respons dua varietas kacang tanah dan ukuran benih

advertisement
RESPONS DUA VARIETAS KACANG TANAH DAN UKURAN
BENIH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL
Sunanjaya* dan Delly Resiani
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali (BPTP) Bali; Jl. By Pass Ngurah Rai Pesanggaran,
Denpasar; *ā¾email: [email protected]
ABSTRAK
Kacang tanah merupakan salah satu komoditas penting setelah kedelai, namun sampai saat ini
produktivitasnya masih rendah. Upaya yang dapat dilakukan adalah mengkombinasikan penggunaan varietas unggul dengan berbagai variasi ukuran benih. Penelitian dilakukan di Desa Kubu,
Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem Bali, pada bulan Pebruari sampai Mei 2010. Rancangan
percobaan yang digunakan adalah acak kelompok dengan pola faktorial. Faktor pertama adalah
varietas (V) yakni V1 (varietas Kancil) dan V2 (varietas Turangga). Faktor kedua adalah ukuran
benih (U) yakni U1(bobot benih <400 mg/biji), U2 (bobot benih 400-450 mg/biji), dan U3 (bobot
benih >450 mg/biji). Masing-masing perlakuan kombinasi diulang 4 kali. Parameter yang diamati
meliputi tinggi tanaman maksimum, jumlah daun maksimum, indeks luas daun, umur panen, jumlah
polong berisi per tanaman, jumlah biji per polong, jumlah biji per ubinan, bobot polong kering
panen per ubinan, bobot kering oven biji per ubinan, dan bobot kering oven biji per hektar. Hasil
analisis menunjukkan kombinasi perlakuan varietas Kancil dengan bobot benih >450 mg/biji (V1U3)
menghasilkan bobot biji kering oven tertinggi yaitu 1,18 t/ha.
Kata kunci: varietas, kacang tanah, ukuran benih.
ABSTRACT
Response two peanut variety of sizes and seeds of growth and results. Peanuts are one
of the essential commodities as soybeans , but to date productivity is still low. Attempts to do is to
combine the use of high yielding varieties with different seed size variation. The study was conducted
in the village of Kubu, Kubu district, Karangasem regency, in February until May 2010. The
experimental design used was a randomized block with factorial. The first factor is the variety (V) that
V1 (Kancil varieties) and V2 (Turangga varieties). The second factor is the size of the seed (U) ie U1
(seed weight <400 mg/seed), U2 (seed weight of 400-450 mg/seed ) and U3 (weight of seed >450
mg/seed ). Each treatment combination was repeated 4 times. Parameters observed maximum plant
height, maximum leaf total, leaf area index, harvest age, weight of pods per plant contains, the
weight of seeds per pod, weight of seeds per tile, dry weight of pods harvested per tile, oven dry
weight of seeds per tile, and oven dry weight of seed per acre. The analysis showed the combination
treatment hare varieties with seed weight >450 mg/seed (V1U3) produces the highest oven dried
seed weight is 1.18 t/ha.
Keywords: varieties, peanut, seed size.
PENDAHULUAN
Usaha peningkatan hasil kacang tanah dapat diupayakan melalui penggunaan varietas
unggul yang mampu beradaptasi dengan lingkungan tumbuh. Selain itu juga perlu diperhatikan kualitas benih yang akan ditanam. Benih bermutu tinggi dan bersertifikat akan
menghasilkan pertumbuhan yang baik. Ukuran benih juga merupakan faktor penting
karena mencerminkan besarnya cadangan makanan dalam benih. Benih yang berat akan
menghasilkan tanaman yang kuat karena mempunyai cadangan makanan dan ukuran
embrio yang lebih besar. Sebaliknya, benih yang ringan tidak mengandung cadangan
makanan yang cukup sehingga pertumbuhan awal tidak kuat, kecambah lemah, dan
Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2013
381
kurang mampu beradaptasi dengan lingkungan (Kamil, 1982). Arifin dkk (1980) mendapatkan benih jagung yang berat meningkatkan hasil 33% dibandingkan dengan benih
yang ringan. Dinarto dan Sahrial (1998) juga mendapatkan benih kacang tanah yang
berat menghasilkan bobot kering tanaman lebih tinggi 115% dibandingkan dengan benih
sedang dan 125% dibanding benih ringan.
