alam dan kebudayaan tinjauan

advertisement
Alam Dan Kebudayaan Tinjauan Arsitektur
SRI GUNANA S.
Fakultas Teknik
Program Studi Arsitektur
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
Konsep setiap kelompok masyarakat akan makna kebudayaan adalah
saling berbeda. Dari suatu telaah budaya dapat dilihat bahwa kebudayaan itu
sendiri memantulkan beraneka ragam kelengkapan benda (fisik dan non fisik)
dan prinsip-prinsip, abstrak tentang gambaran dunia (alam semesta) dengan
lebih nyata dan kongkrit.
1. ALAM DAN LINGKUNGAN
Konsep mengenai alam sendiri adalah semesta pembicaraan mengenai manusia,
kebudayaan, dan lingkungan fisik. Ketiga hal tersebut adalah pembicaraan
mengenai alam. Pandangan manusia tentang lingkungan merupakan gambaran
dari kebudayaan itu sendiri. Manusia dalam perbedaan kebudayaan (dari
sejarah) mempunyai pengertian sendiri dalam memandang lingkungannya.
2. LINGKUNGAN
Tanpa bermaksud memisahkan arti alam dan lingkungan pada tulisan ini, penulis
akan mencoba secara teknis mengartikan kala lingkungan sendiri. Lingkungan
secara luas dapat kita sebutkan sebagai suatu benda yang sudah terjamah (oleh
manusia) dan sebagai suatu benda yang pada bagian tertentu sama sekali belum
terjamah. Namun manusia sebagai kekuatan terbesar yang mempengaruhi
lingkungan (alam) telah mempengaruhi alam secara langsung dan tidak
langsung. Lingkungan (alam) berupa flora, fauna, iklim, geografi, hutan;
sedangkan lingkungan buatan dapat kita lihat sebagai gedung, rumah, taman,
dan kota/desa. Lingkungan buatan merupakan gambaran yang diinginkan
manusia akan bentuk lingkungannya ataupun pola (keteraturan) yang ingin
diciptakan manusia agar dapat mewadahi hidupnya (beraktivitas). Interaksi
manusia dengan lingkungan (alam) dapat dikategorikan dalam dua jenis, yaitu:
1. Hubungan yang kacau atau tidak terpola
2. Hubungan yang teratur (berpola)
Interaksi manusia dan alam menciptakan tradisi yang berguna untuk
menyelaraskan pola hidup (manusia). Tradisi sebagai kata benda dapat kita
sebut sebagai norma-norma dan kebiasaan. Tradisi sebagai kata kerja adalah
proses. Apa yang menjadi tujuan selanjutnya adalah menetapkan suatu tradisi
menjadi patokan standar hidup.
Makna yang terkandung dari interaksi manusia dengan alam dibarengi proses
dan waktu yang terus-menerus adalah menciptakan 'arsitektur' sebagai
lingkungan buatan. Lingkungan buatan membuat pola hidup dari manusia itu
sendiri.
Diagram 1.
POLA HUBUNGAN MANUSIA DALAM KURUN WAKTU DAN BERLANGSUNG TERUS
MENERUS
MANUSIA
-------- proses
KEBUDAYAAN & PERADABAN
IDEA
PERILAKU
BENDA
ARSITEKTUR
e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara
1
Manusia dengan alam adalah dua sistem yang dipadukan oleh arsitektur dalam
satu keseimbangan. Arsitektur tercipta oleh suatu tujuan atau maksud manusia
dibarengi oleh perkembangan akal dan teknologi serta dinamika masyarakat
(kelompok manusia).
3. BUDAYA
A. Membicarakan budaya manusia adalah suatu dilema dengan pokok-pokok
pikiran yang tidak akan pernah habis sepanjang peradaban manusia. Manusia
adalah makhluk yang berakal dan tidak akan berhenti bereksplorasi terhadap
alam. Berbagai jenis peradaban manusia pada dasarnya merupakan
pengungkapan pandangan manusia atas alam.
B. Sesuai dengan diagram 1 tinjauan arsitektural terhadap budaya adalah untuk
memahami konsep manusia atas lingkungan buatannya atau tempat
hidupnya. Tafsiran-tafsiran tentang sesuatu fenomena alam menjadi
kebudayaan diungkapkan melalui media yang selanjutnya berkembang
menjadi ungkapan simbolis.
Simbolisme arsitektur pada lingkungan buatan pada lingkungan buatan dapat
dengan jelas kita lihat pada masyarakat tradisional. Simbolisme yang dimaksud
merupakan tradisi yang tidak bisa diganggu gugat keberadaannya di alam.
Gambar 1.
Salah satu simbol pada bangunan tradisional suku Karo, Indonesia.
Simbolisme menjadi suatu hal yang bersifat sakral, sehingga mengubahnya
berarti mengganti atau menginjak budaya, sebagaimana kita lihat pada diagram
1, maka peralatan hidup dan interaksi sesama kelompok masyarakat telah
ditetapkan ‘simbol’ tersebut telah menjadi norma-norma/standar ( yang secara
harfiah dapat kita katakan sebagai 'kebudayaan'.
