ANALISIS PENGARUH EKSPOR-IMPOR CHINA

advertisement
ANALISIS PENGARUH EKSPOR-IMPOR CHINA TERHADAP LAJU
PERTUMBUHAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA MENJELANG ACFTA DI
IMPLEMENTASIKAN
Sri Wahyuni, S.E, M.Si
Idaryani, S.E, M.Si
Fakultas Ekonomi Universitas Al Muslim Bireuen
Abstract
Expor and import is important key for foreign exchange of a nation. The purpose of
this research is to analyze the influence of China’s export and import of Indonesia’s export and
import grow rate towards ACFTA implemented, quarterly data during 2007.1 – 2009.4 are used
for the analysis. By using regression analyze, the result show that increasing China’s import and
China’s GDP will increase Indonesia’s export grow rate. And Indonesia’s import also
influenced by China’s export due to highly demand of Indonesian on import products expecially
China’s products. Based on the situation above, the study suggest that implementation of ACFTA
since January 2010, Indonesia’s government need support local industrialists to develop their
products in order that the product able to competitive with china’s product in international free
trade and domestic trade.
Keywords: Indonesia’s export and import, China’s export import, Price of export and import,
Indonesia’s Gross Domestic Product and China’s Gross Domestic Product.
LATAR BELAKANG
Perdagangan bebas internasional membuat Negara-negara regional membentuk pasarpasar regional dan salah satunya adalah Negara-negara ASEAN. Indonesia sebagai salah satu
anggota AFTA (Asean Free Trade Agreement) dengan bertujuan untuk meningkatkan kualitas
dan daya saing produk-produk Negara Asean di pasar dunia. Tetapi fakta lain yang perlu
diperhatikan bahwa kesiapan produk-produk Indonesia bersaing dengan produk-produk ASEAN.
Belum usai mengahadapi kesiapan persaingan dengan produk-produk ASEAN, produk-produk
Indonesia kini dihadapi dengan adanya ACFTA (ASEAN China Free Trade Agreement).
Indonesia-China Free Trade Agreement yang resmi dilaksanakan pada tanggal 1 Januari 2010.
Pro dan kontra tentang pelaksanaan Indonesia-China Free Trade Agreement ini terus
saja bergulir. Berbagai ragam strategi dilakukan oleh pengusaha-pengusaha Indonesia dalam
menghadapi Indonesia-China Free Trade Agreement. Beberapa strategi yang bisa disiapkan oleh
pemerintah Indonesia yaitu:
1. Mewajibkan pengusaha asing khususnyanya China yang akan menanamkan modalnya di
Indonesia melakukan kerjasama dengan pengusaha lokal.
2. Mewajibkan setiap barang China yang masuk ke Indonesia mengandung bahan dasar atau
beberapa bagian dari barang yang merupakan buatan Indonesia. (Mukti Fajar, Pengamat
hukum ekonomi dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, www.antarnews.com, 1 April
2010)
Tujuan Pemerintah dalam mereliasasikan ACFTA adalah untuk meningkatkan daya
saing produk-produk Indonesia di dalam negeri, ASEAN bahkan di pasar dunia. Penelitian ini
mencoba menganalisi pengaruh ekspor impor China terhadapa laju pertumbuhan ekspor impor
Indonesia sebelum ACFTA diimplementasikan, Dengan melihat variabel-variabel dari
pengeluaran agregat maka sangat diharapkan mampu memprediksi laju pertumbuhan ekspor
impor Indonesia ketika ACFTA resmi diimplementasikan.
KAJIAN PUSTAKA
Perdagangan Internasional
Perdagangan Internasional terjadi karena masing-masing pihak yang terlibat memperoleh
manfaat dengan adanya perdangangan. Manfaat perdangangan internasional yang diperoleh suatu
Negara adalah Perdagangan internasional akan memperluas pasar dan merangsang investasi,
pendapatan dan tabungan melalui alokasi sumber daya dengan lebih efisien. Dan jika dilakukan upaya
ekspornya, maka upaya-upaya ini cenderung meluaskan pasar bagi hasil poduksinya. Perdagangan
internasional akan mendorong lebih banyak pemakaian mesin, mendorong penemuan dan
pembaharuan di berbagai bidang ekonomi, meningkatkan produktivitas tenaga buruh, menurunkan
biaya produksi dan membawa perekonomian negara ke arah pembangunan ekonomi yang lebih
berhasil (http://www.binus.ac.id/pdc ).
