggantinya. Paus Pius V harus menghadapi banyak tantangan. Ia menimba kekuatan dari salib Yesus. Setiap hari ia merenungkan sengsara dan wafat Kristus. Pada waktu itu, bangsa Turki berusaha menguasai seluruh wilayah Kristen. Mereka mempunyai armada angkatan laut yang hebat di Laut Tengah. Bala tentara Kristen bertempur melawan mereka di suatu wilayah yang disebut Lepanto, dekat Yunani. Sejak saat bala tentaranya keluar untuk berperang, Bapa Suci terus-menerus berdoa rosario. Ia mendorong umatnya untuk melakukan hal yang sama. Puji syukur atas bantuan Bunda Maria, bala tentara Kristen menang mutlak atas musuhnya. Sebagai ungkapan terima kasih kepada Bunda Maria, St. Pius V menetapkan Pesta SP Maria Ratu Rosario yang kita rayakan setiap tanggal 7 Oktober. Paus Pius V wafat di Roma pada tanggal 1 Mei 1572. Pestanya dirayakan pada tanggal 30 April karena tanggal 1 Mei adalah pesta St. Yusuf Pekerja. Pius V dinyatakan kudus oleh Paus Klemens XI pada tahun 1712. SANTO PAUS PIUS X (1835-20 Agustus 1914) Giuseppe (= Yosef) Sarto adalah seorang pelajar miskin di Italia yang kelak menjadi seorang 759 Paus! Giuseppe dilahirkan pada tahun 1835 di Riese, Italia sebagai anak kedua dari delapan bersaudara. Dalam keluarga, ia biasa dipanggil dengan nama kesayangan "Beppi". Ayahnya seorang pegawai pos. Papa dan Mama Sarto mengajarkan cinta kasih kepada Yesus dan Gereja-Nya kepada kedelapan anak mereka melalui teladan cinta kasih dalam rumah mereka. Melebihi segalanya, Giuseppe ingin menyerahkan hidupnya untuk membawa banyak orang ke surga. Ia rindu menjadi seorang imam. Dan untuk itu, ia dan keluarganya harus banyak berkorban agar ia dapat bersekolah di seminari. Itu bukan masalah baginya. Ia bahkan biasa berjalan bermil-mil jauhnya dengan kaki telanjang ke sekolah agar sepatunya yang satu-satunya jangan sampai rusak. Ketika usianya 23 tahun, Giuseppe ditabhiskan menjadi seorang imam. Don Sarto (Don, Italia, artinya Pater) berkarya di paroki-paroki miskin selama tujuhbelas tahun. Semua orang mengasihinya. Don Sarto biasa memberikan segala yang ia miliki demi membantu mereka yang membutuhkan. Seringkali saudarinya harus menyembunyikan sebagian pakaiannya agar jangan 760 sampai Don Sarto tidak mempunyai pakaian untuk dikenakan. Bahkan setelah Don Sarto diangkat menjadi Uskup kota Mantua dan kemudian diangkat lagi menjadi Kardinal, ia masih suka membagibagikan apa yang ia miliki kepada mereka yang berkekurangan. Ia tidak menyimpan apa-apa bagi dirinya sendiri. Ketika Paus Leo XIII wafat pada tahun 1903, Kardinal Sarto diangkat menjadi paus. Ia memilih nama Pius X. Ketika Mama Sarto datang mengunjunginya di Vatican, Paus Pius X menunjukkan kepada ibunya cincin kepausannya. Mama Sarto berkata, “Kamu tidak akan mengenakan cincin itu hari ini, jika aku tidak terlebih dahulu mengenakan cincin ini,” kemudian Mama Sarto menunjukkan kepada Paus cincin emas ikatan perkawinannya. Secara istimewa Paus Pius X dikenang karena kasihnya yang berkobar-kobar kepada Ekaristi Kudus. Bapa Suci mendorong semua orang untuk menyambut Yesus sesering mungkin, bahkan tiap hari! Ia juga menetapkan ketentuan yang mengijinkan anak-anak menyambut Komuni Kudus juga. Sebelumnya, anak-anak harus menunggu hingga usia 12-14 tahun untuk dapat menyambut Tuhan. Paus yakin bahwa Komuni Kudus memberi kekuatan yang diperlukan untuk melakukan segala sesuatu demi kasih kepada Yesus! Paus Pius X percaya teguh dan amat mencintai iman Katolik. Ia menghendaki setiap orang Katolik mengenal dan mencintai keindahan kebenaran ajaran iman Katolik. Ia amat peduli pada tiap-tiap orang, mengenai kebutuhan rohani maupun kebutuhan jasmaninya. Ia mendorong para imam dan para katekis membantu orang banyak mengenal iman mereka. Pius X juga mengerahkan banyak tenaga untuk memperbaharui liturgi, Sepanjang 761 hidupnya ia tertarik pada musik-musik sakral dan mendorong digunakannya Lagu-lagu Gregorian di setiap paroki. Namun demikian, ia menjelaskan bahwa ia beranggapan usaha untuk menggantikan segala bentuk musik Gereja lainnya dengan Lagu Gregorian tidaklah dikehendaki. Ia mendorong digunakannya juga komposisi modern dalam liturgi, selama komposisi modern ini memenuhi standard musik liturgi Gereja. Paus Pius X juga merevisi Ibadat Harian Gereja. Paus Pius X teramat menderita ketika pecah Perang Dunia I. Ia tahu bahwa akan ada banyak orang terbunuh. Ia mengatakan, "Aku akan dengan senang hati menyerahkan nyawaku demi menyelamatkan anak-anakku yang malang dari penderitaan yang mengerikan ini." Paus Pius X wafat pada tanggal 20 Agustus 1914. Dalam surat wasiatnya ia menulis, "Saya dilahirkan miskin, saya hidup miskin, saya berharap mati miskin." Paus Pius X dikanonisasi oleh Paus Pius XII pada tahun 1954. Pestanya dirayakan setiap tanggal 21 Agustus. PIUS X (1835-1914), paus; lahir di Riese (Italia Utara). L: paus memakai jubah putih sedang menerimakan komuni pertama kepada anak kecil; P: 21 Agustus "Komuni Kudus adalah jalan tersingkat dan teraman menuju Surga." ~ St Paus Pius X PLASIDUS (abad ke-6) Ialah murid Santo Benediktus dan biarawan yang saleh. A: halus, ramah; B: Plasida (♀); P: 15 Januari PLATON (735-814) 762 Abbas biara di gunung Olympos (Yunani) ini berhasil memperbaharui semangat hidup rohani dalam biara. Pada hari tuanya ia mengundurkan diri menjadi pertapa dengan hidup yang sangat keras. Ia dibuang karena melawan kaisar yang main kawin cerai saja. P: 4 April SANTO POLIKARPUS (75-155) Polikarpus dilahirkan antara tahun 75 hingga 80. Ia menjadi seorang Kristen ketika pengikut Kristus masih sedikit jumlahnya. Sesungguhnya, Polikarpus adalah murid dari salah seorang rasul, yaitu St. Yohanes. Apa yang telah dipelajarinya dari St. Yohanes diajarkannya kepada yang lain. Polikarpus menjadi seorang imam dan kemudian Uskup Smyrna yang sekarang adalah Turki. Ia menjadi Uskup Smyrna untuk masa yang cukup lama. Jemaat Kristiani mengenalnya sebagai seorang gembala umat yang kudus serta pemberani. Pada masa itu, umat Kristen mengalami penganiayaan serta pembantaian dalam masa pemerintahan Kaisar Markus Aurelius. Seseorang mengkhianati Polikarpus dan melaporkannya kepada penguasa. Ketika orang-orang yang hendak menangkapnya datang, Polikarpus terlebih dulu 763 mengundang mereka bersantap bersamanya. Kemudian ia meminta mereka untuk mengijinkannya berdoa sejenak. Hakim berusaha memaksa Uskup Polikarpus menyelamatkan diri dari maut dengan mengutuk Yesus. “Aku telah melayani Yesus seumur hidupku,” jawab orang kudus itu, “dan Ia tidak pernah mengecewakanku. Bagaimana mungkin aku mengutuk Raja-ku yang rela wafat bagiku?” Para prajurit mengikat kedua belah tangan St. Polikarpus dibelakang punggungnya. Kemudian uskup tua itu ditempatkan diatas api unggun yang disulut hingga berkobar-kobar. Tetapi, api tidak menyakitinya sedikit pun. Salah seorang prajurit kemudian menikamkan sebilah pedang ke lambung uskup. Demikianlah, pada tahun 155, Polikarpus wafat sebagai martir. Ia pergi untuk tinggal selamalamanya bersama Majikan Ilahi yang telah dilayaninya dengan gagah berani. Perayaan memperingatinya setiap 23 Februari. Polikarpus (75-155), uskup dan martir di Smyrna Turki; P: 23 Februari “Selama delapanpuluh enam tahun aku melayani Yesus Kristus dan tidak pernah Ia meninggalkan aku.” ~ St. Polikarpus POLYEUKTOS (abad ke-4) Menjadi Kristen karena mendapat suatu penglihatan dan ajakan temannya yang bernama Nearkos. Perwira Romawi ini tidak mau meninggalkan imannya, meskipun dibujuk oleh istrinya dan iparnya, yaitu gubernur Felix. Ia di hormati sebagai santo pelindung orang yang mengangkat sumpah. P: 13 Februari 764 SANTO PAUS PONTIANUS († 235) dan SANTO HIPPOLITUS Maximinus menjadi kaisar Roma pada tahun 235. Begitu naik tahta, ia mulai melakukan penganiayaan terhadap orang-orang Kristen. Salah satu hukuman yang paling sering dijatuhkan pada para uskup dan imam adalah