5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Metode

advertisement
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Metode Pembelajaran
a. Pengertian Metode Pembelajaran
Pengertian metode pembelajaran menurut pendapat ahli adalah
sebagi berikut. Sudjana (2010: 76) mengartikan metode pembelajaran adalah
cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa
pada saat berlangsungnya pengajaran. Oleh karena itu peranan metode
pembelajaran sebagai alat untuk menciptakan proses mengajar dan belajar.
Dengan metode ini diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa
sehubungan dengan kegiatan mengajar guru.
Adapun jenis-jenis metode pembelajaran, antara lain: metode
ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode tugas belajar dan
resitasi, metode kerja kelompok, metode demonstrasi dan eksperimen,
metode sosiodrama (role-playing), metode problem solving, metode sistem
regu (team teaching), metode latihan (drill), metode karyawisata (field-trip),
metode resource person (manusia sumber), metode survei masyarakat, dan
metode simulasi (Sudjana, 2010: 91). Selanjutnya Sudjana (2010: 76)
menjelaskan tentang proses belajar mengajar yang baik, hendaknya
mempergunakan berbagai jenis metode pembelajaran secara bergantian atau
saling bahu-membahu satu sama lain. Masing-masing metode ada kelemahan
serta keuntungannya. Tugas guru ialah memilih berbagai metode yang tepat
5
Pengaruh Metode Demonstrasi…, Candra Gunawan, FKIP, UMP, 2017
6
untuk menciptakan proses belajar-mengajar. Ketepatan penggunaan metode
pembelajaran tersebut sangat bergantung pada tujuan, isi proses belajarmengajar, dan kegiatan belajar-mengajar. Ditinjau dari segi penerapannya,
metode-metode mengajar ada yang tepat digunakan untuk siswa dalam
jumlah besar dan ada yang tepat untuk siswa dalam jumlah kecil. Ada juga
yang tepat digunakan di dalam kelas atau di luar kelas.
b. Metode Demonstrasi
Pengertian metode demonstrasi menurut pendapat para ahli adalah
sebagai berikut. Syaiful (2008: 210) mengemukakan metode demonstrasi
adalah pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau benda
sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui
dan dipahami oleh peserta didik secara nyata atau tiruannya. Menurut
Muhibbin Syah (2013: 22) metode demonstrasi adalah metode mengajar
dengan memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu
kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media
pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang
disajikan.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa metode
demonstrasi adalah metode mengajar dengan menampilkan suatu cara
menggunakan media pembelajaran yang relevan dengan materi yang
disajikan.
Suprijono (2015: 149) menyebutkan langkah-langlah dalam
menerapkan metode demonstrasi, yaitu:
Pengaruh Metode Demonstrasi…, Candra Gunawan, FKIP, UMP, 2017
7
1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2) Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan disampaikan.
3) Menyiapkan bahan atau alat yang diperlukan.
4) Menunjuk salah seorang siswa untuk mendemonstrasikan sesuai skenario
yang telah disiapkan.
5) Seluruh siswa memperhatikan demonstrasi dan menganalisisnya.
6) Tiap siswa mengemukakan hasil analisisnya dan juga pengalaman siswa
didemonstrasikan.
7) Guru membuat kesimpulan.
2. Minat Belajar
a. Pengertian Minat Belajar
Pengertian minat belajar berdasarkan pendapat para ahli dijelaskan
sebagai berikut. Muhibbin Syah (2013: 133) berpendapat “minat” (interest)
berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan besar
terhadap sesuatu”. Hal senada diungkapkan Slameto (2013: 57), minat
merupakan kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang
beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang akan diperhatikan
secara terus-menerus dan disertai dengan perasaan senang. Dimana perasaan
senang yang ada, bermuara pada kepuasan.
Syaiful Bahri Djamarah (2002: 132) menyatakan minat adalah suatu
rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada
yang menyuruh. Hurlock (2005: 114) menyatakan bahwa minat merupakan
sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka
inginkan bila mereka bebas memilih. Bila mereka melihat bahwa sesuatu
akan menguntungkan, mereka merasa berminat. Hal ini kemudian
Pengaruh Metode Demonstrasi…, Candra Gunawan, FKIP, UMP, 2017
8
mendatangkan kepuasan. Bila kepuasan berkurang, minat pun berkurang.
