PENGARUH PENDIDIKAN AQIDAH AKHLAK TERHADAP

advertisement
PENGARUH PENDIDIKAN AQIDAH AKHLAK TERHADAP PERILAKU
SISWA KELAS II
DI MI AL –HIKMAH MAMPANG JAKARTA SELATAN
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh
Krismi Winayang Sari
80911000337
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
ABSTRAK
Pengaruh Pendidikan Aqidah Akhlak Terhadap Perilaku Siswa Kelas
n
di
MI AI Hikmah Mampang Jakarta Selatan
Kata Kunci : Pendidikan Aqidah Akhlak, Perilaku Siswa
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidkan aqidah
akhlak terhadap perilaku siswa. Penelitian ini dilaksanakan di MI AI Hikmah
Mampang Jakarta Selatan
Pembelajaran Aqidah Akhlak erat kaitannya dengan pembentukan tingkah
laku siswa, misalnya materi pelajaran tentang Etika Berbicara, maka di dalam
materi ini siswa diajarkan cara berbicara terhaadap guru , terhadap orang tua dan
terhadap sesama ternan. Dengan demikian, berkaitan dengan disiplin siswa, siswa
dibiasakan meminta izin kepada guru ketika keluar atau masuk kelas pacta saat
proses belajar mengajar berlangsung.
Metode yang sering digunakan dalam pengajaran aqidah akhlak di Madarasah
Ibtidaiyah AI Hikmah Pagi Jakarta selatan adalah metode ceramah dan metode
diskusi. Meskipun penggunaan metode ceramah dan metode diskusi tidak secara
tuntas dapat mencapai tujuan yang diharapkan, namun kedua metode tersebut
cukup efektif untuk meningkatkan prestasi siswa, khususnya dalam pengajaran
aqidah akhlak.Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kuantitatif
denganmenggunakan rumus korelasi Product Moment dilengkapi dengan uj i t dan
uji determinasi untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya dan signifikasinya.
Setelah penulis melakukan penelitian maka didapat r sebesar
0,94 dan t
hitung sebesar 21,37 juga di hasilkan determinasi sebesar 88,36%. Ini berarti
pengaruh pembelajaran aqidah akhlak terhadap akhlak siswa diterima, artinya ada
pengaruh yang didapat dan dihasilkan
88,36% pembelajaran mempengaruhi
akhlak siswa.
KRISMI WINAYANG SARI (p.PAI)
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Tuhan semesta alam, berkat
Rahmat, Taufik dan Inayah Nyalah, skripsi ini dapat terwujud. Shalawat serta
salam semoga tetap terlimpah pada Nabi kita Muhammad SAW, beserta keluarga
sahabatnya dan kepada seluruh umat Islam yang sholeh dan sholehah.
Karya tulis ini merupakan skripsi yang diajukan kepada Jurusan
Pendidikan Agama Islam UIN SYARIF HIDAYATULLAH sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam.
Selama penyusunan skrisi ini dan selama penulis belajar di Jurusan
Pendidikan Agama Islam, penulis banyak mendapatkan bantuan, motivasi,serta
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis akan
menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, Nurlena Rifai, Ph,D
2. Dosen Pembimbing skripsi, Drs. H. Achmad Ghalib, MA
3. Seluruh Dosen, staf dan karyawan FTIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah memberikan pengetahuan dan pelayanan selama melaksanakan
studi.
4. Seluruh guru, staf dan karyawan MI Al Hikmah Jakarta Selatan. Terutama
Bapak H. Sarwadi,Bsc, selaku kepala sekolah. Tidak lupa kepada siswa
siswi MI AL Hikmah yang telah bersedia menjadi responden.
5. Untuk Ibundaku tersayang,Suamiku tercinta Khairus Saleh dan anakanakku tersayang serta Bude dan Pakde yang senatiasa memberikan
dukungan
dan motifasi sehingga skripsi ini berjalan lancar dan dapat
terselesaikan.
6. Rekan-rekan mahasiswa satu angkatan, serta semua pihak yang tidakdapat
disebutkan satu persatu yang telah membantu penulisan skrispsi ini, baik
secara langsung maupun tidak langsung.
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………………
i
LEMBAR PERSETUJUAN………………………………………………..
ii
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH ………………………………
iii
ABSTRAK………………………………………………………………….
iv
KATA PENGANTAR………………………………………………………
v
DAFTAR ISI………………………………………………………………..
vii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah……………………………………..
1
B. Identifikasi Masalah…. ………………………………………
7
C. Pembatasan Masalah… ……………………............................
7
D. Perumusan Masalah……………………………………………
8
E. Tujuan Penelitian……………………………….......................
8
F. Kegunaan Penelitian………… …………………………….....
8
KAJIAN TEORI
………………………………
9
1. Pengertian Aqidah Akhlak…………………………….. …
9
A. Pendidikan Aqidah Akhlak
2. Pendidikan Aqidah Akhlak……………………………….
12
B. Perilaku Siswa……………………………………………….
14
1. Pengertian Perilaku………………………………………..
14
2. Perkembangan Perilaku……………………………………
17
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku………………
17
C. Tujuan Pembelajaran Aqidah Akhlak…………………………..
19
D. Pengaruh Pendidikan Aqidah Akhlak Terhadap Perilaku Siswa..
19
E. Kerangka Berpikir……………………………………………….
20
F. Hipotesis………………………………………………………….
22
vii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian …………………………………
23
B. Metode Penelitian…..………………….……………………....
23
C. Teknik Pengambilan Sampel………..………………………….
24
D. Teknik Pengumpulan Data……………………………………..
25
E. Instrumen Variabel……………………………………………..
26
F. Tekhnik Analisis Data……………………………………..........
27
BAB IV. HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ……………………………... 31
1. Deskripsi Lokasi……………………............................................
31
2. Keadaan Sekolah MI Al – Hikmah…………………...................
31
3. Tujuan Sekolah MI Al-Hikmah ………………………………...
32
4. Visi dan Misi MI Al-Hikmah……………………………………
32
5. Kurikulum MI Al-Hikmah………………………………………
32
6. Kompetensi MI Al-Hikmah………………………………. …….
34
7. Pendidikan Tenaga Pengajar MI Al-Hikmah…………...... …….
35
B. Distribusi Data……………………………………………................ 37
C. Analisis dan Interprestasi Data …………………………………….. 48
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
………………………………………….. ……
59
………………………………………………………. … 60
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
BAB I
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga,masyarakat
dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan,pengajaran,dan latihan yang
berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat,untuk mempersiapkan
peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup
secara tepat di masa yang akan datang. Pendidikan adalah pengalamanpengalaman belajar terprogram dalam bentuk pendidikan formal dan non
formal,dan informal di sekolah,dan di luar sekolah,yang berlangsung seumur
hidup yang bertujuan optimalisasi pertimbangan kemampuan-kemampuan
individu,agar dikemudian hari dapat memainkan peranan hidup secara tepat.1
Pendidikan sebagai bentuk kegiatan manusia dalam kehidupannya juga
menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai,baik tujuan yang
dirumuskan itu bersifat abstrak sampai rumusan-rumusan yang dibentuk secara
khusus untuk memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi:Begitu juga
dikarenakan
pendidikan
merupakan
bimbingan
terhadap
perkembangan
manusiamenuju kearah cita-cita tertentu,maka yang merupakan masalah pokok
bagi pendidikan adalah memilih arah atau tujuan yang akan dicapai.
Dalam
perkembangan
istilah
pendidikan
berarti
bimbingan
atau
pertolongan yang diberikan secara sengaja terhadap anak didik oleh orang dewasa
agar anak didik menjadi dewasa, dalam perkembangan selanjutnya,pendidikan
berarti usaha yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang agar menjadi
dewasa atau mencapai tingkat hidup dan penghidupan yang lebih tinggi dalam
arti mental. Dengan demikian pendidikan adalah segala usaha orang deawasa
dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan
rohaninya kearah kedewasaan.
1
Redja mudiyaharjo,Pengantar Pendididkan:Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-dasar Pendidikan Pada Umumnya dan
1
Pendidikan di Indonesia,(Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,2002)Cet ke-2,h.11
1
2
Dalam firman Allah SWT :
(
‫( النحل‬
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatupun,dan Dia member kamu pendengaran,penglihatan
dan hati,agar kamu bersyukur”.(QS.An-Nahl 16:78)
Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakn oleh orang tua dalam
keluarga terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam
ilmu
pengetahuan.Oleh karena itu dikirimlah anak ke sekolah .Dengan demikian
sebenarnya pendidikan di sekolah adalah bagian
dari pendidikan dalam
keluarga.Dengan masuknya anak kesekolah, maka terbentuklah hubungan antara
rumah dan sekolah karena antara kedua lingkungan itu terdapat objek dan tujuan
yang sama,yakni mendidik anak-anak.Dapat dimengerti betapa pentingnya
kerjasama antara kedua lingkungan tersebut, kerjasama itu bisa tercapai apabila
kedua belah pihak saling mengenal.
Agama sebagai dasar pijakan umat manusia memiliki peran yang sangat
besar dalam proses kehidupan manusia. Agama telah mengatur pola hidup
manusia baik dalam hubungannya dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan
sesama manusia. Agama selalu mengajarkan yang terbaik dan tidak pernah
menyesatkan penganutnya.Untuk itu sebagai benteng pertahanan diri anak didik
dalam menghadapi berbagai tantangan di atas, sehingga dengan pendidikan agama
ini, pola hidup anak akan terkontrol oleh rambu-rambu yang telah digariskan
agama dan dapat menyelamatkan anak agar tidak terjerumus dalam jurang
keterbelakangan mental.Pendidikan agama merupakan system pendidikan yang
mencakup seluruh aspek kehidupan yang di butuhkan oleh umat manusia dalam
3
rangka meningkatkan penghayatan dan pengalaman agama dalam kehidupan
bermasyarakat, beragama, berbangsa dan bernegara.2
Pendidikan agama Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani
berdasarakan al-Qur’an terhadap anak-anak agar terbentuk kepribadian muslim
yang sempurna. Agar anak mempunyai akhlak yang mulia, anak didik diharapkan
dapat memperhatikan pelajaran berbasis agama sebagai control dalam kehidupan
anak didik.
Misi pendidikan agama islam adalah mewujudkan nilai-nilai keislaman di
dalam pembentukan manusia Indonesia. Manusia yang dicita-citakan
adalah
manusia yang saleh dan produktif. Abad 21 menuntut kedua kualitas manusia
semacam ini. Seperti telah dikemukakan mengenai trend kehidupan abad-21,
agama dan intelektual akan saling bertemu. Manusia Indonesia yang di citacitakan adalah manusia yang taqwa dan beriman dan sekaligus produktif dengan
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi bagi peningkatan taraf hidupnya.3
Hal ini sesuai dengan rumusan undang-undang Republik Indonesia Nomor 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada bab 1 tentang ketentuan
umum pasal 1 dan 2 :
1. Pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta
dididik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan,
pengendalian
diri,
kepribadian,
kecerdasan,
akhlak
mulia,serta keterampilan yang diperlukan dirinya,masyarakat, bangsa dan
Negara.
2. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang
berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan Indonesia dan tanggap
terhadap tuntutan perubahan zaman.4
2
Zakiaf Darajat,dkk,Imu Pendidkan Islam,(Jakarta;Bumi Aksara,19920,Cet ke-2.h.76
HAR Tilaar,Manajemen Pendidikan,Mengatasi Kelemahan Pendidikan Agama Islam Di
Indonesia(Jakarta Prenada Media 2003),Cet Ke-1 h. 79-83
4
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional,(Jakarta PB Panca Usaha,2003),h 4-5
3
4
Di Madarasah pendidikan akhlak tercantum dalam mata pelajaran yakni
aqidah
akhlak
yang
menekankan
pada
kemampuan
memahami
dan
mempertahankan keyakinan atau keamanan yang benar dengan mengamalkan
nilai-nilai asmaul husna. Menciptakan suasana keteladanan dan pembiasaan
dengan mengamalkan akhlak terpuji dan adab islam melalui pembinaan contoh
perilaku sehari-hari. Akhlak mempunyai pengaruh besar terhadap individu
manusia dan terhadap suatu bangsa.Dalam suatu syair dikatakan “Sesungguhnya
bangsa itu tetap hidup selama bangsa itu berakhlak, jika akhlak mereka lenyap
maka hancurlah mereka.5
Manusia dilahirkan dalam keadaan suci dan bersih dalam keadaan seperti
ini manusia akan mudah menerima kebaikan atau keburukan. Karena pada
dasarnya manusia mempunyai potensi untuk menerima kebaiakan atau keburukan
hal ini dijelaskan Allah sebagai berikut:
)
: ‫( الشمس‬
“Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya),Maka Allah mengilhamkan
kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.Sungguh beruntunglah
orang yang mensucikan jiwa itu,Dan sungguh merugilah orang
yang
mengotorinya.”( Asy-Syams : 7-9 : 91)
Akan tetapi dalam perjalanannya akhlak menjadi hanya sekedar adab atau
tata karma saja. Akhlak kehilangan subtansi filosofinya.Tidak heran jika saat
ini,moralitas umat Islam Indonesia mengalami krisis akut akibatnya,keshalihan
ritual seringkali tidak berkolerasi positif dengan keshalihan sosial. Padahal, akhlak
merupakan ujung tombak agama. Inilah saatnya untuk menghidupkan akhlak
kembali. Berdasarkan penelitian pendahuluan masih dijumpai siswa yang tidak
menghormati orang tuanya, masih dijumpai siswa yang suka membolos, masih
ada siswa yang tidak menghormati guru-gurunya, masih ada siswa yang suka
5
Umar beradza,Bimbingan Akhlk Bagi Putra-putri Anda-2,(Surabaya:Pustaka
Progressip,1992,),hal.1
5
berkata-kata kotor, dan masih dijumpai siswa yang suka meninggalkan shalat lima
waktu, padahal itu semua adalah merupakan bagian dari akhlak yang tidak lain
merupakan bagian dari ibadah.
