peranan sistem informasi manajemen pendidikan

advertisement
PERANAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PENDIDIKAN
BAGI KEPALA SEKOLAH DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
DI SMP ISLAM AL-FALAAH SAWAH BARU
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Manajemen Pendidikan (S.Pd)
Oleh
Hamdan Syamsudin
1112018200025
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEPENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016
ii
iii
ABSTRAK
Hamdan Syamsudin (NIM: 111201820025). Peranan Sistem Informasi
Manajemen Pendidikan Bagi Kepala Sekolah Dalam Pengambilan
Keputusan di SMP Islam Al-Falaah Sawah Baru. Skripsi: Jurusan
Manajemen Pendidikan. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.
Kata Kunci : Sistem Informasi Manajemen, Pengambilan Keputusan, Kepala
Sekolah.
Pengambilan Keputusan merupakan kegiatan yang senantiasa dilakukan
oleh Kepala Sekolah dalam menjalankan tugasnya dalam menyelenggarakan
pendidikan. Dalam pengambilan keputusan terdapat faktor yang menentukan
efektivitas keputusan yang diambil yaitu peranan sistem informasi manajemen.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana sistem informasi
manajemen pendidikan berperan terhadap pengambilan keputusan yang dilakukan
oleh kepala sekolah.
Metode penelitian yang penulis gunakan dalam melakukan penelitian ini
ialah kualitatif deskriptif analisis dimana penulis mendeskripsikan dan
menganalisis data-data yang diperoleh di lapangan. Teknik pengumpulan data
dilakukan melalui wawancara, observasi, dan studi dokumen.
Dari penelitian yang dilakukan, penulis mendapatkan hasil bahwa sistem
informasi manajemen pendidikan bagi kepala sekolah dalam pengambilan
keputusan telah berperan. Hal ini dapat dibuktikan dengan persentase
pengambilan keputusan yang dilakukan kepala sekolah menggunakan peranan
SIM lebih besar dibanding pengambilan keputusan tanpa peranan SIM. Data
menunjukkan bahwa 89% keputusan kepala sekolah menggunakan peranan SIM
sedangkan 11% tidak menggunakan SIM.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, ada beberapa saran yang dapat
diterapkan dalam menggunakan SIM di sekolah yaitu : 1) hendaknya kepala
sekolah selalu mengacu kepada data dalam mengambil keputusan. 2) sekolah
hendaknya memaksimalkan penggunaan teknologi informasi 3) sekolah
hendaknya menggunakan aplikasi sistem pengambilan keputusan / decision
support system agar pengambilan keputusan lebih cepat, akurat, dan tepat.
iv
ABSTRACT
Hamdan Syamsudin (NIM: 1112018200025). The Role of Education
Management Information System For Principal Decision Making in SMP
Islam Al-Falaah Sawah Baru. Thesis: Departement of Education
Management. Tarbiyah and Teachers Training Faculty of State Islamic
University (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, in 2016.
Keywords : Management Information System (MIS), Decision Making,
Principal
Decision-making is an activity that is always done by the Principal in
carrying out his duties in conducting education. In decision-making, there is the
factor that determine the effectiveness of the decision made i.e. the role of
management information systems. This study was conducted to determine how
the education management information systems contribute to decisions made by
the principal.
The research method used in conducting this research is qualitative
descriprive analysis which the author describe and analyze the data obtained in the
field. Data was collected through interviews, observation and documents study.
From this research, the author obtains the result that the education
management information system for the principal in the decision-making has the
essential role. It can be proven by the percentage of decision-making done by
principal using the MIS is greater than the role of decision-making without it.
Data shows that 100% of the principal’s decision to use the MIS role.
Based on these results, there are some suggestions that can be applied in
using the MIS in school they are: 1) the principal should always refer to the data
in making decisions. 2) Schools should maximize the use of information
technology. 3) Schools should use decision support system application in order to
make the decision-making faster, more accurate, and appropriate.
v
Kata Pengantar
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji Syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah
memberikan keberkahan dan karunia serta kekuatan kepada penulis sehingga
penulis dapat mengerjakan tugas akhir skripsi dengan penuh ikhtiar yang
sungguh-sungguh lagi baik dan berada dalam rida-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir skripsi ini dengan judul “Peranan Sistem Informasi
Manajemen
Pendidikan
Bagi
Kepala
Sekolah
Dalam
Pengambilan
Keputusan di SMP Islam Al-Falaah Sawah Baru”
Shalawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada Rasul-Nya, Nabi
Muhammad SAW yang telah menerangi kehidupan dengan ajaran dan suri
tauladannya untuk seluruh alam. Nabi yang menjadi panutan umat muslim di
dunia dan yang akan memberi syafaat kelak di akhirat.
Selama proses penulisan skripsi ini penulis mendapatkan banyak
dukungan dari berbagai pihak secara langsung dan tak langsung serta dalam
berbagai bentuk mulai dari materi sampai moril. Sehingga penulis dapat
merampungkan skripsi ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd., Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Drs. Mu’arif Sam, M.Pd., Dosen Pembimbing Akademik yang telah
membimbing penulis selama menjadi mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
vi
5. Drs. Dindin Sobiruddin, M.Kom., Dosen Pembimbing Skripsi I dan Dr. Didik
Suprijadi, M.Pd., Dosen Pembimbing Skripsi II yang telah meluangkan waktu
dan tenaga serta pikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam
proses penyusunan skripsi ini.
6. Para Dosen di lingkungan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan pada
umumnya dan Jurusan Manajemen Pendidikan khususnya yang telah
memberikan pengajaran dan pendidikan untuk bisa menempuh jenjang
sarjana.
7. Rais Helmi, S. Th. I., Kepala Sekolah SMP Islam Al-Falaah Sawah Baru
beserta jajarannya yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk
melakukan penelitian di sekolah yang dipimpinnya.
8. Bapak H. Syamsudin dan Ibu Khodijah, Orang Tua tercinta yang senantiasa
memberikan kasih dan cintanya tiada tara dan selalu mendoakan yang terbaik
untuk penulis.
9. Seluruh keluarga penulis mulai dari tiga orang kakak yang penulis cintai dan
tiga orang adik yang penulis sayangi serta keluarga dekat yang selalu
memberikan keharmonisan dalam keluarga.
10. Keluarga Besar SDN DK 07 Pagi, SMPN RSBI 45 Jakarta, SMAN 33 Jakarta
yang telah mengajar dan mendidik penulis hingga dapat bermasyarakat dan
melanjutkan ke jenjang sarjana.
11. Teman-teman Jurusan Manajemen Pendidikan angkatan 2012 yang telah
memberikan rasa kebersamaan, kesenangan,
serta perjuangan untuk
menyelesaikan skripsi. Begitu juga dengan keluarga besar Manajemen
Pendidikan yang telah mengajarkan penulis berbagai hal hingga dapat menjadi
seorang akademisi yang mumpuni akan keilmuan manajemen pendidikan.
12. Pengelola Program Beasiswa BIDIKMISI yang telah memberikan penulis
bantuan dana pendidikan secara penuh sehingga penulis dapat menjalankan
pendidikan S1 tanpa terbebani biaya operasional pendidikan.
13. Teman-teman di berbagai organisasi mulai dari Forum Mahasiswa Bidikmisi
(Formabi) UIN Jakarta, Organisasi Mahasantri Ma’had (OMM), Himpunan
Mahasiswa Banten (HMB), Forum Komunikasi Mahasiswa Betawi (FKMB),
vii
Forum Lingkar Pena Ciputat, rekan-rekan jurnalis di berbagai forum dan
media pemberitaan, serta organisasi dan komunitas lainnya yang pernah
penulis ikuti sehingga penulis menjadi seorang mahasiswa yang kritis, kreatif,
dan cekatan serta menjadi lebih peka terhadap dinamika yang terjadi di
masyarakat dan lingkungan yang lebih luas.
14. Keluarga besar Asrama Ma’had UIN Jakarta terutama kepada Pengasuh
Asrama, Ust. Utob Tabrani, Lc., MCL., yang telah mengasuh dan membina
penulis selama dua tahun berada di asrama.
15. Keluarga besar Yayasan Bina Ikhwan Sawah Baru terutama kepada Bapak
pemilik Yayasan, Drs. H. Subarja, M.Pd., yang telah memberikan penulis
tempat singgah dan bernaung selama kuliah dan kesempatan untuk
mengembangkan kemampuan mengelola sebuah yayasan.
16. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
menjadi bagian dari kesuksesan penulis.
Akhir kata penulis memohon maaf atas segala kekurangan dan
ketidaksempurnaan yang ada baik dari penulis maupun dalam skripsi ini. Semoga
Allah SWT membalas semua yang telah diberikan dengan pahala dan kebaikankebaikan yang berlipat ganda. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat baik bagi
penulis maupun bagi pembaca.
Alhamdulillahi Rabbil’aalamin
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
viii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. ii
ABSTRACT ............................................................................................................ v
Kata Pengantar ....................................................................................................... vi
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ......................................................................................... 9
C. Pembatasan Masalah ........................................................................................ 9
D. Rumusan Masalah ............................................................................................ 9
E. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 10
F. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 10
BAB II KAJIAN TEORI ...................................................................................... 11
A. Ruang Lingkup Sistem Informasi Manajemen Pendidikan ........................... 11
1.
Sistem Informasi Manajemen Pendidikan .............................................. 11
2.
Pengertian Sistem Informasi Manajemen Pendidikan ............................ 28
B. Ruang Lingkup Pengambilan Keputusan ....................................................... 31
1.
Pengertian Pengambilan Keputusan ....................................................... 31
2.
Tipe-Tipe Keputusan .............................................................................. 33
3.
Jenis-jenis Pengambilan Keputusan ....................................................... 35
4.
Faktor-faktor Pengambilan Keputusan ................................................... 36
5.
Model Pengambilan Keputusan.............................................................. 39
6.
Tahap Pengambilan Keputusan .............................................................. 41
7.
Teknik Pengambilan Keputusan ............................................................. 43
C. Peranan SIM Pendidikan Bagi Kepala Sekolah dalam Pengambilan
Keputusan .............................................................................................................. 45
D. Penelitian Relevan ......................................................................................... 56
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 58
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................ 58
1.
Tempat Penelitian .......................................................................................... 58
2.
Waktu Penelitian ............................................................................................ 58
ix
B. Latar Penelitian .............................................................................................. 59
C. Metode Penelitian .......................................................................................... 59
D. Sumber Data ................................................................................................... 60
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 60
F. Instrumen Pengumpulan Data ........................................................................ 61
G. Teknik Analisis Data ...................................................................................... 61
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 63
A. Deskripsi Data ................................................................................................ 63
B. Pembahasan .................................................................................................... 65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 85
A. KESIMPULAN .............................................................................................. 85
B. SARAN .......................................................................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 90
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai berbagai
macam aktivitas berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan. Ada berbagai
macam kegiatan yang mencerminkan pelaksanaan pendidikan mulai dari yang
bersifat
pengelolaan
dan administratif sampai
yang bersifat
teknis
pembelajaran. Sebagaimana lembaga pada umumnya, sekolah membagi
kegiatan ini ke dalam bagian-bagian atau unit-unit tertentu yang mana terdapat
peran-peran dari para pemangku jabatan di sekolah sebagai pihak yang
menjalankan kegiatan tersebut sesuai posisinya masing-masing. Mulai dari
guru, petugas TU, kepala sekolah dan jajaran yang ada memiliki andil dalam
setiap
kegiatan
di
sekolah.
Kegiatan-kegiatan
tersebut
secara
berkesinambungan membangun sekolah menjadi organisasi yang dapat
mewujudkan visi dan misi yang dimilikinya dengan baik.
Dari semua kegiatan yang ada di sekolah terdapat kegiatan yang
menjadi kunci dari pencapaian keberhasilan sekolah. Kegiatan tersebut ialah
pengambilan keputusan yang sangat penting di antara kegiatan lain karena
terdapat peran manajer sebagai pemimpin dalam hal ini kepala sekolah. Ada
istilah yang patut kita soroti dari pernyataan tersebut. Istilah tersebut ialah
pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan bukan hanya sekedar
kegiatan biasa tetapi lebih dari itu.
Pengambilan keputusan memungkinkan setiap kepala sekolah dapat
mengetahui langkah apa yang semestinya dilakukan di masa yang akan datang
terkait pencapaian tujuan sekolah. Kepala sekolah akan berperan sesuai
dengan keputusan apa yang ia ambil sehingga akan terjadi efektivitas
manajemen yang baik atas implikasi dari teori pengambilan keputusan.
Kepala sekolah merupakan jabatan yang mempunyai wewenang
dalam membuat keputusan dan berada pada posisi teratas dalam suatu
organisasi. Peraturan pemerintah yang menjelaskan bahwa kepala sekolah
merupakan seorang pemimpin ialah Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang
1
2
Standar
Pengelolaan
sekolah/madrasah
Pendidikan
dipimpin
oleh
yang
seorang
menjelaskan
kepala
bahwa
“Setiap
sekolah/madrasah”.1
Sehingga kita dapat mengetahui bahwa di sekolah yang menempati posisi
jabatan yang tertinggi ialah kepala sekolah. Selain itu kepala sekolah juga
berwenang untuk kegiatan yang berkaitan dengan pengambilan keputusan
yang bersifat final. Artinya, keputusan itu merupakan kegiatan akhir sebelum
diimplementasikan menjadi kebijakan atau program-program sekolah. Oleh
karena itu yang berperan dalam pengambilan keputusan ialah kepala sekolah
sebagai manajer di sekolah.
Pengambilan keputusan dapat menjadikan sekolah sebagai sebuah
organisasi pendidikan yang terus berdinamika ditengah hambatan
dan
ancaman yang muncul baik itu dari internal maupun eksternal sekolah.
Sekolah menjadi lebih fleksibel meskipun harus melewati proses yang begitu
rumit dalam mencapai tujuannya. Adakalanya sekolah dihadapkan pada situasi
yang menghantarkan pada kegagalan namun di saat seperti inilah kegiatan
pengambilan keputusan menjadi solusi untuk tetap mempertahankan
eksistensinya sebagai sebuah organisasi.
Sebelum kegiatan pengambilan keputusan itu berlangsung, sekolah
mengalami berbagai macam problematika yang berkaitan dengan pencapaian
tujuan. Kesenjangan yang terjadi antara kenyatan yang dialami sekolah dan
harapan yang ingin direlisasikan menjadi sasaran utama kepala sekolah dalam
memainkan peranannya sebagai decision maker. Masalah ini akan
mempengaruhi respon apa yang harus diberikan untuk melahirkan sebuah
solusi melalui pemecahan masalah.
Dalam kegiatan pengambilan keputusan seorang kepala sekolah
membutuhkan informasi. Karena dengan informasi maka akan ditempuh
sebuah pemecahan masalah yang efektif dan efisien dalam memenuhi
kebutuhan yang ada. Sistem informasi yang dikelola dengan baik dapat
menjadi aset bagi sekolah yang menerapkannya. Kepala sekolah dapat
1
Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan
3
memanfaatkan sistem informasi dalam memanaj sekolah mencapai tujuan
serta visi misi yang ditetapkan.
Peraturan menteri pendidikan nasional nomor 19 tahun 2007 mengatur
tentang standar pengelolaan pendidikan. Peraturan tersebut menjelaskan
bahwa di dalam pengelolaan pendidikan terdapat pengelolaan informasi dalam
bentuk siste informasi manajemen.
“1. Sekolah / Madrasah :
a. mengelola sistem informasi manajemen yang memadai
untuk mendukung administrasi pendidikan yang efektif,
efisien dan akuntabel;
b. menyediakan fasilitas informasi yang efisien, efektif dan
mudah diakses;
c. menugaskan seorang guru atau tenaga kependidikan
untuk melayani permintaan informasi maupun
pemberian informasi atau pengaduan dari masyarakat
berkaitan dengan pengelolaan sekolah/madrasah baik
secara lisan maupun tertulis dan semuanya direkam dan
didokumentasikan;
d. melaporkan data informasi sekolah/madrasah yang telah
terdokumentasikan
kepada
Dinas
Pendidikan
Kabupaten/Kota.
2. Komunikasi antar warga sekolah/madrash di lingkungan
sekolah/madrasah dilaksanakan secara efisien dan efektif”.2
Sejatinya dunia sedang mengalami kebangkitan dari segi informasi.
Kemajuan teknologi mutakhir diorientasikan kepada informasi. Sehingga
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini berbasis informasi. Hal ini
tidak terlepas dari manfaat yang dapat diperoleh dari informasi itu sendiri.
Informasi merupakan sumber daya yang patut dipertimbangkan oleh kemajuan
dunia.
Tidak hanya perusahaan, sekolah juga sebagai sebuah instansi yang
berdiri di tengah-tengah persaingan tersebut berusaha mempertahankan
eksistensinya di kala persaingan bisnis juga merambah dunia pendidikan.
Pertanyaan yang muncul kemudian ialah bagaimana sekolah memanfaatkan
sistem informasi bagi keunggulan dalam bersaing.
2
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 Pasal 1 ayat 2 Poin E Tentang
Standar Pengelolaan Pendidikan.
4
Informasi juga menjadi salah satu yang dipertimbangkan dalam dunia
pendidikan. Informasi yang diolah dalam dunai pendidikan berupa sebuah
sistem informasi. Semenjak sebuah sekolah didirikan sistem informasi
manajemen pendidikan telah berjalan pula di dalamnya. Tetapi peranannya
belum begitu dirasakan dalam meningkatkan kualitas sekolah. Ada sebuah
kecenderungan yang telah lama berjalan di mana parameter yang digunakan
untuk keunggulan bersaing ialah dengan pengelolaan sumber daya yang
bersifat fisik. Namun sekarang paradigmanya telah berubah seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan bahwa informasi dapat menjadi keunggulan
dalam bersaing.
Tidak bisa dipungkiri betapa informasi memiliki nilai yang tinggi
terhadap keberlangsungan sebuah organisasi termasuk sekolah. Hal ini tidak
terlepas dari dimensi yang dimiliki dari sebuah informasi yang dihasilkan oleh
sistem informasi manajemen. Informasi yang dihasilkan oleh sistem yang
dikelola dengan baik akan memberikan manfaat yang begitu besar.
Pengambilan keputusan oleh kepala sekolah yang didukung dengan
sistem informasi manajemen membantu sekolah mencapai tujuan pendidikan.
Informasi ini berasal dari berbagai unit atau bagian yang ada di sekolah seperti
kurikulum, sarana dan prasarana, kesiswaan, kepegawaian, keuangan, dan
sebagainya. Setiap bagian tersebut menerapkan sistem informasi manajemen
dalam menjalankan tugasnya. Data-data yang dihasilkan dari setiap bagian
tersebut kemudian dikumpulkan dan diolah menjadi sebuah informasi yang
dapat menggambarkan kondisi dan keadaan yang terjadi. Dengan demikian
kepala sekolah dapat mengetahui posisi sekolah berapa pada keadaan yang
berpeluang untuk maju atau sedang mengalami kemunduran. Kepala sekolah
dapat menentukan apa langkah yang harus diambil untuk memberikan arah
sekolah untuk berkembang.
Kepala sekolah tidak sendirian dalam menjalankan fungsinya sebagai
decision maker. Ada sejumlah wakil bidang yang mengurusi bidang-bidang
yang ada di sekolah. Para wakil bidang ini menjadi perantara antara kepala
5
sekolah dengan level-level yang berada di bawahnya yang berhadapan
langsung dengan program-program yang dijalankan sekolah.
Sekolah yang berkualitas dapat kita lihat dari prestasi-prestasi yang
diraihnya. Selain itu program-program yang dijalankan juga mendukung
peyelenggaraan kegiatan pendidikan. Hal ini merupakan implikasi yang dapat
diperoleh sekolah dari penerapan sistem informasi manajemen pendidikan
yang baik khususnya bagi kepala sekolah dalam mengambil keputusan yang
tepat dan dapat diimplementasikan sebagai sebuah kebijakan untuk mencapai
tujuan pendidikan.
SMP Islam Al-Falaah merupakan lembaga pendidikan yang berbasis
ke-Islaman. Sekolah ini mengedepankan keunggulan dalam iman dan taqwa
(IMTAQ), ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), dan fasilitas. Hal ini
dapat dilihat dari program unggulan yang dimiliki SMP Islam Al-Falaah bagi
para peserta didiknya. Program tersebut yaitu Native, Pesantren, Field Trip,
Persari/Perjumsa, Sholat Dhuha, Sholat Berjama’ah, Tahfidzul Qur’an, LDKS,
dan Manasik Haji.
Selain program unggulan, di sekolah juga terdapat kegiatan
ekstrakurikuler yaitu Iqro, Pramuka, Karate, Basket, Sepak Bola, Menari,
Melukis, Paduan Suara, Bahasa Arab, Bimbingan Al-Qur’an, English Course
(AEC), Drumband, dan MIPA Class.
Selain dari program pendidikan dan ekstrakurikuler, untuk mewujudkan
misinya yang unggul dalam IMTAQ, sekolah menambah muatan Agama dan
penguatan Baca Tulis Al-Qur’an dan keterpaduan kurikulum Departemen
Agama (DEPAG) untuk kurikulum sekolah disamping penggunaan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Untuk menunjang hal tersebut sekolah menyediakan fasilitas berupa
Laboratorium IPA, Laboratorium Komputer Multimedia, Lapangan, Ruang
Ekstrakurikuler, UKS, Masjid, Ruang Serba Guna, Masjid, Kantin, Lapangan
Parkir, dan Sport Hall.
Satu lagi aspek yang tidak kalah pentingnya ialah tenaga pendidik.
SDM-nya terdiri dari lulusan yang memiliki dedikasi tinggi di bidangnya,
6
menguasai disiplin ilmu yang sesuai dengan bidang ajarnya, berpengalaman,
inovatif, kreatif, dan berakhlakul karimah.
Dengan demikian SMP Islam Al-Falaah dapat mencetak peserta didik
yang berkualitas dan berakhlakul karimah sesuai dengan misinya. Hal ini
dapat dibuktikan dari berbegai prestasi yang pernah diraihnya dalam berbagai
macam ajang perlombaan.
Semua ini dapat dicapai tergantung dari kepemimpinan kepala sekolah
dalam menghasilkan sebuah kebijakan yang dapat meningkatkan kualitas
sekolah. Kebijakan ini merupakan implikasi dari keputusan-keputusan yang
diambil kepala sekolah. Sehingga keputusan yang diambil kepala sekolah
sangat menentukan arah tujuan pendidikan yang ingin dicapai sekolah.
Untuk menghasilkan keputusan yang strategis, Kepala Sekolah SMP
Islam Al-Falaah dibantu oleh unit Tata Usaha dan Wakil Kepala Sekolah
(Wakasek) Bidang Kurikulum. Kedua bagian ini memiliki sistem pengelolaan
informasi yang dapat menyediakan informasi yang dibutuhkan kepala sekolah
dalam pengambilan keputusan.
Penulis mengamati bagaimana sistem informasi manajemen di SMP
Islam Al-Falaah berperan bagi kepala sekolah dalam pengambilan keputusan.
Hasil dari pengamatan tersebut penulis menemukan bahwa unit TU SMP
Islam Al-Falaah tidak menggunakan SOP dan pedoman dalam melaksanakan
proses administrasi sekolah. Dalam pelaksanaanya, TU SMP Islam Al-Falaah
menjalankan segala aktivitas keadministrasiannya berdasarkan arahan
langsung dari atasannya.
Kemudian, dalam menjalin hubungan dengan pihak eskternal, misalnya
orang tua murid, sekolah menggunakan sarana surat. Sedangkan pihak
eksternal yang lebih luas lagi dalam hal ini masyarakat, sekolah menggunakan
website untuk memberikan informasi yang ada di sekolah misalnya info
penerimaan peserda didik baru (PPDB).
Selain
itu,
dalam
mengumpulkan
informasi
pihak
sekolah
memanfaatkan data-data yang berasal dari agenda kegiatan program, laporan
penilaian, serta laporan tertulis dan tidak tertulis. Agenda kegiatan dan
7
penialain program ini dapat diperoleh dari laporan yang diberikan dari
penanggung jawab program kegiatan. Sedangkan laporan tertulis dan tidak
tertulis bisa diperoleh dari masukan yang diberikan oleh murid, wali murid,
dan penanggung jawab program.
Dari penjabaran di atas, dapat diketahui bahwa sistem informasi
manajemen yang berjalan di sekolah menggunakan berbagai macam alat untuk
membantu
mengumpulkan,
mencatat,
mengolah,
menganalisis,
dan
menyediakan informasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk
memutuskan kebijakan apa yang akan terapkan di tahun ajaran berikutnya.
Dengan demikian terdapat berbagai sumber informasi yang dapat
digunakan oleh kepala sekolah dalam proses pengambilan keputusan. Namun
dalam pelaksanaanya sumber informasi ini dipusatkan ke dalam dua bagian.
Pertama,
untuk
mengetahui
informasi
mengenai
kurikulum
yang
diimplementasikan di sekolah dapat diperoleh dari wakil kepala sekolah
(wakasek) bidang kurikulum. Sedangkan untuk informasi selain yang
berkenaan dengan kurikulum, misalnya informasi tentang sarana dan
prasarana, keuangan, tenaga pendidik dan kependidikan dan sebagainya
dipusatkan pada unit Tata Usaha.
Penemuan selanjutnya dari hasil pengamatan di SMP Islam Al-Falaah
ialah terkait dengan proses pengambilan keputusan kepala sekolah. Kepala
sekolah memegang posisi puncak dalam hal pengambilan keputusan. Segala
hal yang menyangkut kepentingan sekolah harus berdasarkan keputusan dari
kepala sekolah terlebih dahulu. Dalam hal pengambilan keputusan, posisi
Wakasek Bidang kurikulum dan Tata Usaha ialah sebagai penyedia informasi
di bidangnya. Sehingga sangat berperan penting bagi kepala sekolah karena
dapat menyediakan informasi yang dibutuhkan.
Namun, kepala sekolah juga mempunyai tanggung jawab terhadap
pihak yayasan selaku pemilik SMP Islam Al-Falaah. Salah satu tanggung
jawabnya ialah berupa laporan program kerja yang telah dilaksanakan dalam
periode
satu
tahun
ajaran.
Untuk
menentukan
bagaimana
model
pengembangan dari sebuah program pendidikan yang telah dilaksanakan,
8
pihak yayasan akan melakukan pendampingan dan studi banding dalam kurun
waktu tertentu. Setelah proses itu selesai barulah diputuskan apa saja yang
harus dikembangkan dan diperbaharui dari setiap program pendidikan yang
ada begitu juga dengan hal lainnya yang menyangkut fasilitas, tenaga pendidik
dan kependidikan, kurikulum dan sebagainya.
Berdasarkan deskripsi
permasalahan
yang ada, penulis ingin
melakukan penelitian tentang “Peranan Sistem Informasi Manajemen
Pendidikan bagi Kepala Sekolah dalam Pengambilan Keputusan”.
Persaingan kian kompetitif di zaman teknologi ini berbagai lembaga
pendidikan tengah berlomba membangun sistem yang dapat mempercepat
proses kemajuan lembaga yang dipimpinnya.
Masyarakat juga sudah beralih kepada teknologi. Dilihat dari tingkat
pertumbuhan penduduk pun antara generasi yang berumur muda sekarang
sedikit demi sedikit tengah mengakrabkan diri dengan penggunaan teknologi.
Disini yang lebih disoroti ialah penggunaan informasi yang semakin cepat
baik dalam menghasilkan mengakses maupun menyebarkan. Sehingga hal ini
akan mengubah era informasi di mana informasi yang berkembang sudah
mencapai pada tingkat nilai informasi yang dihasilkan bukan sekedar bahwa
informasi itu ada. Informasi yang berkembang sudah pada taraf keakuratan
yang tinggi, daya analisis yang tinggi dan sebagainya.
Informasi menjadi barang berharga yang menentukan maju atau
tidaknya sekolah. Karena untuk menciptakan sekolah yang maju dilakukan
dengan perencanaan dan penggunaan startegi bersaing yang baik. Kedua hal
ini akan percuma apabila dalam proses merencanakan dan menggunakan
informasi merupakan informasi yang memiliki nilai rendah dalam arti tidak
memiliki nilai jual, daya prediksi yang baik, daya akurasi yang rendah. Maka
pada akhirnya akan menghasilkan kebijakan yang buruk. Oleh karena itu
sangat urgen bagi sebuah sekolah dalam memberdayakan informasi
9
menggunakan SIM. Apabila hal ini terpenuhi maka sekolah dapat melakukan
startegi peningkatan mutu sekolah.
