PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK BERTUKAR PASANGAN UNTUK MENULIS PANTUN MENGGUNAKAN KARTU KATA Nurani Amalia Universitas Muhammadiyah Cirebon [email protected] Abstrak Pembelajaran di sekolah belum memberikan metode dan media yang dapat menjembatani pemahaman siswa untuk terampil dalam menulis pantun, sehingga mengakibatkan rendahnya tingkat kemampuan siswa dalam menulis pantun.Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan menerapkan model pembelajaranyang bertujuan mengembangkan kreatifitas, keaktifan, sertamenjadikan proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Penelitian tindakan kelas merupakan metode penelitian yang digunakan.Desain penelitian mengacu pada model spiral Kemmis dan Mc.Taggart dengan empat tahapan, yaitutahap perencanaan, pelaksanaan tindakan dan refleksi.Subjek penelitian yang dilakukan yaitu siswa SDN Sindangaraja kelas IV-B sebanyak 44 siswa.Hasil penelitian menunjukkanpada siklus I sebanyak 61,3% siswa mencapai nilai KKM. Siklus II sebanyak 75% dan siklus III meningkat sebanyak 93,1%. Dengan demikian model pembelajaran kooperatif menggunakan media kartu kata dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Kata Kunci: Kooperatif,teknik, pantun, kartu kata. Abstract The development of education in the school have not yet provided a method and media which can provide an opportunity to the students to train writing traditional poetry skills, with the result that student have low ability in the writing a traditional poetry. Efforts that can be made to address these problems by implementing a learning model that aims to develop a creativity, a liveliness, and makes the laerning process becomes more enjoyable. The method of research in this study was used action research. The design used in this study is the model of spiral from Kemmis and Mc.Taggart with four stages, it is planning stages, implementation of the action and reflection. The subject of the study were 44 students in class four B of SDN sindangaraja. The result showed on the cycle I as much as 61,3% of students achieve the value of KKM. The cycle II as much as 75% and the cycle III this study have increase to 93%. The conclusion is The model of cooperative learning with used the media of word card can increase student learning outcomes. Keywords: cooperative learning, writing traditional poetry, the media of word card. BAB I PENDAHULUAN Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar mencakup aspek keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Masing-masing keterampilan tersebut memiliki tujuan pembelajaran yang harus dicapai serta dikembangkan, sehingga potensi yang dimiliki siswadapat terarah secara berkelanjutan. Siswa diharapkan menemukan pembelajaran yang dapat bermanfaat di dalam kehidupannya serta merasakan kesenangan ketika berada dalam suasana pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Keterampilan menulis merupakan salah satu kemampuan yang diajarkan di sekolah dasar.Berkaitan dengan pentingnya peranan menulis dalam menentukan kemampuan berbahasa, Rofi’uddin (Resmini dan Djuanda, 2007: 117) mengemukakan bahwa kemampuan berbahasa sejak dini merupakan salah satu upaya yang bersifat strategis.Kemampuan tersebut terfokus pada kemampuan baca-tulis yang merupakan kunci pembuka untuk memasuki dunia pengetahuan yang lebih luas. Jika akan dilakukan pengajaran membaca dan menulis yang baik, dapat dipacu pada kemampuan penguasaan kemampuan berpikir kritis, kreatif terhadap permasalahan yang dihadapi, dan belajar menganalisis permasalahan, sehingga perkembangan dalam dimensi afektif siswa dapat dioptimalkan dengan baik Melalui bahasa manusia dapat saling berkomunikasi, mengekspresikan diri, beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi tertentu, sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial berbagi pengalaman, saling belajar dan meningkatkan kemampuan intelektualDijelaskan