Teori perdagangan internasional yang melandasi terjadinya globalisasi ekonomi adalah
teori 'Keuntungan Komparatif' dari David Ricardo merupakan penyempurnaan dari teori keunggulan
absolut Adam Smith. Suatu Negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika
melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang dimana Negara tersebut dapat berproduksi
relatif lebih efisien serta mengimpor barang di mana negara tersebut berproduksi relatif kurang/tidak
efisien (http://murtiningsih.blog.uns.ac.id). Teori Hecks-Ohlin menyatakan, suatu negara akan
melakukan perdagangan dengan negara lain disebabkan negara tersebut memiliki keunggulan
komparatif yaitu keunggulan dalam teknologi dan keunggulan faktor produksi. Basis dari keunggulan
komparatif adalah:
1. Faktor endowment, yaitu kepemilikan faktor-faktor produksi didalam suatu negara.
2. Faktor intensity, yaitu teksnologi yang digunakan didalam proses produksi, apakah labor
intensity atau capital intensity. (http://analisisekonomi.blogspot.com).
Pada dasarnya teori perdagangan internasional menjelaskan bahwa perdagangan
internasional itu terjadi karena adanya spesialisasi produk yang bisa diunggulkan dan dalam proses
suatu produk sangat dibutuhkan proporsi faktor produksi yaitu modal dan tenaga kerja. Namun yang
perlu diperhatikan adalah ada beberapa negara memiliki keunggulan produk yang sama. Contohnya,
salah satu produk yang diunggulkan Indonesia dalam ekspor primer adalah kopi, tetapi Brazil juga
salah satu negara penghasil kopi terbesar. Dalam memproduksi jenis produk yang sama terjadi pula
harga penjualan yang berbeda, dan salah satu faktor yang mengakibatkan perbedaan harga adalah
biaya produksi. Perbedaan biaya produksi suatu negara untuk produksi yang sama terjadi karena
adanya perbedaan upah tenaga kerja antar satu negara, perbedaan akumulasi modal dan teknologi.
AFTA
Perdagangan Internasional yang nantinya berorientasi global atau liberal memaksa setiap
negara untuk dapat bersaing secara mendunia. Globalisasi perdagangan internasional membuat
negara-negara sedang berkembang untuk dapat bersaing dengan negara-negara maju, salah satu
strategi yang dilakukan negara sedang berkembang adalah bersatu dalam berbagai kesepakatan
perjanjian perdagangan internasional dalam mengahadapi negara-negara maju. Tujuan berbagai
kesepakatan perjanjian perdagangan internasional adalah dapat memasarkan produk yang
diunggulkan dipasar dunia, dapat mengembangkan inovasi-inovasi terbaru serta saling bekerja sama
dalam mengembangkan produk-produk yang unggul. Contoh adalah kesepakatan AFTA yang
dibentuk pertama sekali oleh enam negara ASEAN yaitu Indonesia, Brunei Darussalam, Malaysia,
Filiphina, Thailand dan Singapore.
Tahun 1992 negara-negara ASEAN menandatangani kesepakatan AFTA dan resmi
pelaksanaannya ditahun 2003. Salah satu manfaat terbentuknya AFTA yang tersistem dengan skema
CEPT (Common Effective Preferential Tarif Scheme) adalah penurunan pajak impor, yang dulunya
rata-rata diatas 5%, kemudian turun menjadi sekitar 1,4%. Jadi ini sangat signifikan dan akan
mengarah menjadi 0. Pada tahun 2010, semua produk yang masuk kedalam kategori inclusion list,
tarifnya harus 0, dan baru pada tahun 2015 nanti semuanya menjadi 0, kecuali untuk produk-produk
yang dianggap sensitif (http://tabloiddiplomasi.com).
