ANALISIS PENGARUH EKSPOR-IMPOR CHINA TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA MENJELANG ACFTA DI IMPLEMENTASIKAN Sri Wahyuni, S.E, M.Si Idaryani, S.E, M.Si Fakultas Ekonomi Universitas Al Muslim Bireuen Abstract Expor and import is important key for foreign exchange of a nation. The purpose of this research is to analyze the influence of China’s export and import of Indonesia’s export and import grow rate towards ACFTA implemented, quarterly data during 2007.1 – 2009.4 are used for the analysis. By using regression analyze, the result show that increasing China’s import and China’s GDP will increase Indonesia’s export grow rate. And Indonesia’s import also influenced by China’s export due to highly demand of Indonesian on import products expecially China’s products. Based on the situation above, the study suggest that implementation of ACFTA since January 2010, Indonesia’s government need support local industrialists to develop their products in order that the product able to competitive with china’s product in international free trade and domestic trade. Keywords: Indonesia’s export and import, China’s export import, Price of export and import, Indonesia’s Gross Domestic Product and China’s Gross Domestic Product. LATAR BELAKANG Perdagangan bebas internasional membuat Negara-negara regional membentuk pasarpasar regional dan salah satunya adalah Negara-negara ASEAN. Indonesia sebagai salah satu anggota AFTA (Asean Free Trade Agreement) dengan bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan daya saing produk-produk Negara Asean di pasar dunia. Tetapi fakta lain yang perlu diperhatikan bahwa kesiapan produk-produk Indonesia bersaing dengan produk-produk ASEAN. Belum usai mengahadapi kesiapan persaingan dengan produk-produk ASEAN, produk-produk Indonesia kini dihadapi dengan adanya ACFTA (ASEAN China Free Trade Agreement). Indonesia-China Free Trade Agreement yang resmi dilaksanakan pada tanggal 1 Januari 2010. Pro dan kontra tentang pelaksanaan Indonesia-China Free Trade Agreement ini terus saja bergulir. Berbagai ragam strategi dilakukan oleh pengusaha-pengusaha Indonesia dalam menghadapi Indonesia-China Free Trade Agreement. Beberapa strategi yang bisa disiapkan oleh pemerintah Indonesia yaitu: 1. Mewajibkan pengusaha asing khususnyanya China yang akan menanamkan modalnya di Indonesia melakukan kerjasama dengan pengusaha lokal. 2. Mewajibkan setiap barang China yang masuk ke Indonesia mengandung bahan dasar atau beberapa bagian dari barang yang merupakan buatan Indonesia. (Mukti Fajar, Pengamat hukum ekonomi dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, www.antarnews.com, 1 April 2010) Tujuan Pemerintah dalam mereliasasikan ACFTA adalah untuk meningkatkan daya saing produk-produk Indonesia di dalam negeri, ASEAN bahkan di pasar dunia. Penelitian ini mencoba menganalisi pengaruh ekspor impor China terhadapa laju pertumbuhan ekspor impor Indonesia sebelum ACFTA diimplementasikan, Dengan melihat variabel-variabel dari pengeluaran agregat maka sangat diharapkan mampu memprediksi laju pertumbuhan ekspor impor Indonesia ketika ACFTA resmi diimplementasikan. KAJIAN PUSTAKA Perdagangan Internasional Perdagangan Internasional terjadi karena masing-masing pihak yang terlibat memperoleh manfaat dengan adanya perdangangan. Manfaat perdangangan internasional yang diperoleh suatu Negara adalah Perdagangan internasional akan memperluas pasar dan