EduChemia (Jurnal Kimia dan Pendidikan) Vol.2, No.1, Januari 2017 e-ISSN 2502-4787 ANALISIS KEMAMPUAN PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE MAHASISWA CALON GURU KIMIA MA/SMA Evi Sapinatul Bahriah Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, Indonesia e-mail: [email protected] Abstract: This study aims to determine the ability of Pedagogical Content Knowledge (PCK) pre-service education of chemistry in MA/SMA. The method used is descriptive qualitative. The subjects consist of 30 students from the Department of Chemistry Education 8th semester of the academic year 2015/2016 FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta in March to September 2016. The ability of PCK measured consists of seven components: knowledge of science, knowledge of goals, knowledge of students, knowledge of curriculum organization, knowledge of teaching, knowledge of assessment, and knowledge of resources. The instrument used in this study consisted of objective tests and oral tests. Data were analyzed with descriptive qualitative. The results of this study show that: 1) The percentage of the average value of the ability of PCK overall is 56.67% is included enough category. 2) The percentage of the average value of the ability of PCK highest is indicators Knowledge of science, KoSc amounted to 65.67% (good categories), while the percentage of the average value of the ability of PCK lowest is an indicator knowledge of students 26.67% (less than one category). 3) The ability of PCK pre-service education of chemistry is enough category. Keywords: Pedagogical Content Knowledge (PCK); chemistry teacher MA / SMA Candidate; qualitative descriptive Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan Pedagogical Content Knowledge (PCK) calon guru kimia MA/SMA. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah 30 orang mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia semester 8 tahun akademik 2015/2016 FITK UIN Syarif hidayatullah Jakarta pada bulan Maret-September 2016. Kemampuan PCK yang diukur terdiri dari 7 komponen yaitu knowledge of science, knowledge of goals, knowledge of students, knowledge of curriculum organization, knowledge of teaching, knowledge of assessment, and knowledge of resources. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tes objektif dan tes lisan. Data yang diperoleh dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Persentase nilai rata-rata kemampuan PCK calon guru kimia secara keseluruhan adalah sebesar 56,67% yang termasuk dalam kategori cukup. 2) Persentase nilai rata-rata kemampuan PCK calon guru kimia tertinggi adalah indikator pengetahuan terhadap konten sains (Knowledge of science, KoSc) sebesar 65,67% (kategori baik), sedangkan persentase nilai rata-rata kemampuan PCK calon guru kimia terendah adalah indikator pengetahuan terhadap karakteristik siswa (Knowledge of students, KoSt) sebesar 26,67% (kategori kurang sekali). 3) Kemampuan PCK calon guru kimia secara umum termasuk kategori cukup. 73 74 EduChemia,Vol.2, No.1, Januari 2017 Bahriah Kata kunci: Pedagogical Content Knowledge (PCK); Calon guru kimia MA/SMA; Deskriptif Kualitatif 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu Dosen). Guru sebagai tenaga profesional indikator kualitas suatu bangsa dan mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan Negara. Tingkat kemajuan suatu bangsa yang sangat penting dalam mencapai visi dan negara berbanding lurus dengan pendidikan 2025 yaitu menciptakan insan kualitas pendidikannya. Pendidikan yang Indonesia cerdas dan kompetitif. Karena bermutu merupakan salah satu hak setiap itu, profesi guru harus dihargai dan warga dikembangkan Indonesia diamanatkan sebagaimana dalam UUD yang 1945. Pendidikan bermutu ini hanya akan sebagai profesi yang bermartabat. Guru juga merupakan suatu profesi, diperoleh melalui proses pembelajaran di yang dalam kelas yang dilakukan oleh guru memerlukan keahlian khusus sebagai yang guru dan tidak dapat dilakukan oleh profesional dan mempunyai berarti komitmen terhadap mutu. Guru menjadi sembarang sebuah pendidikan. profesi mempraktekkan ketika guru pembelajaran dengan suatu orang jabatan di luar Pekerjaan yang bidang