this PDF file

advertisement
EduChemia
(Jurnal Kimia dan Pendidikan)
Vol.2, No.1, Januari 2017
e-ISSN 2502-4787
ANALISIS KEMAMPUAN PEDAGOGICAL CONTENT
KNOWLEDGE MAHASISWA CALON GURU KIMIA
MA/SMA
Evi Sapinatul Bahriah
Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah, Jakarta, Indonesia
e-mail: [email protected]
Abstract: This study aims to determine the ability of Pedagogical Content Knowledge
(PCK) pre-service education of chemistry in MA/SMA. The method used is descriptive
qualitative. The subjects consist of 30 students from the Department of Chemistry Education
8th semester of the academic year 2015/2016 FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta in
March to September 2016. The ability of PCK measured consists of seven components:
knowledge of science, knowledge of goals, knowledge of students, knowledge of curriculum
organization, knowledge of teaching, knowledge of assessment, and knowledge of resources.
The instrument used in this study consisted of objective tests and oral tests. Data were
analyzed with descriptive qualitative. The results of this study show that: 1) The percentage
of the average value of the ability of PCK overall is 56.67% is included enough category. 2)
The percentage of the average value of the ability of PCK highest is indicators Knowledge of
science, KoSc amounted to 65.67% (good categories), while the percentage of the average
value of the ability of PCK lowest is an indicator knowledge of students 26.67% (less than
one category). 3) The ability of PCK pre-service education of chemistry is enough category.
Keywords: Pedagogical Content Knowledge (PCK); chemistry teacher MA / SMA
Candidate; qualitative descriptive
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan Pedagogical Content
Knowledge (PCK) calon guru kimia MA/SMA. Metode penelitian yang digunakan adalah
metode deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah 30 orang mahasiswa Jurusan
Pendidikan Kimia semester 8 tahun akademik 2015/2016 FITK UIN Syarif hidayatullah
Jakarta pada bulan Maret-September 2016. Kemampuan PCK yang diukur terdiri dari 7
komponen yaitu knowledge of science, knowledge of goals, knowledge of students,
knowledge of curriculum organization, knowledge of teaching, knowledge of assessment, and
knowledge of resources. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tes
objektif dan tes lisan. Data yang diperoleh dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Persentase nilai rata-rata kemampuan PCK calon guru
kimia secara keseluruhan adalah sebesar 56,67% yang termasuk dalam kategori cukup. 2)
Persentase nilai rata-rata kemampuan PCK calon guru kimia tertinggi adalah indikator
pengetahuan terhadap konten sains (Knowledge of science, KoSc) sebesar 65,67% (kategori
baik), sedangkan persentase nilai rata-rata kemampuan PCK calon guru kimia terendah
adalah indikator pengetahuan terhadap karakteristik siswa (Knowledge of students, KoSt)
sebesar 26,67% (kategori kurang sekali). 3) Kemampuan PCK calon guru kimia secara
umum termasuk kategori cukup.
73
74 EduChemia,Vol.2, No.1, Januari 2017
Bahriah
Kata kunci: Pedagogical Content Knowledge (PCK); Calon guru kimia MA/SMA;
Deskriptif Kualitatif
14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu
Dosen). Guru sebagai tenaga profesional
indikator kualitas suatu bangsa dan
mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan
Negara. Tingkat kemajuan suatu bangsa
yang sangat penting dalam mencapai visi
dan negara berbanding lurus dengan
pendidikan 2025 yaitu menciptakan insan
kualitas pendidikannya. Pendidikan yang
Indonesia cerdas dan kompetitif. Karena
bermutu merupakan salah satu hak setiap
itu, profesi guru harus dihargai dan
warga
dikembangkan
Indonesia
diamanatkan
sebagaimana
dalam
UUD
yang
1945.
Pendidikan bermutu ini hanya akan
sebagai
profesi
yang
bermartabat.
Guru juga merupakan suatu profesi,
diperoleh melalui proses pembelajaran di
yang
dalam kelas yang dilakukan oleh guru
memerlukan keahlian khusus sebagai
yang
guru dan tidak dapat dilakukan oleh
profesional
dan
mempunyai
berarti
komitmen terhadap mutu. Guru menjadi
sembarang
sebuah
pendidikan.
profesi
mempraktekkan
ketika
guru
pembelajaran
dengan
suatu
orang
jabatan
di
luar
Pekerjaan
yang
bidang
profesional
ditunjang oleh suatu ilmu tertentu secara
dasar pengetahuan yang umum dan
mendalam
yang
menggunakan
diperoleh
dari
praktek mengajar yang efektif (NSTA,
pendidikan
yang
2003). Oleh karena itu, dalam rangka
kinerjanya didasarkan keilmuan yang
mencapai tujuan pendidikan nasional dan
dapat
memenuhi
ilmiah. Seorang guru juga seharusnya
pengetahuannya
tuntutan
global
untuk
dalam
IPTEKS dibutuhkan guru profesional.