Menurut Crow & Crow dalam (Abror, 1993: 112), minat atau interest dapat
berhubungan dengan daya gerak yang mendorong kita cenderung merasa
tertarik baik pada orang, benda, kegiatan, atau pun bisa berupa pengalaman
afektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. Ini artinya minat dapat
menjadi penyebab kegiatan dan penyebab partisipasi dalam kegiatan itu.
Syaiful Bahri Djamarah (2002: 132), menyatakan bahwa seseorang yang
memiliki minat terhadap suatu aktivitas, akan memperhatikan aktivitas itu
secara konsisten disertai rasa senang. Minat pada dasarnya adalah
penerimaan akan suatu hubungan antar diri sendiri dengan sesuatu di luar
dirinya. Semakin kuat dan dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.
Minat timbul pada diri seseorang bukan bawaan sejak lahir melainkan hasil
belajar yang cenderung mendukung aktivitas belajar selanjutnya.
Dari pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa minat adalah rasa
suka dan tertarik yang tinggi dengan kesadaran diri terhadap sesuatu yang
dipandang memberi keuntungan dan kepuasan pada dirinya sehingga
mendorong individu berpartisipasi dalam kegiatan itu tanpa ada yang
menyuruh.
Belajar menurut Slameto (2013: 2) adalah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya. Gagne, 1977 dalam (Dalyono, 2009: 211)
menyatakan bahwa belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama
Pengaruh Metode Demonstrasi…, Candra Gunawan, FKIP, UMP, 2017
9
dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga
perbuatannya (performance-nya) berubah dari waktu sebelum ia mengalami
situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi.
Winkel (2014: 59) menyatakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas
mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan,
yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan-pemahaman,
keterampilan dan nilai-sikap. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan
berbekas. Skinner dalam (Muhibbin Syah, 2013: 88) berpendapat bahwa
belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang
berlangsung secara progresif. Skinner percaya bahwa proses adaptasi akan
mendatangkan hasil yang optimal apabila ia diberi penguatan (reinforcer).
Syaiful Bahri Djamarah (2008 :175) berpendapat, belajar adalah serangkaian
kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai
hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang
menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.
James O. Wittaker, dalam (Soemanto, 2006: 104) menyatakan bahwa
belajar adalah proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui
latihan atau pengalaman. Dengan demikian, perubahan akibat pertumbuhan,
kematangan, kelelahan, penyakit, atau pengaruh obat-obatan tidak termasuk
sebagai belajar.
Dari pendapat beberapa ahli dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar
merupakan aktivitas mental yang membawa perubahan pengetahuan,
keterampilan, sikap, serta tingkah laku yang baru dan relatif konstan melalui
Pengaruh Metode Demonstrasi…, Candra Gunawan, FKIP, UMP, 2017
10
suatu proses atau usaha adaptasi sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.
Berdasarkan penjabaran kata “minat” dan “belajar” di atas, dapat
disimpulkan minat belajar adalah rasa senang, tertarik, dan keinginan yang
tinggi terhadap belajar yang dipandang memberi keuntungan dan kepuasan
pada dirinya. Sehingga ketika seorang siswa memiliki minat belajar, ia akan
menunjukkan pada beberapa indikator yaitu:
1) adanya perasaan senang terhadap belajar,
2) adanya keinginan yang tinggi terhadap penguasaan dan keterlibatan
dengan kegiatan belajar,
3) ada perasaan tertarik yang tinggi terhadap belajar,
4) ada kesadaran sebagai subyek pendidikan dan sadar akan kebutuhan
terhadap belajar, dan
5) mengetahui tujuan belajar.
b. Jenis-jenis Minat
Berdasarkan penjelasan minat, berikut ini merupakan pembagian
jenis-jenis minat. Djaali (2012: 122) mengemukakan bahwa minat memiliki
unsur afeksi, kesadaran sampai pilihan nilai, pengerahan perasaan, seleksi,
dan kecenderungan hati. Kemudian berdasarkan orang dan pilihan kerjanya,
minat dibagi ke dalam enam jenis, yaitu:
1) Realistis
Orang dengan minat realistis biasanya lebih menyukai masalah
konkret dibandingkan masalah abstrak. Koordinasi otot yang dimiliki
baik dan terampil, tetapi kurang menyenangi hubungan sosial
Pengaruh Metode Demonstrasi…, Candra Gunawan, FKIP, UMP, 2017
11
dikarenakan
cenderung
kurang
mampu
menggunakan
medium
komunikasi verbal.