Buktikan jika informasi mengejahwantah dalam setiap aktivitas
penyelenggaraan pendidikan.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulis
menemukan beberapa masalah yaitu:
1. Sekolah belum memaksimalkan fungsi teknologi komputer untuk
mengelola informasi.
2. Tata Usaha tidak menggunakan SOP dan pedoman petunjuk pelaksana
kegiatan dalam mengelola data sekolah.
3. Pengambilan keputusan Kepala Sekolah dipengaruhi oleh pihak Yayasan.
4. Pengambilan keputusan kepala sekolah sangat dipengaruhi oleh pola pikir
pribadi.
C.
Pembatasan Masalah
Secara garis besar terdapat banyak permasalahan yang berkaitan
dengan sistem informasi manajemen di sekolah dan sikap kepala sekolah
dalam mengambil keputusan, maka penulis membatasi masalah pada
1. Peranan sistem informasi manajemen pendidikan di sekolah.
2. Pengambilan keputusan Kepala Sekolah.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah
dipaparkan di atas, maka penulis merumuskan masalah yaitu: “Bagaimanakah
peranan sistem informasi manajemen bagi kepala sekolah dalam pengambilan
keputusan?”
10
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari diadakannya penelitian ini ialah: “untuk mengetahui
peranan sistem informasi manajemen bagi kepala sekolah dalam pengambilan
keputusan.”
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Kepala Sekolah
Memberikan pemahaman akan pentingnya sistem informasi manajemen
dalam pengambilan keputusan untuk kebijakan sekolah dalam pencapaian
tujuan pendidikan.
2. Bagi sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang positif pada
sekolah itu sendiri dalam rangka meningkatkan kualitas manajemen
sekolah.
3. Bagi Peneliti lain
Menambah wawasan dan pengalaman serta penguatan pengetahuan
mengenai peranan sistem informasi manajemen dalam pengambilan
keputusan
11
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Ruang Lingkup Sistem Informasi Manajemen Pendidikan
Pengertian secara keseluruhan mengenai sistem informasi manajemen
pendidikan akan dapat diketahui dengan menjabarkan terlebih dahulu pengertian
sistem, informasi, manajemen, dan pendidikan. Oleh karena itu berikut ini
merupakan pemaparan pengertian dari beberapa ahli.
1. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan
a. Pengertian Sistem
Sistem secara etimologis berasal dari kata systema yang berarti adanya
hubungan antara bagian atau komponen satu dengan lainnya secara teratur dan
menyeluruh. Sedangkan terminologinya menyatakan bahwa sistem adalah
kumpulan dari bagian-bagian yang berkaitan antara satu dengan yang lainnya.3
Lebih jelasnya kita lihat beberapa pengertian lain yang dikemukakan oleh
beberapa ahli mengenai sistem.
Helmawati berpendapat bahwa segala sesuatu yang saling berkaitan
termasuk di dalamnya data dan bagian-bagian tertentu yang dikelola maka dapat
disebut sebagai sebuah sistem. Dengan adanya pengertian ini maka pendidikan
dapat dimasukkan ke dalam sebuah sistem. Ketika di dalam sebuah pendidikan
terdapat pengelolaan suatu sistem informasi maka dapat dikatakan sebagai
subsistem. Hal ini merupakan kegunaan yang dimiliki oleh sistem informasi
manajemen untuk pihak-pihak yang mengelola pendidikan.
Selain itu untuk dapat mengidentifikasi apakah hal tertentu dapat
dikatakan sebagai sebuah subsistem maka dapat diketahui dengan menentukan
seberapa penting hal tersebut dapat perperan dalam pencapaian tujuan sistem dan
apakah hal tersebut dapat dikendalikan dalam analisis yang dilakukan terhadap
sebuah
3
Helmawati, Sistem Informasi Manajemen: Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Rosdakarya,
2015), h. 13
sistem. Jika tujuan sistem dapat dicapai dan ada sesuatu yang dapat dikendalikan
maka hal tersebut dapat dikatakan sebagai subsistem.
Tujuan yang dimiliki oleh sebuah sistem yang ada pada ruang lingkup
pendidikan ialah mencapai tujuan pendidikan itu sendiri. Sistem dalam pendidikan
ialah berupa pengolahan data yang berasal dari dalam maupun dari luar
lingkungan
pendidikan
yang
menghasilkan
informasi
penting
bagi
keberlangsungan sistem yang ada. Dengan kata lain terdapat sistem terbuka di
mana terdapat masukan yang dikelola menjadi keluaran. 4
Secara sederhana Faisal berpendapat mengenai sistem yaitu sistem
merupakan sesuatu yang menjadi kesatuan di mana antara bagian-bagian yang ada
di dalamnya memiliki perangkat. Perangkat ini yang menghubungkan satu per
satu bagian-bagian tersebut.5
Sistem dapat dilihat dari dua bentuk yaitu abstrak dan fisik. Sebuah susunan
yang teratur berupa gagasan atau konsep yang keduanya saling ketergantungan
maka disebut sistem abstrak. Sedangkan sistem fisik merupakan mekanisme, pola,
atau tata aturan yang melibatkan benda-benda fisik yang membentuk sebuah
aktivitas tertentu contohnya catatan, aturan, prosedur, peralatan, dan petugas yang
beroperasi mencatat data, mengukur, dan menyiapkan laporan.6
James A O’Brien mendefinisikan sistem sebagai sebuah perangkat yang
terdiri dari komponen yang bersangkut paut, dengan sebuah sebuah batasan,
bekerja bersama untuk mencapai sebuah kesatuan umum secara objektif dengan
menerima input dan menghasilkan output dalam sebuah proses transformasi
organisasi.7
Judith C. Simon mengatakan bahwa sistem berhubungan dengan elemen
yang bekerja bersama untuk meraih sebuah tujuan. Sebuah sistem dapat terdiri
4
Helmawati, Ibid. h. 13
M. Faisal, Sistem Informasi Manajemen Jaringan, (Malang: UIN-Malang Press, 2008), h. 171
6
Gordon B. Davis, Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen, (Jakarta: Ikrar
Mandiriabadi, 1999), h. 67
7
James A O’Brien and George M Marakas, Introduction to Information Systems, (New York:
McGraw-Hill, 2007), thirteenth edition, h.24
5
dari sejumlah subsistem dan sub-subsistem. Subsistem ini adalah sistem yang
komplit namun juga bersangkut paut dan bekerja bersama dengan subsistem
lainnya untuk menyediakan sebuah sistem yang komplit.8
Agus E. Pratama menguraikan sistem sebagai kumpulan prosedur yang
bekerja secara bersama-sama dalam melakukan kegiatan dan saling berkaitan dan
berhubungan satu sama lain. Prosedur ini membuat komponen-komponen yang
ada di dalamnya dapat berjalan.9
Stair menjelaskan sistem sebagai seperangkat elemen-elemen atau
komponen-komponen yang berinteraksi untuk menyelesaikan tujuan-tujuan.
Elemen-elemen itu sendiri dan hubungan di antaranya menjelaskan bagaimana
mereka bekerja. Sistem mempunyai input, proses mekanis, output dan umpan
balik.10
Amirin merumuskan pengertian sistem yaitu sehimpunan unsur yang
melakukan sesuatu kegiatan atau menyusun skema atau tata cara melakukan
sesuatu kegiatan pemrosesan untuk mencapai tujuan. Untuk mencapai kepada
tujuan maka data energi barang (benda) diolah dengan jangka waktu tertentu guna
menghasilkan informasi, energi dan/atau barang benda.11
Dari beberapa pengertian di atas maka penulis menyimpulkan bahwa sistem
adalah sebuah kesatuan yang terdiri dari unsur-unsur atau bagian-bagian yang
saling berkaitan, berinteraksi, menyusun skema dan tata cara untuk mencapai
tujuan.
8
Judith C. Simon, Introduction to Information System, (New York: The Wall Street Jounal,
2001), h. 6
9
I Putu Agus Eka Pratama, Sistem Informasi dan Implementasinya: Teori & Konsep Sistem
Informasi Disertai Berbagai Contoh Praktiknya Menggunakan Perangkat Lunak Open Source,
(Bandung, Informatika Bandung, 2014), h. 7
10
Ralph M. Stair, George W. Reynolds, Information System, (USA: Course Technology,
2012), Ed. 9, h. 8
11
Tatang M. Amirin, Pokok-pokok Teori Sistem, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 11
b. Pengertian Informasi
Pengertian mengenai informasi perlu kita kaji untuk mengetahui hakikat
dari sistem informasi manajemen pendidikan karena yang menjadi basis dari
konsep ini adalah informasi. Secara umum kita dapat mengartikan bahwa
informasi merupakan data yang memiliki makna dan arti hingga pada akhirnya
menjadi pengetahuan baru. Namun sebelum kita menyimpulkan definisi dari kata
informasi maka kita lihat penjabarannya dari para ahli.
Menurut Helmawati informasi adalah data yang dianalisis dengan cara yang
bermakna akan memberikan manfaat bagi pengguna data tersebut. Data dapat
menjadi sebuah pengetahuan untuk dapat melakukan perencanaan pengambilan
keputusan dan pengendalian lingkungan pendidikan. Hal ini dilakukan setelah
melalui tahap penyeleksian terhadap kualitas informasi sehingga dapat diperoleh
sebuah informasi yang benar-benar dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan.
Artinya, ada sebuah usaha untuk mengolah terlebih dahulu data sebelum akhirnya
menjadi informasi dan hal yang perlu diperhatikan ialah tingkat keberartian
informasi tersebut bagi pengguna.12
Agus E. Pratama memberikan penjelasan bahwa informasi dikelola dengan
memerlukan teknologi. Teknologi yang dimaksud adalah bukan hanya sebatas
komputer melainkan alat-alat yang berguna untuk mengolah data seperti alat tulis,
mesin ketik, jaringan komputer dan sebagainya. Teknologi ini yang menghasilkan
informasi dari pengolahan data yang berasal dari satu atau berbagai sumber
hingga memiliki nilai, arti, dan manfaat.13
Sebagaimana dengan pendapat dari tokoh lain, Gordon B. Davis juga
mengungkapkan bahwa informasi memiliki manfaat dan arti bagi pihak yang
menerimanya. Namun, ia menambahkan bahwa terdapat dimensi waktu terkait
manfaat yang diperoleh. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat durasi atau jangka
12
13
Helmawati, op. cit., h.17
Pratama, op. cit., h. 9
waktu dari manfaat yang dihasilkan, yakni waktu sekarang atau saat ini dan waktu
mendatang. Manfaat tersebut dikaitkan dengan pengambilan keputusan.14
Faisal berpendapat bahwa informasi merupakan sebuah representasi dunia
nyata yang mewakili suatu objek seperti manusia (pegawai, mahasiswa, pembeli,
pelanggan), barang (hewan, peristiwa, konsep, keadaan, dan lain-lain) yang
direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi atau
kombinasinya.15
Stair mengungkapkan bahwa informasi adalah sebuah koleksi yang terdiri
dari fakta yang terorganisir dan terproses sehingga menambah nilai di luar dari
nilai fakta individual. Proses transformasi data menjadi informasi dibutuhkan
penerapan
pengetahuan
dengan
cara
memilih
mengorganisasikan
dan
memanipulasi. Data terdiri dari alphanumeric (numbers, letters, and other
characters), image (graphic images and pictures), audio (sound, noise, or tones),
dan video (moving images or pictures).16
Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa informasi adalah data
yang diolah dengan cara pencatatan, pengklasifikasian, pengorganisasian, dan
dianalisis hingga menghasilkan arti, makna dan pengetahuan.
c. Pengertian Manajemen
Secara singkat manajemen diartikan sebagai sebuah seni dalam mengatur.
Anggapan ini berangkat dari fenomena dalam kehidupan kita sehari-hari yang
tidak terlepas dari prinsip-prinsip manajemen. Semua kegiatan yang kita lakukan
baik secara pribadi maupun secara terorganisir membutuhkan manajemen.
Adapun pengertian menurut beberapa ahli sebagai berikut.
Usman menjelaskan bahwa manajemen dalam pengertian yang luas
merupakan kegiatan yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
14
Davis, Op. cit., h. 3
Faisal, Ibid., h. 171
16
Stair, Ibid, h. 5
15
Sedangkan pengertian dalam arti sempit yaitu manajemen sekolah/madrasah di
mana terdapat kegiatan yang lebih banyak yaitu perencanaan, pelaksanaan,
kepemimpinan, pengawasan, evaluasi, dan sistem informasi yang seluruhnya
dijalankan di sekolah/madrasah.17
Robbins menjabarkan manajemen sebagai proses memperoleh sesuatu
pekerjaan secara efektif dan efisien melalui kerja sama dengan pihak lain. Efisien
berarti melakukan pekerjaan secara benar yang mana menunjukkan kepada
hubungan antara masukan dan keluaran dengan penggunaan sumber biaya sekecilkecilnya. Sedangkan efektif berarti melakukan suatu pekerjaan dengan benar yang
mengarah kepada pencapaian tujuan.18
Terry menjelaskan manajemen mencakup kegiatan pencapaian tujuan yang
dilakukan oleh individu-individu yang menyumbangkan upayanya yang terbaik
melalui tindakan-tindakan yang telah ditetapkan sebelumnya. Segala sesuatu
diupayakan agar tidak berjalan seorang diri saja melainkan usaha-usaha kelompok
yang berjalan secara efektif.19
Rue mendefinisikan manajemen adalah proses memutuskan bagaimana
sebaiknya menggunakan sumber daya bisnis yang terdiri dari pekerja, peralatan,
dan uang untuk memproduksi pelayanan yang baik. Manajemen merupakan
sebuah kerangka kerja yang meliputi pengoordinasian sebuah sumber daya
organisasi.20
Dengan demikian, penulis menyimpulkan pengertian manajemen yaitu
serangkaian proses yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengendalian, dan pengevaluasian terhadap sumber daya yang tersedia untuk
mencapai tujuan dengan cara yang efektif dan efisien.
17
Husaini Usman, Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,
2014), h. 6
18
Stephen P. Robbins and David A. DeCenzo, Fundamentals of Mnagement: Essential
Concepts and Applications, (New York: Pearson Prentice Hall, 2008), Ed. 6 h. 6
19
George R. Terry, Prinsip-prinsip Manajemen, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 9
20
Leslie W Rue, et all., Management: Skills and Application, (New York: McGraw-Hill
Companies, 2003), h. 3
d. Pengertian Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi manajemen merupakan perpaduan antara sistem
informasi dan manajemen. Keduanya saling bersinergi dalam proses yang
dijalankannya. Helmawati mengungkapkan bahwa manajemen membutuhkan
sistem informasi untuk mendukung proses manajemen mulai dari perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian.
Manajemen yang terdiri dari serangkaian proses membutuhkan informasi.
Proses perencanaan (planning) membutuhkan informasi agar rencana yang telah
ditetapkan relevan dengan sumber daya yang ada. Pada proses pengorganisasian
(organizing) terdapat arus informasi ketika terjadi pengalokasian pekerjaan,
wewenang, dan sumber daya antar anggota organisasi. Selanjutnya dalam
kegiatan memimpin (actuating) terdapat proses mengarahkan dan memengaruhi
seluruh anggota yang ada pada sebuah organisasi. Tentunya pemimpin harus
mengetahui data dan informasi terkait kemampuan para anggotanya agar dapat
diarahkan dengan baik. Begitu juga dengan pengendalian (controlling) seorang
pemimpin atau manajer yang ingin mengetahui apakah aktivitas yang
dilaksanakan sesuai dengan perencanaan sebelumnya atau tidak maka digunakan
informasi yang dapat menggambarkan hal tersebut.
Peran informasi menjadi sangat urgen ketika manajemen sedang
menghadapi persoalan yang besar dan rumit. Untuk mengantisipasi hal tersebut
maka perlu adanya rancangan sistem informasi. Apalagi ketika manajemen harus
mengolah data dalam jumlah yang besar dan terdapat perhitungan yang rumit
maka penggunaan komputer menjadi pilihan yang tepat.
Komputer sendiri merupakan sebuah sistem karena ia terdiri dari beberapa
komponen. Komputer terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, prosedur,
data, dan orang. Namun, bukan berarti penggunaan komputer ini merupakan awal
dari lahirnya sistem informasi manajemen. Jauh sebelum adanya komputer, sistem
informasi manajemen sebenarnya sudah diterapkan oleh setiap organisasi. Sejak
awal organisasi berdiri sejak itulah sistem informasi manajemen diterapkan.
Meskipun dalam bentuk yang sangat sederhana. Pencatatan dan penyimpanan
transkrip pada bagan yang ditulis dengan tangan oleh staf kantor merupakan salah
satunya.
Namun,
seiring
kemajuan
teknologi
pesat
dan
tuntutan
akan
perkembangan manajemen yang semakin dinamis maka digunakanlah komputer.
Ha ini disebabkan karena manajemen membutuhkan pengolahan data dalam
jumlah yang besar secara rutin disertai dengan sistem penyimpanannya. Selain itu
terdapat tugas dan aktivitas yang berulang dan ada kebutuhan untuk melakukan
perhitungan yang rumit. Sehingga dengan penggunaan komputer sebagai sebagai
sebuah sistem maka seluruh anggota organisasi dapat terbantu dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan dalam menggunakan informasi.21
Judith C. Simon mengartikan sistem informasi sebagai komponenkomponen yang terdiri dari teknologi informasi, manusia, dan prosedur yang
bekerja bersama untuk menyediakan informasi yang layak dalam format yang
sesuai kapan pun dibutuhkan.22
Menurut Agus E. Pratama sistem informasi merupakan gabungan dari
perangkat lunak (software), perangkat keras (hardware), infrastruktur, dan sumber
daya manusia (SDM) yang saling berkaitan dalam mengolah data menjadi
informasi yang bermanfaat melalui penciptaan sebuah sistem. Selain penggunaan
komputer, manusia juga turut menjadi bagian dari sistem ini. Manusia
menggunakan seluruh ide, pemikiran, dan perhitungan dalam menggunakan
komputer yang di dalamnya terdapat software dan hardware. Selain itu terdapat
pula proses perencanaan, kontrol, koordinasi, dan pengambilan keputusan. Oleh
karena itu sistem informasi dinamakan juga sistem kompleks.23
Menurut Gordon B. Davis sistem informasi memadukan antara manusia
dengan perangkat lainnya. Perpaduan ini menghasilkan informasi yang
21
Helmawati op. cit., h.22
Simon, op. cit., h. 17
23
Pratama, op. cit., h.10
22
mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam
sebuah organisasi.24
Anwar menekankan konsep sistem informasi manajemen kepada integrasi
antara sistem beserta komponen-komponennya atau disebut subsistem. Sistem
dan subsistem yang terintegrasi menghasilkan informasi yang konsisten, akurat,
dan ekonomis.25
Sistem informasi manajemen berdasarkan pendapat Faisal merupakan
jaringan prosedur data yang dikembangkan dalam suatu sistem secara terpadu
dengan maksud memberikan informasi baik intern dan ekstern kepada manajemen
sebagai dasar pengambilan keputusan.26
Haag menyatakan sistem informasi manajemen berhubungan dengan
perencanaan, pembangunan, manajemen, dan penggunaan teknologi informasi
sebagai alat untuk membantu manusia mengerjakan semua tugas yang berkaitan
dengan pemrosesan informasi dan manajemen.27
Sistem informasi menurut Stair adalah seperangkat hubungan dari
komponen-komponen
yang
mengoleksi,
memanipulasi,
menyimpan,
dan
mendiseminasikan data dan informasi dan menyediakan sebuah timbal balik
secara mekanik sehingga bersifat objektif.28
Amirin
mendefinisikan
sistem
informasi
manajemen
merupakan
sekumpulan orang, seperangkat pedoman, dan alat perlengkapan pengolah data
(sekumpulan unsur) memilih, menyimpan, mengolah, dan memanggil kembali.
sistem informasi manajemen dapat mengurangi ketidakpastian di dalam
pembuatan
keputusan.
SIM
menghasilkan
atau
memberikan
informasi
bagi/kepada pimpinan pada saat pimpinan tersebut tidak mempergunakan
24
Davis, op. cit., h. 3
M. Idochi Anwar, Pengembangan Sistem Informasi di Perguruan Tinggi, (Jakarta: Rajawali
pers, 2009), h. 5
26
Faisal, Ibid,, h. 172
27
Stephen Haag, Maeve Cummings., Management Information Systems: For The Information
Age, (New York: McGraw-Hill, 2008), Ed. 7, h. 6
28
Stair, Ibid, h. 4
25
seefisien-seefisiennya
(menghasilkan/memberikan
informasi
pada
saat
diperlukan).29
McLeod mendefinisikan sistem informasi manajemen sebagai suatu
sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi para pengguna yang
memiliki kebutuhan serupa di mana informasi tersebut menjelaskan perusahaan
dilihat dari apa yang telah terjadi di masa lalu, apa yang sedang terjadi, dan apa
yang kemungkinan akan terjadi di masa depan.30
Indrayani khususkan pengertian sistem informasi manajemen ke dalam
aspek bisnis dengan sistem online. Menurutnya sistem informasi manajemen
melayani fungsi level manajemen di organisasi, memberikan laporan kepada
manajemen, menyediakan fasilitas akses secara online dan menyajikan informasi
kinerja organisasi dan catatan-catatan historisnya. SIM tergantung pada data-data
yang berasal dari sistem pemrosesan transaksi sebagai inputnya. Hasilnya
digunakan untuk merencanakan, mengendalikan dan membuat keputusan pada
level manajemen.31
Pengertian sistem informasi manajemen telah diuraikan di atas
berdasarkan teori dari beberapa ahli. Dari uraian tersebut penulis menyimpulkan
sistem informasi manajemen ialah serangkaian komponen yang terdiri dari
manusia, teknologi informasi, seperangkat cara atau skema yang bekerja sama
mengolah data menjadi informasi.
29
Amirin, Ibid, h. 11
Raymond McLeod, dan George P. Schell, Sistem Informasi Manajemen, (Jakarta: Salemba
Empat, 2012), Ed. 10, h. 12
31
Evi Indrayani dan Humdiana, Sistem Informasi Manajemen: Mempersiapkan Pekerja
Berbasis Pengetahuan Dalam Mengelola Sistem Informasi, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2009),
h. 57
30
e. Komponen Sistem Informasi Manajemen
Komponen-komponen sistem informasi manajemen dapat bekerja sama
untuk melakukan kegiatan penyediaan informasi dengan format yang layak pada
waktu yang tepat sesuai yang diungkapkan oleh Judith C. Simon. Adapun
komponen sistem informasi tersebut terdiri dari :
1. Manusia
Manusia dapat menggerakkan komponen-komponen lain yang ada di
sistem seperti perangkat keras, perangkat
lunak /
software, prosedur
pengoperasian dan sebagainya.
2. Prosedur
Prosedur digunakan untuk memberikan petunjuk bagaimana seharusnya
manusia menjalankan sistem informasi. Prosedur ini juga digunakan manusia
untuk mengoperasikan perangkat keras melalui software yang dimiliki.
3. Hardware
Hardware merupakan peralatan fisik berupa komputer. Komputer
dijalankan menggunakan sistem angka binari. Di era digital ini bentuk komputer
sudah semakin bervariasi sesuai kebutuhan menjalankan manajemen.
4. Software
Software merupakan istilah yang digunakan untuk instruksi yang dimiliki
sebuah hardware. Instruksi ini disebut juga program. Software terdiri dari sistem
operasi dan program aplikasi. Software memberikan perintah untuk menjalankan
hardware.
5. Data
Data merupakan istilah yang mengarahkan kepada fakta dari sebuah topik
tertentu. Data dapat diubah menjadi informasi yang berharga. Data dapat berupa
rekaman, dokumen, lembar catatan.32
32
Simon, op. cit., h. 9
Sedangkan dalam paper Sarma Fuad sebagaimana yang dikutip oleh Agus
E. Pratama, sistem informasi terdapat komponen-komponen yang memiliki fungsi
dan tugas masing-masing yang saling berkaitan satu sama lain. Komponenkomponen tersebut terdiri dari tujuh poin yaitu :
1. Input (masukan)
Komponen ini menerima data yang berasal dari sebuah sumber dan telah
diolah menjadi sesuatu yang memiliki nilai dan manfaat. Data yang diterima
berupa data internal dan eksternal. Data ini bersumber baik dari dalam organisasi
maupun dari luar organisasi.
2. Output (Keluaran)
Data yang telah dimasukkan ke dalam komponen input selanjutnya akan
disajikan oleh komponen output kepada pengguna sistem informasi. Hasil ini
merupakan akhir dari proses pengolahan komponen sistem informasi. Data yang
dihasilkan sesuai dengan data yang telah di-input dan fungsionalitas dari sistem
informasi tertentu.
3. Software (Perangkat Lunak)
Komponen ini membantu dalam mengolah data, menyajikan informasi,
menghitung data, dan lain-lain dalam sebuah sistem informasi. Komponen
perangkat lunak terdiri dari sistem operasi, aplikasi, dan driver baik yang
digunakan dalam komputer server dan client maupun sistem operasional yang
diterapkan dalam manajemen sistem informasi.
4. Hardware (Perangkat Keras)
Perangkat dalam komponen ini terdiri dari komputer dengan berbagai
jenisnya termasuk perangkat pelengkapnya seperti hub, switch, dan router.
Termasuk juga komputer yang digunakan oleh server maupun client. Perangkat
ini berperan sebagai media dalam sistem informasi.
5. Database (Basis Data)
Basis data berguna dalam penyimpanan, pengolahan, dan penyajian data
dan informasi. Semua data dan informasi disimpan ke dalam satu atau beberapa
tabel. Basis data ini dioperasikan secara komputerisasi.
6. Kontrol dan Prosedur
Kontrol
dan
prosedur
dapat
menjadi
satu
komponen
dalam
implementasinya. Komponen ini terdiri dari segala prosedur dan aturan yang
berlaku serta proses pembuatan keputusan pada sebuah sistem. Dengan adanya
komponen kontrol dan prosedur membuat sistem informasi dapat terhindar dari
ancaman dan gangguan yang berpotensi timbul selama menjalankan sistem
informasi.
7. Teknologi dan Jaringan Komputer
Komponen ini berfungsi dalam mengatur komponen lainnya yaitu
software,
hardware,
database,
kontrol
dan
prosedur.
Komponen
ini
memungkinkan banyak pengguna dapat terhubung dengan sistem informasi
melalui jaringan yang ada seperti kabel jaringan dan wireless. Jaringan komputer
dapat dibentuk menjadi jaringan lokal (private) atau pun jaringan internet (public)
sesuai kebutuhan, biaya, kebijakan, situasi, dan kondisi yang ada. Dengan begitu,
sistem dapat berjalan dengan baik.33
Stair juga menjabarkan komponen yang menyusun sistem informasi
manajemen yaitu :
1. Input
Input adalah aktivitas pengumpulan dan menangkap data mentah.
2. Proses
Proses berarti mengubah atau mentransformasikan data ke dalam hasil
yang berguna. Pemrosesan dapat melibatkan pemakaian hitung-hitungan,
membandingkan data dan mengambil alternatif, aksi, dan penyimpanan data untuk
digunakan pada masa depan. Pemrosesan dapat diselesaikan secara manual atau
dengan menggunakan bantuan komputer.
3. Output
Output melibatkan aktivitas memproduksi informasi berharga, biasanya
dalam bentuk format dokumen dan laporan.
33
Pratama, op. cit., h. 11
4. Feedback
Feedback atau umpan balik adalah informasi dari sistem yang digunakan
untuk membuat perubahan pada input atau aktivitas pemrosesan.34
Berdasarkan uraian dari beberapa ahli tentang komponen-komponen
sistem informasi manajemen pendidikan, maka penulis menyimpulkan terdapat
lima komponen penyusun sistem informasi manajemen yaitu manusia, prosedur,
hardware, software dan data.
f. Jenis-jenis Sistem Informasi Manajemen
Davis memandang terdapat dua jenis sistem berdasarkan klasifikasinya
yaitu sistem tertutup dan terbuka.