Guru
pendidik
akademik,
hanya
mungkin
lembaga-lembaga
formal
sehingga
dipertanggungjawabkan
memiliki
pengetahuan
khusus
secara
yang
merupakan
diperoleh dari proses mengajar yang telah
memiliki
kualifikasi
dilakukan
kompetensi,
sertifikat
profesional
yang
bertahun-tahun
dan
dari
pengembangan profesi.
pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta
Pemerintah melalui Presiden sudah
memiliki kemampuan untuk mewujudkan
mencanangkan guru sebagai profesi pada
tujuan pendidikan nasional (UU RI No.
tanggal 2 Desember 2004. Guru sebagai
e-ISSN 2502-4787
Analisis Kemampuan Pedagogical Content Knowledge 75
profesi dikembangkan melalui: (1) sistem
Sejalan dengan pendapat Tumisem
pendidikan; (2) sistem penjaminan mutu;
(2013) yang menyatakan bahwa masalah
(3)
sistem
terkait kompetensi guru terdiri dari: (1)
remunerasi; dan (5) sistem pendukung
keberagaman kemampuan dalam proses
profesi guru. Dengan pengembangan
pembelajaran
guru sebagai profesi diharapkan mampu:
pengetahuan, (2) belum adanya alat ukur
(1)
yang
sistem
manajemen;
membentuk,
(4)
membangun,
dan
dan
akurat
penguasaan
untuk
mengetahui
mengelola guru yang memiliki harkat dan
kompetensi guru, dan (3) pembinaan
martabat
yang
yang
tinggi
di
tengah
selama
ini
dilakukan
belum
masyarakat; (2) meningkatkan kehidupan
mencerminkan kebutuhan. Hal ini juga
guru
(3)
diperkuat oleh penilaian terhadap sektor
meningkatkan mutu pembelajaran yang
pendidikan secara global terhadap suatu
mampu mendukung terwujudnya lulusan
negara
yang kompeten dan terstandar dalam
Development Index (HDI) yang menjadi
rangka pencapaian visi, misi dan tujuan
program
pendidikan
menyatakan bahwa pada tahun 2010,
yang
sejahtera;
nasional
dan
pada
masa
mendatang (Puslitjak, 2013).
Kenyataannya,
dari
melalui
UNDP
Human
(2010)
yang
Indonesia berada pada peringkat 108 dan
ini,
mengalami penurunan pada tahun 2011
profesionalisme guru termasuk guru IPA
menjadi peringkat 124 dari 183 negara,
masih
naik kembali pada tahun 2012 menjadi
menjadi
dikalangan
dianggap
dunia
bahwa
sampai
yaitu
bahan
saat
perbincangan
pendidikan
peringkat 121.
pendidikan,
Rangking dari HDI ini merupakan
prestasi, dan sertifikasi tidak dapat
indikator dari kesiapan suatu negara
menjamin
untuk dapat bersaing secara global
para
menyampaikan
tingkat
karena
guru
pengetahuan
mampu
yang
dengan
negara-negara
diperoleh sepanjang hidupnya dalam
Dibandingkan
bentuk materi pelajaran yang memadai
lainnya, menurut survei Political and
selama proses belajar mengajar. Padahal
Economic
penguasaan materi dan keterampilan
kualitas pendidikan di Indonesia berada
mengajarkan materi akan menentukan
pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia,
keberhasilan peningkatan pembelajaran
berada
siswa.
rendahnya kualitas pendidikan, maka
di
Risk
dengan
lainnya.
negara
Consultant
bawah
Vietnam.
Asia
(PERC),
Akibat
Indonesia memiliki daya saing yang
e-ISSN 2502-4787
76 EduChemia,Vol.2, No.1, Januari 2017
Bahriah
rendah, yaitu hanya menduduki urutan
memperbaiki
ke-47 dari 58 negara yang disurvei (The
Terbitnya
World
2000).
No.16/2009 (2009) secara keseluruhan
Indonesia pun hanya berpredikat sebagai
mengandung semangat yang bertujuan
follower bukan sebagai leader teknologi
untuk meningkatkan kompetensi dan
dari 53 negara di dunia. Kualitas para
profesionalisme guru yang selanjutnya
guru Indonesia juga menempati peringkat
akan menjadikan guru sebagai pekerjaan
terakhir dari 14 negara berkembang di
profesional yang dibingkai oleh kaidah-
Asia Pacifik (Puslitjak, 2013). Bahkan,
kaidah profesi yang standar, dan pada
berdasarkan data terbaru dari program
akhirnya salah satu program yang akan
sertifikasi guru bulan Februari 2012, hasil
mencetak seorang guru yang profesional
ujian kompetensi guru (UKG) dari 337
adalah program Sl pendidikan yang
kabupaten/kota masih berada di bawah
diselenggarakan pada berbagai lembaga
rata-rata nasional yaitu sebesar 42,25
pendidikan tenaga keguruan (LPTK) di
(Saga, 2012).
Indonesia.
Economic
Forum,
Hal ini jika tidak segera di atasi akan
berdampak
pada
pendidikan.
rendahnya
Rendahnya
LPTK
kualitas
program yang diberikan di LPTK adalah
materi
knowledge)
(2)
kurang
ujung
profesional dan kompetitif. Salah satu
pengetahuan
maksimal,
merupakan
RB
kualitas
(1) kemampuan siswa dalam menyerap
guru
dan
tombak terciptanya calon-calon pendidik
program
diajarkan
pembelajaran.
