KATA PENGANTAR Dengan Mengucapkan Puji Syukur Kehadirat Allah SWT. buku Mekanisasi Pengolahan Tanah dan Pasca Panen Tembakau Kasturi dapat disusun. Buku ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dan pedoman untuk melaksanakan budidava tembakau yang baik, khususnya terhadap pengolahan tanah dan penanganan pasca panen bagi petani dalam upaya meningkatkan produktivitas dan kualitas tembakau. Kami menyadari bahwa isi dari buku ini belum sempuma, oleh karena itu saran dan masukan dari semua pihak demi kesempurnaan sangat diharapkan. Semoga buku ini ada guna dan manfaatnya. Surabaya, Januari 2013 DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWATIMUR DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................... i DAFTAR ISI ................................................................................. ii PENDAHULUAN ................................................................... iv I. PEMILIHAN LOKASI LAHAN ................................................ 1 II. PENGOLAHAN TANAH ........................................................ 4 A. Tujuan Umum ........................................................... 4 B. Tujuan Khusus ................................................................ 4 C. Teknik Pengolahan Tanah ......................................... 6 1. Pengolahan Tanah Pertama ............................... 6 2. Pengolahan Tanah Kedua ................................. 17 3. Garu ................................................... 18 D Kapasitas Pengolahan Tanah .................................. 23 E. Efisiensi Pengolahan Tanah ........................................... 24 F. Keuntungan Pengolahan Tanah dengan Menggunakan Traktor ........................................... 24 G. Menghidupkan dan Mematikan Traktor Tangan .................................................................. 26 H. Type " Hand Tractor " QUICK yang Sesuai Untuk Aplikasi Usaha Tani Tembakau ....................... 29 1. Pengolahan Tanah Primer ....................................... 29 2. Pengolahan Tanah Primer & Sekunder ............. 30 ii 3 Penyiapan Bedengan .............................................. 32 III. TEKNIS PENGELOHAN HASIL............................................. 33 1. Persiapan Panen dan Pengeringan.......................... 33 2. Panen ........................................................... 33 3. sujen/sunduk ................................................................ 35 4. Pemeraman dan Penjemuran ....................................... 35 I iii PENDAHULUAN Tembakau merupakan salah satu komoditi perkebunan utama di Jawa Timur yang memiliki peran penting dalam pembangunan ekonomi regional maupun nasional. Komoditi ini dapat menciptakan lapangan kerja dan usaha serta menjadi sumber penghasilan bagi masyarakat maupun Pemerintah. Areal tembakau di Jawa Timur rata - rata setiap tahunnya mencapai 130.824 hektar dengan produksi sebesar 114.816 Ton meliputi berbagai jenis tembakau. Tembakau kasturi adalah salah satu diantara berbagai jenis tembakau dimaksud dengan areal pada tahun 2012 seluas 13.150 hektar dengan produksi sebesar 15.161 ton serta produktivitas rata - rata 915,6 kg per hektar. Pengusahaan tembakau ini dilakukan petani di kabupaten Lumajang dengan luas areal 56 hektar dan produksi sebesar 43 ton; kabupaten Jember dengan luas areal 9.791 hektar den produksi sebesar 12.487 ton; kabupaten Bondowoso dengan luas areal 1.867 hektardan produksi sebesar 1.474 ton; kabupaten Situbondo, dengan luas areal 885 hektar dan produksi