MPTPP Tembakau Kasturi - Dinas Perkebunan Provinsi Jawa

advertisement
KATA PENGANTAR
Dengan Mengucapkan Puji Syukur Kehadirat Allah SWT.
buku Mekanisasi Pengolahan Tanah dan Pasca Panen Tembakau
Kasturi dapat disusun. Buku ini diharapkan dapat digunakan
sebagai acuan dan pedoman untuk melaksanakan budidava
tembakau yang baik, khususnya terhadap pengolahan tanah dan
penanganan
pasca
panen
bagi
petani
dalam
upaya
meningkatkan produktivitas dan kualitas tembakau.
Kami menyadari bahwa isi dari buku ini belum sempuma,
oleh karena itu saran dan masukan dari semua pihak demi
kesempurnaan sangat diharapkan.
Semoga buku ini ada guna dan manfaatnya.
Surabaya, Januari 2013
DINAS PERKEBUNAN PROVINSI
JAWATIMUR
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................. ii
PENDAHULUAN ................................................................... iv
I. PEMILIHAN LOKASI LAHAN ................................................ 1
II. PENGOLAHAN TANAH ........................................................ 4
A.
Tujuan Umum ........................................................... 4
B.
Tujuan Khusus ................................................................ 4
C.
Teknik Pengolahan Tanah ......................................... 6
1. Pengolahan Tanah Pertama ............................... 6
2. Pengolahan Tanah Kedua ................................. 17
3. Garu ................................................... 18
D
Kapasitas Pengolahan Tanah .................................. 23
E.
Efisiensi Pengolahan Tanah ........................................... 24
F.
Keuntungan Pengolahan Tanah dengan
Menggunakan Traktor ........................................... 24
G.
Menghidupkan dan Mematikan Traktor
Tangan .................................................................. 26
H.
Type " Hand Tractor " QUICK yang Sesuai
Untuk Aplikasi Usaha Tani Tembakau ....................... 29
1. Pengolahan Tanah Primer ....................................... 29
2. Pengolahan Tanah Primer & Sekunder ............. 30
ii
3 Penyiapan Bedengan .............................................. 32
III. TEKNIS PENGELOHAN HASIL............................................. 33
1. Persiapan Panen dan Pengeringan.......................... 33
2. Panen ........................................................... 33
3. sujen/sunduk ................................................................ 35
4. Pemeraman dan Penjemuran ....................................... 35
I
iii
PENDAHULUAN
Tembakau merupakan salah satu komoditi perkebunan utama di
Jawa Timur yang memiliki peran penting dalam pembangunan ekonomi
regional maupun nasional. Komoditi ini dapat menciptakan lapangan
kerja dan usaha serta menjadi sumber penghasilan bagi masyarakat
maupun Pemerintah. Areal tembakau di Jawa Timur rata - rata setiap
tahunnya mencapai 130.824 hektar dengan produksi sebesar 114.816
Ton meliputi berbagai jenis tembakau. Tembakau kasturi adalah salah
satu diantara berbagai jenis tembakau dimaksud dengan areal pada
tahun 2012 seluas 13.150 hektar dengan produksi sebesar 15.161 ton
serta produktivitas rata -
rata 915,6 kg per hektar. Pengusahaan
tembakau ini dilakukan petani di kabupaten Lumajang dengan luas
areal 56 hektar dan produksi sebesar 43 ton; kabupaten Jember dengan
luas areal 9.791 hektar den produksi sebesar 12.487 ton; kabupaten
Bondowoso dengan luas areal 1.867 hektardan produksi sebesar 1.474
ton; kabupaten Situbondo, dengan luas areal 885 hektar dan produksi
sebesar 619 ton dan kabupaten Banyuwangi dengan luas areal 552
hektardan produksi sebesar 538 ton.
Pada umumnya pengusahaan tembakau ini masih dilakukan
secara tradisional oleh petani, sehingga produktivitas dan kualitasnya
belum optimal. Melalui perbaikan teknologi budidaya pengolahan
tanah seca ra mekanik dan pa sca pan en, diharapkan dapat
meningkatkan produktivitas dan kualitas yang pada akhirnya
meningkatkan nilai tambah bagi petani.
I.
