pengaruh kinerja lingkungan terhadap pengungkapan sustainability

advertisement
PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP PENGUNGKAPAN
SUSTAINABILITY REPORT DAN RESPON INVESTOR PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI INDEKS SAHAM SYARIAH INDONESIA (ISSI)
TAHUN 2012-2014
SKRIPSI
Diajukan Kepada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Institut Agama Islam Negeri Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Dalam Bidang Akuntnasi Syariah
Oleh :
SARTIKA INDAH SARI
NIM 12.22.2.1.116
JURUSAN AKUNTANSI SYARI’AH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA
2016
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO
Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu
sendiri yang mengubah apa yang ada pada diri mereka
(Q.S. Ar Ra’du : 11)
“Jadikanlah sabar dan sholat itu sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang
demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusuk”
(Q.S. Al Baqarah : 45)
vii
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan dengan segenap cinta dan doa
Karya yang sederhana ini untuk:
Bapak dan Ibu tercinta,
Kakak-kakakku dan adik-adikku tersayang,
Sahabat-sahabatku Mini dan Wiji tersayang,
yang selalu memberikan doa, semangat dan kasih sayang
yang tulus dan tiada ternilai besarnya
Terimakasih …
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
karunia, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi, yang
berjudul “Pengaruh Kinerja Lingkungan Terhadap Pengungkapan Sustainability
Report Dan Respon Investor Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) Tahun 2012-2014”. Skripsi ini disusun
untuk menyelesaikan Studi Jenjang Strata 1 (S1) Jurusan Akuntansi Syari’ah,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Surakarta.
Penulis menyadari sepenuhnya, telah banyak mendapatkan dukungan,
bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak yang telah menyumbangkan pikiran,
waktu, tenaga, dan sebagainya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan
setulus hati penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Dr. H. Mudofir, S.Ag., M.Pd., Rektor Institut Agama Islam Negeri Surakarta.
2. Drs. H. Sri Walyoto, M.M., Ph.D, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.
3. Marita Kusuma Wardhani S.E., M.Si.Ak, Ketua Jurusan Akuntansi Syariah,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.
4. Arif Muanas, SE., M.Sc., Pembimbing Akademik, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam
5. Fitri Wulandari, S.E., M.Si., pembimbing skripsi yang telah memberikan
banyak perhatian dan bimbingan selama penulis menyelesaikan skripsi.
6. Biro Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam atas bimbingannya dalam
menyelesaikan skripsi.
ix
7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang telah
memberikan bekal ilmu yang bermanfaat bagi penulis.
8. Ibu dan Bapakku, terima kasih atas do’a, cinta, dan pengorbanan yang tak
pernah ada habisnya, kasih sayangmu tak akan pernah kulupakan.
9. Kakak-kakakku dan adik-adikku, terimakasih atas do’a, cinta, dan dukungan
yang tak pernah kulupakan.
10. Sahabat-sahabatku serta teman-teman Akuntansi Syariah angkatan 2012 yang
telah memberikan keceriaan dan semangat kepada penulis selama penulis
menempuh studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Surakarta.
Terhadap semuanya tiada kiranya penulis dapat membalasnya, hanya do’a
serta puji syukur kepada Allah SWT, semoga memberikan balasan kebaikan
kepada semuanya. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Surakarta, 14 September 2016
Penulis
x
ABSTRACT
This research aims to analyze the impact of environmental performance on
sustainability report disclosure and investor response. Indicator of environmental
performance is used to author the PROPER ranking, sustainability report
disclosure is used to the Global Reporting Initiative 3.1and investor response is
used to trading volume activity.
The method used is quantitative research method. The population of this
research is a company manufacturing were listed on the ISSI in 2012-2014. Based
on purposive sampling technique was then taken as many as 13 of the sample
company. For the methode of data analysis using simple linear regression.
The test results of the two hipotheses are the first, that environmental
performance have a positive influence on sustainability report disclosure. The
second, that environmental performance have a positive influence on investor
response on the manufacturing company’s are registered on the ISSI.
Keywords; environmental performance, sustainability report disclosure, and
investor response
xi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kinerja lingkungan
terhadap pengungkapan sustainability report dan respon investor. Indikator
kinerja lingkungan adalah peringkat PROPER, pengungkapan sustainability
report diukur menggunakan indikator dari Global Reporting Initiative 3.1, dan
respon investor diukur menggunakan trading volume activity.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif.
Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang tercatat di Indeks
Saham Syariah Indonesia (ISSI) pada tahun 2012-2014. Berdasarkan teknik
purposive sampling diperoleh 13 sampel perusahaan. Untuk metode analisis data
dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana.
Hasil pengujian kedua hipotesis adalah pertama, kinerja lingkungan
memiliki pengaruh signifikan terhadap pengungkapan sustainability report.
Kedua, kinerja lingkungan memiliki pengaruh signifikan terhadap respon investor
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia
(ISSI).
Kata Kunci: kinerja lingkungan, pengungkapan sustainability report, dan respon
investor.
.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN .......................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..............................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN BIRO SKRIPSI ..............................................
iii
HALAMAN PERNYATAAN BUKAN PLAGIASI .......................................
iv
HALAMAN NOTA DINAS ............................................................................
v
HALAMAN PENGESAHAN ..........................................................................
vi
HALAMAN MOTTO ......................................................................................
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................
viii
KATA PENGANTAR .....................................................................................
ix
ABSTRACT .. ........ ...........................................................................................
xi
ABSTRAK .. ........ ...........................................................................................
xii
DAFTAR ISI ........ ...........................................................................................
xiii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................
1
1.1 Latar Belakang Masalah ..........................................................................
1
1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................
7
1.3 Batasan Masalah ......................................................................................
7
1.4 Rumusan Masalah ...................................................................................
8
1.5 Tujuan Penelitian.....................................................................................
8
1.6 Manfaat Penelitian...................................................................................
9
xiii
1.7 Jadwal Penelitian .....................................................................................
9
1.8 Sistematika Penulisan Skripsi .................................................................
9
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 11
2.1
Pengungkapan dalam Laporan Tahunan .......................................... 11
2.1.1 Pengungkapan Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report) 12
2.1.2 Prinsip-prinsip Pengungkapan Sustainability Report............. 15
2.1.3 Pengungkapan Standar Sustainability Report ........................ 16
2.1.4 CSR dalam Perspektif Islam .................................................. 18
2.2
Respon Investor ................................................................................ 20
2.2.1 Trading Volume Activity......................................................... 22
2.3
Konsep Kinerja ................................................................................. 23
2.3.1 Konsep Kinerja Lingkungan .................................................. 25
2.4
Penelitian Terdahulu ........................................................................ 28
2.5
Kerangka Berfikir ............................................................................. 31
2.6
Pengembangan Hipotesis ................................................................. 32
2.6.1 Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Sustainability
Report ..................................................................................... 32
2.6.2 Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Respon Investor...... 34
BAB III METODELOGI PENELITIAN ............................................................ 35
3.1
Waktu dan Wilayah Penelitian ......................................................... 35
3.1.1 Waktu Penelitian .................................................................... 35
3.1.2 Wilayah Penelitian ................................................................. 35
3.2
Jenis Penelitian ................................................................................. 35
xiv
3.3
Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ........................ 36
3.3.1 Populasi .................................................................................. 36
3.3.2 Sampel .................................................................................... 36
3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel .................................................. 37
3.4
Data dan Sumber Data...................................................................... 38
3.5
Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 38
3.6
Variabel Penelitian ........................................................................... 39
3.7
Definisi Operasional Variabel .......................................................... 40
3.7.1 Kinerja Lingkungan................................................................ 40
3.7.2 Sustainability Report .............................................................. 40
3.7.3 Respon Investor ...................................................................... 41
3.8
Teknik Analisis Data ........................................................................ 41
3.8.1 Statistik Deskriptif.................................................................. 42
3.8.2 Uji Asumsi Klasik .................................................................. 42
3.9
Pengujian Hipotesis .......................................................................... 44
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .......................................... 47
4.1
Gambaran Umum Penelitian ............................................................ 47
4.2
Pengujian dan Hasil Analisis Data ................................................... 50
4.2.1 Statistik Deskriptif.................................................................. 50
4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik ....................................................... 51
4.2.3 Uji Ketepatan Model .............................................................. 54
4.2.4 Analisis Regresi...................................................................... 55
4.2.5 Uji t......................................................................................... 57
xv
4.3
Pembahasan Hasil Analisis Data ...................................................... 59
BAB V PENUTUP......................................................................................... ... 62
5.1 Kesimpulan ............................................................................... ... 63
5.2 Keterbatasan Penelitian.............................................................. ... 64
5.3 Saran .......................................................................................... ... 64
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... ... 65
LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................. ... 79
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Kriteria Peringkat PROPER ........................................................
27
Tabel 3.1 : Sampel Perusahaan......................................................................
37
Tabel 3.2 : Tabel Durbin Watson ..................................................................
43
Tabel 4.1 : Hasil Penentuan Sampel..............................................................
49
Tabel 4.2 : Hasil Uji Deskriptif .....................................................................
50
Tabel 4.3 : Uji Autokorelasi Model 1............................................................
52
Tabel 4.4 : Uji Autokorelasi Model 2............................................................
52
Tabel 4.5 : Hasil Uji Heteroskedastisitas ......................................................
53
Tabel 4.6 : Koefisien Determinasi Model 1 ..................................................
54
Tabel 4.7 : Koefisien Determinasi Model 2 ..................................................
55
Tabel 4.8 : Hasil Uji Regresi Sederhana Model 1 .........................................
55
Tabel 4.9 : Hasil Uji Regresi Sederhana Model 2 .........................................
56
Tabel 4.10 : Hasil Uji t Model 1......................................................................
58
Tabel 4.11 : Hasil Uji t Model 2......................................................................
58
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1: Kerangka Berpikir Penelitian ................................................ ...
xviii
32
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
: Jadwal Penelitian ...............................................................
73
Lampiran 2
: Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur .............................
74
Lampiran 3
: Indeks Pengungkapan Sustainability Report .....................
75
Lampiran 4
: Hasil Pengolahan Data Perusahaan Sampel periode 20122014 ...................................................................................
81
Lampiran 5
: Trading Volume Activity Perusahaan Sampel …………..
86
Lampiran 6
: Uji Asumsi Klasik …………………….............................
88
Lampiran 7
: Hasil Uji Regresi Sederhana (Model 1).............................
90
Lampiran 8
: Hasil Uji Regresi Sederhana (Model 2) .............................
91
Lampiran 9
: Distribusi Nilai ttabel ...........................................................
93
Lampiran 10
: Tabel Durbin Watson.........................................................
94
xix
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pada hakikatnya tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah memperoleh
keuntungan sebesar-besarnya (Saputro, dkk., 2013). Selama ini perusahaan
dianggap sebagai lembaga yang dapat memberikan banyak keuntungan bagi
masyarakat. Kebanyakan perusahaan hanya memusatkan perhatian pada
stockholders dan bondholders, yang secara langsung memberikan kontribusi bagi
perusahaan sedangkan pihak lain diabaikan (Rakhiemah dan Agustia, 2009).
Dampak sosial dan lingkungan yang ditimbulkan oleh perusahaan dalam
menjalankan
aktivitas
operasionalnya
semakin
sulit
untuk
dikendalikan
(Rakhiemah dan Agustia, 2009). Pencemaran lingkungan merupakan dampak dari
kurangnya perhatian perusahaan terhadap pengelolaan lingkungan yang timbul
akibat aktivitas perusahaan. Seiring berjalannya waktu mulai dari pemerintah,
pemegang saham perusahaan dan masyarakat semakin sadar akan adanya dampak
sosial dan lingkungan yang ditimbulkan oleh perusahaan dalam menjalankan
operasinya untuk mencapai laba yang maksimal (Iriyanto dan Nugroho, 2014).
Saputro, dkk (2013) menyebutkan bahwa masyarakat semakin kritis dan
mampu melakukan kontrol sosial terhadap dunia usaha. Tuntutan terhadap
perusahaan untuk menyampaikan informasi yang transparan dan organisasi yang
akuntabel memaksa perusahaan untuk memberikan informasi mengenai aktivitas
sosial, ekonomi dan lingkungannya. Ikhsan (2009) menyebutkan environmental
performance adalah usaha manajemen perusahaan untuk mewujudkan lingkungan
2
yang selaras, serasi, dan seimbang dimana akan membangun citra baik di mata
stakeholder.
Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) mengadakan
program penilaian peringkat kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan
hidup (PROPER) yang telah dilaksanakan mulai tahun 2002 di bidang
pengendalian dampak lingkungan untuk meningkatkan peran perusahaan dalam
program pelestarian lingkungan hidup. Kinerja lingkungan perusahaan diukur
dengan menggunakan pemeringkat dalam 5 peringkat warna yang mencerminkan
kinerja pengelolaan lingkungan secara keseluruhan (Press Release PROPER,
2011).
Hasil diberlakukannya peraturan pemerintah tersebut sampai saat ini masih
jauh dari yang diharapkan, karena terbukti dari perusahaan yang mengikuti
PROPER masih ada yang mendapatkan peringkat hitam pada tahun penelitian
yang dilakukan oleh Iriyanto dan Nugroho (2014). Peringkat hitam diberikan
kepada perusahaan yang sengaja melakukan perbuatan atau melakukan kelalaian
yang mengakibatkan pencemaran dan/ atau kerusakan lingkungan serta
pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan atau tidak melaksanakan
sanksi administrasi
Hal tersebut membuktikan bahwa perusahaan berpotensi mencemari
lingkungan dan perusahaan belum melakukan upaya pengelolaan lingkungan,
maka diperlukan pengaturan secara khusus mengenai masalah pengelolaan
lingkungan dan seharusnya perusahaan mengungkapkan kontribusi mereka
3
terhadap permasalahan sosial dan lingkungan yang terjadi Iriyanto dan Nugroho
(2014). .
Pengungkapan informasi mengenai lingkungan di dalam laporan tahunan
merupakan sesuatu yang masih bersifat voluntary atau sukarela, sehingga ada
tidaknya pengungkapan ini dalam laporan tahunan bergantung pada kebijakan
masing-masing perusahaan (Ahmad dan Sulaiman, 2004). Perusahaan seharusnya
menyajikan suatu laporan yang menunjukkan kontribusinya terhadap berbagai
masalah lingkungan yang terjadi di sekitarnya.
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) menyatakan berdasarkan evaluasi
ketaatan, peserta yang mengikuti Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan
(PROPER) tahun 2014 sebanyak 1.911 perusahaan. Dari berbagai sektor yang
mengikuti PROPER, perusahaan terbanyak yang mengikuti PROPER ialah sektor
manufaktur prasarana jasa terdiri dari 732 perusahaan, 463 dari sektor
pertambangan energi dan minyak, serta 716 dari sektor agrobisnis (bisnis.com,
2014).
Tanggung jawab sosial memiliki berbagai pengaruh terhadap kinerja sebuah
perusahaan, karena tanggung jawab sosial atas kegiatan sosial merupakan konsep
akuntansi baru berkaitan dengan transparansi pengungkapan sosial, dimana
transparansi informasi yang diungkapkan tidak hanya informasi keuangan
perusahaan namun juga diharapkan mengungkapkan informasi mengenai dampak
sosial dan lingkungan akibat aktivitas perusahaan (Rakhiemah dan Agustia,
2009).
4
Adanya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
mendorong perusahaan untuk melaksanakan Corporate Social Responsibility
(CSR). Dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Pasal 74 ayat 1 disebutkan
bahwa “Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/ atau
berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial
dan lingkungan”.
Laporan berkelanjutan (sustainability report) menjadi jawaban akan
tuntutan masyarakat terhadap tanggung jawab perusahaan. Gunawan dan
Mayangsari (2015) menyatakan bahwa melalui pengungkapan sustainability
report,
perusahaan
menunjukkan
akuntabilitas
dan
transparansi
dalam
pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan berdasarkan kerangka
pelaporan yang dikeluarkan oleh Global Reporting Initiative (GRI).
Pembangunan berkelanjutan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan generasi
sekarang tanpa mengurangi kemampuan pemenuhan kebutuhan bagi generasi
yang akan datang (GRI, 2006). Saputro, dkk (2013) menyebutkan bahwa
sustainability report merupakan kerangka konsep global dengan bahasa yang
konsisten dan dapat diukur dengan tujuan agar lebih jelas dan mudah dipahami.
Sustainability (keberlanjutan) adalah keseimbangan antara people-planetprofit yang dikenal dengan konsep Triple Bottom Line (Gunawan dan Mayangsari,
2015). Agar mampu bertahan, perusahaan harus mampu memberikan nilai
ekonomis dan non ekonomis kepada para pemangku kepentingan. Cheng dan
Christiawan (2011) menyatakan bahwa investor cenderung menanamkan modal
kepada perusahaan yang melakukan kegiatan CSR. Kandungan informasi dalam
5
sustainability report dapat membantu investor untuk memprediksi kemampuan
bertahan perusahaan di masa mendatang.
Salah satu sumber informasi guna mendapatkan gambaran tentang kinerja
perusahaan adalah laporan tahunan (annual report) yang dikeluarkan oleh
perusahaan. Pengungkapan yang dilakukan perusahaan melalui laporan tahunan
akan menjadi salah satu bahan rujukan bagi para investor dan calon investor
dalam memutuskan apakah akan berinvestasi di dalam perusahaan tersebut
(Junaedi, 2005).
Rakhiemah dan Agustia (2009) menguji variabel kinerja lingkungan dengan
pengungkapan CSR menemukan hubungan positif signifikan antara kinerja
lingkungan dengan pengungkapan CSR. Perusahaan dengan kinerja lingkungan
yang baik akan cenderung mengungkapkan performance mereka dimana dapat
menggambarkan good news bagi pelaku pasar. Kondisi ini dapat menunjukkan
bahwa kinerja lingkungan yang tercipta dengan baik dapat meningkatkan
pengungakapan sosial oleh perusahaan.
Iriyanto dan Nugroho (2014) juga melakukan penelitian mengenai pengaruh
kinerja lingkungan yang diukur dengan PROPER berpengaruh positif signifikan
terhadap sustainability report disclosure. Nugraha dan Juniarti (2015)
menunjukkan pengungkapan CSR yang diukur menggunakan indikator Global
Reporting Initiative (GRI) mempunyai pengaruh signifikan dan positif terhadap
respon investor. Hal tersebut menunjukkan bahwa pentingnya pengungkapan CSR
dengan kelengkapan informasi yang diterima investor dalam menilai kinerja
perusahaan.
6
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Shermanto (2014) menunjukkan
bahwa luas pengungkapan tanggung jawab lingkungan tidak berpengaruh
terhadap reaksi pasar yang diukur dengan harga saham. Hal ini menunjukkan
bahwa banyak sedikitnya informasi tentang tanggung jawab lingkungan
perusahaan tidak mempengaruhi harga saham perusahaan. Kemungkinan
penyebab hal tersebut ialah karena para investor di Indonesia kurang percaya pada
pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan.
Berbeda dengan hasil penelitian Shermanto (2014), penelitian yang
dilakukan oleh Prabandari dan Suryanawa (2014) mengenai pengaruh
environmental performance pada reaksi investor menunjukkan hasil bahwa secara
parsial environmental performance berpengaruh positif pada reaksi investor.
Perusahaan melalui kualitas kinerja lingkungan mampu memenuhi keinginan dari
stakeholders yang akan menghasilkan hubungan yang harmonis dan menjadi good
news dalam pasar modal.
Atas inkonsistensi hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti
sebelumnya, penelitian ini ingin membuktikan pengaruh kinerja lingkungan
terhadap pengungkapan sustainability report dan respon investor. Penelitian ini
mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Iriyanto dan Nugroho (2014)
dengan perbedaan dari penelitian sebelumnya adalah pergantian variabel
dependen ialah variabel respon investor yang diproksikan dengan trading volume
activity.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan
judul
“Pengaruh
Kinerja
Lingkungan
Terhadap
Pengungkapan
7
Sustainability Report dan Respon Investor” Studi Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Indeks Saham Syariah Indonesia Tahun 2012-2014.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka identifikasi
masalahnya ialah sebagai berikut :
1.
Kurangnya
perhatian
perusahaan
terhadap
lingkungan
sekitarnya,
merupakan bukti bahwa perusahaan belum melakukan kontribusi terhadap
berbagai masalah sosial yang terjadi di sekitar perusahaan terkait dengan
keberlangsungan hidup perusahaan.
2.
Pertimbangan mengenai informasi pengungkapan sosial perusahaan
terhadap lingkungan mulai diperhatikan oleh investor yang tidak hanya
mengandalkan informasi laba perusahaan.
3.
Masih terdapat inkonsistensi penelitian yang dilakukan oleh peneliti
terdahulu,
seperti
adanya
perbedaan
penelitian
Shermanto
(2014)
menunjukkan bahwa luas pengungkapan tanggung jawab lingkungan tidak
berpengaruh terhadap reaksi pasar, namun penelitian Prabandari dan
Suryanawa (2014) mengenai pengaruh environmental performance pada
reaksi investor menunjukkan hasil bahwa secara parsial environmental
performance berpengaruh positif pada reaksi investor.
1.3. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini dibuat agar penelitian ini tidak
menyimpang dari arah dan sasaran penelitian, serta dapat mengetahui sejauh mana
8
hasil penelitian dapat dimanfaatkan. Batasan masalah dalam penelitian ini antara
lain :
1.
Data-data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data perusahaan
manufaktur dari tahun 2012-2014 serta mempublikasikan laporan tahunan
(annual report) secara berturut-turut.
2.
Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar
(listing) dalam Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) dan tidak mengalami
delisting pada periode pengamatan.
3.
Kinerja lingkungan dilihat dari peringkat perusahaan dalam mengikuti
Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan
Lingkungan Hidup (PROPER) untuk mengetahui sejauh mana peran
perusahaan dalam meningkatkan program pelestarian lingkungan hidup.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah :
1.
Bagaimana
pengaruh
kinerja
lingkungan
terhadap
pengungkapan
sustainability report?
2.
Bagaimana pengaruh kinerja lingkungan terhadap respon investor?
1.5. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan yang diuraikan sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui pengaruh kinerja lingkungan terhadap pengungkapan
sustainability report.
9
2.
Untuk mengetahui pengaruh kinerja lingkungan terhadap respon investor.
1.6. Manfaat Penelitian
1.
Bagi akademisi
Hasil penelitian ini digunakan untuk dapat menambah referensi dan ilmu
pengetahuan terkait dengan pengaruh kinerja lingkungan terhadap
pengungkapan sustainability report dan respon investor. Disamping itu,
menjadi tambahan informasi bagi penelitian selanjutnya untuk melihat
bagaimana
pengaruh
kinerja
lingkungan
terhadap
pengungkapan
sustainability report dan respon investor.
2.
Bagi perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan perusahaan dalam
melaksanakan tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan yang akan
mempengaruhi nilai perusahaan.
3.
Bagi investor
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai alat bantu dalam
mempertimbangkan keputusan investasi dengan memilih saham yang
terdapat dalam Indeks Saham Syariah Indonesia.
1.7. Jadwal Penelitian
Jadwal terlampir
1.8. Sistematika Penulisan Skripsi
Penulisan penelitian ini disusun dalam lima bab dengan sistematika sebagai
berikut :
10
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan
penelitian. Dalam bab ini diuraikan latar belakang penelitian
mengenai variabel-variabel yang mempengaruhi respon investor
dan mengenai rumusan masalah yang akan dijadikan dasar dari
penelitian ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menjelaskan teori-teori pendukung dan hasil penelitian
terdahulu sebagai acuan penelitian ini.
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan jenis penelitian, objek penelitian, teknik
pengambilan
sampel,
teknik
pengumpulan
data,
definisi
operasional variabel dan teknik analisis data.
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas perhitungan dalam penelitian ini, meliputi hasil
analisis data yang telah diperoleh dengan menggunakan sampel
yang ada dan alat analisis yang diperlukan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan hasil uji dan analisis data yang dilakukan
pada bab sebelumnya, dan keterbatasan pada saat proses penelitian.
Dari kesimpulan dan keterbatasan, penulis memberikan saran bagi
pihak yang berkepentingan dalam penelitian ini.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengungkapan dalam Laporan Tahunan
Pengungkapan berkaitan dengan informasi baik yang terdapat dalam laporan
keuangan maupun komunikasi tambahan (supplementary communication) yang
terdiri atas catatan kaki, informasi tentang kejadian setelah tanggal laporan,
analisis manajemen atas operasi perusahaan di masa mendatang, perkiraan
keuangan dan operasi, serta informasi lainnya (Zuhroh dan Sukmawati, 2003).
Tujuan pengungkapan adalah menyajikan informasi yang dipandang perlu
untuk mencapai tujuan pelaporan keuangan dan melayani kebutuhan berbagai
pihak yang mempunyai kepentingan berbeda-beda (Suwardjono, 2005). Tiga
konsep umum tentang pengungkapan yang umumnya diusulkan menurut
Hendriksen (1998:140), yaitu :
1.
Pengungkapan yang cukup (adequate) merupakan pengungkapan yang
memberikan yang minim untuk membuat laporan tidak menyesatkan
(Sudaryanto, 2011).
2.
Pengungkapan
yang
wajar
(fair),
merupakan
pengungkapan
yang
memberikan perlakuan yang sama bagi semua pembaca potensial (Yuliana,
dkk., 2008).
3.
Pengungkapan yang lengkap (full), merupakan penyajian semua informasi
yang relevan (Sudaryanto, 2011).
12
2.1.1. Pengungkapan Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report)
Sustainability report sering disebut juga triple bottom line reporting yang
dipopulerkan pertama kali oleh John Elkington (1997) dalam bukunya “Cannibals
With Forks, The Triple Bottom Lina Of Twentieth Century Business” yang dikutip
dalam Wibisono (2007) yang memberikan pandangan perusahaan yang ingin
berkelanjutan haruslah memperhatikan “3P”. Selain mengejar keuntungan (profit)
perusahaan juga seharusnya memperhatikan dan terlibat pada pemenuhan
kesejahteraan masyarakat (people) dan turut berkontribusi dalam menjaga
kelestarian lingkungan (planet).
Dalam pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) no 1 (revisi 1998).
Paragraf 9 yang berbunyi sebagai berikut :
“perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan
mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added
statement), khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan hidup
memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap pegawai
sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting”.
Sustainability report merupakan bagian dari konsep pembangunan
keberlanjutan (sustainability development). Karena adanya multidimensi dan
multi-interpretasi, maka para ahli sepakat untuk sementara mengadopsi pengertian
yang telah disepakati oleh Brundtland yang memenuhi kebutuhan generasi saat ini
tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan
mereka (Jaya, 2004).
Pengungkapan laporan keberlanjutan perusahaan sering disebut juga sebagai
sustainability report (SR) merupakan praktik pengukuran, pengungkapan dan
upaya akuntabilitas kinerja organisasi dalam mencapai tujuan pembangunan
13
berkelanjutan kepada para pemangku kepentingan baik internal maupun eksternal
(Pujiastuti,
2015). Menurut Gunawan dan
Mayangsari (2015)
laporan
berkelanjutan menunjukkan akuntabilitas dan transparansi dalam pelaksanaan
tanggung jawab sosial dan lingkungan berdasarkan kerangka pelaporan yang
dikeluarkan oleh Global Reporting Initiative (GRI).
Menurut Gray, et al. (1995) banyak teori yang menjelaskan mengapa
perusahaan cenderung untuk mengungkapan informasi yang berkaitan dengan
aktivitasnya dan dampak yang ditimbulkan oleh emiten tersebut. Tiga studi
tersebut adalah :
1.
Decision-Usefullness Studies
Teori ini memasukkan para pengguna laporan akuntansi yang lain selain
para investor ke dalam kriteria dasar pengguna laporan akuntansi sehingga
suatu pelaporan akuntansi dapat berguna untuk pengambilan keputusan
ekonomi oleh semua unsur pengguna laporan tersebut (Yuliana, dkk. 2008).
2.
Economic Theory Studies
Studi ini berdasarkan economic agency theory. Teori tersebut membedakan
antara pemilik perusahaan dengan pengelola perusahaan dan meyiratkan
bahwa pengelola perusahaan harus memberikan laporan pertanggung
jawaban atas segala sumber daya yang dimiliki dan dikelolanya kepada
pemilik perusahaan. Selanjutnya frase pemilik perusahaan mengalami
perkembangan lebih lanjut, tidak hanya pemilik modal (shareholder), tetapi
juga meluas ke unsur stakeholder (Pujiastuti, 2015).
14
3.
Social and Political Studies
Bidang ini menggunakan teori stakeholder, teori legitimasi organisasi dan
teori ekonomi publik. Teori stakeholder mengasumsikan bahwa perusahaan
berusaha mencari pembenaran dari para stakeholder dalam menjalankan
operasi perusahaannya. Semakin kuat posisi stakeholder, semakin besar
kecenderungan
perusahaan
mengadaptasi
diri
terhadap
keinginan
stakeholder-nya (Yuliana, dkk. 2008).
Wibowo
dan
Faradiza
(2014)
menyatakan
bahwa
pengungkapan
sustainability report yang dilakukan oleh perusahaan diharapkan dapat
memberikan bukti nyata bahwa proses produksi yang dilakukan perusahaan tidak
hanya berorientasi pada keuntungan, tetapi juga memperhatikan isu sosial dan
lingkungan. Lebih lanjut Wibowo dan Faradiza (2014) menyebutkan hal tersebut
membuktikan bahwa perusahaan benar-benar memperhatikan faktor keberlanjutan
untuk masa depan.
Masyarakat semakin sadar akan perlindungan atas hak-hak mereka dan
menuntut perusahaan untuk tidak mementingkan kepentingan manajemen dan
pemilik modal tetapi juga karyawan, konsumen, masyarakat luas, dan lingkungan
alam. Sustainability report atau laporan berkelanjutan merupakan jawaban atas
tuntutan masyarakat berkenaan dengan tanggung jawab perusahaan terhadap
lingkungan sekitar (Gunawan dan Mayangsari, 2015). Stakeholders tidak hanya
melihat kinerja keuangan semata, tetapi melihat dari kinerja non keuangan
perusahaan seperti aspek lingkungan dan aspek sosial (Burhan, 2012).
15
Hasanah, dkk (2014) mengungkapkan bahwa di Indonesia publikasi atas
sustainability report bersifat voluntary yang berarti bahwa perusahaan
menerbitkan secara suka rela dan tidak ada aturan baku yang mewajibkan seperti
pada penerbitan financial reporting. Harapan mengenai keuntungan yang
diperoleh dalam jangka panjang harus selaras dengan keadilan sosial dan
melindungi lingkungan. Pelaporan keberlanjutan membantu organisasi untuk
menetapkan tujuan, mengukur kinerja, dan mengelola perubahan dalam rangka
membuat operasi organisasi lebih berkelanjutan (GRI, 2006).
2.1.2. Prinsip-prinsip Pengungkapan Sustainability Report
Menurut Wibowo dan Faradiza (2014), menjelaskan bahwa pengungkapan
sustainability report yang sesuai dengan Global Reporting Initiative (GRI)harus
memenuhi beberapa prinsip. Prinsip–prinsip ini tercantum dalam GRI-G3
Guidelines, yaitu :
1.
Keseimbangan
Sustainability report sebaiknya mengungkapkan aspek positif dan negatif
dari kinerja suatu perusahaan. Keseluruhan isi laporan harus menyajikan
gambaran yang tidak bias terhadap kinerja organisasi (Susanto dan Tarigan,
2013).
2.
Dapat Dibandingkan
Sustainability report disajikan dengan seksama sehingga memungkinkan
para stakeholder
untuk menganalisis perubahan kinerja organisasi dari
waktu ke waktu (GRI, 2006).
16
3.
Akurat
Informasi yang dilaporkan dalam Sustainability report harus cukup akurat
dan rinci agar pengguna dapat menilai kinerja organisasi dengan benar
(Natalia dan Tarigan, 2014).
4.
Urut Waktu
Pelaporan Sustainability report tersebut harus terjadwal dan informasi yang
ada harus selalu tersedia bagi para stakeholder. Keguanaan informasi akan
sangat terkait dengan apakah waktu pengungkapannya kepada pemangku
kepentingan dapat mengintegrasikan secara efektif dalam pembuatan
kebijakan yang mereka lakukan (Susanto dan Tarigan, 2013).
5.
Kesesuaian
Informasi yang diberikan dalam Sustainability report harus sesuai dengan
pedoman dan dapat dimengerti serta dapat diakses oleh stakeholder (GRI,
2006).
6.
