BAB III TAKSONOMI SERANGGA Dalam bab ini akan

advertisement
BAB III
TAKSONOMI SERANGGA
Dalam bab ini akan dibahas tentang Taksonomi Serangga, yang meliputi 4 sub
bab,
yaitu
Pengertian
Taksonomi,
Klasifikasi/Sistematika,
Tata
nama
dan
Identifikasi/Determinasi Serangga. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) bab ini adalah
setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa akan dapat memahami tentang klasifikasi dan
tata nama, dan dapat melakukan identifikasi/ determinasi serangga.
A. Pengertian Taksonomi
Di dunia ini telah dijumpai mahkluk hidup kira-kira dua juta species, yang terdiri
atas 350.000 species tumbuh-tumbuhan dan 1.650.000 species binatang. Dari jumlah
species binatang tersebut 75 %-nya atau kira-kira 1.200.000 species adalah serangga,
dan dan jumlah yang terakhir kira-kira 850 — 900.000 species telah dideskripsi (Borror
dan DeLong, 1970).
Pelajaran taksonomi (meliputi klasifikasi, tata nama dan identifikasi) golongan/
kerajaan binatang (animal kingdom) memerlukan beberapa skema yang menyusunnya
atau mengklasifikasikannya ke dalam kelompok (group) berdasarkan ciri-ciri struktural
yang secara umum sama. Taksonomi berasal dan kata Yunani, terdiri atas kata taxis =
arrangement = penyusunan dan nomos = law = hukum. Pengertian taksonomi adalah
penyusunan yang teratur dan bernorma mengenai organisme-organisme ke dalam
kelompok-kelompok yang tepat dengan menggunakan nama-nama yang sesuai dan
benar (Lilies, 1991). Secara umum taksonomi adalah cabang dari Biologi, yang
berkaitan dengan klasifikasi, pemberian nama dan identifikasi (individu) organisme,
khususnya serangga
B. Klasifikasi
Binatang (mungkin) dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara. Salah satu cara
klasifikasi yang banyak dianut oleh para ahli Zoologi adalah didasarkan terutama pada
ciri-ciri struktural tubuhnya. Binatang dengan struktur tubuh tertentu secara umum
sama diklasifikasikan ke dalam satu kelompok, sedangkan binatang dengan struktur
yang lain diklasifikasikan ke dalam kelompok yang lain.
Sehingga dengan demikian golongan binatang dibagi menjadi 12 kelompok atau
lebih yang dinamakan phyla (tunggal : phylum). Tiap-tiap phylum memperoleh sebuah
Universitas Gadjah Mada
nama dan anggota-anggotanya mempunyai cir-ciri struktural tertentu (yang sama)
secara umum.
Berdasarkan derajad kompleksitas dan mungkin karena adanya rangkaian
secara evolusioner, phyla (pada binatang) biasanya disusun dalam sebuah seri, dari
phyla yang lebih rendah ke phyla yang lebih tinggi.
Phyla yang terpenting dan golongan binatang adalah:
• Phylum Protozoa — binatang satu sel.
• Phylum Porifera — bunga karang.
• Phylum Coelenterata — hydra, batu karang dan iainnya.
• Phylum Platyhelminthes — cacing pipih.
• Phylum Nematheiminthes — cacing bulat.
• Phylum Trochelminthes (Rotatonia) — rotifera.
• Phylum Brachiopoda — brachiopoda.
• Phylum Bryozoa — binatang yang diselimuti oleh lumut.
• Phylum Mollusca — mollusca : bekicot dll.
• Phylum Echinodermata — binatang laut, mentimun laut dll.
• Phylum Annelida — cacing tanah, cacing laut dli.
• Phylum Onychopora — Peripatus dan sekutunya.
• Phylum Arthropoda udang sungai, keluwing, kelabang, labah-labah, serangga.
• Phylum Chordata — ikan, amphibi, reptil, burung dan mamalia.
Klasifikasi binatang tidak berhenti sampai phyla; masing-masing phylum dibagi
lebih lanjut berdasarkan ciri-ciri struktural ke dalam kelompok yang dinamakan kelas
dan tiap-tiap kelas mempunyai satu nama dan ciri-ciri struktural tertentu secara umum.
