BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian

advertisement
14
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran
kooperatif
merupakan
model
pembelajaran
dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat
sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan
akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen). Sistem
penilaian
dilakukan
terhadap
kelompok.
Setiap
kelompok
akan
memperoleh penghargaan (reward), jika kelompok mampu menunjukkan
prestasi yang dipersyaratkan. Dengan demikian, setiap anggota kelompok
akan mempunyai ketergantungan positif. Ketergantungan semacam itulah
yang selanjutnya akan memunculkan tanggung jawab individu terhadap
kelompok dan keterampilan interpersonal dari setiap anggota kelompok.
Setiap individu akan saling membantu, mereka akan mempunyai motivasi
untuk keberhasilan kelompok, sehingga setiap individu akan memiliki
kesempatan yang sama untuk memberikan kontribusi demi keberhasilan
kelompok.15
15
Wina, Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
Jakarta, Prenada Media, 2011, h. 242
14
15
a. Prinsip-prinsip Pembelajaran Koperatif
Menurut Roger dan David Johnson (Lie, 2008) ada lima
unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif (cooperative learning),
yaitu sebagai berikut:
1) Prinsip ketergantungan positif (positive interdevendence), yaitu
dalam pembelajaran kooperatif, keberhasilan dalam penyelesaian
tugas tergantung pada usaha yang dilakukan oleh kelompok tersebut.
Keberhasilan kerja kelompok ditentukan oleh kinerja masing-masing
anggota kelompok. Oleh karena itu, semua anggota dalam kelompok
akan merasakan saling ketergantungan.
2) Tanggung jawab perseorangan (individual accountability), yaitu
keberhasilan kelompok sangat tergantung dari masing-masing
anggota kelompoknya. Oleh karena itu, setiap anggota kelompok
mempunyai tugas dan tanggung jawab yang harus dikerjakan dalam
kelompok tersebut.
3) Interaksi tatap muka (face to face promotion interaction), yaitu
memberikan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok
untuk bertatap muka melakukan interaksi dan diskusi untuk saling
memberi dan menerima informasi dari anggota kelompok lain.
4) Partisipasi dan komunikasi (participation communication), yaitu
melatih siswa untuk berpartisipasi aktif dan berkomunikasi dalam
kegiatan pembelajaran.
16
5) Evaluasi proses kelompok, yaitu menjadwalkan waktu khusus
bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan
hasil kerja sama mereka, agar selanjutnya bisa bekerjasama
dengan lebih efektif.16
b. Prosedur Pembelajaran Kooperatif
Prosedur atau langkah-langkah pembelajaran kooperatif pada
prinsipnya terdiri atas empat tahap, yaitu sebagai berikut.
1) Penjelasan materi, tahap ini merupakan tahapan penyampaian
pokok-pokok materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam
kelompok. Tujuan utama tahapan ini adalah pemahaman siswa
terhadap pokok materi pelajaran.
2) Belajar kelompok, tahapan ini dilakukan setelah guru memberikan
penjelasan materi, siswa bekerja dalam kelompok yang telah
dibentuk sebelumnya.
3) Penilaian, penilaian dalam pembelajaran kooperatif bisa dilakukan
melalui tes atau kuis, yang dilakukan secara individu atau kelompok.
Tes individu akan memberikan penilaian kemampuan individu,
sedangkan kelompok akan memberikan penilaian pada kemampuan
kelompoknya, seperti dijelaskan Sanjaya (2006:247). “Hasil akhir
setiap siswa adalah penggabungan keduanya dan dibagi dua. Nilai
setiap kelompok memiliki nilai sama dalam kelompoknya yang
merupakan hasil kerja sama setiap anggota kelompoknya.”
16
Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru,
Jakarta, RajaGrafindo Persada, 2010, h. 212
17
4) Pengakuan tim, adalah penetapan tim yang dianggap paling
menonjol atau tim paling berprestasi untuk kemudian diberikan
penghargaan atau hadiah, dengan harapan dapat memotivasi tim
untuk terus berprestasi lebih baik lagi.17
Tabel 2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif
TAHAP
TINGKAH LAKU GURU
Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang
Tahap 1
Menyampaikan tujuan akan dicapai pada kegiatan pelajaran dan
dan memotivasi siswa
menekankan pentingnya topik yang akan
dipelajari dan memotivasi siswa belajar.
Guru mennyajikan informasi atau materi
Tahap 2
Menyajikan informasi
kepada siswa dengan jalan demontrasi atau
melalui bahan bacaan
guru menjelaskan kepada siswa bagaimana
Tahap 3
Mengorganisasikan
caranya membentuk kelompok belajar dan
siswa
ke
dalam membimbing setiap kelompok agar melakukan
kelompok-kelompok
transisi secara efektif dan efisien.
belajar
Guru
membimbing
kelompok-kelompok
Tahap 4
Membimbing kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas
bekerja dan belajar
mereka
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi
Tahap 5
Evaluasi
yang telah dipelajari atau masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil kerjanya
Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik
Tahap 6
Memberikan
upaya maupun hasil belajar individu dan
penghargaan
kelompok
17
Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru,
Jakarta, RajaGrafindo Persada, 2010, h. 213-214.