ACFTA
November 2001, Negara-negara ASEAN mengadakan perjanjian perdagangan
internasional
dengan
Negara
China
yang
dikenal
dengan
ACFTA
dan
Indonesia
mengimplementasikannya pada 1 Januari 2010 yang lalu, Indonesia harus membuka pasar dalam
negeri seluas-luasnya kepada negara-negara ASEAN serta China begitu juga sebaliknya.
Perdagangan bebas ASEAN-Cina akan berdampak kepada tidak seimbangnya neraca
perdagangan antara Cina dengan negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia. Neraca
perdagangan Indonesia-Cina menunjukkan defisit yang terus membesar sejak tahun lalu.
Indonesia dengan kekuatan pasar domestik sebesar 230 juta penduduk merupakan target pasar
yang sangat besar, yang pasti akan segera disambar industri negara tetangga. Perdagangan bebas
akan
mempercepat
proses
deindustrialisasi
dan
mempersempit
kesempatan
kerja
(http://korananakindonesia.wordpress.com). Perlu perhatikan bahwa banyaknya impor barangbarang China yang masuk ke Indonesia sudah ada sebelum Indonesia-China Free Trade
Agreement baru dilaksanakan diawal 2010.
Meskipun China mengunggulkan produk tiruan tetapi produk-produk China di
Indonesia berkembang pesat, dikarenakan produk-produk China banyak diminati dan dikonsumsi
oleh masyarakat Indonesia. Membanjirnya produk-produk China di dunia, ASEAN bahkan di
Indonesia membawa dampak positif dan negatif sendiri bagi ekspor dan impor Indonesia baik
dalam negeri maupun luar negeri.
GDP
Pertumbuhan ekonomi suatu Negara dapat diukur melalui pertumbuhan GDP (Gross
Domestic Product). GDP adalah hasil output produksi dalam suatu perekonomian dengan tidak
memperhitungkan pemilik faktor produksi dan hanya menghitung total produksi dalam suatu
perekonomian saja. Rumusnya:
GDP = C + G + I + ( X - M ) atau
produk domestik bruto = pengeluaran rumah tangga + pengeluaran pemerintah + pengeluaran
investasi + ( ekspor - impor ).(http://organisasi.org).
IPHB
Indeks Harga perdagangan Besar (IHPB), adalah suatu ukuran perubahan harga
pada tingkat Harga Perdagangan Besar. Penghitungan IHPB untuk tingkat nasional/Indonesia
pertama kali dilakukan dengan tahun dasar 1971 (1971=100) yang mencakup 220 jenis barang.
IHPB telah mengalami empat kali penggantian tahun dasar , yaitu tahun dasar 1975, 1983, 1993
dan 2000 dengan cakupan komoditas masing – masing 241, 281, 327, dan 257 jenis barang.
Jenis harga barang ekspor yang dicatat adalah harga fob (free on board) kontrak
bruto. FOB adalah harga barang sampai ke pelabuhan. Sedangkan untuk harga barang impor
dicatat dengan urutan alternative sebagai berikut:





Harga fob asal barang impor  Harga barang sampai pelabuhan.
Harga cif (cost insurance freight)  Harga barang sampai pelabuhan importir (pembeli)
termasuk biaya asuransi.
Harga landed cost  Harga barang inpor sampai di gudang pabean.
Harga pokok importir  Harga barang inpor sampai di gudang inportir
Harga jual importir  Harga pokok inportir di tambah ongkos lain dan marging
perdagangan. (www.bps.co.id)
Ekspor dan Impor (X-M)
Ekspor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara
lain secara legal, umumnya dalam proses perdagangan. Proses ekspor pada umumnya adalah
tindakan untuk mengeluarkan barang atau komoditas dari dalam negeri untuk memasukannya ke
negara lain. Ekspor barang secara besar umumnya membutuhkan campur tangan dari bea cukai
di negara pengirim maupun penerima. Ekspor adalah bagian penting dari perdagangan
internasional, lawannya adalah impor (Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas).