Kelas selanjutnya dibagi ke dalam ordo, ordo ke dalam famili, famili ke dalarn genera
(tunggal : genus) dan genus ke dalam spesies. Kategori pokok dalam klasifikasi
binatang adalah phylum, kelas, ordo, famili, genus dan spesies, walaupun sering
kategori intermedier digunakan. Kategori yang secara umum digunakan disusun dalam
aturan tingkatan (order of rank), dan dapat ditabulasikan/ disusun sebagai berikut.
PHYLUM — Phylum *
SUBPHYLUM — Subphylum
CLASS — Kelas*
SUBCLASS - Subkelas
ORDER - Ordo*
SUBORDER - Subordo
SUPERFAMILY - Superfamili
Universitas Gadjah Mada
FAMILY — Famili*
SUBFAMILY - Subfamili
TRIBE - Tribe
GENUS - Genus*
SUBGENUS - Subgenus
SPECIES — Species*
SUBSPECIES - Subspecies
Catatan: * takson kategori pokok dalam sistem klasifikasi.
Kategori dasar dalam skema Klasifikasi (dan mungkin yang memiliki wujud nyata
real entity) adalah species. Species adalah kelompok individu atau populasi di alam
yang (1) mampu mengadakan interbreeding dan menghasilkan keturunan yang fertil,
(2) secara reproduksi terisolasi dan (oleh karena itu secara biasanya tidak
interbreeding dengan) kelompok semacam, dan (3) secara fundamental berstruktur
sama/ serupa. Sering tidak mungkin untuk menentukan apakah dua kelompok binatang
interbreeding atau tidak. OIeh karena itu, seseorang harus bertumpu kepada ciri-ciri
morfologis untuk menentukan batas-batas yang khas (specific) dan hal tersebut harus
diselesaikan dengan hati-hati apabila dijumpai species yang “baik” atau kelompok
reproduksi terisolasi yang tidak dapat dibedakan melalui ciri-ciri morfologis. Subspecies
adalah bagian yang Iebih kecil lagi dan species secara geografis. Perbedaan antara
subspecies terhadap species yang diketahui biasanya tidak jelas (tidak nyata
bedanya), tetapi yang intergrading, terutama di mana subspecies berbatasan datang
dalam kontak (sibling species).
Suatu skema klasifikasi yang dikembangkan untuk kelompok binatang akan
dipengaruhi
oleh
ciri-ciri
yang
utama*)
yang
digunakan.
Seandainya
orang
menggunakan ciri-ciri yang berbeda mereka akan sampai pada skema klasifikasi yang
berbeda. Metode numerical, sebagai contoh lihat Sokal maupun Sokal dan Sneath
dalam Bororr dan DeLong (1970), biasanya menghasilkan skema yang memberikan
phenetic affinity**) yang baik, atau mungkin sebaliknya. Ahli-ahli Zoologi berusaha
untuk mengembangkan suatu klasifikasi yang secara umum mencapai sesuatu yang
menunjukkan hubungan filogenetik phylogenetic relationship).
Pekerja-pekerja modern di dalam mengembangkan skema klasifikasi tidak hanya
menggunakan ciri-ciri struktural (termasuk ciri-ciri dan organ-organ di dalam tubuh)
tetapi juga data tentang fisiologinya (misalnya Stephen, 1961), perilaku (misalnya
Universitas Gadjah Mada
Alexader, 1962), sejarah hidup dan tingkat belum dewasa ( misalnya van Endem,
1957), dan cytologi (misalnya White, 1957) dalam Bornor dan DeLong (1970).
Dalam penentuan batas taxa (phyla, kelas, ordo dan selanjutnya, kecuali
mungkin species) sedikit banyak bersifat arbitrer (kesepakatan), pekerja-pekerja yang
berbeda sering sampai kepada skema klasifikasi yang berbeda. Seorang ahli Biologi
yang menggunakan skema klasifikasi (seperti yang dikerjakan Borron dan DeLong
dalam tulisan ini) mempunyai beberapa pilihan, dan skema yang diikuti dalam tulisan
ini adalah salah satu yang dianggap mewakili hubungan dan binatang yang
bersangkutan yang terbaik, atau salah satu yang digunakan secara sangat luas.
* Berat relatif.