PEMILIHAN LOKASI LAHAN
Tipe, grade dan mutu tembakau krosok Kasturi yang
dihasilkan
sangat
dipengaruhi
oleh
karakteristik
tanah,
terutama sekali tekstur (sub soil) permukaan (top soil) dan
bawah permukaan tanah
Tanah ringan cenderung untuk menghasilkan suatu daun
tipis dan besar, bobot ringan dan warna cerah, rasa lembut dan
aroma harum, sedangkan daun yang diproduksi pada tanah
berat, tebal dan berat, berwarna gelap, berbau kuat dan
aromatik.
Sebagai hasil interaksi varietas dengan faldor lingkungan
yang
kompleks,
maka
pemilihan
lokasi
untuk
produksi
tembakau Kasturi di Jawa Timur telah dipusatkan pada zona
pengembangan tertentu, yaitu di Kabupaten Jember dan
Bondowoso.
Tembakau tumbuh pada berbagai tipe tanah mulai dan
tanah pasiran seperti lempung·berpasir (sandy loams), tanah
lempungan (Ioams), liat hitam (heavy black clay). Tanah
tembakau tersebut memiliki perbedaan yang luas pada
produktivitas alaminya terutama pada kesuburan tanah dan
tingkat pengelolaan yang dibutuhkan. Sifat tanah merupakan
1
faktor yang menentukan dalam pemilihan tipe kualitas daun
yang dihasilkan. Disamping itu tanah memainkan peranan
dalam keputusan mutu dan nilai komersial produk tembakau.
Pada kondisi terbuka, di tanah bertekstur ringan (pasiran)
perakaran tembakau dapat mencapai kedalaman 120 cm untuk
mendapatkan air dan hara pada lapisan tanah terdalam. Dalam
pertumbuhan daun tembakau mencapai maksimum terdapat
tiga kunci utama yang harus dipenuhi yaitu kecukupan
penyediaan hara tanaman, oksigen dan air.
Persyaratan karakteristik tanah yang sesuai untuk produksi
tembakau bermutu tinggi adalah :
Memiliki tanah permukilin (top soil) dengan kedalaman 25
sampai 30 cm.
Reaksi tanah (pH) berkisar 5,5-6,5.
Sub
soil bertekstur liat berpasir (sandy c1ay) sampai
kedalaman > 150 cm.
Simpanan hara tanaman essensial rendah sampai sedang·
Kadar bahan organik rendah.
Kadar Chloride (CI) tanah sangat rendah (< 80 ppm) dan Cl
air pengairan < 25 ppm.
2
Kemiringan lereng, letak lapisan padas, kedalaman
air tanah, tekstur tanah, permeabilitas tanah dan drainase makro
(drainase di luar areal tembakau) merupakan komponenkomponen lahan yans sangat mempengaruhi keberhasilan
pengendalian kadar air tanah. Kemiringan lereng yang besar
akan mempercepat drainase air ke samping. Kedalaman air
tanah dangkal dan lapisan padas akan menghambat drainase
air ke bawah.
Keadaan produksi pada cuaca kering dan kekurangan air
menyebabkan penyerapan hara yang terhambat. tanaman
berkembang kurang
normal
dan
pada gilirannya akan
menurunkan produksi. Kerugian terbesar dari kekeringan
tersebut adalah berkurangnya Iuas daun.
Produksi pada musim hujan berlebihan atau berciri basah
menghasilkan kualitas rendah atau krosok yang dihasilkan tipis.
lemas dan teksturnya tidak berbutir. dikarenakan terjadinya
pencucian terus menerus getah, lilin dan garam-garam yang
ada di permukaan helaian daun. Hujan yang terlalu banyak
tersebut tidak menguntungkan baik pada tanah di daerah
lowland maupun upland. Untuk mengatasi musim tanam yang
tepat maka dibuat prakiraan musim.
3
Prakiraan
musim
ditujukan
unt uk
memperkirakan
permulaan musim dan sifat hujan pada periode musim. Sifat
hujan adalah perbandingan curah hujan tiap tahun dengan
curah hujan rata-ratanya selama periode musim. Permulaan
musim hujan didefinisikan, bila curah hujan selama 10 han
(satu dekade) pada umumnya lebih besar dari 50 mm dan
diikutl oleh dekade berikutnya, sedang musim kemarau adalah
sebaliknya yaitu lebih kecil dari 50 mm . Dengan demikian
waktu dalam satu tahun dibagi menjadi 36 dekade.
Kondisi fisik dan kimia tanah merupakan ciri spesifik yang
melekat pada setiap karakteristik varietas tembakau, didukung
ikllm yang terjadi sepanjang musim bertumbuh, dan praktek
budidaya akan menghasilkan kualitas produksi yang spesifik.
