POTENSI ANTIMIKROBA DAN ANALISIS SPEKTROSKOPI ISOLAT

advertisement
POTENSI ANTIMIKROBA DAN ANALISIS SPEKTROSKOPI
ISOLAT AKTIF EKSTRAK n-HEKSAN DAUN SUNGKAI (Peronema
canescens.Jack) TERHADAP BEBERAPA MIKROBA UJI
ANTIMICROBIAL POTENCY AND SPECTROSCOPY ANALYSIS
OF ACTIVE ISOLATE OF SUNGKAI LEAVE EXTRACT
n-HEXANE (Peronema canescens.Jack) ON SOME TEST
MICROBIAL
Arna Ningsih, Subehan, M. Natsir Djide
Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
Alamat Korespondensi :
Arna Ningsih
Universitas Hasanuddin
Makassar, 90245
HP :085242293806
Email :[email protected]
Abstrak
Tanaman sungkai merupakan tanaman dari suku Verbenaceae, secara tradisional
berkhasiat sebagai obat antara lain sebagai obat pilek, demam, obat cacingan (ringworms),
dijadikan mandian bagi wanita selepas bersalin dan sebagai obat kumur pencegah sakit gigi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antimikroba ekstrak daun sungkai, mengisolasi
senyawa bioaktif antimikroba, mengkarakterisasi senyawa aktif yang diperoleh berdasarkan data
spektroskopi, dan mengetahui potensi antimikroba senyawa bioaktif yang diisolasi dari daun
sungkai (Peronema canescens. Jack) terhadap beberapa mikroba uji. Penelitian pendahuluan
dilakukan dengan uji skrining ekstrak metanol, n-heksan, etil asetat, dan etanol 70% dengan kadar
1 mg/ml. Mikroba uji yang digunakan sebanyak 9 jenis terdiri atas 5 jenis bakteri gram negatif, 3
jenis bakteri gram positif dan 1 jenis jamur. Hasil penelitian pendahuluan diperoleh ekstrak nheksan memberikan hambatan pertumbuhan terhadap seluruh mikroba uji. Ekstrak n-heksan
difraksinasi dengan metode kromatografi kolom cair vakum, selanjutnya fraksi aktif dimurnikan
menggunakan metode KLT-Preparatif dengan fase gerak kloroform : metanol (20:1) hingga
diperoleh isolat B1 yang aktif sebagai antimikroba terhadap tujuh mikroba uji. Karakterisasi isolat
dengan spektrofotometer UV menunjukkan panjang gelombang maksimum 207,00 nm, data IR
senyawa isolat aktif mengandung gugus fungsi OH (hidroksil) -CH- alifatik, C=O (karbonil), C –
O (keton), C=C– (ester siklik atau aromatik), dan CH2 dan CH3 (alkil alifatik),dan reagen kimia
spesifik menunjukkan bahwa isolat positif golongan terpenoid. Hasil penelitian potensi
antimikroba metode dilusi cair menunjukkan nilai Kadar Hambat Minimum (KHM) sebesar 500
ppm, dan Kadar Bunuh Minimum (KBM) sebesar 2000 ppm. Hasil pengujian isolat aktif B1
dengan metode difusi agar efektif terhadap bakteri gram negatif dan gram positif.
Kata kunci : daun sungkai, karakterisasi, mikroba, potensi antimikroba.
Abstract
Sungkai is a plant of the tribe Verbenaceae, traditionally among other efficacious as a
medicine as a cure colds, fever, deworming medication (ringworms), made mandian for women
after childbirth and as a gargle preventive dental pain. The aims of the research are to determine
antimicrobial activity of sungkai leave extract, to isolate and characterize the bioactive
antimicrobial compounds based on spectroscopic data, and to know antimicrobial potency of
bioactive compounds isolated from sungkai leaves (Peronema canencens. Jack) on some test
microbial. Primary study was done witha screening test of methanol extract, n-hexane, ethyl
acetate, and ethanol 70% of 1 mg/ml. Test microbial used nine species consisting of five species of
negative gram bacteria, three species of positive gram bacteria, and one species of fungus. The
results of the research reveal that n-hexane extract inhibits the growth of all bacteria. The n-hexane
extract is fractionated with vacuum liquid column chromatography method. Then, purified active
fraction uses TLC-preparative method with mobile phase of kloroform : methanol (20:1) to obtain
active isolate B1 as an antimicrobial towards seven microbial test. Characterization of isolates with
a UV spectrophotometer showed the maximum wavelength of 207.00 nm, IR data isolate the
active compounds containing the functional group OH (hydroxyl), -CH- aliphatic, C=O (carbonyl),
C-O (ketone), C=C- (cyclic or aromatic esters), and CH2 and CH3 (alkyl aliphatic), and specific
chemical reagents indicate that the positive isolates classes of terpenoids. The results of
antimicrobial potency liquid dilution method showed the value of Minimum Inhibitory Levels
(MIC) of 500 ppm, and Kill Minimum level (KBM) at 2000 ppm. The test results isolate active B1
to agar diffusion method is effective against gram-positive and gram-negative.
