Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala ISSN 2302-0172 pp. 32- 42 11 Pages ANALISIS KONTRIBUSI, ELASTISITAS, EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PAJAK PENERANGAN JALAN DI KABUPATEN BIREUEN Haryani1, Said Muhammad2,Sofyan Syahnur2 1) Magister Ilmu Ekonomi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 2) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh Abstract: This research aims to know the level of contribution, elasticity, efficiency and effectiveness of the street light tax in Bireuen district. Data used in this research is secondary data with the period 2000 - 2010. The data are obtained from the official of finance and territory wealth Management ( DPKKD ), the Territory Development Planning . The state electricity enterprise (PLN) of Bireuen and another sources . The instruments of analysis which used are, the analysies contribution, elasticity, efficiency, and effectiveness. The results of the research that street light taxes in Bireuen district give a small contribution both in regional tax and local own source revenue. The street light tax mean elastic by PDRB. The efficiency of street light tax in Bireuen district since 2000 - 2010 commonly very efficient with the average 42,74% in every year. It caused by tax taking which easier because it gathered by payment of electricity account. Where as, the level of street light tax effectiveness is low, which is in definite year, the realization of acceptance was far under the target which definite.Bireuen government is expected to increase the effectiveness of the street light tax and shoult pay more attention to improve more the tax administration system. By doing so, it is hoped that the street light taxes can induce local source revenue more in the future. Keywords: Contribution, elasticity, efficiency and effectiveness Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat Kontribusi, Elastisitas,Efisiensi dan Efektivitas Pajak Penerangan Jalan di Kabupaten Bireuen. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dengan periode yang dianalisis dari tahun 2000 - 2010. Data diperoleh dari Dinas Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah (DPKKD), Dinas Perencanaan Pembangunan Daerah, Perusahaan Listrik Negara (PLN) Cabang Bireuen serta sumber-sumber lain yang berhubungan dengan penelitian ini. Alat analisis yang digunakan adalah analisis kontribusi, elastisitas, efisiensi dan efektivitas. Hasil penelitian memberikan gambaran bahwa pemungutan Pajak Penerangan Jalan di Kabupaten Bireuen memberikan kontribusi yang kecil baik terhadap Pajak Daerah maupun terhadap Pendapatan Asli Daerah. Pajak Penerangan Jalan bersifat elastis terhadap perubahan PDRB . Efisiensi pemungutan Pajak Penerangan Jalan di Kabupaten Bireuen dari tahun 2000 - 2010 umumnya sangat efisien dengan nilai rata-rata 42,74 persen pertahun. Hal ini dikarenakan pengumpulan pajaknya yang relatif mudah karena langsung bersamaan dengan pembayaran rekening listrik. Sementara tingkat Efektivitas Pajak Penerangan Jalan masih rendah, dimana pada tahun tertentu realisasi penerimaannya masih jauh di bawah target yang telah ditentukan. Pemerintah Bireuen diharapkan mampu meningkatkan efektivitas penerimaan pajak setiap tahunnya dan memberikan perhatian khusus pada upaya meningkatkan sistem administrasi pemungutan pajak. Dengan demikian, pajak penerangan jalan di masa yang akan datang dapat lebih meningkatkan Pendapatan Asli Daerah. Kata Kunci: Kontribusi, Elastisitas, Efisiensi dan Efektivitas Volume 1, No. 1, Februari 2013 - 32 Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, PENDAHULUAN Sejak banyak diberlakukan ditemukan otonomi daerah, ketidakseimbangan dan dan lain-lain PAD yang sah. Kontribusi