II.
PENGOLAHAN TANAH
A. Tujuan umum :
Menciptakan kondisi tanah yang paling sesuai untuk
pertumbuhan
tanaman
dengan
usaha yang seminimun
mungkin.
B. Tujuan khusus (Kepner, et al, 1972):
Menciptakan struktur tanah yang dibutuhkan untuk
persemaian atau tempat tumbuh benih.
4
'.
- Meningkatkan kecepatan infiltrasi. menurunkan run off
dan mengurangi bahaya erosi.
- Menghambat atau mematjkan tumbuhan pengganggu.
- Membenamkan tumbuh-tumbuhan yang ada di atas
tanah kedalam tanah, sehingga menambah kesuburan
tanah.
- Membunuh serangga, larva, atau telur-telur serangga
melalui perubahan tempat tinggal dan terik matahari.
- Pengolahan tanah
tidak hanya merupakan keglatan
lapang untuk memproduksi hasil tanaman, tetapi juga
berkaitan dengan kegiatan lainnya seperti penyebaran
benih (penanaman
bibit), pemupukan, perlindungan
tanaman dan panen. Keterkaitan Ini sangat erat sehingga
tujuan yang ingin dicapai dalam pengolahan tanah tidak
terlepas dari keberhasilan dalam kegiatan lainnya.
- Pengolahan
penanaman
tanah mempengaruhi penyebaran dan
benih.
Pengolanan
tanah
dapat juga
dilakukan bersamaan dengan pemupukan serta dianggap
pula sebagai suatu metoda pengendalian gulma.
5
c.
Teknik PengolahanTanah :
1. Pengolahan Tanah Pertama
Pengolahan tanah pertama dilakukan untuk memotong,
rnemecah dan membalik tanah. Alat-alat pengolahan tanah
pertama ada beberapa macam, yaitu :
a.
Bajak singkal (moldboard plow)
b. Bajak piring (disk plow)
c. Bajak rotari / pisau berputar (rotary plow)
d. Bajak chisel
/ pahat (chisel plow)
Berikut adalah penjelasan tentang macam bajak diatas :
a. Bajak Singkal
Bajak singkal ini dapat digunakan untuk bermacammacam jenis tanah dan sangat baik untuk membalik tanah. Bagian
dari bajak singkal yang memotong dan membalik tanah disebut
bottom. Suatu bajak dapat terdiri dari satu bottom atau lebih.
Bottom ini dibangun dari bagian-bagian utama, yaitu :
1)
singkal (moldboard),
2)
pisau (share),
3)
penahan samping (landside).
6
Ketiga bagian utama tersebut diikat bagian yang disebut
penyatu (frog). Unit ini dihubungkan dengan rangka (frame)
melalui batang penarik (beam) . Bagian-bagian dari bajak singkal
satu bottom s e c a r a terperinci dapat dili hat pada gambar berikut.
Gambar bagian-bagian bajak singkal
Cara kerja bajak singkal :
tan~ .
Pada saat bajak bergerak maju, maka pisau (share)
memotong tanah dan mengarahkan potongan/keratan
(furrow slice) tersebut ke bagian singkal. Singkal akan menerima
potongan tana h, dan karena bentuk yang melengkung maka
potongan tana h akan d ibalik dan pecah. Kelengkungan singkal ini
berbeda untuk kondisi dan jenis tanah ya ng berbeda aga r
diperoleh pembalikan dan pemecahan tanah yang baik. Penahan
samping (landside) adalah bagian yang berfungsi untuk menahan
tekanan samping dari potongan tanah pada singkal, disamping
sekaligus menjaga kestabilan jalan bajak sewaktu bekerja. Bagian
7
yang paling banyak bersinggungan dengan tanah dari bagian ini
adalah bagian belakang yang disebut tumit (heel). Untuk menjaga
keausan karena gesekan dengan tanah. bagian tumit ini dalam
pembuatannya diperkeras.
Selain dari bagian-bagian diatas, bajak singkal dilengkapi
dengan alat yang disebut pisau pemotong (coulter). Bagian ini
berfungsi untuk membelah tanah atau tu mbuhan atau sampah sampah yang ada diatas t anah sebelum pisau bajak memotong
tanah. Dengan demikian sisa-sisa tumbuhan diatas tanah dapat
dibalik dengan baik dan memperingan pekerjaan pisau bajak. Ada
dua bentuk pisau pemotong, valtu pisau pemotong stasioner
(stationary knife) dan pisau pemotong berputar (rolling coulter)
seperti terlihat pada gambar berikut.