2) Investigatif
Minat ini cenderung berorientasi keilmuan. Orang dengan minat
investigatif umumnya berorientasi pada tugas, instropeksi, dan asosial,
mereka lebih menyukai memikirkan sesuatu daripada melaksanakannya.
Ia suka bekerja sendirian, kurang memiliki pemahaman sebagai
pemimpin akdemik dan intelektualnya sendiri, selalu ingin tahu, dan
kurang menyukai pekerjaan berulang.
3) Artistik
Minat artistik membuat orang cenderung menyukai hal-hal yang
bersifat terstruktur, bebas, memiliki kesempatan bereaksi, kreatif dalam
bidang seni dan musik, dan sangat membutuhkan suasana yang dapat
mengekpresikan sesuatu secara individual.
4) Sosial
Orang yang memiliki minat ini memiliki kemampuan verbal yang
baik, terampil dalam bergaul, bertanggung jawab, suka bekerja secara
kelompok, menyukai kegiatan yang sifatnya berbagi seperti mengajar,
melatih, dan memberi informasi.
5) Enterprising
Orang dengan minat ini memiliki kemampuan memimpin, percaya
diri, agresif, dan umumnya aktif.
Pengaruh Metode Demonstrasi…, Candra Gunawan, FKIP, UMP, 2017
12
6) Konvensional
Orang dengan minat konvensional biasanya memiliki komunikasi
verbal yang bagus, ketertiban, dan kegiatan yang berhubungan dengan
angka.
Berdasarkan penjelasan jenis-jenis minat tersebut, minat belajar seni
musik siswa termasuk dalam jenis minat realistis, artistik, dan enterprising.
Hal ini dikarenakan dalam pelaksanaannya di pembelajaran seni musik, siswa
melakukan kegiatan secara langsung bermain musik menggunakan pianika
dan siswa berpartisipasi aktif dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
tersebut (enterprising). Secara artistik seni musik termasuk dalam salah satu
cabang seni ( Art ).
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat
Dalam minat belajar seorang siswa memiliki faktor-faktor yang
mempengaruhi minat belajar yang berbeda-beda, menurut Syah (2003: 132)
membedakannya menjadi tiga macam, yaitu:
1) Faktor Internal Siswa
Adalah faktor dari dalam diri siswa yang meliputi dua aspek, yakni:
a) Aspek Fisiologis
Kondisi jasmani dan tegangan otot (tonus) yang menandai tingkat
kebugaran tubuh siswa, hal ini dapat mempengaruhi semangat dan
intensitas siswa dalam pembelajaran.
Pengaruh Metode Demonstrasi…, Candra Gunawan, FKIP, UMP, 2017
13
b) Aspek Psikologis
Aspek psikologis merupakan aspek dari dalam diri siswa yang terdiri
dari inteligensi, bakat siswa, minat siswa, sikap siswa, dan motivasi
siswa.
2) Faktor Eksternal Siswa
Faktor eksternal terdiri dari dua macam, yaitu faktor lingkungan sosial
dan faktor lingkungan non-sosial.
a) Faktor Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial terdiri dari sekolah, keluarga, masyarakat, dan
teman kelas.
b) Faktor Lingkungan Non-sosial
Lingkungan non-sosial terdiri dari gedung sekolah dan letaknya,
materi pelajaran, waktu belajar, keadaan rumah tempat tinggal, dan
alat-alat belajar.
3) Faktor Pendekatan Belajar
Faktor pendekatan belajar yaitu segala cara atau strategi yang
digunakan siswa dalam menunjang keefektifan dan efisiensi proses
mempelajari materi tertentu.
Berdasarkan penjelasan tersebut, minat belajar siswa dipengaruhi oleh
beberapa faktor, baik faktor yang terdapat dari dalam diri siswa sendiri, dari
luar diri siswa, serta dari faktor pendekatan belajar yang mereka dapatkan.