Pendapatan Asli Daerah terhadap Anggaran ketidak konsistenan beban tugas yang harus Pendapatan dan Belanja Daerah masih kecil. dikerjakan oleh daerah dengan kondisi dan Selama ini sumbangan dan bantuan pemerintah situasi keuangan daerah itu sendiri. Masalahnya pusat masih menjadi sumber terbesar dalam adalah bagaimana menciptakan kebijakan dan penerimaan daerah. Keadaan ini menunjukkan program yang dapat mengembangkan potensi bahwa ketergantungan pemerintah daerah masih yang ada untuk meningkatkan keuangan daerah cukup besar. Untuk mengurangi ketergantungan agar otonomi daerah dapat dilaksanakan dengan tersebut, Pendapatan Asli Daerah sebaik-baiknya. Pemerintah dituntut lebih aktif ditingkatkan. Salah satunya yaitu dengan usaha dalam mengelola dana yang dikuasai secara meningkatkan penerimaan pajak daerah. Upaya efektif dan efisien. Pemerintah daerah harus peningkatan pajak daerah dapat dilakukan terus menggali berbagai sumber penerimaan dengan cara terus menerus mencari dan yang dalam menggali sumber-sumber baru, pendapatan baru menunjang pelaksanaan pembangunan. Salah dan tidak lupa untuk terus meningkatkan satu sumber pembangunan efisiensi sumber daya dan sarana yang terbatas sangat potensial adalah serta meningkatkan efektifitas dari kegiatan daerah nantinya akan digunakan pembiayaan yang Pendapatan Asli Daerah (PAD) karena dapat perlu yang telah ada. digunakan untuk kepentingan daerah sendiri Kabupaten Bireuen merupakan salah satu terbebas dari tangan kabupaten pemekaran di Propinsi Aceh dimana pengaruh campur pemerintah disamping Dana Alokasi Umum sebelumnya (DAU) dari pemerintah pusat. Pendapatan Asli Kabupaten Aceh Utara. Pada tahun 1999 Daerah, selanjutnya disebut PAD adalah Bireuen ditetapkan sebagai daerah otonom. Hal merupakan salah satu bagian dari sumber ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 44 pendapatan daerah yaitu seluruh penerimaan tahun 1999 tentang pembentukan Kabupaten yang masuk melalui kas daerah berdasarkan Bireuen dan Kabupaten Simeulue sebagai mana undang-undang untuk telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 menutupi pengeluaran Anggaran Pendapatan tahun 2000. Kabupaten Bireuen merupakan dan Belanja Daerah (APBD). Menurut Undang- salah setu kabupaten yang cukup potensial Undang untuk berkembang. Hal ini disebabkan karena yang Nomor Perimbangan 33 dipergunakan tahun 2004 tentang Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah pasal 6 kabupaten kepada terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pendapatan Volume 1, No. 1, Februari 2013 Bireuen bahagian dari mempunyai banyak sumber daya yang bisa memberikan pendapatan disebutkan bahwa Pendapatan Asli Daerah 33 - merupakan masyarakat dan memberikan kepada daerah melalui pajak Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala daerah. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor Salah satu usaha untuk mewujudkan 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan kemandirian ekonomi suatu bangsa dalam Retribusi pembiayaan Daerah, pemerintah Kabupaten pembangunan adalah dengan Bireuen saat ini mengelola 6 (enam) jenis pajak menggali sumber-sumber pendapatan dalam daerah. Yaitu pajak Hotel dan Restoran, pajak negeri. Salah satu sumber yang dianggap ideal Hiburan, pajak Reklame, pajak Penerangan adalah pajak, karena pajak tersebut mempunyai Jalan, pajak Galian Golongan C, serta pajak Air fungsi ganda yaitu sebagai sumber penerimaan Bawah Tanah dan Sarang Burung Walet. Pajak dana yang diperuntukkan bagi pembiayaan penerangan jalan menempati urutan pertama pengeluaran-pengeluaran sebagai untuk sebagai instrumen kebijakan dalam mengatur pendapatan daerah, disusul oleh pajak galian kegiatan perekonomian. Soemitro (2004 : 142), golongan