PENGARUH INFORMASI AKTIVITAS CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP KEPUTUSAN MEMBELI KONSUMEN SKRIPSI disajikan sebagai satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi oleh Anggraini Trisna Dewi 1511410041 JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2014 i PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi dengan judul “Pengaruh Informasi Aktivitas Corporate Social Responsibility Terhadap Keputusan Membeli Konsumen” merupakan hasil karya saya sendiri, bukan buatan orang lain dan bukan menjiplak karya ilmiah orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya. Pendapat dan temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Semarang, Agustus 2014 Anggraini Trisna Dewi NIM. 1511410041 ii PENGESAHAN Skripsi dengan berjudul “Pengaruh informasi akitivas corporate social responsibility terhadap keputusan membeli konsumen” ini telah dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada Hari, tanggal Agustus 2014. Panitia Penguji Skripsi: Ketua Ketua NIP. Sekretaris Sekretaris Rahmawati Prihastuty, S.Psi., M.Si NIP. 19790502 200801 2 018 NIP. Drs. Budiyono, M. S. NIP. 19631209 198703 1 002 Penguji Utama Penguji Utama Penguji Kedua Penguji Kedua Amri Hana Muhammad, S.Psi., M.A. NIP. NIP. 19781007 200501 1 003 Luthfi Fathan Dahriyanto, S.Psi., M.A. NIP. NIP. 19791203 200501 1 002 Penguji / Pembimbing Penguji / Pembimbing Siti Nuzulia, S.Psi.,S.Psi., M.Si M.Si Siti Nuzulia, NIP. NIP.197711202005012001 19581125 198601 2 001 iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto “Dream, believe and try to make it happen.” (Agnes Monica) Persembahan Karya ini Penulis persembahkan untuk: 1. Mama, Papa, Kakak, Adik dan keluarga, terima kasih atas do‟a, dukungan dan kasih sayangnya. 2. Seseorang yang selalu dekat, yang memberi do‟a dan dukungan dengan ikhlas dan sepenuh hati. iv KATA PENGANTAR Alhamdulillahirrabbil’alamin. Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia, rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Informasi Aktivitas Corporate Social Responsibility Terhadap Keputusan Membeli Konsumen” dengan baik. Penyusunan skripsi ini ditunjukan sebagai tugas akhir untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi di Fukultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, maka pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis sampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Dr. Edy Purwanto, M.si sebagai ketua Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang. 2. Drs. Budiyono, M. S. sebagai ketua panitia penguji skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan. 3. Siti Nuzulia, S.Psi., M.Si sebagai dosen pembimbing dengan penuh kesabaran, memberikan banyak petunjuk, arahan, semangat dan motivasi kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 4. Amri Hana M., S.Psi., M.A sebagai penguji utama yang telah memberikan bimbingan, kritik dan saran sehingga skripsi ini dapat menjadi lebih baik. 5. Luthfi Fathan D., S.Psi., M.A sebagai penguji kedua yang telah memberikan bimbingan, kritik dan saran sehingga skripsi ini dapat menjadi lebih baik. v 6. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan banyak ilmu kepada penulis selama menempuh pendidikan di Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang. 7. Responden penelitian yang telah bersedia meluangkan waktu untuk berpartisipasi dalam menyelesaikan skripsi ini. 8. Kedua orang tua penulis tercinta (Bapak Sugiharto dan Ibu Titik Prihatini), kakak (Yudith Yoga Pradana), adik (Tri Sulistia Ambodo) dan Muhammad Atho‟ Abdullah Kafabi yang selalu memberikan dukungan s semangat, motivasi serta do‟a secara moril dan materil. Sehingga proses penyusunan skripsi ini berjalan dengan lancar dan dapat diselesaikan dengan baik. 9. Teman-teman (Oki, Ochi, Nilam, Uint, Merry, Adit, Bimo, dan silpi) dan Rekanrekan mahasiswa Jurusan Psikologi sebagai keluarga kedua penulis yang telah memberikan semangat, motivasi, bantuan serta do‟a dalam segala hal. Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih setulus hati kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini memberikan manfaat dan kontribusi dalam bidang psikologi pada khususnya dan semua pihak pada umumnya. Semarang, Penulis vi Agustus 2014 ABSTRAK Trisna Dewi, Anggraini. 2014. Pengaruh informasi aktivitas corporate social responsibility terhadap keputusan membeli konsumen. Skripsi. Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Siti Nuzulia, S.Psi, M.Si. Kata Kunci : Keputusan Membeli, Corporate Social Responsibility Keputusan pembelian merupakan tahap proses keputusan dimana konsumen secara aktual melakukan pembelian produk. Keputusan pembelian merupakan salah satu komponen utama dari perilaku konsumen. Suatu keputusan melibatkan pilihan di antara dua atau lebih alternatif tindakan (atau perilaku). Proses keputusan membeli konsumen oleh perusahaan selaku produsen sebegitu penting dan perlu diperhatikan lebih lanjut. Hal ini menuntut para pelaku bisnis untuk menjalankan usahanya dengan semakin bertanggung jawab. Pelaku bisnis tidak hanya dituntut untuk memperoleh keuntungan lapangan usahannya, melainkan diminta untuk memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan sosialnya. Perubahan pada tingkat kesadaran konsumen memnunculkan kesadaran baru tentang pentingnya melaksanakan apa yang kita kenal Corporate Social Responsibility atau (CSR). tidak hanya menonjolkan produk yang telah dibuat namun tanggung jawab sosial dari perusahaan tersebut juga patut untuk ditampilkan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah ada pengaruh informasi aktivitas corporate social responsibility terhadap keputusan membeli. Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Universitas Negeri Semarang dan subjek yang digunakan sebanyak 70 orang. Jenis sampel yang digunakan adalah purposive sampling dan random, dimana subyek atau responden yang diambil menurut kriteria yang dibutuhkan peneliti kemudian diambil secara acak. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah Uji T dan Anova. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa informasi aktivitas corporate social responsibility berpengaruh terhadap keputusan membeli pada mahasiswa Universitas Negeri Semarang. Tidak ada pengaruh keputusan membeli ditinjau dari aspek rasional dan aspek emosional. Tidak ada pengaruh keputusan membeli ditinjau dari jenis kelamin pada aspek emosional dan aspek rasional. vii DAFTAR ISI Halaman JUDUL ............................................................................................................... i PERNYATAAN ................................................................................................... ii PENGESAHAN .................................................................................................. iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... iv KATA PENGANTAR .......................................................................................... v ABSTRAK .......................................................................................................... ix DAFTAR ISI ...................................................................................................... x DAFTAR TABEL................................................................................................ xiv DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xx DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xxi 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 8 1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 8 1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................ 8 1.4.1 Manfaat Teoritis ......................................................................................... 8 1.4.2 Manfaat Praktis .......................................................................................... 8 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keputusan Membeli .................................................................................... 9 viii 2.1.1 Pengertian Keputusan Membeli ................................................................ 9 2.1.2 Proses Keputusan Membeli ...................................................................... 10 2.1.3 Aspek-aspek Pengambilan Keputusan Membeli ...................................... 12 2.1.4 Faktor-faktor Keputusan Membeli Konsumen ......................................... 13 2.2 Corporate Social Responsibility .................................................................. 18 2.2.1 Pengertian Corporate Social Responsibility ............................................. 18 2.2.2 Tahap-tahap Pelaksanaan Corporate Social Responsibility ..................... 20 2.2.3 Kewajiban Corporate Social Responsibility ............................................. 21 2.2.4 Jenis-jenis Program Aktivitas Corporate Social Responsibility ............... 23 2.3 Kerangka Berpikir ........................................................................................ 29 2.4 Hipotesis ....................................................................................................... 34 3. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian ........................................................................... 35 3.1.1 Jenis Penelitian .......................................................................................... 35 3.1.2 Desain Penelitian ...................................................................................... 36 3.2 Variabel Penelitian ....................................................................................... 42 3.2.1 Indetifikasi Variabel Penelitian .................................................................. 42 3.2.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian .................................................. 43 3.3 Hubungan antar Variabel Penelitian ............................................................. 44 3.4 Populasi dan Sampel ..................................................................................... 45 3.4.1 Populasi .................................................................................................... 45 3.4.2 Sampel ........................................................................................................ 45 3.5 Metode Pengumpulan Data .......................................................................... 46 ix 3.6 Validitas Eksperimen ..................................................................................... 47 3.6.1 Cek Manipulasi .......................................................................................... 48 3.7 Metode Analisis Data .................................................................................... 51 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Persiapan Penelitian ...................................................................................... 52 4.1.1 Orientasi Kancah Penelitian ...................................................................... 53 4.1.2 Penentuan Sampel ..................................................................................... 53 4.2 Cek Manipulasi ............................................................................................ 55 4.3 Pelaksanaan Penelitian ................................................................................. 57 4.4 Pengumpulan Data ........................................................................................ 57 4.5 Hasil Penelitian ........................................................................................... 58 4.5.1 Karakteristik Responden ......................................................................... 58 4.5.2 Tanggapan Responden Terhadap Corporate Social Responsibility Pada Kelompok Eksperimen Dalam Keputusan Membeli .................................... 60 4.5.2.1 Tanggapan Responden Terhadap Corporate Social Responsibility Pada Kelompok Eksperimen Cause Promotion Dalam Keputusan Membeli ......... 61 4.5.2.2 Tanggapan Responden Terhadap Corporate Social Responsibility Pada Kelompok Eksperimen Cause Related Marketing Dalam Keputusan Membeli 61 4.5.2.3 Tanggapan Responden Terhadap Corporate Social Responsibility Pada Kelompok Eksperimen Social Marketing Dalam Keputusan Membeli ......... 62 4.5.2.4 Tanggapan Responden Terhadap Corporate Social Responsibility Pada Kelompok Eksperimen Corporate Philanthorpy Dalam Keputusan Membeli 62 4.5.2.5 Tanggapan Responden Terhadap Corporate Social Responsibility Pada Kelompok Eksperimen Community Volunteering Dalam Keputusan Membeli 63 4.5.2.6 Tanggapan Responden Terhadap Corporate Social Responsibility Pada x Kelompok Eksperimen Responsible Business Practices Dalam Keputusan Membeli ......................................................................................................... 64 4.5.3 Tanggapan Responden Terhadap Iklan Produk Pada Kelompok Kontrol Dalam Keputusan Membeli........................................................................... 65 4.5.4 Uji Asumsi ................................................................................................ 66 4.5.5 Uji Normalitas ............................................................................................ 66 4.5.6 Uji Homogenitas ...................................................................................... 67 4.5.7 Perbedaaan Keputusan Membeli (Beli Dan Tidak Beli) Setelah Diberi Perlakuan ....................................................................................................... 68 4.5.8 Perbedaan Keputusan Membeli pada Aspek Emosional dengan Aspek Rasional Setelah Diberi Perlakuan ................................................................ 70 4.5.9 Perbedaan Antara Jenis Kelamin Pada Aspek Emosional Dan Aspek Rasional Dalam Keputusan Membeli............................................................ 71 4.5.10 Perbedaan Setiap Kelompok Eksperimen Antara Aspek Rasional Dan Aspek Emosional Terhadap Keputusan Membeli ........................................ 73 4.6 Pembahasan .................................................................................................. 80 4.6.1 Pengaruh Informasi Aktivitas Corporate Social Responsibility Terhadap Keputusan Membeli Perbedaan Setelah Diberi Perlakuan ......................... 80 4.6.2 Perbedaan Keputusan Membeli Antara Aspek Emosional Dan Aspek Rasional ....................................................................................................... 84 4.6.3 Perbedaan Antara Jenis Kelamin Pada Keputusan Membeli Ditinjau Dari Aspek Emosional Dan Aspek Rasional ....................................................... 86 4.6.7 Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 90 5. PENUTUP 5.1 Simpulan ...................................................................................................... 91 5.2 Saran ............................................................................................................. 92 5.2.1 Perusahaan ................................................................................................. 92 xi 5.2.2 Penelitian Selanjutnya ............................................................................... 92 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 93 LAMPIRAN ....................................................................................................... 95 xii DAFTAR TABEL Tabel Halaman 3.1 Blue Print Keputusan Membeli Konsumen ................................................. 47 4.1 Jenis Kelamin Responden ........................................................................... 58 4.8 Tanggapan Responden Terhadap Iklan Produk pada Kelompok Kontrol Dalam Keputusan Membeli .................................................................................. 65 4.9 Hasil Uji Normalitas .................................................................................. 66 4.10 Hasil Uji Homogenitas .............................................................................. 67 4.11 Keputusan Membeli .................................................................................. 68 4.12 Perbedaan antara Aspek Emosional dan Aspek Rasional ........................ 70 4.13 Perbedaan Antara Jenis Kelamin pada Aspek Emosional ......................... 71 4.14 Perbedaan Antara Jenis Kelamin pada Aspek Rasional ............................ 72 4.15 Hasil Uji Anova ......................................................................................... 73 4.16 Multiple Comparisons ................................................................................ 74 xiii DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 2.1 Tahap-tahap Keputusan Membeli ................................................................ 10 2.2 Kerangka Berpikir ....................................................................................... 34 3.1 Alur Pelaksanaan Penelitian ......................................................................... 37 3.2 Hubungan antar Variabel Penelitian ............................................................. 44 4.1 Brosur Iklan Handphone .............................................................................. 55 4.2 Brosur Iklan Handphone ............................................................................... 56 4.3 Diagram Presentase Sebaran Usia Responden ............................................. 59 4.4 Diagram Presentase Pemasukan Responden per Bulan ............................... 60 xiv DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1. Instrumen Penelitian ...................................................................................... 98 2. Tabulasi Skoring ............................................................................................ 109 5. Uji Asumsi Klasik .......................................................................................... 113 6. Uji Hipotesis .................................................................................................. 115 xv BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsumen sekarang ini semakin tidak mudah diprediksi bahkan menjadi semakin kritis. Konsumen yang dinamis dan interaksinya dengan aspek lain dalam proses pengambilan keputusan membeli begitu unik dan menarik. Semakin menuntut dan tidak mudah puas menjadi ciri konsumen di era global ini. Keragaman ini menciptakan variasi dalam pemrosesan informasi konsumen dan hasilnya setiap konsumen akan memiliki perbedaan proses pengambilan keputusan membeli. Dunia yang semakin global menjadi tantangan bagi perusahaan karena persaingan semakin ketat dan konsumen menjadi semakin banyak pilihan. Keragaman menciptakan variasi dalam pemrosesan informasi konsumen dan hasilnya setiap konsumen akan memiliki perbedaan proses pengambilan keputusan. Berbagai strategi pemasaran dari perusahan seharusnya dirancang untuk tujuan-tujuan mempengaruhi pemrosesan informasi konsumen dalam proses pengambilan keputusan membeli. Menurut Kotler dan Armstrong (2001:227) keputusan membeli merupakan tahap proses keputusan dimana konsumen secara aktual melakukan pembelian produk. Suatu keputusan membeli melibatkan pilihan di antara dua atau lebih alternatif tindakan (atau perilaku). Keputusan pembelian tersebut merupakan salah satu komponen utama dari perilaku konsumen. Pengertian mengenai perilaku 1 2 konsumen oleh perusahaan selaku produsen sebegitu penting dan perlu diperhatikan lebih lanjut. Dalam keputusan membeli konsumen perlu melakukan beberapa proses menuju keputusan untuk membeli dari mulai pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan membeli, lalu perilaku pasca pembelian. Tidak hanya berdasarkan pada proses memutuskan untuk melakukan pembelian saja, namun konsumen juga perlu mengetahui adanya faktor-faktor juga yang dapat mempengaruhi dalam keputusan membeli seperti adanya faktor budaya, faktor sosial, faktor psikologis, dan faktor pribadi. Dalam keputusan membeli konsumen juga akan mengeluarkan pertimbangan dalam segi emosional dan juga rasionalnya disetiap individu yang akan memutuskan membeli pada suatu produk seperti dalam penelitian terdahulu yang di jelaskan Menurut Arrizky (2013:10) terdapat pengaruh antara rasional buying motives dan emosional buying motives, hal ini mengidentifikasikan bahwa tidak hanya pengaruh secara rasional akan tetapi secara emosional juga dapat mempengaruhi dalam disonasi kognitif, sehingga motif pembelian yang mendorong orang untuk membeli suatu produk tidak hanya berdasarkan emosionalnya saja melainkan tetap mempertimbang alasan-alasan secara rasional sehingga dapat menghasilkan apa yang diharapkan konsumen secara seimbang. Proses keputusan membeli konsumen yang semakin bervariasi, kritis, dan berani untuk mengekspresikan tuntutannya terhadap perkembangan dunia bisnis Indonesia. Hal ini menuntut para pelaku bisnis untuk menjalankan usahanya dengan semakin bertanggung jawab. Pelaku bisnis tidak hanya dituntut untuk memperoleh keuntungan lapangan usahannya, melainkan diminta untuk 3 memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan sosialnya. Perubahan pada tingkat kesadaran konsumen memnunculkan kesadaran baru tentang pentingnya melaksanakan apa yang kita kenal Corporate Social Responsibility atau (CSR). Pemahaman itu memberikan pedoman bahwa korporasi bukan lagi sebagai entitas yang hanya mementingkan dirinya sendiri saja sehingga teralienasi atau mengasingkan diri dari lingkungan masyarakat ditempat kerja, melainkan sebuah entitas usaha yang wajib melakukan adaptasi kultural dengan lingkungan sosialnya. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Roper Search Worldwide menunjukkan 75% responden memberi nilai lebih kepada produk dan jasa yang dipasarkan oleh perusahaan yang memberi kontribusi nyata kepada komunitas melalui program pengembangan. Sekitar 66% responden juga menunjukkan mereka siap ganti merek kepada merek perusahaan yang memiliki citra sosial yang positif (dalam Eka, Farida, dan Listyorini, 2013:1). Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Gigauri (2012:210) didapati adanya pengaruh positif CSR pada keputusan pembelian, penelitian menunjukkan bahwa CSR membantu perusahaan yang dalam positioning produk dan diferensiasi serta mencapai keunggulan kompetitif melalui program CSR. Menurut Dodd dan Supa (2011:15) bahwa terdapat hubungan positif antara keterlibatan organisasi dalam program CSR dan niat pembelian konsumen. Mohr, Webb dan Harris (2001:68) menjelaskan berdasarkan besar jumlah responden di semua tahapan yang menyatakan keinginan untuk informasi lebih lanjut tentang tanggung jawab sosial perusahaan, serta pengaruh CSR dalam 4 keputusan konsumen. Menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara CSR dan tanggapan konsumen. . Temuan peneliti yang lain menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara CSR dan tanggapan konsumen. Menurut Veersalu (2011:49) konsumen lebih suka membayar lebih untuk produk atau jasa oleh perusahaan yang bertanggung jawab secara sosial dari pada perusahaan yang tidak bertanggung jawab. Seperti dikutip dari Pomering dan Dolnicar (2008) konsumen mengharapkan perusahaan untuk memberikan informasi mengenai apa yang mereka lakukan dan konsumen akan mendukung perusahaan-perusahaan tersebut untuk mewujudkannya. Menurut penelitian Rahim, Jalaludin, dan Tajuddin (2011:135) juga menunjukkan bahwa semua komponen CSR memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku pembelian konsumen. Penelitian-penelitian tersebut terbukti bahwa CSR diperlukan dalam perusahaan untuk membantu menarik konsumen dalam penjualan produk. Tidak hanya dalam minat dan kepuasan konsumen saja, namun pada pihak perusahaan hal ini sangat menguntungkan untuk waktu jangka panjang perusahan itu sendiri. Oleh karena itu aktivitas CSR perlu untuk dilakukan bagi perusahaan yang ingin terus berkembang. Berdasarkan hasil survei lapangan yang peneliti lakukan pada tanggal 8-9 November 2013 kepada 13 orang yang menanggapi tentang aktivitas CSR dalam keputusan konsumen untuk membeli. Hasil yang didapat dari 13 responden diperoleh bermacam-macam pernyataan yang bervariasi, sebanyak 46% dari tanggapan responden menyatakan sangat erat kaitanya antara aktivitas CSR yang 5 dimiliki perusahaan dalam pengambilan keputusan membeli. Hal ini dikarenakan menurut responden perusahaan perlu untuk melakukan program aktivitas CSR dan responden mau untuk membayar lebih dari produk yang dibelinya demi membantu program CSR yang dimiliki perusahaan tersebut. Hasil selanjutnya sebanyak 30% dari tanggapan responden menyatakan bahwa aktivitas CSR bersifat penting untuk perusahaan, namun terkadang tidak membuat konsumen terpengaruh dengan produk yang diminati untuk dibeli, dan sebanyak 24% dari tanggapan responden menyatakan produk lebih diutamakan daripada harus memperdulikan CSR yang dimiliki perusahan. Menurut Abidin (2006), aktivitas CSR telah dipandang sebagai kewajiban dan tanggung jawab aktivitas dan strategi untuk menjamin keberlangsungan hidup, implementasi nilai-nilai perusahaan dan aktivitas yang dapat meningkatkan citra perusahaan. Menurut Kotler dan Lee (2005:22) aktivitas CSR dibagi menjadi enam katagori yaitu: 1) Cause promotion sebagai perusahaan yang mendukung pengalangan dana dan menyadarkan masyarakat untuk peduli dengan suatu kegiatan sosial. 2) Cause related marketing sebagai alat pemasaran yang menghubungkan perusahaan atau sebuah brand dengan tujuan sosial (social cause) atau isu yang relevan yang saling menguntungkan. 3) Corporate social marketing sebagai mengembangkan dan melaksanakan kampanye untuk mengubah perilaku masyarakat dengan tujuan meningkatkan kesehatan dan keselamatan publik, menjaga kelestarian lingkungan hidup, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 4) Corporate philanthropy sebagai inisiatif yang paling tradisional dan dilakukan saat perusahaan melakukan kontribusi langsung untuk 6 amal ataupun isu-isu yang sedang diperjuangkan. 5) Community volunteering, Social responsible business practices dilakukan dengan mengajak karyawan, atau anggota franchise untuk menjadi sukarelawan di masyarakat setempat. 6) Social Responsible business practices practices adalah tindakan di mana perusahaan menyesuaikan diri dan menjalankan praktek bisnis dan investasi yang bebas, yang memberi dukungan dalam isu sosial untuk meningkatkan kesejahteraan di komunitas dan memelihara lingkungan. Berkaitan dengan pendapat Kotler dan Lee (2005:22) diatas, peneliti melakukan survei terhadap 15 orang mengenai informasi aktivitas CSR. Hasil survei tersebut dapat disimpulkan bahwa 20% yang mendukung aktivitas cause promotion, 13% yang mendukung aktivitas cause related marketing, dan 13% yang mendukung aktivitas corporate social marketing. 40% yang mendukung aktivitas corporate philanthropy. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahizah, Farah dan Kasmah (2011:134) bahwa philanthropy penting dalam aktivitas CSR, karena konsumen menginginkan perusahaan untuk menyumbangkan uang konsumen untuk kegiatan kemanusian, oleh karena itu konsumen sangat mendukung aktivitas CSR ini. 7% untuk masing-masing yang mendukung community volunteering dan terbukti pada penelitian terdahulu yang dijelaskan oleh Rahizah, Farah dan Kasmah (2011:134) bahwa penting bagi para manajer dan karyawan untuk berpartisipasi dalam kegiatan sukarela dan amal dalam komunitas lokal, terutama dalam proyek-proyek yang meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan social responsible business practices. 7 Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas CSR telah dipandang sebagai kewajiban dan tanggung jawab aktivitas dan strategi untuk menjamin keberlangsungan hidup, implementasi nilai-nilai perusahaan dan aktivitas yang dapat meningkatkan citra perusahaan. Aktivitas CSR yang terbagi menjadi enam akitivitas yaitu cause promotion, cause related marketing, corporate social marketing, corporate philanthropy, community volunteering, dan social responsible business practices. Hal ini didukung juga oleh literatur beserta hasil survei lapangan yang ditemui dapat menjelaskan bahwa CSR perlu dalam keputusan membeli, namun tidak banyak yang menjelaskan tentang informasi aktivitas CSR apa saja yang mampu untuk menunjang dan membuat konsumen memutuskan untuk membeli. Berdasarkan gambaran dan uraian di atas penulis ingin mengetahui apakah informasi aktivitas corporate social responsibility dapat mempengaruhi keputusan membeli konsumen, yang dituangkan dalam bentuk skripsi yang berjudul “Pengaruh Informasi Aktivitas Corporate Social Responsibility Terhadap Perubahan Keputusan Pembelian Konsumen”. 8 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas dapat disampaikan rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu: Apakah ada pengaruh informasi aktivitas corporate social responsibility terhadap keputusan membeli ? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh Informasi aktivitas corporate social resposibility (CSR) terhadap keputusan membeli konsumen. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pikiran dan informasi mengenai pengaruh pengaruh Informasi aktivitas corporate social resposibility (CSR) terhadap keputusan membeli konsumen. 1.4.2 Manfaat Praktis Bagi penulis, sebagai sarana untuk menerapkan pengetahuan teoritis yang diperoleh selama berada di bangku kuliah dan dari literatur-literatur yang lain, serta membandingkannya dengan kenyataan yang terjadi sebenarnya. Adapun bagi perusahaan dapat memberikan masukan mengenai seberapa besar pengaruh Informasi aktivitas corporate social terhadap keputusan membeli konsumen. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keputusan Membeli 2.1.1 Pengertian Keputusan Membeli Boyrd, Walker dan Larreche (2000:120) pengambilan konsumen pada dasarnya proses pemecahan masalah. Kebanyakan konsumen, baik konsumen individu maupun pembeli organisasi-melalui proses mental yang hampir sama dalam memutuskan produk yang akan dibeli. Walupun nyata sekali bahwa berbagai konsumen akhirnya memilih untuk membeli barang-barang yang berbeda disebabkan oleh perbedaan karakteristik pribadi (kebutuhan, manfaat yang dicari, nilai dan gaya hidup) dan pengaruh sosial (perbedaan kelas sosial, kondisi lingkungan atau kondisi keluarga). Peter dan Olson (2000:163) mendefinisikan pengambilan keputusan kosnumen adalah “proses pengintegrasian yang dikombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu diantarannya.” Menurut Kotler dan Armstrong (2001:227) keputusan membeli merupakan tahap proses keputusan dimana konsumen secara aktual melakukan pembelian produk. Nitisusastro (2012:195) menjelaskan bahwa keputusan membeli konsumen adalah pemilihan dari dua atau lebih alternatif pilihan keputusan melalui beberapa tahapan. Artinya bahwa seseorang dapat membuat keputusan untuk membeli atau 9 10 tidak melalui proses masuknya informasi, pertimbangan, dan diakhiri dengan keputusan pembeliannya. Setiadi (2005:413) menyatakan bahwa keputusan pembelian diartikan sebagai suatu keputusan seseorang dimana dia memilih salah satu dari beberapa alternatif yang ada berkaitan dengan produk, merek, atau toko. Berdasarkan berbagai macam definisi dan pengertian keputusan membeli konsumen jadi dapat disimpulkan bahwa keputusan membeli konsumen adalah suatu keputusan yang diambil seseorang tentang merek atau produk yang dikombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu diantarannya. 2.1.2 Proses Keputusan Membeli Menurut Kotlter dan Armstrong (2008:179) proses keputusan membeli terdiri dari lima tahap: pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Proses pembelian dimulai jauh sebelum pembelian sesungguhnya dan berlanjut dalam waktu yang lama setelah pembelian. Pengenalan Kebutuhan pencarian informasi evaluasi alternatif keputusan pembelian perilaku pasca pembelian Gambar 2.1 Tahap-tahap Keputusan Membeli 1. Pengenalan Kebutuhan Proses membeli dimulai dengan pengenalan masalah. Pembeli merasakan adanya masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan suatu perbedaan antara keadaannya yang aktual dan keadaannya yang diinginkan. Kebutuhan ini dapat dipicu oleh rangsangan internal maupun rangsangan eksternal. 11 2. Pencarian Informasi Tahap proses keputusan pembelian dimana konsumen ingin mencari informasi lebih banyak konsumen mungkin hanya memperbesar perhatian atau melakukan pencarian secara aktif. 3. Evaluasi Alternatif Setelah melakukan pencarian informasi sebanyak mungkin tentang banyak hal, selanjutnya konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi berbagai merek alternatif di dalam serangkaian pilihan. Tahap proses keputusan membeli dimana konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek alternatif dalam sekelompok pilihan. 4. Keputusan Pembelian Dalam tahap evaluasi, konsumen menentukan peringkat produk dan membentuk niat membeli. Pada umumnya, keputusan membeli (purchase decision) konsumen adalah membeli produk yang paling disukai. Pada tahap inilah pembeli untuk menentukan keputusan pembelian, apakah jadi membeli atau tidak terhadap keputusan yang menyangkut harga, manfaat produk yang diharapkan, merek, kualitas dan lain sebagainya. 5. Perilaku Pasca Pembelian Setelah membeli suatu produk, konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau tidak ada kepuasan. Pembeli yang puas akan kembali membeli produk, berbicara yang menyenangkan tentang produk itu, lebih sedikit memperhatikan merek dan iklan pesaing, serta membeli produk lain dari perusahaan yang sama. Sementara pembeli yang tidak puas akan memberikan 12 tanggapan secara berbeda. Oleh karena itu, perusahaan perlu mengukur kepuasan konsumen secara teratur. Berdasarkan penjelasan diatas jadi dapat disimpulkan bahwa dalam proses keputusan membeli konsumen dapat melalui berbagai tahapan dari pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, lalu melakukan evaluasi alternatif, dilanjutkan dengan keputusan membeli, serta perilaku pasca pembelian. Proses keputusan membeli dapat terjadi dari niat pembelian dan keputusan pembelian untuk dapat memutusakan dengan baik dan benar produk yang akan dibeli sesuai keinginan dan kebutuhan. 2.1.3 Aspek-aspek Pengambilan Keputusan Membeli Menurut Swastha (1998:67) aspek dalam pengambilan keputusan adalah: 1. Rasional Dalam aspek rasional, konsumen selalu mempertimbangkan faktor harga, kualitas, manfaat dan merek dalam setiap pengambilan keputusan pembelian. Konsumen berusaha mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai suatu produk dan kemudian baru memutuskan untuk membeli. 2. Emosional Emosional yaitu motif pembelian yang didasarkan pada perasaan konsumen. Biasanya konsumen dalam hal ini melakukan suatu keputusan pembelian hanya karena pertimbangan estetika dan kesenangan indera saja. Sehingga konsumen dalam hal ini bisa dikatakan lebih subjektif. Pengungkapan rasa cinta kepada seseorang juga bersifat emosional dan subjektif. Maka pembelian barang yang 13 dilakukan atas dasar ketertarikan atau kesenangan kemasan atau penyajian produk juga termasuk pembelian yang bersifat emosional. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpukan aspek pengambilan keputusan membeli yang digunakan untuk penelitian ini mengacu pada pendapat Swastha (1998:67), yaitu aspek rasional dan emosional. Indikator yang digunakan adalah kebutuhan, manfaat, keinginan, dan kecintaan. 2.1.4 Faktor-faktor Keputusan Membeli Konsumen Menurut Setiadi (2003:405) perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh empat faktor, diantaranya sebagai berikut: 1. Faktor budaya Budaya, sub budaya, dan kelas sosial sangat penting bagi perilaku pembelian. Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku paling dasar. Anak-anak yang sedang tumbuh akan mendapatkan seperangkat nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku dari keluarga dan lembaga-lembaga penting lainnya. Contonhya pada anak-anak yang dibesarkan di Amerika Serikat sangat terpengaruh dengan nilai-nilai sebagai berikut: prestasi, aktivitas, efisiensi, kemajuan, kenikmatan materi, individualisme, kebebasan, humanisme, dan berjiwa muda. Pada dasaranya dalam sebuah tatanan kehidupan dalam bermasyarakat terdapat sebuah tingkatan (strata) sosial. Tingkatan sosial tersebut dapat berbentuk sebuah sistem kasta yang mencerminkan sebuah kelas sosial yang relatif homogen dan permanen yang tersusun secara hirarkis dan para anggotanya menganut nilai, minat dan perilaku yang serupa. Kelas sosial tidak hanya mencerminkan 14 penghasilan, tetapi juga indikator lain seperti pekerjaan, pendidikan, perilaku dalam berbusana, cara bicara, rekreasi dan lain-lainya. 2. Faktor Sosial Selain faktor budaya, perilaku pembelian konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial diantarannya sebagai berikut: 1) Kelompok referensi Kelompok referensi seseorang terdiri dari seluruh kelompok yang mempunyai pengaruh langsung meupun tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang. Kelompok ini biasanya disebut dengan kelompok keanggotaan, yaitu sebuah kelompok yang dapat memberikan pengaruh secara langsung terhadap seseorang. Adapun anggota kelompok ini biasanya merupakan anggota dari kelompok primer seperti keluarga, teman, tetangga dan rekan kerja yang berinteraksi dengan secara langsung dan terus menerus dalam keadaan yang informal. Tidak hanya kelompok primer, kelompok sekunder yang biasanya terdiri dari kelompok keagamaan, profesi dan asosiasi perdagangan juga dapat disebut sebagai kelompok keanggotaan. 2) Keluarga Dalam sebuah organisasi pembelian konsumen, keluarga dibedakan menjadi dua bagian. Pertama keluarga yang dikenal dengan istilah keluarg orientas. Keluarga jenis ini terdiri dari orang tua dan saudara kandung seseorang yang dapat memberikan orientasi agam, politik dan ekonomi serta ambisi pribadi, harga diri dan cinta. Kedua, keluarga yang terdiri dari pasangan dan jumlah anak 15 yang dimiliki seseorang. Keluarga jenis ini biasa dikenal dengan keluarga prokreasi. 3) Peran dan status Hal selanjutnya yang dapat menjadi faktor sosial yang dapat mempengaruhi perilaku pembelian seseorang adalah peran dan status mereka di dalam masyarakat. Semakin tinggi peran seseorang didalam sebuah organisasi maka akan semakin tinggi pula status mereka dalam organisasi tersebut dan secara langsung dapat berdampak pada perilaku pembeliannya. Contoh seorang direktur di sebuah perusahaan tentunya memiliki status yang lebih tinggi dibandingkan dengan seorang supervisor, begitu pula dalam perilaku pembeliannya. Tentunya, seorang direktur perusahaan akan melakukan pembelian terhadap merek-merek yang berharga lebih mahal dibandingkan dengan merek lainnya. 3. Faktor Pribadi Keputusan pembelian juga dapat dipengaruhi oleh karakterisitik pribadi diantaranya usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep-diri pembeli. 1) Usia dan siklus hidup keluarga Orang membeli barang dan jasa yang berbeda-beda sepanjang hidupnya yang dimana setiap kegiatan konsumsi ini dipengaruhi oleh siklus hidup keluarga 2) Pekerjaan dan lingkungan ekonomi Pekerjaan dan lingkungan ekonomi seseorang dapat mempengaruhi pola konsumsinya. Cotohnya, direktur perusahaan akan membeli pakaian yang mahal, perjalanan dengan pesawat udara, keanggotaan di klub khusus, dan membeli 16 mobil mewah. Selain itu, biasanya pemilihan produk juga dilakukan berdasarkan oleh keadaan ekonomi seseorang seperti besaran penghasilan yang dimiliki, jumlah tabungan, utang dan sikap terhadap belanja atau menabung. 3) Gaya hidup Gaya hidup dapat di artikan sebagai sebuah pola hidup seseorang yang terungkap dalam aktivitas, minat dan opininya yang terbentuk melalui sebuah kelas sosial, dan pekerjaan. Tetapi, kelas sosial dan pekerjaan yang sama tidak menjamin munculnya sebuah gaya hidup yang sama. Melihat hal ini sebagai sebuah peluang dalam kegiatan pemasaran, banyak pemasar yang mengarahkan merek mereka kepada gaya hidup seseorang. 4) Kepribadian Setiap orang memiliki berbagai macam karateristik kepribadian yang berbedabeda yang dapat mempengaruhi aktivitas kegiatan pembeliannya. Kepribadian merupakan ciri bawaan psikologis manusia yang berbeda yang menghasilkan sebuah tanggapan relatif konsiten dan bertahan lama terhadap rangsangan lingkungannya. 4. Faktor Psikologis Terakhir, faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen adalah faktor psikologis. Faktor ini dipengaruhi oleh empat faktor utama diantaranya sebagai berikut: 1) Motivasi Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu-waktu tertentu. Beberapa dari kebutuhan tersebut ada yang muncul dari tekanan biologis seperti 17 lapar, haus, dan rasa ketidaknyamanan. Sedangkan beberapa kebutuhan yang lainnya dapat bersifat psikogenesis; yaitu kebutuhan yang berasal dari tekanan psikologis seperti kebutuhan akan pengakuan, penghargaan atau rasa keanggotaan kelompok. Ketika seseorang mengamati sebuah merek, ia akan bereaksi tidak hanya pada kemampuan nyata yang terlihat pada merek tersebut, melainkan juga melihat petunjuk lain yang samar seperti wujud, ukuran, berat, bahan, warna dan nama merek tersebut yang memacu arah pemikiran dan emosi tertentu. 2) Persepsi Seseorang yang termotivasi siap untuk segera melakukan tindakan. Bagaimana tindakan seseorang yang termotivasi akan dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi tertentu. Persepsi dapat diartikan sebagai sebuah proses yang digunkan individu untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasi masukan informasi guna menciptakan sebuah gambaran (Bernard Barelson, dalam Kotler 2003:217). Persepsi tidak hanya bergantung pada rangsangan fisik tetapi juga pada rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan. 3) Pembelajaran Pembelajaran meliputi perubahan perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman. Banyak ahli pemasaran yang yakin bahwa pembelajaran dihasilkan melalui perpaduan kerja antara pendorong, rangsangan, isyarat bertindak, tanggapan dan penguatan. Teori pembelajaran mengajarkan kepada para pemasar bahwa mereka dapat membangung permintaan atas suatu produk dengan mengaitkan pada pendorongnya yang kuat, menggunakan isyarat yang 18 memberikan motivasi, dan memberikan penguatan positif karena pada dasarnya konsumen akan melakukan generalisasi terhadap suatu merek. 4) Keyakinan dan Sikap Melalui betindak dan belajar, orang mendapatkan keyakinan dan sikap. Keduanya kemudian mempengaruhi perilaku pembelian konsumen . Keyakinan dapat diartikan sebgai gambaran pemikiran seseorang tentang gambaran sesuatu. Keyakinan orang tentang produk atau merek akan mempengaruhi keputusan pembelian. 2.2 Corporate Social Responsibility (Tanggung Jawab Sosial Perusahaan) 2.2.1 Pengertian Corporate Social Responsibility Corporate Social Responsibility adalah suatu konsep yang berkaitan dengan tanggung jawab sebuah perusahaan terhadap karyawan dan lingkungan. Pengertian lingkungan bisa sangat luas mulai dari pemerintah hingga masyarakat sekitar operasi perusahaan yang bersangkutan. Bentuk tanggung jawabnya juga bermacam-macam, seperti pemberdayaan ekonomi, hukum, berperilaku etis terhadap masyarakat sekitar, hingga pada bentuk kegiatan filantropis (Susanto,2003:11). Menurut Maignan dan Ferrell (dalam Susanto 2003:11) pengertian corporate social responsibility adalah “A business acts in socially responsible manner when its decision and actions account for and balance diverse stakeholder interests ”. Definisi ini menekankan perlunya memberikan perhatian secara seimabang terhadap kepentingan berbagai stakeholder yang beragam dalam 19 setiap keptusan dan tindakan yang diambil oleh para pelaku bisnis melalui perilaku yang secara sosial bertanggung jawab. Definisi Corporate Social Responsibility versi Uni Eropa (dalam Susanto 2003;11)“Corporate Social Responsibility is a concept whereby companies integrate social and environmental concerns in their business operations and in their interaction with their stakeholders on a voluntary basis”. (Corporate Social Responsibility merupakan sebuah konsep dimana perusahaan mengintegrasikan perhatian sosial dan lingkungan dalam operasional bisnis mereka serta dalam hubungan dengan para stakeholders atas dasar sukarela). Sedangkan menurut Elkington (dalam Susanto 2013:11) sebuah perusahan yang menunjukkan tanggung jawab sosialnya akan memberikan perhatian kepada peningkatan kualitas perusahaan (profit); masyarakat khususnya komunitas sekitar (people); serta lingkungan hidup (planet bumi). Berdasarkan definisi diatas disimpulkan dari berbagai definisi yang dijelaskan dari para ahli, bahwa corporate social responsibility adalah suatu konsep yang berkaitan dengan tanggung jawab sebuah perusahaan dimana perusahaan menintegrasikan perhatian sosial dan lingkungan dalam peningkatan kualitas perusahaan tanpa merugikan masyrakat dan upaya melibatkan komunitas dalam proyek pengembangan masyarakat dan lingkungan. 