pembuangan ke daerah-daerah pertambangan yang berbahaya dan tidak sehat di Sardinia, Italia. Penganiayaan inilah yang mempertemukan kedua martir yang pestanya kita rayakan pada hari ini. St. Pontianus diangkat sebagai paus setelah wafatnya Urbanus I pada tahun 230. Ketika Maximinus menjadi kaisar, Pontianus melayani Gereja dengan penderitaannya di tambang-tambang Sardinia. St. Hippolitus adalah seorang imam dan sarjana gereja di Roma. Ia menulis banyak karya-karya mengagumkan mengenai teologi. Ia juga seorang guru yang hebat pula. Hippolitus merasa kecewa dengan Paus St. Zephyrinus, yang wafat sebagai martir pada tahun 217. Hippolitus merasa bahwa paus kurang cepat tanggap dalam mencegah orang-orang mengajarkan ajaran-ajaran sesat. Pengganti St. Zephyrinus adalah St. Kalistus I. Hippolitus kurang setuju dengan paus yang baru ini. Hippolitus sendiri 765 mempunyai sejumlah besar pengikut. Para pengikutnya mendesaknya agar ia mau diangkat sebagai paus. Hippolitus setuju. Ia memutuskan hubungan dengan Gereja dan menjadi paus tandingan. Ketika penganiayaan dimulai, ia ditangkap dan dikirim ke Sardinia. Di sana, dalam keadaan sengsara, ketika para musuh umat Kristiani tertawan, suatu karya penyembuhan yang ajaib terjadi. Paus Pontianus dan Hippolitus saling bertemu di pembuangan. Hippolitus tersentuh dengan semangat kerendahan hati paus. Ia mohon diperbolehkan kembali dalam pelukan Gereja; segera ia merasakan segala amarah dan kecewanya diambil dari hatinya. Paus Pontianus dapat memahami sang imam dan mengasihinya. Bapa Suci tahu bahwa mereka perlu saling membantu serta menguatkan dalam kasih Yesus. Kedua orang kudus tersebut wafat sebagai martir dan untuk selamanya dikenang sebagai saksi pengampunan dan pengharapan Kristiani. Santo Pontianus diperingati setiap tanggal 13 Agustus. PORFIRIOS († 310) Pelayan berusia 18 tahun ini ketahuan beragama Kristen ketika minta boleh menguburkan mayat-mayat para martir di Sesarea (Palestina). Akibatnya, ia disiksa dengan kejam dan dikubur hidup-hidup bersama orang Kristen lain. A: merah ungu; P: 16 Februari SANTO PORKARIUS dkk († 732) Pada abad kelima, suatu biara besar bagi para biarawan didirikan di pesisir Provence yang 766 sekarang berada di selatan Perancis. Biara itu disebut Biara Lerins. Biara ini penuh dengan banyak biarawan kudus. Pada abad kedelapan, komunitas Lerins terdiri dari para biarawan, novis, murid dan pemuda yang tertarik untuk menjadi biarawan. Seluruhnya berjumlah lebih dari limaratus orang. Sekitar tahun 732, Abbas Porkarius mendapat semacam wahyu atau nubuat. Tak lama lagi biara akan diserang oleh para penyerang barbar. Abbas Porkarius menaikkan segenap murid dan tigapuluh enam biarawan yang lebih muda dalam kapal. Lalu ia menyuruh mereka segera berlayar agar selamat. Karena tak ada lagi kapal yang tersisa, ia mengumpulkan semua anggota komunitas yang masih tersisa sekelilingnya. Tak seorang pun mengeluh karena tertinggal. Sebaliknya, mereka berdoa bersama memohon kekuatan. Mereka memohon kepada Tuhan karunia untuk mengampuni musuh mereka. Segera kaum Saracens dari Spanyol atau Afrika Utara mendaratkan kapal-kapal mereka dan menyerang para biarawan, seperti yang telah dinubuatkan sang abbas. Para biarawan berdoa dan saling menguatkan satu sama lain agar dapat dengan gagah berani menanggung derita dan mati demi Kristus. Para penyerang menyerbu dan membantai semua kurbannya terkecuali empat orang yang mereka tawan sebagai budak. St Porkarius dan para biarawan Lerins wafat sebagai martir yang gagah berani bagi Yesus, dan diperingati setiap tanggal 12 Agustus. SANTO PORPHYRIUS (347-420) Porphyrius dilahirkan pada abad kelima dalam keluarga bangsawan yang kaya. Ia meninggalkan keluarganya ketika ia berusia duapuluh lima tahun. 767 Porphyrius pergi ke Mesir untuk menggabungkan diri dalam sebuah biara. Setelah lima tahun, ia mengadakan perjalanan ke Yerusalem. Ia ingin mengunjungi tempat-tempat di mana Yesus pernah berada semasa hidup-Nya di dunia. Porphyrius amat terkesan dengan Tanah Suci. Kasihnya kepada Yesus membuatnya semakin sadar akan penderitaan kaum miskin. Di rumahnya di Tesalonika, ia tak pernah tahu bagaimana rasanya menjadi miskin. Ia masih memiliki segala yang diwariskan orangtuanya kepadanya, tapi tidak untuk jangka waktu yang lama. Ia meminta temannya Markus - untuk pergi ke Tesalonika dan menjual segala harta miliknya. Setelah tiga bulan, Markus kembali dengan uang. Porphyrius lalu membagibagikannya kepada mereka yang sungguh membutuhkannya. Pada usia empatpuluh tahun Porphyrius ditahbiskan sebagai imam dan kepadanya dipercayakan pemeliharaan reliqui salib asli Yesus. Porphyrius selanjutnya ditahbiskan sebagai Uskup Gaza. Ia bekerja giat untuk menghantar banyak orang percaya kepada Yesus dan menerima iman. Tetapi, kerja kerasnya menghasilkan buah amat lambat dan membutuhkan kesabaran yang luar biasa. Mayoritas penduduk pada waktu itu bertaut pada praktek-praktek kafir dan takhayul. Meski Porphyrius dapat mengakhiri banyak dari praktekpraktek ini, ia juga mendapat banyak musuh yang membuatnya banyak menderita. Yang lain, yang adalah umat Kristiani, amat mengasihi dan mengagumi Porphyrius. Mereka berdoa dan bermatiraga untuknya. Mereka memohon Tuhan untuk menjaga dan melindunginya. Uskup Porphyrius menghabiskan bertahun-tahun lamanya guna memperkuat komunitas Kristiani. Ia 768 memaklumkan dengan tegas segala yang diyakini teguh umat Kristiani. St Porphyrius wafat pada tahun 420, dan dirayakan setiap tanggal 26 Februari. POTAMIENA († 202) Ketika bersama ibunya, Santa Marsela (P: 28 Juni), diiringkan oleh tentara Basilides ke tempat penjagalan, ia justru berterimakasih kepadanya dan berjanji memintakan rahmat Tuhan untuknya. Tubuh mereka dituangi ter panas dan kemudian dibakar. Tiga hari berikutnya Potamiena menampakkan diri kepada Basilides (P: 30 Juni), sehingga ia bertobat dan mati sebagai saksi iman juga di Alexandria (Mesir) P: 28 Juni PRISKA (abad ke-1) Isteri Akwila dan murid Santo Paulus. PROKOPIUS († 303) Penduduk asli Yerusalem ini menjadi lector dan pengusir roh-roh jahat. Ia amat sederhana dan rendah hati, sehingga di hormati oleh penduduk sekitarnya. Pada permulaan penganiayaan oleh Kaisar Diokletianus, ia akan dipaksa memuja berhala dan kaisar. Tetapi Prokopius menjawab: “Tidaklah baik mengabdi kepada beberapa tuan. Aku hanya mengenal satu Kepala, satu Raja.” Dan akibatnya ia kemudian dipenggal. P: 8 Juli. PROSPER (390-455) 769 Belajar teologi dan menjadi pembantu Paus Leo Agung. Awam yang amat pandai ini membela ajaran Santo Agustinus yang diserang oleh para bidaah. Ia mengajarkan, bahwa Tuhan ingin menyelamatkan semua bangsa. P: 25 Juni SANTO PROTUS dan SANTO HIAZINTUS Makam Santo Hiazintus ditemukan kembali pada tahun 1845 dalam katakombe di Roma. Ada petunjuk kuat pada sisa tulangnya bahwa ia mati terbakar. Sementara itu makam Santo Protus ditemukan dalam keadaan kosong. P: 11 September PULKERIA (399-453) Puteri kaisar Byzantium ini memegang tampuk pemerintahan sampai adiknya menikah. Lalu Pulkeria mengikrarkan keperawanan dan mendirikan banyak gereja. Namun ia tetap memberikan nasehat kepada adiknya. Sesudah kaisar meninggal, ia naik tahta dan secara resmi menikah dengan jendral Marcianos. Ia melawan bidaah Nestorianisme (yang mengajarkan bahwa Maria bukan Bunda Tuhan) dan Monofisme (Jesus hanya mempunyai satu kodrat, yaitu ilahi) dan memanggil semua uskup pada Konsili Kalsedon. Wanita cendekia yang giat ini membantu orang miskin dan lembaga-lembaga gerejani. Mayat Santo Yohanes Krisostomos yang disiksa dengan keji oleh orangtuanya dimakamkannya dengan hormat dalam gereja para Rasul di Konstantinopel A: yang cantik indah (L); P: 10 September 770 Q QUARTILOSIA († 259) Adalah salah seorang martir yang dihukum penjara dan kemudian di hukum mati di Kartago (Tunisia) bersama-sama dengan Santo