pembinaan majelis gereja gt jemaat batam

advertisement
PEMBINAAN MAJELIS GEREJA
GT JEMAAT BATAM
Mengenal PGI
(Persekutuan Gereja -Gereja di Indonesia)
Disampaikan oleh :
Pdt. (Em) Dr. Ishak P. Lambe’
PGI
• Nama PGI (Persekutuan Gereja-Gereja di
Indonesia) dipakai sejak SR X PGI Thn 1984 di
Ambon. Sebelumnya, sejak berdirinya,
dipergunakan nama DGI (Dewan GerejaGereja di Indonesia).
• DGI/PGI didirikan pada tgl 25 Mei 1950 di
Jakarta.
Pra-Sejarah PGI
• Sesudah proklamasi 17 Agustus 1945 ada tiga gerakan
gereja-gereja di Indonesia untuk cita-cita keesaan gereja:
• Mei 1946 : Dewan Permoesyawaratan Geredja-geredja di
Indonesia” (Yogyakarta) untuk gereja-gereja di P. Jawa
• Maret 1947 : Madjelis Oesaha Bersama Geredja-geredja
di Indonesia bagian Timoer (Makassar; Pertemuan
Malino); didirikannya STT INTIM
• 1949 : Madjelis geredja-geredja bagi Soematera (Medan)
• Majelis-majelis daerah (disebut: Dewan Daerah)
…>persiapan untuk mendirikan Dewan Gereja-gereja di
Indonesia.
Motivasi
• Mengutip kesimpulan Dr. T. B. Simatupang (+), ada tiga
dasar motivasi :
• Memenuhi amanat Yesus Kristus (Yoh 17:21)
• Melaksanakan di Indonesia cita-cita keesaan gerejagereja di dunia ini (SR DGD I di Amsterdam, 22 Agustus –
4 September 1948; dideklarasikan pada 23 Agustus 1948;
Tema SR: Man’s Disorder and God’s Design)
• Mendukung dan mengambil bagian dalam usaha
membangun dan memperkuat kesatuan dan persatuan
bangsa Indonesia pasca kemerdekaan.
Landasan teologis-alkitabiah
dan Tujuan
• Pada SR I Thn 1950 (pembentukan DGI) ditetapkan
bahwa Dewan berdasarkan Alkitab (Firman Allah)
yang mengajarkan bahwa :
• 1. Jemaat adalah tubuh-Nya yaitu kepenuhan Dia,
yang memenuhi dan segala sesuatu.
• 2. Pengakuan Iman Rasuli (Gereja yang kudus dan
am)
• 3. Amanat Yesus Kristus (Yohanes 17:21)
• Tujuan : Pembentukan Gereja Kristen yang Esa di
Indonesia.
Excurs : DGD
• Tiga gerakan yang merupakan pendahuluan
pembentukan DGD (Eng.: World Council of
Churches):
• (1) Mission and Evangelism (Misi dan Pekabaran
Injil)
• (2) Faith and Order (Iman dan Tata Gereja)
• (3) Life and Work (Hidup dan Kerja Gereja)
• Keesaan gereja yang dipergumulkan dan
diperjuangkan DGD berkisar pada tiga pola
pendekatan tersebut.
Program untuk Mewujudkan Tujuan
(Keputusan Sidang Raya I DGI)
• Menyelidiki dan menganjurkan hal-hal yang
menuju pembentukan Gereja Kristen yang Esa
di Indonesia
• Menganjurkan kerja bersama antara Gerejagereja dalam segala lapangan dan
mengusahakan kerja bersama menurut
persetujuan Gereja-gereja
• Memperluas dan memperdalam hubungan
oikumene dalam dan luar negeri
PENDEKATAN UNTUK MEWUJUDKAN TUJUAN
• Mengacu pada tiga pendekatan DGD, DGI
merumuskan tiga pendekatan, yaitu:
• Iman dan Tata Gereja
• Misi dan Pekabaran Injil
• Hidup dan Kerja/Pelayanan Gereja
• Pembentukan DGI pada tanggal 25 Mei 1950
merupakan langkah gereja-gereja Memasuki
Sejarah Bersama.
SR VI DGI Thn 1967 di Ujung Pandang
• SR VI DGI membicarakan dua konsep yang
diajukan berdasarkan hasil studi dan
penyelidikan sebelumnya, yaitu :
• (1) Tata Sinode Oikumene Gereja di Indonesia
(SINOGI)
• (2) Pengakuan Iman Bersama
• Tetapi konsep ini ditolak. Gereja-gereja belum
siap untuk “melebur diri” ke dalam satu
sinode yang meliputi seluruh gereja anggota
DGI.
Pendekatan Struktural
• Bunyi rumusan tentang tujuan pembentukan DGI, yaitu
“Membentuk Gereja Kristen Yang Esa di Indonesia”,
merupakan pendekatan struktural dalam upaya
mewujudkan keesaan gereja-gereja di Indonesia.