profesional ditunjang oleh suatu ilmu tertentu secara dasar pengetahuan yang umum dan mendalam yang menggunakan diperoleh dari praktek mengajar yang efektif (NSTA, pendidikan yang 2003). Oleh karena itu, dalam rangka kinerjanya didasarkan keilmuan yang mencapai tujuan pendidikan nasional dan dapat memenuhi ilmiah. Seorang guru juga seharusnya pengetahuannya tuntutan global untuk dalam IPTEKS dibutuhkan guru profesional. Guru pendidik akademik, hanya mungkin lembaga-lembaga formal sehingga dipertanggungjawabkan memiliki pengetahuan khusus secara yang merupakan diperoleh dari proses mengajar yang telah memiliki kualifikasi dilakukan kompetensi, sertifikat profesional yang bertahun-tahun dan dari pengembangan profesi. pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta Pemerintah melalui Presiden sudah memiliki kemampuan untuk mewujudkan mencanangkan guru sebagai profesi pada tujuan pendidikan nasional (UU RI No. tanggal 2 Desember 2004. Guru sebagai e-ISSN 2502-4787 Analisis Kemampuan Pedagogical Content Knowledge 75 profesi dikembangkan melalui: (1) sistem Sejalan dengan pendapat Tumisem pendidikan; (2) sistem penjaminan mutu; (2013) yang menyatakan bahwa masalah (3) sistem terkait kompetensi guru terdiri dari: (1) remunerasi; dan (5) sistem pendukung keberagaman kemampuan dalam proses profesi guru. Dengan pengembangan pembelajaran guru sebagai profesi diharapkan mampu: pengetahuan, (2) belum adanya alat ukur (1) yang sistem manajemen; membentuk, (4) membangun, dan dan akurat penguasaan untuk mengetahui mengelola guru yang memiliki harkat dan kompetensi guru, dan (3) pembinaan martabat yang yang tinggi di tengah selama ini dilakukan belum masyarakat; (2) meningkatkan kehidupan mencerminkan kebutuhan. Hal ini juga guru (3) diperkuat oleh penilaian terhadap sektor meningkatkan mutu pembelajaran yang pendidikan secara global terhadap suatu mampu mendukung terwujudnya lulusan negara yang kompeten dan terstandar dalam Development Index (HDI) yang menjadi rangka pencapaian visi, misi dan tujuan program pendidikan menyatakan bahwa pada tahun 2010, yang sejahtera; nasional dan pada masa mendatang (Puslitjak, 2013). Kenyataannya, dari melalui UNDP Human (2010) yang Indonesia berada pada peringkat 108 dan ini, mengalami penurunan pada tahun 2011 profesionalisme guru termasuk guru IPA menjadi peringkat 124 dari 183 negara, masih naik kembali pada tahun 2012 menjadi menjadi dikalangan dianggap dunia bahwa sampai yaitu bahan saat perbincangan pendidikan peringkat 121. pendidikan, Rangking dari HDI ini merupakan prestasi, dan sertifikasi tidak dapat indikator dari kesiapan suatu negara menjamin untuk dapat bersaing secara global para menyampaikan tingkat karena guru pengetahuan mampu yang dengan negara-negara diperoleh sepanjang hidupnya dalam Dibandingkan bentuk materi pelajaran yang memadai lainnya, menurut survei Political and selama proses belajar mengajar. Padahal Economic penguasaan materi dan keterampilan kualitas pendidikan di Indonesia berada mengajarkan materi akan menentukan pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia, keberhasilan peningkatan pembelajaran berada siswa. rendahnya kualitas pendidikan, maka di Risk dengan lainnya. negara Consultant bawah Vietnam. Asia (PERC), Akibat Indonesia memiliki daya saing yang e-ISSN 2502-4787 76 EduChemia,Vol.2, No.1, Januari 2017 Bahriah rendah, yaitu hanya menduduki urutan memperbaiki ke-47 dari 58 negara yang disurvei (The Terbitnya World 2000). No.16/2009 (2009) secara keseluruhan Indonesia pun hanya berpredikat sebagai mengandung semangat yang bertujuan follower bukan sebagai leader teknologi untuk meningkatkan kompetensi dan dari 53 negara di dunia. Kualitas para profesionalisme guru yang selanjutnya guru Indonesia juga menempati peringkat akan menjadikan guru sebagai pekerjaan terakhir dari 14 negara berkembang di profesional yang dibingkai oleh kaidah- Asia Pacifik (Puslitjak, 2013). Bahkan, kaidah profesi yang standar, dan pada berdasarkan data terbaru dari program akhirnya salah satu program yang akan sertifikasi guru bulan Februari 2012, hasil mencetak seorang guru yang profesional ujian kompetensi guru (UKG) dari 337 adalah program Sl pendidikan