Gambar jenis pisau pemot ong (coulrer)
8
Bila bajak singkal bekerja memotong dan membalik tanah
maka akan terbentuk alur yang disebut furrow. Bagian tanah yang
diangkat dan diletakkan kesamping, disebut keratan/potongan
tanah (furrow slice). Bila pekerjaan dimulai dari tengah areal
secara bolak-balik dan arah perputaran ke kanan, maka akan
berbentuk alur balik (Back furrow) (Gambar di bawah). Bila
pekerjaan bolak balik dimulai dari tengah dan arah perputaran ke
kiri, maka akan terbentuk alur mati (Dead furrow). Pembalikan
tanah umumnya
kekanan.
Dalam
operasional
bajak
dapat
digolongkan atas bajak tarik (trailing moldboard plow) dan bajak
yang dapat diangkat secara hidrolik (mounted moldboard plow).
Dilihat dari hasil kerjanya dapat digolongkan atas bajak satu arah
(one way) dan bajak dua arah (two ·way). Menggunakan bajak dua
arah memberikan keuntungan dalam menghindari terben tuknya
alur balik (back furrow).
hasil pembajakan dengan menggunakan bajak singkal
9
Gambar bajak singkal yang ditarik ternak
Gambar traktor tangan dengan implemen bajak singkal
'10
Gambar bajak singkal yang ditarik traktor empat roda
b . Bajak Piring
Piringan dari bajak ini diikat pada batang penarik melalui
bantalan (bearing) , sehingga pada saat beroperasi ditarik oleh
traktor maka piringannya dapat berputar. Dengan berputarnya
piringan, maka diharapkan dapat mengurangi gesekan dan
tahanan tanah (draft) yang terjadi. Piringan bajak dapat berada
disamping rangka atau berada di bawah rangka. Setiap piringan
dari bajak piringan biasanya dilengkapi dengan pengeruk (scraper)
yang berguna selain untuk membersihkan tanah yang lengket
pada piringan, juga membantu dalam pembalikan potongan tanah.
Untuk menahan tekanan samping yang terjadi saat bajak
memotong tanah, bajak piring dilengkapi dengan roda alur
11
belakang (rear furrow wheel). Keuntungan menggunakan bajak ini
adalah:
x Dapat bekerja di tanah ke ras dan kering
x Dapat untuk tanah-tanah yang berbatu
x Dapat untuk tanah-tanah berakar
x Dapat untuk tanah-tanah yang lengket
x Dapat untuk tanah yang perlu pengerjaan dalam
Gambar bagian-bagian bajak piring
12
\
Gambar bajak piring pada traktor tangan
Gambar hasil pembajakan dengan menggunakan bajak piring
Gambar bajak piring untuk traktor empat roda
13
c. Bajak Rotari / Pisau Berputar
Bajak rotari adalah bajak yang terdiri dari pisau-pisau
yang berputar. Berbeda dengan bajak piringan yang berputar
karena ditarik traktor, maka bajak ini terdiri dari pisau ·pisau yang
dapat mencangkul yang dipasang pada suatu poros yang berputa r
karena digerakan oleh suatu motor. Bajak ini banya k ditemui pada
pengolahan tanah sawah untuk pertanaman padi.
Ada dua jenis bajak rorari yang biasa dipergunakan :
1. Jenis pertama adalah tipe tarik dengan penggerak PTO (pull
power take off driven rotary plow). Alat ini digandengkan
dengan traktor melalui tiga titik gandeng (three point hitch).
Untuk memutar bajak ini digunakan daya dari as PTO
traktor.
2. Jenis kedua adalah bajak rotari tipe berpenggerak sendiri
(self propelled type rotary plow). Alat ini terdapat pada
traktor-traktor roda 2. Bajak rotari digerakkan oleh daya
penggerak traktor melalui rantai atau sabuk. Dapat juga
langsung dipasang pada as roda, sehingga disamping
mengolah tanah bajak ini juga berfungsi sebagai penggerak.