Impor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara
lain secara legal, umumnya dalam proses perdagangan. Proses impor umumnya adalah tindakan
memasukan barang atau komoditas dari negara lain ke dalam negeri. Impor barang secara besar
umumnya membutuhkan campur tangan dari bea cukai di negara pengirim maupun penerima.
Impor adalah bagian penting dari perdagangan internasional, lawannya adalah ekspor (Dari
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas).
Pemberlakuan AFTA yang bertujuan untuk meningkatkan daya saing ekspor-ekspor
Negara-negara ASEAN di pasar dunia, tetapi pada kenyataannya masih banyak produk-produk
Indonesia yang belum mampu bersaing diantara Negara-negara ASEAN. Adanya pengurangan
Tariff dan Non Tariff serta Quota bagi Negara ASEAN yang mengekspor ke Indonesia juga
menjadi boomerang untuk produk-produk Indonesia sendiri. Ditambah lagi dengan menjelang
pemberlakuan adanya ACFTA. Produk-produk china yang sudah banyak dikonsumsi sama
masyarakat jauh sebelum pemberlakuan ACFTA membuat produk domestic kelabakan.
Belakangan menjelang pemberlakuan ACFTA, sebagian perusahaan mengurangi jumlah
produksinya karena ada kekhawatiran kalah dalam bersaing untuk tingkat pasar domestic. Dan
belum lagi kekhawatiran eksportir Indonesia untuk produk yang akan dipasarkan untuk ASEAN,
apakah mampu bersaing dengan produk Negara-negara ASEAN dan ditambaha lagi dengan
Negara China.
Penelitian Sebelumnya
Agus Widarjono (2004) menganalisis permintaan impor Indonesia: Pendekatan
Komponen Pengeluaran merekomendasikan perilaku permintaan impor di Indonesia masih
terfokus pada permintaan agregat yaitu pengeluaran agregat sector ekspor. Dominan komponen
ekspor dilihat dari tingginya elatisitas impor terhadapa ekspor baik dalam jangka panjang
maupun jangka pendek. Implikasi temuan peneliatian ini agar pemerintah mendorong industriindustri ekspor menggunakan komponen bahan baku local yang tinggi agar peningkatan ekspor
tidak dibarengi dengan permintaan impor yang tinggi. (Jurnal Ekonomi Pembangunan, 2004)
Flora Susan Nongsina dan Pos M. Hutabarat (2007) Menganalisis pengaruh
liberalisasi perdagangan internasional terhadap laju pertumbuhan ekspor impor Indonesia
menyimpulkan bahwa kebijakan liberalisasi perdagangan mempengaruhi pertumbuhan ekspor
dan impor. Dan pendapatan luar negeri dan domestic sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan
ekspor da impor. Harga relative yang mencerminkan daya saing memberikan pengaruh terhadap
pertumbuhan ekspor dan impor sehingga terbuka akses pasar global dengan adanya liberalisasi
mengimplikasikan bahwa daya saing perlu terus ditingkatkan. (Parallel Session IB: Trade I
(Policy), 2007)
Metodologi Penelitian
Penelitian menggunakan acuan model penelitian Santos-Pauline mengenai pengaruh
liberalisasi kebijakan perdagangan terhadapa ekspor, impor dan nerace perdagangan yang ada
didalam penelitian Flora Susan Nongsina dan Pos M. Hutabarat yaitu pengaruh liberalisasi
perdagangan internasional terhadap laju pertumbuhan ekspor impor Indonesia.
Model permintaan ekspor dan impor yang digunakan adalah:
Ln Xt = α0 + α1 Ln PXt + α2 Ln YWt + µ
Ln Mt = β0 + β1 Ln PMt + β2 Ln Yt + ε
Dimana:
Xt
Mt
PXt
PMt
YWt
Yt
= Logaritma natural volume ekspor agregat
= Logaritma natural volume impor agregat
= Logaritma natural harga ekspor relative, dihitung dengan nilai IHPB (Indeks Harga
Perdagangan Besar)
= Logaritma natural harga impor relative, dihitung dengan nilai IPHB
= Logaritma natural GDP riil Dunia
= Logaritma Natural GDP riil Indonesia
Nilai tukar rill turun bila harga relative domestic terhadap harga luar turun sehingga
dapat menaikkan volume ekspor (α < 0). Peningkatan pendapatan dunia juga diharapkan dapat
menaikkan volume ekspor (α > 0). Kenaikan harga barang impor relative terhadap harga
domestic dapat menurunkan impor sehingga (β < 0). Pendapatan domestic meningkat dapat juga
meningkatkan volume impor sehingga (β > 0). Koefisien α dan β mencerminkan price elasticity
(Elastisitas harga) dan Income elasticity (Elastisitas pendapatan).