Permenegpan
pendidikan yang dimaksud antara lain:
yang
proses
tidak
yang
membahas
pedagogi
dan
tentang
(pedagogical
pengetahuan
materi
sempurnanya
subjek atau konten (Content knowledge)
pembentukan karakter yang tercermin
yang seimbang. Ilmu pedagogi dan
dalam sikap dan kecakapan hidup yang
materi
dimiliki oleh setiap siswa, serta (3)
berkesinambungan yang kemudian akan
rendahnya
dilanjutkan pada praktik mengajar yang
kemampuan
bernalar dan
berpikir secara ilmiah.
Penelitian
subjek
ini
diberikan
secara
berlangsung secara kolaboratif di dalam
IPA,
komunitas profesional seperti sekolah.
khususnya kimia dan hasil belajar siswa
Sebagai agen pengubah (the agent of
memberikan
implikasi
change) seharusnya para guru harus terus
pentingnya berbagai strategi dan sistem
mengembangkan proses mengajarnya di
pembinaan
kelas dan calon guru terus melatih
peningkatan
tentang
guru
sejumlah
profesional
mutu
guru
dalam
untuk
rangka
kemampuannya
dalam
merancang
e-ISSN 2502-4787
Analisis Kemampuan Pedagogical Content Knowledge 77
pembelajaran,
salah
satunya
memahami
Pedagogical
dengan
tingkat pemahaman PCK calon guru
Content
kimia di tingkat pendidikan menengah
Knowledge (PCK).
Pedagogical
seperti MA/SMA/SMK.
Content
Knowledge
Berdasarkan
tersebut,
harus dimiliki dan dipahami oleh seorang
melakukan penelitian tentang analisis
guru dan calon guru karena seorang guru
kemampuan PCK calon guru kimia
harus familiar dengan konsep alternatif
MA/SMA. Tujuan penelitian ini adalah
dan kesulitan yang akan dihadapi siswa
untuk menggambarkan kemampuan PCK
yang beragam latar belakang serta dapat
calon guru kimia MA/SMA.
perlu
untuk
menyusun,
menjalankan dan menilai materi subjek
(Shulman, 1986, 1987).
Hasil
dirasa
alasan
(PCK) merupakan pengetahuan yang
mengorganisasikan,
maka
beberapa
METODE
Metode penelitian yang digunakan
beberapa
penelitian
dalam penelitian ini metode deskriptif
dikemukakan bahwa PCK merupakan
kualitatif,
pengetahuan yang sangat penting dan
menggambarkan secara sistematis fakta
harus dimiliki oleh seorang guru dan
dan karakteristik objek atau subjek yang
PCK akan terus berkembang sesuai
diteliti secara tepat (Sukardi, 2007).
pengalaman
mengajar
Penelitian
deskriptif
penelitian
yang
bermaksud
menguji
guru.
dilakukan
Seperti
oleh
karena
bertujuan
untuk
juga
suatu
tidak
hipotesis,
Munandar, dkk (2015) yang berjudul
namun
“Model
adanya kejadian, variabel, atau keadaan
Learning
Cycle
untuk
Transformasi Pedagogik pada Mahasiswa
Pendidikan
Hipotetik
Biologi:
untuk
Suatu
Model
Meningkatkan
hanya
menggambarkan
apa
(Arikunto, 2005).
Penelitian ini dilakukan pada bulan
Maret-September
2016
di
Jurusan
Profesional Calon Guru”, menunjukan
Pendidikan Kimia Semester 8 genap
bahwa Siklus belajar (Learning cycle)
tahun akademik 2015/2016 Fakultas Ilmu
yang terdiri
atas: need assessment,
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
planning, implementation & Monitoring,
Hidayatullah Jakarta. Subjek penelitian
dan Evaluation dapat digunakan untuk
ini adalah seluruh mahasiswa jurusan
meningkatkan
pendidikan
profesionalisme
calon
Kimia
Fakultas
Ilmu
guru biologi. Akan tetapi belum banyak
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
penelitian yang mengkaji bagaimana
Hidayatullah
e-ISSN 2502-4787
Jakarta.
Adapun
yang
78 EduChemia,Vol.2, No.1, Januari 2017
menjadi subjek penelitian ini adalah 30
Bahriah
HASIL DAN PEMBAHASAN
mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia
Adapun data kemampuan PCK calon
semester 8 Tahun Akademik 2015/2016
guru kimia secara keseluruhan dapat
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
dilihat pada Gambar 1.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Instrumen penelitian yang digunakan
adalah sebagai berikut: 1) Tes Objektif,
yaitu tes objektif pilihan ganda bejumlah
30 butir soal. Tes ini digunakan untuk
mengukur kemampuan PCK mahasiswa
calon guru kimia. 2) Tes lisan dalam
penelitian
ini
merupakan
tes
yang
digunakan pada ujian komprehensif,
yaitu ujian untuk mengukur kemampuan
penguasaan konten kependidikan maupun
Gambar 1. Data Kemampuan PCK Calon Guru
Kimia Secara Keseluruhan
konten kimia. Ujian komprehensif ini
syarat
untuk
Berdasarkan Gambar 1 di atas dapat
munaqosah.
