PDF Click here for a PDF

advertisement
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi IX/ Februari 2014
J
ihad Suriah telah memasuki fasenya yang baru, sebagaimana fase jihad yang pernah berlangsung
di negara-negara lain sebelumnya, di Afghanistan era 90-an dan di Irak era 2006-an. Jika aksi damai
rakyat Suriah, yang umumnya lantaran protes terhadap kasus anak-anak usia SD yang menuliskan
kata-kata revolusi yang sering mereka saksikan dilakukan oleh anak-anak seusia mereka di negara Arab,
lalu ditanggapi dengan timah panas dapat dianggap sebagai fase awal pra-jihad atau persiapan jihad.
Kemudian diikuti dengan aksi-aksi jihad melawan rezim Syiah Nushairiyah yang dilakukan hampir oleh
sebagian besar rakyat Suriah, dari lapisan rakyat biasa hingga para pejabat dan petinggi militernya, dan
juga dari kalangan aktifis Islam yang memang sudah lama menantikan ‘kemerdekaan’ hingga kelompok
nasionalis, bahkan liberalis, sebagai fase kedua.
Maka saat ini, fase baru, fase yang ketiga, merupakan fase bentrokan antara sesama pejuang. Mereka
yang dahulu seluruhnya sepakat untuk hanya mengarahkan moncong senjata mereka kepada rezim dan
pendukungnya, kini telah mulai mengarahkannya pada sesama mereka. Mereka yang dahulu bisa duduk
mesra untuk merencanakan penyerangan bersama terhadap rezim, kini telah saling merebut markasmarkas dan tempat-tempat checkpoint. Dan mereka yang dahulu mereka bahagia dengan kedatangan
‘saudara’ muhajirin mereka, kini sudah mulai menganggap mereka sebagai ancaman. Inilah wajah baru
fase jihad kini. Dalam pemberitaannya mengenai konflik ini, media seakan-akan mengesankan bahwa
konflik tersebut mengerucut pada pemicu konflik yaitu Daulah Islam Irak dan Syam (ISIS).
Secara garis besar, ada dua pendapat yang menjelaskan penyebab mengapa konflik internal ini
terjadi. Pendapat pertama, karena kesalahan langkah strategi dan kebijakan yang diambil oleh ISIS
dalam beberapa permasalahan, sikap ISIS yang agak keras dalam menerapkan syariat Islam, dan
keengganan ISIS untuk menyelesaikan masalah tersebut pada mahkamah bersama atau mahkamah
independen. Pendapat kedua, konflik tersebut terjadi disebabkan konspirasi internasional terhadap
gerakan jihad global, terkhusus pada ISIS, kelompok jihadi yang bermanhaj Al-Qaidah meskipun tidak
berafiliasi langsung padanya, meski tanpa menafikan beberapa kasus kesalahan dan kesalahpahaman
ISIS dengan kelompok-kelompok lainnya.
Isu pertikaian antara sesama jihadi dijadikan tangga untuk menyerang kelompok jihad Islam yang
terkuat, kemudian menyerang kelompok jihad islam secara keseluruhan. Tujuan utama konspirasi
ini adalah untuk menyematkan label ‘teroris’ pada gerakan jihadi Islam di Suriah, selain juga untuk
mengamankan rencana pembentukan negara Syiah Nushairiyah yang menguasai wilayah-wilayah
pesisir (yang memasukkan propinsi-propinsi: Homs, Hama, Idlib, Latakia, Liwa’ Iskandarun, Thurthus,
Damaskus, dan Quneitra). Dengan demikian, Ahlus Sunnah di Suriah akan dikepung oleh negara-negara
Syiah, Syiah Rafidhah Irak di sebelah timur dan Syiah Nushairiyah di sebelah Barat.
Di kalangan jihadi, isu-isu ini mulai terangkat luas ke permukaan ketika Dr. Yusuf Al-Ahmad menulis
sebuah surat terbuka kepada Abu Bakar Al-Baghdadi dan Hassan Abbud secara khusus, kemudian
kepada para pejuang di Suriah, yang intinya untuk mengakhiri pertikaian dan bentrokan berdarah
antara sesama pejuang pada umumnya, terkhusus sesama jihadis, dan usulan untuk membentuk
Dewan Syariat yang mengikat seluruh kelompok-kelompok pejuang.
3
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi IX/ Februari 2014
Dengan berbagai interpretasi, ide Dr. Yusuf Al-Ahmad ini mendapat pro dan kontra. Kemudian
dilanjuti oleh Dr. Abdullah Al-Muhaisini dengan Mubaadarah Al-Ummah-nya yang pada intinya hampir
sama dengan ide Dr. Yusuf Al-Ahmad, yaitu berupa ajakan untuk menghentikan adu tembak dan segera
untuk membentuk Dewan Syariat Independen untuk mengadili peristiwa-peristiwa tersebut. Meski
tidak dinafikan, bahwa media-media mainstream anti-jihadi justru lebih dominan untuk menyebarkan
dan membebarkan konflik internal jihadi tersebut, yang sering kali lebih fokuskan kepada konflik
pejuang oposisi dan Daulah Islam Irak dan Syam (ISIS).
Aleppo, itulah nama provinsi tempat terjadinya fase baru jihad ini. Kota yang dalam bahasa
Arab dikenal dengan Halab ini, telah menjadi saksi bisu atas berbagai peristiwa itu semua. Lantaran
peristiwa di sana yang terjadi akhir-akhir inilah, para ulama jihadi dan pro proyek Daulah Islamiyah
dan Khilafah Islamiyah memberikan arahan-arahan mereka. Mulai dari pimpinan Al-Qaidah pusat Dr.
Aiman Azh-Zhawahiri, pimpinan Jabhah Nushrah yang merupakan cabang resmi Al-Qaidah di Syam,
Abu Muhammad Al-Julani, pimpinan dan juru bicara Daulah Islam Irak dan Syam (ISIS) yang dikenal
memiliki link dengan Al-Qaidah, Abu Bakar Al-Baghdadi dan Abu Muhammad Al-‘Adnani, ulama jihadi
yang berada dalam pelarian seperti Abu Bashir Ath-Thurthusi dan Husein bin Mahmud, dan ulama
jihadi yang sedang mendekam dalam jeruji besi seperti Abu Muhammad Al-Maqdisi dan Abu Qatadah
Al-Filishthini, hingga beberapa pengamat dan peneliti pergerakan Islam seperti Dr. Akram Hijazi, Dr.
Hani As-Siba’i, dan Dr. Iyad Qunaibi.
MENGGESER MUSUH BERSAMA
Bagi intelijen AS, Suriah adalah problem from hell. Komunitas intelijen AS memperkirakan jumlah
pasukan pemberontak dalam perang sipil Suriah sejumlah 110.000 pejuang anti-pemerintah yang
terpisah dalam 1.600 kelompok, dimana 7.000 diantaranya adalah foreign fighters dari 50 negara.
Dalam dengar pendapat di depan Senat AS, kepala intelijen AS, James Clapper, menambahkan bahwa
26.000 pejuang bergabung dengan ISIS dan Jabhat al-Nusrah, kelompok yang menurut mereka ekstrim.
Clapper mendeskripsikan Suriah sebagai “magnet besar bagi para ekstrimis” dan menyamakannya
dengan wilayah kesukuan di wilayah Pakistan yang saat ini diduga menjadi tempat perlindungan bagi Al
Qaidah. Kondisi tersebut, menurut Clapper, membuat harapan perdamaian tidak akan bisa dibayangkan
di masa depan.
Suriah dianggap sebagai peluang emas bagi Al Qaidah, momen kebangkitan setelah bertahun-tahun
dianggap melemah oleh AS. Karena itu, AS berupaya dengan sekuat tenaga untuk menghentikan laju
ini. Setelah selama ini mengambil kebijakan abstain dan hanya membatasi bantuan dalam bentuk nonlethal aid, kini mereka mencoba meningkatkan agresivitas dengan memberikan bantuan persenjataan
kepada kelompok oposisi moderat, baik secara langsung maupun melalui tangan sekutunya di Timur
Tengah, Arab Saudi dan Qatar. Sasarannya bukan Assad, rezim diktator yang telah membantai ratusan
ribu rakyatnya sendiri, yang sejak awal resolusi dianggap sebagai musuh yang harus ditumbangkan.
Namun, pasokan senjata tersebut justru digunakan untuk menghadang kelompok jihadi yang dianggap
sebagai ancaman sesungguhnya bagi AS.
4
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi IX/ Februari 2014
Kekhawatiran AS diwakili oleh ungkapan John Kerry, Menteri Luar Negeri AS, yang menganggap
bahwa aksi-aksi Bashar Assad justru menjadikannya sebagai magnet bagi tumbuhnya terorisme. Bukan
aksi Assad yang dia kecam, namun efek dari aksi tersebut yang berpotensi menjadi lahan subur bagi
tumbuhnya kelompok radikal. Dalam sebuah pertemuan tertutup, dua orang senator AS menceritakan
tentang pengakuan John Kerry, bahwa kebijakan pemerintah AS soal Suriah selama ini telah gagal.
“Sekarang saatnya untuk mempersenjatai kelompok oposisi moderat, sebelum pejuang Al Qaidah
mencoba untuk menyerang AS,” kata Kerry.1
Pernyataan tersebut dikuatkan oleh pengakuan Senator Lindsay Graham mengutip pernyataan
Kerry dalam pertemuan tersebut, “Kerry secara terbuka berbicara tentang dukungan persenjataan
kepada para pemberontak. Dia juga secara terbuka berbicara tentang pembentukan sebuah koalisi
untuk melawan Al Qaidah, karena mereka adalah ancaman langsung.”2 Graham juga menambahkan
bahwa “pada akhirnya kita harus memerangi Al Qaidah. Bagi saya, pilihannya tinggal: apakah kita akan
menyerang mereka setelah mereka memukul kita, ataukah kita menyerang mereka sebelum mereka
memukul kita?”3
Bagi Kerry, tumbuhnya ektrimisme di Suriah mengancam kestabilan di wilayah Timur Tengah. “Itulah
mengapa semua pihak mempunyai pertaruhan. Seluruh negara Teluk, aktor-aktor regional, Rusia, dan
AS dan juga banyak pihak lain di belahan dunia lainnya bertaruh untuk memukul mundur teroris yang
tidak menghargai hukum, tidak mempunyai tujuan lain kecuali untuk mengambil alih kekuasaan dan
mengacaukan kehidupan dengan kekuatan.”4
Rencana itu mulai berjalan, Washington secara diam-diam telah mendukung langkah Arab Saudi
dan Qatar untuk memberikan senjata dan uang tunai kepada kelompok pemberontak untuk melawan
Daulah Islam Irak dan Syam (ISIS) di Suriah. Bahkan, Amerika sendiri yang membagi-bagikan jutaan
dolar untuk kelompok pemberontak yang paling siap untuk melawan ISIS.
Perkembangan tersebut menandai fase baru dalam konflik, dimana para pendukung internasional
bekerja secara langsung dengan beberapa komandan pemberontak untuk menyerang sel-sel Al Qaidah,
yang dipandang sebagai ancaman utama oleh badan-badan intelijen Barat. Sel-sel tersebut seperti
faksi ISIS dan Jabhah Nusrah. Bahkan, salah seorang komandan kelompok pemberontak yang berafiliasi
dengan Supreme Military Council (SMC) mengatakan bahwa “setiap orang menawarkan kami dana
untuk melawan mereka. Kami dulu tidak memiliki senjata yang dapat digunakan untuk melawan rezim,
tapi sekarang stok penuh.”5 Para pemberontak di wilayah utara Suriah awalnya berencana melakukan
serangan atas ISIS pada musim semi nanti, namun rencana tersebut dipercepat karena ISIS semakin
dekat menguasai kota-kota strategis.
1 Lihat http://www.thedailybeast.com/articles/2014/02/03/senators-kerry-admits-obama-s-syria-policy-is-failing.html
2 idem
3idem
4 Lihat http://www.strategic-culture.org/pview/2014/01/15/geneva-ii-washington-plan-b-for-regime-change-in-syria.
html
5 Lihat http://www.telegraph.co.uk/news/worldnews/middleeast/syria/10588308/US-secretly-backs-rebels-to-fight-alQaeda-in-Syria.html
5
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi IX/ Februari 2014
Pertempuran melawan ISIS, yang dimulai awal Januari 2014 lalu telah menewaskan lebih dari 1.000
jiwa. Aksi ini disebut-sebut oleh para komandan lokal sebagai reaksi spontan terhadap serentetan
pembunuhan rekan mereka oleh ISIS. Namun, Telegraph mengungkapkan bahwa pada akhir Desember,
sebuah delegasi dari AS dan pejabat Saudi bertemu di Turki dengan pemimpin pemberontak senior.
Menurut salah seorang sumber yang mempunyai saudara yang hadir dalam pertemuan tersebut,
“Mereka berbicara tentang pertempuran dengan ISIS, dan Amerika mendorong para komandan untuk
menyerang.”6
Syrian Revolutionary Front (SRF), dimana komandan utamanya, Jamal Maarouf, bersekutu dengan
Arab Saudi, dan Jaisyul Islam, sebuah koalisi baru dari pemberontak moderat yang disponsori oleh
Qatar, terus bekerja sama dengan CIA dan intelijen Saudi serta Qatar. Bahkan Jamal Maarouf bersama
dengan pasukannya bersumpah untuk menyingkirkan ISIS dari Suriah, “Hari ini ISIS, esok Assad... Setiap
orang yang mempunyai agenda asing, atau yang didorong atau dibayar oleh pihak luar, yang datang
untuk memenuhi tujuan luarnya atau untuk menindas penduduk Suriah atau datang untuk mencuri
revolusi ini, maka kami akan berdiri di hadapannya, sebagaimana kami berdiri di hadapan Assad.”7
Jamaal Maarouf adalah mantan tentara Bashar yang kemudian membelot dan bergabung dengan
kelompok oposisi. Sebelum dipilih sebagai pemimpin SRF, dia pernah menjadi pemimpin Brigade
Syuhada Suriah. Menurut sebuah laporan dari European Council of Foreign Relations, citra Maarouf
sebelumnya cukup buruk di mata para pejuang kelompok oposisi. Menurut mereka, Maarouf tak lebih
dari seorang showman dan warlord, bukan seorang pejuang.
Berulangkali berjanji ikut dalam pertempuran, yang dengannya dia mendapatkan dana dari para
sponsor (terutama Arab Saudi), kemudian mundur setelah pertempuran berlangsung dan setelah dia
berhasil mendapatkan gambar yang cukup untuk diupload di Youtube. Dengan begitu, dia berharap
popularitas kelompoknya meningkat meski pada kenyataannya dia tidak terlibat dalam pertempuran.
Keluhan atas sikap Jamal Maarouf cukup merata di kalangan para pejuang Suriah. Bahkan banyak
koleganya yang memanggil dia dengan julukan Jamal Makhlouf, nama sepupu Assad yang terkenal
memonopoli bisnis di Suriah melalui korupsi dan nepotisme.8
Kelompok-kelompok moderat yang digalang untuk memerangi ISIS biasanya menerima bantuan
dalam bentuk pasokan senjata. Menurut sumber yang memfasilitasi bantuan beberapa negara—baik
berupa bantuan yang tidak mematikan maupun bantuan yang mematikan—kepada kelompok yang
berkawan dengan Barat: “Qatar yang pertama kali mengirim senjata. Arab Saudi tidak ingin ketinggalan,
sehingga satu minggu sebelum serangan terhadap ISIS, mereka memberikan 80 ton persenjataan,
termasuk senapan mesin berat.” Seorang warga yang tinggal dekat dengan markas Jaisyul Islam dan
SRF di provinsi Idlib Suriah mengatakan ia melihat 15 truk “penuh dengan senjata pergi ke basement.”
Washington tidak secara langsung memberikan senjata, katanya, tetapi mereka mendukung Arab Saudi
dalam pendanaan kelompok tersebut.
6idem
7 Lihathttp://www.pbs.org/wgbh/pages/frontline/foreign-affairs-defense/syrias-second-front/battle-against-isis-mayhelp-unify-fractured-syrian-rebels/
8 Lihat http://ecfr.eu/content/entry/commentary_syrias_uprising_within_an_uprising238
6
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi IX/ Februari 2014
Arab Saudi telah mengeluarkan dana senilai $1 milyar untuk dibelikan senjata dari Eropa dan dikirim
ke Suriah. Amerika Serikat juga telah memberikan $2 juta dalam bentuk kas setiap bulan sebagai
bentuk bantuan tidak resmi, yang dibagikan kepada sejumlah kelompok pemberontak yang “ramah”
pada Barat. Selain itu, AS juga telah memberikan subsidi $35,1 juta untuk menggaji 70.000 pejuang
dengan gaji $50/bulan.9
Komandan senior pada kedua kelompok tersebut menegaskan bahwa mereka telah menerima
sejumlah dana, namun menolak untuk mengatakan apakah itu khusus untuk tujuan menyerang ISIS.
Mereka khawatir sedang dibandingkan dengan apa yang disebut “Sahwa” tahun 2006 di Irak, ketika
militer AS mendorong mantan pemberontak untuk memberontak terhadap sekutu Al Qaidah mereka,
karena banyak kelompok-kelompok Islam di Suriah menganggap bahwa istilah tersebut cenderung
menyudutkan.
Tak hanya itu, usaha untuk menghadang laju ISIS dan kelompok radikal lainnya juga terus berlanjut.
Pada tanggal 12 Februari 2014, kelompok oposisi moderat mengeluarkan semacam rencana Suriah
pasca perang yang salah satu titik tekan utamanya adalah menyingkirkan seluruh kelompok militer
eksternal dan foreign fighters dari seluruh wilayah Suriah.10 Oleh AS, rencana tersebut dianggap sebagai
bukti keseriusan kelompok oposisi. “Mereka terus membuat sketsa visi mereka tentang masa depan
Suriah dan kami memuji mereka untuk itu.”11
Di wilayah selatan, mereka membentuk organisasi baru dengan fungsi yang sama dengan Syrian
Revolution Front (SRF) di wilayah utara. Nama yang dipakai adalah “Southern Front”, yang terdiri dari
49 faksi. Dalam pernyataan resmi mereka, mereka menekankan sebagai “perwakilan suara moderat
dan kekuatan persenjataan yang kuat dari rakyat Suriah; dan bertempur untuk membebaskan Suriah
dari tirani dan para ekstrimis.”12
Usaha dunia internasional yang berusaha untuk menggeser tokoh antagonis, dari yang awalnya adalah
rezim Bashar Assad, kini mencoba membidikkannya kepada para jihadis. Usaha-usaha untuk mencapai
kesepakatan di Jenewa mentah, kecuali dalam satu hal, bahwa seluruh foreign fighters harus diusir dari
Suriah dan seluruh kelompok radikal harus diperangi bersama. Usaha tersebut akhirnya berujung pada
keluarnya Resolusi Dewan Keamanan PBB no. 2139 pada tanggal 22 Februari 2014 yang secara spesifik
diarahkan pada satu kelompok tertentu, meski dalam sebuah perang seluruh pihak yang berperang
berpotensi melakukan pelanggaran. Resolusi secara tegas menyerukan kepada seluruh pihak, “baik
otoritas Suriah maupun kelompok oposisi untuk berkomitmen memerangi dan mengalahkan organisasi
dan individu yang berasosiasi dengan Al Qaidah, cabang-cabangnya, dan kelompok teroris lainnya.”13
Seolah mengulang strategi yang dulu sempat berhasil mengalahkan Al Qaidah di Irak, kini langkah
serupa coba dilakukan AS dan sekutunya di Suriah. Hanya saja, jika di Irak banyak mengandalkan faktorfaktor kesukuan, yang memang masih cukup berpengaruh dalam kehidupan masyarakat Irak, di Suriah
mereka mencoba menggunakan tangan kelompok oposisi dari kalangan moderat.
9 Lihat https://now.mmedia.me/lb/en/commentaryanalysis/535135-southern-comfort
10 Lihat http://www.al-bab.com/arab/docs/syria/opposition-principles-for-settlement-in-syria.htm#sthash.8hDYNY8R.
UlhcE3BY.dpbs
11 Lihat http://ca.reuters.com/article/topNews/idCABREA1B14720140212?sp=true
12 Lihat https://www.zamanalwsl.net/news/46545.html
13 Lihat http://blog.unwatch.org/index.php/2014/02/22/full-text-un-security-council-resolution-2139/
7
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi IX/ Februari 2014
FITNAH ATAU KONSPIRASI?
Tampaknya, faktor utama konflik internal kelompok pejuang di Suriah saat ini adalah perbedaan
pandangan mereka mengenai apakah konflik ini fitnah atau sebuah konspirasi. Perbedaan cara pandang
ini akan membuahkan konsekuensi yang juga berbeda. Pandangan bahwa konflik ini adalah fitnah akan
bersekuensi bahwa pilihan jalan keluar dari pertikaian ini adalah adanya tahkiim, yang terwujud dalam
suatu Dewan Syariah bersama maupun yang independen. Sementara pandangan bahwa ini merupakan
konspirasi terhadap kelompok jihad akan membuahkan hasil bahwa permasalahan utama sebelum
adanya tahkim adalah memastikan bahwa para penengah tersebut harus betul-betul bersih dari segala
kepentingan selain dari proyek Islam. Dikhawatirkan dengan adanya tahkiim sebelum terwujudnya hal
ini akan berdampak secara umum pada perubahan arah haluan dari proyek Islam itu sendiri, yang
dalam hal ini untuk mendirikan Daulah Islam sebagai embrio terbentuknya Khilafah, sedangkan secara
khusus pada kelompok-kelompok jihad.
Pandangan bahwa ini merupakan fitnah umumnya banyak dianut oleh para ulama dan pimpinan
jihad. Dari pesan audio terakhirnya, jelas bahwa Abu Muhammad Al-Julani berpandangan seperti.
Dalam pesan yang berdurasi lebih dari sembilan menit itu, Amir Jabhah Nushrah itu juga menjelaskan
bahwa faktor menonjol yang semakin menguatkan terjadinya konflik internal tersebut adalah kesalahan
strategi yang diambil oleh ISIS di lapangan. Selain itu, masih menurut Al-Julani, faktor lain yang
menyebabkan hal itu adalah tidak terbentuknya Dewan Syariat yang menengahi dan menyelesaikan
clash antara sesama kataaib dan fashaail. Contoh dari clash tersebut adalah penangkapan terhadap
Amir JN di wilayah Raqqa yang ditangkap oleh ISIS.14 Sayangnya, Al-Julani tidak menjelaskan lebih
jauh secara detail kesalahan strategi tersebut. Barangkali strategi tersebut adalah penyerangan yang
dilakukan ISIS terhadap kataaib dan fashaail yang menyerang beberapa markas dan basecamp mereka
sebelumnya.
Selain Al-Julani, yang menyebutkan contoh clash tersebut adalah Hassan Abbuud, pimpinan umum
Harakah Ahrar Syam. Abbud yang mempunyai nama panggilan Abu Abdillah Al-Hamawi menyebutkan
beberapa contoh clash tersebut seperti kasus Abu Ubaidah Al-Binnisyi (penanggung jawab seksi bantuan
Ahrar Syam), Muhammad Faris, dan Dr. Abu Rayyan.
Disamping pandangan bahwa konflik ini adalah fitnah, sering kali pandangan tersebut dibarengi
dengan beberapa kritikan terhadap kesalahan-kesalahan jihadis, baik kritik itu berasal dari para pimpinan
dan ulama jihadi yang langsung terjun di lapangan maupun yang berada di luar Suriah melalui berita
yang disampaikan oleh orang yang mereka percayai. Beberapa pimpinan dan ulama jihadi menyebut
beberapa kesalahan ISIS dan sebagian lagi tidak menyebutkan kelompok tertentu secara definitif,
namun mayoritas pendukung jihadi menyematkannya pada ISIS.
Diantara ulama yang mengingatkan mengenai kesalahan tersebut adalah Abu Muhammad Al-Maqdisi.