merangsang investasi, pendapatan dan tabungan melalui alokasi sumber daya dengan lebih efisien. Dan jika dilakukan upaya ekspornya, maka upaya-upaya ini cenderung meluaskan pasar bagi hasil poduksinya. Perdagangan internasional akan mendorong lebih banyak pemakaian mesin, mendorong penemuan dan pembaharuan di berbagai bidang ekonomi, meningkatkan produktivitas tenaga buruh, menurunkan biaya produksi dan membawa perekonomian negara ke arah pembangunan ekonomi yang lebih berhasil (http://www.binus.ac.id/pdc ). Teori perdagangan internasional yang melandasi terjadinya globalisasi ekonomi adalah teori 'Keuntungan Komparatif' dari David Ricardo merupakan penyempurnaan dari teori keunggulan absolut Adam Smith. Suatu Negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang dimana Negara tersebut dapat berproduksi relatif lebih efisien serta mengimpor barang di mana negara tersebut berproduksi relatif kurang/tidak efisien (http://murtiningsih.blog.uns.ac.id). Teori Hecks-Ohlin menyatakan, suatu negara akan melakukan perdagangan dengan negara lain disebabkan negara tersebut memiliki keunggulan komparatif yaitu keunggulan dalam teknologi dan keunggulan faktor produksi. Basis dari keunggulan komparatif adalah: 1. Faktor endowment, yaitu kepemilikan faktor-faktor produksi didalam suatu negara. 2. Faktor intensity, yaitu teksnologi yang digunakan didalam proses produksi, apakah labor intensity atau capital intensity. (http://analisisekonomi.blogspot.com). Pada dasarnya teori perdagangan internasional menjelaskan bahwa perdagangan internasional itu terjadi karena adanya spesialisasi produk yang bisa diunggulkan dan dalam proses suatu produk sangat dibutuhkan proporsi faktor produksi yaitu modal dan tenaga kerja. Namun yang perlu diperhatikan adalah ada beberapa negara memiliki keunggulan produk yang sama. Contohnya, salah satu produk yang diunggulkan Indonesia dalam ekspor primer adalah kopi, tetapi Brazil juga salah satu negara penghasil kopi terbesar. Dalam memproduksi jenis produk yang sama terjadi pula harga penjualan yang berbeda, dan salah satu faktor yang mengakibatkan perbedaan harga adalah biaya produksi. Perbedaan biaya produksi suatu negara untuk produksi yang sama terjadi karena adanya perbedaan upah tenaga kerja antar satu negara, perbedaan akumulasi modal dan teknologi. AFTA Perdagangan Internasional yang nantinya berorientasi global atau liberal memaksa setiap negara untuk dapat bersaing secara mendunia. Globalisasi perdagangan internasional membuat negara-negara sedang berkembang untuk dapat bersaing dengan negara-negara maju, salah satu strategi yang dilakukan negara sedang berkembang adalah bersatu dalam berbagai kesepakatan perjanjian perdagangan internasional dalam mengahadapi negara-negara maju. Tujuan berbagai kesepakatan perjanjian perdagangan internasional adalah dapat memasarkan produk yang diunggulkan dipasar dunia, dapat mengembangkan inovasi-inovasi terbaru serta saling bekerja sama dalam mengembangkan produk-produk yang unggul. Contoh adalah kesepakatan AFTA yang dibentuk pertama sekali oleh enam negara ASEAN yaitu Indonesia, Brunei Darussalam, Malaysia, Filiphina, Thailand dan Singapore. Tahun 1992 negara-negara ASEAN menandatangani kesepakatan AFTA dan resmi pelaksanaannya ditahun 2003. Salah satu manfaat terbentuknya AFTA yang tersistem dengan skema CEPT (Common Effective Preferential Tarif Scheme) adalah penurunan pajak impor, yang dulunya