Montanus, Santo Lucius dkk pada tahun 259. Perayaan memperinngati para martir ini setiap tanggal 24 Februari. QUIRINUS († 309) Setelah batu penggilingan diikatkan pada tubuhnya, uskup Siscia (Yugoslavia) ini ditenggelamkan ke dalam sungai. P: 4 Juni. QUODVULTDEUS († 453) Semula adalah diakon Santo Agustinus. Kemudian ia menjadi uskup Kartago (Tunisia) dan akhirnya di buang oleh Raja Vandal. A: yang dikehendaki Tuhan. P: 26 Oktober QUENTIN († 570) Adalah seorang pejabat istana. Ratu mencoba menggodainya tetapi gagal. Lalu ia menyuruh 771 tentaranya membunuh Quentin (Kwintus) di dekat Montresor (Perancis). A: yang kelima P: 4 Oktober R RABULAS († 530) Pertapa dan pendiri biara ini bersama kawankawannya mentobatkan banyak orang kafir di Libanon. P: 19 Februari RACHEL (abad ke-13) Ialah gadis keluarga Yahudi di Louvain (Belgia) yang pada umur 12 tahun meninggalkan orangtuanya demi imannya kepada Kristus. Kemudian ia menjadi suster dengan nama Katerina. A: domba (H); P: 4 Mei SANTO RADBERTUS († 860) Santo Radbertus hidup pada abad kesembilan di Perancis. Tak seorang pun tahu siapa orangtuanya. Mereka meninggalkan bayi mereka yang baru dilahirkan di depan pintu Biara Notre Dame. Para biarawati mengasihi dan merawat sang bayi. Mereka menamainya Radbertus. Ketika sudah cukup besar untuk belajar, Radbertus dikirimkan kepada para biawaran St Petrus yang tak jauh dari sana untuk dididik. 772 Radbertus senang belajar dan teristimewa menaruh minat pada sastra Latin. Setelah dewasa, ia hidup tenang sebagai ilmuwan. Ia tetap seorang awam selama beberapa tahun. Kemudian ia merasakan panggilan untuk menjadi seorang biarawan. Ia menggabungkan diri dalam suatu komunitas yang dipimpin oleh dua abbas yang penuh semangat, yakni St Adalhard dan saudaranya yang menggantikannya, Abbas Wala. Radbertus berupaya menjadi seorang biarawan yang kudus. Ia kerap menemani kedua abbas dalam perjalananperjalanan mereka. Ia menulis biografi kedua abbas setelah mereka wafat. Radbertus menjadi seorang ahli Kitab Suci. Ia menulis ulasan panjang mengenai Injil St Matius. Ia juga menulis ulasan mengenai bagian-bagian lain dari Injil. Tetapi karyanya yang paling tersohor berjudul “Tubuh dan Darah Kristus”. Radbertus tidak merasakan panggilan untuk menjadi imam. Tetapi ia dibujuk untuk menerima penunjukkan sebagai abbas selama tujuh tahun lamanya. Kemudian ia mendesak untuk kembali ke cara hidup dalam doa, meditasi, belajar dan menulis. Masa jabatannya sebagai abbas sungguh amat sulit baginya meski ia berupaya melakukan yang terbaik seturut kemampuannya. Ia menghabiskan sisa hidupnya dengan berdoa, menulis dan melaksanakan tugas-tugas yang dipercayakan kepadanya. Radbertus wafat pada tahun 860. P: 26 April RADEGUNDIS (518-587) Putri raja Turingia ini dirampas oleh Raja Klotar I dari Franken. Setelah dibaptis dalam tahanan, ia dipaksa menjadi istri Klotar yang berwatak kasar dan jahat. Sepuluh tahun lamanya 773 Radegundis bersikap sabar. Suatu ketika suaminya dibunuh oleh saudaranya. Lalu ia melarikan diri dan minta supaya diberkati menjadi diakones. Kemudian Radegundis pindah ke tempat yang lebih aman untuk mendirikan biara. Ia bersahabat dengan imam Venansius Fortunatus, dan memperoleh hadiah kidung (sajak) “Vixilla regis”, yang hingga kini masih digunakan dalam ibadat Jumat Suci dan laudes (pujian) P: 12 Agustus RADEGUNDIS († 1290) Pelayan wanita ini suatu ketika mau menolong orang sakit di dekat Augsburg (Jerman). Namun dalam perjalanannya ia mati digigit serigala. P: 13 Agustus SANTO RAFAEL, MALAIKAT AGUNG Nama Rafael artinya “Tuhan menyembuhkan”. Kita membaca kisah yang menyentuh tentang tugas Rafael dalam kitab Tobit dalam Kitab Suci. Ia memberikan perlindungan serta penyembuhan bagi mata Tobit yang buta. Pada akhir perjalanan, ketika segala sesuatunya telah berakhir, Rafael menyatakan jati dirinya yang sebenarnya. Ia menyebut dirinya sebagai salah satu dari ketujuh malaikat yang melayani di hadapan tahta Allah. Kita 774 dapat mohon bantuan St Rafael untuk melindungi kita dalam perjalanan, bahkan dalam perjalanan yang amat dekat sekali pun, seperti misalnya pergi ke sekolah. Kita juga dapat mohon pertolongannya ketika kita atau seseorang yang kita kasihi diserang penyakit. RAFAELA-MARIA dari HATI KUDUS (18501925) Putri hartawan Spanyol ini pada usia 15 tahun telah ditinggalkan ibunya yang pergi ke alam baka. Kemudian Rafael mengikrarkan keperawanan kekal kepada Tuhan. Ia masuk biara bersama adiknya dan mendirikan kongregasi baru yang dipimpinnya dengan bijaksana dan rendah hati. Rafaela memajukan penghormatan kepada Sakramen Mahakudus, kerasulan sosial dan khalwat bagi para wanita. Karena dituduh melakukan kesalahan dalam administrasi keuangan, suster Rafaela yang menjabat pembesar umum ini mengundurkan diri dan menjadi suster biasa. Selama 30 tahun ia tekun menjalankan pekerjaanpekerjaan yang paling kasar dalam biara di Roma, sampai saat ia meninggal sebagai suster yang terlupakan. RAFAELA MARIA PORAS (1850-1925) Lahir di Cordoba Spanyol. Pendiri Kongregasi Hamba-hamba Hati Kudus Jesus ini mendapat tantangan dan pengkhianatan dari saudarinya – Dolores – dan dewan kongregasinya, bahkan ia dicap sebagai menderita gangguan jiwa. Ia diberhentikan dari jabatan sebagai pembesar dan lebih dari 30 tahun ia menjadi suster biasa dan menekuni hari 775 tuanya dengan menyepi dan berdoa kepada Hati Kudus jesus di Roma. P: 23 Januari SANTO RAIMUNDUS dari PENYAFORT (1175/1180-6 Januari 1275) Raimundus dilahirkan antara tahun 1175 dan 1180 di sebuah kota kecil dekat Barcelona, Spanyol. Ia bersekolah di sekolah katedral di Barcelona dan menjadi seorang imam. Raimundus menyelesaikan kuliah hukum di Bologna, Italia dan menjadi seorang guru yang terkenal. Ia bergabung dengan Ordo Dominikan pada tahun 1218. Pada tahun 1230, Paus Gregorius IX meminta imam yang penuh pengabdian ini untuk datang ke Roma. Ketika Raimundus tiba, paus memberinya beberapa tugas. Salah satunya adalah mengumpulkan semua surat-surat resmi dari para paus sejak tahun 1150. Raimundus 776 mengumpulkan serta menerbitkan 5 jilid buku. Ia juga ikut ambil bagian dalam menulis hukum Gereja. Pada tahun 1238, Raimundus dipilih sebagai Superior Jenderal Dominikan. Dengan pengetahuannya dalam bidang hukum, ia memeriksa regula ordo dan memastikan bahwa segala sesuatunya sah secara hukum. Setelah selesai, ia mengundurkan diri dari jabatannya pada tahun 1240. Kini ia dapat sepenuhnya mengabdikan seluruh sisa hidupnya untuk tugas-tugas parokial. Itulah yang sesungguhnya ia inginkan. Paus hendak menjadikan Raimundus sebagai uskup agung, tetapi Raimundus menolak. Ia mohon diijinkan kembali ke Spanyol dan memang ia kembali ke sana. Ia begitu bersukacita dapat bertugas di paroki. Cinta kasihnya membawa banyak orang kembali kepada Tuhan melalui Sakramen Tobat. Selama tahun-tahun yang dilewatkannya di Roma, Raimundus sering mendengar tentang kesulitankesulitan yang harus dihadapi para misionaris. Mereka berusaha keras menjangkau orang-orang non-Kristen di Afrika Utara dan Spanyol. Guna membantu para misionaris, Raimundus mendirikan sebuah sekolah yang mengajarkan bahasa serta kebudayaan orang-orang di daerah misi yang dituju. Juga, Pastor Raimundus minta seorang Dominikan terkenal, Santo Thomas Aquinas, untuk menulis sebuah buku saku. Buku saku ini dimaksudkan untuk menjelaskan kebenaran iman dengan suatu cara yang dapat dimengerti oleh mereka yang belum beriman. Raimundus berumur hingga hampir seratus tahun. Ia wafat di Barcelona pada tanggal 6 Januari tahun 1275. Ia dinyatakan kudus pada tahun 1601 oleh Paus Klemens VIII. Paus yang sama 777 memaklumkannya sebagai santo pelindung ahli hukum Gereja karena pengaruhnya yang besar dalam hukum Gereja. B: Ramon; P: 7 Januari RAIMUND LUL (1232-1315) Awam ahli bahasa dan kebudayaan Arab ini ingin mengorganisir misi di antara orang