14
Gambar bajak rotari pada traktor tangan
Gambar bajak rotari yang ditarik traktor empat roda
15
d. Bajak Chisel
Alat ini berbentuk tajak/pahat yang disusun pada suatu
rangka. Digunakan untuk memecah tanah yang keras sampai ke
kedalaman sekitar 45 cm. Dilengkapi dengan 2 buah roda yang
berguna untuk transportasi dan mengatur kedalaman pemecah
tanah. Jarak antara tajak dapat beragam dari 2,5 sampai 5 em.
Alat ini, tidak membalik tanah seperti bajak yang lain, tapi hanya
memecah tanah dan sering digunakan sebelum pembajakan tanah
dimulai.
Gambar bajak chisel yang ditarik traktor empat roda
16
e . Bajak Subsoil
Alat ini
hampir sama dengan bajak
chisel
hanya
bentuknya lebih besar dan digunakan untuk pengolahan tanah
yang lebih dalam. Menggunakan alat ini dapat memecahkan tanah
pada kedalaman 50 sampai 125 cm . Alat ini sering juga digunakan
untuk memecahkan lapisan keras didalam tanah (hardpan), atau
untuk memperbaiki drainase tanah.
Gambar bajak subsoil yang ditarik traktor empat roda
2. Pengolahan Tanah Kedua
x Pengolahan tanah kedua dilakukan setelah pembajakan.
Dengan pengolahan tanah kedua, tanah menjadi gembur
17
dan rata, tata air diperbaiki, sisa-sisa tanaman dan
tumbuhan
pengganggu
dihancurkan
dan
dicampur
dengan lapisan tanah atas, kadang-kadang diberikan
kepadatan
tertentu
pada
permukaan
tanah,
dan
mungkin juga dibuat guludan atau alur untuk
pertanaman.
x Alat pengolah tanah kedua yang menggunakan daya
traktor antara lain: 1) garu (harrow). 2) perata dan
penggembur (land roller dan pulverizer), dan 3) alat-alat
lainnya.
Beberapa jenis garu yang dipakai pada pengolahan tanah
kedua adalah :
a. Garu piring (disk harrow)
Garu ini dapat digunakan sebelum pembajakan untuk
memotong
rumput-rumput
menghancurkan
pada
permukaan tanah
permukaan
sehingga
tanah,
keratan
untuk
tanah
( furrow slice) lebih berhubungan dengan tanah dasar. Juga dapat
digunakan untuk penyiangan, atau untuk menutup biji-bijian yang
ditanam secara sebar.
18
Secara umum garu pi ring dibagi atas : 1) garu piring tipe
tarik (trailing disk harrow), dan 2) garu piring tipe angkat
(mounted disk harrow). Garu piring dapat mempunyai aksi tunggal
(single action)
apabila
pada saat
memotong tanah
hanya
melempar tanah ke satu arah saja. Juga dapat mempunyai aksi
ganda (double oction ) apabila piringan yang di depan berlawanan
arah dengan yang di belakang dalam melempar tanah.
DISC HARROW
Gambar garu piring bersisi rata dan bergerigi
19
b.
Garu paku (spike tooth harrow)
Garu ini mempunyai gigi yang bentuknya seperti paku
terdiri dari beberapa baris gigi yang diikatkan pada rangka. Garu
ini digunakan untuk menghaluskan dan meratakan tanah setelah
pembajakan. Juga dapat digunakan untuk penyiangan pada
tanaman yang baru tumbuh.
Gambar garu paku
c. Ga ru pegas (spring tooth harrow)
- Garu pegas sangat cocok untuk digunakan pada lahan
yang mempunyai banyak batu atau akar-akar. karena
gigi-giginya yang dapat melenting (memegas) apabila
mengenai gangguan.
20
- Kegunaan garu ini sama dengan garu paku, bahkan untuk
penyiangan garu ini lebih baik, karena dapat masuk ke
dalam tanah lebih dalam.
I
Gambar garu pegas
d. Garu rotari (rotary harrow)
Ada 2 macam: Garu rotari cangkul (rotary hoe harrow)
dan Garu rotari silang (rotary cross harrow).
- Garu rotari cangkul merupakan susunan roda yang
dikelilingi
oleh
gigi-gigi
berbentuk
pisau
yang
dipasangkan pada as dengan jarak tertentu dan berputar
vertikal.
21
Gambar Garu Rotari Cangkul (Rotary Hoe Harrow)
- Garu rotari silang terdiri dari gigi -gigi yang tegak lurus
t erhadap permukaan tanah dan dipasang pada rotor.
Rotor diputar horisontal, yang gerakannya diambil dari
putaran
PTO.