rata-rata diatas 5%, kemudian turun menjadi sekitar 1,4%. Jadi ini sangat signifikan dan akan mengarah menjadi 0. Pada tahun 2010, semua produk yang masuk kedalam kategori inclusion list, tarifnya harus 0, dan baru pada tahun 2015 nanti semuanya menjadi 0, kecuali untuk produk-produk yang dianggap sensitif (http://tabloiddiplomasi.com). ACFTA November 2001, Negara-negara ASEAN mengadakan perjanjian perdagangan internasional dengan Negara China yang dikenal dengan ACFTA dan Indonesia mengimplementasikannya pada 1 Januari 2010 yang lalu, Indonesia harus membuka pasar dalam negeri seluas-luasnya kepada negara-negara ASEAN serta China begitu juga sebaliknya. Perdagangan bebas ASEAN-Cina akan berdampak kepada tidak seimbangnya neraca perdagangan antara Cina dengan negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia. Neraca perdagangan Indonesia-Cina menunjukkan defisit yang terus membesar sejak tahun lalu. Indonesia dengan kekuatan pasar domestik sebesar 230 juta penduduk merupakan target pasar yang sangat besar, yang pasti akan segera disambar industri negara tetangga. Perdagangan bebas akan mempercepat proses deindustrialisasi dan mempersempit kesempatan kerja (http://korananakindonesia.wordpress.com). Perlu perhatikan bahwa banyaknya impor barangbarang China yang masuk ke Indonesia sudah ada sebelum Indonesia-China Free Trade Agreement baru dilaksanakan diawal 2010. Meskipun China mengunggulkan produk tiruan tetapi produk-produk China di Indonesia berkembang pesat, dikarenakan produk-produk China banyak diminati dan dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Membanjirnya produk-produk China di dunia, ASEAN bahkan di Indonesia membawa dampak positif dan negatif sendiri bagi ekspor dan impor Indonesia baik dalam negeri maupun luar negeri. GDP Pertumbuhan ekonomi suatu Negara dapat diukur melalui pertumbuhan GDP (Gross Domestic Product). GDP adalah hasil output produksi dalam suatu perekonomian dengan tidak memperhitungkan pemilik faktor produksi dan hanya menghitung total produksi dalam suatu perekonomian saja. Rumusnya: GDP = C + G + I + ( X - M ) atau produk domestik bruto = pengeluaran rumah tangga + pengeluaran pemerintah + pengeluaran investasi + ( ekspor - impor ).(http://organisasi.org). IPHB Indeks Harga perdagangan Besar (IHPB), adalah suatu ukuran perubahan harga pada tingkat Harga Perdagangan Besar. Penghitungan IHPB untuk tingkat nasional/Indonesia pertama kali dilakukan dengan tahun dasar 1971 (1971=100) yang mencakup 220 jenis barang. IHPB telah mengalami empat kali penggantian tahun dasar , yaitu tahun dasar 1975, 1983, 1993 dan 2000 dengan cakupan komoditas masing – masing 241, 281, 327, dan 257 jenis barang. Jenis harga barang ekspor yang dicatat adalah harga fob (free on board) kontrak bruto. FOB adalah harga barang sampai ke pelabuhan. Sedangkan untuk harga barang impor dicatat dengan urutan alternative sebagai berikut: Harga fob asal barang impor Harga barang sampai pelabuhan. Harga cif (cost insurance freight) Harga barang sampai pelabuhan importir (pembeli) termasuk biaya asuransi. Harga landed cost Harga barang inpor sampai di gudang pabean. Harga pokok importir Harga barang inpor sampai di gudang inportir Harga jual importir Harga pokok inportir di tambah ongkos lain dan marging perdagangan. (www.bps.co.id) Ekspor dan Impor (X-M) Ekspor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain secara legal, umumnya dalam proses