Dalam aqidah akhlak yang sering kali membicarakan suatu yang bersifat
abstrak, sehingga dalam mengajarkannya dibutuhkan pemilihan metode
pembelajaran yang tepat. Agar apa yang diajarkan tadi bisa dipahami dan
diterima dengan baik oleh anak-anak, mengingat anak-anak adalah pribadi yang
serba terbatas dalam kemampuannya menerima pelajaran.
Setiap sekolah memiliki mutu pendidikan, upaya peningkatkan mutu
pendidikan sekolah tidak terlepas dari peningkatan mutu guru, fasilitas, dan
sarana prasarana serta pembentukan kurikulum termasuk penggunaan metode
pengajaran aktif, dimana guru dalam tugasnya sebagai pengajar harus selalu
beusaha agar siswanya mampu mencapai keberhasilan belajar yang optimal.
Kemampuan profesional seorang guru teruji oleh kemampuan menguasai
berbagai metode, terutama metode active learning atau belajar aktif, yaitu suatu
metode pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar aktif ,mereka secara
aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari materi pelajaran,
memecahkan persoalan, atau mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari
kedalam suatu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata.
Dengan pendidikan aqidah akhlak diharapkan dapat menumbuhkan dan
meningkatkan keimanan siswa yang diwujudkan dalam tingkah laku terpuji.
Karena tingkah laku ditentukan oleh keseluruhan pengalaman yang didasari oleh
pribadi seseorang. Kesadaran merupakan sebab dari tingkah laku. Artinya, bahwa
apa yang dipikir dan dirasakan oleh individu itu menentukan apa yang akan
dikerjakan. Adanya nilai yang dominan mewarnai seluruh kepribadian seseorang
dan ikut serta menentukan tingkah lakunya.dengan demikaian dapat disadari
betapa pentingnya peranan pendidikan aqidah akhlak dalam membentuk tingkah
laku siswa seutuhnya.
Maka dari itu, Pendidikan aqidah akhlak mempunyai arti dan peranan
penting dalam membentuk tingkah laku siswa seutuhnya. Sebab dengan
pendidikan aqidah akhlak ini siswa tidak diarahkan kepada pencapaian
6
kebahagiaan hidup di dunia saja, tetapi juga untuk kebahagiaan hidup di akhirat.
Dengan
pendidikan
aqidah
akhlak
siswa
diarahkan
mencapai
keseimbangan antara kemajuan lahiriah dan batiniah, keselarasan hubungan antara
manusia dalam lingkup sosial masyarakat dan lingkungannya juga hubungan
manusia dengan Tuhannya. Dan dengan pendidikan aqidah akhlak pula siswa
akan memiliki derajat yang tinggi yang melebihi makhluk lainnya.
Pada akhirnya dapat dikatakan bahwa pelaksanaan pendidikan aqidah akhlak
dapat dipandang sebagai suatu wadah untuk membina dan membentuk tingkah
laku siswa dalam mengembangkan pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) serta
pembiasaan (psikomotorik).
Oleh sebab itu pendidikan aqidah akhlak bertujuan untuk menumbuhkan
pola tingkah laku siswa yang bulat melalui latihan kejiwaan, kecerdasan,
penalaran, perasaan dan indera. Pendidikan aqidah akhlak dengan tujuan semacam
itu harus melayani pertumbuhan siswa dalam segala aspeknya, baik aspek
spiritual, intelektual, imajinasi, jasmaniah, ilmiah maupun bahasa. Pendidikan
aqidah akhlak harus mendorong semua aspek tersebut ke arah keutamaan serta
pencapaian kesempurnaan hidup berdasarkan nilai-nilai Islam.
Dan untuk mewujudkan tujuan di atas tentunya harus ditunjang dengan
berbagai faktor seperti diantaranya guru atau pendidik, lingkungan, motivasi dan
sarana yang relevan. Perkembangan dan pertumbuhan tingkah laku siswa berjalan
cepat atau lambat tergantung pada sejauh mana faktor–faktor pendidikan aqidah
akhlak dapat disediakan dan difungsikan sebaik mungkin. Yang dalam hal ini
adalah lembaga sekolah pendidikan agama yang diberikan dilingkungan sekolah,
lembaga sekolah pendidikan agama tidak hanya menyangkut proses belajarmengajar yang berlangsung di kelas melalui intelegensia (kecerdasan otak)
semata, tetapi juga menyangkut pada hal-hal lain seperti dengan guru, teman dan
lingkungan yang sangat berpengaruh pada tingkah lakunya.
Sebagai pelajaran yang tidak bisa terpisahkan dari pelajaran Pendidikan
Agama Islam sebagai suatu keseluruhan, pelajaran Aqidah Akhlak tidak akan
mampu sepenuhnya dalam memotivasi peserta didik untuk mempraktikan nilainilai keyakinan keagamaan dan akhlak karimah dalam kehidupan sehari-hari,
7
tanpa berkorelasi dengan pelajaran PAI lainnya. Oleh karena itu, dalam
melaksanakan tugasnya guru aqidah akhlak perlu bekerja sama dengan guru-guru
lainnya, tenaga pendidik, orang tua dan pihak-pihak yang terkait agar anak-anak
didik dapat menerapkan apa yang telah dipelajarinya baik dirumah ataupun
disekolah.
Dari latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk membahas dan
meneliti kedalam bentuk skripsi dengan judul “PENGARUH PENDIDIKAN
AQIDAHAKHLAK DENGAN PERILAKU SISWA KELAS II DI MI AL –
HIKMAH MAMPANG JAKARTA SELATAN TAHUN AJARAN 2012-1013.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, dapat didentifikasikan
masalah sebagai berikut :
1. Terdapat penyimpangan perilaku pada siswa di MI Al-Hikmah seperti:Tidak
mengerjakan tugas,berbohong,mencuri,memukul secara berlebihan.
2. Kurangnya pembinaan dan pendekatan yang tepat oleh guru terhadap
siswa yang bermasalah
3. Penerapan akhlak bagi murid di MI Al-Hikmah masih perlu dibenahi..
C. Pembatasan Masalah
Agar tidak meluas permasalahan yang akan dibahas maka penulis hanya
membatasi permasalanya, yakni lebih difokuskan pada penguasaan siswa terhadap
materi akidah akhlak yang telah dipelajari di MI dan pengaruhnya terhadap
perilaku siswa khsusnya kelas II, sebagai berikut :
1. Pendidikan akhlak yang dimaksud adalah penguasaan materi akidah
akhlak dalam pengetahuan siswa, pemahaman siswa, penerapan siswa
pada mata pelajaran akidah akhlak di MI.
2. Perilaku siswa yang dimaksud adalah setiap gerak- gerik siswa sebagai
hasil belajar materi akidah akhlak.
8
D. Perumusan Masalah
Dalam kaitan dengan pembatasan masalah yang dikemukakan di atas,
maka peneliti perlu melakukan perumusan masalah berupa :
1. Bagaimana proses pembelajaran aqidah akhlak di MI Al-Hikmah kelas II
Mampang Jakarta Selatan Tahun Ajaran 2012-2013.
2. Adakah pengaruh pendidikan aqidah akhlak terhadap perilaku siswa kelas
II di MI Al-Hikmah Mampang Jakarta Selatan Tahun Ajaran 2012-2013.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam Penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui proses pembelajaran aqidah akhlak siswa kelas II di
MI Al-Hikmah Mampang Jakarta Selatan tahun pelajaran 2012-2013.
2. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan aqidah akhlak terhadap perilaku
siswa kelas II di MI Al-Hikmah Mampang Jakarta Selatan tahun pelajaran
2012-2013.
F. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan berguna :
1. Bagi Siswa: Dalam rangka memperbaiki diri siswa itu sendiri secara
kontinue agar dapat terus menerus berakhlak yang baik.
2. Bagi Guru: Dalam rangka mengoptimalkan efektifitas kerjanya sebagai
pendidik dan terus memperbaiki kwalitas diri.
3. Bagi peneliti: Memperdalam masalah akhlak siswa yang relevansinya
dengan pendidikan akidah akhlak sebagai disiplin ilmu.
4. Bagi Sekolah : Untuk meningkatkan kualitas sekolah karena sukses atau
tidaknya lembaga sekolah dapat dilihat melalui akhlak siswa nya yang
telah mendapatkan pendidikan di sekolah yang bersangkutan.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pendidikan Aqidah Akhlak
1. Pengertian Aqidah Akhlak
a. Aqidah
Secara bahasa aqidah
berasal dari kata „aqoda, ya‟qidu, „aqdan,
„itiqoodaan yaitu: Kepercayaan hati atau keyakinan.1 Pengertian Aqidah secara
terminology atau istilah di kemukakan oleh para ahli diantaranya :
Menurut Imam Al-Ghazali menyatakan, apabila aqidah telah tumbuh pada
jiwa seorang muslim, maka tertanamlah dalam jiwanya rasa bahwa Allah sajalah
yang paling berkuasa,segala wujud yang ada ini hanyalah makhluk belaka.2
Menurut Abdullah Azzam, Aqidah adalah iman dengan semua rukunrukunnya yang enam.3 Maksudnya adalah pengertian iman yaitu : keyakinan atau
kepercayaan akan adanya Allah SWT, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitabNya, Nabi-nabi-Nya, hari kebangkitan dan Qadha dan Qadar-Nya.
Dari dua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa aqidah adalah
dasar-dasar pokok kepercayaan atau keyakinan hati seorang muslim yang
bersumber dari ajaran Islam yang wajib dianut oleh setiap muslim sebagai
sumber keyakinan yang mengikat dan mendasar.
b. Akhlak
Pengertian Akhlak secara Etimologi, Akhlak berasal dari bahasa Arab
jama‟ dari bentuk mufradnya “Khuluqun” yang menurut bahasa diartikan:pekerti,
perangai, tingkah laku atau tabiat. Makna Akhlak dalam Al-qur‟an adalah bentuk
tunggal, yaitu khuluk, tercantum dalam surat Al-Qalam, sebagai berikut :
1
Prof. H. Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia,(Jakarta : Hidayah Karya Agung, 1973), h.
275
2
Al-Ghazali, Khulul Al Islam, ( Kwait : Dar Al- Bayan, 1970),h. 17
Abdullah Azzam, Akidah Landasan Pokok Membina Umat, ( Jakarta : Gema Insani Press,
1993), cet. Ke-4, h. 17
3
9
10
)
‫ ( ا لقلم‬    
“Dan sesungguhnya Engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti
yang agung” (Q.S.Al-Qalam 68:4).
Kata akhlak merupakan kata yang seringkali terdenagar dalam kehidupan
sehari-hari . Begitu kita mendengar kata ini sehingga seolah-olah kita tahu
pengertian ini dengan jelas, padahal jika ditanyakan apa itu akhlak, kita biasanya
terdian memikirkan jawabannya. Pengertiqn akhlak dapat ditinjau dari dua
pengertian secara etimologis dan terminologis. Secara etimologis, kata akhlak
berasal dari bahasa Arab al-akhlaq, kata ini merupakan bentuk jamak dari alkhuluq yang berarti budi pekerti, tabiat atau watak4.
Menurut Jamil Shaliba dalam bukunya Al-Mu‟jam dan Al-Falsafi Juz I
halaman 539, penegrtian akhlak dari segi bahasa berasal dari bahasa arab yang
berarti perangai, tabiat, watak dasar kebiasaan, sopan santun agama.
Secara linguistic (kebahasaan) kata akhlak merupakan isim jamid atau
isim ghoir mustaq yaitu isim yang tidak mempunyai akar kata, melainkan kata
tersebut memang begitu adanya. Kata akhlak adalah jamak dari kata
khulqun/khuluq yang artinya sama dengan arti kata akhlak sebagaimana telah
disebutkan di atas.
Berdasarkan pengertian ini kata akhlak sering dianggap sinonim dengan
kata etika, moral, kesusilaan, tatakrama dan lain-lain. Dari penjelasan di atas
dapat diketahui bahwa kata akhlak merupakan kata yang digunakan untuk
merujuk kepada perbuatan manusia yang kemudian dinilai dengan standar baik
dan buruk. Dalam Islam, standar penilaian yang digunakan untuk menilai baik dan
buruk suatu perbuatan adalah Al-Quran dan hadits.
Pengertian tentang akhlak secara terminologis telah banyak dikemukakan
oleh
para
ahli,
salah
satunya
adalah
pengertian
akhlak
sebagaimana
diungkapkanoleh Prof. Dr. Ahmad Amin dlam kitabnya Al-akhlak, menurutnya
4
M. Nipan Abdul Halim, Menghias Diri dengan akhlak terpuji. (Yogyakarta:2000) h.23
11
“akhlak adalah kehendak yang dibiasakan, dalam pengertian jika kehendak itu
membiasakan sesuatu maka kebiasaan itu dinamakan akhlak.”5
Dari pendapat Prof. Dr. Ahmad Amin tersebut dapat disimpulkan bahwa
yang dimaksud dengna akhlak adlaha kehendak yang dibiasakan, atau dalam
pengertian lain akhlak mencakup perbuatan-perbuatan manusia yang telah
menjadi kebiasaan bagi orang yang bersangkutan.