1. Sistem Tertutup
Sebuah sistem yang tidak terdapat kemungkinan bertukar materi,
informasi, atau energi dengan lingkungannya disebut sistem tertutup. Sistem
seperti ini akan melemah atau bercerai - berai. Namun apabila terdapat
kemungkinan untuk saling bertukar materi, informasi, atau energi dengan
lingkungannya maka dikatakan sistem terbuka. Hal ini dapat dikatakan sebagai
kondisi yang relatif terisolasi karena tidak sama sekali tertutup dalam arti fisik.
2. Sistem Terbuka
Informasi, materi, atau energi di dalam sistem terbuka saling bertukar yang
meliputi masukan yang acak dan tak tentu. Dalam meneruskan eksistensinya,
sistem terbuka pada suatu organisasi terdapat kecenderungan untuk bersifat
adaptif terhadap lingkungan yang memiliki perubahan. Bentuk adaptasinya berupa
usaha untuk mengubah dan mengorganisasikan diri sebagai tanggapan atas
perubahan keadaan.
Di antara sistem tertutup dan terbuka ada sistem relatif tertutup menerima
masukan yang telah ditentukan sebelumnya, mengolahnya, dan memberikan
keluaran yang juga telah ditentukan sebelumnya.35
34
Ralph M. Stair, George W. Reynolds, Information System, (USA: Course Technology,
2012), Ed. 9, h. 11
35
Davis, Ibid., h. 73
Jenis SIM menurut Eti terdiri dari tiga jenis yaitu intranet, internet, dan
ekstranet. Sistem ini merupakan teknologi berbasis elektronik yang dapat
memberikan berbagai jenis pelayanan. Sistem ini bisa digunakan untuk lembaga
pendidikan yang ingin menerapkan sistem antarorganisasi (Inter Organizational
System/IOS). Hal ini terkait dengan fenomena persaingan di antara lembaga
pendidikan yang mana membutuhkan sistem informasi yang lebih efektif dan
efisien serta praktis. Adapun ketiga jenis sistem tersebut ialah sebagai berikut :
1. Intranet.
Sistem jenis ini dapat menghubungkan dua jaringan kantor yang terpisah
secara geografis. Dengan sistem ini lembaga pendidikan dapat mendirikan
cabang atau unit manajemen di wilayah tertentu dan tetap dapat menjalin
hubungan komunikasi.
2. Internet.
Sistem jaringan ini bersifat publik. Semua khalayak dapat mengakses
informasi yang disajikan oleh penyedia informasi. Sehingga membantu calon
peserta didik dalam menjalin hubungan komunikasi dengan sekolah. Begitu juga
dengan masyarakat yang ingin mengetahui informasi seputar kualitas sekolah.
3. Ekstranet.
Ekstranet bersifat hubungan keluar. Sistem jaringan ini berfungsi dalam
menjalin hubungan antar lembaga pendidikan dan lembaga penunjangnya.
Ekstranet membuat lingkup sistem informasi menjadi semakin luas.36
g. Manfaat Sistem Informasi Manajemen
Manajemen memiliki fungsi untuk mengendalikan. Untuk menjalankan
fungsi ini dengan baik sehingga proses koordinasi dan pengarahan menjadi efektif
maka diperlukan sistem informasi. Adapun manfaat sistem informasi terkait
dengan pengendalian manajemen menurut Syopiansyah ialah :
1. Penghematan waktu (time saving).
2. Penghematan biaya (cost saving).
36
h. 22
Eti Rochaety, dkk., Sistem Informasi Manajemen Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),
3. Peningkatan efektivitas (effecitiveness).
4. Pengembangan teknologi (technology development).
5. Pengembangan personel (staff development).37
Eti Rochaety berpendapat bahwa SIM Pendidikan tidak hanya bermanfaat
bagi para pengambil keputusan bidang pendidikan, tetapi juga bermanfaat bagi
masyarakat.38 Menurutnya, sekolah sebagai lembaga pendidikan yang berada di
lingkup masyarakat mempunyai tanggung jawab dalam menjaga kualitas dari
proses operasional lembaga pendidikan. Karena masyarakat sebagai subsistem
menjadi control society atas penyelenggaraan kegiatan yang sekolah lakukan. Ini
merupakan manfaat SIM Pendidikan dalam perspektif masyarakat. Oleh karena
itu sekolah juga harus mempertimbangkan tuntutan yang diinginkan masyarakat
dan tuntutan itu dapat dibantu dengan memanfaatkan SIM Pendidikan.
h. Sistem Informasi Manajemen Fungsional
Menurut Judith C. Simon dalam sebuah organisasi terdapat bagian
mempunyai fungsi yang berbeda. Bagian-bagian ini membantu manajer dalam
menggunakan sistem informasi manajemen untuk membuat keputusan. Adapun
sistem informasi fungsional dalam manajemen sebagai berikut:
1. Sistem Informasi Sumber Daya Manusia
Sistem informasi sumber daya manusia adalah fungsi organisasi yang
mengatur perekrutan dan penempatan tenaga kerja dalam sebuah organisasi.
Fungsi
organisasi
ini
juga
mengatur
tentang
pemberian
kompensasi,
pengembangan, dan evaluasi kerja pegawai.
2. Sistem Informasi Keuangan / Finansial
Sistem informasi keuangan berfungsi dalam menyediakan data terkait
pendapatan dan pengeluaran. Selain itu juga mengatur perencanaan keuangan,
investasi, dan pembiayaan sebuah kegiatan. Sistem ini mencatat transaksi yang
37
Syopiansyah Jaya Putra dan A’ang Subiyakto, Pengantar Sistem Informasi, (Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2006), h.77
38
Rochaety, op.cit., h. 13
terjadi dan menganalisis data tersebut hingga menjadi informasi berharga bagi
organisasi.
3. Sistem Informasi Pemasaran / Penjualan
Sistem informasi pemasaran digunakan dalam menjual produk dan jasa.
Sistem ini melakukan kegiatan berupa studi kelayakan pemasaran, menganalisis
kemampuan produk, mengatur pemesanan, dan menjaga hubungan baik dengan
pelanggan.
4. Sistem Informasi Produksi / Operasi
Sistem informasi produksi berfungsi membantu organisasi dalam
memutuskan aktivitas produksi. Sistem ini berusaha untuk memberikan metode
dalam mengubah sebuah produk menjadi bernilai. Produk yang dihasilkan dapat
berupa barang dan jasa.39
Lain halnya dengan sistem informasi manajemen fungsional menurut Eti.
Ia mengungkapkannya dalam praktek lembaga pendidikan. Adapun sistem
tersebut ialah :
1. Sistem informasi manajemen keuangan
Sistem informasi manajemen keuangan memiliki sistem pencatatan yang
disebut akuntansi. Sistem ini menyajikan neraca, laporan rugi laba, dan laporan
perubahan modal sebagai informasi yang dibutuhkan manajer. Akuntansi sendiri
memiliki arti sebagai proses mencatat, menggolongkan, meringkas peristiwa dan
kejadian yang menyangkut transaksi keuangan. Dengan adanya sistem ini maka
lembaga pendidikan dapat mengetahui posisi keuangan dan besarnya biaya yang
keluar dalam rangka menjalankan kegiatan-kegiatan sekolah.
2. Sistem informasi manajemen operasi
Sekolah sebagai lembaga pendidikan membutuhkan sebuah proses
pengolahan yang dapat menciptakan output berupa lulusan. Oleh karena itu
dibutuhkan sebuah manajemen pengoperasian yang bekerja secara sistematis
dalam memproses input berupa kurikulum, tenaga pendidik dan kependidikan,
sarana dan prasarana, peserta didik, dan sebagainya. Sistem informasi manajemen
39
Simon, op. cit., h. 29
operasi dapat membantu memecahkan permasalahan yang ada pada proses
pengubahan input menjadi output yang diharapkan. Dengan begitu sekolah dapat
menyajikan jasa pendidikan yang berkualitas.
3. Sistem informasi manajemen pemasaran
Perkembangan lembaga pendidikan saat ini mengalami persaingan yang
sangat ketat. Terdapat banyak sekali lembaga pendidikan yang tumbuh dan
menawarkan beragam jasa pendidikan yang berkualitas. Agar dapat bersaing,
sebuah lembaga pendidikan membutuhkan sistem yang dapat menganalisis pola
persaingan yang sedang terjadi. Untuk itu dibutuhkan sistem informasi
manajemen pendidikan yang dapat menyajikan dan mengatur arus informasi
dalam memasarkan jasa pendidikan sehingga dapat menyediakan jasa yang sesuai
dengan keinginan para pengguna jasa pendidikan.
4. Sistem informasi manajemen sumber daya manusia
Lembaga pendidikan berusaha untuk menciptakan program-program
unggulan dalam mencapai tujuan pendidikan. Program-program tersebut harus
dibarengi dengan sumber daya manusia yang kompeten dan mumpuni. Selain itu
juga diperlukan usaha mengembangkan sumber daya manusia yang ada. Hal ini
dapat diupayakan dengan merancang sistem informasi manajemen sumber daya
manusia. Sistem ini mampu menyediakan data yang menggambarkan keadaan
tentang tenaga pendidik dan kependidikan mulai dari jumlah, kondisi, status masa
kerja, kompensasi, keahlian yang dimiliki dan sebagainya.40
2. Pengertian Sistem Informasi Manajemen Pendidikan
Sistem informasi manajemen pendidikan merupakan perpaduan antara
dua bidang kajian yaitu sistem informasi manajemen (SIM) dan pendidikan.
Sistem informasi manajemen merupakan bagian dari ilmu manajemen. Sedangkan
konsep pendidikan sendiri sebenarnya masih luas. Namun, penulis membatasi
pendidikan dalam hal ini adalah pendidikan formal atau sekolah.
Pemahaman Rochaety terkait konsep sistem informasi manajemen
pendidikan tidak terlepas dari era baru yang sedang berkembang. Era ini
40
Rochaety, op. cit., h. 169
mempengaruhi dunia pendidikan dalam membentuk pola pergerakan lembaga
pendidikan. Penggunaan komputer merupakan ciri utama dari sistem informasi
manajemen yang diterapkan.
Informasi menjadi kebutuhan pokok bagi kepala sekolah dalam
menjalankan organisasi. Hal ini tidak terlepas dari fenomena ledakan informasi
pada era ini. Era di mana informasi berkembang begitu pesat dengan dukungan
teknologi. Fenomena ini berdampak baik pada kinerja lembaga pendidikan.
Menurutnya penggunaan sistem informasi manajemen pendidikan
merupakan tuntutan bagi kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas lembaga
pendidikan yang dipimpin. Hal ini terkait dengan pemahaman bahwa sekolah
merupakan organisasi yang memiliki orientasi sosial dan bisnis. Akibatnya
lembaga pendidikan dituntut untuk memiliki keunggulan dalam bersaing agar
menjadi pilihan bagi para pengguna jasa pendidikan di samping juga harus
meningkatkan kualitas pendidikan yang ditawarkan.
Hal ini bisa dipahami sebagai sesuatu yang saling menguntungkan. Di
saat sekolah berusaha untuk memberikan pendidikan yang bermanfaat bagi
masyarakat maka orientasi yang mengarah kepada bisnis dapat menunjang dari
segi pembiayaan. Dengan orientasi bisnis, sekolah dapat membangun sarana dan
prasarana yang memadai. Ketika sekolah sudah memiliki fasilitas yang baik maka
dengan sendirinya akan meningkatkan kualitas. Begitu juga dengan aspek lainnya
yang ada di sekolah seperti kurikulum, tenaga pendidik dan kependidikan, dan
sebagainya.
Pada akhirnya kedua orientasi itu akan berujung pada satu hal. Baik yang
berkaitan dengan usaha meningkatkan kualitas pendidikan maupun yang berkaitan
dengan orientasi bisnis sama-sama membutuhkan sistem informasi manajemen.
Dengan adanya sistem informasi manajemen maka lembaga pendidikan dapat
melakukan peningkatan kelancaran informasi, kontrol kualitas, dan menjalin
komunikasi dengan berbagai pihak.41
Helmawati menuturkan konsep sistem informasi manajemen pendidikan.
Menurutnya pendidikan merupakan sebuah sistem yang di dalamnya terdapat
subsistem atau komponen. Setidaknya di dalam pendidikan terdapat komponen
tujuan, program, proses dan evaluasi. Selain itu masih banyak lagi komponenkomponen yang ada dalam pendidikan di mana satu dan yang lainnya saling
terkait.
Sistem informasi manajemen membantu setiap komponen yang ada di
lembaga pendidikan menghasilkan informasi. Sekolah tentunya memiliki tujuan
pendidikan yang hendak dicapai. Mengetahui tujuan tersebut merupakan sebuah
kebutuhan bagi pihak pengguna jasa pendidikan. Sedangkan bagi kepala sekolah,
informasi terkait peraturan pemerintah dan informasi lainnya dibutuhkan untuk
membuat perencanaan pendidikan untuk mencapai tujuan.
Sekolah juga memiliki kurikulum sebagai program pendidikan. Agar
kurikulum yang diterapkan sesuai dengan tuntutan dan perkembangan masyarakat
dan dunia kerja maka, penting untuk mengetahui paradigma dan isu kontemporer
yang sedang berkembang di masyarakat. Paradigma dan isu kontemporer tersebut
merupakan informasi yang penting untuk menyesuaikan materi-materi pelajaran
yang diajarkan di sekolah. Kemudian dengan sistem informasi manajemen yang
ada, sekolah dapat memberikan informasi terkait keunggulan program pendidikan
yang dijalankan kepada masyarakat sebagai pengguna jasa pendidikan.
Sistem informasi manajemen pendidikan berperan bagi kepala sekolah
untuk mengetahui apakah seluruh komponen yang ada di sekolah telah berjalan
dalam
upaya
mewujudkan
tujuan
pendidikan.
Kepala
sekolah
dapat
mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang belum mendukung pencapaian tujuan
pendidikan. Proses pengidentifikasian ini pun dapat dilakukan dengan sangat
cepat dan tepat serta akurat dengan mengandalkan sistem informasi manajemen.
41
Rochaety, op. cit., h. 1
Adapun sistem informasi manajemen pendidikan itu sendiri ialah suatu sistem
yang dirancang untuk menyediakan informasi guna mendukung pengambilan
keputusan pada kegiatan manajemen.42
Dari uraian di atas, secara terpisah kita telah mengetahui pengertian dari
masing-masing kata. Sehingga penulis menyimpulkan bahwa sistem informasi
manajemen ialah serangkaian komponen yang terdiri dari manusia, teknologi
informasi, seperangkat cara atau skema yang bekerja sama mengolah data menjadi
informasi yang berhubungan dengan aktivitas penyelenggaraan pendidikan.
B. Ruang Lingkup Pengambilan Keputusan
1. Pengertian Pengambilan Keputusan
Kita dapat mengetahui pengertian pengambilan keputusan dengan
menelaah pengertian pengambilan keputusan dari beberapa ahli terlebih dahulu.
Sehingga didapat pengertian yang lebih tepat tentang apa yang dimaksud dengan
pengambilan keputusan.
Menurut Rochaety, pengambilan keputusan merupakan sebuah hasil,
jawaban, dan proses pemilihan, serta usaha mengakhiri proses berpikir. Hasil dari
pengambilan keputusan ialah keputusan (decision). Pengambilan keputusan
menekankan kepada ketepatan dalam pemilihan alternatif-alternatif keputusan
yang ada. Hal ini dikarenakan pengambilan keputusan memiliki pengaruh dan
dampak terhadap kelangsungan organisasi sekolah.43
Robbins
menjelaskan
bahwa
pengambilan
keputusan
merupakan
serangkaian proses pemilihan alternatif melalui tahap identifikasi masalah,
pemilihan solusi, dan evaluasi keefektifan solusi terpilih. Pengambilan keputusan
secara sederhana digambarkan sebagai sebuah pemilihan di antara alternatif-
42
43
Helmawati, op. cit., h. 38
Rochaety ,op.cit., h.152
alternatif. Proses pengambilan keputusan dimulai dengan pengidentifikasian
sebuah masalah. 44
Kamaluddin memandang keputusan sebagai suatu tindakan koreksi
terhadap pelaksanaan kegiatan yang menyimpang dari rencana awal. Ia
memasukkan proses pembuatan pemilihan (choice making) dan pemecahan
masalah (problem solving) ke dalam pengertian pengambilan keputusan.
Pembuatan keputusan diawali dari kegiatan menginventarisasi seluruh perangkat
untuk membuat beberapa pilihan keputusan. Setelah itu dilakukan perumusan
masalah sebagai tindakan dari pengambil keputusan. Agar dapat memutuskan
pilihan yang terbaik maka ditentukan kelebihan dan kekurangan yang terkandung
pada pemecahan masalah.45
Setelah proses pemilihan dilakukan dan ditetapkan keputusan mana yang
paling baik maka langkah selanjutnya ialah tindak lanjut dari keputusan tersebut.
Dengan begitu maka proses ini akan mengarah kepada pemecahan masalah.
Tidak hanya sebatas itu saja, pengambilan keputusan juga harus disertai
dengan metode yang efisien sesuai dengan situasi yang dihadapi. Metode ini
merupakan cara yang harus dilakukan pengambil keputusan dalam mengelola
informasi yang ada untuk kemudian ditemukan alternatif yang tepat. Dengan
metode ini keputusan akan efektif untuk mencapai tujuan. 46
McLeod menyebut alternatif sebagai sebuah solusi. Pengambilan
keputusan menurutnya merupakan aktivitas pemecahan masalah yang diselesaikan
dengan cara melakukan memutuskan sebuah solusi. Keputusan merupakan sebuah
tindakan pilihan yang akan dijalankan.47
44
Robbins, op. cit., Ed. 6 h. 82
Kamaluddin, Pengambilan Keputusan Manajemen, (Malang: Dioma, 2007), h. 1
46
Salusu, Pengambilan Keputusan Stratejik untuk Organisasi Publik dan Organisasi non
Profit, (Jakarta, Grasindo, 2015), h. 47
47
Raymond McLeod, dan George P. Schell, Sistem Informasi Manajemen, (Jakarta: Salemba
Empat, 2012), Ed. 10, h. 20
45
Rue mengistilahkan pengambilan atau pembuatan keputusan dalam arti
sempit ialah proses pemilihan dan menentukan kelayakan respon dari sejumlah
variasi alternatif untuk memecahkan masalah.48
Dengan demikian, penulis menyimpulkan pengambilan keputusan adalah
proses pemilihan alternatif yang tepat, efektif, dan efisien untuk dijadikan
tindakan selanjutnya dalam proses pemecahan masalah.
2. Tipe-Tipe Keputusan
Scott dan Mitchell dalam Kamaluddin membedakan keputusan menjadi dua
tipe yaitu keputusan perorangan dan keputusan organisasi. Keputusan perorangan
bersifat pada kegiatan partisipatif sedangkan kegiatan yang bersifat produktif
termasuk ke dalam keputusan organisasi.
a. Keputusan berpartisipasi (perorangan)
Keputusan berpartisipasi memperhitungkan timbal balik antara kontribusi
yang dilakukan seseorang terhadap organisasi atau orang lain. Karakter dan
kepribadian seseorang mempengaruhi pola hubungan yang dijalin antara orang
tersebut dengan organisasi. Selain itu tujuan seseorang juga mempengaruhi
keputusan yang akan diambil.
b. Keputusan berproduksi (organisasi)
Keputusan ini merupakan penyesuaian yang dilakukan organisasi dalam
menyikapi perubahan-perubahan yang terjadi. Berdasarkan sifatnya, penyesuaian
yang dilakukan dapat digolongkan menjadi dua yaitu penyesuaian rutin dan
penyesuaian inovatif atau kreatif. Penyesuaian bersifat rutin diwujudkan dalam
bentuk program-program. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi perubahan
yang bersifat sistemik. Sedangkan penyesuaian inovatif dilakukan untuk
menyikapi situasi yang tidak menentu yang disebabkan oleh banyak hal. Dalam
keputusan inovatif diperlukan sistem komunikasi dan sistem informasi yang baik
agar dapat menyediakan informasi yang relevan bagi pengambil keputusan.49
48
Leslie W Rue, et all., Management: Skills and Application, (New York: McGraw-Hill
Companies, 2003), h. 68
49
Kamaluddin, op. cit., h. 10
Berbeda dengan Irwin D. Bross dalam Kamaluddin yang membagi
keputusan menjadi tiga tipe. Hal ini didasarkan pada tingkatan keputusan.
a. Keputusan otomatis
Keputusan ini berada pada tingkat terendah. Keputusan otomatis dilakukan
atas sifat biologis atau fisis, dan gerak refleks atau insting. Keputusan ini tidak
dilakukan proses pemikiran terlebih dahulu.
b. Keputusan memoris
Keputusan di tingkat selanjutnya yaitu keputusan memoris. Kebalikan dari
keputusan otomatis, keputusan memoris mengutamakan kemampuan mengingat
akan wewenang dan tugas yang diberikan kepada yang pengambil keputusan.
Keputusan ini cenderung pada penggunaan insting yang diarahkan pada tujuantujuan yang ingin dicapai.
c. Keputusan kognitif
Keputusan yang paling tinggi tingkatannya yaitu keputusan kognitif.
Dalam keputusan ini, ilmu pengetahuan dan faktor-faktor tertentu menjadi dasar
pembuatan keputusan. Terdapat proses yang lebih kompleks dalam keputusan
kognitif yaitu adanya proses identifikasi, perumusan masalah, pembuatan berbagai
alternatif, pemilihan alternatif dan implementasi serta pemantauan.50
Faisal membagi tipe keputusan menjadi keputusan terprogram dan
keputusan tak terprogram.
a. Keputusan terprogram
-
Dibuat menurut kebiasaan, aturan, dan prosedur baik tertulis maupun tidak
tertulis
-
Bersifat rutin dan berulang-ulang
b. Keputusan tak terprogram (tidak terstruktur)
-
Mengenai masalah khusus, khas, dan tidak biasa
-
Kebijakan yang ada belum menjawab
-
Tanpa pengalokasian sumber daya51
50
51
Kamaluddin, op. cit., h. 14
Faisal, Ibid, h. 75
3. Jenis-jenis Pengambilan Keputusan
Eti Rochety membagi jenis keputusan berdasarkan sudut pandangnya
yaitu:
a. Keputusan Berdasarkan Tingkat Kepentingan
Jenis keputusan ini mengacu kepada hierarki manajemen yang terdiri dari
tiga tingkatan manajemen. Pertama, keputusan untuk menjawab tantangan dan
perubahan lingkungan jangka panjang berada pada tingkat manajemen puncak
yang bersifat strategis. Kedua, keputusan yang bersifat administrasi berada pada
tingkat manajemen menengah yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya.
Ketiga, keputusan keputusan yang menyangkut kegiatan operasional organisasi
sehari-hari berada pada manajemen tingkat bawah.
b. Keputusan Berdasarkan Regularitas
Keputusan ini mendasarkan pada kegiatan manajemen yang dilakukan
secara terstruktur di mana kegiatan terjadi secara berulang-ulang dan tidak
terstruktur di mana bukan termasuk kegiatan yang rutin terjadi. Sehingga untuk
kegiatan manajemen secara terstruktur dilakukan pengambilan keputusan
terprogram yaitu dengan melalui serangkaian tahap penyelesaian. Sedangkan
untuk kegiatan manajemen secara tidak terstruktur dilakukan pengambilan
keputusan tidak terprogram tanpa melalui serangkaian tahap penyelesaian.
c. Keputusan Berdasarkan Lingkungan
Lingkungan memiliki cakupan yang lebih luas sehingga keputusan jenis ini
dibedakan berdasarkan kondisi yang dialami, yaitu:
1. Pengambilan keputusan dalam kondisi pasti
2. Pengambilan keputusan dalam kondisi berisiko
3. Pengambilan keputusan dalam kondisi tidak pasti
4. Pengambilan keputusan dalam kondisi konflik52
Menurut Rue, pengambilan keputusan dibedakan menjadi dua yaitu
pengambilan keputusan terprogram dan keputusan tidak terprogram. Pengambilan
52
Rochaety, op. cit., h.160
keputusan terprogram dicapai dengan membangun atau membuat prosedur secara
sistematis. Secara normal, pengambil keputusan mengetahui situasi dalam sebuah
keputusan terprogram. Selain itu keputusan ini juga dapat dikategorikan ke dalam
keputusan rutin dan berulang. Pengambilan keputusan manajer dikemas oleh
kebijakan organisasi, prosedur, dan peraturan yang diprogram dan dibangun
sebagai garis-garis halauan yang harus diikuti oleh manajer.
Sedangkan keputusan tidak terprogram memiliki atau bahkan tidak
memiliki ketetapan. Hal tersebut bersifat relatif tak terstruktur dan umumnya
membutuhkan banyak pendekatan secara kreatif dari si pembuat keputusan.
Pengambil keputusan harus mengembangkan prosedur untuk digunakan.
Umumnya, keputusan jenis ini lebih sulit dibuat ketimbang keputusan
terprogram.53
4. Faktor-faktor Pengambilan Keputusan
Menurut Eti Rochaety, terdapat beberapa faktor pengambilan keputusan
sebagai berikut:
a. Posisi atau Kedudukan
Posisi atau kedudukan merupakan tugas dan fungsi yang diemban
seseorang dalam sebuah organisasi. Oleh karena itu, posisi atau kedudukan dapat
menentukan peranannya terhadap sebuah keputusan untuk bertindak sebagai
pembuat, penentu, atau sekedar staf. Sedangkan berdasarkan tingkatan posisinya
dapat bertindak dalam pengaturan strategi, peraturan, pengorganisasian,
pengoperasian atau hal yang berkaitan dengan teknis.
b. Masalah
Masalah mempunyai karakteristik yang berbeda. Selain itu, faktor
penyebab yang menimbulkan masalah pun bermacam-macam. Sehingga
pengambilan keputusan yang dilakukan pun akan disesuaikan dengan karakter
masalahnya. Dengan demikian masalah mempengaruhi bagaimana keputusan itu
diambil.
53
Rue, op.cit., h. 68
c. Situasi
Situasi memiliki keragaman peristiwa yang terjadi dan mempengaruhi
tindakan seseorang. Dengan kata lain situasi terdiri dari unsur-unsur yang saling
berkaitan satu sama lain. Seorang pengambil keputusan harus jeli membaca situasi
yang sedang terjadi karena masalah timbul dari situasi yang sedang berjalan.
d. Kondisi
Daya gerak, daya berbuat atau kemampuan seseorang ditentukan oleh
kondisi yang terjadi. Kondisi memberikan daya memengaruhi yang besar terhadap
kemampuan seseorang dalam proses pengambilan keputusan.
e. Tujuan
Tujuan dapat mengarahkan seseorang dalam mengambil keputusan. Tujuan
ini bisa tujuan perorangan, tujuan organisasi, atau tujuan yang memang sudah
ditentukan. Sehingga pengambil keputusan berusaha semaksimal mungkin agar
tujuan yang hendak dicapai dapat terwujud. 54
Menurut Dermawan, faktor pengambilan keputusan ditentukan oleh hal-hal
yang dapat dibagi ke dalam tiga pembagian waktu.
a. Masa Lalu
-
pengalaman dan peristiwa-peristiwa yang telah dialami
-
keinginan-keinginan yang belum terwujud pada masa lalu
-
masalah dan tantangan yang belum selesai pada masa lalu
-
ketersediaan informasi di masa yang telah lewat
b. Masa Kini
-
faktor lingkungan yang berubah saat ini
-
visi, misi, dan tujuan yang ingin dicapai
-
hasil dari faktor lingkungan yang telah berubah
-
terjadinya kelangkaan dan keterbatasan
54
Rochaety, op. cit., h.155
-
adanya proses bertindak dalam pemilihan alternatif solusi
-
berbagai keputusan dari organisasi lain yang diambil oleh manajer
-
kualitas dan relevansi dari informasi yang tersedia
-
pengetahuan yang timbul dari pengolahan informasi
c. Masa Depan
-
visi, misi dan tujuan yang akan dicapai
-
lingkungan yang berpotensi untuk berubah
-
peluang timbulnya risiko dan kelangkaan
-
tersedianya informasi yang diharapkan55
Menurut Kamaluddin faktor pengambilan keputusan yaitu :
a. Keadaan intern organisasi
Keadaan-keadaan yang ada dalam organisasi yang mempengaruhi
pengambilan keputusan yaitu sumber dana yang tersedia, kemampuan karyawan,
kelengkapan peralatan, dan struktur organisasi.
b. Tersedianya informasi yang diperlukan
Informasi yang tersedia pada suatu organisasi bersumber dari intern
organisasi dan ekstern organisasi. Dalam pemecahan masalah harus diketahui
informasi terkait penyebab terjadinya masalah dan akibat yang akan terjadi
apabila masalah tersebut dipecahkan. Untuk itu informasi yang tersedia haruslah
informasi yang baik dan tepat.
c. Keadaan ekstern organisasi
Keadaan ekstern organisasi menjadi faktor tersendiri yang mempengaruhi
pengambilan keputusan. Hal ini disebabkan karena keadaan eksternal organisasi
memiliki unsur-unsur dan kekuatan-kekuatan yang berdampak besar bagi intern
organisasi. Untuk itu manajer harus mampu mengidentifikasi, menganalisa,
mengevaluasi, mendiagnosis dan bereaksi terhadap kekuatan-kekuatan lingkungan
eksternal.
d. Kepribadian dan kecakapan pengambilan keputusan
55
Rizky Dermawan, Pengambilan Keputusan: Landasan Filosofis, Konsep, dan Aplikasi,
(Bandung: Alfabeta, 2004), h. 29
Tidak bisa dipungkiri bahwa kepribadian dan kecakapan seseorang turut
mempengaruhi proses pengambilan keputusan. Hal ini terkandung pada penilaian,
kebutuhan, tingkat inteligensi, kapasitas, kapabilitas, dan keterampilan yang ada
pada diri seseorang. Nilai-nilai tersebut dapat tercermin pada hasil pengambilan
keputusan yang dilakukan.56
5. Model Pengambilan Keputusan
Dalam buku Rizky Dermawan terdapat empat model keputusan yaitu :
a. Model pengambilan keputusan menurut dua pandangan yang terbagi ke dalam
keputusan terprogram dan keputusan tidak terprogram.
b. Model pengambilan keputusan berdasarkan pandangan rasionalitas
c. Model-model pengambilan keputusan berdasarkan pandangan rasionalitas yang
dibatasi
d. Model pengambilan keputusan yang tidak terstruktur57
Lebih lengkap lagi sebagaimana dikutip dalam buku Kamaluddin, terdapat
penjelasan model-model pengambilan keputusan dari beberapa ahli yaitu B.A.