C, pajak hotel dan restoran, pajak memberikan definisi pajak sebagai reklame, pajak air bawah tanah dan sarang masyarakat kepada kas Negara berdasarkan burung walet, serta pajak hiburan. Untuk dapat Undang-Undang dengan tidak mendapatkan mengoptimalkan penerimaan pajak daerah di jasa masa yang akan datang diperlukan langkah- langsung dapat ditunjukkan dan yang dapat langkah strategis dari pemerintah daerah dalam dipergunakan untuk membayar pengeluaran hal agar umum. Dari pengertian tersebut, maka ciri-ciri penerimaan pajak dapat terus bertambah dari yang melekat pada pengertian pajak adalah waktu ke waktu. sebagai berikut : penyumbang pengelolaan terbanyak pemungutan pajak Berdasarkan permasalahan di atas, maka timbal a. Pajak balik dipungut berdasarkan Undang aturan pada salah satu jenis pajak daerah yaitu Pajak bersifat dapat dipaksakan. dan iuran (kontraprestasi), penulis tertarik untuk melakukan penelitian Penerangan Jalan. Pajak Penerangan Jalan serta pemerintah yang Undang- pelaksanaannya b. Manfaat pajak dapat dinikmati secara tidak adalah pajak atas penggunaan tenaga listrik, langsung baik yang dihasilkan sendiri maupun yang pembiayaan berbagai sarana dan prasarana diperoleh dari sumber-sumber lain. Pemilihan publik. penelitian terhadap pajak ini karena memiliki potensi penerimaan cukup besar dari objek pajak mengingat kebutuhan dan ketergantungan oleh semua orang melalui c. Pajak dipungut oleh pemerintah pusat dan daerah. d. Pajak lebih diperuntukkan untuk konsumen akan listrik terus bertambah dari pembiayaan atau pengeluaran-pengeluaran waktu ke waktu. sektor pemerintahan, yang apabila terdapat surplus, maka dapat dipergunakan untuk KAJIAN KEPUSTAKAAN kepentingan Pengertian Pajak investment). masyarakat Volume 1, No. 1, Februari 2013 (public - 34 Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Berdasarkan kewenangan pemungutannya, di Indonesia pajak dapat dibagi menjadi pajak Perdesaan dan Perkotaan; dan (k) Pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan. pusat dan pajak daerah.Pajak daerah merupakan Menurut Fushimi (2001 : 38), untuk pajak yang dikelola oleh pemerintah daerah baik membentuk suatu perpajakan yang baik ada 3 provinsi maupun kabupaten/kota yang berguna (tiga) unsur penting bagi perkembangan sistem untuk menunjang penerimaan Pendapatan Asli perpajakan, yaitu : Daerah (PAD) dan hasil penerimaan tersebut 1. Pembentukan yang legal dan benar serta masuk kedalam Anggaran Pendapatan dan pengetahuan Belanja Daerah (APBD). perpajakan. Selain itu, Dewi (2006 : 6) mengemukakan bahwa pajak daerah adalah : umum tentang sistem 2. Pelaksanaan aturan pajak yang adil, efisien dan efektif. 1. Pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dengan peraturan daerah sendiri; 3. Kesadaran dari wajib pajak untuk melaporkan pajak dengan baik dan benar. 2. Pajak yang dipungut berdasarkan peraturan nasional tapi penetapan tarifnya dilakukan Pajak Penerangan Jalan Sesuai dengan Undang-Undang Republik oleh Pemda; 3. Pajak yang dipungut atau ditetapkan oleh Indonesia Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, yang dimaksud Pemda; 4. Pajak yang dipungut dan diadministrasikan dengan Pajak Penerangan Jalan adalah pajak oleh pemerintah pusat tetapi pengaturannya atas penggunaan tenaga listrik, baik yang kepada yang dipungut dan diadministrasikan dihasilkan sendiri maupun diperoleh dari oleh pemerintah pusat tetapi pengaturannya sumber-sumber lain. Objek pajak penerangan kepada, atau jalan adalah penggunaan tenaga listrik, baik dibebani pungutan tambahan (opsen) oleh yang dihasilkan sendiri maupun yang diperoleh Pemda. dari sumber lain. Adapun yang menjadi subjek dibagi hasilkan dengan Republik pajak Penerangan Jalan adalah orang