YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A 043 Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 – Fax.022. 4222587 URS is member of Registar of Standards (Holding) Ltd. ISO 9001 : 2008 Cert. No. 47484/A/0001/UK/En http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : [email protected] MODUL BAHASA DAN SASTRA INDONESIA Bab: Kategori Kata KELAS X IBA (Peminatan) 1 Apa saja kategori kata itu? Menurut Hasan, Alwi, dkk (2003) dalam bukunya Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (TBBBI), kategori kata dalam bahasa Indonesia dibedakan menjadi: 1. Nomina (Kata Benda) Nomina dapat dibatasai secara semantik, sintaksis, dan morfologis. Secara semantik, nomina mengacu terhadap benda, manusia, binatang, dan pengertian. Dengan begitu, kata-kata seperti meja, bangunan, guru, ilmuwan, kuda, dan kemerdekaan merupakan nomina. Secara sintaksis, nomina bercirikan perilaku-perilaku seperti berikut. a. Nomina lazim mendukung fungsi subjek dan objek kalimat. Contoh: b. Pekerjaan itu belum selesai. Petinju itu memiliki kekuatan yang luar biasa. Nomina lazim dinegatifkan dengan kata bukan, sedangkan verba lazim dinegatifkan dengan kata tidak. Contoh: Bukan binatang, bukan kepandaian, bukan pemahaman. c. Nomina lazim diikuti adjektiva, baik disisipi oleh kata yang maupun tidak. 2 Contoh: d. Binatang buas atau binatang yang buas Anak pandai atau anak yang pandai Nomina lazim didahului pewatas yang berupa numeralia. Contoh: tiga jembatan, seorang sopir, beberapa orang. e. Nomina lazim didahului preposisi dan membentuk frasa preposisional. Contoh : ke kantor, di sebelah. Secara morfologis, nomina bisa berbentuk dasar (atas, bawah, pinggir, dalam), berafiks (gelembung, perjanjian), berulang (kantor-kantor, corat-coret). 2. Pronomina (Kata Ganti) Berdasarkan yang diacunya, pronominal terdiri atas: a) Pronomina Persona (Kata Ganti Orang) Adalah pronomina yang mengacu terhadap orang. Contoh: saya, aku, kita, kami, engkau, kamu, kalian, Anda, Anda sekalian, Bapak, Ibu, dia, ia, beliau, mereka. b) Pronomina Penunjuk (Kata Ganti Penunjuk) Adalah pronomina yang menunjuk serta membatasi benda tertentu. Pronomina jenis ini juga bisa secara langsung menggantikan bendanya. Pronomina penunjuk bisa juga menunjukkan tempat dan menunjukkan cara. Pronominal penunjuk yang dimaksud adalah ini, itu, sini, sana, situ, begini, begitu. Contoh penggunaan pronominal penunjuk untuk membatasi adalah sebagai berikut. 3 Pohon itu tergolong jenis pohon pinus. Anjing jenis lokal ini biasa digunakan untuk berburu. Hal inilah yang harus mendapatkan penekanan dalam pelaksanaannya. Peristiwa itulah yang menumbuhkan sikap optimis dalam hidupnya. Contoh penggunaan pronomina penunjuk untuk llangsung menggantikan bendanya. Ini rumahnya. Itu batasnya. Inilah waktunya. Itulah keahliannya. Contoh penggunaan pronominal penunjuk tempat dalam kalimat. Anak itu berlari ke arah sana. Sekarang mereka berada di sini. Dari situ datangnya makhluk aneh itu. Contoh penggunaan pronomina penunjuk cara dalam kalimat. Begini cara mengerjakannya. Begitu cara mereka mengadakan upacara keagamaan. Begitulah trik orang bermain sulap. 4 c) Pronomina Penanya Pronomina penanya atau kata ganti tanya adalah kata ganti yang menggantikan sesuatu yang ditanyakan. Kata ganti ini mencakup kata ganti Tanya orang, benda, bilangan, sebab, waktu, tempat, pilihan, keadaan dan cara. Kata ganti yang dimaksudkan adalah siapa, mengapa, apa, berapa, kapan, di mana, dari mana, mana, ke mana, dan bagaimana. d) Pronomina Pemilikan Pronomina pemilikan atau kata ganti milik adalah kata ganti yang menyatakan makna hubungan kepunyaan. Dalam bahasa Indonesia, kata ganti yang menyatakan hubungan pemilikan dalam hal wujudnya sama dengan enklitik seperti alasanku, bukuku, harapanmu, serta –nya dalam bukunya, kantornya. e) Pronomina Penghubung Adalah pronomina yang berfungsi sebagai penghubung dan menyatakan penggantian terhadap kata benda yang mendahuluinya. Kata ganti jenis ini yang produktif dalam penggunaannya adalah yang dan tempat. Contohnya: Kebun cengkih yang luas itu adalah miliknya. Sari Ater, tempat kita berendam air panas alami, tidak jauh dari Bandung. 