pula bahwa tujuan pembelajaran bahasa adalah untuk meningkatkan keterampilan berbahasa, juga meningkatkan kemampuan berfikir dan bernalar, serta kemampuan memperluas wawasan (Resmini, Djuanda, dan Indihadi (2006: 35) Komunikasi yang dilakukan manusia dapat bermanfaat untuk mengembangkan potensi dalam berbahasa, karena dengan berbahasa manusia dapat mengekspresikan sesuatu yang dirasakan. Salah satu keterampilan yang diajarkan di sekolah dasar diantaranya adalah menulis pantun.Hal ini sesuai dengan tujuan yang tercantum pada kurikulum yaitu siswa memiliki keterampilan dalam membuat pantun anak yang menarik tentang berbagai tema yang sesuai dengan ciri-ciri pantun. Pada kenyataannya yang terjadi di lapangan, tujuan pembelajaran dalam menulis pantun belum tercapai. Hal ini diperoleh berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kelas IV-B Sekolah Dasar Negeri Sindangraja tentang kemampuan menulis pantun yang sebagian besarhasil belajar siswa belummencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).Siswa mengalami kesulitan dalam menulispantun dengan menggunakan ciri-ciri pantun sertapantun yang sesuai dengan tema. Siswa terlihat kurang berpartisipasi secara langsung selama pembelajaran dikarenakan belum terlihat adanya metode pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dan media yang dapat menjembatani siswa untuk lebih mudah dalam membuat pantun dan menarik minat siswa untuk menulis pantun menjadi menyenangkan. Dilihat dari permasalahan di atas tentunya diperlukan suatu pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dan menjadikan suasana pembelajaran menjadi menyenangkan yaitu dengan penerapan model pembelajaran kooperatif teknik bertukar pasangan dengan menggunakan media kartu kata. Model pembelajaran ini dapat meningkatkan partisipasi siswa secara langsung dalam pembelajaran serta meningkatkan perhatian dan minat siswa dalam belajar. Pembelajaran kooperatif dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat bekerjasama dan saling bertukar gagasan antar teman sebayanya.Hal ini sesuai dengan pendapat Sunal dan Hans (Isjoni 2007: 12) bahwapembelajaran kooperatif merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik agar bekerja sama selama proses pembelajaran.Selain itu pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan sikap, nilai, dan tingkah laku yang memungkinkan siswa untuk berpartisipasi dan menerima pendapat orang lain. Slavin (Asma, 2006) mengemukakan bahwa dalam belajar kooperatif siswa belajar bersama, saling menyumbang pemikiran dan bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar secara individu maupun kelompok’ Sadiman, dkk. (2011) menyatakan bahwa proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan, saluran atau media tertentu kepada penerima pesan. Pesan yang disampaikan oleh guru dalam belajar dapat berupa simbolsimbol komunikasi baik verbal (kata-kata lisan maupun tertulis) atau simbol nonverbal atau visual Dalam pembelajaran menulis pantun ternyata tidak semua siswa memahami ciri-ciri pantun serta pantun yang sesuai dengan tema. Hal ini dikarenakan guru hanya menjelaskan secara sederhana yaitu hanya menggunakan metode ceramah tanpa menjelaskan lebih lanjut tentang ciri-ciri pantun, bagaimana menulis pantun yang sesuai dengan tema serta pemberian contoh pembelajaran yang kurang jelas, yang menjadikan siswa tidak dapat memahami dengan benar materi yang telah disampaikan. Oleh karena itu,untuk mengatasi permasalahan dalam pembelajaran dapat menggunakan media kartu kata untuk menjembatani pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. Dengan digunakannya media kartu kata yang di desain secara menarik dan dibuat acak menjadikan siswa menemukan sendiri pemahaman siswa tentang menulis pantun. Dalam pembelajaran memungkinkan adanya interaksi secara langsung antara siswa dengan media pembelajaran yaitu dengan kartu kata yang masih acak akan disusun menjadi pantun