Pengaruh Metode Demonstrasi…, Candra Gunawan, FKIP, UMP, 2017
14
3. Pembelajaran Seni di Sekolah Dasar
a. Konsep Dasar Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan
Konsep dasar pendidikan seni pada dasarnya dapat dibagi dalam dua
kategori, yaitu seni dalam pendidikan dan pendidikan melalui seni (Bandi
dkk., 2009: 2). Konsep yang pertama seni dalam pendidikan, pada awalnya
dikemukakan oleh golongan esensialis yang menganggap bahwa secara
hakiki materi seni penting diberikan kepada anak. Dengan demikian menurut
konsep ini, keahlian seni seperti melukis, menyanyi, menari dan sebagainya
perlu
diajarkan
kepada
anak
dalam
rangka
pengembangan
dan
pelestariannya. Artinya lembaga pendidikan dan pendidik berperan untuk
mewariskan, mengembangkan, dan melestarikan berbagai jenis kesenian
kepada anak didiknya. Konsep yang kedua adalah konsep pendidikan melalui
seni. Berdasarkan konsep ini, seni dipandang sebagai sarana atau alat untuk
mencapai tujuan pendidikan dan bukan untuk tujuan seni itu sendiri. Konsep
pendidikan melalui seni inilah yang kemudian dianggap paling sesuai untuk
diajarkan atau diselenggarakan di sekolah umum, khususnya pada tingkat
sekolah dasar. Seni digunakan dalam pembelajaran di sekolah untuk
mendorong perkembangan peserta didiknya secara optimal, menciptakan
keseimbangan rasional dan emosional.
Pendidikan seni pada hakekatnya merupakan proses pembentukan
manusia melalui seni. Pendidikan seni secara umum berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan setiap anak (peserta didik) menemukan
pemenuhan dirinya dalam hidup, untuk mentransmisikan warisan budaya,
Pengaruh Metode Demonstrasi…, Candra Gunawan, FKIP, UMP, 2017
15
memperluas kesadaran sosial dan sebagai jalan untuk menambah
pengetahuan.
Berdasarkan penjelasan mengenai konsep dasar pendidikan seni
budaya dan keterampilan, dapat ditarik kesimpulan bahwa seni dipandang
sebagai sarana atau alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan bukan untuk
tujuan seni itu sendiri, karena pendidikan seni pada hakekatnya merupakan
proses pembentukan manusia melalui seni/kesenian.
b. Sifat Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan
Sifat Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan di Sekolah ada
berbagai macam. Bandi dkk. (2009: 20) menyebutkan bahwa sesuai dengan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Pendidikan Seni Budaya dan
Keterampilan
memiliki
sifat
multilingual,
multidimensional,
dan
multikultural. Hal ini ditegaskan dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
1) Sifat Multilingual
Sifat multilingual dimaksudkan bahwa melalui seni dapat
mengembangkan kemampuan mengekspresikan diri secara kreatif
dengan berbagai cara dan media seperti bahasa rupa, bunyi, gerak,
peran, dan berbagai perpaduannya. Untuk memiliki kemampuan ini,
peserta didik dapat mempelajari berbagai disiplin pendidikan seni
seperti seni rupa, seni musik, seni tari atau seni drama baik secara
terpisah maupun secara terpadu.
Pengaruh Metode Demonstrasi…, Candra Gunawan, FKIP, UMP, 2017
16
2) Sifat Multidimensional
Maksud dari sifat multidimensional adalah melalui pendidikan
seni dapat dikembangkan beragam kompetensi meliputi konsepsi
(pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi), apresiasi, dan kreasi
dengan cara memadukan secara harmonis unsur estetika, logika,
kinestetika, dan etika.
3) Sifat Multikultural
Sifat multikultural mengandung makna pendidikan seni
menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan apresiasi terhadap
beragam budaya Nusantara dan Mancanegara. Hal ini merupakan
wujud pembentukan sikap demokratis yang memungkinkan seseorang
hidup secara beradab serta toleran dalam masyarakat dan budaya yang
majemuk.
Melalui
pendidikan
ini
peserta
didik
mengenal
keanekaragaman karya dan hasil budaya dari berbagai daerah, suku
bangsa bahkan dari berbagai negara.
