Document

advertisement
95
Lampiran 1. Instrumen penelitian
ANGKET VALIDASI MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS WEB MATA
PELAJARAN PKN DI SMA N 1 BANGUNTAPAN OLEH AHLI MATERI
Petunjuk Pengisian Angket :
1. Bukalah media pembelajaran berbasis web menggunakan browser (Google
Chrome, Mozilla Firefox atau Opera)
2. Berilah tanda check list (√) pada kolom skor sesuai dengan penilaian Anda
terhadap media pembelajaran berbasis web ini dengan kategori sebagai
berikut :
SB :SangatBaik
K :Kurang
B : Baik
SK: SangatKurang
C : Cukup
3. Mohon untuk memberikan komentar dan saran pada tempat yang telah
disediakan.
Aspek pembelajaran
No
Komponen
Penilaian
SB B
1
2
3
Kejelasan rumusan kompetensi dasar
Kejelasan rumusan indikator pencapaian
Kesesuaian antara kompetensi dasar,
indikator pencapaian, materi, dan evaluasi
4
Pemberian motivasi
5
Strategi pembelajaran
6
Pemberian latihan untuk mengetahui
pemahaman siswa
7
Materi memperhatikan prinsip-prinsip
pembelajaran
8
Pemberian kesempatan kepada siswa untuk
berlatih sendiri
9
Fokus pada pembelajaran individu
10 Pemberian contoh untuk membantu siswa
dalam memahami materi
11 Pemberian evaluasi untuk mengukur
kemampuan siswa
12 Kemenarikan penyajian materi bagi siswa
Jumlah
96
C
K
SK
Aspek Materi
No Komponen
Penilaian
SB B
C
K
SK
Kesesuaian materi dengan tujuan
Ketepatan materi
Ketepatan urutan penyajian materi
Kebermaknaan materi
Kemutakhiran (up-to-date) materi
Kemudahan materi untuk dipahami oleh
siswa
7
Keterbacaan teks
8
Kejelasan penggunaan bahasa
9
Kesesuaian materi dengan siswa
10 Kejelasan uraian materi
11 Kedalaman materi
12 Pemberian referensi pendukung bagi siswa
13 Kemudahan siswa dalam memahami
pertanyaan
14 Tingkat kesulitan butir soal
Jumlah
Komentar dan Saran...........................................................................................................
1
2
3
4
5
6
…………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………
Kesimpulan:
Media ini dinyatakan
1. Layak untuk digunakan atau ujicoba di lapangan tanpa revisi.
2. Layak untuk digunakan atau ujicoba di lapangan dengan revisi dan saran.
3. Tidak layak digunakan atau ujicoba di lapangan.
Mohon dilingkari pada nomor yang sesuai dengan kesimpulan ahli materi.
Yogyakarta,..........................
AhliMateri
(Chandra Dewi P., S.H., LLM.)
NIP.
97
ANGKET VALIDASI MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS WEB MATA
PELAJARAN PKN DI SMA N 1 BANGUNTAPAN OLEH AHLI MEDIA
No
1
2
3
4
Petunjuk pengisian Angket :
4. Mohon membuka media pembelajaran berbasis web menggunakan
browser (Google Chrome, Mozilla Firefox atau Opera)
5. Berilah tanda check list (√) pada kolom skor sesuai dengan penilaian Anda
terhadap media pembelajaran berbasis web ini dengan kategori sebagai
berikut :
SB : Sangat Baik
K
: Kurang
B
: Baik
SK :SangatKurang
C
: Cukup
6. Mohon untuk memberikan komentar dan saran pada tempat yang telah
disediakan.
Aspek
Kriteria
Indikator
Kategori
SB B C K
Tampilan Kualitas
1. Keterbacaan teks atau tulisan
Tampilan
2. Kualitas tampilan gambar
3. Kualitas tampilan video
4. Komposisi warna
5. Kesesuaian tata letak teks,
gambar.
Isi
Kelengkapan
6. Kesesuaian indikator
Materi
dengantujuan pembelajaran
7. Kesesuaian materi dengan
indikator pembelajaran
8. Kedalaman dan keluasan materi
Keakuratan
9. Kebenaran konsep
materi
10. Kesesuaian materi dengan
referensi
Teknik
11. Sistematika penyajian materi
penyajian
12. Kejelasan materi
materi
13. Kesesuaian gambar dengan
materi
Kesesuaian
14. Konsistensi evaluasi dengan
evaluasi
indikator
bahasa
Kesesuaian
15. Penggunaan kata atau kalimat
bahasa
baku
16. Penggunaan bahasa komunikatif
17. Kesesuaian penggunaan istilah
18. Perumusan tujuan pembelajaran
Interaktivi Kualitas
19. Pengoperasian computer secara
tas
interaksi
mandiri
20. Peluang belajar secara mandiri
oleh siswa
98
SK
Komentar dan Saran...........................................................................................................
…………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
Kesimpulan:
Media ini dinyatakan
4. Layak untuk digunakan atau uji coba di lapangan tanpa revisi.
5. Layak untuk digunakan atau uji coba di lapangan dengan revisi dan saran
6. Tidak layak digunakan atau uji coba di lapangan
Mohon dilingkari pada nomor yang sesuai dengan kesimpulan ahli media.
Yogyakarta,..........................
Ahli media
Halili Hasan, S.Pd.
NIP. 197805142006041004
99
ANGKET PENILAIAN MEDIA PEMBELAJARAN PEDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN BERBASIS WEB
(Guru PKn)
Nama :
NIP
:
Lembar evaluasi ini dimaksudkan untuk meminta pendapat dan saran Bapak atau
Ibu sebagai ahli materi. Pendapat dan saran Bapak atau Ibu akan sangat
bermanfaat untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas media pembelajaran
ini.
Petunjuk:
1. Bukalah media pembelajaran berbasis web menggunakan browser (Google
Chrome, Mozilla Firefox atau Opera) pada alamat pknh.unycommunity.com
2. Berilah tanda check list (√) pada kolom skor sesuai dengan penilaian Anda
terhadap media pembelajaran berbasis web ini.
3. Gunakan kriteria pada lampiran untuk memberikan penilaian. Keterangan
skala skor sebagai berikut:
Sangat Baik (SB)
Kurang (K)
Baik (B)
Sangat Kurang (SK)
Cukup (C)
4. Jika penilaian Bapak atau Ibu tergolong Sangat Kurang (SK) atau Kurang (K), mohon
memberikan saran pada kolom yang tersedia.
Atas kesediaan Bapak atau Ibu untuk mengisi lembar evaluasi ini, saya ucapkan terimakasih.
100
ANGKET PENILAIAN MEDIA PEMBELAJARAN PEDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN BERBASIS WEB
(Guru PKn)
No
Aspek
Indikator
Kategori
SB B C K SK
1
Tampilan
1. Keterbacaan teks atau tulisan
2. Kualitas tampilan gambar
3. Komposisi warna
4. Kesesuaian tata letak teks, gambar dan video
2
Isi
5. Kesesuaian materi dengan indikator
pembelajaran
6. Kesesuaian indikator dengan tujuan
pembelajaran
7. Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan
SK/KD
8. Kedalaman materi
9. Kebenaran konsep
10. Kesesuaian materi dengan referensi
11. Sistematika penyajian materi
12. Kejelasan materi
13. Kesesuaian gambar dengan materi
14. Kesesuaian video dengan materi
15. Konsistensi evaluasi dengan indikator
3
Bahasa
16. Penggunaan kata atau kalimat baku
17. Penggunaan bahasa komunikatif
18. Perumusan tujuan pembelajaran
4
interaktivitas 19. Pengoperasian komputer secara mandiri
20. Peluang belajar secara mandiri
Saran……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………
Yogyakarta,
Guru Pendidikan Kewarganegaraan,
(
101
)
ANGKET PENILAIAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS WEB MATA
PELAJARAN PKn
(UntukSiswa)
NamaSiswa :
Kelas
:
Para siswa, media pembelajaran ini ditujukan bagi kalian siswa kelas XI. Sebelum media
pembelajaran ini disebarluaskan, kami memerlukan tanggapan kalian jika media ini
digunakan dalam pembelajaran. Jadi isilah angket di bawah ini sesuai pendapat kalian dan
sebelum mengisi angket, bacalah terlebih dahulu petunjuk pengisiannya.
Petunjuk pengisian Angket :
7. Bukalah media pembelajaran berbasis web menggunakan browser (Google Chrome,
Mozilla Firefox atau Opera) dengan alamat www.pknh.unycommunity.com
8. Berilah tanda check list (√) pada kolom skor sesuai dengan penilaian Anda terhadap
media pembelajaran berbasis web ini dengan kategori sebagai berikut :
SS : Sangat Setuju
TS
: tidak Setuju
S
: setuju
STS
: Sangat Tidak Setuju
R
: Ragu-Ragu
No
Pernyataan
Pilihan
SS
S R
TS
1
Bahasa yang digunakan mudah saya pahami
2
Kata/kalimat yang digunakan dalam web mudah saya pahami
3
Materi dipaparkan mudah dipahami
4
Gambar yang sederhana dan memberikan penjelasan
tambahan sehingga membantu saya dalam memahami materi
5
Saya dapat belajar sesuai dengan kecepatan berpikir saya
dengan menggunakan media pembelajaran berbasis website
6
Petunjuk penggunaan mudah dipahami, langkah-langkahnya
urut dan ada penjelasan tiap tampilan web sehingga saya
dapat dengan mudah menggunakan media pembelajaran
berbasis website
7
Tampilan halaman judul menarik perhatian saya karena
disertai gambar yang sesuai materi dan memberikan informasi
tentang materi
8
Tampilan menu utama menarik dan member informasi
tentang materi sehingga saya tertarik mempelajari
9
Warna background, teks, gambar dan serasi sehingga saya
tertarik untuk mempelajari
10 Kualitas gambar jelas, warna serasi sehingga saya mudah
memahami materi
11 Tampilan video dapat membantu saya dalam memahami
materi
12 Kualitas tampilan template yang digunakan serasi, komposisi
warna setiap slide sesuai sehingga menarik saya untuk terus
mempelajari.
13 Menurut saya media ini sangat menarik dan akan membuat
suasana pembelajaran lebih menyenangkan (tidak
membosankan)
102
STS
No Pernyataan
SS
14
15
16
17
18
19
Pilihan
R TS
S
Menurut saya media pembelajaran ini memberikan informasi
terbaru
Saya merasa pembelajaran dengan media pembelajaran ini
terarah dan menyenangkan
Penggunakaan media ini mempermudah saya menerima
materi yang disampaikan guru
Saya mau menggunakan media ini untuk belajar mandiri
Menurut saya media ini perlu diterapkan, digunakan dalam
pembelajaran
Media pembelajaran ini dapat mempermudah saya
mempelajari materi dimanapunberada.
Komentardan Saran
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
……………………………………..
Yogyakarta,
Siswa,
(
103
)
STS
Lampiran 2. Silabus dan RPP
Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/semester
Standar Kompetensi
organisasi internasional
Alokasi Waktu
Kompetensi Dasar
Indikator
4.1.Mendeskripsika 1. Mendeskripsikan
n pengertian,
pengertian
hubungan
pentingnya,
internasional
dan sarana2. Menjelaskan pentingnya
sarana
hubungan internasional
hubungan
bagi suatu negara.
internasional
3. Menjelaskan
saranabagi suatu
sarana
hubungan
negara
internasionalbagi suatu
negara.
4.2 Menjelaskan
1 Mendiskripsikan
tahap-tahap
pengertian
perjanjian
perjanjian
internasional.
internasional
2 Menjelaskan
tahaptahap
perjanjian
internasional.
4.3 Menganalisis
Fungsi
Perwakilan
Diplomatik
4.4 Mengkaji
peranan
organisasi
internasional
(ASEAN,
PBB) dalam
meningkatkan
hubungan
internasional
4.5 Menghargai
kerja sama dan
perjanjian
internasional
yang
bermanfaat
bagi Indonesia
SILABUS
: SMA
: Pendidikan Kewarganegaraan
: XI/2
:4. Menganalisis hubungan internasional
: 4 x 45 menit
Materi
KBM
Hubungan
Internasional
1. Pengertian
hubungan
internasional
2. Pentingnya
hubungan
internasional
3. Sarana hubungan
internasional
1. Pengertian perjanjian
Internasional
2. Tahap-tahap
perjanjian
Internasional
Siswa mengkaji sendiri
dengan membuka web
yang beralamatkan
pknh.unycommunity.com
dan membuka menu materi
dengan judul hubungan
internasional
Siswa mengkaji sendiri
dengan membuka web
yang beralamatkan
pknh.unycommunity.com
dan membuka menu materi
dengan judul perjanjian
internasional
Siswa mengkaji sendiri
dengan membuka web
yang beralamatkan
pknh.unycommunity.com
dan membuka menu materi
dengan judul hubungan
diplomatikdan konsuler
1. Menganalisis
fungsi 1. Hubungan
Perwakilan
Konsuler
Diplomatik
dan
dan
perwakilan
hubungan Konsuler
diplomatik.
2. fungsi Perwakilan
2. Menganalisis perbedaan
diplomatik
dan
perwakilan
konsuler
konsuler
dan
perwakilan
diplomatik
1. Menjelaskan pengertian 1. Pengertian organisasi Siswa mengkaji sendiri
organisasi internasional.
internasional
dengan membuka web yang
2. Menganalisis
peranan 2. peranan ASEAN, dan beralamatkan
ASEAN, dan PBB dalam
PBB dalam
pknh.unycommunity.com
meningkatkan hubungan
meningkatkan
dan membuka menu materi
internasional
hubungan
dengan judul organisasi
internasional
internasional dan
menganalisis video yang ada
Menghargai kerja sama
dan
perjanjian
internasional
yang
bermanfaat bagi Indonesia
dan
kerja sama dan
perjanjian internasional
yang bermanfaat bagi
Indonesia
104
Penilaia
n
Tes
tertulis
(pilgan)
Tes
tertulis
(pilgan,
essay)
Tes
tertulis
(pilgan)
Tes
tertulis
(pilgan,
essay)
Siswa mengkaji sendiri
Tes
dengan membuka web yang tertulis
beralamatkan
(pilgan)
pknh.unycommunity.com
dan membuka menu materi
dengan judul organisasi
internasional dan
menganalisis video yang ada
Sumber
belajar
1. Ekram
Prawiroputro.
2013.
Organisasi
Internasional.
Yogyakarta:
UNY
2. Mochtar
Kusumaatmadj
a.2010.
Pengantar
Hukum
Internasional.
