BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan perlu melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang diharapkan dapat menurunkan tingkat kecelakaan kerja. Banyak berbagai macam faktor dan kondisi yang menyebabkan terjadinya kecelakaan di tempat kerja, seperti kurangnya perawatan terhadap perlengkapan kerja, peralatan dan perlengkapan kerja yang sudah tidak layak pakai, penggunaan peralatan kerja yang tidak sesuai dengan prosedur, dan sebagainya. Untuk mengurangi resiko kecelakaan kerja maka perusahaan sebaiknya menerapkan program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) agar para karyawan dapat mengerti tentang prosedur dalam melakukan pekerjaan. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan hal yang penting bagi perusahaan, karena dampak kecelakaan kerja tidak hanya merugikan karyawan, tetapi juga perusahaan. Perusahaan harus menanggung biaya pengobatan dan biaya rumah sakit atau bahkan menanggung biaya penguburan jika korban meninggal dunia, hilangnya waktu kerja karyawan yang menjadi korban dan rekan-rekan karyawannya yang ikut menolong sehingga menghambat kelancaran kerja, merekrut karyawan baru dan memberi pelatihan dan juga dapat menurunkan mental atau kondisi psikis para karyawan lainnya. Sedangkan kerugian yang terjadi bagi karyawan adalah karyawan dapat mengalami luka-luka, cacat fisik dan meninggal dunia. 1 2 Riset yang dilakukan badan dunia International Labour Organization (ILO) menghasilkan kesimpulan, setiap hari rata-rata 6.000 orang meninggal, setara dengan satu orang setiap 15 detik atau 2,2 juta orang pertahun akibat sakit atau kecelakaan yang berkaitan dengan pekerjaan mereka. Jumlah pria yang meninggal dua kali lebih banyak dibandingkan wanita, karena mereka lebih mungkin melakukan pekerjaan berbahaya. Secara keseluruhan kecelakaan di tempat kerja telah menewaskan 350.000 orang. Sisanya meninggal karena sakit yang diderita dalam pekerjaan seperti membongkar zat kimia. Sedangkan menurut Anizar (2009), menunjukkan bahwa jumlah kecelakaan kerja yang terjadi secara umum 80-85% disebabkan karena faktor manusia yaitu unsafe action. Unsafe action yaitu tindakan yang salah dalam bekerja dan tidak sesuai dengan yang telah ditentukan (human eror), biasanya terjadi karena ketidak seimbangan fisik tenaga kerja dan kurangnya pendidikan. Sedangkan yang disebabkan oleh kondisi lingkungan kerja yang tidak baik atau kondisi peralatan kerja yang berbahaya (unsafe condition) yang biasanya dipengaruhi oleh hal-hal seperti alat-alat yang tidak layak pakai, alat pengaman yang kurang memenuhi standar. Kedua hal tersebut menjelaskan bahwa perilaku manusia merupakan penyebab utama terjadinya kecelakaan di tempat kerja. Selain manusia sebagai salah satu faktor utama dalam masalah kecelakaan kerja, lingkungan kerja yang ada juga sering kali kurang membantu karyawan untuk mengoptimalkan proses produksi dan prestasi kerja. Suhu ruangan yang harus di sesuaikan seperti tingkat kelembaban dan kondisi udara (ventilasi), penerangan yang merupakan hal penting untuk melakukan pekerjaan sering 3 diabaikan yang mengakibatkan timbulnya kelelahan mata dan berakibat pada menurunnya tingkat efisiensi kerja karyawan. Oleh karena itu lingkungan kerja yang sering dipenuhi debu, uap, gas atau asap yang bisa mengganggu kesehatan, keselamatan dan produktivitas kerja harus diperhatikan dan disesuaikan dengan kondisi dan lingkungan kerjanya. PT. Tehate PutraTunggal merupakan salah satu perusahaan swasta nasional di Indonesia yang bergerak dalam sektor perakitan. Kegiatan utama dari perusahaan ini adalah pembuatan transmisi lines, struktur baja gardu, spesialis manufaktur menara telekomunikasi, serta struktur baja untuk konstruksi bangunan dan jembatan, aksesoris listrik pabrikasi untuk jalur transmisi, pekerjaan merangkai tower dan proyek transmisi tegangan tinggi. Oleh karena itu PT. Tehate PutraTunggal memiliki tim insinyur dan mekanik yang berbakat yang berusaha melayani pelanggan secara optimal. PT. Tehate PutraTunggal didirikan pada 14 November 1988. Dalam bidang kemanajemenan, perusahaan ini beralokasi di Jl. Budhi Raya No. 14 Kemanggisan Jakarta Barat, Sedangkan untuk kegiatan operasional (pabrik) berlokasi di Jalan Bitung Jaya 80 Cikupa Tangerang. Sebagai perusahaan yang go public PT. Tehate Putra Tunggal juga tergabung dalam Asosiasi Kontraktor Listrik dan Mekanikal Indonesia (AKLI). AKLI merupakan asosiasi perusahaan yang beranggotakan Kontraktor Listrik dan Mekanikal Indonesia, sesuai dengan fungsi dan peranannya sebagai mitra kerja pemerintah, mitra kerja usaha penyedia tenaga listrik, mitra kerja sesama usaha penunjang tenaga listrik dan penyedia jasa 4 konstruksi ketenagalistrikan bagi masyarakat yang senatiasa menempatkan keberadaannya ditengah-tengah masyarakat ketenagalistrikan. Dengan target produksi sebesar 75 ton per hari, PT. Tehate PutraTunggal membagi pekerjaannya kedalam beberapa divisi seperti Fabrikasi, warehouse, perawatan mesin, dan logistik. Dalam divisi tersebut terbagi atas beberapa aktivitas yaitu weld adalah mengelas besi , cutting yaitu memotong besi, punching memukul besi, bending yaitu membengkokan besi, grinding menghaluskan besi, dan tahap terakhir yaitu pengukuran atau measuring. Setiap aktivitas mempunyai tingkat resiko yang berbeda, aktivitas yang beresiko tinggi diantaranya adalah punching dan welding