perdagangan. Proses ekspor pada umumnya adalah tindakan untuk mengeluarkan barang atau komoditas dari dalam negeri untuk memasukannya ke negara lain. Ekspor barang secara besar umumnya membutuhkan campur tangan dari bea cukai di negara pengirim maupun penerima. Ekspor adalah bagian penting dari perdagangan internasional, lawannya adalah impor (Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas). Impor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain secara legal, umumnya dalam proses perdagangan. Proses impor umumnya adalah tindakan memasukan barang atau komoditas dari negara lain ke dalam negeri. Impor barang secara besar umumnya membutuhkan campur tangan dari bea cukai di negara pengirim maupun penerima. Impor adalah bagian penting dari perdagangan internasional, lawannya adalah ekspor (Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas). Pemberlakuan AFTA yang bertujuan untuk meningkatkan daya saing ekspor-ekspor Negara-negara ASEAN di pasar dunia, tetapi pada kenyataannya masih banyak produk-produk Indonesia yang belum mampu bersaing diantara Negara-negara ASEAN. Adanya pengurangan Tariff dan Non Tariff serta Quota bagi Negara ASEAN yang mengekspor ke Indonesia juga menjadi boomerang untuk produk-produk Indonesia sendiri. Ditambah lagi dengan menjelang pemberlakuan adanya ACFTA. Produk-produk china yang sudah banyak dikonsumsi sama masyarakat jauh sebelum pemberlakuan ACFTA membuat produk domestic kelabakan. Belakangan menjelang pemberlakuan ACFTA, sebagian perusahaan mengurangi jumlah produksinya karena ada kekhawatiran kalah dalam bersaing untuk tingkat pasar domestic. Dan belum lagi kekhawatiran eksportir Indonesia untuk produk yang akan dipasarkan untuk ASEAN, apakah mampu bersaing dengan produk Negara-negara ASEAN dan ditambaha lagi dengan Negara China. Penelitian Sebelumnya Agus Widarjono (2004) menganalisis permintaan impor Indonesia: Pendekatan Komponen Pengeluaran merekomendasikan perilaku permintaan impor di Indonesia masih terfokus pada permintaan agregat yaitu pengeluaran agregat sector ekspor. Dominan komponen ekspor dilihat dari tingginya elatisitas impor terhadapa ekspor baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Implikasi temuan peneliatian ini agar pemerintah mendorong industriindustri ekspor menggunakan komponen bahan baku local yang tinggi agar peningkatan ekspor tidak dibarengi dengan permintaan impor yang tinggi. (Jurnal Ekonomi Pembangunan, 2004) Flora Susan Nongsina dan Pos M. Hutabarat (2007) Menganalisis pengaruh liberalisasi perdagangan internasional terhadap laju pertumbuhan ekspor impor Indonesia menyimpulkan bahwa kebijakan liberalisasi perdagangan mempengaruhi pertumbuhan ekspor dan impor. Dan pendapatan luar negeri dan domestic sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekspor da impor. Harga relative yang mencerminkan daya saing memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan ekspor dan impor sehingga terbuka akses pasar global dengan adanya liberalisasi mengimplikasikan bahwa daya saing perlu terus ditingkatkan. (Parallel Session IB: Trade I (Policy), 2007) Metodologi Penelitian Penelitian menggunakan acuan model penelitian Santos-Pauline mengenai pengaruh liberalisasi kebijakan perdagangan terhadapa ekspor, impor dan nerace perdagangan yang ada didalam penelitian Flora Susan Nongsina dan Pos M. Hutabarat yaitu pengaruh liberalisasi perdagangan internasional terhadap laju