Bandung: PT
Alumni
3. Konvensi Wina
1969 tentang
Hukum
Perjanjian
Internasional
4. Piagam
Perserikatan
Bangsa-Bangsa
(PBB)
5. Suprapto dkk.
2007.
Pendidikan
Kewarganegar
aan SMA/MA
Kelas XI.
Jakarta: Bumi
Aksara
6. Tim Dosen
Bagian Hukum
Internasional.
2011.
Pengantar
Hukum
Internasional.
Yogyakarta:
Fakultas
Hukum UGM
7. UU No. 37
Tahun 1999
tentang
hubungan
internasiona
8. UU No. 24
Tahun 2000
tentang
Perjanjian
Internasional
105
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah
: SMA N 1 Banguntapan
Kelas / Semester
: XI / II
Mata Pelajaran
: Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
Alokasi Waktu
: 4x45 menit
I.
Standar Kompetensi
4. Menganalisis hubungan internasional dan organisasi internasional
Kompetensi Dasar
4.1. Mendeskripsikan pengertian, pentingnya, dan sarana-sarana hubungan
internasional bagi suatu negara
4.2. Menjelaskan tahap-tahap perjanjian internasional
4.3. Menganalisis fungsi perwakilan diplomatik
4.4. Mengkaji peranan organisasi internasional (ASEAN, AA PBB) dalam
meningkatkan hubungan internasional
4.5. Menghargai kerja sama dan perjanjian internasional yang bermanfaat bagi
Indonesia
Indikator
4.
Mendeskripsikan pengertian hubungan internasional
5.
Menjelaskan pentingnya hubungan internasional bagi suatu negara.
6.
Menjelaskan sarana-sarana hubungan internasional bagi suatu negara.
7.
Mendiskripsikan pengertian perjanjian internasional.
8.
Menjelaskan tahap-tahap perjanjian internasional.
9.
Menganalisis fungsi Perwakilan Konsuler dan perwakilan diplomatik.
10. Menganalisis perbedaan perwakilan konsuler dan perwakilan diplomatik.
11. Menjelaskan pengertian organisasi internasional.
12. Menganalisis peranan ASEAN, AA dan PBB dalam meningkatkan
hubungan internasional.
13. Menghargai kerja sama dan perjanjian internasional yang bermanfaat bagi
Indonesia.
II. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pokok pembelajaran agar siswa mampu dan dapat:
1.
Mendeskripsikan pengertian hubungan internasional
2.
Menjelaskan pentingnya hubungan internasional bagi suatu Negara.
3.
Menjelaskan sarana-sarana hubungan internasional bagi suatu negara.
4.
Mendiskripsikan pengertian perjanjian internasional
5.
Menjelaskan tahap-tahap perjanjian internasional.
6.
Menganalisis fungsi Perrwakilan Konsuler dan perwakilan diplomatik.
7.
Menganalisis perbedaan perwakilan konsuler dan perwakilan diplomatik
8.
Menjelaskan pengertian organisasi internasional.
9.
Menganalisis peranan ASEAN, AA, dan PBB dalam meningkatkan
hubungan internasional.
10. Menghargai kerja sama dan perjanjian internasional yang bermanfaat bagi
Indonesia.
III. Materi Pokok :
A. Hubungan Internasional
106
Apakah yang dimaksud dengan hubungan internasional itu? Mengapa perlu
melakukan hubungan internasional? dan melalui sarana apa hubungan
internasional tersebut?
1. Pengertian Hubungan Internasional
Sebelum membahas pengertian hubungan internasional terlebih
dahulu perhatikan pernyataan di bawah ini:
Pemerintah Australia membantu pemerintah Indonesia di dalam
memajukan pendidikan di Indonesia. Apakah hal tersebut bisa dikatakan
hubungan internasional? Mengapa demikian? Bagaimana apabila hanya
salah satu pelajar dari Indonesia yang berhubungan dengan pelajar di
Australia?
Menurut Rencana Strategi Pelaksanaan Politik Luar Negeri
Indonesia (Renstra), hubungan internasional adalah hubungan antarbangsa
dalam segenap aspeknya yang dilakukan suatu Negara yang meliputi
aspek politik, ekonomi, sosial budaya dan hankam dalam rangka mencapai
tujuan nasional bangsa itu.
Pengertian hubungan internasional menurut para ahli (Suprapto
dkk. 2007: 106)
a. Charles A. Mc. Cleland
Hubungan internasional adalah studi tentang keadaan-keadaan relevan
yang mengelilingi interaksi.
b. Warsito Sunaryo
Hubungan internasional merupakan studi tentang interaksi antara
jenis-jenis kesatuan social tertentu, termasuk studi tentang keadaan
relevan yang mengelilingi interaksi. Adapun yang dimaksud
kesatuan-kesatuan social tertentu, bisa diartikan sebagai Negara,
bangsa maupun organisasi Negara sepanjang hubunganbersifat
internasional.
c. Tygve Nathiessen
Hubungan internasional merupakan bagian dari ilmu politik dank
arena itu komponen-komponen hubungan internasional meliputi
politik internasional. Organisasi dan administrasi internasional dan
hukum internasional.
Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
hubungan internasional adalah sebuah interaksi antara jenis-jenis kesatuan
sosial tertentu seperti bangsa, negara, organisasi internasional maupun
kesatuan sosial lainnya dalam berbagai aspek, politik, social budaya,
ekonomi dan hankam dalam rangka Jadi kerja sama Indonesia dengan
Australia di bidang pendidikan tersebut merupakan suatu hubungan
internasional. Indonesia mendapat bantuan pendidikan dari Australia,
sehingga dapat meningkatkan pendidikan di indonesia, hal tersebut sejalan
dengan tujuan nasional indonesia yang mencerdaskan kehidupan bangsa.
2. Pentingnya Hubungan internasional
Suatu negara tidak hidup sendiri, melainkan berbatasan dengan
negara-negara lain. Sehingga tidak menutup kepentingan bahwa suatu
107
negara akan melakukan hubungan dengan negara lain dalam berbagai
aspek kehidupan. Layaknya manusia sebagai makhluk sosial yang
membutuhkan manusia lain atau tidak bisa hidup sendiri. Maka negara
yang terdiri dari sekumpulan manusia yang menjadi suatu bangsa yang
memiliki pemerintahan yang berdaulat dan memiliki wilayah tertentu pula
membutuhkan negara lain untuk saling bekerjasama.
Adanya saling ketergantungan antarnegara di berbagai bidang
seperti ekonomi, sosial budaya, politik maupun hankam menjadi salah satu
faktor mengapa Negara melakukan hubungan internasional. Selain itu,
dengan melakukan hubungan internasional tersebut tujuan nasional suatu
Negara bisa lebih mudah dicapai. Sebagai contoh misalnya, hubungan
Indonesia-Thailand di bidang ekonomi, perdagangan dan investasi
“Hubungan Ekonomi Perdagangan Indonesia-Thailand Meningkat”.
Dengan meningkatnya hubungan ekonomi antara Indonesia dengan
Thailand memberikan dampak positif bagi kedua belah pihak pula seperti
meningkatnya perekonomian Negara. Hal tersebut akan meningkatkan
kesejahteraan rakyat Indonesia, seperti salah satu tujuan nasional
Indonesia yaitu mensejahterakan rakyat Indonesia.
Selain itu hubungan dari beberapa Negara yang bersifat
multilateral. Misalnya Konvensi Wina Tahun 1961 tentang Hubungan
Diplomatik. Hal tersebut melibatkan beberapa Negara yang memang
salingmembutuhkan. Apakah setiap Negara bisa melakukan hubungan
internasional? bagaimana dengan Negara yang belum mendapatkan
pengakuan dari Negara lain atau secara de facto? Kemudian, kapan suatu
Negara dapat melakukan atau mengadakan hubungan internasional?
Apakah setiap Negara bisa melakukan hubungan internasional? bagaimana
dengan Negara yang belum mendapatkan pengakuan dari Negara lain atau
secara de facto?
Negara yang melakukan hubungan internasional pastilah negara
yang sudah berdaulat penuh, artinya telah memenuhi empat unsur
terbentuknya negara, seperti memiliki wilayah, penduduk, pemerintah
yang berdaulat dan pengakuan dari negara lain. mengapa demikian?
karena hubungan internasional tersebut juga melibatkan negara lain, jika
suatu negara tidak mengakui kemerdekaan suatu negara, kemungkinan
sangat kecil negara tersebut akan melakukan hubungan dengan negara
yang dianggapnya belum merdeka tersebut.
Beberapa faktor yang ikut menentukan dalam proses hubungan
internasional, baik secara bilateral maupun multilateral antara lain adalah
kekuatan nasional, jumlah penduduk, sumber daya, dan letak geografis.
Jika suatu Negara memiliki kekuatan dalam empat faktor tersebut maka
Negara relatif lebih longgar untuk tidak melakukan hubungan
internasional. Namun jika empat faktor tersebut lemah maka suatu Negara
sangat membutuhkan hubungan internasional.
Kapan suatu Negara dapat melakukan atau mengadakan hubungan
internasional?
108
Dewasa ini dengan semakin majunya perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi, hampir semua Negara telah mengadakan
hubungan kerja sama dalam lingkup internasional. Tetapi harus diakui
pertumbuhan ekonomi diantara Negara di dunia tidak berimbang. Ada
Negara yang sudah sangat maju, sementara sebagian lainnya berusaha
untuk mengembangkan ekonominya, sedangkan yang lain masih terhimpit
kemiskinan. Ketiga kelompok negara tersebut di atas saling membutuhkan
maka negara yang satu berhubungan atau kerja sama dengan negara yang
lain sehingga terjadilah hubungan internasional. Mengingat latar belakang
terjadinya hubungan internasional antarnegara itu berbeda-beda maka
terjadilah pengelompokan bentuk hubungan internasional, yaitu dilihat
dari berbagai bidang seperti, di bidang perdagangan misalnya kita
mengenal WTO (World Trade Organization), sedangkan di bidang
pendidikan misalnya ada UNESCO (United Nations Educational,
Scientific and Cultural Organization).
Suatu negara dapat mengadakan kerja sama antarnegara atau
hubungan internasional manakala kemerdekaan dan kedaulatannya baik
secara de facto maupun de jure telah diakui oleh negara lain. perlunya
kerja sama dalam bentuk hubungan internasional antara lain karena faktorfaktor berikut:
a) faktor internal, yaitu adanya kekhawatiran terancam kelangsungan
hidupnya baik melalui kudeta maupun intervensi dari negara lain.
b) faktor eksternal, yaitu ketentuan hukum alam yang tidak dapat
dipungkiri bahwa satu negara tidak dapat berdiri sendiri tanpa bantuan
dan kerja sama dengan negara lain. Ketergantungan tersebut terutama
dalam upaya memecahkan masalah-masalah ekonomi, politik, hukum,
sosial budaya, pertahanan dan keamanan.
Tidak satupun bangsa di dunia ini dapat membebaskan diri
ketergantungan dengan bangsa dan negara lain. Menurut Mochtar
Kusumaadmaja hubungan dan kerjasama antar bangsa itu timbul karena
adanya kebutuhan yang disebabkan oleh pembagian kekayaan alam dan
perkembangan industri yang tidak merata di dunia. (Suprapto dkk, 2007:
107)
Sedangkan manfaat kerjasama internasional adalah
b. Memacu pertumbuhan ekonomi masing-masing negara (dengan
adanya pertukaran barang dan jasa)
c. Menciptakan kesejahteraan sosial antarnegara
d. Meciptakan saling pengertian dalam berbagai aspek kehidupan
antarbangsa.
e. Mempererat hubungan persahabatan antarbangsa tetapi tetap dalam
rangka untuk kepentingan nasional.
f. Membina dan menegakkan perdamaian.
3. Sarana Hubungan Internasional
Sarana hubungan internasional ada beberapa macam antara lain:
109
a. Diplomasi : diplomasi adalah seluruh kegiatan untuk melaksanakan
politik luar negeri suatu negara dalam hubungannya dengan negara dan
bangsa lain.
Politik luar negeri di Indonesia misalnya menurut UU No. 37 Tahun
1999 tentang hubungan internasional adalah kebijakan, sikap, dan
langkah Pemerintah Republik Indonesia yang diambil dalam
melakukan hubungan dengan negara lain, organisasi internasional, dan
subjek hukum internasional lainnya dalam rangka menghadapi masalah
internasional guna mencapai tujuan nasional.
b. Propaganda : propaganda adalah usaha sistematis untuk
mempengaruhi pikiran, emosi demi kepentinagn masyarakat
umum. Propaganda lebih ditujukan kepada warga negara lain dari pada
pemerintahannya, dan untuk kepentingan negara yang membuat
propaganda. Agar lebih memahami perhatikan contoh kasus di bawah
ini yang dikutip dari sindonews.com.
Pemerintah China menuduh Jepang mengobarkan propaganda
perang, dan mengadukannya ke PBB. Tuduhan itu, merujuk pada
kunjungan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe ke kuil Yasukuni,
yang membuat rakyat China marah. Kemarahan China belum mereda,
sejak Abe mengunjungi kuil yang dianggap China sebagai simbol
kejahatan Perang Dunia II, pada 26 Desember 2013 lalu. Selain
China, Korea Selatan yang juga menjadi korban Perang Dunia II,
juga memprotes sikap Abe itu.
Kasus tersebut di atas hanyalah sebuah tuduhan tentang propaganda
perang. Contoh lainnya yang pernah terjadi di Indonesia adalah
propaganda Jepang pada masa penjajahan.
c. Ekonomi : Sarana ekonomi umumnya digunakan secara luas dalam
hubungan internasional baik dalam masa damai maupun masa perang.
Pada masa tertentu semua negara harus terlibat dalam perdagangan
internasional agar dapat memperoleh barang yang tak dapat diproduksi
dalam negeri, sehingga terjadi ekspor dan impor.
d. Kekuatan militer dan perang (show of Force): Peralatan militer yang
memadai dapat menambah keyakinan dan stabilitas untuk
berdiplomasi. Diplomasi tanpa dukunagan militer yang kuat dapat
membuat suatu negara tidak memiliki rasa percaya diri sehingga tak
mampu menghindari tekanan dan ancaman negara lain yang dapat
menggangu kepentingan nasionalnya. Maka dengan demikian
demontrasi senjata, latihan perang bersama kerasp dilaksanakan untuk
menampilkan kekuatannya. Namun yang lebih diutamakan bukanlah
perang tetapi tindakan prefetiv dalam hubungan internasional.
