BULETIN KN LWF Komite Nasional Lutheran World Federation Jalan Soetomo No. 9, Gedung Hutarih Jaya Lantai III, Pematangsiantar - Sumatera Utara Email: [email protected]; No. Rek: KOMITE NASIONAL LWF Bank Mandiri Cab. Jl. Sudirman – Siantar, 107 000 1159278 EDISI KEDUA PRAKATA Nama Pengurus KN LWF Ketua: Pdt DR Langsung Sitorus (Bishop HKI) Wakil Ketua: Pdt Jaharianson PhD (Ephorus GKPS) Bendahara: Pdt Patut Sipahutar MTh (Bishop GKPI) Sekretaris Eksekutif: Pdt Basa Hutabarat MMin Gereja Anggota KN LWF AMIN BNKP GKLI GKPA GKPI GKPPD GKPM GKPS GPP GPKB HKBP HKI Pertemuan Pimpinan Gereja anggota KN LWF di Suka Makmur, semakin menyemangati untuk menggali dan terus menerus memunculkan kembali IDENTITAS LUTHERAN. Benarlah bahwa hal ini sangat diperlukan saat ini mengingat banyaknya generasi muda kini yang tidak mau tahu tentang gereja atau denominasi gerejanya. Sehingga semua ajaran dianggap sama yang penting menyembah Tuhan walau cara dan pengajaran berbeda. Identitas Lutheran wajib diketahui oleh para pelayan gereja yang berdenominasi Lutheran agar merekapun dapat menyampaikan pengajaran ini kepada warga jemaat atau paling tidak di dalam keluarga dan lingkungannya masing-masing. KN LWF dalam rencananya lima tahun ke depan akan terus menerus menggali dan memunculkan Identitas Lutheran ini melalui penulisan-penulisan dalam bulletin maupun buku-buku terbitannya, pengajaran dalam bentuk seminar, pelatihan, perayaan atau simbol-simbol dll. Tidak hanya latar belakang atau sejarah masa lampau, namun bagaimana Identitas Lutheran ini direlevansikan untuk masa kini dalam kondisi budaya Indonesia khususnya masyarakat Batak (Batak Toba, Simalungun, Nias, Pak-pak, Mentawai, Angkola). Ini adalah pekerjaan yang berat, namun sudah menjadi kesepakatan pimpinan gereja anggota KNLWF. Dalam bulletin edisi kedua ini,kita dihantar sekilas tentang Identitas Lutheran dimana sepuluh pokok akan ditampilkan. Tentulah hal ini sangat sederhana, karena hanya merupakan pengenalan ulang. Namun walaupun demikian,kita yang sudah mengetahui akan disegarkan ulang dan yang belum mengetahui setidaknya dapat mengetahui sekilas tentang Identitas Lutheran. KN LWF pada tanggal 6-10 Nopember lalu baru saja menyelesaikan konsultasi HIV/AIDS dimana pesertanya adalah para pemuda dan pimpinan pemuda gereja serta pimpinan gereja. Keterlibatan gereja dalam menghadirkan seminar ini adalah tanda bahwa saatnya gereja meihat sekelilingnya dimana ODHA (Orang Dengan Hiv/Aids) sudah ada disekitar gereja. Gereja adalah tangan Tuhan untuk mengalirkan “kasih sesungguhnya” dari Tuhan Yesus tanpa diskriminasi dan stigma seperti Tuhan Yesus yang tidak menjauhkan kita karena dosa yang mengikat. Kehadiran Bulletin ini tepat pada saat kita sedang dalam minggu-minggu Advent dan akan memasuki Natal. Redaksi juga menghadirkan percakapan dengan keluarga di luar negeri Indonesia saat menjelang Natal. Akhirnya, kami mengucapkan SELAMAT ADVENT, SELAMAT NATAL 2011 dan SELAMAT TAHUN BARU 2012. TUHAN MEMBERKATI pelayanan dan perjalan hidup kita masingmasing. Redaktur MENGENAL SEKILAS IDENTITAS LUTHERAN “Ku tak tahu kau dari gereja mana, asalkan beralaskan Kristus”. Generasi muda membenarkan lagu ini sehingga tidak pernah lagi mengetahui denominasi gerejanya yang diwarisi begitu kaya oleh para tokoh gerejawi pada abad lampau. Marthin Luther adalah salah satu Bapak Reformasi yang menunjukkan ajaran atau doktrin yang khas. Doktrin bukanlah Jalan Keselamatan, sebab Keselamatan hanya diperoleh dari Tuhan Yesus Kristus. Namun doktrin adalah ajaran yang menjadi identitas dari gereja tertentu. Sejak Reformasi