Dapat Dipertanggung Jawabkan
Informasi dan proses yang digunakan dalam penyusunan laporan harus tepat
sehingga dapat menetapkan kualitas dan materialitas informasi (Natalia dan
Tarigan, 2014).
2.1.3. Pengungkapan Standar Sustainability Report
Menurut Gunawan dan Mayangsari (2015) Sustainability report perusahaan
di Indonesia telah didukung dengan berdirinya Badan Nasional yaitu NCSR
(National Center for Sustainability Reporting). NCSR merupakan organisasi
pendiri Indonesian Sustainability Reporting Award (ISRA) yang merupakan
17
penghargaan bagi perusahaan yang melakukan CSR dan telah mengungkapkan
dengan benar dan transparan pada Laporan Berkelanjutan perusahaan. Adapun
pengungkapan standar dalam sustainability report menurut GRI-G3 Guidelines
terdiri dari :
1.
Ekonomi, yaitu menyangkut dampak yang dihasilkan perusahaan pada
kondisi ekonomi dari stakeholder dan pada sistem ekonomi di tingkat lokal,
dan global (Wibowo dan Faradiza, 2014).
2.
Lingkungan, yaitu menyangkut dampak yang dihasilkan perusahaan
terhadap mahkluk di bumi dan lingkungan sekitar termasuk ekosistem,
tanah, udara, dan air (Gunawan dan Mayangsari, 2015).
3.
Hak Asasi Manusia, yaitu organisasi harus melaporkan sejauh mana hak
asasi manusia diperhitungkan dalam investasi dan praktek pemilihan
investor dan pemasok/kontraktor (Susanto dan Tarigan, 2013).
4.
Masyarakat, yaitu memusatkan perhatian pada dampak organisasi terhadap
masyarakat dimana mereka beroperasi, dan mengungkapkan bagaimana
risiko yang mungkin timbul dari interaksi dengan lembaga sosial lainnya
(Natalia dan Tarigan, 2014).
5.
Tanggung Jawab Produk, yaitu berisi pelaporan prosuk yang dihasilkan
perusahaan dan layanan yang secara langsung mempengaruhi pelanggan,
yaitu kesehatan dan keamanan, informasi pelabelan, pemasaran dan privasi
(Wibowo dan Faradiza, 2014).
18
6.
Sosial, yaitu berisi kegiatan sosial yang dilakukan oleh perusahaan, apa saja
yang sudah dilakukan dan bagaimana kegiatan tersebut dilakukan (Gunawan
dan Mayangsari, 2015).
2.1.4. CSR dalam Perspektif Islam
CSR dalam hal ini dituangkan dalam pengungkapan sustainability report
oleh perusahaan, merupakan bentuk pertanggungjawaban kepada setiap tindakan.
Menurut Quthb dalam Hidayat (2014), prinsip pertanggungjawaban Islam ialah
tanggung jawab yang seimbang dalam segala bentuk dan ruang lingkupnya, antara
jiwa dan raga, antara orang dan keluarga, antara individu dan masyarakat, serta
antara masyarakat dengan masyarakat lainnya. Seperti yang dijelaskan dalam QS.
Al-Israa’ : 15
                 
      
15. Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), Maka
Sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan
barangsiapa yang sesat Maka Sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya
sendiri. dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan
kami tidak akan meng'azab sebelum kami mengutus seorang rasul.
Sebuah perusahaan mengemban tanggung jawab sosial dalam tiga domain
(Sampurna. 2007) yaitu :
1.
Pelaku-pelaku organisasi meliputi hubungan perusahaan dengan pekerja,
hubungan pekerja dengan perusahaan, dan hubungan perusahaan dengan
19
pelaku usaha lain. Hal tersebut dipertegas dalam Al-Quran surata An-Nisa
ayat 149 :
              
149. Jika kamu melahirkan sesuatu kebaikan atau menyembunyikan atau
memaafkan sesuatu kesalahan (orang lain), Maka Sesungguhnya Allah
Maha Pema'af lagi Maha Kuasa.
2.
Lingkungan Alam
Kaum muslim selalu didorong untuk menghargai alam. Bahkan, Allah telah
menunjuk keindahan alam sebagai salah satu dari tanda-tandaNya. Islam
menekankan peran manusia atas lingkungan alam dengan membuatnya
bertanggung jawab terhadap lingkungan sekelilingnya sebagai khalifah
Allah SWT. Dalam peranannya sebagai khalifa, seorang pengusaha muslim
diharapkan memelihara lingkungan alamnya.
Aktivitas mengubah bentang alam demi memperoleh sumber daya alam
seharusnya diikuti dengan kompensasi sosial dan fisik yang berimbang disertai
dengan perencanaan memadai dalam memperhitungkan kebutuhan sumber daya
alam untuk generasi mendatang. Seperti yang dijelaskan dalam Al-Quran surat AlA’raaf ayat 56 :
              
 
56. Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)
memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (Tidak akan
diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat
dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.
20
3.
Kesejahteraan Sosial Masyarakat
Selain harus bertanggung jawab kepada pihak yang bekepentingan dalam
usaha dan lingkungan alam, perusahaan juga diharapkan memberikan
perhatian kepada kesejahteraan masyarakat dimana kegiatan operasionalnya
berlangsung. Kepedulian terhadap masyarakat tergambar dalam aktivitas
seperti keterbukaan atas informasi kegiatan perusahaan terhadap masyarakat
maupun pengembangan masyarakat. Aktivitas kepedulian sosial tersebut
dipertegas dalam Al-Quran surat Al-Hadid ayat 18 :
            
18. Sesungguhnya orang-orang yang membenarkan (Allah dan Rasul- Nya)
baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman
yang baik, niscaya akan dilipatgandakan (pembayarannya) kepada mereka; dan
bagi mereka pahala yang banyak.
2.2. Respon Investor
Nugraha dan Juniarti (2015) menyebutkan bahwa investor adalah individu,
kelompok, atau badan hukum yang melakukan penanaman modal pada suatu unit
usaha tertentu. Menurut Prabandari dan Suryanawa (2014), investor merupakan
individu atau kelompok usaha yang menanamkan modal di sebuah unit usaha
dengan tujuan memperoleh keuntungan. Investor melakukan transaksi keuangan
untuk memperoleh laba yang diinginkan akibat terjadinya fluktuasi harga saham
atau untuk mendapat dividen yang dibayarkan oleh perusahaan.
Respon investor menurut Jenawan & Juniarti (2015) ialah bentuk tindakan
yang dilakukan oleh investor. Tjiasmanto dan Juniarti (2015) menyebutkan bahwa
respon investor adalah tanggapan atas setiap informasi baru yang dimiliki.
21
Maharani (2014) menyebutkan bahwa investor memerlukan informasi (misal
informasi laba perusahaan) ketika memutuskan untuk membeli atau menjual
saham dan harga saham akan mengalami perubahan ketika investor merespon
informasi.
Informasi dapat dikatakan berguna bagi pengguna dan mendapat respon dari
investor apabila informasi yang diperoleh memiliki information content dan
membantu pengambilan keputusan investor yang kemudian akan direspon
investor dengan mengubah tindakan mereka (Ongkowijoyo dan Juniarti, 2015).
Beaver (1968) menyatakan bahwa suatu laporan memiliki kandungan informasi,
jika jumlah lembar saham yang diperdagangkan menjadi lebih besar ketika
earning diumumkan, yang mengakibatkan adanya reaksi pasar terhadap informasi
yang diberikan.
Harga saham mengalami perubahan karena adanya laba kejutan yang
merupakan selisih dari laba aktual perusahaan dengan laba yang diharapkan oleh
investor (Maharani, 2014). Respon investor dapat diukur menggunakan variabel
abnormal return dan volume perdagangan saham (Setiawan dan Subekti, 2005),
dimana ketika informasi diumumkan diharapkan pasar akan bereaksi dengan
adanya perubahan harga saham dari sekuritas yang bersangkutan.
Sidharta dan Juniarti (2015) menyebutkan bahwa respon investor dapat
diartikan sebagai tanggapan atas informasi yang diterima. Informasi yang diterima
oleh investor dapat mempengaruhi harga pasar sekuritas dalam pasar modal.
Volume perdagangan saham merupakan salah satu indikator yang digunakan
untuk melihat reaksi pasar terhadap kejadian atau informasi yang berkaitan
22
dengan suatu saham (Firmansyah dan Agustin, 2016). Respon investor dalam
penelitian ini diukur dengan melihat trading volume activity yang mengacu pada
penelitian Akis dan Mutmainah (2011).
2.2.1. Trading Volume Activity
Volume perdagangan merupakan bagian yang diterima dalam analisis
teknikal. Kegiatan perdagangan dalam volume yang sangat tinggi di suatu bursa
akan ditafsirkan sebagai tanda pasar akan membaik. Peningkatan volume
perdagangan saham dibarengi dengan peningkatan harga merupakan gejala yang
semakin kuat akan kondisi yang bullish (Neni dan Mahendra, 2004).
Lebih lanjut volume perdagangan saham dapat digunakan oleh investor
untuk melihat apakah saham yang dibeli tersebut merupakan saham yang aktif
diperdagangkan di pasar. Saham yang aktif perdagangannya sudah pasti memiliki
volume perdagangan yang besar dan saham dengan volume yang besar akan
menghasilkan return saham yang tinggi (Chordia, 2000).
Perkembangan volume perdagangan saham mencerminkan kekuatan antara
penawaran dan permintaan yang merupakan cerminan dari tingkah laku investor.
Semakin
meningkat
volume
penawaran
dan
permintaan
suatu
saham,
menunjukkan semakin diminatinya saham tersebut oleh masyarakat sehingga akan
membawa pengaruh terhadap naiknya harga atau return saham (Neni dan
Mahendra, 2004)..
Menurut Husnan, dkk (1996) indikator TVA digunakan untuk melihat
apakah investor mampu menilai informasi dalam membuat
keputusan
perdagangan di atas keputusan perdagangan normal. Sedangkan Neni dan
23
Mahendra (2004), perubahan volume perdagangan saham di pasar modal
menunjukkan aktivitas perdagangan saham di bursa dan mencerminkan keputusan
investasi oleh investor. TVA merupakan instrument yang dapat digunakan untuk
melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter perubahan
volume perdagangan saham (Fatmawati dan Asri, 1999).
2.3. Konsep Kinerja
Pengertian
kinerja
menurut
Kamus
Istilah
Akuntansi
(2003:215)
menyatakan bahwa “kinerja” atau performance adalah istilah umum yang
digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan aktivitas dari suatu organisasi
pada suatu periode, seiring dengan referensi pada sejumlah standar. Kinerja
berasal dari kata to performance yang artinya melakukan suatu kegiatan dan
menyempurnakan sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang
diharapkan (Supit, dkk., 2014).
Kinerja keuangan dapat didefinisikan sebagai gambaran setiap hasil
ekonomi yang mampu diraih perusahaan pada periode tertentu melalui aktivitasaktivitas perusahaan untuk menghasilkan keuntungan secara efisien dan efektif
yang dapat diukur perkembangannya dengan melakukan analisis terhadap datadata keuangan yang tercermin pada laporan keuangan (Aryani dan Amanah,
2014). Laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan merupakan
cerminan kinerja keuangan perusahaan (Mulyadi, 2001).
Kinerja keuangan perusahaan menurut Sucipto (2003) adalah penentuan
ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu organisasi atau
perusahaan dalam menghasilkan laba. Kinerja keuangan perusahaan inilah yang
24
mendapat perhatian besar dari pihak-pihak yang berkepentingan melalui hasil
analisis perkembangan kinerja.
Kinerja keuangan digunakan untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi
perusahaan, dengan analisis yang memerlukan beberapa tolak ukur seperti ratio
dan indeks, untuk menghubungkan data keuangan antara satu dengan yang lain
(Sawir, 2004). Menurut Aryani dan Amanah (2014), bagi perusahaan yang telah
go public, meningkatkan kinerja keuangan merupakan suatu kewajiban agar
saham tetap menarik di mata para investor.
Informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan sangat dibutuhkan oleh
para pengguna bank yang berasal dari internal maupun eksternal (Wibowo dan
Faradiza, 2014). Kinerja keuangan dapat dicerminkan melalui analisis rasio
keuangan suatu perusahaan. Analisis rasio keuangan merupakan dasar untuk
menilai dan menganalisis prestasi operasi perusahaan pada masa lalu (Aryani dan
Amanah, 2014).
Supit, dkk (2013) ukuran kinerja non keuangan merupakan respon terhadap
masalah-masalah mengenai kinerja dengan menggunakan data fisik sederhana dan
bukannya data akuntansi yang telah dialokasikan tidak terhubung dengan sistem
akuntansi keuangan umum, dipilih untuk mengukur suatu aspek spesifik dari
kinerja
dan
bukan
menjadi
segalanya
untuk
semua
tujuan,
atau
mengkombinasikan faktor-faktor tersebut.
Lingkungan bisnis saat ini menuntut perusahaan untuk mengungkapkan
informasi keuangan dan non keuangan perusahaan seperti aspek lingkungan dan
aspek sosial (Burhan, 2012). Menurut Permatasari (2013) informasi yang tersaji
25
dalam laporan keuangan tidak dapat memenuhi semua informasi yang dibutuhkan
oleh para pemangku kepentingan khususnya yang berkaitan dengan aspek non
keuangan. Bukan hanya laba (profit) dan keputusan saja yang terpenting bagi
perusahaan melainkan juga perlu adanya keberlanjutan atau sustainability
(Sembiring, 2005).
2.3.1. Konsep Kinerja Lingkungan
Kinerja lingkungan merupakan hasil yang dapat diukur dari sistem
manajemen lingkungan, yang terkait dengan kontrol aspek-aspek lingkungannya.
Pengkajian kinerja lingkungan didasarkan pada kebijakan lingkungan, sasaran
lingkungan, dan target lingkungan (Pertiwi, dkk., 2015).
Di Indonesia, kinerja lingkungan dapat diukur dengan menggunakan
Program Penilaian Peringkat Kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan
hidup atau PROPER (Pertiwi, dkk., 2015). PROPER merupakan instrumen yang
digunakan oleh Kementrian Lingkungan Hidup untuk mengukur ketaatan
perusahaan berdasarkan peraturan yang berlaku (Rakhiemah dan Agustia, 2009).
PROPER ialah Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam
Pengelolaan Lingkungan Hidup. Program ini memiliki tujuan untuk mendorong
perusahaan untuk taat terhadap peraturan lingkungan hidup dan mencapai
keunggulan lingkungan (environmental excellency) melalui integrasi prinsipprinsip pembangunan berkelanjutan dalam proses produksi dan jasa, dengan jalan
penerapan system manajemen lingkungan, 3R, efisiensi energi, konsevasi
sumberdaya dan pelaksanaan bisnis yang beretika serta bertanggung jawab
26
terhadap masyarakat melalui program pengembangan masyarakat (Press Release
PROPER, 2011).
Penggunaan warna
di dalam penilaian PROPER merupakan bentuk
komunikatif penyampaian kinerja kepada masyarakat. Rakhiemah dan Agustia
(2009) menyebutkan bahwa aspek penilaian PROPER merupakan ketaatan
terhadap peraturan pengendalian pencemaran air, pencemaran udara, pengelolaan
limbah B3, Analisi Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) serta pengendalian
pencemaran laut. Sistem peringkat kinerja PROPER mencakup pemeringkatan
dalam 5 peringkat warna yang mencerminkan kinerja pengelolaan lingkungan
secara keseluruhan (Press Release PROPER, 2011).
27
Tabel 2.1.
Kriteria Peringkat PROPER
Peringkat
Keterangan
Emas
Diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/ atau kegiatan yang
telah secara konsisten menunjukkan keunggulan lingkungan
(environmental excellency) dalam proses produksi dan/ atau jasa,
melaksanakan bisnis yang beretika dan bertanggung jawab terhadap
masyarakat.
Hijau
Diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/ atau kegiatan yang
telah melakukan pengeloalaan lingkungan lebih dari yang
dipersyaratkan dalam peraturan (beyond complience) melalui
pelaksanaan sistem pengelolaan lingkungan, pemanfaatan
sumberdaya secara efisien melalui upaya 4R (Reduce, Reuse,
Recycle dan Recovery), dan melakukan upaya tanggung jawab
sosial (CSR/Comdev) dengan baik.
Biru
Diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/ atau kegiatan yang
telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan yang dipersyaratkan
sesuai dengan ketentuan dan/ atau peraturan perundang-undangan
Merah
Diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/ atau kegiatan yang
upaya pengelolaan lingkungan hidup dilakukannya tidak sesuai
dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundangundangan
Hitam
Diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/ atau kegiatan yang
sengaja melakukan perbuatan atau melakukan kelalaian yang
mengakibatkan pencemaran dan/ atau kerusakan lingkungan serta
pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan atau tidak
melaksanakan sanksi administrasi.
Sumber : Press Release PROPER 2011, www.menlh.go.id
Berry dan Rondinelly (1998) menjelaskan faktor yang mendorong
perusahaan melakukan manajemen lingkungan diantaranya yaitu :
1.
Relartory Demand, tanggung jawab terhadap lingkungan muncul sejak 30
tahun terakhir. Setelah masyarakat meningkatkan tekanannya kepada
pemerintah untuk menetapkan peraturan pemerintah sebagai dampak
meluasnya polusi. Sistem pengawasan manajemen lingkungan menjadi
dasar untuk skor lingkungan, seperti program-program kesehatan dan
keamanan lingkungan (Nofianti, 2012).
28
2.
Cost
Factory,
adanya
komplain-komplain
terhadap
produk-produk
perusahaan akan membawa konsekuensi munculnya biaya pengawasan
kualitas yang tinggi, karena semua aktivitas yang terlibat dalam proses
produksi perlu dipersiapkan dengan baik. Konsekuensi perusahaan untuk
mengurangi polusi juga berdampak pada munculnya berbagai biaya seperti
biaya pengelolaan limbah, penggunaan mesin yang clean technology dan
biaya kebersihan (Suartana, 2010).
3.
Stakeholder Forces, strategi pendekatan proaktif terhadap manajemen
lingkungan dibangun berdasarkan prinsip-prinsip manajemen, yakni
mengurangi waste dan mengurangi biaya produksi, demikian juga respon
terhadap permintaan konsumen dan stakeholder. Perusahaan akan selalu
berusaha untuk memuaskan kepentingan stakeholder yang bervariasi dengan
menemukan berbagai kebutuhan akan manajemen lingkungan proaktif
(Ja’far dan Arifah, 2006).
4.
Competitive Requirment, semakin berkembangnya pasar global dan
munculnya berbagai kesepakatan perdagangan sangat berpengaruh pada
munculnya gerakan standarisasi manajemen kualitas lingkungan. Persaingan
internasional
maupun
nasional
telah
menuntut
perusahaan
untuk
mendapatkan jaminan di bidang kualitas (Nofianti, 2012).
2.4. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Rakhiemah dan Agustia (2009) bertujuan
untuk menguji pengaruh kinerja lingkungan terhadap CSR disclosure dan kinerja
finansial perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja lingkungan
29
memiliki pengaruh positif signifikan terhadap CSR disclosure. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa perusahaan dengan kinerja lingkungan yang baik juga
terbukti memiliki kepedulian sosial yang lebih baik terhadap masyarakat maupun
tenaga kerjanya. Kinerja lingkungan tidak berpengaruh terhadap kinerja finansial.
CSR disclosure tidak berpengaruh terhadap kinerja finansial perusahaan.
Iriyanto dan Nugorho (2014) menguji pengaruh kinerja lingkungan terhadap
praktik pengungkapan sustainability report dan kinerja ekonomi. Kinerja
lingkungan diukur dari Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam
Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER). Pengungkapan sustainability report
diproksikan dengan 79 item pengungkapan berdasar G3 GRI (2006) dan kinerja
ekonomi diukur dengan melihat return tahunan industri.
Hasil penelitian menunjukkan kinerja lingkungan memiliki dampak positif
signifikan terhadap laporan keberlanjutan. Kinerja lingkungan memiliki pengaruh
signifikan terhadap kinerja ekonomi. Pengungkapan sustainability report
memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja ekonomi. Hal tersebut berarti
bahwa semakin tinggi pengungkapan yang dilakukan maka akan menghasilkan
nilai kinerja ekonomi yang tinggi.
Penelitian yang dilakukan Prabandari dan Suryanawa (2014) mengenai
pengaruh kinerja lingkungan yang diproksikan dengan peringkat PROPER
terhadap reaksi investor yang diukur dengan abnormal return. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa environmental performance berpengaruh positif pada reaksi
investor perusahaan. Perusahaan melalui kualitas kinerja lingkungan mampu
memenuhi keinginan dari stakeholders yang akan menghasilkan hubungan
30
harmonis. Hal tersebut menjadi good news dalam pasar modal sehingga
kemungkinan direspon positif oleh investor.
Penelitian yang dilakukan Shermanto dan Miqdad (2014) menguji pengaruh
luas pengungkapan tanggung jawab lingkungan yang diukur dengan indikator
lingkungan dalam Global Reporting Initiative dan kinerja keuangan yang
diproksikan dengan rasio profitabilitas terhadap reaksi pasar yang diukur dengan
return tak normal. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa luas pengungkapan
tanggung jawab lingkungan perusahaan tidak berpengaruh terhadap reaksi pasar.
Sedangkan kinerja keuangan perusahaan berpengaruh positif terhadap reaksi
pasar.
Junaedi
(2005)
melakukan
penelitian
mengenai
dampak
tingkat
pengungkapan informasi perusahaan terhadap volume perdagangan dan return
saham. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh pengungkapan informasi
perusahaan melalui laporan tahunan belum dijadikan sebagai salah satu sumber
informasi yang penting dan menentukan dalam proses pengambilan keputusan
investasi oleh para investor yang tercermin dari volume perdagangan serta return
saham yang diperdagangkan.
Maobin, dkk (2011) melakukan penelitian mengenai hubungan Corporate
Social Responsibility, perilaku investor dan return pasar studi empiris di Cina.
Hasil penelitian menunjukkan Perilaku investor institusi secara signifikan
dipengaruhi oleh kinerja CSR perusahaan yang melebihi ambang batas tertentu.
Penulis tidak menemukan efek dari kinerja CSR pada investor individu, baik
sebelum peristiwa atau sesudah peristiwa. Kinerja perusahaan dan perilaku
31
investor bersama-sama mempengaruhi perusahaan return saham setelah peristiwa
tetapi tidak sebelum peristiwa.
Penelitian Anh (2015) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
lingkungan
perusahaan
pada
perusahaan
di
Vietnam.
Hasil
penelitian
menyebutkan bahwa ukuran perusahaan, sistem manajemen lingkungan,
kepemilikan asing, staf lingkungan, teknologi tingkat tinggi dan usia menengah
merupakan faktor positif yang mempengaruhi kinerja lingkungan perusahaan.
Kepemilikan negara, usia tua dan kelompok industri menengah tidak berpengaruh
terhadap kinerja lingkungan perusahaan.
2.5. Kerangka Berfikir
Kinerja lingkungan dan sustainability report yang diungkapkan perusahaan
akan direspon oleh para investor. Kinerja lingkungan merupakan bagian dari
kinerja perusahaan dalam menciptakan lingkungan yang baik dalam kegiatan
operasionalnya sehingga perusahaan mempunyai citra yang baik di mata
stakeholders. Kepedulian terhadap lingkungan dan keberlanjutan pelaporan dalam
melakukan tanggung jawab sosial perusahaan akan mendapat respon positif oleh
stakeholders.
Tuntutan untuk melakukan pengungkapan sukarela menjadikan perusahaan
akan pentingnya memperhatikan dan melestarikan lingkungan sekitar perusahaan.
Pengungkapan sustainability report diharapkan dapat memberi informasi kepada
investor dan menjaga kepercayaan yang diberikan investor terhadap perusahaan.
Investor akan memberi respon dengan melihat pengungkapan kinerja oleh
perusahaan dalam annual report. Tjiasmanto dan Juniarti (2015) mengungkapkan
32
bahwa apabila informasi mengenai aktivitas pertanggung jawaban sosial dan
lingkungan yang diungkapkan memiliki kandungan informasi yang berguna bagi
investor untuk menilai keberlangsungan perusahaan maka akan direspon positif
oleh investor, sedangkan apabila informasi yang diungkapkan tidak memiliki
kandungan informasi yang berguna maka akan direspon negatif atau tidak
mendapat respon dari investor.
Gambar 2.1
Kerangka Berfikir
Pengungkapan
Sustainability
Report
Kinerja
Lingkungan
Respon Investor
2.6. Pengembangan Hipotesis
2.6.1. Pengaruh Kinerja Lingkungan Terhadap Pengungkapan Sustainability
Report
Environmental performance merupakan usaha manajemen perusahaan untuk
mewujudkan lingkungan yang selaras, serasi, seimbang dimana akan membangun
citra yang baik di mata stakeholders (Ikhsan, 2009). Di Indonesia, kinerja
lingkungan perusahaan difasilitasi dengan adanya PROPER yang merupakan
instrumen yang digunakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup untuk melakukan
penilaian dan pemeringkatan ketaatan perusahaan dalam melakukan kinerja
lingkungannya.
33
Adanya tuntutan dari masyarakat membuat perusahaan menyadari bahwa
kelangsungan hidup perusahaan bergantung pada hubungan perusahaan dengan
masyarakat dan lingkungan perusahaan beroperasi (Iriyanto dan Nugroho, 2014).
Perusahaan menggunakan laporan tahunan untuk menggambarkan kesan tanggung
jawab lingkungan sehingga mereka diterima oleh masyarakat.
Sustainability report atau laporan keberlanjutan membantu organsasi untuk
menetapkan tujuan, mengukur kinerja, dan mengelola perubahan dalam rangka
membuat operasi mereka lebih berkelanjutan. Laporan tersebut menyampaikan
pengungkapan tentang dampak organisasi baik itu positif atau negatif terhadap
lingkungan, masyarakat, dan ekonomi. Laporan keberlanjutan diharapkan dapat
membantu dalam pemahaman dan pengelolaan dampak dari pengembangan
keberlanjutan terhadap kegiatan dan strategi organisasi (GRI, 2006).
Penelitian Iriyanto & Nugroho (2014) menunjukkan bahwa kinerja
lingkungan perusahaan memiliki dampak positif yang signifikan terhadap Laporan
Keberlanjutan Disclosure. Penelitian yang dilakukan oleh Rakhiemah dan Agustia
(2009) menunjukkan hasil bahwa perusahaan dalam menciptakan lingkungan
yang baik memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap CSR disclosure.
Pengungkapan sosial dalam penelitian ini ialah pengungkapan sustainability
report yang akan meningkat ketika kinerja lingkungan perusahaan meningkat
pula. Perusahaan dengan kinerja lingkungan yang baik perlu mengungkapkan
informasi kuantitas dan mutu lingkungan yang lebih baik dibandingkan dengan
perusahaan yang kinerja lingkungannya lebih buruk, Iriyanto & Nugroho (2014).
Hipotesis dalam penelitian ini ialah :
34
H1 : Kinerja lingkungan memiliki pengaruh
terhadap pengungkapan
sustainability report.
2.6.2. Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Respon Investor
Saat ini informasi tentang sosial dan lingkungan merupakan salah satu
pertimbangan penting bagi calon investor (Prabandari dan Suryanawa, 2014).
Lebih lanjut Ikhsan (2009), kinerja lingkungan merupakan usaha manajemen
perusahaan untuk mewujudkan lingkungan yang selaras, serasi dan seimbang
dimana akan membangun citra baik perusahaan di mata stakeholders.
Di Indonesia, kinerja lingkungan diukur melalui Program Penilaian
Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER).
PROPER adalah kegiatan pengawasan dan program pemberian insentif dan/ atau
disinsentif kepada penanggung jawab usaha dan/ atau kegiatan. Kinerja
lingkungan perusahaan diukur dengan menggunakan pemeringkat dalam 5 warna
yang mencerminkan kinerja pengelolaan lingkungan secara keseluruhan (Press
Release PROPER, 2011).
Perusahaan seharusnya menyajikan suatu laporan yang menunjukkan
kontribusinya terhadap berbagai masalah lingkungan yang terjadi di sekitarnya.
Prabandari dan Suryanawa (2014) menyatakan bahwa informasi
yang
disampaikan manajemen perusahaan berupa informasi keuangan maupun non
keuangan akan menjadi sinyal mengenai kinerja keuangan di masa yang akan
datang. Reaksi positif atau negatif akan diberikan oleh investor ketika informasi
perusahaan diungkapkan.
H2 : Kinerja lingkungan memiliki pengaruh signifikan terhadap respon investor
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1.
Waktu dan Wilayah Penelitian
3.1.1. Waktu
Waktu yang digunakan mulai dari penyusunan proposal sampai
tersusunnya laporan penelitian pada Bulan Januari sampai September 2016.
Adapun jadwal selengkapnya dapat dilihat pada jadwal penelitian.
3.1.2. Wilayah Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdarftar di
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) periode 2012-2014. Berdasar press
release Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) menyatakan berdasarkan evaluasi
ketaatan, peserta yang mengikuti Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan
(PROPER) tahun 2014 sebanyak 1.911 perusahaan, jumlah sektor manufaktur
berada pada paling atas yakni sebanyak 732 perusahaan.
3.2.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian
kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah data yang diukur dalam suatu skala
numeric (angka) yang dapat dianalisis dengan menggunakan analisis statistik
(Indriantoro dan Supomo, 2002 : 12). Penelitian ini dimaksudkan untuk
mengetahui pengaruh kinerja lingkungan terhadap pengungkapan sustainability
report dan respon investor pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Indeks
Saham Syariah Indonesia (ISSI) tahun 2012-2014.
36
3.3.
Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2012 : 115).
Populasi dalam penelitian ini ialah perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Indeks Saham Syariah Indonesia tahun 2012-2014.
3.3.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2012 : 120). Sampel merupakan suatu prosedur
pengambilan data yang hanya sebagian populasi saja yang diambil dan digunakan
untuk menentukan sifat serta ciri yang dikehendaki dari suatu populasi (Sofiyan,
2013 : 50). Ukuran sampel yang layak digunakan dalam penelitian ini menurut
Sugiyono (2012 : 133) adalah antara 30 sampai 500. Pemilihan sampel dalam
penelitian ini didasarkan pada metode purposive sampling dan diperoleh sampel
sebanyak 13 perusahaan sehingga data penelitian ini berjumlah 39. Data
perusahaan yang menjadi sampel penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
37
No
1.
Kode
AMFG
2.
CTBN
3.
FASW
Tabel 3.1
Sampel Perusahaan
Nama Perusahaan
No Kode
Asahimas Flat Glass
8.
PTSN
Tbk
Citra Tubindo Tbk
9.
SMCB
Fajar Surya Wisesa
Tbk
4.
GDST
Gunawan Dianjaya
Steel Tbk
5.
ICBP
Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk
6.
INDR
Indo-Rama Synthetics
Tbk
7.
INTP
Indocement Tunggal
Persada Tbk
Sumber : www.idx.co.id
10.
TOTO
11.
TPIA
12.
UNIC
13.
UNVR
Nama Perusahaan
Sat Nusapersada Tbk
Holcim Indonesia
Tbk
Surya Toto
Indonesia Tbk
Chandra Asri
Petrochemical Tbk
Unggul Indah
Cahaya Tbk
Unilever Indonesia
Tbk
3.3.3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode purposive sampling, dengan melakukan pengambilan sampel dari populasi
berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria dapat berdasarkan pertimbangan tertentu
atau jumlah tertentu (Hartono, 2011:79). Adapun kriteria yang digunakan untuk
memilih sampel adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan
manufaktur
yang
mengikuti
kegiatan
PROPER
yang
diselenggarakan oleh Kementrian Lingkungan Hidup selama tahun 20122014.
2. Perusahaan manufaktur yang melaporkan annual report perusahaannya di
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) selama tahun 2012 sampai 2014.
38
3. Perusahaan manufaktur yang menampilkan data-data lengkap, yang dapat
digunakan untuk menganalisis pengaruh kinerja lingkungan terhadap
pengungkapan sustainability report dan respon investor.
3.4.
Data dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini ialah data sekunder, yaitu
berupa annual report perusahaan periode tahun 2012 sampai dengan 2014, terdiri
dari 13 perusahaan sampel. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak
langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat pihak lain).
Sumber data yang digunakan berupa publikasi annual report perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tahun 2012
sampai dengan 2014 yang diperoleh dari situs Indeks Saham Syariah Indonesia
(ISSI) (www.idx.co.id). Daftar perusahaan yang mengikuti PROPER periode
2012 sampai dengan 2014 diperoleh dari situs Kementrian Lingkungan Hidup
(www.menlh.go.id). Respon investor dilihat dari harga saham harian dan juga data
IHSG
yang
diperoleh
dari
web
volume
perdagangan
saham
(www.duniainvestasi.com dan finance.yahoo.com) selama periode pengamatan.