Di Bali, khususnya di Desa Kubu Kabupaten Karangasem, pemanfaatan lahan untuk
budidaya kacang tanah baru mencapai 60% dari lahan yang tersedia dengan rata-rata
hasil 0,5 t/ha. Hasil tersebut masih tergolong rendah, yang mungkin disebabkan oleh
kekeringan pada stadia kritis tanaman akibat rendahnya curah hujan (4,3 bulan basah)
dengan iklim tipe D3 (Daryono 2002). Di samping itu petani di Desa Kubu menggunakan
varietas lokal yang walaupun sudah beradaptasi baik di daerah tersebut tetapi karena
sering terjadi cekaman kekeringan pada stadia kritis tanaman maka hasilnya tetap rendah.
Varietas lokal yang digunakan berasal dari pasar bahkan kebanyakan diproduksi petani
secara turun-temurun. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, upaya yang mungkin
dapat dilakukan adalah mengkombinasikan penggunaan varietas unggul berpotensi hasil
tinggi dan mampu beradaptasi pada kondisi kekeringan juga mampu menghasilkan pertumbuhan awal yang lebih baik, berumur lebih pendek, dan bobot benih lebih berat.
Benih yang lebih berat diharapkan mampu menghasilkan pertumbuhan awal tanaman
yang lebih optimal sehingga mampu beradaptasi pada kondisi kekeringan. Varietas yang
berumur lebih pendek diharapkan tanaman dapat terhindar dari cekaman kekeringan.
Berdasarkan uraian tersebut di atas dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui
respon dua varietas kacang tanah dan ukuran benih terhadap pertumbuhan dan hasil.
BAHAN DAN METODE
Penelitian dilakukan di Desa Kubu, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem, Bali,
pada bulan Pebruari sampai Mei 2010, menggunakan rancangan acak kelompok dengan
pola faktorial. Faktor pertama adalah varietas (V) yang terdiri dari V1 (varietas Kancil) dan
V2 (varietas Turangga). Faktor kedua adalah ukuran benih (U) yakni U1(bobot <400
mg/biji), U2 (bobot 400-450 mg/biji), dan U3 (bobot >450 mg/biji). Kombinasi perlakuan
adalah V1U1 (varietas Kancil, bobot benih<400 mg/biji), V1U2 (varietas Kancil, bobot
benih 400-450 mg/biji), V1U3 (varietas Kancil, bobot benih >450 mg/biji), V2U1 (varietas
Turangga, bobot benih<400 mg/biji), V2U2 (varietas Turangga, bobot benih 400-450
mg/biji), dan V2U3 (varietas Turangga, bobot benih >450 mg/biji). Masing-masing kombinasi perlakuan diulang 4 (empat) kali.
Tanah diolah sedalam 20 cm dengan cangkul, kemudian dibuat bedengan dengan
ukuran petak 1,6 m x 2,0 m. Pada saat pengolahan tanah dilakukan pemupukan dengan
pupuk kandang dosis 5 t/ha dan pupuk anorganik NPK Phonska 75 kg/ha, 1/3 dosis pada
saat tanam dan 2/3 dosis pada 14 hst. Penanaman dilakukan dengan cara tugal sedalam
3-5 cm, masing-masing lubang tanam diisi 2 (dua) benih, dengan jarak tanam 40 cm x 10
cm (populasi 250.000 tanaman/ha). Penjarangan tanaman dilakukan 2 minggu setelah
tanam agar populasi tanaman tetap (80 tanaman/petak) atau satu tanaman per rumpun.
Penyulaman dilakukan bila ada tanaman yang mati dan pengendalian gulma sesuai
dengan kondisi di lapangan.