pertumbuhan ekspor impor Indonesia. Model permintaan ekspor dan impor yang digunakan adalah: Ln Xt = α0 + α1 Ln PXt + α2 Ln YWt + µ Ln Mt = β0 + β1 Ln PMt + β2 Ln Yt + ε Dimana: Xt Mt PXt PMt YWt Yt = Logaritma natural volume ekspor agregat = Logaritma natural volume impor agregat = Logaritma natural harga ekspor relative, dihitung dengan nilai IHPB (Indeks Harga Perdagangan Besar) = Logaritma natural harga impor relative, dihitung dengan nilai IPHB = Logaritma natural GDP riil Dunia = Logaritma Natural GDP riil Indonesia Nilai tukar rill turun bila harga relative domestic terhadap harga luar turun sehingga dapat menaikkan volume ekspor (α < 0). Peningkatan pendapatan dunia juga diharapkan dapat menaikkan volume ekspor (α > 0). Kenaikan harga barang impor relative terhadap harga domestic dapat menurunkan impor sehingga (β < 0). Pendapatan domestic meningkat dapat juga meningkatkan volume impor sehingga (β > 0). Koefisien α dan β mencerminkan price elasticity (Elastisitas harga) dan Income elasticity (Elastisitas pendapatan). Modifikasi terhadap model awal memasukkan indikator pengaruh ekspor impor China berupa ekspor dan impor China ke dunia, ekspor khusus Indonesia ke China, Impor khusus China ke Indonesia serta GDP China untuk melihat pengaruh ekspor impor China terhadap laju pertumbuhan ekspor impor Indonesia. Karena pemberlakuan ACFTA baru diawal 2010, maka hasil ini diharapkan dapat memprediksi perkembangan laju pertumbuhan ekspor impor Indonesia pada saat ACFTA. Ln Xt = α0 + α1Ln PXt + α2 Ln YCt + α3 Ln XCt + α4 Ln MCt + α5 LnXIC + µ Ln Mt = β0 + β1 Ln PMt + β2 Ln Yt + β3 Ln XCt + β4 LnMCI + ε Dimana: Ln YCt LnXCt LnMCt LnXIC LnMCI µ ε = Logaritma Natural GDP rill China = Logaritma Natural Ekspor China = Logaritma Natural Impor China = Logaritma Natural Ekspor Indonesia ke China = Logaritma Natural Impor China ke Indonesia = Error term untuk persamaan ekspor secara agregat = Error term untuk persamaan impor secara agregat Dengan meregresikan kedua persamaan tersebut untuk dapat melihat pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen. Untuk melihat permintaan ekspor Indonesia ke China maka dapat dilihat dengan peningkatan pendapatan China (α > 0). meningkatnya ekspor China baik ke pasar ASEAN atau dunia juga akan menurunkan nilai ekspor Indonesia secara agregat (α < 0) dan Meningkatnyanya impor China akan meningkatkan ekspor Indonesia secara agregat (α > 0). Permintaan produk-produk Indonesia oleh China akan meningkatkan ekspor Indonesia (α > 0). Pendapatan yang meningkat akan meningkatkan impor Indonesia secara agregat (β > 0). Meningkatnya Ekspor China akan meningkatkan Impor Indonesia secara agregat. Dan meningkatnya permintaan impor China akan meningkatkan Impor Indonesia secara agregat (β > 0). Permintaan produk-produk China oleh Indonesia akan meningkatkan impor Indonesia (β > 0). Hasil Penelitian Ekspor Persamaan fungsi ekspor yang diperoleh dengan regresi linear berganda melalui program SPSS 16 menunjukkan bahwa koefisien variabel-variabel independen ada yang berpengaruh positif dan ada yang berpengaruh negatif terhadap variabel dependen. Pada tabel 1 menunjukkan koefisien regresi variabel harga ekspor α1 = 0,431 yang berarti harga ekspor berpengaruh positif terhadap ekspor Indonesia. Koefisien regresi variabel GDP China α2 = 0,128 yang berarti GDP China berpengaruh positif terhadap ekspor Indonesia. Koefisien regresi variabel ekspor Negara China