Sedangkan pengertian akhlak sebagai sebuah ilmu juga dikemukakan oleh
para intelektual diantaranya Ahmad Amin yang berpendapat bahwa “ilmu akhlak
adalah ilmu yang membahas arti baik dan buruk, menerangkan apa yang harus
dilaksanakan oleh manusia, menjelaskan tujuan apa yang hendak dicapai manusia
dengan perbuatan mereka dan menunjukkan jalan yang lurus yang harus
diperbuat.”6
Sedangkan Abdul Hamid Yunus mengemukakan sebagaimana dikutip oleh
Drs. Mahjuddin bahwa”ilmu akhlak adalah ilmu yang menerangkan tentang
perbuatan yang mulia, lalu memberikan tuntunan mengenai cara melakukannya,
untuk
mengisi
jiwa
manusia
dengan
perbuatan
baik,
serta
cara-cara
menghindarkan dan membersihkan diri manusia dari perbuatan baik.” 7
Pengertian Akhlak dari segi istilah meurut Ibn Miskawaih yang dikutip
dari Prof. Dr. H.. Abudin Nata bahwa akhlak adalah : “Sifat yang tertanam dalam
jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa
memerlukan
pemikiran dan pertimbangan.8
Pengertian Akhlak dalam konsep al-Ghazali
dalam bukunya “Ihya
Ulumuddin”menyatakan bahwa :
“Akhlak adalah suatu sikap (hay‟ah) yang mengakar dalam jiwa yang
darinya lahir berbagai perbuatan dengan mudah dan gampang,tanpa perlu kepada
pikiran dan pertimbangan. Jika sikap itu yang darinya lahir perbuatan yang baik
5
Rahmat Djatnika, Sistem Ethika Islami : Akhlak Mulia. (Jakarta: Pustaka Panjimas,
1992),h.46
6
Ahmad Amin, Etika:Ilmu Akhlak , (Jakarta: Bulan Bintang, 1985), h.62
7
Mahjuddin, Konsep Dasar Pendidikan Akhlak dalam Al-Quran dan Petunjuk
Penerapannya dalam Hadits, (Jakarta: Kalam Mulia, 2000), h.9
8
Prof. Dr. H. Abuddin Nata,M.A. Akhlak Tasawuf,(PT. RAJAGRAFINDO
PERSADA,2011), cet ke-10, h.3
12
dan terpuji, baik dari segi akal dan syara‟,maka ia disebut akhlak yang baik. Dan
jika yang lahir darinya perbuatan tercela, maka sikap tersebut disebut akhlak yang
buruk.”9
Menurut Al Ghazali akhlak mempunyai empat syarat:
a. Perbuatan baik dan buruk
b. Kesanggupan melakukannya
c. Mengetahuinya
d. Sikap mental yang membuat jiwa cenderung kepada salah satu dari dua
sifat tersebut, sehingga mudah melakukan yang baik atau yang
buruk.10
Dari beberapa definisi diatas secara subtansial tampak saling melengkapi,
bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang tertanam kuat dalam jiwa
seseorang sehingga telah menjadi kepribadiannya.Perbuatan akhlak adalah
perbuatan yang dilakukan dengan mudah tanpa pemikiran, maksudnya adalah
seseorang yang sudah terbiasa dan mendarah daging melakukan shalat ketika saat
adzan berkumandang ia tidak akan merasa berat lagi mengerjakannya,dan tanpa
pikr-pikir ia dengan mudah dan ringan mengerjakannya.Perbuatan akhlak adalah
perbuatan yang timbul dalam diri orang yang mengerjakannya tanpa ada paksaan
atau tekanan dari luar dan merupakan perbuatan yang dilakukan dengan sungguhsungguh bukan bersandiwara ikhlas semata-mata karena Allah SWT.
Dari penjabaran di atas dapat di simpulkan bahwa makna Aqidah Akhlak
adalah : Ikatan dari suatu system keyakinan yang di yakini kebenarannya,yang
tertanam dalam hati,diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan perbuatan
yang terpuji sesuai dengan ajaran Al-Qur‟an dan Hadits.11
2. Pendidikan Aqidah Akhlak
Usaha Pendidikan bukanlah semata mata mengetahui belaka, tetapi lebih
dari usaha pendidikan adalah juga proses aplikasi pengetahuan kedalam
kehidupan real. Hal ini seperti dijelaskan dalam kamus Besar Bahasa Indonesia
9
Ismail Thaib, Risalah Akhlak. (Yogyakarta:CV. Bina Usaha, 1984), Cet-1, hal 2
H. Moh. Ardani, Akhlak –Tasawuf. (Jakarta: CV. Karya Mulia, 2005), Cet-2, hal 27
11
Drs. H. Achmad Gholib, MA, Studi Islam II Aqidah Akhlak, (Jakarta, FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta,2011) Cet-1,h.121
10
13
yang mendefinisikan kata”pendidikan sebagai proses perubahan sikap dan tata
laku seseorang atau kelompok oaring dalam mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan pelatihan”.12
Hal yang hampir sama juga diungkapkan oleh Ahmad D. Marimba yang
menjelaskan bahwa “….pendidikan adalah proses bimbingan secara sadar oleh si
pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju
terbentuknya kepribadian yang utama…”.13
Pengetahuan tentang baik buruk dalam pengertian akhlak adalah
merupakan salah satu topic utama dalam pelajaran pendidikan aqidah akhlak.
Karenanya berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, idealnya seorang siswa
yang mempunyai prestasinyang baik dalam pelajaran pendidikan aqidah akhlak
maka ia pun seharusnya memiliki akhlak yang baik dalam kehidupannya seharihari. Hal ini sebagaimana diyakini Socrates, seorang filsuf Yunani yang sangat
yakin bahwa orang berbuat baik (benar) apabila ia mengetahui apa yang baik bagi
dirinya. Perbuatan buruk (salah) terjadi karena kurangnya pengetahuan manusia
tentang apa yang baik.14
Dari pembahasan di atas tidak mengherankan jika kemudian pendidikan
aqidah akhlak menjadi sesuatu yang sangat penting dalam dunia pendidikan.
Pendidikan
sebagai
suatu
aktivitas
manusia
untuk
meningkatkan
dan
mengembangkan seluruh potensi-potensi pribadinya baik rohani maupun jasmani.
Aqidah Akhlak di Madarsah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam yang mempelajari tentang rukun iman yang
dikaitkan dengan pengenalan dan penghayatan terhadap al-asma‟ al-husna, serta
penciptaan suasana keteladanan dan pembiasaan dalam mengamalkan akhlak
terpuji dan adab islami melalui pemberian contoh-contoh perilaku dan cara
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Secara subtansial mata pelajaran
Aqidah Akhlak memiliki kontribusi dalam memberikanmotivasi kepada peserta
12
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Buku, Depdikbud, Kamus
Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1994), h..22.
13
Ahmad D. Marimba, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al Ma‟arif, 1980), h. 19
14
13 Tokoh Filsafat Etika, Sejak Zaman Yunani Sampai Abad Ke-19, (Yogyakarta:
Kanisius, 2001), h. 58
14
didik untuk mempraktikan al-akhlakul karimah dan adab Islami dalam kehidupan
sehari-hari sebagai manifestasi dari keimanannya kepada Allah, malaikatmalaikat-Nya, kitab-kitabnya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, serta Qada dan Qadar.
Al-akhlak al-karimah ini sangat penting untuk dipraktikan dan dibiasakan
sejak dini oleh para peserta didik dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam
rangka
mengantisipasi
dampak
negative
era
globalisasi
dan
krisis
multidimensional yang melanda bangsa dan Negara Indonesia.
B. Perilaku Siswa
1. Pengertian Perilaku
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia perilaku merupakan keadaan
manusia pada umumnya, yaitu kebiasaan bagaimana cara berbuat.15
Perilaku terdiri dari dua kata perilaku, perjatinya, sekeliing, dekat.
Laku artinya tingkah laku,perbuatan,tindak tanduk. Dalam bahasa Inggris
perilaku di sebut “behavior” artinya kelakuan,tindak tanduk.
M. Ichsan mengatakan bahwa perilaku adalah suatu proses keadaan mental
seseorang yang mendorong dirinya untuk berbuat sesuatu. Dalam proses ini
timbul pehaman disertai pembentukan keinginan dan tujuan lebih lanjut
menentukan rasa menerima atau menolak rangsangan dari luar sehingga menjadi
cirri-ciri seseorang dalam melakukan perbuatan tertentu, baik yang dilakukan
secara sadar atau tidak sadar karena menjadi kebiasaan rutin sehari-hari.
Setiap orang pada umumnya sulit untuk melepaskan perasaan senang dan
tidak senang dari pesepsi dan perilakunya ketika berinteraksi dengan suatu obyek
tertentu. Dalam mental seseorang selalu ada mekanisme mental yang
mengevaluasi, membentuk pandangan, mewarnai perasaan, ikut menentukan
kecenderungan perilaku seseorang terhadap manusia atau sesuatu yang sednag
dihadapi, bahkan terhadap diri sendiri. Pandangan dan perasaan dipengaruhi oleh
ingatan kita akan masa lalu, oleh apa yang kita ketahuidan kesan kita terhadap apa
yang sedang kita hadapi.
15
738
Poerwadarminta WJS, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka,1985),h.
15
Itulah fenomena sikap yang timbulnya tidak saja ditentukan oleh keadaan
obyek sedang kita hadapi tetapi juga oleh kaitannya dengan pengalamanpengalaman masa lalu, oleh situasi saat ini, dan oleh harapan-harapan untuk masa
yang akan dating. Dengan demikian untuk selalu dapat bersikap positif, seseorang
perlu dilatih sejak kecil dengan pengalaman-pengalaman yang positif dan
dibiasakan menghadapi persoalan-persoalan dengan persepsi positif juga.
Menurut Thurstone, Likert dan Osgood, sikap adalah suatu bentuk evaluasi
atau reaksi perasaan . Sikap seseorang terhadap suatu obyek adalah perasaan
mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung dan
tidak memihak (unfavorable) pada obyek tersebut.
Sementara menurut La Piere yg dikutip oleh Azwar bahwa sikap lebih
diartikan sebagai suatu pola perilaku tendensi atau kesiapan antisipasif,
predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi social atau secara sederhana
sikap adalah stimuli social yang telah terkondisikan.16
Sikap seseorang terhadap suatu obyek umumnya dipengaruhi oleh nilainilai yang dianut dan melatar belakangi seseorang tersebut sebagai pengalaman
hidupnya. Orang yang telah tertanam dan terkristal nilai-nilai tertentu dalam
mental atau kepribadiannya, tentunya dalam menghadapi dan merespon sesuatu
tersebut diwarnai oleh nilai-nilai yang diyakininya.
Berbicara sikap biasanya selalu dikaitkan dengan perilaku yang berada
dalam batas kewajaran dan kenormalan yang merupakan respon atau reaksi
terhadap stimulus lingkungan social. Menurut teori tindakan beralasan oleh Icek
Ajzen dan Martin Fishbein dikatakan bahwa sikap mempengaruhi perilaku
melalui suatu proses pengambilan keputusan yang teliti dan beralasan, dan
dampaknya hanya pada tiga hal . Pertama, perilaku tidak banyak ditentukan oelh
sikap umum tetapi ditentukan oleh sikap spesifik terhadap sesuatu. Kedua,
perilaku tidak hanya oleh sikap, tetapi juga oleh norma norma subyektif yaitu
keyakinan kita mengenai apa yang orang lain inginkan, agar kita perbuat. Ketiga
sikap terhadap perilaku bersama sama norma subyektif membentuk suatu intensi
16
Azwar Saifuddin. Sikap Manusia teori dan pengukurannya (Yogyakarta : Puistaka
Pelajar, 1998) h.5
16
atau niat untuk berperilaku tertentu.17 Secara sederhana teori ini mengatakan
bahwa seseorang akan
melakukan suatu perbuatan /perilaku apabila ia
memandang perbuatan itu positif dan bial ia percaya bahwa orang lain ingin agar
ia melakukannya. Dengan demikaian dapat dismpulkan bahwa seseorang yang
yakin bahwa perilaku yang akan dilakukan menimbulkan dampak positif pada
dirinya, ia akan bersikap cenderung melakukan tindakan tersebut, Begitu
sebaliknya jika ia yakin tindakan yang dilakukannya berdampak negative pada
dirinya ia bersikap menolak melakukan tindakan tersebut.
Secara etimologis perilaku artinya setiap tindakan manusia atau hewan
yang dapat dilihat.18
Para ahli psikologi membedakan dua macam tingkah laku yakni tingkah
laku intelektual dan tingkah laku mekanistis.19 Tingkah laku intelektual adalah
sejumlah perbuatan yang dikerjakan seseorang yang berhubungan dengan
kehidupan jiwa dan intelektual. Ciri-ciri utamanya adalah berusaha mencapai
tujuan tertentu. Sedangkan tingkah laku mekanistis atau reflex adalah responrespon yang timbul pada manusia secara mekanistis dan tetap, seperti kedipan
mata sebab terkena cahaya dan gerakan-gerakan perangsang yang kita lihat pada
anak-anak, seperti menggerakan kedua tangan dan kaki secara terus menerus
tanpa aturan.
Perilaku adalah suatu perbuatan atau aktivitas atau sembarang respons baik
itu reaksi, ytanggapan, jawaban, atau itu balasan yang dilakukan oleh suatu
organisme. Secara khusus pengertian perilaku adalah bagian dari satu kesatuan
pola reaksi. Perilaku menurut Walgito adalah suatu aktivitas yang mengalami
perubahan dalam diri indvidu. Perubahan itu diperoleh dalam segi kognitif, afektif
dan psikomotorik.20
Dari beberapa uraian diatas Nampak jelas bahwa perilaku itu adalah
kegiatan atau aktifitas yang melingkupi seluruh aspek jasmaniah dan rohaniah
17
Ibid. h. 11
Dsli Guulo, Kamus Psikologi, (Bandung : Tonis, 1982), Cet, ke-!, h.9
19
Hasan Langgulung, Asas-asas Pendidikan Islam, (Jakarta : Pustaka al-husna, 1998), Cet. Ke2, h. 274
20
Walgito, B. Pengantar Psikologi umum (Yogyakarta : 2003) edisi IV,h.168
18
17
yang bisa dilihat.Perilaku adalah merupakan keadaan manusia pada umumnya,
yaitu kebiasaan Bagaimana cara berbuat.
2. Perkembangan Perilaku
Perkembangan pribadi manusia menurut Ilmu Psikologi berlangsung sejak
terjadinya konsepsi sampai mati, yaitu sejak terjadinya pertemuan sperma dan sel
telur (konsepsi) sampai mati, individu senantiasa mengalami perubahanperubahan atau pertumbuhan.21 Pembentukan yang dimaksud di atas adalah suatu
proses tertentu terus menerus dan proses yang menuju kedepan dan tidak begitu
saja dapat diulang kembali, atau secara umum diartikan sebagai serangkaian
perubahan dalam susunan yang berlangsung secara teratur, progresif, jalin
menjalin, dan terarah kepada kematangan dan kedewasaan.