Ulama kelahiran Palestina yang mendapat julukan Ibnu Taimiyyah abad ini tersebut, berdasarkan
berita yang disampaikan oleh orang yang dipercayainya, sangat bersedih dengan kabar kelompok
jihadi tertentu yang membolehkan membunuh pejuang lain hanya berdasarkan praduga (Zhann),
14 Simak pesan Abu Muhammad Al-Julani, Allaah ...Allaah fi Saahah Asy-Syaam, yang dipublikasikan pada 07 Januari
2014. http://www.youtube.com/watch?v=ON7vWsaU7UA
8
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi IX/ Februari 2014
alasan-alasan yang tidak dibenarkan, dan sebab-sebab yang tidak mengizinkan bagi seorang Muslim
untuk membunuh kafir musta’man, apalagi untuk membunuh seorang Muslim, terkhusus jihadis.
Praduga tersebut seperti dakwaan memiliki koneksi dengan sebagian kelompok, atau dakwaan bahwa
seseorang ikut berperang dengan shahawat (prajurit-prajurit bayaran musuh) atau prinsip ‘siapa yang
tidak berperang bersamaku maka dia musuhku’, atau dakwaan seseorang dulu adalah bagian kelompok
kami lalu melepaskan diri dari bai’at kepada kami, atau dakwaan mereka tidak berbai’at kepada kami.15
Dakwaan lebih janggal lagi adalah seperti yang disampaikan oleh Jaisyul Mujahidin, kolompok
pejuang yang terang-terangan memerangi ISIS. Mereka menyatakan bahwa sebab mereka memerangi
ISIS adalah karena ISIS menumpahkan darah para jihadis, mengusir paksa mereka dan keluarga mereka
dari wilayah-wilayah yang berhasil mereka bebaskan, mencuri mobil-mobil rakyat sipil dan merampas
penghasilan mereka, juga menangkap para pimpinan militer, memenjarakan dan menyiksa mereka,
serta membunuh mereka.16 Selain ada juga yang menuduh ISIS adalah takfiiri yang mengafirkan
kelompok di luar kelompoknya.
Anggapan Al-Maqdisi bahwa alasan sekelompok jihadi yang membolehkan personelnya untuk
membunuh personel kelompok lain dengan dakwaan-dakwaan yang tersebut di atas, jika dimaksudkan
kelompok adalah ISIS, adalah dakwaan yang tidak seluruhnya benar. Apalagi alasan-alasan yang
disampaikan Jaisyul Mujahidin. Bagaimana mungkin, sebagaimana yang disampaikan oleh Abu Bakar
Al-Baghdadi dalam pesan audionya terakhir, mereka (ISIS) yang sangat perhatian terhadap kesalamatan
penduduk Syam dan satu-satunya faksi yang mengemban secara terang-terangan memerangi para
kelompok pencuri, perampok, dan pembunuh (penduduk Syam) dituduh sebagai pembunuh mereka
dan pembuat kuburan masal buat mereka.
Apakah logis, ketika ISIS memasuki suatu desa, kota, atau distrik kecuali pasti umat Islam di sana
merasakan keamanan pada harta, jiwa, dan kehormatan mereka, serta kaburnya para pencuri,
perampok dan para penjahat, dituduh menyebabkan rasa takut pada umat Islam dan menghalalkan
kehormatan mereka. Juga apakah tega, ISIS yang rela meninggalkan keluarga dan negeri mereka,
lalu mempertaruhkan nyawa mereka dan menggadaikannya dengan sangat murah fi sabiilillah demi
menerapkan syariat Allah di atas muka bumi, dituding sebagai thaghut dan tidak mau berhukum dengan
hukum Allah.17
Atau sebagaimana yang ditulis oleh Husein bin Mahmud saat mengomentari pengakuan seseorang
bahwa personel ISIS telah membelah perut seorang wanita yang sedang hamil lalu mengeluarkan
janinnya, kemudian memanggal kepalanya. Husein menulis, “Tentara-tentara ISIS adalah orang-orang
Islam yang berpemahaman Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Banyak diantara mereka dari kalangan penuntut
ilmu, bahkan banyak diantara mereka yang hapal al-Quran seluruhnya. Mereka rela meninggalkan
istri, anak-anak, dan orang tua mereka, lalu berangkat demi membela kaum wanita umat Islam dan
kehormatan mereka. Apakah logis mereka membelah perut-perut wanita Muslimah dan membunuh
15 Lihat Abu Muhammad Al-Maqdisi, Allaahumma Inni Abra’u Ilayka Mimmaa Shana’a Haa’ula`. http://tawhed.ws/
r?i=25011401
16 Lihat https://www.facebook.com/The.mujahedin.army, terkait pernyataan resmi dari Jaisyul Mujahidin tertanggal 4
Januari 2014.
17 Simak pesan audio Abu Bakar Al-Baghdadi, Wallaahu Ya’lamu Wa Antum Laa Ta’lamuun, https://t.co/pnSircDDnv
9
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi IX/ Februari 2014
janinnya? Mereka yang tidak membolehkan menampar pipi wanita kafir dalam rangka melazimi agama
dan menjaga wibawa mereka, apakah logis mereka melakukan perbuatan itu?”18 Meski beberapa
Dewan Syariat ISIS mengaakui bahwa beberapa personel ISIS melakukan berbagai kesalahan dan ada
diantara mereka yang bersifat ghuluw namun itu bakanlah kebijakan dari para komandan dan petinggi
ISIS.19
Adapun pandangan bahwa konflik internal yang terjadi adalah konspirasi terhadap gerakan jihad
global terkhusus terhadap proyek Daulah Islam dan Khilafah Islam, merupakan pandangan resmi
dari ISIS.20 Diantara ulama jihadi yang mendukung pendapat ini adalah Abu Sa’ad Al-‘Amili21 (dewan
penasehat majalah jihad online bulanan Al-Balaagh) dan Husein bin Mahmud.22
Hipotesis utama dari pandangan ini adalah bahwa setelah dideklarasikannya ISIS dengan
menggabungkan Jabhah Nushrah dan Daulah Islam Irak (Islamaic State in Iraq, ISI), yang diikuti dengan
sedikit ketegangan antara Al-Qaidah Pusat dengan afiliasi dan linknya, konflik pada tahapan ini belum
terjadi. Segala sesuatu berjalan dengan baik dan lancar. Mujahidin terjun dalam berbagai peperangan,
dari satu medan ke medan lainnya, tanpa problem apa pun. Antara sesama Brigade memiliki ruangruang operasi bersama. Seluruhnya bekerja dengan rapi dan sesuai kesepakatan.
Menurut analisa Husein bin Mahmud, awal benih konflik ini terjadi ketika berlangsungnya Ghazwu
As-Saahil (Perang Wilayah Pesisir)23, yang terjadi pada awal Agustus 2013 atau bertepatan sepuluh hari
terakhir Ramadhan. Bagi jihadis, hari-hari ini adalah hari-hari dimana Allah akan melipat gandakan
ibadah hamba-Nya, termasuk di dalamnya ibadah jihad. Lantaran alasan inilah barangkali nama lain
dari perang tersebut mereka namakan dengan Ghazwu ‘Asyri Awaakhir (Perang Sepuluh Terakhir
Ramadhan).
Mengenai wilayah-wilayah pesisir tersebut, Barat telah bersepakat dengan Syiah Rafidhah dan
Nushairiyah berkaitan dengannya, yaitu mendirikan Negara Nushairiyah di Barat Suriah di sepanjang
pesisir pantai yang memasukkan propinsi-propinsi: Homs, Hama, Idlib, Latakia, Liwa’ Iskandarun,
Thurthus, Damaskus, dan Quneitra. Wilayah ini mengikat antara Irak dan Syam, dan menghalangi Ahlus
Sunnah untuk memiliki perbatasan-perbatasan di wilayah pesisir atau perbatasan-perbatasan yang
berdampingan dengan Palestina yang sedang terjajah. Dengan itu, Syiah Rafidhah dan Nushairiyah
(juga tentara Mesir) dapat membentuk pagar untuk melindungi Israel, dan mengepung Ahlus Sunnah
di Timur Laut Suriah diantara Irak yang Rafidha, Turki yang Liberal, dan Negara Nushairiyah Baru.24
Isu mengenai rencana pembentukan negara-negara baru akibat gelombang Arab Springs bukanlah
suatu yang tersembunyi. Klasifikasi rencana pembentukan negara-negara tersebut yaitu berdasarkan
sekte keagamaan atau kebangsaan dan kesukuan. Amerika sendiri telah merencanakan untuk membagi
Suriah menjadi tiga negara, yaitu negara Sunni, negara Bangsa Kurdi, dan negara Syiah Nushairiyah.25
18
19
20
21
22
23
24
25
Lihat Husein bin Mahmud, Wa Saqathat Ad-Daulah, .... http://www.dawaalhaq.com/?p=10450
Lihat Abu Ubadah Al-Maghribi, Yaa Laita Qaumy Ya’almuun,
Simak pesan audio Abu Bakar Al-Baghdadi, Wallaahu Ya’lamu Wa Antum Laa Ta’lamuun,
Baca Abu Sa’ad Al-‘Amili, Ta’liiq Kalimah Amiir al-Mu’miniin Abi Bakr Al-Baghdaadi, http://justpaste.it/e56y
Baca Husein bin Mahmud, Wa Saqathat ad-Daulah, Baca Husein bin Mahmud, Wa Saqathat ad-Daulah,
Baca Husein bin Mahmud, Wa Saqathat ad-Daulah,
Lihat http://www.nytimes.com/interactive/2013/09/29/sunday-review/how-5-countries-could-become-14.html?_r=0
10
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi IX/ Februari 2014
Selain juga terdapat agenda pembentukan negara Syiah Raya yang dikenal dengan Hilal Syi’i (Bulan
Sabit Syiah). Namun ISIS berusaha menggagalkan agenda tersebut, lalu berangkat ke wilayah pesisir
dan mulai membebaskan desa-desa Nushairiyah di sana dalam usaha merintangi secara terang-terang
terhadap rencana-rencana Barat. Dari sini, sebagaimana dijelaskan Husein bin Mahmud, faksi-faksi yang
pro-Barat dan anti proyek Daulah Islam dan Khilafah Islam lantas membunyikan sirine tanda bahaya dan
meminta menggalang pembentukan pasukan dari negara-negara yang memiliki kepentingan dengah hal
itu. Maka berkumpullah faksi-faksi tadi dengan negara-negara yang berkepentingan di Turki, Yordania,
dan Riyadh untuk melakukan transaksi-transaksi dan mengajarkan berbagai konspirasi dan rencanarencana yang harus diambil.
Negara-negara lain yang anti proyek Daulah Islam dan Khilafah Islam membentuk pemerintahan
bayangan di luar Suriah dan menampilkan anggota-anggota pemerintahan bayangan ini di media.
Anggota-anggota tadi lantas melakukan berbagai konferensi, diberikan hak untuk mewakili rakyat
Suriah, dan seterusnya, hingga pada pemilu-pemilu. Anehnya, pemerintahan bayangan yang terbentuk
ini langsung diakui oleh bangsa Arab dan Non-Arab hanya selang beberapa hari. Meskipun pemerintahan
itu tidak diterima oleh rakyat dan tidak memiliki tempat di bumi Suriah. Inilah rencana pertama mereka.
Sementara rencana kedua yaitu menghentikan bantuan jihad di wilayah-wilayah yang dijanjikan
untuk Syiah Nushairiyah. Hal itu telah sukses mereka lakukan setelah memberikan suatu ‘bantuan’ pada
sebagian kelompok-kelompok pejuang. Namun mereka harus berhadapan dengan beberapa rintangan,
yang paling menonjol diantaranya adalah ISIS. Untuk itulah diputuskan untuk menghancurkan ISIS dan
menyibukkannya dari menguasai wilayah pesisir dengan urusan-urusan yang lain.
Cita-cita tersebut sepenuhnya diharapkan pada konferensi Jenewa, dimana Barat telah
mengisyaratkan kepada Negara Nushairiyah untuk menggunakan senjata kimia sebagai alasan mereka
untuk tidak ikut intervensi langsung dengan dalih menjaga hak hidup rakyat Suriah. Dengan demikikan,
ketika negara-negara Barat tiba untuk menolong umat Islam di Suriah maka seluruhnya akan bersoraksorak dan bertepuk tangan, mengelu-elukan kedatangan mereka.
Oleh itu, pemberangusan terhadap faksi-faksi yang mengingkari pembicaraan, perjanjian
kesepahaman (MoU), dan semisalnya merupakan suatu keniscayaan. Negara-negara Arab lantas
mengisyaratkan kepada sebagian kelompok pejuang untuk memerangi ISIS. Hal itu sukses terlaksana,
dan media sengaja menyembunyikan konspirasi ini sehingga menyebabkan ISIS hilang kesabaran dan
mulai memerangi kelompok-kelompok tersebut. Saat itulah, media mulai berteriak tanpa henti: “ISIS
memerangi kelompok-kelompok jihad di Suriah!”, “ISIS tidak memerangi Nushairiyah!”, “ISIS adalah
tentara-tentara asing!”, “ISIS adalah antek-antek Iran dan negara-negara Barat!”, “ISIS berpahaman
takfiiri!”.
Untuk membendung tuduhan dan tudingan itu semua, ISIS tidak memiliki stasiun-stasium tv
mainstream, tidak mempunyai delegasi-delegasi yang berkeliling menemui ulama dan para penuntut
ilmu dan berbicara kepada media dan meneriakkan yel-yel di tempat-tempat keramaian dan di alun-alun.
Permusuhan terhadap ISIS rapat tersembunyi, sementara pembelaan ISIS terhadap institusi mereka
tersebar di hadapan umum. Keburukan-keburukan yang terjadi di Suriah seluruhnya disematkan pada
ISIS.
11
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi IX/ Februari 2014
Meski terkesan sia-sia, ISIS melalui jubir resmi, Amir, dan para personelnya telah berusaha membela
diri, namun negera-negara baik Barat maupun Timur yang anti mereka, telah menggelontorkan
milyaran uang, membeli orang-orang yang bisa dijadikan pelindung, dan membuka pintu imigrasi
bagi person-person berbagai kelompok yang memerangi ISIS agar mereka bisa berkeliling di berbagai
wilayah untuk mengadukan ISIS secara langsung pada setiap orang yang diakui pendapat, penilaian dan
pertimbangannya, serta ucapan atau tulisannya.
Para konsulat intelijen Arab pun mulai berdusta dan berdusta, serta terus berdusta, sehingga mereka
pun dibenarkan oleh sebagian umat Islam yang berpandangan bahwa membenarkan mereka lebih
terkesan logis dibanding tertipu oleh berbagai kedustaan. Mereka terus memanipulasi, menyesatkan
dan berdusta bahkan salah seorang dari mereka berani menulis suatu kesaksian yang tidak mungkin
dilakukan oleh personel ISIS.
Tatkala melihat bahwa seluruh rencana-rencana ini tidak berhasil meruntuhkan ISIS maka mereka
menggulirkan konspirasi baru dengan memberikan beberapa pengantar (terlebih dahulu): “ISIS
berlakuan seperti setan” dan mengisyaratkan pada agen-agen mereka di Suriah untuk membunuh
orang yang berhijrah menuju mereka untuk berjihad. Kemudian tibalah giliran sandiwara berbagai
pembicaraan yang men-tahdzir orang-orang yang menganjurkan para pemuda untuk berjihad di
Suriah. Aktor utama sandiwara inilah adalah para intelektual kelompok Jamiyyah. Maka tersebarlah
berbagai aksi tahdzir di stasiun-stasiun tv mainstream, aplikasi-aplikasi media sosial, koran-koran, dan
majalah-majalah. Seluruhnya mulai menyayangkan terhadap para pemuda yang tertipu, yang jiwanya
dikorbankan demi isu yang negaranya tidak memiliki kepentingan. Setelah seluruh usaha yang besar
ini, tibalah giliran kelompok ‘As-Sami’ yang mengkriminalkan orang yang berperang di luar negeri dan
berada di bawah naungan kelompok-kelompok jihadi dan islamis, atau mendukung dan menolong
kelompok-kelompok teroris.
Menariknya, meski antara Jabhah Nushrah, Harakah Ahram Syam, dan ISIS berbeda pandangan
dalam masalah penyebab konflik ini, namun mereka sama-sama merasa menjadi faksi yang terzalimi,
akan lebih terfokus untuk memerangi rezim, dan hanya akan memerangi faksi yang lebih dahulu
memerangi mereka.26 Dari sini, tampaknya mereka sikap yang sama dalam menghadapi konflik ini.
Perbedaan antara mereka bisa jadi disebabkan penerapan sikap tersebut berdasarkan realita langsung
yang terjadi di lapangan.
PROTO-STATE ATAUKAH ANOTHER NON-STATE ACTOR?
Keberhasilan ISIS menguasai beberapa wilayah di Suriah, bersama dengan cita-cita jihad lintas negara
menuju tegaknya khilafah yang mereka gulirkan membuat ISIS dianggap menerapkan apa yang disebut
dengan istilah proto-state. Di beberapa wilayah yang mereka kuasai, ISIS menerapkan aturan hukum,
menyediakan bantuan makanan, mengelola ekonomi, dan mengelola sekolah. Sikap sebagai sebuah
negara ini bukan tanpa masalah yang menyertai.
26 Simak pesan Abu Muhammad Al-Julani, Allaah ... Allaah fi Saahah asy-Syaam, pesan audio Hassan Abbud mengenai
kondisi Suriah terakhir, http://www.youtube.com/watch?v=RYa7MnqeqsI dan pesan Abu Bakar Al-Baghdadi, Wallaahu
Wa’lamu Wa Antum Laa Ta’lamuun
12
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi IX/ Februari 2014
Bagi beberapa kelompok lain ISIS adalah sebuah kelompok sebagaimana kelompok yang lain, namun
ISIS menganggap dirinya sebagai sebuah negara dimana kekuasaan, hukum, dan ekonomi berada dalam
kontrol penuh mereka. Menurut beberapa analis, ISIS mencoba untuk menerapkan apa yang disebut
sebagai proto-state.
Perbedaan krusial antara proto-state dengan shadow state adalah shadow state masih diakui
oleh sebagian besar pemerintah dunia dalam kapasitas yang terbatas, sedangkan proto-state tidak
mendapatkan pengakuan dan perlindungan dari super power.
Basis paling utama dari state building adalah kemampuan untuk menegakkan hukum dan dikenal
sebagai sebagai kekuatan memaksa yang sah (legitimate coercive force) di wilayah yang sudah
didefinisikan. Proto-state terdiri dari human capital dengan karakteristik kesukuan, etnis, atau ideologi
tertentu; milisi yang menjadi alat pemaksa dan tentara yang dimobilisasi secara politik; serta struktur
kesukuan yang memberikan garis komunikasi dan struktur organisasi hirarkis; sedangkan pemilik tanah
dan pemimpin milisi memberikan modal dan manajemen.
Pembangunan proto-state dimulai saat seorang aktor (suku atau kelompok, atau koalisi beberapa
kelompok) yang berusaha mengembangkan identitas politiknya sendiri. Pembangunan proto-state
biasanya dilakukan di wilayah yang miskin, dan dilakukan dengan cara melakukan mobilisasi dukungan
melalui ideologi, kesukuan, agama, atau gabungan dari ketiganya. Pembangunan proto-state biasanya
dilakukan karena kekecewaan pada pemerintah pusat yang lemah—yang tak lebih dari sekadar protostate yang lebih berkembang—atau karena keyakinan, atau karena keduanya.
13
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi IX/ Februari 2014
Proto-state baru dikatakan tercipta jika mereka mampu menggunakan sumber daya alam sendiri
atau memiliki industri, yang dengannya mereka bisa membentuk milisi sebagai kekuatan yang memaksa
dalam wilayah tertentu. Milisi tersebut juga harus bisa berfungsi untuk mencegah penaklukan dari
aktor lain, baik proto-state lainnya maupun state.
Menurut, Andrew Merz, ada beberapa syarat yang harus ada untuk membangun apa yang dinamakan
sebagai proto-state:27
1. Teritorial,
Yaitu batas-batas wilayah proto-state yang secara aktual mereka kontrol. Luas teritorial yang dikontrol
atau diklaim oleh sebuah proto-state merupakan aspek yang sangat esensial untuk dipertimbangkan.
Meski terkadang susah untuk ditentukan, luas teritorial menunjukkan besarnya pengaruh yang dimiliki
oleh proto-state tersebut atas penduduk yang mereka kuasai. Tingkat kontrol sangat penting, protostate yang memiliki kontrol yang lebih besar dalam wilayah yang mereka klaim akan lebih mampu
mencapai tujuan politik dan ekonomi mereka.28
2. Aktivitas koersif (coercive activities),
Sejauh mana proto-state melakukan masing-masing dari keempat hal ini. “i) Membuat peperangan
(war making): menghilangkan atau menetralisir saingan di luar wilayah di mana mereka memiliki prioritas
yang jelas dan berkesinambungan sebagai pemegang kekuatan. Ii) Membuat negara (state making):
menghilangkan atau menetralisir saingan yang berada di dalam wilayah teritorial. iii) Perlindungan:
menghilangkan ataumenetralisir musuhdari klien mereka. iv) Ekstraksi: Mendapatkansaranaatau
alat untuk melaksanakantiga kegiatanpertama, yaitu membuatpeperangan, membuatnegara, dan
perlindungan”.
War making dan state making adalah tindakan yang akan dilakukan oleh sebuah proto-state untuk
meningkatkan kontrol atas wilayah teritorial mereka. Perlindungan berfokus pada membatasi kerusakan
properti dan korban sipil yang disebabkan oleh entitas luar, serta mengurangi konflik internal diantara
para penduduk. Perlindungan juga meliputi aspek administrasi terpusat, termasuk dengan membuat
lembaga peradilan yang berfungsi untuk memutuskan pelanggaran-pelanggaran hukum yang terjadi.
Selain itu, memiliki aliran dana yang konsisten juga merupakan hal yang sangat penting bagi keperluan
ekspansi dan vitalitas sebuah proto-state.
3. Identitas dan legitimasi
Identitas penduduk proto-state (bagaimana mereka melihat diri mereka sendiri), dan sejauh mana
kegiatan koersif dan struktur proto-state dipandang sah oleh penduduknya. Membuat identitas
nasional sangat penting untuk keberhasilan dari sebuah proto-state. Membuat identitas dilakukan
dengan cara perang propaganda melawan nation-state sebagai usaha untuk membangun legitimasi di
27 Andrew A. Merz, “Coercion, Cash-Crops and Culture: From Insurgency to Proto-State in Asia’s Opium Belt,” (Thesis,
Naval Postgraduate School, 2008), hal 37.
28 Alexander Geoffrey Lovell, “Differentiating the Shadow State from the Non-State: Explanation and Policy Implications”,
(Thesis, American Public University System, 2012), hal. 16
14
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi IX/ Februari 2014
mata penduduk yang mereka kendalikan dan pihak lain yang ingin mereka kontrol. Suatu tindakan yang
dipandang legitimateakan lebih mungkin untuk sukses karena ia tidak mendapati perlawanan yang
signifikan dari para penduduk. Identitas merupakan hal yang sangat kompleks, namun bila digunakan
dengan tepat akan dapat menyebabkan perekrutan yang lebih besar.
4. Tujuan politik dan motivasi lainnya
Tujuan kepemimpinan proto-state, dan motivasi dari berbagai aktor yang membentuk proto-state.
Memiliki tujuan politik, ekonomi, militer, dan kebijakan luar negeri yang terdefinisikan dengan jelas
sangat penting bagi perkembangan organisasi. Dengan mencapai tujuan yang telah ditetapkan, sebuah
organisasi berarti telah membangun legitimasi dan krediblitas yang lebih besar, untuk kemudian
akan menjadikan proto-state tersebut semakin kuat. Momentum perubahan yang tanpa hambatan
merupakan hal sangat penting dalam kesuksesan segala bentuk pergerakan.
5. Organisasi dan struktur
Karakter aparat administrasi proto-state, sejauh mana birokrasi telah berkembang (jika ada). Ini juga
mencakup struktur tidak resmi yang sudah ada seperti hirarki kesukuan, pengaturan pemilik tanah, dan
jaringan keuangan informal yang dapat berfungsi sebagai pemulus atau penghambat pembangunan
proto-state.