• Dalam kurun waktu selanjutnya, sebagaimana nampak
dalam penolakan SR VI DGI terhadap konsep SINOGI
dan Pengakuan Iman Bersama, pendekatan struktural
itu ternyata diragukan kelayakannya (feasibilitas) oleh
gereja-gereja anggota.
SR VII DGI Tahun 1971
(Pematang Siantar)
• Perkembangan di SR VII adalah dilibatkannya
pimpinan gereja-gereja anggota dalam BPL
(Badan Pekerja Lengkap) DGI –yang bersidang
sekali setahun untuk (1) menerima dan
membahas Laporan BPH DGI, dan (2)
menetapkan program-program dan kebijakankebijakan DGI (=BPH DGI) untuk satu tahun
berikutnya.
• Hal ini merupakan modifikasi partial dari pikiran
dan konsep yang telah dituangkan di dalam
konsep SINOGI.
SR IX DGI Thn 1980
(Tomohon)
• Keputusan :
• “Supaya masa 4 tahun mendatang ini sungguhsungguh dimanfaatkan DGI dan Gereja-gereja
Anggota untuk secara bersama-sama menyusun
dan melaksanakan program-program yang konkrit
secara bertahap di tingkat setempat, sewilayah
dan
nasional,
guna
mempersiapkan
pembentukan Satu Gereja Kristen yang Esa di
dalam Sidang Raya X DGI.”
Keesaan rohani – keesaan
kelembagaan
• Keesaan rohani dalam arti gereja-gereja/warga
gereja sudah esa – percaya kepada Yesus Kristus,
Tuhan dan Juruselamat.
• Keesaan kelembagaan : keesaan rohani hendaknya
dinampakkan di dalam keesaan kelembagaan yaitu
terbentuknya Gereja Kristen yang Esa….agar dunia
percaya (cf. Yoh 17:21).
• Ketegangan yang dinamis lahir dari dua pemahaman
mengenai keesaan gereja itu…dan hal itu nampak di
dalam perjalanan DGI sejak didirikan.
Persiapan Proklamasi Terbentuknya
GKYE di Indonesia
• Pemikiran dan pemahaman DGD tentang keesaan
gereja :
• (1) satu Pengakuan Iman, (2) satu Tata Dasar, (3) dapat
beribadah bersama dan merayakan Perjamuan Kudus
bersama, (4) wadah-wadah keesaan di setiap tingkat
(aras pelayanan) : setempat dan wilayah untuk
bermusyawarah, (5) sikap dan tindakan saling
mengakui dan saling menerima, (6) kesaksian bersama
tentang Injil yang satu di wilayah yang satu, (7) sikap
hidup dan semangat untuk saling membantu dan saling
menopang.
Persiapan….(Lanjutan)
• Mengacu pada rumusan pemikiran DGD itu, ditetapkanlah
Lima Ciri Pokok Gereja Kristen Yang Esa di Indonesia, yaitu :
• 1. Satu Pengakuan Iman
• 2. Satu wadah bersama
• 3. Satu tugas panggilan bersama dalam satu wilayah bersama
• 4. Saling mengakui dan saling menerima
• 5. Saling menopang
• Hal-hal ini dipersiapkan untuk ditetapkan dalam SR X Thn
1984; dipersiapkan dalam bentuk konsep dokumen-dokumen
keesaan ….menuju terbentuknya GKYE di Indonesia.
SR X DGI/PGI Thn 1984 di Ambon:
GKYE terbentuk ?
• Membentuk ….> Mewujudkan
• Dewan ………..…> Persekutuan
• Inilah langkah maju yang dapat dicapai gereja-gereja dalam SR X
di Ambon.
• “Mewujudkan” mengandung substansi pemahaman yang lebih
utuh dan menyeluruh, yang meliputi bentuk maupun isi,
institusional maupun spiritual.
• “Persekutuan” mencerminkan pemahaman dan pengakuan
bahwa hubungan gereja-gereja anggota DGI/PGI telah semakin
mendalam dan menguat. Dan ke depan hal itu akan semakin
ditingkatkan.
• SR X Thn 1984 : Gereja-gereja Memasuki Masa Depan Bersama.
Dokumen-dokumen Keesaan Produk
SR X PGI
•
•
•
•
Disebut Lima Dokumen Keesaan Gereja :
Pokok-pokok Tugas Panggilan Bersama (PTPB)
Pemahaman Bersama Iman Kristen (PBIK)
Piagama Saling Mengakui dan Saling
Menerima (PSMSM)
• Tata Dasar Persekutuan Gereja-gereja di
Indonesia
• Menuju Kemandirian Teologi, Daya dan Dana
SR X : pendekatan dari sudut misi bersama
• Penempatan dokumen PTPB pada urutan
pertama mencerminkan pendekatan dari
sudut misi bersama untuk mewujudkan
keesaan gereja …>pendekatan misiologis
• (Selama 30 tahun sejak berdirinya PGI
melakukan pendekatan dari sudut struktural
organisatoris/kelembagaan untuk membentuk
GKYE).