Fisher, E.S. Quade, Herbert G. Hicks dan C. Ray Gullet, dan Robert D. Spech.
Masing-masing memiliki model tersendiri dalam pengambilan keputusan.
a. B.A. Fisher
Model Preskriptif
Model preskripsif dinamakan juga model preskriptif. Pengambilan
keputusan dalam model ini menggunakan pedoman dasar, agenda, jadwal beserta
urutannya. Dalam penerapannya terdapat lima langkah yaitu orientasi, evaluasi,
pengawasan, pengambilan keputusan, pengendalian.
Model Deskriptif
Pengambilan keputusan dengan model ini terdapat kegiatan pemberian
saran apa yang akan terjadi atas variabel-variabel masalah yang diubah. Model
56
57
Kamaluddin, op. cit., h. 20
Dermawan, op. cit., h. 97
deskriptif tidak memberikan penyelesaian masalah. Hanya menerangkan atau
menggambarkan kondisi yang terjadi apa adanya.
b. E.S. Quade
Model Kuantitatif
Model ini cenderung kepada perhitungan matematis. Selain itu terdapat
peran komputer yang berupa program-program yang dapat mempengaruhi asumsi
pengambil keputusan. Sehingga terdapat konsekuensi logis terhadap asumsiasumsi tersebut tanpa menggunakan pertimbangan intuisi pada prakteknya.
Model Kualitatif
Model ini cocok digunakan dalam pemecahan masalah sosial. Dasar
pertimbangan dari model kualitatif ialah tergantung dari subjektivitas pengambil
keputusan. Selain itu, perbedaan kemampuan dan daya nalar menambah
subjektivitas model kualitatif. Hal ini membuat tingkat ketepatan model kualitatif
masih kurang dibanding model kuantitatif.
c.
Herbert G. Hicks dan C. Ray Gullet
Model Probabilitas
Pengambilan keputusan didasarkan pada kemungkinan-kemungkinan yang
akan terjadi di masa depan. Sebuah peristiwa dapat dinilai berdasarkan nilai
kemungkinan yang terjadi dengan mengaitkan nilai kondisional.
Model Matriks
Model ini mengombinasikan penggunaan strategi atau beberapa alternatif.
Terdapat dua hal pokok yaitu garis yang menggambarkan berbagai strategi atau
alternatif dan lajur yang menggambarkan kondisi dan situasi yang berlainan.
d. Robert D. Spech
Model Matematis
Masalah yang ada disederhanakan menjadi rumusan atau formula yang
bersifat matematis. Rumusan ini merupakan hal yang terpenting dalam model ini.
Karena terdapat perhitungan matematis maka dalam prakteknya terdapat
penggunaan kalkulator atau komputer sebagai alat bantu.
model simulasi komputer
Model ini mengeksplorasi penggunaan komputer dalam merancang dan
menirukan kegiatan-kegiatan yang ada pada suatu organisasi. Keunggulan dari
model ini ialah mempersingkat waktu dan memperkecil pengeluaran biaya. Hal
ini dikarenakan terdapat variabel dalam jumlah yang banyak dan mempengaruhi
suatu keputusan.
model permainan operasional
Model ini menggunakan prosedur permainan. Terdapat pula penggunaan
alat-alat peraga seperti komputer dan sebagainya. Dalam permainan ini terdapat
peran seseorang yang harus dapat mengambil suatu keputusan.
Model Verbal
Model keputusan verbal dibuat berdasarkan analogi-analogi tertentu, yang
bersifat non-kuantitatif. Setelah itu dibuatkan hukum-hukumnya untuk kemudian
diterapkan dan dibuat kesimpulan dan pengambilan keputusan yang bersifat nonkuantitatif. Dalam penerapan model verbal terdapat penggunaan model-model lain
seperti model matematis, model simulasi dan model permainan operasional.
Model Fisik
Model
fisik
merupakan
serangkaian
keputusan
dalam
program
pembangunan dan pengembangan yang cukup kompleks. Untuk itu harus
dibedakan kegiatan mana yang harus dilakukan secara berurutan dan bagian mana
yang tidak perlu dilakukan secara berurutan. Dalam model ini terdapat
pengklasifikasian lagi berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu menjadi
beberapa model yaitu tujuan yang hendak dicapai, bidang penerapan, tingkatan,
karakter waktu, dan kompleksitas.
6. Tahap Pengambilan Keputusan
Menurut Herbert A. Simon sebagaimana dikutip oleh Syopiansyah tahap
pengambilan keputusan dimulai dari proses penyelidikan, perancangan dan
pemilihan.
Pada
tahap
penyelidikan
diperlukan
petunjuk
agar
dapat
mengidentifikasi persoalan yang sedang dihadapi dengan cara mempelajari
kondisi lingkungan, data mentah, diperoleh, diolah dan diuji. Selanjutnya
dilakukan analisa atas persoalan yang ada untuk menghasilkan pemecahan untuk
kemudian dilakukan uji kelayakan atas pemecahan persoalan tersebut. Terakhir,
memilih arah tindakan apa yang akan dilaksanakan.58
Sedangkan Robbins menjabarkan proses pembuatan keputusan melalui
delapan tahap sebagai berikut :
a. Identifikasi masalah
b. Identifikasi kriteria keputusan
c. Pengalokasian bobot kriteria
d. Pengembangan alternatif
e. Analisis alternatif
f. Pemilihan sebuah alternatif
g. Implementasi alternatif
h. Evaluasi efektivitas keputusan59
Davis merangkum tahap pengambilan keputusan lebih singkat ketimbang
Robbins yang terdiri dari tiga tahap yaitu :
a. Penyelidikan
Pada tahap ini terjadi proses mempelajari lingkungan atas kondisi yang
memerlukan keputusan. Data mentah diperoleh, diolah, dan diuji untuk
dijadikan petunjuk yang dapat mengidentifikasi persoalan.
b. Perancangan
Pada tahap ini pengambil keputusan melakukan pendaftaran, pengembangan,
dan penganalisaan arah tindakan yang mungkin. Hal ini meliputi proses-proses
untuk memahami persoalan, menghasilkan pemecahan, dan menguji
kelayakan pemecahan tersebut.
c. Pemilihan
Pada tahap ini pengambil keputusan menentukan dan melaksanakan pilihan
atas apa yang telah dipilih dari semua pilihan yang ada.60
58
Pratama, op. cit., h. 158
Robbin, op. cit., h. 83
60
Gordon B. Davis, Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen, (Jakarta: Ikrar
Mandiriabadi, 1999), h.126
59
7. Teknik Pengambilan Keputusan
Menurut Dermawan teknik-teknik pengambilan keputusan yaitu :
a. Analisis diagram pareto (pareto Analysis)
b. Analisis perbandingan sepasang
c. Analisis jaringan (grid analysis)
d. Teknik implikasi plus-minus (plus-minus implications, PMI)
e. Analisis kekuatan lapangan (force field analysis)
f. Analisis biaya dan manfaat (cost/ benefit analysis)
Teknik pengambilan keputusan menurut Kamaluddin yaitu :
a. Teknik pengambilan keputusan kreatif
Teknik keputusan kreatif dibagi menjadi dua yaitu teknik brain-storming
dan teknik synectics.
Teknik Brain-Storming
Pada teknik ini setiap anggota diberi kesempatan untuk melontarkan ide-ide
mereka, tanpa rasa takut dan penuh tanggung jawab. Terdapat prosedur dalam
penerapannya yaitu :
-
Dilarang memberikan kritik terhadap ide-ide yang disampaikan oleh anggota
kelompok
-
Setiap anggota diberi kebebasan untuk mengemukakan ide (pendapat)
-
Makin besar jumlah ide-ide yang diperoleh, makin besar kemungkinan
memperoleh penyelesaian yang baik
-
Diharapkan adanya kombinasi dan perbaikan ide
Teknik Synectics
Teknik ini menekankan hasil (output) berdasarkan kreativitas dari individu
dan kelompok dalam pengambilan keputusan. Terdapat dua mekanisme yang
harus dilewati. Pertama, membuat yang aneh menjadi sesuatu yang lazim.
Mekanisme ini dilakukan dengan cara membiarkan setiap individu membuat ideide yang dapat dikemukakan ke forum, atau disampaikan secara tertulis agar ide
dapat berkembang. Kedua, membuat yang lazim menjadi aneh. Pengambilan
keputusan dilakukan dengan cara melihat masalah dari sudut pandang yang
sepenuhnya berbeda dengan yang selama ini pernah ada.
b. Teknik pengambilan keputusan partisipatif
Pengambilan keputusan dilakukan dengan melibatkan individu-individu
dan kelompok-kelompok pada organisasi baik bersifat formal maupun informal
serta menyangkut keterlibatan intelektual dan emosional serta fisik.
c. Teknik pengambilan keputusan modern
Terdapat dua teknik yang berbeda dalam pengambilan keputusan ini.
Pertama teknik pengambilan Keputusan Delphi. Teknik ini digunakan ketika
situasi dan kondisi yang tidak mampu lagi diprediksi dengan data empiris. Teknik
ini akan cocok digunakan dalam beberapa kondisi bilamana suatu masalah sangat
luas dan terdapat ketidaksepahaman yang sangat tajam. Selain itu tidak adanya
pengalaman yang cukup terkait masalah yang akan dipecahkan. Agar mencapai
hasil yang baik maka diharapkan ada tambahan proses komunikasi kelompok
yang kondusif di setiap pertemuan tatap muka.
teknik pengambilan keputusan kelompok nominal
Teknik ini dapat digunakan untuk memperoleh dan menilai informasi yang
sensitif dalam kelompok. Hal ini disebabkan karena penggunaan teknik ini
dikembangkan sebagai suatu prosedur manajemen kelompok untuk menjawab
berbagai pertanyaan akan keberhasilan suatu gagasan atau keputusan yang telah
dibuat. Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam menggunakan teknik ini
yaitu :
-
Usahakan agar para anggota dalam kelompok menemukan ide dan informasi
dalam situasi kelompok nominal
-
Usahakan agar para anggota mengutarakan ide-ide mereka melalui mekanisme
giliran
-
Usahakan para anggota mendiskusikan ide-ide tersebut dalam urutan yang
telah ditentukan sebelumnya
-
Usahakan agar para anggota menggunakan rank voting (memilih ide atau
alternatif yang baik dan memberikan urutan dari yang terbaik sampai dengan
yang tidak baik) untuk menyatakan pendapat mereka tentang pentingnya ide
tersebut
-
Diskusikan hasil penilaian (voting) tersebut dan tentukan apakah proses
(langkah ke 4) tersebut perlu diulangi atau tidak.61
C. Peranan SIM Pendidikan Bagi Kepala Sekolah dalam Pengambilan
Keputusan
Kepala sekolah merupakan figur di dalam lingkungan sekolah yang
memiliki fungsi tertentu. Dalam pencapaian tujuan pendidikan, kepala sekolah
merupakan seorang pemimpin yang dituntut dapat mengarahkan seluruh
komponen sekolah agar dapat meraih tujuan yang telah ditetapkan. Kepala
sekolah juga memiliki fungsi sebagai seorang manajer ketika ia mampu
menjalankan roda organisasi agar dapat berjalan sesuai prinsip manajemen mulai
dari perencanaan, pengorganisasian, hingga mengevaluasi usaha-usaha yang telah
berjalan.
Selain dari dua fungsi tersebut, masih ada lagi yang menjadi tuntutan
kepala sekolah ketika berhadapan dengan masalah yang ada di sekolah. Beda
fungsi maka beda pula pemberian solusi yang diberikan kepala sekolah dalam
setiap persoalan yang dihadapi. Dalam setiap solusi tersebut sangat bergantung
pada informasi yang diperoleh. Untuk itu akan dijelaskan peranan sistem
informasi manajemen dalam fungsi-fungsi yang dimiliki kepala sekolah.
Bagan 2.1
Sumber : Modifikasi dari Raymond (2001:14)
61
Kamaluddin, op. cit., h. 30
1. Kepala Sekolah Sebagai Manajer
Sekolah memiliki tujuan yang mana tujuan ini menjadi tugas kepala
sekolah untuk mewujudkannya. Sumber daya yang dimiliki sekolah dapat
didayagunakan untuk mendukung pencapaian tujuan. Selain itu yang paling
penting
ialah
proses
yang
harus
dilakukan
mulai
dari
perencanaan,
pengorganisasian, implementasi sampai pengendalian sebagaimana hakikat
manajemen.62 Hal tersebut merupakan tugas kepala sekolah dalam fungsinya
sebagai manajer. Beberapa strategi kepala sekolah dalam fungsi tersebut sebagai
berikut.
a. Memberdayakan Tenaga Kependidikan
Kepala sekolah harus mementingkan kerja sama dengan tenaga
kependidikan dan pihak lain yang terkait dalam melaksanakan setiap kegiatan.
Hal ini merupakan peran dan fungsi kepala sekolah sebagai manajer dalam
memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerja sama atau kooperatif guna
meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolah. Selain itu kepala
sekolah juga harus mau dan mampu memberdayagunakan seluruh sumber daya
sekolah dalam rangka mewujudkan visi, misi dan mencapai tujuan. Kepala
sekolah juga harus mampu bekerja melalui orang lain (wakil-wakilnya), serta
berusaha untuk senantiasa mempertanggungjawabkan setiap tindakan. Kepala
sekolah harus mampu menghadapi berbagai persoalan di sekolah, berpikir secara
analitik dan konseptual, dan harus senantiasa berusaha untuk mengambil
keputusan yang memuaskan bagi semua.63
Kepala sekolah dapat memberdayakan tenaga kependidikan dengan
program yang relevan dengan kebutuhan. Selain itu program pemberdayaan
tersebut juga harus disesuaikan dengan kurikulum yang diterapkan. Hal ini
62
63
Enco Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: Rosdakarya, 2011), h. 103.
Mulyasa, Ibid. 103
bertujuan agar pengembangan tenaga kependidikan tepat pada sasaran pencapaian
tujuan pendidikan. Untuk menciptakan kesesuaian program pemberdayaan maka
kepala sekolah dapat menganalisis informasi tentang gambaran kebutuhan tenaga
kependidikan dan tuntutan menerapkan kurikulum. Informasi tersebut didapat dari
laporan-laporan tentang penerapan kegiatan pembelajaran dan laporan-laporan
yang menggambarkan kondisi tenaga kependidikan.
b. Meningkatkan Profesi Tenaga Kependidikan
Sebagai manajer kepala sekolah harus meningkatkan profesi secara
persuasif dan dari hati ke hati. Dalam hal ini, kepala sekolah harus bersikap
demokratis dan memberikan kesempatan kepada seluruh tenaga kependidikan
untuk mengembangkan potensinya secara optimal. Misalnya memberi kesempatan
kepada bawahan untuk meningkatkan profesinya melalui berbagai penataran dan
lokakarya sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Pada saat ini profesi guru mendapatkan tuntutan berupa penguasaan
IPTEK. Hal ini dikarenakan dunia pendidikan telah memasuki era komputerisasi.
Untuk mengimbangi paradigma tersebut maka kepala sekolah dapat memberikan
perhatian besar bagi pemenuhan tuntutan profesi tersebut. Kepala sekolah dapat
mendata siapa saja tenaga kependidikan yang belum menguasai penggunaan
komputer dan media teknologi pembelajaran lainnya. Informasi tersebut dapat
diperoleh dengan melakukan observasi ketika tenaga kependidikan menjalankan
tugasnya menggunakan perangkat teknologi. Dari hasil pendataan tersebut maka
kepala sekolah dapat menjadikan data tersebut sebagai bahan pertimbangan untuk
menentukan langkah penanggulangan bagi tenaga kependidikan yang belum
menguasai perangkat teknologi.
c. Mendorong Keterlibatan Tenaga Kependidikan
Kepala sekolah harus berusaha untuk mendorong keterlibatan semua
tenaga kependidikan dalam setiap kegiatan di sekolah (partisipatif). Dalam hal ini
kepala sekolah bisa berpedoman pada asas tujuan, asas keunggulan asas mufakat,
asas kesatuan, asas persatuan, asas empirisme, asas keakraban, dan asas integritas.
Kepala sekolah dapat melibatkan guru dalam program pendidikan di
sekolah salah satunya yaitu kegiatan ekstrakurikuler. Setiap guru dapat ditugaskan
untuk menjadi pembina kegiatan ekstrakurikuler. Kepala sekolah dapat
memanfaatkan sistem informasi manajemen untuk mengetahui kompetensi yang
dimiliki oleh setiap guru. Contohnya untuk ekstrakurikuler OSIS dibutuhkan
seorang pembina yang mempunyai pengalaman berorganisasi yang matang.
Kepala sekolah dapat mencari informasi tersebut dengan memanfaatkan
basis data berupa Curriculum Vitae (CV), sertifikat, piagam, dan daftar prestasi.
Basis data ini merupakan perbendaharaan informasi yang harus dimiliki sekolah
untuk menjadi bahan acuan kepala sekolah dalam menempatkan guru ke posisi
pembina ekstrakurikuler yang relevan dengan kondisinya. Dengan demikian,
kepala sekolah dapat memutuskan siapa saja yang cocok untuk ditempatkan pada
posisi pembina ekstrakurikuler.
2. Kepala Sekolah Sebagai Administrator
Sekolah memiliki banyak bidang antara lain bidang kurikulum, peserta
didik, sarana dan prasarana, kearsipan dan keuangan. Semua bidang tersebut perlu
dikelola dengan baik agar dapat berjalan secara efektif melalui kegiatan
administrasi. Untuk mewujudkannya dibutuhkan sistem informasi manajemen
yang dapat memberikan kemudahan mengelola semua kegiatan administrasi
memalui cara dan metode yang lebih cepat dan efisien. Sehingga informasi yang
disajikan akurat dan aktual. Informasi tersebut dapat menjadi bahan analisis yang
dibutuhkan kepada sekolah dalam rangka meningkatkan kinerja dan efektivitas
sekolah.
a. Administrasi Kurikulum.
Kepala sekolah bertanggung jawab terhadap penyusunan kelengkapan data
pembelajaran, kelengkapan data bimbingan konseling, kelengkapan data kegiatan
praktikum, dan penyusunan kelengkapan data kegiatan belajar peserta didik baik
di kelas maupun di perpustakaan.
Sistem informasi manajemen dapat membantu melancarkan aktivitas
administrasi kurikulum. Data-data mengenai kurikulum pembelajaran biasanya
membutuhkan banyak dokumen. Baik itu berupa hard copy maupun soft copy.
Dokumen-dokumen tersebut dapat dihimpun dan diarsipkan ke dalam tempat atau
lemari penyimpanan. Bagi sekolah yang sudah menerapkan sistem komputerisasi
akan lebih memudahkan dalam menyimpan dan mengaksesnya kembali.
Meskipun demikian, kedua cara penyimpanan tersebut sama-sama menerapkan
sistem dan metode dalam pengelolaan dokumen kurikulum.
Dengan adanya sistem penyimpanan basis data kurikulum maka kepala
sekolah dapat mengecek dan memantau sejauh mana kurikulum yang diterapkan
dapat berjalan efektif atau tidak. Apabila terdapat data yang belum lengkap, maka
kepala sekolah dapat mengetahuinya melalui sistem yang diterapkan. Selain itu,
kepala sekolah juga dapat melakukan penilaian terkait progres kurikulum yang
berjalan. Sehingga nantinya dapat diputuskan hal-hal apa saja yang harus
diperbaiki demi keberhasilan kurikulum.
b. Administrasi Peserta Didik
Tugas kepala sekolah dalam pengelolaan administrasi peserta didik di
antaranya berupa tugas menyusun kelengkapan data administrasi peserta didik,
menyusun kelengkapan data administrasi kegiatan ekstrakurikuler, menyusun
kelengkapan data administrasi hubungan sekolah dengan orang tua peserta didik.
Selain itu, kepala sekolah juga dapat memantau peserta didik berdasarkan
informasi mengenai latar belakang, hobi dan minat, keadaan ekonomi, bahkan
masalah yang sedang dialami peserta didik. Informasi ini dapat diperoleh melalui
jurnal kelas, absen siswa, data kemajuan belajar siswa, dan penilaian siswa baik
kegiatan yang dilakukan dalam kelas maupun di luar kelas seperti kegiatan
ekstrakuriler, studi banding, upacara, dan program pendidikan lainnya.
Melalui informasi yang dihasilkan dari administrasi peserta didik maka
kepala sekolah dapat memutuskan sesuatu yang membuat peserta didik
mengalami peningkatan baik prestasi akademik maupun non-akademik. Kepala
sekolah juga dapat memutuskan sesuatu yang bisa memfasilitasi peserta didik
merasa nyaman dalam pembelajaran di kelas. Bahkan untuk urusan yang privasi
sekalipun, misalnya seperti penurunan motivasi belajar salah seorang murid
dikarenakan keluarganya terdapat konflik, kepala sekolah dapat memberikan
solusi yang tepat, tentunya dengan mengandalkan informasi yang dikelola oleh
sistem informasi manajemen pada proses administrasi peserta didik.
c. Administrasi Personalia
Tugas
kepala
sekolah
yaitu
mengembangkan
kelengkapan
data
administrasi tenaga guru, serta pengembangan kelengkapan data administrasi
tenaga kependidikan non-guru, seperti pustakawan, laporan, pegawai tata usaha,
penjaga sekolah, dan teknisi. 64
Tenaga pendidik dan kependidikan memiliki tanggung jawab terhadap
tugas yang diembannya. Setiap tugas yang dijalankan harus dikerjakan dengan
baik sesuai prosedur dan aturan tertentu. Sehingga, harus ada kesesuaian antara
pekerjaan yang diemban dengan kemampuan pegawai dalam menjalankan tugas.
Oleh karena itu kepala sekolah harus memutuskan siapa saja yang tepat untuk
ditugaskan pada posisi kerja tertentu. Misalnya, untuk mengisi posisi sebagai
petugas Tata Usaha (TU) diperlukan pegawai yang memiliki keahlian dalam
mengoperasikan komputer, mengerti prosedur kerja kantor, mahir dalam urusan
surat-menyurat, dan sebagainya.
64
Mulyasa, Ibid,. h. 107
Untuk mencari individu yang memenuhi kriteria tersebut, maka kepala
sekolah dapat melakukan pencarian informasi pegawai melalui dokumendokumen yang berisi data terkait kemampuan tenaga kependidikan yang dimiliki
sekolah. Selain itu, cara lain yang bisa dilakukan kepala sekolah ialah dengan
melakukan proses perekrutan pegawai. Sehingga, kepala sekolah dapat
menentukan pegawai yang cocok untuk mengisi posisi yang diperlukan.
d. Administrasi Sarana dan Prasarana
Tugas kepala sekolah dalam kegiatan pengelolaan administrasi sarana dan
prasarana di antaranya berupa mengembangkan kelengkapan data administrasi
gedung dan ruang, pengembangan data administrasi mesin kantor, pengembangan
kelengkapan data administrasi buku atau bahan pustaka, pengembangan
kelengkapan
data
administrasi
alat
laboratorium,
serta
pengembangan
kelengkapan data administrasi alat bengkel dan workshop.
Sistem informasi manajemen pendidikan dapat membantu kepala sekolah
dalam menyajikan kondisi sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah dalam
bentuk inventarisasi barang. Dari sistem tersebut kepala sekolah dapat
memutuskan apa yang arus dilakukan terhadap fasilitas yang ada entah itu
pembelian, pemeliharaan, ataupun pemusnahan.
e. Administrasi Kearsipan
Pengelolaan administrasi kearsipan oleh kepala dapat dilakukan dengan
mengembangkan kelengkapan data administrasi surat masuk, pengembangan
kelengkapan data administrasi surat keluar, pengembangan kelengkapan data
administrasi surat keputusan, dan pengembangan kelengkapan data administrasi
surat edaran.
Sistem informasi administrasi kearsipan salah satunya berupa buku arsip
surat. Di dalam buku tersebut terdapat kode-kode dan penomoran surat. Dari
sistem persuratan tersebut kepala sekolah dapat mengetahui persentase kegiatan-
kegiatan yang telah dilakukan sekolah. Sehingga kepala sekolah dapat menilai
kinerja yang sudah dicapai sekolah sejauh ini. Misalnya seperti kegiatan dinas
keluar, atau terdapat kunjungan dari pihak luar ke dalam sekolah. Apabila
ditemukan bahwa kegiatan dinas keluar ternyata lebih sering dilakukan ketimbang
kegiatan lainnya, maka kepala sekolah dapat memutuskan untuk menyediakan
fasilitas yang bisa digunakan untuk dinas keluar sekolah.
f. Administrasi Keuangan
Kepala sekolah dapat mengembangkan administrasi keuangan rutin,
pengembangan administrasi keuangan yang bersumber dari masyarakat dan orang
tua peserta didik, pengembangan administrasi keuangan yang bersumber dari
pemerintah seperti uang yang harus dipertanggungjawabkan (UYHD), dan dana
bantuan operasional (DBO), pengembangan proposal untuk mendapatkan bantuan
keuangan seperti hibah atau block grant, dan pengembangan proposal untuk
mencari berbagai kemungkinan dalam mendapatkan bantuan keuangan dari
berbagai pihak yang tidak mengikat.65
Dana yang dimiliki sekolah perlu digunakan untuk pengeluaran yang tepat
guna dan berdaya guna. Oleh karena itu, kepala sekolah dapat memanfaatkan
daftar kebutuhan sekolah yang telah tersusun menurut skala prioritas kebutuhan.
Daftar kebutuhan ini dihasilkan dari pengumpulan informasi yang berasal dari
aspek lainnya seperti aspek sarana dan prasaran, peserta didik, kurikulum, tenaga
kependidikan dan lain-lain. Informasi dari setiap aspek tersebut dikelola
sedemikian rupa menggunakan sistem informasi sehingga dapat mengemas
informasi dengan tampilan yang menarik untuk dijadikan bahan pertimbangan
pembuatan keputusan.