Key words : Sungkai leave, characterization, microbial, antimicrobial potency
PENDAHULUAN
Salah satu tanaman obat yang banyak tumbuh di Indonesia yang akhirakhir
ini
banyak
dimanfaatkan
adalah
tanaman
sungkai
(Peronema
canescens.Jack). Pada suku Dayak di Kalimantan Timur sampai saat ini masih
tetap mempertahankan tradisi dengan memanfaatkan tumbuhan di sekitarnya
untuk pengobatan ataupun perawatan
kesehatan misalnya tanaman sungkai
(Peronema canescens. Jack) suku verbenaceae
digunakan sebagai obat
pada bagian daun muda
pilek, demam, obat cacingan (ringworms), dijadikan
mandian bagi wanita selepas bersalin dan sebagai obat kumur pencegah sakit
gigi. Sebagian masyarakat di Sumatera Selatan dan Lampung menggunakan daun
sungkai (Peronema canescens. Jack) sebagai antiplasmodium dan obat demam
(Harmida, 2011).
Tumbuhan ini merupakan tumbuhan khas Indonesia yang
terdapat di Sumatera bagian Selatan dan Kalimantan (Heyne, 1987; Subeki, 2004).
Hasil penelitian ekstrak etanol daun sungkai memiliki aktivitas penghambatan
pertumbuhan Plasmodium berghei pada mencit jantan galur Swiss dengan ED50
102 mg/kgBB (Suwandi, 2006). Ekstrak daun sungkai juga terbukti mempunyai
sifat antiparasitik yaitu pada kultur in vitro Babesia gibsoni (Subeki, 2004;
Murningsih, 2005).
Besarnya potensi alam flora yang kita miliki memungkinkan kita
melakukan riset untuk memperoleh senyawa bioaktif yang berkhasiat sebagai
antimikroba. Hal ini mungkin dapat menjawab kebutuhan pasar akan obat-obat
baru baik domestik maupun internasional (Djauhariyah, 2004). Saat ini obat
antimikroba standar yang ada sekarang semakin berkurang efektivitasnya, karena
banyak bakteri patogen sudah mulai resisten terhadap antimikroba yang
digunakan saat ini.
Penelitian
ini
bertujuan untuk
mengetahui
aktifitas
antimikroba,
menganalisis data spektroskopi isolat aktif ekstrak daun sungkai (Peronema
canescens. Jack) dan menentukan potensi isolat aktif terhadap beberapa mikroba
patogen.
METODE PENELITIAN
Bahan
Air suling, Amoxicillin, biakan murni (Bacillus subtilis, Candida albicans,
Eschericia coli, Pseudomonas aeruginosa, Salmonella thyposa, Staphylococcus
aureus, Streptococcus mutans, Shigella dysentri dan Vibrio cholerae), daun
sungkai (Peronema canescens. Jack), dimetil sulfoksid (DMSO), larutan natrium
klorida fisiologis 0,9%, lempeng KLTP (E.Merck), lempeng KLT PF254
(E.Merck), medium Glukosa Nutrien Agar (GNA), medium Glukosa Nutrien
Broth (GNB), metanol teknis, n-heksan, etil asetat, etanol 70 %, pereaksi semprot
(asam sulfat 10%, asam fosfat basa 85%, pereaksi kimia Lieberman – Burchard).
Ekstraksi dan Fraksinasi
Serbuk daun sungkai kering diekstraksi secara maserasi dengan metanol
selama 1 x 24 jam sebanyak 14,5 liter, proses maserasi diulangi sebanyak 3 kali.