digulirkan tahun 1517, berbagai penafsiran atas pokok-pokok ajaran Luther telah berkembang. Bahkan berbagai gereja yang menamakan dirinya gereja Lutheran telah mengembangkan tradisi mereka sendiri yang menyebabkan tidak adanya keseragaman kelutheranan di seluruh dunia sekarang ini. Namun dalam perjalanan gereja, tetap ada hal yang harus dipertahankan oleh masing-masing gereja Lutheran. Identitas Lutheran perlu digali dan dimunculkan kembali, seperti penggunaan Katekhismus Kecil Martin Luther, Konfessi adalah suatu perangkat yang memperlihatkan Identitas Lutheran. Identitas Lutheran: 1. Pengakuan bahwa Allah yang menjadi manusia adalah keselamatan satu-satunya; Extra ecclesiam nulla salus dalam bahasa Latin yang berarti keselamatan tidak ada di luar gereja. Berangkat dari perbedaan pemikiran Gereja Katolik Roma yang mengatakan bahwa keselamatan boleh didapatkan melalui gereja atau pejabat-pejabat gereja. Sehingga dapat saja seseorang membeli surat penghapusan dosa untuk mendapatkan keselamatan (surat indulgensia), melalui ritus-ritus seperti Perjamuan Kudus atau keselamatan didapatkan melalui perbuatan-perbuatan baik manusia. Untuk membantah ajaran ini, maka Marthin Luther menuliskan 95 dalil yang ditempelkannya di depan pintu gereja Wittenberg agar banyak orang dapat membacanya. Luther selalu menekankan bahwa keselamatan adalah berkat Allah semata-mata melalui Tuhan Yesus yang mati di kayu salib itu. Luther berulang-ulang menekankan perlunya iman per- 1 caya bahwa hanya Allah yang menyelamatkan dan bahwa hanya Dia yang mampu memberikan iman percaya seperti itu kepada kita. Kita diselamatkan hanya oleh Allah yang menjadi manusia. 2. Karya pembenaran Allah atas manusia hanya ada di dalam Yesus; Sering jemaat menyebutkan dengan Justification by faith atau Sola Fide. Hal ini berkaitan dengan penjelasan no.1. Iman yang kita miliki kepada Yesus adalah kartu untuk mendapat keselamatanNya. Pergumulan Luther di dalam biara adalah awal dari pikiran ini. Di sana, di dalam biara, Luther menyiksa diri dengan melakukan semua peraturan biara, mulai dari berdoa secara teratur, berpuasa, menyiksa diri (ber-askese), dll. Tetapi jiwanya tidak tenang. Dia ragu sekali dengan semua apa yang dia lakukan itu, walaupun teman-temannya beranggapan bahwa dia adalah biarawan yang paling rajin dan tekun. Tetapi Roh Tuhan telah membuka mata rohani Luther untuk melihat apa yang dituliskan oleh rasul Paulus dalam Roma 1:16-17, 16. Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani. 17. Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: "Orang benar akan hidup oleh iman." Kita diselamatkan melalui pembenaran oleh iman dalam Yesus. 3. Pembedaan Injil dengan Taurat dalam memahami anugerah keselamatan; Paham ini lebih banyak dikenal dengan iman dan perbuatan, tentang mengasihi dalam kata dan tindakan (in word and deed). Taurat diberikan Allah kepada umat Israel di Gunung Sinai aga mereka mengetahui apa yang harus mereka perbuat, namun bukan karena perbuatan mereka saja dapat diselemakan. Hanya kasih anugereah Tuhan Yesuslah mereka dapat diselematkan. Itu pemberitaan suka cita atau Injil. Kita diberi anugerah keselamatan melalui Injil, bukan Taurat. 4. Kristus memanggil gereja-Nya melalui pemberitaan Firman dan sakramen; Bagi Luther, pemberitaan Firman adalah hal yang sentral. Menurut dia, pusat pemberitaan haruslah selalu Kristus yang dikorbankan. Itulah sebabnya altar gereja Lutheran seharusnya berada di tengah, sedang mimbar pemberitaan Firman atau podium tempat pengkhotbah berdiri ada di samping altar, karena mimbar pemberitaan dan isi khotbah harus menghunjuk kepada altar sebagai pusat ibadah, pusat kehidupan orang Kristen, intisari Firman, yakni Kristus yang mati dikorbankan demi keselamatan manusia. Kita dipanggil melalui Injil dan Sakramen. 