sebesar 619 ton dan kabupaten Banyuwangi dengan luas areal 552 hektardan produksi sebesar 538 ton. Pada umumnya pengusahaan tembakau ini masih dilakukan secara tradisional oleh petani, sehingga produktivitas dan kualitasnya belum optimal. Melalui perbaikan teknologi budidaya pengolahan tanah seca ra mekanik dan pa sca pan en, diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas yang pada akhirnya meningkatkan nilai tambah bagi petani. I. PEMILIHAN LOKASI LAHAN Tipe, grade dan mutu tembakau krosok Kasturi yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh karakteristik tanah, terutama sekali tekstur (sub soil) permukaan (top soil) dan bawah permukaan tanah Tanah ringan cenderung untuk menghasilkan suatu daun tipis dan besar, bobot ringan dan warna cerah, rasa lembut dan aroma harum, sedangkan daun yang diproduksi pada tanah berat, tebal dan berat, berwarna gelap, berbau kuat dan aromatik. Sebagai hasil interaksi varietas dengan faldor lingkungan yang kompleks, maka pemilihan lokasi untuk produksi tembakau Kasturi di Jawa Timur telah dipusatkan pada zona pengembangan tertentu, yaitu di Kabupaten Jember dan Bondowoso. Tembakau tumbuh pada berbagai tipe tanah mulai dan tanah pasiran seperti lempung·berpasir (sandy loams), tanah lempungan (Ioams), liat hitam (heavy black clay). Tanah tembakau tersebut memiliki perbedaan yang luas pada produktivitas alaminya terutama pada kesuburan tanah dan tingkat pengelolaan yang dibutuhkan. Sifat tanah merupakan 1 faktor yang menentukan dalam pemilihan tipe kualitas daun yang dihasilkan. Disamping itu tanah memainkan peranan dalam keputusan mutu dan nilai komersial produk tembakau. Pada kondisi terbuka, di tanah bertekstur ringan (pasiran) perakaran tembakau dapat mencapai kedalaman 120 cm untuk mendapatkan air dan hara pada lapisan tanah terdalam. Dalam pertumbuhan daun tembakau mencapai maksimum terdapat tiga kunci utama yang harus dipenuhi yaitu kecukupan penyediaan hara tanaman, oksigen dan air. Persyaratan karakteristik tanah yang sesuai untuk produksi tembakau bermutu tinggi adalah : Memiliki tanah permukilin (top soil) dengan kedalaman 25 sampai 30 cm. Reaksi tanah (pH) berkisar 5,5-6,5. Sub soil bertekstur liat berpasir (sandy c1ay) sampai kedalaman > 150 cm. Simpanan hara tanaman essensial rendah sampai sedang· Kadar bahan organik rendah. Kadar Chloride (CI) tanah sangat rendah (< 80 ppm) dan Cl air pengairan < 25 ppm. 2 Kemiringan lereng, letak lapisan padas, kedalaman air tanah, tekstur tanah, permeabilitas tanah dan drainase makro (drainase di luar areal tembakau) merupakan komponenkomponen lahan yans sangat mempengaruhi keberhasilan pengendalian kadar air tanah. Kemiringan lereng yang besar akan mempercepat drainase air ke samping. Kedalaman air tanah dangkal dan lapisan padas akan menghambat drainase air ke bawah. Keadaan produksi pada cuaca kering dan kekurangan air menyebabkan penyerapan hara yang terhambat. tanaman berkembang kurang normal dan pada gilirannya akan menurunkan produksi. Kerugian terbesar dari kekeringan tersebut adalah berkurangnya Iuas daun. Produksi pada musim hujan berlebihan atau berciri basah menghasilkan kualitas rendah atau krosok yang dihasilkan tipis. lemas dan teksturnya tidak berbutir. dikarenakan terjadinya pencucian terus menerus getah, lilin dan garam-garam yang ada di permukaan helaian daun. Hujan yang terlalu banyak tersebut tidak menguntungkan baik pada tanah di daerah lowland maupun upland. Untuk mengatasi musim tanam yang tepat maka dibuat prakiraan musim. 