SIP: PROTOKOL KOMUNIKASI MULTIMEDIA Oleh : Suryanto ABSTRAK Layanan komunikasi multimedia terus berkembang seiring dengan perkembangan teknologi Next Generation Network (NGN) yang ditujukan untuk lebih mengoptimalkan dan mengefisienkan penggunaan jaringan. SIP (Session Initiation Protocol) merupakan salah satu protocol yang mendukung layanan yang tidak hanya voice namun juga layanan data yang sangat beragam atau disebut juga layanan multimedia, dan hampir semua perangkat telekomunikasi saat ini sudah support SIP. I. PENDAHULUAN Protokol SIP (Session Initiation Protocol) merupakan standar protocol komunikasi multimedia yang dikeluarkan oleh grup yang tergabung dalam Multiparty Multimedia Session Control (MMUSIC) yang berada dalam organisasi IETF (Internet Engineering Task Force) yang didokumentasikan ke dalam dokumen request for command (RFC) 2543 pada bulan Maret 1999 yang lalu. SIP Merupakan protokol yang berada pada layar aplikasi yang mendefinisikan proses awal, pengubahan, dan pengakhiran (pemutusan) suatu sesi komunikasi multimedia (Tabratas Tharom 2002). Pada November 2000, SIP diterima sebagai sebuah protokol signalling 3GPP (3G Partnership Project) dan menjadi elemen permanen di jaringan dengan arsitektur Next Generation Network. Sebagai salah satu protokol komunikasi multimedia SIP menawarkan beberapa kelebihan dibandingkan dengan protokol sejenis lainnya, seperti H.323 yang dikeluarkan oleh ITU. SIP merupakan signalling protocol, bukan media transfer protocol. Artinya SIP tidak menghantar data media (voice, video dan text), melainkan hanya melakukan negosiasi sesi komunikasi saja dan memanfaatkan protokol lain seperti RTP (Real Time Protocol) sebagai media transfer protocol. Satu yang istimewa dari SIP adalah penggunaan text-based model (berbasis teks) pada request/response di HTTP. Ini akan memudahkan debug karena messages mudah untuk dilakukan rekonstruksi dan mudah dilihat dan dianalisa (bagi network manager). Kontras dengan H.323, SIP adalah protocol yang sangat simple, namun demikian mempunyai fitur yang cukup powerfull untuk lingkungan telephone PBX/IP PBX. SIP dapat berjalan diatas IPv4 and IPv6 dan dapat menggunakan TCP atau UDP. Implementasi pada umumnya menggunakan IPv4 dan UDP. Adapun tujuan yang ingin dicapai dengan penggunaan protokol SIP pada teknologi NGN adalah sokongan terhadap perkembangan jaringan komunikasi multimedia, fleksibilitasnya dengan protokol lainnya, biaya yang rendah, akses yang cepat, serta kemudahannya untuk dikembangkan pada masa yang akan datang. Artikel ini menguraikan penggunaan SIP di jaringan kamunikasi multimedia. Materi pada artikel ini penulis ambil dari literatur-literatur yang penulis miliki, baik dari buku-buku, seminar maupun dari internet (web site produk IT yang berkaitan dengan materi ini). II. KOMPONEN SIP. SIP dikatakan berkarakteristik clientserver, ini berarti request diberikan oleh client dan request ini dikirim ke server. Kemudian, server mengolah request dan memberikan tanggapan terhadap request tersebut ke client. Request dan tanggapan terhadap request di sebut transaksi SIP. Pada gambar 1 dibawah ini diperlihatkan deskripsi perangkat SIP dan urutan session flow yang dibangun dengan protocol SIP. Beberapa perangkat yang terlibat dalam session tersebut dan deskripsinya adalah sebagai berikut: 1. User Agent : Komponen SIP yang memulai, menerima dan menutup sesi komunikasi. User Agent terdiri dari 2 (dua) komponen utama yaitu: a. User Agent Client (UAC). Komponen yang memulai sesi komunikasi. b. User Agent Server (UAS). Komponen yang menerima atau menanggapi sesi komunikasi. Baik UAC ataupun UAS dapat menutup sesi komunikasi. User agent dapat berupa software ataupun hardware yang digunakan untuk komunikasi multimedia. 