hujjah qowiyyah tentang tradisi amalaiyah

advertisement
HUJJAH QOWIYYAH TENTANG
TRADISI AMALAIYAH
NAHDLATUL ULAMA’
H. MUHAMMAD TAQIYYUDDIN ALAWIY, ST. MT
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
APRIL 2011
APA TIGA SENDI AJARAN ISLAM?
1. IMAN
2. ISLAM
3. IHSAN
APAKAH YANG DIPUNYAI OLEH BANGUN BERIKUT?
IHSAN
IMAN
ISLAM
APA YANG DIPUNYAI OLEH BANGUN
BERIKUT?
IMAN
ISLAM / SYAREAT
‫‪Dasar yang menunjukkan bahwa sendi Islam ada 3‬‬
‫‪adalah hadits yang telah diriwiyatkan Imam Muslim: 9‬‬
‫عن معر بن اخلطاب ريض هللا عنو كال بيامن حنن عند رسول هللا صىل هللا عليو وسمل‬
‫ذات يوم اذ طلع علينا رجل شديد بياض امثياب شديد سواد امشعر اليُرى عليو ُاثر‬
‫امسفر واليعرفو منا اح ٌد ى‬
‫امنب صىل هللا عليو وسمل فأٔ ْس ندَ ُرهبد ْيو اىل‬
‫حَّت جلس اىل ِ ّ‬
‫رهبديو ووضع نفىيو عىل خفذيو وكال‪ :‬ايمحمد اخربىن عن االٕسالم؟ فلال رسول هللا صىل‬
‫هللا عليو وسمل‪ :‬االٕسالم ان جشيد ان الاهل الا هللا وان محمدا رسول هللا وثل َمي امصالة‬
‫وثؤ ِث َـي امزاك َة وثصو َم رمضان َ ُ‬
‫وَت ىج امبيت ِان اس خط ْع َت اميو سبيال‪ .‬كال صدكت‪ .‬كال‬
‫فعجبنا هل يسأٔ ُهل و َيص ِدّكو‪ .‬كال فأٔخربين عن االٕميان؟ كال ان ثؤمن ابهلل ومالئكذو ونخبو‬
‫ورشه كال صدكت‪ .‬كال فأٔخربين عن االٕحسان؟‬
‫ورسهل واميوم الٓخر وثؤمن ابملدر خريه ّ‬
‫هطلق فلَ ِبث ْ ُت م ِل ًّيا‪ ،‬مث كال‬
‫كال ان ثعبد هللا ٔكهم حراه وان مل حكن حراه فإهو يراك ‪ ،‬كال‪ :‬مث ا َ‬
‫ُ‬
‫ىل ايمعر اث َْدري َمن امسائل؟ ُ‬
‫ورسوهل اعمل‪ ،‬كال فإهو جربي ُل ااتمك يُ َع ِل ّ ُممك ديْنَمك‬
‫كلت هللا‬
‫(رواه مسمل‪)9 :‬‬
• Dari sisi keilmuan semula ketiganya
merupakan satu kesatuan yang tidak terbagibagi. Namun dalam perkembangan
selanjutnya para ulama mengadakan
pemisahan, sehingga menjadi bagian ilmu
tersendiri. Bagian-bagian itu mereka elaborasi
sehingga menjadi bagian ilmu yang berbeda.
• Iman
ilmu tauhid atau ilmu kalam
• Islam
(dalam arti sempit) ilmu fiqh
atau ilmu hukum Islam
• Ihsan
ilmu tashawwuf atau ilmu
akhlak
• Dalam tataran pengamalan kehidupan
beragama, tiga perkara itu harus diterapkan
secara bersamaan tanpa melakukan
pembedaan. Misal:
• Orang yang sedang shalat, dia harus
mengesakan Allah disertai keyakinan bahwa
hanya Dia yang wajib disembah (Iman), harus
memenuhi syarat dan rukun shalat (Islam),
dan shalat harus dilakukan dengan khusyu’
dan penuh penghayatan (Ihsan).