5. Imamat Am Orang Percaya; Secara sederhana, identitas ini mau mengatakan bahwa kita semua yang percaya pada Tuhan Yesus adalah imam, berdasarkan 1Petrus 2:9. Setiap orang percaya membuat pekerjaannya (vocatio) menjadi mimbar pemberitaan. Pernyataan ini dilihat oleh banyak orang sebagai pendorong kebebasan orang Kristen yang diperjuangkan Luther dengan gigih, pendorong kesamarataan (egalite) dan bahkan pendorong demokrasi di Eropa dan dengan demikian di seluruh dunia. Tetapi imam atau pendeta dan penatua, pelayan tahbisan tetap dibutuhkan, agar ada orang yang terlatih dan dikhususkan untuk mengelola pekerjaan di rumah Tuhan. Kita semua adalah imam karena itu kita semua berhak memberitakan Injil 6. Dunia adalah ciptaan Allah yang baik di mana manusia akan memuliakan Allah; Dunia yang kita diami sekarang harus dipertahankan agar menghasilkan berkat bagi umat yang tinggal di dalamnya. Pemanasan global dan climate change adalah suatu buti bahwa manusia hanya memanfaatkan dunia untuk kesenangan dirinya sendiri, Dunia tidak lagi dilihat sebagai ciptaan Allah dimana manusia diajak untuk memuliakanNya. Teologia lingkungan hidup atau teologia keadilan iklim (Climate Justice) perlu dikampanyekan agar melaluinya manusia dapat memuliakan Tuhan. Kita memuliakan Allah di dalam dan melalui ciptaan Allah. 7. Pertanggungjawaban duniawi orang Kristen adalah kesetiaan kepada Allah; Bekerja secara bertanggungjawab, merupakan ciri khas etika Lutheran. Allah memanggil setiap orang untuk bekerja dalam bidangnya masing0masing. Bertanggungjawab atas setiap pekerjaan adalah salah satu penampakan kesetiaan kepada Allah. Kita menyatakan kesetiaan kita kepada Allah melalui tanggungjawab dalam pekerjaan kita. 8. Alkitab adalah norma pemberitaan dan ajaran gereja; Setiap anggota jemaat dapat membaca Alkitab dan melihat ajaran-ajaran mengenai Tuhan di dalamnya. Ajaran-ajaran gereja tidak hanya milik pelayan gereja, namun Alkitab telah menjadi tolok ukur dalam norma pemberitaan dan ajaran gereja. Kita mengetahui ajaran gereja melalui Alkitab. 9. Pengakuan iman gereja adalah alat untuk pemberitaan Firman dan persekutuan; Pengakuan iman (credo) adalah rumusan-rumusan dogmatis atas iman kita tentang berbagai hal yang perlu disebutkan di dalam iman kita, mis. siapa Allah, apa itu Alkitab, baptisan Perjamuan Kudus, dll. Saat kita mengaku Iman percaya, disitu ada pemberitaanFirman dan memberitakan persekutuan umat Tuhan juga. Kita mengaku iman sebagai pemberitaan Firman dan sebagai tanda persekutuan 10. Pergumulan teologis yang terus menerus atas peristiwa pemberitaan kini dan nanti. Bahwa teologia itu terus berproses dan kontekstual. Tidak berhenti sampai disini saja, namun berlanjut ke masa yag kita tidak ketahui kapan akan berhenti. Kita bergumul terus menerus dalam pemberitaan kini dan nanti. (Pdt Mangisi Simorangkir, dosen di STT BNKP Sunderman Nias) 2 Umum Lebih dari 100.000 orang mendatangi Stadion Teladan Medan pada tanggal 9 Oktober 2011 untuk merayakan Jubileum 150 tahun HKBP. Sebagai anak sulung, HKBP berjalan dengan membawa pembaharuan dan perubahan terhadap gereja yang berada di Sumatera khususnya. Kemitraan dengan luar negeri baik UEM, LWF maupun ELCA, LCA, antar umat beragama non Kristen, pejabat pemerintahan dapat terlihat dalam jubileum tersebut dengan kehadiran dan partisipasi masingmasing. Acara puncak Jubileum, akan berakhir di Jakarta pada