pribadi Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak atau badan yang dapat menggunakan tenaga Daerah dan Retribusi Daerah pasal 2 ayat (2) listrik.Dasar pengenaan pajak penerangan jalan menyebutkan Pajak adalah nilai jual tenaga listrik. Nilai jual tenaga Kabupaten/Kota terdiri dari : (a) Pajak Hotel; listrik dimaksud ditetapkan sebagai berikut : (1) (b) Pajak Restoran; (c) Pajak Hiburan; (d) Pajak dalam hal tenaga listrik berasal dari sumber lain Reklame; (e) Pajak Penerangan Jalan; (f) Pajak dengan pembayaran, maka nilai jual tenaga Mineral Bukan Logam dan Batuan; (g) Pajak listrik adalah jumlah tagihan biaya beban/tetap Parkir; (h) Pajak Air Tanah; (i) Pajak Sarang ditambah Burung Walet; (j) Pajak Bumi dan Bangunan kWh/Variabel yang ditagihkan dalam rekening Dalam 35 - Undang-Undang bahwa Jenis Volume 1, No. 1, Februari 2013 dengan biaya pemakaian Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala listrik; dan (2) dalam hal tenaga listrik pola konsumsinya, dimana kelebihan dari dihasilkan sendiri, maka nilai jual tenaga listrik seluruh pendapatannya setelah dikonsumsi dihitung berdasarkan kapasitas tersedia, tingkat merupakan kekayaan tambahan. Mengaitkan penggunaan listrik, jangka waktu pemakaian, PDRB dan harga satuan listrik yang berlaku di wilayah masyarakat dengan pajak daerah terutama pajak daerah Pajak yang berbasis pajak pendapatan, dilihat dari sisi Penerangan Jalan ditetapkan dengan peraturan penghasilan masyarakat bahwa penghasilan daerah dan paling tinggi sebesar 10 % (sepuluh adalah persen). menambah yang bersangkutan. Tarif sebagai semua indikator sosial penerimaan konsumsi dan ekonomi yang dapat meningkatkan kekayaan atau tabungan (Mangkoesoebroto : Hubungan Pajak Ekonomi Dengan Pertumbuhan Menurut pandangan Keynes (Dornbusch : Pertumbuhan ekonomi merupakan proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Suatu Negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan pendapatan nasional riil di negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi akan memberikan kesejahteraan ekonomi yang lebih baik bagi penduduk suatu wilayah, apabila digunakan alat ukur yang tepat. Beberapa alat ukur diantaranya Produk Domestik Bruto, pendapatan perkapita, pendapatan per jam kerja dan angka harapan hidup. yakni nilai total atas segenap output akhir yang dihasilkan oleh suatu perekonomian dalam suatu wilayah, pada umumnya dalam jangka waktu suatu tahun (Todaro : 2003 : 38 ). PDRB digunakan oleh banyak Negara sebagai tolok ukur tingkat kesejahteraan, ekonomi penduduk, penduduk ada kecendrungan meningkat. 2004 : 193), tergantung kegiatan ekonomi sangat kepada pembelanjaan atau pengeluaran agregat untuk membeli barang dan jasa yang dilakukan dalam perekonomian pada suatu waktu tertentu biasanya di ukur untuk satu tahun. Komponen utama dari pembelanjaan agregat adalah konsumsi rumah tangga (C), Investasi yang dilakukan oleh pihak swasta (I), Pengeluaran Pemerintah dalam bentuk konsumsi dan investasi pemerintah (G), dan Ekspor Netto (NX) . Secara makro (regional) untuk seluruh kabupaten atau kota, pengenaan pajak langsung Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sehingga 2001:235). Jika pendapatan pendapatan penduduk meningkat, maka akan mengubah yang beban pajaknya tidak dapat digeserkan jelas akan mengurangi tingkat pendapatan yang siap dibelanjakan (disposable income) dan tentu mengurangi tingkat konsumsi dan tabungan masyarakat. Pengenaan pajak daerah akan meningkatkan pendapatan yang dikonsumsikan. Apabila tingkat konsumsi masyarakat menurun, maka akan berpengaruh terhadap pendapatan regional dalam perekonomian daerah yang bersangkutan . Volume 1, No. 1, Februari 2013 - 36 Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala dikeluarkan