18
2. Model Pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournament (TGT)
a. Tinjauan Model Pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournament
(TGT)
Model pembelajaran kooperatif tipe
Teams Games
Tournament (TGT), atau Pertandingan Permainan Tim dikembangkan
secara asli oleh David De Vries dan Keath Edward (1995). Pada model
ini siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk
memperoleh tambahan poin untuk skor tim mereka.18
Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu tipe
pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompokkelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 siswa sehingga
bekerja dalam kelompok. Pembelajaran disertai dengan adanya
permainan akademik untuk memastikan setiap anggota kelompok
menguasai pelajaran yang diberikan.19
Teams Games Tournament (TGT) merupakan bentuk
pembelajaran kooperatif yang paling banyak diaplikasikan, telah
digunakan mulai dari kelas dua sampai kelas sebelas, dalam mata
pelajaran mulai dari matematika, seni bahasa, ilmu sosial, dan ilmu
pengetahuan alam.20
18
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan
Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta, Prenada Media
Group, 2009, h. 83
19
Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru,
Jakarta, RajaGrafindo Persada, 2010, h. 224
20
Robert E. Salvin, Cooperative Leraning Teori, Riset dan Praktik, Bandung, Nusa
Media, 2008, h. 143
19
Permainan dalam TGT dapat berupa pertanyaan-pertanyaan
yang ditulis pada kartu-kartu yang diberi angka. Tiap siswa, misalnya,
akan mengambil sebuah angka tadi dan berusaha untuk menjawab
pertanyaan yang sesuai dengan angka tersebut. Turnamen harus
memungkinkan
(kepandaian)
semua
untuk
siswa
dari
semua
menyumbangkan
poin
tingkat
bagi
kemampuan
kelompoknya.
Prinsipnya, soal sulit untuk anak pintar, dan soal yang lebih mudah
untuk anak kurang pintar. Hal ini dimaksudkan agar semua anak
mempunyai kemungkinan memberi skor bagi kelompoknya. Permainan
yang dikemas dalam bentuk turnamen ini dapat berperan sebagai
penilaian
alternatif
atau
dapat
pula
sebagai
review
materi
pembelajaran.21
b. Langkah-Langkah Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)
Menurut Slavin pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari
lima langkah tahapan, yaitu tahap penyajian kelas (class precentaion),
belajar dalam kelompok (teams), permainan (games), pertandingan
(tournament),
dan
penghargaan
kelompok
(team
recognition).
Berdasarkan apa yang diungkapkan oleh Slavin, maka model
pembelajaran kooperatif tipe TGT memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil;
2) Games tournament;
21
Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalitas Guru, Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada, 2010, h.224
20
3) Penghargaan kelompok.22
TGT terdiri dari siklus reguler dari aktifitas pengajaran,
sebagai berikut:
1) Pengajaran. Menyampaikan pelajaran.
2) Belajar Tim. Para siswa mengerjakan lembar kegiatan dalam tim
mereka untuk menguasai materi.
3) Turnamen.
Para
siswa
memainkan
game
akademik
dalam
kemampuan homogen.
4) Rekognisi Tim. Skor tim dihitung berdasarkan skor turnamen
anggota tim, dan tim tersebut akan direkognisi apabila mereka
berhasil melampaui kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.23
3. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar didefinisikan sebagai suatu hasil yang diharapkan
dari pembelajaran yang telah ditetapkan dalam rumusan perilaku tertentu
sebagai akibat dari proses belajarnya.24
Menurut A. Tabrani Rusyan dalam bukunya pendekatan dalam
proses belajar mengajar berpendapat : "Hasil belajar merupakan hasil yang
dicapai oleh seorang siswa setelah ia melakukan kegiatan belajar mengajar
22
Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalitas Guru, Jakarta:
RajaGrafindo Persada, 2010, h.224
23
Ibid, h. 170
24
Veithzal Rifa.i, Upaya-upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kepemimpinan Peserta
Diklat Spama Survei di DiklatDepkes.(Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No.40, tahun ke-9,
Jakarta : Depdiknas, Januari 2003), h.130
21
tertentu atau setelah ia menerima pengajaran dari seorang guru pada suatu
saat."25
Menurut Nana Sudjana hasil belajar pada dasarnya merupakan
akibat dari suatu proses belajar.26 Menurut aliran psikologi kognitif
memandang hasil belajar adalah :
“Mengembangkan berbagai strategi untuk mencatat dan memperoleh
informasi, siswa harus aktif menemukan informasi-informasi tersebut dan
guru menjadi partner siswa dalam proses penemuan berbagai informasi
dan makna-makna dari informasi yang diperolehnya dalam pelajaran yang
dibahas dan dikaji bersama”. 27
Dari pengertian hasil belajar yang telah dikemukakan oleh para
ahli maka intinya adalah "perubahan". Oleh karena itu seseorang yang
melakukan aktivitas belajar dan memperoleh perubahan dalam dirinya
dengan memperoleh pengalaman baru, maka individu itu dikatakan telah
belajar.
Perubahan-perubahan tingkah laku yang terjadi dalam hasil
belajar memiliki ciri-ciri:28
a. Perubahan terjadi secara sadar
b. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional
c. Perubahan bersifat positif dan aktif
d. Perubahan bukan bersifat sementara
25
Tabrani Rusyan, Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT.Remaja
Rosda Karya, 2000), h. 65.
26
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT.Sinar Baru
Algesindo, 2000), h. 28.
27
Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokrasi, (Jakarta: Prenada Media, 2004), h.
92.
28
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT.Rineka
Cipta, 2003), h. 3-4.
22
e. Perubahan bertujuan dan terarah
f. Mencakup seluruh aspek tingkah laku.
Hasil belajar menempatkan seseorang dari tingkat abilitas yang
satu ke tingkat abilitas yang lain. Mengenai perubahan tingkat abilitas
menurut Bloom meliputi tiga ranah, yaitu:29
a. Kognitif:
Knowledge
(pemahaman,
(pengetahuan,
menjelaskan,
ingatan),
meringkas),
analysis
comprehension
(menguraikan,
menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan,
membentuk
bangunan
baru),
evaluation
(menilai),
application
(menerapkan).
b. Affective: receiving (sikap menerima), responding (memberi respon),
valuing
(menilai),
organization
(organisasi),
characterization
(karakterisasi).
c. Psychomotor: initiatory level, pre-routine level, routinized level.
Sedangkan menurut Yuni Tri Hewindati dan Adi Suryanto hasil
belajar merupakan suatu proses di mana suatu organisme mengalami
perubahan perilaku karena adanya pengalaman dan proses belajar telah
terjadi jika di dalam diri anak telah terjadi perubahan, perubahan tersebut
diperoleh dari pengalaman sebagai interaksi dengan lingkungan.30
Sebenarnya hasil belajar merupakan realisasi pemekaran dari
kecakapan atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar
29
Sardiman A.N., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT.Raja Grafindo
Persada, 2004), h. 23-24.