3.5.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara observasi
(pengamatan), interview (wawancara), kuesioner (angket), dokumentasi, dan
gabungan dari keempatnya (Sugiyono, 2010: 309). Metode pengumpulan data
dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dokumentasi, menurut
Efferin et, al (2008 : 101) dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan
39
data dengan cara melakukan analisis terhadap semua catatan dan dokumen yang
dimiliki organisasi yang terpilih sebagai objek penelitian, atau data dari individu
sebagai objek penelitian.
Data mengenai kinerja lingkungan yang mengikuti PROPER dari situs
Kementrian
Lingkungan
Hidup
(www.menlh.go.id).
Data
mengenai
Pengungkapan Sustainability report melalui laporan tahunan (annual report)
perusahaan dalam Indeks Saham Syariah Indonesia dari tahun 2012-2014
diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id). Data mengenai
respon investor mengenai harga saham dan data Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG) yang diperoleh dari situs Yahoo Finance (www.duniainvestasi.com).
3.6.
Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah konstruk yang sifat-sifatnya telah diberi angka
(kuantitatif), dapat diartikan variabel adalah konsep yang mempunyai bermacammacam nilai dan dapat mengubah nilainya (Sofiyan, 2013 : 10). Dalam penelitian
ini variabel yang digunakan ialah :
1. Variabel bebas (variabel independen)
Varibel independen disebut juga variabel predictor, stimulus, eksogen atau
antecedent
adalah variabel
yang menjadi
sebab atau mengubah
atau
mempengaruhi variabel lain (variabel dependen). Variabel bebas dalam penelitian
ini adalah kinerja lingkungan.
2. Variabel terikat (variabel dependen)
Variabel dependen juga disebut variabel respons atau endogen merupakan
variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel lain
40
(variabel bebas). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pengungkapan
sustainability report dan respon investor.
3.7.
Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel merupakan definisi yang dilakukan pada
sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati (Muhammad, 2005 : 68).
Berikut ini definisi operasional dari variabel-variabel yang terlibat dalam
penelitian beserta pengukurunnya.
1.
Kinerja Lingkungan
Kinerja lingkungan diukur melalui prestasi perusahaan dalam mengikuti
PROPER. PROPER merupakan salah satu upaya yang dilakukan Kementrian
Lingkungan Hidup (KLH) untuk mendorong penataan perusahaan dalam
pengelolaan lingkungan hidup melalui instrument informasi (Rakhiemah dan
Agustia, 2009). Sistem peringkat kinerja PROPER mencakup pemeringkat
perusahaan dalam 5 warna :
2.
Emas
: sangat sangat baik
skor = 5
Hijau
: sangat baik
skor = 4
Biru
: baik
skor = 3
Merah
: buruk
skor = 2
Hitam
: sangat buruk
skor = 1
Sustainability Report
Global
Reporting
Initiative
(GRI)
mengelompokkan
informasi
sustainability report ke dalam enam indikator dengan 79 item pengungkapan.
Untuk menghitung sustainability report dilakukan melalui Sustainability Report
41
Disclosure Index (SRDI). Perhitungan SRDI dilakukan dengan memberikan skor
1 jika satu item diungkapkan dan 0 jika tidak diungkapkan. Setelah dilakukan
pemberian skor pada seluruh item, skor tersebut kemudian dijumlahkan untuk
memperoleh keseluruhan skor untuk setiap perusahaan (Gunawan dan
Mayangsari, 2015). Rumus perhitungan SRDI adalah :
Keterangan :
SRDI : sustainability report disclosure index perusahaan
V
: jumlah item yang diungkapkan perusahaan
M
: jumlah item yang diharapkan
3.
Respon Investor
Respon investor dalam penelitian ini diukur dengan melihat volume
aktivitas perdagangan (trading volume activity) yang mengacu pada penelitian
yang dilakukan oleh Akis dan Mutmainah (2011). Trading volume activity
merupakan perbandingan saham yang diperdagangkan pada waktu tertentu dengan
jumlah saham yang beredar di pasar. Kegiatan perdagangan saham diukur dengan
:
3.8
Teknik Analisis Data
Seluruh penyajian dan analisis data yang digunakan pada penelitian ini
menggunakan bantuan program SPSS (Statistical Package for Social Sciences) 20
42
for windows. Penelitian ini diuji dengan beberapa uji statistik yang terdiri dari
analisis statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan pengujian hipotesis.
3.8.1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang
dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum,
sum, range, kurtosis dan skewness (Ghozali, 2011 : 10). Statistik deskriptif
digunakan untuk
menganalisa data dengan
cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono,
2012 : 148).
3.8.2. Uji Asumsi Klasik
1.
Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model dalam regresi
variabel dependen dan independen atau keduanya mempunyai distribusi normal
atau tidak (Ghozali, 2006 : 110). Regresi yang baik adalah memiliki distribusi
data normal atau mendekati normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah
residual distribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.
Untuk melihat model regresi normal atau tidak, dilakukan analisis grafik
l
“normal probability report plot”
b
ingkan antara
distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi normal. Distribusi
normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data akan
43
dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data normal, maka garis yang
menggantikan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.
Untuk meningkatkan hasil uji normalitas data, maka peneliti menggunakan
uji Kolmogrov-Smirnov. Jika pada hasil uji Kolmogrov-Smirnov menunjukkan pvalue lebih besar dari 0,05, maka data berdistribusi normal dan sebaliknya, jika pvalue lebih kecil dari 0,05 maka data tersebut berdistribusi tidak normal.
2.
Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi
linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah yang
bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2006 : 96). Salah satu cara yang digunakan
untuk mendeteksi adanya autokorelasi ini adalah dengan uji Durbin Watson
(DW). Adapun dalam pengambilan keputusan ada atau tidaknya autokorelasi :
Tabel 3.2
Tabel Durbin Watson
Hipotesis nol
Tidak ada autokorelasi positif
Tidak ada autokorelasi positif
Tidak ada korelasi negative
Tidak ada korelasi negative
Tidak ada autokorelasi, positif
atau negative
Sumber : Ghozali (2006)
3.
Keputusan
Tolak
No decission
Tolak
No decission
Tidak ditolak
Jika
0 < d <dl
dl ≤ d ≤ du
4 – dl < d < 4
4 – du ≤ d ≤ 4 – dl
Du < d < 4 – du
Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan yang lain (Ghozali,
2006 : 105). Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas
44
yaitu dengan cara melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat
(dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SPREID. Menurut Ghozali (2006 :
107) analisis dengan grafik memiliki kelemahan yang cukup signifikan, oleh
karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting. Semakin sedikit jumlah
pengamatan semakin sulit mengintepretasikan hasil grafik plot.
Oleh sebab itu, diperlukan uji statistik yang lebih dapat menjamin
keakuratan hasil. Ada beberapa uji statistik yang dapat digunakan untuk
mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas yaitu uji park dan uji glejser dengan
meregresikan nilai absolute residual terhadap variabel independen. Jika nilai
signifikan hitung lebih besar dari alpha = 5%, maka tidak ada masalah
heterokedastisitas. Tetapi jika nilai signifikan hitung kurang dari alpha = 5% maka
dapat disimpulkan bahwa model regresi terjadi heterokedastisitas.
3.9
1.
Pengujian Hipotesis
Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur sejauh mana kemampuan
model
dalam
menerangkan
variabel-variabel
dependen.
Nilai
koefisien
determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel-variabel dependen amat
terbatas. Nilai mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen (Ghozali, 2011 : 97).
45
2.
Uji Hipotesis (Uji t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen
(Ghozali, 2011 : 98). Pada uji t statistik t, nilai t hitung akan dibandingkan dengan
t table, dengan cara sebagai berikut :
a. Bila t hitung > t table atau probabilitas < tingkat signifikansi (Sig > 0,05),
maka Ha diterima dan H0 ditolak, variabel independen berpengaruh terhadap
variabel dependen.
b. Bila t hitung < t table atau probabilitas > tingkat signifikasi (Sig < 0,05),
maka Ha ditolak dan H0 diterima, variabel independen tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen.
3.
Analisis Regresi
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis regresi
sederhana dengan dua variabel dependen. Model 1 penelitian ini menguji
pengaruh antara variabel kinerja lingkungan terhadap variabel pengungkapan
sustainability report. Model 2 menguji pengaruh variabel kinerja lingkungan
terhadap variabel respon investor. Untuk menguji hipotesis penelitian maka
digunakan rumus :
Model 1:
Y1 = β0 + β1KL + e
Model 2:
Y2 = β0 + β1KL + e
46
Keterangan :
Y1
: sustainability report
Y2
: respon investor
β0
: konstanta
β1KL : koefisien regresi kinerja lingkungan
e
: standar eror
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1.
Gambaran Umum Penelitian
Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar
dalam Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) dan melaporkan laporan tahunan
pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2014. ISSI merupakan cerminan dari
saham-saham yang masuk dalam Daftar Efek Syariah (DES) yang dikeluarkan
oleh BAPEPAM dan LK. Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) diluncurkan
sejak tanggal 12 Mei 2011 oleh PT Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sejarah perekembangan pasar modal diawali sejak diterbitkannya Reksa
Dana Syariah oleh PT. Danareksa Investment Management pada 3 Juli 1997. Pada
3 Juli 2000, Bursa Efek Indonesia (BEI) bekerja sama dengan PT. Danareksa
Investment Management dalam meluncurkan Jakarta Islamic Index dengan tujuan
untuk memandu investor yang ingin menginvestasikan dananya secara syariah.
Pasar modal syariah merupakan tempat dimana efek syariah diperdagangkan.
Dimana efek-efek syariah tersebut diatur dalam peraturan BAPEPAM dan
Lk No. IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah dan No. IX.A.14 tentang akadakad yang digunakan dalam Penerbitan Efek Syariah di Pasar Modal. Selanjutnya,
pada tanggal 31 Agustus 2007 BAPEPAM dan LK menerbitkan Peraturan
BAPEPAM dan LK Nomor II K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek
Syariah dan diikuti dengan peluncuran Daftar Efek Syariah pertama kali oleh
BAPEPAM dan LK ptada tanggal 12 September 2007.
48
Kriteria-kriteria efek yang dapat dimuat dalam Daftar Efek Syariah
diantaranya:
1. Surat berharga syariah yang diterbitkan oleh Negara Republik Indonesia
2. Efek yang diterbitkan oleh emiten atau perusahaan publik yang menyatakan
bahwa kegiatan usaha serta cara pengelolaan usahanya dilakukan berdasarkan
prinsip syariah sebagaimana tertuang dalam anggaran dasar
3. Sukuk yang diterbitkan oleh emiten termasuk obligasi syariah yang telah
diterbitkan sebelum ditetapkannya peraturan ini
4. Saham reksa dana syariah
5. Unit penyertaan kontrak investasi kolektif reksa dana syariah
6. Efek beragun aset syariah
7. Efek berupa saham, termasuk Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
(HMETD) syariah dan waran syariah, yang diterbitkan oleh emiten atau
perusahaan publik yang tidak menyatakan bahwa kegiatan usaha serta cara
pengelolaan usahanya dilakukan berdasarkan prinsip syariah, sepanjang
emiten atau perusahaan publik tersebut:
a. Tidak melakukan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf
b Peraturan BAPEPEM dan LK nomor IX.A.13
b. Memenuhi rasio-rasio keuangan sebagai berikut:
1) Total utang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total ekuitas tidak
lebih dari 82% (delapan puluh dua persen)
49
2) Total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan
dengan total pendapatan usaha (revenue) dan pendapatan lain-lain tidak lebih
dari 10% (sepuluh persen)
8. Efek syariah yang memenuhi prinsip-prinsip syariah di pasar modal yang
diterbitkan oleh lembaga internasional dimana pemerintah Indonesia menjadi
salah satu anggotanya; dan
9. Efek syariah laiinya.
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam pengumpulan data
adalah metode purposive sampling yaitu metode pengambilan sampel yang
dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan. Dengan
memperhatikan kriteria yang ada, maka diperoleh sampel penelitian sebanyak 18
perusahaan. Data penelitian diperoleh melalui peringkat PROPER, laporan
tahunan perusahaan dan daftar harga saham harian perusahaan.
Tabel 4.1
Hasil Penentuan Sampel
Kriteria
Perusahaan manufaktur yang terdaftar
di ISSI
Perusahaan yang tidak sesuai kriteria
Jumlah sampel
Jumlah
86
(73)
13
Sumber : Data yang diolah 2016
Analisis dan pembahasan yang tersaji pada bab ini akan menunjukkan
hasil analisis data berdasarkan pengamatan variabel bebas yang digunakan dalam
model regresi sederhana. Variabel-variabel yang diteliti dari perusahaan sampel
meliputi kinerja lingkungan sebagai variabel independen, variabel sustainability
50
report sebagai variabel dependen, serta variabel respon investor sebagai variabel
dependen.
4.2.
Pengujian dan Hasil Analisis Data
4.2.1. Statistik Deskriptif
Hasil pengujian statistik deskriptif dari variabel kinerja lingkungan, SR,
dan respon investor dari tahun 2012-2014 disajikan dalam tabel dibawah ini.
Tabel 4.2
Hasil Uji Deskriptif
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Sum
Mean
Std. Deviation
KL
39
2
5
135
3.46
.884
SR
39
.063
1.000
9.508
.24379
.216545
TVA
39
.000
.227
2.048
.05251
.067093
Valid N (listwise)
39
Sumber: Data diolah 2016
Kinerja lingkungan yang diukur dengan melihat peringkat PROPER yang
diselenggarakan oleh Kementrian Lingkungan Hidup menunjukkan rentang nilai
dari 2 hingga 5. Nilai rata-rata kinerja lingkungan 3,56 dan deviasi standarnya
bernilai 0,884. Jika dikonversi berdasarkan kategori PROPER berada pada kriteria
biru. Skor terendah adalah 2 yang berarti ada perusahaan sampel yang berada pada
kriteria Merah dalam masalah lingkungan yang berarti masih kurang
memperhatikan masalah lingkungan. Sedangkan nilai tertinggi adalah 5 yang
berarti memiliki kriteria Emas.
Variabel pengungkapan sustainability report (SR) memiliki rentang 0,063
hingga 1. Nilai terendah dimiliki oleh PT. Gunawan Dianjaya Steel Tbk pada
tahun 2014. Nilai tertinggi dimiliki oleh PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
51
pada tahun 2013. Nilai rata-rata variabel SR 0,24379 dan deviasi standarnya
bernilai 0.216545. Jika dilihat dari nilai rata-rata variabel SR, para emiten telah
mengungkapkan kurang dari setengah item pengungkapan SR.
Variabel respon investor yang diukur dengan trading volume activity
memiliki rentang nilai dari 0,000 hingga 0,227. Nilai terendah dimiliki oleh PT.
Citra Tubindo Tbk pada tahun 2012-2013. Nilai tertinggi dimiliki oleh PT.
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk pada tahun 2013. Nilai rata-rata variabel TVA
0,05251 dan deviasi standarnya bernilai 0,067093.
4.2.2. Pengujian Asumsi Klasik
1.
Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2011 : 160).
Pengujian normalitas dilakukan dengan melihat nilai Asymp. Sig. pada hasil uji
normalitas dengan menggunakan One Sample Kolmogrov-Smirnov Test. Hasil
nilai Asym. Sig. model 1 diperoleh sebesar 0,211 dan model 2 sebesar 0,274, hasil
ini bila dibandingkan dengan probabilitas 0,05 maka lebih besar, sehingga dapat
disimpulkan bahwa data penelitian berdistribusi normal.
2.
Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah model regresi linier ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka terjadi problem
autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang
52
waktu berkaitan satu sama lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang
bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2011: 110).
Tabel 4.3
Uji Autokorelasi
Model 1
b
Model Summary
Model
1
R
.528
R Square
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.279
.259
.186403
Durbin-Watson
1.977
a. Predictors: (Constant), KL
b. Dependent Variable: SR
Untuk menentukan adanya autokorelasi atau tidak, dapat diketahui dari nilai
Durbin-Watson (d) adalah 1,977. Nilai d ini kemudian dibandingkan dengan nilai
statistik Durbin-Watson (tabel). Dari nilai tabel durbin-watson diketahui untuk n
39 pada k = 1 (jumlah parameter, tanpa konstanta) adalah dL = 1,4347 dan dU =
1,5396. Dari hasil uji hipotesis tersebut diketahui bahwa nilai d berada diantara
dU < d < 4-dU yaitu 1,5396 < 1,977 < 2,604. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada
autokorelasi positif atau negatif.
Tabel 4.4
Uji Autokorelasi
Model 2
b
Model Summary
Model
1
R
.716
R Square
a
.512
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.499
.047492
Durbin-Watson
2.407
a. Predictors: (Constant), KL
b. Dependent Variable: TVA
Untuk menentukan adanya autokorelasi atau tidak, dapat diketahui dari nilai
Durbin-Watson (d) adalah 2,407. Nilai d ini kemudian dibandingkan dengan nilai
53
statistik Durbin-Watson (tabel). Dari nilai durbin-watson tabel diketahui untuk n
39 pada k = 1 (jumlah parameter, tanpa konstanta) adalah dL = 1,4347 dan dU =
1,5396. Dari hasil uji hipotesis tersebut diketahui bahwa nilai d berada diantara 0
dan dL, yaitu 0 < 1,407 < 1,5396. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada
autokorelasi positif.
3.
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain
tetap,
maka
disebut
homoskedastisitas
dan
jika
berbeda
disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau
tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2001: 77). Uji heteroskedastisitas
dilakukan dengan melihat nilai signifikansi setelah diadakan regresi dengan
absolut residual pada variabel dependen sebagai berikut :
Tabel 4.5
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficients
Model
Unstandardized Coefficients
B
(Constant)
Std. Error
1.181E-016
.122
.000
.034
a
Standardized Coefficients
t
Sig.
.000
1.000
.000
1.000
Beta
1
KL
.000
a. Dependent Variable: AbsUt
Sumber: data diolah 2016
Tabel di atas menunjukkan semua nilai signifikansi variabel kinerja
lingkungan lebih besar dari 0,05, sehingga variabel kinerja lingkungan dan tidak
terjadi gejala heteroskedastisitas.
54
3.2.3. Uji Ketepatan Model
1.
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur sejauh mana
kemampuan model dalam menerangkan variabel-variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu (Ghozali, 2011: 97). Hasil
perhitungan untuk nilai adjusted R Square dengan bantuan komputer program
SPSS versi 20.00, diperoleh angka koefisien determinasi R2 = 0,259 atau 25,9%.
Tabel 4.6
Koefisien Determinasi
Model 1
b
Model Summary
Model
1
R
.528
R Square
a
.279
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.259
.186403
Durbin-Watson
1.977
a. Predictors: (Constant), KL
b. Dependent Variable: SR
Berdasarkan tabel di atas, nilai koefisien determinasi (Adjusted R Square)
adalah 0,259. Hal ini berarti kemampuan variabel independen yaitu kinerja
lingkungan dapat menjelaskan sustainability report sebesar 25,9%. Sedangkan
sisanya yaitu 74,1% dijelaskan oleh faktor-faktor lain selain variabel independen
tersebut.
55
Tabel 4.7
Koefisien Determinasi
Model 2
b
Model Summary
Model
R
1
.716
R Square
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.512
.499
Durbin-Watson
.047492
2.407
a. Predictors: (Constant), KL
b. Dependent Variable: TVA
Berdasarkan tabel di atas nilai koefisien determinasi (Adjusted R Square)
adalah 0,499. Hal ini berarti kemampuan variabel-variabel independen yang
terdiri dari variabel kinerja lingkungan dan sustainability report dalam
menjelaskan variabel dependen yaitu trading volume activity pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tahun 20122014 sebesar 49,9%, sisanya (100% - 49,9% = 50,1%) dipengaruhi oleh variabel
lain di luar model yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
3.2.4. Analisis Regresi
1. Analisis Regresi Linear Sederhana Model 1
Tabel 4.8
Hasil Uji Regresi Sederhana
Model 1
Coefficients
Model
Unstandardized Coefficients
a
Standardized
t
Sig.
Coefficients
B
(Constant)
Std. Error
-.204
.122
.129
.034
Beta
-1.668
.104
3.779
.001
1
KL
a. Dependent Variable: SR
.528
56
Berdasarkan tabel di atas persamaan regresi linear sederhana dapat disusun
sebagai berikut :
SR = -0,204 + 0,129KL + e
Berdasarkan persamaan regresi linear sederhana dapat diinterpretasikan
sebagai berikut :
a.
Konstanta bernilai negatif sebesar -0,204, hal ini menunjukkan bahwa apabila
variabel kinerja lingkungan jika dianggap konstan (0), maka nilai
pengungkapan sustainability report pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tahun 2012-2014 sebesar 0,204.
b.
Koefisien regresi variabel kinerja lingkungan (b1) bernilai positif sebesar
0,129. Hal ini berarti bahwa jika kinerja lingkungan ditingkatkan satu-satuan,
maka akan meningkatkan nilai respon investor pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tahun 2012-2014
sebesar 0,129.
2.
Analisis Regresi Linear Sederhana Model 2
Tabel 4.9
Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana
Model 2
Coefficients
Model
Unstandardized Coefficients
a
Standardized
t
Sig.
Coefficients
B
(Constant)
Std. Error
-.136
.031
.054
.009
Beta
-4.355
.000
6.232
.000
1
KL
a. Dependent Variable: TVA
.716
57
Berdasarkan tabel di atas persamaan regresi linear sederhana dapat disusun
sebagai berikut :
RI = -0,136 + 0,054 KL + e
Berdasarkan persamaan regresi linear sederhana dapat diinterpretasikan
sebagai berikut :
a.
Konstanta bernilai negatif sebesar -0,136, hal ini menunjukkan apabila
variabel kinerja lingkungan jika dianggap konstan (0), maka nilai respon
investor pada perusahaan manufakttur yang terdaftar di Indeks Saham Syariah
Indonesia (ISSI) tahun 2012-2014 sebesar -0,136.
b.
Koefisien regresi variabel kinerja lingkungan (b1) bernilai positif sebesar
0,054. Hal ini berarti bahwa jika kinerja lingkungan ditingkatkan satu-satuan,
maka akan menaikkan nilai trading volume activity pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tahun
2012-2014 sebesar 0,054.
3.2.5. Uji t
Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen (Ghozali,
2011 : 98). Hasil uji signifikasi atau uji t dapat dilihat sebagai berikut :
58
Variabel
Kinerja lingkungan
thitung
3,779
Tabel 4.10
Hasil Uji t
Model 1
Sig
Kesimpulan
0,001 Kinerja lingkungan berpengaruh
signifikan terhadap pengungkapan
sustainability report pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Indeks
Saham Syariah Indonesia (ISSI)
tahun 2012-2014.
Sumber : data diolah 2016
Berdasarkan tabel di atas bahwa variabel kinerja lingkungan diperoleh nilai
thitung = 3,779 dan probabilitas sebesar 0,001, jika dibandingkan dengan ttabel
(1,686) maka thitung > ttabel dan ρ < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H1 diterima,
yang berarti kinerja lingkungan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan
sustainability report pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Indeks Saham
Syariah Indonesia (ISSI) tahun 2012-2014.
Variabel
Kinerja lingkungan
thitung
6,232
Tabel 4.11
Hasil Uji t
Model 2
Sig
Kesimpulan
0,000 Kinerja lingkungan berpengaruh
signifikan terhadap respon investor
yang diukur dengan trading volume
activity pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Indeks Saham
Syariah Indonesia (ISSI) tahun 20122014.
Sumber : data diolah 2016
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa pada variabel kinerja lingkungan
diperoleh nilai thitung = 6,232 dan probabilitas sebesar 0,000, jika dibandingkan
dengan ttabel (1,686) maka thitung > ttabel dan ρ < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa
H2 diterima, artinya kinerja lingkungan berpengaruh signifikan terhadap respon
investor yang diukur menggunakan trading volume activity pada perusahaan
59
manufaktur yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tahun 20122014.
3.3.
1.
Pembahasan Hasil Analisis Data
Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Pengungkapan Sustainability Report
Kinerja
lingkungan
berpengaruh
signifikan
terhadap
pengungkapan
sustainability report pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Indeks Saham
Syariah Indonesia (ISSI) tahun 2012-2014. Hal ini dinyatakan berdasarkan uji t
variabel kinerja lingkungan dengan nilai thitung (3,779) > ttabel (1,686) dimana
nilai signifikasinnya 0,001 < 0,05.
Varibel kinerja lingkungan yang diukur melalui peringkat perusahaan dalam
PROPER memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap pengungkapan
informasi sustainability report. Semakin baik kinerja lingkungan suatu
perusahaan maka akan mendorong perusahaan untuk melakukan pengungkapan
informasi yang lebih luas dibandingkan perusahaan dengan kinerja yang buruk.
Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Iriyanto dan
Nugroho (2014), yang menunjukkan bahwa kinerja lingkungan berpengaruh
signifikan terhadap sustainability report disclosure. Perusahaan dengan kinerja
lingkungan yang baik tidak hanya mengungkapkan mengenai kepedulian
perusahaan terhadap lingkungan tetapi juga mengenai kualitas produk, keamanan
produk, tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat sekitar, hingga
kepedulian perusahaan terhadap keselamatan dan kesejahteraan tenaga kerjanya
(Rakhiemah dan Agustia, 2009).
60
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Achmad
(2012) dimana terdapat pengaruh positif signifikan antara kinerja lingkungan
dengan pengungkapan CSR. Informasi mengenai kinerja lingkungan perusahaan
secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi perusahaan, pelaku
pasar modal akan menunjukkan respon terhadap segala informasi tersebut.
Perusahaan dengan kinerja lingkungan yang baik memiliki kepedulian sosial yang
lebih besar terhadap masyarakat maupun tenaga kerjanya.
2.
Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Respon Investor
Kinerja lingkungan berpengaruh signifikan terhadap respon investor yang
diukur menggunakan trading volume activity pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tahun 2012-2014. Hal ini
dinyatakan berdasarkan hasil uji t variabel kinerja lingkungan dengan nilai thitung
(6,232) < ttabel (1,686) dimana nilai signifikansinya 0,000 > 0,005.
Artinya apabila kinerja lingkungan perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tahun 2012-2014 baik, maka perusahaan
akan mendapat apresiasi dari investor. Perusahaan melalui kualitas kinerja
lingkungan mampu memenuhi
keinginan
dari
stakeholders
yang akan
menghasilkan hubungan yang harmonis. Hal tersebut menjadi good news dalam
pasar modal sehingga kemungkinan direspon positif oleh investor.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Prabandari dan
Suryanawa, 2014) dimana terdapat pengaruh signifikan antara environmental
performance dengan reaksi investor. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa
kinerja
lingkungan
perusahaan
menjadi
sebuah
informasi
dan
sumber
61
pengambilan keputusan yang dapat menggerakkan investor untuk berinvestasi
yang pada perusahaan tersebut. Hal tersebut mengindikasikan bahwa investor di
Indonesia sudah mulai menggunakan informasi non keuangan dalam melakukan
keputusan investasi.
BAB V
PENUTUP
5.1.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh kinerja lingkungan
terhadap pengungkapan sustainability report dan respon investor pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tahun 20122014, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.
Kinerja
lingkungan
berpengaruh
signifikan
terhadap
pengungkapan
sustainability report pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Indeks
Saham Syariah Indonesia (ISSI) tahun 2012-2015. Hal ini dinyatakan
berdasarkan hasil uji t variabel kinerja lingkungan dengan nilai thitung (4,581)
> ttabel (2,006) dimana nilai signifikansinya (0,000) < (0,05). Hasil penelitian
ini konsisten dengan penelitian Rakhiemah dan Agustia (2009) dan Iriyanto
dan Nugroho (2014).
Hal ini mengindikasikan bahwa semakin baik kinerja lingkungan perusahaan
akan mendorong perusahaan tersebut melakukan pengungkapan informasi
yang lebih luas dibanding dengan kinerja perusahaan yang buruk.
2.
Kinerja lingkungan berpengaruh signifikan terhadap respon investor yang
diproksikan dengan trading volume activity pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tahun 2012-2014.
Hal ini dinyatakan berdasarkan hasil uji t variabel kinerja lingkungan dengan
nilai thitung (6,232) < ttabel (1,686) dimana nilai signifikansinya (0,000) <
63
(0,05). Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian (Prabandari dan
Suryanawa, 2014).
Informasi mengenai kinerja lingkungan dalam penelitian ini menjadi sebuah
pertimbangan bagi investor dalam melakukan investasi di pasar modal.
5.2.
Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini tentu saja tidak terlepas dari keterbatasan-keterbatasan.
Keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini adalah :
1.
Keterbatasan sampel yang digunakan. Pada penelitian ini terbatas pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia
(ISSI).
2.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode pengamatan yang
relatif singkat, yaitu tahun 2012-2014.
5.3.
Saran
Berdasarkan pembahasan dan pengambilan kesimpulan yang telah
dilakukan terhadap hasil penelitian, maka penulis mengajukan saran sebagai
berikut :
1.
Bagi perusahaan, diharapkan menyajikan pengungkapan sustainability report
dengan lebih lengkap, yaitu sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan
GRI, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi investor
dalam melakukan investasi.
2.
Bagi investor, hendaknya tidak hanya memperhatikan kinerja keuangan dan
pengungkapan financial perusahaan dalam melakukan investasi, melainkan
64
lebih memperhatikan sustainabilitas perusahaan yang mencakup kinerja
ekonomi, kinerja sosial dan kinerja lingkungan perusahaan.
3.
Dalam bidang akuntansi lingkungan, kinerja lingkungan perlu lebih
diperhatikan dalam mempengaruhi pengungkapan sustainability report dan
juga dalam mempengaruhi respon investor dalam mengambil keputusan
investasi dengan melihat kinerja lingkungan perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, N.N.N., dan Sulaiman, M. (2004). Environmental disclosures in
Malaysian annual report: A legitimacy theory perspective. IJCM. Hal. 1444.
Akis, A.R., dan Mutmainah, S. (2011). Pengaruh pengumuman Indonesia
sustainability reporting award terhadap abnormal return dan volume
perdagangan saham studi kasusu pada perusahaan peraih penghargaan
ISRA (2009-2010). Jurnal Akuntansi dan Auditing, Vol.7, No.2, Hlm:122123.
Aliminsyah dan Panji, MA,. 2003. Kamus istilah akuntansi. CV YRAMA
WIDYA.
Anderson, M., dan Juniarti,.(2015). Pengaruh corporate social responsibility
terhadap respon investor pada perusahaan non kapitalisasi besar (non-big
capitalization) di Indonesia. Business Accounting Review, Vol.3, No.1, Hlm
: 316-326.
Angelina, S., dan Juniarti,. (2015). Pengaruh corporate social responsibility
terhadap respon investor pada sektor property, real estate, dan konstruksi
bangunan di Indonesia. Business Accounting Review, Vol.3, No.1, Hlm :
190-199.
Anh, P.Q,. (2015). Internal determinants and effects of firm-level environmental
performance: Empirical evidences from Vietnam. Asian social sciences;
Vol. 11, No. 4.
Aryani, D.D., dan Amanah, L,.(2014). Analisis pengungkapan corporate social
responsibility terhadap kinerja keuangan. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi,
Vol.3, No.2.
Ball, R dan Brown, P,. (1968). An empirical evaluation of accounting income
number. Journal of Accounting Research, pp: 159-177.
Beaver, W. H., (1968). Financial reporting: An accounting revolution, englewood
cliffs: NJ: Prentice Hall Inc.
Berry, A.M., dan Dennis, A.R,. (1998). Proactive corporate environmental
management: a new industrial revolution. Academy of Management
Executive. 12 (2). 38-50.
Bisnis.com, 2014. PROPER 2014: jumlah perusahaan hitam berkurang drastis.
(http://industri.bisnis.com/read/20140712/257/242808/proper-2014jumlah-perusahaan-hitam-berkurang-drastis, diakses tanggal 12 Juli 2016).
66
Brown, S. J dan Warner J. B. 1985. Using daily stock return : The cast of event
studies. journal of financial economics. No. 14.
Budiyanto., dkk. (2006). Analisis trading volume activity (TVA) dan abnormal
return pada saham perusahaan-perusahaan yang tercatat dalam Jakarta
Islamic Index (JII) sebelum dan setelah bergabung dengan JII. Jurnal
Pendidikan Akuntansi Indonesia.Vol.V, No.1, Hal.42-54.