yang kabupaten/kota masih berada di bawah diselenggarakan pada berbagai lembaga rata-rata nasional yaitu sebesar 42,25 pendidikan tenaga keguruan (LPTK) di (Saga, 2012). Indonesia. Economic Forum, Hal ini jika tidak segera di atasi akan berdampak pada pendidikan. rendahnya Rendahnya LPTK kualitas program yang diberikan di LPTK adalah materi knowledge) (2) kurang ujung profesional dan kompetitif. Salah satu pengetahuan maksimal, merupakan RB kualitas (1) kemampuan siswa dalam menyerap guru dan tombak terciptanya calon-calon pendidik program diajarkan pembelajaran. Permenegpan pendidikan yang dimaksud antara lain: yang proses tidak yang membahas pedagogi dan tentang (pedagogical pengetahuan materi sempurnanya subjek atau konten (Content knowledge) pembentukan karakter yang tercermin yang seimbang. Ilmu pedagogi dan dalam sikap dan kecakapan hidup yang materi dimiliki oleh setiap siswa, serta (3) berkesinambungan yang kemudian akan rendahnya dilanjutkan pada praktik mengajar yang kemampuan bernalar dan berpikir secara ilmiah. Penelitian subjek ini diberikan secara berlangsung secara kolaboratif di dalam IPA, komunitas profesional seperti sekolah. khususnya kimia dan hasil belajar siswa Sebagai agen pengubah (the agent of memberikan implikasi change) seharusnya para guru harus terus pentingnya berbagai strategi dan sistem mengembangkan proses mengajarnya di pembinaan kelas dan calon guru terus melatih peningkatan tentang guru sejumlah profesional mutu guru dalam untuk rangka kemampuannya dalam merancang e-ISSN 2502-4787 Analisis Kemampuan Pedagogical Content Knowledge 77 pembelajaran, salah satunya memahami Pedagogical dengan tingkat pemahaman PCK calon guru Content kimia di tingkat pendidikan menengah Knowledge (PCK). Pedagogical seperti MA/SMA/SMK. Content Knowledge Berdasarkan tersebut, harus dimiliki dan dipahami oleh seorang melakukan penelitian tentang analisis guru dan calon guru karena seorang guru kemampuan PCK calon guru kimia harus familiar dengan konsep alternatif MA/SMA. Tujuan penelitian ini adalah dan kesulitan yang akan dihadapi siswa untuk menggambarkan kemampuan PCK yang beragam latar belakang serta dapat calon guru kimia MA/SMA. perlu untuk menyusun, menjalankan dan menilai materi subjek (Shulman, 1986, 1987). Hasil dirasa alasan (PCK) merupakan pengetahuan yang mengorganisasikan, maka beberapa METODE Metode penelitian yang digunakan beberapa penelitian dalam penelitian ini metode deskriptif dikemukakan bahwa PCK merupakan kualitatif, pengetahuan yang sangat penting dan menggambarkan secara sistematis fakta harus dimiliki oleh seorang guru dan dan karakteristik objek atau subjek yang PCK akan terus berkembang sesuai diteliti secara tepat (Sukardi, 2007). pengalaman mengajar Penelitian deskriptif penelitian yang bermaksud menguji guru. dilakukan Seperti oleh karena bertujuan untuk juga suatu tidak hipotesis, Munandar, dkk (2015) yang berjudul namun “Model adanya kejadian, variabel, atau keadaan Learning Cycle untuk Transformasi Pedagogik pada Mahasiswa Pendidikan Hipotetik Biologi: untuk Suatu Model Meningkatkan hanya menggambarkan apa (Arikunto, 2005). Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-September 2016 di Jurusan Profesional Calon Guru”, menunjukan Pendidikan Kimia Semester 8 genap bahwa Siklus belajar (Learning cycle) tahun akademik 2015/2016 Fakultas Ilmu yang terdiri atas: need assessment, Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif planning, implementation & Monitoring, Hidayatullah Jakarta. Subjek penelitian dan Evaluation dapat digunakan untuk ini adalah seluruh mahasiswa jurusan meningkatkan pendidikan profesionalisme calon Kimia Fakultas Ilmu guru biologi. Akan tetapi belum banyak Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif penelitian yang mengkaji bagaimana Hidayatullah e-ISSN 2502-4787 Jakarta. Adapun yang 78 EduChemia,Vol.2, No.1, Januari 2017 menjadi subjek penelitian ini adalah 30 Bahriah HASIL DAN PEMBAHASAN mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia Adapun data kemampuan PCK calon semester 8 Tahun Akademik 2015/2016 guru kimia secara keseluruhan dapat Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dilihat pada Gambar 1. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Instrumen penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut: 1) Tes Objektif, yaitu tes objektif pilihan ganda bejumlah 30 butir soal. Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan PCK mahasiswa calon guru kimia. 2) Tes lisan dalam penelitian ini merupakan tes yang digunakan pada ujian komprehensif, yaitu ujian untuk mengukur kemampuan penguasaan konten kependidikan maupun Gambar 1. Data Kemampuan PCK Calon Guru Kimia Secara Keseluruhan konten kimia. Ujian komprehensif ini syarat untuk Berdasarkan Gambar 1 di atas dapat munaqosah. Ujian diketahui bahwa persentase nilai rata-rata komprehensif ini dilakukan pada tanggal kemampuan PCK calon guru kimia 18-25 April 2016. Data hasil tes tertulis secara dan dihitung 56,67% yang termasuk dalam kategori dengan cukup. Adapun persentase nilai terendah merupakan salah satu mengikuti tes sidang lisan persentasenya dan kemudian dianalisis keseluruhan menggunakan teknik analisis deskriptif. sebesar Persentase yang diperoleh kemudian tertinggi sebesar 73,33%. ditafsirkan kedalam beberapa kategori seperti yang terdapat dalam Tabel 1. Persentase (%) 80-100 66-79 56-65 40-55 0-39 (Arikunto, 2006) Kategori Baik sekali Baik Cukup Kurang Kurang sekali dan sebesar persentase nilai Kemampuan PCK calon guru kimia disamping dianalisis secara keseluruhan, juga Tabel 1. Tafsiran Persentase 30% adalah dilakukan analisis untuk tiap indikatornya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui indikator PCK mana yang memperoleh nilai rata-rata terendah dan tertinggi. Data kemampuan PCK calon guru kimia untuk tiap indikator dapat dilihat pada Gambar 2. e-ISSN 2502-4787 Analisis Kemampuan Pedagogical Content Knowledge 79 (Knowledge of curriculum organization, KoCO) diperoleh sebesar 61,11% (kategori cukup), indikator pengetahuan tentang cara mengajar (Knowledge of teaching, KoT) diperoleh sebesar 47,33% (kategori kurang), indikator pengetahuan terhadap sistem penilaian (Knowledge of assessment, 62,5% Gambar 2. Data Kemampuan PCK Calon Guru Kimia Untuk Tiap Indikator KoA) diperoleh (kategori cukup), sebesar dan pada indikator pengetahuan terhadap sumber belajar (Knowledge of resources, KoR) Keterangan: KoSc= Knowledge of science (Pengetahuan terhadap konten sains); KoG= Knowledge of goals (Pengetahuan terhadap tujuan); KoSt= Knowledge of students (Pengetahuan terhadap karakteristik siswa); KoCO= Knowledge of curriculum organization (Pengetahuan terhadap kurikulum); KoT= Knowledge of teaching (Pengetahuan tentang cara mengajar); KoA= Knowledge of assessment (Pengetahuan terhadap system penilaian); KoR= Knowledge of resources (Pengetahuan terhadap sumber belajar) diperoleh sebesar diketahui bahwa persentase nilai rata-rata kemampuan PCK calon guru kimia pada indikator pengetahuan terhadap konten sains (Knowledge of science, KoSc) diperoleh sebesar 65,67% (kategori baik), indikator pengetahuan terhadap tujuan (Knowledge of goals, KoG) diperoleh sebesar 56,67% indikator (kategori pengetahuan karakteristik siswa cukup), terhadap (Knowledge of students, KoSt) diperoleh sebesar 26,67% (kategori kurang pengetahuan e-ISSN 2502-4787 sekali), terhadap indikator kurikulum (kategori cukup). Berdasarkan data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa persentase nilai rata-rata kemampuan PCK calon guru kimia tertinggi pengetahuan sedangkan adalah terhadap (Knowledge Berdasarkan Gambar 2 di atas dapat 61,67% of konten sains science, persentase kemampuan indikator KoSc), nilai Pedagogical rata-rata Content Knowledge calon guru kimia terendah adalah indikator pengetahuan terhadap karakteristik siswa (Knowledge of students, KoSt). Pedagogical merupakan menyajikan Content gagasan Knowledge akademik tentang ide yang yang membangkitkan minat yang berkembang terus menerus dan melalui pengalaman tentang bagaimana tertentu dengan mengajar cara khusus konten agar pemahaman siswa tercapai (Loughran, 80 EduChemia,Vol.2, No.1, Januari 2017 Berry & Mulhall, 2006). PCK juga merupakan ide yang berakar dari Bahriah PCK yang diukur dalam penelitian ini terdiri dari tujuh indicator, yaitu: 1) keyakinan bahwa mengajar memerlukan KoSc: lebih