3 Prakiraan musim ditujukan unt uk memperkirakan permulaan musim dan sifat hujan pada periode musim. Sifat hujan adalah perbandingan curah hujan tiap tahun dengan curah hujan rata-ratanya selama periode musim. Permulaan musim hujan didefinisikan, bila curah hujan selama 10 han (satu dekade) pada umumnya lebih besar dari 50 mm dan diikutl oleh dekade berikutnya, sedang musim kemarau adalah sebaliknya yaitu lebih kecil dari 50 mm . Dengan demikian waktu dalam satu tahun dibagi menjadi 36 dekade. Kondisi fisik dan kimia tanah merupakan ciri spesifik yang melekat pada setiap karakteristik varietas tembakau, didukung ikllm yang terjadi sepanjang musim bertumbuh, dan praktek budidaya akan menghasilkan kualitas produksi yang spesifik. II. PENGOLAHAN TANAH A. Tujuan umum : Menciptakan kondisi tanah yang paling sesuai untuk pertumbuhan tanaman dengan usaha yang seminimun mungkin. B. Tujuan khusus (Kepner, et al, 1972): Menciptakan struktur tanah yang dibutuhkan untuk persemaian atau tempat tumbuh benih. 4 '. - Meningkatkan kecepatan infiltrasi. menurunkan run off dan mengurangi bahaya erosi. - Menghambat atau mematjkan tumbuhan pengganggu. - Membenamkan tumbuh-tumbuhan yang ada di atas tanah kedalam tanah, sehingga menambah kesuburan tanah. - Membunuh serangga, larva, atau telur-telur serangga melalui perubahan tempat tinggal dan terik matahari. - Pengolahan tanah tidak hanya merupakan keglatan lapang untuk memproduksi hasil tanaman, tetapi juga berkaitan dengan kegiatan lainnya seperti penyebaran benih (penanaman bibit), pemupukan, perlindungan tanaman dan panen. Keterkaitan Ini sangat erat sehingga tujuan yang ingin dicapai dalam pengolahan tanah tidak terlepas dari keberhasilan dalam kegiatan lainnya. - Pengolahan penanaman tanah mempengaruhi penyebaran dan benih. Pengolanan tanah dapat juga dilakukan bersamaan dengan pemupukan serta dianggap pula sebagai suatu metoda pengendalian gulma. 5 c. Teknik PengolahanTanah : 1. Pengolahan Tanah Pertama Pengolahan tanah pertama dilakukan untuk memotong, rnemecah dan membalik tanah. Alat-alat pengolahan tanah pertama ada beberapa macam, yaitu : a. Bajak singkal (moldboard plow) b. Bajak piring (disk plow) c. Bajak rotari / pisau berputar (rotary plow) d. Bajak chisel / pahat (chisel plow) Berikut adalah penjelasan tentang macam bajak diatas : a. Bajak Singkal Bajak singkal ini dapat digunakan untuk bermacammacam jenis tanah dan sangat baik untuk membalik tanah. Bagian dari bajak singkal yang memotong dan membalik tanah disebut bottom. Suatu bajak dapat terdiri dari satu bottom atau lebih. Bottom ini dibangun dari bagian-bagian utama, yaitu : 1) singkal (moldboard), 2) pisau (share), 3) penahan samping (landside). 6 Ketiga bagian utama tersebut diikat bagian yang disebut penyatu (frog). Unit ini dihubungkan dengan rangka (frame) melalui batang penarik (beam) . Bagian-bagian dari bajak singkal satu bottom s e c a r a terperinci dapat dili hat pada gambar berikut. Gambar bagian-bagian bajak singkal Cara kerja bajak singkal : tan~ . Pada saat bajak bergerak maju, maka pisau (share) memotong tanah dan mengarahkan potongan/keratan (furrow slice) tersebut ke bagian singkal. Singkal akan menerima potongan tana h, dan karena bentuk yang melengkung maka potongan tana h akan d ibalik dan pecah. Kelengkungan singkal ini berbeda untuk kondisi dan jenis tanah ya ng berbeda aga r diperoleh pembalikan dan pemecahan tanah yang baik. Penahan samping (landside) adalah bagian yang berfungsi untuk menahan tekanan samping dari potongan tanah pada singkal, disamping sekaligus menjaga kestabilan jalan bajak