Kajian Strategi Kompetisi dan Penerapan E

advertisement
TUGAS MATA KULIAH
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
I.
Kajian Strategi Kompetisi dan Penerapan ECommerce pada PT. Indoturbine
Oleh:
Kelompok III
Agung Wibowo
P056100423.36E
Amita Rizka W.
P056100443.36E
Andromeda Aristi P056100453.36E
Daniel Edward
P056100493.36E
Fitri Nurdiyani
P056100553.36E
Dosen:
Prof. Ir. Kudang B. Seminar, MSc, PhD.
PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi saat ini, telah menciptakan banyak
peluang bisnis baru yang mungkin dilakukan secara elektronika. Perkembangan
teknologi informasi tersebut memungkinkan setiap orang dengan mudah
melakukan
kegiatan
jual-beli
melalui
jaringan
komputer,
baik
dengan
menggunakan internet, ekstranet atau pun intranet. Beberapa tahun terakhir
merebaknya media internet menyebabkan banyaknya perusahaan mulai
mencoba menawarkan berbagai macam produknya dengan menggunakan media
ini. Apabila suatu produk dapat dijual dengan memanfaatkan media internet
secara efektif, maka perusahaan dapat menghasilkan keuntungan akibat peluang
produk yang dijual menjadi dikenal secara luas.
Penggunaan internet tidak hanya terbatas pada pemanfaatan informasi
yang dapat diakses melalui media ini, melainkan juga dapat digunakan sebagai
sarana untuk melakukan transaksi perdagangan yaitu melalui electronic
commerce atau yang lebih dikenal dengan e-commerce. Meskipun pengguna
internet di Indonesia telah mencapai 31 juta orang dan 159 juta orang lainnya
adalah pengguna internet berbasis nirkabel, namun penyedia layanan ecommerce di Indonesia baru mencapai 3%1. Keberadaan e-commerce
merupakan alternatif bisnis yang cukup menjanjikan untuk diterapkan pada saat
ini, karena e-commerce memberikan banyak kemudahan bagi kedua belah pihak,
baik dari pihak penjual (merchant) maupun dari pihak pembeli (buyer) di dalam
melakukan transaksi perdagangan, meskipun kedua pihak yang terlibat terpisah
dalam jarak yang sangat jauh.
Terkait hal tersebut, PT. Indoturbine sebagai salah satu perusahaan yang
bergerak dibidang engineering, procurement, construction, dan installation
turbine untuk pengolahan minyak dan gas dalam kegiatan operasionalnya telah
memanfaatkan sarana e-commerce di dalam memasarkan produk atau jasa yang
dihasilkan
perusahaannnya.
Sarana
e-commerce
tersebut
digunakan
perusahaan guna mendukung strategi yang diterapkan PT. Indoturbine guna
1
NN. 2010. Jumlah Bisnis E-Commerce di Indonesia Masih Sangat Kecil, Peluangnya Besar.
http://indocashregister.com/2010/03/28/jumlah-bisnis-e-commerce-di-indonesia-masih-sangatkecil-peluangnya-besar/. Diakses pada tanggal 15 Juli 2011.
memenangkan kompetisi di bidang usaha yang saat ini dilakukan oleh
perusahaan.
1.2 Permasalahan
Dilatarbelakangi hal tersebut, maka pada makalah kali ini akan dicoba
dipaparkan mengenai strategi apa yang akan digunakan perusahaan dalam
berkompetisi di dalam usaha yang dilakukan PT. Indoturbine saat ini serta
penerapan e-commerce yang dilakukan perusahaan guna mendukung strategi
kompetisi yang dilakukan perusahaan.
1.3 Maksud dan Tujuan
Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat tugas Mata Kuliah Sistem
Informasi Manajemen. Selain itu, diharapkan dengan dibuatnya makalah ini,
maka
akan
dapat
diketahui
bagaimana
penerapan
e-commerce
guna
mendukung usaha yang dilakukan PT. Indoturbine terkait sehubungan dengan
pilihan strategi perusahaan dalam berkompetisi dengan para pesaingnya.
II. DESKRIPSI PERUSAHAAN
PT. Indoturbine terbentuk pada tahun 1973, bersamaan dengan
dimulainya eksplorasi minyak dan gas bawah laut di Indonesia. Dimulai sebagai
agen dari produk Solar Turbine (USA), PT. Indoturbine melihat ini sebagai bisnis
yang meningkat pesat. Pemasarannya sebagai merek kelas dunia, membuat
respon yang sangat baik dari Pertamina maupun perusahaan minyak dan gas
dunia lainnya. Kesuksesan PT. Indoturbine ini tidak terlepas dari efisiensi unit
Solar Gas Turbine, yang telah mengkombinasikan teknologi mutakhir dan
jaringan pendukung dari pihak pekerja yang kompeten dan berdedikasi.
Pada tahun 1987, PT. Indoturbine memulai untuk bekerjasama dengan
IPTN (Industri Pesawat Terbang Nusantara) yang sekarang bernama PT.
Dirgantara Indonesia dalam overhaul mesin turbin ini. Pada mulanya kegiatan
overhaul ini hanya dapat dilakukan di USA. Biaya yang tadinya dibutuhkan untuk
pengiriman maupun service kini dapat dikurangi seiring berjalannya kemajuan
teknologi dan komunikasi yang telah dilakukan dengan para stakeholders. Dalam
mengembangkan usahanya, PT. Indoturbine memiliki visi dan misi sebagai
berikut :
Visi:
Pengakuan sebagai mitra terbaik dalam pengembangan industri dan energi di
seluruh Indonesia
Misi:
1.
Fokus dalam solusi kebutuhan konsumen.
2.
Mengembangkan sinergi dan menciptakan nilai tambah.
3.
Menjunjung kepercayaan konsumen melalui performa yang berkualitas.
4.
Mendapatkan “healthy return “ dalam berinvestasi.
Nilai utama yang dikembangkan:
1.
Karyawan adalah aset yang paling berharga.
2.
Komitmen dan kerjasama adalah kunci kesuksesan.
3.
Kami tumbuh dan makmur bersama
Produk Solar Turbine ini digunakan oleh hampir seluruh perusahaan
minyak dan gas di Indonesia dimana PT. Indoturbine bergerak sebagai penjual
dan operator dari mesin ini. Perusahaan pemakai yang terkait adalah BP
Indonesia, VICO, UNOCAL, ConocoPhilips, Total E&P Indonesie, Petrochina
International, ExxonMobil Oil, Premier Oil Natuna, Kondur Petroleum dan
sebagainya. Untuk perusahaan yang bergerak di bidang industri lainnya adalah
Styrindo Mono Indonesia, Miwon, Asia Tile, Indo Bharat Rayon, Riau Andalan
Pulp & Paper, Asean Aceh Fertilizer dan Pupuk Iskandar Muda.
PT. Indoturbine tidak berjalan sendiri dalam menjalankan usahanya, dia
membutuhkan beberapa stakeholder dalam mewujudkan visi dan misinya.
Berikut adalah beberapa stakeholders dan juga peranannya :
1.
ITT Barton& Neodyn, Rosemount, Allen Bradley( pemasok suku cadang )
2.
PT. Dirgantara Indonesia ( overhaul )
3.
Pelita, Ekanuri dan Pan Marine ( transportasi )
4.
Indocater ( catering di offshore )
5.
PT. Telkom ( jasa telekomunikasi )
6.
RS. Mitra Internasional dan Medicare ( jasa kesehatan )
7.
Hotel Kartika Chandra ( penginapan bagi pekerja lapangan luar kota )
III. TINJAUAN PUSTAKA
3.1 E-Commerce
E-commerce merupakan transaksi perdagangan yang dilakukan lewat
internet. E-commerce melibatkan individu dan organisasi yang tidak dibatasi oleh
batas teritorial negara. Definisi e-commerce menurut Amir Hartman (2000)
adalah suatu jenis mekanisme bisnis secara elektronis yang memfokuskan diri
pada transaksi bisnis berbasis individu dengan menggunakan internet sebagai
medium pertukaran barang atau jasa baik antara dua buah institusi (B2B)
maupun antar institusi dan konsumen langsung (B2C).
Dari definisi tersebut, terlihat bahwa e-commerce sebagai dampak
berkembangnya teknologi informasi yang memiliki karakteristik sebagai berikut :