Burhan, 2012. The impact of sustainability reporting on company performance.
Journal of economics, business and accountancy ventura 15.2 : 257-272.
Chariri, A,. (2008). Kritik sosial atas pemakaian teori dalam penelitian
pengungkapan sosial dan lingkungan. Jurnal Maksi Vol.8 No.2, Hlm :
152-169.
Cheng, M dan Christiawan, Y.J,.(2011). Pengaruh pengungkapan corporate social
responsibility terhadap abnormal return. Jurnal Akuntansi Keuangan,
Vol.13, No.1, Hal : 24-36.
Chordia, Tarun dan Bhaskaran Swaminathan, 2000, Trading Volume and
CrossAutocorrelations in Stock Returns, The Journal of Finance, Vol.
LV, No. 2, p. 913 – 935
Efferin., et al. (2008). Metodologi penelitian akuntansi; Mengungkapkan
fenomena dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Elkington, J,. (1997). Cannibals with forks. The triple bottom line of 21st century.
Elkington, John. (1997). Cannibals with forks, the triple bottom line of twentieth
century business. Capstone: Oxford.
Fatmawati, S. dan Asri, M. 1999. Pengaruh stock split terhadap liquiditas saham
yang diukur dengan besarnya bid ask spread di Bursa Efek Jakarta. Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol.14, No.4. Hal. 93-110.
Firmansyah, A.D,. dan Agustin, S. (2016). Analisis perbandingan trading volume
activity dan abnormal return sebelum sesudah stock split. Jurnal Ilmu dan
Riset Manajemen : Vol.5, No.5.
Ghozali, I,. (2006). Statistik non-parametrik, teori dan aplikasi dengan program
SPSS. Semarang: Universitas Diponegoro.
Ghozali, I,. (2011). Aplikasi analisis multivariate dengan program IBM SPSS 19.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Gray, et al,. (1995). Corporate Social Reporting: Emerging Trends in
Accountability and the Social Contract. Accounting, Auditing And
Accountability Journal. Vol. 1, No. 1, p. 6-20.
67
Gunawan, Y., dan Mayangsari, S. (2015). Pengaruh sustainability reporting
terhadap nilai perusahaan dengan investment opportunity set sebagai
variabel moderating. E-journal Akuntansi Trisakti, Vol. 2, No.1, Hal: 1-12.
Hartono, J,. (2011). Metodologi penelitian bisnis.Yogyakarta : BPFE.
Hartono,J,. (2014). teori portofolio dan analisis investasi. BPFE Yogyakarta,
Edisi Kesembilan. Yogyakarta.
Hasanah, dkk,. (2014). Model pengembangan good corporate governance dan
sustainability report pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi 17 Lombok.
Hendriksen, E. (1998). Teori akunting 5th buku satu. Batam: Interaksara.
Hidayat,
S,.
2014.
CSR
dalam
tinjauan
Islam
(https://nadeleeaghna.wordpress.com/2014/05/05/csr-dalam-tinjauanislam/). Diunduh 11 Juni 2016.
Husnan, S., Mamduh, M., dan WIbowo, A. 1996. Dampak pengumuman laporan
keuangan terhadap kegiatan perdagangan saham dan variabilitas tingkat
keuntungan,. Kelola, Vol.V, No.11.
Ikhsan, Arfan. (2009). Akuntansi lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Indriantoro, N., dan Supomo, B. (2002). Metodologi penelitian bisnis: Untuk
akuntansi dan manajemen. Yogyakarta : BPFE.
Iriyanto, F.N dan Nugroho, P.I,. (2014). Pengaruh kinerja lingkungan terhadap
praktik pengungkapan sustainability report dan kinerja ekonomi. Dinamika
Akuntansi, Keuangan dan Perbankan, Vol.3, No.1, Hal : 46-57.
Ja’far, M danArifah, D.A,. (2006). Pengaruh dorongan manajemen lingkungan,
manajemen lingkungan proaktif dan kinerja lingkungan terhadap public
environmental reporting. Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang.
Jaya, A,. (2004). Konsep pembangunan bekelanjutan (sustainable development).
Pengantar Falsafah Sains (PPS-702) Program S3 Institut Pertanian Bogor.
Jenawan, S dan Juniarti. (2015). Pengaruh pengungkapan sustainability reporting
terhadap respon investor. Business Accounting Review, Vol.3, No.1, Hlm :
180-189.
Junaedi, D. 2005. Dampak tingkat pengungkapan informasi perusahaan terhadap
volume perdagangan dan return saham: penelitian empiris terhadap
perusahaan-perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta. Jurnal
Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol.2, No.2, pp. 1-28.
68
Maharani, A.A.I.A,. (2014). Respon pasar atas informasi laba (replikasi Ball dan
Brown 1968). E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 8.1 (2014): 8393.
Maobin. W, et al,. (2011). Corporate social responsibility, investor behaviours,
and stock market returns: Evidence from a natural experiment in China.
Journal of Business Ethics 101: 127-141.
Mas’ud , A,. (2008). Analisis perbedaan abnormal return, risiko dan trading
volume activity saham sebelum dan sesudah dikeluarkannya Perda DKI
Jakarta No.2/2006 pada perusahaan rokok yang listing di BEI.
Muhammad. (2008). Metodologi penelitian Islam: Pendekatan kuantitatif. Edisi 1,
Jakarta : PT. Raja Grafindo.
Mulyadi. (2001). Akuntansi manajemen: Konsep, manfaat dan rekayasa. Edisi
Ketiga. Salemba Empat. Jakarta.
Natalia, R., dan Tarigan, J,. (2014). Pengaruh sustainability reporting terhadap
kinerja keuangan perusahaan public dari sisi profitability ratio. Business
Accounting Review, Vol.2, No. 1.
Neni, M dan Mahendra, H. 2004. Pengaruh pemilihan umum legislatif indonesia
tahun 2004 terhadap return saham dan volume perdagangan saham LQ-45
di PT. Bursa Efek Jakarta (BEJ). Sinergi Kajian Bisnis dan Manajemen,
Vol.7, No.1, Hal. 89-101.
Nofianti, L. (2012). Peran akuntan manajemen dalam manajemen lingkungan dan
kinerja lingkungan.
Nugraha, D.A., dan Juniarti (2015). Pengaruh corporate social responsibility
terhadap respon investor pada sektor industri pertambangan. Business
Accounting Review, Vol.3, No.1, Hal: 133-143.
Ongkowiyono, E., dan Juniarti. (2015). Pengaruh corporate social responsibility
terhadap respon investor dalam sektor infrastruktur, utilitas, dan
transportasi di Indonesia. Business Accounting Review, Vol.3, No.1, Hal:
233-244.
Permatasari, P,. (2013). Hubungan kausalitas antara kinerja sosial dan ekonomi
perusahaan. Trikonomika. Vol 12, No.1.
Pertiwi, I, dkk. (2015). Pengaruh kinerja lingkungan dan pengungkapan
lingkungan terhadap kinerja keuangan. Prosiding Akuntansi, ISSN: 24606561.
Prabandari, K.R., dan Suryanawa, K,. (2014). Pengaruh environmental
performance pada reaksi investor di perusahaan High Profile Bursa Efek
Indonesia. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 7.2, Hlm : 298-312.
69
Prayosho, I.S dan Hananto, H. Pengaruh sustainability reporting terhadap
abnormal return saham pada badan usaha sektor pertambangan yang
terdaftar di BEI Periode 2010-2012. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas
Surabaya, 2 (2), 1-12.
Press Release PROPER. 2011. (www.menlh.go.id). Diakses tanggal 25 Januari
2016.
Pujiastuti,. (2015). Pengaruh karakteristik perusahaan dan good corporate
governance terhadap luas pengungkapan sustainability report. Jurnal Studi
Manajemen dan Bisnis, Vol.2 No.1.
Rakhiemah, A.N., dan Agustia, D,. (2009). Pengaruh kinerja lingkungan terhadap
corporate social responsibility (csr) disclosure dan kinerja finansial
perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
Simposium Nasional Akuntansi XII, (4-6 November), Palembang.
Restuti, M.D., dan Nathaniel, C. (2012). Pengaruh pengungkapan corporate social
responsibility terhadap earning response coeficient. Jurnal Dinamika
Manajemen, Vol. 3, No. 1.
Sampurna, M.E,. (2007). Pengaruh corporate governance pada hubungan
corporate social responsibility dan nilai perusahaan. Simposium Nasional
Akuntansi X, Makasar.
Saputro, D.A, dkk. (2013). Pengaruh kinerja keuangan terhadap pengungkapan
sustainability report perusahaan di Bursa Efek Indonesia. Accounting
Analysis Journal, 2 (4). ISSN 2252-6765.
Sari, M.P.Y.S,. (2013). Pengaruh kinerja keuangan, ukuran perusahaan dan
corporate governance terhadap pengungkapan sustainability report.
Diponegoro Journal of Accounting, Vol.2, No.3, Hlm : 1-10.
Sawir, A. (2004). Analisis kinerja keuangan dan perencanaan keuangan
perusahaan. Gramedia Pustaka Umum. Jakarta.
Sayekti, Y dan Wodabio, L.S,. (2007). Pengaruh CSR terhadap earning response
coeficient. Simposium Nasional Akuntansi X. Unhas Makassar 26-28 Juli.
Sembiring, Eddy Rismanda. (2005). Karakteristik perusahaan dan pengungkapan
tanggung jawab sosial: studi empirispada perusahaan yang tercatat di
Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi VIII.Solo. Hal: 379395.
Setiawan, D., & Subekti, S. (2005). Pengujian Efisiensi Pasar Bentuk Setengah
Kuat Secara Keputusan: Analisis Pengumuman Dividen Meningkat (Studi
Empiris pada Bursa Efek Jakarta Selama Krisis Moneter). Jurnal Riset
Akuntansi Indonesia, 8(2), 121-137.
70
Shermanto, C.A dan Miqdad, M. (2014). Pengaruh luas pengungkapan tanggung
jawab lingkungan dan kinerja keuangan perusahaan terhadap reaksi pasar
pada perusahaan manufaktur yang listed di BEI tahun 2009-2012. Artikel
Ilmiah Mahasiswa. Pp 1-7.
Sidharta, S.D., dan Juniarti. (2015). Pengaruh corporate social responsibility
terhadap respon investor dalam sektor keuangan. Business Accounting
Review, Vol.3, No.1, Hal: 245-256.
Sofiyan. (2013). Metode penelitian kuantitatif: Dilengkapi dengan perbandingan
perhitungan manual dan SPSS. Jakarta :KencanaPenada Media Grup.
Suartana, I.W,. (2010). Akuntansi lingkungan dan triple bottom line accounting :
paradigma baru akuntansi bernilai tambah. Jurnal Bumi Lestari, Vol.10,
No.1. Hlm. 105-112.
Sucipto. (2003). Penilaian kinerja keuangan. Universitas Sumatera Utara Digital
Library.
Sudaryanto. (2011). Pengaruh kinerja lingkungan terhadap kinerja finansial
perusahaan dengan CSR disclosure sebagaivariabel intervening. Skripsi.
Semarang: Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Diponegoro.
Sugiyono. (2010). Metode penelitian bisnis. Bandung: CV. Alfabeta.
. (2012). Statistika untuk penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.
Supit, dkk,. (2014). Analisis kinerja non keuagan PT. Otsuka Indonesia cabang
Manado. Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi, 2 (2).
Susanto, Y.K., dan Tarigan, J,.(2013). Pengaruh pengungkapan sustainability
report terhadap profitiabilitas perusahaan. Business Accounting Review,
Vol.1.
Suwardjono. (2005). Teori Akuntansi perekayasaan pelaporan keuangan. Edisi
Ketiga. Yogyakarta: BPFE.
Tandelilin, E. (2001). Analisis investasi dan manajemen portofolio. Yogyakarta,
BPFE.
Tandelilin, E. (2010). Portofolio dan investasi: Teori dan aplikasi. edisi pertama
Kanisius Yogyakarta.
Tarun, C. dan Bhaskaran. 2000. Trading volume and cross autocorrelation in stock
return. The Journal of Finance, Vol. 4.
Tjiasmanto, V. M., dan Juniarti. (2015). Pengaruh pengungkapan corporate social
responsibility terhadap respon investor dalam sektor aneka industri.
Business accounting review, Vol. 3 No. 1.
71
Undang-undang (UU) Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas.
Wahyu, P,. (2007). Analisis perbedaan return, abnormal return dan trading volume
activity saham perusahaan pertambangan minyak & gas di BEI sebelum
dan sesudah “Bencana Lumpur Panas PT. Lapindo Brantas di Sidoarjo.
http://mulok.library.um.ac.id/home.php?s_data=Skripsi&id=32486&mod
=b&cat=4&s_field=2&s_teks=Nilai%20Moral&fulltext=2&s_teks2=&st
art=40&page=450.
Wibisono, Y. (2007). Membedah konsep dan aplikasi corporate social
responsibility. Fascho Publishing. Gresik.
Wibowo, I dan Faradiza, S.A,. (2014). Dampak pengungkapan sustainability
report terhadap kinerja keuangan dan pasar perusahaan. Simposium
Nasional Akuntansi 17 Lombok.
www.duniainvestasi.com
www.idx.co.id.
www.menlh.go.id.
Yuliana, dkk. (2008) Pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan
csr dan dampaknya terhadap reaksi investor. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan Indonesia. Vol.5, No.2.
Zuhroh, D., dan Sukmawati, I.P.P.H. (2003). Analisis pengaruh luas
pengungkapan sosial dalam laporan tahunan perusahaan terhadap reaksi
investor. Simposium Nasional Akuntansi VI 2006.
PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP PENGUNGKAPAN
SUSTAINABILITY REPORT DAN RESPON INVESTOR PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI INDEKS SAHAM SYARIAH INDONESIA (ISSI)
TAHUN 2012-2014
SKRIPSI
Diajukan Kepada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Institut Agama Islam Negeri Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Dalam Bidang Akuntnasi Syariah
Oleh :
SARTIKA INDAH SARI
NIM 12.22.2.1.116
JURUSAN AKUNTANSI SYARI’AH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA
2016
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO
Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu
sendiri yang mengubah apa yang ada pada diri mereka
(Q.S. Ar Ra’du : 11)
“Jadikanlah sabar dan sholat itu sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang
demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusuk”
(Q.S. Al Baqarah : 45)
vii
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan dengan segenap cinta dan doa
Karya yang sederhana ini untuk:
Bapak dan Ibu tercinta,
Kakak-kakakku dan adik-adikku tersayang,
Sahabat-sahabatku Mini dan Wiji tersayang,
yang selalu memberikan doa, semangat dan kasih sayang
yang tulus dan tiada ternilai besarnya
Terimakasih …
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
karunia, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi, yang
berjudul “Pengaruh Kinerja Lingkungan Terhadap Pengungkapan Sustainability
Report Dan Respon Investor Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) Tahun 2012-2014”. Skripsi ini disusun
untuk menyelesaikan Studi Jenjang Strata 1 (S1) Jurusan Akuntansi Syari’ah,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Surakarta.
Penulis menyadari sepenuhnya, telah banyak mendapatkan dukungan,
bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak yang telah menyumbangkan pikiran,
waktu, tenaga, dan sebagainya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan
setulus hati penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Dr. H. Mudofir, S.Ag., M.Pd., Rektor Institut Agama Islam Negeri Surakarta.
2. Drs. H. Sri Walyoto, M.M., Ph.D, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.
3. Marita Kusuma Wardhani S.E., M.Si.Ak, Ketua Jurusan Akuntansi Syariah,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.
4. Arif Muanas, SE., M.Sc., Pembimbing Akademik, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam
5. Fitri Wulandari, S.E., M.Si., pembimbing skripsi yang telah memberikan
banyak perhatian dan bimbingan selama penulis menyelesaikan skripsi.
6. Biro Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam atas bimbingannya dalam
menyelesaikan skripsi.
ix
7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang telah
memberikan bekal ilmu yang bermanfaat bagi penulis.
8. Ibu dan Bapakku, terima kasih atas do’a, cinta, dan pengorbanan yang tak
pernah ada habisnya, kasih sayangmu tak akan pernah kulupakan.
9. Kakak-kakakku dan adik-adikku, terimakasih atas do’a, cinta, dan dukungan
yang tak pernah kulupakan.
10. Sahabat-sahabatku serta teman-teman Akuntansi Syariah angkatan 2012 yang
telah memberikan keceriaan dan semangat kepada penulis selama penulis
menempuh studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Surakarta.
Terhadap semuanya tiada kiranya penulis dapat membalasnya, hanya do’a
serta puji syukur kepada Allah SWT, semoga memberikan balasan kebaikan
kepada semuanya. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Surakarta, 14 September 2016
Penulis
x
ABSTRACT
This research aims to analyze the impact of environmental performance on
sustainability report disclosure and investor response. Indicator of environmental
performance is used to author the PROPER ranking, sustainability report
disclosure is used to the Global Reporting Initiative 3.1and investor response is
used to trading volume activity.
The method used is quantitative research method. The population of this
research is a company manufacturing were listed on the ISSI in 2012-2014. Based
on purposive sampling technique was then taken as many as 13 of the sample
company. For the methode of data analysis using simple linear regression.
The test results of the two hipotheses are the first, that environmental
performance have a positive influence on sustainability report disclosure. The
second, that environmental performance have a positive influence on investor
response on the manufacturing company’s are registered on the ISSI.
Keywords; environmental performance, sustainability report disclosure, and
investor response
xi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kinerja lingkungan
terhadap pengungkapan sustainability report dan respon investor. Indikator
kinerja lingkungan adalah peringkat PROPER, pengungkapan sustainability
report diukur menggunakan indikator dari Global Reporting Initiative 3.1, dan
respon investor diukur menggunakan trading volume activity.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif.
Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang tercatat di Indeks
Saham Syariah Indonesia (ISSI) pada tahun 2012-2014. Berdasarkan teknik
purposive sampling diperoleh 13 sampel perusahaan. Untuk metode analisis data
dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana.
Hasil pengujian kedua hipotesis adalah pertama, kinerja lingkungan
memiliki pengaruh signifikan terhadap pengungkapan sustainability report.
Kedua, kinerja lingkungan memiliki pengaruh signifikan terhadap respon investor
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia
(ISSI).
Kata Kunci: kinerja lingkungan, pengungkapan sustainability report, dan respon
investor.
.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN .......................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..............................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN BIRO SKRIPSI ..............................................
iii
HALAMAN PERNYATAAN BUKAN PLAGIASI .......................................
iv
HALAMAN NOTA DINAS ............................................................................
v
HALAMAN PENGESAHAN ..........................................................................
vi
HALAMAN MOTTO ......................................................................................
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................
viii
KATA PENGANTAR .....................................................................................
ix
ABSTRACT .. ........ ...........................................................................................
xi
ABSTRAK .. ........ ...........................................................................................
xii
DAFTAR ISI ........ ...........................................................................................
xiii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................
1
1.1 Latar Belakang Masalah ..........................................................................
1
1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................
7
1.3 Batasan Masalah ......................................................................................
7
1.4 Rumusan Masalah ...................................................................................
8
1.5 Tujuan Penelitian.....................................................................................
8
1.6 Manfaat Penelitian...................................................................................
9
xiii
1.7 Jadwal Penelitian .....................................................................................
9
1.8 Sistematika Penulisan Skripsi .................................................................
9
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 11
2.1
Pengungkapan dalam Laporan Tahunan .......................................... 11
2.1.1 Pengungkapan Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report) 12
2.1.2 Prinsip-prinsip Pengungkapan Sustainability Report............. 15
2.1.3 Pengungkapan Standar Sustainability Report ........................ 16
2.1.4 CSR dalam Perspektif Islam .................................................. 18
2.2
Respon Investor ................................................................................ 20
2.2.1 Trading Volume Activity......................................................... 22
2.3
Konsep Kinerja ................................................................................. 23
2.3.1 Konsep Kinerja Lingkungan .................................................. 25
2.4
Penelitian Terdahulu ........................................................................ 28
2.5
Kerangka Berfikir ............................................................................. 31
2.6
Pengembangan Hipotesis ................................................................. 32
2.6.1 Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Sustainability
Report ..................................................................................... 32
2.6.2 Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Respon Investor...... 34
BAB III METODELOGI PENELITIAN ............................................................ 35
3.1
Waktu dan Wilayah Penelitian ......................................................... 35
3.1.1 Waktu Penelitian .................................................................... 35
3.1.2 Wilayah Penelitian ................................................................. 35
3.2
Jenis Penelitian ................................................................................. 35
xiv
3.3
Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ........................ 36
3.3.1 Populasi .................................................................................. 36
3.3.2 Sampel .................................................................................... 36
3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel .................................................. 37
3.4
Data dan Sumber Data...................................................................... 38
3.5
Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 38
3.6
Variabel Penelitian ........................................................................... 39
3.7
Definisi Operasional Variabel .......................................................... 40
3.7.1 Kinerja Lingkungan................................................................ 40
3.7.2 Sustainability Report .............................................................. 40
3.7.3 Respon Investor ...................................................................... 41
3.8
Teknik Analisis Data ........................................................................ 41
3.8.1 Statistik Deskriptif.................................................................. 42
3.8.2 Uji Asumsi Klasik .................................................................. 42
3.9
Pengujian Hipotesis .......................................................................... 44
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .......................................... 47
4.1
Gambaran Umum Penelitian ............................................................ 47
4.2
Pengujian dan Hasil Analisis Data ................................................... 50
4.2.1 Statistik Deskriptif.................................................................. 50
4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik ....................................................... 51
4.2.3 Uji Ketepatan Model .............................................................. 54
4.2.4 Analisis Regresi...................................................................... 55
4.2.5 Uji t......................................................................................... 57
xv
4.3
Pembahasan Hasil Analisis Data ...................................................... 59
BAB V PENUTUP......................................................................................... ... 62
5.1 Kesimpulan ............................................................................... ... 63
5.2 Keterbatasan Penelitian.............................................................. ... 64
5.3 Saran .......................................................................................... ... 64
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... ... 65
LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................. ... 79
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Kriteria Peringkat PROPER ........................................................
27
Tabel 3.1 : Sampel Perusahaan......................................................................
37
Tabel 3.2 : Tabel Durbin Watson ..................................................................
43
Tabel 4.1 : Hasil Penentuan Sampel..............................................................
49
Tabel 4.2 : Hasil Uji Deskriptif .....................................................................
50
Tabel 4.3 : Uji Autokorelasi Model 1............................................................
52
Tabel 4.4 : Uji Autokorelasi Model 2............................................................
52
Tabel 4.5 : Hasil Uji Heteroskedastisitas ......................................................
53
Tabel 4.6 : Koefisien Determinasi Model 1 ..................................................
54
Tabel 4.7 : Koefisien Determinasi Model 2 ..................................................
55
Tabel 4.8 : Hasil Uji Regresi Sederhana Model 1 .........................................
55
Tabel 4.9 : Hasil Uji Regresi Sederhana Model 2 .........................................
56
Tabel 4.10 : Hasil Uji t Model 1......................................................................
58
Tabel 4.11 : Hasil Uji t Model 2......................................................................
58
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1: Kerangka Berpikir Penelitian ................................................ ...
xviii
32
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
: Jadwal Penelitian ...............................................................
73
Lampiran 2
: Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur .............................
74
Lampiran 3
: Indeks Pengungkapan Sustainability Report .....................
75
Lampiran 4
: Hasil Pengolahan Data Perusahaan Sampel periode 20122014 ...................................................................................
81
Lampiran 5
: Trading Volume Activity Perusahaan Sampel …………..
86
Lampiran 6
: Uji Asumsi Klasik …………………….............................
88
Lampiran 7
: Hasil Uji Regresi Sederhana (Model 1).............................
90
Lampiran 8
: Hasil Uji Regresi Sederhana (Model 2) .............................
91
Lampiran 9
: Distribusi Nilai ttabel ...........................................................
93
Lampiran 10
: Tabel Durbin Watson.........................................................
94
xix
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pada hakikatnya tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah memperoleh
keuntungan sebesar-besarnya (Saputro, dkk., 2013). Selama ini perusahaan
dianggap sebagai lembaga yang dapat memberikan banyak keuntungan bagi
masyarakat. Kebanyakan perusahaan hanya memusatkan perhatian pada
stockholders dan bondholders, yang secara langsung memberikan kontribusi bagi
perusahaan sedangkan pihak lain diabaikan (Rakhiemah dan Agustia, 2009).
Dampak sosial dan lingkungan yang ditimbulkan oleh perusahaan dalam
menjalankan
aktivitas
operasionalnya
semakin
sulit
untuk
dikendalikan
(Rakhiemah dan Agustia, 2009). Pencemaran lingkungan merupakan dampak dari
kurangnya perhatian perusahaan terhadap pengelolaan lingkungan yang timbul
akibat aktivitas perusahaan. Seiring berjalannya waktu mulai dari pemerintah,
pemegang saham perusahaan dan masyarakat semakin sadar akan adanya dampak
sosial dan lingkungan yang ditimbulkan oleh perusahaan dalam menjalankan
operasinya untuk mencapai laba yang maksimal (Iriyanto dan Nugroho, 2014).
Saputro, dkk (2013) menyebutkan bahwa masyarakat semakin kritis dan
mampu melakukan kontrol sosial terhadap dunia usaha. Tuntutan terhadap
perusahaan untuk menyampaikan informasi yang transparan dan organisasi yang
akuntabel memaksa perusahaan untuk memberikan informasi mengenai aktivitas
sosial, ekonomi dan lingkungannya. Ikhsan (2009) menyebutkan environmental
performance adalah usaha manajemen perusahaan untuk mewujudkan lingkungan
2
yang selaras, serasi, dan seimbang dimana akan membangun citra baik di mata
stakeholder.
Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) mengadakan
program penilaian peringkat kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan
hidup (PROPER) yang telah dilaksanakan mulai tahun 2002 di bidang
pengendalian dampak lingkungan untuk meningkatkan peran perusahaan dalam
program pelestarian lingkungan hidup. Kinerja lingkungan perusahaan diukur
dengan menggunakan pemeringkat dalam 5 peringkat warna yang mencerminkan
kinerja pengelolaan lingkungan secara keseluruhan (Press Release PROPER,
2011).
Hasil diberlakukannya peraturan pemerintah tersebut sampai saat ini masih
jauh dari yang diharapkan, karena terbukti dari perusahaan yang mengikuti
PROPER masih ada yang mendapatkan peringkat hitam pada tahun penelitian
yang dilakukan oleh Iriyanto dan Nugroho (2014). Peringkat hitam diberikan
kepada perusahaan yang sengaja melakukan perbuatan atau melakukan kelalaian
yang mengakibatkan pencemaran dan/ atau kerusakan lingkungan serta
pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan atau tidak melaksanakan
sanksi administrasi
Hal tersebut membuktikan bahwa perusahaan berpotensi mencemari
lingkungan dan perusahaan belum melakukan upaya pengelolaan lingkungan,
maka diperlukan pengaturan secara khusus mengenai masalah pengelolaan
lingkungan dan seharusnya perusahaan mengungkapkan kontribusi mereka
3
terhadap permasalahan sosial dan lingkungan yang terjadi Iriyanto dan Nugroho
(2014). .
Pengungkapan informasi mengenai lingkungan di dalam laporan tahunan
merupakan sesuatu yang masih bersifat voluntary atau sukarela, sehingga ada
tidaknya pengungkapan ini dalam laporan tahunan bergantung pada kebijakan
masing-masing perusahaan (Ahmad dan Sulaiman, 2004). Perusahaan seharusnya
menyajikan suatu laporan yang menunjukkan kontribusinya terhadap berbagai
masalah lingkungan yang terjadi di sekitarnya.
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) menyatakan berdasarkan evaluasi
ketaatan, peserta yang mengikuti Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan
(PROPER) tahun 2014 sebanyak 1.911 perusahaan. Dari berbagai sektor yang
mengikuti PROPER, perusahaan terbanyak yang mengikuti PROPER ialah sektor
manufaktur prasarana jasa terdiri dari 732 perusahaan, 463 dari sektor
pertambangan energi dan minyak, serta 716 dari sektor agrobisnis (bisnis.com,
2014).
Tanggung jawab sosial memiliki berbagai pengaruh terhadap kinerja sebuah
perusahaan, karena tanggung jawab sosial atas kegiatan sosial merupakan konsep
akuntansi baru berkaitan dengan transparansi pengungkapan sosial, dimana
transparansi informasi yang diungkapkan tidak hanya informasi keuangan
perusahaan namun juga diharapkan mengungkapkan informasi mengenai dampak
sosial dan lingkungan akibat aktivitas perusahaan (Rakhiemah dan Agustia,
2009).
4
Adanya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
mendorong perusahaan untuk melaksanakan Corporate Social Responsibility
(CSR). Dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Pasal 74 ayat 1 disebutkan
bahwa “Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/ atau
berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial
dan lingkungan”.
Laporan berkelanjutan (sustainability report) menjadi jawaban akan
tuntutan masyarakat terhadap tanggung jawab perusahaan. Gunawan dan
Mayangsari (2015) menyatakan bahwa melalui pengungkapan sustainability
report,
perusahaan
menunjukkan
akuntabilitas
dan
transparansi
dalam
pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan berdasarkan kerangka
pelaporan yang dikeluarkan oleh Global Reporting Initiative (GRI).
Pembangunan berkelanjutan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan generasi
sekarang tanpa mengurangi kemampuan pemenuhan kebutuhan bagi generasi
yang akan datang (GRI, 2006). Saputro, dkk (2013) menyebutkan bahwa
sustainability report merupakan kerangka konsep global dengan bahasa yang
konsisten dan dapat diukur dengan tujuan agar lebih jelas dan mudah dipahami.
Sustainability (keberlanjutan) adalah keseimbangan antara people-planetprofit yang dikenal dengan konsep Triple Bottom Line (Gunawan dan Mayangsari,
2015). Agar mampu bertahan, perusahaan harus mampu memberikan nilai
ekonomis dan non ekonomis kepada para pemangku kepentingan. Cheng dan
Christiawan (2011) menyatakan bahwa investor cenderung menanamkan modal
kepada perusahaan yang melakukan kegiatan CSR. Kandungan informasi dalam
5
sustainability report dapat membantu investor untuk memprediksi kemampuan
bertahan perusahaan di masa mendatang.
Salah satu sumber informasi guna mendapatkan gambaran tentang kinerja
perusahaan adalah laporan tahunan (annual report) yang dikeluarkan oleh
perusahaan. Pengungkapan yang dilakukan perusahaan melalui laporan tahunan
akan menjadi salah satu bahan rujukan bagi para investor dan calon investor
dalam memutuskan apakah akan berinvestasi di dalam perusahaan tersebut
(Junaedi, 2005).
Rakhiemah dan Agustia (2009) menguji variabel kinerja lingkungan dengan
pengungkapan CSR menemukan hubungan positif signifikan antara kinerja
lingkungan dengan pengungkapan CSR. Perusahaan dengan kinerja lingkungan
yang baik akan cenderung mengungkapkan performance mereka dimana dapat
menggambarkan good news bagi pelaku pasar. Kondisi ini dapat menunjukkan
bahwa kinerja lingkungan yang tercipta dengan baik dapat meningkatkan
pengungakapan sosial oleh perusahaan.
Iriyanto dan Nugroho (2014) juga melakukan penelitian mengenai pengaruh
kinerja lingkungan yang diukur dengan PROPER berpengaruh positif signifikan
terhadap sustainability report disclosure. Nugraha dan Juniarti (2015)
menunjukkan pengungkapan CSR yang diukur menggunakan indikator Global
Reporting Initiative (GRI) mempunyai pengaruh signifikan dan positif terhadap
respon investor. Hal tersebut menunjukkan bahwa pentingnya pengungkapan CSR
dengan kelengkapan informasi yang diterima investor dalam menilai kinerja
perusahaan.
6
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Shermanto (2014) menunjukkan
bahwa luas pengungkapan tanggung jawab lingkungan tidak berpengaruh
terhadap reaksi pasar yang diukur dengan harga saham. Hal ini menunjukkan
bahwa banyak sedikitnya informasi tentang tanggung jawab lingkungan
perusahaan tidak mempengaruhi harga saham perusahaan. Kemungkinan
penyebab hal tersebut ialah karena para investor di Indonesia kurang percaya pada
pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan.
Berbeda dengan hasil penelitian Shermanto (2014), penelitian yang
dilakukan oleh Prabandari dan Suryanawa (2014) mengenai pengaruh
environmental performance pada reaksi investor menunjukkan hasil bahwa secara
parsial environmental performance berpengaruh positif pada reaksi investor.