B. Perjanjian Internasional
Dalam masyarakat internasional dewasa ini, perjanjian
internasional memainkan peranan yang sangat penting dalam mengatur
kehidupan dan pergaulan antar Negara. Melalui perjanjian internasional,
setiap Negara menggariskan dasar kerja sama mereka, mengatur berbagai
kegiatan, menyelesaikan berbagai masalah demi kelangsungan hidup
110
masyarakat di seluruh dunia. Dalam era globalisasi yang ditandai dengan
saling ketergantungan dewasa ini, tidak ada satu Negara yang tidak
mempunyai perjanjian dengan Negara lain dan tidak ada satu Negara yang
tidak diatur oleh perjanjian dalam kehidupan internasionalnya (Tim Dosen
Hukum Internasional FH UGM, 2011: 75). perjanjian internasional
merupakan sumber utama dari hukum internasional. Perjanjian
internasional menampung kehendak dan persetujuan Negara atau subjek
hukum internasional lainnya untuk mencapai tujuan bersama. Selain itu
dimaksudkan dengan mengikat para pihak dalam perjanjian akan tercipta
ketertiban internasional.
1. Pengertian Perjanjian Internasional
Terdapat beberapa pengertian menurut tentang perjanjian internasional
a. Menurut Oppenheimer Lauterpacht “International treaties are
conventions, or contract, between two or more states concerning
various matters of interest” (perjanjian internasional adalah konvensi
atau kontrak antara dua Negara atau lebih mengenai berbagai macam
kepentingan).
b. Menurut D.P. O’Connel “A treaty is an agreement between states,
governed by international law as distinct from municipal law, the form
and manner of which is immaterial to the legal consequences of the
act”. (Suatu perjanjian internasional adalah suatu persetujuan natar
Negara, yang diatur oleh hukum internasional sebagai pembeda
dengan persetujuan menurut hukum nasional, yang terhadap
konsekuensi hukum pembuat perjanjian internasional, bentuk dan
caranya adalah tidak penting).
c. Menurut Prof. Mochtar Kusumaatmaja (2010: 117) perjanjian
internasional adalah perjanjian yang diadakan antara anggota
masyarakat bangsa-bangsa dan bertujuan untuk mengakibatkan akibatakibat hukum tertentu.
Berbagai definisi yang disampaikan para pakar hukum internasional
tersebut dirasa masih belum bisa menjawab persoalan perbedaan persepsi
tentang perjanjian internasional maka kemudian dibuat kesepakatan
tentang difinisi umum tentang perjanjian internasional dalam sebuah
konvensi. Pasal 2 ayat 1 huruf a Konvensi Wina 1969 menyatakan “Treaty
means an international agreement concluded between states in written
form and governed by international law, whether embodied in a single
instrument or in two or more related instrument and whatever its
particular designation. (Perjanjian internasional berarti suatu persetujuan
internasional yang ditandatangani antara Negara dalam bentuk tertulis dan
diatur dalam hukum internasional, apakah dibuat dalam wujud satu
instrument tunggal atau dalam dua instrument yang saling berhubungan
atau lebih dan apapun yang menjadi penandaan khusus).
Definisi tersebut kemudian diperluas dan diatur dalam Pasal 2 ayat 1a
Konvensi Wina 1986. Perluasan tersebut dalam hal yang melakukan
perjanjian internasional yaitu tidak hanya antar Negara tetapi juga
111
antarorganisasi internasional maupun antara Negara dengan organisai
internasional. (Tim Dosen Hukum Internasional FH UGM, 2011: 76)
Dari beberapa pengertian para ahli hukum tersebut dapat disimpulkan
bahwa perjanjian internasional menimbulkan kewajiban dan hak yang
mengikat para pihak dalam hukum internasional. pihak di sini tidak selalu
Negara.
Bagaimanakah suatudokumen dapat dikatakan sebagai suatu perjanjian
internasional?
Maka dapat diklarifikasikan unsur-unsur sebuah perjanjian
internasional jika diambil dari definisi hukum internasional
a. An international agreement (sebuah persetujuan internasional)
b. By subject of international law (Oleh subjekhukum internasional)
c. In written form (dalam bentuk tertulis)
d. Government by international law (diatur oleh hukum internasional)
e. Whatever form (apapun yang menjadi penandaan khusus)
2. Fungsi dan Tujuan Perjanjian Internasional
Fungsi pentingnya perjanjian internasional bagi suatu negara adalah
telah mendapatkannya pengakuan umum anggota masyarakat bangsabangsa. Beberapa fungsi dan tujuan perjanjian internasional
a. Perjanjian internasional merupakan sarana utama yang praktis bagi
transaksi dan komunikasi antar anggota masyarakat Negara.
b. Perjanjian internasional sebagai sumber hukum internasional
c. Perjanjian internasional sebagai media penyelesaian sengketa
internasional.
d. Perjanjian internasional merupakan alat kontrol bagi para peserta
yang terlibat di dalam melaksanakan isi perjanjian tersebut.
e. Menjamin kepastian hukum (law making) bagi subjek atau peserta
perjanjian internasional yang bersangkutan.
(Tim Dosen Hukum Internasional FH UGM, 2011: 76)
3. Klasifikasi Perjanjian Internasional
Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan dalam pengklasifikasian
perjanjian internasional. beberapa criteria tersebut antara lain:
a. Berdasarkan petugas yang membuat persetujuan
1) Perjanjian internasional antar kepala bangsa.
2) Perjanjian internasional antar kepala pemerintah.
3) Perjanjian internasional antar menteri.
Perbedaan perutusan tersebut tidak mempengaruhi kekuatan
mengikatnya perjanjian internasional. pernyataan menteri luar
negeri suatu Negara kepada menteri luar negeri lain sama
mengikatnya dengan perjanjian antar kepala Negara. Bagi hukum
internasional isi dan substansi perjanjian internasional lebih penting
daripada siapa delegasi dalam perundingan.
b. Berdasarkan proses pembentukkannya
1) Perjanjian internasional yang dibentuk melalui 3 tahap yaitu
(perundingan, penandatanganan, ratifikasi atau pengesahan)
112
2) Perjanjian internasional yang dibentuk melalui 2 tahap yaitu
(perundingan dan penandatanganan)
c. Berdasarkan jumlah peserta dalam perundingan
1) Traktat bilateral yaitu traktat/perjanjian internasional yang
diadakan oleh dan antara dua pihak.
2) Traktat multilateral yaitu traktat/perjanjian internasional yang
diadakan oleh banyak pihak (lebih dari dua pihak).
d. Berdasarkan hakikatnya (langsung atau tidak langsung membentuk
hukum)
1) Treaty Contract yaitu traktat-traktat yang tidak langsung
membentuk hukum dan hanya membentuk hukum secara tidak
langsung melalui hukum kebiasaan. Traktat ini umumnya hanya
menimbulkan akibat-akibat hukum bagi pihak-pihak yang
mengadakan perjanjian saja. Umumnya bersifat perjanjian
bilateral, dimana pihak ketiga tidak dapat turut serta dalam
perjanjian yang diadakan oleh pihak-pihak yang diadakan oleh
pihak-pihak semula. Contohnya:
Arrangement between the Government of the Republic of
Indonesia and the Government of the Islamic Republic of Iranon
Cultural Exchange Programme Years 2006-2008.
Merupakan perjanjian antara Indonesia dengan Iran saja, pihak
luar tidak dapat turut serta dalam perjanjian.
2) Law Making Treaty yaitu traktat-traktat yang langsung
membentuk hukum atau perjanjian-perjanjian internasional yang
meletakkan ketentuan-ketentuan atau kaidah-kaidah hukum
masyarakat internasional secara keseluruhan. Umumnya bersifat
perjanjian multilateral dan terbuka untuk pihak-pihak di luar
peserta perundingan untuk menyatakan keikutsertaannya dalam
perjanjian tersebut. Misalnya:
ASEAN Framework Agreement on Mutual Recognition
Arrengements 1998
Konvensi Wina Tahun 1961 tentang Hubungan Diplomatik
Konvensi Jenewa Tahun 19949 tentang Perlindungan Korban
Perang
Konvensi Hukum Laut Internasional Tahun 1982 tentang Laut
Teritorial, Zona Bersebelahan, Zona Ekonomi Ekslusif, dan
andas Benua.
(Tim Dosen Hukum Internasional FH UGM, 2011: 78)
4. Tahap-Tahap Perjanjian Internasional
Menurut Mochtar Kusumaatmaja (2010: 119) ada dua macam cara
pembentukan perjanjian internasional :
a. Perjanjian internasional yang dibentuk melalui 3 tahap yaitu
(perundingan, penandatanganan, ratifikasi atau pengesahan), cara
ini dupakai apabila materi atau yang diperjanjikan itu dianggap
penting sehingga memerlukan
persetujuan dari badan yang
memiliki hak untuk mengadakan perjanjian (treaty making power).
113
b. Perjanjian internasional yang dibentuk melalui 2 tahap yaitu (
perundingan dan penandatanganan) dipakai untuk perjanjian yang
tidak begitu penting, penyelesaian cepat, berjangka pendek, seperti
Perjanjian perdagangan yang berjangka pendek
Bagaimanakah menentukan suatu perjanjian itu penting, sehingga
memerlukan ratifikasi oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan perjanjian
mana yang tidak memerlukan persetujuan demikian?
Hal tersebut diatur dalam Undang-Undang RI No. 24 tahun 2000
tentang Perjanjian Internasional bahwa ratifikasi atau pengesahan
perjanjian internasional dilakukan dengan undang-undang atau keputusan
presiden.
Pengesahan perjanjian internasional melalui undang-undang
dilakukan berdasarkan bentuk dan nama (nomenclature) perjanjian.
Klasifikasi menurut materi perjanjian dimaksudkan agar tercipta kepastian
hukum dan keseragaman atas bentuk pengesahan perjanjian internasional
dengan Undang-Undang. Seperti yang diaturdalam Pasal 10 UU No. 24
Tahun 2000 Pengesahan perjanjian internasional dilakukan dengan
undang-undang apabila berkenaan dengan :
a. masalah politik, perdamaian, pertahanan, dan keamanan negara;
b. perubahan wilayah atau penetapan batas wilayah negara Republik
Indonesia;
c. kedaulatan atau hak berdaulat negara;
d. hak asasi manusia dan lingkungan hidup;
e. pembentukan kaidah hukum baru;
f. pinjaman dan/atau hibah luar negeri.
Selanjutnya Pasal 11 menjelaskan pengesahan dilakukan dengan
keputusan presiden ayat (1) Pengesahan perjanjian internasional yang
materinya tidak termasuk materi sebagaimana dimaksud Pasa 10,
dilakukan dengan keputusan presiden. (2) Pemerintah Republik Indonesia
menyampaikan salinan setiap keputusan presiden yang mengesahkan suatu
perjanjian internasional kepada Dewan Perwakilan Rakyatuntuk
dievaluasi.
Menurut Konvensi Wina 1969 tentang Hukum Perjanjian
Internasional disebutkan tahap pembuatan perjanjian internasional
dilakuakn melalui tahap
a. Perundingan (Negotiation). Sebelum melakukan perundingan terlebih
dahulu negara menunjuk delegasi yang melakukan perundingan.
Biasanya diwakili oleh kepala negara, kepala pemerintahan, menteri
luar negeri atau duta besar dengan menunjukkan Surat Kuasa Penuh
(full powers). perundingan dalam pembuatan perjanjian internasional
bilateral dilakukan dengan saling bicara secara langsung, sementara
dalam pembuatan perjanjian multilateral perundingan dilakukan dalam
konferensi diplomatik. Masing-masing delegasi dari yang diwakilinya
saling berunding. Perundingan diharapkan ditutup dengan penetapan
keputusan yang diperjanjikan.elah pihak yang berjanji, sementara
114
dalam perjanjian multilateral penerimaan naskah dapat ditentukan
dengan sistem kebulatan suara maupun tidak.
b. Penandatanganan (Signature). Apabila draft final perjanjian
internasional telah disetujui, berarti instrumen ini telah siap untuk
ditandatangani. biasanya dilakukan oleh menteri luar negeri atau
kepala pemerintahan. Tahap penandatanganan biasanya merupakan hal
yang paling formal, dimana tindakan penandatangan merupakan hal
yang esensial bagi suatu perjanjian internasional, karena terutama
penandatanganan yang memberikan status otentik suatu teks perjanjian
internasional. Selain itu yang dalam kategori tidak membutuhkan
ratifikasi maka penandatanganan ini juga berarti saat mengikatnya
perjanjian internasional.
c. Pengesahan (Ratification). Ratifikasi adalah proses yang dilalui oleh
pemerintah atau organisasi internasional untuk secara resmi
menyatakan terikat oleh traktat atau perjanjian internasional lain
setelah pemerintah atau organisasi internasional menandatanganinya.
5. Saat Mulai Berlaku dan Berakhirnya Perjanjian Internasional
Menurut ketentuan Pasal 24 Ayat 1 Ketentuan Wina 1969
berlakunya suatu perjanjian internasional tergantung pada:
a. Ketentuan perjanjian internasional itu sendiri
b. Atau apa yang telah disetujui oleh Negara peserta
Menurut Pasal 15 Ayat 2 UU No 24 Tahun 2000 Suatu perjanjian
internasional mulai berlaku dan mengikat para pihak setelah memenuhi
ketentuan sebagaimana ditetapkan dalam perjanjian tersebut.
Sedangkan berakhirnya suatu perjanjian internasional adalah diatur
dalam Pasal 18. Perjanjian internasional berakhir apabila :
a. terdapat kesepakatan para pihak melalui prosedur yang ditetapkan
dalam perjanjian;
b. tujuan perjanjian tersebut telah tercapai;
c. terdapat perubahan mendasar yang menpengaruhi pelaksanaan
perjanjian;
d. salah satu pihak tidak melaksanakan atau melanggar ketentuan
perjanjian;
e. dibuat suatu perjanjian baru yang menggantikan perjanjian lama;
f. muncul norma-norma baru dalam hukum internasional;
g. objek perjanjian hilang;
h. terdapat hal-hal yang merugikan kepentingan nasional.
C. Fungsi Perwakilan Diplomatik
Sebelum membahas tentang perwakilan diplomatik terlebih dahulu perlu
dibahas apakah itu hubungan diplomatik?
Hubungan diplomatik adalah hubungan antarnegara dengan menggunakan
alat perlengkapan negara yang dikenal dengan perutusan/perwakilan negara/
diplomatik (diplomatik mission). Dalam hubungan yang demikian perutusan
diplomatik bertindak atas nama atau atas tanggung jawab negara.