Dari kriteria tersebut, apakah ISIS merupakan proto-state ataukah another non-state actor, masih
perlu diukur secara lebih teliti. Namun, ISIS beralasan bahwa penegakan daulah adalah sebagai sebuah
upaya untuk tidak mengulangi kesalahan berbagai perjuangan di masa lalu, dimana para jihadis seringkali
ditelikung di saat-saat akhir oleh kelompok sekuler dan nasionalis, sebagaimana yang diutarakan oleh
Abu Jihad Asy-Syisyani, wakil komandan militer kalangan Muhajirin di ISIS. Meski demikian, para analis
menganggap bahwa penolakan terhadap ISIS dari faksi lain lebih disebabkan oleh perilaku kelompok
tersebut, bukan soal ideologi mereka.29
BAGAIMANA AS DULU MENGALAHKAN AL QAIDAH DI IRAK?
Sejak tahun 2006, yang oleh AS disebut sebagai fase kedua perang Irak, dianggap sebagai tahun
kemenangan AS atas Al Qaidah di Irak. Fase ini ditandai dengan meningkatnya frekuensi penggunaan
special force yang melakukan serangan atas target-target penting Al Qaidah dengan tingkat presisi yang
tinggi, meningkatnya konflik sektarian di Irak, dan munculnya gerakan kebangkitan dari suku-suku di
Anbar yang dikenal dengan istilah sahwa.
Tiga faktor yang paling dianggap signifikan dalam mengalahkan Al Qaidah di Irak adalah: penolakan
para pemimpin suku-suku lokal di Anbar terhadap AQI; meningkatnya kemampuan kontra network
pasukan khusus (Special Force) yang dipimpin oleh AS, dan berpartner dengan para komandan pasukan
lokal; perubahan dalam strategi keamanan AS, yang melibatkan banyak komponen, terutama yang
paling efektif adalah memastikan keamanan lokal melalui pos-pos kecil di depan sebuah wilayah dan
patroli lapangan yang dilakukan bersama dengan tentara lokal Irak.
29 Lihat http://www.ft.com/intl/cms/s/0/b535fca2-77a5-11e3-807e-00144feabdc0.html#axzz2txkWpgqU
15
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi IX/ Februari 2014
Faktor yang paling signifikan dalam menentukan kesuksesan tersebut adalah adanya gerakan Sahwa.
Gerakan ini menandakan terjadinya konflik berdarah antara AQI dan suku-suku Sunni di provinsi Anbar.
Bibit-bibit konflik sudah mulai muncul sebelum tahun 2006, saat ketegangan terjadi antara beberapa
suku dan AQI. Ketegangan ini terjadi diduga disebabkan oleh kekerasan yang dilakukan oleh AQI di
wilayah Anbar. Setelah itu, koalisi suku-suku lokal membentuk Anbar Salvation Control (ASC) yang
mendeklarasikan perang terhadap Al Qaidah. Momentum ini dimanfaatkan oleh AS dibawah komando
Kolonel MacFarland dengan memanfaatkan gerakan tersebut untuk menghantam Al Qaidah. Merasa
mendapat keuntungan dengan semakin berkembangnya gerakan sahwa, para komandan AS membuat
program pelengkap yang dikenal dengan nama Abnaul Iraq (Son of Iraq), yang terdiri dari para pejuang
lokal dan pasukan keamanan paruh waktu. Tugas mereka adalah mengamankan wilayah lain di luar
wilayah yang sudah ada Sahwa di dalamnya. Program tersebut terbukti sukses besar. Mereka juga
berhasil menarik para pejuang lokal untuk meninggalkan Al Qaidah dengan iming-iming gaji besar.
Pada akhir tahun 2006 hingga awal 2007, para pejabat AS menganggap Al Qaidah sebagai penggerak
utama pemberontakan. Namun, pada tanggal 26 April 2007, Jenderal David Petraeus menyebut AQI
sebagai musuh bersama nomor satu.
Pada bulan Januari 2007, Presiden Bush mengumumkan strategi baru di Irak, yang berfokus pada
kontra insurgensi dan melakukan serangan secara bergelombang ke wilayah-wilayah kunci. Elemen vital
dari strategi ini, yang selama ini tidak pernah ada dalam strategi kontrainsurgensi sebelumnya, adalah
melibatkan orang-orang lokal dalam hal keamanan, yaitu Sahwa dan Abnaul Iraq. Selain itu, strategi ini
juga bertumpu pada penggunaan pasukan dalam unit-unit kecil dan menekankan hubungan mereka
dengan penduduk lokal.
Gerakan Sahwa adalah salah satu dari sekian strategi yang diluncurkan Amerika Serikat dalam
menghadapi mujahidin di Irak. Gerakan tersebut mulai dimobilisasi tahun 2005, namun secara resmi
didirikan tahun 2006. Mereka diciptakan, gaji, dipersenjatai, dengan bantuan dana dari Amerika untuk
satu tujuan, melawan mujahidin di Irak.
Selain gerakan Sahwa, terdapat beberapa strategi lain Amerika Serikat yang diterapkan di Irak.
Pada tahun 2006, Combating Terrorism CenterU.S Military Academy dalam sebuah dokumen berjudul
“Harmony and Disharmony” memberikan rekomendasi beberapa langkah yang perlu ditempuh untuk
menaklukkan gerakan jihad di Irak.
Langkah tersebut antara lain:
→→ Batasi keamanan lingkungan Al Qaidah
→→ Ganggu kontrol operasi dan batasi efisiensi keuangan mereka,
→→ Menahan diri dari aksi yang bisa menyatukan preferensi kelompok tersebut,
→→ Buat organisasi tersebut kesulitan untuk memberikan hukuman yang layak pada anggotanya
→→ Tingkatkan pertikaian internal antar pemimpin organisasi,
→→ Umumkan secara publik tentang perbedaan yang terjadi antara Al Qaidah dengan cabangcabangnya,
16
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi IX/ Februari 2014
→→ Pahami dan eksploitasi perpecahan ideologi diantara gerakan jihad,
→→ Buat bingung para propagandis jihadis,
→→ Fasilitasi ketidaksepahaman dan kepahaman atas tujuan dan kemampuan Amerika Serikat,
→→ Runtuhkan otoritas komandan senior,
→→ Bingungkan, rendahkan, lemahkan semangat dan permalukan para petinggi jihadi,
→→ Balikkan strategi para pelopor jihadi melawan mereka sendiri,
→→ Cegah kelompok jihad dari keuntungan mendapat wilayah aman
→→ Lakukan studi agresif tentang strategi jihad dan kebijakan luar negeri
→→ Prioritaskan usaha pada titik rawan sub-kelompok
→→ Tingkatkan operasi pengumpulan intelijen
→→ Buat strategi screening nampak berisiko
→→ Ciptakan ketidakpastian tentang informasi teknis yang relevan secara operasional
→→ Antisipasi transformasi Al Qaidah dari sebuah organisasi menjadi gerakan sosial,
Beberapa strategi tersebut disimpulkan Alreigh William Dean dalam empat program utama: iluminasi,
swarming, pengacauan informasi, dan fusi.
a. Swarming
Swarming adalah serangan yang dilakukan oleh beberapa unit pasukan yang otonom atau semi
otonom dari berbagai arah yang berbeda. Unit counter-swarming akan melakukan serangan secara
mengejutkan dan dengan tempo yang sangat cepat, untuk terus-menerus memaksa lawan bersembunyi
atau menghindar.
AS menggunakan seluruh aspek offensive-swarming untuk melawan Al-Qaidah Irak (AQI) pada
periode ini. Integrasi antara pengumpulan data intelijen dan fusimembuat AS mampu meningkatkan
tempo serangan. Mereka menggunakan data intelijen sebagai pengarah operasi.Bahkan, hanya dengan
sedikit tanda adanya aktivitas AQI, itu bisa menjadi titik awal menuju pengumpulan data yang lebih
banyak dan penting.
Mereka melakukan serangan mengejutkan secara gencar, cepat, dan tepat, di mana informasi yang
didapatkan dari satu serangan menggiring pada target berikutnya. Mereka melakukan pulsing secara
efektif dengan lebih memahami konteks lingkungan lokal. Mereka menganggap bahwa aspek operasi
yang paling penting dalam pembunuhan Abu Mush’ab Az-Zarqawi bukanlah gugurnya beliau, tapi 405
serangan berikutnya yang dilakukan dalam selang waktu sepekan.
Swarming dilakukan dalam waktu 24 jam sehari dan 7 hari dalam sepekan atas simpul-simpul yang
terlihat. Selain itu, AS juga diuntungkan dengan adanya serangan cepat dariAbna’ul Iraq (Sons of Iraq/
SOI) atas AQI di tempat-tempat yang menjadi basis AQI.
17
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi IX/ Februari 2014
b. Iluminasi (Illumination)
Iluminasi adalah sebuah usaha untuk mengidentifikasi dan menentukan letak simpul dalam sebuah
jaringan. Usaha iluminasi dilakukan antara lain dengan: (1) memanfaatkan pertalian sosial atau basis
dukungan dan jaringan masyarakat di mana jaringan tersebut dibentuk, (2) memancing kelompok
tersebut agar melakukan operasi, (3) melakukan eksploitasi melalui interogasi dan pengumpulan
informasi, (4) melakukan infiltrasi dengan false group dan aktivitas umpan.
Langkah awal AS dalam melakukan ‘iluminasi’ adalah dengan melakukan pemahaman atas hubungan
sosial dan jaringan kesukuan di Irak. Kemudian mereka menggunakan siklus F3EA (Find, Fix, Finish,
Exploit, Analyze) untuk mengumpulkan data intelijen.
Siklus F3EA ini penting untuk memetakan kelompok klandestin dan pendukung mereka, menggunakan
seluruh data intelijen untuk menyibak kondisi lingkungan lokal, jaringan sosialnya, dan para pembuat
keputusan diantara mereka. Salah satu aspek penting dari siklus ini adalah penggunaan drone untuk
melakukan pengawasan dan pengumpulan data intelijen. Selain itu, usaha iluminasi juga dimudahkan
oleh konflik sektarian dan pertempuran diantara para pemberontak yang memaksa AQI untuk muncul
ke permukaan.
Cara berikutnya adalah dengan mengelola sistem penahanan secara ramah dan efisien, melakukan
teknik interogasi secara efektif, dan cara lain yang membuat para tahanan mau memberikan informasi
yang berharga.
c. Pengacauan Informasi (Information Disruption)
Pengacauan informasi berfungsi untuk melawan ketergantungan jaringan yang tinggi pada informasi,
dan mencoba mengeksploitasi kelemahan yang terungkap dalam strategi informasi jaringan tersebut.
Menurut Lawrence Freedman, dalam perang irregular, superioritas dalam hal fisik hanya akan bernilai
kecil kecuali jika bisa diterjemahkan ke dalam keuntungan di dunia informasi. Pengacauan informasi
dimaksudkan untuk melawan tujuan lawan melalui pelemahan, pembelokan, atau bahkan penolakan
atas tujuan yang dinyatakan oleh lawan. Salah satu cara untuk melakukan pengacauan informasi
adalah dengan mengisolasi aktor yang seharusnya berfungsi sebagai hub komunikasi, menabur
ketidakpercayaan untuk memperlambat dan bahkan memblokir informasi yang seharusnya dapat
dibagi, membiarkan jaringan untuk berkomunikasi sebanyak mungkin, serta melakukan tipu daya untuk
mengganggu aliran informasi baik internal maupun eksternal.
Pengacauan informasi ini sangat diuntungkan atas “kesalahan besar” AQI yang sering melakukan
“serangan brutal dan tanpa pandang bulu”. Kampanye media AS selama ini gagal dalam menyanggah
kampanye perlawanan AQI, sampai AQI membuat “kesalahan” dengan mengecam umat Islam Sunni
“moderat”.
AS berhasil mendiskreditkan AQI dengan menyorot aspek-aspek ‘horor’ dari aksi-aksi AQI. Strategi
informasi AQI semakin kalah saat suku-suku lokal melakukan kampanye media untuk menyudutkan
AQI, yang membuat popularitas AQI semakin melorot dan menguatkan usaha-usaha AS.
18
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi IX/ Februari 2014
Selain itu, AS juga melakukan pengumpulan data intelijen dari berbagai sumber sebagai alat untuk
mengacaukan sumber-sumber teknis, dibarengi dengan kehadiran secara fisik di lapangan yang mencoba
untuk menghentikan penggunaan kurir dan mekanisme-mekanisme dukungan lainnya. Pengusiran AQI
dari ‘persembunyian amannya’ juga memicu mereka untuk meningkatkan komunikasi dalam rangka
memulihkan diri; satu hal yang akhirnya untuk pengumpulan data baru bagi AS.
d. Fusi
Fusi dilakukan AS dengan menyatukan beberapa agensi dan kelompok kedalam satu unit kerja. Unit
tersebut disatukan oleh niat dan tujuan yang sama, di mana ‘senseof urgency, tujuan, dan komitmen
untuk menyelesaikan satu misi’ menyatukan beberapa elemen tersebut.
Strategi tersebut dipandang sukses oleh Amerika dan membuat David Petraeus, perancang utama
strategi tersebut, dijuluki sebagai “pahlawan Amerika Serikat abad 21”. Keberhasilan strategi tersebut,
dengan “Sahwa” sebagai ikon utamanya, membuat Amerika Serikat mencoba menerapkannya di ladang
jihad lainnya. Di Yaman, Amerika Serikat bersama dengan rezim Yaman membuat “Komite Rakyat” (allijan al-shabiya) dengan fungsi yang sama dengan gerakan Sahwa di Irak. Mereka terdiri dari suku-suku
lokal oportunis yang dieksploitasi dengan iming-iming bantuan dana besar untuk memerangi mujahidin
di Yaman.
Di Suriah, tanda-tanda tersebut mulai muncul. Aaron Zelin dari Washington Institute menyimpulkan
bahwa tanda-tanda tersebut mulai menyala. Mungkin dengan nama lain, karena istilah Sahwa terlanjur
menimbulkan citra buruk di mata para pejuang Suriah, namun substansi dan fungsinya gerakan tersebut
tetaplah sama.
LANGKAH MENUJU PERDAMAIAN
Sebagai bentuk perhatian mereka, para ulama pro jihad telah menyarankan dan menasehati faksifaksi jihadi yang tertikai tersebut untuk melakukan ishlah (perdamaian) dan kembali menyatukan
barisan mereka untuk memerangi rezim. Untuk itu, sejak pertikaian ini muncul banyak sekali tulisantulisan mengenai hal itu diposting di internet. Diantara sekian banyak seruan ishlaah tersebut, yang
terbanyak diperbincangkan dan ditanggapi adalah seruan Dr. Abdullah Al-Muhaisini, Mubaadarah AlUmmah.
• Inisiatif Abdullah Al-Muhaisini: Mubadarah Ummah
Al-Muhaisini yang bernama lengkap Abdullah bin Muhammad Al-Muhaisini adalah warga negara
Saudi yang meninggalkan anak-anak, istri, serta keluarganya untuk bergabung berjihad di Suriah. AlMuhaisini memperoleh gelar doktornya dalam bidang Syariat Islam dengan desertasi yang berjudul
Ahkaam Laaji’i al-Harb fi al-Fiqh al-Islaami. Selain memiliki gelar dalam akademik, Al-Muhaisini juga
diuntungkan dengan anugerah harta yang banyak. Di Suriah, Al-Muhaisini membentuk suatu yayasan
independen tersendiri, Markaz Du’aat Al-Jihaad. Besar kemungkinan, lantaran tidak berkaitan dengan
faksi manapun secara khusus dan dikenal memiliki hubungan yang baik dengan faksi-faksi lain itulah
alasan mengapa Mubaadarah tersebut banyak diterima kalangan luas. Ditambah lagi dilaporkan bahwa
dia termasuk alumni dalam jihad Afghanistan.
19
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi IX/ Februari 2014
Mubaadarah Al-Ummah digulirkan Al-Muhaisini pada tanggal 22 Rabi’ul Awwal 1435 H (21
Januari 2014). Inisiatif ini bisa jadi merupakan murni idenya, namun besar kemungkinan bahwa hal
itu merupakan saran dari beberapa pimpinan jihad dan ulama di lapangan, termasuk Al-Julani dalam
pesan audionya terakhir, demikian juga Dr. Aiman Azh-Zhawahiri. Poin penting dari Mubaadarah itu
sendiri yaitu: (1) seruan untuk menghentikan kontak senjata antara sesama pejuang di seluruh wilayah
Syam, (2) himbauan untuk membentuk mahkamah syariat yang terdiri dari beberapa qadhi (hakim)
independen yang disetujui oleh semua pihak. Qadhi tadi dipilih dari faksi yang tidak bertikai dengan
faksi manapun, selain juga memiliki akidah yang lurus seperti Shuquur Al-‘Izz, Katiibah Al-Khadhraa’,
dan Kataaib Jund Al-Aqsha. (3) memberitakan tenggat waktu selama lima bagi faksi-faksi yang bertikai
untuk menyetujui atau menyatakan sikapnya terhadap Mubaadarah tersebut.
Hampir seluruh ulama pro proyek Daulah Islam dan Khilafah Islam menyetujui Mubaadarah ini,
termasuk Husein bin Mahmud yang segera menyetujuinya tidak lama bersalang setelah pengunguman
Mubaadarah. Selain itu, Husein juga mengajak kepada faksi-faksi jihad di Syam untuk segera
menyetujuinya sebagaimana persetujuan para pimpinan jihad termasuk Aiman Azh-Zhawahiri.30 Sikap
yang sama juga ditunjukkan oleh Al-Julani dan Hassan Abbud.
Sikap yang berbeda diambil oleh ISIS. ISIS dalam keterangan resminya menyebutkan bahwa mereka
meminta Al-Muhaisini dan faksi-faksi lain untuk menjelaskan dua poin penting sebelum menerima
Mubaadarah tersebut.
Pertama, sikap syariat yang jelas terhadap ideologi dan faksi-faksi yang anti penerapan syariat Islam,
seperti ideologi demokrasi, liberelisme, dan Dewan-dewan yang secara jelas mewakili ideologi tersebut,
seperti Haiah Al-Arkaan, Al-I`tilaf Al-Wathani, dan Al-Majlis Al-‘Asykari, serta yang semisalnya. Dengan
dijelaskannya hal ini maka jelas jugalah sikap secara syar’i terhadap jama’ah-jama’ah dan faksi-faksi
yang bernaung di bawah nama-nama tersebut, atau yang berkaitan dengannya, atau yang berperang di
bawah benderanya, serta apa yang harus dilakukan oleh semuanya mengenai bagaimana berinteraksi
dengan mereka dan simbol-simbol mereka.
Kedua, sikap syariat yang jelas terhadap rezim-rezim penguasa di Timur Tengah seperti pemerintahan
Yordania, Saudi, Qathar, Uni Emirat Arab, Turki, dan lainnya. Sehingga akan jelaslah sikap secara syar’i
terhadap jama’ah-jama’ah dan faksi-faksi yang berinteraksi dengan pemerintahan-pemerintahan ini,
atau dengan intelijen-intelijennya, atau dengan intelijen-intelijen negera-negara Barat, seperti Amerika,
Prancis, dan lainnya, atau membantu pemerintahan-pemerintahan ini dan agen-agen intelijennya
untuk menjalankan proyeknya di Syam. Pada akhir keterangannya, ISIS menegaskan bahwa jika dua
poin tersebut telah dijelaskan maka posisi urutan peradilan dan urusan-urusan yang mengikutinya
seperti pelakasanaan secara khusus Mubaadarah ini atau lainnya akan menjadi mudah.31
30 Lihat Husein bin Mahmud, Ta’liiq ‘Alaa Mubaadarah al-Ummah, http://alplatformmedia.com/vb/showthread.
php?t=36154
31 Lihat rilis resmi ISIS mengenai keterangan mereka terhadap Mubaadarah Al-Muhaisini, http://www.hanein.info/vb/
showthread.php?t=348923
20
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi IX/ Februari 2014
Mengomentari syarat yang diajukan ISIS tersebut, Al-Muhaisini menilai bahwa syarat-syarat ini tidak
ada dalam kitab Allah dan tidak pula dalam sunnah Rasul-Nya. Al-Muhaisini juga menegaskan bahwa
mempersyaratkan agar setiap lawan kita mengumumkan masalah-masalah ini sehingga setelah itu kita
rela bersamanya untuk berhukum kepada syariat Allah adalah sedikit pun bukan bagian dari agama
Allah.32 Mungkin lantaran ISIS mengajukan syarat terlebih dahulu tersebut, muncullah anggapan bahwa
ISIS tidak mau berhukum dengan syariat dan hukum Allah.
Berbeda dengan Al-Muhaisini, Akram Hijazi menilai bahwa pada dasarnya ISIS tidak menolak
Mubaadarah Al-Muhaisini, namun hanya meminta jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan
dengan sikap syar’i terhadap filsafat-filsafat dan ideologi-ideologi liberal dan nilai-nilainya, atau
terhadap rezim-rezim penguasa, atau terhadap kerangka-kerangka politik dan militer yang ada pada
revolusi Suriah. Akram menambahkan bahwa mungkin pertanyaan-pertanyaan tersebut merupakan
pembenaran di tengah-tengah eforia dakwaan-dakwaan yang muncul untuk meminta menghukumi
apa yang dinamakan dengan manhaj yang menyimpang menurut ISIS dari satu sisi, dan menghukumi
keberadaan ISIS di Suriah dari sisi lainnya. Padahal pertanyaan-pertanyaan seperti ini semestinya hanya
ditujukan hanya kepada penginisiatif Mubaadarah, bukan kepada faksi-faksi lain. Masih menurut
Akram, kelemahan Mubaadarah tersebut adalah tidak menentukan tema peradilan tersebut; apakah
peradilan tersebut berkaitan dengan hak-hak dan kezaliman-kezaliman, atau mengenai manhaj dan
keberadaan ISIS di Syam.
Untuk itu, Akram menyarankan bahwa Mubaadarah tersebut hanya sebatas pada peradilan yang
berkaitan dengan hak-hak dan kezaliman-kezaliman dahulu, sebelum masuk pada tema-tema yang
masih menjadi perdebatan yang pada dasarnya bukanlah termasuk hak peradilan dan juga bukan
cakupan dari Mubaadarah.33
• Sikap Bijak Husein bin Mahmud
Sikap menarik mengenai upaya untuk melakukan ishlaah ini dan dapat dijadikan contoh adalah apa
yang dilakukan Husein bin Mahmud. Di satu sisi, Husein juga memberikan nasehat dan kritikannya
terhadap ISIS dengan sikap hikmah dan adil, dan di sisi lain juga memberikan penyadaran kepada para
pengkritik ISIS bahwa meski ISIS melakukan beberapa kesalahan, namun jasa ISIS jauh lebih besar dari
akumulasi kesalahan tersebut.
Untuk nasehat dan kritikan untuk ISIS yang langsung ditujukan untuk Amirnya, Abu Bakar AlBaghdadi, Husein bin Mahmud menyatakan beberapa poin, yaitu:
Pertama, menerima tahkiim, karena hal itu mengandung kemaslahatan bagi umat secara umum
dan kepada mujahidin secara khusus. Sebab hal itu dapat menutup kesempatan bagi jama’ah-jama’ah
dan faksi-faksi yang masih belum jelas, selain juga agar tercapai kesatuan. Hampir semua ulama jujur
mendukung upaya ini. Jika kebenaran berada di pihak ISIS maka mereka dapat mengambil kembali hak
mereka, adapun jika kebenaran di pihak lawan, maka mereka bisa mengembalikan hak tersebut pada
pemiliknya yang benar.
32 Simak keterangan audio Abdullah Al-Muhaisini yang berjudul Alaa Hal Balaghtu, http://www.youtube.com/
watch?v=s08_Tm_Mbyg&feature=youtu.be [ Diakses pada 03/02/2014]
33 Lihat https://www.facebook.com/almoraqeb1/posts/1520579194833779?stream_ref=10
21
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi IX/ Februari 2014
Kedua, sebagai faksi yang menamakan diri dengan Daulah, tidak layak suatu Daulah memiliki beberapa
juru bicara yang memberikan keterangan-keterangan yang saling kontradiksi. Ini dapat memberikan
bahaya bagi ISIS. Seharusnya pemberian keterangan tersebut disatukan dengan mengadakan perjumpaan
pers yang dapat mengumpulkan antara para penuntut ilmu dan para awak media. Seyogianya ISIS
memiliki seorang juru bicara resmi yang mampu menyampaikan keterangan dengan baik dan memiliki
kebijaksanaan, serta melarang yang lainnya untuk menyampaikan keterangan-keterangan rancu yang
bisa dimanfaatkan oleh musuh di satu sisi, dan membuat bingung para pendukung.