Terjadinya transaksi antara dua belah pihak;

Adanya pertukaran barang, jasa, atau informasi;

Internet merupakan medium utama dalam proses atau mekanisme
perdagangan tersebut.
Pada e-commerce terdapat dua aktivitas yang biasanya dilakukan oleh
perusahaan maupun konsumen, yaitu :

Supply chain management: proses bisnis antara perusahaan dengan
konsumen;

Marketplace: dinamis, transaksi oportunis yang dilakukan melalui seluruh
jaringan.
Dalam menerapkan transaksi perdagangan elektronik, terdapat beberapa
model web business yang terdapat pada setiap perusahaan. Menurut Michael
Rappa, model web business didefinikan sebagai berikut :
“Method of doing business by which a company can sustain itself – that is
generated revenue.”
Pada sebuah strategi situs web terkadang kombinasi antar beberapa model
bisnis digunakan untuk menghasilkan keuntungan bagi organisasi. Adapun
beberapa model web business yang dapat diterapkan pada perusahaan, yaitu :
1.
Brokerage Model
Merupakan model web business yang dilakukan dengan membawa pembeli
dan penjual pada satu tempat yang sama dan menjadi fasilitator transaksi.
Model penghasilannya terutama dari biaya persen per transaksi yang terjadi.
2.
Advertising Model
Merupakan pengembangan dari model broadcasting (penyiaran) tradisional.
Dalam hal ini yang menjadi broadcaster (penyiar) adalah situs web yang
menyediakan content (isi) dan services (layanan) dikombinasikan dengan
advertising message (iklan) yang terletak di banner. Model penghasilan pada
model ini terutama dari biaya pemasangan banner dan hanya bisa berjalan
apabila traffic dari situs web broadcaster (penyiar) cukup besar / sering
dikunjungi.
3.
Infomediary Model
Informediary model ini berisi data mengenai pembeli dan kebiasaan membeli
mereka sangat penting, data tersebut kemudian digunakan sebagai bahan
analisis. Hasil analisis tersebut dijual ke pihak ketiga yang memerlukan.
4.
Utility Model
Model ini menggunakan tarif sesuai dengan durasi akses pada web-site
yang dikunjungi perusahaan.
5.
Manufacturer (Direct) Model
Manufacturer model digunakan untuk memperpendek rantai distribusi produk
dengan akses langsung ke pemakai. Model ini juga bisa dilakukan untuk
meningkatkan pelayanan dan mengetahui kebutuhan pelangan secara
langsung.
6.
Merchant Model
Model bisnis ini merupakan bentuk elektronis dari penjualan barang secara
grosir maupun eceran (retail). Penjualan bisa melalui harga yang ada
maupun melalui lelang.
7.
Community Model
Community model ini berbasiskan pada kepuasan pengunjung situs, pada
beberapa kasus pengunjung merupakan penyumbang isi dan pendapatan
dari situs web tersebut.
8.
Affiliate Model
Model bisnis yang memungkin afiliasi antar situs web e-commerce untuk
melakukan promosi / penjualan di Internet
3.2 Strategi Kompetisi.
Strategi merupakan suatu cara yang digunakan perusahaan untuk
mencapai tujuan perusahaan. Strategi yang diterapkan setiap perusahaan
tidaklah sama antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya.
Strategi tersebut umumnya diterapkan perusahaan guna untuk tetap bertahan di
dalam suatu persaingan usaha. Menurut Porter dalam Shin (2001), sebuah
perusahaan menetapkan strategi bisnis dengan tujuan untuk mendapatkan
keunggulan kompetitif terhadap pesaingnya. Hal tersebut bisa didapatkan
perusahaan dengan melakukan antisipasi terhadap: (1) ancaman dari pemain
baru, (2) persaingan diantara perusahaan yang ada dalam suatu industri, (3)
ancaman dari produk substitusi, (4) posisi tawar supplier, dan (5) posisi tawar
pembeli.
Strategi ini merupakan suatu strategi bagaimana suatu/masing-masing
unit bisnis yang dimilki korporasi tumbuh dan berkembang. Untuk itu ada
beberapa strategi kompetisi yang dapat diterapkan dalam suatu perusahaan
dijabarkan sebagai berikut.
3.2.1 Cost Leadership Strategy
Adalah
strategi
dimana
perusahaan
menjual
produk
kepada
pelanggannya dengan harga yang lebih rendah dibanding pesaing-pesaingnya
atau agar perusahaan dapat menikmati tingkat keuntungan yang lebih tinggi.
Sehingga perusahaan mampu meraih daya saing melalui penetapan harga yang
rendah dan atau bias menikmati keuntungan yang lebih tinggi pada harga yang
sama.
Sumber penciptaan keunggulan biaya ini dapat diperoleh melalui skala
ekonomi, teknologi sendiri, akses ke bahan mentah, pengalaman dan lain
sebagainya. Strategi keunggulan biaya bukan berarti perusahaan dapat
mengabaikan aspek produk. Kualitas produk harus juga diperhatikan dan sesuai
dengan tuntutan pasar. Produk yang ditawarkan masih tetap diperlukan untuk
memiliki diferensiasi walaupun tidak menjadi hal yang utama. Jika ini tidak dapat
dilakukan maka keunggulan biaya tidak akan pernah juga untuk diperoleh. Agar
strategi tersebut dapat dilakukan maka terdapat beberapa persyaratan sukses
Strategi cost Leadership, yaitu :
1.
Ketrampilan dan sumber daya yang lazim digunakan:
- Investasi modal dan akses ke modal yang terus menerus
- Ketrampilan rekayasa proses
- Supervisi tenaga kerja yang ketat
- Produk didesain agar mudah dibuat
- Sistem distribusi biaya rendah
2.
Persyaratan organisasi yang lazim
- Pengendalian biaya yang ketat
- Laporan pengendalian yang sering dan terinci
- Organisasi dan tanggungjawab yang terstruktur
- Insentif didasarkan pada pemenuhan kuantitatif yang ketat
3.2.2 Differentiation Strategy
Adalah
strategi
yang
ditempuh
oleh
perusahaan
dengan
cara
menghasilkan produk yang berbeda atau unik dibandingkan dengan produk para