Perusahaan melalui kualitas kinerja lingkungan mampu memenuhi keinginan dari
stakeholders yang akan menghasilkan hubungan yang harmonis dan menjadi good
news dalam pasar modal.
Atas inkonsistensi hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti
sebelumnya, penelitian ini ingin membuktikan pengaruh kinerja lingkungan
terhadap pengungkapan sustainability report dan respon investor. Penelitian ini
mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Iriyanto dan Nugroho (2014)
dengan perbedaan dari penelitian sebelumnya adalah pergantian variabel
dependen ialah variabel respon investor yang diproksikan dengan trading volume
activity.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan
judul
“Pengaruh
Kinerja
Lingkungan
Terhadap
Pengungkapan
7
Sustainability Report dan Respon Investor” Studi Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Indeks Saham Syariah Indonesia Tahun 2012-2014.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka identifikasi
masalahnya ialah sebagai berikut :
1.
Kurangnya
perhatian
perusahaan
terhadap
lingkungan
sekitarnya,
merupakan bukti bahwa perusahaan belum melakukan kontribusi terhadap
berbagai masalah sosial yang terjadi di sekitar perusahaan terkait dengan
keberlangsungan hidup perusahaan.
2.
Pertimbangan mengenai informasi pengungkapan sosial perusahaan
terhadap lingkungan mulai diperhatikan oleh investor yang tidak hanya
mengandalkan informasi laba perusahaan.
3.
Masih terdapat inkonsistensi penelitian yang dilakukan oleh peneliti
terdahulu,
seperti
adanya
perbedaan
penelitian
Shermanto
(2014)
menunjukkan bahwa luas pengungkapan tanggung jawab lingkungan tidak
berpengaruh terhadap reaksi pasar, namun penelitian Prabandari dan
Suryanawa (2014) mengenai pengaruh environmental performance pada
reaksi investor menunjukkan hasil bahwa secara parsial environmental
performance berpengaruh positif pada reaksi investor.
1.3. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini dibuat agar penelitian ini tidak
menyimpang dari arah dan sasaran penelitian, serta dapat mengetahui sejauh mana
8
hasil penelitian dapat dimanfaatkan. Batasan masalah dalam penelitian ini antara
lain :
1.
Data-data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data perusahaan
manufaktur dari tahun 2012-2014 serta mempublikasikan laporan tahunan
(annual report) secara berturut-turut.
2.
Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar
(listing) dalam Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) dan tidak mengalami
delisting pada periode pengamatan.
3.
Kinerja lingkungan dilihat dari peringkat perusahaan dalam mengikuti
Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan
Lingkungan Hidup (PROPER) untuk mengetahui sejauh mana peran
perusahaan dalam meningkatkan program pelestarian lingkungan hidup.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah :
1.
Bagaimana
pengaruh
kinerja
lingkungan
terhadap
pengungkapan
sustainability report?
2.
Bagaimana pengaruh kinerja lingkungan terhadap respon investor?
1.5. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan yang diuraikan sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui pengaruh kinerja lingkungan terhadap pengungkapan
sustainability report.
9
2.
Untuk mengetahui pengaruh kinerja lingkungan terhadap respon investor.
1.6. Manfaat Penelitian
1.
Bagi akademisi
Hasil penelitian ini digunakan untuk dapat menambah referensi dan ilmu
pengetahuan terkait dengan pengaruh kinerja lingkungan terhadap
pengungkapan sustainability report dan respon investor. Disamping itu,
menjadi tambahan informasi bagi penelitian selanjutnya untuk melihat
bagaimana
pengaruh
kinerja
lingkungan
terhadap
pengungkapan
sustainability report dan respon investor.
2.
Bagi perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan perusahaan dalam
melaksanakan tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan yang akan
mempengaruhi nilai perusahaan.
3.
Bagi investor
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai alat bantu dalam
mempertimbangkan keputusan investasi dengan memilih saham yang
terdapat dalam Indeks Saham Syariah Indonesia.
1.7. Jadwal Penelitian
Jadwal terlampir
1.8. Sistematika Penulisan Skripsi
Penulisan penelitian ini disusun dalam lima bab dengan sistematika sebagai
berikut :
10
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan
penelitian. Dalam bab ini diuraikan latar belakang penelitian
mengenai variabel-variabel yang mempengaruhi respon investor
dan mengenai rumusan masalah yang akan dijadikan dasar dari
penelitian ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menjelaskan teori-teori pendukung dan hasil penelitian
terdahulu sebagai acuan penelitian ini.
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan jenis penelitian, objek penelitian, teknik
pengambilan
sampel,
teknik
pengumpulan
data,
definisi
operasional variabel dan teknik analisis data.
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas perhitungan dalam penelitian ini, meliputi hasil
analisis data yang telah diperoleh dengan menggunakan sampel
yang ada dan alat analisis yang diperlukan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan hasil uji dan analisis data yang dilakukan
pada bab sebelumnya, dan keterbatasan pada saat proses penelitian.
Dari kesimpulan dan keterbatasan, penulis memberikan saran bagi
pihak yang berkepentingan dalam penelitian ini.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengungkapan dalam Laporan Tahunan
Pengungkapan berkaitan dengan informasi baik yang terdapat dalam laporan
keuangan maupun komunikasi tambahan (supplementary communication) yang
terdiri atas catatan kaki, informasi tentang kejadian setelah tanggal laporan,
analisis manajemen atas operasi perusahaan di masa mendatang, perkiraan
keuangan dan operasi, serta informasi lainnya (Zuhroh dan Sukmawati, 2003).
Tujuan pengungkapan adalah menyajikan informasi yang dipandang perlu
untuk mencapai tujuan pelaporan keuangan dan melayani kebutuhan berbagai
pihak yang mempunyai kepentingan berbeda-beda (Suwardjono, 2005). Tiga
konsep umum tentang pengungkapan yang umumnya diusulkan menurut
Hendriksen (1998:140), yaitu :
1.
Pengungkapan yang cukup (adequate) merupakan pengungkapan yang
memberikan yang minim untuk membuat laporan tidak menyesatkan
(Sudaryanto, 2011).
2.
Pengungkapan
yang
wajar
(fair),
merupakan
pengungkapan
yang
memberikan perlakuan yang sama bagi semua pembaca potensial (Yuliana,
dkk., 2008).
3.
Pengungkapan yang lengkap (full), merupakan penyajian semua informasi
yang relevan (Sudaryanto, 2011).
12
2.1.1. Pengungkapan Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report)
Sustainability report sering disebut juga triple bottom line reporting yang
dipopulerkan pertama kali oleh John Elkington (1997) dalam bukunya “Cannibals
With Forks, The Triple Bottom Lina Of Twentieth Century Business” yang dikutip
dalam Wibisono (2007) yang memberikan pandangan perusahaan yang ingin
berkelanjutan haruslah memperhatikan “3P”. Selain mengejar keuntungan (profit)
perusahaan juga seharusnya memperhatikan dan terlibat pada pemenuhan
kesejahteraan masyarakat (people) dan turut berkontribusi dalam menjaga
kelestarian lingkungan (planet).
Dalam pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) no 1 (revisi 1998).
Paragraf 9 yang berbunyi sebagai berikut :
“perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan
mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added
statement), khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan hidup
memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap pegawai
sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting”.
Sustainability report merupakan bagian dari konsep pembangunan
keberlanjutan (sustainability development). Karena adanya multidimensi dan
multi-interpretasi, maka para ahli sepakat untuk sementara mengadopsi pengertian
yang telah disepakati oleh Brundtland yang memenuhi kebutuhan generasi saat ini
tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan
mereka (Jaya, 2004).
Pengungkapan laporan keberlanjutan perusahaan sering disebut juga sebagai
sustainability report (SR) merupakan praktik pengukuran, pengungkapan dan
upaya akuntabilitas kinerja organisasi dalam mencapai tujuan pembangunan
13
berkelanjutan kepada para pemangku kepentingan baik internal maupun eksternal
(Pujiastuti,
2015). Menurut Gunawan dan
Mayangsari (2015)
laporan
berkelanjutan menunjukkan akuntabilitas dan transparansi dalam pelaksanaan
tanggung jawab sosial dan lingkungan berdasarkan kerangka pelaporan yang
dikeluarkan oleh Global Reporting Initiative (GRI).
Menurut Gray, et al. (1995) banyak teori yang menjelaskan mengapa
perusahaan cenderung untuk mengungkapan informasi yang berkaitan dengan
aktivitasnya dan dampak yang ditimbulkan oleh emiten tersebut. Tiga studi
tersebut adalah :
1.
Decision-Usefullness Studies
Teori ini memasukkan para pengguna laporan akuntansi yang lain selain
para investor ke dalam kriteria dasar pengguna laporan akuntansi sehingga
suatu pelaporan akuntansi dapat berguna untuk pengambilan keputusan
ekonomi oleh semua unsur pengguna laporan tersebut (Yuliana, dkk. 2008).
2.
Economic Theory Studies
Studi ini berdasarkan economic agency theory. Teori tersebut membedakan
antara pemilik perusahaan dengan pengelola perusahaan dan meyiratkan
bahwa pengelola perusahaan harus memberikan laporan pertanggung
jawaban atas segala sumber daya yang dimiliki dan dikelolanya kepada
pemilik perusahaan. Selanjutnya frase pemilik perusahaan mengalami
perkembangan lebih lanjut, tidak hanya pemilik modal (shareholder), tetapi
juga meluas ke unsur stakeholder (Pujiastuti, 2015).
14
3.
Social and Political Studies
Bidang ini menggunakan teori stakeholder, teori legitimasi organisasi dan
teori ekonomi publik. Teori stakeholder mengasumsikan bahwa perusahaan
berusaha mencari pembenaran dari para stakeholder dalam menjalankan
operasi perusahaannya. Semakin kuat posisi stakeholder, semakin besar
kecenderungan
perusahaan
mengadaptasi
diri
terhadap
keinginan
stakeholder-nya (Yuliana, dkk. 2008).
Wibowo
dan
Faradiza
(2014)
menyatakan
bahwa
pengungkapan
sustainability report yang dilakukan oleh perusahaan diharapkan dapat
memberikan bukti nyata bahwa proses produksi yang dilakukan perusahaan tidak
hanya berorientasi pada keuntungan, tetapi juga memperhatikan isu sosial dan
lingkungan. Lebih lanjut Wibowo dan Faradiza (2014) menyebutkan hal tersebut
membuktikan bahwa perusahaan benar-benar memperhatikan faktor keberlanjutan
untuk masa depan.
Masyarakat semakin sadar akan perlindungan atas hak-hak mereka dan
menuntut perusahaan untuk tidak mementingkan kepentingan manajemen dan
pemilik modal tetapi juga karyawan, konsumen, masyarakat luas, dan lingkungan
alam. Sustainability report atau laporan berkelanjutan merupakan jawaban atas
tuntutan masyarakat berkenaan dengan tanggung jawab perusahaan terhadap
lingkungan sekitar (Gunawan dan Mayangsari, 2015). Stakeholders tidak hanya
melihat kinerja keuangan semata, tetapi melihat dari kinerja non keuangan
perusahaan seperti aspek lingkungan dan aspek sosial (Burhan, 2012).
15
Hasanah, dkk (2014) mengungkapkan bahwa di Indonesia publikasi atas
sustainability report bersifat voluntary yang berarti bahwa perusahaan
menerbitkan secara suka rela dan tidak ada aturan baku yang mewajibkan seperti
pada penerbitan financial reporting. Harapan mengenai keuntungan yang
diperoleh dalam jangka panjang harus selaras dengan keadilan sosial dan
melindungi lingkungan. Pelaporan keberlanjutan membantu organisasi untuk
menetapkan tujuan, mengukur kinerja, dan mengelola perubahan dalam rangka
membuat operasi organisasi lebih berkelanjutan (GRI, 2006).
2.1.2. Prinsip-prinsip Pengungkapan Sustainability Report
Menurut Wibowo dan Faradiza (2014), menjelaskan bahwa pengungkapan
sustainability report yang sesuai dengan Global Reporting Initiative (GRI)harus
memenuhi beberapa prinsip. Prinsip–prinsip ini tercantum dalam GRI-G3
Guidelines, yaitu :
1.
Keseimbangan
Sustainability report sebaiknya mengungkapkan aspek positif dan negatif
dari kinerja suatu perusahaan. Keseluruhan isi laporan harus menyajikan
gambaran yang tidak bias terhadap kinerja organisasi (Susanto dan Tarigan,
2013).
2.
Dapat Dibandingkan
Sustainability report disajikan dengan seksama sehingga memungkinkan
para stakeholder
untuk menganalisis perubahan kinerja organisasi dari
waktu ke waktu (GRI, 2006).
16
3.
Akurat
Informasi yang dilaporkan dalam Sustainability report harus cukup akurat
dan rinci agar pengguna dapat menilai kinerja organisasi dengan benar
(Natalia dan Tarigan, 2014).
4.
Urut Waktu
Pelaporan Sustainability report tersebut harus terjadwal dan informasi yang
ada harus selalu tersedia bagi para stakeholder. Keguanaan informasi akan
sangat terkait dengan apakah waktu pengungkapannya kepada pemangku
kepentingan dapat mengintegrasikan secara efektif dalam pembuatan
kebijakan yang mereka lakukan (Susanto dan Tarigan, 2013).
5.
Kesesuaian
Informasi yang diberikan dalam Sustainability report harus sesuai dengan
pedoman dan dapat dimengerti serta dapat diakses oleh stakeholder (GRI,
2006).
6.
Dapat Dipertanggung Jawabkan
Informasi dan proses yang digunakan dalam penyusunan laporan harus tepat
sehingga dapat menetapkan kualitas dan materialitas informasi (Natalia dan
Tarigan, 2014).
2.1.3. Pengungkapan Standar Sustainability Report
Menurut Gunawan dan Mayangsari (2015) Sustainability report perusahaan
di Indonesia telah didukung dengan berdirinya Badan Nasional yaitu NCSR
(National Center for Sustainability Reporting). NCSR merupakan organisasi
pendiri Indonesian Sustainability Reporting Award (ISRA) yang merupakan
17
penghargaan bagi perusahaan yang melakukan CSR dan telah mengungkapkan
dengan benar dan transparan pada Laporan Berkelanjutan perusahaan. Adapun
pengungkapan standar dalam sustainability report menurut GRI-G3 Guidelines
terdiri dari :
1.
Ekonomi, yaitu menyangkut dampak yang dihasilkan perusahaan pada
kondisi ekonomi dari stakeholder dan pada sistem ekonomi di tingkat lokal,
dan global (Wibowo dan Faradiza, 2014).
2.
Lingkungan, yaitu menyangkut dampak yang dihasilkan perusahaan
terhadap mahkluk di bumi dan lingkungan sekitar termasuk ekosistem,
tanah, udara, dan air (Gunawan dan Mayangsari, 2015).
3.
Hak Asasi Manusia, yaitu organisasi harus melaporkan sejauh mana hak
asasi manusia diperhitungkan dalam investasi dan praktek pemilihan
investor dan pemasok/kontraktor (Susanto dan Tarigan, 2013).
4.
Masyarakat, yaitu memusatkan perhatian pada dampak organisasi terhadap
masyarakat dimana mereka beroperasi, dan mengungkapkan bagaimana
risiko yang mungkin timbul dari interaksi dengan lembaga sosial lainnya
(Natalia dan Tarigan, 2014).
5.
Tanggung Jawab Produk, yaitu berisi pelaporan prosuk yang dihasilkan
perusahaan dan layanan yang secara langsung mempengaruhi pelanggan,
yaitu kesehatan dan keamanan, informasi pelabelan, pemasaran dan privasi
(Wibowo dan Faradiza, 2014).
18
6.
Sosial, yaitu berisi kegiatan sosial yang dilakukan oleh perusahaan, apa saja
yang sudah dilakukan dan bagaimana kegiatan tersebut dilakukan (Gunawan
dan Mayangsari, 2015).
2.1.4. CSR dalam Perspektif Islam
CSR dalam hal ini dituangkan dalam pengungkapan sustainability report
oleh perusahaan, merupakan bentuk pertanggungjawaban kepada setiap tindakan.
Menurut Quthb dalam Hidayat (2014), prinsip pertanggungjawaban Islam ialah
tanggung jawab yang seimbang dalam segala bentuk dan ruang lingkupnya, antara
jiwa dan raga, antara orang dan keluarga, antara individu dan masyarakat, serta
antara masyarakat dengan masyarakat lainnya. Seperti yang dijelaskan dalam QS.
Al-Israa’ : 15
                 
      
15. Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), Maka
Sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan
barangsiapa yang sesat Maka Sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya
sendiri. dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan
kami tidak akan meng'azab sebelum kami mengutus seorang rasul.
Sebuah perusahaan mengemban tanggung jawab sosial dalam tiga domain
(Sampurna. 2007) yaitu :
1.
Pelaku-pelaku organisasi meliputi hubungan perusahaan dengan pekerja,
hubungan pekerja dengan perusahaan, dan hubungan perusahaan dengan
19
pelaku usaha lain. Hal tersebut dipertegas dalam Al-Quran surata An-Nisa
ayat 149 :
              
149. Jika kamu melahirkan sesuatu kebaikan atau menyembunyikan atau
memaafkan sesuatu kesalahan (orang lain), Maka Sesungguhnya Allah
Maha Pema'af lagi Maha Kuasa.
2.
Lingkungan Alam
Kaum muslim selalu didorong untuk menghargai alam. Bahkan, Allah telah
menunjuk keindahan alam sebagai salah satu dari tanda-tandaNya. Islam
menekankan peran manusia atas lingkungan alam dengan membuatnya
bertanggung jawab terhadap lingkungan sekelilingnya sebagai khalifah
Allah SWT. Dalam peranannya sebagai khalifa, seorang pengusaha muslim
diharapkan memelihara lingkungan alamnya.
Aktivitas mengubah bentang alam demi memperoleh sumber daya alam
seharusnya diikuti dengan kompensasi sosial dan fisik yang berimbang disertai
dengan perencanaan memadai dalam memperhitungkan kebutuhan sumber daya
alam untuk generasi mendatang. Seperti yang dijelaskan dalam Al-Quran surat AlA’raaf ayat 56 :
              
 
56. Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)
memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (Tidak akan
diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat
dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.
20
3.
Kesejahteraan Sosial Masyarakat
Selain harus bertanggung jawab kepada pihak yang bekepentingan dalam
usaha dan lingkungan alam, perusahaan juga diharapkan memberikan
perhatian kepada kesejahteraan masyarakat dimana kegiatan operasionalnya
berlangsung. Kepedulian terhadap masyarakat tergambar dalam aktivitas
seperti keterbukaan atas informasi kegiatan perusahaan terhadap masyarakat
maupun pengembangan masyarakat. Aktivitas kepedulian sosial tersebut
dipertegas dalam Al-Quran surat Al-Hadid ayat 18 :
            
18. Sesungguhnya orang-orang yang membenarkan (Allah dan Rasul- Nya)
baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman
yang baik, niscaya akan dilipatgandakan (pembayarannya) kepada mereka; dan
bagi mereka pahala yang banyak.
2.2. Respon Investor
Nugraha dan Juniarti (2015) menyebutkan bahwa investor adalah individu,
kelompok, atau badan hukum yang melakukan penanaman modal pada suatu unit
usaha tertentu. Menurut Prabandari dan Suryanawa (2014), investor merupakan
individu atau kelompok usaha yang menanamkan modal di sebuah unit usaha
dengan tujuan memperoleh keuntungan. Investor melakukan transaksi keuangan
untuk memperoleh laba yang diinginkan akibat terjadinya fluktuasi harga saham
atau untuk mendapat dividen yang dibayarkan oleh perusahaan.
Respon investor menurut Jenawan & Juniarti (2015) ialah bentuk tindakan
yang dilakukan oleh investor. Tjiasmanto dan Juniarti (2015) menyebutkan bahwa
respon investor adalah tanggapan atas setiap informasi baru yang dimiliki.
21
Maharani (2014) menyebutkan bahwa investor memerlukan informasi (misal
informasi laba perusahaan) ketika memutuskan untuk membeli atau menjual
saham dan harga saham akan mengalami perubahan ketika investor merespon
informasi.
Informasi dapat dikatakan berguna bagi pengguna dan mendapat respon dari
investor apabila informasi yang diperoleh memiliki information content dan
membantu pengambilan keputusan investor yang kemudian akan direspon
investor dengan mengubah tindakan mereka (Ongkowijoyo dan Juniarti, 2015).
Beaver (1968) menyatakan bahwa suatu laporan memiliki kandungan informasi,
jika jumlah lembar saham yang diperdagangkan menjadi lebih besar ketika
earning diumumkan, yang mengakibatkan adanya reaksi pasar terhadap informasi
yang diberikan.
Harga saham mengalami perubahan karena adanya laba kejutan yang
merupakan selisih dari laba aktual perusahaan dengan laba yang diharapkan oleh
investor (Maharani, 2014). Respon investor dapat diukur menggunakan variabel
abnormal return dan volume perdagangan saham (Setiawan dan Subekti, 2005),
dimana ketika informasi diumumkan diharapkan pasar akan bereaksi dengan
adanya perubahan harga saham dari sekuritas yang bersangkutan.
Sidharta dan Juniarti (2015) menyebutkan bahwa respon investor dapat
diartikan sebagai tanggapan atas informasi yang diterima. Informasi yang diterima
oleh investor dapat mempengaruhi harga pasar sekuritas dalam pasar modal.
Volume perdagangan saham merupakan salah satu indikator yang digunakan
untuk melihat reaksi pasar terhadap kejadian atau informasi yang berkaitan
22
dengan suatu saham (Firmansyah dan Agustin, 2016). Respon investor dalam
penelitian ini diukur dengan melihat trading volume activity yang mengacu pada
penelitian Akis dan Mutmainah (2011).
2.2.1. Trading Volume Activity
Volume perdagangan merupakan bagian yang diterima dalam analisis
teknikal. Kegiatan perdagangan dalam volume yang sangat tinggi di suatu bursa
akan ditafsirkan sebagai tanda pasar akan membaik. Peningkatan volume
perdagangan saham dibarengi dengan peningkatan harga merupakan gejala yang
semakin kuat akan kondisi yang bullish (Neni dan Mahendra, 2004).
Lebih lanjut volume perdagangan saham dapat digunakan oleh investor
untuk melihat apakah saham yang dibeli tersebut merupakan saham yang aktif
diperdagangkan di pasar. Saham yang aktif perdagangannya sudah pasti memiliki
volume perdagangan yang besar dan saham dengan volume yang besar akan
menghasilkan return saham yang tinggi (Chordia, 2000).
Perkembangan volume perdagangan saham mencerminkan kekuatan antara
penawaran dan permintaan yang merupakan cerminan dari tingkah laku investor.
Semakin
meningkat
volume
penawaran
dan
permintaan
suatu
saham,
menunjukkan semakin diminatinya saham tersebut oleh masyarakat sehingga akan
membawa pengaruh terhadap naiknya harga atau return saham (Neni dan
Mahendra, 2004)..
Menurut Husnan, dkk (1996) indikator TVA digunakan untuk melihat
apakah investor mampu menilai informasi dalam membuat
keputusan
perdagangan di atas keputusan perdagangan normal. Sedangkan Neni dan
23
Mahendra (2004), perubahan volume perdagangan saham di pasar modal
menunjukkan aktivitas perdagangan saham di bursa dan mencerminkan keputusan
investasi oleh investor. TVA merupakan instrument yang dapat digunakan untuk
melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter perubahan
volume perdagangan saham (Fatmawati dan Asri, 1999).
2.3. Konsep Kinerja
Pengertian
kinerja
menurut
Kamus
Istilah
Akuntansi
(2003:215)
menyatakan bahwa “kinerja” atau performance adalah istilah umum yang
digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan aktivitas dari suatu organisasi
pada suatu periode, seiring dengan referensi pada sejumlah standar. Kinerja
berasal dari kata to performance yang artinya melakukan suatu kegiatan dan
menyempurnakan sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang
diharapkan (Supit, dkk., 2014).
Kinerja keuangan dapat didefinisikan sebagai gambaran setiap hasil
ekonomi yang mampu diraih perusahaan pada periode tertentu melalui aktivitasaktivitas perusahaan untuk menghasilkan keuntungan secara efisien dan efektif
yang dapat diukur perkembangannya dengan melakukan analisis terhadap datadata keuangan yang tercermin pada laporan keuangan (Aryani dan Amanah,
2014). Laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan merupakan
cerminan kinerja keuangan perusahaan (Mulyadi, 2001).
Kinerja keuangan perusahaan menurut Sucipto (2003) adalah penentuan
ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu organisasi atau
perusahaan dalam menghasilkan laba. Kinerja keuangan perusahaan inilah yang
24
mendapat perhatian besar dari pihak-pihak yang berkepentingan melalui hasil
analisis perkembangan kinerja.
Kinerja keuangan digunakan untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi
perusahaan, dengan analisis yang memerlukan beberapa tolak ukur seperti ratio
dan indeks, untuk menghubungkan data keuangan antara satu dengan yang lain
(Sawir, 2004). Menurut Aryani dan Amanah (2014), bagi perusahaan yang telah
go public, meningkatkan kinerja keuangan merupakan suatu kewajiban agar
saham tetap menarik di mata para investor.
Informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan sangat dibutuhkan oleh
para pengguna bank yang berasal dari internal maupun eksternal (Wibowo dan
Faradiza, 2014). Kinerja keuangan dapat dicerminkan melalui analisis rasio
keuangan suatu perusahaan. Analisis rasio keuangan merupakan dasar untuk
menilai dan menganalisis prestasi operasi perusahaan pada masa lalu (Aryani dan
Amanah, 2014).
Supit, dkk (2013) ukuran kinerja non keuangan merupakan respon terhadap
masalah-masalah mengenai kinerja dengan menggunakan data fisik sederhana dan
bukannya data akuntansi yang telah dialokasikan tidak terhubung dengan sistem
akuntansi keuangan umum, dipilih untuk mengukur suatu aspek spesifik dari
kinerja
dan
bukan
menjadi
segalanya
untuk
semua
tujuan,
atau
mengkombinasikan faktor-faktor tersebut.
Lingkungan bisnis saat ini menuntut perusahaan untuk mengungkapkan
informasi keuangan dan non keuangan perusahaan seperti aspek lingkungan dan
aspek sosial (Burhan, 2012). Menurut Permatasari (2013) informasi yang tersaji
25
dalam laporan keuangan tidak dapat memenuhi semua informasi yang dibutuhkan
oleh para pemangku kepentingan khususnya yang berkaitan dengan aspek non
keuangan. Bukan hanya laba (profit) dan keputusan saja yang terpenting bagi
perusahaan melainkan juga perlu adanya keberlanjutan atau sustainability
(Sembiring, 2005).
2.3.1. Konsep Kinerja Lingkungan
Kinerja lingkungan merupakan hasil yang dapat diukur dari sistem
manajemen lingkungan, yang terkait dengan kontrol aspek-aspek lingkungannya.
Pengkajian kinerja lingkungan didasarkan pada kebijakan lingkungan, sasaran
lingkungan, dan target lingkungan (Pertiwi, dkk., 2015).
Di Indonesia, kinerja lingkungan dapat diukur dengan menggunakan
Program Penilaian Peringkat Kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan
hidup atau PROPER (Pertiwi, dkk., 2015). PROPER merupakan instrumen yang
digunakan oleh Kementrian Lingkungan Hidup untuk mengukur ketaatan
perusahaan berdasarkan peraturan yang berlaku (Rakhiemah dan Agustia, 2009).
PROPER ialah Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam
Pengelolaan Lingkungan Hidup. Program ini memiliki tujuan untuk mendorong
perusahaan untuk taat terhadap peraturan lingkungan hidup dan mencapai
keunggulan lingkungan (environmental excellency) melalui integrasi prinsipprinsip pembangunan berkelanjutan dalam proses produksi dan jasa, dengan jalan
penerapan system manajemen lingkungan, 3R, efisiensi energi, konsevasi
sumberdaya dan pelaksanaan bisnis yang beretika serta bertanggung jawab
26
terhadap masyarakat melalui program pengembangan masyarakat (Press Release
PROPER, 2011).
Penggunaan warna
di dalam penilaian PROPER merupakan bentuk
komunikatif penyampaian kinerja kepada masyarakat. Rakhiemah dan Agustia
(2009) menyebutkan bahwa aspek penilaian PROPER merupakan ketaatan
terhadap peraturan pengendalian pencemaran air, pencemaran udara, pengelolaan
limbah B3, Analisi Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) serta pengendalian
pencemaran laut. Sistem peringkat kinerja PROPER mencakup pemeringkatan
dalam 5 peringkat warna yang mencerminkan kinerja pengelolaan lingkungan
secara keseluruhan (Press Release PROPER, 2011).
27
Tabel 2.1.
Kriteria Peringkat PROPER
Peringkat
Keterangan
Emas
Diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/ atau kegiatan yang
telah secara konsisten menunjukkan keunggulan lingkungan
(environmental excellency) dalam proses produksi dan/ atau jasa,
melaksanakan bisnis yang beretika dan bertanggung jawab terhadap
masyarakat.
Hijau
Diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/ atau kegiatan yang
telah melakukan pengeloalaan lingkungan lebih dari yang
dipersyaratkan dalam peraturan (beyond complience) melalui
pelaksanaan sistem pengelolaan lingkungan, pemanfaatan
sumberdaya secara efisien melalui upaya 4R (Reduce, Reuse,
Recycle dan Recovery), dan melakukan upaya tanggung jawab
sosial (CSR/Comdev) dengan baik.
Biru
Diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/ atau kegiatan yang
telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan yang dipersyaratkan
sesuai dengan ketentuan dan/ atau peraturan perundang-undangan
Merah
Diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/ atau kegiatan yang
upaya pengelolaan lingkungan hidup dilakukannya tidak sesuai
dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundangundangan
Hitam
Diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/ atau kegiatan yang
sengaja melakukan perbuatan atau melakukan kelalaian yang
mengakibatkan pencemaran dan/ atau kerusakan lingkungan serta
pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan atau tidak
melaksanakan sanksi administrasi.
Sumber : Press Release PROPER 2011, www.menlh.go.id
Berry dan Rondinelly (1998) menjelaskan faktor yang mendorong
perusahaan melakukan manajemen lingkungan diantaranya yaitu :
1.
Relartory Demand, tanggung jawab terhadap lingkungan muncul sejak 30
tahun terakhir. Setelah masyarakat meningkatkan tekanannya kepada
pemerintah untuk menetapkan peraturan pemerintah sebagai dampak
meluasnya polusi. Sistem pengawasan manajemen lingkungan menjadi
dasar untuk skor lingkungan, seperti program-program kesehatan dan
keamanan lingkungan (Nofianti, 2012).
28
2.
Cost
Factory,
adanya
komplain-komplain
terhadap
produk-produk
perusahaan akan membawa konsekuensi munculnya biaya pengawasan
kualitas yang tinggi, karena semua aktivitas yang terlibat dalam proses
produksi perlu dipersiapkan dengan baik. Konsekuensi perusahaan untuk
mengurangi polusi juga berdampak pada munculnya berbagai biaya seperti
biaya pengelolaan limbah, penggunaan mesin yang clean technology dan
biaya kebersihan (Suartana, 2010).
3.
Stakeholder Forces, strategi pendekatan proaktif terhadap manajemen
lingkungan dibangun berdasarkan prinsip-prinsip manajemen, yakni
mengurangi waste dan mengurangi biaya produksi, demikian juga respon
terhadap permintaan konsumen dan stakeholder. Perusahaan akan selalu
berusaha untuk memuaskan kepentingan stakeholder yang bervariasi dengan
menemukan berbagai kebutuhan akan manajemen lingkungan proaktif
(Ja’far dan Arifah, 2006).
4.
Competitive Requirment, semakin berkembangnya pasar global dan
munculnya berbagai kesepakatan perdagangan sangat berpengaruh pada
munculnya gerakan standarisasi manajemen kualitas lingkungan. Persaingan
internasional
maupun
nasional
telah
menuntut
perusahaan
untuk
mendapatkan jaminan di bidang kualitas (Nofianti, 2012).
2.4. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Rakhiemah dan Agustia (2009) bertujuan
untuk menguji pengaruh kinerja lingkungan terhadap CSR disclosure dan kinerja
finansial perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja lingkungan
29
memiliki pengaruh positif signifikan terhadap CSR disclosure. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa perusahaan dengan kinerja lingkungan yang baik juga
terbukti memiliki kepedulian sosial yang lebih baik terhadap masyarakat maupun
tenaga kerjanya. Kinerja lingkungan tidak berpengaruh terhadap kinerja finansial.