30
Adi Suryanto dan Yuni Tri Hewindati, Pemahaman Murid Sekolah Dasar terhadap
Konsep IPA Berbasis Biologi:Suatu Diagnosis Adanya Miskonsepsi, (Jurnal Pendidikan, Vol.5,
No.1, Jakarta:Lembaga Penelitian Universitas Terbuka, Maret 2004), h.63.
23
dari seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk
penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir, maupun keterampilan
motorik.31
Hasil belajar akan menumbuhkan pengetahuan dan pengertian
dalam diri seseorang sehingga ia dapat mempunyai kemampuan berupa
keterampilan dalam bentuk kebiasaan, sikap dan cita-cita hidupnya. Orang
yang telah berhasil dalam belajar akan menjadi orang yang mandiri dan
dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya, serta dapat menentukan arah
hidupnya.32 Bahar mengemukakan bahwa ada dua hal yang sangat penting
untuk dijadikan sasaran evaluasi dalam pelaksanaan kurikulum, yaitu hasil
belajar siswa tiap catur wulan dan daya capai kurikulum pada tiap sekolah.33
4. Pengertian Belajar
Belajar menurut bahasa adalah “usaha (berlatih) dan sebagai
upaya mendapatkan kepandaian”.34 Sedangkan menurut istilah yang
dipaparkan oleh beberapa ahli, di antaranya oleh Ahmad Fauzi yang
mengemukakan belajar adalah “Suatu proses di mana suatu tingkah laku
ditimbulkan atau diperbaiki melalui serentetan reaksi atas situasi (atau
rangsang) yang terjadi”.35
31
Nana Saudih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung:
PT.Remaja Rosda Karya, 2003), h. 102-103.
32
Dr.Ir.Wayan Koster.MM., Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Hasil Belajar
Siswa SLTPN di Jakarta, (Mimbar Pendidikan, No.2/XIX, 2000), h. 26.
33
Yusmaidah, Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Media Peta,
(Pelangi Pendidikan, Volume 5, No.1, 2002), h. 2.
34
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
1976), h. 965.
35
Ahmad Fauzi, Psikologi Umum Untuk, Bandung: CV Pustaka Setia,2004, Cet.ke-2, h.
44.
24
Kemudian Slameto mengemukakan pendapat dari Gronback yang
mengatakan “Learning is show by a behavior as a result of experience”.36
Selanjutnya Moh.Uzer Usman dan Lilis Setiawati mengartikan “belajar
sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi
antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungan sehingga
mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya”.37
Nana Sudjana mengatakan “belajar adalah proses yang aktif,
belajar adalah mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu.
Belajar adalah proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui
berbagai
pengalaman.
Belajar
adalah
proses
melihat,
mengamati,
memahami sesuatu.”38
Dari beberapa pengertian belajar yang telah dikemukakan oleh
para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu perubahan
tingkah laku individu dari hasil pengalaman dan latihan. Perubahan tingkah
laku tersebut, baik dalam aspek pengetahuannya (kognitif), keterampilannya
(psikomotor), maupun sikapnya (afektif).
Dari pengertian minat dan pengertian belajar seperti yang telah
diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah
sesuatu keinginan atau kemauan yang disertai perhatian dan keaktifan yang
disengaja yang akhirnya melahirkan rasa senang dalam perubahan tingkah
laku, baik berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan.
36
Slameto, Op.Cit., h. 2.
Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati, Upaya Optimalisasi Kegiatan belajar mengajar,
Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2002, h. 4.
38
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Balai Pustaka, 1987),
h. 28.
37
25
5. Tinjauan Umum Mata Pelajaran Biologi
a. Pengertian Pelajaran Biologi
Ditinjau dari segi etimologi biologi berasal dari kata bios dan
logos. Bios berarti hidup, sedangkan logos berarti pembicaraan atau ilmu.
Jadi biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang keadaan dan sifat
makhluk hidup.39
Biologi merupakan wahana untuk menyadari keteraturan alam
untuk mengagungkan kebesaran dan kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.40
Selain itu, untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan
nilai serta tanggung jawab kepada lingkungan, masyarakat, bangsa dan
negara.41
Konsep dasar biologi merupakan abstrak dari fenomena visual,
sehingga biologi sebagai ilmu dapat dilihat sebagai gambar yang
merupakan hakikat utama.42 Pembelajaran biologi akan menyusun
rangkaian gambar dan membuat interkoneksi, kemudian menyusun
abstraksi sehingga lahirlah konsep.43
Dalam proses pembelajaran, khususnya biologi, seorang siswa
dituntut untuk menguasai tiga dominan atau ranah yang meliputi:
39
Tim Kashiko, Kamus Lengkap Biologi, (Surabaya: Kashiko, 2002), cet. Ke-1. H. 50
Dr. E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik, Implementasi,
(Bandung: PT Remaja Rosada Karya, 2003), h. 213.
41
Ahmad Ridwan, dkk, KBK Mata Pelajaran Biologi untuk SMU, (Jakarta: Depdiknas,
2001), h. 3.
42
Tim Penulis PEKERTI Bidang MIPA, Hakikat Pembelajaran MIPA dan Kiat
Pembelajaran Biologi di Perguruan Tinggi, (Jakarta: PAU-PPAI, Universitas Terbuka, 2001), h.
11.
43
Ibid, h. 9.
40
26
1) Kognitif, memiliki enam taraf, yaitu: pengetahuan, pemahaman,
aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
2) Afektif, meliputi: memperhatikan, merespon, menghayati nilai,
mengorganisasikan, dan memperhatikan nilai atau seperangkat nilai.
3) Psikomotor, meliputi: persepsi, respon terbimbing, respon meksnisis,
dan respon kompleks.
Mengingat akan hal tersebut, maka biologi bukanlah ilmu
pengetahuan yang statis, tetapi sebagai ilmu pengetahuan yang dinamis.