Gambar 2.
e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara
2
Bentuk tudung
Salah satu simbol pada kelompok masyarakat (suku karo) yang menyatakan pola
Apa yang ingin dinyatakan adalah pernyataan bentuk (simbol) pada suku Karo
tersebut. Pembedaan atas tudung tersebut adalah untuk membedakan antara
yang satu dan yang lainnya secara lugas dan jelas.
Hal yang dapat kita lihat adalah problem kesaklaran dan norma yang telah
ditetapkan. Gugatan terhadapnya akan menimbulkan keterasingan dalam
lingkungan kelompok masyarakat (tradisional) tersebut. Simbolisme merupakan
bahasa yang sudah mengkristal dan bukan sesuatu yang dapat kita rubah
menurut pandangan kini. Hal ini menjadi ciri-ciri pada masyarakat tradisional
adalah penggambaran budaya statis.
Bagaimana masyarakat sekarang memandang rumah tinggal, ruang kerja, dan
ruang bagi kegiatan hidupnya; adalah sangat berbeda dengan masyarakat
tradisional. Ruang untuk hidup masyarakat sekarang adalah gambaran
standar/sosial dan penggambaran diri (pribadi).
Bentuk-bentuk wadah/tempat hidup dan berkegiatan masyarakat modern adalah
penggambaran tradisi dinamis. Pola kehidupan yang kompleks pada masyarakat
modern merupakan pandangan manusia kini terhadap lingkungan dan alam;
yang akhirnya menghasilkan bentuk kebudayaan baru masa kini.
Gambar 3.
Gambar 4. Rumah Tinggal Sebagai Pembeda Status Ekonomi/Sosial
a. Mewah
b. Sederhana
e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara
3
Tujuan hidup manusia untuk dapat hidup tenang dan bahagia merupakan
keinginan dari ujud rumah tinggal tersebut. Faktor lain yang akhirnya terjadi
sebagai akibat ketidak seimbangan hubungan manusia dengan alam/lingkungan,
dalam hal ini penulis membatasinya.
Ketidak mampuan secara ekonomilah yang menjadi pembeda atau yang
menyebabkan perbedaannya.
Permasalahan perkembangan peradaban dan
jumlah manusia menjadi suatu bentuk permasalahan baru. Untuk itu manusia
mengembangkan akal pikiran untuk mengatasinya. Salah satu cara adalah
dengan mengembangkan pembangunan secara massal. Rumah tinggal tidak lagi
peka terhadap kebutuhan pribadi. Batasan-batasan ekonomi semakin jelas.
Bentuk pengembangan yang terjadi adalah rumah tinggal massal (real estate
dan rumah sederhana), rumah susun, dan apartemen. Manusia dapat dengan
bebas menentukan pilihannya.
Gambar 5.
Rumah Jajar Real Estate
Gambar 6. Rumah Sederhana (Subsidi Pemerintah)
Gambar 7. Rumah Susun
e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara
4
Gambar 8. Apartemen
Bentuk interaksi sosial antar bentuk tempat tinggal di atas adalah berbeda. Hal
ini terjadi akibat pola ruang dalam-ruang luar; dan sistem sosial yang sangat
berbeda satu dengan lainnya.
Pemanfaatan ruang berdasarkan waktu juga berbeda atas satu dengan yang lain.
Bagaimana pola waktu, aktifitas, dan lain-lainnya. Untuk tulisan ini akan ditulis
pada tulisan yang lain, hal ini untuk membatasi tema tulisan. Namun yang
langsung dapat terlihat adalah bentuk interaksi sosial yang terjadi juga sangat
berbeda.
BAGIAN II
ARSITEKTUR dan MANUSIA
1. PENDAHULUAN
Arsitektur sebagai ruang tempat hidup manusia yang nyaman dan
melanjutkan kebudayaannya dapat dipandang sebagai suatu tinjauan yang
sangat manusiawi. Dalam hal ini dimaksud untuk memperjelas bahwa manusia
merupakan faktor utama dalam merancang lingkungan binaan tsb. Bagaimana
arsitektur dianggap sebagai produk? Arsitektur dalam perkembangannya
merupakan kegiatan yang panjang (melalui suatu proses dan waktu).
Banyak studi yang dilakukan para ahli untuk menghasilkan bentuk
gambaran proses merancang dengan metode baru. Metode baru ini
dikembangkan berdasarkan perkembangan ilmu-ilmu lain pula. Keterlibatan para
ahli-ahli dari disiplin ilmu lain. Arsitektur akhirnya diinginkan hadir sebagai sosok
yang ‘tepat’. Arsitektur juga pada akhirnya ada yang hadir sebagai sosok yang
‘aneh’.