CSR disclosure tidak berpengaruh terhadap kinerja finansial perusahaan.
Iriyanto dan Nugorho (2014) menguji pengaruh kinerja lingkungan terhadap
praktik pengungkapan sustainability report dan kinerja ekonomi. Kinerja
lingkungan diukur dari Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam
Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER). Pengungkapan sustainability report
diproksikan dengan 79 item pengungkapan berdasar G3 GRI (2006) dan kinerja
ekonomi diukur dengan melihat return tahunan industri.
Hasil penelitian menunjukkan kinerja lingkungan memiliki dampak positif
signifikan terhadap laporan keberlanjutan. Kinerja lingkungan memiliki pengaruh
signifikan terhadap kinerja ekonomi. Pengungkapan sustainability report
memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja ekonomi. Hal tersebut berarti
bahwa semakin tinggi pengungkapan yang dilakukan maka akan menghasilkan
nilai kinerja ekonomi yang tinggi.
Penelitian yang dilakukan Prabandari dan Suryanawa (2014) mengenai
pengaruh kinerja lingkungan yang diproksikan dengan peringkat PROPER
terhadap reaksi investor yang diukur dengan abnormal return. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa environmental performance berpengaruh positif pada reaksi
investor perusahaan. Perusahaan melalui kualitas kinerja lingkungan mampu
memenuhi keinginan dari stakeholders yang akan menghasilkan hubungan
30
harmonis. Hal tersebut menjadi good news dalam pasar modal sehingga
kemungkinan direspon positif oleh investor.
Penelitian yang dilakukan Shermanto dan Miqdad (2014) menguji pengaruh
luas pengungkapan tanggung jawab lingkungan yang diukur dengan indikator
lingkungan dalam Global Reporting Initiative dan kinerja keuangan yang
diproksikan dengan rasio profitabilitas terhadap reaksi pasar yang diukur dengan
return tak normal. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa luas pengungkapan
tanggung jawab lingkungan perusahaan tidak berpengaruh terhadap reaksi pasar.
Sedangkan kinerja keuangan perusahaan berpengaruh positif terhadap reaksi
pasar.
Junaedi
(2005)
melakukan
penelitian
mengenai
dampak
tingkat
pengungkapan informasi perusahaan terhadap volume perdagangan dan return
saham. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh pengungkapan informasi
perusahaan melalui laporan tahunan belum dijadikan sebagai salah satu sumber
informasi yang penting dan menentukan dalam proses pengambilan keputusan
investasi oleh para investor yang tercermin dari volume perdagangan serta return
saham yang diperdagangkan.
Maobin, dkk (2011) melakukan penelitian mengenai hubungan Corporate
Social Responsibility, perilaku investor dan return pasar studi empiris di Cina.
Hasil penelitian menunjukkan Perilaku investor institusi secara signifikan
dipengaruhi oleh kinerja CSR perusahaan yang melebihi ambang batas tertentu.
Penulis tidak menemukan efek dari kinerja CSR pada investor individu, baik
sebelum peristiwa atau sesudah peristiwa. Kinerja perusahaan dan perilaku
31
investor bersama-sama mempengaruhi perusahaan return saham setelah peristiwa
tetapi tidak sebelum peristiwa.
Penelitian Anh (2015) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
lingkungan
perusahaan
pada
perusahaan
di
Vietnam.
Hasil
penelitian
menyebutkan bahwa ukuran perusahaan, sistem manajemen lingkungan,
kepemilikan asing, staf lingkungan, teknologi tingkat tinggi dan usia menengah
merupakan faktor positif yang mempengaruhi kinerja lingkungan perusahaan.
Kepemilikan negara, usia tua dan kelompok industri menengah tidak berpengaruh
terhadap kinerja lingkungan perusahaan.
2.5. Kerangka Berfikir
Kinerja lingkungan dan sustainability report yang diungkapkan perusahaan
akan direspon oleh para investor. Kinerja lingkungan merupakan bagian dari
kinerja perusahaan dalam menciptakan lingkungan yang baik dalam kegiatan
operasionalnya sehingga perusahaan mempunyai citra yang baik di mata
stakeholders. Kepedulian terhadap lingkungan dan keberlanjutan pelaporan dalam
melakukan tanggung jawab sosial perusahaan akan mendapat respon positif oleh
stakeholders.
Tuntutan untuk melakukan pengungkapan sukarela menjadikan perusahaan
akan pentingnya memperhatikan dan melestarikan lingkungan sekitar perusahaan.
Pengungkapan sustainability report diharapkan dapat memberi informasi kepada
investor dan menjaga kepercayaan yang diberikan investor terhadap perusahaan.
Investor akan memberi respon dengan melihat pengungkapan kinerja oleh
perusahaan dalam annual report. Tjiasmanto dan Juniarti (2015) mengungkapkan
32
bahwa apabila informasi mengenai aktivitas pertanggung jawaban sosial dan
lingkungan yang diungkapkan memiliki kandungan informasi yang berguna bagi
investor untuk menilai keberlangsungan perusahaan maka akan direspon positif
oleh investor, sedangkan apabila informasi yang diungkapkan tidak memiliki
kandungan informasi yang berguna maka akan direspon negatif atau tidak
mendapat respon dari investor.
Gambar 2.1
Kerangka Berfikir
Pengungkapan
Sustainability
Report
Kinerja
Lingkungan
Respon Investor
2.6. Pengembangan Hipotesis
2.6.1. Pengaruh Kinerja Lingkungan Terhadap Pengungkapan Sustainability
Report
Environmental performance merupakan usaha manajemen perusahaan untuk
mewujudkan lingkungan yang selaras, serasi, seimbang dimana akan membangun
citra yang baik di mata stakeholders (Ikhsan, 2009). Di Indonesia, kinerja
lingkungan perusahaan difasilitasi dengan adanya PROPER yang merupakan
instrumen yang digunakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup untuk melakukan
penilaian dan pemeringkatan ketaatan perusahaan dalam melakukan kinerja
lingkungannya.
33
Adanya tuntutan dari masyarakat membuat perusahaan menyadari bahwa
kelangsungan hidup perusahaan bergantung pada hubungan perusahaan dengan
masyarakat dan lingkungan perusahaan beroperasi (Iriyanto dan Nugroho, 2014).
Perusahaan menggunakan laporan tahunan untuk menggambarkan kesan tanggung
jawab lingkungan sehingga mereka diterima oleh masyarakat.
Sustainability report atau laporan keberlanjutan membantu organsasi untuk
menetapkan tujuan, mengukur kinerja, dan mengelola perubahan dalam rangka
membuat operasi mereka lebih berkelanjutan. Laporan tersebut menyampaikan
pengungkapan tentang dampak organisasi baik itu positif atau negatif terhadap
lingkungan, masyarakat, dan ekonomi. Laporan keberlanjutan diharapkan dapat
membantu dalam pemahaman dan pengelolaan dampak dari pengembangan
keberlanjutan terhadap kegiatan dan strategi organisasi (GRI, 2006).
Penelitian Iriyanto & Nugroho (2014) menunjukkan bahwa kinerja
lingkungan perusahaan memiliki dampak positif yang signifikan terhadap Laporan
Keberlanjutan Disclosure. Penelitian yang dilakukan oleh Rakhiemah dan Agustia
(2009) menunjukkan hasil bahwa perusahaan dalam menciptakan lingkungan
yang baik memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap CSR disclosure.
Pengungkapan sosial dalam penelitian ini ialah pengungkapan sustainability
report yang akan meningkat ketika kinerja lingkungan perusahaan meningkat
pula. Perusahaan dengan kinerja lingkungan yang baik perlu mengungkapkan
informasi kuantitas dan mutu lingkungan yang lebih baik dibandingkan dengan
perusahaan yang kinerja lingkungannya lebih buruk, Iriyanto & Nugroho (2014).
Hipotesis dalam penelitian ini ialah :
34
H1 : Kinerja lingkungan memiliki pengaruh
terhadap pengungkapan
sustainability report.
2.6.2. Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Respon Investor
Saat ini informasi tentang sosial dan lingkungan merupakan salah satu
pertimbangan penting bagi calon investor (Prabandari dan Suryanawa, 2014).
Lebih lanjut Ikhsan (2009), kinerja lingkungan merupakan usaha manajemen
perusahaan untuk mewujudkan lingkungan yang selaras, serasi dan seimbang
dimana akan membangun citra baik perusahaan di mata stakeholders.
Di Indonesia, kinerja lingkungan diukur melalui Program Penilaian
Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER).
PROPER adalah kegiatan pengawasan dan program pemberian insentif dan/ atau
disinsentif kepada penanggung jawab usaha dan/ atau kegiatan. Kinerja
lingkungan perusahaan diukur dengan menggunakan pemeringkat dalam 5 warna
yang mencerminkan kinerja pengelolaan lingkungan secara keseluruhan (Press
Release PROPER, 2011).
Perusahaan seharusnya menyajikan suatu laporan yang menunjukkan
kontribusinya terhadap berbagai masalah lingkungan yang terjadi di sekitarnya.
Prabandari dan Suryanawa (2014) menyatakan
bahwa informasi
yang
disampaikan manajemen perusahaan berupa informasi keuangan maupun non
keuangan akan menjadi sinyal mengenai kinerja keuangan di masa yang akan
datang. Reaksi positif atau negatif akan diberikan oleh investor ketika informasi
perusahaan diungkapkan.
H2 : Kinerja lingkungan memiliki pengaruh signifikan terhadap respon investor
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1.
Waktu dan Wilayah Penelitian
3.1.1. Waktu
Waktu yang digunakan mulai dari penyusunan proposal sampai
tersusunnya laporan penelitian pada Bulan Januari sampai September 2016.
Adapun jadwal selengkapnya dapat dilihat pada jadwal penelitian.
3.1.2. Wilayah Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdarftar di
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) periode 2012-2014. Berdasar press
release Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) menyatakan berdasarkan evaluasi
ketaatan, peserta yang mengikuti Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan
(PROPER) tahun 2014 sebanyak 1.911 perusahaan, jumlah sektor manufaktur
berada pada paling atas yakni sebanyak 732 perusahaan.
3.2.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian
kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah data yang diukur dalam suatu skala
numeric (angka) yang dapat dianalisis dengan menggunakan analisis statistik
(Indriantoro dan Supomo, 2002 : 12). Penelitian ini dimaksudkan untuk
mengetahui pengaruh kinerja lingkungan terhadap pengungkapan sustainability
report dan respon investor pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Indeks
Saham Syariah Indonesia (ISSI) tahun 2012-2014.
36
3.3.
Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2012 : 115).
Populasi dalam penelitian ini ialah perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Indeks Saham Syariah Indonesia tahun 2012-2014.
3.3.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2012 : 120). Sampel merupakan suatu prosedur
pengambilan data yang hanya sebagian populasi saja yang diambil dan digunakan
untuk menentukan sifat serta ciri yang dikehendaki dari suatu populasi (Sofiyan,
2013 : 50). Ukuran sampel yang layak digunakan dalam penelitian ini menurut
Sugiyono (2012 : 133) adalah antara 30 sampai 500. Pemilihan sampel dalam
penelitian ini didasarkan pada metode purposive sampling dan diperoleh sampel
sebanyak 13 perusahaan sehingga data penelitian ini berjumlah 39. Data
perusahaan yang menjadi sampel penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
37
No
1.
Kode
AMFG
2.
CTBN
3.
FASW
Tabel 3.1
Sampel Perusahaan
Nama Perusahaan
No Kode
Asahimas Flat Glass
8.
PTSN
Tbk
Citra Tubindo Tbk
9.
SMCB
Fajar Surya Wisesa
Tbk
4.
GDST
Gunawan Dianjaya
Steel Tbk
5.
ICBP
Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk
6.
INDR
Indo-Rama Synthetics
Tbk
7.
INTP
Indocement Tunggal
Persada Tbk
Sumber : www.idx.co.id
10.
TOTO
11.
TPIA
12.
UNIC
13.
UNVR
Nama Perusahaan
Sat Nusapersada Tbk
Holcim Indonesia
Tbk
Surya Toto
Indonesia Tbk
Chandra Asri
Petrochemical Tbk
Unggul Indah
Cahaya Tbk
Unilever Indonesia
Tbk
3.3.3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode purposive sampling, dengan melakukan pengambilan sampel dari populasi
berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria dapat berdasarkan pertimbangan tertentu
atau jumlah tertentu (Hartono, 2011:79). Adapun kriteria yang digunakan untuk
memilih sampel adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan
manufaktur
yang
mengikuti
kegiatan
PROPER
yang
diselenggarakan oleh Kementrian Lingkungan Hidup selama tahun 20122014.
2. Perusahaan manufaktur yang melaporkan annual report perusahaannya di
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) selama tahun 2012 sampai 2014.
38
3. Perusahaan manufaktur yang menampilkan data-data lengkap, yang dapat
digunakan untuk menganalisis pengaruh kinerja lingkungan terhadap
pengungkapan sustainability report dan respon investor.
3.4.
Data dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini ialah data sekunder, yaitu
berupa annual report perusahaan periode tahun 2012 sampai dengan 2014, terdiri
dari 13 perusahaan sampel. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak
langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat pihak lain).
Sumber data yang digunakan berupa publikasi annual report perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tahun 2012
sampai dengan 2014 yang diperoleh dari situs Indeks Saham Syariah Indonesia
(ISSI) (www.idx.co.id). Daftar perusahaan yang mengikuti PROPER periode
2012 sampai dengan 2014 diperoleh dari situs Kementrian Lingkungan Hidup
(www.menlh.go.id). Respon investor dilihat dari harga saham harian dan juga data
IHSG
yang
diperoleh
dari
web
volume
perdagangan
saham
(www.duniainvestasi.com dan finance.yahoo.com) selama periode pengamatan.
3.5.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara observasi
(pengamatan), interview (wawancara), kuesioner (angket), dokumentasi, dan
gabungan dari keempatnya (Sugiyono, 2010: 309). Metode pengumpulan data
dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dokumentasi, menurut
Efferin et, al (2008 : 101) dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan
39
data dengan cara melakukan analisis terhadap semua catatan dan dokumen yang
dimiliki organisasi yang terpilih sebagai objek penelitian, atau data dari individu
sebagai objek penelitian.
Data mengenai kinerja lingkungan yang mengikuti PROPER dari situs
Kementrian
Lingkungan
Hidup
(www.menlh.go.id).
Data
mengenai
Pengungkapan Sustainability report melalui laporan tahunan (annual report)
perusahaan dalam Indeks Saham Syariah Indonesia dari tahun 2012-2014
diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id). Data mengenai
respon investor mengenai harga saham dan data Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG) yang diperoleh dari situs Yahoo Finance (www.duniainvestasi.com).
3.6.
Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah konstruk yang sifat-sifatnya telah diberi angka
(kuantitatif), dapat diartikan variabel adalah konsep yang mempunyai bermacammacam nilai dan dapat mengubah nilainya (Sofiyan, 2013 : 10). Dalam penelitian
ini variabel yang digunakan ialah :
1. Variabel bebas (variabel independen)
Varibel independen disebut juga variabel predictor, stimulus, eksogen atau
antecedent
adalah variabel
yang menjadi
sebab atau mengubah
atau
mempengaruhi variabel lain (variabel dependen). Variabel bebas dalam penelitian
ini adalah kinerja lingkungan.
2. Variabel terikat (variabel dependen)
Variabel dependen juga disebut variabel respons atau endogen merupakan
variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel lain
40
(variabel bebas). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pengungkapan
sustainability report dan respon investor.
3.7.
Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel merupakan definisi yang dilakukan pada
sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati (Muhammad, 2005 : 68).
Berikut ini definisi operasional dari variabel-variabel yang terlibat dalam
penelitian beserta pengukurunnya.
1.
Kinerja Lingkungan
Kinerja lingkungan diukur melalui prestasi perusahaan dalam mengikuti
PROPER. PROPER merupakan salah satu upaya yang dilakukan Kementrian
Lingkungan Hidup (KLH) untuk mendorong penataan perusahaan dalam
pengelolaan lingkungan hidup melalui instrument informasi (Rakhiemah dan
Agustia, 2009). Sistem peringkat kinerja PROPER mencakup pemeringkat
perusahaan dalam 5 warna :
2.
Emas
: sangat sangat baik
skor = 5
Hijau
: sangat baik
skor = 4
Biru
: baik
skor = 3
Merah
: buruk
skor = 2
Hitam
: sangat buruk
skor = 1
Sustainability Report
Global
Reporting
Initiative
(GRI)
mengelompokkan
informasi
sustainability report ke dalam enam indikator dengan 79 item pengungkapan.
Untuk menghitung sustainability report dilakukan melalui Sustainability Report
41
Disclosure Index (SRDI). Perhitungan SRDI dilakukan dengan memberikan skor
1 jika satu item diungkapkan dan 0 jika tidak diungkapkan. Setelah dilakukan
pemberian skor pada seluruh item, skor tersebut kemudian dijumlahkan untuk
memperoleh keseluruhan skor untuk setiap perusahaan (Gunawan dan
Mayangsari, 2015). Rumus perhitungan SRDI adalah :
Keterangan :
SRDI : sustainability report disclosure index perusahaan
V
: jumlah item yang diungkapkan perusahaan
M
: jumlah item yang diharapkan
3.
Respon Investor
Respon investor dalam penelitian ini diukur dengan melihat volume
aktivitas perdagangan (trading volume activity) yang mengacu pada penelitian
yang dilakukan oleh Akis dan Mutmainah (2011). Trading volume activity
merupakan perbandingan saham yang diperdagangkan pada waktu tertentu dengan
jumlah saham yang beredar di pasar. Kegiatan perdagangan saham diukur dengan
:
3.8
Teknik Analisis Data
Seluruh penyajian dan analisis data yang digunakan pada penelitian ini
menggunakan bantuan program SPSS (Statistical Package for Social Sciences) 20
42
for windows. Penelitian ini diuji dengan beberapa uji statistik yang terdiri dari
analisis statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan pengujian hipotesis.
3.8.1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang
dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum,
sum, range, kurtosis dan skewness (Ghozali, 2011 : 10). Statistik deskriptif
digunakan untuk
menganalisa data dengan
cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono,
2012 : 148).
3.8.2. Uji Asumsi Klasik
1.
Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model dalam regresi
variabel dependen dan independen atau keduanya mempunyai distribusi normal
atau tidak (Ghozali, 2006 : 110). Regresi yang baik adalah memiliki distribusi
data normal atau mendekati normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah
residual distribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.
Untuk melihat model regresi normal atau tidak, dilakukan analisis grafik
l
“normal probability report plot”
b
distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi normal. Distribusi
normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data akan
43
dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data normal, maka garis yang
menggantikan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.
Untuk meningkatkan hasil uji normalitas data, maka peneliti menggunakan
uji Kolmogrov-Smirnov. Jika pada hasil uji Kolmogrov-Smirnov menunjukkan pvalue lebih besar dari 0,05, maka data berdistribusi normal dan sebaliknya, jika pvalue lebih kecil dari 0,05 maka data tersebut berdistribusi tidak normal.
2.
Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi
linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah yang
bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2006 : 96). Salah satu cara yang digunakan
untuk mendeteksi adanya autokorelasi ini adalah dengan uji Durbin Watson
(DW). Adapun dalam pengambilan keputusan ada atau tidaknya autokorelasi :
Tabel 3.2
Tabel Durbin Watson
Hipotesis nol
Tidak ada autokorelasi positif
Tidak ada autokorelasi positif
Tidak ada korelasi negative
Tidak ada korelasi negative
Tidak ada autokorelasi, positif
atau negative
Sumber : Ghozali (2006)
3.
Keputusan
Tolak
No decission
Tolak
No decission
Tidak ditolak
Jika
0 < d <dl
dl ≤ d ≤ du
4 – dl < d < 4
4 – du ≤ d ≤ 4 – dl
Du < d < 4 – du
Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan yang lain (Ghozali,
2006 : 105). Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas
44
yaitu dengan cara melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat
(dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SPREID. Menurut Ghozali (2006 :
107) analisis dengan grafik memiliki kelemahan yang cukup signifikan, oleh
karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting. Semakin sedikit jumlah
pengamatan semakin sulit mengintepretasikan hasil grafik plot.
Oleh sebab itu, diperlukan uji statistik yang lebih dapat menjamin
keakuratan hasil. Ada beberapa uji statistik yang dapat digunakan untuk
mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas yaitu uji park dan uji glejser dengan
meregresikan nilai absolute residual terhadap variabel independen. Jika nilai
signifikan hitung lebih besar dari alpha = 5%, maka tidak ada masalah
heterokedastisitas. Tetapi jika nilai signifikan hitung kurang dari alpha = 5% maka
dapat disimpulkan bahwa model regresi terjadi heterokedastisitas.
3.9
1.
Pengujian Hipotesis
Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur sejauh mana kemampuan
model
dalam
menerangkan
variabel-variabel
dependen.
Nilai
koefisien
determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel-variabel dependen amat
terbatas. Nilai mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen (Ghozali, 2011 : 97).
45
2.
Uji Hipotesis (Uji t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen
(Ghozali, 2011 : 98). Pada uji t statistik t, nilai t hitung akan dibandingkan dengan
t table, dengan cara sebagai berikut :
a. Bila t hitung > t table atau probabilitas < tingkat signifikansi (Sig > 0,05),
maka Ha diterima dan H0 ditolak, variabel independen berpengaruh terhadap
variabel dependen.
b. Bila t hitung < t table atau probabilitas > tingkat signifikasi (Sig < 0,05),
maka Ha ditolak dan H0 diterima, variabel independen tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen.
3.
Analisis Regresi
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis regresi
sederhana dengan dua variabel dependen. Model 1 penelitian ini menguji
pengaruh antara variabel kinerja lingkungan terhadap variabel pengungkapan
sustainability report. Model 2 menguji pengaruh variabel kinerja lingkungan
terhadap variabel respon investor. Untuk menguji hipotesis penelitian maka
digunakan rumus :
Model 1:
Y1 = β0 + β1KL + e
Model 2:
Y2 = β0 + β1KL + e
46
Keterangan :
Y1
: sustainability report
Y2
: respon investor
β0
: konstanta
β1KL : koefisien regresi kinerja lingkungan
e
: standar eror
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1.
Gambaran Umum Penelitian
Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar
dalam Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) dan melaporkan laporan tahunan
pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2014. ISSI merupakan cerminan dari
saham-saham yang masuk dalam Daftar Efek Syariah (DES) yang dikeluarkan
oleh BAPEPAM dan LK. Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) diluncurkan
sejak tanggal 12 Mei 2011 oleh PT Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sejarah perekembangan pasar modal diawali sejak diterbitkannya Reksa
Dana Syariah oleh PT. Danareksa Investment Management pada 3 Juli 1997. Pada
3 Juli 2000, Bursa Efek Indonesia (BEI) bekerja sama dengan PT. Danareksa
Investment Management dalam meluncurkan Jakarta Islamic Index dengan tujuan
untuk memandu investor yang ingin menginvestasikan dananya secara syariah.
Pasar modal syariah merupakan tempat dimana efek syariah diperdagangkan.
Dimana efek-efek syariah tersebut diatur dalam peraturan BAPEPAM dan
Lk No. IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah dan No. IX.A.14 tentang akadakad yang digunakan dalam Penerbitan Efek Syariah di Pasar Modal. Selanjutnya,
pada tanggal 31 Agustus 2007 BAPEPAM dan LK menerbitkan Peraturan
BAPEPAM dan LK Nomor II K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek
Syariah dan diikuti dengan peluncuran Daftar Efek Syariah pertama kali oleh
BAPEPAM dan LK ptada tanggal 12 September 2007.
48
Kriteria-kriteria efek yang dapat dimuat dalam Daftar Efek Syariah
diantaranya:
1. Surat berharga syariah yang diterbitkan oleh Negara Republik Indonesia
2. Efek yang diterbitkan oleh emiten atau perusahaan publik yang menyatakan
bahwa kegiatan usaha serta cara pengelolaan usahanya dilakukan berdasarkan
prinsip syariah sebagaimana tertuang dalam anggaran dasar
3. Sukuk yang diterbitkan oleh emiten termasuk obligasi syariah yang telah
diterbitkan sebelum ditetapkannya peraturan ini
4. Saham reksa dana syariah
5. Unit penyertaan kontrak investasi kolektif reksa dana syariah
6. Efek beragun aset syariah
7. Efek berupa saham, termasuk Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
(HMETD) syariah dan waran syariah, yang diterbitkan oleh emiten atau
perusahaan publik yang tidak menyatakan bahwa kegiatan usaha serta cara
pengelolaan usahanya dilakukan berdasarkan prinsip syariah, sepanjang
emiten atau perusahaan publik tersebut:
a. Tidak melakukan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf
b Peraturan BAPEPEM dan LK nomor IX.A.13
b. Memenuhi rasio-rasio keuangan sebagai berikut:
1) Total utang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total ekuitas tidak
lebih dari 82% (delapan puluh dua persen)
49
2) Total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan
dengan total pendapatan usaha (revenue) dan pendapatan lain-lain tidak lebih
dari 10% (sepuluh persen)
8. Efek syariah yang memenuhi prinsip-prinsip syariah di pasar modal yang
diterbitkan oleh lembaga internasional dimana pemerintah Indonesia menjadi
salah satu anggotanya; dan
9. Efek syariah laiinya.
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam pengumpulan data
adalah metode purposive sampling yaitu metode pengambilan sampel yang
dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan. Dengan
memperhatikan kriteria yang ada, maka diperoleh sampel penelitian sebanyak 18
perusahaan. Data penelitian diperoleh melalui peringkat PROPER, laporan
tahunan perusahaan dan daftar harga saham harian perusahaan.
Tabel 4.1
Hasil Penentuan Sampel
Kriteria
Perusahaan manufaktur yang terdaftar
di ISSI
Perusahaan yang tidak sesuai kriteria
Jumlah sampel
Jumlah
86
(73)
13
Sumber : Data yang diolah 2016
Analisis dan pembahasan yang tersaji pada bab ini akan menunjukkan
hasil analisis data berdasarkan pengamatan variabel bebas yang digunakan dalam
model regresi sederhana. Variabel-variabel yang diteliti dari perusahaan sampel
meliputi kinerja lingkungan sebagai variabel independen, variabel sustainability
50
report sebagai variabel dependen, serta variabel respon investor sebagai variabel
dependen.
4.2.
Pengujian dan Hasil Analisis Data
4.2.1. Statistik Deskriptif
Hasil pengujian statistik deskriptif dari variabel kinerja lingkungan, SR,
dan respon investor dari tahun 2012-2014 disajikan dalam tabel dibawah ini.
Tabel 4.2
Hasil Uji Deskriptif
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Sum
Mean
Std. Deviation
KL
39
2
5
135
3.46
.884
SR
39
.063
1.000
9.508
.24379
.216545
TVA
39
.000
.227
2.048
.05251
.067093
Valid N (listwise)
39
Sumber: Data diolah 2016
Kinerja lingkungan yang diukur dengan melihat peringkat PROPER yang
diselenggarakan oleh Kementrian Lingkungan Hidup menunjukkan rentang nilai
dari 2 hingga 5. Nilai rata-rata kinerja lingkungan 3,56 dan deviasi standarnya
bernilai 0,884. Jika dikonversi berdasarkan kategori PROPER berada pada kriteria
biru. Skor terendah adalah 2 yang berarti ada perusahaan sampel yang berada pada
kriteria Merah dalam masalah lingkungan yang berarti masih kurang
memperhatikan masalah lingkungan. Sedangkan nilai tertinggi adalah 5 yang
berarti memiliki kriteria Emas.
Variabel pengungkapan sustainability report (SR) memiliki rentang 0,063
hingga 1. Nilai terendah dimiliki oleh PT. Gunawan Dianjaya Steel Tbk pada
tahun 2014. Nilai tertinggi dimiliki oleh PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
51
pada tahun 2013. Nilai rata-rata variabel SR 0,24379 dan deviasi standarnya
bernilai 0.216545. Jika dilihat dari nilai rata-rata variabel SR, para emiten telah
mengungkapkan kurang dari setengah item pengungkapan SR.
Variabel respon investor yang diukur dengan trading volume activity
memiliki rentang nilai dari 0,000 hingga 0,227. Nilai terendah dimiliki oleh PT.
Citra Tubindo Tbk pada tahun 2012-2013. Nilai tertinggi dimiliki oleh PT.
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk pada tahun 2013. Nilai rata-rata variabel TVA
0,05251 dan deviasi standarnya bernilai 0,067093.
4.2.2. Pengujian Asumsi Klasik
1.
Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2011 : 160).
Pengujian normalitas dilakukan dengan melihat nilai Asymp. Sig. pada hasil uji
normalitas dengan menggunakan One Sample Kolmogrov-Smirnov Test. Hasil
nilai Asym. Sig. model 1 diperoleh sebesar 0,211 dan model 2 sebesar 0,274, hasil
ini bila dibandingkan dengan probabilitas 0,05 maka lebih besar, sehingga dapat
disimpulkan bahwa data penelitian berdistribusi normal.
2.
Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah model regresi linier ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka terjadi problem
autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang
52
waktu berkaitan satu sama lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang
bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2011: 110).
Tabel 4.3
Uji Autokorelasi
Model 1
b
Model Summary
Model
1
R
.528
R Square
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.279
.259
.186403
Durbin-Watson
1.977
a. Predictors: (Constant), KL
b. Dependent Variable: SR
Untuk menentukan adanya autokorelasi atau tidak, dapat diketahui dari nilai
Durbin-Watson (d) adalah 1,977. Nilai d ini kemudian dibandingkan dengan nilai
statistik Durbin-Watson (tabel). Dari nilai tabel durbin-watson diketahui untuk n
39 pada k = 1 (jumlah parameter, tanpa konstanta) adalah dL = 1,4347 dan dU =
1,5396. Dari hasil uji hipotesis tersebut diketahui bahwa nilai d berada diantara
dU < d < 4-dU yaitu 1,5396 < 1,977 < 2,604. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada
autokorelasi positif atau negatif.
Tabel 4.4
Uji Autokorelasi
Model 2
b
Model Summary
Model
1
R
.716
R Square
a
.512
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.499
.047492
Durbin-Watson
2.407
a. Predictors: (Constant), KL
b. Dependent Variable: TVA
Untuk menentukan adanya autokorelasi atau tidak, dapat diketahui dari nilai
Durbin-Watson (d) adalah 2,407. Nilai d ini kemudian dibandingkan dengan nilai
53
statistik Durbin-Watson (tabel). Dari nilai durbin-watson tabel diketahui untuk n
39 pada k = 1 (jumlah parameter, tanpa konstanta) adalah dL = 1,4347 dan dU =
1,5396. Dari hasil uji hipotesis tersebut diketahui bahwa nilai d berada diantara 0
dan dL, yaitu 0 < 1,407 < 1,5396. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada
autokorelasi positif.
3.
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain
tetap,
maka
disebut
homoskedastisitas
dan
jika
berbeda
disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau
tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2001: 77). Uji heteroskedastisitas
dilakukan dengan melihat nilai signifikansi setelah diadakan regresi dengan
absolut residual pada variabel dependen sebagai berikut :
Tabel 4.5
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficients
Model
Unstandardized Coefficients
B
(Constant)
Std. Error
1.181E-016
.122
.000
.034
a
Standardized Coefficients
t
Sig.
.000
1.000
.000
1.000
Beta
1
KL
.000
a. Dependent Variable: AbsUt
Sumber: data diolah 2016
Tabel di atas menunjukkan semua nilai signifikansi variabel kinerja
lingkungan lebih besar dari 0,05, sehingga variabel kinerja lingkungan dan tidak
terjadi gejala heteroskedastisitas.
54
3.2.3. Uji Ketepatan Model
1.
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur sejauh mana
kemampuan model dalam menerangkan variabel-variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu (Ghozali, 2011: 97). Hasil
perhitungan untuk nilai adjusted R Square dengan bantuan komputer program
SPSS versi 20.00, diperoleh angka koefisien determinasi R2 = 0,259 atau 25,9%.
Tabel 4.6
Koefisien Determinasi
Model 1
b
Model Summary
Model
1
R
.528
R Square
a
.279
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.259
.186403
Durbin-Watson
1.977
a. Predictors: (Constant), KL
b. Dependent Variable: SR
Berdasarkan tabel di atas, nilai koefisien determinasi (Adjusted R Square)
adalah 0,259. Hal ini berarti kemampuan variabel independen yaitu kinerja
lingkungan dapat menjelaskan sustainability report sebesar 25,9%. Sedangkan
sisanya yaitu 74,1% dijelaskan oleh faktor-faktor lain selain variabel independen
tersebut.