Ujian
diketahui bahwa persentase nilai rata-rata
komprehensif ini dilakukan pada tanggal
kemampuan PCK calon guru kimia
18-25 April 2016. Data hasil tes tertulis
secara
dan
dihitung
56,67% yang termasuk dalam kategori
dengan
cukup. Adapun persentase nilai terendah
merupakan salah satu
mengikuti
tes
sidang
lisan
persentasenya
dan
kemudian
dianalisis
keseluruhan
menggunakan teknik analisis deskriptif.
sebesar
Persentase yang diperoleh kemudian
tertinggi sebesar 73,33%.
ditafsirkan kedalam beberapa kategori
seperti yang terdapat dalam Tabel 1.
Persentase (%)
80-100
66-79
56-65
40-55
0-39
(Arikunto, 2006)
Kategori
Baik sekali
Baik
Cukup
Kurang
Kurang sekali
dan
sebesar
persentase
nilai
Kemampuan PCK calon guru kimia
disamping dianalisis secara keseluruhan,
juga
Tabel 1. Tafsiran Persentase
30%
adalah
dilakukan
analisis
untuk
tiap
indikatornya. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui indikator PCK mana yang
memperoleh nilai rata-rata terendah dan
tertinggi. Data kemampuan PCK calon
guru kimia untuk tiap indikator dapat
dilihat pada Gambar 2.
e-ISSN 2502-4787
Analisis Kemampuan Pedagogical Content Knowledge 79
(Knowledge of curriculum organization,
KoCO)
diperoleh
sebesar
61,11%
(kategori cukup), indikator pengetahuan
tentang cara mengajar (Knowledge of
teaching, KoT) diperoleh sebesar 47,33%
(kategori kurang), indikator pengetahuan
terhadap sistem penilaian (Knowledge of
assessment,
62,5%
Gambar 2. Data Kemampuan PCK Calon Guru
Kimia Untuk Tiap Indikator
KoA)
diperoleh
(kategori
cukup),
sebesar
dan
pada
indikator pengetahuan terhadap sumber
belajar (Knowledge of resources, KoR)
Keterangan:
KoSc= Knowledge of science (Pengetahuan
terhadap konten sains); KoG= Knowledge of
goals (Pengetahuan terhadap tujuan); KoSt=
Knowledge of students (Pengetahuan terhadap
karakteristik siswa); KoCO= Knowledge of
curriculum organization (Pengetahuan terhadap
kurikulum); KoT= Knowledge of teaching
(Pengetahuan tentang cara mengajar); KoA=
Knowledge of assessment (Pengetahuan terhadap
system penilaian); KoR= Knowledge of resources
(Pengetahuan terhadap sumber belajar)
diperoleh
sebesar
diketahui bahwa persentase nilai rata-rata
kemampuan PCK calon guru kimia pada
indikator pengetahuan terhadap konten
sains (Knowledge of science, KoSc)
diperoleh sebesar 65,67% (kategori baik),
indikator pengetahuan terhadap tujuan
(Knowledge of goals, KoG) diperoleh
sebesar
56,67%
indikator
(kategori
pengetahuan
karakteristik
siswa
cukup),
terhadap
(Knowledge
of
students, KoSt) diperoleh sebesar 26,67%
(kategori
kurang
pengetahuan
e-ISSN 2502-4787
sekali),
terhadap
indikator
kurikulum
(kategori
cukup).
Berdasarkan
data
tersebut
maka
dapat disimpulkan bahwa persentase nilai
rata-rata kemampuan PCK calon guru
kimia
tertinggi
pengetahuan
sedangkan
adalah
terhadap
(Knowledge
Berdasarkan Gambar 2 di atas dapat
61,67%
of
konten
sains
science,
persentase
kemampuan
indikator
KoSc),
nilai
Pedagogical
rata-rata
Content
Knowledge calon guru kimia terendah
adalah indikator pengetahuan terhadap
karakteristik
siswa
(Knowledge
of
students, KoSt).
Pedagogical
merupakan
menyajikan
Content
gagasan
Knowledge
akademik
tentang
ide
yang
yang
membangkitkan minat yang berkembang
terus menerus dan melalui pengalaman
tentang
bagaimana
tertentu
dengan
mengajar
cara
khusus
konten
agar
pemahaman siswa tercapai (Loughran,
80 EduChemia,Vol.2, No.1, Januari 2017
Berry & Mulhall, 2006). PCK juga
merupakan
ide
yang
berakar
dari
Bahriah
PCK yang diukur dalam penelitian
ini terdiri dari tujuh indicator, yaitu: 1)
keyakinan bahwa mengajar memerlukan
KoSc:
lebih
pemberian
(Pengetahuan terhadap konten sains); 2)
pengetahuan muatan subjek kepada siswa
KoG: Knowledge of goals (Pengetahuan
dan siswa belajar tidak sekedar hanya
terhadap tujuan); 3) KoSt: Knowledge of
menyerap informasi tapi lebih dari
students
penerapannya (K. Abella, S, 2008).
karakteristik
dari
sekedar
Knowledge
of
(Pengetahuan
siswa);
science
terhadap
4)
KoCO:
PCK merupakan pengetahuan yang
Knowledge of curriculum organization
harus dimiliki dan dipahami oleh seorang
(Pengetahuan terhadap kurikulum); 5)
guru dan calon guru karena seorang guru
KoT:
harus familiar dengan konsep alternatif
(Pengetahuan tentang cara mengajar); 6)
dan kesulitan yang akan dihadapi siswa
KoA:
yang beragam latar belakang serta dapat
(Pengetahuan terhadap system penilaian);
mengorganisasikan,
dan 7) KoR:
menyusun,
menjalankan dan menilai materi subjek
(Shulman, 1986, 1987).