sewaktu bekerja. Bagian 7 yang paling banyak bersinggungan dengan tanah dari bagian ini adalah bagian belakang yang disebut tumit (heel). Untuk menjaga keausan karena gesekan dengan tanah. bagian tumit ini dalam pembuatannya diperkeras. Selain dari bagian-bagian diatas, bajak singkal dilengkapi dengan alat yang disebut pisau pemotong (coulter). Bagian ini berfungsi untuk membelah tanah atau tu mbuhan atau sampah sampah yang ada diatas t anah sebelum pisau bajak memotong tanah. Dengan demikian sisa-sisa tumbuhan diatas tanah dapat dibalik dengan baik dan memperingan pekerjaan pisau bajak. Ada dua bentuk pisau pemotong, valtu pisau pemotong stasioner (stationary knife) dan pisau pemotong berputar (rolling coulter) seperti terlihat pada gambar berikut. Gambar jenis pisau pemot ong (coulrer) 8 Bila bajak singkal bekerja memotong dan membalik tanah maka akan terbentuk alur yang disebut furrow. Bagian tanah yang diangkat dan diletakkan kesamping, disebut keratan/potongan tanah (furrow slice). Bila pekerjaan dimulai dari tengah areal secara bolak-balik dan arah perputaran ke kanan, maka akan berbentuk alur balik (Back furrow) (Gambar di bawah). Bila pekerjaan bolak balik dimulai dari tengah dan arah perputaran ke kiri, maka akan terbentuk alur mati (Dead furrow). Pembalikan tanah umumnya kekanan. Dalam operasional bajak dapat digolongkan atas bajak tarik (trailing moldboard plow) dan bajak yang dapat diangkat secara hidrolik (mounted moldboard plow). Dilihat dari hasil kerjanya dapat digolongkan atas bajak satu arah (one way) dan bajak dua arah (two ·way). Menggunakan bajak dua arah memberikan keuntungan dalam menghindari terben tuknya alur balik (back furrow). hasil pembajakan dengan menggunakan bajak singkal 9 Gambar bajak singkal yang ditarik ternak Gambar traktor tangan dengan implemen bajak singkal '10 Gambar bajak singkal yang ditarik traktor empat roda b . Bajak Piring Piringan dari bajak ini diikat pada batang penarik melalui bantalan (bearing) , sehingga pada saat beroperasi ditarik oleh traktor maka piringannya dapat berputar. Dengan berputarnya piringan, maka diharapkan dapat mengurangi gesekan dan tahanan tanah (draft) yang terjadi. Piringan bajak dapat berada disamping rangka atau berada di bawah rangka. Setiap piringan dari bajak piringan biasanya dilengkapi dengan pengeruk (scraper) yang berguna selain untuk membersihkan tanah yang lengket pada piringan, juga membantu dalam pembalikan potongan tanah. Untuk menahan tekanan samping yang terjadi saat bajak memotong tanah, bajak piring dilengkapi dengan roda alur 11 belakang (rear furrow wheel). Keuntungan menggunakan bajak ini adalah: x Dapat bekerja di tanah ke ras dan kering x Dapat untuk tanah-tanah yang berbatu x Dapat untuk tanah-tanah berakar x Dapat untuk tanah-tanah yang lengket x Dapat untuk tanah yang perlu pengerjaan dalam Gambar bagian-bagian bajak piring 12 \ Gambar bajak piring pada traktor tangan Gambar hasil pembajakan dengan menggunakan bajak piring Gambar bajak piring untuk traktor empat roda 13 c. Bajak Rotari / Pisau Berputar Bajak rotari adalah bajak yang terdiri dari pisau-pisau yang berputar. Berbeda dengan bajak piringan yang berputar karena ditarik traktor, maka bajak ini terdiri dari pisau ·pisau yang dapat mencangkul yang dipasang pada suatu poros yang berputa r karena digerakan oleh suatu motor. Bajak ini banya k ditemui pada pengolahan tanah sawah untuk pertanaman padi. Ada dua jenis bajak rorari yang biasa dipergunakan : 1. Jenis pertama adalah tipe tarik dengan penggerak PTO (pull power take off driven rotary plow). Alat ini digandengkan dengan traktor melalui tiga titik gandeng (three point hitch). Untuk memutar bajak ini digunakan daya dari as PTO traktor. 