PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT DAN RESPON INVESTOR PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI INDEKS SAHAM SYARIAH INDONESIA (ISSI) TAHUN 2012-2014 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Dalam Bidang Akuntnasi Syariah Oleh : SARTIKA INDAH SARI NIM 12.22.2.1.116 JURUSAN AKUNTANSI SYARI’AH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA 2016 ii iii iv v vi MOTTO Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa yang ada pada diri mereka (Q.S. Ar Ra’du : 11) “Jadikanlah sabar dan sholat itu sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusuk” (Q.S. Al Baqarah : 45) vii PERSEMBAHAN Kupersembahkan dengan segenap cinta dan doa Karya yang sederhana ini untuk: Bapak dan Ibu tercinta, Kakak-kakakku dan adik-adikku tersayang, Sahabat-sahabatku Mini dan Wiji tersayang, yang selalu memberikan doa, semangat dan kasih sayang yang tulus dan tiada ternilai besarnya Terimakasih … viii KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr.Wb. Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi, yang berjudul “Pengaruh Kinerja Lingkungan Terhadap Pengungkapan Sustainability Report Dan Respon Investor Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) Tahun 2012-2014”. Skripsi ini disusun untuk menyelesaikan Studi Jenjang Strata 1 (S1) Jurusan Akuntansi Syari’ah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Surakarta. Penulis menyadari sepenuhnya, telah banyak mendapatkan dukungan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak yang telah menyumbangkan pikiran, waktu, tenaga, dan sebagainya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan setulus hati penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Dr. H. Mudofir, S.Ag., M.Pd., Rektor Institut Agama Islam Negeri Surakarta. 2. Drs. H. Sri Walyoto, M.M., Ph.D, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. 3. Marita Kusuma Wardhani S.E., M.Si.Ak, Ketua Jurusan Akuntansi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. 4. Arif Muanas, SE., M.Sc., Pembimbing Akademik, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam 5. Fitri Wulandari, S.E., M.Si., pembimbing skripsi yang telah memberikan banyak perhatian dan bimbingan selama penulis menyelesaikan skripsi. 6. Biro Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam atas bimbingannya dalam menyelesaikan skripsi. ix 7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang telah memberikan bekal ilmu yang bermanfaat bagi penulis. 8. Ibu dan Bapakku, terima kasih atas do’a, cinta, dan pengorbanan yang tak pernah ada habisnya, kasih sayangmu tak akan pernah kulupakan. 9. Kakak-kakakku dan adik-adikku, terimakasih atas do’a, cinta, dan dukungan yang tak pernah kulupakan. 10. Sahabat-sahabatku serta teman-teman Akuntansi Syariah angkatan 2012 yang telah memberikan keceriaan dan semangat kepada penulis selama penulis menempuh studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Surakarta. Terhadap semuanya tiada kiranya penulis dapat membalasnya, hanya do’a serta puji syukur kepada Allah SWT, semoga memberikan balasan kebaikan kepada semuanya. Amin. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Surakarta, 14 September 2016 Penulis x ABSTRACT This research aims to analyze the impact of environmental performance on sustainability report disclosure and investor response. Indicator of environmental performance is used to author the PROPER ranking, sustainability report disclosure is used to the Global Reporting Initiative 3.1and investor response is used to trading volume activity. The method used is quantitative research method. The population of this research is a company manufacturing were listed on the ISSI in 2012-2014. Based on purposive sampling technique was then taken as many as 13 of the sample company. For the methode of data analysis using simple linear regression. The test results of the two hipotheses are the first, that environmental performance have a positive influence on sustainability report disclosure. The second, that environmental performance have a positive influence on investor response on the manufacturing company’s are registered on the ISSI. Keywords; environmental performance, sustainability report disclosure, and investor response xi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kinerja lingkungan terhadap pengungkapan sustainability report dan respon investor. Indikator kinerja lingkungan adalah peringkat PROPER, pengungkapan sustainability report diukur menggunakan indikator dari Global Reporting Initiative 3.1, dan respon investor diukur menggunakan trading volume activity. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang tercatat di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) pada tahun 2012-2014. Berdasarkan teknik purposive sampling diperoleh 13 sampel perusahaan. Untuk metode analisis data dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana. Hasil pengujian kedua hipotesis adalah pertama, kinerja lingkungan memiliki pengaruh signifikan terhadap pengungkapan sustainability report. Kedua, kinerja lingkungan memiliki pengaruh signifikan terhadap respon investor pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). Kata Kunci: kinerja lingkungan, pengungkapan sustainability report, dan respon investor. . xii DAFTAR ISI HALAMAN DEPAN ....................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii HALAMAN PERSETUJUAN BIRO SKRIPSI .............................................. iii HALAMAN PERNYATAAN BUKAN PLAGIASI ....................................... iv HALAMAN NOTA DINAS ............................................................................ v HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... vi HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vii HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... viii KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix ABSTRACT .. ........ ........................................................................................... xi ABSTRAK .. ........ ........................................................................................... xii DAFTAR ISI ........ ........................................................................................... xiii DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xviii DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xix BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1 1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1 1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................ 7 1.3 Batasan Masalah ...................................................................................... 7 1.4 Rumusan Masalah ................................................................................... 8 1.5 Tujuan Penelitian..................................................................................... 8 1.6 Manfaat Penelitian................................................................................... 9 xiii 1.7 Jadwal Penelitian ..................................................................................... 9 1.8 Sistematika Penulisan Skripsi ................................................................. 9 BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 11 2.1 Pengungkapan dalam Laporan Tahunan .......................................... 11 2.1.1 Pengungkapan Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report) 12 2.1.2 Prinsip-prinsip Pengungkapan Sustainability Report............. 15 2.1.3 Pengungkapan Standar Sustainability Report ........................ 16 2.1.4 CSR dalam Perspektif Islam .................................................. 18 2.2 Respon Investor ................................................................................ 20 2.2.1 Trading Volume Activity......................................................... 22 2.3 Konsep Kinerja ................................................................................. 23 2.3.1 Konsep Kinerja Lingkungan .................................................. 25 2.4 Penelitian Terdahulu ........................................................................ 28 2.5 Kerangka Berfikir ............................................................................. 31 2.6 Pengembangan Hipotesis ................................................................. 32 2.6.1 Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Sustainability Report ..................................................................................... 32 2.6.2 Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Respon Investor...... 34 BAB III METODELOGI PENELITIAN ............................................................ 35 3.1 Waktu dan Wilayah Penelitian ......................................................... 35 3.1.1 Waktu Penelitian .................................................................... 35 3.1.2 Wilayah Penelitian ................................................................. 35 3.2 Jenis Penelitian ................................................................................. 35 xiv 3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ........................ 36 3.3.1 Populasi .................................................................................. 36 3.3.2 Sampel .................................................................................... 36 3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel .................................................. 37 3.4 Data dan Sumber Data...................................................................... 38 3.5 Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 38 3.6 Variabel Penelitian ........................................................................... 39 3.7 Definisi Operasional Variabel .......................................................... 40 3.7.1 Kinerja Lingkungan................................................................ 40 3.7.2 Sustainability Report .............................................................. 40 3.7.3 Respon Investor ...................................................................... 41 3.8 Teknik Analisis Data ........................................................................ 41 3.8.1 Statistik Deskriptif.................................................................. 42 3.8.2 Uji Asumsi Klasik .................................................................. 42 3.9 Pengujian Hipotesis .......................................................................... 44 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .......................................... 47 4.1 Gambaran Umum Penelitian ............................................................ 47 4.2 Pengujian dan Hasil Analisis Data ................................................... 50 4.2.1 Statistik Deskriptif.................................................................. 50 4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik ....................................................... 51 4.2.3 Uji Ketepatan Model .............................................................. 54 4.2.4 Analisis Regresi...................................................................... 55 4.2.5 Uji t......................................................................................... 57 xv 4.3 Pembahasan Hasil Analisis Data ...................................................... 59 BAB V PENUTUP......................................................................................... ... 62 5.1 Kesimpulan ............................................................................... ... 63 5.2 Keterbatasan Penelitian.............................................................. ... 64 5.3 Saran .......................................................................................... ... 64 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... ... 65 LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................. ... 79 xvi DAFTAR TABEL Tabel 2.1 : Kriteria Peringkat PROPER ........................................................ 27 Tabel 3.1 : Sampel Perusahaan...................................................................... 37 Tabel 3.2 : Tabel Durbin Watson .................................................................. 43 Tabel 4.1 : Hasil Penentuan Sampel.............................................................. 49 Tabel 4.2 : Hasil Uji Deskriptif ..................................................................... 50 Tabel 4.3 : Uji Autokorelasi Model 1............................................................ 52 Tabel 4.4 : Uji Autokorelasi Model 2............................................................ 52 Tabel 4.5 : Hasil Uji Heteroskedastisitas ...................................................... 53 Tabel 4.6 : Koefisien Determinasi Model 1 .................................................. 54 Tabel 4.7 : Koefisien Determinasi Model 2 .................................................. 55 Tabel 4.8 : Hasil Uji Regresi Sederhana Model 1 ......................................... 55 Tabel 4.9 : Hasil Uji Regresi Sederhana Model 2 ......................................... 56 Tabel 4.10 : Hasil Uji t Model 1...................................................................... 58 Tabel 4.11 : Hasil Uji t Model 2...................................................................... 58 xvii DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1: Kerangka Berpikir Penelitian ................................................ ... xviii 32 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Jadwal Penelitian ............................................................... 73 Lampiran 2 : Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur ............................. 74 Lampiran 3 : Indeks Pengungkapan Sustainability Report ..................... 75 Lampiran 4 : Hasil Pengolahan Data Perusahaan Sampel periode 20122014 ................................................................................... 81 Lampiran 5 : Trading Volume Activity Perusahaan Sampel ………….. 86 Lampiran 6 : Uji Asumsi Klasik ……………………............................. 88 Lampiran 7 : Hasil Uji Regresi Sederhana (Model 1)............................. 90 Lampiran 8 : Hasil Uji Regresi Sederhana (Model 2) ............................. 91 Lampiran 9 : Distribusi Nilai ttabel ........................................................... 93 Lampiran 10 : Tabel Durbin Watson......................................................... 94 xix BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah memperoleh keuntungan sebesar-besarnya (Saputro, dkk., 2013). Selama ini perusahaan dianggap sebagai lembaga yang dapat memberikan banyak keuntungan bagi masyarakat. Kebanyakan perusahaan hanya memusatkan perhatian pada stockholders dan bondholders, yang secara langsung memberikan kontribusi bagi perusahaan sedangkan pihak lain diabaikan (Rakhiemah dan Agustia, 2009). Dampak sosial dan lingkungan yang ditimbulkan oleh perusahaan dalam menjalankan aktivitas operasionalnya semakin sulit untuk dikendalikan (Rakhiemah dan Agustia, 2009). Pencemaran lingkungan merupakan dampak dari kurangnya perhatian perusahaan terhadap pengelolaan lingkungan yang timbul akibat aktivitas perusahaan. Seiring berjalannya waktu mulai dari pemerintah, pemegang saham perusahaan dan masyarakat semakin sadar akan adanya dampak sosial dan lingkungan yang ditimbulkan oleh perusahaan dalam menjalankan operasinya untuk mencapai laba yang maksimal (Iriyanto dan Nugroho, 2014). Saputro, dkk (2013) menyebutkan bahwa masyarakat semakin kritis dan mampu melakukan kontrol sosial terhadap dunia usaha. Tuntutan terhadap perusahaan untuk menyampaikan informasi yang transparan dan organisasi yang akuntabel memaksa perusahaan untuk memberikan informasi mengenai aktivitas sosial, ekonomi dan lingkungannya. Ikhsan (2009) menyebutkan environmental performance adalah usaha manajemen perusahaan untuk mewujudkan lingkungan 2 yang selaras, serasi, dan seimbang dimana akan membangun citra baik di mata stakeholder. Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) mengadakan program penilaian peringkat kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup (PROPER) yang telah dilaksanakan mulai tahun 2002 di bidang pengendalian dampak lingkungan untuk meningkatkan peran perusahaan dalam program pelestarian lingkungan hidup. Kinerja lingkungan perusahaan diukur dengan menggunakan pemeringkat dalam 5 peringkat warna yang mencerminkan kinerja pengelolaan lingkungan secara keseluruhan (Press Release PROPER, 2011). Hasil diberlakukannya peraturan pemerintah tersebut sampai saat ini masih jauh dari yang diharapkan, karena terbukti dari perusahaan yang mengikuti PROPER masih ada yang mendapatkan peringkat hitam pada tahun penelitian yang dilakukan oleh Iriyanto dan Nugroho (2014). Peringkat hitam diberikan kepada perusahaan yang sengaja melakukan perbuatan atau melakukan kelalaian yang mengakibatkan pencemaran dan/ atau kerusakan lingkungan serta pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan atau tidak melaksanakan sanksi administrasi Hal tersebut membuktikan bahwa perusahaan berpotensi mencemari lingkungan dan perusahaan belum melakukan upaya pengelolaan lingkungan, maka diperlukan pengaturan secara khusus mengenai masalah pengelolaan lingkungan dan seharusnya perusahaan mengungkapkan kontribusi mereka 3 terhadap permasalahan sosial dan lingkungan yang terjadi Iriyanto dan Nugroho (2014). . Pengungkapan informasi mengenai lingkungan di dalam laporan tahunan merupakan sesuatu yang masih bersifat voluntary atau sukarela, sehingga ada tidaknya pengungkapan ini dalam laporan tahunan bergantung pada kebijakan masing-masing perusahaan (Ahmad dan Sulaiman, 2004). Perusahaan seharusnya menyajikan suatu laporan yang menunjukkan kontribusinya terhadap berbagai masalah lingkungan yang terjadi di sekitarnya. Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) menyatakan berdasarkan evaluasi ketaatan, peserta yang mengikuti Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) tahun 2014 sebanyak 1.911 perusahaan. Dari berbagai sektor yang mengikuti PROPER, perusahaan terbanyak yang mengikuti PROPER ialah sektor manufaktur prasarana jasa terdiri dari 732 perusahaan, 463 dari sektor pertambangan energi dan minyak, serta 716 dari sektor agrobisnis (bisnis.com, 2014). Tanggung jawab sosial memiliki berbagai pengaruh terhadap kinerja sebuah perusahaan, karena tanggung jawab sosial atas kegiatan sosial merupakan konsep akuntansi baru berkaitan dengan transparansi pengungkapan sosial, dimana transparansi informasi yang diungkapkan tidak hanya informasi keuangan perusahaan namun juga diharapkan mengungkapkan informasi mengenai dampak sosial dan lingkungan akibat aktivitas perusahaan (Rakhiemah dan Agustia, 2009). 4 Adanya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas mendorong perusahaan untuk melaksanakan Corporate Social Responsibility (CSR). Dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Pasal 74 ayat 1 disebutkan bahwa “Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/ atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan”. Laporan berkelanjutan (sustainability report) menjadi jawaban akan tuntutan masyarakat terhadap tanggung jawab perusahaan. Gunawan dan Mayangsari (2015) menyatakan bahwa melalui pengungkapan sustainability report, perusahaan menunjukkan akuntabilitas dan transparansi dalam pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan berdasarkan kerangka pelaporan yang dikeluarkan oleh Global Reporting Initiative (GRI). Pembangunan berkelanjutan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa mengurangi kemampuan pemenuhan kebutuhan bagi generasi yang akan datang (GRI, 2006). Saputro, dkk (2013) menyebutkan bahwa sustainability report merupakan kerangka konsep global dengan bahasa yang konsisten dan dapat diukur dengan tujuan agar lebih jelas dan mudah dipahami. Sustainability (keberlanjutan) adalah keseimbangan antara people-planetprofit yang dikenal dengan konsep Triple Bottom Line (Gunawan dan Mayangsari, 2015). Agar mampu bertahan, perusahaan harus mampu memberikan nilai ekonomis dan non ekonomis kepada para pemangku kepentingan. Cheng dan Christiawan (2011) menyatakan bahwa investor cenderung menanamkan modal kepada perusahaan yang melakukan kegiatan CSR. Kandungan informasi dalam 5 sustainability report dapat membantu investor untuk memprediksi kemampuan bertahan perusahaan di masa mendatang. Salah satu sumber informasi guna mendapatkan gambaran tentang kinerja perusahaan adalah laporan tahunan (annual report) yang dikeluarkan oleh perusahaan. Pengungkapan yang dilakukan perusahaan melalui laporan tahunan akan menjadi salah satu bahan rujukan bagi para investor dan calon investor dalam memutuskan apakah akan berinvestasi di dalam perusahaan tersebut (Junaedi, 2005). Rakhiemah dan Agustia (2009) menguji variabel kinerja lingkungan dengan pengungkapan CSR menemukan hubungan positif signifikan antara kinerja lingkungan dengan pengungkapan CSR. Perusahaan dengan kinerja lingkungan yang baik akan cenderung mengungkapkan performance mereka dimana dapat menggambarkan good news bagi pelaku pasar. Kondisi ini dapat menunjukkan bahwa kinerja lingkungan yang tercipta dengan baik dapat meningkatkan pengungakapan sosial oleh perusahaan. Iriyanto dan Nugroho (2014) juga melakukan penelitian mengenai pengaruh kinerja lingkungan yang diukur dengan PROPER berpengaruh positif signifikan terhadap sustainability report disclosure. Nugraha dan Juniarti (2015) menunjukkan pengungkapan CSR yang diukur menggunakan indikator Global Reporting Initiative (GRI) mempunyai pengaruh signifikan dan positif terhadap respon investor. Hal tersebut menunjukkan bahwa pentingnya pengungkapan CSR dengan kelengkapan informasi yang diterima investor dalam menilai kinerja perusahaan. 6 Hasil penelitian yang dilakukan oleh Shermanto (2014) menunjukkan bahwa luas pengungkapan tanggung jawab lingkungan tidak berpengaruh terhadap reaksi pasar yang diukur dengan harga saham. Hal ini menunjukkan bahwa banyak sedikitnya informasi tentang tanggung jawab lingkungan perusahaan tidak mempengaruhi harga saham perusahaan. Kemungkinan penyebab hal tersebut ialah karena para investor di Indonesia kurang percaya pada pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan. Berbeda dengan hasil penelitian Shermanto (2014), penelitian yang dilakukan oleh Prabandari dan Suryanawa (2014) mengenai pengaruh environmental performance pada reaksi investor menunjukkan hasil bahwa secara parsial environmental performance berpengaruh positif pada reaksi investor. Perusahaan melalui kualitas kinerja lingkungan mampu memenuhi keinginan dari stakeholders yang akan menghasilkan hubungan yang harmonis dan menjadi good news dalam pasar modal. Atas inkonsistensi hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya, penelitian ini ingin membuktikan pengaruh kinerja lingkungan terhadap pengungkapan sustainability report dan respon investor. Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Iriyanto dan Nugroho (2014) dengan perbedaan dari penelitian sebelumnya adalah pergantian variabel dependen ialah variabel respon investor yang diproksikan dengan trading volume activity. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kinerja Lingkungan Terhadap Pengungkapan 7 Sustainability Report dan Respon Investor” Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Indeks Saham Syariah Indonesia Tahun 2012-2014. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka identifikasi masalahnya ialah sebagai berikut : 1. Kurangnya perhatian perusahaan terhadap lingkungan sekitarnya, merupakan bukti bahwa perusahaan belum melakukan kontribusi terhadap berbagai masalah sosial yang terjadi di sekitar perusahaan terkait dengan keberlangsungan hidup perusahaan. 2. Pertimbangan mengenai informasi pengungkapan sosial perusahaan terhadap lingkungan mulai diperhatikan oleh investor yang tidak hanya mengandalkan informasi laba perusahaan. 3. Masih terdapat inkonsistensi penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu, seperti adanya perbedaan penelitian Shermanto (2014) menunjukkan bahwa luas pengungkapan tanggung jawab lingkungan tidak berpengaruh terhadap reaksi pasar, namun penelitian Prabandari dan Suryanawa (2014) mengenai pengaruh environmental performance pada reaksi investor menunjukkan hasil bahwa secara parsial environmental performance berpengaruh positif pada reaksi investor. 1.3. Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini dibuat agar penelitian ini tidak menyimpang dari arah dan sasaran penelitian, serta dapat mengetahui sejauh mana 8 hasil penelitian dapat dimanfaatkan. Batasan masalah dalam penelitian ini antara lain : 1. Data-data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data perusahaan manufaktur dari tahun 2012-2014 serta mempublikasikan laporan tahunan (annual report) secara berturut-turut. 2. Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar (listing) dalam Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) dan tidak mengalami delisting pada periode pengamatan. 3. Kinerja lingkungan dilihat dari peringkat perusahaan dalam mengikuti Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER) untuk mengetahui sejauh mana peran perusahaan dalam meningkatkan program pelestarian lingkungan hidup. 1.4. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana pengaruh kinerja lingkungan terhadap pengungkapan sustainability report? 2. Bagaimana pengaruh kinerja lingkungan terhadap respon investor? 1.5. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan yang diuraikan sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengaruh kinerja lingkungan terhadap pengungkapan sustainability report. 9 2. Untuk mengetahui pengaruh kinerja lingkungan terhadap respon investor. 1.6. Manfaat Penelitian 1. Bagi akademisi Hasil penelitian ini digunakan untuk dapat menambah referensi dan ilmu pengetahuan terkait dengan pengaruh kinerja lingkungan terhadap pengungkapan sustainability report dan respon investor. Disamping itu, menjadi tambahan informasi bagi penelitian selanjutnya untuk melihat bagaimana pengaruh kinerja lingkungan terhadap pengungkapan sustainability report dan respon investor. 2. Bagi perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan perusahaan dalam melaksanakan tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan yang akan mempengaruhi nilai perusahaan. 3. Bagi investor Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai alat bantu dalam mempertimbangkan keputusan investasi dengan memilih saham yang terdapat dalam Indeks Saham Syariah Indonesia. 1.7. Jadwal Penelitian Jadwal terlampir 1.8. Sistematika Penulisan Skripsi Penulisan penelitian ini disusun dalam lima bab dengan sistematika sebagai berikut : 10 BAB I PENDAHULUAN Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan penelitian. Dalam bab ini diuraikan latar belakang penelitian mengenai variabel-variabel yang mempengaruhi respon investor dan mengenai rumusan masalah yang akan dijadikan dasar dari penelitian ini. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menjelaskan teori-teori pendukung dan hasil penelitian terdahulu sebagai acuan penelitian ini. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menguraikan jenis penelitian, objek penelitian, teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, definisi operasional variabel dan teknik analisis data. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas perhitungan dalam penelitian ini, meliputi hasil analisis data yang telah diperoleh dengan menggunakan sampel yang ada dan alat analisis yang diperlukan. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan hasil uji dan analisis data yang dilakukan pada bab sebelumnya, dan keterbatasan pada saat proses penelitian. Dari kesimpulan dan keterbatasan, penulis memberikan saran bagi pihak yang berkepentingan dalam penelitian ini. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengungkapan dalam Laporan Tahunan Pengungkapan berkaitan dengan informasi baik yang terdapat dalam laporan keuangan maupun komunikasi tambahan (supplementary communication) yang terdiri atas catatan kaki, informasi tentang kejadian setelah tanggal laporan, analisis manajemen atas operasi perusahaan di masa mendatang, perkiraan keuangan dan operasi, serta informasi lainnya (Zuhroh dan Sukmawati, 2003). Tujuan pengungkapan adalah menyajikan informasi yang dipandang perlu untuk mencapai tujuan pelaporan keuangan dan melayani kebutuhan berbagai pihak yang mempunyai kepentingan berbeda-beda (Suwardjono, 2005). Tiga konsep umum tentang pengungkapan yang umumnya diusulkan menurut Hendriksen (1998:140), yaitu : 1. Pengungkapan yang cukup (adequate) merupakan pengungkapan yang memberikan yang minim untuk membuat laporan tidak menyesatkan (Sudaryanto, 2011). 2. Pengungkapan yang wajar (fair), merupakan pengungkapan yang memberikan perlakuan yang sama bagi semua pembaca potensial (Yuliana, dkk., 2008). 3. Pengungkapan yang lengkap (full), merupakan penyajian semua informasi yang relevan (Sudaryanto, 2011). 12 2.1.1. Pengungkapan Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report) Sustainability report sering disebut juga triple bottom line reporting yang dipopulerkan pertama kali oleh John Elkington (1997) dalam bukunya “Cannibals With Forks, The Triple Bottom Lina Of Twentieth Century Business” yang dikutip dalam Wibisono (2007) yang memberikan pandangan perusahaan yang ingin berkelanjutan haruslah memperhatikan “3P”. Selain mengejar keuntungan (profit) perusahaan juga seharusnya memperhatikan dan terlibat pada pemenuhan kesejahteraan masyarakat (people) dan turut berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan (planet). Dalam pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) no 1 (revisi 1998). Paragraf 9 yang berbunyi sebagai berikut : “perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement), khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting”. Sustainability report merupakan bagian dari konsep pembangunan keberlanjutan (sustainability development). Karena adanya multidimensi dan multi-interpretasi, maka para ahli sepakat untuk sementara mengadopsi pengertian yang telah disepakati oleh Brundtland yang memenuhi kebutuhan generasi saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka (Jaya, 2004). Pengungkapan laporan keberlanjutan perusahaan sering disebut juga sebagai sustainability report (SR) merupakan praktik pengukuran, pengungkapan dan upaya akuntabilitas kinerja organisasi dalam mencapai tujuan pembangunan 13 berkelanjutan kepada para pemangku kepentingan baik internal maupun eksternal (Pujiastuti, 2015). Menurut Gunawan dan Mayangsari (2015) laporan berkelanjutan menunjukkan akuntabilitas dan transparansi dalam pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan berdasarkan kerangka pelaporan yang dikeluarkan oleh Global Reporting Initiative (GRI). Menurut Gray, et al. (1995) banyak teori yang menjelaskan mengapa perusahaan cenderung untuk mengungkapan informasi yang berkaitan dengan aktivitasnya dan dampak yang ditimbulkan oleh emiten tersebut. Tiga studi tersebut adalah : 1. Decision-Usefullness Studies Teori ini memasukkan para pengguna laporan akuntansi yang lain selain para investor ke dalam kriteria dasar pengguna laporan akuntansi sehingga suatu pelaporan akuntansi dapat berguna untuk pengambilan keputusan ekonomi oleh semua unsur pengguna laporan tersebut (Yuliana, dkk. 2008). 