yang tepat. Pada kegiatan tersebut menulis pantun menjadi kegiatan yang menarik daan menyenangkan. Hal ini diperkuat dengan pendapat Soeparno (1988:6) yang menyatakan bahwa pengggunaan media diharapkan dapat memperkonkret informasi yang dikomunikasikan peneriman, sehingga informasi tersebut diharapkan dapat diserap semaksimal mungkin oleh si penerima informasi Hal ini didasarkan atas pemikiran bahwa siswa dapat secara langsung dan nyata serta mandiri dalam mengidentifikasi ciri-ciri pantun serta dapat belajar menulis pantun yang sesuai dengan tema. Sesuai dengan pendapat Semiawan (Isjoni, 2007) yang menyatakan bahwa dalam meningkatkan upaya kualitas kognitif siswa, guru dalam melaksanakan pembelajaran harus lebih ditujukan pada kegiatan pemecahan masalah atau latihan meneliti dan menemukanSaat berdiskusi secara bertukar pasangan siswa saling berdiskusi untuk memecahkan masalah yaitu menyusun kartu kata yang masih acak menjadi suatu pantun yang benar. Penerapan model pembelajaran tersebut menjadikan siswa dapat bekerja sama dalam mengerjakan tugas serta bertanggung jawab tidak hanya pada individu tetapi pada temannya ketika berdiskusi karena siswa yang memahami pembelajaran dapat bertukar pendapat serta berbagi kepada temannya yang belum memahami pembelajaran. Hal ini tentunya sangat membantu siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Metode Penelitian Penelitian tindakan kelas merupakan metode yang dilakukan dalam penelitian.Digunakannya metode kualitatif dalam penelitian tindakan kelas adalah didasarkan pada pendapat yang dikemukakan oleh Moleong (2002:5) bahwa, penelitian kualitatif lebih mudah apabila dihadapkan dengan kenyataan ganda, menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden, dan pendekatan kualitatif ini lebih peka dan lebih dapat menyelesaikan diri dengan banyak penajaman bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi Kemudian Menurut Priyono (Sukidin dkk, 2008:11),penelitian tindakan kelas adalah strategi pengembangan profesi guru karena menempatkan guru sebagai peneliti, bukan sebagai informan pasif, menempatkan guru sebagai agen perubahan, serta mengutamakan kerja kelompok antara guru, siswa, dan staf pimpinan sekolah lainnya dalam membangun kinerja sekolah lebih baik. Subjek penelitian yaitu siswa SDN Sindangaraja Kecamatan Sumedang kelas IV-B tahun ajaran 2011/2012 sebanyak 44 siswa. Instrumen yang digunakan yaitu pedoman observasi, catatan lapangan, dan tes hasil belajar siswa.Validasi data yang digunakan yaitu teknik triangulation, member check, expert opinion danaudit trail. Adapun desain dalam penelitian ini adalah mengacu kepada rancangan penelitian model spiral refleksi dari Kemmis dan Taggart yang dimulai dengan tahap perencanaan(planning), tindakan (action), pengamatan (observing), refleksi (reflecting), dan perencanaan kembali yang merupakan dasar untuk suatu perencanaan pemecahan masalah. Hasil dan Pembahasan Analisis data dalam penelitian dilakukan dengan cara menelaah data aktivitas siswa, kinerja guru dan hasil belajar siswa. Perencanaan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian diantaranyameminta izin kepada Kepala Sekolah SD Negeri Sindangraja Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang untuk mengadakan penelitian awal yaitu mengidentifikasi masalah dengan melakukan observasi pada saat proses pembelajaran pantun dilaksanakan serta berwawancara dengan guru dan siswa tentang menulis pantun. Langkah selanjutnya yaitu berdiskusi dengan guru untuk mengadakan perbaikan terhadap hasil pembelajaran awal yang sudah dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik bertukar pasangan dengan menggunakan media kartu kata untuk meningkatkan keterampilan menulis pantun serta menyusun persiapan mengajar dan membuat lembar observasi kinerja guru, aktivitas siswa, lembar tes hasil belajar, dan membuat media kartu kata agar menjadikan suasana pembelajaran menjadi