Minggu 4 Desember 2011 di Gelora Bung karno Jakarta. HKBP akan membawa warga jemaatnya bertumbuh dalam iman yang mapan ditengah-tengah perobahan zaman. Gereja tidak hanya sebagai persekutuan umat percaya, namun sebagai institusi yang membawa umatNya menghadirkan Damai di bumi. 12 POHON PIMPINAN GEREJA Gereja Kristen Protestan Pak-Pak Dairi yang sering disebut dengan GKPPD terletak di daerah Pak-pak Bharat yang sngat subur dan indah pemandangannya. Tanggal 27 Agustus lalu merayakan 100 tahun kekristenan di Salak. Dampak Pekabaran Injil di Salak menyemangati kehidupan rakyat di Pak-pak Bharat ini. Walau lambat namun jumlah kekrisenan bertambah dari tahun ke tahun. Dalam sambutannya, Sekda Pak-pak Bharat ini menghimbau masyarakat khususnya jemaat GKPPD untuk terus berjuang menjaga meningkatkan kemajuan Pak-pak Bharat. Para pimpinan gereja anggota Lutheran terlibat dalam perayaan 100 tahun kekristenan di Pak-pak. Kehadiran pimpinan yang sekaligus dalam rangka rapat Pimpinan Gereja, disempatkan untuk menanam pohon lambang kesuburan dan kemajuan Pekabaran Injil di Pak-pak khususnya dan di GKPPD umumnya. “Kita akan lihat, pohon dari gereja mana yang akan tumbuh subur dan bertambah besar”, sela seorang penatua GKPPD ketika para Pimpinan Gereja mencangkul tanah untuk menanam pohon yang tersedia. Selain tempat berteduh, Tuhan Yesus mengumpamakan pohon sebagai media Firman Tuhan. Yesus diumpamakan sebagai pohon (pokok) anggur dan manusia adalah carangnya (baca cabang). NATAL di negeri Orang Tentunya banyak sekali orang yang berangan-angan untuk merayakan Natal dan akhir tahun di luar negeri. Termasuk juga di Negara Singapura. Sejak bulan Nopember negeri Singa ini telah berbenah Nataldan sangat meriah. Lampu kerlap kerlip di sepanjang koridor jalan-jalan utama terpasang dengan begitu indahnya. Demikian pula dengan pohon-pohon natal raksasa yang menjulang tinggi di setiap pusat perbelanjaan, dekorasi-dekorasi lainnya yang disesuaikan dengan tema tahun itu. Tampaknya setiap sisi dan sudut kota tidak ingin ketinggalan memberikan warna yang menarik dan indah untuk menarik minat para wisatawan berkunjung ke tempatnya. Demikian pula atraksi-atraksi yang menarik seperti Caroling, Band Natal, tarian, pantomime dipersembahkan di sepanjang jalan Orchard Road. Tempat lain yang tidak kalah menarik adalah tempat bersalju buatan dimana anak-anak beserta orang tuanya dapat bermain. Suatu pengalaman yang sangat indah dan berharga untuk dilupakan. Namun bagaimana pun juga, perasaan berhari Natal di Negara lain tentunya tidak sehangat dan senyaman saat kita berkumpul dengan orang-orang terdekat kita. Di sini hidup kita bertetangga satu sama lain tidak saling mengenal. Jangankan berjabat tangan untuk mengucapkan salam Natal, bahkan bertegur sapa pun tidak kita lakukan karena semuanya sangat sibuk dengan kegiatan masing-masing. Kota yang begitu indah dengan segala pernak perniknya namun tidak begitu dengan orangorang di dalamnya. Kalau jalanan penuh dengan kemilau lampu dan hiasan Natal, tidak demikian dengan gereja. Inilah yang sangat saya rindukan. Di Indonesia dekorasi gereja membangkitkan sukacita natal, namun di Singapura ini pohon Natal jarang terpasang di dalam gereja. Agaknya semua berlomba untuk mencari keluar dan komersialisasi. Untunglah gereja HKBP yang adaah anggota Lutheran dimana orang batak berkumpul disana berusaha menampilkan natal yang memberikan kesan keagungan bagi jemaatnya. Setiap Natal gereja ini dipenuhi banyak para pelancong dari Indonesia dan memberikan waktuya untuk memuji dan memuliakan Tuhan, demikian cerita Christiani br