2. Jenis kedua adalah bajak rotari tipe berpenggerak sendiri (self propelled type rotary plow). Alat ini terdapat pada traktor-traktor roda 2. Bajak rotari digerakkan oleh daya penggerak traktor melalui rantai atau sabuk. Dapat juga langsung dipasang pada as roda, sehingga disamping mengolah tanah bajak ini juga berfungsi sebagai penggerak. 14 Gambar bajak rotari pada traktor tangan Gambar bajak rotari yang ditarik traktor empat roda 15 d. Bajak Chisel Alat ini berbentuk tajak/pahat yang disusun pada suatu rangka. Digunakan untuk memecah tanah yang keras sampai ke kedalaman sekitar 45 cm. Dilengkapi dengan 2 buah roda yang berguna untuk transportasi dan mengatur kedalaman pemecah tanah. Jarak antara tajak dapat beragam dari 2,5 sampai 5 em. Alat ini, tidak membalik tanah seperti bajak yang lain, tapi hanya memecah tanah dan sering digunakan sebelum pembajakan tanah dimulai. Gambar bajak chisel yang ditarik traktor empat roda 16 e . Bajak Subsoil Alat ini hampir sama dengan bajak chisel hanya bentuknya lebih besar dan digunakan untuk pengolahan tanah yang lebih dalam. Menggunakan alat ini dapat memecahkan tanah pada kedalaman 50 sampai 125 cm . Alat ini sering juga digunakan untuk memecahkan lapisan keras didalam tanah (hardpan), atau untuk memperbaiki drainase tanah. Gambar bajak subsoil yang ditarik traktor empat roda 2. Pengolahan Tanah Kedua x Pengolahan tanah kedua dilakukan setelah pembajakan. Dengan pengolahan tanah kedua, tanah menjadi gembur 17 dan rata, tata air diperbaiki, sisa-sisa tanaman dan tumbuhan pengganggu dihancurkan dan dicampur dengan lapisan tanah atas, kadang-kadang diberikan kepadatan tertentu pada permukaan tanah, dan mungkin juga dibuat guludan atau alur untuk pertanaman. x Alat pengolah tanah kedua yang menggunakan daya traktor antara lain: 1) garu (harrow). 2) perata dan penggembur (land roller dan pulverizer), dan 3) alat-alat lainnya. Beberapa jenis garu yang dipakai pada pengolahan tanah kedua adalah : a. Garu piring (disk harrow) Garu ini dapat digunakan sebelum pembajakan untuk memotong rumput-rumput menghancurkan pada permukaan tanah permukaan sehingga tanah, keratan untuk tanah ( furrow slice) lebih berhubungan dengan tanah dasar. Juga dapat digunakan untuk penyiangan, atau untuk menutup biji-bijian yang ditanam secara sebar. 18 Secara umum garu pi ring dibagi atas : 1) garu piring tipe tarik (trailing disk harrow), dan 2) garu piring tipe angkat (mounted disk harrow). Garu piring dapat mempunyai aksi tunggal (single action) apabila pada saat memotong tanah hanya melempar tanah ke satu arah saja. Juga dapat mempunyai aksi ganda (double oction ) apabila piringan yang di depan berlawanan arah dengan yang di belakang dalam melempar tanah. DISC HARROW Gambar garu piring bersisi rata dan bergerigi 19 b. Garu paku (spike tooth harrow) Garu ini mempunyai gigi yang bentuknya seperti paku terdiri dari beberapa baris gigi yang diikatkan pada rangka. Garu ini digunakan untuk menghaluskan dan meratakan tanah setelah pembajakan. Juga dapat digunakan untuk penyiangan pada tanaman yang baru tumbuh. Gambar garu paku c. Ga ru pegas (spring tooth harrow) - Garu pegas sangat cocok untuk digunakan pada lahan yang mempunyai banyak batu atau akar-akar. karena gigi-giginya yang dapat melenting (memegas) apabila mengenai gangguan. 