BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Integrated Marketing Communication Berdasarkan tinjauan atas berbagai literatur terkini tentang IMC, Kliatchko kemudian mengajukan sebuah definisi IMC yang sebenarnya dikembangkan dari kerangka pemikiran Schultz dan Schultz. Walaupun demikian, ia tetap memiliki orisinalitas sendiri dengan presisi dan penjelasan yang lebih baik. IMC yang diajukan oleh Kliatchko, di definisikan sebagai berikut. IMC adalah konsep dan proses yang secara strategis mengelola komunikasi merek berdasarkan atas pendekatan khalayak, media dan hasil sepanjang waktu. Definisi IMC yang dikenalkan oleh Kliatchko ini secara umum dibangun berdasarkan empat elemen dasar. Pertama IMC merupakan suatu konsep dan juga sebuah proses. Kedua IMC membutuhkan pengetahuan dan skill pemikiran yang strategis atas manajemen bisnis. Ketiga IMC berfokus pada pada dan dibedakan oleh tiga elemen yang disebutnya sebagai pilar IMC yaitu audience-focused, channel-centered dan result-driven; dan yang terakhir, IMC melibatkan pandangan lebih lanjut mengenai komunikasi merek. IMC adalah konsep dan juga proses. Sebagai sebuah konsep, IMC merupakan ide yang membutuhkan alur pemikiran mengenai perencanaan komunikasi merek secara holistik berdasarkan pada pendekatan strategis. Jika kita bicara masalah strategis yang dimaksud oleh Kliatchko dan juga para pemikir IMC adalah consumer oriented dan perubahan tindakan. Di sisi lain, IMC juga 8 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 9 sebagai sebuah proses. Sebagai proses, IMC melibatkan serangkaian dinamika langkah yang progresif dan saling tekill tentang manajemen strategi, seperti planning, directing, dan controlling , baik pada proses itu sendiri maupun bagi keseluruhan program komunikasi merek yang dibangun sepanjang waktu, yang menyatu dan terintegrasi dengan visi perusahaan dan tujuan bisnis. Perencanaan dan pelaksanaan program IMC pada dasarnya membutuhkan pandangan yang komperhensif dari seluruh bisnis perusahaan dan konteks yang melingkupinya. Disamping itu, pengelolaan program komunikasi juga membutuhkan prasyarat manajerial, seperti pelaksanaan program IMC yang melibatkan top management, perubahan atas struktur organisasi yang menunjang implementasi IMC, penciptaan budaya pemasaran (cultur of marketing) sebagai filosofi perusahaan, pelatihan staf lintas fungsional serta pertimbangan finansial. 1 2.2 Perilaku erilaku Konsumen 2.2.1 Pengertian Perilaku Konsumen Menurut Schiffman dan Kanuk definisi perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan bertindak pasca konsumsi produk, jasa maupun ide yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhannya. Jadi, dapat dikatakan bahwa perilaku konsumen merupakan studi tentang bagaimana pembuat keputusan (decision unit), baik individu, kelompok, ataupun organisasi, membuat keputusan keputusan beli atau melakukan transaksi pembelian suatu produk dan mengkonsumsinya.2 1 Estaswara. Think IMC! Efektivitas Komunikasi untuk Menciptakan Loyalitas Merek dan Laba Perusahaan. Jakarta: Gramedia. 2008. Hal 86 2 Ristiayanti Prasetijo & John J.O.I Ihalaw. Prilaku Konsumen. ANDI. Yogyakarta. 2005. Hal 9 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 10 Ada beberapa hal penting yang dapat diungkapkan dari definisi diatas3: • Prilaku konsumen adalah suatu proses yang terdiri dari beberapa tahap yaitu: o Tahap perolehan (acquisition): mencari (searching) dan membeli (Purchising) o Tahap konsumsi (Consumption) : menggunakan (Using) dan mengevaluasi (Evaluating) o Tahap tindakan pasca beli (Disposition): apa yang dilakukan oleh konsumen setelah produk itu digunakan atau dikonsumsi. • Unit-unit pengambil keputusan beli (Desition units) menurut Kotler terdiri dari: o Konsumer Individu yang membentuk pasar konsumen ((Consumer Market) o Konsumen Organisasional yang membentuk pasar bisnis (Business ( Market) Secara sederhana, bahwa perilaku konsumen merupakan studi tentang bagaimana pembuat keputusan, baik individu, kelompok, ataupun organisasi,membuat keputusan-keputusan untuk melakukan transaksi pembelian suatu produk hingga akhirnya menggunakan suatu produk tersebut. 