3. Kepala Sekolah Sebagai Supervisor
Peningkatan kinerja tenaga kependidikan dan kontrol atas kegiatankegiatan yang berjalan dapat diwujudkan dengan melakukan pengawasan oleh
65
Mulyasa, Ibid,. h. 108
kepala sekolah. Salah satu bentuk pengawasan / supervisi yang dilakukan kepala
sekolah ialah pengawasan terhadap tenaga kependidikan. Dalam supervisi ini
informasi didapat melalui usulan yang diberikan guru, instrumen dan metode
observasi, dan tatap muka.66
Kemudian informasi dapat pula diperoleh melalui diskusi kelompok. Cara
ini dapat memberikan gambaran terhadap masalah yang sedang menjadi polemik
bagi tenaga kependidikan. Adapun waktu yang memungkinkan dilakukan diskusi
kelompok yaitu pada saat kegiatan belajar mengajar (KBM) telah selesai, bisa
juga setelah melakukan rapat, ataupun bersamaan dengan jam efektif.67
Pengawasan juga dapat ditujukan kepada kegiatan pembelajaran. Kepala
sekolah dapat menggali informasi tentang berbagai hal terkait profesionalisme
guru dalam melaksanakan tugas pokoknya sebagai pengajar mulai dari pemilihan
penggunaan metode pembelajaran, media yang digunakan guru dalam
pembelajaran, keterlibatan peserta didik selama proses pembelajaran, dan
kemampuan peserta didik dalam menangkap materi yang diajarkan. Semua ini
dapat dilakukan dengan melakukan kunjungan kelas. Sehingga kepala sekolah
menyaksikan langsung aktivitas yang sedang terjadi. Informasi yang diperoleh
berdasarkan kunjungan tersebut dapat dibicarakan terkait pencarian pemecahan
masalah atas masalah yang ditemukan. Dengan begitu kepala sekolah dapat
menyusun program-program tertentu sebagai tindak lanjut dari pemecahan
masalah.
Kepala sekolah juga bisa menggali informasi untuk hal yang bersifat
privasi. Langkah ini dapat ditempuh jika permasalahan yang ada tidak dapat
ditemukan melalui diskusi kelompok maupun kunjungan kelas. Pembicaraan
individual bersifat bimbingan dan konseling. Langkah ini juga dapat menangani
hal yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran maupun profesionalisme guru.68
66
Mulyasa, Ibid,. h. 112
Mulyasa, Ibid,. h. 113
68
Mulyasa, Ibid,. h. 114
67
Kegiatan pengawasan oleh kepala sekolah dapat dilaksanakan sendiri
maupun dengan bantuan wakil kepala sekolah, guru senior, maupun sistem
informasi manajemen lainnya. Jika aspek yang diawasi tidak terlalu banyak dan
mendalam, maka kepala sekolah dapat bertindak langsung. Namun, apabila
terdapat banyak aspek dan permasalahan yang perlu dilakukan pengawasan maka
kepala sekolah dapat mengerahkan komponen pendukung tersebut.69
4. Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin
Wahjomumijo dalam Mulyasa mengemukakan bahwa kepemimpinan
kepala sekolah harus memiliki karakter tertentu yaitu kepribadian, keahlian dasar,
pengalaman dan pengetahuan profesional, serta pengetahuan administrasi dan
pengawasan.70 Dari beberapa karakter tersebut peranan sistem informasi yang
dapat mendukung kepala sekolah dalam fungsi sebagai pemimpin sekolah untuk
melakukan pengambilan keputusan ialah sebagai berikut.
1. Menambah Pengetahuan Kepala Sekolah
Sistem
informasi
manajemen
membantu
kepala
sekolah
dalam
menyediakan informasi terkait kondisi tenaga kependidikan, kondisi dan
karakteristik peserta didik. Informasi tersebut dapat diperoleh melalui masukan,
saran, dan kritik dari berbagai pihak untuk meningkatkan kepemimpinannya dan
menyusun program tenaga kependidikan dan program lainnya. Kepala sekolah
akan bertambah pengetahuannya melalui informasi yang disampaikan kepadanya.
Pengetahuan ini akan menjadi bahan pertimbangan untuk setiap langkah-langkah
yang dilakukan kepala sekolah dalam menjalankan tugasnya.71
2. Membantu Pemahaman Terhadap Visi dan Misi Sekolah
Sistem
informasi
manajemen
membantu
kepala
sekolah
dalam
mengembangkan visi dan misi sekolah melalui program-program tertentu. Untuk
membuat program tersebut dibutuhkan informasi yang memadai guna dijadikan
69
Mulyasa, Ibid,. h. 115
Mulyasa, Ibid,. h. 115
71
Mulyasa, Ibid,. h. 115
70
bahan pertimbangan dalam menyusun program yang diinginkan. Selain itu kepala
sekolah juga dapat menilai apakah jalannya program tersebut sudah mengarah
kepada pencapaian visi dan misi sekolah atau malah melenceng. Hal ini
menunjukkan bahwa pemahaman kepala sekolah terhadap visi dan misi sekolah
dapat didukung oleh informasi yang disajikan oleh sistem informasi manajemen
yang ada di sekolah72
3. Mendukung Pengambilan Keputusan
Kepala Sekolah sebagai pemimpin dituntut untuk dapat mengambil
keputusan yang menyangkut urusan sekolah. Setidaknya ada tiga keputusan yang
diambil dalam rangka menjalankan fungsi kepemimpinan kepala sekolah yaitu
mengambil keputusan bersama tenaga kependidikan di sekolah, mengambil
keputusan untuk internal sekolah dan mengambil keputusan untuk kepentingan
eksternal sekolah. Setiap keputusan yang diambil tentunya membutuhkan
informasi yang relevan dan informasi yang relevan ini didapat dari pemanfaatan
sistem informasi manajemen.73
4. Mendukung Komunikasi yang Efektif dengan Berbagai Pihak
Seorang pemimpin juga dituntut untuk dapat menjalin komunikasi yang
efektif dan menuangkan gagasan kepada berbagai pihak. Hal ini perlu
diperhatikan kepala sekolah mengingat fungsinya sebagai pemimpin akan menjadi
tuntunan dan sosok yang selalu diberi kepercayaan dari berbagai pihak. Adapun
pihak yang dimaksud yaitu tenaga kependidikan, peserta didik, dan orang tua serta
masyarakat sekitar lingkungan sekolah.
Kepala sekolah dapat melakukan pendekatan pemecahan masalah yang
terjadi kepada pihak-pihak yang ada sesuai dengan informasi yang dikantongi
kepala sekolah. Karena setiap pihak tentunya memiliki kondisi yang berbeda.
Begitu juga dengan pencarian jalan keluarnya, harus disesuaikan dengan kondisi
yang melatarbelakanginya. 74
72
Mulyasa, Ibid,. h. 116
Mulyasa, Ibid,. h. 116
74
Mulyasa, Ibid,. h. 116
73
D. Penelitian Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Reza Mauldy Raharja berjudul
pemanfaatan sistem informasi manajemen dan strategi pengambilan keputusan
terhadap efektivitas pengambilan keputusan kepala SMP Se-Kota Bandung.
Tujuan dari penelitian tersebut ialah untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan
sistem informasi manajemen terhadap efektivitas pengambilan keputusan,
gambaran strategi pengambilan keputusan terhadap efektivitas pengambilan
keputusan dan pengaruh pemanfaatan sistem informasi manajemen dan strategi
pengambilan keputusan terhadap efektivitas pengambilan keputusan kepala SMP
Se-Kota Bandung. Metode yang digunakan ialah metode deskriptif yang
menggunakan data primer dengan jumlah responden sebanyak 104 guru dan 26
kepala sekolah. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh
pemanfaatan sistem informasi manajemen dan strategi pengambilan keputusan
terhadap efektivitas pengambilan keputusan cukup signifikan hal ini dibuktikan
dengan nilai perhitungan skor dari setiap variabel penelitian yang sangat tinggi. 75
Penelitian
berikutnya
yang meneliti
penerapan
sistem
informasi
manajemen pendidikan dilakukan oleh Ali Sahid Wahyono di SMK Darul Ulum
Kertasemaya Indramayu. Penelitian tersebut dilakukan untuk memperoleh data
sejauh mana sistem informasi manajemen pendidikan di sekolah tersebut
diterapkan. Selain itu untuk memperoleh data mengenai proses pengumpulan,
pengolahan penyebaran data sistem informasi manajemen pendidikan terhadap
lingkungan sekolah dan untuk memperoleh data mengenai dampak penerapan
sistem informasi manajemen pendidikan terhadap lingkungan sekolah. Penelitian
ini merupakan penelitian kualitatif yang menghasilkan data berbentuk uraian
deskriptif dengan menggunakan metode pengumpulan data berupa observasi,
wawancara mendalam, dan studi dokumentasi dengan teknik analisis data
deskriptif kualitatif. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa SMK Darul Ulum
75
Reza Mauldy Raharja, Pemanfaatan sistem informasi manajemen dan strategi pengambilan
keputusan terhadap efektivitas pengambilan keputusan kepala SMP Se-Kota Bandung, Tesis.
Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, 2014, h. ii
Kertasemaya Indramayu memanfaatkan segala potensi fasilitas / sarana dan
prasarana sebagai batu pijakan dalam penerapan sistem informasi manajemen
pendidikan.76
Berikutnya penelitian yang dilakukan oleh Wijiyanto yaitu karakteristik
informasi manajemen dalam pengambilan keputusan kepala sekolah di SD
Muhammadiyah
2
Surakarta.
Tujuannya
ialah
untuk
mendeskripsikan
karakteristik sistem informasi manajemen, mendeskripsikan dokumen pendukung
sistem informasi manajemen, dan mendeskripsikan karakteristik manual sistem
informasi manajemen. Pendekatan yang digunakan ialah kualitatif dengan teknik
analisis data menggunakan empat tahapan yaitu meliputi pengumpulan data,
reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Sedangkan
keabsahan data dilakukan dengan teknik trianggulasi. Hasil penelitiannya ialah
karakteristik sistem informasi manajemen di SD Muhammadiyah 2 Surakarta
terdiri atas komponen-komponen yang berupa sub sistem perangkat keras,
perangkat lunak dan sumber daya manusia. Karakteristik pendukung sistem
informasi manajemen di sekolah antara lain sistem data base, decission support
system, information resources management, user machine system, dan synergic
organizaton. Sedangkan karakteristik manual sistem informasi manajemen di
sekolah terdiri dari sistem informasi sumber daya manusia, sistem informasi
akademik, dan sistem informasi kesiswaan dan sistem E-learning.77
76
Ali Sahid Wahyono, Penerapan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan pada SMK Darul
Ulum Kertasemaya Indramayu. Skripsi. IAIN Syekh Nurjati Cirebon, 2013. h. ii
77
Wijiyanto, “Pengelolaan Sistem Informasi Terhadap Pengambilan Keputusan Kepala
Sekolah”,Tesis. Program Pasca Sarjana Magister Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Surakarta. 2011. h. viii
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Islam Al-Falaah Sawah Baru yang beralamat
di Jl. Intan No. 18 Villa Mutiara Sawah Baru – Ciputat Tangerang Selatan.
Sekolah ini berada di dalam komplek Villa Mutiara bilangan daerah Sawah Baru
teritorial Tangerang Selatan di Kecamatan Ciputat. Sekolah ini dapat diakses
secara online pada website www.sekolahal-falaah.sch.id.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dimulai dengan menyerahkan revisi proposal penelitian kepada
jurusan pada bulan Oktober. Setelah diumumkan dosen pembimbing, maka proses
bimbingan dimulai kemudian dilanjutkan dengan studi ke lapangan. Waktu yang
digunakan untuk melakukan penelitian lapangan di SMP Islam Al-Falaah Sawah
Baru ialah pada bulan Juli 2016.
Adapun jadwal kegiatan penelitian yang dilakukan dapat dilihat sebagai
berikut:
Tabel 3.1
Rencana Jadwal Penyusunan Skripsi
NO
1
BULAN
MINGGU
Observasi Pendahuluan
KEGIATAN
Februari
1 2
1
2
September
3
4
3 4

2
Penyerahan Izin Penelitian
3
Wawancara dengan Kepala
Sekolah
4
Observasi Sistem Informasi
Manajemen di Sekolah

5
Pengumpulan data
dokumentasi

6
Penyusunan Laporan Hasil
Penelitian
Oktober
1 2
3
4






B. Latar Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Islam Al-Falaah Sawah Baru Ciputat
Tangerang Selatan. Dalam prosesnya dilakukan pengamatan langsung ke
lapangan atau lokasi yang dijadikan objek penelitian. Kegiatan tersebut berusaha
untuk menemukan gejala atau aktivitas yang menjadi tujuan dari penelitian ini.
Adapun tujuan penelitian yang dimaksud yaitu untuk mengetahui bagaimana
sistem informasi manajemen berperan dalam pengambilan keputusan yang
dilakukan oleh Kepala Sekolah SMP Islam Al-Falah Sawah Baru.
C. Metode Penelitian
Terdapat jenis pendekatan penelitian jika dilihat dari teknik samplingnya
yaitu pendekatan populasi, sampel, dan kasus.78 Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan pendekatan kasus berupa situasi sosial terkait peranan SIM
Pendidikan dan pengambilan keputusan sebagai objek penelitian yang ingin
diketahui apa yang terjadi di dalamnya.79 Dengan demikian peneliti menggunakan
pendekatan kualitatif deskriptif analisis, dimana penulis mendeskripsikan dan
menganalisis data-data yang diperoleh di lapangan.
Dalam pendekatan ini peneliti menggunakan dua macam metode penelitian
untuk memperoleh data yang ada yaitu :
1. Penelitian lapangan digunakan agar penulis dapat memperoleh fakta data,
dan informasi yang lebih objektif dan akurat mengenai penerapan Sistem
Informasi Manajemen bagi Kepala Sekolah dalam Proses pengambilan
Keputusan.
2. Penelitian Kepustakaan agar dapat membandingkan antara kejadian di
lapangan dengan teori yang ada di sumber-sumber kepustakaan.
Permasalahan penelitian akan dikaji dengan data-data yang diperoleh dari
kepustakaan berupa buku-buku dan jurnal ilmiah yang berkaitan dengan
78
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), h. 121.
79
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfa Beta, 2011),
Cet. 13, h. 215
masalah penelitian. Sehingga peneliti memperoleh suatu perspektif baru
dan dapat mengaitkan ide dan teori dengan penerapan.80
D. Sumber Data
Menurut Suharsimi Arikunto yang dimaksud sumber data dalam penelitian
adalah subjek dari mana data dapat diperoleh.81 Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan sumber data sebagai berikut:
a. Kepala Sekolah sebagai responden yang memberikan data berupa jawaban
lisan melalui wawancara
b. Aktivitas terkait pengambilan keputusan oleh Kepala Sekolah sebagai objek
dalam observasi
c. Dokumen sebagai sumber data tertulis di sekolah
E. Teknik Pengumpulan Data
Data penelitian diproleh dengan menggunakan teknik :
a. Wawancara
Wawancara ini dilakukan untuk mengumpulkan data terkait Peran
Sistem Informasi Manajemen Pendidikan bagi Kepala Sekolah dalam Proses
Pengambilan Keputusan dengan instrumen penelitian berupa pertanyaanpertanyaan tertulis yang sudah disertai alternatif jawabannya.82
b. Observasi
Peneliti menggunakan observasi secara terus terang untuk memperoleh
data yang dibutuhkan dari sumber data. Selain itu juga observasi tersamar
untuk mendapatkan data yang dibutuhkan namun tidak diizinkan oleh sumber
data.83 Dengan begitu peneliti dapat memahami konteks data dalam
keseluruhan situasi sosial, memperoleh pengalaman langsung, melihat hal-hal
80
Punaji Setyosari, Metodologi Penelitian & Pengembangan, (Jakarta: Kencana, 2013), Cet.
III, h. 101
81
Arikunto, op. cit., h. 172
82
Sugiyono, op.cit., h. 224
83
Sugiyono, Ibid., h. 228
yang kurang diamati oleh orang lain, menemukan hal-hal yang tidak
terungkap dalam wawancara, menemukan hal-hal yang ada di luar persepsi
responden, dan merasakan suasana situasional sosial yang diteliti.84
c. Studi Dokumen
Dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan data pendukung dari
metode observasi dan wawancara. Dokumen yang di dapat digunakan untuk
melengkapi data penelitian sehingga dapat ditampilkan gambaran yang
memiliki kredibilitas tinggi tentang objek penelitian.
F. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen merupakan alat yang digunakan pada suatu metode dalam
melakukan penelitian.85 Instrumen membantu peneliti dalam memperoleh data
yang dibutukan. Terkait dengan penelitian ini peneliti menggunakan instrumen
berupa :
a. Pedoman wawancara dalam metode wawancara.
b. Form Observasi dalam metode observasi.
c. Form Kelengkapan Dokumen dalam metode dokumentasi.
G. Teknik Analisis Data
Proses analisis data dilakukan dengan mencari dan menyusun data secara
sistematis dari berbagai sumber yang diproses dari kegiatan wawancara,
pengamatan lokasi dan dokumentasi. Setelah itu data dikategorikan ke dalam unitunit, proses sintesa, penyusunan ke dalam pola, memilih mana yang penting dan
yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami.
Berdasarkan
data
yang
diperoleh
maka
selanjutnya
data
dapat
dikembangkan menjadi hipotesis untuk dicarikan kesimpulannya hingga menjadi
sebuah teori.86
Adapun proses analisis data dapat dibedakan menjadi dua tahap yaitu:
84
Sugiyono, Ibid. 228
Arikunto, op. cit., h.192.
86
Sugiyono, op. cit., h. 245
85
a. Analisis data sebelum di lapangan
Pada tahap ini dilakukan studi pendahuluan untuk menemukan teori
sementara yang masih bersifat sederhana terkait dengan peranan
sistem
informasi manajemen pendidikan dan pengambilan keputusan.
b. Analisis data di lapangan
Menguji teori dari hasil temuan sementara terkait dengan peranan
sistem informasi manajemen pendidikan dan pengambilan keputusan.87
87
Sugiyono, Ibid,. h. 245
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Sejarah Singkat
SMP Islam Al-Falaah didirikan pada 18 Juli 1996 di atas tanah seluas 1,7
Ha yang terletak di Kampung Sawah Baru Kecamatan Ciputat Kota Tangerang
Selatan Provinsi Banten. Sekolah yang berada di bawah naungan Yayasan
Pendidikan Al-Falaah ini mendapatkan izin operasional dari Kantor Departemen
Pendidikan Jawa Barat dengan nomor 55/102.1/Kep/OT/97 dan mulai
menyelenggarakan kegiatan pendidikannya pada 21 Juli 1997 berdasarkan
keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
2. Visi-Misi dan Tujuan
a. Visi
“Menjadikan SMP Islam Al-Falaah sebagai sekolah yang menghasilkan siswasiswi berkualitas dalam IMTAQ dan IPTEK serta berakhlakul karimah”
b. Misi
-
Melaksanakan pendidikan sesuai dengan aturan agama, bangsa dan negara
-
Mengaplikasikan nilai-nilai ajaran umum berdasarkan ajaran-ajaran agama
Islam dalam setiap pembelajaran dan kehidupan sehari-hari
-
Melaksanakan pembelajaran kepada siswa yang efektif bagi semua guru dan
siswa berdasarkan landasan akhlakul karimah
-
Menumbuhkan semangat untuk berprestasi, dedikasi dan disiplin
-
Melahirkan siswa yang berkualitas iman, ilmu dan akhlaq
c. Tujuan
Melanjutkan pendidikan dasar sampai ditingkatkan SMP bertujuan
menjadikan peserta didik memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi serta
keterampilan dasar sebagai calon cendekiawan muslim yang bertauhid, berakhlak
mulia, cakap, dan percaya diri yang berguna bagi agama, bangsa dan negara.
3. Struktur Organisasi
Dalam rangka menciptakan iklim kerja yang terstruktur, kondusif, dan
sesuai kaidah manajemen maka SMP Islam Al-Falaah membuat struktur
organisasi. Di dalamnya terdapat gambaran yang terdiri dari individu dalam suatu
jabatan tertentu, wewenang, garis perintah dan koordinasi. Adapun bentuk dari
struktur organisasi dapat dilihat dalam lampiran.
4. Tenaga Pendidik dan Kependidikan
Tenaga pendidik dan kependidikan merupakan subjek yang menjalankan
keputusan kepala sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan. Di SMP Islam AlFalaah tenaga pendidik dan kependidikan terdiri dari guru, staf, dan tenaga
pramubakti. Selain itu kepala sekolah juga termasuk tenaga kependidikan karena
ikut serta dalam praktek pendidikan.
Kepala SMP Islam Al-Falaah dijabat oleh Rais Helmi, S. Th. I semenjak
tahun 2009. Dalam menjalankan tugasnya kepala sekolah dibantu oleh wakil
kepala sekolah yaitu Sayogi, S. Pd.
Adapun guru-guru yang dimiliki SMP Islam Al-Falaah sebanyak 14 guru.
Jumlah tersebut terdiri dari guru yang menjabat sebagai wali kelas atau disebut
wali kelas dan guru yang hanya mengajar bidang studi tertentu atau disebut guru
bidang studi. Terdapat 9 wali kelas yang diposisikan untuk sembilan rombongan
belajar (rombel) di mana rombel ini terbagi ke dalam 3 tingkat kelas yaitu Kelas
7, Kelas 8 dan Kelas 9. Sehingga setiap tingkat memiliki 3 rombel yaitu Kelas 7
terdiri dari VII.1, VII.2, dan VII.3, Kelas 8 terdiri dari VIII.1, VIII.2, VIII.3, dan
Kelas 9 terdiri dari IX.1, IX.2, IX.3.
5. Peserta Didik
Pada tahun ajaran 2016/2017 SMP Islam Al-Falaah memiliki peserta didik
sebanyak 225 murid yang terdiri dari 114 murid laki-laki dan 111 murid
perempuan. Jumlah tersebut tersebar ke dalam 9 rombongan belajar (rombel) yang
terdiri tiga tingkat kelas di mana masing-masing tingkat memiliki 3 rombel. Setiap
rombel diisi oleh peserta didik dengan jumlah yang berbeda-beda yaitu berkisar
antara 23 sampai 27 murid.
Secara akademik peserta didik SMP Islam Al-Falaah memiliki kualitas
yang cukup baik. Hal tersebut salah satunya dilihat dari perolehan nilai Ujian
Nasional (UN). Tercatat dalam kurun waktu 5 tahun terakhir murid-murid SMP
Islam Al-Falaah selalu lulus 100 persen.
Sedangkan dari sisi non akademik SMP Islam Al-Falaah memiliki
beberapa kegiatan yang menjadi wadah pengembangan bakat dan minat bagi
peserta didiknya di antaranya ekstrakurikuler, Latihan Dasar Kepemimpinan
Siswa (LDKS), Field Trip, Perjumsa). Kegiatan-kegiatan tersebut sekaligus
menjadi ajang bagi murid dalam mengembangkan dan menyalurkan kemampuan
dan keterampilan yang dapat menunjang prestasi akademik murid.
B. Pembahasan
1. Komponen Sistem Informasi Manajemen Pendidikan SMP Islam AlFalaah Sawah Baru
SMP Islam Al-Falah Sawah Baru memiliki komponen yang menunjang
berjalannya sistem informasi manajemen pendidikan di sekolah. Komponen ini
terdiri dari manusia, prosedur, perangkat keras (hardware), perangkat lunak
(hardware), dan data.
a. Manusia
Komponen ini adalah sumber daya manusia (SDM) yang merupakan
tenaga pendidik dan kependidikan di SMP Islam Al-Falah Sawah Baru.
Komponen ini bertugas mengolah data pada posisi yang telah ditetapkan kepala
sekolah. Sekolah memiliki empat bidang yang terdiri dari kurikulum, tenaga
pendidik dan kependidikan, sarana dan prasarana, dan peserta didik. Masingmasing bidang telah ditugaskan SDM sebagai penanggung jawab pengolah data
yaitu Pak Sayogi di bidang kurikulum, Pak Mufit, S.Pd. di bidang tenaga pendidik
dan kependidikan sekaligus ditugaskan sebagai operator dapodik, Pak Tohari,
S.Pd. di bidang peserta didik, sedangkan bidang sarana dan prasarana langsung
ditangani oleh TU yaitu Bu Nia, A,Md, dan Bu Desi, A,Md, Operator Dapodik
yaitu Mufit, S.Pd.
b. Prosedur
Meskipun sekolah tidak memiliki SOP dalam kegiatan administrasi
sekolah tetapi pengolah informasi dalam hal ini petugas TU dan Operator
Dapodik memiliki pola yang cenderung tersistem dan termekanisasi serta
berulang sehingga tanpa disadari mereka melakukan tugasnya secara prosedural.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Bu Nia :
“Untuk tugas secara terperinci ada. Ada bermacam-macam aspek seperti
guru, murid dan sebagainya. Ada juga pembagian tugas secara tertulis.”88
Kemudian ia juga mengungkapkan bahwa terdapat jadwal rutin untuk
melakukan koordinasi yang dipimpin oleh kepala sekolah dalam menyampaikan
informasi seputar hasil keputusan yang telah ia buat untuk diterapkan setiap
Minggunya. Bu Nia menambahkan :
“Ada rapat kecil dalam bentuk briefing setiap setelah upacara sekitar 10
sampai 15 menit. Biasanya di ruangan atau kadang juga di lobi.”89
Begitu juga dengan Pak Mufit menyampaikan bahwa dalam mengolah dapodik
dirinya berpaku pada petunjuk teknis (juknis) dan petunjuk pelaksana (juplak).
Pak Mufit berkata :
“Ada dulu pertama kali ada pelatihan juknis dan juplak yang dilatih
langsung oleh kementerian”90
88
Wawancara dengan Petugas TU, Ibu Nia, A.Md, Tangerang Selatan, Rabu, 31 Agustus 2016
Wawancara dengan Petugas TU, Ibu Nia, A.Md, Tangerang Selatan, Rabu, 31 Agustus 2016
90
Wawancara dengan Operator Dapodik, Bapak Mufit, S.Pd, Tangerang Selatan, Sabtu 22
Oktober 2016
89
c. Hardware
Perangkat keras atau hardware yang digunakan pada sistem informasi
manajemen pendidikan di SMP Islam Al-Falaah terdiri dari komputer, lemari
arsip, bindex, folder, papan informasi, ATK, mesin fotocopy.
d. Software
Perangkat lunak atau software yang digunakan pada sistem informasi
manajemen pendidikan di SMP Islam Al-Falaah terdiri dari aplikasi dapodik,
website, blog, aplikasi pengolahan data dan angka.
e. Data
Data internal yaitu data yang berkaitan dengan aspek kurikulum, tenaga
pendidik dan kependidikan, sarana dan prasarana, dan peserta didik. Data
eksternal yaitu kebijakan dan peraturan pemerintah, kebijakan yayasan, saran dan
masukan dari orang tua murid, data kondisi sosial kemasyarakatan.
2. Jenis-Jenis Sistem Informasi Manajemen SMP Islam Al-Falaah
Sawah Baru
a. SIM Berbasis Komputer
Sistem informasi manajemen pendidikan berbasis komputer yang ada di
SMP Al-Falaah yaitu Sistem Data Pokok Pendidikan Dasar dan Menengah
(Dappodikdasmen). Aplikasi Dapodik adalah aplikasi yang dikembangkan oleh
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah sesuai dengan instruksi
Menteri no. 2 Tahun 2011 tentang Kegiatan Pengelolaan Data Pendidikan.
Adapun fungsinya ialah untuk mendata 4 entitas data pokok pendidikan yaitu data
satuan pendidikan, pendidik dan tenaga kependidikan, peserta didik, dan subtansi
pendidikan.
Sistem pengumpulan data sekolah ke dalam aplikasi Dapodik melalui
tiga tahap yaitu:
1. Operator sekolah mendistribusikan formulir pendataan kepada sekolah, PTK,
dan Peserta Didik dalam rangka mendapatkan data untuk diisikan ke dalam
aplikasi.
2. Data yang terisi pada formulir selanjutnya dimasukkan ke dalam aplikasi
Dapodik.
3. Data yang telah terisi pada aplikasi Dapodik kemudian dikirim ke server pusat
melalui jaringan yang telah tersedia.
Pendataan tersebut melalui prosedur transaksional yang diisi secara periodik. Data
yang telah masuk ke dalam aplikasi Dapodik selanjutnya dilakukan proses
validasi dan sinkronisasi data.