Islam dan Yahudi. Maka ia menghadap raja, walikota dan pimpinan universitas, uskup serta paus untuk meminta dukungan. Ia berhasil berkotbah di Tunisia, namun kemudian dilempari batu sampai mati. P: 30 Juni RAYMUNDUS NONNATUS (1204-1240) Raymundus Nonnatus atau Raymundus ‘yang-tidak-dilahirkan’ mempunyai kisah tersendiri. Ibunya meninggal sebelum kelahiran Raymundus. Demi menyelamatkan bayi itu, orang terpaksa membedah rahim ibunya yang sudah tidak bernyawa lagi. Di kemudian hari raymundus banyak ‘melahirkan’ budak-belian dari belenggu majikan ke dalam kebebasan. Ia berasal dari keluarga melarat. Pendidikannya rendah, namun kehidupan rohaninya mendalam. Ia masuk ordo Mercedarian, yang didirikannya bersama Santo Petrus Nolaskus (± 1256). Misi pokok ordo ini ialah membebaskan para tawanan dan budak-belian dari tangan orang Islam. Sekitar tiga tahun ia berkarya di Barcelona. Kemudian ia dikirim ke Aljazair membawa banyak uang untuk menebus budak-belian dan tawanan. Karena kehabisan uang, ia merelakan diri 778 menjadi sandera demi membebaskan para budak; lalu ia bekerja keras sambil mewartakan Injil. Ia banyak menderita, karena kegiatannya menimbulkan kemarahan para mandor dan majikan. Ketika datang uang tebusan, Raymundus segera dipanggil pulang ke Spanyol. Ia diangkat menjadi Kardinal dan diminta ke Roma. Namun sesampai di Cardona Raymundus jatuh sakit dan dipanggil Tuhan. Raymundus Nonnatus (1204-1240), biarawan; lahir di Postello dan wafat di Cardona. Ia di hormati sebagai pelindung para ibu yang akan melahirkan; L: induk kunci di muka bibirnya (yang dipasang oleh orang Aljazair karena kotbah-kotbahnya). B: Ray. P: 31 Agustus BEATO RALPH MILNER, BEATO ROGER DICKENSON dan BEATO LAWRENCE HUMPHREY († 7 Juli 1591) Ketiga martir ini hidup di Inggris dalam masa penganiayaan Gereja oleh Ratu Elizabeth I. “Tuan” Roger Dickenson adalah seorang imam sekulir yang menyamar. Ralph Milner adalah seorang suami dan ayah. Ia bekerja sebagai buruh tani dan dihantar ke dalam Gereja melalui teladan baik para tetangganya. Pada hari ia menyambut Komuni Pertama, ia dijebloskan ke dalam penjara karena ia seorang Katolik. Sipir penjara suka padanya, sebab itu penahanannya di penjara tidaklah terlalu ketat pada mulanya. Selama beberapa tahun ia “dibebaskan bersyarat” untuk mendapatkan suplai makanan dan apapun yang dibutuhkan para tahanan lainnya. Sementara dibebaskan bersyarat, ia merupakan seorang penolong yang banyak membantu “Tuan” Dickenson dan Pater Stanney, seorang Yesuit. Akhirnya, tibalah hari ketika Pater Dickenson pun 779 ditangkap juga. Ia dan Milner dihadapkan ke pengadilan bersama-sama. Pater Dickenson diadili karena kejahatan menjadi seorang imam Katolik. Tuan Milner diadili karena membantu Pater Dickenson melaksanakan karya pelayanannya. Hakim mengarahkan pandangannya ke khalayak ramai dalam ruang pengadilan. Ia memikirkan Ny Milner dan delapan anak pasutri Milner. Ia ingin membebaskan Milner bagaimanapun caranya. “Yang perlu engkau lakukan hanyalah,” demikian katanya, “mengunjungi sebuah gereja Protestan, beberapa menit saja, untuk mengatakan bahwa engkau ada di sana. Maka, aku akan melepaskanmu agar engkau dapat bersama keluargamu.” Tuan Milner dengan tenang dan tegas menolak. Ia dan Pater Dickenson pergi dengan gagah berani menyongsong maut. Hari itu adalah tanggal 7 Juli 1591. Martir ketiga, Lawrence Humphrey, dihantar masuk ke dalam Gereja oleh Pater Stanney, SJ. Ia tak hendak mengingkari iman yang baru saja dipeluknya. Lawrence baru berusia duapuluh satu tahun ketika ia wafat dimartir. P: 7 Juli REDEMPTUS (†587) Uskup Ferento ini mendapat penglihatan, bahwa Italia terancam bahaya. Tak lama kemudian suku Lombard membanjiri dan merusak negara itu. A: yang ditebus; P: 8 April Beato Redemptus a Cruce (1598-25 Oktober 1638) dan Beato Dionisius a Nativitate (12 Desember 1600-25 Oktober 1638) 780 Pierre Berthelot (Jr) dilahirkan di kota pelabuhan Honfleur, Calvados, Perancis, pada tanggal 12 Desember 1600. Ia adalah yang sulung dari sepuluh anak pasangan Pierre Berthelot (Sr) dan Fleurie Morin. Ayahnya seorang dokter dan kapten kapal. Sejak usia duabelas tahun, Pierre telah mengikuti ayahnya mengarungi samudera luas. Pada tahun 1619, ketika usianya sembilanbelas tahun, Pierre yang telah menjadi seorang pelaut ulung ikut berlayar dalam suatu ekspedisi dagang Perancis ke India sebagai ahli navigasi. Malang, kapalnya diserang VOC Belanda dan ia dibawa sebagai tawanan ke Jawa. Setelah bebas, Pierre menetap di Malaka, di mana ia bekerja pada angkatan laut Portugis. Pierre seorang yang gagah berani dan jenius; karirnya begitu gemilang. Raja Portugis menyebutnya sebagai “ahli navigasi dan pembuat peta Asia” yang luar biasa. Peta-peta laut yang dibuatnya amat terkenal, antara lain peta pulau Sumatera yang hingga kini disimpan di Museum Inggris. Ekspedisi pelayaran kerap membawanya ke Goa, India, di mana ia berkenalan dengan Biara Karmel Tak Berkasut dengan kepala biaranya, P Philip dari Trinitas. Pada tahun 1634, ketika usianya tigapuluh empat tahun, Pierre meninggalkan karirnya untuk menggabungkan diri dalam Biara Karmel. Pada tanggal 25 Desember 781 1636, ia mengucapkan kaulnya dan menerima nama biara Dionisius a Nativitate. Dionisius mendapat karunia kontemplasi; pada lebih dari satu kesempatan, pada saat berdoa, ia tampak dilingkupi oleh semarak surgawi. Di Biara Karmel itulah, Dionisius bertemu dengan Redemptus a Cruce. Thomas Rodriguez da Cunha, dilahirkan di Paredes, Portugal pada tahun 1598, putera dari pasangan petani yang miskin namun saleh. Ia masuk dinas ketentaraan Portugis dan ditugaskan ke India. Pada tahun 1615, Thomas meninggalkan karirnya untuk menggabungkan diri dalam Biara Karmel di Goa. Ia menjadi seorang broeder Karmel dengan nama Redemptus a Cruce, yang melayani sebagai portir [= penjaga pintu] dan sakristan. Redemptus adalah seorang yang amat menyenangkan, bersahabat dan periang. Ketika ditugaskan pergi dalam ekspedisi ke Sumatera, ia berkelakar dengan teman-teman sebiara agar mereka melukis dirinya, kalau-kalau ia nanti wafat sebagai martir. Pada tahun 1638 Raja Muda Portugis di Goa, Peter da Silva, bermaksud mengirim utusan ke Aceh, yang baru saja berganti penguasa dari Sultan Iskandar Muda ke Sultan Iskandar Thani. Ia bermaksud menjalin hubungan persahabatan karena hubungannya dengan sultan terdahulu tidak begitu baik. Raja Muda meminta Karmelit untuk mengijinkan Dionisius ikut dalam rombongan delegasi sebagai pembimbing rohani, sekaligus sebagai ahli maritim, pula seorang yang fasih berbicara bahasa Melayu. Komunitas Karmel harus taat pada keputusan pemerintah. Karenanya, studi Dionisius dipercepat agar ia dapat ditahbiskan sebagai imam. Dan akhirnya, pada tanggal 24 Agustus 1638, Dionisius ditahbiskan menjadi imam 782 oleh Mgr. Alfonso Mendez. Untuk perjalanan ke Aceh ini, P Dionisius minta ijin agar Broeder Redemptus diperkenankan ikut bersamanya sebagai rekan seperjalanan. Pada tanggal 25 September 1638, Pater Dionisius dan Broeder Redemptus pun meninggalkan Goa bersama rombongan misi perdamaian dan perdagangan Portugis. Perjalanan yang lancar membawa mereka tiba dengan selamat di Aceh pada tanggal 25 Oktober 1638. Mereka berlabuh di OleOle (sekarang bernama Kotaraja) dan disambut dengan ramah oleh penduduk setempat. Tetapi keramahan masyarakat Aceh ternyata hanya merupakan tipu-muslihat saja. Orang-orang Belanda telah menghasut Sultan Iskandar Thani dengan menyebarkan isu bahwa bangsa Portugis datang untuk mengkatolikkan bangsa Aceh yang sudah memeluk agama Islam. Sekonyong-konyong kedua biarawan ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara hingga sebulan lamanya. Karena tetap menolak untuk mengingkari iman, kedua biarawan dijatuhi hukuman mati. Di pesisir pantai, P Dionisius, dengan salib di tangannya, dipaksa menyaksikan mereka menggorok leher