2.2.2 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam hidup ini manusia sering dihadapkan pada berbagai pilihan guna memenuhi kebutuhannya. Pilihan – pilihan ini terpaksa dilakukan karema kebutuhan yang tidak terbatas, sedangkan alat untuk memenuhi kebutuhan tersebut sangat terbatas. 3 Ristiayanti Prasetijo & John J.O.I Ihalaw, op.cit.,hal. 9-10 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 11 Banyak faktor dan alasan yang mendorong manusia untuk melakukan suatu pembelian atau penggunaan produk. Faktor-faktor tesebut di antaranya faktor internal dan eksternal. Peran faktor-faktor tersebut berbeda untuk produk yang berbeda. Dengan kata lain, ada faktor yang dominan pada pembelian suatu produk sementara faktor lain kurang berpengaruh. Beberapa faktor tersebut menyatu dalam pemikiran konsumen, diolahnya sedemikian rupa sampai akhirnya ia membuat keputusan pembelian serta respon yang ia berikan terhadap faktor-faktor pendorong tersebut berupa tindakan membeli atau menggunakan produk yang ditawarkan. 2.2.2.1 Faktor Internal Menurut pendapat para pakar ilmu perilaku konsumen, pada diri setiap individu konsumen terdapat faktor internal psikologis yang memiliki banyak unsur. Unsur-unsur ini secara langsung maupun tidak langsung, dalam jangka pendek maupun jangka panjang berpengaruh terhadap perilaku konsumen. Unsur psikologis pada faktor internal individu ini memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap setiap individu dalam proses konsumen membuat sebuah keputusan. 2.2.2.1.1 Motivasi Menurut Schiffman-Kanuk Motivasi digambarkan sebagai dorongan dari dalam diri individu seseorang dan memaksa dia untuk berbuat. Dorongan ini http://digilib.mercubuana.ac.id/ 12 dihasilkan oleh tekanan yang timbul akibat dari satu kebutuhan yang tidak terpenuhi. 4 Motif adalah kebutuhan yang dibangkitkan/distimuluskan, dimana stimulus (rangsangan) yang menstimulus kebutuhan dasar akan menciptakan motif (dorongan) yang disebabkan oleh munculnya/disadarinya kebutuhan. Pada tahap ini, perhatian individu terhadap stimulus akan meningkat (karena adanya kebutuhan). Motif ini akan menyebabkan upaya pencarian pemuas kebutuhan tersebut, yang kemudian akan menghasilkan perilaku respon dan akhirnya berakhir dengan rasa puas (jika kebutuhan tidak terpenuhi) atau rasa tidak puas/kecewa (jika kebutuhan tidak terpenuhi). 2.2.2.1.2 Persepsi Schifmann dan kanuk menyebut bahwa persepsi adalah cara orang memandang dunia ini. Dari definisi yang umum ini dapat dilihat bahwa persepsi seseorang akan berbeda dari yang lain. Salah satu faktor penentu dalam keberhasilan suatu upaya komunikasi dan pemasaran adalah masalah bagaimana suatu objek/produk dipresepsikan oleh konsumennya. Dalam hal pemasaran, pengaruh iklan dimedia massa, kemasan produk, papan reklame, dan sebagainya mempengaruhi presepsi seseorang terhadap suatu produk atau merek. Jadi reaksi individu terhadap suatu stimulus akan sesuai dengan pandangannya terhadap dunia ini atau versi subyektifnya terhadap realitas yang dibentuk dari faktor-faktor diatas. Pada waktu seseorang ingin sekali membeli 4 Mulyadi Nitisusanto. Perilaku Konsumen dalam Perspektif Kewirausahaan. Alfabeta. Bandung.2012. Hal 70 