Filtrat dikumpulkan lalu diuapkan dengan rotavapor hingga diperoleh ekstrak
metanol kental kemudian dikeringkan di dalam vakum desikator. Ekstrak metanol
kental dipartisi cair-padat berturut-turut dengan pelarut n-heksan, etil asetat, dan
etanol 70%. Fraksi – fraksi selanjutnya diuapkan hinga diperoleh ekstrak kental,
kemudian dikeringkan dengan menggunakan freeze drying (Houghtin., dkk.,
1998). Ekstrak n-heksan sebagai ekstrak aktif selanjutnya difraksinasi dengan
menggunakan metode isolasi Kromatografi Cair Vakum (KVC) menggunakan
eluen, dengan gradien kepolaran semakin meningkat. Fraksi-fraksi yang diperoleh
selanjutnya diamati profil KLT menggunakan
eluen gradien. Fraksi yang
memiliki kesamaan Rf selanjutnya digabung menjadi satu fraksi (Houghtin., dkk.,
1998)
Pengujian Fraksi Aktif dengan Metode KLT-Bioautografi
Fraksi
-
fraksi
gabungan
selanjutnya
diuji
aktivitas
senyawa
antimikrobanya dengan metode KLT-Bioautografi yaitu dengan meletakkan
lempeng KLT di atas permukaan medium agar padat selama 0,5 - 1 jam yang
sebelumnya telah dielusi. Hasil pengujian KLT-bioautografi dengan spot/noda
yang memberikan
zona penghambatan pada permukaan media agar padat
selanjutnya diisolasi dengan metode Kromatografi Lapis Tipis Preparatif (KLTP)
(Hamburger, 1987), (Mathias, O., dkk., 1987), (Rahalison, dkk., 1991).
Isolasi dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis Preparatif
Fraksi yang memiliki aktivitas antimikroba selanjutnya diisolasi dengan
metode KLTP menggunakan fase diam GF 254. Fraksi ekstrak kemudian ditotol
pada lempeng KLTP ukuran 20 x 20 cm kemudian dielusi dengan fase gerak
kloroform : metanol (20:1). Pita-pita diamati dengan sinar UV 254 nm dan 366
nm, pita yang sama dengan noda yang memberikan efek antimikroba ditandai dan
dikeruk (Houghtin, dkk., 1998).
Elusi Sistem Multi Eluen
Isolat aktif yang diperoleh selanjutnya diuji kemurniaannya dengan
metode elusi sistem multi eluen. Isolat aktif ditotolkan pada lempeng KLT,
selanjutnya dielusi menggunakan tiga macam fase gerak dengan perbandingan
yang berbeda. Spot/noda tunggal yang tampak menandakan bahwa senyawa isolat
yang diperoleh merupakan senyawa kimia tunggal atau murni (Mathias, O., dkk.,
1987)
Kromatografi Lapis Tipis Dua Dimensi
Isolat murni yang telah diperoleh kemudian ditotolkan pada lempeng KLT
PF 254 nm, dielusi menggunakan 2 eluen dengan tingkat kepolaran dan arah yang
berbeda. Hasil elusi diamati menggunakan penampak noda sinar ultra violet 254
dan 366 nm serta pereaksi semprot H2SO4 10%. Hasil pengamatan yang
menunjukkan satu spot/bercak tunggal menandakan senyawa isolat
yang
diperoleh merupakan senyawa kimia tunggal atau murni (Harborne, 1984).
Selanjutnya di karakterisasi berdasarkan sifat fisikokimia senyawa terhadap
berbagai deteksi reagen kimia (Mathias, O., dkk., 1987)
Uji Potensi Antimikroba
Uji potensi isolat antimikroba dilakukan dengan metode lempeng atau
difusi agar dengan menggunakan cakram kertas (paper disc). Cakram kertas
direndam ke dalam larutan isolat, kemudian paper disk diletakkan pada
permukaan medium GNA yang telah diinokulasikan bakteri yang sensitif terhadap
isolat. Diinkubasi pada suhu 37oC selama ± 24 jam, diukur daerah hambatan
(zona). Untuk kontrol positif, digunakan larutan baku amoxicillin 2000 ppm
(Djide, 2008).