Redemptus yang lebih dulu menjadi martir. Selanjutnya, algojo yang beringas dengan sekuat tenaga menghunuskan kelewang dan tombak ke arah Dionisius. Tetapi sungguh ajaib, seolah ada suatu kekuatan dahsyat yang menahan, sehingga para algojo tidak berani maju. Sadar akan hal itu, P Dionisus segera mengatupkan kedua tangannya berdoa memohon kepada Tuhan agar kerinduannya menjadi seorang martir dikabulkan. Dan permohonan orang kudus ini didengarkan Tuhan. Seorang algojo - seorang Kristen Malaka yang murtad - mengangkat gada dan disambarkan keras-keras ke kepala P Dionisius, disusul dengan 783 kelewang yang memisahkan kepala Dionisius dari tubuhnya. Kemartiran Dionisius dan Redemptus sungguh berkenan di mata Tuhan. Selama tujuh bulan, jenazah tidak hancur, melainkan tetap segar seolah sedang tidur. Menurut saksi mata, jenazah P Dionisius amat merepotkan masyarakat sekitar, karena setiap kali dibuang, entah ke dalam laut maupun ke tengah hutan, senantiasa kembali lagi ke tempat di mana ia dimartir. Akhirnya, jenazah dengan hormat dimakamkan di Pulau Dien (`pulau buangan') dan di kemudian hari dipindahkan ke Goa, India. Para saksi iman itu wafat sebagai martir pada tanggal 29 Nopember 1638. Dionisius dan Redemptus dimaklumkan sebagai `beato' oleh Paus Leo XIII pada tanggal 10 Juni 1900. Pesta kedua biarawan Karmel ini dirayakan oleh segenap Karmelit pada tanggal 29 November. Di Indonesia, pesta B Dionisius dan B Redemptus dirayakan sebagai peringatan wajib setiap tanggal 1 Desember. REGINA († 303) Disuruh ayahnya supaya menikah dengan gubernur yang masih kafir. Tetapi Regina menolak, sehingga gubernur itu memenjarakan, mendera dan akhirnya memenggalnya. A: ratu (L); P: 7 September REINARDUS (abad ke-11) Suatu saat orang melihat seorang peziarah selama tiga hari penuh – tanpa tidur, makan atau minum – berdoa menyusuri jalan salib Jesus, kebun Zaitun dan bukit Golgota di Yerusalem. Peziarah itu berjubah kotor dan lusuh, tanpa sepatu dan 784 sepanjang jalan menangis terus. Dia adalah uskup Luttich (Belgia), yang berjalan kaki ke Kota Suci unutk bertobat. Sebab, ia telah membeli jabatan uskup menuruti ambisinya. Ketika Paus mendengar perbuatan tobat sejati ini, ia menyuruh Reinard untuk tetap mengemban jabatannya. Reinardus dengan rajin mengunjungi semua paroki keuskupannya, berkotbah, membangun jembatan dan irigasi, membagi makanan dan membela mereka yang tertindas. P: 5 Desember REINER (abad ke-12) Reiner atau Rainerus memilih cara hidup bertapa yang sangat keras: tidak bicara, bekerja terus dan berdoa, makan sedikit dan malam hari giat belajar. Kemudian ia diminta paus menjadi uskup Split (Yugosavia), supaya mentobatkan umat yang hamper murtad danterus berkelahi satu sama lain itu. Ketika Reiner berusaha mendamaikan penduduk pegunungan Massaraw, ia dirajam sampai mati. P: 4 Agustus REINILDIS (abad ke-7) Puteri Santa Amalberga (P: 10 Juli) dan saudari Santa Gudula (P: 8 Januari) ini menggunakan seluruh warisannya untuk mendirikan biara. Reinildis suka berbuat amal dan mati dubunuh ketika sedang berdoa di gereja Saintes (Belanda). P: 16 Juli REMIGIUS (436-533) 785 Dalam usia 22 tahun dipilih menjadi uskup Reims (Perancis). Ia membaptis Raja Klodwig I dari Franken, yang yakin bahwa berkat doa isterinyalah (Santa Klotilda) berhasil mengungguli suku Aleman. Remi dengan giat mengkristenkan Perancis dan mendirikan keuskupan-keuskupan. Perbuatan ajaib dan mukjizat yang dikerjakan serta teladan dan kotbahnya sangat membantu penginjilannya. P: 1 Oktober RENATE (1544-1602) Ratu Bavaria ini mendidik sendiri 10 anaknya supaya hidup sederhana dan jujur. Ia membagibagikan makanan kepada para pengemis. Dengan tangannya sendiri Renate menjahit pakaian untuk orang miskin ataupun demi keperluan perayaan ibadat. Ia mendirikan rumahsakit dan bersama suaminya hidup seperti dalam biara, walaupun ditertawakan oleh banyak orang kaya. P: 22 Mei RENE GAUPIL († 1645) Salah seorang martir dari Kanada. SANTO RICHARD dari CHICHESTER (1197-1253) St. Richard dilahirkan di Inggris pada tahun 1197. Ia dan saudaranya menjadi yatim 786 piatu sejak Richard masih kecil. Saudaranya memiliki beberapa tanah pertanian. Richard berhenti sekolah agar dapat membantu kakaknya menyelamatkan sawahnya dari kehancuran. Richard bekerja demikian giat hingga kakaknya yang penuh rasa terima kasih hendak memberikan tanah pertanian itu kepadanya. Tetapi, Richard tidak mau menerimanya. Ia juga memilih untuk tidak menikah, sebab ia ingin pergi belajar di perguruan tinggi untuk memperoleh pendidikan yang baik. Ia tahu bahwa karena uangnya hanya sedikit, ia akan harus bekerja keras untuk membiayai hidup dan sekolahnya. Richard belajar di Universitas Oxford. Kemudian, ia memperoleh kedudukan penting di universitas. St. Edmund, yang adalah uskup agung Canterbury, memberinya tugas dan tanggung jawab dalam keuskupannya. Ketika St. Edmund wafat, St. Richard mengunjungi Wisma Belajar Dominikan di Perancis. Di sana ia ditahbiskan sebagai seorang imam. Kemudian, ia ditahbiskan sebagai Uskup Chichester, Inggris. Oleh sebab itu ia disebut Richard dari Chichester. Raja Henry III menghendaki seorang lain yang menjadi uskup. Orang tersebut adalah sahabat raja, tetapi tidak memenuhi persyaratan sebagai seorang uskup. Richard adalah Uskup Chichester yang sesungguhnya. Raja Henry III tidak memperbolehkan Richard menempati katedralnya sendiri. Raja juga mengancam penduduk Chichester dengan hukuman apabila mereka bersikap ramah terhadap Richard. Walaupun demikian, orang-orang yang gagah berani tetap saja menolongnya, seperti pastor Simon dari Tarring salah seorang imam Chichester. Richard dan Simon kemudian bersahabat karib. Ketika Bapa Suci mengancam akan meng-ekskomunikasi-kannya (= mengucilkan, memutuskan seseorang dari hak-hak 787 sebagai anggota gereja), raja berhenti mencampuri urusan gerejani dan tidak lagi mengganggu bapa uskup. Sebagai uskup, St. Richard melaksanakan segala tugasnya dengan baik. Ia senantiasa lemah lembut dan murah hati kepada semua orang. Sekali waktu ia bersikap tegas juga. Ia seorang pemberani dan tanpa ragu-ragu menegur umatnya apabila mereka melakukan yang salah dan tidak menyesali perbuatannya. Dikatakan bahwa ketika St. Richard jatuh sakit, ia tahu saat kematiannya akan tiba, sebab Tuhan telah memberitahukan kepadanya tempat serta waktu yang tepat bilamana ia akan meninggal. Teman-temannya, termasuk Pastor Simon dari Tarring, berada di sisi pembaringannya. St. Richard wafat dalam usia limapuluh lima tahun pada tahun 1253. Ia dinyatakan kudus oleh Paus Urbanus IV pada tahun 1262. Pestanya dirayakan setiap tanggal 3 April. BEATO RICHARD GWYN († 1584) Richard adalah seorang Wales yang hidup pada abad keenambelas. Kala itu Ratu Elizabeth I memerintah Inggris dan Wales. Karena sebagian besar penduduk Wales masih menganut agama Katolik, ratu dan para pejabatnya berusaha menindas serta membinasakan iman Katolik dengan peraturan-peraturan yang keji. Para imam dan umat yang setia kepada Bapa Suci dijebloskan ke 788 dalam penjara. Kerapkali mereka disiksa aniaya dan dibunuh. Richard memeluk agama Katolik setelah ia lulus kuliah dan menjadi seorang guru. Segera saja ia menjadi seorang buron. Sekali ia berhasil meloloskan diri dari penjara dan sebulan kemudian tertangkap kembali. “Engkau akan dibebaskan,” demikian dikatakan kepadanya, “asalkan engkau menyangkal iman Katolik.” Richard menolak mentah-mentah. Ia dibawa paksa ke sebuah gereja non-Katolik. Tetapi ia menganggu sepanjang khotbah pemimpin ibadat dengan membunyikan rantai-rantai belenggunya keraskeras. Dengan geram para pejabat memasungnya selama delapan jam; orang banyak datang untuk menganiaya dan mencemoohnya. Sesudah itu, penjara dan siksaan tak kunjung henti. Orang-orang ratu memaksanya untuk memberikan daftar nama orang-orang Katolik lainnya, tetapi Richard menolak. Di