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 13 suatu produk baru, ia sebetulnya merespons persepsinya tentang produk itu dan bukan produk itu sendiri. Pemasar harus merespons presepsi konsumen terhadap realitas yang subyektif dan bukan pada realitas obyektif. Untuk mengetahui mengapa konsumen menerima atau menolak suatu produk atau merek, pemasar harus memerhatikan dengan sungguh-sungguh pandangan konsumen terhadap produk/merek tersebut, meski pandangan tersebut sangat tidak masuk akal sekalipun. Hal ini memerlukan pengetahuan tentang dinamika persepsi manusia dan juga pengertian tentang aturan aturan fisiologis dan psikologis yang menentukan seleksi, organisasi, dan interpretasi dari stimulus sensorik.5 2.2.2.1.3 .1.3 Pembelajaran Menurut Schiffman dan kanuk pembelajaran adalah sebuah proses untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman. Dengan hasil pengetahuan dan penglaman ini akan memberikan bekal untuk bertindak dimasa datang jika menghadapi situasi yang sama.6 Dalam konteks pemasaran, belajar yang berlangsung pada konsumen dapat diajarkan mulai dari memahami informasi dan memperoleh pengetahuan hingga mengkonsumsi suatu produk. Pertama belajar adalah suatu proses yang berkelanjutan. Konsumen tidak pernah berhenti berlajar. Ia akan menerima informasi setiap saat dan dimanapun, karena ia akan selalu memperoleh pengetahuan baru dari membaca, melihat, mendengarkan, dan berpikir, dan bahkan dari pengalamannya. Semua proses belajar ini akan mempengaruhi apa yang diputuskan, apa yang dibeli dan 5 6 Ristiayanti Prasetijo & John J.O.I Ihalaw, op.cit., hal.67-69 Mulyadi Nitisusanto, op.cit., hal 70 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 14 apa yang dikonsumsinya. Kedua, pengalaman memainkan peranan dalam proses belajar, belajar tidak selalu terjadi karena disengaja, dimana belajar adalah proses mencari informasi yang secara sunggung-sungguh dan sengaja dilakukan oleh konsumen.7 2.2.2.1.4 Kepribadian Dalam mempelajari tentang kepribadian terdapat tiga rumasan yang penting menurut Schifmann dan kanuk 8 - Kepribadian mencerminkan perbedaan dari orang lain Kepribadian yang berbeda bisa diamati dengan perilaku yang berbeda antara satu orang dengan orang lain. karena itu suatu sifat manusia bisa dianggap sebagai suatu kepribadian jika sifat tersebut telah menyebabkan ia berprilaku yang berbeda dengan perilaku orang lain. Jika perilaku seseorang telah bisa menggambarkan perbedaan dengan orang lain, maka ia telah memiliki kepribadian yang berbeda dengan orang tersebut. - Kepribadian adalah sikap konsisten yang berkelanjutan Kepribadian cenderung bersifat permanen dan sulit berubah. Suatu sifat manusia disebut sebagai suatu kepribadian jika sifat telah menyebabkan perilaku orang tersebut konsisten sepanjang waktu. Karena itu, pemasar tidak bisa mengubah kepribadian konsumen agar sesuai dengan produk yang mereka hasilkan. Namun, pemasar dapet 7 Ujang Sumarwan. Perilaku konsumen teori dan penerapannya dalam pemasaran. Ghalia Indonesia. Bogor 2011. Hal 118 8 Mulyadi Nitisusanto, op.cit., hal 71 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 15 mengidentifikasi karakteristik apa pada diri konsumen yang mempengaruhinya dalam membeli suatu produk. - Kepribadian itu bisa berubah Kepribadian bersifat permanen dan konsisten, namun bukan berarti bisa berubah. Situasi bisa menyebabkan seseorang megubah kepribadiannya. 2.2.2.1.5 Sikap Menurut Schifmann dan kanuk Khusus dan konteks perilaku konsumen, sikap adalah suatu keadaan pada diri seseorang untuk bersikap suka atau tidak suka ketika dihadapkan kepada satu situasi. 