Prosiding Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM UMP 2014 ISBN 978-602-14930-3-8 Purwokerto, 20 Desember2014 Pengaruh Risiko Sistematis dan Resiko Tidak Sistematis Terhadap Expected Return Saham Perusahaan Manufaktur di BEI Jakarta dengan Pendekatan Koreksi Beta 1 Niken Wahyu C1., Aminul Fajri1 Fakultas Ekonomi, Universitas Panca Sakti Tegal ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh risiko sistematis dan risiko tidak sestematis terhadap expected return saham manufactur di BEI Jakarta dengan pendekatan koreksi Beta dan variable manakh yang lebih besar pengaruhnya. Hipotesis yang diuji adalah menganalisis secara empiris dampak sistemetis dan tidak sistematis return saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia Jakarta dengan pendekatan koreksi beta. Sampel perusahan dalam penelitian ini seluruh perusahaan manufaktur yang tergabung dalam LQ 45. Sampel diambil berdasarkan metode Gay. Analisis data menggunakan rumus regresi linear berganda dengan asumsi klasik. Pengujian dengan bantuan Statistical Program for Social Science(SPSS) 17.0. Hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa secara parsial risiko sistematis berpengaruh negatif terhadap expected return saham, dan risiko tidak sistematis berpengaruh positif terhadap expected return saham. Hasil pengujian secara simultan menunjukkan bahwa variabel risiko sistematis dan risiko tidak sistematis berpengaruh terhadap expected return saham. Namun variabel risiko tidak sistematis yang paling berpengaruh terhadap expected return saham sebesar 85,2 persen. Kata kunci : Risiko Sistematis, Resiko Tidak Sistematis, Koreksi Beta, Expected Return PENDAHULUAN Perkembangan ekonomi yang modern, cepat dalam dunia informasi dan tekhnologi secara tidak langsung akan menuntut bahwa segala sesuatunya serba cepat, tepat dan terpenuhi apa yang diinginkan. Segala kegiatan harus diperhitungkan akan efisiensi termasuk faktor peluang, risiko dan keuntungan. Investor selalu mengharapkan keuntungan dari investasinya namun tentu saja tidak dapat dipisahkan dari risiko yang ada. Tabel 1. Penelitian tentang rasio keuangan dan kinerja keuangan perusahaan telah banyak dilakukan. Peneliti Terdahulu Klemkosky dan Martin (1975) Hidayat (1997) Topik Penelitian Objek Penelitian Hasil Penelitian Hubungan antara risiko sistematis dengan risiko tidak sistematis dan pengaruhnya terhadap diversifikasi portofolio 350 saham di New York Stock Exchange (NYSE) periode Juli 1963 sampai dengan Juni 1973. 33 saham perusahaan yang terdaftar di PT BES Surabaya tahun 1996 Menunjukkan ada hubungan positif antara risiko pasar yang diukur dengan koefisien beta (β) dengan risiko tidak sistematis. Tingkat ketepatan diversifikasi yang dicapai untuk portofolio saham mempunyai nilai beta tinggi dan beta rendah sangat berbeda. Risiko sistematis dinyatakan sebagai satusatunya tingkat risiko yang relevan sebagai prediktor tingkat pengembalian saham dengan alasan jenis risiko yang bersifat individual dapat dihilangkan dengan strategi diversivikasi portofolio. Test terhadap ragam variabel CAPM: tingkat pengembalian bebas risiko (Rf), tingkat pengembalian pasar (Rm), risiko pasar (β) dan memasukkan variabel tingkat inflasi sebagai penentu tingkat pengembalian saham Sudah sewajarnya investor mengharapkan return maksimal dari investasi namun harus mempertimbangkan risiko yang ditanggung. Tingkat risiko yang tinggi dari suatu investasi mencerminkan tingginya tingkat return yang diharapkan. Saham dikenal dengan karakteristik high risk–high return, artinya saham merupakan surat berharga yang memberi peluang keuntungan tinggi namun juga berpotensi risiko tinggi, sehingga hubungan antara return dan risiko itu tinggi dan berbanding lurus (Tendelin, 2001). Dalam setiap investasi mungkin akan menanggung risiko, yaitu kemungkinan hasil nyata berbeda dengan hasil yang diharapkan. Semakin besar perbedaan atau deviasi hasil, 263 Prosiding Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM UMP 2014 ISBN 978-602-14930-3-8 Purwokerto, 20 Desember2014 semakin besar pula risiko yang dikandung investasi. Agar suatu investasi dapat diterima maka setiap kesempatan investasi harus menawarkan tingkat hasil sepadan dengan risiko yang ditanggungnya (Muslich,1997). Dengan memperhatikan penelitian terdahulu, maka penelitian ini dilakukan untuk menguji dan menganalisis secara empiris adanya dampak sistemetis dan tidak sistematis return saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia Jakarta dengan pendekatan koreksi beta. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh risiko sistematis dan risiko tidak sestematis terhadap expected return saham manufactur di BEI Jakarta dengan pendekatan koreksi Beta dan variable manakh yang lebih besar pengaruhnya. METODE PENELITIAN 1.1. Metode Analisis Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, maka analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Analisis Regresi Linier Berganda Persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut : ERi = a + β1X1 + β2X2 + ei Keterangan: Eri = Expected retrun saham ke-i = Risiko Sistematis X1 X2 = Risiko Tidak Sistematis bi = Koefisien regresi Ei = Residual error b. Uji – F Untuk menguji pengaruh secara bersama-sama variabel indenpenden terhadap variabel dependen (hipotesis pertama) digunakan uji F. Adapun formulanya adalah sebagai berikut: R2 / (K – 1) F = 1 – R2 / (N – K) Keterangan: R2 = Koefisien determinasi K = Jumlah varaibel independen N = Jumlah sampel Kriteria pengujian: Ho : bj = 0 Tidak terdapat pengaruh secara bersama-sama antara variabel indenpenden terhadap variabel dependen H1 : bj ≠ 0 Terdapat pengaruh secara bersama-sama antara variabel indenpenden terhadap variabel dependen Ho diterima jika Fhitung ≤ Ftabel Ho ditolak jika Fhitung > Ftabel c. Uji – t Untuk menguji pengaruh secara parsial variabel independen terhadap varaibel dependen digunakan uji-t. Adapun formula yang digunakan adalah sebagai berikut (Supranto, 2001): Bi T= Sbi Keterangan = Koefisien regresi varaiabel ke-i bi = Standar error variabel ke-i Sbi 264 Prosiding Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM UMP 2014 ISBN 978-602-14930-3-8 Purwokerto, 20 Desember2014 Kriterian pengujian: Ho : bi = 0 Tidak terdapat pengaruh secara parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen. H1 : bj ≠ 0 Terdapat pengaruh secara bersama-sama antara variabel indenpenden terhadap variabel dependen Ho diterima apabila – ttabel ≤ thitung ≤ ttabel Ho ditolak apabila – thitung < ttabel atau thitung > ttabel d. Asumsi model regresi linier klasik 1. Multikolinearitas Kolinearitas seringkali diduga ketika R² tinggi (misalnya antara 0,7 dan 1) dan korelasi juga tinggi, tetapi tak satu pun atau sangat sedikit koefisien regresi parsial yang secara individual signifikan secara statistik atas dasar pengujian t yang konvensional (Gujarati, 1999). Uji multikolinearitas dapat juga dilihat dengan nilai variance inflation factor yaitu apabila terdapat nilai variance inflation factor (VIF) lebih dari 5 maka mengindikasikan terdapat multikoliniaritas (Singgih Santoso, 2001). 2. Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas terjadi apabila variance disturbance (gangguan) tidak sama atau tidak konstan dari waktu ke waktu (untuk semua pengamatan), konsekuensinya pada suatu model adalah bahwa estimator OLS (penaksiran) tetap tidak bisa dan masih konsisten tetapi tidak lagi efisien baik dalam sampel kecil maupun besar. Artinya situasi heteroskedasticity menyebabkan penaksiran koefisien-koefisien regresi dapat menjadi kurang dari semestinya, melebihi dari semestinya atau menyesatkan. Untuk mendeteksi heteroskedastisitas ada beberapa metode yang digunakan. Salah satu di antaranya adalah metode pengujian Glejser (Agus Widarjono, 2007). Model yang digunakan untuk uji Glejser adalah sebagai berikut: ei =√ βo+ β1 X12 + v1 Jika b signifikan secara statistik maka terdapat heteroskedastisitas. e. Analisis Elastisitas Untuk mengetahui pengaruh yang paling besar antara variabel independen terhadap variabel dependen digunakan rumus elastisitas regresi sebagai berikut (Vincent, 1996) X Ej = Bj Y f. Koreksi Beta Koreksi beta dilakukan dengan menggunakan satu periode mundur (lag time) dengan tahapan sebagai berikut: 1. Mengoperasikan persamaan regresi antara Rit dan Rmt dengan persamaan dasar sebagai berikut: Rit = α1 + β1 -1 Rmt-1 + β1 -0 Rmt + β1 +1 Rmt+1 + €it 2. Mengoperasikan persamaan regresi untuk mendapatkan korelasi serial antara Rit dan Rmt dengan persamaan dasar sebagai berikut: Rmt = α1 + ρ1 + €it 3. Menghitung bobot yang digunakan dengan rumus sebagai berikut: W = 1 + ρ1 1 + 2 ρ1 4. Menghitung beta yang sudah dikorelasikan dari saham ke-I yang merupakan penjumlahan koefisien regresi yang sudah di bobot dengan rumus sebagai berikut: Βi = w.