2. KEGIATAN MERANCANG ARSITEKTUR
Kegiatan merancang arsitektur sudah dilakukan sejak ada peradaban manusia.
Sifat pemecahan merancang dan konsep-konsep yang terus berkembang
menghasilkan bentuk yang berbeda. Bagaimana masyarakat eskimo merancang
rumah tinggalnya?
Sederhana. Trial and Errol (coba-coba) dengan perbaikan atas kegagalannya.
Sederhana
atas
fungsi.
Untuk
menghindarkan
diri
atas
gangguan
alam/lingkungan. Sederhana atas pembuatan. Dengan menggunakan bahanbahan setempat. Bagaimana masyarakat tradisional di Indonesia merancang
arsitekturnya. Jawabannya adalah sama. Unsur pembeda adalah dengan adanya
perkembangan peradaban dan kebudayaan maka dibuat suatu pola hirarki
ruang.
Kegiatan merancang dapat dilakukan oleh ahli dan awam. Pada dasarnya adalah
merancang adalah usaha untuk mendapatkan sesuatu yang tepat guna dan
nyaman.
e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara
5
Gambar 9.
Gambar 10. Rumah Tinggal Masyarakat Tradisional
(menunjukkan pemakaian bahan setempat)
Gambar 11. Peralatan/Perlengkapan hidup
(menunjukkan ketepat gunaan)
e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara
6
Kegiatan Merancang
1. oleh ahli
Rohani
P
Ragawi
Bukan hasil akhir
Sebab masih ada akibat berantai lainnya
Awam
P
Kegiatan antara merancang dan membuat menjadi satu bagian.
2. penglihatan masa depan (akibat jangka panjang)
3. Dasar pengambilan keputusan
™ Ilmu Pengetahuan : eksata/teknik, sosial-ekonomi, politik
™ Pengalman (experience) : ahli (expert)
Kegitan merancang arsitektur dengan 3 poin di atas adalah unsur
engineering desain.
2. MERANCANG ARSITEKTUR
Arsitektur adalah :
a. IImu, seni, teknologi, untuk mewujudkan ruang tempat
manusia hidup dengan bahagia.
b. Paduan ilmu-ilmu, seni, dan teknologi untuk menata,
mengatur dan mewujudkan ruang tempat manusia
berbudaya.
Sebagai ujud (lingkungan buatan)
™ Bangunan (Vitruvius, 200 SM)
™ Gedung (Leon Batista, 1950)
™ Ruang (Bruno Zevi, 1960)
Sebagai ilmu :
™ Paduan ilmu
o Seni
o Matematika
o Teknik (rekayasa)
o Psikologi
o Etologi
o Ekologi
o Dll.
™ Sain yang berkembang dari Filosofi
Sebagai hasil karya :
Dihasilkan oleh tokoh/ahli
Mengikuti kaedah : kokoh, berguna, menyenangkan
e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara
7
BAGIAN III
PENUTUP dan KESIMPULAN
3.1. PENUTUP
Arsitektur tidak membuat pergulatan pada setiap perkembangan peradaban,
budaya, dan lain-lain. Konsep arsitektur berkembang tanpa merusak makna
arsitektur itu sendiri.
Belajar dan alam dan budaya akan lebih menyederhanakan problem akibat
produk. Sebagaimana tinjauan arsitekiur bukanlah produk akhir yang selesai.
Arsitektur selalu terkait dengan dampak-realita selanjutnya. Untuk itu
penghayatan/pengetahuan masa depan sangat penting untuk diketahui.
Selanjutnya adalah bagaimana sebuah pendidikan arsitektur dapat menghasilkan
seorang pendeta dengan mantra arsitektur-nya yang dapat menyamankan ruang
bagi manusia.
3.2. KESIMPULAN
™ Pendidikan arsitektur pada jaman sekarang merupakan gambaran tentang
keterlibatan berbagai disiplin ilmu.
™ Alam manusia dan kebudayaan adalah tiga hal pokok yang menjadi
tinjauan pokok dalam perkembangan arsitektur.
™ Dalam perkembangannya masyarakat/manusia adalah pencipta yang
terus berusaha mengembangkan diri sebagai makhluk sosial.
™ Arsitektur adalah membuat ruang hidup manusia agar dapat hidup aman
dan yaman
™ Pembentukan lingkungan buatan adalah gambarang akan pola
(keteratiuran) yang diinginkan oleh manusia.
™ Ilmu arsitektur adalah bagian dari pembentukan habitat manusia, untuk
itu diharapkan keputusan yang dubuat merupakan keputusan yang
memiliki nilai masa depan. Untuk itu metoda perancangan arsitektur terus
berkembang sesuai dengan adanya pandangan-pandangan baru, analogianalogi baru, dan perkembangan teknologi.
DAFTAR PUSTAKA
™ MangunWijaya Y.B., Wastu Citra
™ Koentjaraningrat, Kebudayaan
™ J.C Jones, Design Methods
e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara
8
Download