Dengan
menggunakan
garu
ini,
penghancuran t anah terjadi lebih intensif.
Gambar Garu Rotari Silang (Rotary Cross Harrow)
22
D. Kapasitas Pengolahan Tanah .
Kapasitas lapang suatu alat/mesin dibagi menjadi dua
yaitu kapasitas lapang teoritis serta kapasitas lapang efektif.
Rumus yang d igunakan untuk menentukan kapasitas
lapang adalah sebagai berikut :
KLT = W x V .............................................(1)
d imana :
KLT = kapasitas lapang teoritis(ha/jam)
W
= lebar kerja alat (m)
v
= kecepatan maju (m/jam)
KLE = T x L ............................................ (2)
dimana :
KLE
L
T
= kapasitas lapang efektif (ha/jam)
= luas lahan (ha)
= total waktu tempuh (jam)
23
E. Efisiensi Pengolahan Tanah
Efisiensi suatu traktor tergantung dari kapasitas lapang
teoritis dan kapasitas lapang efektif. Karena efisiensi merupakan
perbandingan antara kapasitas lapang efektif dengan kapasitas
lapang teoritis yang dinyatakan dalam bentuk (%).
Persamaan yang digunakan untuk mengetahui efisiensi
pengolahan tanah adalah sebagai berikut :
Efisiensi = KLE/KLT x 100 % ........................... (3)
dimana :
KLE = kapasitas lapang efektif
KLT = kapasitas lapang teoritis
F. Keuntungan pengolahan tanah dengan menggunakan
traktor.
a. Keuntungan Teknis .
Pekerjaan pengolahan tanah me merlukan tenaga yang
sangat besar, sehingga dibutuhkan banyak tenaga kerja . Dengan
tenaga yang besar, yang dimiliki peralatan mekanis, pekerjaan
yang berat akan dengan mudah dike rjakan. Hasil pengolahan
tanah secara mekanis dapat lebih dalam dan lebih seragam.
24
b. Keuntungan Ekonomis.
Berdasarkan hasil penelitian (di Pulau Jawa), biaya
pengolahan tanah per hektar dengan traktor akan lebih murah
dibandingkan dengan menggunakan tenaga manusia maupun
hewan. Penurunan biaya pengolahan tanah ini tentunya akan
menguntungkan para petani.
c. Keuntungan Waktu .
Dengan tenaga yang cukup besar, tentunva pengolahan
tanah yang dilakukan secara mekanis akan lebih cepat. Dengan
cepatnya waktu pengolahan tanah. akan mempercepat pula
proses budidaya secara keseluruhan. Untuk beberapa tanaman
yang berumur pendek, sisa
waktu. yang tersedia ini dapat
digunakan untuk melakukan budidaya lagi.
25
G. Menghidupkan dan Mematikan Traktor Tangan.
1. Menghidupkan traktor tangan :
a. Tuas kopling utama diposisikan " OFF" atau " rem",
sehingga traktor tidak berjalan pada saat dihidupkan .
b. Untuk keamanan, semua tuas persneleng pada posisi
netral.
c. Buka kran bahan bakar, sehingga lerjadi aliran bahan
bakar ke ruang pembakaran .
26
d. Gas dibesarkan pada pasisi "start", sehingga ada
aliran bahan bakar (solar) yang cukup banyak di ruang
pembakaran.
e. Tuas dekompresi ditarik dengan tangan kiri, untuk
menghilangkan tekanan di ruang pembakaran pada
saat engkol diputar.
f.
Engkol dimasukkan ke poros engkol, lalu putar eogkol
searah jaru m jam beberapa kali, agar oli pelumas
dapat mengalir ke atas melumasi bagian -bagian
traktor.
g. Percepat
putaran engkol,
sehingga akan
menghasilkan cukup tenaga untuk menghidupkan
motor.
h. lepaskan
tuas dekompresi,
untuk menghasilkan
tekanan, sementara engkol masih tetap diputar
sampai motor hidup.
i. Setelah motor hidup, engkol akan terlepas sendiri dari
poros engkol. Hal ini disebabkan-bentuk pengait
engkol yang miring.
j. Geser posisi tuas gas pada posisi "idle" atau stasioner.
27
k. Hidupkan motor tanpa beban kurang lebih selama 2-3
menit, agar proses pelumasan dapat berjalan dengan
baik
I. Traktor siap untuk dioperasikan
2. Mematikan traktor tangan :
a. Lepaskan beban motor
b. Kecilkan
gas pada posisi
"idle" atau stasioner,
sehingga putaran mesin akan pelan, selama 2-3
menit.