pesaingnya. Berbagai hal dapat dijadikan sebagai faktor pembeda, Kotler
menawarkan 4 faktor yang biasa dijadikan sebagai patokan diferensiasi, yaitu:
- Produk
- Layanan/servis
- Sumber daya manusia
- Image/citra
Setiap
faktor
tersebut
dapat
digali
untuk
dibedakan
kemudian
dikomunikasikan kepada konsumen agar konsumen mengetahui/menyadari
adanya perbedaan sehingga diharapkan konsumen bersedia membayar lebih
untuk perbedaan tersebut. Beberapa persyaratan yang dapat dilakukan agar
strategi ini dapat diterapkan, yaitu :
1.
Ketrampilan dan sumber daya yang lazim dibutuhkan:
- Kemampuan pemasaran yang tangguh
- Rekayasa produk
- Kemampuan kreatif
- Kemampuan yang kuat pada riset dasar
- Reputasi perusahaan dalam kualitas produk
- Kemampuan teknologi
- Tradisi panjang dalam industri atau kombinasi ketrampilan yang unik yang
diambil dari bisnis lain
2.
Persyaratan organisasi yang lazim
- Koordinasi yang cermat diantara fungsi-fungsi R & D, pengembangan
produk, dan pemasaran
- Ukuran insentif subyektif, bukan kualitatif
- Keinginan yang kuat untuk merekrut tenaga kerja, ilmuwan, atau
karyawan kreatif yang sangat terampil
- Kerjasama dengan pihak saluran distribusi
3.2.3 Innovation Strategy
Strategi inovasi adalah berkaitan dengan respon strategi Perusahaan
dalam mengadopsi inovasi. Menurut Freeman dalam Amelia (1999) yang
mengemukakan enam penggolongan tipologi strategi inovasi yaitu: offensive
innovation strategy, defensive, imitative (meniru), dependent, traditional, dan
opportunist strategy. Penggolongan ini berdasarkan pada kecepatan dan waktu
masuk dari perusahaan menuju area teknologi yang
baru.
Sementara Urban & Hauser membedakan tipologi strategi inovasi dengan
proaktif strategi, dimana Perusahaan mencoba untuk meramalkan dan
mengantisipasi perubahan lingkungan. Tipe ini biasanya merupakan perusahaan
yang pertama melakukan inovasi (first mover). Keunggulan yang dimiliki adalah
membangun market share dan reputasi untuk inovasi, namun mempunyai
kelemahan karena harus mengeluarkan biaya pengembangan yang tinggi serta
resiko investasi teknologi atau desain yang salah.
3.2.4 Growth Strategy
Growth strategy merupakan suatu strategi yang dilakukan perusahaan ke
depannya agar perusahaan tersebut mempunyai target yang matang di masa
depan. Adapun beberapa strategi pertumbuhan yang dapat diterapkan dalam
perusahaan, antara lain :
a.
Strategi Perluasan Pasar (Market Development), yaitu menambah/memasuki
pasar yang tidak dilayani sekarang baik secara geografis maupun segmen.
b.
Strategi Pengembangan Produk (Product Development), meliputi modifikasi
cukup besar dari produk lama atau penciptaan produk baru yang masih
berkaitan.
c.
Vertical Integration, yaitu melakukan pertumbuhan melalui penambahan
bisnis yang berkaitan secara vertikal seperti bisnis tekstil ditambahkan
dengan bisnis kapas atau pabrik pakaian jadi. Jadi vertical integration dapat
dibagi dua yaitu backward integration dan forward Integration.
d.
Horizontal Integration, strategi ini adalah melakukan pertumbuhan melalui
penambahan bidang usaha atau akuisisi perusahaan pesaing yang memilki
line of business yang sama sehingga menambah ukuran dari bisnis yang
sekarang.
e.
Diversification, yaitu melakukan peragaman bisnis pada bisnis yang tidak
lagi sama dengan line of business yang sekarang baik membuka sendiri
maupun mengakuisisi perusahaan lain. Strategi ini dapat dilakukan dengan
bisnis yang terkait (related/concentration diversification) atau dengan bisnis
yang tidak terkait (unrelated/conglomerate diversification).
3.2.5 Alliance Strategy
Alliance strategy adalah hubungan formal antara dua atau lebih kelompok
untuk mencapai satu tujuan yang disepakati bersama ataupun memenuhi bisnis
kritis tertentu yang dibutuhkan masing-masing organisasi secara independen.
Aliansi strategis pada umumnya terjadi pada rentang waktu tertentu, selain itu
pihak yang melakukan aliansi bukanlah pesaing langsung, namun memiliki
kesamaan produk atau layanan yang ditujukan untuk target yang sama. Dengan
melakukan aliansi, maka pihak-pihak yang terkait haruslah menghasilkan
sesuatu yang lebih baik melalui sebuah transaksi. Rekanan dalam aliansi dapat
memberikan peran dalam aliansi strategis dengan sumberdaya seperti produk,
saluran distribusi, kapabilitas manifaktur, pendanaan projek, pengetahuan,
keahlian ataupun kekayaan intelektual. Dengan aliansi maka terjadi kooperasi
atau kolaborasi dengan tujuan muncul sinergi sehingga perusahaan dapat saling
berbagi kemampuan transfer teknologi, risiko, dan pendanaan. Aliansi strategis
terkait pula dengan konsep seperti koalisi internasional, jaringan strategis, joint
venture.
Adapun beberapa keuntungan yang diperoleh dengan menerapkan
alliance strategy karena dalam era ekonomi dewasa ini, aliansi strategis
memungkinkan korporasi meningkatkan keunggulan bersaing bisnisnya melalui
akses kepada sumber daya partner atau rekanan. Akses ini dapat mencakup
pasar, teknologi, kapital dan sumber daya manusia. Pembentukan team dengan
korporasi lain akan menambahkan sumber dya dan kapabilitas yang saling
melengkapi (komplementer), sehingga korporasi mampu untuk tumbuh dan
memperluas secara lebih cepat dan efisien. Khususny pada korporasi yang
tumbuh dengan pesat, relatif akan berat untuk memperluas sumber daya teknis
dan operasional. Dalam proses, korporasi membutuhkan penghematan waktu