20 2.2.2 Tahap-tahap Pelaksanaan CSR Menurut Susanto (2003) Untuk dapat menjalankan CSR dengan baik, ada tahap-tahap pelaksanaan CSR, langkah-langkah tersebut sebagai berikut : 1. Community Net Analysis. Di sini dilakukan analisa secara komprehensif perbedaan-perbedaan yang ada di masyarakat, seperti kategori kelompok eksekutif, legislatif, pedagang, petani dan sebagainya. Berdasarkan stratifikasi yang dilakukan itu selanjutnya kita berusaha menemukan kebutuhan dan keinginan yang berbeda-beda kita tidak menyamaratakan begitu saja. Bahkan, kebutuhan dan keinginan tokoh masyarakat, atau Pembina masyarakat dengan masyarakat yang dibinanya juga berbeda. Pemahaman terhadap perbedaan ini sangat penting sebab akan mendasari langkah berikutnya terutama dalam pengembangan masyarakat. 2. Sosialisasi Di dalam tahap ini target yang harus dicapai adalah adanya rasa ownership masyarakat dan korporasi. Sebab itu, tahap ini bisa pula disebut ownership transfer. Disini mulai melakukan program-program pengembangan masyarakat di mana rasa memiliki sudah terpupuk. Dengan bekal ini maka program pengembangan menjadi berdaya guna. Apalagi apabila pemanfaatan atau utilitas proyek juga melibatkan sasaran masyarakat. Ini semua akan meningkatkan perasaan kepemilikan. 3. Kastemisasi (customization) Sesuai dengan sensitifitas dan kebutuhan masing-masing daerah.Kalau langakah-langkah di atas sudah berhasil, perusahaan tinggal melakukan sosialisasi 21 ulang agar lebih meningkatkan rasa kebanggaan masyarakat; kebanggan terhadap perusahaan, program, kelompok serta dalam proyek pengembangan. Setelah itu dapat dilakukan reevaluasi atau melakukan audit proyek pengembangan. Hal itu harus dilakukan guna perbaikan proyek selanjutnya juga membantu perusahaan dalam menyusun strategic planning berkaitan dengan masalah lingkungan hidup, pemanfaatan sumber daya alam, masyarakat sekitar sehingga peningkatan servis yang hendak dilakukan. 2.2.3 Kewajiban Corporate Social Responsibility (CSR) Menurut Kotler dan Keller (2009:369) peningkatan tingkat pemasaran yang bertanggung jawab secara sosial mengharuskan perusahaan melakukan model-model perilaku yang bergantung pada perilaku tanggung jawab, yaitu : 1. Perilaku Legal Organisasi harus memastikan bahwa semua karyawan mengetahui dan mempelajari hukum yang relefan. Misalnya wiraniaga (sales promosion) dilarang berbohong kepada konsumen atau menyesatkan konsumen tentang keuntungan membeli produk. Pernyataan wiraniaga secara hukum harus sesuai dengan apa yang dinyatakan pada iklan. Organisasi tidak boleh mendapatkan atau mengunakan teknik atau rahasia dagang pesaingmelalui penyuapan atau sinopsie industri. Dan yang terakhir, organisasi tidak boleh menyerang pesaing atau produknya dengan menyarankan sesuatu yang tidak sebenarnya. Manajer harus memastikan bahwa semua wiraniaga mengetahui hukum dan undang-undang serta bertindak sesuai hukum dan undang-undang. 22 2. Perilaku Etis Tidak mudah menarik garis yang jelas antara praktik pemasaran normal dan perilaku tidak etis. Pada saat yang sama, praktik bisnis tertentu elas tidak etis atau melanggar hukum. Praktik-prakti ini meliputi penyuapan, pencurian rahasia dagang, iklan palsu dan menipu, kesepakatan esklusif dan kesepakatan mengikat, kerusakan kualitas atau keamanan, jaminan palsu, kesalahan pelabelan, pengaturan harga atau diskriminasi yang berlebihan, dan larangan masuk serta persaingan yang saling memangsa. Perusahaan harus menetapkan dan menyebarkan kode etik tertulis, membangun tradisi perilaku etis perusahaan dan membuat orang lain bertanggung jawab penuh untuk mempelajari paduan etika dan hukum. Perusahaan yang tidak mempunyai kinerja etika yang baik menanggung resiko dengan terekspos lebih besar akibat internet. 3. Perilaku Tanggung Jawab Sosial Pemasaran individual harus mempraktikan “kesadaran sosial” dalam kesepakatan khusus dengan pelanggan dan pemegang kepentingan. Semakin banyak orang yang menginginkan informasi tentang catatan perusahaan dalam tanggung jawab sosial dan lingkungan untuk membantu memutuskan dari perusahaan mana mereka akan membeli, berinvestasi dan bekerja. Kelestarian, pentingnya memenuhi kebutuhan kemanusian tanpa melukai generasi dimasa depan. Sekarang banyak perusahaan besar membantu dalam membuat kerangka yang sangat rinci tentang bagaimana mereka berusaha meningkatkan dampak jangka panjang tindakan mereka terhadap masyarakat dan lingkungan. Sebagian pihak merasa bahwa perusahaan yang tercatat memiliki 23 nilai baik pada faktor kelestarian biasanya mempunyai tingkat kualitas manejemen yang tinggi sehingga ”mereka cenderung lebih cepat secara strategis dan mempunyai perlengkapan yang lebih baik untuk bersaing dalam lingkungan global yang rumit dan berkecapatn tinggi”. 2.2.4 Jenis-jenis Program Aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR) Menurut Kotler dan Lee (2005:22) istilah “Corporate Social Initiatives” untuk mendeskripsikan usaha yang paling utama di bawah payung tanggung jawab sosial perusahaan dan didefinisikan bahwa inisiatif sosial perusahaan adalah kegiatan utama yang dilakukan oleh perusahaan untuk membantu masalah sosial dan untuk memenuhi komitmen terhadap tanggung jawab sosial perusahaan. Kotler dan Lee (2005:22) menyebutkan enam katagori aktivitas CSR, yaitu: 1. Cause Promotion Perusahaan memberikan dana, kontribusi financial atau dengan sumber daya lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, mendukung penggalangan dana atau berpartisipasi, atau merekrut relawan untuk suatu kegiatan tertentu. Dalam inisiatif ini diperlukan komunikasi persuasif untuk menciptakan kepedulian dan membujuk masyarakat untuk berkontribusi dan berpartisipasi untuk mendukung isu-isu yang sedang diperjuangkan. Kotler & Lee (2005:49) mengartikan cause promotion berbeda dari social marketing, karena social marketing fokusnya tidak terpusat dalam mempengaruhi 24 perubahan perilaku seseorang. Saat cause promotion mengilhami tindakan seringkali mengkontribusikan dengan waktu atau uang. Hal lain yang khas dalam berpromosi termasuk membangun awareness dari sebuah isu yang sedang diperjuangkan, mengajak masyarakat untuk menemukan lebih dalam mengenai permasalahan, mengajak masyarakat untuk menghabiskan waktu untuk menolong orang-orang yang memerlukan, mengajak masyarakat untuk mendonasikan uang mereka, mengajak masyarakat untuk mendonasikan sumber daya yang lain atau berpartisipasi dalam event. 2. Cause Related Marketing Cause – related Marketing sebagai strategic positioning dan alat pemasaran yang menghubungkan perusahaan atau sebuah brand dengan tujuan sosial (social cause) atau isu yang relevan yang saling menguntungkan. Saat menggunakan cause-related marketing perusahaan memutuskan untuk mendonasikan jumlah persentase tertentu dari pendapatan atau penjualan untuk suatu tujuan. Penawaran biasanya untuk produk tertentu dan waktu tertentu pula. Cause – related marketing dilihat sebagai win-win situation, yang dimana keuntungan perusahaan dan konsumen dapat berkontribusi dalam amal tanpa biaya ekstra (Kotler & Lee,2005:81). 3. Corporate Social Marketing Perusahaan mengembangkan dan melaksanakan kampanye untuk mengubah perilaku masyarakat dengan tujuan meningkatkan kesehatan dan keselamatan publik, menjaga kelestarian lingkungan hidup, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kampanye Corporate Social Marketing lebih banyak 25 terfokus untuk mendorong perubahan perilaku yang berkaitan dengan beberapa isu yakni isu-isu kesehatan, perlindungan terhadap kecelakaan/kerugian, lingkungan , dan keterlibatan masyarakat Perbedaan dengan cause promotion adalah selain meningkatkan awareness, corporate social marketing berlangsung lebih jauh dan juga bertujuan untuk mengubah bagaimana orang berperilaku. Perusahaan dapat melakukan kampanye sendiri atau bekerja sama dengan mitra di sektor publik atau organisasi non pemerintah (Kotler & Lee,2005:114). Peter & Olson (2008) mengartikan kampanye social marketingdapat mengubah perilaku konsumen di banyak daerah. Contohnya seperti, mengajak setiap orang untuk makan makanan sehat, menggunakan sabuk pengaman dan berperilaku dengan cara lebih sadar lingkungan. Cara tersebut juga dapat digunakan untuk menurunkan perilaku yang yang tidak diinginkan, seperti merokok, kehamilan dini, atau putus sekolah. 4. Corporate Philanthropy Corporate philanthropy adalah inisiatif yang paling tradisional dan dilakukan saat perusahaan melakukan kontribusi langsung untuk amal ataupun isu-isu yang sedang diperjuangkan. Kontribusikontribusi ini adalah dukungan utama untuk organisasi non-profit, yayasan, dan public agencies, seperti sekolah. Seberapa banyak donasi yang diberikan ditentukan sangat bervariasi, tetapi biasanya berdasarkan pemasukan tahun lalu. Cara yang lain berdasarkan Kotler & Lee (2005:144) adalah pemberian uang tunai, menawarkan pinjaman, memberikan beasiswa, mendonasikan produk-produk,mendonasikan pelayanan, menyediakan keahlian teknis, memperbolehkan penggunaan fasilitas dan saluran distribusi atau 26 menawarkan penggunaan peralatan. Inisiatif ini telah berkembang dan terlihat beberapa perubahan. Saat ini perusahaan terlihat lebih strategis dalam pilihan masalah sosial yang ingin didukung, dengan fokus ke satu tujuan yang dihubungkan ke tujuan dan sasaran perusahaan. Hal tersebut juga menjadi lebih umum , mengembangkan hubungan jangka panjang dengan organisasi non-profit dan melebihi sumbangan uang tunai dengan berkontribusi produk yang berlebih, saluran distribusi atau keahlian teknik. Karena globalisasi, perusahaan berkontribusi ke masyarakat sekitarnya dimana mereka menjalankan usahanya. Keuntungan potensial dari corporate philanthropy adalah meningkatkan citra perusahaan, meningkatkan niat baik, dan reputasi. Karyawan dari perusahaan tersebut akan termotivasi dan terpuaskan. Keuntungan lebih lanjut, yaitu dapat meningkatkan produktivitas, memperluas pasar, dan perusahaan akan berkontribusi untuk tenaga kerja yang kuat di masa yang akan datang. 5. Community Volunteering Community volunteering dilakukan oleh perusahaan dengan mengajak karyawan, retail partner atau anggota franchise untuk menjadi sukarelawan di masyarakat setempat. Dalam upayamemberikan kontribusi dapat menjadi sukarelawan dengan keahlian,bakat, memberikan ide dan / atau bekerja yang membutuhkankekuatan fisik. Dukungan perusahaan bisa dengan membayar cutiyang digunakan untuk bekerja sukarela, menolong karyawanmenemukan pekerjaan sukarela yang sesuai dan mengatur tim untuk mendukung isu-isu yang sedang diperjuangkan (Kotler & Lee,2005:175) 27 Kotler & Lee (2005:175) menyebutkan bahwa: “community volunteering is by many considered to be the most genuine and satisfying of all corporate social initiatives”. Keuntungan potensial nya adalah kesempatan untuk membangun hubungan yang kuat dengan komunitas lokal, menarik dan mempertahankan tenaga kerja yang merasa puas, berkontribusi untuk tujuan bisnis, meningkatkan citra perusahaan dan kesempatan untuk memamerkan produk atau layanan. Kelemahannya adalah community volunteering dapat melibatkan biaya yang tinggi dan penting bahwa inisiatif ini memiliki dampak sosial yang bermakna. Hasilnya seringkali sulit untuk dilacak dan diukur (Kotler & Lee,2005:175). Rekomendasi yang diberikan antara lain untuk menghubungkan upaya sukarelawan terhadap strategi Corporate Social Responsibility perusahaan dan inisiatif lainnya, melakukan inisiatif untuk jangka panjang, mendukung dan mengenali karyawan untuk upaya yang baik dan menerapkan sistem untuk pelacak dan pengukuran. 6. Social Responsible Business Practices Social Responsible Business Practices adalah tindakan di mana perusahaan menyesuaikan diri dan menjalankan praktek bisnis dan investasi yang bebas , yang memberi dukungan dalam isu sosial untuk meningkatkan kesejahteraan di komunitas dan memelihara lingkungan. Perusahaan dapat mencoba untuk meningkatkan kesehatan, keselamatan, kebutuhan psikologis dan emosional di komunitas. Komunitas di sini adalah termasuk karyawan, pemasok, distributor, mitra dan individu dari populasi (Kotler & Lee, 2005:207). 28 Perusahaan biasanya tidak mengubah praktek bisnisnya sampai mereka menghadapi peraturan, keluhan pelanggan, atau tekanan dari kelompok tertentu. Saat ini sudah banyak perusahaan yang bertindak secara proaktif, menerapkan praktek bisnis, untuk menerapkan praktek bisnis yang lebih dari apa yang dituntut dari kelompok – kelompok yang disebutkan di atas, dan perusahaan juga berusaha mencari solusi yang baru untuk isu sosial, salah satu alasannya adalah banyak kasus yang menguntungkan perusahaan dan perusahaan menghindari skandal yang bisa menyebar cepat dan mudah dengan teknologi saat ini. Kotler & Lee (2005:207) menggambarkan aktivitas yang biasa dalam social responsible business practices sebagai contoh adalah merancang fasilitas yang melampaui pedoman lingkungan dan keselamatan, mengembangkan proses perbaikan, tidak melanjutkan penawaran produk yang dianggap berbahaya, memilih pemasok dengan cermat, memilih bahan baku dan bahan pengemasan yang ramah lingkungan, memberikan pengungkapan secara terbuka dari suatu produk, mengembangkan program untuk mendukung kesejahteraan karyawan, menetapkan pedoman untuk pemasaran bagi anak-anak, memperbaiki akses untuk penyandang cacat dan melindungi kerahasiaan informasi konsumen. Seperti dengan inisiatif lainnya, social responsible business practices memberikan perusahaan kesempatan untuk membangun hubungan dengan mitra, tetapi juga terdapat berbagai keuntungan secara finansial dan pemasaran. Keuntungan finansial dari social responsible business practices adalah menurunkan biaya operasional, adanya sumbangan keuangan dari badan hukum dan produktifitas yang lebih tinggi dari karyawan dan motovasi untuk tetap 29 bekerja di perusahaan. Keuntungan potensial pemasaran termasuk meningkatnya niat baik (goodwill), brand preference, dan brand positioning. 2.3 Kerangka Berpikir Gigauri (2012:135) hasil penelitian menunjukkan bahwa, konsumen memilih produk dari perusahaan yang terlibat dalam kegiatan CSR. Selain itu, konsumen siap untuk membayar lebih untuk produk yang perusahaan mengurus seluruh masyarakat, dan tidak membeli produk dari perusahaan yang mengejar perilaku yang tidak etis atau tidak bertanggung jawab. Selain itu, Konsumen mempertimbangkan reputasi etika perusahaan ketika membeli produk. Dengan demikian, Penelitian menunjukkan bahwa CSR bisa membantu perusahaan yang beroperasi dalam positioning produk dan diferensiasi serta mencapai keunggulan kompetitif melalui program CSR. Menurut Veersalu (2011:49) Hasil penelitian menunjukkan, konsumen lebih suka membayar lebih untuk produk atau jasa oleh perusahaan yang bertanggung jawab secara sosial dari pada perusahaan yang tidak bertanggung jawab. Mohr, Webb and Harris (2001:68) menjelaskan berdasarkan besar jumlah responden di semua tahapan yang menyatakan keinginan untuk imformasi lebih lanjut tentang tanggung jawab sosial perusahaan, peneliti menrekomendasikan bahwa perusahaan-perusahaan yang dinilai tinggi pada CSR mempertimbangkan peringkat ini dalam komunikasi pemasaran dan peringkat kepuasan pelanggan, hal ini akan menjadi layak karena ada evaluator yang mempublikasikan perusahaan yang melakukan kinerja sosial perusahaan, sehingga dampak pengetahuan Corporate Social Responsibility pada sikap konsumen dan keputusan untuk 30 membeli, serta pengaruh Corporate Social Responsibility dalam keputusan konsumen. Menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara Corporate Social Responsibility dan tanggapan konsumen. Menurut Dodd dan Supa (2011:15) bahwa terdapat hubungan positif antara keterlibatan organisasi dalam program CSR dan niat pembelian konsumen atau konsumen dalam penelitian ini lebih cenderung untuk membeli produk organisasi jika organisasi yang terlibat dalam praktek tanggung jawab sosial. Selain itu, kesadaran konsumen keterlibatan organisasi tertentu dalam kegiatan tanggung jawab sosial dan tidak bertanggung jawab telah diidentifikasi dan menunjukkan bahwa hubungan positif ada antara tanggung jawab sosial perusahaan dan pembelian niat konsumen. Pomering dan Dolnicar (2008), berpendapat bahwa menargetkan konsumen dengan minat khusus di daerah-daerah tertentu CSR saat ini merupakan strategi komunikasi yang paling menjanjikan . Akibatnya, pembisnis-pembisnis juga perlu lebih selektif sehubungan dengan domain CSR yang telah dipilih untuk didanai, dan juga yang akan perlu untuk mencerminkan prioritas sosial konsumen, karena konsumen mengharapkan perusahaan untuk memberikan informasi tentang apa yang perusahaan lakukan, dan konsumen akan mendukung perusahaan yang mengejar inisiatif CSR. Zhong (2005:22) bahwa dalam praktek bisnis perlu untuk menekankan pengambilan keputusan secara rasional dan meminggirkan pengaruh emosional, namun pada kenyataanya pengaruh emosi dalam pengambilan keputusan belum 31 sepenuhnya dieksplorasi. Sehingga individu yang melakukan pengambilan keputusan secara rasional cenderung terlibat dalam pengaruh emosional. Menurut Grundey (2008:149) pemasaran tradisional menyajikan konsumen yang rasional untuk mendapatkan manfaat pada pembelian, dimana pembelian konsumen semuanya terdapat tujuh tahapan pembelian. Pengalaman pemasaran konsumen dapat terlihat dari segi rasional dan emosional. Lalu dilanjutkan konsumen memutuskan pembelian yang dilihat dari faktor-faktor rasional dan emosional yang dari faktor-faktor tersebut saling berkerjasama , dimana faktor-faktor tersebut tidak memiliki perbedaan, jadi antara faktor emosional dan rasional sama-sama memberikan pengaruh dalam proses pembelian. Dengan demikian konsumen bisa melangsungkan semua tujuh langkah pembelian, tapi jika salah satu faktor ada yang lebih menonjol maka langkahlangkah pembelian akan susah untuk dijalankan karena hal tersebut akan terpengaruh oleh rasa, perasaan, pemikiran, dan hal pengalaman lainnya. jadi dari penelitian yang dilakukan peneliti dan di dukung dengan penelitian terdahulu dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan antara aspek rasional dan emosional pada keputusan membeli. Rahim, Jalaludin, dan Tajuddin (2011:135) menjelaskan bahwa atribut tanggung jawab ekonomi memiliki dampak yang paling signifikan terhadap perilaku pembelian konsumen, yang kemudian diikuti oleh tanggung jawab filantropis, tanggung jawab etis dan, tanggung jawab hukum. Prioritas pada CSR bagi konsumen tetap bahwa untuk lembaga bisnis, tanggung jawab ekonomi adalah tanggung jawab yang paling dasar, diikuti oleh tanggung jawab hukum, 32 tanggung jawab etis dan tanggung jawab filantropis. Selain itu, menemukan masalah hukum menjadi tanggung jawab yang paling penting dari perusahaan, diikuti dengan tanggung jawab etis, filantropis dan ekonomi juga menunjukkan bahwa hasil penelitian semua komponen CSR memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku pembelian konsumen. Dalam keputusan membeli konsumen juga perlu pertimbangan dalam segi emosional dan juga rasionalnya disetiap individu yang akan memutuskan membeli pada suatu produk seperti dalam penelitian terdahulu yang di jelaskan oleh Menurut Arrizky (2013:10) terdapat pengaruh antara rasional buying motives dan emosional buying motives, hal ini mengidentifikasikan bahwa tidak hanya pengaruh secara rasional akan tetapi secara emosional juga dapat mempengaruhi dalam disonasi kognitif, sehingga motif pembelian yang mendorong orang untuk membeli suatu produk tidak hanya berdasarkan emosionalnya saja melainkan tetap mempertimbang alasan-alasan secara rasional sehingga dapat menghasilkan apa yang diharapkan konsumen secara seimbang. Berdasarkan penelitian terdahulu dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang positif antara CSR dengan perilaku dan keputusan membeli pada konsumen. Hal ini menunjukkan bahwa besar kemungkinan dalam informasi aktivitas CSR dapat berpengaruh dalam keputusan membeli konsumen. Bermula dari perkenalan kebutuhan konsumen pada sebuah produk, yang dalam produk tersebut terdapat dukungan CSR dari perusahan pada produk tersebut, yang kemudian oleh konsumen disaring setiap informasi yang didapat mulai dari produk hingga CSR yang diberikan oleh perusahaan Dipencarian informasi masuklah aktivitas jenis- 33 jenis CSR yang berfungsi sebagai pengetahuan konsumen dalam mencapai keputusan membeli, dilanjutkan dengan evaluasi alternatif hingga sampailah konsumen pada titik dimana harus memutuskan untuk membeli atau tidak setelah memperoleh informasi yang didapat oleh konsumen. yang melalui berbagai proses keputusan membeli dari berawal dari proses keputusan membeli yang dilihat dari awal pengenalan kebutuhan konsumen yang dilanjutkan dengan pencarian informasi. Aktivitas CSR : 1. Cause Promotion 2. Cause Related Marketing 3. Corporate Social Marketing 4. Corporate Philanthropy 5. Community Volunteering 6. Social Responsible Business Pratices PRODUK CSR Pengenalan Kebutuhan pencarian informasi evaluasi alternatif keputusan pembelian Emosional Gambar 2.2 Kerangka berpikir perilaku pasca pembelian Rasional 34 2.4 Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara dari permasalahan yang ada, dimana kebenarannya masih perlu dikaji dan diteliti melalui data yang terkumpul. Berdasarkan permasalahan yang ada maka peneliti menyusun hipotesis sebagai berikut : Ada pengaruh pada informasi aktivitas corporate social responsibility (X) terhadap keputusan membeli konsumen (Y) BAB 3 METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji suatau kebenaran pengetahuan dengan mengunakan cara-cara ilmiah. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penelitian adalah metode yang digunakan harus disesuaikan dengan objek penelitian dan tujuan yang akan dicapai sehingga penelitian akan berjalan dengan sistematis. Pada bagian ini akan dikemukakan beberapa hal yang berhubungan dengan metode dan hal-hal yang menentukan penelitian yaitu: jenis dan desain penelitian, variabel penelitian, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, validitas dan reliabilitas, dan metode analisis data. 3.1 Jenis dan Desain Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk mengetahui pengaruh citra corporate social responsibility terhadap keputusan membeli konsumen, maka jenis penelitian ini mengunakan jenis penelitian eksperimen. Latipun (2010:5) penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dilakukan dengan melakukan manipulasi yang bertujuan untuk mengetahui akibat manipulasi terhadap perilaku individu yang diamati. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan terhadap variabel yang akan datang (Arikunto, 2006:11). Disebut yang akan datang karena sebenarnya variabel didatangkan atau 35 36 diadakan oleh peneliti dalam bentuk perlakuan, yang terjadi dalam eksperimen. Jadi dapat disimpulkan penelitian eksperimen adalah penelitian yang untuk mengetahui sebab dan akibat pada suatu perlakuan yang diteliti. 3.1.2 Desain Penelitian Desain penelitian adalah rencana atau strategi yang digunakan untuk menjawab masalah penelitian. Desain penelitian eksperimental merupakan bagian penting dalam metode penelitian ekperimental karena menunjukkan bagaimana suatu penelitian eksperimental dilakukan. Adapun desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain eksperimen one group posttest design. Menurut Seniati, Yulianto & Setiadi (2011:117) eksperimen one group posttest design merupakan desain eksperimen yang dilakukan dengan melibatkan satu kelompok yang diberikan manipulasi, kemudian setelah jangka waktu tertentu diukur responsnya sebagai pengukuran variabel terikat. Setelah memperoleh perlakuan, selanjutnya pengukuran dilakukan setelah setiap kelompok diberikan perlakuan (posttest). Dalam penelitian ini terdapat kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Selanjutnya dilakukan pengukuran terhadap variabel tercoba kelompok, sampel ditetapkan dengan random. Desain eksperimen one group posttest design adalah sebagai berikut : 37 (X) MANIPULASI (O) PENGUKURAN JENIS-JENIS CSR CSR 1 KELOMPOK 1 CSR 2 KELOMPOK 2 P O CSR 3 Iklan Produk KELOMPOK 3 S CSR 4 KELOMPOK 4 T CSR 5 KELOMPOK 5 CSR 6 KELOMPOK 6 NON CSR KELOMPOK 7 E S Gambar 3.1 Alur Pelaksanaan Penelitian Langkah-langkah desain eksperimen yang telah dirancang dapat dijelaskan, yaitu sebagai berikut : 1. Peneliti membuat sebuah iklan produk dan iklan aktivitas CSR yang nantinya digunakan sebagai antribut untuk penelitian. Peneliti merancang sebuah iklan produk secara fiktif, peneliti menggunakan produk handphone sebagai 38 antribut penelitian dikarena berdasarkan hasil survei peneliti menghasilkan bahwa produk handphone sangat diminati oleh para konsumen. Peneliti membuat produk tersebut dan diberi nama “RAINBOW”. Peneliti juga membuat iklan aktivitas CSR sebanyak enam macam aktivitas CSR yang berbeda-beda. 2. Menyiapkan ebuah iklan produk handphone “RAINBOW” sebagai brand yang akan diberikan kepada responden sebagai produk yang dipasarkan, produk ini dibuat secara fiktif oleh peneliti. 3. Menyiapkan enam jenis-jenis aktivitas CSR yang akan diberikan responden di setiap kelompok yang diberikan. 4. Menyiapkan angket atau kuesioner yang menggambarkan keputusan membeli. 5. Menyiapkan ruangan untuk tempat melakukan penelitian bersama responden. 6. Peneliti membagi tujuh puluh responden menjadi tujuh kelompok yang setiap kelompoknya terdiri sepuluh responden. Kelompok tersebut dibagi menjadi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen terdapat enam kelompok dan untuk kelompok kontrol terdapat satu kelompok. 7. Hari pertama peneliti melakukan penelitian sebanyak dua kelompok eksperimen, hari kedua tiga kelompok eksperimen dan hari ketiga dua kelompok eksperimen. 8. Sebelum Peneliti memulai penelitian, peneliti memberikan pembukaan sebagai perkenalan awal kepada responden, kemudian setelah itu memberikan instruksi terlebih dahulu kepada responden. 39 9. Setelah memberikan instruksi peneliti memberikan priming atau sebagai stimulus yang memengaruhi perilaku seseorang terlebih dahulu di setiap kelompok yang akan diberikan rancangan iklan dan program CSR. Peneliti akan memberikan priming terlebih dahulu kepada responden. “Jika anda memiliki uang sebesar sembilan ratus lima puluh ribu rupiah, barang apa yang ingin anda beli? (peneliti menunggu beberapa menit hingga responden memberikan jawabanya). Kemudian dilanjutkan “jika saya tawarkan sebuah produk handphone yang memiliki seharga uang yang anda miliki apakah anda berkeinginan untuk membeli handphone ini yang memiliki fitur-fitur lengkap dengan harga murah?” (menunjukan iklan produk dan menunggu responden untuk menjawabnya) 10. Kemudian setelah memberikan priming tersebut barulah peneliti memberikan iklan produk pada responden untuk dibaca terlebih dahulu (peneliti memberikan waktu beberapa menit untuk responden membaca dan memahami), setelah itu setiap kelompok akan diberikan program CSR. Peneliti memberikan priming terlebih dahulu sebelum diberikan lembaran program CSR “iklan produk tersebut juga telah didukung dengan program CSR atau tanggung jawab sosial yang dimiliki perusahan, apakah anda berminat untuk membeli produk yang saya tawarkan?” (peneliti menunggu beberapa menit sampai mendapatkan respon dali responden). Barulah membagikan lembaran program CSR peneliti memberikan waktu beberapa menit untuk responden membaca dan memahami). 40 11. Kelompok pertama diberikan iklan produk handphone “RAINBOW” beserta program CSR yang pertama yaitu cause promotion, kesan yang dimunculkan informasi aktivitas CSR yaitu, perusahan memberikan dana yang bertujuan menyadarkan masyarakat untuk ikut serta dalam peduli kegiatan sosial. Setelah diberikan waktu untuk memahami subjek diberikan angket keputusan membeli sebagai hasil perlakuan (posttest). 12. Kelompok kedua diberikan iklan produk handphone “RAINBOW” beserta program CSR yang kedua yaitu cause related marketing, kesan yang dimunculkan informasi aktivitas CSR yaitu, perusahaan memasarkan suatu produk yang memiliki tujuan sosial yang nantinya keuntungan diperoleh dari produk tersebut akan diamalkan pada tujuan sosial yang dicapai perusahaan tersebut. Setelah diberikan waktu untuk memahami subjek diberikan angket keputusan membeli sebagai hasil perlakuan (posttest). 13. Kelompok ketiga diberikan iklan produk handphone “RAINBOW” beserta program CSR yang ketiga yaitu corporate social marketing, kesan yang dimunculkan informasi aktivitas CSR, Perusahaan mengembangkan dan melaksanakan kampanye untuk mengubah perilaku masyarakat dengan tujuan meningkatkan kesehatan dan keselamatan publik, menjaga kelestarian lingkungan hidup, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Setelah diberikan waktu untuk memahami subjek diberikan angket keputusan membeli sebagai hasil perlakuan (posttest). 14. Kelompok keempat diberikan iklan handphone “RAINBOW” beserta program CSR yang keempat corporate philanthropy, kesan yang 41 dimunculkan informasi aktivitas CSR, perusahaan melakukan donasi dan kontribusi langsung pada organisasi non-profit seperti sekolah atau yayasan untuk amal atau isu-isu yang sedang diperjuangkan. Setelah diberikan waktu untuk memahami subjek diberikan angket keputusan membeli sebagai hasil perlakuan (posttest). 15. Kelompok kelima diberikan iklan produk handphone “RAINBOW” beserta program CSR yang kelima community volunteering, kesan yang dimunculkan informasi aktivitas CSR, perusahaan mengajak karyawan, retail partner atau anggota franchise untuk menjadi sukarelawan di dalam kegiatan sosial di masyarakat setempat. Setelah diberikan waktu untuk memahami subjek diberikan angket keputusan membeli sebagai hasil perlakuan (posttest). 16. Kelompok keenam diberikan iklan produk handphone “RAINBOW” beserta program CSR yang keenam social responsible business practices community volunteering, Kesan yang dimunculkan aktivitas, perusahaan menyesuaikan diri dan menjalankan praktek bisnis dan investasi yang bebas, yang memberi dukungan dalam isu sosial untuk meningkatkan kesejahteraan di komunitas dan memelihara lingkungan. Perusahaan dapat mencoba untuk meningkatkan kesehatan, keselamatan, kebutuhan psikologis dan emosional di komunitas. Setelah diberikan waktu untuk memahami subjek diberikan angket keputusan membeli sebagai hasil perlakuan (posttest). 17. Kelompok ketujuh diberikan iklan produk handphone “RAINBOW” tanpa diberikan informasi aktivitas CSR. Setelah diberikan waktu untuk memahami 42 subjek diberikan angket keputusan membeli sebagai hasil perlakuan (posttest). 3.2 Variabel Penelitian Variabel merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati. Variabel itu sebagai atribut dari sekelompok orang atau objek yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya dalam kelompok itu (Sugiyono, 2006:2). Dalam hal ini, akan dijelaskan tentang jenis variabel serta hubungan antar variabel yang ada dalam penelitian yang akan dilakukan. 3.2.1 Indetifikasi Variabel Penelitian Identifikasi variabel penelitian dilakukan dengan tujuan agar dapat mengenali fungsi masing-masing variabel penelitian. Identifikasi variabel penelitian dapat digunakan untuk menentukan alat pengumpulan data serta dalam pengujian hipotesis variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Variabel tergantung Variabel tergantung adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Azwar 2003:62) variabel tergantung dalam penelitian ini adalah keputusan membeli. b. Variabel bebas Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel terikat (Azwar 2003:62). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model Corporate Social Responsibility (CSR). 43 3.2.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian Definisi oprasional berarti melakukan arti pada suatu variabel dengan cara menetapkan kegiatan-kegiatan atau tindakan-tindakan yang perlu untuk mengukur variabel itu. Definisi opreasional perlu dikemukakan untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam membuat alat pengumpulan data. a. Keputusan membeli Keputusan membeli konsumen adalah keputusan konsumen dalam menentukkan arah dan tujuan akhir dalam proses membeli suatu produk yang mengkombinasikan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu diantarannya. b. Program Informasi Aktivitas Corporate Social Responsibility corporate social responsibility adalah suatu konsep yang berkaitan dengan tanggung jawab sebuah perusahaan dimana perusahaan menintegrasikan perhatian sosial dan lingkungan dalam peningkatan kualitas perusahaan tanpa merugikan masyrakat dan upaya melibatkan komunitas dalam proyek pengembangan masyarakat dan lingkungan. Inisiatif sosial perusahaan adalah kegiatan utama yang dilakukan oleh perusahaan untuk membantu masalah sosial dan untuk memenuhi komitmen terhadap tanggung jawab sosial perusahaan, terdapat enam katagori aktivitas CSR 44 yang membangun dan menunjang sebagai perusahaan yang menunjukkan tanggung jawab sosial dan lingkungan, yaitu: 1. Cause Promotion 2. Cause Related Marketing 3. Corporate Social Marketing 4. Corporate Philanthropy 5. Community Volunteering 6. Social Responsible Business Practices 3.3 Hubungan antar Variabel Penelitian Variabel-variabel dalam penelitian pada umumnya memiliki hubungan antara variabel yang satu dengan variabel lainnya. Hubungan antar variabel sangat kompleks karena variabel-variabel tersebut saling berinteraksi. Hubungan antar variabel dapat ditunjukkan melalui gambar sebagai berikut: X Y Enam Jenis-jenis Aktivitas Corporate Social Keputusan Membeli Responsibility Gambar 3.2 Hubungan antar Variabel Penelitian Keterangan : X : Variabel Bebas Y : Variabel tergantung Variabel eksperimen mempengaruhi variabel terikat. Secara teoritis dapat dijelaskan bahwa hubungan antar variabel bersifat interaksi dimana (X) 45 merupakan variabel bebas (independent) yaitu corporate social responsibility dan (Y) merupakan variabel terikat (dependent) yaitu keputusan membeli konsumen. Berdasarkan keterangan diatas (X) yaitu corporate social responsibility dapat mempengaruhi (Y) yaitu keputusan membeli. 3.4 Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi Populasi adalah seluruh objek penelitian (Arikunto 2010:102). Populasi menurut Azwar (2003:77) ialah keseluruhan individu atau objek yang diteliti yang memiliki beberapa karakteristik yang sama yang hendak dikenai generalisasi hasil penelitian. Sebagai suatu populasi, kelompok subjek ini harus memiliki ciri-ciri atau karakteristik yang sama agar dapat dibedakan dengan kelompok subjek lain. Sebagai suatu populasi, kelompok subjek ini harus memiliki ciri-ciri atau karakteristik yang sama agar dapat dibedakan dengan kelompok subjek lain. Adapun karakteristik populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa dan mahasiswi Universitas Negeri Semarang yang berumur 18 sampai 22 tahun. 3.4.2 Sampel Sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki ciri-ciri relatif sama dengan populasi (Azwar 2003:79). Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling Purposive adalah pengambilan dengan teknik sampel yang mempunyai tujuan tertentu sesuai pertimbangan dan keinginan peneliti sendiri sehingga bisa mewakili populasi, kriteria yang digunakan untuk menentukkan setiap kelompok subjek yang menjadi kelompok 46 eksperimen dan kelompok kontrol dimana setiap subjek memiliki karakteristik yang mencakup kebutuhan peneliti. Karakteristik yang dimaksud adalah mahasiswa dan mahasiswi yang berumuran antara 18 sampai 22 tahun, masih aktif sebagai mahasiswa Universitas Negeri Semarang, menyetujui menjadi responden penelitian, dan mau berkerja sama selama proses penelitian. Tahap selanjutnya setelah mendapat responden dengan menggunakan purposive sampling di lanjutkan dengan menggunakan teknik ini adalah random sampling yaitu pemilihan sampel didasarkan atas probabilitas bahwa setiap unit sampling memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai sampel. Dilakukan dengan memilih setiap individu yang menjadi sampel secara random dengan undian. Pengudian secara random diambil setelah mendapatkan sampel dari hasil purposive sample terlebih dahulu. Dalam penelitian ini akan dilibatkan 70 responden yang diambil secara purposive sample, yang nantinya masi dibagi menjadi tujuh kelompok yang dilakukan secara random dimana setiap kelompoknya berjumlah 10 orang. Responden yang dipilih adalah mahasiswa Universitas Negeri Semarang yang dibagi menjadi 60 mahasiswa menjadi enam kelompok eksperimen dan 10 mahasiswa untuk menjadi satu kelompok control. 3.5 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan suatu proses pengadaan data primer untuk keperluan penelitian. Pengumpulan data merupakan langkah yang paling penting dalam penelitian ilmiah. Jika pengumpulan data melakukan sedikit kesalahan sikap dalam skala yang diberikan misalnya akan mempengaruhi data yang 47 diberikan oleh responden sehingga kesimpulan yang ditarik pun akan menjadi salah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket atau kuesioner. Menurut Sutoyo (2009:167) Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis tentang data faktual atau opini yang berkaitan dengan diri responden, yang dianggap fakta atau kebenaran yang diketahui dan perlu dijawab oleh responden. Angket yang akan digunakan adalah angket tentang keputusan membeli VARIABEL Tabel 3.1 Blue print keputusan membeli konsumen ASPEK INDIKATOR ITEM Kebutuhan Rasional Manfaat KEPUTUSAN 1,2,3,4,5,6,7,8,9 MEMBELI Keinginan Emosional kecintaan 3.6 Validitas Eksperimen Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukuan fungsi ukurnya. Latipun (2010:46) menjelaskan Validitas eksperimen dianggap valid jika variabel perlakuan benar-benar benar-benar mempengaruhi perilaku yang diamati (variabel terikat) dan akibat-akibat yang terjadi pada variabel terikat tersebut bukan karena variabel lain, tidak hanya dapat juga dikatakan valid jika dapat digeneralisasika. Latipun (2010:46) menjelaskan validitas ekperimen terbagi menjadi dua yaitu validitas internal dan eksternal. Validitas internal adalah penelitian yang 48 berhubungan dengan pertanyaan, sejauh mana perubahan yang diamati variabel terikat (Y) dalam suatu ekperimen benar-benar hanya terjadi karena variabel bebas (X) yaitu perlakuan yang diberikan dan bukan karena pengaruh faktor lain. Validitas eksternal merupaka validitas penelitian yang menyangkut pernyataan sejauh mana hasil suatu penelitian dapat digeneralisasikan pada populasi. Pada penelitian ini, validitas yang ingin dicapai adalah validitas internal. Hal tersebut dikarenakan pada penelitian ini membuktikan adanya hubungan sebab-akibat antara variabel bebas dengan variabel tergantung. Untuk mendukung tercapainya validitas internal perlu adanya pengujian terlebih dahulu. Peneliti akan melakukan eksperimen dengan membuat tujuh kelompok yang masing-masing kelompok berjumlah sepuluh orang. Nantinya kelompok pertama sampai keenam akan mendapatkan iklan produk dan informasi aktivitas CSR yang berbeda, sedangkan pada kelompok ketujuh tidak diberikan CSR hanya diberikan iklan saja. Setelah diberikan iklan dan CSR, subjek diberikan kuesioner atau angket sebagai alat ukur yang digunakan untuk diisi. eksperimen ini dilakukan dua kali, hari pertama diberikan uji coba lalu diberikan jeda waktu seminggu untuk diberikan eksperimen sekali lagi. Eksperimen ini dilakukan untuk membuktikan apakah alat ukur yang digunakan sudah terbukti valid atau tidak dan untuk membuktikan adanya hubungan sebab-akibat antara variabel bebas dengan variable tergantung. 3.6.1 Cek Manipulasi Berkaitan dengan penegakkan validitas internal maka peneliti juga melakukan cek manipulasi terhadap alat eksperimen. Hal ini dimaksudkan untuk 49 mengontrol dan memastikan bahwa perlakuanlah yang memang benar-benar mempengaruhi perubahan perilaku responden. Cek manipulasi dilakukan mulai dari pengecekkan konten atau isi dari alat eksperimen hingga kemampuan alat eksperimen dalam mempengaruhi dan menggali perubahan perlakuan yang dinampakkan oleh responden. Adapun cek manipulasi dalam penelitian ini dilaksanakan dengan maksud sebagai berikut : 1. Mengujicobakan alat eksperimen terhadap lima orang responden sebagai sampel pengecekkan manipulasi perlakuan 2. Melihat sejauhmana responden memahami maksud dari alur eksperimen 3. Melihat sejauhmana alat eksperimen mampu mempengaruhi responden Dalam penelitian ini hal-hal yang diujikan melalui cek manipulasi adalah materi dalam alat eksperimen yang akan digunakan pada pelaksanaan eksperimen nantinya. Peneliti membuat sebuah iklan produk yang dibuat secara fiktif dan iklan tentang program aktivitas CSR. Iklan produk yang peneliti buat adalah iklan produk handphone, hal ini berdasarkan hasil survei lapangan yang dilakukan peneliti kepada 15 responden bahwa produk yang diminati saat ini adalah produk handphone karena handphone sekarang ini banyak manfaat yang bisa dilakukan dengan mempergunakan handphone, oleh karena itu peneliti mengambil produk handphone sebagai iklan produk. Peneliti menciptakan sebuah merek atau brand bernama “RAINBOW” yang digunakan untuk iklan produk yang akan digunakan penelitian. 50 Peneliti juga membuat iklan tentang program aktivitas CSR. Peneliti membuat enam kriteria program aktivitas CSR diantaranya yaitu cause promotion, cause related marketing, corporate social marketing, corporate philanthropy, community volunteering, dan social responsible business practices. Sebelum menjelaskan program aktivitas CSR peneliti menyampaikan terlebih dahulu profil dari perusahaan produk yang diiklankan yang dibuat secara fiktif. Setelah memperkenalkan prifil perusahaan barulah menjelaskan tentang program aktivitas CSR. Peneliti kemudian menyiapkan iklan produk dan iklan CSR yang akan di eksperimenkan. Lalu peneliti memberikan kepada lima responden untuk memberikan respon dan tanggapan tentang iklan cetak produk dan iklan cetak informasi aktivitas CSR tersebut, untuk mengetahui apakah materi pada iklan tersebut mudah untuk dipahami, dapat menarik responden dan apakah sudah layak digunakan untuk uji eksperimen. Setelah dilakukan cek manipulasi yang dilakukan pada tanggal 9 januari 2014 kepada sepuluh orang responden maka diperoleh hasil sebagai berikut : 1. Rangkaian kalimat dalam isi materi yang telah tersusun secara rapi pada iklan cetak jenis-jenis informasi aktivitas CSR, setelah dilakukan cek manipulasi yang dihasilkan adalah untuk isi materi pada iklan cetak jenis-jenis informasi aktivitas CSR dinilai sudah lengkap dan dapat menjelaskan secara detail kepada responden. Serta responden juga dapat membedakan setiap jenis iklan cetak CSR tersebut. 51 2. Pada iklan cetak produk handphone setelah dilakukan cek manipulasi yang dihasilkan adalah untuk penampilan desain dinilai baik oleh responden. Hanya saja kurangnya aplikasi yang dimuat pada iklan tersebut yang berguna untuk menambah daya tarik iklan tersebut. Hal tersebut menjadi bahan koreksi untuk mendapatkan alat eksperimen yang lebih baik dan akurat. 