C. Geser tuas gas pada posisi "stop", hingga motor mati
karena tidak ada aliran bahan bakar ke
ruang
pembakaran.
d. Tutup kran bahan bakar.
28
H. TYPE" HAND TRACTOR " QUICK YANG SESUAI UNTUK
APLIKASI USAHA TANI TEMBAKAU.
1. Pengolahan Tanah
Primer (
Membongkar
dan
membalik tanah ).
QUICK type " G1000 Boxer" atau type "G" series
Implemen yang sesuai.
1) Bajak Singkal.
~lamaln
29
2. Bajak Parabola.
Pembajakan menggunakan double disc yg dapat
berputar, efektif untuk tanah berpasir
2. Pengolahan Tanah Primer & Sekunder.
a. Menghancurkan Tanah .
b. Menghancurkan dan mencacah gulma .
c. M engaduk dan mengolah tanah.
30
Traktor tangan yang sesuai "QUICK type Zena Roraty",
Implemen yang sesuai Rotary.
31
3. Penyiapan bendengan .
a. Mengaduk dan mengolah tanah.
b. Membuat bedengan.
Traktor tangan yang sesuai " QUICK type Zena Roraty'",
Implemen yang sesuai :
a. Ditching Rotor.
b. Swing Cover.
c. Ridger.
32
III.
TEKNIS PENGOLAHAN HASIL
1. Persiapan Panen dan Pengeringan
a. Gudang Pengeringan Gud~
Sarana
gudang
pengering dipergunakan
untuk tempat
memproses daun hijau (menyunduk /menyujen) dan tempat
penyimpanan sementara hasil panen dan pengering tembakau
Kasturi. Untuk pemeraman daun hijau atau daun setengah kering.
Dipergunakan sebagai sarana pengeringan untuk metode
cured atau kombinasi antara sun cured dan air cured.
b. Alat-alat.
Sujen bambu untuk menyuncluk daun hijau.
Glantang untuk mengatur hasil sujenan.
Bambu untuk galang penjemuran.
2. Panen
a.
Kriteria Petik
Umur tanaman berkisar 60--75 hari, tergantung kesehatan
tanaman dan perlakuan pemupukan N. Daun tembakau telah
33
berwarna hijau kekuningan atau ujung daun menguning
(buri'tabuan).
b. Teknik Panen
dilakukan dengan cara petik (priming) pada saat daun telah
lembab (kesap) dari embun pagi atau agak lebih siang agar
kandungan pati/gula cukup tinggi. Sekali petik sebanyak 4 lembar
daun, atau seluruh lembar dalam satu
daun dipanen
sekaligus
Panen berikutnya menunggu waktu kurang lebih satu minggu,
sehinga panen tembakau Kasturi terselesaikan dalam waktu
kurang lebih satu bulan.
c.
Pengangkutan
Kemasan transportasi dapat berupa keranjang atau digulung
pada karung pl astik untuk efi siensi angkutan. Meskipun tembakau
Kasturi t ermasuk produksi filler, namun angkutan perlu tertib agar
tidak terjadi penurunan kualitas (daun tertekan atau menjadi
pecah/robek)
34
3.
Sujen/Sunduk
Daun tembakau disujen sebanyak 4-5 lembar tiap sujen.Daun
tembakau dalam satu sujen harus seragam ukurannya, sama asal
daun dan tingkat ketuaannya.
4.
Pemeraman dan Penjemuran
a. Pemeraman Tahap I
Pemeraman daun hijau pada pengolahan tembakau Kasturi
meliputi 3 cara t ergantung kesukaan petani, ya itu :
Daun yang baru dipetik, langsung diperam dengan
meletakkan de ngan posis i pangkal daun .di bawah. Setelah daun
tembakau kekuningan dilakukan penyujenan dan digantung pada
glantang.
Daun yang baru dipetik disujen dan diperam dengan cara
dihamparkan dengan posisi pangkal daun di bawah. Set elah daun
tembakau ke kuningan baru digantung pada glantang di bangsal
pemeraman. Pemeraman dilakukan selama 1 s/d 2 ha ri.
b. Penjemuran Tahap I
Penjemuran
dilakukan
apabila
daun
tembakau
sudah
berwarna kuning rata pada sinar matahari yang dihamparkan pada
35
tanah lapang selama 3 hari berturut-turut dan setiap sore sujenan
ditata sejajar pada bandang, pagi hari baru dijemur kembali.
c. Pemeraman Tahap II
Pemeraman II dilakukan dengan maksud untuk membusukkan
gagang tembakau agar proses penjemurannya lebih cepat.