Adapun perkembangan perilaku anak yang dimaksud di sini yaitu anak
pada masa puber dan remaja (antara umur 13-18). Pada masa puber ini anak
banyakmengalami perubahan-perubahan fisik sangat mempengaruhi perilaku
anak. Masa ini pula yang diistilahkan oleh Alisuf Sabri dalam bukunya Psikologi
Perkembangan dengan masa negatif yang diekspresikan sebagai berikut:
1. Negatif dalam prestasi, baik jasmani maupun prestasi mental
2. Negatif dalam sikap sosial, baik dalam bentuk menarik diri dari masyarakat
maupun dalam bentuk agresif terhadap masyarakat.22
Sedangkan pada masa remaja adalah suatu periode peralihan yaitu masa peralihan
dari masa kanak-kanak kepada masa dewasa. Ini berarti anak-anak pada masa ini
harus meninggalkan segala sesuatu yang bersifat kekanak-kanakan dan juga harus
mempelajari sikap dan pola perilaku yang baru sebagai pengganti perilaku dan
sikap yang ditinggalkannya. Akibat sifat peralihan ini remaja bersikap
ambivalensi, disatu pihak ingin diperlakukan seperti orang dewasa, di lain pihak
segala kebutuhannya masih minta dipenuhi seperti halnya pada anak-anak.
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Perilaku
Ada tiga aliran yang sudah amat populer yang mempengaruhi perkembangan
perilaku anak yaitu:
21
22
M. alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan. (Jakarta:Pedoman Jaya, 1996) Cet. Ke-2,h.10
Ibid, h.159
18
1. Aliran Nativisme yang dipelopori oleh Schopen Houer yang berpendapat
bahwa anak sejak lahir telah mempunyai pembawaan yang kuat sehingga
tidak dapat menerima pengaruh dari luar.
2. Aliran Empirisme yang dipelopori oleh John Locke berpendapat bahwa
perkembangan individu semata-mata dimungkinkan dan ditentukan oleh
faktor lingkungan. Sedangkan faktor dasar atau pembawaan tidak
memainkan peran sama sekali.
3. Aliran Konfergensi yang dipelopori oleh William Stem berpendapat bahwa
perkembangan individu dipengaruhi oleh faktor dasar (pembawaan, bakat,
keturunan) maupun lingkungan, yang keduanya memainkan peranan
penting.
Oleh karena itu dalam memenuhi segala kebutuhan perilaku yaitu
dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain :
1. Faktor pembawaan dan kelahiran yang cenderung memberi corak dan
perilaku tertentu pada yang bersangkutan
2. Faktor keluarga dimana lingkungan keluarga banyak berperan dalam
menghiasi perilaku anak
3. Faktor pengalaman dalam masyarakat sekitar, karena watak manusia
sangat dipengaruhi oleh kecendrungan-kecendrungan dan normanorma sosial, kebudayaan, konsep-konsep, gaya hidup, bahasa dan
keyakinan yang dipeluk oleh masyarakat.23
Keterangan-keterangan di atas tadi dapat diambil kesimpulan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan perilaku itu intinya ada dua :
1. Faktor intern yaitu faktor-faktor yang datangnya dari dalam diri anak
baik keturunan, bakat, pembawaan, sangat mempengaruhi dan
merubah perilaku anak. Dan jika orang tua mempunyai sifat-sifat baik
fisik ataupun mental psikologis, sedikit banyak akan terwariskan
kepada anak.
23
Yedi Kurniawan, (ed), Pendidikan Anak Sejak Dini Hingga Masa Depan. (Tinjauan
Islam dan Permasalahannya), (Jakarta:CV. Firdaus, 1992),h.18
19
2.
Faktor ekstern yaitu faktor yang datang dari luar diri anak seperti
faktor lingkungan (orang tua/keluarga, sekolah, masyarakat dan temanteman bermain) yang juga akan mempengaruhi kepribadian dan
perilaku anak..
C. Tujuan Pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah
Mata pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan
untuk membekali peserta didik agar dapat:
a)
Menumbuh kembangkan aqidah melalui pemberian, pemupukan,
dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan,
pembiasaan, serta pengamalan peserta didik tentang aqidah Islam
sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang
keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT.
b)
Mewujudkan manusia Indonesia yang berakhlak mulia dan
menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari baik
dalam kehidupan individu maupun sosial, sebagai manifestasi dari
ajaran dan nilai-nilai aqidah Islam.
D. Pengaruh Pendidikan Aqidah Akhlak Terhadap Perilaku Siswa
Penguasaan materi aqidah akhlak adalah pemahaman atau pengetahuan
siswa dalam memahami tentang ajaran agama Islam dari segi materi aqidah
akhlak. Sedangkan perilaku siswa adalah segala gerak-gerik atau sikap siswa yang
datang akibat pengaruh rangsangan-rangsangan di sekitarnya.Banyak contoh yang
membuktikan bahwa pengetahuan atau pemahaman itu berpengaruh besar
terhadap perkembangan perilaku. Para siswa yang berprestasi baik (dalam arti
yang luas dan ideal) dalam bidang pelajaran Agama Islam misalnya aqidah, sudah
tentu akan lebih rajin beribadah shalat, puasa dan lain-lain. Sedang dalam bidang
akhlak, dia juga tidak segan-segan memberi pertolongan atau bantuan kepada
orang yang membutuhkan juga memerlukan, sebab ia merasa bahwa memberikan
bantuan itu adalah kebajikan, sedangkan perasaan yang berkaitan dengan
kebajikan tersebut berasal dari pemahaman atau pengetahuan yang mendalam
20
terhadap materi-materi pelajaran khususnya aqidah akhlak yang ia terima dari
gurunya.
E. Kerangka Berpikir
Usaha penidikan bukanlah semata-mata proses mengetahui belaka, tetapi
lebih dari itu usaha pendidikan adalah juga pross aplikasi pengetahuan ke dalam
kehidupan real. Hal ini sepertti dijelaskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
yabg mendefinisikan kata pendidikan sebagai proses pengubahan sikap dan
tatalaku seorang atau kelompok orang dalam mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan pelatihan.
Pendidikan aqidah akhlak merupakan sesuatu yang sangat penting dalam
dunia
pendidikan.
Pendidikan
sebagai
suatu
aktivitas
manusia
untuk
meningkatkan dan mengembangkan seluruh potensi-potensi pribadi baik rohani
maupun jasmani . pendidikan aqidah akhlak merupakan salah satu pendidikan
yang intensif diberikan kepada peserta didik dari mulai masa kanak-kanak hingga
dewasa. Hal ini dikarenakan dengan pemberian pendidikan aqidah akhlak peserta
didik diharapkan dapat mengetahui perbuatan-perbuatan baik dan buruk sehingga
mampu menentukan pilihan dalam melakukan suatu tindakan atau perbuatan.
Dari uraian dan paparan dua variabel tersebut dapat dipahami bahwa
pendidikan akhlak merupakan satu-satunya aspek yang sangat fundamental dalam
kehidupan, baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan bermasyrakat,
karena bagaimanapun pandainya seorang anak didik tanpa dilandasi dengan
aqidah akhlak yang baik,budi pekerti yang luhur,maka kelak akan mencerminkan
kepribadian yang baik.
Ilmu akhlak juga berguna dalam mengarahkan dan mewarnai berbagai
aktivitas kehidupan manusia di segala bidang. Seseorang yang mempunyai ilmu
pengetahuan dan teknologi yang maju disertai dengan akhlak yang mulia,niscaya
semuanya itu akan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk kebaikan hidup
manusia. Sebaliknya orang yang memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi
modern ,memiliki pangkat atau harta dan sebagainya namun tidak disertai dengan
21
akhlak yang baik ,maka semuanya itu akan disalah gunakan yang akibatnya akan
menimbulkan bencana di muka bumi.
Peranan pendidikan dalam pembentukan perilaku pada anak didik adalah
sangat penting. Diantara faktor yang sangat mempengaruhi perkembangan dan
pembentukan perilaku anak yang perlu di perhatikan dalam pendidikan anak
adalah: pertumbuhan kematangan, kesadaran bergantung pada kecerdasan,
kematangan alam perasaan, pengaruh motivasi baik dari lingkungan internal
pribadi, pengalaman hidup, keadaan lingkungan baik keluarga, sekolah dan
lingkungan sekolah.
Selanjutnya untuk mewujudkan tingkah laku yang positif maka
diperlukan keseriusan guru dalam membentuk kepribadian peserta didik, salah
satunya dengan peserta didik mengikuti kegiatan belajar mengajar Aqidah Akhlak
dengan baik. Karena dengan mempelajari aqidah akhlak maka akan tertanan nilainilai agama Islam dan dapat mewujudkan kepribadian yang baik sehingga kelak
dapat bermanfaat di masa dewasa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
tujuan aqidah akhlak adalah usaha yang diarahkan kepada pembentukan tingkah
laku siswa yang sesuai dengan ajaran Islam, dalam berbuat berdasarkan nilai-nilai
Islam serta bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Sehingga apabila tujuan pendidikan aqidah akhlak tersebut sudah
tertanam dan menjadi dasar dalam jiwa peserta didik, maka ia akan menjadi
kekuatan batin yang dapat melahirkan tingkah laku positif dalam kehidupannya.
Sehingga para peserta didik akan selalu optimis menghadapi masa depan, selalu
tenang dalam mencari solusi atas masalah yang dihadapi, dan tidak takut terhadap
apapun kecuali kepada Allah SWT. Selain itu mereka akan selalu rajin melakukan
ibadah dan perbuatan baik, serta tingkah laku positif lainnya yang tidak hanya
bermanfaat bagi dirinya tetapi bermanfaat pula untuk masyarakat dan
lingkungannya.
F. Hipotesis
22
Berdasarkan kerangka berpikir di atas,maka rumusan hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini adalah:
Ha
: Terdapat pengaruh positif yang signifikan pendidikan aqidah akhlak
terhadap perilaku siswa .
Ho
: Tidak terdapat pengaruh positif yang signifikan pendidikan aqidah
akhlak terhadap perilaku siswa.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini penulis lakukan di MI Al – Hikmah yang berlokasi di
Jl. Bangka II No. 24 Pela Mampang, Jakarta Selatan.
2. Waktu Penelitian
Adapun waktu penelitian penulis lakukan antara bulan Februari s/d
Mei 2013 untuk tahun ajaran 2012-2013.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian sering juga disebut juga sebaga imetodologi penelitian.
Sedangkan maksud dari kata metodologi itu sendiri adalah “cara-cara yang
digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data, yang di kembangkan
Untuk memperoleh pengetahuan dengan menggunakan prosedur yang terpercaya,
dan kemudian dikembangkan secara sistematis sebagai suatu rencana untuk
menghasilkan data tentang masalah penelitian tertentu.1
Adapun dalam penyusunan skripsi ini penulis menggunakan metode
deskritifanalisis. Deskritif digunakan agar mampu memahami dan memberikan
gambaran yang jelas mengenai permasalahan yang terkait dengan isiskripsi
ini.Analisis dipakai agar penulis dapat menyusun skripsi ini dalam bentuk
sistematis sehingga mengena pada intipermasalahan dan memperoleh hasil
penelitian yang benar.
Dengan data-data yang diperoleh melalui :
1. Penelitian kepustakaan (LibraryResearch), yaitu penulis mengumpulkan
bahan dari hasi lmembaca buku-buku yang ada kaitannya dengan
permasalahan yang sedang di bahas.
1
Inu Hajar,Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif Dalam Pendidikan,(Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 1999), cet ke-2, h. 10
23
24
2. Penelitian Lapangan (Field Research) yaitu menghimpun data dan fakta
dari obyek yang diteliti, yaitu siswa MI
pengumpulan
data
dari
penelitian
Al-Hikmah. Adapun cara
lapangan
ini
adalah
dengan
menggunakan teknik-teknik :
a. Interview, yaitu
komunikasi langsung dalam bentuk Tanya jawab
antara peneliti dengan responden. Adapun responden yang akan
penulis wawancarai adalah guru bidang study Aqidah Akhlak. Karena
guru tersebut merupakan salah satu sumber yang mempunyai
hubungan tentang penelitian yang penulis teliti.
b. Angket, yaitu merupakan salah satu bentuk daftar yang berisikan
rangkaian pertanyaan secara tertulis mengenai salah satu masalah atau
bidang yang diteliti untuk memperoleh data.lain-lain.
C. Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi Target
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari
manusia, benda,tumbuh-tumbuhan dan peristiwasebagai sumber
data
yang mempunyai karakteristik tertentu dalam sebuah penelitian.2
Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto, populasi adalah
“ Keseluruhan objek penelitian”. Populasi terdiri atas sekumpulan objek
yang menjadi pusat perhatian, yang dari padanya terkandung informasi
yang ingin di ketahui.
Adapun dalam penelitian ini populasi yang diambil adalah ke siswasiswi kelas II di Madrasah Ibtidaiyah Al-Hikmah yang berjumlah 33
siswa. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik sampel
secaraacak (Sampling Random) untuk memudahkan perolehan dan
pelaksanaan dan penelitian yang diambil dari lokasi penelitian.
2
Herman Resito, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1992),
h. 49
25
2. Sampel
Sampel adalah himpunan bagian dari suatu populasi. Menurut
Suharsini Arikunto, sampel adalah
“Sebagian atau wakil daripopulasi
yang diteliti.”3 Sampel memberikan suatu gambaran tentang populasi.
Pengambilan sampel dan suatu populasi disebut dengan penarikan sampel
atau sampling.
Adapun subjek dalam penelitian ini sampelnya adalah seluruh siswa
kelas II MI Al Hikmah Mampang Jakarta Sekatan tahun pelajaran 20132014 dengan jumlah 33 siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan
metode sampling jenuh (sensus). Sampling jenuh (sensus) adalah teknik
penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.
Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30
orang.4 Sehingga sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas II MI Al Hikmah Mampang Jakarta Selatan yang
berjumlah 33 siswa.
D. TeknikPengumpulan Data
1. Observasi
Penulis mengadakan observasi terhadap proses kegiatan belajar
rmengajar di Madrasah Ibtidaiyah Al-Hikmah,untuk mendapatkan data
yang akurat.
2. Wawancara
Penulis
mengadakan
wawancara
dengan
para
guru
untuk
mendapatkan data tentang penyelenggaraan pendidikan dan segala upaya.
Sejarah berdrinya, serta perkembangan Madrsah Ibtidiyah Al-Hikmah.
3. Kuesioner.
Penulis membua tangket yang di dalamny amemuat pertanyaan
sesuai dengan pokok bahasan atau materi yang telah diajarkan untuk
3
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : PT, Rineka
Cipta, 1993), h. 104
4
Sugiono.. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.(Bandung : Alfabeta ,2011)
h.85
26
disebarkan kepada para siswa pada awal penelitian dan pada saat sesudah
diadakannya upaya pembinaan akhlak.
E. Instrumen Variabel
Istilah variabel dapat diartikan bermacam-macam. Dalam metodologi
penelitian ariabel yang dimaksud adalah gejala bervariasi yang menjadi objek
penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian dalam suatu penelitian lapangan.
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu: pendidikan aqidah akhlak
sebagai variabel bebas (X) dan Perilaku siswa sebagai variable terikat (Y).
1. Pendidikan Aqidah Akhlak
Pendidikan adalah pemahaman atau kesanggupan untuk menggunakan
dengan kata lain juga dapat berarti pengetahuan atau kepandaian pada mata
pelajaran aqidah akhlak. telah dipelajari di kelas II. Variabel materi aqidah akhlak
ini dapat diukur melalui angket (kuesioner) dengan pendekatan aspek dan
indikator seperti pada tabel berikut:
Tabel 1.
Kisi-Kisi Instrumen Pendidikan Aqidah Akhlak
No.
1
Dimensi
Indikator
Butir
Jumlah
Soal
Soal
Aqidah
-
Memahami kalimat thayibah
2,4,7
3
Akhlak
-
Membiasakan akhlak terpuji
1,3,5,9
4
-
Menghindari akhlak tercela
6,8,10
3
10
10
Jumlah
2. Perilaku Siswa
Perilaku Siswa adalah segala gerak-gerik / sikap siswa yang datang akibat
pengaruh rangsangan-rangsangan di sekitarnya atau segala bentuk aktivitas
individu yang ibangkitkan oleh stimulus. Akan tetapi yang dimaksud perilaku
siswa dalam penelitian ini adalah segala gerak-gerik atau sikap siswa terhadap
khalik dan terhadap sesama manusia. Variabel perilaku siswa ini dapat diukur
27
melalui angket (kuesioner) dengan pendekatan aspek dan indikator seperti pada
tabel berikut:
Tabel 2.
Kisi-Kisi Instrumen Perilaku Siswa
No.
Dimensi
Indikator
Butir Soal
Jum
lah
Soal
2.
Perilaku
a. Akhlak terhadap guru dan teman
11,15 ,17,19
4
Siswa
b. Akhlak ketika belajar di kelas
16
1
c. Akhlak ketika bermain/bergaul 12,13,14,
di sekolah
Jumlah
5
18,20
10
10
D. TeknikAnalisis Data
Setelah didapat data primer dari lapangan, tahap berikutnya adalah
pengolahan dan dianalisis. Untuk mempermudah analisis data maka digunakan
tabel: frekuensi. Analisis di gunakan dengan teknik korelasional, yang mana
teknik ini digunakan untuk mencari dua variabel. Adapun rumus yang di gunakan
adalah rumus korelasi product moment secara operasional, analisis tersebut
dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut :
1. Skoring
Untuk responden yang menjawab item positif diberiskor
a. Alternatif jawaban A mempunyai bobot nilai 4
b. Alternatif jawaban B mempunyai bobot nilai 3
c. Alternatif jawaban C mempunyai bobot nilai 2
d. Alternatif jawaban D mempunyai bobot nilai 1
Sedangkan untuk responden yang menjawab item negative diberi skor
a. Alternatif jawaban A mempunyai bobot nilai 1
b. Alternatif jawaban B mempunyai bobot nilai 2
28
c. Alternatif jawaban C mempunyai bobot nilai 3
d. Alternatif jawaban A mempunyai bobot nilai 4
2. Memperoleh nilai frekuensi dengan rumus
P = F / N x 100%
Keterangan :
P = presentase
F = frekuensi yang dihasilkan
N = jumlah populasi yang ada
Adapun rumus yang digunakan untuk mengolah data tersebut adalah
rumus product moment secara operasional, dengan menggunakan
rumus :
rxy :
N.∑XY-(∑X)( ∑Y)
√{(N∑X2-(∑X)2.(N∑Y2-(∑Y)2)}
Keterangan :
rxy
= Angka indeks korelasi “r”
N
= Jumlah responden
∑xy
= Jumlah hasil penilaian antaraskor x danskor y
∑x
= Jumlah seluruh skor x
∑y
= Jumlah seluruhs skor y
Kemudian setelah menganalisis hubungan antara kedua variabel di atas penulis
memberikan interprestasi terhadap angka indekskorelasi “r” product moment serta
menarik kesimpulan yang dilakukan dengan dua cara :
29
1. Memberikan interprestasi secara kasar / sederhana
Besarnya
“r”
product
moment Interprestasi
(rxy)
0,00-0,20
Antaravariabel x danvariabel y memang
terdapat korelasi akan tetapi itu sangat
lemah / sangat rendah
Antara variabel x dan y terdapat korelasi
0,20 – 0,40
yang lemah atau rendah
Antara variabel x dan y terdapat korelasi
0,40 – 0,70
yang sedangataucukup
Antara variabel x dan y terdapat korelasi
070 – 0,90
yang kuat / tinggi
Antara variabel x dan y terdapat tkorelasi
0,90 – 1,00
yang sangat kuat / tinggi
2. Memberi interprestasi dengan cara berkonsultasi pada table nilai
“r”
product moment.
Agar lebih mudahin terprestasi terhadap angkain dekskorelasi “r” product
moment dapat ditempuh dengan jalan berkonsultasi pada tabel “r” product
moment, prosedurnya adalah sebagai berikut :
a. Merumuskan hipotesa alternative (Ha) dan hipotesanihil (Ho)
b. Menguji kebenaran atau kepalsuan darihipotesa yang telah diajukan
dengan jalan membandingkan besarnya “r” product moment dengan
“r” yang tercantum dalam tabell nilai (rf), dengan terlebih dahulu
mencari derajat bebasnya (db) atau degrees of freedomnya (df) yang
rumus nya adalah sebagai berikut :
df = N-nr
keeterangan :df = degrees of freedom
N = number of cases
Nr= banyaknya variabel yang dikorelasikan
30
Untuk mencari
kontribusi variabel
x terhadap variabel
penuli smenggunakan cara sebagai berikut :
Keterangan
KD = Kontribusi variabel x terhadap variabel y
= Koefisien korelasi anatara variabel x terdap vaiabel y
H. Hipotesis Statistik
H0 : βy = 0
H1 : βy ≠ 0
artinya :
H0 : tidak terdapat pengaruh pendidikan aqidah akhlak
terhadap
perilaku siswa
H1 : terdapat pengaruh minat pendidikan aqidah akhlak terhadap
perilaku siswa
y
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Deskripsi Lokasi
Penelitian yang penulis lakukan di MI. Al-Hikmah yang berlokasi di
Jl. Bangka II NO.24 RT.008/Rw.03 Kelurahan Pela Mampang Kecamatan
mampang prapatan Kotamadya Jakarta selatan kode pos 12720. Di bawah
pimpinan kepala sekolah H. Sarwadi yang
sejak awal MI Al-Hikmah
didirikan tahun 1970 hingga sekarang.
2. Keadaan Sekolah MI Al-Hikmah
Madrasah Ibtidaiyah Al-Hikmah berdiri atas dasar pemikiran tokoh-tokoh
masyarakat yang merasa perlu adanya lembaga pendidikan dasar islam yang
bermutu dan terjangkau .
Pada awal tahun 1970 cita-cita mulia tersebut terwujud dengan
dibentuknya panitia pembangunan gedung sekolah. Bulan Februari 1970,
bertepatan dengan pengajian/ tabligh akbar dimulai pembangunan gedung
madrasah yang berlokasi di jalan Bangka II Kelurahan Pela Mampang
Kecamatan mampang Prapatan dengan di tandai peletakan batu pertama yang
dihadiri oleh alim ulama dan tokoh masyarakat.
Pembangunan gedung selesai pada bulan Agustus 1970 dengan jumlah
ruangan 6 lokal dan kantor 1 lokal. Pada bulan Desember 1970
dibuka
pendaftaran siswa baru dengan jumlah pendaftar kelas 1 sebanyak 131 orang
dan kelas 2 sebanyak 23 orang.
Awal kegiatan belajar mengajar di mulai pada bulan Januari 1971 dengan
pembagian kelas I ( tiga lokal) dan kelas II ( satu lokal) yang dibimbing oleh
tenaga pengajar sebanyak 4 orang guru dan 1 orang kepala sekolah.
Dengan bertambahnya jumlah siswa yang cukup signifikan maka pada
tahun 1980 dilaksanakan renovasi total gedung madrasah dengan bangunan dua
lantai (jumlah ruangan kelas sebanyak 8 lokal dan kantor 1 lokal).
31
32
Pada tahun 1990 penambahan ruangan kelas sebanyak 5 lokal yang
terletak pada lantai dasar Masjid. Sesuai dengan kebutuhan untuk melengkapi
sarana dan prasarana pendidikan maka pada tahun 2007 dibangun ruangan
perpustakaan, laboratorium computer/IPA. Prestasi akademik sejak pertama
kali mengikuti UASBN sampai
saat ini Alhamdulillah lulus seratus
persen(100%) dengan nilai memuaskan.
3. Tujuan Sekolah MI Al-Hikmah
Membina peserta didik agar menjadi insan muttaqin , cerdas dan berakhlak
mulia,berkepribadian serta keterampilan untuk hidup mandiri dan melanjutkan
ke pendidikan yang lebih tinggi.
4. Visi dan Misi MI Al-Hikmah
Visi : Menjadikan sekolah sebagai pusat pendidikan yang mampu
menyiapkan siswa berakhlakul karimah,beradab,terampil dan berprestasi.
Misi : Menyelenggarakan pendidikan yang berkesinambungan,serta
keilmuan,moral dan sosial sehingga mampu melahirkan sumber daya yang
berkwalitas.
5. Kurikulum MI Al-Hikmah
Kurikulum dikembangkan berdasarkan bahwa peserta didik memiliki
posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Alloh Subhanahu Wataala, berakhlak
mulia, sehat jasmani, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk mencapai tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik
disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan
peserta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral yang berarti
kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik.
33
Tabel 1
STRUKTUR PROGRAM KURIKULUM
N0
1
KOMPONEN
KLS.
KLS.
KLS.
KLS.
I/II/III
IV
V
VI
PENDIDIKAN
AGAMA
a.Qur’an-Hadits
2
2
2
b.Aqidah Akhlak
2
2
2
c.Fiqih
2
2
2
d.Sejarah Kebudayaan
1
1
1
2
2
2
Islam
2
Pendidikan
Kewarganegaran
3
Bahasa Indonesia
6
6
6
4.
Bahasa Arab
4
4
4
5
Matematika
6
6
6
6
Ilmu Pengetahuan Alam
4
4
4
7
Ilmu Pengetahuan Sosial
4
4
4
8
Seni Budaya dan
2
2
2
2
2
2
a.Thafizul Qur’an
2
2
2
b.Bahasa Inggris
2
2
2
Keterampilan
9
Pend.Jasmani,Olahraga
& Kesehat
10
MUATAN LOKAL
c.Tehnologi
2
informasi/komunikasi
d.Pend.Lingkungan &
2
2
2
43
43
45
Budaya Jak
JUMLAH
34
6. Kompetensi MI Al-Hikmah
Kompetensi yang ingin dicapai dari proses kegiatan belajar mengajar
adalah sebagai berikut:
6.1. Capaian akademis
Nilai rata-rata mata pelajaran utama minimal tujuh
6.2. Capaian ibadah
a. Sholat wajib dengan kesadaran sendiri
b. Tilawah Al-Quran minimal dua halaman setiap hari
c. Melaksanakan puasa wajib pada bulan Romadhan
d. Hafalan doa doa pendek dan dapat memparaktekkannya sehari-hari.