Analisis Data
Data karakteristik senyawa isolat aktif ekstrak n-heksan daun sungkai
meliputi nilai Rf, warna spot pada penampak noda, panjang gelombang
maksimum sinar UV, dan gugus fungsi berdasarkan bilangan gelombang hasil uji
spektrofotometer infra red (IR) menggunakan analisis kualitatif deskriptif, dan
data aktivitas dan potensi antimikroba isolat murni ekstrak n-heksan daun sungkai
dianalisis menggunakan metode kuantitatif-deskriptif dengan mengukur luas
hambatan atau zona bunuh isolat terhadap bakteri uji .
HASIL PENELITIAN
Hasil Fraksinasi dan Isolasi Senyawa Aktif Antimikroba
Ekstrak kasar sebanyak 30,29 gram, difraksinasi metode Kromatografi
Vakum Cair diperoleh 4 fraksi dengan bobot masing-masing fraksi (A) sebanyak
5,56 gram, fraksi (B) sebanyak 7,68 gram; fraksi (C) sebanyak 2,75 gram dan
fraksi aktif (D) sebanyak 14,23 gram. Hasil isolasi fraksi aktif D diperoleh
sebanyak 0,073 gram. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 1.
Hasil Pengujian KLT-Bioautografi dan Profil KLT Isolat Aktif Antimikoba
Hasil pengujian KLT-bioautografi isolat aktif B1 menunjukkan bahwa
isolat B1 terdapat 1 noda dengan nilai Rf 0,66 memberikan penghambatan
pertumbuhan mikroba uji, dengan karakteristik berwarna biru pada sinar UV 254
nm dan ungu pada sinar dan UV 366 nm. Isolat B1 menunjukkan aktifitas
terhadap bakteri Escherichia coli, Salmonella thyposa, Vibrio cholera,
Satphylococcus
mutans,
Staphylococcus
aureus,
Bacillus
subtillis
dan
Pseudomonas aeruginosa.
Hasil Kromatogram isolat aktif B1 dengan metode KLT multi eluen dan dua
dimensi
Hasil pemisahan kromatografi lapis tipis isolat aktif B1 menunjukkan satu
noda tunggal dengan Rf 0,66 cm. Hasil pemisahan kromatografi lapis tipis multi
eluen dan hasil pemisahan KLT dua dimensi isolat aktif B1 dengan menggunakan
fase diam silika gel PF 254 menunjukkan satu noda tunggal.
Hasil Karakterisasi dengan reagen kimia
Hasil karakterisasi menggunakan reagen kimia Lieberman-Burchard pada
lempeng kromatogram, diperoleh hasil bahwa isolat B1 memberikan hasil positif
pendaran biru pada sinar UV 366 nm, dan warna coklat kemerahan pada sinar
tampak dengan nilai Rf 0,64. Hasil karakterisasi menggunakan reagen kimia asam
fosfat 85 % memberikan pendaran biru pada sinar UV 366 nm, dan warna coklat
pada sinar tampak dengan nilai Rf 0,79. Data selengkapnya dapat dilihat pada
tabel 2.
Hasil Karakterisasi Spektroskopi Ultra Violet (UV) dan Sinar Infra red (IR)
Hasil karakterisasi UV terhadap isolat B1 dengan diperoleh 4 panjang
gelombang dengan satu 1 puncak pada panjang gelombang 207,00 dengan
absorbansi 1,944 nm. Data selengkapnya dapat dilihat pada gambar 3. Hasil
karakterisasi infra red (IR) terhadap isolat B1 diperoleh 15 pita khas dengan
bilangan gelombang masing-masing : 3744 cm-1 ; 3364 cm-1 ; 2924 cm-1; 2863 cm1
;
2363 cm-1 ; 1740 cm-1 ; 1693 cm-1 ; 1647 cm-1; 1532 cm-1 ; 1515 cm-1 ; 1461 cm-1 ;
1396 cm-1 ; 1168 cm-1 ; 1028 cm-1 dan daerah finger print 720-629 cm-1 . Data
selengkapnya dapat dilihat pada gambar 4.
Hasil Pengujian Potensi Isolat Aktif Metode Lempeng Agar
Hasil pengujian potensi isolat aktif B1 terhadap 7 jenis bakteri uji
memberikan zona bunuh terbesar pada konsentrasi 2000 ppm yaitu terhadap
bakteri E. coli 13,7 mm; S. thyposa 14,7 mm; V. cholera 10,3 mm; P. aeruginosa
11,7 mm; B. subtillis 18,3 mm; Str. mutans 11,0 mm, dan S. aureus 11, 7 mm.