Ketiga, merilis penjelasan umum bagi personel-personel ISIS dan pendukungnya untuk tidak
mencela ulama dan para da’i. Penjelasan tersebut berisi sikap Ahlus Sunnan wal Jama’ah terhadap
orang yang menyelisihinya. Para personel dan pendukung ISIS kemudian diharuskan untuk menerapkan
sikap tersebut sehingga tidak terjadi kekisruhan. Sebagian ulama yang memberikan nasehat tersebut
akan menerima saran jika disampaikan secara adil dan beradab.
Keempat, ISIS seharusnya memiliki lembaga syar’i yang terdiri dari para ahli ilmu yang bisa dimintai
fatwa dalam perkara-perkara penting namun masih samar. Untuk urusan peperangan internal, yang
boleh berijtihad hanyalah orang-orang yang mendalam keilmuannya. Pimpinan sariyyah atau katiibah
tidak boleh berijtihad seorang diri. Karena hal ini berkaitan dengan nyawa dan darah yang pada dasarnya
dilindungi, dan bahayanya juga akan kembali pada umat.
Kelima, umat sangat gembira dengan keberhasilan operasi ISIS di Irak dalam menyerbu penjara
dan membebaskan para tawanan Muslimah dari sana, namun para tawanan Muslimah yang berada
di penjara-penjara Syiah Nushairiyah, banyak Mujahidin yang seakan-akan melupakannya. Siapa lagi
yang lebih diharapkan untuk membebaskan mereka di Homs, Aleppo, dan Yarmuk? Berapa banyak
Muslimah yang berteriak minta tolong pada saudara-saudaranya namun tak seorang pun yang mampu
menolong mereka. Apa yang akan kita katakan pada para wanita yang menjaga kesucian mereka yang
kini berada dalam kepungan Syiah Nushairiyah, sementara suadara-saudara mereka melupakan mereka
disebabkan perselisihan diantara mereka.
Keenam, serangan gencar media yang telah memberikan penyesatan opini pada ISIS adalah suatu
yang dimaklumi, namun sebagian yang disematkan pada ISIS merupakan buah dari perbuatan dan ijtihad
sebagian saudara dari ISIS. Disana memang terdapat beberapa kesalahan yang harus disikapi dengan
tegas, karena ini bukan sekedar urusan suatu jama’ah atau kelompok, namun merupakan urusan umat.
Ketujuh, tak seorang ulama pun yang bergembira dengan peperangan internal di Syam, seluruhnya
menganggap sebagai suatu yang buruk. Untuk itu, tanpa melihat pada realita yang terjadi, peperangan
tersebut harus segera dihentikan dan kembali di arahkan untuk memerangi Syiah Nushairiyyah.
Kedelapan, ISIS dan para pimimpin dari faksi lain untuk kembali meninjau mengenai cara menyikapi
orang yang berbeda pendapat dengan mereka. Tidak sepantasnya perdebatan ditunjukkan secara
terang-terangan. Para pimpinan seharusnya menyelesaikan perselisihan ini sesama mereka dengan cara
rahasia. Jika perselisihan ini diketahui oleh khalayak ramai maka akan menjadi santapan orang-orang
rendahan, dan akan diambil kesempatan oleh musuh, serta menyebabkan orang yang sakit hatinya
akan membersihkan setiap akun yang bertentangan dengannya.
22
Laporan Khusus
SYAMINA
Edisi IX/ Februari 2014
Kesembilan, jika memang hasil mahkamah tersebut ISIS diminta untuk meninggalkan Syam dan
menyerahkannya kepada Jabhah Nushrah dan membiarkan beberapa peersonal yang ingin tetap di
Syam, maka hal ini tidak akan memberikan bahaya bagi mujahidin. Apa yang baru-baru terjadi di Irak
memerlukan sikap-sikap dan langkah-langkah yang lebih serius. ISIS telah menyerang Syiah Nushairiyah
melalui pedangnya, Al-Julani, orang yang telah dikenal ISIS. Bisa jadi keberadaan beberapa personel
ISIS yang ingin tetap di Syam akan memberikan maslahat pada mereka dan bagi umat. ISIS juga bisa
meninggalkan personel yang dibutuhkan Al-Julani di Syam, kemudian ISIS lebih berfokus ke Irak,
disebabkan beban terlalu berat ISIS untuk menghadapi keduanya secara besamaan, untuk melemahkan
rezim Syiah Rafidhah dan mengembalikan peradaban Khilafah Abbasiyah ke tangan umat Islam. Dan jika
Al-Julani meminta bantuan personel, maka ISIS sebelumnya telah memberikan contoh pada manusia
untuk membatalkan setiap perbatasan antara negara-negara Islam.34
Awan gelap memang saat ini menggelayut di langit Aleppo, tak hanya hujan birmil dari pasukan
Nushairiyyah, namun juga pertikaian yang terjadi di antara pejuang di sana. Dan awan tersebut nampak
semakin gelap setelah terjadi serangkaian pembunuhan misterius terhadap para pemimpin pejuang
di Aleppo, mulai dari pembunuhan Kolonel Abdul Qadir Shalih, pemimpin Liwa Tauhid, kemudian
Abdul Aziz Al-Qatari, pemimpin Jundul Aqsha, lalu disusul dengan Hajji Bakar, orang kedua di ISIS, dan
yang terkini orang yang menjadi kepercayaan Aiman Azh-Zhawahiri di Suriah, Abu Khalid As-Suri, pun
terbunuh. Konflik yang memang tidak diinginkan oleh semuanya ini berdampak negatif pada tujuan
utama kelompok jihadi, yaitu menjatuhkan rezim Syiah Nushairiyah Basyar Asad. Namun, beberapa
kalangan jihadi yakin bahwa konflik ini merupakan fase pemutihan barisan dan isyarat akan dekatnya
kemenangan yang dijanjikan dalam nubuwah. Tidak kalah penting untuk diperhatikan bahwa konflik
ini tidak terjadi di seluruh wilayah Suriah, bahkan sebagian besar berjalan seperti biasa. Harapannya,
setelah berlalu fase ini, persatuan dan kesolidan bisa tercapai. Persatuan yang dihasilkan setelah
peperangan memang tercatat dalam lembaran sejarah Islam, bahkan itu terjadi pada generasi
terbaiknya. Jika kelompok jihadi di Suriah, terpaksa menjalani fase ini hingga proses pemutihan barisan
ini usai, maka para pendukung jihad global yang bijaksana semestinya tetap memberikan dukungan
moral maupun meteri kepada rakyat Suriah. Dukungan moral berupa memunajatkan doa agar konflik
internal ini segera berlalu dan mereka segera memperoleh kemenangan, sementara dukungan materi
berupa aluran bantuan uang atau lainnya karena rakyat Suriah di pengungsian jauh lebih banyak dari
yang berjuang. Selain itu, tak kalah pentingnya juga adalah untuk tidak saling mencemooh, mencela,
dan menghina sesama mereka, terkhusus pendukung Jabhah Nushrah dan Daulah Islam Irak dan Syam
yang merupakan para aktor dan panutan utama jihad global. Ada yang harus senantiasa diingat, meski
Daulah Islam Irak dan Syam bukan afiliasi resmi dari Al-Qaidah Pusat, namun afilasi resmi Al-Qaidah
Pusat, Jabhah Nushrah, merupakan afilasi tidak resmi dari Daulah Islam Irak dan Syam.
34 Lihat Husein bin Mahmud, Risaalah Ilaa Al-Baghdaadi, https://alfidaa.info/vb/showthread.php?t=93059
23
LAMPIRAN
Duhai Seandainya Kaumku Mengetahui...
Sebuah pesan dari mujahid ISIS kepada para ulama yang jujur, dai pemberi nasihat, saudarasaudara mujahidin, dan seluruh umat Islam.
Ditulis oleh:
Muhammad Sumuh Ar-Rasyid Abu Ubadah Al-Maghribi
Anggota Dewan Syariah Daulah Islamiyah Iraq wa Syam (ISIS).
Diterjemahkan oleh: Agus Abdullah.
Untuk : www.kiblat.net
S
egala puji bagi Allah Rabb semesta alam.
Saya memuji-Nya dan mensucikan-Nya
dalam keadaan lapang dan sempit; saat
dalam kenikmatan maupun ujian.
Allah hendak membersihkan dan memurnikan
barisan-Nya dari kotoran di dalamnya, hingga
pertolongan tidak akan turun kecuali kepada
kelompok yang berhak menerimanya.
Shalawat dan salam semoga dilimpahkan
kepada Nabi kita Muhammad, manusia
terbaik dalam hal kesabaran ketika
mendapatkan ujian. Beliau disakiti, namun
bersyukur. Dan juga kepada para shahabat
yang suci, para salaf yang benar, dan siapa
saja yang mengikuti jejak mereka siang dan
malam. Amma ba›d:
• Ini fitnah karena dengan peristiwa itu, Allah
hendak mensucikan orang-orang saleh
dari dosa dan maksiat yang pernah mereka
lakukan, agar mereka kembali.
Kalimat-kalimat ini saya tulis untuk kalian dari
bumi Syam yang diberkahi. Saya menulisnya
saat
saudara-saudara
di
sekelilingku
mengalami pembunuhan dan penangkapan
setelah api fitnah bergolak dan banyak kabar
burung yang menyebar. Ini pantas disebut
fitnah, tetapi bukan karena hakikatnya adalah
peperangan dalam fitnah antara sesama
muslim yang melampaui batas atas lainnya,
seperti diyakini banyak orang. Karena ini
hanyalah bagian kecil dari gambaran yang
akan kami sebutkan, insya Allah.
•Ia fitnah karena kebenaran telah bercampur
dengan kebatilan hingga para dai dan
pelajar yang jujur pun tidak bisa memilah
(mana yang benar dan yang batil), apalagi
orang awam yang mengikuti setiap orang
bodoh yang berkicau apa pun.
• Ini adalah fitnah karena karena gambaran
sebenarnya telah terbalik, sehingga pembunuh
bayaran disebut sebagai mujahidin yang
jujur, sedangkan mujahidin yang sebenarnya
disebut bughat (pembangkang) yang berdarah
dingin.
• Ini fitnah karena dengan peristiwa tersebut,
• Ia fitnah karena dengan itu, Allah
menghendaki agar kelompok yang jujur
menyadari kesalahan-kesalahannya yang
pernah terjadi, sehingga bertemulah antara
sunah kauniyah (sebab akibat) dan sunah
syar›iyah (syarat kemenangan secara nash)
untuk menurunkan pertolongan yang nyata.
Hingga kebenaran tidak tenggelam dalam
ombak lautan kebatilan, kepalsuan, dan
penipuan yang banyak mengelabuhi manusia
dan orang-orang yang jujur.
Saya ingin menulis beberapa pesan dari medan
perang. Saya juga akan merinci apa yang
sebenarnya terjadi di sekeliling saya (baca:
bumi jihad Suriah). Saya tidak mengubah
sedikit pun dari fakta atau membalikkannya
demi menenangkan banyak orang. Bukan demi
itu, melainkan sekedar pelepasan tanggung
jawab di hadapan Allah, agar tidak dikatakan,
“Bukankah kita tahu (yang sebenarnya, tetapi
mengapa tidak berbicara?—red).
Semoga tulisan ini bisa menjadi peringatan dan
pelajaran bagi mujahidin setelah kami. Sebab
saya kira saya sudah tidak hidup lagi pada masa
itu kelak. Sedangkan saya tahu bagaimana
ganasnya peperangan ini.
(Ini perlu kami sampaikan) agar mereka tidak
jatuh ke dalam kesalahan yang pernah dilakukan
oleh saudara-saudara mereka sebelumnya.
Pesan-pesan ini saya kemas dalam bentuk
kalimat singkat, sebab kondisinya memang
terbatas dan saya tidak memiliki banyak waktu
luang, hingga bisa menulis yang panjang.
Padahal masalah ini membutuhkan banyak
lembar seandainya kami memaparkannya
dengan bukti pada setiap kalimat yang saya
tulis. Dengan memohon pertolongan Allah,
saya katakan:
PESAN PERTAMA
K
epada para ulama yang memberi nasihat
dan dai yang jujur, terutama Syaikh
Sulaiman Al-Ulwan, Abu Muhammad
Al-Maqdisi, dan Abu Qatadah Al-Falistini—
semoga Allah membebaskan mereka semua
dan mengangkat derajat mereka:
Pertama-tama kami menyampaikan rasa hormat
kepada kalian sebab kalian adalah menara yang
menyingkap fitnah seperti ini. Sebagaimana
ungkapan Hasan Bashri, “Sesungguhnya fitnah
itu bila datang, maka setiap orang alim bisa
mengetahui (hakikatnya), dan bila ia telah
pergi, setiap orang bodoh pun menyadarinya,”
maka—setelah kepada Allah, kami percaya
kepada kalian.
Wahai syaikh-syaikh kami yang mulia,
Ketahuilah bahwa ada yang menginginkan agar
kalian meyakini saling bunuh yang terjadi hari
ini adalah perang fitnah antara faksi mujahidin
yang melampaui batas terhadap faksi jihad
lainnya. Dan bahwa apa yang terjadi, sebab
aslinya ialah kesalahan yang dilakukan oleh
ISIS, akibat sikap berlebihan (ghuluw) dan
ekstrem. Sehingga faksi-faksi lain bertindak
untuk mencegah permusuhan Daulah terhadap
mereka.
Akibatnya, saling bunuh pun terjadi, apalagi
banyak orang sibuk menyebarkan peristiwa ini
melalui twitter, untuk membesarkan apinya dan
mencari-cari keuntungan dari apa yang terjadi.
Atas kejadian itu, solusinya adalah seruan untuk
menghentikan peperangan antara faksi mujahid
dan pembentukan mahkamah independen
dan solusi lainnya. Dan itulah gambaran yang
oleh media dimunculkan dengan menyebutkan
bahwa peperangan terjadi antara Daulah Islam
(ISIS) dan Ahrar Syam. Bersamaan dengan
itu, mereka tidak henti-hentinya berupaya
memunculkan Jabhah Nusrah (JN) sebagai
kelompok moderat.
Padahal kenyataannya, wahai para Syaikh yang
mulia—dan kami bersumpah dalam hal ini—
bahwa itu adalah konspirasi yang disiapkan dan
dihembuskan oleh jaringan intelijen Barat dan
Arab. Dan itu dikendalikan oleh para ulama
yang jahat, seperti Al-Ur’ur, Syafi Al-Ajmi
dan siapa saja yang menyambutnya. Mereka
tidak pernah berhenti untuk berdusta terhadap
mujahidin. Mereka juga didukung oleh aliansi
berhala dan Majelis Nasional. Pelaksana di
lapangannya ialah Syabihah FSA (FSA sekuler),
kelompok-kelompok perampok, pedagang
narkoba, para pencuri, dan orang-orang yang
berada dalam jaringan mereka. Tujuannya ialah
memadamkan jihad di Syam, bukan membasmi
ISIS.
Akan tetapi, secara bertahap, mereka sepakat
untuk membasmi peringkat musuh yang paling
sulit, yaitu ISIS. Kalau tujuan mereka ini sudah
tercapai—semoga Allah tidak menakdirkannya,
maka tidak mustahil target berikutnya ialah
Jabhah Nusrah. Target berikutnya lagi ialah
semua faksi lainnya yang jujur.
Mereka akan membiarkan siapa pun yang
menjual agama dengan dunia di sini, bersama
faksi-faksi yang menerima anshaful hulu (solusi
setengah-setengah yang justru menambah
ruwet; Red) dan rela dengan negara madani
dengan aroma Islami—yang mungkin mereka
tidak akan mencium aromanya. Mereka
membuat kesepakatan ini dengan Konferensi
Jenewa dan menentukan format urusan ini dari
pokoknya.
Kami katakan kepada kalian wahai syaikh-syaikh
kami, bagaimana pun pembelaan terhadap
Ikhwanul Muslimin atas apa yang mereka alami
di Mesir, maka bagian dari mereka di Syam telah
bersekutu dalam konspirasi ini. Yaitu dengan
beberapa orang dari mereka di lapangan dan
mengikuti aliansi berhala dan majelis nasional,
serta beberapa faksi yang dibeli dengan harta.
Belum lagi ikatan ulama mereka yang selalu
mencela mujahidin!
Inilah sebenarnya yang terjadi, dan—takdir
Allah—yang berperang adalah antara katibahkatibah ISIS dan Ahrar Syam, serta beberapa
anggota Jabhah Islamiyah, akibat beberapa
kezaliman yang terjadi antara pihak, dan itu
tidak diselesaikan dengan cara yang benar.
Sehingga permasalahan ini semakin rumit dan
menjadi api fitnah.
Seperti diketahui semua orang, yang paling
berperan dalam hal ini adalah Jabhah
(Islamiyah), meskipun ada beberapa kesalahan
dan tindakan pelanggaran dari ISIS. Akan tetapi
ini (perang antara ISIS dan Ahrar) hanyalah
bagian kecil dari peperangan ini, sedangkan
yang paling banyak dan terbesar ialah
peperangan mujahidin melawan shahawat
(tentara bayaran/agen).
Hanya saja, media menggambarkan cabangcabang yang mengikuti sebagai pokok
persoalannya,
untuk
menyalakan
api
peperangan lebih banyak dan memperburuk
citra ISIS. Distorsi terhadap ISIS selalu
dihembuskan hingga membutakan mata orangorang yang jujur, akhirnya mereka pun ambil
bagian dalam menyerang Daulah, tanpa mereka
sadari. Inilah yang terjadi.
Wahai syaikh-syaikh kami yang mulia,
Pihak yang mengumumkan perang terhadap
kami adalah Jaisy Mujahidin dan Jabhah Tsuwar
Suriah yang dipimpin oleh si zindik Jamal
Makruf dan Ammar Al-Wawi. Tanyakanlah
kepada orang-orang Suriah tentang dua
orang ini, jangan menanyakan kepada kami!
Bertanyalah kepada Faishal Al-Qasim Ad-Durzi
tentang hakikatnya! Orang zindiq, Jamal Makruf
ini ketika didatangi oleh Abu Abdul Aziz AlQatari—rahimahullah—pemimpin
Jamaah
Jundul Aqsha, untuk bernegosiasi dengannya,
Jamal Makruf justru membunuhnya dengan
tangan dingin bersama beberapa pengikutnya.
Kemudian, ia memberondong siapa pun yang
ingin mendekat ke jenazahnya.
http://www.youtube.com/
watch?feature=player_
embedded&v=nzAEWX7sfRg
Adapun komandan Liwa Tauhid di daerah AlBab, Hajji, maka bertanyalah kepada manusia
di sana tentang kejahatannya, bagaimana
mereka merampok, dan memerangi manusia.
Bertanyalah kepada orang-orang tentang
khamar yang diminum pada siang bolong
sambil mengatakan, “Hari ini, kita bisa minum
khamar tanpa rasa takut!” Dan bendera yang
dikibarkan di markas Daulah bukanlah bendera
Ahrar Syam, melainkan bendera SNC (Syrian
National Council).
• Bertanyalah kepada orang-orang muhajirin
dari JN bagaimana mereka memberikan
tawaran kepada JN, juga tentang perilaku
mereka (oknum anggota JN yang asli Suriah—
red), bagaimana mereka menyambut tawaran
itu dan mengatakan, “Kami diperintah untuk
membasmi muhajirin.”
• Bertanyalah kepada penduduk wilayahwilayah yang dari sana ISIS mundur, tentang
pencurian dan perlakuan beberapa kelompok
FSA terhadap penduduk. Bertanyalah kepada
mereka tentang rumah-rumah warga Suriah
yang dirusak dan diobrak-abrik dengan
alasan pemiliknya mendukung ISIS.
• Tanyakanlah kepada mereka tentang
anak-anak yang ditangkap karena mereka
sebelumnya belajar di ma’had-ma’had
Syar’iyah milik ISIS.
• Bertanyalah kepada penduduk Homs dan
orang-orang yang jujur dari beberapa faksi
mujahidin, tentang sejumlah besar senjata
yang muncul tiba-tiba dan pemiliknya selalu
mengatakan bahwa mereka membutuhkan
bantuan karena kekurangan amunisi. Lantas
ke mana semua senjata itu? Mengapa senjatasenjata itu disembunyikan?
Seandainya saja kalian melihat video pemimpin
shawawat itu sedang bersama pejabat Amerika
yang telah beredar dan apa yang tidak bisa
mereka sembunyikan!
Bila kalian belum menerima kesaksian kami
ini, maka tanyakanlah kepada Faishal Al-Qasim
Ad-Durzi dan Abdul Bari Athwan, serta seluruh
analis yang semuanya menyimpulkan bahwa
perang antara mujahidin ini adalah konspirasi
Barat, yang bertujuan untuk membasmi
mujahidin yang jujur. Agar setelah itu mereka
leluasa merealisasikan rencana yang telah
disepakati di Jenewa. Yang mengherankan,
sebagian orang masih saja mempertahankan
pendapatnya bahwa itu adalah perang fitnah
antara faksi Islam, dan yang membunuh serta
yang dibunuh berada di neraka!
Semua analis mengetahui bahwa sebab
pecahnya perang terhadap shahawat pada saat
ini sejatinya ialah sengitnya pertempuran yang
dihadapi oleh orang-orang Syiah Rafidhah dari
saudara-saudara kami Mujahidin ISIS, serta
kekompakan para penduduk Suriah bersama
ISIS. Maka mereka (musuh Islam) takut bila
ISIS menjadi bintang dan dipuji-puji, sehingga
orang-orang akan mendukung dan bersegera
pergi ke Suriah.
Wahai syaikh-syaikh kami…
Kalian telah melihat senyum dan karamah para
syuhada kami di pembunuhan yang mereka
alami, untuk menguatkan bahwa mereka bukan
berperang dalam fitnah. Tetapi, secara umum,
sejatinya adalah perang riddah masa kini
(perang melawan orang-orang murtad—Red).
Dan bahwa syuhada kami adalah para syuhada
terbaik. Dan kami tetap menyatakan wajibnya
pemberhentian perang, meskipun ini pada
dasarnya bukan prinsip semula (karena yang
diperangi adalah para penjahat—Red)
Wahai syaikh-syaikh kami, karena kegembiraan
para penjahat itu pada serangan pertama
(terhadap ISIS) dengan membunuh 444
mujahid dan keyakinan bahwa suasana
telah mendukung, mereka pun buru-buru
menampakkan rencana mereka. Maka mereka
mulai dengan menampakkan permusuhan
dan membalik apa yang sejatinya ada pada
JN. Buktinya, mereka meneriakkan di saluran
televisi bahwa “JN telah bebas dari pemikiran
takfiri serta meninggalkan keterkaitannya
dengan Al-Qaidah dan Al-Zawahiri! Bila tidak,
pasti bernasib sama (dengan ISIS).”
Bahkan, seorang zindiq, Kolonel Miqdad, yang
berbicara atas nama FSA mengatakan, “Kami
tidak akan meninggalkan Suriah untuk para
serdadu Al-Zawahiri.”
Adapun Jabhah Islamiyah, maka kebanyakan
Ya, mungkin seseorang akan
mengatakan bahwa Syaikh Adnani—
semoga Allah melindunginya—telah
menyampaikan peringatan yang kasar
terhadap Ikhwan (IM Mesir) dan tidak
semestinya dalam pesannya, hingga
menimbulkan konsekuensi yang tidak
baik—yang bukan dari keyakinan aslinya.
Kami sebenarnya juga menginginkan
agar kata-kata seperti itu dihindari. Akan
tetapi, apakah tidak ada lagi pintu maaf
bagi kami?
pasukannya adalah orang-orang yang jujur.
Faktanya, sebagian dari mereka mengundurkan
diri dan bergabung dengan Daulah, karena
menyaksikan pengkhianatan pemimpin mereka.
Sebagian lain tidak mau terlibat dari perang
(terhadap ISIS). Sebagian lain lagi ikut dalam
perang ini karena kesalahan takwil. Sebagian
bergabung dengan para penjahat yang murtad
untuk membasmi mujahidin. Sangat banyak
Syabihah di faksi-faksi ini.