Profesionalisme
Knowledge
of
Knowledge
of
teaching
assessment
Knowledge of resources
(Pengetahuan terhadap sumber belajar).
Persentase nilai rata-rata kemampuan
guru
dapat
PCK calon guru kimia pada indikator
diinterpretasikan sebagai sebuah bidang
pengetahuan
pekerjaan profesional dengan dimensi
(Knowledge of science, KoSc) diperoleh
sosiologi, ideologi, dan pendidikan yang
sebesar 65,67% dan termasuk dalam
bertujuan
standar
kategori baik. Hal ini menunjukkan
tertinggi di dalam profesi mengajar yang
bahwa kemampuan calon guru kimia
berdasar
terhadap konten sains sudah cukup baik.
untuk
pada
mencapai
pembentukan
tenaga
profesional, pengetahuan, kemampuan,
Konten
terhadap
sains
disini
merupakan
konten
ini sejalan dengan ketentuan di dalam
memuat materi-materi atau konsep kimia
Permendiknas No. 16 Tahun 2007 yang
esensial yang harus dikuasai oleh calon
mengungkapkan bahwa profesionalisme
guru
guru mencakup 4 kompetensi guru, yakni
esensial
kompetensi
kompetensi
mahasiswa calon guru kimia terdiri dari
profesional, kompetensi kepribadian, dan
10 konsep, yaitu: konsep struktur atom
kompetensi sosial.
dan sistem periodik unsur, ikatan kimia,
kimia.
yang
pelajaran
sains
dan nilai (Demirkasimoglu, 2010). Hal
pedagogis,
mata
konten
Adapun
diuji
kimia
yang
konsep
kimia
cobakan
pada
e-ISSN 2502-4787
Analisis Kemampuan Pedagogical Content Knowledge 81
tatanama
dan
persamaan
reaksi,
menyatakan bahwa kemampuan PCK
stoikiometri, elektrokimia, termokimia,
guru dapat memberikan korelasi positif
laju reaksi, kesetimbangan, asam dan
terhadap
basa, serta koloid. Konten sains tersebut
kesetimbangan kimia dan konsep mol.
sudah diberikan pada tahun pertama
Adapun konsep yang paling sedikit
perkuliahan, yaitu pada mata kuliah dasar
dijawab benar adalah konsep koloid.
umum (MKDU). MKDU tersebut adalah
Banyak sedikitnya persentase jumlah soal
mata kuliah Kimia Dasar 1, Kimia Dasar
yang dijawab benar oleh mahasiswa
2, dan Kapita Selekta.
calon guru kimia diantaranya disebabkan
pemahaman
konsep
Adapun jika dilihat dari persentase
oleh: 1) Setiap mahasiswa mempunyai
jumlah mahasiswa calon guru kimia yang
cara memahami konsep yang berbeda-
menjawab dengan benar pada setiap
beda dalam upaya mengingat definisi
konten sains adalah sebagai berikut: pada
konsep yang baik dan benar. Hal ini
konsep struktur atom dan sistem periodik
sejalan dengan pernyataan Ardiansyah &
unsur berjumlah 40%, pada konsep ikatan
Bahriah (2016) yang menyatakan bahwa
kimia berjumlah 53, 33%, pada konsep
setiap
tatanama dan persamaan reaksi berjumlah
berbeda dalam memahami suatu konsep.
86,67%,
2) Adanya faktor miskonsepsi, yaitu
berjumlah
pada
konsep
73,33%,
stoikiometri
pada
konsep
anak
mempunyai
cara
yang
mahasiswa calon guru kimia sebenarnya
elektrokimia berjumlah 43,33%, pada
mengetahui
konsep termokimia berjumlah 76,67%,
meyakini pemahaman yang menyimpang
pada
berjumlah
dari makna konsep yang sebenarnya
76,67%, pada konsep kesetimbangan
(Ardiansyah & Bahriah, 2016). 3) Kimia
kimia berjumlah 100%, pada konsep
memuat beberapa konsep yang bersifat
asam
abstrak,
konsep
dan
laju
basa
reaksi
berjumlah
83,33%,
konsep
artinya
tersebut
tidak
bisa
tetapi
secara
sedangkan pada konsep koloid berjumlah
langsung dilihat oleh kasat mata seperti
23,33%.
konsep atom, ikatan kimia, tatanama
Berdasarkan
maka
kimia, konsentrasi, dan kesetimbangan
dapat diketahui bahwa konsep yang
kimia. 4) Beberapa konten kimia memuat
paling banyak dijawab benar adalah
konten yang membutuhkan kemampuan
konsep kesetimbangan kimia. Hal ini
kognisi yang tinggi untuk memberikan
sesuai dengan penelitian yang dilakukan
mahasiswa
oleh Rollnicka M, et. al (2008) yang
mengenai definisi dari konsep tersebut
e-ISSN 2502-4787
data
tersebut
gambaran
dalam
dirinya
82 EduChemia,Vol.2, No.1, Januari 2017
dan
menghubungkannya
Bahriah
dengan
Persentase nilai rata-rata kemampuan
pengetahuan yang dimiliki mahasiswa
PCK calon guru kimia pada indikator
sebelumnya untuk membentuk definisi
pengetahuan terhadap karakteristik siswa
konsep dalam diri mahasiswa (Barke,
(Knowledge of students, KoSt) diperoleh
Hazri, & Ytibarek, 2009; Ardiansyah &
sebesar 26,67%.