pemberian (Pengetahuan terhadap konten sains); 2) pengetahuan muatan subjek kepada siswa KoG: Knowledge of goals (Pengetahuan dan siswa belajar tidak sekedar hanya terhadap tujuan); 3) KoSt: Knowledge of menyerap informasi tapi lebih dari students penerapannya (K. Abella, S, 2008). karakteristik dari sekedar Knowledge of (Pengetahuan siswa); science terhadap 4) KoCO: PCK merupakan pengetahuan yang Knowledge of curriculum organization harus dimiliki dan dipahami oleh seorang (Pengetahuan terhadap kurikulum); 5) guru dan calon guru karena seorang guru KoT: harus familiar dengan konsep alternatif (Pengetahuan tentang cara mengajar); 6) dan kesulitan yang akan dihadapi siswa KoA: yang beragam latar belakang serta dapat (Pengetahuan terhadap system penilaian); mengorganisasikan, dan 7) KoR: menyusun, menjalankan dan menilai materi subjek (Shulman, 1986, 1987). Profesionalisme Knowledge of Knowledge of teaching assessment Knowledge of resources (Pengetahuan terhadap sumber belajar). Persentase nilai rata-rata kemampuan guru dapat PCK calon guru kimia pada indikator diinterpretasikan sebagai sebuah bidang pengetahuan pekerjaan profesional dengan dimensi (Knowledge of science, KoSc) diperoleh sosiologi, ideologi, dan pendidikan yang sebesar 65,67% dan termasuk dalam bertujuan standar kategori baik. Hal ini menunjukkan tertinggi di dalam profesi mengajar yang bahwa kemampuan calon guru kimia berdasar terhadap konten sains sudah cukup baik. untuk pada mencapai pembentukan tenaga profesional, pengetahuan, kemampuan, Konten terhadap sains disini merupakan konten ini sejalan dengan ketentuan di dalam memuat materi-materi atau konsep kimia Permendiknas No. 16 Tahun 2007 yang esensial yang harus dikuasai oleh calon mengungkapkan bahwa profesionalisme guru guru mencakup 4 kompetensi guru, yakni esensial kompetensi kompetensi mahasiswa calon guru kimia terdiri dari profesional, kompetensi kepribadian, dan 10 konsep, yaitu: konsep struktur atom kompetensi sosial. dan sistem periodik unsur, ikatan kimia, kimia. yang pelajaran sains dan nilai (Demirkasimoglu, 2010). Hal pedagogis, mata konten Adapun diuji kimia yang konsep kimia cobakan pada e-ISSN 2502-4787 Analisis Kemampuan Pedagogical Content Knowledge 81 tatanama dan persamaan reaksi, menyatakan bahwa kemampuan PCK stoikiometri, elektrokimia, termokimia, guru dapat memberikan korelasi positif laju reaksi, kesetimbangan, asam dan terhadap basa, serta koloid. Konten sains tersebut kesetimbangan kimia dan konsep mol. sudah diberikan pada tahun pertama Adapun konsep yang paling sedikit perkuliahan, yaitu pada mata kuliah dasar dijawab benar adalah konsep koloid. umum (MKDU). MKDU tersebut adalah Banyak sedikitnya persentase jumlah soal mata kuliah Kimia Dasar 1, Kimia Dasar yang dijawab benar oleh mahasiswa 2, dan Kapita Selekta. calon guru kimia diantaranya disebabkan pemahaman konsep Adapun jika dilihat dari persentase oleh: 1) Setiap mahasiswa mempunyai jumlah mahasiswa calon guru kimia yang cara memahami konsep yang berbeda- menjawab dengan benar pada setiap beda dalam upaya mengingat definisi konten sains adalah sebagai berikut: pada konsep yang baik dan benar. Hal ini konsep struktur atom dan sistem periodik sejalan dengan pernyataan Ardiansyah & unsur berjumlah 40%, pada konsep ikatan Bahriah (2016) yang menyatakan bahwa kimia berjumlah 53, 33%, pada konsep setiap tatanama dan persamaan reaksi berjumlah berbeda dalam memahami suatu konsep. 86,67%, 2) Adanya faktor miskonsepsi, yaitu berjumlah pada konsep 73,33%, stoikiometri pada konsep anak mempunyai cara yang mahasiswa calon guru kimia sebenarnya elektrokimia berjumlah 43,33%, pada mengetahui konsep termokimia berjumlah 76,67%, meyakini pemahaman yang menyimpang pada berjumlah dari makna konsep yang sebenarnya 76,67%, pada konsep kesetimbangan (Ardiansyah & Bahriah, 2016). 3) Kimia kimia berjumlah 100%, pada konsep memuat beberapa konsep yang bersifat asam abstrak, konsep dan laju basa reaksi berjumlah 83,33%, konsep artinya tersebut tidak bisa tetapi secara sedangkan pada konsep koloid berjumlah langsung dilihat oleh kasat mata seperti 23,33%. konsep atom, ikatan kimia, tatanama Berdasarkan maka kimia, konsentrasi, dan kesetimbangan dapat diketahui bahwa konsep yang kimia. 