Berdasarkan sifatnya, dapat ditarik kesimpulan seni bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan siswa dalam mengekspresikan diri melalui
berbagai cabang seni, baik seni musik, seni rupa, seni tari, atau seni drama.
c. Ruang Lingkup Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan
Berdasarkan KTSP, ruang lingkup mata pelajaran Seni Budaya dan
Keterampilan meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
Pengaruh Metode Demonstrasi…, Candra Gunawan, FKIP, UMP, 2017
17
1) Seni rupa, mencakup pengetahuan, keterampilan, dan nilai dalam
menghasilkan karya seni berupa lukisan, patung, ukiran, cetakmencetak, dan sebagainya.
2) Seni musik, mencakup kemampuan untuk menguasai olah vokal,
memainkan alat musik, apresiasi karya musik.
3) Seni tari, mencakup keterampilan gerak berdasarkan olah tubuh dengan
dan tanpa rangsangan bunyi, apresiasi terhadap gerak tari.
4) Seni drama, mencakup keterampilan pementasan dengan memadukan
seni musik, seni tari dan peran.
5) Keterampilan, mencakup segala aspek kecakapan hidup (life skills)
yang
meliputi
keterampilan
personal,
keterampilan
sosial,
keterampilan vokasional dan keterampilan akademik.
Berdasarkan penjelasan tersebut, ruang lingkup pendidikan seni
budaya dan keterampilan terdiri dari berbagai macam cabang seni,
diantaranya seni rupa, seni musik, seni tari, seni drama, dan keterampilan.
4. Hakikat Musik
a. Pengertian Musik
Musik adalah salah satu cabang seni yang menggunakan bunyi
sebagai media, ditinjau dari sumber bunyinya, bahannya, dan cara
memainkannya. Bahkan alat yang digunakan ada yang di tala maupun tidak.
Hal inilah yang menyebabkan perbedaan antara musik yang satu dengan
lainnya. Ada musik yang dibuat dengan mengeksplorasi sumber bunyi yang
dihasilkan oleh organ tubuh manusia, seperti; tepuk tangan, bersiul, suara
Pengaruh Metode Demonstrasi…, Candra Gunawan, FKIP, UMP, 2017
18
mulut, dan sebagainya, tetapi ada pula yang menggunakan alat-alat lainnya
seperti; batu, bambu, kayu, logam, dan sebagainya, dan adapula yang
menggunakan alat-alat musik yang sengaja dibuat baik secara tradisional
maupun menggunakan teknologi canggih, seperti; angklung, rebana, piano,
gitar, biola, flute, saxophone, trompet, dan sebagainya. Dengan banyaknya
alat yang digunakan sebagai sumber bunyi, maka karya-karya musik yang
dihasilkanpun sangat beraneka ragam baik dilihat dari alat-alat musik yang
digunakannya maupun komposisinya (Nanang & Sugeng, 2006: 2).
Menurut Waesberghe (2016: 57) musik secara faktual adalah seni
yang esensinya berhubungan erat dengan panca indra pendengaran dan
pengalaman waktu. Atas dasar kedua aspek ini dan yang dapat dibedakan
namun tidak dapat dipisah-pisahkan pada pengalaman musikal sejati,
agaknya diperlukan agar dalam estetika yang lengkap juga dijelaskan dengan
baik tentang “susunan bunyi” dan “susunan waktu” yang terdapat pada setiap
karya musik.
b. Praktek Musik (Pianika)
Pianika merupakan instrument yang memudahkan untuk penerapan
teori musik dan memainkan musik secara mudah baik dalam bentuk akord
maupun melodi. Pianika sangat praktis digunakan
dalam sebuah
pembelajaran musik karena selain bentuknya yang mudah dibawa namun
penerapannya sangat memungkinkan untuk memahami dasar-dasar bermain
musik terutama pemahaman tentang tangga nada dan susunan nada dalam
pembentukan sebuah akord. Dalam tahapan selanjutnya, Pianika dapat
Pengaruh Metode Demonstrasi…, Candra Gunawan, FKIP, UMP, 2017
19
menjadi sebuah media untuk dapat dijadikan instrument yang melatih
ketrampilan secara kognitif yaitu pemahaman secara teori musik dan secara
motorik yaitu melatih penjarian dalam bermain musik baik akord dan melodi.