Modifikasi terhadap model awal memasukkan indikator pengaruh ekspor impor
China berupa ekspor dan impor China ke dunia, ekspor khusus Indonesia ke China, Impor
khusus China ke Indonesia serta GDP China untuk melihat pengaruh ekspor impor China
terhadap laju pertumbuhan ekspor impor Indonesia. Karena pemberlakuan ACFTA baru diawal
2010, maka hasil ini diharapkan dapat memprediksi perkembangan laju pertumbuhan ekspor
impor Indonesia pada saat ACFTA.
Ln Xt = α0 + α1Ln PXt + α2 Ln YCt + α3 Ln XCt + α4 Ln MCt + α5 LnXIC + µ
Ln Mt = β0 + β1 Ln PMt + β2 Ln Yt + β3 Ln XCt + β4 LnMCI + ε
Dimana:
Ln YCt
LnXCt
LnMCt
LnXIC
LnMCI
µ
ε
= Logaritma Natural GDP rill China
= Logaritma Natural Ekspor China
= Logaritma Natural Impor China
= Logaritma Natural Ekspor Indonesia ke China
= Logaritma Natural Impor China ke Indonesia
= Error term untuk persamaan ekspor secara agregat
= Error term untuk persamaan impor secara agregat
Dengan meregresikan kedua persamaan tersebut untuk dapat melihat pengaruh
variabel-variabel independen terhadap variabel dependen. Untuk melihat permintaan ekspor
Indonesia ke China maka dapat dilihat dengan peningkatan pendapatan China (α > 0).
meningkatnya ekspor China baik ke pasar ASEAN atau dunia juga akan menurunkan nilai
ekspor Indonesia secara agregat (α < 0) dan Meningkatnyanya impor China akan meningkatkan
ekspor Indonesia secara agregat (α > 0). Permintaan produk-produk Indonesia oleh China akan
meningkatkan ekspor Indonesia (α > 0).
Pendapatan yang meningkat akan meningkatkan impor Indonesia secara agregat (β >
0). Meningkatnya Ekspor China akan meningkatkan Impor Indonesia secara agregat. Dan
meningkatnya permintaan impor China akan meningkatkan Impor Indonesia secara agregat (β >
0). Permintaan produk-produk China oleh Indonesia akan meningkatkan impor Indonesia (β > 0).
Hasil Penelitian
Ekspor
Persamaan fungsi ekspor yang diperoleh dengan regresi linear berganda melalui
program SPSS 16 menunjukkan bahwa koefisien variabel-variabel independen ada yang
berpengaruh positif dan ada yang berpengaruh negatif terhadap variabel dependen. Pada tabel 1
menunjukkan koefisien regresi variabel harga ekspor α1 = 0,431 yang berarti harga ekspor
berpengaruh positif terhadap ekspor Indonesia. Koefisien regresi variabel GDP China α2 = 0,128
yang berarti GDP China berpengaruh positif terhadap ekspor Indonesia. Koefisien regresi
variabel ekspor Negara China α3 = 0,011 yang berarti ekspor Negara China berpengaruh positif
terhadap ekspor Indonesia. Koefisien regresi variabel impor China α4 = 0,625 yang berarti impor
negara China berpengaruh positif terhadap ekspor Indonesia. Koefisien regresi variabel ekspor
Indonesia ke China α5 = -0,087 yang berarti ekspor Indonesia ke China berpengaruh negatif
terhadap ekspor Indonesia.
Tabel 1
Tabel koefisien pada persamaan 1
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1
B
(Constant)
Std. Error
-.736
1.167
lnpx1
.431
.074
lnyc1
.128
lnxc1
Coefficients
Beta
Collinearity Statistics
T
Sig.