3. Iklan produk yang digunakan dinilai efektif dan merupakan suatu produk yang sangat dekat dan digunakan setiap hari oleh responden. 3.7 Metode Analisis Data Analisis data dilakukan dengan menggunakan statistik analisis Uji T dan Anova. Menurut Azwar (2001:7) penelitian deskriptif bertujuan untuk menggabarkan secara sistemati dan akurat fakta dan karakteristik mengenai populasi atau bidang tertentu. Penelitian ini berusaha menggambarkan situasi atau kejadian. Data yang dikumpulakn semata-mata bersifat deskriptif sehingga tidak bermaksud mencari penjelasan, menguji hipotesis, membuat prediksi, maupun mempelajari implikasi. BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat menghasilkan data yang sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu mengetahui adanya pengaruh informasi aktivitas corporate social responsibility terhadap keputusan membeli konsumen. Pada bab ini akan disajikan beberapa hal yang berkaitan dengan proses penelitian dan pembahasan hasil penelitian yang meliputi beberapa tahap yaitu : persiapan penelitian, uji coba Instrument, pelaksanaan penelitian, deskripsi data hasil penelitian, analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang dianalisis dengan mengunakan teknik dan metode penelitian yang relevan. 4.1 Persiapan Penelitian Penelitian harus dipersiapkan dengan baik agar penelitian dapat berjalan dengan lancar dan dapat menghasilkan data yang tepat. Persiapan yang dilakukan meliputi penentuan tempat untuk penelitian, mengelompokan subjek penelitian menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dan persiapan materi berupa tampilan bentuk iklan handphone dan bentuk program aktivitas corporate social responsibility serta kuesioner keputusan membeli. Instrumen yang digunakan untuk penelitian ini berupa kuesioner keputusan membeli. Kuesioner keputusan membeli ini disusun berdasarkan aspekaspek keputusan membeli yaitu aspek rasional dan aspek emosional. Kuesioner ini terdiri dari 10 pertanyaan. Dimana masing-masing aspek terdiri dari lima soal 52 53 yaitu lima soal yang mendukung aspek rasional dan lima aspek yang mendukung emosional. Penelitian untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilaksanakan di Gedung A1 dan Gedung D1 Fakultas Ilmu Pendidikan dan Fakultas Matematika IPA Universitas Negeri Semarang, dimana gedung tersebut biasa digunakan untuk kegiatan perkuliahan mahasiswa. 4.1.1 Orientasi Kancah Penelitian Orientasi kancah adalah salah satu tahap yang dilakukan sebelum penelitian dilaksanakan dan mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan kelancaran penelitian. Tahap pertama yang harus dilakukan peneliti sebelum penelitian dilaksanakan adalah perlunya memahami kancah atau tempat dimana penelitian akan dilakukan kemudian menentukan subjek penelitian serta mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan penelitian tersebut. Orientasi kancah dilakukan sebelum penelitian dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui kesesuaian karakteristik subjek penelitian dengan lokasi penelitian. Pada penelitian ini, peneliti mengadakan penelitian di Universitas Negeri Semarang yang beralamatkan di jalan Raya Sekaran, Gunung Pati, Semarang dengan subjek penelitian mahasiswa Universitas Negeri Semarang yang dibuka pada tahun akademik 2009/2010 sampai tahun akademik 2012/2013 ini. 4.1.2 Penentuan Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Negeri Semarang sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Jumlah subjek yang dibutuhkan adalah 70 responden yang terbagi dari kelompok eksperimen ada 54 60 orang yang terdiri dari 6 kelompok yang setiap kelompok berjumlahkan 10 orang dan untuk kelompok kontronya terdiri dari 1 kelompok yang berjumlahkan 10 orang. Untuk pengambilan sampel perlu ditetapkan teknik sampling. Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Purposive sampling adalah pengambilan dengan teknik sampel yang mempunyai tujuan tertentu sesuai pertimbangan dan keinginan peneliti sendiri sehingga bisa mewakili populasi, kriteria yang digunakan untuk menentukkan setiap kelompok subjek yang menjadi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dimana setiap subjek memiliki karakteristik yang mencakup kebutuhan peneliti. Karakteristik yang dimaksud adalah mahasiswa dan mahasiswi yang berumuran antara 18 sampai 22 tahun, masih aktif sebagai mahasiswa Universitas Negeri Semarang, menyetujui menjadi responden penelitian, dan mau berkerja sama selama proses penelitian. Tahap selanjutnya setelah mendapat responden dengan menggunakan purposive sampling di lanjutkan dengan menggunakan teknik ini adalah random sampling yaitu pemilihan sampel didasarkan atas probabilitas bahwa setiap unit sampling memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai sampel. Dilakukan dengan memilih setiap individu yang menjadi sampel secara random dengan undian. Pengudian secara random diambil setelah mendapatkan sampel dari hasil purposive sample terlebih dahulu. Dalam penelitian ini akan dilibatkan 70 responden yang diambil secara purposive sample, yang nantinya masi dibagi menjadi 7 kelompok yang dilakukan secara random dimana setiap kelompoknya berjumlah 10 orang. Responden yang dipilih adalah mahasiswa Universitas 55 Negeri Semarang yang dibagi menjadi 60 mahasiswa menjadi enam kelompok eksperimen dan 10 mahasiswa untuk menjadi satu kelompok control. 4.2 Cek Manipulasi a. Pelaksanaan Cek manipulasi Cek maipulasi instrumen berupa brosur iklan handphone, dan iklan program aktivitas corporate social responsibility (CSR) dan kuesioner keputusan membeli yang dilakukan sebelum penelitian benar-benar dilakukan. Teknik uji terpakai ini dilakukan karena lokasi penelitian yang mudah dijangkau dengan subjek penelitian yang mudah dijumpai. Cek manipulasi digunakan untuk menguji apakah validitas eksperimen alat ukur dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya. Hasil cek manipulasi ini selanjutnya dianalisis validitas eksperimenya. Cek manipulasi brosur iklan handphone, dan iklan program aktivitas corporate social responsibility (CSR) dan kuesioner keputusan membeli dilaksanakan pada 24 dan 25 Febuari 2014. Brosur iklan, iklan program aktivitas corporate social responsibility (CSR) dan kuesioner keputusan membeli untuk Cek maipulasi diberikan kepada 10 orang responden. Gambar 4.1 brosur iklan Handphone 56 b. Hasil cek manipuasi Pada Cek maipulasi brosur iklan handphone, dan iklan program aktivitas corporate social responsibility (CSR) dan kuesioner keputusan membeli yang di berikan kepada 10 orang untuk iklan cetak CSR isi materi pada iklan cetak jenisjenis informasi aktivitas CSR, setelah dilakukan cek manipulasi yang dihasilkan adalah untuk isi materi pada iklan cetak jenis-jenis informasi aktivitas CSR dinilai sudah lengkap dan dapat menjelaskan secara detail kepada responden. Serta responden juga dapat membedakan setiap jenis iklan cetak CSR tersebut. Pada iklan cetak produk handphone setelah dilakukan cek manipulasi yang dihasilkan adalah untuk penampilan desain dinilai baik oleh responden. Hanya saja kurangnya aplikasi yang dimuat pada iklan tersebut yang berguna untuk menambah daya tarik iklan tersebut. Hal tersebut menjadi bahan koreksi untuk mendapatkan alat eksperimen yang lebih baik dan akurat. Iklan produk yang digunakan dinilai efektif dan merupakan suatu produk yang sangat dekat dan digunakan setiap hari oleh responden. Gambar 4.2 brosur iklan Handphone 57 4.3 Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan mengumpulkan responden penelitian mahasiswa Universitas Negeri Semarang sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Untuk kelompok eksperimen terdapat 60 mahasiswa dan 10 mahasiswa untuk kelompok kontrol. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 19, 20, 21, 24, dan 25 Maret 2014. Responden dalam kelompok eksperimen dibagi menjadi enam kelompok yang terdiri 10 orang disetiap kelompoknya. Lalu mendapatkan perlakuan berupa tampilan bentuk iklan handphone yang menampilkan berbagai aplikasi yang menarik serta harganya yang terjangkau. Selanjutnya responden diberi perlakuan berupa program aktivitas CSR. Setelah diberikan perlakuan tersebut kemudian dilakukan pengukuran. responden diminta untuk mengisi kuesioner keputusan membeli. Kelompok kontrol sebagai kelompok pembanding mendapat perlakuan berupa bentuk iklan handphone saja tanpa diberikan program aktivitas CSR pada perusahaan iklan handphone tersebut kemudian responden dikenai pengukuran dengan diberi kuesioner keputusan membeli. 4.4 Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini mengunakan kuesioner, yaitu kuesioner keputusan membeli. Kuesioner ini dapat mengungkap seberapa besar keputusan membeli subjek penelitian terhadap pengaruh program aktivitas CSR. Untuk mengetahui pengaruh program aktivitas CSR terhadap keputusan membeli maka digunakan metode eksperimen dimana subjek kelompok eksperimen berjumlah 60 orang yang dibagi dalam enam kelompok yang disetiap kelompok 58 berjumlah 10 orang diberi perlakuan berupa iklan serta program aktivitas CSR dan 10 orang pada kelompok kontrol yang diberikan perlakuan berupa iklan produk saja. Tahap selanjutnya adalah melakukan pengukuran dengan cara subjek pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dikenai pengukuran dengan diberi kuesioner keputusan membeli kemudian subjek diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam kuesioner tersebut. Setelah subjek diberi kuesioner dan selesai mengisinya, maka langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah mentabulasi data berdasarkan jumlah penelitian. 4.5 Hasil Penelitian 4.5.1 Karakteristik Responden Hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh penulis mengenai karakteristik responden didapatkan hasil sebagai berikut : 1. Berdasarkan Jenis Kelamin Penelitian ini dilakukan pada 70 wahasiswa dan mahasiswi di lingkungan Universitas Negeri Semarang. Adapun penyebaran jumlah responden akan dijelaskan melalui tabel berikut: Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%) Laki-laki 35 50 % Perempuan 35 50 % Total 70 100 % Sumber : Data Primer Tahun 2014 (data diolah penulis melalui kuesioner) Tabel diatas menjelaskan sebaran jenis kelamin responden. Berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat bahwa jumlah responden laki-laki dan perempuan 59 adalah seimbang dengan jumlah masing-masing sebesar 50 % atau 35 orang per jenis kelamin. Total dari keseluruhan responden adalah 70 responden yang mana keseluruhannya adalah mahasiswa dan mahasiswi. 2. Berdasarkan Usia Penelitian dilakukan terhadap 70 orang mahasiswa dan mahasiswi di lingkungan Universitas Negeri Semarang usia 18 hingga 21 tahun. Adapun sebaran mengenai usia responden akan dijelaskan melalui grafik berikut ini. 31% 14% 18 Tahun 19 Tahun 26% 29% 20 Tahun 21 Ttahun Gambar 4.3 Diagram Presentase Sebaran Usia Responden Sumber : Data Primer Tahun 2014 (data diolah penulis melalui kuesioner) Berdasarkan usia responden dapat dilihat bahwa mayoritas responden adalah usia 19 tahun dengan jumlah 20 orang responden. Sisanya adalah responden dengan usia 18 tahun dengan jumlah 18 orang, 20 tahun dengan jumlah 22 orang dan 21 tahun dengan 10 orang responden dengan total keseluruhan adalah 70 orang responden. 3. Berdasarkan Uang Saku per Bulan Dalam penelitian ini, responden adalah mahasiswa dan mahasiswi di lingkungan Universitas Negeri Semarang yang tinggal terpisah dari orangtua atau kos. Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan data pemasukkan rata-rata per 60 bulan dari tiap responden. Adapun data mengenai hal tersebut akan disajikan melalui grafik di bawah ini. 0% 20% 11% <500ribu 500rb-1juta 1juta-1,5juta 69% >1,5juta Gambar 4.4 Diagram Presentase Pemasukkan Responden per Bulan Sumber : Data Primer Tahun 2014 (data diolah penulis melalui kuesioner) Berdasarkan pemasukan responden tiap bulan dapat dilihat bahwa mayoritas responden atau 48 responden memiliki pemasukan berkisar antara 500 ribu – 1 juta rupiah per bulan. Sedangkan 8 orang responden memiliki pemasukan dibawah 500 ribu rupiah tip bulannya. Kemudian 14 orang responden memiliki pemasukan 1 juta – 1,5 juta rupiah tiap bulan. Sisanya yaitu tidal ada responden memiliki pemasukan diatas 1,5 juta rupiah. 4.5.2 Tanggapan Responden Terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) pada Kelompok Eksperimen Dalam Keputusan Membeli Hasil penelitian yang didapat oleh penulis mengenai tanggapan responden terhadap informasi aktivitas corporate social responsibility dalam suatu produk yang terdiri atas enam kelompok yaitu cause promotion, cause related marketing, social marketing, corporate philanthorpy, community volunteering,dan responsible business practices yang akan dipaparkan pada bagian dibawah ini. 61 4.5.2.1 Tanggapan Responden Terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) Kelompok Eksperimen Cause Promotion Dalam Keputusan Membeli Hasil penelitian yang didapat oleh penulis mengenai tanggapan responden tentang CSR pada Cause Promotion. Responden menjelaskan bahwa responden menyukai dan mendukung program CSR yang diberikan, responden merasa terdorong untuk ikut membantu dalam program yang diberikan, responden juga menjelaskan bahwa program tersebut juga sangat membantu orang yang membutuhkan dan untuk mengurangi degradasi moral yang membuat kita selayaknya harus membantu orang lain. Responden yang menjelaskan responden memberikan dukungan sepenuhnya program CSR yang diberikan. Responden menjelaskan “”saya ingin membantu orang-orang yang membutuhkan dan saya salut dengan program kegiatan sosial tersebut, karena itu berarti kita sudah memikirkan nasib orang lain yang mungkin posisinya dibah kita karena itulah yang nantinya akan mengasah naluri kita” 4.5.2.2 Tanggapan Responden Terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) Kelompok Eksperimen Cause Related Marketing Dalam Keputusan Membeli Hasil penelitian yang didapat oleh penulis mengenai tanggapan responden tentang CSR pada Cause Related Marketing Adapun hasil yang diperoleh Responden menjelaskan bahwa responden memberikan dukungan pada program CSR yang diberikan. Responden menjelaskan “karena saya makhluk sosial juga seharusnya ikut berparisipasi untuk membantu masyarakat yang kurang mampu.” 62 Responden menjelaskan bahwa responden memberikan dukungan pada program CSR yang diberikan. Reponden menjelaskan “sebagai mahasiswa yang berada dalam lingkungan sosial saya merasa ingin bermanfaat dan membantu orang lain, salah satunya dengan membeli produk ini saya dapat merasa bangga dapat menyalurkan bantuan kepada orang yang membutuhkan.” 4.5.2.3 Tanggapan Responden Terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) Kelompok Eksperimen Social Marketing Dalam Keputusan Membeli Hasil penelitian yang didapat oleh penulis mengenai tanggapan responden tentang CSR pada Social Marketing. Responden menjelaskan bahwa responden memberikan dukungan pada program CSR yang diberikan. Responden menjelaskan “kapan lagi dapat berperan serta membantu masyarakat yang mebutuhkan, adanya program ini dapat menjembatani antara konsumen dengan masyrakat yang membutuhkan.” Responden menjelaskan bahwa responden memberikan dukungan pada program CSR yang diberikan. Reponden menjelaskan “saya senang sekali dapat turut serta dalam membantu program pada iklan ini disamping itu masyarakat dapat tertolong dan saya mendapatkan pahala.” 4.5.2.4 Tanggapan Responden Terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) Kelompok Eksperimen Corporate Philanthorpy Dalam Keputusan Membeli Hasil penelitian yang didapat oleh penulis mengenai tanggapan responden tentang CSR pada Corporate Philanthorpy Responden menjelaskan bahwa responden memberikan dukungan pada program CSR yang diberikan. Responden menjelaskan “adanya program ini dapat membantu kalangan masyarakat yang 63 kurang mampu untuk mendapatkan bantuan yang selayaknya bukan sekedar memberikan bantuan yang asal-asalan.” Responden menjelaskan bahwa responden memberikan dukungan pada program CSR yang diberikan. Reponden menjelaskan “program ini sangat membantu untuk masyarakat yang mebutuhkan tidak hanya itu hal ini dapat membantu juga membangun sekolah-sekolah yang sudah tidak layak pakai, oleh karena itu saya sangat mendukung program ini.” 4.5.2.5 Tanggapan Responden Terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) Kelompok Eksperimen Community Volunteering Dalam Keputusan Membeli Hasil penelitian yang didapat oleh penulis mengenai tanggapan responden tentang CSR pada Community Volunteering. Responden menjelaskan bahwa responden memberikan dukungan pada program CSR yang diberikan. Responden menjelaskan ”saya menyukai kegiatan sosial dan program yang ditawarkan karena saya mengingat diluar sana lebih banyak orang yang membutuhkan sehingga saya tertarik dengan produk tersebut”. Responden menjelaskan bahwa responden memberikan dukungan pada program CSR yang diberikan. Reponden menjelaskan “saya mendukung sekali program ini, karena betul adanya masyarakat didesa butuh sarana teknologi juga agar dapat berkembang seperti orang kota, sehingga program ini sangat menguntungkan bagi masyarakat.” 64 4.5.2.6 Tanggapan Responden Terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) Kelompok Eksperimen Responsible Business Practices Dalam Keputusan Membeli Produk Hasil penelitian yang didapat oleh penulis mengenai tanggapan responden tentang CSR Responsible Business Practices. Responden menjelaskan bahwa responden memberikan dukungan pada program CSR yang diberikan. Responden menjelaskan “karena program tersebut dapat memudahkan masyarakat juga dalam perkembangan teknologi, sehingga saya mendukung program ini, selain itu agar program tersebut dapat saya kenalkan kepada orang-orang terdekat saya sehingga program tersebut dikenali oleh semua kalangan masyarakat.” Responden menjelaskan bahwa responden memberikan dukungan pada program CSR yang diberikan. Reponden menjelaskan ”saya berkeinginan untuk membantu karena program ini juga mementingkan kesejatheraan komunitas didalamnya sehingga dapat mereka juga dapat jaminan yang layak dalam program tersebut, dengan adanya produk ini secara tidak langsung saya telah membantu program tersebut.” 65 4.5.3 Tanggapan Responden Terhadap Iklan Produk Pada Kelompok Kontrol Dalam Keputusan Membeli Hasil penelitian yang didapat oleh penulis mengenai tanggapan responden tentang iklan produk pada kelompok kontrol dalam keputusan membeli. Adapun hasil yang diperoleh melalui kuisioner akan disajikan melalui tabel di bawah ini. Tabel 4.8 Tanggapan Responden Terhadap Iklan Produk Pada Kelompok Kontrol Dalam Keputusan Membeli Responden Iklan produk handphone Iklan Produk Mendukung Tidak mendukung 1 √ - 2 √ - 3 √ - 4 √ - 5 √ - 6 √ - 7 - √ 8 - √ 9 - √ 10 - √ Total : 6 Total : 4 Tabel diatas memperlihatkan bagaimana tanggapan responden mengenai iklan produk pada kelompok kontrol dalam keputusan membeli. Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa mayoritas 6 responden mendukung dan 4 responden tidak mendukung pada iklan produk pada kelompok kontrol dalam keputusan membeli. 66 4.5.4 Uji Asumsi Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya perbedaan informasi aktivitas corporate social responsibility terhadap keputusan membeli pada mahasiswa Universitas Negeri Semarang. Agar simpulan yang dihasilkan dapat dipertanggungjawabkan maka sebelum mencari perbedaan minat membeli, dilakukan dahulu uji homogenitas untuk memeriksa keabsahan sampel penelitian. 4.5.5 Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji data apakah data yang diperoleh berdistribusi dengan normal atau tidak. Uji normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui penyebaran data. Apabila berdistribusi normal maka pengujian hipotesis dapat dilakukan dnegan statistik parametrik. Hasil uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov Smimov yang dapat dilihat dalam table berikut : Tabel 4.9 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Keputusan membeli N Normal Parameters 60 a Mean Std. Deviation Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data 4.6167 1.86939 Absolute .170 Positive .156 Negative -.170 1.320 .061 67 Berdasarkan tabel diatas menunjukkan dengan nilai signifikan lebih besar dari 0,05. Nilai signifikan Kolmogorov Smirnov untuk kuesioner keputusan membeli sebesar (0,061 > 0,05). Dengan demikian variabel keputusan membeli pada mahasiswa Universitas Negeri Semarang mempunyai distribusi populasi normal. 4.5.6 Uji Homogenitas Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah variansi sampel yang diambil dari populasi yang sama memiliki keseragaman atau tidak. Menurut Arikunto (2002; 289) bahwa “pengujian homogenitas menjadi sangat penting apabila peneliti bermaksud melakukan generalisasi untuk hasil penelitiannya serta penelitian yang data penelitiannya diambil dari kelompok-kelompok terpisah yang berasal dari satu populasi”. Uji homogenitas dalam penelitian ini mengunakan Levene Test. Maka jika probabilitas < 0,05 berarti bahwa Ho diterima atau data Homogen, namun jika probabilitas > 0,05 berarti bahwa Ho ditolak atau data tidak berdistribusi homogen. Hasil uji homogenitas data pada penelitian tampak pada tabel berikut : Tabel 4.10 Tabel Homogenitas Levene Statistic 1.776 df1 df2 5 Sig. 54 .133 Pada tabel di atas diketahui bahwa pada kolom sig. Adalah 0,133 atau angka signifikansi di atas 0,05 (0,133>0,05) maka dapat disimpulkan bahwa data penelitian ini adalah homogen. 