BAB III PEMBAHASAN PERANCANGAN ALAT 3.1 Diagram-Blok Alat yang akan dibuat secara garis besar dapat digambarkan sebagai sebuah diagram blok seperti di bawah ini: UNIT SENSOR CAHAYA IBM-PC WEBCAM Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem Seperti pada gambar 3.1 terlihat bahwa 3 unit fungsional yang saling terkoneksi satu sama lain, yang pertama adalah IBM-PC sabagai pengendali sistem, yang kedua adalah webcam sebagai alat untuk mendapatkan gambar video dari obyek yang terekam, yang cara kerjanya dikendalikan oleh IBM-PC, sedangkan yang ketiga adalah unit sensor cahaya yang berfungsi sebagai sensor terhadap perubahan 23 24 intensitas cahaya yang jatuh kepadanya, dan unit sensor cahaya ini juga berfungsi sebagai pemicu bagi IBM-PC baik untuk mulai merekam gambar melalui webcam maupun untuk menghentikan perekaman gambar tersebut. 3.2 Cara Kerja sistem Bagian penting dari sistem ini adalah foto transistor yang terhubung pada unit sensor cahaya dan berfungsi untuk menangkap adanya perubahan intensitas cahaya yang diterima oleh permukaan peka cahaya foto transistor tersebut. Secara normal, kondisi foto transistor diatur untuk tidak memberikan pemicu kepada komputer, kondisi ini dicapai dengan cara memberikan pancaran cahaya yang kontinyu dan cukup pada foto transistor tersebut dari suatu sumber cahaya tertentu, sehingga dalam keadaan normal seperti ini tidak ada aktifitas yang dilakukan oleh komputer terhadap webcam. Tetapi pada saat ada obyek atau benda tertentu yang menghalangi masuknya pancaran cahaya ke foto transistor maka segera unit sensor cahaya tersebut memicu komputer untuk mulai merekam gambar melalui webcam, dan pada saat obyek tadi pergi dan tidak lagi menghalangi pancaran cahaya ke foto transistor, maka unit ini akan memicu komputer untuk berhenti merekam gambar, dan menyimpan hasil rekaman tadi ke dalam sebuah file video berformat .avi, untuk selanjutnya file hasil rekaman ini dapat disimpan atau digunakan sebagai dokumentasi untuk keperluan sekuriti. 25 3.3 Rangkaian Dasar Unit Sensor Cahaya Sebagai salah satu jenis transducer pasif maka untuk memanfaatkan sebuah foto transistor dibutuhkan sebuah rangkaian bercatu daya, salah satu rangkaian yang digunakan dalam proyek ini adalah sebagai berikut: R3 470K R4 1K R2 10K R1 1M TTL output 5VOLT Q3 FPT-100 FOTOTRANSISTOR Q2 Q1 Gambar 3.2 Unit Sensor Cahaya Keterangan gambar : Q1 : Foto Transistor Type : FPT-100 Q2 : Transistor NPN : 2N2222 Q3 : Transisto NPN : 2SD313 R1 : Potensiometer 1 MΩ R2 : Resistor 10kΩ R3 : Resistor 470kΩ R4 : Resistor 1kΩ 26 Keterangan rangkaian : 1. Rancangan rangkaian sensor adalah seperti pada pada gambar 3.2 2. Q1 adalah foto transistor type : FPT 100, dimana pada bagian basisnya dihubungkan dengan potensiometer R1: 1MΩ terhadap Vcc = + 5 volt sesuai dengan TTL-Level yang disyaratkan untuk dapat berkoneksi dengan sinyal-sinyal port parallel LPT1, pemasangan R1; 1Ω ini memiliki tujuan untuk dapat mengatur arus basis Q1 agar kepekaan dari foto transistor Q1 dapat disesuaikan. 3. Kemudian menghubungkan antara kolektor Q1 dengan Vcc = + 5V dengan sebuah resistor R2 : 10KΩ, dimana tujuan dari pemasangan R2 ini adalah untuk memberikan beban atau LOAD yang sesuai pada Q1, sehingga Q1 dapat dipekerjakan dengan konfigurasi common-emmiter 4. Kemudian menghubungkan bagian collector Q1 secara langsung dengan basis Q2, dengan tujuan agar sinyal hasil keluaran Q1 dapat diumpankan sebagai input atau masukkan bagi Q2 5. Besar atau kecilnya sinyal yang keluar dari Q1 akan mempengaruhi kinerja dari Q2, dimana dalam hal ini Q2 dipekerjakan sebagai rangkaian switching yang bekerja pada dua kondisi, yaitu antara kondisi cut-off dan kondisi saturasi (jenuh), hubungan logika antara input dan output dari Q2 adalah sebagai berikut, yaitu jika input Q2 berlogika “1” maka output Q2 akan berlogika “0” dan sebaliknya, hal ini terjadi karena rangkaian transistor dengan konfigurasi common-emmiter akan menghasilkan output dengan fasa yang terbalik. 