dan peningkatan produktivitas dengan tanpa mengembangkan secara individual;
hal ini agar korporasi dapat tetap fokus pada inovasi dan bisnis inti organisasi.
Korporasi yang tumbuh pesat dipastikan harus melakukan aliansi strategis untuk
memperoleh benefit dari saluran distribusi, pemasaran, reputasi merek dari para
pemain bisnis yang lebih baik. Dengan melakukan aliansi strategis, beberapa
keuntungan adalah (1) memungkinkan partner untuk konsentrasi pada aktivitas
terbaik yang sesuai dengan kapabilitasnya, (2) pembelajaran dari partner dan
pengembangan kompetensi yang mungkin untuk memperluas akses pasar, (3)
memperoleh kecukupan sumber daya dan kompetensi yang sesuai agar
organisasi dapat hidup.
Aliansi strategis pada umumnya digunakan perusahaan untuk (1)
mengurangi biaya melalui skala ekonomi atau pengingkatan pengetahuan;
(2) meningkatkan akses pada teknologi baru; (3) melakukan perbaikan posisi
terhadap pesaing memasuki pasar baru; (4) mengurangi waktu siklus produk; (5)
memperbaiki usaha-usaha riset dan pengembangan; (6) memperbaiki kualitas.
IV. PEMBAHASAN
4.1 Strategi Kompetisi PT. Indoturbine
Sebelum memutuskan strategi kompetisi yang akan dijalankan oleh
perusahaan, maka alangkah baiknya dilakukan identifikasi terlebih dahulu
terhadap kompetitor potensial yang ada di lingkungan bisnis PT. Indoturbine,
yang dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Pesaing
PT. Indoturbine
merupakan distributor tunggal terhadap produk Solar
Turbine. Secara perhitungan memang perusahaan ini tidak memiliki pesaing
dalam memasarkan produknya. Namun sebagai perusahaan terkemuka tentu
saja para pebisnis ingin ikut turut dalam meramaikan perdagangan ini. Para
kompetitor terdekat yang ada saat ini lumayan banyak. Namun hanya ada dua
kompetitor potensial yang bisa dijadikan acuan, karena perusahaan minyak dan
gas hanya mau memakai merek- merek yang memang sudah teridentifikasi baik
dan tidak boleh coba-coba. Kompetitor tersebut antara lain Roll Royce dan
Allison. Kedua competitor ini memang melekat ketat dengan PT. Indoturbine baik
dalam hal harga maupun kualitas. Namun para pengguna biasanya hanya mau
memakai sistem yang memiliki tingkat jaminan dan layanan yang baik.
Semuanya itu disediakan oleh PT. Indoturbine sebagai bukti untuk memuaskan
konsumen.
b. Pendatang Baru
Sekarang ini mulai muncul perusahaan-perusahaan dari China sebagai
competitor bagi PT. Indoturbine. Mereka bermunculan dengan menawarkan
produk-produk turbin yang memang harganya jauh lebih murah. Namun biasanya
perusahaan minyak dan gas belum mau menggunakan produk ini karena
memerlukan perubahan yang besar di tengah keterbatasan tempat untuk
meletakkan alat di lokasi pekerjaan. Selain itu diperlukan perhitungan
engineering lagi untuk mencocokan dengan sistem yang sudah ada sekarang.
Saat ini dapat dikatakan
bahwa produk Solar Turbine memang yang paling
dipercaya oleh konsumen, disamping itu produk Solar Turbine berasal dari
Amerika dan banyak perusahaan minyak dan gas di Indonesia yang dikuasai
oleh Amerika, oleh karena itu mereka tetap memberikan kepercayaan terhadap
Solar Turbine.
c. Produk Substitusi
Turbine merupakan salah satu alat yang digunakan untuk memproduksi
minyak dan gas. Namun turbin bukanlah merupakan satu-satunya alat yang
dapat digunakan untuk mengeksplorasi gas, sehingga alat ini dapat digantikan
fungsinya oleh turbo diesel. Akan tetapi karena turbo diesel umumnya akan
memakan bahan bakar yang lebih banyak dan mempunyai tingkat efisiensi yang
lebih kecil dibandingkan turbin, maka pihak konsumen akan tetap cenderung
memilih turbin dalam kegiatan eksplorasi.
Usaha yang dijalankan PT. Indoturbine merupakan usaha dengan
karakteristik padat modal serta membutuhkan biaya investasi untuk teknologi
yang tinggi, sehingga entry market untuk usaha ini cukup tinggi. Namun tidak
berarti dalam usaha ini tidak ada pesaing. Untuk memenangkan persaingan
dalam usaha ini, perusahaan dapat memilih beberapa alternatif strategi kompetisi
yang telah diuraikan sebelumnya pada tinjauan pustaka. Adapun strategi yang
telah dipilih perusahaan antara lain:
1.
Cost Leadership Strategy
Walaupun sudah memimpin pasar dalam sisi teknologi, namun
PT. Indoturbine tetap harus memiliki strategi kepemimpinan harga. Dalam
menjual barang dan jasa yang dipasarkan, PT. Indoturbine memang tidak
menampilkan besaran harga dalam bisnis e-commerce mereka yang
ditampilkan pada web-site, namun semuanya itu akan bisa ditentukan
apabila sudah dilakukan perhitungan oleh engineering. Karena walaupun
semua produk memiliki harga yang sudah ditentukan, namun setiap platform
minyak dan gas memiliki postur dan karakteristik yang berbeda. Oleh karena
itu biasanya setiap kebutuhan masing-masing perusahaan biasanya selalu
berbeda.
Umumnya perusahaan-perusahaan pesaing menentukan harga
berdasarkan harga yang telah ditetapkan sebelumnya oleh PT. Indoturbine.
Dan pesaing tidak akan melakukan perubahan harga apabila PT. Indoturbine
belum melakukannya. Misalnya saja untuk Produk Taurus, sejenis turbin
dengan kapasitas 8.000 HP, dijual dengan harga USD 120.000, dimana
perbedaan harga dengan pesaing dapat berbeda ± 5-7% lebih tinggi, namun
dengan kualitas dan layanan purna jual yang kurang baik.
2.
Differentiation Strategy
Untuk memberikan nilai tambah terhadap barang dan jasa yang
dijual, maka setiap penjualan dari PT. Indoturbine harus memiliki strategi