68 4.5.7 Perbedaaan Keputusan Membeli (Beli Dan Tidak Beli) Setelah Diberi Perlakuan Hasil penelitian berupa data-data yang diperoleh pada waktu penelitian dideskripsikan terlebih dahulu mengenai gambaran variabel penelitian yang berdasarkan dengan tujuan dilakukannya penelitian, yaitu apakah ada pengaruh informasi program aktivitas CSR terhadap keputusan membeli konsumen pada mahasiswa Universitas Negeri Semarang. Data mengenai keputusan membeli mahasiswa Universitas Negeri Semarang diambil dengan menggunakan alat ukur berupa kuesioner keputusan membeli yang terdiri dari 9 item. Untuk mengetahui gambaran keputusan membeli dapat dibuat kategorisasi untuk mendeskripsikan data hasil penelitian mengenai keputusan membeli. Tabel 4.11 Keputusan membeli Kelompok (1) Cause Promotion (2) Cause Related Marketing (3) Corporate Social Marketing (4) Corporate philanthropy (5) Community Volunteering (6) Social responsible business practices (7) Tanpa CSR Responden Keputusan Membeli Tidak Membeli Membeli 10 orang 10 0 10 orang 10 0 10 orang 10 0 10 orang 10 0 10 orang 10 0 10 orang 10 0 10 orang 6 4 69 Berdasarkan dari tabel diatas dapat dijelaskan dari 1 sampai 6 kelompok eksperimen memutuskan untuk membeli produk handphone pada iklan yang didukung dengan iklan program CSR. Dan pada 1 kelompok kontrol terdapat 4 orang yang yang tidak membeli dan 6 orang yang memutuskan membeli produk handphone pada iklan tanpa menggunaka iklan program CSR. Penjelasan diatas dapat dari hasil dalam penelitian pada kelompok eksperimen dari kelompok pertama sampai dengan kelompok ke enam didapat 60 responden memutuskan untuk membeli produk tersebut karena selain produk yang ditawarkan berharga murah dan memiliki aplikasi yang lengkap juga memiliki program CSR yang dapat membantu orang lain yang membutuhkan dengan cara yang menarik, responden menjelaskan selain produk bermanfaat untuk diri sendiri juga bermanfaat untuk orang lain. Pada kelompok kontrol yaitu pada kelompok ketujuh yang hanya diberikan iklan produk handphone saja terdapat 6 responden yang memutuskan membeli produk tersebut dan 4 responden yang tidak membeli produk tersebut. Responden yang memutuskan membeli menjelaskan bahwa produk dalm iklan memiliki aplikasi yang lengkap dan memiliki harga yang murah sehingga tertarik untuk membeli produk, dan untuk 4 responden yang tidak membeli produk menjelaskan bahwa penampilan produk kurang menarik dan sudah banyak produk seperti itu muncul dipasaran, jadi kurang memiliki keunggulan yang menarik. Jadi dapat disimpulkan dari hasil kelompok pertama sampai dengan kelompok keenam semua responden memilih untuk memutuskan membeli produk 70 tersebut karena mendukung program CSR, jadi dapat disimpulkan bahwa program akitivitas CSR berpengaruh pada keputusan pembelian. 4.5.8 Perbedaan Keputusan Membeli Ditinjau Dari Aspek Emosional Dan Aspek Rasional (Setelah Diberi Perlakuan) Pada kelompok eksperimen, terdapat hasil perbedaan keputusan membeli antara aspek emosional, dan aspek rasional yang dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 4.12 Perbedaan antara Aspek Emosional dan Aspek Rasional Paired Samples Statistics Mean Pair 1 N Std. Deviation Std. Error Mean emosional 4.6167 60 1.86939 .24134 rasional 4.3833 60 1.86939 .24134 Paired Differences 95% Confidence Interval of the Mean Pair 1 emosional rasional - .23333 Std. Std. Error Deviation Mean 3.73879 .48268 Difference Sig. (2- Lower Upper t -.73250 1.19916 .483 df 59 tailed) .631 Pada tabel diatas terdapat hasil hitungan antara aspek emosional dan rasional bahwa dalam kedua aspek tersebut diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,631 (0,631 > 0,05) sehingga dapat disimpulkan tidak ada perbedaan secara signifikan antara aspek emosional dengan aspek rasional, namun jika dilihat pada nilai rata-rata (mean) didapatkan hasil sebesar 4,6167 untuk aspek emosional dan aspek rasional sebesar 4,3833. Jadi dapat disimpulkan secara nilai rata-rata yang dimiliki antara aspek emosional dengan aspek rasional terdapat perbedaan, 71 dimana aspek emosional lebih tinggi dari pada aspek rasional, namun tetap tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara aspek emosional dan aspek rasional dalam keputusan membeli. 4.5.9 Perbedaan Keputusan Membeli Ditinjau dari Jenis Kelamin Pada Aspek Emosional Dan Aspek Rasional Pada kelompok eksperimen, terdapat hasil perbedaan keputusan membeli ditinjau dari jenis kelamin pada aspek emosional dan aspek rasional yang dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 4.13 Perbedaan Antara Jenis Kelamin pada Aspek Emosional Independent Samples Test Emosional Jenis Kelamin Perempuan N Mean Std. Deviation Std. Error Mean laki-laki 30 30 4.9000 4.3333 1.78789 1.93575 .32642 .35342 Emosional Equal variances Equal variances assumed not assumed Levene's Test for Equality ofF .569 Variances .454 Sig. T 1.178 1.178 58 57.638 .244 .244 Mean Difference .56667 .56667 Std. Error Difference .48110 .48110 95% Confidence Interval ofLower -.39636 -.39649 the Difference 1.52969 1.52982 Df Sig. (2-tailed) t-test for Equality of Means Upper 72 Berdasarkan hasil perhitungan t-test dalam penelitian ini diperoleh hasil signifikansi sebesar sebesar 0,454 (0,454 > 0,05), disimpulkan bahwa dalam penilitian ini tidak terdapat perbedaan secara signifikan antara laki-laki dan perempuan pada aspek emosional, namun jika dilihat berdasarkan perhitungan rata-rata (mean) terdapat perbedaan nilai dimana perempuan memiliki nilai sebesar 4,900 dan laki-laki memiliki nilai sebesar 4,333. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam keputusan membeli perempuan lebih menggunakan perasaan atau secara emosional dalam menentukan keputusan membeli dari pada laki-laki. Tabel 4.14 Perbedaan Keputusan Membeli Ditinjau dari Jenis Kelamin pada Aspek Rasional Rasional Jenis Kelamin Perempuan N Mean Std. Deviation Std. Error Mean laki-laki 30 30 4.1000 4.6667 1.78789 1.93575 .32642 .35342 Independent Samples Test Rasional Equal variances Equal variances assumed not assumed Levene's Test for Equality of F .569 Variances .454 Sig. T Df Sig. (2-tailed) t-test for Equality of Means Mean Difference Std. Error Difference Lower 95% Confidence Interval of the Difference Upper -1.178 -1.178 58 57.638 .244 .244 -.56667 -.56667 .48110 .48110 -1.52969 -1.52982 .39636 .39649 73 Berdasarkan hasil perhitungan t-test Berdasarkan hasil perhitungan t-test dalam penelitian ini diperoleh hasil signifikansi sebesar sebesar 0,454 (0,454 > 0,05), dapat disimpulkan bahwa dalam penilitian ini tidak terdapat perbedaan secara signifikan antara laki-laki dan perempuan pada aspek rasional, namun jika dilihat berdasarkan perhitungan rata-rata (mean) terdapat perbedaan nilai dimana perempuan memiliki nilai sebesar 4,100 dan laki-laki memiliki nilai sebesar 4,667. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam keputusan membeli laki-laki lebih menggunakan logikanya atau secara rasional dalam menentukan keputusan membeli dari pada perempuan. 4.5.10 Perbedaan Keputusan Membeli Ditinjau dari Aspek Rasional Dan Aspek Emosional pada Kelompok Eksperimen Pada kelompok eksperimen, terdapat hasil perbedaan keputusan membeli antara aspek emosional, dan aspek rasional yang dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 4.15 Hasil Uji Anova ANOVA Sum of Squares Between Groups df Mean Square 18.283 5 3.657 Within Groups 187.900 54 3.480 Total 206.183 59 F 1.051 Sig. .398 Berdasarkan hasil perhitungan Anova dalam penelitian ini diperoleh hasil signifikansi sebesar 0,398 (0,398 > 0,05). Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak terdapat perbedaan secara signifikan antara keputusan membeli ditinjau dari aspek rasional dan aspek emosional pada kelompok eksperimen. 74 Tabel 4.16 Multiple Comparisons (J) (I) Kelom Kelompok pok 1 2 3 4 5 6 95% Confidence Interval Mean Difference (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound 2 -1.50000 .83422 .078 -3.1725 .1725 3 -1.10000 .83422 .193 -2.7725 .5725 4 -.40000 .83422 .634 -2.0725 1.2725 5 -.10000 .83422 .905 -1.7725 1.5725 6 -1.00000 .83422 .236 -2.6725 .6725 1 1.50000 .83422 .078 -.1725 3.1725 3 .40000 .83422 .634 -1.2725 2.0725 4 1.10000 .83422 .193 -.5725 2.7725 5 1.40000 .83422 .099 -.2725 3.0725 6 .50000 .83422 .551 -1.1725 2.1725 1 1.10000 .83422 .193 -.5725 2.7725 2 -.40000 .83422 .634 -2.0725 1.2725 4 .70000 .83422 .405 -.9725 2.3725 5 1.00000 .83422 .236 -.6725 2.6725 6 .10000 .83422 .905 -1.5725 1.7725 1 .40000 .83422 .634 -1.2725 2.0725 2 -1.10000 .83422 .193 -2.7725 .5725 3 -.70000 .83422 .405 -2.3725 .9725 5 .30000 .83422 .721 -1.3725 1.9725 6 -.60000 .83422 .475 -2.2725 1.0725 1 .10000 .83422 .905 -1.5725 1.7725 2 -1.40000 .83422 .099 -3.0725 .2725 3 -1.00000 .83422 .236 -2.6725 .6725 4 -.30000 .83422 .721 -1.9725 1.3725 6 -.90000 .83422 .285 -2.5725 .7725 1 1.00000 .83422 .236 -.6725 2.6725 75 2 -.50000 .83422 .551 -2.1725 1.1725 3 -.10000 .83422 .905 -1.7725 1.5725 4 .60000 .83422 .475 -1.0725 2.2725 5 .90000 .83422 .285 -.7725 2.5725 Berdasarkan hasil hitungan dari tabel diatas diperoleh nilai sig untuk perbandingan kelompok pertama (cause promotion) dengan kelompok kedua (cause related marketing) dalam penelitian ini diperoleh hasil signifikansi sebesar sebesar 0,078 (0,078 > 0,05). Jadi dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok pertama dan kelompok kedua. Untuk perbandingan kelompok pertama dengan kelompok ketiga (corporate social marketing) diperoleh hasil signifikansi sebesar sebesar 0,193 (0,193 > 0,05). Jadi dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok pertama dan kelompok ketiga. Pada perbandingan kelompok pertama dengan kelompok keempat (corporate philanthropy) diperoleh hasil signifikansi sebesar sebesar 0,634 (0,634 > 0,05). Jadi dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok pertama dan kelompok keempat. Pada perbandingan kelompok pertama dengan kelompok kelima (community volunteering) diperoleh hasil signifikansi sebesar sebesar 0,905 (0,905 > 0,05). Jadi dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok pertama dan kelompok kelima. Pada perbandingan kelompok pertama dengan kelompok keenam (social responsible business practices) diperoleh hasil signifikansi sebesar sebesar 0,234 (0,234 > 0,05). Jadi dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok pertama dan kelompok keenam. 76 Perbandingan kelompok kedua (cause related marketing) dengan kelompok pertama (cause promotion) dalam penelitian ini diperoleh hasil signifikansi sebesar sebesar 0,078 (0,078 > 0,05). Jadi dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok kedua dan kelompok pertama. Pada perbandingan kelompok kedua dengan kelompok ketiga (corporate social marketing) diperoleh hasil signifikansi sebesar sebesar 0,634 (0,634 > 0,05). Jadi dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok kedua dan kelompok ketiga. Pada perbandingan kelompok kedua dengan kelompok keempat (corporate philanthropy) diperoleh hasil signifikansi sebesar sebesar 0,193 (0,193 > 0,05) Jadi dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok kedua dan kelompok keempat. Pada perbandingan kelompok kedua dengan kelompok kelima (community volunteering) diperoleh hasil signifikansi sebesar sebesar 0,099 (0,099 > 0,05) Jadi dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok kedua dan kelompok kelima. Pada perbandingan kelompok kedua dengan kelompok keenam (social responsible business practices) diperoleh hasil signifikansi sebesar sebesar 0,551 (0,551 > 0,05). Jadi dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok kedua dan kelompok keenam. Perbandingan kelompok ketiga (corporate social marketing) dengan kelompok pertama (cause promotion) dalam penelitian ini diperoleh hasil signifikansi sebesar sebesar 0,193 (0,193 > 0,05). Jadi dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok ketiga dan kelompok 77 pertama. Pada perbandingan kelompok ketiga dengan kelompok kedua (cause related marketing) diperoleh hasil signifikansi sebesar sebesar 0,634 (0,634 > 0,05). Jadi dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok ketiga dan kelompok kedua. Untuk perbandingan kelompok ketiga dengan kelompok keempat (corporate philanthropy) diperoleh hasil signifikansi sebesar sebesar 0,405 (0,405 > 0,05). Jadi dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok ketiga dan kelompok keempat. Untuk perbandingan kelompok ketiga dengan kelompok kelima (community volunteering) diperoleh hasil signifikansi sebesar sebesar 0,236 (0,236 > 0,05). Jadi dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok ketiga dan kelompok kelima. Pada perbandingan kelompok ketiga dengan kelompok keenam (social responsible business practices) diperoleh hasil signifikansi sebesar sebesar 0,905 (0,905 > 0,05). Jadi dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok ketiga dan kelompok keenam. Perbandingan kelompok keempat (corporate philanthropy) dengan kelompok pertama (cause promotion) dalam penelitian ini diperoleh hasil signifikansi sebesar sebesar 0,634 (0,634 > 0,05). Jadi dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok keempat dan kelompok pertama. Pada perbandingan kelompok keempat dengan kelompok kedua (cause related marketing) diperoleh hasil signifikansi sebesar sebesar 0,193 (0,193 > 0,05). Jadi dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok keempat dan kelompok kedua. Pada perbandingan kelompok keempat 78 dengan kelompok ketiga (corporate social marketing) diperoleh hasil signifikansi sebesar sebesar 0,405 (0,405 > 0,05). Jadi dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok keempat dan kelompok ketiga. Pada perbandingan kelompok keempat dengan kelompok kelima (community volunteering) diperoleh hasil signifikansi sebesar sebesar 0,721 (0,721 > 0,05). Jadi dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok keempat dan kelompok kelima. Pada perbandingan kelompok keempat dengan kelompok keenam (social responsible business practices) diperoleh hasil signifikansi sebesar sebesar 0,475 (0,475 > 0,05). Jadi dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok keempat dan kelompok keenam. Perbandingan kelompok kelima (community volunteering) dengan kelompok pertama (cause promotion) dalam penelitian ini diperoleh hasil signifikansi sebesar sebesar 0,905 (0,905 > 0,05). Jadi dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok kelima dan kelompok pertama. Pada perbandingan kelompok keempat dengan kelompok kedua (cause related marketing) diperoleh hasil signifikansi sebesar sebesar 0,099 (0,99 > 0,05). Jadi dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok kelima dan kelompok kedua. Pada perbandingan kelompok kelima dengan kelompok ketiga (corporate social marketing) diperoleh hasil signifikansi sebesar sebesar 0,236 (0,236 > 0,05). Jadi dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok kelima dan kelompok ketiga. Untuk 79 perbandingan kelompok kelima dengan kelompok keempat (corporate philanthropy) diperoleh hasil signifikansi sebesar sebesar 0,721 (0,721 > 0,05). Jadi dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok kelima dan kelompok keempat. Untuk perbandingan kelompok kelima dengan kelompok keenam (social responsible business practices) diperoleh hasil signifikansi sebesar sebesar 0,285 (0,285 > 0,05). Jadi dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok kelima dan kelompok keenam. Perbandingan kelompok keenam (social responsible business practices) dengan kelompok pertama (cause promotion) dalam penelitian ini diperoleh hasil signifikansi sebesar sebesar 0,236 (0,236 > 0,05). Jadi dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok keenam dan kelompok pertama. Pada perbandingan kelompok keenam dengan kelompok kedua (cause related marketing) diperoleh hasil signifikansi sebesar sebesar 0,551 (0,551 > 0,05). Jadi dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok keenam dan kelompok kedua. Pada perbandingan kelompok keenam dengan kelompok ketiga (corporate social marketing) diperoleh hasil signifikansi sebesar sebesar 0,905 (0,905 > 0,05). Jadi dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok keenam dan kelompok ketiga. Untuk perbandingan kelompok keenam dengan kelompok keempat (corporate philanthropy) diperoleh hasil signifikansi sebesar sebesar 0,475 (0,475 > 0,05). Jadi dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok keenam dan kelompok keempat. Pada perbandingan kelompok keenam dengan 80 kelompok kelima (community volunteering) diperoleh hasil signifikansi sebesar sebesar 0,285 (0,285 > 0,05). Jadi dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok keenam dan kelompok kelima. Secara keseluruhan bahwa diantara kelompok eksperimen yang diberi perlakuan berupa enam iklan informasi corporate social responsibility yang berbeda kepada enam kelompok dan satu kelompok kontrol sebagai kelompok pembanding yang diberi perlakuan berupa iklan handphone tanpa di beri iklan informasi corporate social responsibility dengan aspek-aspek keputusan membeli tidak terdapat keputusan membeli yang signifikan. 4.6 Pembahasan 4.6.1 Pengaruh Informasi Aktivitas Corporate Social Responsibility Terhadap Keputusan Membeli Berdasarkan data hasil penelitian diketahui bahwa secara keseluruhan kelompok eksperimen dari kelompok satu sampai enam memutuskan untuk membeli produk pada iklan yang didukung pada program informasi aktivitas corporate social responsibility (CSR). Berdasarkan tanggapan yang diberikan oleh responden membuktikan bahwa responden mendukung program aktivitas CSR. Dari kelompok pertama cause promotion menanggapi responden merasa terdorong untuk ikut membantu dalam program yang diberikan, responden juga menjelaskan bahwa program tersebut juga sangat membantu orang yang membutuhkan dan untuk mengurangi degradasi moral yang membuat kita selayaknya harus membantu orang lain. 81 Kelompok kedua Cause Related Marketing Adapun hasil yang diperoleh Responden menjelaskan bahwa responden memberikan dukungan pada program CSR yang diberikan. Responden menjelaskan “karena saya makhluk sosial juga seharusnya ikut berparisipasi untuk membantu masyarakat yang kurang mampu.” Kelompok ketiga Social Marketing. Responden menjelaskan bahwa responden memberikan dukungan pada program CSR yang diberikan. Responden menjelaskan “kapan lagi dapat berperan serta membantu masyarakat yang mebutuhkan, adanya program ini dapat menjembatani antara konsumen dengan masyrakat yang membutuhkan.” Kelompok ke empat Corporate Philanthorpy Responden menjelaskan bahwa responden memberikan dukungan pada program CSR yang diberikan. Responden menjelaskan “adanya program ini dapat membantu kalangan masyarakat yang kurang mampu untuk mendapatkan bantuan yang selayaknya bukan sekedar memberikan bantuan yang asal-asalan.” Kelompok kelima Community Volunteering. Responden menjelaskan bahwa responden memberikan dukungan pada program CSR yang diberikan. Responden menjelaskan ”saya menyukai kegiatan sosial dan program yang ditawarkan karena saya mengingat diluar sana lebih banyak orang yang membutuhkan sehingga saya tertarik dengan produk tersebut”. Kelompok keenam Responsible Business Practices. Responden menjelaskan bahwa responden memberikan dukungan pada program CSR yang diberikan. Responden menjelaskan “karena program tersebut dapat memudahkan masyarakat juga dalam perkembangan teknologi, sehingga saya mendukung 82 program ini, selain itu agar program tersebut dapat saya kenalkan kepada orangorang terdekat saya sehingga program tersebut dikenali oleh semua kalangan masyarakat.” Berdasarkan penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa secara deskriptif responden mendukung mau untuk membeli produk tersebut agar dapat membantu orang lain dalam penjelasan pada iklan program aktivitas CSR yang dapat berpengaruh dalam keputusan membeli Pada kelompok kontrol terdapat empat responden yang tidak membeli dan enam responden yang membeli produk pada iklan tanpa diberi perlakuan program CSR. Sehingga dapat di ambil kesimpulan bahwa kelompok kontrol ini tidak sepenuhnya mempengaruhi dalam keputusan membeli hal ini berdasarkan pada data yang didapat. Adanya informasi tentang program aktivitas CSR pada iklan suatu produk akan membuat konsumen tertarik untuk memutuskan membeli produk tersebut, hal tersebut dapat terjadi karena selain menawarkan produk berkualitas baik dan berharga terjangkau juga menawarkan program CSR yang dalam program tersebut menjelaskan tentang kepedulian antar sesama sehingga menjadikan nilai positif kepada konsumen untuk produk tersebut. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa program informasi akitivitas CSR berpengaruh dalam keputusan membeli konsumen. Penelitian yang telah dilakukan peneliti sama halnya pada penelitian yang dilakukan oleh Gigauri (2012:135) bahwa mengembangkan, menerapkan dan mengkomunikasikan CSR dapat mempengaruhi keputusan membeli konsumen 83 dengan positif dan konsumen siap membayar lebih pada produk dari perusahaan yang terlibat dalam kegiatan CSR. Menurut Veersalu (2011:49) konsumen lebih suka membayar lebih untuk produk atau jasa oleh perusahaan yang bertanggung jawab secara sosial dari pada perusahaan yang tidak bertanggung jawab. Menurut Dodd dan Supa (2011:15) bahwa terdapat hubungan positif antara keterlibatan organisasi dalam program CSR dan niat pembelian konsumen atau konsumen dalam penelitian ini lebih cenderung untuk membeli produk organisasi jika organisasi yang terlibat dalam praktek tanggung jawab sosial. Selain itu, kesadaran konsumen keterlibatan organisasi tertentu dalam kegiatan tanggung jawab sosial dan tidak bertanggung jawab telah diidentifikasi dan menunjukkan bahwa hubungan positif ada antara tanggung jawab sosial perusahaan dan pembelian niat konsumen. Mohr, Webb and Harris (2001:68) menjelaskan berdasarkan besar jumlah responden di semua tahapan yang menyatakan keinginan untuk imformasi lebih lanjut tentang tanggung jawab sosial perusahaan, peneliti merekomendasikan bahwa perusahaan-perusahaan besar atau benefit pada CSR mempertimbangkan peringkat ini dalam komunikasi pemasaran dan peringkat kepuasan pelanggan, sehingga dampak pengetahuan Corporate Social Responsibility pada sikap konsumen dan keputusan untuk membeli, serta pengaruh Corporate Social Responsibility dalam keputusan konsumen. Menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara Corporate Social Responsibility dan tanggapan konsumen. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan dari penelitian terdahulu dan penelitian yang dilakukan oleh peneliti bahwa program CSR yang ada pada 84 perusahaan berpengaruh dalam keputusan membeli konsumen, sehingga penelitian yang dilakukan peneliti benar adanya. Peneliti juga menjelaskan data secara statistik dengan uji Anova, dimana untuk mengetahui adakah perbedaan setiap kelompok eksperimen untuk mengahasilkan adakah perbedaan disetiap kelompoknya. Dari hasil yang didapat tidak terjadi perbedaan secara signifikan, sehingga dapat disimpulakan tidak terdapat pengaruh antara setiap kelompok eksperimen pertama dengan kelompok ekperimen lainnya. Sehingga dapat dijelaskan secara keseluruhan bahwa secara statistik dihasilkan tidak terdapat pengaruh yang signifikan, namun secara deskriptif mendapatkan hasil adanya pengaruh informasi aktivitas CSR terhadap keputusan membeli. Berdasarkan enam jenis informasi aktivitas corporate social responsibility yang semuanya bersama-sama dapat berpengaruh dalam keputusan membeli, namun diantara keenam kelompok tersebut terdapat tiga kelompok yang lebih diminati responden yaitu cause promotion, community volunteering dan corporate philanthropy. Penelitian ini sama dengan hasil penelitian terdahulu yang dijelaskan oleh Rahizah, Farah dan Kasmah (2011:134) bahwa philanthropy penting dalam aktivitas CSR, karena konsumen menginginkan perusahaan untuk menyumbangkan uang konsumen untuk kegiatan kemanusian, oleh karena itu konsumen sangat mendukung aktivitas CSR ini. Rahizah, Farah dan Kasmah (2011:134) menjelaskan juga community volunteering bahwa penting bagi para manajer dan karyawan untuk berpartisipasi dalam kegiatan sukarela dan amal 85 dalam komunitas lokal mereka, terutama dalam proyek-proyek yang meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan social responsible business practices. Hal ini dikarenakan informasi CSR yang diberikan lebih bermanfaat dan berguna untuk orang lain. Hal ini berkaitan juga dengan teori yang telah disampaikan Kotler & Lee (2005:49) Saat cause promotion mengilhami tindakan seringkali mengkontribusikan dengan waktu atau uang. Hal lain yang khas dalam berpromosi termasuk membangun awareness dari sebuah isu yang sedang diperjuangkan, mengajak masyarakat untuk menemukan lebih dalam mengenai permasalahan, mengajak masyarakat untuk menghabiskan waktu untuk menolong orang-orang yang memerlukan, mengajak masyarakat untuk mendonasikan uang mereka, mengajak masyarakat untuk mendonasikan sumber daya yang lain atau berpartisipasi dalam event. Begitu juga dengan teori corporate philanthropy adalah inisiatif yang paling tradisional dan dilakukan saat perusahaan melakukan kontribusi langsung untuk amal ataupun isu-isu yang sedang diperjuangkan. Kontribusi ini adalah dukungan utama untuk organisasi non-profit, yayasan, dan public agencies, seperti sekolah (Kotler & Lee, 2005:144). Dan yang ketiga community volunteering sama dengan teori dalam upaya memberikan kontribusi dapat menjadi sukarelawan dengan keahlian,bakat, memberikan ide dan / atau bekerja yang membutuhkan kekuatan fisik. Dukungan perusahaan bisa dengan membayar cuti yang digunakan untuk bekerja sukarela, menolong karyawanmenemukan pekerjaan sukarela yang sesuai dan mengatur tim untuk mendukung isu-isu yang sedang diperjuangkan (Kotler & Lee,2005:175). 86 Dengan demikian hipotesis keseluruhan yang berbunyi bahwa informasi aktivitas corporate social responsibility yang terdiri dari enam jenis informasi yaitu cause promotion, cause related marketing, corporate social marketing, corporate philanthropy, community volunteering, dan social responsible business practices bersama-sama berpengaruh terhadap perubahan keputusan pembelian pada konsumen diterima. 4.6.2 Perbedaan Keputusan Membeli Ditinjau dari Aspek Emosional Dan Aspek Rasional Berdasarkan hasil penelitian, secara keseluruhan antara aspek emosional dan rasional bahwa dalam kedua aspek tersebut diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,631 (0,631 > 0,05) sehingga dapat disimpulkan tidak ada perbedaan secara signifikan antara aspek emosional dengan aspek rasional dalam pembelian produk yang disertai informasi aktivitas CSR, namun jika dilihat pada nilai ratarata (mean) didapatkan hasil sebesar 4,6167 untuk aspek emosional dan aspek rasional sebesar 4,3833, terdapat perbedaan dimana aspek emosional lebih tinggi dari pada aspek rasional. Berdasarkan hasil keseluruhan dapat disimpulkan tidak ada perbedaan secara signifikan antara aspek emosional dengan aspek rasional. Hal ini sama dengan penelitian terdahulu yang menurut Zhong (2005:22) bahwa dalam praktek bisnis perlu untuk menekankan pengambilan keputusan secara rasional dan meminggirkan pengaruh emosional, namun pada kenyataanya pengaruh emosi dalam pengambilan keputusan belum sepenuhnya dieksplorasi. Sehingga individu 87 yang melakukan pengambilan keputusan secara rasional cenderung terlibat dalam pengaruh emosional, Menurut Grundey (2008:149) pemasaran tradisional menyajikan konsumen yang rasional untuk mendapatkan manfaat pada pembelian, dimana pembelian konsumen semuanya terdapat tujuh tahapan pembelian. Pengalaman pemasaran konsumen dapat terlihat dari segi rasional dan emosional. Lalu dilanjutkan konsumen memutuskan pembelian yang dilihat dari faktor-faktor rasional dan emosional yang dari faktor-faktor tersebut saling berkerjasama , dimana faktor-faktor tersebut tidak memiliki perbedaan, jadi antara faktor emosional dan rasional sama-sama memberikan pengaruh dalam proses pembelian. Dengan demikian konsumen bisa melangsungkan semua tujuh langkah pembelian, tapi jika salah satu faktor ada yang lebih menonjol maka langkahlangkah pembelian akan susah untuk dijalankan karena hal tersebut akan terpengaruh oleh rasa, perasaan, pemikiran, dan hal pengalaman lainnya. jadi dari penelitian yang dilakukan peneliti dan di dukung dengan penelitian terdahulu dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan antara aspek rasional dan emosional pada keputusan membeli. Menurut Arrizky (2013:10) terdapat pengaruh antara rasional buying motives dan emosional buying motives, hal ini mengidentifikasikan bahwa tidak hanya pengaruh secara rasional akan tetapi secara emosional juga dapat mempengaruhi dalam disonasi kognitif, sehingga motif pembelian yang mendorong orang untuk membeli suatu produk tidak hanya berdasarkan 88 emosionalnya saja melainkan tetap mempertimbang alasan-alasan secara rasional sehingga dapat menghasilkan apa yang diharapkan konsumen secara seimbang. Berdasarkan hasil nilai rata-rata (mean) didapatkan hasil sebesar 4,6167 untuk aspek emosional dan aspek rasional sebesar 4,3833, terdapat perbedaan dimana aspek emosional lebih tinggi dari pada aspek rasional. Dalam hal perubahan keputusan pembelian pada konsumen penulis menyatakan setuju dengan hasil penelitian bahwa alasan pembelian mempengaruhi perubahan keputusan pembelian pada konsumen. Hal tersebut sejalan dengan teori yang telah penulis uraikan bahwa dalam mengambil sebuah keputusan pembelian seorang konsumen dapat dilihat apakah secara emosional atau rasional. Hasil ini menegaskan pendapat Romer (2000 dalam Glaesser, 2003), bahwa kekuatan sebuah keadaan pembelian dapat muncul sebagai hasil dari emosi. Stimuli lokal akan memicu emosi dan emosi akan mempengaruhi keputusan. Pengaruh dari emosi sebenarnya sangat kompleks, emosi dapat mempengaruhi keyakinan dan pilihan produkk. Sebaliknya pembelian rasional lebih didasarkan pada kebutuhan, fungsi, dan kepuasan pasca pembelian (Swastha, 1998:67). 4.6.3 Perbedaan Keputusan Membeli Ditinjau dari Jenis Kelamin Pada Aspek Emosional Dan Aspek Rasional Berdasarkan hasil perhitungan t-test dalam penelitian ini diperoleh hasil signifikansi sebesar 0,454 (0,454 > 0,05). Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak terdapat perbedaan secara signifikan antara laki-laki dan perempuan pada aspek emosional dan rasional. 89 Hasil ini sesuai dengan yang dikemukakan Ginting dan Sianturi (2005:36) berdasarkan jenis kelamin tidak ditemukan adanya perbedaan keputusan membeli yang siginifikan. Hal tersebut dikarenakan bahwa peranan pria saat ini sudah banyak mengalami perubahan. Sementara wanita semakin berpartisipasi didalam dunia kerja (usaha), kelompok pria pun mulai mengambil peranan baru dalam mengkonsumsi dan membeli produk Engel, dkk (dalam Ginting dan Sianturi 2005:36). Keadaan ini, dimana para pria sudah mulai untuk terlibat secara langsung dan aktif dalam kegiatan berbelanja, menyebabkan perbedaan pengambilan keputusan membeli antara pria dan wanita semakin tipis atau bahkan tidak terdapat perbedaan secara signifikan. Berdasarkan perhitungan rata-rata (mean) terdapat perbedaan nilai dimana perempuan memiliki nilai sebesar 4,900 dan laki-laki memiliki nilai sebesar 4,333. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam keputusan membeli perempuan lebih memilih secara emosional dalam menentukan keputusan membeli sedangkan laki-laki lebih memilih secara rasional. Hasil ini sama dengan yang di jelaskan oleh Astari dan Widagda (2010) dalam keputusan pembelian jenis kelamin berpengaruh dalam setiap keputusan pembelian yang didalamnya terdapat perasaan (emosional) yang lebih tinggi dari pada menggunakan logikanya secara rasional untuk memutuskan membeli untuk suatu produk. Menurut Utami & Sumaryono (2008:54) Keterlibatan emosional berhubungan pula dengan kebutuhan sosial psikologis konsumen untuk menggunakan produk. Keputusan membeli memang lebih banyak disebabkan oleh faktor psikologis dari pada rasional mereka, terutama pada wanita sebaliknya 90 untuk jenis kelamin laki-laki lebih mengunakan logikanya atau rasionalnya di setiap memutuskan untuk membeli . peserta perempuan dinilai lebih tinggi dari pada peserta laki-laki pada pengukuran kecenderungan membeli spontan. namun, perbedaan itu tidak selalu terbukti signifikan secara statistik. 4.6.7 Keterbatasan Penelitian Keterbatasan penelitian dalam penelitian ini adalah : 1. Peneliti kurang dapat menyusun waktu yang akan digunakan ketika penelitian berlangsung sehingga jalannya penenelitian kurang terkontrol. 2. Peneliti kurang memberikan instruksi dengan baik sehingga responden ada yang kurang paham dan minta untuk dijelaskan kembali 3. Peneliti kurang dapat mengondisikan keadaan diluar ruangan tempat melakukan penelitian. Hal ini mungkin akan mempengaruhi keakuratan data yang diperoleh pada responden. 4. Peneliti kurang mengetahui kondisi psikologis responden tidak diamati secara khusus, sehingga memungkinkan responden tidak konsentrasi dalam memahami instrusi dan mengisi angket. 5. Dalam melakukan penelitian melaksanakan eksperimen tanpa didampingi siapapun dan kondisi eksperimen terkontrol untuk mencegah masuknya faktor luar, sehingga dalam pelaksanaannya peneliti kesulitan untuk melakukan dokumentasi foto/video. BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada mahasiswa universitas negeri semarang mengenai pengaruh informasi aktivitas corporate social responsibility terhadap keputusan membeli konsumen dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Hasil secara umum menggambarkan bahwa adanya pengaruh informasi aktivitas corporate social responsibility pada keputusan membeli konsumen. 2. Hasil perbedaan keputusan membeli ditinjau dari aspek emosional dan aspek rasional dapat disimpulkan tidak ada perbedaan secara signifikan. 3. Hasil perbedaan keputusan membeli ditinjau dari jenis kelamin pada aspek emosional dan aspek rasional dapat disimpulkan bahwa dalam penilitian ini tidak terdapat perbedaan secara signifikan. 91 92 5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut: 5.2.1 Perusahaan 1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa informasi aktivitas corporate social responsibility (CSR) berpengaruh terhadap keputusan membeli konsumen. Hal ini dapat dijadikan acuan perusahaan dalam membuat dan melaksanakan program CSR yang baik untuk kesejahteraan masyarakat atau pun perusahaan dalam jangka panjang. 2. Bagi perusahaan – perusahaan tanggung jawab dan kewajiban perusahaan untuk mengatasi permasalahan sosial dalam rangka membantu mewujudkan kemandirian dan keberdayaan komunitas dimana perusahaan tersebut beroperasi. Semestinya memiliki program corporate social responsibility melalui berbagai kegiatan secara terprogram dan kontinu agar selain memperkenalkan perusahaannya, juga menumbuhkan kesadaran dan kepedulian membantu pemerintah dalam turut berpartisipasi meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan kualitas lingkungan. 3. Program Corporate Social Responsibility yang dilakukan oleh perusahaanperusahaan seyogyanya lebih ditingkatkan jumlah dan jenisnya serta dapat menjangkau masyarakat luas, agar selain meningkatkan jumlah konsumen juga menyadarkan para pemilik perusahaan kaitannya dengan tanggung jawab sosial pada masyarakat. 93 5.2.2 Peneliti Selanjutnya Peneliti yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh informasi aktivitas corporate social responsibility (CSR) terhadap keputusan membeli konsumen hendaknya mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: 1. Peneliti selanjutnya diharapkan dalam melakukan studi pendahuluan tidak hanya menggunakan metode wawancara dan menganalisis fenomenafenomena terkait variabel penelitian. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan metode-metode lain seperti observasi dan rekam jejak terkait responden penelitian. Hal ini bertujuan agar dapat menambah informasi secara mendalam terkait perilaku atau kondisi responden yang sebenarnya. 2. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengkondisikan lingkungan tempat pengisian instrumen penelitian. Peneliti dapat mengetahui secara langsung kendala-kendala yang dihadapi oleh responden dalam pengisian instrumen penelitian. 3. Peneliti selanjutnya diharapkan menambah jumlah subyek studi pendahuluan, sehingga dapat membandingkan informasi dari masing-masing subyek. 4. Peneliti selanjutnya dapat memperluas subyek penelitian, yang tidak hanya pada mahasiswa. Dimana masih banyak kalangan dari berbagai masyarakat yang memiliki kriteria berbeda-beda yang bisa digunakan sebagai acuan subjek penelitian. Seingga akan mendapatkan berbagai variasi subjek dalam penelitian. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi.2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT RINEKA CIPTA. Arrizky, M. M. 2013. Pengaruh Rational Buying Motives Dan Emosional Buying Motives Terhadap Disonasi Kognitif Pemilik Produk Laptop. Journal of Universitas Brawijaya Malang, 1- 15. Astari, P.L.W., & Widagda, G.N.J.A. 2010. Pengaruh Perbedaan Jenis Kelamin Dan Kontrol Diri Terhadap Pembelian Impulsif Produk Parfum. Journal Of Fakultas Ekonomi Universitas Udayana Bali, 546- 559 Azwar, Saifuddin. 2003. Metode Penelitian. Jogjakarta: Pustaka Pelajar Offset. Budiastuti, Wulansari. 2012. Pengaruh Program Corporate Social Responsibility Terhadap Perilaku Konsumen (Studi Mengenai Kegiatan “Lifebuoy Berbagi Sehat” P.T. UNILEVER Indonesia Di Kalangan Ibu-Ibu Rumah Tangga Di Kelurahan Kelapa Gading Barat Jakarta Utara). Boyd, W., Walker, O.C., Larreche,J. 2000. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga. Engel, James F, Roger D. Blackwell, Paul W. Miniard. 1993. PerilakuKonsumen Jilid 2. Alih Bahasa Drs. F.X. Budiyanto. Tangerang: Binarupa Aksara. Ferrinatadewi,Erna.2008. Merek dan Psikologi Konsumen. Yogyakarta : GRAHA ILMU. Gigauri,Iza. 2012. Impact of Corporate social Responsibility On Consumer Purshase Decision. Journal of Research in Management,Economic. Glaeser, E.L. 2003. Psychology and The Market. Journal of National Bureau of Economic research, No. 10203. Grundey, Dainora. 2008. Expriental Marketing Vs. Traditional Marketing: Creating Rational And Emotional Liaisons With Consumers. The romanian economic journal, years XI, No. 29 Hadi, Sutrisno. 2003 Statistik jilid 1. Jakarta: PT. ANDI. Kotler, P., Amstrong, G.2001. Prinsip-Prinsip Pemasaran Edisi ke Sembilan. Jakarta: Indeks. 94 95 Kotler, P., Amstrong, G.2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran Edisi ke 12. Jakarta: Erlangga. Kotler, P., Lee,N.2009.2005.Corporate Social Responsibility: Doing the Most Good for Your Company and Your Cause . New Jersey : John Wiley & Sons. Kotler, P., Keller, K..L.2009. Manajemen Pemasaran Marketing Management. Jakarta: Erlangga. Kotler, P.1985. Manajemen Pemasaran Edisi ke Tiga Belas Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Lako,Andreas. 2011. Dekonstruksi CSR dan Reformasi Paradigma Bisnis & Akuntansi. Jakarta :Erlangga. Latipun. 2010. Psikologi Eksperimen. Malang: UMM Press Mohr, L. A., Webb, D. J., & Harris, K. E. 2001. Do Consumers Expect Comparies To Be Socially Responsible? The Impact Of Corporate Social Responsibility On Buying Behavior. The Journal Of Consumer Affairs,35 (1), 45-72. Mowen,J.C., Minor,M. 2002 edisi kelima Perilaku Konsumen Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Nitisusastro, Mulyadi. 2012. Perilaku Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta. Konsumen Dalam Perspektif Pomering, A. & Dolnicar, S. 2008. Assessing the prequisite of succesful CSR Implementation: are consumer aware of CSR initiatives ?Journal of Business Ethics. Rahim, R.A., Jalaludin, F.W., & Tajuddin, K. 2011. The Importance Of Corporate Social Responsibility On Consumer Behaviour In Malaysia. Journal of Asian Academy, Vol. 16, No. 1, 119-139 Schrader, U., Hansen, U. & Halbes, S. 2006. Why do Companies Communicat with Consumer about CSR? Conceptualization and empirical insinghts from Germany. IFSAM World Congress. September. Sen, S., & Bhattacharya, C. B. 2001. Does doing good always lead to doing better? Consumer reactions to corporate social responsibility. Journal of Marketing Research, 38(May), 225-243. 96 Seniati,L., Yulianto,A., & Setiadi, B.N. 2011. Psikologi Eksperimen. Jakarta : Indeks. Setiadi, N.J. 2003. Perilaku Konsumen Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran. Jakarta : PRENADA MEDIA. Sianturi, B.O., & Ginting, E.D.J. 2005. Pengambilan Keputusan Membeli Ditinjau Dari Gaya Hidup Value Minded. Jurnal PSIKOLOGIA, Vol. 1 No. 1: 2137. Supa, D.W., & Dodd, M.D., 2011. Understanding the Effect of Corporate Social Responsibility on Consumer Purhase Intention. Journal of Public Relations, ISSN 1942-4604 Vol.5, No. 3: 1-19. Susanto, A.B., 2009. Reputation Driven Corporate Social Responsibility. Jakarta : Erlangga. Utami,F.A. & Sumaryono. 2008. Pembelian Impulsif Ditinjau Dari Kontrol Diri Dan Jenis Kelamin Pada Remaja. Journal Of Psikologo Proyeksi, Vol 3, No1. 46-57. Veersalu, Liis. 2011. The Importance Of Corporate Social Responsibility In Estonian Consumer‟s Purchasing Decisions. Thesis. Tallinn University‟s Baltic Film and Media School. Zhong, Chenbo.2005. The Ethical Dangers Of Rational Decision Making. Thesis. Northwestern University 97 LAMPIRAN 98 LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN 1. BROSUR IKLAN HANDPHONE 2. BROSUR IKLAN PROGRAM AKTIVITAS CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) 3. ANGKET KEPUTUSAN MEMBELI KELOMPOK EKSPERIMEN 4. ANGKET KEPUTUSAN MEMBELI KONTROL 99 BROSUR IKLAN HANDPHONE 100 BROSUR IKLAN PROGRAM AKTIVITAS CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PROGRAM AKTIVITAS CSR KELOMPOK 1 : CAUSE PROMOTION “RAINBOW” adalah sebuah brand ternama yaitu sebagai alat komunikasi berupa handphone yang diproduksi oleh PT. Golden Tbk. Indonesia sejak tahun 2000. Perusahaan tersebut didirikan oleh pengusaha asal malang, Jawa Timur bernama Yoga, yaitu seorang pemuda lulusan Fakultas Tehnik Elektro di Institut Teknologi Sepuluh November. Yoga telah merintis sejak tahun 2000 hingga saat ini dan produk “RAINBOW” telah diterima masyarakat di seluruh Indonesia. PT. Golden Tbk. Indonesia memiliki berbagai peralatan dan bahan-bahan yang terbaru dan tercanggih serta memiliki kualitas terbaik untuk setiap produk yang dihasilkannya. Dengan berbagai cara pemasaran untuk penjualan produk “RAINBOW” yang hingga saat ini mampu menembus kanca internasional. Selain di indonesia produk “RAINBOW” juga dijual di negara malaysia, singapura, brunei, dan filipina. “RAINBOW” adalah sebuah alat komunikasi berupa handphone yang memliki penjualan terbesar di indonesia dan menjadi sebuah market leader dalam medan persaingan berbagai produk handphone di indonesia. Perusahaan “RAINBOW” juga merangkul masyarakat sekitar perusahaan untuk dapat lebih mendekatkan diri dengan masyarakat setempat sebagai upaya pendekatan diri konsumen yang berada di wilayah tersebut. Perkembangan ini membuat produk “RAINBOW” menjadi lebih berkualitas lebih lengkap aplikasinya dan lebih canggih. Pesatnya penjualan dan keuntungan perusahaan “RAINBOW” di indonesia tidak bisa tercipta begitu saja, berbagai proses yang dilalui dan pengelolahan di setiap tahunya yang membuat “RAINBOW” semakin berkembang dan lebih maju. Tidak hanya memikirkan kemajuan perusahaan saja, Perusahaan “RAINBOW” memiliki program kegiatan sosial sejak tahun 2007 hingga sekarang, seperti : Membuat penggalangan dana melalui layanan free call RAINBOW Loves Children lndonesia untuk donasi bagi sekolah-sekolah yang terpilih dan beasiswa anak-anak yang membutuhkan. Membuat penggalangan dana melalui layanan full service RAINBOW Loves Indonesia untuk untuk membantu pengobatan anak-anak penyandang cacat dan Lansia. 