6.3. Capaian tahfizul Qur’an
a. bacaan baik dan benar
b. minimal hafal juz tiga puluh
6.4. Capaian disiplin
a. patuh pada tata tertib
b. belajar tekun
c. hidup sehat dan hemat
6.5.Capaian akhlak
a. patuh kepada kedua orang tua dan guru
b. hormat kepada yang lebih tua
c. sayang sesama teman sebaya
d. berbicara dan bertingkah laku santun
e. senang berbuat kebajikan
6.6 Capaian keterampilan
a. keperamukaan
b. usaha kesehatan sekolah (UKS)
c. kesenian dan olah raga /Out bon/Pencaksilat
d. Komputer
35
7. Pendidikan Tenaga Pengajar MI Al-Hikmah
Tabel 2
Pendidikan Pengajar MI Al-Hikmah
N0
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
NAMA
H.Sarwadi
H.A.Faridi
Drs.Dj.Marzeni
Karyono
Ahmad Zikri Hakim
Ahmad Khaeroni
Ahmad Bustomi
Supandi
Ahmad Ghozali
Mahmud
Muhammad Taufik
Hj.Nurjanah
Hj.Zubaidah
Hj.Salmah Hamdani
Salmah Abdulloh
Hj.Maisaroh
Miftahul Jannah
Saidah
Lu’luil Maknun
Yayah Mardianah
Zulfikar
Nurfaizah
Krismi Winayang Sari
PENDIDIKAN
D.3
SLTA
S.1
S.1
S.1
S.1
SLTA
S.1
D.2
S.1
S.1
S.1
S.1
S.1
S.1
D.2
S.1
S.1
S.1
S.1
S.1
S.1
D.1
36
Kondisi siswa
No
Tahun
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1
1971
56
98
154
2
1972
138
163
301
3
1973
188
237
425
4
1974
193
233
426
5
1975
176
230
406
6
1976
109
210
399
7
1977
187
205
392
8
1978-1979
180
204
384
9
1979-1980
188
230
418
10
1980-1981
204
243
447
11
1981-1982
207
237
444
No
Tahun
12
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1982-1983
214
249
463
13
1983-1984
222
250
472
14
1984-1985
229
250
479
15
1985-1986
253
257
510
16
1986-1987
229
248
477
17
1987-1988
251
250
501
18
1988-1989
243
249
492
19
1989-1990
237
251
488
20
1990-1991
251
247
498
21
1991-1992
248
239
487
22
1992-1993
239
242
481
23
1993-1994
199
252
451
24
1994-1995
224
247
471
25
1995-1996
238
258
496
26
1996-1997
239
284
523
Keterangan
Keterangan
37
27
1997-1998
250
262
512
28
1998-1999
255
249
504
29
1999-2000
270
265
535
30
2000-2001
276
274
550
31
2001-2002
277
294
571
32
2002-2003
277
284
561
33
2003-2004
280
292
572
34
2004-2005
285
305
590
35
2005-2006
293
311
604
36
2006-2007
292
298
587
37
2007-2008
279
284
563
38
2008-2009
263
275
538
39
2009-2010
270
270
540
40
2010-2011
249
285
534
41
2011-2012
300
250
550
42
2012-2013
293
277
570
Catatan:
1.Tahun 1971-1977 Awal tahun pelajaran bulan Januari
2.Tahun 1978 masa belajar ditambah 6 bulan menjadi satu setengah tahun
3.Tahun 1978-1979 Awal tahun pelajaran diawali pada bulan Juli
B. Distribusi Data
Salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan angket yang disebarkan kepada responden yang
telah dipilih sebagai sample. Kemudian data yang diperoleh dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi yang dilengkapi dengan presentase dengan menggunakan
rumus:
P= Angka presentase
F= Frekuensi yang sedang dicari presentasenya
N= Number of case ( jumlah frekuensi / banyaknya individu )
38
Hasil angket kemudian dimasukkan ke dalam tabulasi, yang merupakan
proses data-data instrument pengumpilan data (angket) menjadi tabel-tabel angka
di dalam presentase yang dapat dilihat pada tabel-tabel berikut :
Tabel 1
Apakah kamu datang ke sekolah tepat waktu?
Alternatif Jawaban
F
P
A
Selalu
33
100%
B
Sering
-
-
C
Kadang – kadang
-
-
D
Tidak Pernah
-
-
33
100%
Jumlah
Dari hasil penyebaran angket ini dapat diketahui bahwa siswa-siswi yang
mejawab Selalu 100%, yang menjawab sering, kadang-kadang dan tidak
pernah tidak ada. Ini menunjukkan bahwa siswa-siswi kelas II MI-Al-hikmah
mentaati peraturan yang sudah dibuat oleh sekolah atau disiplin terhadap
waktu.
Tabel 2
Apakah kamu mengucapkan salam ketika masuk kelas?
Alternatif Jawaban
F
P
A
Selalu
26
90%
B
Sering
4
6%
C
Kadang – kadang
3
4%
D
Tidak Pernah
-
-
33
100%
Jumlah
Dari hasil penyebaran angket ini dapat diketahui bahwa siswa-siswi yang
selalu mengucapkan salam ketika masuk kelas sebanyak 90%, yang menjawab
sering 6%, yang menjawab kadang-kadang 4% dan yang menjawab tidak
39
pernah tidak ada. Hal ini menunjukkan bahwa siswa-siswi memahami akan
pentingnya salam dan adab kesopanan.
Tabel 3
Apakah kamu bersalaman dan mencium tangan guru mu ketika sampai di
sekolah?
Alternatif Jawaban
F
P
A
Selalu
33
100%
B
Sering
-
-
C
Kadang – kadang
-
-
D
Tidak Pernah
-
-
33
100%
Jumlah
Pada tabel di atas menuujukkan bahwa siswa-siswi
yang
selalu
bersalaman dan mencium tangan guru ketika sampai di sekolah 100%, yang
menjawab sering, kadang-kadang dan tidak pernah tidak ada. Hal ini
menunjukkan bahwa pelajaran akhlak terpuji yang di ajarkan di sekolah di
amalkan dalam kehidupan sehari-hari khususnya di lingkungan sekolah.
Tabel 4
Apakah kamu membaca do’a sebelum dan sesudah belajar ketika di
sekolah?
Alternatif Jawaban
F
P
A
Selalu
24
87%
B
Sering
9
13%
C
Kadang – kadang
-
-
D
Tidak Pernah
-
-
33
100%
Jumlah
Pada tabel di ataas menuujukkan bahwa siswa-siswi yang menjawab
selalu membaca do’a sebelum dan sesudah belajar ketika di sekolah 87%,
yang menjawab sering sebanyak 13%, yang menjawab kadang-kadang dan
tidak pernah tidak ada. Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari setengahnya
40
mengamalkan akhlak terpuji yaitu membiasakan diri membaca do’a sebelum
dan sesudah belajar agar selalu mendapat keberkahan dan ilmu yang manfaat
dari Allah SWT.
Tabel 5
Apakah kamu mengikuti pelajaran dengan baik di sekolah?
Alternatif Jawaban
F
P
A
Selalu
23
88%
B
Sering
5
6%
C
Kadang – kadang
5
6%
D
Tidak Pernah
-
-
33
100%
Jumlah
Pada tabel di ataas menuujukkan bahwa siswa-siswi yang menjawab
selalu 88%, yang menjawab sering 6%, yang menjawab kadang-kadang 6%
dan yang menjawab tidak pernah tidak ada. Dengan demikian dapat dipahami
bahwa kebanyakan siwa-siswi mengikuti pelajaran dengan baik di sekolah.
Tabel 6
Apakah kamu mencontek saat ulangan di sekolah?
Alternatif Jawaban
F
P
A Selalu
-
-
B Sering
-
-
C Kadang – kadang
19
70%
D Tidak Pernah
14
30%
33
100%
Jumlah
Dari hasil tabel di atas terlihat bahwa siswa-siswi yang menjawab selalu
tidak ada, yangmenjawab sering tidak ada, yang menjawab kadang-kadang 19%,
yang menjawab tidak pernah 14%. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman
tentang pembiasaan diri bersikap jujur harus ditingakatkan lagi terutama oleh
guru bidang studi aqidah akhlak.
41
Tabel 7
Apakah kamu mengucapkan Alhamdulillah ketika mendapat nilai bagus?
Alternatif Jawaban
F
P
A
Selalu
14
70%
B
Sering
10
20%
C
Kadang – kadang
9
10%
D
Tidak Pernah
-
-
33
100%
Jumlah
Dari hasil hasil penyebaran angket dapat diketahui bahwa siswa-siswi
yang menjawab selalu 70%, yang menjawab sering 20%, yang menjawab
kadang-kadang 9% dan yang menjawab tidak pernah tidak ada. Hal ini
menunjukkan bahwa siswa-siswi memahami materi akidah akhlak tentang
kalimat thayibah dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Tabel 8
Sukakah kamu berbuat bohong kepada guru atau teman di sekolah?
Alternatif Jawaban
F
P
A
Selalu
-
-
B
Sering
-
-
C
Kadang – kadang
5
10%
D
Tidak Pernah
28
90%
Jumlah
33
100%
Dari tabel di atas siswa-siswi yang menjawab selalu tidak ada, yang
menjawab sering tidak ada, yang menjawab kadang-kadang 10% dan yang
menjawab tidak pernah 90%.hal ini menujukkan bahwa siswa-siswi
membiasakan diri bersikap jujur terutama di lingkungan sekolah.
42
Tabel 9
Apakah kamu selalu berbuat baik kepada sesame teman?
Alternatif Jawaban
F
P
A Selalu
20
70%
B Sering
8
20%
C Kadang – kadang
5
10%
D Tidak Pernah
-
-
33
100%
Jumlah
Dari hasil penyebaran angket ini diketahui bahwa siswa-siswi yang
menjawab selalu 70%, yang menjawab sering 20%, yang menjawab kadangkadang 10% dan yang menjawab tidak pernah berbuat baik kepada sesama
teman tidak ada.
Hal ini menunjukan bahwa siswa siswi
selalu berbuat baik
kepada teman dalam peragulan disekolah.
Tabel 10
Apakah kamu melakukan kecurangan saat bermain di sekolah?
Alternatif Jawaban
F
P
A
Selalu
-
-
B
Sering
-
-
C
Kadang – kadang
8
7%
D
Tidak Pernah
25
93%
Jumlah
33
100
Dari hasil penelitian diatas bahwa siswa siswi yang menjawab tidak pernah
melakukan kecurangan saat bermain 25 %, yang menjawab kadang-kadang 8%
yang menjawab sering dan selalu tidak ada. Hal ini menunjuka bahwa hampir
semua siswa siswi tidak pernahmelakukan kecurangan saat bermain disekolah.
43
Tabel 11
Apakah kamu suka membicarakan keburukan teman atau guru di sekolah?
Alternatif Jawaban
F
P
A
Selalu
1
1%
B
Sering
3
9%
C
Kadang – kadang
13
43%
D
Tidak Pernah
16
47%
Jumlah
33
100%
Dari hasil penelitian ini siswa siswi yang menjawab selalu 1%, yang
menjawab sering 9%, yang menjawab kadang-kadang 43%, yang menjawab
tidak pernah membicarakan keburukan teman atau guru di sekolah 47%. Hal
ini menuujukkan belum semua siswa siswi memahami dampak buruk dari
membicarakan orang lain.
Tabel 12
Apakah kamu bersikap rendah diri ketika bergaul di sekolah?
Alternatif Jawaban
F
P
A
Selalu
-
-
B
Sering
-
-
C
Kadang – kadang
-
-
D
Tidak Pernah
33
100%
Jumlah
33
100%
Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa siswa yang menjawab selalu
tidak ada, yang menjawab sering tidak ada , yang menjawab kadang-kadang
tidak ada, yang menjawab tidak pernah bersikap rendah diri ketika bergaul
100%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa siswi tidak pernah merendahkan
dirinya ketika bergaul dengan temannya di sekolah.
44
Tabel 13
Apakah kamu selalu mengikuti kegiatan gotong royong di lingkungan
sekolah?
Alternatif Jawaban
F
P
A
Selalu
5
15%
B
Sering
15
50%
C
Kadang – kadang
10
32%
D
Tidak Pernah
3
3%
Jumlah
33
100%
Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa siswa siswi yang menjawab
selalu 15%,yang menjawab sering 50%, yang menjawab kadand-kadang 32%,
yang menjawab tidak pernah mengikuti kegiatan gotong royong disekolah 3%.
Hal ini menuunjukkan bahwa sebagian besar siswa siswi memahami manfaat
dari gotong royong dan balasan dari Allah bagi orang yang saling tolong
menolong.
Tabel 14
Apakah kamu aktif mengikuti kegiatan di sekolah?
Alternatif Jawaban
F
P
A
Selalu
15
36%
B
Sering
5
23%
C
Kadang – kadang
3
11%
D
Tidak Pernah
10
30%
Jumlah
33
100%
Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa siswa siswi yang menjawab
selalu 36%, yang menjawab sering 23%, yang menjawab kadang-kadang 11%,
yang menjawab tidak pernah 30%. Hal ini menunjukkan bahwa hanya sebagian
besar siswa siswi yang aktif mengikuti kegiatan di sekolah.
45
Tabel 15
Apakah kamu bertutur bahasa sopan kepada Guru dan temanmu di
sekolah?
Alternatif Jawaban
F
P
A
Selalu
25
74%
B
Sering
5
15%
C
Kadang – kadang
3
11%
D
Tidak Pernah
-
-
33
100%
Jumlah
Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa siswa siswi yang menjawab
selalu 74%, yang menjawab sering 15%, yang menjawab kadang-kadang 11%,
dan yang menjawab tidak pernah tidak ada. Hal ini menunjukkan bahwa
hampir semua siswa siswi bertutur bahasa sopan kepada guru dan teman di
sekolah.
Tabel 16
Apakah kamu berlebihan dalam bersikap dan bertindak di sekolah?
Alternatif Jawaban
F
P
A
Selalu
-
-
B
Sering
-
-
C
Kadang – kadang
8
26
D
Tidak Pernah
25
74
Jumlah
33
100%
Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang berlebihan dalam
bersikap adalah tidak ada, yang menjawab sering juga tidak ada, yang
menjawab kadang-kadang tidak ada, dan yang menjawab tidak pernah
berlebihan dalam bersikap dan bertindak di sekolah
ada 74%. Hal ini
menunjukkan bahwa lebih dari setengahnya siswa tidak bersikap berlebihan.
46
Tabel 17
Apakah kamu menepati janji kepada guru dan teman di sekolah?
Alternatif Jawaban
F
P
A
Selalu
15
53%
B
Sering
7
11%
C
Kadang – kadang
10
35%
D
Tidak Pernah
1
1%
Jumlah
33
100%
Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa siswa siswi yang menjawab
selalu menepati janji kepada orang lain 53%, yang menjawab sering 11%, yang
menjawab kadang-kadang 35%, dan yang menjawab tidak pernah adalah 1%.
Hal ini dapat diketahui bahwa siswa siswi selalu menepati janji.
Tabel 18
Apakah kamu suka menyendiri dan tidak pernah bergaul di sekolah?