Adapun pemimpin Jabhah Islamiyah, dalam hal
ini Dr. Iyad Qunaibi selalu berhusnudzan kepada
mereka, dan mendukung hingga mengorbankan
Jabhah Nusrah… kami menganggap ini terjadi
karena beliau tidak tahu hakikatnya, dan juga
beberapa dai dan ulama berhuznudzan kepada
mereka Jabhah Islamiyah hanya karena dalam
piagam mereka mencantumkan kata Tahkim
Syariah. Para dai itu lupa bahwa Rabbani dan
Sayyaf telah membaiat Hikmatyar untuk Tahkim
Syariah saat mereka di bawah naungan Ka’bah,
namun kemudian apa yang terjadi?
Wahai syaikh-syaikh kami…
Tanyakanlah tentang pemimpin militer Jabhah
Islamiyah, Zahran Alusy, yang oleh orang yang
dekat maupun yang jauh, diketahui memiliki
keterkaitan dengan intelijen Saudi—dan ini
tidak bisa dipungkiri atau berusaha menghindar
darinya. Pemimpin inilah yang populer dengan
penarikan pasukan besarnya (dari perlawanan
terhadap rezim) hingga menjadi bahan
tertawaan penduduk Suriah.
Adapun muftinya, “Al-Ka’ki”, maka ia telah
menegaskan bahwa Syaikh Al-Maqdisi dan AlUlwan adalah khawarij zaman ini!!
Adapun Hassan Abud, pemimpin Harakah Ahrar
Syam, maka biarlah waktu membuktikannya;
apakah ia dusta atau jujur. Hanya saja, hendaknya
kalian tahu bahwa ia telah berkunjung dua kali
ke Qatar serta mondar-mandir di Turki secara
bebas. Meskipun bagaimana sejatinya dia bisa
diketahui, beberapa pertimbangan menuntut
kita untuk tidak bersikap kepadanya.
Proyek Jabhah Islamiyah, sejatinya adalah
proyek intelijen Saudi. Ini adalah perkara yang
bukan rahasia lagi bagi orang yang mengikuti
peristiwa-peristiwa terkait. Beberapa orang
masuk ke kelompok ini dalam kondisi tahu
hakikatnya, sedangkan sebagian lain masuk
atas dasar niat yang baik namun tidak peduli
karena kondisi kekurangan dana. Dalam hal ini,
mereka mengira bahwa masuknya ke Jabhah Isn
lamiyah sebagai kebijakan atas pertimbangan
secuil maslahat. Dan kelompok terakhir ini
telah memutuskan hubungan dengan ISIS!
Akan tetapi, wahai Syaikh-syaikh kami, muncul
kenyataan bahwa sebagian orang tidak sadar
juga meskipun pemimpin Jabhah Islamiyah,
menegaskan, “Saya adalah antek rezim Saudi.
Saya memperbantukan kalian tanpa kalian
sadari!”
Sebagian orang, wahai syaikh-syaikh kami,
husnudhan mereka lebih didahulukan kepada
setiap faksi, bahkan kepada FSA, tetapi khusus
terhadap ISIS, suudzan mereka didahulukan.
Sebagian orang, wahai syaikh-syaikh kami, telah
dikuasai oleh persepsi buruk atas kesalahan
dan kezaliman ISIS, dan melupakan konspirasi
musuh dan orang-orang munafik!
Wahai Syaikh-syaikh kami, apakah kalian setuju
dengan perkataan Abu Bashir Ath-Thurtusi,
“Bahwa ‘Da’isy’ adalah tandzim (jihad) yang
telah diselewengkan dan menjadi tersangka,
yang wajib diperangi dan diselisihi?” Padahal
semua tahu bahwa Thurthusi hanya berada
di Suriah beberapa bulan saja telah menjadi
sebab banyak fitnah, lalu bergabung dengan
FSA. Tidak ada kelompok Islam di lapangan
yang menarik hatinya. Kemudian, ia kembali ke
London untuk mengamati kesalahan-kesalahan
jihad Syam.
Banyak orang mengatakan bahwa apa yang
terjadi pada dasarnya adalah disebabkan
oleh kesalahan ISIS dan politiknya yang tidak
mengenal kompromi untuk memaksakan
pendirian mereka di lapangan, tindakan
ekstrem sebagian anggotanya, tidak mau
mengikuti mahkamah independen dan banyak
tuduhan lainnya yang kemudian menjadi
bahan perbincangan para dai dan orang
yang arif. Hingga orang awam mengangkat
slogan “Kezaliman Da’isy”. Sayang, mereka
tidak mengetahui propaganda musuh dan
pengkhianat munafik.
Jawaban kami: Kami mengakui kesalahankesalahan yang terjadi, akan tetapi anggaplah
atau seandainya Daulah tidak memiliki
kesalahan-kesalahan—seperti yang dibuatbuat oleh banyak orang terhadap Daulah—dan
dianggap sama dan kemudian berjalan seperti
JN; seandainya ada jihad tanpa kesalahan—dan
ini tidak mungkin dalam praktiknya—apakah
musuh-musuh Allah tidak akan memainkan
drama untuk mewujudkan konspirasi yang
sama?
Kapan orang-orang itu sadar bahwa ini adalah
konspirasi terhadap jihad, bukan terhadap ISIS?
Adapun kesalahan-kesalahan ISIS, media sangat
sibuk memberitakannya hingga terasa aneh
bagi beberapa orang yang jujur untuk bersikap
netral, dengan alasan bahwa apa yang terjadi
adalah perang dalam kondisi fitnah. Padahal
sejatinya kesalahan itu tidak terjadi!
Kami telah berupaya untuk menjauhi dari
pertempuran semampunya dan memberi tenggat
waktu setelah tenggat waktu sebelumnya.
Kami telah memperingatkan setiap faksi,
bahkan yang tidak Islami, bahwa tujuan kami
tidak memerangi mereka. Namun tidak ada
yang menjawab. Bukan karena mereka ingin
menuntut kezaliman, melainkan karena mereka
berperang karena dibayar. Dan ini sudah
terbukti secara yakin.
Benar, telah terjadi kesalahan selama
pertempuran ini dan ada beberapa target yang
salah, akan tetapi ini hanya sedikit dan terbatas.
Wahai Syaikh-syaikh kami, tampaknya berita
tentang kami yang sampai kepada kalian tidak
bersih dari keberpihakan yang mendorong
mereka. Sebab mereka mengabarkan kepada
kalian dengan mencitrakan buruk kami serta
jihad dan pengorbanan kami di banyak tempat.
Di sisi lain, mereka mengabarkan kepada kalian
tentang kesalahan-kesalahan dan kekerasan
kami di banyak tempat.
Ya, di jajaran Daulah ada beberapa tentara yang
memiliki keyakinan berlebih, dan mungkin itu
dalam pandangan sebagian orang yang melihat
secara normatif, namun itu bukanlah kebijakan
Daulah. Bukan manhaj juga bukan akidah ISIS.
Bukan pandangan dari luar yang menggerakkan
Daulah atau mempengaruhi keputusankeputusanya.
Selanjutnya, bukankah Khawarij yang keluar
dari pemerintahan Utsman dan memeranginya
di pasukan Ali dan barisannya; orang-orang
yang berperang bersama Zubair, Thalhah, dan
Aisyah di perang Jamal, kemudian Muawiyah
di perang Shiffin, meskipun demikian, mereka
adalah dua kelompok yang lebih dekat kepada
kebenaran?
Ya, mungkin seseorang akan mengatakan
bahwa
Syaikh
Adnani—semoga
Allah
melindunginya—telah
menyampaikan
peringatan yang kasar terhadap Ikhwan (IM
Mesir) dan tidak semestinya dalam pesannya,
hingga menimbulkan konsekuensi yang tidak
baik—yang bukan dari keyakinan aslinya.
Kami sebenarnya juga menginginkan agar katakata seperti itu dihindari. Akan tetapi, apakah
tidak ada lagi pintu maaf bagi kami? Kami
menemukan mereka (anggota IM) mengulang
lagi percobaan partai Islam di Iraq, namun
sekarang mereka berdiri di barisan shahawat
untuk melawan kami.
Ya, memang ada perselisihan antara kami dan
ikhwan kami di Jabhah Nusrah. Wahai syaikhsyaikh kami, kami pastikan bahwa kabar yang
sampai kepada kalian jauh dari kenyataan.
Jangan mengkhawatirkan isu deklarasi baiat
Khilafah dan semacamnya karena ini bukanlah
perkara yang disponsori oleh Daulah Islam—
meskipun mungkin beberapa anggota dan
pendukung ISIS mengatakan itu menurut
keyakinan pribadi. Namun, dewan syariat kami
tahu dan mengajarkan bahwa sekarang ini
adalah baiat imarah (kepemimpinan), bukan
baiat khilafah. Meskipun kami berharap kepada
Allah agar imarah ini menjadi bibit khilafah di
masa mendatang dengan izin Allah.
Wahai Syaikh-syaikh kami, percayalah bahwa
tentara ISIS dan para pemimpinnya tidaklah
kami yakini kecuali sebagai orang-orang yang
Jangan mengkhawatirkan isu deklarasi
baiat Khilafah dan semacamnya karena
ini bukanlah perkara yang disponsori
oleh Daulah Islam—meskipun mungkin
beberapa anggota dan pendukung
ISIS mengatakan itu menurut keyakinan
pribadi. Namun, dewan syariat kami
tahu dan mengajarkan bahwa sekarang
ini adalah baiat kepemimpinan, bukan
baiat khilafah. Meskipun kami berharap
kepada Allah agar marah ini menjadi bibit
khilafah di masa mendatang dengan izin
Allah.
ikhlas di dalam akidah Ahlus Sunah wal Jamaah,
bukan khawarij dan bukan orang-orang yang
melampau batas. Mereka tidaklah membaiat
Al-Baghdadi dan bergabung ke ISIS karena
fanatik dan cinta golongan. Tetapi karena
mereka melihat ISIS-lah kelompok yang paling
mampu menegakkan kebenaran. Kemudian,
mereka adalah orang-orang yang telah teruji
oleh situasi sulit, ujian dan musibah. Semangat
dan keteguhan mereka telah teruji, meskipun
ada kesalahan-kesalahan yang kita ketahui,
baik kita setuju maupun tidak.
Wahai Syaikh-Syaikh kami, percayalah
bahwa kami menganggap kalian dan seluruh
pemimpin jihad di di dunia ini, seperti Syaikh
Al-Zawahiri, Syaikh Abu Bashir Al-Wuhaisyi,
Syaikh Abdul Wadud—semoga Allah menjaga
mereka semua, kami anggap sebagai jaminan
(baca: rujukan) untuk keselamatan jalan dan
kebenaran manhaj secara keseluruhan.
Bila jelas pada kami bahwa jalan ikhwan-ikhwan
kami (ulama) di Daulah—semoga Allah tidak
menakdirkannya—telah menyimpang dari jalan
yang lurus, dan ini tidak kami temukan sampai
hari ini, maka kami tidak akan bersama mereka
sekejap mata pun. Karena kami ini berputar
mengikuti kebenaran, bukan mengikuti tokoh.
Meskipun ada beberapa interpretasi dan rincian
yang kami percaya bahwa orang yang berada
di tempat lebih tahu daripada yang tidak
hadir. Adapun Dr. Iyad Qunaibi—semoga
Allah mengampuni Anda—yang datang untuk
menengahi kami, dengan mengatakan, “Adalah
kezaliman (dari ISIS) yang bisa mereduksi upaya
saudara-saudara kita di Iraq, di mana mereka
(ISIS) telah menghancurkan jihad di sana.”
Apakah ini keadilan yang layak mendapatkan
apresiasi? Anggapan dan ketidakberpihakan
Anda akan mengendalikan Anda kepada hasil
akhir yang Anda temukan, minimal dalam
fitnah ini. Akan tetapi, tampaknya hubungan
Anda dengan Hasan Abud yang berkelanjutan
tidak mengizinkan itu!
Tampak bahwa Anda tidak melihat secara rinci
jihad Afghan pertama dan tidak melihat rincian
jihad Iraq, hingga Anda berpendapat seperti itu,
pendapat yang disetujui oleh Syaikh Hamid AlAli—semoga Allah mengampuninya—ketika ia
cenderung kepada Jaisy Islam dan faksi lainnya
yang melakukan hal yang sama dilakukan oleh
Jabhah Islamiyah hari ini.
Sekarang, manakah Jaisy Islam (di Iraq) dan
para pemimpinnya hari ini? Di manakah
Ibrahim Asy-Syamri dan Abu Al-Abd sekarang?
Kami mengira, sikap moderat Anda akan
membawa Anda untuk memuji jihad saudarasaudara kami di Iraq dan aksi-aksi mereka yang
membuat marah setiap orang kafir dan munafik,
atau membela kami dari tuduhan Al-Ur’ur dan
Syafi Al-Ajmi. Akan tetapi, tampak bahwa
semua itu tidak ada dalam diri Anda. Tidak ada
yang prioritas pada diri Anda selain kesalahankesalahan Daulah! Atau karena Hassan Abud
memuji Syafi Al-Ajmi, sehingga Anda tidak bisa
mencelanya?
Kami tidak bertanggung jawab terhadap “anakanak kecil” di internet atau orang-orang bodoh
yang mencibir Anda, atau para pendukung
(ISIS) yang bersikap keras kepada Anda. Dosa
mereka bukan tanggungan kami!
Bagaimana pun, kami tidak berharap dukungan
dari Anda, akan tetapi kami berharap, bila fitnah
ini telah berakhir dan persoalan dan hakikatnya
telah jelas bagi Anda, tunjukkanlah sikap
ramah kepada saudara-saudara kami muhajirin
yang tidak pernah mendapatkan sikap yang
mendukung atas serangan kepada mereka.
Dan saat mereka dizalimi—sebagaimana Anda
menolong mereka dengan nasihat atas apa yang
Anda lihat ketika mereka berbuat zalim dan
salah. Mungkin di dalamnya ada kebenaran,
maka kami mengakui dan tidak mengingkari.
Karena banyak dari mereka akan menjadi
syuhada di kuburnya.
PESAN KEDUA
K
epada seluruh pemimpin jihad di mana
pun berada, terutama Syaikh yang bijak,
Dr. Aiman Al-Zawahiri—hafidahullah.
Demi Allah, wahai Syaikh kami, kami sangat
menyayangkan atas perselisihan yang terjadi
antara kami dan kalian. Kami memohon
ampunan kepada Allah untuk para pemimpin
jihad atas kesalahan interpretasi dari perselisihan
itu demi menolong Islam dan kaum muslimin.
Wahai syaikh kami, percayalah bahwa kami
sangat menjunjung tinggi kedudukanmu di
hati kami. Engkau adalah bapak pendidik,
hakim, guru, dan pemimpin yang berprestasi.
Bagaimana tidak, sedangkan Imam Pembaru—
rahimahullah— (Usamah bin Ladin; Red) telah
memilih engkau untuk menemaninya dan
engkau adalah orang terbaik yang membantu
pemimpin terbaik?
Abaikan saja ungkapan-ungkapan bodoh yang
mungkin diucapkan oleh orang yang ekstrem
dan tidak tahu, di mana barisan mana pun
mungkin tidak lepas dari orang-orang seperti
mereka, Namun engkau telah banyak mengajari
kami dan tahu kedudukanmu di sisi kami.
Pesan saya kepadamu wahai syaikh kami,
adalah sama dengan yang telah kami
ungkapkan sebelumnya. Kami percaya bahwa
dengan kejujuran, ketidakberpihakan, dan
lamanya pengalamanmu, engkau akan bersikap
pertengahan
kepada
saudara-saudaramu,
bukan untuk mendukung mereka (JN; Red)—
meskipun mereka memang berhak untuk itu—
akan tetapi engkau menyampaikan itu untuk
menjaga kelangsungan jihad di Syam.
Ada satu kalimat yang ingin saya sampaikan
kepada saudara kami Abu Muhammad AlJaulani—semoga Allah mengampuni dan
memberikan petunjuk kepadanya. Wahai
saudaraku yang mulia, anggaplah kebanyakan
pertempuran yang terjadi sekarang ini adalah
perang dalam kondisi fitnah, bukankah Anda
melihat bahwa yang terbesar adalah perang
melawan orang-orang murtad, di mana tujuan
mereka adalah membasmi jihad? Bukakah
Anda mendengar mereka telah menargetkan
beberapa markas dan pasukan kalian hanya
karena mereka muhajirin?
Bukankah Anda melihat banyak senjata
yang hanya dikeluarkan untuk memerangi
ISIS? Bukanlah Anda mendengar kata-kata
kebencian yang keluar dari mereka dan mereka
mengancam kalian setelah membasmi ISIS?
Bukanlah Anda mendengar celoteh Kolonel AlMiqdad yang mengancam siapa saja yang ia
sebut “Serdadu Al-Zawahiri”?
Wahai saudaraku, Anda memiliki hak untuk
mengingkari dan berlepas diri dari perang dalam
kondisi fitnah yang terjadi, dan yang tidak kita
inginkan juga. Bahkan, anda memiliki hak untuk
mengkritik kebijakan Daulah, bila Anda suka,
selama itu Anda lihat tidak membahayakan
dirimu dalam urusan agama Allah. Akan tetapi,
sebagai tuntutan keadilan dan persaudaraan
dalam agama, dukunglah kami atas serangan
anjing-anjing aliansi berhala dan Syabihah FSA
yang mencela Allah dan agama-Nya!
Jangan berpikir bahwa alasan melindungi “bibit
lokal” (masyarakat setempat yang masih awam)
akan banyak menolong dalam urusan ini. Anda
bisa melihat pengalaman Ikhwanul Muslimin
di Mesir. Mereka adalah “guru” dalam hal
pendekatan terhadap masyarakat lokal, akan
tetapi merekalah yang meninggalkan penerapan
syariat dengan alasan menjaga bibit masyarakat
awam, menurut keyakinan mereka. Tetapi
kenyataannya, militer mengkudeta mereka dan
“bibit masyarakat” itu tidak bisa menyelamatkan
mereka. Bahkan banyak dari mereka berbalik
memusuhi Ikhwan.
Kami tidak memaksa seorang untuk menolong
ataupun memberikan dukungan, akan tetapi
kami ingin sikap Anda yang mendukung—
meskipun di media—untuk menghadapi aliansi
berhala, minimal. Mungkin ini bisa menyatukan
hati dan mempersatukan barisan kembali.
Kami masih menunggu sikap tersebut—seperti
pernah Anda sampaikan kepada beberapa
tentara—karena kami menganggap Anda masih
dalam kebaikan. Mudah-mudahan itu muncul
dalam waktu dekat.
PESAN TERAKHIR
K
epada kalian wahai mahkota bagi setiap
kepala, pembalut bagi setiap luka, dan
besi bagi setiap musuh. Wahai anak-anak
Usamah [bin Ladin;Red), wahai para pejuang
Abu Mus’ab (Az-Zarqawi; Red) dan Abu Umar
(Al-Baghdadi; Red) dan hiasan pandangan bagi
Abu Bakar (Al-Baghdadi; Red),
Wahai tentara ISIS, para pendukung dan
pencintanya!
Saya berbicara kepada kalian dari hati dan aku
tidak akan lupa dari kelembutan, maka ambillah
nasihat dari insan yang sayang kepada kalian.
Aku katakan:
Wajib kita ketahui bahwa ujian yang kita
alami adalah akibat kesalahan tangan-tangan
kita sendiri. Allah berfirman, “Musibah apa
saja yang menimpa kian adalah karena usaha
tangan-tangan kalian, dan Dia mengampuni
kebanyakan darinya.”
Allah berfirman kepada orang-orang beriman
setelah perang Uhud:
‫اَأ َولَ َّما اَأ َصا َب ْت ُك ْم ُم ِص ْي َب ٌة َق ْد اَأ َص ْب ُت ْم ِم ْث َل ْي َها قُ ْل ُت ْم اَأنَّي َه َذا قُ ْل‬
‫ُه َو ِم ْن ِع ْن ِد اَأنْف ُِس ُك ْم‬
“Apakah bila kalian tertimpa musibah—padahal
sebelumnya kalian telah ditimpa musibah—
lalu kalian mengatakan, “Bagaimana ini bisa
terjadi?” Katakanlah, “Musibah itu karena diri
kalian sendiri.” (QS. Ali Imran : 165)
Allah juga berfirman:
‫َولَ َق ْد َص َد َق ُك ُم اللّ ُه َو ْع َد ُه اإِ ْذ َت ُح ُّس ْونَ ُه ْم بِ إِا ْذنِ ِه َح َّتى اإِ َذا‬
‫َف ِش ْل ُت ْم َو َت َنا َز ْع ُت ْم ِفي ا ْل� َأ ْم ِر َو َع َص ْي ُت ْم ِم ْن َب ْع ِد َما اَأ َراكُ ْم َما‬
‫تُ ِح ُّب ْو َن ِم ْن ُك ْم َم ْن ُي ِر ْي ُد ال ُّدنْ َيا َو ِم ْن ُك ْم َم ْن ُي ِر ْي ُد ال� آ ِخ َر َة ثُ َّم‬
ٍ‫َص َر َف ُك ْم َع ْن ُه ْم لِ َي ْب َت ِل َي ُك ْم َولَ َق ْد َعفَا َع ْن ُك ْم اإِ َّن اللَّه ُذ ْو َفضْ ل‬
‫َع َلى الْ ُم ْؤ ِم ِن ْي َن‬
“Dan sesungguhnya Allah telah memenuhi
janji-Nya kepada kamu, ketika kamu
membunuh mereka dengan izin-Nya sampai
pada saat kamu lemah dan berselisih dalam
urusan itu dan mendurhakai perintah (Rasul)
sesudah Allah memperlihatkan kepadamu apa
yang kamu sukai. Di antaramu ada orang yang
menghendaki dunia dan di antara kamu ada
orang yang menghendaki akhirat. Kemudian
Allah memalingkan kamu dari mereka untuk
menguji kamu, dan sesungguhnya Allah telah
memaafkan kamu. Dan Allah mempunyai
Jauhilah sikap meremehkan darah
yang terlindungi, dan tindakan sejenis,
seperti generalisasi hukum terhadap
FSA. Tidak dibolehkan mengkafirkan
mereka secara umum hanya karena
mereka berafiliasi kepada FSA. Sebagai
contoh, Kolonel Riyadh Al-As’ad dari
FSA, kita semua tahu sikapnya yang
adil. Banyak orang yang berafiliasi ke
FSA lebih baik daripada beberapa orang
yang berafiliasi kepada faksi-faksi Islam.
Ada beberapa kelompok yang berafiliasi
kepada FSA secara nama, tetapi mereka
menunjukkan sikap yang baik kepada
mujahidin. Karena itulah, tidak benar
generalisasi hukum hanya karena nama.
Misalnya, generalisasi FSA itu murtad,
dan siapa yang berafiliasi kepada mereka
juga murtad secara keseluruhan. Ini
adalah sikap ekstrem yang dilarang.
Generalisasi sifat murtad dan memerangi
terhadap faksi mana pun memerlukan
kepastian dan rincian.
karunia (yang dilimpahkan) atas orang orang
yang beriman.” (QS: Ali Imran Ayat: 152)
Maka kita wajib meyakini bahwa musibah yang
menimpa kita dan kekuasaan orang-orang yang
hina terhadap kita, sebab langsungnya adalah
dosa yang terjadi pada kita, dan kezaliman
yang dilakukan oleh tentara kita. Apakah itu
kesalahan sesama kita maupun kesalahan kita
terhadap orang lain.
Dan juga hak-hak yang tidak segera kita tunaikan
kepada pemiliknya dengan alasan takwil dan
lainnya. Dalam beberapa kesempatan, kita
terburu-buru menjatuhkan keputusan hukum
kepada manusia hanya karena dugaan atau
perkiraan. Dan juga “asap gelap” di dalam
barisan, baik sikap ekstrem maupun lainnya.
Ujian itu pasti ada agar kita bertobat dan
kembali. Maka kewajiban pertama bagi kita
adalah mengembalikan hak-hak kepada
pemiliknya. Dan membersihkan diri dari
setiap kezaliman yang telah kita lakukan. Serta
meminta ampunan dan maaf kepada Allah.