dengan hasil yang dicapai oleh Elastisitas Pajak suatu kerja untuk mencapai hasil tersebut. Konsep elastisitas dapat digunakan untuk mengukur tingkat jalan merupakan perbandingan antara masukan perpajakan.Musgrave dan Musgrave (1984:600) (input) dengan keluaran (output) atau nisbah menyatakan konsep elastisitas fiskal berkaitan antara total belanja Dinas Pendapatan Daerah erat dengan konsep fleksibilitas sistem fiskal. dan Realisasi Pajak Penerangan Jalan. dalam Ichsan di Dengan demikian efisiensi pajak penerangan bidang Choudry elastisitas (2009 :20) membedakan koefisien elastisitas berdasarkan Efektivitas Pajak berubah tidaknya struktur fiskal yang dianalisis. Efektivitas merupakan ukuran seberapa Apabila struktur fiskal tetap, maka koefisien jauh tingkat output, kebijakan dan prosedur dari elastisitas melekat menunjukkan perubahan sebuah penerimaan pajak hanya dipengaruhi oleh ditetapkan. PDB.Apabila struktur fiskal berubah maka melaksanakan koefisien pendorong apabila rasio yang dicapai minimal sebesar 1 penerimaan pajak (buoyancy of tax) yang (satu) atau 100 persen, sehingga apabila rasio dipengaruhi oleh perubahan struktur pajak dan efektivitasnya semakin tinggi, menggambarkan perubahan PDB. kemampuan daerah semakin baik. elastisitas menjadi organisasi mencapai Kemampuan tugas tujuan yang daerah dalam dikatagorikan efektif Siagian (2001:24) menjelaskan bahwa Efisiensi Pajak efektivitas adalah pemanfaatan sumberdaya, Salah satu kebijakan yang dapat ditempuh sarana, dan prasarana dalam jumlah tertentu oleh pemerintah Kabupaten/Kota dalam rangka yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk meningkatkan Pajak Daerah yaitu peningkatan menghasilkan efisiensi. Menurut Halim (2004 : 134) efisiensi kegiatan yang dijalankannya. sejumlah barang atas jasa menggambarkan perbandingan antara besarnya biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan yang diterima. Kinerja pemerintah daerah dalam Penelitian ini membahas tentang Pajak pemungutan Penerangan Jalan yang meliputi besarnya dikategorikan efisien apabila rasio yang dicapai tingkat kontribusi terhadap Pajak Daerah dan kurang 100 Pendapatan Asli Daerah, bagaimana elastisitas persen.Semakin kecil rasio efisiensi berarti atau kaitannya dengan PDRB serta akan dilihat kinerja pemerintah daerah yang bersangkutan pula bagaimana tingkat efisiensi dan efektivitas semakin baik. Pajak Penerangan Jalan di Kabupaten Bireuen. dari melakukan METODE PENELITIAN 1(satu) atau dibawah Devas dalam Munir,dkk (2004: 165) Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini mengemukakan bahwa efisiensi adalah hasil adalah data sekunder mulai dari tahun 2000 terbaik dari perbandingan antara usaha yang 37 - Volume 1, No. 1, Februari 2013 Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala sampai dengan tahun 2010. Sumber data Tabel 1: Laju Pertumbuhan Pajak Penerangan Jalan Di Kabupaten Bireuen Tahun 2000 s/d 2010 diperoleh dari berbagai instansi antara lain: Dinas Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah (DPKKD) Kabupaten Bireuen; Dinas Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bireuen; Perusahaan Listrik Negara (PLN) Cabang Bireuen; dan Sumber-sumber lain yang berhubungan dengan penelitian ini. Dan analisis data dilakukan dengan cara kualitatif deskriptif dan analitik kuantitatif. Tahun 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Rata rata Realisasi PPJ (Rp) 155,680,650 408,755,089 459,631,058 338,417,373 703,602,325 1,352,174,325 1,385,352,708 2,033,739,138 2,642,793,111 2,719,484,575 1,630,839,435 Perkembangan (Rp) 0 253,074,439 50,875,969 (121,213,685) 365,184,952 648,572,000 33,178,383 648,386,430 609,053,973 76,691,464 (1,088,645,140) G (%) 0 163 12 -26 108 92 2 47 30 3 -40 1,257,315,435 36 Sumber : Laporan tahunan Dispenda (diolah HASIL PEMBAHASAN Laju Pertumbuhan Pajak Penerangan Jalan Kontribusi Pajak Penerangan terhadap Pajak Daerah dan PAD Kontribusi Laju pertumbuhan pajak penerangan jalan Pajak Penerangan Jalan Jalan di Kabupaten Bireuen selama sebelas (11) tahun terhadap Pajak Daerah dan Pendapatan Asli mengalami Daerah Kabupaten Bireuen dari tahun 2000 s/d fluktuasi,dimana rata-rata laju pertumbuhannya adalah sebesar 36 % per tahun. 