Biologi merupakan pengetahuan fisik yang tidak dapat secara utuh
dipindahkan dari pikiran guru ke pikiran siswa dengan kata lain tidak
dapat diteruskan dalam bentuk jadi. Setiap siswa harus membangun
sendiri pengetahuan-pengetahuan itu dan mengalaminya secara langsung.
6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa dalam Mata
Pelajaran Biologi
Minat belajar tiap-tiap siswa tidak sama, ketidaksamaan itu
disebabkan oleh banyak hal mempengaruhi minat belajar, sehingga ia
dapat belajar dengan baik atau sebaliknya gagal sama sekali. Demikian
juga halnya dengan minat siswa terhadap mata pelajaran biologi, ada siswa
yang minatnya tinggi dan ada juga yang rendah. Hal tersebut akan sangat
mempengaruhi aktivitas dan hasil belajarnya dalam mata pelajaran biologi.
27
a. Faktor Intern
Faktor ini meliputi :
1) Kondisi fisik/jasmani siswa saat mengikuti pelajaran.
Kondisi fisik atau jasmani siswa saat mengikuti pelajaran
biologi sangat berpengaruh terhadap minat dan aktivitas belajarnya.
Faktor kesehatan badan, seperti kesehatan yang prima dan tidak
dalam keadaan sakit atau lelah, akan sangat membantu dalam
memusatkan perhatian terhadap pelajaran. Sebab pelajaran biologi
memerlukan kegiatan mental yang tinggi, menuntut banyak
perhatian dan pikiran jernih. Oleh karena itu apa bila siswa
mengalami kelelahan atau terganggu kesehatannya, akan sulit
memusatkan perhatiannya dan berpikir jernih.
2) Pengalaman belajar Biologi di jenjang pendidikan sebelumnya
Pengalaman belajar sangat berkaitan dengan kemampuan
awal (entry behavior). Sebagaimana yang dikemukakan oleh Bloom,
“kemampuan
awal
adalah
pengetahuan,
keterampilan
dan
kompetensi, yang merupakan prasyarat yang dimiliki untuk dapat
mempelajari suatu pelajaran baru atau lebih lanjut.”44
Setiap siswa masing-masing telah memiliki berbagai
pengalaman belajar yang berbeda-beda yang diperolehnya di jenjang
pendidikan sebelumnya. Hal tersebut merupakan modal awal bagi
siswa dalam melakukan kegiatan belajar selanjutnya.
44
H. Nashar, Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal dalam Kegiatan Belajar Mengajar,
(Jakarta: Delia Press, 2004), Cet. ke-2, h. 64.
28
Pengalaman belajar yang telah dimiliki oleh siswa besar
pengaruhnya terhadap minat belajar. Pengalaman tersebut menjadi
dasar untuk menerima pengalaman-pengalaman baru yang akan
sangat membantu dalam minat belajar siswa.
Sebagai contoh, seseorang siswa akan sangat mudah
dalam menguasai dan memahami materi pelajaran Biologi, karena ia
telah memahami dan menguasai dengan baik materi pelajaran
biologi sewaktu di SD/MI. Jadi, dapat dipahami bahwa pengalaman
belajar biologi di jenjang pendidikan sebelumnya turut berpengaruh
terhadap belajar siswa, terutama dalam mata pelajaran biologi.
b. Faktor Ekstern
1) Metode dan gaya mengajar guru biologi
Metode dan gaya mengajar guru juga memberi
pengaruh terhadap minat siswa dalam belajar biologi. Oleh karena
itu hendaknya guru dapat menggunakan metode dan gaya
mengajar yang dapat menumbuhkan minat dan perhatian siswa.
Dominikus Catur Raharja menyatakan:
Guru adalah kreator proses belajar mengajar. Guru
adalah orang yang akan mengembangkan suasana bebas bagi
siswa
untuk
mengkaji
apa
yang
menarik
minatnya,
mengekspresikan ide-ide dan kreativitasnya dalam batas-batas
norma-norma yang ditegakkan secara konsisten.45
45
Dominikus Catur Raharja, “Kesesuaian Pendidikan Bakat Menentukan Prestasi Siswa”
29
Cara penyampaian pelajaran yang kurang menarik
menjadikan siswa kurang berminat dan kurang bersemangat untuk
mengikutinya. Namun sebaliknya, jika pelajaran disampaikan
dengan cara dan gaya yang menarik perhatian, maka akan
menjadikan siswa tertarik dan bersemangat untuk selalu
mengikutinya
dan
kemudian
mendorongnya
untuk
terus
mempelajarinya. Cara seorang guru dalam menyampaikan
pelajaran sangat terkait dengan tipe atau karakter kepribadiannya,
seperti yang di kemukakan Muhibin Syah, sebagai berikut:
a) Guru yang otoriter (Autoriterian)
Secara harfiah, otoriter berarti berkuasa sendiri atau
sewenang-wenang.
Dalam
PBM,
guru
yang
otoriter
mengarahkan dengan keras segala aktivitas para siswa tanpa
dapat ditawar-tawar. Hanya sedikit sekali kesempatan yang
diberikan kepada siswa untuk berperan serta memutuskan cara
terbaik untuk kepentingan belajar mereka, sehingga antara
guru dan murid tidak terdapat hubungan yang akrab.
b) Guru Laissez-Faire (Lezeifee)
Padanannya adalah individualisme (paham yang
menghendaki kebebasan pribadi). Guru yang berwatak ini
biasanya gemar mengubah arah dan cara pengelolaan PBM
secara
seenaknya,
sehingga
Penabur, XXVIII, 2 (Jakarta, 2001), h. 7.
menyulitkan
siswa
dalam
30
mempersiapkan
diri.