diferensiasi yang membedakan dengan pesaing lainnya. PT. Indoturbine
memiliki berbagai macam variasi spesifikasi yang dibutuhkan, mulai dari
kapasitas terkecil hingga kapasitas terbesar. Untuk para kompetitor lainnya
belum ada yang bisa menjual produk dengan kapasitas besar seperti Titan
yang dijual oleh PT. Indoturbine. Berikut adalah tabel yang menggambarkan
kapasitas dari masing-masing produk Solar Turbine:
Tabel 1. Jenis dan Kapasitas Produk
Nama Produk
Kapasitas (HP)
Saturn
6.000
Centaur
7.000
Taurus
8.000
Mercury
10.000
Titan
12.000
Selain perusahaan menerapkan diferensiasi dalam hal kapasitas
mesin, perusahaan juga menerapkan diferensiasi dalam pemakaian bahan
bakar. Untuk para pesaing, biasanya mereka hanya mengandalkan sistem
bahan bakar pneumatic, dimana hanya mengandalkan alat gas dan mekanik.
Sedangkan untuk produk Solar Turbin memanfaatkan tiga pemakaian bahan
bakar, yaitu gas, listrik dan pneumatic. Sehingga produk yang dijual akan
dapat lebih memberikan alternatif pilihan bagi konsumen.
3.
Innovation Strategy
Untuk
dapat
menghasilkan
produk
yang
terdiferensiasi
dibandingkan pesaing serta lebih mudah dalam pengoperasiannya, maka
perusahaan
selalu
berupaya
untuk
melakukan
inovasi
melalui
pengembangan riset (R&D). Inovasi terakhir yang dilakukan PT. Indoturbine
adalah
dibidang
automation,
dimana
sistem
yang
lama
dilakukan
menggunakan relay, maka dengan sistem yang baru ini memanfaatkan
teknologi PLC (programmable logic controller). Konsekuensi dari pemakaian
sistem baru ini, pengoperasian dan perawatan turbin akan lebih mudah. Para
pesaing perusahaan sendiri saat ini masih menggunakan sistem yang lama
karena permintaan pasar yang dilayani perusahaan pesaing masih
mengarah pada turbin dengan sistem relay.
4.
Growth Strategy
Perusahaan guna tetap bertahan dalam persaingan harus tetap
mengedepankan pertumbuhan. PT. Indoturbine sendiri setiap tahunnya
menargetkan pertumbuhan usaha (yang dicerminkan dengan pertumbuhan
penjualan) sebesar 10%. Hal ini dikarenakan terbatasnya sumberdaya alam
yang dapat dieksplorasi dan terkait pula dengan kebijakan pemerintah. Guna
mencapai pertumbuhan penjualan tersebut, perusahaan menempuhnya
dengan berbagai cara, antara lain:
(1)
Penempatan satu train (dua set turbin)
Sistem sebelumnya hanya menempatkan satu set turbin dalam
kegiatan eksplorasi. Untuk meningkatkan penjualan, maka perusahaan
menerapkan kebijakan penempatan dua set turbin, dimana mesin
dengan sistem ini diharapkan dapat menghasilkan tenaga dua kali lipat
dibandingkan sebelumnya. Dengan demikian hasil eksplorasi minyak
dan gas diharapkan dapat meningkat juga.
(2)
Penurunan overhaul machine dari 10.000 menjadi 8.000 jam
Untuk menjamin kehandalan kinerja mesin, maka overhaul diturunkan
dengan tujuan agar kualitas mesin meningkat.
5.
Alliance Strategy
Strategi ini dilakukan perusahaan dengan menggandeng kerja
sama dengan perusahaan induk PT. Indoturbine, yaitu Solar Turbin.
Kerjasama perusahaan dengan induk perusahaan ini dilakukan dengan
tujuan agar produk yang menjadi target penjualan (Solar Turbin) bisa dipakai
secara luas oleh perusahaan eksplorasi minyak dan gas. Dukungan yang
dilakukan perusahaan induk kepada PT. Indoturbine ini antara lain apabila
terdapat masalah di dalam perusahaan, maka Solar Turbin akan secara
langsung mengirimkan teknisi ahli untuk memeriksa permasalahan yang
terjadi. Selain itu, Solar Turbin pun biasanya akan membantu perusahaan
memfasilitasi pengembangan riset untuk pengembangan produk.
4.2 Penerapan E-Commerce dan Identifikasi Web Model
Guna mendukung strategi yang telah ditetapkan oleh perusahaan, maka
PT. Indoturbine menggunakan e-commerce guna men-drive penjualan sebagai
tonggak utama aktivitas bisnis perusahaan. Sebagai distributor tunggal (sole
distributor) bagi produk Solar Turbine yang memasarkan produk berupa turbin,
kompresor dan generator. Selain menjual Solar Turbin, perusahaan pun menjual
minyak dan gas yang dihasilkan dari hasil eksplorasi. Untuk jasa yang dijual
berupa jasa engineering dan maintenance. Setiap permintaan yang datang ke
perusahaan akan dihitung terlebih dahulu oleh tim engineering untuk mengetahui
spesifikasi mana yang cocok dan kompatibel untuk digunakan di lokasi
eksplorasi. Setelah semua perhitungan dilakukan dan juga penawaran harga
dilakukan maka tim maintenance akan diikutsertakan sebagai jaminan bagi
asuransi peralatan yang dijual.
Proses pemesanan produk umumnya dilakukan melalui media internet,
dimana order dari customer akan difasilitasi melalui web-site Solar Turbin. Setiap
perusahaan customer
yang memang sudah memiliki link terhadap PT.
Indoturbine dan memiliki keyword terhadap pemesanan produk, maka sistem
pesanan yang masuk akan diterima oleh PT. Indoturbine dan sistem pemesanan
akan mencarinya berdasarkan tag number yang ada di masing-masing mesin
dan aksesoris. Adapun tampilan web untuk pemesanan produk perusahaan
ditampilkan pada gambar di bawah.
Gambar 1. Tampilan pemesanan online Web PT. Indoturbine
Untuk mendukung kegiatan e-commerce yang dilakukan oleh PT.
Indoturbine, maka beberapa layanan model web bisnis akan terus diterapkan
oleh perusahaan. Berikut adalah beberapa layanan model web bisnis yang
diterapkan oleh perusahaan :
a.
Infomediary Model
Apabila
kita
mengakses
ke
website
internet
PT.
Indoturbine
di
www.ptindoturbine.com maka kita dapat melihat beberapa info yang bisa kita
peroleh mengenai spesifikasi turbin dan generator, walaupun hanya secara