1. Sejarah Perkembangan
115
Hingga Tahun 1815 ketentuan-ketentuan yang berkenaan dengan
hubungan diplomatik berasal dari hukum kebiasaan. Pada Tahun 1815
diadakan Kongres Wina yang dihadiri oleh para raja. Pada kongres tersebut
disepakati untuk mengkodifikasikan hukum kebiasaan tersebut menjadi
hukum tertulis. Namun kongres tersebut tidak menghasilkan hal-hal yang
berkenaan dengan hubungan diplomatik ini selain yang berkenaan dengan
hiorarki atau tingkat-tingkat kepala perwakilan diplomatik.
Pada Tahun 1927 di bawah naungan Liga Bangsa-Bangsa diupayakan
kodifikasi yang sesungguhnya. Akan tetapi hasil yang dicapai oleh Komisi
Ahli tidak disetujui oleh Dewan Liga Bangsa-Bangsa, terutama mengenai halhal yang mengatur mengenai kekebalan diplomatik serta hak-hak istimewa
diplomat. Karena itu masalah ini disepakati untuk tidak dimasukkan dalam
agenda konferensi kodifikasi di Den Hag tahun 1930.
Pada tahun 1947 lewat Resolusi Majelis Umum PBB 174 II/1947
dibentuklah komisi Hukum Internasional. Pada tahun 1947 itu juga Komisi
Hukum Internasional menetapkan 14 topik pembahasan, yang salah satunya
mengenai hubungan diplomatik serta kekebalan-kekebalan diplomat. Akan
tetapi hal ini tidak mendapatkan prioritas pembahasan.
Pada tahun 1952 usul delegasi Yugoslavia, Majelis Umum PBB menerima
resolusi yang intinya meminta Komisi Hukum Internasional agar memberikan
prioritas untuk melakukan kodifikasi mengenai hubungan dan kekebalan
diplomatik ini.
Mulai tahun 1954 Komisi Hukum Internasional membahas masalahmasalah yang berkenaan dengan hubungan diplomatik dan kekebalannya, dan
lewat Resolusi Majelis Umum Nomor 1450 (XIV) memutuskan untuk
menyelenggarakan suatu konferensi internasional guna membahas masalah
ini. Konferensi yang diberi nama The United Nations Conference on
Diplomatik Intercourse and Immunities ini mengadakan sidangnya di Wina
sari tanggal 2 Maret sampai 14 April 1961, dan menghasilkan sejumlah
dokumen yaitu (1) Vienna Convention on Diplomatik Relations (2) Optional
Protocol Concerning Acquasition of \nationality, dan (3) Optional Protocol
Concerning the Compulsary Settlement of Disputes. Yang terpenting dari
ketiga dokumen tersebbut adalah dokumen yang pertama, yaitu Konvensi
Wina mengenai hubungan diplomatik. Pada tanggal 18 April 1961 wakil dari
75 negara menandatangani konvensi tersebut. Konvensi ini secara resmi mulai
berlaku pada tanggal 24 April 1964. Indonesia menjadi pihak di dalam
konvensi ini setelah meratifikasinya pada tanggal 25 Januari 1982 dengan
Undang-Undang No 1 tahun 1982.
(Ekram P., 2013: 18)
2. Tingkat-tingkat Kepala Perwakilan Diplomatik
Berdasarkan keputusan kongres Wina 1815 disepakati adanya tiga
tingkat kepala perwakilan diplomatik, yaitu
a. Duta Besar (Ambassador)
b. duta berkuasa penuh (Miniater Plenipotentiary)
c. Kuasa Usaha (Charge d’affaires)
3. Prosedur pengiriman dan penerimaan duta besar
116
Persyaratanyang harus dipenuhi dalam pembukaan atau pertukaran
perwakilan diplomatik dengan Negara lain adalah sebagai berikut (Suprapto dkk.
2007: 116)
a. Harus ada kesepakatan antara kedua belah pihak (mutual conceat) yang
akan mengadakan pembukaan dan pertukaran diplomatik maupun konuler.
Kesepakatan tersebut berdasar Pasal 2 Konvensi Wina 1961, dituangkan
dalam bentuk persetujuan bersama (joint agreement), dan komunikasi
bersama (joint declaration).
b. Prinsip-prinsip hukum internasional yangberlaku, yaitu setiap Negara
dapat melakukan hubungan atau pertukaran diplomatik berdasarkan
prinsip-prinsip hubungan yang berlaku dan prinsip timbale balik
(resiprositas).
Alur pengangkatan perwakilan diplomatik
a. Kedua belah pihak saling menukar informasi akan dibuatnya perwakilan
(oleh departemen luar negeri masing-masing negara)
b. Mendapat persetujuan (demende aggregration) dari negara yang
menerima.
c. Diplomat yang akan ditempatkan, menerima surat kepercayaan (lettre de
credence) yang ditandatangani oleh kepala negara pengirim.
d. Surat kepercayaan diserahkan kepada kepala negara penerima (lettre de
roplle) dalam suatu upacara dimana seorang diplomat tersebut berpidato.
4. Tugas dan Fungsi Perwakilan Diplomatik
tugas umum seorang perwakilan diplomatik mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Representasi, yaitu selain untuk mewakili pemerintah negaranya, ia juga
dapat melakukan protes, mengadakan penyelidikan pertanyaan dengan
pemerintah negara penerima, ia mewakili kebijaksanaan politik
pemerintah negaranya.
b. Negosiasi, yaitu untuk mengadakan perundingan atau pembicaraan baik
dengan negara dimana ia diakreditasi maupun di negara lain
c. Observasi, yaitu untuk menelaah dengan teliti setiap kejadian atau
peristiwa di negara penerima yang mungkin dapat memengaruhi
kepentingan negaranya.
d. Proteksi, yaitu untuk melindungi pribadi, harta benda, dan kepentingankepentingan warga negara yang berada di luar negeri.
e. Persahabatan, yatu untuk meningkatkan hubungan persahabatan antara
negara pengirim dengan negara penerima, baik di bidang ekonomi,
kebudayaan maupun ilmu pengetahuan dan teknologi.
Bagi Indonesia, sesuai dengan Keputusan Presiden RI Nomor 51 tahun
1976, tugas pokok perwakilan diplomatik adalah mewakili Negara Republik
Indonesia dalam melaksanakan hubungan diplomatik dengan negara penerima
atau organisasi internasional serta melindungi kepentingan negara dan warga
negara RI di negara penerima, sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah yang
ditetapkan dengan berdasar perundang-undangan yang berlaku. (Pasal 4)
Fungsi perwakilan diplomatik
a. Mewakili Negara RI secara keseluruhan di Negara penerima atau pada
organisasi internasional.
117
b. Melindungi kepentingan nasional Negara dan warganegara RI di Negara
penerima.
c. Malaksanakan usaha peningkatan hubungan persahabatan dan
melaksanakan perundingan antara Negara Republik Indonesia dengan
Negara penerima dan organisasi internasional serta memperkembangkan
hubungan dibidang ekonomi,kebudayaan dan ilmu pengetahuan.
d. Melaksanakan pengamatan, penilaian dan pelaporan.
e. Menyelenggarakan bimbingan dan pengawasan terhadap warga Negara
Republik Indonesia yang berada di wilayah kerjanya.
f. Menyelenggarakan urusanpengamanan, penerangan, konsuler, protocol,
komunikasi dan persandian.
g. Melaksanakan urusan tata usaha, kepegawaian, keuangan, perlengkapan
dan urusan rumah tangga perwakilan diplomatik
(Pasal 5)
(Ekram Pawiroputro, 2013: 22)
Bagaimana jika kedua negara yang telah sepakat melakukan hubungan
diplomatik mengalami sengketa?apakah hubungan diplomatik bisa berakhir?
Kapan berakhirnya tugas perwakilan diplomatik?
Hubungan diplomatik sekali diadakan akan berlangsung terus, sampai adanya
pernyataan penghentian hubungan diplomatik diantaranya adanya
kemungkinan penghentian hubungan diplomatik, seperti:
a. Perubahan situasi politik diantara kedua negara.
b. Terjadinya pertikaian yang serius diantara kedua negara.
c. Perubahan eksistensi negara salah satu pihak.
d. Salah satu pihak terlibat pertikaian dengan pihak lain.
Dengan terjadinya penghentian atau pemutusan hubungan diplomatik,
biasanya diikuti dengan penarikan atau pemanggilan pulang kepala misi, maka
berakhirlah tugas kepala misi di negara dimana ia diakreditasikan. Secara
umum ada beberapa kemungkinan berakhirnya tugas kepala misi (kepala
diplomatik)
a. Putusnya hubungan diplomatik
b. Adanya pernyataan persona non-grata
c. Masa tugasnya telah habis
d. Ditarik pylang, karena akan diberi tugas lain oleh negaranya.
e. Meninggaldunia
(Tim Dosen Bagian Hukum Internasional fakultas Hukum UGM. 2011: 71)
Hak kekebalan
Semua diplomat mempunyai hak kekebalan serta hak-hak istimewa
(privileges) tertentu. Para diplomat tidak boleh dituntut di muka pengadilan
pidana serta tidak boleh digugat di muka pengadilan perdata dari negara
dimana mereka ditempatkan. Mereka juga bebas dari tindakan kepolisian.
Tetapi ini tidaklah berarti bahwa para diplomat itu di negara dimana mereka
ditempatkan bebas melakukan tindakan-tindakan yang melanggar hukum.
Karena jika melanggar akan dipulangkan ke negra asalnya dan dinyatakan
sebagai persona non-grata.
118
Hubungan Konsuler
Dalam kaitannya dengan hubungan konsuler ini, Pasal 2 ayat 2 Konvensi
Wina 1963 mengatur bahwa persetujuan yang diberikan untuk pembukaan
hubungan diplomatik antara dua negara berarti pula persetujuan pembukaan
hubungan konsuler, kecuali dinyatakan lain. Ini berarti bahwa bagi negara yang
sudah mempunyai hubungan diplomatik dan berkeinginan untuk membuka
perwakilan konsuler maka yang dibutuhkan hanya persetujuan negara penerima
untuk membuka perwakilan konsuler dan tidak lagi persetujuan untuk membuka
hubungan konsuler.
Berbeda dengan perwakilan diplomatik, yang di dalam suatu negara hanya ada
satu kantor perwakilan diplomatik, maka hubungan konsuler ini suatu negara
dapat membuka beberapa konsulat atau konsulat jenderal di berbagai wilayah
suatu negara. (Ekram Pawiroputro. 2013: 13)
Mengapa kantor perwakilan diplomatik di suatu negara penerima hanya satu,
sedangkan untuk konsulat bisa mendirikan beberapa di tempat berbeda?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut perlu membandingkan perbedaan antara
fungsi dan tugas perwakilan diplomatik dan perwakilan konsuler.
Macam-macam konsul
a. Consules missi, yaitu seorang pejabat yang khusus dikirim oleh negaranya
sebagai konsul di Negara asing. Konsul ini menjalankan tugasnya sebagai
konsul secara penuh.
b. Consules electif (Honorary Consul), yaitu seorang warga Negara dari
Negara penerima yang diangkat oleh Negara asing sebagai konsul
kehormatan. Ia tetap menjalankan tugasnya sebagai konsul kehormatan.
Fungsi-fungsi konsul menurut konvensi Wina mengenai hubungan konsuler
1963
a. Melindungi kepentingan-kepentingan Negara pengirim dan warga
negaranya serta badan-badan hukum yang berada di Negara penerima, di
dalam batas-batas yang diperbolehkan oleh hukum internasional.
b. Memajukan pembangunan hubungan dagang, ekonomi, kebudayaan dan
ilmiah antara kedua Negara serta memajukan hubungan bersahabat
diantara mereka.
c. Mengetahui melalui cara yang sah, keadaan dan perkembanganperkembangan kehidupan dagang, ekonomi, kebudayaan dan ilmiah dari
Negara penerima, serta melaporkannya kepada pemerintah Negara
pengirim.
d. Mengeluarkan dokumen perjalanan dan passport kepada warganegara dari
Negara pengirim, serta visa atau dokumen yang pantas untuk orang-orang
yang akan pergi ke Negara pengirim.
e. Memberikan pertolongan dan bantuan kepada para warganegara dan
badan-badan hukum adri Negara pengirim.
f. Malakukan fungsi-fungsi lainnya yang dipercayakan kepada kantor
konsuler oleh Negara penerima atau yang ditentukan dalam perjanjian
internasional yang berlaku diantara Negara pengirim dan Negara
penerima.
119
(Ekram Pawiroputro, 2013:15)
D. Peranan Organisasi Internasional (ASEAN, AA, PBB) dalam
Meningkatkan Hubungan Internasional
1. Pengertian Organisasi Internasional.
Istilah organisasi internasional mempunyai pengertian ganda. Pertama
istilah Organisasi Internasional dapat digunakan dalam arti luas, sedangkan
yang kedua digunakan dalam arti sempit. Dalam arti luas dapat digunakan
untuk menunjukkan setiap organisasi yang luas lingkupnya dan cakupannya
melintasi batas-batas negara. Di sini mencakup organisasi internasional yang
bersifat publik (intergovernmental organization) maupun organisasi yang
bersifat privat (non- intergovernmental organization). Organisasi internasional
dalam arti sempit menunjuk pada organisasi internasional yang bersifat publik
(Ekram Pawiroputro. 2013: 1)
Definisi organisasi internasional menurut para ahli
a. Leonard mengemukakan definisi organisasi internasional bahwa organisasi
internasional mempunyai arti dan ciri khusus cara melakukan hubunganhubungan internasional dilakukan melalui badan permanen yang telah
diserahi tanggung jawab dan wewenang tertentu dan melalui badan-badan
ini setiap pemerintah negara anggota dapat melaksanakan kebijaksanaankebijaksanaannya dan hal-hal yang menyangkut kepentingan nasionalnya.
b. N.A. Maryan Green mengemukakan bahwa organisasi internasional adalah
organisasi yang dibentuk berdasarkan suatu perjanjian, dimana tiga atau
lebih negara menjadi peserta (an international organization is an
organization established by a trety to which three or more states paties)
120
c. Boer Mauna mengemukakan bahwa organisasi internasional adalah suatu
perhimpunan negara-negara yang merdeka dan berdaulat yang bertujuan
untuk mencapai kepentingan bersama melalui organ-organ dari
perhimpunan itu sendiri.
d. J. Pariera Mandalangi menjelaskan bahwa organisasi internasional adalah
organisasi yang dibentuk berdasarkan suatu perjanjian tertulis yang
dilakukan oleh sekurang-kurangnya tiga negara/pemerintah-pemerintah,
termasuk organisasi-organisasi yang telah ada.