Parameter yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah daun maksimum, indeks luas
daun, umur panen, jumlah polong isi per tanaman, jumlah biji per polong, jumlah biji per
ubinan, bobot polong kering per ubinan, bobot kering oven biji per ubinan, dan bobot
382
Sunanjaya dan Resiani: Varietas dan ukuran benih kacang tanah dan dan hasil
kering oven biji per hektar. Data dianalisis sesuai dengan rancangan yang digunakan. Jika
perlakuan memberikan pengaruh nyata dilanjutkan dengan uji beda rata-rata menggunakan uji Duncan (Gomez dan Gomez 1995).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa interaksi varietas (V) dan ukuran benih (U)
berpengaruh nyata (P<0,05) sampai sangat nyata (P<0,01) terhadap sebagian besar
variabel yang diamati kecuali jumlah daun maksimum dan umur panen.
Tinggi Tanaman
Varietas Kancil (V1) dengan bobot benih >450 mg/biji (U3) memberikan tanaman
tertinggi, kemudian diikuti oleh perlakuan V1U1 yang tidak berbeda nyata dengan
perlakuan ViU2, dan berbeda nyata dengan perlakuan V2U3, V2U2, dan V2U1.
Perlakuan ViU1 memiliki tinggi tanaman 59 cm atau lebih tinggi 3,4% dibandingkan
dengan perlakuan V2U3 (Tabel 1).
Tabel 1.
Pengaruh interaksi antara varietas (V) dan ukuran benih (U) terhadap tinggi tanaman
kacang tanah.
Perlakuan
Tinggi tanaman (cm)
U1 (<400 mg)
U2 (400-450 mg)
U3 (>450 mg)
V1 (Kancil)
58,6
a
59,0
a
59,1
a
V2 (Turangga)
54,7
d
56,1
c
57,1
b
Angka selajur yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% uji Duncan.
Indeks Luas Daun (ILD)
ILD pada perlakuan varietas Turangga (V2) dengan bobot benih 400-450 mg/biji
(U3) memberikan nilai tertinggi tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan V2U2
masing-masing 2,7 dan 2,4 atau 31,7% lebih tinggi dibanding perlakuan V1U1 (Tabel 2).
Tabel 2.
Pengaruh interaksi antara varietas (V) dan ukuran benih (U) kacang tanah terhadap ILD
pada 62 hst.
Perlakuan
V1 (Kancil)
V2 (Turangga)
U1 (<400 mg)
1,9
c
2,5
b
ILD
U2 (400-450 mg)
2,0
c
2,7
a
U3 (>450 mg)
2,8
b
2,4
a
Angka selajur yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% uji Duncan.
Jumlah Polong Isi
Jumlah polong isi tertinggi diperoleh pada perlakuan varietas Kancil (V1) dengan bobot
benih 400-450 mg/biji (U2), tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan V1U1 dan
V1U3, dan berbeda nyata dengan perlakuan V2U1, V2U2, dan V2U3. Perlakuan V1U2
memberikan jumlah polong isi rata-rata 10,7 polong/tanaman, 21,6% lebih tinggi dibanding perlakuan V2U3 (Tabel 3).
Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2013
383
Tabel 3.
Pengaruh interaksi antara varietas (V) dan ukuran benih (U) terhadap jumlah polong isi
per tanaman kacang tanah.
Perlakuan
V1 (Kancil)
V2 (Turangga)
U1 (<400 mg)
9,9
a
5,8
c
Jumlah polong isi/tan (polong)
U2 (400-450 mg)
U3 (>450 mg)
10,7
a
10,5
a
8,5
b
8,4
b
Angka selajur yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% uji Duncan
Jumlah Biji per Polong
Perlakuan varietas Turangga (V3) yang dikombinasikan dengan perlakuan bobot benih
>450 mg/biji (U3) memberikan jumlah biji per polong terbesar namun tidak berbeda
nyata dengan perlakuan V2U1, masing-masing 2,5 dan 2,3 dan berbeda nyata dibanding
perlakuan lainnya (Tabel 4).