α3 = 0,011 yang berarti ekspor Negara China berpengaruh positif terhadap ekspor Indonesia. Koefisien regresi variabel impor China α4 = 0,625 yang berarti impor negara China berpengaruh positif terhadap ekspor Indonesia. Koefisien regresi variabel ekspor Indonesia ke China α5 = -0,087 yang berarti ekspor Indonesia ke China berpengaruh negatif terhadap ekspor Indonesia. Tabel 1 Tabel koefisien pada persamaan 1 Standardized Unstandardized Coefficients Model 1 B (Constant) Std. Error -.736 1.167 lnpx1 .431 .074 lnyc1 .128 lnxc1 Coefficients Beta Collinearity Statistics T Sig. Tolerance VIF -.631 .556 .568 5.824 .002 .590 1.694 .093 .161 1.380 .226 .413 2.421 .011 .018 .056 .572 .592 .581 1.721 lnmc1 .625 .086 .644 7.309 .001 .722 1.385 Lnxic -.087 .032 -.332 -2.729 .041 .379 2.640 a. Dependent Variable: lnx1 Dari tabel 1 dihasilkan angka-angka tolerance masih > 0,1 dan nilai VIF masih < 10, sehingga pada persamaan ini tidak terjadi multikolinieritas. Untuk melihat signifikan pengaruh variabel harga ekspor Indonesia, GDP China, Ekspor Negara China, Impor Negara China dan Ekspor Indonesia ke China terhadap pertumbuhan laju Eskpor Indonesia dilakukan dengan uji F terhadap koefisien regresi (αi). Dengan formula sebagai berikut: H0 : αi ditolak Harga ekspor Indonesia, GDP China, ekspor Negara China, impor Negara China dan ekspor Indonesia ke China tidak berpengaruh terhadap Laju pertumbuhan ekspor Indonesia . H1 : αi diterima Harga ekspor Indonesia, GDP China, ekspor Negara China, impor Negara China dan ekspor Indonesia ke China berpengaruh terhadap Laju pertumbuhan ekspor Indonesia . Pada tabel 2, dapat dilihat ketepatan model yang digunakan. Uji F hitung semua variabel independen sebesar 34,637 dan signifikan pada α = 5%. Berarti memutuskan bahwa secara serentak variabel Harga ekspor Indonesia, GDP China, ekspor Negara China, impor Negara China dan ekspor Indonesia ke China berpengaruh terhadap Laju pertumbuhan ekspor Indonesia. Tabel 2 Tabel Anova pada persamaan 1 Model 1 Sum of Squares df Mean Square Regression .191 5 .038 Residual .006 5 .001 .197 10 Total F 34.637 Sig. .001 a 2 Koefisien determinasi (R ) = 0,972 Durbin Watson Statistik = 3,143 a. Predictors: (Constant), lnxic, lnxc1, lnmc1, lnpx1, lnyc1 b. Dependent Variable: lnx1 Koefisien determinasi (R2) sebesar 0, 972 artinya sumbangan variabel Harga ekspor Indonesia, GDP China, ekspor Negara China, impor Negara China dan ekspor Indonesia ke China berpengaruh terhadap Laju pertumbuhan ekspor Indonesia adalah sebesar 97,2 % sedangkan sisanya 2,8 % dipengaruhi oleh faktor lain. Pada persamaan awal dengan n = 12 terjadi autokorelasi. Untuk mengatasi autokorelasi, maka variabel-variabel diLagkan, tabel Durbin Watson untuk jumlah sampel n = 11 dan k = 5 dengan signifikansi 95% adalah 2,645 sehingga nilai Durbin Watson 3,143 > 2,645 artinya tidak terjadi autokorelasi. Untuk uji Heteroskedastisitas dapat dilihat dari grafik scartterplot, dimana menunjukkan titik-titik yang ada menyebar secara acak tanpa ada pola tertentu, artinya tidak terjadi heteroskedastisitas. Pengaruh harga ekspor yang positif dan signifikan terhadap laju pertumbuhan ekspor Indonesia memberikan arti bahwa indeks harga perdagangan besar di Indonesia pada harga ekspor akan menambah pendapatan dari sisi ekspor. Pengaruh GDP China yang positif terhadap laju pertumbuhan ekspor Indonesia memberikan arti bahwa Pendapatan Negara China akan membuat permintaan