efektif, bermakna dan menyenangkan. Alat evaluasi dibuat untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar siswa setelah pembelajaran dengan penerapan model kooperatif teknik bertukar pasangan dengan menggunakan media kartu kata dalam menulis pantun. Pada pelaksanaan siklus Iterlihat masih banyak siswa yang tidak terlibat aktif selama pembelajaran.Siswa cenderung lebih suka bermain serta bergurau dengan temannya.Pada saat bertukar pasangan masih banyak siswa yang tidak mau duduk serta berdiskusi dengan teman bertukar pasangannya, siswa lebih senang untuk berdiskusi dengan teman sebangkunya dibandingkan berdiskusi dengan temannya yang bertukar pasangan. Aktivitas siswa di atas dapat dilihat bahwa dalam proses pembelajaran keaktifan, katerlibatan serta semangat siswa dalam belajar masih memerlukan perbaikan. Dengan data yang diperoleh yaitu terdapat 31,8% atau 14 siswa dinyatakan baik, 52,5% atau 23 siswa cukup dan 15,9% atau 7 orang siswa dinyatakan kurang. Jika dilihat dari hasil tersebut tentunya aktivitas siswa pada saat pembelajaran masih rendah serta masih belum mencapai target yang telah ditentukan. Oleh karena itu diperlukan tindakan siklus berikutnya yang dapat meningkatkan aktivitas siswa sehingga aktivitas siswa di dalam belajar menjadi lebih baik. Pelaksanaan siklus II menunjukkan adanya perbaikan pada sikap siswa saat pembelajaran berlangsung.Hal ini terlihat dari adanya beberapa siswa yang mulai terlibat aktif di dalam pembelajaran.Beberapa siswa memberikan tanggapan kepada guru. Siswa juga mulai memiliki keberanian untuk mengajukan pertanyaan kepada guru serta terlibat langsung saat kegiatan pembelajaran. Pada saat mengerjakan tugas kelompok terlihatsiswa saling bekerja sama dalam tim kelompoknya yaitu berdiskusi tentang ciri-ciri pantun dan pantun yang sesuai dengan tema. Selanjutnya pada aktivitas siswa selama pembelajaran menunjukkan hasil yang cukup signifikan.Siswa terlihat antusias dalam mengikuti pembelajaran dan hal ini tentunya sangat berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa. Kemudian pada siklus IIImengalami peningkatan dalam aktivitas siswa selama pembelajaran.Siswa terlihat aktif, saling bekerja sama dan bertukar pandapat di dalam pembelajaran. Tugas yang dikerjakan dalam menyusun media kartu kata dari sebuah pantun siswa sudah dapat melakukannya dengan petunjuk LKS yang telah diberikan sehingga memudahkan siswa dalam memahami cara membuat pantun yang benar. Kegiatan tersebut tentunya menunjukkan perbaikan yang cukup signifikan.Keaktifan, keterlibatan dan semangat siswa selama pembelajaran telah lebih baik daripada sebelumnya. Peningkatan aktivitas tersebut tentunya diperoleh dari manfaat digunakannya media sesuai yang dijelaskan oleh Sumiati dan Asra (2009:163) bahwa media dapat menarik perhatian siswa, sehingga membangkitkan minat, motivasi, aktivitas, dan kreatifitas belajar siswa. Peningkatan aktivitas tersebut tentunya diperoleh dari manfaat digunakannya media sesuai yang dijelaskan oleh Sumiati dan Asra (2009:163) bahwa media dapat menarik perhatian siswa, sehingga membangkitkan minat, motivasi, aktivitas, dan kreatifitas belajar siswa. Berikut Gambar peningkatan aktivitas siswa pada setiap siklus. Gambar 1 Peningkatan Aktivitas Siswa Dilihat dari Gambar tersebut menunjukkan adanya peningkatan yang sangat signifikan.Aktivitas siswa pada pembelajaran menulis pantun dengan penerapan model pembelajaran kooperatif teknik bertukar pasangan dengan menggunakan media kartu kata telah memberikan dampak yang positif terhadap proses pembelajaran siswa, yaitu meningkatnya aktivitas siswa pada keaktifan, keterlibatan serta semangat dalam belajar. Adanya peningkatan tersebut yaitu pada siklus I siswa dengan tafsiran baik sebanyak 31,8% atau 14 siswa, siklus II sebanyak 65,9 % atau 29 siswa, dan siklus III sebanyak 81,8% atau 36 siswa. Dengan diperolehnya hasil aktivitas siswa pada setiap siklusnya maka