Hutagalung yang kerap disebut mama Gabi ini. 3 HIV/AIDS Seputar Konsultasi Begitu cepat akrab kepada semua peserta Konsultasi HIV/AIDS yang digelar di Suka Makmur, tanggal 6–10 Nopember 2011 lalu. Ibu dari 3 orang anak yang datang dari Geneva ini melakukan apa saja yang dimintakan padanya. Mulai menyusun bahan-bahan ke dalam map plastik, photo-photo sampai pada memberikan bingkisan coklat kepada ODHA. Tidak hanya ngomong doang, tetapi ia langsung membuktikan. Jabatan tangan yang dilanjutkan dengan pelukan serta ciuman, langsung dilakukan setelah salah seorang ODHA menceritakan kisahnya sebagai pengidap HIV/AIDS. I have to proof, no discrimination and stigma to them, ucapnya dengan senyuman lembut yang kemuBersama peserta Konsultasi dian diikuti oleh peserta untuk berjabatan tangan. Claudya, ia adalah staff di bagian HIV/AIDS LWF Geneva, sangat senang melihat para peserta Konsultasi sebab semuanya dapat cepat diajak bicara. Namun ia cukup sedih mendengar bahwa kenaikan angka Claudia Denarie pengidap HIV/AIDS ini cukup tinggi di daerah Sumatera Utara. Ia tidak berkomentar ketika seorang peserta mengatakan bahwa virus HIV/AIDS itu harus dijauhkan. Baginya, bagaimana merangkul para pengidap dan menerima mereka sebagai sesama anak Tuhan yang juga perlu mendapat keselamatan. KETIKA PIMPINAN GEREJA BERTEMU......... Konsultasi HIV/AIDS yang digelar LWF dan KN LWF berhasil menghadirkan 10 pimpinan gereja anggota Lutheran, Deputy Secretary UEM Medan, ELCA, dosen Gurukul Theological School India, dosen STT Cipanas dan staff LWF Geneva. Berbagai pendapat dari para pimpinan gereja tentang HIV/AIDS dan kaitannya dengan perobahan perilaku. Dengan demikian beberapa rekomendasi ditetapkan untuk dapat dilakukan oleh jemaat maupun gereja. Sudah tidak dapat dipungkiri lagi bahwa dihampir seluruh layanan gereja-gereja, issu AIDS sudah terangkat. Memanglah belum ada satu gerejapun yang mengeluarkan anggota jemaat yang mengidapHIV/AIDS. Namun belum ada juga diinformasikan secara terang-terangan warga jemaat yang mengidap virus mengerikan ini. Sebagai gereja, kita tidak hanya mengurusi AIDS,kata seorang pimpinan gereja. Masih banyak isu lain yang perlu diangkat. Gereja tidak menolak agar ikut serta dalam pelayanan HIV/AIDS ini, tetapi gereja juga punya metode sendiri dalam pelayanannya. Misalnya, pastoral akan dilakukan bagi pengidap HIV/AIDS. Untuk tingkat pencegahan, gereja akan melakukan percakapan bagi generasi muda dalam kelompok Pemahaman Alkitab maupun katekisasi-Sidi. Tapi janganlah diajak gereja untuk mengkampanyekan kondom, demikian komentar PdtTogar Simatupang, Sekjend GKPA. Tongkat Estafet bagi Pemuda BNKP Seminar Kepemimpinan Pemuda digelar oleh BNKP di Nias Palace Hotel – Gunung Sitoli, sebagai tindak lanjut Rapat Bidang Pemuda dan Kepala Departemen Pelayanan BNKP. Pdt Temafati sebagai ketua Bidang Pemuda BNKP antusias melaksanakan seminar ini. Kerinduan agar pemuda dapat menjadi pemimpin yang handal dan beriman dimasa depan, adalah kerinduan semua gereja. Karena itulah perlu sejak dini dibenahi dan dibekali. Salah satu sessi pada seminar sehari ini adalah Kepemimpinan Visioner bagi pertumbuhan gereja yang disampaikan oleh Dr Etinius Harefa ddan Dr Idaman Zega yang menyampaikan sessi kesehatan HIV/ AIDS. Peserta yang hadir adalah dari komisi pemuda seluruh resort yang ada di BNKP. Dengan seminar ini diharapkan pemuda mengetahui tanggungjawabnya sebagai pribadi dan anggota jemaat serta masyakarat di hadapan Tuhan semesta alam. (kiriman dari Temafati) Badan Pelaksana KN LWF, mengucapkan: Selamat Natal 25 Desember 2011 dan Tahun Baru 2012 4