27 6. Pada bagian kolektor Q2 dihubungkan dengan Vcc = 5V melalui sebuah resistor 470kΩ dengan tujuan sebagai beban atau LOAD dari Q2, yaitu agar Q2 dapat bekerja sebagai switching digital dengan sempurna. 7. Keluaran dari Q2 yaitu bagian kolektor Q2 disambungkan langsung dengan bagian basis Q3, tujuanya adalah agar sinyal keluaran dari Q2 akan semakin diperkuat oleh Q3, karena seperti kita ketahui, bahwa sinyal keluaran yang berasal dari Q1: foto transistor adalah sangat lemah. 8. Kemudian menghubungkan kolektor Q3 melalui sebuah resistor beban 1 kΩ ke VCC = 5V, sehingga keluaran akhir dari unit sensor cahaya ini yaitu tegangan pada kolektor Q3, selanjutnya dapat diumpankan sebagai masukkan ke port parralel LPT1. 3.4 Rangkaian Catu Daya 2 x 6 VOLT / 500 mA 220V/AC D1 REGULATOR 7805 220uF D2 Gambar 3.3 Unit Catu Daya +5V 28 Komponen: 1. Sebuah trafo 2 x 6 V / 500 mA 2. 2 buah dioda D1, D2 : (1 Ampere) 3. Sebuah Regulator IC : 7805 Keterangan rangkaian : 1. Menghubungkan kedua dioda D1, dan D2 seperti pada gambar 3.3 2. Center Tap dihubungkan ke Ground 3. Menggunakan Elco 220uF sebagai bypass filter, untuk mendapatkan arus DC yang lebih baik 4. Pada keluaran dioda kemudian disambungkan dengan input regulator 7805. Menghubungkan bagian ground dan menyiapkan tegangan output yang telah teregulasi sebagai Vcc = + 5V / DC 5. Maka rangkaian catu daya ini siap digunakan bersama dalam Unit Sensor Cahaya, untuk memberikan catu tegangan level TTL = + 5V 3.5 Rangkaian Konektor Parallel DB 13 25 12 24 11 23 10 22 9 21 8 20 7 19 6 18 5 17 4 16 3 15 2 14 1 D7 D6 D5 D4 D3 D2 D1 D0 CONNECTOR DB25 Gambar 3.4 Sinyal Data Parallel Port (LPT1) 29 Keterangan gambar : 1. Pin 2 – pin 9 : adalah pin yang digunakan untuk transfer data 8 bit Pada port printer LPT1 Data terdiri dari 8 bit : D0, D1, D2……D7 2. Pin 18- pin 25 : Adalah pin yang digunakan sebagai ground dari sinyal data, catatan: pin 18, 19, 20----25 disolder menjadi satu kesatuan. 3.6 Setting Bi-Directional Pada Parallel Port LPT1 Pada awalnya port printer LPT1, LPT2 digunakan semata-mata hanya sebagai port satu arah saja atau uni-directional, yaitu data mengalir dari PC ke Printer saja. Dalam perkembanganya untuk lebih mendayagunakan port printer maka dimungkinkan saat ini untuk merubah pengaturan pada port printer menjadi port parallel dua arah bolak-balik (bi-directional). Langkah-langkah untuk setting melalui BIOS SETUP adalah : 1. Masuk ke menu BIOS SETUP pada saat komputer di-boot up 2. Masuk ke Menu untuk setting Printer 3. Pilih Mode : Bidirectional (dari 4 pilihan: Mode Standard, Mode Bidirectional, Mode ECP, Mode EPP) 4. Quit and Save, Keluar dari Menu Bios Setup. Dengan demikian port printer telah dapat digunakan untuk transfer data secara dua arah (Bi-Directional). 30 3.7 Webcam Viewer Agar webcam dapat ditampilkan di monitor komputer, maka harus ada software pendukung yang digunakan sebagai sarana untuk menampilkan gambar tersebut. Berikut ini adalah tampilan dari software pendukung yang digunakan untuk menampilkan (viewer) dan menangkap (capture) gambar dan menyimpannya kedalam file berformat .avi Gambar 3.5 Webcam Recorder 31 Gambar 3.6 Parameter Setup Webcam Gambar 3.6 : Memilih Jenis kamera Webcam 32 3.8 Algoritma Selain masalah perangkat keras, maka dalam merancang sistem berbasis IBMPC sudah tentu tidak bisa lepas dengan perangkat lunak pendukungnya, karena tanpa dukungan perangkat lunak maka sistem tidak akan dapat berjalan dengan baik. Di bawah ini adalah algoritma dalam bentuk flow chart yang menggambarkan bagimana proses menampilkan, penangkapan gambar (capturing), dan kemudian menyimpan kedalam file berekstension .avi dapat dilakukan. FLOWCHART SISTEM START INSTALASI HARDWARE DAN SOFTAWARE AKTIFKAN VIDEO PROGRAM SELESAI MELAKUKAN PEREKAMAN VIDEO KARENA MENERIMA BIT “1” MENYIMPAN HASIL REKAMAN DARI BUFFER MEMORY KE FILE CAPTURE .AVI NO BACA BIT “0” DARI SENSOR YES PROGRAM MENERIMA BIT “0” MENGAKTIFKAN PROSES PEREKAMAN VIDEO END MENYIMPAN HASIL PEREKAMAN SEMENTARA DALAM BUFFER MEMORY Gambar 3.8 : Flowchart Sistem