Tolerance
VIF
-.631
.556
.568
5.824
.002
.590
1.694
.093
.161
1.380
.226
.413
2.421
.011
.018
.056
.572
.592
.581
1.721
lnmc1
.625
.086
.644
7.309
.001
.722
1.385
Lnxic
-.087
.032
-.332
-2.729
.041
.379
2.640
a. Dependent Variable: lnx1
Dari tabel 1 dihasilkan angka-angka tolerance masih > 0,1 dan nilai VIF masih < 10,
sehingga pada persamaan ini tidak terjadi multikolinieritas.
Untuk melihat signifikan pengaruh variabel harga ekspor Indonesia, GDP China,
Ekspor Negara China, Impor Negara China dan Ekspor Indonesia ke China terhadap
pertumbuhan laju Eskpor Indonesia dilakukan dengan uji F terhadap koefisien regresi (αi).
Dengan formula sebagai berikut:

H0 : αi  ditolak  Harga ekspor Indonesia, GDP China, ekspor Negara China,
impor Negara China dan ekspor Indonesia ke China tidak berpengaruh terhadap Laju
pertumbuhan ekspor Indonesia .

H1 : αi  diterima  Harga ekspor Indonesia, GDP China, ekspor Negara China,
impor Negara China dan ekspor Indonesia ke China berpengaruh terhadap Laju
pertumbuhan ekspor Indonesia .
Pada tabel 2, dapat dilihat ketepatan model yang digunakan. Uji F hitung semua
variabel independen sebesar 34,637 dan signifikan pada α = 5%. Berarti memutuskan bahwa
secara serentak variabel Harga ekspor Indonesia, GDP China, ekspor Negara China, impor
Negara China dan ekspor Indonesia ke China berpengaruh terhadap Laju pertumbuhan ekspor
Indonesia.
Tabel 2
Tabel Anova pada persamaan 1
Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
.191
5
.038
Residual
.006
5
.001
.197
10
Total
F
34.637
Sig.
.001
a
2
Koefisien determinasi (R ) = 0,972
Durbin Watson Statistik = 3,143
a. Predictors: (Constant), lnxic, lnxc1, lnmc1, lnpx1, lnyc1
b. Dependent Variable: lnx1
Koefisien determinasi (R2) sebesar 0, 972 artinya sumbangan variabel Harga ekspor
Indonesia, GDP China, ekspor Negara China, impor Negara China dan ekspor Indonesia ke
China berpengaruh terhadap Laju pertumbuhan ekspor Indonesia adalah sebesar 97,2 %
sedangkan sisanya 2,8 % dipengaruhi oleh faktor lain. Pada persamaan awal dengan n = 12
terjadi autokorelasi. Untuk mengatasi autokorelasi, maka variabel-variabel diLagkan, tabel
Durbin Watson untuk jumlah sampel n = 11 dan k = 5 dengan signifikansi 95% adalah 2,645
sehingga nilai Durbin Watson 3,143 > 2,645 artinya tidak terjadi autokorelasi.
Untuk uji Heteroskedastisitas dapat dilihat dari grafik scartterplot, dimana
menunjukkan titik-titik yang ada menyebar secara acak tanpa ada pola tertentu, artinya tidak
terjadi heteroskedastisitas.
Pengaruh harga ekspor yang positif dan signifikan terhadap laju pertumbuhan ekspor
Indonesia memberikan arti bahwa indeks harga perdagangan besar di Indonesia pada harga
ekspor akan menambah pendapatan dari sisi ekspor. Pengaruh GDP China yang positif terhadap
laju pertumbuhan ekspor Indonesia memberikan arti bahwa Pendapatan Negara China akan
membuat permintaan terhadap ekspor-ekspor barang Indonesia meningkat. Ekpor China akan
membuat daya saing yang tinggi terhadap ekspor Indoneria. Meningkatnya permintaan impor
China menunjukkan bahwa permintaan ekspor Indonesia ikut meningkat. Dan Ekspor Indonesia
khusus ke Negara China berpengaruh negatif terhadap laju pertumbuhan ekspor Indonesia
artinya sedikitnya permintaan barang-barang ekspor Indonesia oleh China maka Indonesia akan
mengurangi jumlah barang yang diekspor ke Negara China.