5 3. Verba 1) Batasan dan Ciri Verba Verba dapat diidentifikasikan berdasarkan tiga ciri, yakni ciri perilaku semantic, sintaksis dan morfologis. Ciri perilaku semantik Verba memiliki makna inheren perbuatan, makna inheren keadaan, makna inheren proses, dan makna perbuatan pasif. Contoh kata inhern perbuatan : belajar, berlari. Contoh kata inhern keadaan : terkunci, tertidur, terbaca. Contoh inhern proses: menghilang, membesar, membiru. Contoh inhern perbuatan pasif: dibaca, dikejar, dilarikan. Ciri perilaku sintaskis Verba dapat dibatasi dengan kata-kata yang bisa dinegatifkan dengan kata tidak, seperti kata tidak belajar, tidak pergi. Ciri tersebut bisa pula dikenakan terhadap kata sifat, seperti tidak malas, tidak hati-hati. Ciri ini juga bisa mengindentifikasikan perbedaan dengan nomina yang dapat dinegatifkan dengan kata bukan, seperti bukan buku, bukan bangunan. Verba cenderung mendukung fungsi predikat, seperti dalam kalimat di bawah ini: 6 Anak-anak itu berhujan-hujanan sambil berlarilarian. Pada musim penghujan ibu kota sering kebanjiran. Ciri perilaku morfologis Verba cenderung berafiks meN-, ber-, di- atau gabungan meN-i, meN-kan, meN-per-I, meN-per-kan, di-i, di-kan, di-per-i, di-per-kan, dan ter-.Contohnya: menduga, membawa, berguna, dikemas, memungkiri, mengkoordinasikan, mempersatukan, dipungkiri, difokuskan, terbaca. 2) Jenis Verba Jenis-jenis verba antara lain: Verba intransitif Verba yang tidak berobjek atau verba yang tidak memerlukan objek. (Ditandai dengan tidak bisa diubah ke dalam bentuk pasif) Contoh: Tamu itu sudah datang. Karena sedihnya, ia menangis tersedu-sedu Verba transitif (ekatransitif) Verba yang diikuti satu objek. Contoh: Mereka mengenakan jaket almamater. 7 Adik sedang mewarnai gambarnya. Verba transitif (dwitransitif) Verba yang memerlukan dua objek. Contoh: Kami mengirimi mereka biaya sekolah. S P O1 O2 Verba Semitransitif Semua verba yang kadang-kadang berobjek atau tidak berobjek dan semua verba aktif yang secara langsung berpelengkap. Contoh. Tidurnya hanya beralaskan koran-koran bekas. Verba Pasif Verba yang subjeknya dikenai pekerjaan yang dinyatakan oleh verba tersebut. Contoh: Peristiwa yang menyedihkan itu diberitakan oleh banyak media massa. Pelaku kejahatan itu tertangkap pada malam itu juga. 3) Bentuk Verba Verba pokok kata verba dasar yang terdiri atas satu morfem atau lebih, yang terikat terhadap morfem lain, misalnya dengar, jual, beli, baca, tulis, juang, temu. 8 Verba dasar semua verba yang terdiri atas satu morfem, tetapi memiliki sifat bebas. Misalnya, datang, mandi, duduk, pulang, pergi. Verba berafiks Verba yang mengandung imbuhan atau afiks. Misalnya, bertemu, menghargai, mempersatukan, diperiksa. Verba berulang verba yang mengandung unsur perulangan atau reduplikasi. Misalnya, berjalan-jalan, kejar-mengejar. Verba majemuk verba yang terbentuk dari dua kata atau lebih yang memiliki sifat terpadu. Misalnya, jual beli, ikut campur, pulang pergi. 4. Adjektiva Kata yang memberikan sifat khusus, watak, atau keadaan nomina yang disebutkan lebih dahulu. Bentuk-bentuk adjektiva antara lain: Adjektiva bentuk dasar adalah adjektiva yang hanya terdiri atas satu morfem. Misalnya, rapat, sehat, segar. Adjektiva berafiks adalah adjektiva yang dihasilkan melalui proses afiksasi. Misalnya, gemetar, bermanfaat, menarik. Adjektiva berulang adalah adjektiva yang dihasilkan melalui proses perulangan, baik perulangan murni, maupun perulangan simultan dengan afiksasi. Misalnya, pandaipandai, tergesa-gesa, kekanak-kanakan. 