Tabel 4.
Pengaruh interaksi antara varietas (V) dan ukuran benih (U) terhadap jumlah biji per
polong kacang tanah.
Perlakuan
Jumlah biji per polong (polong)
U1 (<400 mg)
U2 (400-450 mg)
U3 (>450 mg)
V1 (Kancil)
1,2
d
1,6
c
1,5
c
V2 (Turangga)
2,3
a
1,9
b
2,5
a
Angka selajur yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% uji Duncan
Bobot Polong Kering Panen per Ubinan
Bobot polong kering panen per ubinan tertinggi diperoleh pada perlakuan varietas
Kancil (V1) dengan bobot benih >450 mg/biji (U3), namun tidak berbeda nyata dengan
perlakuan V1U2 dan V1U3 (Tabel 5).
Tabel 5.
Pengaruh interaksi antara varietas (V) dan ukuran benih (U) terhadap berat polong
kering panen per ubinan kacang tanah.
Perlakuan
Bobot polong kering panen per ubinan (g)
U1 (< 400 mg)
U2 (400-450mg)
U3 (>450 mg)
V1 (Kancil)
320,7
ab
342,0
a
343,4
a
V2 (Turangga)
220,8
c
242,5
c
275,6
b
Angka selajur yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% uji Duncan.
Bobot Kering Oven Biji per Ubinan
Bobot kering oven biji per ubinan tertinggi diperoleh pada perlakuan varietas Kancil
(V1) yang dikombinasikan dengan bobot benih >450 mg/biji (U3), kemudian diikuti oleh
perlakuan V1U2, V1U1, V2U3, V2U2, dan V2U1. (Tabel 2). Perlakuan V1U3 menghasilkan bobot kering oven biji sebesar 142 g/ubinan atau meningkat 70,6% dibanding perlakuan V2U1. Perlakuan V1U2, V1U1,V2U3,V2U2 memberikan bobot kering berturut-turut
115,9 g, 112,2 g, 57,8 g, dan 49,33 g atau masing-masing meningkat 64%, 62,8%,
27,7%,15,4% dibanding perlakuan V2U1 (Tabel 6).
384
Sunanjaya dan Resiani: Varietas dan ukuran benih kacang tanah dan dan hasil
Tabel 6.
Pengaruh interaksi antara varietas (V) dan ukuran benih (U) terhadap bobot kering oven
biji per ubinan kacang tanah.
Perlakuan
V1 (Kancil)
V2 (Turangga)
Bobot kering oven biji per ubinan (g)
U1 (< 400 mg)
U2 (400-450 mg)
U3 (>450 mg)
112,2
b
115,9
b
142,0
a
41,8
d
49,3
d
57,8
c
Angka selajur yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% uji Duncan.
Bobot Kering Oven Biji per Hektar
Bobot kering oven biji per hektar tertinggi diperoleh pada perlakuan varietas Kancil
(V1) yang dikombinasikan dengan bobot benih >450 mg/biji (U3), kemudian diikuti oleh
perlakuan V1U2, V1U1, V2U3, V2U2, dan V2U1. Perlakuan V1U3 memberikan bobot
kering oven biji 1,18 t/ha atau 66,4% lebih tinggi dibanding perlakuan V2U1 (Tabel 7).
Tabel 7.
Pengaruh interaksi antara varietas (V) dan ukuran benih (U) terhadap bobot kering oven
biji kacang tanah.
Perlakuan
V1 (Kancil)
V2 (Turangga)
Bobot kering oven biji per hektar
U1 (<400 mg)
U2 (400-450 mg)
U3 (>450 mg)
0,93
b
1,00
b
1,18
a
0,40
d
0,46
d
0,47
c
Angka selajur yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% uji Duncan.