Alternatif Jawaban
F
P
A
Selalu
-
-
B
Sering
-
-
C
Kadang – kadang
5
7%
D
Tidak Pernah
28
93%
Jumlah
33
100%
Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa yang menjawab selalu tidak ada,
yang menjawab sering tidak ada, yang menjawab kadang-kadang 7%, yang
menjawab tidak pernah 93%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa siswi percaya
diri ketika bergaul.
47
Tabel 19
Apakah kamu menerima teguran dan nasihat dari guru atau teman di
sekolah?
Alternatif Jawaban
F
P
A
Selalu
20
77%
B
Sering
3
1%
C
Kadang – kadang
10
22%
D
Tidak Pernah
-
-
33
100%
Jumlah
Dari hasil penelitian ini diketahui siswa yang menjawab selalu 77%, yang
menjawab sering 1% yang menjawab kadang-kadang 22%, dan yang
menjawab tidak pernah tidak ada. Hal ini menunjukkan bahwa semua siswa
siswi senang menerima tegura dan nasihat dari guru maupun teman di sekolah.
Tabel 20
Apakah kamu mudah terpengaruh dengan bujukan teman di sekolah
terhadap perbuatan yang di larang Allah?
Alternatif Jawaban
F
P
A
Selalu
-
-
B
Sering
-
-
C
Kadang – kadang
10
24%
D
Tidak Pernah
23
76%
Jumlah
33
100%
Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa siswi yang selalu
terpengaruh dengan bujukan orang lain tidak ada, yang menjawab sering pun
tidak ada, yang menjawab kadang-kadang 24%, dan yang menjawab tidak
pernah terpengaruh dengan bujukan orang lain 76%. Hal ini menunjukkan
bahwa hamper semua siswa siswi tidak terpengaruh dengan bujukan temen di
sekolah terhadap perbuatan yang di larang Allah.
48
C. Analisis dan Interprestasi Data
Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang didalamnya terdapat
dua varaiabel yang diteliti. Variabel tersebut adalah pendidikan aqidah akhlak
(variabel x) sebagai variabel bebas, dan
perilaku siswa (variabel y) sebagai
varibel terikat. Untuk mengetahui ppengaruh kedua variable tersebut, penulis
menggunakan rumus korelasi product moment yang dikembangkan oleh Karl
Pearson dan uji t.
Guna mengetahui tingkat korelasi antara pendidikan aqidah akhlak dan
perilaku siswa, penulis memasukkan data yang diperoleh melalui angket ke dalam
tabel perhitungan angka indeks korelasi pendidikan aqidah akhlak dan perilaku
siswa
49
Tabel distribusi Jawaban Responden
Respo
nden 1 2 3 4 5 6 7 8 9
R_01
R_02
R_03
R_04
R_05
R_06
R_07
R_08
R_09
R_10
R_11
R_12
R_13
R_14
R_15
R_16
R_17
R_18
R_19
R_20
R_21
R_22
R_23
R_24
R_25
R_26
R_27
R_28
R_29
R_30
R_31
R_32
R_33
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
B
B
B
C
A
A
C
A
A
A
A
A
A
C
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
B
B
B
B
B
B
B
B
A
A
A
C
A
A
A
A
A
A
A
A
C
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
B
B
C
B
B
C
A
C
C
C
C
C
D
D
D
C
C
C
C
D
C
D
C
C
C
C
D
C
C
C
D
D
C
D
D
C
D
D
D
D
C
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
C
C
C
B
C
C
C
B
B
C
B
B
C
B
B
B
B
C
D
C
C
C
D
D
C
D
D
C
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
A
A
A
A
B
A
B
B
A
A
A
B
A
A
B
C
B
A
C
A
A
C
A
A
A
A
A
A
A
C
B
C
B
Pertanyaan
1 1 1
0 1 2
B C D
B C D
B D D
D D D
B C D
D C D
B C D
D C D
B D D
D D D
B D D
D D D
D D D
D D D
D B D
D B D
B D D
D D D
D C D
D C D
D B D
D D D
D D D
D C D
D C D
D D D
D D D
D C D
D C D
D C D
D D D
D D D
D A D
1
3
B
C
C
B
B
B
D
D
B
A
B
A
D
B
B
B
A
A
C
C
A
B
B
C
C
B
B
C
C
B
C
C
B
1
4
C
B
D
A
A
C
D
C
B
B
A
D
D
D
D
B
B
D
A
A
A
A
A
D
A
A
A
D
A
A
A
B
D
1
5
B
B
A
B
A
C
B
A
A
A
C
C
A
C
A
A
A
B
C
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
1
6
D
D
C
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
C
C
C
D
D
D
D
D
D
D
D
D
C
D
D
C
C
D
C
D
1
7
A
B
C
C
A
A
B
B
B
B
B
C
C
C
C
A
A
B
A
C
C
C
A
A
A
A
A
D
C
A
A
A
A
1
8
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
D
C
D
D
D
D
C
C
D
C
C
1
9
B
C
B
C
C
A
A
C
A
C
A
B
C
A
A
C
A
A
A
A
C
A
C
A
A
C
C
A
A
A
A
A
A
2
0
C
D
D
C
C
C
D
C
D
D
D
C
D
C
C
D
D
D
D
D
D
D
D
C
D
D
D
C
D
D
D
D
D
50
Tabel distribusi variable X
Responden
R_01
R_02
R_03
R_04
R_05
R_06
R_07
R_08
R_09
R_10
R_11
R_12
R_13
R_14
R_15
R_16
R_17
R_18
R_19
R_20
R_21
R_22
R_23
R_24
R_25
R_26
R_27
R_28
R_29
R_30
R_31
R_32
R_33
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
2
4
4
2
4
4
4
4
4
4
2
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
Pertanyaan
5
6
4
2
4
2
4
2
2
2
4
1
4
1
4
1
4
2
4
2
4
2
4
2
4
1
2
2
4
1
4
2
4
2
4
2
4
2
4
1
4
2
4
2
4
2
4
1
4
1
3
2
3
1
3
1
2
2
3
1
3
1
2
1
4
1
2
2
7
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
2
2
2
3
2
2
2
3
3
2
3
3
2
3
3
3
3
2
8
1
2
2
2
1
1
2
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
4
4
4
4
3
4
3
3
4
4
4
3
4
4
3
2
3
4
2
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
2
3
2
3
10
3
3
3
1
3
1
3
1
3
1
3
1
1
1
1
1
3
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
51
Tabel distribusi variable Y
Responden
R_01
R_02
R_03
R_04
R_05
R_06
R_07
R_08
R_09
R_10
R_11
R_12
R_13
R_14
R_15
R_16
R_17
R_18
R_19
R_20
R_21
R_22
R_23
R_24
R_25
R_26
R_27
R_28
R_29
R_30
R_31
R_32
R_33
11
2
2
1
1
2
2
2
2
1
1
1
1
1
1
3
3
1
1
2
2
3
1
1
2
2
1
1
2
2
2
1
1
4
12
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
13
3
2
2
3
3
3
1
1
3
4
3
4
1
3
3
3
4
4
2
2
4
3
3
2
2
3
3
2
2
3
2
2
3
Jawaban Pertanyaan
14 15 16 17
2
3
1
4
3
3
1
3
1
4
2
2
4
3
1
2
4
4
1
4
2
2
1
4
1
3
1
3
2
4
1
3
3
4
1
3
3
4
1
3
4
2
1
3
1
2
1
2
1
4
1
2
1
2
2
2
1
4
2
2
3
4
2
4
3
4
1
4
1
3
1
3
4
2
1
4
4
4
1
2
4
4
1
2
4
4
1
2
4
4
1
4
1
4
1
4
4
4
1
4
4
4
2
4
4
4
1
4
1
4
1
1
4
4
2
2
4
4
2
4
4
4
1
4
3
4
2
4
1
4
1
4
18
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
2
2
1
2
2
19
3
2
3
2
2
4
4
2
4
2
4
3
2
4
4
2
4
4
4
4
2
4
2
4
4
2
2
4
4
4
4
4
4
20
2
1
1
2
2
2
1
2
1
1
1
2
1
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
2
1
1
1
1
1
52
Responden
X
Y
XY
X2
Y2
R_01
R_02
R_03
R_04
R_05
R_06
R_07
R_08
R_09
R_10
R_11
R_12
R_13
R_14
R_15
R_16
R_17
R_18
R_19
R_20
R_21
R_22
R_23
R_24
R_25
R_26
R_27
R_28
R_29
R_30
R_31
R_32
R_33
34
35
35
31
32
31
33
31
34
33
34
30
30
31
30
28
31
30
27
29
29
27
28
30
28
26
28
27
28
26
26
27
24
22
19
18
20
24
22
18
19
22
21
21
18
15
19
23
24
24
20
22
22
23
22
22
23
24
23
22
19
24
27
23
24
25
748
665
630
620
768
682
594
589
748
693
714
540
450
589
690
672
744
600
594
638
667
594
616
690
672
598
616
513
672
702
598
648
600
1156
1225
1225
961
1024
961
1089
961
1156
1089
1156
900
900
961
900
784
961
900
729
841
841
729
784
900
784
676
784
729
784
676
676
729
576
484
361
324
400
576
484
324
361
484
441
441
324
225
361
529
576
576
400
484
484
529
484
484
529
576
529
484
361
576
729
529
576
625
∑X
∑Y
∑XY
∑X2
∑Y2
983
714
21,154
29,547
15,650
Jumlah
53
N.∑YX
: 698,082
N.∑Y2
: 516,450
∑X.∑Y
: 701,862
(∑X)2
: 966,289
N.∑X2
: 975,051
(∑Y)2
: 509,796
rxy :
rxy 
N.∑XY-(∑X)( ∑Y)
√{(N∑X2-(∑X)2.(N∑Y2-(∑Y)2)}
33(21.154)  (983)(714)
33(29.547)  983
2
33(15.650)  714
698.082  701.862
2.107.240  2.056.356
30.884
rxy 
975.051.966.289 .884
30.884
rxy 
146.30225.58
30.884
rxy 
33.001,60
rxy  0,94
rxy 
=
2
54
: hasil ini diperoleh dari tabel.
Kemudian mencari determinasi :
Dari hasil penelitian di atas,data-data yang penulis peroleh adalah melalui
angket yang disebarkan kepada responden yaitu siswa kelas II Madrasah
Ibtidaiyah Al-Hikmah yang berjumlah 33 anak.
Berdasarkan pada deskripsi dan analisis data di atas penulis dapat
memberikan interprestasi data sebagai berikut:
1. Ada pengaruh yang signifikan antara pembelajaran Aqidah Akhlak
terhadap pembentukan akhlak siswa kelas 3 MI Al-Hikmah Jakarta
Selatan. Ini di tunjukan dengan .t. hitung( 21,37 ) lebih besar dari pada .t.
kritik pada taraf signifikansi 5% (1,697).
2. Dengan lebih besarnya harga.t. hitung dari pada.t. kritik yaitu pada taraf
5% berarti hipotesa alternatif (Ha) diterima yaitu adanya pengaruh yang
signifikan pada pembelajaran Aqidah Akhlak terhadap pembentukan
akhlak siswa dan sebaliknya hipotesa nihil nilai (Ho) yang diajukan dapat
ditolak yaitu : Tidak adanya pengaruh Pembelajaran Aqidah Akhlak
terhadap pembentukan akhlak siswa. Sehingga peneliti dapat membuat
kesimpulan bahwa ada Pengaruh positif antara pendidikan Aqidah Akhlak
terhadap pembentukan perilaku siswa khususnya kelas 2 telah memahami
55
dan memiliki pengalaman keagamaan dan sikap keagamaan yang mereka
terima di sekolah.
Dan dalam hasil perhitungan koefisien determinasi diperoleh KD =
88,36%. Dengan demikian besarnya pengaruh pembelajaran Aqidah Akhlak
terhadap akhlak siswa adalah sebesar 88,36%. Akan tetapi masih ada faktor-faktor
lain sebesar 100% - 88,36% = 11,64% yang dapat mempengaruhi akhlak siswa
selain dari pembelajaran Aqidah Akhlak yang di terimanya di sekolah. Karena
pelajaran Aqidah Akhlak pelajaran yang mudah dipahami oleh siswa tetapi susah
untuk
dipraktekan,
karena
pelajaran
Aqidah
Akhlak
bukan
hanya
teoritis,melainkan bagaimana teori-teori tersebut bias kita terapkan pada jiwa anak
didik.
Kurva.1
21,37
- 1,697
1,697
21,37
Keberhasilan seorang guru dalam menyampaikan suatu materi pelajaran,
tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuannya dalam menguasai materi yang akan
di sampaikan akan tetapi ada factor-faktor lain yang harus dikuasainya sehingga ia
mampu menyampaikan materi secara professional dan efektif., Pada dasarnya ada
tiga kompetensi yang harus dimiliki oleh guru yaitu kompetensi kepribadian,
kompetensi penguasaan atas materi dan kompetensi dalam cara-cara mengajar.
Ketiga kompetensi tersebut harus berkembang secara selaras dan tumbuh
terbina dalam kepribadian guru. Sehingga diharapkan dengan memiliki tiga
kompetensi dasar tersebut seorang guru dapat mengerahkan segala kemampuan
dan ketrampilannya dalam mengajar secara professional dan efektif.
56
Ketepatan seorang guru dalam memilih metode pengajaran yang efektif
dalam suatu pembelajaran akan dapat menghasilkan pembelajaran yang efektif
yaitu tercapainya tujuan yang diinginkan. Sebaliknya ketidaktepatan seorang guru
dalam memilih metode pengajaran yang efektif dalam suatu pembelajaran, maka
akan dapat menimbulkan kegagalan dalam mencapai pembelajaran yang efektif
yaitu tidak tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan. Hal ini sesuai
dengan apa yang diungkapakan oleh Sukadi bahwa proses pembelajaran yang
tidak mencapai sasaran, dapat dikatakan sebagai pembelajaran yang tidak efektif.