Impor
Pada persamaan fungsi impor menunjukkan bahwa koefisien variabel-variabel
independen ada yang berpengaruh positif dan ada yang berpengaruh negatif terhadap variabel
dependen. Pada tabel 3 menunjukkan koefisien regresi variabel harga impor β1 = - 0,273 yang
berarti harga impor berpengaruh negatif terhadap impor Indonesia. Koefisien regresi variabel
GDP Indonesia β2 = - 0,783 yang berarti GDP Indonesia berpengaruh negatif terhadap impor
Indonesia. Koefisien regresi variabel ekspor Negara China β3 = 0,239 yang berarti ekspor Negara
China berpengaruh positif terhadap laju impor Indonesia. Koefisien regresi variabel impor China
ke Indonesia β4 = 0,158 yang berarti impor negara China ke Indonesia berpengaruh positif
terhadap permintaan impor Indonesia.
Tabel 3
Tabel koefisien pada persamaan 2
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model
1
B
(Constant)
Std. Error
14.876
40.649
lnpm1
-.273
.465
lny1
-.783
lnxc1
lnmci1
Beta
Collinearity Statistics
T
Sig.
Tolerance
VIF
.366
.727
-.204
-.587
.579
.611
1.636
3.785
-.080
-.207
.843
.495
2.021
.239
.122
.698
1.964
.097
.584
1.712
.158
.166
.363
.951
.378
.507
1.971
a. Dependent Variable: lnm1
Dari tabel 3 dihasilkan angka-angka tolerance masih > 0,1 dan nilai VIF masih < 10,
sehingga pada persamaan ini tidak terjadi multikolinieritas
Untuk melihat signifikan pengaruh variabel harga impor Indonesia, GDP Indonesia,
Ekspor Negara China, Impor Negara China ke Indonesia terhadap pertumbuhan laju impor
Indonesia dilakukan dengan uji F terhadap koefisien regresi (βi). Dengan formula sebagai
berikut:

H0 : βi  ditolak  Harga impor Indonesia, GDP Indonesia, Ekspor Negara China,
Impor Negara China ke Indonesia tidak berpengaruh terhadap Laju pertumbuhan impor
Indonesia .

Ha : βi  diterima  Harga impor Indonesia, GDP Indonesia, Ekspor Negara China,
Impor Negara China ke Indonesia berpengaruh terhadap Laju pertumbuhan impor
Indonesia .
Pada tabel 4, dapat dilihat ketepatan model yang digunakan. Uji F hitung semua
variabel independen sebesar 1,888 dan signifikan pada α = 5%. Berarti memutuskan bahwa
secara serentak pengaruh harga impor Indonesia, GDP Indonesia, Ekspor Negara China, Impor
Negara China ke Indonesia terhadap Laju pertumbuhan impor Indonesia tidak siginifikan.
Tabel 4
Tabel Anova pada persamaan 2
Model
1
Sum of Squares
Df
Mean Square
Regression
.363
4
.091
Residual
.288
6
.048
.651
10
Total
F
Sig.
1.888
.232
a
2
Koefisien determinasi (R ) = 0,557
Durbin Watson Statistik = 2,285
a. Predictors: (Constant), lnmci1, lnpm1, lnxc1, lny1
b. Dependent Variable: lnm1
Koefisien determinasi (R2) sebesar 0, 557 artinya sumbangan variabel harga impor
Indonesia, GDP Indonesia, Ekspor Negara China, Impor Negara China ke Indonesia berpengaruh
berpengaruh terhadap Laju pertumbuhan impor Indonesia adalah sebesar 55,7 % sedangkan
sisanya 44,3 % dipengaruhi oleh faktor lain. Pada persamaan awal dengan n = 12 terjadi
autokorelasi. Untuk mengatasi autokorelasi, maka variabel-variabel diLagkan, tabel Durbin
Watson untuk jumlah sampel n = 11 dan k = 4 dengan signifikansi 95% adalah 2,283 sehingga
nilai Durbin Watson 2,285 > 2,283 artinya tidak terjadi autokorelasi.