pengadilan, orang-orang dibayar untuk bersaksi dusta terhadapnya, seperti yang di kemudian hari diakui oleh salah seorang dari mereka. Orang-orang yang duduk di kursi juri berdusta begitu rupa dan meminta pada hakim agar Richard dijatuhi hukuman mati. Setelah hukuman mati dimaklumkan, isteri dan bayinya dihadapkan ke pengadilan. “Jangan tiru suamimu,” demikian dikatakan kepada perempuan malang itu. Namun, dengan jijik, perempuan yang gagah berani itu berseru lantang, “Jika kalian menghendaki lebih banyak darah, kalian dapat mencabut nyawaku bersama suamiku. Jika kalian memberikan lebih banyak uang kepada saksi-saksi kalian, mereka pasti akan menemukan sesuatu untuk mendakwaku juga.” Sementara Richard menyongsong kematiannya, ia berseru dalam kepiluan hati, “Allah 789 yang Mahakudus, apakah ini?” Salah seorang pejabat dengan mengejek menjawab, “Hukuman mati dari yang mulia ratu.” “Yesus, kasihanilah aku!” seru beato kita. Lalu, ia pun wafat dipancung. Puisipuisi religius yang indah yang ditulis Richard semasa ia berada dalam penjara masih disimpan hingga kini. Dalam surat-surat itu ia memohon saudara-saudari sebangsa dari Wales untuk tetap setiap pada iman Katolik. Beato Richard wafat dimartir pada tahun 1584. Ia dinyatakan “beato” oleh Paus Paulus VI pada tahun 1970. RICHARDUS SANDJAJA Pr dan HERMAN A BOUWENS SJ († 1948) Setelah pemuda kauman Muntilan merampok dan membakar sebagian dari komplek persekolahan di Muntilan – meski berlawanan dengan perintah wedana – delapan lascar Hisbullah menculik imam dan frater ini kemudian membunuh mereka berdua dengan kejam. Jenasahnya bergelimpangan di sawah antara desa Kembaran dan Patosan. Dengan cepat bapak Willem dan anaknya Yoanes Redja pergi ke tempat tersebut, mereka menyaksikan jenasah frater Bouwens dalam keadaan telanjang bulat dan hidungnya disumbat dengan bambu runcing. Mukanya rusak dan berlumuran darah, sementara badannya biru-biru memar bekas pukulan-pukulan hebat. Romo Sandjaja ditemukan hanya mengenakan kaos dalam. Kedua kakinya dari bawah ke atas penuh luka-luka kecil bekas sundutan puntung api (upet). Bahu dan badannya membiru bekas pukulan. Tengkuk dan dahinya berlubang tertembus peluru pistol. Sungguh sangat mengerikan! 790 Berat sekali penganiayaan yang dilakukan oleh gerombolan yang tak bertanggungjawab itu terhadap pencinta Tuhan ini. Jenasah mereka disapu dengan handuk, kemudian dikubur disitu juga. Makamnya tidak dalam, karena ini dilakukan sekedar untuk menghilangkan jejak. Kemudian jenasah kedua martir dimakamkan kembali secara besarbesaran pada tanggal 5 Agustus 1950 di ‘kerkhop’ Muntilan. Dengan khidmat peti-peti mayat diusung oleh pramuka dan anggota-anggota Angkatan Udara dan dimakamkan di tempat pendiri Gereja di antara orang Jawa, yaitu Romo Van Lith, yang sudah lama beristirahat sejak tahun 1926. (Salah satu dari Orang-orang Kudus di Indonesia) RIKARDUS († 720) Saat anaknya yang pertama Wilibaldus sakit, ia membawanya kepada seorang rahib yang jauh dari rumahnya. Karena menjadi sembuh, Wilibaldus diperbolehkan menjadi biarawan dan misionaris bersama adiknya Wunibaldus dan Walburga. Setelah anak-anaknya dewasa, Rikardus kemudian menjadi pertapa dan meinggal ketika berziarah ke Roma. P: 7 Februari SANTA RITA dari CASCIA (1381-22 Mei 1457) Rita dilahirkan pada tahun 1381 di sebuah dusun kecil di Italia. Kedua orangtuanya sudah tua. Telah lama mereka mohon pada Tuhan agar dikaruniai seorang anak. Ketika Rita lahir, mereka membesarkan Rita dengan kasih sayang. Ketika usianya lima belas tahun, Rita ingin masuk biara, 791 tetapi orangtuanya menetapkan bahwa ia harus berumah tangga. Pria yang mereka pilih menjadi suami Rita ternyata seorang yang kejam serta tidak setia. Perangainya yang kasar membuat semua tetangga takut padanya. Namun demikian, selama delapan belas tahun lamanya, isterinya dengan sabar menanggung segala makian. Berkat doadoanya, kelembutan serta kebaikan hatinya, pada akhirnya ia dapat melunakkan hati suaminya. Suaminya minta maaf pada Rita atas segala perlakuannya dan bersedia kembali ke jalan Tuhan. Kebahagiaan Rita atas pertobatan suaminya tidak berlangsung lama. Suatu hari, tak lama kemudian, suaminya dibunuh. Rita terpukul dan putus asa. Ia mengampuni para pembunuhnya dan berusaha agar kedua puteranya juga mau mengampuni mereka. Tetapi, ia melihat tekad kedua puteranya untuk balas dendam atas kematian ayah mereka. Rita berdoa agar kedua puteranya itu lebih baik mati saja daripada membunuh. Dalam beberapa bulan, kedua puteranya sakit parah. Rita merawat mereka dengan kasih sayang. Selama mereka sakit, ia membujuk mereka untuk mengampuni orang lain serta mohon pengampunan Tuhan bagi diri mereka sendiri. Mereka mematuhi nasehat ibunya dan meninggal dalam damai. 792 Sekarang, suami maupun anak-anaknya telah meninggal dunia. Sebatang kara di dunia, tiga kali Rita berusaha agar dapat diterima di biara di Cascia. Peraturan biara di sana tidak mengijinkan seorang wanita yang telah menikah bergabung bersama mereka, meskipun suaminya telah meninggal dunia. Rita pantang menyerah. Pada akhirnya, para biarawati membuat suatu perkecualian baginya. Di biara, Rita amat menonjol dalam ketaatan dan belas kasihan. Ia memiliki devosi yang amat mendalam kepada Yesus tersalib. Satu ketika, pada saat berdoa, ia mohon pada Yesus agar diijinkan ikut merasakan kepedihan luka-luka-Nya. Suatu duri dari mahkota duri-Nya menusuk keningnya dan menimbulkan luka yang tak pernah dapat disembuhkan. Malahan, luka itu semakin buruk keadaannya dan mengeluarkan bau tak sedap, sehingga St. Rita harus menjauh dari para biarawati lainnya. Ia bahagia dapat menderita sebagai bukti cintanya kepada Yesus. St. Rita wafat pada tanggal 22 Mei 1457 dalam usia tujuh puluh enam tahun. Sama seperti St. Yudas Tadeus, St. Rita sering dijuluki “Santa atas Hal-hal yang Mustahil.” L: bunga ros (karena dalam kebunnya musim dinginpun mawar tetap berbunga) P: 22 Mei ROBERT SOUTHWELL SJ (1561-1595) Adalah salah seorang martir dari Inggris 793 ROBERTUS (1027-1111) Tinggal dibeberapa biara dan akhirnya mendirikan biara Molesme (Perancis) mengikuti citacita pembaharuan. Akan tetapi Robert belum puas, sehingga bersama Santo Alberik dan Santo Stephen Harding masuk hutan di Citeaux. Biara inilah yang menerima Santo Bernardus, pendiri kedua ordo Sistersien. Namun atas permintaan biarawan dan perintah paus, Robert harus kembali ke biara Molesme yang berkat bimbingannya menjadi biara teladan. B: Bob; P: 26 Januari SANTO ROBERTUS BELLARMINO (1542-17 September 1621) Robertus dilahirkan di Italia pada tahun 1542. Ketika masih kanak-kanak, ia tidak tertarik untuk bermain. Ia lebih suka menghabiskan waktunya mengulangi khotbah-khotbah yang ia dengar kepada adikadiknya. Ia juga suka menjelaskan pelajaranpelajaran katekese kepada anak-anak petani di lingkungan sekitarnya. Sesudah menerima Komuni Pertama, ia biasa menerima Yesus setiap hari Minggu. Ayah Robertus berharap agar puteranya kelak menjadi seorang yang terkenal. Karena itu, ia menghendaki agar Robertus mempelajari macam- 794 macam bidang studi, termasuk kesenian juga. Setiap kali dalam suatu lagu terdapat kata-kata yang kurang sedap didengar, maka Robertus akan segera menggantinya dengan kata-kata yang lebih tepat yang dipilihnya sendiri. Merupakan kerinduannya yang terdalam untuk menjadi seorang imam Yesuit, namun ayahnya mempunyai rencana masa depan yang berbeda untuknya. Selama setahun penuh Robertus berusaha keras untuk membujuk ayahnya. Akhirnya, ketika usianya delapan belas tahun, ia diijinkan juga untuk bergabung dengan Serikat Yesus (SJ). Sebagai biarawan muda Yesuit, Robertus berhasil amat baik dalam pelajarannya. Ia diutus untuk menyampaikan khotbah, bahkan sebelum ia ditabhiskan menjadi seorang imam. Ketika seorang wanita saleh untuk pertama kalinya melihat seorang pemuda yang masih belia, bahkan belum ditahbiskan menjadi imam, naik ke mimbar untuk menyampaikan khotbah, wanita itu berlutut dan berdoa. Ia mohon pada Tuhan untuk membantu anak muda itu agar jangan gemetar dan berhenti di tengah khotbahnya. Ketika Robertus selesai menyampaikan khotbahnya, wanita itu tetap berlutut. Tetapi, kali ini, ia mengucapkan syukur kepada Tuhan atas khotbah yang begitu indah. St. Robertus Bellarmino menjadi seorang penulis, pengkhotbah dan juga pengajar yang ulung. Ia menulis tigapuluh satu buah buku penting. Ia menghabiskan tiga jam setiap harinya dalam doa. Ia mempunyai pengetahuan mendalam atas hal-hal sakral. Bahkan ketika telah diangkat sebagai kardinal, Robertus selalu beranggapan bahwa katekese demikian penting, hingga ia sendiri yang mengajarkannya kepada umatnya. Kardinal Bellarmino wafat pada tanggal 17 September 1621. 