Selain dikemukakan oleh para ahlinya organisasi internasional menurut
Konvensi Wina 1969 tentang hukum perjanjian di dalam Pasal 2 ayat 1 adalah
organisasi antar pemerintah.
Contoh organisasi internasional adalah ASEAN (Association of South East
Asian Nations) tingkat regional yaitu di kawasan Asia Tenggara, AA (Asia
Afrika), PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) yang di lingkup dunia. Maka
akan dijelaskan satu persatu mengenai ketiga organisasi internasional tersebut
beserta peranannya dalam hubungan internasional.
ASEAN (Association of South East Asian Nations)
Asosiasi Bangsa Bangsa Asia Tenggara atau ASEAN didirikan pada
tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok oleh lima Negara Anggota, yaitu,
Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Brunei Darussalam
bergabung pada tanggal 8 Januari 1984, Vietnam pada tanggal 28 Juli 1995,
Laos dan Myanmar pada tanggal 23 Juli 1997, dan Kamboja pada tanggal 30
April 1999.
Berdasarkan data tahun 2006, kawasan ASEAN memiliki populasi
sekitar 560 juta, luas 4,5 juta kilometer persegi, produk domestik bruto hampir
US $ 1.100 miliar, dan total perdagangan sekitar US $ 1.400 miliar.
Tujuan
Deklarasi ASEAN menyatakan bahwa maksud dan tujuan dari
Asosiasi adalah: (1) untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan
sosial dan perkembangan budaya di kawasan (2) untuk mempromosikan
perdamaian dan stabilitas regional melalui penghormatan terhadap keadilan
dan supremasi hukum dalam hubungan antara negara-negara di kawasan dan
kepatuhan terhadap prinsip-prinsip Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Perkembangan
Menjelang abad ke-21, ASEAN menyepakati untuk mengembangkan
suatu kawasan yang terintegrasi dengan membentuk suatu komunitas negaranegara Asia Tenggara yang terbuka, damai, stabil dan sejahtera, saling peduli,
diikat bersama dalam kemitraan yang dinamis di tahun 2020. Harapan tersebut
dituangkan dalam Visi ASEAN 2020 di Kuala Lumpur tahun 1997. Untuk
merealisasikan harapan tersebut, ASEAN mengesahkan Bali Concord II pada
KTT ke-9 ASEAN di Bali tahun 2003 yang menyetujui pembentukan
Komunitas ASEAN (ASEAN Community) dan target tersebut dipercepat
menjadi tahun 2015.
Untuk menjadikan ASEAN sebagai Asosiasi yang berdasarkan hukum
dan menjadi subyek hukum, telah ditandatangani Piagam ASEAN pada tahun
121
2007. Setelah diratifikasi oleh 10 negara anggota ASEAN, Piagam ini mulai
berlaku pada tanggal 15 Desember 2008.
Piagam ASEAN
Setelah melalui proses panjang, pada KTT ASEAN ke-13 di
Singapura tahun 2007, negara-negara anggota ASEAN telah menandatangani
Piagam ASEAN. Setelah melalui proses ratifikasi di masing-masing Negara
Anggota, Piagam ASEAN mulai diberlakukan sejak tanggal 15 Desember
2008. Presiden RI telah menandatangani RUU Pengesahan Piagam ASEAN
menjadi UU No. 38/2008 pada tanggal 6 November 2008.
Piagam ASEAN terdiri dari Preamble, 13 Bab dan 55 Pasal beserta
lampiran-lampirannya yang menegaskan kembali keberlakuan semua nilai,
prinsip, peraturan dan tujuan ASEAN seperti yang telah tercantum dalam
berbagai perjanjian, deklarasi, konvensi, traktat dan dokumen-dokumen dasar
ASEAN lainnya.
Piagam ASEAN mengubah ASEAN dari asosiasi yang bersifat longgar
menjadi organisasi yang memiliki legal personality dan berdasarkan aturanaturan yang jelas. Selain itu, Piagam juga menegaskan bahwa ASEAN harus
menjadi people-oriented organization. Piagam ASEAN mengikat negaranegara anggota dalam melaksanakan berbagai perjanjian yang telah disepakati
bersama.
Kerjasama Politik Keamanan ASEAN
Kerjasama ini ditujukan untuk menciptakan keamanan, stabilitas dan
perdamaian khususnya di kawasan dan umumnya di dunia. Kerjasama dalam
bidang politik dan keamanan dilakukan menggunakan instrumen politik
seperti Kawasan Damai, Bebas Dan Netral (Zone Of Peace, Freedom And
Neutrality/ ZOPFAN), Traktat Persahabatan dan Kerjasama (Treaty of Amity
and Cooperation /TAC in Southeast Asia), dan Kawasan Bebas Senjata Nuklir
Di Asia Tenggara (Treaty on Southeast Asia Nuclear Weapon-Free
Zone/SEANWFZ).
Selain ketiga instrumen politik tersebut, terdapat pula forum kerjasama
dalam bidang politik dan keamanan yang disebut ASEAN Regional Forum
(ARF).
Beberapa kerjasama politik dan keamanan:
 Traktat Bantuan Hukum Timbal Balik di Bidang Pidana (Treaty on Mutual
Legal Assistance in Criminal Matters/MLAT);
 Konvensi ASEAN tentang Pemberantasan Terorisme (ASEAN
Convention on Counter Terrorism/ACCT);
 Pertemuan para Menteri Pertahanan (Defence Ministers Meeting/ADMM)
yang bertujuan untuk mempromosikan perdamaian dan stabilitas
kawasan melalui dialog serta kerjasama di bidang pertahanan dan
keamanan;
 Penyelesaian sengketa Laut China Selatan;
 Kerjasama Pemberantasan kejahatan lintas negara yang mencakup
pemberantasan terorisme, perdagangan obat terlarang, pencucian uang,
122

penyelundupan dan perdagangan senjata ringan dan manusia, bajak laut,
kejahatan internet dan kejahatan ekonomi internasional;
Kerjasama di bidang hukum; bidang imigrasi dan kekonsuleran; serta
kelembagaan antar parlemen;
Kerjasama Ekonomi ASEAN
Kerjasama ekonomi ditujukan untuk menghilangkan hambatanhambatan ekonomi dengan cara saling membuka perekonomian negara-negara
anggota dalam menciptakan integrasi ekonomi kawasan. Kerjasama ekonomi
mencakup kerjasama-kerjasama di sektor perindustrian, perdagangan, dan
pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas di ASEAN (AFTA).
Beberapa kerjasama ekonomi adalah:
 Kerjasama di sektor industri yang dilakukan melalui Kerjasama Industri
ASEAN (ASEAN Industrial Cooperation /AICO);
 Kerjasama di sektor perdagangan dilakukan dengan pembentukan
Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN (AFTA) melalui pemberlakuan
Tarif Efektif Bersama (Common Effective Preferential Tariff - CEPT)
antara 5-10% atas dasar produk per produk, baik produk ekspor maupun
impor guna menghilangkan kendala perdagangan di antara negara-negara
ASEAN;
 Perdagangan Bebas dengan Mitra Wicara (Free Trade Agreement/FTA);
 Kerjasama di sektor jasa yang meliputi kerjasama di sektor transportasi
dan telekomunikasi, pariwisata, dan keuangan;
 Kerjasama di sektor komoditi dan sumber daya alam;
 Kerjasama di sub-sektor pertanian dan kehutanan;
 Kerjasama di sektor energi dan mineral;
 Kerjasama di sektor usaha kecil dan menengah; dan
 Kerjasama dalam bidang pembangunan.
Kerjasama Fungsional ASEAN
Kerjasama fungsional dalam ASEAN mencakup bidang-bidang
kebudayaan, penerangan, pendidikan, lingkungan hidup, ilmu pengetahuan
dan teknologi, penanganan bencana alam, kesehatan, ketenagakerjaan,
pembangunan sosial, pengentasan kemiskinan, pemberdayaan perempuan,
kepemudaan, penanggulangan narkoba, peningkatan administrasi dan
kepegawaian publik.
Beberapa kerjasama fungsional adalah:
 Kerjasama kebudayaan, penerangan, dan pendidikan, yang kegiatankegiatannya berbentuk workshop dan simposium di bidang seni dan
budaya, ASEAN Culture Week, ASEAN Youth Camp, ASEAN Quiz,
pertukaran kunjungan antar seniman ASEAN, pertukaran berita melalui
tv, penyiaran berita dan informasi mengenai ASEAN melalui radio-radio
nasional, Student Exchange Programme ASEAN, dan pembentukan
ASEAN University Network (AUN).
 Kerjasama pembangunan pedesaan dan pengentasan kemiskinan;
 Kerjasama kesehatan, ketenagakerjaan, serta kerjasama pembangunan dan
kesejahteraan sosial;
123

Kerjasama ilmu pengetahuan dan teknologi, lingkungan hidup dan
bencana alam;
 Kerjasama sumber daya manusia yang mencakup bidang pemajuan wanita,
pemuda, penanggulangan dan pemberantasan penyalahgunaan dan
peredaran gelap narkotika dan obat-obat terlarang (P4GN), pengelolaan
Yayasan ASEAN, serta bidang kepegawaian dan administrasi.
Hubungan Eksternal ASEAN
 Visi ASEAN 2020 menegaskan ASEAN yang berwawasan ke depan akan
memainkan peran penting dalam masyarakat internasional dan memajukan
kepentingan bersama ASEAN. Kerjasama antara Asia Tenggara dan Timur
Laut negara telah dipercepat dengan diadakannya pertemuan puncak
tahunan antara para pemimpin ASEAN, Cina, Jepang, dan Republik Korea
(ROK) dalam proses ASEAN plus Three.
 Hubungan ASEAN Plus Three terus diperluas dan diperdalam di bidang
dialog dan kerjasama keamanan, kejahatan transnasional, perdagangan dan
investasi, lingkungan, keuangan dan moneter, pertanian dan kehutanan,
energi, pariwisata, kesehatan, tenaga kerja, budaya dan seni, ilmu
pengetahuan dan teknologi, informasi dan teknologi komunikasi,
kesejahteraan sosial dan pembangunan, pemuda, dan pembangunan
pedesaan dan pemberantasan kemiskinan. Sekarang ini ada tiga belas
pertemuan tingkat menteri di bawah kerjasama ASEAN Plus Three.
 ASEAN terus mengembangkan hubungan kerjasama dengan Mitra Dialog,
yaitu, Australia, Kanada, Cina, Uni Eropa, India, Jepang, Korsel, Selandia
Baru, Federasi Rusia, Amerika Serikat, dan United Nations Development
Programme. ASEAN juga meningkatkan kerjasama dengan Pakistan di
beberapa daerah kepentingan bersama.
 Konsisten dengan tekad untuk meningkatkan kerjasama dengan daerahdaerah berkembang lainnya, ASEAN mempertahankan kontak dengan
organisasi-organisasi antar-pemerintah, yaitu Organisasi Kerjasama
Ekonomi, the Gulf Cooperation Council, the Rio Group, the South Asian
Association for Regional Cooperation, the South Pacific Forum, dan juga
melalui Asian-African Sub-Regional Organization Conference.
 Sebagian besar Negara-negara Anggota ASEAN juga berpartisipasi aktif
dalam kegiatan Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), Asia-Europe
Meeting (ASEM), dan East Asia-Latin America Forum (EALAF).
(dikutip dari: http://www.kemlu.go.id/Pages/Asean.aspx?IDP=6&l=id)
KERJASAMA KEMITRAAN STRATEGIS BARU ASIA-AFRIKA
(NAASP)
Konferensi Asia Afrika yang diselenggarakan di Bandung pada tanggal 18
sampai dengan 24 April 1955 mencapai kesuksesan besar, baik dalam
mempersatukan sikap dan menyusun pedoman kerja sama di antara bangsa-bangsa
Asia Afrika maupun dalam ikut serta membantu terciptanya ketertiban dan
perdamaian dunia. Konferensi ini melahirkan Dasa Sila Bandung yang kemudian
menjadi pedoman bangsa-bangsa terjajah di dunia dalam perjuangan memperoleh
kemerdekaannya dan yang kemudian menjadi prinsip-prinsip dasar dalam usaha
memajukan perdamaian dan kerja sama dunia. Kesuksesan konferensi ini tidak
124
hanya tampak pada masa itu, tetapi juga terlihat pada masa sesudahnya, sehingga
jiwa dan semangat Konferensi Asia Afrika menjadi salah satu faktor penting yang
menentukan jalannya sejarah dunia.
Semua itu merupakan prestasi besar yang dicapai oleh bangsa-bangsa Asia Afrika.
Jiwa dan semangat Konferensi Bandung telah berhasil memperbesar volume kerja
sama antar bangsa-bangsa Asia dan Afrika, sehingga peranan dan pengaruh
mereka dalam hubungan percaturan internasional meningkat dan disegani.
Latar Belakang
Pada tanggal 22-23 April 2005, negara-negara Asia dan Afrika
memperbaharui solidaritas mereka yang telah berjalan lama pada Konferensi
Tingkat Tinggi (KTT) Asia Afrika 2005 di Jakarta. KTT AA tahun 2005 tersebut
telah menghasilkan beberapa kesepakatan akhir, yang terpenting adalah
Declaration on the New Asian African Strategic Partnership (NAASP), Joint
Ministerial Statement on the New Asian African Strategic Partnership Plan of
Action; dan Joint Asian African Leaders’ Statement on Tsunami, Earthquake and
other Natural Disasters. Deklarasi NAASP tersebut merupakan manifestasi dari
pembentukan “jembatan” intrakawasan dengan komitmen kemitraan strategis baru
antara Asia dan Afrika yang mencakup tiga pilar kerjasama, yaitu solidaritas
politik, kerja sama ekonomi dan hubungan sosial budaya, yang di dalamnya
mencakup
mekanisme
interaksi
antar
pemerintah,
antarorganisasi
regional/subregional serta antarmasyarakat (people-to-people contact).
Sekilas NAASP
KTT AA tahun 2005 dihadiri oleh perwakilan dari 106 negara Asia dan Afrika
yang terdiri dari 54 negara Asia dan 52 negara Afrika. KTT menyepakati sebuah
mekanisme tindak lanjut untuk proses institusionalisasi melalui pelaksanaan
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) setiap 4 tahun sekali yang dilaksanakan
bersamaan dengan Business Summit, Pertemuan Tingkat Menteri setiap 2 tahun
sekali, serta Sectoral Ministerial dan Technical Meeting lainnya apabila
diperlukan.