2. Economic Theory Studies Studi ini berdasarkan economic agency theory. Teori tersebut membedakan antara pemilik perusahaan dengan pengelola perusahaan dan meyiratkan bahwa pengelola perusahaan harus memberikan laporan pertanggung jawaban atas segala sumber daya yang dimiliki dan dikelolanya kepada pemilik perusahaan. Selanjutnya frase pemilik perusahaan mengalami perkembangan lebih lanjut, tidak hanya pemilik modal (shareholder), tetapi juga meluas ke unsur stakeholder (Pujiastuti, 2015). 14 3. Social and Political Studies Bidang ini menggunakan teori stakeholder, teori legitimasi organisasi dan teori ekonomi publik. Teori stakeholder mengasumsikan bahwa perusahaan berusaha mencari pembenaran dari para stakeholder dalam menjalankan operasi perusahaannya. Semakin kuat posisi stakeholder, semakin besar kecenderungan perusahaan mengadaptasi diri terhadap keinginan stakeholder-nya (Yuliana, dkk. 2008). Wibowo dan Faradiza (2014) menyatakan bahwa pengungkapan sustainability report yang dilakukan oleh perusahaan diharapkan dapat memberikan bukti nyata bahwa proses produksi yang dilakukan perusahaan tidak hanya berorientasi pada keuntungan, tetapi juga memperhatikan isu sosial dan lingkungan. Lebih lanjut Wibowo dan Faradiza (2014) menyebutkan hal tersebut membuktikan bahwa perusahaan benar-benar memperhatikan faktor keberlanjutan untuk masa depan. Masyarakat semakin sadar akan perlindungan atas hak-hak mereka dan menuntut perusahaan untuk tidak mementingkan kepentingan manajemen dan pemilik modal tetapi juga karyawan, konsumen, masyarakat luas, dan lingkungan alam. Sustainability report atau laporan berkelanjutan merupakan jawaban atas tuntutan masyarakat berkenaan dengan tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan sekitar (Gunawan dan Mayangsari, 2015). Stakeholders tidak hanya melihat kinerja keuangan semata, tetapi melihat dari kinerja non keuangan perusahaan seperti aspek lingkungan dan aspek sosial (Burhan, 2012). 15 Hasanah, dkk (2014) mengungkapkan bahwa di Indonesia publikasi atas sustainability report bersifat voluntary yang berarti bahwa perusahaan menerbitkan secara suka rela dan tidak ada aturan baku yang mewajibkan seperti pada penerbitan financial reporting. Harapan mengenai keuntungan yang diperoleh dalam jangka panjang harus selaras dengan keadilan sosial dan melindungi lingkungan. Pelaporan keberlanjutan membantu organisasi untuk menetapkan tujuan, mengukur kinerja, dan mengelola perubahan dalam rangka membuat operasi organisasi lebih berkelanjutan (GRI, 2006). 2.1.2. Prinsip-prinsip Pengungkapan Sustainability Report Menurut Wibowo dan Faradiza (2014), menjelaskan bahwa pengungkapan sustainability report yang sesuai dengan Global Reporting Initiative (GRI)harus memenuhi beberapa prinsip. Prinsip–prinsip ini tercantum dalam GRI-G3 Guidelines, yaitu : 1. Keseimbangan Sustainability report sebaiknya mengungkapkan aspek positif dan negatif dari kinerja suatu perusahaan. Keseluruhan isi laporan harus menyajikan gambaran yang tidak bias terhadap kinerja organisasi (Susanto dan Tarigan, 2013). 2. Dapat Dibandingkan Sustainability report disajikan dengan seksama sehingga memungkinkan para stakeholder untuk menganalisis perubahan kinerja organisasi dari waktu ke waktu (GRI, 2006). 16 3. Akurat Informasi yang dilaporkan dalam Sustainability report harus cukup akurat dan rinci agar pengguna dapat menilai kinerja organisasi dengan benar (Natalia dan Tarigan, 2014). 4. Urut Waktu Pelaporan Sustainability report tersebut harus terjadwal dan informasi yang ada harus selalu tersedia bagi para stakeholder. Keguanaan informasi akan sangat terkait dengan apakah waktu pengungkapannya kepada pemangku kepentingan dapat mengintegrasikan secara efektif dalam pembuatan kebijakan yang mereka lakukan (Susanto dan Tarigan, 2013). 5. Kesesuaian Informasi yang diberikan dalam Sustainability report harus sesuai dengan pedoman dan dapat dimengerti serta dapat diakses oleh stakeholder (GRI, 2006). 6. Dapat Dipertanggung Jawabkan Informasi dan proses yang digunakan dalam penyusunan laporan harus tepat sehingga dapat menetapkan kualitas dan materialitas informasi (Natalia dan Tarigan, 2014). 2.1.3. Pengungkapan Standar Sustainability Report Menurut Gunawan dan Mayangsari (2015) Sustainability report perusahaan di Indonesia telah didukung dengan berdirinya Badan Nasional yaitu NCSR (National Center for Sustainability Reporting). NCSR merupakan organisasi pendiri Indonesian Sustainability Reporting Award (ISRA) yang merupakan 17 penghargaan bagi perusahaan yang melakukan CSR dan telah mengungkapkan dengan benar dan transparan pada Laporan Berkelanjutan perusahaan. Adapun pengungkapan standar dalam sustainability report menurut GRI-G3 Guidelines terdiri dari : 1. Ekonomi, yaitu menyangkut dampak yang dihasilkan perusahaan pada kondisi ekonomi dari stakeholder dan pada sistem ekonomi di tingkat lokal, dan global (Wibowo dan Faradiza, 2014). 2. Lingkungan, yaitu menyangkut dampak yang dihasilkan perusahaan terhadap mahkluk di bumi dan lingkungan sekitar termasuk ekosistem, tanah, udara, dan air (Gunawan dan Mayangsari, 2015). 3. Hak Asasi Manusia, yaitu organisasi harus melaporkan sejauh mana hak asasi manusia diperhitungkan dalam investasi dan praktek pemilihan investor dan pemasok/kontraktor (Susanto dan Tarigan, 2013). 4. Masyarakat, yaitu memusatkan perhatian pada dampak organisasi terhadap masyarakat dimana mereka beroperasi, dan mengungkapkan bagaimana risiko yang mungkin timbul dari interaksi dengan lembaga sosial lainnya (Natalia dan Tarigan, 2014). 5. Tanggung Jawab Produk, yaitu berisi pelaporan prosuk yang dihasilkan perusahaan dan layanan yang secara langsung mempengaruhi pelanggan, yaitu kesehatan dan keamanan, informasi pelabelan, pemasaran dan privasi (Wibowo dan Faradiza, 2014). 18 6. Sosial, yaitu berisi kegiatan sosial yang dilakukan oleh perusahaan, apa saja yang sudah dilakukan dan bagaimana kegiatan tersebut dilakukan (Gunawan dan Mayangsari, 2015). 2.1.4. CSR dalam Perspektif Islam CSR dalam hal ini dituangkan dalam pengungkapan sustainability report oleh perusahaan, merupakan bentuk pertanggungjawaban kepada setiap tindakan. Menurut Quthb dalam Hidayat (2014), prinsip pertanggungjawaban Islam ialah tanggung jawab yang seimbang dalam segala bentuk dan ruang lingkupnya, antara jiwa dan raga, antara orang dan keluarga, antara individu dan masyarakat, serta antara masyarakat dengan masyarakat lainnya. Seperti yang dijelaskan dalam QS. Al-Israa’ : 15 15. Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), Maka Sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barangsiapa yang sesat Maka Sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan kami tidak akan meng'azab sebelum kami mengutus seorang rasul. Sebuah perusahaan mengemban tanggung jawab sosial dalam tiga domain (Sampurna. 2007) yaitu : 1. Pelaku-pelaku organisasi meliputi hubungan perusahaan dengan pekerja, hubungan pekerja dengan perusahaan, dan hubungan perusahaan dengan 19 pelaku usaha lain. Hal tersebut dipertegas dalam Al-Quran surata An-Nisa ayat 149 : 149. Jika kamu melahirkan sesuatu kebaikan atau menyembunyikan atau memaafkan sesuatu kesalahan (orang lain), Maka Sesungguhnya Allah Maha Pema'af lagi Maha Kuasa. 2. Lingkungan Alam Kaum muslim selalu didorong untuk menghargai alam. Bahkan, Allah telah menunjuk keindahan alam sebagai salah satu dari tanda-tandaNya. Islam menekankan peran manusia atas lingkungan alam dengan membuatnya bertanggung jawab terhadap lingkungan sekelilingnya sebagai khalifah Allah SWT. Dalam peranannya sebagai khalifa, seorang pengusaha muslim diharapkan memelihara lingkungan alamnya. Aktivitas mengubah bentang alam demi memperoleh sumber daya alam seharusnya diikuti dengan kompensasi sosial dan fisik yang berimbang disertai dengan perencanaan memadai dalam memperhitungkan kebutuhan sumber daya alam untuk generasi mendatang. Seperti yang dijelaskan dalam Al-Quran surat AlA’raaf ayat 56 : 56. Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (Tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. 20 3. Kesejahteraan Sosial Masyarakat Selain harus bertanggung jawab kepada pihak yang bekepentingan dalam usaha dan lingkungan alam, perusahaan juga diharapkan memberikan perhatian kepada kesejahteraan masyarakat dimana kegiatan operasionalnya berlangsung. Kepedulian terhadap masyarakat tergambar dalam aktivitas seperti keterbukaan atas informasi kegiatan perusahaan terhadap masyarakat maupun pengembangan masyarakat. Aktivitas kepedulian sosial tersebut dipertegas dalam Al-Quran surat Al-Hadid ayat 18 : 18. Sesungguhnya orang-orang yang membenarkan (Allah dan Rasul- Nya) baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipatgandakan (pembayarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak. 2.2. Respon Investor Nugraha dan Juniarti (2015) menyebutkan bahwa investor adalah individu, kelompok, atau badan hukum yang melakukan penanaman modal pada suatu unit usaha tertentu. Menurut Prabandari dan Suryanawa (2014), investor merupakan individu atau kelompok usaha yang menanamkan modal di sebuah unit usaha dengan tujuan memperoleh keuntungan. Investor melakukan transaksi keuangan untuk memperoleh laba yang diinginkan akibat terjadinya fluktuasi harga saham atau untuk mendapat dividen yang dibayarkan oleh perusahaan. Respon investor menurut Jenawan & Juniarti (2015) ialah bentuk tindakan yang dilakukan oleh investor. Tjiasmanto dan Juniarti (2015) menyebutkan bahwa respon investor adalah tanggapan atas setiap informasi baru yang dimiliki. 21 Maharani (2014) menyebutkan bahwa investor memerlukan informasi (misal informasi laba perusahaan) ketika memutuskan untuk membeli atau menjual saham dan harga saham akan mengalami perubahan ketika investor merespon informasi. Informasi dapat dikatakan berguna bagi pengguna dan mendapat respon dari investor apabila informasi yang diperoleh memiliki information content dan membantu pengambilan keputusan investor yang kemudian akan direspon investor dengan mengubah tindakan mereka (Ongkowijoyo dan Juniarti, 2015). Beaver (1968) menyatakan bahwa suatu laporan memiliki kandungan informasi, jika jumlah lembar saham yang diperdagangkan menjadi lebih besar ketika earning diumumkan, yang mengakibatkan adanya reaksi pasar terhadap informasi yang diberikan. Harga saham mengalami perubahan karena adanya laba kejutan yang merupakan selisih dari laba aktual perusahaan dengan laba yang diharapkan oleh investor (Maharani, 2014). Respon investor dapat diukur menggunakan variabel abnormal return dan volume perdagangan saham (Setiawan dan Subekti, 2005), dimana ketika informasi diumumkan diharapkan pasar akan bereaksi dengan adanya perubahan harga saham dari sekuritas yang bersangkutan. Sidharta dan Juniarti (2015) menyebutkan bahwa respon investor dapat diartikan sebagai tanggapan atas informasi yang diterima. Informasi yang diterima oleh investor dapat mempengaruhi harga pasar sekuritas dalam pasar modal. Volume perdagangan saham merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk melihat reaksi pasar terhadap kejadian atau informasi yang berkaitan 22 dengan suatu saham (Firmansyah dan Agustin, 2016). Respon investor dalam penelitian ini diukur dengan melihat trading volume activity yang mengacu pada penelitian Akis dan Mutmainah (2011). 2.2.1. Trading Volume Activity Volume perdagangan merupakan bagian yang diterima dalam analisis teknikal. Kegiatan perdagangan dalam volume yang sangat tinggi di suatu bursa akan ditafsirkan sebagai tanda pasar akan membaik. Peningkatan volume perdagangan saham dibarengi dengan peningkatan harga merupakan gejala yang semakin kuat akan kondisi yang bullish (Neni dan Mahendra, 2004). Lebih lanjut volume perdagangan saham dapat digunakan oleh investor untuk melihat apakah saham yang dibeli tersebut merupakan saham yang aktif diperdagangkan di pasar. Saham yang aktif perdagangannya sudah pasti memiliki volume perdagangan yang besar dan saham dengan volume yang besar akan menghasilkan return saham yang tinggi (Chordia, 2000). Perkembangan volume perdagangan saham mencerminkan kekuatan antara penawaran dan permintaan yang merupakan cerminan dari tingkah laku investor. Semakin meningkat volume penawaran dan permintaan suatu saham, menunjukkan semakin diminatinya saham tersebut oleh masyarakat sehingga akan membawa pengaruh terhadap naiknya harga atau return saham (Neni dan Mahendra, 2004).. Menurut Husnan, dkk (1996) indikator TVA digunakan untuk melihat apakah investor mampu menilai informasi dalam membuat keputusan perdagangan di atas keputusan perdagangan normal. Sedangkan Neni dan 23 Mahendra (2004), perubahan volume perdagangan saham di pasar modal menunjukkan aktivitas perdagangan saham di bursa dan mencerminkan keputusan investasi oleh investor. TVA merupakan instrument yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter perubahan volume perdagangan saham (Fatmawati dan Asri, 1999). 2.3. Konsep Kinerja Pengertian kinerja menurut Kamus Istilah Akuntansi (2003:215) menyatakan bahwa “kinerja” atau performance adalah istilah umum yang digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan aktivitas dari suatu organisasi pada suatu periode, seiring dengan referensi pada sejumlah standar. Kinerja berasal dari kata to performance yang artinya melakukan suatu kegiatan dan menyempurnakan sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan (Supit, dkk., 2014). Kinerja keuangan dapat didefinisikan sebagai gambaran setiap hasil ekonomi yang mampu diraih perusahaan pada periode tertentu melalui aktivitasaktivitas perusahaan untuk menghasilkan keuntungan secara efisien dan efektif yang dapat diukur perkembangannya dengan melakukan analisis terhadap datadata keuangan yang tercermin pada laporan keuangan (Aryani dan Amanah, 2014). Laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan merupakan cerminan kinerja keuangan perusahaan (Mulyadi, 2001). Kinerja keuangan perusahaan menurut Sucipto (2003) adalah penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan dalam menghasilkan laba. Kinerja keuangan perusahaan inilah yang 24 mendapat perhatian besar dari pihak-pihak yang berkepentingan melalui hasil analisis perkembangan kinerja. Kinerja keuangan digunakan untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, dengan analisis yang memerlukan beberapa tolak ukur seperti ratio dan indeks, untuk menghubungkan data keuangan antara satu dengan yang lain (Sawir, 2004). Menurut Aryani dan Amanah (2014), bagi perusahaan yang telah go public, meningkatkan kinerja keuangan merupakan suatu kewajiban agar saham tetap menarik di mata para investor. Informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan sangat dibutuhkan oleh para pengguna bank yang berasal dari internal maupun eksternal (Wibowo dan Faradiza, 2014). Kinerja keuangan dapat dicerminkan melalui analisis rasio keuangan suatu perusahaan. Analisis rasio keuangan merupakan dasar untuk menilai dan menganalisis prestasi operasi perusahaan pada masa lalu (Aryani dan Amanah, 2014). Supit, dkk (2013) ukuran kinerja non keuangan merupakan respon terhadap masalah-masalah mengenai kinerja dengan menggunakan data fisik sederhana dan bukannya data akuntansi yang telah dialokasikan tidak terhubung dengan sistem akuntansi keuangan umum, dipilih untuk mengukur suatu aspek spesifik dari kinerja dan bukan menjadi segalanya untuk semua tujuan, atau mengkombinasikan faktor-faktor tersebut. Lingkungan bisnis saat ini menuntut perusahaan untuk mengungkapkan informasi keuangan dan non keuangan perusahaan seperti aspek lingkungan dan aspek sosial (Burhan, 2012). Menurut Permatasari (2013) informasi yang tersaji 25 dalam laporan keuangan tidak dapat memenuhi semua informasi yang dibutuhkan oleh para pemangku kepentingan khususnya yang berkaitan dengan aspek non keuangan. Bukan hanya laba (profit) dan keputusan saja yang terpenting bagi perusahaan melainkan juga perlu adanya keberlanjutan atau sustainability (Sembiring, 2005). 2.3.1. Konsep Kinerja Lingkungan Kinerja lingkungan merupakan hasil yang dapat diukur dari sistem manajemen lingkungan, yang terkait dengan kontrol aspek-aspek lingkungannya. Pengkajian kinerja lingkungan didasarkan pada kebijakan lingkungan, sasaran lingkungan, dan target lingkungan (Pertiwi, dkk., 2015). Di Indonesia, kinerja lingkungan dapat diukur dengan menggunakan Program Penilaian Peringkat Kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup atau PROPER (Pertiwi, dkk., 2015). PROPER merupakan instrumen yang digunakan oleh Kementrian Lingkungan Hidup untuk mengukur ketaatan perusahaan berdasarkan peraturan yang berlaku (Rakhiemah dan Agustia, 2009). PROPER ialah Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup. Program ini memiliki tujuan untuk mendorong perusahaan untuk taat terhadap peraturan lingkungan hidup dan mencapai keunggulan lingkungan (environmental excellency) melalui integrasi prinsipprinsip pembangunan berkelanjutan dalam proses produksi dan jasa, dengan jalan penerapan system manajemen lingkungan, 3R, efisiensi energi, konsevasi sumberdaya dan pelaksanaan bisnis yang beretika serta bertanggung jawab 26 terhadap masyarakat melalui program pengembangan masyarakat (Press Release PROPER, 2011). Penggunaan warna di dalam penilaian PROPER merupakan bentuk komunikatif penyampaian kinerja kepada masyarakat. Rakhiemah dan Agustia (2009) menyebutkan bahwa aspek penilaian PROPER merupakan ketaatan terhadap peraturan pengendalian pencemaran air, pencemaran udara, pengelolaan limbah B3, Analisi Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) serta pengendalian pencemaran laut. Sistem peringkat kinerja PROPER mencakup pemeringkatan dalam 5 peringkat warna yang mencerminkan kinerja pengelolaan lingkungan secara keseluruhan (Press Release PROPER, 2011). 27 Tabel 2.1. Kriteria Peringkat PROPER Peringkat Keterangan Emas Diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/ atau kegiatan yang telah secara konsisten menunjukkan keunggulan lingkungan (environmental excellency) dalam proses produksi dan/ atau jasa, melaksanakan bisnis yang beretika dan bertanggung jawab terhadap masyarakat. Hijau Diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/ atau kegiatan yang telah melakukan pengeloalaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan dalam peraturan (beyond complience) melalui pelaksanaan sistem pengelolaan lingkungan, pemanfaatan sumberdaya secara efisien melalui upaya 4R (Reduce, Reuse, Recycle dan Recovery), dan melakukan upaya tanggung jawab sosial (CSR/Comdev) dengan baik. Biru Diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/ atau kegiatan yang telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan yang dipersyaratkan sesuai dengan ketentuan dan/ atau peraturan perundang-undangan Merah Diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/ atau kegiatan yang upaya pengelolaan lingkungan hidup dilakukannya tidak sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundangundangan Hitam Diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/ atau kegiatan yang sengaja melakukan perbuatan atau melakukan kelalaian yang mengakibatkan pencemaran dan/ atau kerusakan lingkungan serta pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan atau tidak melaksanakan sanksi administrasi. Sumber : Press Release PROPER 2011, www.menlh.go.id Berry dan Rondinelly (1998) menjelaskan faktor yang mendorong perusahaan melakukan manajemen lingkungan diantaranya yaitu : 1. Relartory Demand, tanggung jawab terhadap lingkungan muncul sejak 30 tahun terakhir. Setelah masyarakat meningkatkan tekanannya kepada pemerintah untuk menetapkan peraturan pemerintah sebagai dampak meluasnya polusi. Sistem pengawasan manajemen lingkungan menjadi dasar untuk skor lingkungan, seperti program-program kesehatan dan keamanan lingkungan (Nofianti, 2012). 28 2. Cost Factory, adanya komplain-komplain terhadap produk-produk perusahaan akan membawa konsekuensi munculnya biaya pengawasan kualitas yang tinggi, karena semua aktivitas yang terlibat dalam proses produksi perlu dipersiapkan dengan baik. Konsekuensi perusahaan untuk mengurangi polusi juga berdampak pada munculnya berbagai biaya seperti biaya pengelolaan limbah, penggunaan mesin yang clean technology dan biaya kebersihan (Suartana, 2010). 3. Stakeholder Forces, strategi pendekatan proaktif terhadap manajemen lingkungan dibangun berdasarkan prinsip-prinsip manajemen, yakni mengurangi waste dan mengurangi biaya produksi, demikian juga respon terhadap permintaan konsumen dan stakeholder. Perusahaan akan selalu berusaha untuk memuaskan kepentingan stakeholder yang bervariasi dengan menemukan berbagai kebutuhan akan manajemen lingkungan proaktif (Ja’far dan Arifah, 2006). 4. Competitive Requirment, semakin berkembangnya pasar global dan munculnya berbagai kesepakatan perdagangan sangat berpengaruh pada munculnya gerakan standarisasi manajemen kualitas lingkungan. Persaingan internasional maupun nasional telah menuntut perusahaan untuk mendapatkan jaminan di bidang kualitas (Nofianti, 2012). 2.4. Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Rakhiemah dan Agustia (2009) bertujuan untuk menguji pengaruh kinerja lingkungan terhadap CSR disclosure dan kinerja finansial perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja lingkungan 29 memiliki pengaruh positif signifikan terhadap CSR disclosure. Hal tersebut mengindikasikan bahwa perusahaan dengan kinerja lingkungan yang baik juga terbukti memiliki kepedulian sosial yang lebih baik terhadap masyarakat maupun tenaga kerjanya. Kinerja lingkungan tidak berpengaruh terhadap kinerja finansial. CSR disclosure tidak berpengaruh terhadap kinerja finansial perusahaan. Iriyanto dan Nugorho (2014) menguji pengaruh kinerja lingkungan terhadap praktik pengungkapan sustainability report dan kinerja ekonomi. Kinerja lingkungan diukur dari Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER). Pengungkapan sustainability report diproksikan dengan 79 item pengungkapan berdasar G3 GRI (2006) dan kinerja ekonomi diukur dengan melihat return tahunan industri. Hasil penelitian menunjukkan kinerja lingkungan memiliki dampak positif signifikan terhadap laporan keberlanjutan. Kinerja lingkungan memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja ekonomi. Pengungkapan sustainability report memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja ekonomi. Hal tersebut berarti bahwa semakin tinggi pengungkapan yang dilakukan maka akan menghasilkan nilai kinerja ekonomi yang tinggi. Penelitian yang dilakukan Prabandari dan Suryanawa (2014) mengenai pengaruh kinerja lingkungan yang diproksikan dengan peringkat PROPER terhadap reaksi investor yang diukur dengan abnormal return. Hasil penelitian menunjukkan bahwa environmental performance berpengaruh positif pada reaksi investor perusahaan. Perusahaan melalui kualitas kinerja lingkungan mampu memenuhi keinginan dari stakeholders yang akan menghasilkan hubungan 30 harmonis. Hal tersebut menjadi good news dalam pasar modal sehingga kemungkinan direspon positif oleh investor. Penelitian yang dilakukan Shermanto dan Miqdad (2014) menguji pengaruh luas pengungkapan tanggung jawab lingkungan yang diukur dengan indikator lingkungan dalam Global Reporting Initiative dan kinerja keuangan yang diproksikan dengan rasio profitabilitas terhadap reaksi pasar yang diukur dengan return tak normal. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa luas pengungkapan tanggung jawab lingkungan perusahaan tidak berpengaruh terhadap reaksi pasar. Sedangkan kinerja keuangan perusahaan berpengaruh positif terhadap reaksi pasar. Junaedi (2005) melakukan penelitian mengenai dampak tingkat pengungkapan informasi perusahaan terhadap volume perdagangan dan return saham. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh pengungkapan informasi perusahaan melalui laporan tahunan belum dijadikan sebagai salah satu sumber informasi yang penting dan menentukan dalam proses pengambilan keputusan investasi oleh para investor yang tercermin dari volume perdagangan serta return saham yang diperdagangkan. Maobin, dkk (2011) melakukan penelitian mengenai hubungan Corporate Social Responsibility, perilaku investor dan return pasar studi empiris di Cina. Hasil penelitian menunjukkan Perilaku investor institusi secara signifikan dipengaruhi oleh kinerja CSR perusahaan yang melebihi ambang batas tertentu. Penulis tidak menemukan efek dari kinerja CSR pada investor individu, baik sebelum peristiwa atau sesudah peristiwa. Kinerja perusahaan dan perilaku 31 investor bersama-sama mempengaruhi perusahaan return saham setelah peristiwa tetapi tidak sebelum peristiwa. Penelitian Anh (2015) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja lingkungan perusahaan pada perusahaan di Vietnam. Hasil penelitian menyebutkan bahwa ukuran perusahaan, sistem manajemen lingkungan, kepemilikan asing, staf lingkungan, teknologi tingkat tinggi dan usia menengah merupakan faktor positif yang mempengaruhi kinerja lingkungan perusahaan. Kepemilikan negara, usia tua dan kelompok industri menengah tidak berpengaruh terhadap kinerja lingkungan perusahaan. 2.5. Kerangka Berfikir Kinerja lingkungan dan sustainability report yang diungkapkan perusahaan akan direspon oleh para investor. Kinerja lingkungan merupakan bagian dari kinerja perusahaan dalam menciptakan lingkungan yang baik dalam kegiatan operasionalnya sehingga perusahaan mempunyai citra yang baik di mata stakeholders. Kepedulian terhadap lingkungan dan keberlanjutan pelaporan dalam melakukan tanggung jawab sosial perusahaan akan mendapat respon positif oleh stakeholders. Tuntutan untuk melakukan pengungkapan sukarela menjadikan perusahaan akan pentingnya memperhatikan dan melestarikan lingkungan sekitar perusahaan. Pengungkapan sustainability report diharapkan dapat memberi informasi kepada investor dan menjaga kepercayaan yang diberikan investor terhadap perusahaan. Investor akan memberi respon dengan melihat pengungkapan kinerja oleh perusahaan dalam annual report. Tjiasmanto dan Juniarti (2015) mengungkapkan 32 bahwa apabila informasi mengenai aktivitas pertanggung jawaban sosial dan lingkungan yang diungkapkan memiliki kandungan informasi yang berguna bagi investor untuk menilai keberlangsungan perusahaan maka akan direspon positif oleh investor, sedangkan apabila informasi yang diungkapkan tidak memiliki kandungan informasi yang berguna maka akan direspon negatif atau tidak mendapat respon dari investor. Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Pengungkapan Sustainability Report Kinerja Lingkungan Respon Investor 2.6. Pengembangan Hipotesis 2.6.1. Pengaruh Kinerja Lingkungan Terhadap Pengungkapan Sustainability Report Environmental performance merupakan usaha manajemen perusahaan untuk mewujudkan lingkungan yang selaras, serasi, seimbang dimana akan membangun citra yang baik di mata stakeholders (Ikhsan, 2009). Di Indonesia, kinerja lingkungan perusahaan difasilitasi dengan adanya PROPER yang merupakan instrumen yang digunakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup untuk melakukan penilaian dan pemeringkatan ketaatan perusahaan dalam melakukan kinerja lingkungannya. 33 Adanya tuntutan dari masyarakat membuat perusahaan menyadari bahwa kelangsungan hidup perusahaan bergantung pada hubungan perusahaan dengan masyarakat dan lingkungan perusahaan beroperasi (Iriyanto dan Nugroho, 2014). Perusahaan menggunakan laporan tahunan untuk menggambarkan kesan tanggung jawab lingkungan sehingga mereka diterima oleh masyarakat. Sustainability report atau laporan keberlanjutan membantu organsasi untuk menetapkan tujuan, mengukur kinerja, dan mengelola perubahan dalam rangka membuat operasi mereka lebih berkelanjutan. Laporan tersebut menyampaikan pengungkapan tentang dampak organisasi baik itu positif atau negatif terhadap lingkungan, masyarakat, dan ekonomi. Laporan keberlanjutan diharapkan dapat membantu dalam pemahaman dan pengelolaan dampak dari pengembangan keberlanjutan terhadap kegiatan dan strategi organisasi (GRI, 2006). Penelitian Iriyanto & Nugroho (2014) menunjukkan bahwa kinerja lingkungan perusahaan memiliki dampak positif yang signifikan terhadap Laporan Keberlanjutan Disclosure. Penelitian yang dilakukan oleh Rakhiemah dan Agustia (2009) menunjukkan hasil bahwa perusahaan dalam menciptakan lingkungan yang baik memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap CSR disclosure. Pengungkapan sosial dalam penelitian ini ialah pengungkapan sustainability report yang akan meningkat ketika kinerja lingkungan perusahaan meningkat pula. Perusahaan dengan kinerja lingkungan yang baik perlu mengungkapkan informasi kuantitas dan mutu lingkungan yang lebih baik dibandingkan dengan perusahaan yang kinerja lingkungannya lebih buruk, Iriyanto & Nugroho (2014). Hipotesis dalam penelitian ini ialah : 34 H1 : Kinerja lingkungan memiliki pengaruh terhadap pengungkapan sustainability report. 2.6.2. Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Respon Investor Saat ini informasi tentang sosial dan lingkungan merupakan salah satu pertimbangan penting bagi calon investor (Prabandari dan Suryanawa, 2014). Lebih lanjut Ikhsan (2009), kinerja lingkungan merupakan usaha manajemen perusahaan untuk mewujudkan lingkungan yang selaras, serasi dan seimbang dimana akan membangun citra baik perusahaan di mata stakeholders. Di Indonesia, kinerja lingkungan diukur melalui Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER). PROPER adalah kegiatan pengawasan dan program pemberian insentif dan/ atau disinsentif kepada penanggung jawab usaha dan/ atau kegiatan. Kinerja lingkungan perusahaan diukur dengan menggunakan pemeringkat dalam 5 warna yang mencerminkan kinerja pengelolaan lingkungan secara keseluruhan (Press Release PROPER, 2011). Perusahaan seharusnya menyajikan suatu laporan yang menunjukkan kontribusinya terhadap berbagai masalah lingkungan yang terjadi di sekitarnya. Prabandari dan Suryanawa (2014) menyatakan bahwa informasi yang disampaikan manajemen perusahaan berupa informasi keuangan maupun non keuangan akan menjadi sinyal mengenai kinerja keuangan di masa yang akan datang. Reaksi positif atau negatif akan diberikan oleh investor ketika informasi perusahaan diungkapkan. H2 : Kinerja lingkungan memiliki pengaruh signifikan terhadap respon investor BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Wilayah Penelitian 3.1.1. Waktu Waktu yang digunakan mulai dari penyusunan proposal sampai tersusunnya laporan penelitian pada Bulan Januari sampai September 2016. Adapun jadwal selengkapnya dapat dilihat pada jadwal penelitian. 