terhadap ekspor-ekspor barang Indonesia meningkat. Ekpor China akan membuat daya saing yang tinggi terhadap ekspor Indoneria. Meningkatnya permintaan impor China menunjukkan bahwa permintaan ekspor Indonesia ikut meningkat. Dan Ekspor Indonesia khusus ke Negara China berpengaruh negatif terhadap laju pertumbuhan ekspor Indonesia artinya sedikitnya permintaan barang-barang ekspor Indonesia oleh China maka Indonesia akan mengurangi jumlah barang yang diekspor ke Negara China. Impor Pada persamaan fungsi impor menunjukkan bahwa koefisien variabel-variabel independen ada yang berpengaruh positif dan ada yang berpengaruh negatif terhadap variabel dependen. Pada tabel 3 menunjukkan koefisien regresi variabel harga impor β1 = - 0,273 yang berarti harga impor berpengaruh negatif terhadap impor Indonesia. Koefisien regresi variabel GDP Indonesia β2 = - 0,783 yang berarti GDP Indonesia berpengaruh negatif terhadap impor Indonesia. Koefisien regresi variabel ekspor Negara China β3 = 0,239 yang berarti ekspor Negara China berpengaruh positif terhadap laju impor Indonesia. Koefisien regresi variabel impor China ke Indonesia β4 = 0,158 yang berarti impor negara China ke Indonesia berpengaruh positif terhadap permintaan impor Indonesia. Tabel 3 Tabel koefisien pada persamaan 2 Standardized Unstandardized Coefficients Coefficients Model 1 B (Constant) Std. Error 14.876 40.649 lnpm1 -.273 .465 lny1 -.783 lnxc1 lnmci1 Beta Collinearity Statistics T Sig. Tolerance VIF .366 .727 -.204 -.587 .579 .611 1.636 3.785 -.080 -.207 .843 .495 2.021 .239 .122 .698 1.964 .097 .584 1.712 .158 .166 .363 .951 .378 .507 1.971 a. Dependent Variable: lnm1 Dari tabel 3 dihasilkan angka-angka tolerance masih > 0,1 dan nilai VIF masih < 10, sehingga pada persamaan ini tidak terjadi multikolinieritas Untuk melihat signifikan pengaruh variabel harga impor Indonesia, GDP Indonesia, Ekspor Negara China, Impor Negara China ke Indonesia terhadap pertumbuhan laju impor Indonesia dilakukan dengan uji F terhadap koefisien regresi (βi). Dengan formula sebagai berikut: H0 : βi ditolak Harga impor Indonesia, GDP Indonesia, Ekspor Negara China, Impor Negara China ke Indonesia tidak berpengaruh terhadap Laju pertumbuhan impor Indonesia . Ha : βi diterima Harga impor Indonesia, GDP Indonesia, Ekspor Negara China, Impor Negara China ke Indonesia berpengaruh terhadap Laju pertumbuhan impor Indonesia . Pada tabel 4, dapat dilihat ketepatan model yang digunakan. Uji F hitung semua variabel independen sebesar 1,888 dan signifikan pada α = 5%. Berarti memutuskan bahwa secara serentak pengaruh harga impor Indonesia, GDP Indonesia, Ekspor Negara China, Impor Negara China ke Indonesia terhadap Laju pertumbuhan impor Indonesia tidak siginifikan. Tabel 4 Tabel Anova pada persamaan 2 Model 1 Sum of Squares Df Mean Square Regression .363 4 .091 Residual .288 6 .048 .651 10 Total F Sig. 1.888 .232 a 2 Koefisien determinasi (R ) = 0,557 Durbin Watson Statistik = 2,285 a. Predictors: (Constant), lnmci1, lnpm1, lnxc1, lny1 b. Dependent Variable: lnm1 Koefisien determinasi (R2) sebesar 0, 557 artinya sumbangan variabel harga impor Indonesia, GDP Indonesia, Ekspor Negara China, Impor Negara China ke Indonesia berpengaruh berpengaruh terhadap Laju pertumbuhan impor Indonesia adalah sebesar 55,7 % sedangkan sisanya 44,3 % dipengaruhi oleh faktor lain. Pada persamaan awal dengan n = 12 terjadi autokorelasi. Untuk mengatasi autokorelasi, maka