Bila itu sudah dilalui, maka bergembiralah dan
berharaplah kemenangan dari Allah.
Selanjutnya, saudara-saudaraku, bedakanlah
dua jenis peperangan. Perang dalam kondisi
fitnah: yaitu perang yang terjadi antara kita dan
kaum muslimin di Ahrar Syam atau muslim
lainnya akibat beberapa kezaliman yang terjadi
di dua pihak dan tidak kunjung diselesaikan.
Perang seperti ini tidak boleh dimulai, bahkan
wajib berupaya untuk menghentikan dan
menghindari sebab-sebabnya. Akan tetapi,
siapa yang berbuat jahat kepada seseorang,
hendaknya ia melawan untuk menyelamatkan
dirinya saja.
Tidak seorang pun boleh memvonis kafir
dan sejenisnya kepada harakah Ahrar Syam
atau harakah lainnya, atau jamaah yang bisa
dipastikan bahwa faktor yang mendorongnya
untuk memerangi adalah kezaliman yang
terjadi di dua pihak. Siapa yang mengkafirkan
mereka hanya karena mereka memerangi
kita maka ia lebih dekat kepada pemikiran
Khawarij, yang kita lawan diri dan pemikiran
mereka. Pendapat dewan Syariah Daulah dan
tentaranya bahwa faksi-faksi tersebut adalah
muslim yang tetap terjaga darahnya selama
tidak menampakkan pembatal Islam, yang kita
ketahui secara yakin. Dan kita melawan mereka
untuk mempertahankan diri saja, serta wajib
bagi kita berupaya menghentikan sebab-sebab
peperangan ini.
Berdasarkan itu, janganlah menargetkan markas
mereka secara sengaja dengan pemboman dan
sejenisnya. Kami berlepas diri kepada Allah dari
perbuatan seperti ini. Kecuali telah jelas bahwa
orang-orang yang di markas itu adalah agen
atau orang-orang murtad. Ini pun memerlukan
kepastian dan verifikasi.
Jauhilah sikap meremehkan darah yang
terlindungi, dan tindakan sejenis, seperti
generalisasi hukum terhadap FSA. Tidak
dibolehkan mengkafirkan mereka secara umum
hanya karena mereka berafiliasi kepada FSA.
Sebagai contoh, Kolonel Riyadh Al-As’ad
dari FSA, kita semua tahu sikapnya yang adil.
Banyak orang yang berafiliasi ke FSA lebih
baik daripada beberapa orang yang berafiliasi
kepada faksi-faksi Islam.
Ada beberapa kelompok yang berafiliasi kepada
FSA secara nama, tetapi mereka menunjukkan
sikap yang baik kepada mujahidin. Karena
itulah, tidak benar generalisasi hukum hanya
karena nama. Misalnya, generalisasi FSA itu
murtad, dan siapa yang berafiliasi kepada
mereka juga murtad secara keseluruhan. Ini
adalah sikap ekstrem yang dilarang. Generalisasi
sifat murtad dan memerangi terhadap faksi
mana pun memerlukan kepastian dan rincian.
Sikap yang paling ekstrem dan berlebihan
adalah perkataan yang tidak baik terhadap
saudara-saudara kita di JN atau faksi Islam
lainnya yang belum mengetahui manakah
arah kebenaran dan masih bercampur dalam
keyakinan mereka perang fitnah dengan perang
riddah dan Shahawat, lalu memilih untuk
memisahkan diri. Ali RA tidak mencela sahabat
yang memisahkan diri darinya, padahal beliau
adalah Khalifah yang sah menurut kesepakatan
jumhur Ahlu halli wal aqdi. Apalagi, saudarasaudara kita di JN dan selain mereka adalah
orang-orang yang jujur yang adakalanya mereka
membantu kita. Alhamdulillah.
Adapun orang-orang yang memerangi kita,
tidak lantas kalian memvonis murtad kepada
mereka semua secara takyin. Di antara mereka
ada yang murtad pengkhianat, ada pelaku dosa
besar karena mengikuti nafsu, ada yang tidak
tahu apa-apa, dan ada yang salah takwil.
Meskipun permasalahan kesalahan takwil
menjadi sulit diterima seiring dengan jelasnya
proyek murtad itu, tetapi mereka bila berkumpul
di bawah satu bendera, maka mereka diperangi
secara keseluruhan. Mereka akan dibangkitkan
(di hari kiamat) sesuai niatnya dan syariat tidak
membebani kita untuk memilah mereka dalam
pertempuran.
Jika mereka bisa dipisahkan, lalu beberapa faksi
Islam memerangi kita, maka perang ini bukan
perang riddah. Siapa yang berpendapat seperti
itu maka ia telah mengikuti pendapat Khawarij.
Perang seperti ini sifatnya ialah membela diri,
bukan yang lain, sehingga yang dipertahankan
adalah yang paling dikhawatirkan dan
seterusnya.
Perang ISIS bukanlah perang yang mengkafirkan
pelakunya dan bukan salah satu pembatal
keimanan menurut ijma’. Perang seperti ini
tidaklah kita cari-cari dan wajib kita jauhi dan
dihindari sebab-sebab yang mengarah ke sana.
Akan tetapi, bila mereka menyerang kami, kami
tentu melawan sebatas pembelaan diri terhadap
jiwa kami.
Ketahuilah wahai saudara-saudaraku
bahwa hari-hari ini kalian akan mendapati
perkataan-perkataan yang keluar dari
nama-nama yang tidak dikenal yang
mengaku sebagai pendukung ISIS,
dengan menyerang JN dan mengafirkan
mereka karena tidak peduli terhadap
ISIS. Hal lain yang tidak berbeda adalah
mengucapkan takbir kepada semua
faksi jihad di bumi Syam secara umum.
Perkataan seperti ini adalah batil yang
tujuannya ialah memprovokasi kalian
untuk menyerang saudara-saudara kalian
dan mengkafirkan mereka. Jauhilah sikap
ekstrem, walaupun itu datang dari namanama yang dikenal mendukung kita
sebelumnya.
Adapun generalisasi kata shahawat (agen),
maka ketahuilah bahwa kata ini bukanlah
istilah syar’i yang didasari oleh hukum syar’i
pula. Ia hanyalah istilah baru yang sebenarnya
tidak boleh diterapkan secara umum. Sebab,
bisa jadi terkesan bahwa shahawat terkait
dengan loyalitas terhadap orang-orang kafir,
yang berarti tindakan kemurtadan. Jadi, tidak
benar bila ada perkataan terhadap ikhwan kita
di Ahrar Syam bahwa mereka shahawat, atau
bahkan terhadap tentara Jabhah Islamiyah
secara umum. Bila ini terjadi, maka ini adalah
kezaliman dan kesalahan yang wajib dijauhi.
Janganlah kalian mengira bahwa maksud Syaikh
Al-Adnani ketika menyebutkan kata shahawat
adalah gerakan-gerakan Islam, hingga menjadi
dasar untuk mengafirkan mereka. Ini adalah
berlebihan yang dilarang oleh Syaikh.
Ketahuilah wahai saudara-saudaraku bahwa
hari-hari ini kalian akan mendapati perkataanperkataan yang keluar dari nama-nama yang
tidak dikenal yang mengaku sebagai pendukung
ISIS, dengan menyerang JN dan mengafirkan
mereka karena tidak peduli terhadap ISIS. Hal
lain yang tidak berbeda adalah mengucapkan
takbir kepada semua faksi jihad di bumi Syam
secara umum. Perkataan seperti ini adalah batil
yang tujuannya ialah memprovokasi kalian
untuk menyerang saudara-saudara kalian dan
mengkafirkan mereka. Jauhilah sikap ekstrem,
walaupun itu datang dari nama-nama yang
dikenal mendukung kita sebelumnya.
Janganlah kalian meyakini bahwa setiap orang
yang memberikan nasihat yang berlawanan
dengan kita adalah musuh bagi kita. Bahkan,
adakalanya pemberi nasihat itu lebih lembut
kepada kita daripada kebanyakan orang yang
mendukung kita, seperti dikatakan oleh Amir
yang adil, Abu Umar Al-Baghdadi.
Dan jangan mengira bahwa setiap orang yang
mendukung dan membela kita dari setiap
kesalahan maka kita anggap benar. Karena kita
memiliki kesalahan dan dalam realitas pasti ada
kesalahan tersebut dan juga dalam kebijakan.
Kebenaran itu tidak terbatas pada kita.
Jauhilah sejauh-jauhnya setiap penulis,
pembuat makalah, atau pendulum yang kalian
lihat terburu-buru mencela ulama yang dalam
penilaian kita mereka adalah orang-orang
yang jujur. Meskipun mereka hanya sedikit,
seperti Syaikh Al-Ulwan, Al-Maqdisi, dan
Abu Qatadah. Meskipun sebagian dari mereka
berbeda pendapat dengan kita dalam beberapa
persoalan.
Terakhir, saya katakan kepada kalian, ini
adalah takdir Allah bagi kalian bahwa kalian
berada dalam fitnah yang terjadi dalam lingkup
konspirasi global. Bila kalian adalah prajurit
perang, maka hadapilah, namun bila kalian
adalah orang-orang yang takut kerugian, maka
tinggalkanlah perang ini dan biarkan para
prajurit ISIS yang melakukannya.
Ya, ini adalah takdir Alah untuk kalian bahwa
tentara kafir dan murtad, para agen, dan
pengkhianat membentur batu besar Daulah
Islam. Mereka mengerahkan semua tentara
dan potensinya untuk membinasakan kalian.
Mereka mengira kalian lemah dan mudah
dihancurkan, tetapi ternyata itu salah. Kalian
telah mengikrarkan diri untuk siap mati hingga
Allah menampakkan agama ini atau kita mati
untuk membelanya.
Mereka mengira kalian adalah orang-orang yang
mudah goyah ketika banyak orang berkhianat,
tidak peduli, dan takut berprasangka kepada
Allah dengan sangkaan yang buruk. Mereka
tidak tahu bahwa kalian adalah kelompok yang
ditolong pada zaman ini, dengan izin Allah.
Syaikh kita, Abu Umar Al-Baghdadi dan
pembantunya, Abu Hamzah Al-Muhajir telah
menghadapi sekumpulan orang-orang yang
murtad pada masanya di Iraq hingga keduanya
mewariskan bendera kepada kita, setelah
memecah gelombang kemurtadan. Ingatlah itu
sebagai pelajaran yang tidak bisa dilupakan
dengan izin Allah di Irak.
Mereka telah menyerahkan bendera kepada
kita, karena mereka percaya kepada Allah
bahwa kalian adalah dalam kebaikan. Maka
berdirilah, dan matilah seperti keduanya mati.
Jangan sampai sejarah akan menulis bahwa
kita adalah generasi yang kehilangan buah
kesabaran para pahlawan itu dan jihad mereka.
Ya, pertempuran ini akan panjang dan ujian
akan semakin berat. Akan tetapi kita mampu,
dengan pertolongan Allah, untuk tetap teguh
dalam perjuangan selama sepuluh tahun setelah
itu. Dan saat itulah kemenangan menjadi suci
dan murni. Dan ini akan menjadi awal Khilafah
Rasyidah dengan izin Allah.
Bersikaplah yang ramah kepada seluruh
faksi jihad yang salah tafsir dan jauhilah
tindakan memerangi mereka sekuat tenaga.
Kembalikanlah hak-hak mereka yang terzalimi,
sebagaimana diajarkan oleh Syaikh kita Abu
Umar Al-Baghdadi selama perang di Iraq.
Adapun orang-orang murtad dari shahawat dan
para penjahat, kita akan membersihkan mereka
sebersih-bersihnya seperti yang diserukan oleh
pemimpin kita, Al-Adnani.
Janganlah perang kalian yang membela Islam
dan pemeluknya ini berubah menjadi fanatisme
kepada ISIS, sehingga kalian memerangi siapa
saja yang memerangi ISIS karena fanatisme
kepadanya. Janganlah kalian serampangan
dalam menentukan hukum, sehingga perang
kalian dalam kondisi ini adalah perang
fanatisme jahiliah, meskipun demi nama
Daulah Islam. Nabi telah menyebut fanatisme
terhadap muhajirin maupun Anshar adalah
jahiliah yang menjijikkan, padahal itu adalah
nama yang sesuai syariat.
Saudara-saudaraku, janganlah kalian menoleh
kecuali kepada imam kalian karena itu adalah
(jalan menuju) surga. Janganlah ada seorang
pun yang memalingkan kalian darinya l
(sumber: kiblat.net)
Pesan dari Amir Daulah Islamiyyah fi Al-Iraq wa Asy-Syam (ISIS)
Abu Bakar al Husainiy al Quro’isy al Baghdadiy
Allah Mengetahui Sedangkan Kalian Tidak Mengetahui
Segala puji bagi Allah, kami memuji, memohon pertolongan dan ampunan pada-Nya. Kami berlindung pada Allah
dari kejahatan jiwa kami dan keburukan ‘amal pekerjaan kami. Siapa yang Allah berikan petunjuk maka tidak ada
yang dapat menyesatkannya, dan siapa yang Dia sesatkan maka tidak ada yang dapat memberikan petunjuk
padanya.
Saya bersaksi tidak ada ilah (yang haq) selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya. Dan saya bersaksi bahwa Muhammad
adalah hamba dan utusan-Nya –semoga Allah limpahkan sholawat dan salam padanya beserta keluarga dan para
shohabatnya.
Adapun kemudian;
Sesungguhnya di antara sunnah dan hikmah (kebijasanaan) Allah –tabaaroka wa ta’ala- adalah bercampurnya
barisan kaum mu’minin dan mujahidin dengan orang yang bukan dari golongan mereka dan dengan golongan
munafiqin. Namun Allah tidak-lah membiarkan barisan muslim (terus) bercampur dengan golongan munafiq dan
tukang klaim yang bersembunyi di balik tabir Islam, juga bersembunyi di belakang da’wah Iman. Maka Allah
subhaanahu wa ta’ala pun mengadakan tradisi ujian dan cobaan (sunnatul fitnah wal ibtila’).
Allah ta’ala berfirman;
“Allah tidaklah membiarkan kaum mu’minin dalam keadaan kalian saat ini, hingga Dia menyisihkan yang buruk
(munafiq) dari yang baik (mu’min).” (Alu ‘Imron: 179)
Allah ta’ala berfirman;
“sungguh telah kami uji orang-orang sebelum kalian, maka Allah pun benar-benar mengetahui orang-orang yang
jujur dan orang-orang yang berdusta.” (al-‘Ankabut: 3)
Maka barisan ini haruslah dipanasi agar keburukan / kotoran keluar darinya, harus ditekan agar bata yang lemah
tersingkir dan harus dipijarkan cahaya padanya agar tersingkap para penyusup dan pihak-pihak tak dikenal.
Demikianlah, pergelutan antara al-haq dan al-bathil tidaklah berhenti dan tradisi bentrokan yang jika berhenti
tentulah telah dirobohkangereja-gereja, rumah-rumah ibadah dan masjid- masjid yang di dalamnya disebut nama
Allah, serta bumi pun akan rusak. Maka bentrokan dan pergulatan ini terus berlanjut, sedangkan ujian, cobaan dan
penyaringan terus ada, namun kesudahan yang baik (hanya) bagi orang-orang yang bertaqwa, serta kesuksesan
dan keberuntungan bagi kaum mu’minin yang jujur.
Sedangkan ujian yang terus menimpa mujahid di jalan Allah tidaklah menambahnya selain semakin bersih dan
jernih, tidak pula ia menghadapi berbagai kesulitan / kepayahan selain menambah tekad dan keteguhan(nya).
Maka bersabarlah wahai mujahidin di Dawlah Islam di Irak dan Syam, kuatkanlah kesabaran dan siap-siagalah,
serta jangan bersedih terhadap penelantaran orang dekat dan bersekongkolnya musuh.
Janganlah kalian ngeri terhadap serangan yang gencar terhadap Dawlah ini, karena Allah ‘azza wa jalla akan
menolong pasukan-Nya dan membela orang-orang yang beriman.
Janganlah kalian gemetar terhadap besarnya kedustaan dan tuduhan, serta apa saja yang disepakati oleh musuhmusuh Islam dan apa saja yang mereka perundingkan untuk melawan kalian, karena Allah ‘azza wa jalla
mengetahui mana orang yang merusak dan mana orang yang membuat kebaikan, Dia mengetahui mana mujahid
dan mana tukang klaim, Dia mengetahui siapa yang jujur dan siapa yang berdusta, Dia mengetahui siapa yang tulus
dan siapa munafiq.
Ketahuilah, bahwa ujian yang menimpa kalian di Syam, insyaAllah hanyalah kebaikan yang banyak, lalu tidak akan
berlangsung lama dan akan berubah menjadi karunia yang sangat besar dengan ijin Allah.
Wahai putera-putera Dawlah di Syam, sesungguhnya Allah mengetahui kemudian kalian pun juga mengetahui
bahwa Dawlah mengerahkan seluruh kemampuannya untuk menghentikan serangan yang ditimpakan padanya
oleh beberapa detasemen tempur.
Lalu Allah mengetahui dan kalian pun juga mengetahui bahwa kami tidak menginginkan, tidak mengusahakan dan
tidak pula merencanakan terjadinya peperangan ini, karena secaranya nyata dan apa yang nampak oleh kami
adalah yang mendapat banyak keuntungan dari peperangan tersebut adalah Nushoyriyyah dan Rafidhah, namun
sungguh kami terpaksa untuk menjalani peperangan ini dan untuk bertahan selama beberapa hari.Kami juga
berusaha menghentikan peperangan ini meskipun benci (melihat) pengkhianatan yang jelas terhadap kami dan
penganiayaan yang jelas atas kami, hingga orang-orang yang tertipu itu menyangka bahwa Dawlah adalah sesuap
(santapan) lezat, dan (mereka menyangka) bahwa mereka mampu mengalahkannya di belakang kepalsuan dan
kebatilan media informasi. Sedangkan kami tidak memiliki pilihan lain selain memasuki peperangan ini dalam
keadaan terpaksa.
Hasbunallah wa ni’mal wakiil, cukuplah Allah bagi kami dan (Dia) adalah sebaik-baik pelindung.
Ketika kalian telah mengetahui hal ini wahai putera-putera Dawlah, tawakkal-lah pada Allah dan berlepas dirilah
kalian dari daya dan kekuatan kalian menuju daya dan kekuatan Allah, dan bertaqwalah pada Allah karena
kesudahan yang baik untuk kalian jika kalian taqwa pada-Nya.Janganlah kalian zholim dan jangan ingkar janji. Kami
nasehatkan kalian untuk menahan diri terhadap siapa saja yang menahan dirinya dan tidak menodongkan
senjatanya dihadapan kalian dari pihak yang pernah memerangi kalian dari kalangan detasemen-detasemenitu,
seberapapun kejahatannya dan seberapun besar dosanya.
Pebanyaklah maaf dan pengampunan agar kalian dapat menyelesaikan musuh jahat yang mengancam semua
ahlus sunnah.
Lalu jika kalian telah mengerahkan seluruh kemampuan kalian untuk menghentikan peperangan ini dan (telah)
menyelesaikan Nushoyriyyah dan Rafidhah, kemudian kalian telah lemah dan telah memiliki alasan di sisi Rabb
kalian, maka bertaqwalah pada Allah dan mintalah pertolongan pada-Nya karena cukuplah Dia saja bagi kalian,
masuklah dalam peperangan itu karena kalian berhak menyelesaikannya dengan daya dari Allah.
Yakinlah bahwa ini pasti baik bagi kalian karena hal ini (telah) diatur oleh Allah untuk kalian;
[sedangkan Allah mengetahui dan kalian tidak mengetahui.] (al-Baqoroh: 216)
Jauhilah dan hindarilah sifat zholim oleh kalian.
Sedangkan siapa saja yang telah berbuat zholim atau aniaya terhadap seseorang, maka hendaknya dia bersegera
secepat mungkin untuk mengembalikan hak dan bertaubatkarena sungguh kami mengembalikan (hak) setiap
kezholiman yang terlanjur kami lakukan dan kami berlepas diri pada Allah dari setiap kezholiman yang dilakukan
oleh personel Dawlah.
Kami perintahkan pada setiap jundiy untuk mengembalikan (hak) setiap kezholiman yang terlanjur dia lakukan dan
Allah tidaklah memberikan barokah pada setiap mujahid yang terlanjur berbuat zholim namun tidak
mengembalikan (hak)nya jika ia mampu atau bisa berusaha mengangkatnya.
Perbanyaklah taubat, istighfar dan ucapan “laa hawla wa laa quwwata illaa billah.” / “tiada daya dan kekuatan
kecuali dengan ijin Allah.”
Sedangkan (berikut) ini adalah seruan yang kami tujukan pada setiap mujaahid yang berjihad di jalan Allah dari
kalangan detasemen-detasemen dan jama’ah-jama’ah di bumi Syam, sebagai qoid ataupun prajurit;
(ketahuilah) bahwa pertempuran ini adalah pertempuran seluruh ummat dan yang menjadi target adalah seluruh
mujahidin. Dawlah hanyalah pintu untuk kalian, jika pintu itu telah dirusak, maka setelah pintu itu adalah lebih
ringan bagi musuh kita, maka janganlah sampai datang pada kalian satu hari di mana kalian (harus) menggigit jarijari penyesalan.
Kami katakan juga pada setiap pihak yang kakinya telah bergeser hingga memerangi kami atau terlibat bersama
siapa saja dari kalangan detasemen yang memerangi Dawlah,
“Tinjaulah kembali perhitungan kalian dan taubatlah pada Rabb kalian. Sungguh kalian telah menyerang kami
ketika lengah dan kalian tikam kami dengan pengkhianatan dari belakang sedangkan (ketika itu) pasukan kami
berada dalam front garis depan dan ribath, kecuali sedikit.
Kemudian hari ini kalian telah melihat sebagian dari kekuatan kami dan kalian lihat perbedaan(nya) antara hari ini
dan kemarin. Sungguh kemarin sebelum kalian memerangi kami, kalian dapat berpatroli dengan aman, tidur
dengan tenang. Lalu (sekarang) kalian berada dalam ketakutan dan gelisah. Kalian (harus) begadang dan berjagajaga dalam keadaan diawasi.
Dan inilah Dawlah mengulurkan tangannya agar kalian menahan diri dari (menyerang)nya, hingga ia (juga)
menahan diri dari (membalas) kalian. Agar kita dapat membereskan Nushoyriyyah dan Rafidhah. Jika tidak,
ketahuilah bahwa dalam Dawlah ada orang-orang yang tidak tidur di atas kelaliman, (telah) teruji dan dikenal oleh
yang dekat dan yang jauh.”
Adapun kalian wahai saudara-saudara kami di Syam, sungguh kalian memiliki Allah, semuanya menjual-belikan
kalian dan semuanya menggigit kalian, (mereka) berlomba-lomba untuk menaiki pundak kalian bahkan tubuh
kalian. Maka cukuplah Allah bagi kalian, cukuplah Allah bagi kalian.
Nushoyriyyah menumpahkan darah kalian dan mengkoyak-koyak kehormatan kalian, mereka hancurkan rumahrumah kalian dengan dalih memerangi teroris untuk menjaga kalian.
Yahudi dan Nasrani membuat konspirasi untuk Islam serta membuat tipu daya dan memerangi mujahidin sembari
berpura-pura menangisi kalian, padahal mereka menjual darah kalian dan urusan kalian.
Para thoghut dari kalangan penguasa negeri-negeri kaum muslimin membeli pelayanan,memfasilitasi antek-antek
(penjajah) dan mengumpulkan para pendukung dengan dalih membantu kalian.
Para pembajak, pencuri dan perampok merampas harta dan kekayaan kalian, serta menghisap darah kalian
atasnama kalian sendiri dan dengan dalih menolong, membela dan menjaga kalian.
Kalian memiliki Allah wahai saudara-saudara kami di Syam…
Alangkah beruntungnya kalian jika kalian bersabar, sungguh Allah sang pelindung telah menjamin kalian.
Adapun kami, hanya dapat menyampaikan pada kalian; darah dibalas dengan darah, penghancuran dibalas dengan
penghancuran.