** Berat dan rangkaian/seni ciri-ciri.
C. Tata Nama
Binatang mempunyai dua tipe nama, yaitu nama ilmiah (scientific name) dan
nama umum (common name). Nama ilmiah adalah satu-satunya yang digunakan oleh
ilmuwan (scientist), nama ini digunakan di seluruh dunia, dan tiap-tiap taxon binatang
mempunyai satu nama. Nama umum adalah nama daerah, nama ini sering kurang
tepat bila dibandingkan dengan nama ilmiah (beberapa nama umum digunakan untuk
lebih dan satu taxon, dan taxon binatang contoh mungkin mempunyai beberapa nama
umum). Namun demikian banyak pula binatang belum diberi nama karena mereka
berukuran kecil atau jarang di jumpai.
Nama ilmiah binatang mengikuti aturan-aturan tertentu, secara garis besar
digambarkan dalam the International Code of Zoological Nomenclature (Stoll et al.,
1964 dalam Borror dan DeLong, 1970). Nama ilmiah ditulis dalam huruf Latin
(Latinized), atau mungkin diambil dan suatu bahasa atau dan nama-nama orang atau
tempat. Sebagian besar nama diambil dan bahasa Latin atau bahasa Yunani, dan
biasanya berhubungan dengan beberapa ciri dan binatang atau nama kelompok.
Nama untuk kelompok di atas genus adalah kata benda yang di latinkan dalam
nominatif jamak, sedangkan nama-nama dalam genera dan subgenera adalah kata
benda yang dilatinkan dalam nominatif tunggal. Nama species dan subspecies
mungkin kata sifat, kata kerja bentuk present atau participle atau kata benda, kata sifat
dan bentuk participle harus sesuai jenis kelamin nama genus, dan kata benda dalam
bentuk nominatif atau genetif
Universitas Gadjah Mada
Nama ilmiah untuk species adalah binomial. OIeh karena itu terdiri atas dua kata
yaitu nama genus dan sebuah nama spesifik (spesific name), sehingga oleh karena itu
nama subspecies adalah trinomial (nama genus, nama spesifik dan sebuah nama
subspesifik). Nama selalu ditulis dalam cetak miring tetapi apabila ditulis tangan atau
diketik tegak maka huruf cetak miring ditunjukkan dengan garis bawah (underlining).
Nama species atau subspecies diikuti dengan nama penemunya (author), yaitu orang
yang telah mendeskripsi species atau subspecies. Nama author tidak dicetak miring
ditulis lengkap atau disingkat dengan tanda titik. Nama-nama genera dan kategori yang
lebih tinggi selalu dimulai dengan sebuah huruf besar; nama spesifik dan subspesifik
tidak. Jika nama author dalam tanda kurung, itu berarti bahwa ia mendeskripsi species
(atau subspecies, dalam kasus dan sebuah nama species) dalam beberapa genus
berlainan dengan sekarang yang menempatinya.
D. Identifikasi/ Determinasi
Serangga atau insekta termasuk dalam phylum Arthropoda, dan dibedakan
menjadi 3 sub phylum, yaitu Trilobita, Mandibulata dan Chelicerata. Sub phylum
Trilobita telah punah dan tinggal sisa-sisanya (fossil). Sub phylum Mandibulata terdiri
atas beberapa kelas, dan salah satu di antaranya adalah kelas lnsecta (Hexapoda).
Sub phylum Chelicerata terdiri atas beberapa kelas, termasuk Arachnida di dalamnya.
Untuk lebih jelasnya klasifikasi tersebut dapat dilihat pada bagan berikut.
Universitas Gadjah Mada
• Phylum Arthropoda dengan ciri-ciri
ciri
khusus:
a. Tubuh beruas-ruas,
ruas, terdiri atas kepala, dada dan abdomen *).
b. Kaki beruas-ruas
ruas *).
c. Eksoskeleton (dinding tubuh) berchitin dan beruas-ruas.
beruas
d. Alat mulut beruas dan dapat beradaptasi untuk cara makan.
e. Rongga tubuh merupakan rongga darah haemocoele.
f. Bernafas dengan permukaan tubuh, insang, trachea atau paru-paru.
paru paru.
g. Alat pencernaan makanan berbentuk tabung, terletak di sepanjang tubuh.
h. Alat pembuang melalui pipa panjang di rongga tubuh.
1. Subphylum Tribolita
ibolita dengan ciri-cri
ciri
khusus:
a. Bentuk tubuh lonjong, pipih, bagian ventral (perut) mempunyai sederetan
kaki yang bersambungan.
b. Tidak mempunyai perbedaan struktur kaki yang beruas-ruas.
c. Tubuh terbagi menjadi kepala-dada-pygidium.
d. Dada terdiri dan beberapa ruas.
e. Setiap ruas tubuh (kecuali ruas yang terakhir) mempunyai kaki yang beruasruas.
