III. KERANGKA PEMIKIRAN Air merupakan unsur utama bagi makhluk hidup. Seluruh makhluk hidup membutuhkan air agar dapat bertahan hidup. Air berfungsi sangat penting dikehidupan ekonomi modern saat ini untuk budidaya pertanian, industri pembangkit listrik dan transportasi. Air juga dapat diklasifikasikan menjadi sumberdaya yang diperbarukan maupun tidak diperbarukan, tergantung pada sumber dan pemanfaatannya. Sumberdaya air tidak hanya dimanfaatkan secara konsumtif saja, namun dapat dimanfaatkan secara non-konsumtif yaitu memanfaatkan air hanya sebagai media, salah satu contohnya adalah memanfaatkan air sebagai pembangkit listrik tenaga air. Pemanfaatan air juga harus dilakukan dengan pengelolaan lingkungan yang seimbang agar tidak terjadi kekeringan, pendangkalan sungai dan lain sebagainya. Pengelolaan lingkungan dapat dilakukan dengan cara adopsi pohon di kawasan hulu sungai, pengelolaan lahan agar tidak terjadi erosi yang mengakibatkan endapan dan pendangkalan pada aliran sungai, memberikan penyuluhan kepada masyarakat yang berada di sekitar daerah aliran sungai untuk tidak membuang sampah ke sungai dan membantu menjaga aliran sungai. Pemanfaatan air sebagai media untuk pembangkit listrik pada saat ini sudah banyak dilakukan di Indonesia. Salah satu daerah yang melakukan pemanfaatan air untuk pembangkit listrik adalah Desa Cipeuteuy, Kabupaten Sukabumi. Desa Cipeuteuy ini memanfaatkan air dari aliran sungai Taman Nasional Gunung Halimun Salak untuk pembangkit tenaga listrik atau PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro). Pembangunan PLTMH ini disebabkan 19 oleh karena tidak adanya jaringan listrik dari PLN ke daerah tersebut dikarenakan letaknya yang sulit dijangkau. Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) biasa disebut dengan mikrohidro, PLTMH adalah suatu pembangkit listrik kecil yang menggunakan tenaga air di bawah kapasitas 100 kW yang dapat berasal dari saluran irigasi, sungai atau air terjun alam dengan cara memanfaatkan tinggi terjun (head) dan debit air. Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Cisalimar di Desa Cipeuteuy sangat berpengaruh bagi perkembangan dan kemajuan desa ini. Estimasi nilai yang bersedia dibayar oleh masyarakat Desa Cipeuteuy perlu dilakukan agar pengelolaan dan ketersediaan air Sungai Citamiang terjamin keberlanjutannya. Pengoperasian PLTMH Cisalimar juga menuntut adanya suatu sistem kelembagaan tersendiri yang menjalankan fungsi-fungsi pengelolaan dan perawatan. Lembaga tersebut akan menambah keberadaan lembaga yang sudah ada di desa dan secara tidak langsung dapat menjadi media pengembangan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan kelembagaan dan pelayanan publik. Berdasarkan penjelasan di atas, maka penelitian ini akan mengidentifikasi sistem kelembagaan dari PLTMH Cisalamar, mengestimasi WTP masyarakat Desa Cipeuteuy untuk keberlanjutan PLTMH Cisalimar dan mengidentifikasi kebijakan. Langkah pertama, mengidentifikasi sistem kelembagaan PLTMH Cisalimar. Adapun yang harus dilakukan dalam mengidentifikasi sistem kelembagaan ini terdapat dalam tabel 1. Data ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari berbagai literatur dan instansi yang terkait. Selanjutnya, data ini dianalisis dengan analisis deskriptif. 20 Tabel 1 Karakteristik Kondisi dan Hubungan dalam Kelompok-Kelompok Bagian Hulu dan Hilir Karakteristik Kondisi dan Hubungan dalam Kelompok-Kelompok Bagian Hulu dan Hilir 1. Karakteristik sumberdaya system Ukuran kecil Batas-batas boundaries Perbaikan sumberdaya untuk intervesi tertentu 2. Karakteritik kelompok Ukuran kecil Pembagian norma-norma Pengalaman organisasi Kepemimpinan yang tepat Saling ketergantungan antara anggota kelompok Kepentingan yang sama Kemiskinan rendah 3. Hubungan antara sumberdaya sistem dan kelompok Perebutan lahan yang digunakan kelompok masyarakat dan sumberdaya Ketergantungan yang tinggi antara kelompok masyarakat dengan sistem sumberdaya 4. Pengaturan kelembagaan Aturan yang mudah dipahami Kemudahan dalam penegakan aturan Sanksi 5. Lingkungan eksternal Tidak adanya campur tangan pemerintah pusat Bantuan dari luar untuk konservasi Sumber: [email protected] Langkah kedua, mengestimasi nilai kebersediaan membayar masyarakat untuk pengelolaan dan keberlanjutan PLTMH Cisalimar. Data yang dibutuhkan merupakan data primer yang diperoleh dari wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner kepada masyarakat Desa Cipeuteuy yang memanfaatkan PLTMH Cisalimar. Hasil dari wawancara ini untuk mengestimasi nilai WTP yang dibayar masyarakat Desa Cipeuteuy terhadap PLTMH Cisalimar. Selanjutnya data dianalisis dengan metode kuantitatif. Langkah terakhir, mengidentifikasi kebijakan untuk keberlanjutan PLTMH Cisalimar. Data yang diperlukan 21 merupakan data sekunder yang diperoleh dari berbagai literatur dan instansi yang terkait. Data ini selanjutnya dianalisis dengan analisis deskriptif. Sumberdaya air Sistem kelembagaan hulu Pengelolaan hutan Meminimalkan erosi Aliran / Debit air sustainable PLTMH Cisalimar berfungsi Sistem kelembagaan hilir Distribusi manfaat pada masyarakat Willingness To Pay (WTP) Kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan yang berkelanjutan Gambar 1 Diagram Alur Kerangka Pemikiran 22