3.1.2. Wilayah Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdarftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) periode 2012-2014. Berdasar press release Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) menyatakan berdasarkan evaluasi ketaatan, peserta yang mengikuti Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) tahun 2014 sebanyak 1.911 perusahaan, jumlah sektor manufaktur berada pada paling atas yakni sebanyak 732 perusahaan. 3.2. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah data yang diukur dalam suatu skala numeric (angka) yang dapat dianalisis dengan menggunakan analisis statistik (Indriantoro dan Supomo, 2002 : 12). Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh kinerja lingkungan terhadap pengungkapan sustainability report dan respon investor pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tahun 2012-2014. 36 3.3. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel 3.3.1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2012 : 115). Populasi dalam penelitian ini ialah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia tahun 2012-2014. 3.3.2. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012 : 120). Sampel merupakan suatu prosedur pengambilan data yang hanya sebagian populasi saja yang diambil dan digunakan untuk menentukan sifat serta ciri yang dikehendaki dari suatu populasi (Sofiyan, 2013 : 50). Ukuran sampel yang layak digunakan dalam penelitian ini menurut Sugiyono (2012 : 133) adalah antara 30 sampai 500. Pemilihan sampel dalam penelitian ini didasarkan pada metode purposive sampling dan diperoleh sampel sebanyak 13 perusahaan sehingga data penelitian ini berjumlah 39. Data perusahaan yang menjadi sampel penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini: 37 No 1. Kode AMFG 2. CTBN 3. FASW Tabel 3.1 Sampel Perusahaan Nama Perusahaan No Kode Asahimas Flat Glass 8. PTSN Tbk Citra Tubindo Tbk 9. SMCB Fajar Surya Wisesa Tbk 4. GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk 5. ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 6. INDR Indo-Rama Synthetics Tbk 7. INTP Indocement Tunggal Persada Tbk Sumber : www.idx.co.id 10. TOTO 11. TPIA 12. UNIC 13. UNVR Nama Perusahaan Sat Nusapersada Tbk Holcim Indonesia Tbk Surya Toto Indonesia Tbk Chandra Asri Petrochemical Tbk Unggul Indah Cahaya Tbk Unilever Indonesia Tbk 3.3.3. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling, dengan melakukan pengambilan sampel dari populasi berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria dapat berdasarkan pertimbangan tertentu atau jumlah tertentu (Hartono, 2011:79). Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan manufaktur yang mengikuti kegiatan PROPER yang diselenggarakan oleh Kementrian Lingkungan Hidup selama tahun 20122014. 2. Perusahaan manufaktur yang melaporkan annual report perusahaannya di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) selama tahun 2012 sampai 2014. 38 3. Perusahaan manufaktur yang menampilkan data-data lengkap, yang dapat digunakan untuk menganalisis pengaruh kinerja lingkungan terhadap pengungkapan sustainability report dan respon investor. 3.4. Data dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini ialah data sekunder, yaitu berupa annual report perusahaan periode tahun 2012 sampai dengan 2014, terdiri dari 13 perusahaan sampel. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat pihak lain). Sumber data yang digunakan berupa publikasi annual report perusahaan manufaktur yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tahun 2012 sampai dengan 2014 yang diperoleh dari situs Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) (www.idx.co.id). Daftar perusahaan yang mengikuti PROPER periode 2012 sampai dengan 2014 diperoleh dari situs Kementrian Lingkungan Hidup (www.menlh.go.id). Respon investor dilihat dari harga saham harian dan juga data IHSG yang diperoleh dari web volume perdagangan saham (www.duniainvestasi.com dan finance.yahoo.com) selama periode pengamatan. 3.5. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara observasi (pengamatan), interview (wawancara), kuesioner (angket), dokumentasi, dan gabungan dari keempatnya (Sugiyono, 2010: 309). Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dokumentasi, menurut Efferin et, al (2008 : 101) dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan 39 data dengan cara melakukan analisis terhadap semua catatan dan dokumen yang dimiliki organisasi yang terpilih sebagai objek penelitian, atau data dari individu sebagai objek penelitian. Data mengenai kinerja lingkungan yang mengikuti PROPER dari situs Kementrian Lingkungan Hidup (www.menlh.go.id). Data mengenai Pengungkapan Sustainability report melalui laporan tahunan (annual report) perusahaan dalam Indeks Saham Syariah Indonesia dari tahun 2012-2014 diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id). Data mengenai respon investor mengenai harga saham dan data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang diperoleh dari situs Yahoo Finance (www.duniainvestasi.com). 3.6. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah konstruk yang sifat-sifatnya telah diberi angka (kuantitatif), dapat diartikan variabel adalah konsep yang mempunyai bermacammacam nilai dan dapat mengubah nilainya (Sofiyan, 2013 : 10). Dalam penelitian ini variabel yang digunakan ialah : 1. Variabel bebas (variabel independen) Varibel independen disebut juga variabel predictor, stimulus, eksogen atau antecedent adalah variabel yang menjadi sebab atau mengubah atau mempengaruhi variabel lain (variabel dependen). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kinerja lingkungan. 2. Variabel terikat (variabel dependen) Variabel dependen juga disebut variabel respons atau endogen merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel lain 40 (variabel bebas). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pengungkapan sustainability report dan respon investor. 3.7. Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variabel merupakan definisi yang dilakukan pada sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati (Muhammad, 2005 : 68). Berikut ini definisi operasional dari variabel-variabel yang terlibat dalam penelitian beserta pengukurunnya. 1. Kinerja Lingkungan Kinerja lingkungan diukur melalui prestasi perusahaan dalam mengikuti PROPER. PROPER merupakan salah satu upaya yang dilakukan Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) untuk mendorong penataan perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup melalui instrument informasi (Rakhiemah dan Agustia, 2009). Sistem peringkat kinerja PROPER mencakup pemeringkat perusahaan dalam 5 warna : 2. Emas : sangat sangat baik skor = 5 Hijau : sangat baik skor = 4 Biru : baik skor = 3 Merah : buruk skor = 2 Hitam : sangat buruk skor = 1 Sustainability Report Global Reporting Initiative (GRI) mengelompokkan informasi sustainability report ke dalam enam indikator dengan 79 item pengungkapan. Untuk menghitung sustainability report dilakukan melalui Sustainability Report 41 Disclosure Index (SRDI). Perhitungan SRDI dilakukan dengan memberikan skor 1 jika satu item diungkapkan dan 0 jika tidak diungkapkan. Setelah dilakukan pemberian skor pada seluruh item, skor tersebut kemudian dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor untuk setiap perusahaan (Gunawan dan Mayangsari, 2015). Rumus perhitungan SRDI adalah : Keterangan : SRDI : sustainability report disclosure index perusahaan V : jumlah item yang diungkapkan perusahaan M : jumlah item yang diharapkan 3. Respon Investor Respon investor dalam penelitian ini diukur dengan melihat volume aktivitas perdagangan (trading volume activity) yang mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Akis dan Mutmainah (2011). Trading volume activity merupakan perbandingan saham yang diperdagangkan pada waktu tertentu dengan jumlah saham yang beredar di pasar. Kegiatan perdagangan saham diukur dengan : 3.8 Teknik Analisis Data Seluruh penyajian dan analisis data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS (Statistical Package for Social Sciences) 20 42 for windows. Penelitian ini diuji dengan beberapa uji statistik yang terdiri dari analisis statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan pengujian hipotesis. 3.8.1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (Ghozali, 2011 : 10). Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2012 : 148). 3.8.2. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model dalam regresi variabel dependen dan independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2006 : 110). Regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual distribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Untuk melihat model regresi normal atau tidak, dilakukan analisis grafik l “normal probability report plot” b ingkan antara distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data akan 43 dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data normal, maka garis yang menggantikan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Untuk meningkatkan hasil uji normalitas data, maka peneliti menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov. Jika pada hasil uji Kolmogrov-Smirnov menunjukkan pvalue lebih besar dari 0,05, maka data berdistribusi normal dan sebaliknya, jika pvalue lebih kecil dari 0,05 maka data tersebut berdistribusi tidak normal. 2. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2006 : 96). Salah satu cara yang digunakan untuk mendeteksi adanya autokorelasi ini adalah dengan uji Durbin Watson (DW). Adapun dalam pengambilan keputusan ada atau tidaknya autokorelasi : Tabel 3.2 Tabel Durbin Watson Hipotesis nol Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada korelasi negative Tidak ada korelasi negative Tidak ada autokorelasi, positif atau negative Sumber : Ghozali (2006) 3. Keputusan Tolak No decission Tolak No decission Tidak ditolak Jika 0 < d <dl dl ≤ d ≤ du 4 – dl < d < 4 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl Du < d < 4 – du Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan yang lain (Ghozali, 2006 : 105). Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas 44 yaitu dengan cara melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SPREID. Menurut Ghozali (2006 : 107) analisis dengan grafik memiliki kelemahan yang cukup signifikan, oleh karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting. Semakin sedikit jumlah pengamatan semakin sulit mengintepretasikan hasil grafik plot. Oleh sebab itu, diperlukan uji statistik yang lebih dapat menjamin keakuratan hasil. Ada beberapa uji statistik yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas yaitu uji park dan uji glejser dengan meregresikan nilai absolute residual terhadap variabel independen. Jika nilai signifikan hitung lebih besar dari alpha = 5%, maka tidak ada masalah heterokedastisitas. Tetapi jika nilai signifikan hitung kurang dari alpha = 5% maka dapat disimpulkan bahwa model regresi terjadi heterokedastisitas. 3.9 1. Pengujian Hipotesis Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur sejauh mana kemampuan model dalam menerangkan variabel-variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel-variabel dependen amat terbatas. Nilai mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2011 : 97). 45 2. Uji Hipotesis (Uji t) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen (Ghozali, 2011 : 98). Pada uji t statistik t, nilai t hitung akan dibandingkan dengan t table, dengan cara sebagai berikut : a. Bila t hitung > t table atau probabilitas < tingkat signifikansi (Sig > 0,05), maka Ha diterima dan H0 ditolak, variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. b. Bila t hitung < t table atau probabilitas > tingkat signifikasi (Sig < 0,05), maka Ha ditolak dan H0 diterima, variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. 3. Analisis Regresi Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis regresi sederhana dengan dua variabel dependen. Model 1 penelitian ini menguji pengaruh antara variabel kinerja lingkungan terhadap variabel pengungkapan sustainability report. Model 2 menguji pengaruh variabel kinerja lingkungan terhadap variabel respon investor. Untuk menguji hipotesis penelitian maka digunakan rumus : Model 1: Y1 = β0 + β1KL + e Model 2: Y2 = β0 + β1KL + e 46 Keterangan : Y1 : sustainability report Y2 : respon investor β0 : konstanta β1KL : koefisien regresi kinerja lingkungan e : standar eror BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Penelitian Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar dalam Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) dan melaporkan laporan tahunan pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2014. ISSI merupakan cerminan dari saham-saham yang masuk dalam Daftar Efek Syariah (DES) yang dikeluarkan oleh BAPEPAM dan LK. Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) diluncurkan sejak tanggal 12 Mei 2011 oleh PT Bursa Efek Indonesia (BEI). Sejarah perekembangan pasar modal diawali sejak diterbitkannya Reksa Dana Syariah oleh PT. Danareksa Investment Management pada 3 Juli 1997. Pada 3 Juli 2000, Bursa Efek Indonesia (BEI) bekerja sama dengan PT. Danareksa Investment Management dalam meluncurkan Jakarta Islamic Index dengan tujuan untuk memandu investor yang ingin menginvestasikan dananya secara syariah. Pasar modal syariah merupakan tempat dimana efek syariah diperdagangkan. Dimana efek-efek syariah tersebut diatur dalam peraturan BAPEPAM dan Lk No. IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah dan No. IX.A.14 tentang akadakad yang digunakan dalam Penerbitan Efek Syariah di Pasar Modal. Selanjutnya, pada tanggal 31 Agustus 2007 BAPEPAM dan LK menerbitkan Peraturan BAPEPAM dan LK Nomor II K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah dan diikuti dengan peluncuran Daftar Efek Syariah pertama kali oleh BAPEPAM dan LK ptada tanggal 12 September 2007. 48 Kriteria-kriteria efek yang dapat dimuat dalam Daftar Efek Syariah diantaranya: 1. Surat berharga syariah yang diterbitkan oleh Negara Republik Indonesia 2. Efek yang diterbitkan oleh emiten atau perusahaan publik yang menyatakan bahwa kegiatan usaha serta cara pengelolaan usahanya dilakukan berdasarkan prinsip syariah sebagaimana tertuang dalam anggaran dasar 3. Sukuk yang diterbitkan oleh emiten termasuk obligasi syariah yang telah diterbitkan sebelum ditetapkannya peraturan ini 4. Saham reksa dana syariah 5. Unit penyertaan kontrak investasi kolektif reksa dana syariah 6. Efek beragun aset syariah 7. Efek berupa saham, termasuk Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) syariah dan waran syariah, yang diterbitkan oleh emiten atau perusahaan publik yang tidak menyatakan bahwa kegiatan usaha serta cara pengelolaan usahanya dilakukan berdasarkan prinsip syariah, sepanjang emiten atau perusahaan publik tersebut: a. Tidak melakukan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf b Peraturan BAPEPEM dan LK nomor IX.A.13 b. Memenuhi rasio-rasio keuangan sebagai berikut: 1) Total utang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total ekuitas tidak lebih dari 82% (delapan puluh dua persen) 49 2) Total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan dengan total pendapatan usaha (revenue) dan pendapatan lain-lain tidak lebih dari 10% (sepuluh persen) 8. Efek syariah yang memenuhi prinsip-prinsip syariah di pasar modal yang diterbitkan oleh lembaga internasional dimana pemerintah Indonesia menjadi salah satu anggotanya; dan 9. Efek syariah laiinya. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode purposive sampling yaitu metode pengambilan sampel yang dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan. Dengan memperhatikan kriteria yang ada, maka diperoleh sampel penelitian sebanyak 18 perusahaan. Data penelitian diperoleh melalui peringkat PROPER, laporan tahunan perusahaan dan daftar harga saham harian perusahaan. Tabel 4.1 Hasil Penentuan Sampel Kriteria Perusahaan manufaktur yang terdaftar di ISSI Perusahaan yang tidak sesuai kriteria Jumlah sampel Jumlah 86 (73) 13 Sumber : Data yang diolah 2016 Analisis dan pembahasan yang tersaji pada bab ini akan menunjukkan hasil analisis data berdasarkan pengamatan variabel bebas yang digunakan dalam model regresi sederhana. Variabel-variabel yang diteliti dari perusahaan sampel meliputi kinerja lingkungan sebagai variabel independen, variabel sustainability 50 report sebagai variabel dependen, serta variabel respon investor sebagai variabel dependen. 4.2. Pengujian dan Hasil Analisis Data 4.2.1. Statistik Deskriptif Hasil pengujian statistik deskriptif dari variabel kinerja lingkungan, SR, dan respon investor dari tahun 2012-2014 disajikan dalam tabel dibawah ini. Tabel 4.2 Hasil Uji Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation KL 39 2 5 135 3.46 .884 SR 39 .063 1.000 9.508 .24379 .216545 TVA 39 .000 .227 2.048 .05251 .067093 Valid N (listwise) 39 Sumber: Data diolah 2016 Kinerja lingkungan yang diukur dengan melihat peringkat PROPER yang diselenggarakan oleh Kementrian Lingkungan Hidup menunjukkan rentang nilai dari 2 hingga 5. Nilai rata-rata kinerja lingkungan 3,56 dan deviasi standarnya bernilai 0,884. Jika dikonversi berdasarkan kategori PROPER berada pada kriteria biru. Skor terendah adalah 2 yang berarti ada perusahaan sampel yang berada pada kriteria Merah dalam masalah lingkungan yang berarti masih kurang memperhatikan masalah lingkungan. Sedangkan nilai tertinggi adalah 5 yang berarti memiliki kriteria Emas. Variabel pengungkapan sustainability report (SR) memiliki rentang 0,063 hingga 1. Nilai terendah dimiliki oleh PT. Gunawan Dianjaya Steel Tbk pada tahun 2014. Nilai tertinggi dimiliki oleh PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 51 pada tahun 2013. Nilai rata-rata variabel SR 0,24379 dan deviasi standarnya bernilai 0.216545. Jika dilihat dari nilai rata-rata variabel SR, para emiten telah mengungkapkan kurang dari setengah item pengungkapan SR. Variabel respon investor yang diukur dengan trading volume activity memiliki rentang nilai dari 0,000 hingga 0,227. Nilai terendah dimiliki oleh PT. Citra Tubindo Tbk pada tahun 2012-2013. Nilai tertinggi dimiliki oleh PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk pada tahun 2013. Nilai rata-rata variabel TVA 0,05251 dan deviasi standarnya bernilai 0,067093. 4.2.2. Pengujian Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2011 : 160). Pengujian normalitas dilakukan dengan melihat nilai Asymp. Sig. pada hasil uji normalitas dengan menggunakan One Sample Kolmogrov-Smirnov Test. Hasil nilai Asym. Sig. model 1 diperoleh sebesar 0,211 dan model 2 sebesar 0,274, hasil ini bila dibandingkan dengan probabilitas 0,05 maka lebih besar, sehingga dapat disimpulkan bahwa data penelitian berdistribusi normal. 2. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka terjadi problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang 52 waktu berkaitan satu sama lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2011: 110). Tabel 4.3 Uji Autokorelasi Model 1 b Model Summary Model 1 R .528 R Square a Adjusted R Std. Error of the Square Estimate .279 .259 .186403 Durbin-Watson 1.977 a. Predictors: (Constant), KL b. Dependent Variable: SR Untuk menentukan adanya autokorelasi atau tidak, dapat diketahui dari nilai Durbin-Watson (d) adalah 1,977. Nilai d ini kemudian dibandingkan dengan nilai statistik Durbin-Watson (tabel). Dari nilai tabel durbin-watson diketahui untuk n 39 pada k = 1 (jumlah parameter, tanpa konstanta) adalah dL = 1,4347 dan dU = 1,5396. Dari hasil uji hipotesis tersebut diketahui bahwa nilai d berada diantara dU < d < 4-dU yaitu 1,5396 < 1,977 < 2,604. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi positif atau negatif. Tabel 4.4 Uji Autokorelasi Model 2 b Model Summary Model 1 R .716 R Square a .512 Adjusted R Std. Error of the Square Estimate .499 .047492 Durbin-Watson 2.407 a. Predictors: (Constant), KL b. Dependent Variable: TVA Untuk menentukan adanya autokorelasi atau tidak, dapat diketahui dari nilai Durbin-Watson (d) adalah 2,407. Nilai d ini kemudian dibandingkan dengan nilai 53 statistik Durbin-Watson (tabel). Dari nilai durbin-watson tabel diketahui untuk n 39 pada k = 1 (jumlah parameter, tanpa konstanta) adalah dL = 1,4347 dan dU = 1,5396. Dari hasil uji hipotesis tersebut diketahui bahwa nilai d berada diantara 0 dan dL, yaitu 0 < 1,407 < 1,5396. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi positif. 3. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2001: 77). Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat nilai signifikansi setelah diadakan regresi dengan absolut residual pada variabel dependen sebagai berikut : Tabel 4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficients Model Unstandardized Coefficients B (Constant) Std. Error 1.181E-016 .122 .000 .034 a Standardized Coefficients t Sig. .000 1.000 .000 1.000 Beta 1 KL .000 a. Dependent Variable: AbsUt Sumber: data diolah 2016 Tabel di atas menunjukkan semua nilai signifikansi variabel kinerja lingkungan lebih besar dari 0,05, sehingga variabel kinerja lingkungan dan tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. 54 3.2.3. Uji Ketepatan Model 1. Uji Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur sejauh mana kemampuan model dalam menerangkan variabel-variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu (Ghozali, 2011: 97). Hasil perhitungan untuk nilai adjusted R Square dengan bantuan komputer program SPSS versi 20.00, diperoleh angka koefisien determinasi R2 = 0,259 atau 25,9%. Tabel 4.6 Koefisien Determinasi Model 1 b Model Summary Model 1 R .528 R Square a .279 Adjusted R Std. Error of the Square Estimate .259 .186403 Durbin-Watson 1.977 a. Predictors: (Constant), KL b. Dependent Variable: SR Berdasarkan tabel di atas, nilai koefisien determinasi (Adjusted R Square) adalah 0,259. Hal ini berarti kemampuan variabel independen yaitu kinerja lingkungan dapat menjelaskan sustainability report sebesar 25,9%. Sedangkan sisanya yaitu 74,1% dijelaskan oleh faktor-faktor lain selain variabel independen tersebut. 55 Tabel 4.7 Koefisien Determinasi Model 2 b Model Summary Model R 1 .716 R Square a Adjusted R Std. Error of the Square Estimate .512 .499 Durbin-Watson .047492 2.407 a. Predictors: (Constant), KL b. Dependent Variable: TVA Berdasarkan tabel di atas nilai koefisien determinasi (Adjusted R Square) adalah 0,499. Hal ini berarti kemampuan variabel-variabel independen yang terdiri dari variabel kinerja lingkungan dan sustainability report dalam menjelaskan variabel dependen yaitu trading volume activity pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tahun 20122014 sebesar 49,9%, sisanya (100% - 49,9% = 50,1%) dipengaruhi oleh variabel lain di luar model yang tidak diteliti dalam penelitian ini. 3.2.4. Analisis Regresi 1. Analisis Regresi Linear Sederhana Model 1 Tabel 4.8 Hasil Uji Regresi Sederhana Model 1 Coefficients Model Unstandardized Coefficients a Standardized t Sig. Coefficients B (Constant) Std. Error -.204 .122 .129 .034 Beta -1.668 .104 3.779 .001 1 KL a. Dependent Variable: SR .528 56 Berdasarkan tabel di atas persamaan regresi linear sederhana dapat disusun sebagai berikut : SR = -0,204 + 0,129KL + e Berdasarkan persamaan regresi linear sederhana dapat diinterpretasikan sebagai berikut : a. Konstanta bernilai negatif sebesar -0,204, hal ini menunjukkan bahwa apabila variabel kinerja lingkungan jika dianggap konstan (0), maka nilai pengungkapan sustainability report pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tahun 2012-2014 sebesar 0,204. b. Koefisien regresi variabel kinerja lingkungan (b1) bernilai positif sebesar 0,129. Hal ini berarti bahwa jika kinerja lingkungan ditingkatkan satu-satuan, maka akan meningkatkan nilai respon investor pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tahun 2012-2014 sebesar 0,129. 2. Analisis Regresi Linear Sederhana Model 2 Tabel 4.9 Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana Model 2 Coefficients Model Unstandardized Coefficients a Standardized t Sig. Coefficients B (Constant) Std. Error -.136 .031 .054 .009 Beta -4.355 .000 6.232 .000 1 KL a. Dependent Variable: TVA .716 57 Berdasarkan tabel di atas persamaan regresi linear sederhana dapat disusun sebagai berikut : RI = -0,136 + 0,054 KL + e Berdasarkan persamaan regresi linear sederhana dapat diinterpretasikan sebagai berikut : a. Konstanta bernilai negatif sebesar -0,136, hal ini menunjukkan apabila variabel kinerja lingkungan jika dianggap konstan (0), maka nilai respon investor pada perusahaan manufakttur yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tahun 2012-2014 sebesar -0,136. b. Koefisien regresi variabel kinerja lingkungan (b1) bernilai positif sebesar 0,054. Hal ini berarti bahwa jika kinerja lingkungan ditingkatkan satu-satuan, maka akan menaikkan nilai trading volume activity pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tahun 2012-2014 sebesar 0,054. 3.2.5. Uji t Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen (Ghozali, 2011 : 98). Hasil uji signifikasi atau uji t dapat dilihat sebagai berikut : 58 Variabel Kinerja lingkungan thitung 3,779 Tabel 4.10 Hasil Uji t Model 1 Sig Kesimpulan 0,001 Kinerja lingkungan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sustainability report pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tahun 2012-2014. Sumber : data diolah 2016 Berdasarkan tabel di atas bahwa variabel kinerja lingkungan diperoleh nilai thitung = 3,779 dan probabilitas sebesar 0,001, jika dibandingkan dengan ttabel (1,686) maka thitung > ttabel dan ρ < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H1 diterima, yang berarti kinerja lingkungan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sustainability report pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tahun 2012-2014. Variabel Kinerja lingkungan thitung 6,232 Tabel 4.11 Hasil Uji t Model 2 Sig Kesimpulan 0,000 Kinerja lingkungan berpengaruh signifikan terhadap respon investor yang diukur dengan trading volume activity pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tahun 20122014. Sumber : data diolah 2016 Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa pada variabel kinerja lingkungan diperoleh nilai thitung = 6,232 dan probabilitas sebesar 0,000, jika dibandingkan dengan ttabel (1,686) maka thitung > ttabel dan ρ < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H2 diterima, artinya kinerja lingkungan berpengaruh signifikan terhadap respon investor yang diukur menggunakan trading volume activity pada perusahaan 59 manufaktur yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tahun 20122014. 3.3. 1. Pembahasan Hasil Analisis Data Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Pengungkapan Sustainability Report Kinerja lingkungan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sustainability report pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tahun 2012-2014. Hal ini dinyatakan berdasarkan uji t variabel kinerja lingkungan dengan nilai thitung (3,779) > ttabel (1,686) dimana nilai signifikasinnya 0,001 < 0,05. Varibel kinerja lingkungan yang diukur melalui peringkat perusahaan dalam PROPER memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap pengungkapan informasi sustainability report. Semakin baik kinerja lingkungan suatu perusahaan maka akan mendorong perusahaan untuk melakukan pengungkapan informasi yang lebih luas dibandingkan perusahaan dengan kinerja yang buruk. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Iriyanto dan Nugroho (2014), yang menunjukkan bahwa kinerja lingkungan berpengaruh signifikan terhadap sustainability report disclosure. Perusahaan dengan kinerja lingkungan yang baik tidak hanya mengungkapkan mengenai kepedulian perusahaan terhadap lingkungan tetapi juga mengenai kualitas produk, keamanan produk, tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat sekitar, hingga kepedulian perusahaan terhadap keselamatan dan kesejahteraan tenaga kerjanya (Rakhiemah dan Agustia, 2009). 60 Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Achmad (2012) dimana terdapat pengaruh positif signifikan antara kinerja lingkungan dengan pengungkapan CSR. Informasi mengenai kinerja lingkungan perusahaan secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi perusahaan, pelaku pasar modal akan menunjukkan respon terhadap segala informasi tersebut. Perusahaan dengan kinerja lingkungan yang baik memiliki kepedulian sosial yang lebih besar terhadap masyarakat maupun tenaga kerjanya. 2. Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Respon Investor Kinerja lingkungan berpengaruh signifikan terhadap respon investor yang diukur menggunakan trading volume activity pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tahun 2012-2014. Hal ini dinyatakan berdasarkan hasil uji t variabel kinerja lingkungan dengan nilai thitung (6,232) < ttabel (1,686) dimana nilai signifikansinya 0,000 > 0,005. Artinya apabila kinerja lingkungan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tahun 2012-2014 baik, maka perusahaan akan mendapat apresiasi dari investor. Perusahaan melalui kualitas kinerja lingkungan mampu memenuhi keinginan dari stakeholders yang akan menghasilkan hubungan yang harmonis. Hal tersebut menjadi good news dalam pasar modal sehingga kemungkinan direspon positif oleh investor. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Prabandari dan Suryanawa, 2014) dimana terdapat pengaruh signifikan antara environmental performance dengan reaksi investor. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa kinerja lingkungan perusahaan menjadi sebuah informasi dan sumber 61 pengambilan keputusan yang dapat menggerakkan investor untuk berinvestasi yang pada perusahaan tersebut. Hal tersebut mengindikasikan bahwa investor di Indonesia sudah mulai menggunakan informasi non keuangan dalam melakukan keputusan investasi. BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh kinerja lingkungan terhadap pengungkapan sustainability report dan respon investor pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tahun 20122014, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Kinerja lingkungan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sustainability report pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tahun 2012-2015. Hal ini dinyatakan berdasarkan hasil uji t variabel kinerja lingkungan dengan nilai thitung (4,581) > ttabel (2,006) dimana nilai signifikansinya (0,000) < (0,05). Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Rakhiemah dan Agustia (2009) dan Iriyanto dan Nugroho (2014). Hal ini mengindikasikan bahwa semakin baik kinerja lingkungan perusahaan akan mendorong perusahaan tersebut melakukan pengungkapan informasi yang lebih luas dibanding dengan kinerja perusahaan yang buruk. 2. Kinerja lingkungan berpengaruh signifikan terhadap respon investor yang diproksikan dengan trading volume activity pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tahun 2012-2014. Hal ini dinyatakan berdasarkan hasil uji t variabel kinerja lingkungan dengan nilai thitung (6,232) < ttabel (1,686) dimana nilai signifikansinya (0,000) < 63 (0,05). Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian (Prabandari dan Suryanawa, 2014). Informasi mengenai kinerja lingkungan dalam penelitian ini menjadi sebuah pertimbangan bagi investor dalam melakukan investasi di pasar modal. 5.2. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini tentu saja tidak terlepas dari keterbatasan-keterbatasan. Keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini adalah : 1. Keterbatasan sampel yang digunakan. Pada penelitian ini terbatas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). 2. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode pengamatan yang relatif singkat, yaitu tahun 2012-2014. 5.3. Saran Berdasarkan pembahasan dan pengambilan kesimpulan yang telah dilakukan terhadap hasil penelitian, maka penulis mengajukan saran sebagai berikut : 1. Bagi perusahaan, diharapkan menyajikan pengungkapan sustainability report dengan lebih lengkap, yaitu sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan GRI, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi investor dalam melakukan investasi. 2. Bagi investor, hendaknya tidak hanya memperhatikan kinerja keuangan dan pengungkapan financial perusahaan dalam melakukan investasi, melainkan 64 lebih memperhatikan sustainabilitas perusahaan yang mencakup kinerja ekonomi, kinerja sosial dan kinerja lingkungan perusahaan. 3. Dalam bidang akuntansi lingkungan, kinerja lingkungan perlu lebih diperhatikan dalam mempengaruhi pengungkapan sustainability report dan juga dalam mempengaruhi respon investor dalam mengambil keputusan investasi dengan melihat kinerja lingkungan perusahaan. DAFTAR PUSTAKA Ahmad, N.N.N., dan Sulaiman, M. (2004). Environmental disclosures in Malaysian annual report: A legitimacy theory perspective. IJCM. Hal. 1444. Akis, A.R., dan Mutmainah, S. (2011). Pengaruh pengumuman Indonesia sustainability reporting award terhadap abnormal return dan volume perdagangan saham studi kasusu pada perusahaan peraih penghargaan ISRA (2009-2010). Jurnal Akuntansi dan Auditing, Vol.7, No.2, Hlm:122123. Aliminsyah dan Panji, MA,. 2003. Kamus istilah akuntansi. CV YRAMA WIDYA. Anderson, M., dan Juniarti,.(2015). Pengaruh corporate social responsibility terhadap respon investor pada perusahaan non kapitalisasi besar (non-big capitalization) di Indonesia. Business Accounting Review, Vol.3, No.1, Hlm : 316-326. Angelina, S., dan Juniarti,. (2015). Pengaruh corporate social responsibility terhadap respon investor pada sektor property, real estate, dan konstruksi bangunan di Indonesia. Business Accounting Review, Vol.3, No.1, Hlm : 190-199. Anh, P.Q,. (2015). Internal determinants and effects of firm-level environmental performance: Empirical evidences from Vietnam. Asian social sciences; Vol. 11, No. 4. Aryani, D.D., dan Amanah, L,.(2014). Analisis pengungkapan corporate social responsibility terhadap kinerja keuangan. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, Vol.3, No.2. Ball, R dan Brown, P,. (1968). An empirical evaluation of accounting income number. Journal of Accounting Research, pp: 159-177. Beaver, W. H., (1968). Financial reporting: An accounting revolution, englewood cliffs: NJ: Prentice Hall Inc. Berry, A.M., dan Dennis, A.R,. (1998). Proactive corporate environmental management: a new industrial revolution. Academy of Management Executive. 12 (2). 38-50. Bisnis.com, 2014. PROPER 2014: jumlah perusahaan hitam berkurang drastis. (http://industri.bisnis.com/read/20140712/257/242808/proper-2014jumlah-perusahaan-hitam-berkurang-drastis, diakses tanggal 12 Juli 2016). 66 Brown, S. J dan Warner J. B. 1985. Using daily stock return : The cast of event studies. journal of financial economics. No. 14. Budiyanto., dkk. (2006). Analisis trading volume activity (TVA) dan abnormal return pada saham perusahaan-perusahaan yang tercatat dalam Jakarta Islamic Index (JII) sebelum dan setelah bergabung dengan JII. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia.Vol.V, No.1, Hal.42-54. Burhan, 2012. The impact of sustainability reporting on company performance. Journal of economics, business and accountancy ventura 15.2 : 257-272. Chariri, A,. (2008). Kritik sosial atas pemakaian teori dalam penelitian pengungkapan sosial dan lingkungan. Jurnal Maksi Vol.8 No.2, Hlm : 152-169. Cheng, M dan Christiawan, Y.J,.(2011). Pengaruh pengungkapan corporate social responsibility terhadap abnormal return. Jurnal Akuntansi Keuangan, Vol.13, No.1, Hal : 24-36. Chordia, Tarun dan Bhaskaran Swaminathan, 2000, Trading Volume and CrossAutocorrelations in Stock Returns, The Journal of Finance, Vol. LV, No. 2, p. 913 – 935 Efferin., et al. (2008). Metodologi penelitian akuntansi; Mengungkapkan fenomena dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu. Elkington, J,. (1997). Cannibals with forks. The triple bottom line of 21st century. Elkington, John. (1997). Cannibals with forks, the triple bottom line of twentieth century business. Capstone: Oxford. Fatmawati, S. dan Asri, M. 1999. Pengaruh stock split terhadap liquiditas saham yang diukur dengan besarnya bid ask spread di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol.14, No.4. Hal. 93-110. Firmansyah, A.D,. dan Agustin, S. (2016). Analisis perbandingan trading volume activity dan abnormal return sebelum sesudah stock split. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen : Vol.5, No.5. Ghozali, I,. (2006). Statistik non-parametrik, teori dan aplikasi dengan program SPSS. Semarang: Universitas Diponegoro. Ghozali, I,. (2011). Aplikasi analisis multivariate dengan program IBM SPSS 19. Semarang: Universitas Diponegoro. Gray, et al,. (1995). Corporate Social Reporting: Emerging Trends in Accountability and the Social Contract. Accounting, Auditing And Accountability Journal. Vol. 1, No. 1, p. 6-20. 67 Gunawan, Y., dan Mayangsari, S. (2015). Pengaruh sustainability reporting terhadap nilai perusahaan dengan investment opportunity set sebagai variabel moderating. E-journal Akuntansi Trisakti, Vol. 2, No.1, Hal: 1-12. Hartono, J,. (2011). Metodologi penelitian bisnis.Yogyakarta : BPFE. Hartono,J,. (2014). teori portofolio dan analisis investasi. BPFE Yogyakarta, Edisi Kesembilan. Yogyakarta. Hasanah, dkk,. (2014). Model pengembangan good corporate governance dan sustainability report pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi 17 Lombok. Hendriksen, E. (1998). Teori akunting 5th buku satu. Batam: Interaksara. Hidayat, S,. 2014. CSR dalam tinjauan Islam (https://nadeleeaghna.wordpress.com/2014/05/05/csr-dalam-tinjauanislam/). Diunduh 11 Juni 2016. Husnan, S., Mamduh, M., dan WIbowo, A. 1996. Dampak pengumuman laporan keuangan terhadap kegiatan perdagangan saham dan variabilitas tingkat keuntungan,. Kelola, Vol.V, No.11. Ikhsan, Arfan. (2009). Akuntansi lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Indriantoro, N., dan Supomo, B. (2002). Metodologi penelitian bisnis: Untuk akuntansi dan manajemen. Yogyakarta : BPFE. Iriyanto, F.N dan Nugroho, P.I,. (2014). Pengaruh kinerja lingkungan terhadap praktik pengungkapan sustainability report dan kinerja ekonomi. Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan, Vol.3, No.1, Hal : 46-57. Ja’far, M danArifah, D.A,. (2006). Pengaruh dorongan manajemen lingkungan, manajemen lingkungan proaktif dan kinerja lingkungan terhadap public environmental reporting. Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang. Jaya, A,. (2004). Konsep pembangunan bekelanjutan (sustainable development). Pengantar Falsafah Sains (PPS-702) Program S3 Institut Pertanian Bogor. Jenawan, S dan Juniarti. (2015). Pengaruh pengungkapan sustainability reporting terhadap respon investor. Business Accounting Review, Vol.3, No.1, Hlm : 180-189. Junaedi, D. 2005. Dampak tingkat pengungkapan informasi perusahaan terhadap volume perdagangan dan return saham: penelitian empiris terhadap perusahaan-perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol.2, No.2, pp. 1-28. 68 Maharani, A.A.I.A,. (2014). Respon pasar atas informasi laba (replikasi Ball dan Brown 1968). E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 8.1 (2014): 8393. Maobin. W, et al,. (2011). Corporate social responsibility, investor behaviours, and stock market returns: Evidence from a natural experiment in China. Journal of Business Ethics 101: 127-141. Mas’ud , A,. (2008). Analisis perbedaan abnormal return, risiko dan trading volume activity saham sebelum dan sesudah dikeluarkannya Perda DKI Jakarta No.2/2006 pada perusahaan rokok yang listing di BEI. Muhammad. (2008). Metodologi penelitian Islam: Pendekatan kuantitatif. Edisi 1, Jakarta : PT. Raja Grafindo. Mulyadi. (2001). Akuntansi manajemen: Konsep, manfaat dan rekayasa. Edisi Ketiga. Salemba Empat. Jakarta. Natalia, R., dan Tarigan, J,. (2014). Pengaruh sustainability reporting terhadap kinerja keuangan perusahaan public dari sisi profitability ratio. Business Accounting Review, Vol.2, No. 1. Neni, M dan Mahendra, H. 2004. Pengaruh pemilihan umum legislatif indonesia tahun 2004 terhadap return saham dan volume perdagangan saham LQ-45 di PT. Bursa Efek Jakarta (BEJ). Sinergi Kajian Bisnis dan Manajemen, Vol.7, No.1, Hal. 89-101. Nofianti, L. (2012). Peran akuntan manajemen dalam manajemen lingkungan dan kinerja lingkungan. Nugraha, D.A., dan Juniarti (2015). Pengaruh corporate social responsibility terhadap respon investor pada sektor industri pertambangan. Business Accounting Review, Vol.3, No.1, Hal: 133-143. Ongkowiyono, E., dan Juniarti. (2015). Pengaruh corporate social responsibility terhadap respon investor dalam sektor infrastruktur, utilitas, dan transportasi di Indonesia. Business Accounting Review, Vol.3, No.1, Hal: 233-244. Permatasari, P,. (2013). Hubungan kausalitas antara kinerja sosial dan ekonomi perusahaan. Trikonomika. Vol 12, No.1. Pertiwi, I, dkk. (2015). Pengaruh kinerja lingkungan dan pengungkapan lingkungan terhadap kinerja keuangan. Prosiding Akuntansi, ISSN: 24606561. Prabandari, K.R., dan Suryanawa, K,. (2014). Pengaruh environmental performance pada reaksi investor di perusahaan High Profile Bursa Efek Indonesia. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 7.2, Hlm : 298-312. 69 Prayosho, I.S dan Hananto, H. Pengaruh sustainability reporting terhadap abnormal return saham pada badan usaha sektor pertambangan yang terdaftar di BEI Periode 2010-2012. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 2 (2), 1-12. Press Release PROPER. 2011. (www.menlh.go.id). Diakses tanggal 25 Januari 2016. Pujiastuti,. (2015). Pengaruh karakteristik perusahaan dan good corporate governance terhadap luas pengungkapan sustainability report. Jurnal Studi Manajemen dan Bisnis, Vol.2 No.1. Rakhiemah, A.N., dan Agustia, D,. (2009). Pengaruh kinerja lingkungan terhadap corporate social responsibility (csr) disclosure dan kinerja finansial perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi XII, (4-6 November), Palembang. Restuti, M.D., dan Nathaniel, C. (2012). Pengaruh pengungkapan corporate social responsibility terhadap earning response coeficient. Jurnal Dinamika Manajemen, Vol. 3, No. 1. Sampurna, M.E,. (2007). Pengaruh corporate governance pada hubungan corporate social responsibility dan nilai perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi X, Makasar. Saputro, D.A, dkk. (2013). Pengaruh kinerja keuangan terhadap pengungkapan sustainability report perusahaan di Bursa Efek Indonesia. Accounting Analysis Journal, 2 (4). ISSN 2252-6765. Sari, M.P.Y.S,. (2013). Pengaruh kinerja keuangan, ukuran perusahaan dan corporate governance terhadap pengungkapan sustainability report. Diponegoro Journal of Accounting, Vol.2, No.3, Hlm : 1-10. Sawir, A. (2004). Analisis kinerja keuangan dan perencanaan keuangan perusahaan. Gramedia Pustaka Umum. Jakarta. Sayekti, Y dan Wodabio, L.S,. (2007). Pengaruh CSR terhadap earning response coeficient. Simposium Nasional Akuntansi X. Unhas Makassar 26-28 Juli. Sembiring, Eddy Rismanda. (2005). Karakteristik perusahaan dan pengungkapan tanggung jawab sosial: studi empirispada perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi VIII.Solo. Hal: 379395. Setiawan, D., & Subekti, S. (2005). Pengujian Efisiensi Pasar Bentuk Setengah Kuat Secara Keputusan: Analisis Pengumuman Dividen Meningkat (Studi Empiris pada Bursa Efek Jakarta Selama Krisis Moneter). Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, 8(2), 121-137. 70 Shermanto, C.A dan Miqdad, M. (2014). Pengaruh luas pengungkapan tanggung jawab lingkungan dan kinerja keuangan perusahaan terhadap reaksi pasar pada perusahaan manufaktur yang listed di BEI tahun 2009-2012. Artikel Ilmiah Mahasiswa. Pp 1-7. Sidharta, S.D., dan Juniarti. (2015). Pengaruh corporate social responsibility terhadap respon investor dalam sektor keuangan. Business Accounting Review, Vol.3, No.1, Hal: 245-256. Sofiyan. (2013). Metode penelitian kuantitatif: Dilengkapi dengan perbandingan perhitungan manual dan SPSS. Jakarta :KencanaPenada Media Grup. Suartana, I.W,. (2010). Akuntansi lingkungan dan triple bottom line accounting : paradigma baru akuntansi bernilai tambah. Jurnal Bumi Lestari, Vol.10, No.1. Hlm. 105-112. Sucipto. (2003). Penilaian kinerja keuangan. Universitas Sumatera Utara Digital Library. Sudaryanto. (2011). Pengaruh kinerja lingkungan terhadap kinerja finansial perusahaan dengan CSR disclosure sebagaivariabel intervening. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Diponegoro. Sugiyono. (2010). Metode penelitian bisnis. Bandung: CV. Alfabeta. . (2012). Statistika untuk penelitian. Bandung: CV. Alfabeta. Supit, dkk,. (2014). Analisis kinerja non keuagan PT. Otsuka Indonesia cabang Manado. Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi, 2 (2). Susanto, Y.K., dan Tarigan, J,.(2013). Pengaruh pengungkapan sustainability report terhadap profitiabilitas perusahaan. Business Accounting Review, Vol.1. Suwardjono. (2005). Teori Akuntansi perekayasaan pelaporan keuangan. Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE. Tandelilin, E. (2001). Analisis investasi dan manajemen portofolio. Yogyakarta, BPFE. Tandelilin, E. (2010). Portofolio dan investasi: Teori dan aplikasi. edisi pertama Kanisius Yogyakarta. Tarun, C. dan Bhaskaran. 2000. Trading volume and cross autocorrelation in stock return. The Journal of Finance, Vol. 4. Tjiasmanto, V. M., dan Juniarti. (2015). Pengaruh pengungkapan corporate social responsibility terhadap respon investor dalam sektor aneka industri. Business accounting review, Vol. 3 No. 1. 71 Undang-undang (UU) Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Wahyu, P,. (2007). Analisis perbedaan return, abnormal return dan trading volume activity saham perusahaan pertambangan minyak & gas di BEI sebelum dan sesudah “Bencana Lumpur Panas PT. Lapindo Brantas di Sidoarjo. http://mulok.library.um.ac.id/home.php?s_data=Skripsi&id=32486&mod =b&cat=4&s_field=2&s_teks=Nilai%20Moral&fulltext=2&s_teks2=&st art=40&page=450. Wibisono, Y. (2007). Membedah konsep dan aplikasi corporate social responsibility. Fascho Publishing. Gresik. Wibowo, I dan Faradiza, S.A,. (2014). Dampak pengungkapan sustainability report terhadap kinerja keuangan dan pasar perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi 17 Lombok. www.duniainvestasi.com www.idx.co.id. www.menlh.go.id. Yuliana, dkk. (2008) Pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan csr dan dampaknya terhadap reaksi investor. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia. Vol.5, No.2. Zuhroh, D., dan Sukmawati, I.P.P.H. (2003). Analisis pengaruh luas pengungkapan sosial dalam laporan tahunan perusahaan terhadap reaksi investor. Simposium Nasional Akuntansi VI 2006. PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT DAN RESPON INVESTOR PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI INDEKS SAHAM SYARIAH INDONESIA (ISSI) TAHUN 2012-2014 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Dalam Bidang Akuntnasi Syariah Oleh : SARTIKA INDAH SARI NIM 12.22.2.1.116 JURUSAN AKUNTANSI SYARI’AH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA 2016 ii iii iv v vi MOTTO Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa yang ada pada diri mereka (Q.S. Ar Ra’du : 11) “Jadikanlah sabar dan sholat itu sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusuk” (Q.S. Al Baqarah : 45) vii PERSEMBAHAN Kupersembahkan dengan segenap cinta dan doa Karya yang sederhana ini untuk: Bapak dan Ibu tercinta, Kakak-kakakku dan adik-adikku tersayang, Sahabat-sahabatku Mini dan Wiji tersayang, yang selalu memberikan doa, semangat dan kasih sayang yang tulus dan tiada ternilai besarnya Terimakasih … viii KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr.Wb. Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi, yang berjudul “Pengaruh Kinerja Lingkungan Terhadap Pengungkapan Sustainability Report Dan Respon Investor Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) Tahun 2012-2014”. Skripsi ini disusun untuk menyelesaikan Studi Jenjang Strata 1 (S1) Jurusan Akuntansi Syari’ah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Surakarta. Penulis menyadari sepenuhnya, telah banyak mendapatkan dukungan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak yang telah menyumbangkan pikiran, waktu, tenaga, dan sebagainya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan setulus hati penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Dr. H. Mudofir, S.Ag., M.Pd., Rektor Institut Agama Islam Negeri Surakarta. 2. Drs. H. Sri Walyoto, M.M., Ph.D, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. 3. Marita Kusuma Wardhani S.E., M.Si.Ak, Ketua Jurusan Akuntansi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. 4. Arif Muanas, SE., M.Sc., Pembimbing Akademik, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam 5. Fitri Wulandari, S.E., M.Si., pembimbing skripsi yang telah memberikan banyak perhatian dan bimbingan selama penulis menyelesaikan skripsi. 6. Biro Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam atas bimbingannya dalam menyelesaikan skripsi. ix 7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang telah memberikan bekal ilmu yang bermanfaat bagi penulis. 8. Ibu dan Bapakku, terima kasih atas do’a, cinta, dan pengorbanan yang tak pernah ada habisnya, kasih sayangmu tak akan pernah kulupakan. 9. Kakak-kakakku dan adik-adikku, terimakasih atas do’a, cinta, dan dukungan yang tak pernah kulupakan. 10. Sahabat-sahabatku serta teman-teman Akuntansi Syariah angkatan 2012 yang telah memberikan keceriaan dan semangat kepada penulis selama penulis menempuh studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Surakarta. Terhadap semuanya tiada kiranya penulis dapat membalasnya, hanya do’a serta puji syukur kepada Allah SWT, semoga memberikan balasan kebaikan kepada semuanya. Amin. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Surakarta, 14 September 2016 Penulis x ABSTRACT This research aims to analyze the impact of environmental performance on sustainability report disclosure and investor response. Indicator of environmental performance is used to author the PROPER ranking, sustainability report disclosure is used to the Global Reporting Initiative 3.1and investor response is used to trading volume activity. The method used is quantitative research method. The population of this research is a company manufacturing were listed on the ISSI in 2012-2014. Based on purposive sampling technique was then taken as many as 13 of the sample company. For the methode of data analysis using simple linear regression. The test results of the two hipotheses are the first, that environmental performance have a positive influence on sustainability report disclosure. The second, that environmental performance have a positive influence on investor response on the manufacturing company’s are registered on the ISSI. Keywords; environmental performance, sustainability report disclosure, and investor response xi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kinerja lingkungan terhadap pengungkapan sustainability report dan respon investor. Indikator kinerja lingkungan adalah peringkat PROPER, pengungkapan sustainability report diukur menggunakan indikator dari Global Reporting Initiative 3.1, dan respon investor diukur menggunakan trading volume activity. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang tercatat di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) pada tahun 2012-2014. Berdasarkan teknik purposive sampling diperoleh 13 sampel perusahaan. Untuk metode analisis data dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana. Hasil pengujian kedua hipotesis adalah pertama, kinerja lingkungan memiliki pengaruh signifikan terhadap pengungkapan sustainability report. Kedua, kinerja lingkungan memiliki pengaruh signifikan terhadap respon investor pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). Kata Kunci: kinerja lingkungan, pengungkapan sustainability report, dan respon investor. . xii DAFTAR ISI HALAMAN DEPAN ....................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii HALAMAN PERSETUJUAN BIRO SKRIPSI .............................................. iii HALAMAN PERNYATAAN BUKAN PLAGIASI ....................................... iv HALAMAN NOTA DINAS ............................................................................ v HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... vi HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vii HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... viii KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix ABSTRACT .. ........ ........................................................................................... xi ABSTRAK .. ........ ........................................................................................... xii DAFTAR ISI ........ ........................................................................................... xiii DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xviii DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xix BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1 1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1 1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................ 7 1.3 Batasan Masalah ...................................................................................... 7 1.4 Rumusan Masalah ................................................................................... 8 1.5 Tujuan Penelitian..................................................................................... 8 1.6 Manfaat Penelitian................................................................................... 9 xiii 1.7 Jadwal Penelitian ..................................................................................... 9 1.8 Sistematika Penulisan Skripsi ................................................................. 9 BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 11 2.1 Pengungkapan dalam Laporan Tahunan .......................................... 11 2.1.1 Pengungkapan Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report) 12 2.1.2 Prinsip-prinsip Pengungkapan Sustainability Report............. 15 2.1.3 Pengungkapan Standar Sustainability Report ........................ 16 2.1.4 CSR dalam Perspektif Islam .................................................. 18 2.2 Respon Investor ................................................................................ 20 2.2.1 Trading Volume Activity......................................................... 22 2.3 Konsep Kinerja ................................................................................. 23 2.3.1 Konsep Kinerja Lingkungan .................................................. 25 2.4 Penelitian Terdahulu ........................................................................ 28 2.5 Kerangka Berfikir ............................................................................. 31 2.6 Pengembangan Hipotesis ................................................................. 32 2.6.1 Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Sustainability Report ..................................................................................... 32 2.6.2 Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Respon Investor...... 34 BAB III METODELOGI PENELITIAN ............................................................ 35 3.1 Waktu dan Wilayah Penelitian ......................................................... 35 3.1.1 Waktu Penelitian .................................................................... 35 3.1.2 Wilayah Penelitian ................................................................. 35 3.2 Jenis Penelitian ................................................................................. 35 xiv 3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ........................ 36 3.3.1 Populasi .................................................................................. 36 3.3.2 Sampel .................................................................................... 36 3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel .................................................. 37 3.4 Data dan Sumber Data...................................................................... 38 3.5 Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 38 3.6 Variabel Penelitian ........................................................................... 39 3.7 Definisi Operasional Variabel .......................................................... 40 3.7.1 Kinerja Lingkungan................................................................ 40 3.7.2 Sustainability Report .............................................................. 40 3.7.3 Respon Investor ...................................................................... 41 3.8 Teknik Analisis Data ........................................................................ 41 3.8.1 Statistik Deskriptif.................................................................. 42 3.8.2 Uji Asumsi Klasik .................................................................. 42 3.9 Pengujian Hipotesis .......................................................................... 44 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .......................................... 47 4.1 Gambaran Umum Penelitian ............................................................ 47 4.2 Pengujian dan Hasil Analisis Data ................................................... 50 4.2.1 Statistik Deskriptif.................................................................. 50 4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik ....................................................... 51 4.2.3 Uji Ketepatan Model .............................................................. 54 4.2.4 Analisis Regresi...................................................................... 55 4.2.5 Uji t......................................................................................... 57 xv 4.3 Pembahasan Hasil Analisis Data ...................................................... 59 BAB V PENUTUP......................................................................................... ... 62 5.1 Kesimpulan ............................................................................... ... 63 5.2 Keterbatasan Penelitian.............................................................. ... 64 5.3 Saran .......................................................................................... ... 64 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... ... 65 LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................. ... 79 xvi DAFTAR TABEL Tabel 2.1 : Kriteria Peringkat PROPER ........................................................ 27 Tabel 3.1 : Sampel Perusahaan...................................................................... 37 Tabel 3.2 : Tabel Durbin Watson .................................................................. 43 Tabel 4.1 : Hasil Penentuan Sampel.............................................................. 49 Tabel 4.2 : Hasil Uji Deskriptif ..................................................................... 50 Tabel 4.3 : Uji Autokorelasi Model 1............................................................ 52 Tabel 4.4 : Uji Autokorelasi Model 2............................................................ 52 Tabel 4.5 : Hasil Uji Heteroskedastisitas ...................................................... 53 Tabel 4.6 : Koefisien Determinasi Model 1 .................................................. 54 Tabel 4.7 : Koefisien Determinasi Model 2 .................................................. 55 Tabel 4.8 : Hasil Uji Regresi Sederhana Model 1 ......................................... 55 Tabel 4.9 : Hasil Uji Regresi Sederhana Model 2 ......................................... 56 Tabel 4.10 : Hasil Uji t Model 1...................................................................... 58 Tabel 4.11 : Hasil Uji t Model 2...................................................................... 58 xvii DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1: Kerangka Berpikir Penelitian ................................................ ... xviii 32 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Jadwal Penelitian ............................................................... 73 Lampiran 2 : Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur ............................. 74 Lampiran 3 : Indeks Pengungkapan Sustainability Report ..................... 75 Lampiran 4 : Hasil Pengolahan Data Perusahaan Sampel periode 20122014 ................................................................................... 81 Lampiran 5 : Trading Volume Activity Perusahaan Sampel ………….. 86 Lampiran 6 : Uji Asumsi Klasik ……………………............................. 88 Lampiran 7 : Hasil Uji Regresi Sederhana (Model 1)............................. 90 Lampiran 8 : Hasil Uji Regresi Sederhana (Model 2) ............................. 91 Lampiran 9 : Distribusi Nilai ttabel ........................................................... 93 Lampiran 10 : Tabel Durbin Watson......................................................... 94 xix BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah memperoleh keuntungan sebesar-besarnya (Saputro, dkk., 2013). Selama ini perusahaan dianggap sebagai lembaga yang dapat memberikan banyak keuntungan bagi masyarakat. Kebanyakan perusahaan hanya memusatkan perhatian pada stockholders dan bondholders, yang secara langsung memberikan kontribusi bagi perusahaan sedangkan pihak lain diabaikan (Rakhiemah dan Agustia, 2009). Dampak sosial dan lingkungan yang ditimbulkan oleh perusahaan dalam menjalankan aktivitas operasionalnya semakin sulit untuk dikendalikan (Rakhiemah dan Agustia, 2009). Pencemaran lingkungan merupakan dampak dari kurangnya perhatian perusahaan terhadap pengelolaan lingkungan yang timbul akibat aktivitas perusahaan. Seiring berjalannya waktu mulai dari pemerintah, pemegang saham perusahaan dan masyarakat semakin sadar akan adanya dampak sosial dan lingkungan yang ditimbulkan oleh perusahaan dalam menjalankan operasinya untuk mencapai laba yang maksimal (Iriyanto dan Nugroho, 2014). Saputro, dkk (2013) menyebutkan bahwa masyarakat semakin kritis dan mampu melakukan kontrol sosial terhadap dunia usaha. Tuntutan terhadap perusahaan untuk menyampaikan informasi yang transparan dan organisasi yang akuntabel memaksa perusahaan untuk memberikan informasi mengenai aktivitas sosial, ekonomi dan lingkungannya. Ikhsan (2009) menyebutkan environmental performance adalah usaha manajemen perusahaan untuk mewujudkan lingkungan 2 yang selaras, serasi, dan seimbang dimana akan membangun citra baik di mata stakeholder. Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) mengadakan program penilaian peringkat kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup (PROPER) yang telah dilaksanakan mulai tahun 2002 di bidang pengendalian dampak lingkungan untuk meningkatkan peran perusahaan dalam program pelestarian lingkungan hidup. Kinerja lingkungan perusahaan diukur dengan menggunakan pemeringkat dalam 5 peringkat warna yang mencerminkan kinerja pengelolaan lingkungan secara keseluruhan (Press Release PROPER, 2011). Hasil diberlakukannya peraturan pemerintah tersebut sampai saat ini masih jauh dari yang diharapkan, karena terbukti dari perusahaan yang mengikuti PROPER masih ada yang mendapatkan peringkat hitam pada tahun penelitian yang dilakukan oleh Iriyanto dan Nugroho (2014). Peringkat hitam diberikan kepada perusahaan yang sengaja melakukan perbuatan atau melakukan kelalaian yang mengakibatkan pencemaran dan/ atau kerusakan lingkungan serta pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan atau tidak melaksanakan sanksi administrasi Hal tersebut membuktikan bahwa perusahaan berpotensi mencemari lingkungan dan perusahaan belum melakukan upaya pengelolaan lingkungan, maka diperlukan pengaturan secara khusus mengenai masalah pengelolaan lingkungan dan seharusnya perusahaan mengungkapkan kontribusi mereka 3 terhadap permasalahan sosial dan lingkungan yang terjadi Iriyanto dan Nugroho (2014). . Pengungkapan informasi mengenai lingkungan di dalam laporan tahunan merupakan sesuatu yang masih bersifat voluntary atau sukarela, sehingga ada tidaknya pengungkapan ini dalam laporan tahunan bergantung pada kebijakan masing-masing perusahaan (Ahmad dan Sulaiman, 2004). Perusahaan seharusnya menyajikan suatu laporan yang menunjukkan kontribusinya terhadap berbagai masalah lingkungan yang terjadi di sekitarnya. Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) menyatakan berdasarkan evaluasi ketaatan, peserta yang mengikuti Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) tahun 2014 sebanyak 1.911 perusahaan. Dari berbagai sektor yang mengikuti PROPER, perusahaan terbanyak yang mengikuti PROPER ialah sektor manufaktur prasarana jasa terdiri dari 732 perusahaan, 463 dari sektor pertambangan energi dan minyak, serta 716 dari sektor agrobisnis (bisnis.com, 2014). Tanggung jawab sosial memiliki berbagai pengaruh terhadap kinerja sebuah perusahaan, karena tanggung jawab sosial atas kegiatan sosial merupakan konsep akuntansi baru berkaitan dengan transparansi pengungkapan sosial, dimana transparansi informasi yang diungkapkan tidak hanya informasi keuangan perusahaan namun juga diharapkan mengungkapkan informasi mengenai dampak sosial dan lingkungan akibat aktivitas perusahaan (Rakhiemah dan Agustia, 2009). 4 Adanya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas mendorong perusahaan untuk melaksanakan Corporate Social Responsibility (CSR). Dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Pasal 74 ayat 1 disebutkan bahwa “Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/ atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan”. Laporan berkelanjutan (sustainability report) menjadi jawaban akan tuntutan masyarakat terhadap tanggung jawab perusahaan. Gunawan dan Mayangsari (2015) menyatakan bahwa melalui pengungkapan sustainability report, perusahaan menunjukkan akuntabilitas dan transparansi dalam pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan berdasarkan kerangka pelaporan yang dikeluarkan oleh Global Reporting Initiative (GRI). Pembangunan berkelanjutan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa mengurangi kemampuan pemenuhan kebutuhan bagi generasi yang akan datang (GRI, 2006). Saputro, dkk (2013) menyebutkan bahwa sustainability report merupakan kerangka konsep global dengan bahasa yang konsisten dan dapat diukur dengan tujuan agar lebih jelas dan mudah dipahami. Sustainability (keberlanjutan) adalah keseimbangan antara people-planetprofit yang dikenal dengan konsep Triple Bottom Line (Gunawan dan Mayangsari, 2015). Agar mampu bertahan, perusahaan harus mampu memberikan nilai ekonomis dan non ekonomis kepada para pemangku kepentingan. Cheng dan Christiawan (2011) menyatakan bahwa investor cenderung menanamkan modal kepada perusahaan yang melakukan kegiatan CSR. Kandungan informasi dalam 5 sustainability report dapat membantu investor untuk memprediksi kemampuan bertahan perusahaan di masa mendatang. Salah satu sumber informasi guna mendapatkan gambaran tentang kinerja perusahaan adalah laporan tahunan (annual report) yang dikeluarkan oleh perusahaan. Pengungkapan yang dilakukan perusahaan melalui laporan tahunan akan menjadi salah satu bahan rujukan bagi para investor dan calon investor dalam memutuskan apakah akan berinvestasi di dalam perusahaan tersebut (Junaedi, 2005). Rakhiemah dan Agustia (2009) menguji variabel kinerja lingkungan dengan pengungkapan CSR menemukan hubungan positif signifikan antara kinerja lingkungan dengan pengungkapan CSR. Perusahaan dengan kinerja lingkungan yang baik akan cenderung mengungkapkan performance mereka dimana dapat menggambarkan good news bagi pelaku pasar. Kondisi ini dapat menunjukkan bahwa kinerja lingkungan yang tercipta dengan baik dapat meningkatkan pengungakapan sosial oleh perusahaan. Iriyanto dan Nugroho (2014) juga melakukan penelitian mengenai pengaruh kinerja lingkungan yang diukur dengan PROPER berpengaruh positif signifikan terhadap sustainability report disclosure. Nugraha dan Juniarti (2015) menunjukkan pengungkapan CSR yang diukur menggunakan indikator Global Reporting Initiative (GRI) mempunyai pengaruh signifikan dan positif terhadap respon investor. Hal tersebut menunjukkan bahwa pentingnya pengungkapan CSR dengan kelengkapan informasi yang diterima investor dalam menilai kinerja perusahaan. 6 Hasil penelitian yang dilakukan oleh Shermanto (2014) menunjukkan bahwa luas pengungkapan tanggung jawab lingkungan tidak berpengaruh terhadap reaksi pasar yang diukur dengan harga saham. Hal ini menunjukkan bahwa banyak sedikitnya informasi tentang tanggung jawab lingkungan perusahaan tidak mempengaruhi harga saham perusahaan. Kemungkinan penyebab hal tersebut ialah karena para investor di Indonesia kurang percaya pada pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan. Berbeda dengan hasil penelitian Shermanto (2014), penelitian yang dilakukan oleh Prabandari dan Suryanawa (2014) mengenai pengaruh environmental performance pada reaksi investor menunjukkan hasil bahwa secara parsial environmental performance berpengaruh positif pada reaksi investor. Perusahaan melalui kualitas kinerja lingkungan mampu memenuhi keinginan dari stakeholders yang akan menghasilkan hubungan yang harmonis dan menjadi good news dalam pasar modal. Atas inkonsistensi hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya, penelitian ini ingin membuktikan pengaruh kinerja lingkungan terhadap pengungkapan sustainability report dan respon investor. Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Iriyanto dan Nugroho (2014) dengan perbedaan dari penelitian sebelumnya adalah pergantian variabel dependen ialah variabel respon investor yang diproksikan dengan trading volume activity. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kinerja Lingkungan Terhadap Pengungkapan 7 Sustainability Report dan Respon Investor” Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Indeks Saham Syariah Indonesia Tahun 2012-2014. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka identifikasi masalahnya ialah sebagai berikut : 1. Kurangnya perhatian perusahaan terhadap lingkungan sekitarnya, merupakan bukti bahwa perusahaan belum melakukan kontribusi terhadap berbagai masalah sosial yang terjadi di sekitar perusahaan terkait dengan keberlangsungan hidup perusahaan. 2. Pertimbangan mengenai informasi pengungkapan sosial perusahaan terhadap lingkungan mulai diperhatikan oleh investor yang tidak hanya mengandalkan informasi laba perusahaan. 3. Masih terdapat inkonsistensi penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu, seperti adanya perbedaan penelitian Shermanto (2014) menunjukkan bahwa luas pengungkapan tanggung jawab lingkungan tidak berpengaruh terhadap reaksi pasar, namun penelitian Prabandari dan Suryanawa (2014) mengenai pengaruh environmental performance pada reaksi investor menunjukkan hasil bahwa secara parsial environmental performance berpengaruh positif pada reaksi investor. 1.3. Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini dibuat agar penelitian ini tidak menyimpang dari arah dan sasaran penelitian, serta dapat mengetahui sejauh mana 8 hasil penelitian dapat dimanfaatkan. Batasan masalah dalam penelitian ini antara lain : 1. Data-data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data perusahaan manufaktur dari tahun 2012-2014 serta mempublikasikan laporan tahunan (annual report) secara berturut-turut. 2. Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar (listing) dalam Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) dan tidak mengalami delisting pada periode pengamatan. 3. Kinerja lingkungan dilihat dari peringkat perusahaan dalam mengikuti Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER) untuk mengetahui sejauh mana peran perusahaan dalam meningkatkan program pelestarian lingkungan hidup. 1.4. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana pengaruh kinerja lingkungan terhadap pengungkapan sustainability report? 2. Bagaimana pengaruh kinerja lingkungan terhadap respon investor? 1.5. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan yang diuraikan sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengaruh kinerja lingkungan terhadap pengungkapan sustainability report. 9 2. Untuk mengetahui pengaruh kinerja lingkungan terhadap respon investor. 1.6. Manfaat Penelitian 1. Bagi akademisi Hasil penelitian ini digunakan untuk dapat menambah referensi dan ilmu pengetahuan terkait dengan pengaruh kinerja lingkungan terhadap pengungkapan sustainability report dan respon investor. Disamping itu, menjadi tambahan informasi bagi penelitian selanjutnya untuk melihat bagaimana pengaruh kinerja lingkungan terhadap pengungkapan sustainability report dan respon investor. 2. Bagi perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan perusahaan dalam melaksanakan tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan yang akan mempengaruhi nilai perusahaan. 3. Bagi investor Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai alat bantu dalam mempertimbangkan keputusan investasi dengan memilih saham yang terdapat dalam Indeks Saham Syariah Indonesia. 1.7. Jadwal Penelitian Jadwal terlampir 1.8. Sistematika Penulisan Skripsi Penulisan penelitian ini disusun dalam lima bab dengan sistematika sebagai berikut : 10 BAB I PENDAHULUAN Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan penelitian. Dalam bab ini diuraikan latar belakang penelitian mengenai variabel-variabel yang mempengaruhi respon investor dan mengenai rumusan masalah yang akan dijadikan dasar dari penelitian ini. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menjelaskan teori-teori pendukung dan hasil penelitian terdahulu sebagai acuan penelitian ini. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menguraikan jenis penelitian, objek penelitian, teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, definisi operasional variabel dan teknik analisis data. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas perhitungan dalam penelitian ini, meliputi hasil analisis data yang telah diperoleh dengan menggunakan sampel yang ada dan alat analisis yang diperlukan. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan hasil uji dan analisis data yang dilakukan pada bab sebelumnya, dan keterbatasan pada saat proses penelitian. Dari kesimpulan dan keterbatasan, penulis memberikan saran bagi pihak yang berkepentingan dalam penelitian ini. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengungkapan dalam Laporan Tahunan Pengungkapan berkaitan dengan informasi baik yang terdapat dalam laporan keuangan maupun komunikasi tambahan (supplementary communication) yang terdiri atas catatan kaki, informasi tentang kejadian setelah tanggal laporan, analisis manajemen atas operasi perusahaan di masa mendatang, perkiraan keuangan dan operasi, serta informasi lainnya (Zuhroh dan Sukmawati, 2003). Tujuan pengungkapan adalah menyajikan informasi yang dipandang perlu untuk mencapai tujuan pelaporan keuangan dan melayani kebutuhan berbagai pihak yang mempunyai kepentingan berbeda-beda (Suwardjono, 2005). Tiga konsep umum tentang pengungkapan yang umumnya diusulkan menurut Hendriksen (1998:140), yaitu : 1. Pengungkapan yang cukup (adequate) merupakan pengungkapan yang memberikan yang minim untuk membuat laporan tidak menyesatkan (Sudaryanto, 2011). 2. Pengungkapan yang wajar (fair), merupakan pengungkapan yang memberikan perlakuan yang sama bagi semua pembaca potensial (Yuliana, dkk., 2008). 3. Pengungkapan yang lengkap (full), merupakan penyajian semua informasi yang relevan (Sudaryanto, 2011). 12 2.1.1. Pengungkapan Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report) Sustainability report sering disebut juga triple bottom line reporting yang dipopulerkan pertama kali oleh John Elkington (1997) dalam bukunya “Cannibals With Forks, The Triple Bottom Lina Of Twentieth Century Business” yang dikutip dalam Wibisono (2007) yang memberikan pandangan perusahaan yang ingin berkelanjutan haruslah memperhatikan “3P”. Selain mengejar keuntungan (profit) perusahaan juga seharusnya memperhatikan dan terlibat pada pemenuhan kesejahteraan masyarakat (people) dan turut berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan (planet). Dalam pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) no 1 (revisi 1998). Paragraf 9 yang berbunyi sebagai berikut : “perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement), khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting”. Sustainability report merupakan bagian dari konsep pembangunan keberlanjutan (sustainability development). Karena adanya multidimensi dan multi-interpretasi, maka para ahli sepakat untuk sementara mengadopsi pengertian yang telah disepakati oleh Brundtland yang memenuhi kebutuhan generasi saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka (Jaya, 2004). Pengungkapan laporan keberlanjutan perusahaan sering disebut juga sebagai sustainability report (SR) merupakan praktik pengukuran, pengungkapan dan upaya akuntabilitas kinerja organisasi dalam mencapai tujuan pembangunan 13 berkelanjutan kepada para pemangku kepentingan baik internal maupun eksternal (Pujiastuti, 2015). Menurut Gunawan dan Mayangsari (2015) laporan berkelanjutan menunjukkan akuntabilitas dan transparansi dalam pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan berdasarkan kerangka pelaporan yang dikeluarkan oleh Global Reporting Initiative (GRI). Menurut Gray, et al. (1995) banyak teori yang menjelaskan mengapa perusahaan cenderung untuk mengungkapan informasi yang berkaitan dengan aktivitasnya dan dampak yang ditimbulkan oleh emiten tersebut. Tiga studi tersebut adalah : 1. Decision-Usefullness Studies Teori ini memasukkan para pengguna laporan akuntansi yang lain selain para investor ke dalam kriteria dasar pengguna laporan akuntansi sehingga suatu pelaporan akuntansi dapat berguna untuk pengambilan keputusan ekonomi oleh semua unsur pengguna laporan tersebut (Yuliana, dkk. 2008). 2. Economic Theory Studies Studi ini berdasarkan economic agency theory. Teori tersebut membedakan antara pemilik perusahaan dengan pengelola perusahaan dan meyiratkan bahwa pengelola perusahaan harus memberikan laporan pertanggung jawaban atas segala sumber daya yang dimiliki dan dikelolanya kepada pemilik perusahaan. Selanjutnya frase pemilik perusahaan mengalami perkembangan lebih lanjut, tidak hanya pemilik modal (shareholder), tetapi juga meluas ke unsur stakeholder (Pujiastuti, 2015). 14 3. Social and Political Studies Bidang ini menggunakan teori stakeholder, teori legitimasi organisasi dan teori ekonomi publik. Teori stakeholder mengasumsikan bahwa perusahaan berusaha mencari pembenaran dari para stakeholder dalam menjalankan operasi perusahaannya. Semakin kuat posisi stakeholder, semakin besar kecenderungan perusahaan mengadaptasi diri terhadap keinginan stakeholder-nya (Yuliana, dkk. 2008). Wibowo dan Faradiza (2014) menyatakan bahwa pengungkapan sustainability report yang dilakukan oleh perusahaan diharapkan dapat memberikan bukti nyata bahwa proses produksi yang dilakukan perusahaan tidak hanya berorientasi pada keuntungan, tetapi juga memperhatikan isu sosial dan lingkungan. Lebih lanjut Wibowo dan Faradiza (2014) menyebutkan hal tersebut membuktikan bahwa perusahaan benar-benar memperhatikan faktor keberlanjutan untuk masa depan. Masyarakat semakin sadar akan perlindungan atas hak-hak mereka dan menuntut perusahaan untuk tidak mementingkan kepentingan manajemen dan pemilik modal tetapi juga karyawan, konsumen, masyarakat luas, dan lingkungan alam. Sustainability report atau laporan berkelanjutan merupakan jawaban atas tuntutan masyarakat berkenaan dengan tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan sekitar (Gunawan dan Mayangsari, 2015). Stakeholders tidak hanya melihat kinerja keuangan semata, tetapi melihat dari kinerja non keuangan perusahaan seperti aspek lingkungan dan aspek sosial (Burhan, 2012). 15 Hasanah, dkk (2014) mengungkapkan bahwa di Indonesia publikasi atas sustainability report bersifat voluntary yang berarti bahwa perusahaan menerbitkan secara suka rela dan tidak ada aturan baku yang mewajibkan seperti pada penerbitan financial reporting. Harapan mengenai keuntungan yang diperoleh dalam jangka panjang harus selaras dengan keadilan sosial dan melindungi lingkungan. Pelaporan keberlanjutan membantu organisasi untuk menetapkan tujuan, mengukur kinerja, dan mengelola perubahan dalam rangka membuat operasi organisasi lebih berkelanjutan (GRI, 2006). 2.1.2. Prinsip-prinsip Pengungkapan Sustainability Report Menurut Wibowo dan Faradiza (2014), menjelaskan bahwa pengungkapan sustainability report yang sesuai dengan Global Reporting Initiative (GRI)harus memenuhi beberapa prinsip. Prinsip–prinsip ini tercantum dalam GRI-G3 Guidelines, yaitu : 1. Keseimbangan Sustainability report sebaiknya mengungkapkan aspek positif dan negatif dari kinerja suatu perusahaan. Keseluruhan isi laporan harus menyajikan gambaran yang tidak bias terhadap kinerja organisasi (Susanto dan Tarigan, 2013). 2. Dapat Dibandingkan Sustainability report disajikan dengan seksama sehingga memungkinkan para stakeholder untuk menganalisis perubahan kinerja organisasi dari waktu ke waktu (GRI, 2006). 16 3. Akurat Informasi yang dilaporkan dalam Sustainability report harus cukup akurat dan rinci agar pengguna dapat menilai kinerja organisasi dengan benar (Natalia dan Tarigan, 2014). 4. Urut Waktu Pelaporan Sustainability report tersebut harus terjadwal dan informasi yang ada harus selalu tersedia bagi para stakeholder. Keguanaan informasi akan sangat terkait dengan apakah waktu pengungkapannya kepada pemangku kepentingan dapat mengintegrasikan secara efektif dalam pembuatan kebijakan yang mereka lakukan (Susanto dan Tarigan, 2013). 5. Kesesuaian Informasi yang diberikan dalam Sustainability report harus sesuai dengan pedoman dan dapat dimengerti serta dapat diakses oleh stakeholder (GRI, 2006). 6. Dapat Dipertanggung Jawabkan Informasi dan proses yang digunakan dalam penyusunan laporan harus tepat sehingga dapat menetapkan kualitas dan materialitas informasi (Natalia dan Tarigan, 2014). 2.1.3. Pengungkapan Standar Sustainability Report Menurut Gunawan dan Mayangsari (2015) Sustainability report perusahaan di Indonesia telah didukung dengan berdirinya Badan Nasional yaitu NCSR (National Center for Sustainability Reporting). NCSR merupakan organisasi pendiri Indonesian Sustainability Reporting Award (ISRA) yang merupakan 17 penghargaan bagi perusahaan yang melakukan CSR dan telah mengungkapkan dengan benar dan transparan pada Laporan Berkelanjutan perusahaan. Adapun pengungkapan standar dalam sustainability report menurut GRI-G3 Guidelines terdiri dari : 1. Ekonomi, yaitu menyangkut dampak yang dihasilkan perusahaan pada kondisi ekonomi dari stakeholder dan pada sistem ekonomi di tingkat lokal, dan global (Wibowo dan Faradiza, 2014). 2. Lingkungan, yaitu menyangkut dampak yang dihasilkan perusahaan terhadap mahkluk di bumi dan lingkungan sekitar termasuk ekosistem, tanah, udara, dan air (Gunawan dan Mayangsari, 2015). 3. Hak Asasi Manusia, yaitu organisasi harus melaporkan sejauh mana hak asasi manusia diperhitungkan dalam investasi dan praktek pemilihan investor dan pemasok/kontraktor (Susanto dan Tarigan, 2013). 4. Masyarakat, yaitu memusatkan perhatian pada dampak organisasi terhadap masyarakat dimana mereka beroperasi, dan mengungkapkan bagaimana risiko yang mungkin timbul dari interaksi dengan lembaga sosial lainnya (Natalia dan Tarigan, 2014). 5. Tanggung Jawab Produk, yaitu berisi pelaporan prosuk yang dihasilkan perusahaan dan layanan yang secara langsung mempengaruhi pelanggan, yaitu kesehatan dan keamanan, informasi pelabelan, pemasaran dan privasi (Wibowo dan Faradiza, 2014). 18 6. Sosial, yaitu berisi kegiatan sosial yang dilakukan oleh perusahaan, apa saja yang sudah dilakukan dan bagaimana kegiatan tersebut dilakukan (Gunawan dan Mayangsari, 2015). 2.1.4. CSR dalam Perspektif Islam CSR dalam hal ini dituangkan dalam pengungkapan sustainability report oleh perusahaan, merupakan bentuk pertanggungjawaban kepada setiap tindakan. Menurut Quthb dalam Hidayat (2014), prinsip pertanggungjawaban Islam ialah tanggung jawab yang seimbang dalam segala bentuk dan ruang lingkupnya, antara jiwa dan raga, antara orang dan keluarga, antara individu dan masyarakat, serta antara masyarakat dengan masyarakat lainnya. Seperti yang dijelaskan dalam QS. Al-Israa’ : 15 15. Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), Maka Sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barangsiapa yang sesat Maka Sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan kami tidak akan meng'azab sebelum kami mengutus seorang rasul. Sebuah perusahaan mengemban tanggung jawab sosial dalam tiga domain (Sampurna. 2007) yaitu : 1. Pelaku-pelaku organisasi meliputi hubungan perusahaan dengan pekerja, hubungan pekerja dengan perusahaan, dan hubungan perusahaan dengan 19 pelaku usaha lain. Hal tersebut dipertegas dalam Al-Quran surata An-Nisa ayat 149 : 149. Jika kamu melahirkan sesuatu kebaikan atau menyembunyikan atau memaafkan sesuatu kesalahan (orang lain), Maka Sesungguhnya Allah Maha Pema'af lagi Maha Kuasa. 2. Lingkungan Alam Kaum muslim selalu didorong untuk menghargai alam. Bahkan, Allah telah menunjuk keindahan alam sebagai salah satu dari tanda-tandaNya. Islam menekankan peran manusia atas lingkungan alam dengan membuatnya bertanggung jawab terhadap lingkungan sekelilingnya sebagai khalifah Allah SWT. Dalam peranannya sebagai khalifa, seorang pengusaha muslim diharapkan memelihara lingkungan alamnya. Aktivitas mengubah bentang alam demi memperoleh sumber daya alam seharusnya diikuti dengan kompensasi sosial dan fisik yang berimbang disertai dengan perencanaan memadai dalam memperhitungkan kebutuhan sumber daya alam untuk generasi mendatang. Seperti yang dijelaskan dalam Al-Quran surat AlA’raaf ayat 56 : 56. Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (Tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. 20 3. Kesejahteraan Sosial Masyarakat Selain harus bertanggung jawab kepada pihak yang bekepentingan dalam usaha dan lingkungan alam, perusahaan juga diharapkan memberikan perhatian kepada kesejahteraan masyarakat dimana kegiatan operasionalnya berlangsung. Kepedulian terhadap masyarakat tergambar dalam aktivitas seperti keterbukaan atas informasi kegiatan perusahaan terhadap masyarakat maupun pengembangan masyarakat. Aktivitas kepedulian sosial tersebut dipertegas dalam Al-Quran surat Al-Hadid ayat 18 : 18. Sesungguhnya orang-orang yang membenarkan (Allah dan Rasul- Nya) baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipatgandakan (pembayarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak. 2.2. Respon Investor Nugraha dan Juniarti (2015) menyebutkan bahwa investor adalah individu, kelompok, atau badan hukum yang melakukan penanaman modal pada suatu unit usaha tertentu. Menurut Prabandari dan Suryanawa (2014), investor merupakan individu atau kelompok usaha yang menanamkan modal di sebuah unit usaha dengan tujuan memperoleh keuntungan. Investor melakukan transaksi keuangan untuk memperoleh laba yang diinginkan akibat terjadinya fluktuasi harga saham atau untuk mendapat dividen yang dibayarkan oleh perusahaan. Respon investor menurut Jenawan & Juniarti (2015) ialah bentuk tindakan yang dilakukan oleh investor. Tjiasmanto dan Juniarti (2015) menyebutkan bahwa respon investor adalah tanggapan atas setiap informasi baru yang dimiliki. 21 Maharani (2014) menyebutkan bahwa investor memerlukan informasi (misal informasi laba perusahaan) ketika memutuskan untuk membeli atau menjual saham dan harga saham akan mengalami perubahan ketika investor merespon informasi. Informasi dapat dikatakan berguna bagi pengguna dan mendapat respon dari investor apabila informasi yang diperoleh memiliki information content dan membantu pengambilan keputusan investor yang kemudian akan direspon investor dengan mengubah tindakan mereka (Ongkowijoyo dan Juniarti, 2015). Beaver (1968) menyatakan bahwa suatu laporan memiliki kandungan informasi, jika jumlah lembar saham yang diperdagangkan menjadi lebih besar ketika earning diumumkan, yang mengakibatkan adanya reaksi pasar terhadap informasi yang diberikan. Harga saham mengalami perubahan karena adanya laba kejutan yang merupakan selisih dari laba aktual perusahaan dengan laba yang diharapkan oleh investor (Maharani, 2014). Respon investor dapat diukur menggunakan variabel abnormal return dan volume perdagangan saham (Setiawan dan Subekti, 2005), dimana ketika informasi diumumkan diharapkan pasar akan bereaksi dengan adanya perubahan harga saham dari sekuritas yang bersangkutan. Sidharta dan Juniarti (2015) menyebutkan bahwa respon investor dapat diartikan sebagai tanggapan atas informasi yang diterima. Informasi yang diterima oleh investor dapat mempengaruhi harga pasar sekuritas dalam pasar modal. Volume perdagangan saham merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk melihat reaksi pasar terhadap kejadian atau informasi yang berkaitan 22 dengan suatu saham (Firmansyah dan Agustin, 2016). Respon investor dalam penelitian ini diukur dengan melihat trading volume activity yang mengacu pada penelitian Akis dan Mutmainah (2011). 2.2.1. Trading Volume Activity Volume perdagangan merupakan bagian yang diterima dalam analisis teknikal. Kegiatan perdagangan dalam volume yang sangat tinggi di suatu bursa akan ditafsirkan sebagai tanda pasar akan membaik. Peningkatan volume perdagangan saham dibarengi dengan peningkatan harga merupakan gejala yang semakin kuat akan kondisi yang bullish (Neni dan Mahendra, 2004). Lebih lanjut volume perdagangan saham dapat digunakan oleh investor untuk melihat apakah saham yang dibeli tersebut merupakan saham yang aktif diperdagangkan di pasar. Saham yang aktif perdagangannya sudah pasti memiliki volume perdagangan yang besar dan saham dengan volume yang besar akan menghasilkan return saham yang tinggi (Chordia, 2000). Perkembangan volume perdagangan saham mencerminkan kekuatan antara penawaran dan permintaan yang merupakan cerminan dari tingkah laku investor. Semakin meningkat volume penawaran dan permintaan suatu saham, menunjukkan semakin diminatinya saham tersebut oleh masyarakat sehingga akan membawa pengaruh terhadap naiknya harga atau return saham (Neni dan Mahendra, 2004).. Menurut Husnan, dkk (1996) indikator TVA digunakan untuk melihat apakah investor mampu menilai informasi dalam membuat keputusan perdagangan di atas keputusan perdagangan normal. Sedangkan Neni dan 23 Mahendra (2004), perubahan volume perdagangan saham di pasar modal menunjukkan aktivitas perdagangan saham di bursa dan mencerminkan keputusan investasi oleh investor. TVA merupakan instrument yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter perubahan volume perdagangan saham (Fatmawati dan Asri, 1999). 2.3. Konsep Kinerja Pengertian kinerja menurut Kamus Istilah Akuntansi (2003:215) menyatakan bahwa “kinerja” atau performance adalah istilah umum yang digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan aktivitas dari suatu organisasi pada suatu periode, seiring dengan referensi pada sejumlah standar. Kinerja berasal dari kata to performance yang artinya melakukan suatu kegiatan dan menyempurnakan sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan (Supit, dkk., 2014). Kinerja keuangan dapat didefinisikan sebagai gambaran setiap hasil ekonomi yang mampu diraih perusahaan pada periode tertentu melalui aktivitasaktivitas perusahaan untuk menghasilkan keuntungan secara efisien dan efektif yang dapat diukur perkembangannya dengan melakukan analisis terhadap datadata keuangan yang tercermin pada laporan keuangan (Aryani dan Amanah, 2014). Laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan merupakan cerminan kinerja keuangan perusahaan (Mulyadi, 2001). Kinerja keuangan perusahaan menurut Sucipto (2003) adalah penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan dalam menghasilkan laba. Kinerja keuangan perusahaan inilah yang 24 mendapat perhatian besar dari pihak-pihak yang berkepentingan melalui hasil analisis perkembangan kinerja. Kinerja keuangan digunakan untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, dengan analisis yang memerlukan beberapa tolak ukur seperti ratio dan indeks, untuk menghubungkan data keuangan antara satu dengan yang lain (Sawir, 2004). Menurut Aryani dan Amanah (2014), bagi perusahaan yang telah go public, meningkatkan kinerja keuangan merupakan suatu kewajiban agar saham tetap menarik di mata para investor. Informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan sangat dibutuhkan oleh para pengguna bank yang berasal dari internal maupun eksternal (Wibowo dan Faradiza, 2014). Kinerja keuangan dapat dicerminkan melalui analisis rasio keuangan suatu perusahaan. Analisis rasio keuangan merupakan dasar untuk menilai dan menganalisis prestasi operasi perusahaan pada masa lalu (Aryani dan Amanah, 2014). Supit, dkk (2013) ukuran kinerja non keuangan merupakan respon terhadap masalah-masalah mengenai kinerja dengan menggunakan data fisik sederhana dan bukannya data akuntansi yang telah dialokasikan tidak terhubung dengan sistem akuntansi keuangan umum, dipilih untuk mengukur suatu aspek spesifik dari kinerja dan bukan menjadi segalanya untuk semua tujuan, atau mengkombinasikan faktor-faktor tersebut. Lingkungan bisnis saat ini menuntut perusahaan untuk mengungkapkan informasi keuangan dan non keuangan perusahaan seperti aspek lingkungan dan aspek sosial (Burhan, 2012). Menurut Permatasari (2013) informasi yang tersaji 25 dalam laporan keuangan tidak dapat memenuhi semua informasi yang dibutuhkan oleh para pemangku kepentingan khususnya yang berkaitan dengan aspek non keuangan. Bukan hanya laba (profit) dan keputusan saja yang terpenting bagi perusahaan melainkan juga perlu adanya keberlanjutan atau sustainability (Sembiring, 2005). 