global. Apabila kita sudah menjadi perusahaan member dengan PT.
Indoturbine, dimana kita memiliki keyword untuk mengakses ke dalam, maka
kita akan mendapatkan info yang lebih detil mengenai barang-barang yang
ditawarkan oleh perusahaan. Di situ perusahaan sudah memiliki data dari
beberapa konsumen yang dapat dijadikan patokan untuk target penjualan.
Gambar 2. Tampilan Infomediary Model
b.
Manufacturer (Direct) Model
Apabila kita sudah menjadi perusahaan member dengan PT. Indoturbine,
dimana kita memiliki keyword untuk mengakses ke dalam, maka kita akan
mendapatkan info yang lebih detil mengenai barang-barang yang ditawarkan
oleh perusahaan. Di situ kita dapat mengakses mengenai beberapa
kebutuhan yang kita perlukan mengenai produk- produk yang ditawarkan
oleh perusahaan. Di situ kita juga dapat memesan melalui layanan ecommerce dengan memasukkan tag number dari peralatan yang kita cari.
Setelah itu maka akan muncul beberapa informasi detil mengenai alat yang
kita cari.
Gambar 3. Tampilan Manufacturer (Direct) Model
V. PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Dari pemaparan yang telah kami jelaskan di atas, maka kami dapat
menyimpulkan bahwa PT. Indoturbine telah memanfaatkan fasilitas e-commerce
dalam meningkatkan usahanya, baik dalam penjualan barang maupun jasa.
Beberapa peningkatan penjualan ini telah terbukti dengan tercapainya target
penjualan yaitu 10% per tahun, bahkan lebih. Strategi pengembangan yang
dilakukan ini sangat bermanfaat dan membuat kepuasan antara perusahaan
dengan konsumen bisa tercapai.
5.2 SARAN
Dengan adanya pemanfaatan e-commerce yang dilakukan oleh PT.
Indoturbine, kami melihat adanya beberapa potensi yang harus ditingkatkan
perusahaan. Berikut adalah beberapa saran yang bisa kami sampaikan :
1.
Tingkatkan layanan e-commerce guna meningkatkan penjualan.
2.
Tingkatkan rasa kepercayaan konsumen terhadap perusahaan sehingga
proses bisnis tetap terlaksana.
3.
Perbanyak kerjasama dengan beberapa perusahaan guna meningkatkan
diferensiasi produk.
4.
Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia yang dapat mengakses layanan
e-commerce.
DAFTAR PUSTAKA
Amelia, Rina. 2008. Analisa Generic Strategy dari Michael R. Porter Beserta
Strategi Lain Beserta Pro dan Kontra (Manajemen Strategik Rumah
Sakit). Program Magister Administrasi Rumah Sakit Program Magister
Ilmu Kesehatan Masyarakat Sekolah Pasca Sarjana USU. Medan.
http://e-commerce.site90.net/2008/10/03/perkembangan-e-commerce/. Diakses
12 Juli 2011.http://blog.ub.ac.id/ikecindia/2011/03/18/ (diakses 12 Juli
2011)
Indrajit, Richardus Eko. 2001. E-Commerce Kiat dan Strategi Bisnis di Dunia
Maya. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta.
Kadir, Abdul. 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Andi. Yogyakarta. Dampak
Penguman Penerapan Teknologi Informasi Terhadap Perusahaan.
http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/4108121.pdf. Diakses 10 Juli 2011.
NN. 2010. Jumlah Bisnis E-Commerce di Indonesia Masih Sangat Kecil,
Peluangnya
Besar.
http://indocashregister.com/2010/03/28/jumlahbisnis-e-commerce-di-indonesia-masih-sangat-kecil-peluangnya-besar/.
Diakses pada tanggal 15 Juli 2011.
NN.
1999. Porter’s Five Forces A Model for Model Analysis.
http://www.quickmba.com/strategy/porter.shtml. Diakses pada tanggal
15 Juli 2011.
O’Brien, James A. Management Information Systems: Managing Information
Technology in The Internetworked Enterprise. 1999. International Edition.
The McGraw-Hill Companies, Inc.
Shin, Namchul.2001. Strategies for Competitive Advantage in Electronic
Commerce.http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?doi=10.1.1.87.7
06&rep.Diakses pada tanggal 15 Juli 2011
Taufiqurrahman, Taufik. 2011. Doku: Pertumbuhan eCommerce di Indonesia
Positif.
http://techno.okezone.com/read/2011/05/18/55/458340/dokupertumbuhan-ecommerce-di-indonesia-positif. Diakses pada tanggal 15
Juli 2011
BLOGS REVIEW
Pada blogsreview ini dibahas tentang definisi e-commerce, karakteristik dan jenis
transaksi e-commerce, aplikasi e-commerce, strategi e-commerce, tujuan
penerapan e-commerce, manfaat penerapan e-commerce, kelebihan dan
kekurangan e-commerce, perkembangan e-commerce di Indonesia, hambatan ecommerce dan peluang e-commerce.
1. Definisi E-Commerce
a) Electronic Commerce (E-Commerce) adalah proses pembelian dan
penjualan produk, jasa dan informasi yang dilakukan secara elektronik
dengan
memanfaatkan
jaringan
computer.
E-commerce
juga
mengandung pengertian sebagai penyebaran, pemasaran jasa, melalui
system elektronik seperti internet atau jaringan computer lainnya. Ecommerce dapat melibatkan transfer dana elektronik,system manajemen
inventory otomatis dan system pengumpulan data otomatis.
b) Menurut Yuan Gao dalam Encyclopedia of Information Science and
Technology (2005), E-Commerce adalah penggunaan jaringan komputer
untuk melakukan komunikasi bisnis dan transksaksi komersial. Kemudian
di website E-Commerce Net, E-Commerce didefinisikan sebagai kegiatan
menjual barang dagangan dan/atau jasa melalui internet. Seluruh
komponen yang terlibat dalam bisnis praktis diaplikasikan disini, seperti
customer service, produk yang tersedia, cara pembayaran, jaminan atas
produk yang dijual, cara promosi dan sebagainya.
Sumber : http://dasril.wordpress.com/
2. Karakteristik dan Jenis Transaksi E-Commerce
a) Karakteristik E-Commerce