Hasil-hasil yang dicapai
Sejak tahun 2005 Indonesia dan Afrika Selatan menjadi Ketua Bersama (CoChairs) NAASP. Dalam mengemban tugas sebagai Co-Chairs, Indonesia telah
berperan aktif dalam upaya mengembangkan NAASP. Indonesia dalam kurun
waktu 2006-2011 telah berhasil melaksanakan 26 program di bawah rerangka
kerja sama NAASP, antara lain: NAASP-UNEP Workshop on Environmental
Law and Policy tahun 2006; Asian African Forum on Genetic Resources,
Traditional Knowledge, and Folklore pada tahun 2007, dan Apprenticeship
Program for Mozambican Farmers pada tahun 2010. Indonesia juga menjadi tuan
rumah bagi NAASP Ministerial Conference on Capacity Building for Palestine
tahun 2008 yang dihadiri oleh 218 peserta dari 56 negara dan 3 organisasi
internasional.
Komitmen bagi pengembangan NAASP juga dibagi bersama dengan negaranegara peserta NAASP yang lain. Menyebutkan beberapa diantaranya, Malaysia
telah melaksanakan Training Course for Diplomats tahun 2007 dan Training
Course in Disaster Management tahun 2008, serta China yang telah melaksanakan
125
The 5th Training Program for Staff from African Chambers tahun 2009 dan
China-Zambia Trade and Investment Forum tahun 2010.
Dengan pandangan untuk memberikan berbagai rekomendasi bagi KTT NAASP
mendatang, NAASP Senior Officials’ Meeting (SOM) diadakan di Jakarta pada
tanggal 12-13 Oktober 2009. Pertemuan ini berhasil membahas beberapa agenda
penting, khususnya usulan the 8 Focus Areas of Cooperation yang dimaksudkan
sebagai mekanisme panduan untuk mengarahkan berbagai skema kerja sama di
bawah rerangka NAASP yang telah dirumuskan dalam KTT AA 2005 ke dalam
beberapa kegiatan yang realistis dan bersifat berorientasi pada hasil. Delapan
bidang kerja sama yang telah disepakati dalam pertemuan ini yaitu: Counter
Terrorism; Combating Trans-national Organized Crime; Food Security; Energy
Security; Small and Medium Enterprises; Tourism; Asian African Development
University Network; serta Gender Equality and Women Empowerment. Beberapa
negara Asia seperti Bangladesh, China, Jepang, Filipina, dan Thailand telah
menunjukkan kesediaan untuk menjadi Champion Countries dari bidang kerja
sama tersebut, berdampingan dengan Champion Countries dari negara Afrika.
Indonesia sendiri menjadi Champion Country dari kawasan Asia bersama dengan
Aljazair dari kawasan Afrika untuk bidang kerja sama Counter-Terrorism.
Solidaritas NAASP bagi Palestina
Indonesia dan negara-negara NAASP memandang dengan prihatin fakta bahwa
bangsa Palestina menjadi satu-satunya peserta KTT Asia Afrika pertama yang
belum menikmati kemerdekaan penuh. Oleh karena itu, Indonesia memprakarsai
dan menjadi tuan rumah NAASP Ministerial Conference on Capacity Building
for Palestine yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 14-15 Juli 2008.
Dalam pertemuan tersebut disepakati bahwa NAASP berkomitmen untuk
memberikan bantuan program pembangunan kapasitas bagi 10.000 warga
Palestina dalam kurun waktu 5 tahun (2008-2013). Pada kesempatan ini, Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono telah menyampaikan komitmen Indonesia untuk
mengambil bagian bagi perwujudan proyek tersebut dengan menyediakan
pelatihan untuk 1.000 warga Palestina.
Implementasi Solidaritas dan Komitmen Pembangunan Kapasitas bagi
Palestina di bawah Rerangka NAASP
Indonesia, Afrika Selatan dan Palestina selaku NAASP Capacity Building for
Palestine Coordinating Unit diberikan mandat untuk memantau dan memfasilitasi
berbagai upaya negara-negara NAASP yang dilakukan dalam kerangka
pembanguna kapasitas bagi Palestina. Indonesia menjalankan perannya sebagai
koordinator bagi Afghanistan, Azerbaijan, Bangladesh, Brunei Darussalam,
China, Filipina, India, Iran, Jepang, Korea Selatan, Kamboja, Laos, Malaysia,
Myanmar, Pakistan, Singapura, Sri Lanka, Suriah, Thailand, Timor Leste, dan
Vietnam. Hingga 2010, beberapa negara peserta NAASP telah menyampaikan
laporan implementasi komitmen pembangunan kapasitas bagi Palestina, antara
lain: India (102 warga Palestina), Jepang (393 warga Palestina), Korea Selatan
(182 warga Palestina), Malaysia (121 warga Palestina), Singapura (16 warga
Palestina). Selaku NAASP Co-Chair Asia Chapter, Indonesia juga mencatat
keberhasilan Turki yang telah memberikan program pembangunan kapasitas bagi
722 warga Palestina.
126
NAASP Capacity Building for Palestine Coordinating Unit Meeting terakhir
diadakan di Amman, Jordania, 2-3 Desember 2010 dan menghasilkan summary
report yang mencakup progress report dan analytical report implementasi
pembangunan kapasitas oleh negara-negara peserta NAASP. Hasil pertemuan
dimaksud akan disampaikan pada pertemuan tingkat menteri dan KTT ke-2
NAASP.
Pelaksanaan Komitmen Indonesia
Indonesia terus berupaya untuk memenuhi komitmen bagi pembangunan kapasitas
bagi Palestina tersebut. Hingga tahun 2010, Indonesia telah berhasil melaksanakan
30 program pelatihan bagi 126 warga Palestina. Pada tahun 2010, sejumlah
program pembangunan kapasitas bagi Palestina telah dilaksanakan oleh Indonesia,
antara lain: Training Course on Fire Rescue, Training on Project Cycle, Training
Course on Gender Mainstreaming for Officers of the Ministry of Women’s
Affairs, dan Training Course on Coal and Mineral Resources Management.
Untuk tahun 2011, beberapa program telah ditawarkan Indonesia kepada
Palestina, antara lain, yaitu: Apprenticeship Program for Palestine’s Small and
Medium Enterprises (SMEs) Development, Medical First Responder, Collapse
Structure Search and Rescue (CSSR), School of Environmental Conservation and
Ecotourism and Management (SECEM), Training on Project Cycle (Planning,
Appraisal, and Management of Infrastructure Project) for the Apparatus of
Palestine, dan Capacity building in welding sector.
Kesimpulan
NAASP tetap merupakan sebuah forum yang penting dan potensial bagi kerja
sama antar negara-negara di kedua benua. Dalam dunia yang berubah, tentu
NAASP, seperti forum internasional lainnya, memiliki kewajiban untuk mengatasi
berbagai tantangan yang ada pada masa kini. Tidak diragukan lagi dalam isu
Palestina, masalah kebebasan dan kemerdekaan tetap menjadi prioritas utama bagi
NAASP. Bagi yang lain, isu stabilitas, sebagaimana juga kesejahteraan
masyarakat Asia dan Afrika adalah merupakan tema utama bagi kerja sama yang
membawa kedua benua untuk dapat bersama. Indonesia berkeyakinan bahwa
dengan bekerja bersama-sama kedua benua dapat menciptakan stabilitas,
perdamaian, dan kesejahteraan bagi masyarakatnya.
(sumber:
http://www.kemlu.go.id/Lists/RegionalCooperation/DispForm.aspx?ID=10)
PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA (PBB)
Berdiri pada tanggal 24 Oktober 1945 diprakarsai oleh 5 negara antara
lain Amerika serikat, Inggris, Rusia, Cina dan Prancis. Kelima Negara tersebut
sekarang sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB yang memegang
hak Veto yaitu hak untuk membatalkan atau memveto keputusan dewan keamanan
PBB. Bahasa persidangan PBB adalah bahasa Arab, Inggris, Prancis, mandarin.
Rusia dan Spanyol. Dan Sekjen PBB sekarang adalah Ban Kimon dari Korea
Selatan.
a. Tujuan PBB:
Tujuan-tujuan Perserikatan Bangsa-Bangsa diatur di dalam Piagam PBB Pasal 1
sebagai berikut:
127
1. menjaga perdamaian dan keamanan internasional, dan untuk itu: untuk
mengambil tindakan bersama yang efektif untuk pencegahan dan
penghapusan ancaman
2. terhadap perdamaian, dan untuk menekan tindakan agresi atau pelanggaran
lain perdamaian, dan untuk membawa dengan cara damai , dan sesuai
dengan prinsip keadilan dan hukum internasional, penyesuaian atau
penyelesaian sengketa internasional atau situasi yang mungkin
mengakibatkan pelanggaran perdamaian;
3. mengembangkan hubungan persahabatan antar bangsa berdasarkan
penghormatan terhadap prinsip persamaan hak dan penentuan nasib sendiri
masyarakat, dan untuk mengambil tindakan yang tepat lainnya untuk
memperkuat perdamaian universal;
4. mencapai kerjasama internasional dalam memecahkan masalah
internasional di bidang karakter ekonomi, sosial, budaya, atau
kemanusiaan, dan dalam memajukan dan mendorong penghormatan hak
asasi manusia dan kebebasan dasar bagi semua tanpa membedakan ras,
jenis kelamin, bahasa, atau agama; dan
5. Menjadi pusat harmonisasi tindakan negara dalam mencapai tujuan ini
umum.
b. Asas-asas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang di dalam Piagam PBB
diatur dalam Pasal 2 yang termuat dalam prinsip-prinsip
1. Organisasi ini didasarkan pada prinsip persamaan kedaulatan dari semua
anggotanya.
2. Semua Anggota, untuk memastikan mereka semua hak dan manfaat yang
dihasilkan dari keanggotaan, harus memenuhi dengan itikad baik
kewajiban diasumsikan oleh mereka sesuai dengan Piagam ini.
3. Semua Anggota harus menyelesaikan persengketaan internasional dengan
jalan damai sedemikian rupa sehingga perdamaian dan keamanan
internasional, dan keadilan, tidak terancam.
4. Semua Anggota harus menahan diri dalam hubungan internasional mereka
dari ancaman atau penggunaan kekerasan terhadap integritas teritorial atau
kemerdekaan politik setiap negara, atau dengan cara lain tidak konsisten
dengan Tujuan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
5. Semua Anggota harus memberikan PBB semua bantuan dalam setiap
tindakan yang diperlukan sesuai dengan Piagam ini, dan harus menahan
diri dari memberikan bantuan kepada setiap negara untuk dikompensasi
dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengambil tindakan pencegahan atau
penegakan.
6. Organisasi harus memastikan bahwa negara-negara yang bukan Anggota
PBB bertindak sesuai dengan Prinsip-prinsip ini sejauh yang diperlukan
untuk pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional.
7. Tidak ada yang terkandung dalam Piagam ini yang memberikan
kewenangan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk campur tangan dalam
masalah yang pada dasarnya dalam yurisdiksi domestik setiap negara atau
mewajibkan Anggota untuk menyerahkan hal-hal seperti pembayaran yang
128
disebutkan dalam Piagam ini; tapi prinsip ini tidak mengurangi penerapan
penegakan langkah-langkah di bawah Bab VII.
c. Badan /Alat Perlengkapan PBB (Struktur PBB)
Badan PBB terdiri dari badan pokok PBB dan badan khusus PBB.
Badan pokok PBB diatur dalam Pasal 7 Piagam PBB bahwa badan-badan
PBB terdiri dari: Majelis Umum, Dewan Keamanan, Dewan Ekonomi dan
Sosial, Dewan Perwalian. Mahkamah International dan Sekretariat.
1. Majelis Umum (General Asembly) :
Majelis Umum terdiri dari semua Anggota-anggota Perserikatan Bangsa
Bangsa. Setiap Anggota tidak boleh diwakili lebih dan lima orang dalam
Majelis Umum (Pasal 9).
Tugas dan fungsinya diatur dalam Pasal 10-17 Piagam PBB. Salah satunya
sebagai forum untuk membahas masalah yang menjadi keprihatinan
dunia. Bersidang setiap tahun. Keputusannya tidak mengikat anggota
PBB karena hanya bersifat rekomendasi namun berbobot karena
merupakan hasil pandangan mayoritas Negara di dunia.
Tugas dan Kekuasaan
a. Berhubungan dengan perdamaian dan keamanan internasional
b. Berhubungan dengan kerja
sama
ekonomi
kebudayaan
pendidikan,kesehatan dan perikemanusiaan.
c. Pengawasan terhadap system perwalian.
d. Berhubungan dengan perwakilan internasional termasuk daerah yang
belum mempunyai pemerintahan sendiri yang bukan daerah strategis.
e. Urusan anggaran belanja PBB.
f. Penetapan keanggotaan dan penerimaan anggota baru.
g. Mengadakan perubahan piagam
h. Memilih anggota tetap dewan keamanan, dewan ekonomi, dan sosial
dewan perwalian, hakim mahkamah internasional dan sebagainya.
2. Dewan Keamanan PBB (Security Council) :
Dewan Keamanan terdiri dari lima-belas Anggota Perserikatan
Bangsa-Bangsa. Republik Tiongkok, Perancis, Uni Republik Sosialis
Soviet, Kerajaan Inggris dan lrlandia Utara, dan Amerika Serikat
merupakan anggota-anggota tetap Dewan Keamanan. Majelis Umum
memilih sepuluh Anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa lainnya sebagai
anggota tidak tetap Dewan Keamanan, dengan memberikan perhatian
utama kepada Anggota-anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa yang
memberikan sumbangan untuk pemeliharaan perdamaian dan keamanan
international dan untuk keperluan-keperluan lainnya bagi Organisasi serta
kepada asas pembagian geografis yang adil. Anggota-anggota tidak tetap
Dewan Keamanan dipilih untuk jangka waktu dna tahun. Pada pemilihan
anggota-anggota tidak tetap yang pertama setelah penambahan anggota
Dewan Keamanan dari sebelas menjadi lima betas, dua dari empat anggota
tambahan dipilih untuk jangka waktu satu tahun. Anggota yang telah
selesai masa keanggotaannya tidak dapat segera dipilih kembali Setiap
anggota Dewan Keamanan hanya diwakili oleh satu utusan saja. (Pasal 23
Piagam PBB).
129
Dewan Keamanan Tetap PBB ini memiliki hak Veto yaitu hak
untuk memblokir atau menolak keputusan Dewan walaupun ke 14 anggota
dewan yang lain menyetujui keputusan yag bersangkutan, namun bisa
dibatalkan oleh 1 negara dari anggota Dewan tersebut.