Sebenarnya
guru
tersebut
tidak
menyenangi profesinya sebagai tenaga pendidik meskipun ia
memiliki kemampuan yang memadai.
c) Guru yang demokratis (Democratie)
Arti demokratis adalah bersifat demokratis yang
pada intinya mengandung makna memperhatikan persamaan
hak dan kewajiban semua orang. Guru yang memiliki sifat ini
pada umumnya dipandang sebagai guru yang paling baik dan
ideal. Alasannya, dibanding dengan guru yang lainnya guru
tipe demokratis lebih suka bekerjasama dengan rekan-rekan
seprofesinya, namun tetap menyelesaikan tugasnya secara
mandiri. Ditinjau dari sudut hasil pengajaran, guru yang
demokratis dengan yang otoriter tidak jauh berbeda. Akan
tetapi dari sudut moral, guru yang demokratis dan karenanya ia
lebih disenangi oleh rekan-rekan sejawatnya maupun oleh para
siswanya sendiri.
d) Guru yang otoritatif (Authoritative)
Otoritatif
berarti
berwibawa
karena
adanya
kewenangan baik berdasarkan kemampuan maupun kekuasaan
yang diberikan. Guru yang otoritatif adalah guru yang
memiliki dasar-dasar pengetahuan baik pengetahuan bidang
studi faknya maupun pengetahuan umum. Guru seperti ini
biasanya ditandai oleh kemampuan memerintah secara efektif
31
kepada para siswa dan kesenangan mengajak kerja sama
kepada para siswa bila diperlukan dalam mengikhtiarkan cara
terbaik untuk penyelenggaraan PBM. Dalam hal ini, guru ini
hampir sama dengan guru yang demokratis. Namun, dalam hal
memerintah atau memberi anjuran, guru yang otoritatif pada
umumnya lebih efektif, karena lebih disegani oleh para siswa
dan dipandang sebagai pemegang otoritas ilmu pengetahuan
paknya. 46
Di samping itu, metode yang digunakan dalam
menyampaikan pelajaran besar pula pengaruhnya terhadap minat
belajar siswa. Apabila guru hanya menggunakan satu metode saja
dalam mengajar maka akan membosankan, yang akhirnya siswa
tidak tertarik memperhatikan pelajaran. Jadi hendaknya guru
dapat menggunakan berbagai metode mengajar yang bervariasi
sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2) Tersedianya fasilitas dan alat penunjang pelajaran biologi
Fasilitas dan alat dalam belajar memiliki peran penting
dalam memotivasi minat siswa pada suatu pelajaran. Tersedianya
fasilitas dan alat yang memadai dapat memancing minat siswa
pada mata pelajaran biologi. Fasilitas dan alat penunjang
pelajaran Biologi yang dimaksud di sini bisa berupa :
46
Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja
Rosda Karya), h. 253.
32
a) Alat dan fasilitas yang digunakan bersama-sama dengan murid.
Sebagai contoh, papan tulis, kapur tulis/spidol, ruangan kelas
dan sebagainya.
b) Alat yang dimiliki oleh masing-masing murid dan guru.
Misalnya : alat tulis, buku pelajaran biologi, buku pengangan
guru dan lain sebagainya.
c) Alat peraga yang berfungsi untuk memperjelas atau memberi
gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang diajarkan.
Belajar dengan menggunakan fasilitas dan alat lebih efektif
dan lebih menyenangkan dibandingkan tanpa menggunakan
alat peraga atau hanya dengan teori saja.
3) Situasi dan kondisi lingkungan
Situasi dan kondisi lingkungan turut memberi pengaruh
terhadap minat belajar siswa dalam pelajaran. Faktor situasi dan
kondisi lingkungan yang dimaksud di sini adalah faktor situasi
dan kondisi saat siswa melakukan aktivitas belajar biologi di
sekolah, baik fisik ataupun sosial.
Faktor kondisi lingkungan fisik termasuk di dalamnya
adalah seperti keadaan suhu, kelembaban, kepengapan udara,
pencahayaan dan sebagainya. Belajar Biologi pada keadaan udara
yang segar, akan lebih baik hasilnya dari pada belajar dalam
keadaan udara yang panas dan pengap, atau belajar pagi hari akan
lebih baik dari pada belajar siang hari. Jadi, minat dan perhatian
33
siswa akan lebih baik jika jam pelajaran biologi di letakkan di
pagi hari.
Di samping itu, pengaturan cahaya yang kurang baik
dapat mengganggu proses pembelajaran biologi di dalam kelas.
Karena cara mengajar dan sistem pengajaran pada umumnya
sangat banyak menggunakan penglihatan dan pendengaran.
Sedangkan faktor kondisi lingkungan sosial dapat berupa manusia
atau hal-hal lainnya. Misalnya siswa yang sedang belajar
memecahkan soal biologi yang rumit dan membutuhkan
konsentrasi tinggi, akan terganggu apabila ada siswa lain yang
mondar-mandir di dekatnya atau bercakap-cakap keras di
dekatnya.
Kondisi lingkungan sosial yang lain, seperti suara
mesin pabrik, hiruk-pikuk lalu lintas, gemuruh pasar dan
sebagainya, juga berpengaruh terhadap konsentrasi dan perhatian
siswa saat belajar biologi. Karena itulah disarankan hendaknya
lingkungan sekolah agar didirikan jauh dari pabrik, keramaian
lalu lintas dan pasar.
7. Hakikat Hasil Belajar Biologi
Hakikat hasil belajar biologi adalah untuk menghantarkan siswa
menguasai konsep-konsep IPA dan keterkaitannya untuk dapat memcahkan
masalah
dalam
kehidupan
sehari-hari.
Kata
menguasai
disini
mengisyaratkan bahwa harus menjadikan siswa tidak sekedar tahu
34
(knowing) dan hapal (memorizing) tentang konsep-konsep IPA, melainkan
harus menjadikan siswa untuk mengerti dan memahami (to understand)
konsep-konsep tersebut dan menghubungkan keterkaitan suatu konsep
dengan konsep lain.47
8. Materi Sistem Pencernaan Manusia
Sistem
pencernaan
manusia
adalah
salah
satu
materi
pembelajaran yang yang memberikan konsep mendasar berfikir tentang
pengertian, fungsi, cara kerja, proses pencernaan dalam tubuh manusia dan
gangguan organ-organ pencernaan. Materi pembelajaran ini sebagai dasar
untuk mempelajari materi yang berhubungan pada tingkat yang lebih tinggi.