101 BROSUR IKLAN PROGRAM AKTIVITAS CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PROGRAM AKTIVITAS CSR KELOMPOK 2 : RELATED MARKETING “RAINBOW” adalah sebuah brand ternama yaitu sebagai alat komunikasi berupa handphone yang diproduksi oleh PT. Golden Tbk. Indonesia sejak tahun 2000. Perusahaan tersebut didirikan oleh pengusaha asal malang, Jawa Timur bernama Yoga, yaitu seorang pemuda lulusan Fakultas Tehnik Elektro di Institut Teknologi Sepuluh November. Yoga telah merintis sejak tahun 2000 hingga saat ini dan produk “RAINBOW” telah diterima masyarakat di seluruh Indonesia. PT. Golden Tbk. Indonesia memiliki berbagai peralatan dan bahan-bahan yang terbaru dan tercanggih serta memiliki kualitas terbaik untuk setiap produk yang dihasilkannya. Dengan berbagai cara pemasaran untuk penjualan produk “RAINBOW” yang hingga saat ini mampu menembus kanca internasional. Selain di indonesia produk “RAINBOW” juga dijual di negara malaysia, singapura, brunei, dan filipina. “RAINBOW” adalah sebuah alat komunikasi berupa handphone yang memliki penjualan terbesar di indonesia dan menjadi sebuah market leader dalam medan persaingan berbagai produk handphone di indonesia. Perusahaan “RAINBOW” juga merangkul masyarakat sekitar perusahaan untuk dapat lebih mendekatkan diri dengan masyarakat setempat sebagai upaya pendekatan diri konsumen yang berada di wilayah tersebut. Perkembangan ini membuat produk “RAINBOW” menjadi lebih berkualitas lebih lengkap aplikasinya dan lebih canggih. Pesatnya penjualan dan keuntungan perusahaan “RAINBOW” di indonesia tidak bisa tercipta begitu saja, berbagai proses yang dilalui dan pengelolahan di setiap tahunya yang membuat “RAINBOW” semakin berkembang dan lebih maju. Tidak hanya memikirkan kemajuan perusahaan saja, Perusahaan “RAINBOW” memiliki program kegiatan sosial sejak tahun 2007 hingga sekarang, seperti : Dengan memberikan tanda „like‟, yang setiap like dihitung 500 rupiah pada Fan Page Facebook RAINBOW Loves Children lndonesia untuk donasi bagi sekolah-sekolah yang terpilih dan beasiswa anak-anak yang membutuhkan. Dengan memberikan hashtag, yang setiap hashtag dihitung 500 rupiah pada akun Twitter RAINBOW Loves Indonesia untuk membantu pengobatan anak-anak penyandang cacat dan Lansia. 102 BROSUR IKLAN PROGRAM AKTIVITAS CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PROGRAM AKTIVITAS CSR KELOMPOK 3 : CORPORATE SOCIAL MARKETING “RAINBOW” adalah sebuah brand ternama yaitu sebagai alat komunikasi berupa handphone yang diproduksi oleh PT. Golden Tbk. Indonesia sejak tahun 2000. Perusahaan tersebut didirikan oleh pengusaha asal malang, Jawa Timur bernama Yoga, yaitu seorang pemuda lulusan Fakultas Tehnik Elektro di Institut Teknologi Sepuluh November. Yoga telah merintis sejak tahun 2000 hingga saat ini dan produk “RAINBOW” telah diterima masyarakat di seluruh Indonesia. PT. Golden Tbk. Indonesia memiliki berbagai peralatan dan bahan-bahan yang terbaru dan tercanggih serta memiliki kualitas terbaik untuk setiap produk yang dihasilkannya. Dengan berbagai cara pemasaran untuk penjualan produk “RAINBOW” yang hingga saat ini mampu menembus kanca internasional. Selain di indonesia produk “RAINBOW” juga dijual di negara malaysia, singapura, brunei, dan filipina. “RAINBOW” adalah sebuah alat komunikasi berupa handphone yang memliki penjualan terbesar di indonesia dan menjadi sebuah market leader dalam medan persaingan berbagai produk handphone di indonesia. Perusahaan “RAINBOW” juga merangkul masyarakat sekitar perusahaan untuk dapat lebih mendekatkan diri dengan masyarakat setempat sebagai upaya pendekatan diri konsumen yang berada di wilayah tersebut. Perkembangan ini membuat produk “RAINBOW” menjadi lebih berkualitas lebih lengkap aplikasinya dan lebih canggih. Pesatnya penjualan dan keuntungan perusahaan “RAINBOW” di indonesia tidak bisa tercipta begitu saja, berbagai proses yang dilalui dan pengelolahan di setiap tahunya yang membuat “RAINBOW” semakin berkembang dan lebih maju. Tidak hanya memikirkan kemajuan perusahaan saja, Perusahaan “RAINBOW” memiliki program kegiatan sosial sejak tahun 2007 hingga sekarang untuk menjadi lebih baik yang dilakukan masyarakat seperti : Memberikan pelatihan tehnik service handphone RAINBOW untuk remaja yang tidak melanjutkan sekolah dan tidak memiliki ketrampilan kerja. Merubah pola perilaku dengan gerakan Program Green and clean untuk masyarakat disekitar perusahaan “RAINBOW” 103 BROSUR IKLAN PROGRAM AKTIVITAS CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PROGRAM AKTIVITAS CSR KELOMPOK 4 : CORPORATE PHILANTHROPY “RAINBOW” adalah sebuah brand ternama yaitu sebagai alat komunikasi berupa handphone yang diproduksi oleh PT. Golden Tbk. Indonesia sejak tahun 2000. Perusahaan tersebut didirikan oleh pengusaha asal malang, Jawa Timur bernama Yoga, yaitu seorang pemuda lulusan Fakultas Tehnik Elektro di Institut Teknologi Sepuluh November. Yoga telah merintis sejak tahun 2000 hingga saat ini dan produk “RAINBOW” telah diterima masyarakat di seluruh Indonesia. PT. Golden Tbk. Indonesia memiliki berbagai peralatan dan bahan-bahan yang terbaru dan tercanggih serta memiliki kualitas terbaik untuk setiap produk yang dihasilkannya. Dengan berbagai cara pemasaran untuk penjualan produk “RAINBOW” yang hingga saat ini mampu menembus kanca internasional. Selain di indonesia produk “RAINBOW” juga dijual di negara malaysia, singapura, brunei, dan filipina. “RAINBOW” adalah sebuah alat komunikasi berupa handphone yang memliki penjualan terbesar di indonesia dan menjadi sebuah market leader dalam medan persaingan berbagai produk handphone di indonesia. Perusahaan “RAINBOW” juga merangkul masyarakat sekitar perusahaan untuk dapat lebih mendekatkan diri dengan masyarakat setempat sebagai upaya pendekatan diri konsumen yang berada di wilayah tersebut. Perkembangan ini membuat produk “RAINBOW” menjadi lebih berkualitas lebih lengkap aplikasinya dan lebih canggih. Pesatnya penjualan dan keuntungan perusahaan “RAINBOW” di indonesia tidak bisa tercipta begitu saja, berbagai proses yang dilalui dan pengelolahan di setiap tahunya yang membuat “RAINBOW” semakin berkembang dan lebih maju. Tidak hanya memikirkan kemajuan perusahaan saja, Perusahaan “RAINBOW” memiliki program kegiatan sosial sejak tahun 2007 hingga sekarang seperti: Memberikan kontribusi untuk 25 SD/MI sekitar lokasi Perusahaan berupa beasiswa untuk anak-anak kurang mampu didaerah sekitar perusahaan Memberikan kontribusi untuk 25 SD/MI sekitar lokasi Perusahaan berupa bantuan dana untuk membuat sekolah layak pakai di sekitar perusahaan 104 BROSUR IKLAN PROGRAM AKTIVITAS CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PROGRAM AKTIVITAS CSR KELOMPOK 5 : COMMUNITY VOLUNTEERING “RAINBOW” adalah sebuah brand ternama yaitu sebagai alat komunikasi berupa handphone yang diproduksi oleh PT. Golden Tbk. Indonesia sejak tahun 2000. Perusahaan tersebut didirikan oleh pengusaha asal malang, Jawa Timur bernama Yoga, yaitu seorang pemuda lulusan Fakultas Tehnik Elektro di Institut Teknologi Sepuluh November. Yoga telah merintis sejak tahun 2000 hingga saat ini dan produk “RAINBOW” telah diterima masyarakat di seluruh Indonesia. PT. Golden Tbk. Indonesia memiliki berbagai peralatan dan bahan-bahan yang terbaru dan tercanggih serta memiliki kualitas terbaik untuk setiap produk yang dihasilkannya. Dengan berbagai cara pemasaran untuk penjualan produk “RAINBOW” yang hingga saat ini mampu menembus kanca internasional. Selain di indonesia produk “RAINBOW” juga dijual di negara malaysia, singapura, brunei, dan filipina. “RAINBOW” adalah sebuah alat komunikasi berupa handphone yang memliki penjualan terbesar di indonesia dan menjadi sebuah market leader dalam medan persaingan berbagai produk handphone di indonesia. Perusahaan “RAINBOW” juga merangkul masyarakat sekitar perusahaan untuk dapat lebih mendekatkan diri dengan masyarakat setempat sebagai upaya pendekatan diri konsumen yang berada di wilayah tersebut. Perkembangan ini membuat produk “RAINBOW” menjadi lebih berkualitas lebih lengkap aplikasinya dan lebih canggih. Pesatnya penjualan dan keuntungan perusahaan “RAINBOW” di indonesia tidak bisa tercipta begitu saja, berbagai proses yang dilalui dan pengelolahan di setiap tahunya yang membuat “RAINBOW” semakin berkembang dan lebih maju. Tidak hanya memikirkan kemajuan perusahaan saja, Perusahaan RAINBOW memiliki program kegiatan sosial sejak tahun 2007 hingga sekarang : Karyawan perusahaan memberikan pengabdian masyarakat membangun jaringan internet gratis di desa sekitar perusahaan. Karyawan perusahaan memberikan pengabdian masyarakat membuat lembaga hemat listrik dan memberikan pelatihan di desa sekitar perusahaan 105 BROSUR IKLAN PROGRAM AKTIVITAS CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PROGRAM AKTIVITAS CSR KELOMPOK 6 : SOCIAL RESPONSIBLE BUSINESS PRACTICES “RAINBOW” adalah sebuah brand ternama yaitu sebagai alat komunikasi berupa handphone yang diproduksi oleh PT. Golden Tbk. Indonesia sejak tahun 2000. Perusahaan tersebut didirikan oleh pengusaha asal malang, Jawa Timur bernama Yoga, yaitu seorang pemuda lulusan Fakultas Tehnik Elektro di Institut Teknologi Sepuluh November. Yoga telah merintis sejak tahun 2000 hingga saat ini dan produk “RAINBOW” telah diterima masyarakat di seluruh Indonesia. PT. Golden Tbk. Indonesia memiliki berbagai peralatan dan bahan-bahan yang terbaru dan tercanggih serta memiliki kualitas terbaik untuk setiap produk yang dihasilkannya. Dengan berbagai cara pemasaran untuk penjualan produk “RAINBOW” yang hingga saat ini mampu menembus kanca internasional. Selain di indonesia produk “RAINBOW” juga dijual di negara malaysia, singapura, brunei, dan filipina. “RAINBOW” adalah sebuah alat komunikasi berupa handphone yang memliki penjualan terbesar di indonesia dan menjadi sebuah market leader dalam medan persaingan berbagai produk handphone di indonesia. Perusahaan “RAINBOW” juga merangkul masyarakat sekitar perusahaan untuk dapat lebih mendekatkan diri dengan masyarakat setempat sebagai upaya pendekatan diri konsumen yang berada di wilayah tersebut. Perkembangan ini membuat produk “RAINBOW” menjadi lebih berkualitas lebih lengkap aplikasinya dan lebih canggih. Pesatnya penjualan dan keuntungan perusahaan “RAINBOW” di indonesia tidak bisa tercipta begitu saja, berbagai proses yang dilalui dan pengelolahan di setiap tahunya yang membuat “RAINBOW” semakin berkembang dan lebih maju. Tidak hanya memikirkan kemajuan perusahaan saja, Perusahaan “RAINBOW” memiliki program-program yang disajikan sejak tahun 2007 hingga sekarang, seperti : Meningkatkan kesejahteraan di komunitas dan Memberikan jaminan 3K untuk para karyawan perusahaan Meningkatkan kesejahteraan di komunitas dengan memberikan tunjangan dan bonus berupa bebas pulsa dan layanan internet gratis untuk mitra kerja dan karyawan perusahaan 106 ANGKET KEPUTUSAN MEMBELI KELOMPOK EKSPERIMEN 1. 2. 3. 4. 5. Nama : Jenis Kelamin :P/L Usia : Jurusan : Uang saku dalam sebulan a. < Rp 500.000,b. Rp 500.000 – Rp 1.000.000 c. Rp 1.000.000 – Rp 1.500.000 d. Rp1.500.000 > PETUNJUK PENGISIAN Dibawah ini terdapat sejumlah pertanyaan. Baca dan pahamillah setiap pertanyaan dengan seksama, kemudian berikan respon saudara dengan cara memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang anda pilih dan jelaskan juga alasan saudara memilih jawaban tersebut. PERTANYAAN 1. Saya memutuskan membeli produk, karena? a. Saya membutuhkannya b. Saya tertarik dengan program yang ditawarkan pada iklan Alasan……………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… 2. Alasan saya memilih produk, karena ? a. Saya menginginkannya b. Saya tahu manfaatnya Alasan……………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… 3. Saya mendukung program pada iklan produk, karena ? a. Saya menyukai program pada iklan b. Suatu kebutuhan untuk saya Alasan……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… 107 4. Saya membeli produk bermanfaat ini, karena ? a. Saya membutuhkannya untuk saya konsumsi b. Saya ingin membantu program yang ada pada iklan Alasan……………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… 5. Program pada iklan menarik saya untuk membeli produk ini, karena ? a. Iklannya bermanfaat bagi saya b. Membuat saya berkeinginan membantu sesama Alasan……………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… 6. Saya setuju pada program yang di iklankan, karena ? a. Program yang diberikan membuat saya berkeinginan untuk membantu sesama b. Saya membutuhkan produk tersebut Alasan……………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… 7. Keuntungan apa yang saya dapatkan saat saya membeli produk ? a. Saya mendapatkan kebutuhan barang yang sayaperlukan b. Saya dapat ikut membantu dalam program yang di iklankan Alasan……………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… 8. Saya tidak jadi membeli produk ini, karena ? a. Produk tidak sesuai kebutuhan saya b. Saya tidak berkeinginan memiliki produk tersebut Alasan……………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… 9. Keunggulan apa yang dimiliki produk ini, sehingga saya harus membeli ? a. Program yang diiklankan, dapat bermanfaat bagi orang lain b. Karena produk yang diiklankan sesuai kebutuhan saya Alasan……………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… 108 ANGKET KEPUTUSAN MEMBELI KONTROL 1. 2. 3. 4. 5. Nama : Jenis Kelamin :P/L Usia : Jurusan : Uang saku dalam sebulan a. < Rp 500.000,b. Rp 500.000 – Rp 1.000.000 c. Rp 1.000.000 – Rp 1.500.000 d. Rp1.500.000 > PETUNJUK PENGISIAN Dibawah ini terdapat sejumlah pertanyaan. Baca dan pahamillah setiap pertanyaan dengan seksama, kemudian berikan respon saudara dengan cara memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang anda pilih dan jelaskan juga alas an saudara memilih jawaban tersebut. PERTANYAAN 1. Apakah anda tertarik dengan iklan tersebut ? a. Iya b. Tidak Alasan…………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… 2. Bagian manakah yang anda suka dari iklan tersebut, berikan alasannya ? Alasan…………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… 3. Apakah anda berminat untuk membeli produk dalam iklan tersebut ? a. Iya b. Tidak Alasan…………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………...... 4. Apa yang membuat anda berkesan dari iklan tersebut, berikan alasannya ? Alasan…………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… 5. Apa yang membuat anda berkeinginan untuk membeli iklan tersebut ? Alasan…………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… 109 LAMPIRAN 2 TABULASI SKORING DISTRIBUSI SKOR ITEM VARIABEL KEPUTUSAN MEMBELI 110 Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Subjek Jumlah kelompok jenis kelamin 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 3 1 1 2 1 1 1 0 0 0 1 1 1 6 1 1 3 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 4 1 0 1 0 0 0 1 1 1 5 1 2 5 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8 1 2 6 0 1 0 0 0 0 0 1 0 2 1 1 7 0 1 0 0 0 0 1 1 0 3 1 2 8 0 1 0 0 0 0 0 1 0 2 1 2 9 0 0 1 1 1 0 0 0 0 3 1 2 10 0 0 0 0 0 0 1 1 1 3 1 1 11 1 0 0 0 1 1 1 1 1 6 2 1 12 1 1 0 0 0 0 1 0 1 4 2 1 13 0 1 0 1 0 0 1 0 1 4 2 1 14 0 1 1 0 0 0 0 1 0 3 2 1 15 1 1 1 0 1 0 0 1 0 5 2 1 16 1 1 1 1 0 0 1 1 0 6 2 2 17 1 1 1 0 0 1 1 1 1 7 2 2 18 1 1 1 0 0 1 1 1 1 7 2 2 19 1 1 1 0 0 1 1 1 1 7 2 2 20 0 1 0 0 1 0 1 0 0 3 2 2 21 0 1 0 1 0 0 0 0 0 2 3 1 22 1 0 1 0 1 1 1 0 1 6 3 2 23 1 1 0 1 0 0 0 0 0 3 3 1 24 1 1 0 1 0 1 1 1 0 6 3 2 25 1 1 0 1 0 0 0 0 0 3 3 2 26 1 1 0 1 1 1 1 0 0 6 3 1 111 27 1 1 0 1 1 1 1 0 0 6 3 1 28 1 1 1 1 1 1 0 0 1 7 3 2 29 1 1 1 1 1 1 0 0 1 7 3 2 30 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 3 1 31 1 0 0 0 1 1 1 1 1 6 4 1 32 0 1 0 0 1 0 0 1 0 3 4 1 33 1 1 0 0 1 0 1 1 0 5 4 1 34 1 0 0 0 0 1 1 1 0 4 4 1 35 0 1 0 0 0 0 0 1 0 2 4 1 36 0 1 0 1 1 0 1 1 0 5 4 2 37 1 1 0 1 1 0 1 1 1 7 4 2 38 0 1 0 0 0 0 0 1 1 3 4 2 39 0 1 1 0 0 0 0 0 0 2 4 2 40 1 1 0 0 0 0 1 1 0 4 4 2 41 1 1 1 0 1 1 0 1 0 6 5 2 42 1 1 0 0 0 1 0 1 0 4 5 2 43 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 5 1 44 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 5 2 45 0 1 0 0 0 0 0 1 0 2 5 1 46 0 1 0 0 0 0 0 1 0 2 5 2 47 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8 5 1 48 1 0 1 1 0 1 1 0 1 6 5 1 49 0 1 1 0 0 0 0 1 0 3 5 2 50 1 1 0 0 0 0 1 1 1 5 5 1 51 1 1 0 0 0 0 1 1 1 5 6 2 52 0 1 0 0 1 1 0 1 0 4 6 1 53 1 1 0 1 1 0 0 1 1 6 6 1 54 0 1 0 0 0 1 0 1 0 3 6 1 55 1 0 0 0 1 0 1 1 1 5 6 1 56 1 0 0 0 1 1 1 1 1 6 6 1 57 1 0 0 0 1 1 1 1 1 6 6 2 112 58 1 1 0 0 0 1 0 1 1 5 6 2 59 0 1 0 0 1 0 0 1 0 3 6 2 60 1 1 0 0 0 0 1 1 0 4 6 2 113 LAMPIRAN 3 UJI ASUMSI KLASIK 1. HASIL UJI NORMALITAS 2. HASIL UJI HOMOGENITAS 114 HASIL UJI NORMALITAS One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Emosional N Normal Parameters a 60 60 4.6167 4.3833 1.86939 1.86939 Absolute .170 .170 Positive .156 .170 Negative -.170 -.156 1.320 1.320 .061 .061 Mean Std. Deviation Most Extreme Differences Rasional Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. HASIL UJI HOMOGENITAS Test of Homogeneity of Variances Levene Statistic 1.776 df1 df2 5 Sig. 54 .133 115 LAMPIRAN 4 UJI HIPOTESIS 1. HASIL UJI T-TEST 2. HASIL UJI ANOVA 116 HASIL UJI T-TEST UJI T-TEST PERBEDAAN ASPEK EMOSIONAL DAN ASPEK RASIONAL Paired Samples Statistics Mean Pair 1 N Std. Deviation Std. Error Mean emosional 4.6167 60 1.86939 .24134 rasional 4.3833 60 1.86939 .24134 Paired Differences 95% Confidence Interval of the Mean Pair 1 emosional rasional - .23333 Std. Std. Error Deviation Mean 3.73879 .48268 Difference Sig. (2- Lower Upper t -.73250 1.19916 .483 df 59 tailed) .631 117 UJI T-TEST PERBEDAAN JENIS KELAMIN PADA ASPEK EMOSIONAL DAN ASPEK RASIONAL Group Statistics Jenis_kelamin Emosional N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Perempuan 30 4.9000 1.78789 .32642 Laki-laki 30 4.3333 1.93575 .35342 Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means Mean Std. 95% Confidence Error Interval of the Sig. (2- Differen Differen F Sig. t df tailed) ce ce Difference Lower Upper Emosi Equal onal variances .569 .454 1.178 58 .244 .56667 .48110 -.39636 1.52969 .244 .56667 .48110 -.39649 1.52982 assumed Equal variances not 1.178 57.63 8 assumed Group Statistics Jenis_kela min Rasional Perempuan Laki-laki N Mean Std. Std. Error Deviation Mean 30 4.1000 1.78789 .32642 30 4.6667 1.93575 .35342 118 Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means 95% Confidence Mean Sig. (2- F Sig. t df Interval of the Std. Error Difference Differenc Differenc tailed) e e Lower Upper Rasion Equal variances al assumed .569 Equal variances not assumed .454 -1.178 58 .244 -.56667 .48110 -1.52969 .39636 -1.178 57.638 .244 -.56667 .48110 -1.52982 .39649 Descriptives 95% Confidence Interval for Mean N Mean Std. Std. Lower Upper Deviation Error Bound Bound Minimu Maximu m m Rasional 1 10 3.7000 2.05751 .65064 2.2281 5.1719 1.00 8.00 2 10 5.2000 1.61933 .51208 4.0416 6.3584 3.00 7.00 3 10 4.8000 2.04396 .64636 3.3378 6.2622 2.00 7.00 4 10 4.1000 1.66333 .52599 2.9101 5.2899 2.00 7.00 5 10 3.8000 2.39444 .75719 2.0871 5.5129 1.00 8.00 6 10 4.7000 1.15950 .36667 3.8705 5.5295 3.00 6.00 Total 60 4.3833 1.86939 .24134 3.9004 4.8662 1.00 8.00 Emosion 1 10 5.3000 2.05751 .65064 3.8281 6.7719 1.00 8.00 al 10 3.8000 1.61933 .51208 2.6416 4.9584 2.00 6.00 2 119 3 10 4.2000 2.04396 .64636 2.7378 5.6622 2.00 7.00 4 10 4.9000 1.66333 .52599 3.7101 6.0899 2.00 7.00 5 10 5.2000 2.39444 .75719 3.4871 6.9129 1.00 8.00 6 10 4.3000 1.15950 .36667 3.4705 5.1295 3.00 6.00 Total 60 4.6167 1.86939 .24134 4.1338 5.0996 1.00 8.00 120 HASIL UJI ANOVA ANOVA Rasional Sum of Squares Between Groups df Mean Square F 18.283 5 3.657 Within Groups 187.900 54 3.480 Total 206.183 59 Sig. 1.051 .398 Multiple Comparisons Rasional LSD (I) (J) 95% Confidence Interval Kelomp Kelomp Mean Difference ok ok 1 2 -1.50000 .83422 .078 -3.1725 .1725 3 -1.10000 .83422 .193 -2.7725 .5725 4 -.40000 .83422 .634 -2.0725 1.2725 5 -.10000 .83422 .905 -1.7725 1.5725 6 -1.00000 .83422 .236 -2.6725 .6725 1 1.50000 .83422 .078 -.1725 3.1725 3 .40000 .83422 .634 -1.2725 2.0725 4 1.10000 .83422 .193 -.5725 2.7725 5 1.40000 .83422 .099 -.2725 3.0725 6 .50000 .83422 .551 -1.1725 2.1725 1 1.10000 .83422 .193 -.5725 2.7725 2 -.40000 .83422 .634 -2.0725 1.2725 4 .70000 .83422 .405 -.9725 2.3725 5 1.00000 .83422 .236 -.6725 2.6725 2 3 (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound 121 4 5 6 6 .10000 .83422 .905 -1.5725 1.7725 1 .40000 .83422 .634 -1.2725 2.0725 2 -1.10000 .83422 .193 -2.7725 .5725 3 -.70000 .83422 .405 -2.3725 .9725 5 .30000 .83422 .721 -1.3725 1.9725 6 -.60000 .83422 .475 -2.2725 1.0725 1 .10000 .83422 .905 -1.5725 1.7725 2 -1.40000 .83422 .099 -3.0725 .2725 3 -1.00000 .83422 .236 -2.6725 .6725 4 -.30000 .83422 .721 -1.9725 1.3725 6 -.90000 .83422 .285 -2.5725 .7725 1 1.00000 .83422 .236 -.6725 2.6725 2 -.50000 .83422 .551 -2.1725 1.1725 3 -.10000 .83422 .905 -1.7725 1.5725 4 .60000 .83422 .475 -1.0725 2.2725 5 .90000 .83422 .285 -.7725 2.5725 122 ANOVA Emosional Sum of Squares Between Groups df Mean Square 18.283 5 3.657 Within Groups 187.900 54 3.480 Total 206.183 59 F 1.051 Sig. .398 Multiple Comparisons Emosional LSD 95% Confidence Interval (I) (J) Kelomp Kelomp Mean Difference ok ok 1 2 1.50000 .83422 .078 -.1725 3.1725 3 1.10000 .83422 .193 -.5725 2.7725 4 .40000 .83422 .634 -1.2725 2.0725 5 .10000 .83422 .905 -1.5725 1.7725 6 1.00000 .83422 .236 -.6725 2.6725 1 -1.50000 .83422 .078 -3.1725 .1725 3 -.40000 .83422 .634 -2.0725 1.2725 4 -1.10000 .83422 .193 -2.7725 .5725 5 -1.40000 .83422 .099 -3.0725 .2725 6 -.50000 .83422 .551 -2.1725 1.1725 1 -1.10000 .83422 .193 -2.7725 .5725 2 .40000 .83422 .634 -1.2725 2.0725 4 -.70000 .83422 .405 -2.3725 .9725 5 -1.00000 .83422 .236 -2.6725 .6725 6 -.10000 .83422 .905 -1.7725 1.5725 1 -.40000 .83422 .634 -2.0725 1.2725 2 1.10000 .83422 .193 -.5725 2.7725 2 3 4 (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound 123 5 6 3 .70000 .83422 .405 -.9725 2.3725 5 -.30000 .83422 .721 -1.9725 1.3725 6 .60000 .83422 .475 -1.0725 2.2725 1 -.10000 .83422 .905 -1.7725 1.5725 2 1.40000 .83422 .099 -.2725 3.0725 3 1.00000 .83422 .236 -.6725 2.6725 4 .30000 .83422 .721 -1.3725 1.9725 6 .90000 .83422 .285 -.7725 2.5725 1 -1.00000 .83422 .236 -2.6725 .6725 2 .50000 .83422 .551 -1.1725 2.1725 3 .10000 .83422 .905 -1.5725 1.7725 4 -.60000 .83422 .475 -2.2725 1.0725 5 -.90000 .83422 .285 -2.5725 .7725