Terjadinya transaksi antar dua belah pihak

Adanya pertukaran barang, jasa dan informasi

Internet merupakan medium utama dalam proses atau mekanisme
perdagangan tersebut.
b) Jenis-jenis Transaksi E-Commerce

Busines to Busines (B2B)

Bussines to Cunsumer (B2C)

Consumer to Consumer (C2C)

Consumer to Bussines (C2B)

Non-Bussines Electronic Commerce.
Sumber : http://saddamzikri.wordpress.com/2011/04/27/pengertian-ecommerce/
3. Tiga Tipe Aplikasi E-Commerce
E-commerce digunakan sebagai transaksi bisnis antara perusahaan yang
satu dengan perusahaan yang lain, antara perusahaan dengan pelanggan
(customer), atau antara perusahaan dengan institusi yang bergerak dalam
pelayanan public. Jika diklasifikasikan, sistem e-commerce terbagi menjadi
tiga tipe aplikasi, yaitu:

Electronic Markets (EMs).
EMs adalah sebuah sarana yang menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi untuk melakukan/menyajikan penawaran dalam sebuah
segmen pasar, sehingga pembeli dapat membandingkan berbagai
macam harga yang ditawarkan. Dalam pengertian lain, Ems adalah
sebuah sistem informasi antar organisasi yang menyediakan fasilitasfasilitas bagi para penjual dan pembeli untuk bertukar informasi tentang
harga dan produk yang ditawarkan. Keuntungan fasilitas Ems bagi
pelanggan adalah terlihat lebih nyata dan efisien dalam hal waktu.
Sedangkan bagi penjual, ia dapat mendistribusikan informasi mengenai
produk dan service yang ditawarkan dengan lebih cepat sehingga dapat
menarik pelanggan lebih banyak.

Electronic Data Interchange (EDI).
EDI adalah sarana untuk mengefisienkan pertukaran data transaksitransaksi reguler yang berulang dalam jumlah besar antara organisasiorganisasi komersial.
EDI memiliki standarisasi pengkodean transaksi perdagangan, sehingga
organisasi komersial tersebut dapat berkomunikasi secara langsung dari
satu sistem komputer yang satu ke sistem komputer yang lain tanpa
memerlukan hardcopy, faktur, serta terhindar dari penundaan, kesalahan
yang tidak disengaja dalam penanganan berkas dan intervensi dari
manusia.
Keuntungan dalam menggunakan EDI adalah waktu pemesanan yang
singkat, mengurangi biaya, mengurangi kesalahan, memperoleh respon
yang cepat, pengiriman faktur yang cepat dan akurat serta pembayaran
dapat dilakukan secara elektronik.