2. Proxy Server a. Komponen penengah antar user agent, bertindak sebagai server dan client yang menerima request message dari user agent dan menyampaikan pada user agent lainnya. b. Request dapat dilayani sendiri atau disampaikan (forward) pada proxy server lain. c. Menerjemahkan dan atau menulis ulang request message sebelum menyampaikan pada user agent tujuan atau proxy lain. d. Proxy server menyimpan seluruh state sesi komunikasi antara UAC dan UAS. 3. Redirect Server a. Komponen yang menerima request message dari user agent, memetakan alamat SIP user agent atau proxy server tujuan kemudian menyampaikan hasil pemetaan kembali pada user agent pengirim (UAC). b. Redirect Server tidak menyimpan state sesi komunikasi antara UAC dan UAS setelah pemetaan disampaikan pada UAC. c. Tidak seperti proxy server, redirect server tidak dapat memulai inisiasi request message. d. Tidak seperti UAS, redirect server tidak dapat menerima dan menutup sesi komunikasi. 4. Registrar Server. a. Komponen yang menerima request message REGISTER. b. Registrar dapat menambahkan fungsi otentikasi user untuk validasi. c. Registrar menyimpan database user untuk otentikasi dan lokasi sebenarnya (berupa IP dan port) agar user yang terdaftar dapat dihubungi oleh komponen SIP lainnya (berfungsi sebagai Location Server juga). d. Registrar Server biasa disandingkan dengan Proxy Server. Gambar 1. Arsitektur SIP (Sumber: vovida) d. 4xx - Request Failure Response: Request berisi perintah yang salah atau tidak dieksekusi oleh server. e. 5xx - Server Failure Response: Server gagal mengeksekusi valid request. f. 6xx - Global Failures Response: Request tidak dapat dieksekusi oleh server manapun. Gambar 2. Urutan session flow Protocol SIP (Sumber: vovida). Secara garis besar metode SIP yang digunakan sebagai data informasi yang dipertukarkan dalam session SIP adalah metode-metode flow berikut : 1. SIP Request : a. INVITE: sebagai metode user atau service diminta untuk ikut dalam sesi. (pada gambar 3, di respon dengan ringing/request diterima (SIP 180) dan OK/success (SIP 200)). b. ACK: sebagai metode client telah menerima jawaban akhir dari INVITE request. c. OPTIONS: sebagai metode server ditanya kemampuannya. d. BYE: sebagai metode User Agent Client menentukan server untuk melepaskan call. e. CANCEL: sebagai metode membatalkan request yang datang. f. REGISTER: sebagai metode client mendaftarkan alamat pada server SIP. 2. SIP Response: a. 1xx - Informational Message: request diterima, melanjutkan ke proses request berikutnya. b. 2xx - Successful Response: Aksi diterima dengan sukses, dimengerti, dan diterima. c. 3xx - Redirection Response: Aksi lebih lanjut diperlukan untuk memenuhi request. Pada contoh gambar 2 flow yang terjadi adalah sebagai berikut: a. INVITE: sebagai metode user atau service diminta untuk ikut dalam sesi. b. Di respon dengan ringing/request diterima (SIP 180) dan OK/success (SIP 200)). c. Kemudian ACK: sebagai metode client telah menerima jawaban akhir dari INVITE request. d. Setelah selesai pembicaraan, akan terjadi pemutusan hubungan dan BYE: sebagai metode User Agent Client menentukan server untuk melepaskan call, yang di respon dengan OK/success (SIP 200). III. JARINGAN KOMUNIKASI MULTIMEDIA Jaringan komunikasi multimedia di implementasikan dengan arsitektur Next Generation Network (NGN) yang bertujuan kemudahan migrasi dari layanan tetap (fixedline) ke layanan bergerak (mobile) dan sebaliknya (Fixed Mobile Convergence), serta diharapkan memungkinkan terintegrasinya layanan dari beberapa network dalam environment IP based. Business model pun dapat diciptakan seperti gabungan layanan (bundle services) dari beberapa jaringan dalam satu billing system-nya, yang sudah tentu saja memberi nilai lebih (value added) pada sisi penggunanya. Dengan adanya konvergensi ini diharaplan layanan multimedia berjalan pada perangkat (terminal), tanpa melihat mode akses dan arsitektur jaringannya masing-masing. Dengan kata lain operator yang memiliki fixed network, mobile network maupun internet network