Bahriah, 2016).
bahwa mahasiswa calon guru kimia
Oleh karena itu, untuk meningkatkan
Hal ini menunjukkan
memiliki
pengetahuan
terhadap
kemampuan PCK calon guru kimia pada
karakteristik
siswa
kategori
indikator pengetahuan terhadap konten
kurang sekali (Arikunto, 2006), sehingga
sains,
pengetahuan
maka
kualitas
perlunya
pembelajaran
peningkatan
di
lembaga
pendidikan tenaga keguruan (LPTK)
serta perlunya perbaikan kurikulum.
dengan
terhadap
tujuan
harus
ditingkatkan.
Perlunya peningkatan pengetahuan
mahasiswa calon guru kimia terhadap
Persentase nilai rata-rata kemampuan
karakteristik siswa dikarenakan sebagai
PCK calon guru kimia pada indikator
komponen
dalam
aktivitas
belajar
pengetahuan terhadap tujuan (Knowledge
mengajar, siswa tidak hanya merupakan
of goals, KoG) diperoleh sebesar 56,67%.
sasaran aktivitas tetapi juga siswa dapat
Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa
menyebabkan terjadinya interaksi lain
calon guru kimia memiliki pengetahuan
yang dapat menyebabkan arah aktivitas
terhadap
tujuan
pendidikan
dengan
ke luar dari tujuan pembelajaran. Oleh
kategori
cukup
(Arikunto,
2006),
karena itu, sebagai calon guru maka
sehingga pengetahuan terhadap tujuan
mahasiswa calon
harus ditingkatkan. Perlunya peningkatan
memahami karakter siswa, baik karakter
pemahaman
mahasiswa
sebagai
pengetahuan
tujuan,
terhadap
baik
individu
guru kimia harus
maupun
karakter
tujuan
sebagai anggota kelompok. Karakter
pendidikan maupun tujuan pembelajaran
siswa sebagai individu meliputi: 1) Fisik,
dikarenakan
agar
memudahkan
cara
meliputi: sehat, indera normal, bersih; 2)
indeks
keberhasilan
dari
latar belakang, meliputi: sosial budaya,
kegiatan yang sudah dilakukan (Arifin,
keluarga, ekonomi, bahasa, kemampuan
2000) serta memilih metode dan strategi
pengetahuan; 3) Sikap, meliputi: disiplin,
yang tepat guna mencapai tujuan yang
jujur, keterbukaan, percaya diri, adaptif,
ingin dicapai.
motif;
mengukur
dan
kecerdasan
4)
Intelektial,
(kecepatan
meliputi:
berpikir
dan
e-ISSN 2502-4787
Analisis Kemampuan Pedagogical Content Knowledge 83
merespon). Sementara itu, karakteristik
untuk
siswa
tertentu
sebagai
anggota
kelompok
mencapai
tujuan
pendidikan
(BSNP,
2006).
Kurikulum
meliputi: 1) Sosial, meliputi: kerjasama,
memuat komponen tujuan, isi/materi,
komunikatif; 2) Demokratis, meliputi:
strategi, media, proses belajar mengajar,
menghargai
pendapat
orang
lain,
serta evaluasi (Sukmadinata, 1999). Oleh
berargumentasi;
3)
karena itu, agar tujuan pendidikan dapat
Integratif, meliputi: tertib kelompok,
tercapai maka mahasiswa calon guru
kesetiakawanan, dan 4) Latar belakang,
kimia
meliputi: sosial-budaya, agama (Arifin,
kurikulum, komponen kurikulum, dan
2000).
perkembangannya.
kemampuan
harus
memahami
hakikat
Berdasarkan karakteristik tersebut
Persentase nilai rata-rata kemampuan
maka akan terjadi interaksi baik antara:
PCK calon guru kimia pada indikator
individu-individu,
pengetahuan
individu-kelompok,
tentang
cara
mengajar
maupun kelompok-kelompok. Interaksi
(Knowledge of teaching, KoT) diperoleh
tersebut bisa dicapai melalui pemilihan
sebesar 47,33%. Hal ini menunjukkan
pendekatan,
bahwa mahasiswa calon guru kimia
model,
dan
metode
pembelajaran yang diterapkan di kelas
memiliki
pengetahuan
guna mencapai tujuan pembelajaran yang
mengajar
dengan
diharapkan.
(Arikunto, 2006). Cara mengajar sangat
Persentase nilai rata-rata kemampuan
tentang
kategori
cara
kurang
perlu dikuasai oleh guru maupun calon
PCK calon guru kimia pada indikator
guru.
pengetahuan
kurikulum
mengetahui cara mengajar yang baik dan
(Knowledge of curriculum organization,
benar, maka tujuan pembelajaran dapat
KoCO) diperoleh sebesar 61,11%. Hal ini
tercapai dengan maksimal.
terhadap
menunjukkan bahwa mahasiswa calon
guru
kimia
memiliki
terhadap kurikulum
Hal
ini
dikarenakan
dengan
Persentase nilai rata-rata kemampuan
pengetahuan
PCK calon guru kimia pada indikator
dengan kategori
pengetahuan terhadap sistem penilaian
cukup (Arikunto, 2006).