target penelitian pada aktivitas siswa sebanyak 80% telah tercapai. Pada saat mengerjakan tugas kelompok yang dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik bertukar pasangan mengggunakan media kartu kata, siswa saling berdiskusi serta bekerja sama dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Sesuai dengan pendapat Slavin (Asma, 2006) yang mengemukakan bahwa dalam belajar kooperatif siswa belajar bersama, saling menyumbang pemikiran dan bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar secara individu maupun kelompok. Sejalan dengan itu, Djahiri (Isjoni, 2007: 13) mengungkapkan bahwa pembelajaran kooperatif sebagai kegiatan pembelajaran kelompok yang terarah, terpadu, efektif, efisien, ke arah mencari atau mengkaji sesuatu melalui proses kerjasama dan saling membantu (sharing) sehingga tercapai proses dan hasil belajar yang produktif (survive). Manfaat penggunaan media kartu sangat bermanfaat dalam menumbuhkan keaktifan siswa di dalam pembelajaran. Sesuai dengan pendapat Sudjana dan Rivai (Arsyad, 2014:28) bahwa manfaat media di dalam pembelajaran yaitu siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar karena tidak hanya mendengarkan uraian guru, akan tetapi melakukan aktivitas lain seperti mengamati dan melakukan sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik perhatian siswa dan menumbuhkan motivasi dalam belajar, sehingga dapat mengoptimalkan kemampuan siswa pada aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Ketika pembelajaran berlangsung pada siklus I guru membagi siswa secara heterogen sesuai dengan kemampuan siswa dalam menulis pantun. Seluruh siswa yang ada di dalam kelas dibagi sesuai dengan tingkat kemampuan siswa dalam menulis pantun. Siswa yang telah terampil dalam menulis pantun dapat berpasangan untuk berdikusi dengan temannya yang belum terampil dalam menulis pantun. Sehingga siswa yang berdiskusi dengan temannya pada saat bertukar pasangan dapat dirasakan manfaatnya secara optimal ketika berdiskusi serta bertukar pendapat dalam mengerjakan tugas yang telah diperintahkan oleh guru yaitu menyusun media kartu kata yang masih acak menjadi sebuah pantun yang benar. Hasil observasi kinerja guru menunjukkan bahwa pada siklus I guru menemukan kesulitan dalam mengarahkan serta membimbing siswa saat kerja kelompok. Masih banyak siswa yang merasa kesulitan dalam memahami petunjuk LKS untuk mengerjakan tugas menyusun kartu kata. Sehingga guru perlu mengarahkan siswa dengan jelas pada saat siswa mengerjakan tugas. Dalam mengatur siswa untuk duduk dengan teman bertukar pasangannnya guru juga masih mengalami kesulitan. Banyak siswa yang beranggapan bahwa berdiskusi dengan teman sebangkunya lebih nyaman daripada berdiskusi dengan teman bertukar pasangannya. Tes hasil belajar siswa pada setiap siklusnya juga mengalami peningkatan. Hal ini sesuai dengan pendapat Munadi (2010) yang menyatakan bahwa media adalah perantara atau penggunaan materi dan penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran sehingga membangun kondisi yang dapat membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.Penggunaan media pembelajaran dan model pembelajaran menjadi sesuatu yang saling mempengaruhi tujuan pembelajaran. Hal tersebut juga sesuai dengan pandangan Hamalik (Rusman, dkk, 2011:16) yang menyatakan bahwa, pembelajaran sebagai suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur manusia, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan 1 pembelajaran. Dalam hal ini fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang dibuat dalam pembelajaran tentunya saling berpengaruh pada aktivitas belajar siswa demi mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini terbukti bahwa penggunaan media kartu kata dalam pembelajaran tentunya sangat memberikan dampak yang positif untuk membantu siswa dalam memahami pembelajaran pantun. Sehingga dengan digunakannya media tersebut membantu siswa