• Sebagaimana firman Allah QS. Al-Baqarah: 208
• ‫َاي َاُّيه َا ى ِاَّل ْي َن آ ٓ َمنُ ْوا ا ْد ُخلُوا ِِف ام ِ ّس ْ ِمل َاكف ى ًة َو َال ثَذىـ ِب ُعوا خ ُُط َو ِات‬
)208 :‫ام ىش ْي َط ِان ٕاه ى ُو مَ ُ ْمك عَ ُد ٌّو ُمب ْ ٌِْي ( امبلرة‬
• Hai orang-orang yang beriman, masuklah
kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya,
dan janganlah kamu turuti langkah-langkah
syetan. Sesungguhnya syetan itu musuh yang
nyata bagimu (QS: al-Baqarah: 208)
Apa arti Ahlussunnah wal Jamaah?
Ada tiga kata yang membentuknya:
• Ahl : keluarga, golongan atau pengikut
• Al-Sunnah: segala sesuatu yang telah
diajarkan oleh Rasulullah saw., baik yang
datang dari Nabi saw., berupa perbuatan,
ucapan dan pengakuan Nabi
(Fat-hul Bari, juz XII hal 245)
• Al-Jamaah: apa yang telah disepakati oleh
para sahabat Rasulullah saw. pada masa
Khulafaur Rasyidin)
Kata al-Jamaah diambil dari sabda
Rasulullah saw:
)209 :‫َم ْن َآ َرا َد ُ ُْب ُب ْو َح َة امْ َجنى ِة فَلْ َ ََي ِم امْ َجــ َماعَ َة (رواه امرتمذي‬
)‫ و حصحو ووافلو احلافظ اَّلىب‬78- 77 : 1 ‫واحلامك جز ٔآ‬
Barangsiapa yang ingin mendapatkan kehidupan
yang damai di surga, maka hendaklah ia mengikuti
al-jamaah (kelompok yang menjaga kebersamaan)
(HR. al-Tirmidzi (209) dan al-Hakim (1/77-78)
yang menilainya shahih dan disetujui oleh alHafidh al-Dzahabi)
Apakah yang dikatakan bid’ah itu?
‫‪Al-Imam Sulthanul Ulama Abu Muhammad‬‬
‫)‪Izzuddin bin Abdissalam (577-660 H/1181-1262‬‬
‫‪mengatakan:‬‬
‫امبدعة ِفعل مامل يُعيد ىف عرص رسول هللا صىل هللا عليو‬
‫وسمل (كواعد ا ٔلحاكم ىف مصاحل ا ٔلانم‪ :‬جزء ‪ 2‬ص ‪)172‬‬
Karena luasnya cakupan bid’ah maka
para ulama membagi bid’ah menjadi 5:
1. Bid’ah wajib. Misal: mempelajari ilmu nahwu,
sharaf, balaghah dan lain-lain. Sebab, hanya
dengan ilmu-ilmu inilah seseorang dapat
memahami al-Qur’an dan Hadits Nabi saw.
Secara sempurna.
2. Bid’ah Muharramah. Misal: bid’ah paham
Jabariyah, Qadariyah dan Murji’ah.
3. Bid’ah Mandubah. Misal: shalat tarawih secara
berjamaah sebulan penuh, mendirikan
madrasah dan pesantren.
4. Bid’ah Makruhah. Misal: menghiasimasjid
dengan hiasan yang berlebihan.
5. Bid’ah Mubahah. Misal: berjabat tangan
setelah shalat dan makan makanan yang
lezat.
(Qawa’idul Al-Ahkam fi Mashalihil Anam, juz
1 hal. 173)
5 Macam Bid’ah tersebut bisa
dikelompokkan menjadi 2 bagian:
1. Bid’ah Hasanah.
Yang masuk kelompok ini adalah bid’ah
wajibah, mandubah dan mubahah.
Dalam kontek inilah Sayyidina Umar bin
Khatthab berkata tentang berjamaah dalam
shalat tarawih yang beliau laksankan:
)231 :ٔ‫ وماكل ىف املوطأ‬،1871 : ‫(رواه امبخارى‬
‫ِه ْع َم ِت امْ ِب ْدعَ ُة َى ِذ ِه‬
2. Bid’ah sayyi’ah.
Yang masuk kelompok ini adalah bid’ah
muharramah dan makruhah
Kedua bid’ah inlah yang dimaksud sabda Nabi
saw.:
Pembagian bid’ah itu juga didasarkan sabda
Nabi saw.:
•
Kesimpulan:
• TIDAK SEMUA BID’AH ITU DILARANG DALAM AGAMA.