2. Subphylum Chelicerata dengan ciri-ciri:
Perbedaan dengan mandibulata adalah bentuk tertekannya antenna dan
perubahan kaki di samping mulut menjadi sepasang kaki seperti capit
(chelicerae).
3. Subphylum Mandibulata dengan ciri-ciri:
Perubahan kaki dekat mulut menjadi sepasang alat mulut atau mandibulata
seperti rahang.
Kelas yang penting dan phylum Arthropoda:
1. Kelas Arachnida (laba-laba)
Ciri-ciri
a. Tubuh terdiri atas dua bagian : prosoma (cephalothorax) dan abdomen.
b. Tidak mempunyai antenna.
c. Dewasa umumnya mempunyai 4 pasang kaki *).
2. Kelas Insecta (Hexapoda) (Serangga)
Ciri-ciri khusus:
a. Tubuh terbagi menjadi 3 bagian : kepala-dada-abdomen.
b. Mempunyai sepasang antenna.
c. Kaki 3 pasang *)
d. Sayap 1-2 pasang atau tanpa sayap.
e. Alat mulut terdiri atas: I pasang mandibula (rahang), 1 pasang maxilla (letak
di belakang rahang), labium (bibir), hypopharinx (lidah).
*) merupakan ciri-ciri utama.
Kelas Insecta dibagi menjadi 2 subkelas, yaitu:
1. Subkelas Apterygota (A tanpa, pterygota perkembangan sayap)
(Ordo Protura, Thysanura, Collembola dan Diplura) dengan ciri-ciri:
a. Merupakan serangga primitif, ukuran kecil.
b. Tidak bersayap sejak nenek moyang.
Universitas Gadjah Mada
c. Mempunyai alat tambahan seperti style pada ujung abdomen.
d. Metamorfosis sederhana : tanpa metamorfosis.
2. Subkelas Pterygota (Pterygota perkembangan sayap) dengan ciri-ciri:
ciri ciri:
a. Tidak mempunyai a
alat tambahan seperti style.
b. Metamorfosis sederhana (telur-nimfa-dewasa)
(telur
dewasa) atau metamorfosis sempurna
(telur-larva-pupa-dewasa).
dewasa).
Kunci untuk Ordo-ordo
Ordo
yang Umum dan Serangga *)
(dilengkapi dengan contoh gambar)
1. (a) Saya pada ................................................................................................
................................
................................. 2
(b) Sayap tidak ada atau rudirnenter
rudir
............................................................
............................ 21
2. (a) Badan (tubuh) dan sayap sedikit banyak tertutup oleh bahan seperti hIm
Gambar 1) .................................................................................
................................
Homoptera
(b) Badan dan sayap tidak seperti pada 2. (a) ................................................
................ 3
3. (a) Sayap depan dengan tekstur yang lebih kasar dan pada sayap belakang,
mungkin hanya sedikit saja perbedaannya; sayap belakang bersifat
membran atau tidak ada; sayap tanpa sisik atau rambut ............................ 4
(b) Semua sayap bersifat membran, rnungkin bersisik atau berambut ............ 8
4. (a) Alat mulutnya tipe pengisap ................................................................
...................................... 5
(b) Alat mulut tipe pengunyah ................................................................
......................................... 6
5. (a) Sayap depan seperti mika kira-kira
kira kira pada 2/3 bagian pangkal, bagian ujung
bersifat membran (disebut hernelytra) dan sebagian besar saling tumpang
tindih (Gambar 2) .........................................................................
................................
Hemiptera
(b) Sayap depan dengan tekstur yang sama pada
pad semua bagian, sedikit saja
Saling tumpang tindih (Gambar 3) ............................................. Homoptera
*) Dikutip dan Subyanto dan Sulthoni, 1980. Kunci Determinasi Serangga.
6. (a) Abdomen dengan alat tambahan seperti pinset pada ujungnya (Gambar 4)
................................................................
....................................................................... Dermaptera
(b) Abdomen tidak seperti pada 6. (a) .............................................................
............................. 7
7. (a) Sayap depan keras dan menanduk, tanpa vena, bertemu membentuk
sebuah garis lurus ke bawah pada tengah-tengah
tengah tengah punggung, sayap belakang
bersifat membran (Gambar 5) .........................................................Coleoptera
8. (a) Dengan satu pasang sayap ................................................................