20 - Kegunaan garu ini sama dengan garu paku, bahkan untuk penyiangan garu ini lebih baik, karena dapat masuk ke dalam tanah lebih dalam. I Gambar garu pegas d. Garu rotari (rotary harrow) Ada 2 macam: Garu rotari cangkul (rotary hoe harrow) dan Garu rotari silang (rotary cross harrow). - Garu rotari cangkul merupakan susunan roda yang dikelilingi oleh gigi-gigi berbentuk pisau yang dipasangkan pada as dengan jarak tertentu dan berputar vertikal. 21 Gambar Garu Rotari Cangkul (Rotary Hoe Harrow) - Garu rotari silang terdiri dari gigi -gigi yang tegak lurus t erhadap permukaan tanah dan dipasang pada rotor. Rotor diputar horisontal, yang gerakannya diambil dari putaran PTO. Dengan menggunakan garu ini, penghancuran t anah terjadi lebih intensif. Gambar Garu Rotari Silang (Rotary Cross Harrow) 22 D. Kapasitas Pengolahan Tanah . Kapasitas lapang suatu alat/mesin dibagi menjadi dua yaitu kapasitas lapang teoritis serta kapasitas lapang efektif. Rumus yang d igunakan untuk menentukan kapasitas lapang adalah sebagai berikut : KLT = W x V .............................................(1) d imana : KLT = kapasitas lapang teoritis(ha/jam) W = lebar kerja alat (m) v = kecepatan maju (m/jam) KLE = T x L ............................................ (2) dimana : KLE L T = kapasitas lapang efektif (ha/jam) = luas lahan (ha) = total waktu tempuh (jam) 23 E. Efisiensi Pengolahan Tanah Efisiensi suatu traktor tergantung dari kapasitas lapang teoritis dan kapasitas lapang efektif. Karena efisiensi merupakan perbandingan antara kapasitas lapang efektif dengan kapasitas lapang teoritis yang dinyatakan dalam bentuk (%). Persamaan yang digunakan untuk mengetahui efisiensi pengolahan tanah adalah sebagai berikut : Efisiensi = KLE/KLT x 100 % ........................... (3) dimana : KLE = kapasitas lapang efektif KLT = kapasitas lapang teoritis F. Keuntungan pengolahan tanah dengan menggunakan traktor. a. Keuntungan Teknis . Pekerjaan pengolahan tanah me merlukan tenaga yang sangat besar, sehingga dibutuhkan banyak tenaga kerja . Dengan tenaga yang besar, yang dimiliki peralatan mekanis, pekerjaan yang berat akan dengan mudah dike rjakan. Hasil pengolahan tanah secara mekanis dapat lebih dalam dan lebih seragam. 24 b. Keuntungan Ekonomis. Berdasarkan hasil penelitian (di Pulau Jawa), biaya pengolahan tanah per hektar dengan traktor akan lebih murah dibandingkan dengan menggunakan tenaga manusia maupun hewan. Penurunan biaya pengolahan tanah ini tentunya akan menguntungkan para petani. c. Keuntungan Waktu . Dengan tenaga yang cukup besar, tentunva pengolahan tanah yang dilakukan secara mekanis akan lebih cepat. Dengan cepatnya waktu pengolahan tanah. akan mempercepat pula proses budidaya secara keseluruhan. Untuk beberapa tanaman yang berumur pendek, sisa waktu. yang tersedia ini dapat digunakan untuk melakukan budidaya lagi. 25 G. Menghidupkan dan Mematikan Traktor Tangan. 1. Menghidupkan traktor tangan : a. Tuas kopling utama diposisikan " OFF" atau " rem", sehingga traktor tidak berjalan pada saat dihidupkan . b. Untuk keamanan, semua tuas persneleng pada posisi netral. c. Buka kran bahan bakar, sehingga lerjadi aliran bahan bakar ke ruang pembakaran . 26 d. Gas dibesarkan pada pasisi "start", sehingga ada aliran bahan bakar (solar) yang cukup banyak di ruang pembakaran. e. Tuas dekompresi ditarik dengan tangan kiri, untuk menghilangkan tekanan di ruang pembakaran pada saat engkol diputar. f. Engkol dimasukkan ke poros engkol, lalu putar eogkol searah jaru m jam beberapa kali, agar oli pelumas dapat mengalir ke atas melumasi bagian -bagian traktor. g. Percepat putaran engkol, sehingga akan menghasilkan cukup tenaga untuk menghidupkan motor. h. lepaskan tuas dekompresi, untuk menghasilkan tekanan, sementara engkol masih tetap diputar sampai motor hidup. i. Setelah motor hidup, engkol akan terlepas sendiri dari poros engkol. Hal ini disebabkan-bentuk pengait engkol yang miring. j. Geser posisi tuas gas pada posisi "idle" atau stasioner. 