SEBAB YANG TIDAK DIPERKENANKAN ADALAH
PERBUATAN YANG DIKHAWATIRKAN AKAN
MENGHANCURKAN SENDI-SENDI AGAMA ISLAM.
SEDANGKAN AMALIAH YANG AKAN MENAMBAH SYIAR
DAN DAYA TARIK AGAMA ISLAM TIDAK DILARANG.
BAHKAN UNTUK SAAT INI SUDAH WAKTUNYA UMMAT
ISLAM LEBIH KREATIF UNTUK MENJAWAB BERBAGAI
PERSOALAN DAN TANTANGAN ZAMAN YANG MAKIN
KOMPLEKS, SEHINGGA AGAMA ISLAM AKAN SELALU
RELEVANSI DISETIAP WAKTU DAN TEMPAT (SHAHIH LI
KULLI ZAMAN WA MAKAN)
Bagaimana penjelasan
hadits tentang semua
bid’ah adalah sesat?
Hadits yang dimaksud adalah sabda
Nabi saw.:
Penggunaan kata kullu yang secara tekstual
diartikan seluruh atau semua. Sebenarnya, kata
kullu tidak semuanya berarti keseluruhan atau
semua, namun adakalanya berarti sebagian, spt.
Firman Allah swt. dalam surat Al-Ambiya’: 30
Landasan Dasar Tradisi
• Salah satu ciri yang paling dasar dari Aswaja
adalah moderat (tawassut). Sikap ini tidak saja
mampu menjaga para pengikut Ahlussunnah
wal jamaah dari keterperosokan kepada
perilaku keagamaan yang ekstrem, tapi juga
mampu melihat dan menilai fenomena
kehidupan secara proporsional.
Menghadapi budaya atau tradisi,
ajaran Aswaja mengacu kepada salah
satu kaidah fiqh "al-muhafazhah 'ala
al-qadim al-shalih wa al-akhdzu bi aljadid al-ashlah" (mempertahankan
kebaikan warisan masa lalu dan
mengkreasi hal baru yang lebih baik)
kaum Sunni tidak a priori terhadap tradisi.
Bahkan fiqh Sunni menjadikan tradisi sebagai
salah satu yang harus dipertimbangkan dalam
menetapkan sebuah hukum. Hal ini tercermin
dalam salah satu kaidah fiqh, "al-'Adah
muhakkamah" (adat menjadi pertimbangan
dalam penetapan hukum).
• Sikap selektif kaum Sunni ini mengacu kepada
salah satu kaidah fiqh "ma la yudraku kulluhu
la yutraku kulluh" (jika tidak dapat dicapai
kebaikan semuanya, tidak harus ditinggal
semuanya).
Bagaimana menggunakan kaidahkaidah fiqh dalam menyikapi
tradisi?
Akan tetapi sejak diturunkan,
agama tidak bisa dilepaskan dari
budaya sebagai perangkat untuk
mengekspresikannya.
• Sebagai kreasi manusia untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya, budaya tentu memiliki
nilai-nilai positif yang bisa dipertahankan bagi
kebaikan manusia, baik secara personal
maupun sosial.
• Dalam hal ini, berlaku kaidah "al-muhafazhah
alal-qadimish-shalih wal-akhdzu bil jadidilashlah,"
Ahlussunnah wal jamaah Dalam
Tradisi NU, Mengikuti Thariqat
Secara bahasa thariqat berarti
jalan, cara, metode, sistem,
madzhab, aliran dan haluan.
Sedangkan dalam llmu tashawwuf
tariqat adalah perjalanan
seseorang menuju Allah SWT
dengan cara mensucikan diri
Syaikh Amin al-Kurdi mengatakan:
Apa yang dikatakan tawassul?
Apakah boleh melakukannya?
Dalil yang menjelaskan keutamaan
tawassul. Di antaranya adalah firman
Allah SWT:
Sahabat Umar ra. ketika melakukan
shalat istisqa' juga melakukan tawassul
• Pada hakikatnya bertawassul itu menjadikan
sesuatu sebagai perantara agar doa yang
dipanjatkan dapat segera diterima. Orang
yang bertawassul tidak bermaksud untuk
memohon atau menyembah kepada orang
atau suatu benda. karena itu mereka bukanlah
termasuk orang yang mendapat peringatan
Allah SWT dalam al-Qur'an QS. Az Zumar: 23
Bagaimanakah hukumnya Qunut
Shubuh?