dimana para karyawan memukul-mukulkan besi dan juga membakar atau melelehkan besi untuk memipihkan, menipiskan dan membengkokan. Dikarenakan adanya beberapa jenis aktivitas pekerjaan yang mempunyai resiko cukup tinggi, dalam melakukan pekerjaannya para karyawan diwajibkan untuk menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) seperti sepatu safety, face cover atau kacamata las dan sarung tangan. Penting untuk supervisor di lapangan untuk concern kepada karyawannya dalam pemakaian APD karena apabila terjadi kecelakaan kerja akan berpengaruh kepada karyawan lainnya, seperti mereka berbondong-bondong untuk membantu karyawan yang terluka, mengantarnya ke klinik dan setelah kejadian tersebut biasanya karyawan tidak langsung bekerja melainkan berkerumun untuk membicarakan kejadian yang baru saja terjadi selama berjam-jam. Tetapi pada kenyataannya para karyawan sering mengabaikan adanya kewajiban penggunaan APD dalam perusahaan, sehingga sering terjadi 5 kecelakaan kerja seperti tangan tergores mesin, melepuh karena terkena percikan api, terjepit dan tangan terkena mesin bor yang diakibatkan oleh human error atau kelalaian karyawan dalam menggunakan alat-alat kerja yang berbahaya. Banyaknya human error dipacu dengan minimnya rata-rata pendidikan yang dimiliki oleh masing- masing karyawan, sehingga untuk dapat memiliki keterampilan yang piawai sedikit sulit apabila perusahaan tidak memberikan pelatihan yang kurang memadai. Lalu dengan adanya jam kerja yang tidak menentu seperti karyawan tetap bekerja di hari libur tanpa adanya kompensasi yang lebih seperti uang lembur yang dapat membuat para karyawan merasa terbebani sehingga membuat produksi menurun karena kurangnya effort mereka terhadap perusahaan, apabila manajemen perusahaan tidak memperhatikan hal tersebut, maka dapat menyebabkan terganggunya aktivitas produksi yang dapat menimbulkan terbuangnya sumber daya (input) seperti waktu produksi, energi dan modal. Hal tersebut tentunya akan menghambat aktivitas produksi dimana karyawan seharusnya dapat bekerja sesuai dengan jam kerja yang telah ditentukan tetapi menjadi terhambat dikarenakan sedikitnya karyawan yang bekerja sehingga mereka harus mencapai target produksi sesuai dengan tender dan waktu yang ditentukan. Selain karyawan tetap yang mendominasi terjadinya kecelakaan kerja yang disebabkan oleh human eror dimana mereka sering mengabaikan penggunaan alat pelindung diri (APD), kondisi lingkungan kerja dan sebagainya. PT. Tehate PutraTunggal juga memperkerjakan karyawan borongan jika perusahaan mengalami over tender. Terkadang karyawan boronganpun mengalami kecelakaan 6 kerja walaupun presentase terjadinya kecelakaan kerja tidak sebesar karyawan tetap. Dilihat dari kondisi lingkungan kerja dan karyawan yang tidak memadai dimana mereka tidak patuh akan peraturan, dan resiko dari aktivitas pekerjaan yang cukup tinggi yang membuat perusahaan tidak bisa meminimalisasikan input sehingga kuantitas dan kualitas output sulit untuk mencapai target. Hal tersebut yang menjadi masalah dalam PT. Tehate PutraTunggal sehingga dengan adanya latar belakang diatas, maka dilakukan penelitian dengan judul “ANALISIS PENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) SERTA MOTIVASI KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT. TEHATE PUTRATUNGGAL”. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan hal-hal yang diuraikan diatas, maka permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah : 1) Seberapa besar pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) terhadap produktivitas kerja karyawan pada PT. Tehate PutraTunggal ? 2) Seberapa besar pengaruh motivasi kerja terhadap produktivitas kerja karyawan pada PT. Tehate PutraTunggal ? 3) Seberapa besar pengaruh yang signifikan antara program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) serta motivasi kerja terhadap produktivitas kerja karyawan pada PT. Tehate PutraTunggal ? 7 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1) Untuk menganalisis pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) terhadap produktivitas kerja karyawan pada PT. Tehate PutraTunggal. 2) Untuk menganalisis pengaruh motivasi kerja terhadap produktivitas kerja Karyawan pada PT. Tehate PutraTunggal. 3) Untuk mengetahui pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) serta motivasi kerja terhadap produktivitas kerja karyawan pada PT. Tehate PutraTunggal 1.4 Manfaat Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka dapat disimpulkan manfaat penelitian ini adalah : 1) Manfaat Akademik (1) Dapat menambah pengetahuan penulis mengenai penerapan program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) serta motivasi kerja terhadap produktivitas kerja karyawan. (2) Dapat dijadikan sumber ilmu pengetahuan bagi rekan-rekan mahasiswa yang memerlukan hasil penelitian ini. (3) Dapat dijadikan bahan penelitian lanjutan bagi para peneliti lain yang berminat pada bidang ini. 2) Manfaat Bagi Perusahaan 8 (1) Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan motivasi kerja terhadap produktivitas kerja karyawan. (2) Agar perusahaan dapat mengetahui sejauh mana program yang telah dilaksanakan PT. Tehate PutraTunggal berjalan dengan baik atau tidak. (3) Dapat menambah referensi tentang bagaimana dan faktor apa saja yang dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan di PT. Tehate PutraTunggal.