Internet Commerce.
Internet commerce adalah penggunaan internet yang berbasisteknologi
informasi dan komunikasi untuk perdagangan. Kegiatan komersial ini
seperti iklan dalam penjualan produk dan jasa. Transaksi yang dapat
dilakukan di internet antara lain pemesanan/pembelian barang dimana
barang akan dikirim melalui pos atau sarana lain setelah uang ditransfer
ke rekening penjual.
Sumber :
http://community.gunadarma.ac.id/blog/view/id_2560/title_pengertian-ecommerce/
4. Strategi yang Diterapkan untuk E-Commerce
Strategi yang perlu diterapkan untuk E-commerce:
1.
Pricing (pemberian harga)
2.
Inconvenience (ketidaknyaman)
3.
Core service failures (kegagalan pemberian jasa inti)
4.
Service encounter failures (kegagalan pelayanan jasa inti)
5.
Attraction by competitor (kemenarikan pesaing)
6.
Ethical problems (masalah etika)
7.
Involuntary switching (berpindah tidak sengaja)
Dalam bisnis yang semakin kompetitif, perusahaan dituntut untuk lebih
inovatif dan memiliki keungulan yang bisa ditawarkan kepada para
pelanggan dan mitra bisnis. Salah satunya adalah konsep kerja sama
business to business (B2B). Bentuk kerja sama ini dapat membantu upaya
efisiensi biaya pengadaan barang dan yang paling penting adalah bisa
memudahkan mitra bisnis.
Sumber : http://blog.ub.ac.id/daranisaulumbilgies/2011/03/14/e-commerce/
5. Tujuan E-Commerce
Tujuan suatu perusahaan menggunakan sistem e-commerce adalah efisiensi
dan efektivitas dalam meningkatkan keuntungannya. Tujuan dari aplikasi ecommerce adalah :

Orang yang ingin membeli barang atau transaksi lewat internet hanya
membutuhkan akses internet dan interface-nya menggunakan web
browser.

Menjadikan portal e-commerce / e-shop tidak sekedar portal belanja, tapi
menjadi tempat berkumpulnya komunitas dengan membangun basis
komunitas, membangun konsep pasar bukan sekedar tempat jual beli dan
sebagai pusat informasi (release, product review, konsultasi, dll).

Pengelolaan yang berorientasi pada pelayanan, kombinasi konsepsi
pelayanan konvensional dan virtual : Responsif (respon yang cepat dan
ramah), Dinamis, Informatif dan Komunikatif.

Informasi yang up to date, komunikasi multi-arah yang dinamis.

Model pembayaran : kartu kredit atau transfer.
Sumber : http://elcopras.blog.uns.ac.id/2010/05/07/e-commerce/
6. Manfaat Penerapan E-Commerce
Manfaat E-commerce
Dengan melalui internet tentunya banyak manfaat yang dapat diambil dari ecommerce, yaitu:
1. Jangkauan perdagangan lebih luas (dunia), tanpa batas-batas wilyah dan
waktu.
2. Penghematan sumber daya.
3. Availabilitas : Buka 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Tidak mengenal hari
libur dan hari besar.
4. Skalabilitas : Dapat diperluas atau diperbanyak item barang tanpa
batasan.
5. Konsumen
memperoleh
informasi
yang
beragam
dan
mendetail
(bussiness to customer e-commerce).
6. Disintermediation, proses meniadakan calo dan pedagang perantara.
Sumber :
http://mhs.blog.ui.ac.id/hari.wibawa/2010/10/28/perkembangan-manfaat-dankelemahan-e-commerce/
7. Kelebihan dan Kekurangan E-Commerce
a) Kelebihan E-Commerce :

Otomatisasi, menggantikan proses manual;

Integrasi, meningkatkanefisiensi & efektifitas proses;

Publikasi;

Interaksi, pertukaran data/informasi antarberbagai pihak yang
akan meminimalkan human error.

Transaksi, kesepakatan antara pihak untuk melakukan transaksi
yang melibatkan institusi lain.
b) Kekurangan E- Commerce

Barang yang dijual tidak semuanya ditampilkan;

Harganya kadang tidak sesuai;

Tampilan produknya kurang jelas;
Sumber :
http://johannes-elnino.blogspot.com/2009/11/kekurangan-dan-kelebihantampilan.html
8. Perkembangan E-Commerce di Indonesia
Perkembangan e-commerce di Indonesia sendiri telah ada sejak tahun 1996,
dengan berdirinya Dyviacom Intrabumi atau D-Net (www.dnet.net.id) sebagai
perintis transaksi online. E-commerce sendri mempunyai pengertian sebagai
proses pembelian dan penjualan produk, jasa dan informasi yang dilakukan
secara elektronik dengan memanfaatkan jaringan komputer.
Sumber : http://shantiwidyakusuma.blogspot.com/2010/10/perkembangan-ecommerce-di-indonesia.html
9. Hambatan E-Commerce
Pengimplementasian e-commerce di Indonesia masih harus menempuh jalan
yang panjang dan berliku. Berbagai hambatan yang ada dalam
pengimplementasiannya dapat berupa teknis dan non-teknis yang kesemua
itu membutuhkan kerjasama yang utuh antara pemerintah, pengembang dari
e-commerce, pebisnis dan para konsumen pemanfaatnya. Seperti produkproduk teknologi informasi lainnya seperti juga e-government, e-commerce
masih membutuhkan waktu yang lama untuk dapat dikenal dan diterima di
Indonesia.
Berbagai hambatan tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Dukungan pemerintah.

Perkembangan infrastruktur yang lambat

Kurangnya sumber daya manusia

Dukungan dari institusi finansial seperti bank dan asuransi

Perbaikan sistem perdagangan yang ada
Sumber : http://blog.ub.ac.id/ikecindia/2011/03/18/review-perkembangan-ecommerce-di-indonesia-2/
10. Peluang E-Commerce
Perkembangan internet berdampak pada perubahan cara organisasi
merancang, memproses, memproduksi, memasarkan, dan menyampaikan
produk. Lingkup persaingan yang semakin luas juga menuntut integrasi dan
koordinasi antara departemen sistem informasi, pemasaran, layanan
pelanggan,
dan
departemen-
departemen
lainnya
dalam
organisasi.
Beraneka ragam peluang pemanfaatan internet yang bisa di eksploitasi
meliputi:

Sumber baru untuk informasi pasar

Individualized/customized marketing

Cara baru menjalin relasi online dengan pelanggan dan membangun citra
merk (interactive marketing);

Peluang baru bagi distribusi produk dan komunikasi pemasaran.
Sumber : http://ryanagung.blogdetik.com/2010/10/26/e-commerce/
Download