Tentang kesunnahan qunut subuh
ditegaskan oleh kebanyakan ulama
salaf dan setelahnya
• Di antara ulama salaf yang mensunnahkannya adalah
Abu Bakr al-Shiddiq, Umar bin al-Khaththab, Utsman,
Ali, Ibnu Abbas dan al-Barra' bin Azib —radhiyallahu
'anhum. (Al-Majmu', juz I, hal 504). Dalil yang dijadikan
acuan adalah hadits Nabi saw:
•
• "Diriwayatkan dan Anas bin Malik ra., "Beliau berkata,
"Rasulullah saw. senantiasa membaca qunut ketika
shalat shubuh sehingga beliau wafat. "(HR. Ahmad
[12196]).
Redaksi doa qunut yang warid
(diajarkan langsung) oleh Nabi SAW
adalah:
Bagaimanakah hukum Tahlilan?
Apakah hukum bid’ah yang harus
ditinggalkan?
Kata tahlil adalah diambil dari bahasa
Arab,
• Dari kata
• Berkumpul untuk melakukan tahlilan merupakan
tradisi yang telah diamalkan secara turun
temurun oleh mayoritas umat Islam Indonesia.
Meskipun format acaranya tidak diajarkan secara
langsung oleh Rasulullah saw, namun kegiatan
tersebut dibolehkan karena tidak satupun unsurunsur yang terdapat di dalamnya bertentangan
dengan ajaran Islam, misalnya pembacaan surat
Yasin, tahlil, tahmid, tasbih dan semacamnya.
Karena ltu, pelaksanaan tahlilan secara esensial
merupakan perwujudan dan tuntunan Rasulullah
saw.
• Imam al-Syaukani mengatakan
bahwa setiap perkumpulan yang di
dalamnya dilaksanakan kebaikan,
misalnya membaca al-Qur'an, dzikir
dan doa itu adalah perbuatan yang
dibenarkan meskipun tidak pernah
dilaksanakan pada masa Rasul saw.
Kesimpulan al-Syaukani ini memang
didukung oleh banyak hadits Nabi saw.
Di antaranya adalah:
• "Dari Abi Sa'id al-Khudri ra, ia berkata,
Rasulullah saw, bersabda, "Tidaklah
berkumpul suatu kaum sambil berdzikir
kepada Allah SWT, kecuali mereka akan
dikelilingi malaikat, dan Allah SWT akan
memberikan rahmat-Nya kepada mereka,
memberikan ketenangan hati dan memujinya
di hadapan makhluk yang ada di sisi-Nya.
"(HR. al-Muslim [4868]).
APAKAH HUKUM PERJAMUAN
DALAM ACARA TAHLIL HARAM?
Dilihat dan sisi sedekah, bahwa dalam
bentuk apapun, sedekah merupakan
sesuatu yang sangat dianjurkan.
Memberikan makanan kepada orang lain
adalah perbuatan yang sangat terpuji.
Sabda Nabi saw:
Kaitannya dengan sedekah untuk mayit,
pada masa Rasulullah saw. jangankan
makanan, kebun pun (harta yang sangat
berharga) disedekahkan dan pahalanya
diberikan kepada si mayit. Dalam sebuah
hadits shahih disebutkan:
Jika kemudian perbuatan tersebut
dikaitkan dengan usaha untuk memberikan
penghormatan kepada para tamu, maka itu
merupakan perbuatan yang dianjurkan
dalam Islam. Sabda Rasulullah saw.
Pelaksanaan Tahlil Selama Tujuh
Hari, bagaimanakah hukumnya?
• Syaikh Nawawi al-Bantani -seorang ulama
mutaakhkhirin-, menjelaskan penentuan sedekah
pada hari-hari tertentu itu merupakan kebiasaan
masyarakat saja (al-'Adah). Difatwakan oleh Sayid
Ahmad Dahlan. "Sungguh telah berlaku di
masyarakat adanya kebiasaan bersedekah untuk
mayit pada hari ke tiga dari kematian, hari ke
tujuh, dua puluh dan ketika genap empat puluh
hari serta seratus hari. Setelah itu dilakukan
setiap tahun pada hari kematiaanya.