dalam memahami dan dapat terampil dalam membuat pantun yang sesuai dengan ciri-ciri pantun serta pantun yang sesuai dengan tema. Guru mulai mengenal serta memahami karakteristik siswa di dalam kelas pada siklus II. Sehingga guru telah mengetahui bagaimana cara mengatasi pembelajaran agar dapat kondusif serta efektif di dalam kelas. Guru telah mengelola kelas dengan lebih baik dan dapat menciptakan suasana yang akrab sehingga dapat memudahkan guru untuk mengarahkan siswa. Hal ini tentunya sangat berpengaruh pada situasi pembelajaran di dalam kelas. Pelaksanaan tindakan siklus III pada kinerja guru telah mengalami banyak peningkatan. Guru mampu mengelola kelas dengan sangat baik. Suasana pembelajaran menjadi lebih kondusif dan tercipta kelas yang aktif serta siswa yang saling bertukar pendapat di dalam pembelajaran. Saat siswa mengerjakan tugas kelompok, petunjuk LKS telah dipahami siswa dengan baik sehingga banyak kelompok yang sudah benar dalam menyusun kartu sehingga dengan bimbingan guru siswa dapat menuliskan pantun yang sesuai dengan ciri-ciri pantun dan sesuai dengan tema. Berikut Gambar peningkatan observasi kinerja guru pada setiap siklusnya. Gambar 3 Rekapitulasi Nilai Siswa Gambar 2 Peningkatan Kinerja Guru Dapat disimpulkan bahwa kinerja guru setiap siklusnya mengalami peningkatan dan telah mencapai target penelitian yaitu 85%. Dari hasil observasi diperoleh hasil kinerja guru pada siklus I sebanyak 85,4 % yang menunjukkan kriteria sangat baik, pada siklus II sebanyak 93,7% dengan kriteria sangat baik dan pada siklus III sebanyak 97,9% dengan kriteria sangat baik dari keseluruhan indikator yang telah ditetapkan. Media kartu kata yang digunakan dengan metode pembelajaran kooperatif terlihat dirasakan manfaatnya dalam mencapai tujuan pembelajaran yaitu siswa dapat terampil dalam menulis pantun. Berikut ini disajikan Gambar rekapitulasi nilai siswa pada setiap siklus. Nilai siswa pada siklus I sebanyak 61,3% atau 27 siswa mencapai KKM. Siklus II terdapat 75% atau 33 siswa tuntas dengan adanya peningkatan sebanyak 13,7% dan siklus III meningkat menjadi 93,1% atau 41 siswa yang telah tuntas dengan adanya peningkatan sebanyak 18,1% dari siklus sebelumnya. Dan untuk siklus I sampai siklus III hasil belajar siswa mengalami peningkatan sebanyak 31,8%. Dengan demikian target penelitian dalam menulis pantun sebanyak 80% telah tercapai Kesimpulan Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif teknik bertukar pasangan dengan menggunakan media kartu kata terbukti dapat meningkatkan aktivitas siswa, kinerja guru dan hasil belajar siswa. Demi perbaikan pada penelitian selanjutnya guru perlu memperhatikan setiap aspek dalam pembelajaran, sehingga penerapan model pembelajaran dapat berjalan optimal, berpengaruh positif dan bermakna bagi siswa. Daftar Pustaka Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: 2014. PT Raja Grafindo Persada. Asma, Nur.Model pembelajaran kooperatif. Jakarta: 2006. Depdiknas. Isjoni .Cooperative learning. Bandung: 2007. Alfabeta. Moleong, J.l. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: 2002. Remaja Rosdakarya. Munadi, Yudhi. Media pembelajaran. Jakarta: 2010. GP Press. Resmini.,N, Djuanda D.,& Indihadi D. Pembinaan dan Pengembangan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: 2006. UPI Press. Resmini & Djuanda. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Bandung: 2007. UPI Press. Rusman., Kurniawan D., & Riana C. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta: 2011. PT. Raja Grafindo Persada. Sadiman S, Arief., Raharjo S. Haryono, Anung., & Rahardjito. Media Pendidikan. Jakarta: 2011. Raja Grafindo Persada. Soeparno. Media Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: 1988. PT. Intan Pariwara. Sukidin, Basrowi, & Suranto.Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: 2008. Insan Cendikia. Sumiati dan Asra. Metode Pembelajaran. Jakarta: 2009. CV Wacana Prima .