SMP Islam Al-Falaah Sawah Baru sudah menggunakan aplikasi dapodik
sejak 5 tahun lalu. Pada tahun ajaran 2016/2017 SMP Islam Al-Falaah
menggunakan aplikasi Dapodik Versi 2016. Aplikasi dapodik digunakan oleh
sekolah untuk memberikan informasi yang dimiliki sekolah ke server pusat di
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Sebagaimana yang dikatakan oleh
Pak Mufit :
“Data-data dari sekolah dimasukkan ke dapodik kemudian dikirim
langsung ke luar yaitu kementerian. Oleh karena itu kalau kementerian
mau melihat data sekolah bisa melalui dapodik”91
Aplikasi
dapodik
memberikan
kemudahan
bagi
sekolah
dalam
memberikan data riil kepada pihak luar yaitu kementrian. Manfaat yang diperoleh
yaitu lebih cepat, lebih efisien, dan lebih tertata rapi. Sebelum adanya aplikasi
dapodik pihak sekolah harus melalui tahap yang berlapis-lapis yaitu ke dinas kota,
dinas kabupaten, dan ke pusat di Kemendikbud. Dengan kondisi seperti ini Pak
Mufit berkata :
“Itu banyak sekali jalur birokrasi. Kemudian dari sinilah dianggap perlu
dari kementrian harus ada update data. Maka dari situlah dengan kemajuan
91
Wawancara dengan Operator Dapodik, Bapak Mufit, S.Pd, Tangerang Selatan, Sabtu 22
Oktober 2016
teknologi dan banyak aplikasi dibuatlah namanya aplikasi data pokok
pendidikan”
Berdasarkan cara kerja yang telah dijelaskan sebelumnya merupakan alur
informasi yang mengarah ke luar atau dengan kata lain dapodik digunakan bukan
untuk intern melainkan ekstern sesuai dengan keterangan dari Pak Mufit :
“Kalau pihak luar ingin melihat data sekolah, mengacu ke dapodik.
Adapun untuk urusan internal lihat ke TU”92
Dengan begitu dapat diketahui bahwa peranan aplikasi dapodik di dalam
internal sekolah khususnya bagi pengambilan keputusan kepala sekolah sangat
kecil. Hal ini disebabkan karena tujuan penggunaan aplikasi dapodik itu sendiri
ialah untuk memberikan laporan-laporan kepada Kemendikbud. Adapun
pengambilan keputusan kepala sekolah lebih banyak menggunakan informasi dari
TU sekolah. Karena pada dasarnya data yang dimasukkan ke aplikasi dapodik
merupakan data yang berasal dari TU. Hal ini dibuktikan oleh perkataan dari Pak
Mufit :
“Jadi di TU mengelola data di intern tetapi kalau ada laporan ke luar maka
dari TU memberikan data ke dapodik”93
Kepala sekolah, Pak Helmi juga membenarkan hal tersebut. Ia mengatakan jika
melakukan kegiatan pengambilan keputusan maka data yang digunakan ialah data
yang berasal dari TU seperti penjelasan berikut :
“Semua data-data mulai dari foto kegiatan, video, instrumen, berkas dan
dokumen-dokumen tersebut ada semua di TU”94
Petugas TU, Bu Nia pun berkata hal yang sama. Ia mengungkapkan :
“Dapodik aplikasi pengolahan data sekolah. Namun dari dapodik juga
minta data ke TU”95
92
Wawancara dengan Operator Dapodik, Bapak Mufit, S.Pd, Tangerang Selatan, Sabtu 22
Oktober 2016
93
Wawancara dengan Operator Dapodik, Bapak Mufit, S.Pd, Tangerang Selatan, Sabtu 22
Oktober 2016
94
Wawancara dengan Kepala Sekolah, Bapak Rais Helmi, S.Th.I, Tangerang Selatan, Senin, 17
Oktober 2016
95
Wawancara dengan Petugas TU, Ibu Nia, A.Md, Tangerang Selatan, Rabu, 31 Agustus 2016
Dengan demikian sistem informasi manajemen pendidikan berbasis
komputer yang diterapkan sekolah yang berupa aplikasi dapodik tidak berperan
dalam pengambilan keputusan kepala sekolah melainkan berperan dalam
memberikan informasi yang dijadikan acuan pihak luar yaitu dinas pendidikan
dan Kemendikbud. Atau dengan kata lain aplikasi Dapodik menjadi bagian
keluaran (output) pada sistem informasi manajemen non-komputer yang berfungsi
untuk menyalurkan informasi ke luar.
b. SIM Manual
Sistem informasi manajemen pendidikan non-komputer atau bisa juga
disebut manual yang ada di SMP Islam Al-Falah dilakukan pada unit Tata Usaha
(TU). Peranan yang dijalankan oleh TU Al-Falaah yaitu menyediakan laporanlaporan atau informasi bagi pucuk pimpinan sekolah untuk membuat keputusan
atau melakukan tindakan yang tepat dalam ranah pemecahan masalah. Untuk
menjalankan peranan tersebut, sekolah mempunyai dua orang petugas TU yaitu
Bu Nia, A.Md. dan Bu Desi, A.Md.
Sistem informasi manajemen pendidikan ini melakukan pengelolaan data
secara keseluruhan yang terdiri dari data kurikulum, tenaga pendidik dan
kependidikan, sarana dan prasarana, dan peserta didik. Semua data-data tersebut
diorganisasikan sedemikian rupa hingga membentuk kategori-kategori data dan
susunan yang tertata. Penataan data-data tersebut dilakukan di lemari, folder,
bindex, papan informasi. Selain itu meskipun dilakukan secara manual namun
tetap menggunakan perangkat komputer untuk menyimpan data. Sehingga data
dapat disajikan dalam bentuk hardcopy maupun softcopy. Sesuai yang
disampaikan oleh Bu Nia :
“Tetap ada usaha untuk memasukkan file ke dalam komputer. Jadi hard
copy nya ada dan soft copynya ada juga. Dan dalam melakukan hal itu ada
petugas TU lainnya yang membantu . jadi ketika data semakin banyak
maka dimasukkan ke komputer.”96
96
Wawancara dengan Petugas TU, Ibu Nia, A.Md, Tangerang Selatan, Rabu, 31 Agustus 2016
Peranan dalam pengambilan keputusan kepala sekolah ialah menyediakan
data
yang
diperlukan
kepala
sekolah
sebagai
informasi
yang
dapat
dipertimbangkan untuk membuat alternatif-alternatif penyelesaian masalah. SIM
menyediakan data sesuai dengan keputusan apa yang akan dibuat oleh kepala
sekolah, hal ini berdasarkan ungkapan Bu Nia :
“Tergantung temanya. Kalau misalkan membahas soal PPDB data yang
diminta yaitu jumlah yang daftar kami persiapkan. Dan setiap rapat
dengan tema yang beda ya datanya sesuai dengan tema itu.”97
Proses penyebaran informasi, baik informasi yang digunakan untuk bahan
pertimbangan pembuat alternatif maupun informasi hasil keputusan yang telah
dibuat oleh kepala sekolah yaitu melalui cara manual seperti pemberian informasi
menggunakan dokumen tertulis sebagaimana yang dituturkan oleh Bu Nia :
“Membantu untuk komunikasi dan koordinasi saja. kalau hal-hal yang
bersifat besar dan perlu banyak yang dibicarakan maka harus tatap muka.
Cukup dikasih tahu contohnya ada pembukuan hasil rapat untuk menjadi
arsip. Hasil diskusi dan hasil rapat dibukukan dan disampaikan ke pihak
yang berkaitan.”98
Selain itu juga ada laporan secara lisan apabila dianggap perlu oleh kepala
sekolah. Bu Nia berkata :
“Ada laporan langsung dari guru-guru waktu ikut rapat.”99
Semua proses tersebut mulai dari pengumpulan data, pengorganisasian
data, penyediaan data hingga penyimpanan data merupakan kegiatan sistem
informasi manajemen non-komputer yang berperan menyediakan informasi yang
dibutuhkan kepala sekolah dalam rangka pemecahan masalah.
c. SIMP Terbuka
Sistem terbuka memiliki pertukaran informasi antara organisasi dengan
lingkungan. Sekolah yang merupakan sistem terbuka memiliki daya adaptif
terhadap perubahan dalam lingkungan sehingga dapat meneruskan eksistensinya.
97
Wawancara dengan Petugas TU, Ibu Nia, A.Md, Tangerang Selatan, Rabu, 31 Agustus 2016
Wawancara dengan Petugas TU, Ibu Nia, A.Md, Tangerang Selatan, Rabu, 31 Agustus 2016
99
Wawancara dengan Petugas TU, Ibu Nia, A.Md, Tangerang Selatan, Rabu, 31 Agustus 2016
98
Sekolah mengorganisasikan diri untuk menanggapi perubahan-perubahan yang
terjadi. Dalam kehidupan nyata sekolah melakukan hal ini untuk menciptakan
keunggulan dalam bersaing di dunia pendidikan.
Sistem informasi manajemen di SMP Islam Al-Falaah termasuk ke dalam
sistem terbuka. Hal ini dapat diketahui dari batasan-batasan sistem yang ada di
sekolah yaitu masukan (input), sistem informasi manajemen, dan keluaran
(output). Pada setiap bagian tersebut khususnya ruang lingkup sistem informasi
manajemen dapat terlihat bagaimana pertukaran informasi antara lingkungan
dengan sekolah dikelola sedemikian rupa hingga menjadi bahan baku pembuat
keputusan.
Masukan (input) berasal dari lingkungan yang berada di luar SIM
sekolah. Masukan ini berupa peraturan pemerintah, kebijakan yayasan, saran dan
masukan dari komite, serta kondisi dan perubahan yang terjadi di masyarakat.
Input tersebut kemudian diolah oleh sistem pengolahan data menggunakan
komponen-komponen SIM yang dimiliki oleh sekolah. Pada proses pengolahan
ini data diubah ke dalam bentuk yang lebih berguna bagi kepala sekolah dalam
mengambil keputusan. Data-data tersebut dikategorikan ke dalam bidang yang ada
di sekolah yaitu data kurikulum, data tenaga pendidik dan kependidikan, data
sarana dan prasarana, dan data peserta didik.
Data tersebut selanjutnya berkontribusi bagi pengambilan keputusan
kepala sekolah untuk merancang sejumlah program kegiatan seperti pembuatan
kalender akademik, program peningkatan tenaga pendidik dan kependidikan
seperti seminar, pelatihan dan workshop guru, program peserta didik seperti field
trip, dan program lainnya seperti bakti sosial Bencana Garut.
Keluaran atau output yang dihasilkan adalah data yang ada dalam
dapodik, data kehumasan, data hasil UN, data Prestasi siswa, informasi yang
terpampang di website dan blog guru, informasi disampaikan oleh penjaga
sekolah ke tamu dan sebagainya.
Bagan 4.1
SIMP Terbuka SMP Islam Al-Falaah
Semua proses kegiatan tersebut selanjutnya dikemas kembali ke dalam
bentuk informasi melalui proses pencatatan, perekaman, dan sebagainya.
Informasi ini selanjutnya menambah perbendaharaan informasi yang dimiliki
sekolah. Semua proses dan tahap tersebut adalah sistem informasi manajemen di
sekolah.
Sistem informasi manajemen pendidikan Alfalah berperan dalam
meningkatkan keunggulan bersaing. Keputusan-keputusan yang dilakukan kepala
sekolah dalam semua bidang yang ada, sejatinya merupakan upaya dalam
memenangkan persaingan global sekaligus menjawab tantangan zaman.
Keputusan tersebut ada dalam perencanaan dan rancangan yang disebut sebagai
grand design sekolah. Grand Design ini merupakan wujud konkret dari adaptasi
yang dilakukan sekolah Alfalah yang menganut sistem informasi manajemen
terbuka. Selain itu SIM terbuka juga dapat diketahui dari kemampuan kepala
sekolah dalam mengatasi kekurangan dan memecahkan permasalahan yang
dihadapi sekolah sebagaimana Pak Helmi mengatakan :
“Dokumen ini mencakup semua bidang. Kebanyakan sekolah-sekolah lain
tidak memiliki grand design. Namun sekolah kami membuat grand design
sebagai dasar pengembangan sekolah. Meskipun ada beberapa kekurangan
yang harus ditangani. Namun setidaknya sekolah memiliki
perencanaan.”100
Dari pemaparan di atas maka SIM terbuka menunjang kepala sekolah
melakukan kegiatan pemecahan masalah dalam rangka merespon informasi yang
di dapat dari luar dengan cara mengambil keputusan-keputusan untuk merancang
sekolah menjadi lembaga pendidikan yang unggul dalam melakukan persaingan.
3. Pengolahan Data Menjadi Informasi
Salah satu informasi yang sering digunakan kepala sekolah ialah informasi
yang berkaitan dengan peserta didik. berikut ini penulis memaparkan bagaimana
sistem informasi manajemen pendidikan di SMP Islam Al-Falaah mengolah data
menjadi informasi.
Pengolahan data dilakukan melalui beberapa proses yaitu pengumpulan,
pengklasifikasian, pemrosesan, penganalisaan, penginterpretasian, penyimpanan,
dan pengambilan kembali.
a. Pengumpulan
Data yang berkaitan dengan peserta didik dikumpulkan diantaranya data
murid yang diterima tahun 2016, data murid yang lulus tahun 2016, data murid
naik kelas, data murid mengulang kelas, data murid putus sekolah, dan data murid
mutasi
b. Pengklasifikasian dan Pemrosesan
Semua data yang telah terkumpul selanjutnya diproses dan diklasifikasikan ke
dalam klasifikasi tertentu yaitu berdasarkan jenis kelamin, kelas, dan rombel.
100
Wawancara dengan Pak Helmi sebagai Kepala Sekolah, Tangerang Selatan, Senin, 17
Oktober 2016
c. Penganalisaan dan Penginterpretasian
Selanjutnya data tersebut dicarikan makna dan arti sehingga memberikan
informasi diantaranya berupa jumlah keseluruhan dan persentasi data dalam
bentuk tabel dan grafik.
d. Penyimpanan
Data selanjutnya disimpan ke tempat penyimpanan yang ada di sekolah yaitu
lemari untuk data fisik dan komputer untuk data nonfisik
e. Pemanggilan Data
Pengambilan kembali dilakukan ketika kepala sekolah membutuhkan informasi
yang terkandung dalam data tersebut. Data dapat diambil secara keseluruhan
maupun hanya data murid per kelas saja.
Bagan 4.2
Proses Pengolahan Data Menjadi Informasi
4. Pengambilan Keputusan Terprogram Kepala Sekolah
Pengambilan keputusan adalah proses pemilihan alternatif yang tepat,
efektif, dan efisien untuk dijadikan tindakan selanjutnya dalam proses pemecahan
masalah. Pengambilan keputusan dilakukan oleh pucuk pimpinan secara prosedur
operasional yang baku melalui perumusan sub-sub tujuan dengan menggunakan
saluran informasi yang terumus dengan jelas. Berdasarkan struktur organisasi
sekolah, pengambilan keputusan tersebut dilakukan oleh Bapak Rais Helmi,
S.TH.I sebagai Kepala SMP Islam Al-Falaah.
Dalam menjalankan tugasnya tersebut Pak Helmi melakukan pemecahan
masalah secara bersama-sama yaitu dengan melibatkan partisipasi dari sumber
daya manusia yang ada di sekolah seperti guru, tenaga kependidikan, dan kepala
bidang. Partisipasi tersebut dimaksudkan agar proses pemecahan masalah dapat
menghasilkan berbagai pandangan dan alternatif-alternatif. Sehingga dari
pandangan dan alternatif yang beragam tersebut, kepala sekolah dapat
menentukan pilihan yang tepat untuk ditetapkan sebagai keputusan.
Pengambilan keputusan yang dilakukan kepala sekolah termasuk ke dalam
pengambilan keputusan terprogram. Hal ini dapat diketahui dari pernyataan Pak
Helmi yaitu :
“Keputusan dilakukan dengan terencana pada waktu tertentu, yaitu ketika
akan menyambut tahun ajaran baru. Kami melakukan rapat, diskusi, dan
sebagainya untuk merumuskan program-program kegiatan apa saja yang
nanti akan dilakukan. Contohnya seperti Kegiatan Belajar Mengajar, acara
untuk siswa, pelatihan untuk guru, dan metode pengajaran untuk siswa.”101
Pengambilan keputusan terprogram dilakukan dalam sebuah pertemuan
yang disebut rapat kerja (raker). Rapat ini menghasilkan sebuah dokumen yang
berisi keputusan-keputusan kepala sekolah berupa program-program pendidikan
dan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan aktivitas penyelenggaraan
pendidikan. Salah satu keputusan yang diambil yaitu kegiatan LDKS yang
101
Wawancara dengan Kepala Sekolah, Bapak Rais Helmi, S.Th.I, Tangerang Selatan, Senin,
17 Oktober 2016
dilakukan dengan tahapan mendefinisikan masalah, mengumpulkan data, analisis
data, penentuan alternatif, pemilihan alternatif terbaik, mengimplementasikan dan
memonitor keputusan, dan mengevaluasi. Berikut akan digambarkan dalam
sebuah bagan.
Bagan 4.3
Proses Pengambilan Keputusan Terprogram Kepala Sekolah
SMP Islam Al-Falaah Sawah Baru mengolah data ke dalam bentuk
kumpulan data, dokumentasi, file, dan catatan-catatan lainnya. Pengolahan data ke
dalam bentuk administrasi seperti ini memudahkan sekolah dalam menyimpan
dan mengakses informasi yang diperlukan dalam proses pengambilan keputusan
kepala sekolah. Sistem informasi manajemen pendidikan yang ada di SMP Islam
Al-Falaah dapat digolongkan ke dalam bidang kurikulum, tenaga pendidik dan
kependidikan, peserta didik dan sarana dan prasarana.
Dalam pengambilan keputusan tidak hanya dibutuhkan informasi dari
SIM yang tergolong dalam bidang pengambilan keputusan tetapi juga informasi
yang terdapat pada SIM yang termasuk bidang lain atau dengan kata lain
kebutuhan informasi tidak melulu dari satu sumber bidang melainkan dibutuhkan
juga informasi yang relevan dan berkaitan dari bidang yang lainnya. Hal ini
dimaksudkan untuk
memperkaya wawasan kepala sekolah untuk membuat
sebuah pertimbangan yang nantinya akan menghasilkan alternatif terbaik dan pada
akhirnya akan menghasilkan keputusan yang tepat. Berikut ini penulis jabarkan
beberapa peranan sistem informasi manajemen pendidikan bagi kepala sekolah
dalam pengambilan keputusan di SMP Islam Al-Falaah.
5. Peranan SIMP bagi Kepala Sekolah dalam Pengambilan Keputusan di
SMP Islam Al-Falaah Sawah Baru
SMP Islam Al-Falaah Sawah Baru memiliki beberapa bidang yang
berpengaruh besar terhadap kegiatan penyelenggaraan pendidikan. Masingmasing bidang dikoordinatori oleh guru yang ditunjuk oleh kepala sekolah. Selain
karena aturan baku dalam administrasi dan manajerial sekolah, pemberian
wewenang ini juga bertujuan agar tercipta mekanisme kerja yang tertata baik.
Adapun bidang-bidang yang ada di sekolah yaitu bidang kurikulum yang
dikoordinatori oleh Pak Sayogi, bidang Tata Usaha dikoordinatori oleh Bu Nia,
bidang tenaga pendidik dan kependidikan dikoordinatori oleh Pak Mufit, bidang
peserta didik dikoordinatori oleh Pak Tohari. Semua kordinator bidang tersebut
menjalankan
tugasnya
masing-masing
dalam
rangka
membantu
tugas
pengambilan keputusan kepala sekolah.
Pada prakteknya di lapangan, setiap tugas yang diemban oleh masingmasing koordinator tidak terlepas dari peranan sistem informasi manajemen
pendidikan. Seperti yang telah penulis jelaskan sebelumnya, sistem informasi
manajemen pendidikan yang ada di sekolah secara mudah dapat dilihat berupa
aplikasi dapodik, website sekolah, blog guru, komputer, aplikasi pengolahan data
dan angka, aplikasi penyimpanan data, dan sebagainya.
Sistem
informasi
manajemen
pendidikan
yang
digunakan
dalam
menyelesaikan tugas pada bidang-bidang di sekolah memberikan dampak yang
besar atas pencapaian tujuan pendidikan yang telah direncanakan. Pada akhirnya,
peranan tersebut juga akan mempengaruhi pengambilan keputusan yang dilakukan
oleh kepala sekolah. Hal ini disebabkan karena segala keputusan yang lahir dalam
ruang lingkup sekolah akan mengarah kepada pengambil keputusan tertinggi
dalam hal ini ialah kepala sekolah.
Kepala sekolah juga menggunakan peranan sistem informasi manajemen
pendidikan dalam menentukan apa langkah selanjutnya yang harus dilakukan. Hal
ini dilakukan guna mencari solusi dari setiap masalah di sekolah yang harus
dicarikan jalan keluarnya. Kerap kali kepala sekolah memantau informasi melalui
sarana yang tersedia di sekolah. Sistem informasi yang ada memberikan
kemudahan bagi kepala sekolah untuk mempercepat pengaksesan informasi
sehingga berbagai tahap yang harus ditempuh dalam pengambilan keputusan
dapat dilalui dengan cara yang cepat.
Sebelum menyimpulkan bagaimana peranan sistem informasi manajemen
pendidikan bagi kepala sekolah dalam pengambilan keputusan, penulis
menjabarkan terlebih dahulu temuan peranan sistem informasi manajemen
pendidikan yang ada pada bidang-bidang yang ada di sekolah. Adapun
deskripsinya yaitu sebagai berikut :
a) Peranan SIMP dalam Aspek Kurikulum
Penulis mengajukan instrumen pengumpulan data kepada Pak Sayogi
selaku koordinator bidang kurikulum. Instrumen tersebut berkaitan dengan
pengambilan keputusan di bidang kurikulum. Tujuannya ialah untuk mengukur
seberapa berperan sistem informasi manajemen pendidikan dalam menyelesaikan
tugas bidang kurikulum. Terdapat 15 indikator yang memiliki jawaban “Ya” yang
berarti terdapat peranan SIMP dan “Tidak” yang berarti tidak terdapat peranan
SIMP. Lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran.
Dari 15 indikator tersebut, ada 11 indikator yang terdapat peranan SIMP
dan 4 indikator tidak terdapat peranan SIMP. Jika dikalkulasikan ke dalam
persentase maka perhitungannya sebagai berikut:
Keputusan yang menggunakan SIMP :
Keputusan tanpa menggunakan SIMP :
Hal ini menunjukkan bahwa 73% SIMP berperan dan 27% SIM tidak berperan.
b) Peranan SIMP Bidang Tenaga Pendidik dan Kependidikan
Penulis mengajukan instrumen pengumpulan data kepada Pak Mutif
selaku koordinator bidang tenaga pendidik dan kepedidikan. Instrumen tersebut
berkaitan dengan pengambilan keputusan di bidang tenaga pendidik dan
kependidikan. Tujuannya ialah untuk mengukur seberapa berperan sistem
informasi manajemen pendidikan dalam menyelesaikan tugas bidang tenaga
pendidik dan kependidikan. Terdapat 15 indikator yang memiliki jawaban “Ya”
yang berarti terdapat peranan SIMP dan “Tidak” yang berarti tidak terdapat
peranan SIMP. Lebih lengkap dapat dilihat di lampiran.
Dari 15 indikator, semuanya terdapat peranan SIMP. Jika dikalkulasikan
ke dalam persentase maka perhitungannya sebagai berikut:
Keputusan yang menggunakan SIMP :
Keputusan tanpa menggunakan SIMP :
Hal ini menunjukkan bahwa 100% SIMP berperan dan 0% SIM tidak berperan.
c) Peranan SIMP Bidang Peserta Didik
Penulis mengajukan instrumen pengumpulan data kepada Pak Tohari
selaku koordinator bidang peserta didik. Instrumen tersebut berkaitan dengan
pengambilan keputusan di bidang peserta didik. Tujuannya ialah untuk mengukur
seberapa berperan sistem informasi manajemen pendidikan dalam menyelesaikan
tugas bidang peserta didik. Terdapat 15 indikator yang memiliki jawaban “Ya”
yang berarti terdapat peranan SIMP dan “Tidak” yang berarti tidak terdapat
peranan SIMP. Lebih lengkap dapat dilihat di lampiran.
Dari 15 indikator, ada 14 indikator yang terdapat peranan SIMP dan 1
indikator tidak terdapat peranan SIMP. Jika dikalkulasikan ke dalam persentase
maka perhitungannya sebagai berikut:
Keputusan yang menggunakan SIMP :
Keputusan tanpa menggunakan SIMP :
Hal ini menunjukkan bahwa 93% SIMP berperan dan 7% SIM tidak berperan.
d) Peranan SIMP Bidang Sarana dan Prasarana
Penulis mengajukan instrumen pengumpulan data kepada Pak Tohari
selaku koordinator bidang peserta didik. Instrumen tersebut berkaitan dengan
pengambilan keputusan di bidang peserta didik. Tujuannya ialah untuk mengukur
seberapa berperan sistem informasi manajemen pendidikan dalam menyelesaikan
tugas bidang peserta didik. Terdapat 15 indikator yang memiliki jawaban “Ya”
yang berarti terdapat peranan SIMP dan “Tidak” yang berarti tidak terdapat
peranan SIMP. Lebih lengkap dapat dilihat di lampiran.
Dari 15 indikator, ada 10 indikator yang terdapat peranan SIMP dan 5
indikator tidak terdapat peranan SIMP. Jika dikalkulasikan ke dalam persentase
maka perhitungannya sebagai berikut:
Keputusan yang menggunakan SIMP :
Keputusan tanpa menggunakan SIMP :
Hal ini menunjukkan bahwa 67% SIMP berperan dan 33% SIM tidak berperan.
e) Peranan SIMP Dalam Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah
Penulis mengajukan instrumen pengumpulan data kepada Pak Helmi
selaku kepala sekolah. Instrumen tersebut berkaitan dengan pengambilan
keputusan di bidang kurikulum, tenaga pendidik dan kependidikan, peserta didik
dan sarana dan prasarana. Tujuannya ialah untuk mengukur seberapa berperan
sistem informasi manajemen pendidikan dalam menyelesaikan tugas sebagai
kepala sekolah. Terdapat 20 indikator yang memiliki jawaban “Ya” yang berarti
terdapat peranan SIMP dan “Tidak” yang berarti tidak terdapat peranan SIMP.
Lebih lengkap dapat dilihat di lampiran.
Dari 20 indikator, semua terdapat peranan SIMP. Jika dikalkulasikan ke
dalam persentase maka perhitungannya sebagai berikut:
Keputusan yang menggunakan SIMP :
Keputusan tanpa menggunakan SIMP :
Hal ini menunjukkan bahwa 100% SIMP berperan dan 0% SIM tidak berperan.
Peranan sistem informasi manajemen pendidikan yang terdapat di setiap
bidang menunjukkan peranan yang besar dalam menyelesaikan tugas dan
memecahkan masalah. Begitu juga dengan pengambilan keputusan yang
dilakukan kepala sekolah di mana selalu melibatkan sistem informasi manajemen
pendidikan. Dengan demikian, penulis menyimpulkan bahwa sistem informasi
manajemen pendidikan sangat berperan bagi kepala sekolah dalam pengambilan
keputusan di SMP Islam Al-Falaah Sawah Baru.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Peranan sistem informasi manajemen pendidikan di SMP Islam Al-Falaah
Sawah Baru menunjukkan peranan yang sangat besar pada bidang-bidang yang
ada di sekolah yaitu sebagai berikut:
1. Peranan SIMP di bidang kurikulum menunjukkan bahwa 73% SIMP berperan
sedangkan 27% tidak berperan.
2. Peranan SIMP di bidang tenaga pendidik dan kependidikan berperan 100%.
3. Peranan SIMP di bidang peserta didik menunjukkan bahwa 93% berperan dan
7% tidak berperan.
4. Peranan SIMP di bidang sarana dan prasarana menunjukkan bahwa 67%
berperan dan 33% tidak berperan.
5. Peranan SIMP dalam pengambilan keputusan kepala sekolah berperan 100%
Dari uraian hasil penelitian di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa
Sistem Informasi Manajemen (SIM) Pendidikan sangat berperan bagi kepala
sekolah dalam pengambilan keputusan di SMP Islam Al-Falaah Sawah Baru
sudah berperan. Hal ini dapat dibuktikan dari persentase peranan SIMP dalam
setiap pengambilan keputusan Kepala Sekolah di empat bidang lebih besar dari
persentase pengambilan keputusan tanpa menggunakan SIMP.