Sebagaimana disampaikan oleh Syaikh kita Yusuf
al-Sunbulawini." (Nihayah al-Zain, hal. 281).
Bahkan Imam Ahmad bin Hanbal ra., dalam
kitab al-Zuhd menyatakan bahwa bersedekah
selama tujuh hari itu adalah perbuatan sunnah,
karena merupakan salah satu bentuk doa untuk
mayit yang sedang diuji di dalam kubur selama
tujuh hari. Sebagaimana yang dikutip oleh Imam
al-Suyuthi dalam kitab al-Hawi li al-Fatawi:
• "Berkata Imam Ahmad bin Hanbal, Hasyim bin al-Qasim
meriwayatkan kepada kami, ia berkata, al-Asyja'i meriwayatkan
kepada kami dari Sufyan, Imam Thawus berkata, "0rang yang
meninggal dunia diuji selama tujuh hari di dalam kubur mereka.
Maka kemudian kalangan salaf mensunnahkan bersedekah
makanan untuk orang yang meninggal dunia selama tujuh hari itu.
" (Al-Hawi li al-Fatawi, juz II, hal 178 ).
Lebih jauh, Imam al-Suyuthi menilai hal tersebut
merupakan perbuatan sunnah yang telah
dilakukan secara turun temurun sejak masa
sahabat.
• "Kesunnahan memberikan sedekah makanan
selama tujuh hari merupakan perbuatan yang
tetap berlaku hingga sekarang (zaman Imam alSuyuthi, abad X Hijriyah) di Makkah dan
Madinah. Yang jelas, kebiasaan itu tidak pernah
ditinggalkan. sejak masa sahabat Nabi saw.
sampai sekarang ini, dan tradisi itu diambil dari
ulama salaf sejak generasi pertama (masa
sahabat ra,)- " (Al-Hawi li al-Fatawi, juz II, hal.
194)
Apa yang dimaksud dengan IJTIHAD
DAN TAQLID?
• Ijtihad adalah mengeluarkan (menggali) hukum-hukum yang
tidak terdapat nash (teks) yang jelas ; yang tidak mengandung
kecuali satu makna tentangnya.
• Jadi Mujtahid (orang yang melakukan ijtihad) ialah orang yang
memiliki keahlian dalam hal ini. Ia adalah seorang yang hafal
ayat-ayat ahkam, hadits-hadits ahkam beserta mengetahui
sanad-sanad dan keadaan para perawinya, mengetahui nasikh
dan mansukh, ‘am dan khash, muthlaq dan muqayyad serta
menguasai betul bahasa Arab dengan sekira hafal
pemaknaan-pemaknaan setiap nash sesuai dengan bahasa al
Qur’an, mengetahui apa yang telah disepakati oleh para ahli
ijtihad dan apa yang diperselisihkan oleh mereka, karena jika
tidak mengetahui hal ini maka dimungkinkan ia menyalahi
ijma' (konsensus para ulama) para ulama sebelumnya.
Sedangkan Muqallid (orang yang melakukan taqlid;
mengikuti pendapat para mujtahid) adalah orang yang
belum sampai kepada derajat tersebut di atas.
Dalil bahwa orang Islam terbagi kepada dua tingkatan
ini adalah hadits Nabi shallallahu 'alayhi wasallam:
•
• Maknanya : “Allah memberikan kemuliaan
kepada seseorang yang mendengar perkataanKu,
kemudian ia menjaganya dan menyampaikannya
sebagaimana ia mendengarnya, betapa banyak
orang yang menyampaikan tapi tidak memiliki
pemahaman”. (H.R. at-Tirmidzi dan Ibnu Hibban)
• Bukti terdapat pada lafazh: ‫فربّ مبلغ ال فقه عنده‬
• “Betapa banyak orang yang menyampaikan
tapi tidak memiliki pemahaman”.
• Dalam riwayat lain:
"‫"وربّ مبلغ أوعى من سامع‬
• “Betapa banyak orang yang mendengar
(disampaikan kepadanya hadits) lebih
mengerti dari yang menyampaikan”.
BAGAIMANAKAH HUKUM ZIARAH
KE MAKAM RASULULLAH SAW?
DOSAKAH SESEORANG KALAU
MELAKUKANNYA?