....................................... 9
(b) Dengan dua pasang sayap ................................................................
..................................... 11
9. (a) Pronotum panjang, mernanjang ke belakang di atas abdomen
(Gambar 7) ......................................................................................
................................
Orthoptera
b) Pronotum tidak seperti pada 9. (a) ...........................................................
........................... 10
10. (a)
a) Abdomen dengan alat tambahan caudal yang panjang
(Gbr. 8). ............................................................................
................................
Epherneroptera
(b) Abdomen tidak seperti pada 10. (a) (lalat bersayap sepasang)
(Gambar. 9) ...................................................................................
................................
................... Diptera
11. (a) Sayap sebagian besar tertutup oleh sisik (Gambar. 10) ......... Lepidoptera
(b) Sayap tidak seperti pada 11 .a ..............................................................
.............................. 12
12. (a) Sayap berumbai-umbai
umbai seperti rambut-rambut
rambut yang panjang; sangat kecil,
panjang 5 mm atau kurang (Gambar 11) ............................. Thysanoptera
(b) Sayap tidak seperti pada 12. (a), lebih besar ................................
........................................ 13
13. (a) Sayap depan Iebih besar daripada sayap belakang
b
.............................. 14
(b) Sayap depan lebih kecil daripada sayap belakang atau hampir sama
ukuran ................................................................................................
................................
................................... 17
14. (a) Sayap dengan vena seperti jala; abdomen dengan alat tambahan caudal
yang panjang (Gambar 12) ................................................... Epherneroptera
(b) Sayap dan abdomen tidak seperti pada 14. (a) ................................
..................................... 15
Rangkuman
Taksonomi serangga adalah cabang dari Biologi, yang berhubungan dengan
klasifikasi, tata nama/pemberian nama dan identifikasi serangga berdasarkan ciri-ciri
struktural tubuhnya, khususnya ciri-ciri eksterna tubuh serangga dewasa. Setiap
species serangga memiliki sebuah nama ilmiah (scientfic name) yang berlaku secara
umum di seluruh dunia dan nama daerah/lokal yang berlaku secara lokal/pada daerah
tertentu.
Nama ilmiah ditulis dalam huruf Latin (latinized), menggunakan huruf kursif (huruf
cetak miring) atau menggunakan huruf tegak yang diberi garis bawah. Nama ilmiah
untuk species adalah binomial, terdiri atas nama genus ditulis dengan awal huruf
kapital dan nama spesifik ditulis dengan huruf kecil. Nama species diikuti dengan nama
author-nya, ditulis lengkap atau singkatannya menggunakan huruf tegak.
Kategori pokok dalam sistem klasifikasi serangga, dan taxon tertinggi ke taxon
terendah adalah Kerajaan (Kingdom), Phylum, Kelas, Ordo, Famili, Genus dan
Species. Taxon Genus ke atas bersifat arbitrer (kesepakatan), sedangkan taxon yang
memiliki wujud nyata adalah Species (dalam hal ini individu).
Latihan
1. Apakah dasar yang digunakan dalam melakukan identifikasi serangga. Jelaskan.
3. Setiap individu atau species serangga memiliki dua nama. Sebutkan dan jelaskan.
4. Sebutkan taxa dalam kategori pokok dalam sistem klasifikasi serangga. Taxon
mana yang bersifat arbitrer dan mana yang memiliki wujud nyata.
5. Sebutkan ciri-ciri utama kelas Insecta, ordo Coleoptera, ordo Hemiptera dan ordo
Lepidoptera.
6. Jelaskan perbedaan antara serangga dewasa dan ordo Homoptena dan ordo
Isoptera.
Daftar Pustaka
Borror, D.J. dan D.M. DeLong, 1970. An Introduction to The Study of Insect. Third
Edition. New York : Holt, Rinehart and Winston.
Denis, Cliford J., 1974. Laboratory Manual for Introductory Entomology. Third Edition.
Lilies, S. Ch. (Ed.), 1991. Kunci Determinasi Serangga. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Subyanto dan A. Sulthoni, 1980. Kunci Determinasi Serangga. Cetakan IV. Yayasan
Pembina Fakultas Kehutanan UGM, Yogyakarta.
Universitas Gadjah Mada
Download