dapat mengintegrasikan teknologinya menjadi s atu pada layer core network-nya (packet switching backbone broadband yang berbasis IP) yang dikenal dengan istilah Next Generation Network (NGN) sebagaimana terlihat pada gambar 6. Hal ini berdampak posistif pada berkembangannya layanannya yang ditawarkan (gambar 3) dan billing systemnya pun dapat dibuat terintegrasi, yang pada akhirnya memberi nilai tambah (value added) yang signifikan pada penggunanya. Layanan yang ada dapat dimodifikasi menjadi gabungan layanan ( bundled sevices) yang mendukung komunikasi multimedia. Paparan lebih lanjut berkaitan dengan dukungan protokol SIP pada konsep teknologi NGN akan dibahas dalam 2 (dua) bagian yaitu: IP Multimedia Subsystem (IMS) dan Next Generation Network (NGN) dalam suatu bingkai yang saling berkorelasi dan mudah dicerna sehingga diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan para pembaca. Gambar 3. Perkembangan Layanan. (Sumber: Electronic & Telecomunication Research Institute). 3.1. Next Generation Network (NGN). Definisi NGN menurut ITU-T, NGN adalah jaringan paket data (packet-based network) yang memungkinkan menyediakan layanan termasuk layanan telekomunikasi dan dapat menggunakan broadband, teknologi transport yang didukung Quality of Sevice (QoS enabled) yang mana layanan (service-nya) independen dari teknologi layer transportnya. Pada beberapa dekade yang lalu, dunia komunikasi terbagi menjadi komunikasi data, dan komunikasi voice, serta (dalam beberapa kasus) komunikasi video. Komunikasi voice didukung penuh oleh teknologi generasi pertama (1G) sedangkan komunikasi data mulai didukung pada teknologi kedua (2G) meskipun dengan kemampuan yang terbatas pada transfer data yang memiliki kecepatan transfer rendah. Dengan semakin berkembangnya layanan komunikasi saat ini konvergensi pun sudah diusung dengan konsep NGN (Next Generation Network) dengan terintegrasinya seluruh jaringan yang ada sehingga melahirkan teknologi generasi ketiga (3G) dan semakin berkembang. Langkah konvergensi dilakukan atas alasan tingginya biaya yang diperlukan untuk investasi terhadap infrastruktur yang telah terlebih dahulu terpasang. Oleh karena itu, solusi pemanfaatan jaringan infrastruktur lama untuk dapat diintegrasikan dengan teknologi dan layanan baru menawarkan konvergensi. Tujuan yang ingin dicapai adalah dukungan terhadap perkembangan jaringan komunikasi, QoS, fleksibilitasnya dari sisi arsitektur, kualitas keamanan jaringan, biaya yang rendah, akses yang cepat, serta kemudahannya untuk dikembangkan pada masa yang akan datang. Komponen yang menjadi NGN Key adalah : a. Untuk wireline yang dikembangkan oleh International Packet Communications Consortium (IPCC) adalah softswitch, b. Untuk wireless yang dikembangkan oleh 3GPP (3rd Generation Partnership Project) dan 3GPP2 adalah IMS, c. Dan yang dikembangkan oleh 3GPP dan ETSI TISPAN adalah IMS yang berbasis pada konvergensi wireline dan wireless. IPCC adalah sebuah asosiasi industri internasional yang mendedikasikan diri pada percepatan pengembangan dari teknologi dan layanan VoIP, video over IP, dan lainnya melalui jaringan yang terkonvergensi. 3GPP merupakan kolaborasi antara ETSI (Eropa), ARIB/TTC (Jepang), CCSA (Cina), ATIS (Amerika Utara), dan TTA (Korea Selatan). Tujuan 3GPP adalah untuk membuat spesifikasi sistem mobile phone generasi ketiga yang aplikabel secara global, dalam hubungannya dengan proyek IMT-2000 (International Mobile Telecommunications 2000) dari ITU (International Telecommunication Union). 