55
Tabel 4.7
Koefisien Determinasi
Model 2
b
Model Summary
Model
R
1
.716
R Square
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.512
.499
Durbin-Watson
.047492
2.407
a. Predictors: (Constant), KL
b. Dependent Variable: TVA
Berdasarkan tabel di atas nilai koefisien determinasi (Adjusted R Square)
adalah 0,499. Hal ini berarti kemampuan variabel-variabel independen yang
terdiri dari variabel kinerja lingkungan dan sustainability report dalam
menjelaskan variabel dependen yaitu trading volume activity pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tahun 20122014 sebesar 49,9%, sisanya (100% - 49,9% = 50,1%) dipengaruhi oleh variabel
lain di luar model yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
3.2.4. Analisis Regresi
1. Analisis Regresi Linear Sederhana Model 1
Tabel 4.8
Hasil Uji Regresi Sederhana
Model 1
Coefficients
Model
Unstandardized Coefficients
a
Standardized
t
Sig.
Coefficients
B
(Constant)
Std. Error
-.204
.122
.129
.034
Beta
-1.668
.104
3.779
.001
1
KL
a. Dependent Variable: SR
.528
56
Berdasarkan tabel di atas persamaan regresi linear sederhana dapat disusun
sebagai berikut :
SR = -0,204 + 0,129KL + e
Berdasarkan persamaan regresi linear sederhana dapat diinterpretasikan
sebagai berikut :
a.
Konstanta bernilai negatif sebesar -0,204, hal ini menunjukkan bahwa apabila
variabel kinerja lingkungan jika dianggap konstan (0), maka nilai
pengungkapan sustainability report pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tahun 2012-2014 sebesar 0,204.
b.
Koefisien regresi variabel kinerja lingkungan (b1) bernilai positif sebesar
0,129. Hal ini berarti bahwa jika kinerja lingkungan ditingkatkan satu-satuan,
maka akan meningkatkan nilai respon investor pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tahun 2012-2014
sebesar 0,129.
2.
Analisis Regresi Linear Sederhana Model 2
Tabel 4.9
Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana
Model 2
Coefficients
Model
Unstandardized Coefficients
a
Standardized
t
Sig.
Coefficients
B
(Constant)
Std. Error
-.136
.031
.054
.009
Beta
-4.355
.000
6.232
.000
1
KL
a. Dependent Variable: TVA
.716
57
Berdasarkan tabel di atas persamaan regresi linear sederhana dapat disusun
sebagai berikut :
RI = -0,136 + 0,054 KL + e
Berdasarkan persamaan regresi linear sederhana dapat diinterpretasikan
sebagai berikut :
a.
Konstanta bernilai negatif sebesar -0,136, hal ini menunjukkan apabila
variabel kinerja lingkungan jika dianggap konstan (0), maka nilai respon
investor pada perusahaan manufakttur yang terdaftar di Indeks Saham Syariah
Indonesia (ISSI) tahun 2012-2014 sebesar -0,136.
b.
Koefisien regresi variabel kinerja lingkungan (b1) bernilai positif sebesar
0,054. Hal ini berarti bahwa jika kinerja lingkungan ditingkatkan satu-satuan,
maka akan menaikkan nilai trading volume activity pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tahun
2012-2014 sebesar 0,054.
3.2.5. Uji t
Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen (Ghozali,
2011 : 98). Hasil uji signifikasi atau uji t dapat dilihat sebagai berikut :
58
Variabel
Kinerja lingkungan
thitung
3,779
Tabel 4.10
Hasil Uji t
Model 1
Sig
Kesimpulan
0,001 Kinerja lingkungan berpengaruh
signifikan terhadap pengungkapan
sustainability report pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Indeks
Saham Syariah Indonesia (ISSI)
tahun 2012-2014.
Sumber : data diolah 2016
Berdasarkan tabel di atas bahwa variabel kinerja lingkungan diperoleh nilai
thitung = 3,779 dan probabilitas sebesar 0,001, jika dibandingkan dengan ttabel
(1,686) maka thitung > ttabel dan ρ < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H1 diterima,
yang berarti kinerja lingkungan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan
sustainability report pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Indeks Saham
Syariah Indonesia (ISSI) tahun 2012-2014.
Variabel
Kinerja lingkungan
thitung
6,232
Tabel 4.11
Hasil Uji t
Model 2
Sig
Kesimpulan
0,000 Kinerja lingkungan berpengaruh
signifikan terhadap respon investor
yang diukur dengan trading volume
activity pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Indeks Saham
Syariah Indonesia (ISSI) tahun 20122014.
Sumber : data diolah 2016
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa pada variabel kinerja lingkungan
diperoleh nilai thitung = 6,232 dan probabilitas sebesar 0,000, jika dibandingkan
dengan ttabel (1,686) maka thitung > ttabel dan ρ < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa
H2 diterima, artinya kinerja lingkungan berpengaruh signifikan terhadap respon
investor yang diukur menggunakan trading volume activity pada perusahaan
59
manufaktur yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tahun 20122014.
3.3.
1.
Pembahasan Hasil Analisis Data
Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Pengungkapan Sustainability Report
Kinerja
lingkungan
berpengaruh
signifikan
terhadap
pengungkapan
sustainability report pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Indeks Saham
Syariah Indonesia (ISSI) tahun 2012-2014. Hal ini dinyatakan berdasarkan uji t
variabel kinerja lingkungan dengan nilai thitung (3,779) > ttabel (1,686) dimana
nilai signifikasinnya 0,001 < 0,05.
Varibel kinerja lingkungan yang diukur melalui peringkat perusahaan dalam
PROPER memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap pengungkapan
informasi sustainability report. Semakin baik kinerja lingkungan suatu
perusahaan maka akan mendorong perusahaan untuk melakukan pengungkapan
informasi yang lebih luas dibandingkan perusahaan dengan kinerja yang buruk.
Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Iriyanto dan
Nugroho (2014), yang menunjukkan bahwa kinerja lingkungan berpengaruh
signifikan terhadap sustainability report disclosure. Perusahaan dengan kinerja
lingkungan yang baik tidak hanya mengungkapkan mengenai kepedulian
perusahaan terhadap lingkungan tetapi juga mengenai kualitas produk, keamanan
produk, tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat sekitar, hingga
kepedulian perusahaan terhadap keselamatan dan kesejahteraan tenaga kerjanya
(Rakhiemah dan Agustia, 2009).
60
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Achmad
(2012) dimana terdapat pengaruh positif signifikan antara kinerja lingkungan
dengan pengungkapan CSR. Informasi mengenai kinerja lingkungan perusahaan
secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi perusahaan, pelaku
pasar modal akan menunjukkan respon terhadap segala informasi tersebut.
Perusahaan dengan kinerja lingkungan yang baik memiliki kepedulian sosial yang
lebih besar terhadap masyarakat maupun tenaga kerjanya.
2.
Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Respon Investor
Kinerja lingkungan berpengaruh signifikan terhadap respon investor yang
diukur menggunakan trading volume activity pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tahun 2012-2014. Hal ini
dinyatakan berdasarkan hasil uji t variabel kinerja lingkungan dengan nilai thitung
(6,232) < ttabel (1,686) dimana nilai signifikansinya 0,000 > 0,005.
Artinya apabila kinerja lingkungan perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tahun 2012-2014 baik, maka perusahaan
akan mendapat apresiasi dari investor. Perusahaan melalui kualitas kinerja
lingkungan mampu
memenuhi
keinginan
dari
stakeholders
yang akan
menghasilkan hubungan yang harmonis. Hal tersebut menjadi good news dalam
pasar modal sehingga kemungkinan direspon positif oleh investor.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Prabandari dan
Suryanawa, 2014) dimana terdapat pengaruh signifikan antara environmental
performance dengan reaksi investor. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa
kinerja
lingkungan
perusahaan
menjadi
sebuah
informasi
dan
sumber
61
pengambilan keputusan yang dapat menggerakkan investor untuk berinvestasi
yang pada perusahaan tersebut. Hal tersebut mengindikasikan bahwa investor di
Indonesia sudah mulai menggunakan informasi non keuangan dalam melakukan
keputusan investasi.
BAB V
PENUTUP
5.1.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh kinerja lingkungan
terhadap pengungkapan sustainability report dan respon investor pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tahun 20122014, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.
Kinerja
lingkungan
berpengaruh
signifikan
terhadap
pengungkapan
sustainability report pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Indeks
Saham Syariah Indonesia (ISSI) tahun 2012-2015. Hal ini dinyatakan
berdasarkan hasil uji t variabel kinerja lingkungan dengan nilai thitung (4,581)
> ttabel (2,006) dimana nilai signifikansinya (0,000) < (0,05). Hasil penelitian
ini konsisten dengan penelitian Rakhiemah dan Agustia (2009) dan Iriyanto
dan Nugroho (2014).
Hal ini mengindikasikan bahwa semakin baik kinerja lingkungan perusahaan
akan mendorong perusahaan tersebut melakukan pengungkapan informasi
yang lebih luas dibanding dengan kinerja perusahaan yang buruk.
2.
Kinerja lingkungan berpengaruh signifikan terhadap respon investor yang
diproksikan dengan trading volume activity pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tahun 2012-2014.
Hal ini dinyatakan berdasarkan hasil uji t variabel kinerja lingkungan dengan
nilai thitung (6,232) < ttabel (1,686) dimana nilai signifikansinya (0,000) <
63
(0,05). Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian (Prabandari dan
Suryanawa, 2014).
Informasi mengenai kinerja lingkungan dalam penelitian ini menjadi sebuah
pertimbangan bagi investor dalam melakukan investasi di pasar modal.
5.2.
Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini tentu saja tidak terlepas dari keterbatasan-keterbatasan.
Keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini adalah :
1.
Keterbatasan sampel yang digunakan. Pada penelitian ini terbatas pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia
(ISSI).
2.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode pengamatan yang
relatif singkat, yaitu tahun 2012-2014.
5.3.
Saran
Berdasarkan pembahasan dan pengambilan kesimpulan yang telah
dilakukan terhadap hasil penelitian, maka penulis mengajukan saran sebagai
berikut :
1.
Bagi perusahaan, diharapkan menyajikan pengungkapan sustainability report
dengan lebih lengkap, yaitu sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan
GRI, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi investor
dalam melakukan investasi.
2.
Bagi investor, hendaknya tidak hanya memperhatikan kinerja keuangan dan
pengungkapan financial perusahaan dalam melakukan investasi, melainkan
64
lebih memperhatikan sustainabilitas perusahaan yang mencakup kinerja
ekonomi, kinerja sosial dan kinerja lingkungan perusahaan.
3.
Dalam bidang akuntansi lingkungan, kinerja lingkungan perlu lebih
diperhatikan dalam mempengaruhi pengungkapan sustainability report dan
juga dalam mempengaruhi respon investor dalam mengambil keputusan
investasi dengan melihat kinerja lingkungan perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, N.N.N., dan Sulaiman, M. (2004). Environmental disclosures in
Malaysian annual report: A legitimacy theory perspective. IJCM. Hal. 1444.
Akis, A.R., dan Mutmainah, S. (2011). Pengaruh pengumuman Indonesia
sustainability reporting award terhadap abnormal return dan volume
perdagangan saham studi kasusu pada perusahaan peraih penghargaan
ISRA (2009-2010). Jurnal Akuntansi dan Auditing, Vol.7, No.2, Hlm:122123.
Aliminsyah dan Panji, MA,. 2003. Kamus istilah akuntansi. CV YRAMA
WIDYA.
Anderson, M., dan Juniarti,.(2015). Pengaruh corporate social responsibility
terhadap respon investor pada perusahaan non kapitalisasi besar (non-big
capitalization) di Indonesia. Business Accounting Review, Vol.3, No.1, Hlm
: 316-326.
Angelina, S., dan Juniarti,. (2015). Pengaruh corporate social responsibility
terhadap respon investor pada sektor property, real estate, dan konstruksi
bangunan di Indonesia. Business Accounting Review, Vol.3, No.1, Hlm :
190-199.
Anh, P.Q,. (2015). Internal determinants and effects of firm-level environmental
performance: Empirical evidences from Vietnam. Asian social sciences;
Vol. 11, No. 4.
Aryani, D.D., dan Amanah, L,.(2014). Analisis pengungkapan corporate social
responsibility terhadap kinerja keuangan. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi,
Vol.3, No.2.
Ball, R dan Brown, P,. (1968). An empirical evaluation of accounting income
number. Journal of Accounting Research, pp: 159-177.
Beaver, W. H., (1968). Financial reporting: An accounting revolution, englewood
cliffs: NJ: Prentice Hall Inc.
Berry, A.M., dan Dennis, A.R,. (1998). Proactive corporate environmental
management: a new industrial revolution. Academy of Management
Executive. 12 (2). 38-50.
Bisnis.com, 2014. PROPER 2014: jumlah perusahaan hitam berkurang drastis.
(http://industri.bisnis.com/read/20140712/257/242808/proper-2014jumlah-perusahaan-hitam-berkurang-drastis, diakses tanggal 12 Juli 2016).
66
Brown, S. J dan Warner J. B. 1985. Using daily stock return : The cast of event
studies. journal of financial economics. No. 14.
Budiyanto., dkk. (2006). Analisis trading volume activity (TVA) dan abnormal
return pada saham perusahaan-perusahaan yang tercatat dalam Jakarta
Islamic Index (JII) sebelum dan setelah bergabung dengan JII. Jurnal
Pendidikan Akuntansi Indonesia.Vol.V, No.1, Hal.42-54.
Burhan, 2012. The impact of sustainability reporting on company performance.
Journal of economics, business and accountancy ventura 15.2 : 257-272.
Chariri, A,. (2008). Kritik sosial atas pemakaian teori dalam penelitian
pengungkapan sosial dan lingkungan. Jurnal Maksi Vol.8 No.2, Hlm :
152-169.
Cheng, M dan Christiawan, Y.J,.(2011). Pengaruh pengungkapan corporate social
responsibility terhadap abnormal return. Jurnal Akuntansi Keuangan,
Vol.13, No.1, Hal : 24-36.
Chordia, Tarun dan Bhaskaran Swaminathan, 2000, Trading Volume and
CrossAutocorrelations in Stock Returns, The Journal of Finance, Vol.
LV, No. 2, p. 913 – 935
Efferin., et al. (2008). Metodologi penelitian akuntansi; Mengungkapkan
fenomena dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Elkington, J,. (1997). Cannibals with forks. The triple bottom line of 21st century.
Elkington, John. (1997). Cannibals with forks, the triple bottom line of twentieth
century business. Capstone: Oxford.
Fatmawati, S. dan Asri, M. 1999. Pengaruh stock split terhadap liquiditas saham
yang diukur dengan besarnya bid ask spread di Bursa Efek Jakarta. Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol.14, No.4. Hal. 93-110.
Firmansyah, A.D,. dan Agustin, S. (2016). Analisis perbandingan trading volume
activity dan abnormal return sebelum sesudah stock split. Jurnal Ilmu dan
Riset Manajemen : Vol.5, No.5.
Ghozali, I,. (2006). Statistik non-parametrik, teori dan aplikasi dengan program
SPSS. Semarang: Universitas Diponegoro.
Ghozali, I,. (2011). Aplikasi analisis multivariate dengan program IBM SPSS 19.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Gray, et al,. (1995). Corporate Social Reporting: Emerging Trends in
Accountability and the Social Contract. Accounting, Auditing And
Accountability Journal. Vol. 1, No. 1, p. 6-20.
67
Gunawan, Y., dan Mayangsari, S. (2015). Pengaruh sustainability reporting
terhadap nilai perusahaan dengan investment opportunity set sebagai
variabel moderating. E-journal Akuntansi Trisakti, Vol. 2, No.1, Hal: 1-12.
Hartono, J,. (2011). Metodologi penelitian bisnis.Yogyakarta : BPFE.
Hartono,J,. (2014). teori portofolio dan analisis investasi. BPFE Yogyakarta,
Edisi Kesembilan. Yogyakarta.
Hasanah, dkk,. (2014). Model pengembangan good corporate governance dan
sustainability report pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi 17 Lombok.
Hendriksen, E. (1998). Teori akunting 5th buku satu. Batam: Interaksara.
Hidayat,
S,.
2014.
CSR
dalam
tinjauan
Islam
(https://nadeleeaghna.wordpress.com/2014/05/05/csr-dalam-tinjauanislam/). Diunduh 11 Juni 2016.
Husnan, S., Mamduh, M., dan WIbowo, A. 1996. Dampak pengumuman laporan
keuangan terhadap kegiatan perdagangan saham dan variabilitas tingkat
keuntungan,. Kelola, Vol.V, No.11.
Ikhsan, Arfan. (2009). Akuntansi lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Indriantoro, N., dan Supomo, B. (2002). Metodologi penelitian bisnis: Untuk
akuntansi dan manajemen. Yogyakarta : BPFE.
Iriyanto, F.N dan Nugroho, P.I,. (2014). Pengaruh kinerja lingkungan terhadap
praktik pengungkapan sustainability report dan kinerja ekonomi. Dinamika
Akuntansi, Keuangan dan Perbankan, Vol.3, No.1, Hal : 46-57.
Ja’far, M danArifah, D.A,. (2006). Pengaruh dorongan manajemen lingkungan,
manajemen lingkungan proaktif dan kinerja lingkungan terhadap public
environmental reporting. Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang.
Jaya, A,. (2004). Konsep pembangunan bekelanjutan (sustainable development).
Pengantar Falsafah Sains (PPS-702) Program S3 Institut Pertanian Bogor.
Jenawan, S dan Juniarti. (2015). Pengaruh pengungkapan sustainability reporting
terhadap respon investor. Business Accounting Review, Vol.3, No.1, Hlm :
180-189.
Junaedi, D. 2005. Dampak tingkat pengungkapan informasi perusahaan terhadap
volume perdagangan dan return saham: penelitian empiris terhadap
perusahaan-perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta. Jurnal
Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol.2, No.2, pp. 1-28.
68
Maharani, A.A.I.A,. (2014). Respon pasar atas informasi laba (replikasi Ball dan
Brown 1968). E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 8.1 (2014): 8393.
Maobin. W, et al,. (2011). Corporate social responsibility, investor behaviours,
and stock market returns: Evidence from a natural experiment in China.
Journal of Business Ethics 101: 127-141.
Mas’ud , A,. (2008). Analisis perbedaan abnormal return, risiko dan trading
volume activity saham sebelum dan sesudah dikeluarkannya Perda DKI
Jakarta No.2/2006 pada perusahaan rokok yang listing di BEI.
Muhammad. (2008). Metodologi penelitian Islam: Pendekatan kuantitatif. Edisi 1,
Jakarta : PT. Raja Grafindo.
Mulyadi. (2001). Akuntansi manajemen: Konsep, manfaat dan rekayasa. Edisi
Ketiga. Salemba Empat. Jakarta.
Natalia, R., dan Tarigan, J,. (2014). Pengaruh sustainability reporting terhadap
kinerja keuangan perusahaan public dari sisi profitability ratio. Business
Accounting Review, Vol.2, No. 1.
Neni, M dan Mahendra, H. 2004. Pengaruh pemilihan umum legislatif indonesia
tahun 2004 terhadap return saham dan volume perdagangan saham LQ-45
di PT. Bursa Efek Jakarta (BEJ). Sinergi Kajian Bisnis dan Manajemen,
Vol.7, No.1, Hal. 89-101.
Nofianti, L. (2012). Peran akuntan manajemen dalam manajemen lingkungan dan
kinerja lingkungan.
Nugraha, D.A., dan Juniarti (2015). Pengaruh corporate social responsibility
terhadap respon investor pada sektor industri pertambangan. Business
Accounting Review, Vol.3, No.1, Hal: 133-143.
Ongkowiyono, E., dan Juniarti. (2015). Pengaruh corporate social responsibility
terhadap respon investor dalam sektor infrastruktur, utilitas, dan
transportasi di Indonesia. Business Accounting Review, Vol.3, No.1, Hal:
233-244.
Permatasari, P,. (2013). Hubungan kausalitas antara kinerja sosial dan ekonomi
perusahaan. Trikonomika. Vol 12, No.1.
Pertiwi, I, dkk. (2015). Pengaruh kinerja lingkungan dan pengungkapan
lingkungan terhadap kinerja keuangan. Prosiding Akuntansi, ISSN: 24606561.
Prabandari, K.R., dan Suryanawa, K,. (2014). Pengaruh environmental
performance pada reaksi investor di perusahaan High Profile Bursa Efek
Indonesia. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 7.2, Hlm : 298-312.
69
Prayosho, I.S dan Hananto, H. Pengaruh sustainability reporting terhadap
abnormal return saham pada badan usaha sektor pertambangan yang
terdaftar di BEI Periode 2010-2012. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas
Surabaya, 2 (2), 1-12.
Press Release PROPER. 2011. (www.menlh.go.id). Diakses tanggal 25 Januari
2016.
Pujiastuti,. (2015). Pengaruh karakteristik perusahaan dan good corporate
governance terhadap luas pengungkapan sustainability report. Jurnal Studi
Manajemen dan Bisnis, Vol.2 No.1.
Rakhiemah, A.N., dan Agustia, D,. (2009). Pengaruh kinerja lingkungan terhadap
corporate social responsibility (csr) disclosure dan kinerja finansial
perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
Simposium Nasional Akuntansi XII, (4-6 November), Palembang.
Restuti, M.D., dan Nathaniel, C. (2012). Pengaruh pengungkapan corporate social
responsibility terhadap earning response coeficient. Jurnal Dinamika
Manajemen, Vol. 3, No. 1.
Sampurna, M.E,. (2007). Pengaruh corporate governance pada hubungan
corporate social responsibility dan nilai perusahaan. Simposium Nasional
Akuntansi X, Makasar.
Saputro, D.A, dkk. (2013). Pengaruh kinerja keuangan terhadap pengungkapan
sustainability report perusahaan di Bursa Efek Indonesia. Accounting
Analysis Journal, 2 (4). ISSN 2252-6765.
Sari, M.P.Y.S,. (2013). Pengaruh kinerja keuangan, ukuran perusahaan dan
corporate governance terhadap pengungkapan sustainability report.
Diponegoro Journal of Accounting, Vol.2, No.3, Hlm : 1-10.
Sawir, A. (2004). Analisis kinerja keuangan dan perencanaan keuangan
perusahaan. Gramedia Pustaka Umum. Jakarta.
Sayekti, Y dan Wodabio, L.S,. (2007). Pengaruh CSR terhadap earning response
coeficient. Simposium Nasional Akuntansi X. Unhas Makassar 26-28 Juli.
Sembiring, Eddy Rismanda. (2005). Karakteristik perusahaan dan pengungkapan
tanggung jawab sosial: studi empirispada perusahaan yang tercatat di
Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi VIII.Solo. Hal: 379395.
Setiawan, D., & Subekti, S. (2005). Pengujian Efisiensi Pasar Bentuk Setengah
Kuat Secara Keputusan: Analisis Pengumuman Dividen Meningkat (Studi
Empiris pada Bursa Efek Jakarta Selama Krisis Moneter). Jurnal Riset
Akuntansi Indonesia, 8(2), 121-137.
70
Shermanto, C.A dan Miqdad, M. (2014). Pengaruh luas pengungkapan tanggung
jawab lingkungan dan kinerja keuangan perusahaan terhadap reaksi pasar
pada perusahaan manufaktur yang listed di BEI tahun 2009-2012. Artikel
Ilmiah Mahasiswa. Pp 1-7.
Sidharta, S.D., dan Juniarti. (2015). Pengaruh corporate social responsibility
terhadap respon investor dalam sektor keuangan. Business Accounting
Review, Vol.3, No.1, Hal: 245-256.
Sofiyan. (2013). Metode penelitian kuantitatif: Dilengkapi dengan perbandingan
perhitungan manual dan SPSS. Jakarta :KencanaPenada Media Grup.
Suartana, I.W,. (2010). Akuntansi lingkungan dan triple bottom line accounting :
paradigma baru akuntansi bernilai tambah. Jurnal Bumi Lestari, Vol.10,
No.1. Hlm. 105-112.
Sucipto. (2003). Penilaian kinerja keuangan. Universitas Sumatera Utara Digital
Library.
Sudaryanto. (2011). Pengaruh kinerja lingkungan terhadap kinerja finansial
perusahaan dengan CSR disclosure sebagaivariabel intervening. Skripsi.
Semarang: Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Diponegoro.
Sugiyono. (2010). Metode penelitian bisnis. Bandung: CV. Alfabeta.
. (2012). Statistika untuk penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.
Supit, dkk,. (2014). Analisis kinerja non keuagan PT. Otsuka Indonesia cabang
Manado. Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi, 2 (2).
Susanto, Y.K., dan Tarigan, J,.(2013). Pengaruh pengungkapan sustainability
report terhadap profitiabilitas perusahaan. Business Accounting Review,
Vol.1.
Suwardjono. (2005). Teori Akuntansi perekayasaan pelaporan keuangan. Edisi
Ketiga. Yogyakarta: BPFE.
Tandelilin, E. (2001). Analisis investasi dan manajemen portofolio. Yogyakarta,
BPFE.
Tandelilin, E. (2010). Portofolio dan investasi: Teori dan aplikasi. edisi pertama
Kanisius Yogyakarta.
Tarun, C. dan Bhaskaran. 2000. Trading volume and cross autocorrelation in stock
return. The Journal of Finance, Vol. 4.
Tjiasmanto, V. M., dan Juniarti. (2015). Pengaruh pengungkapan corporate social
responsibility terhadap respon investor dalam sektor aneka industri.
Business accounting review, Vol. 3 No. 1.
71
Undang-undang (UU) Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas.
Wahyu, P,. (2007). Analisis perbedaan return, abnormal return dan trading volume
activity saham perusahaan pertambangan minyak & gas di BEI sebelum
dan sesudah “Bencana Lumpur Panas PT. Lapindo Brantas di Sidoarjo.
http://mulok.library.um.ac.id/home.php?s_data=Skripsi&id=32486&mod
=b&cat=4&s_field=2&s_teks=Nilai%20Moral&fulltext=2&s_teks2=&st
art=40&page=450.
Wibisono, Y. (2007). Membedah konsep dan aplikasi corporate social
responsibility. Fascho Publishing. Gresik.
Wibowo, I dan Faradiza, S.A,. (2014). Dampak pengungkapan sustainability
report terhadap kinerja keuangan dan pasar perusahaan. Simposium
Nasional Akuntansi 17 Lombok.
www.duniainvestasi.com
www.idx.co.id.
www.menlh.go.id.
Yuliana, dkk. (2008) Pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan
csr dan dampaknya terhadap reaksi investor. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan Indonesia. Vol.5, No.2.
Zuhroh, D., dan Sukmawati, I.P.P.H. (2003). Analisis pengaruh luas
pengungkapan sosial dalam laporan tahunan perusahaan terhadap reaksi
investor. Simposium Nasional Akuntansi VI 2006.
LAMPIRAN
73
Lampiran 1
JADWAL PENELITIAN
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
KEGIATAN
Penyusunan Proposal
Konsultasi
Revisi Proposal
Pengumpulan Data
Prosesing Data
Penulisan Skripsi
Pendaftaran Munaqosah
Munaqosah
Revisi Skripsi
Nov
1 2
x x
x x
Des
2 3
Januari
1 3 4
Februari
1 2 3 4
Maret
1 2 3 4
April
1 2 4
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
Mei
1 2 3
x
x
x
x
Juni
2 3
x
Juli
3 4
x
x
Agus
1 2
September
1 2 3 4
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
73
74
Lampiran 2
Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Kode
AMFG
CTBN
FASW
GDST
ICBP
INDR
INTP
PTSN
SMCB
TOTO
TPIA
UNIC
UNVR
Nama Perusahaan
Asahimas Flat Glass Tbk
Citra Tubindo Tbk
Fajar Surya Wisesa Tbk
Gunawan Dianjaya Steel Tbk
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
Indo-Rama Synthetics Tbk
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
Sat Nusapersada Tbk
Holcim Indonesia Tbk
Surya Toto Indonesia Tbk
Chandra Asri Petrochemical Tbk
Unggul Indah Cahaya Tbk
Unilever Indonesia Tbk
Peringkat Kinerja Lingkungan Perusahaan Sampel
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Kode
AMFG
CTBN
FASW
GDST
ICBP
INDR
INTP
PTSN
SMCB
TOTO
TPIA
UNIC
UNVR
Nama Perusahaan
Asahimas Flat Glass Tbk
Citra Tubindo Tbk
Fajar Surya Wisesa Tbk
Gunawan Dianjaya Steel Tbk
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
Indo-Rama Synthetics Tbk
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
Sat Nusapersada Tbk
Holcim Indonesia Tbk
Surya Toto Indonesia Tbk
Chandra Asri Petrochemical Tbk
Unggul Indah Cahaya Tbk
Unilever Indonesia Tbk
2012
2013
2014
3
3
2
3
4
3
5
3
5
3
4
3
5
3
3
3
3
4
3
5
3
5
3
4
2
5
3
3
3
3
4
3
4
3
5
3
3
2
4
75
Lampiran 3
Indeks Pengungkapan Sustainability Report
Indikator-Indikator Kinerja Ekonomi
Aspek : Kinerja Ekonomi
1 EC1
Perolehan dan distribusi nilai ekonomi langsung, meliputi
pendapatan, biaya operasi, imbal jasa karyawan, donasi dan
investasi komunitas lainnya, laba ditahan dan pembayaran
kepada penyandang dana serta pemerintah
2
EC2
Implikasi finansial dan risiko lainnya akibat perubahan iklim
serta peluangnya bagi aktivitas organisasi
3
EC3
Jaminan kewajiban organisasi terhadap program imbalan pasti
4
EC4
Bantuan finansial yang signifikan dari pemerintah
Aspek : Kehadiran Pasar
5
EC5
Rentang risiko standar upah terendah dibandingkan dengan upah
minimum setempat pada lokasi operasi yang signifikan
6
EC6
Kebijakan praktek, dan proporsi pengeluaran untuk pemasok
local pada lokasi operasi yang signifikan
7
EC7
Prosedur penerimaan pegawai lokal dan proporsi manajemen
senior lokal yang dipekerjakan pada lokasi operasi signifikan.
Aspek : Dampak Ekonomi Tidak Langsung
8
EC8
Pembangunan dan dampak dari investasi infrastruktur serta jasa
yang diberikan untuk kepentingan public secara komersial,
nature, atau pro bono.
9
EC9
Pemahaman dan penjelasan dampak ekonomi tidak langsung
yang signifikan termasuk seberapa luas dampaknya.
Indikator Kinerja Lingkungan
Aspek : Material
10 EN 1 Penggunaan Bahan; diperinci berdasarkan berat atau volume
11 EN 2 Presentase Penggunaan Bahan Daur Ulang
Aspek : Energi
12 EN 3 Penggunaan Energi Langsung dari Sumberdaya Energi Primer
13 EN 4 Pemakaian Energi Tidak Langsung berdasarkan Sumber Primer
14 EN 5 Penghematan Energi melalui Konsevasi dan Peningkatan
Efisiensi
15 EN 6 Inisiatif untuk mendapatkan produk dan jasa berbasis energi
efisien atau energi yang dapat diperbarui, serta pengurangan
persyaratan kebutuhan energi sebagai akibat dari inisiatif.
16 EN 7 Inisiatif untuk mengurangi konsumsi energi tidak langsung dan
pengurangan yang dicapai.
Aspek : Air
17 EN 8 Total pengambilan air per sumber
18 EN 9 Sumber air yang terpengaruh secara signifikan akibat
pengambilan air
76
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
EN 10 Presentase dan total volume air yang digunakan kembali dan
didaur ulang.
Aspek : Biodiversitas (Keanekaragaman Hayati)
EN 11 Lokasi dan Ukuran tanah yang dimiliki, disewa, dikelola oleh
organisasi pelapor yang berlokasi di dalam, atau yang berdekatan
dengan daerah yang diproteksi (dilindungi) atau daerah-daerah
yang memiliki nilai keanekaragaman hayati yang tinggi di luar
daerah yang diproteksi.
EN 12 Uraian atas berbagai dampak signifikan yang diakibatkan oleh
aktivitas, produk, dan jasa organisasi pelapor terhadap
keanekaragaman hayati di daerah yang diproteksi (dilindungi)
dan di daerah yang memiliki keanekaragaman hayati bernilai
tinggi di luar daerah diproteksi (dilindungi).
EN 13 Habitat yang dilindungi dan dipulihkan
EN 14 Strategi tindakan dan rencana mendatang untuk mengelola
dampat terhadap keanekaragaman hayati
EN 15 Jumlah spesies berdasarkan tingkat risiko kepunahan yang masuk
dalam Daftar Merah IUCN (IUCN Red List Species) dan yang
masuk dalam daftar konservasi nasional dengan habitat di
daerah-daerah yang terkena dampak operasi.