Interaksi antara perlakuan varietas (V) dan bobot benih (U) sangat berpengaruh
terhadap bobot kering oven biji per hektar (P<0,01) (Tabel 7). Hasil tertinggi diperoleh
pada kombinasi perlakuan V1U3 (varietas Kancil dengan bobot benih >450 mg/biji) yaitu
1,18 t/ha atau 71% lebih tinggi dibanding perlakuan V2U1 (varietas Turangga dengan
bobot benih >400 mg/biji). Tingginya bobot kering oven biji per hektar didukung oleh
bobot kering oven biji per ubinan, bobot polong kering panen per ubinan, jumlah polong
isi per tanaman, dan tinggi tanaman (Tabel 1,3,5, dan Tabel 6), dengan nilai korelasi r
masing-masing 0,822**;0,620*; 0,668*; dan 0,556*. Hamnes dalam Arifin dkk. (1980)
menyatakan bahwa benih dengan ukuran lebih berat mampu menghasilkan tanaman yang
lebih kuat sehingga mampu pula beradaptasi dengan variasi lingkungan. Di samping itu,
makin berat benih makin baik pertumbuhan awal tanaman sehingga mampu beradaptasi
dengan variasi lingkungan. Varietas Kancil yang ditanam di Desa Kubu memberikan hasil
yang masih dalam kisaran deskripsi (1,7 ton per hektar) yakni 1,02 ton per hektar, tetapi
hasil varietas Turangga lebih rendah dibandingkan dengan hasil deskripsi (2,0 ton per
hektar), hanya 0,44 ton per hektar. Hal ini menunjukkan bahwa varietas Kancil memiliki
toleransi yang lebih tinggi terhadap variasi lingkungan dibandingkan dengan varietas
Turangga. Menurut Arsa dkk. (1997), varietas yang menunjukkan perubahan yang lebih
kecil akibat pengaruh variasi lingkungan diduga memiliki toleransi yang lebih tinggi dibandingkan dengan varietas yang menunjukkan perubahan yang lebih besar.
Analisis regresi terhadap bobot biji kering oven per hektar dan ukuran benih (U)
pada varietas Kancil (V1) dan varietas Turangga (V2) menghasilkan hubungan linear
dengan persamaan regresi Y=0,4130 + 0,0012 U untuk varietas Kancil dan Y=0,0500 +
0,0010 U untuk varietas Turangga. Hal tersebut berarti semakin berat benih masingmasing varietas, semakin meningkat bobot kering oven biji per hektar. Hasil tersebut
Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2013
385
sesuai dengan penelitian Arifin dkk. (1980) pada tanaman jagung bahwa bobot benih
yang berat dapat meningkatkan hasil 33% dibanding benih berukuran ringan. Hasil
penelitian Dinarto dan Sahrial (1998) juga menunjukkan bahwa benih kacang tanah
dengan bobot 539 mg menghasilkan pertumbuhan dan hasil yang lebih baik dari benih
dengan bobot 463 mg dan 336 mg. Penelitian Mohd Al-Rifaee (2004) menunjukkan
ukuran benih yang lebih besar 292 mm dibandingkan dengan benih berukuran 248 mm
mendukung pertumbuhan tanaman dan berproduksi lebih tinggi. Sementara hasil
penelitian Seyyed (2012) mendapatkan benih dengan bobot diatas 1 g menghasilkan
benih dengan bobot 5,64 g berbeda nyata dengan benih dengan bobot dibawah 0,8 g
(5,45 g bibit). Hal ini disebabkan oleh komposisi cadangan makanan yang lebih banyak
didalam benih yang lebih besar. Lebih lanjut dijelaskan bahwa kalsium tersedia dalam biji
besar lebih banyak dari biji ukuran sedang atau kecil, yang efektif untuk menghasilkan
bibit dengan berat lebih tinggi (Seyyeb 2012). Gardner et al. (2008) menyatakan, pada
legum, biji besar mempunyai embrio lebih besar dan menguntungkan karena kotiledon
yang lebih besar bermanfaat untuk fotosintesis awal. Kotiledon mempunyai berat khusus
(specific leaf weight) yang tinggi dan secara fotosintetik sangat aktif, keuntungan awal ini
dengan mudah beradaptasi dengan faktor lain selama pertumbuhan dan perkembangan
tanaman.