variabel-variabel diLagkan, tabel Durbin Watson untuk jumlah sampel n = 11 dan k = 4 dengan signifikansi 95% adalah 2,283 sehingga nilai Durbin Watson 2,285 > 2,283 artinya tidak terjadi autokorelasi. Untuk uji Heteroskedastisitas dapat dilihat dari grafik scartterplot, dimana menunjukkan titik-titik yang ada menyebar secara acak tanpa ada pola tertentu, artinya tidak terjadi heteroskedastisitas. Pengaruh harga impor yang negatif dan signifikan terhadap laju pertumbuhan impor Indonesia memberikan arti bahwa meningkatnya indeks harga perdagangan besar di Indonesia pada harga impor akan mengurangi permintaan impor Indonesia. Pengaruh GDP Indonesia yang negatif terhadap laju pertumbuhan impor Indonesia memberikan arti bahwa Pendapatan Negara Indonesia akan semakin berkurang seiring dengan meningkatnya permintaan terhadap impor Indonesia. Ekpor China yang meningkat menjelaskan tingginya permintaan impor Indonesia apalahi denga meningkatnya impor khusus China ke Indonesia akan meningkatkan pertumbuhan impor Indonesia. Penutup Hasil analisis dapat dinyatakan bahwa pengaruh ekpor dan impor China terhadap laju pertumbuhan ekspor-impor Indonesia sudah berdampak positif dan negatif menjelang ACFTA diberlakukan. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya permintaan impor China dan pendapatan China akan meningkatkan ekspor Indonesia khususnya ke China. Dan Untuk impor Indonesia juga sangat dipengaruhi oleh tingginya laju pertumbuhan ekpor China ke Asean dan khususnya ke Indonesia akan membuat tingginya laju pertumbuhan impor Indonesia semakin meningkat meskipun tidak terlalu signifikan, hal ini mungki masih belum sempurnanya suatu model dengan masih kurangnya variabel-variabel independen yang mempengaruhi variabel dependen. Faktor lain yang bisa mempengaruhi tingginya pertumbuhan impor Indonesia adanya konsumsi masyarakat yang tinggi terhadap barang-barang produk luar apalagi produk China. Dari hasil analisis tersebut dapat diprediksi pemberlakuan ACFTA akan semakin memacu ekspor Indonesia ke china sehingga akan menambah devisa Negara. Dan impor barang China juga akan meningkat sehingga akan membawa dampak buruk bagi pengusaha-pengusaha lokal. Namun, peningkatan impor China juga dapat memacu pengusaha-pengusaha dalam negeri untuk menciptakan produk-produk lebih berkreasi dan berkualitas. Daftar Pustaka http://www.analisisekonomi.blog.spot.com, Juni 2008, Teori Perdagangan Internasional. http://www.antarnews.com, April 2010, ACFTA Diharapkan Bangkitkan Nasionalisme Indonesia. http://www.binus.ac.id/pdc, Manfaat Perdagangan Internasional. http://www.cafeekonomi.blogspot.com, 2009, Makalah Ekspor Impor Indonesia http://www.korananakindonesia.wordpress.com, Judarwanto, Widodo, Antisipasi terhadap Dampak buruk Perdagangan Bebas ASEAN-China. http://www.murtiningsih.blog.uns.ac.id, Juli 2009, Teori Perdagangan Internasional. http://www.organisasi.org, Desember 2007, Rumus Menghitung PDB, PNB, PNN, Pendapatan Nasional, Individu dan Pendapatan dapat dibelanjakan. http://www.tabloiddiplomasi.com, Desember 2009, Pelaku Bisnis Asean Belum Banyak Memanfaatkan Fasilitas AFTA http://www.tradingeconomics.com/Economics/ Susan, NongSina dan M Hutabarat, Pos, 2007, Analisis Pengaruh Liberalisasi Perdagangan Internasional terhadap Laju Pertumbuhan Ekspor Impor Indonesia, Parallel Session IB, Policy. Widarjono, Agus, 2004, Analisis Impor Indonesia, Jurnal ekonomi Pembangunan.