Kewajiban-kewajiban DK adalah menyelesaikan masalah dengana
cara yang damai (Pasal 33 Piagam PBB) misalnya dengan cara
perundingan, penyelidikan, persetujuan, mediasi dan dengan cara-cara
paksaan hokum melalui keputusan hakim. DK juga memutuskan suatu
tindakan apa yang akan diambil sesuai Pasal 41 dan 42 jika terjadi
ancaman terhadap perdamaian dunia.
Pasal 41 menjelaskan Dewan Keamanan dapat memutuskan
tindakan-tindakan apa di luar pcnggunaan kekuatan senjata harus
dilaksanakan agar keputusan-keputusannya dapat dijalankan. dan dapat
meminta kepada Anggota-anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk
melaksanakan tindakan-tindakan ini. Termasuk tindakan-tindakan
memulai dengan pemutusan seluruhnya atau sebagian hubungan-hubungan
ekonomi, termasuk hubungan kereta api, laut, udara, pos, telegrap, radio
dan alar-alat komunikasi lainnya. serta sampai pada pemutusan hubungan
diplomatik.
Pasal 42 Apabila Dewan Keamanan menganggap bahwa tindakantindakan yang ditentukan dalam Pasal 41 tidak mencukupi atau telah
terbukti tidak mcncukupi, maka Dewan dapat mengambil tindakan dengan
mempergunakan angkatan udara, laut atau darat yang mungkin diperlukan
untuk memelihara atau memulihkan perrdamaian serta keamanan
international. Dalam tindakan itu termasuk pula demonstrasi-demonstrasi,
blokade, dan tindakan-tindakan lain dengan mempergunakan angkatan
udara, laut atau darat dari Anggota-annggota Perserikatan Bangsa-Bangsa.
3. Dewan Ekonomi dan Sosial (Economic and Social Council) :
Anggotanya terdiri dari 54 negara dan setiap tahun dipilih 18 anggota
baru oleh Majelis Umum PBB untuk masa jabatan 3 tahun. Fungsi dewan ini
adalah bertanggug jawab atas kegiatan social PBB. Bersidang setiap tahun
selama satu bulan. Dewan ini merekomendasi kepada majelis umum yang
berkaitan dengan pembanguna ekonomi, masalah lingkungan dan Hak Asasi
Manusia. Badan ini mengkoordinir badan-badan seperti WHO (World Health
Organization) oeganisasi kesehatan Dunia, ILO (International Labour
Organization) organisasi Perburuhan Internasional, FAO (Food and
Agriculture Organization) organiasai Pangan dan Pertanian, UNESCO (United
Nations educational Scintific and Cultural Organization) Organisasi
Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan. UNICEF (United Nations
Shildren’s Fund) Dana Kanak-Kanak Perserikatan Bangsa-Bangsa yang
memberikan bantuan untuk rencana-rencana kesejahteraan ibu dan anak di
selurug Negara di dunia.
4. Dewan Perwalian (Trusteeship Council) :
Dewan ini bertugas menyelenggarakan pemerintahan dan melakukan
pengawasan terhadap wilayah-wilayah yang masuk kategori trust territories
(wilayah peerwalian). Wilayah perewalian adalah wilayah bekas jajahan yang
130
ditempatkan dalam satu system perwalian sebagai satu cara agar Negaranegara anggota bertanggung jawab atas wilayah tersebut (biasanya Negara
bekas penjajahnya) dan menngkatkan kemajuan wiulayah itu menuju
kemerdekaannya. Contoh Negara Togo dan Kamerun, kepulauan Solomon
adalah bekas jajahan Jerman. Kemudian Negara bekas jajahan Turki seperti
Jordania dan Palestina. Negara yang terakhir yang mencapai kemerdekaannya
pada Bulan November 1994 adalah Palau. Pada bulan Desember menjadi
anggota PBB.
Sistem perwalian itu di selenggarakan dalam rangka :
 Memelihara keamanan dan perdamaian internasional
 Memajukan politik, ekonomi, sosbud penduduk setempat.
 Mendorong peenghormatan HAM dan saling ketergantungan sesame
bangsa,
 Menjamin penanganan masalah-masalh soaial dan ekonomi.
5. Mahkamah Internasional (International Court of Justice)
Adalah badan pengadilan internasional resmi dan tetap yang bertugas
untuk memeriksa dan memutus perkara yang diajukan kepadanya. Terdiri 15
hakim yang dipilih Majelis Umum berdasarkan kemampuan mereka dan
bermarkas di Den Haag Belanda.
6. Mahkamah Internasional
Mahkamah Internasional selain mengadili perkara dapat juga memberikan
nasihat hukum kepadamajelis Umum, Dewan keamanan atas permohonan
badan tersebut dan badan PBB lainnya.
7. Sekretariat (Secretariat) :
Badan ini terdiri atas satu orang sekretaris Jenderal dan staf yang
diperlukan. Sekretaris Jenderal diangkat oleh Majelis Umum atas usul
Dewan Keamanan PBB. Sekjen sekarang Ban Kimon dari Korea selatan.
Badan Khusus PBB (Specialized Agencies) :
a. ILO (International Labour Organizatiaon) yaitu Organisai buruh
internasional didirikan pada tanggal 11 April 1919 bermarkas di
Jenewa, Swiss. Bertujuan memelihara perdamaian abadi dengan
memajukan keadilan ekonomi, social dan memperbaiki syarat
perburuhan dan tingkat kehidupannya.
b. FAO ( Food and agriculture Organization) yaitu organisasi bahan
makanan dan pertanian PBB didirikan pada tanggal 16 Oktober
1945 bermarkas di Roma, Italia. Badan ini bertujuan meningkatkan
perdamaian dan effisiensi produksi dan distribusi hasil makanan dan
pertanian, hutan, perbaiki hidup penduduk desa.
c. UNESCO (United Nations educational Scintific and Cultural
Organization) , yaitu Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan
Kebudayaan yang didirikan pada tanggal 4 November 1946
bermarkas di Paris, Prancis. Badan ini bertujuan member
sumbangan kearah perdamaian dan keamanan dengan memajukan
kerjasama antar bangsa-bangsa melalui pendidikan, pengetahuan.
d. WHO (World Health Organization) yaitu organisasi kesehatan
Dunia yang didirikan pada tanggal 7 April 1948 bermarkas
131
di Jenewa , Swiss, bertujuan mencapai tingkat kesehatan yang
tertinggi bagi semua rakyat di dunia.
e. IBRD ( International Bank of Reconstruction and development)
yaitu bang pembangunan dan perkembangan internasional yang
didirikan pada tanggal 27 Desember 1945 bertyujuan membantu
pembangunan dan perkembangan daerah-daerah milik anggota PBB
untuk memudahkan penanaman modal untuk tujuan produktif.
f. IMF (International Monetary Fund) yaitu dana moneter
internasional didirikan pada tanggal 27 desember 1945 bermarkas
di Washington, Amerika Serikat. Bertujuan memajukan kerjasama
moneter internasional dan perluasan perdagangan internasional,
stabilitas pertukaran uang, membantu menetapkan system
pembayaran multilateral terhadap transaksi yang sedangberjalan.
g. ICAO (International Civil Aviation Organization) yaitu organisasi
penerbangan sipil internasional.
h. UPU (Universal Postal Union) yaitu persatuan pos sedunia.
i. ITU (International Telecommunication union yaitu persatuan
telekomunikasi internasional.
j. ITO (International Trade Organization) yaitu organisasi
perdagangan internasional dan peraetujuan mengenai bea dan cukai
dan perdagangan.
k. WTO (Word Trade Organization) Organisasi perdagangan
Dunia.(Bukan Badan PBB)
(Piagam PBB)
Kerja Sama dan Perjanjian Internasionalyang Bermanfaat bagi
Indonesia
Kerja sama antarnegara tidak dapat dihindarkan oleh setiap Negara,
mengingat tidak ada satu negarapun di dunia ini yang mampu berdiri sendiri
tanpa bantuan Negara lain. Oleh karena itu, kerja sama antarnegara adalah
sesuatu yang lazim dilakukan. Bentuk kerja sama dan perjanjian internasional
dapat dilakukan dalam bentuk
1. Perjanjian Bilateral
Perjanjian bilateral bersifat khusus (treaty contract) karena hanya mengatur
hal-hal yang menyangkut kepentingan kedua Negara saja. Oleh karena itu,
perjanjian bilateral bersifat tertutup. Artinya, tertutup kemungkinan bagi
Negara lain untuk turut serta dalam perjanjian tersebut
Beberapa konkret perjanjian bilateral:
l. Perjanjian ekstradisi antara Indonesia dengan Malaysia.
m. Perjanjian antar Indonesia dengan RRC pada tahun 1955 tentang
penyelesaian dwi kewarganegaraan.
n. Perjanjian antara Indonesia dengan Thailand tentang batas garis laut
Andaman di sebelah utara selat malaka pada tahun 1971
o. Perjanjian antara Indonesia dengan Australia mengenai pertahanan dan
keamanan pada tanggal 16 Desember 1995
2. Perjanjian Multilateral
132
Perjanjian itu sering disebut law making treaties karena biasanya mengatur
hal-hal yang menyangkut kepentingan umum dan bersifat terbuka. Perjanjian
multilateral tidak saja mengatur kepentingan Negara-negara yang
mengadakannya, tetapi juga kepentingan Negara lain yang tidak turut (bukan
peserta) daalam perjanjian multilateral tersebut.
Beberapa contoh tentang perjanjian multilateral sebagai berikut.
Konvensi Wina Tahun 1961 tentang Hubungan Diplomatik
Konvensi Jenewa Tahun 19949 tentang Perlindungan Korban Perang
Konvensi Hukum Laut Internasional Tahun 1982 tentang Laut Teritorial,
Zona Bersebelahan, Zona Ekonomi Ekslusif, dan andas Benua.
Bentuk-bentuk kerja sama internasional yang dilakukan Indonesia selain
tersebut di atas antara lain:
a. Keikutsertaan Indonesia dalam Organisasi Perdagangan Bebas ASEAN
(AFTA)
b. Keikutsertaan Indonesia dalam Organisasi Perdagangan Dunia (WTO)
c. Kerja sama dengan Dana Moneter Internasional (IMF)
d. Indonesia telah meratifikasi konvensi ILO mengenai kerja paksa (konvensi
29), perlindungan terhadap upah (konvensi 95), dan konvensi tenaga kerja
anak-anak (konvensi 182)
e. Indonesia juga meratifikasi tentang hak asasi manusia dan hak migrant,
termasuk konvenant internasional hak-hak sipil dan politik, konvenant
internasional hak-hak ekonomi, social dan budaya.
Tentunya bentuk kerja sama di atas hanyalah merupakan contoh keterlibatan
Indonesia dalam kerja sama dan perjanjian internasional. contoh bentuk kerja
sama internasional tersebut menjadi harapan agar kerja sama tersebutmemberi
keberuntungan bagi Indonesia. (Suprapto dkk. 2007: 129).
IV. Metode Pembelajaran : Pembelajaran Berbasis Web
V. Alat dan Sumber Belajar
 Alat
: laptop, Komputer, buku, web
 Sumber Belajar
:
Ekram Prawiroputro. 2013. Organisasi Internasional. Yogyakarta: UNY
Mochtar Kusumaatmadja. 2010. Pengantar Hukum Internasional. Bandung: PT
Alumni
http://www.kemlu.go.id/
http://www.kemlu.go.id/Lists/RegionalCooperation/DispForm.aspx?ID=10
Konvensi Wina 1969 tentang Hukum Perjanjian Internasional
Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
Suprapto dkk. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan SMA/MA Kelas XI. Jakarta:
Bumi Aksara
Tim Dosen Bagian Hukum Internasional. 2011. Pengantar Hukum Internasional.
Yogyakarta: Fakultas Hukum UGM
UU No. 37 Tahun 1999 tentang hubungan internasional
UU No. 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional
VI. Kegiatan Pembelajaran
133
Waktu
(Menit)
No. Kegiatan Belajar
1.
2.
3.
Pendahuluan,
 Berdoa
 Presensi, pengantar awal masuk kelas, dan mengetahui kondisi siswa
serta persiapan alat untuk pembelajran berbasis Web, yaitu kumputer
yang telah terkoneksi dengan jaringan internet. Kemudian membuka
mesin pencari seperti mozilla, opera mini dll.
 Apersepsi,
meminta
siswa
untuk
membuka
alamat
pknh.unycommunity.com kemudian membuka menu pendahhuluan
untuk pengantar pembelajaran. Di dalam menu ini telah dijelaskan SK,
KD, Indikator dan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti
 Siswa
membuka
web
pembelajaran
dengan
alamat
pknh.unycommunity.com dan membuka materi pertama tentang
hubungan internasional dan mempelajarinya secara mandiri.
 Kemudian membuka materi selanjutnya sampai yang terakhir dan
dapat melihat video untuk mempermudah pemahaman materi secara
mandiri serta menganalisis video tersebut.
 Setelah itu siswa bisa mengerjakan soal latihan dalam menu kuis.
 Siswa mengisi nama dan langsung mengisi kuis, hasilnya bisa
didiskusikan melalui internet web itu pula.
 Karena media pembelajaran yang berbasis web merupakan salah satu
bentuk pembelajaran e-learning siswa dapat mengakses di luar jam
pembelajaran.
Penutup
 Melihat hasil evaluasi yaitu hasil setiap siswa mengisi kuis,
 Berdoa sebelum pelajaran diakhiri.
VII.
15
80
15
Penilaian Hasil Belajar
a. Tes: tertulis dalam bentuk web pilihan ganda
1. Setiap negara melakukan hubungan internasional. Apakah yang dimaksud
dengan hubungan internasional?
a. Hubungan antar bangsa yang senasib.
b. Hubungan antardaerah yang berdekatan
c. Hubungan antarnegara dalam berbagai aspek kehidupan.
d. Hubungan antarnegara yang bukan untuk kepentingan nasionalnya.
e. Hubungan kerjasama antarnegara yang hanya menguntungkan satu
pihak Negara.
2. Berikut ini yang bukan menjadi alasan melakukan hubungan internasional
adalah…
a. Saling membutuhkan antarnegara
b. Berpartisipasi dalam melaksanakan ketertiban dunia
c. Membangun solidaritas dan saling menghormati antar bangsa
134
d. Untuk melakukan kerjasama dengan Negara lain bukan untuk
kepentingan nasionalnya.
e. Menciptakan
hidup
berdampingan
secara
damai
dan
mengembangkan penyelesaian masalah secara damai pula.