KESIMPULAN
1. Varietas Kancil dengan bobot benih 450 mg mampu beradaptasi lebih baik dengan
hasil 153% lebih tinggi dibandingkan dengan varietas Turangga.
2. Perlakuan varietas Kancil dengan bobot benih >450 mg/biji menunjukkan pengaruh
interaksi yang sangat nyata (P<0,01) pada hasil kacang tanah yang ditunjukkan oleh
bobot biji kering oven per hektar tertingg, yaitu 1,18 ton per hektar.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, N.D., Soewarno, M. Saubari, Mimbar, dan Soetono. 1980. Pengaruh Bobot Benih dan
Populasi Tanaman terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Kretek. Berita
Ilmiah, Fakultas Pertanian Univ. Brawijaya. Vol 33 No.1. hal 14-24
Arsa, A., W. Mangoendidjojo, Soemartono. 1977. Evaluasi Ketahanan terhadap Kekeringan
Beberapa Varietas Jagung. BPPS-UGM, 10 (2B) hal. 175-186
Daryono. 2002. Identifikasi Unsur Iklim, Karakteristik Hujan dan Evaluasi Zone Tipe Iklim
Berdasarkan Pemutahiran Data Curah Hujan Daerah Bali. Makalah Seminar Hasil Penelitian. Program Magister Pertanian Lahan Kering. Program Pasca Sarjana Univ. Udayana
Denpasar. Tidak dipublikasikan. 28 hlm.
Dinarto, W. dan Sahrial. 1998. Pengaruh Ukuran Benih dan Kedalaman Tanam terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Kacang Tanah pada Regosol. Makalah Seminar Hasil Penelitian.
Program Magister Pertanian Lahan Kering. Program Pasca Sarjana Univ. Udayana
Denpasar. Tidak dipublikasikan. 28 hlm.
Gardner Franklin P, R. Brent Pearca, Roger L. Mitchel, 2008. Physiology of Crop Plants.
Terjemahan Herawati Susilo. Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).Cetakan 2008
ISBN 979-456-088-x. 428 hlm.
Gomez, K.A., dan A.A. Gomez. 1995. Prosedur Statistik untuk Penelitian Pertanian. UI Press.
Jakarta. 698 hlm.
Kamil, J. 1982. Teknologi Benih I. Angkasa Raya, Padang. 227 hlm.
Mohd Al-Rivae, Munir A. Turk, Abdel Rahman M. Tawaha. 2004. Effect of Seed Size and Plant
386
Sunanjaya dan Resiani: Varietas dan ukuran benih kacang tanah dan dan hasil
Population Density on Yield and Yield Components of Local Faba Bean (Vicia faba L.
Major). Int. J. Agri. Biol., Vol. 6, No. 2, 2004. National Center for Agricultural Research
and Technology Transfer (NCARTT), P.O.Box 639, Baqa’a 19381, Jordan University of
Science and Technology, Jordan. http://webcache.googleusercontent.com/search?q=
cache:dQJNvN_c-J0J: www.fspublishers. org/ijab/past-issues/IJABVOL_6_NO_2/20.pdf+
effect+of +seed+size+on+growth+and+yield/peanut/journal/pdf&cd=1&hl=en&ct=
clnk. Internat. J. of Agric. & Biol.1560–8530/2004/06–2–294–299, 22 April 2013
Seyyed Ali Noorhosseini Niyaki, Mohammad Naghi Safarzadeh Vishekaei and Seyyed Mustafa
Sadeghi, 2012. Effect of Production Region and Seed Size on Enhancement Seedlings
Weight of Peanut (Arachis hypogaea L.) after Germination. Depart of Agron, Lahidjan
Branch, Islamic Azad Univ. Lahidjan, Iran Depart of Agron, Rasht Branch, Islamic Azad
Univ, Rasht, Iran. ISSN 0976-1233 Coden USA. Annals of Biol Res. 2012, 3 (10):47114715.
Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2013
387
Download