(Knowledge
Kurikulum merupakan seperangkat
diperoleh
of
assessment,
sebesar
62,5%.
KoA)
Hal
ini
rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
menunjukkan bahwa mahasiswa calon
isi dan bahan pelajaran serta cara yang
guru
digunakan
pedoman
terhadap
sistem
penilaian
dengan
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
kategori
cukup
(Arikunto,
2006).
e-ISSN 2502-4787
sebagai
kimia
memiliki
pengetahuan
84 EduChemia,Vol.2, No.1, Januari 2017
Bahriah
Pengetahuan terhadap sistem penilaian
terendah adalah indikator pengetahuan
sangat
terhadap karakteristik siswa (Knowledge
diperlukan
karena
penilaian
mempunyai peran sebagai alat untuk
mengetahui
tercapai-tidaknya
instruksional,
umpan
tujuan
balik
bagi
of students, KoSt).
Persentase nilai rata-rata kemampuan
PCK
calon
guru
kimia
secara
perbaikan prses belajar-mengajar, serta
keseluruhan adalah sebesar 56,67%. Hal
sebagai
ini menunjukkan bahwa kemampuan
dasar
penyusunan
laporan
kemajuan belajar siswa kepada orang
PCK
tuanya
keseluruhan
(Sudjana,
2006).
Dengan
calon
guru
yang
kimia
secara
termasuk
dalam
demikian, penilaian memiliki lingkup
kategori cukup. Adapun persentase nilai
sasaran
terendah sebesar 30% dan persentase
seperti
program
pendidikan,
proses belajar-mengajar, dan hasil-hasil
belajar.
nilai tertinggi sebesar 73,33%.
Data ini diperkuat dengan nilai hasil
Sementara itu, persentase nilai rata-
ujian komprehensif yang dilakukan pada
rata kemampuan Pedagogical Content
bulan April 2016. Menunjukkan bahwa
Knowledge
pada
persentase skor rata-rata pada konten
pengetahuan terhadap sumber belajar
kependidikan diperoleh sebesar 60,46%
(Knowledge of resources, KoR) diperoleh
(kategori cukup) dan skor rata-rata pada
sebesar 61,67%.
konten kimia diperoleh sebesar 67,35%
calon
guru
kimia
Hal ini menunjukkan
bahwa mahasiswa calon guru kimia
(kategori
memiliki pengetahuan terhadap sumber
kependidikan terdiri dari pengetahuan
belajar dengan kategori cukup (Arikunto,
tentang
2006). Sumber belajar perlu diketahui
peraturannya,
oleh semua guru maupun calon guru
pembelajaran, perencanaan dan strategi
karena
pembelajaran kimia, media pembelajaran,
akan berguna
dalam proses
pembelajaran yang efektif dan efesien.
baik).
Dimana
kurikulum
konten
2013
belajar
dan
dan
teori-teori
penilaian autentik, statistika pendidikan,
Berdasarkan data persentase nilai
dan metodologi penelitian. Penguasaan
rata-rata kemampuan PCK calon guru
konten pendidikan mahasiswa calon guru
kimia
kimia tertinggi pada level 1, yaitu sebesar
tertinggi
pengetahuan
(Knowledge
sedangkan
adalah
terhadap
of
konten
science,
persentase
indikator
nilai
sains
74%.
Hal
ini
menunjukkan
bahwa
KoSc),
mahasiswa calon guru kimia baru mampu
rata-rata
menyebutkan kembali informasi yang
kemampuan PCK calon guru kimia
tersimpan dalam ingatan.
e-ISSN 2502-4787
Analisis Kemampuan Pedagogical Content Knowledge 85
Konten kimia yang diujikan pada
KESIMPULAN
ujian komprehensif sebanyak 11 konsep,
Berdasarkan hasil analisis data dan
yaitu: struktur atom dan system periodik
pembahasan penelitian ini, maka dapat
unsur; ikatan kimia, bentuk molekul, dan
disimpulkan bahwa: 1) persentase nilai
gaya
dan
rata-rata kemampuan PCK calon guru
persamaan reaksi; stoikiometri; larutan;
kimia secara keseluruhan adalah sebesar
redoks dan elektrokimia; kimia karbon
56,67% yang termasuk dalam kategori
dan
dan
cukup. 2) persentase nilai rata-rata
energetika; laju reaksi; kesetimbangan
kemampuan PCK calon guru kimia
kimia; dan kimia inti. Penguasaan konten
tertinggi adalah indikator pengetahuan
kimia mahasiswa calon guru kimia
terhadap konten sains (Knowledge of
tertinggi juga pada level 1, yaitu sebesar
science, KoSc) sebesar 65,67% (kategori
84%.
baik), sedangkan persentase nilai rata-
antar
gugus
molekul;
fungsi;
tatanama
termokimia
Berdasarkan nilai ujian komprehensif
rata kemampuan PCK calon guru kimia
menunjukkan bahwa jumlah mahasiswa
terendah adalah indikator pengetahuan
calon guru kimia yang lulus pada konten
terhadap karakteristik siswa (Knowledge
kependidikan sebanyak 2 orang dan pada
of students,
konten kimia sebanyak 9 orang. Oleh
(kategori kurang sekali).