Pada umumnya siswa mempunyai kesulitan dalam memahami proses yang
terjadi didalam tubuh sehingga memerlukan penjelasan dan pembuktian
secara ilmiah.48
Hal tersebut di atas sesuai dengan Standar Kompetensi materi
sistem pencernaan manusia, yaitu memahami berbagai sistem dalam
kehidupan manusia serta Kompetensi Dasarnya yaitu mendeskripsikan
sistem pencernaan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan.
a. Makanan dan Fungsinya
Makanan yang dikonsumsi setiap hari mengandung berbagai
macam zat yang diperlukan oleh tubuh, zat-zat tersebut mempunyai
47
Wahyudi, Tingkatan Pemahaman Siswa Terhadap Materi Pembelajaran IPA, (Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan, no. 036, tahun ke-8, Mei, 2002), h. 389.
48
Kiki Dwi Kusumaningsih dan Leonard, Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Biologi
Pada Konsep Sistem Pencernaan Manusia. (Jurnal Ilmiah Exacta, Vol. 2 No. 1, Universitas
Indraprasta PGRI, Mei 2009), h. 91.
35
fungsi masing-masing yang diperlukan oleh tubuh. Zat-zat makanan yang
diperlukan tubuh antara lain karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan
mineral. Selain itu, tubuh juga memerlukan air.
1) Karbohidrat sebagai sumber energi
Karbohidrat merupakan senyawa karbon, karena banyak
mengandung unsur karbon atau C, disamping unsur-unsur hidrogen
(H) dan oksigen (O).
Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi. Energi
digunakan untuk bergerak, tumbuh, mempertahankan suhu tubuh, dan
berkembang biak. Energi yang diperlukan setiap orang berbeda-beda
tergantung pada usia, jenis kelamin, kegiatan yang dilakukan, dan
berat badan. Orang yang bekerja keras danbanyak bergerak
memerlukan banyak karbohidrat.
Kelebihan
karbohidrat
akan
disimpan dalam bentuk lemak di daerah perut, disekeliling ginjal,
jantung, atau dibawah kulit yang menyebabkan tubuh menjadi gemuk.
Contoh sumber karbohidrat adalah zat tepung dan gula. Zat
tepung dapat diperoleh dari nasi, roti, sagu, kentang, jagung, dan ubi.
Gula banyak terdapat dalam bentuk glukosa dan fruktosa dalam
sayuran dan buah-buaha, sebagai sukrosa dalam gula putih, dan
sebagai laktosa dalam susu.
2) Lemak sebagai sumber energi
Lemak adalah sumber energi yang tinggi. Berdasarkan
asalnya, bahan makanan yang mengandung lemak dapat dibedakan
36
menjadi dua, yaitu lemak nabati dan lemak hewani. Lemak nabati
adalah lemak tumbuhan yang dapat diperoleh dari kelapa, kemiri,
zaitun, berbagai tanaman kacang, dan buah avokad. Lemak hewani
adalah lemak hewan yang dapat diperoleh dari keju, lemak daging,
mentega, susu, ikan basah, minyak ikan, dan telur.
Fungsi lemak antara lain sebagai sumber energi, pelarut
vitamin A, D, E, dan K, Pelindung organ tubuh yang penting,
misalnya mata, ginjal, dan jantung, serta pelindung tubuh terhadap
suhu yang rendah, yaitu sebagai isolator di bawah kulit untuk
menghindari hilangnya panas tubuh.
3) Protein untuk pertumbuhan sel
Berdasarkan asalnya, protein dibedakan menjadi protein
hewani dan protein nabati. Protein hewani adalah protein yang
diperoleh dari hewan, misalnya dari berbagai macam daging, telur,
ikan, susu, dan keju. Protein hewani mengandung asam amino yang
lebih lengkap dari protein nabati. Asam amino adalah senyawa
penyusun protein. Protein nabati dapat diperoleh dari kacang tanah,
kedelai, kecap, tempe, tahu, dan kacang merah.
Protein berfungsi untuk pertumbuhan sel, mengganti sel
yang rusak atau mati, dan mengatur proses didalam tubuh. Dengan
kata lain protein merupakan zat makanan pembangun tubuh.
Kekurangan protein menyebabkan pertumbuhan terhambat dan mudah
terkena infeksi.
37
4) Vitamin untuk melancarkan metabolisme tubuh
Vitamin adalah zat organik pelengkap makanan yang
diperlukan untuk melancarkan metabolisme tubuh. Metabolisme tubuh
adalah proses reaksi pembentukkan dan pembongkaran zat yang
berlangsung di dalam tubuh. Reaksi-reaksi tersebut akan berjalan
lancar jika ada vitamin. Akan tetapi, tubuh tidak mampu membuat
vitamin. Vitamin diperoleh dari makanan. Fungsi vitamin tidak dapat
digantikan oleh senyawa lain.
Vitamin dapat dikelompokkan menjadi kelompok vitamin
yang larut dalam lemak dan vitamin yang larut dalam air.. vitamin
yang larut dalam lemak adalah vitamin A, D, E, dan K. Vitamin yang
larut dalam air adalah vitamin B dan C.
Tubuh memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit. Akan
tetapi, jika kebutuhan sedikit itu diabaikan, akan mengakibatkan
metabolisme di dalam tubuh terganggu.
5) Mineral
Mineral diperlukan oleh tubuh supaya organ tubuh
berfungsi dengan baik. Beberapa contoh mineral antara lain zat besi,
magnesium, kalsium, natrium, dan kalium. Zat-zat tersebut dapat
diperoleh dari daging, sayuran, buah-buahan, susu, dan keju. Mineral
berfungsi sebagai zat penyusun tubuh, mempercepat reaksi, dan
menjaga proses fisiologi tubuh.