4) Beberapa konten kimia memuat paling banyak dijawab benar adalah konten yang membutuhkan kemampuan konsep kesetimbangan kimia. Hal ini kognisi yang tinggi untuk memberikan sesuai dengan penelitian yang dilakukan mahasiswa oleh Rollnicka M, et. al (2008) yang mengenai definisi dari konsep tersebut e-ISSN 2502-4787 data tersebut gambaran dalam dirinya 82 EduChemia,Vol.2, No.1, Januari 2017 dan menghubungkannya Bahriah dengan Persentase nilai rata-rata kemampuan pengetahuan yang dimiliki mahasiswa PCK calon guru kimia pada indikator sebelumnya untuk membentuk definisi pengetahuan terhadap karakteristik siswa konsep dalam diri mahasiswa (Barke, (Knowledge of students, KoSt) diperoleh Hazri, & Ytibarek, 2009; Ardiansyah & sebesar 26,67%. Bahriah, 2016). bahwa mahasiswa calon guru kimia Oleh karena itu, untuk meningkatkan Hal ini menunjukkan memiliki pengetahuan terhadap kemampuan PCK calon guru kimia pada karakteristik siswa kategori indikator pengetahuan terhadap konten kurang sekali (Arikunto, 2006), sehingga sains, pengetahuan maka kualitas perlunya pembelajaran peningkatan di lembaga pendidikan tenaga keguruan (LPTK) serta perlunya perbaikan kurikulum. dengan terhadap tujuan harus ditingkatkan. Perlunya peningkatan pengetahuan mahasiswa calon guru kimia terhadap Persentase nilai rata-rata kemampuan karakteristik siswa dikarenakan sebagai PCK calon guru kimia pada indikator komponen dalam aktivitas belajar pengetahuan terhadap tujuan (Knowledge mengajar, siswa tidak hanya merupakan of goals, KoG) diperoleh sebesar 56,67%. sasaran aktivitas tetapi juga siswa dapat Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa menyebabkan terjadinya interaksi lain calon guru kimia memiliki pengetahuan yang dapat menyebabkan arah aktivitas terhadap tujuan pendidikan dengan ke luar dari tujuan pembelajaran. Oleh kategori cukup (Arikunto, 2006), karena itu, sebagai calon guru maka sehingga pengetahuan terhadap tujuan mahasiswa calon harus ditingkatkan. Perlunya peningkatan memahami karakter siswa, baik karakter pemahaman mahasiswa sebagai pengetahuan tujuan, terhadap baik individu guru kimia harus maupun karakter tujuan sebagai anggota kelompok. Karakter pendidikan maupun tujuan pembelajaran siswa sebagai individu meliputi: 1) Fisik, dikarenakan agar memudahkan cara meliputi: sehat, indera normal, bersih; 2) indeks keberhasilan dari latar belakang, meliputi: sosial budaya, kegiatan yang sudah dilakukan (Arifin, keluarga, ekonomi, bahasa, kemampuan 2000) serta memilih metode dan strategi pengetahuan; 3) Sikap, meliputi: disiplin, yang tepat guna mencapai tujuan yang jujur, keterbukaan, percaya diri, adaptif, ingin dicapai. motif; mengukur dan kecerdasan 4) Intelektial, (kecepatan meliputi: berpikir dan e-ISSN 2502-4787 Analisis Kemampuan Pedagogical Content Knowledge 83 merespon). Sementara itu, karakteristik untuk siswa tertentu sebagai anggota kelompok mencapai tujuan pendidikan (BSNP, 2006). Kurikulum meliputi: 1) Sosial, meliputi: kerjasama, memuat komponen tujuan, isi/materi, komunikatif; 2) Demokratis, meliputi: strategi, media, proses belajar mengajar, menghargai pendapat orang lain, serta evaluasi (Sukmadinata, 1999). Oleh berargumentasi; 3) karena itu, agar tujuan pendidikan dapat Integratif, meliputi: tertib kelompok, tercapai maka mahasiswa calon guru kesetiakawanan, dan 4) Latar belakang, kimia meliputi: sosial-budaya, agama (Arifin, kurikulum, komponen kurikulum, dan 2000). perkembangannya. kemampuan harus memahami hakikat Berdasarkan karakteristik tersebut Persentase nilai rata-rata kemampuan maka akan terjadi interaksi baik antara: PCK calon guru kimia pada indikator individu-individu, pengetahuan individu-kelompok, tentang cara mengajar maupun kelompok-kelompok. Interaksi (Knowledge of teaching, KoT) diperoleh tersebut bisa dicapai melalui pemilihan sebesar 47,33%. Hal ini menunjukkan pendekatan, bahwa mahasiswa calon guru kimia model, dan metode pembelajaran yang diterapkan di kelas memiliki pengetahuan guna mencapai tujuan pembelajaran yang mengajar dengan diharapkan. (Arikunto, 2006). Cara mengajar sangat Persentase nilai rata-rata kemampuan tentang