KoSt) sebesar 26,67%
karena itu dapat disimpulkan bahwa
kemampuan PCK calon guru kimia masih
belum baik dan maksimal.
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, S. 2006, Dasar-dasar Evaluasi
Ardiansyah, A. I. & Bahriah, E. S., 2016,
Pendidikan Edisi Revisi, Jakarta,
Persepsi
Bumi Aksara.
Penggunaan Instrumen Three-Tier
Arifin,
M.
2000,
Strategi
Belajar
Multiple
Siswa
Choice
Terhadap
Berbantuan
Mengajar Kimia, Bandung, FMIPA
Microsoft Office Excel, EduChemia
Universitas Pendidikan Indonesia.
(Jurnal Kimia dan Pendidikan),vol.1,
Arikunto, S. 2005, Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik Cet. Ke12, Jakarta, Rineka Cipta.
no. 2, hh. 204-214.
Barke, D. H., Hazri, A., & Ytibarek, S,
2009, Misconceptions in Chemistry
Addressing
e-ISSN 2502-4787
Preconception
in
86 EduChemia,Vol.2, No.1, Januari 2017
Chemical
Education,
German,
Spriger.
BNSP,
2006,
KTSP
Panduan
Jenjang
Bahriah
Menteri
PANRB,
2009,
Menteri
Negara
Penyusunan
Aparatur
Negara
Dikdasmen,
Birokrasi
No.
Depdiknas.
Peraturan
Pendayagunaan
dan
16
Rerofmasi
Tahun
2009
Tentang Jabatan Fungsional Guru
Demirkasimoglu,
N.
2010,
Defining
teacher
professionalism
different
perspectives,
dan Angka Kreditnya.
from
NSTA & AETS, 2003, Standards for
Procedia
Science Teacher Preparation Speck,
Social and Behavioural Sciences,
vol. 9, hh. 2047-2051.
M & C.
Puslitjak, 2013, Draft Kajian Pencapaian
Depdiknas, 2005-a, Undang-Undang RI
Peningkatan
Profesionalisme
Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
Distribusi
dan Dosen, Jakarta, Fokus-media.
Kependidikan
K. Abella, S, 2008, Twenty Years Later:
Does pedagogical content knowledge
remain a useful idea?, International
Pendidik
dan
Jenjang
dan
Tenaga
Dikmen,
Tidak Diterbitkan, Jakarta, Puslitjak
Kemendikbud.
Rollnicka, Marissa; Judith Bennettb;
Journal of Science Education, Vol.
Mariam
30, No. 10, hh. 1405–1416.
Dharseyc; Thandi Ndlovua, 2008,
Loughran J., Amanda Berry & Pamela
The
Place
Rhemtulaa;
of
Subject
Nadine
Matter
Mulhall, 2006, Understanding and
Knowledge in Pedagogical Content
Developing
Science
Teachers’
Knowledge: A case study of South
Pedagogical
Content
Knowledge,
African teachers teaching the amount
Rotterdam, Sense Publishers.
of
substance
and
chemical
Munandar, Muslimin Ibrahim, & Leny,
equilibrium, International Journal of
Y., 2015, Model Learning Cycle
Science Education, Vol. 30, No. 10,
untuk Transformasi Pedagogik pada
hh. 1365–1387.
Mahasiswa
Suatu
Pendidikan
Model
Meningkatkan
Biologi:
Shulman, L. S., 1986, Those who
Hipotetik
untuk
understand: knowledge growth in
Profesional
Calon
teaching, Educational Researcher,
Guru, Prosiding Seminar Nasional
Pendidikan Biologi 2015,
21 Maret 2015.
Malang,
vol. 15, no. 2, hh.4–14.
Saga, H., 2012, Dampak Kesejahteraan
Guru Terhadap Mutu Input LPTK,
Depdikbud.
e-ISSN 2502-4787
Analisis Kemampuan Pedagogical Content Knowledge 87
Sukardi 2007, Metodologi Penelitian
Pendidikan,
Yogyakarta,
Bumi
Aksara.
UNDP
2010,
Report:
Shows
Sukmadinata, S. N. 1997, Pengembangan
Human
Development
40-year Trends Analysis
Poor
Countries
Making
Faster Development Gains, Diakses
Kurikulum, Bandung, Remaja Rosda
melalui:
Karya.
http://hdr.undp.org/en/content/human
Sudjana
2006,
Pendidikan,
Evaluasi
Bandung,
Program
Falah
Production.
-development-report-2010
Presiden RI, 2005, UU RI No. 14 Tahun
2005 Tentang Guru dan Dosen.
Tumisem, Arif Husein, 2013, Analisis
World
Economic
Forum
Dominasi Kompetensi Profesional
Switzerland,
Guru IPA yang Tersertifikasi di SMP
Competitiveness Report 2000, New
Kabupaten Banyumas Bagian Barat
York, Oxford University Press.
Melalui
Pendidikan
Karakter,
Sainteks Vol. X, No 2 Oktober 2013.
e-ISSN 2502-4787
2000,
The
Geneva
Global
Download