Ibn Umar meriwayatkan bahwa
Rasulullah shallallahu 'alayhi wasallam
bersabda:
•
• Dalam hadits lain, beliau bersabda:
Al-Hakim meriwayatkan bahwa
Rasulullah bersabda:
Maknanya: “Sungguh, Isa ibn Maryam akan turun
menjadi penguasa dan Imam yang adil, dia akan
menempuh perjalanan untuk pergi haji atau umrah
atau dengan niat keduanya dan sungguh, dia akan
mendatangi makamku sehingga berucap salam
kepadaku dan aku pasti akan menjawabnya"
(diriwayatkan oleh al Hakim dalam al Mustadrak dan
dishahihkannya serta disetujui oleh adz-Dzahabi).
BAGAIMANAKAH HUKUM
MEMAKAI HIRZ ATAU TA’WIDZ?
At-Tirmidzi dan an-Nasa-i meriwayatkan dari 'Amr ibn
Syu’aib dari ayahnya, dari kakeknya berkata: “Rasulullah
telah mengajarkan kepada kami beberapa kalimat
untuk kita baca ketika terjaga dari tidur dalam keadaan
terkejut dan takut”, dalam riwayat Isma’il Rasulullah
bersabda yang maknanya: “Jika di antara kalian
merasakan ketakutan maka bacalah:
Dalam Mushannaf Ibn Abi Syaibah [ 5/39-40] tersebut sebagai
berikut: “Telah meriwayatkan kepada kami Abu Bakr, ia
berkata: telah meriwayatkan kepada kami Ali ibn Mushir dari
Ibn Abi Laila dari al Hakam dari Sa’id ibn Jubayr dari Ibn Abbas
berkata: Jika seorang perempuan sulit melahirkan maka
tulislah dua ayat ini dan beberapa kalimat pada selembar
kertas kemudian basuh (celupkan dalam air) dan minumlah:
Adalah sahabat Abdullah ibn 'Amr
mengajarkan bacaan ini kepada
anaknya yang sudah baligh untuk
dibaca sebelum tidur dan
menuliskannya untuk anak-anaknya
yang belum baligh kemudian
dikalungkan di lehernya”.
Adapun hadits Rasulullah yang berbunyi:
Maknanya : “Sesungguhnya ruqa, tamaim dan
tiwalah adalah syirik” (H.R. Abu Dawud)
• Yang dimaksud bukanlah tamaim dan ta’awidz yang berisikan ayatayat al Qur’an atau bacaan-bacaan dzikir. Karena kata tama-im
sudah jelas dan dikenal maknanya, yaitu untaian yang biasa dipakai
oleh orang-orang jahiliyyah dengan keyakinan bahwa tamaim
tersebut dengan sendirinya menjaga mereka dari 'ayn atau yang
lainnya. Mereka tidak meyakini bahwa tama-im itu bermanfaat
dengan kehendak Allah. Karena keyakinan yang salah inilah
kemudian Rasulullah menyebutnya sebagai syirik.
• Demikian juga ruqa yang terdapat dalam hadits tersebut, karena
ruqa ada dua macam ; ada yang mengandung syirik dan ada yang
tidak mengandung syirik.
HUKUM DZIKIR DENGAN SUARA KERAS
• Dzikir adalah perintah Allah SWT yang harus kita
laksanakan setiap saat, dimanapun dan
kapanpun. Allah selalu mendengar apapun yang
kita ucapkan oleh mulut atau hati kita. Dzikir
merupakan salah satu sarana komunikasi antara
makhluk dengan khaliqnya. Dengan berdzikir
seseorang dapat meraih ketenangan, karena pada
saat berdzikir ia telah menemukan tempat
berlindung dan kepasrahan total kepada Allah
SWT.
Contoh hadits yang menganjurkan untuk
mengeraskan dzikir riwayat Ibnu Abbas
berikut ini:
• “Aku mengetahui dan mendengarnya (berdzikir dan berdoa
dengan suara keras) apabila mereka selesai melaksanakan
shalat dan hendak meninggalkan masjid.” (HR Bukhari dan
Muslim)
Ibnu Adra’ berkata: “Pernah Saya berjalan bersama
Rasulullah SAW lalu bertemu dengan seorang laki-laki di
Masjid yang sedang mengeraskan suaranya untuk berdzikir.