9 Daniel Katz, seperti yang dikutip Mowen dan Minor , Schifmann dan kanuk mengemukakan empat fungsi sikap. Keempat fungsi sikap tersebut bisa digunakan oleh pemasar sebagai metode untuk mengubah sikap konsumen terhadap produl, jasa atau merek. Berikut empat fungsi dari sikap yaitu:10 1. Sikap kap Utilitarian Fungsi ini mengacu pada pendapat bahwa individu mengek-presikan perasaannya untuk memaksimalkan penghargaan dan meminimalkan hukuman dari orang lain. konsumen dapat mengembangkan sikap positifnya apabila obyek tersebut dipandang memberikan manfaat atau mendatangkan keuntungan bagi dirinya 2. Fungsi Ekspresi Nilai 9 Mulyadi Nitisusanto, op.cit., hal 71 Tatik Suryanih. Perilaku konsumen: Implikasi pada Strategi Pemasaran. Graha Ilmu. Yogyakarta. 2008. Hal 172-174 10 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 16 Ekspresi sikap digunakan oleh individu untuk menunjukan konsep dirinya. Hampir sebagian besar konsumen dalam perilaku pembelian, terutama ketika memilih suatu produk atau merek tidak terlepas dari keinginannya untuk menunjukan nilai-nilai yang dianutnya dan di junjung tinggi kepada konsumen lain atau masyarakat. 3. Fungsi mempertahankan Ego Sikap digunakan sebagai sarana untuk melindungi diri dari kebenaran mendasar tentang dirinya atau sesuatu yang akan mengancam. Atas dasar hal ini pemasar dalam iklannya berusaha mempengaruhi konsumen dengan memberikan pesan pada promosinya bahwa produknya yang dapat melindungi ego konsumen dari penghinaan orang lain. 4. Fungsi Pengetahuan Sikap konsumen merupakan fungsi dari pengetahuan dan pengalaman konsumen mengenai obyek sikapnya. Sikap juga digunakan individu sebagai dasar untuk memahami. Oleh karena itu pengetahuan merupakan komponen penting dari sikap, maka pemasar perlu memberikan informasi, wawasan mengenai produk atau obyek sikap lainnya pada konsumen. 2.2.2.2 Faktor Eksternal Faktor eksternal dalam mempengaruhi pola kegiatan konsumsi, merupakan faktor-faktor yang berasal dari luar individu, yang mempengaruhi seseorang dalam melakukan suatu tindakan atau aktivitas yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, menggunakan dan menghabiskan barang-barang dan jasa. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 17 Sedangkan menurut Schiffman-kanuk perilaku konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya:1112 2.2.2.2.1 Budaya Schiffman-kanuk menjelaskan budaya yaitu karakter dari seluruh masyarakat yang di dalamnya meliputi faktor-faktor bahasa, pengetahuan, hukum, agama, kebiasaan-kebiasaan makan, musik, seni, teknologi, pola kerja dan lainlainnya yang memberikan arti bagi kelompok tertentu. 2.2.2.2.2 Demografi Penjabaran menurut Schiffman-kanuk Merujuk pada tingkat vitalitas dan ukuran kependudukan, demografi membenatu melokalisasi target pasar diman karakteristik psikologi dan socio cultural membantu menggambarkan tentang bagaimana mereka berfikir dan bagaimana mereka berperasaan. 2.2.2.2.3 Status Sosial Schiffman-kanuk juga menjelaskan maksud dari status sosial adalah serangkaian tingkatan posisi sosial, dimana tiap anggota dari tingkat-tingkat antro menempati posisinya, atau jemulah kelompok yang membagi-bagi kelompok dalam strata tingkatan. 2.2.2.2.4 Referensi Kelompok Referensi Kelompok menurut Schiffman-kanuk Yaitu Seseorang atau kelompok yang dijadikan acuan oleh seorang dalam membentuk pandangan tentang nilai khusus sikap atau sebagai pedoman berprilaku yang memiliki ciriciri khusus. 11 Mulyadi Nitisusanto, op.cit., hal 86-87 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 18 2.2.2.2.5 Keluarga Schiffman-kanuk mendefinisikan sebagai dua atau lebih orang yang mempunyai hubungan darah, pernikahan atau adopsi yang tinggal bersama. http://digilib.mercubuana.ac.id/