795 Ia dinyatakan kudus pada tahun 1930 oleh Paus Pius XI. Pada tahun 1931, paus yang sama memaklumkan Santo Robertus Bellarmino sebagai Pujangga Gereja. Pestanya dirayakan setiap tanggal 17 September. “Jika kamu bijaksana, maka kamu tahu bahwa kamu telah diciptakan demi kemuliaan Tuhan dan demi keselamatan kekalmu sendiri. Inilah tujuanmu, inilah pusat hidupmu, inilah harta pusaka hatimu.” ~ Santo Robertus Bellarmino SANTO ROCHUS (1295-1327) Diceritakan, ia merawat penderita wabah pes di Italia. Rochus seringkali menyembuhkan mereka dengan doanya, sampai-sampai ia sendiri jatuh sakit, tapi sembuh kembali. Ketika pulang ke desanya ia sudah tidak dikenali lagi, sehingga dijebloskan ke dalam penjara atas tuduhan bahwa ia seorang mata-mata. Sesudah 5 tahun ia meninggal dalam penjara. Rochus dihormati sebagai santo pelindung para penderita sakit menular. P: 16 Agustus RODERIKUS († 857) Imam yang bekerja di Cordoba (Spanyol) ini dikhianati oleh saudaranya yang beragama Islam. Ketika meringkuk dalam penjara ia bertemu dengan Salomon, seorang awam Kristen, dan mereka berdua menjalani hukuman mati karena mempertahankan iman Kristen. P: 13 Maret 796 BEATO ROGER DICKENSON, BEATO RALPH MILNER dan BEATO LAWRENCE HUMPHREY Ketiga martir ini hidup di Inggris dalam masa penganiayaan Gereja oleh Ratu Elizabeth I. “Tuan” Roger Dickenson adalah seorang imam sekulir yang menyamar. Ralph Milner adalah seorang suami dan ayah. Ia bekerja sebagai buruh tani dan dihantar ke dalam Gereja melalui teladan baik para tetangganya. Pada hari ia menyambut Komuni Pertama, ia dijebloskan ke dalam penjara karena ia seorang Katolik. Sipir penjara suka padanya, sebab itu penahanannya di penjara tidaklah terlalu ketat pada mulanya. Selama beberapa tahun ia “dibebaskan bersyarat” untuk mendapatkan suplai makanan dan apapun yang dibutuhkan para tahanan lainnya. Sementara dibebaskan bersyarat, ia merupakan seorang penolong yang banyak membantu “Tuan” Dickenson dan Pater Stanney, seorang Yesuit. Akhirnya, tibalah hari ketika Pater Dickenson pun ditangkap juga. Ia dan Milner dihadapkan ke pengadilan bersama-sama. Pater Dickenson diadili karena kejahatan menjadi seorang imam Katolik. Tuan Milner diadili karena membantu Pater Dickenson melaksanakan karya pelayanannya. Hakim mengarahkan pandangannya ke khalayak ramai dalam ruang pengadilan. Ia memikirkan Ny Milner dan delapan anak pasutri Milner. Ia ingin membebaskan Milner bagaimanapun caranya. “Yang perlu engkau lakukan hanyalah,” demikian katanya, “mengunjungi sebuah gereja Protestan, beberapa menit saja, untuk mengatakan bahwa engkau ada di sana. Maka, aku akan melepaskanmu agar engkau dapat bersama keluargamu.” Tuan Milner dengan tenang dan tegas menolak. Ia dan Pater Dickenson pergi dengan gagah berani menyongsong maut. Hari itu adalah tanggal 7 Juli 1591. 797 Martir ketiga, Lawrence Humphrey, dihantar masuk ke dalam Gereja oleh Pater Stanney, SJ. Ia tak hendak mengingkari iman yang baru saja dipeluknya. Lawrence baru berusia duapuluh satu tahun ketika ia wafat dimartir. ROGER JAMES OSB († 1539) Biarawan termuda dalam biara Glastonburg (Inggris) ini bersama John Thorne, bendahara biara dan Richard Whiting digantung di depan biara, karena tidak mau menyerahkan milik biara kepada pegawai raja yang akan menutup biaranya. P: 15 Nopember ROKHUS GONZALES († 1628) Adalah imam Jesuit pribumi Paraguay (Amerika Selatan) yang bekerja giat di antara sukusuku Indian. Bersama dengan Bruder Alfons Rodrigues ia dibunuh oleh orang-orang yang tidak menghendaki kemajuan bagi orang Indian Kristen. Dua hari kemudian Yoanes des Castilo disiksa sampai mati lemas. P: 16 Nopember ROLAND de MEDICI († 1386) Bertapa dan hidup menurut aturan yang sangat keras; tak pernah bicara, berdoa lama dan bersemedi di Salsomaggiore (Italia). P: 15 September 798 ROMANOS († 303) Ia memperingatkan orang Kristen, supaya jangan mau memuja berhala, sekalipun dipaksa. Diakon di Sesarea (Palestina) ini akhirnya ditangkap di Antiokhia, dipotong lidahnya dan dicekik. P: 18 Nopember ROMANOS († 560) Diakon dan penyair lagu-lagu gerejani klasik yang termasyur. P: 1 Oktober SANTO ROMANUS († 460) dan SANTO LUPICINUS († 480) Kedua santo Perancis ini adalah kakakberadik yang hidup pada abad kelima. Sebagai seorang pemuda, Romanus dikagumi semua orang oleh karena kebaikan hatinya. Ia memiliki hasrat yang kuat untuk menjadi seorang kudus. Karena ia melihat bahwa di dunia amatlah mudah orang melupakan Tuhan, maka Romanus memutuskan untuk hidup sebagai seorang pertapa. Terlebih dahulu, ia meminta nasehat dari seorang rahib yang kudus dan kemudian berangkat. Ia membawa sebuah buku bersamanya, yaitu Hidup 799 Para Bapa dari Padang Gurun tulisan Cassian. Ia juga membawa serta benih-benih tanaman dan beberapa peralatan. Dengan perlengkapan tersebut, Romanus masuk ke dalam hutan di pegunungan Jura antara Swiss dan Perancis. Ia menemukan sebuah pohon yang amat besar dan tinggal di bawahnya. Romanus melewatkan waktunya dengan berdoa dan membaca bukunya. Ia juga menanami serta merawat kebunnya, dengan tenang menikmati alam sekitarnya. Tak lama kemudian, adiknya - Lupicinus - bergabung dengannya. Romanus dan Lupicinus amat berbeda kepribadiannya. Romanus keras terhadap dirinya sendiri. Tetapi, ia lemah lembut dan penuh pengertian terhadap orang lain. Lupicinus keras serta kasar terhadap dirinya sendiri dan biasanya demikian juga ia menghadapi orang lain. Namun demikian, maksudnya baik. Kedua bersaudara itu saling mengerti satu sama lain dan hidup rukun bersama. Banyak orang kemudian datang untuk bergabung dengan mereka. Orang-orang itu pun juga ingin menjadi rahib, maka mereka mendirikan dua buah biara. Romanus menjadi pemimpin di biara yang satu dan Lupicinus menjadi pemimpin di biara yang lainnya. Para rahib itu hidup sederhana dan keras. Mereka banyak berdoa dan mempersembahkan kurban-kurban mereka dengan sukacita. Mereka melakukan silih untuk mempererat panggilan hidup mereka. Mereka bekerja keras menanami serta memelihara kebun mereka dan senantiasa hening sepanjang waktu. Mereka memilih untuk hidup demikian oleh sebab perhatian utama mereka adalah mendekatkan diri kepada Tuhan. Cara hidup mereka membantu mereka untuk mencapai tujuan rohani mereka. St. Romanus wafat pada tahun 460. Adiknya, St. Lupicinus, wafat pada 800 tahun 480. St. Romanus dan St. Lupicinus keduanya adalah kudus, meskipun mereka memiliki kepribadian yang berbeda. SANTO ROMUALDUS OSB (951-19 Juni 1027) Romualdus, seorang bangsawan Italia, dilahirkan sekitar tahun 951 di Ravenna, Italia. Ketika berumur dua puluh tahun, ia terguncang melihat ayahnya membunuh orang dalam suatu duel. Romualdus pergi ke biara Benediktin. Ia ingin hidup benar. Ia juga ingin melakukan silih atas perbuatan ayahnya yang kejam. Alam dan kehidupan biara merupakan hal baru bagi Romualdus. Ia terbiasa hidup mewah dan santai. Pemuda bangsawan itu terkesan dengan teladan hidup para biarawan. Karenanya, ia memutuskan untuk menjadi seorang biarawan pula. Ia mohon