2010 Hal ini disebabkan karena pada tahun 2001 s/d kontribusi terbesar terjadi pada tahun 2002 2004 terjadi konflik antara Pemerintah dengan yaitu sebesar 77.04 persen pada Pajak Daerah Gerakan Aceh Merdeka (GAM) sehingga pihak dan PLN tidak dapat melakukan pendataan yang persen pada PAD. Kontribusi terendah pada akurat terutama di daerah pedalaman yang tentu Pajak Daerah sebesar 15,68 persen terjadi pada saja sangat merugikanpemerintah daerah dalam tahun 2001 dan pada PADtahun 2009 hanya hal jalan. sebesar 8,14 persen. Secara keseluruhan dapat Disamping itu dampak dari konflik tersebut dijelaskan bahwa rata-rata kontribusi PPJ sampai terhadap Pajak Daerah sebesar 52,04 persen dan penerimaan tahun ketersediaan pajak 2010 arus penerangan adalah listrik terganggunya dan terjadinya yang mengalami fluktuasi dimana pada tahun 2010 yaitu sebesar 25,42 kontribusi terhadap PAD sebesar 15,61 penunggakan pembayaran rekening Penerangan pertahun. Tepatnya selama periode tersebut Jalan Umum (PJU) oleh PEMDA sebesar RP menunjukkan bahwa perkembangan kontribusi 10,5 yang meningkat secara lambat. Jelasnya dapat Miliyar. pertumbuhan Untuk pajak mengatahui penerangan jalan laju di dilihat pada tabel di bawah ini : Kabupaten Bireuen selama 11 (sebelas) tahun yaitu dari tahun 2000 sampai dengan 2010, dapat dilihat pada tabel berikut : Volume 1, No. 1, Februari 2013 - 38 Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Tabel 2: Perkembangan Kontribusi Pajak Penerangan Jalan terhadap Pajak Daerahdan atan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bireuentahun 2000 s/d 2010 Kontribusipada Kontribusi Tahun Realisasi PPJ( Rp ) PD (%) padaPAD (%) 2000 155,680,650 27.14 17.73 2001 408,755,089 15.68 12.51 2002 459,631,058 77.04 19.53 2003 338,417,373 61.76 10.92 2004 703,602,325 48.97 17.59 2005 1,352,174,325 54.28 19.14 2006 1,385,352,708 52.14 11.76 2007 2,033,739,138 58.73 14.96 2008 2,642,793,111 61.50 14.00 2009 2,719,484,575 67.93 8.14 2010 1,630,839,435 47.28 25.42 Rata-rata 1,257,315,435 52.04 15.61 Sumber : Hasil Penelitian (diolah) Catatan PD = Pajak Daerah; PAD = Pendapatan Asli Daerah ditafsirkan sebagai koefisien elastisittas (β2 = E) Analisis Elastisitas Pajak Penerangan Jalan (PPJ) terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Hasil estimasi yang diperoleh adalah sebesar 1,085 artinya bahwa setiap penambahan PDRB sebesar 1 % akan dapat dari mempengaruhi PPJ sebesar 1,085 persen. persamaan regresi dengan menggunakan data Dengan demikian dapat dikatakan bahwa PPJ PPJ dan PDRB sub sektor listrik pada harga bersifat elastis terhadap perubahan PDRB sub berlaku dari tahun 2000 s/d 2010 dengan sektor listrik karena 1,085 lebih besar dari 1 bantuan program SPSS versi 16 , maka (1,085 > 1) . diperoleh persamaan sebagai berikut : Sebagaimana hipotesis yang telah dirumukan bahwa pajak penerangan jalan di Ln PPJ = Ln 10,623 + 1,085 Ln PDRB Dengan meng-anti Ln kan nilai konstantanya, maka persamaannya menjadi sebagai berikut : PPJ = 41068,6 x PDRB 1,085 Kabupaten Bireuen elastis terhadap perubahan PDRB sub sektor listrik. Maka untuk mengetahui kebenaran dari hipotesis tersebut dilakukan uji sebagai berikut : Dari hasil regresi tersebut dapat dianalisis, bahwa nilai konstanta sebesar 41068,6 menyatakan bahwa jika variable independent dianggap konstan maka besarnya PPJ = 41068,6. Koefisien 39 - regressi yang sekaligus Volume 1, No. 1, Februari 2013 dapat a.Uji T Berdasarkan hasil analisis out put SPSS yang diperlihatkan pada tabel coefficients diatas, maka diperoleh nilai t - hitung= 4,662 dan t- tabel = 2,2010 jadi nilai t – hitung > t – Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 1,301,027,000 tabel. Hal ini dapat disimpulkan bahwa PDRB berpengaruh terhadap PPJ dengan signifikan 2008 sebesar 0,001. 