38
b. Sistem Pencernaan Makanan Manusia
Saluran pencernaan makanan terdiri dari mulut, kerongkongan
(esophagus), lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Serta
organ tambahan yang terdiri dari gigi, lidah, kelenjar ludah, kandung
empedu, hati, dan pankreas. Pencernaan dibagi menjadi:
1) Pencernaan Mekanis
Proses mengunyah dan gerak peristaltik.
2) Pencernaan Kimiawi
Dihancurkan oleh enzim-enzim pencernaan yang dikeluarkan di
mulut, lambung, usus halus, kantung empedu dll.
c. Organ-organ Pencernaan
Gambar 2.1. organ-organ pencernaan manusia
1) Mulut
Proses pencernaan dimulai sejak makanan masuk ke dalam
mulut. Di dalam mulut terdapat alat-alat yang membantu dalam proses
pencernaan, yaitu gigi, lidah, dan kelenajar ludah (air liur). Di dalam
rongga mulut, makanan mengalami pencernaan mekanik dan kimiawi.
39
a) Gigi
Gigi manusia terdiri dari gigi seri, gigi taring, dan
geraham. Gigi seri terletak di bagian depan, berbentuk seperti
kapak. Gigi seri berfungsi untuk memotong makanan. Di samping
gigi seri terdapat gigi taring. Gigi taring berbentung runcing yang
berguna untuk merobek makanan. Di belakang gigi taring
terdapat gigi geraham. Geraham mempunyai permukaan lebar dan
bergelombang, berfungsi untuk menghaluskan makanan.
Gambar 2.2. struktur gigi manusia
b) Lidah
Lidah berguna untuk membantu mengatur letak
makanan di dalam mulut dan mendorong makanan masuk
kerongkongan. Selain itu, lidah juga berfungsi untuk mengecap
makanan.
40
c) Kelenjar ludah
Kelenjar ludah menghasilkan ludah atau air liur
(saliva). Kelenjar ludah dalam rongga mulut ada tiga pasang,
yaitu : kelenjar parotis, terletak di bawah telinga, kelenjar
submandibularis,
terletak
di
rahang
bawah,
dan
kelenjar sublingualis, terletak di bawah lidah.
Gambar 2.3. kelenjar ludah
2) Kerongkongan
Kerongkongan (esofagus) merupakan saluran panjang yang
berfungsi sebagai jalan makanan dari mulut menuju lambung.
Kerongkongan dapat melakukan gerakan melebar dan menyempit,
bergelombang, dan meremas-remas untuk mendorong makanan masuk
ke dalam lambung. Gerak demikian disebut gerak peristaltik.
Tenggorokan menghubungkan rongga hidung dengan paruparu. Pada saat menelan makanan, ada tulang rawan yang menutup
lubang ke tenggorokan yang dinamakan epiglotis. Epiglotis mencegah
makanan masuk ke paru-paru.
41
3) Lambung
Lambung (ventrikulus) merupakan kantung besar yang
terletak di sebelah kiri rongga perut sebagai tempat terjadinya
sejumlah proses pencernaan. Lambung terdiri dari tiga bagian, yaitu
bagian atas (kardiak), bagian tengah yang membulat (fundus), dan
bagian bawah (pilorus).
Gambar 2.4. Lambung
Dinding lambung terdiri dari otot yang tersusun melingkar,
memanjang, dan menyerong. Otot-otot tersebut menyebabkan
lambung berkontraksi, sehingga makanan teraduk dengan baik dan
bercampur merata dengan getah lambung. Hal ini menyebabkan
makanan di dalam lambung berbentuk seperti bubur.
Dinding lambung mengandung sel-sel kelenjar yang
berfungsi sebagai kelenjar pencernaan yang menghasilkan getah
lambung. Getah lambung mengandung air lendir (musin), asam
lambung, enzim renin, dan enzim pepsinogen. Getah lambung bersifat
asam karena banyak mengandung asam lambung. Asam lambung
berfungsi membunuh kuman penyakit atau bakteri yang masuk
42
bersama makanan dan juga berfungsi untuk mengaktifkan pepsinogen
menjadi proteosa. Enzim rennin berfungsi menggumpalkan protein
susu yang terdapat dalam susu. Adanya enzim renin dan enzim pepsin
menunjukkan bahwa di dalam lambung terjadi proses pencernaan
kimiawi. Selain menghasilkan enzim pencernaan, dinding lambung
juga menghasilkan hormon gastrin yang berfungsi untuk pengeluaran
(sekresi) getah lambung.
4) Usus halus
Merupakan saluran pencernaan terpanjang yang terdiri dari
tiga bagian, yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong
(jejunum), dan usus penyerapan (ileum).
5) Usus besar (kolon).
Usus besar (kolon) merupakan kelanjutan dari usus halus.
Fungsi utama usus besar adalah mengatur kadar air sisa makanan. Jika
kadar air yang terkandung dalam sisa makanan berlebihan, kelebihan
air akan diserap oleh usus besar. Sebaliknya, jika sisa makanan
kekurangan air akan diberi tambahan air.
Gambar 2.5 Usus besar (rektum)
43
Di dalam usus besar terdapat bakteri pembusuk Escherichia
coli yang membusukkan sisa makanan menjadi kotoran.
Bagian akhir dari usus besar disebut rektum. Di rektum,
semua zat yang berguna telah diserap ke dalam darah. Sisanya berupa
makanan yang tidak dapat dicerna, bakteri, dan sel-sel mati dari
saluran pencernaan. Campuran bahan-bahan tersebut dinamakan feses.
d. Gangguan dan Kelainan pada Sistem Pencernaan Manusia
Gangguan pada sistem pencernaan cukup beragam. Faktor
penyebabnya-pun bermacam-macam, di antaranya makanan yang kurang
baik dari segi kebersihan dan kesehatan, keseimbangan nutrisi, pola
makan yang kurang tepat, adanya infeksi, dan kelainan pada organ
pencernaan.