pada seorang pertapa yang baik bernama Marinus untuk mengajarkan kepadanya bagaimana menjadi kudus. Keduanya, Marinus dan Romualdus, melewatkan hari-hari mereka dengan memuji dan mencintai Tuhan. Sergius, ayah Romualdus, datang untuk melihat cara hidup baru yang ditempuh puteranya. Ayahnya terperanjat melihat kesederhanaan dan semangat pengangkalan diri. Ia sadar bahwa pastilah terdapat sukacita besar di sana karena puteranya dengan rela memilih untuk tinggal 801 di sana. Itulah yang dikehendakinya. Ia meninggalkan harta kekayaannya lalu mengikuti jejak puteranya dan melewatkan sisa hidupnya sebagai seorang biarawan juga. Di kemudian hari, Romualdus membentuk Kongregasi Benediktin Kamaldoli (OSB Cam). Ia menjelajah seluruh Italia untuk membentuk pertapaan-pertapaan dan biara-biara. Ke mana pun ia pergi, ia memberikan teladan penyangkalan diri yang mengagumkan bagi para biarawannya. Selama satu tahun penuh, yang menjadi makanannya setiap hari hanyalah sejumput kacang rebus. Kemudian selama tiga tahun, ia hanya makan dari sedikit hasil tanaman yang ia tanam sendiri. Melalui mati raga yang dilakukannya itu, Romualdus semakin dekat dengan Tuhan. Romualdus wafat pada tanggal 19 Juni 1027 di biara Valdi-Castro. Ia berada sendirian di kamarnya dan wafat dengan tenang, tanpa diragukan lagi dengan membisikkan doa kesukaannya: “Oh, Yesus-ku yang manis! Tuhan hatiku! Sukacita bagi jiwa-jiwa murni! Tujuan dari segala yang aku dambakan!” RONI (ROMANONI) GUALA OP (11801244) Murid Santo Dominikus ini adalah uskup dan diplomat kepausan yang selalu mengusahakan perdamaian. P: 3 September ROSANA (1226-1310) Ia dikawinkan dengan seorang pemuda jahat, ketika usianya baru 15 tahun. Setelah suaminya yang sakit keras menjadi sembuh berkat usaha dan 802 doa isterinya, maka Rosa diijinkan untuk hidup bertapa. Rosa dipilih menjadi abbas biara suster. A: mawar; B: nama sebagai suster: Humilitas; P: 22 Mei SANTA ROSA dari LIMA (20 April 1586-24 Agustus 1617) St. Rosa dari Lima tidak terlena dengan kecantikan lahiriahnya. Ia lebih suka menjadi cantik secara rohani bagi Yesus. Jadi, jika kita merasa khawatir akan penampilan lahiriah kita, kita boleh mohon bantuan doa St. Rosa agar ia membantu kita untuk memusatkan perhatian pada hal yang lebih penting dalam hidup kita. Pada tanggal 20 April 1586, dari sebuah keluarga yang miskin di Lima, Peru, lahir seorang bayi perempuan yang diberi nama Isabel De Flores Y Del Oliva. Semua orang lebih suka memanggilnya 'Rosa' (mawar) karena bayi itu sungguh amat cantik dengan pipinya yang kemerahanmerahan. Lagipula semasa Rosa masih bayi, dalam sebuah penglihatan mistik, wajahnya berubah menjadi sekuntum mawar. Sejak kanak-kanak Rosa amat mengasihi Yesus. Cintanya kepada Yesus demikianlah besar, hingga jika ia sedang membicarakan-Nya wajahnya akan bersinar dan matanya berbinar-binar. Devosinya amat kuat, terutama kepada Bayi Yesus dan Maria, BundaNya. Rosa berbicara kepada 803 mereka berjam-jam lamanya di gereja. Ia juga sering melakukan matiraga secara sembunyisembunyi. Suatu hari ibunya mengenakan hiasan mahkota bunga di atas kepala Rosa untuk menonjolkan kecantikan puterinya itu. Tetapi, Rosa tidak ingin dikagumi karena kecantikan lahiriahnya, sebab hatinya sudah diserahkannya kepada Yesus. Jadi ia mengubah mahkota yang dimaksudkan untuk menonjolkan kecantikannya itu menjadi sarana bermatiraga. Sebuah peniti panjang disematkannya pada mahkotanya sehingga mahkota itu membuatnya merasa sakit dan tidak nyaman. Rosa juga tidak suka orang-orang memandang serta memuji-muji kecantikannya. Baginya segala pujian hanyalah bagi Yesus. Rosa takut kalau-kalau kecantikannya menjadi batu sandungan bagi orang lain. Sebab, ia melihat banyak orang memandangi wajahnya tanpa berkedip. Ia mendengar mereka mengatakan betapa halus dan indah kulitnya. Jadi, ia melakukan sesuatu yang mengejutkan: ia menggosok wajahnya dengan merica hingga kulitnya menjadi merah dan melepuh. Nah, untuk sementara waktu tidak akan ada lagi orang yang akan memujinya! Ketika Rosa membaca kisah hidup St. Katarina dari Siena, ia terdorong untuk menjadikan St. Katarina sebagai teladan hidupnya. Ia mulai dengan berpuasa tiga kali dalam seminggu. Kemudian ia melakukan tapa silih, dan akhirnya memotong rambutnya yang indah, mengenakan baju kasar dan menyingsingkan lengan bajunya untuk bekerja keras. Teman-teman dan keluarganya menertawakan serta mencemooh tindakan Rosa yang mereka anggap aneh. Kedua orangtuanya juga tak henti mengecamnya. Rosa menderita karena ia 804 tidak dimengerti. Kekuatan dan penghiburan yang diperolehnya hanyalah dari Sakramen Mahakudus yang diterimanya setiap hari. Kemudian, Rosa memutuskan untuk mengucapkan kaul kemurnian. Tentu saja kedua orangtuanya menentang keras kehendak Rosa. Mereka telah lama berharap agar kelak puteri mereka yang jelita itu dinikahi oleh seorang pemuda kaya, sehingga dapat mengangkat mereka dari kemiskinan. Meski sepanjang hidupnya Rosa selalu taat dan patuh kepada orangtuanya, dalam perkara yang satu ini Rosa tidak dapat ditundukkan. Sepuluh tahun lamanya pertentangan itu berlangsung sebelum pada akhirnya Rosa dapat memenangkan hati mereka dengan kesabaran dan doa. Rosa banyak menderita. Selain dari pertentangan dengan kedua orangtuanya, Rosa juga banyak mengalami godaan setan. Sering juga ia mengalami saat-saat di mana ia merasa sendiri dan mengalami kesedihan yang hebat karena Tuhan terasa jauh darinya. Namun demikian, semua itu ditanggungnya dengan iman yang teguh. Saat usianya duapuluh tahun, Rosa diterima dalam Ordo Ketiga Dominikus. Atas persetujuan pembimbing rohaninya, Rosa mengasingkan diri ke sebuah gubuk kecil yang dibangun di halaman rumah orangtuanya. Malam hari digunakannya untuk berdoa dan bermeditasi. Siang hari Rosa bekerja keras menanam bunga, menyulam serta menjahit. Hasilnya digunakannya untuk membantu keluarganya yang miskin. Ia juga melayani dan menghibur para fakir miskin dan para budak Indian, terutama mereka yang sakit dan menderita. Oleh sebab itu Rosa dianggap sebagai pelopor pelayanan sosial di Peru. 805 Beberapa kali Tuhan Yesus menampakkan diri kepadanya, melimpahi hatinya dengan rasa damai dan sukacita. Di saat-saat seperti itu, Rosa mempersembahkan kepada-Nya semua silih dan matiraganya sebagai tebusan atas penghinaan terhadap Putra Allah, untuk kesejahteraan bangsanya, untuk pertobatan orang-orang berdosa, dan untuk jiwa-jiwa di api penyucian. Rosa lama menderita sakit sebelum akhirnya meninggal pada tanggal 24 Agustus 1617 di Lima dalam usia 31 tahun. Banyak mukjizat terjadi setelah kematiannya. Rosa dibeatifikasi pada tahun 1667 oleh Paus Klemens IX dan dikanonisasi pada tanggal 2 April 1671 oleh Paus Klemens X. Santa Rosa dari Lima adalah orang Amerika pertama yang dinyatakan kudus. Oleh sebab itu ia diangkat sebagai santa pelindung Amerika, terutama Amerika Latin, dan juga Philipina. Pestanya dirayakan setiap tanggal 23 Agustus. CATATAN ST. ROSA DARI LIMA • "Tuhan, tambahlah penderitaanku, dan bersamanya tambahkanlah cinta-Mu dalam hatiku." • "Selain dari Salib, tidak ada tangga lain yang dapat membawa kita ke surga." • Tuhan dan Juru selamat kita memperkeras suara-Nya dan berbicara dengan keagungan yang tiada bandingnya: 'Biarlah semua orang mengetahui bahwa rahmat datang setelah penderitaan. Biarlah mereka mengetahui bahwa tanpa beban penderitaan, mustahillah untuk mencapai kepenuhan rahmat. Biarlah mereka mengetahui bahwa anugerah rahmat bertambah sementara pencobaan bertambah. 806 • • Biarlah manusia waspada agar tidak tersesat dan ditipu. Salib adalah satu-satunya tangga sejati ke surga, dan tanpa Salib mereka tidak akan dapat menemukan jalan yang dapat membawa mereka naik ke surga.' Ketika aku mendengar kata-kata ini, suatu kekuatan dahsyat menyelubungi aku serta menempatkan aku di tengah jalan, sehingga aku dapat berseru