kategori cara kurang perlu dikuasai oleh guru maupun calon PCK calon guru kimia pada indikator guru. pengetahuan kurikulum mengetahui cara mengajar yang baik dan (Knowledge of curriculum organization, benar, maka tujuan pembelajaran dapat KoCO) diperoleh sebesar 61,11%. Hal ini tercapai dengan maksimal. terhadap menunjukkan bahwa mahasiswa calon guru kimia memiliki terhadap kurikulum Hal ini dikarenakan dengan Persentase nilai rata-rata kemampuan pengetahuan PCK calon guru kimia pada indikator dengan kategori pengetahuan terhadap sistem penilaian cukup (Arikunto, 2006). (Knowledge Kurikulum merupakan seperangkat diperoleh of assessment, sebesar 62,5%. KoA) Hal ini rencana dan pengaturan mengenai tujuan, menunjukkan bahwa mahasiswa calon isi dan bahan pelajaran serta cara yang guru digunakan pedoman terhadap sistem penilaian dengan penyelenggaraan kegiatan pembelajaran kategori cukup (Arikunto, 2006). e-ISSN 2502-4787 sebagai kimia memiliki pengetahuan 84 EduChemia,Vol.2, No.1, Januari 2017 Bahriah Pengetahuan terhadap sistem penilaian terendah adalah indikator pengetahuan sangat terhadap karakteristik siswa (Knowledge diperlukan karena penilaian mempunyai peran sebagai alat untuk mengetahui tercapai-tidaknya instruksional, umpan tujuan balik bagi of students, KoSt). Persentase nilai rata-rata kemampuan PCK calon guru kimia secara perbaikan prses belajar-mengajar, serta keseluruhan adalah sebesar 56,67%. Hal sebagai ini menunjukkan bahwa kemampuan dasar penyusunan laporan kemajuan belajar siswa kepada orang PCK tuanya keseluruhan (Sudjana, 2006). Dengan calon guru yang kimia secara termasuk dalam demikian, penilaian memiliki lingkup kategori cukup. Adapun persentase nilai sasaran terendah sebesar 30% dan persentase seperti program pendidikan, proses belajar-mengajar, dan hasil-hasil belajar. nilai tertinggi sebesar 73,33%. Data ini diperkuat dengan nilai hasil Sementara itu, persentase nilai rata- ujian komprehensif yang dilakukan pada rata kemampuan Pedagogical Content bulan April 2016. Menunjukkan bahwa Knowledge pada persentase skor rata-rata pada konten pengetahuan terhadap sumber belajar kependidikan diperoleh sebesar 60,46% (Knowledge of resources, KoR) diperoleh (kategori cukup) dan skor rata-rata pada sebesar 61,67%. konten kimia diperoleh sebesar 67,35% calon guru kimia Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa calon guru kimia (kategori memiliki pengetahuan terhadap sumber kependidikan terdiri dari pengetahuan belajar dengan kategori cukup (Arikunto, tentang 2006). Sumber belajar perlu diketahui peraturannya, oleh semua guru maupun calon guru pembelajaran, perencanaan dan strategi karena pembelajaran kimia, media pembelajaran, akan berguna dalam proses pembelajaran yang efektif dan efesien. baik). Dimana kurikulum konten 2013 belajar dan dan teori-teori penilaian autentik, statistika pendidikan, Berdasarkan data persentase nilai dan metodologi penelitian. Penguasaan rata-rata kemampuan PCK calon guru konten pendidikan mahasiswa calon guru kimia kimia tertinggi pada level 1, yaitu sebesar tertinggi pengetahuan (Knowledge sedangkan adalah terhadap of konten science, persentase indikator nilai sains 74%. Hal ini menunjukkan bahwa KoSc), mahasiswa calon guru kimia baru mampu rata-rata menyebutkan kembali informasi yang kemampuan PCK calon guru kimia tersimpan dalam ingatan. e-ISSN 2502-4787 Analisis Kemampuan Pedagogical Content Knowledge 85 Konten kimia yang diujikan pada KESIMPULAN ujian komprehensif sebanyak 11 konsep, Berdasarkan hasil analisis data dan yaitu: struktur atom dan system periodik pembahasan penelitian ini, maka dapat unsur; ikatan kimia, bentuk molekul, dan disimpulkan bahwa: 1) persentase nilai gaya dan rata-rata kemampuan PCK calon guru persamaan reaksi; stoikiometri; larutan; kimia secara keseluruhan adalah sebesar redoks dan elektrokimia; kimia karbon 56,67% yang termasuk dalam kategori dan dan cukup. 