Kontrol positif yang digunakan adalah Amoxicillin sodium dengan diameter zona
bunuh terbesar 18, 7 mm. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 5.
PEMBAHASAN
Penelitian ini menunjukkan aktivitas ekstrak n-heksan mempunyai
aktivitas penghambatan lebih baik dibanding ekstrak etil asetat dan alkohol 70%.
Ekstrak n-heksan memiliki aktivitas terhadap sembilan mikroba uji yang
digunakan, yaitu
aerogenosa,
Vibrio
Escherichia coli, Salmonella typhosa, Pseudomonas
cholera,
Bacillus
subtilis,
Streptococcus
Staphylococcus aureus, Shigella dysentri, dan Candida albicans.
mutans,
Metode pemisahan digunakan untuk memisahkan komponen kimia dalam
suatu ekstrak dalam bentuk fraksi-fraksi ekstrak. Salah satu cara pemisahan
komponen kimia adalah kromatografi kolom cair vakum, yaitu kromatografi
kolom yang dipercepat dan bekerja pada kondisi vakum. Selanjutnya fraksi fraksi diuji aktivitasnya dengan metode dilusi padat, hasil pengujian fraksi D
menunjukkan fraksi aktif sedang fraksi lainnya tidak menunjukkan aktifitas.
Fraksi aktif selanjutnya diisolasi menggunakan metode Kromatografi
Lapis Tipis Preparatif. Isolasi senyawa bertujuan untuk melokalisir senyawa target
berdasarkan profil kromatogram dan perbandingan eluen yang digunakan pada uji
sebelumnya. Hasil isolasi diperoleh dua pita isolat, kedua pita isolat selanjutnya
dilakukan uji aktivitas dengan metode KLT-bioautografi langsung. Hasil
pengujian pita B1 menunjukkan satu spot yang memberikan aktifitas antibakteri
dengan zona bunuh dengan nilai Rf 0,66 cm.
Hasil karakterisasi reagen semprot Liberman-Burchard menunjukkan
warna coklat kemerahan, dan noda berflouresensi biru-ungu pada UV 366 nm,
sedangkan hasil karakterisasi reagen semprot asam fosfat 85% menunjukkan
warna coklat, dan noda berflouresensi terang pada UV 366 nm. Hal ini
menunjukkan bahwa isolat aktif B1 positif terhadap reagen semprot golongan
senyawa terpenoid.
Isolat murni yang diperoleh dikarakterisasi dengan spektra UV untuk
mengetahui panjang gelombang maksimum senyawa isolat. Hasil pengukuran
tampak 4 (empat) panjang gelombang, dengan 1 (satu) puncak maksimum dengan
panjang gelombang 207,00 nm absorbansi 1,944, menunjukkan bahwa senyawa
isolat aktif B1 mengalami transisi elektronik π  π* (tingkat tereksitasi polar).
Sedangkan pada serapan 264,00 nm, 272,00 nm menunjukkan bahwa senyawa
mengalami transisi elektronik pada tingkat n  π*. Oleh karena itu dapat
diasumsikan bahwa senyawa isolat aktif B1 memiliki ikatan rangkap terkonjugasi
dalam struktur siklik dan struktur alifatik (cincin benzen) (Sastrohamidjojo, 2001).