Untuk uji Heteroskedastisitas dapat dilihat dari grafik scartterplot, dimana
menunjukkan titik-titik yang ada menyebar secara acak tanpa ada pola tertentu, artinya tidak
terjadi heteroskedastisitas.
Pengaruh harga impor yang negatif dan signifikan terhadap laju pertumbuhan impor
Indonesia memberikan arti bahwa meningkatnya indeks harga perdagangan besar di Indonesia
pada harga impor akan mengurangi permintaan impor Indonesia. Pengaruh GDP Indonesia yang
negatif terhadap laju pertumbuhan impor Indonesia memberikan arti bahwa Pendapatan Negara
Indonesia akan semakin berkurang seiring dengan meningkatnya permintaan terhadap impor
Indonesia. Ekpor China yang meningkat menjelaskan tingginya permintaan impor Indonesia
apalahi denga meningkatnya impor khusus China ke Indonesia akan meningkatkan pertumbuhan
impor Indonesia.
Penutup
Hasil analisis dapat dinyatakan bahwa pengaruh ekpor dan impor China terhadap
laju pertumbuhan ekspor-impor Indonesia sudah berdampak positif dan negatif menjelang
ACFTA diberlakukan. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya permintaan impor China dan
pendapatan China akan meningkatkan ekspor Indonesia khususnya ke China. Dan Untuk impor
Indonesia juga sangat dipengaruhi oleh tingginya laju pertumbuhan ekpor China ke Asean dan
khususnya ke Indonesia akan membuat tingginya laju pertumbuhan impor Indonesia semakin
meningkat meskipun tidak terlalu signifikan, hal ini mungki masih belum sempurnanya suatu
model dengan masih kurangnya variabel-variabel independen yang mempengaruhi variabel
dependen. Faktor lain yang bisa mempengaruhi tingginya pertumbuhan impor Indonesia adanya
konsumsi masyarakat yang tinggi terhadap barang-barang produk luar apalagi produk China.
Dari hasil analisis tersebut dapat diprediksi pemberlakuan ACFTA akan semakin
memacu ekspor Indonesia ke china sehingga akan menambah devisa Negara. Dan impor barang
China juga akan meningkat sehingga akan membawa dampak buruk bagi pengusaha-pengusaha
lokal. Namun, peningkatan impor China juga dapat memacu pengusaha-pengusaha dalam negeri
untuk menciptakan produk-produk lebih berkreasi dan berkualitas.
Daftar Pustaka
http://www.analisisekonomi.blog.spot.com, Juni 2008, Teori Perdagangan Internasional.
http://www.antarnews.com, April 2010, ACFTA Diharapkan Bangkitkan Nasionalisme
Indonesia.
http://www.binus.ac.id/pdc, Manfaat Perdagangan Internasional.
http://www.cafeekonomi.blogspot.com, 2009, Makalah Ekspor Impor Indonesia
http://www.korananakindonesia.wordpress.com, Judarwanto, Widodo, Antisipasi terhadap
Dampak buruk Perdagangan Bebas ASEAN-China.
http://www.murtiningsih.blog.uns.ac.id, Juli 2009, Teori Perdagangan Internasional.
http://www.organisasi.org, Desember 2007, Rumus Menghitung PDB, PNB, PNN, Pendapatan
Nasional, Individu dan Pendapatan dapat dibelanjakan.
http://www.tabloiddiplomasi.com, Desember 2009, Pelaku Bisnis Asean Belum Banyak
Memanfaatkan Fasilitas AFTA
http://www.tradingeconomics.com/Economics/
Susan, NongSina dan M Hutabarat, Pos, 2007, Analisis Pengaruh Liberalisasi Perdagangan
Internasional terhadap Laju Pertumbuhan Ekspor Impor Indonesia, Parallel Session
IB, Policy.
Widarjono, Agus, 2004, Analisis Impor Indonesia, Jurnal ekonomi Pembangunan.
Download