3. Apakah manfaat dalam melakukan kerjasama internasional?
a. Menjadikan negara sulit berkembang
b. Menciptakan kesejahteraan negara tertentu
c. Memacu pertumbuhan ekonomi masing-masing negara
d. Meciptakan saling tidak pengertian dalam berbagai aspek kehidupan
antarbangsa
e. Mempererat hubungan persahabatan antarbangsa tidak dalam rangka
untuk kepentingan nasional
4. Berikut ini yang bukan merupakan sarana hubungan internasional
adalah…
a. Kekuatan militer
b. Propaganda
c. Diplomasi
d. Ekonomi
e. politik
5. Di bawah ini yang dilakukan suatu Negara dalam hubungan internasional,
adalah…
a. Menjatuhkan Negara lain
b. Memajukan negaranya sendiri
c. Menciptakan ketertiban nasional.
d. Menciptakan manipulasi perdamaian.
e. Melakukan kerjasama dengan Negara lain.
6. Pernyataan di bawah ini yang tidak tepat mengenai perjanjian
internasional adalah…
a. Perjanjian internasional adalah persetujuan antarnegara yang
menimbulkan hak dan kewajiban diantara pihak-pihak yang
mengadakan.
b. perjanjian yang diadakan oleh antarbangsa yang bertujuan untuk
menciptakan akibat-akibat hukum tertentu
c. Perjanjian internasional dapat berbentuk peranjian bilateral dan
multilateral.
d. perjanjian internasional menimbulkan kewajiban dan hak yang
mengikat dalam hukum nasional.
e. perjanjian internasional mengatur antarnegara selaku subjek hukum
internasional
7. Menurut Konvensi Wina 1969 tentang Hukum Perjanjian Internasional
disebutkan tahap pembuatan perjanjian internasional dilakuakn melalui
tahap, antara lain...
a. Perundingan, negosiasi, ratifikasi
b. Negosiasi, penandatanganan, pengesahan
c. Perundingan, penandatanganan, signature
d. Negosiasi, penandatanganan
135
e. Negosiasi, ratifikasi, pengesahan
8. Dalam perjanjian internasional pada tahap penandatanganan biasanya
dilakukan oleh….
a. Presiden
b. Duta besar
c. Menteri luar negeri
d. Konsul
e. DPR
9. Suatu perjanjian internasional dikatakan sah jika…
a. Mencapai kesepakatan bersama diantara para pihak
b. Tidak disetujui oleh pihak yang bersangkutan
c. Masa berlakunya perjanjian sudah habis
d. Memenuhi tujuan pihak di luar perjanjian.
e. Belum tercapai tujuan perjanjian internasional
10. Berakhirnya perjanjian internasional jika….
a. Belum tercapai tujuan perjanjian internasional
b. Tidak adanya persetujuan dari peserta untuk mengakhiri perjanjian.
c. Adanya perjanjian baru di antara para peserta yang kemudian
meniadakan perjanjian yang terdahulu.
d. Perjanjian secara sepihak diakhiri oleh salah satu peserta dan
pengakhiran itu tidak diterima oleh pihak lain.
e. Masa berlaku perjanjian internasional belum habis.
11. Perjanjian Indonesia dengan Thailand di bidang ekonomi dan invstasi
termasuk bentuk perjanjian internasional….
a. Multilateral
b. convenant
c. Bilateral
d. konferensi
e. Pacta
12. Di Indonesia perjanjian internasional diatur dalam…
a. UU No. 39 Tahun 2009
b. UU No. 24 Tahun 2000
c. UU No. 26 Tahun 2000
d. UU No. 20 Tahun 2003
e. UU No. 24 Tahun 2003
13. Di bawah ini yang bukan merupakan fungsi perwakilan konsuler adalah…
a. Berhak mengadakan hubungan yang bersifat politik.
b. Memelihara kepentingan negaranya dengan melaksanakan hubungan
dengan pejabat-pejabat tingkat daerah.
c. Memberikan pertolongan dan bantuan kepada para warga negara dan
badan-badan hukum dari negara pengirim
d. Memajukan pembangunan hubungan dagang, ekonomi, kebudayaan
dan ilmiah antara kedua Negara.
e. Memajukan hubungan bersahabat diantara mereka.
14. Pengesahan perjanjian internasional dapat berupa…
a. Ratification
136
b. Credentials
c. Reservation
d. Declaration
e. Full powers
15. Secara kodrati, faktor yang mendorong bangsa-bangsa di dunia melakukan
hubungan kerja sama di antaranya adalah…
a. Tidak ada satu pun bangsa yang mampu hidup sendiri
b. Supaya mendapat pinjaman dana dari Negara lain.
c. Menunjukkan bahwa bangsanya lebih tinggi derajatnya.
d. Ingin menjadi bangsa yang diperhitungkan dunia
e. Kebiasaan manusia dalam kehidupan bertetangga.
16. Kerja sama antarbangsa, seperti ASEAN, APEC, CGI, dan OPEC jika
dilihat dari banyaknya anggota, termasuk kerja sama….
a. Regional
b. Global
c. Bilateral
d. Multilateral
e. Internasional
17. Kesepakatan dan kerja sama dalam bentuk dan nama tertentu yang diatur
dalam hukum internasional yang dibuat secara tertulis serta menimbulkan
hak dan kewajiban politik dan hukum disebut..
a. Kerja sama internasional
b. Perjanjian internasional
c. Hubungan internasional
d. Hubungan diplomatik
e. Politik luar negeri
18. Bagi Indonesia, bekerja sama dengan bangsa lain memiliki arti penting,
diantaranya adalah…
a. Dapat berperan aktif dalam membentuk pertahanan dan keamanan
bersama-sama.
b. Memudahkan kita mengatasi berbagai pemberontakan yang terjadi di
beberapa daerah.
c. Menjadikan Indonesia bangsa yang besar dan lebih berpengaruh di
kawasan regional
d. Mempermudah kita memperoleh kepercayaan untuk mendapatkan
utang dari luar.
e. Memperlancar bangsa Indonesia melaksanakan program pembangunan
nasional.
19. Pada dasarnya politik luar negeri Indonesia mengabdi pada kepentingan…
a. Nasional
b. Internasional
c. Manusia
d. Dunia
e. PBB
20. Arah politik luar negeri bebas aktif berorientasi dan menitik beratkan pada
hal…
137
a. Solidaritas antara nnegara-negara persemakmuran
b. Peningkatan kemandirian bangsa lain
c. Upaya menjadikan Indonesia dikenal oleh Negara lain.
d. Kerja sama internasional bagi kesejahteraan pejabat.
e. Upaya dan strategi mencapai tujuan nasional.
21. Asas-asas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di bawah ini adalah…
a. Asas yang digunakan berdasarkan persamaan kedaulatan dari salah
satu anggotanya.
b. Semua anggota harus memenuhi dengan ikhlas kewajiban mereka
sebagaimana tercantum dalam Piagam PBB
c. Semua anggota harus menyelesaikan persengketaan internasional
boleh dengan cara kekerasan
d. Dalam hubungan internasional sesama anggota diperbolehkan
penggunaan kudeta terhadap negara lain.
e. Memyantukan masyarakat dunia lebih sejahtera, memberantas
kemiskinan, buta aksara, dan penghormatan HAM .
22. Memilih anggota tetap dewan keamanan, dewan ekonomi, dan social
dewan perwalian, dan penetapan anggota, hal tersebut merupakan tugas
salah satu alat perlengkapan PBB yaitu…
a. Dewan perwakilan
b. Dewan keamanan
c. sekretariat
d. Majelis umum
e. Mahkamah Internasional
23. Badan khusus PBB yang berfokus pada masalah pendidikan adalah…
a. WHO
b. ILO
c. WTO
d. ICAO
e. UNESCO
24. Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) di bentuk
berdasarkan deklarasi Bangkok pada tanggal...
a. 8 Agustus 1967
b. 27 Agustus 1969
c. 24 Oktober 1945
d. 8 September 1967
e. 18 Agustus 1945
25. Di bawah ini yang merupakan tujuan ASEAN adalah...
a. Memepercepat pertumbuhan ekonomi, soaial dan budaya di kawasan
Amerika
b. Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional dan saling
menghormati di Kawasan Asia Tenggara.
c. Meningkatkan kerjasama dalam masalah yang menyangkut
kepentingan individu Negara.
d. Setiap anggota ASEAN ikut menjamin stabilnya keamanan dan
perdamaian di kawasan Asia Tenggara
138
e. Setiap anggota ASEAN ikut membantu meningkatkan pertumbuhan
ekonomi nasional Negara anggota.
Soal essay
1. Indonesia memiliki hubungan yang baik dengan Negara Jepang,
keduanya saling bekerja sama di berbagai bidang seperti ekonomi,
pendidikan dan budaya. Saat Indonesia mengalami bencana tsunami di
Aceh, jepang memberikan bantuan logistic dan banyak lainnya. Tapi
suatu saat terjadi sengketa antar Jepang dengan Negara lain dan
menimbulkan kerusuhan. Bagaimanakah sikap Indonesia menanggapi hal
tersebut?
2. Berikan 3 contoh bentuk-bentuk kerja sama internasional yang dilakukan
Indonesia!
3. Bagaimanakah Peran AA dalam meningkatkan hubungan Internasional?
KKM : 76
139
Lampiran 3. Penghitungan Uji-t
Subjek
Pretest
Postest
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
N=10
88,57
51,43
62,86
71,43
77,1
91,4
80
71,43
68,86
80
85,71
71,43
77,14
82,85
82,85
88,57
85,71
80
77,1
77,1
Md
=
65,52
10
Gain (d). (posttest
-pretest)
-2,86
20
14,28
11,42
5,75
-2,69
5,71
8,57
8,24
-2,9
𝑑 = 65,52
𝑥 2𝑑 =
= 6,552 |
𝑑2 −
d2
8,1796
400
203,9184
130,4164
33,0625
7,2361
32,6041
73,4449
67,8976
8,41
2
𝑑 = 935,1696
( 𝑑 )2
𝑁
= 935,1696 −
(65,52)2
10
= 935,1696 – 429,287
= 505,8826
Tes Signifikansi
(𝑡) =
=
𝑀𝑑
𝑥2𝑑
𝑁 (𝑁 −1)
6,552
505 ,8826
10(10 −1)
6,552
= 2,3708 = 2,7636
Derajat kebebasan (d.b) adalah (N-1), sehingga untuk perhitungan ini d.b =
10-1=9. Di dalam tabel harga t diketahui bahwa untuk taraf signifikansi 1%
diperlukan harga t 0 = 3,250, sedangkan dengan d.b. yang sama bagi taraf
signifikansi 5% diperlukan harga t 0= 1,83. Dengan penjelasan tentang harga t
yang dikehendaki, yaitu harga tt(teoretik) ini dapat disimpulkan bahwa target t
empiric yang diperoleh hanya signifikan untuk taraf signifikansi 5%, tetapi tidak
signifikan pada taraf signifikansi 1%.
140
Lampiran 4. Storyboard
STORYBOARD WEB PKn MATERI HUBUNGAN INTERNASIONAL
1. Storyboard menu home
Menu
home
Tampilan Web
1
3
Keterangan
1. Logo UNY
2. Judul Web
3. Menu home
4. Menu prndahuluan
5. Menu materi
6. Video
7. Kuis
8. Penutup
9. Menu slide
10. Kolom pertanyaan
11. Petunjuk
penggunaan
12. Link
2
4
5
6
7
8
9
10
11
12
141
2. Storyboard menu pembukaan
Menu
Tampilan Web
pendahuluan
1
3
2
4
5
6
7
8
a
b
10
9
11
………
............
............
....
12
142
Keterangan
1. Logo UNY
2. Judul Web
3. Menu home
4. Menu prndahuluan
a. Petunjuk
penggunaan
b. Kompetensi dasar
5. Menu materi
6. Video
7. Kuis
8. Penutup
9. Isi pendahuluan
10. Kalender dan jam
11. Recent post dan tag
12. game
3. Storyboard menu materi
Menu
Materi
Tampilan Web
1
3
2
4
5
6
7
8
c
d
9
e
f
10
1)
2)
3)
4)
11
……………
……………
……………
……………
……………
……………
……………
12
143
Keterangan
1. Logo UNY
2. Judul Web
3. Menu home
4. Menu prndahuluan
5. Menu materi
c. Hubungan internasional
d. Perjanjian internasional
e. Fungsi perwakilan
diplomatic
f. Peranan Organisasi
internasional
1) Organisasi internasional
2) AA
3) ASEAN
4) PBB
6. Video
7. Kuis
8. Penutup
9. Isi pendahuluan
10. Kalender dan jam
11. Recent post dan tag
game
4. Storyboard menu Video
Menu
Video
Tampilan Web
1
2
3
4
5
6
7
8
10
9
11
9
12
9
144
Keterangan
1. Logo UNY
2. Judul Web
3. Menu home
4. Menu prndahuluan
5. Menu materi
6. Video
7. Kuis
8. Penutup
9. Video 1, 2 dan 3
10. Kalender dan jam
11. Recent post dan tag
12. game
5. Storyboard menu Kuis
Menu
Kuis
Tampilan Web
1
3
2
4
5
6
7
8
10
9
………
............
............
....
11
12
145
Keterangan
1. Logo UNY
2. Judul Web
3. Menu home
4. Menu prndahuluan
5. Materi
6. Video
7. Kuis
8. Penutup
9. Soal pilihan ganda
dan uraian
10. Kalender dan jam
11. Recent post dan tag
12. Game
6. Storyboard Menu Penutup
Menu
Penutup
Tampilan Web
1
3
2
4
5
6
7
8
g
h
9
10
………
............
............
....
11
12
146
Keterangan
1. Logo UNY
2. Judul Web
3. Menu home
4. Menu prndahuluan
5. Materi
6. Video
7. Kuis
8. Penutup
g. Referensi
h. Tentang Penulis
9. Tampilan Referensi
atau tentang penulis
10. Kalender dan jam
11. Recent post dan tag
12. Game
Lampiran 5. Interface media Web
1. Tampilan Home
2. Tampilan Menu Pendahuluan
147
3. Tampilan Menu Materi
148
4. Tampilan Menu Kuis
5. Tampilan Video
149
Lampiran 6. Dokumentasi
1. Penilain media Web oleh guru
2. Siswa Mengoperasikan Media Web
150
Lampiran 7. Surat Validasi Ahli Materi, Ahli Media dan Guru
151
152
153
154
Lampiran 8. Surat Ijin Penelitian
155
156
157
158
Download