Pemeraman II dilakukan setama 2 hari (setelah penjemuran hari
ke-3) dengan cara sujenan ditata sejajar pada bandang dengan
posisi pangkal daun di luar.
d. Penjemuran Tahap II
Penjemuran II dilakukan pada hari ke 6 berturut-turut selama
6 hari, setiap sore sujenan ditata sejajar pada bandang dengan
posisi pangkal daun di dalam, pagi harinya dijemur kembali
dengan cara dihamparkan di tanah lapang sampai kering seperti
pada penjemuran tahap I.
1)
Merompos/lepas Sujen
Daun dan gagang sudah kering total, dapat dilakukan
romposan yaitu melepas daun tembakau dari sujen.
2)
Pengeringan Sinar Matahari (Sun Cured)
Daun tembakau disujen sebanyak 8 lembar sampai 12 lembar
persujen (terbuat dari bambu 50 cm). dikeringkan dengan cara
36
menjemur
di
sinar
matahari
yang
dihampar
pada
lapangan/halaman rumah
Tahapan proses pengeringan sinar matahari daun tembakau
Ka sturi sebagai berikut:
N
Tahapan Proses
o
1.
Kondisi
Perlakuan Pengolahan
(Warna Daun)
Sunduk/sujen
Segar
(daun
Daun tembakau disujen
hijau
4-5 lembar
kekuningan)
Penyujenan perut daun
ketemu punggung daun
2.
3.
4.
Pemeraman I
Segar (daun
Daun yang telah disujen
hijau
ditata
kekuningan)
pangkal daun dibawah
Penggantungan/
Layu
Bandul
kekuningan)
Penjemuran I
(daun
dengan
posisi
Menata hasil sujen pada
Bandang
- Kuning
Penjemuran dilakukan 3
-
Kuning
hari berturut-turut,
sembur
setiap hari mulai pagi
merah
sampai sore
- Merah
kecoklatan
37
5.
Pemeraman II
coklat
Penjemuran diselingi
dengan
masa
istirahat
untuk fermentasi
agar
wama menjadi merata,
t imbul
aroma
dan
terbentuk body
6.
7.
Penjemuran II
Siap rompos
Coklat mera ta,
Penjemuran penuh
beraroma dan
sampai gagang menjadi
berbody
kering.
Lamina da n
Penjemuran
se luruh gagang
seluruh gagang kering.
selesai,
kering(krosok)
8.
pengepakan
Krosok
Krosok d istapel dan siap
dipasarkan.
3) Sortasi dan Untingan (Sorting & Bandling)
a. Kualitas Hang (kering lapang)
Daun paling bawah yang ke ri ng di sawa h, la ngsung di unting.
38
b.
Kualitas Durbung (daun sakit)
Dau n tembakau yang petikannya kurang tua atau tertalu
tua/merah, waktu penjemuran awal daun masih hijau/coklat.
c.
Kualitas Ekspor
daun tipis/kropos dan tidak berbody
d.
Kualitas semi Lokal
daun agak tebal, isi dan terang
e.
Kualitas Lokal
daun tebal, isi dan terang
4) Pengepakan (Packaging)
a. Kondisi Pengepakan
Ruangan harus cukup kering dengan kelembaban nisbi
maksimal 65%. Kadar air pada daun tembakau berkisar 14%-15%,
agar tidak mudah terserang jamur.
39
b.
Persiapan Alat dan Bahan
Tikar glanse sebagai pembungkus bal sebanyak 4 lembar per
bal.
Jarum dan tali kobal, untuk menjahit hasil pengepakan.
Catok, sanggem timbangan, gledegan
Bedag stapel untuk
menempatkan
hasil
pengepakan
(sebagai alat).
c. Ukuran dan Berat
Berat satu bal adalah 50-100kg.
Tebal bal berkisar 34-40 cm
5) Penimbangan dan Pemasaran
Setelah
selesai pembungkusan dilakukan
penimbangan,
kemudian tiap-tiap bungkus diberi catatan.
Tembakau slap dikirim/dipasarkan ke gudang pembelian.
40
Download