B. SARAN
1. Kepala Sekolah
a. Kepala sekolah hendaknya selalu mengacu kepada data dalam
pengambilan keputusan untuk mencapai hasil yang tepat, efektif, dan
efisien.
b. Pengambilan keputusan kerap kali dilakukan oleh kepala sekolah baik
dalam memecahkan masalah yang memiliki beragam karakter masalah
baik itu masalah yang besar, kecil, darurat, tidak darurat dan sebagainya.
Oleh karena itu untuk alangkah baiknya apabila kepala sekolah
menerapkan strategi untuk menentukan masalah mana yang harus
dipecahkan terlebih dahulu berdasarkan nilai urgensi, kepentingan, dan
benefit yang ada pada masalah tersebut.
c. Efektivitas pengambilan keputusan penting untuk diketahui. Untuk itu
upaya mengetahui nilai efektivitas tersebut secara cermat dapat dilakukan
kepala sekolah dengan menganalisis implementasi dari sebuah keputusan.
d. Kegiatan pengambilan keputusan yang direkam dan dicatat akan menjadi
informasi tersendiri bagi kepala sekolah apabila diolah ke dalam bentuk
statistik atau riwayat pengambilan keputusan. Portofolio ini dapat
menambah bahan pertimbangan bagi kepala sekolah dalam mengambil
keputusan.
2. Sekolah
a. Sekolah hendaknya memaksimalkan penggunaan teknologi informasi
seperti komputer beserta aplikasi penyimpanan data online agar dapat
menyimpan data lebih efisien dan aman, mengakses data lebih cepat, dan
menyajikan data lebih akurat.
b. Sekolah hendaknya menggunakan aplikasi sistem pengambilan keputusan
atau decision support system agar pengambilan keputusan lebih cepat,
akurat, dan tepat.
c. Saat ini masyarakat cenderung mengalihkan aktivitasnya sehari-hari ke
dunia maya salah satunya yaitu kegiatan pencarian informasi melalui
website. Oleh karena itu akan sangat menguntungkan apabila sekolah
menangkap peluang ini dengan cara mengoptimalkan website sekolah
sebagai sarana publikasi kegiatan yang ada di sekolah khususnya yang
bersifat prestasi.
3. Peneliti Lain
a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi peneliti lain dalam
melakukan penelitian di bidang sistem informasi manajemen pendidikan
dan pengambilan keputusan kepala sekolah.
b. Peneliti lain dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk mengetahui
peranan sistem informasi manajemen pendidikan bagi kepala sekolah
dalam pengambilan keputusan di SMP Islam Al-Falaah Sawah Baru.
DAFTAR PUSTAKA
Amirin. Tatang M., Pokok-pokok Teori Sistem, Jakarta: Rajawali Pers, 2011.
Anwar, M. Idochi, Pengembangan Sistem Informasi di Perguruan Tinggi, Jakarta:
Rajawali pers, 2009.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:
Rineka Cipta, 2010.
Davis, Gordon B., Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen, Jakarta: Ikrar
Mandiriabadi, 1999.
Dermawan, Rizky, Pengambilan Keputusan: Landasan Filosofis, Konsep, dan
Aplikasi, Bandung: Alfabeta, 2004.
Faisal, Mohammad., Sistem Informasi Manajemen Jaringan, Malang: UINMalang Press, 2008.
Haag, Stephen, Maeve Cummings., Management Information Systems: For The
Information Age, New York: McGraw-Hill, 2008.
Helmawati, Sistem Informasi Manajemen: Pendidikan Agama Islam, Bandung:
Rosdakarya, 2015.
Helmi, Rais, Wawancara, Tangerang Selatan, Senin, 17 Oktober 2016
Indrayani, Evi dan Humdiana, Sistem Informasi Manajemen: Mempersiapkan
Pekerja Berbasis Pengetahuan Dalam Mengelola Sistem Informasi, Jakarta:
Mitra Wacana Media, 2009.
Kamaluddin, Pengambilan Keputusan Manajemen, Malang: Dioma, 2007.
McLeod, Raymond, dan George P. Schell, Sistem Informasi Manajemen, Jakarta:
Salemba Empat, 2012, Ed. 10.
Mufit, Wawancara, Tangerang Selatan, Sabtu 22 Oktober 2016
Mulyasa, Enco, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: Rosdakarya,
2011.
Nia, Wawancara, Tangerang Selatan, Rabu, 31 Agustus 2016
O’Brien, James A and George M Marakas, Introduction to Information Systems,
New York: McGraw-Hill, 2008, thirteenth edition.
Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan.
91
Pratama, I Putu Agus Eka, Sistem Informasi dan Implementasinya: Teori &
Konsep Sistem Informasi Disertai Berbagai Contoh Praktiknya
Menggunakan Perangkat Lunak Open Source, Bandung, Informatika
Bandung, 2014.
Putra, Syopiansyah Jaya dan A’ang Subiyakto, Pengantar Sistem Informasi,
Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006.
Raharja, Reza Mauldy, Pemanfaatan sistem informasi manajemen dan strategi
pengambilan keputusan terhadap efektivitas pengambilan keputusan kepala
SMP Se-Kota Bandung, Tesis. Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan
Indonesia, 2014.
Robbins, Stephen P. and David A. DeCenzo, Fundamentals of Management:
Essential Concepts and Applications, (New York: Pearson Prentice Hall,
2008.
Rochaety, Eti, dkk., Sistem Informasi Manajemen Pendidikan, Jakarta: Bumi
Aksara, 2009.
Rue, Leslie W, et all., Management: Skills and Application, New York: McGrawHill Companies, 2003.
Salusu, Pengambilan Keputusan Stratejik untuk Organisasi Publik dan
Organisasi non Profit, Jakarta, Grasindo, 2005.
Setyosari, Punaji, Metodologi Penelitian & Pengembangan, Jakarta: Kencana,
2013, Cet. III.
Simon, Judith C., Introduction to Information System, New York: The Wall Street
Jounal, 2001.
Stair, Ralph M., George W. Reynolds, Information System, USA: Course
Technology, 2012, Ed. 9.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfa
Beta, 2011, Cet. 13.
Terry, George R., Prinsip-prinsip Manajemen, Jakarta: Bumi Aksara, 2013.
Usman, Husaini, Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, Jakarta: Bumi
Aksara, 2014.
Wahyono, Ali Sahid, Penerapan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan pada
SMK Darul Ulum Kertasemaya Indramayu. Skripsi. IAIN Syekh Nurjati
Cirebon, 2013.
Wijiyanto, Pengelolaan Sistem Informasi Terhadap Pengambilan Keputusan
Kepala Sekolah,Tesis. Program Pasca Sarjana Magister Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2011.
92
LAMPIRAN – LAMPIRAN
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
Dokumen Sekolah
104
Kegiatan Penelitian di Sekolah
105
HASIL WAWANCARA I
Nama
: Rais Helmi, S.Th.I
Jabatan
: Kepala SMP Islam Al-Falaah Sawah Baru
Hari/tanggal : Senin, 17 Oktober 2016
Waktu
: 12:13 – 13:07 WIB
1. Bagaimana
anda
melakukan
pengambilan
keputusan
secara
keseluruhan?
Keputusan dilakukan dengan terencana pada waktu tertentu, yaitu ketika akan
menyambut tahun ajaran baru. Kami melakukan rapat, diskusi, dan sebagainya
untuk merumuskan program-program kegiatan apa saja yang nanti akan
dilakukan. Contohnya seperti Kegiatan Belajar Mengajar, acara untuk siswa,
pelatihan untuk guru, dan metode pengajaran untuk siswa.
2. Bagaimana pengambilan keputusan sarana dan prasarana ?
Sarana prasarana berjalan sebelum kegiatan KBM, misalnya mengecat semua
gedung. Kami buat laporan ke GA. Ketika KBM tengah berjalan pun sekolah
dapat melakukan pengelolaan sarana dan prasarana. Misalnya ada papan tulis
yang rusak, ubin yang mengangkat dan pecah, dilaporkan oleh wali kelas maka
kami foto lalu kami laporan ke GA (General Affair). Mereka langsung eksekusi.
Dikerjakan perbaikan setelah murid pulang sekolah. Jadi ada petugas yang datang
ke tempat yang rusak dengan membawa peralatan dan sebagainya kemudian
dirapikan. Sehingga secepat itu pengelolaan sarana dan prasarana sekolah. Kami
memegang nomor kontak petugasnya agar mempercepat koordinasinya saya
hubungi mereka. Petugasnya ada beberapa sehingga eksekusi menjadi lebih cepat.
Baru-baru ini ada langit-langit yang bocor. Kemudian kami menghubungi petugas
GA. Kami kirim foto buktinya. Lalu ketika istirahat mereka mengerjakan
perbaikan. Kemudian fogging. Fogging diputuskan ketika ada kegiatan kunjungan
dokter dalam program kesehatan sekolah.
3. Bagaimana target perencanaan sekolah?
106
Grand Desain dibuat untuk beberapa tahun ke depan. Dokumen ini mencakup
semua bidang. Kebanyakan sekolah-sekolah lain tidak memiliki grand design.
Namun sekolah kami membuat grand design sebagai dasar pengembangan
sekolah. Meskipun ada beberapa kekurangan yang harus ditangani. Namun
setidaknya sekolah memiliki perencanaan.
4. Bagaimana keputusan di bidang tenaga pendidik dan kependidikan?
Dahulu sebelum saya memahami SDM saya merasa kesulitan. Namun setelah
saya mengerti kemampuan SDM, tugas saya terasa mudah. Contohnya yaitu
ketika kegiatan lomba fotografi kami menggerakkan 2000 orang untuk memberi
like karya murid kami di medsos. Ternyata ada 2200 lebih like dan itu membuat
murid kami menang lomba. Dari situ saya mulai memahami pentingnya SDM.
Yang berjalan saat ini untuk guru adalah in house trainning. Jadi guru
disekolahkan pada hari Sabtu untuk mendapatkan pelatihan-pelatihan dan
sebagainya. Dananya telah dipersiapkan untuk melatih K13. Nah semua itu
datanya diambil dari data tentang tenaga pendidik dan kependidikan. Selain itu
juga ada keputusan Adiwiyata yang ada di TU datanya. Daring atau guru
pembelajar yaitu program guru among untuk pendampingan guru-guru biasanya
disebut tutor sebaya.
5. Bagaimana peranan data tenaga pendidik dan kependidikan?
Dokumen-dokumen tenaga pendidik dan kependidikan sangat berguna dalam
mengetahui kondisi guru. Salah satunya untuk melakukan pendampingan di mana
guru dipantau perkembangannya apakah ia mengalami kesulitan dalam mengajar
atau kekurangan lainnya kami menggunakan data dari dokumen ini. Setiap tahun
guru mendapat peningkatan manajerial nah data ini menjadi salah satu alat ukur
pimpinan untuk kegiatan penilaian guru. Instrumen ini untuk pedoman dalam
membuat kebijakan tentang peningkatan kinerja guru, misalnya ada guru
kemudian datanya kita lihat dia dari lulusan mana. Apakah kampus tempat ia lulus
107
memiliki akreditasi yang baik atau tidak. Hal itu menjadi pertimbangan untuk
kebijakan.
6. Bagaimana pengelolaan data dari kegiatan yang dilakukan sekolah?
Semua kegiatan kami upload ke blog. Salah satunya ke blog yang sama punya.
Setiap kegiatan begitu sudah selesai langsung ada tim yang mengupload ke blog
kemudian muncul di internet dan saya bisa mengaksesnya melalui smartphone
saya.
7. Keputusan apa saja yang tidak berdasarkan data?
Jawab : Menerima mahasiswa PKL dari UIN dan UMJ mereka diterima dengan
alasan agar skripsi mereka tidak terhambat. Sekolah merasa ada tempat, ada murid
yang dapat diajar dan data-data lain maka mereka yang PKL diterima. Kalau
sekolahnya bodong atau tidak baik maka mereka tidak diterima PKL. Banyak
sekali anak mahasiswa yang PKL di sini bahkan di antaranya ada yang direkrut
sebagai guru setelah mereka lulus kuliah.
Kegiatan kami di Garut. Kegiatan di Garut kami putuskan secara insidental.
Kegiatan ini tidak direncanakan ketika rapat kerja. Namun pada saat terjadi
peristiwa bencana alam di Garut maka saya memutuskan untuk mengirim
perwakilan guru dan murid untuk melakukan bakti sosial ke lokasi. Untuk murid
hanya
sample
(representasinya)
saja.
murid
ini
kami
minta
untuk
mempresentasikan kegiatan di Garut kepada teman-temannya di sekolah. Jadi
kami sediakan waktu untuk mempresentasikan hasil kegiatan di Garut.
Kegiatan Muharam merupakan kegiatan tahunan. Kami mengundang anak yatim
dari panti dan yayasan. Adapun kegiatan di Garut bersifat insidental karena
jaraknya tidak terlalu jauh. Untuk Santunan di Garut 30 juta dan yatim di sekitar
Al-Falah yaitu uang dan seragam.
Waktu itu pernah ada perintah dari dinas untuk ikut lomba upacara. Nah
keputusan ini tidak mempertimbangkan data-data yang ada. Kami langsung
menunjuk siapa yang akan mengikuti lomba tersebut.
108
Untuk lomba-lomba yang bersifat mendadak seperti itu kami memang
memutuskan tanpa menggunakan data. Tetapi ketika kami ditunjuk untuk itu loba
tersebut dalam pikiran kami telah terkonsep seperti apa jadinya dan sekolah juga
telah memiliki kondisi yang siap. Salah satunya yaitu lomba tersebut kami tinggal
menunjuk murid saja yang bisa ikut. Adapun murid itu sudah dalam kondisi
terlatih karena memang di sekolah ada programnya untuk melatih.
Contoh lain ketika kami mengadakan peringatan hari kemerdekaan dan pihak
yayasan mengarahkan agar panitianya dari SMP maka di situ kami telah
mempersiapkan ahwa akan ada logistik atau perlengkapan tambahan. Di kalender
sudah jelas kalau pelaksanaan tanggal sekian tapi ketika kita ditunjuk sebagai
penghandel semuanya otomatis ada aksesories yang dibutuhkan agar pertunjukkan
itu menjadi bagus. Sehingga di sini yang masuk ke dalam keputusan insidental
yaitu polesan pada kegiatan-kegiatan yang kami laksanakan. Polesan-polesan itu
tentunya didasarkan pada data-data yang sekolah miliki.
Sekolah ini memiliki karakter unik yaitu ketika berada pada situasi insidental
kami cenderung siap untuk mengambil langkah apa yang harus dilakukan. Salah
satunya lomba fotografi di sekolah pembangunan jaya, nah di sekolah kami sudah
ada kegiatan pelatihan fotografi sehingga ketika ada lomba yang mendadak kami
siap.
Kemudian di sekolah juga ada razia kantin di mana jajanan yang ada di kantin
dicek tanggal kadaluarsanya dan kelayakannya apakah masih bagus atau tidak. Ini
merupakan bagian dari pelayanan kami untuk memelihara kesehatan lingkungan
sekolah khususnya murid kami.
8. Kegiatan yang diputuskan berdasarkan pertimbangan data?
Open House ini merupakan sosialisasi untuk orang tua murid. Untuk tahun ini ada
perubahan konsep. Untuk tahun ini ada perubahan konsep yaitu di mix untuk
109
orang tua dan calon orang tua murid. Bisa ada inovasi seperti itu karena kami
belajar sekolah-sekolah yang ada di sekitar kita. kalau kami sebelumnya setelah
KBM dimulai. Kami memperkenalkan kegaitan-kegiatan apa saja yang ada di
sekolah seperti LDKS field trip. Itu untuk orang tua yang anaknya sudah masuk
alfalah. Lalu untuk tahun ini ada perubahan yaitu pengenalan kepada orang tua
murid yang sudah menjadi bagian dari lingkungan sekolah dan juga pihak yang
belum ada hubungan sama sekali. Hal ini dilakukan agar orang tersebut dapat
mengenal sekolah alfalah melalui Open House tersebut. Di sini ada sisi promosi
juga bagi para calon pendaftar.
Rapat Kerja (Raker) itu bukan hanya sekedar kegiatan rutinitas. Fungsinya
membaca kegiatan tahun kemarin apa yang harus dievaluasi dari tahun
sebelumnya untuk dipersiapkan untuk tahun berikutnya. Sebenarnya semuanya
dapat diprediksi. Karena tidak jauh-jauh konsepnya. Adapun hal-hal yang kami
antisipasi yaitu ketika ada kejuaraan bahasa Inggris, IPA, IPS di sekolah bonafit,
nah untuk itu kami mantapkan raker agar dapat mempersiapkan untuk mengikuti
kejuaraan tersebut.
Insya Allah keputusan kami tidak keluar dari apa yang semestinya. Karena sampai
di bulan Oktober ini saya sendiri tidak merasa ada yang keluar dari jalur. Apa saja
yang harus diambil untuk pertimbangkan lebih dalam untung ruginya, istilahnya
on the track.
9. Bagaimana data atau dokumen yang dijadikan pedoman untuk
mengambil keputusan bidang sarana dan prasarana?
kami menggunakan inventaris untuk menentukan keputusan yang akan diambil.
Data data tersebut ada di TU. Untuk sarana dan prasarana di sekolah ada bagian
General Affair. Kami bisa berkoordinasi dengan bagian tersebut untuk melakukan
perbaikan dan perawatan. Caranya yaitu ketika ada bagian yang rusa atau bocor
atau perlu ada perawatan kami foto lalu kami sampaikan ke pihak GA.
110
10. Bagaimana keputusan di bidang peserta didik?
ALESCO merupakan keputusan terprogram di dalamnya ada penampilan muridmurid kami seperti band dan kesenian lainnya. Acara ini kami dokumentasikan
dalam bentuk video dan foto. Kegiatan ini juga menjadi bukti nyata hasil dari
pembinaan dan pelatihan di sekolah. Outputnya dapat dilihat. Kegiatan-kegiatan
yang sekolah lakukan didokumentasikan dan di publikasi ke media sosial seperti
blog dan youtube. Proses publikasinya juga berjalan cepat. Sehingga dapat dilihat
oleh pihak dari luar sebagai penilaian sekolah kami.
Pada kegiatan OSIS juga ada pemilu raya di mana calon ketua OSIS dibuatkan
program pemilihan. Jadi ada dua kandidat nah masing-masing kandidat
melakukan kampanye. Calon-calon tersebut didukung oleh guru.
11. Dalam mengambil keputusan diperlukan data-data pendukung, dari
mana data tersebut tersedia?
Semua data-data mulai dari foto kegiatan, video, instrumen, berkas dan dokumendokumen tersebut ada semua di TU.
111
HASIL WAWANCARA II
Nama
: Sayogi. S.Pd
Jabatan
: Wakil Bidang Kurikulum
Hari/tanggal : Selasa, 23 Agustus 2016
Waktu
: 14:58 – 15:48 WIB
1. Bagaimana pengolahan informasi di sekolah?
Semua tugas di share melalui BBM, WA “Bapak Ibu, untuk pengumpulan file
yang dibutuhkan silakan mengirim ke email. Untuk informasi yang sifatnya
menyeluruh semua kegiatan yang berhubungan dengan operasional kelas dari
awal persiapan penerimaan siswa baru sampai saat ini, kita membuat TIM PPDB.
Ini merupakan sebuah pengolahan informasi. Untuk informasi keluar, maka TIM
PPDB ini membuat markeet berupa kemasan-kemasan informasi dari sekolah
untuk menarik informasi bagi orang lain. Marketnya yaitu ekstrakurikuler,
contohnya ada sepak bola, futsal, paskibra dan lain-lain. Apabila dalam berapa
waktu tidak menghasilkan target sesuai target karena ada pakta integritas. Kalau
tidak juara biasanya pengajar tersebut mundur karena target tersebut.
2. Apakah ada tanda tangan kontrak untuk guru ekstrakurikuler?
Tidak ada, mereka dengan sendirinya mengajar dan mengundurkan diri. Karena
yang kita tanya adalah outputnya atau hasil. Nah hasil itulah yang menjadi ikan
berjalan ke SD. Pramukanya berjalan dan juara. Selanjutnya marawis ketika juara
di tingkat Tangsel maka akan menjadi informasi ke luar. Semua informasi tersebut
akan dimuat ke dalam website. Semua informasi termasuk prestasi ditampilkan di
website. Itu yang merupakan contoh manajemen IT. Kalau yang manual
ditampilkan di mading.
3. Bagaimana mengambil keputusan di bidang peserta didik?
112
Jadi untuk kegiatan PPDB ini kami melakukan dari semua lini juga termasuk
prestasi. Contoh kegiatan tingkat gugus, kota, semua kita ikutkan. Jadi intinya
adalah manajemen informasi kita tersusun terprogram. Tapi tidak berdiri sendiri,
lalu siapa timnya yaitu saya (Pak Sayogi) dan Pak Helmi. Selain itu informasi
juga disebarkan dari murid kami. Mereka akan menginformasikan ke adiknya
untuk masuk ke sekolah kami seperti kakaknya.
4. Bagaimana menjalin koordinasi dalam pengambilan keputusan kepala
sekolah?
Untuk berkoordinasi dengan bidang-bidang yang ada di sekolah, saya
berkoordinasi dengan orang-orang tertentu. Tetapi pengendali semuanya ada di
pimpinan. Barulah setelah dari pimpinan ada sub-sub tersebut. Dan dari sub
tersebut ada bagian lagi di bawahnya seperti OSIS dalam bidang kesiswaan. Dan
OSIS ini juga merupakan iklan berjalan atau bisa dibilang sebagai media bagi
sekolah. Dan dari sub-sub tersebut terdapat kegiatan-kegiatan di dalamnya.
5. Apakah setiap sub tersebut ada yang menjadi penanggung jawab?
Ada. Pak Suyogi penanggung jawab kurikulum. Pak Tohari tentang pembina
OSIS di bagian kesiswaan. Tenaga kependidikan ada Pak Mufit. Kalau sarana dan
prasarana langsung ditangani oleh yayasan.
Jadi ada susunannya. Yaitu kepala sekolah di bagian atas dan di bawahnya ada
kesiswaan, sarana dan prasarana, kurikulum, dan tenaga pendidik dan
kependidikan.
Jadi intinya seperti itu. Semua sudah berjalan sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi masing-masing.
6. Terkait dengan kalender pendidikan saya melihat ada beberapa program
pendidikan untuk satu tahun ajaran depan. Salah satunya ada field trip,
bagaimana memutuskan untuk mengadakan program ini?
Field Trip itu diadakan sesuai dengan kebutuhan yaitu pembelajaran non-kelas
atau di luar. Pembelajaran di luar itu merupakan strategi agar anak tidak merasa
113
jenuh dan bosan. Program tersebut diarahkan kepada kegiatan yang mendidik dan
relevan dengan kebutuhan pembelajaran mereka. Contohnya pelajaran IPS ke
museum nasional / museum gajah, IPA ke Botani dan Bogor, itulah yang
dilakukan pembelajaran sesuai dengan area dan kebutuhan.
7. Apakah ada alternatif dalam menentukan kegiatan tersebut untuk
dilaksanakan?
Saya dari pelajaran bahasa Indonesia. Dalam kegiatan itu ada laporan. Ada
keterangan waktu, kegiatan, jumlah orang yang ikut kegiatan. Contohnya : kami
dapat informasi bahwa ternyata Monas itu dibuatnya pada tahun 1946 oleh Ir.
Soekarno. Ada nilai sejarahnya juga untuk pelajaran IPS. Dari informasi tersebut
maka dipilihlah tempat untuk kegiatan field trip.
Contoh lainnya yaitu kegiatan ke kebun Raya Bogor. Di pilihan tempat itu karena
di situ tempatnya bisa untuk pelajaran IPA dan juga IPS. Karena di situ ada kebun
dan juga ada pasarnya. Jadi murid bisa belajar juga ke pasar tentang manajemen
usaha kecil menengah
8. Apakah ada evaluasi dari keputusan yang telah dilaksanakan?
Banyak, efektifkan pembelajaran pada kegiatan itu. Nanti anak-anak akan
sampaikan kepada kami.
9. Ada angket evaluasi kegiatan?
Tidak karena di dalam bukunya sendiri dan kurikulum ada. Dari kegiatan field trip
ada laporan kegiatan dari murid.
10. Bagaimana pengolahan data hasil kegiatan?
Hasil kegiatan dapat dilihat dari kumpulan karya-karya atau portofolio murid dan
ini dijadikan penilaian untuk tahun depan. Dan mereka juga melakukan
wawancara dari situ kami akan mendapatkan banyak data apa saja yang murid
kerjakan dari kegiatan tersebut. Dan semua itu ada dokumentasinya mulai dari
foto, teks, sampai video.
114
11. Kebutuhan
tenaga
kependidikan
seperti
kebutuhan
dalam
mengoperasikan komputer?
Semua sudah menggunakan proyektor dan komputer. Guru-guru belajar otodidak
karena ketika guru-guru sudah mendapatkannya ketika di bangku kuliah.
12. Apakah sekolah mencatat kebutuhan yang dibutuhkan guru-guru?
Kita reformis jadi sesuai kebutuhan jaman. Contohnya sekarang penggunaan
infokus dibutuhkan untuk belajar maka sekolah menggunakan proyektor. Begitu
juga dengan AC. Semua itu bisa disampaikan salah satunya melalui email. Hal itu
didukung juga dengan wifi. Jadi setiap saya mau pulang, maka saya mengirim
laporan dulu ke email yang berisi hal-hal yang terjadi pada hari itu. Guru-guru
yang lain pun juga menggunakan email untuk melaporkan sesuatu. Selain itu juga
guru-guru punya blog. Yang berisi karya tulis guru-guru. Contohnya
sayogi.blogspot.com
13. Apakah data base tenaga kependidikan ada?
Semua itu ada, di TU kami ada dan juga di Yayasan pun ada
14. Apa informasi apa saja di data base itu?
Sekolah mempunyai data base secara umum dan rinci. Yayasan juga memiliki
rincian data.
15. Bagaimana peranan data tenaga pendidik dan kependidikan?
Dari data base itu apabila diketahui ada prestasi maka sekolah akan memberikan
reward / penghargaan. Contohnya guru-guru diberikan reward berupa nonton
gratis film perjuangan di bioskop Bintaro XChange. Hal ini diberikan karena
kinerja guru bagus.
16. Apa pertimbangan guru yang belum SI?
115
Itu tinggal menunggu SK dan ijazah saja atau tinggal diwisuda saja. secara
akademik mereka sudah selesa. Dari pihak universitas guru tersebut sudah diberi
hak untuk memperoleh titel dan ijazah, namun belum dipublikasi. Guru-guru
tersebut sudah yudisium, semua nilai sudah keluar secara resmi tetapi belum
diwisuda.
17. Bagaimana melakukan Perekrutan guru?
Perekrutan dilakukan oleh yayasan. Ada bagian hrd untuk melakukan perekrutan
pegawai yang berada di yayasan. Hal ini dilakukan ketika kami membutuhkan.
18. Terkait usaha peningkatan kompetensi pegawai?
Kan ada UKG yang diselenggarakan dinas dan yayasan juga melakukan penilaian.
19. Bagaimana peningkatan kemampuan guru?
Ada dari yayasan saja seminar, pelatihan, dilakukan oleh sekolah. Ada
dokumentasinya.
20. Bagaimana mengetahui kondisi kebutuhan pegawai?
Kita di sini adalah asas kekeluargaan. Musyawarah menuju mufakat. Dari situ
timbul suatu kesepakatan. Jadi bekerja sama-sama. Jadi lembaga ini tidak
individual melainkan bersama-sama.
21. Apakah di catat oleh sekolah setiap keluhan atau masukan tersebut?
Untuk hal yang bersifat pribadi atau keluarga sendiri maka kami tidak ikut
campur. Selain itu kami lakukan secara kekeluargaan. Saling tenggang rasa. Tepo
seliro. Yang tua mengasihi yang muda. Yang muda mengasuh yang tua.
22. Setiap kebutuhan dari sekolah apakah ada pencatatannya?
Ada. Ada laporan lisan dan tertulis. Setiap laporan tersebut ada buktinya berupa
foto.