PTPB
• Mengemukakan rumusan bersama gerejagereja mengenai pokok-pokok tugas panggilan
bersama gereja-gereja anggota PGI:
• Keesaan gereja : Membaharui, Membangun
dan Mempersatukan gereja
• Kesaksian dan Pemberitaan Injil : Bersaksi dan
Memberitakan Injil kepada segala makhluk
• Berpatisipasi
dan
Melayani
Dalam
Pembangunan Bangsa.
PBIK
• Pemahaman Bersama Iman Kristen (PBIK)
mengemukakan pokok-pokok pemahaman bersama
iman Kristen gereja-gereja anggota PGI yang meliputi :
• TUHAN ALLAH
• PENCIPTAAN DAN PEMELIHARAAN
• MANUSIA
• PENYELAMATAN
• KERAJAAN ALLAH DAN HIDUP BARU
• GEREJA
• ALKITAB
PSMSM
• “Kami menyatakan bahwa hal saling mengakui
dan saling menerima ini, dalam kenyataannya
sudah banyak terjadi di antara kami sejak kami
memasuki sejarah bersama. Karena itu sudahlah
seharusnya apabila kami menyatakan pula bahwa
pengalaman seia sekata, sehati sepikir, antara
kami itu, hendak kami ungkapkan di dalam
pernyataan resmi yang mendorong kami untuk
terus mendalami dan melaksanakan kehendak
Allah dalam Kristus seperti diberitakan oleh
Alkitab.”
PSMSM
• Pokok-pokok :
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Keanggotaan gereja dan perpindahan/penerimaan keanggotaan
Diakonia;
Pemberitaan Firman;
Pekabaran Injil
Bapatisan Kudus
Perjamuan Kudus
Penggembalaan
Disiplin Gereja
Pengajaran Pokok-pokok Iman Kristen
Pemberkatan Perkawinan
Pelayanan/Pejabat Gerejawi
Penguburan/Pengabuan.
PSMSM …(Lanjutan)
• Baptisan kudus …>gereja-gereja mengakui dan
menerima baptisan yang dilakukan masing-masing
gereja. Dasar teologis kesepakatan dirumuskan sbb. :
“Kepada mereka yang telah dibaptis dalam pengertian
dan cara yang demikian, dikaruniakan Roh Kudus oleh
Allah dalam Kristus yang akan terus memimpin dan
membarui (Kis 2:38, Roma 8:1, 1 Kor 12:7-11; 2 Kor
5:17, Kol 2:12). Oleh karena itu, di dalam menerima
perpindahan keanggotaan gereja dari warga gereja di
lingkungan PGI, kami tidak melakukan pembaptisan
ulang, melainkan hanya mengumumkannya di dalam
kebaktian jemaat.”
PSMSM…(Lanjutan)
• PSMSM : Saling menerima – saling mengakui :
keesaan dalam kepelbagaian….Unity in
Diversity…kepelbagaian
sejarah,
tradisi
denominasi, organisasi…kepelbagaian dan
perbedaan tidak dipertentangkan, melainkan
sebagai mosaic umat Allah di dunia ini…yang
mewujud dalam berbagai tradisi dan bentuk
organisasi gerejawi, dsbnya.
TATA DASAR PGI
• Dari AD/ART DGI….>Tata Dasar/Tata Rumah
Tangga PGI
• Tata Dasar/Tata Rumah Tangga menimbulkan
asosiasi pemahaman tentang Tata Gereja.
• Hal ini merupakan satu kesatuan dengan
penggunaan istilah PERSEKUTUAN menggantikan
DEWAN.
• Salah satu syarat untuk diterima menjadi anggota
PGI : mencantumkan di belakang nama gereja ybs
“Anggota PGI”
TATA DASAR….(Lanjutan)
• Persekutuan sewilayah (PGI Wilayah/SAG
Sulutteng), persekutuan setempat : gerakan
oikumenis harus merupakan gerakan umat Allah
(bukan
gerakan
pimpinan-pimpinan
gereja)…demikian penegasan dan keputusan SR
XII PGI Tahun 1994 di Jayapura.
• Karena itu peran PGI Wilayah (/SAG Sulutteng)
dan PGIS (sebenarnya) sangat strategis untuk
memajukan pergerakan oikumenis menuju
tercapainya tujuan Gereja Kristen Yang Esa di
Indonesia.
Tata Dasar ….(Lanjutan)
• Peran gereja-gereja anggota :
• “Gereja Anggota bertanggungjawab mengenai
keputusan-keputusan yang telah disepakati
bersama, dan berkewajiban untuk
melaksanakannya.”
• Dalam kehidupan dan pelayanannya mestinya
setiap Gereja Anggota PGI berpedoman pada
Dokumen-dokumen
Keesaan
tanpa
mengesampingkan dan atau menghapus jati
dirinya sendiri.
Download