βi -1 + w.βi 0 + w.βi +1 265 Prosiding Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM UMP 2014 ISBN 978-602-14930-3-8 Purwokerto, 20 Desember2014 HASIL DAN PEMBAHASAN 1.2. Analisis Data Dalam penelitian ini terdapat beberapa data yang diperlukan yaitu return pasar yang berupa indeks harga saham gabungan (IHSG) dan return individu perusahaan. Return pasar pada tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Return pasar bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun 2011 di Bursa Efek Indonesia No. Bulan IHSG t-1 IHSG t Return pasar 1 Januari 3.703,51 3.409,17 -0,0795 2 Februari 3.409,17 3.470,35 0,0179 3 Maret 3.470,35 3.678,67 0,0600 4 April 3.678,67 3.819,62 0,0383 5 Mei 3.819,62 3.836,97 0,0045 6 Juni 3.836,97 3.888,57 0,0134 7 Juli 3.888,57 4.130,80 0,0623 8 Agustus 4.130,80 3.841,73 -0,0699 9 September 3.841,73 3.549,03 0,0762 10 Oktober 3.549,03 3.790,85 0,0681 11 Nopember 3.790,85 3.715,08 -0,0199 12 Desember 3.715,08 3.812,99 0,0263 3.736,20 3.746,07 0,06147 Rata-rata Nilai return pasar yang tertinggi terjadi pada bulan Oktober sebesar 0,0681 sedangkan yang terkecil terjadi pada bulan Januari sebesar –0,0795. Rata-rata return pasar pada tahun 2011 sebesar 6,147, hal ini menunjukkan selama tahun 2011 cenderung terjadi nilai pasar yang tidak banyak mengalami perubahan. Nilai return pasar yang cenderung berubah tersebut menunjukkan adanya perubahan nilai pasar dari saham yang ada di bursa efek. Adapun hasil dari regresi tersebut dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Regresi Linier berganda No. Variabel 1 Risiko Sistematis 2 Risiko Tidak Sistematis Konstanta R² F hitung Koefisien regresi t hitung -0,334 -1,644 1,306 4,312 = -0,159 = 0,782 = 12,577 Dari Tabel 2 dapat dibuat persamaan regresi sebagai berikut: Y = -0,159- 0,0334 X1 + 1,306 X2 Nilai konstanta sebesar –0,159, artinya jika risiko sistematis dan risiko tidak sistematis konstan (bernilai nol) maka expected return akan bernilai –0,159. Nilai negatif ini dilatarbelakangi oleh data historis yang sebagian besar return pada tahun 2011 bernilai negatif. 266 Prosiding Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM UMP 2014 ISBN 978-602-14930-3-8 Purwokerto, 20 Desember2014 Nilai koefisien regresi variabel risiko sistematis sebesar -0,334 artinya jika variabel risiko sistematis bertambah satu satuan maka akan mengakibatkan expected return berkurang sebesar -0,334 satuan, dengan asumsi variabel lain dalam keadaan konstan. Nilai koefisien regresi yang negatif tersebut berarti terdapat pengaruh negatif dari variabel risiko sistematis terhadap expected return, atau semakin tinggi variabel risiko sistematis maka expected return semakin rendah. Hal ini berarti beta setiap perusahaan berpengaruh negatif terhadap expected return. Semakin tinggi beta maka kemungkinan untuk memperoleh return rendah. Nilai koefisien regresi variabel risiko tidak sistematis sebesar 1,306 artinya jika variabel risiko tidak sistematis bertambah satu satuan maka akan mengakibatkan expected return bertambah sebesar 1,306 satuan, dengan asumsi variabel lain dalam keadaan konstan. Nilai koefisien regresi yang positif tersebut berarti terdapat pengaruh positif dari variabel risiko tidak sistematis terhadap expected return, atau semakin tinggi risiko tidak sistematis maka expected return juga semakin tinggi. Dari persamaan regresi tersebut diperoleh koefisien determinasi (R²) sebesar 0,782. Hal ini berarti expected return 78,2 dipengaruhi oleh risiko sistematis dan risiko tidak sistematis, sedangkan 2,18 persen dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti. 1.3. Pengujian hipotesis a. Pengujian secara keseluruhan Untuk menguji pengaruh secara keseluruhan variabel risiko sistematis dan risiko tidak sistematis terhadap expected return digunakan uji F. Dari penghitungan diperoleh F hitung sebesar 12,577. Dengan tingkat keyakinan 95 persen (α=0,05) dan derajat kebebasan (n-k-1) diperoleh F tabel sebesar 4,74 Jadi F hitung 12,577 > F tabel (4,74), sehingga H0 ditolak. Penolakan H0 ini berarti terdapat pengaruh yang berarti dari variabel risiko sistematis dan risiko tidak sistematis terhadap expected return. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan risiko sistematis (systematic risk) dan risiko tidak sistematis (unsystematic risk) berpengaruh terhadap expected return saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia dapat diterima. b. Pengujian koefisien regresi secara parsial dengan uji t Dengan menggunakan tingkat keyakinan 95 persen (α=0,05) dan derajat kebebasan (n– k– 1) diperoleh t tabel sebesar 2,365, sedangkan hasil perhitungan yang dilakukan menghasilkan t hitung variabel risiko sistematis (tX1) sebesar -1,644. Jadi nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel (-1,6440 > -2,365) sehingga secara parsial variabel risiko sistematis (X1) tidak mempunyai pengaruh yang nyata terhadap expected return (Y) pada taraf alfa=0,05. Nilai t hitung variabel risiko tidak sistematis (tX2) sebesar 4,312. Jadi nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel (4,312 > 2,365) atau sehingga secara parsial variabel risiko tidak sistematis (X2) mempunyai pengaruh yang nyata terhadap expected return (Y) pada taraf alfa =0,05 Kurva penolakan H0 dari uji t dapat dilihat pada gambar 3. 1.4. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui kemampuan risiko sistematis dan risiko tidak sistematis dalam menjelaskan expected return pada saham-saham yang termasuk dalam LQ 45 adalah sebesar 78,2 persen. Hal ini berarti selain variabel risiko sitematis dan risiko tidak sistematis menjelaskan expected return, karena 21,8 persen dijelaskan oleh variabel lain. Hal ini berarti dalam periode satu tahun pada tahun 2011 return pasar menentukan return individu saham-saham perusahaan yang tergabung dalam LQ 45. KESIMPULAN Berdasarkan analisis regresi linier berganda diperoleh persamaan sebagai berikut: Y = -0,159- 0,0334 X1 + 1,306 X2. Nilai koefisien regresi sistematis yang negatif tersebut menunjukkan risiko sistematis berpengaruh negative terhadap expected return. Ini berarti semakin tinggi risiko sistematis maka semakin rendah tingkat expected return Nilai koefisien regresi tidak sistematis yang positif tersebut menunjukkan risiko tidak sistematis berpengaruh positif terhadap expected return hal ini berarti semakin tinggi risiko tidak sistematis maka semakin tinggi pula tingkat expected return. Terdapat pengaruh yang berarti dari variabel risiko sistematis dan risiko tidak sistematis 267 Prosiding Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM UMP 2014 ISBN 978-602-14930-3-8 Purwokerto, 20 Desember2014 terhadap expected return. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan risiko sistematis (systematic risk) dan risiko tidak sistematis (unsystematic risk) berpengaruh terhadap expected return saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia dapat diterima. Secara parsial variabel risiko sistematik berpengaruh secara nyata terhadap expected return, sedangkan variabel risiko tidak sistematis berpengaruh secara nyata terhadap expected return. Hal ini ditunjukkan dari hasil uji t diperoleh t hitung variabel risiko sistematis (tX1) sebesar -1,644 Jadi nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel (2,365 <-1,644), sehingga secara parsial variabel risiko sistematis (X1) tidak mempunyai pengaruh yang nyata terhadap expected return (Y) pada taraf alfa=0,05. Nilai t hitung variabel risiko tidak sistematis (tX2) sebesar . Jadi nilai t hitung 4,312 lebih besar dari nilai t tabel (4,312 > 2,365) atau dengan sehingga secara parsial variabel risiko tidak sistematis (X2) mempunyai pengaruh yang nyata terhadap expected return (Y) pada taraf alfa =0,05 dan 0,01 (karena p < 0,01). DAFTAR PUSTAKA Muslich, Mohammad. 1997. Manajemen Keuangan Modern. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta. Tandelin. 2001. Portofolio dan Investasi (Teori dan Aplikasi). Penerbit Kanisius. Yogyakarta. 268