Pengujian karakterisasi dilanjutkan dengan pengukuran spektra infra red (IR),
data spektra isolat B1 rentangan gugus C-H muncul pada bilangan gelombang di
atas 3000 cm-1 dan C-H grup metilen antara 3000 cm-1 - 2840 cm-1 menunjukkan
spektrum yang stabil. Data spektra isolat B1 terlihat pita-pita lemah dan tajam
antara bilangan gelombang 3600 sampai 3800 menunjukkan adanya renggangan
bidang C-H, pita serapan yang melebar pada bilangan gelombang 3364cm-1 adalah
karakteristik gugus hidroksil (O-H), yang membentuk ikatan hidrogen
antarmolekuler dan biasanya muncul pada daerah bilangan 3500-3200 cm-1
(Silverstein, at all., 2005). Pita serapan pada bilangan gelombang 2924 cm-1 dan
2863 cm-1 merupakan serapan grup metil (C-H) alifatik, yang biasanya muncul
pada bilangan gelombang 3000-2700 cm-1, dan diperkuat dengan pita pada
bilangan gelombang 1461 cm-1 dan 1396 cm-1 yang kemungkinan oleh tekukan
gugus metil (CH3 dan CH2) (Juliantina, dkk. 2008). Pita serapan tajam dan lemah
pada bilangan gelombang 2363 cm-1 menunjukkan adanya ikatan rangkap tiga,
akan tetapi pita ini terlalu lemah untuk gugus nitril atau asetilen tersubtitusi
tunggal (-C≡C-H), dan tidak adanya pita tajam dekat bilangan gelombang 3300
cm-1 untuk C-H tunggal dari gugus asetilen. Kenyataan ini menunjukkan adanya
gugus asetilen tersubtitusi rangkap (-C≡C-). Data spektra isolat B1 pada bilangan
gelombang 1740 cm-1, 1693 cm-1, dan 1647 cm-1 menunjukkan adanya karbonil
grup (C=O), dan diduga berhubungan dengan metil keton atau aldehid alifatik
yang biasa muncul pada bilangan gelombang 1740 cm-1 - 1720 cm-1. Menurut
Silverstein, at all.,
(2005) bilangan gelombang 1532 cm-1 dan 1515 cm-1
mengindikasikan adanya renggangan C=C (alkena) serapan ini diduga dihasilkan
oleh gugus ester siklik. Berdasarkan pita - pita spektra isolat aktif B1 yang muncul
pada bilangan gelombang1740 cm-1, 1693 cm-1, 1647cm-1, 1532 cm-1 dan 1515
cm-1 mengindikasikan adanya karbonil (C=O) atau keton, alkena (C=C) yang
dihasilkan oleh gugus dengan gugus ester siklik (Silverstein, at all., 2005).
Data spektra
isolat aktif B1 dengan pita yang timbul pada bilangan
gelombang 1168 cm-1 dengan pita lemah dan bilangan gelombang 1028 cm-1 pita
tajam merupakan karakteristik serapan gugus (C-O) (Silverstein, at all., 2005).
Tiga pita yang ditunjukkan pada daerah sidik jari dengan bilangan 726 cm-1, 666
cm-1 dan 629 cm-1 menunjukkan adanya gugus - gugus alkil yang diindikasikan
mengandung paling sedikit 3 gugus metilen (Sastrohamidjojo, 2001)
Uji potensi antimikroba isolat B1 dilanjutkan dengan uji metode dilusi
agar padat menggunakan cakram kertas (paper disc) pada konsentrasi 2000 ppm,
1000 ppm, dan 500 ppm.
Hasil pengujian diperoleh konsentrasi isolat yang
memberikan zona hambat terbesar pada konsentrasi 2000 ppm masing-masing
untuk bakteri E. coli dengan diameter zona hambat rata-rata 13,70 mm, S. thiposa
rata-rata zona hambat 14,70 mm; bakteri V. cholera rata-rata zona 10,30 mm,
bakteri P. aeruginosa rata-rata zona hambat 11,70 mm; bakteri B. subtilis rata-rata
zona hambat 18,30 mm; bakteri S. mutans rata-rata zona 11,0 mm dan bakteri S.
aureus rata-rata zona 11,70 mm, sedangkan untuk kontrol positif amoxicillin
memberikan zona hambat terbesar rata-rata pada konsentrasi 2000 ppm untuk
bakteri gram negatif sebesar 18,7 mm, dan untuk bakteri gram positif sebesar 19,7
mm. Mekanisme penghambatan atau terbunuhnya mikroba yaitu senyawa aktif
yang mampu menembus dinding sel dapat menghambat sintesis dinding sel
menyebabkan terjadinya kerusakan dinding sel akibat perbedaan tekanan osmotik
di dalam dan di luar yang berakibat fungsi integritas sel mengalami lisis
(Ganiswara, 1995). Oleh karena itu, setiap zat yang mampu merusak dinding sel
atau mencegah sintesisnya, akan menyebabkan terbentuknya sel-sel yang peka
terhadap tekanan osmotik (Syahrurrahman, dkk., 1994).