Saya berkata, wahai Rasulullah mungkin dia (melakukan itu)
dalam keadaan riya’. Rasulullah SAW menjawab: “Tidak,
tapi dia sedang mencari ketenangan.”
Hadits lainnya justru menjelaskan keutamaan berdzikir secara
pelan. Sa’d bin Malik meriwayatkan Rasulullah saw bersabda,
“Keutamaan dzikir adalah yang pelan (sirr), dan sebaik rizki
adalah sesuatu yang mencukupi.”
Bagaimana menyikapi dua hadits yang seakan-akan kontradiktif itu.
berikut penjelasan Imam Nawawi:
“Imam Nawawi menkompromikan (al jam’u wat taufiq) antara dua
hadits yang mensunnahkan mengeraskan suara dzikir dan hadist
yang mensunnahkan memelankan suara dzikir tersebut, bahwa
memelankan dzikir itu lebih utama sekiranya ada kekhawatiran
akan riya’, mengganggu orang yang shalat atau orang tidur, dan
mengeraskan dzikir lebih utama jika lebih banyak mendatangkan
manfaat seperti agar kumandang dzikir itu bisa sampai kepada
orang yang ingin mendengar, dapat mengingatkan hati orang yang
lalai, terus merenungkan dan menghayati dzikir,
mengkonsentrasikan pendengaran jama’ah, menghilangkan
ngantuk serta menambah semangat.” (Ruhul Bayan, Juz III: h. 306).
Bagaimanakah hukum Doa dengan
berjama'ah?
Rasulullah shallallahu 'alayhi wasallam bersabda :
•
• Maknanya : "Tidaklah suatu jama'ah berkumpul, lalu
sebagian berdoa dan yang lain mengamini kecuali doa
tersebut akan dikabulkan oleh Allah" (H.R. al Hakim
dalam al Mustadrak dari sahabat Maslamah ibn Habib
al Fihri)
BAGAIMAKAH HUKUMNYA
MEMBACA SAYYIDINA KETIKA
BERSHALAWAT ATAS NABI?
• Menambah lafazh "sayyid" sebelum menyebut nama Nabi adalah
hal yang diperbolehkan karena kenyataannya beliau memang Sayyid
al 'Alamin ; penghulu dan pimpinan seluruh makhluk. Jika Allah
ta'ala dalam al Qur'an menyebut Nabi Yahya dengan :
•
•
• Padahal Nabi Muhammad lebih mulia daripada Nabi Yahya. Ini
berarti mengatakan sayyid untuk Nabi Muhammad juga boleh,
bukankah Rasulullah sendiri pernah mengatakan tentang dirinya :
•
•
• Maknanya : "Saya adalah penghulu manusia di hari kiamat dan
saya tidak ada kesombongan" (H.R. at-Turmudzi)
Apa hukumnya mentalqin mayit?
Hadits yang menjelaskan diperbolehkannya talqin
terhadap mayit adalah hadits Nabi shallallahu 'alayhi
wasallam yang panjang yang diriwayatkan oleh al
Hafizh Dliya'uddin al Maqdisi dalam kitabnya Al
Mukhtarah. Mengenai status hadits tersebut al Hafizh
Ibnu Hajar mengatakan : "Sanadnya adalah shalih dan
adl-Dliya' menganggapnya kuat dalam al Mukhtarah".
Faedah dari talqin adalah seperti yang disebutkan dalam hadits tersebut :
•
• Maknanya : "Sesungguhnya malaikat Munkar dan Nakir, salah seorang
berkata kepada yang lain : Marilah kita pergi , untuk apa kita duduk di
dekat orang yang sudah diajarkan hujjahnya (dalam menjawab
pertanyaan kita)".
Apa hukum ziarah kubur?
Musyrikkah??
Ziarah kubur adalah sesuatu yang diperbolehkan
dalam agama. Larangan berziarah kubur telah
dihapus oleh hadits Nabi:
" ‫• " كنت نهيتكم عن زيارة القبور أال فزوروها‬
• Maknanya : "Dulu aku melarang kalian untuk ziarah
kubur, sekarang berziarahlah ke kuburan".