Kami hanyalah berperang di jalan Allah dan mencari ridho Allah. Dalam hal ini kami tidak takut pada celaan dari
pencela, dalam hal ini kami tidak takut pada celaan pencela. Kami telah bangkit untuk menolong kalian semenjak
ujian kalian semakin mengeras dan kami tidaklah menyimpan kerja keras untuk itu, dan kami tidaklah menyimpan
insyaAllah. Kami senantiasa melakukan apa yang kami mampu insyaAllah.
Maka janganlah kalian terpengaruh oleh media penipu dan insyaAllah kalian tidak akan mendapati kami kecuali
sebagai orang yang paling menyayangi kalian dan sebagai orang yang paling keras terhadap musuh-musuh kalian.
Inilah hakekat kami.
Cukuplah bagi kami bahwa Allah mengetahuinya. Cukuplah bagi kami Allah mengetahui bahwa kami berusaha
dengan segala kejujuran dan ikhlash untuk menjaga kaum muslimin, membela kehormatan mereka dan menjaga
darah mereka, lalu kami dituduh di waktu malam dan di waktu dhuha-nya bahwa kami mengkafirkan saudara-
saudara kami di Syam padahal kami berlindung pada Allah dari yang demikian, dan kami (dituduh) menghalalkan
darah mereka padahal demi Allah tidaklah demikian.
Cukuplah bagi kami bahwa Allah mengetahui bahwa kami tidaklah memasuki sebuah desa, wilayah ataupun jalan
kecuali kaum muslimin di tempat itu mendapat keamanan terhadap harta, jiwa dan kehormatan mereka,
sedangkan para pencuri, perampok dan penjahat di tempat itu melarikan diri (hingga) kami pun mendapat
tuduhan bahwa kami menakut-nakuti kaum muslimin dan menghalalkan kehormatan mereka.
Cukuplah bagi kami bahwa Allah mengetahui bahwa kami berbicara pada setiap orang dan kami buka tangan kami
pada setiap jama’ah, kemudian kami dituduh bahwa kami hanya memandang diri kami, tidak mengakui (adanya)
mujahid selain kami dan kami (dituduh) merugikan pekerjaan orang-orang (selain kami) padahal tidaklah seperti
itu.
Cukuplah bagi kami bahwa Allah mengetahui bahwa kami tidak mengklaim suci (tak pernah salah) meskipun sehari
atau sengaja berbuat salah atau terus-terusan (tidak mau berhenti) berbuat salah sebagaimana yang dituduhkan
pada kami.
Cukuplah bagi kami bahwa Allah mengetahui bahwa kami tidaklah meninggalkan keluarga dan negeri kami dengan
membawa nyawa kami (untuk) kami korbankan dengan murah di jalan Allah kecuali untuk menerapkan syari’ah
Allah, lalu di waktu malam dan di waktu dhuha-nyakami dipersepsikan sebagai thoghut yang tidak berhukum pada
syari’ah Allah, padahal kami berlindung pada Allah (dari yang demikian).
Cukuplah bagi kami bahwa Allah mengetahui bahwa kami termasuk orang yang paling keras terhadap Rafidhah
dan nushoyriyyah, sedangkan mereka sendiri mengetahui akan hal itu.
Cukuplah bagi kami bahwa Allah mengetahui bahwa hal itu adalah malam pengkhianatan terhadap kami dan kami
ditikam di punggung kami, padahal kami memiliki pasukan di wilayah al-Khoyr yang dipimpin oleh as-Syaykh ‘Umar
as-Syisyaniy yang bertekad untuk tidak kembali hingga dapat membebaskan seluruh wilayah tersebut sedangkan
beliau telah meletakkan rancangan untuk itu dan telah menjalankan rancangan tersebut. Kami juga memiliki
kekuatan di Halab (Aleppo) yang menghadapi Front Barat dalam rencana untuk membebaskan seluruh Halab
(Aleppo). Ada pula kekuatan lain yang aktif menyergap bandara Kuwairis dari Front Timur. Ada pula kekuatan lain
yang siap menyergap barak Hananu. Ada pula detasemen yang disiapkan untuk menggempur Nushoyriyyah
dengan sinkron di dalam wilayah-wilayah yang jatuh dalam control mereka.
Dan Allah mengetahui bahwa kekuatan yang disiapkan di wilayah Idlib hanyalah menunggu keringnya bumi untuk
menyergap sebelas tempat razia milik Nushoyriyyah dan guna membebaskan lembah adh-Dho’if dalam satu hari
(saja). Sedangkan kekuatan yang berada di wilayah Hama tengah bersiap-siaga untuk menimpakan serangan
terhadap Nushoyriyyah.
Cukuplah bagi kami bahwa Allah mengetahui semua, kemudian tentara-tentara kami pun mengetahui juga. Namun
itu semua terhenti pada malam pengkhianatan terhadap kami, kemudian kami pun dituduh sebagai antek-antek
Nushoyriyyah dan Rafidhah.
Maka cukuplah Allah bagi kami dan Dia sebaik-baik pelindung.
Cukuplah Allah bagi kami dan Dia sebaik-baik pelindung.
Maha suci Allah, tidak ada suatu apapun di bumi dan di langit yang tersembunyi bagi-Nya.
Rosululloh shollaAllahu ‘alayhi wa sallam bersabda;
“akan datang pada manusia tahun-tahun penipuan, di mana pendusta dibenarkan (ucapannya) dan orang jujur
dianggap dusta (perkataannya), pengkhianat dipercaya dan orang yang amanah dianggap berkhianat.”
(Diriwayatkan oleh Ahmad, Ibnu Majah dan al-Hakim)
Adapun untuk Ahlus Sunnah di Irak maka kami katakan;
Wahai saudara-saudara kami, inilah kalian telah melihat Rafidhah dengan sikap aslinya. Sungguh akhirnya kalian
telah mengangkat senjata di hadapan mereka, dan ini adalah kesempatan bagi kalian, janganlah kalian menyianyiakannya. Jika tidak, setelah itu tidak akanada lagi kalimat. Kemudian sungguh peperangan kalian melawan
Rafidhah ini adalah perang ideology dan hal itu telah diteriakkan oleh Nuri si shofawiy yang pendengki, juga
sebagaimana yang dia teriakkan dengan sangat lancang seraya berkata bahwa peperangannya melawan mujahidin
adalah perang suci dan peperangannya melawan Ahlus Sunnah adalah perang antara kufr dan iman. Benarlah
(ucapannya) meskipun dia seorang pendusta.
Maka merapatlah kalian di sekitar putera-putera kalian yang berjihad dan umumkanlah hal itu dengan ikhlash
(mengharap ridho) Allah. Sungguh hari ini kalian telah menjadi tameng bagi Ahlus Sunnah dalam melawan
Rafidhah, maka jangan sampai mereka diserang dari arah kalian.
Wahai putera-putera Dawlah di Irak,
Wahai orang-orang yang telah dibersihkan dengan berbagai ujian serta dipilih dan dikilapkan dengan berbagai
kondisi yang sangat sulit; alangkah mulianya kalian yang lebih teguh dari gunung. Janganlah kalian bergeser oleh
berbagai syubuhat dan janganlah kalian terpengaruh oleh berbagai tuduhan.
Jadilah yang terdepan dalam perang melawan shofawiy, tetaplah kalian dalam barisan depan, berdirilah kalian di
depan serangan Rafidhah ini dan bergeraklah menuju Baghdad dan al-Janub untuk membakar orang-orang
Rafidhah di pusat negeri mereka.
Janganlah kalian menyerahkan keluarga dan rakyat kalian, ketahuilah bahwa Ahlus Sunnah di setiap tempat
melihat kalian, dan saudara-saudara kalian di Syam menantikan kalian.
BaarokaAllah fiikum, semoga Allah melimpahkan barokah atas kalian.
Terakhir;
Pesan ini kami tujukan pada Amerika,
Ketahuilah wahai penjaga salib; bahwa proxy war / perang perwakilan tidaklah berguna bagi kalian di Syam,
sebagaimana itu juga tidak berguna bagi kalian di Irak. Dalam waktu dekat kalian akan berhadapan langsung,
meskipun (kalian) membenci (hal ini) dengan ijin Allah.
Dan sungguh putera-putera Islam telah mempersiapkan diri mereka untuk hari ini.
[ Maka nantikanlah sungguh kami (turut) menantikan bersama kalian. ] (at-Tawbah: 52)
[Wahai Rabb kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami bersalah (tidak disengaja). Wahai Rabb
kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau telah membebankan
kepada orang-orang sebelum kami. Wahai Rabb kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak
sanggup kami pikul. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan limpahkanlah rohmah pada kami. Engkaulah Penolong
kami, maka tolonglah kami terhadap kaum kafir.] (al-Baqoroh: 286)
(sumber: shoutussalam.com)
Laporan
Khusus
Transkrip Pernyataan Husein bin Mahmud
Dan Daulah Islam pun Telah Runtuh
S
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
egala pujian hanyalah milik Allah, yang telah memuliakan orang orang-orang beriman dan
menghinakan kekufuran dan orang-orang kafir. Zat yang Mahaesa, satu-satunya tempat
bergantung, Raja Diraja Yang Mahakuat lagi Mahakokoh. Kemudian, semoga shalawat dan salam
semoga tercurahkan kepada sebaik-baik manusia, pemimpin generasi awal dan yang terakhir, dan imam
para rasul, Muhammad bin Abdullah Al-Hasyimi Al-Qurasyi; kepada keluarga dan para sahabatnya, serta
orang yang mengikuti mereka dengan baik hingga hari kiamat kelak. Amma Ba’du:
Ya, Daulah (Islam) pun telah runtuh. Telah runtuh karena ia tidak memiliki rasa tanggungjawab.
Telah runtuh lantaran ia ingin memonopoli segala sesuatu di atas kemampuan seluruh manusia. Telah
runtuh sebab ia suka mengafirkan (takfiiri) dan senang melakukan peledakan (tafjiiri) yang ekstrim,
serta gemar melakukan serangan kilat mengejutkan. Telah runtuh karena ia tidak suka mengindahkan
nasehat, tidak suka bermusyawarah dengan ulama, dan hanya mementingkan pendapatnya sendiri.
Telah runtuh karena ia telah membunuh orang-orang Muslim, memerangi mujahidin, dan memusuhi
seluruh manusia. Telah runtuh karena ia tidak mau berhukum dengan aturan yang diturunkan Allah.
Telah runtuh lantaran ia tidak mau duduk dalam peradian. Dan telah runtuh sebab ia tidak menghindari
jalan menuju keruntuhan melainkan malah menapakinya. Demikianlah apa yang mereka katakan.
Sejarah runtuhnya Daulah Islam Irak dan Syam (ISIS)
Daulah Islam Irak dan Syam masuk (ke Syam) melalui Jabhah Nushrah (JN) yang merupakan bagian
darinya. Tatkala kekuatan JN semakin kuat maka Al-Baghdadi (Amir ISIS) mendeklarasikan “Daulah Islam
Irak dan Syam (ISIS)”, dan meminta JN untuk mendeklarasikan penyatuaanya di bawah bendera ISIS.
(Tampaknya), tak seorangpun yang menginginkan Al-Qaidah di Syam, bahkan termasuk Amir Al-Qaidah
sendiri (Dr. Aiman Azh-Zhawahiri) tidak menginginkannya dan memberikan masukan agar ISIS tetap
berada di Irak (kembali menjadi Daulah Islam Irak, [ISI]). Namun (justru) JN mendeklarasikan loyalitas
(bai’at)nya pada Al-Qaidah, sehingga Al-Qaidah memiliki cabang resmi di Syam memalui bagian dari ISIS
yang tidak resmi.
Demikianlah yang terjadi, namun peristiwa itu seakan-akan tidak pernah terjadi. Segala sesuatu
berjalan dengan baik dan lancar... Mujahidin terjun dalam berbagai peperangan, dari satu medan ke
medan lainnya, tanpa problem apa pun. Antara sesama Brigade memiliki ruang-ruang operasi bersama.
Seluruhnya bekerja dengan rapi dan sesuai kesepakatan hingga terjadi peristiwa yang belum pernah
terjadi sebelumnya, sehingga muncul sentilan ‘Jika bukan karena ISIS dan Al-Qaidah di Syam’, yaitu
“Perang Wilayah Pesisir (Ghazwu As-Saahil)”. Dari sana, mulailah berbagai konflik.
Barat telah bersepakat dengan Syiah Rafidhah dan Nushairiyah mengenai perkara yang mereka ridai,
yaitu mendirikan Negara Nushairiyah di Barat Suriah di sepanjang pesisir pantai yang memasukkan
propinsi-propinsi: Homs, Hama, Idlib, Latakia, Liwa’ Iskandarun, Thurthus, Damaskus, dan Quneitra.
Wilayah ini mengikat antara Irak dan Syam, dan menghalangi Ahlus Sunnah untuk memiliki perbatasanperbatasan di wilayah pesisir atau perbatasan-perbatasan yang berdampingan dengan Palestina yang
sedang terjajah. Dengan itu, Syiah Rafidhah dan Nushairiyah (juga tentara Mesir) dapat membentuk
pagar untuk melindungi Israel, dan mengepung Ahlus Sunnah di Timur Laut Suriah diantara Irak yang
Rafidha, Turki yang Liberal, dan Negara Nushairiyah Baru. Namun saudara-saudara ISIS –semoga Allah
memberikan hidayah kepada mereka- tidak memahami (sebagaimana klaim ‘mereka-mereka’) politik,
sebagaimana tabiat mereka, bahkan berangkat ke wilayah pesisir dan mulai membebaskan desa-desa
Nushairiyah di sana dalam usaha merintangi secara terang-terang terhadap rencana-rencana Barat!!
‘Mereka-mereka’ sekelompok kaum tersebut lantas membunyikan sirine tanda bahaya dan meminta
menggalang pembentukan pasukan dari mereka yang dikenal gemar memberikan uang muka (DP)
untuk menyelamatkan Negara Nushairiyah dari cengkaraman-cengkaram orang yang mengkhianati
mereka. Maka berkumpullah sekelompok kaum di Turki, Yordania, dan Riyadh untuk melakukan
transaksi-transaksi dan mengajarkan berbagai konspirasi dan rencana-rencana yang harus diambil. Itu
(penyerangan dan pembebasan desa-desa Syiah Nushairiyah) merupakan bencana yang besar dan hal
itu mulai bergulir. Untuk itu, pekerjaan besar lagi detail untuk melumatkan kekuatan para ekstrimis
khawarij yang senantiasa merusak rencana-rencana Barat dan Timur di negara-negara Islam adalah
suatu keniscayaan!!
Sekelompok kaum membentuk pemerintahan di luar Suriah dan menampilkan anggota-anggota
pemerintahan kartun ini di media. (Anggota-anggota ini) lantas melakukan berbagai konferensi,
diberikan hak untuk mewakili mereka (rakyat Suriah), dan seterusnya, hingga pada pemilu-pemilu!!
(Mereka bergumam) “Kami tidak peduli seberapa banyakkah rakyat Suriah yang akan memberikan
suaranya dalam pemilu-pemilu ini. Ini tidak penting. Yang penting adalah terbentuknya Dewan-dewan
perwakilan, pemerintahan, dan parlemen yang mewakili rakyat Suriah dalam konferensi-konferensi ini”!!
Begitulah, dengan begitu mudahnya mereka melompati pundak-pundak rakyat Suriah dan menginjakinjak jasad-jasad mereka, serta membentuk pemerintahan yang langsung diakui oleh bangsa Arab dan
Non-Arab hanya selang beberapa hari. Meskipun pemerintahan itu tidak diterima oleh rakyat dan tidak
memiliki tempat di bumi Suriah!!
Inilah rencana pertama. Sementara rencana kedua yaitu menghentikan bantuan jihad di wilayahwilayah yang dijanjikan untuk Syiah Nushairiyah. Hal itu telah sukses mereka lakukan setelah
memberikan sesuatu yang memuaskan pada sebagian kelompok-kelompok pejuang. Namun mereka
harus berhadapan dengan beberapa rintangan, yang paling menonjol diantaranya adalah ISIS. ISIS yang
tidak mengenal pembicaraan apapun, tidak mengenal diskusi, dan tidak mau duduk-duduk dengan
negara-negara Barat dan agen-agen intelijen Arab, serta (ISIS juga) tidak mengerti politik. Untuk itulah
sekelompok kaum tersebut memutuskan untuk meruntuhkannya dan menyibukkan mereka dari
menguasai wilayah pesisir dengan urusan-urusan yang lain.
Cita-cita tersebut sepenuhnya diharapkan pada konferensi Jenewa. Dimana Barat telah
mengisyaratkan kepada Negara Nushairiyah untuk menggunakan senjata kimia sebagai alasan mereka
untuk tidak ikut intervensi langsung dengan dalih menjaga hak hidup rakyat Suriah yang Barat tidak
setuju mereka terbunuh oleh senjata kimia; namun tidak mengapa mereka terbunuh oleh birmil-birmil
yang diledakkan, roket-roket, bom-bom, dan oleh ledakan-ledakan rudal. Dengan demikikan, ketika
negara-negara Barat tiba untuk menolong umat Islam di Suriah maka seluruhnya akan bertepuk tangan,
kecuali para teroris, yang mengharamkan untuk bertepuk tangan!!
Oleh itu, pemberangusan terhadap elemen-elemen yang mengingkari pembicaraan, perjanjian
kesepahaman (MoU), dan logika akal merupakan suatu keniscayaan. Negara-negara Arab lantas
mengisyaratkan kepada sebagian kelompok pejuang untuk memerangi ISIS. Hal itu sukses terlaksana,
dan media sengaja menyembunyikan konspirasi ini sehingga menyebabkan ISIS hilang kesabaran dan
mulai memerangi kelompok-kelompok tersebut. Saat itulah, media rendahan mulai berteriak tanpa
henti: “ISIS memerangi kelompok-kelompok jihad di Suriah!”, “ISIS tidak memerangi Nushairiyah!”,
“ISIS adalah tentara-tentara asing!”, “ISIS adalah antek-antek Iran dan negara-negara Barat!”, “ISIS
berpahaman takfiiri!”.
ISIS tidak memiliki stasiun-stasium tv mainstream, tidak mempunyai delegasi-delegasi yang
berkeliling menemui ulama dan para penuntut ilmu dan berbicara kepada media dan meneriakkan
yel-yel di tempat-tempat keramaian dan di alun-alun!! Permusuhan terhadap ISIS rapat tersembunyi,
sementara pembelaan ISIS terhadap institusi mereka tersebar di hadapan umum. Keburukan-keburukan
yang terjadi di Suriah seluruhnya disematkan pada ISIS. Meski terkesan sia-sia, ISIS melalui jubir resmi,
Amir, dan para personelnya telah berusaha membela diri, namun sekelompok kaum tersebut telah
menggelontorkan milyaran uang, membeli orang-orang yang bisa dijadikan pelindung, dan membuka
pintu imigrasi bagi person-person berbagai kelompok yang memerangi ISIS agar mereka bisa berkeliling
di berbagai wilayah untuk mengadukan ISIS secara langsung pada setiap orang yang diakui pendapat,
penilaian dan pertimbangannya, serta ucapan atau tulisannya..
Para konsulat intelijen Arab pun mulai berdusta dan berdusta, serta terus berdusta, sehingga mereka
pun dibenarkan oleh sebagian kita yang berpandangan bahwa membenarkan mereka lebih terkesan
logis dibanding tertipu oleh berbagai kedustaan... Mereka terus memanipulasi, menyesatkan dan
berdusta bahkan salah seorang dari mereka berani menulis bahwa dia melihat personel-personel ISIS
memasuki sebuah rumah yang di dalamnya terdapat seorang wanita yang sedang hamil, kemudain
mereka membelah perut wanita tadi dan mengeluarkan janinnya, serta memotong kepalanya dengan
pisau!! Demikianlah, tanpa rasa takut atau malu, kedustaan tersebut dilakukan!!
Ya, ISIS salah karena tidak banyak terfokus pada media dan tidak memperkuat relasi mereka dalam
skala yang lebih besar dengan kelompok-kelompok jihadi lainnya. Namun ini tidak berarti bahwa
masyarakat yang jauh berada di bawah tingkat sederhana tersebut ditolerir untuk tertipu oleh berbagai
kedustaan!! Tentara-tentara ISIS adalah orang-orang Islam yang berpemahaman Ahlus Sunnah wal
Jama’ah. Banyak diantara mereka dari kalangan penuntut ilmu, bahkan banyak diantara mereka yang
hapal al-Quran seluruhnya. Mereka rela meninggalkan istri, anak-anak, dan orang tua mereka, lalu
berangkat demi membela kaum wanita umat Islam dan kehormatan mereka. Apakah logis mereka
membelah perut-perut wanita Muslimah dan membunuh janinnya? Mereka yang tidak membolehkan
menampar pipi wanita kafir dalam rangka melazimi agama dan menjaga wibawa mereka, apakah
logis mereka melakukan perbuatan itu? Apakah ada Muslim yang sampai pada tahap kebodohan dan
kepandiran ini sehingga mau membenarkan berita seperti ini?
Seluruh tuduhan ini telah dinegasikan oleh tindakan-tindakan ISIS melalui pernyataan para pimpinan
mereka. Para pimpinan ISIS telah mengumumkan bahwa mereka tidak mengafirkan umat Islam, dan
tidak memulai peperangan terhadap seorang Muslim pun. Mereka mau menerima nasehat dan siap
untuk duduk dan berhukum pada peradilan independen dengan syarat agar orang yang duduk bersama
mereka bukan dari antek-antek (musuh) dan bukan para pengkhianat... Problemnya adalah bahwa ISIS
dan Al-Qaidah melakukan suatu aksi dari ujungnya tanpa penjelasan mengenai pangkalnya. Mereka
memang tidak memiliki ‘fikih’ politik yang mengharuskan mereka untuk bersilat lidah, bermanis lidah,
berbasa-basi, dan terjerumus dalam jerat berbagai konferensi, perbincangan, dan diskusi yang tidak
bermanfaat sedikitpun kecuali hanya memecahkan konsentrasi dan menyia-nyiakan waktu. Mereka
tidak mengenal ini sedikitpun. Ucapan dan perbuatan mereka jelas lagi gamblang; tidak rancu dan tidak
bias: “Siapa yang menjajah negeri Islam maka tidak ada solusi buat mereka kecuali mereka dikeluarkan
darinya dengan pedang”, “Siapa yang memusuhi umat Islam maka dia akan dimusuhi sesuai kadar
permusuhan mereka”, “Siapa yang menjadi agen negara-negara kafir maka dia akan diperlakukan
sebagaimana orang-orang kafir”. Mereka memang tidak memiliki solusi yang lebih adil (selain yang
disebutkan). Semoga Allah senantiasa memberikan hidayah kepada kita dan mereka.
Tatkala sekelompok kaum melihat bahwa seluruh rencana-rencana ini tidak berhasil meruntuhkan
ISIS maka mereka menggulirkan konspirasi baru dengan memberikan beberapa pengantar (terlebih
dahulu): “ISIS berlakuan seperti setan” dan mengisyaratkan pada agen-agen mereka di Suriah untuk
membunuh orang yang berhijrah menuju mereka untuk berjihad. Kemudian tibalah giliran sandiwara
berbagai pembicaraan yang men-tahdzir orang-orang yang menganjurkan para pemuda untuk berjihad
di Suriah. Aktor utama sandiwara inilah adalah para ‘pubertas’ kelompok Jamiyyah. Maka tersebarlah
berbagai aksi tahdzir di stasiun-stasiun tv mainstream, aplikasi-aplikasi media sosial, koran-koran, dan
majalah-majalah. Seluruhnya mulai menyayangkan terhadap para pemuda yang tertipu, yang jiwanya
dikorbankan demi isu yang negaranya tidak memiliki kepentingan.
Setelah seluruh usaha yang besar ini, tibalah giliran kelompok ‘As-Sami’ yang mengkriminalkan orang
yang berperang di luar negeri dan berada di bawah naungan kelompok-kelompok jihadi dan islamis, atau
mendukung dan menolong kelompok-kelompok teroris. Keseluruhan ini demi melindungi para pemuda
suatu warga negara yang negara tersebut rela mengeluarkan banyak harta demi kepentingannya, dan
telah memenuhi jalan-jalan kehidupan yang mulia, merdeka, adil, dan makmur kepadanya.