2009 b.Uji - F 2010 Ratarata Dari hasil analisis out put SPSS maka diperoleh nilai F- hitungjuga lebih besar dari nilai F- tabel dimana F- hitung = 21,733 > F- 2,642,793,111 1,000,000,000 38 2,719,484,575 690,000,000 25 1,630,839,435 500,000,000 31 1,257,315,435 484,660,430 42.74 Sumber : Hasil Penelitian (diolah) Analisis Efektivitas Penerangan Jalan Pemungutan Pajak Untuk melihat sejauh mana kemampuan tabel = 4,10 sehingga dapat disimpulkan bahwa PDRB juga berpengaruh terhadap PPJ dengan pemerintah daerah dalam merealisasikan signifikan sebesar 0,001. penerimaan pajak penerangan jalan di Kabupaten Bireuen dapat dianalisis dari total Analisis Efisiensi Pajak Penerangan Jalan realisasi PPJ yang dikumpulkan dengan target (PPJ) upaya pengumpulan PPJ yang ditetapkan. Apabila realisasi Efisiensi pemungutan Pajak Penerangan Jalan di Kabupaten Bireuen dari tahun 2000 s/d 2010 umumnya sangat efisien dengan nilai rata rata 42,74 persen, dimana realisasi penerimaan pajak lebih besar dibandingkan dengan biaya pungut yang dikeluarkan. Hal ini dikarenakan pengumpulan pajaknya yang relatif mudah karena langsung bersamaan dengan pembayaran rekening listrik. Eefisiensi pungutan pajak penerangan jalan di kabupaten Bireuen dari tahun 2000 s/d 2010 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3: pengumpulan PPJ dicapai lebih besar dari target yang ditetapkan, maka dapat diartikan terpenuhi Efisiensi (%) 26.51 47 42 tingkat efektivitas dan sebaliknya, apabila realisasi pngumpulan PPJ yang dicapai lebih kecil dari target yang ditetapkan maka dapat diartikan tidak terpenuhi tingkat efektivitas. Tingkat efektivitas pengumpulan PPJ di Kabupaten Bireuen dari tahun 2000 s/d 2010 secara umum berfluktuasi, dimana pengumpulan yang sangat efektif terjadi pada tahun 2004 yaitu sebesar 127,93 persen dari target yang direncanakan dan pengumpulan yang tidak efektif Perhitungan Efisiensi Pajak Penerangan Jalan Kabupaten Bireuen dari Tahun 2000 s/d 2010 yang pada tahun 2010 terjadi yang hanya sebesar 45,30 persen dari target yang direncanakan. Secara Tahun Realisasi (Rp) 2000 2001 2002 155,680,650 08,755,089 459,631,058 Biaya Pungutan (Rp) 41,275,000 190,075,000 191,397,500 2003 338,417,373 296,000,000 87 2000 s/d 2010 sebesar 2004 703,602,325 407,368,700 58 berarti efektif. 2005 1,352,174,325 418,121,530 31 2006 2007 1,385,352,708 2,033,739,138 296,000,000 21 64 keseluruhan dapat dijelaskan bahwa rata-rata tingkat efektivitas pengumpulan PPJ dari tahun Efektivitas 94,49 persen yang pengumpulan pajak penerangan jalan di Kabupaten Bireuen dari Volume 1, No. 1, Februari 2013 - 40 Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala tahun 2000 s/d 2010 dapat dilihat pada Tabel di dikatakan bahwa pajak penerangan jalan bawah ini : bersifat elastis terhadap perubahan PDRB. 3. Efisiensi pemungutan Pajak Penerangan Tabel 4. Jalan di Kabupaten Bireuen umumnya Perhitungan Efektivitas PengumpulanPajak Penerangan Jalan Kabupaten Bireuen dari tahun 2000 s/d 2010 sangat efisien. pengumpulan Hal ini pajaknya dikarenakan yang relative Tahun Target (Rp) Realisasi (RP) 2000 200,000,000 155,680,650 Efektivitas (%) 77.84 2001 375,000,000 408,755,089 109.00 2002 472,120,000 459,631,058 97.35 2003 472,120,000 