• Bahkan Rasulullah menganjurkan untuk melakukan
ziarah kubur dengan menjelaskan hikmahnya:
‫• " زوروا القبور فإنها تذكركم باآلخرة " رواه البيهقي‬
• Maknanya : "Berziarahlah kalian ke kuburan, sungguh
hal itu akan mengingatkan kalian kepada akhirat" (H.R.
al Bayhaqi)
Bahkan Sayyidina 'Ali ibn Abi Thalib mengatakan
“ ‫" من السنت زيارة جبانت المسلمين يوم العيد وليلته‬
"Di antara sunnah Nabi adalah berziarah ke
kuburan kaum muslimin di siang hari raya dan
malamnya".
• Dimakruhkan dengan sangat duduk di atas kuburan, menginjak
kuburan dengan kaki tanpa ada kebutuhan, jika ada kebutuhan
tidak dimakruhkan menginjak kuburan. Ini kalau memang tidak
terdapat tulisan yang diagungkan di atas kuburan.
• Diharamkan thawaf (mengelilingi) kuburan para wali seperti yang
dilakukan oleh sebagian orang di kuburan al Husein di Mesir.
Melainkan yang seyogyanya dilakukan adalah berdiri di hadapan
bagian kepala mayit, mengucapkan salam kepadanya lalu berdoa
kepada Allah dengan mengangkat tangan atau tanpa mengangkat
tangan.
APA HUKUMNYA MENCIUM
TANGAN ORANG SALEH DAN
BERDIRI UNTUK MENGHORMATI
KEDATANGAN SEORANG MUSLIM
Perlu diketahui bahwa mencium tangan orang
yang saleh, penguasa yang bertakwa dan orang
kaya yang saleh adalah perkara yang mustahab
(sunnah) yang disukai Allah, berdasarkan haditshadits Nabi dan dan atsar para sahabat.
• Di antaranya hadits yang diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan lainnya:
bahwa ada dua orang Yahudi bersepakat "Mari kita pergi
menghadap Nabi ini untuk menanyainya tentang sembilan ayat
yang Allah turunkan kepada Nabi Musa. Maksud dua orang ini
adalah ingin mencari kelemahan Nabi karena dia ummi (karenanya
mereka menganggapnya tidak mengetahui sembilan ayat tersebut) ,
maka tatkala Nabi menjelasan kepada keduanya (tentang sembilan
ayat tersebut) keduanya terkejut dan langsung mencium kedua
tangan Nabi dan kakinya. Imam at–Tarmidzi berkomentar tentang
hadits ini: " hasan sahih ".
• Abu asy-Syaikh dan Ibnu Mardawaih
meriwayatkan dari Ka'ab bin Malik -semoga Allah
meridlainya- dia berkata: "Ketika turun ayat
tentang (diterimanya) taubat-ku, aku mendatangi
Nabi lalu mencium kedua tangan dan lututnya" .
•
• Imam al Bukhari meriwayatkan dalam kitabnya al
Adab al Mufrad bahwa Ali bin Abi Thalib -semoga
Allah meridlainya- telah mencium tangan Abbas
dan kedua kakinya, padahal Ali lebih tinggi
derajatnya daripada 'Abbas namun karena 'Abbas
adalah pamannya dan orang yang saleh maka dia
mencium tangan dan kedua kakinya.
•
•
Juga telah diriwayatkan dengan sanad yang sahih bahwa Imam Muslim mencium
tangan Imam al Bukhari dan berkata kepadanya:
•
•
•
"Seandainya anda mengizinkan pasti aku cium kaki anda".
•
"Maka kami mendekat kepada Nabi shallallahu 'alayhi wasallam lalu kami cium
tangan dan kakinya".
Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Dawud.
•
•
•
•
Dalam kitab at-Talkhish al Habir karangan al Hafizh Ibnu Hajar al 'Asqalani
disebutkan: " Dalam masalah mencium tangan ada banyak hadits yang
dikumpulkan oleh Abu Bakar bin al Muqri, kami mengumpulkannya dalam satu
juz, di antaranya hadits Ibnu Umar dalam suatu kisah beliau berkata:
Di antaranya juga hadits Shafwan bin 'Assal, dia berkata: "Ada seorang
Yahudi berkata kepada temannya: Mari kita pergi kepada Nabi ini (Muhammad).
Lanjutan hadits ini:
"Maka keduanya mencium tangan Nabi dan kakinya lalu berkata: Kami bersaksi
bahwa engkau seorang Nabi".
Download