116
23. Untuk daftar kebutuhan sarana dan prasarana ?
Data kebutuhan tersebut ada standarisasinya atau sudah ada ketentuannya. Setiap
tahun juga ada perawatan sarana dan prasarana. Jadi kami menilai kondisi sarpras.
Jika kondisinya sudah tidak bagus. Maka akan dilakukan perawatan.
24. Apakah ada data inventarisasi barang?
Ada. Meja, kursi, alat-alat lainnya didata. Sekolah punya HT untuk memantau
kondisi dan lingkungan sekolah. Dipakai oleh kepala sekolah. Ada juga CCTV
juga untuk memantau sekolah.
25. Bagaimana memutuskan pembagian jadwal mengajar guru?
Dibagi bagaimana agar tidak bentrok. Contohnya untuk pelajaran bahasa
Indonesia jumlahnya ada 6 jam per Minggu. Itu juga berdasarkan sisdiknas. Jadi
kelas 7 per harinya ada 5 jam. Nah tinggal dipadu saja. jadi kalau satu Minggu
hanya tiga hari.
26. Siapa yang memanajemen jadwal mengajar?
Saya dan Pak Helmi. Sudah ada kurikulumnya jadi menyesuaikan. Jadi disesuikan
dengan kurikulum 2013.
27. Bagaimana pengaturan wali kelas?
rekomendasi dari saya. Tidak semua guru dapat cocok ditempatkan pada kelas
tertentu. Guru dilihat dulu dari attitude, kepemimpinan, kewibawaan, sebelum
guru dipimpin harus bisa memimpin dulu. Guru juga harus mampu menerapkan
tut wuri handayani, kalau di tengah guru memberi semangat, dari belakang
memberi dorongan.
28. Apakah target untuk tahun ajaran ini?
Non-akademik dari prestasi. Berupa lomba-lomba. Seperti saman, atletik, futsal,
basket melalui ekstrakurikuler. Targetnya harus memenangkan perlombaan.
Akademik berupa output kelas 9 memiliki nilai UN yang tinggi
117
29. Bagaimana pertimbangan mengelompokkan murid ke dalam jumlah
tertentu?
Saya melihat dari hasil tes siswa. Setiap tahun saat PPDB diadakan tes. Dari hasil
itu saya menyebar siswa ke kelas-kelas yang ada. Di dalam kelas itu terdiri dari
anak-anak yang mendapatkan nilai tes yang beragam. Sehingga kemampuan kelas
merata. Itu agar ada kompetitif. Sehingga anak yang kurang tidak minder tetapi
terbantu dengan anak yang nilainya bagus. Karena tidak semua anak unggul.
Tetapi ada juga anak yang unggul. Nah sehingga anak tidak malu jika nilainya
tidak unggul.
30. Apakah peran Komite terhadap pengambilan keputusan kepala sekolah?
Komite mensuport semua kegiatan. Biasanya jika ingin mengadakan suatu
kegiatan, maka komite mengajukan proposal. Kami melihat proposalnya itu. Dan
dari setiap kegiatan itu dibuat laporan kegiatan. Dalam setiap kegiatan komite
berkoordinasi dengan kami untuk menanyakan teknis kegiatan. contoh, komite
menanyakan konsumsi apa yang akan diberikan untuk pada tamu pada kegiatan
manasik haji? Lalu komite membantu kami menyediakan konsumsi untuk acara
itu. Beberapa kegiatan program komite yaitu halal bilalal, manasik haji, dengan
kegiatan itu semua pihak bisa melakukan silaturahmi dengan sesama orang tua,
guru, dan pihak lainnya.
31. Bagaimana cara berkomunikasi komite dengan sekolah?
Komite langsung datang ke kepala sekolah, mengajukan keinginannya untuk
mengadakan kegiatan. Ada juga melalui Email, Whatsap, BBM, Line, semua itu
digunakan untuk saling memberi informasi.
118
HASIL WAWANCARA III
Nama
: Mufit, S.Pd
Jabatan
: Operator Dapodik SMP Islam Al-Falaah Sawah Baru
Hari/tanggal : Sabtu, 22 Oktober 2016
Waktu
: 11:22 – 11:40 WIB
1. Apa sajakah tupoksinya Dapodik?
Dapodik adalah sistem aplikasi yang baru sekitar 5 tahu lalu. Kalau dulu kita
manual. Setiap laporan data ke dinas kita masih manual. Laporannya adalah data
print. Kemudian dijilid dan dibawa ke dinas kabupaten. Dari kabupaten yang
berasal dari semua sekolah yang ada di kabupaten berkasnya dibawa ke Senayan.
Kemudian dari sinilah dianggap perlu dari kementrian harus ada update data.
Soalnya kalau data manual pakai kertas di print dan portofolio memakan waktu,
tidak bisa cepat update datanya kalau ada perubahan. Itu banyak sekali jalur
birokrasi. Maka dari situlah dengan kemajuan teknologi dan banyak aplikasi
dibuatlah namanya aplikasi data pokok pendidikan. Gunanya adalah mempercepat
laporan dari sekolah langsung ke kementrian. Kedua adalah up to date setiap
perubahan data langsung sampai ke sana. Kemudian data itu real. Jadi dari
kementerian bisa langsung ke sekolah mengeceknya. Jadi tidak lewat kota dulu.
Jadi sekolah yang input ada petugasnya namanya operator dapodik. Nanti
kementerian langsung mengecek. Jadi tidak sulit birokrasinya. Kalau kita ke dinas
dulu kan siapa tahu hilang datanya atau berubah lagi. Itu gunakan. Dibuatlah data
pokok pendidikan. yang isinya tentang sekolah data guru, data siswa, data sarana
prasarana data keuangan dan lain-lain. Jadi data-data dari sekolah dimasukkan ke
dapodik kemudian dikirim langsung ke luar yaitu kementerian. Oleh karena itu
kalau kementerian mau melihat data sekolah bisa melalui dapodik.
2. Apakah ada juknis dan juplak untuk mengoperasikan Dapodik?
Ada dulu pertama kali ada pelatihan juknis dan juplak yang dilatih langsung oleh
kementerian. Karena dulu masih asing dapodiknya jadi masih banyak yang belum
paham. Tapi setelah bertahun-tahun sudah tahu dan kenal sudah terbiasa seperti
119
itu jadi tidak perlu pelatihan lagi. Langsung panduannya misalkan ada. Misalkan
ada Aplikasi yang perlu diperbaharui ya tinggal langsung dimunculkan di web di
kementerian dan sekaligus dimunculkan di web kementerian jadi tidak perlu
pelatihan lagi dan operator sudah terbiasa.
3. Apa saja peranan dapodik bagi sekolah?
Banyak. Di antaranya laporan BOS. Dulu kan laporan bos pakai portofolio di
print. Nah laporannya biar up to date kalau ada perubahan lama dan sulit. Dengan
adanya aplikasi dapodik ini sebagai ukuran dan acuan pencairan dana bos. Jadi
pencairan dana bos kan pencairan nominalnya per siswa. Contoh katakanlah
nominalnya per siswa 700 ribu dikali jumlah siswa yang ada, kan riil.
Tentang tenaga kependidikan. Jadi guru bisa diketahui masa tahun ia masuk
mengajar menjadi guru semenjak ia lulus S1 sudah berapa tahun. Jadi datadatanya ada di dapodik itu. Berapa tahun guru itu, lulusannya dari mana. Ia
mengajarnya apa saja dan berapa jam mengajarnya. Jadi jelas. Dari situlah nanti
untuk kesejahteraan guru. Di antaranya ada tunjangan operasional. Jadi guru yang
lama dapat tunjangan. Kemudian guru itu akan diterbitkan NOPTK yaitu nomor
pokok pendidik dan tenaga kependidikan yang gunanya untuk berbagai hal di
antaranya ujian seleksi sertifikasi. Sertifikasi itu adalah guru profesional. Guru
yang sudah lama dan memenuhi persyaratan maka diangkat dan diajukan untuk
pelatihan. Nah di situ di uji lagi. Di dalamnya ada banyak seleksi lagi yaitu ujian
tertulis, ujian praktek mengajar, kemudian portofolio juga dan macam-macam
mekanismenya
bermacam-macam
yang
intinya
nanti
setelah
guru
itu
mendapatkan sertifikat pendidik atau yang disebut guru profesional, akhirnya
nanti dari kementerian berhak memberikan tunjangan kepada guru tersebut.
Ada siswa miskin, kan di data itu ada data siswa, pekerjaan orang tua, kemudian
orang tuanya masih hidup atau sudah meninggal, kemudian ia tinggal di mana.
Semuanya jelas. Jadi sebagai acuan diberikannya bantuan siswa miskin atau yang
disebut sekarang adalah KIP kartu Indonesia pintar atau KKS kartu kesejahteraan
sosial. Semua panduannya dari dapodik.
120
RKB atau ruang kelas baru. Jadi kalau di dalam data dapodik kan itu data
mencakup tentang sekolah. Misalkan SMP punya berapa kelas. Kalau kami punya
9 rombel. Kelas 7 ada tiga rombel, kelas 8 ada tiga rombel, dan kelas 9 juga ada
tiga rombel jadinya ada 9 rombel. Nah dalam rombel itu dibatasi. Setiap rombel
siswa minimal 20 dan maksimal 39 sampai 40. Jadi kalau siswa itu membeludak
atau kebanyakan, akhirnya dari kementerian akan diberikan ruang kelas baru lagi
untuk siswa yang tidak tertampung lagi karena banyaknya tersebut.
Untuk bantuan sarana dan prasarana. Misalkan di sekolah punya ruang kelas yang
rusak kemudian ada kamar mandi yang rusak atau pintunya jebol atau ruang olah
raga dan kesenian, atau ruang apapun yang rusak tinggal input saja di dapodik
agar diperbaiki. Sebagai acuan perbaikan fasilitas.
Untuk prestasi siswa. Jadi diinput juga siswa yang berprestasi sudah mempunyai
di bidang apa baik akademik maupun non-akademik. Tingkat kecamatan
kabupaten atau kota semuanya diinput. Jadi ketahuan siswa itu ahli di bidang apa.
Jadi detil sekali. Sehingga kalau ingin memberikan penghargaan untuk siswa
berprestasi bisa melalui data dapodik. Jadi kalau pihak luar ingin melihat data
sekolah, mengacu ke dapodik. Adapun untuk urusan internal lihat ke TU.
4. Peran kepala sekolah dalam manajemen dapodik ini apa?
Kepala sekolah yang bertanggung jawab secara keseluruhan. Kepala sekolah
mengutus atau menugaskan kepada operator dapodik ini melalui SK untuk
pengangkatan kemudian kepala sekolah yang bertanggung jawab atas keseluruhan
data. Baik data itu betul atau tidak riil atau tidak dimanipulasi atau tidak. Karena
ketika semua data itu diinput kemudian disinkronkan dengan cara dikirim ke
server pusat di kementrian itu, kan ada keterangan sudah disetujui oleh kepala
sekolah atau belum, kalau sudah check list dan kirim. Jadi otomatis kepala sekolah
ada namanya dan bertanggung jawab. Ketika suatu saat ada kesalahan dalam
penginputan dapodik yang pertama dipanggil adalah kepala sekolah lalu yang
kedua adalah operator dapodik.
121
5. Apakah kepala sekolah memanfaatkan data di dapodik untuk membuat
kalender akademik?
Dari hasil rapat raker hasilnya baru diinput di dapodik. Selain itu ada pemanfaatan
dapodik untuk mengambil keputusan kepala sekolah. Data di dapodik berperan
juga untuk acuan data. Ya semuanya setelah diinput ke dapodik suatu saat
dibutuhkan oleh kepala sekolah atau pemangku kepentingan di intern itu ya bisa
lihat lagi di dapodik. Bisa berperan juga.
6. Kalau data di TU bagaimana?
Jadi di TU mengelola data di intern tetapi kalau ada laporan ke luar maka dari TU
memberikan data ke dapodik.
7. Sebagai seorang guru dilibatkan dalam keputusan apa saja?
Pengambilan keputusan yang dilakukan kepala sekolah tentang guru pasti
melibatkan guru juga. Kala kepala sekolah perlu sharing ke guru untuk meminta
pendapat ya semua guru memberikan pendapat.
8. Keputusan kepala sekolah untuk tenaga pendidik dan kependidikan?
Bidang kurikulum membuat jadwal pelajaran. Pasti guru itu ada yang memberikan
masukan atau minta dijadwalkan hari apa saja untuk mengajar. Kemudian ketika
ujian baik itu ujian UTS ataupun UAS sebelum kepala sekolah memutuskan ya
pasti kan guru juga memberikan masukan di saat rapat. Pelatihan membuat RPP
dan silabus, pelatihan untuk menjadi guru profesional, pelatihan mengajar yang
menyenangkan kepada murid.
9. Pelatihannya sudah diagendakan atau bersifat mendadak?
Kalau di kalender akademik sudah ada. Sekolah punya dua kalender. Yang satu
acuan dari dinas pendidikan kota dan yang kedua kalender akademik yang dibuat
sendiri oleh sekolah karena kami swasta. Contoh kalender akademik kota tentang
hari efektif belajar kemudian hari-hari libur nah kita akan mengikuti ke sana tapi
ketika intern sekolah alfalah yang berbasis Islam ya ada kalender akademik yang
122
khusus alfalah contoh peringatan hari-hari besar Islam. kemudian ada santunan
anak , salat berjamaah, yatim dan yang berhubungan ciri khas alfalah tentang
keislaman.
123
HASIL WAWANCARA IV
Nama
: Nia, A.Md
Jabatan
: Petugas TU SMP Islam Al-Falaah Sawah Baru
Hari/tanggal : Rabu, 31 Agustus 2016
Waktu
: 11:37 – 12:45 WIB
1. Siapa saja petugas TU?
Untuk tahun ini petugas TU ada dua yaitu saya dibantu oleh Bu Desi satu lagi ada
tapi itu hanya sekedar membantu saja dari UKS
2. Apakah ada prosedur kerja atau pembagian tugas?
Ada. Kebetulan posisi saya di bagian keuangan. Kalau sekarang sih di bagian
keuangan tapi masih di bantu sama Bu Desi di bagian administrasi kalau saya
keuangan. Untuk tugas secara terperinci ada. Ada bermacam-macam aspek seperti
guru, murid dan sebagainya. Ada juga pembagian tugas secara tertulis.
3. Apa saja data yang diperlukan ketika rapat pengambilan keputusan?
Tergantung temanya. Kalau misalkan membahas soal PPDB data yang diminta
yaitu jumlah yang daftar kami persiapkan. Dan setiap rapat dengan tema yang
beda ya datanya sesuai dengan tema itu.
4. Bagaimana pencatatan data dari hasil rapat?
Setiap rapat kami punya buku rapat masing-masing. Jadi tidak satu buku. Jadi per
bidang studi yang dipanggil untuk rapat ya dia mencatat hasil rapat. Semuanya
punya catatan hasil rapat. Tidak hanya satu buku khusus untuk mencatat hasil
rapat.
5. Bagaimana penyampaian atau penyebaran informasi hasil rapat?
Cukup dikasih tahu contohnya ada pembukuan hasil rapat untuk menjadi arsip.
Hasil diskusi dan hasil rapat dibukukan dan disampaikan ke pihak yang berkaitan.
Sekarang karena ada handphone jadi terkadang informasi disebarkan melalui
124
handphone. Jadi tidak terlalu banyak informasi tertulis seperti dulu sering
menggunakan surat.
Kalau ada hal-hal yang bersifat kebijakan menyeluruh kami buatkan file kerja dan
kepanitiaan. Contohnya seperti proposal.
Setiap program ada evaluasi dari kepanitiaan yaitu sekretarisnya. Kalau saya
pribadi membuat catatan realisasi keuangan. Nanti kalau sudah rapih baru
dikumpulkan.
6. Bagaimana upaya kepala sekolah dalam peningkatan pegawai?
Kami sudah sering mengikuti seminar pendidikan, langsung dari psikolog,
memanggil orang dari luar. Lalu yang baru dilakukan yaitu IHT (In House
Trainning). Pelatihan dari yayasan ada dan dari pihak luar ada. Kami juga bekerja
sama dengan gugus yaitu gugus 02 bergabung dengan sekolah pembangunan Jaya.
Untuk tahun ini kami bergabung dengan SD Al-Azhar.
Contoh kerja sama dengan pihak luar yaitu ketika ada surat undangan untuk
melakukan pelatihan kemudian kepala sekolah menyampaikan dan diskusi dengan
guru-guru lalu setelah dianggap butuh maka mendaftar ke acara itu.
7. Selain data tertulis apakah ada laporan lisan?
Ada laporan langsung dari guru-guru waktu ikut rapat. Kami juga kalau sudah
menyangkut urusan intern sekolah maka lapor juga ke pihak yayasan. Kalau
sekarang karena strukturnya ada sedikit perubahan yaitu ada pengawas
pendidikan. sebelumnya tahapan laporan ke yayasan secara langsung tapi
sekarang harus melewati pihak pengawas.
8. Apakah ada jadwal rapat dan koordinasi yang rutin diadakan?
Ada dalam bentuk briefing setiap setelah upacara sekitar 10 sampai 15 menit.
Biasanya di ruangan atau kadang juga di lobi. Contohnya dalam briefing
disampaikan bahwa ada beberapa kegiatan dalam Minggu ini. Kalau yang bersifat
125
urgen misalnya ketika ada undangan dari luar atau surat dari luar maka kepala
sekolah memanggil beberapa pihak terkait untuk diskusi.
9. Dalam berkoordinasi menggunakan media sosial. Seberapa berperan
dalam pengambilan keputusan?
Membantu untuk komunikasi dan koordinasi saja. kalau hal-hal yang bersifat
besar dan perlu banyak yang dibicarakan maka harus tatap muka.
10. Bagaimana peranan website?
Untuk tahun ini sekolah sedang digerakkan lagi karena informasinya masih lama
belum diperbaharui. Isinya Cuma pengenalan sekolah saja.
11. Kewenangan petugas TU dalam pengambilan keputusan?
Kalau kewenangan pengambilan keputusan saya mengikuti arahan saja dari kepala
sekolah dan juga mengikuti peraturan yang ada. Kewenangan kami di sini hanya
membantu urusan keuangan dan administrasi saja seperti melayani orang tua
murid. Karena ada struktur baru jadi banyak orang tua murid yang menanyakan
tata caranya
12. Apa anda ditugaskan juga untuk mengajar?
Saya tidak mengajar tapi fokus saja di TU. Tidak ada tugas mengajar atau
sebagainya.
13. Data apa saja yang ada di TU?
Data siswa, guru. Data yang ada dari guru-guru dan lainnya diarsipkan di TU.
Contohnya data nilai siswa yang dipegang oleh guru juga diarsipkan di TU
14. Apakah kepala sekolah sering menggunakan data yang ada di TU untuk
pengambilan keputusan?
126
Iya. Contohnya kalau mau tahu kondisi murid dan wali muridnya kepala sekolah
minta data dari TU
15. Data yang ada di TU semakin hari semakin banyak. Bagaimana
pengolahan dan penyimpanan data tersebut?
Sudah dirapikan seperti yang ada di lemari (sambil menunjuk lemari berisi berkasberkas TU), dimasukkan ke dalam file-file, dan dikategorikan ke dalam kategori
tertentu.
16. Adakah upaya untuk menyimpan ke dalam komputer?
Tetap ada usaha untuk memasukkan file ke dalam komputer. Jadi hard copy nya
ada dan soft copynya ada juga. Dan dalam melakukan hal itu ada petugas TU
lainnya yang membantu . jadi ketika data semakin banyak maka dimasukkan ke
komputer. Mungkin nanti kami perlu tempat untuk penyimpanan data. Karena
kebutuhan untuk menyimpan data dalam bentuk hard copy perlu sekali. Tetapi
untuk sekarang masih cukup menyimpan di sini.
17. Apakah ada aplikasi pengolahan data?
Sebenarnya sekarang kan sudah dibantu oleh dapodik. Di dapodik ada data yang
lebih lengkap. Ada data guru data murid dan sebagainya. Kalau di saya juga ada.
18. Dapodik itu seperti apa?
Dapodik aplikasi pengolahan data sekolah. Namun dari dapodik juga minta data
ke TU. Mulai dari tinggi anak, berat badan anak dan orang tua diinput. Jadi
dapodik minta data ke kita dan untuk macam-macam data diperlukan seperti UKS
dan sebaginya. Diminta setiap 6 bulan sekali.
19. Bagaimana kaitan antara kalender pendidikan dengan kebijakan
sekolah?
127
Dari awal sudah diprogramkan dulu lalu dibuat kalender akademik. Dan
menyesuaikan juga kalender dari dinas.
20. Alat atau media yang digunakan untuk mengolah dan menata data apa
saja ?
Folder, bindeks, file map, pengeras suara, wifi, HT,
21. Hambatan apa saja yang ditemui dalam mengolah data dan menjalankan
keputusan kepala sekolah?
Di sini kan ada yayasan. Jadi ketika kepala sekolah mengambil keputusan kita
harus melaporkan ke yayasan. Dan dari yayasan tersebut ada sedikit masukan dan
kritik. Contohnya kami sudah membuat rencana field trip di tanggal 22 Oktober
ternyata sudah kita rencanakan dan dilaporkan yayasan ternyata harus diundur
bulan Februari. Hambatannya seperti itu jadi disesuaikan lagi jadwal
pelaksaannya. Biasanya karena ada beberapa hal yang diganti dengan kegiatan
lain seperti persiapan PPDB. Dari sekolah sebenarnya sudah mempertimbangkan
segala macam. Mulai dari tanggal, cuaca, dan aspek-aspek lainnya. Kami juga
sering memberi masukan seperti pertimbangan untuk menentukan tempat acara.
Kami beri kekurangannya apa dan kelebihannya apa.
22. Bagaimana cara kepala sekolah mengambil keputusan menurut
pengamatan anda?
Melalui musyawarah. Jadi setiap program seperti field trip. Program itu dibentuk
panitia, kemudian dibuat musyawarah baiknya seperti apa dan kami koordinasi ke
kepala sekolah lalu kepala sekolah menyetujui.
23. Bagaimana proses pengambilan keputusan ?
Kami melakukan perhitungan, dan coretan-coretan untuk acara. Itu akan dijadikan
pertimbangan untuk keputusan acara seperti apa. Kemudian kami membuat plan
A, plan B dan sebagainya
128
24. Apakah ada notulensi setiap rapat ?
Kami mencatat pada buku catatan sendiri. Catatan ini nantinya akan dijadikan
untuk pegangan terkait hasil rapat.
25. Apakah pengambilan keputusan mendasarkan pada data-data yang ada
di sekolah?
Iya pengambilan keputusan disesuaikan dengan data-data sekolah. Contohnya
kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan dalam LDKS kami membutuhkan data
siswa. Kami juga membuat proposal acara. Di dalamnya ada maksud dan tujuan
kegiatan, akomodasi, dan realisasi anggaran. Kemudian untuk melihat tempat
acara kami juga survei dari informasi-informasi di internet dan juga ke lokasi.
Kadang juga kalau ada nomor kontak yang dapat dihubungi kami telepon.
26. Data yang dari hasil pengambilan keputusan itu apa akan digunakan
lagi?
Iya kami gunakan lagi. Karena untuk melihat perubahan seperti harganya naik dan
sebagainya.
27. Apa kepala sekolah melakukan pengecekan untuk membuat suatu
keputusan?
Iya contohnya untuk kurikulum. Kepala sekolah melihat kelas 7 menggunakan
kurikulum. Lalu kepala sekolah merasa guru-guru harus bisa mengajar dengan
kurikulum K13. Jadi diadakan kegiatan in house training di Al-Azhar. Kalau guru
kelas 9 tidak ikut karena memang tidak membutuhkan. Kepala sekolah tahu
karena sebelumnya menggunakan KTSP terus sekarang K13 jadi perlu ada
pelatihan K13. Selain itu guru-guru di sini juga diikutkan acara seminar karena
kepala sekolah merasa perlu adanya pembaharuan informasi terkini seputar
pendidikan entah itu menggunakan teknologi, dan menangani anak seperti apa,
karena setiap tahun berbeda beda karakter anak murid. Salah satunya pelatihan
guru yaitu dampak teknologi terhadap generasi Z dilakukan di Aula Al-Falaah.
129
Selain itu kami juga diberi wadah untuk meningkatkan kemampuan guru dalam
mengelola kelas. Untuk hal ini dilakukan oleh psikolog. Kemudian guru-guru juga
diikutkan MGMP untuk guru bidang studi. Ada guru PAI, bahasa Indonesia,
Matematika. Baru tiga mata pelajaran yang terlaksana. Di sini guru bisa sharing
tentang pembuatan soal dan lain-lain tentang pelajaran itu. Kepala sekolah juga
sering memantau sudah sejauh mana pengajaran dari guru-guru. Guru-guru juga
sering memberi tahu metode belajarnya seperti apa. Kemudian kegiatan
pembelajaran seperti bisnis day guru koordinasi ke kepala sekolah teknisnya
seperti apa.
28. Di sekolah ada sport hall center, lalu ketika akan digunakan maka seperti
apa kordinasinya?
Sport Center dimanfaatkan untuk kegiatan sekolah. Kalau mau memakai, kepala
sekolah koordinasi dulu ke pemegang kunci karena agar tidak bentrok dengan
jadwal kegiatan lain. Lebih dominan dilakukan untuk kegiatan ekstrakurikuler.
Selain itu digunakan untuk acara seperti O2Sn. Kepala sekolah juga sering
koordinasi dengan pihak SD untuk menjaga agar jadwal acara tidak bentrok
dengan pemakaian kegiatan lain.
29. Perlengkapan sekolah apakah ada data peminjaman?
Ada. Jadi kalau ada yang pinjam, bisa dicatat di buku peminjaman. Sering
dipinjam oleh guru dan juga murid. Alat yang dipinjam seperti kabel roll,
projector,
30. Pengelolaan informasi yang sering digunakan seperti apa?
Saya memajang data yang sering digunakan di dinding dekat meja kerja saya. Jadi
gampang dilihat dan tidak perlu mencari-cari lagi. Seperti data guru, data siswa,
data keuangan, kalender akademik, jadwal kegiatan.
31. Bagaimana proses pembaharuan data?
130
Data diperbaharui biasanya per semester. Contohnya ketika ada murid yang keluar
dan murid masuk pada saat PPDB, nah itu data murid diperbaharui.
32. Bagaimana penggunaan wifi?
Manfaatnya cukup banyak di sekolah. Salah satunya untuk pembelajaran guru di
kelas. Untuk komunikasi juga via email. Wifi-nya dipasang pada ruang TIK, TU,
ruang kepala sekolah dan ruang guru. Kalau wifi-nya agak lambat jaringannya
kami laporkan agar diperbaiki.
33. Keputusan kepala sekolah tanpa berdasarkan data?
Ada seperti belum lama ada salah satu murid yang ibunya meninggal, kemudian
kepala sekolah menugaskan kepada saya untuk menghimpun bantuan dana
melalui takziah. Selain itu kegiatan bakti sosial, itu tanpa koordinasi lebih lanjut.
Kami mengeluarkan sembako untuk anak yatim. Kemudian kegiatan Adiwiyata
yaitu program dari dinas tentang penilaian lingkungan sekolah. Kemudian
penyelesaian kasus murid yang ditangani sekolah. Biasanya kepala sekolah sendiri
yang mengambil keputusan. tapi tetap minta bantuan beberapa guru.
Kegiatan yang dipindahkan lokasinya karena cuaca hujan. Sidak kerapian muridmurid yang seragamnya tidak rapi atau ada yang sobek atau sebagainya itu
diminta untuk cek. Kalau kedapatan murid yang menggunakan pakaian tidak rapi
maka akan ditindak. Entah itu disuruh beli atau sebagainya. Ada juga lomba
Tosca Cup dilakukan mendadak. Kemudian penghimpunan uang untuk parkir dan
keperluan lainnya kepala sekolah menugaskan kami.
34. Pendelegasian murid yang ikut lomba seperti apa?
Kami memilih murid dengan koordinasi dulu ke guru bidang studi atau guru
ekstrakurikuler, awalnya ada undangan kemudian kami kabari kepala sekolah,
nanti kepala sekolah koordinasi ke guru tersebut kalau ada murid yang bisa maka
diputuskan untuk ikut lomba.
Download