Diharapkan juga dengan pemahaman pada instrument pianika. nantinya akan
sangat membantu saat menggunakan instrument sejenis yang lebih
profesional seperti keyboard ataupun piano.
Gambar 2.1. Alat Musik Pianika
1) Instrument Pianika
Instrument Pianika adalah instrument yang dapat digunakan untuk
memainkan akord dan melodi. Susunan nada dalam pianika pada prinsipnya
sama dengan tuts pada keyboard ataupun piano yang terdiri dari 5 tuts
warna hitam dan 7 tuts warna putih dalam satu oktaf, rentang nada dalam
satu oktaf yaitu dimulai dari nada Do rendah sampai Do tinggi. Berikut ini
adalah susunan nada pada tuts pianika.
Pengaruh Metode Demonstrasi…, Candra Gunawan, FKIP, UMP, 2017
20
Gambar 2.2. Susunan nada dalam Pianika
Untuk memainkan pianika, diperlukan petunjuk teknik perlu
diperhatikan salah satunya yaitu masalah penjarian. Lazimnya pianika
dimainkan dengan penjarian tangan kanan, tetapi bagi yang dominan tangan
kiri atau kidal bisa juga menggunakan tangan kiri. Bagi yang menggunakan
tangan kanan sebagai tangan dominannya, maka tangan kiri digunakan
untuk memegang body pianika, letak handle atau pengangan pianika berada
di bawah body pianika. Sedangkan bagi yang tangan dominannya tangan
kiri maka tangan kanan digunakan untuk memegang body pianika.
2) Penjarian Dalam Pianika
Berikut ini petunjuk penjarian atau posisi jarian dalam memainkan
Pianika baik dalam posisi tangan kanan maupun tangan kiri, perhatikan
gambar di bawah!
Gambar 2.3. Penjarian Dalam Pianika
Pengaruh Metode Demonstrasi…, Candra Gunawan, FKIP, UMP, 2017
21
Salah satu bentuk akord yaitu akord Mayor. Berikut ini adalah
susunan bentuk penjarian dalam memainkan akord Mayor dalam
instrumnet Pianika. Susunan akord Mayor terdiri dari nada ke 1 3 5 ( Do
Mi Sol ) dalam setiap tangga nada. Jarak pada nada 1 ke nada 3 adalah dua
interval 1(do) 2(re) 3(mi) sedangkan dari nada 3 ke nada 5 adalah
1
1
satu setengah interval 3(mi) 4(fa) 5(sol).
1
1
/2
Di bawah ini adalah gambar pianika yang disertakan dengan
susunan nada pembentuk dan posisi penjarianya.
-
menunjukkan tuts/nada yang dimainkan
Angka 1 2 3 4 5 untuk menunjukkan jari yang digunakan
Gambar 2.4. dan gambar 2.5. merupakan susunan akord mayor
dalam posisi dasar.
Akord C Mayor Dalam Posisi Dasar
Posisi Penjarian
1
3
5
Gambar 2.4. posisi penjarian akord C mayor
Akord G Mayor Dalam Posisi Dasar
1
3
5
Gambar 2.5. posisi penjarian akord G mayor
Pengaruh Metode Demonstrasi…, Candra Gunawan, FKIP, UMP, 2017
22
5. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar
Pengertian karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas adalah “bawaan,
hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat,
tempramen, watak”. Adapun berkarakter adalah berkepribadian, berperilaku,
bersifat, bertabiat, dan berwatak”. Coon dalam Zubaedi (2011: 8)
mendefinisikan karakter sebagai suatu penilaian subjektif terhadap
kepribadian seseorang yang berkaitan dengan atribut kepribadian yang dapat
atau tidak dapat diterima oleh masyarakat. Sebagian menyebutkan karakter
sebagai penilaian subjektif terhadap kualitas moral dan mental, sementara
yang lainnya menyebutkan karakter sebagai penilaian subjektif terhadap
mental saja, sehingga upaya mengubah atau membentuk karakter hanya
berkaitan dengan stimulasi terhadap intelektual seseorang.