Aspek : Emisi, Efluen dan Limbah
EN 16 Jumlah emisi gas rumah kaca yang sifatnya langsung maupun
tidak langsung dirinci berdasarkan berat.
EN 17 Emisi gas rumah kaca tidak langsung lainnya diperinci sesuai
berat.
EN 18 Inisiatif untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan
pencapainnya
EN 19 Emisi bahan kimia yang merusak lapisan ozon (ozonedepleting
substance / ODS) diperinci berdasarkan berat.
EN 20 Nox, Sox dan emisi udara signifikan lainnya yang diperinci
berdasarkan jenis dan berat
EN 21 Jumlah buangan air menurut kualitas dan tujuan
EN 22 Jumlah berat limbah menurut jenis dan metode pembuangan
EN 23 Jumlah dan volume tumpahan yang signifikan
EN 24 Berat limbah yang diangkut, diimpor, diekspor, atau diolah yang
dianggap berbahaya menurut Lampiran Konvensi Besel I,II,III
dan VIII, dan presentase limbah yang diangkut secara
internasional
EN 25 Identitas, ukuran, status proteksi dan nilai keanekaragaman
hayati badan air serta habitat terkait yang secara signifikan
dipengaruhi oleh pembuangan dan limpasan air organisasi
Aspek : Produk dan Jasa
EN 26 Inisiatif untuk mengurangi dampak lingkungan produk dan jasa
dan sejauh mana dampak pengurangan tersebut
77
36
EN 27 Presentase produk terjual dan bahan kemasannya yang ditarik
menurut kategori
Aspek : Kepatuhan
37 EN 28 Nilai moneter denda yang signifikan dan jumlah sanksi non
moneter atas pelanggaran terhadap hokum dan regulasi
lingkungan
Aspek : Pengangkutan / Transportasi
38 EN 29 Dampak lingkungan yang signifikan dan jumlah sanksi
nonmoneter atas pelanggaran terhadap hokum dan regulasi
lingkungan
Aspek : Menyeluruh
39 EN 30 Jumlah pengeluaran untuk proteksi dan investasi lingkungan
menurut jenis.
Praktek Tenaga Kerja dan Pekerjaan yang Layak Indikator Kerja
Aspek : Pekerjaan
40 LA 1 Jumlah angkatan kerja menurut jenis pekerjaan dan wilayah
41 LA 2 Jumlah dan tingkat perputaran karyawan menurut kelompok usia,
jenis kelamin, dan wilayah
42 LA 3 Manfaat yang disediakan bagi karyawan tetap (purna waktu)
yang tidak disediakan bagi karyawan tidak tetap (paruh waktu)
menurut kegiatan pokoknya
Aspek : Tenaga Kerja / Hubungan Manajemen
43 LA 4 Presentase karyawan yang dilindungi perjanjian tawar menawar
kolektif tersebut
44 LA 5 Masa pemberitahuan minimal tentang perubahan kegiatan
penting, termasuk apakah hal itu dijelaskan dalam perjanjian
kolektif tersebut.
Aspek : Kesehatan dan Keselamatan Jabatan
45 LA 6 Presentase jumlah angkatan kerja yang resmi diwakili dalam
panitia Kesehatan dan Keselamatan antara manajemen dan
pekerja yang membantu memantau dan memberi nasihat untuk
program keselamatan dan kesehatan jabatan.
46 LA 7 Tingkat kecelakaan fisik, penyakit karena jabatan, hari-hari yang
hilang, dan ketidakhadiran dan jumlah kematian karena
pekerjaan menurut wilayah
47 LA 8 Program pendidikan, pelatihan, penyuluhan/bimbingan,
pencegahan, pengendalian risiko setempat untuk membantu para
karyawan, anggota keluarga dan anggota masyarakat, mengenai
penyakit yang berbahaya.
48 LA 9 Masalah kesehatan dan keselamatan yang tercakup dalam
perjanjian resmi dengan seikat karyawan
Aspek : Pelatihan dan Pendidikan
49 LA 10 Rata-rata jam pelatihan tiap tahun tiap karyawan menurut
kategori / kelompok karyawan
78
50
LA 11 Program untuk pengaturan keterampilan dan pembelajaran
sepanjang hayat yang menunjang kelangsungan pekerjaan
karyawan dan membantu mereka dalam mengatur akhir karir.
51 LA 12 Presentase karyawan yang menerima peninjauan kinerja dan
pengembangan karir secara teratur.
Aspek : Keberagaman dan Kesempatan Setara
52 LA 13 Komposisi badan pengelola dan perincian karyawan tiap
kategori/kelompok menurut jenis kelamin, kelompok usia,
keanggotaan kelompok minoritas, dan keanekaragaman indicator
lain
53 LA 14 Perbandingan rasio gaji dasar pria terhadap wanita menurut
kelompok/kategori karyawan
Hak Asasi Manusia
Aspek : Praktek Investasi dan Pengadaan
54 HR 1 Presentase dan jumlah perjanjian investasi signifikan yang
memuat klausul HAM atau telah menjalani skrining/filtrasi
terkait dengan aspek hak asasi manusia
55 HR 2 Presentase pemasok dan kontraktor signifikan yang telah
menjalani proses skrining / filtrasi atas aspek HAM
56 HR 3 Jumlah waktu pelatihan bagi karyawan dalam hal mengenal
kebijakan dan serta prosedur terkait dengan aspek HAM yang
relevan dengan kegiatan organisasi, termasuk presentase
karyawan yang telah menjalani pelatihan.
Aspek : Nondiskriminasi
57 HR 4 Jumlah kasus diskriminasi yang terjadi dan tindakan yang
diambil
Aspek : Kebebasan Berserikat dan Berunding Bersama Berkumpul
58 HR 5 Segala kegiatan berserikat dan berkumpul yang teridentifikasi
dapat menimbulkan risiko yang signifikan serta tindakan yang
diambil untuk mendukung hak-hak tersebut
Aspek : Pekerjaan Anak
59 HR 6 Kegiatan yang identifikasi mengandung risiko yang signifikan
dapat menimbulkan terjadinya kasus pekerja anak, dan langkahlangkah yang diambil untuk mendukung upaya penghapusan
pekerja anak
Aspek : Kerja Paksa dan Kerja Wajib
60 HR 7 Kegiatan yang teridentifikasi mengandung risiko yang signifikan
dapat menimbulkan terhadinya kasus pekerja anak, dan langkahlangkah yang telah diambil untuk mendukung upaya
penghapusan kerja paksa atau kerja wajib
Aspek : Praktek / Tindakan Pengamanan
61 HR 8 Presentase personel penjaga keamanan yang terlatih dalam hal
kebijakan dan prosedur organisasi terkait dengan aspek HAM
yang relevan dengan kegiatan organisasi
79
Aspek : Hak Penduduk Asli
62 HR 9 Jumlah kasus pelanggaran yang terkait dengan hak penduduk asli
dan langkah-langkah yang diambil
Masyarakat
Aspek : Komunitas
63 SO 1
Sifat dasar, ruang lingkup, dan keefektifan setiap program dan
praktek yang dilakukan untuk menilai dan mengelola dampak
operasi terhadap masyarakat, baik pada saat memulai, pada saat
beroperasi dan pada saat mengakhiri
Aspek : Korupsi
64 SO 2
Presentase dan jumlah unit usaha yang memiliki risiko terhadap
korupsi
65 SO 3
Presentase pegawai yang dilatih dalam kebijakan dan antikorupsi
66 SO 4
Tindakan yang diambil dalam menanggapi kejadian korupsi
Aspek : Kebijakan Publik
67 SO 5
Kedudukan kebijakan publik dan partisipasi dalam proses melobi
dan pembuatan kebijakan publik
68 SO 6
Nilai kontribusi finansial dan natura kepada para partai politik,
dan institusi terkait berdasarkan Negara di mana perusahaan
beroperasi
Aspek : Kelakuan Tidak Bersaing
69 SO 7
Jumlah tindakan hokum terhadap pelanggaran ketentuan anti
persaingan, anti trust dan praktek monopoli serta sangsinya
Aspek : Kepatuhan
70 SO 8
Nilai uang dari denda signifikan dan jumlah sanksi nonmoneter
untuk pelanggaran hokum dan peraturan yang dilakukan
Tanggung Jawab Produk
Aspek : Kesehatan dan Keamanan Pelanggan
71 PR 1
Tahapan daur hidup di mana dampak produk dan jasa yang
menyangkut kesehatan dan keamanan dinilai untuk
penyempurnaan dan presentase dari kategori produk dan jasa
yang penting yang harus mengikuti prosedur tersebut
72 PR 2
Jumlah pelanggaran terhadap peraturan dan etika mengenai
dampak kesehatan dan keselamatan suatu produk dan jasa selama
daur hidup, per produk
Aspek : Pemasangan Label bagi Produk dan Jasa
73 PR 3
Jenis informasi produk dan jasa yang dipersyaratkan oleh
prosedur dan presentase produk dan jasa yang signifikan yang
terkait dengan informasi yang dipersyaratkan tersebut.
74 PR 4
Jumlah pelanggaran peraturan dan voluntary codes mengenai
penyediaan informasi produk dan jasa serta pemberian label, per
produk
75 PR 5
Praktek yang berkaitan dengan kepuasan pelanggan termasuk
hasil survey yang mengukur kepuasan pelanggan
80
76
77
78
79
Aspek : Komunikasi Pemasaran
PR 6
Program-program untuk ketaatan pada hokum, standar, dan
voluntary codes yang terkait dengan komunikasi pemasaran,
termasuk periklanan, promosi dan sponsorship
PR 7
Jumlah pelanggaran peraturan dan voluntary codes sukarela
mengenai komunikasi pemasaran termasuk periklanan, promosi,
dan sponsorship, menurut produknya
Aspek : Keleluasaan Pribadi (privacy) Pelanggan
PR 8
Jumlah keseluruhan dari pengadaan yang berdasar mengenai
pelanggaran keleluasaan pribagi (privacy) pelanggan dan
hilangnya data pelanggan
Aspek : Kepatuhan
PR 9
Nilai moneter dari denda pelanggaran hokum dan peraturan
mengenai pengadaan dan penggunaan produk dan jasa
81
Lampiran 4
Hasil Pengolahan Data Perusahaan Sampel periode 2012-2014
2012
AMFG
CPIN
FASW
GDST
ICBP
INDR
INTP
PTSN
SMCB
TOTO
TPIA
UNIC
UNVR
2013
AMFG
CTBN
FASW
GDST
ICBP
INDR
INTP
PTSN
SMCB
TOTO
TPIA
UNIC
UNVR
2014
AMFG
CTBN
FASW
GDST
ICBP
INDR
INTP
PTSN
SMCB
TOTO
TPIA
UNIC
UNVR
EC1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
EC2
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
1
EC3
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
EC4
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
EC5
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
EC6
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
1
EC7
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
EC8
1
1
0
0
1
1
1
0
1
0
0
0
1
EC9
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
1
EN1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
EN2
0
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
1
EN3
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
1
EN4
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
EN5
0
0
1
0
1
0
1
0
1
1
0
0
0
EN6
0
0
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
0
0
1
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
1
82
0
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
1
EN
10
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
EN
11
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
EN
12
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
EN
13
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
EN
14
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
EN
15
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
EN
16
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
1
EN
17
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
EN
18
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
EN
19
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
EN
20
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
EN
21
0
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
1
EN
22
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
EN
23
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
EN
24
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
EN
25
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
1
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
EN7
EN8
EN9
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
1
83
EN
26
1
1
0
0
1
1
1
1
0
0
0
1
1
EN
27
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
1
0
1
EN
28
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
0
0
1
EN
29
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
EN
30
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
LA
1
0
1
0
0
0
0
1
1
1
0
1
0
1
LA
2
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
1
LA
3
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
LA
4
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
LA
5
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
LA
6
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
LA
7
1
1
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
1
LA
8
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
LA
9
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
LA
10
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
LA
11
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
LA
12
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
1
LA
13
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
LA
14
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
1
0
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
1
0
1
0
0
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
0
0
1
0
1
0
0
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
1
1
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
84
HR
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
HR
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
HR
3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
HR
4
1
1
0
0
1
1
1
0
0
0
0
1
0
HR
5
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
1
HR
6
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
HR
7
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
HR
8
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
HR
9
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
SO
1
0
0
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
1
SO
2
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
SO
3
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
SO
4
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
SO
5
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
SO
6
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
SO
7
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
SO
8
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
PR
1
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
0
0
1
PR
2
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
85
PR3
1
0
0
0
1
0
1
0
0
1
0
0
0
PR4
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
PR5
1
0
0
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
PR6
0
0
0
1
1
0
1
0
0
1
0
0
1
PR7
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
PR8
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
PR9
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
Jumlah
12
19
10
7
17
12
75
17
10
10
11
9
58
Rata-Rata
0.152
0.241
0.127
0.089
0.215
0.152
0.949
0.215
0.127
0.12658
0.139
0.114
0.734
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
0
1
0
0
0
1
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
17
21
14
7
15
11
79
9
15
7
15
17
14
0.215
0.266
0.177
0.089
0.190
0.139
1.000
0.114
0.190
0.089
0.18987
0.215
0.177
1
0
0
0
0
0
1
1
0
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
1
0
1
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
15
18
13
5
17
8
46
13
12
17
16
11
42
0.190
0.228
0.165
0.063
0.215
0.101
0.582
0.165
0.152
0.21519
0.203
0.139
0.532
86
Lampiran 5
TRADING VOLUME ACTIVITY PERUSAHAAN SAMPEL 2012-2014
2012
AMFG
CTBN
FASW
GDST
ICBP
INDR
INTP
PTSN
SMCB
TOTO
TPIA
UNIC
UNVR
Volume
Perdagangan
30169000
17900
14789000
298919500
728847000
3743000
634188500
51952000
1.256E+09
4549556
17177500
568500
449169000
2013
Saham
Beredar
434000000
800,371,500
2477888787
8200000000
5830954000
654351707
3681231699
1771448000
7662900000
495360000
3066196416
383331363
7630000000
Rasio
0.070
0.000
0.006
0.036
0.125
0.006
0.172
0.029
0.164
0.009
0.006
0.001
0.059
Volume
Perdagangan
10705000
15000
216056000
98991500
956758500
2910000
835625500
17797500
1263434000
4758010
11597000
560500
527353000
2014
Saham
Beredar
434000000
800,371,500
2477888787
8200000000
5830954000
654351707
3681231699
1771448000
7662900000
495360000
3286962558
383331363
7630000000
Rasio
0.025
0.000
0.087
0.012
0.164
0.004
0.227
0.010
0.165
0.010
0.004
0.001
0.069
Volume
Perdagangan
21777700
12000
31515900
211686600
766471100
3000200
801904100
6512900
596335600
2677428
20563600
698600
390836100
Saham
Beredar
434000000
800,000,000
2477888787
8200000000
5830954000
654351707
3681231699
1771448000
7662900000
990720000
3286962558
383331363
7630000000
Rasio
0.050
0.000
0.013
0.026
0.131
0.005
0.218
0.004
0.078
0.003
0.006
0.002
0.051
86
87
No
1.
Kode
AMFG
2.
CTBN
3.
FASW
4.
GDST
5.
ICBP
6.
INDR
7.
INTP
8.
PTSN
9.
SMCB
10.
TOTO
11.
TPIA
12.
UNIC
13.
UNVR
KL
2013
2012
2014
SR
2013
2012
2014
3
3
3
0.152
0.215
0.190
3
3
3
0.241
0.266
0.228
2
3
3
0.127
0.177
0.165
3
3
3
0.089
0.089
0.063
4
4
4
0.215
0.190
0.215
3
3
3
0.152
0.139
0.101
5
5
4
0.949
1.000
0.582
3
3
3
0.215
0.190
0.165
5
5
5
0.127
0.114
0.152
3
3
3
0.127
0.190
0.215
4
4
3
0.139
0.215
0.203
3
2
2
0.114
0.177
0.139
5
5
4
0.734
0.215
0.532
2012
0.070
TVA
2013
0.025
2014
0.050
0.000
0.000
0.000
0.006
0.087
0.013
0.036
0.012
0.026
0.125
0.164
0.131
0.006
0.004
0.005
0.172
0.227
0.218
0.029
0.010
0.004
0.164
0.165
0.078
0.009
0.010
0.003
0.006
0.004
0.006
0.001
0.001
0.002
0.059
0.069
0.051
87
88
Lampiran 6 Uji Asumsi Klasik
Hasil Uji Normalitas
Model 1
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
39
Normal Parameters
Mean
a,b
0E-7
Std. Deviation
Most Extreme Differences
.18393413
Absolute
.170
Positive
.170
Negative
-.123
Kolmogorov-Smirnov Z
1.060
Asymp. Sig. (2-tailed)
.211
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Hasil Uji Autokorelasi
Model 1
b
Model Summary
Model
1
R
.528
a
R
Adjusted R
Std. Error of
Square
Square
the Estimate
.279
.259
Change Statistics
R Square
F
Change
Change
.186403
.279
df1 df2
14.283
1
37
b. Dependent Variable: SR
Hasil Uji Normalitas
Model 2
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
Normal Parameters
39
a,b
Most Extreme Differences
Mean
Std. Deviation
0E-7
.04686331
Absolute
.160
Positive
.160
Negative
-.128
Kolmogorov-Smirnov Z
.996
Asymp. Sig. (2-tailed)
.274
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sig. F
Watson
Change
a. Predictors: (Constant), KL
N
Durbin-
.001
1.977
89
Hasil Uji Autokorelasi
Model 2
b
Model Summary
Model
1
R
.716
a
R
Adjusted R
Std. Error of
Square
Square
the Estimate
.512
.499
Change Statistics
R Square
F
Change
Change
.047492
.512
Durbin-
df1 df2
38.838
Watson
Sig. F
Change
1
37
.000
2.407
a. Predictors: (Constant), KL
b. Dependent Variable: TVA
Hasil Uji Heterokesdastisitas
Coefficients
Model
Unstandardized Coefficients
B
(Constant)
a
Standardized Coefficients
Std. Error
1.181E-016
.122
.000
.034
t
Sig.
Beta
.000
1.000
.000
1.000
1
KL
a. Dependent Variable: AbsUt
.000
90
Lampiran 7 Hasil Uji Regresi Sederhana (Model 1)
Variables Entered/Removed
Model
1
KL
Variables
Variables
Entered
Removed
b
a
Method
. Enter
a. Dependent Variable: SR
b. All requested variables entered.
b
Model Summary
Model
R
R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
Change Statistics
Durbin-Watson
R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change
1
.528
a
.279
.259
.186403
.279
14.283
1
37
.001
1.977
a. Predictors: (Constant), KL
b. Dependent Variable: SR
a
ANOVA
Model
Sum of Squares
Regression
1
df
Mean Square
.496
1
.496
Residual
1.286
37
.035
Total
1.782
38
F
14.283
Sig.
.001
b
a. Dependent Variable: SR
b. Predictors: (Constant), KL
90
91
Coefficients
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
B
(Constant)
Std. Error
a
t
Sig.
Beta
-.204
.122
.129
.034
Correlations
Collinearity Statistics
Zero-order Partial Part
Tolerance
VIF
-1.668 .104
1
KL
.528
3.779 .001
.528
.528 .528
1.000
1.000
a. Dependent Variable: SR
Lampiran 8 Hasil Uji Regresi Sederhana (Model 2)
Variables Entered/Removed
Model
1
KL
Variables
Variables
Entered
Removed
b
a
Method
. Enter
a. Dependent Variable: TVA
b. All requested variables entered.
b
Model Summary
Model
R
R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
Change Statistics
Durbin-Watson
R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change
1
.716
a
.512
.499
.047492
.512
38.838
1
37
.000
2.407
a. Predictors: (Constant), KL
b. Dependent Variable: TVA
91
92
a
ANOVA
Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
.088
1
.088
Residual
.083
37
.002
Total
.171
38
F
Sig.
38.838
.000
b
a. Dependent Variable: TVA
b. Predictors: (Constant), KL
Coefficients
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
B
(Constant)
Std. Error
-.136
.031
.054
.009
a
t
Sig.
Beta
Correlations
Zero-order Partial Part
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
-4.355 .000
1
KL
.716
6.232 .000
.716
.716 .716
1.000
1.000
a. Dependent Variable: TVA
92
93
LAMPIRAN 9
Distribusi Nilai ttabel
d.f
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
t0.10
3.078
1.886
1.638
1.533
1.476
1.440
1.415
1.397
1.383
1.372
1.363
1.356
1.350
1.345
1.341
1.337
1.333
1.330
1.328
1.325
1.323
1.321
1.319
1.318
1.316
1.315
1.314
1.313
1.311
1.310
1.309
1.309
1.308
1.307
1.306
1.306
1.305
1.304
1.304
1.303
1.303
1.302
1.302
1.301
1.301
1.300
1.300
1.299
1.299
1.299
1.298
1.298
1.298
1.297
1.297
1.297
1.297
1.296
1.296
1.296
T0.05
6.314
2.920
2.353
2.132
2.015
1.943
1.895
1.860
1.833
1.812
1.796
1.782
1.771
1.761
1.753
1.746
1.740
1.734
1.729
1.725
1.721
1.717
1.714
1.711
1.708
1.706
1.703
1.701
1.699
1.697
1.696
1.694
1.692
1.691
1.690
1.688
1.687
1.686
1.685
1.684
1.683
1.682
1.681
1.680
1.679
1.679
1.678
1.677
1.677
1.676
1.675
1.675
1.674
1.674
1.673
1.673
1.672
1.672
1.671
1.671
t0.025
12.71
4.303
3.182
2.776
2.571
2.447
2.365
2.306
2.262
2.228
2.201
2.179
2.160
2.145
2.131
2.120
2.110
2.101
2.093
2.086
2.080
2.074
2.069
2.064
2.060
2.056
2.052
2.048
2.045
2.042
2.040
2.037
2.035
2.032
2.030
2.028
2.026
2.024
2.023
2.021
2.020
2.018
2.017
2.015
2.014
2.013
2.012
2.011
2.010
2.009
2.008
2.007
2.006
2.005
2.004
2.003
2.002
2.002
2.001
2.000
t0.01
31.82
6.965
4.541
3.747
3.365
3.143
2.998
2.896
2.821
2.764
2.718
2.681
2.650
2.624
2.602
2.583
2.567
2.552
2.539
2.528
2.518
2.508
2.500
2.492
2.485
2.479
2.473
2.467
2.462
2.457
2.453
2.449
2.445
2.441
2.438
2.434
2.431
2.429
2.426
2.423
2.421
2.418
2.416
2.414
2.412
2.410
2.408
2.407
2.405
2.403
2.402
2.400
2.399
2.397
2.396
2.395
2.394
2.392
2.391
2.390
t0.005
63.66
9.925
5.841
4.604
4.032
3.707
3.499
3.355
3.250
3.169
3.106
3.055
3.012
2.977
2.947
2.921
2.898
2.878
2.861
2.845
2.831
2.819
2.807
2.797
2.787
2.779
2.771
2.763
2.756
2.750
2.744
2.738
2.733
2.728
2.724
2.719
2.715
2.712
2.708
2.704
2.701
2.698
2.695
2.692
2.690
2.687
2.685
2.682
2.680
2.678
2.676
2.674
2.672
2.670
2.668
2.667
2.665
2.663
2.662
2.660
d.f
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
t0.10
1.296
1.296
1.296
1.296
1.296
1.295
1.295
1.295
1.295
1.295
1.295
1.295
1.295
1.295
1.295
1.294
1.294
1.294
1.294
1.294
1.294
1.294
1.294
1.294
1.294
1.293
1.293
1.293
1.293
1.293
1.293
1.293
1.293
1.293
1.293
1.292
1.292
1.292
1.292
1.292
1.292
1.292
1.292
1.292
1.292
1.291
1.291
1.291
1.291
1.291
1.291
1.291
1.291
1.291
1.291
1.290
1.290
1.290
1.290
1.290
t0.05
1.671
1.671
1.670
1.670
1.670
1.670
1.670
1.670
1.669
1.669
1.669
1.669
1.669
1.668
1.668
1.668
1.668
1.668
1.668
1.667
1.667
1.667
1.667
1.667
1.666
1.666
1.666
1.666
1.666
1.666
1.665
1.665
1.665
1.665
1.665
1.664
1.664
1.664
1.664
1.664
1.663
1.663
1.663
1.663
1.663
1.663
1.662
1.662
1.662
1.662
1.662
1.661
1.661
1.661
1.661
1.661
1.661
1.660
1.660
1.660
t0.025
2.000
1.999
1.999
1.999
1.998
1.998
1.998
1.997
1.997
1.997
1.996
1.996
1.996
1.995
1.995
1.995
1.994
1.994
1.994
1.993
1.993
1.993
1.992
1.992
1.992
1.991
1.991
1.991
1.990
1.990
1.990
1.989
1.989
1.989
1.988
1.988
1.988
1.987
1.987
1.987
1.986
1.986
1.986
1.985
1.985
1.985
1.984
1.984
1.984
1.983
1.983
1.983
1.982
1.982
1.982
1.981
1.981
1.981
1.980
1.980
t0.01
2.390
2.389
2.389
2.388
2.388
2.387
2.387
2.386
2.386
2.385
2.385
2.384
2.384
2.383
2.383
2.382
2.382
2.381
2.381
2.380
2.380
2.379
2.379
2.378
2.378
2.377
2.377
2.376
2.376
2.375
2.374
2.374
2.373
2.373
2.372
2.372
2.371
2.371
2.370
2.370
2.369
2.369
2.368
2.368
2.367
2.367
2.366
2.366
2.365
2.365
2.364
2.364
2.363
2.363
2.362
2.362
2.361
2.361
2.360
2.360
t0.005
2.659
2.659
2.658
2.657
2.657
2.656
2.655
2.655
2.654
2.653
2.653
2.652
2.651
2.651
2.650
2.649
2.649
2.648
2.647
2.647
2.646
2.645
2.645
2.644
2.643
2.643
2.642
2.641
2.641
2.640
2.639
2.639
2.638
2.637
2.637
2.636
2.635
2.635
2.634
2.633
2.633
2.632
2.631
2.631
2.630
2.629
2.629
2.628
2.627
2.627
2.626
2.625
2.625
2.624
2.623
2.623
2.622
2.621
2.621
2.620
Dari "Table of Percentage Points of the t-Distribution." Biometrika, Vol. 32. (1941), p. 300. Reproduced by permission of the Biometrika Trustess.
94
LAMPIRAN 10
Tabel Durbin-Watson (DW), α = 5%
n
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
k=1
dL
0.6102
0.6996
0.7629
0.8243
0.8791
0.9273
0.9708
1.0097
1.0450
1.0770
1.1062
1.1330
1.1576
1.1804
1.2015
1.2212
1.2395
1.2567
1.2728
1.2879
1.3022
1.3157
1.3284
1.3405
1.3520
1.3630
1.3734
1.3834
1.3929
1.4019
1.4107
1.4190
1.4270
1.4347
1.4421
1.4493
1.4562
1.4628
1.4692
1.4754
1.4814
1.4872
1.4928
1.4982
dU
1.4002
1.3564
1.3324
1.3199
1.3197
1.3241
1.3314
1.3404
1.3503
1.3605
1.3709
1.3812
1.3913
1.4012
1.4107
1.4200
1.4289
1.4375
1.4458
1.4537
1.4614
1.4688
1.4759
1.4828
1.4894
1.4957
1.5019
1.5078
1.5136
1.5191
1.5245
1.5297
1.5348
1.5396
1.5444
1.5490
1.5534
1.5577
1.5619
1.5660
1.5700
1.5739
1.5776
1.5813
k=2
dL
0.4672
0.5591
0.6291
0.6972
0.7580
0.8122
0.8612
0.9054
0.9455
0.9820
1.0154
1.0461
1.0743
1.1004
1.1246
1.1471
1.1682
1.1878
1.2063
1.2236
1.2399
1.2553
1.2699
1.2837
1.2969
1.3093
1.3212
1.3325
1.3433
1.3537
1.3635
1.3730
1.3821
1.3908
1.3992
1.4073
1.4151
1.4226
1.4298
1.4368
1.4435
1.4500
1.4564
dU
1.8964
1.7771
1.6993
1.6413
1.6044
1.5794
1.5621
1.5507
1.5432
1.5386
1.5361
1.5353
1.5355
1.5367
1.5385
1.5408
1.5435
1.5464
1.5495
1.5528
1.5562
1.5596
1.5631
1.5666
1.5701
1.5736
1.5770
1.5805
1.5838
1.5872
1.5904
1.5937
1.5969
1.6000
1.6031
1.6061
1.6091
1.6120
1.6148
1.6176
1.6204
1.6231
1.6257
k=3
dL
0.3674
0.4548
0.5253
0.5948
0.6577
0.7147
0.7667
0.8140
0.8572
0.8968
0.9331
0.9666
0.9976
1.0262
1.0529
1.0778
1.1010
1.1228
1.1432
1.1624
1.1805
1.1976
1.2138
1.2292
1.2437
1.2576
1.2707
1.2833
1.2953
1.3068
1.3177
1.3283
1.3384
1.3480
1.3573
1.3663
1.3749
1.3832
1.3912
1.3989
1.4064
1.4136
dU
2.2866
2.1282
2.0163
1.9280
1.8640
1.8159
1.7788
1.7501
1.7277
1.7101
1.6961
1.6851
1.6763
1.6694
1.6640
1.6597
1.6565
1.6540
1.6523
1.6510
1.6503
1.6499
1.6498
1.6500
1.6505
1.6511
1.6519
1.6528
1.6539
1.6550
1.6563
1.6575
1.6589
1.6603
1.6617
1.6632
1.6647
1.6662
1.6677
1.6692
1.6708
1.6723
k=4
dL
0.2957
0.3760
0.4441
0.5120
0.5745
0.6321
0.6852
0.7340
0.7790
0.8204
0.8588
0.8943
0.9272
0.9578
0.9864
1.0131
1.0381
1.0616
1.0836
1.1044
1.1241
1.1426
1.1602
1.1769
1.1927
1.2078
1.2221
1.2358
1.2489
1.2614
1.2734
1.2848
1.2958
1.3064
1.3166
1.3263
1.3357
1.3448
1.3535
1.3619
1.3701
dU
2.5881
2.4137
2.2833
2.1766
2.0943
2.0296
1.9774
1.9351
1.9005
1.8719
1.8482
1.8283
1.8116
1.7974
1.7855
1.7753
1.7666
1.7591
1.7527
1.7473
1.7426
1.7386
1.7352
1.7323
1.7298
1.7277
1.7259
1.7245
1.7233
1.7223
1.7215
1.7209
1.7205
1.7202
1.7200
1.7200
1.7200
1.7201
1.7203
1.7206
1.7210
k=5
dL
0.2427
0.3155
0.3796
0.4445
0.5052
0.5620
0.6150
0.6641
0.7098
0.7523
0.7918
0.8286
0.8629
0.8949
0.9249
0.9530
0.9794
1.0042
1.0276
1.0497
1.0706
1.0904
1.1092
1.1270
1.1439
1.1601
1.1755
1.1901
1.2042
1.2176
1.2305
1.2428
1.2546
1.2660
1.2769
1.2874
1.2976
1.3073
1.3167
1.3258
dU
2.8217
2.6446
2.5061
2.3897
2.2959
2.2198
2.1567
2.1041
2.0600
2.0226
1.9908
1.9635
1.9400
1.9196
1.9018
1.8863
1.8727
1.8608
1.8502
1.8409
1.8326
1.8252
1.8187
1.8128
1.8076
1.8029
1.7987
1.7950
1.7916
1.7886
1.7859
1.7835
1.7814
1.7794
1.7777
1.7762
1.7748
1.7736
1.7725
1.7716
95
Daftar Riwayat Hidup
Nama Lengkap
: Sartika Indah Sari
Tempat dan Tanggal Lahir
: Klaten, 24 Juli 1995
Agama
: Islam
Ayah
: Giyono
Ibu
: Sukinah
Alamat
: Tegalrejo RT 02 / RW 06, Tegalrejo, Ceper, Klaten
No Telpon
: 085 725 485 524
Email
: [email protected]
Kewarganegaraan
: Indonesia
Riwayat Pendidikan Formal
:
TK Pertiwi Tegalrejo
2000
SD N Tegalrejo
2006
SMP N I Ceper
2009
SMK N 4 Klaten
2012
Institut Agama Islam Negeri Surakarta
Sekarang
Download