21 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Pelaksanaan magang yang berlangsung selama empat bulan telah memberikan pengalaman dan pengetahuan baru dalam manajemen budidaya kelapa sawit. Penunasan pelepah merupakan kegiatan pemeliharaan sebagai bagian dari penerapan teknik budi daya tanaman kelapa sawit. Penunasan yang dilakukan di Divisi 5 SBHE mengacu pada SOP yang diberlakukan oleh perusahaan. Namun demikian pelaksanaan penunasan di lapangan masih ada yang belum sesuai dengan SOP. Hal tersebut bisa disebabkan kurangnya kedisiplinan pemanen dalam penerapan manajemen penunasan berdasarkan umur tanaman dan juga bisa karena keterlambatan waktu dalam pelaksanaan sistem penunasan korektif. Tidak adanya sanksi yang tegas dan lemahnya pengawasan membuat tingkat disiplin pemanen rendah. Berdasarkan data hasil pengamatan di lapangan pada sistem songgo, umumnya pokok yang memiliki nilai nisbah seks dan rataan tandan buah yang rendah akan mengalami over pruning, sedangkan pokok yang memiliki nilai nisbah seks dan rataan tandan buah yang tinggi akan mengalami under pruning. Hal tersebut disebabkan karena sesuai dengan ketentuan teknik songgo, pemanen mengejar buah yang terdapat pada pokok dan tidak berpedoman pada jumlah pelepah yang harus dipertahankan. Berdasarkan analisis yang dilakukan, terdapat korelasi yang kuat antara jumlah tandan buah dengan jumlah pelepah. Saran Sistem penunasan yang dilakukan sebaiknya tidak mengikuti sistem songgo, tetapi mengikuti jumlah pelepah optimal yang dipertahankan pada pokok. Penyegaran pengetahuan pemanen mengenai teknik penunasan juga perlu dilakukan kembali. Penyegaran bisa dilakukan dengan cara memberikan pengarahan ulang, pelatihan dan simulasi pekerjaan. Peran mandor dan asisten dalam pengawasan manajemen penunasan pelepah sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan penunasan pelepah yang baik di lapangan. Selain itu, diperlukan adanya sanksi yang tegas untuk pelaksanaan yang tidak sesuai SOP. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan kedisiplinan pemanen serta dengan sekaligus meningkatkan pengawasan oleh mandor dan asisten. DAFTAR PUSTAKA Corley R H V. 1976. Inflorescence abortion and sex differentiation, p. 37-55. In R H V Corley, J J Hardon, and B J Wood (Ed) Oil Palm Research. Elsevier, Amsterdam (NL). and B S Gray. 1976. Growth and morphology, p. 77-85. In R H V Corley, J J Hardon, and B J Wood (Ed) Oil Palm Research. Elsevier, Amsterdam (NL). Direktorat Jendral Perkebunan. 2014. Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor Komoditas Primer Perkebunan Tahun 2009 – 2013. 22 http://ditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/5.%20Ekspor.pdf. [diunduh pada 29 Desember 2014]. Fauzi et al. 2012. Kelapa Sawit. Penenbar Swadaya. Jakarta (ID). 236 hal. Harahap I Y. 1998. Model Simulasi Respons Fisiologi Pertumbuhan dan Hasil Tandan Buah Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.). Disertasi [tidak dipublikasikan]. PPS IPB. Bogor (ID). 155 hal. Hartley W. 1988. The Oil Palm. Tropical Agriculture Series (third edition). Longman Scientific Technical. New York (US). 761p. Lubis A U. 2008. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Indonesia. Edisi 2. Pusat Penelitian Kelapa Sawit Marihat. Medan (ID). 605 hal. Mangoensoekarjo S dan H Semangun. 2005. Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit. Gajah Mada University Press. Yogyakarta (ID). 362 hal. . 2007. Manajemen Tanah dan Pemupukan Budidaya Perkebunan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta (ID). 408 hal. Pahan I. 2012. Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir. Penebar Swadaya. Depok (ID). 411 hal. Perdamean M. 2011. Sukses Membuka Kebun dan Pabrik Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Depok (ID). 300 hal. Risza S. 2010. Masa Depan Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia. Kanisius. Yogyakarta (ID). 255 hal. Setyamidjaja D. 2006. Kelapa Sawit. Tehnik Budi Daya, Panen, dan Pengolahan. Kanisius. Yogyakarta (ID). 127 hal. Walpole R E. 1992. Pengantar Statistika. Edisi ke-3. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta (ID). 515 hal.