9 Adjektiva majemuk adalah adjektiva yang dihasilkan melalui proses pemajemukan atau proses penggabungan kata. Misalnya, besar kepala, panjang tangan, berat hati. 5. Numeralia (Kata Bilangan) Adalah semua kata yang menyatakan jumlah benda atau yang menunjukkan tempat suatu benda dalam sebuah deretan benda-benda. Jenisjenis numeralia antara lain: Numeralia Pokok Numeralia pokok tentu numeralia yang bereferensi pada bilangan pokok, seperti 0 (nol), 1 (satu), 3 (tiga), 6 (enam). Numeralia pokok kelompok numeralia yang menyatakan pengelompokan atau kisaran jumlah sesuatu. Dalam segi bentuk, numeralia jenis ini bercirikan prefiks ke-, ber-, dan sufiks –an. Misalnya, kedua bangunan itu, mereka berduaan, ribuan demonstran. Numeralia pokok taktentu numeralia yang menyatakan jumlah yang tidak eksplisit. Misalnya sedikit harapan, tinggal beberapa ekor. Numeralia pokok distributif Numeralia yang menunjukkan cara pengelompokkan. Numeralia jenis ini dibentuk melalui proses pengulangan bilangan pokok maupun bilangan pecahan. Misalnya setengah-setengah, satu-satu. 10 Numeralia pokok serapan terikat numeralia yang sifatnya terikat dan digunakan dalam bentuk ungkapan. Misalnya, dwiwarna (dua warna), caturwulan (empat bulan). Numeralia Pecahan Adalah numeralia yang menyatakn hasil bagi dari sebuah bilangan pokok. Mislanya, dan . Numeralia Tingkat Numeralia yang menyatakan tempat suatu benda dalam deretan, biasanya berafiks ke-, misalnya kesatu, kedua, ketiga. 6. Adverbia (Kata Keterangan) Adalah semua kata yang berfungsi sebagai keterangan. 1. Adverbia dalam Bentukan Frasa Ciri-ciri: Berdistribusi di depan atau di belakang kata yang diterangkan atau dijelaskan. Relatif “terikat” pada kata yang diterangkan. Tidak bisa berpindah tempat. Tidak mendukung fungsi sintaksis secara mandiri. Jika kehilangan, tidak menggangu struktur kalimat. i. Makna negatif Adverbia tidak menegatifkan verba dan adjektiva, dan adverbial bukan menegatifkan nomina. Misalnya, tidak bicara, bukan penyakit. ii. Makna pembatas Misalnya hanya, saja, sekedar, sebatas. 11 iii. Makna waktu Misalnya, belum, akan, sedang, lagi, sudah, telah, baru. iv. Makna modalitas Adalah makna atau sikap pembicara tentang apa yang diucapkannya didukung oleh adverbia harus dan boleh. v. Makna pelarangan hanya didukung oleh adverbil jangan. vi. Makna kualitas didukung oleh beberapa adverbia, seperti paling, lebih, sangat, sekali, agak, cukup, terlalu, cepat, lambat. vii. Makna kuantitas misalnya, banyak, cukup, sesikit, sering. 2. Adverbia dalam Bentukan Kalimat Ciri-Ciri: Bisa berpindah tempat Jika dihilangkan, adverbial ini tidak mengubah struktur dasar kalimat Mendukung fungsi keterangan (K) secara mandiri Makna waktu (sekarang, nanti, dahulu) Sekarang mereka di sini. Nanti bangunan ini akan dijual. Deni dulu tinggal di Bandung ketika kuliah. Makna kualitas (benar-benar, secepat-cepatnya, sebaikbaiknya, sebagus-bagusnya) 12 Secepat-cepatnya Anda menghadap saya. Kita kerjakan tugas ini sebaik-baiknya. Makna kuantitas (sering, jarang, berkali-kali, sekalisekali, sesekali, kadang-kadang, terus-menerus, berharihari) Sering mereka menjenguknya. Ke kantor pun hanya sesekali saja. Makna cara (diam-diam, perlahan-lahan, pelan-pelan, tiba-tiba, lambat laun) Diam-diam gerilyawan itu masuk ke daerah pertahan musuh. Mula-mula ia sibuk dengan tanah yang dicangkulnya. Makna harapan (semoga, moga-moga, mudah-mudahan) Semoga Tuhan selalu memberkati kita. Mudah-mudahan Anda selamat sampai tujuan. Makna modalitas (sebaiknya, selayaknya, seharusnya, pasti, kiranya, mungkin, barangkali, sesungguhnya) Sebaiknya kita berangkat sekarang. Rumah ini tampaknya tak berpenghuni. 13 tampaknya, 7. Kata Tugas Preposisi Konjungsi Artikula/kata sandang (raden, raden ayu, ratu, sang, sri paduka, hang, sang arjuna, si, yang terhormat) Interjeksi /kata seru Partikel penegas (-lah, -kah, -tah, -nya, -pun) . 14 15