27 k. Hidupkan motor tanpa beban kurang lebih selama 2-3 menit, agar proses pelumasan dapat berjalan dengan baik I. Traktor siap untuk dioperasikan 2. Mematikan traktor tangan : a. Lepaskan beban motor b. Kecilkan gas pada posisi "idle" atau stasioner, sehingga putaran mesin akan pelan, selama 2-3 menit. C. Geser tuas gas pada posisi "stop", hingga motor mati karena tidak ada aliran bahan bakar ke ruang pembakaran. d. Tutup kran bahan bakar. 28 H. TYPE" HAND TRACTOR " QUICK YANG SESUAI UNTUK APLIKASI USAHA TANI TEMBAKAU. 1. Pengolahan Tanah Primer ( Membongkar dan membalik tanah ). QUICK type " G1000 Boxer" atau type "G" series Implemen yang sesuai. 1) Bajak Singkal. ~lamaln 29 2. Bajak Parabola. Pembajakan menggunakan double disc yg dapat berputar, efektif untuk tanah berpasir 2. Pengolahan Tanah Primer & Sekunder. a. Menghancurkan Tanah . b. Menghancurkan dan mencacah gulma . c. M engaduk dan mengolah tanah. 30 Traktor tangan yang sesuai "QUICK type Zena Roraty", Implemen yang sesuai Rotary. 31 3. Penyiapan bendengan . a. Mengaduk dan mengolah tanah. b. Membuat bedengan. Traktor tangan yang sesuai " QUICK type Zena Roraty'", Implemen yang sesuai : a. Ditching Rotor. b. Swing Cover. c. Ridger. 32 III. TEKNIS PENGOLAHAN HASIL 1. Persiapan Panen dan Pengeringan a. Gudang Pengeringan Gud~ Sarana gudang pengering dipergunakan untuk tempat memproses daun hijau (menyunduk /menyujen) dan tempat penyimpanan sementara hasil panen dan pengering tembakau Kasturi. Untuk pemeraman daun hijau atau daun setengah kering. Dipergunakan sebagai sarana pengeringan untuk metode cured atau kombinasi antara sun cured dan air cured. b. Alat-alat. Sujen bambu untuk menyuncluk daun hijau. Glantang untuk mengatur hasil sujenan. Bambu untuk galang penjemuran. 2. Panen a. Kriteria Petik Umur tanaman berkisar 60--75 hari, tergantung kesehatan tanaman dan perlakuan pemupukan N. Daun tembakau telah 33 berwarna hijau kekuningan atau ujung daun menguning (buri'tabuan). b. Teknik Panen dilakukan dengan cara petik (priming) pada saat daun telah lembab (kesap) dari embun pagi atau agak lebih siang agar kandungan pati/gula cukup tinggi. Sekali petik sebanyak 4 lembar daun, atau seluruh lembar dalam satu daun dipanen sekaligus Panen berikutnya menunggu waktu kurang lebih satu minggu, sehinga panen tembakau Kasturi terselesaikan dalam waktu kurang lebih satu bulan. c. Pengangkutan Kemasan transportasi dapat berupa keranjang atau digulung pada karung pl astik untuk efi siensi angkutan. Meskipun tembakau Kasturi t ermasuk produksi filler, namun angkutan perlu tertib agar tidak terjadi penurunan kualitas (daun tertekan atau menjadi pecah/robek) 34 3. Sujen/Sunduk Daun tembakau disujen sebanyak 4-5 lembar tiap sujen.Daun tembakau dalam satu sujen harus seragam ukurannya, sama asal daun dan tingkat ketuaannya. 