338,417,373 71.68 rendah, 2004 550,000,000 703,602,325 127.93 tertentu realisasi penerimaan pajaknya jauh 2005 1,250,000,000 1,352,174,325 108.17 2006 1,500,000,000 1,385,352,708 92.36 2007 1,700,000,000 2,033,739,138 119.63 2008 2,400,000,000 2,642,793,111 110.12 2009 3,400,000,000 2,719,484,575 79.98 2010 3,600,000,000 1,630,839,435 45.30 RataRata 1,447,203,636 1,257,315,435 94.49 mudah karna langsung bersamaan dengan pembayaran rekening listrik. Dan Efektivitas Pajak Penerangan Jalan masih dikarenakan pada tahun-tahun dibawah target yang telah ditentukan. Saran Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan di atas, maka saran-saran yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut : 1. Untuk dapat meningkatkan penerimaan Sumber : Hasil penelitian (diolah) Pajak Penerangan Jalan , seharusnyalah KESIMPULAN DAN SARAN pemerintah Kesimpulan melunasi Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan bahwa: Kabupaten Bireuen dari tahun 2000 s/d 2010 memberikan Kontribusi yang sangat baik terhadap Pajak Daerah dan kurang terhadap Pendapatan Asli Daerah. rekening Bireuen listrik Penerangan Jalan Umum yang merupakan objek dari pajak itu sendiri. regresi sama dengan PLN agar lebih tegas dalam mengambil tindakan bagi masyarakat yang tidak melunasi tagihan rekening listrik, yaitu dengan pemutusan langsung sambungan arus listrik dengan harapan 2. Berdasarkan hasil estimasi yang diperoleh persamaan tunggakan Kabupaten 2. Pemerintah Daerah dalam hal ini bekerja 1. Pemungutan Pajak Penerangan Jalan di dari daerah dengan menggunakan data pajak penerangan jalan dab PDRB sub sektor listrik pada harga berlaku memperoleh koefisien elastisitas (β2=E) lebih dari 1 dengan demikian dapat masyarakat akan membayar tagihan rekening tepat pada waktunya. 3. Pemerintah Daerah harus mampu meningkatkan efektivitas penerimaan pajak dan memberikan perhatian khusus pada upaya meningkatkan sistem administrasi pemungutan sehingga pajak penerangan 41 - Vol. 1, No. 1 Februari 2013 Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala jalan di masa yang akan datang dapat lebih meningkatkan Pendapatan Asli Daerah. DAFTAR KEPUSTAKAAN Abimanyu, A., 2005. Perpajakan Daerah. Jakarta: GramediaUtama. Dewi, E., 2006. Identifikasi Sumber Pendapatan Asli Daerah Dalam Rangka Pelaksanaan Otonomi Daerah. Medan: Pustaka USU. Dorrnbusch, R., Fischer, S., dan Startz Richard, 2004. Makro Ekonomi. Edisi 8. Jakarta: P.T Media Global Edukasi. Fushimi, 2001. Perkembangan Sistem Perpajakan. Yogyakarta: Pustaka UGM. Halim, A., 2004. Bunga Rampai Manajemen Keuangan Daerah. Edisi Revisi Unit. Yogyakarta: Penerbit dan Percetakan (UPP) AMP YKPN. Ichsan, H., 2009. Analisis Posisi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Aceh Besar.Tesis. Program Pascasarjana Magister Ilmu Ekonomi. Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala. Mangkoesoebroto, G., 2001. Ekonomi Publik. Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE. Munir, D., Henry A.D., dan Hessel N.S.,2004. Kebijakan dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta:YPAPI. Musgrave, R.A., dan Peggy B.M., 1991.Keuangan Negara Dalam Teori dan Praktek. Edisi kelima.Jakarta: Erlangga. Nachrowi, D., Nachrowi dan Usman, Hardius, 2002. Penggunaan Teknik Ekonometri. Edisi Revisi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Republik Indonesia, 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Siahaan, P.M., 2005. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Jakarta: PT. Raja Grafindo. Soemitro, R., 2004.Hukum Pajak, Sejarah Pemungutan Pajak. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Todaro, 2003. Perkembangan Perekonomian. Edisi 8. Pearson Education Limited United Kingdom. Volume 1, No. 1, Februari 2013 - 42