Kontrol positif yang digunakan adalah amoxicillin sodium, konsentrasi
2000 ppm menunjukkan aktivitas terhadap seluruh jenis bakteri uji. Mekanisme
mengkatalisis pembentukan ikatan silang antara rantai peptidoglikan, dengan
menghambat reaksi katalisis transpetidase, sehingga tidak terjadi penyelesaian
jembatan pentaglisin antara polimer-polimer linier N-asetil glukosamin dan asam
N-asetil muramat, menyebabkan pembentukan ikatan silang yang penting
terhadap integrasi/penggabungan protein penyusun dinding sel tidak terjadi
(Ibrahim, 2011). Kontrol negatif digunakan dimetil sulfoksida (DMSO) sebagai
pembanding. DMSO digunakan sebagai pelarut ekstrak sehingga dapat terdispersi
merata diseluruh medium untuk mendapatkan hasil yang homogen. Hasil
pengujian menunjukkan tidak memberikan aktivitas pembunuhan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Hasil isolasi ekstrak n-heksan daun sungkai (Peronema canescens. Jack)
diperoleh satu senyawa, yaitu isolat B1, berdasarkan data pereaksi kimia isolat B1
positif golongan senyawa terpenoid, data spektra UV dengan panjang gelombang
maksimum 207, dan data IR senyawa isolat aktif mengandung gugus fungsi OH
(hidroksil) -CH- alifatik, C=O (karbonil), C – O (keton), C=C– (ester siklik atau
aromatik), dan CH2 dan CH3 (alkil alifatik). Potensi isolat aktif B1 dari ekstrak nheksan daun sungkai (Peronema canescens. Jack) terhadap bakteri uji, dengan
nilai Kadar Hambat Minimum (KHM) adalah 500 ppm dan Kadar Bunuh
Minimum (KBM) adalah 2000 ppm. Aktivitas antimikroba isolat aktif B1 dari
ekstrak n-heksan daun sungkai (Peronema canescens. Jack) efektif terhadap
bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Karakterisasi lebih lanjut senyawa
aktif
daun
sungkai
(Peronema
spektrofotometer massa (MS),
1-
canescens.
H-NMR, dan
Jack)
menggunakan
data
13-
C-NMR sehingga struktur
senyawa dapat diketahui. Perlu dilakukan pengembangan lebih lanjut kearah
pembuatan sediaan farmasi khususnya formulasi sediaan obat antibiotik.
DAFTAR PUSTAKA
Djide. N., M. (2008). Mikrobiologi Farmasi. Jurusan Farmasi F.MIPA.
Universitas hasanuddin. Makassar. 45-47.
Djauhariya & Hernani. 2004. Gulma Berkhasiat Obat. Penebar Swadaya, Jakarta.
Ganiswara, S. (1995). Farmakologi dan Terapi. Edisi IV. Bagian Farmakologi
fakultas Kedokteran. Universitas Indonesia. Jakarta. 572-573.
Hamburger, M.O., Cordell, G.A. (1987). Direct Bioautographic TLC Assay for
Compounds Possesing Antibacterial Activity. Journal of Natural
Products. Vol. 50 (1) : 19 – 22.
Harmida, 2011. Jurnal Penelitian Sains : Studi Etnofitomedika di Desa Lawang
Agung Kecamatan Mulak. Ulu Kabupaten Lahat Sumatera Selatan,Vol. 14
No. 1(On line) (diakses tanggal 8 Februari 2013)
Harborne, J.B. (1984). Metode Fitokimia. Terjemahan oleh Kosasih Padmawinata
dan Iwang Soediro. 1996. ITB, Bandung.
Houghtin, P.J., Raman, A. (1998). Laboratory Handbook for the Fractinatio of
Natural Extrack. Chapman & Hall. 6-7
Heyne, K. (1987). Tumbuhan Berguna Indonesia. Cetakan ke-1. Jakarta: Badan
Litbang Kehutanan.
Ibrahim, A., (2011). Aktivitas Antimikroba Ektrak Daun Rami (Boehmeria
virgata (Forst.) Guill terhadap Beberapa Mikroorganisme. Journal of
Tropical Pharmacy and Chemistry. Vol. 1 No. 2 : 86-93)
Juliantina, F., Citra, D., Nirwani, B., Nurmasitoh, T., Bowo, E. 2008. Jurnal
Kedokteran Dan Kesehatan Indonesia : Manfaat Sirih Merah (Piper
crocatum) Sebagai Agen Anti Bakterial Terhadap Bakteri Gram Positif
Dan Gram Negatif, (Online), (diakses tanggal 8 September 2011).
Mathias, O., Hamburger and Geoffrey A. Cordell., (1987). A Direct
Bioautographic Assay for Compounds Possessing Antibacterial Activiity.
Journal of Natural Products. Vol. 50. No.1. 19 - 22.