4. Pemeraman dan Penjemuran a. Pemeraman Tahap I Pemeraman daun hijau pada pengolahan tembakau Kasturi meliputi 3 cara t ergantung kesukaan petani, ya itu : Daun yang baru dipetik, langsung diperam dengan meletakkan de ngan posis i pangkal daun .di bawah. Setelah daun tembakau kekuningan dilakukan penyujenan dan digantung pada glantang. Daun yang baru dipetik disujen dan diperam dengan cara dihamparkan dengan posisi pangkal daun di bawah. Set elah daun tembakau ke kuningan baru digantung pada glantang di bangsal pemeraman. Pemeraman dilakukan selama 1 s/d 2 ha ri. b. Penjemuran Tahap I Penjemuran dilakukan apabila daun tembakau sudah berwarna kuning rata pada sinar matahari yang dihamparkan pada 35 tanah lapang selama 3 hari berturut-turut dan setiap sore sujenan ditata sejajar pada bandang, pagi hari baru dijemur kembali. c. Pemeraman Tahap II Pemeraman II dilakukan dengan maksud untuk membusukkan gagang tembakau agar proses penjemurannya lebih cepat. Pemeraman II dilakukan setama 2 hari (setelah penjemuran hari ke-3) dengan cara sujenan ditata sejajar pada bandang dengan posisi pangkal daun di luar. d. Penjemuran Tahap II Penjemuran II dilakukan pada hari ke 6 berturut-turut selama 6 hari, setiap sore sujenan ditata sejajar pada bandang dengan posisi pangkal daun di dalam, pagi harinya dijemur kembali dengan cara dihamparkan di tanah lapang sampai kering seperti pada penjemuran tahap I. 1) Merompos/lepas Sujen Daun dan gagang sudah kering total, dapat dilakukan romposan yaitu melepas daun tembakau dari sujen. 2) Pengeringan Sinar Matahari (Sun Cured) Daun tembakau disujen sebanyak 8 lembar sampai 12 lembar persujen (terbuat dari bambu 50 cm). dikeringkan dengan cara 36 menjemur di sinar matahari yang dihampar pada lapangan/halaman rumah Tahapan proses pengeringan sinar matahari daun tembakau Ka sturi sebagai berikut: N Tahapan Proses o 1. Kondisi Perlakuan Pengolahan (Warna Daun) Sunduk/sujen Segar (daun Daun tembakau disujen hijau 4-5 lembar kekuningan) Penyujenan perut daun ketemu punggung daun 2. 3. 4. Pemeraman I Segar (daun Daun yang telah disujen hijau ditata kekuningan) pangkal daun dibawah Penggantungan/ Layu Bandul kekuningan) Penjemuran I (daun dengan posisi Menata hasil sujen pada Bandang - Kuning Penjemuran dilakukan 3 - Kuning hari berturut-turut, sembur setiap hari mulai pagi merah sampai sore - Merah kecoklatan 37 5. Pemeraman II coklat Penjemuran diselingi dengan masa istirahat untuk fermentasi agar wama menjadi merata, t imbul aroma dan terbentuk body 6. 7. Penjemuran II Siap rompos Coklat mera ta, Penjemuran penuh beraroma dan sampai gagang menjadi berbody kering. Lamina da n Penjemuran se luruh gagang seluruh gagang kering. selesai, kering(krosok) 8. pengepakan Krosok Krosok d istapel dan siap dipasarkan. 3) Sortasi dan Untingan (Sorting & Bandling) a. Kualitas Hang (kering lapang) Daun paling bawah yang ke ri ng di sawa h, la ngsung di unting. 38 b. Kualitas Durbung (daun sakit) Dau n tembakau yang petikannya kurang tua atau tertalu tua/merah, waktu penjemuran awal daun masih hijau/coklat. c. Kualitas Ekspor daun tipis/kropos dan tidak berbody d. Kualitas semi Lokal daun agak tebal, isi dan terang e. Kualitas Lokal daun tebal, isi dan terang 4) Pengepakan (Packaging) a. Kondisi Pengepakan Ruangan harus cukup kering dengan kelembaban nisbi maksimal 65%. Kadar air pada daun tembakau berkisar 14%-15%, agar tidak mudah terserang jamur. 39 b. Persiapan Alat dan Bahan Tikar glanse sebagai pembungkus bal sebanyak 4 lembar per bal. Jarum dan tali kobal, untuk menjahit hasil pengepakan. Catok, sanggem timbangan, gledegan Bedag stapel untuk menempatkan hasil pengepakan (sebagai alat). c. Ukuran dan Berat Berat satu bal adalah 50-100kg. Tebal bal berkisar 34-40 cm 5) Penimbangan dan Pemasaran Setelah selesai pembungkusan dilakukan penimbangan, kemudian tiap-tiap bungkus diberi catatan. Tembakau slap dikirim/dipasarkan ke gudang pembelian. 40