2) persentase nilai rata-rata energetika; laju reaksi; kesetimbangan kemampuan PCK calon guru kimia kimia; dan kimia inti. Penguasaan konten tertinggi adalah indikator pengetahuan kimia mahasiswa calon guru kimia terhadap konten sains (Knowledge of tertinggi juga pada level 1, yaitu sebesar science, KoSc) sebesar 65,67% (kategori 84%. baik), sedangkan persentase nilai rata- antar gugus molekul; fungsi; tatanama termokimia Berdasarkan nilai ujian komprehensif rata kemampuan PCK calon guru kimia menunjukkan bahwa jumlah mahasiswa terendah adalah indikator pengetahuan calon guru kimia yang lulus pada konten terhadap karakteristik siswa (Knowledge kependidikan sebanyak 2 orang dan pada of students, konten kimia sebanyak 9 orang. Oleh (kategori kurang sekali). KoSt) sebesar 26,67% karena itu dapat disimpulkan bahwa kemampuan PCK calon guru kimia masih belum baik dan maksimal. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, S. 2006, Dasar-dasar Evaluasi Ardiansyah, A. I. & Bahriah, E. S., 2016, Pendidikan Edisi Revisi, Jakarta, Persepsi Bumi Aksara. Penggunaan Instrumen Three-Tier Arifin, M. 2000, Strategi Belajar Multiple Siswa Choice Terhadap Berbantuan Mengajar Kimia, Bandung, FMIPA Microsoft Office Excel, EduChemia Universitas Pendidikan Indonesia. (Jurnal Kimia dan Pendidikan),vol.1, Arikunto, S. 2005, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Cet. Ke12, Jakarta, Rineka Cipta. no. 2, hh. 204-214. Barke, D. H., Hazri, A., & Ytibarek, S, 2009, Misconceptions in Chemistry Addressing e-ISSN 2502-4787 Preconception in 86 EduChemia,Vol.2, No.1, Januari 2017 Chemical Education, German, Spriger. BNSP, 2006, KTSP Panduan Jenjang Bahriah Menteri PANRB, 2009, Menteri Negara Penyusunan Aparatur Negara Dikdasmen, Birokrasi No. Depdiknas. Peraturan Pendayagunaan dan 16 Rerofmasi Tahun 2009 Tentang Jabatan Fungsional Guru Demirkasimoglu, N. 2010, Defining teacher professionalism different perspectives, dan Angka Kreditnya. from NSTA & AETS, 2003, Standards for Procedia Science Teacher Preparation Speck, Social and Behavioural Sciences, vol. 9, hh. 2047-2051. M & C. Puslitjak, 2013, Draft Kajian Pencapaian Depdiknas, 2005-a, Undang-Undang RI Peningkatan Profesionalisme Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru Distribusi dan Dosen, Jakarta, Fokus-media. Kependidikan K. Abella, S, 2008, Twenty Years Later: Does pedagogical content knowledge remain a useful idea?, International Pendidik dan Jenjang dan Tenaga Dikmen, Tidak Diterbitkan, Jakarta, Puslitjak Kemendikbud. Rollnicka, Marissa; Judith Bennettb; Journal of Science Education, Vol. Mariam 30, No. 10, hh. 1405–1416. Dharseyc; Thandi Ndlovua, 2008, Loughran J., Amanda Berry & Pamela The Place Rhemtulaa; of Subject Nadine Matter Mulhall, 2006, Understanding and Knowledge in Pedagogical Content Developing Science Teachers’ Knowledge: A case study of South Pedagogical Content Knowledge, African teachers teaching the amount Rotterdam, Sense Publishers. of substance and chemical Munandar, Muslimin Ibrahim, & Leny, equilibrium, International Journal of Y., 2015, Model Learning Cycle Science Education, Vol. 30, No. 10, untuk Transformasi Pedagogik pada hh. 1365–1387. Mahasiswa Suatu Pendidikan Model Meningkatkan Biologi: Shulman, L. S., 1986, Those who Hipotetik untuk understand: knowledge growth in Profesional Calon teaching, Educational Researcher, Guru, Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi 2015, 21 Maret 2015. Malang, vol. 15, no. 2, hh.4–14. Saga, H., 2012, Dampak Kesejahteraan Guru Terhadap Mutu Input LPTK, Depdikbud. e-ISSN 2502-4787 Analisis Kemampuan Pedagogical Content Knowledge 87 Sukardi 2007, Metodologi Penelitian Pendidikan, Yogyakarta, Bumi Aksara. UNDP 2010, Report: Shows Sukmadinata, S. N. 1997, Pengembangan Human Development 40-year Trends Analysis Poor Countries Making Faster Development Gains, Diakses Kurikulum, Bandung, Remaja Rosda melalui: Karya. http://hdr.undp.org/en/content/human Sudjana 2006, Pendidikan, Evaluasi Bandung, Program Falah Production. -development-report-2010 Presiden RI, 2005, UU RI No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Tumisem, Arif Husein, 2013, Analisis World Economic Forum Dominasi Kompetensi Profesional Switzerland, Guru IPA yang Tersertifikasi di SMP Competitiveness Report 2000, New Kabupaten Banyumas Bagian Barat York, Oxford University Press. Melalui Pendidikan Karakter, Sainteks Vol. X, No 2 Oktober 2013. e-ISSN 2502-4787 2000, The Geneva Global