3GPP2 yang bertujuan menstandarisasi CDMA-2000 (Code Division Multiple Access - 2000), berbeda dengan 3GPP yang menstandarisasi sistem GSM (Global System for Mobile communications – Groupe Special Mobile) yang kini dikenal sebagai UMTS (Universal Mobile Telecommunications System). NGN ini memungkinkan pengguna (user) dapat mengakses penyedia layanan yang berbeda-beda, serta mendukung mobilitas standar yang konsisten dari layanan ke pengguna. Arsitektur NGN memberi fleksibiltas service layernya independen dari network transportny a. Dalam artian, ketika provider ingin memasangkan layanan baru (new service), hal ini dapat dilakukannya langsung pada sisi service layer-nya tanpa mempertimbangkan atau bergantung pada transport layer-nya. Gambar 4. Konvergensi Jaringan NGN (Sumber: Xener Systems) Softswitch (gambar 4) merupakan salah satu bagian penting dari jaringan NGN yang memungkinkan integrasi protokol/teknologi yang berbeda dapat digabungkan. Softswitch merupakan perangkat yang dapat diprogram (bersifat terbuka/tidak proprietary) dan juga berfungsi mengontrol panggilan atau koneksi. Pada tahap implementasinya softswitch ini berinteraksi dengan jaringan eksisting (PSTN), maupun jaringan data berbasis wireline dan wireless . Gambar 5. Konergensi perangkat, network & layanan (Sumber: Electronic & Telecomunication Research Institute). Secara ringkas pengunaan softswicth berkontribusi positif dalam hal: [1] Kemudahan/fleksibilitas yang ditawarkan dalam pengembangan jaringan ke depan (softswitch didesain terbuka/non proprietary, scalable dan fleksible, [2] Kemudahan migrasi pelanggan antar teknologi yang berbeda serta integrasi protokol/teknologi yang berbeda, [3] Efisiensi biaya modal (capex) dan biaya operasi (opex). Konvergensi pada gambar 5, menunjukkan adanya karakteritik pokok pada entitas perangkat (terminal) yang berkembang menjadi perangkat yang multimode, entitas jaringan (netwok) dengan IP based, berpita lebar (broadband) serta entitas layanan (service) yang mengarah layanan personal dengan dukungan intelligent service. Gambar 6 menunjukkan perangkat yang multimode (yang dapat support/embeded beberapa mode protokol network di dalamnya), dirancang untuk dapat melakukan handover pada beberapa network yang IP based dan menerima layanan yang didukung oleh IP Multimedia Subsystem (IMS). Perangkat yang multimode yang saat ini telah ada yakni ponsel GSM/PDA phone yang embeded Wi-FI (dual mode). Gambar 6. Proses handover pada multimode terminal dari satu jaringan ke jaringan lain (Sumber: UMTS-Forum). 3.2. Teknologi IP Multimedia Subsystem (IMS). Salah satu teknologi yang menggunakan protokol SIP adalah teknologi IP Multimedia Subsystem (IMS) berfungsi sebagai platform standar untuk layanan multimedia melalui IP/SIP protocol yang memungkinkan operator untuk menggunakan satu platform untuk beberapa layanan multimedia. IMS ini merupakan bagian dari standar arsitektur Next Generation Network (NGN). Beberapa jaringan (sebut saja fixed network, mobile network atau wireless network), dapat dioperasikan layanannya melalui platform IMS (gambar 10) tentu saja dengan layanan IP-based dan didukung protokol SIP (gambar 7 & gambar 8). IMS ini sendiri awalnya dikembangkan untuk jarin gan telepon bergerak (mobile network), namun dengan penambahan TISPAN pada release 7, memungkinkan jaringan telepon tetap (fixed network) juga dapat didukung IMS, sehingga bermunculan istilah FixedMobile Convergence (FMC). FMC merupakan satu trend kunci industri pada tahun 2005. Layanan yang disediakan IMS antara lain: push to talk over celullar [PoC], VoIP, video telephony, audio/video streaming, location information [presence service] dan beberapa virtual reality application. IMS memungkinkan layanan multimedia dari satu entitas ke beberapa entitas (multimedia broadcast-multicast service/MBMS) seperti push to talk over celullar [PoC], Instant Messaging [IM], multi party game, video sharing, picture sharing dan lain lain). Pada sisi operator, implementasi IMS memberi nilai lebih pada sisi efisiensi yakni menggunakan hanya dengan satu platform untuk beberapa layanan multimedia. Gambar 7 Protokol IP dan SIP pada IMS (Sumber: Siemens). IMS menggunakan paket data IP untuk mentransfer isi layanan multimedianya dan protokol SIP untuk