Menurut Piaget dalam Danim dan Khairil (2010: 78), ada empat tahap
perkembangan kognitif manusia:
1) Tahap sensorimotorik (sensorymotor stage), yang berlangsung sejak
manusia dilahirkan sampai kira-kira berusia 2 tahun. Pada tahap ini, anak
menkonstruksikan
pemahaman
mengenai
dunia
dengan
mengkoordinasikan pengalaman sensoris (seperti melihat dan mendengar)
dengan tindakan fisik atau motorik. Pemahaman anak mengenai dunia
sangat tergantung pada ruang dan kesempatannya bereksplorasi
memperkaya pengalaman sensorinya. Dengan demikian, pengalaman
sensoris masing-masing anak cenderung berbeda tergantung pada
kesempatannya mengeksplorasi pengalaman sensorinya itu.
2) Tahap praoperasional (praoperational stage), yang berlangsung sejak
kira-kira anak usia 2 – 7 tahun. Pada fase ini anak-anak mulai
merepresentasikan dunia di sekitranya melalui kata-kata, citra, dan
Pengaruh Metode Demonstrasi…, Candra Gunawan, FKIP, UMP, 2017
23
gambar-gambar. Pikiran simbolik mereka sudah tampak, lebih dari
sekedar hubungan sederhana antara informasi sensoris dan aktivitas fisik
atau operasi. Namun demikian, pada fase ini anak masih kurang
kemampuannya melakukan aktivitas mental internal yang memungkinkan
dia mengerjakan secara mental apa yang sebelumnya mereka lakukan
secara fisik. Pada fase ini gambar-gambar atau tokoh idola mereka
merupakan
stimulus
yang sangat
berarti
dalam
perkembangan
kognitifnya.
3) Tahap
operasional
konkret
(concrete
operational
stage),
yang
berlangsung kira-kira pada usia 7 – 11 tahun. Pada fase ini anak dapat
melakukan operasi dan penalaran logis, menggantikan pemikiran intuitif,
sepanjang penalaran dapat diaplikasikan pada contoh khusus atau
kongkret. Anak-anak usia dasar mempunyai kemampuan yang termasuk
kategori ini.
4) Tahap operasional formal (formal operational stage) yang terjadi antara
usia 11 – 15 tahun atau seusia anak sekolah menengah pertama hingga
kelas bawah sekolah menengah atas. Disini, individu bergerak melebihi
dunia pengalaman yang aktual dan kongkret. Dia sudah mampu berpikir
lebih abstrak dan logis. Pemikir operasional formal lebih sistematis dalam
memecahkan masalah.
Ringkasan dari pendapat Piaget tersebut dapat disajikan dalam tabel
2.1. berikut ini:
Usia
Periode
0–2
Sensori-motor
2–4
Pra-operasional pikir
Karakteristik
Bayi belajar untuk membedakan antara
dirinya dan benda-benda lain dalam
lingkungannya,
belajar
perbedaan
antara “saya” dan “bukan aku”.
Anak masih sangat egosentris, tapi
sekarang
mengklasifikasikan
objek
dengan cara sederhana, terutama dengan
fitur penting individu.
Pengaruh Metode Demonstrasi…, Candra Gunawan, FKIP, UMP, 2017
24
4–7
7 – 11
11 – 15
Anak mengklasifikasikan hal yang lebih
Intuitif
umum, namun tidak menyadari bahwa dia
menggunakan kelas bawah.
Anak dapat menggunakan operasi logika,
Operasi kongkret
seperti pembalikan, klasifikasi yang
disengaja, dan serialisasi.
Anak menjadi lebih konseptual dan
Operasi formal
mampu berpikir dalam ide-ide abstrak.
Tabel 2.1. Karakteristik Anak menurut Piaget
(Danim dan Khairil, 2010: 79)
Berdasarkan pendapat dari Jean Piaget dapat disimpulkan bahwa anak
usia SD (7-11 tahun) berada dalam tahap operasi kongkret. Metode ansambel
musik sejenis merupakan salah satu dari beberapa metode pembelajaran seni
musik yang menerapkan pembelajaran dengan menggunakan benda nyata
(kongkret).
B. Penelitian Yang Relevan
Beberapa penelitian terkait penerapan metode ansambel musik dalam
pembelajaran seni musik telah dilakukan antara lain oleh:
1. Anita Collins (2014) dengan judul “Neuroscience, Music Education and the
Pre-service Primary (Elementary) Generalist Teacher” meneliti tentang
pengaruh kemampuan guru terhadap kemampuan siswa dalam pelajaran
seni musik di SD. Hasilnya menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam
mengajarkan seni berpengaruh terhadap kemampuan siswa menguasai seni
tersebut.