Dalam pemilihan metode pengajaran ada beberapa factor yang harus jadi
dasar pertimbangan yaitu: berpedoman pada tujuan, perbedaan individual anak
didik, kemampuan guru, sifat bahan pembelajaran, situasi kelas, kelengkapan
fasilitas dan kelebihan serta kelemahan metode pengajaran. Sehingga dapat
memperhatikan beberapa factor pertimbangaan tersebut guru dapat menentukan
metode mana yang tepat untuk di gunakan ketika akan menyampaikan suatu
materi pelajaran kepada muridnya, mungkin yang digunakan hanya satu metode
saja atau mungkin menggunakan kombinasi dari beberapa metode pengajaran.
Penggunaan metode pembelajaran disetiap mata pelajaran sangat penting.
Karena tidak semua metode pembelajaran tepat dengan waktu, kondisi dan bidang
studi. Salah satu penentu dalam kegiatan belajar mengajar adalah metode. Metode
pengajaran adalah suatu cara untuk menyajikan pesan pembelajaran sehingga
pencapaian hasil pembelajaran dapat optimal. Dalam setiap proses pembelajaran
termasuk aqidah akhlak metode memiliki kedudukan yang penting dalam upaya
pencapaian tujuan pembelajaran. Tanpa metode, suatu pesan pembelajaran tidak
akan dapat dapat berproses secara efektif dalam kegiatan belajar mengajar kea rah
yang dicapai.
Dalam studi bidang studi aqidah akhlak yang sering kali membicarakan
sesuatu yang bersifat abstrak, sehingga dalam mengajarkannya dibutuhkan
pemilihan metode pembelajaran yang tepat. Agar apa yang diajarkan tadi bisa
dipahami dan diterima dengan baik oleh anak-anak, mengingat anak-anak adalah
pribadi serba terbatas dalam kemamuannya menerima pelajaran. Setiap sekolah
mempunyai mutu pendidikan, upaya peningkatan mutu pendidikan sekolah tidaka
57
terlepas dari peningkatan mutu guru, fasilitas, sarana dan prasarana serta
pembentuka kurikulum termasuk penggunaan metode pengjara aktif, di mana guru
dalam tugasnya sebagai pengajar harus selalu berusaha agar siswanya mampu
mencapai keberhasilan belajar yang optimal. Kemampuan professional seorang
guru teruji oleh kemampuan menguasai berbagai metode, terutama metode active
learning atau belajar aktif, yaitu suatu metode pembelajaran yang mengajak siswa
untuk belajar secara aktif menggunakan otak , baik untuk menemukan ide pokok
dari materi pelajaran, memcahkan persoalan atau mengaplikasikan apa yang baru
mereka pelajari ke dalam suatu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata.
Metode yang sering digunakan dalam pengajaran aqidah akhlak di
Madarasah Ibtidaiyah Al-Hikmah Pagi Jakarta Selatan adalah metode ceramah
dan diskusi. Meskipun penggunaan metode ceramah dan diskusi tidak secara
tuntas dapat mencapai tujuan yang diharapkan, namun ke dua metode tersebut
cukup efektif untuk meningkatkan prestasi siswa, khususnya dalam pengajaran
aqidah akhlak.
Pembelajaran Aqidah Akhlak erat kaitannya dengan pembentukan tingkah
laku siswa, misalnya materi pelajaran tentang etika berbicara, maka di dalam
materi ini siswa diajarkan cara berbicara terhadap guru, terhadap orang tua dan
terhadap sesama teman. Dengan demikian, berkaitan dengan disiplin siswa
dibiasakan meminta izin kepada guru ketika keluar atau masuk kelas pada saat
proses belajar mengajar berlangsung.
D. Keterbatasan Penelitian
Meskipun peneltian ini telah berhasil membuktikan hipotesis kerja yang
diajukan, yaitu dengan terdapatnya pengaruh positif yang signifikan pengaruh
pendidikan aqidah akhlak terhadap perilaku siswa, namun peneliti menyadari
bahwa penelitian ini masih memiliki kelemahan dan banyak keterbatasan yang
harus diperbaiki dalam studi mendatang. Keterbatasan itu antara lain :
58
1. Data pendidikan aqidah akhlak dan perilaku siswa diperoleh melalui
angket. Dalam pengisian angket ada beberapa responden yang kurang
bersungguh-sungguh, terbukti banyak responden yang belum mengisi.
2. Jumlah item pernyataan yang diajukan dalam menjaring data masih sangat
sedikit, ini dapat dilihat dari banyaknya kisi-kisi instrumen yang tidak
terwakili secara merata. Sehingga item pernyataan yang disusun hanya
dalam jumlah yang kecil, yaitu 10 item pernyataan pendidikan aqidah
akhlak dan 35 item soal perilaku siswa
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian
dimaksudkan
untuk
mengetahui
bagaimana
pengaruh
pembelajaran aqidah akhlak terhadap akhlak siswa kelas II Madarasah Ibtidaiyah
Al Hikmah Jakarta Selatan, berdasarkan analisa data yang diperoleh dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Koefisien korelasi sederhana pengaruh variabel bebas pendidikan aqidah
akhlak (X) terhadap perilaku siswa (Y) adalah sebesar 0,94. Sedangkan
koefisien determinasinya sebesar 88,36% menunjukkan bahwa pengaruh
pendidikan aqidah akhlak sebesar 88,36% dapat menentukan perilaku siswa,
sisanya (11,64%) karena pengaruh faktor lain.
2. Terdapat pengaruh yang signifikan pendidkan aqidah akhlak terhadap perilaku
siswa kelas II MI Al Hikmah Mampang Jakarta Selatan tahun pelajaran 20122013. Hal ini dapat dibuktikan dengan pengujian hipotesis menggunakan uji
analisis sederhana dengan uji t diperoleh t hitung lebih besar dari t tabel
(21,27 > 1,697).
Maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Aqidah Akhlak yang
diajarkan di sekolah khususnya kelas 2 mempengaruhi sedikit banyak perilaku
atau akhlak mereka dalam kesehaarian.
B. Saran
Dengan segala kerendahan hati dan tidak bermaksud menggurui, penulis
mencoba memberikan sedikit saran yang mudah – mudahan bias bersifat
mebangun yakni ;
1. Sebaiknya dalam penyampaian materi pelajaran Aqidah Akhlak pada umur
sekolah rendah bisa diberikan melalui cerita – cerita para nabi dan rasul
dan sahabat yang memiliki sifat terpuji dan menjauhi sifat tercela, serta
keistimewaan orang yang bersifat terpuji dan kerugian orang yang bersifat
59
60
tercela. Bisa juga melalui cerita para pahlawan dan tokoh agama yang
mempunyai sifat – sifat terpuji.
2. Kita sebagai seorang guru haruslah dapat menjadi suri tauladan yang baik
bagi para siswa dan siswi.
3. Hendaklah kita sebagai pengajar bersungguh – sungguh dalam kata lain
bukan hanya sekedar mengajar tapi juga mendidik supaya tujuan
pembelajaran Aqidah Akhlak berhasil dan kelihatan dalam tindak tanduk
anak setiap hari.
60
DAFTAR PUSTAKA
Al-Ghazali, Khulul Al Islam, ( Kwait : Dar Al- Bayan, 1970),h. 17
Abdullah Azzam, Akidah Landasan Pokok Membina Umat, ( Jakarta : Gema
Insani Press, 1993), cet. Ke-4, h. 17
Drs. H. Achmad Gholib, MA, Studi Islam II Aqidah Akhlak, (Jakarta, FKIK UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta,2011) Cet-1,h.121
Dsli Guulo, Kamus Psikologi, (Bandung : Tonis, 1982), Cet, ke-!, h.9
Hasan Langgulung, Asas-asas Pendidikan Islam, (Jakarta : Pustaka al-husna,
1998), Cet. Ke-2, h. 274
HAR Tilaar,Manajemen Pendidikan,Mengatasi Kelemahan Pendidikan Agama
Islam Di Indonesia(Jakarta Prenada Media 2003),Cet Ke-1 h. 79-83
Herman Resito, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama, 1992), h. 49
H. Moh. Ardani, Akhlak –Tasawuf. (Jakarta: CV. Karya Mulia, 2005), Cet-2, hal
27
Inu
Hajar,Dasar-dasar
Metodologi
Penelitian
Kwantitatif
Dalam
Pendidikan,(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1999), cet ke-2, h. 10
Ismail Thaib, Risalah Akhlak. (Yogyakarta:CV. Bina Usaha, 1984), Cet-1, hal 2
Prof. Dr. H. Abuddin Nata,M.A. Akhlak Tasawuf,(PT. RAJAGRAFINDO
PERSADA,2011), cet ke-10, h.3
Prof. H. Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia,(Jakarta : Hidayah Karya
Agung, 1973), h. 275
Poerwadarminta WJS, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai
Pustaka,1985),h. 849
Poerwadarminta WJS, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai
Pustaka,1985),h. 738
M. alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan. (Jakarta:Pedoman Jaya, 1996) Cet. Ke2,h.10
Redja mudiyaharjo,Pengantar Pendididkan:Sebuah Studi Awal Tentang Dasardasar Pendidikan Pada Umumnya
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung : Alfabeta,
2011). H.85
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : PT,
Rineka Cipta, 1993), h. 104
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, (Bandung:
PT. Imperial Bhakti Utama,2007), h. 197
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional,(Jakarta PB Panca Usaha,2003),h 4-5
Umar beradza,Bimbingan Akhlk Bagi Putra-putri Anda-2,(Surabaya:Pustaka
Progressip,1992,),hal.1
Wina
Sanjaya
Pembelajaran
dalam
Implementasi
Kurikulum
Berbasis
Kompetensi,(Jakarta: Kencana,2008), Cet. Ke-4, h 77-78.
Yedi Kurniawan, (ed), Pendidikan Anak Sejak Dini Hingga Masa Depan.
(Tinjauan Islam dan Permasalahannya), (Jakarta:CV. Firdaus, 1992),h.18
Zakiaf Darajat,dkk,Imu Pendidkan Islam,(Jakarta;Bumi Aksara,19920,Cet ke2.h.76
Lampiran 1
Instrumen Penelitian Variabel X (Pendidikan Aqidah Akhlak) dan Variabel
Y (perilaku Siswa)
NAMA
:…………………………………………………………
KELAS
:………………………………………….........................
Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan menyilang salah satu jawaban yang
tersedia
1. Apakah kamu datang ke sekolah tepat waktu……..
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
2. Apakah kamu mengucapkan salam ketika masuk kelas………
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
3.Apakah kamu bersalaman dan mencium tangan guru mu ketika sampai di ke
sekolah….
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
4. Apakah kamu membaca do’a sebelum dan sesudah belajar ketika disekolah….
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. TidakPernah
5. Apakah kamu mengikuti pelajaran dengan baik di sekolah…………….
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
6. Apakah kamu mencontek teman saat ulangan di sekolah………
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
7. Apakah kamu mengucapkan Alhamdulillah ketika mendapat nilai bagus…..
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
8. Sukakah kamu berbuat bohong kepada guru atau teman di sekolah……………
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
9. Apakah kamu selalu berbuat baik dengan sesama teman….
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
63
d. Tidak Pernah
64
10. Apakah kamu melakukan kecurangan saat bermain disekolah…………..
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
11. Apakah kamu suka membicarakan keburukan teman atau guru di sekolah?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
12. Apakah kamu bersikap rendah diri ketika bergaul di sekolah?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
13. Apakah kamu selalu mengikuti kegiatan gotong royong di lingkungan
sekolah?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
14. Apakah kamu aktif mengikuti kegiatan di sekolah?
a. Selalu
15.
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
Apakah kamu bertutur bahasa sopan kepada Guru dan temanmu di
sekolah?
a. Selalu
16.
d. Tidak Pernah
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
Apakah kamu menepati janji kepada guru dan teman di sekolah?
a. Selalu
18.
c. Kadang-kadang
Apakah kamu berlebihan dalam bersikap dan bertindak di sekolah?
a. Selalu
17.
b. Sering
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
Apakah kamu suka menyendiri dan tidak pernah bergaul di sekolah?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
64
d. Tidak Pernah
65
19.
Apakah kamu menerima teguran dan nasihat dari guru atau teman di
sekolah?
a. Selalu
20.
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
Apakah kamu mudah terpengaruh dengan bujukan teman di sekolah
terhadap perbuatan
a.
yang di larang Allah?
Selalu b. Sering
c. Kadang-kadang
65
d. Tidak Pernah
Lampiran 2
Keterangan Telah Melakukan Penelitian
BERITA ACARA
1. Hari/Tanggal
: Senin, 6 januari 2014
2. Nama Interviewed
: H. Sarwadi
3. Jabatan
: Kepala Sekolah
4. Pokok Bahasan
: 1. Sejarah dan tu Belakang
Berdirinya MI Al Hikmah
2.Visi MI Al Hikmah
3. Struktur Organisasi
MI Al Hikmah
5. Isi wawancara
: 1. Apa yang melatar belakangi berdiri
nya MI Al Hikmah
1. Kapan berdirnya dan siapa tokohTokoh pendiri nya
2. Apa visi dan misi MI Al Hikmah
5. Bagaimana Sruktur Organisasi yang
Di miliki MI Al Hikmah
Jakarta, 6 Januari 2014
Kepala Sekolah
Interviewer
H. Sarwadi B.Sc
Krismi Winayang Sari
66
67
BERITA ACARA
1. Hari/Tanggal
: Selasa, 7 januari 2014
2. Guru Agama
: Hj.Maisaroh S.P.di
3. Tempat Penyebaran Angket
: MI Al Hikmah
4. Kelas
: II
5. Pokok Bahasan Angket
: Akhlak di sekolah MI Al HIkmah
6. Isi Angket
: 1. Akhlak terhadap guru dan temean
di MI Alhikmah
2. Akhlak ketika belajar di kelas
3. Akhlak ketika bermain/bergaul
Di sekolah MI Al Hikmah
Jakarta, 7 Januari 2014
Guru Agama MI Al Hikmah
Interviewer
Hj. Maisaroh S.Pdi
Krismi Winayang Sari
Mengetahui
H. Sarwadi B.Sc
Download