2.3.1. Konsep Kinerja Lingkungan Kinerja lingkungan merupakan hasil yang dapat diukur dari sistem manajemen lingkungan, yang terkait dengan kontrol aspek-aspek lingkungannya. Pengkajian kinerja lingkungan didasarkan pada kebijakan lingkungan, sasaran lingkungan, dan target lingkungan (Pertiwi, dkk., 2015). Di Indonesia, kinerja lingkungan dapat diukur dengan menggunakan Program Penilaian Peringkat Kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup atau PROPER (Pertiwi, dkk., 2015). PROPER merupakan instrumen yang digunakan oleh Kementrian Lingkungan Hidup untuk mengukur ketaatan perusahaan berdasarkan peraturan yang berlaku (Rakhiemah dan Agustia, 2009). PROPER ialah Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup. Program ini memiliki tujuan untuk mendorong perusahaan untuk taat terhadap peraturan lingkungan hidup dan mencapai keunggulan lingkungan (environmental excellency) melalui integrasi prinsipprinsip pembangunan berkelanjutan dalam proses produksi dan jasa, dengan jalan penerapan system manajemen lingkungan, 3R, efisiensi energi, konsevasi sumberdaya dan pelaksanaan bisnis yang beretika serta bertanggung jawab 26 terhadap masyarakat melalui program pengembangan masyarakat (Press Release PROPER, 2011). Penggunaan warna di dalam penilaian PROPER merupakan bentuk komunikatif penyampaian kinerja kepada masyarakat. Rakhiemah dan Agustia (2009) menyebutkan bahwa aspek penilaian PROPER merupakan ketaatan terhadap peraturan pengendalian pencemaran air, pencemaran udara, pengelolaan limbah B3, Analisi Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) serta pengendalian pencemaran laut. Sistem peringkat kinerja PROPER mencakup pemeringkatan dalam 5 peringkat warna yang mencerminkan kinerja pengelolaan lingkungan secara keseluruhan (Press Release PROPER, 2011). 27 Tabel 2.1. Kriteria Peringkat PROPER Peringkat Keterangan Emas Diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/ atau kegiatan yang telah secara konsisten menunjukkan keunggulan lingkungan (environmental excellency) dalam proses produksi dan/ atau jasa, melaksanakan bisnis yang beretika dan bertanggung jawab terhadap masyarakat. Hijau Diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/ atau kegiatan yang telah melakukan pengeloalaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan dalam peraturan (beyond complience) melalui pelaksanaan sistem pengelolaan lingkungan, pemanfaatan sumberdaya secara efisien melalui upaya 4R (Reduce, Reuse, Recycle dan Recovery), dan melakukan upaya tanggung jawab sosial (CSR/Comdev) dengan baik. Biru Diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/ atau kegiatan yang telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan yang dipersyaratkan sesuai dengan ketentuan dan/ atau peraturan perundang-undangan Merah Diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/ atau kegiatan yang upaya pengelolaan lingkungan hidup dilakukannya tidak sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundangundangan Hitam Diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/ atau kegiatan yang sengaja melakukan perbuatan atau melakukan kelalaian yang mengakibatkan pencemaran dan/ atau kerusakan lingkungan serta pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan atau tidak melaksanakan sanksi administrasi. Sumber : Press Release PROPER 2011, www.menlh.go.id Berry dan Rondinelly (1998) menjelaskan faktor yang mendorong perusahaan melakukan manajemen lingkungan diantaranya yaitu : 1. Relartory Demand, tanggung jawab terhadap lingkungan muncul sejak 30 tahun terakhir. Setelah masyarakat meningkatkan tekanannya kepada pemerintah untuk menetapkan peraturan pemerintah sebagai dampak meluasnya polusi. Sistem pengawasan manajemen lingkungan menjadi dasar untuk skor lingkungan, seperti program-program kesehatan dan keamanan lingkungan (Nofianti, 2012). 28 2. Cost Factory, adanya komplain-komplain terhadap produk-produk perusahaan akan membawa konsekuensi munculnya biaya pengawasan kualitas yang tinggi, karena semua aktivitas yang terlibat dalam proses produksi perlu dipersiapkan dengan baik. Konsekuensi perusahaan untuk mengurangi polusi juga berdampak pada munculnya berbagai biaya seperti biaya pengelolaan limbah, penggunaan mesin yang clean technology dan biaya kebersihan (Suartana, 2010). 3. Stakeholder Forces, strategi pendekatan proaktif terhadap manajemen lingkungan dibangun berdasarkan prinsip-prinsip manajemen, yakni mengurangi waste dan mengurangi biaya produksi, demikian juga respon terhadap permintaan konsumen dan stakeholder. Perusahaan akan selalu berusaha untuk memuaskan kepentingan stakeholder yang bervariasi dengan menemukan berbagai kebutuhan akan manajemen lingkungan proaktif (Ja’far dan Arifah, 2006). 4. Competitive Requirment, semakin berkembangnya pasar global dan munculnya berbagai kesepakatan perdagangan sangat berpengaruh pada munculnya gerakan standarisasi manajemen kualitas lingkungan. Persaingan internasional maupun nasional telah menuntut perusahaan untuk mendapatkan jaminan di bidang kualitas (Nofianti, 2012). 2.4. Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Rakhiemah dan Agustia (2009) bertujuan untuk menguji pengaruh kinerja lingkungan terhadap CSR disclosure dan kinerja finansial perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja lingkungan 29 memiliki pengaruh positif signifikan terhadap CSR disclosure. Hal tersebut mengindikasikan bahwa perusahaan dengan kinerja lingkungan yang baik juga terbukti memiliki kepedulian sosial yang lebih baik terhadap masyarakat maupun tenaga kerjanya. Kinerja lingkungan tidak berpengaruh terhadap kinerja finansial. CSR disclosure tidak berpengaruh terhadap kinerja finansial perusahaan. Iriyanto dan Nugorho (2014) menguji pengaruh kinerja lingkungan terhadap praktik pengungkapan sustainability report dan kinerja ekonomi. Kinerja lingkungan diukur dari Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER). Pengungkapan sustainability report diproksikan dengan 79 item pengungkapan berdasar G3 GRI (2006) dan kinerja ekonomi diukur dengan melihat return tahunan industri. Hasil penelitian menunjukkan kinerja lingkungan memiliki dampak positif signifikan terhadap laporan keberlanjutan. Kinerja lingkungan memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja ekonomi. Pengungkapan sustainability report memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja ekonomi. Hal tersebut berarti bahwa semakin tinggi pengungkapan yang dilakukan maka akan menghasilkan nilai kinerja ekonomi yang tinggi. Penelitian yang dilakukan Prabandari dan Suryanawa (2014) mengenai pengaruh kinerja lingkungan yang diproksikan dengan peringkat PROPER terhadap reaksi investor yang diukur dengan abnormal return. Hasil penelitian menunjukkan bahwa environmental performance berpengaruh positif pada reaksi investor perusahaan. Perusahaan melalui kualitas kinerja lingkungan mampu memenuhi keinginan dari stakeholders yang akan menghasilkan hubungan 30 harmonis. Hal tersebut menjadi good news dalam pasar modal sehingga kemungkinan direspon positif oleh investor. Penelitian yang dilakukan Shermanto dan Miqdad (2014) menguji pengaruh luas pengungkapan tanggung jawab lingkungan yang diukur dengan indikator lingkungan dalam Global Reporting Initiative dan kinerja keuangan yang diproksikan dengan rasio profitabilitas terhadap reaksi pasar yang diukur dengan return tak normal. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa luas pengungkapan tanggung jawab lingkungan perusahaan tidak berpengaruh terhadap reaksi pasar. Sedangkan kinerja keuangan perusahaan berpengaruh positif terhadap reaksi pasar. Junaedi (2005) melakukan penelitian mengenai dampak tingkat pengungkapan informasi perusahaan terhadap volume perdagangan dan return saham. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh pengungkapan informasi perusahaan melalui laporan tahunan belum dijadikan sebagai salah satu sumber informasi yang penting dan menentukan dalam proses pengambilan keputusan investasi oleh para investor yang tercermin dari volume perdagangan serta return saham yang diperdagangkan. Maobin, dkk (2011) melakukan penelitian mengenai hubungan Corporate Social Responsibility, perilaku investor dan return pasar studi empiris di Cina. Hasil penelitian menunjukkan Perilaku investor institusi secara signifikan dipengaruhi oleh kinerja CSR perusahaan yang melebihi ambang batas tertentu. Penulis tidak menemukan efek dari kinerja CSR pada investor individu, baik sebelum peristiwa atau sesudah peristiwa. Kinerja perusahaan dan perilaku 31 investor bersama-sama mempengaruhi perusahaan return saham setelah peristiwa tetapi tidak sebelum peristiwa. Penelitian Anh (2015) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja lingkungan perusahaan pada perusahaan di Vietnam. Hasil penelitian menyebutkan bahwa ukuran perusahaan, sistem manajemen lingkungan, kepemilikan asing, staf lingkungan, teknologi tingkat tinggi dan usia menengah merupakan faktor positif yang mempengaruhi kinerja lingkungan perusahaan. Kepemilikan negara, usia tua dan kelompok industri menengah tidak berpengaruh terhadap kinerja lingkungan perusahaan. 2.5. Kerangka Berfikir Kinerja lingkungan dan sustainability report yang diungkapkan perusahaan akan direspon oleh para investor. Kinerja lingkungan merupakan bagian dari kinerja perusahaan dalam menciptakan lingkungan yang baik dalam kegiatan operasionalnya sehingga perusahaan mempunyai citra yang baik di mata stakeholders. Kepedulian terhadap lingkungan dan keberlanjutan pelaporan dalam melakukan tanggung jawab sosial perusahaan akan mendapat respon positif oleh stakeholders. Tuntutan untuk melakukan pengungkapan sukarela menjadikan perusahaan akan pentingnya memperhatikan dan melestarikan lingkungan sekitar perusahaan. Pengungkapan sustainability report diharapkan dapat memberi informasi kepada investor dan menjaga kepercayaan yang diberikan investor terhadap perusahaan. Investor akan memberi respon dengan melihat pengungkapan kinerja oleh perusahaan dalam annual report. Tjiasmanto dan Juniarti (2015) mengungkapkan 32 bahwa apabila informasi mengenai aktivitas pertanggung jawaban sosial dan lingkungan yang diungkapkan memiliki kandungan informasi yang berguna bagi investor untuk menilai keberlangsungan perusahaan maka akan direspon positif oleh investor, sedangkan apabila informasi yang diungkapkan tidak memiliki kandungan informasi yang berguna maka akan direspon negatif atau tidak mendapat respon dari investor. Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Pengungkapan Sustainability Report Kinerja Lingkungan Respon Investor 2.6. Pengembangan Hipotesis 2.6.1. Pengaruh Kinerja Lingkungan Terhadap Pengungkapan Sustainability Report Environmental performance merupakan usaha manajemen perusahaan untuk mewujudkan lingkungan yang selaras, serasi, seimbang dimana akan membangun citra yang baik di mata stakeholders (Ikhsan, 2009). Di Indonesia, kinerja lingkungan perusahaan difasilitasi dengan adanya PROPER yang merupakan instrumen yang digunakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup untuk melakukan penilaian dan pemeringkatan ketaatan perusahaan dalam melakukan kinerja lingkungannya. 33 Adanya tuntutan dari masyarakat membuat perusahaan menyadari bahwa kelangsungan hidup perusahaan bergantung pada hubungan perusahaan dengan masyarakat dan lingkungan perusahaan beroperasi (Iriyanto dan Nugroho, 2014). Perusahaan menggunakan laporan tahunan untuk menggambarkan kesan tanggung jawab lingkungan sehingga mereka diterima oleh masyarakat. Sustainability report atau laporan keberlanjutan membantu organsasi untuk menetapkan tujuan, mengukur kinerja, dan mengelola perubahan dalam rangka membuat operasi mereka lebih berkelanjutan. Laporan tersebut menyampaikan pengungkapan tentang dampak organisasi baik itu positif atau negatif terhadap lingkungan, masyarakat, dan ekonomi. Laporan keberlanjutan diharapkan dapat membantu dalam pemahaman dan pengelolaan dampak dari pengembangan keberlanjutan terhadap kegiatan dan strategi organisasi (GRI, 2006). Penelitian Iriyanto & Nugroho (2014) menunjukkan bahwa kinerja lingkungan perusahaan memiliki dampak positif yang signifikan terhadap Laporan Keberlanjutan Disclosure. Penelitian yang dilakukan oleh Rakhiemah dan Agustia (2009) menunjukkan hasil bahwa perusahaan dalam menciptakan lingkungan yang baik memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap CSR disclosure. Pengungkapan sosial dalam penelitian ini ialah pengungkapan sustainability report yang akan meningkat ketika kinerja lingkungan perusahaan meningkat pula. Perusahaan dengan kinerja lingkungan yang baik perlu mengungkapkan informasi kuantitas dan mutu lingkungan yang lebih baik dibandingkan dengan perusahaan yang kinerja lingkungannya lebih buruk, Iriyanto & Nugroho (2014). Hipotesis dalam penelitian ini ialah : 34 H1 : Kinerja lingkungan memiliki pengaruh terhadap pengungkapan sustainability report. 2.6.2. Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Respon Investor Saat ini informasi tentang sosial dan lingkungan merupakan salah satu pertimbangan penting bagi calon investor (Prabandari dan Suryanawa, 2014). Lebih lanjut Ikhsan (2009), kinerja lingkungan merupakan usaha manajemen perusahaan untuk mewujudkan lingkungan yang selaras, serasi dan seimbang dimana akan membangun citra baik perusahaan di mata stakeholders. Di Indonesia, kinerja lingkungan diukur melalui Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER). PROPER adalah kegiatan pengawasan dan program pemberian insentif dan/ atau disinsentif kepada penanggung jawab usaha dan/ atau kegiatan. Kinerja lingkungan perusahaan diukur dengan menggunakan pemeringkat dalam 5 warna yang mencerminkan kinerja pengelolaan lingkungan secara keseluruhan (Press Release PROPER, 2011). Perusahaan seharusnya menyajikan suatu laporan yang menunjukkan kontribusinya terhadap berbagai masalah lingkungan yang terjadi di sekitarnya. Prabandari dan Suryanawa (2014) menyatakan bahwa informasi yang disampaikan manajemen perusahaan berupa informasi keuangan maupun non keuangan akan menjadi sinyal mengenai kinerja keuangan di masa yang akan datang. Reaksi positif atau negatif akan diberikan oleh investor ketika informasi perusahaan diungkapkan. H2 : Kinerja lingkungan memiliki pengaruh signifikan terhadap respon investor BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Wilayah Penelitian 3.1.1. Waktu Waktu yang digunakan mulai dari penyusunan proposal sampai tersusunnya laporan penelitian pada Bulan Januari sampai September 2016. Adapun jadwal selengkapnya dapat dilihat pada jadwal penelitian. 3.1.2. Wilayah Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdarftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) periode 2012-2014. Berdasar press release Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) menyatakan berdasarkan evaluasi ketaatan, peserta yang mengikuti Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) tahun 2014 sebanyak 1.911 perusahaan, jumlah sektor manufaktur berada pada paling atas yakni sebanyak 732 perusahaan. 3.2. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah data yang diukur dalam suatu skala numeric (angka) yang dapat dianalisis dengan menggunakan analisis statistik (Indriantoro dan Supomo, 2002 : 12). Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh kinerja lingkungan terhadap pengungkapan sustainability report dan respon investor pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tahun 2012-2014. 36 3.3. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel 3.3.1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2012 : 115). Populasi dalam penelitian ini ialah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia tahun 2012-2014. 3.3.2. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012 : 120). Sampel merupakan suatu prosedur pengambilan data yang hanya sebagian populasi saja yang diambil dan digunakan untuk menentukan sifat serta ciri yang dikehendaki dari suatu populasi (Sofiyan, 2013 : 50). Ukuran sampel yang layak digunakan dalam penelitian ini menurut Sugiyono (2012 : 133) adalah antara 30 sampai 500. Pemilihan sampel dalam penelitian ini didasarkan pada metode purposive sampling dan diperoleh sampel sebanyak 13 perusahaan sehingga data penelitian ini berjumlah 39. Data perusahaan yang menjadi sampel penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini: 37 No 1. Kode AMFG 2. CTBN 3. FASW Tabel 3.1 Sampel Perusahaan Nama Perusahaan No Kode Asahimas Flat Glass 8. PTSN Tbk Citra Tubindo Tbk 9. SMCB Fajar Surya Wisesa Tbk 4. GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk 5. ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 6. INDR Indo-Rama Synthetics Tbk 7. INTP Indocement Tunggal Persada Tbk Sumber : www.idx.co.id 10. TOTO 11. TPIA 12. UNIC 13. UNVR Nama Perusahaan Sat Nusapersada Tbk Holcim Indonesia Tbk Surya Toto Indonesia Tbk Chandra Asri Petrochemical Tbk Unggul Indah Cahaya Tbk Unilever Indonesia Tbk 3.3.3. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling, dengan melakukan pengambilan sampel dari populasi berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria dapat berdasarkan pertimbangan tertentu atau jumlah tertentu (Hartono, 2011:79). Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan manufaktur yang mengikuti kegiatan PROPER yang diselenggarakan oleh Kementrian Lingkungan Hidup selama tahun 20122014. 2. Perusahaan manufaktur yang melaporkan annual report perusahaannya di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) selama tahun 2012 sampai 2014. 38 3. Perusahaan manufaktur yang menampilkan data-data lengkap, yang dapat digunakan untuk menganalisis pengaruh kinerja lingkungan terhadap pengungkapan sustainability report dan respon investor. 3.4. Data dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini ialah data sekunder, yaitu berupa annual report perusahaan periode tahun 2012 sampai dengan 2014, terdiri dari 13 perusahaan sampel. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat pihak lain). Sumber data yang digunakan berupa publikasi annual report perusahaan manufaktur yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tahun 2012 sampai dengan 2014 yang diperoleh dari situs Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) (www.idx.co.id). Daftar perusahaan yang mengikuti PROPER periode 2012 sampai dengan 2014 diperoleh dari situs Kementrian Lingkungan Hidup (www.menlh.go.id). Respon investor dilihat dari harga saham harian dan juga data IHSG yang diperoleh dari web volume perdagangan saham (www.duniainvestasi.com dan finance.yahoo.com) selama periode pengamatan. 3.5. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara observasi (pengamatan), interview (wawancara), kuesioner (angket), dokumentasi, dan gabungan dari keempatnya (Sugiyono, 2010: 309). Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dokumentasi, menurut Efferin et, al (2008 : 101) dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan 39 data dengan cara melakukan analisis terhadap semua catatan dan dokumen yang dimiliki organisasi yang terpilih sebagai objek penelitian, atau data dari individu sebagai objek penelitian. Data mengenai kinerja lingkungan yang mengikuti PROPER dari situs Kementrian Lingkungan Hidup (www.menlh.go.id). Data mengenai Pengungkapan Sustainability report melalui laporan tahunan (annual report) perusahaan dalam Indeks Saham Syariah Indonesia dari tahun 2012-2014 diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id). Data mengenai respon investor mengenai harga saham dan data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang diperoleh dari situs Yahoo Finance (www.duniainvestasi.com). 3.6. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah konstruk yang sifat-sifatnya telah diberi angka (kuantitatif), dapat diartikan variabel adalah konsep yang mempunyai bermacammacam nilai dan dapat mengubah nilainya (Sofiyan, 2013 : 10). Dalam penelitian ini variabel yang digunakan ialah : 1. Variabel bebas (variabel independen) Varibel independen disebut juga variabel predictor, stimulus, eksogen atau antecedent adalah variabel yang menjadi sebab atau mengubah atau mempengaruhi variabel lain (variabel dependen). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kinerja lingkungan. 2. Variabel terikat (variabel dependen) Variabel dependen juga disebut variabel respons atau endogen merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel lain 40 (variabel bebas). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pengungkapan sustainability report dan respon investor. 3.7. Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variabel merupakan definisi yang dilakukan pada sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati (Muhammad, 2005 : 68). Berikut ini definisi operasional dari variabel-variabel yang terlibat dalam penelitian beserta pengukurunnya. 1. Kinerja Lingkungan Kinerja lingkungan diukur melalui prestasi perusahaan dalam mengikuti PROPER. PROPER merupakan salah satu upaya yang dilakukan Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) untuk mendorong penataan perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup melalui instrument informasi (Rakhiemah dan Agustia, 2009). Sistem peringkat kinerja PROPER mencakup pemeringkat perusahaan dalam 5 warna : 2. Emas : sangat sangat baik skor = 5 Hijau : sangat baik skor = 4 Biru : baik skor = 3 Merah : buruk skor = 2 Hitam : sangat buruk skor = 1 Sustainability Report Global Reporting Initiative (GRI) mengelompokkan informasi sustainability report ke dalam enam indikator dengan 79 item pengungkapan. Untuk menghitung sustainability report dilakukan melalui Sustainability Report 41 Disclosure Index (SRDI). Perhitungan SRDI dilakukan dengan memberikan skor 1 jika satu item diungkapkan dan 0 jika tidak diungkapkan. Setelah dilakukan pemberian skor pada seluruh item, skor tersebut kemudian dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor untuk setiap perusahaan (Gunawan dan Mayangsari, 2015). Rumus perhitungan SRDI adalah : Keterangan : SRDI : sustainability report disclosure index perusahaan V : jumlah item yang diungkapkan perusahaan M : jumlah item yang diharapkan 3. Respon Investor Respon investor dalam penelitian ini diukur dengan melihat volume aktivitas perdagangan (trading volume activity) yang mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Akis dan Mutmainah (2011). Trading volume activity merupakan perbandingan saham yang diperdagangkan pada waktu tertentu dengan jumlah saham yang beredar di pasar. Kegiatan perdagangan saham diukur dengan : 3.8 Teknik Analisis Data Seluruh penyajian dan analisis data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS (Statistical Package for Social Sciences) 20 42 for windows. Penelitian ini diuji dengan beberapa uji statistik yang terdiri dari analisis statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan pengujian hipotesis. 3.8.1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (Ghozali, 2011 : 10). Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2012 : 148). 3.8.2. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model dalam regresi variabel dependen dan independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2006 : 110). Regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual distribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Untuk melihat model regresi normal atau tidak, dilakukan analisis grafik l “normal probability report plot” b distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data akan 43 dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data normal, maka garis yang menggantikan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Untuk meningkatkan hasil uji normalitas data, maka peneliti menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov. Jika pada hasil uji Kolmogrov-Smirnov menunjukkan pvalue lebih besar dari 0,05, maka data berdistribusi normal dan sebaliknya, jika pvalue lebih kecil dari 0,05 maka data tersebut berdistribusi tidak normal. 2. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2006 : 96). Salah satu cara yang digunakan untuk mendeteksi adanya autokorelasi ini adalah dengan uji Durbin Watson (DW). Adapun dalam pengambilan keputusan ada atau tidaknya autokorelasi : Tabel 3.2 Tabel Durbin Watson Hipotesis nol Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada korelasi negative Tidak ada korelasi negative Tidak ada autokorelasi, positif atau negative Sumber : Ghozali (2006) 3. Keputusan Tolak No decission Tolak No decission Tidak ditolak Jika 0 < d <dl dl ≤ d ≤ du 4 – dl < d < 4 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl Du < d < 4 – du Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan yang lain (Ghozali, 2006 : 105). Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas 44 yaitu dengan cara melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SPREID. Menurut Ghozali (2006 : 107) analisis dengan grafik memiliki kelemahan yang cukup signifikan, oleh karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting. Semakin sedikit jumlah pengamatan semakin sulit mengintepretasikan hasil grafik plot. Oleh sebab itu, diperlukan uji statistik yang lebih dapat menjamin keakuratan hasil. Ada beberapa uji statistik yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas yaitu uji park dan uji glejser dengan meregresikan nilai absolute residual terhadap variabel independen. Jika nilai signifikan hitung lebih besar dari alpha = 5%, maka tidak ada masalah heterokedastisitas. Tetapi jika nilai signifikan hitung kurang dari alpha = 5% maka dapat disimpulkan bahwa model regresi terjadi heterokedastisitas. 3.9 1. Pengujian Hipotesis Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur sejauh mana kemampuan model dalam menerangkan variabel-variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel-variabel dependen amat terbatas. Nilai mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2011 : 97). 45 2. Uji Hipotesis (Uji t) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen (Ghozali, 2011 : 98). Pada uji t statistik t, nilai t hitung akan dibandingkan dengan t table, dengan cara sebagai berikut : a. Bila t hitung > t table atau probabilitas < tingkat signifikansi (Sig > 0,05), maka Ha diterima dan H0 ditolak, variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. b. Bila t hitung < t table atau probabilitas > tingkat signifikasi (Sig < 0,05), maka Ha ditolak dan H0 diterima, variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. 3. Analisis Regresi Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis regresi sederhana dengan dua variabel dependen. Model 1 penelitian ini menguji pengaruh antara variabel kinerja lingkungan terhadap variabel pengungkapan sustainability report. Model 2 menguji pengaruh variabel kinerja lingkungan terhadap variabel respon investor. Untuk menguji hipotesis penelitian maka digunakan rumus : Model 1: Y1 = β0 + β1KL + e Model 2: Y2 = β0 + β1KL + e 46 Keterangan : Y1 : sustainability report Y2 : respon investor β0 : konstanta β1KL : koefisien regresi kinerja lingkungan e : standar eror BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Penelitian Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar dalam Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) dan melaporkan laporan tahunan pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2014. ISSI merupakan cerminan dari saham-saham yang masuk dalam Daftar Efek Syariah (DES) yang dikeluarkan oleh BAPEPAM dan LK. Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) diluncurkan sejak tanggal 12 Mei 2011 oleh PT Bursa Efek Indonesia (BEI). Sejarah perekembangan pasar modal diawali sejak diterbitkannya Reksa Dana Syariah oleh PT. Danareksa Investment Management pada 3 Juli 1997. Pada 3 Juli 2000, Bursa Efek Indonesia (BEI) bekerja sama dengan PT. Danareksa Investment Management dalam meluncurkan Jakarta Islamic Index dengan tujuan untuk memandu investor yang ingin menginvestasikan dananya secara syariah. Pasar modal syariah merupakan tempat dimana efek syariah diperdagangkan. Dimana efek-efek syariah tersebut diatur dalam peraturan BAPEPAM dan Lk No. IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah dan No. IX.A.14 tentang akadakad yang digunakan dalam Penerbitan Efek Syariah di Pasar Modal. Selanjutnya, pada tanggal 31 Agustus 2007 BAPEPAM dan LK menerbitkan Peraturan BAPEPAM dan LK Nomor II K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah dan diikuti dengan peluncuran Daftar Efek Syariah pertama kali oleh BAPEPAM dan LK ptada tanggal 12 September 2007. 48 Kriteria-kriteria efek yang dapat dimuat dalam Daftar Efek Syariah diantaranya: 1. Surat berharga syariah yang diterbitkan oleh Negara Republik Indonesia 2. Efek yang diterbitkan oleh emiten atau perusahaan publik yang menyatakan bahwa kegiatan usaha serta cara pengelolaan usahanya dilakukan berdasarkan prinsip syariah sebagaimana tertuang dalam anggaran dasar 3. Sukuk yang diterbitkan oleh emiten termasuk obligasi syariah yang telah diterbitkan sebelum ditetapkannya peraturan ini 4. Saham reksa dana syariah 5. Unit penyertaan kontrak investasi kolektif reksa dana syariah 6. Efek beragun aset syariah 7. Efek berupa saham, termasuk Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) syariah dan waran syariah, yang diterbitkan oleh emiten atau perusahaan publik yang tidak menyatakan bahwa kegiatan usaha serta cara pengelolaan usahanya dilakukan berdasarkan prinsip syariah, sepanjang emiten atau perusahaan publik tersebut: a. Tidak melakukan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf b Peraturan BAPEPEM dan LK nomor IX.A.13 b. Memenuhi rasio-rasio keuangan sebagai berikut: 1) Total utang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total ekuitas tidak lebih dari 82% (delapan puluh dua persen) 49 2) Total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan dengan total pendapatan usaha (revenue) dan pendapatan lain-lain tidak lebih dari 10% (sepuluh persen) 8. Efek syariah yang memenuhi prinsip-prinsip syariah di pasar modal yang diterbitkan oleh lembaga internasional dimana pemerintah Indonesia menjadi salah satu anggotanya; dan 9. Efek syariah laiinya. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode purposive sampling yaitu metode pengambilan sampel yang dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan. Dengan memperhatikan kriteria yang ada, maka diperoleh sampel penelitian sebanyak 18 perusahaan. Data penelitian diperoleh melalui peringkat PROPER, laporan tahunan perusahaan dan daftar harga saham harian perusahaan. Tabel 4.1 Hasil Penentuan Sampel Kriteria Perusahaan manufaktur yang terdaftar di ISSI Perusahaan yang tidak sesuai kriteria Jumlah sampel Jumlah 86 (73) 13 Sumber : Data yang diolah 2016 Analisis dan pembahasan yang tersaji pada bab ini akan menunjukkan hasil analisis data berdasarkan pengamatan variabel bebas yang digunakan dalam model regresi sederhana. Variabel-variabel yang diteliti dari perusahaan sampel meliputi kinerja lingkungan sebagai variabel independen, variabel sustainability 50 report sebagai variabel dependen, serta variabel respon investor sebagai variabel dependen. 4.2. Pengujian dan Hasil Analisis Data 4.2.1. Statistik Deskriptif Hasil pengujian statistik deskriptif dari variabel kinerja lingkungan, SR, dan respon investor dari tahun 2012-2014 disajikan dalam tabel dibawah ini. Tabel 4.2 Hasil Uji Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation KL 39 2 5 135 3.46 .884 SR 39 .063 1.000 9.508 .24379 .216545 TVA 39 .000 .227 2.048 .05251 .067093 Valid N (listwise) 39 Sumber: Data diolah 2016 Kinerja lingkungan yang diukur dengan melihat peringkat PROPER yang diselenggarakan oleh Kementrian Lingkungan Hidup menunjukkan rentang nilai dari 2 hingga 5. Nilai rata-rata kinerja lingkungan 3,56 dan deviasi standarnya bernilai 0,884. Jika dikonversi berdasarkan kategori PROPER berada pada kriteria biru. Skor terendah adalah 2 yang berarti ada perusahaan sampel yang berada pada kriteria Merah dalam masalah lingkungan yang berarti masih kurang memperhatikan masalah lingkungan. Sedangkan nilai tertinggi adalah 5 yang berarti memiliki kriteria Emas. Variabel pengungkapan sustainability report (SR) memiliki rentang 0,063 hingga 1. Nilai terendah dimiliki oleh PT. Gunawan Dianjaya Steel Tbk pada tahun 2014. Nilai tertinggi dimiliki oleh PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 51 pada tahun 2013. Nilai rata-rata variabel SR 0,24379 dan deviasi standarnya bernilai 0.216545. Jika dilihat dari nilai rata-rata variabel SR, para emiten telah mengungkapkan kurang dari setengah item pengungkapan SR. Variabel respon investor yang diukur dengan trading volume activity memiliki rentang nilai dari 0,000 hingga 0,227. Nilai terendah dimiliki oleh PT. Citra Tubindo Tbk pada tahun 2012-2013. Nilai tertinggi dimiliki oleh PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk pada tahun 2013. Nilai rata-rata variabel TVA 0,05251 dan deviasi standarnya bernilai 0,067093. 4.2.2. Pengujian Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2011 : 160). Pengujian normalitas dilakukan dengan melihat nilai Asymp. Sig. pada hasil uji normalitas dengan menggunakan One Sample Kolmogrov-Smirnov Test. Hasil nilai Asym. Sig. model 1 diperoleh sebesar 0,211 dan model 2 sebesar 0,274, hasil ini bila dibandingkan dengan probabilitas 0,05 maka lebih besar, sehingga dapat disimpulkan bahwa data penelitian berdistribusi normal. 2. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka terjadi problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang 52 waktu berkaitan satu sama lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2011: 110). Tabel 4.3 Uji Autokorelasi Model 1 b Model Summary Model 1 R .528 R Square a Adjusted R Std. Error of the Square Estimate .279 .259 .186403 Durbin-Watson 1.977 a. Predictors: (Constant), KL b. Dependent Variable: SR Untuk menentukan adanya autokorelasi atau tidak, dapat diketahui dari nilai Durbin-Watson (d) adalah 1,977. Nilai d ini kemudian dibandingkan dengan nilai statistik Durbin-Watson (tabel). Dari nilai tabel durbin-watson diketahui untuk n 39 pada k = 1 (jumlah parameter, tanpa konstanta) adalah dL = 1,4347 dan dU = 1,5396. Dari hasil uji hipotesis tersebut diketahui bahwa nilai d berada diantara dU < d < 4-dU yaitu 1,5396 < 1,977 < 2,604. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi positif atau negatif. Tabel 4.4 Uji Autokorelasi Model 2 b Model Summary Model 1 R .716 R Square a .512 Adjusted R Std. Error of the Square Estimate .499 .047492 Durbin-Watson 2.407 a. Predictors: (Constant), KL b. Dependent Variable: TVA Untuk menentukan adanya autokorelasi atau tidak, dapat diketahui dari nilai Durbin-Watson (d) adalah 2,407. Nilai d ini kemudian dibandingkan dengan nilai 53 statistik Durbin-Watson (tabel). Dari nilai durbin-watson tabel diketahui untuk n 39 pada k = 1 (jumlah parameter, tanpa konstanta) adalah dL = 1,4347 dan dU = 1,5396. Dari hasil uji hipotesis tersebut diketahui bahwa nilai d berada diantara 0 dan dL, yaitu 0 < 1,407 < 1,5396. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi positif. 3. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2001: 77). Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat nilai signifikansi setelah diadakan regresi dengan absolut residual pada variabel dependen sebagai berikut : Tabel 4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficients Model Unstandardized Coefficients B (Constant) Std. Error 1.181E-016 .122 .000 .034 a Standardized Coefficients t Sig. .000 1.000 .000 1.000 Beta 1 KL .000 a. Dependent Variable: AbsUt Sumber: data diolah 2016 Tabel di atas menunjukkan semua nilai signifikansi variabel kinerja lingkungan lebih besar dari 0,05, sehingga variabel kinerja lingkungan dan tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. 54 3.2.3. Uji Ketepatan Model 1. Uji Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur sejauh mana kemampuan model dalam menerangkan variabel-variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu (Ghozali, 2011: 97). Hasil perhitungan untuk nilai adjusted R Square dengan bantuan komputer program SPSS versi 20.00, diperoleh angka koefisien determinasi R2 = 0,259 atau 25,9%. Tabel 4.6 Koefisien Determinasi Model 1 b Model Summary Model 1 R .528 R Square a .279 Adjusted R Std. Error of the Square Estimate .259 .186403 Durbin-Watson 1.977 a. Predictors: (Constant), KL b. Dependent Variable: SR Berdasarkan tabel di atas, nilai koefisien determinasi (Adjusted R Square) adalah 0,259. Hal ini berarti kemampuan variabel independen yaitu kinerja lingkungan dapat menjelaskan sustainability report sebesar 25,9%. Sedangkan sisanya yaitu 74,1% dijelaskan oleh faktor-faktor lain selain variabel independen tersebut. 55 Tabel 4.7 Koefisien Determinasi Model 2 b Model Summary Model R 1 .716 R Square a Adjusted R Std. Error of the Square Estimate .512 .499 Durbin-Watson .047492 2.407 a. Predictors: (Constant), KL b. Dependent Variable: TVA Berdasarkan tabel di atas nilai koefisien determinasi (Adjusted R Square) adalah 0,499. Hal ini berarti kemampuan variabel-variabel independen yang terdiri dari variabel kinerja lingkungan dan sustainability report dalam menjelaskan variabel dependen yaitu trading volume activity pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tahun 20122014 sebesar 49,9%, sisanya (100% - 49,9% = 50,1%) dipengaruhi oleh variabel lain di luar model yang tidak diteliti dalam penelitian ini. 3.2.4. Analisis Regresi 1. Analisis Regresi Linear Sederhana Model 1 Tabel 4.8 Hasil Uji Regresi Sederhana Model 1 Coefficients Model Unstandardized Coefficients a Standardized t Sig. Coefficients B (Constant) Std. Error -.204 .122 .129 .034 Beta -1.668 .104 3.779 .001 1 KL a. Dependent Variable: SR .528 56 Berdasarkan tabel di atas persamaan regresi linear sederhana dapat disusun sebagai berikut : SR = -0,204 + 0,129KL + e Berdasarkan persamaan regresi linear sederhana dapat diinterpretasikan sebagai berikut : a. Konstanta bernilai negatif sebesar -0,204, hal ini menunjukkan bahwa apabila variabel kinerja lingkungan jika dianggap konstan (0), maka nilai pengungkapan sustainability report pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tahun 2012-2014 sebesar 0,204. b. Koefisien regresi variabel kinerja lingkungan (b1) bernilai positif sebesar 0,129. Hal ini berarti bahwa jika kinerja lingkungan ditingkatkan satu-satuan, maka akan meningkatkan nilai respon investor pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tahun 2012-2014 sebesar 0,129. 2. Analisis Regresi Linear Sederhana Model 2 Tabel 4.9 Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana Model 2 Coefficients Model Unstandardized Coefficients a Standardized t Sig. Coefficients B (Constant) Std. Error -.136 .031 .054 .009 Beta -4.355 .000 6.232 .000 1 KL a. Dependent Variable: TVA .716 57 Berdasarkan tabel di atas persamaan regresi linear sederhana dapat disusun sebagai berikut : RI = -0,136 + 0,054 KL + e Berdasarkan persamaan regresi linear sederhana dapat diinterpretasikan sebagai berikut : a. Konstanta bernilai negatif sebesar -0,136, hal ini menunjukkan apabila variabel kinerja lingkungan jika dianggap konstan (0), maka nilai respon investor pada perusahaan manufakttur yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tahun 2012-2014 sebesar -0,136. b. Koefisien regresi variabel kinerja lingkungan (b1) bernilai positif sebesar 0,054. Hal ini berarti bahwa jika kinerja lingkungan ditingkatkan satu-satuan, maka akan menaikkan nilai trading volume activity pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tahun 2012-2014 sebesar 0,054. 3.2.5. Uji t Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen (Ghozali, 2011 : 98). Hasil uji signifikasi atau uji t dapat dilihat sebagai berikut : 58 Variabel Kinerja lingkungan thitung 3,779 Tabel 4.10 Hasil Uji t Model 1 Sig Kesimpulan 0,001 Kinerja lingkungan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sustainability report pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tahun 2012-2014. Sumber : data diolah 2016 Berdasarkan tabel di atas bahwa variabel kinerja lingkungan diperoleh nilai thitung = 3,779 dan probabilitas sebesar 0,001, jika dibandingkan dengan ttabel (1,686) maka thitung > ttabel dan ρ < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H1 diterima, yang berarti kinerja lingkungan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sustainability report pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tahun 2012-2014. Variabel Kinerja lingkungan thitung 6,232 Tabel 4.11 Hasil Uji t Model 2 Sig Kesimpulan 0,000 Kinerja lingkungan berpengaruh signifikan terhadap respon investor yang diukur dengan trading volume activity pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tahun 20122014. Sumber : data diolah 2016 Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa pada variabel kinerja lingkungan diperoleh nilai thitung = 6,232 dan probabilitas sebesar 0,000, jika dibandingkan dengan ttabel (1,686) maka thitung > ttabel dan ρ < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H2 diterima, artinya kinerja lingkungan berpengaruh signifikan terhadap respon investor yang diukur menggunakan trading volume activity pada perusahaan 59 manufaktur yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tahun 20122014. 3.3. 1. Pembahasan Hasil Analisis Data Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Pengungkapan Sustainability Report Kinerja lingkungan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sustainability report pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tahun 2012-2014. Hal ini dinyatakan berdasarkan uji t variabel kinerja lingkungan dengan nilai thitung (3,779) > ttabel (1,686) dimana nilai signifikasinnya 0,001 < 0,05. Varibel kinerja lingkungan yang diukur melalui peringkat perusahaan dalam PROPER memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap pengungkapan informasi sustainability report. Semakin baik kinerja lingkungan suatu perusahaan maka akan mendorong perusahaan untuk melakukan pengungkapan informasi yang lebih luas dibandingkan perusahaan dengan kinerja yang buruk. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Iriyanto dan Nugroho (2014), yang menunjukkan bahwa kinerja lingkungan berpengaruh signifikan terhadap sustainability report disclosure. Perusahaan dengan kinerja lingkungan yang baik tidak hanya mengungkapkan mengenai kepedulian perusahaan terhadap lingkungan tetapi juga mengenai kualitas produk, keamanan produk, tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat sekitar, hingga kepedulian perusahaan terhadap keselamatan dan kesejahteraan tenaga kerjanya (Rakhiemah dan Agustia, 2009). 60 Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Achmad (2012) dimana terdapat pengaruh positif signifikan antara kinerja lingkungan dengan pengungkapan CSR. Informasi mengenai kinerja lingkungan perusahaan secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi perusahaan, pelaku pasar modal akan menunjukkan respon terhadap segala informasi tersebut. Perusahaan dengan kinerja lingkungan yang baik memiliki kepedulian sosial yang lebih besar terhadap masyarakat maupun tenaga kerjanya. 2. Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Respon Investor Kinerja lingkungan berpengaruh signifikan terhadap respon investor yang diukur menggunakan trading volume activity pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tahun 2012-2014. Hal ini dinyatakan berdasarkan hasil uji t variabel kinerja lingkungan dengan nilai thitung (6,232) < ttabel (1,686) dimana nilai signifikansinya 0,000 > 0,005. Artinya apabila kinerja lingkungan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tahun 2012-2014 baik, maka perusahaan akan mendapat apresiasi dari investor. Perusahaan melalui kualitas kinerja lingkungan mampu memenuhi keinginan dari stakeholders yang akan menghasilkan hubungan yang harmonis. Hal tersebut menjadi good news dalam pasar modal sehingga kemungkinan direspon positif oleh investor. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Prabandari dan Suryanawa, 2014) dimana terdapat pengaruh signifikan antara environmental performance dengan reaksi investor. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa kinerja lingkungan perusahaan menjadi sebuah informasi dan sumber 61 pengambilan keputusan yang dapat menggerakkan investor untuk berinvestasi yang pada perusahaan tersebut. Hal tersebut mengindikasikan bahwa investor di Indonesia sudah mulai menggunakan informasi non keuangan dalam melakukan keputusan investasi. BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh kinerja lingkungan terhadap pengungkapan sustainability report dan respon investor pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tahun 20122014, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Kinerja lingkungan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sustainability report pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tahun 2012-2015. Hal ini dinyatakan berdasarkan hasil uji t variabel kinerja lingkungan dengan nilai thitung (4,581) > ttabel (2,006) dimana nilai signifikansinya (0,000) < (0,05). Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Rakhiemah dan Agustia (2009) dan Iriyanto dan Nugroho (2014). Hal ini mengindikasikan bahwa semakin baik kinerja lingkungan perusahaan akan mendorong perusahaan tersebut melakukan pengungkapan informasi yang lebih luas dibanding dengan kinerja perusahaan yang buruk. 2. Kinerja lingkungan berpengaruh signifikan terhadap respon investor yang diproksikan dengan trading volume activity pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tahun 2012-2014. Hal ini dinyatakan berdasarkan hasil uji t variabel kinerja lingkungan dengan nilai thitung (6,232) < ttabel (1,686) dimana nilai signifikansinya (0,000) < 63 (0,05). Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian (Prabandari dan Suryanawa, 2014). Informasi mengenai kinerja lingkungan dalam penelitian ini menjadi sebuah pertimbangan bagi investor dalam melakukan investasi di pasar modal. 5.2. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini tentu saja tidak terlepas dari keterbatasan-keterbatasan. Keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini adalah : 1. Keterbatasan sampel yang digunakan. Pada penelitian ini terbatas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). 2. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode pengamatan yang relatif singkat, yaitu tahun 2012-2014. 5.3. Saran Berdasarkan pembahasan dan pengambilan kesimpulan yang telah dilakukan terhadap hasil penelitian, maka penulis mengajukan saran sebagai berikut : 1. Bagi perusahaan, diharapkan menyajikan pengungkapan sustainability report dengan lebih lengkap, yaitu sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan GRI, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi investor dalam melakukan investasi. 2. Bagi investor, hendaknya tidak hanya memperhatikan kinerja keuangan dan pengungkapan financial perusahaan dalam melakukan investasi, melainkan 64 lebih memperhatikan sustainabilitas perusahaan yang mencakup kinerja ekonomi, kinerja sosial dan kinerja lingkungan perusahaan. 3. Dalam bidang akuntansi lingkungan, kinerja lingkungan perlu lebih diperhatikan dalam mempengaruhi pengungkapan sustainability report dan juga dalam mempengaruhi respon investor dalam mengambil keputusan investasi dengan melihat kinerja lingkungan perusahaan. DAFTAR PUSTAKA Ahmad, N.N.N., dan Sulaiman, M. (2004). Environmental disclosures in Malaysian annual report: A legitimacy theory perspective. IJCM. Hal. 1444. Akis, A.R., dan Mutmainah, S. (2011). Pengaruh pengumuman Indonesia sustainability reporting award terhadap abnormal return dan volume perdagangan saham studi kasusu pada perusahaan peraih penghargaan ISRA (2009-2010). Jurnal Akuntansi dan Auditing, Vol.7, No.2, Hlm:122123. Aliminsyah dan Panji, MA,. 2003. Kamus istilah akuntansi. CV YRAMA WIDYA. Anderson, M., dan Juniarti,.(2015). Pengaruh corporate social responsibility terhadap respon investor pada perusahaan non kapitalisasi besar (non-big capitalization) di Indonesia. Business Accounting Review, Vol.3, No.1, Hlm : 316-326. Angelina, S., dan Juniarti,. (2015). Pengaruh corporate social responsibility terhadap respon investor pada sektor property, real estate, dan konstruksi bangunan di Indonesia. Business Accounting Review, Vol.3, No.1, Hlm : 190-199. Anh, P.Q,. (2015). Internal determinants and effects of firm-level environmental performance: Empirical evidences from Vietnam. Asian social sciences; Vol. 11, No. 4. Aryani, D.D., dan Amanah, L,.(2014). Analisis pengungkapan corporate social responsibility terhadap kinerja keuangan. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, Vol.3, No.2. Ball, R dan Brown, P,. (1968). An empirical evaluation of accounting income number. Journal of Accounting Research, pp: 159-177. Beaver, W. H., (1968). Financial reporting: An accounting revolution, englewood cliffs: NJ: Prentice Hall Inc. Berry, A.M., dan Dennis, A.R,. (1998). Proactive corporate environmental management: a new industrial revolution. Academy of Management Executive. 12 (2). 38-50. Bisnis.com, 2014. PROPER 2014: jumlah perusahaan hitam berkurang drastis. (http://industri.bisnis.com/read/20140712/257/242808/proper-2014jumlah-perusahaan-hitam-berkurang-drastis, diakses tanggal 12 Juli 2016). 66 Brown, S. J dan Warner J. B. 1985. Using daily stock return : The cast of event studies. journal of financial economics. No. 14. Budiyanto., dkk. (2006). Analisis trading volume activity (TVA) dan abnormal return pada saham perusahaan-perusahaan yang tercatat dalam Jakarta Islamic Index (JII) sebelum dan setelah bergabung dengan JII. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia.Vol.V, No.1, Hal.42-54. Burhan, 2012. The impact of sustainability reporting on company performance. Journal of economics, business and accountancy ventura 15.2 : 257-272. Chariri, A,. (2008). Kritik sosial atas pemakaian teori dalam penelitian pengungkapan sosial dan lingkungan. Jurnal Maksi Vol.8 No.2, Hlm : 152-169. Cheng, M dan Christiawan, Y.J,.(2011). Pengaruh pengungkapan corporate social responsibility terhadap abnormal return. Jurnal Akuntansi Keuangan, Vol.13, No.1, Hal : 24-36. Chordia, Tarun dan Bhaskaran Swaminathan, 2000, Trading Volume and CrossAutocorrelations in Stock Returns, The Journal of Finance, Vol. LV, No. 2, p. 913 – 935 Efferin., et al. (2008). Metodologi penelitian akuntansi; Mengungkapkan fenomena dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu. Elkington, J,. (1997). Cannibals with forks. The triple bottom line of 21st century. Elkington, John. (1997). Cannibals with forks, the triple bottom line of twentieth century business. Capstone: Oxford. Fatmawati, S. dan Asri, M. 1999. Pengaruh stock split terhadap liquiditas saham yang diukur dengan besarnya bid ask spread di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol.14, No.4. Hal. 93-110. Firmansyah, A.D,. dan Agustin, S. (2016). Analisis perbandingan trading volume activity dan abnormal return sebelum sesudah stock split. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen : Vol.5, No.5. Ghozali, I,. (2006). Statistik non-parametrik, teori dan aplikasi dengan program SPSS. Semarang: Universitas Diponegoro. Ghozali, I,. (2011). Aplikasi analisis multivariate dengan program IBM SPSS 19. Semarang: Universitas Diponegoro. Gray, et al,. (1995). Corporate Social Reporting: Emerging Trends in Accountability and the Social Contract. Accounting, Auditing And Accountability Journal. Vol. 1, No. 1, p. 6-20. 67 Gunawan, Y., dan Mayangsari, S. (2015). Pengaruh sustainability reporting terhadap nilai perusahaan dengan investment opportunity set sebagai variabel moderating. E-journal Akuntansi Trisakti, Vol. 2, No.1, Hal: 1-12. Hartono, J,. (2011). Metodologi penelitian bisnis.Yogyakarta : BPFE. Hartono,J,. (2014). teori portofolio dan analisis investasi. BPFE Yogyakarta, Edisi Kesembilan. Yogyakarta. Hasanah, dkk,. (2014). Model pengembangan good corporate governance dan sustainability report pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi 17 Lombok. Hendriksen, E. (1998). Teori akunting 5th buku satu. Batam: Interaksara. Hidayat, S,. 2014. CSR dalam tinjauan Islam (https://nadeleeaghna.wordpress.com/2014/05/05/csr-dalam-tinjauanislam/). Diunduh 11 Juni 2016. Husnan, S., Mamduh, M., dan WIbowo, A. 1996. Dampak pengumuman laporan keuangan terhadap kegiatan perdagangan saham dan variabilitas tingkat keuntungan,. Kelola, Vol.V, No.11. Ikhsan, Arfan. (2009). Akuntansi lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Indriantoro, N., dan Supomo, B. (2002). Metodologi penelitian bisnis: Untuk akuntansi dan manajemen. Yogyakarta : BPFE. Iriyanto, F.N dan Nugroho, P.I,. (2014). Pengaruh kinerja lingkungan terhadap praktik pengungkapan sustainability report dan kinerja ekonomi. Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan, Vol.3, No.1, Hal : 46-57. Ja’far, M danArifah, D.A,. (2006). Pengaruh dorongan manajemen lingkungan, manajemen lingkungan proaktif dan kinerja lingkungan terhadap public environmental reporting. Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang. Jaya, A,. (2004). Konsep pembangunan bekelanjutan (sustainable development). Pengantar Falsafah Sains (PPS-702) Program S3 Institut Pertanian Bogor. Jenawan, S dan Juniarti. (2015). Pengaruh pengungkapan sustainability reporting terhadap respon investor. Business Accounting Review, Vol.3, No.1, Hlm : 180-189. Junaedi, D. 2005. Dampak tingkat pengungkapan informasi perusahaan terhadap volume perdagangan dan return saham: penelitian empiris terhadap perusahaan-perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol.2, No.2, pp. 1-28. 68 Maharani, A.A.I.A,. (2014). Respon pasar atas informasi laba (replikasi Ball dan Brown 1968). E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 8.1 (2014): 8393. Maobin. W, et al,. (2011). Corporate social responsibility, investor behaviours, and stock market returns: Evidence from a natural experiment in China. Journal of Business Ethics 101: 127-141. Mas’ud , A,. (2008). Analisis perbedaan abnormal return, risiko dan trading volume activity saham sebelum dan sesudah dikeluarkannya Perda DKI Jakarta No.2/2006 pada perusahaan rokok yang listing di BEI. Muhammad. (2008). Metodologi penelitian Islam: Pendekatan kuantitatif. Edisi 1, Jakarta : PT. Raja Grafindo. Mulyadi. (2001). Akuntansi manajemen: Konsep, manfaat dan rekayasa. Edisi Ketiga. Salemba Empat. Jakarta. Natalia, R., dan Tarigan, J,. (2014). Pengaruh sustainability reporting terhadap kinerja keuangan perusahaan public dari sisi profitability ratio. Business Accounting Review, Vol.2, No. 1. Neni, M dan Mahendra, H. 2004. Pengaruh pemilihan umum legislatif indonesia tahun 2004 terhadap return saham dan volume perdagangan saham LQ-45 di PT. Bursa Efek Jakarta (BEJ). Sinergi Kajian Bisnis dan Manajemen, Vol.7, No.1, Hal. 89-101. Nofianti, L. (2012). Peran akuntan manajemen dalam manajemen lingkungan dan kinerja lingkungan. Nugraha, D.A., dan Juniarti (2015). Pengaruh corporate social responsibility terhadap respon investor pada sektor industri pertambangan. Business Accounting Review, Vol.3, No.1, Hal: 133-143. Ongkowiyono, E., dan Juniarti. (2015). Pengaruh corporate social responsibility terhadap respon investor dalam sektor infrastruktur, utilitas, dan transportasi di Indonesia. Business Accounting Review, Vol.3, No.1, Hal: 233-244. Permatasari, P,. (2013). Hubungan kausalitas antara kinerja sosial dan ekonomi perusahaan. Trikonomika. Vol 12, No.1. Pertiwi, I, dkk. (2015). Pengaruh kinerja lingkungan dan pengungkapan lingkungan terhadap kinerja keuangan. Prosiding Akuntansi, ISSN: 24606561. Prabandari, K.R., dan Suryanawa, K,. (2014). Pengaruh environmental performance pada reaksi investor di perusahaan High Profile Bursa Efek Indonesia. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 7.2, Hlm : 298-312. 69 Prayosho, I.S dan Hananto, H. Pengaruh sustainability reporting terhadap abnormal return saham pada badan usaha sektor pertambangan yang terdaftar di BEI Periode 2010-2012. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 2 (2), 1-12. Press Release PROPER. 2011. (www.menlh.go.id). Diakses tanggal 25 Januari 2016. Pujiastuti,. (2015). Pengaruh karakteristik perusahaan dan good corporate governance terhadap luas pengungkapan sustainability report. Jurnal Studi Manajemen dan Bisnis, Vol.2 No.1. Rakhiemah, A.N., dan Agustia, D,. (2009). Pengaruh kinerja lingkungan terhadap corporate social responsibility (csr) disclosure dan kinerja finansial perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi XII, (4-6 November), Palembang. Restuti, M.D., dan Nathaniel, C. (2012). Pengaruh pengungkapan corporate social responsibility terhadap earning response coeficient. Jurnal Dinamika Manajemen, Vol. 3, No. 1. Sampurna, M.E,. (2007). Pengaruh corporate governance pada hubungan corporate social responsibility dan nilai perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi X, Makasar. Saputro, D.A, dkk. (2013). Pengaruh kinerja keuangan terhadap pengungkapan sustainability report perusahaan di Bursa Efek Indonesia. Accounting Analysis Journal, 2 (4). ISSN 2252-6765. Sari, M.P.Y.S,. (2013). Pengaruh kinerja keuangan, ukuran perusahaan dan corporate governance terhadap pengungkapan sustainability report. Diponegoro Journal of Accounting, Vol.2, No.3, Hlm : 1-10. Sawir, A. (2004). Analisis kinerja keuangan dan perencanaan keuangan perusahaan. Gramedia Pustaka Umum. Jakarta. Sayekti, Y dan Wodabio, L.S,. (2007). Pengaruh CSR terhadap earning response coeficient. Simposium Nasional Akuntansi X. Unhas Makassar 26-28 Juli. Sembiring, Eddy Rismanda. (2005). Karakteristik perusahaan dan pengungkapan tanggung jawab sosial: studi empirispada perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi VIII.Solo. Hal: 379395. Setiawan, D., & Subekti, S. (2005). Pengujian Efisiensi Pasar Bentuk Setengah Kuat Secara Keputusan: Analisis Pengumuman Dividen Meningkat (Studi Empiris pada Bursa Efek Jakarta Selama Krisis Moneter). Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, 8(2), 121-137. 70 Shermanto, C.A dan Miqdad, M. (2014). Pengaruh luas pengungkapan tanggung jawab lingkungan dan kinerja keuangan perusahaan terhadap reaksi pasar pada perusahaan manufaktur yang listed di BEI tahun 2009-2012. Artikel Ilmiah Mahasiswa. Pp 1-7. Sidharta, S.D., dan Juniarti. (2015). Pengaruh corporate social responsibility terhadap respon investor dalam sektor keuangan. Business Accounting Review, Vol.3, No.1, Hal: 245-256. Sofiyan. (2013). Metode penelitian kuantitatif: Dilengkapi dengan perbandingan perhitungan manual dan SPSS. Jakarta :KencanaPenada Media Grup. Suartana, I.W,. (2010). Akuntansi lingkungan dan triple bottom line accounting : paradigma baru akuntansi bernilai tambah. Jurnal Bumi Lestari, Vol.10, No.1. Hlm. 105-112. Sucipto. (2003). Penilaian kinerja keuangan. Universitas Sumatera Utara Digital Library. Sudaryanto. (2011). Pengaruh kinerja lingkungan terhadap kinerja finansial perusahaan dengan CSR disclosure sebagaivariabel intervening. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Diponegoro. Sugiyono. (2010). Metode penelitian bisnis. Bandung: CV. Alfabeta. . (2012). Statistika untuk penelitian. Bandung: CV. Alfabeta. Supit, dkk,. (2014). Analisis kinerja non keuagan PT. Otsuka Indonesia cabang Manado. Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi, 2 (2). Susanto, Y.K., dan Tarigan, J,.(2013). Pengaruh pengungkapan sustainability report terhadap profitiabilitas perusahaan. Business Accounting Review, Vol.1. Suwardjono. (2005). Teori Akuntansi perekayasaan pelaporan keuangan. Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE. Tandelilin, E. (2001). Analisis investasi dan manajemen portofolio. Yogyakarta, BPFE. Tandelilin, E. (2010). Portofolio dan investasi: Teori dan aplikasi. edisi pertama Kanisius Yogyakarta. Tarun, C. dan Bhaskaran. 2000. Trading volume and cross autocorrelation in stock return. The Journal of Finance, Vol. 4. Tjiasmanto, V. M., dan Juniarti. (2015). Pengaruh pengungkapan corporate social responsibility terhadap respon investor dalam sektor aneka industri. Business accounting review, Vol. 3 No. 1. 71 Undang-undang (UU) Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Wahyu, P,. (2007). Analisis perbedaan return, abnormal return dan trading volume activity saham perusahaan pertambangan minyak & gas di BEI sebelum dan sesudah “Bencana Lumpur Panas PT. Lapindo Brantas di Sidoarjo. http://mulok.library.um.ac.id/home.php?s_data=Skripsi&id=32486&mod =b&cat=4&s_field=2&s_teks=Nilai%20Moral&fulltext=2&s_teks2=&st art=40&page=450. Wibisono, Y. (2007). Membedah konsep dan aplikasi corporate social responsibility. Fascho Publishing. Gresik. Wibowo, I dan Faradiza, S.A,. (2014). Dampak pengungkapan sustainability report terhadap kinerja keuangan dan pasar perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi 17 Lombok. www.duniainvestasi.com www.idx.co.id. www.menlh.go.id. Yuliana, dkk. (2008) Pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan csr dan dampaknya terhadap reaksi investor. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia. Vol.5, No.2. Zuhroh, D., dan Sukmawati, I.P.P.H. (2003). Analisis pengaruh luas pengungkapan sosial dalam laporan tahunan perusahaan terhadap reaksi investor. Simposium Nasional Akuntansi VI 2006. LAMPIRAN 73 Lampiran 1 JADWAL PENELITIAN NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 KEGIATAN Penyusunan Proposal Konsultasi Revisi Proposal Pengumpulan Data Prosesing Data Penulisan Skripsi Pendaftaran Munaqosah Munaqosah Revisi Skripsi Nov 1 2 x x x x Des 2 3 Januari 1 3 4 Februari 1 2 3 4 Maret 1 2 3 4 April 1 2 4 x x x x x x x x x x x x x x x x Mei 1 2 3 x x x x Juni 2 3 x Juli 3 4 x x Agus 1 2 September 1 2 3 4 x x x x x x x x x x x 73 74 Lampiran 2 Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. Kode AMFG CTBN FASW GDST ICBP INDR INTP PTSN SMCB TOTO TPIA UNIC UNVR Nama Perusahaan Asahimas Flat Glass Tbk Citra Tubindo Tbk Fajar Surya Wisesa Tbk Gunawan Dianjaya Steel Tbk Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Indo-Rama Synthetics Tbk Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Sat Nusapersada Tbk Holcim Indonesia Tbk Surya Toto Indonesia Tbk Chandra Asri Petrochemical Tbk Unggul Indah Cahaya Tbk Unilever Indonesia Tbk Peringkat Kinerja Lingkungan Perusahaan Sampel No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. Kode AMFG CTBN FASW GDST ICBP INDR INTP PTSN SMCB TOTO TPIA UNIC UNVR Nama Perusahaan Asahimas Flat Glass Tbk Citra Tubindo Tbk Fajar Surya Wisesa Tbk Gunawan Dianjaya Steel Tbk Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Indo-Rama Synthetics Tbk Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Sat Nusapersada Tbk Holcim Indonesia Tbk Surya Toto Indonesia Tbk Chandra Asri Petrochemical Tbk Unggul Indah Cahaya Tbk Unilever Indonesia Tbk 2012 2013 2014 3 3 2 3 4 3 5 3 5 3 4 3 5 3 3 3 3 4 3 5 3 5 3 4 2 5 3 3 3 3 4 3 4 3 5 3 3 2 4 75 Lampiran 3 Indeks Pengungkapan Sustainability Report Indikator-Indikator Kinerja Ekonomi Aspek : Kinerja Ekonomi 1 EC1 Perolehan dan distribusi nilai ekonomi langsung, meliputi pendapatan, biaya operasi, imbal jasa karyawan, donasi dan investasi komunitas lainnya, laba ditahan dan pembayaran kepada penyandang dana serta pemerintah 2 EC2 Implikasi finansial dan risiko lainnya akibat perubahan iklim serta peluangnya bagi aktivitas organisasi 3 EC3 Jaminan kewajiban organisasi terhadap program imbalan pasti 4 EC4 Bantuan finansial yang signifikan dari pemerintah Aspek : Kehadiran Pasar 5 EC5 Rentang risiko standar upah terendah dibandingkan dengan upah minimum setempat pada lokasi operasi yang signifikan 6 EC6 Kebijakan praktek, dan proporsi pengeluaran untuk pemasok local pada lokasi operasi yang signifikan 7 EC7 Prosedur penerimaan pegawai lokal dan proporsi manajemen senior lokal yang dipekerjakan pada lokasi operasi signifikan. Aspek : Dampak Ekonomi Tidak Langsung 8 EC8 Pembangunan dan dampak dari investasi infrastruktur serta jasa yang diberikan untuk kepentingan public secara komersial, nature, atau pro bono. 9 EC9 Pemahaman dan penjelasan dampak ekonomi tidak langsung yang signifikan termasuk seberapa luas dampaknya. Indikator Kinerja Lingkungan Aspek : Material 10 EN 1 Penggunaan Bahan; diperinci berdasarkan berat atau volume 11 EN 2 Presentase Penggunaan Bahan Daur Ulang Aspek : Energi 12 EN 3 Penggunaan Energi Langsung dari Sumberdaya Energi Primer 13 EN 4 Pemakaian Energi Tidak Langsung berdasarkan Sumber Primer 14 EN 5 Penghematan Energi melalui Konsevasi dan Peningkatan Efisiensi 15 EN 6 Inisiatif untuk mendapatkan produk dan jasa berbasis energi efisien atau energi yang dapat diperbarui, serta pengurangan persyaratan kebutuhan energi sebagai akibat dari inisiatif. 16 EN 7 Inisiatif untuk mengurangi konsumsi energi tidak langsung dan pengurangan yang dicapai. Aspek : Air 17 EN 8 Total pengambilan air per sumber 18 EN 9 Sumber air yang terpengaruh secara signifikan akibat pengambilan air 76 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 EN 10 Presentase dan total volume air yang digunakan kembali dan didaur ulang. Aspek : Biodiversitas (Keanekaragaman Hayati) EN 11 Lokasi dan Ukuran tanah yang dimiliki, disewa, dikelola oleh organisasi pelapor yang berlokasi di dalam, atau yang berdekatan dengan daerah yang diproteksi (dilindungi) atau daerah-daerah yang memiliki nilai keanekaragaman hayati yang tinggi di luar daerah yang diproteksi. EN 12 Uraian atas berbagai dampak signifikan yang diakibatkan oleh aktivitas, produk, dan jasa organisasi pelapor terhadap keanekaragaman hayati di daerah yang diproteksi (dilindungi) dan di daerah yang memiliki keanekaragaman hayati bernilai tinggi di luar daerah diproteksi (dilindungi). EN 13 Habitat yang dilindungi dan dipulihkan EN 14 Strategi tindakan dan rencana mendatang untuk mengelola dampat terhadap keanekaragaman hayati EN 15 Jumlah spesies berdasarkan tingkat risiko kepunahan yang masuk dalam Daftar Merah IUCN (IUCN Red List Species) dan yang masuk dalam daftar konservasi nasional dengan habitat di daerah-daerah yang terkena dampak operasi. Aspek : Emisi, Efluen dan Limbah EN 16 Jumlah emisi gas rumah kaca yang sifatnya langsung maupun tidak langsung dirinci berdasarkan berat. EN 17 Emisi gas rumah kaca tidak langsung lainnya diperinci sesuai berat. EN 18 Inisiatif untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan pencapainnya EN 19 Emisi bahan kimia yang merusak lapisan ozon (ozonedepleting substance / ODS) diperinci berdasarkan berat. EN 20 Nox, Sox dan emisi udara signifikan lainnya yang diperinci berdasarkan jenis dan berat EN 21 Jumlah buangan air menurut kualitas dan tujuan EN 22 Jumlah berat limbah menurut jenis dan metode pembuangan EN 23 Jumlah dan volume tumpahan yang signifikan EN 24 Berat limbah yang diangkut, diimpor, diekspor, atau diolah yang dianggap berbahaya menurut Lampiran Konvensi Besel I,II,III dan VIII, dan presentase limbah yang diangkut secara internasional EN 25 Identitas, ukuran, status proteksi dan nilai keanekaragaman hayati badan air serta habitat terkait yang secara signifikan dipengaruhi oleh pembuangan dan limpasan air organisasi Aspek : Produk dan Jasa EN 26 Inisiatif untuk mengurangi dampak lingkungan produk dan jasa dan sejauh mana dampak pengurangan tersebut 77 36 EN 27 Presentase produk terjual dan bahan kemasannya yang ditarik menurut kategori Aspek : Kepatuhan 37 EN 28 Nilai moneter denda yang signifikan dan jumlah sanksi non moneter atas pelanggaran terhadap hokum dan regulasi lingkungan Aspek : Pengangkutan / Transportasi 38 EN 29 Dampak lingkungan yang signifikan dan jumlah sanksi nonmoneter atas pelanggaran terhadap hokum dan regulasi lingkungan Aspek : Menyeluruh 39 EN 30 Jumlah pengeluaran untuk proteksi dan investasi lingkungan menurut jenis. Praktek Tenaga Kerja dan Pekerjaan yang Layak Indikator Kerja Aspek : Pekerjaan 40 LA 1 Jumlah angkatan kerja menurut jenis pekerjaan dan wilayah 41 LA 2 Jumlah dan tingkat perputaran karyawan menurut kelompok usia, jenis kelamin, dan wilayah 42 LA 3 Manfaat yang disediakan bagi karyawan tetap (purna waktu) yang tidak disediakan bagi karyawan tidak tetap (paruh waktu) menurut kegiatan pokoknya Aspek : Tenaga Kerja / Hubungan Manajemen 43 LA 4 Presentase karyawan yang dilindungi perjanjian tawar menawar kolektif tersebut 44 LA 5 Masa pemberitahuan minimal tentang perubahan kegiatan penting, termasuk apakah hal itu dijelaskan dalam perjanjian kolektif tersebut. Aspek : Kesehatan dan Keselamatan Jabatan 45 LA 6 Presentase jumlah angkatan kerja yang resmi diwakili dalam panitia Kesehatan dan Keselamatan antara manajemen dan pekerja yang membantu memantau dan memberi nasihat untuk program keselamatan dan kesehatan jabatan. 46 LA 7 Tingkat kecelakaan fisik, penyakit karena jabatan, hari-hari yang hilang, dan ketidakhadiran dan jumlah kematian karena pekerjaan menurut wilayah 47 LA 8 Program pendidikan, pelatihan, penyuluhan/bimbingan, pencegahan, pengendalian risiko setempat untuk membantu para karyawan, anggota keluarga dan anggota masyarakat, mengenai penyakit yang berbahaya. 48 LA 9 Masalah kesehatan dan keselamatan yang tercakup dalam perjanjian resmi dengan seikat karyawan Aspek : Pelatihan dan Pendidikan 49 LA 10 Rata-rata jam pelatihan tiap tahun tiap karyawan menurut kategori / kelompok karyawan 78 50 LA 11 Program untuk pengaturan keterampilan dan pembelajaran sepanjang hayat yang menunjang kelangsungan pekerjaan karyawan dan membantu mereka dalam mengatur akhir karir. 51 LA 12 Presentase karyawan yang menerima peninjauan kinerja dan pengembangan karir secara teratur. Aspek : Keberagaman dan Kesempatan Setara 52 LA 13 Komposisi badan pengelola dan perincian karyawan tiap kategori/kelompok menurut jenis kelamin, kelompok usia, keanggotaan kelompok minoritas, dan keanekaragaman indicator lain 53 LA 14 Perbandingan rasio gaji dasar pria terhadap wanita menurut kelompok/kategori karyawan Hak Asasi Manusia Aspek : Praktek Investasi dan Pengadaan 54 HR 1 Presentase dan jumlah perjanjian investasi signifikan yang memuat klausul HAM atau telah menjalani skrining/filtrasi terkait dengan aspek hak asasi manusia 55 HR 2 Presentase pemasok dan kontraktor signifikan yang telah menjalani proses skrining / filtrasi atas aspek HAM 56 HR 3 Jumlah waktu pelatihan bagi karyawan dalam hal mengenal kebijakan dan serta prosedur terkait dengan aspek HAM yang relevan dengan kegiatan organisasi, termasuk presentase karyawan yang telah menjalani pelatihan. Aspek : Nondiskriminasi 57 HR 4 Jumlah kasus diskriminasi yang terjadi dan tindakan yang diambil Aspek : Kebebasan Berserikat dan Berunding Bersama Berkumpul 58 HR 5 Segala kegiatan berserikat dan berkumpul yang teridentifikasi dapat menimbulkan risiko yang signifikan serta tindakan yang diambil untuk mendukung hak-hak tersebut Aspek : Pekerjaan Anak 59 HR 6 Kegiatan yang identifikasi mengandung risiko yang signifikan dapat menimbulkan terjadinya kasus pekerja anak, dan langkahlangkah yang diambil untuk mendukung upaya penghapusan pekerja anak Aspek : Kerja Paksa dan Kerja Wajib 60 HR 7 Kegiatan yang teridentifikasi mengandung risiko yang signifikan dapat menimbulkan terhadinya kasus pekerja anak, dan langkahlangkah yang telah diambil untuk mendukung upaya penghapusan kerja paksa atau kerja wajib Aspek : Praktek / Tindakan Pengamanan 61 HR 8 Presentase personel penjaga keamanan yang terlatih dalam hal kebijakan dan prosedur organisasi terkait dengan aspek HAM yang relevan dengan kegiatan organisasi 79 Aspek : Hak Penduduk Asli 62 HR 9 Jumlah kasus pelanggaran yang terkait dengan hak penduduk asli dan langkah-langkah yang diambil Masyarakat Aspek : Komunitas 63 SO 1 Sifat dasar, ruang lingkup, dan keefektifan setiap program dan praktek yang dilakukan untuk menilai dan mengelola dampak operasi terhadap masyarakat, baik pada saat memulai, pada saat beroperasi dan pada saat mengakhiri Aspek : Korupsi 64 SO 2 Presentase dan jumlah unit usaha yang memiliki risiko terhadap korupsi 65 SO 3 Presentase pegawai yang dilatih dalam kebijakan dan antikorupsi 66 SO 4 Tindakan yang diambil dalam menanggapi kejadian korupsi Aspek : Kebijakan Publik 67 SO 5 Kedudukan kebijakan publik dan partisipasi dalam proses melobi dan pembuatan kebijakan publik 68 SO 6 Nilai kontribusi finansial dan natura kepada para partai politik, dan institusi terkait berdasarkan Negara di mana perusahaan beroperasi Aspek : Kelakuan Tidak Bersaing 69 SO 7 Jumlah tindakan hokum terhadap pelanggaran ketentuan anti persaingan, anti trust dan praktek monopoli serta sangsinya Aspek : Kepatuhan 70 SO 8 Nilai uang dari denda signifikan dan jumlah sanksi nonmoneter untuk pelanggaran hokum dan peraturan yang dilakukan Tanggung Jawab Produk Aspek : Kesehatan dan Keamanan Pelanggan 71 PR 1 Tahapan daur hidup di mana dampak produk dan jasa yang menyangkut kesehatan dan keamanan dinilai untuk penyempurnaan dan presentase dari kategori produk dan jasa yang penting yang harus mengikuti prosedur tersebut 72 PR 2 Jumlah pelanggaran terhadap peraturan dan etika mengenai dampak kesehatan dan keselamatan suatu produk dan jasa selama daur hidup, per produk Aspek : Pemasangan Label bagi Produk dan Jasa 73 PR 3 Jenis informasi produk dan jasa yang dipersyaratkan oleh prosedur dan presentase produk dan jasa yang signifikan yang terkait dengan informasi yang dipersyaratkan tersebut. 74 PR 4 Jumlah pelanggaran peraturan dan voluntary codes mengenai penyediaan informasi produk dan jasa serta pemberian label, per produk 75 PR 5 Praktek yang berkaitan dengan kepuasan pelanggan termasuk hasil survey yang mengukur kepuasan pelanggan 80 76 77 78 79 Aspek : Komunikasi Pemasaran PR 6 Program-program untuk ketaatan pada hokum, standar, dan voluntary codes yang terkait dengan komunikasi pemasaran, termasuk periklanan, promosi dan sponsorship PR 7 Jumlah pelanggaran peraturan dan voluntary codes sukarela mengenai komunikasi pemasaran termasuk periklanan, promosi, dan sponsorship, menurut produknya Aspek : Keleluasaan Pribadi (privacy) Pelanggan PR 8 Jumlah keseluruhan dari pengadaan yang berdasar mengenai pelanggaran keleluasaan pribagi (privacy) pelanggan dan hilangnya data pelanggan Aspek : Kepatuhan PR 9 Nilai moneter dari denda pelanggaran hokum dan peraturan mengenai pengadaan dan penggunaan produk dan jasa 81 Lampiran 4 Hasil Pengolahan Data Perusahaan Sampel periode 2012-2014 2012 AMFG CPIN FASW GDST ICBP INDR INTP PTSN SMCB TOTO TPIA UNIC UNVR 2013 AMFG CTBN FASW GDST ICBP INDR INTP PTSN SMCB TOTO TPIA UNIC UNVR 2014 AMFG CTBN FASW GDST ICBP INDR INTP PTSN SMCB TOTO TPIA UNIC UNVR EC1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 EC2 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 EC3 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 EC4 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 EC5 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 EC6 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 EC7 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 EC8 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 EC9 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 EN1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 EN2 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 EN3 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 EN4 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 EN5 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 EN6 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 82 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 EN 10 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 EN 11 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 EN 12 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 EN 13 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 EN 14 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 EN 15 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 EN 16 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 EN 17 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 EN 18 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 EN 19 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 EN 20 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 EN 21 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 EN 22 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 EN 23 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 EN 24 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 EN 25 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 EN7 EN8 EN9 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 83 EN 26 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 EN 27 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 EN 28 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 EN 29 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 EN 30 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 LA 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 LA 2 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 LA 3 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 LA 4 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 LA 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 LA 6 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 LA 7 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 LA 8 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 LA 9 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 LA 10 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 LA 11 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 LA 12 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 LA 13 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 LA 14 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 84 HR 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 HR 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 HR 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 HR 4 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 HR 5 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 HR 6 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 HR 7 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 HR 8 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 HR 9 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 SO 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 SO 2 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 SO 3 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 SO 4 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 SO 5 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 SO 6 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 SO 7 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 SO 8 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 PR 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 PR 2 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 85 PR3 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 PR4 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 PR5 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 PR6 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 PR7 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 PR8 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 PR9 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 Jumlah 12 19 10 7 17 12 75 17 10 10 11 9 58 Rata-Rata 0.152 0.241 0.127 0.089 0.215 0.152 0.949 0.215 0.127 0.12658 0.139 0.114 0.734 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 17 21 14 7 15 11 79 9 15 7 15 17 14 0.215 0.266 0.177 0.089 0.190 0.139 1.000 0.114 0.190 0.089 0.18987 0.215 0.177 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 15 18 13 5 17 8 46 13 12 17 16 11 42 0.190 0.228 0.165 0.063 0.215 0.101 0.582 0.165 0.152 0.21519 0.203 0.139 0.532 86 Lampiran 5 TRADING VOLUME ACTIVITY PERUSAHAAN SAMPEL 2012-2014 2012 AMFG CTBN FASW GDST ICBP INDR INTP PTSN SMCB TOTO TPIA UNIC UNVR Volume Perdagangan 30169000 17900 14789000 298919500 728847000 3743000 634188500 51952000 1.256E+09 4549556 17177500 568500 449169000 2013 Saham Beredar 434000000 800,371,500 2477888787 8200000000 5830954000 654351707 3681231699 1771448000 7662900000 495360000 3066196416 383331363 7630000000 Rasio 0.070 0.000 0.006 0.036 0.125 0.006 0.172 0.029 0.164 0.009 0.006 0.001 0.059 Volume Perdagangan 10705000 15000 216056000 98991500 956758500 2910000 835625500 17797500 1263434000 4758010 11597000 560500 527353000 2014 Saham Beredar 434000000 800,371,500 2477888787 8200000000 5830954000 654351707 3681231699 1771448000 7662900000 495360000 3286962558 383331363 7630000000 Rasio 0.025 0.000 0.087 0.012 0.164 0.004 0.227 0.010 0.165 0.010 0.004 0.001 0.069 Volume Perdagangan 21777700 12000 31515900 211686600 766471100 3000200 801904100 6512900 596335600 2677428 20563600 698600 390836100 Saham Beredar 434000000 800,000,000 2477888787 8200000000 5830954000 654351707 3681231699 1771448000 7662900000 990720000 3286962558 383331363 7630000000 Rasio 0.050 0.000 0.013 0.026 0.131 0.005 0.218 0.004 0.078 0.003 0.006 0.002 0.051 86 87 No 1. Kode AMFG 2. CTBN 3. FASW 4. GDST 5. ICBP 6. INDR 7. INTP 8. PTSN 9. SMCB 10. TOTO 11. TPIA 12. UNIC 13. UNVR KL 2013 2012 2014 SR 2013 2012 2014 3 3 3 0.152 0.215 0.190 3 3 3 0.241 0.266 0.228 2 3 3 0.127 0.177 0.165 3 3 3 0.089 0.089 0.063 4 4 4 0.215 0.190 0.215 3 3 3 0.152 0.139 0.101 5 5 4 0.949 1.000 0.582 3 3 3 0.215 0.190 0.165 5 5 5 0.127 0.114 0.152 3 3 3 0.127 0.190 0.215 4 4 3 0.139 0.215 0.203 3 2 2 0.114 0.177 0.139 5 5 4 0.734 0.215 0.532 2012 0.070 TVA 2013 0.025 2014 0.050 0.000 0.000 0.000 0.006 0.087 0.013 0.036 0.012 0.026 0.125 0.164 0.131 0.006 0.004 0.005 0.172 0.227 0.218 0.029 0.010 0.004 0.164 0.165 0.078 0.009 0.010 0.003 0.006 0.004 0.006 0.001 0.001 0.002 0.059 0.069 0.051 87 88 Lampiran 6 Uji Asumsi Klasik Hasil Uji Normalitas Model 1 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 39 Normal Parameters Mean a,b 0E-7 Std. Deviation Most Extreme Differences .18393413 Absolute .170 Positive .170 Negative -.123 Kolmogorov-Smirnov Z 1.060 Asymp. Sig. (2-tailed) .211 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Hasil Uji Autokorelasi Model 1 b Model Summary Model 1 R .528 a R Adjusted R Std. Error of Square Square the Estimate .279 .259 Change Statistics R Square F Change Change .186403 .279 df1 df2 14.283 1 37 b. Dependent Variable: SR Hasil Uji Normalitas Model 2 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual Normal Parameters 39 a,b Most Extreme Differences Mean Std. Deviation 0E-7 .04686331 Absolute .160 Positive .160 Negative -.128 Kolmogorov-Smirnov Z .996 Asymp. Sig. (2-tailed) .274 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sig. F Watson Change a. Predictors: (Constant), KL N Durbin- .001 1.977 89 Hasil Uji Autokorelasi Model 2 b Model Summary Model 1 R .716 a R Adjusted R Std. Error of Square Square the Estimate .512 .499 Change Statistics R Square F Change Change .047492 .512 Durbin- df1 df2 38.838 Watson Sig. F Change 1 37 .000 2.407 a. Predictors: (Constant), KL b. Dependent Variable: TVA Hasil Uji Heterokesdastisitas Coefficients Model Unstandardized Coefficients B (Constant) a Standardized Coefficients Std. Error 1.181E-016 .122 .000 .034 t Sig. Beta .000 1.000 .000 1.000 1 KL a. Dependent Variable: AbsUt .000 90 Lampiran 7 Hasil Uji Regresi Sederhana (Model 1) Variables Entered/Removed Model 1 KL Variables Variables Entered Removed b a Method . Enter a. Dependent Variable: SR b. All requested variables entered. b Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics Durbin-Watson R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change 1 .528 a .279 .259 .186403 .279 14.283 1 37 .001 1.977 a. Predictors: (Constant), KL b. Dependent Variable: SR a ANOVA Model Sum of Squares Regression 1 df Mean Square .496 1 .496 Residual 1.286 37 .035 Total 1.782 38 F 14.283 Sig. .001 b a. Dependent Variable: SR b. Predictors: (Constant), KL 90 91 Coefficients Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B (Constant) Std. Error a t Sig. Beta -.204 .122 .129 .034 Correlations Collinearity Statistics Zero-order Partial Part Tolerance VIF -1.668 .104 1 KL .528 3.779 .001 .528 .528 .528 1.000 1.000 a. Dependent Variable: SR Lampiran 8 Hasil Uji Regresi Sederhana (Model 2) Variables Entered/Removed Model 1 KL Variables Variables Entered Removed b a Method . Enter a. Dependent Variable: TVA b. All requested variables entered. b Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics Durbin-Watson R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change 1 .716 a .512 .499 .047492 .512 38.838 1 37 .000 2.407 a. Predictors: (Constant), KL b. Dependent Variable: TVA 91 92 a ANOVA Model 1 Sum of Squares df Mean Square Regression .088 1 .088 Residual .083 37 .002 Total .171 38 F Sig. 38.838 .000 b a. Dependent Variable: TVA b. Predictors: (Constant), KL Coefficients Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B (Constant) Std. Error -.136 .031 .054 .009 a t Sig. Beta Correlations Zero-order Partial Part Collinearity Statistics Tolerance VIF -4.355 .000 1 KL .716 6.232 .000 .716 .716 .716 1.000 1.000 a. Dependent Variable: TVA 92 93 LAMPIRAN 9 Distribusi Nilai ttabel d.f 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 t0.10 3.078 1.886 1.638 1.533 1.476 1.440 1.415 1.397 1.383 1.372 1.363 1.356 1.350 1.345 1.341 1.337 1.333 1.330 1.328 1.325 1.323 1.321 1.319 1.318 1.316 1.315 1.314 1.313 1.311 1.310 1.309 1.309 1.308 1.307 1.306 1.306 1.305 1.304 1.304 1.303 1.303 1.302 1.302 1.301 1.301 1.300 1.300 1.299 1.299 1.299 1.298 1.298 1.298 1.297 1.297 1.297 1.297 1.296 1.296 1.296 T0.05 6.314 2.920 2.353 2.132 2.015 1.943 1.895 1.860 1.833 1.812 1.796 1.782 1.771 1.761 1.753 1.746 1.740 1.734 1.729 1.725 1.721 1.717 1.714 1.711 1.708 1.706 1.703 1.701 1.699 1.697 1.696 1.694 1.692 1.691 1.690 1.688 1.687 1.686 1.685 1.684 1.683 1.682 1.681 1.680 1.679 1.679 1.678 1.677 1.677 1.676 1.675 1.675 1.674 1.674 1.673 1.673 1.672 1.672 1.671 1.671 t0.025 12.71 4.303 3.182 2.776 2.571 2.447 2.365 2.306 2.262 2.228 2.201 2.179 2.160 2.145 2.131 2.120 2.110 2.101 2.093 2.086 2.080 2.074 2.069 2.064 2.060 2.056 2.052 2.048 2.045 2.042 2.040 2.037 2.035 2.032 2.030 2.028 2.026 2.024 2.023 2.021 2.020 2.018 2.017 2.015 2.014 2.013 2.012 2.011 2.010 2.009 2.008 2.007 2.006 2.005 2.004 2.003 2.002 2.002 2.001 2.000 t0.01 31.82 6.965 4.541 3.747 3.365 3.143 2.998 2.896 2.821 2.764 2.718 2.681 2.650 2.624 2.602 2.583 2.567 2.552 2.539 2.528 2.518 2.508 2.500 2.492 2.485 2.479 2.473 2.467 2.462 2.457 2.453 2.449 2.445 2.441 2.438 2.434 2.431 2.429 2.426 2.423 2.421 2.418 2.416 2.414 2.412 2.410 2.408 2.407 2.405 2.403 2.402 2.400 2.399 2.397 2.396 2.395 2.394 2.392 2.391 2.390 t0.005 63.66 9.925 5.841 4.604 4.032 3.707 3.499 3.355 3.250 3.169 3.106 3.055 3.012 2.977 2.947 2.921 2.898 2.878 2.861 2.845 2.831 2.819 2.807 2.797 2.787 2.779 2.771 2.763 2.756 2.750 2.744 2.738 2.733 2.728 2.724 2.719 2.715 2.712 2.708 2.704 2.701 2.698 2.695 2.692 2.690 2.687 2.685 2.682 2.680 2.678 2.676 2.674 2.672 2.670 2.668 2.667 2.665 2.663 2.662 2.660 d.f 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 t0.10 1.296 1.296 1.296 1.296 1.296 1.295 1.295 1.295 1.295 1.295 1.295 1.295 1.295 1.295 1.295 1.294 1.294 1.294 1.294 1.294 1.294 1.294 1.294 1.294 1.294 1.293 1.293 1.293 1.293 1.293 1.293 1.293 1.293 1.293 1.293 1.292 1.292 1.292 1.292 1.292 1.292 1.292 1.292 1.292 1.292 1.291 1.291 1.291 1.291 1.291 1.291 1.291 1.291 1.291 1.291 1.290 1.290 1.290 1.290 1.290 t0.05 1.671 1.671 1.670 1.670 1.670 1.670 1.670 1.670 1.669 1.669 1.669 1.669 1.669 1.668 1.668 1.668 1.668 1.668 1.668 1.667 1.667 1.667 1.667 1.667 1.666 1.666 1.666 1.666 1.666 1.666 1.665 1.665 1.665 1.665 1.665 1.664 1.664 1.664 1.664 1.664 1.663 1.663 1.663 1.663 1.663 1.663 1.662 1.662 1.662 1.662 1.662 1.661 1.661 1.661 1.661 1.661 1.661 1.660 1.660 1.660 t0.025 2.000 1.999 1.999 1.999 1.998 1.998 1.998 1.997 1.997 1.997 1.996 1.996 1.996 1.995 1.995 1.995 1.994 1.994 1.994 1.993 1.993 1.993 1.992 1.992 1.992 1.991 1.991 1.991 1.990 1.990 1.990 1.989 1.989 1.989 1.988 1.988 1.988 1.987 1.987 1.987 1.986 1.986 1.986 1.985 1.985 1.985 1.984 1.984 1.984 1.983 1.983 1.983 1.982 1.982 1.982 1.981 1.981 1.981 1.980 1.980 t0.01 2.390 2.389 2.389 2.388 2.388 2.387 2.387 2.386 2.386 2.385 2.385 2.384 2.384 2.383 2.383 2.382 2.382 2.381 2.381 2.380 2.380 2.379 2.379 2.378 2.378 2.377 2.377 2.376 2.376 2.375 2.374 2.374 2.373 2.373 2.372 2.372 2.371 2.371 2.370 2.370 2.369 2.369 2.368 2.368 2.367 2.367 2.366 2.366 2.365 2.365 2.364 2.364 2.363 2.363 2.362 2.362 2.361 2.361 2.360 2.360 t0.005 2.659 2.659 2.658 2.657 2.657 2.656 2.655 2.655 2.654 2.653 2.653 2.652 2.651 2.651 2.650 2.649 2.649 2.648 2.647 2.647 2.646 2.645 2.645 2.644 2.643 2.643 2.642 2.641 2.641 2.640 2.639 2.639 2.638 2.637 2.637 2.636 2.635 2.635 2.634 2.633 2.633 2.632 2.631 2.631 2.630 2.629 2.629 2.628 2.627 2.627 2.626 2.625 2.625 2.624 2.623 2.623 2.622 2.621 2.621 2.620 Dari "Table of Percentage Points of the t-Distribution." Biometrika, Vol. 32. (1941), p. 300. Reproduced by permission of the Biometrika Trustess. 94 LAMPIRAN 10 Tabel Durbin-Watson (DW), α = 5% n 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 k=1 dL 0.6102 0.6996 0.7629 0.8243 0.8791 0.9273 0.9708 1.0097 1.0450 1.0770 1.1062 1.1330 1.1576 1.1804 1.2015 1.2212 1.2395 1.2567 1.2728 1.2879 1.3022 1.3157 1.3284 1.3405 1.3520 1.3630 1.3734 1.3834 1.3929 1.4019 1.4107 1.4190 1.4270 1.4347 1.4421 1.4493 1.4562 1.4628 1.4692 1.4754 1.4814 1.4872 1.4928 1.4982 dU 1.4002 1.3564 1.3324 1.3199 1.3197 1.3241 1.3314 1.3404 1.3503 1.3605 1.3709 1.3812 1.3913 1.4012 1.4107 1.4200 1.4289 1.4375 1.4458 1.4537 1.4614 1.4688 1.4759 1.4828 1.4894 1.4957 1.5019 1.5078 1.5136 1.5191 1.5245 1.5297 1.5348 1.5396 1.5444 1.5490 1.5534 1.5577 1.5619 1.5660 1.5700 1.5739 1.5776 1.5813 k=2 dL 0.4672 0.5591 0.6291 0.6972 0.7580 0.8122 0.8612 0.9054 0.9455 0.9820 1.0154 1.0461 1.0743 1.1004 1.1246 1.1471 1.1682 1.1878 1.2063 1.2236 1.2399 1.2553 1.2699 1.2837 1.2969 1.3093 1.3212 1.3325 1.3433 1.3537 1.3635 1.3730 1.3821 1.3908 1.3992 1.4073 1.4151 1.4226 1.4298 1.4368 1.4435 1.4500 1.4564 dU 1.8964 1.7771 1.6993 1.6413 1.6044 1.5794 1.5621 1.5507 1.5432 1.5386 1.5361 1.5353 1.5355 1.5367 1.5385 1.5408 1.5435 1.5464 1.5495 1.5528 1.5562 1.5596 1.5631 1.5666 1.5701 1.5736 1.5770 1.5805 1.5838 1.5872 1.5904 1.5937 1.5969 1.6000 1.6031 1.6061 1.6091 1.6120 1.6148 1.6176 1.6204 1.6231 1.6257 k=3 dL 0.3674 0.4548 0.5253 0.5948 0.6577 0.7147 0.7667 0.8140 0.8572 0.8968 0.9331 0.9666 0.9976 1.0262 1.0529 1.0778 1.1010 1.1228 1.1432 1.1624 1.1805 1.1976 1.2138 1.2292 1.2437 1.2576 1.2707 1.2833 1.2953 1.3068 1.3177 1.3283 1.3384 1.3480 1.3573 1.3663 1.3749 1.3832 1.3912 1.3989 1.4064 1.4136 dU 2.2866 2.1282 2.0163 1.9280 1.8640 1.8159 1.7788 1.7501 1.7277 1.7101 1.6961 1.6851 1.6763 1.6694 1.6640 1.6597 1.6565 1.6540 1.6523 1.6510 1.6503 1.6499 1.6498 1.6500 1.6505 1.6511 1.6519 1.6528 1.6539 1.6550 1.6563 1.6575 1.6589 1.6603 1.6617 1.6632 1.6647 1.6662 1.6677 1.6692 1.6708 1.6723 k=4 dL 0.2957 0.3760 0.4441 0.5120 0.5745 0.6321 0.6852 0.7340 0.7790 0.8204 0.8588 0.8943 0.9272 0.9578 0.9864 1.0131 1.0381 1.0616 1.0836 1.1044 1.1241 1.1426 1.1602 1.1769 1.1927 1.2078 1.2221 1.2358 1.2489 1.2614 1.2734 1.2848 1.2958 1.3064 1.3166 1.3263 1.3357 1.3448 1.3535 1.3619 1.3701 dU 2.5881 2.4137 2.2833 2.1766 2.0943 2.0296 1.9774 1.9351 1.9005 1.8719 1.8482 1.8283 1.8116 1.7974 1.7855 1.7753 1.7666 1.7591 1.7527 1.7473 1.7426 1.7386 1.7352 1.7323 1.7298 1.7277 1.7259 1.7245 1.7233 1.7223 1.7215 1.7209 1.7205 1.7202 1.7200 1.7200 1.7200 1.7201 1.7203 1.7206 1.7210 k=5 dL 0.2427 0.3155 0.3796 0.4445 0.5052 0.5620 0.6150 0.6641 0.7098 0.7523 0.7918 0.8286 0.8629 0.8949 0.9249 0.9530 0.9794 1.0042 1.0276 1.0497 1.0706 1.0904 1.1092 1.1270 1.1439 1.1601 1.1755 1.1901 1.2042 1.2176 1.2305 1.2428 1.2546 1.2660 1.2769 1.2874 1.2976 1.3073 1.3167 1.3258 dU 2.8217 2.6446 2.5061 2.3897 2.2959 2.2198 2.1567 2.1041 2.0600 2.0226 1.9908 1.9635 1.9400 1.9196 1.9018 1.8863 1.8727 1.8608 1.8502 1.8409 1.8326 1.8252 1.8187 1.8128 1.8076 1.8029 1.7987 1.7950 1.7916 1.7886 1.7859 1.7835 1.7814 1.7794 1.7777 1.7762 1.7748 1.7736 1.7725 1.7716 95 Daftar Riwayat Hidup Nama Lengkap : Sartika Indah Sari Tempat dan Tanggal Lahir : Klaten, 24 Juli 1995 Agama : Islam Ayah : Giyono Ibu : Sukinah Alamat : Tegalrejo RT 02 / RW 06, Tegalrejo, Ceper, Klaten No Telpon : 085 725 485 524 Email : [email protected] Kewarganegaraan : Indonesia Riwayat Pendidikan Formal : TK Pertiwi Tegalrejo 2000 SD N Tegalrejo 2006 SMP N I Ceper 2009 SMK N 4 Klaten 2012 Institut Agama Islam Negeri Surakarta Sekarang