Ada beberapa gangguan atau kelainan yang dapat terjadi pada
sistem pencernaan pada manusia. Diantaranya:
1) Karies
Terjadi dalam rongga mulut pada gigi yang tidak dirawat.
Kries terjadi karena adanya penumpukan sisa makanan pada gigi yang
difermentasikan oleh bakteri sehingga menyebabkan lubang pada gigi.
2) Sariawan
Sariawan diawali dengan timbulnya luka kecil dalam
rongga mulut. Jika tidak segera disembuhkan, sariawan dapat
menggangu pencernaan makanan di mulut. Pencegahannya dilakukan
dengan mengkonsumsi vitamin C dalam jumlah cukup.
44
3) Apendisitis
Apendisitis merupakan gangguan yang terjadi karena
peradangan apendiks. Penyebabnya ialah adanya infeksi bakteri pada
umbai cacing (usus buntu). Akibatnya, timbul rasa nyeri dan sakit.
4) Diare
Diare terjadi karena adanya iritasi pada selaput dinding usus
besar atau kolon. Fases penderita diare berbentuk encer. Penyebabnya
adalah penderita memakan makanan yang mengandung bakteri atau
kuman. Akibatnya gerakan peristaltic dalam usus tidak terkontrol.
Sehingga, laju makanan meningkat dan usus tidak dapat menyerap air.
Namun, apabila fases yang dikeluarkan bercampur dengan darah dan
nanah, kemudian perut terasa mulas, gejala tersebut menunjuk pada
penyakit desentri. Penyebabnya yakni infeksi bakteri Shigella pada
dinding usus besar.
5) Konstipasi
Konstipasi atau yang sering kita sebut dengan sebutan
“sembelit” adalah keadaan yang dialami seseoang dengan gejala fases
mengeras sehingga susah dikeluarkan. Sembelit disebabkan oleh
adanya penyerapan air pada sisia makanan. Akibatnya, fases
kekurangan air dan menjadi keras. Ini terjadi dari kebiasaan buruk
yang menunda-nunda buang besar. Selain itu, juga karenakurangnya
penderita dalam mengkonsumsi makanan berserat. Oleh karena itu,
45
banyak memakan buah-buahan dan sayur-sayuran berserat serta
minum banyak air dapat mencegah gangguan ini.
6) Tukak Lambung
Tukak lambung adalah salah satu kelainan sistem
pencernaan yakni kerusakan pada selaput lendir. Tukak lambung
dapat
disebabkan oleh faktor-faktor
kuman, toksin, ataupun
psikosomatis. Kecemasan, ketakutan, stress, dan kelelahan merupakan
faktor psikosomatis yang akhirnya dapat merangsang pengeluaran
HCL di lambung. Jika HCL berlebihan, selapu lendir lambung akan
rusak.
7) Maag
Orang yang mengalami maag memiliki ciri-ciri rasa perih
pada dinding lambung, mual, muntah, dan perut kembung. Gangguan
ini disebabkan meningkatnya kadar asam lambung yang dipicu karena
pikiran tegang, pola makan yang tak teratur, dan lain sebagainya.
8) Hemoroid
Hemoroid/Wasir/Ambeyen
merupakan
gangguan
pembengkakan pada pembuluh vena disekitar anus. Orang yang sering
duduk dalam beraktivitas dan ibu hamil seringkali mengalami
gangguan ini.49
49
h. 68-78.
Istamar, Syamsuri, dkk, IPA Biologi untuk SMP Kelas VIII, Malang : Erlangga, 2006,
46
B. Kerangka Konseptual
Salah satu tujuan IPA (fisika dan biologi) adalah membantu siswa
untuk membangun secara mantap dan bermakna konsep-konsep di dalam
struktur kognitifnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, guru harus memiliki
kemampuan menciptakan kegiatan belajar yang mudah dipahami dan
diterapkan oleh siswa. Di sekolah tempat penelitian, pembelajaran yang telah
diterapkan masih berpusat pada guru. Pembelajaran yang lebih mengaktifkan
siswa perlu untuk dilakukan agar mereka mudah memahami materi yang
disampaikan, terutama pada aktivitas berpikirnya, sehingga nantinya siswa
akan mendapatkan nilai yang optimal. pada saat proses belajar Biologi
sebagian besar siswa tidak begitu serius dalam mengikuti pelajaran, meskipun
dalam proses pembelajaran metode yang diterapkan adalah model
pembelajaran kooperatif hanya sebagian siswa saja yang aktif di dalam
kelompok belajar. Hal ini menunjukkan kurangnya minat siswa dalam belajar
dan kemungkinan akan mempengaruhi terhadap hasil belajar siswa.
Salah satu model pembelajaran kooperatif yang efektif guna
mendobrak minat belajar siswa, adalah dengan menerapkan model
pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) dalam pembelajaran model
ini siswa dituntut untuk saling bekerjasama dalam kelompok heterogen dan
bersaing dalam meja turnamen melawan perwakilan kelompok lain. Secara
mendasar dapat dikatakan bahwa, melalui model pembelajaran TGT ini,
diharapkan dapat menumbuhkan minat belajar dan meningkatkan hasil belajar
siswa. Upaya untuk melakukan proses pembelajaran melalui pembelajaran
47
yang menggunakan model pembelajaran ini bisa dikaitkan dengan konsep
sistem pencernaan manusia pada pelajaran IPA (biologi).
Pada proses
pembelajaran, dengan menerapkan permainan-permainan akademik memicu
siswa bersaing dalam belajar.
Kondisi saat ini
- Pembelajaran
kurang menarik
minat siswa
- Belum
ditemukannya
strategi
pembelajaran
yang tepat
- Hasil belajar
belum
sepenuhnya
mencapai KKM
Pemacahan
Masalah
Evaluasi Awal
Tindakan
- Melaksanakan
pembelajaran
kooperatif tipe
TGT
Tujuan/Hasil
- Hasil belajar
yang meningkat
Penerapan pembelajaran
kooperatif tipe TGT
Evaluasi Efek
Gambar 2.6. Diagram Kerangka Pikir
Evaluasi Akhir
Download