Marilah kita berhenti sejenak pada dilema ini dan memandangnya dengan kaca mata syariat:
Para ahli fikih, ahli hadits, ahli tafsir, ahli ibadah, ahli zuhud, dan setiap ulama Islam dari seluruh
madzhab dan kelompok yang berafiliasi pada Islam sepanjang masa yang diakui pendapatnya bersepakat
bahwa jika musuh yang kafir menyerang suatu negeri Islam atau terdetik untuk menyerangnya maka
hukum jihad menjadi fardhu ‘ain bagi penduduk negeri tersebut. Jika penduduk negeri tersebut tidak
mampu membendung musuh maka hukum fardhu ‘ain jihad berlaku bagi penduduk paling terdekat
dengan negeri tersebut, kemudian penduduk negeri setelahnya, setelahnya, dan seterusnya, sehingga
mereka memiliki jumlah yang memadai dan mampu mengusir musuh, atau hukum jihad menjadi
fardhu ‘ain bagi seluruh umat Islam. Ini merupakan kesepakatan ulama Islam. Mereka tidak berselisih
mengenai hukum ini. Hukum jihad pada kondisi ini menjadi fardhu ‘ain sebagaimana shalat dan zakat.
Hukum seperti ini bisa ditemukan dalam seluruh kitab-kitab fikih dan dalam seluruh madzhab yang
diakui. Tidak ada seorang fakih pun yang mendalami bab jihad dalam madzhab apa pun, yang tidak
mengetahui hukum ini. Jika kita telah mengetahui hal ini, dan mengetahui bahwa Syiah Nushairiyah
hari ini telah mencengkerami penduduk Syam, menyembelih umat Islam, dan menodai kehormatan
para wanita Muslimah. Inilah yang kita lihat di kaca-kaca tv beberapa saat setelah terjadinya peristiwa
itu, dan dalam rekaman-rekaman. Kita juga telah mengetahui bahwa hukum Syiah Nushairiyah adalah
kafir murtad berdasarkan kesepakatan ulama Islam (sebagaimana yang disebutkan Ibnu Taimiyyah).
Juga, kita telah mengetahui bahwa orang-orang yang memerangi umat Islam di Syam adalah Syiah
Nushairiyah dan Rafidhah (Libanon, Irak, Iran, Yaman), komunis-Nasrani (Rusia), dan Budha (Cina). Jika
kita mengetahui hal ini maka kita akan yakin bahwa perang (Suriah) ini merupakan perang melawan
orang-orang kafir yang menyerang umat Islam, dan memerangi musuh yang menyerbu ini adalah
jihad defensif. Jumlah penduduk Syam belum memadai dalam perang ini karena ia terus beerlangsung
selama tiga tahun, sementara umat Islam berada dalam bayang-bayang pembunuhan, kelaparan, dan
ternoda kehormatannya. Mereka tidak mampu mempertahan diri mereka dari ini semua. Untuk itu,
hukum jihad adalah fardhu ‘ain bagi Muslim yang terdekat dengan Syam dan seterusnya berdasarkan
kesepakatan seluruh ulama Islam.
Inilah permasalahan yang harus dikatahui oleh orang yang melampau batas terhadap syariat dan
berusaha menutup-nutupi ketentuan-ketentuan seperti ini. Setelah dengan keyakinan penuh kita
mengetahui bahwa berperang di Suriah hari ini adalah jihad defensif, dan jihad defensif hukumnya
fardhu berdasarkan ijma’ ulama islam, dan tidak ada perbedaan pendapat mengenai hukum ini,
maka kita juga harus mengetahui bahwa hukum orang yang menyelisihi ijma’ ini adalah sebagaimana
yang disebutkan Ibnu Hazm dalam kitabnya Maraatib Al-Ijmaa’. Dia menyebutkan, “Dan diantara
konsekuensi dari ijma’ shahih adalah orang yang menyelisihinya dihukumi kafir tanpa ada perbedaan
pendapat seorang pun diantara ulama Islam mengenai hukum tersebut”... Siapa yang ingin menutupnutupi (hukum fardhunya jihad defensif) maka pertama kali, hendaknya dia mengetahui hukum ini.
Sungguh, sebagian telah memahami kesyirikan orang-orang Nasrani. Kesyirikan yang dijelaskan oleh
Nabi saw kepada ‘Adi bin Hatim saat beliau bertutur padanya mengenai perihal perilaku para pendeta,
“Bukankah para pendeta itu mengharamkan apa yang dihalalkan Allah, kemudian mereka (orangorang Nasrani) pun mengharamkannya. Dan menghalalkan apa yang diharamkan Allah, kemudian
mereka pun ikut menghalalkannya?” Maka saya (‘Adi bin Hatim) menjawab, “Ya.” Beliau melanjutkan,
“Itulah ibadah mereka.” (Hadits ini dihasankan oleh Ibnu Taimiyyah dalam Fataawa-nya). Mereka tidak
sekedar mengharamkan apa yang dihalalkan Allah, bahkan mengharamkan dan menganggap kriminal
apa yang difardhukan dan diwajibkan oleh Allah. Agama apalagi, tauhid apalagi, dan akidah apalagi
yang tersisa bagi mereka itu?
Siapa yang setuju atas keputusan-keputusan ini –yang menganggap kriminal ibadah yang difardhukan
Allah bagi umat Islam, maka tidak ada secuil ketakwaan pun yang terdapat dalam hatinya. Dia telah
terjerumus dalam kesyirikan dan telah menyembah penguasa. Umat Islam wajib membersihkan
tangan-tangan mereka dari setiap orang yang menyetujui para penguasa tersebut dalam masalah ini.
Ibnu Taimiyyah berkata, “Jika terdapat kepastian ijma umat ini atas suatu hukum maka tak seorang pun
diperbolehkan keluar dari ijma mereka (ulama Islam). Karena mereka tidak mungkin sepakat dalam
kesesatan. [Majmuu’ Al-Fataawa: vol. 20]. Untuk itu, tak seorang pun diperkenankan keluar dari ijma
ini, dan tak seorang pun yang ditolerir menyetujui para penguasa tersebut untuk mengharamkan apa
yang diwajibkan Allah. Dan jika ulama yang melakukan hal itu maka dia telah kafir berdasarkan ijma’
(sebagaimana pendapat Ibnu Hazm). Dalam kondisi ini, ulama tidak boleh bersikap lunak, karena perkara
ini bukanlah permasalahan teologi, namun permasalahan darah, kehormatan, dan Islam. Hari ini, ulama
tidak diberikan kelonggaran. Bahkan mereka wajib memberikan penjelasan dan mengingkari. Tidak ada
bedanya antara orang yang mengharamkan jihad di Suriah hari ini dengan orang yang mengharamkan
shalat fardhu dan shiyam fardhu. Bahkan kerusakan lantaran meninggalkan shalat dan shiyam hanya
bersifat pribadi, sementara kerusakan lantaran meninggalkan jihad di Suriah hari ini akan berdampak
pada rakyat Suriah secara khusus, dan pada umat Islam pada umumnya.
Mari kita kembali pada pokok pembicaraan. Sketsa untuk mendirikan negara Syiah Nushairiyah dan
Rafidhah di Suriah... Mujahidin menggempur propinsi-propinsi yang dijanjikan untuk Nushairiyah...
Isyarat bagi Syiah Nushairiyah untuk menggunakan senjata kimia... Intervensi di Suriah melalui
konferensi Jenewa dengan dalih penghancuran senjata kimia... Permusuhan terhadap kelompok yang
tidak menerima pemerintah apapun yang datang dari Barat, atau hasil-hasil dari konferensi, atau
29
penawaran apapun atas sejengkal tanah manapun... ISIS yang berperilaku seperti setan... Memerangi
muhajirin di Suriah... Media menghadirkan para pengobar semangat jihad yang berperilaku seperti
setan di Suriah... Menganggap kriminal dan mengharamkan aktifitas mengobarkan semangat jihad di
Suriah, dan mengharamkan, menganggap kriminal, serta menghukum setiap orang yang membantu
atau berdiri di barisan atau membela kelompok ‘teroris’ apapun... Dan mungkin masih banyak opini
lainnya!!
Apakah ISIS telah runtuh?
Jawabannya, ya. Ia telah runtuh menimpa kepala orang-orang murtad, para pengkhianat dan agenagen (musuh). Ia telah menjatuhkan banyak personal dan kelompok, telah menaklukkan musuh, telah
membingungkan para pengamat, telah memancing kemarahan orang-orang kafir, dan senantiasa
menggentarkan Yahudi yang tidak terlalu ambil pusing terhadap revolusi Suriah kecuali pada kelompok
seperti ISIS ini, serta yang tidak akan tinggal diam hingga panjinya berkibar di atas tanah Palestina yang
terjajah.
Mungkin sebagian tidak mengetahui bahwa luas wilayah ISIS hari ini lebih besar dari akumulasi
enam negara Arab. Tentaranya lebih kuat dari mayoritas tentara-tentara Arab. Para pimpinannya
memiliki independensi yang tidak dimiliki oleh seluruh penguasa negara-negara Arab. Seandainya
Barat keluar dari (kekuatan) perimbangan maka ISIS akan mampu –dengan izin Allah- mencaplok
sekaligus mayoritas negara-negara Arab hanya dalam waktu beberapa bulan. Karena itulah ISIS
ditakuti. Untuk itu, menuduhnya berperilaku seperti setan dan menyibukkannya dengan peperangan
internal adalah suatu keniscayaan. Dan sebab itulah, negara-negara Arab, Barat, dan Timur menggigil
ketakutan ketika ISIS sampai di Damaskus dan Latakia (bahkan dataran tinggi Golan). Itu lantaran para
musuh Islam mengetahui dengan penuh keyakinan bahwa ISIS tidak mengakui perbatasan-perbatasan
(negara), perjanjian-perjanjian, perhimpunan-perhimpunan, dan juga pemerintahan-pemerintahan
internasional. Dalam perang, pada serdadunya laksana jin yang tidak mampu dihadapi. Musuh telah
melakukan eksprimen atas mereka di Afghanistan, Chechnya, Bosnia, dan Irak. Tak seorang pun
yang melakukan perang secara terbuka dan menghadapi mereka secara langsung meski memiliki
ketinggian teknologi yang besar. Maka, melabelinya berperilaku seperti setan, membuat konspirasi,
dan menjatuhkan (mereka) adalah suatu keharusan.
Saya sendiri bertanya-tanya, sebagaimana juga sebagian yang lainnya; Siapakah gerangan yang akan
berdiri menghadapi serbuan Syiah Rafidhah dan Barat jika ISIS runtuh –semoga Allah melindunginya
dari hal itu? Siapakah yang menghentikan impian AS untuk menjajah 60 negara dalam perang Salib
yang digagas Bush? Siapa yang memperok-porandakan kasur-kasur empuk Syiah Rafidhah dan
menghancurkan mimpi mereka di Irak? Siapa yang memanaskan Nushairiyah dan meluluh lantakkan
desa-desa mereka di Syam? Siapa yang membebaskan para tawanan dari penjara Irak dan Syam? Siapa
yang secara kongkrit membatalkan perbatasan (yang digagas) Sykes-Picot? Siapa yang mengangkat
simbol Daulah Islam setelah berlalu satu kurun dan mengadakan peradilan-peradilan syar’i di Irak dan
Syam? Siapa yang lebih keras kepada orang-orang kafir dibanding ISIS?
Seandainya Iran mengekspansi Semenanjung Arab dengan persetujuan AS –dan bisa jadi ini sudah
dekat, selaras dengan fakta yang kita saksikan- maka siapa yang akan bangkit menghadapinya?
Apakah ada penguasa atau tentara Arab yang mampu memperkeruh kejernihan rencana AS di wilayah
tersebut? Bagaimana jika AS dan Iran bersepakat untuk membagai Semenanjung Arab, apakah ada
orang berakal yang yakin bahwa penguasa-penguasa Semenanjung Arab akan memerangi AS dan
merusak rencananya? Yaman hari ini, telah ‘menghadiahi’ Syiah Rafidhah di depan mata dan jelas
terdengar oleh dunia Arab. Dimana tentara Arab? Dimana harta minyak yang digelontorkan untuk
kudeta di Mesir, Libya, Tunisia, dan Turki, serta untuk Basyar di Suriah guna memukul mujahidin Ahlus
Sunnah dan melemahkan mereka? 30 yahun lalu, tentara Salib telah membunuhi lebih dari 15 juta
Muslim, maka berapa jumlah tentara Salib yang berhasil dibunuh oleh gabungan tentara Arab? Dan
berada orang yang dibunuh oleh ISIS dan Al-Qaidah? Tentara Salib telah menjajah negara-negara Islam,
apakah tentara-tentara Arab telah melakukan mobiliasasi umum? Siapa berangkat ke medan jihad
untuk menyelamatkan negeri-negeri Islam? Tentara Salib telah menaburkan tanah ke hidung umat ini,
maka siapakah yang mengembalikan sebagian kewibawaan umat tersebut?
Mereka memang eksrimis, namun tunjukkanlah kepada kami modernitas kalian, dan berangkatlah
ke medan-medan jihad... Mereka memang suka bersilat lidah, namun perlihatkanlah kepada kami
kenetralan kalian, dan bergegaslah ke medan-medan jihad... Mereka memang takfiiri, namun
tunjukkanlah kepada kami amal kongkrit kalian dan ajarilah mereka tentang akidah di bumi-bumi
jihad... Mereka memang pembangkang, namun perlihatkanlah kepada kami kelapangan dada kalian
dalam menghadapi pembangkangan mereka... Mereka memang orang-orang yang tediskualifikasi,
maka ulurkanlah tangan kalian buat mereka... Mereka memang orang-orang yang keras kepala, maka
deklarasikanlah oleh kalian sebuah Daulah Islam yang berhukum dengan syariat Allah... Katakanlah
semau kalian, namun realita mengatakan bahwa mereka adalah tembok kokoh pemisah antara negerinegeri Islam dan rencana-rencana Syiah Rafidhah dan Salibis. Tidak ditemukan selain dari mereka –
kecuali Al-Qaidah- yang mampu berdiri menghadang rencana-rencana tersebut. Siapa yang tidak
percaya, maka dia bisa meninjau kembali Arab Springs dan melihat hakikat tentara-tentara Arab dan
tugas-tugas utama mereka. Kemudian hendaknya dia memperhatikan aksi-aksi para penguasa Arab...
Hari ini, sebagian mengkritik ISIS disebabkan ketidaktahuan atau rasa fanatisme mereka, atau sebabsebab lainnya. Namun mayoritas umat Islam di Suriah meminta bantuan pada ISIS untuk melindungi jiwa
dan kehormatan mereka karena mereka tahu bahwa ISIS tidak berbelas kasih pada Syiah Nushairiyah,
sebagaimana di Irak, mereka juga meminta bantuan pada ISIS lantaran sebab yang sama. Dan kami
sangat menyayangkan bahwa suatu hari kelak mereka yang lantang mengkritik ISIS hari ini, akhirnya
memintanya untuk melindungi kehormatan mereka dari tangan-tangan Syiah Rafidhah.
ISIS, seandainya runtuh, maka umat Islam tidak akan pernah mempunyai orang yang mampu
membantu mereka dalam waktu yang dekat. ISIS lah yang hari ini merupakan tentara Islam yang terkuat,
tentara Islam yang paling jujur, dan Daulah Islam yang paling konsekuen. Ia telah mengumpulkan umat
dalam satuan tentara Islam, bukan berdasarkan kebangsaan. Memerangi orang-orang kafir dengan
tanpa ideologi kedaerahan. Menghancurkan ideologi kebangsaan dan nasionalisme serta seluruh
ideolagi paganis untuk mendeklarasikan Islam sebagai manhaj yang menyatukan warga negaranya.
Siapa yang tidak memahami ini, maka umat Islam tidak butuh terhadap analisa-analisa, arahan-arahan,
kritik-kritik, dan seluruh pembicaraannya. Siapa yang mengkritik ISIS lantaran ia membunuh umat
Islam –berdasarkan klaimnya, maka Syiah Nushairiyah dan Rafidhah juga telah membunuh umat Islam.
Semestinya kritikus membela hak hidup umat Islam di Suriah, jika memang dia peduli pada hak hidup
mereka. Adapun hanya sekedar menangisi, meratapi, berkoar-koar, mengkritik, mencela, dan memvonis
khianat dari jarak jauh, maka itu tidak ada manfaatnya sama sekali.
Kita mengkritik perbuatan ISIS karena kita tahu bahwa para anggotanya menerima kritikan. Kita
menasehati ISIS sebab kita tahu bahwa para pimpinannya menerima nasehat, dan hal itu merupakan
kewajiban kita terhadap mereka. Kita mencerca sebagian keputusan dan tindakan ISIS karena
cercaan adalah suatu yang lumrah diantara sesama orang yang saling mencintai. Namun kita tidak
dan tidak akan pernah berpikiran, meski hanya selintas, untuk melemahkan ISIS, dan mengucapkan
atau melakukan sesuatu yang menyibukkannya dari memerangi musuh-musuh umat. Hal itu hanya
dilakukan oleh orang yang tidak berakal, atau dia adalah agen-agen musuh...
Kami memohon kepada Allah Yang Mahakuasa agar mengeksiskan ISIS tetap sebagai ganjalan di
tenggorakan musuh-musuh agama; memberikan hidayah kepada para pimpinannya dalam setiap
kebaikan dan kemaslahatan umat Islam; memberikan kekuasaan padanya untuk menebas leher orangorang kafir, menafik, dan murtad. Semoga Allah membukakan hati umat Islam untuknya, menyatukan
barisan-barisannya dan mensolidkan persatuannya dengan saudara-saudaranya yang lain untuk
memerangi musuh dalam satu barisan, seolah-oleh mereka bangunan yang tersusun rapi lagi kokoh.
Semoga mereka semuanya mampu mengibarkan panji-panji mereka di Baitul Maqdis sebagai para
penakluk, dan semoga kita semua bisa bertemu pada hari (yang mengharukan) tersebut.
Wallahu A’lam... Semoga Allah mencurahkan shalawat dan salam kepada Nabi kita, Muhammad,
kepada keluarganya, dan para sahabatnya.
Ditulis oleh
Husein bin Mahmud
5 Rabi’uts Tsani 1435 H
Tanzhim Qa’idatul Jihad – Pimpinan Umum
Penjelasan tentang Hubungan Jama’ah Qa’idatul Jihad
dengan Jama’ah Daulah Islam Irak dan Syam
Segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada Rasulullah, keluarganya, sahabatnya
dan setiap orang yang setia kepadanya. Amma ba’du.
Pertama, jama’ah Qa’idatul Jihad mengumumkan bahwasanya tiada hubungan [organisasi] antara dirinya dengan
jama’ah Daulah Islam Irak dan Syam, dimana Qa’idatul Jihad tidak pernah berfikir untuk membuat Daulah Islam
Irak dan Syam, tidak pernah dimintai perintah tentangnya, tidak pernah diajak bermusyawarah tentangnya dan
juga tidak rela dengannya.
Bahkan Qa’idatul Jihad memerintahkan untuk menghentikan usaha tersebut. Oleh karena itu ia [jama'ah Daulah
Islam Irak dan Syam] bukanlah salah satu cabang dari jama’ah Qa’idatul Jihad, dan tidak memiliki hubungan
organisasi apapun dengan jama’ah Qa’idatul Jihad dan jama’ah Qa’idatul Jihad tidak bertanggung jawab atas
tindakan-tindakan jama’ah Daulah Islam Irak dan Syam. Sebab cabang jama’ah Qaidatul Jihad adalah yang
diumumkan oleh pimpinan umum jama’ah Qa’idatul Jihad dan diakui olehnya.
Disertai dengan penegasan bahwa kami memberikan wala’, kecintaan dan dukungan kepada setiap mujahid dan
kami antusias untuk menjaga persaudaraan antara kaum muslimin dan mujahidin.
Kedua, jama’ah Qa’idatul Jihad ingin menegaskan sebagian makna yang penting dalam perjuangan jihad,
diantaranya adalah:

Antusias untuk melaksanakan syura, amal jama’i, dan mengambil keputusan-keputusan yang menentukan
nasib setelah melakukan musyawarah di antara mujahidin dan persetujuan para pemimpin mereka terhadap
keputusan musyawarah tersebut.

Antusias agar perkara-perkara mujahidin diselesaikan di antara mereka sendiri, bukan melalui media massa.

Antusias agar kita menjadi bagian dari umat Islam, kita tidak menyaingi hak umat, kita tidak berkuasa secara
paksa atas umat, dan kita tidak merampas haknya dalam memilih orang yang akan memimpinnya dari
kalangan orang yang pada dirinya terpenuhi syarat-syarat syariat, dan kita tidak bersegera mengumumkan
imarah-imarah dan daulah-daulah dimana dalam urusan tersebut tidak diajak musyawarah para ulama
mujahidin, pimpinan mujahidin, seluruh mujahidin dan kaum muslimin, kemudian kita memaksakannya
[imarah dan daulah] kepada masyarakat dan kita mengganggap orang yang menyelisihinya sebagai
pemberontak.

Antusias untuk memobilisasi umat di sekitar persoalan-persoalan pokok dan itulah manhaj Syaikh Usamah
bin Ladin rahimahullah, yang dengannya beliau mencapai ketinggian dengan perjuangan jihad dan beliau
menyeru kepadanya, sampai Allah menjadikannya sebagai syahid, demikian kami menyangka beliau dan
Allah yang akan menghisab beliau.
Oleh karena itu jama’ah Qa’idatul Jihad merilis “Piagam Perjuangan Islam” sebagai penegasan bagi manhaj ini dan
penjelasan mengenai persoalan-persoalan [pokok] yang umat Islam harus dimobilisasi di sekitar persoalanpersoalan [pokok] tersebut.

Antusias untuk memurnikan perjuangan jihad dari penyimpangan-penyimpangan dan tindakan-tindakan yang
mendatangkan bahaya. Oleh karena itu jama’ah Qa’idatul Jihad merilis piagam “Arahan-arahan Umum
Perjuangan Jihad“.

Berlepas diri dari tindakan apapun yang darinya timbul kezaliman yang menimpa seorang mujahid atau
seorang muslim atau seorang non-muslim.
Di sini kami menegaskan sikap berlepas diri kami dari fitnah yang terjadi di Syam di antara kelompok-kelompok
mujahidin dan bahwasanya kami bebas [tidak terlibat] dari darah-darah yang dilindungi syariat namun
ditumpahkan di Syam dari pihak manapun.
Kami mengajak semua pihak untuk bertakwa kepada Allah dan memahami besarnya tanggung jawab mereka dan
besarnya bencana yang menimpa jihad di Syam dan masa depan umat Islam akibat fitnah yang mereka melibatkan
diri di dalamnya.
Kami mengajak setiap orang yang berakal sehat, taat beragama dan antusias pada jihad agar ia berusaha sekuat
tenaga untuk memadamkan fitnah [di Syam] dengan berusaha untuk menghentikan secara segera peperangan,
kemudian berusaha untuk menyelesaikan perselisihan-perselisihan dengan meminta putusan perkara kepada
lembaga-lembaga pengadilan syariat untuk memutuskan perkara perselisihan di antara mujahidin.
Ketiga, kami menegaskan bahwa pintu saling memberi nasehat di antara kami dan semua pihak tetap terbuka, dan
bahwa seorang muslim mujahid masih tetap memiliki hak ukhuwah [persaudaraan], pertolongan dan wala’
[loyalitas] meskipun kekeliruannya banyak, dan kami tidak menganggap diri kami terbebas dari kekeliruan.
Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada
kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Rabbku. Sesungguhnya Rabbku Maha Pengampun lagi Maha
Penyanyang.(QS. Yusuf [12]: 53)
Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. dan tidak ada taufik
bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah
aku kembali.(QS. Hud [11]: 88)
Akhir dari seruan kami adalah segala puji bagi Allah Rabb seluruh alam. Shalawat dan salam senantiasa
dilimpahkan kepada nabi Muhammad, keluarganya dan seluruh sahabatnya.
Jama’ah Qa’idatul Jihad – Pimpinan Umum
21 Rabi’ul Awwal 1435 H
( Sumber: arrahmah.com)
Download