Murningsih, T., Subeki., Matsuura, H., Takahashi, K., Yamasaki, M., Yamato, O.,
Maede, Y., Katakura, K., Suzuki, M., Kobayashi, S., Chairul., Yoshihara,
T. (2005). Evaluation of Inhibitory Activities of The Extracts of Indoneisan
Traditional Medical Plants Againts Plasmodium falciparum and Babesia
gibsoni. J. Vet. Med. Sci., 67, 8: 829-31.
Rahalison, L. Hamburger, M. Hostettmann, K. (1991). A Bioutographic Agar
Overlay Method for the Detection of Antifungal Compounds from Higher
Plants. Journal of Phitochemical Analysis. Vol. 2. 199 – 203.
Sastrohamidjojo, H. (2001). Spektroskopi Infra Merah. Liberty, Yogyakarta, 17 –
78.
Silverstein, R.M., Webster, F.X., Kiemle, D.J. (2005). Spektrometric
Identifikation of Organic Compounds. Jhon Wiley and Sons. Inc.
Sitorus, M. 2009. Spektroskopi Elusidasi Struktur Molekul Organik. Graha Ilmu.
Yogyakarta.
Subeki., Matsuura, H., Yamasaki, M., Yamato, O., Maede, Y., Katakura, K.,
Suzuki, M., Trimurningsih., Chairul., Yoshihara, T., (2004). Effects of
Central Kalimantan Plant Extracts on Intraerythrocytic Babesia gibsoni in
Culture. J. Vet. Med. Sci., 66, 7: 871-4
Suwandi, D. (1995). Uji Pendahuluan Ekstrak Etanol Daun Sungkai (Peronema
canescens Jack) Terhadap Pertumbuhan Plasmodium berghei (ANKA)
pada Mencit Putih Strain Swiss. Padang: Jurusan Farmasi FMIPA
Universitas Andalas.
Syahrurachman,Agus,dkk.,(1994),
Binarupa Aksara, Jakarta.
Mikrobiologi
Kedokteran
Edisi
Revisi,
Tabel 1. Hasil kromatografi kolom cair vakum dan hasil isolasi ekstrak nheksan daun sungkai (Peronema canescens. Jack)
Ekstrak n-heksan
(gram)
30,29 g
Bobot Fraksi (gram)
Fraksi A
Fraksi B
Fraksi C
Fraksi D
5,563
7,679
2,753
14,232
Fraksi D
Isolat B1
Isolat B2
14,232
0,073
0,007
Tabel 2. Hasil karakterisasi dengan reagen semprot
Liberman-Burchard
Rf
Sinar
(isolat)
tampak
0,64
coklat
UV 366 nm
berpendar biru
Asam fosfat 85%
Rf
Sinar
(isolat)
tampak
0,79
Coklat
UV 366 nm
berpendar terang
kemerahan
Gambar 3. Profil spektrum absorbsi sinar UV-Vis pada panjang gelombang
200 – 800 nm isolat aktif B1
Gambar 4. Foto profil spektrum Infra Red (IR) isolat aktif (B1) ekstrak n-heksan daun sungkai (Peronema canescens. Jack.)
Gugus C-H
O-H
(hidroksil)
vibrasi
rentangan C-O
alkil alifatik
(C-CH3 & C-CH2)
Grup metil (CH3
dan CH2) alifatik
alkil alifatik (3
gugus metilen)
C≡C
tersubtitusi
rangkap
karbonil C=O
(Keton)
renggangan C=C
(Alkena)
rentangan
C-O, ester
Tabel 5. Hasil pengujian potensi isolat aktif B1 dengan metode difusi agar
Konsentrasi uji (ppm)
dan diameter zona bening (mm)
Bakteri
Escherichia coli
Salmonella thyposa
Vibrio cholera
Pseudomonas aeruginosa
Bacillus subtilis
Streptococcus mutans
Staphylococcus aureus
2000
1000
500
K(+) 2000
K (-)
13,7
14,7
10,3
11,7
18,3
11,0
11,7
8,0
8,0
9,3
7,7
8,7
9,3
10,0
6,0
7,7
0,0
1,0
2,0
3,0
7,0
18,7
15,0
10,3
10,0
19,7
11,3
11,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
Keterangan :
K(+)
K(-)
: Kontrol positif (Amoxicillin sodium) konsentrasi 2000 ppm.
: Kontrol negatif DMSO
Download