2. Leonard Tan (2016) dengan judul “Conceptualizing conceptual teaching:
Practical strategies for large instrumental ensembles” meneliti tentang konsep
pembelajaran seni musik dengan strategi permainan instrumen ansambel dalam
Pengaruh Metode Demonstrasi…, Candra Gunawan, FKIP, UMP, 2017
25
skala kelompok besar. Hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan media dalam
ansambel kelompok besar berpengaruh kuat bagi pendidikan musik.
3. Donny Anhar Fahmi dan Riris Setyo Sundari (2015) dengan judul “Metode
PAIKEM dan Pembelajaran Seni Musik” meneliti tentang keterkaitan antara
metode PAIKEM dan pembelajaran seni musik. Hasilnya menunjukkan
bahwa siswa cenderung menyukai pembelajaran yang aktif dan
menyenangkan. Aktif dalam hal ini yaitu siswa terlibat secara langsung
dalam kegiatan pembelajaran.
4. Julia (2010) dengan judul “Sistem Pembelajaran Kontekstual: Membuat
Pembelajaran Seni Musik Lebih Bermakna” meneliti tentang relevansi
antara prinsip pembelajaran kontekstual dengan pembelajaran seni musik,
dan relevansi antara komponen pembelajaran kontekstual dengan
pembelajaran seni musik. Hasilnya menunjukkan bahwa pembelajaran
kontekstual memiliki keserasian dengan pembelajaran seni musik dan dapat
membuat pembelajaran seni musik menjadi lebih bermakna.
5. Asma Ulhusna (2013) dengan judul “Peningkatan Aktivitas Siswa Kelas V
SD Pada Pembelajaran Ansambel Musik Melalui Strategi PAIKEM”
meneliti tentang upaya meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran
seni musik dengan materi bermain musik ansambel menggunakan strategi
PAIKEM. Hasilnya menunjukkan bahwa strategi PAIKEM meningkatkan
aktivitas siswa dalam pembelajaran seni musik.
Berdasarkan penelitian di atas maka dapat diketahui dan disimpulkan
bahwa minat belajar siswa dalam berkesenian dipengaruhi metode yang
Pengaruh Metode Demonstrasi…, Candra Gunawan, FKIP, UMP, 2017
26
digunakan oleh guru dalam mengajar. Penelitian ini meneliti tentang apakah
penggunaan metode bermain musik menggunakan media pianika berpengaruh
terhadap minat belajar seni musik siswa.
C. Kerangka Pikir
Minat belajar siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling
mendukung, salah satunya adalah ketepatan guru mengorganisir siswa. Guru
sebagai pengendali kelas dituntut untuk mencari metode pembelajaran yang
dapat membawa pengaruh besar dalam meningkatkan minat belajar siswa pada
mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan, yaitu dengan menggunakan
metode bermain musik menggunakan media pianika.
Proses pembelajaran yang melibatkan siswa, diharapkan akan
memberikan pemahaman konsep materi pelajaran. Siswa akan dituntut aktif
dalam menumbuhkan interaksi dalam suatu pembelajaran yang ada disekitarnya
sehingga mampu menanamkan suatu konsep.
Kerangka pikir penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut:
Pemberian Angket Minat Belajar Seni Musik
Metode Demonstrasi menggunakan Alat Musik Pianika
Pemberian Angket Minat Belajar Seni Musik
Gambar 2.6. Skema Kerangka Pikir
Pengaruh Metode Demonstrasi…, Candra Gunawan, FKIP, UMP, 2017
27
D. Hipotesis Penelitian
Pelaksanaan sebuah penelitian memerlukan teori yang diidentifikasi
terlebih dahulu melalui hubungan antar variabel. Hubungan antar variabel
bersifat hipotesis. Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran, maka
dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini adalah:
“Terdapat pengaruh metode demonstrasi menggunakan alat musik pianika
terhadap minat belajar seni musik siswa kelas V pada pembelajaran seni
musik di Sekolah Dasar.”
Pengaruh Metode Demonstrasi…, Candra Gunawan, FKIP, UMP, 2017
Download