originating, control serta terminating sessionnya sebagaimana terlihat pada gambar 7. Gambar 8. Komunikasi dengan protokol SIP (Sumber: Holma-KST) Perangkat-perangkat yang akan saling berkomunikasi dalam mengkonsumsi laya nan multimedia dari IMS menggunakan protokol SIP (gambar 8) untuk untuk establishing (originating), control (transport) & disconecting (terminating) session multimedianya. Pada gambar 9 terlihat bagan konvergensi layanan multimedia (E-Mail, file transfer, web, VoIP, audio, video, multimedia, games, dan lain-lain) dengan teknologinya (GSM, UMTS LAN, MAN, WLAN dan lain-lain) dengan interface IP based pada level transport-nya. Gambar 9. Bagan konvergensi layanan dan teknologi (Sumber: Institute of Communication Network & Computer Engineering Univ. of Stuttgart). Entitas dari platform IMS sebagaim ana yang terlihat pada gambar 10 terdiri dari Home Subcriber Server (HSS), Call State Control Function (CSCF), Media Gateway Control Function (MGCF) serta layanannya (applications). Home Subcriber Server (HSS) berfungsi untuk menyimpan user profile, security info & autentifikasi (AAA). Call State Control Function (CSCF) bertugas memicu IP untuk originating (establish), control dan terminating (disconnecting) session-nya. Media Gateway Control Function (MGCF) merupakan interworking dari SS7 (Signalling System 7) ke SIP dan berfungsi sebagai media gateway control. Gambar 10. Berbagai jaringan yang terhubung ke IMS (Sumber: Siemens). IV. PENUTUP SIP memanfaatkan session yang sudah terbentuk ketika ada pembicaraan. Dengan SIP, session voice ini bisa disisipkan aplikasi lainnya seperti chat session dengan instant message, ataupun online game. Dengan keunggulan itu tak mengherankan SIP dijadikan standar protokol di dunia internet. Microsoft Windows Messenger, Apple iChat, dan versi baru AOL Instant Messenger adalah nama-nama layanan komunikasi multimedia yang menggunakan standar SIP. Pada akhirnya setelah Fixed-Mobile Convergence terealisasi (didukung dengan Next Generation Network), sudah tentu komunikasi multimedia yang menjadi tuntutan layanan masa kini akan terus berkembang, dan juga berkontribusi pada pemenuhan kebutuhan pengguna baik dari sisi hiburan maupun mendukung aktifitas bisnisnya. Aspek fleksibiltas pun menjadi value added baru : layanannya yang dapat berjalan any where, any network, any devices dan any user (simultan), diluar aspek peningkatan kecepatan serta kapasitas (size) data transfer lazim ditawarkan setiap kali muncul teknologi baru (enhanced technology). Itu semua diharapkan memberi implikasi positif bagi entitas suara, entitas data serta entitas real-time multimedia yang telah menjadi rangkaian kebutuhan utama dalam berkomunikasi terkini. Secara umum potensi pengembangan layanan baru dengan menggunakan aplikasi server dan dengan dukungan protokol SIP yang memang berkarakteristik client-server sangatlah menguntungkan dan memiliki potensi besar terutama untuk korporasi. Namun perlu diperhatikan masalah maturity standar protocol dan interoperabilitas antar vendor yang masih terus berkembang harus menjadi perhatian, agar tidak menimbulkan masalah dalam implementasinya di lapangan. DAFTAR PUSTAKA Anoname, [ETRI] Electronic & Telecomunication Research Institute. 2005. “Convergence Service of Fixed & Mobile Network”. http://www.ebrc.info/kuvat/2152_04p. pdf. Anoname, [UMTS Forum]. 2005. White paper from UMTS Forum, http://www.umts-forum.org. Anoname. 2001. Presentasi “VoIP Overview”. http://www.vovida.org/document/Trai ning/1_VoIP_Overview.ppt. Anoname, XenerSystem. 2002. “NGN”, XenerSystemInc , http://www.xener.com/dataroom/NG N%20today%20and%20tomorrow%20(J une%202002,%20Network%20Times).pd f. Paul, Kuhn. 2005. “The Development of the Next Generation Network (NGN)”, Universitat Stuttgart. http://www.ieeeim.org/PKKeynote.pdf. Tharom, Tabratas. 2002. Teknis dan Bisnis VoIP. PT Elex Media Komputindo. Jakarta.